SKRIPSI
Disusun Oleh :
ANNISA NOVITRI
1111070000066
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji hanya bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada
Sang Rasul akhirul zaman, Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga beliau,
para sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari kiamat kelak.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput dari berbagai perantara
Allah yang dikirim disekeliling penulis, oleh karena itu izinkanlah penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Abdul Mujib, M.Ag Dekan fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si yang telah membimbing,
mengarahkan, dan memberikan saran serta ide dalam penulisan skripsi
ini. Penulis banyak mendapat wawasan, dan nilai-nilai moral di bawah
bimbingan beliau.
3. Ibu Nia Tresniasari M.Si Dosen pembimbing akademik, terima kasih
atas masukan dan bimbingannya selama penulis menjalani kuliah di
fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah ini.
4. Seluruh Dosen fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang telah
sabar dan ikhlas memberikan ilmu dan pengetahuannya, semoga Allah
menjadikan amal jariyah bagi Ibu Bapak sekalian.
5. Kepada keempat orang tua penulis yang senantiasa mendoakan dan
mendukung penulis hingga sampai detik ini Ibu Yumarni Sardiantini,
Mamah Sri Wahyuti, Papah Daryono, dan Bapak M.Mokhtar. Semoga
Allah selalu mencintai kalian sebab kasih sayang yang tulus kepada
penulis.
6. Saudara penulis M. Imam Anggi Awan, Retno Dewi Ambar Wati,
Miranti Aprila Sari, Citra Kharisma Novianda, dan Hendra Mustofa,
terima kasih mas, kak, de telah selalu mengingatkan dan
v
menyemangati penulis, semoga Allah selalu melindungi kalian, juga
terima kasih kepada dukungan dan doa keluarga besar Polosono-
Noyorejo.
7. Para dokter dan perawat RSCM, Khususnya Direktur RSCM, Kepala
Unit Gedung A, yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
8. Terima kasih banyak juga kepada teman-teman penulis yang selalu
membuat hati kembali bersemangat untuk mengerjakan skripsi Mutiara
Ilyas, Moriananda Putri Gutrina, Eva Ramadhani, Putri Maulida,
Afifah Sibghatullah, Nadiah Oktivanie, Siti Khoiriyah, Arni Yuniar,
Natassya Fitri R, Nurul Indah, keluarga besar SMD, keluarga besar
Shanggupin, keluarga besar The Meatball, keluarga besar TEN 98,
TEN 38, keluarga besar ODOJ 265, dan keluarga besar Psychology B
2011.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih banyak atas doa dan dukungannya sehingga penulis dapat
melampaui semua ini
Hanya asa dan doa yang penulis mohonkan kepada Allah sebaik baik
pembalas, semoga dibalas dengan cinta dan keridhoanNya.
Akhir kata sangat besar hasrat penulis agar skripsi ini memberikan
manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja
yang ingin menggali lebih lanjut.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian ................................................37
3.6.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................38
3.6.3 Tahap Pelaksanaan ............................................................38
3.6.4 Tahap Pengolahan dan Analisis Data ................................38
3.7 Uji validitas konstruk ...................................................................39
3.7.1 Uji validitas skala OCB ......................................................39
3.7.2 Uji validitas skala workplace spirituality ...........................42
3.7.3 Uji validitas skala LMX .....................................................49
3.8 Prosedur pengumpulan data .........................................................54
3.9 Metode analisis data .....................................................................55
BAB 4 HASIL PENELITIAN……………………………………………....57-75
4.1 Gambaran umum subjek penelitian .................................................57
4.2 Deskripsi statistic variabel penelitian .............................................59
4.3 Kategorisasi skor variabel penelelitian ............................................61
4.4 Uji Hipotesis Penelitian ...................................................................68
4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ......................................68
4.5.1 Uji proporsi varians masing-masing variabel .........................72
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN…………………………76-84
5.1 Kesimpulan .................................................................................76
5.2 Diskusi .........................................................................................76
5.3 Saran ..........................................................................................82
5.3.1 Saran Teoritis ....................................................................82
5.3.2 Saran Praktis .....................................................................83
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner 88
Lampiran 2 Output Lisrel 97
Lampiran 3 Output SPSS 104
BAB 1
PENDAHULUAN
Purba dan Seniati (dalam Sandjaja & Handoyo, 2012) Menyatakan bahwa
organisasi di Indonesia saat ini banyak menerapkan sistem tim kerja. Hal ini
baik, saling menolong dalam pekerjaan, saling toleransi dan empati, hanya dapat
dimiliki oleh karyawan yang peduli terhadap rekan kerjanya dan berusaha agar
dapat menampilkan kinerja yang terbaik jauh melebihi kinerja dan tugas yang
Behavior (OCB). OCB didefinisikan sebagai perilaku yang bersifat sukarela yang
secara tidak langsung diakui oleh sistem formal, dan secara keseluruhan
2006).
OCB juga sering diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban formal
seseorang yang memiliki OCB tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau
bonus tertentu, namun OCB lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing
individu untuk bekerja melebihi apa yang diharapkan, seperti membantu rekan di
saat jam istirahat dengan sukarela adalah salah satu contohnya. Kedudukan OCB
sebagai salah satu bentuk perilaku extra-role, telah menarik perhatian dan
1
2
Terdapat bukti penelitian empiris bahwa individu yang menunjukkan OCB dapat
manfaat OCB dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut: dapat meningkatkan
menghemat energi sumber daya yang langka untuk memelihara fungsi kelompok,
Dalam keunikan dan sensitivitas dari pemberian perawatan kesehatan saat ini
juga telah meningkatkan persyaratan OCB. Rumah sakit perlu untuk melatih dan
mendorong karyawan mereka untuk bekerja melebihi tugasnya dan upaya ekstra
memperkuat moral dan kemajuan pasien, selain itu bahwa perilaku OCB dapat
karena itu OCB akan meningkatkan efisiensi pelayanan, kepuasan pasien dan
bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan yang berada di Jakarta. Rumah sakit
2
3
ini bisa dikatakan memiliki pasien yang cukup banyak, tidak hanya berasal dari
daerah Jakarta saja, tetapi juga dari seluruh daerah di Indonesia. Alasan banyak
orang datang ke RSCM ini karena dinilai dari harga yang ditawarkan bisa
diterima bagi semua lapisan masyarakat dan tentunya rumah sakit ini
menyediakan fasilitas yang lengkap dengan ahli medis yang mendukung dalam
sejumlah 585 orang dan perawat sejumlah 1.835 orang. Semakin banyak pasien
medis (dokter dan perawat), dalam hal ini diharapkan dokter dan perawat bekerja
melampaui apa yang diharapkannya, agar semua pasien dapat terlayani dengan
efektif dan efisien, yang pada akhirnya menjadikan Rumah Sakit Cipto
jasa kesehatan yang lebih baik salah satunya adalah dengan memperkuat perilaku
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah dokter dan perawat, dipilihnya
kedua profesi ini adalah karena kedua profesi ini dipandang sebagai sumber daya
manusia yang sangat berperan andil dalam kemajuan kualitas rumah sakit karena
berinteraksi langsung dengan pasien yang merupakan pelanggan utama dari suatu
rumah sakit. Selain itu melihat kerjasama yang solid sangat dibutuhkan antara
perawat dan dokter sangat cocok diterapkan OCB pada sistem kerja yang
membutuhan kerjasama tim yang baik. Sesuai dengan berbagai penelitian yang
menunjukan bahwa banyak aspek positif yang dapat timbul jika hubungan
3
4
perilaku OCB yang ditunjukkan oleh sebagian dokter dan perawat yakni, hanya
tugas formal yang dapat terselesaikan dengan optimal tanpa didukung oleh
perilaku yang mendukung terciptanya kinerja ekstra lebih dari yang diharapkan.
Bentuk rendahnya perilaku OCB dalam diri dokter dapat terlihat dari tidak
mengeluh mengenai pekerjaan dan kebijakan rumah sakit. Selain itu bentuk
rendahnya OCB pada perawatnya terlihat dari tidak sering datang tepat waktu
untuk melakukan safety briefings, sebelum mulai bekerja, juga suka mengeluh
Namun, tidak dapat dipungkiri kalau tidak sedikit juga dokter dan perawat yang
tinggi. Dari fakta ini, meneguhkan bahwa pentingnya memperkuat OCB pada
wilayah ini.
Adapun untuk memperkuat OCB perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya. Pada penelitian awal OCB, Smith et.al. (1983) serta Bateman
dan Organ (1983) menemukan bahwa kepuasan kerja sebagai pendorong terbaik
4
5
kepuasan kerja yang tinggi akan lebih dapat menunjukkan OCB dibandingkan
dengan karyawan yang tidak puas. Faktor-faktor pendorong OCB lainnya yang
banyak diteliti oleh para peneliti yakni komitmen organisasai oleh Allen dan
Meyer (1986), trait kepribadian (George, 1991; Moorman & Blakely, 1995;
Puffer, 1987) dan perilaku kepemimpinan (Farh, Podsakoff & Organ, 1990;
MacKenzie, Moorman & Fetter, 1990). Dalam penelitian meta analisis yang
pengaruh positif workplace spirituality terhadap OCB perawat dan dimediasi oleh
tujuan.
5
6
motivasi. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri dan hormat bawahan pada atasan
sehingga mereka termotivasi untuk melakukan ‖lebih dari‖ yang diharapkan oleh
atasan mereka.
merupakan topik yang relatif baru, sehingga penelitian yang bersifat empiris
mungkin cenderung terlibat dalam OCB (Milliman dan Ferguson, 2003). Adapun
dengan variabel Leader Member Exchange (LMX) yang erat kaitannya dengan
dinamika hubungan antara dokter dan perawat sebagai subjek yang bekerja dalam
Maka berdasarkan fakta- fakta dan uraian tersebut diatas penting untuk
meneliti ―Pengaruh Workplace Spirituality dan LMX terhadap OCB Dokter dan
Perawat‖
6
7
penelitian ini adalah perilaku yang bersifat sukarela yang secara tidak
pribadi yang sangat dipegang seseorang. Terdapat tiga dimensi yang akan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka
7
8
sebagai berikut:
Setiap penelitian dilakukan pastilah mempunyai suatu tujuan agar kelak dapat
berguna bagi orang lain. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
serta menambah wacana keilmuan dalam salah satu bidang psikologi, yaitu
exchange (LMX).
kepada rumah sakit di Indonesia pada umumnya, RSCM pada khususnya agar
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
Organ (2006) mendefinisikan bahwa OCB adalah perilaku yang bersifat sukarela
yang secara tidak langsung diakui oleh sistem formal, dan secara keseluruhan
mengacu kepada orang-orang dalam satu grup, departemen, atau organisasi. Jika
hanya satu orang, OCB tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap sebuah
organisasi, tetapi menurut Organ, jika dalam suatu organisasi, secara agregat,
menolong dan kepatuhan juga termasuk dalam definisi OCB itu sendiri.
OCB sebagai perilaku individual yang bersifat bebas, yang tidak secara langsung
dan eksplisit mendapat pengharapan dari sistem imbalan formal, dan yang secara
sukarela, karena perilaku tersebut tidak diharuskan oleh persyaratan peran atau
Selain itu pengertian lain mengenai OCB menurut Griffin dan Moorhead
29
30
kualitas yang sama dalam sebuah pekerjaannya. Tetapi salah satu dari mereka
tidak bersedia bekerja sampai larut dan hanya mau berkerja sesuai dengan jam
kerjanya, sedangkan salah seorang yang lain bersedia bekerja hingga larut
meskipun itu di luar jam kerjanya, dia juga bersedia membantu bosnya kapan pun
Dalam penelitian ini digunakan teori Organ (2006) yaitu perilaku yang
bersifat sukarela yang secara tidak langsung diakui oleh sistem formal, dan
efisien
secara keseluruhan
perubahan lingkungan
Pada awalnya Organ, Smith, dan Near (1983) membagi dimensi OCB menjadi
pada pada akhirnya diidentifikasi 5 kategori yang termasuk kedalam dimensi dari
a. Altruism
Altruism sendiri didefinisikan oleh Smith, Organ dan Near (1983) sebagai
dan Ramayah, 2009). Beberapa peneliti lain seperti Dyne dan Lapine
oleh Graham (1989) serta Moorman dan Blakely (1995) sebagai pengganti
32
kata altruism (Organ, Farh dan Zhong, 2004). Perilaku yang terkait dengan
b. Conscientiousness
membantu atau tidak terkait dengan orang lain secara langsung, namun
saja, tidak pernah bolos kerja tanpa alasan yang jelas dan lain sebagainya
c. Sportmanship
dapat berpikir positif terhadap hal-hal yang mungkin bagi orang lain
adalah hal yang tidak menguntungkan. Perilaku lain yang terkait dengan
kepada atasan atau pihak manajemen kepada orang lain, serta selalu
et.al., 2006).
d. Courtesy
sedang berkecil hati. (Chiun Lo & Ramayah, 2009). Ide dasar dari
rekan kerja, maka hal tersebut akan mencegah terjadinya masalah (Organ
e. Civic Virtue
harus memiliki tanggung jawab untuk menjadi warga Negara yang baik
dalam suatu organisasi (Chiun Lo & Ramayah, 2009). Intinya civic virtue
Perilaku yang terkait dengan civic virtue antara lain selalu mengikuti
pengukuran yang digunakan untuk mengukur OCB dalam berbagai penelitian pun
35
berbeda-beda pula. Diantaranya skala 30 item Bateman dan Organ pada tahun
1983, penelitian Smith, Organ, dan Near pada tahun 1983 yang menggunakan
compliance).
yang dibagi dalam 5 dimensi OCB, penelitian Williams dan Anderson (1991)
yang memisahkan 7 item OCBO dan tujuh item OCBI, penelitian Motowidlo dan
Van Scotter (1994) skala 16 item, penelitian Van Dyne et.al. (1994) yang
yang diadaptasi dari Fox dan Spector (2011) yang merupakan pengembangan dan
mengacu pada item item yang dibuat Organ (1988). Skala ini menggunakan 20
Behavior (OCB)
Menurut Allen dan Meyer (1996) suatu komitmen terutama komitmen afektif
mendapatkan reward dari perilaku tersebut. Smith et.al. (1983) serta Bateman dan
yang tinggi akan lebih dapat menunjukkan OCB dibandingkan dengan karyawan
yang tidak puas. Sikap kerja lainnya yang sering diteliti adalah mengenai
peneliti yakni trait kepribadian (George, 1991; Moorman dan Blakely, 1995;
Puffer, 1987) dan perilaku kepemimpinan (Farh, Podsakoff dan Organ, 1990;
MacKenzie, Moorman dan Fetter, 1990). Dalam penelitian meta analisis yang
dilakukan oleh organ dan Ryan (1995) ditemukan bahwa variable sikap
mendorong OCB dengan cara meningkatkan rasa kewajiban dan keinginan untuk
membalas apa yang telah diberikan organisasi terhadap karyawan. Beberapa hasil
terima dari organisasi secara positif berhubungan dengan OCB dan rasa kewajiban
organizational support & Leader member exchange (LMX) adalah prediktor yang
lebih baik untuk OCB (Settoon, Bennett, & Liden, 1996). Deluga (1994)
Menemukan hubungan positif antara OCB karyawan dan kualitas dari LMX.
menunjukkan bahwa LMX yang tinggi tidak hanya berasumsi tanggung jawab
pekerjaan yang lebih besar tetapi juga menjadikan adanya kontribusi ke unit lain
(Liden & Graen, 1980). Oleh karena itu, kualitas LMX mempengaruhi tingkat
delegasi, tanggung jawab, dan otonomi yang pada akhirnya karyawan merasa
pekerjaan yang ditentukan dalam deskripsi pekerjaan mereka disini yang disebut
konsep perilaku organisasi seperti values, ethics, dan sebagainya. Sebagai konsep
38
agama. Hal ini dikarenakan kata spiritualitas sangat berkaitan erat dengan makna
Ketuhanan, dengan kajian teologi dan filsafat, dengan psikologi agama, dan
dengan konsep mengenai agama itu sendiri. Setiap agama mengajarkan konsep
suatu agama tertentu, dengan konsep kesalehan, atau dengan pelaksanaan ritual
disesuaikan dengan belief system atau agama yang dianutnya. Penggunaan istilah
otak yang memberi kita kemampuan dasar untuk membentuk makna, nilai, dan
dengan agama. Karena kita punya kecerdasan spiritual, umat manusia kemudian
pertanyaan yang diajukan oleh spiritualitas Zohar dan Marshall (dalam, amalia &
yunizar, 2000).
adalah tentang mengekspresikan keinginan diri untuk mencari makna dan tujuan
dalam hidup dan merupakan sebuah proses menghidupkan satu set nilai-nilai
sebuah hubungan yang kuat terhadap rekan kerja dan orang lain yang terlibat
memelihara dan menjaga pekerjaan yang berarti yang terjadi dalam konteks
orang memiliki pikiran dan semangat, berusaha untuk menemukan makna dan
teori neck dan miliman yang menjelaskan bahwa workplace spirituality adalah
tentang mengekspresikan keinginan diri untuk mencari makna dan tujuan dalam
hidup dan merupakan sebuah proses menghidupkan satu set nilai-nilai pribadi
Ada tiga dimensi utama workplace spirituality (Milliman et al., 2003), yaitu
dan being in ”alignment with the organization’s values” and mission. Masing-
masing dimensi tersebut mewakili tiga level dari workplace spirituality, yaitu
level individu. Hal ini adalah aspek fundamental dari workplace spirituality,
40
terdiri dari memiliki kemampuan untuk merasakan makna terdalam dan tujuan
pekerjaan mereka dari hari ke hari di tingkat individu. Hal ini didasarkan pada
pekerjaan tidak hanya sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menantang, tapi
juga tentang hal-hal seperti mencari makna dan tujuan terdalam, menghidupkan
tingkat kelompok dari perilaku manusia dan fokus pada interaksi antara pekerja
dan rekan kerja mereka. Pada level ini spiritualitas terdiri dari hubungan mental,
emosional, dan spiritual pekerja dalam sebuh tim atau kelompok di sebuah
organisasi. Inti dari komunitas ini adalah adanya hubungan yang dalam antar
mereka dengan misi dan tujuan organisasi. Hal ini berhubungan dengan premis
41
bahwa tujuan organisasi itu lebih besar daripada dirinya sendiri dan seseorang
harus memberikan kontribusi kepada komunitas atau pihak lain. (Milliman et.al.,
2003).
skala tiga dimensi dengan 21 item yang dikembangkan oleh Milliman et al.
(2003). Skala ini telah digunakan sebelumnya oleh Ashmos and Duchon (2000),
dengan enam item (e.g., enjoy work and work gives personal meaning and
purpose); (b) sense of community, tujuh items (e.g., sense of connection with co-
workers and employees support each other; and (c) alignment with organization
values, delapan items (e.g., feel connected to organization’s goals and identify
dari instrument workplace spirituality dengan tiga dimensi adalah dengan nilai
Dansereau, Graen dan Cahsman pada tahun 1975 dan kemudian diperkenalkan
kembali oleh Graen melalui penelitiannya pada tahun 1976. Dansereau, Graen dan
42
merupakan suatu proses interaksi yang terjadi pada dua individu dan secara
Exchange (LMX) sebagai dinamika hubungan atasan dan bawahan, yang bersifat
hubungan dyad (hubungan dua orang yaitu atasan dan bawahan) dalam model
siklus hidup yang memiliki tiga kemungkinan tahapan. 1). Hubungan itu dimulai
dengan sebuah tahapan pengujian awal dimana pemimpin dan bawahan saling
Beberapa hubungan tidak pernah bergerak melampaui tahapan pertama ini. 2).
waktu dengan berbagai bawahan. Fokus dari teori tersebut bahwa proses
kepemimpinan yang efektif terjadi ketika para pemimpin dan pengikut mampu
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori Liden & Maslyn (1998)
dinamakan LMX-MDM. Adapun empat dimensi dari LMX ini yang dinyatakan
a. Afeksi
a. Loyalitas
tercapainya tujuan dan sesuai dengan karakter personal dari anggota lain
44
pada hubungan LMX. Hal ini terutama berkaitan dengan sejauh mana para
pemimpin dan anggota LMX melindungi satu sama lainnya dari masalah
b. Kontribusi
dalam hal jumlah, kesulitan, dan pentingnya tugas yang diberikan dan
&Maslyn, 1998).
