Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TES RORSCHACH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Asesmen dan Intervensi
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Sanly Urfha 2200013238


2. Vania Marsha Cahyadewi 2200013232
3. Riyadin Bagus Sanubari PM 2100013289

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TES
RORSCHACH” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari Ibu Eni Rohyati pada mata kuliah Pengantar Asesmen dan Intervensi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang peran muslim dalam
menjaga keseimbangan lingkungan alam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eni Rohyati selaku dosen mata kuliah
Pengantar Asesmen dan Intervensi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 31 Mei 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian Tes Rorschach.....................................................................................................5
B. Sejarah Tes Rorschach...........................................................................................................6
1. Masa Sebelum Terbentuknya Tes Rorschach...................................................................6
2. Masa Terbentuknya Tes Rorchach....................................................................................7
3. Masa Sesudah Terbentuknya Tes Rorschach....................................................................8
C. Sistem Tes Rorschach............................................................................................................9
1. Tahap Pelaksanan Tes Rorchach........................................................................................9
a. Tahap I : Performance Proper................................................................................................9
b. Tahap II : Inquiry.................................................................................................................10
c. Tahap III : Analogy...............................................................................................................11
d. Tahap IV : Testing The Limit...............................................................................................12
D. Contoh Kasus......................................................................................................................13
E. Teori Kepribadian yang Mendasari Tes Rorschach.............................................................14
F. Kelebihan dan kekurangan dalam Tes Rorschach...............................................................15
BAB IV....................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi adalah ilmu yang berusaha memahami perilaku manusia. Asesmen


psikologis dapat digunakan untuk mencoba memahaminya, dan salah satu caranya adalah
dengan memberikan tes psikologi. Penilaian psikologis dibuat dengan tujuan tertentu, seperti
mengukur kecerdasan, kemampuan, minat, kepribadian, dan sifat psikologis seseorang. Tes
Rorschach adalah salah satu penilaian psikologis yang sering digunakan untuk analisis
kepribadian. Tes Rorschach menggunakan pendekatan proyeksi untuk menilai masalah
kepribadian seseorang, dalam tes ini diperlukan untuk mengelola data dengan akurasi dan
ketelitian (Nastiti, 2017, p. 1)

Tes Rorschach adalah tes psikologis di mana peserta diminta untuk menulis atau
memberi nama gambar bercak tinta, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan
interpretasi psikologis, algoritme kompleks, atau keduanya. Tes ini digunakan oleh beberapa
psikolog untuk menilai temperamen dan perasaan seseorang, terutama dalam kasus ketika
pasien tidak mau secara bebas menjelaskan proses kognitif mereka. Tes Rorschach telah
digunakan untuk mengidentifikasi masalah kejiwaan seperti gangguan pikiran. Tes Rorchach
diambil dari seorang psikologi Swiss yang menciptakannya yaitu Hermann Rorschach.

Secara keseluruhan tujuan dari teknik bercak tinta adalah untuk memahami struktur
kepribadian seseorang, dengan fokus pada bagaimana orang membangun pengalaman mereka
dan makna yang mereka berikan pada pengalaman perseptual mereka (Weiner, 2004).
Interpretasi hasil Rorschach dapat mengungkap detail elemen psikologis seperti motivasi,
kecenderungan untuk bertindak, pola pikir, pengaruh, dan persepsi diri dan orang lain. Tes
Rorschach masih menjadi salah satu teknik yang pailing ekstensif digunakan dan paling
akurat (Marnat, 2009).

Asumsi utama dari tes Rorschach adalah stimulus dari lingkungan yang
diorganisasikan oleh kebutuhan, motif dan konflik spesifik seseorang dan oleh perceptual set
yang dimiliki oleh seseorang. Jika subjek disajikan dengan stimulus yang sifatnya ambigu,
seperti sifat inheren dari bercak tinta Rorschach, keinginan, motif, dan konflik unik mereka
akan lebih banyak muncul. Orang harus mengatur persepsi ini dan menghubungkannya

3
dengan kesan dan pengalaman lain untuk melalui proses ini. Fokus utama tes Rorschach
adalah pada bagaimana individu mengatur reaksi mereka sehingga memungkinkan untuk
menentukan bagaimana mereka akan mendekati keadaan ambigu berikutnya yang
membutuhkan organik dan penilaian (Marnat, 2009).

