Skripsi
School Of Business
Diajukan oleh :
ZULFIKY MAKBUL
2017222263
“Semakin banyak ilmu yang kamu miliki, maka semakin besar pula
ketakwaanmu terhadap Allah”
(Abu Bakar Ash-Shiddiq)
“Do the best and pray. God will take care of the rest”
(penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Segala puji atas karunia Allah Subhanahu Wata’ala yang telah penulis rasakan.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Orang tua peneliti yang senantiasa memberikan doa, arahan, motivasi, serta kasih
sayangnya kepada peneliti.
Diri sendiri, terima kasih telah berjuang dan optimis dalam menyelesaikan tugas
akhir (skrispi) ini
Kakak terhebat yang senantiasa memberikan waktu, semangat, dan motivasi
hingga saat ini.
Sahabat-sahabat penulis yang selalu meberikan inspirasi, dukungan dan sharing
dalam penyelesaian tugas akhir ini Sukses buat kita semua,
Dan untuk pihak-pihak lain yang telah membantu dan memberikan doa
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji atas berkat rahmat dan karunia Allah Subhanahu Wata’ala,
Tuhan yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang, dan atas berkat, rahmat,
hidayah dan cinta-Nya yang begitu luas. Serta ucapan rasa syukur yang mendalam
kepada Allah atas karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel
Indonesia.
tua yang senantiasa memberikan doa, arahan, motivasi, serta kasih sayangnya.
Kepada ayahanda Makbul dan ibunda Nurhaerati yang sudah menjadi sosok yang
begitu berarti dalam perjalanan hidup peneliti, semoga lindungan dan rahmat
Peneliti juga menyadari bahwa tanpa bimbingan dari berbagai pihak, tugas
akhir (skripsi) ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu pada
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
mendalam dan berdoa semoga Allah selalu memberi rahmat dan rezeki atas
viii
1. Bapak Dr. Mashur Razak, S.E., M.M. selaku Ketua STIE Nobel Indonesia
Makassar.
2. Pimpinan Kantor Inspektorat Kota Makassar beserta para staf yang sudah
3. Bapak Dr. Ahmad Firman, S.E., M.Si. selaku Wakil Ketua I Bidang
4. Bapak Indrawan Azis, S.E., M.Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi STIE
5. Ibu Fitriani Latief, S.P., M.M. selaku ketua P3M yang telah membantu
6. Ibu Nur Hidayah, S.E., M.Si. selaku pembibing I dan Bapak Muhammad
Fachrul Syarlis, S.T., S.E., M.Pd selaku pembimbing II penulis yang telah
penulis selama penyusunan skripsi ini, sehingga setiap kendala dan kesulitan
7. Bapak Dr. Haeruddin, S.E., M.M. dan Bapak Dr. Indra Abadi, S.E., M.Si.
selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak arahan dan saran yang
ix
9. Teman-teman seperjuangan di kampus terima kasih atas dukungan, motivasi,
10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam seluruh proses selama
berada di Jurusan Akuntansi STIE Nobel Indonesia. Terima kasih atas doa
S.W.T.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
kesalahan dan kekurangan, oleh sebab itu peneliti dengan segala kerendahan hati
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Peneliti membuka diri untuk setiap kritik
dan masukan yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perluasan informasi dalam bidang
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...
i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
ii
ABSTRAK ……………………………………………………………………
iii
ABSTRACT ………………………………………………………………….
iv
MOTTO ………………………………………………………………………
v
PERSEMBAHAN …………………………………………………………….
vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
xiv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….....
1
xi
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….
8
xii
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………
38
LAMPIRAN………………………………………………………………….
102
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Skor Skala Likert ……………………………………………………...…. 41
xv
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………. 33
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
melakukan aktivitas yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, hal ini bisa
keputusan Laporan keuangan merupakan sarana yang sangat penting bagi semua
pihak yang terlibat. Laporan tersebut berasal dari bagian proses pelaporan
1
2
adanya laporan keuangan yang relevan, andal, bisa dibandingkan dan bisa
pengambilan keputusan.
untuk memenuhi aspirasi rakyat dan mencapai tujuan bangsa dan negara
dan pemeriksaan (Afni dkk, 2012). pengawasan ialah aktivitas yg dilakukan oleh
pihak selain eksekutif yaitu masyarakat serta DPR daerah buat mengawasi kinerja
pemerintahan.
perkara kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti pungutan liar, uang
pelicin, sampai menggunakan uang negara buat kepentingan pribadi serta masih
diatur pada pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Pada
audit yang menyebar di masyarakat adalah perkara suap dua auditor BPK RI
Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara dan walikota Tomohon pada tahun 2012.
PEMKOT Tomohon tahun 2011 supaya menjadi WTP. Dengan total suap
sebanyak Rp 600 juta, yg diambil asal dana pemkot Tomohon sebanyak Rp 7,5
kualitas auditnya, sebab audit yang berkualitas akan bisa mendeskripsikan kondisi
dengan sensivitas etika profesi auditor sehingga bukan jaminan bahwa auditor
oleh aparat pengawas intern daerah karena telah banyaknya kasus-kasus korupsi
audit dapat tercapai apabila semua auditor patuh terhadap standar dan kode etik
audit, mempunyai sikap yang independen, dan selalu berpegang teguh pada
auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diperoleh melalui hasil
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas audit internal yang dikaji dalam
kaitannya dengan kualitas audit internal dan objek penelitian adalah aparat
pengawas intern (auditor) yang bertugas pada kantor Inspektorat Kota Makassar.
sosial yang dihasilkan Ketika seseorang menerima perintah langsung dari individu
lain (Reni dan Dheane, 2015). Hal ini didapatkan dari atasan, auditee, maupun
rekan kerja suatu instansi, Lembaga, dan entitas yang diperiksanya untuk
melakukan apa yang diperintahkan yang dapat menyimpang terhadap standar dan
6
etika profesi yang dimiliki seorang auditor. Beberapa penelitian sebelumnya telah
internal karena itu ialah bentuk tanggung jawab dari auditor internal untuk
sebuah proses dalam mendapatkan kompetensi yang berkualitas Hal ini searah
jawab tugas yang dikerjakan, baik dari segi kerumitan pemeriksaan dan penemuan
struktur tugas yang jelas, maka bagaimanapun usaha yang dilakukan auditor akan
7
sia-sia dalam menuntuskan tugas audit. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ayuni dan Bambang (2016), yang menyatakan bahwa faktor kompleksitas
tugas berpengaruh negative terhadap kualitas audit. Hal ini berarti semakin
organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan
auditor. Dimana auditor yang independen akan selalu objektif dalam melakukan
pemeriksaan dan pengawasan , sehingga akan berdampak pada kualitas audit yang
kualitas audit. Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Makassar).
8
adalah:
tugas dan independensi secara simultan terhadap kualitas audit iternal pada
yaitu teoritis dan praktis. Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti
2. Bagi Akademisi
3. Bagi Auditor
kualitas auditnya.
kualitas audit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori atribusi pertama kali dikemukakan oleh Frits Heider, dimana teori ini
berdassar pada perilaku individu tersebut berperilaku. Pada dasarnya teori atribusi
ditentukan dengan apakah perilaku tersebut ditimbulkan karena faktor dalam diri
sendiri (internal) atau lingkungan dan kondisi sekitar (eksternal). Jika perilaku
tersebut disebabkan oleh faktor internal maka dapat diartikan perilaku yang
dipengaruhi oleh kendali dalam diri seorang individu itu sendiri. Sedangkan
apabila perilaku yang disebabkan oleh faktor eksternal maka dapat diartikan
adanya pengaruh dari luar diri seseorang yang disebabkan oleh kondidsi dan
alasan-alasan mereka atas kejadian yang dialami. Pada teori atribusi dijelaskan
dimiliki, dengan itu dapat diartikan bahwasanya dengan hanya melihat perilaku
11
12
berada dalam diri seorang individu berperan untuk memengaruhi perilaku seperti
individu, seperti kondisi sosial, peraturan, dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
Dengan kata lain, dapat diartikan setiap adanya tindakan atau ide yang dilakukan
setiap individu akan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Jadi pada dasarnya teori atribusi menjelaskan tentang proses bagaimana kita
mengetahui dan menetukan penyebab perilaku suatu idividu dalam bertindak yang
dapat ditentukan oleh faktor internal dalam hal ini yang melekat dalam diri sendiri
dan faktor eksternal dalam hal ini pengaruh orang lain dan lingkungan sekitar.
Dan pada dasarnya perilaku sesorang dapat mencerminkan karakteristik atau sifat
merupakan suatu penentu terhadap kualitas hasil audit yang akan dilakukan
karena hal ini merupakan faktor internal yang mendorong seseorang untuk
bertindak.
Pada penelitian ini penerapan teori atribusi dikaitkan karena untuk menguji
bagaimana kualitas audit yang dihasilkan, baik itu yang disebabkan oleh faktor
perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap yang berhubungan erat dengan
apa yang diinginkan (sikap) dan tergabung dari keyakinan besarnya konsekuensi
dari akibat perilaku, nilai-nilai sosial yang terhubung dengan kebiasaan yang
oleh setiap orang atas reaksi dan pandangan terhadap suatu objek yang dapat
tertentu akan menghasilkan hal yang positif akan menimbulkan sikap favorable
dari apa yang diperbuat, sedangkan jika seseorang yang meyakini bahwa setiap
Jadi, pada teori sikap dan perilaku ini dapat menjelaskan bagaimana sikap
independensi auditor dalam perilaku, apabila seseorang yang memiliki sikap yang
independen artinya dalam menjalankan sutu tugas auditor wajib untuk tidak
berlaku. Setiap auditor berkewajiban untuk selalu independen dan objektif dalam
sering terjadi tekanan dari atasan, belum cukupnya kompetensi dalam bidang
14
audit disertai juga dengan tugas yang kompleks sehingga dapat memengaruhi
auditor dalam menghasilkan audit yang berkualitas, akan tetapi auditor tetap
berkewajiban untuk selalu berpegang teguh pada kualitas sikap profesional dan
selalu mempunyai sikap independen dan integritas dalam diri pribadi auditor.
dalam mengatasi berbagai macam kondisi yang sulit baik besar atau kecil
masalahnya.
dari berbagai pihak, pekerjaan maupun tekanan hidup. Pada tingkat maju pesat
yang akan bisa mengatasi berbagai macam kondisi hambatan dan tekanan yang
dialami. Sehingga dalam kaitannya dengan auditor yang ada di posisi tahapan
thriving, akan mampu mengatasi takanan dari berbagai pihak baik atasan ataupun
audit merupakan hal terpenting dan wajib diikuti demi tercapainya hasil audit
yang berkualitas. Menjaga kualitas audit dalam proses penugasan biasanya auditor
akan mengalami berbagai macam kendala seperti tekanan dari atasan maupun
instansi lain yang sedang diaudit serta adanya tugas yang sulit dan tidak
Di sisi lain, pemerintah Indonesia memiliki kode etik bagi auditor internal
untuk menjalin kepeercayaan satu sama lain dalam melakukan tugas audit.
tugasnya auditor biasanya akan mengalami tekanan dari atasan ataupun instansi
16
dan atasan sehingga dapat memengaruhi kondisi psikis dan hasil audit yang
dan kondisi seorang karyawan, dalam hal ini tekanan tersebut disebabkan oleh
keinginan dari seseorang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi, walaupun akan
diperintahkan sudah benar adanya, akan tetapi ada juga yang terpaksa menuruti
Dengan adanya sanksi yang diberikan oleh atasan jika tidak mematuhi
perintah yang diberikan maka keadaan seperti inilah tentu yang membuat auditor
Jadi pada dasarnya obedience pressure berasal dari pihak yang memiliki
jabatan atau kekuasaan yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena adanya suatu
posisi jabatan atau khirarki organisasi yang menjadikan adanya suatu bentuk
kepadanya. Jadi dapat diartikan kualitas audit akan meningkat jika obedience
Auditor junior memiliki rasio yang lebih besar untuk mengalami tekanan
ketaatsan, sebab memiliki jabatan yang masih rendah dalam struktur organisasi
instansi. Sehingga secara tidak langsung segala perintah dan keinginan atasan
akan sebisa mungkin untuk dipenuhi, walupun nantinya akan melanggar standar
merupakan kondisi yang dialami oleh auditor untuk mematuhi segalan perintah
dan keinginan atasan atau sesorang yang mempunyai kekuasaan yang lebih tinggi
walaupun harus melanggar peraturan dan kode etik yang telah berlaku.
