Anda di halaman 1dari 292

Pertemuan 1:

SEJARAH
TEKNIK BERCAK TINTA

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


Sejarah teknik bercak tinta terbagi menjadi
3, yaitu:
• Periode sebelum rorschach
• Periode rorschach
• Periode sesudah rorschach
PERIODE SEBELUM RORSCHACH
• Justinus Kerner
==> orang yang pertama kali tertarik untuk
meneliti bercak tinta (pelopor bercak tinta).
== > membuat tulisan berjudul
“kleksographein” (1857).
==> melihat bahwa dari suatu bercak tinta
orang bisa melihat bermacam-macam obyek
di dalamnya.
• Hasil pengamatannya: pada bercak tinta yang
sama respon subyek yang berbeda dapat
berbeda.
• Alfred Binet
== > bercak tinta dapat digunakan untuk
mengetahui imajinasi visual.
• Dearborn (1896)
==> menulis artikel tentang cara membuat
bercak tinta, baik yang hitam putih
atau berwarna.
== > mengadakan penelitian-penelitian
menggunakan bercak tinta dengan hasil:
pengalaman masa lalu, terutama masa
kecil mempunyai pengaruh pada persepsi
terhadap bercak tinta.
• Kirkpatrick (1900)
== > memberikan bercak tinta pada
anak-anak dan menggabungkannya
dengan tes lain
• Whipple (1910)
== > orang yang pertama kali
menerbitkan 1set bercak tinta yang
sudah distandarisasi dengan dilengkapi
buku petunjuk (manual).
== > tetapi alat ini hanya dapat
digunakan untuk mengetahui imajinasi
visual saja.
• Pyle (1915)
== > melakukan penelitian dengan hasil
bahwa dengan waktu reaksi yang dibutuhkan
subyek untuk memberikan respon pada
bercak tinta, dapat dilihat kecepatan proses
asosiasi seseorang.
• FC Barlet (1916)
== > menggunakan bercak tinta sebagai bagian dari
perlengkapan tesnya untuk mempelajari persepsi
dan imajinasi.
== > hasilnya: isi jawaban subyek pada bercak tinta
dapat digunakan untuk mengetahui minat
(interest) subyek dan mungkin dapat diketahui
pula jenis pekerjaan yang diinginkan.
Cicely Parson (1917)
== > melakukan penelitian pada anak-
anak SD dengan menggunakan bercak
tinta dari Whipple.
== > kesimpulannya: sebagian besar
respon subyek berupa hewan dan
manusia; perbe daan jenis kelamin
mempengaruhi respon, tipe dan kualitas
dari deskripsi jawaban tergantung pada
usia.
PERIODE RORSCHACH

• Riwayat Hidup Hermann Rorschach


• Eksperimen yg dilakukan H. Rorschach
• Sumbangan H. Rorschach
RIWAYAT HIDUP
HERMANN RORSCHACH

• Lahir tanggal 8 November 1884


• Bekerja sebagai psikiatris di beberapa RS
• Selama bekerja di RS, Rorschach terus
mengadakan penelitian dengan
menggunakan bercak tinta.
• Hasil penelitiannya ditulis dengan judul
“psychodiagnostik” yang terbit pada tahun
1921.
EKSPERIMEN H RORSCHACH

• Tulisan “Psychodiagnostik”
== > berisi eksperimen bercak tinta yang
dilakukan oleh Rorschach dengan jalan
menyeleksi satu seri bercak tinta
menjadi 10 dari beribu-ribu kartu yang
telah diujicobakan.
• Cara membuat bercak tinta
== > tinta diteteskan di atas selembar
kertas putih, kemudian dilipat di bagian
tengah dan ditekan. Setelah kertas dibuka,
maka tinta tersebut akan menyebar ke
berbagai bagian kertas dan akan
membentuk suatu pola tertentu.
• Syarat bercak tinta yang digunakan/
diujicobakan dalam eksperimen
Rorschach:
1. Bentuk gambar relatif simpel
2. Distribusi bercak tinta harus
memenuhi persyaratan komposisi
tertentu.
- bentuknya tidak terlalu sugestif
- bentuk simetris
• Dari beribu-ribu bercak tinta dalam
eksperimen Rorschach, diperoleh 10
bercak tinta dan ditentukan kartu 1 s/d 10.
• Penentuan urutan kartu tidak dijelaskan
oleh Rorschach, namun nampaknya faktor
kompleksitas bercak, komposisi danwarna
ikut menentukan.
• Rorschach kemudian mengadakan
eksperimen tentang jawaban subyek
dalam memberikan respon terhadap
bercak tinta dengan menyebutnya:
“interpretation of accidential forms”
(interpretasi terhadap bentuk-bentuk yang
kebetulan), yaitu bentuk-bentuk yang
tidak spesifik, karena orang dapat melihat
dan menginterpretasikan bercak tinta
sebagai bentuk yang beraneka macam
tergantung dari cara mempersepsikan.
• Subyek eksperimen Rorschach
== > sebagian besar adalah penyandang
masalah kejiwaan (kepribadian psikopatik
(anti sosial), kasus-kasus alkoholik,
retardasi mental, schizophrenia, manic
depresif, epilepsi, demensia, dll.
== > masih juga menggunakan subyek
penelitian orang normal, baik yang
berpendidikan atau tidak berpendidikan.
Hal-hal yang dijadikan dasar analisis dalam
eksperimen Rorschach:
• Jumlah respon yang diberikan
• Waktu reaksi
• Penolakan subyek terhadap kartu bercak tinta
• Jawaban yang diberikan hanya ditentukan oleh
bentuk bercak saja atau ada apersepsi
terhadap gerakan warna
• Bercak tinta dipersepsi secara keseluruhan
atau sebagian.
• Bagian bercak mana yang dipersepsi oleh
subyek
• Isi jawaban subyek
SUMBANGAN RORSCHACH
• Tulisan Rorschach berjudul
“psychodiagnostic” sangat berguna bagi
perkembangan tes yang menggunakan
bercak tinta dan kemudian dikembangkan
oleh ahli-ahli yang lain.
• Klopfer (1962)
== > teknik bercak tinta yang disusun oleh
Rorschach merupakan titik puncak
keberhasilan dari penelitian-penelitian yang
menggunakan bercak tinta selama 20 tahun
di Eropa dan Amerika.
PROSES PERSEPSI
DLM TES RORSCHACH

Rorschach
== > dalam membuat interpretasi terhadap
bercak tinta yang diberikan fungsi
imajinasi hanya sedikit berperan, tetapi
yang paling banyak berperan adalah
fungsi persepsi.
Persepsi menurut Rorschach
== > suatu proses asosiasi yang integratif
(saling berkaitan secara menyeluruh)
antara gambaran-gambaran ingatan
dengan sensasi pengideraan (dalam hal
ini mata) yang sedang terjadi.
Persepsi meliputi 3 proses, yaitu:
1. Sensasi
2. Memory
3. Asosiasi
PERBEDAAN PENELITIAN RORSCHACH
DENGAN PENELITIAN LAIN

• Lebih mementingkan aspek formil dan


struktural dari jawaban, bukan aspek isi
jawaban.
• Lebih menekankan untuk memahami
bagaimana seseorang memandang
bercak tinta, bukan pada apa isi
responnya.
• Menggunakan teknik pemeriksaan pada
basic modes of functioning atau basic
personality structure.
PERIODE SESUDAH RORSCHACH

• Rorschach dan Emil Obelholzer


== > membuat tulisan tentang cara
analisis dalam teknik Rorschach yang
didemontrasikan, cara penyekoran serta
interpretasinya.
• David Levy
== > menerbitkan bercak tinta untuk tes
Rorschach dan mengembangkan materi
interpretasi Rorschach.
• Bruno Klopfek
== > mengembangkan ide-ide rorschach
dan menyempurnakan teknik skoring
yang digunakan sampai sekarang.
== > mendirikan “Rorschach institute”,
yaitu lembaga yang melatih ahli untuk
menggunakan tes Rorschach.
• Rorschach institute berubah nama
menjadi “The Society for Projective
Technique” dan menerbitkan Tes TAT
dan tes proyektif lain.
Alat-alat tes lain yang menggunakan teknik
bercak tinta:
• Bero --> tes rorschach untuk anak-anak
• Zullinger Test (Z-Test) --> tes Rorschach
dengan 3 bercak tinta.
• Group rorschach --> administrasi tes
rorschach secara klasikal.
• Holtzman Ink Blot Technique
• Piotrowski’s Automated Rorschach
(PAR)
A. Aspek kognitif atau intelektual

B. Aspek afektif atau emosional

C. Aspek fungsi ego


A. Aspek kognitif atau intelektual

1. Status dan fungsi Intelektual


2. Pendekatan terhadap masalah
3. Kekuatan observasi
4. Pemikiran orisinil
5. Produktifitas ide
6. Luas interest
1. Status dan fungsi intelektual

- Bagaimana taraf kapasitas intelektual


seseorang yang dimiliki?
- Apakah kapasitas itu sudah berfungsi
sepenuhnya atau belum?
- Bagaimana fungsi intelektual ini dalam
kondisi yang tertekan atau emosional?
2. Pendekatan terhadap masalah
- Bagaimana proses berfikir seseorang dalam
menghadapi suatu masalah?
- Apakah kaku, runtut, bingung atau kacau?
- Apakah pendekatannya secara deduktif atau
induktif?
- Bagaimana seseorang mengorganisir suatu
masalah?
- Apakah dia dapat mencapai pusat
permasalahan atau hanya di permukaan saja?
3. Kekuatan Observasi
- Apakah seseorang mampu melihat sesuatu
secara jelas?
- Apakah dia dapat melihat apa yang dilihat
orang lain?
- Apakah dia terlalu hati-hati, sehingga terlalu
memperhatikan hal-hal yang kecil?
- Apakah dia dapat melihat hubungan-
hubungan yang lebih kompleks?
4. Pemikiran orisinal

- Apakah seseorang mampu berfikir orisinal?


- Apakah dia menunjukkan kreatifitas?
- Apakah kreatifitas itu berdasarkan realitas
atau bizarre?
5. Produktivitas ide

- Apakah seseorang mempunyai kemampuan


memproduksi ide-ide sangat baik atau hanya
biasa saja?
- Bagaimana kualitas ide-ide itu?
- Apakah ide-idenya keluar dengan mudah atau
sulit?
6. Luas interest

- Bagaimana variasi minat seseorang?


