SKRIPSI
Oleh:
Irfan Ilmi
NIM: 11150860000032
SKRIPSI
Irfan Ilmi
NIM: 11150860000032
Pembimbing I
Pembimbing II
JAKARTA
1441 H/2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 9 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
2. NIM : 11150860000032
Dompet Dhuafa”
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada hari Jum’at, 18 Oktober 2019 telah diadakan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Irfan Ilmi
2. NIM : 11150860000032
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : “Business Model Canvas Pada Social Enterprise Di LAZ
Dompet Dhuafa”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa Mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 18 Oktober 2019
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Irfan Ilmi
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Irfan Ilmi
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 01 Mei 1995
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : Perumahan Palem Ganda Asri 1 Blok C8
No.14 RT 01 RW 16 Karang Tengah,
Tangerang
7. No. HP : 085719330111
8. E-mail : Irfan.mazayaprivate@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. 2000 – 2001 : TK Nur As Sholihat
2. 2001 – 2007 : SDI Ar Rahman Karang Tengah
3. 2007 – 2010 : MTsN 13 Jakarta Selatan
4. 2010 – 2014 : Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo
5. 2014 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam Gontor
Ponorogo
6. 2015 – 2019 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
viii
3. LDK Komda FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2015 – 2016)
Anggota Departemen PSDM
4. KAMMI UIN Jakarta (2015 – 2016) Anggota Departemen Kaderisasi
5. LDK Komda FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016 – 2017) Ketua
Divisi Keilmuan
6. KAMMI UIN Jakarta (2017 – 2018) Ketua Departemen Kaderisasi
7. Madrasah Qur`an Mazaya Madaniyyah (2015 – sekarang) Ketua Dewan
Pengasuh
V. PRESTASI
1. Delegasi UIN Jakarta & Indonesia dalam kegiatan Internasional, Global
Entrepreneur Summit 2017, Malaysia
2. Indonesian Platinum Award Winner Category CreativePreneur,
International Youth Entreprenuer Summit 2017, Malaysia
3. Duta Pengusaha Kampus UIN Jakarta 2017 - 2018
4. Juara 11 dari Top 20 Best Start Up, Kompetisi Start Up, Global
Ideapreneur Week 2018, Malaysia
5. Juara 1 Indonesian Team, Kompetisi Ide Bisnis, Youth Entrepreneur
Symposium 2018, Singapore
ix
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Abd Rosyid S
2. Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 15 November 1958
3. Pekerjaan : Karyawan Swasta
4. Ibu : Cucu Suryati
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 31 Januari 1964
7. Alamat : Perumahan Palem Ganda Asri 1 Blok C8 No.14
RT 01 RW 16 Karang Tengah, Tangerang
8. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
x
ABSTRACT
xi
ABSTRAK
xii
ٱلرِحي ِم َّ بِسِۡم ٱللَّ ِه
َّ ٱلرحۡ َٰم ِن
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang selalu melimpahkan hidayah
dan seluruh nikmat beserta karunia Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
Skripsi yang berjudul: “Business Model Canvas Pada Social Enterprise Di LAZ
Dompet Dhuafa”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Strata Satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada jurusan
Ekonmi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terimakasih yang tulus atas
segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan baik berupa kritik,
masukan, dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan pemikiran
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimaksih kepada :
1. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, BKP selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.
2. Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (UIN) Jakarta
3. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta
4. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si selaku Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta
xiii
5. Ibu Dr.Erika Amelia, SE, M.Si selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah dan Ibu
Dwi Nur’aini Ihsan, M.M selaku Sekertaris Prodi Ekonomi Syariah.
6. Bapak Prof. Muhammad M.Ag. & Ibu RR. Tini Anggraini, M.Si selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi.
7. Bapak Ady Cahyadi SE, M.Si selaku Dosen Akademik yang telah meluangkan
waktunya untuk selalu memberikan ilmu dan motivasi yang bermanfaat dari
awal semester sampai perkuliahan berakhir. Semoga Allah senantiasa
memberkahi dan membalas kebaikan bapak.
8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis. Serta karyawan dan
staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan
terbaik dan membantu selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan pahala
yang banyak atas kebaikan bapak dan ibu semua.
9. Teristimewa untuk orangtua penulis, Ayahanda Abd Rosyid S dan Ibunda
Cucu Suryati tersayang yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga
seperti sekarang ini, dengan penuh do’a, kasih sayang, kesabaran , keikhlasan
dan penuh perjuangan hidup demi kelansungan pendidikan dan masa depan
putra-putrinya.
10. Saudara kandung penulis, Fikriyyah Hanifah, yang telah memberikan
dukungan berupa moril dan materil kepada penulis.
11. Salah satu orang yang sangat berjasa dalam penelitian ini, Rifka Humairah
Shalihah, yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya kepada
penulis.
12. Om Ade dan Bunda Fitri yang selalu memberikan bimbingan, semangat, dan
juga motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
13. Pak Bambang sebagai Direktur Fundraising LAZ Dompet Dhuafa dan juga
Pak Arya sebagai Supervisor Data dan Komunikasi Internal LAZ Dompet
Dhuafa yang telah memberikan informasi kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
xiv
14. Segenap jajaran dan pengurus amil zakat LAZ dompet Dhuafa Pusat yang
telah memberikan arahan, masukan, saran dalam penulisan skripsi ini.
15. Komunitas eksyar ciledug, Sofy Mubarok dan Choirul Rahman. Juga kerabat
eksyar yang selalu menjadi penyemangat dan mendukung penulis selama
menjalani perkuliahan di UIN Jakarta, Nadhifa, Azizah, Rahmi, Arika, Fitri
dan Hilal.
16. Seluruh para guru TPQ Mazaya Madaniyyah, Kak Aida, Kak Devi, Kak
Fauzi, Kak Anna, dan Kak Dina.
17. Seluruh teman-teman Jurusan Ekonomi Syariah A-B Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta terkhurus untuk rekan-rekan konsentrasi
ZISWAF yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
18. Seluruh rekan rekan LDK Komda FEB 2015 Misyakatul Jadiid.
19. Seluruh rekan rekan KAMMI UIN Jakarta 2015 Siraajul Faiz.
20. Sahabatku Zacky Mubarok yang sudah bersedia membantu penelitian skripsi
ini
21. Teruntuk Putri Yandriani dan Ulfah Khoiriyah sebagai Adik kelas yang sudah
membantu penelitian skripsi ini.