2.5 Kompetensi
Kompetensi merupakan segala aspek yang dimilik oleh setiap individu yang
dapat meningkatkan hasil kinerja yang maksimal dan berkualitas. Beberapa aspek
sistem nilai yang dimana kompetensi dapat mengarah pada tingkah laku
seseorang, dan tingkah laku sesorang akan berdampak pada kinerja yang
pengetahuan individu dan sikap dalam bekerja yang telah ditentukan dari
formal auditing dan akuntansi, pengalaman praktik yang memadai bagi pekerjaan
Menurut standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2011)
menyatakan keahlian dan pelatihan teknis yang cukup merupakan hal yang wajib
dimiliki oleh seorang auditor sehingga dapat melakukan audit, sedangkan standar
kemahiran profesional auditor secara cermat dan seksama merupakan hal yang
audit.
Oleh sebab itu, keahlian dalam standar audit, proseedur dan praktik audit
sangat wajib dipahami dan dimiliki oleh seorang auditor. Jika seoarang auditor
suatu entitas, maka wajib hukumnya untuk aditor memilki keahlian yang memadai
19
dan telah melakukan berbagai macam pelatihan dalam bidang akuntansi sektor
publik
Keahlian pada tahap pertama ini biasanya dimiliki oleh staf audit pemula yang
1. Tahap Novice, biasanya terjadi pada audit pemula, yang dimana merupakan
2. Tahap Advanced Beginner, dimana auditor pada tahap ini sangat berpegang
erat pada atura-aturan yang berlaku dan kemampuan untuk bertindak secara
dalam menghadapi situasi yang rumit dan tak terkendali. Dan tindakan yang
dipilih hanya yang terpikirkan saja belum inovatif dan kurang antusias
4. Tahap Profiency, dimana semua hal yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan,
sebelumnya. Disini auditor mulai memiliki pemikiran yang luas dan instuisi
mendaptkan solusi. Oleh karena itu tindakan dan sikap auditor di tahap ini
memiliki rasional yang luar biasa dan tidak hanya bergantung pada aturan-
Dalam standar audit APIP menjelaskan bahwa wajib bagi seorang auditor
yang memadai. Jika auditor belum mampu untuk memnuhi standar audit APIP
maka auditor tersebut tidak layak untuk melakukan tugas audit. Sama halnya
dengan auadit internal pemerintah, setiap aparat pengawas internal harus memiliki
pengawas profesional dalam segala hal yang menyangkut ruang lingkup dan
kegiatan pemerintahan.
melekat pada standar akuntansi dan auditing semata, melainkan harus memahami
auditor sudah memiliki kemampuan dan skill yang layak dalam mengaudit.
tugasnya baik itu dalam hal pemahaman objek, pengetahuan, pengalaman dan
pelatihan teknis yang secara umum telah diakui oleh lembaga atau pemerintah dan
21
layak maka akan melaksanakan tugas audit yang objektif dan berkualitas.
Dalam melaksanakan tugas audit biasanya terdapat tugas yang rumit, dan
yang menumpuk, kompleks, dan tidak terstruktur atau terkait satu sama lain.
ada yang berpendapat tugas itu sulit dan di sisi lain ada juga yang berpendpat
sulitnya suatu tugas (dimana diperlukan pemahaman yang lebih lanjut atau proses
mental yang hebat) atau struktur tugas yang rumit ( keahlian khusus apa yang
Kompleksitas tugas dapat juga diartikan sebagai tugas yang begitu banyak
dan beerbagai macam sehingga membuat tugas tersebut menjadi rumit dan
kemapuan yang dimiliki auditor akan semakin membuat tugas ini semakin rumit
merupakan tugas yang tidak terstruktur, sulit untuk dipahami, ambigu dan terkait
pada suatu tim audit memerlukan keahlian, kemampuan dan tingkat kesabaran
dimana tugas yang dikerjakan memiliki tingkatan yang rumit, tidak terstruktur,
memerlukan keahlian khusus. Komplesitas tugas dalam hal ini juga diperlukan
pengujian lebih lanjut karena spekulasi menganggap tugas audit merupakan tugas
yang memiliki kompleksitas tinggi. Dimana jika kompleksitas tugas yang dialami
audit.
2.7 Independensi
siapapun dengan kata lain tidak ada yang bisa memengaruhi keputusan dan hasil
yang telah ditetapkan oleh auditor yang bersangkutan. Oleh karena itu sikap
akan terbebas dari usaha pihak manajerial dalam menentukan kegiatan auditor,
dapat bekerja sama dengan semua pihak dengan menghiraukan urusan pribadi
mental yang terbebas dari pengaruh siapapun, tidak dikendalikan oleh siapapun,
dan tidak bergantung pada siapapun. Dengan bersikap independen maka akan
muncul sikap kejujuran untuk selalu mengetahui dan memihak pada fakta dan
objektif dalam menilai dan berpendapat, oleh sebab itu independensi merupakan
unsur penting dalam bagian etika profesi audit. Arens dkk (2015:74) berpendapat
bahwa dalam melakukan uji audit, evaluasi hasil pengujian, dan pelaporan hasil
temuan audit. Sehingga hasil audit dapat dikatakan objektif dan berintegritas.
segala bentuk influence dan kendali dari pihak lain dalam mengambil langkah-
memilih lokasi, kegiatan, dan kebijakan manajerial yang akan digunakan dalam
memeriksa, sehingga dapat diartikan tidak ada data atau informasi yang
masyarakat.
diatut dalam SKPN yang terkandung dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
RI No. 1 tahun 2007 menyatakan “dalam segala hal yang berkaitan dengan
dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat
memengaruhi independensinya”.
Jadi, Independensi berarti suatu sikap dan kondisi mental yang terbebas
dari pengaruh, tidak memihak, dan tidak bergantung pada siapapun dalam proses
diartikan sebagai kejujuran auditor dalam mengaudit dan selalu berdasar pada
jasa yang dihasilkan. Kualitas audit merupakan indicator dalam memberikan suatu
etik profesi.
Arens, dkk (2015:103) kualitas audit adalah bagaimana cara memberitahu seorang
audit mendeteksi salah saji material laporan dalam laporan keuangan, aspek
sudah baik atau tidak serta mengetahui semua kondisi temuan di tempat
melakukan audit.
dengan cepat dapat mengetahui berbagai hasil temuan yang memiliki unsur
kestabilan suatu instansi pemerintahan, serta auditor lebih cepat untuk melakukan
26
tindakan prevektif dan korektif atas temuan tersebut dengan reviu-reviu yang
diberikan. Jadi kualitas audit sebaiknya sudah dibangun dari awal proses
pengguna, auditor, regulator, masyarakat, dan semua yang terlibat dalam proses
pelaporan keuangan dan memiliki urusan yang berbeda terhadap kualitas audit,
audit (Knechel dkk, 2012). Kuaitas audit menurut pengguna laporan keuangan
menekankan pada tingkat salah saji material pada laporan keuangan, sedangkan
menurut auditor menekankan pada tingkat kesesuaian penerapan standar dan kode
sehingga dapat memberi kontribusi kelangsungan yang baik pada instansi yang
audit yang berkualitas maka memerlukan penilaian mutu yang sesuai dengan
jabatan dan pangkat para aparat pengawas internal pemerintah (APIP). Standar
audit merupakan kriteria atau persayaratan dalam melaksanakan proses audit yang
wajib ditaati dan digunakan oleh kalangan APIP. Jadi dapat dikatakan kualitas
audit merupakan hasil dari penerapan standar-standar audit intern pemeritah yang
standar audit:
27
laporan, cara dan saat pelaporan, bentuk dan isi laporan, kualitas laporan
undang-undang.
internal sangat berkaitan erat dengan segala standar dan peraturan yang berlaku
dalam hal ini standar aparat intern pemerintah Indonesia. Sehingga laporan hasil
Sulawesi Utara”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti secara
internal.
kualitas.
30
apakah sudah sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku. Penelitian ini
kompleksitas tugas, dan independensi terhadapa kualitas audit internal. Dalam hal
audit internal.
mematuhi segalan perintah dan keinginan atasan atau sesorang yang mempunyai
kekuasaan yang lebih tinggi walaupun harus melanggar peraturan dan kode etik
yang telah berlaku. Kompetensi merupakan unsur terpenting bagi auditor dalam
pengalaman dan pelatihan teknis yang secara umum telah diakui oleh lembaga
atau pemerintah dan layak maka akan melaksanakan tugas audit yang objektif
dan berkualitas. Kompleksitas tugas merupakan suatu kondisi dimana tugas yang
keahlian khusus. Independensi berarti suatu sikap dan kondisi mental yang
terbebas dari pengaruh, tidak memihak, dan tidak bergantung pada siapapun
dalam proses pelaksanaan sampai hasil pernyataan audit dikeluarkan. Jadi dapat
31
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka kerangka pemikiran yang
dikembangkan pada penelitian ini seperti yang ada di gambar bawah ini yang
Kompetensi H2
Kualitas Aduit Internal
(X2)
H5 (Y)
Kompleksitas Tugas
(X3) H3
H4
Independensi
(X4)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.11 Hipotesis
tugas, dan independensi terhadap kualitas audit internal yang dilakukan oleh
dari orang lain, pekerjaan atau kehidupan mampu untuk menghadapi dan
membuat individu dapat menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini, penggunaan
teori ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa seorang auditor bisa untuk
menghadapi berbagai macam tekanan yang dialami baik yang berasal dari atasan
maupun instansi lain yang berisiko untuk melanggar peraturan dan kode etik yang
telah berlaku.
oleh teori atribusi. Pada teori ini menjelaskan tentang adanya faktor yang
Bagi seorang auditor internal wajib untuk bisa menghadapi dan mengatasi
tekanan yang disebabkan dari atasan maupun instansi lain. Obedience pressure
dapat diartikan sebagai unsur tekanan dan paksaan yang dialami oleh auditor
junior yang berasal dari atasan atau yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi
serta pihak instansi yang di audit untuk mematuhi segala perintah dan
keinginannya walapun dapat menyimpang dari standar dan kode etik profesional
auditor.
dihasilkan oleh auditor. Hal ini didukung dengan berbagai penelitian yang
33
dilakukan sebelumnya yaitu oleh yendrawati dan dheane (2015) dan mustakim
audit internal.
faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini teori atribusi dikaitkan
pelatihan di bidang audit, kecermatan dan segala macam ilmu yang menyangkut
kompetensi, baik itu yang didapatkan dari proses pendidikan, pengalaman dan
dkk, 2011:42).
dihasilkan auditor. Jika terjadi peningktan pada kompetensi auditor, maka akan
34
berbagai penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu oleh Rizki Wahyuni (2013)
positif terhadap kualitas aduit internal. Hal ini menindikasikan bahwa kualitas
audit akan meningkat apabila kompetensi yang dimiliki auditor juga meningkat.
audit internal
faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini teori atribusi dikaitkan
audit internal. Dimana kompleksitas tugas merupakan salah satu faktor eksternal
kompleksitas tugas memiliki keterkaitan dengan tugas yang tidak terstruktur, tidak
tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, sulit untuk dipahami, ambigu dan
terkait satu sama lain. Kompleksitas tugas mempunyai makna tugas yang rumit
35
maksudnya terdapat informasi yang begitu banyak dan tidak relevan, dan struktur
merasa bingung sehingga membuat sisi keakuratan hasil audit menjadi tidak
maksimal. Namun sebaliknya jika kompleksitas tugas yang dialami auditor rendah
maka akan menghasilkan kualitas audit internal yang tinggi karena komponen
tugasnya sesaui denga ketentuan dan prosedur yang berlaku sehingga auditor lebih
mudah untuk menyelesaikannya dengan hasil yang maksimal. Hal ini didukung
audit internal.
Theory of attitudes and behavior (teori sikap dan perilaku), teori ini
Dimana penggunaan teori ini untuk menjelaskan bahwa bagi seorang auditor
mengikuti pengaruh dan keinginan yang sepihak dan menyimpang dari standar
36
dan kode etik profesional auuditor dan tidak bergantung pada siapapun dalam
audit internal.
Seaorang auditor internal wajib memiliki sikap dan kondisi mental yang
terbebas dari pengaruh, tidak memihak, dan tidak bergantung pada siapapun
penryataan atau opini yang dikeluarkan atas pemeriksaan laporan dan kinerja
Jadi untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas diperlukan suatu sikap
yang independen yang dimiliki oleh auditor. Terjadinya peningkatan kualitas audit
internal disebabkan karena adanya sikap independensi yang tinggi. Hal ini
internal.
37
yang dialami oleh auditor untuk mematuhi segalan perintah dan keinginan atasan
atau sesorang yang mempunyai kekuasaan yang lebih tinggi walaupun harus
melanggar peraturan dan kode etik yang telah berlaku. Kompetensi merupakan
unsur terpenting bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya baik itu dalam hal
umum telah diakui oleh lembaga atau pemerintah dan layak maka akan
merupakan suatu kondisi dimana tugas yang dikerjakan memiliki tingkatan yang
Independensi berarti suatu sikap dan kondisi mental yang terbebas dari pengaruh,
tidak memihak, dan tidak bergantung pada siapapun dalam proses pelaksanaan
sebagai kejujuran auditor dalam mengaudit dan selalu berdasar pada standar dan
kode etik audit. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dapat dikemukakan
sebagai berikut:
38
BAB III
METODE PENELITIAN
berlokasi di Jl. Teduh Bersinar No.7, Gunung Sari, Kota Makassar, Sulawesi
mendapatkan data yang akurat dan relevan terhadap masalah yang diteliti. Jadi
metode yang digunakan adalah metode angket, dimana dalam memperoleh data
dalam hal ini auditor pada Kantor Inspektorat Kota Makassar. Kuesioner terbagi
dalam dua bagian, bagian pertama berisi beberapa pertanyaa tentang profil diri
Kuesioner yang sudah dijawab oleh responden akan dipilih dan diperiksa
diukur menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala interval yang
Tabel 3.1
Skor Skala Likert
No Sikap responden skor
1 Sangat tidak setuju 1
2 Tidak setuju 2
3 netral 3
4 setuju 4
5 Sangat setuju 5
Sumber: Amir, 2015
terdiri dari subjek dan objek yang menjadi jumlah dan karakteristik tertenu
sehingga dapat diterapkan peniliti untuk dipahami dan disimpulkan. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh auditor yang bertugas di kantor inspektorat kota
jumlah dan karakteristik pada populasi tersebut. Secara umum, minimal jumlah
sampel yang berlaku dan dianjurkan untuk suatu studi penelitian berjumlah 30
penelitian ini adalah metode sampling jenuh atau kata lainnya metode sensus.
jumlah populasi, dikarenakan jumlah poulasinya sudah sedikit atau kurang dari
jumlah populasi yang digunakan, yaitu seluruh jumlah auditor yang bertugas di
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dari sumber data primer.
Menurut Sugiyono (2017) yang dimaksud data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuesioner) yang akan diisi oleh auditor
yang bekerja di kantor inspektorat kota makassar. Data yang diperoleh langsung
pengambilan sampel. Data primer dalam penelitian ini berupa data penilaian
independensi terhadap kualitas aduit. Data primer tersebut bersumber dari auditor
secara rinci dan sederhana data supaya bisa mudah di analisis dan di deskripsikan
berlaku dan sesuai dengan lingkup penelitian. Metode analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, analisis
statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan
Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda. Analsisis ini bertujuan untuk memproyeksikan nilai dari
penurunan serta untuk mengetahui posisi dan arah hubungan antara variabel
Persamaan dari regresi linier berganda bisa dilihat dari rumus dibawah ini:
Keterangan:
mendeskripsikan data yang sesuai dan spesifik tanpa bertujuan menbuat suatu
kesimpulan yang berlaku umum. Dimana pada uji ini menghasilkan nilai rata-rata,
nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai standar deviasi dari input data
kuesioner.
42
Data tersebut antara lain: nama, umur, jenis kelaaamin, pendidikan terakhir,
sangat erat kaitannya dengan kualitas data yang digunakan dalam pebgujian
tersebut. Data penelitian tidak diterima jika instrumen yang dipakai untuk
keandalan (reability) yang sesuai ketentuan yang berlaku. Oleh sebab itu langkah
awal dalam penelitian ini adalah menguji keabsahan dan keandalan dari hasil
kuesioner yang dipakai sehingga bisa dinilai apakah valid atau tidak valid.
1. Jika r hitung positif dan lebih besar daripada r tabel maka butir pernyataan
2. Jika r hitung negatif dan lebih kecil daripada r tabel maka butir pernyataan
yang sangat erat kaitannya dengan indikator dari suatu variabel. Jika hasil
jawaban dari kuesioner konsisten atau stabil dari awal sampai akhir maka
Metode pengujian realiabilitas yang dipakai adalah one shot atau biasa
disebut pengukuran tunggal artinya hanya satu kali digunakan dan selanjutnya
hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pernyataan lain bisa juga dikatakan
menggunakan Cronbach Alpha (α), dimana suatu variabel disebut reliable jika
yang dibutuhkan untuk tahapan analisis linier berganda sudah terpenuhi. Uji
asumsi klasik teerdiri dari: uji normalitas, uji lineritas, uji multikolinieritas, dan
uji heroskedatisitas.
atau tidak normal dalam model regresi linier. Dalam penelitian ini metode yang
cara mengujinya dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan
grafik. Apabila data tersebar disekitaran garis diagonal dan mengikuti arah
begitupun sebaliknya jika data menyebar secara jauh dari diagonal atau grafik
lebih spesifik melalui angka dan nilai signifikanasi maka dapat digunakan uji one
1. Jika hasil signifikansi uji kolmogorov-smirnov lebih besar dari 0,05 maka
2. Jika hasil signifikansi uji kolmogorov-smirnov lebih kecil dari 0,05 maka
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang linier atau tidak
secara signifikan antara variabel dependen dan independen. Uji linearitas biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analsisis korelasi atau regresi linier. Untuk
mendapatkan hasil uji linearitas dapat menggunakan uji test for linearity dengan
ketentuan jika hasil signifikasni lebih besar dari 0,05 maka data linear namun
sebaliknya jika hasil signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak linear
(Ghozali, 2013:166).
45
antar vaiabel independen pada model regresi. Korelasi antar variabel independen
tersebut tidak boleh terjadi sehingga bisa memperoleh model regresi yang baik
tidak yaitu dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)
1. Jika hasil nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10, bisa
2. Jika hasil nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 dan VIF lebih besar dari 10, bisa
terjadi perbedaan variance dari nilai residual satu pengamatan kepengamatan yang
gangguan heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai variabel
pada ada tidaknya suatu pola tertentu pada grafik scatterpolot, adapun cara
1. Apabila pada grafik terdapat pola tertentu, yaitu titik yang tersebar membentuk
suatu pola tertentu yang teratur seperti bergelombang dan melebar kemuadian
2. Apabila pada grafik tidak terdapat pola yang jelas, seperti titik- titik tersebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji regresi secara simultan (uji
dependen. Diman nilai koefisien determinasi disekitaran angka nol dan satu. Jika
hampir semua aspek yang dapat memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika
Apabila F hitungnya lebih besar dari F tabel maka dapat dikatakan variabel
juga sebaliknya jika hasil nilai F hitungnya lebih kecil dari F tabel maka dapat
variabel dependen.
probabilitas > 0,05, maka hipotesis ditolak, dan Jika probabilitas < 0,05, maka
hipotesis diterima.
variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana dalam melakukan uji ini
persayaratan dan kriteria untuk mengetahui hipotesi diterima atau ditolak, yaitu:
1. Melakukan perbadingan antara niali t hitung dan t tabel. Jika t hitung >t tabel
hitung < t tabel bisa dikatakan hipotesis ditolak. Maksudnya tidak terdapat
48
dependen.
probabilitas > 0,05, maka hipotesis ditolak, dan Jika probabilitas < 0,05, maka
hipotesis diterima.
pressure (X1), kompetensi (X2), kompleksitas tugas (X3), dan independensi (X4),
dan untuk variabel dependennya yaitu, kualitas audit internal (Y). Untuk
mematuhi segalan perintah dan keinginan atasan atau sesorang yang mempunyai
kekuasaan yang lebih tinggi walaupun harus melanggar peraturan dan kode etik
yang telah berlaku. Variabel Obedience Pressure terdiri dari beberapa indikator
adanya tekanan untuk menaatai perintah atasan, terpaksa menuruti perintah dari
tugasnya baik itu dalam hal pemahaman objek, pengetahuan, pengalaman dan
pelatihan teknis yang secara umum telah diakui oleh lembaga atau pemerintah dan
layak maka akan melaksanakan tugas audit yang objektif dan berkualitas.
49
dan efisien.
yang berbeda dari setiap auditor dalam sulitnya tugas audit yang dihadapi
tergantung bagaimana auditor menyikapinya ada yang berpendapat tugas itu sulit
dan di sisi lain ada juga yang berpendpat tugas itu mudah untuk diselesaikan.
Variabel kompleksitas tugas terdiri atas beberapa indikator yang yang diadopsi
dari penelitian Mustakim (2017) yang telah dimodifikasi, yaitu: banyaknya tugas,
Independensi berarti suatu sikap dan kondisi mental yang terbebas dari
pengaruh, tidak memihak, dan tidak bergantung pada siapapun dalam proses
biasanya sangat sulit untuk dipertahankan oleh auditor sebab selain harus bekerja
dengan profesional.
50
Auditor juga memiliki keterikatan dengan atasannya atau dalam hal ini
hirarki atau jabatan dalam struktur organisai. Oleh karena itu, atasan dan pihak
yang terkait harus memberikan kepercayaan, dan kebebasan pada auditor untuk
terdiri atas beberapa indikator yang diadopsi dari penelitian Wijayanto (2017)
kualitas audit internal sangat berkaitan erat dengan segala standar dan
peraturan yang berlaku dalam hal ini standar aparat intern pemerintah Indonesia.
yang diadopsi dari penelitian Wijayanto (2017) yang telah dimodifikasi, yaitu:
kegiatan pemerintahan daerah dan dipimpin oleh seorang inspektur. Letak lokasi
berada di perumahan griya fajar mas Jl. Teduh Bersinar No.7 Makassar.
daerah Kota Makassar No.8 tahun 2016 tentang pembentukan dan sususnan
Daerah Kota Makassar telah memperoleh Sertifikat ISO 9001: 2008 dan yang
terbaru adalah 9001:2015 tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu dan United
Registrar of System.
Terdapat visi yang dicetuskan oleh Kantor Inspektorat Kota Makassar yaitu
Yang Efektif Dan Professional”. Adapun untuk mencapai visi tersebut harus
51
52
dan responsif.
dilandaskan pada peraturan daerah Kota Makassar No.8 tahun 2016 yang terdiri
atas:
1. Inspektur
Gambar 4.2
Struktur organisasi inspektorat kota makassar
54
1. Inspektur
sesuai yang telah tercantum pada pasal 7 yaitu: inspektur memiliki tugas pokok
daerah,
pengawasan,
pengembangan SDM.
55
Bagaian tata usaha mempunyai tupoksi sesuai pada pasal 8 yaitu: sub bagian
rumah tangga.
c. Mempersiapkan dan mengelola bahan dan data dalam rangka menata proses
penanganan pengaduan.
fungsional.
Pada bagian jabatan fungsional memiliki tupoksi sesuai pada pasal 9 yaitu:
teknis berdasar pada bidang keahlian masing-masing dan dipimpin oleh ketua
pelaksaan audit
bahwa pejabat
Auditor merupakan Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
dengan jumlah 38 sesuai dengan jumlah auditor yang bertugas, dengan pembagian
sebagai berikut:
57
Tabel 4.2
Data Distribusi Kuesioner
No Keterangan Jumlah Kuesioner Persentase
1 Kuesioner yang tidak Kembali 5 13%
2 Kuesioner yang dapat diolah 33 87%
3 Kuesioner yang disebarkan 38 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 38 kuesioner yang disebar hanya 33
kuesioner yang Kembali dan dapat diolah sedangkan untuk 5 kuesioner yang
tersisa tidak Kembali sebab ada auditor yang sedang sibuk bertugas diluar daerah
ini, yaitu umur, jenis kelamin, Pendidikan terakhir, jabatan fungsional audit dan
masa kerja. Karakteristik responden tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada
a. Umur
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Persentase
1 <25 3 9,1%
2 25-35 14 42,4%
3 36-45 13 39,4%
4 46-55 2 6,1%
5 >55 1 3,0%
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
58
penelitian ini mayoritas memiliki rentang umur 25-35 tahun yang berjumlah 14
orang atau sebesar 42,4%. Kemuadian unuk responden yang rentang umurnya 36-
memiliki rentang umur <25 berjumlah 3 orang atau sebesar 9,1%, responden
yang berumur 46-55 sebanyak 2 orang atau sebesar 6,1% dan sisanya responden
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 15 45,5%
2 Permepuan 18 54,5%
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
paling dominan dalam penelitian ini yaitu perempuan yang berjumlah 18 orang
atau sebesar 54,5%, sedangkan untuk sisanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak
15 orang atau sebesar 45,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa auditor yang
c. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1 D3 0 0%
2 S1 24 72,7%
3 S2 8 24,2%
4 S3 1 3%
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
oleh auditor yang bekerja di kantor inspektorat kota makassar di dominasi oleh
auditor yang bergelar S1 yang berjumlah 24 orang atau sebesar 72,7%, sisanya
berjumlah 1 orang atau sebesar 3%. Dan tidak ada responden yang bertugas di
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional Audit
No Jabatan Fungsional Audit Jumlah Persentase
1 Auditor ahli pertama 7 21,2%
2 Auditor ahli muda 22 66,7%
3 Auditor ahli madya 4 12,1%
4 Auditor ahli utama 0 0%
5 Auditor trampil pelaksana 0 0%
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
peneltian ini didominasi oleh jabatan auditor ahli muda yang berjumlah 22 orang
atau sebesar 66,7%, dan sisanya yang jabatannya sebagai auditor ahli pertama
berjumlah 7 orang atau sebesar 21,2%, serta auditor ahli madya berjumlah 4 orang
60
a. Masa Kerja
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa kerja
No Masa Kerja (Tahun) Jumlah Persentase
1 <1 0 0%
2 1-5 6 18,2%
3 6-10 11 33,3%
4 >10 16 48,5%
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
responden yang mendominasi adalah auditor yang telah bekerja selama selama
>10 tahun berjumlah 16 orang dengan tingkat prenstase 48,5%, dan sisanya masa
kerja selama 6-10 tahun berjumlah 11 orang dengan tingkat presentase 33,3%,
masa kerja selama 1-5 tahun berjumlah 6 orang dengan tingkat presentase 18,2%.
Dan
di dominasi oleh auditor yang sudah bekerja sisanya masa kerja selama 6-10 tahun
responden dengan tingkat presentase Sementara tidak ada responden yang masa
internal yang akan diuji secara statistic deskriptif seperti yang ada pada tabel
4.8dibawh inii.
Tabel 4.8
Statistik deskriptif variabel
Descriptive Statistics
Minimu Std.
N Maximum Mean
m Deviation
Obedience Pressure 33 21 35 28,24 3,202
Kompetensi 33 43 55 48,42 3,717
KompleksitasTugas 33 17 25 19,94 1,936
Independensi 33 37 50 42,97 3,486
Kualitas Audit Internal 33 35 50 42,06 3,864
Valid N (listwise) 33
Sumber: Output Sofware SPSS 20 (2021)
Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat dilihat jumlah responden (N) dalam
dengan jumlah mean sebesar 28,24 serta standar deviasi sebesar 3,202 yang
memiliki arti bahwa auditor lebih cenderung mengalami tekanan ketaatan yang
maksimum sebesar 55 dengan mean sebesar 48,42 dan standar deviasi sebesar
3,717 sehingga dapat dikatakan auditor memiliki kompetensi tang tinggi dalam
dan maksimum 25 denagn jumlah mean 19,94 serta standar deviasi sebesar 1,936
dan maksimum 50 dengan jumlah mean 42,97 serta standar deviasi 3,846 yang
berarti auditor memiliki independensi yang baik dalam melaksanakan tugas audit.
50 dan mean 42,06 seta standar deviasi sebesar 3,846 yang memiliki arti auditor
audit.
audit internal.
obedience pressure. Nilai rata-rata hasil jawaban responden dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Deskripsi item pernyataan variabel obedience pressure
Item Frekuensi Dan Persentase Skor Mean
63
Pernyataan STS TS N S SS
6 20 7
X1.1 133 4,03
18,2% 60,6% 21,2%
4 20 9
X1.2 137 4,15
12,1% 60,6% 27,3%
9 20 4
X1.3 127 3,85
27,3% 63,6% 9,1%
5 21 7
X1.4 134 4,06
15,2% 63,6% 21,2%
4 22 7
X1.5 135 4,09
12,1% 66,7% 21,2%
7 18 8
X1.6 133 4,03
21,2% 54,5% 24,2%
6 20 7
X1.7 133 4,03
18,2% 60,6% 21,2%
Rata-Rata Keseluruhan 4,03
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 33 responden yang diteliti,
pressure (X1) berada pada daerah tinggi dengan rata-rata keseluruhan sebesar
4,03. Hal ini berarti bahwa responden memberikan persepsi yang sangat baik
pressure), terlihat bahwa nilai mean tertinggi sebesar 4,15 berada pada item
dipecat jika auditor tidak menuruti perintah atasan untuk berperilaku menyimpang
kompetensi. Nilai rata-rata hasil jawaban responden dapat dilihat hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Deskripsi item pernyataan variabel kompetensi
Frekuensi Dan Persentase
Item
T Skor Mean
Pernyataan STS N S SS
S
18 15
X2.1 147 4,45
54,5% 45,5%
23 10
X2.2 142 4,30
69,8% 30,3%
15 18
X2.3 150 4,55
45,5% 54,5%
16 17
X2.4 149 4,52
48,5% 51,5%
1 17 15
X2.5 146 4,42
3,0% 51,5% 45,5%
11 22
X2.6 154 4,67
33,3% 66,7%
3 16 14
X2.7 143 4,33
9,1% 48,5% 42,4%
21 12
X2.8 144 4,36
63,6% 36,4%
23 10
X2.9 142 4,30
69,7% 30,3%
1 14 `18
X2.10 149 4,52
3,0% 42,4% 54,5%
7 19 7
X2.11 132 4,00
21,2% 57,6% 21,2%
Rata-Rata Keseluruhan 4,40
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
Berdasarkan pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 33 responden yang telah
diproses dan di uji terdapat beberapa item pernyataan yang memiliki tingkat yang
65
tinggi dengan mean total sebesar 4,40. Hal ini mengindikasikan bahwa respnden
dilihat juga pada item pernyataan keenam yang menghasilkan nilai mean tertinggi
kompleksitas tugas. Nilai rata-rata hasil jawaban responden dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Deskripsi item pernyataan variabel Komplesitas Tugas
Item Frekuensi Dan Persentase
Skor Mean
Pernyataan STS TS N S SS
4 21 8
X3.1 136 4,12
12,1% 63,6% 24,2%
3 25 5
X3.2 134 4,06
9,1% 75,8% 15,2%
8 21 4
X3.3 128 3,88
24,2% 63,6% 12,1%
5 24 4
X3.4 131 3,97
15,2% 72,7% 12,1%
6 24 3
X3.5 129 3,91
18,2% 72,7% 9,1%
Rata-Rata Keseluruhan 3,99
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
variabel kompleksitas tugas (X3) berada pada daerah sangat tinggi dengan rata-
66
rata keseluruhan sebesar 3,99. Ini berarti bahwa responden memberikan persepsi
yang sangat baik terhadap kompleksitas tugas. Pada variabel kompleksitas tugas,
terlihat bahwa nilai mean tertinggi sebesar 4,12 berada pada item pernyataan
kompleksitas tugas. Nilai rata-rata hasil jawaban responden dapat dilihat hasilnya
independensi (X4) berada pada daerah sangat tinggi dengan rata-rata keseluruhan
sebesar 4,28. Ini berarti bahwa responden memberikan persepsi yang sangat baik
Tabel 4.12
Deskripsi Item Pernyataan Variabel Indepensi
Item Frekuensi Dan Persentase
Skor Mean
Pernyataan STS TS N S SS
67
5 15 13
X4.1 140 4,24
15,2% 45,5% 39,4%
1 24 8
X4.2 139 4,21
3,0% 72,7% 24,2%
2 15 16
X4.3 146 4,42
6,1% 45,5% 48,5%
1 16 16
X4.4 148 4,48
3,0% 48,5% 48,5%
2 23 8
X4.5 138 4,18
6,1% 69,7% 24,2%
X4.6 2 15 16 147 4,45
6,1% 45,5% 48,5%
19 14
X4.7 146 4,42
57,6% 42,4%
1 19 13
X4.8 145 4,39
3,0% 57,6% 39,4%
2 21 10
X4.9 141 4,27
6,1% 63,6% 30,3%
8 21 4
X4.10 128 3,88
24,2% 63,6% 12,1%
Rata-Rata Keseluruhan 4,28
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
Analisis deskriptif terhadap variabel kualitas audit internal terdiri dari 10 item
kualitas audit internal. Nilai rata-rata hasil jawaban responden dapat dilihat
Tabel 4.13
Deskripsi Item Pernyataan Variabel Kualitas Audit Internal
Item Frekuensi Dan Persentase
Skor Mean
Pernyataan STS TS N S SS
5 18 10
Y.1 137 4,15
15,2% 54,5% 30,3%
68
1 23 9
Y.2 140 4,24
3,0% 69,7% 27,3%
20 13
Y.3 145 4,39
60,6% 39,4%
7 19 7
Y.4 132 4,00
21,2% 57,6% 21,2%
1 24 8
Y.5 139 4,21
3,0% 72,7% 24,2%
2 23 8
Y.6 138 4,18
6,1% 69,7% 24,2%
4 20 9
Y.7 137 4,15
12,1% 60,6% 27,3%
2 22 9
Y.8 139 4,21
6,1% 66,7% 27,3%
4 20 9
Y.9 137 4,15
12,1% 60,6% 27,3%
1 19 13
Y.10 144 4,36
3,0% 57,6% 39,4%
Rata-Rata Keseluruhan 4,20
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
telah diproses dan di uji terdapat beberapa item pernyataan yang memiliki tingkat
yang tinggi dengan mean total sebesar 4.20 Hal ini mengindikasikan bahwa
Audit Internal, dapat dilihat juga pada item pernyataan ketiga yang menghasilkan
nilai mean tertinggi sebesar 4,39. Dan responden berpendapat auditor selalul
Uji kualitas data bertujuan untuk mengetahui akurasi dan konsistensi data
yang telah terkumpul. Pada tahapan ini dapat dianalisis menggunakan uji validitas
1. Uji Validitas
akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dapat
sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengetahui item pernyataan
itu valid dengan melihat nilai Corrected Item Total Corelation. Apabila item
pernyataan mempunyai r hitung > dari r tabel maka dapat dikatakan valid. Pada
penelitian ini terdapat jumlah sampel (n) = 33 responden dan besarnya df dapat
dihitung 33–2 = 31 dengan df =31 dan alpha = 0,05 didapat r tabel = 0,355. Jadi
dapat disimpulkan item pernyataan yang valid mempunyai r hitung lebih besar
dari 0,355. Adapun hasil uji validitas data dalam penelitian ini dapat dilihat tabel
dibawah ini:
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas
Pada tabel 4.14 menghasilkan bahwa seluruh item pernyataan memiliki nilai
dapat disimpulkan semua item pernyataan pada penelitian ini valid dan bisa
2. Uji Realibilitas
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Uji realiabilitas data dilakukan dengan
bila memiliki koefisien keandalan reabilitas sebesar 0,60 atau lebih. Hasil
Tabel 4.15
72
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari semua variabel
lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari kuesioner
hipotesis, maka terlebih dahulu dilaksanakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
regresi linear berganda terpenuhi, uji asumsi klasik dalam penelitian ini menguji
normalitas data secara statistik, uji linearlitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
normal atau tidak. Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi
secara normal atau tidak, maka uji statistik yang dapat dilakukan yaitu pengujian
yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan dipakai lolos
73
Tabel 4.16
Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber: Output Sofware SPSS 20 (2021)
Unstandardized Residual
N 33
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.04676809
Absolute .108
Most Extreme
Positive .058
Differences
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .618
Asymp. Sig. (2-tailed) .840
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ditunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,840 > 0,05 maka dapat
Selanjutnya faktor lain yang dapat digunakan untuk melihat apakah data
terdistribusi dengan normal yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik
normal plot.
74
Gambar 4.4
Hasil uji normalitas- normal probality plot
75
normal karena arah grafiknya tidak menyebar ke kanan atau kekiri. Dan pada
gambar 4.4 menghasilkan data yang menyebar pada sekitaran garis diagonalnya
dan mengikuti arah lajurnya. Sehingga dapat disimpulkan model regresi pada
2. Uji Linearitas
variabel terikat mempunyai hubungan linier atau tidak. Pengujian dibantu dengan
program pengolah data dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf
signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila
deviation from linearity lebih besar dari 0,05. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji Linieritas
Linearit
Variabel Keterangan
y
Obedience Pressure 0,564 Linear
Kompetensi 0,386 Linear
Kompleksitas Tugas 0,550 Linear
Independensi 0,321 Linear
Sumber: Data Primer Yang Diolah (2021)
dan kompleksitas tugas memiliki nilai deviation from linearity lebih besar dari
0,05. Ini berarti hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen
adalah linier.
76
3. Uji Mutikolinearitas
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
multikolonieritas dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor
(VIF), sebagai berikut: Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat
Tabel 4.18
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Obedience Pressure ,613 1,631
Kompetensi ,796 1,256
Kompleksitas Tugas ,559 1,789
Independensi ,780 1,282
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Internal
Sumber: Output Sofware SPSS 20 (2021)
Berdasarkan pada hasil ujinya sepeerti pada tabel 4.18, dapat dikatakan
penelitian ini karena semua variable menghasilkan nilai tolerance lebih besar dari
4. Uji Heteroskedastisitas
menggunakan Sactter Plot. Apabila tidak terdapat pola yang teratur, maka model
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas- Grafik Scatterplot
78
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat adanya pola yang
jelas pada penyebaran titik-titik tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis H1, H2, H3, H4,
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
1 .848a .719 .679 2.188
Sumber: Output SPSS 20 (2021)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
diketahui bahwa nilai R2 (R Square) sebesar 0,688. Hal ini berarti bahwa 71,9%
Tabel 4.20
Hasil Uji F- Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 343.822 4 85.956 17.953 .000b
1 Residual 134.056 28 4.788
Total 477.879 32
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Internal
b. Predictors: (Constant), Independensi, Obedience Pressure, Kompetensi,
Kompleksitas Tugas
Sumber: Output SPSS 20 (2021)
Tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% (α=0,05) dan nilai F-hitung 17.953 lebih
besar dari nilai F tabelnya sebesar 2,71 (df1=5-1=4 dan df2=33-5=28). Artinya
H1, H2, H3, H4, dan H5 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa obedience
Tabel 4.21
Hasil Uji t- Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .406 7.826 .052 .959
Obedience Pressure .406 .154 .336 2.632 .014
1 Kompetensi -.055 .117 -.053 -.470 .642
Kompleksitas Tugas -.367 .267 -.184 -1.372 .181
Independensi .934 .126 .843 7.438 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Internal
Sumber: Output SPSS 20 (2021)
5% (0,05). Jika nilai signifikasni > 0,05 maka suatu variabel independen tidak
dapat memengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai signifikasni < 0,05
Hasil interpretasi hipotesis penelitian (H1, H2 ,H3, H4, dan H5) yang
Berdasarkan pada hasil uji analisis yang menggunakan SPSS seperti terlihat di
tabel 4.21, variabel obedience pressure memiliki t hitung sebesar 2,632 dan
hipotesis diterima atau ditolak berdasar pada perbandingan t hitung dan t tabel dan
81
nilai signifikasni. Apabila t hitung > t tabel dan memiliki nilai signifikan <0,05
Dari hasil penelitian diperoleh nilai t hitung 2,632 >t tabel1,70113 df= n-k,
yaitu 33-5=28 dan nilai signifikan sebesar 0,014 < 0,05, dengan hasil tersebut
yang bernilai positif sebesar 0,406 yang berarti bahwa setiap kenaikan obedience
pressure sebesar satu satuan akan sangat mempengaruhi variabel kualitas audit
internal sebesar 0,406 satu satuan dan memiliki arah hubungan yang positif
dengan kualitas audit internal. Maka disimpulkan bahwa hipotesis (H1) yang
internal”, ditolak.
Berdasarkan pada hasil uji analisis yang menggunakan SPSS seperti terlihat di
tabel 4.21, variabel kompetensi memiliki t hitung sebesar -0,577 dan memiliki
diterima atu ditolak berdasar pada perbandingan t hitung dan t tabel dan nilai
signifikasni. Apabila t hitung > t tabel dan memiliki nilai signifikan <0,05 maka
Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar -0,577 < t tabel 1,70113 dan
Berdasarkan pada hasil uji analisis yang menggunakan SPSS seperti terlihat di
tabel 4.21, variabel kompleksitas tugas memiliki t hitung sebesar -0,836 dan
hipotesis diterima atu ditolak berdasar pada perbandingan t hitung dan t tabel dan
nilai signifikasni. Apabila t hitung > t tabel dan memiliki nilai signifikan <0,05
Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar -0,836 < t tabel 1,70113 dan
tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit internal. Maka
Berdasarkan pada hasil uji analisis yang menggunakan SPSS seperti terlihat di
tabel 4.21, variabel independensi memiliki t hitung sebesar 6,978 dan memiliki
diterima atu ditolak berdasar pada perbandingan t hitung dan t tabel dan nilai
signifikasni. Apabila t hitung > t tabel dan memiliki nilai signifikan <0,05 maka
Hasil penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar 6,978 > t tabel 1,70113 df= n-
k, yaitu 33-5=28 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 5% (α=0,05). Dengan
sebesar 0,924 yang berarti bahwa setiap kenaikan independensi sebesar satu
satuan akan menaikkan variabel kualitas audit internal sebesar 0,924 satu satuan
dan memiliki arah hubungan yang positif dengan kualitas audit internal. Maka
Berdasarkan pada hasil uji analisis yang menggunakan SPSS seperti terlihat
independensi terhadap kualitas audit iternal memiliki F hitung sebesar 15,415 dan
hipotesis diterima atu ditolak berdasar pada perbandingan t hitung dan t tabel dan
nilai signifikasni. Apabila F hitung > F tabel dan memiliki nilai signifikan <0,05
Hasil penelitian diperoleh nilai F hitung sebesar 15,415 > F tabel 2,71 (df1=5-
1=4 dan df2=33-5=28). dan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 5% (α=0,05).
Berdasarkan pada tabel 4.21 maka dapat dijabarkan persamaan regresi linier
1. Memiliki nilai konstanta (a) sebesar 0,406, sehingga dapat dikatakan jika
dinyatakan secara konstan pada angka nol, maka variabel kualitas audit
sebesar 0,055 dengan asumsi variabel lainnya sama dengan angka nol.
85
audit internal sebesar 0,367 dengan asumsi variabel lainnya sama dengan
angka nol.
internal sebesar 0,934 dengan asumsi variabel lainnya sama dengan angka nol.
4.3 Pembahasan
internal pada kantor inspektorat kota makassar. Sehingga dapat dikatakan bahwa
tingginya tekanan ketaatan (obedience pressure) yang dialami oleh auditor akan
Hal ini dapat dijelaskan bahwa tekanan ketaatan dapat meningkat apabila
responden dalam hal ini auditor Inspektorat Kota Makassar tidak memenuhi
keinginan klien untuk menyimpang dari standar professional jika tidak ingin
sendiri tidak hanya ada pada auditee namun dapat juga berasal dari atasan yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori atribusi dimana intervensi akan
atau persepsi, dengan efek bahwa perubahan dalam tindakan sebenarnya tidak lagi
memungkinkan prediksi yang akurat dari perilaku individu. Tekanan ketaatan baik
yang diberikan oleh atasan amupun auditee dari tugas audit yang diemban
hal yang menyebabkan tekanan ketaatan. Pada saat perbedaan harapan itu terjadi,
maka auditee akan berusahan menekan auditor menyamakan harapan. Maka akan
muncul suatu konflik antara auditor dengan entitas tersebut. Pada saat konflik ini
terjadi maka muncullah tekanan dari atasan. Tekanan atasan ini dapat merupakan
Meskipun hipotesis ditolak namun arah yang diberikan positif artinya meski
auditor mendapat tekanan ketaatan tapi auditor tetap mampu mengoptimalkan diri
mereka hal ini dapat terdukung dari rata-rata pengelaman auditor yang bekerja
87
telah lebih dari 10 tahun. Tetapi rentan usia 25 - 35 tahun juga masih rentan
pendidikan mereka dominan strata satu juga rentan terpengaruh akan tekanan
penugasan. Dan hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
Dimana variabel kompetensi mempunyai hasil nilai t hitung sebesar -0,577 < t
yang dimiliki oleh auditor tidak menjamin peningkatan kualitas audit yang
dihasilkan. Dapat dilihat dimana auditor yang berada di inspektorat kota Makassar
lebih dominan berjenjang S1 dan terdapat auditor yang memiliki berbagai latar
belakang pendidikan yang berbeda – beda dimana tidak semuanya memiliki latar
88
Makassar berhasil meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas laporan
keuangan anggaran pendaptan dan belanja daerah (APBD) tahun anggaran 2019.
Hal ini juga dapat menyatakan bahwa seringkali pengetahuan akuntan yang
dianggap dapat meningkatkan kompetensi akuntan ini juga dilihat dari latar
terbaru yang ada di dunia praktek sehingga para lulusannya bisa saja dianggap
memiliki kompetensi yang baik dari segi pendidikan dan pengetahuannya namun
akuntan yang berpengetahuan ini akan terasa lebih signifikan terhadap kualitas
pekerjaannya termasuk salah satunya adalah hasil auditnya. Hasil penelitian ini
Dimana variabel kompetensi mempunyai hasil nilai t hitung sebesar -0,836 < t
kompleks atau tidaknya suatu tugas audit tidak mempengaruhi kualitas audit yang
dihasilkan oleh auditor. Hal ini menunjukkan bahwa auditor akan terus
kerumitan yang tinggi, sebab dari data karakteristik responden pada kantor
10 tahun memiliki jumlah yang signifikan tinggi sehingga sudah mahir dan
terbiasa untuk mengerjakan tugas yang kompleks. Serta adanya aturan kontrak
pertanggungjawabkan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dony Pratomo
audit internal. Sehingga auditor dalam kondisi kompleksitas tugas tinggi maupun
rendah tetap melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan audit yang
berkualitas.
90
Audit Internal
Dimana variabel independensi mempunyai hasil nilai t hitung sebesar 6,987 > t
positif dan signifikan terhadap kualitas audit internal pada Inspektorat Kota
dengan tepat. Sikap independensi auditor dibutuhkan agar auditor tidak mudah
sepihak. Auditor yang independen juga akan melaporkan segala bentuk deteksi
saat penugasan audit karena mereka pada dasarnya melakukan audit terhadap
perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap yang berhubungan erat dengan
apa yang diinginkan (sikap) dan tergabung dari keyakinan besarnya konsekuensi
dari akibat perilaku, nilai-nilai sosial yang terhubung dengan kebiasaan yang
dari sikap yang terbebas dari pengaruh siapapun dan selalu mengesampingkan
temuan audit. Sehingga hasil audit atas laporan dan kinerja keuangan instansi
Sehingga walaupun auditor mendapat tekanan dari atasan atau intansi yang
Independensi auditor inspektorat Kota Makassar tidak dipengaruhi oleh atasan dan
penentu kebijakan seperti sering terjadinya mutasi antar Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), ataupun sering kali mendapat fasilitas dari instansi yang
diperiksa. Auditor tetap menganggap bahwa audit yang baik tetap harus
kualitas audit internal”, diterima. Pembuktian hipotesis tersebut dapat dilihat dari
audit internal memiliki F hitung sebesar 17,953 > F tabel 2,71 dan nilai signifikan
signifikan terhadap kualitas audit internal pada Inspektorat Kota Makassar. Hal
akan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan Hal ini terjadi karena adanya
93
suatu posisi jabatan atau khirarki organisasi yang menjadikan adanya suatu bentuk
kepadanya. Jadi dapat diartikan kualitas audit akan meningkat jika obedience
kualitas audit. Dalam melaksanakan tugas audit biasanya terdapat tugas yang
rumit, dan tidak komprehensif , tugas yang menumpuk, kompleks, dan tidak
terstruktur atau terkait satu sama lain untuk diselesaikan sehingga membuat
memberikan pandangan berbeda dari setiap auditor dalam sulitnya tugas audit
tugas itu sulit dan di sisi lain ada juga yang berpendpat tugas itu mudah untuk
diselesaikan.
kualitas hasil auditnya. Sehingga dapat dikatakan jika auditor mampu bersikap
Independensi maka berarti auditor terbebas dari pengaruh, tidak memihak, dan
pernyataan audit dikeluarkan yang pada akhirnya laporan hasil audit yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori atribusi yang menyatakan
bahwa perilaku setiap idividu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksernal.
Dimana dalam penelitian ini menghasilkan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh
(obedience pressure dan kompleksitas tugas). Hasil peneitian ini juga searah
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustakim (2017) yang menyatakan bahwa
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian data yang mengacu pada masalah dan tujuan
disimpulkan bahwa:
internal. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tekanan untuk taat dapat
membawa dampak pada kualitas audit internal yang dihasilkan oleh auditor.
Sehingga, semakin tinggi obedience pressure yang dihadapi oleh auditor maka
kualitas audit internal yang dihasilkan oleh auditor akan terpengaruh dan
auditor pada kantor Inspektorat Daerah Kota Makassar tidak menjamin apakah
internal. Hal ini menunjukkan bahwa kompleks atat tidaknya suatu tugas audit
yang dialami auditor pada kantor Inspektorat Daerah Kota Makassar tidak
95
96
4. Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini
5.2 Saran
sebagai berikut.
1. Bagi peneliti selanjutnya, untuk Perlunya perluasan pada objek penelitian agar
jumlah responden.
2. Penelitian berikutnya dapat melakukan uji instrumen lain selain dari peyebaran
kuesioner, agar data yang didapatkan lebih akurat dan objektif untuk
Afni, Zalida., Fera Sriyunianti., Dan Afridian Wirahadi Ahmad. 2012. Pengaruh
Kompeten si Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan: Studi Pada Inspektorat
Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi & Manajemen 7 (2):
69-77.
Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior, 2nd edition, Berkshire,
UK: Open University Press-McGraw Hill Education.
Amir, M Taufiq. 2015. Merancang Kuesioner: Konsep Dan Panduan Untuk
Penelitian Sikap, Kepribadian, Dan Perilaku, Edisi Pertama, Jakarta:
Prenadamedia Group.
Ariyantini, Kadek Evi., Edy Sujana Dan Nyoman Ari Surya Darmawan. 2014.
Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan Dan Kompleksitas Tugas
Terhadap Audit Judgment. E- Jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha 2 (1) : 1-10.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2015. Auditing & Jasa
Assurance. Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Jakarta: Erlangga.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2011. Auditing & Jasa
Assurance. Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Jakarta:Salemba Empat.
Astuti, Wati Aris. 2010. Pengaruh Independaensi Dan Kompetensi Auditor
Internal Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Pada BUMN Di
Bandung. Jurnal Ekono Insentif Kopwil. 4 (2) : 1-10.
Ayuni, Luh Indah Asri Dan Bambang Suprasto H. 2016. Integritas Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 15 (3) : 2352-2377.
Boynton, William C. Johnson., Raymond N. and Kell, Walter G. 2010. Modern
Auditing. Edisi Delapan, Penerjemah Ichsan Setiyo Budi, Herman Wibowo.
Jakarta : Erlangga.
Cohen, Jeffrey R., Lisa Milici Gaynor, Ganesh Krishnamoorthy, And Arnold M.
Wright. 2011. The Impact On Auditor Judgments Of CEO Influence On
Audit Committee Independence. Auditing: A Journal Of Practice Dan
Theory. 30 (4):89-100.
Dreyfus, Hubert L & Stuart E. Dreyfus. 2000. Mind Over Machine: The Power Of
Human Intuition And Expertise In The Era The Computer. Edisi ke-1, New
York :The Free Press.
98
99
Echols, john M dan Hassa shadily. 2014. Kamus inggris- indonesia, jakarta:
Gramedia pustaka utama.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Grotberg, Edith H. 2003. Resilience For Today: Gaining Strenght From
Adversity. Wesport: praeger publishers.
Hafid, Andi Qadriah. 2016. Pengaruh Pengalaman, Tekanan Ketaatan, Dan
Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment APIP Dengan Etika Auditor
Sebagai Variable Moderasi. Tesis. Falkultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin.
Hasnidar. 2018. Pengaruh Self-Efficacy, Tekanan Ketaatan, Dan Independensi
Auditor Terhadap Audit Judgment Dengan Kompleksitas Tugas Dan Moral
Reasoning Sebagai Variabel Moderasi. Tesis. Falkultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Hasanuddin.
Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
PSA No.04 SA Seksi 230. Jakarta 2011.
Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi revisi. Yogyakarta: Andi
Kahneman, Daniel. 2011. On The Psychology of Prediction. United State :
Penguin Books Ltd.
Kamus Kompetensi LOMA. 1998. LOMA’s Competency Dictionart.
Knechel, W.Robert., Gopal V.Krishnan., Mikhail Pevzner., Lori B. Shefchik.,
And Uma Velury, 2012. Audit Quality Indicators : Insight From The
Academic Literature. Working Paper, At University Of Florida, USA.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Edisi 3.
Jakarta: Erlangga.
Mangkunegara, Anwar P. 2013. Manajemen sumber daya manusia Peerusahaan.
Remaja Rosdakarya: Bandung.
Mindarti, Ceacilia Sri, Pancawati Hardiningsih, Dan Rachmawati Meita
Oktaviani. 2016. Moral Reasoning Memoderasi Kompetensi Dan
Independensi Terhadap Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIX,
Lampung.
Mustakim. 2017. Pengaruh Obedience Pressure, Kompleksitas Tugas Dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit Internal Dengan Integritas Sebagai
Variabel Moderating. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN
Alauddin.
Pratistha Dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2014. Pengaruh Independensi Auditor Dan
Besaran Fee Audit Terhadap Kualitas Proses Audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 6 (3) : 419-428.
Robbins, Stephen and Judge, Timothy. 2014. Perilaku Organisasi
(Organizational Behaviour) Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat.
Republik Indonesia, Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun
2007, tentang “Standar Pemeriksaan Keuangan Negara”.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. tentang “
sistem pengendalian intern pemerintah”.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007,
tentang “Pedoman Teknis Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi
Dan Kabupaten/Kota”.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008, tentang “Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah”.
Rohmanullah, Ido. Helmi Yazid & Imam Abu Hanifah. 2020. Pengaruh Stres
Kerja, Kompetensi, Independensi Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas
Audit Pada Inspektorat Provinsi Banten. Jurnal Riset Akuntansi Tirtayasa, 5
(1) : 21-33.
Rutter, Michael E.D. 2006. Implication Of Resilience Concepts For Scientific
Understanding. New York academic for sciences, 1904:1-12.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Ku antitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumandoyo, Arbi. Auditor BPK Dalam Pusaran Suap Predikat WTP. Diakses
Pada 29 November 2020, Pukul 19.00 WITA Melalui Website
Https://Tirto.Id/Auditor-Bpk-Dalam-Pusaran-Suap-Predikat-Wtp-Cpde.
Syafitri, Yulia. 2016. Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit. Jurnal Lembaga
Keuangan Dan Perbankan 1 (2) : 1-18.
Tuanakotta, Theodorus. M. 2011. Berpikir Kritis Dalam Auditoring. Salemba
Empat: Jakarta.
Turangan, Grace M. Karamoy, Herman. Tinangon, Jantje J. 2015. Faktor - Faktor
Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Inspektorat Provinsi Sulawesi
Utara. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Manado.
Wahyuni, Rizki. 2013. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Profesionalisme,
Dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit, Skripsi, Falkultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanudin Makasar.
Wibowo. 2013. Manajemen Kerja. Jakarta: Rajawali.
Wirasuasti, Ni Wayan Nistri., Ni Luh Gede Erni Sulindawati Dan Nyoman Trisna
Herawati. 2014. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan
Daerah (Studi Empiris Pada Inspektorat Pemerintah Kabupaten Bangli Dan
Inspektorat Pemerintah Kabupaten Buleleng. E-Journal SI Ak Universitas
Pendidikan Ganesha 2 (1) : 1-12.
101
Yendrawati, Reni. Dan Mukti, Dheane Kurnia. 2015. Pengaruh Gender, Pengalam
Auditor, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Kemampuan Kerja Dan
Pengetahuan Auditor Terhadap Audit Judgment. Jurnal Inovasi Dan
Kewirausahaan, 4 (1) : 1- 8.
L
A
M
P
I
102
R
A
N
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Zulfiky Makbul
Peneliti
DATA RESPONDEN
Nama : ………………………...............................
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda ceck list (√) pada pernyataan di bawah ini dengan penilaian
Bapak/Ibu, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS)
2= Tidak Setuju (TS)
3= Ragu-Ragu/Netral
4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
BAGIAN I
Variabel Obedience Pressure (Tekanan Ketaatan)
STS TS N S SS
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Auditor tidak ingin mendapatkan
masalah dengan instansi, jika
auditor tidak memenuhi keinginan
1.
instansi untuk berperilaku
menyimpang dari standar
profesional.
Auditor khawatir akan dipecat,
jika auditor tidak menuruti atasan
2.
untuk berperilaku menyimpang
dari standar profesional.
Jika auditor dipaksa atasan untuk
melakukan hal yang bertentangan
dengan standar profesi maka
3.
auditor akan menentangnya dan
memilih untuk keluar dari
pekerjaan
Auditor menaati perintah atasan
walaupun akan memiliki bebaen
4.
moral karena bertentangan dengan
standar profesional.
Auditor menuruti perintah atasan
untuk menyimpang dari standar
5.
profesi karena tidak ingin
mendapat masalah dari atasan
Auditor akan menentang dari
perintah atasan karena secara
6.
moral telah berhasil menegakkan
profesionalisme.
Auditor menaati perintah atasan
untuk bertentangan dengan standar
7.
profesional karena ingin bekerja
terus diinstansi.
BAGIAN II
Variabel Kompetensi
STS TS N S SS
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Dalam melakukan pemeriksaan
auditor memiliki kemampuan
teknis yang memadai dalam
1
bidang audit, sehingga laporan
hasil audit memiliki kualitas yang
baik
Seorang Auditor harus dapat
mendeteksi kesalahan pada data
2 yang diberikan auditan baik
laporan keuangan maupun bukti-
bukti yang terkait
Seorang Auditor dalam
melaksanakan tugas audit harus
3
memiliki pengetahuan audit baik
audit umum dan audit khusus
Auditor memiliki pengetahuan
4 secara umum tentang objek
pemeriksaan
Auditor yang memiliki banyak
pengalaman dalam mengaudit
dengan berbagai macam
5
pemeriksaan dan temuan, akan
lebih baik dalam pengambilan
keputusan
Pelatihan dan sertifikasi
6 merupakan salah satu cara
menambah keterampilan kerja
Dalam melihat laporan keuangan
auditan, auditor berpedoman pada
7 fakta yang diberikan oleh auditan
dan fakta yang diverifikasi oleh
auditor
Dalam menjalankan tugas, sebagai
auditor selalu melakukan
8 perbandingan antara input dan
output yang dikaitkan dengan
standar kinerja atau target yang
telah diterapkan
Dalam menjalankan tugas, sebagai
auditor dapat menghasilkan
laporan yang memungkinkan
9 pihak yang berkepentingan atas
laporan audit dapat
mengimplementasikan kebijakan
dan tujuannya
Sebagai seorang Auditor harus
selalu patuh dalam menjalankan
10
tugas sebagai auditor sesuai
dengan Standar Audit APIP
Dapat mengesampingkan
kepatuhan terhadap Standar Audit
11 APIP jika dalam kondisi yang
terancam keputusan oleh
manajerial ataupun pimpinan
BAGIAN III
Variabel Kompleksitas Tugas
No STS TS N S SS
Pernyataan
1 2 3 4 5
1 Selalu jelas bagi auditor tugas mana
yang jadi prioritas untuk dikerjakan.
2 Auditor merasa mengalami
kesulitan apabila tugas yang auditor
akan kerjakan memiliki sedikit
informasi.
3 Auditor sulit menyelesaikan tugas,
karena informasi yang didapatkan
sangat tidak jelas.
4 Auditor merasa tidak mampu untuk
menyelesaikan tugas yang memiliki
tingkat kesulitan diatas kemampuan
auditor.
5 Auditor akan mengalami stress
ketika kesulitan tugas yang auditor
kerjakan tidak sesuai dengan
kemampuan auditor.
BAGIAN IV
Variabel Independensi
STS TS N S SS
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Penyusunan program audit bebas
dari campur tangan pimpinan
(inspektur) untuk menentukan,
1
mengeliminasi atau memodifikasi
bagianbagian tertentu yang
diperiksa.
Penyusunan program audit dapat
dipengaruhi oleh hubungan
2 kekerabatan tertentu baik oleh
sesama auditor maupun dengan
auditan
Laporan yang dihasilkan oleh
3 auditor dapat dijadikan sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh
auditan
Penyusunan program audit yang
dilaksanakan dan dibuat oleh
4
auditor bebas dari kepentingan
pihak lain
Dalam kegiatan pemeriksaan,
mengumpulkan fakta maupun
5
pendapat dapat diintervensi oleh
pihak yang berkepentingan
Dalam tugas audit seorang auditor
bebas memberikan pendapat, bebas
6
dalam hal ini bebas dari campur
tangan auditan dan pimpinan
Pendapat yang diberikan auditor
didasarkan pada fakta dan data yang
7 ada dan auditor berhak
memverifikasi fakta dan data yang
diberikan oleh auditan
Dalam melaksanakan tugas audit
harus menghindari keadaan atau
8 tindakan yang dapat menyebabkan
pihak luar meragukan sikap
independensi yang dimiliki
Dalam melaksanakan tugas, auditor
harus menjaga diri dari kehilangan
9
persepsi independensi dari semua
pihak yang berkepentingan
Dalam melaksanakan tugas audit,
10 seorang auditor hanya berkewajiban
jujur kepada auditannya
BAGIAN IV
Variabel Kualitas Audit Internal
STS TS N S SS
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Saya dapat menemukan sekecil
apapun kesalahan/penyimpangan
1
yang ada di laporan keuangan yang
saya audit
Saya tidak pernah melakukan
2 rekayasa. Temuan apapun saya
laporkan apa adanya
Saya selalu bersikap hati-hati dan
3 profesional dalam melakukan tugas
audit
Saya percaya pada informasi auditan,
4 saya tidak akan menemukan
kesalahan/penyimpangan
Hasil audit saya berisi informasi yang
5
relevan
Laporan hasil audit saya dapat
6
dipahami oleh auditan
Audit yang saya lakukan akan dapat
menurunkan tingkat
7
kesalahan/penyimpangan yang selama
ini terjadi
Rekomendasi yang saya berikan dapat
8 memperbaiki
kesalahan/penyimpangan yang ada
Hasil audit saya dapat ditindaklanjuti
9
oleh auditan
Laporan hasil pemeriksaan memuat
temuan dan simpulan hasil
10
pemeriksaan secara obyektif, serta
rekomendasi yang konstruktif
Obedience Pressure
Resp. Total
X1. 1 X1. 2 X1. 3 X1. 4 X1. 5 X1. 6 X1. 7
1 4 5 5 5 5 5 5 34
2 3 3 3 3 3 3 3 21
3 5 5 5 5 4 5 5 34
4 5 3 3 3 3 3 4 24
5 5 5 4 5 5 3 5 32
6 4 4 4 5 5 3 5 30
7 3 4 4 3 4 4 4 26
8 5 5 4 3 4 3 4 28
9 4 4 4 4 4 4 4 28
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 5 4 4 4 4 4 4 29
12 4 5 5 5 5 5 5 34
13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 4 5 4 5 4 4 4 30
15 4 4 3 4 4 4 4 27
16 4 4 4 4 4 4 4 28
17 3 4 3 4 4 5 4 27
18 5 5 5 5 5 5 5 35
19 4 4 3 4 4 4 3 26
20 3 4 3 3 4 3 3 23
21 5 5 4 4 5 4 4 31
22 4 4 3 4 4 4 4 27
23 4 4 4 4 4 5 4 29
24 3 3 4 4 3 4 3 24
25 4 3 4 4 4 5 4 28
26 4 4 4 4 4 5 5 30
27 3 4 4 4 4 4 4 27
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 4 4 4 4 4 4 4 28
30 4 4 3 4 4 3 4 26
31 4 4 4 4 3 4 3 26
32 4 5 4 4 5 4 4 30
33 4 4 3 4 4 4 3 26
KOMPETENSI (X2)
Resp. Kompetensi Total
X2
X2 X2. X2. X2 X2. X2. X2 X2. X2. X2.
.
