0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
MAIN HOST
ii
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE
CO-HOST
iii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
CO-HOST
iv
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE
v
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
PROSIDING ABSTRAK
PENGABDIAN MASYARAKAT
TEMA
6 - 7 NOVEMBER 2019
SAMARINDA
vi
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE
PENANGGUNG JAWAB
Panitia Pelaksana
Ketua : Dr. Hj. Rahmawati, SE, MM
Wakil Ketua : Drs. Michael Hadjaat, MM
Sekretaris : Dr. Zainal Abidin, SE, MM
Bendahara : Muhammad Astri Yulidar Abbas, SE, MM
Editor
Dr. Irsan Tricahyadinata, SE, M.Si (Universitas Mulawarman)
Dr. Musdalifah Azis, SE, MM (Universitas Mulawarman)
Dio Caisar Darma, SE, M.Si (STIE Samarinda)
Dian Irma Aprianti, S.IP, MM (Universitas Widyagama Mahakam Samarinda)
Ahmad Roy, S.Kom (Universitas Mulawarman)
Penerbit
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman
Alamat : Jl. Tanah Grogot No. 1, Kampus Unmul Gunung Kelua, Sempaja Kota
Samarinda Kode Pos 75117.
vii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
KOMITE REVIEWER
viii
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE
Hormat Kami,
ix
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
x
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE
KATA PENGANTAR
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman)
Assalamu'alaikum,
Wr. Wb. Puji syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kita dapat menjalankan
aktivitas keseharian dengan hikmat. Forum Manajemen Indonesia
(FMI) menjadi forum pertemuan dan komunikasi dosen
Manajemen Perguruan Tinggi se-Indonesia, baik negeri maupun
swasta. Dalam forum ini, diharapkan terjadi transfer knowledge,
informasi, serta pengetahuan terkini baik untuk kepentingan
industri, manajerial pengelolaan institusi, perumusan kurikulum, dan kebijakan,
ataupun keilmuan. Melalui proses yang cukup ketat, dan selektif, kami berhasil
meloloskan 89% (426 abstrak) dari jumlah artikel yang dikirim oleh peserta.
Kami mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah mendukung
kegiatan ini, sehingga dapat terselenggara dengan baik. Ucapan terimakasih ini, secara
khusus, kami sampaikan kepada Dr, Sri Gunawan, DBA sebagai Ketua FMI Pusat, Dr.
Rahmawati Thaha, SE, MM selaku Ketua FMI wilayah Kaltim-Tara, serta 17
perwakilan Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Koordinator Wilayah Forum
Manajemen Indonesia Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Periode 2019-
2023, yakni: Universitas Mulawarman sebagai main host, Universitas Widyagama
Mahakam Samarinda, Universitas Balikpapan, Politeknik Negeri Samarinda, Univeritas
Borneo Tarakan, Universitas Terbuka, STIE Nusantara Sangatta, FEBI-IAIN
Samarinda, Universitas Kutai Kartanegara, STIMI Samarinda, Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur, STIE Bulungan-Tarakan, Universitas Kalimantan
Utara, STIE Muhammadiyah Berau, STIE Samarinda, Universitas 17 Agustus
Samarinda, dan Politeknik Malinau.
Semoga, kegiatan ini pun menjadi bentuk partisipasi dunia akademik dalam
membangun bangsa dan Negara kita tercinta, terutama berkaitan dengan pengembangan
Ilmu Manajemen di Indonesia.
Best regards,
xi
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
RINGKASAN EKSEKUTIF
Peserta FMI-11 Samarinda berasal dari 117 institus yaitu 115 Perguruan Tinggi,
1 Kementrian Tenaga Kerja, dan 1 adalah Umum yang tersebar dari seluruh Indonesia
sebanyak 43 kota. Terbanyak dari kota Jokyakarta, kemudian Jakarta, dan Samarinda.
xii
Seminar Nasional FMI ke-11 MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE
(12), Manajemen strategi (32), Manajemen sumber daya manusia (97) dan Teknologi
informasi (7). Terakhir, ditutup dengan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang
dilakukan di kota Tenggarong dan Samarinda dengan jumlah peserta sebanyak 319
peserta.
