Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN DEALER HONDA


CV. SEMOGA JAYACABANG TENGGARONG

Oleh: Mawardi
Penulis adalah Staf Pengajar Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Kutai Kartanegara

Abstract:
This study was the result of the development of the research model based on the result of scientific
exploration through literature review and observations on the object of research. A series of observations
carried out on the object of research which is dealer companies CV. Semoga Jaya Branch Tenggarong
who have employee turnover level, which reached presentations 58.33% in one year period, but the focus
that made this research is on the aspect of intention or a tendency of employees to leave the company
(turnover intention). To measure the symptoms above data analysis techniques using multiple regression
analysis with organizational commitment independent variable(X1) and job satisfaction (X2). The results
of such research is not discover the simultan relationships among variables with the calculated F value
0.058 and the value of F table 3,23. The next hypothesis is to identify the relationship partially through t
test obtained the same results with no evidence of the hypothesis that by obtaining t value of 0.186 for the
variable of organizational commitment (X1), and job satisfaction (X2) of -340. Then to regression equation
generated through this research is Y = 3.378 + 0,028X1 - 0,076X2
Keywords: Job Satisfaction, Organizational Commitment, turnover intention
PENDAHULUAN
Manajemen sumberdaya manusia pada ta- jika karyawan bekerja dalam kondisi yang tidak
taran praktik mapun teoritis seakan tidak pernah kondusif dan disertai dengan tingkat kepuasan
terpisah dengan aspek manusia.Manusia dilihat yang rendah hal ini akan berimplikasi terhadap
dari prspektif organisasi adalah aset yang sangat buruknya kinerja karyawan. Dinamika ini jika
kompleks dan kedudukannya paling menentukan. dibiarkan berlarut akan menciptakan perubahan
Pada kondisi tertentu, manusia sebagai aset kondisi keadaan dimana karyawan mulai
perusahaan yang sekaligus memiliki tanggung melakuan evaluasi atas kontribusi yang diberi
jawab dan peran sebagai motor penggerak orga- perusahaan terhadap karyawan serta dibarengi
nisasi untuk mencapai target atautujuan dengan evaluasi keuntungan bila bekerja pada
perusahaan, namun seringkali mengalami kega- perusahaan lain danrealitas seperti ini
galan yang diakibatkan rendahnya mutu kinerja mulaimenunjukan timbulnya gejalaturnover
karyawan.Bersamaan dengan menurunya kiner- intention.
ja, karyawan mulai mengevaluasi dan memutus- Pada kondisi lainkomitmen terhadap
kan untuk berhenti bekerja (turnover) dari organisasi dipandang mampu memberikan
perusahaan dan bekerja pada perusahaan lain. pengaruh kepada karyawan untuk mempertahan-
Keinginan atau niat untuk pindah (turnover kan atau justru keluar dari keanggotaan.
intention)merupakan gejala yang paling awal dari Pernyataan ini terangkum dalam perumusan
karyawan dalam memutuskan untuk berhenti definisi mengenai komitmen terhadap organisasi
bekerja (turnover).Implikasi dari niat yang oleh Mayer dan Allen, 1991 (dalam Umam
keluar(turnover intention)memiliki dua K, 2010: 258-259)yaitu suatu konstruk
kemungkinan yang dapat terealisasi dalam psikologis yang merupakan karakteristik hubu-
bentuk nyata. Kemungkinan yang dapat terjadi ngan anggota organisasi dengan organisasinya
adalah karya-wan akanmeneruskan turnover dan memiliki implikasi terhadap keputusan
intention pada keputusan untuk meninggalkan individu untuk melajutkan keanggotaanya dalam
organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain. berorganisasi.Kondisi ini menunjukan bahwa
Perusahaan melalui hirarki manajemen adanyahubungan emosionalantara karyawan
sebagai satu-satunya departemen yang memiliki dengan organisasimemiliki implikasiuntuk
otoritas untukmemenuhi kebutuhan karyawan, mempertahankan keanggotaanya.
memiliki peran penuhuntuk tetap menciptakan Uraian diatas menggambarkan secara jelas
kondisi kerja yang kondusif,namun sebaliknya bahwa komitmen terhadap perusahaan turut

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 31


memberikan stimulus kepada presentase turn- gaji yang diberikan, pemberian beban kerja dan
over.Selain faktor diatasfaktor lain yang turut rewarddarimasing-masing departemen. Setiap
berkontribusi terhadap tingkat turnoveradalah karyawan yang bekerja padaDealer Honda CV.
kepuasan kerja (Luthans, F.2006 : 247). Pada Semoga Jayadiberikan target pekerjaan yang
konsep yang samaLuthans F memberikan definisi cukup tinggi. Penetapan target yang cukup tinggi
kepuasan kerja sebagai hasil persepsi karyawan ini jika tidak mampu terselesaikan oleh
mengenai seberapa baik pekerjaan mereka karyawanDealer Honda CV. Semoga Jaya
memberikan kontribusi terhadap hal yang dinilai Tenggarong akan menimbulkan tingkat kepuasan
penting. yang ren-dah, namun jika target yang telah
Sebagai perusahaan dengan jumlah konsu- ditetapkan oleh Dealer Honda CV. Semoga Jaya
men yang besar sudah menjadi program prioritas mampu diselesaikan oleh karyawan secara
bagi CV. Semoga jaya Cabang Tenggarong langsung hal ini akan memicu kepuasan kerja
untuk tetap memberikan pelayanan terbaik bagi karyawan.
konsumen.Aktor penting yang menjadi ujung Terjadinya turnover pada Dealer Honda
tombak sebagai garda terdepan dalam memberi- CV. Semoga Jaya Cabang Tenggarongberlindas-
kan pelayanan pada konsumen adalah kan pada hasil wawancara karyawan ditemukan
karyawan.Karyawan CV. Semoga Jaya Cabang adanya ketidak sesuaian antara beban kerja yang
Tengga-rong menjadi satu-satunya kunci utama diberikan dengan balas jasa yang diterima oleh
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada karyawan.
konsumen sehingga konsumen memiliki Untuk menekan angka turnover dan
perhatian penuh atas reputasi perusahaan. meningkatkan kepuasan kerja serta komitmen
Pelayanan terbaik yang dihasilkan oleh organisasitop manajemendan midlle
karyawan senior dan karyawan baru yang sedang manajemenDealer Honda CV. Semoga Jaya
atau telah mengikuti training akanselalu menjadi harusmenciptakan kondisi kerja dengan
bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk tetap mekanisme hubungan yang serasi serta harmonis
dipertahankan keberadaannya pada antar karyawan maupun dengan atasan,
perusahaanCV. Semoga jaya Cabang menaikanstandar gaji, insentif, serta memberikan
Tenggarong.Kepu-tusan untuk terus reword kepada karyawan yang memilili prestasi
mempertahankan eksistensi karyawan dalam kerja tinggi atas pecapaian target.
perusahaan disebabkan oleh pengorbanan yang Hasil Observasi pada objek penelitian
telah dilakukan oleh peru-sahaan CV. Semoga merumuskan tiga variabel penting yang dijadikan
jaya Cabang Tenggarong dalam menciptakan konsentrasi pada penelitian ini antara lain
karyawan yang kom-peten dengan spesifikasi Komitmen organisasi karyawan, kepuasan kerja
pekerjaan masing-masing. hingga mampumempengaruhi niat karyawan
CV. Semoga Jaya Cabang Tenggarong untuk berhenti bekerja(turnover intention).
saat ini memiliki karyawan dengan jumlah 48 Turnover yang terjadi pada CV. Semoga
karyawan yang terbagi atas 12 (dua belas) Jaya Cabang Tenggarong jika tidak antisipasi
departemen dengan jumlah yang terbagi atas job akan menimbulkan beberapa kerugian. Kerugian
description yang berbeda sesuai dengan pemba- ini oleh Rousseau (1994) diklasifikasikan men-
gian kerja. jadi tiga.1. Biaya langsung yang terkait dengan
Data history perusahaan mencatat presen- rekrutmen, perusahaan dalam menjalan-kan
tase tingkat turnover yang terjadi selama periode proses rekrutmen akanmengeluarka sub-sub
1 tahun terakhir yang terakumulasi dari biaya di antaranya biaya untuk memenuhi
karyawan tetap hingga kontrak yang berasal dari pemasangan iklan, dan biaya pencarian. 2. Biaya
berberapa departemen mencapai angka 58,33% tidak langsung, setelah perusahaan mendis-
dari jumlah seluruh karyawan. tribusikan investasinya kedalam post biaya
Presentasi tersebut menujukan angka turn- langsung yang termanivestasikan oleh proses
over dengan intensitas cukup tinggi yang terjadi rekrutmen, maka perusahaan kembali mendis-
selama kurun waktu satu tahun. Pencapaian tribusikan investasinya guna melakukan training
tingkat turnover diatas harus diwaspadai oleh calon karyawan, training sebagai edukasi
pihak manejemen CV. Semoga Jaya terutama karyawan dalam melakukan adaptasi dengan
pada karyawan yang memiliki keahlian khusus. system kerja perusahaan. 3. Kerugian produk-
Indikasi awal terhadap faktor-faktor yang tivitas yang disebabkan oleh waktu yang
mempengaruhi perbedaan atas kepuasan kerja digunakan dalam proses pembelajaran karyawan
antar karyawan meliputi, jenis pekerjaan, standar baru.