- Apakah cukup luas atau hanya terbatas pada
hal yang sama saja?
- Apakah dia mempunyai minat khusus
terhadap suatu hal?
B. Aspek afektif atau emosional

1. Suasana emosi secara umum emotion

2. Perasaan terhadap diri sendiri


3. Responsivitas terhadap orang lain
4. Reaksi terhadap tekanan emosional
5. Kontrol terhadap dorongan emosional
1. Suasana emosi secara umum

- Bagaimana suasana emosi seseorang secara


umum?
- Apakah spontan, depresif, kaku, cemas,
menarik diri, asertif atau agresif?
- Bagaimana dia memberi respon terhadap
tantangan emosional?
- Bagaimana kebutuhan afeksinya?
- Apakah berkembang dengan baik atau ditekan?
2. Perasaan terhadap diri sendiri

- Bagaimana respon seseorang terhadap


tuntutan-tuntutan dalam dirinya sendiri?
- Apakah dia merasa senang dengan dirinya
sendiri?
- Apakah dia menerima dirinya sendiri dan
dorongan-dorongannya?
3. Responsivitas terhadap orang lain

- Apakah seseorang mampu mengadakan


hubungan dengan orang lain dengan baik?
- Apakah dia menyukai hubungan sosial?
- Atau apakah dia agak takut dengan orang lain
dan cenderung menyerangnya?
- Apakah dia berusaha menghindar untuk
mengadakan kontak dengan orang lain?
- Apakah dia lebih senang berhubungan dengan
benda-benda?
4. Reaksi terhadap tekanan emosional

- Dalam kondisi tertekan, apakah seseorang dapat


memberikan respon dengan baik?
- Apakah dia dapat menyesuaikan diri atau hanyut
didalamnya?
- Apakah dia panik atau dapat mengontrol
dirinya?
- Bagaimana reaksinya terhadap situasi yang
baru?
- Apakah dia dapat menangani dengan penuh
keyakinan atau terganggu karenanya?
5. Kontrol terhadap dorongan emosional

- Bagaimana kemampuan seseorang


mengontrol keinginannya yang mendesak?
- Apakah cukup baik atau kaku?
- Apakah dia cenderung melepaskan dorongan
itu tanpa kontrol?
- Apakah emosinya meluap-luap atau sangat
hati-hati mengeluarkannya?
C. Aspek fungsi ego

1. Kekuatan ego
2. Daerah konflik
3. Pertahanan (defense)
1. Kekuatan ego

- Bagaimana hubungan seseorang dengan


realita?
- Apakah persepsinya jelas?
- Bagaimana penilaian dirinya?
- Apakah dia cukup mempunyai kepercayaan
diri?
2. Daerah konflik

- Apakah dia dapat mengadakan penyesuaian diri


dengan baik terhadap dorongan seksualnya?
- Apakah dia bingung dengan perasaan dan
identitas seksnya?
- Apakah ada konflik dalam hal sikap terhadap
otoritas?
- Apakah dia mempunyai dependensi tinggi atau
pasif atau asertif?
3. Pertahanan (defense)

- Bentuk mekanisme pertahanan diri apa yang


sering digunakan seseorang?
- Apakah represi, penolakan, rasionalisasi?
- Apakah pertahanan dirinya ini hanya sedikit dan
sangat kaku atau bervariasi dan fleksibel?
TERIMA KASIH....
Pertemuan 3:
BEBERAPA KRITIK TERHADAP TES
RORSCHACH
Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog
KRITIK TERHADAP TES RO
Tes Rorschach adalah tes yang tidak efektif
dan efisien.
Administrasinya memakan waktu yang cukup
lama.
Administrasinya membutuhkan kemampuan
khusus agar dapat menyajikan tes dengan
baik.
KRITIK TERHADAP TES RO
Skoringnya sangat kompleks dan unsur
subyektivitas tinggi, sehingga sulit untuk
dapat betul-betul menjadi ahli dalam tes ini.
Bagi testi dgn karakteristik tertentu, suasana
yang bebas kadang menimbulkan kesulitan,
terutama bagi subyek yang terbiasa
mendapatkan petunjuk-petunjuk dalam
melakukan suatu tugas.
KRITIK TERHADAP TES RO
Beberapa asumsi dasar dari Rorschach mulai
banyak dipertanyakan. Misalnnya hubungan
antara penggunaan warna dengan kehidupan
emosi.
Validitasnya masih sering dipertanyakan.
Klopfer (1962) berkomentar bahwa tes Ro
menghasilkan suatu validitas klinis, yang tidak
sejalan dengan validitas secara statistik.
Pertemuan 4:
KARTU-KARTU BERCAK TINTA
RORSCHACH

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


Ukuran: 24,5 cm (panjang) x 17 cm (lebar)
Pembagian kartu bercak tinta:
• Kartu akromatik
-- > kartu berwarna putih, hitam dan abu2
-- > kartu I, IV, V, VI dan VII.
• Kartu kromatik
-- > kartu dengan aneka warna
-- > kartu II, III, VIII, IX dan X
• Masing-masing kartu mempunyai ciri-ciri
tersendiri yang sering disebut sebagai
individual properties atau karakteristik
kartu.
• Setiap tester harus mengetahui ciri-ciri
setiap kartu supaya dalam melaksanakan
administrasi dapat lebih sempurna.
KARTU 1
• Termasuk kartu akromatik.
• Terdapat bercak besar berwarna hitam
keabu-abuan dengan 4 lubang putih yang
menyolok dibagian tengah. Di sekitarnya
ada beberapa bercak kecil yang berwarna
hitam.
• Bercak besar dapat dibagi dalam 3 bagian,
yaitu bagian sebelah kanan, bagian tengah
dan bagian sebelah kiri.
• Reaksi pertama testi biasanya
menggunakan keseluruhan bercak yang
dilihat sebagai suatu makhluk bersayap.
• Testi dengan kemampuan imajinasi yang
baik mampu melihat gerakan manusia
• Bercak putih kecil di bagian tengah jarang
dipersepsi secara terpisah dan umumnya
digunakan sebagai bagian dari
keseluruhan.
• Bercak memungkinkan dipersepsi sebagai
manusia, khususnya wanita di bagian
tengah.
• Testi yang terlalu menaruh perhatian pada
tubuhnya akan mempersepsi sebagai
tulang pinggul.
• Subyek yang tidak mampu memberikan
jawaban pada kartu I: indikasi kemampuan
penyesuaian diri kurang.
KARTU II
• Termasuk kartu kromatik
• Terdiri dari 2 bagian hitam agak abu-abu di
kedua sisi, 3 bagian di atas dan bawah, serta
bagian putih di tengah.
• Testi cenderung memberikan jawaban pada
bagian-bagian secara terpisah.
• Testi yang menggunakan bercak secara
keseluruhan mempunyai perhatian dan
kemampuan mengorganisir dengan baik.
• Bagian hitam sering direspon sebagai
manusia atau hewan yang sedang
bergerak (aktif).
• Bagian putih tengah dan atas sering
direspon sebagai pesawat.
• Bagian berwarna merah di bawah sering
direspon sebagai kupu-kupu.
• Bagian atas dan bawah direspon sebagai
organ sex.
KARTU III
• Terdiri dari 2 bagian berwarna hitam keabu-
abuan yang terpisah dan dihubungkan oleh
warna abu-abu muda dan di antara
keduanya terdapat bercak merah yang
cukup jelas.
• Dibandingkan dengan kartu lain, kartu III
tampak terpisah-pisah secara jelas dan
lebih sugestif sehingga sering lebih mudah
untuk memberi respon.
• Kartu ini disebut “kartu penolong” (reco-
vered card), terutama untuk subyek yang
mengalami kesulitan dengan kartu I.
• Subyek kebanyakan memberi repon dengan
menggunakan bercak hitam sebagai manusia
yang sedang bergerak. Biasanya juga
dijelaskan jenis kelamin, pakaian serta
gerakannya.
• Bagian merah di tengah direspon sebagai
dasi, pita rambut atau kupu-kupu.
• Bagian abu-abu di tengah sering direspon
sebagai kepiting atau sesuatu yang
diperebutkan oleh 2 orang di bagian kiri dan
kanan.
• 2 bercak merah di pinggir atas tampak
seperti lambung/ darah merah.
• Jarang direspon subyek secara keseluruhan.
KARTU IV
• Bercak tinta pada kartu ini menimbulkan
kesan besar, berat, utuh dan masif.
• Berwarna hitam dengan shading yang kuat
dan tidak jelas bentuknya, sehingga cukup
membingungkan bagi subyek.
• Respon yang sering muncul adalah
monster, raksasa atau gorila yang sedang
duduk atau berjalan mendekat.
• Kadang direspon pula sebagai hutan yang
lebat dengan gunung dan danau-danau.
• Bentuknya yang besar dan kuat, kadang
juga menakutkan dan ada unsur berkuasa,
namun ada juga unsur tempat bergantung
== > father card.
• Testi yang suka melihat hal-hal yang kecil
(bukan secara keseluruhan) sering
memberi respon pada bagian bawah
samping dari bercak sebagai “sepatu”.
• Bagian kiri-kanan -- > sebagai sepatu
• Bagian atas dan bawah sering muncul
jawaban yang berhubungan dengan sex.
• Bila shading tidak mengganggu, maka dapat
menimbulkan kesan lembut dan halus spt
selimut dan mantel bulu.
KARTU V

• Bentuk bercak dalam kartu sangat jelas dan


hampir semua berwarna hitam pekat,
shading tidak kuat dan warnanya hitam
rata.
• Kebanyakan testi akan mudah memberikan
respon, terutama bagi testi yang mengalami
kesulitan pada kartu sebelumnya.
• Sering disebut sebagai kartu penolong
(recovered card).
• Bagi testi yang mengalami kesulitan dalam
memberikan jawaban, kemungkinan
merasa terganggu dengan warna hitam
pekat
--- > black shock.
• Jawaban yang sering muncul adalah
makhluk bersayap, kelelawar atau kupu-
kupu yang sedang bergerak.
• Bagian kecil di bawah direspon sebagai
kepala binatang atau kaki manusia.
• Variasi jawana tidak terlalu banyak karena
bentuknya yang jelas dan sederhana.
KARTU VI
• Disebut sebagai “sex card”, karena bagian
atas sering diinterpretasikan sebagai alat
kelamin pria dan di bagian bawah seperti alat
kelamin wanita, juga bagian-bagian lain yang
sangat memungkinkan menimbulkan kesan
sebagai hal-hal yang berhubungan dengan
organ seksual/ aktivitas yang berhubungan
dengan seksual.
• Kualitas shading sangat jelas, sehingga
jawaban yang mengandung shading banyak
muncul.
• Misal: selimut berbulu yang lembut dan
hangat, kulit kambing yang dikeringkan
dengan penjelasan tentang bulunya.
• Bagi testi yang mempunyai problem
seksual, kemungkinan kartu ini cukup
mengganggu sehingga kemungkinan
menolak untuk memberi jawaban.
KARTU VII
• Bercak kartu ini mempunyai kesan
ringan dan lembut.
• Warnanya abu-abu muda dengan sedikit
bagian gelap di bagian tengah bawah.
• Kartu ini memungkinkan testi
memberikan respon secara keseluruhan
berupa awan atau asap.
• Respon yang sering muncul adalah figur
manusia, terutama wanita yang sedang
bergerak or binatang yang mempunyai
bulu lembut.
• Bagian tengah bawah yang agak gelap
kadang direspon sebagai organ seks wanita.
• Karena banyak berkaitan dengan
kewanitaan maka kartu ini disebut “mother
card”.
KARTU VIII
• Kartu ini adalah kartu pertama yang
seluruhnya berwarna.
• Bentuknya agak kecil dan menyatu dengan
beberapa bagian yang jelas dan terpisah.
• Bagian atas berwarna abu-abu kehijau-
hijauan, bagian tengah berwarna merah
muda dan oranye dan bagian samping kiri
dan kanan berwarna merah muda.
• Bagian samping berwarna merah muda
sering direspon sebagai bentuk binatang
berkaki 4 yang sedang bergerak.
• Agak sulit untuk memberikan jawaban secara
keseluruhan pada kartu karena bercak-
bercaknya yang terpisah.
• Jawaban keseluruhan yang memungkinkan
adalah lambang dari suatu organisasi
(ex:korpri) dengan 2 binatang termasuk di
dalamnya.
• Jika aspek warna diperhatikan oleh testi
sering muncul jawaban kupu-kupu berwarna
atau anatomi.
KARTU IX
• Bercak pada kartu ini menimbulkan kesan
besar jika dibandingkan dengan kartu-
kartu yang lain, tetapi bentuk atau
strukturnya tidak jelas, sehingga sukar
dibedakan bagian-bagiannya.
• Warna-warnanya yang saling tumpah
tindih dan struktur bercak yang tidak jelas
membuat beberapa testi mengalami
kesulitan dalam memberikan jawaban
secara keseluruhan atau memilih bagian-
bagian tertentu.
• Hanya orang yang mempunyai tingkat
intelektual yang cukup tinggi atau di atas
rata-rata saja yang mempu memberikan
jawaban dengan baik (kualitasnya baik).
• Disebut sebagai “intellectual blocking card”.
• Bagian berwarna oranye di atas (kiri-kanan)
- orang Barat: direspon sebagai nenek sihir
yang naik sapu terbang.
- orang Indonesia: direspon sebagai kuda
laut/ lambang Pertamina.
• Bagian merah muda di bawah sering
direspon sebagai suatu ledakan gunung
berapi atau bom atom.
• Respon pada kartu ini sangat bervariasi jika
dibandingkan dengan kartu yang lain,
sehingga variasi jawabannya paling besar.
• Kartu ini dapat digunakan untuk
menginterpretasi keadaan intelek subyek
secara cepat.
KARTU X
• Warna-warna dalam bercak tinta tersebar
secara terpisah, sehingga sulit bagi testi
untuk melihat bercak secara keseluruhan.
• Testi yang mempunyai kemampuan
mengorganisasikan bercak dengan baik
memberikan respon berupa palet seorang
pelukis/ pemandangan bawah laut.
• Umumnya testi merespon secara terpisah-
pisah.
• Bagian tengah berwarna hijau dan
bentuknya memanjang sering direspon
sebagai ulat /ular berwarna hijau.
• Bagian kecil bercak berwarna hijau muda,
sering direspon sebagai hewan bertelinga
panjang.
• Bagian luar berwarna biru, sering direspon
sebagai hewan berkaki banyak, misalnya
kepiting.
• Bagian-bagian lain juga banyak memberikan
kesan sebagai binatang.
• Respon berupa manusia jarang dilihat,
kecuali pada bagian besar di tengah warna
merah muda.
PERSIAPAN PENYAJIAN TES
RORSCHACH

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan tes Ro:
• Kesiapan testi dan tester, baik secara fisik
maupun psikologis berada dalam kondisi
yang sehat.
• Suasana lingkungan fisik dan sosial
• Pengaturan tempat duduk testi dan tester
• Alat-alat yang dibutuhkan
KESIAPAN TESTER DAN TESTI
 Tester dan testi sama-sama siap dan
bersedia untuk melaksanakan tes.
 Khususnya tester harus sehat secara fisik
maupun psikologis, tidak sedang sakit atau
mengalami gangguan, misalnya:
- Tidak sedang marah
- Tidak sedang sedih
- Terlalu gembira
- Tidak berminat melakukan tes
- Sedang malas
SUASANA LINGKUNGAN
• Testi merasa santai dan nyaman (rileks
tapi terkontrol).
• Ruangan memadai
• Suasana tenang
• Tempat duduk yang cukup enak
• Penerangan yang cukup baik
• Sirkulasi udara baik
PENGATURAN TEMPAT DUDUK

Cara mengatur tempat duduk antara testi


dan tester akan mempengaruhi suasana
tes sehingga mempengaruhi hasil tes.
Tester dan testi duduk berdampingan
menghadap ke arah yg sama.
Keuntungan: suasana santai dan bebas
Kelemahan: suasana terlalu santai & sulit
mengobservasi
Tester duduk berhadap-hadapan dengan
testi.
Keuntungan: mudah mengobservasi testi
Kelemahan: suasana terlalu formal (kaku)
sehingga menimbulkan kesan bahwa testi
diinterogasi.
Tester duduk di samping testi membentuk
sudut siku, dimana tester di sebelah kiri
tester. Ini merupakan posisi yang paling
ideal.
Keuntungan:
1.Memudahkan observasi
2.Hubungan tidak terlalu formal dan kaku
3.Tester dapat melihat posisi kartu yang
dipegang oleh testi.
4.Tester lebih enak dalam menuliskan
jawaban testi ke dalam lembar jawaban.
ALAT-ALAT TES RO

• 10 kartu bercak tinta rorschach (1 set)


-- > diatur dengan urutan kartu I paling
atas dengan keadaan terbalik.
• Lembar jawaban
a. lembar performance proper (PP)
-- > untuk menuliskan jawaban subyek
dalam tahap PP, waktu reaksi, waktu
respon.
b. lembar lokasi
-- > untuk menuliskan jawaban testi
dalam inquiry dan menentukan lokasi
yang digunakan oleh testi.
Lembar lokasi (lembar inquiry) dan lembar
jawaban (lembar PP) digunakan saat
tes berlangsung.
c. lembar tabulasi
-- > untuk analisis secara kuantitatif
d. lembar interpretasi
-- > untuk analisis secara kualitatif
Lembar tabulasi dan lembar interpretasi
digunakan/ dianalisis setelah tes
berlangsung.
• Alat pengukur waktu (stopwatch)
-- > sebaiknya stopwatch yang digital dan
tidak berbunyi, supaya testi tidak
terganggu.
• Alat tulis (balpoint, spidol warna)
INSTRUKSI TES RORSCHACH

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


INSTRUKSI TES RO

• Instruksi tes ro tidak ada formulasinya,


tetapi disesuaikan dengan kondisi dari
testi, misal: latar belakang pendidikan,
sosial budaya, usia dan keadaan khusus
lainnya.
KRITERIA-KRITERIA YANG HARUS DIPENUHI
DALAM INSTRUKSI TES RO

• Penjelasan tentang cara membuat bercak


tinta.
• Memberitahukan testi bahwa nanti akan di
tunjukkan 10 bercak tinta.
• Memberitahu testi bahwa tugasnya adalah
“mengatakan apa yang dilihat pada kartu”.
• Memberitahu bahwa jawaban testi akan
dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi
testi tidak perlu merasa terganggu. Testi
harus memberitahu tester jika sudah
selesai memberikan jawaban.
• Memotivasi testi dengan cara mengatakan
bahwa semua jawaban tidak ada yang
jorok,porno, tabu atau memalukan,
jawaban setiap orang tidak sama dan
apapun dapat terlihat di bercak tinta.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MEMBERIKAN INSTRUKSI

• Tester tidak boleh memberikan pernyataan/


pertanyaan yang sifatnya sugestif.
• Setelah memberi instruksi, tester harus
mengecek apakah testi bener-benar sudah
memahami apa yang harus dilakukan.
ex : “Apakah saudara sudah tahu apa yang
harus dilakukan ?”
• Beri kesempatan pada testi yang ingin
bertanya tentang hal-hal yang masih belum
jelas.
• Tester jangan mengatakan bahwa tes ini
adalah tes kepribadian, sebaliknya katakan
bahwa tes ini adalah tes imajinasi dan
fantasi.
TAHAP-TAHAP PENYAJIAN
TES RORSCHACH

• PERFORMANCE PROPER
• INQUIRY
• ANALOGY
• TESTING THE LIMITS
PERFORMANCE PROPER
• Tester menunjukkan 10 kartu bercak tinta secara
berurutan dalam posisi tegak.
• Testi diberi kesempatan untuk memberi respon/
jawaban secara spontan, tanpa bimbingan, dan sugesti.
• Testi diberi kesempatan dan kebebasan yang seluas-
luasnya untuk menjawab.
• Tester jangan memberi intervensi terhadap jawaban
testi.
• Tugas tester adalah mencatat jawaban/ respon subyek
sesuai apa adanya pada lembar jawaban dengan
menggunakan kode-kode dan simbol-simbol tertentu.
HAL-HAL YANG PERLU DICATAT DALAM TAHAP
PP

• Respon/ jawaban testi


- Seluruh respon harus dicatat dengan
lengkap dan sama seperti yang diucapkan
oleh testi.
- Respon/ jawaban ditulis di lembar
jawaban/ kertas lain.
- Beri nomor pada respon yang diberikan
dengan Angka Latin dan nomor kartu
dengan Angka Romawi.
• Waktu --> diukur dengan stopwatch
1.Waktu reaksi, yaitu waktu antara pertama
kali kartu ditunjukkan pada testi sampai
saat testi memberikan jawaban yang
pertama untuk setiap kartu.
2.Waktu respon, yaitu waktu yang digunakan
testi untuk memberikan semua respon
pada setiap kartu.
3.Waktu respon total, yaitu waktu yang
digunakan testi untuk memberi respon
pada 10 kartu dalam tahap performance
proper. Diperoleh dengan menjumlahkan
semua waktu respon dalam 10 kartu.
• Posisi Kartu
--> merupakan posisi kartu yang dipegang oleh testi saat
memberikan jawaban.
• Mencatat tingkah laku dan ekspresi wajah
testi saat menjawab, termasuk reaksi tertentu yang muncul
pada saat melihat kartu.
KASUISTIK
• Jika testi bertanya apa kartu boleh dipegang
atau diputar-putar?
-- > jawablah: “terserah testi”
-- > katakan bahwa setiap orang
memperlakukan kartu tersebut secara
berbeda-beda, sehingga subyek bebas
memperlakukan kartu tersebut.
• Jika testi bertanya berapa jumlah jawaban yang
harus diberikan?

-- > jawab: “terserah”


-- > jika pada kartu I hanya ada 1 respon,
katakan bahwa: “Beberapa orang bisa melihat
lebih dari 1 hal dalam kartu ini. Kalau Anda
melihatnya, silahkan memberitahukan kepada
saya”
-- > Kalau masih belum merespon: biarkan saja!
• Jika testi memberi jawaban dalam jumlah
yang terlalu banyak?

-- > terserah kepada tester, apakah akan


membatasi jumlah jawaban atau tidak,
tergantung kepada testi dan pada situasi.
Menurut Rorschach:
Rata-rata orang normal merespon 15-30
untuk kesepuluh kartu.
• Jika testi menghubungkan bercak tinta
dengan pengalamannya di luar
-- > instruksi harus diulang, bahwa testi
harus melihat apa yang ada di dalam
bercak.
• Kartu kosong
-- > testi tidak mau memberikan jawaban
pada suatu kartu.
INQUIRY
• Digunakan untuk mengungkap bagaimana
testi sampai pada respon yang diberikan,
sehingga dapat memberi skor dengan tepat.
• Tester mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang sifatnya klarifikasi, tetapi tidak boleh
mempengaruhi jawaban testi (harus netral).
Tujuan inquiry:
== > memperjelas jawaban agar dapat diskor
dengan tepat.

Inquiry dapat dilakukan dengan cara:


• Menanyakan kepada testi bagaimana cara
testi melihat bercak.
• Testi disuruh untuk melengkapi jawaban
pada kartu I, diberi kesempatan untuk
memberi jawaban atau menambah
jawaban dengan cara menyajikan setiap
kartu sekali lagi.
Cara mengawali tahap inquiry:
“ Nah, Saudara sudah melihat dan
memberikan jawaban pada semua bercak
di sini. Jawaban Anda cukup menarik,
namun saya tidak yakin apakah saya sudah
benar dalam menangkap jawaban-jawaban
Anda tadi. Sekarang marilah kita cek
bersama-bersama.”
• Jawaban Main
-- > jawaban yang muncul pada tahap PP.

• Jawaban Additional
-- > jawaban yang muncul secara spontan
pada tahap inquiry
-- > jawaban yang muncul pada tahap
analogy
-- > jawaban yang muncul pada waktu PP
tetapi ditolak pada saat inquiry.
MACAM-MACAM INQUIRY

• Inquiry untuk lokasi


• Inquiry untuk determinant
• Inquiry untuk isi (content)
INQUIRY UNTUK LOKASI

Tester menanyakan bagian dari bercak


yang digunakan sebagai landasan untuk
memberi konsep jawaban.
Cara yang dapat digunakan utk inquiry:
• Testi menunjuk/ melingkari lokasi yang
digunakan pada kartu dengan
menggunakan jari.
• Testi melingkari lokasi yang dimaksud
pada lembar lokasi dengan menggunakan
pensil.
• Testi menjiplak gambar yang dilihat pada
kartu diatas kertas tembus.
Resiko: kertas menjadi mudah rusak
• Testi menggambarkan jawabannya secara
bebas dengan berdasarkan pada bercak di
kertas lain.
• Tester sudah mengetahui lokasi yang
dimaksud, tetapi tester masih merasa
kurang jelas karena konsepnya masih
belum dapat diterima.
INQUIRY UNTUK DETERMINANT
==> berhubungan dengan bagaimana cara testi
melihat bercak, sehingga sampai pada konsep
jawaban. (jawaban subjek dikelompokkan
berdasarkan bagian mana (where) dari bercak
yang dijadikan jawabannya).
3 macam jawaban subjek
berdasarkan determinant
1. Jawaban definite
-- > konsep jawaban yang bentuknya pasti, jelas dan tidak mungkin berubah.

Contoh:
• buah jambu
• pulau sumatera
• Kelelawar
• Kursi
• Meja
• Buku
• harimau
2. Jawaban Semi Definite
-- > konsep jawaban yang bentuknya tidak pasti, bisa berubah-
ubah, kurang jelas.
Contoh:
• Air
• Asap
• Batu
• Karang
• Awan
-- > variasinya cukup banyak
Ex : pulau, binatang, laut, danau
3. Jawaban Indefinite
-- > konsep jawaban yang sama sekali tidak
mempunyai bentuk yang pasti/ bentuknya
abstrak.
Contoh:
• perasaan kacau balau
• suasana keheningan
• gemerlapnya pesta,
Macam-macam determinant

• Bentuk (form)

• Gerakan

• Warna

• Shading
• Inquiry untuk warna
Penggunaan warna harus dinyatakan secara
jelas (nama warnanya).
Contoh:
 “Apa yang membuat ini tampak seperti bunga
yang indah?”
 “Jelaskan apa yang Anda maksud dengan
indah?”
 “Apakah hanya bentuknya saja yang
mengesankan sebagai kupu-kupu?”
• Inquiry untuk shading
 Shading merupakan perbedaan gelap dan
terang dari bercak.
 Perlu kecermatan karena shading biasa
dinyatakan secara implisit.
 Konsep shading bukan hanya untuk kartu
akromatik, tetapi juga kartu kromatik.
Contoh:
 “Apa yang membuat bercak ini seperti kulit
kambing yang berbulu?”.
 “Jelaskan apa yang Anda maksud dengan
bulu?”.
Macam-macam shading:
 Shading yang ditangkap sebagai kesan
permukaan (surface) atau teksture.
Ex : kasar, halus, bergelombang, dll
 Shading yang mengesankan transparansi
 Shading yang mengesankan sesuatu yang
berkilau
 Shading yang mengesankan sesuatu yang
bulat.
 Shading yang ditangkap sebagai kesan 3
dimensi atau kedalaman, baik dalam arti
pemandangan (vista) atau kesan menyebar
(diffuse).
Berupa konsep pemandangan secara horisontal
- Berupa konsep pemandangan secara vertikal
- Menunjukkan adanya suatu refleksi.
- Mengesankan sesuau yang bergulung-gulung
 Shading yang ditangkap sebagai suatu kesan
3 dimensi yang sudah diproyeksikan dalam
bentuk 2 dimensi
- jawaban berupa peta topografis
- jawaban berupa foto/ foto hasil sinar X
• Inquiry untuk bentuk (Form)
jawaban yang hanya didasarkan kepda unsur
bentuk saja
Ex : “ini kelihatan seperti kupu-kupu
Apa yang membuatnya tampak seperti kupu-
kupu??
Jawaban : Bentuknya, ini sayapnya, ini
badannya…..
• Inquiry untuk gerakan
Macam-macam gerakan:
1. Gerakan animate
-- > gerakan makhluk hidup (manusia,
hewan)
2. Gerakan inanimate
-- > gerakan benda mati, ada unsur magic
Menurut Klopfer jika testi memberikan
jawaban yang berupa manusia, mereka
melihatnya sedang melakukan sebuah
gerakan, tetapi jika binatang tidak selalu.
Ex : “Coba ceritakan ttg kelelawar tsb!”
Jika tidak muncul gerakan binatang pada
Kartu III, katakan “Katakan kepada saya
bagaimana Anda melihat kupu-kupu
tersebut!”.
Benda-benda inanimate, seperti pesawat,
roket, biasanya akan dilihat testi dalam
suatu gerakan.
Jika tidak ada gerakannya,
katakan “Bagaimana Anda melihat roket
tersebut?”.
INQUIRY ISI (CONTENT)
• Biasanya tidak diperlukan karena umumnya
konsep yang dilihat oleh testi sudah cukup
jelas. Tetapi jika masih ragu-ragu, boleh
ditanyakan.
Contoh: jawaban kartu IV “makhluk tinggi besar”
Inquiry: “Apa yang Anda maksud dengan
makhluk?”.
Tahap Analogy &
Testing The Limits
Harry Theozard Fikri,
M.Psi., Psikolog
TAHAP ANALOGY

• Bersifat opsional, artinya boleh dilaksanakan, tetapi


boleh tidak dilaksanakan, tergantung pada kondisi
tes atau jawaban yang diberikan oleh subyek.
Tahap Analogy diberikan apabila:
• Ada “kartu kosong” atau kartu yang ditolak oleh
subyek (subyek tidak mau memberikan respon).
• Determinant/ lokasi tertentu muncul sangat sedikit/
hanya satu, padhal bercak mempunyai fasilitas
tersebut.
1. Lokasi W atau D hanya muncul 1 untuk 10
kartu.
2. Determinant gerakan M, FC / CF (jawaban
yang menggunakan kombinasi bentuk dan
warna), determinant shading (K, k atau c) hy
muncul satu.
3. Jawaban populer hanya muncul satu
• Tahap analogy diberikan apabila di antara
jawaban-jawaban yang diberikan oleh testi ada
satu determinant yang muncul, sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar dalam melakukan
Analogy.
• Kalau semua determinant tidak muncul (yang
ada dalam syarat-syarat), maka tidak bisa
dilakukan tahap analogy, tetapi harus
dilanjutkan dengan tahap testing the limits.
HAL-HAL YANG DILAKUKAN
DALAM TAHAP ANALOGY

• Pada saat menghadapi kondisi seperti di atas, tester


merasa belum yakin apakah testi menggunakan suatu
determinant pada suatu bercak.
• Maka tester harus mendapatkan keterangan yang
jelas dengan mengadakan follow-up terhadap
jawaban yang diberikan pada tahap inquiry.
• “Tester menanyakan kepada subyek apakah suatu
determinant yang telah digunakan pada jawaban
kartu sebelumnya juga digunakan pada kartu lain.”
• Pertanyaan yang diajukan pada tahap analogy sifatnya
membandingkan/ menganalogikan dengan jawaban testi
sendiri yang sudah diberikan pada kartu sebelumnya
(bukan jawaban orang lain).

• Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam


tahap analogy tidak boleh bersifat langsung dan
sugestif.
• Jawaban yang diberikan subyek dalam tahap
analogy masih dapat diskor secara kuantitatif
sebagai jawaban tambahan (additional).
SYARAT-SYARAT KARTU YANG
DAPAT DIPILIH UNTUK TAHAP
• ANALOGY
Mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang
mirip
• Merupakan kartu yang mempunyai jawaban
populer (jawaban populer digunakan untuk
melakukan analogy).
Misalnya:
Kartu III testi mengatakan:

“Dua orang manusia yang sedang mengangkat suatu


barang ”
(konsep gerakan jelas digunakan dalam jawaban).
Pada Kartu VII ternyata tidak ada unsur gerakan, sehingga
tester perlu menunjukkan kembali jawaban subyek pada
kartu III dengan membandingkan dengan kartu VII:
“Dua orang anak yang mengenakan pakaian seperti
kelinci. Pakaian itu tampak berbulu halus dan bentuk
telinganya panjang seperti kelinci “ (jawaban kartu VII)
Di sini (di kartu III) anda mengatakan sebagai
manusia yang sedang mengangkat sesuatu.
Bagaimana dengan dua anak manusia di sini ? (di
Kartu VII).

== > di sini kita melakukan analogy terhadap


determinant gerakan, karena hanya ada satu
determinant saja, yaitu di kartu III, sehingga untuk
kartu VII (tidak mempunyai determinant gerakan)
karena mempunyai ciri-ciri/ karakteristik mirip
dengan kartu VII serta mempunyai jawaban
populer “2 orang manusia yang melakukan suatu
aktivitas”, maka kartu III dapat digunakan untuk
melakukan analogy untuk kartu VII.
TAHAP TESTING THE LIMITS

Syarat-syarat tahap testing the limits:


• Tidak ada lokasi keseluruhan (W)/ sebagian besar (D).
• Tidak ada konsep manusia atau hewan yang sedang
bergerak (Skor M atau FM).
• Tidak ada jawaban yang mengkombinasikan antara
unsur bentuk dan warna (Skor FC).
• Tidak ada jawaban yang menggunakan shading (Skor c,
K atau k).
• Tidak ada jawaban populer.
• Dalam tahap testing the limits, tester sudah boleh
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
langsung dan sugestif.
• Meskipun begitu sebaiknya dimulai dulu dengan
pertanyaan yang sifatnya umum, baru ke
pertanyaan yang sifatnya spesifik.
• Hasil jawaban subyek dalam tahap testing the
limits tidak dapat dianalisis secara kuantitatif,
tetapi merupakan suatu bahan untuk interpretasi
• Tujuan dari tahap testing the limits adalah:
Ingin mengetahui apakah testi mempunyai
potensi untuk melihat konsep-konsep yang
spesifik tersebut atau tidak .
• Misalnya:
Kalau subyek tidak memberikan jawaban gerakan
manusia sama sekali (skor M) juga gerakan binatang
(skor FM), maka tester dapat

mengambil kartu lain yang mempunyai fasilitas


yang gerakan (diutamakan yang merupakan
jawaban populer) dan bertanya pada subyek:
“Apakah bagian ini tidak mengesankan sesuatu
bagi Anda?” (Pertanyaan yang sifatnya masih
umum). Kalau belum muncul jawaban juga, katakan
“Apakah salah kalau ada orang yang mengatakan
ini seperti dua orang yang sedang mengangkat
keranjang. Bagaimana menurut Anda?”
Kalau subyek masih belum mampu
memberikan jawaban, katakan “Apakah yang
dilakukan oleh orang dalam gambar ini?“.
(pertanyaan sudah bersifat spesifik).
Pertemuan 8:
SKORING
TES RORSCHACH
Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog
Tujuan Skoring
• Untuk mengelompokkan bahan dari hasil
tes Ro ke dalam aspek-aspek tertentu, agar
dapat diinterpretasi.
• Untuk mengubah jawaban yang masih
bersifat kualitatif menjadi kuantitatif.
• Sebagai sarana komunikasi antara ahli 1
dengan lainnya.
KATEGORI SKORING

• Location/ lokasi
-- > pada bagian mana dari bercak yang
digunakan subyek untuk memberikan
konsep jawaban.
• Determinant
-- > bagaimana konsep/ jawaban subyek
dilihat subyek, atau aspek apa yang
digunakan subyek untuk memberikan
jawabannya.
• Content
-- > apa isi jawaban subyek.
• Popular – Original
-- > apakah jawaban subyek merupakan
konsep yang sering dilihat oleh orang lain/
atau tidak?
• Form Level Rating (FLR)
-- > bagaimana ketepatan konsep tersebut
dengan bercaknya serta bagaimana
kualitasnya.
PEMBAGIAN SKOR
• SKOR UTAMA (MAIN SCORE)
• SKOR TAMBAHAN (ADDITIONAL
SCORE).
SKOR UTAMA
(MAIN (SCORE)
-- > skor untuk semua jawaban utama (jawaban
yang diberikan pada tahap PP)
SKOR TAMBAHAN

Yang termasuk jawaban tambahan:


• Jawaban tambahan (additional response),
yaitu jawaban yang muncul pada waktu
tahap inquiry/analogi.
• Jawaban yang muncul pada waktu PP tetapi
ditolak pada waktu inquiry.
• Jawaban yang mempunyai elaborasi cukup
baik, yang selain mempunyai skor utama
juga mempunyai skor tambahan
SKORING LOKASI

• Skoring lokasi didasarkan pada bagian


bercak yang digunakan subyek untuk
memberikan jawaban.
• Jawaban Whole
• Jawaban Large Usual Detail
• Jawaban Small Usual Detail
• Jawaban Space
JAWABAN WHOLE
• Jawaban whole dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Skor W (Whole)
2. Skor W-Cut (Whole Cut)
3. Skor DW (Confabulatory Whole)
SKOR W (WHOLE)

• Skor ini diberikan bila subyek menggunakan


seluruh bagian bercak untuk memberikan
jawabannya.
SKOR W-CUT

• Skor ini diberikan bila subyek menggunakan


paling sedikit dua pertiga bagian dari bercak
untuk memberikan jawabannya.
• Ada sedikit bagian dari bercak yang
dihilangkan karena tidak sesuai dengan
konsep jawaban.
SKOR W-CUT = W - d
SKOR DW

• Skor DW diberikan bila subyek menggunakan


suatu detail (suatu bagian dari bercak) yang
kemudian digeneralisasikan pada seluruh
bercak.
SKOR LARGE USUAL DETAIL (SKOR
D)
• Skor D diberikan apabila subyek menggunakan
bagian bercak yang besar yang sudah biasa
digunakan oleh orang lain.
JAWABAN SMALL USUAL DETAIL
(SKOR d)
• Skor d diberikan apabila subyek menggunakan
bercak yang berukuran relatif kecil, tetapi
mudah dilihat dengan adanya color, shading
atau space.
• Untuk menentukan skor d dapat digunakan
tabel lokasi yang ada dalam buku skoring tes
ro.
JAWABAN WHITE SPACE (SKOR S)

• Diberikan bila subyek membalik


penggunaan “figure” dan “ground”,
sehingga bagian putih justru digunakan
sebagai landasan untuk memberikan
jawaban.
• Kadang-kadang bagian putih dijadikan
sebagai jawaban utamanya, tetapi kadang-
kadang hanya sebagai tambahan saja.
-- > skor s untuk jawaban tambahan (Add)
JAWABAN UN-USUAL DETAIL
(SKOR Dd)
• Jawaban un-usual detail adalah jawaban
yang bukan merupakan jawaban W
(Whole), jawaban large usual detail (D),
small usual detail (d) maupun bukan pula
merupakan jawaban Space (S).
• Dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Tiny detail (dd)
2. Edge detail (de)
3. Inner detail (di)
4. Rare detail (dr)
TINY DETAIL (dd)
• Diberikan pada jawaban yang menggunakan
lokasi yang kecil sekali, tetapi masih bisa
dibedakan dengan adanya color, shading atau
space.
• Skor dd bisa dilihat di tabel lokasi.
EDGE DETAIL (de)
• Digunakan untuk jawaban yang menggunakan
lokasi bagian luar sisi bercak.
RARE DETAIL (dr)

• Diberikan pada jawaban yang lokasinya


tidak biasa digunakan oleh orang lain.
• Lokasi ini tidak dapat digolongkan dalam dd,
de atau di dan juga tidak dapat digolongkan
dalam d, D atau W.
• Lokasi untuk skor dr tidak selalu merupakan
bagian bercak yang ukurannya kecil, namun
kadang-kadang juga besar.
SKOR LOKASI JAMAK
(MULTIPLR LOCATION SCORE)

• Ada kemungkinan subyek menggunakan


lebih dari satu lokasi dalam memberikan
jawaban atau mungkin menggunakan
beberapa lokasi, kemudian digabungkan ke
dalam satu jawaban.
• Kalau sebuah konsep meliputi sejumlah ide
yang independent (berdiri sendiri) atau semi
independent, yang diberikan pada waktu
tahap performance proper atau inquiry,
tetapi penggabungannya menjadi satu
jawaban tersebut tidak terlalu kuat.
Dalam hal ini masing-masing ide
mendapatkan skor sendiri-sendiri,
sedangkan unsur organisasinya ditunjukkan
dengan tanda kurung kurawal.
• Kalau satu ide utama menggunakan dua
lokasi.
• Kalau di samping menggunakan daerah
tertentu, subyek secara tidak lengkap juga
menggunakan daerah lain untuk
melengkapi jawaban atau ide utamanya.
• Kalau ada dua atau lebih konsep yang semi
independent digabungkan secara kurang
ketat dan penggabungannya ini
menggunakan daerah bercak.
• Kalau elaborasi terhadap konsep utama
yang diajukan cukup berbobot, maka
diberi skor tambahan.
Pertemuan 9:
SKORING DETERMINANT

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


• Jawaban subyek diklasifikasikan berdasarkan
“bagaimana (how) subyek melihat bercak
tersebut”
• Berkaitan dengan skoring determinant,
jawaban subyek dapat diklasifikasikan menjadi
3 macam, yaitu:
1. Jawaban definite
2. Jawaban semi definite
3. Jawaban indefinit
JAWABAN DEFINITE
• Konsep jawaban yang mempunyai bentuk
yang pasti dan jelas serta tidak mungkin
berubah-ubah.
• Ex : kelelawar, harimau, pulau kalimantan
• Skoring determinant untuk jawaban yang
definite ditandai dengan F di depan.
ex : FM untuk gerakan hewan
JAWABAN SEMI DEFINITE
• Konsep jawaban yang mempunyai bentuk
yang kurang pasti dan kurang jelas.
• Bentuk benda kemungkinan dapat berubah
sesuai dengan tempat dan kondisi
lingkungan serta variasi jawaban sangat
banyak sekali.
• Ex : awan mendung, asap, batu karang
• Skoring determinant untuk jwbn semi
definite ditandai dengan huruf F di belakang.
• Ex : CF untuk kembang api berwarna-warni
JAWABAN INDEFINITE
• Konsep jawaban yang sama sekali tidak
mempunyai bentuk yang pasti/ bentuknya
abstrak.
• Ex: perasaan kacau balau, suatu kegelapan.
• Skoring determinant untuk jawaban indefinite
ditandai dengan skoring yang tidak ada huruf
F-nya.
• Ex : skor m untuk perasaan kacau balau
MACAM-MACAM
SKORING DETERMINANT
• Form (bentuk)
• Movement (gerakan)
• Shading (perbedaan gelap terang)
• Color (warna)
SIMBOL-SIMBOL
SKORING DETERMINANT
• F untuk jawaban yang mengndung unsur bentuk
saja.
• M, FM, Fm, mF dan m untuk jawaban-jawaban
yang mengandung unsur gerakan (movement).
• Fc, cF, c untuk jawaban yang menggunakan
shading sebagai kualitas perabaan.
• FK, KF, K untuk jawaban yang menggunakan
shading untuk kesan kedalaman (diffuse).
• Fk, kF, k untuk jawaban yang menggunakan
shading sebagai bentuk tiga dimensi yang
sudah diproyeksikan dalam bentuk dua
dimensi.
• FC, CF, C untuk jawaban yang menggunakan
warna-warna (color) selain hitam dan putih.
• FC’, C’F, C’ untuk jawaban yang
menggunakan warna hitam, putih dan abu-
abu.
UNSUR BENTUK (FORM)
• Skor untuk unsur bentuk adalah: F
• Skor diberikan kepada:
1. jawaban yang hanya didasarkan pada
bentuk saja.
2. jawaban yang determinantnya tidak ada
atau tidak jelas disebutkan.
UNSUR GERAKAN (MOVEMENT)

• Suatu jawaban mengandung unsur movement


(gerakan) apabila pada bercak yang stastis
subyek mampu melihat suatu aksi, ekspresi,
postur atau kehidupan.
• Skor gerakan juga diberikan apabila subyek
memproyeksikan pada bercak itu suatu
kekuatan abstrak, gerakan alamiah atau
gerakan mekanis.
PEMBAGIAN JAWABAN GERAKAN
• Gerakan manusia, dengan simbol skor M
• Gerakan binatang dengan simbol skor FM
• Gerakan in-animate (gerakan mekanis dan
alamiah) dengan simbol skor m.
• Gerakan manusia dan binatang sering
disebut dengan gerakan “animate”, yaitu
gerakan makhluk hidup.
• Gerakan in-animate merupakan gerakan dari
benda mati.
GERAKAN MANUSIA (M)
• Jawaban yang mengandung konsep manusia
sedang melakukan suatu tindakan (aksi). Atau
gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam
keadaan hidup (nyata).
• Gerakan sebagian dari tubuh manusia.
• Gerakan manusia yang digambarkan sebagai
karikatur, gambar, lukisan atau patung.
Manusia tersebut tidak dapat hidup di alam
nyata.
• Jawaban yang mengandung konsep manusia,
baik nyataa atau tidak (lukisan, patung) yang
tampak dalam suatu postur (sikap) yang
menunjukkan adanya suatu kehidupan.
• Jawaban yang mengandung konsep gerakan
menyerupai manusia yang dilakukan oleh
binatang yang tidak terlatih.
• Jawaban wajah manusia yang mengandung
suatu ekspresi.
GERAKAN BINATANG (FM)
• Jawaban yang mengandung konsep
binatang sedang melakukan tindakan/ aksi.
• Gerakan binatang yang digambarkan
sebagai karikatur, lukisan, patung.
• Gerakan sebagian tubuh binatang, baik yang
nyata maupun yang berupa karikatur,
lukisan atau patung.
• Gerakan dari binatang yang dilatih untuk
melakukan gerakan seperti manusia.
• Binatang dalam sikap seperti kehidupan
yang sebenarnya.
GERAKAN MEKANIS / ALAMIAH
(Fm)
• Obyek yang bergerak yang mempuyai bentuk
definite.
• Konsep yang mengandung kekuatan abstrak di
luar manusia atau binatang yang berpengaruh
pada mereka sehingga tidak berdaya.
• Jawaban-jawaban yang mengandung unsur
kekuatan phallik dan disertai dengan simbol
phallik tersebut.
• Jawaban figur manusia, muka binatang/topeng
yang menakutkan, mengerikan yang mengancam.
Dalam hal ini ekspresi wajah tersebut merupakan
simbol dari kekuatan abstrak.
• Jawaban bagian tubuh manusia yang digunakan
secara abstrak/simbolis. Bukan merupakan suatu
bagian dari tubuh manusia yang sedang bergerak.
• Jawaban yang secara jelas menyebutkan adanya
suatu tarikan/gaya gravitasi, dengan bentuk yang
definite. Yang paling sering adalah jawaban “kulit
kambing yang direntangkan” , “binatang” atau
“orang yg jatuh”.
SKOR mF
• Skor mF diberikan pada suatu obyek yang
sedang bergerak, tetapi bentuknya semi
definite.
• Contoh: air terjun, asap yang mengepul,
darah yang menetes dsb.
SKOR m
• Skor m diberikan pada jawaban yang tidak
mempunyai bentuk namun hanya
menggambarkan suatu gerakan/kekuatan
abstrak.
• Skor m diberikan pada jawaban yang
mengandung unsur kekuatan abstrak, mistik,
spiritual.
Contoh: “setan-setan sedang bergerak”,
“kematian”, “suasana kacau balau”.
UNSUR SHADING
(GELAP TERANG)
• Suatu respon dikatakan menggunakan shading
apabila menggunakan kesan adanya
perbedaan gelap-terang warna bercak atau
tebal-tipisnya.
• Biasanya dikenakan pada kartu yang
akromatik, tetapi juga mungkin digunakan
pada kartu yang kromatik.
PEMBAGIAN SHADING
• Shading yang ditangkap sebagai kesan
permukaan (surface) atau texture. Biasanya
disertai dengan kualitas perabaan, spt halus,
kasar, bergelombang, dsb.
Skor yang diberikan adalah : Fc, cF atau c.
• Shading yang ditangkap sebagai kesan tiga
dimensi/kedalaman, baik dalam arti
pemandangan (vista) dengan skor FK maupun
kesan menyebar (diffuse) dengan skor KF/K.
• Shading yang ditangkap sebagai suatu kesan
tiga dimensi yang sudah diproyeksikan dalam
bentuk dua dimensi.
Skor yang diberikan adalah Fk, kF atau k.
TEXTURE
SKOR Fc
• Jawaban yang mempunyai kualitas perabaan,
seperti halus, kasar, keras, efek pahatan dan
sebagainya yang bentuknya definite.
• jawaban yang mengesankan suatu
transparansi.
• jawaban yang mengesankan sesuatu yang
berkilau.
• jawaban yang mengesankan sesuatu yang
bulat.
SKOR cF
• Skor cF diberikan pada jawaban yang
mengandung kesan permukaan, tetapi
bentuk bendanya semi definite.

SKOR c
• Skor c diberikan pada jawaban yang
mengandung unsur permukaan, tetapi tidak
memperhatikan bentuk sama sekali
(indefinite).
DEPTH OR VISTA
SKOR FK
• Jawaban yang mengandung konsep
pemandangan yang dilihat secara horisontal.
Shading di sini menunjukkan suatu
kedalaman.
• Jawaban yang menunjukkan adanya suatu
refleksi.
• Jawaban pemandangan yang dilihat secara
vertikal/dilihat dari atas. Shading yang
mengesankan suatu bentuk tiga dimensi.
• jawaban suatu jalan masuk dari atau ke
sebuah gua.
• jawaban yang mengandung kesan suatu
benda yang dilihat dalam suatu perspektif.
• jawaban foto yang diambil dari udara.
SKOR K
• jawaban diffuse yang menunjukkan kesan
kedalaman tetapi tidak mempunyai bentuk
yang jelas.
• jawaban yang mengandung kesan kegelapan
suatu ruangan.
• jawaban sinar yang mengesankan bahwa
sinar tersebut memancar dari sesuatu. Ada
kesan kedalaman.
JAWABAN DUA DIMENSI
(SKOR Fk, kF dan k)

• jawaban yang mengandung unsur tiga


dimensi yang diproyeksikan dalam bentuk
dua dimensi, diberi skor Fk apabila
bentuknya definite.
• jawaban yang mengandung unsur tiga
dimensi yang diproyeksikan dalam bentuk
dua dimensi, diberi skor kF apabila
bentuknya semi definite.
• jawaban yang mengandung unsur tiga
dimensi yang diproyeksikan dalam bentuk
dua dimensi, diberi skor k apabila bentuknya
indefinite.
jawaban yang diberi skor Fk, kF dan k pd
umumnya:
• jawaban peta topografis
• jawaban foto maupun foto hasil sinar-X
UNSUR WARNA
-- > Suatu jawaban diberi skor warna apabila
subyek menggunakan warna dari bercak
sebagai dasar untuk memberikan jawaban.
Unsur warna dapat dibagi menjadi:
• Warna kromatis (Skor FC, CF dan C dengan
beberapa variasinya).
• Warna akromatis (Skor FC’, C’F dan C”)
WARNA KROMATIS
== > Suatu jawaban disebut menggunakan
warna kromatis apabila menggunakan warna
selain hitam dan putih.
== > Skor yang diberikan untuk jawaban ini
adalah FC, CF dan C dengan beberapa
variasinya.
SKOR FC
== > Skor ini diberikan pada suatu jawaban yang
konsepnya menggabungkan antara warna dan
bentuk.
Syarat-syarat jawaban bisa diskor FC adalah:
• Obyek harus mempunyai bentuk yang pasti
(definite)
• Konsep harus menggunakan warna secara jelas
• Warna yang digunakan harus warna yang
alamiah (natural).
SKOR F  C (Forced FC)
== > diberikan unutk jawaban yang obyeknya
mempunyai bentuk yang pasti (definite),
tetapi warnanya bukan alamiah.
== > subyek terkesan memaksakan penggunaan
warna dalam jawabannya.
SKOR F/C (Arbitrary FC)
== > Diberikan apabila warna dalam jawaban
tersebut digunakan hanya untuk membedakan
bagian-bagian dari obyek yang bentuknya
definite.
== > Pada umumnya skor ini diberikan untuk
jawaban yang konsepnya adalah peta yang
berwarna dan gambar-gambar medis.
SKOR FC-sym (FC Symbolic)
== > Diberikan pada jawaban yang bentuknya
definite tetapi warna digunakan secara
simbolik.

SKOR CF
== > Diberikan apabila subyek
mengkombinasikan warna dengan bentuk
benda yang semi definite.
SKOR C F (Forced CF)
== > Diberikan pada jawaban subyek yang
memaksakan penggunaan warna pada obyek
yang bentuknya semi definite.

SKOR C/F (Arbitrary CF)


== > Diberikan apabila warna dalam jawaban
tersebut hanya digunakan untuk membedakan
bagian-bagian dari obyek yang bentuknya semi
definite.
SKOR CF-sym
== > Diberikan pada jawaban yang bentuk
bendanya semi definite dan digabungkan
dengan warna, tetapi jawaban tersebut
digunakan secara simbolik.

SKOR C (Crude color)


== > Diberikan untuk jawaban yang menggunakan
warna alamiah suatu benda secara stereotipik.
(merah utk darah, biru utk langit)
SKOR C-n (Color naming)
== > Diberikan apabila subyek hanya
menyebutkan warna-warnanya saja dalam
memberikan jawaban.

Skor C-des (color description)


== > Diberikan apabila subyek tidak hanya
menyebutkan warna-warnanya saja, tetapi
juga berusaha untuk mendeskripsikannya.
SKOR C-sym (Color symbolic)
== > Diberikan apabila warna-warna digunakan
sebagai suatu gambaran yang simbolis dari ide
yang abstrak, seperti rasa kegembiraan,
kejahatan, kedamaian, dsb.
WARNA AKROMATIS
(SKOR FC’, C’F DAN C’)
== > jawaban warna akromatis adalah jawaban
yang menggunakan warna hitam, putih atau
abu-abu.
SKOR FC’
-- > diberikan pada jawaban/ benda yang
mempunyai bentuk definite dan dikombinasikan
dengan warna hitam, putih dan abu-abu.

SKOR C’F
== > Diberikan pada jawaban yang
mengkombinasikan unsur warna dengan bentuk,
tetapi bentuk obyek tersebut semi definite.
SKOR C’
== > Diberikan pada jawaban dengan bentuk
obyek indefinite, yang menggunakan warna
hitam, putih dan abu-abu.
ATURAN PRESEDENSI
DALAM SKORING DETERMINANT
== > Dalam suatu jawaban sering dijumpai subyek
tidak hanya menggunakan satu jenis
determinant saja, tetapi menggunakan lebih dari
satu determinant.
== > Perlu ada aturan untuk menentukan mana
skoring determinant yang harus didahulukan.
Presedensi
== > aturan-aturan penulisan skoring determinant
• Determinant yang didahulukan adalah
determinant yang paling banyak mendapatkan
penekanan. Hal tersebut dapat dilihat dari
elaborasi atau deskripsi yang diberikan
oleh subyek.
• Determinant yang disebutkan atau muncul pada
tahap PP lebih diutamakan daripada jawaban
yang muncul pada tahap inquiry.
• Bila pada waktu tahap PP muncul dua
determinant yang sama-sama penting atau
kedua determinant tersebut muncul pada tahap
inquiry, maka aturannya adalah sebagai berikut:
• Gerakan manusia (skor M) harus didahulukan,
kecuali kalau skor diberikan dengan sangat
sukar atau hanya disebutkan sepintas saja,
maka diberikan skor additional.
• Kalau tidak ada gerakan manusia, harus
didahulukan jawaban-jawaban warna (SKOR FC,
CF, C, FC’, C’F, C’).
• Sesudah kedua hal tersebut di atas, presedensi
diberikanpada jawaban texture yang
differenciated (Fc’).
Pertemuan 10:
SKORING CONTENT

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


SKORING CONTENT

== > skoring content berhubungan dengan isi dari


jawaban subyek.
• H atau Human Figure
 jawaban manusia secara utuh dan nyata.
• (H) atau Human Like, yaitu jawaban manusia
dalam lukisan, patung, karikatur atau benda-
benda mitologis yang jauh dari realitas.
• Hd {Human Detail}, yaitu bagian tubuh manusia yang
hidup secara nyata.
• (Hd) {Human Detail Like}, yaitu bagian tubuh manusia
dalam lukisan, patung, karikatur/bentuk-bentuk
mitologis.
• AH {Animal Human}, yaitu makhluk yang badannya
sebagian manusia dan sebagian binatang.
• H-Obj {Human Object}, yaitu objek-objek yang sangat
dekat dengan manusia.
• H-At {Human Anatomy}, yaitu konsep-konsep yang
berhubungan dengan anatomi manusia, kec organ
seks.
• Sex, yaitu organ-organ seksual/ yang berhubungan
dengan aktivitas seksual.
• A {Animal}, yaitu jawaban hewan secara utuh dan
nyata.
• (A) {Animal like), yaitu hewan-hewan dalam lukisan,
gambar, karikatur/hewan mitologis yang jauh dari
realitas/ yang bertingkah laku seperti manusia.
• Ad {Animal detail}, yaitu bagian tubuh binatang yang
nyata (riil).
• (Ad) {Animal detail like}, yaitu bagian tubuh binatang
dalam lukisan, patung karikatur/ yang jauh dari
realitas.
• A-At {Animal Anatomy}, yaitu konsep-konsep
yang berhungan dengan anatomi hewan.
• A-Obj {Animal Object}, yaitu objek yang berasal
dari binatang atau yang berhubungan dengan
tubuh binatang. Objek ini berfungsi sebagai
dekorasi atau untuk kegunaan praktis. Termasuk
disini adalah bulu binatang, kulit binatang yang
dikeringkan, dll.
• Food, yaitu bagian-bagian hewan, buah-buahan
atau sayuran yang dimakan (yang bukan tergolong
dalam A-obj atau Plant).
• N {natural}, yaitu konsep-konsep alami, seperti
pemandangan alam, termasuk sungai, danau,
matahari, gunung, jika semuanya merupakan
bagian dari pemandangan.
• Geo {geographical}, yaitu konsep-konsep
geografis, seperti peta. Pulau, danau, sungai,
yang bukan merupakan bagian dr pemandangan.
• Pl {Plant}, yaitu berbagai macam tanaman atau
bagian-bagian dari tanaman (batang, ranting,
akar).
• Bot {Botany}, yaitu tanaman atau bagian dari
tanaman yang dilihat sebagai gambar botani.
• Obj {objek}, yaitu objek yang dibuat oleh
manusia, kecuali patung yang diskor (H) atau
hiasan yg berbentuk binatang yang diskor (A).
• Arch {architecture}, yaitu konsep-konsep
arsitektur, seperti rumah, jembatan, gereja,
cerobong pabrik, dsb.
• Art , yaitu konsep-konsep seperti design, lukisan,
gambar dimana yang dilukis tidak mempunyai isi
khusus. Kalau lukisannya manusia maka skornya
(H), lukisannya binatang skornya (A).
• Abs {abstract}, yaitu konsep-konsep abstrak
yang tidak mempunyai isi khusus, seperti suatu
kekuatan, perdamaian, suasana yang
berantakan, menakutkan dsb.
SKORING ORIGINAL
Skoring original diberikan pada:
== > jawaban pada suatu bercak tinta yang
hanya muncul sekali di antara seratus
jawaban.
Jawaban original yang tidak sesuai dengan
bentuk bercak
== > skoringnya original minus (-)
Cara mengetahui jawaban original
== > dibutuhkan pengalaman dalam penggunaan
tes rorschach pada berbagai macam subjek
atau dengan secara intensif mempelajari
protokol hasil tes rorschach yang sudah
dipublikasikan.
Para pemula
== > disarankan untuk tidak memberikan
penyekoran pada aspek original.
SKORING POPULAR

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


SKORING POPULAR
Jawaban popular
== > jawaban yang sering muncul atau diberikan
oleh banyak subyek pada suatu lokasi bercak
tertentu.
Jawaban popular menurut Klopfer
== > jawaban yang muncul paling sedikit 1 dari 3
protokol.
Jawaban popular menurut ahli lain
== > jawaban yang muncul 1 di antara 6 protokol.
JAWABAN POPULAR DALAM SETIAP
KARTU
• KARTU 1
- Lokasi W atau W-cut
Respon popularnya: makhluk yang mempunyai tubuh
di tengah dan sayap di sampingnya.
- Lokasi D
- Respon Populernya : Topeng
• KARTU 2
- Lokasi D, yaitu bercak yg berwarna hitam
Respon popular: anjing, beruang, kelinci,
kerbau/bagian-bagian tubuh dari binatang tersebut.
- Kadang-kadang kualitas permukaan kulit
juga digunakan.
- Lokasi W
Respon: dua orang manusia yang sedang
melakukan aktivitas.
- Lokasi W atau D3
Respon: dua binatang dengan aktivitas.
• KARTU III
- Lokasi W-cut atau bagian hitam saja
Respon: dua orang sedang melakukan
aktivitas.
- Lokasi D1
Respon: kupu-kupu/ sejenisnya.
- Lokasi W-cut
Respon: manusia/ binatang yang berpakaian
seperti manusia yang sedang melakukan
suatu aktivitas.
• KARTU IV
- Lokasi W
Respon: makhluk yang menakutkan,
misalnya monster, raksasa, kingkong, hantu,
dsb.
• KARTU V
- Lokasi W atau W-cut
Respon: kelelawar sedang terbang
- Lokasi W
Respon: kupu-kupu
- Lokasi W atau W-cut
Respon: makhluk yang bersayap dengan
tubuh ditengah dan sayap di sisinya.
• KARTU VI
- Lokasi W
Respon: kulit seekor binatang dengan
shadingnya memberi kesan berbulu. Kalau
shading ditolak maka merupakan
kecenderungan popular saja (skor --- > P).
• KARTU VII
- Lokasi W atau D3 atau D4
Respon: dua orang wanita dengan aktivitas
- Lokasi D4
Respon: kelinci, anjing atau sejenisnya.
• KARTU VIII
- Lokasi D, yaitu bercak berwarna jambon
Respon: binatang yang berkaki empat
dalam berbagai gerak.
- Lokasi D1
Respon: binatang buas dengan aktivitas
• KARTU X
- Lokasi D, yaitu bercak yang berwarna biru
Respon: binatang berkaki banyak, seperti
laba-laba atau kepiting.
- Lokasi D, yaitu bagian bercak yang berwarna
hijau di tengah, bagian hijau muda boleh
digunakan boleh juga tidak.
Respon: binatang yang mempunyai tubuh
memanjang dan berwarna hijau, seperti ulat
atau ular hijau. Unsur warna harus digunakan
dalam jawaban.
- Lokasi D, yaitu bagian bercak yang berwarna
hijau muda (bercaknya kecil).
Respon: binatang yang mempunyai telinga
panjang atau bertanduk, seperti kelinci,
keledai, kambing dsb.
- Lokasi D1
Respon: binatang berkaki banyak.
Pertemuan 12:
SKORING FLR

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


SKORING FLR
(FORM LEVEL RATING)
Alasan diperlukannya skoring FLR:
• Ada subyek yang memberikan jawaban dengan
mencocokkan bentuk bercak ada yang tidak.
• Perbedaan kemampuan subyek dalam
memberikan spesifikasi/ elaborasi.
• Perbedaan kemampuan testi dalam
mengorganisasikan bagian-bagian bercak
manjadi suatu konsep yang utuh dan mempunyai
arti.
• Perbedaan mutu atau kualitas jawaban testi.
Hal-hal yang menentukan perbedaan mutu
atau kualitas jawaban testi:
• Ketepatan (akurasi)
• Kekhususan (spesifikasi)
• Pengorganisasian (organisasi)
KETEPATAN (AKURASI)
Ketepatan suatu jawaban dinilai dengan
mencocokkan antara konsep yang dibuat
oleh subyek dengan bercak yang ada.
Pembagian jawaban subyek berdasarkan
ketepatan antara konsep yang dibuat subyek
dengan bercak yanga ada:
 Jawaban yang akurat dan definit
 Jawaban yang akurat dan semi definite
 Jawaban yang akurat dan indefinite
 Jawaban yang tidak akurat
JAWABAN YANG AKURAT
DAN DEFINITE
Jawaban yang cocok atau sesuai dengan
daerah bercak yang dijadikan sebagai dasar
untuk memberikan jawaban dan konsep
jawaban tersebut mempunyai bentuk yang
definite (pasti).
JAWABAN YANG AKURAT
DAN SEMI DEFINITE
== > jawaban yang cocok dengan bercak, tetapi
bentuknya semi definite.
JAWABAN YANG AKURAT
DAN INDEFINITE
== > jawaban yang sesuai dengan bercak tetapi
tidak mempunyai bentuk sama sekali.
JAWABAN YANG TIDAK AKURAT

== > jawaban yang bentuk konsepnya definite


tetapi tidak cocok dengan bentuk dari bercak.
== > hal ini terjadi karena subyek tidak berusaha
mencocokkan jawabannya dengan bentuk
bercak yang ada atau mungkin dia sudah
berusaha untuk mencocokkan tetapi tidak
berhasil.
KEKHUSUSAN (SPESIFIKASI)
== > suatu jawaban disebut mempunyai
spesifikasi apabila jawaban tersebut diberi
penjelasan (elaborasi) atau deskripsi yang
khas.
MACAM-MACAM SPESIFIKASI
• Spesifikasi yang konstruktif
a. Spesifikasi bentuk
b. Spesifikasi gerakan
c. Spesifikasi shading
d. Spesifikasi warna
• Spesifikasi yang tidak relevan
• Spesifikasi yang destruktif
SPESIFIKASI YANG KONSTRUKTIF

== > penjelasan/ elaborasi yang khas yang


diberikan pada suatu jawaban dan didukung
dengan struktur bercak.
== > semakin banyak spesifikasi konstruktif
yang diberikan subyek maka jawaban itu
mempunyai mutu yang semakin baik.
(subyek mempunyai kemampuan persepsi
yang terinci dengan baik).
• Spesifikasi bentuk
== > spesifikasi yang cocok dengan outline
dari bercak.
• Spesifikasi gerakan
== > spesifikasi yang mengandung unsur
gerakan dengan didukung oleh struktur
bercak.
== > spesifikasi ini diberikan pada obyek yang
definite.
==> kalau bentuk jawaban semi definite/
indefinite (skor mf/m) maka spesifikasi
gerakan itu tidak dianggap sebagai
spesifikasi yang konstruktif.
• Spesifikasi shading
== > spesifikasi yang mengandung unsur
shading yang didukung oleh struktur bercak
dan diberikan pada bentuk yang definite.
== > spesifikasi shading dianggap konstruktif
bila spesifikasi merupakan komponen yang
esensial dari jawaban.
• Spesifikasi warna
== > spesifikasi yang mengandung unsur
warna yang didukung oleh struktur bercak dan
diberikan pada jawaban yang bentuknya
definite.
== > spesifikasi shading dianggap konstruktif
bila spesifikasi merupakan komponen yang
esensial dari jawaban.
SPESIFIKASI
YANG TIDAK RELEVAN
== > merupakan verbalisasi subyek untuk
menjelaskan jawaban yang tidak didukung
oleh struktur bercak.
== > spesifikasi yang tidak relevan ini tidak
memperbaiki dan mengurangi mutu atau
kualitas jawaban subyek.
Macam-macam Spesifikasi
yang Tidak Relevan
• Spesifikasi yang sudah termasuk dalam
spesifikasi sebelumnya.
• Spesifikasi yang menunjuk pada determinant
(shading dan warna) yang tidak esensial
untuk jawaban tersebut.
• Spesifikasi yang diberikan pada jawaban
yang semi definite maupun indefinite.
• Spesifikasi yang hanya merupakan
verbalisasi jawaban atau refleksi dari pikiran
dan perasaan subyek, atau hanya deskripsi
dari bentuk, shading dan warna dari bercak.
SPESIFIKASI YANG DESTRUKTIF
== > Merupakan spesifikasi yang melemahkan
atau bahkan merusak jawaban yang sudah
diberikan.
ORGANISASI

== > Merupakan cara subyek untuk mengatur


bagian-bagian dari bercak ke dalam satu
konsep yang utuh dan mempunyai arti.
Macam-macam organisasi:
• Organisasi yang memperbaiki konsep
jawaban
• Organisasi yang melemahkan jawaban
CARA PENYEKORAN FLR

Langkah-langkahnya:
• Menentukan basal rating
==> berdasarkan ketepatan antara bentuk
bercak dengan jawaban subyek.
• Menganalisa jawaban subyek apakah ada:
a. Penambahan nilai untuk spesifikasi/
organisasi.
b. Pengurangan nilai
MENENTUKAN BASAL RATING
== > Basal Rating merupakan nilai pokok yang
diberikan untuk suatu respon dengan
memperhatikan kecocokan (akurasi) jawaban
subyek dengan bercak.
== > Dalam menentukan basal rating spesifi
kasi/ organisasi tidak diperhatikan.
== > Nilai basal rating berkisar antara:
+1,5, + 1,0, +0,5, 0, -1,0, -1,5 dan -2,0
BASAL RATING +1,5
 Diberikan untuk jawaban yang akurat dan
definite
• Figur manusia (secara utuh)
Harus ada bagian yang panjang sebagai tubuh,
bagian sebagai kepala, tangan dan kaki.
Proporsi harus diperhatikan.
• Profil manusia (human profile)
Ada 4 karakteristik tetapi bila disebutkan 3
saja sudah cukup, yaitu: dahi, hidung, mulut,
dagu. Proporsi juga harus diperhatikan.
• Figur binatang yang spesifik
Yaitu binatang yang mempunyai bentuk yang
khas dari jenisnya.
BASAL RATING +1,0
• Diberikan untuk jawaban yang bentuknya
definite dan cocok dengan bercak (akurat).
• Pada umumnya diberikan pada jawaban
yang skornya diawali dengan F.
• Diberikan untuk semua jawaban populer
BASAL RATING +0,5

== > Diberikan pada jawaban yang bentuknya


semi definite, sehingga hampir semua
jawaban yang skornya F-nya di belakang,
mendapatkan basal rating +0,5.
BASAL RATING 0,0

== > Diberikan pada jawaban yang bentuknya


indefinite atau tidak memperhatikan bentuk
sama sekali.
== > Diberikan pada jawaban yang skornya
tidak ada F-nya.
BASAL RATING – 1,0
== > Diberikan pada jawaban yang tidak akurat,
yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan
bentuk dari bercak.
BASAL RATING – 1,5
== > Diberikan pada jawaban konfabulasi, yaitu
jawaban yang mempunyai skor DW atau dW,
yaitu apabila subyek berusaha
menggeneralisasikan jawaban pada seluruh
bercak dengan hanya melihat sebagian detil
bagian bercak saja.
BASAL RATING –2,0
== > Diberikan pada jawaban perseverasi, yaitu
apabila subyek memberikan jawaban dengan
mengulang jawaban yang sudah diberikan
seenaknya saja, tanpa memperhatikan bentuk
bercak sama sekali.
PENAMBAHAN NILAI

• Penambahan nilai kita berikan untuk


subyek yang memberikan spesifikasi, yang
konstruktif, baik spesifikasi bentuk,
gerakan, warna atau shading.
• Penambahan nilai kita berikan untuk
subyek yang melakukan organisasi yang
mempunyai arti.
• Penambahan nilai diberikan setiap
kelipatan + 0,5.
• Penambahan nilai untuk spesifikasi dapat
diberikan beberapa kali (lebih dari satu kali).
• Penambahan nilai untuk organisasi hanya
dapat diberikan sekali saja.
• Jawaban yang dapat diberikan penambahan
nilai adalah jawaban yang mendapatkan
basal rating +1,0 / +1,5.
• Kadang-kadang jawaban yang mendapat
basal rating +0,5 dan 0,0 bisa mendapatkan
penambahan nilai, meskipun jarang sekali.
• Jawaban yang mendapatkan basal rating
negatif (-), tidak bisa mendapatkan
tambahan nilai, meskipun ada spesifikasi
yang konstruktif.
PENGURANGAN NILAI
• Pengurangan nilai diberikan apabila suatu
jawaban yang mendapat basal rating positif,
tetapi ada spesifikasi yang melemahkan
konsep tersebut atau ada organisasi yang
merusaknya.
• Bila basal ratingnya +1,5, maka nilai
dikurangi 0,5.
• Bila basal ratingnya +1,0 kalau ada spesifikasi
yang merusak maka nilai langsung turun
menjadi –0,5.
• Bila basal rating +0,5 atau 0,0 biasanya tidak
bisa dikurangi nilainya.
• Idem untuk basal rating yang minus.
Pertemuan 13:
TABULASI DAN
ANALISA KUANTITATIF

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


TABULASI
• Bahan yang dibutuhkan untuk tabulasi:
Lembar Tabulasi (tabulation sheet)
LANGKAH-LANGKAH TABULASI

• Memindahkan skor yang ada di lembar skoring


(lembar PP) ke dalam kolom yang telah
disediakan dalam lembar tabulasi.
• Cara memindahkan satu kartu demi satu kartu.
• Skor main/ additional diletakkan dalam kolom
yang terpisah.
• Setelah itu ditotal masing-masing kategori
skoring.
• Untuk mengetahui ketepatan tabulasi, bisa
diteliti dengan melihat skor total yang main
pada lokasi, determinant dan content.
• Kalau jumlah main totalnya sama, berarti
tabulasi tersebut sudah benar.
• Untuk total additionalnya tidak sama.
• Perlu diperhatikan bahwa ada beberapa
skor yang digabungkan dalam kolom.
PENGGABUNGAN SKOR TABULASI
SKOR LOKASI:
• W, W-cut dan DW digabungkan mjd W.
• dd, de, di dan dr digabungkan mjd Dd.

SKOR DETERMINANT:
• m. mF dan Fm digabungkan mjd m
• k, kF dan Fk digabungkan mjd k
• K dan KF digabungkan mjd K
• F+, F dan F- digabungkan mjd F
• c dan cF digabungkan mjd c
• Skor C’, C’F dan FC” digabungkan menjadi
C’.
• Skor FC, F  C, FC-sym dan F/C
digabungkan menjadi FC.
• Skor CF, C  F, FC-sym dan C/F
digabungkan menjadi CF.
• C, Cn, C-des dan C-sym digabungkan
menjadi C.
PSIKOGRAM
• Psikogram adalah grafik yang menunjukkan
distribusi frekuensi dari skor determinant,
baik yang main/ additional.
• Sumbu horisontal menunjukkan kategori-
kategori skoring determinant.
• Sumbu vertikal menunjukkan kategori-
kategori atau jumlah masing-masing kategori
skoring tersebut.
CARA MEMBUAT PSIKOGRAM
• Memindahkan hasil tabulasi skoring determinant
yang sudah dibuat sebelumnya.
• Untuk membedakan antara skor main dan skor
additional, maka skor main dibuat dengan garis
lurus, sedangkan skor additional dibuat dengan
garis patah-patah, di atas main.
• Setelah psikogram selesai, langkah selanjutnya
adalah mengisi dan menghitung beberapa bagian
penting untuk interpretasi kuantitatif.
ANALISA KUANTITATIF

1. BASIC RELATIONSHIP
2. SUPLEMENTARY RELATIONSHIP
3. MANNER OF APPROACH
4. ESTIMATE OF INTELLECTUAL LEVEL
5. SUCCESSION
6. FORM LEVEL SUMMARY
1. BASIC RELATIONSHIP (main only)
a. Total Response (R)
Adalah jumlah seluruh respon main.
b. Total Time (T)
Adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tahap PP, dihitung dengan
detik.
c. Average Time Per Response
Merupakan T dibagi dengan R.
d. Average Reaction Time
-Achromatic cards, diperoleh dengan
membagi total waktu reaksi pada kartu I, IV,
V, VI dan VII dengan lima.
-Chromatic cards, diperoleh dengan membagi
total waktu reaksi pada kartu II, III, VIII, IX dan
X.
e. F %
Diperoleh dengan membagi jumlah skor F
dengan jumlah respon total (R) dikali 100.
f. FK + F + Fc = %
R
g. A %
Diperoleh dengan membagi jumlah content
Animal dan animal detail, dibagi dengan R
dikali 100%
h. (H + A) : (Hd + Ad)
i. Popular Response (P), yaitu jumlah seluruh
respon populer.
j. Original Response (O), yaitu jumlah seluruh
respon original.
k. Sum C = FC + 2CF + 3C
2
l. M : Sum C =
m. (FM + m) : (Fc + c + C’)
n. Respon kartu VIII + IX + X =
R
0. W : M
Pertemuan 14:
Suplementary Relationship,
Manner of Approach & Estimate
of Intelectual Level

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


2. SUPLEMENTARY RELATIONSHIP
Supementary relationship dihitung dengan
cara: Skor Main + ½ skor Add.
• M : FM
• M : (FM + m)
• (FK + Fc) : F
• (Fc + cF + c + C’ + C’F + FC’) :
(FC + CF + C)
• (FK + Fc + Fk):(K + KF + k + kF + c + cF)
• FC : (CF + C)
3. MANNER OF APPROACH
Manner of approach dihitung dari
persentase dari skor main location yang
digunakan subyek.
Cara menghitungnya:
Membagi jumlah suatu lokasi dengan
jumlah respon dikalikan 100%.
4. ESTIMATE OF INTELLECTUAL LEVEL
Merupakan perkiraan taraf intelektual, yang
diperoleh dari nilai FLR.
• Capasity, yaitu potensi intelektual subyek
yang sebenarnya dimiliki oleh subyek.
Yang diperhitungkan: jawaban main & add
(CARI NILAI FLR TERTINGGI, BAIK MAIN
ATAU ADDITIONAL)
• Efficiency, yaitu kemampuan intelektual
subyek yang sudah teraktualisasi.
Cara menghitung: rerata FLR (jawaban Main &
Add).
Pertemuan 15:
Succession &
Form Level Summary

Harry Theozard Fikri, M.Psi., Psikolog


5. SUCCESSION
Merupakan urutan lokasi yang digunakan
subyek pada setiap kartu.
Cara menganalisa:
== > lihat urutan lokasi yang digunakan
subyek untuk setiap kartu.
• Macam2 urutan kartu:
a. Sistematik (S)
b. Tidak sistematis (TS)
c. Tidak dapat ditentukan (TT)
• Syarat untuk dapat menentukan urutan
lokasi adalah: minimal subyek menggunakan
3 macam lokasi dalam setiap kartu.
• Urutan kartu sistematis:
a. W – D – d – Dd – S
b. Dd – S – d – D – W
• Kartu tidak dapat ditentukan:
a. Bila menggunakan kurang dari 3lokasi
b. Menggunakan lokasi yang sama
c. Perhitungan: ditambahkan dengan kartu
yang jumlahnya lebih banyak (S atau TS).
Macam-macam succession:
• Suksesi Rigid, bila 10 kartu urutannya
sistematis.
• Suksesi Orderly, bila 7 – 9 kartu urutannya
sistematis.
• Suksesi Loose, bila 3 – 6 kartu urutannya
sistematis.
• Suksesi Confused, bila kurang dari 3 kartu
urutannya sistematis.
Misalnya:
S : 3 kartu
TS : 3 kartu == > cenderung ke Loose
TT : 4 kartu

Misalnya:
S : 4 kartu
TS : 4 kartu == > Loose
TT : 2 kartu
Misalnya:
S : 2 kartu
TS : 2 kartu == > Confused
TT : 6 kartu
6. FORM LEVEL SUMMARY
Ada dua macam, yaitu:
• Average unweighted FLR
Yaitu rerata seluruh FLR yang diperoleh
dengan menjumlahkan seluruh FLR (jawaban
Main dan Add) lalu dibagi seluruh jawaban.
• Average weighted FLR
Yaitu rerata FLR yang sudah ditimbang.
Cara menghitung:
1.FLR yang lebih atau sama dengan 2,5
dikalikan dua.
2.Ditambah dengan FLR yang kurang dari 2,5
3.Dibagi dengan seluruh jawaban, termasuk
Add.

Anda mungkin juga menyukai