Anda di halaman 1dari 18

NAMA : ALDRICHO BAGUS IKHSANTO

NIM : 212030100031

KELAS : 6A2

TES RORSCHACH

BAB 1

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tes Rorschach sebagai tes psikologi proyektif

non verbal !

2. Jelaskan maksud dari pernyataan “Untuk mengungkap kepribadian seseorang, Tes

Rorschach memanfaatkan appersepsi seseorang.”

3. Jelaskan apa kelebihan penggunaan tes Rorschach, sehingga kita bisa memutuskan

apakah akan menggunakan tes Rorschach atau tidak dalam usaha untuk mengetahui

kepribadian seseorang !

4. Tes Rorschach digunakan di banyak bidang, seperti klinis, industri, pendidikan,


mapin sosial. Cari jurnal penelitian penggunaan Tes Rorschach di masing-masing
bidang !

JAWABAN:

1. Tes jenis non verbal ini ternyata lebih luas penggunaannya, karena dapat
dikenakan pada hampir setiap orang. Beberapa tes yang bisa dimasukkan ke dalam
kelompok ini yaitu : TAT, Rorschach, Tes Grafis, Tes Wartegg. Dengan demikian bisa
dilihat bahwa dalam penggolongannya, Tes Rorschach merupakan cara/prosedur
untuk mengungkapkan kepribadian individu dengan menggunakan teknik proyektif
non verbal, yaitu tes proyektif yang hanya instruksinya saja yang memakai bahasa,
tetapi stimulusnya bisa berupa gambar cerita, bercak tinta, atau goresan tangan.
Pada Tes Rorschach, stimulusnya berupa
bercak tinta.

2. Pernyataan tersebut merujuk pada tes Rorschach, yang merupakan tes proyeksi
psikologis yang digunakan untuk mengevaluasi kepribadian seseorang. Tes ini
didasarkan pada prinsip bahwa cara seseorang menafsirkan gambar-gambar abstrak
dapat mengungkapkan aspek-aspek dari pikiran, perasaan, dan pengalaman bawah
sadar mereka. Tes Rorschach menggunakan serangkaian gambar-gambar bercak tinta
yang tidak jelas bentuknya. Seseorang diminta untuk memberikan interpretasi mereka
terhadap gambar-gambar ini. Apa yang seseorang lihat dalam gambar-gambar
tersebut, bagaimana mereka menafsirkannya, dan alasan di balik interpretasi mereka
memberikan wawasan tentang aspek-aspek berbeda dari kepribadian mereka. Istilah
"appersepsi" dalam pernyataan tersebut merujuk pada kemampuan seseorang untuk
memberikan interpretasi subjektif terhadap rangsangan visual atau pengalaman.
Dalam konteks tes Rorschach, appersepsi seseorang merujuk pada cara mereka
menafsirkan dan merespons gambar-gambar inkblot tersebut, yang kemudian
digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek dari kepribadian mereka. Dengan
menganalisis respon seseorang terhadap gambar-gambar tersebut, seorang psikolog
dapat mencoba untuk memahami lebih dalam tentang pola pikir, emosi, dan dinamika
psikologis individu tersebut

3. Kelebihan yang dimiliki tes Rorschach yaitu :

1.) Mengetahui “kepribadian tersembunyi” seseorang. Hasil persepsi subyek terhadap


gambar pada kartukartu Rorschach mengungkap private world (disini subyek tanpa
sadar sebenarnya menceritakan pribadinya )

misal :

a. Dalam kehidupan sehari-hari, individu cenderung menolak untuk membentuk

relasi dengan orang di sekitarnya, karena mereka tidak menyenangkan dan

menyebabkan individu tersebut merasa tidak tenang atau gelisah.

b. Dalam kehidupan sehari-hari , individu tidak mau menghadapi sumber

permasalahan, melainkan hanya nyrempet saja.

2.) Mengetahui fantasi atau imajinasi yang timbul dalam pikiran seseorang serta

interaksinya dengan lingkungan.

a. Dalam kehidupan sehari-hari, jika individu jarang bergaul dengan orang lain.

