Anda di halaman 1dari 27

MAKING INDONESIA 4.

0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

MAIN HOST

FORUM MANAJEMEN INDONESIA


KORWIL KALTIMTARA

ii
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE

CO-HOST

iii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

CO-HOST

iv
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE

v
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

PROSIDING ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL, KONFERENSI, DAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

FORUM MANAJEMEN INDONESIA KE-11

TEMA

MAKING INDONESIA 4.0


GREEN BUSINESS MANAGEMENT AND SOCIAL
ENTERPRISE

6 - 7 NOVEMBER 2019
SAMARINDA

FORUM MANAJEMEN INDONESIA


KORWIL KALTIMTARA

vi
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE

PENANGGUNG JAWAB

MAKING INDONESIA 4.0


GREEN BUSINESS MANAGEMENT AND SOCIAL ENTERPRISE

Panitia Pelaksana
Ketua : Dr. Hj. Rahmawati, SE, MM
Wakil Ketua : Drs. Michael Hadjaat, MM
Sekretaris : Dr. Zainal Abidin, SE, MM
Bendahara : Muhammad Astri Yulidar Abbas, SE, MM

Editor
Dr. Irsan Tricahyadinata, SE, M.Si (Universitas Mulawarman)
Dr. Musdalifah Azis, SE, MM (Universitas Mulawarman)
Dio Caisar Darma, SE, M.Si (STIE Samarinda)
Dian Irma Aprianti, S.IP, MM (Universitas Widyagama Mahakam Samarinda)
Ahmad Roy, S.Kom (Universitas Mulawarman)

Penerbit
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman
Alamat : Jl. Tanah Grogot No. 1, Kampus Unmul Gunung Kelua, Sempaja Kota
Samarinda Kode Pos 75117.

vii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

KOMITE REVIEWER

No. Nama Instansi Bidang Keahlian


1. Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, Universitas Mulawarman Manajemen Pemasaran
M.Si
2. Dr. Ramadania, M.Si Universitas Tajungpura Manajemen Pemasaran
3. Dr. Yulia Hendri Yeni, SE, MT, AK Universitas Andalas Manajemen Pemasaran
4. Prof. Dr. Suharno, MM Universitas Mulawarman Manajemen Pemasaran
5. Prof. Dr. Noormijati, SE, MTM Universitas Brawijaya Manajemen SDM
6. Amalia Kusuma Wardini, SE, Universitas Terbuka Manajemen SDM
M.Com, Ph.D
7. Dr. Sri Langgeng, M.Si Universitas Riau Kepulauan Manajemen SDM
8. Prof. Dr. H. Abd. Rachim AF, SE, Universitas Widyagama Manajemen Keuangan
M.Si
9. Dr. I Made Surya Negara Sudirman, Universitas Udayana Bali Manajemen Keuangan
SE, Ak, MM
10. Dr. Dra. Ni Made Suci, M.Si Universitas Pendidikan Manajemen Keuangan
Ganesha
11. Dr. Sugeng Hariyadi, SE, MBA Politeknik Negeri Samarinda Manajemen Strategi
12. Dr. Kukuh Lukiyanto, ST, MM, MT Binus University, Malang Manajemen Strategi
13. Dr. Marso, SE, M.Si STIE Bulungan Tarakan Manajemen Strategi
14. Dr. Isfenti Sadalia, ME Universitas Sumatera Utara Manajemen Strategi
15. Prof. Dr. H. Amirullah Assegaf, SE, Universitas Dr. Soetomo Manajemen Operasional
MS, MM, M.Ak Surabaya
16. Dr. Akhmad Yunani, SE, M.T Institute Manajemen Koperasi Manajemen Operasional
Indonesia
17. Dr. Zainal Abidin, SE, MM Universitas Mulawarman Manajemen Operasional
18. Dr. Muji Gunarto, S.Si, M.Si Universitas Bina Darma Teknologi Informasi
19. Dr. Yasintha Soelasih, SE, M.Si Universitas Katolik Indonesia Teknologi Informasi
Atma Jaya
20. Dr. Hendi Sama, S.Kom, MM. e- Universitas Intenasional Teknologi Informasi
Bussines Batam

viii
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE

KETUA FORUM MANAJEMEN INDONESIA PENGURUS


PUSAT

Seminar Nasional, Call for Paper, dan Pengabdian Masyarakat


FMI 2019 ini merupakan penegasan atas komitmen FMI ke-11
dalam memfasilitasi pertukaran ide serta kolaborasi antara
akademisi dan peneliti manajemen, untuk bekerjasama
mendekonstruksi tantangan-tangangan manajemen. Pada tahun
2019 ini, seminar FMI diselenggarakan di Kota Samarinda dan
bertindak sebagai penyelenggara adalah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Mulawarman. Panitia telah menerima beragam
karya ilmiah dari perwakilan Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia, untuk dapat
dipresentasikan pada sesi Call for paper, yang terbagi pada beberapa konsentrasi riset
manajemen yaitu: Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis, Manajemen Keuangan,
Manajemen Pemasaran, Manajemen Rantai Pasok, Manajemen Strategi, Manajemen
Sumber Daya Manusia, dan Teknologi Informasi.
Apresiasi dan terima kasih saya sampaikan kepada Tim Panitia dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman dan segenap Co. Host FMI Samarinda
yang telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sehingga aktivitas Seminar
Nasional dan Call for Paper FMI 2019 ini bisa berjalan dengan sukses. Akhir kata, saya
ucapkan selamat datang di acara Seminar Nasional, Call for Paper, dan Pengabdian
terhadap Masyarakat FMI 2019 di Kota Samarinda dan sekitarnya. Harapan saya,
semoga kekompakan kita dalam mengembangkan keilmuan dan praktik manajemen,
akan semakin menguat di masa mendatang, sehingga bisa beradaptasi menghadapi
beragam gelombang perubahan.

Hormat Kami,

Dr. Sri Gunawan, DBA.


