Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN PROPOSAL

PENELITIAN KUALITATIF

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Struktur dan sistematika penelitian
kualitatif bersifat fleksibel
Karena penelitian kualitatif bersifat
subyektif dan tidak membuat generalisasi

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


15 ciri penelitian kualitatif:
1. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi
tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya.
2. Data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural
setting)
3. Peneliti sebagai alat penelitian  peneliti sebagai alat utama
pengumpul data.  Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti
sendiri melalui pengamatan dan wawancara
4. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka. Dalam pengumpulan data, data dideskripsikan dan ditulis
dalam laporan.
5. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil
 dalam pengumpulan data, berbagai variabel yang saling
mempengaruhi diperhatikan hasil dan akibatnya.
6. Apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang
pokok bagi penelitian kualitatif.  apa yang diucapkan dan
dilakukan orang (subyek penelitian) dicari maknanya berdasar
kerangka pemikiran dan perasaan dari subyek itu sendiri.
Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
7. Mengutamakan data langsung atau "first hand".  Peneliti
dituntut untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di
lapangan.
8. Menggunakan metode triangulasi secara ekstensif, baik
tringulasi metode maupun triangulasi sumber data, untuk
menghilangkan subyektivitas.  data dikumpulkan dari
berbagai sumber dan menggunakan berbagai metode, untuk
meningkatkan obyektivitas. .
8. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan
dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal
yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti.
10. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan
pandangan subyek penelitian, yaitu bagaimana subyek
memandang dan menafsirkan dunia dari sisi pendiriannya
sendiri.
11. Verifikasi. Menguji kebenaran data, misalnya melalui
pengamatan terhadap kasus yang bertentangan atau
negatif.
12. Jika menggunakan sampel, pengambilan sampel dilakukan
secara purposif. Sampelnya sedikit dan dipilih berdasar
tujuan penelitian.
Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
13. Menggunakan "Audit trail". Mengecek kebenaran data
dengan melacak (mengikuti jejak) pengambilan data 
peneliti harus mencantumkan metode pengumpulan dan
analisis data, agar bisa dilacak. Misalnya menggunakan
metode dokumenter (data yang ada di dalam arsip, foto,
rekaman audio, rekaman video).
14. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang
diperoleh langsung dianalisis, dilanjutkan dengan
pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya
sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.
15. Teori bersifat dari dasar (grounded theory). Dengan data
yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat
dirumuskan kesimpulan yang menjadi teori substantif.

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


DIAGRAM ALUR PENELITIAN

Permasalahan Rekomendasi

Tujuan Penelitian Kesimpulan

Teori Pembahasan

Metodologi DATA Hasil

Komponen dasar Komponen dasar


PROPOSAL HASIL PENELITIAN
Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Merumuskan Judul Penelitian Kualitatif
Dalam merumusakan judul, Hal-hal yang perlu diperhatikan
dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Judul harus dituliskan dengan kalimat pernyataan, bukan
pertanyaan.
2. Judul harus cukup jelas, singkat dan tepat.
3. Judul harus berisi Konsep-Konsep yang akan diteliti.
4. Judul harus dapat menggambarkan keseluruhan isi dari
kegiatan penelitian. Judul penelitian harus
menggambarkan: (bisa ditambahkan dengan sub judul).
 Sifat dan jenis penelitian,
 Objek yang diteliti,
 Subjek penelitian,
 Lokasi/daerah penelitian, dan
 Waktu terjadinya peristiwa (tahun).
Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
 Judul penelitian dalam penelitian kualitatif
pada umumnya disusun berdasarkan pada masalah
yang telah ditetapkan.
 Masalah sifatnya sementara dan holistik
(menyeluruh) dan kemungkinan bisa berkembang
setelah memasuki lapangan penelitian.
 Judul dalam penelitian kualitatif tidak
mencerminkan variable, tetapi lebih pada
upaya untuk mengungkapkan fenomena dalam
situasi sosial secara luas dan mendalam serta
berusaha menemukan teori.

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Garis Besar Desain Penelitian Kualitatif

Bab I. Pendahuluan
 Latar belakang masalah
 Identifikasi masalah
 Pembatasan masalah  Fokus masalah
 Tujuan Penelitian
 Kegunaan Penelitian

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


LATAR BELAKANG MASALAH
 Isi Latar Belakang Masalah :
1. Gambaran mengenai suatu keadaan tertentu ( harus
didukung dengan data ).
2. Adanya permasalahan atau adanya sesuatu yang perlu
diungkap lebih jauh (Research Question) dari
gambaran yang dipaparkan diatas. ( Permasalahan
harus logis/masuk akal dan faktual/ada faktanya )
3. Adanya jawaban atau informasi sementara sehubungan
dg. nomor 2 diatas (dari hasil penelitian pihak
lain untuk topik yang sama atau dari Buku Teks yang
menyoroti topik penelitian ini )
4. Adanya kejelasan mengenai informasi apa yang akan
diperoleh dari penelitian ini (Tujuan Penelitian)
dan apa manfaat informasi tsb (Manfaat Penelitian).

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Bab II. Tinjauan Pustaka/Kerangka teoritis

Teori/ Konsep (Grand – middle –


applied) / (macro – messo – micro)
1. Berisi referensi yang memberi penjelasan
seputar permasalahan yang ada.
2. Memuat referensi yang memberi jawaban
terhadap permasalahan atau Research
Question penelitian yang nampak pada
Batasan Masalah. ( referensi bisa dari
hasil penelitian atau buku teks yang
terpercaya dan up to date ).

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Bab III. Metode Penelitian

 Diskripsi latarbelakang (subjek/ objek)


 Tahap-tahap penelitian
 Metode/strategi/perspektif/paradigma penelitian
 Metode pengumpulan dan pencatatan data  secara
implisit menggambarkan juga operasionalisasi
konsep
 Pemeriksaan keabsahan data
 Metode analisis dan interpretasi data
Bab IV. Hasil Penelitian  Analisis, Presentasi,
dan Penafsiran Data Hasil Penelitian
Bab V. Kesimpulan dan Saran
Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Perspektif dalam Penelitian kualitatif
1. Perspektif interpretif: Subyek diberi peran sebagai
pembentuk fakta sosial, dan memperlakukan manusia
sebagai manusia (bukan benda)  Memahami kehidupan
sosial berdasar subyektivitas individu dalam memaknai
dunia sosialnya
Pandangan dasar interpretif
1) Fenomenologi  Prinsip dasar fenomenologi :
Pengetahuan tidak dapat ditemukan di dalam pengalaman
eksternal, tetapi di dalam kesadaran pada diri individu.
2) Hermeneutika  Hermeneutika mengajukan pemahaman
(verstehen) terhadap dunia kehidupan.
Menurut hermeneutika, fenomena khas manusia adalah
bahasa  Bahasa mencerminkan realitas yang dialami
penuturnya, dan apa yang dipikirkan oleh penuturnya.

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


3) Interaksionisme Simbolik  berprinsip bahwa
orang-orang merespon makna yang mereka bangun sejauh
mereka berinteraksi satu sama lain  suatu simbol
dianggap signifikan jika simbol itu memiliki makna yang
sama di dalam suatu masyarakat.
Penerapan perspektif interpretif dalam penelitian
komunikasi
a. Etnografi Komunikasi  menggunakan lingkaran
hermeneutika (pemahaman) dalam proses penelitian.
b. Dramatisme dan Narasi  memandang manusia
sebagai aktor yang di atas panggung mataforis sedang
melakukan perannya masing-masing.
2. Perspektif Konstruktivis
 Bagi para konstruktivis, realitas yang sebenarnya tidak
bisa dimengerti  yang bisa dimengerti adalah struktur
konstruksi kita terhadap suatu obyek  Realitas adalah
kenyataan yang bisa dipahami oleh yang menangkapnya.
 Konstruktivis tidak berurusan dengan kenyataan yang
sesungguhnya  Pengetahuan yang dikonstruksi dianggap
benar jika konsep atau pengetahuan dari sesuatu itu bisa
dioperasionalkan.
Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
3. Perspektif Teori Kritis

 Teori kritis mencoba membongkar/mengungkapkan


kepentingan atau ideologi yang berada dibalik
fenomena sosial  Melakukan observasi dan
memberikan kritik terhadap fenomena sosial 
Teori Kritis mengritik ketidak-adilan
 Di dalam masyarakat ada struktur yang menyebabkan
timbulnya cara bermasyarakat (superstructure)
seperti agama, politik, kepustakaan, dan seni,
sehingga ada kondisi masyarakat tertentu
(substructure)
 Menurut teori kritis: “suatu wacana (pidato,
ceramah, tulisan) atau cara pandang terhadap
realitas mempunyai orientasi ideologis pada paham tertentu.”

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Thank You For Attention

Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog

Anda mungkin juga menyukai