Pada kartu Rorschach, individu kemungkinan akan jarang menyebutkan sosok

sosok manusia dalam pengamatannya, tetapi lebih banyak menyebutkan benda

benda tak hidup.


b. Dalam kehidupan sehari-hari, jika individu lebih suka menonton dari-pada

melibatkan diri dalam suatu masalah. Pada kartu Rorschach, individu akan lebih

memberi perhatian pada bagian–bagian pinggir bercak tinta di kartu Rorschach

4. Berikut contoh jurnal penelitian penggunaan Tes Rorschach di masing-masing

bidang:

1. Bidang Klinis:

- Contoh Jurnal: "Penggunaan Tes Rorschach dalam Penilaian Klinis: Tinjauan


terhadap Kasus-kasus di Indonesia" oleh Sutanto, A., & Susilo, A. (2018). Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 7(1), 45-58.

- Deskripsi: Jurnal ini membahas penggunaan Tes Rorschach dalam konteks penilaian

klinis di Indonesia, memberikan wawasan tentang bagaimana tes ini digunakan


dalam praktik psikologi klinis lokal.2. Bidang Industri:

- Contoh Jurnal: "Penggunaan Tes Rorschach dalam Seleksi Pegawai di Perusahaan


XYZ: Studi Kasus" oleh Rahayu, B., & Setiawan, D. (2015). Jurnal Manajemen Sumber

Daya Manusia, 4(2), 112-125.

- Deskripsi: Jurnal ini membahas penggunaan Tes Rorschach dalam konteks industri,

dengan mengeksplorasi bagaimana tes ini dapat digunakan dalam proses seleksi
karyawan di perusahaan di Indonesia.

3. Bidang Pendidikan:

- Contoh Jurnal: "Penerapan Tes Rorschach dalam Penilaian Siswa di Sekolah Dasar:

Pengalaman dari Sekolah di Daerah Pedesaan" oleh Wijaya, I., & Santoso, B. (2019).

Jurnal Pendidikan Dasar, 6(2), 78-89.

- Deskripsi: Jurnal ini membahas penggunaan Tes Rorschach dalam penilaian siswa di

sekolah dasar, memberikan wawasan tentang penggunaan tes ini dalam konteks

pendidikan di daerah pedesaan Indonesia.

4. Bidang Mapin Sosial:

- Contoh Jurnal: "Penggunaan Tes Rorschach dalam Penilaian Klien di Layanan


Kesejahteraan Sosial: Pendekatan Studi Kasus" oleh Widjaja, F., & Suryadi, L. (2020).

Jurnal Kesejahteraan Sosial, 9(1), 35-48.

- Deskripsi: Jurnal ini membahas penggunaan Tes Rorschach dalam penilaian klien di

layanan kesejahteraan sosial di Indonesia, memberikan wawasan tentang aplikasi tes

ini dalam konteks layanan sosial lokal.

BAB 2

1. Jelaskan bagaimana gambar bercak tinta pada kartu Rorschach bisa


mengungkap

kepribadian seseorang !

2. Hasil persepsi individu terhadap gambar pada kartu-kartu Rorschach


mengungkap

private world. Apa yang dimaksud dengan private world ?

3. Jawaban-jawaban yang diberikan seseorang dari tes Rorschach dianggap benar


dan

semua harus dievaluasi. Penjelasan apa yang saudara bisa berikan untuk
penyataan

tersebut ?

5. Aspek kepribadian apa saja yang bisa digali dari tes Rorschach ?

JAWABAN:

1. Tes Rorschach dikenal sebagi tes bercak tinta, karena tes ini menggunakan bercak
tinta sebagai stimulusnya, yang bisa digunakan sebagai alat bantu diagnosis
kepribadian secara menyeluruh yang meliputi aspek-aspek kepribadiannya, seperti :
aspek intelektual, aspek emosional, dan sebagainya, yang akan dijelaskan lebih rinci
pada bagian lain. majinasi visual yang dilakukan oleh testee bukan sekedar imajinasi
seseorang terhadap stimulus visual, tetapi imajinasi visual yang hasilnya bisa
mengungkap aspek-aspek kepribadian individu. Hal ini bisa terjadi setelah, pada tes
Rorschach, testee diminta untuk menyebutkan gambar apa yang berhasil dilihat dari
kartu Rorschach yang berupa gambar bercak tinta. Gambar-gambar pada kartu
Rorschach terbuat dari percikan tinta yang kemudian dilipat sehingga menghasilkan
gambar-gambar yang simetris (sama sisi kiri dan kanan). Gambar-gambar tersebut
akan diberikan kepada testee, dan testee diminta untuk menyebutkan apa saja yang
bisa dilihat dari gambar kartu Rorschach sesegera mungkin atau secara spontan.
Imajinasi visual ini berlangsung karena gambar bercak tinta yang ada pada kartu
Rorschach berbentuk abstrak, ambigius, dan tidak terstruktur. Terhadap gambar yang
seperti ini, testee akan menyebutkan jawabannya berdasar pada apa yang pernah ada
dalam ingatannya. Terdapat 3 proses yang terjadi dari penjelasan diatas yaitu sensasi,
memori dan asosiasi.

2. Private world merujuk kepada dunia pribadi atau internal individu yang terdiri dari
pikiran, perasaan, pengalaman, dan persepsi yang unik bagi setiap orang. Private
world adalah persepsi individu yang tidak disadari, yang mungkin merupakan bagian
dari persepsi individu yang tidak diingat atau yang tidak diingat secara eksplisit, tetapi
yang menggambarkan persepsi individu yang tidak disadari mengenai dirinya sendiri.

3. Tes Rorschach merupakan tes yang tidak terstruktur dan ambigius, sehingga
jawaban

tergantung pada persepsi / proyeksi seseorang, Jawaban yang diberikan seseorang

tergantung pada pengalaman, kebiasaan hidup, hal- hal yang melatar


belakangi( misal : budaya, pendidikan, dsb.). Oleh karena itu, jawaban-jawaban yang
diberikan

seseorang dari tes Rorschach dianggap benar dan semua harus dievaluasi. Jawaban

seseorang pada tes Rorschach merupakan jawaban yang khas dari orang yang

bersangkutan.

4. Aspek-aspek kepribadian apa saja yang bisa digali dari Rorschach meliputi 3 bagian

besar :

A) Aspek intelektual / cognitive Aspek Intelektual / cognitive , antara lain mencakup :

Status dan fungsinya intelegensi : - Bagaimana taraf intelektual individu.

- Apakah dioperasikan/direalisasi sesuai sesuai dengan potensinya (seperti pada tes

intelegensi)

- Apakah ada tekanan emosi, sehingga mempengaruhi berfungsi-nya (taraf)

intelektualnya.

- Dilihat juga efektivitas dan produktivitasnya.


Manner of approach :

- Bagaimana pendekatan individu terhadap masalah ? Logis atau kacau ? Metodis

atau sembarangan ? Induktif atau deduktif ?

- Bagaimana cara mengorganisir masalah ? Apakah langsung me-nyelesaikan sumber

masalah, atau hanya nyrempet-nyrempet saja? Apakah secara tertib, praktis ? dsb.

Kemampuan mengobservasi :

- Apakah mampu mengobservasi sesuatu yang nyata ? Bisa melihat hal-hal seperti

yang biasa dilihat oleh orang lain ? Apakah bisa melihat hal - hal yang lebih kompleks

?, dsb. Produktivitas :

- Apakah individu tersebut produktif ? Bagaimana kualitas respon yang berhasil

diproduksi ? Apakah respon-responnya kaya atau miskin ? dangkal, dsb.

Variasi interest / minat :

- Apakah bervariasi minatnya ? Apakah luas atau terbatas ? Apakah terpaku pada

suatu masalah ? Apakah ada minat khusus ?, dsb.

B) Aspek affektif / emotional Aspek Afektif / Emotional, meliputi :

Sifat emosi secara umum :

- Apakah spontan, depresif, menarik diri, pencemas, pasif, tegas, agresif,

menonjolkan diri ?

Feeling terhadap dirinya :

- Bagaimana respon terhadap dorongannya ?

- Apakah menerima keadaan dirinya ?