Ketua - Pengurus Pusat
Forum Manajemen Indonesia

ix
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

PRAKATA KETUA FMI 11

Puji dan syukur kami haturkan segala keberkahan dan hidayah


Allah Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan kepada kami sebagai
tuan rumah pelaksana FMI-11 di Samarinda. Kegiatan ilmiah ini
merupakan rangkaian dari acara sebelumnya adalah FMI ke-10 di
Palembang, dengan Koodinator Wilayah (Korwil) Sumatera
Selatan pada Bulan November Tahun 2018 silam. Saya
mengucapkan selamat kepada FMI Koordinator Wilayah Kaltim-
Tara, serta konsorsium Perguruan Tinggi di wilayah Kalimantan
yang telah berhasil menyelenggarakan acara ini. Ucapan terima kasih, juga saya
persembahkan kepada Main Host, Co. Host, dan seluruh partnership, yang telah bekerja
keras dalam menyiapkan dan menyelenggarakan acara ini.
Perkembangan industri ekonomi digital yang kian pesat menuntut kita sebagai
negara besar untuk mampu bersaing dalam menghadapi industri 4.0, kekuatan
komunitas adalah kunci dari suksesnya industri ekonomi digital, Indonesia dengan
jumlah penduduk terbesar ke 4 (empat) dunia, merupakan potensi besar baik bagi pasar
domestik maupun pasar internasional, melihat potensi tersebut perhelatan Forum
Manajemen Indonesia ke 11 Tahun ini harus dapat menjadi tonggak sejarah dari
bangkitnya kekuatan industri ekonomi digital Nasional melalui fokus riset yang
diarahkan pada industri 4.0
Sehubungan dengan itu, tak luput kami juga mengucapkan apresiasi atas
kerjasamanya dari beberapa Perguruan Tinggi sebagai Co-Host (STIE Bulungan,
Universitas Terbuka, UMKT, Universitas Widyagama Mahakam Samarinda, STIEM
Tanjung Redeb, UNIKARTA, UNTAG Samarinda, STIMI Samarinda, POLNES,
Universitas Katolik Soegijapranata, STIE Nusantara Sangatta, Universitas Widyagama
Malang, UNIBA, UII Yogyakarta, UBT, UNISBANK, UMI Makassar, Kalbis Institute,
Trisakti School of Management, dan Universitas Methodist Medan).

Salam dan Terimakasih,

(Dr. Rahmawati Thaha, SE, MM)

x
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE

KATA PENGANTAR
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman)

Assalamu'alaikum,
Wr. Wb. Puji syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kita dapat menjalankan
aktivitas keseharian dengan hikmat. Forum Manajemen Indonesia
(FMI) menjadi forum pertemuan dan komunikasi dosen
Manajemen Perguruan Tinggi se-Indonesia, baik negeri maupun
swasta. Dalam forum ini, diharapkan terjadi transfer knowledge,
informasi, serta pengetahuan terkini baik untuk kepentingan
industri, manajerial pengelolaan institusi, perumusan kurikulum, dan kebijakan,
ataupun keilmuan. Melalui proses yang cukup ketat, dan selektif, kami berhasil
meloloskan 89% (426 abstrak) dari jumlah artikel yang dikirim oleh peserta.
Kami mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah mendukung
kegiatan ini, sehingga dapat terselenggara dengan baik. Ucapan terimakasih ini, secara
khusus, kami sampaikan kepada Dr, Sri Gunawan, DBA sebagai Ketua FMI Pusat, Dr.
Rahmawati Thaha, SE, MM selaku Ketua FMI wilayah Kaltim-Tara, serta 17
perwakilan Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Koordinator Wilayah Forum
Manajemen Indonesia Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Periode 2019-
2023, yakni: Universitas Mulawarman sebagai main host, Universitas Widyagama
Mahakam Samarinda, Universitas Balikpapan, Politeknik Negeri Samarinda, Univeritas
Borneo Tarakan, Universitas Terbuka, STIE Nusantara Sangatta, FEBI-IAIN
Samarinda, Universitas Kutai Kartanegara, STIMI Samarinda, Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur, STIE Bulungan-Tarakan, Universitas Kalimantan
Utara, STIE Muhammadiyah Berau, STIE Samarinda, Universitas 17 Agustus
Samarinda, dan Politeknik Malinau.
Semoga, kegiatan ini pun menjadi bentuk partisipasi dunia akademik dalam
membangun bangsa dan Negara kita tercinta, terutama berkaitan dengan pengembangan
Ilmu Manajemen di Indonesia.

Best regards,

(Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, SE, M.Si)

xi
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

RINGKASAN EKSEKUTIF

Forum Manajemen Indonesia (FMI) merupakan wadah dosen-dosen perguruan


tinggi seluruh indonesia sebagai forum yang berskala Nasional dalam melakukan
kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan FMI diadakan secara rutin setiap
tahun dikemas dalam bentuk Seminar Nasional, Call for Papers, dan Pengabdian
Masyarakat dan hasilnya didokumentasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal
ilmiah. Penyelanggaraan FMI dilaksanakan secara bergantian oleh Perguruan Tinggi
dari berbagai kota di Indonesia. Penyelanggaraan FMI dari tahun ke tahun dapat dilihat
sebagai berikut:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman bekerjasama


dengan FMI Pengurus Korwil Kalimantan Timur dan Utara mendapat kehormatan pada
tahun 2019 menjadi tuan rumah (Main-Host) perhelatan akbar Forum Manajemen
Indonesia (FMI) ke 11 di Samarinda. Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata
kepedulian FEB Universitas Mulawarman terhadap perkembangan penelitian dan
pengabdian masyarakat, khususnya di bidang manajemen. FEB Universitas
Mulawarman dengan FMI Pengurus Korwil Kaltim dan Kaltara bersinergi dengan
beberapa universitas di Indonesia sebagai Co-Host pelaksanaan FMI 11 Samarinda.
Berikut adalah 20 (dua puluh) Co-Host pada FMI 11 Samarinda.

Peserta FMI-11 Samarinda berasal dari 117 institus yaitu 115 Perguruan Tinggi,
1 Kementrian Tenaga Kerja, dan 1 adalah Umum yang tersebar dari seluruh Indonesia
sebanyak 43 kota. Terbanyak dari kota Jokyakarta, kemudian Jakarta, dan Samarinda.

Kegiatan FMI-11 Samarinda dimulai seminar nasional dengan tema “Making


Indonesia 4.0: Green Business Management and Social enterprise“ diikuti sebanyak
469 peserta. Selanjutnya, dilaksanakan parallel sessions call for paper yang terdiri dari
465 presenter dengan tujuh topik, yakni, Kewirausahaan dan inovasi bisnis (38),
Manajemen keuangan (114), Manajemen pemasaran (126), Manajemen rantai pasok

xii
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE

(12), Manajemen strategi (32), Manajemen sumber daya manusia (97) dan Teknologi
informasi (7). Terakhir, ditutup dengan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang
dilakukan di kota Tenggarong dan Samarinda dengan jumlah peserta sebanyak 319
peserta.

