Anda di halaman 1dari 34

REFLEKSI KASUS INDIVIDU

DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI

Oleh
Saumy Dewi Ratih
N 111 12 013

Dosen Pembimbing
dr. Noviana Dewi

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO/ PUSKESMAS BULILI
PALU
2014
PENDAHULUAN
• Diare perubahan pola defekasi, frekuensinya > 3 kali per
hari dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih lunak
sampai cair.
• Klasifikasi diare akut dan diare kronik
• Data WHO (2001), peringkat pertama penyebab kematian anak
(35%), dengan mortalitas 3-4 juta/tahun
• Di Indonesia, kejadian diare 60 juta/tahun dengan 70-80% dari
penderita ini adalah anak < 5 tahun
• Urutan ke 5 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Bulili (2012)
• Beberapa faktor yang berpengaruh : tingkat pengetahuan, sikap,
perilaku, kualitas air yang dikonsumsi serta fasilitas sanitasi
KASUS

IDENTITAS

• Nama : An. J
• Umur : 6 tahun 5 bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Jl. Basuki rahmat lorong
Kesadaran
• Tanggal Pemeriksaan : 25 November 2014
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Bab Cair

Riwayat penyakit Sekarang (heteroanamnesis) :

• Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari sebelum


datang ke puskesmas
• Frekuensi BAB cair 4 kali, volume sekitar 1/2 gelas aqua (±120 cc)
setiap kali BAB, berwarna kuning kehijauan, sedikit lendir, tidak
berbau busuk, tidak ada darah.
• Mual, muntah 5 kali terutama setiap kali makan dan minum,
muntah berupa makanan
• nafsu makan menurun
• nyeri perut saat BAB
• Demam sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas, sifat demam
terus menerus, tidak ada menggigil, dan tidak ada kejang.
• Riwayat penyakit Dahulu :
Pasien pernah menderita keluhan yang sama ± 1 minggu yang lalu.

• Riwayat penyakit Keluarga :


Ayah dan kakak laki-laki dari pasien yang tinggal serumah juga mengalami
keluhan yang sama. Tidak ada riwayat kontak dengan orang yang
mengalami batuk lama.

Ikhtisar keluarga
• RIWAYAT KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN :

• Pasien makan 3 kali sehari dengan lauk yang beraneka ragam, namun
terkadang pasien makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan
jajanan disekitar lingkungan rumah

• Pasien jarang mencuci tangan sebelum makan, dan pasien mencuci


tangan setelah BAB dan BAK namun tidak sabun.

• Rumah pasien terletak di dalam lorong. Rumah berukuran ±5 x 3 m2.


Rumah terdiri dari 1kamar tidur, 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga,
1 dapur, dan 1 kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari semen, dinding
rumah berupa kayu, dan atap rumah terbuat dari seng. Hanya ruang
tamu dan dapur yang memiliki jendela, ventilasi, dan pencahayaan yang
cukup.

• Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga mepet tembok, dengan


luas pekarangan ±3x1 m2
• Jarak dapur dengan kamar mandi sangat berdekatan yaitu sekitar 1,5
meter.

• Penyimpanan alat-alat makan ada yang disimpan di bawah lantai dan


sisa makanan kadang tidak ditutup dengan penutup makanan

• Sumber air yang dipakai untuk sehari-hari adalah dari sumur suntik.
Sedangkan untuk minum, pasien menggunakan air sumur yang telah
dimasak. Jarak septi tank dengan sumur suntik kurang lebih 6 meter.

• Sumber listrik dari PLN, sampah di buang di halaman belakang rumah


dan dibakar setiap 2 hari sekali.

• Keluarga pasien memakai jamban jongkok. Lantai berupa semen dan


cukup bersih, namun dinding jamban tampak kotor
• RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN :
Riwayat Antenatal :
Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke posyandu.
Riwayat Natal :
Spontan dan lahir langsung menangis, Berat badan lahir
2500 gram, ditolong dukun, di rumah. Usia kehamilan cukup
bulan.
Riwayat Neonatal :
Tidak ada kelainan

• ANAMNESIS MAKANAN :
Asi sejak lahir sampai umur 2 tahun
bubur saring mulai usia 6 bulan sampai umur ± 9 bulan,
nasi dan lauk pauk mulai usia 9 bulan sampai sekarang.
RIWAYAT IMUNISASI :
• Penderita mendapat imunisasi dasar yang lengkap
yaitu Hepatitis B 3 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali, BCG 1
kali, Campak 1 kali.

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI :


• Pasien tinggal di rumah dengan kedua orang tua dan
kedua orang kakaknya. Pasien memiliki hubungan
yang baik dengan kedua orang tua dan kakaknya. Dari
segi ekonomi pasien tergolong dalam ekonomi
menengah ke bawah. Ayah pasien merupakan tulang
punggung keluarga, dengan penghasilan Rp. 600.000
per bulan.
Pemeriksaan Fisik
Kondisi Umum : Sakit sedang Berat Badan : 15 kg
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Tinggi Badan : 113,5cm
Status Gizi : Gizi kurang

Tanda-Tanda Vital

Nadi 100 kali/menit (kuat angkat, isi cukup, reguler)


Suhu 38 0C
Pernapasan 24 kali/menit
Kulit : warna sawo matang, lapisan lemak di bawah kulit
cukup,turgor kulit kembali cepat.
Kepala : Normosefal, rambut berwarna hitam tipis dan tidak
mengkilap, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus,
pupil bulat isokor diameter 3 mm, mata cowong (-). Hidung
sekret (-), pernapasan cuping hidung (-). Telinga tidak ada
sekret, bibir tidak sianosis.