.1 2 3 .4 5 6 .7 8 9 11
10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
2 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 51
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 54
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 48
6 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 45
7 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 50
8 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 49
9 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 44
14 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 44
15 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 3 45
16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 53
17 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 52
18 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 50
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43
22 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 48
23 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 49
24 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 50
25 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 48
26 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 3 48
27 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 48
28 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 48
29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
30 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 46
31 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 48
32 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 50
33 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 48
INDEPENDENSI (X4)
Independensi
Resp. X4. X4. X4. X4 X4. X4. X4. X4. X4 X4. Total
1 2 3 .4 5 6 7 8 .9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 5 5 4 3 4 5 4 4 3 41
3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 47
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 4 5 3 5 5 4 4 4 4 3 41
6 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 37
7 3 4 5 5 3 5 5 5 5 4 44
8 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 44
9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 38
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 41
16 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38
17 5 3 5 5 4 5 5 5 4 3 44
18 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 47
19 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 42
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 43
24 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 42
25 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 48
26 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 45
27 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 46
28 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 43
29 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 46
30 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
31 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 43
32 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 44
33 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 44
Statistics
Umur JenisKelmin Pendidikanterak Jabatan Masakerja
hir
Valid 33 33 33 33 33
N
Missing 0 0 0 0 0
Umur
JenisKelamin
Pendidikanterakhir
Jabatan
Masakerja
Statistics
Valid 33 33 33 33 33 33 33
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.03 4.15 3.85 4.06 4.09 4.03 4.03
Minimum 3 3 3 3 3 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5
Sum 133 137 127 134 135 133 133
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
Kompetensi (X2)
Statistics
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11
Valid 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.45 4.30 4.55 4.52 4.42 4.67 4.33 4.36 4.30 4.52 4.00
Minimum 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sum 147 142 150 149 146 154 143 144 142 149 132
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
X2.5
X2.6
X2.7
X2.9
X2.10
X2.11
Statistics
Valid 33 33 33 33 33
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.12 4.06 3.88 3.97 3.91
Minimum 3 3 3 3 3
Maximum 5 5 5 5 5
Sum 136 134 128 131 129
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
X3.5
Independensi (X4)
Statistics
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 X4.9 X4.10
Valid 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.24 4.21 4.42 4.48 4.18 4.45 4.42 4.39 4.27 3.88
Minimum 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sum 140 139 146 148 138 147 146 145 141 128
X4.1
X4.3
X4.4
X4.5
X4.6
X4.7
X4.8
X4.9
X4.10
Statistics
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10
Valid 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.15 4.24 4.39 4.00 4.21 4.18 4.15 4.21 4.15 4.36
Minimum 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sum 137 140 145 132 139 138 137 139 137 144
Y.1
Y.2
Y.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Y.4
Y.5
Y.6
Y.7
Y.8
Y.9
Y.10
Correlations
X1.1 Sig. (2-tailed) .007 .061 .072 .060 .990 .007 .001
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .464 **
1 .552 **
.555 **
.746 **
.210 .543 **
.786**
X1.2 Sig. (2-tailed) .007 .001 .001 .000 .240 .001 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .329 .552 **
1 .606 **
.476 **
.528 **
.647 **
.808**
X1.3 Sig. (2-tailed) .061 .001 .000 .005 .002 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .317 .555 **
.606 **
1 .604 **
.445 **
.640 **
.809**
X1.4 Sig. (2-tailed) .072 .001 .000 .000 .009 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .331 .746 **
.476 **
.604 **
1 .230 .671 **
.780**
X1.5 Sig. (2-tailed) .060 .000 .005 .000 .199 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation -.002 .210 .528 **
.445 **
.230 1 .357 *
.553**
X1.6 Sig. (2-tailed) .990 .240 .002 .009 .199 .042 .001
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .460 **
.543 **
.647 **
.640 **
.671 **
.357 *
1 .839**
X1.7 Sig. (2-tailed) .007 .001 .000 .000 .000 .042 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .564 **
.786 **
.808 **
.809 **
.780 **
.553 **
.839 **
1
Obedience
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000
Pressure
N 33 33 33 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.854 7
KOMPETENSI (X2)
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 Kompetensi
Pearson
1 .457** .467** .520** .401* .387* .191 .196 .325 .358* .187 .626**
Correlation
X2.1
Sig. (2-tailed) .007 .006 .002 .021 .026 .286 .276 .065 .041 .298 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.457** 1 .470** .376* .449** .326 .484** .324 .283 .337 .101 .644**
Correlation
X2.2
Sig. (2-tailed) .007 .006 .031 .009 .064 .004 .066 .111 .055 .575 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.467** .470** 1 .332 .150 .258 .574** .184 .337 .189 .280 .605**
Correlation
X2.3
Sig. (2-tailed) .006 .006 .059 .404 .147 .000 .305 .055 .293 .114 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.520** .376* .332 1 .416* .600** .223 .481** .244 .679** .186 .709**
Correlation
X2.4
Sig. (2-tailed) .002 .031 .059 .016 .000 .213 .005 .171 .000 .300 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
X2.5 Pearson
.401* .449** .150 .416* 1 .310 .201 .218 .329 .176 .000 .511**
Correlation
Sig. (2-tailed) .021 .009 .404 .016 .079 .261 .223 .061 .327 1.000 .002
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
X2.6 Pearson .387* .326 .258 .600** .310 1 .371* .535** .466** .423* .296 .697**
Correlation
Sig. (2-tailed) .026 .064 .147 .000 .079 .034 .001 .006 .014 .094 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.191 .484** .574** .223 .201 .371* 1 .496** .588** .114 .366* .669**
Correlation
X2.7
Sig. (2-tailed) .286 .004 .000 .213 .261 .034 .003 .000 .527 .036 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.196 .324 .184 .481** .218 .535** .496** 1 .461** .545** .484** .704**
Correlation
X2.8
Sig. (2-tailed) .276 .066 .305 .005 .223 .001 .003 .007 .001 .004 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.325 .283 .337 .244 .329 .466** .588** .461** 1 .219 .506** .680**
Correlation
X2.9
Sig. (2-tailed) .065 .111 .055 .171 .061 .006 .000 .007 .221 .003 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.358* .337 .189 .679** .176 .423* .114 .545** .219 1 .334 .621**
Correlation
X2.10
Sig. (2-tailed) .041 .055 .293 .000 .327 .014 .527 .001 .221 .057 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.187 .101 .280 .186 .000 .296 .366* .484** .506** .334 1 .559**
Correlation
X2.11
Sig. (2-tailed) .298 .575 .114 .300 1.000 .094 .036 .004 .003 .057 .001
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson
.626** .644** .605** .709** .511** .697** .669** .704** .680** .621** .559** 1
Correlation
Kompe
tensi Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .001
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.848 11
KOMPLEKSITAS TUGAS (X3)
Correlations
Pearson
1 .499** .476** .209 .236 .706**
Correlation
X3.1
Sig. (2-tailed) .003 .005 .244 .187 .000
N 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .499 **
1 .550 **
.245 .504 **
.785**
X3.2 Sig. (2-tailed) .003 .001 .169 .003 .000
N 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .476 **
.550 **
1 .283 .163 .720**
X3.3 Sig. (2-tailed) .005 .001 .110 .364 .000
N 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .209 .245 .283 1 .555 **
.639**
X3.4 Sig. (2-tailed) .244 .169 .110 .001 .000
N 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .236 .504 **
.163 .555 **
1 .675**
X3.5 Sig. (2-tailed) .187 .003 .364 .001 .000
N 33 33 33 33 33 33
Kompleksi Pearson Correlation .706 .785 .720 .639 .675 1
** ** ** ** **
N 33 33 33 33 33 33
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.743 5
INDEPENDENSI (X4)
Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 X4.9 X4.10 Independensi
X4.1 Pearson Correlation 1 .210 .475** .271 .213 .419* .317 .431* .497** .218 .674**
Sig. (2-tailed) .242 .005 .127 .234 .015 .072 .012 .003 .222 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .210 1 .003 .331 .333 -.021 .004 .161 .386* .199 .392*
X4.2 Sig. (2-tailed) .242 .986 .060 .058 .909 .983 .369 .027 .268 .024
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .475** .003 1 .322 -.149 .509** .513** .357* .510** .314 .634**
X4.3 Sig. (2-tailed) .005 .986 .067 .408 .003 .002 .041 .002 .075 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .271 .331 .322 1 .244 .516** .517** .583** .552** .199 .697**
X4.4 Sig. (2-tailed) .127 .060 .067 .171 .002 .002 .000 .001 .267 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .213 .333 -.149 .244 1 .344 .054 .195 .271 .171 .411*
X4.5 Sig. (2-tailed) .234 .058 .408 .171 .050 .767 .276 .127 .343 .018
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .419* -.021 .509** .516** .344 1 .622** .568** .633** .168 .754**
X4.6 Sig. (2-tailed) .015 .909 .003 .002 .050 .000 .001 .000 .350 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .317 .004 .513** .517** .054 .622** 1 .563** .504** .176 .668**
X4.7 Sig. (2-tailed) .072 .983 .002 .002 .767 .000 .001 .003 .327 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .431* .161 .357* .583** .195 .568** .563** 1 .543** .270 .730**
X4.8 Sig. (2-tailed) .012 .369 .041 .000 .276 .001 .001 .001 .128 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .497** .386* .510** .552** .271 .633** .504** .543** 1 .412* .837**
X4.9 Sig. (2-tailed) .003 .027 .002 .001 .127 .000 .003 .001 .017 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
X4.10 Pearson Correlation .218 .199 .314 .199 .171 .168 .176 .270 .412* 1 .506**
Sig. (2-tailed) .222 .268 .075 .267 .343 .350 .327 .128 .017 .003
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .674** .392* .634** .697** .411* .754** .668** .730** .837** .506** 1
Indepe
Sig. (2-tailed) .000 .024 .000 .000 .018 .000 .000 .000 .000 .003
ndensi
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.828 10
Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Kualitas
Audit
Internal
Pearson Correlation 1 .167 .003 .354* .284 .452** .624** .338 .094 .272 .554**
Y.1 Sig. (2-tailed) .353 .987 .043 .109 .008 .000 .054 .602 .126 .001
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .167 1 .734** .377* .553** .654** .482** .491** .583** .464** .782**
Y.2 Sig. (2-tailed) .353 .000 .031 .001 .000 .005 .004 .000 .007 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .003 .734** 1 .190 .291 .315 .309 .374* .410* .261 .541**
Y.3 Sig. (2-tailed) .987 .000 .288 .100 .074 .081 .032 .018 .143 .001
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Y.4 Pearson Correlation .354* .377* .190 1 .195 .179 .306 .087 .153 .086 .452**
Sig. (2-tailed) .043 .031 .288 .277 .319 .084 .632 .396 .634 .008
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .284 .553** .291 .195 1 .578** .619** .534** .515** .406* .710**
Y.5 Sig. (2-tailed) .109 .001 .100 .277 .000 .000 .001 .002 .019 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .452** .654** .315 .179 .578** 1 .679** .622** .487** .628** .807**
Y.6 Sig. (2-tailed) .008 .000 .074 .319 .000 .000 .000 .004 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .624** .482** .309 .306 .619** .679** 1 .736** .510** .385* .833**
Y.7 Sig. (2-tailed) .000 .005 .081 .084 .000 .000 .000 .002 .027 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .338 .491** .374* .087 .534** .622** .736** 1 .643** .674** .795**
Y.8 Sig. (2-tailed) .054 .004 .032 .632 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .094 .583** .410* .153 .515** .487** .510** .643** 1 .569** .715**
Y.9 Sig. (2-tailed) .602 .000 .018 .396 .002 .004 .002 .000 .001 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Pearson Correlation .272 .464** .261 .086 .406* .628** .385* .674** .569** 1 .682**
Y.10 Sig. (2-tailed) .126 .007 .143 .634 .019 .000 .027 .000 .001 .000
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Kuali Pearson Correlation .554** .782** .541** .452** .710** .807** .833** .795** .715** .682** 1
tas
Audit Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Inter
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
nal
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.869 10
Lampiran 5: Hasil Analisis Regresi
Variables Entered/Removeda
Independensi,
Obedience
Pressure,
1 . Enter
Kompetensi,
Kompleksitas
Tugasb
Model Summaryb
ANOVAa
Total 477.879 32
Collinearity Diagnosticsa
Residuals Statisticsa