- Apakah mengolah dorongan yang muncul ?

- Adakah perasaan tidak cocok dengan dirinya?, dan sebagainya.

Responsiveness terhadap orang-orang :

- Bagaimana membina hubungan dengan orang lain.

- Apakah senang membina hubungan ? Apakah bisa sesuai dengan orang lain ?
- Apakah takut terhadap orang lain ? Apakah selalu menghindari kontak dengan

manusia atau justru lebih akrab dengan hal-hal dunia ?

Reaksi terhadap stres emosional :

- Bagaimana responnya dalam situasi-situasi yang menekan / stress full. Mampu

ataukah gagal menghadapinya ? Apakah panik ?

- Bagaimana reaksi terhadap situasi baru,apakah mampu menguasai situasi atau

malah gagal ?

Kontrol terhadap impuls-impuls emosional :- Bagaimana individu mengontrol


impuls- impuls yang muncul se-cara spontan.

Adekuat kaku ? atau impulsif ?

C) Aspek fungsi-fungsi ego / ego-fuctioning Aspek Berfungsinya Ego, meliputi :

Ego strength :

- Apakah individu cenderung “reality-testing” ? apakah cara mem- persepsikannya

wajar/jelas?

- Bagaimana penilaian terhadap dirinya sendiri ? Apakah menon-jolkan diri atau

sebaliknya ? Apakah individu membutuhkan semacam konseling atau psikoterapi ?

Area konflik :

- Apakah secara seksual merasa sesuai ? Apakah ada kekaburan terhadap sex-role

dan identifikasinya ? Apakah ada konflik tentang sikap individu terhadap otoritas ?

atau terhadap kebutuhan-kebutuhan untuk dependency, pasif ?, dsb.

Defenses :

- Defens apa yang digunakan individu ? represi? denial ? inte-lektualisasi ?

Banyakkah defens yang digunakan atau hanya itu-itu saja? Bervariasikah ? fleksibel

kah ?

TES TAT

BAB 1
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tes TAT sebagai tes psikologi proyektif !

2. Jelaskan aspek kepribadian yang diungkap tes TAT !

3. Jelaskan apa kelebihan penggunaan tes TAT, sehingga kita bisa memutuskan
apakah akan

menggunakan tes TAT atau tidak dalam usaha untuk mengetahui kepribadian
seseorang !

4. Tes TAT digunakan di banyak bidang. Cari jurnal penelitian penggunaan Tes TAT di
masing

masing bidang !

JAWABAN

1. TAT (Thematic Apperception Test) adalah teknik untuk mengungkapkan dinamika

kepribadian dan appersepsi seseorang tentang lingkungan melalui gambar-gambar

ambigu.

Dikembangkan oleh Murray dan Morgan pada tahun 1935 dengan 19 kartu
bergambar

dan 1 kartu kosong.

TAT awalnya dirancang untuk mengukur kebutuhan yang diekspresikan dalam cerita

tokoh utama.

Berdasarkan pada interpretasi situasi sosial ambigu, TAT mengungkapkan


kepribadian

seseorang.

TAT termasuk dalam kelompok tes proyeksi, di mana individu memproyeksikan


dorongan, perasaan, atau sentimen mereka melalui gambar.

Menggunakan stimulus gambar untuk mengungkap motif, nilai, dan keadaan

emosional yang sulit diungkapkan.

2. Murray mengungkapkan 7 (tujuh) aspek yang bisa digali dengan TAT, yaitu :

(1) Aspek Mental :

Aspek yang mengungkap pengalaman testee yang luas, dan pemikiran yang lebih
matang.

Aspek ini tergambar dari organisasi cerita :

- Sebab-akibat cerita,

- Kelogisan,

- Konsep cerita yang cermat, runtut, dan terpadu,

- Ketepatan konsep cerita dengan gambar,

- Bahasa yang digunakan mudah dipahami.

(2) Aspek Imajinasi :

Aspek yang mengungkap kekuatan daya khayal dan kreativitas testee, yaitu :
seberapa

jauh testee dapat memperkaya persepsi terhadap gambar-gambar TAT dengan isi

cerita yang mengekspresikan pengalaman / latar belakang pribadi.