Tenggorokan-Leher : Tonsil T1;T1, faring tidak hiperemis.


Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Bentuk simetris, spatium intercostalis tidak melebar
Paru-Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris
Palpasi : tidak ada massa, taktil fremitus kiri
dan kanan sama.
Perkusi : sonor kanan dan kiri
Auskultasi : bunyi napas brokovesikuler, wheezing
(-/-), ronkhi (-/-) .
Jantung : Inspeksi : iktus kordis tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V
midclavicula sinistra
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler,
bising jantung (-).
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen,
massa (-), hepar dan limpa tidak teraba.

Ekstremitas
Atas : Akral hangat , tidak ada edema
Bawah : Akral hangat, tidak ada edema

Tulang : Deformitas tidak ada


• PEMERIKSAAN PENUNJANG : (-)

• DIAGNOSIS KERJA
Diare akut tanpa dehidrasi

• DIAGNOSIS BANDING
Diare akut et causa Rotavirus
Diare akut et causa salmonella
DBD
Demam Tifoid

• ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah rutin
Analisis feses
TERAPI :
Medikamentosa
• IVFD RL 14 tetes/menit
• Paracetamol syr 3x 11/2 Cth p.c
• Domperidon syr 3 x ¾ Cth a.c
• Zink 20 mg 1x1
• Observasi TTV

Non medikamentosa
• Menjelasan tentang penyakit diare terkait masalah penyebab dan penularannya
• Ibu harus memberi minum anak sedikit demi sedikit dengan menggunakkan
cangkir, jika anak muntah tunggu 10 menit dan berikan kembali dengan lebih
lambat
• Zinc harus diminum selama 10 hari berturut-turut
• Bila anak muntah setelah pemberian obat zinc, ulangi pemberian dengan cara
memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh
• Lanjutkan pemberian makan
FOLLOW UP
PEMBAHASAN
• Aspek Klinis
Anak perempuan
berumur 6 tahun 5
bulan

Anamnesis: Pemeriksaan fisik


BAB cair 4x, kuning - Status Gizi kurang
kehijauan, sedikit - tidak didapatkan tanda Dx : diare
lendir, dehidrasi akut tanpa
Mual, muntah setiap -Pada pemeriksaan dehidrasi.
kali makan dan minum abdomen : peristaltik usus
nafsu makan menurun meningkat dan nyeri perut di
nyeri perut demam semua regio.
Derajat Dehidrasi (WHO)
• Pada kasus ini tidak perlu dilakukan pemeriksaan
feses karena dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
mengarahkan bahwa diare ini merupakan diare
akut infektif tanpa dehidrasi.

• Hal ini didukung oleh adanya keluhan yang khas


terutama pada diare akut yang disebabkan oleh
virus dan yang paling sering adalah rotavirus yaitu
demam, mual, muntah, nyeri abdomen, nyeri
perut saat BAB dan tinja cair dengan sedikit
lendir,dan berwarna kuning kehijauan.
Pasien ini diterapi
berdasarkan rencana
terapi A karena pasien
ini mengalami diare
akut tanpa dehidrasi.
Aspek IKM
• Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah- masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat, untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan secara ringkas sebagai
berikut
Diare menjadi masalah di mayarakat disebabkan oleh
karena faktor-faktor berikut:

1. Perilaku
• Mencuci tangan yang tidak menggunakan sabun
Keefektifan mencuci tangan pada saat sebelum makan,
sesudah makan, sesudah BAK dan BAB pada pasien
masih kurang. Hal ini dapat memudahkan penyebaran
penyakit.
Kegiatan cuci tangan ini sangat penting baik bagi pasien,
penyaji makanan, atau warung serta orang-orang yang
merawat dan mengasuh anak.
Setiap tangan kontak dengan feses, urin atau dubur
harus dicuci dengan sabun dan bila perlu disikat, hal ini
diperlukan untuk memutuskan rute transmisi penyakit.
• Pengolahan makanan dan minuman yang tidak higienis
makanan yang tercemar dengan debu, sampah, dihinggapi
lalat, air minum yang tidak dimasak dapat mengakibatkan
penularan diare.

