Anda di halaman 1dari 11

PERAN ORGANIZATIONAL LEARNING DAN INTELLECTUAL CAPITAL DALAM

MENIGKATKAN INNOVATION CAPABILITY


(Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara)

Oleh: Mawardi dan Sugeng Raharjo


Penulis adalah staf pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Kutai Kartanegara

Abstract:
This study examines aspects that contribute to the innovation capability of the Regional Water Supply
Company Tirta Mahakam where the antecedent variable is human intellectual property originating
from intellectual capital or intelligence capital with intervening organizational learning variables.
The object of research in this study was the Regional Water Supply Company Tirta Mahakam
Tenggarong. The analytical tool used is the method of structural equation modeling. The findings
show that there is a significant influence of organizational learning on innovations capability. While
the second finding shows that intellectual capital is not capable of influencing innovations capability.

Keywords : Innovation capability, intellectual capital dan organizational learning

PENDAHULUAN Daerah Air Minu Tirta Mahakam belum mampu


Kehidupan manusia senantiasa mem- menjangkau keseluruhan populasi penduduk
butuhkan peranan air bersih berkualitas yang masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara. Data
senantia digunakan oleh masyarakat. Organisasi yang dirilis oleh Perusahaan Daerah Air Minum
penyedia layanan distribusi air bersih telah diatur Tirta Mahakam hanya mampu melayani 62,5%
secara nasional yang menjadi kewenangan dan dari total jumlah penduduk dan masih terdapat
tanggung jawab dari pemerintah pada tiap level 37.5% penduduk yang belum mendapatkan
sebaimana diamanatkan melalui Undang-Undang pasokan air minum.
No 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dan Daya inovasi yang dilakukan oleh
diturunkan melalui peraturan pemerintah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mahakam
Republik Indonesia No 122 Tahun 2015 tentang menggambarkan bahwa tingkat perubahan
Penyediaan Air Minum. Tanggung jawab menuju peningkatan layanan kepada konsumen-
pemerintah untuk menyediakan air minum telah nya adalah syarat keharusan yang wajib
di ejawantahkan oleh Pemerintah Daerah dilakukan. Hadirnya kemampuan inovasi yang
Kabupaten Kutai Kartanegara melalui dibentuk- tealah dicapai oleh perusahan Daerah Air Minum
nya Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Tirta Mahakam harus terus ditingkatkan guna
Mahakam yang sampai saat ini telah memenuhi pasokan air minum yang menjangkau
mendistribusikan air minum kepada 401.182 jiwa seluruh populasi masyarakat Kabupaten Kutai
dan tersebar di 18 kecamatan. Kartanegara. Upaya tersebut tidak terlepas dari
Kondisi faktual PDAM Tirta Mahakam adanya kemampuan perusahaan yang memiliki
memiliki kebijakan untuk terus berinovasi dalam kemampuan intellectual capital. Bontis (2004);
meningkatkan kapasitas layanan kepada Yu-Shan Chen (2007) dalam Taie, E. S (2014)
pelanggan. Berbagai bentuk inovasi yang memberikan argumen bahwa intellectual capital
dilakukan dalam peningkatan kualitas layanan pendorong utama dari inovasi dan keunggulan
adalah melalui penerapan pembayaran system bersaing dalam ekonomi yang berbasis
online serta melibatkan beberapa perusahaan pengetahuan. Literatur menunjukkan bahwa
mitra untuk melakukan pembayaran. Pada sisi organizational learning biasanya terkait dengan
produksi, PDAM Tirta Mahakam melakukan inovasi (Dodgson, 1993 dalam Gomes G. dan
inovasi dengan memanfaatkan teknologi Wojahn R. M. 2017.
terbarukan yang difungsikan guna meningkatkan
kualitas air sebelum didistribusikan kepada Innovations capability
masyarakat. Selanjutnya pemanfaatan teknologi Innovation capability merupakan kemam-
terbarukan memberikan impact terhadap puan yang dapat dilakukan dan bersumber secara
kapasitas jumlah air yang produksi. Namun individual yang kemudian diterapkan secara
produksi yang telah dihasilkan oleh Perusahaan komunal. Namun juga tidak menafikkan bahwa

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 84
innovations capability merupakan sebuah upaya mampu meningkatkan nilai keuntungan
yang dikerjakan secara kolektif oleh semua organisasi.
personal yang tergabung dan terikat oleh Keterlibatan innovation capability mutlak
organisasi. dibutuhkan dari setiap organisasi yang bersen-
Innovation capability menuntut adanya tuhan baik langsung maupun tidak langsung
kemampuan mental manusia yang bertumpu pada kepada arus kompetisi. Kompetisi akan
daya kreasi untuk menghasilkan gagasan- memberikan tamparan kepada organisasi yang
gagasan yang mencoba mengaitkan beberapa tidak mampu memanfaatkan kekayaan sejak dini.
sumber daya organisasi kepada menghasilkan Porter dan Ketles, 2003 dalam Munshi N, et al..
produk baru guna memenuhi kebutuhan maupun (2005) secara tegas menyatakan bahwa
keinginan konsumen. Lebih lanjut ditegaskan innovation memiliki status yang tinggi dan harus
bahwa gagasan-gagasan tersebut haruslah dilakukan penekanan saat ini sebagai sarana
memilki konektifitas antar segmen, kebutuhan perusahaan agar dapat mengamankan
dan keinginan yang menjadi tujuan kegiatan keunggulan kompetitif atas competitor mereka
innovasi. Selanjutnya guna membatasi konsep dalam lingkungan global yang kompetitif. Selain
innovation capability dibawah ini disajikan keterlibatan Innovation capability atas arus
beberapa definisi : Inovasi dipahami sebagai kompetisi, innovation capability pun melibatkan
sarana mengubah sebuah organisasi, baik sebagai diri atas kekayaan tangible maupun intangible.
respon terhadap perubahan lingkungan eksternal Kekayaan perusahaan yang bersifat intangible
atau sebagai antisipasi untuk mempengaruhi lebih menitikberaktan kepada kemampuan
lingkungan (Damanpour F. 1996. dalam mental karyawan sebagai infrastruktur bagi
Rahmani Z. et al. 2011). Definisi tersebut kekayaan yang bersifat intangible. Kemudian
memandang innovation sebagai sebuat tool yang kekayaan tangible memberikan support melalui
digunakan untuk mereformasi tatanan organisasi implementasi yang sebelumnya telah didesain
dengan kemampuan adaptif terhadap perubahan- oleh kekayaan intangible. Konektifitas ini
perubahan yang mengharuskan perusahaan mendukung, terkait dan terintegrasi kepada
melakukan antisipasi beberapa kemungkinan organisasi yang sadar akan derasnya arus
ancaman eksternal. kompetisi yang dihadapi oleh organisasi.
Selain dapat ditinjau dari perspektif tool Selanjutnya untuk mengukur dan
atau alat, innovation capability dapat pula mengiden-tifikasi innovation capability sebagai
ditinjau dari aspek strategi perusahaan, hal ini satu kesatuan konstruk dari bagian model, maka
sebagaimana disampaikan oleh Burgelman et. peneliti menggunakan pendapat Zawislak P.A et
Al., (2004) dalam Baark E et al. (2011) yang al (2014) yang telah memberikan perhatian untuk
menyatakan bahwa Innovations capability telah mengembangan model innovation capability.
didefinisikan sebagai seperangkat karakteristik Zawislsak telah menyusun dan menguji
perusahaan dengan fasilitas yang mendukung innovation capability melalui empat dimensi,
strateginya. yaitu :
Definisi selanjutnya bersumber dari 1. Development Capability
Zawislak P.A et al (2014), bahwa innovation Development capability melibatkan
capability dipahami sebagai kemampuan kemampuan imajinasi dan membangun
perusahaan untuk mengubah teknologi, operasi- solusi nilai baru yang akan ditransaksikan di
onal, manajerial dan transaksional untuk pasar. Nilai baru dari solusi ini dapat
menghasilkan ekonomi yang positif. Ekonomi diterjemahkan ke dalam teknologi baru atau
yang positif diatas dapat dipahami sebagai produk baru. Developmen capability
peningkatan keuntungan yang akan dihasilkan bertanggung jawab untuk memimpin proses
oleh perusahaan atas upaya mendayagunakan pengembangan teknologi didefinisikan di
kekuatan teknologi, operasional, manajerial, dan sini sebagai proses yang luas dari aplikasi
transaksional. sadar akan pengetahuan untuk memecahkan
Setelah meninjau ketiga definisi diatas masalah konkret pada pasar tertentu.
dapatlah ditarik sebuah proposisi innovation 2. Operations Capability
capability yang merupakan kemampuan orga- Imaginasi dan mengembangkan produk baru
nisasi untuk mentransformasi sumberdaya yang adalah kegiatan utama bagi perusahaan
ada sebagai sarana pendukung strategi organisasi untuk bertahan di pasar. Namun, setiap
dalam menghadapi perubagan lingkugan hingga perusahaan harus mampu mengubah hasil
teknologi dalam seperangkat operasi guna