(3) Aspek Dinamika Keluarga :

Aspek yang mengungkap latar belakang keluarga (ayah, ibu, atau saudara kandung).

Aspek ini dapat tergambar dari reaksi testee terhadap kartu-kartu (terutama pada

kartu 5, 6 BM, 7 BM, 7GF, 8, 9) :

- Apakah terjadi blocking dalam menanggapi kartu tersebut, atau

- Apakah ada emosi (marah, senang, dll.) yang berkaitan dengan kartu-kartu tersebut.

(4) Aspek Penyesuaian terhadap Diri Sendiri :

Aspek yang mengungkap apakah testee dapat menerima/ menolak keadaan dirinya

(kelebihan – kekurangannya)

(5) Aspek Emosi :

Aspek yang mengungkap reaksi yang lebih dominan muncul. Aspek ini dapat

tergambar dari ekspresi wajah dan reaksi tubuh (body language)

(6) AspekPenyesuaianSeksual :

Aspek yang mengungkap bagaimana :


a. Hubungan heteroseksual testee dengan teman sebaya (laki-laki / perempuan)

b. hubungan orang tua - anak.(7) Aspek Behavioral :

Aspek yang mengungkap perilaku testee, yang dapat tergambar dari proses

pelaksanaan tes, perilaku apa yang muncul (misal : emosi, gembira sekali, dl

3. Kelebihan dan kekurangan TAT

Dalam penggunaannya, TAT masih tergolong 10 instrumen yang paling sering

digunakan, dan menempati urutan ke-4 sebagai alat yang melahirkan paling banyak

penelitian setelah MMPI, Skala-skala Inteligensi Wechsler, dan Rorschach. Dibalik itu,

TAT memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain :

1. Kelebihan-kelebihan TAT

a. Teknik proyektif pada TAT memungkinkan tester me-ngetahui srtuktur-struktur

yang tertutup dan dalam dari kepribadian seorang individu (testee) tanpa disadari

oleh individu tersebut, karena teknik proyektif dalam TAT disamarkan sehingga

pertahanan kesadaran (ego) mengendur.

b. Menekankan pada sifat global dari kepribadian (melihat kepribadian secara

keseluruhan) yang mencakup aspek emosional, motivasional, interpersonal, defens

defens, tingkat intelektual secara umum, kelancaran verbal, originalitas, maupun


gaya

individu dalam mengatasi masalah, bukan melihat kepribadian sebagai sekedar

kumpulan berbagai sikap/ciri tertentu.

c. Mudah bagi tester dalam menciptakan rapport

2. Kekurangan-kekurangan TAT

a. Sulit diperoleh konsistensi internal dan reliabilitas tes-retes yang adekuat, karena :

- Administrasi dan cara penyekoran dalam TAT kurang terstandardisir. Pengguna TAT

tidak harus menggunakan seluruh kartu, banyak yang menggunakan kartu dengan

jumlah dan macam kartu yang berbeda. Marnat (2010), TAT masih tetap belum
dianggap telah mencapai derajat standardisasi yang sebanding dengan MMPI/MMPI-

2 atau WAIS-III, karena tidak ada sistem penskoran dan interpretasi yang jelas dan

disepakati .

- Pada umumnya, pengguna TAT sering mengandalkan pengalaman mereka saat

menginterpretasi respon testee, termasuk saat menentukan jenis gangguan yang

dialami klien karena kurangnya data normatif dan lebih mementingkan kekayaan dan

kekomprehensifan materi yang dikaji. Gieser & Stei (1999), metode administrasi

(terutama dalam hal jumlah, urutan, dan tipe kartu yang diberikan) yang digunakan

klinisi masih bervariasi. Akibatnya, TAT dianggap alat yang sangat IMPRESIONISTIK,

dengan interpretasi yang seringkali berasal dari kombinasi antara intuisi dan

pengalaman klinis (Marnat, 2010) .

b. Aspek-aspek stabil dari kepribadian kurang bisa ter-gambarkan

- Banyak faktor situasional yang bisa mempengaruhi respon testee, seperti : suasana

perasaan, stress, perbedaan dalam instruksi, dan sebagainya.c. Data validitas TAT
yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya banyak

yang kabur

- Tidak ada peningkatan validitas instrumental TAT saat ada dalam baterai tes.