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 32


Atas kondisi tersebut pada penelitian ini Menurut pendapat mobley, 1982 (dalam
memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah a. Jaapar P.G. dkk, 2012 : 2), mengemukakan
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahwa keinginan pindah kerja (intention
komitmen organisasi dan kepuasan kerja secara turnover) adalahkecendrungan atau niat
simultan terhadap turnover intention.b. Untuk karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerja-
mengetahui seberapa besar pengaruh komitmen annya secara sukarela maupun tidak sukarela
organisasi dan kepuasan kerja secara parsial atau pindah dari suatu tempat kerja ke tempat
terhadap turnover intention. c. Untuk mengetahui kerja yang lain menurut pilihannya sendiri.
variabel manakah yang paling dominan mem- Scott, 1977 (dalam Novliadi F, 2007: 9)
pengaruhi turnover intention. mendefinisikan gejala turnover sebagai perpinda-
han tenaga kerja dari dan ke sebuah perusahaan.
Turnover Intention Keinginan untuk pindah atau turnover
Fishbein dan ajzen, 1975 (dalam Novliadi intention menurut(Bluedorn, 1982 dalam
F, 2007: 7) mengajukan teori pembentukan Widodo, R. 2010)didefinisikan sebagai kecende-
tingkah laku berdasarkan hubungan timbal balik rungan sikap atau tingkat dimana seorang
antara keyakinan (belief), sikap (attitude), dan karyawan memiliki kemungkinan untuk
intensi(intention) individu. Keyakinan dikate- meninggalkan organisasi atau mengundurkan diri
gorikan sebagai aspek kognitif yang melibatkan secara sukarela dari pekerjaannya.
pengetahuan, pendapat dan pandangan individu Kecendrungan keinginan karyawan untuk
terhadap obyek.Sikap dikatagorikan sebagai keluardari organisasi jika terwujud dalam prilaku
aspek afektif yang mengarah pada perasaan yang nyata makaberimplikasi terhadap timbulnya
individu terhadap suatu obyek serta evaluasi biaya yang harus dialokasikan untuk melakukan
yang dilakukan.Intensi dikatagorikan sebagai proses rekrutmen karyawan baru hingga mampu
aspek konatif yang menunjukan intensi individu bekerja sesuai spesifikasi pekerjaan yang telah
dalam bertingkah laku (behavioral intention). ditetapkan oleh organisasi.Implikasi lain dari
Uraian diatas mengandung eksplanasi adanya turnoverintention bagi middle manager
tentang faktor terbentuknya prilaku manusia adalah terkonsentrasinyawaktu untuk melakukan
yang terbentuk berdasar pada hubungan kausal pengawasan sekaligus bimbingan kepada
antar keyakinan, sikap dan intensi.Korelasi atar karyawan sampai kayawan benar-benar
beberapa faktor diatas jika diadopsi kedalam memahami tentang mekanisme pekerjaan yang
organisasiakanterbentuk suatu dinamika telah diatur organisasi.
organisasi yang terakumulasi kedalam prilaku Turnover intention terjadi sebagai suatu
organisasi. akibat dari rendahnya komitmen organisasional
Keinginan individu dalam organisasi yang dirasakan oleh karyawan. Sebagai mana
sangat bervariasi salah satunya adalah turnover dengan pendapatKoch, 1978(dalam Sopiah 2008
intentionyang merupakanfenomena yang selalu : 166) menyebutkan bahwa karyawan yang
muncul dalam kehidupn organisasi.Turnover berkomitmen rendah akan berdampak pada
intention pada tataran teoritis maupun praktis turnover.
diartikan sebagai keinginan atau niat seseorang Penyebab keinginan berpindah karyawan
untuk keluar dari organisasi. Sebagai mana yang sebagai suatu akibat dari rendahnya komitmen
telah didefinisikan oleh beberapa ahlidibawah ini organisasi salah satunya ditegaskan oleh hasil
: penelitian Meyer et al., 1993 (dalam Witasari L.
Menurut Pasewark and Strawser, 1996 2009 : 9)ditunjukan baahwa peningkatan komit-
(dalam Wibowo T. R., 2003) turnover intentions men berhubungan dengan peningkatan produkti-
mengacu pada niat seseorang untuk mencari vitas dan turnover yang semakin rendah.
alternatif pekerjaan lain dan belum terwujud Pernyataan lain terkait hubungan korela-
dalam bentuk prilaku nyata. sional antara kepuasan kerja terhadap turnover
Harnoto 2002(dalam Digital Library intention didukung oleh hasil penelitian Mobley
Unikom,2013) mendefinisikan turnoverintention 1977 (dalam Petronila T. A etal. 2009: 8-13)
merupakan kadaratau intensitas dari keinginan menyatakan bahwa karyawan dengan kepuasan
untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan kerja yang tinggiakan merasa senang dan bahagia
yang menyebabkan timbulnya turnover intention dalam melakukan pekerjaannya dan tidak
ini dan diantaranya adalah keinginan untuk berusaha mengefaluasi alternatif pekerjaan lain.
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Menurut model proses psikologis yang
dibuat oleh Mobley (1977); Zagladi

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 33


(2008);(dalam Wijaya E. F, 2010) ketidakpuasan secara personal atas berbagai nilai yang dianut
kerja diterjemahkan menjadi pemikiran untuk organisasi memberikan dorongan kepada indivi-
berhenti karena dengan berhenti dari du untukmengintegrasikan diri menjadi bagian
pekerjaannya saat ini, pekerja tersebut berharap organisasi.
akan mendapat pekerjaan lain yang dapat Guna memahami komitmen organisasi ada
memberikan kepuasan kerja yang lebih baik. Beberapa pendekatan yang digunakan, antara
Hasil penelitian Shore dan Martin (1989); lain pendapat (Luthans F. 2006 :249) yaitu
Mueller dan Price (1990) (dalam Wibowo T. H, komitmen organisasi dapat dipandang Sebagai
2003) Menyimpulkan bahwa Organizational sikap, komitmen organisasi paling sering dide-
Commitment mempunyai hubungan yang kuat finisikan sebagai (1) keinginan kuat untuk tetap
dengan turnover intention. sebagai anggota organisasi tertentu, (2)
Niat karyawan untuk meninggalkan keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan
organisasi (Turnover Intention) Oleh Harnoto, organisasi; dan (3) keyakinan tertentu, dan
2002 (dalam http://digilib.petra.ac.id,diakses 08 penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan
Maret 2013)dapat diukur dengan lima indikator : kata lain, ini merupakan sikap yang mereflek-
a. Absensi Meningkat sikan loyalitas keryawan pada organisasi dan
Tingkat absensi karyawan yang memiliki proses berkelanjutan dimana anggota organisasi
niat untuk melakukan pindah kerja ditadai mengekspresikan perhatiannya terhadap organi-
dengan tingkat absensi yang meningkat. sasi dan keberhasilan serta kemajuan yang
b. Mulai malas dalam bekerja. berkelanjutan.
Karyawan mulai malas melakukan pekerjaan Pendekatan lain untuk memahami komit-
yang menjadi tanggung jawab dan mulai men organisasisecara tradisional dapat dilakukan
membandingkan dengan dengan pekerjaan melalui attitudional commitment dan behavioral
lain. commitment sebagaimana yang telah ungkapkan
c. Peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib oleh Meyer dan Allen, 1997 (dalam Umam K,
kerja. 2010: 258) menjelaskan pendekatan itu sebagai
Terjadi pelanggaran Peraturan perusahaan berikut. Attitudional commitment berfokus pada
yang telah menjadi standart opretional proses ketika seseorang mulai memikirkan hu-
prosedure perusahaan. bungannya dalam organisasi atau menentukan
d. Peningkatan protes terhadap atasan sikapnya terhadap organisasi. Adapun behavioral
Karyawan yang memiliki niat untuk pindah commitment berhubungan dengan proses ketika
menjadi sestif terhadap kebijakan pimpinan, indivudu merasa terikat kepada organisasi
apa lagi hal ini berkaitan dengan balas jasa tertentu dan cara mereka mengatasi setiap
yang diberikan oleh perusahaan. masalah yang dihadapi.
e. Prilakuku positif yang sangat berbeda dari Mayer dan Allen, 1991 (dalam Umam K,
biasanya. 2010 : 258-259) merumuskan suatu definisi
Indikasi terjadinya turnover intention dapat mengenai komitmen dalam berorganisasi sebagai
juga dipediksi melalui prilaku positif suatu konstruk psikologis yang merupakan
karyawan. Karyawan menjadi giat dalam karakteristik hubungan anggota organisasi
menjalankan pekerjaannya justru menujukan dengan organisasinya dan memiliki implikasi
karyawan akan melakukan turnover. terhadap keputusan individu untuk melajutkan
Definisi diatas menjadi dasar pijakan keanggotaanya dalam berorganisasi.
untuk mengkonstruksi sintesis turnover intention Baron dan Greenberg, 1990 (dalam Umam
sebagai suatu niat atau keinginan seseorang K, 2010 : 259) menyatakan bahwa komitmen
untuk meninggalkan organisasi atau berhenti memiliki arti penerimaan yang kuat dalam diri
secara sukarela dan mencari alternatif pekerjaan individu terhadap tujuan dan nilai-nilai peru-
lain dan belum terwujud dalam suatu tindakan sahaan.
nyata. Mathis dan Jackson (dalam Sopiah 2008 :
156) memberikan definisi komitmen organisasi
Komitmen Organisasi Organization Commitment is the degree to
Komitmen organisasi dapat menggam- which employes belive in and accep
barkan relasi antara individu dengan organisasi, organizational goals and desire to remain with
dimana individu dengan sadar menerima nilai- the organization. (komitmenorganisasional
nilai, asas, paradigma, dan tujuan yang dianut adalah derajat yang mana karyawan percaya dan
secara konsesus oleh organisasi.Penerimaan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 34


tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan individu untuk mempertahankan keanggotaanya
organisasi). dalam organisasi
Kemudian menurut Coopey dan Harley
(dalam sopiah 2008 : 156) menyebutkan Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
komitmen organisasional sebagai suatu ikatan Karyawan dalam menjalankan organisasi
psikologi individu pada organisasi. akanselalu memiliki tingkat kepuasan yang
Robins, 1989 (dalam Sopiah 2008 :155) berbeda antar karyawan. Perbedaan tingkat
mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kepuasanantar karyawan berdampak atas nilai
suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka yang berlaku pada dirinya, artinya bahwa
atau tidak suka dari karyawan terhadap semakin tinggi tingkat persepsi karyawan
organisasi. terhadap pekerjaan yang diinginkan maka
Bathaw dan Grant 1994 (dalam Sopiah semakin tinggi tingkat kepuasan terhadap peker-
2008 : 155) menyebutkan komitmen organisasi jaan.Hal ini memberikan gambaran bahwa
sebagai suatu keinginan karyawan untuk tetap dinamika organisasi merupakan akumulasi dari
mempertahankan keanggotaanya dalam organi- berbagai persepsi yang diabstraksikan karyawan.
sasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi Kepuasan Kerja (job satisfaction) tidak
demi pencapaian tujuan organisasi. memiliki definisi yang bakudan berlaku secara
Kemudian untuk mengukur komitmen umum, akan tetapi dari berbagai definisi paraelit
organisai, pada penelitian ini peneliti merujuk akademik mengenai kepuasan kerja tidak keluar
kepada pendapat Alen danMeyer 1997(dalam dari subtansi atau makna kepuasan kerja, sebagai
Setiawan A. 2011 : 22) yangmengemukakan mana yang telah peneliti rangkum pada bagian
bahwa ada tiga komponen komitmen organisasi- dibawah ini.
onal, yaitu : Tinjauan akan hakikat dan pemaknaan
1. Merasa memiliki organisasi, hubungan mengenai kepuasan kerja, beberapa pakar telah
emosional anggota dengan kegiatan memberikan argumentasitentang kepuasan kerja,
organisasinya, identifikasi dengan organi- antara lain Locke (dalam Luthans F, 2006 : 243)
sasi dan keterlibatan anggota dengan memberikan definisi komperhensif dari kepuasan
kegiatan organisasi. Anggota organisasi kerja yang meliputi reaksi atau sikap kognitif,
dengan affective commitment yang tinggi afektif dan evaluatif. Locke mendefinisikan
akanterus menjadi anggota dalam organisasi kepuasan kerja sebagai keadaan emosi yang
karena memang memiliki keinginan untuk senang atau emosi positif yang berasal dari
itu. penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja
2. Merasa rugi jika keluar dari organisasi, seseorang.
berkaitan dengan kesadaran anggota Definisi kepuasan kerja diatas mendeskrip-
organisasi yang mengalami kerugian jika sikan bahwa terdapat dua korelasi yang
meninggalkan organisasi. Anggota organi- membentuk keadaan emosi karyawan.Korelasi
sasi dengan continuance commitment yang tersebut yaitu tejadinya penilaian atas pekerjaan
tinggi akanterus menjadi anggota dalam yang dilakukan dan tinjauan empris hasil kinerja
organisasi karena mereka memliki dimasa lampau.
kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi Definisi lain tentang kepuasan kerja seper-
tersebut. ti yang telah dirumuskan olehLuthans F. (2006 :
3. Tertarik terus pada organisasi, 243) yaitu, merumuskan tentang tiga dimensi
menggambarkan perasaan ketertarikan yang secara umum dapat diterima untuk
utnuk terus berada dalam organisasi. menjelaskan kepuasan kerja. Pertama, kepuasan
Anggota organisasi dengan normative kerja merupakan renspon emosional terhadap
commitment yang tinggi akan terus berada situasi kerja.Dengan demikian, kepuasan kerja
dalam organisasi karena merasa dirinya dapat dilihat dan dapat diduga.Kedua, kepuasan
harus berada dalam organisasi. kerja sering ditentukan menurut beberapa baik
Merujuk pada definisi yang telah disusun hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui
terkait komitmen organisasi dengan ini peneliti harapan. Misalnya jika anggota organisasi
menyusun sintesis Komitmen organisasi sebagai merasa bahwa mereka terlalu keras daripada
suatu konstruk psikologis anggota organisasi yang lain dalam departemen, tetapi menerima
untuk menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi penghargaan lebih sedikit, maka mereka akan
yang memiliki implikasi terhadap keputusan memiliki sikap negatif terhadap pekerjaan,
pimpinan, dan atau rekan kerja mereka. Ketiga,

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 35


kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang kerja yang rendah akanberimplikasi pada kondisi
berhubungan. yang drastis yaitu dengan tingginya presentasi
Tinjauan lain mengenai kepuasan kerja tingkat turnover intention.
merujuk kepada pendapat Robins dalam (Wibo- Pendapat diatas sejalan dengan pendapat
wo, 2011 :501) yang mendifinisikan kepuasan Luthans F. (2006 : 247) bahwa dengan kepuasan
kerja sebagai sikap umum terhadap pekerjaan kerja yang tinggi akan membuat pergantian
seseorang, yang menunjukan perbedaan antara karyawan menjadi rendah, begitupun sebaliknya
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan bila karyawan memiliki kepuasan rendah akan
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka meningkatkan tingginya tingkat turnover inten-
terima. Penjelasan Robins akan kepuasan kerja tion.Senada dengan pendapat diatas Harnoto,
diatas mengadung makna konfrontasi antar 2002 (dalam Widjaja D. C, et all2008)
relaitas yang nyata dengan harapan yang telah menyatakan bahwa turnover intentiondiakibat-
diabstraksikan atau dipersesikan sebelumnya. kan ketidak puasan terhadap pekerjaan yang
Relaitas yang nyata disini dimaksudkan sebagai dapat memicu keinginan seseorang untuk keluar
penghargaan atau imbalan atas kontribusi mencari pekerjaan baru.
karyawan dalam bekerja.Jika kontribusi yang Pengukuran tingkat kepuasan kerja oleh
diterima karyawan tidak mendapatkan titik para ahli yang berasal dari praktisi maupun
equilibrium atau titik singgung dengan yang akademisi telah menyusun, mengembangkan dan
telah dipersepsikan oleh karyawan, maka kondisi menetapkan indikator yang digunakan untuk
ini dapat di identifikasi terjadinya ketidak mengetahui dan mengukur tingkat kepuasan
puasan. kerja karyawan dengan berbagai pendapatnya.
Luthans F. (2006: 243) mendifinisikan Pengukuran tingkat kepuasan kerja karyawan
esensi kepuasan kerja yang berbeda yaitu dengan dalam penelitian ini merujuk pada pendapat
melihat seberapa besar tingkat kontribusi karya- Luthans F. (2006 : 224) yang menyebutkan
wan dalam memberikan sumbangsih terhadap kepuasan kerja dapat diukur dalam lima
capaian keberhasilan organisasidengan mendefi- indikator:
nisikan kepuasan kerja sebagai hasil dari persepsi a. Pekerjaan itu sendiri
karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan Karakteristik pekerjaan dan kompleksitas
mereka memberikan kontribusi terhadap hal yang pekerjaan menghubungkan antara kepriba-
dinilai penting. dian dan kempuasan kerja, dan jika
Pendapat Luthans F. diatas memberikan persyaratan kreatif pekerjaan karyawan
keterangan bahwa kepuasan kerja merupakan hal terpenuhi, maka cenderung menjadi puas.
yang syarat akantindakan individual manusia b. Kesesuaian gaji
terhadap pekerjaan. Secara bersamaan definisi Upah dan gaji dikenal menjadi signifikan,
diatas menujukan bahwa kepuasan kerja antar tetapi kompleks secara kognitif dan Merupa-
karyawan memiliki tingkat variasi yang berbeda, kan faktor multidimensi dalam kepuasan
tingkat perbedaan ini tentunya tergantung kerja.Uang tidak hanya membantu orang
atastingkat pendidikan, pengalaman kerja, memperoleh kebutuhan dasar, tetapi juga alat
danstruktur hirarki organisasi. untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada
Sedangkan menurut Hasibuan (2005) tingkat yang lebih tinggi.Karyawan melihat
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang gaji sebagai refleksi dari bagai mana
menyenangkan dan mencintai manajemen memandang kontribusi mereka
pekerjaannya.Sikap ini dicerminkan oleh moral terhadap perusahaan.
kerja, kedisiplinan dan kinerja. c. Kejelasan dan kelancara promosi
Kepuasan kerja pada kondisi praktis akan Promosi memiliki sejumlah bentuk yang
menimbulkan berbagai respons, respons yang berbeda dan memiliki berbagai
dihasilkan atas kepuasan kerja dapat dikatagori- penghargaan.Hal ini berkaitan dengan
kan kedalam dua katagori yaitu positif dan strategi perataan organisasi dan memberian
negatif. Karyawan dengan persepsi positif wewenang, promosi dalam pengertian
terhadap pekerjaanya akan memiliki etos kerja tradisional yang berarti menapaki tangga
yang tinggi hingga mencapai pada produktifitas hirarki kesuksesan dalam perusahaan.
kerja maksimum. Begitupunsebaliknyajika d. Ketegasan pengawasan
respon karyawan bersifat negatif kondisi ini akan Pengawasan (supervise) merupakan sumber
berimplikasi terhadap rendahnya performance penting lain dari kepuasan kerja. Saat ini ada
karyawan yang bersangkutan. Bahkan kepuasan dua dimensi gayapengawasan yang mempe-

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 36


ngaruhi kepuasan kerja. Yang pertama f. Kenyamanan kondisi kerja
adalah berpusat pada karyawan, diukur Kondisi kerja memiliki kecil pengaruhnya
menurut tingkat dimana penyelia menggu- terdapa kepuasan kerja. Jika kondisi kerja
nakan ketertarikan personal dan peduli pada bagus (misalnya bersih, lingkungan
karyawan.Hal ini secara umum dimanifes- menarik), individu akanlebih mudah
tasikan dalam cara-cara seperti meneliti menyelesaikan pekerjaan mereka. Jika
seberapa baik kerja karyawan, memberikan kondisi kerja yang buruk (misalnya udara
nasihat dan bantuan pada individu dan panas, lingkungan bising) individu akan
komunikasi dengan rekan kerja secara lebih sulit menyelesaikan pekerjaan.
personal maupun dalam konteks pekerjaan. Sintesis terkait uraian kepuasan kerja
e. Sikap kooperatif kelompok kerja diatas yaitu suatu reaksi atau respon atas keadaan
Sifat alami dari kelompok atau tim kerja emosional karyawan terhadap pekerjaan yang
akan memengaruhi kepuasan kerja. Pada dianggap penting serta melakukan pertimbangan
umumnya, rekan kerja atau anggota tim yang antara pengorbanan dan balas jasa yang dipersep-
kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja ikan.
yang paling sederhana pada karyawan secara
individu. Kelompok kerja, terutama tim yang Kerangka Pemikiran
kuat bertindak sebagai sumber dukungan, Kerangka pemikiran dalam penilitian
kenyamanan, nasihat dan bantuan pada digunakan sebagai abstraksi atau visualisasi atas
anggota individu. Penelitian terbarui desain penelitian yang akandilaksanakan.
mengindikasikan bahwa kelompok yang Pembentukan kerangka pemikiran didasarkan
memerlukan kesaling tergantungan antar atas tinjauan teoritis yang relevan terhadap
anggota dalam menyelesaikan pekerjaan, pokok masalah yang akan dikaji. Oleh karena itu
akan memiliki kepuasan yang lebih tinggi. kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai
berikut :

Gambar.1Kerangka Pikir
Meyer et al (dalam sopiah 2008)

Merasa Memiliki Koch, 1978(dalam Sopiah 2008).


Organisasi
Meyer et al., 1993 (dalam Witasari L. 2009 :
9
KOMITMEN Absensi Meningkat
Merasa Rugi Jika Shore & Martin (1989); Mueller & Price
ORGANISASI (1990) Lum et al. (1998) (dalam Sumarto,
Keluar dari Organisasi
(X1) 2009)
Shore dan Martin (1989); Mueller dan Price Mulai Malas Dalam
(1990) (dalam Wibowo T. H, 2003) Bekerja
Tertarik Terus Pada
Organisasi
Harnoto, 2002

Pelanggaran Tatatertib
TURNOVER
Pekerjaan Itu Sendiri
INTENTION (Y)
Peningkatan Protes
Terhadap Atasan
Kesesuaian Gaji
LuthansF.200

Kejelasan dan
Kelancaran Promosi KEPUASAN Prilaku Positif Dari
6 : 224)

KERJA (X2) Biasanya


Luthans F. (2006 : 247)
Shore & Martin (1989); Mueller & Price
Ketegasan (1990) Lum et al. (1998) (dalam
Pengawasan Sumarto, 2009)
Harnoto, 2002 (dalam Widjaja D. C,
Sikap Kooperatif et all 2013)
Kelompok Kerja Mobley 1977 (dalam Petronila T. A et al.
2009 : 8-13)
Kenyamanan Kondisi Mobley (1977); Zagladi (2008); (dalam
Kerja Wijaya E. F, 2010)

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 37


Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan yang Uji reliabilitas dalam analisis data
didasarkan pada akumulasi teori yang kuat untuk penelitian dimaksudkan sebagai alat untuk
menjawab secara sementara masalah yang mengetahui seberapa besar drajat konsistensi alat
sedang dikaji melalui telaah teori dan literatur. ukur atau tingkat kepercayaan jika digunakan
Bentuk pernyataan atau hipotesispada penelitian untuk mengukur relaitas yang samadengan rentan
ini sebagai berikut : waktu yang berbeda. Uji reliabiltas dalam
1. Diduga adanya pengaruh antara komitmen Penelitian ini menggunakan analisis cronbach
organisasi dan kepuasan kerja secara alpha dengan ketentuan Suatu construct
simultan terhadap turnover intention. dikatakan reliable jika memberikan nilai
2. Diduga adanya pengaruh antara komitmen Cronbach alpha > 0,7 Sekaran, 2003 (dalam
organisasi dan kepuasan kerja secara parsial Wijaya T, 2011 : 112)
terhadap turnover intention.
3. Diduga variabel kepuasan kerja berpengaruh Uji Asumsi Klasik
dominan terhadap turnover intention. Asumsi klasik dalam penelitian ini
menggunakan tiga tehnik yang meliputi uji
BAHAN DAN METODE normalitas dilakukan untuk melihat apakah
Tempat dan Populasi dalam model regresi variabel terikat dan variabel
Dealer CV. Semoga Jaya Cabang bebas keduanya mempunyai distribusi normal
Tenggarong yang beralamat di jalan ataukah tidak.Kedua uji multikolineritas
Jend.Sudirman No. 74 RT. 004.Kecamatan merupakan uji yang ditunjukan untuk menguji
Tengga-rong Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
objek penelitian ini penulis menemukan adanya antar variabel bebas.Ketiga Heterokedastisitas
masalah turnover dengan intensitas cukup tinggi memiliki daya uji untuk menentukan apakah
dengan presentase 58,33 %. Melihat implikasi dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
yang diakibatkan karena adanya tingkat turnover variance dari residual suatu pengamatan
yang cukup tinggi bagistabilitas kinerja kepengamatan yang lain (Wijaya T. 2011).
perusahaan, maka peneliti melakukan penelitian
yang memfokuskan pada keinginin karyawan
untuk keluar dari keanggotaannya (turnover Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
intention) Alat analisi data untuk menjawab
CV. Semoga Jaya Cabang Tenggarong hipotesis asosiatif pada penelitian ini mengguna-
memiliki populasi dengan jumlah 48 karyawan kan regresi berganda sebagai alat guna menjawab
dengan berbagai tingkatan struktur dan tanggung sekaligus menjadi dasar untuk menginterpre-
jawab yang berbeda.Mendasarkan pada jumlah tasikan hasil temuan.
sampel yang berada dibawah dari 100 sampel Analisis regresi dalam penelitian ini
maka peneliti menetapkan sampel secara memiliki dua variabel prediktor dan memiliki
keselurahan atau yang biasa disebut dengan persamaan sebagai berikut :
sampel jenuh atau sensus.Hal ini sebagai mana Y = a + b1X1+b2X2+e (Sugiyono,
dijelaskan oleh Arikunto (1997) dalam Mahanani 2010 :275)
P,K (2009) , apabila subjeknya kurang dari 100, Dimana :
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya Y = Turnover intention
merupakan penelitian populasi. Alat yang X1 = Komitmen organisasi
digunakan untuk mengumpulkan data dalam X2 = Kepuasan Kerja
penelitian ini menggunakan pendekatan wawan- a = Konstanta
cara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. B1,b2, = Koefisien regresi
e =Variabel lain diluar yang telah
Uji Validitas dan Reliabilitas ditetapkan dalam penelitian
Validitas merupakan uji yang paling sebagai langkah untuk menganalisis regresi linier
pertama dilakukan dalam beberapa penelitian berganda dalam penelitian ini menggunakan
sebelum hasil pengumpulan data dilakukan perangkat lunak berupa program SPSS versi 20.
analisis lebih lanjut. Validitas berkaitan dengan Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua alat
pengukuran seberapa besar tingkat kevalidan analis.Pertama uji F dimaksudkan untuk menguji
instrument dalam mengukur apa yang diukur. apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 38


serentak terhadap variabel terikat.Sementara uji t HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk mengukur seberapa besar Uji Validiatas dan Reliabilitas
tingkat korelasi regresi secara parsial antara Dibawah ini merupakan hasil korelasi
variabel independen (kepuasan kerja dan item dengan total item setelah dilakukan
komitmen organisasi) terhadap variabelindepen- peritungan dua kali dengan mengeluarkan dua
den. indikator yang tidak valid, indakator tersebut
adalah X2.5 dan Y5.

Tabel 1
Rekapitulasi uji validitas didapatkan nilai sebagai berikut :
Konbach,s Korelation
No. Variabel Indikator Keterangan
Alpha matrix
1 Komitmen X1.1 0,671 Valid dan reliabel
Organisasi 0,791 X1.2 0,577 Valid dan reliabel
(X1) X1.3 0,534 Valid dan reliable
X2.1 0,477 Valid dan reliabel
X2.2 0,547 Valid dan reliabel
Kepuasan
2 0,748 X2.3 0,577 Valid dan reliabel
Kerja (X2)
X2.4 0,418 Valid dan reliabel
X2.6 0,588 Valid dan reliabel
Y1 0,612 Valid dan reliabel
Turnover Y2 0,627 Valid dan reliabel
3 0,795
intention (Y) Y3 0,729 Valid dan reliabel
Y4 0,661 Valid dan reliabel

Sumber : Data perimer diolah oleh peneliti, tahun 2013

Penentuan nilai r tabel dihitung pada taraf


signifikan 0,5 % dan sampel sebesar 44 maka
derajat
bebas (df (N-2) = 44-2 = 42) dengan Tabel 2.
mengacu pada nilai df sebesar 42 didapatkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai r tabel 0, 304. Perbandingan antara Unstandardized
jumlah keseluruhan butir pernyataan dengan Residual
nilai r tabel menujukan bahwa ke 12 butir N 44
Mean 0E-7
memiliki nilai yang lebih tinggi, sehingga Normal
Std.
pantas mendapat predikat valid. Parametersa,b .47671884
Deviation
Keputusan untuk memberikan predikat Absolute .261
Most Extreme
reliable terhadap alat ukur merupakan hasil Differences
Positive .261
dari perhitungan dengan menggunakan metode Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z 1.728
Alpha Cronbach diperoleh nila sebesar 0, 791 Asymp. Sig. (2-tailed) .005
untuk variabel komitmen organisasi (X1), a. Test distribution is Normal.
0,713 untuk nilai variabel kepuasan kerja b. Calculated from data.
(X2), dan 0,723 untuk variberl turnover Sumber : Out put SPSSOut put SPSS V 20
intention. Hasil analisis data diatas kemudian diatas memberikan petunjuk bahwa uji asumsi
di komparasikan dengan nilai 0, 304 dan dapat klasik dalam hal ini adalah normalitas data
diketahui nilai r hitung lebih besar 0, 304. menunjukan data yang dikumpulkan dapat
dikatagorikan sebagai data yang berdistribusi
Uji Asumsi Klasik normal. Argument ini berdasarkan hasil
Normalitas pengujian data menggunakan Kolmogorov-
Uji normalitas dilakukan untuk melihat Smirnov yang menujukan nilai Asymp. Sig
apakah dalam model regresi variabel terikat memiliki nilai 0,005 dan nilai ini jika diban-
dan variabel bebas keduanya mempunyai dingkan dengan nilai 0,05 yang ditetapkan
distribusi normal ataukah tidak. sebagai standar penentuan normalitas data
mendapatkan nilai yang lebih kecil.

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 39


Gambar 2. Grafik Scatterplot
Multikolinieritas
Uji Asumsi yang harus dipenuhi setelah
dilakukannya uji normalitas dalam model
penelitian korelasional dengan menggunakan
alat analisis multiple regression setelah uji
normalitas data adalah uji multikolinieritas.
Tabel 3. Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Sumber : Output SPSS
Tolerance VIF
Penyebaran titik yang terjadi pada grafik
(Constant) scatterplot diatas dengan pola penyebaran titik
Komitmen_ secara random atau tidak membentuk suatu
.682 1.466
1 Organisasi pola tertentu atau dapat dikatakan tidak ada
Kepuasan hubungan antara nilai prediksi dan nilai residu,
.682 1.466
Kerja_ artinya bahwa dalam model regresi tidak
a. Dependent Variable: Turnover_intention terjadi gejala heterokedastisitas.
Sumber : Output SPSS
Hasil uji didapatkan nilai VIF sebesar 1.466 Hubungan Simultan (Uji F)
dan jika dibandingkan dengan nilai yang sudah Penggunaan uji f sebagai mana dalam
ditentukan untuk memberikan penilaian multi- penelitian kuantitatif digunakan untuk menen-
kolinieritas maka dapat disajikan sebagai tukan seberapa kuat tingkat pengaruh variabel
berikut, VIF 1.466 < 10 yang artinya bahwa independen secara serentak kepada variabel
pada model penelitian ini tidak terjadinya dependen. Varibel independen komitmen
multikolonieritas. organisasi (X1) dan kepuasan kerja (X2)
sebagai variabel predictor dalam memprediksi
Heterokedastisitas variabel turnover intention (Y) secara simultan
Heterokedastisitas memiliki daya uji dianalisis berdasarkan pada hasil olah data
untuk menentukan apakah dalam model yang didapatkan sebagai beriku :
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual suatu pengamatan kepengamatan yang
lain.

Tabel 4. Anovaa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression .027 2 .014 .058 .944b
1 Residual 9.772 41 .238
Total 9.800 43
a. Dependent Variable: Turnover_intention
b. Predictors: (Constant), Kepuasan_Kerja, Komitmen_Organisasi
Sumber : Output SPSS

Keputusan atas hipotesis pada peneltian ini hitung (0,058) < F tabel (3,23) maka Ho
dapat dilihat pada tabel diatas dengan analisa diterima.
pada nilai F hitung 0,058 dan untuk nilai F tabel
diperoleh dengan mengacu pada nilai tabel F dan Hubungan Secara Parsial (Uji t)
derajat bebas sebesar df1 = k=2 dan df2 =n-k-1= Menguji pengaruh parsial peneliti
(44-2-1= 41) dengan tingkat keyakinan 5% membuat keputusan untuk menggunakan alat
didapat nilai F tabel sebesar 3,23. Karena F bantu softwear SPSS V.20 dan output yang
dihasilkan dari tabulasi data didapatkan sebagai
berikut :

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 40


Tabel 5.Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 3.378 .533 6.342 .000
1 Komitmen_Organisasi .028 .151 .035 .186 .853
Kepuasan_Kerja -.076 .224 -.064 -.340 .736
Sumber : Output SPSS
Hasil olah data dengan bantuan SPSS signifikansi 0,05. nilai signifikansi yang
untuk variabel independen (komitmen organisasi diperoleh telah melebihi dari nilai taraf 5 % hal
X1) didapatkan nilai t hitung sebesar 0,186 ini jelas menunjukan tidak terdapatnya pengaruh
dengan taraf signifikansi 0, 853 dan menggu- antara entitas kepuasan kerja terhadap turnover
nakan batas signifikansi 0,05. nilai signifikansi intention
yang diperoleh melebihi dari nilai taraf 5 % dan
sesuai dengan asumsi diatas menunjukan bahwa Analisis Regresi
Ho diterima. Analisis regresi pada penelitian kuantitatif
Kepuasan kerja sebagai variabel indepen- digunakan sebagai suatu metode untuk mengu-
den yang diduga memiliki pengaruh terhadap kur, memprediksi dan menerangkan fenomena
entitas turnover intention dapat dijawab dengan yang terjadi. Sebagai langkah untuk menemukan
melihat nilai t hitung yang dihasilkan oleh tabel koefisien regresi pada penelitian ini digunakan
Coefficients diatas yaitu sebesar -0.340 dengan tabel coefficients yang bersumber dari output
taraf signifikansi 0.736 dan menggunakan batas SPSS yang tersaji pada tabel 5.9. dibawah ini.

Tabel 6.Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 3.378 .533 6.342 .000
1 Komitmen_Organisasi .028 .151 .035 .186 .853
Kepuasan_Kerja -.076 .224 -.064 -.340 .736
Sumber : Output SPSS
Persamaan regresi yang dihasilkan berda- maka kondisi ini akan menurunkan tingkat
sarkan pada tabel adalah Y = 3,378 + 0,028X1 turnover intention karyawan sebesar 0,076.
0,076X2. Persamaan regresi tersebut memiliki
daya penjelas yang artinya bahwa nilai konstanta Pengaruh antara kepuasan kerja dan
sebesar 3,378 memberikan makna, jika nilai komitmen organisasi secara simultan
komitmen organisasi (X1) kepuasan kerja (X2) terhadap turnover intention.
bernilai 1, maka turnover intention karyawan Hasil pengujian terhadap jawaban semen-
Dealer Honda sebesar 3,378. kemudian untuk tara tentang adanya pengaruh komitmen
nilai koefisien komitmen organisasi (X1) sebesar organisasi dan kepuasan kerja terhadap turnover
0,028 memberikan arti bahwa jika ada kenaikan intention sebgai mana dilontarkan sebagai
variabel komitmen organisasi karyawan Dealer jawaban terhadap masalah yang terjadi pada
Honda Sebesar 1 dangan asumsi nilai variabel objek penelitian tidak dapat dibuktikan.Hasil
kepuasan kerja tetap maka tingkat turnover analisis memberikan jawaban negatif atas
intention mengalami kenaikan sebesar 0,028. hubungan simultan dengan mengacu pada nilai f
Koefisien regresi terakhir adalah varibel kepua- hitung sebesar 0,058 pada taraf signifikansi
san kerja, dimana variabel ini mendapatkan nilai 0,944. Nilai f hitung yang dihasilkan pada
koefisien sebesar -0,076. Nilai koifisien sebesar - kenyataannya lebih kecil dari f tabel yaitu
0,076 memberikan makna, jika tingkat kepuasan sebesar 3,23. Kemudian untuk melihat kontribusi
kerja karyawan Dealer Honda meningkat sebesar kedua variabel independen tersebut digunakan
1 dan dengan asumsi tidak terjadi kenaikan atau nilai R Square yaitu dengan melihat dari nilai R
penurunan pada variabel independen yang lain, pada tabel model summary yang mendapatkan

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 41


nilai 0,053 atau sebesar 5,3 % yang menujukan Nilai diatas memiliki daya penjelas bahwa
bahwa kedua variabel independen komitmen pengaruh yang terjadi menunjukan bahwa komit-
organisasi dan kepuasan kerja hanya mampu men yang tinggi tidak mempengaruhi tingkat
menjelaskan turnover intention sebesar 5,3 %. keinginan karyawan untuk keluar (turnover
Kemudian untuk nilai R Square mendapatkan intention), namun sebaliknya jika tingkat komit-
nilai 0,003 atau 0,3% dan memberikan gambaran men karyawan Dealer Honda CV. Semoga Jaya
bahwa sumbangan variabel independen hanya Cabang Tenggarong menurun justru akan
sebesar 0,3%. Sedangkan untuk sisanya 99,70 memberikan peluang yang besar bagi karyawan
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel untuk mengevaluasi pekerjaan. Kondisi ini
yang sudah ditetapkan. disebabkan oleh lamanya masa kerja karyawan
Kesimpulan dari temuan diatas adalah Dealer CV. Semoga Jaya Cab.Tenggarong
bahwa komitmen dan kepuasan kerja karyawan sehingga membentuk persepsi untuk terus berada
Dealer CV. Semoga Jaya Cabang Tenggarong dalam organisasi karna organisasi dianggap
hanya mampu memberikan sumbagnan terhadap sebagai bagian dari milikinya.
niat karyawan untuk keluar atau turnover Temuan ini telah memiliki kesesuaian
intention sebesar 0,3 %. Sedang untuk hipotesis dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
yang telah diajukan sebagai suatu pernyataan Elsa Fricha Wijaya, 2010 dengan temuan yang
hubungan secara simultan variabel independen sama, yaitu tidak ditemukannya pengaruh komit-
terhadap dependen tidak dapat diterima atau men organsasi terhadap turnover intention secara
dengan kata lain hipotesis ditolak. signifikan.
Tidak adanya hubungan secara simultan Sementara itu penenlitian yang dilakukan
kedua variabel independen terhadap variabel oleh Tri Herry Wibowo, 2003 dengan objek
dependen telah menggugurkan pendapat yang penelitian pada Perguruan Tinggi Swasta,
menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki UNISSULA, UNTAG, USM UDINUS, mendap-
hubungan saling mempengaruhi dengan komit- atkan hasil yang berbeda yaitu ditemukannya
men organisasi sebagai mana telah diungkapkan pengaruh yang signifikan antara variabel komit-
oleh Shore & Martin (1989); Mueller & Price men organisasi terhadap turnover intention.
(1990) Lum et al. (1998) (dalam Sumarto, 2009) Secara empiris hal ini disebabkan komitmen
yang menyimpulkan bahwa kepuasan kerja dan afektif dari dosen yang kuat yang menyebabkan
komitmen organisasi lebih mempunyai hubungan dosen tetap berada dalam organisasi karena
yang kuat terhadap niat keluar. mereka merasakan bahwa, mereka sebaiknya
bekerja demikian.Selain komitmen afektif juga
Pengaruh antara kepuasan kerja dan adanya pergulatan antara pertimbaganan untuk
komitmen organisasi secara parsial terhadap mencari pekerjaan baru.
turnover intention. Pembahasan uji hipotesis selanjutnya
Setelah pembahasan pengujian hipotesis adalah menguji pengaruh kepuasan kerja terha-
secara simultan diketahui dan tidak terbukti dap turnover intention. Hasil pengujian menun-
adanya suatu pengaruh, maka langkah selanjut- jukan nilai koefisien sebesar -0.340 dengan taraf
nya yaitu dengan membahas hipotesis kedua signifikansi 0.736 dan menggunakan batas signi-
yang menyatakan adanya pengaruh secara parsial fikansi 0,05. Nilai signifikansi yang diperoleh
antara variabel independen terhadap dependen. telah melebihi dari nilai taraf 5 % hal ini jelas
Hasil oleh data yang telah diuraikan pada menunjukan tidak terdapatnya pengaruh antara
sub babdiatas menerangkan bahwa variabel entitas kepuasan kerja terhadap turnover
independen komitmen organisasi secara parsial intention karyawan Dealer Honda CV. Semoga
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Jaya Cabang Tenggarong.Hal ini menunjukan
dependen. Tidak dimilikinya pengaruh variabel bahwa hipoteseis yang menyatakan adanya
komitmen organisasi merupakan hasil dari pengaruh kepuasan kerja terhadap tunrnover
pengujian uji f yang dilakukan dengan melihat intention tidak dapat dibuktikan. Atau dapat
nilai t hitung sebesar 0,186 dengan taraf dikatakan bahwa jika kepuasan kerja dealer CV.
signifikansi 0, 853 dan menggunakan batas Semoga Jaya Cabang Tenggarong meningkat
signifikansi 0,05. Nilai signifikansi yang dipero- maka akanmenurunkan tingkat turnover
leh melebihi dari nilai taraf 5 % dan sesuai intention.
dengan asumsi diatas menunjukan bahwa Ho Hasil riset yang dilakukan Elsa Fricha
diterima. Wijaya, 2010, dengan judul riset pengaruh job
insecurity, komitmen karyawan dan kepuasan

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 42


kerja terhadap intention to quit, studi pada PT. dibandingkan dengan t tabel sehingga pada
Bank Jatim cabang Malang, mendapatkan hasil penelitian ini menyimpulkan tidak adanya
yang sama atas ketidak adanya pengaruh pengaruh secara parsial komitmen
kepuasan kerja terhadap turnover intention. organisasi terhadap turnover intention.
Hasil penelitian diatas bertolak belakang Kemudian untuk pengaruh kepuasan kerja
dengan hasil penelitian Shore & Martin (1989); terhadap turnover intention secara parsial
Mueller & Price (1990) Lum et al. (1998) (dalam juga juga memiliki hasil yang sama,
Sumarto, 2009) yang menyimpulkan bahwa konsekuensi ini merujuk pada nilai t
kepuasan kerja dan komitmen organisasi lebih hitung yang lebih kecil dari t tabel.
mempunyai hubungan yang kuat terhadap niat Sehingga dapat disimpulkan pengujian
keluar. secara parsial untuk keuasan kerja tidak
Kesimpulan dari deskripsi diatas adalah dapat dibuktikan atau dengan kata lain
bahwa karyawan lebih ingin mempertahankan kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap
posisinya sebagai karyawan CV. Semoga Jaya turnover intention.
Cabang Tenggarong disebabkan oleh faktor Setelah menelaah kesimpulan diatas, dapat
minimnya lapangan kerja yang tersedia pada ditarik sebuah sintesis yang menyatakan
pasar karja sehingga mengurungkan niat untuk bahwa secara parsial komitmen organisasi
berhenti bekerja atau turnover intention. dan kepuasan kerja secara parsial tidak
Pembahasan selanjutnya adalah dengan memiliki pengaruh terhadap turnover
menguji hipotesis yang terakhir dengan pernya- intention atau dengan kata lain hipotesis
taan variabel kepuasan kerja sebagai variabel yang telah diajukan dalam menjawab
yang memiliki pengaruh dominan.Hipotesis yang permasalah pada CV. Semoga jaya Cabang
telah diajukan sebagai jawaban sementara telah Tenggarong ditolak.
dibuktikan secara statistikal yaitu dengan melihat 3. Langkah selanjutnya pada sub babini
koefisien variabel kepuasan kerja sebesar adalah membuat sebuah kesimpulan ketiga
0,340.Koefisien ini lebih kecil dibandingkan dari pembahasa hasil analisis data untuk
dengan nilai koefisien komitmen organisasi yaitu variabel dominan. Hasil pembahasan
sebesar 0,186. Hasil pengujian hipotesis secara menujukan kepuasan kerja tidak dapat
dominan menunjukan variabel kepuasan kerja menunjukan sebagai variabel dominan
tidak memiliki pengaruh secara dominan terha- dalam menjelaskan atau mempengaruhi
dap komitmen organisasi dan secara langsung variabel turnover intention. Kesimpulan
nilai ini menunjukan ditolaknya hipotesis 3 yang ini diambil dari hasil uji t yang mendapat-
menyatakan kepuasan kerja memiliki pengaruh kan nilai t hitung dengan nilai yang lebih
dominan. rendah jika dibadingkan dengan nilai t
tabel. Jadi kesimpulan yang dapat diambil
KESIMPULAN adalah bahwa varibel kepuasan kerja
Kesimpulan yang dapat ditarik dari sebagai variabel dominan tidak dapat
serangkaian uji yang telah dilakukan mulai dari buktikan.
tahap uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi 4. Hasil pengujian regresi berganda menda-
klasik, hingga pengujian regresi berganda patakan persamaan yang dihasilkan me-
dengan melakukan perhitungan menggunakan nunjukan bahwa terdapat nilai konstan
softwear statistic SPSS memberikan kesimpulan yang sangat tinggi. Kemudian untuk nilai
sebagai berikut : variabel komitmen organisasi memiliki
1. Kesimpulan dari hasil penelitian ini nilai yang positif yang memiliki arti jika
menujukan secara simultan variabel inde- dalam organisasi memberikan penekanan
penden tidak memiliki pengaruh terhadap terhadap komitmen organisasi maka akan
turnover intention yang dibuktikan melalui diikuti kenaikan turnover intention dengan
uji F. kadar yang sangat rendah.
2. Kesimpulan selanjutnya adalah dengan
menganalisa pengaruh variabel inde- DAFTAR PUSTAKA
penden secara parsial. Untuk menguji Agustina, H, 2012. Pengertian Manajemen
pengaruh secara parsial jawaban ini Sumberdaya Manusia, Dokumen
didasarkan atas hasil uji t yang dilakukan Elektronik,
pada bab sebelumnya. Hasil menunjukan t http://hildaagustina.blogspot.com/20
hitung memiliki nilai yang lebih kecil jika 12/01/pengertian-manajemen-