Pada tahun 1900, Kirkpatrick memberikan bercak tinta pada anak-anak dan
menggabungkan dengan tes lain. Menurutnya, kualitas reaksi subjek dipengaruhi oleh usia
mereka. Herman Rorschach, seorang psikiater, membakukan tiga kartu pasien yang tersedia
di sebuah rumah sakit pada tahun 1921. Dari ribuan kartu yang diuji, 10 dipilih. Untuk
pertama kalinya, Rorschach menggunakan noda tinta untuk melakukan pemeriksaan
diagnostik kepribadian yang komprehensif. Rorschach menguji metodenya pada berbagai
kelompok psikiatri sambil bereksperimen dengan sejumlah besar noda tinta. Hingga saat ini,
Tes Rorschach adalah penilaian psikologis di mana subjek melihat bercak tinta dan kemudian
diberikan evaluasi atau interpretasi psikologis. Tes ini digunakan oleh beberapa psikolog
untuk menilai kepribadian subjek. Tes ini banyak digunakan ketika seorang pasien menolak
untuk menggambar prosedur terbuka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka disusunlah rumusan masalah dalam
pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa itu tes rorschach?


2. Bagaimana sejarah dari tes rorschach?
3. Bagaimana sistem tes rorschach?
4. Bagaimana contoh kasus dari sistem tes rorschach?
5. Bagaimana teori kepribadian yang mendasari tes rorschach?
6. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari tes rorschach?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembahasan ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai tes rorschach.


2. Untuk mengetahui sejarah dari tes rorschach.
3. Untuk mengetahui sistem dari tes rorschach.
4. Untuk mengetahui contoh kasus dari sistem rorschach.

4
5. Untuk mengetahui teori kepribadian yang mendasari tes rorschach.
6. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari tes rorschach.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Rorschach

Tes psikologi menggunakan teknik proyektif Rorschach adalah tes yang dirancang
untuk memastikan kepribadian seseorang. Tujuan tes dengan menggunakan teknik proyektif
adalah untuk mengukur atau memastikan kepribadian seseorang. Pengertian teknik rorschach
dalam pemeriksaan kepribadian adalah teknik yang mengungkapkan kekhasan kepribadian
seseorang melalui cara mereka bereaksi terhadap stimulus yang ambigu, atau yang kabur,
tidak teratur, atau memiliki lebih dari satu kemungkinan makna (Abt & Bella,, 1959)

Pemahaman kepribadian yang tepat diperlukan untuk ujian Rorschach, seperti untuk
penilaian kepribadian lainnya. Tes Rorschach dapat mengungkap potensi intelektual
seseorang, namun jika digabungkan dengan tes inteligensi (khususnya untuk mengungkap
aspek kognitif/intelektual) akan lebih mengungkap karena hasil aspek kognitif memiliki nilai
prediktif yang lebih baik, kita juga harus melakukan tes lain sebagaimana pengontrol untuk
memastikan bahwa pemahaman kita tentang kepribadian seseorang akurat. Hal ini sejalan
dengan pernyataan (Abt & Bella,, 1959) bahwa tidak ada tes proyeksi tunggal yang dianggap
mampu "mengukur" kepribadian secara keseluruhan dan tidak ada "inventaris kepribadian
non-proyektif" yang dapat digunakan untuk menilai kepribadian, termasuk kekayaan
organisasi. dan diferensiasinya sebagai suatu proses.

Kesimpulan yang didapat dari suatu tes kepribadian, termasuk Tes Rorschach, hanya
merupakan predisposisi kepribadian dari orang yang bersangkutan. Predisposisi adalah
kecenderungan unik untuk keadaan atau perkembangan tertentu. Akibatnya, jika terjadi
perubahan, maka dapat mengakibatkan hal lain. Misalnya, meskipun ditentukan dari tes
psikologis bahwa kecerdasan pelamar atau ujian penerimaan mahasiswa baru lebih tinggi,
ternyata mereka tidak lulus ujian masuk. Karena tes psikologi hanya bisa mengungkap
potensi seseorang dalam situasi ini, maka temuan dari tes tersebut tidak bisa dimintai
pertanggungjawaban.