22. Seluruh rekan rekan LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
23. Seluruh rekan rekan KAMMI UIN Jakarta.
24. Seluruh rekan rekan KKN 69 “Brave and Great” UIN Jakarta.
25. Seluruh Asatidz dan asatidzah PR1MAGO School
26. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per-satu. Terima kasih banyak
atas motivasi, dukungan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 18 Oktober 2019
IRFAN ILMI
xv
DAFTAR ISI
xvi
1. Data Primer ............................................................................................. 43
2. Data Sekunder.......................................................................................... 43
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 43
1. Wawancara .............................................................................................. 44
2. Observasi ................................................................................................. 44
3. Dokumentasi ............................................................................................ 45
D. Metode Analisis Data ................................................................................... 45
1. Editing ...................................................................................................... 45
2. Klasifikasi ................................................................................................ 46
3. Verifikasi.................................................................................................. 46
4. Analisis..................................................................................................... 46
5. Penarikan Kesimpulan ............................................................................. 53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 54
A. Gambaran Umum LAZ Dompet Dhuafa...................................................... 54
1. Sejarah LAZ Dompet Dhuafa .................................................................. 54
2. VISI, MISI, dan Tujuan LAZ Dompet Dhuafa ......................................... 56
3. Potensi Penghimpunan LAZ Dompet Dhuafa........................................... 59
B. Analisis dan Pembahasan............................................................................. 61
1. Strategy Fundraising LAZ Dompet Dhuafa .............................................. 61
2. BMC for Social Enterprise Strategi fundraising Dompet Dhuafa .............. 71
a. Mission ............................................................................................ 74
b. Customer Segment ........................................................................... 76
c. Value Proposition ............................................................................ 83
d. Channel ........................................................................................... 90
e. Costumer Relationship ..................................................................... 97
f. Revenue Stream ............................................................................. 105
g. Key Resources................................................................................ 109
h. Key Activities ................................................................................. 114
i. Key Partners .................................................................................. 117
j. Cost Structure ................................................................................ 126
k. Social Impact ................................................................................. 131
3. Hasil Analisa BMC dengan Software Atlas.Ti ........................................ 134
a. Hasil Analisis Narasumber Bapak Arya ....................................... 135
xvii
b. Hasil Analisis Narasumber Bapak Bambang ................................ 137
c. Hasil Analisis Gabungan .............................................................. 140
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 154
A. Kesimpulan ................................................................................................ 154
B. Saran ......................................................................................................... 157
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 159
LAMPIRAN................................................................................................................... 162
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Analisis Atlas.Ti Narasumber Pak Arya …………………. 133
Tabel 4.2 Hasil Urutan Elemen BMC Narasumber Pak Arya ……………. 134
Tabel 4.3 Hasil Analsisis Atlas.Ti Narasumber pak Bambang …………… 135
Tabel 4.4 Hasil Urutan Elemen BMC Narasumber Pak Bambang ………. 136
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Modifikasi Business Model Canvas for Social Enterprise ...…. 36
Gambar 4.1 Data Penghimpunan Dana Zakat LAZ Dompet Dhuafa 2014 -
2018 ……………………………………………………………...…. 59
Gambar 4.2 Laporan Keuangan LAZ Dompet Dhuafa 2014 – 2018 ….…... 60
Gambar 4.11 Kolom Revenue Streams LAZ Dompet Dhuafa ……………. 105
Gambar 4.12 Kolom Key Resources LAZ Dompet Dhuafa ………………. 109
Gambar 4.13 Kolom Key Activities LAZ Dompet Dhuafa ……………….. 114
Gambar 4.14 Kolom Key Partner LAZ Dompet Dhuafa …………………. 118
Gambar 4.15 Kolom Cost Structure LAZ Dompet Dhuafa ………………. 127
Gambar 4.16 Kolom Sosial Impact LAZ Dompet Dhuafa ……….………... 130
xx
DAFTAR GRAFIK
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
satu bentuk permasalahan ekonomi yang perlu segera diatasi ialah kemiskinan.
Dalam Laporan Profil Kemiskinan di Indonesia pada Maret 2017 versi BPS
sebelumnya yang mencapai 0,52%, namun setidaknya masih ada sekitar 27,77
kemiskinan versi BPS, yaitu rata-rata sebesar Rp. 374.478 per kapita perbulan
Zakat yang merupakan rukun Islam ketiga memiliki peran, fungsi, dan posisi
yang penting dalam ajaran Islam. Dibanding instrument fiskal yang kini ada,
1
AbuBakar, 2011: 1). Bukan hanya sebagai pengugur kewajiban, zakat juga
memiliki dimensi sosial. Zakat mampu hadir sebagai jawaban untuk membantu
zakat per muzakki mencapai Rp.684.550 pada tahun 2007. Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Pusat Budaya dan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rp. 19,3 Triliun setiap tahunnya. Ketiga, pada tahun 2015 baznas melakukan
resmi pada tahun 2016, total dana zakat yang berhasil dikumpulkan baru
Jadi dapat disimpulkan bahwa zakat memiliki potensi yang cukup besar
perkembangan yang pesat. Akan tetapi, pertumbuhan zakat masih jauh dari
2
pengelolaan zakat yang professional. Manajemen yang baik, dan sesuai
ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf) sebagai dana umat yang produktif.
dana zakat.
berlaku yaitu, UU N0.23 tahun 2011 tentang pengelolaan ZIS, bahwa yang
zakat. Dan juga harus sesuai dengan syariat Islam yang amanah, kemanfaatan,
dapat menciptakan redistribusi yang merata (M. Abdul Mannan, 1997: 28).
menggalang dana zakat, infaq, dan shadaqah serta sumber daya lainnya dari
3
setidaknya lima tujuan pokok, yaitu menghimpunan dana, menghimpun
(brand image), dan memberikan kepuasan pada donatur (M. Anwar Sani, 2010:
25).
yang sangat penting bagi lembaga atau organisasi sosial seperti lembaga zakat,
dan lain-lain. Dalam upaya mendukung jalannya program dan jalannya roda
maksud dan tujuan yang telah digariskan. Begitu penting peran penghimpunan
menimbulkan kesadaran dan kepedulian mereka. Dalam hal ini lembaga perlu
Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki peluang yang
zakat. Dan juga seiring dengan disahkannya UU No. 23 Tahun 2011 tentang
4
secara berkala oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ). Keputusan Menteri Agama
memiliki izin resmi maupun tidak memiliki izin resmi (Baznas, 2017: 64).
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu LAZ Nasional (LAZNAS), LAZ Provinsi,
dan LAZ Kabupaten atau Kota. Saat ini, Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang
Hidayatullah, LAZ Dompet Dhuafa Republika, LAZ Nurul Hayat, LAZ IZI,
Salah satu potensi dana zakat secara nasional diantaranya berasal dari
LAZ tersebut. Sejauh ini, dana yang di himpun oleh LAZ mengalami kenaikan.
Contohnya, pada tahun 2010 LAZ Rumah zakat berhasil menghimpun dana
zakat sebesar Rp. 135,081 miliar dan pada tahun 2014 LAZ Rumah Zakat
mengalami kenaikan hingga Rp. 198,331 miliar. Kemudian ada LAZ Dompet
5
Dhuafa Republika yang pada tahun 2014 berhasil mengumpulkan dana zakat
kenaikan. Untuk lebih lengkap terkait data penghimpunan dana zakat pada
Penghimpunan Total
OPZ Penghimpunan
Zakat Infaq/Shadaqah DSKL
2016
LAZ Rumah
109,189,570,539 72,756,519,550 43,061,515,208 225,007,605,297
Zakat Indonesia
LAZ Daarut
18,702,004,053 38,748,544,004 25,200,383,265 82,650,931,322
Tauhid
LAZ Baitul
Hidayatullah
LAZ Dompet
Republika
LAZ Nurul
8,724,118,020 53,341,674,028 6,015,094,995 68,080,887,043
Hayat
LAZ Inisiatif
36,922,170,276 4,066,922,339 18,013,292,541 59,002,385,156
Zakat Indonesia
6
LAZ Yatim
Surabaya
LAZ Lemabaga
Manajemen
10,948,749,742 14,578,062,920 14,960,534,330 40,487,346,992
Infak Ukhuwah
Islamiyah
LAZ Dana
Sosial Al Falah 7,800,040,673 42,662,498,474 668,620,423 51,131,159,570
Surabaya
LAZ Pesantren
14,665,318,380 7,253,057,712 14,874,889,340 36,793,265,432
Islam Al Azhar
LAZ Baitul
20,120,716,140 8,587,995,094 3,813,173,794 32,521,885,028
Maal Muamalat
LAZIS NU 56,842,207,442 1,524,144,342 1,540,159,094 59,906,510,878
LAZ
41,615,679,645 14,347,790,868 8,694,609,461 64,658,079,974
Muhammadiyah
LAZ Dewan
Dakwah
8,115,135,166 11,658,553,222 4,501,551,127 24,275,239,515
Islamiyah
Indonesia
LAZ
Perkumpulan 5,593,060,574 1,715,191,463 25,451,237,019 32,759,489,056
Persatuan Islam
LAZ Rumah
Yatim Ar
19,794,426,549 52,768,516,280 1,899,316,657 74,462,259,486
Rohmah
Indonesia
Sumber : Baznas Outlook 2018
7
Pada tabel 1 menjelaskan tentang data penghimpunan dana zakat, infaq,
shodaqah, beserta dana sosial dan keagamaan lainnya pada tahun 2016 yang
Indonesia.
menghimpun dana zakat di atas Rp. 100 miliar, yaitu LAZ Dompet Dhuafa dan
LAZ Rumah Zakat. LAZ Dompet Dhuafa menempati posisi sebagai LAZNAS
yang berhasil menghimpun dana zakat terbanyak yaitu dengan total dana zakat
mencapai lebih dari Rp.139,8 miliar di tahun tersebut. Kemudian LAZ Rumah
Zakat dengan total dana zakat yang berhasil dihimpun mencapai lebih dari Rp.
selanjutnya dengan total dana zakat yang berhasil di himpun mencapai Rp.