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 85
menghasilkan skala komersial. Hal ini proses dimana organisasi mengubah atau
dicapai melalui Kemampuan operasi. memodifikasi model mental, peraturan, proses
Operations capability adalah kemampuan atau pengetahuan mereka, untuk
perusahaan untuk menghasilkan produk mempertahankan atau memperbaiki kinerjanya.
dengan kualitas, keandalan dan biaya yang Selain dari definisi diatas, ada pula yang
kompetitif. mendefinisikan organizational learning dilihat
1. Management Capability dari sudut aliran infomasi. sebagaimana Raja
Selain development capability dan operations (2001) dalam Oyateru D. (2011) mendefinisikan
capability setiap perusahaan membutuhkan organizational learning sebagai sebuah
keterampilan yang memungkinkan untuk organisasi yang berfokus pada pengembangan
mengintegrasikan semua kemampuan yang dan menggunakan informasi dan pengetahuan
bersumber dari internal dengan secara kemampuan untuk menciptakan informasi
keseluruhan. bernilai lebih dan pengetahuan mengubah prilaku
2. Transaction Capability dan meningkatkan hasil keuntungan bersih.
Setiap perusahaan perlu untuk melakukan Ketiga definisi organizational learning diatas
transaksi terhadap produk-produknya dipasar nampaknya cukup utuk dijadikan dasar atas
dalam rangka untuk sekedar bertahan hidup. penarikan proposisi dari learning organisasi
Seberapa baik perusahaan mampu berada sebagai kontiniuitas sumberdaya manusia dalam
pada ketiga kemampuan sebelumnya. organisasi yang berorientasi untuk terus
menciptakan, memperluas dan mentransformasi
Organizational learning informasi hingga meningkatkan pengetahuan
Organizational learning dewasa ini yang bernilai.
mendapat peran sentral di tengah-tengah Perusahaan yang tidak menciptakan dan
kebutuhan perusahaan akan keunggal bersaing. mendesain pola dan insturmen pendukung
Banyak dari perusahaan yang mencoba menata organizational learning menyebabkan perushaan
ulang pola komunikasi, distribusi wewenang, tidak optimal dalam mengembangkan potensi
investasi di bidang sumberdaya melalui sumberdaya manusia, dampaknya adalah
pendidikan dan meningkatkan infrastruktur organisasi hanya akan berjalan statis dan
pendukung lainnya yang hanya bermotifkan perkembangan organsiasi berjalan lamban. Senge
pengembangan organisasi kedepan. Tingkat P.M. (2004 : 338) usaha mereka untuk
kebutuhan yang mendesak para pengusaha dalam membangun dan mencitakan organisasi belajar
menciptkan organisasi sebagai tempat atau organization learning, bukan soal kebetulan
pembelajaran adalah nilai tambah yang akan tetapi akan ada inovasi dimasa depan.
dihasilkan dari pengaplikasian organizational Melihat begitu pentingnya posisi
learning. Salah satu nilai tambah adalah organisasi sebagai tempat bekerja sekaligus
kemampuan untuk meningkatkan daya inovasi, tempat pembelajaran maka organizational
serta menghasilkan kekuatan keunggulan learning harus di rekayasa sejak awal untuk
bersaing competitive advantage. Organisi merangsang terjadinya innovasi. Pendapat ini
pembelajaran atau organizational learning didukung Zatman, Duncan, dan holbek (1973)
dimaknai melalui orang-orang didalam dalam Alegre. J dan Chiva (2013) yang megata-
organisasi terus menerus memperluas kapasitas kan bahwa organizations learning dapat dikaitkan
mereka untuk menciptakan hasil yang mereka dengan hasil sebuah innovation, selain arah
benar-benar inginkan, dimana pola-pola baru dan hubungan dikatakan pula bahwa keterbukaan
keluasan berfikir dipelihara, dimana aspirasi terhadap inovasi sebagai bagian penting dari
kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus tahap pertama dari proses innovation, yaitu
menerus belajar bagaimana belajar bersama apakah anggota organisasi bersedia untuk belajar
(Senge P.M. 2004 : 8). Disisi lain Levitt dan dan mengubah atau tahan terhadap inovasi.
March (1988) melalui Frincis D.E. 2014 Pendapat ini berkorelasi terhadap pedapat
mendefinisikan organization learning sebagai Dharmadasa P. (2009) yang menyatakan bahwa
rutinitas yang bergantung secara historis dan akademisi dan praktisi menekankan bahwa
berorientasi pada target, menggunakan metafora perusahaan mempromosikan pembelajaran me-
alami antara kemampuan belajar individu dan miliki kemampuan untuk menciptakan budaya
organisasi.. inovatif yang memungkinkan mereka untuk
Joaquín Alegre dan Ricardo Chiva (2008) mempertahankan posisi kompetitif dan tampil
didefinisikan organizational learning sebagai lebih baik.