Penyimpanan makanan di rumah pasien ini kurang baik, karena


sisa makanan tidak ditutup dengan penutup makanan sehingga
dihinggapi lalat. Pasien juga tidak memiliki kulkas untuk
menyimpan makanan. Penyimpanan alat-alat makan dirumah
pasien kurang baik, karena ada beberapa alat makan yang
disimpan di bawah lantai.
Pengelolaan makanan sesuai standar
WHO
1. Jaga kebersihan
Cuci tangan sebelum memasak dan keluar dari toilet, cuci alat-
alat masak dan alat makan, dapur harus bersih, jangan ada
binatang, serangga, dan lain-lain
2. Pisahkan bahan makanan matang dan mentah
3. Gunakan alat dapur dan makanan yang berbeda
4. Masak makanan hingga matang
5. Masak sampai matang terutama daging, ayam, telur, seafood
6. Simpan makanan pada suhu aman
Jangan simpan makanan lama di suhu ruangan , masukkan
kulkas bila ingin disimpan dan sebelum dihidangkan panaskan
sampai lebih dari 85 derajat celcius.
7. Gunakan air bersih dan bahan makanan yang baik
2. Faktor Lingkungan
• Sosio-ekonomi menengah ke bawah
Pasien termasuk dalam keluarga dengan sosio-ekonomi yang menengah kebawah.
Walaupun dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, pasien terkadang tidak
memikirkan kualitas makanan yang dipilih.

• Rumah pasien belum memenuhi kriteria rumah sehat


- penggunaan Jamban
Pengalaman dibeberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban
mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap penyakit diare.
Hal Yang harus diperhatikan oleh keluarga:
Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat di pakai oleh
seluruh anggota keluarga
Bersihkan jamban secara teratur
Gunakan alas kaki bila akan buang air besar

Pada kasus ini, dirumah pasien terdapat satu jamban jongkok. Lantai berupa semen
dan cukup bersih, namun dinding jamban tampak kotor.
• Penyedian Air Bersih

Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat


ditularkan melalui air antara lain adalah diare, kolera,
disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata dll, maka
penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas
mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-
hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.

Pada pasien ini tempat memasak tidak higienis karena jarak


dapur dengan kamar mandi sangat berdekatan yaitu sekitar
1,5 meter. Pada kasus ini, pasien mengkonsumsi air sumur
yang dimasak terlebih dahulu. Akan tetapi, letak air sumur
bersebelahan dari jamban umum dengan jarak 6 meter.
Sedangkan jarak minimal septik tank dengan sumur adalah
10-15 meter.
• Pengelolaan sampah buruk

Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya


vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Oleh karena itu
pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan penyakit.
Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan
dibuang ketempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh
pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat
dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar.

Keluarga pasien hanya membakar sampahnya di belakang rumah setiap dua


hari sekali bila tidak musim hujan. Musim hujan bisa mendatangkan lalat,
lalat adalah salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit.
Penularan penyakit ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-
kaki lalat yang kotor merupakan tempat menempelnya mikrorganisme
penyakit yang kemudian hinggap pada makanan sehingga makanan tersebut
menjadi sumber penyakit.
• Sarana pembuangan air limbah

Bila ada saluran pembuangan air limbah dihalaman, secara rutin


harus dibersihkan agar air limbah dapat mengalir, sehingga
menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk, dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat
berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis.7
Pada kasus ini tempat cuci piring dirumah pasien airnya tergenang
dan berbau, karena tidak ada selokan maupun saluran air limbah,
terutama bila musim penghujan, air dapat tergenang di halaman
belakang rumah pasien dan terkadang air hujan masuk hingga ke
dapur pasien.
3. Pelayanan Kesehatan

• Pada pelayanan kesehatan yakni Puskesmas Bulili, terdapat 1 orang


programmer dan beberapa kader yang khusus mengurusi penyakit
diare.
• Selain itu, di puskesmas bulili juga tersedia sarana rehidrasi yang juga
dikenal sebagai pojok oralit dan terdapat media untuk penyuluhan
tentang penyakit diare, namun penyuluhan tentang penyakit diare ini
terkadang mengalami hambatan karena keterbatasan SDM dan
kurangnya koordinasi antara bagian konseling dan pelayanan kesehatan.
• Beberapa kendala lainnya dalam penanganan diare di puskesmas ini
yaitu tidak ada fasilitas pemeriksaan feses untuk mengetahui penyebab
diare.
• Selain itu rujukan internal dari poli ke masing-masing bagian contohnya
kesling, gizi dll juga perlu ditingkatkan agar penularan diare tidak terus
berkelanjutan dan mengakibatkan tingginya angka kejadian diare.
Aspek Ilmu Kesehatan Masyarakat
Biologis
Umur dan status nutrisi

Lingkungan
Pelayanan Kesehatan
-Sosio-ekonomi menengah
ke bawah
•Keterbatasan SDM Diare akut -Rumah belum memenuhi
•Masih kurangnya
kriteria rumah sehat
penyuluhan tentang
-Kebersihan jamban tidak
penyakit diare
diperhatikan
•tidak tersedianya fasilitas
-Penyedian Air Bersih
pemeriksaan feses untuk
masih kurang diperhatikan
mengetahui penyebab
-Pengelolaan sampah
diare Perilaku buruk
•Rujukan internal yang
-Sarana pembuangan air
masih kurang di fungsikan •Mencuci tangan yang tidak limbah yang masih belum
menggunakan sabun tertata dengan baik
•Pengolahan makanan dan
minuman yang tidak higienis

Anda mungkin juga menyukai