56,8 miliar.
zakat, mulai dari yang terendah yaitu LAZ Perkumpulan Persatuan Islam yang
berhasil mengumpulkan dana zakat mencapai lebih dari Rp. 5,5 miliar di tahun
potensi dana zakat yang berhasil di himpun seluruh LAZNAS bisa mencapai
8
Potensi dana zakat yang cukup besar yang berhasil dikumpulkan oleh
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) harus bisa tersalurkan dengan baik
yang akan dimanfaatkan oleh lembaga zakat. Dana yang diproduktifkan inilah
bertujuan untuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh lembaga zakat. Disinilah
posisi lembaga zakat juga sebagai social enterprise (Akmalur Rijal dkk., 2018:
51).
kewirausahaan.
memiliki peran yang sangat besar, dan kehadirannya sangat diharapkan oleh
9
Zakat yang diberikan oleh muzakki kepada lembaga zakat belum tentu
LAZ Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga zakat terbesar, dan
(www.dompetdhuafa.org/post/detail/8034/dari-pemberdayaan-ke-social-enterprise di
Kontruksi. Social enterprise yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa mampu
sebagai penopang utama bisnis tetap didapatkan, dan kemiskinan sebagai salah
10
Selain itu, untuk membiayai operasional lembaga zakat Dompet Dhuafa
diperoleh dari hasil social enterprise yang selama ini sudah dijalankan
Indonesia.
enterprise.
perusahaan.
konsep bisnis. Model bisnis juga di gunakan bukan hanya untuk perusahaan,
tapi juga diterapkan untuk social enterprise. Pada zaman yang penuh dengan
inovasi dan perkembangan yang begitu cepat, model bisnis sangat dibutuhkan
dengan cepat. Salah satu model bisnis yang berkembang saat ini adalah
Business Model Canvas (BMC) adalah bahasa yang sama dalam sebuah
mengubah model bisnis dalam satu lembar canvas. Business Model Canvas
11
memiliki 9 elemen, yaitu: Customer Segment, Value Proposition, Channels,
Revenue Streams, dan Cost Structure (Osterwalder dan Pigneur, 2009: 15).
bukan merupakan hal yang baru dalam dunia akademisi, dan sudah banyak
dipahami.
model bisnis ini diambil dari Business Model Canvas yang memiliki 9 elemen,
Enterprise. Kedua elemen tersebut ialah elemen Mission dan Impact and
Measurements.
LAZ Dompet Dhuafa yang selalu berhasil menghimpun dana zakat lebih dari
Rp. 100 Milyar pertahunnya. LAZ Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang
12
Business Model Canvas for Social Enterprise yang merupakan tools untuk
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
3. Faktor apa yang menjadi kekuatan dari strategi penghimpunan dana zakat
1. Tujuan Penelitian
Dompet Dhuafa
Enterprise
2. Manfaat Penelitian
13
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk :
a. Manfaat Akademisi
b. Manfaat Praktisi
penggiat ilmu sosial secara umum, dan lembaga amil zakat, juga penggiat
c. Bagi Masyarakat
14
15
BAB II
LANDASAN TEORI
15
b.) Peran dan fungsi zakat dalam bidang ekonomi
2011: 18).
potensi zakat profesi berkisar sekitar 6,3 triliyun pertahun. Dari seluruh
potensi zakat maal yang ada, bisa terhimpun dana zakat mencapai 19,6
16
mengubah keseimbangan perekonomian yang ada secara menakjubkan,
17
tepat. Karena pendidikan dalam perspektif Islam memiliki peran
2. Fundraising Strategy
a) Pengertian Fundraising
18
pendukung, membangun citra lembaga (brand image), dan memberikan
b) Pengertian Strategy
memperoleh hasil yang optimal, efektif, dalam waktu yang singkat serta
penentuan cara yang dilakukan agar dalam suatu kegiatan bisa mencapai
tujuan yang sudah di susun sebelumnya dan agar mendapatkan hasil yang
optimal.
19
Pengertian bisnis menurut Hughes dan Kapoor, bisnis merupakan
atau menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi
bidang membat dan memasarkan barang dan jasa kepada konsumen. Pada
pengertian bisnis ini, tercakup tiga bagian (Ahmadi Sofyan, 2006: 2):
hotel.
bahwa kita semua pada dasarnya akan selalu terlibat dalam kegiatan bisnis
yang beraneka ragam jenisnya. Hal ini disebabkan karena hakekat bisnis itu
masyarakat luas.
Qur`an dan Sunnah Nabi. Keduanya merupakan sumber ajaran Islam yang
20
ruang dalam waktu. Islam juga seringkali dijadikan model tatanan
adalah dunia yang tidak ada keterkaitan dengan ajaran agama. Padahal tidak
mengikuti jejak-jejak bisnis yang dilakukan oleh pelaku bisnis sukses yang
suatu agama dan juga sebagai suatu sistem, Islam dapat memberikan
(akhirat). Karena sifat dunia yang hanya sementara, dan sifat akhirat yang
sementara yang akan segera habis, tapi juga selalu berorientasi masa depan.
Islam memberikan tuntunan visi bisnis yang jelas, yaitu visi bisnis masa
21
“merugikan”, melainkan mencari keuntungan yang secara hakikat baik dan
2006: 20-21).
2014: 42):
pandangan Islam yang menempatkan profit dalam dua sisi yang saling
22
Tujuan bisnis dalam ajaran agama Islam tidak semata-mata untuk
benefit (manfaat atau keuntungan) non materi kepada sesama individu, atau
tetapi juga seberapa banyak benefit (manfaat) yang bisa diberikan untuk
istilah yang dikenal dalam dunia bisnis, seperti jual beli, untung rugi, dan
tijarah berasal dari dasar kata t-j-r, tajar wa tijaratan, yang memiliki arti
23
Adapun terminologi bai’ dari kata ba’a terdapat dalam berbagai
variasi, dan yang paling banyak digunakan adalah kata bai’ yaitu sebanyak
enam kali. Al-Bai’u memiliki arti yaitu menjual, lawan dari isytara atau
perngertian jual beli yang halal, dan larangan untuk memperoleh harta dari
umum, arti kata Isytara memiliki makna transaksi antara manusia dengan
Allah atau transaksi sesama manusia yang dilakukan karena dan untuk
4. Social Enterprise
2018: 69).
24
kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi dan
memiliki tujuan bukan hanya untuk mendapatkan profit, tetapi juga pada tujuan
sosial. Social Enterprise ini dapat menjadi jalan bagi lembaga atau organisasi
merupakan sebuah konsep yang murni bergerak dibidang sosial dan digagas
manfaat yang sudah diberikan kepada masyarakat (Anis Fitria, 2018: 27).