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 86
Dimensi organizational learning pada capital yang mendorong terjadinya kemampuan
penelitian ini merujuk dari konstruk yang inovasi dan keunggulan bersaing.
dikembangkan oleh Chiva R. et.all. (2007) Justifikasi teoritis diatas nampaknya cukup
termanifes kedalam lima dimensi. digunakan untuk pengambilan kesimpulan de-
1. Experimentation ngan menyatakan bahawa modal kecerdasan
Sejauh mana gagasan dan saran baru dihadiri intelektual intellectual capital secara parsial
dan ditangani secara empati. maupun simultan memiliki hubungan langsung
2. Risk Taking baik terhadap innovation capability maupun
Toleransi terhadap ambiguitas, ketidak dengan keunggulan bersaing competitive
pastian dan kesalahan. advantage.
3. Interaction with the external environment Hubungan langsung atau direct effect
Tingkat hubungan dengan lingkungan intellectual capital terhadap innovation capa-
eksternal. bility telah menjadi key word dan kesimpulan
4. Dialogue dari yang kuat karna telah didukung oleh
Penyelidikan kolektif yang berkelanjutan berbagai pendapat. Penjelasan ini telah
terhadap proses, asumsi dan kepastian didasarkan atas justifikasi teoritis yang kuat dan
membentuk pengalaman sehari-hari. didukung melalui hasil riset yang dikembangkan.
5. Participative decision making Justifikasi tersebut diantaranya telah diungkap
Tingkat pengaruh karyawan dalam proses oleh Min Lu et al (2009) dalam Taie, E. S (2014)
pengambilan keputusan. yang telah mempelajari keampuan dan efisiensi
Intellectual capital di perusahaan di Taiwan
Intellectual capital mereka menyarankan bahwa intellectual capital
Perkembangan dunia usaha pada atmosfir harus dianggap sebagai elemen kunci untuk
yang merujuk persaingan bebas telah menggeser mencapai innovation yang lebih besar dan
peran fisik sebagai kekuatan utama dalam competitive advantage.
menghasilkan produk yang kini telah terdistorsi Pendapat lain yang sejalan terhadap
oleh peran non fisik yaitu kemampuan pendapat diatas adalah melalui pendapat
intellectual. Andriessen, (2004a); Edvinsson et al, (2004);.
Definisi intellectual capital Kong (2010) Kong, (2010b);. Lindgren et al, (2009)
dalam Taie, E. S (2014) sebagai nilai ekonomis Karchegani M. R et al. (2013) Modal intelektual
tidak berwujud. Stewart (1997) ; Bontis (1998) dapat menjadi penyebab keunggulan kompetitif
mendefinisikan intellectual capital sebagai untuk bisnis dan mendorong inovasi. Sebuah
material pengetahuan, informasi, hak kekayaan rekomendasi hasil riset Karchegani M. R et al.
intelektual, pengalaman yang dapat digunakan (2013) yang menyatakan bahwa manajer puncak
untuk menciptakan kekayaan perusahaan. perusahaan harus mempertahankan, melindungi,
Intangible asset memberikan peran yang mengembangkan dan mengelola intellectual
mampu mendominasi pola kerja jika capital untuk meningkatkan inovasi organisasi
dibandingkan dengan pola kerja yang mengan- sebagai pencipta keunggulan kompetitif bagi
dalkan kekuatan fisik. Perusahaan membutuhkan perusahaan. Kemudian Mathura Ma Tha (2012)
karyawan yang memiliki kecerdasan intellectual dalam Telbani N.E (2013) telah mempelajari
sebagai roda yang menggerakkan organisasi dampak dari modal intelektual pada inovasi
sehingga menghasilkan produk-produk inovatif. dalam konteks industi Thailand. Data
Kekuatan intellectual mempercepat arus daur dikumpulkan dari 62 organisasi di seluruh in-
hidup produk, sehingga menghasilkan perputaran dustry Thailand. Hasil penelitian menunjukkan
produk yang cepat, hal ini akan berbeda dengan bahwa komponen modal intelektual (manusia,
perusahaan yang rendah akan kemampuan struktural dan relasional modal) memiliki
intellectualnya. Sementara melalui pendapat lain dampak positif terhadap kemampuan inovasi dan
yang diungkapkan Bontis 2004; Yu-Shan Chen kemampuan inovasi berpengaruh positif terhadap
2007 ; dalam Taie, E. S 2014 memberikan keunggulan kompetitif.
argumen bahwa intellectual capital pendorong Hasil akumulasi justifikasi teoritis diatas
utama dari innovations dan competitive memberikan kesimpulan bahwa intellectual
advantage dalam ekonomi yang berbasis capital dapat mempengaruhi innovation
pengetahuan. Penjelasan tersebut menunjukan capability.
arah pengaruh yang dihasilkan oleh intellectual Selanjutnya untuk mengukur aset tak
berwujud intangible asset yang termanifes dari

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 87
intellectual capital, pada penelitian ini prosedur yang digunakan untuk melacak
menggunakan tiga dimesi yang bersumber dari tindakannya.
Bontis N. (1998) : 3. Customer Capital
1. Human Capital Pengetahuan tentang saluran pemasaran dan
menggabarkan sejauh mana pengetahuan hubungan pelanggan adalah tema utama dari
tersirat sebagai modal manusia dari suatu modal pelanggan costumer capital. Manajer
organisasi, hal ini berguna untuk memahami sering tidak menyadari bahwa mereka dapat
organisasi sebagai proses produktif yang memanfaatkan kekayaan pengetahuan dari
menerima input nyata dan informasi dari klien mereka sendiri.
lingkungan. Dan tiap anggota organisasi
memiliki pengetahuan yang tersirat secara Kerangka Pikir Penelitian
individu. Teori yang terakumulasi selanjutnya
2. Structur Capital divisualisasikan kedalam bentuk gambar yang
Mekanisme dan struktur organisasi yang menunjukan hubungan kausalitas antar variabel.
dapat membantu karyawan dalam pencarian Visualisasi yang dilakukan juga menggambarkan
kinerja intelektual secara optimal dan kinerja justifikasi teoritis oleh berbagai para ahli maupun
bisnis secara keseluruhan. Seorang individu praktisi peneliti yang telah melakukan penelitian
dapat memiliki tingkat intellektualitas yang terhadap masalah yang sama.
tinggi, jika organisasi memiliki system dan

Gambar 1. Kerangka Pikir


Development
Customer Capability
Capital
Operations
Capability
Human Intellectual Organizational Innovation
Capital capital learning Capability
Management
Capability

Structural
Capital Transaction
Capability

Dialogue Experimentation Participative Interaction with the Risk Taking


Decision Making external environment

BAHAN DAN METODE berhubungan dengan variable latennya. Blok


Metode Anlisis Data dengan indikator reflektif dapat ditulis
Sumber data yang diakumulasikan oleh persamaannya sebagai berikut :
peneliti dari hasil observasi pada objek
penelitian, selanjutnya dianalisa dan diinter- x = ۸x ξ + ᵋx
pretasikan secara objektif berdasarkan hasil y = ۸y ղ + ᵋy
temuan yang ada. Sumber data yang paling
utama untuk di analisa berasal dari kuesoner Ghozali, (2011 ; 23).
yang telah di ekstak dan dioperasionalkan dari Persamaan diatas memberikan gambaran
teori yang relevan terhadap masalah yang bahwa x merupakan indikator untuk bariabel
diajukan. Selanjutnya data yang terakumulasi exogen dan y merupakan indikator variable
dianalisa dengan pendekatan structural equation endogen. Sementara ۸y dan ۸y merupaka matrix
modelling melelui software SmartPLS. loading dari koefisien regresi antar indikator
Pengukuran Model (Outer Model) terhadap variabel latennya. ᵋx dan ᵋy merupakan
Outer model sering juga disebut (outer kesalahan pengukuran dari masing-masing
relation atau measurement model) koefisien regresi.
mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 88
Model Struktural (Inner Model) ղj = ∑i βji ղj + ∑i γjb ξb + ζj
Inner model ayng kadang disebut juga
dengan (inner relation, structural model dan Ghozali, (2011 ; 23).
substantive theory) menggambarkan hubungan
antara bariabel laten berdasarkan pada Dimana βji dan γjb adalah koefisien jalur yang
substantive theory. Model persamaannya dapat menghubungkan predictor endogen dan variabel
ditulis sebagai berikut : laten exogen ξ dan ղ sepanjang range indeks I
dan b, dan ζj adalah inner residual variabel.
ղ = β0 + βղ + Γξ + ζ
Model analisis persamaan Struktural
Ghozali, (2011 ; 23). Model analisi struktural dalam penelitian
ini dibangun melalui variabel reflektif dan
Dimana ղ menggambarkan vector endogen, relation antara variabel exsogen dengan variabel
sementara ξ adalah vector variabel laten exogen, endogen. Secara visual model analisis structural
dan ζ adalah vector variabel residual penelitian ini digambarkan sebagaimana model
(unexplainded variance). Lebih lanjut variabel berikut :
laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut :

Gambar 2. Model Analisis Persamaan Struktural

Ol1 Ol2 Ol3 Ol4 Ol5


Ic1
Ic1
Ic2
Ic2 IC OL IC
Ic3
Ic3
Ic3

HASIL DAN PEMBAHASAN bungan dengan variable latennya, atau dapat


Evaluasi model pengukuran (outer model) dikatan bahwa dalam outer model penelitia akan
Outer model sering juga disebut (outer menilai sejauhmana indikator mampu menjelas-
relation atau measurement model) mendefini- kan variabelnya.
sikan bagaimana setiap blok indikator berhu-

Gambar 3. Outer Model

Sumber : Data Primer diolah (2018)

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 89
Convergent validity direkomendasikan, namun demikian loading
Dalam pengujian ini outer model dinilai faktor 0.50 – 0.60 masih dapat di tolerir
dengan cara melihat convergent validity (besar- sepanjang model masih dalam tahap pengem-
nya loading factor untuk masing-masing bangan (Ghozali,(2011)
konstruk). Loading diatas 0.70 sangat
; 115).

Tabel 1. Outer Loading

variabel Indikator Innovation Intellectual Organizational


Capability capital learning
Innovation IC1 0.889
Capability IC2 0.795
IC3 0.793
IC4 0.619
Intellectual ICL1 0.883
capital ICL2 0.881
ICL3 0.755
Organizational OL1 0.755
learning OL2 0.756
OL3 0.828
OL4 0.741
OL5 0.704
Sumber : Data Primer diolah (2018)

Estimasi pada outer loading menunjukan Composit reliability


bahwa loading factor berada diatas 0.7 dan Selanjutnya Ghozali, (2011 ; 115) untuk
hanya satu indikator IC4 yang memiliki nilai menilai reliability construct penelitian ini
0.6 dan nilai tersebut masih berada pada dapat digunakan nilai composite reliability
interval nilai yang dapat ditolerir. dengan nilai yang disyaratkan di atas 0.70.
berdasarkan hasil Analisa di ketahui bahwa :

Tabel 2. Cronbach Alpha

Variabel Composite Reliability


Intellectual capital 0.879
Organizational learning 0.871
Innovation capability 0.860
Sumber : Data Primer diolah (2018)

Hasil pengujian composite reliability Discriminant Validity


menunjukan bahwa ketiga variabel penelitian Untuk menguji discriminant validity pada
menunjukan tingkat reliabilitas yang berada penelitian ini menggunakan nilai average variant
diatas yang telah disyaratkan. extracted (AVE) yang menyaratkan nilai AVE
harus berada diatas dari 0.50. selanjutnya hasil
output PLS atas nilai AVE dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 90
Tabel 3. Average Variant Extracted (AVE)
Variabel AVE
Innovation Capability 0.708
Intellectual capital 0.609
Organizational learning 0.575
Sumber : Data Primer diolah (2018)

Hasil rangkuman data dalam tabel 4.2. substantive theory) menggambarkan hubungan
bahwa nilai AVE untuk semua variabel berada antara bariabel laten berdasarkan pada
pada batas minimum yang telah ditetapkan, yaitu substantive theory. Dibawah ini merupakan hasil
di atas 0.5. hasil Analisa ini menunjukan bahwa estimasi dari model penelitian yang
setiap varibel memiliki discriminant validity dikembangkan dari konstruksi teoritis yang
yang baik. sebelumnya telah dibangun dan menggambarkan
relasional antar variabel penelitian.
Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Inner model ayng kadang disebut juga
dengan (inner relation, structural model dan

Gambar 4. Inner Model

Sumber : Data Primer diolah (2018)

Selanjutnya pengujian dalam inner model pengaruh yang dihasilkan oleh masing-masing
akan dilakukan melalui uji path coefficient, uji variabel eksogen. Pengaruh yang dihasilkan oleh
goodness of fit dan uji hipotesis. variabel intellectual capital terhadap organi-
zational learning sebesar 0.483. Selanjutnya nilai
Uji path coefficient pengaruh yang dihasilkan oleh organizational
Uji path coefficient dilakukan untuk learning memiliki kontribusi positif terhadap
menguji kekuatan pengaruh efek yang dihasilkan innovations capability dengan nilai koefisien
yang melalui variabel eksogen terhadap variabel sebesar 3.532.
endogen. Uji ini selanjutnya merefleksikan
pengaruh intellectual capital terhadap knowledge
Uji kebaikan model (Goodness of fit)
sharing dan antara knowledge saharing terhadap
Hasil penilaian berdasarkan estimasi dengan
innovation capability.
program smartPLS diperoleh nilai R square
Hasil Analisa data melalui structural
sebagai berikut :
equation modelling sebagaimana digambarkan
dalam gambar diatas menunjukan kekuatan

Tabel 4. R Square
Variabel Nilai R-Square
Innovation capability 0.110
Organizational learning 0.010
Sumber : Data Primer diolah (2018)

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 91
Tabel diatas menunjukan variabilitas yang dapat uji ini hipotesis dapat dikatakan diterima jika
membentuk innovation capability sebesar 1,1% nilai P-Value < dari 0.05. berikut ini disajikan
dan untuk variabel organizational learning tabel yang mengakumulasikan nilai t-statistik dan
sebesar 0.1%. t-tabel

Uji hipotesis
Pada uji ini hipotesis akan dilakukan dengan
meninjau nilai t-statistik dan nilai P-Value. Pada

Tabel 5. t-statistic dan p-value


Eksogen Enogen T statistic p-values Keputusan
Intellectual Organizational 0.478 0.633 Non signifikan
capital (X1) learning (Y1)
Organizational Innovation 3.241 0.001 Signifikan
learning (Y1) capability (Y2)
Sumber : Data Primer diolah (2018)

Hasil pengujian menerangkan atas dengan baik hingga unit perusahaan. Dari hasil
pengaruh yang dihasilkan oleh intellectual pembahasan ini dapat memberikan gambaran
capital terhadap organizational learning bahwa bahwa perlu upaya bagi Perusahaan Daerah Air
dari hasil estimasi tidak mampu menunjukan Minum Tirta Mahakam Tenggarong untuk
pengaruhnya. Hal ini merujuk atas nilai p-values melakukan transformasi transfer pengetahuan
dari hipotesis variabel intellectual capital antar karyawan, pola kerja yang mendukung
terhadap organizational learning yang memiliki penyebaran informasi cepat akses, dan pengar-
nilai p-values lebih besar dari 0.05. sipan pengalaman sehingga ketika organisasi
Hasil kedua mengukur pengaruh membutuhkan akan dengan cepat dan mudah
organizational learning terhadap innovation dalam mendayagunakan komponen intellectual
capability yang mendapatkan nilai t satatistic capital yang dimiliki perusahaan.
sebesar 3.241 dengan nilai p-values sebesar
0.001. kesimpulan dari pengujian hipotesis kedua Pengaruh organizational learning terhadap
ini adalah bahwa organizational learning innovation capability
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational learning sebagai variabel
innovation capability. eksogen memberikan efek positif dalam
mempengaruhi innovation capability perusahaan
PDAM Tirta makam Tenggarong. Hal ini
PEMBAHASAN sebagaimana pendekatan yang digunakan telah
Pengaruh intellectual capital terhadap menunjukan nilai t satatistic sebesar 3.241
organizational learning dengan p-values sebesar 0.001. kesimpulan dari
Hasil Analisa menunjukan bahwa pengujian hipotesis kedua ini adalah bahwa
kemampuan intellectual capital tidak mampu organizational learning memiliki pengaruh yang
memberikan kontribusi terhadap keberadaan signifikan terhadap innovation capability.
organizational learning, sebagaimana telah Semakin baik perusahaan daerah air minum
merujuk hasil Analisa data paenelitian variabel memberikan akses kepada karyawa untuk
intellectual capital terhadap organizational menjadikan organisasi sebagai temapat pembe-
learning yang memiliki nilai p-values lebih besar lajaran maka akan semakin baik pula kemampuan
dari 0.05. perusahaan dalam kegiatan inovasi.
Kekuatan intellectual capital perusahaan Organizational learning penting bagi
memiliki wijud yang abstrak yang terakumulasi PDAM Tirta Mahakam Tenggarong untuk
dalam bentuk material pengetahuan, informasi, mendapat peran sentral di tengah-tengah kebu-
hak kekayaan intelektual, dan pengalaman yang tuhan perusahaan akan keunggal bersaing.
dapat digunakan oleh perusahaan PDAM dalam Organizational learning dapat dibentuk melalui
mengembangkan performa organisasi secara intensitas karyawan dalam kegiatan eksperimen
keseluruhan. Faktor penyebab intellectual capital atau menemukan sebuah metode-metode baru
tidak mampu mempengaruhi organizational dalam bekerja, toleransi dari atasan ketika
learning adalah bahwa intellectual capital karyawan mengalami kesalah kerja, interaksi
perusahaan PDAM belum mampu diterjemahkan dnegan lingkungan eksternal sebagai upaya

