Anda di halaman 1dari 25

Administrasi Tes Grafis dan Teori Fenomenologis tentang Kepribadian

Nurul Fathia Mahessa Aditya Rizki Pratama Gita Andryani Adzmi Khoirunnisa Fathia Ardyanti M Pramita Febriyani D Febri Sani Pangaribuan Nadya Rizkiana Harsyah Nurul Huda

15010111120002 15010111130041 15010111130047 15010111130048 15010111130061 15010111130063 15010111130084 15010111130086 15010111110114

ADMINISTRASI TES DAP, BAUM, HTP, DAN WARTEGG

Sebelum tes dilaksanakan, ada beberapa material/bahan yang harus disiapkan, antara lain: Tiga lembar kertas putih polos 80 gr, ukuran A4 dan satu lembar kertas wartegg, Pensil HB (bukan pensil mekanik), Stopwatch, Catatan kecil untuk mencatat observasi

ADMINISTRASI TES DAP


Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi: Gambarlah manusia lengkap Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil HB yang telah disediakan. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.

ADMINISTRASI TES DAP


Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan gambar manusia yang telah ia buat, yaitu: Siapa yang digambar Jenis kelamin Usia Kelebihannya (berhubungan dengan sifat) Kekurangannya (berhubungan dengan sifat) Apa yang disukai (berhubungan dengan fisik) Apa yang tidak disukai (berhubungan dengan fisik) Apa yang sedang dilakukan (aktivitas) Apa yang dipikirkan Bagaimana perasaannya dan kenapa

o o o o o o o
o o o

ADMINISTRASI TES BAUM


Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi: Gambarlah pohon berkayu atau berkambium, KECUALI pohon pisang, kelapa, randu, beringin, semak/perdu, bambu, pinus/palma, cemara, dan pohon-pohon lainnya yang tidak berkayu

ADMINISTRASI TES BAUM


Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil HB yang telah disediakan. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan nama pohon yang digambar

ADMINISTRASI TES HTP


Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi horizontal (landscape) lalu berikan instruksi: Gambarlah rumah, pohon, dan manusia dalam satu kesatuan Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil HB yang telah disediakan.

ADMINISTRASI TES HTP


Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya. Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan cerita mengenai gambar yang ia buat secara singkat.

ADMINISTRASI TES WARTEGG


Pada lembar Wartegg yang telah disediakan, mintalah testee untuk mengisi identitas pada kolom yang telah disediakan Setelah selesai mengisi identitas, berikan instruksi: Pada kertas ini, terdapat delapan buah segiempat. Masing-masing segiempat memiliki tanda kecil yang berbeda (sambil ditunjukkan) dan tidak memiliki arti khusus. Anda diminta untuk membuat gambar dimana tanda-tanda ini menjadi bagian dari gambar Anda. Anda boleh menggambar apa saja yang Anda suka dan memulai dari segiempat mana saja yang Anda inginkan. Setelah selesai menggambar pada satu segiempat, jangan lupa memberi nomor di luar segiempat tersebut.

ADMINISTRASI TES WARTEGG


Pastikan apakah instruksi benar-benar dipahami testee. Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil HB yang telah disediakan. Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya. Setelah selesai menggambar seluruh kolom, testee diminta menuliskan secara berurutan gambargambar apa saja yang telah ia buat. Kemudian tanyakan: o Gambar mana yang paling DISUKAI, beri tanda (+) o Gambar mana yang paling TIDAK DISUKAI, beri tanda (-) o Gambar mana yang paling MUDAH, beri tanda (M) o Gambar mana yang paling SULIT, beri tanda (S)

ADMINISTRASI TES WARTEGG


Kemudian tanyakan tanyakan alasannya. Jika testee membuat gambar yang bagus, tanyakan apakah ia hobi menggambar dan ide menggambarnya didapat dari mana. Karena Wartegg Test ini dilaksanakan pada akhir rangkaian tes grafis, maka lakukan rapport penutup, dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama testee dalam menjalani serangkaian tes ini.

TEORI HUMANISTIK EKSISTENSIAL CARL ROGERS


SEJARAH Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.