Salah satu model bisnis yang sering digunakan oleh lembaga atau
Canvas (BMC) adalah bahasa yang sama dalam sebuah model bisnis untuk
25
menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis
dalam satu lembar canvas. Business Model Canvas memiliki sembilan blok
Model Canvas (BMC) adalah sebuah konsep model bisnis yang ditampilkan
dalam satu lembar canvas. Pada BMC, berisikan peta sembilan elemen yang
itu organisasi bisnis atau lainnya, dan juga pengusaha pemula untuk
besar yang terdiri dari sembilan elemen dalam satu lenbar canvas.
26
Fungsi Business Model Canvas (BMC) dapat mengambarkan
secara sederhana dari 9 elemen penting yang akan diwakili oleh masing-
masing kolom dalam 1 halaman atau canvas, namun dalam satu canvas ini
27
Sumber: https://www.strategyzer.com/canvas/business-model-canvas
a. Bagian Infrastuktur
b. Bagian Penawaran
28
c. Bagian Pelanggan
d. Bagian Keuangan
29
2.) Key Resources (Sumber Daya)
dengan istilah aset digital. Dan aset digital itu juga termasuk
b. Bagian Penawaran
30
pekerjaan", desain, merek / status, harga, pengurangan biaya,
c. Bagian Pelanggan
dipilih.
c.) Tersegmentasi
31
bisnis dapat lebih membedakan kliennya berdasarkan jenis
d.) Diversifikasi
2.) Channel
lembaga tersebut.
32
Hubungan dengan pelanggan biasa digunakan
meliputi :
33
Sistem yang mirip dengan layanan mandiri tetapi
mereka.
e.) Komunitas
f.) Co-Creation
perusahaan.
d. Bagian Keuangan
34
Biaya yang wajib dikeluarkan dan jumlahnya tidak
berubah.
atau diproduksi
35
Pendapatan yang dihasilkan dengan menjual akses
advertising.
social enterprise itu membuat, menyampaikan tujuan dari value yang diberikan.
36
Karena itu, dalam Business Model Canvas for Social Enterprise menambahkan
Sumber: Business Model Canvas for Social Enterprise Adaptasi dari Annisa
Rahmani Qastharin
B. Literature Review
pendekatan Business Model Canvas (BMC) pada LAZ Dompet Dhuafa, maka
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat relevansi dan sumber-sumber yang
37
akan dijadikan rujukan dalam penelitian ini sekaligus untuk upaya menghindari
2 2017)
38
Penelitian ini menjelaskan tentang model
Singapura
Ponorogo.
39
LAZ Dompet Dhuafa, sedangkan objek
40
Penelitian ini menjelaskan tentang strategi
dana zakat
Tengah
C. Kerangka Pemikiran
Grounded Theory
41
Penjabaran Business Analisa dengan Software
Model Canvas ATLAS Ti
Kesimpulan
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Social Enterprise yang dilakukan pada salah satu Lembaga Amil Zakat
oleh LAZ Dompet Dhuafa untuk menghimpun dana zakat dari Muzakki dengan
11 elemen pada Business Model Canvas for Social Enterprise dan seberapa
besar potensi dana zakat yang terhimpun dengan strategi tersebut, kemudian
meneliti juga apa keunggulan strategi fundraising dana zakat LAZ Dompet
Dhuafa dari 11 elemen pada Business Model Canvas for Social Enterprise.
zakat yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa dalam mencapai tujuan untuk
42
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data utama yang bersumber dari data-data dan
informasi yang diperoleh langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini kami
a. Metode wawancara
b. Metode observasi
c. Metode dokumentasi
2. Data Sekunder
jawaban penelitian.
43
1. Wawancara
dilakukan oleh setidaknya minimal dua orang, atas dasar ketersediaan dan
Herdianysah, 2015).
2. Observasi
tujuan yang ingin di capai. Perilaku yang tamBapak ini dapat berupa
perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, juga dapat
44
Untuk mendapatkan data penelitian, penulis melakukan survey
3. Dokumentasi
penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus
pada penelitian ini yaitu pada Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS) Dompet
Dhuafa.
dengan mengolah data tersebut untuk mendapatkan hasil data yang akurat.
1. Editing
Tahap editing atau bisa disebut juga tahap pemeriksaan data, adalah
proses yang dilakukan oleh peneliti untuk memeriksa kembali data yang
sudah dikumpulkan aBapakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat
sudah di dapat dari informan tentang strategi dana zakat LAZ Dompet
45
Dhuafa. Tujuannya untuk memastikan kembali aBapakah data-data tersebut
2. Klasifikasi
3. Verifikasi
untuk menjamin keaslian data. Tahapan verifikasi ini dilakukan dengan cara
4. Analisis
46
a. Mission
lembaga tersebut.
elemen ini diisi dengan siapa saja yang akan menjadi target perusahaan.
lembaga zakat.
47
c. Value Proposition (VP)
dari solusi? Apa yang membuat konsumen mau memilih, membeli, dan
atau perusahaan.
ini digunakan untuk mengetahui nilai lebih apa saja yang dimiliki oleh
d. Channels (CH)
48
Kolom Channel ini merupakan jalur antara perusahaan dengan
tersegmentasi.
ataupun saluran yang bekerja sama dengan mitra. Kolom channel juga
49
f. Key Activities (KA)
sukses.
ini menjelaskan apa saja yang menjadi kegiatan utama LAZ dalam
oleh perusahaan atau lembaga untuk menunjang key activities agar bisa
berjalan lancar dan merupakan unsur unik yang tidak bisa digantikan
atau dihilangkan.
dimiliki oleh perusahaan seperti aset, karyawan, dan lainnya. Hal ini
perusahaan.
ini menjelaskan tentang sumber daya apa saja yang dimiliki LAZ dalam
50
h. Key Partner (KP)
yang diterima oleh perusahaan. Kolom ini menjelaskan dari mana saja
oleh LAZ.
51
j. Cost Structure (CS)
konsumen.
k. Social Impact
menjelaskan tetnat damBapak sosial apa saja yang bis adirasakan oleh
masyarakat luas dari hasil strategy fundraising dana zakat LAZ Dompet
Dhuafa
dalam metode ini adalah teori tingkat menengah. Jadi, teori yang dibangun
hanyalah teori yang mampu menjelaskan secara ilmiah suatu fenomena yang
diamati dan teori yang dihasilkan bukan teori besar (Grand Theory) seperti
52
Grounded theory merupakan pendekatan penelitian kualitatif
hubungan antar konsep. Analisis data berlangsung dari open coding ke axial
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dari 11 elemen yang ada
pada Business Model Canvas for Social Enterprise, elemen manakah yang
Dhuafa.
5. Penarikan Kesimpulan
data yang sudah di dapat dan juga di analisa dari tahap-tahap sebelumnya.
53
BAB IV
dana zakat, infaq, sedekah, dan waqaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya
Pada tanggal 23 Juni 1993, BaBapak Parni Hardi yang saat itu
1993, berupa kolom kecil disudut halaman, berisikan daftar para donatur
donasi pembaca. Pada akhir tahun pertama, total dana terkumpul sebanyak
Rp. 300.000.000. Dan pada tanggal 2 Juli inilah diperingati sebagai hari jadi
54
Pada tanggal 14 September 1994 Yayasan Dompet Dhuafa
hadapan Notaris H. Abu Yusuf, S.H. Empat orang sebagai pendiri Dompet
Dhuafa Republika yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, Sinasari Ecip dan Erie
badan otonom. Kedua badan otonom itu adalah Dompet Dhuafa Filantropi
(DDF) dan Dompet Dhuafa Corpora (DDC) yang pada tahun 2016
55
2. VISI, MISI, dan Tujuan LAZ Dompet Dhuafa
kebaikan.
kerakyatan.
jaringan global.
berkeadilan.
56
c. Tujuan LAZ Dompet Dhuafa
pada tanggal 2 Juli 1993, yaitu berupa kolom kecil disudut halaman,
masyarakat Indonesia.
2001, LAZ Dompet Dhuafa memiliki beberapa tujuan yang secara umum
akuntabel
57
8. Meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhdap program
berkeadilan
58
3. Potensi Penghimpunan LAZ Dompet Dhuafa
59
Gambar 4.2 Laporan Keuangan LAZ Dompet Dhuafa 2014 – 2018
60
B. Analisis dan Pembahasan
yang optimal, efektif, dalam waktu yang singkat serta tepat menuju sasaran
penentuan cara yang dilakukan agar dalam suatu kegiatan bisa mencapai
tujuan yang sudah di susun sebelumnya dan agar mendapatkan hasil yang
optimal.
kanal digital.
61
Langkah pertama dalam melakukan strategy fundraising dana
dua jenis donatur. Yang pertama yaitu donatur retail (individu), dan
kepada dua jenis donatur. Yang pertama yaitu donatur retail (individu)
62
individu, namun juga membidik kepada donatur perusahaan. Dengan
mendapatkan dana zakat dan dana CSR dari perusahaan, LAZ Dompet
Dalam menghimpun dana zakat dari umat Islam, lembaga amil zakat
63
Strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa secara umum yang
tidak ada customer atau donatur khusus yang ditargetkan oleh LAZ
tersebut.
memang memiliki visi dan misi yang sesuai dengan LAZ Dompet
64
Dompet Dhuafa melakukan kegiatan berupa silahturahmi dan juga
65
muzakki. CRM ini fokus dalam aktifitas yang berkaitan dengan seluruh
donatur.
dengan adanya divisi khusus yaitu CRM yang bertujuan untuk melayani
sales yang sama dari LAZ Dompet Dhuafa. Kedua segmen donatur
program tersebut.
66
menjaga hubungan baik dengan donatur ini dilakukan agar donatur bisa
Dhuafa.
jemput zakat, 123 gerai di Hypermart, 147 store Matahari, dan 63 store
bodyshop.
67
Gambar 4.3 Kanal Fundraising LAZ Dompet Dhuafa
68
negeri. Lima negara tersebut yaitu Amerika, Australia, Hongkong,
yaitu Bapak Arya selaku supervisor pusat data dan komunikasi internal
zakat dari donatur. Selain kanal transfer bank, LAZ Dompet Dhuafa
juga memiliki beberapa kanal digital lainnya seperti di gopay, ovo, dan
69
Gambar 4.4 Kanal Digital Fundraising LAZ Dompet Dhuafa
banking, 8 menu transfer online, dan juga ada 18 menu transfer tunai
70
perkembangan zaman khusususnya di dunia digital. Selain dengan
bisnis atau lainnya, dan juga pengusaha pemula untuk memetakan dan
71
menggambarkan dan memvisualisasikan seluruh gambaran besar yang
secara sederhana dari 9 elemen penting yang akan diwakili oleh masing-
masing kolom dalam 1 halaman atau canvas, namun dalam satu canvas
Social Enterprise. Adaptasi model bisnis ini diambil dari Business Model
Model Canvas for Social Enterprise. Berikut adalah hasil Business Model
72
Canvas for Social Enterprise fundraising strategy dana zakat LAZ
Dompet Dhuafa.
bisnis atau lembaga yang akan diwakili oleh masing-masing kolom dalam
73
membaca dan memahami sebuah model bisnis secara utuh. (Ade, 2018 :
10-28)
a.) Mission
social enterprise, LAZ Dompet Dhufa harus memiliki tujuan yang juga
74
Gambar 4.6 Kolom Mission LAZ Dompet Dhuafa
kebaikan.
kerakyatan.
jaringan global.
75
5. Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan sistem yang
berkeadilan.
Dompet Dhuafa.
dunia.
76
perusahaan yang tepat untuk memenuhi karakteristik kelompok klien
yang dipilih.
elemen ini diisi dengan siapa saja yang akan menjadi target
perusahaan.
akan menjadi target dari LAZ Dompet Dhuafa. Selain itu, Customer
77
Gambar 4.7 Kolom Customer Segment LAZ Dompet Dhuafa
zakat, infaq, sedekah, dan waqaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya
Dhuafa adalah pihak yang membayar zakat atau disebut juga dengan
muzakki.
78
Segmentasi customer atau donatur di LAZ Dompet Dhuafa
ialah pasar massa, yaitu semua orang yang bisa membayar dana
customer atau dalam hal ini donatur. Namun dari segi pengelompokan,
donatur LAZ Dompet Dhuafa terbagi menjadi dua jenis, yang pertama
donatur.
79
Bapak Arya menyebutkan bahwa untuk donatur individu LAZ
dana ZISWAF di LAZ Dompet Dhuafa, istilah donatur ini disebut one
Setelah itu ada donatur aktif atau nama lainnya ialah caritabel.
ZISWAF. Dan yang terakhir ialah donatur loyal. Donatur loyal yaitu
80
kelompok orang orang yang aktif membayar dana ZISWAF dan juga
yaitu one office, yang kedua yaitu musiman, yang ketiga yaitu
loyalitas.
yaitu usia 35 tahun sampai 55 tahun. Dan yang terakhir yaitu usia 55
tahun keatas.
81
Bagi donatur perusahaan, LAZ Dompet Dhuafa tidak
82
kedalam segmentasi customer penerima manfaat dari strategi
atau perusahaan.
apa saja yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa dan juga untuk
zakat.
83
Gambar 4.8 Kolom Value Proposition LAZ Dompet Dhuafa
84
menjelaskan bahwa bentuk kemudahan tersebut ialah kemudahan
kekeluargaan kepada seluruh pihak, baik itu dari amil dan juga
dengan senang hati kami diarahkan untuk menuju ke lift agar bisa tiba
85
Kemudahan dalam membayar zakat ditawarkan sebagai nilai lebih oleh
pembayaran digital seperti e-money, dana, gopay, dan juga ovo. Dan
minimarket, hypermart, dan juga toko toko yang sudah menjadi mitra
mereka. Layanan jemput zakat ini dapat dinikmati bagi yang ingin
86
mendadak amil, program ini bertujuan untuk mengajak donatur
amil zakat.
donatur ikut melihat dan merasakan bahwa dana zakat yang sudah
perusahaan yaitu dalam bentuk laporan dana zakat. Laporan dana zakat
Dompet Dhuafa terkait dana zakat ataupun dana CSR yang sudah
diberikan.
87
Selain laporan, donatur juga bisa menentukan pilihan sendiri
memberikan opsi untuk apa dana zakat atau dana CSR tersebut
salah satu value terbaik, karena donatur dapat memilih dimana dana
juga memiliki nilai lebih dari segi distribusi dana zakat. Dimana
disalurkan. Bukan hanya dana zakat saja, LAZ Dompet Dhuafa juga
88
Dalam rangka meningkatkan rasa kepercayaan seluruh donatur
dilakukan.
zakat.
program dana CSR perusahaan, program care visit, cuti berbagi dan
89
mendadak amil, dan value proposition LAZ Dompet Dhuafa yang
dalam donasi.
d.) Channel
dengan cara yang cepat, efisien, dan hemat biaya. Suatu organisasi
2018: 5)
2018 :5)
90
Dalam kolom channel, terdapat dua jenis saluran untuk
digunakan, yaitu :
tersegmentasi.
zakat kepada masyarakat. Baik saluran yang dimiliki sendiri oleh LAZ
91
Gambar 4.9 Kolom Channels LAZ Dompet Dhuafa
92
Jalan Warung Jati Barat No.14 Jati Padang, Pasar Minggu Jakarta
93
tentang LAZ Dompet Dhuafa namun juga agar masyarakat teredukasi
zakat. Menurut peneliti, cara ini cukup efektif karena beberapa baliho
Dhuafa melalui beberapa mitra seperti outlet, toko Bapakaian, dan juga
94
crowdfunding bernama bawaberkah.org, dan kedua yaitu berupa
yang ingin membayar dana ZISWAF, cara ini juga sebagai salah satu
bank, dan juga bisa membayar melalui kanal kanal digital seperti ovo,
transfer bank, e-commerce dan kanal digital seperti ovo, go pay, dan e-
money.
