Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN COGNITIF

BEHAVIOR THERAPY
PADA KLIEN HALUSINASI
DAN PERILAKU
KEKERASAN DENGAN
PENDEKATAN MODEL
STRESS ADAPTASI STUART
Anggota Kelompok

1. Sinta Nurwida (P27820119043)


2. Sri Nur Aini (P27820119044)
3. Vista Prastica Ardhia (P27820119045)
4. Wela Apresia Anggraeni (P27820119046)
5. Widya Hartantri (P27820119047)
6. Yanti Pudji Utami (P27820119048)
7. Yudanielia Nuraini B (P27820119049)
8. Yuni Sulistiyo Wardhani (P27820119050)
A. TINJAUAN TEORI
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Johnson, 1997, dalam
Videbeck, 2008).

World Health Organization (WHO) (2001) menyatakan kesehatan jiwa


merupakan suatu kondisi sejahtera dimana individu menyadari kemampuan yang
dimilikinya, dapat mengatasi stres dalam kehidupannya, dapat bekerja secara
produktif, dan mempunyai kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Balitbang (2007), menarik diri adalah suatu sikap di mana individu
menghindari diri dari interaksi dengan orang lain.

Menurut Kusumawati (2010), terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor


predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial budaya.
Respons yang terjadi pada isolasi social :
1. Respons adaptif
a) Menyendiri respons yang dibutuhkan seorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi dilingkungan sosialnya
b) Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial
c) Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu
sama lain

2. Respon maladaptif
a. Menarik diri, seorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
b. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
sehingga tergantung dengan orang lain
c. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga dapat tidak dapat membina hubungan social secara mendalam.
B. Tinjauan Keperawatan

1. Pengkajian data dasar


Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan
atau masalah klien.
2. Diagnosa keperawatan dan intervensi
Perumusan diagnosa keperawatan merupakan langkah kedua dari pengkajian
keperawatan setelah potion masalah. Diagnosa keperawatan adalah penilaian
klinis tentang respon aktual atau potensial individu, keluarga atau masyarakat
terhadap masalah kesehatan klien / proses kehidupan.
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah kedua dari proses keperawatan setelah
pengkajian. Dari diagnosa keperawatan di atas diprioritaskan berdasarkan
keluhan yang paling dirasakan saat ini (core problem) dan bila tidak diatasi
akan mempengaruhi status fungsional klien
c. isi
Penerapan terapi spesialis CBT pada klien halusinasi dan resiko perilaku
kekerasan menggunakan pendekatan Model Stres Adaptasi Stuart dan
model hubungan interpersonal Peplau. Model Stuart digunakan dalam
melakukan pengkajian dalam bentuk scanning, sedangkan model hubungan
interpersonal Peplau digunakan untuk melihat ketepatan penerapan terapi
CBT pada klien halusinasi perilaku kekerasan.

CBT sendiri diarahkan pada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan


bertindak dengan menekan peran otak dalam menganalisa, memutuskan,
bertanya, bertindak, dan memutuskan kembali. Dengan mengubah status
pikiran dan perasaannya, individu diharapkan dapat mengubah tingkah
lakunya. CBT merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatkan dan
merawat kesehatan mental dari negatif berubah menjadi positif.
Aspek kognitif dalam CBT adalah mengubah cara berpikir, kepercayaan,
sikap, asumsi, imajinasi dan memfasilitasi individu belajar mengenali dan
mengubah kesalahan dalam aspek kognitif. Sedangkan aspek behavioral
dalam CBT adalah mengubah hubungan yang salah antara situasi
permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan, belajar mengubah
perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik serta
berpikir lebih jelas.

Berikut adalah prinsip – prinsip dasar dari CBT berdasarkan kajian yang
diungkapkan oleh Beck (2011):
1. Cognitive-Behavior Therapy didasarkan pada formulasi yang terus
berkembang dari permasalahan konseli dan konseptualisasi kognitif
konseli
2. Cognitive-Behavior Therapy didasarkan pada pemahaman yang sama
antara konselor dan konseli terhadap permasalahan yang dihadapi
konseli
3. Cognitive-Behavior Therapy memerlukan kolaborasi dan partisipasi aktif
4. Cognitive-Behavior Therapy berorientasi pada tujuan dan berfokus pada
permasalahan
5. Cognitive-Behavior Therapy berfokus pada kejadian saat ini
6. Cognitive-Behavior Therapy merupakan edukasi, bertujuan mengajari
konseli untuk menjadi terapis bagi dirinya sendiri, dan 9 menekankan
pada pencegahan
7. Cognitive-Behavior Therapy berlangsung pada waktu yang terbatas
8. Cognitive-Behavior Therapy yang terstruktur
9. Cognitive-Behavior Therapy mengaajari konseli untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menanggapi pemikiran disfungsional dan keyakinan
mereka
10. Cognitive-Behavuior Therapy menggunakan berbagai teknik untuk
mengubah pemikiran, perasaan, dan tingkah laku
D. HASIL
Asuhan keperawatan pada klien halusinasi baik yang generalis maupun
spesialis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol
halusinasinya. Menurut Varcarolis (1990), bahwa kemampuan yang harus
dimiliki klien meliputi 3 aspek yaitu kognitif, psikomotor dan juga
afektif.Kemampuan kognitif meliputi pengetahuan klien dalam hal
mengontrol halusinasinya, sedangkan kemampuan psikomotor merupakan
pelaksanaan cara mengontrol halusinasi dalam keseharian klien.
Hasil penelitian ini menemukan penurunan gejala perilaku kekerasan
dan halusinasi yang lebih besar untuk klien yang mendapatkan daripada yang
tidak mendapatkan CBT. Kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien yang
menerima CBT meningkat secara signifikan. CBT direkomendasikan sebagai
klien keperawatan perilaku kekerasan terapi dan halusinasi. Hasil penelitian
ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trower, et al. (2004)
dalam Dunn dan Birchwood (2009), yang telah membuktikan bahwa dengan
pemberian cognitive behaviour therapy dapat mengurangi kepercayaan
terhadap kekuatan halusinasi dan meningkatkan efektifitas interpersonal.

Anda mungkin juga menyukai