TEORI HUMANISTIK EKSISTENSIAL CARL ROGERS


POKOK-POKOK TEORI HUMANISTIK Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah: a. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual) Organisme memiliki sifat-sifat berikut: - Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhankebutuhannya. - Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri. - Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.

TEORI HUMANISTIK EKSISTENSIAL CARL ROGERS


POKOK-POKOK TEORI HUMANISTIK b. Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience) Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada I atau me.Self mempunyai bermacam-macam sifat: - Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan. - Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar. - Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan). - Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self. - Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman. - Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

TEORI HUMANISTIK EKSISTENSIAL CARL ROGERS


DINAMIKA KEPRIBADIAN Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh: I. Keterbukaan pada pengalaman Yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan baru. II. Kehidupan eksistensial Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.

TEORI HUMANISTIK EKSISTENSIAL CARL ROGERS


DINAMIKA KEPRIBADIAN III. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Yang berarti bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. IV. Perasaan bebas Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. V. Kreativitas Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.

TEORI BEHAVIORISME

SEJARAH Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsure subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.

TEORI BEHAVIORISME
POKOK-POKOK TEORI BEHAVIORISME Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari. Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar. Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi. Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.

TEORI BEHAVIORISME

POKOK-POKOK TEORI BEHAVIORISME Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan. Terhadap aliran behaviorisme ini, kritik umumnya diarahkan pada pengingkaran terhadap potensi alami yang dimiliki manusia. Bahkan menurut pandangan ini, manusia tidak memiliki jiwa, tidak memiliki kemauan dan kebebasan untuk menentukan tingkah lakunya sendiri.

TEORI SOCIAL LEARNING TEORI BELAJAR ALBERT BANDURA


Menurut Bandura perilaku tidak otomatis dipicu oleh stimuli eksternal, tetapi juga dapat merupakan self-activated. Bandura mengatakan perilaku itu dibentuk dan berubah melalui situasi sosial , melalui interaksi social dengan orang lain. Menurut Bandura pembentukan atau pengubahan perilaku dilakukan melalui atau dengan observasi, dengan model atau contoh.Teori dalam belajar disebut social learning theory.Bagi Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkahlaku.Teori belajar social dari Bandura, didasarkan pada konsep saling menentukan (reciprocal determinism) tanpa penguatan (beyond reinforcement) dan pengaturandiri/berfikir (self regulation/cognitive).

TEORI SOCIAL LEARNING TEORI BELAJAR ALBERT BANDURA


Determinis Resiprokal : Pendekatan yang menjelaskan tingkahlaku manusia dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral, dan lingkungan. Determinis resiprokal adalah konsep yang penting dalam teori belajar sosial Bandura, menjadi pijakan Bandura dalam memahami tingkah laku. Tanpa reinforsemen : Menurutnya, reinforsemen penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya.

TEORI SOCIAL LEARNING TEORI BELAJAR ALBERT BANDURA

Kognisi dan Regulasidiri : Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.

TRAIT THEORY
Menurut Gordon Allport salah satu ahli teori yang paling berpengaruh didunia psikologi bahwa Trait (sifat) adalah system neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secarasama, memulai serta membimbing perilaku adaptif dan ekspresi secara sama. Allport juga menganggap trait sebagai blok pembangun dasar dari organisasi psikologi yang berfungsi mengintegrasikan apa yang seharusnya menjadi stimulus dan respon tidak serupa. Jadi trait berfungsi sebagai elemen penyatu, menciptakan kehangatan, memberikan respon, dan memberikan kaitan-kaitan antar individu.

TRAIT THEORY
Allport juga membedakan trait menjadi dua yaitu : - Trait Umum : Trait Umum adalah dimensi trait dimana individu dapat dibandingkan satu sama lainnya - Trait Disposisi Pribadi :Disposisi pribadi merupakan sebuah pola atau konfigurasi unik traittrait yang ada dalam individu Dari dua tipe trait tersebut dapat dicontohkan jika seseorang mengatakan kejujuran maka kualitas kejujuran yang terkandung didalamnya tentu akan berbeda pula. Trait juga berbeda besarannya, semakin besar trait yang individu miliki, semakin besar juga memengaruhi kepribadian seseorang.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai