Anda di halaman 1dari 6

AGORA Vol. 7, No.

2, (2019)

PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DAN


WORK LIFE BALANCE TERHADAP TURNOVER INTENTION
KARYAWAN DIVISI PRODUKSI DI
PT MUSTIKA DHARMAJAYA
Daniel Nugraha
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomi
Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
e-mail: danielthe27134@gmail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mela- provinsi lain. Ditinjau dari segi jam kerja, work–life
kukan uji pengaruh antara Leader Member Exchange dan balance karyawan yang bekerja pada perusahaan bidang
Work-Life Balance terhadap Turnover Intention Karya- industri manufaktur memiliki kecenderungan tidak
wan Divisi Produksi di PT Mustika Dharmajaya. seimbang antara waktu bekerja dan aktivitas lain.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran Sedangkan di Indonesia, keseimbangan kehidupan
angket. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian bekerja dan feedback dari atasan, renumerasi, umpan
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian balik dan dorongan dari manajemen merupakan empat
ini menggunakan metode Convinience Sampling. Jumlah faktor utama pada kepuasan karyawan yang dapat
sampel yang ditetapkan pada penelitian ini berjumlah mencegah terjadinya turnover intention (Robert Walter
278 orang karyawan divisi produksi. Proses pengolahan Salary Survey Indonesia, 2019).
data dilakukan dengan menggunakan program IBM
SPSS 23. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian terdahulu Hafid, Muhammad & Prasetio, Arif
terdapat pengaruh negatif antara Leader Member Partono (2017) yang dilakukan di Hotel Indonesia
Exchange dan Work-Life Balance terhadap Turnover Kempinski dengan sampel total sebanyak 120 karyawan
Intention Karyawan. divisi Food & Beverage menunjukan bahwa aspek
keseimbangan kehidupan bekerja memiliki pengaruh
negatif terhadap turnover intention bermakna bahwa
Kata Kunci: Leader-member exchange, Work-Life karyawan dengan work–life balance yang baik,
Balance, Turnover Intention menunjukan kecenderungan untuk melakukan turnover
yang rendah. Ketidakseimbangan pada kehidupan bekerja
PENDAHULUAN akan menghalangi motivasi karyawan dan menyebabkan
gejala penarikan diri dari karyawan seperti absen dan
Sosok pemimpin atau atasan memiliki tanggung jawab bahkan turnover (Hughes & Bozionelos, 2005). Work–
penting dalam mengarahkan, mengatur dan mengontrol life balance tidak hanya penting diperhatikan untuk
karyawan sebagai sumber daya penggerak perusahaan. menghindari dampak resiko kerugian dari actual
Di dalam mengelola dan mengarahkan tenaga kerja maka turnover namun sudah menjadi kewajiban perusahaan
peran manajemen sumber daya manusia dalam untuk mempertimbangkan kebutuhan karyawan sebagai
perusahaan dibutuhkan untuk menciptakan kondisi manusia yang memiliki kehidupan pribadi dan
bekerja yang baik dan memenuhi kebutuhan setiap berkeluarga.
anggota perusahaan. Work Life Balance merupakan salah
satu hal yang perlu diperhatikan dalam perusahaan Begitu pula dengan Leader Member Exchange (LMX)
sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan pribadi juga berperan dalam perusahaan untuk menjaga ke-
kar-yawan tersebut agar individu karyawan dapat bekerja lancaran berkomunikasi antara atasan dan bawahan yang
dengan baik. Work Life Balance memiliki tiga aspek dibutuhkan perusahaan untuk beradaptasi dan menjaga
utama yaitu keseimbangan waktu untuk bekerja, ak- kelancaran produktifitas. Kualitas LMX yang baik
tivitas diluar pekerjaan, keseimbangan keterlibatan peran ditandai dengan adanya sikap saling support antara
dalam keluarga dan pekerjaan, dan keseimbangan pemimpin dan bawahan, rasa saling percaya, komunikasi
kepuasan dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan yang baik dan nyaman, kesetiaan terhadap sesama serta
(Hudson, 2005). daya tarik interpersonal yang baik sedangkan kualitas
LMX yang rendah ditandai dengan pengaruh dan support
Menurut data statistik, rerata jam kerja pekerja pada timbal balik yang terbatas antara pemimpin dan bawahan.
berbagai bidang industri masih melebihi standar jam Pemimpin juga memberlakukan otoritas formal dan
kerja yang ditetapkan oleh Undang–Undang No.13 tahun memberikan benefit hanya sebatas standar organisasi
2003 yaitu 40 jam kerja dalam seminggu. Data yang kepada bawahan (Deluga, R. J, 1998).
diperoleh dari BPS menunjukan rerata jam kerja kar-
yawan dengan jenis pekerjaan di bidang industri manu- Banyak sekali aspek dalam sumber daya manusia berhu-
faktur di Provinsi Jawa Timur adalah 45 jam dalam bungan dengan kualitas LMX. Penelitian Gottfredson &
seminggu dan bisa mencapai 47 jam dalam seminggu di Aguinis (2016) melakukan penelitian meta-analisis dan
AGORA Vol. 7, No. 2, (2019)