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 92
menjaring informasi, sering melaksanakan dialog DAFTRA PUSTAKA
dengan dengan semua elemen karyawan, dan Alegre. J dan Chiva 2013. Entrepreneurial
tingkar partisipasi pengambilan keputusan yang Orientation, Innovation and Firm
diberikan kepada karyawan atau bawahan Performance : The Importance of
Organizational learning Capability, Journal
KESIMPULAN of Small Business Management, Volume 51,
Setelah Analisa dilakukan dengan Issue 4, 2013
pendekatan yang memenuhi syarat ilmiah dengan
pembahasan secara terperinci, maka selanjutnya Baark E. et al. 2011. Innovation Sources,
adalah menarik kesimpulan atas pembahasan Capabilities and Competitiveness: Evidence
yang dilakukan. Bahwa berdasarkan hasil temuan from Hong Kong Firms. Paper Presented at
pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta the DIME Final Conference, 6-8 april 2011.
Mahakam menunjukan peran penting organisasi Maastricht.
dalam mewujudkan kemampuan inovasi orga-
nisasi dengan menitik beratkan pada aspek Bontis N. 1998. Intellectual capital : an
organizational learning sebagai motor penggerak Exploratory Study That Develops Measure
kemampuan inovasi. Sehingga dimensi yang and Model. Management Decision. 36/2
penting dari itu adalah intensitas karyawan dalam (1998).
kegiatan eksperimen atau menemukan sebuah
metode-metode baru dalam bekerja, toleransi dari Chiva R. et.all. 2007. Measuring Organisational
atasan ketika karyawan mengalami kesalah kerja, Learning Capability Among The Workforce.
interaksi dnegan lingkungan eksternal sebagai International Journal of Manpower. Vol. 28
upaya menjaring informasi, sering melaksanakan No. 3 / 4. 2007.
dialog dengan dengan semua elemen karyawan,
peran dan tingkar partisipasi pengambilan Dharmadasa P. 2013. Organizational learning,
keputusan yang diberikan kepada bawahan. Innovation and Permance in Family-
Controlled Manufacturing Small and
Saran Medium-Sized Enterprises (SMEs) in
1. Dari hasil pembahasan ini dapat memberikan Australia, Dissertation. Program Doctor of
gambaran bahwa perlu upaya bagi Perusahaan Philosophy. Bond University. Australia.
Daerah Air Minum Tirta Mahakam
Tenggarong untuk melakukan transformasi Francis D.E, 2014. Lean and the Learning
transfer pengetahuan antar karyawan, pola Organization in Hiher Education. Canadian
kerja yang mendukung penyebaran informasi Journal of Educational Administration and
cepat akses, dan pengarsipan pengalaman Policy, Issue 157, April 2014.
sehingga ketika organisasi membutuhkan akan
dengan cepat dan mudah dalam Ghozali, 2011. Structural Equation Modelling,
mendayagunakan komponen intellectual Metode Alternatif Dengan Partial Least
capital yang dimiliki perusahaan. Square PLS. Badan Penerbit Undip.
2. Aktifitas organizational learning perlu Semarang.
ditingkatkan dan Perusahaan Daerah Air
Minum dapat membentuk organizational Gomes G. dan Wojahn R. M. 2017.
learning melalui intensitas karyawan dalam Organizational learning capability,
kegiatan eksperimen atau menemukan sebuah innovation and performance: study in small
metode-metode baru dalam bekerja, toleransi and medium-sized enterprises (SMES).
dari atasan ketika karyawan mengalami RAUSP Management Journal Vol 52 Num.
kesalah kerja, interaksi dnegan lingkungan 2. 2017. Page 119-216.
eksternal sebagai upaya menjaring informasi,
sering melaksanakan dialog dengan dengan Joaquín Alegre dan Ricardo Chiva. 2008.
semua elemen karyawan, dan tingkar Entrepreneurial Orientation, Innovation And
partisipasi pengambilan keputusan yang Firm Performance: The Importance Of
diberikan kepada karyawan atau bawahan Organizational learning Capability.
ECO2008-00729.

Karchegani M. R et al. 2013. The Relationship


Between Intellectual capital And

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 93
Innovation: A Review, International Journal Senge, 2004.The Fifth Discipline, The Art of The
Business and Management Studies, CD- Learning Organization. a Division of
ROM. ISSN: 2158-1479 :: 2(1):561–581 Bantam Doubleday Dell Publishing Group,
(2013) Inc. Broadway, New York.

Munshi N, et al : 2005. Leadership for Innovation Taie, E. S 2014. The Effect on Intellectual
: Summary Report From an AIM capital Management on Organizational
Management Research Forum in Competitive Advantage in Egyptian
Cooperation With the Chartered Hospital, International Journal of Business
Management Institute, March 2005 and Social Science.

Nisula dan Kianto 2013. Evaluating and Telbani N. , 2013. The Relationship Between
Developing Innovation Capabilities with a Intellectual capital and Innovation In Jawal
Structured Method. Interdiciplinary Journal Company-Gaza, Jordan Journal of Business
of Information, Knowledge and Administration, Volume 9, No. 3, 2013.
Managemen. Volume 8, 2013
Zawislak P.A et al 2014. The Different
Oyateru D. 2011. The Learning Organisatin and Innovation Capabilities of The Firm :
Competitive Advantage : A Study of the Further Remarks Upon The Brazilian
Service Sector. A Dissertation Submitted in Experience. Journal of Innovation
Partial Fulfilment for an MA in Human Economics & Management, 2014/1 nv13.
Resource Management. National College of P.129-150.
Ireland.

Rahmani Z. et al. 2011. Enhancing the


Innovation capability in the Organization : a
Conceptual Framework. 2nd Internatinal
conference on education and Management
Technology IPEDR Vol. 13. IACSIT Press.
Singapore.

JEMI Vol.18/No.2/Desember/2018 94

Anda mungkin juga menyukai