Anda di halaman 1dari 40

ISSN :-

No. Publikasi : 6403.92850.15.3


Katalog BPS : 1101002.6403
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman : 39 Halaman

Naskah:
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara

Gambar Kulit:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara

Diterbitkan oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara

Boleh Dikutip dengan Menyebut Sumbernya


Publikasi Statistik Daerah (Statda) Kabupaten Kutai
Kartanegara 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Kutai Kartanegara. Publikasi ini berisi berbagai data
dan informasi terpilih seputar Kutai Kartanegara yang dilengkapi
analisis sederhana untuk membantu pengguna data memahami
perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kutai
Kartanegara.

Publikasi Statda diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah rutin
terbit setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih
menekankan pada analisis walau masih sederhana. Materi yang disajikan dalam Statda ini
memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai
sektor di Kutai Kartanegara dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam
perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.

Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik pihak
instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berperan sehingga terbitnya
publikasi ini.

Tenggarong, November 2015

Kepala Badan Pusat Statistik


Kabupaten Kutai Kartanegara

AKHMAD JUNAIDI
Geografi & Iklim 1
Pemerintahan 2
Penduduk 4
Ketenagakerjaan 6
Pendidikan 8
Kesehatan 10
Perumahan 12
Pembangunan Manusia 14
Pertanian 16
Peternakan & Perikanan 18
Pertambangan & Energi 20
Hotel & Pariwisata 22
Transportasi & Komunikasi 24
Perbankan dan Investasi 26
Harga-Harga 28
Pendapatan Regional 30
Perbandingan Regional 32
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas Gambar 1.1 Peta Kabupaten Kutai Kartanegara
2
wilayah 27.263,10 km dan luas pengelolaan
laut kurang lebih 4.097 km2 yang secara
geografis terletak antara 115o26'28" BT-
o o o Tabang
117 36'43" BT dan 1 28'21" LU-1 08'06" LS
serta berbatasan dengan Kabupaten Bulungan,
Kutai Timur, Kota Bontang di sebelah utaranya.
Kembang Janggut
Sebelah timur wilayah ini berbatasan dengan
Kenohan
Selat Makassar, di sebelah selatan berbatasan Muara Wis
Muara Kaman Marang Kayu

Sebulu Tenggarong Seberang


dengan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Bangun Muara Badak
Tenggarong
Kota Balikpapan, serta di sebelah baratnya
Muara Muntai Lao Kulu
Anggana
berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat. Loa Janan

Sanga-Sanga
Samboja
Muara Jawa
Topografi wilayah sebagian besar
bergelombang sampai berbukit dengan
kelerengan landai sampai curam. Pada wilayah Tabel 1.1 Statistik Geografi dan Iklim

pantai dan DAS Mahakam kemiringannya


Uraian Satuan 2014
cenderung datar sampai landai. Sedangkan Luas Wilayah
pada wilayah pedalaman dan perbatasan Daratan
Km2 27.263,10
Pengelolaan
Km2 4.097,00
umumnya merupakan kawasan pegunungan Laut
Batas Wilayah
dengan ketinggian 500-2000 m dpl. Utara Kab./Kota Bulungan, Kutim,
Bontang
Timur Selat Selat Makasar
Karakteristik iklim dalam wilayah Kabupaten Selatan Kab./Kota PPU, Balikpapan
Barat Kab./Kota Kutai Barat
Kutai Kartanegara adalah iklim hutan tropika
Hari Hujan (rata-
hari 11
humida dengan perbedaan yang tidak begitu rata per bulan)
Curah Hujan
tegas antara musim kemarau dan musim hujan. (rata-rata per mm 168
Curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm per bulan)

tahun dengan temperatur rata-rata 26oC. Sumber : Bappeda dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Kutai Kartanegara
Perbedaaan temperatur siang dan malam
antara 5-7 oC.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 2.1 Statistik Pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara, kini terdiri dari 18
Kecamatan dan 237 desa/kelurahan dengan
Wilayah rincian 44 kelurahan dan 193 desa definitif.
2012 2013 2014
Administrasi
Jumlah desa/kelurahan ini sama bila
Kecamatan 18 18 18 dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah
desa/kelurahan tahun lalu tercatat 237
Kelurahan 44 44 44
desa/kelurahan. Begitu pula dengan jumlah
Desa Definitif 193 193 193 Rukun Tetangga (RT) yang mengalami
peningkatan dari 3.030 RT menjadi 3.050 RT
Desa Persiapan - - -
pada tahun 2014.
Rukun Tetangga 3.001 3.030 3.050

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemkab. Kutai


Banyaknya PNS
Kartanegara mengalami penurunan dari skitar
Laki-Laki 9.323 9.093 8.912
16.486 orang pada tahun 2013 menjadi 16.240
Perempuan 7.316 7.393 7.328
orang pada tahun 2014. Pegawai berjenis kelamin
Total 16.639 16.486 16.240
laki-laki lebih banyak dibandingkan jenis kelamin

Banyaknya PNS menurut Tingkat Pen-


perempuan. Pada tahun 2014 pegawai berjenis
Gambar 2.1 didikan 2014 kelamin laki-laki sebesar 54,88 persen,
sedangkan yang perempuan sebesar 45,12
persen. Adapun rasio PNS terhadap penduduk
Kutai Kartanegara pada tahun 2014 yaitu 1 : 43
orang, atau dengan kata lain secara rata-rata
terdapat 1 orang PNS diantara 43 penduduk Kutai
Kartanegara.

Dari sisi pendidikan PNS, sekitar 81,34 persen


berpendidikan SLTA ke atas. Hal ini diharapkan
agar para PNS di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki
kemampuan, keterampilan, dan keahlian yang
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara dan
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara cukup tinggi sehingga dapat bermanfaat bagi
pemerintah kabupaten.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Realisasi Pendapatan Daerah (Milyar
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang Gambar 2.2 Rupiah)
selanjutnya disebut APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD. Oleh karena itu APBD
merupakan kerangka kebijakan publik untuk
mewujudkan rencana dan program-program yang
telah ditetapkan, di dalamnya memuat struktur yang
terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan
daerah.

Kabupaten Kutai Kartanegara adalah salah satu


kabupaten di Kalimantan Timur dengan kapasitas Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Tabel 2.2 Belanja Daerah
fiskal tinggi. Realisasi pendapatan pemerintah (Milyar Rupiah)
Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2012
sebesar 5,63 triliyun rupiah, meningkat menjadi Uraian 2012 2013 2014
6,12 triliun rupiah pada 2013 dan 6,49 triliun rupiah
1. Pendapatan 5.627 6.119 6.488
pada tahun 2014.
PAD 176 272 367
Pendapatan daerah ini sebagian besar bersumber Dana
4.780 5.172 5.253
Perimbangan
dari Dana Perimbangan (rata–rata setiap tahunnya Lain-Lain
671 185 867
Pendapatan Sah
menyumbang lebih dari 80,98 persen terhadap
2. Belanja Daerah 3.924 4.941 6.433
total pendapatan). Sedangkan kontribusi
Belanja Tidak
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total Langsung
1.520 3.093 2.304

pendapatan daerah termasuk rendah. Pada 2014, Belanja Lang-


2.404 1.817 4.139
sung
PAD berkontribusi hanya sebesar 5,66 persen
3. Penerimaan
894 2.441 *)
terhadap total pendapatan. Meskipun angka ini Pembiayaan
telah melampaui angka yang ditargetkan, tetapi 4. Pengeluaran
147 172 *)
penerimaan PAD perlu ditingkatkan lagi. Sehingga Pembiayaan

diperlukan arah dan kebijakan pendapatan daerah 5. Sisa Lebih Ang-


2.451 3.447 *)
garan
yang lebih kreatif, transparan dan akuntabel agar
potensi sebenarnya pendapatan daerah dapat Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara
dioptimalkan.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 3.1 Statistik Penduduk Berdasarkan proyeksi penduduk 2014, penduduk
Kutai Kartanegara sejumlah 700.439 jiwa yang
Uraian 20121) 20131) 20141) terdiri dari 368.100 jiwa laki-laki dan 332.339 jiwa
perempuan. Sedangkan penduduk Kutai
Jumlah Penduduk (jiwa) Kartanegara berdasarkan proyeksi penduduk
2013, sejumlah 683.131 jiwa, sehingga dalam
Pria 349.833 358.982 368.100
periode satu tahun tersebut laju pertumbuhan
Wanita 315.656 324.149 332.339 penduduk Kutai Kartanegara 2,53 persen. Pada
periode yang sama, laju pertumbuhan penduduk
Pria + Wanita 665.489 683.131 700.439
tertinggi terjadi di Kecamatan Kembang Janggut
Kepadatan yaitu 6,60 persen per tahun, sedangkan terendah
Penduduk 25 25 26
(jiwa/km) terjadi di Kecamatan Muara Muntai yaitu 0,12
persen per tahun.
Pertumbuhan
2,66 2,65 2,53
Penduduk (persen) Secara geografis, penyebaran penduduk di Kutai
Kartanegara belum merata. Pada tahun 2014,
Catatan:
1) Proyeksi Penduduk kepadatan penduduk di Wilayah Pembangunan
Tengah (meliputi Kecamatan Tenggarong, Teng-
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan garong Seberang, Sebulu, Muara Kaman, Loa
Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk Menurut Wilayah
Pembangunan, 2014 Janan, dan Loa Kulu) sekitar 49 jiwa per km2,
Wilayah Pembangunan Pantai/Pesisir (meliputi
kecamatan Samboja, Muara Jawa, Sanga Sanga,
Luas Jumlah Kepadatan
Wilayah
Pembangunan
Wilayah Penduduk Penduduk Anggana, Muara Badak dan Marang Kayu)
(Km2) (jiwa) (jiwa/km2)
kepadatan penduduknya 38 jiwa per km2,

Pantai/Pesisir 5.937,40 229.662 39


dan Wilayah Pembangunan Hulu (meliputi ke-
camatan Tabang, Kembang Janggut, Kenohan,
Tengah 7.154,60 356.905 45 Muara Muntai, Muara Wis, dan Kota Ban-
Hulu 14.171,10 113.872 10 gun) kepadatan penduduknya 8 jiwa per km2.
Adapun secara umum, kepadatan penduduk di
Kutai Kartanegara 27.263,10 700.439 26
Kutai Kartanegara pada tahun yang sama sebe-
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara sar 26 jiwa per km2.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Jumlah Penduduk Menurut
Penduduk Kutai Kartanegara pada tahun 2014 Gambar 3.1 Kecamatan, 2014
terkonsentrasi di wilayah pembangunan tengah
yakni sekitar 50,95 persen, terutama di
Kecamatan Tenggarong yakni sekitar 15,83
persen dari total penduduk Kutai Kartanegara
atau sejumlah 110.900 jiwa. Selanjutnya
penduduk yang berada di wilayah pembangunan
pantai sekitar 32,79 persen dan sisanya sekitar
16,26 persen berada di wilayah pembangunan
hulu. Kecamatan Muara Wis merupakan
kecamatan di Kutai Kartanegara yang memiliki
penduduk terendah yakni hanya dihuni oleh
sekitar 8.894 jiwa penduduk.

Warga Kutai Kartanegara terdiri dari berbagai


suku bangsa yaitu Kutai, Dayak, Jawa, Bugis, Persentase Penduduk 10 Tahun ke
Gambar 3.2 Atas Menurut Status Perkawinan,
Banjar, Madura, dan Cina keturunan. Walaupun 2014
terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama,
Kabupaten Kutai Kartanegara tetap merupakan
wilayah yang cukup kondusif.

Komposisi penduduk menurut status perkawinan


dapat mempengaruhi angka fertilitas (kelahiran)
di suatu wilayah. Semakin tinggi penduduk yang
berstatus kawin akan berdampak pada semakin
tingginya kelahiran. Pada tahun 2014, penduduk
usia 10 tahun keatas di Kutai Kartanegara yang
berstatus kawin sekitar 60,39 persen. Sedangkan
penduduk usia 10 ke atas yang berstatus belum
kawin sekitar 34,33 persen, cerai hidup sekitar
1,78 persen, dan cerai mati sekitar 3,50 persen. Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 4.1 Indikator Ketenagakerjaan Kelompok penduduk berumur 15 tahun ke atas
merupakan kelompok penduduk yang potensial
Indikator secara ekonomi, sehingga disebut Penduduk
2012 2013 2014
Ketenagakerjaan
Usia Kerja. Berdasarkan jenis kegiatannya,

TPAK laki-laki 88,68 84,40 83,31 penduduk usia kerja dikelompokkan pada
Angkatan Kerja, dan Bukan Angkatan Kerja.
TPAK perempuan 37,17 36,67 41,16
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat

TPAK 64,53 62,08 63,55 dihitung dengan membandingkan jumlah


angkatan kerja dengan total penduduk usia kerja.
TPT laki-laki 6,95 6,80 7,82 TPAK Kutai Kartanegara tahun 2014 sebesar
63,55 persen yang lebih tinggi dari TPAK tahun
TPT perempuan 10,42 8,89 7,27 2014 yaitu sebesar 62,08 persen.

TPT 7,89 7,37 7,65 Sektor pertanian masih menjadi tumpuan


pendapatan sebagian besar penduduk Kutai
Persentase Pekerja menurut Kartanegara yaitu 33,82 persen pekerja. Sektor
Gambar 4.1 Lapangan Usaha, 2014
perdagangan dan pertambangan masing-masing
menempati urutan kedua dan ketiga (dengan
kontribusi masing-masing sebesar 20,00 persen
dan 16,94 persen.

Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


adalah yang paling banyak digunakan untuk
mengukur keberhasilan ketenagakerjaan.
Pengangguran didefinisikan sebagai semua
penduduk usia kerja yang sedang mencari
pekerjaan. TPT tahun 2014 sebesar 7,65 persen.
Angka TPT tahun ini meningkat jika dibandingkan
TPT tahun yang lalu. TPT tahun 2013 sebesar
7,89 persen dan tahun 2014 sebesar 7,37
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara
persen.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Sebagian besar perempuan usia kerja di Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan
Tabel 4.2 Utama, 2014
Kutai Kartanegara yaitu sekitar 46,61
persen kegiatan utamanya mengurus Uraian Laki-Laki Perempuan Total

rumah tangga. Angka ini lebih rendah Angkatan Kerja 221.830 96.669 318.449

Bekerja 204.473 89.645 294.118


dari tahun 2013, yang terdapat sekitar
47,75 persen perempuan usia kerja Pengangguran 17.357 7.024 24.381

kegiatan utamanya mengurus Bukan Angkatan


44.426 138.220 182.646
Kerja
rumahtangga. Adapun banyaknya
Sekolah 26.149 26.519 52.668
perempuan usia kerja pada tahun 2014
Mengurus Rumah
774 109.476 110.250
Tangga
yang bekerja sekitar 38,16 persen.
Lainnya 17.503 2.225 19.728
Sedangkan laki-laki usia kerja tahun
Penduduk Usia
266.256 234.889 501.145
2014 sekitar 90,37 persen kegiatan 15+

utamanya adalah bekerja. Angka ini


lebih tinggi dari tahun 2013, yang
terdapat sekitar 78,67 persen. Persentase Penduduk 15+ y ang termasuk
Tabel 4.2 Pengangguran Terbuka menurut
Pendidikan Tertinggi yang DItamatkan, 2014
Isu yang sedang populer terkait
pengganguran adalah tentang
pengangguran terdidik. Jika dilihat dari
persentase pengangguran, penganggur-
an dengan dari latar pendidikan SLTA ke
atas yakni sebesar 55 persen. Sebesar
20 persennya berpendidikan SMP.
Terbatasnya lapangan pekerjaan sesuai
kualifikasi pendidikan merupakan salah
satu penyebab makin banyaknya
pengangguran terdidik. Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 5.1 Indikator Pendidikan Kutai Kartanegara Angka partisipasi sekolah (APS) merupakan
persentase penduduk pada kelompok usia
Tahun 2013 Pria Wanita Total
tertentu yang masih bersekolah. APS
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
penduduk Kutai Kartanegara pada semua
- Usia 7 – 12 tahun 99,09 99,89 99,50
- Usia 13 - 15 tahun 99,79 95,47 97,94 kelompok, baik kelompok usia sekolah SD
- Usia 16 – 18 tahun 81,02 68,45 74,38 (usia 7-12 tahun), usia SLTA (usia 16-18
- Usia 19 – 24 tahun 30,98 28,50 29,83 tahun) serta perguruan tinggi (usia 19-24
Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun) meningkat pada 2014. Pada 2014, APS
- SD/MI 113,73 114,00 113,87
penduduk usia 7-12 tahun dan usia 13-15
- SLTP/sederajat 98,92 87,68 94,09
tahun masing-masing mencapai 99,81 persen
- SLTA/sederajat 75,70 76,54 76,14
Angka Partisipasi Murni (APM) dan 97,09 persen. APS penduduk usia 16-18
- SD/MI 98,29 98,77 98,54 tahun mencapai 76,74 persen dan APS
- SLTP/sederajat 86,12 78,36 82,79 penduduk usia 19-24 tahun sebesar 32,49
- SLTA/sederajat 60,30 59,06 59,65
persen.
Angka Melek Huruf 98,30 95,79 97,14

Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase


Tahun 2014 Pria Wanita Total
penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
- Usia 7 – 12 tahun 99,62 99,998 99,81
membaca dan menulis serta mengerti sebuah
- Usia 13 - 15 tahun 99,998 97,93 99,09 kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari.
- Usia 16 – 18 tahun 81,26 72,33 76,74 AMH penduduk Kutai Kartanegara mencapai
- Usia 19 – 24 tahun 34,13 30,74 32,49 98,41 persen pada 2014. Jika dibedakan
Angka Partisipasi Kasar (APK)
menurut jenis kelamin, AMH laki-laki masih
- SD/MI 116,73 111,45 114,13
lebih tinggi daripada AMH perempuan.
- SLTP/sederajat 98,11 87,50 93,44

- SLTA/sederajat 75,86 74,23 75,04


Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio
Angka Partisipasi Murni (APM)
jumlah siswa, berapapun usianya, yang
- SD/MI 98,63 98,94 98,78
- SLTP/sederajat 86,58 80,5 83,90 sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu
- SLTA/sederajat 62,44 62,19 62,32 terhadap jumlah penduduk kelompok usia
Angka Melek Huruf 98,71 98,06 98,41 yang berkaitan dengan jenjang pendidikan
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara tertentu.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Pada 2014 APK SD/MI di Kabupaten Kutai Gambar 5.1 Rasio Murid Guru
Kartanegara telah mencapai 114,13 persen, APK
SLTP/sederajat mencapai 93,44 persen, dan APK
SLTA/sederajat mencapai 75,04 persen. Pada 2012/2013 2013/2014
13
jenjang SD/MI, SLTP/ sederajat dan
SLTA/sederajat, APK laki-laki lebih tinggi daripada
12 12
perempuan.

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase 11 11 11


siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang
sama. Pada 2014 APM SD/MI di Kabupaten Kutai
Kartanegara mencapai 98,78 persen, APM
SD SMP SMA
SLTP/sederajat mencapai 83,90 persen, dan APM
SLTA/sederajat mencapai 62,32 persen. Pada
semua jenjang APM laki-laki lebih tinggi daripada Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke
Gambar 5.2 atas Menurut Pendidikan Tertinggi,
perempuan. 2014

Berdasarkan rasio murid guru tampak beban guru


yang mengajar di SLTA lebih besar daripada SD
dan SLTP. Dilihat dari rasionya, pada tahun 2014
dapat dikatakan rasio tersebut sudah cukup ideal,
yakni seorang guru mengajar kurang dari 15 siswa
untuk semua jenjang pendidikan.

Terdapat asumsi yang berlaku bahwa semakin


tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula
kualitas seseorang. Dengan tingginya kualitas
seseorang diharapkan dapat memberikan
kontribusi besar terhadap pembangunan daerah.
Namun pada tahun 2014, penduduk yang tidak
memiliki ijazah masih cukup tinggi, yakni 15,73
persen. Sumber: BPS Kabupaten Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 6.1 Statistik Kesehatan Terdapat tiga rumah sakit di Kutai Kartanegara
pada tahun 2014, yang berlokasi di Kecamatan

Uraian 2012 2013 2014 Tenggarong (RSUD AM. Parikesit), Kecamatan


   
Samboja (RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti)
Angka Kesakitan/Morbiditas (persen)
dan Kecamatan Kota Bangun (Rumah Sakit
Kota 7,72 5,55 7,29
Umum Dayaku Raja). Sarana kesehatan Puskes-
Desa 11,70 10,29 18,62
mas telah tersedia di setiap kecamatan dengan
Kota+Desa 10,40 7,80 12,67
jumlah seluruhnya 32 buah pada tahun 2014. Se-
Rata-Rata Lama Sakit (hari)
lain itu, telah tersedia pula puskesmas
Kota 5 4 4 pembantu sebanyak 173 buah di Kutai Kartane-
Desa 5 6 5 gara.
Kota+Desa 5 5 5
Angka kesakitan merupakan persentase
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan
Menurut Tempat Berobat penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan
RS Pemerintah 2,37 13,83 11,06 dan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-
RS Swasta 3,01 4,16 4,54 hari. Angka kesakitan di Kutai Kartanegara pada
Praktek Dokter/ tahun 2014 sebesar 12,67 persen mengalami
22,09 23,60 30,87
Poliklinik
peningkatan dibandingkan tahun 2013 yang
Puskesmas/ Pustu 63,67 52,25 46,30
tercatat sebesar 7,80 persen. Sedangkan rata-
Praktek Nakes 10,32 21,13 18,80 rata lama sakit sekitar 5 hari.
Lainnya 2,32 9,96 7,73

Persentase Penduduk yang Rawat Inap Menurut Tempat


Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk berobat
Perawatan jalan bagi penduduk di Kutai Kartanegara tertinggi
RS Pemerintah 66,82 70,55 59,12 adalah Puskesmas yaitu mencapai 46,30 persen.
RS Swasta 26,89 21,19 30,01 Selanjutnya penduduk berobat jalan yang

Puskesmas 6,29 5,06 7,80


mendatangi dokter praktek/poliklinik mencapai
30,87 persen dan yang mendatangi praktek
Praktek
- 7,83 7,85
Nakes/Batra/dll tenaga kesehatan sebanyak 28,80 persen.

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara Sedangkan rumah sakit pemerintah masih tetap
menjadi tempat rawat inap bagi sebagian besar
penduduk yang perlu perawatan lebih lanjut.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Persentase Balita Menurut Penolong
Semakin banyak bayi lahir ditolong oleh tenaga Gambar 6.1 Kelahiran Pertama
paramedis dalam proses kelahirannya, maka
diharapkan semakin baik tingkat keselamatan bayi
dan ibunya. Pada tahun 2014 terdapat sekitar
88,90 persen balita yang proses kelahiran
pertamanya ditolong oleh tenaga paramedis.
Tenaga dokter menolong sekitar 20,15 persen
kelahiran balita, bidan menolong sekitar 68,16
persen kelahiran balita dan sisanya 0,51 persen
ditolong oleh tenaga paramedis lainnya.
Sedangkan proses kelahiran yang ditangani oleh
dukun cukup tinggi yaitu sekitar 10,50 persen
balita.

PP No.33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu


Ibu (ASI) eksklusif mengukuhkan kewajiban ibu
memberikan ASI eksklusif pasca melahirkan. Tabel 6.2 Statistik Kesehatan Balita
Kesadaran ibu di daerah perkotaan dalam
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya lebih
Uraian 2012 2013 2014
tinggi dari pada di daerah pedesaan, tetapi
Balita Usia 0-6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif
persentasenya terus menurun setiap tahun. (Persen)
Kota 93,41 100,00 86,00
Sehingga bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI
Desa 89,83 95,55 96,54
eksklusif pada 2014 sekitar 86,00 persen bayi di
Kota+Desa 91,06 96,92 93,46
daerah perkotaan dan 96,54 persen bayi di daerah
pedesaan. persentase balita menurut jenis imunisasi lengkap 
Jenis Imunisasi 2012 2013 2014
Program imunisasi nasional pada anak sangat BCG 99,06 96,65 96,45
efektif untuk mencegah penyakit dan kematian DPT 84,30 87,37 67,79
dari penyakit menular seperti campak, polio, dan Polio 55,17 84,01 63,48

meningitis. Balita yang telah lengkap Campak/Morbili 85,07 84,80 80,59


mendapatkan imunisasi dasar kembali megalami Hepatitis B 83,87 85,75 66,94
penurunan persentasenya dari tahun 2013. Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 7.1 Indikator Perumahan Rumah atau tempat tinggal yang layak merupakan
salah satu kebutuhan dasar hidup manusia.
Uraian 2012 2013 2014 Rumah dikatakan layak sebagai tempat tinggal
Kepemilikan Rumah apabila rumah tersebut mempunyai atap, dinding
Milik sendiri 77,81 75,84 77,22 dan lantai dalam kondisi baik.
Kontrak 1,05 1,99 0,95
Sewa 7,64 8,39 5,50 Pada tahun 2014 kondisi perumahan di Kutai
Bebas sewa 2,75 1,97 1,12 Kartanegara berdasarkan status kepemilikan
Dinas 3,81 3,74 5,34 rumah tercatat bahwa sekitar 77,22 persen telah
Milik orang
tua/sanak/saudara
6,52 7,92 9,28 memiliki/menempati rumah sendiri, 0,95 persen
Lainnya 0,67 0,14 0,10 status sewa/kontrak rumah, sisanya sekitar 21,83

Luas lantai perkapita <10 m2


persen lainnya (rumah dinas, bebas sewa, milik
keluarga, dsb.)
Kota 18,71 20,83 19,23
Desa 24,33 22,14 19,97
Menurut American Public Health Association yang
Kota+Desa 22,57 21,72 19,74
telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia,
Jenis Atap Terluas
ukuran luas lantai yang ideal digunakan per orang
Beton 1,37 2,58 2,09
minimal adalah 10 m2. Pada tahun 2014 di Kutai
Genteng 5,56 7,59 7,02
Sirap 11,41 51,10 9,39
Kartanegara masih terdapat 19,74 persen

Seng 74,87 80,58 78,15 rumah tangga yang menghuni rumah dengan luas
Asbes 6,27 2,38 2,12 lantai kurang dari 10 m2. Dengan kata lain ada
Ijuk/rumbia 0,51 1,51 0,79 sekitar 80,26 persen rumah tangga yang men-
Lainnya 0,00 0,27 0,43 ghuni rumah dengan luas lantai lebih dari 10 m2.
Jenis Dinding Terluas

Tembok 23,34 24,50 22,64


Indikator lain yang digunakan untuk melihat kuali-
Kayu 76,13 75,31 76,18 tas perumahan sebagai tempat tinggal adalah
Bambu 0,27 0,00 0,28 penggunaan atap dan dinding. Pada tahun 2014
Lainnya 0,26 0,20 0,89 persentase rumahtangga di Kutai Kartanegara
Jenis Lantai Terluas yang menggunakan bahan ijuk/rumbia sebagai

Bukan tanah 99,57 98,73 99,39 atap rumahnya sebesar 0,79 persen. Sedangkan
Tanah 0,50 1,27 0,61 untuk indikator jenis dinding, 99,21 persen pen-
duduk telah tinggal di rumah dengan kualitas dind-
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara
ing yang cukup layak.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 7.2 Indikator Fasilitas Perumahan
Kondisi perumahan di Kutai Kartanegara terlihat
semakin membaik dari waktu ke waktu, yang
Uraian 2012 2013 2014
diukur dari perkembangan tingkat persentase
rumah tangga yang menggunakan fasilitas Sumber Air Minum
penerangan listrik, memiliki jamban sendiri dan Air Kemasan 59,74 55,92 59,38
jamban dengan septik tank. Sumber penerangan
Leding 16,88 19,39 17,79
rumah yang menggunakan listrik PLN tahun 2014
Sumur Bor / Pompa 1,45 5,19 3,37
sekitar 85,21 persen.
Sumur Terlindung 4,68 4,82 6,78
Sumur Tak
Ketersediaan fasilitas air ledeng untuk perumahan 5,35 4,62 6,78
Terlindung
tampaknya masih menjadi kendala di beberapa Mata Air Terlindung 1,57 4,06 4,26

daerah di Kutai Kartanegara. Namun dalam hal Mata Air Tak


1,96 2,14 0,76
Terlindung
sumber air minum banyak rumah tangga Air Sungai 8,24 4,48 2,60
memanfaatkan teknologi air kemasan. Persentase
Air Hujan 0,12 0,38 0,52
rumah tangga yang menggunakan air kemasan
Jenis Kloset
dan air ledeng sebagai sumber air minum pada
Tidak Ada WC 1,84 0,19 2,58
2014 masing-masing sebesar 59,38 persen dan
WC Leher Angsa 68,65 73,16 78,44
17,79 persen, sedangkan yang masih
WC Plengsengan 5,90 3,17 2,28
memanfaatkan sumur/mata air terlindung
WC Cemplung /
15,13 16,96 13,74
sebanyak 21,19 persen. Adapun yang Cubluk
WC Tidak Pakai
memanfaatkan sungai/air hujan, sumur tak Kloset
8,48 6,51 2,95

terlindung dan lainnya sebagai sumber air minum


Sumber Penerangan
sebanyak 3,88 persen.
Listrik PLN 77,55 86,29 85,21

Untuk sanitasi Pada tahun 2014, sekitar 97,42 Listrik Non PLN 15,00 10,07 8,77

persen rumah tangga sudah memiliki WC sendiri Petromak / Aladin 1,82 0,12 0,00

namun masih ada sekitar 2,58 persen Pelita / Sentir 5,07 3,31 4,22

rumahtangga yang tidak menggunakan jamban Lainnya 0,56 0,20 1,81

untuk buang air besar. Ditinjau dari jenis kloset


Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara
yang digunakan, jenis leher angsa adalah yang
paling banyak digunakan yaitu sebesar 78,44 per-
sen.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Gambar 8.1 Ilustrasi Pengukuran IPM metode Baru Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks
pencapaian kemampuan dasar pembangunan
manusia yang dibangun melalui pendekatan tiga
dimensi dasar yaitu meliputi: harapan hidup (e0),
tingkat pendidikan, dan pendapatan. IPM
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses
hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Sehingga
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
manusia (masyarakat/penduduk).

Pada tahun 2010, UNDP memperkenalkan


penghitungan IPM dengan metode baru. Tahun 2011
dan 2014 dilakukan penyempurnaan metodologi (IPM
Metode Baru).

Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi


penghitungan IPM yaitu : Beberapa indikator sudah
tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM.
Angka Melek Huruf (AMH) pada metode lama di-
ganti dengan angka Harapan Lama Sekolah (HLS).
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tidak da-
pat menggambarkan pendapatan masyarakat pada
suatu wilayah sehingga Produk Domestik Bruto
(PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional
Bruto (PNB) per kapita.

Selain alasan diatas penggunaan rumus rata-rata


aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat
ditutupi oleh capaian tinggi dimensi lain sehingga
metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik men-
jadi rata-rata geometrik.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


IPM Kutai Kartanegara selama 2012—2014 secara Tabel 8.1 Statistik Pembangunan Manusia
perlahan menunjukkan peningkatan, dari sebesar
69,12 pada 2012 menjadi 70,71 pada 2013 menjadi Uraian 2012 2013 2014
71,20 pada 2014. Namun ditingkat Provinsi
Kalimantan Timur, IPM Kutai Kartanegara masih IPM 69,12 70,71 71,20

tergolong rendah karena masih berada pada peringkat


Peringkat IPM 5 5 5
5. (Propinsi)

Jika dilihat dari komponen IPM juga terlihat adanya Angka Harapan Hidup 71,46 71,48 71,50
(tahun)
peningkatan pada masing-masing komponen IPM.
Angka Harapan Hidup (e0) adalah perkiraan lama Angka Harapan lama 12,11 12,96 13,24
Sekolah (persen)
hidup rata-rata penduduk pada waktu lahir, dengan
asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut Rata-rata Lama 8,35 8,41 8,46
Sekolah (tahun)
umur. Besarnya Angka Harapan Hidup penduduk
Kutai Kartanegara sekitar 71,50 tahun pada 2014. Pengeluaran
Perkapita Disesuaikan 9.280,94 9.865,79 9.983,52
Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk Kutai (Ribu Rupiah)
Kartanegara 8,46 tahun.

Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (Purchasing


Reduksi Shortfall IPM Kabupaten/Kota,
Power Parity - PPP) dihitung berdasarkan Gambar 8.2 2014
pengeluaran riil per kapita untuk sejumlah komoditas
setelah disesuaikan dengan indeks harga konsumen
dan penurunan utilitas marginal yang dihitung dengan
Formula Atkinson. Pengeluaran perkapita penduduk
Kutai Kartanegara sebesar 9.983.000 rupiah di tahun
2014.

Reduksi shortfall merupakan suatu ukuran untuk


mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu
kurun waktu. Kabupaten Penajam Paser Utara
memiliki reduksi shortfall IPM periode 2012-2014 yang
terendah yakni 1,81 dan Kota Samarinda merupakan
yang tertinggi yaitu 2,48. Sedangkan reduksi shorfall
Kutai Kartanegara sebesar 1,67.

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 9.1 Statistik Padi Upaya pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara mengembangkan sektor pertanian
dalam arti luas untuk menunjang perekonomian
Hasil Per
Luas Panen Produksi daerah, khususnya mewujudkan swasembada
Uraian Hektar
(Ha) (Ton)
(Kw/Ha)
pangan terus digalakkan terutama untuk komoditi

Padi Sawah
padi. Setelah sempat mengalami penurunan
selama satu tahun terakhir, produksi padi di Kutai
2012 37.013 51,00 188.802 Kartanegara mengalami penurunan sekitar 4,53
2013 37.113 51,00 189.393 persen di tahun 2014. Produksi padi pada 2014
sekitar 194.501 ton yang terdiri dari produksi padi
2014 35.433 51.03 180.811
sawah 180.811 ton dan padi ladang 13.690 ton.
Padi Ladang Sedangkan produksi padi pada 2014 sebanyak
203.746 ton yang terdiri dari produksi padi sawah
2012 4.234 32,00 13.535
189.393 ton dan padi ladang sebanyak 14.353
2013 4.461 32,00 14.353 ton. Penurunan produksi ini terutama disebabkan

2014 4.246 32,24 13.690 menurunnya luas panen padi sawah dari 37.113
hektar pada 2013 menjadi 35.433 hektar pada
2014, dengan produktivitas yang relatif sama
Tabel 9.2 Produksi Tanaman Palawija (Ton)
sekitar 51,03 kwintal per hektar. Hal yang sama
juga terjadi pada komoditi padi ladang. Luas

Tanaman Palawija 2012 2013 2014 panen padi ladang meningkat dari 4.461 hektar
menjadi 4.246 hektar, dengan produktivitas yang
Jagung 1.881 1.341 834 relatif sama sekitar 32,24 kwintal per hektar di
tahun 2014.
Ubi Kayu 15.296 21.027 23.260

Ubi Jalar 5.954 6.738 6.636 Secara umum, di tahun 2014 produksi
Kacang Tanah 651 686 679 dari seluruh komoditi tanaman palawija
Kedelai 429 551 232 mengalami Penurunan. Ubi kayu mengalami

Kacang Hijau 209 194 170


kenaikan produksi sebesar 10,62 persen, se-
dangkan Jagung, Ubi Jalar, Kacang Tanah,
Sumber: Diperta Kabupaten Kutai Kartanegara (DIOLAH) Kedelai dan Kacang Hijau Mengalami penurunan.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Pengembangan pertanian khususnya Tabel 9.3 Produksi Tanaman Perkebunan (Ton)

komoditas kelapa sawit merupakan program


Uraian 2012 2013 2014
strategis yang menjadi prioritas
pembangunan ekonomi bagi pemerintah Produksi Perkebunan Rakyat

daerah Kalimantan Timur, yang dikenal Kelapa 8.022 7.246 22.261

dengan progam “Sejuta Hektar Kelapa Kelapa Sawit 65.481 144.678 156.634
Sawit”. Sejak dicanangkan tahun 2005 hingga Karet 8.956 3.357 9.207
2014 luas tanaman menghasilkan (TM) Lada 5.750 5.313 4.574
kelapa sawit di Kutai Kartanegara sudah
Kakao 255 53 86
mencapai 10.460,67 Ha dengan produksi
Kopi 750 318 136
sebesar 123.221,88 ton pada tahun 2014.
Aren 138 82 46
Peran perkebunan rakyat terhadap total
Kapuk 4 4 -
produksi kelapa sawit masih cukup kecil yaitu
Cengkeh 3 7 -
sekitar 11,47 persen dari total produksi dan
Kemiri 240 707 48
sisanya sekitar 88,53 persen berasal dari
Jarak Pagar 1 5 -
perkebunan besar. Sentra perkebunan rakyat
Total 89.600 161.770 192.992
kelapa sawit di Kutai Kartanegara berada di
Produksi Perkebunan Besar
wilayah Samboja dengan luas (3.644 hektar),
Loa Janan (2.924 hektar), Muara Badak l. Perkebunan Besar Swasta

(2.669 hektar) dan Kembang Janggut (2.463 Karet *) 32.089 -

hektar). Kelapa Sawit 923.437 967.765 1.074.753

Kenaf - - -
Komoditi perkebunan yg mengalami
ll. Perkebunan Besar Negara
peningkatan produksi adalah Kelapa, kelapa
Karet 992 - -
sawit, karet dan Kakao. Namun untuk
Kelapa Sawit 21 - -
beberapa komoditi di tahun 2014 produksinya
Kenaf - - -
mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Kopi, aren dan kemiri mengalami penurunan Sumber: Dinas Perkebunan Kab. Kutai Kartanegara (DIOLAH)

produksi paling besar yaitu sebesar 57


persen, 44 persen dan 93 persen.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 10.1 Populasi Ternak dan Unggas (Ekor) Salah satu arah kebijakan yang diprogramkan
pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk

KOMODITI 2012 2013 2014


meningkatkan kuantitas dan kualitas peternakan
lima tahun kedepan yakni pengembangan
Sapi 25.467 25.640 26.198 infrastruktur yang mendukung kelancaran usaha
Kerbau 4.219 4.287 3.061 peternakan baik sarana produksi, pengolahan
dan pemasaran sehingga dapat memenuhi
Kambing 6.888 6.950 7.682
kebutuhan lokal dan menjadi komoditas ekspor.
Babi 3.695 4.878 4.367

Ayam Buras 4.565.652 5.599.994 1.167.300 Secara umum perkembangan populasi ternak di
Ayam Pedaging 17.189.003 17.100.002 15.007.980 Kutai Kartanegara selalu menunjukkan
pergerakan yang positif. Peningkatan populasi
Ayam Petelur 439.962 450.000 232.000
ternak yang paling menonjol pada tahun 2014
Itik 13.779 34.906 37.588
yakni ternak Sapi dan kambing. Pada tahun
2014 populasi ternak Sapi tercatat 26.198 ekor
Persentase Perkembangan Populasi
Gambar 10.1 Ternak dan Unggas, 2014
meningkat 2,17 persen dari tahun sebelumnya,
sedangkan ternak kambing naik 10,53 persen di
tahun 2014 menjadi 7.682 ekor.

Sentra populasi ternak Kambing di Kutai


Kartanegara pada tahun 2014 terdapat di
Kecamatan Kota Bangun yaitu sekitar 21,05
persen dari total babi yang diternakkan di Kutai
Kartanegara. Sedangkan ternak Sapi paling
banyak ditemukan di Kecamatan Samboja ang
mencakup 29,90 persen.

Pada tahun 2014 beberapa populasi unggas


secara umum Menurun, hanya populasi itik yang
meningkat 7,14 persen dan . Sedangkan untuk

Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara (Diolah)


populasi ayam Buras dan ayam pedaging , dan
ayam petelur terjadi penurunan di tahun 2014,

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Potensi pengembangan usaha perikanan Tabel 10.2 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan

dan kelautan baik berupa penangkapan


maupun budidaya di Kabupaten Kutai Uraian 2012 2013 2014

Kartanegara cukup besar. Hal ini ditunjang


Produksi Perikanan (Ton)
dengan keberadaan pantai sepanjang
Perikanan Laut 31.933,2 32.192,40 32.562
187,5 km, perairan laut kurang lebih
1.312,5 km persegi dan perairan umum Perairan Umum 32.834,7 33.509,10 32.934

kurang lebih 79.228,15 ha (Danau 19.217


Budidaya Tambak 23.335,9 25.354,0 28.977
ha, sungai 22.302,15 ha, Rawa 37.661 ha,
waduk 48 ha) dan embung 175 ha (lahan Budidaya Kolam 530,4 551,91 809,000

galian eks batu bara) dan Mina padi Budidaya Keramba 31.115,8 31.868,46 39.078,000
(INMINDI).
Budidaya Sawah 61,0 11,0 -

Produksi perikanan di Kabupaten Kutai Total 119.811,0 123.486,9 134.360,0

Kartanegara pada tahun 2014 terealisasi


Nilai Produksi (Milyar Rupiah)
sebesar 134.360,0 ton dengan nilai
Perikanan Laut 507,26 551,95 579,95
produksi Rp.4,145 trilyun. Produksi
tersebut dicapai dari kegiatan Perairan Umum 437,48 501,67 436,728

penangkapan 65.496 ton dan kegiatan Budidaya Tambak 1.021,65 1.078,79 1.277,35
budidaya sebesar 68.864 ton. Jika
Budidaya Kolam 12,17 18,28 23,37
dibandingkan produksi perikanan pada
Budidaya Keramba 736,65 754,92 1.828,07
tahun 2013 sebesar 123.486,9 ton dengan
nilai produksi sebesar Rp.2.905 trilyun Budidaya Sawah 0,16 0,30 -

maka terjadi peningkatan produksi sebesar Total 2.715,37 2.905,91 4.145,468


8,81 persen di tahun 2014. Produksi 2013 Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara (DIOLAH)

tersebut dicapai dari kegiatan


penangkapan 65.701,50 ton dan budidaya
57.785,40 ton.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Jumlah Sambungan yang Dilayani oleh Air minum merupakan suatu kekayaan alam
Gambar 11.1 PDAM Kutai Kartanegara, 2014
yang menjadi kebutuhan manusia secara
hakiki. Keadaan prasarana air bersih
tampaknya semakin dibutuhkan masyarakat
terutama di daerah perkotaan. Hal ini
disebabkan sumber-sumber air di daerah
perkotaan sudah banyak yang tercemar, baik
oleh limbah industri maupun rumah tangga.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah


penduduk dan aktivitas ekonomi di Kutai
Kartanegara, jumlah sambungan yang dilayani
oleh PDAM juga terus meningkat. Jumlah
sambungan PDAM di Kabupaten Kutai
Kartanegara mencapai 61.441 sambungan dan

Sumber : PDAM Kab. Kuati Kartanegara melayani sekitar 368.646 penduduk, dengan
banyaknya volume air baku yang digunakan
Persentase Kapasitas Listrik yang Terjual sebanyak 2.066.136 m3.
Gambar 11.2 menurut Jenis Pelanggan, 2014

Sebagian besar sumber energi listrik di


Kabupaten Kutai Kartanegara hingga saat ini
masih dipasok oleh Perusahaan Listrik Negara
(PLN). Kapasitas listrik yang didistribusikan
(terjual) juga terus meningkat. Tenaga listrik
yang terjual pada tahun 2014 mayoritas untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan rumah
tangga dengan porsi 95,05 persen, disusul
pelanggan umum sebanyak 2,27 persen,
pelanggan industri 0.03 persen serta
pelanggan dunia usaha sebesar 2,62 persen.

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Sektor Pertambangan merupakan salah satu Kontribusi Sektor Pertambangan
Gambar 11.2 terhadap PDRB Kutai Kartanegara (%)
sektor yang punya peranan penting dalam
perekonomian Kutai Kartanegara. Pada tahun
2010 kontribusi sektor pertambangan dan
penggalian dalam pembentukan PDRB Kutai
Kartanegara mencapai 81,87 persen. Dalam
periode 2010-2014, angka tersebut mengalami
kontraksi sehingga perannya pada tahun 2014
sebesar 75,31 persen.

Kegiatan pertambangan di Kabupaten Kutai


Kartanegara mencakup pertambangan migas
dan non migas. Dari kegiatan tersebut, minyak
bumi dan gas alam merupakan hasil tambang Sumber : BPS Kutai Kartanegara
yang besar pengaruhnya dalam perekonomian
di wilayah ini. Meskipun kontribusinya terus Produksi Pertambangan Batubara di
Gambar 11.3 Kutai Kartanegara (Juta Ton)
mengalami penurunan. Sehingga pada tahun
2014 pertambangan migas hanya berkontribusi
sebesar 42,97 persen terhadap perekonomian
Kutai Kartanegara. Sedangkan kontribusi per-
tambangan batubara terus meningkat dari se-
besar 24,01 persen pada 2010 menjadi sebe-
sar 30,10 pada tahun 2014.

Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan,


total penjualan batubara di Kutai Kartanegara
tahun 2014 mencapai 59,65 juta ton (dari 376
perusahaan tambang batu bara). Hal ini menu-
run dari tahun 2013 lalu yang sempat menca-
pai angka penjualan sebesar 61,75 juta ton. Sumber : Dinas Pertambangan Kab. Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Daya
Tabel 12.1 Tarik Wisata Utama Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki ber-
agam daya tarik wisata yang unik dan menarik,
Jumlah Kunjungan   
Jumlah 
No.  Nama Objek Wisata  baik daya tarik wisata alam, budaya, maupun
WISNUS  WISMAN  (orang)   
(orang)  (orang) 
buatan. Daya tarik wisata alam yang paling
Daya Tarik Wisata Alam      
1  Bukit Bengkirai Samboja  23.828  804  24.632  banyak dimiliki Kutai Kartanegara adalah air
2  Borneo Orang Utan Survival  2.226  2.174  4.400  terjun, sedangkan daya tarik wisata budaya
(BOS) 
3  Pantai Tanah Merah Samboja  54.700  ‐  54.700  yang paling banyak adalah benda-benda cagar
   Jumlah  80.754  2.978  83.732 
budaya yang terdapat di museum-museum di
Daya Tarik Wisata Budaya      
4  Museum Mulawarman  116.483  446  116.929  Kabupaten Kutai Kartanegara. Potensi daya
5  Museum Kayu  10.427  187  10.614  tarik wisata budaya lainnya yang juga banyak
6  Situs Makam Raja Kutai  149.256  ‐  149.256 
dimiliki adalah kesenian-kesenian tradisional
7  Situs Makam Pangeran  765  ‐  765 
Notoigomo  maupun kontemporer, upacara-upacara adat,
8  Situs Makam Senopati Awang  50  ‐  50 
Long  dan even-even lokal, regional, maupun na-
9  Situs Lesong Batu Muara Kaman  607  ‐  607 
sional. Daya tarik wisata buatan Kutai Kartane-
10  Situs Makam Aji Pangeran  348  ‐  348 
Sinum Panji Mendapa  gara juga tidak kalah menariknya dengan daya
11  Tugu Pembantaian Loa Kulu  279  ‐  279 
tarik wisata alam dan budaya. Daya tarik wisata
12  Situs Makam Raja Aji Mahkota  31.238  ‐  31.238 
dan Aji Dilanggar  buatan yang sudah banyak dikenal adalah Ta-
13  Makam Syeh Tunggang  28.827  ‐  ‐ 
Parangan Anggana  man Rekreasi Pulau Kumala dan Planetarium.
14  Situs Makam Pangeran  1.044  ‐  1.044 
Mangkunegoro 
15  Situs Sanga sanga  515  ‐  515  Data kunjungan wisatawan tahun 2014,
   Jumlah  339.839  633  311.645  menunjukkan bahwa sebesar 27,03 persen
Daya Tarik Wisata      
wisatawan mengunjungi daya tarik wisata bu-
Khusus/Buatan 
16  Pulau Parai Kumala  ‐  ‐  ‐  daya yang tersebar di Kabupaten Kutai Karta-
17  Waduk Panji Sukarame  58.128  ‐  58.128  negara, khususnya yang terkait dengan sejarah
18  Planetarium  22.725  ‐  22.725 
dan kegiatan ziarah ke Makam Raja-Raja. Se-
19  Lamin Etam Ambors  40.556  25  40.581 
20  Wisata Sungai Mahakam  167  859  1.026  dangkan wisatawan yang berkunjung ke daya
21  Event Budaya  557.266  1.157  558.423  tarik wisata alam sebesar 7,26 persen wisata-
   Jumlah  678.842  2.041  680.883 
wan dan yang mengunjungi daya tarik wisata
2014  1.147.150  5.871  1.153.021 
2013  759.433  3.368  762.801  buatan sebesar 59,05 persen wisatawan.

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Bertambahnya kunjungan wisatawan ke Persentase Jumlah Kunjungan Wisata-
Gambar 12..1
wan ke Kutai Kartanegara, 2014
Kutai Kartanegara serta semakin berkem-
bangnya ekonomi wilayah ini, telah
mengembangkan beberapa usaha di bdiang
kepariwisataan lainnya seperti penyediaan
akomodasi, usaha jasa makanan dan minu-
man, usaha penyelenggaraan
hiburan dan rekreasi, usaha jasa perjalanan
wisata, serta usaha kepariwisataan lainnya.

Pada periode tahun 2014, Usaha


penyediaan akomodasi sebanyak 75 unit
Jumlah Kamar dan Tingkat Hunian
yang terbagi menjadi 4 unit hotel setara bin-
Gambar 12..2 Kamar (%) di Kab. Kutai
tang dan 71 unit akomodasi lainnya yang Kartanegara, 2014

tersebar di sejumlah kecamatan di Kutai


Kartanegara. Dari angka tersebut sebanyak
29% usaha penyedia akomodasi tersebar di
ibukota kabupaten yaitu kecamatan Tengga-
rong.

Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara, jum-
lah kamar dan tingkat hunian kamar pada
jasa pnyedia akomodasi semakin menurun
sejak tahun 2012 lalu. Pada tahun 2014
tingkat hunian kamar tercatat hanya sebe-
sar 13,84% dengan jumlah kamar yang
tersedia sebanyak 119.998 kamar dalam
setahun. Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Tabel 13.1 Panjang Jalan dan Jenis Kendaraaan Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk
mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan

Uraian 2013 2014 jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah


Pusat dan Pemerintah Daerah. Jalan umum
Panjang Jalan
menurut statusnya dikelompokkan ke dalam
Jalan Nasional 367,55 367,55
jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten,
Jalan Provinsi 353,90 353,90
jalan kota, dan jalan desa.
Jalan Kabupaten 2.276,77 2.544,01

Jenis Kendaraan Jalan nasional yang terdapat di Kutai


Mobil Penumpang 2.213 - Kartanegara pada tahun 2014 sepanjang 367,55
Mobil Barang 803 13594 km, jalan provinsi 353,90 km. Sedangkan jalan

Mobil Bus 38 224 kabupaten merupakan status jalan yang


terpanjang di Kutai Kartanegara yaitu sekitar
Sepeda Motor 31.715 -
77,90 persen dari total panjang jalan yang ada,
Kendaraan Khusus 18 -
atau sepanjang 2.544,01 km. Sebagian besar
atau sekitar 30,35 persen status Jalan
Jalan Kabupaten menurut Jenis
Gambar 13.1 Permukaan Jalan, 2014 Kabupaten di Kutai Kartanegara permukaannya
masih tanah. Sedangkan yang permukaannya
dari Beton dan Aspal masing-masing sekitar
23,97 persen dan 19,05 persen dari total jalan
kabupaten di Kutai Kartanegara.

Untuk memenuhi transportasi darat, kendaraan


angkutan utama yang harus tersedia adalah ken-
daraan bermotor. Menurut data yang dikeluarkan
oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Karta-
negara pada tahun 2014, jumlah kendaraan ber-
motor sebanyak 10.687 unit yang didominasi
oleh mobil barang, dan sisanya adalah mobil bus
dan mobil penumpang. Dilihat dari jenis kenda-
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Polres Kukar Saka Lantas raannya jumlah terbanyak adalah jenis kenda-
raan non publik (tidak umum) sebanyak 97%.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Penggunaan telepon seluler (HP/handphone) Gambar 13..2 Statistik Komunikasi
saat ini telah menggeser ketergantungan
masyarakat kepada telepon rumah sebagai alat Uraian 2012 2013 2014

komunikasi. Sekitar 96,37 persen rumahtangga


Rumah Tangga dengan Akses Teknologi Komunikasi
minimal salah satu anggota rumahtangganya
Telepon
4,42 5,18 4,02
telah menggunakan HP tersebut. Sementara Rumah

penggunaan telepon rumah semakin menurun Telepon


96,37 97,14 96,37
Seluler
penggunaannya.
PC/Desktop 8,96 6,90 5,46

Penggunaan Komputer Desktop/PC dan Lap- Laptop/


20,12 24,46 25,25
Notebook
top/Notebook sebagai salah satu penunjang
Jumlah
kegiatan masyarakat saat ini juga telah semakin Penduduk 5
Tahun ke atas
17,09 18,19 20,58
meluas. Sekitar 5,46 rumah tangga memiliki yang dapat
mengakses
PC/desktop, dan sebanyak 25,25 persen internet

rumahtangga telah memiliki laptop/notebook se-


bagai penunjang kebutuhan informasinya. Gambar 13..2 Sarana untuk Mengakses Internet, 2014

Akses internet sekarang ini seperti sudah men-


jadi kebutuhan primer. Banyaknya informasi
yang dapat diperoleh dari dunia internet sangat
banyak dan sangat mudah. Pada tahun 2014 ini,
baru sekitar 20,58 persen penduduk usia 5 tahun
ke atas sudah dapat mengakses internet.

Jika dilihat dari sarana yang digunakan, telepon


seluler (HP) banyak digunakan untuk mengakses
internet selain dipakai untuk sarana komunikasi.
Mengakses internet di warnet juga menjadi trend
para pengguna internet. Namun untuk para
siswa, mengakses internet di sekolah masih kecil
persentasenya.
Sumber: BPS Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Posisi Simpanan Masyarakat pada
Jumlah bank yang terdapat di Kutai Kar-
Gambar 14.1 Bank Umum dan BPR, 2014 (Juta
Rupiah) tanegara hampir selalu bertambah setiap
tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah bank di
Kutai Kartanegara sebanyak 9 bank, terus
meningkat hingga menjadi 14 bank pada ta-
hun 2014.

Simpanan masyarakat di Bank Umum dan


BPR cenderung berfluktuasi setiap
bulannya. Pada tahun 2014 posisi simpanan
masyarakat mencapai total 5,89 triliun
rupiah, angka ini lebih tinggi dari tahun sebe-
lumnya yang hanya mencapai 5,05 triliun
rupiah. Simpanan tersebut terkumpul berupa
Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank giro sebesar 34 persn, simpanan berjangka
Tabel 14.1 Umum dan BPR Menurut Jenis
Penggunaan , 2014 (Juta Rupiah) 30 persen, dan sisanya dominan berupa
tabungan sebesar 36 persen.
Bulan Modal Kerja Investasi Konsumsi

Januari 831.465 363.478 1.070.614


Dalam hal posisi kredit/pinjaman yang
Pebruari 824.377 364.275 1.091.956
disalurkan Bank Umum dan BPR pada tahun
Maret 840.939 362.666 1.123.058
2014 di Kutai Kartanegara, sebagian besar
April 865.057 362.208 1.107.877
digunakan untuk investasi berkisar antara 15
Mei 866.993 438.414 1.078.991
Juni 943.742 437.882 1.087.768 – 19 persen dari total pinjaman setiap bu-
Juli 968.277 444.908 1.099.127 lannya. Sedangkan pinjaman yang diguna-
Agustus 1.001.530 440.323 1.102.062
kan untuk modal kerja berkisar antara 36 –
September 1.047.834 437.789 1.108.431
43 persen dari total pinjaman. Sisanya seki-
Oktober 1.114.353 433.841 1.117.671
tar 41 – 49 persen dari total pinjaman setiap
Nopember 1.123.100 400.040 1.121.821
Desember 1.111.499 399.750 1.148.880 bulannya pada tahun 2014 digunakan untuk
keperluan konsumsi.
Sumber: Bank Indonesia Kalimantan Timur

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Peluang investasi di Kutai Kartanegara masih san- Tabel 14.2 Persetujuan PMDN dan PMA
gat terbuka, khususnya potensi investasi pangan
(pertanian dalam arti luas) dan potensi investasi Uraian 2012 2013 2014

sektor energi (batubara dan migas). Hal ini ditun- Persetujuan PMDN
Jumlah Proyek
jukkan dengan meningkatnya minat para investor (unit)
3 11 9

untuk menanamkan modalnya di Kutai Kartane- Modal (Juta Rp) 6.166.823 7.097.275 6.493.558
gara. Tenaga Kerja
1.497 3.020 *)
(orang)

Perkembangan investasi di Kutai Kartanegara tiga Persetujuan PMA


Jumlah Proyek
tahun terakhir ini menunjukkan perubahan nilai 12 25 38
(unit)
yang signifikan, baik yang bersumber dari Modal (Juta Rp) 4.465.706 3.949.819 4.878.657
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Tenaga Kerja
8.469 25.038 19.342
(orang)
Penanaman Modal Asing (PMA). Pada tahun 2014
persetujuan PMDN tercatat Rp. 6,5 triliun, angka
Gambar 14.2 Persetujuan PMDN (Juta Rupiah)
ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya
persetujuan PMDN mencapai 7,1 triliun di tahun
2013. Sedangkan nilai persetujuan PMA tahun
2014 mencapai 4,9 triliun jauh lebih tinggi
dibanding tahun sebelumnya, yang tercatat
sebesar 3,9 triliun.

PMDN yang disetujui di Kutai Kartanegara pada


tahun 2014 sebanyak 9 proyek, menurun dari per-
setujuan yang diberikan pada tahun sebelumnya
Gambar 14.3 Persetujuan PMA (Juta Rupiah)
sejumlah 11 proyek. Modal tersebut ditanamkan
pada beberapa sektor seperti sektor pertamban-
gan batu bara, perkebunan kelapa sawit, industri
minyak makan nabati, tenaga listrik, dan jasa pe-
nunjang pertambangan umum. Sementara
penanaman modal asing disetujui semakin men-
galami kenaikan setiap tahunnya. PMA yang
disetujui di Kutai Kartanegara pada tahun 2014
sebanyak 38 proyek. Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Gambar 15.1 Laju Inflasi Menurut Bulan, 2014 Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinyu) berkaitan dengan
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain konsumsi masyarakat
yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar
yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidak-
lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, in-
flasi juga merupakan proses menurunnya nilai
mata uang secara kontinyu. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada beberapa
Laju Inflasi Menurut Kelompok cara untuk mengukur tingkat inflasi, salah satunya
Tabel 15.1 Pengeluaran adalah indeks harga konsumen (IHK).

Kelompok Berdasarkan pantauan harga konsumen yang


2012 2013 2014
Pengeluaran
dilakukan selama tahun 2014 di 3 kota di Kali-
UMUM 5,15 9,79 6,94 mantan Timur yaitu Kota Balikpapan, Kota Sama-
rinda dan Kota Tarakan, masing-masing men-
Bahan Makanan 6,19 8,37 9,23
galami inflasi sebesar 7,43 persen, 6,74 persen
Makanan Jadi,
Rokok & 7,37 6,77 5,74 dan 11,91 persen. Sehingga secara umum inflasi
Tembakau
Kalimantan Timur tahun 2014 sebesar 7,66 per-
Perumahan 4,48 8,75 5,38
sen.
Sandang 3,77 3,78 2,71

Kesehatan 6,28 9,23 8,26 Inflasi yang terjadi di Kutai Kartanegara ini lebih
Pendidikan, rendah jika dibandingkan dengan inflasi
Rekreasi & Olah 2,90 8,88 3,59
Raga gabungan Kalimantan Timur. Hasil pemantauan
Transportasi & harga yang dilakukan selama 12 bulan menunjuk-
1,33 24,67 12,18
komunikasi
kan bahwa inflasi yang terjadi di Kutai Kartane-
Sumber: BPS Kutai Kartanegara
gara sebesar 6,94 persen.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Nilai Tukar Petani (NTP), yang diperoleh dari Tabel 15.2 Nilai Tukar Petani, 2014
perbandingan indeks harga yang diterima petani
terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam
persen), merupakan salah satu indikator untuk melihat
tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari
produk pertanian dengan barang dan jasa yang
dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin
tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat
kemampuan/daya beli petani.

Bila kita melihat data rata-rata NTP menurut sub sek-


tor, maka dapat dijelaskan bahwa sepanjang tahun
2014, seluruh sub sektor pertanian di Kutai Kartane-
gara nilainya telah di atas 100 yaitu berkisar antara
Rata-rata Nilai Tukar Petani
107,83 dan 111,42 dengan rata-rata sebesar 110,40. Kabupaten Kutai Kartanegara
Gambar 15.2
Hal ini berarti, bahwa petani di Kutai Kartanegara Menurut Subsektor, Tahun 2008-
2014
sudah memiliki daya beli yang lebih baik untuk me-
menuhi kebutuhan barang dan jasanya.

Jika dilihat menurut subsektor, NTP subsektor tana-


man hortikultura selalu berada diatas NTP subsektor
lainnya. Kemudian diikuti oleh subsektor peternakan
dimana nilai NTP selalu berada diatas 100. NTP sub-
sektor hortikultura tahun 2008-2012 terjadi peningka-
tan setiap tahunnya. Namun pada tahun 2013-2014
terjadi penurunan. NTP Subsektor peternakan
memiliki pola yang sama dengan NTP subsektor horti-
kultura dimana tahun 2008-2012 terjadi peningkatan
dan kemudian tahun 2013 mengalami penurunan.
NTP subsektor tanaman pangan dan perkebunan
rakyat memiliki pola berfluktuasi dimana pada tahun
2008-2010 terjadi penurunan NTP, tahun 2011-2012
terjadi peningkatan NTP, dan tahun 2013-2014 terjadi
Sumber: BPS Kutai Kartanegara
penurunan NTP kembali.

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Produk Domestik Regional Bruto (Trilyun Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara
Gambar 16.1 Rupiah)
sampai saat ini masih sangat bergantung pada
sektor pertambangan yang mayoritas diekspor
ke pasar global. Sehingga perekonomian
Kabupaten Kutai Kartanegara secara umum
dipengaruhi oleh perekonomian global. Sejalan
dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi global,
perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 selalu
tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Na-
mun sejak tahun 2013 hingga 2014 laju pertum-
buhan ekonomi Kutai Kartanegara mengalami
penurunan.

Secara umum, perekonomian Kutai Kartanegara


Tabel 16.1 PDRB Kutai Kartanegara, 2014
yang diukur berdasarkan besaran Produk Domes-

Uraian 2010 2011 2012 2013 *) 2014 *)


tik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga ber-
laku pada tahun 2014 mengalami kontraksi. Nilai
Dengan Migas
PDRB Kutai Kartanegara tahun 2014 mencapai
PDRB ADHB
121,35 149,65 167,31 161,3 149,29 Rp 149,29 trilyun, dengan laju pertumbuhan eko-
(Trilyun Rupiah)
nomi yang mengalami penurunan sebesar –1,35
PDRB ADHK persen. Nilai PDRB tersebut lebih rendah diband-
2010 (Trilyun 121,35 123,19 129,96 130,04 128,28
Rupiah) ingkan tahun 2013 yang mencapai Rp

Laju Pertumbu- 161,30 trilyun.


- 1,52 5,49 0,06 -1,35
han (%)

Sedangkan jika minyak bumi dan gas alam


Tanpa Migas
(migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB,
PDRB ADHB
(Trilyun Rupiah)
53,67 76,2 90,35 89,43 85,14 maka nilai PDRB Kutai Kartanegara juga men-
galami penurunan di tahun 2014. Tahun 2013,
PDRB ADHK
2010 (Trilyun 53,67 63,35 76,35 80,03 82,84 PDRB tanpa migas mengalami penurunan men-
Rupiah)
capai Rp 89,43 trilyun dan menurun kembali men-
Laju Pertumbu-
- 18,03 20,52 4,83 3,50
han (%) jadi Rp 85,14 trilyun di tahun 2014.
Sumber: BPS Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Distribusi PDRB menurut Lapangan
Ada lima sektor dominan yang berpengaruh Gambar 16.2 Usaha, 2014
terhadap PDRB dengan migas yaitu sektor
Pertambangan (berperan 75,31% terhadap
perekonomi Kutai Kartanegara), sektor Per-
tanian (8,83%), sektor Kontruksi (6,09%),
sektor Industri Pengolahan (2,69%) dan
sektor Perdagangan (2,55%). Sedangkan
sektor-sektor yang lain secara keseluruhan
berperan sebesar 4,53 persen terhadap
perekonomian Kutai Kartanegara.

Untuk PDRB tanpa migas, didominasi oleh


4 sektor yaitu sektor pertambangan
(56,71%), sektor Pertanian (15,49%), sektor Gambar 16.3 PDRB Per Kapita (Juta Rupiah)

Kontruksi (10,68%), dan sektor


perdagangan (4,47%). Sedangkan sektor
yang lain memberikan kontribusi di bawah
13 persen.

PDRB perkapita (dengan migas) di Kutai


Kartanegara tahun 2014 sebesar 183,15
juta rupiah per tahun. Ini berarti mengalami
kontraksi sebesar 3,79 persen jika diband-
ingkan tahun sebelumnya (2012) yaitu
190,36 juta rupiah per tahun. Sedangkan
PDRB per kapita tanpa migas mengalami
kenaikan sebesar 0,95 persen, dari 117,16
juta rupiah (tahun 2013) menjadi 118,26
juta rupiah (tahun 2014). Sumber: BPS Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Scatter plot Pertumbuhan Ekonomi dan
Gambar 17.1 PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota se Perbandingan kondisi Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kalimantan Timur, 2014 dan PDRB per kapita suatu kabupaten/kota
terhadap Kalimantan Timur pada suatu tahun,
dapat digunakan untuk melihat tingkat kinerja
pembangunan dan kemakmuran masyarakat di
masing-masing daerah dibandingkan daerah
lainnya pada tahun tersebut. Posisi Kuadran 1
merupakan posisi yang ideal dimana kinerja
perekonomian dan kemakmuran masyarakat di
wilayah yang bersangkutan relatif lebih baik
dibandingkan wilayah lainnya. Pada tahun 2014
hanya Kabupaten Kutai Timur (PDRB per kapitanya
sebesar 316,07 juta rupiah dan ekonominya
tumbuh 3,55 persen) yang berada pada kondisi ini.

Kabupaten Kutai Kartanegara (PDRB per kapitanya


sebesar 213,14 juta rupiah dan ekonominya
Pertumbuhan Ekonomi & PDRB per tumbuh sebesar minus 1,35 persen dan Kota
Tabel 17.1 Kapita, 2014
Bontang pada tahun 2014 masuk dalam kriteria
Pertumbuhan PDRB/Kapita Kuadran 2, yaitu wilayah yang memiliki tingkat
Wilayah
(%) (Juta Rupiah)
kemakmuran masyarakat di atas rata-rata
KALIMANTAN TIMUR 1,85 156,04 Kalimantan Timur namun kinerja perekonomiannya
Paser 4,49 154,94 agak rendah.
Kutai Barat 1,24 146,36

Kutai Kartanegara -1,35 213,14 Kabupaten Kutai Barat pada tahun ini berada pada
Kutai Timur 3,55 316,07 kuadran 3, dimana kinerja perekonomiannya serta
Berau 7,92 144,17 PDRB per Kapita wilayah ini berada di bawah rata-
Penajam Paser Utara 2,14 47,89 rata Kalimantan Timur. Sedangkan kabupaten/kota
Mahakam Ulu 4,50 68,89 lainnya pada tahun 2014 berada pada Kuadran 4,

Kota Balikpapan 4,67 118,35 yang menggambarkan kinerja perekonomian pada

Kota Samarinda 4,59 58,95


wilayah tersebut sudah relatif tinggi namun tingkat
kemakmuran masyarakatnya masih di bawah rata-
Kota Bontang -3,41 368,24
rata Kalimantan Timur.
Sumber: BPS Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015


Salah satu cara untuk menilai kinerja perekonomian Scatter Plot Pertumbuhan Ekonomi dan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
di suatu wilayah adalah dengan melihat seberapa Gambar 17.2 Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur,
2013
efektif penggunaan sumber daya yang ada
sehingga penyediaan lapangan pekerjaan juga
menjadi concern dari pembuat kebijakan. Angkatan
kerja merupakan jumlah total dari pekerja dan
pengangguran, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) merupakan perbandingan jumlah angkatan
kerja dengan total penduduk usia kerja. Sedangkan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan
persentase angkatan kerja yang sedang mencari
kerja/mempersiapkan usaha.

Berdasarkan scatterplot TPT dan Pertumbuhan


Ekonomi kabupaten/kota di Kalimantan Timur tahun
2014 mengindikasikan hubungan positif antara
pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran,
sehingga semakin tinggi pertumbuhan ekonomi
juga berdampak akan berkurangnya
pengangguran.
Tabel 17.2 Angkatan Kerja, TPAK, dan TPT, 2014

Dengan angka TPT Kalimantan Timur sebesar 7,54


Angkatan
persen pada tahun 2014 dan pertumbuhan Kabupaten/Kota TPAK (%) TPT (%)
Kerja (Jiwa)
ekonominya sebesar 1,85 persen, maka kondisi Kalimantan Timur 1.537.938 63,48 7,54

pengangguran dan ekonomi Kutai Kartanegara Paser 117.188 64,11 6,69

pada tahun 2014 masuk dalam kategori kuadran 2 Kutai Barat 89.527 73,57 6,84

yaitu daerah yang memiliki pengangguran di atas Kutai Kartanegara 318.499 63,55 7,65
Kutai Timur 134.604 61,94 5,65
rata-rata Kalimantan Timur namun pertumbuhan
Berau 92.105 64,71 10,05
ekonominya yang berada di bawah rata-rata.
Penajam Paser Utara 65.846 61,09 7,52

Kabupaten/Kota yang pertumbuhannya tinggi dan Balikpapan 295.186 66,12 7,56


Samarinda 349.362 59,17 7,56
angka TPT kecil (berada pada kuadran 4) yakni
Bontang 75.621 67,20 9,38
Kutai Timur dan Paser.
Sumber: BPS Kutai Kartanegara

Statistik Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 2015

Anda mungkin juga menyukai