menemukan bahwa dibandingkan mediator kepemimpi- Bedasarkan wawancara dengan supervisor karyawan di
nan lain, LMX merupakan mediator yang paling kuat bagian personalia, bapak Edi Indarto, standar jam kerja
diantara empat gaya kepemimpinan (consideration, karyawan PT Mustika Dharmajaya adalah 40 jam
initiating structure, transformational dan contingent seminggu. Karyawan PT Mustika Dharmajaya bekerja
reward) terhadap performa bawahan. Penelitian Kartika, lima hari dalam seminggu dan delapan jam kerja setiap
Dian & Suharnomo (2016) misalnya menyebutkan harinya.
bahwa LMX berpengaruh positif secara langsung
terhadap kepuasan dan kinerja karyawan, selain itu Dalam praktik produksi sehari–hari PT Mustika
Rachmadhani, Dea Putri & Sawitri, Dian Ratna (2016) Dharmajaya memiliki target produksi rata–rata sebanyak
menyebutkan adanya hubungan positif signifikan antara 108.000 pasang sepatu dalam sebulan. Per-masalahannya
LMX dengan semangat kerja. adalah kualitas kerja karyawan sangat berfluktuatif dan
jika belum memenuhi target maka karyawan akan
Pada tahun 2018, PT Mercer Indonesia melakukan survei dijadwalkan untuk lembur bekerja sehingga terkadang
terhadap 545 perusahaan pada delapan industri (antara kerja lembur bisa terjadi. Lama waktu lembur kerja bisa
lain, teknologi, barang-barang konsumen, jasa keuangan, mencapai dua jam dalam sehari dengan periode waktu
ilmu hayati, otomotif, pertambangan, jasa pertambangan, satu hingga dua minggu, itu artinya jam kerja dalam
dan kimia) menyatakan bahwa alasan karyawan ingin periode lembur melebihi 40 jam per minggu. Pada
berpindah kerja adalah hubungan tidak harmonis dengan karyawan produksi bagian penjahitan sisa pekerjaan yang
atasan sebanyak 17 prosen. Sedangkan pada lima prosen belum selesai seringkali harus dibawa pulang dan
responden tuntutan pekerjaan untuk lembur atau waktu diselesaikan di rumah masing–masing.
bekerja yang tidak fleksibel adalah alasan ingin
berpindah kerja. Survei Mercer juga menyebutkan, rata– Fenomena lain yang ditemukan pada PT Mustika
rata jumlah pegawai yang pindah pekerjaan pada Dharmajaya adalah karyawan produksi bekerja dengan
berbagai industri pada 2018 sebesar 7,4 prosen selain itu pengawasan supervisor pada setiap sub–divisi kegiatan
lebih dari 40 prosen perusahaan mengatakan setiap empat produksi, sehingga karyawan akan diawasi oleh
orang yang keluar, dua di antaranya adalah memiliki supervisor masing–masing. Setiap hari, supervisor
talenta (ASEAN Mercer Total Remuneration Survey, produksi akan memberikan intruksi kerja harian dan
2018). Hasil survei diatas merupakan buk¬ti tambahan briefing mengenai hal apa yang harus dikerjakan.
yang menyatakan bahwa faktor LMX dan Supervisor akan memberikan feedback dan motivasi
ketidakseimbangan pada kehidupan bekerja bisa kepada karyawan jika terjadi penurunan kinerja. Relasi
menyebabkan terjadinya turnover intention. karyawan produksi dengan supervisor didasarkan pada
standar operasional pekerjaan yang berlaku.
Turnover karyawan merupakan permasalahan yang
sangat merugikan perusahaan dari segi biaya dan Menurut pengalaman bapak Edi Indarto selaku
produktifitas. Dampak dari turnover itu sendiri supervisor divisi personalia PT Mustika Dharmajaya,
mencangkup biaya perekrutan karyawan baru, biaya karyawan produksi PT Mustika Dharmajaya hampir tidak
kesempatan produksi selama masa pencarian karyawan pernah menyampaikan keluhan terhadap atasan.
baru dan biaya training karyawan baru. Selain itu, peru- Perusahaan disisi lain juga tidak memiliki fasilitas
sahaan juga berpotensi kehilangan tenaga kerja yang bimbingan konseling atau atasan yang bersedia
produktif, jika mendapat karyawan baru yang bertalenta menampung keluh kesah karyawan. Seringkali supervisor
pun maka akan tetap membutuhkan waktu untuk mengetahui bahwa seorang karyawan memiliki
beradaptasi untuk dapat mencapai tingkat produktivitas permasalahan pribadi hanya berdasarkan konsentrasi atau
yang diharapkan. Relasi terhadap karyawan sebagai tidaknya karyawan saat menjawab pernyataan dan
manusia yang terhormat maupun keseimbangan bekerja produktivitas karyawan. Secara umum, kesan yang
penting untuk diusahakan demi menjaga keberlangsung- didapat terhadap hubungan atasan dan bawahan
an perusahaan sebagai organisasi yang dinamis. sebenarnya kurang baik karena adanya hambatan
komunikasi pada karyawan terhadap atasan.
Pada penelitian ini, subjek penelitian adalah karyawan
divisi produksi PT New Era yang kini berada pada Bapak Edi Indarto mengatakan hampir sebanyak 60
naungan PT Mustika Dharmajaya dan bergerak di bidang prosen karyawan produksi pada PT Mustika Dharmajaya
industri manufaktur alas kaki selama 25 tahun (terhitung telah bekerja di perusahaan selama sedikitnya lima tahun
Juli 2019). Produk–produk New Era sangat dikenal sedangkan 40 prosen lainnya terdiri dari karyawan yang
dalam industri alas kaki domestik. Misi dari PT Mustika baru be-kerja selama 1–2 tahun atau beberapa bulan.
Dharmajaya adalah menjadi perusahaan produk alas kaki Walaupun kebanyakan karyawan diketahui sudah lama
dengan standar mutu terbaik dan istimewa dengan bekerja di PT Mustika Dharmajaya, namun tingkat turn-
tanggung jawab sosial terhadap karyawan agar over rate karyawan produksi PT Mustika Dharmajaya
perusahaan mempunyai reputasi yang baik pada sebenarnya meningkat tajam di tahun 2018.
masyarakat. PT Mustika Dharmajaya sebagai salah satu
perusahaan yang bergerak dalam industri alas kaki harus Perbedaan tingkat turnover pada tahun 2015–2017
mampu memiliki performa yang positif namun untuk karyawan PT PT Mustika Dharmajaya tidak begitu sig-
membangun performa yang positif dibutuhkan ekosistem nifikan hingga pada tahun 2018 turnover rate mengalami
perusahaan yang baik pula. kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun sebe-
lumnya. Secara keseluruhan tingkat penurunan jumlah
Dalam memenuhi target operasional produksi sehari–hari karyawan pada tahun 2018 mengalami kenaikan hingga
PT Mustika Dharmajaya akan sangat bergantung pada 35,89 prosen dibanding tahun 2015 dan 23,25 prosen
kualitas kerja karyawan. PT Mustika Dharmajaya dibanding tahun 2016 yang merupakan tahun kedua
memiliki secara keseluruhan 906 orang karyawan pada dengan tingkat turnover rate tertinggi.
divisi produksi terhitung pada bulan Februari tahun 2019.
AGORA Vol. 7, No. 2, (2019)