NO NAMA CO-HOST
1 Sekolah Tinggi Ekonomi Bulungan – Tarakan
2 Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka, Jakarta
3 Politeknik Negeri Samarinda
4 Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
5 Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Mahakam Samarinda
6 Fakultas Ekonomi Universitas Kutai Kartanegara, Tenggarong
7 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia, Samarinda
8 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah, Tanjung Redeb
9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara, Sangatta
10 Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan
11 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda
12 Kalbis Institute, Jakarta
13 Fakultas Ekonomi Universitas Borneo, Tarakan
14 Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama, Malang
15 Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang
16 Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank, Semarang
17 Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia, Makassar
18 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
19 Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, Medan
20 Trisakti School of Management, Jakarta

Kegiatan FMI-11 Samarinda diharapkan menjadi sarana yang efektif untuk


knowledge sharing, seminar, workshop, desiminasi hasil-hasil penelitian, serta
Pengabdian Kepada Masyarakat khususnya dalam bidang ilmu manajemen. Selain itu,
FMI-11 Samarinda diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi pemerintah dan
seluruh masyarakat Kalimantan Timur dalam rangka memperkenalkan budaya, ciri khas
serta produk unggulan secara langsung kepada semua peserta pada saat acara
diselenggarakan, dan akan berdampak positif bagi peningkatan perekonomian
Kalimantan Timur.

xiii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN ........................................................................................... i
MAIN HOST .................................................................................................. ii
CO-HOST ....................................................................................................... iii
PROSIDING ABSTRAK ............................................................................... vi
PENANGGUNG JAWAB ............................................................................. vii
KOMITE REVIEWER ................................................................................... viii
KETUA FORUM MANAJEMEN INDONESIA PENGURUS PUSAT ....... ix
PRAKATA KETUA FMI 11 ........................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
RINGKASAN EKSEKUTIF ……………….................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
TABLE OF CONTENTS DRAFT .................................................................... xv
TIME LINE .................................................................................................... Iv
PARALLEL SESSIONS .................................................................................... Ivii

xiv
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

[ABS-449] The effect of strategic planning to improve


Manajemen firm performance through innovation 27
317.
Strategi
Rofiaty, Christin S, Mintarti R.
[ABS-479] Peran komitmen manajemen dan
Manajemen kewirausahaan komunitas dalam menjaga 28
318. kebertahanan perusahaan
Strategi
Budiana Gomulia
[ABS-507] Strategi kinerja layanan rumah sakit
Manajemen umum di samarinda 29
319.
Strategi
Tetra Hidayati, Syarifah Hudayah
[ABS-516] Pengungkapan modal intelektual pada
Manajemen industri energi baru terbarukan 30
320.
Strategi Nurindra Dewi Astrini, Amalia Kusuma Wardini, Zainur
Hidayah
[ABS-517] Strategi pengembangan ekonomi kreatif
Manajemen sebagai salah satu daya ungkit ekonomi di kabupaten 31
321. kutai kartanegara
Strategi
Sugeng Raharjo, Mawardi, Nilam Anggar Sari

[ABS-536] Upaya memperluas pasar umkm melalui


Manajemen penggunaan media sosial dan manajemen usaha di 32
322. kota semarang
Strategi
Rahmi Yuliana
[ABS-15] Penguatan ekonomi masyarakat melalui
Manajemen peningkatan manajemen usaha bagi masyarakat
323. Sumber Daya pasca bencana kecamatan paguyaman dan 1
Manusia kecamatan wonosari kabupaten boalemo
Zuchri Abdussamad
Manajemen [ABS-26] Kinerja karyawan: motivasi kerja, persepsi,
dan lingkungan kerja 2
324. Sumber Daya
Manusia Sri Langgeng Ratnasari, Gandhi Sutjahjo
[ABS-32] Hubungan antara pemberdayaan
Manajemen (empowerment) dengan kinerja pengurus badan usaha
milik desa (bum desa) kecamatan megamendung 3
325. Sumber Daya
Manusia kabupaten bogor
Herman, Tutus Rully
Manajemen [ABS-38] Faktor anteseden yang mempengaruhi
kinerja guru sd muhammadiyah condong catur 4
326. Sumber Daya
Manusia Andriyastuti Suratman, Anita Surya Mulyanti

xlviii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11

[ABS-517]

Strategi pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu daya


ungkit ekonomi di kabupaten kutai kartanegara

Sugeng Raharjo, Mawardi, Nilam Anggar Sari


Universitas Kutai Kartanegara

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor ekonomi kreatif unggulan
sebagai focus pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kedua,
merumuskan strategi pengembangan dan rencana aksi arahan dan rujukan bagi pelaku
ekonomi kreatif. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dengan key
informan sejumlah 24 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa subsektor yang
dianggap paling potensial/prospektif serta memiliki daya ungkit (linkage) forward
backward di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sub sektor musik, subsektor seni
petunjukan, dan subsektor film, video, dan animasi. Kajian pemilihan prioritas tersebut
berdasarkan pada banyaknya omset, serapan tenaga kerja, jumlah penghargaan, lama
berdiri dan jumlah kegiatan. Hasil analisis SWOT juga menunjukkan bahwa strategi
utama adalah strategi agresif, yaitu strategi yang mendukung penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, diversifikasi
horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa layak digunakan, tergantung pada
kondisi spesifik yang dihadapi.

Keywords: Ekonomi Kreatif, Sektor Prioritas, Daya Ungkit, Analisa SWOT

Topic: Manajemen Strategi

~ 31 ~
STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI SALAH SATU
DAYA UNGKIT EKONOMI DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Penulis:
Sugeng Raharjo
Universitas Kutai Kartanegara

Mawardi
Universitas Kutai Kartanegara

Nilam Anggar Sari


Universitas Kutai Kartanegara

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor ekonomi kreatif unggulan sebagai
focus pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kedua, merumuskan
strategi pengembangan dan rencana aksi arahan dan rujukan bagi pelaku ekonomi kreatif.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dengan key informan sejumlah 24
orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa subsektor yang dianggap paling
potensial/prospektif serta memiliki daya ungkit (linkage) forward backward di Kabupaten
Kutai Kartanegara adalah sub sektor musik, subsektor seni petunjukan, dan subsektor film,
video, dan animasi. Kajian pemilihan prioritas tersebut berdasarkan pada banyaknya omset,
serapan tenaga kerja, jumlah penghargaan, lama berdiri dan jumlah kegiatan. Hasil analisis
SWOT juga menunjukkan bahwa strategi utama adalah strategi agresif, yaitu strategi yang
mendukung penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat, diversifikasi
konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa layak digunakan,
tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi.

Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Sektor Prioritas, Daya Ungkit, Analisa SWOT

PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi merupakan prioritas utama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Melalui pembangunan ekonomi diharapkan akan memiliki positive multiplier effect yang
mengakselerasi economic growth, penciptaan lapangan kerja, perbaikan pendapatan hingga
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun didalam upaya untuk menciptakan
kondisi yang lebih baik, pemerintah daerah dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi
yang diuraikan sebagai berikut: Pertama, Economic structure dominated by mining. Struktur
ekonomi Kabupaten Kukar masih didominasi oleh sektor pertambangan yang mayoritas
diekspor ke pasar global. Implikasinya adalah perekonomian Kabupaten Kukar secara umum
dipengaruhi oleh global existing condition. Bahkan dalam lima tahun terakhir pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Kukar sangat berfluktuasi dan menunjukkan trend yang menurun
(Gambar 1).
Kedua, Struktur ekonomi yang rapuh dan tidak mandiri. Kontribusi penerimaan yang
berasal dari pemerintah pusat dalam bentuk Dana Perimbangan mendominasi struktur
pendapatan daerah. Realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten Kukar pada periode 2011 -
2017 memiliki trend yang menurun. Dilihat dari sisi realisasi PAD, kontribusi PAD terhadap
pendapatan daerah belum menunjukkan kestabilan dan cenderung berfluktuasi. Salah satunya
juga disebabkan oleh realisasi pajak yang belum mencapai target

1
Pertumbuhan Ekonomi (%) Realisasi PAD (Milyar)
8 450,000,000,000.00
6 400,000,000,000.00
350,000,000,000.00
4
300,000,000,000.00
2 250,000,000,000.00
0 200,000,000,000.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 150,000,000,000.00
-2
100,000,000,000.00
-4 50,000,000,000.00
-6 0.00

2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
-8

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi PAD Kabupaten Kukar

Berdasarkan berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi Kabupaten Kutai Kartanegara,


sangat penting bagi pemerintah daerah dalam mendorong dan mengoptimalisasi potensi
sektor-sektor lain di luar sektor pertambangan salah satunya adalah industry ekonomi kreatif.
Dalam melakukan pembangunan ekonomi, potensi tersebut harus mengacu pada sektor
unggulan karena selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan
berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur perekonomian wilayah. Saat ini,
Kabupaten Kutai Kartanegara berhasil masuk empat Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia Tahun
2019 di luar Pulau Jawa, berdasarkan Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
(PMK3I) oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Penetapan ini menjadi peluang agar
pemerintah daerah Kukar secara sungguh-sungguh mendukung percepatan pengembangan
ekonomi kreatif dengan menyusun roadmap ekonomi kreatif.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor ekonomi kreatif unggulan dan
berpotensi untuk ditetapkan sebagai focus pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai
Kartanegara. Kedua, merumuskan strategi pengembangan dan rencana aksi arahan dan
rujukan bagi pelaku ekonomi kreatif baik masyarakat (komunitas), pengusaha/bisnis, dan
institusi lainnya yang bergerak dibidang industri kreatif atau pun bidang lain yang berkaitan
dalam kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Industri Kreatif
”Definisi industri kreatif di Indonesia seperti yang tertulis dalam Cetak Biru
Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015 (2008) adalah industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif dalam hubungannya dengan
industri kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber
daya manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.

Strategi
Strategi adalah pola keputusan dalam perusahaan untuk menentukan dan mengungkapkan
sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan
untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.
Definisi lain strategi menurut Sofjan Assauri (2007 ; 168) adalah rencana yang menyeluruh,

2
terpadu dan menyatu, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan suatu perusahaan.
Daya Ungkit
Forward linkage adalah pengaruh sebuah subsektor kepada subsektor industri kreatif lainnya
atau kepada industri non kreatif. Sementara, backward linkage adalah keterkaitan ke belakang
atau pengaruhnya terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya yang menjadi faktor ikutan ketika
ketiga subsektor industri kreatif ini bergerak

METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu
pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif, pendekatan politik dan pendekatan top down
-bottom up. Teknik analisis data yang digunakan dalam penyusunan roadmap pengembangan
ekonomi kreatif daerah menggunakan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2006;18), analisis
SWOT adalah Identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini merupakan data sekunder dan
primer. Data sekunder diperoleh dari dinas dan lembaga / instansi terkait seperti BPS,
Bappenas, Kadin. Sedangkan data primer dilakukan melalui observasi (pengamatan) dan
Focus Group Discussion (FGD) melalui diskusi kelompok (Irwanto, 2006), dengan nara
sumber kunci (key informan), yaitu informan kunci yang dipergunakan dalam dalam
penyusunan roadmap ekonomi kreatif daerah adalah yang biasa di kenal dengan The Quad
Helix, meliputi 3 orang intellectuals/academician, 8 orang pelaku usaha kreatif serta 5
komunitas industry kreatif dan 8 perwakilan OPD (government). Total responden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 24 orang.
Ruang lingkup penyusunan roadmap pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai
Kartanegara, meliputi kondisi daerah dan ekonomi kreatif; analisis dan pemetaan ekonomi
kreatif; kerangka kerja pengembangan ekonomi kreatif; strategi dan kebijakan pengembangan
ekonomi kreatif; dan rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif.

PEMBAHASAN
Potensi Ekonomi Kreatif
Berdasarkan studi uji petik yang dilakukan oleh Bappeda Kukar Hasil uji petik yang
dilakukan terhadap komunitas : Kotamu Kota Raja (Komunitas Talenta Musik), Yayasan
Lanjong, Komunitas Gubang (Seni Tari dan Musik), Komunitas Pelem Indie (KOPI)
Tenggarong, Enji Band, Sekar Kedaton tahun 2018 diperoleh informasi ada 3 subsektor yang
dianggap paling potensial dan prospektif untuk menjadi prioritas pengembangan. Kajian
tersebut beradasarkan omset, serapan tenaga kerja, jumlah penghargaan, lama berdiri dan
jumlah kegiatan. Ketiga subsektor paling potensial dan prospektif tersebut berturut-turut
adalah sub sektor musik, subsektor seni petunjukan (Showbiz), dan Subsektor film, video, dan
animasi.