NO NAMA CO-HOST
1 Sekolah Tinggi Ekonomi Bulungan – Tarakan
2 Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka, Jakarta
3 Politeknik Negeri Samarinda
4 Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
5 Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Mahakam Samarinda
6 Fakultas Ekonomi Universitas Kutai Kartanegara, Tenggarong
7 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia, Samarinda
8 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah, Tanjung Redeb
9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara, Sangatta
10 Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan
11 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda
12 Kalbis Institute, Jakarta
13 Fakultas Ekonomi Universitas Borneo, Tarakan
14 Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama, Malang
15 Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang
16 Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank, Semarang
17 Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia, Makassar
18 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
19 Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, Medan
20 Trisakti School of Management, Jakarta
xiii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ........................................................................................... i
MAIN HOST .................................................................................................. ii
CO-HOST ....................................................................................................... iii
PROSIDING ABSTRAK ............................................................................... vi
PENANGGUNG JAWAB ............................................................................. vii
KOMITE REVIEWER ................................................................................... viii
KETUA FORUM MANAJEMEN INDONESIA PENGURUS PUSAT ....... ix
PRAKATA KETUA FMI 11 ........................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
RINGKASAN EKSEKUTIF ……………….................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
TABLE OF CONTENTS DRAFT .................................................................... xv
TIME LINE .................................................................................................... Iv
PARALLEL SESSIONS .................................................................................... Ivii
xiv
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
xlviii
MAKING INDONESIA 4.0: GREEN BUSINESS MANAGEMENT & SOCIAL ENTERPRISE Seminar Nasional FMI ke-11
[ABS-517]
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor ekonomi kreatif unggulan
sebagai focus pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kedua,
merumuskan strategi pengembangan dan rencana aksi arahan dan rujukan bagi pelaku
ekonomi kreatif. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dengan key
informan sejumlah 24 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa subsektor yang
dianggap paling potensial/prospektif serta memiliki daya ungkit (linkage) forward
backward di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sub sektor musik, subsektor seni
petunjukan, dan subsektor film, video, dan animasi. Kajian pemilihan prioritas tersebut
berdasarkan pada banyaknya omset, serapan tenaga kerja, jumlah penghargaan, lama
berdiri dan jumlah kegiatan. Hasil analisis SWOT juga menunjukkan bahwa strategi
utama adalah strategi agresif, yaitu strategi yang mendukung penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, diversifikasi
horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa layak digunakan, tergantung pada
kondisi spesifik yang dihadapi.
~ 31 ~
STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI SALAH SATU
DAYA UNGKIT EKONOMI DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Penulis:
Sugeng Raharjo
Universitas Kutai Kartanegara
Mawardi
Universitas Kutai Kartanegara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor ekonomi kreatif unggulan sebagai
focus pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kedua, merumuskan
strategi pengembangan dan rencana aksi arahan dan rujukan bagi pelaku ekonomi kreatif.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dengan key informan sejumlah 24
orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa subsektor yang dianggap paling
potensial/prospektif serta memiliki daya ungkit (linkage) forward backward di Kabupaten
Kutai Kartanegara adalah sub sektor musik, subsektor seni petunjukan, dan subsektor film,
video, dan animasi. Kajian pemilihan prioritas tersebut berdasarkan pada banyaknya omset,
serapan tenaga kerja, jumlah penghargaan, lama berdiri dan jumlah kegiatan. Hasil analisis
SWOT juga menunjukkan bahwa strategi utama adalah strategi agresif, yaitu strategi yang
mendukung penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat, diversifikasi
konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa layak digunakan,
tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi.
Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Sektor Prioritas, Daya Ungkit, Analisa SWOT
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi merupakan prioritas utama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Melalui pembangunan ekonomi diharapkan akan memiliki positive multiplier effect yang
mengakselerasi economic growth, penciptaan lapangan kerja, perbaikan pendapatan hingga
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun didalam upaya untuk menciptakan
kondisi yang lebih baik, pemerintah daerah dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi
yang diuraikan sebagai berikut: Pertama, Economic structure dominated by mining. Struktur
ekonomi Kabupaten Kukar masih didominasi oleh sektor pertambangan yang mayoritas
diekspor ke pasar global. Implikasinya adalah perekonomian Kabupaten Kukar secara umum
dipengaruhi oleh global existing condition. Bahkan dalam lima tahun terakhir pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Kukar sangat berfluktuasi dan menunjukkan trend yang menurun
(Gambar 1).
Kedua, Struktur ekonomi yang rapuh dan tidak mandiri. Kontribusi penerimaan yang
berasal dari pemerintah pusat dalam bentuk Dana Perimbangan mendominasi struktur
pendapatan daerah. Realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten Kukar pada periode 2011 -
2017 memiliki trend yang menurun. Dilihat dari sisi realisasi PAD, kontribusi PAD terhadap
pendapatan daerah belum menunjukkan kestabilan dan cenderung berfluktuasi. Salah satunya
juga disebabkan oleh realisasi pajak yang belum mencapai target
1
Pertumbuhan Ekonomi (%) Realisasi PAD (Milyar)
8 450,000,000,000.00
6 400,000,000,000.00
350,000,000,000.00
4
300,000,000,000.00
2 250,000,000,000.00
0 200,000,000,000.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 150,000,000,000.00
-2
100,000,000,000.00
-4 50,000,000,000.00
-6 0.00
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
-8
Strategi
Strategi adalah pola keputusan dalam perusahaan untuk menentukan dan mengungkapkan
sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan
untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.
Definisi lain strategi menurut Sofjan Assauri (2007 ; 168) adalah rencana yang menyeluruh,
2
terpadu dan menyatu, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan suatu perusahaan.
Daya Ungkit
Forward linkage adalah pengaruh sebuah subsektor kepada subsektor industri kreatif lainnya
atau kepada industri non kreatif. Sementara, backward linkage adalah keterkaitan ke belakang
atau pengaruhnya terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya yang menjadi faktor ikutan ketika
ketiga subsektor industri kreatif ini bergerak
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu
pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif, pendekatan politik dan pendekatan top down
-bottom up. Teknik analisis data yang digunakan dalam penyusunan roadmap pengembangan
ekonomi kreatif daerah menggunakan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2006;18), analisis
SWOT adalah Identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini merupakan data sekunder dan
primer. Data sekunder diperoleh dari dinas dan lembaga / instansi terkait seperti BPS,
Bappenas, Kadin. Sedangkan data primer dilakukan melalui observasi (pengamatan) dan
Focus Group Discussion (FGD) melalui diskusi kelompok (Irwanto, 2006), dengan nara
sumber kunci (key informan), yaitu informan kunci yang dipergunakan dalam dalam
penyusunan roadmap ekonomi kreatif daerah adalah yang biasa di kenal dengan The Quad
Helix, meliputi 3 orang intellectuals/academician, 8 orang pelaku usaha kreatif serta 5
komunitas industry kreatif dan 8 perwakilan OPD (government). Total responden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 24 orang.
Ruang lingkup penyusunan roadmap pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai
Kartanegara, meliputi kondisi daerah dan ekonomi kreatif; analisis dan pemetaan ekonomi
kreatif; kerangka kerja pengembangan ekonomi kreatif; strategi dan kebijakan pengembangan
ekonomi kreatif; dan rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif.
PEMBAHASAN
Potensi Ekonomi Kreatif
Berdasarkan studi uji petik yang dilakukan oleh Bappeda Kukar Hasil uji petik yang
dilakukan terhadap komunitas : Kotamu Kota Raja (Komunitas Talenta Musik), Yayasan
Lanjong, Komunitas Gubang (Seni Tari dan Musik), Komunitas Pelem Indie (KOPI)
Tenggarong, Enji Band, Sekar Kedaton tahun 2018 diperoleh informasi ada 3 subsektor yang
dianggap paling potensial dan prospektif untuk menjadi prioritas pengembangan. Kajian
tersebut beradasarkan omset, serapan tenaga kerja, jumlah penghargaan, lama berdiri dan
jumlah kegiatan. Ketiga subsektor paling potensial dan prospektif tersebut berturut-turut
adalah sub sektor musik, subsektor seni petunjukan (Showbiz), dan Subsektor film, video, dan
animasi.
3
Serapan Tenaga Kerja 325 Orang
Jumlah Penghargaan +6
Lama Subsektor 10 Tahun, Sejak 2008
(Dirintis sejak 1960)
Jumlah Kegiatan 1080 / tahun
Subsektor Seni Pertunjukan
Omzet 690 Juta / tahun
Serapan Tenaga Kerja 200 orang
Jumlah Penghargaan +76
Lama Subsektor 18 Tahun, sejak 2000
(Dirintis Sejak Era Kerajaan Nusantara)
Jumlah Kegiatan 180 Kegiatan / tahun
Subsektor Film, Video, Animasi
Omzet 300 Juta / tahun
Serapan Tenaga Kerja 15 orang – 30 orang
Jumlah Penghargaan +14
Lama Subsektor 8 Tahun, sejak 2010
Jumlah Kegiatan 10 Kegiatan / tahun
4
Aji Imbut, Kompleks Stadion Rondong Demang, Halaman Taman Turap Timbau, Creative
Park, Pentas Pedestrian Bawah Jembatan Kartanegara, Pentas Taman Ulin, Jam Bentong,
Plaza/Stage Pulau Kumala, dan Plaza/Pentas Waduk Panji Sukarame. Selain itu di Kabupaten
Kutai Kartanegara juga terdapat 2 buah museum, yaitu Museum Mulawarman dan Museum
Kayu.
ANALISIS SWOT
Berdasarkan identifikasi pelaku ekonomi kreatif dilakukan melalui kunjungan lapangan,
Indepth Interview kepada pelaku/ komunitas ekonomi kreatif, diperoleh hasil
pelaku/komunitas ekonomi kreatif dengan rincian 3 orang akademisi, 8 orang pelaku usaha
kreatif serta 5 komunitas industry kreatif. Pelaku/komunitas tersebut antara lain Distrik 13
Samboja, Kepanitiaan Samboja Expo, Sahabat UKM Muara Badak, Teater Merah Putih
Sanga-Sanga, Komunitas Ontel Sanga-Sanga ( KOSS), Komunitas Gasing Kutai, Distorsi
Rockaholicompany, Bikin Pilem, Pamarangan, Zwageri Borneo dan Kelompok Seni dan
Budaya (KSB) Mahakam Kutai. Sedangkan pada perwakilan pemerintah diwakili oleh 8
orang yang berasal dari Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas perindustrian dan perdagangan,
Dispora, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Diskominfo . Dengan demikian total key
informan yang digunakan dalam penelitian berjumlah 21 orang. Analisis kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan (threath) -SWOT ekonomi
kreatif Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dijelaskan seperti berikut.
2. Kelemahan (Weakness)
5
a. Belum optimalnya fasilitasi dan kesadaran tentang Hak Kekayaan Intelektual
(HAKI) terhadap produk Produk Asli Kabupaten Kutai Kartanegara.
b. Belum tersedianya basis data 16 sub sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi data
dasar bagi OPD terkait dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten
Kutai Kartanegara.
c. Belum optimalnya pengembangan sentra dan cluster industri kreatif Kabupaten Kutai
Kartanegara.
d. Belum optimalnya koordinasi antar OPD, fasilitasi dan dukungan kebijakan serta
komitmen OPD pengampu urusan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten
Kutai Kartanegara.
e. Belum optimalnya kerjasama antar daerah (KAD) dalam mengembangkan ekonomi
kreatif antara Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Kabupaten lain di Indonesia
(Samarinda, Balikpapan, Kutai Barat, Kutai Mahakam Hulu, Kutai Timur, Kota
Bontang) yang terkait dengan pemasaran produk/jasa ekonomi kreatif.
2. Ancaman (Threath)
a. Meningkatnya persaingan produk ekonomi kreatif dengan Kabupaten/ Kota lain yang
telah lebih dulu mengembangkan dan memfasilitasi berkembangnya ekonomi kreatif.
b. Menurunnya kapasitas fiscal Pemkab Kukar, akibat ketergantungan Dana Bagi hasil.
6
c. Distribusi sebaran penduduk yang tidak merata.
Diagram SWOT
Dalam penentuan arah strategi disusun faktor analisa strategi disusun dalam
pembobotan, penilaian rating dan perhitungan score, selanjutnya perhitungan faktor internal
dan faktor eksternal.
Tabel 2. Perhitungan Analisa SWOT
Srenght (Kekuatan) Bobot Rating Score
a. Tersedianya arena, gedung/tempat kesenian atau art centre. 25% 3 0,75
b. Terdapat lembaga pendidikan (perguruan tinggi dan SMK) yang
15% 2 0,30
mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
c. Tersedianya fasilitasi website pemerintah Kabupaten Kutai
10% 3 0,30
Kartanegara
d. Terdapat beberapa even atau kegiatan masyarakat yang dapat
10% 3 0,30
menjadi media pengembangan ekonomi kreatif.
e. Kebijakan perijinan yang mudah dalam Perijinan Terpadu Satu
15% 4 0,6
Pintu.
f. Dukungan program dan kegiatan pemerintah berbagai festifal. 25% 3 0,75
3,00
Weakness (Kelemahan)
a. Belum optimalnya fasilitasi dan kesadaran tentang Hak
10% 3 0,3
Kekayaan Intelektual
b. Belum tersedianya basis data 16 sub sektor ekonomi kreatif. 20% 3 0,6
c. Belum optimalnya pengembangan sentra dan cluster industri
15% 3 0,45
kreatif
d. Belum optimalnya peran OPD dalam pengembangan ekonomi
25% 3 0,75
kreatif.
e. Belum optimalnya kerjasama antar daerah (KAD) dalam
10% 2 0,2
mengembangkan ekonomi kreatif.
f. Pendataan dan pembinaan Komunitas Ekraf masih lemah 20% 3 0,6
100% 2,90
S–W 0,1
Dalam analisis internal menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki pemerintah
kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 3,00 nilai ini lebih besar dibanding dengan kelemahan
yang hanya sebesar 2,90 sengan selisih positif sebesar Positif 0,1. Dengan demikian analisis
internal menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki Kekuatan yang lebih besar dibanding
dengan Kelemahan meskipun rendah maka perlu adanya menggunakan kekuatan untuk
mendorong strategi ekonomi kreatif.
7
f. Beroperasinya sarana transportasi udara. 15% 3 0,45
g. Terbentuk Komunitas E-Kraf yang memadai 20% 3 0,6
100% 3,15
Threats (Ancaman)
a. Meningkatnya persaingan produk ekonomi kreatif 40% 2 0,8
b. Menurunnya kapasitas fiscal Pemkab Kukar 30% 3 0,9
c. Distribusi sebaran penduduk yang tidak merata. 30% 2 0,6
100% 2,30
O-T 0,85
Hasil analisis faktor eksternal menunjukkan Opportunities yang dimiliki sebesar 3,15,
nilai ini lebih besar dari Threats/ ancaman yang dihadapi yang hanya sebesar 2,30 dengan
semikian terdapat selisih positif sebesar 0,85 hal ini menunjukkan bahwa peluang terhadapat
pengembangan ekonomi kreatif lebih besar dari ancaman. Berdasarkan analisis faktor internal
dan faktor eksternal tersebut selanjutnya di plot ke dalam diagram cartesius (Gambar 2).