Landasan Teori dan Hipotesis Penelitian Kerangka Penelitian


Leader Member Exchange(LMX) Penelitian ini memiliki kerangka penelitian sebagai
LMX berfokus pada pembahasan hubungan pemimpin berikut:
dan bawahan secara independen daripada hubungan Gambar 2
pemimpin pada bawahan secara keseluruhan dimana Kerangka Penelitian
terdapat pembedaan kualitas hubungan pada individu
yang berbeda (Lunenburg, FC, 2010). Definisi yang
dikemukakan Lunenburg, FC (2010) mampu
menjelaskan garis besar pengertian teori LMX secara
menyeluruh. Dalam penelitian ini, indikator yang akan
dipakai untuk variabel LMX adalah sebagai berikut:
1. Respect sebagai syarat pembentukan hubungan antara
atasan dan bawahan. Respect akan diukur dengan
sub-indikator sebagai berikut:
2. Trust, tanpa ada rasa saling percaya yang timbal balik
maka hubungan antara atasan dan bawahan akan sulit
terbentuk. Trust akan diukur dengan sub-indikator
sebagai berikut:
3. Obligation, pengaruh kewajiban akan berkembang
menjadi suatu hubungan kerja antara atasan dengan
bawahan.

Work-Life Balance Sumber : Graen & Uhl-Bien (1995), Greenhaus, J. H.,


Brough, Timms, O’Driscoll, Kalliath, Siu, Sit & Lo Collins, K. M., & Shaw, J. D. (2003), Harnoto (2002,
(2014) mendefinisikan Work–Life Balance sebagai p.2).
penilaian subjektif masing-masing individu terhadap
kesesuaian antara kegiatan pekerjaan dan yang tidak METODE PENELITIAN
menyangkut pekerjaan dan kehidupan (dalam Gravador,
L. N., & Teng-Calleja, M., 2018). Indikator dari varia- Jenis penelitian
bel Work–life Balance adalah indikator Greenhaus, J. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut
H., Collins, K. M., & Shaw, J. D (2003) sebagai berikut: Sugiyono (2017, p. 8), penelitan kuantitatif adalah
1. Time balance merujuk pada ketersediaan waktu indi- penelitian dengan metode pengumpulan data mengguna-
vidu baik bagi pekerjaannya maupun keluarga. kan instrument penelitian, analisis data bersifat kuan-
2. Involvement balance merujuk pada keterlibatan titatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipo-
individu secara psikologis dan komitmen dalam tesis yang telah ditetapkan.
pekerjaannya maupun keluarga.
Populasi dan Sampel Penelitian
3. Satisfaction balance merujuk pada kepuasan individu Sugiyono (2017, p. 80) mendefinisikan populasi sebagai
dalam menjalani kegiatan pekerjaannya maupun
wilayah generalisasi terdiri dari objek atau subjek yang
kegiatan keluarga.
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
Turnover Intention ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan.
Ronald & Milkha (2014, p.5) mengemukakan bahwa Populasi da-lam penelitian ini karyawan divisi produksi
Turnover Intention merupakan kecenderungan atau in- PT Mustika Dharmajaya sebanyak 906 orang karyawan
tensitas keinginan individu untuk meninggalkan orga- pada posisi bulan Februari tahun 2019. Perhitungan
nisasi dengan berbagai alasan dan diantaranya untuk jumlah sampel penelitian ini dilakukan dengan rumus
mendapatkan pekerjaan. Penelitian ini mengukur peri- Slovin dan didapat sebanyak 278 karyawan sebagai
laku turnover intention dengan indikator menurut Harno- sampel sedangkan sebagai teknik pengambilan sampel
to (2002, p. 2) yaitu sebagai berikut: menggunakan Convinience Sampling.
1. Absention, yaitu keinginan karyawan untuk melakukan
absensi yang tinggi, disertai dengan tingkat tanggung Sumber Data
jawab karyawan yang kurang baik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
2. Work Attitude, yaitu perilaku dan sikap kerja karyawan primer yaitu data yang di-peroleh secara langsung dari
seperti pelanggaran tata tertib, perilaku protes terhadap hasil wawancara, observasi dan angketyang disebarkan
atasan, kemalasan bekerja. kepada sejumlah sampel responden yang dianggap
mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2017, p. 137).
Hipotesis Penelitian Data primer didapatkan dari penyebaran angket pada
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan PT Mustika Dharmajaya. Angket disusun
sebagai berikut: berdasarkan variabel pene-litian dan diberikan alternatif
H1 : Diduga leader Member Exchange berpengaruh jawaban untuk responden yang merupakan karyawan
terhadap turnover intention pada karyawan divisi divisi produksi pada PT Mustika Dharmajaya. Data
produksi PT Mustika Dharmajaya. primer dalam penelitian ini berupa hasil jawaban
H2 : Diduga Work–life Balance berpengaruh terhadap responden yang terdapat dalam angket.
terhadap turnover intention pada karyawan divisi
produksi PT Mustika Dharmajaya. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan media angket. Angket
adalah seperangkat pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2017, p. 142). Penelitian ini
AGORA Vol. 7, No. 2, (2019)

akan menggunakan penyebaran angket sebagai satu Dilihat dari tabel di atas, maka nilai Cronbach’s Alpha
metode pengumpulan data. Metode ini dilakukan dengan pada setiap variabel dalam penelitian ini memiliki nilai
menyebarkan angket kepada sampel yang telah diatas 0,7 sehingga data ketiga variabel dikatakan relia-
ditetapkan. Angket disebarkan langsung kepada 278 bel.
karyawan divisi produksi..
Uji Asumsi Klasik
Teknik Analisis Data Uji Normalitas
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov
SPSS. Penelitian ini menggunakan metode analisis reg- Smirnov yang menggunakan taraf signifikan 0,05 untuk
resi linier berganda yang secara umum diolah mengguna- menunjukan nilai nominal dari sebaran normalitas data
kan aplikasi SPSS. Metode regresi linier berganda ber- penelitian. Kriteria pengujian uji Kolmogorov Smirnov
tujuan untuk mengetahui pengaruh lebih dari satu vari- adalah sebagai berikut:
abel bebas terhadap variabel terikat. 1. Nilai signifikasi > 0,05, maka data berdistribusi
normal
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 2. Nilai signifikasi < 0,05, maka data tidak berdistribu-
si normal
Uji Validitas Tabel 3
Pengujian validitas dilakukan sebanyak sekali dengan Hasil Uji Kolmogorov-smirnov
menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Data Sig. Ket
dikatakan valid jika r lebih besar atau sama dengan 0,3
(Sugiyono, 2017, p. 183). Hasil uji validitas dalam Kolmogorov-smirnov 0,205 Data Normal
penelitian ini menunjukkan bahwa semua pernyataan va-
lid dengan nilai rhitung  0.3.
Uji Normalitas tidak hanya dilakukan dengan melihat
Tabel 1 sebaran titik pada grafik normal probability plot tetapi
Hasil Uji Validitas perlu diperhatikan juga nilai signifikansi Kolmogorov-
Variabel Item rhitung rtabel Keterangan smirnov. Tabel diatas menunjukan hasil signifikansi
Leader X1.1 0,709 0,3 Valid sebesar 0,205 dimana nilai signifikansi 0,205>0,05
Member X1.2 0,575 0,3 Valid sehingga bedasarkan uji Kolmogorov-smirnov data
Exchange X1.3 0,399 0,3 Valid penelitian memiliki distribusi normal.
X1.4 0,699 0,3 Valid
X1.5 0,802 0,3 Valid Uji Multikolinearitas
X1.6 0,537 0,3 Valid Analisis regresi mengasumsikan tidak ada multiko-
X1.7 0,841 0,3 Valid linearitas. Pendeteksian ada tidaknya multikolinearitas
Work–life X2.1 0,906 0,3 Valid dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF Dasar
Balance X2.2 0,584 0,3 Valid pengambilan keputusan untuk uji multikolinieritas dilihat
X2.3 0,347 0,3 Valid dari VIF, Jika VIF < 10 maka dalam data tidak terjadi
X2.4 0,904 0,3 Valid multikolinearitas
X2.5 0,870 0,3 Valid Tabel 4
X2.6 0,885 0,3 Valid Hasil Uji Variation Inflation Factor
X2.7 0,894 0,3 Valid Variabel Tolerance VIF
Turnover Y1.1 0,941 0,3 Valid
Intention Y1.2 0,901 0,3 Valid X1 & X2 1.000 1.000
Y1.3 0,931 0,3 Valid Bedasarkan hasil output tabel coefficients diatas
Y1.4 0,977 0,3 Valid pendeteksian ada tidaknya gejala multikolinearitas
Y1.5 0,965 0,3 Valid dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Nilai
Y1.6 0,977 0,3 Valid Toleransi yang diamati pada tabel diatas mencapai 1.000
Y1.7 0,973 0,3 Valid pada kedua variabel atau melebihi nilai 0,10 dan nilai
Berdasarkan data dari tabel diatas pengujian validitas VIF pada kedua variabel menunjukan angka 1,278 atau
instrumen penelitian berupa angket yang digunakan kurang dari angka 10. Mengacu pada nilai tolerance dan
dikatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari 0,3 VIF maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
sehingga keseluruhan instrumen dinyatakan valid. multikolinearitas pada data.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji Uji Heteroskedastisitas
statistik Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas.
lebih dari 0,7 maka variabel tersebut dikatakan reliabel. Uji Heteroskedastisitas merupakan uji yang wajib dilaku-
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan kan untuk mengetahui apakah model regresi yang
bahwa semua variabel bersifat reliabel. Semua variabel dihasilkan terbilang layak. Hasil uji heteroskedastisitas
memiliki nilai cronbach’s alpha  0.6 dilihat dengan metode korelasi rank spearman antara
Tabel 2 variabel bebas dengan nilai residual. Jika korelasi rank
Hasil Uji Cronbach’s Alpha Setiap Variabel spearman menghasilkan nilai signifikasi > 0,05 (α=5%),
Cronbach’s Alpha maka disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi
Leader Member heteroskedastisitas.
Exchange 0,756 Tabel 5
Work-Life Balance 0,904 Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Turnover Intention 0.982 Variabel Sig.(2-tailed)
AGORA Vol. 7, No. 2, (2019)