Tabel 1. Tiga Subsektor Potensial dan Prospektif Kabupaten Kutai Kartanegara


2018
Subsektor Musik
Omzet 3.4 M / tahun

3
Serapan Tenaga Kerja 325 Orang
Jumlah Penghargaan +6
Lama Subsektor 10 Tahun, Sejak 2008
(Dirintis sejak 1960)
Jumlah Kegiatan 1080 / tahun
Subsektor Seni Pertunjukan
Omzet 690 Juta / tahun
Serapan Tenaga Kerja 200 orang
Jumlah Penghargaan +76
Lama Subsektor 18 Tahun, sejak 2000
(Dirintis Sejak Era Kerajaan Nusantara)
Jumlah Kegiatan 180 Kegiatan / tahun
Subsektor Film, Video, Animasi
Omzet 300 Juta / tahun
Serapan Tenaga Kerja 15 orang – 30 orang
Jumlah Penghargaan +14
Lama Subsektor 8 Tahun, sejak 2010
Jumlah Kegiatan 10 Kegiatan / tahun

Aktor dan Infrastuktur Industri Kreatif


Aktor yang dimaksud dalam pengembangan industry kreatif adalah perorangan,
kelompok atau organisasi yang memiliki keterkaitan aktivitas, peran dan fungsi dalam hal
industri kreatif. Pada industri kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara ada 3 aktor kunci, yaitu
pebisnis/pelaku usaha, komunitas, dan pemerintah. Pelaku bisnis di Kabupaten Kutai
Kartanegara pada umumnya masih berusia muda dan belajar secara otodidak. Tumbuh karena
minat dan informasi yang diperoleh secara mandiri. Beberapa aktor telah mampu membangun
kemapanan ekonomi, tetapi sebagian besar masih merintis menuju kemapanan. Di Kota
Tenggarong, pelaku bisnis masih menjadi minoritas, sedangkan mayoritas orang bekerja
sebagai pegawai negeri, pedagang, kontraktor pemerintah, pekerja di sektor tambang dan
berbisnis diluar industri kreatif.
Aktor kunci berikutnya adalah komunitas. Komunitas merupakan aktor yang bergerak
atas dasar kesukaan yang sama terhadap salah satu atau beberapa dari subsektor industri
kreatif yang ada. Selanjutnya aktor kunci penentu industri kreatif adalah pemerintah daerah.
Pemerintah daerah memiliki tugas pokok dan fungsi memfasilitasi dan berkoordinasi terkait
dengan industri kreatif.
Infrastruktur ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara cukup banyak, antara lain
sarana pendidikan, sarana kerja, sarana pemasaran, sarana pertunjukan, dan museum. Sarana
pendidikan di daerah baru tersedia beberapa lembaga pendidikan. Sarana pendidikan tersebut
antara lain Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim, SMK, dan kursus musik. Sarana
kerja yang tersedia di Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain jaringan komunikasi dan
internet, homebase kukar kreatif, Distorsi Rockaholicompany dan Rumah Kreatif PLN. Agar
produk ekonomi kreatif mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan
ketersediaan sarana pemasaran. Di Kabupaten Kutai Kartanegara tersedia beberapa sarana
pemasaran, seperti Distorsi Rockaholicompany Merchandise, Pasar Souvenir Belakang
Museum, Pusat Makanan Ringan Khas Kutai, Galeri Sovenir Disperindag, dan Pasar Seni.
Selain itu juga terdapat beberapa sarana pertunjukan sebagai tempat untuk
mengekspresikan produk ekonomi kreatif. Ada cukup banyak sarana pertunjukan antara lain
Gedung PKM (Puteri Karang Melenu), Gedung PJB (Putri Junjung Buih), Gedung
Planetarium Jagat Raya, Gedung ISBI Kaltim, Amphi Theatre Lanjong, Kompleks Stadion

4
Aji Imbut, Kompleks Stadion Rondong Demang, Halaman Taman Turap Timbau, Creative
Park, Pentas Pedestrian Bawah Jembatan Kartanegara, Pentas Taman Ulin, Jam Bentong,
Plaza/Stage Pulau Kumala, dan Plaza/Pentas Waduk Panji Sukarame. Selain itu di Kabupaten
Kutai Kartanegara juga terdapat 2 buah museum, yaitu Museum Mulawarman dan Museum
Kayu.

ANALISIS SWOT
Berdasarkan identifikasi pelaku ekonomi kreatif dilakukan melalui kunjungan lapangan,
Indepth Interview kepada pelaku/ komunitas ekonomi kreatif, diperoleh hasil
pelaku/komunitas ekonomi kreatif dengan rincian 3 orang akademisi, 8 orang pelaku usaha
kreatif serta 5 komunitas industry kreatif. Pelaku/komunitas tersebut antara lain Distrik 13
Samboja, Kepanitiaan Samboja Expo, Sahabat UKM Muara Badak, Teater Merah Putih
Sanga-Sanga, Komunitas Ontel Sanga-Sanga ( KOSS), Komunitas Gasing Kutai, Distorsi
Rockaholicompany, Bikin Pilem, Pamarangan, Zwageri Borneo dan Kelompok Seni dan
Budaya (KSB) Mahakam Kutai. Sedangkan pada perwakilan pemerintah diwakili oleh 8
orang yang berasal dari Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas perindustrian dan perdagangan,
Dispora, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Diskominfo . Dengan demikian total key
informan yang digunakan dalam penelitian berjumlah 21 orang. Analisis kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan (threath) -SWOT ekonomi
kreatif Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dijelaskan seperti berikut.