95
Bapak Hasan Ali menjelaskan bahwa zakat merupakan suatu
sedekah dan infaq yang tidak ada kewajibannya. Membayar zakat atau
infaq melalui transaksi digital itu tidak ada masalah, dengan syarat
saluran untuk akuisi, dari sisi digital yaitu social media, web, dan juga
facebook dan Instagram ads. Selain itu saluran akuisisi LAZ Dompet
96
Untuk saluran penghimpunan, LAZ Dompet Dhuafa memiliki
kantor pusat, cabang, kantor kas, dan juga konter-konter yang tersedia
Selain itu, donatur juga bisa membayar dana zakat melalui saluran
mitra, dan juga melalui saluran digital yaitu menu layanan atm,
97
Bantuan pribadi paling khusus, dimana perwakilan
e.) Co-Creation
muzakki.
98
Gambar 4.10 Kolom Customer Relationship LAZ Dompet Dhuafa
99
Bapak Bambang menjelaskan terkait cara LAZ Dompet
cara. Pertama yaitu dengan cara silaturahmi, dan yang kedua yaitu
100
silaturahmi dengan mengunjungi donatur, juga untuk menawarkan
Dhuafa.
Dhuafa.
101
mengunjungi donatur yang sakit, dan juga memberikan ucapan selamat
LAZ Dompet Dhuafa. Majalah Swara Cinta ini dibagikan bukan hanya
dalam bentuk cetak, namun juga dalam bentuk e-book yang akan
seluruh total transaksi donasi dan akan bertambah jika donatur terus
102
melakukan transaksi di LAZ Dompet Dhuafa. Laporan tersbut bukan
mengunjungi langsung.
satu cara agar LAZ Dompet Dhuafa bisa berinteraksi dengan seluruh
103
Dhuafa, majalah internal Swara Cinta menjadi salah satu media
donatur.
hubungan baik dengan donatu juga aktif dilakukan oleh LAZ Dompet
Dhuafa.
104
ada donatur yang sakit, akan ada petugas atau amil zakat LAZ Dompet
hasil observasi dilapangan, hanya khusus donatur loyal saja yang akan
LAZ Dompet Dhuafa yang bernama Swara Cinta. Sebagai bentuk rasa
terima kasih dari LAZ Dompet Dhuafa. Majalah internal tersebut berisi
105
Revenue stream merupakan representasi dari jalur penerimaan
yang diterima oleh perusahaan. Kolom ini menjelaskan dari mana saja
106
operasional yaitu tidak lebih dari 11,95% dari keseluruhan dana zakat
lebih dari angka 12,5 %. Dan juga terkait target besaran dana
tahun 2017.
biaya operasional yaitu dikisaran angka 10% hingga 12% dari total
Dompet Dhuafa.
Bambang dan Bapak Arya terkait biaya yang boleh digunakan untuk
107
Amil merupakan salah satu dari 8 asnaf yang mendapatkan
bagian dari dana zakat. LAZ Dompet Dhuafa yang juga merupakan
asnaf. Bapak Hasan Ali menyebutkan bahwa total yang diterima amil
ialah sebesar 1/8 atau sekitar 12% dari seluruh dana yang berhasil
untuk dana operasional yang diambil dari dana infaq atau shodaqoh,
tidak ada ketentuan khusus, jadi lembaga zakat bisa mengambil berapa
mendapatkan bagian 1/8 atau sekitar 12% dari total seluruh dana yang
seperti dana infaq atau shodaqoh tanpa ada ketentuan khusus berapa
zakat.
dijelaskan yaitu 1/8 bagian atau 12,5% dari total keseluruhan dana
zakat yang berhasil dihimpun. Jadi, LAZ Dompet Dhuafa hanya boleh
108
g.) Key Resources
juga sudah dikenal dengan istilah aset digital. Dan aset digital itu juga
dimiliki oleh perusahaan seperti aset, karyawan, dll. Hal ini diperlukan
kolom Key resources ini menjelaskan tentang sumber daya apa saja
dari muzakki.
109
Gambar 4.12 Kolom Key Resources LAZ Dompet Dhuafa
LAZ Dompet Dhuafa ialah SDM atau dalam hal ini adalah amil zakat.
110
dan juga seluruh kantor cabang yang ada di dalam maupun di luar
oleh LAZ Dompet Dhuafa. Amil yang juga merupakan aset harus bisa
Dhuafa yaitu aset digital. Aset digital LAZ Dompet Dhuafa ada dua
111
yang mempertemukan dan menghubungkan antara muzakki, mustahiq,
Amil zakat yang juga sebagai aset dari LAZ Dompet Dhuafa
terkait LAZ Dompet Dhuafa. Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga
memiliki aset lainnya yaitu aset digital. Aset digital LAZ Dompet
LAZ Dompet Dhuafa juga memiliki aset yang berupa sistem seperti
untuk human capital ada sistem yang bernama HCYS, untuk keuangan
terdapat sistem yang bernama plural, kemudian ada juga sistem Desi
digital, LAZ Donpet Dhuafa juga memiliki aset yang berbentuk sistem.
112
pendekatan digital memang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan
melanggar ketentuan syariat Islam. Dan juga sebagai salah satu cara
dana zakat, LAZ Dompet Dhuafa memiliki aset berupa amil zakat,
113
h.) Key Activities
sukses.
ini menjelaskan apa saja yang menjadi kegiatan utama LAZ dalam
114
Gambar 4.13 Kolom Key Activities LAZ Dompet Dhuafa
115
Selain canvasing, LAZ Dompet Dhuafa juga aktif dalam
digital dan juga social media. Kegiatan ini disebut juga dengan
marketing komunikasi.
campaign seperti poster, flyer, dan lainnya yang akan disebar kepada
masyrakat.
zakat.
116
Selain kantor yang menjadi aktivitas utama LAZ Dompet
untuk silaturahmi.
117
Mitra di gunakan untuk mengoptimalkan operasi dan
dapat fokus pada kegiatan inti mereka. Aliansi bisnis pelengkap juga
kolom key partner di gunakan untuk mengetahui siapa saja yang telah
zakat.
118
Gambar 4.14 Kolom Key Partners LAZ Dompet Dhuafa
Namun dalam bermitra, LAZ Dompet Dhuafa juga memilih mitra yang
119
siap untuk bekerjasama dengan cara siap untuk merespon permintaan
brosur, flyer, majalah, dan lainnya. Selain itu LAZ Dompet Dhuafa
mitra bertujuan untuk bisa saling memberikan manfaat satu sama lain.
LAZ Dompet Dhuafa, bentuk kerjasama yang dilakukan ialah fiber net
120
menghemat biaya operasional untuk internet, dan fiber net mendapat
perusahaan MNC.
PKPU, LAZ Rumah Zakat, dan LAZ Nurul Hayat untuk berkolaborasi
121
dan perusahaan MNC. Mereka juga mendapatkan manfaat dengan
seperti LAZ PKPU, LAZ Rumah Zakat, dan LAZ Nurul Hayat untuk
LAZ tersebut.
commerce.
122
bekerjasama dengan perusahaan crowdfunding seperti kitabisa.com
pusat, peneliti melihat beberapa flyer yang berisi kode scan untuk
dibayar.
123
LAZ Dompet Dhuafa memiliki mitra dari kalangan influencer
halal, dan pendapatan dana haram, boleh saja dijadikan sebagai mitra.
Hal ini perlu diketahui diawal karena harus jelas antara dana yang
sudah bisa memisahkan antara dana pemasukan yang halal dan yang
membedakan antara sumber dana yang halal dan yang haram, maka
124
secara individu. Untuk kemitraan perusahaan, LAZ Dompet Dhuafa
dan bukalapak, serta perusahaan fintech seperti opo dan juga gopay
125
dan sebagai timbal baliknya LAZ Dompet Dhuafa mengadakan
Palestina.
126
model bisnis yang berbeda. Atau dengan kata lain, biaya biaya apa
2018:6).
konsumen.
dari muzakki.
127
Gambar 4.15 Kolom Cost Structure LAZ Dompet Dhuafa
128
Bapak Bambang menjelaskan bahwa yang termasuk kepada
biaya yang dikeluarkan LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya untuk sumber
daya manusia, dalam hal ini merujuk kepada amil. Lebih lanjut Bapak
LAZ Dompet Dhuafa yaitu biaya komunikasi. Salah satu contoh dari
Beberapa biaya tersebut antara lain : biaya gaji untuk amil, biaya
untuk gaji amil, LAZ Dompet Dhuafa juga mengeluarkan biaya untuk
129
Kemudian juga ada biaya komunikasi seperti biaya untuk pemasangan
juga yang termasuk kedalam biaya komunikasi ialah biaya untuk iklan.
kepada 2 bagian. Yang pertama yaitu biaya tetap atau fixed cost dan
yang kedua adalah biaya tidak tetap atau variable cost. Biaya yang
menjadi pengeluaran tetap LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya untuk gaji
dana zakat. Biaya program termasuk kepada biaya tidak tetap karena
130
fluktuatif. Jadi, biayanya pun tergantung dari berapa banyak program
131
Social Impact dari strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa
1. Edukasi
132
2. Program Hasil Fundraising
3. Agama
juga bisa berperan sebagai LAZ dan dibantu juga dalam segi
4. Komunikasi.
donatur.
133
3. Hasil Analisa BMC dengan Software Atlas.Ti
Atlas.ti.
Istilah kode dalam atlas t.i mengacu pada sembilan elemen yang ada
pada business model canvas. Jadi pada penelitian ini terdapat sembilan kode
salah satu kode. Angka yang paling besar menunjukan bahwa kode tersebut
bahwa kode tersebut selalu menjadi topik yang sering dibahas secara terus-
134
LAZ Dompet Dhuafa elemen apa yang menjadi kekuatan utama strategy
narasumber yang berasal dari LAZ Dompet Dhuafa yaitu Bapak Bambang
selaku direktur fundraising LAZ Dompet Dhuafa 2018 dan Bapak Arya
LAZ Dompet Dhuafa. Berikut adalah hasil analisis dengan Atltas t.i :
Transkip Full -
Bapak Arya -
010719
Absolute Column-relative
● 01 Costumer Segment
6 6.12%
● 02 Value Proposition
19 19.39%
● 03 Channels
21 21.43%
135
● 04 Costumer Relationship
12 12.24%
● 05 Key Activities
3 3.06%
● 06 Key Resources
7 7.14%
● 07 Key Partners
15 15.31%
● 08 Revenue Streams
5 5.10%
● 09 Cost Structure
7 7.14%
● 10 Mission 1 1.02%
Totals 98 100,00%
Bapak Arya:
136
1 Channel 21.43%
11 Mission 1.02%
137
Transkip full -
Bapak
Bambang
Absolute Column-
relative
● 01 Customer Segment
10 10.53%
● 02 Value Proposition
13 13.68%
● 03 Channels
20 21.05%
● 04 Customer Relationship
11 11.58%
● 05 Key Resoruces
7 7.37%
● 06 Key Activities
8 8.42%
● 07 Key Partners
10 10.53%
● 08 Revenue Streams
3 3.16%
● 09 Cost Structure
9 9.47%
● 10 Mission 2 2.11%
138
● 11 Social Impact 2 2.11%
Totals 95 100%
Tabel 4.4
1 Channel 21.05%
139
10 Mission 2.11%
t.i dari kedua narasumber yaitu Bapak Bambang dan Bapak Arya.
Hasil
Gabungan
Absolute Column-relative
● 01 Customer
Segment 16 8.29%
● 02 Value
Proposition 32 16.58%
● 03 Channels
41 21.24%
● 04 Customer
Relationship 23 11.92%
● 05 Key
Resoruces 10 5.18%
140
● 06 Key Activities
15 7.77%
● 07 Key Partners
25 12.95%
● 08 Revenue
Streams 8 4.15%
● 09 Cost
Structure 16 8.29%
● 10 Mission
4 1.55%
● 11 Social Impact
4 2.07%
narasumber:
1 Channel 21.24%
141
5 Customer Segment 8.29%
10 Mission 2.07%
142
Dhuafa. Semakin banyak masyarakat yang mengetahui, maka brand
brand position LAZ Dompet Dhuafa sebagai salah satu LAZNAS, akan
Dompet Dhuafa.
ini ternyata berjalan efektif yang dapat dilihat dari angka pemasukan
143
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategy Fundraising dana zakat yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa
naik menjadi 273,47 miliar rupiah, dan pada tahun 2018 juga mengalami
ini tidak lepas dari strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZ Dompet
154
2. Berdasarkan hasil Business Model Canvas for Social Enterprise, LAZ
adalah masyarakat secara umum dan juga mustahik. Value tersebut terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu value untuk di berikan kepada target customer, dan
Selain itu, beberapa aset (key resources) yang dimiliki oleh LAZ
fundraising. Aset tersebut terbagi menjadi 3 kategori, yaitu aset biasa, aset
digital, dan aset yang berupa sistem. Aktivitas utama (key activities) LAZ
155
membantu memudahkan aktivitas LAZ Dompet Dhuafa untuk
dana zakat sebesar 1/8 atau 12% dari total seluruh dana zakat yang berhasil
LAZ Dompet Dhuafa terbagi menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost). Biaya tetap LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya
tidak tetap LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya program. DamBapak sosial
faktor utama strategy fundraising dana zakat LAZ Dompet Dhuafa dengan
menunjukan saluran apa saja yang digunakan agar masyarakat tahu tentang
kepada LAZ Dompet Dhuafa. Tujuan dari elemen channel ini adalah agar
orang pun akan tertarik untuk menunaikan zakatnya kepada LAZ Dompet
156
Dhuafa, dan akan berdamBapak positif terhadap fundraising dana zakat
B. Saran
1. Selain dengan tiga pendekatan secara umum, LAZ Dompet Dhuafa juga
kepada donatur baru. Jadi dengan merangkul donatur baru, bukan hanya
2. Aset yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa khususnya yang berbasis
besar di Indonesia.
sosial.
yang lainnya. Dan bisa juga untuk membuatkan analisis BMC strategy
157
fundraising dana zakat kepada LAZ kecil agar bisa berkembang dan
6. Dan khusus kepada LAZ Dompet Dhuafa agar memberikan kemudahan dan
kepastian kepada siapa saja yang ingin menjadikan LAZ Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa.
158
DAFTAR PUSTAKA
Ade. “Langkah Sukses Membuat Bisnis Baru”, Self Publishing, Tangerang, 2018.
Baznas, “Outlook Zakat Indonesia 2017”, Pusat Kajian Strategis Baznas, Jakarta,
2017.
Baznas. “Outlook Zakat Indonesia 2018”, Pusat Kajian Strategis Baznas, Jakarta,
2018.
159
Irma Paramita Sofia.“Kontruksi Model Social Entrepreneurship Sebagai Gagasan
Inovasi Sosial Bagi Pembangunan Perekonomian”, Jurnal Universitas
Pembangunan Jaya, Vol.2, Maret, 2015.
Mannan, M Abdul. “Teori dan Praktek Ekonomi Islam”, PT Dana Bhakti Prima
Yasa, Yogyakarta, 1997.