X1 & Y 0,815 pengaruh negatif terhadap Turnover Intention diterima


X2 & Y 0,489 karena thitung memiliki nilai sebesar 8,334 lebih tinggi
Bedasarkan hasil output tabel Correlations diatas dapat dibandingkan ttabel sebesar 1,971. Hal ini menandakan
dilihat bahwa nilai Sig. (2-tailed) pada kedua variabel semakin tinggi kualitas Leader Member Exchange maka
independen menunjukan nilai Unstandardized Residual hubungan karyawan terhadap supervisor akan semakin
sebesar 0,815>0,05 untuk variabel X1 dan 0,489>0,05 baik atau berada dalam kategori in-group. Jika karyawan
untuk variabel X2. Acuan nilai diatas mengindikasikan ti- memiliki hubungan yang semakin bersifat in-group
dak adanya masalah atau gejala heteroskedastisitas de- terhadap supervisor maka semakin turun pula tingkat
ngan kata lain model regresi yang digunakan dalam pene- Turnover Intention karyawan tersebut yang ditunjukan
litian ini layak untuk dipakai. dengan nilai β1 sebesar 0,718. Hasil temuan dari
penelitian ini sama dengan hasil penelitian pada
Analisis Regresi Linear Berganda penelitian sebelumnya yaitu bahwa Leader Member
Tabel 6 Exchange berpengaruh negatif terhadap Turnover
Regresi Linear Berganda Intention.
Unstandardized
Model Coefficients Sig. Pengaruh Worl-Life Balance terhadap Turnover
B Std. Error Intention
Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah Work–
(Constant) 2,536 3,117 0,427 life Balance berpengaruh terhadap terhadap Turnover
LMX_X1 0,718 0,060 0,000 Intention pada karyawan divisi produksi PT Mustika
WLB_X2 0,613 0,035 0,000 Dharmajaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Work–life Balance mempunyai pengaruh negatif
Bedasarkan hasil analisis regresi linear berganda diatas terhadap Turnover Intention yang ditunjukan dengan
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: nilai β2 dari persamaan regresi sebesar 0,613. Hal ini
Y= 2,536 + 0,718 (X1) + 0,613(X2) menandakan bahwa semakin tinggi kualitas Work-life
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, maka diperoleh Balance yang mencangkup aspek standar jam kerja dan
sebagai berikut: beban kerja yang seimbang maka semakin rendah
α : 2,536 tingkat Turnover Intention pada karyawan tersebut.
Menunjukkan bahwa apabila nilai variabel Leader Hubungan work–life Balance terhadap Turnover
Member Exchange (LMX) dan Work life Balance (WLB)
Intention, dibuktikan dengan sebuah penelitian terdahulu
tidak ada atau nol, maka Turnover Intention (TI) akan yang dilakukan oleh Suifan, T, Abdallah, A & Diab, H
tetap memiliki nilai sebesar 2,536. (2016) dengan ukuran sampel sebanyak 382 karyawan.
β1 : 0,718 Menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa praktik
Leader Member Exchange (LMX) mengakibatkan nilai work–life Balance lebih efektif dalam mempengaruhi
Turnover Intention turun (walaupun konstanta tingkat turnover intention sehingga bedasarkan penelitian
menunjukan angka positif tetapi digunakan reverse ini oleh Suifan, T, Abdallah, A & Diab, H (2016)
indicator) sesuai dengan kelipatan sebesar 0,718. menyimpulkan work–life Balance memiliki peran vital
β2 : 0,613 Menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel dalam mengurangi tingkat turnover intention. Penelitian
Work life Balance (WLB) mengakibatkan nilai Turnover ini juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
Intention turun (walaupun konstanta menunjukan angka signifikan antara work-life conflict dan turnover in-
positif tetapi digunakan reverse indicator) sesuai dengan tention.
kelipatan sebesar 0,613.
KESIMPULAN DAN SARAN
Analisis Koefisien Determinasi
Nilai adjusted R2 yang semakin mendekati angka satu Kesimpulan
menunjukkan adanya pengaruh variabel independen atau Hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah
bebas (X) yang besar terhadap variabel dependen atau dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
terikat (Y) berikut:
Variabel R R Adjusted R2 1. Leader Member Exchange berpengaruh secara
negatif terhadap tingkat Turnover Intention pada
X1, X2 terhadap Y 0,924 0,854 0,846 karyawan divisi produksi di PT Mustika Dharmajaya.
Bedasarkan hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa nilai 2. Work–life Balance berpengaruh secara negatif
koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,846 terhadap Turnover Intention pada karyawan divisi
atau 84,6%. Nilai Adjusted R2 tersebut menunjukan produksi di PT Mustika Dharmajaya.
bahwa variabel Leader Member Exchange (LMX) dan 3. Leader Member Exchange dan Work–life Balance
Work life Balance (WLB) secara simultan atau bersama- memiliki pengaruh secara simultan terhadap
sama berpengaruh terhadap Turnover Intention sebesar Turnover Intention pada karyawan divisi produksi di
84,6% sedangkan sisanya sebesar 15,4% dipengaruhi va- PT Mustika Dharmajaya.
riabel lain di luar model ini.