Analisis Faktor-Faktor Internal


Kondisi internal menggambarkan semua kondisi dan faktor-faktor dalam masyarakat di
Kabupaten Kutai Kartanegara, berupa potensi/kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
yang meliputi berbagai aspek potensi sumber daya manusia, prasarana dan sarana, dan kondisi
sosial ekonomi masyarakat. Hasil identifikasi potensi/kekuatan dan kelemahan
pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength)
a. Tersedianya arena, gedung/tempat kesenian atau art centre yang dapat menjadi pusat
aktivitas dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara.
b. Terdapat beberapa perguruan tinggi (Universitas Kutai Kartanegara, STIE Ketopong,
ISI, ) yang dapat mendukung bagi pengembangan produk kreatif di Kabupaten
Kutai Kartanegara. SMK Negeri 2 Tenggarong terdapat jurusan Multimedia, Keahlian
Desain dan Produk Kreatif Kriya.
c. Tersedianya fasilitasi website pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegar dan berbagai
OPD yang dapat menjadi wadah promosi potensi ekonomi kreatif Kabupaten Kutai
Kartanegara.
d. Di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat beberapa even atau kegiatan masyarakat yang
dapat menjadi media atau forum bagi pengembangan ekonomi kreatif, antara lain:
Moment Hari Jadi Kabupaten Kutai Kartanegara, Erau, Kutai Kartanegara Fashion
Carnival dan lain-lain. Kegiatan tersebut dapat dipromosikan dalam penguatan grand
image Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Kabupaten Ekonomi Kreatif.
e. Kebijakan perijinan yang mudah dalam Perijinan Terpadu Satu Pintu.
f. Dukungan program dan kegiatan pemerintah daerah yang memfasilitasi penguatan
sumberdaya kreatif sebagai basis bagi pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten
Kutai Kartanegara.

2. Kelemahan (Weakness)

5
a. Belum optimalnya fasilitasi dan kesadaran tentang Hak Kekayaan Intelektual
(HAKI) terhadap produk Produk Asli Kabupaten Kutai Kartanegara.
b. Belum tersedianya basis data 16 sub sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi data
dasar bagi OPD terkait dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten
Kutai Kartanegara.
c. Belum optimalnya pengembangan sentra dan cluster industri kreatif Kabupaten Kutai
Kartanegara.
d. Belum optimalnya koordinasi antar OPD, fasilitasi dan dukungan kebijakan serta
komitmen OPD pengampu urusan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten
Kutai Kartanegara.
e. Belum optimalnya kerjasama antar daerah (KAD) dalam mengembangkan ekonomi
kreatif antara Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Kabupaten lain di Indonesia
(Samarinda, Balikpapan, Kutai Barat, Kutai Mahakam Hulu, Kutai Timur, Kota
Bontang) yang terkait dengan pemasaran produk/jasa ekonomi kreatif.

Analisis Faktor-Faktor Eksternal


Kondisi eksternal adalah menggambarkan semua kondisi dan faktor yang berada
diluar pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berupa peluang
(opportunity) dan ancaman (threath) yang meliputi berbagai aspek sumber daya alam,
sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta kebijakan pembangunan yang secara
langsung dan tidak langsung mempengaruhi perkembangan ekonomi kreatif Kabupaten
Kutai Kartanegara. Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal, dikemukakan
sebagai berikut :
1. Peluang (Opportunity)
a. Terdapat potensi sumberdaya manusia pendukung pengembangan ekonomi
kreatif, terutama kelompok penduduk usia muda (kelompok umur 19 – 40 tahun)
yang cukup banyak dan berpendidikan tinggi yang dapat menjadi sumberdaya manusia
bagi pengembangan ekonomi kreatif.
b. Di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai trans kalimantan yang menghubungkan Kab
Kutai Barat, Kab Mahulu, dengan pusar Ibu Kota Provinsi di Samarinda, demikian pula
dilewati jalur urama transportasi darat ke Kab. Kutai Timur, Kota Bontang.
c. Dukungan kebijakan nasional bagi pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai
Kartanegara dari Kementerian Perdagangan seiring dengan berlakunya Inpres Nomor 6
tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan menetapkan tahun 2009
sebagai Tahun Indonesia Kreatif (TIK).
d. Dukungan kebijakan dalam upaya keberpihakan pengembangan usaha kecil, mikro dan
menengah (UMKM) dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan
jumlah wirausaha dan fasilitasi permodalan bagi UMKM.
e. Adanya dukungan dunia usaha (BUMN PLN, Kadin, Asosiasi Pengusaha) dan
cendikiawan dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai
Kartanegara
f. Beroperasinya sarana transportasi udara Bandara Samarinda Baru (BSB) Bandara APT
Pranoto.

2. Ancaman (Threath)
a. Meningkatnya persaingan produk ekonomi kreatif dengan Kabupaten/ Kota lain yang
telah lebih dulu mengembangkan dan memfasilitasi berkembangnya ekonomi kreatif.
b. Menurunnya kapasitas fiscal Pemkab Kukar, akibat ketergantungan Dana Bagi hasil.

6
c. Distribusi sebaran penduduk yang tidak merata.

Diagram SWOT
Dalam penentuan arah strategi disusun faktor analisa strategi disusun dalam
pembobotan, penilaian rating dan perhitungan score, selanjutnya perhitungan faktor internal
dan faktor eksternal.
Tabel 2. Perhitungan Analisa SWOT
Srenght (Kekuatan) Bobot Rating Score
a. Tersedianya arena, gedung/tempat kesenian atau art centre. 25% 3 0,75
b. Terdapat lembaga pendidikan (perguruan tinggi dan SMK) yang
15% 2 0,30
mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
c. Tersedianya fasilitasi website pemerintah Kabupaten Kutai
10% 3 0,30
Kartanegara
d. Terdapat beberapa even atau kegiatan masyarakat yang dapat
10% 3 0,30
menjadi media pengembangan ekonomi kreatif.
e. Kebijakan perijinan yang mudah dalam Perijinan Terpadu Satu
15% 4 0,6
Pintu.
f. Dukungan program dan kegiatan pemerintah berbagai festifal. 25% 3 0,75
3,00
Weakness (Kelemahan)
a. Belum optimalnya fasilitasi dan kesadaran tentang Hak
10% 3 0,3
Kekayaan Intelektual
b. Belum tersedianya basis data 16 sub sektor ekonomi kreatif. 20% 3 0,6
c. Belum optimalnya pengembangan sentra dan cluster industri
15% 3 0,45
kreatif
d. Belum optimalnya peran OPD dalam pengembangan ekonomi
25% 3 0,75
kreatif.
e. Belum optimalnya kerjasama antar daerah (KAD) dalam
10% 2 0,2
mengembangkan ekonomi kreatif.
f. Pendataan dan pembinaan Komunitas Ekraf masih lemah 20% 3 0,6
100% 2,90
S–W 0,1
Dalam analisis internal menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki pemerintah
kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 3,00 nilai ini lebih besar dibanding dengan kelemahan
yang hanya sebesar 2,90 sengan selisih positif sebesar Positif 0,1. Dengan demikian analisis
internal menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki Kekuatan yang lebih besar dibanding
dengan Kelemahan meskipun rendah maka perlu adanya menggunakan kekuatan untuk
mendorong strategi ekonomi kreatif.

Tabel 3. Analisis Eksternal


Bobot Rating Score
Opportunities (Peluang)
a. Terdapat potensi SDM pendukung pengembangan ekonomi kreatif. 15% 3 0,45
b. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan jalur trans kalimantan. 10% 3 0,3
c. Dukungan pemerintah melalui Inpres Nomor 6 tahun 2009 tentang
15% 4 0,6
Pengembangan Ekonomi Kreatif.
d. Dukungan kebijakan dalam upaya keberpihakan pengembangan
15% 3 0,45
UMKM.
e. Adanya dukungan dunia usaha dan cendekiawan. 10% 3 0,3

7
f. Beroperasinya sarana transportasi udara. 15% 3 0,45
g. Terbentuk Komunitas E-Kraf yang memadai 20% 3 0,6
100% 3,15
Threats (Ancaman)
a. Meningkatnya persaingan produk ekonomi kreatif 40% 2 0,8
b. Menurunnya kapasitas fiscal Pemkab Kukar 30% 3 0,9
c. Distribusi sebaran penduduk yang tidak merata. 30% 2 0,6
100% 2,30
O-T 0,85
Hasil analisis faktor eksternal menunjukkan Opportunities yang dimiliki sebesar 3,15,
nilai ini lebih besar dari Threats/ ancaman yang dihadapi yang hanya sebesar 2,30 dengan
semikian terdapat selisih positif sebesar 0,85 hal ini menunjukkan bahwa peluang terhadapat
pengembangan ekonomi kreatif lebih besar dari ancaman. Berdasarkan analisis faktor internal
dan faktor eksternal tersebut selanjutnya di plot ke dalam diagram cartesius (Gambar 2).

Opportunities (O)

Kompetitif (0,1: 0,85) Agresif

Weakness (W) Strenght (S)

Konservatif
Defensif

Threats(T)
Gambar 2. Diagram SWOT

Gambar 2. menunjukkan strategi utama adalah strategi agresif, yaitu strategi yang
mendukung, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat, diversifikasi
konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa layak digunakan,
tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi perusahaan.Ada beberapa strategi utama
pengembangan ekonomi kreatif yang dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara. Strategi-strategi tersebut antara lain strategi kelemahan-peluang, strategi
kekuatan-ancaman, dan strategi kelemahan- ancaman.

Strategi Peluang dan Kekuatan


a. Memperbaiki regulasi, pelayanan dan fasilitasi kemudahan perijinan usaha ekonomi
kreatif. Melakukan sosialisasi kebijakan perijinan usaha/industri dibidang ekonomi
kreatif.
b. Mengkampanyekan penggunaan produk kreatif Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai
upaya penciptaan pasar bagi produk kreatif di luar daerah melalui pemanfaatan event
atau kegiatan masyarakat sebagai media bagi pengembangan ekonomi kreatif.
c. Mendorong penciptaan produk kreatif yang mengintegrasikan budaya lokal dan

8
kecenderungan yang diminati oleh pasar di dalam daerah dan luar
d. Menciptakan ruang publik terbuka untuk asimilasi nilai-nilai dan pertukaran
pengetahuan antar pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif.
e. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan
komunikasi di bidang ekonomi kreatif.
f. Memberikan dukungan dan apresiasi/penghargaan kepada insan kreatif berbakat yang
mendapat kesempatan di tingkat provinsi, nasional dan internasional.
Stretegi Kelemahan dan Peluang
a. Mengkampanyekan pentingnya kreativitas dan HKI sebagai modal utama keunggulan
bersaing dalam era ekonomi kreatif.
b. Memberikan layanan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan layanan informasi
HKI.
c. Membangun database dan cerita sukses insan kreatif dan produk kreatif Kabupaten
Kutai Kartanegara.
d. Mendorong dan memfasilitasi terciptanya skema pembiayaan yang sesuai bagi
industri ekonomi kreatif.
e. Memfasilitasi pertemuan antar pelaku industri di bidang ekonomi kreatif yang
membutuhkan biaya dengan lembaga pembiayaan dan Mendorong wirausahawan
sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian kepada masyarakat untuk menciptakan
wirausahawan kreatif baru
f. Mengoptimalisasikan peran lembaga penelitian, LSM dan perguruan tinggi untuk
mengembangkan teknologi yangvmendukung pengembangan industri di bidang
ekonomi kreatif.
g. Melakukan sosialisasi tentang pasar, desain, hasil penelitian, dan perkembangan
teknologi yang terkaitvdengan pengembangan industri di bidang ekonomi kreatif.
h. Memperluas jangkauan distribusi pemasaran produk kreatif Kabupaten Kutai
Kartanegara di luar daerah.

Strategi Kekuatan dan Ancaman


a. Mendorong pihak swasta untuk membangun lembaga pendidikan dan pelatihan
yang berkualitas dengan biaya terjangkau dalam bidang ekonomi kreatif.
b. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal berbasis ekonomi
c. Mengintensifkan kerjasama riset dan teknologi di bidang ekonomi kreatif
multidisiplin antar institusi pendidikan terutama perguruan tinggi berbasis teknologi
informasi.
d. Mengembangkan inkubator-inkubator teknologi untuk mendukung pengembangan
ekonomi kreatif.
e. Memberikan kemudahan dalam memulai dan menjalankan usaha bagi para
wirausahawan baru di bidang ekonomi kreatif
f. Memperkuat akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi kreatif dalam
masyarakat.

Strategi Kelemahan dan Acaman


a. Mengembangkan kurikulum pendidikan dan pelatihan, dan kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah yang berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan pada anak
didik sedini mungkin.
b. Melakukan penataan industri pendukung terhadap industri ekonomi kreatif.
c. Melakukan penataan sebaran industri yang mendukung penciptaan klaster industri

9
ekonomi kreatif.
d. Mengembangkan inkubator-inkubator teknologi untuk mendukung pengembangan
ekonomi kreatif.