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 43


sumber-daya.html, March, 05, 2013. Regency, Central Sulawesi
Diakses Jam 10.00 wite. Province. P : 2

Andini, R, 2006. Analisis Pengaruh Kepuasan Luthans, F. 2006, Prilaku Organisasi.Edisi ke


Gaji, Kepuasan Kerja, Komitmen 10.Andi.Yogyakarta.
Organisasional Terhadap Turnover Manurung M. T dan Ratnawati, I, 2012, Analisis
Intention (Studi Kasus Pada Rumah Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan
Sakit Roemani Muhammadiyah Kerja Terhadap Turnover Intention
Semarang). Tesis. Mahasiswi Karyawan (Studi Pada Stikes Widya
Unibersitas Diponegoro. Husada Semarang), Jurnal Journal
of Management.Vol 1, Nomor 2,
Anonym, 2013, Indikator Turnover Intention, Tahun 2012.
2013, Dokumen Elektronik.pdf.
March, 08, 2013. Diakses jam 15.00 Mondy, R. W, 2008, Manajemen Sumber Daya
wite Manusia, Edisi ke 10. Erlangga.

Darwito, 2008. Analisis Pengaruh Gaya Novliadi, F. 2007, Intensi Turnover Karyawan
Kepemimpinan Terhadap Kepuasan ditinjau dari Budaya Perusahaan dan
Kerja Dan Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja, Makalah
Untuk Meningkatkan Kinerja Universitas Sumatra Utara, P. 7.
Karyawan (Studi Pada RSUD Kota
Semarang). Tesis. Mahasiswa Petronila, T. A, 2009, Pengaruh Komitmen
Universitas Diponegoro. Organisasi, Konflik Peran Terhadap
Tunover Intention Dengan
Digital Library Unikom, 2013, Dokumen Kepuasan Kerja, Jurnal
Elektronik, Akuntabilitas.vol. 8 No. Maret
http://elib.unikom.ac.id.pdf, March 2009, p : 8-13.
,08, 2013. Diakses jam 15.00 wite.
Setiawan, A, 2011, Analisis Pengaruh Affective
Gary Dessler, 2006, Manajemen Sumberdaya Commitment, Continuance
Manusia. PT. Indeks. alih bahasa Commitment, dan Normative
paramita rahayu. P. 5 Commitment terhadap Kinerja
(Studi Kasus pada Perawat Rumah
George, R. Terry, 2009, Dasar-Dasar Sakit Umum William Booth
Manajemen. Edisi ke 11. Bumi Semarang) Skripsi Mahasiswa
Aksara. P. 9 Strata 1 Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Handoko, T, H, 2011, Manajemen. Edisi ke 2.
BPFE-Yogyakarta. P. 21 Simamor, H. 2006, Manajemen Sumberdaya
Manusia. STIE YKPN. Jakarta
Hasibuan, M. S.P, Manajemen Sumber daya Selatan. P. 4
Manusia.Edisi ke 19. Bumi Aksara.
P 21-23 Sugiono, 2006, Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan ke9. Alfabet. Bandung
Heni Triastuti & B. Anggun Hilendri .L, 2007,
Faktor faktor yang berpengaruh Sumarto, 2009, Meningkatkan komitmen Dan
terhadap turnover intention auditor Kepuasan Untuk Menyurutkan Niat
dengan locus of control sebagai Keluar, Jurnal Manajemen dan
variabel moderator, Jurnal Riset Kewirausahaan, Vol. 11. No. 2,
Akuntansi Aksioma. 6 (1) : 94-113. September 2009, p : 117

Jaapar P.G. dkk, 2012, Analysis Of Fators of Sopiah, 2008, Prilaku Organisasi.Cetakan ke 1.
Work Movement Desire (Intention Andi Offset. Yogyakarta.
Turnover) of the Nurses in the
Regional General Hospital, Buol

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 44


Umam, K. 2010, Prilaku Organisasi. Cetakan ke Organisasional Terhadap Turnover
1. Pustaka Setia. Bandung. Intention Serta Dampaknya Pada
Kinerja Karyawan Outsourcing
Wibowo T. H, 2003, Analisis Kepuasan Kerja, (studi pada pt. Pln persero apj
Kepuasan Gaji, Dan Komitmen yogyakarta). Tesis Mahasiswa
Organisasi Terhadap Niat Pindah Program Pasca Sarjana Magister
(studi kasus pada 4 perguruan Manajemen Universitas
Tinggi Swasta : UNISSULA, Diponegoro.
UNTAG, USM, UDINUS). Tesis
Mahasiswa Program studi Magister Wijaya T. 2011, Cepat Menguasai SPSS 19
Manajemen Universitas (Untuk Olah & Interpretasi Data
Diponegoro. Penelitian Dan Skripsi). Cahaya
Atma. Yogyakarta.
Widjaja D. C, 2008, Analisis Persepsi Employee
Empowerment Terhadap Employee Witasari Lia, 2009, Analisis Pengaruh Kepuasan
Turnover Intention di Hotel X, Kerja dan Komitmen Organisasional
Kupang, Nusa Tenggara, Junal Terhadap Turnover Intentions (Studi
Manajemen Perhotelan,Vol. 4. No. Empiris pada Novotel Semarang).
2, September 2008, p : 74. Tesis Mahasiswi Program Studi
Magister Manajemen Program
Widodo, R, SH, 2010, Analisis Pengaruh Pasca Sarjana Universitas
Keamanan Kerja Dan Komitmen Diponegoro Semarang.

JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016 45

Anda mungkin juga menyukai