Pembahasan Saran
Pengaruh Leader Member Exchange terhadap Turn- Saran secara gasir besar yang dapat diberikan peneliti
over Intention berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
Hipotesis pertama pada penelitian ini yaitu 1. Terkait dengan Leader Member Exchange, saran
Leader Member Exchange berpengaruh terhadap Turn- yang dapat diberikan yaitu bahwa supervisor
over Intention pada karyawan divisi produksi PT Mustika sebaiknya lebih peka dalam mengenali
Dharmajaya. Leader Member Exchange memiliki permasalahan yang dihadapi karyawan dan mau
AGORA Vol. 7, No. 2, (2019)

turut campur tangan dalam penyelesaian masalah karyawan divisi food & beverage hotel indonesia
tersebut atau paling tidak mau memberikan solusi kempinski jakarta). SMART-Study & Management
dan bersedia membimbing karyawan dalam penye- Research, 14(3), 54. Retrieved 18 Februari 2019
lesaian masalah tersebut. Supervisor perlu untuk from http://repository.tel-
mengakui dan memahami potensi karyawan agar komuniversity.ac.id/pustaka/142720/pengaruh-
arahan yang diberikan supervisor bisa disesuaikan work-life-balance-terhadap-turnover-inten-tion-
dengan potensi diri karyawan atau bahkan dikem- karyawan-divisi-food-beverage-hotel-indonesia-
bangkan lebih jauh tetapi untuk itu supervisor kempinski-jakarta.html.
sebaiknya membentuk sistem evaluasi performa
karyawan misalnya dengan mengembangkan sis- Harnoto. (2002). Manajemen sumber daya manusia.
tem evaluasi dengan Key Performance Indicator. Prehallindo: Jakarta
2. Terkait dengan Work–life Balance, saran yang
diberikan yaitu Pihak perusahaan dapat membe- Houston, D & Waumsley, J. (2003). Attitudes to flexible
rikan training kerja agar produktifitas meningkat working and family life. New York, NY, USA: JRF
sehingga jam lembur bekerja semakin tidak Policy Press.
diperlukan. Pihak perusahaan menerapkan budaya
perusahaan yang lebih fleksibel misalnya mene- Hudson. (2005). The case for work-life balance.
tapkan dan mendelegasikan target produksi kepada Australia: Hudson Highland Group.
karyawan dengan adanya target jumlah minimal
produksi dalam sebulan tetapi pekerjaan karyawan Hughes, J & Bozionelos, N. (2005). Work-life balance as
dapat dibawa pulang tetapi evaluasi tetap berjalan a source of job dissatisfaction and withdrawal
sehingga jika karyawan tidak berhasil memenuhi attitudes. Personnel Review, 36(1), 145–154.
target atau tidak mampu memenuhi standar Key doi:10.1108/00483480710716768.
Performance Indicator maka akan diberikan peri-
ngatan. Kartika, Dian & Suharnomo. (2016). Pengaruh pertu-
3. Terkait Turnover Intention, saran yang dapat karan pemimpin-anggota (lmx) terhadap kinerja kar-
diberikan yaitu pemimpin menumbuhkan rasa ke- yawan dengan kepuasan kerja dan keterlibatan
pemilikan bersama dalam diri karyawan dan karyawan sebagai variabel mediasi (Studi Pada