Strategi Daya Ungkit (Linkage)


Industri kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Perkembangan ini didukung adanya daya ungkit. Ada 2 daya ungkit yang
mempengaruhi perkembangan industri kreatif, yaitu forward linkage (keterkaitan kedepan)
dan backward linkage (keterkaitan kebelakang).
Forward Linkage merupakan pengaruh sebuah subsektor kepada subsektor industri
kreatif lainnya atau kepada industri non kreatif. Artinya dengan adanya industri musik maka
akan melahirkan kegiatan-kegiatan baru dari subsektor lainnya. Untuk melihat pengaruh ini,
ada beberapa aspek yang bisa ditinjau berdasarkan ketiga subsektor prioritas. Pada subsektor
musik, infrastruktur dasar sudah cukup mendukung. Infrastruktur seperti jaringan transpotasi,
komunikasi, listrik, dan perhotelan sudah tersedia di Kota Tenggarong dan hampir di semua
kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara hanya saja untuk infrastruktur yang berkait
industri musik memang perlu peningkatan lebih jauh. Linkage system subsektor musik
berpengaruh terhadap subsektor industri kreatif lainnya. Pengaruh tersebut antara lain
terhadap fashion, seni pertunjukan, film, video, dan animasi, fotografi, dan terhadap desain
komunikasi visual
Daya ungkit subsektor seni pertunjukan cukup berpengaruh terhadap perkembangan
infrastruktur. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya pembangunan sarana seni
pertunjukan di daerah Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya Kota Tenggarong sebagai
daerah ibukota, seperti : Amphitheatre lanjong, Gedung Puteri Karang Melenu (PKM), Pentas
Taman Ulin, dan Pentas Pedestrian Jembatan Kartanegara. Seni pertunjukan juga memiliki
linkage system terhadap musik. Musik berpengaruh pada seni pertunjukan karena event yang
paling sering digelar adalah tentang musik. Selain itu, secara khusus seni pertunjukan
berpengaruh pada bisnis pengolahan rekam video. Hal ini biasanya digunakan untuk video
dokumentasi untuk keperluan promosi dan video liputan. Selain itu, seni pertunjukan juga
berpengaruh terhadap bisnis potografi, desain komunikasi visual, kuliner, desain interior, dan
tingkat hunian hotel. Seni pertunjukan sesuai dengan hakikatnya merupakan sebuah kegiatan
yang bisa direplika atau diduplikasi ulang. Kondisi ini juga menjadi salah satu pengaruh yang
diberikan oleh seni pertunjukan di daerah ini.
Daya ungkit subsektor film, video, dan animasi cukup banyak. Sejauh ini pengaruh
yang terjadi ada pada subsektor fotografi, musik, kuliner, desain interior, fashion, televisi dan
radio, desain komunikasi visual, dan seni pertunjukan. Hanya saja karena geliat perfilman
masih baru dimulai, maka pengaruhnya lebih banyak terasa pada proses pengkaryaan video.
Sementara untuk animasi belum ada pengaruh apa-apa, karena pergerakan animasi sendiri
memang belum ada sama sekali.
Selanjutnya backward linkage merupakan keterkaitan ke belakang atau pengaruhnya
terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya yang menjadi faktor ikutan ketika ketiga subsektor
industri kreatif ini bergerak. Keberadaan subsektor musik berpengaruh terhadap
perkembangan sektor lainnya seperti recording, rental alat musik (studio) dan kursus musik.
Jasa recording atau studio rekaman yang ada di kota Tenggarong khususnya tumbuh seiring
dengan maraknya kemunculan band-band baru, dimana band-band ini umumnya tidak punya
fasilitas recording sendiri. Rental alat musik juga bisnis yang mengiringi pertumbuhan
industri musik lokal, dimana band-band yang ada, terutama yang masih pemula, masih ada
yang belum memiliki peralatan yang memadai. Kursus musik, termasuk bisnis yang

10
tumbuhnya dipengaruhi oleh tumbuhnya industri musik lokal. Bahkan kursus musik inilah
yang juga akan membantu tumbuhnya talent-talent baru yang akan meramaikan industri
musik lokal selanjutnya. Perkembangan seni pertunjukan juga menyebabkan tumbuhnya
subsektor lain seperti talent (artis) maupun rental properti. Talent pada seni pertunjukan
menjadi sangat penting. Talent menjadi pusat perhatian atau fokus dari sebuah pertunjukan.
Maraknya event-event yang digelar telah berpengaruh cukup besar bagi munculnya talent-
talent baru dan notabene memerlukan wadah atau media untuk tampil dan menunjukkan bakat
dan kemampuannya. Rental properti untuk seni pertunjukan sepertinya mengikuti geliat
pentas pertunjukan yang ada. Vendor untuk properti seperti panggung, lighting, sound, genset,
baricade, dan lain-lain, merupakan mitra utama dari pelaku bisnis seni pertunjukan.
Selanjutnya perkembangan subsektor film, video, dan animasi juga akan memicu
tumbuhnya rental properti dan kelompok teater. Rental properti untuk industri film, video,
dan animasi umumnya berupa rumah, lahan, dekorasi (artistik) dan lain-lain.
Perkembangannya sejauh ini selalu mengikuti perkembangan industri film. Sebagai pemasok
talent untuk aktor dan aktris, kelompok teater akan terimbas secara positif apabila industri
film bisa berkembang.

KESIMPULAN DAN SARAN


Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang memiliki potensi serta daya ungkit utama ada 3 yaitu
Musik, Seni Petunjukan, dan Film Vidio Animasi, sedangkan 13 sub sektor lainnya memiliki
potensi yang masih rendah. Dua, Hasil analisa SWOT menunjukkan bahwa kondisi ekonomi
kreatif Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki Kekuatan yang lebih Besar dibanging
Kelemahan serta memiliki Peluang yang lebih besar dibanding Ancaman, hal ini mendukung
strategi Agresive. Berdasarkan hasil kajian, rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut pertama, Rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif perlu disusun dalam dokumen
perencanaan seperti : RPJMD, RKPD, Rencana Strategis masing-masing Organisasi
Perangkat Derah. Kedua, mekanisme penganggaran yang dituangkan dalam APBD perlu
dipertimbangkan besaran porsi untuk mendukung pengembangan Ekonomi Kreatif. Ketiga,
Perlu disusun regulasi yang mendorong percepatan pengembangan Ekonomi Kreatif serta
Perlu dibentuknya Tim Percepatan Pengembangan Ekonomi Kreatif

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Perdagangan Indonesia RI. 2008.Buku Studi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia.
Howkins, J. 2005.The Creative Economy: Knowledge-Driven Economic Growth. India: Jodhpur

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2007.Studi Industri Kreatif Indonesia. Jakarta:


Kementerian Perdagangan RI.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.2009.Buku profil Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.2016.Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No 7


Tahun 2016 Tentang RPJMD
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.2018.Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No 7
tahun 2018 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2016 sampai 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai