Anda di halaman 1dari 24

PSIKODIAGNOSTIK I

Pengantar Psikodiagnostik
DEFINISI DAN SEJARAH
PSIKODIAGNOSTIK
Dalam arti sempit
 Lahir dari kebutuhan klinis
 Hermann Rorshcach  metode Rorschach dalam
Psikodiagnostik (1921) untuk mendiagnosa kelainan psikis
para penderita sakit jiwa agar dapat diberikan pertolongan
yang lebih tepat.
 Stern (1937)  keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk
menentukan ciri atau struktur psikis individu atau
kelompok individu
 Rapaport (1949)  bukunya “Diagnostic psychological
testing” pemberian tes psikologi dilakukan untuk
mengukuhkan diagnosis gangguan jiwa oleh psikiater yang
didasarkan atas riwayat hidup pasien dan observasi.
 Levy (1963)  kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk
meletakkan daar bagi peramalan tingkah laku pasien
dalam berbagai situasi.
 Schraml (1968)  penggunakan istilah diagnostik
dalam beberapa konteks  psikologi diagnostik,
psikodiagnostik klinis, psikodiagnostik dalam klinik
 Kisker (1972)  teknik khusus dalam metode psikologi
untuk mengungkapkan sifat dan luasnya kerusakan
psikis.

 Psikodiagnostik adalah metode yang digunakan untuk


menetapkan kelainan-kelainan psikis dengan tujuan untuk
dapat memberikan pertolongan dengan lebih tepat.
……….DEFINISI DAN SEJARAH PSIKODIAGNOSTIK

Dalam arti luas


 Kebutuhan membuat diagnosis secara psikologis
tidak semata-mata terdapat dalam lapangan klinis
 melingkupi hampir seluruh lapangan kegiatan
manusia  aspek praktis dan aspek teoritis
 Secara praktis : Psikodiagnostik adalah setiap
metode untuk membuat diagnosis psikologis
dengan tujuan supaya dapat memperlakukan
subyek dengan lebih tepat
 Secara teoritis : Psikodiagnostik adalah studi ilmiah
tentang berbagai metode untuk membuat
diagnostik psikologis dengan tujuan supaya dapat
memperlakukan subyek dengan lebih tepat.
PROSES PSIKODIAGNOSTIK
1) Mengumpulkan / mendapatkan data
2) Menganalisa data tersebut
3) Mengambil kesimpulan yang berupa
pembuatan deskripsi mengenai subyek
sebagaimana adanya kini (diagnosis)

 Tujuan Diagnosis yang ingin dicapai :


pengobatan/terapi, bimbingan dalam studi,
penempatan jabatan
 Prognosis adalah “ramalan” atau prediksi di
masa yang akan datang
METODE PSIKODIAGNOSTIK
Observasi
 Observasi adalah dengan sengaja dan sistematis mengamati
aktivitas individu lain.
 Observasi perilaku sebagai dasar informal selama
pengadministrasian tes formal dan informal dan selama interview

Klasifikasi observasi
 Observasi non partisipan
 observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh
observee.Kelemahan : apabila observee bertingkah laku tidak
natural
 Observasi partisipan
 observer ikut bertindak sebagai pelaku. Kelemahan : bias
 Observasi dalam situasi eksperimental
 dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu agar dapat
diobservasi (observasi dibatasi pada hal-hal yang memang
dieksperimenkan). Menggunakan one way mirror, mic
tersembunyi,dll
…….METODE PSIKODIAGNOSTIK

Wawancara
 Wawancara adalah metode yang mendasarkan
diri pada laporan verbal dimana terdapat
hubungan langsung antara interviewer dan
interviewee
 Keuntungan : data yang didapat sangat kaya
 Kelemahan : pelaksana harus benar-benar ahli,
biaya relatif tinggi. Waktu yang diperlukan
panjang.
……..METODE PSIKODIAGNOSTIK

Wawancara (2)
Klasifikasi wawancara :
Terstruktur  hal-hal yang akan dibicarakan telah
ditentukan lebih dahulu. Daftar pertanyaan dibuat sedetil
dan sejelas mungkin. Keuntungannya pembicaraan telah
pasti, data lebih mudah diolah dan dianalisa. Kelemahannya
suasana saat wawancara menjadi formil dan kaku
Tidak terstruktur  arah pembicaraan bebas.
Keuntungannya suasana dalam wawancara benar-benar
bebas (rileks) sehingga subyek dapat lebih jujur.
Kelemahannya tema tidak ditentukan sehingga pembicaraan
dapat menyimpang (ada kemungkinan yang akan digali
justru tidak muncul)
Terarah  gabungan wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur. Tidak terstruktur untuk menimbulkan suasana
bebas dan akrab, terstruktur agar pembicaraan tetap dapat
mengarah pada sasaran.
……METODE PSIKODIAGNOSTIK

 TES
 Pengumpulan bahan-bahan
 Alat permainan  terapi bermain
 Hasil karya  puisi, gambar, tulisan tangan

♦ Biografi
Metode yang mempergunakan bahan-bahan
yang berwujud tulisan mengenai kehidupan
subyek, baik yang dibuat sendiri maupun
dibuat orang lain
……….METODE PSIKODIAGNOSTIK

Klasifikasi Biografi
 Biografi
 tulisan yang dibuat orang lain. Kelemahan : sikap &
penilaian penulis mempengaruhi tulisan
 Otobiografi
 ditulis sendiri oleh subyek yang bersangkutan.
Kelemahan : cenderung menyembunyikan kelemahan diri
sendiri
 Buku harian
 berisikan hal-hal yang bersifat pribadi dan rahasia
 Kenang-kenangan masa muda
 menulis tentang hal-hal dimasa muda
 Case history
 data mengenai masa lampau subyek (sejarah penyakit,
perjalanan psikologis, dll)
……..METODE PSIKODIAGNOSTIK

Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus
dijawab atau daftar isian yang harus diisi
sehingga berdasarkan jawaban atau isian itu
penyelidik dapat mengambil kesimpulan
mengenai subyek. (data yang berwujud
laporan tertulis).
 Penggolongan angket :
 Berdasar siapa yang menjawab atau mengisi
angket
 Angket langsung  yang menjawab subyek sendiri
 Angket tidak langsung  yang menjawab orang lain
……..METODE PSIKODIAGNOSTIK

Penggolongan angket (lanjutan)


 Berdasar bentuk
Angket terbuka  jawabannya tidak dibatasi
Angket tertutup  jawaban dibatasi
 Berdasar aspek yang diselidik
Angket umum  bertujuan mendapatkan data
selengkap mungkin mengenai subyek
Angket khusus  bertujuan mendapat data mengenai
gejala-gejala atau aspek khusus misal pendapat tentang
sesuatu yang baru, kesukaran dalam belajar, dsb
…………METODE PSIKODIAGNOSTIK

Keuntungan metode angket :


 Biaya relatif rendah
 Waktu relatif singkat (dalam waktu seinkat dapat
memperoleh banyak data)
 Pelaksana tidak membutuhkan keahlian

Kelemahan metode angket :


 harus ada perumusan masalah yang jelas
 Bahasa yang digunakan harus jelas dan benar
 Tidak semua angket terkirim kembali
 Interpretasi terhadap jawaban subyek harus hati-hati
 Tidak dapat benar-benar dijamin jawaban subyek
benar-benar seperti apa adanya.
KODE ETIK PSIKODIAGNOSTIK
Prinsip kode etik dalam hal kompetensi
Siapakah psikolog yang memenuhi syarat?
Para penguji yang benar terlatih seharusnya…………..
Bila tes diselenggarakan bukan oleh psikolog??
KODE ETIK PSIKODIAGNOSTIK
Prinsip kode etik dalam hal kompetensi :
Para psikolog” memberikan hanya jasa
dan menggunakan hanya teknik yang
mereka kuasai melalui pendidikan,
pelatihan atau pengalaman.”
Penguji yang memiliki kualifikasi tepat.
Kualifikasi yang diperlukan berbeda
menurut jenis tes.
Siapakah psikolog yang memenuhi
syarat?

Diversifikasi disiplin ilmu ini dan spesialisasi


akibat pelatihan  tak satupun psikolog
sama kualifikasinya di semua bidang, bahkan
dalam bidang pengetesan dan penaksiran
psikologi yang lebih sempit.

Para psikolog diharapkan “menerima batas-batas kompetensi khusus mereka


dan keterbatasan keahlian mereka”
Para penguji yang benar terlatih seharusnya :
memilih tes yang sesuai, baik dengan maksud tertentu yang
menjadi tujuan pengetesan maupun dengan orang yang diuji.
sadar tentang kepustakaan riset yang ada pada tes yang
dipilih
mampu melakukan evaluasi dari segi-segi teknis dalam
kaitan dengan ciri-ciri misalnya norma, validitas, reliabilitas
dalam menyelenggarakan tes, mereka tanggap terhadap
banyak kondisi yang bisa mempengaruhi kinerja tes.
Bisa menarik kesimpulan atau membuat rekomendasi
hanya setelah mempertimbangkan skor tes dari segi informasi
berkaitan lainnya tentang individu yang bersangkutan.
Memiliki pengetahuan yang luas dalam ilmu perilaku
manusia untuk mewaspadai kesimpulan yang tidak berdasar
dalam interpretasi atas skor tes.
Bila tes diselenggarakan bukan oleh
psikolog
Bila tes diselenggarakan oleh :
Teknisi psikologis, atau
Asisten psikologis, atau
Orang yang tidak memiliki latihan profesional
memadai dalam prinsip psikometris serta praktek
penafsiran yang memadai,
penting untuk diperhatikan!
Ada psikolog yang memiliki kualifikasi cukup, hadir di
tempat itu, setidak-tidaknya sebagai konsultan untuk
memberikan perspektif yang dibutuhkan bagi
interpretasi kinerja tes yang tepat.
PERLINDUNGAN ATAS LINGKUP
PRIBADI
Guru, psikiater, social worker, neurolog, dokter umum,
psikolog lain, psikoanalis, perusahaan, pengadilan, dll
 ahli psikodiagnostik  evaluasi psikologis
Laporan Pemeriksaan Psikologis  tidak dapat dibuat
seragam.
Penjelasan isi laporan  hindari proyeksi dari
pemeriksa / interpreter kepada kasus yang
ditanganinya
KERAHASIAAN

Tujuannya : melindungi kepentingan klien dan


melaksanakan kode etik profesi
Pelaksanaannya terkadang agak sulit  tes-tes
kuantitatif yg diminta oleh ybs interpretasi
minimal, tapi bersifat klinis
Keputusan psikolog sangat tergantung kasusnya.
Psikolog harus menjaga keharmonisan hubungan
antar profesi, antara pemberi jasa dan penerima jasa,
harus senantiasa mengingat kesejahteraan klien 
berpegang pada hasil yg objektif
MENGKOMUNIKASIKAN HASIL-
HASIL TES
Kasus : psikolog menerima kiriman klien dari seorang
psikiater atau neurolog untuk evaluasi psikologis,
klien tsb juga ingin mengetahui hasil pemeriksaaan
psikolog. Bagaimana menurut anda???? Langkah apa
yang akan anda ambil?
Himpsi & Kode Etik Himpsi
Himpsi  Himpunan Psikologi Indonesia
Himpsi  organisasi yg menaungi sarjana psikologi,
psikolog, sarjana non psikologi yang mengikuti
pendidikan S2 dan S3 psikologi
Kode etik psikologi himpsi  dibuat oleh psikolog dan
disahkan oleh Kongres Psikologi
Kode Etik Psikologi :
 meningkatkan mutu pelayanan praktik psikologi dan
 melindungi masyarakat terhadap malpraktek /
pelayanan psikolog yang merugikan
 Melindungi sesama psikolog dan ilmuwan psikologi
Pokok-pokok bahasan kode etik Himpsi
Terbagi dalam 6 bab :
 I. Pedoman Umum
 II. Hubungan Profesional
 III. Pemberian jasa / Praktik psikologi
 IV. Pernyataan
 V. Karya Cipta
 VI, Pengawasan Pelaksanaan Kode Etik

Anda mungkin juga menyukai