5
B. Sejarah Tes Rorschach

Hermann Rorschach menemukan tes Rorschach, yang pertama kali dipublikasikan


pada tahun 1921. Untuk melakukan evaluasi kepribadian, tes Rorschach ini menggunakan
bercak tinta sebagai alatnya. Proses pembuatan ujian ini sendiri panjang, dan bahkan setelah
tes Rorschach dibuat, modifikasi tes Rorschach asli dibuat oleh pendukung Rorschach untuk
tujuan tertentu. Periode sebelum pembentukan tes Rorschach, selama pembentukannya, dan
setelah pembentukannya semuanya termasuk dalam sejarah perkembangan tes tersebut.

1. Masa Sebelum Terbentuknya Tes Rorschach

Inkblots atau bercak hitam telah digunakan oleh banyak psikolog sebelum
Rorschach, tetapi tes Roschach adalah hasil dari penelitian inkblot selama lebih dari 20
tahun yang dilakukan di Eropa dan Amerika. Sebagian besar studi menggunakan bercak
ini sebagai teknik untuk mengajar "imajinasi visual" melalui analisis isi tanggapan siswa.
Sementara Rorschach mampu lebih dari itu, dimungkinkan untuk menafsirkan
"kepribadian dasar subjek" melalui deskripsi karakteristik formal dan struktural dari reaksi
subjek terhadap bentuk.

Gambaran perkembangan pembuatan tes Rorschach secara detil sebagai berikut :

1. Justinus Kerner (1857), yang bekerja di kota Tubingen, Jerman, secara tidak sengaja
mulai memperhatikan bahwa ada banyak objek yang terlihat di bercak tinta. Hanya
saja Kerner mungkin tidak langsung mengenali hubungan antara kesan bercak tinta
dan diagnosis kepribadian. Lebih dari segalanya, Kerner tertarik untuk mengamati
bagaimana balasan subjek dipengaruhi oleh bercak tinta.
2. Alfred Binet (1895), penemu tes kecerdasan yang terkenal, menyarankan penggunaan
bercak tinta untuk menilai imajinasi visual dan ciri-ciri karakter.
3. F.C. Bartlett (1916) dari University of Cambridge menggunakan bercak sebagai
bagian dari tes peralatan dalam studi tentang persepsi dan kreativitas.
Hasil dari sebuah penelitian dengan 36 peserta menunjukkan bahwa bintik-bintik
tersebut dianggap mampu menunjukkan minat dan mungkin panggilan subjek.
4. Dengan menggunakan titik Whipple yang khas, Cicely Parson (1917), dari University
College of South Wales, meneliti 97 orang dewasa muda (murid sekolah dasar dan

6
menengah). Parson menemukan: (a) tingginya persentase balasan dari manusia dan
hewan; (b) variasi hasil berdasarkan jenis kelamin; dan (c) rentang jenis dan kaliber
deskripsi yang bergantung pada usia. Temuan ini menunjukkan bahwa, terlepas dari
tujuan utama penelitian untuk mengukur imajinasi, mungkin ada penjelasan lain untuk
keberadaan perbedaan individu yang substansial.

Berdasarkan temuan di atas, analisis isi yang dilakukan oleh Bartlett dan Parson
terhadap tanggapan subjek turut mempengaruhi bentuk formula Rorschach. Analisis yang
mereka lakukan mengingatkan Rorschach untuk meluaskan dasar interpretasinya.

2. Masa Terbentuknya Tes Rorchach

Rorschach memulai dengan membuat sejumlah besar kartu bercak tinta untuk tes
bercak tinta. Rorschach memilih 40 kartu bercak tinta dari ribuan lainnya, dan ini diuji
pada 1911 sukarelawan. Sampai diperoleh 15 kartu bercak yang dianggap memuaskan,
kartu bercak yang terpilih masih disaring lagi. Dia dibatasi hanya memilih 10 kartu pada
saat penerbitan karena pencetakan dianggap mahal, terutama untuk kartu dengan bercak
warna-warni. Sepuluh kartu yang terpilih paling akhir inilah yang paling sering digunakan,
dan yang dikenal dengan Tes Rorschach.

Tes Rorschach pertama kali diterbitkan oleh Rorschach pada tahun 1921 dalam
artikelnya berjudul “Psychodiagnostik” yang juga memuat interpretasi dengan bentuk
aksidental (bentuk interpretasi dibuat begitu saja/tidak dibakukan). Artikel ini berisi
metode dan temuan eksperimen diagnostiknya yang didasarkan pada persepsi.
Perkembangan awal tes Rorschach dimulai dengan beberapa psikolog yang menggunakan
bercak tinta sebelum Rorschach, tetapi tes Rorschach adalah hasil dari percobaan bercak
tinta selama lebih dari 20 tahun yang dilakukan di Eropa dan Amerika. Ada sejumlah
sistem administrasi dan interpretasi yang telah dibuat, namun pendekatan Klopfer dan
Beck adalah yang paling sering digunakan. Mereka bekerja keras untuk membuat tes
Rorschach ini.

Rorschach dengan antusias memperhatikan tekniknya di bulan-bulan terakhir


hidupnya karena dianggap sangat menjanjikan. Selain berguna sebagai alat diagnostik (alat
untuk membedakan antara pasien klinis dan normal), teknik ini juga dapat digunakan
untuk mengungkap dan mendeteksi kualitas tertentu pada subjeknya, seperti ciri
kepribadian, kebiasaan, dan gaya pemecahan masalah. Dengan kata lain, metode ini dapat

7
digunakan untuk mengenali kelompok kepribadian dan perbedaan individu selain
bermanfaat untuk tujuan klinis.

3. Masa Sesudah Terbentuknya Tes Rorschach

Setelah Rorschach meninggal tahun 1922, pengembangan tes dilakukan oleh rekan-
rekan dan mahasiswanya. Metode Rorschach digunakan secara luas pada dekade berikutnya
di Eropa dan Amerika Serikat. Sejak Rorschach meninggal, belum ada satu pun kompiler
sistematis. Ini menghasilkan banyak metode atau sistem untuk implementasi, penilaian, dan
interpretasi. Sebagai akibat dari ambiguitas dasar yang digunakan untuk interpretasi hasil
tes, baik berdasarkan isi tanggapan atau karakteristik formal (seperti: lokasi, determinan,
kualitas bentuk, dan lain-lain yang berasal dari tanggapan), terdapat perbedaan. dalam
penilaian metodologi dan pertanyaan interpretatif dari tahun 1930-an hingga 1960-an.

Tes Rorschach sudah mengalami banyak penyempurnaan yang di lakukan oleh para
ahli, antara lain :

1. Pada tahun 1924, Rorschach dan asistennya Emil Obelholzer menulis sebuah artikel
yang menguraikan analisis teknik Rorschach serta mendemonstrasikan bagaimana
menilai dan menafsirkannya.
2. David Levy berusaha mempopulerkan tes Rorschach di Amerika Serikat.
3. Samuel Beck mengumumkan bercak tinta dari tes Rorschach dan menyusun sistem
untuk menafsirkannya. Pendekatan ini masih digunakan sampai sekarang.

Dampak yang muncul selanjutnya:


4. Tes Rorschach kehilangan sebagian kredibilitasnya sebagai alat psikometrik pada 1960-
an. Terbukti, banyak psikolog klinis yang terus menggunakan tes Rorschach secara
reguler, tetapi sebagian besar mengakui bahwa mereka sering menggunakan data tes
dengan cara mereka sendiri (misalnya, dengan membuat interpretasi yang sepenuhnya
impresionistik dan kualitatif, atau dengan mengikuti satu atau lebih sistem yang mereka
yakini lebih tepat dan sesuai).