Opportunities (O)
Konservatif
Defensif
Threats(T)
Gambar 2. Diagram SWOT
Gambar 2. menunjukkan strategi utama adalah strategi agresif, yaitu strategi yang
mendukung, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat, diversifikasi
konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa layak digunakan,
tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi perusahaan.Ada beberapa strategi utama
pengembangan ekonomi kreatif yang dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara. Strategi-strategi tersebut antara lain strategi kelemahan-peluang, strategi
kekuatan-ancaman, dan strategi kelemahan- ancaman.
8
kecenderungan yang diminati oleh pasar di dalam daerah dan luar
d. Menciptakan ruang publik terbuka untuk asimilasi nilai-nilai dan pertukaran
pengetahuan antar pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif.
e. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan
komunikasi di bidang ekonomi kreatif.
f. Memberikan dukungan dan apresiasi/penghargaan kepada insan kreatif berbakat yang
mendapat kesempatan di tingkat provinsi, nasional dan internasional.
Stretegi Kelemahan dan Peluang
a. Mengkampanyekan pentingnya kreativitas dan HKI sebagai modal utama keunggulan
bersaing dalam era ekonomi kreatif.
b. Memberikan layanan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan layanan informasi
HKI.
c. Membangun database dan cerita sukses insan kreatif dan produk kreatif Kabupaten
Kutai Kartanegara.
d. Mendorong dan memfasilitasi terciptanya skema pembiayaan yang sesuai bagi
industri ekonomi kreatif.
e. Memfasilitasi pertemuan antar pelaku industri di bidang ekonomi kreatif yang
membutuhkan biaya dengan lembaga pembiayaan dan Mendorong wirausahawan
sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian kepada masyarakat untuk menciptakan
wirausahawan kreatif baru
f. Mengoptimalisasikan peran lembaga penelitian, LSM dan perguruan tinggi untuk
mengembangkan teknologi yangvmendukung pengembangan industri di bidang
ekonomi kreatif.
g. Melakukan sosialisasi tentang pasar, desain, hasil penelitian, dan perkembangan
teknologi yang terkaitvdengan pengembangan industri di bidang ekonomi kreatif.
h. Memperluas jangkauan distribusi pemasaran produk kreatif Kabupaten Kutai
Kartanegara di luar daerah.
9
ekonomi kreatif.
d. Mengembangkan inkubator-inkubator teknologi untuk mendukung pengembangan
ekonomi kreatif.
10
tumbuhnya dipengaruhi oleh tumbuhnya industri musik lokal. Bahkan kursus musik inilah
yang juga akan membantu tumbuhnya talent-talent baru yang akan meramaikan industri
musik lokal selanjutnya. Perkembangan seni pertunjukan juga menyebabkan tumbuhnya
subsektor lain seperti talent (artis) maupun rental properti. Talent pada seni pertunjukan
menjadi sangat penting. Talent menjadi pusat perhatian atau fokus dari sebuah pertunjukan.
Maraknya event-event yang digelar telah berpengaruh cukup besar bagi munculnya talent-
talent baru dan notabene memerlukan wadah atau media untuk tampil dan menunjukkan bakat
dan kemampuannya. Rental properti untuk seni pertunjukan sepertinya mengikuti geliat
pentas pertunjukan yang ada. Vendor untuk properti seperti panggung, lighting, sound, genset,
baricade, dan lain-lain, merupakan mitra utama dari pelaku bisnis seni pertunjukan.
Selanjutnya perkembangan subsektor film, video, dan animasi juga akan memicu
tumbuhnya rental properti dan kelompok teater. Rental properti untuk industri film, video,
dan animasi umumnya berupa rumah, lahan, dekorasi (artistik) dan lain-lain.
Perkembangannya sejauh ini selalu mengikuti perkembangan industri film. Sebagai pemasok
talent untuk aktor dan aktris, kelompok teater akan terimbas secara positif apabila industri
film bisa berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perdagangan Indonesia RI. 2008.Buku Studi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia.
Howkins, J. 2005.The Creative Economy: Knowledge-Driven Economic Growth. India: Jodhpur
11