- Kontroversi tentang validitas & reliabilitasnya masih terus berlanjut (Hunsley, Lee,
&

Wood, 2003, dalam Marnat, 2010). Meskipun demikian TAT masih berada di urutan

ke-6 sebagai tes yang paling sering digunakan para psikolog klinis, dan urutan ke-2

sebagi tes proyektif yang direkomendasi untuk kompetensi trainee psikologi klinis di

semua benua Eropa, India, Afrika Selatan, China, Amerika Selatan, Asia, Uni Soviet,

serta tes yang paling sering digunakan untuk penelitian lintas budaya (Marnat, 2010)

4. Berikut beberapa jurnal penerapan tes tat dalam berbagai bidang psikologi

Daulay, N. (2016). Implementasi tes psikologi dalam bidang pendidikan. Jurnal

Tarbiyah, 21(2).
Pitaloka, R. A. Tinjauan Epistemologi Implementasi Tes Psikologi Dalam Bidang

Pendidikan. Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi, 3(2), 70-79.

Febriana, S. A., Basuki, I., & Ismayati, E. (2022). PENGEMBANGAN GAME TAT
BERBASIS

WORDWALL PADA PELAJARAN DLE KELAS X TITL DI SMKN 1 DRIYOREJO. Jurnal

Pendidikan Teknik Elektro, 11(3), 379-388.

Nurhasan, U., Arianto, R., & Kurnia, A. G. (2021). Penerapan Vector Space Model

Dalam Klasifikasi Penilaian Thematic Appeception Test. J-SAKTI (Jurnal Sains


Komputer

dan Informatika), 5(2), 551-564.

Pitaloka, R. A. Tinjauan Epistemologi Implementasi Tes Psikologi Dalam Bidang

Pendidikan. Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi, 3(2), 70-79.

BAB 2

BAB 2 KONSEP, TEORI, DAN ASPEK KEPRIBADIAN TES TAT

1. Jelaskan Teori Kepribadian yang melatarbelakangi TAT

2. Jelaskan aplikasi penggunaan TAT

JAWABAN

1. Teori Kepribadian yang melatarbelakangi TAT

(1) Teori Kepribadian Murray :

Teori kepribadian Murray merupakan teori utama yang digunakan untuk pemakaian

TAT di awal pengembangannya. Inti konsep-konsep teori Murray berfokus pada

bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan, meliputi :

a. bagaimana individu dipengaruhi oleh kekuatan eksternal

b. bagaimana ragam kebutuhan, sikap, dan nilai - nilai individu mempengaruhi reaksi
individu terhadap dunia di sekitarnya.

(2) Teori Psikoanalisa :

Cerita yang dihasilkan sering menggambarkan adanya konflik internal, serta usaha
mengatasi konflik yang ada. Dalam hal ini, konsep teori psikoanalisa sangat
membantu

didalam usaha menginterpretasi hasil tes dengan TAT, meliputi :

(1) Gambar-gambar pada kartu TAT ada yang melukiskan kemungkinan adanya
konflik

superego seperti pada kartu I (gambar anak laki-laki yang termenung, dan di
depannya

ada biola di atas meja), atau kartu 8BM (gambar seorang remaja laki-laki yang

memandang lurus ke depan. Tong tempat senapan tampak pada satu sisi, dan
gambar

latar belakang adalah peristiwa berlangsungnya operasi bedah, seperti angan-angan)

yang menggambarkan kemungkinan adanya kecemasan kastrasi (Marnat, 2010).

(2) Cara penyekoran yang dipakai Bellak mengarah pada konsep-konsep dalam teori

psikoanalisa, seperti : mekanisme pertahanan ego yang digunakan didalam

menghadapi konflik dan ketakutan, atau adekuasi superego, dsb.

2. Aplikasi penggunaan TAT

TAT dipakai luas sebagai instrumen diagnosis klinis dan instrumen penelitian, tetapi

secara umum hasil tes dengan TAT bisa dimanfaatkan untuk :

1. Pengukuran kepibadian sebagai satu kesatuan utuh (untuk mengungkap dinamik

akepribadian individu).

Banyak peneliti yang meneliti apakah tes ini benar-benar mengungkap materi-materi

tak sadar dan sifat khas kepribadian sebagaimana diklaim oleh Murray. TAT juga bisa

mengungkap temperamen, kemasakan emosi, kemampuan intelekstual, kemampuan

verbal,

2. Pelengkap tes psikologi lainnya (dalam baterai tes).

TAT melengkapi tes psikologi lain (misal : TAT dikombinasi dengan tes Rorschach,

dengan Figure Drawing Test, dsb.), karena TAT menghasilkan : (1) Informasi yang
kaya,
beraneka ragam, dan kompleks, (2) data pribadi, yang secara teoritis mem-bypass

resistensi sadar subyek.

3. Riset penggunaan TAT di berbagai bidang , terutama bidang klinis.

Riset klinis banyak yang menyimpulkan sikap dan ciri yang diungkap oleh TAT

berkorelasi kuat dengan hasil tes kepribadian yang lain.

4. Lain-lain :

Selain digunakan untuk penelitian (terutama klinis), TAT juga sering digunakan untuk

keperluan :

(a) Special selection pada pekerjaan-pekerjaan yang me-miliki resiko tinggi, seperti :

pilot, pegawai pemerintah “khusus”, pimpinan eksekutif, dsb.

(b) Tes untuk mengevaluasi potensi perwira. Tes ini pernah digunakan oleh Dewan

Seleksi Layanan India, dan secara luas telah digunakan di Perancis dan Argentina

(c) Diagnosis dari TAT (sebagai tes psikologi lain).

Sering digunakan untuk menegakkan diagnosis klinis. TAT akan sangat membantu

pengguna didalam penanganan kasus klinis, yaitu dalam rangka menemukan


karakteristik dan kapasitas perilaku klien, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan

masukan didalam proses konseling, atau memberikan saran dan rekomendasi untuk

kebutuhan penyesuaian diri klien, serta mengevaluasi hasil suatu intervensi klinis :

- Biasanya digunakan untuk mencoba menginterpretasi segala bentuk tingkah laku

yang menyimpang /abnormal /mengalami gangguan, seperti : stress tinggi,

psikosomatis, neurosis, psikosis. Hary (2011) TAT mampu mengungkap

kecenderungan depresi, apresepsi distorsi, reaksi terhadap tekanan luar, ambivalensi,

dan mekanisme pertahanan diri

- Ada peneliti yang menggunakan TAT untuk bisa memahami gangguan kepribadian

seperti : kepribadian narsistik, kepribadian antisosial, dsb .

- Mengevaluasi tersangka kejahatan (pada pemeriksaan forensik).


(c) Terapi untuk menangani pasien.

TAT bisa dimanfaat sebagai langkah pertama /pengantar untuk melaksanakan

serangkaian interviu dalam psikoterapi atau pelaksanaan psikoanalisis yang sifatnya

tidak mendalam. Hary (2011), dengan menggunakan TAT pengguna bisa memastikan

kemampuan, kekuatan, dan kelemahan klien, baik sebelum, selama, maupun


sesudah

intervensi dilakukan.

Penggunaan alat tes TAT seringkali berangkat dari anggapan bahwa TAT :

(1) Teknik yang bisa digunakan untuk mengetahui dinamika kepribadian individu
yang

termanifes dalam : a. interpersonal relationship ; dan b. appersepsi individu tentang

lingkungannya.

(2) Secara spesifik, merupakan tes konten yang bisa menunjukkan actual dynamics of

interpersonal, misal : relasi testee dengan figur otoriter, membandingkan jenis

kelamin, atau family relationship.

TES CAT

BAB I

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tes CAT sebagai tes psikologi proyektif non

verbal !

Jawab:

Tes CAT digolongkan sebagai tes proyektif, tes ini merupakan derivat dari TAT yang

digunakan untuk anak-anak. Sebagaimana tes proyeksi non verbal lainnya, CAT

menggunakan stimulus berupa gambar-gambar yang ambigius guna mendapat

respon berupa cerita yang mewakili ide-ide, kebutuhan – kebutuhan, cita – cita,

serta penerimaan anak di lingkungan orang dewasa, atau sikap pribadi terhadap

masalah pemuasan oral, sibling rivalry, dan fantasi tentang agresivitas.

2. Jelaskan apa kelebihan penggunaan tes CAT, sehingga kita bisa memutuskan
apakah akan menggunakan tes Rorschach atau tidak dalam usaha untuk

mengetahui kepribadian seseorang!Jawab:

Kelebihan-kelebihan CAT: sebagai suatu instrumen psikologi dalam bentuk

gambar, CAT dianggap tes yang relatif bebas budaya, artinya dapat digunakan di

berbagai budaya.

3. Tes CAT digunakan di banyak bidang, seperti klinis, industri, pendidikan, mapin

sosial. Cari jurnal penelitian penggunaan Tes CAT di masing-masing bidang !

Jawab:

Dibidang industtri:

Contoh jurnal : Kristianto, F. P. (2023). Implementasi Ujian Online untuk

Menyeleksi Calon Sumber Daya Manusia (SDM) Furnitur dan Interior Guna

Mendukung Ketersediaan SDM Pembangunan IKN. Jurnal RESTIKOM: Riset Teknik

Informatika dan Komputer, 5(1), 1-13.

Dibidang Pendidikan

Contoh jurnal: A’ing, Aylin. "Studi Tentang Pembangunan Bidang Pendidikan di

Daerah Perbatasan Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau." Pemerintahan

Integratif 3.4 (2015): 454-559.

BAB II

1. Apa yang dimaksud dengan private world?

Jawab:

Sebagai tes proyeksi, cerita yang dibuat anak-anak setelah mendapat tes CAT

dianggap mewakili “private world” anakanak. Berlaku asumsi bahwa stimulus

dalam bentuk gambargambar figur binantang merupakan samaran nyata dari

perilaku menurut anak-anak, seperti : perilaku agresif dan perasaan negatif

lainnya lebih berhubungan dengan singa daripada figur Ayah, dsb (Bellak, 1975).

2. Aspek kepribadian apa saja yang bisa digali dari tes CAT?
Jawab:

Secara teori, CAT belum bisa mengungkap kepribadian anak secara utuh, karena

menurut Abt & Bellak (1959) kepribadian dipandang sebagai suatu proses

daripada sekedar suatu koleksi atau kumpulan dari trait-trait yang relatif menetap

yang digunakan individu dalam merespon stimulus, yang mengalami pertumbuhan

dan perkembangan (Nastiti, 2013). Aspek yang bisa digali dari CAT tentang testee

anak-anak :

1. Secara umum :

Dengan CAT bisa diketahui “private world” anak-anak, seperti ide-ide,

kebutuhan-kebutuhan, cita-cita, serta penerimaan anak di lingkungan orang dewasa,


atau sikap pribadi terhadap masalah pemuasan oral, sibling rivalry,

dan fantasi tentang agresivitas.

2. Secara khusus :

Dari tema-tema yang bisa muncul di setiap gambar CAT, bisa diketahui antara

lain:

a. Sikap anak terhadap orang tua, meliputi:

- Identifikasi terhadap sikap orang tua

- Persepsi anak tentang figur ayah

- Hubungan antara ibu-anak

- Peran anak di dalam keluarga

b. Sikap anak terhadap saudara

- “sibling rivalry” (persaingan antar saudara)

- Sikap terhadap saudara, misal: iri hati, merasa tidak adil

c. Sikap anak tentang diri sendiri

- Keinginan untuk mandiri dan berkuasa

- Sikap agresi anak (terhadap orang dewasa)


- Ketakutan akan agresi

- Kecemasan dan ketakutan berpisah dengan orang tua

- Konsep moral anak (“kejahatan dan hukuman”)

- “toilet- training” (latihan dan kedisiplinan terhadap anak)

- Indikasi regresi

Anda mungkin juga menyukai