Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF

DAN INFERENSIAL

DISUSUN OLEH :

ANDI KURNIA SARI KADIR


1713042022

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian yang
berjudul “Kesimpulan, Implikasi dan Saran”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan, agar dapat menyempurnakan kembali dimasa yang akan datang. Oleh karena itu,
semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak
yang berkepentingan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala
melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi
tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh
karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai
masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang. Penelitian bertujuan
menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ilmiah
nantiknya akan menghasilkan beberapa bagian dalam penelityian yakni kesimpulan,
implikasi dan saran yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya. Dalam penelitian,
hasil yang diharapankan berupa kesimpulan, implikasi dan saran. Seorang peneliti dapat
menyimpulkan, mengetahui implikasi dan memberikan saran dari hasil penelitiannya.
Kemudian, peneliti akan memaparkan hasil penelitiannya dalam bentuk laporan skripsi,
tesis dan disertasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian penelitian kuantitatif deskriptif
2. Apakah yang dimaksud dengan tahap-tahap penelitian kuantitatif deskriptif

3. Apakah ciri-ciri penelitian deskriptif


4. Apakah kelebihan dan keterbatasan penelitian kuantitatif deskriptif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian kuantitatif deskriptif
2. Untuk mengetahui pengertian kuantitatif deskriptif
3. Untuk mengetahui tahap-tahap penelitian kuantitatif deskriptif
4. Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian deskriptif
BAB II
PEMBAHSAN

A. PENGERTIAN PENELITIAN KUANTITATIF DESKRIPTIF

Menurut Sugiyono (2013: 13) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut

Wallace dalam Susanti (2013: 135) penelitian kuantitatif adalah penelitan yang melibatkan

lima komponen informasi ilmiah, yaitu teori, hipotesis, observasi, generalisasi empiris, dan

penerimaan atau penolakan hipotesis. Selain itu, mengandalkan adanya populasi dan teknik

penarikan sampel, menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya, mengemukakan

variabel-variabel penelitian dalam analisis datanya, dan berupaya menghasilkan

kesimpulan secara umum, baik yang berlau untuk populasi dan/ atau sampel yang diteliti.

Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013: 29) adalah metode yang

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Menurut Arikunto (2010) penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk

mengontrol hal-hal yang sementara terjadi, dan hanya dapat mengukur apa yang ada

(exists). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk


mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala

menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Scott W. Vanderstoep and Deirdre D. Johnston (2009) menyatakan, kendati

bervariasi, pendekatan penelitian dapat dikelompokkan ke dalam 2 bagian besar:

Pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada

penilaian numerik atas fenomena yang dipelajari. Pendekatan kualitatif menekankan pada

pembangunan naratif atau deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti. Ringkasan

perbedaan kedua pendekatan penelitian ini sebagai berikut.

Mark R. Leary (1995) membagi studi perilaku ke dalam 4 kategori besar yaitu: (1)

Penelitian deskriptif; (2) Penelitian korelasional; (3) Penelitian eksperimental; dan (4)

Penelitian kuasi-eksperimental. Penelitian deskriptif menggambarkan perilaku, pemikiran,

atau perasaan suatu kelompok atau individu. Contoh umum dari penelitian deskriptif adalah

jajak pendapat, yang menggambarkan sikap suatu kelompok orang. Dalam Penelitian

Deskriptif, peneliti kecil upayanya untuk menghubungkan perilaku yang diteliti dengan

variabel lainnya ataupun menguji atau menjelaskan penyebab sistematisnya. Seperti

namannya, Penelitian Deskriptif hanya mendeskripsikan.


Tujuan Penelitian Deskriptif adalah menggambarkan karakteristik atau perilaku

suatu populasi dengan cara yang sistematis dan akurat. Biasanya, Penelitian deskriptif tidak

didesain untuk menguji hipotesis, tetapi lebih pada upaya menyediakan informasi seputar

karakter fisik, sosial, perilaku, ekonomi, atau psikologi dari sekelompok orang.

Jenis Penelitian deskriptif yang biasa diterapkan adalah: (1) Penelitian survey, (2)

Penelitian demografis, dan (3) Penelitian epidemiologis.

B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN KUANTITATIF DESKRIPTIF

Menurut Sutinah (2013) Penelitian kuantitatif dapat dilakukan dalam lima tahap.

Tahap-tahap tersebut dilakukan secara konsisten.

1 Pemaparan latar belakang

2 Perumusan masalah penelitian

3 Mengemukakan tujuan penelitian

4 Mengemukakan teori yang digunakan dalam penelitian

5 Mengemukakan metodologi penelitian yang digunakan

Menurut Suryabrata (2014) langkah-langkah pokok pada penelitian deskriptif adalah

sebagai berikut.

1 Defnisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai. Fakta-fakta dan sifat-

sifat apa yang perlu diketemukan?

2 Rancangkan cara pendekatannya! Bagaimana kiranya data akan dikumpulkan?

Bagaimana caranya menentukkan sampelnya untuk menjamin supaya sampel

representative bagi populasinya? Alat atau teknik observasi apa yang tersedia atau perlu

dibuat? Apakah metode pengumpulan data itu perlu di-tryout-kan? Apakah para

pengumpul data perlu dilatih terlebih dahulu?


3 Kumpulkan data

4 Susun laporan

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian kuantitatif deskriptif mempunyai tahap-

tahap yaitu, (1) Pemaparan latar belakang, (2) Perumusan masalah penelitian, (3)

Mengemukakan tujuan penelitian, (4) Mengemukakan teori penelitian, (5) Mengemukakan

metodologi penelitian yang digunakan, (6) Kumpulkan data, (7) Susun laporan dengan cara

menggambarkan karakteristik atau perilaku suatu populasi dengan cara yang sistematis dan

akurat.

C. CIRI-CIRI PENELITIAN KUANTITATIF DESKRIPTIF

Menurut Purwanto (2012) pendekatan kuantitatif dalam ilmu psikologi dan

pendidikan mempunyai beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut.

1 Pengaruh metode penelitian alam

2 Bersifat behavioristik-mekanistik-empirik

3 Memberikan perhatian pada hasil (produk)

4 Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan umum, hokum atau prinsip yang

bersifat umum

5 Kualitas diubah menjadi kuantitas

6 Konfirmasi teori

7 Menjunjung tinggi objektivitas

8 Desain penelitian yang ketat dan permanen

Menurut Suryabrata (2014) penelitian deskriptif mempunyai beberapa ciri-ciri

sebagai berikut.
1 Tidak menerangkan saling hubungan , mentest hipotesis, membuat ramalan, atau

mendapatkan makna dan implikasi.

2 Mencari informasi faktual yang mendetail

3 Untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung

4 Untuk membuat komparasi dan evaluasi

Menurut Furchan (2004) bahwa penelitian deskriptif mempunyai karakteristik

menggambarkan suatu fenomena yang ada dengan cara menelaah secara teratur-ketat,

mengutamakan obyektivitas dan dilakukan secara cermat. Selain itu, tidak ada perlakuan

yang diberikan atau dikendalikan, serta tidak adanya uji hipotesis.

D. JENIS-JENIS PENELITIAN DESKRIPTIF

Furchan (2004: 448-465) menjelaskan beberapa jenis penelitian deskriptif sebagai

berikut.

1. Survey Pendidikan

a. Mengungkap jawaban pertanyaan tentang apa, bagaimana, berapa dan bukan

pertanyaan mengapa. Jumlah siswa, guru, pendapat, persepsi, sikap, prestasi,

motivasi dan lain sebagainya.

b. Tujuannya untuk memperoleh penjelasan tentang kondisi dan praktek

penyelenggaraan pendidikan sebagaimana adanya berdasarkan kenyataan yang

dihadapi termasuk perumusan kebijakan pendidikan dan bukan untuk

pengembangan ilmu pendidikan.

c. Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian

dan bukan hipotesis penelitian.

d. Umumnya meneliti variabel-variabel lepas.


e. Dilakukan terhadap sekelompok subyek/obyek penelitian dalam jumlah yang

relatif besar dalam waktu yang bersamaan  sensus.

f. Data yang dikumpulkan relatif terbatas.

g. Umumnya menggunakan instrumen penelitian teknik angket.

h. Teknik pengolahan data umumnya persentase

2. Studi Kasus

a. Penelaahan secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu yang

dipandang mengalami kasus tertentu. Misal: ATG yang mampu mengingat berita

dengan cepat; kesurupan masal, gagal dalam belajar, tidak bersosialisasi, siswa

yang paling disukai teman-temannya atau sebaliknya, self-concept ATG dan

sebagainya.

b. Analisisnya mendalam (mengungkap semua variabel yang menyebabkan

terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi kasus.

c. Tekanannya pada pertanyaan mengapa individu berperilaku demikian,

bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi itu, dan pengaruhnya terhadap

lingkungannya, tidak untuk menguji hipotesis namun dapat menghasilkan

hipotesis yang dapat diuji lebih lanjut.

d. Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.

e. Data diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan kasus yang diteliti.

f. Teknik pengumpulan data sangat komprehensif  observasi, wawancara,

analisis dokumenter, dan atau tes terhadap sampel penelitian bersifat purposif.

g. Mengisyaratkan pada penelitian kualitatif  analisis kualitatif.

3. Studi Perkembangan.
Dalam penelitian studi perkembangan yaitu kita mempelajari karakteristik

individu (seorang atau sekelompok) dan bagaimana karakteristik itu berubah dalam

pertumbuhannya dalam kurun waktu tertentu.

Misalnya: perkembangan kognitif, emosi, sosial, bahasa, dan kepribadian

individu. Ada dua teknik yang dapat digunakan yaitu studi longitudinal dan studi

cross sectional. Studi Longitudinal adalah Metode jangka panjang yang

menggunakan subyek yang tetap untuk mengetahui perkembangannya dalam kurun

waktu yang relatif lama. Peneliti harus mengetahui kondisi awal subyek terlebih

dahulu. Misalnya: Peneliti ingin mengetahui keterampilan berbahasa tulisan siswa

SD yaitu peneliti melakukan hal-hal berikut:

a. Peneliti mengukur keterampilan berbahasa siswa SD kelas 1pada sekolah tertentu

untuk mengetahui kondisi awal.

b. Peneliti mempelajari keterampilan tersebut dan keterampilan tersebut diukur

kembali setiap tahun di kelas-kelas berikutnya untuk melihat perkembangan pada

subyek penelitian.

c. Sehingga peneliti dapat melihat perubahan dan perkembangan keterampilan

dalam jangka waktu tertentu untuk kelompok tertentu

4. Studi cross sectional

Dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif pendek untuk mempelajari

individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik waktu yang sama. Misal:

mempelajari keterampilan berbahasa pada siswa SD yang dilakukan pada siswa di

setiap kelas (1 -6) dan pada titik dan kurun waktu tertentu diukur keterampilannya.

Kemudian hasil pengukuran dibandingkan untuk setiap kelas yang berbeda tadi.
Perbedaan dari subyek tiap kelas merupakan dasar dalam menarik kesimpulan

tentang pertumbuhan dan perkembangan keterampilan tersebut

5. Studi Tindak Lanjut

Penelitian yang diarahkan untuk menindak lanjuti hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan sebagai umpan balik. Mempelajari perkembangan dan

perubahan subyek setelah subyek diberi perlakuan tertentu dalam kurun waktu

tertentu sampai selesai. Subyek terlebih dahulu mendapat perlakuan khusus sampai

selesai, kemudian dilanjutkan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan

subyek.

Contoh Studi Tindak Lanjut:

a. Sebelumnya subyek diberikan pengajaran dengan sistem modul selama kurun

waktu tertentu sampai selesai.

b. Pada tahun berikutnya subyek diukur kemampuan cara belajar dan hasil atau

kemampuan tertentu yang diharapkan dari pengajaran modul tersebut

(kemampuan belajar mandiri).

c. Hasilnya dibandingkan dengan siswa yang lain yang tidak memperoleh

pengajaran modul, maka perbedaan yang ditunjukkan merupakan efek atau akibat

perlakuan pengajaran modul

6. Studi Kecenderungan

Bersifat prediktif dan meramalkan keadaan masa depan berdasarkan

keadaan, gejala yang ada pada masa lalu dan saat sekarang. Merupakan perpaduan

antara metode sejarah, dokumenter, dan survey. Digunakan untuk memperkirakan

kemungkinan munculnya suatu gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul
dan diketahui sebelumnya. Dapat digunakan untuk membuat perencanaan tertentu

dalam PLB. Misalnya: Memperkirakan kemungkinan keberhasilan siswa dalam

bidang studi tertentu berdasarkan pada hasil tes inteligensi yang diperoleh siswa yang

bersangkutan.

Cenderung menggunakan pendekatan longitudinal: Pengolahan dapat

menggunakan analisis regresi atau standar error estimasi. Sebagaimana teknik

korelasi, prediksi penafsiran hasil analisis statistik didasarkan pada koefisien yang

diperoleh yaitu untuk mengetahui apakah munculnya suatu gejala itu ada

hubungannya dengan gejala lain, dan sampai seberapa besar derajat hubungan itu.

Dalam bidang Psikologi dan Pendidikan digunakan terutama untuk:

a. Membuat perkiraan suatu atribut (sifat-ciri) dari atribut lain. Misalnya

memperkirakan munculnya tindakan kriminal dari tingkat pengetahuan remaja

tentang seks.

b. Membuat perkiraan terhadap suatu pengukuran dari satu atribut. Misalnya

memperkirakan hasil yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok siswa

pada suatu bidang tertentu dari status ekonomi sosial siswa yang bersangkutan.

c. Membuat perkiraan terhadap pengukuran dari pengukuran. Misalnya

memperkirakan skor tes hasil belajar dari skor tes bakat

7. Studi Korelasional

Mempelajari hubungan dua variabel atau lebih yaitu sejauh mana variabel

yang satu berhubungan dengan variabel yang lainnya. Derajat hubungan variabel-

variabel dinyatakan dalam indeks “koefisien korelasi yaitu bilangan biasa yang

bergerak antara -1 sampai dengan +1 yang tidak dapat ditafsirkan menjadi persen.
Studi ini menuntut adanya hipotesis yang mana peneliti menduga dan mengharapkan

terdapatnya hubungan diantara variabel-variabel yang ditelitinya. Hipotesis yang

diuji didasarkan atas teori yang telah ada.

E. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN KUANTITATIF DESKRIPTIF

Menurut Purwanto (2012) penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan digunakan

untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat hasil dari proses yang dihentikan,

namun tidak efektif digunakan dalam penelitian yang mempersoalkan tentang proses yang

berjalan, dinamika, dan interaksi. Penelitian kuantitatif mempunyai kebenaran yang

diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga kesimpulan yang dicapainya kuat.

Adapun kelemahannya adalah perlakuannya pada manusia sebagai makhluk biologis yang

pasif dan dapat dikendalikan oleh alam, sehingga perilakunya dapat dimanipulasi dengan

memanipulasi lingkungannya.

Savela (2017) menjelaskan bahwa penelitian pendekatan kuantitatif berbeda dengan

pendekatan kualitatif, mereka gagal dalam detail. Tidak dapat disangkal bahwa. Setiap item

hanya dapat diperiksa sampai batas tertentu, hanya menyediakan jenis informasi tertentu

yang berlaku untuk semua item. Karena item harus disisipkan ke dalam sejumlah kategori

terbatas, perbedaan halus antara item dalam kategori tersebut tidak dapat diatasi. Di sisi

lain, pendekatan kuantitatif dapat menjelaskan tren dan pola penting, sesuatu yang tidak

dapat dilakukan pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dapat memberikan gambaran

luas dan melindungi penelitian dari generalisasi yang salah. Selain itu, pendekatan

kuantitatif mungkin juga bahkan menjadi prasyarat dalam penelitian LL.

Menurut Sumanto (2014:179) Kelemahan penelitian deskriptif antara lain.

1. Tidak menuntut adanya perlakuan/manipulasi variabel.


2. Pada studi tertentu hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam meramalkan situasi

mendatang.

3. Menuntut ketajaman berpikir dalam menjelaskan fenomena.

4. Umumnya hasil penelitian hanya berlaku pada saat ini dan belum tentu berlaku pada masa

yang akan datang.

5. Untuk jenis studi tertentu memerlukan waktu yang relatif lama, konsekuensinya biaya dan

tenaga akan lebih besar.

Penelitian deskriptif tidak hanya mencari kebenaran namun lebih kepada pemahan

subyek terhadap dunia sekitar. Hal yang dominan dalam penelitian deskriptif, alat

penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak

kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data

kualitatif yang kurang kredibel akan mempengaruhi akurasi hasil penelitian. Menurut

Patton dalam Sutopo (2006: 92) triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data

yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pemeriksaan

keabsahan data dengan mengkonfirmasikan data yang telah yang diperoleh dengan sumber

data dan ahli untuk memastikan keabsahan data yang ada


BAB II
PENUTUP

 Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

 Metode penelitia deskriptif Mengungkap jawaban pertanyaan tentang apa, bagaimana,

berapa dan bukan pertanyaan mengapa. Jumlah siswa, guru, pendapat, persepsi, sikap,

prestasi, motivasi dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Furchan, A. (2004). Pengantar penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Leary, M. R., Tambor, E. S., Terdal, S. K., & Downs, D. L. (1995). Self-esteem as an

interpersonal monitor: The sociometer hypothesis. Journal of personality and social

psychology, 68 (3), 518.

Purwanto. 2012. Metodologi penelitian kuantitatif untuk psikologi dan pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Savela, T. (2017). The advantages and disadvantages of quantitative methods in schoolscape

research. An International Research Journal (Linguistics and Education), 649, 11 doi:

10.1016/j.linged.2017.09.004
PERTANYAAN :

1. Pada penelitian deskriptif apakah variable X harus mempengaruhi variable Y?


2. Dalam penelitian kuantitatif apakah yang dimaksud dengan memanipulasi lingkungannya,
dan bagaimana keadaaannya serta fungsinya
3. Salah satu kutipan mengenai penelitian diskriptif adalah Desain penelitian yang ketat dan
permanen namun diketahui bahwa pada penelitian deskriptif bisa jadi tidak bertahan
selamanya atau bisa berubah pada hari yang akan dating. Lalu apa maksud dari penelitian
yang bersifat permanen
4. Bagaimana menjamin supaya sampel representative bagi populasinya?

Anda mungkin juga menyukai