C. Sistem Tes Rorschach

8
1. Tahap Pelaksanan Tes Rorchach

Tahap pelaksanaan tes Rorschach ada 4 (empat), tetapi yang harus dilakukan
adalah tahap I dan tahap II. Sedangkan tahap II dan tahap IV tidak selalu dilakukan
tergantung respon yang dihasilkan oleh testee.

a. Tahap I : Performance Proper


Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan respon subjek berupa respon terkait tes.
Tugas tester (seperti diuraikan di atas) harus diterapkan pada titik ini untuk
mendapatkan respons terbaik, yang secara akurat menangkap potensi subjek. Apa
yang harus dilakukan tester saat tes berlangsung hanya mencatat seluruh jawaban
yang diberikan subyek.
Tahap ini terdiri dari 2 langkah :
1. Tahap ini dimulai dengan memberi instruksi.
Hanya dalam instruksi ini inti yang harus dikomunikasikan adalah :
a) Bagaimana awal kartu ini terbentuk
b) Subyek akan ditunjukan 10 kartu secara bergantian
c) Tugas yang harus diselesaikan subyek
d) Jaminan tidak ada jawaban yang salah
2. Setelah memberikan arahan, penguji mencatat pada setiap kartu setiap reaksi
spontan yang dilakukan subjek. Jangan menawarkan sugesti. Secara keseluruhan,
penguji harus memperhatikan:
a) Respon subyek.
Respon subjek (jawaban) harus kata demi kata dan tidak ada satu kata pun
yang boleh dihilangkan. Lembar jawaban diisi dengan tanggapan, sebaiknya
singkatan. Harus terlebih dahulu mendapatkan izin sebelum ingin merekam.
a. Waktu yang digunakan subyek, yang meliputi :
i. Waktu reaksi (Reaction Time) : Waktu yang dihitung ketika kartu
disajikan sampai respon 1 kali muncul.
ii. Waktu respon total per kartu (Total respons time percard) : Jumlah
waktu yang digunakan subyek menyebutkan jawaban-jawbannya
pada tiap kartu.

9
iii. Waktu respon total (Total respon time) : Jumlah waktu yang
digunakan subyek selama performance proper.
b. Posisi kartu : posisi kartu saat dipegang oleh subyek.
Pencatatan ini memudahkan tester/subyek pada saat inquiry
(mengingatkan posisi bagaimana sehingga respon-respon tersebut
muncul). Ada beberapa posisi yang muncul :

˄ : normal (posisi awal kartu diberikan)

˅ : terbalik

> : putar 900 kiri

< : putar 900 kanan

֍ : diputar

c. Observasi tester : Hal-hal yang diobservasi, misal : keluhan atau tingkah


laku-laku tertentu dsb., yang bisa mendukung hasil tes tersebut.

b. Tahap II : Inquiry

Tahap di mana tester memberikan lebih banyak informasi mengenai persyaratan


tugas atau tes tugas yang diberikan setelah tahap kinergi pertama. Tester
menyembunyikan masalah secara intensif untuk mempelajari sebanyak mungkin tentang
tanggapan. Makin lengkap makin membantu ketepatan scoring, juga bisa melihat /
mengetahui dengan tepat taraf intelektual individu.

Langkah-langkah dalam tahap II, meliputi :

1. Tahap ini dimulai dengan menyampaikan instruksi. Ada 2 hal yang harus
diperhatikan:
a) Hindari memberi kesan bahwa pertanyaan atau jawaban subjek sedang dibantah
b) Hindari berprasangka masalah sehingga informasinya tidak mengena
2. Pada langkah ini diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai upaya untuk lebih
mengetahui apa yang telah dijelaskan terlebih dahulu oleh subjek tes. Pertanyaan
mencakup topik-topik berikut:
a) Lokasi (= area bercak yang memunculkan jawaban testee).
Bisa ditanyakan :

10
“ Coba tunjukkan area mana yang anda gunakan sehingga anda menangkap
kesan seperti …………. “
b) Determinan (= pembenaran atas tanggapan testee, atau apa yang membuat
bintik-bintik yang dilihat testee meninggalkan dampak berupa respons subjek
uji). Tester mungkin menanyakan tentang itu untuk mempelajari lebih lanjut,
dan bisa bertanya : “ Ceritakan bagaimana anda bisa mempunyai kesan bercak
itu sebagai / seperti …………. “

c. Tahap III : Analogy

Tahap ini sering disebut juga dengan “follow-up inquiry“. Berbeda dengan tahap I
dan II, tahap ini tidak selalu harus dipenuhi. Sebagai alternatif, hanya diperlukan ketika
subjek tes mampu memberikan tanggapan tertentu, yaitu : bila testee sudah mampu
memberi respon – respon tertentu namun jumlah atau responnya (produktivitasnya)
sangat sedikit (biasanya hanya satu respon), terutama respon yang memiliki skor : M
(human movement), FM (animal movement), (Fc, cF, c) atau textural, (FC, CF, C) atau
chromatic color, dan respon P (populer).

Langkah-langkah tahap Analogy :

1. Instruksi

Instruksi lebih mudah; Misalnya, karena testi hanya bisa bergerak menanggapi kartu
III, satu-satunya instruksi yang bisa diberikan adalah, “Di sini kamu bisa melihat seorang
perempuan membungkuk. (sambil memperlihatkan kartu III) Apakah di kartu-kartu yang
akan saya tunjukkan nanti, anda bisa melihat menusia seperti itu ? ”

2. Penggalian

Setelah instruksi, tester menunjukkan kartu-kartu yang merangsang testee bisa


melihat manusia, dimulai dari kartu I sampai X (kecuali kartu III). Tanggapan subjek tes
pada saat ini dicatat dan dimasukkan ke dalam temuan pengamatan; mereka tidak dinilai.
Setelah itu, interpretasikan secara kualitatif dengan menggunakan interpretasi kualitatif.

d. Tahap IV : Testing The Limit

11
Langkah ini merupakan teknik untuk menentukan apakah subjek tes secara umum
dapat membuat tanggapan dengan menggunakan ide, lokasi, dan determinan tertentu.

Ketika testee tidak dapat memberikan tanggapan berikut, prosedur testing the limit
disediakan:

1. Terbatas pada jawaban W atau terbatas pada jawaban dengan lokasi D.


2. Kapasitas untuk memproyeksikan gerakan ke orang (M) dan merasakan konten
manusia (H).
3. Kemampuan subjek uji menggabungkan Bentuk (F) dan Warna (C).
4. Kemampuan untuk memberikan respon nuansa shading
5. Kemampuan mempersepsi dan berpikir konvensional, yaitu : memproduksi respon
populer ( P ).
6. Mengamati gerak-gerik hewan, khususnya pada kartu VIII.

Teknik yang digunakan pada pelaksanaan testing the limit :

1. Prosedur asosiasi bebas :


Meminta testee memberi respon asosiasi bebas terhadap respon kartu-kartu Rorschach
tertentu, terutama yang menimbulkan "kejutan warna" atau "kejutan bayangan", atau
keduanya.
2. Teknik pembentukan konsep :
Meminta testee untuk mengelompok-kelompokkan kartu sesuai dengan cara nya
sendiri. Ia dapat mengkategorikannya menurut isi, sikap afektif, warna, bentuk, dll.
3. Prosedur suka – tidak suka :
Meminta testee mengambil kartu yang paling disukai dan kemudian mengambil satu
kartu yang paling tidak disukainya. Kemudian menanyakan alasannya mengapa paling
suka pada satu kartu tertentu dan paling tidak suka pada satu kartu yang lainnya.

D. Contoh Kasus
Aldi, seorang pria yang berusia 26 tahun, menemui seorang psikolog untuk
melakukan sesi konseling. Aldi merasa cemas dan depresi dalam beberapa bulan ini,
kemudian dia ingin mencari bantuan profesional agar lebih memahami perasaannya.
Psikolog kemudian memutuskan untuk menggunakan Tes Rorschach sebagai alat
asesmen guna mendapat pemahaman yang mendalam tentang kondisi emosional Aldi.

12
Aldi lantas diberikan serangkaian 10 tampilan tinta Rorschach, yang masing-masing
terdiri atas tinta yang dituangkan pada selembar kertas kemudian dilipat untuk
menciptakan pola simetris yang abstrak. Aldi kemudian diminta untuk mengamati setiap
tampilan tinta dan diminta mengungkapkan apa yang dilihat di dalamnya. Berikut adalah
beberapa tanggapan yang diberikan oleh Aldi untuk tampilan-tampilan Rorschach
tertentu :
1. Tampilan Rorschach yang pertama (tampilan asimetris): Aldi melihat gambar
seekor serigala yang sedang melolong ke bulan. Dia mengatakan bahwa serigala
tersebut terlihat sendirian dan merasa kesepian.
2. Tampilan Rorschach kedua (tampilan simetris): Aldi melihat dua sosok manusia
yang sedang berpelukan. Dia menggambarkan keduanya sebagai pasangan yang
saling mencintai dengan kebahagiaan yang terlihat dari wajah mereka berdua.
3. Tampilan Rorchach ketiga (tampilan dengan garis tengah vertikal): Aldi melihat
gambar sebuah buku terbuka namun dengan halaman-halaman yang terlipat. Dia
mengaitkannya dengan keinginannya untuk terus belajar dan mengeksplor
pengetahuan baru.
Setelah Aldi menyelesaikan serangkaian tes, Psikolog kemudian menganalisis respon-
responnya menggunakan beberapa sistem penilaian yang berbeda dalam Tes Rorscahch,
seperti Sistem Penilaian Rosrchach (Rorschach Comprehencive System) atau sistem
penilaian lainnya. Analisis ini akan melibatkan faktor-faktor sepetri isi respons, kualitas
respons, dan bagaimana Aldi berinteraksi dengan tampilan-tampilan rorschach yang
telah diberikan.
Hasil analisis tersebut kemudian akan membantu psikolog dalam memahami lebih
dalam tentang bagaimana kondisi emosional Aldi, bagaimana pola pikirnya, kreativitas,
dan aspek lain dari kepribadiannya yang mengkin relevan dalam konteks konseling.
Informasi ini lantas dapat membantu Aldi dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.

E. Teori Kepribadian yang Mendasari Tes Rorschach

Berdasarkan gambar tersebut ada 3 aspek kepribadian yang mendasari persepsi individu:
- Sifat dasar dorongan-dorongan individu,
- Motivasi dan dorongan individu,
- Cara individu mengatasi masalahnya, dan
sebagainya.

13
Aspek kepribadian yang bisa diperoleh dari tes Rorschach mencakup 3 aspek yaitu :
(1) Aspek Intelektual / cognitive,
(2) Aspek affektif / emotional, dan
(3) Aspek fungsi-fungsi ego / ego-fuctioning.
Mengapa bercak tinta pada kartu Rorschach dapat mengungkapkan kepribadian
individu?, hal ini dikarenakan ambigunya bercak tinta yang ada pada kartu Rorschach
dapat membuat individu memproyeksikan sesuai dengan ingatan yang dimiliki. Secara
teori, saat seseorang menghadapi suatu stimulus yang ambigius, maka hal-hal yang kita
proyeksikan ke dunia luar dapat menjelma menjadi sesuatu yang lain tetapi ingatan
tentang bentuk suatu benda muncul sesuai dengan apa yang ditangkap indera, dan di
kesadaran (Freud, dalam Abt & Bellak, 1959).

Aspek-aspek kepribadian dapat terlihat pada:


1.Bagian-bagian dari bercak tinta yang dipilih individu.
2.Apa yang individu lihat atau tidak dilihat.
3.Bagaimana individu mengorganisir materi gambar.
4.Berapa lama individu melihat (untuk menentukan apa yang individu lihat), dsb.

Dasar proses persepsi tes Rorschach menggunakan teori gestalt. Dimana untuk
mengetahui kepribadian dari seseorang pada tes Rorschach harus mengetahui secara
gestalt terlebih dahulu melalui dinamika kepribadiannya, tidak dilihat sebagai unsur-
unsur kepribadian yang berdiri sendiri. Jadi, tes Rorschach berpeluang untuk memahami
bagaimana individu mengorganisasikan dan memberikan makna terhadap pengalaman
mereka secara holistik.

F. Kelebihan dan kekurangan dalam Tes Rorschach

Tes Rorschach dapat mengungkapkan "kepribadian tersembunyi" dari seseorang.


Hasil persepsi subjek mengenai gambar pada kartu rorschach dapat mengungkapkan
pribadi subjek secara tidak sadar dari alam bawah sadarnya.
Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari individu cenderung menolak bergaul dengan
orang disekitarnya karena tidak mendapat kesenangan dan cenderung membuat individu
gelisah. Pada kartu Rorschach bisa nampak respon individu yang tidak menangkap atau

14
melihat figur manusia dalam gambar-gambar Rorschach, individu cenderung melihat
benda yang lain seperti awan, tumbuhan, gunung-gunungan dengan awannya.
Contoh kedua, dalam kehidupan sehari-hari individu sencerung tidak ingin menghadapi
sumber permasalahan, pada kartu Rorschach dapat nampak respon individu yang
cenderung menaruh perhatian pada daerah pinggir gambar kartu Rorschach dan
cenderung lebih memerhatikan bagian-bagian kecilnya.(Nastiti, 2017)

Tes Rorschach juga dapat mengungkap imajinasi dari pikiran seseorang serta
interaksinya pada lingkungan. Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari individu jarang
bergaul dengan orang sekitarnya akan jarang menyebutkan sosok-sosok manusia dalam
pengamatannya pada gambar Rorschach. Namun, lebih banyak menyebutkan gambar-
gambar tak hidup. Contoh kedua, dalam kehidupan sehari-hari individu cenderung lebih
senang menonton dibandingkan ikut terlibat dalam suatu permasalahan. Pada kartu
Rorschach individu akan lebih memerhatikan bagian-bagian pinggir bercak pada kartu
Rorschach.

Walaupun tes Rorschach memiliki kelebihan yang cukup menguntungkan, namun tes
Rorschach juga memiliki kelemahan. Tes Rorschach sangat bergantung pada penilaian
subjektif individu. Hal ini menyebabkan adanya variasi hasil yang signifikan antara para
pengamat karena persepsi dan penafsiran yang berbeda. Penilaian subjektif individu
dalam tes Rorschach menjadikan validitas yang tidak dapat diandalkan karena bersifat
subjektif dan tidak terukur. Bahkan telah menerima kritik dari sejumlah penelitian akibat
kurangnya data empiris. Selain itu, dalam menginterpretasi, seorang pengamat/tester juga
perlu terus untuk melakukan pelatihan secara signifikan seperti dengan latihan, umpan
balik, dan diskusi dengan sesama profesional serta bias seiring berkembangnya waktu
dan pengetahuan.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tes Rorschach adalah tes psikologi yang menggunakan serangkaian bercak tinta
yang ditumpahkan secara acak pada kertas untuk mengetahui kepribadian individu
melalui proyeksi. Dengan mengetahui definisi, teori, serta berbagai aspek lain dalam Tes
Rorschach secara mendalam, kita dapat mengerti salah satu tes kepribadian untuk
mengungkap kepribadian seseorang.

B. Saran
Makalah ini tentu jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diperlukan sebagai bahan perbaikkan kedepannya.
Semoga dengan adanya makalah tentang Tes Rorschach ini mampu menambah khazanah
keilmuan kita terkait dengan proses pelaksanaan pengajaran yang bermutu dengan kata
lain memiliki nilai presensi berkualitas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abt, L., & B. L. (1959). Projective Psychology: Clinical Approaches to the Total Personality.
New York: Grove Pess.

Marnat. (2009). Handbook of Psychology Asessment. Edisi Kelima. Yogyakarta: Pustaka


Belajar.

Nastiti, D. (2017). Buku Ajar Tes Psikologi Rorschach (Pengantar dan Manual Pengguna).
Sidoarjo: UMSIDA Press.

Weiner, I. B. (2004). Rorscach Asessment: Current Status. Comprehensive Hanbook of


Psychological Asessment. Newyork: John Willey & Sons.

17

Anda mungkin juga menyukai