c. Respek
Liden & Maslyn (1998) yang terdiri atas 31 unit pertanyaan. Alat ukur LMX 7
selanjutnya telah diadaptasi kembali menggunakan skala sikap LMX dan unit
menjadi 12 item dengan empat dimensinya yakni afeksi, kontribusi, loyalitas dan
Dalam era globalisasi ini, menuntut organisasi tidak hanya memiliki sumber daya
yang dilakukan oleh manusia yang berkualitas, tetapi juga sumber daya yang mau
menjalankan tanggung jawab di luar tugas yang dipersyaratkan padanya. Saat ini
bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan, juga sebagai rumah sakit terbesar di
Indonesia yang menjadi rujukan nasional, maka itu dituntut untuk terus
memperkuat perilaku OCB, terutama OCB pada perawat dan dokternya dimana
pada dasarnya sistem kerjanya menuntut adanya kolaborasi dan kerjasama tim
pengaruh positif workplace spirituality terhadap OCB perawat dan dimediasi oleh
OCB dengan baik. Hubungan dari satu aspek ke aspek spirituality meningkatkan
kepekaan pegawai untuk fokus akan kebutuhan orang lain dan intensitas perilaku
menolong.
motivasi. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri dan hormat bawahan pada atasan
sehingga mereka termotivasi untuk melakukan ‖lebih dari‖ yang diharapkan oleh
atasan mereka.
47
penelitian yang bersifat empiris perlu diperbanyak, selain itu sangat logis untuk
yang erat kaitannya dengan dinamika hubungan antara dokter dan perawat sebagai
subjek yang bekerja dalam sistem kerja tim mungkin akan berpengaruh terhadap
Workplace spirituality
Meaningful of work
Sense of community
Alignment with
organizational value
OCB
LMX
Afeksi
Loyalitas
Kontribusi
Respek
Gambar 2.1
Bagan kerangka berpikir pengaruh workplace spirituality dan LMX terhadap OCB
48
2.5 Hipotesis
Citizenship Behavior.
Citizenship Behavior.
Citizenship Behavior.
Citizenship Behavior.
49
BAB 3
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah dokter dan perawat di rumah sakit Cipto
Mangunkusumo. Jumlah populasi dokter RSCM adalah 585 untuk dokter dan
1.835 untuk perawat, lalu dari jumlah tersebut peneliti menarik sampel sebanyak
minimal responden dalam statistika yaitu (jumlah variabel dalam penelitian x 20),
untuk keseluruhan dokter dan perawat karena diolah secara keseluruhan. Maka
peneliti membulatkan sampel berjumlah 200 orang, dengan rincian 100 orang
dokter dan 100 orang perawat. dengan sampel yang diambil adalah dokter dan
perawat dari Gedung A rumah sakit cipto mangunkusumo. Dokter dan perawat
yang peneliti ambil berusia antara 20-58 tahun. Adapun teknik sampling yang
sampling teknik dimana subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan kedekatan
kepada peneliti.
work (X1), sense of community (X2), alignment with organizational value (X3),
50
afeksi (X4), loyalitas (X5), kontribusi (X6), respek (X7) sebagai independent
variable.
bersifat sukarela yang secara tidak langsung diakui oleh sistem formal, dan
sikap sopan santun dan hormat yang ditunjukkan dalam setiap perilaku.
untuk mencari makna dan tujuan dalam hidup dan merupakan sebuah
saling percaya, peduli dan memiliki tujuan yang sama. Dimensi ketiga
organisasinya.
Pernyataan (item) dalam skala model ini terdiri dari pilihan jawaban yang
diberikan dengan pilihan (SS) ―sangat sesuai‖ sampai (STS) ―sangat tidak sesuai‖.
Peneliti akan memberi gambaran mengenai setiap skala yang akan digunakan
Skala OCB dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala adaptasi yang
dibuat oleh Fox dan Spector (2011) sebanyak 20 item yang disusun berdasarkan
52
format pada pengukuran ini menggunakan model skala likert dengan rating emat
pilihan dari "(STS) sangat tidak sesuai", ―(TS) tidak sesuai‖, ―(S) sesuai‖, ―(SS)
sangat sesuai‖.
Tabel 3.1
dengan 21 item yang dikembangkan oleh Milliman et al. (2003). Skala ini telah
53
digunakan sebelumnya oleh Ashmos and Duchon (2000), yang telah digambarkan
Tabel 3.2
Tabel 3.3
(LMX). Untuk menguji validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam
perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan matriks
perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dan model‖
tidak ditolak yang artinya item yang diuji mengukur satu faktor saja (uni-
hipotesis nihil tersebut ditolak yang artinya item-item yang diuiji ternyata
tetapi dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur satu faktor (uni-
2) Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana yang menjadi
masing item dengan menggunakan t-test, jika nilai t yang diperoleh pada
sebuah item tidak signifikan (t<1.96) maka item tersebut akan di drop
56
4) Melihat arah dari koefisien muatan faktor (faktor loading). Jika suatu item
memiliki muatan faktor negatif, makan item tersebut di drop karena tidak
sesuai dengan pengukuran (berarti semakin tinggi nilai pada item tersebut
suatu item yang berkorelasi dengan kesalahan pengukuran pada item lain.
Jika pada suatu item terdapat terlalu banyak korelasi seperti ini
(misalnyalebih dari tiga), maka item tersebut juga akan di drop. Alasannya
adalah karena item yang demikian selain mengukur apa yang ingin di ukur
maka diperoleh item-item yang valid untuk mengukur apa yang ingin di
Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
berganda karena data yang dianalisis tidak hanya satu variabel tetapi 8
untuk Leader Member Exchange adalah teori Liden dan Maslyn (1998).
Alat ukur OCB dalam penelitian ini menggunakan skala adaptasi yang
dikembangkan oleh Suzy Fox dan Paul E Spector (2011) yang disusun
alat ukur.
58
3.6.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
membuat tabelnya
penelitian.
Peneliti menguji apakah 20 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur OCB. Item ini digunakan untuk mengukur OCB melalui 5
sportmanships. Item tersebut diadaptasi dari skala yang dibuat Suzy dan Spector
lainnya. Setelah diperoleh model fit, peneliti melihat loading factor yang
Untuk mendpatkan data yang valid maka item yang nilainya <0,5 harus
Pada variabel OCB hasil awal analisis CFA yang dilakukan menunjukan
bahwa model satu faktor ternyata tidak fit dengan nilai Chi-Square = 400, 95, df =
modifikasi terhadap model sampai diperoleh model fit, seperti gambar 3.1. dari
RMSEA = 0.049, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini menunjukan
bahwa P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima,
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.4
Muatan Faktor Item OCB
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1 0,27 0,11 2,42
2 0,29 0,11 2,58
3 0,51 0,11 4,62
4 0,62 0,11 5,69
5 0,41 0,11 3,67
6 0,59 0,11 5,43
7 0,52 0,11 4,72
8 0,13 0,11 1,18
9 0,64 0,11 5,98 ×
10 0,71 0,11 6,71
11 0,26 0,11 2,29
12 -0,05 0,11 -0,46 ×
13 0,20 0,11 1,75 ×
14 0,55 0,11 5,04
15 0,73 0,11 6,86
16 0,84 0,11 8,10
17 0,81 0,11 7,72
18 0,54 0,11 4,92
19 0,58 0,11 5,28
20 0,46 0,11 4,11
Dari tabel 3.4 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tidak seluruh item signifikan
Dari tabel 3.4 diatas, sangat jelas terlihat bahwa terdapat korelasi
drop.
yang tidak di drop dihitung skor faktornya. Skor faktornya dihitung untuk
faktor ini tidak menjumlahkan item – item variabel seperti pada umumnya, tetapi
dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor
yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun rumus T Score yaitu (Umar, 2011)
Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi T score, nilai
baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu
dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk semua variabel pada penelitian
ini.
Pada uji validitas skala Workplace Spirituality, Peneliti menguji apakah 21 item
Spirituality. Pada 21 item ini terdapat tiga aspek yaitu;, Meaningful of Work,
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional
dalam mengukur konstruk Meaningful of Work. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi – Square =
139,30, df = 9 , P-value = 0.00000 RMSEA = 0.270. oleh sebab itu, peneliti
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
Gambar 3.2
Dari gambar 3.2, nilai Chi – Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Meaningful of Work
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop
atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.5
Muatan Faktor Item Meaningful of Work
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua
koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan
Dari tabel 3.2 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi kesalahan dari
faktor Meaningful of Work. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari
skala Workplace Spirituality yaitu Meaningful of Work tidak ada yang di drop.
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional
dalam mengukur konstruk Sense of Community Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi – Square =
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
Dari gambar 3.3, nilai Chi – Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Sense of
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Muatan Faktor Item Sense of Community
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua
koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan
Dari tabel 3.6 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi kesalahan dari
faktor Sense of Community. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari
skala Workplace Spirituality yaitu Sense of Community tidak ada yang di drop.
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan
Gambar 3.4
value
Dari gambar 3.4, nilai Chi – Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Sense of
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Muatan Faktor Item Alignment with Organizational Value
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua
koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan
Dari tabel 3.7 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi kesalahan dari
faktor Sense of Community. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari
skala Workplace Spirituality yaitu Sense of Community tidak ada yang di drop.
Pada uji validitas skala Leader Member Exchange, Peneliti menguji apakah 11
item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur Leader
Member Exchange. Pada 11 item ini terdapat empat aspek yaitu;, Afeksi,
Loyalitas,Kontribusi,dan Respek. Item tersebut diadaptasi dari skala yang
3.7.3.1 Afeksi
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional
dalam mengukur konstruk Afeksi. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata diperoleh hasil fit, dengan Chi – Square = 0,00, df = 0
, P-value = 1.00000 RMSEA = 0.000. Berikut gambar fit hasil analisis CFA
Gambar 3.5
Dari gambar 3.5, nilai Chi – Square menghasilkan P-value < 0.05 (tidak
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Afeksi. Selanjutnya,
peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka
dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item.
Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
Tabel 3.8
Muatan Faktor Item Afeksi
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua
koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan
Dari tabel 3.8 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi kesalahan dari
faktor Afeksi. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari skala Leader
3.7.3.2 Loyalitas
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional
dalam mengukur konstruk Loyalitas. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata diperoleh hasil fit, dengan Chi – Square =
0,00, df = 0 , P-value = 1,00000 RMSEA = 0,000. Berikut gambar fit hasil analisis
Dari gambar 3.6, nilai Chi – Square menghasilkan P-value < 0.05 (tidak
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Afeksi. Selanjutnya,
peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka
dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item.
Tabel 3.9
Muatan Faktor Item Loyalitas
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua
koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan
Dari tabel 3.9 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi
kesalahan dari faktor Afeksi. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari
skala Leader Member Exchange yaitu Loyalitas tidak ada yang di drop.
3.7.3.3 Kontribusi
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 2 item yang ada bersifat unidimensional
dalam mengukur konstruk Kontribusi. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata diperoleh hasil fit, dengan Chi – Square =
0,00, df = 0 , P-value = 1,00000 RMSEA = 0,000. Berikut gambar fit hasil analisis
Gambar 3.7
Dari gambar 3.7, nilai Chi – Square menghasilkan P-value < 0.05 (tidak
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Afeksi. Selanjutnya,
peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka
dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua
koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan
Dari tabel 3.10 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi kesalahan dari
faktor Loyalitas. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari skala Leader
3.7.3.4 Respek
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional
dalam mengukur konstruk Respek. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata diperoleh hasil fit, dengan Chi – Square =
0,00, df = 0 , P-value = 1,00000 RMSEA = 0,000. Berikut gambar fit hasil analisis
Gambar 3.8
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Respek.
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop
atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.11
Muatan Faktor Item Respek
No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua
koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan
Dari tabel 3.11 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi kesalahan dari
faktor Afeksi. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari skala Leader
Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan dalam pengumpulan data yaitu
sebagai berikut:
1. Peneliti menentukan dan menyusun instrumen yang akan digunakan dalam
3. Hasil skala yang telah diiisi kemudian di skoring untuk dianalisis datanya.
a = intercept (konstan)
DV.
per satu IV. Sehingga nilai R2 yang dihasilkan dapat dilihat secara murni.Fungsi
rumus:
nya N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan
nantinya, dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV.
Kemudian peneliti melakukan uji T dari tiap-tiap IV yang dianalisis. Maksud uji T
adalah melihat apakah signifikan dampak dari tiap IV terhadap DV. Uji T
Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar error dari b. Hasil
uji T ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti
nantinya.
BAB 4
Pada bab empat peneliti akan membahas mengenai gambaran umum subjek dan
Subjek dalam penelitian ini adalah Dokter dan Perawat RSCM , pada penelitian
ini sampel diambil dari unit Gedung A Subjek dipilih berdasarkan tahap
perkembangan dewasa awal dan dewasa madya dengan rentang usia antara 21
mengkategorisasikan usia responden kedalam dua kategori yaitu dewasa awal (21-
Tabel 4.1
Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
21-40 163 81,5%
41-60 37 15,5%
Jumlah 200 100%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam
penelitian ini berada pada kategori dewasa awal (21-40 tahun) dengan presentase
sebesar 81,5%, sedangkan pada kategori dewasa madya (41-60 tahun) dengan
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dengan
sebesar 59,5% (119 orang). Maka dapat disimpulkan subjek penelitian terbanyak
adalah subjek yang berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 119 orang
(59,5%).
Berikutnya akan dijelaskan gambaran subjek berdasarkan masa kerja yang akan
Tabel 4.3
Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah Sampel Presentase
1-2 Tahun 32 16%
3-12 Tahun 103 51,5%
13-22 Tahun 9 4,5%
23 Tahun keatas 56 28%
Jumlah 200 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui subjek yang memiliki masa kerja diantara
1-2 tahun berjumlah 32 subjek(16%), subjek yang memiliki masa kerja 3-12
tahun berjumlah 103 subjek (51,5 %), subjek yang memiliki masa kerja 13-22
tahun ke atas berjumlah 9 subjek (4,5%), dan subjek yang memiliki masa kerja 23
tahun ke atas berjumlah 56 subjek (28%). Berdasarkan tabel diatas, maka dapat
Tabel 4.4
Gambaran Subjek Berdasarkan Profesi
Profesi Jumlah Sampel Presentase
Dokter 100 50%
Perawat 100 50%
Jumlah 200 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui subjek dengan profesi Dokter dan Perawat
memiliki jumlah yang sama yakni masing masing 100 subjek (50%), hal ini
memang sudah peneliti berikan kuota dari awal pengambilan data, dimana
Skor yang digunakan dalam anlisis statistik pada penelitian ini adalah skor murni
(t-score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses ini
penelitian variabel-variabel yang diteliti, dengan demikian semua raw score pada
setiap variabel harus diletakkan pada skala yang sama. Untuk memperoleh
deskripsi statistik, dihitung item-item yang valid dan positif, sehingga di dapatkan
score factor. Skor faktor tersebut dihitung untuk menghindari bias dari kesalahan
variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap skala. Skor
faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan.
nilai baku inilah yang akan dianalis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Yang
perlu diingat bahwa hal yang sama berlaku juga untuk semua variabel pada
Tabel 4.5
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui skor kinerja tugas. Skor kinerja OCB yang
terendah adalah sebesar 26,89 dan skor tertingginya adalah 73,84. Pada variabel
penelitian dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score. Dalam hal
Tabel 4.7
Kategorisasi Tingkat OCB
Kategorisasi Dokter Perawat Jumlah
Sampel
Rendah 63 (63%) 63 (63%) 126 (63%)
Sedang 2 (2%) 8 (8%) 10 (5%)
Tinggi 35 (35%) 29 (29%) 64 (32%)
Jumlah 100 100 200
Subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat kecenderungan perilaku OCB yang
berbeda, dilihat berdasarkan hasil skoring jawaban kuisioner yang diterima oleh
untuk memunculkan perilaku OCB dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan
rendah.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwa dari 200 subjek yang dijadikan
sampel tingkat OCB subjek, sebanyak 126 subjek (63%) memiliki tingkat
perilaku OCB. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek memiliki tingkat
subjek atau 63 %.
Pada tabel 4.8 menunjukan sebaran variabel Maningful of Work yang dibagi
menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi dan
rendah.
Tabel 4.8
Kategorisasi Tingkat Meaningful of Work
Kategorisasi Dokter Perawat Jumlah Sampel
Rendah 32 (32%) 54 (54%) 86 (43%)
Sedang 33 (33%) 14 (14%) 47 (23,5%)
Tinggi 35 (35%) 32 (32%) 67 (33,5%)
Jumlah 100 100 200
Berdasarkan tabel 4.8, ditemukan bahwa 43% dari total responden memiliki
tingkat Meaningful of Work rendah dan 57% memiliki tingkat Meaningful of Work
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat
Pada tabel 4.9 menunjukan sebaran variabel Sense of Community yang dibagi
menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi dan
rendah.
Tabel 4.9
Kategorisasi Tingkat Sense of Community
Kategorisasi Dokter Perawat Jumlah Sampel
Rendah 28 (28%) 74 (74%) 102 (51%)
Sedang 10 (10%) 7 (7%) 17 (8,5%)
Tinggi 62 (62%) 19 (19%) 81 (40,5%)
Jumlah 100 100 200
Berdasarkan tabel 4.9, ditemukan bahwa 64% dari total responden memiliki
diteliti, tingkat Sense of Community yang paling dominan berada pada kategori
rendah.
Tabel 4.10
Kategorisasi Tingkat Alignment with Organizational Value
Kategorisasi Dokter Perawat Jumlah Sampel
Rendah 21 (21%) 51 (51%) 72 (36%)
Sedang 0 (0%) 2 (2%) 2 (2%)
Tinggi 79 (79%) 47 (47%) 126 (63%)
Jumlah 100 100 200
Berdasarkan tabel 4.10, ditemukan bahwa 36% dari total responden memiliki
tingkat Alignment with Organizational Value rendah dan 64% memiliki tingkat
Pada tabel 4.11 menunjukan sebaran variabel Afeksi yang dibagi menjadi dua
Tabel 4.11
Kategorisasi Tingkat Afeksi
Kategorisasi Dokter Perawat Jumlah Sampel
Rendah 4 (4%) 33 (33%) 37 (18,5%)
Sedang 61 (61%) 67 (67%) 128 (64%)
Tinggi 35 (35%) 0 (0%) 35 (17,5%)
Jumlah 100 100 200
Berdasarkan tabel 4.11, ditemukan bahwa 23,5% dari total responden memiliki
tingkat Afeksi rendah dan 81,5% memiliki tingkat Afeksi tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat Afeksi yang
Pada tabel 4.12 menunjukan sebaran variabel Afeksi yang dibagi menjadi dua
Berdasarkan tabel 4.12, ditemukan bahwa 27,5% dari total responden memiliki
tingkat Afeksi rendah dan 72,5% memiliki tingkat Afeksi tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat Afeksi yang
Pada tabel 4.13 menunjukan sebaran variabel Kontribusi yang dibagi menjadi dua
Tabel 4.13
Kategorisasi Tingkat Kontribusi
Kategorisasi Dokter Perawat Jumlah
Sampel
Rendah 8 (8%) 46 (46%) 54 (27%)
Sedang 9 (9%) 4 (4%) 13 (6,5%)
Tinggi 83 (83%) 50 (50%) 133 (66,5%)
Jumlah 100 100 200
Berdasarkan tabel 4.12, ditemukan bahwa 89,5% dari total responden memiliki
tingkat Kontribusi rendah dan 10,5% memiliki tingkat Kontribusi tinggi. Dapat
Pada tabel 4.14 menunjukan sebaran variabel Respek yang dibagi menjadi dua
Tabel 4.14
Kategorisasi Tingkat Respek
Kategorisasi Dokter Perawat Jumlah Sampel
Rendah 79 (79%) 100 (100%) 179 (89,5%)
Sedang 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Tinggi 21 (21%) 0 (0%) 21 (10,5%)
Jumlah 100 100 200
Berdasarkan tabel 4.12, ditemukan bahwa 89,5% dari total responden memiliki
tingkat Respek rendah dan 10,5% memiliki tingkat Respek tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat Respek yang
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi
berganda dengan menggunakan software SPSS 17. Seperti yang sudah disebutkan
pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square
untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan
independent variable.
Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa
persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable.
Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15
Tabel R-Square
Dari tabel 4.14, dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0,198 atau 19,8%
artinya proporsi varians dari OCB yang dijelaskan oleh meaningful of work, sense
dan respek. adalah sebesar 19,9%, sedangkan 80,1% sisanya dipengaruhi oleh
terhadap kinerja tugas. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16
Tabel Anova
Jika melihat kolom Sig diketahui bahwa (sig < 0,05), maka hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari meaningful of work, sense of
variable. Jika nilai t > 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti
Tabel 4.17
Tabel koefisien Regresi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 37.071 5.641 6.572 .000
Meaningful_of_Work .135 .080 .129 1.698 .091
Sense_of_Community .402 .087 .385 4.637 .000
OCB dan sebaliknya. Pada tabel 4.17 terdapat 2 koefisien regresi yang signifikan,
variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak signifikan. Hal ini
berarti bahwa dari 8 hipotesis minor hanya terdapat 2 yang signifikan. Penjelasan
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,135 dengan signifikansi sebesar 0,091
(sig>0,05), dengan demikian H01 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,402 dengan signifikansi sebesar 0,000
(sig<0,05), dengan demikian H02 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang
0,000 (sig<0,05), dengan demikian H03 yang menyatakan tidak adanya pengaruh
yang signifikan dari Alignment with Organizational Value terhadap OCB ditolak.
Value menunjukan araf negatif dapat diartikan bahwa semakin tinggi Alignment
4.Variabel Afeksi
0,0542 (sig>0,05), dengan demikian H04 yang menyatakan tidak adanya pengaruh
yang signifikan dari Afeksi terhadap OCB diterima. Artinya Afeksi tidak
5.Variabel Loyalitas
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,004 dengan signifikansi sebesar 0,970
(sig>0,05), dengan demikian H05 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang
signifikan dari Afeksi terhadap OCB diterima. Artinya Afeksi tidak memiliki
6.Variabel Respek
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,101 dengan signifikansi sebesar 0,197
(sig>0,05), dengan demikian H07 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang
signifikan dari Respek terhadap OCB diterima. Artinya Respek tidak memiliki
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,041 dengan signifikansi sebesar 0,659
(sig>0,05), dengan demikian H06 yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang
signifikan dari Afeksi terhadap OCB diterima. Artinya Afeksi tidak memiliki
behavior. Pada tabel 4.18 kolom pertama adalah independent variable yang
dianalisis secara satu per satu, kolom kedua merupakan penambahan varians
dependent variable dari tiap independent variable yang dianalisis satu per satu
tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians dependent variable dari tiap
independent variable yang dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat
adalah derajat bebas bagi independent variable yang bersangkutan pula, yang
terdiri dari numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai
sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F
hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom
195
193
192
Behavior (OCB), jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap
yang diberikan). Dari ke empat belas independent variable tersebut dapat dilihat
Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai R2 changenya, semakin besar
Dari tabel 4.18 diatas diketahui urutan independent variable yang signifikan
memberikan sumbangan dari yang terbesar hingga yang terkecil ialah Meaningful
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang
hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
Perawat‖. Namun jika dilihat dari signifikan tidaknya koefesien regresi dari
dan Respek.
5.2 Diskusi
Penelitian ini merupakan usaha untuk menjawab masalah yang peneliti rumuskan
Citizenship Behavior pada Dokter dan Perawat RSCM, dimana pegawai adalah
subjek utama dalam penelitian ini yang merupakan unsur penting dalam suatu
intansi rumah sakit sebagai penentu nilai kualitas intansi rumah sakit tersebut
75
dimata masyarakat umum, dimana segala unsur ekternal maupun internal yang ada
faktor internal.
(LMX), variabel Loyalitas (LMX), variabel Respek (LMX) terhadap OCB dan
Work yang termasuk dimensi Workplace Spirituality ini tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap OCB, selain itu variabel Meaningful of Work secara positif
pemaknaan pekerja terhadap pekerjaan mereka dari hari ke hari di tingkat individu
sehingga memiliki tujan yang jelas dalam berkerja, semakin tinggi pula
kecenderungan pekerja menampilkan OCB dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Karzemipour, et al (2012), bahwa pemaknaan dan
tujuan yang baik terhadap pekerjaan di rumah sakit menjadikan hubungan yang
kuat antar rekan kerja, sehingga ketika sudah merasa terkoneksi satu sama lain
timbul rasa tolong menolong, yang merupakan ciri dari OCB, sehingga
pemaknaan pekerja terhadap pekerjaan mereka dari hari ke hari di tingkat individu
sehingga memiliki tujan yang jelas dalam berkerja, semakin tinggi pula
kecenderungan pekerja menampilkan OCB dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Karzemipour et.al. (2012), bahwa pemaknaan dan
tujuan yang baik terhadap pekerjaan di rumah sakit menjadikan hubungan yang
kuat antar rekan kerja, sehingga ketika sudah merasa terkoneksi satu sama lain
timbul rasa tolong menolong, yang merupakan ciri dari OCB, sehingga
berpengaruh secara signifikan terhadap OCB, akan tetapi variabel Alignment with
yang memiliki keberpihakan kuat antara nilai-nilai pribadi mereka dengan misi
Karzemipour, et al (2012). Karena nilai B negatif, maka hal ini tidak dikatakan
sesuai dengan teori dan kurang logis, peneliti menduga bahwa ada variabel lain
spirituality tinggi maka akan memiliki kelekatan emosi yang kuat pada
bagaimana subjek yang merasa dekat secara emosi terhadap organisasinya maka
akan lebih menunjukan perilaku OCB. Pada akhirnya hasil mediasi AOC kepada
workplace spirituality dan OCB bernilai positif dan signifikan dengan B 0,401
dan sig sebesar 0,000, dimana hal ini mengindikasikan apabila tujuan subjek dan
subjek (AOC) dan subjek akan berusaha menunjukkan sisi baik dari rumah sakit
dan juga mendorong mereka untuk menunjukkan perilaku extra role (OCB).
Adapun kemungkinan lain mengapa mendapat hasil seperti ini adalah dalam
menampilkan OCB dalam bekerja. Hal ini menguatkan penelitian yang dilakukan
oleh Sandjaja dan Handoyo (2012), bahwa Afeksi sebagai bagian dari LMX tidak
atasan, bawahan akan merasakan pekerjaannya sangat mudah untuk dilakukan dan
melindungi satu sama lainnya dari masalah yang berada di luar lingkungan
bekerja. Hal ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Sandjaja dan
Handoyo (2012), bahwa Loyalitas sebagai bagian dari LMX tidak berpengaruh
kontribusi dalam hal jumlah, kesulitan, dan pentingnya tugas yang diberikan dan
baik tugas yang susah dan penting, semakin rendah pula kecenderungan pekerja
menampilkan OCB dalam bekerja. Hal ini menguatkan penelitian yang dilakukan
oleh Sandjaja dan Handoyo (2012), bahwa Kontribusi sebagai bagian dari LMX
pada organisasi.
persepsi anggota lain dalam membangun reputasi di dalam atau di luar organisasi,
pekerja menampilkan OCB dalam bekerja. Hal ini menguatkan penelitian yang
dilakukan oleh Sandjaja dan Handoyo (2012), bahwa Kontribusi sebagai bagian
dengan kata lain ketika karyawan memandang posisi atau kedudukannya aman
dalam perusahaan.
5.3 Saran
terkait dengan penelitian serupa, yaitu saran metodologis dan saran praktis.
hasilnya.
4. Jika dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah dokter dan
komprehensif, sehingga jika ada item yang harus dihilangkan karena tidak
tingat OCB yang rendah, saran kepada bagian SDM rumah sakit agar
dalamnya juga diberitahukan apa saja bentuk bentuk OCB dan bagaimana
variabel yang paling mempengaruhi OCB dokter dan perawat, untuk itu
DAFTAR PUTSAKA
Gomez, C., & Rosen, B. (2001). The leader-member exchange as a link between
managerial trust and employee empowerment. Group and Organization
Management. 26,53-69.
Hicks, Douglas A., (2002). Spiritual and religious diversity in the workplace.
Implications For Leadership. 13,379-396.
Jahangir, et. al. (2004) Organizational citizenship behavior: its natural and
antecedents. BRAC University Journal. 1(2),75-85.
Rego, A., & Pina E Cunha, M. (2008). Workplace spirituality and organizational
commitment: An empirical study. Journal of organizational change
management. 21(1),53–75.
Sandjadja, S & Handoyo, S. (2012). Pengaruh leader member exchange dan work
family conflict terhadap organizational citizenship behavior. Jurnal
Psikologi Industri dan Organisasi. 1(02)
Umar, J. (2012). Jurnal penelitian psikologi dan pendidikan indonesia. 2(2), 115-
116,2089-6247.
Informed Consent
Kuisioner Penelitian
ANNISA NOVITRI
( _____________________ )
1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Saudara saat ini
sesuai dengan pilihan jawaban yang Saudara berikan, yaitu :
SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai
Contoh
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya orang yang pemarah X
SKALA I
Organizational Citizenship Behavior
NO Pernyataan SS S TS STS
SKALA II
Workplace Spirituality
NO Pernyataan SS S TS STS
SKALA III
Leader Member Exchange
NO Pernyataan SS S TS STS
1. Saya sangat menyukai supervisor/atasan saya
LAMPIRAN 2
Syntac OCB
LK
Sense of Community
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1
FR TD 3 1 TD 4 3 TD 6 2 TD 7 5 TD 2 1 TD 7 6 TD 6 5 TD 5 4 TD 4 2
PD
OU SY TV MI
OU SY TV MI
105
LAMPIRAN 3
OUTPUT SPSS
Communalities
Initial Extraction
a
Factor Matrix
Factor
VAR00048 .544
VAR00049 .769
VAR00008 -.118
a
Factor Matrix
Factor
VAR00048 .544
VAR00049 .769
VAR00008 -.118
a. 1 factors extracted. 5
iterations required.
Descriptive Statistics
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
107
1 KONTRIBUSI, . Enter
Sense_of_Comm
unity, Afeksi,
Alignment_wif_O
rg_Value,
Meaningful_of_W
ork, Loyalitas,
a
Respek
b
ANOVA
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Mod R Adjusted R of the R Square F Sig. F
el R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
a
1 .446 .199 .169 8.42075 .199 6.802 7 192 .000
b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Meaningful_of_W . Enter
a
ork
2 Sense_of_Comm . Enter
a
unity
3 Alignment_wif_O . Enter
a
rg_Value
a
4 Afeksi . Enter
a
5 Loyalitas . Enter
a
6 KONTRIBUSI . Enter
a
7 Respek . Enter
Model Summary
Change Statistics
h
ANOVA
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
g
Excluded Variables
Collinearity
Statistics
Partial
Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance
a
1 Sense_of_Community .256 3.296 .001 .229 .736
a
Alignment_wif_Org_Valu -.150 -2.166 .032 -.152 .950
e
a
Afeksi -.056 -.807 .420 -.057 .982
a
Loyalitas -.021 -.301 .764 -.021 .994
a
KONTRIBUSI -.036 -.526 .599 -.037 .991
a
Respek .054 .776 .439 .055 .959
b
2 Alignment_wif_Org_Valu -.294 -4.059 .000 -.278 .788
e
b
Afeksi -.066 -.975 .331 -.069 .980
b
Loyalitas -.038 -.562 .575 -.040 .988
b
KONTRIBUSI -.045 -.673 .502 -.048 .989
114
b
Respek .033 .482 .630 .034 .950
115
c
3 Afeksi -.012 -.174 .862 -.012 .938
c
Loyalitas .009 .135 .893 .010 .957
c
KONTRIBUSI -.007 -.106 .916 -.008 .968
c
Respek .066 .987 .325 .070 .937
d
4 Loyalitas .018 .240 .811 .017 .759
d
KONTRIBUSI -.003 -.036 .971 -.003 .797
d
Respek .095 1.241 .216 .089 .701
e
5 KONTRIBUSI -.011 -.136 .892 -.010 .684
e
Respek .100 1.228 .221 .088 .624
f
6 Respek .109 1.295 .197 .093 .589
REGRESI
b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Meaningful_of_W . Enter
a
ork
2 Sense_of_Comm . Enter
a
unity
3 Alignment_wif_O . Enter
a
rg_Value
a
4 Afeksi . Enter
a
5 Loyalitas . Enter
a
6 KONTRIBUSI . Enter
a
7 Respek . Enter
Model Summary
h
ANOVA
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
g
Excluded Variables
Collinearity
Statistics
Partial
Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance
a
1 Sense_of_Community .256 3.296 .001 .229 .736
a
Alignment_wif_Org_Valu -.150 -2.166 .032 -.152 .950
e
a
Afeksi -.056 -.807 .420 -.057 .982
a
Loyalitas -.021 -.301 .764 -.021 .994
a
KONTRIBUSI -.036 -.526 .599 -.037 .991
a
Respek .054 .776 .439 .055 .959
b
2 Alignment_wif_Org_Valu -.294 -4.059 .000 -.278 .788
e
b
Afeksi -.066 -.975 .331 -.069 .980
b
Loyalitas -.038 -.562 .575 -.040 .988
b
KONTRIBUSI -.045 -.673 .502 -.048 .989
b
Respek .033 .482 .630 .034 .950
c
3 Afeksi -.012 -.174 .862 -.012 .938
c
Loyalitas .009 .135 .893 .010 .957
c
KONTRIBUSI -.007 -.106 .916 -.008 .968
c
Respek .066 .987 .325 .070 .937
d
4 Loyalitas .018 .240 .811 .017 .759
d
KONTRIBUSI -.003 -.036 .971 -.003 .797
d
Respek .095 1.241 .216 .089 .701
e
5 KONTRIBUSI -.011 -.136 .892 -.010 .684
e
Respek .100 1.228 .221 .088 .624
f
6 Respek .109 1.295 .197 .093 .589