memberi reward dan apresiasi yang adil dan sesuai Hotel Bahari Inn Tegal. Diponegoro Journal of
jika karyawan mampu bekerja secara produktif dan Management , 5(2), 1-14. Retrieved 18 Februari
efektif sehingga karyawan akan terpacu untuk 2019, from https://ejournal3.un-
bekerja lebih giat dan memuaskan supervisor dip.acid/index.php/djom/article/view/13842.
dengan hasil kerjanya dengan harapan mendapat
reward dimana reward tersebut dapat berupa Mercer. (2018). Total renumeration survey 2018.
komisi tambahan tetapi tentu perhitungan komisi Canada: Marsh & McLennan.Morrow, P. C.,
yang pantas dipertimbangan bedasarkan cost- Suzuki, Y., Crum, M. R., Ruben, R., & Pautsch, G.
benefit dan kondisi kinerja keuangan perusahaan.. (2005). The role of leader‐member exchange in high
turnover work environments. Journal of Managerial
Psychology, 20(8), 681–694.
DAFTAR REFERENSI doi:10.1108/0268394051-0631444.

Deluga, R. J. (1998). Leader-member exchange quality Rachmadhani, D, P., & Sawitri, D, R. (2017). Hubungan
and effectiveness ratings. Group & Organization antara leader member exchange dengan semangat
Management, 23(2), 189–216. kerja pada karyawan pt. apac inti corpora semarang.
doi:10.1177/1059601-198232006. Jurnal Empati, 5(3), 443-449. Retrieved 18 Februari
2019, from
Gottfredson, R. K., & Aguinis, H. (2016). Leadership https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/articl
behaviors and follower performance: deductive and e/view/15370.
inductive examination of theoretical rationales and
underlying mechanisms. Journal of Organizational Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif,
Behavior, 38(4), 558–591. doi:10.1002/job.21¬52. kualitatif, dan r&d. Bandung: Penerbit Alfabeta

Graen, G. B., & Uhl-Bien, M. (1995). Relationship-based Suifan, T & Abdallah, A & Diab, H. (2016). The
approach to leadership: development of leader- influence of work life balance on turnover intention
member exchange (lmx) theory of leadership over in private hospitals: the mediating role of work life
25 years: Applying a multi-level multi-domain conflict. European Journal of Business and
perspective. The Leadership Quarterly, 6(2), 219– Management. 8(20). 126-139. Retrieved 10 Maret
247. doi:10.1016/1048-9843(95¬)90¬036-5 2019, from https://www.re-
searchgate.net/publication/312188465_The_Influen
Greenhaus, J, H., Collins, K. M., & Shaw, J, D. (2003). ce_of_Work_Life_Balance_on_Turnover_Intention
The relation between work–family balance and _in_PrivateHospitals_The_Mediating_Role_of_Wor
quality of life. Journal of Vocational Behavior, k_Life_Conflict.
63(3), 510–531. doi:10.1016/s0001-8791(02)00042-
8.

Hafid, M., & Prasetio, A. P. (2017). Pengaruh work-life


balance terhadap turnover intention (studi pada

Anda mungkin juga menyukai