Anda di halaman 1dari 12

ASESMEN DAN TES-TES

KEPRIBADIAN
IKA ADITA SILVIANDARI, M.Psi
Tes Kepribadian
• Kelompok Tes Kepribadian :
– Tes Bakat Minat
– Tes atau Inventori Kepribadian
– Tes atau Teknik proyeksi
INVENTORI KEPRIBADIAN
• Alat untuk mengukur ciri-ciri emosional,
motivasional, sikap dan hubungan antar
manusia.
• TES => ‘INVENTORI’
– Sejumlah pernyataan / pertanyaan yang harus
dijawab oleh subyek.
– Hasil pelaporan diri sendiri subyek / tes lapor diri
(self report)
Prosedur dalam Mengkonstruksi Inventori Kepribadian
• Prosedur Content related
– Didasarkan atas pengetahuan teoritik yang telah ada ; mis: tentang suatu gangguan
tertentu
– Keuntungan : singkat dan langsung memperoleh data yang diinginkan
– Kerugian : subyek dapat memanipulasi jawaban
• Peosedur Empirical Criterion Keying
– Penyusunan item berdasarkan kenyataan adanya simtom pada kelompok kriterion
yang akan diteliti.
– Contoh : MMPI  screening tentara  culture bound
• Prosedur Factor Analysis
– Mengidentifikasi sejumlah kecil faktor-faktor yang diperoleh melalui matriks korelasi
dari sejumlah besar variabel-varibel
– Contohnya : 16 PF ( by Cattell); Personality Inventory ( by Eysenck)
• Prosedur yang menggunakan teori kepribadian tertentu
– Contohnya : tes Millon Clinical Multiaxial Inventory (MCMI) sesuai dengan teori
kepribadian Millon yang berorientasi Biosocial Learning  diagnosis differensial; tes
Millon Index of Personality Styles (MIPS)  orang normal (pekerjaan, sosial, konseling)
Kelemahan Inventori Kepribadian
• Adanya faking good, faking bad, social
desirability  impression management atau
self deception.
• Kesimpulan pakar inventori tentang skor yang
diperoleh subyek :
– Impression management
– Penilaian diri yang realistik
Tes atau Teknik Proyeksi
• Konsep Proyeksi (Freud) proses psiko patologis  defence mechanism
pada kasus paranoia  Eksternalisasi dorongan yang tidak dapat diterima
dan disadari oleh individu tsb.
• Frank, 1948  esensi proyeksi : kemampuannya untuk mengungkapkan
ekspresi-ekspresi kehidupan pribadi (private world) dan proses kepribadian
dengan berbagai cara.
• Rapaport, 1952  eksternalisasi tidak hanya terjadi para kasus paranoia saja
 infantile projection, transference, private world (ketegangan dan konflik)
• Murstein dan Pryer, 1959  4 kategori konsep proyeksi :
– Classical view of projection  Freud
– Attribute Projection  proses anggapan motivasi, perasaan dan perilaku seseorang
terhadap orang lain.
– Autistic Projection  suatu proses dimana needs akan mempengaruhi apa yang
dirasakan
– Rationalized Projection  suatu proses dimana individu menggunakan
ketidaksadaran “classical projection” tetapi berusaha untuk membenarkannya
dengan menciptakan alasan
Klasifikasi Teknik Proyeksi
• Frank (1948) :
– Metode konstruktif (Mozaic Test)
– Metode Konstitutif (Tes Roschach)
– Metode Interpretatif (TAT)
– Metode Katarsis (tes Boneka)
– Metode Refraktif (tulisan)
• Linsey (1961)
– Teknik Asosiasi (Tes Roschach dan tes asosiasi kata)
– Teknik Konstruksi (TAT dan CAT)
– Teknik Melengkapi (SSCT)
– Teknik Ekspresif (psikodrama, free art expression dan free play)
Sifat Teknik Proyeksi
• Rabin (1981) :
– Stimulus yang ambigu
– Subyek mengerjakan tes tidak menyadari akan tujuan stimulus yang diberikan serta
apa implikasinya.
• Anastasi (1982) :
– Memiliki stimulus yang ambigu / tidak terstruktur
– Prosedur tes tersamar
– Pendekatan terhadap kepribadian adalah global
– Tes ditujukan untuk mengungkap aspek kepribadian yang tertutup (covert),
laten,tak sadar.
– Dalam interpretasi tes digunak konsep psikologi klinis dan psikoanalisis

Hipotesis :
“cara individu mempersepsikan dan menginterpretasi stimulus (yang ambigu),
merefleksikan aspek – aspek fungsi psikologisnya”
Klasifikasi Proyeksi
(Anastasi, 1997)
• Teknik Bercak Tinta
– Tes Rorschach
– HIT (Holtzman Inkblot Technique)
– Zulliger Test
• Teknik Refraktif / Ekspresif
– TAT
– CAT
– RATC (Robert’s Apperception Test for Children )
– Tell Me a Story test (TEMAS)
– Gerontological Apperception Test
– Picture Frustation Test  tes ini menghasilkan skor yang cenderung objektif
– Tes grafis (BAUM Test, DAP, HTP, wartegg )
TAT (Thematic Apperception Tes)
• Diciptakan oleh : H.A. Murray
• Terdiri 30 (+1 kartu kosong) kartu  gambar manusia
dengan berbagai situasi interpersonal
• Tes proyektif  konstrukstif dan konstitutif (gambar-
gambar membentuk cerita subyek)
• Rasional TAT  menggambarkan keadaan needs dan press
subyek  gambaran tentang dorongan, emosi, sentimen,
dan konflik kepribadian subyek
• Interpretasi  analisis perilaku, perasaan, serta kebutuhan
yang ada pada tokoh utama dan tokoh lain dalam gambar
Tes Rorschach
• Diciptakan oleh Herman Rorschach (1910)  psikiater
• Terdiri dari 10 gambar  dari percikan tinta hitam dan berwarna
• Rasional Tes Rorschach  mencerminkan dunia pribadi subyek
yang meliputi, pikiran, perasaan, dsb yang ada dalam diri
subyek.
• Interpretasi :
– Didasarkan atas apa yang dilihat subyek pada masing-masing percikan
tinta dan di bagian mana (lokasinya).
– Apa yang menyebabkan persepsinya : bentuk, warna, bayangan, dsb.
– Jawaban subyek akan diskor dalam beberapa kategori  analisis
kualitatif dan kuantitatif.
Tes Grafis
• Tes Wartegg
– Diciptakan oleh Erick Wartegg
– Selembar kertas yang terdiri dari 8 kotak yang masing-masing kotak berisi
stimulus tertentu  subyek menyelesaikan setiap stimulus yang ada
masing-masing kotak menjadi suatu gambar sesuai dengan keinginannya.
• Tes BAUM
– Subyek diminta untuk menggambar pohon berkayu
• Tes DAP
– Subyek diminta menggambar manusia lengkap
• Tes HTP
– Subyek diminta menggambar Rumah, Pohon, Orang
• Rasional tes Grafis :
– Mengekpresikan ketidaksadaran melalui simbol-simbol juga melalui gaya
dan pendekatannya

Anda mungkin juga menyukai