Muhammad dan Rahmad Kurniawan, Visi & Aksi Ekonomi Islam, Intimedia,
Malang, 2014.
Norvadewi. “Bisnis Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
At-Tijary, Vol. 01, Desember, 2015.
Qardhawi, Yusuf. “Hukum Zakat”, Pustaka Lintera Antar Nusa , Bogor, 1996.
Rasjid, H Sulaiman. “Fiqh Islam (hukum fiqh lengkap)”, Cetakan ke-38, Sinar
Baru Algesindo, Bandung, 2005.
Sakti, Ali. “Analistis Teoristis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi
Modern”, Paradigma & AQSHA Publishing, Jakarta, 2007.
160
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat
https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/8034/dari-pemberdayaan-ke-social-
enterprise. Di akses pada 6 Februari 2019, pukul 03.36
161
LAMPIRAN
162
pun, pasti senyum. Itu beda nya komunikasi dompet dhuafa. Jadi kita
secara segmen, kita ada segmen, kalo secara keislmaan pertengahan.
Tidak terlalu kanan, dan tidak terlalu kiri. Kalo temen temen liat di
dompet dhuafa itu ga sedikit orang orang secara penampilan tidak islami ,
misal kalo perempuan tidak menggunakan kerudung, tapi zakatnya gede.
Kalo di kita kayak gitu. Jadi kita berusaha menjangkau orang orang yang
ga hanya yang islamis ya jadi oang orang yang biasa, secara keislaman ga
terlalu kuat keislamannya. Nah starteginya pertama tadi terkait dengan
model komunikasinya, mengkomunikasikan keberhasilan orang dari
diberdayakan dari dana zakat.
Kalo yang masuk bagian dari strategi adalah bagaimana kami mengelola
donatur. Jadi donatur itu secara periodik kami hubungi kembali, kita
tawarkan program-program apa yang akan kami jalankan, kita tawarkan
apa-apa saja yang bisa mereka bantu, kemudian kita juga punya layanan
donatur tuh, kita datang ke donatur yang sakit, kita doakan selain
penjemputan ya, siapa yang ulang tahun pernikahan, siapa yang anaknya
lulus berdasarkan database yang kita punya, kita datangi kita kasih
ucapan selamat. Sebenernya dengan sms aja itu aja mereka udah seneng.
Itu jadi satu cara untuk mengenggage donatur. Itu utntuk yang retail.
Secara penghimpunan, kita membagi menjadi donatur corporate,
strategic partnership , kita bermitra dengan perusahaan, bahkan lembaga
zakat yang lain ya untuk memobilisasi dana untuk menjalankan program
program baik dari kita. Kemudian yang retail itu perotangan. Biasanya
kami tawarkan zakat perusahaan atau CSR perusahaan ke kami, sehingga
bisa lebih besar pemasukan dana kami. Kalo di ramadhan ini aja, kita
baru di hari ke 2, hari pertama sudah surplus, meningkat 65% dari tahun
lalu. Hari ke dua itu meningkat cukup besar sekitar 40%. Biasanya kita
punya donatur dari korporasi yang zakat perusahaanya itu mencapai 3
miliar, dan kemarin itu mencapai 5 miliar. Kalo di kita bilangnya
serangan udara lewat digitalnya, dan serangan darat yaitu komunikasi di
konter dan pos pos layanan. Dan kita di 2018 buka kanel baru namanya
163
bawaberkah.org ini seperti kitabisa.com ya, ini salah satu strategi digital
kami. Nah di kemitraan strategis kita juga bermitra dengan masjid masjid.
Zakat itukan sekarang tidak bisa di himpun di masjid ya, karena masjid
hanya sebatas zakat fitrah. Untuk menjembatani agar masjib bisa
menghimpun zakat, kita buka skema namanya MPZ, jadi Mitra Pengelola
Zakat. Jadi masjid masjid ini bekerjasama dengan kami, mereka bisa
menghimpun dana zakat, co-branding dengan dompet dhuafa uangnya sih
masuknya ke dompet dhuafa, tapi stelah itu mereka bisa mengajukan
pencairan uangnya di dompet dhuafa, jadi Cuma lewat aja di kami.terus
mereka juga kami bantu, kami upgrade bagaimana sih fundraising yang
baik, terus program yang baik itu seperti apa? Jadi selain yang retail dan
corporate, kita juga ke masjid masjid dan lembaga lembaga lainnya.
2. Strategi dengan BMC
a. Customer Segment
I : ABapakah ada target muzakki khusus LAZ Dompet Dhuafa?
PA : Kita seluruhnya, kita menyeluruh, tapi kalo secara Islam, kita model
komunikasinya mengambil segmen islami yang pertengahan, jadi kita
tidak memainkan isu-isu politik kayak gitu, kita lebih ke pertengahan
164
yang tidak menginformasikan kalu di kami, kalau untuk pekerjaan,
cuma 6% yang menyebutkan pegawai swasta, sisanya mereka
menyebut lain-lain. Jadi sekitar 70% tidak menyebutkan pekerjaan.
165
dari konter, dan kami juga mempunyai kerjasama dengan televisi dan
radio. Itu juga sebenarnya bisa menjadi cara untuk menghimpun
donatur baru.
Cuma memang secara materi komunikasi nanti kita punya materi
komunikasi berkala untuk yang usianya berapa, kita punya materi-
materi yang seperti itu, karena tidak sama komunikasinya. Kayak di
2018 kami coba model komunikasi yang baru, kami di 2018 temen
temen ga akan melihat banyak spanduk dompet dhuafa karena kami
konversi ke mobil-mobil yang iklan mobil di belakang itu. Nah, itu
yang kami sasar ke daerah-daerah macet di Sudirman, daerah-daerah
macet yang lain dan itu cukup efektif dan biayanya lebih murah.
Karena kan ada istilahnya time stop nya itu, seberapa cepet sih orang
liat iklan.
b. Value Proposition
I : Apa saja model keunggulan layanan ZIS yang ada di Dompet Dhuafa
ini?
PA : Selain layanan yang bersifat umum ya, regular, kami sih sebenernya
banyak banget layanan-layanan yang sifatnya personal seperti tadi ya
mengingatkan tentang hari-hari pentingnya donatur, kemudian juga
kami itu punya layanan jemput zakat, kalo jemput zakat minimal 1
juta donasinya kami jemput, karena masih banyak donatur yang ingin
didatangi langsung, didoakan langsung. Kemudian, kami juga
mengajak donatur untuk ikut serta sebagai bagian dalam program,
misal dia jadi volunteer, kita punya program misalnya donatur jadi
volunteer ada namanya “mendadak amil”, gitu dan kita juga ajak
misalnya donatur itu kita tawarkan Namanya program Care Visit,
misalnya mereka datang nih donatur kita tawarkan, mereka datang ke
lokasi program layanan sosial kami misalnya di titik A, atau misalnya
kita ajak datang kelokasi pertanian kami disubang atau dimana, itu
antusiasnya banyak, bisa berapa batch gitu ya, mereka datang oh
166
ternyata zakat mereka jadi kayak gini ya, gitu, karena mereka denger
tentang apa yang penerima zakat rasakan. Dan itu jadi, jadi
sebenernya penguat buat mereka , bahwa uang yang mereka
sampaikan itu disampaikan dengan baik. Karena apa, program di
dompet dhuafa kan lebih focus ke pemberdayaan dibandingkan
charitasnya. Meskipun charitasnya ada, tapi kita lebih focus ke
pemberdayaan, makannya pemmberdayan ekonomi, pendidikan ,
kesehatan. Zona madina itu jadi miniaturnya dompet dhuafa, dia ada
seluruh program disitu. Sebenarnya bisa keliling desa, karena
pemberdayaanya itu untuk ekonomi, itu satu desa, di desa jampang
dan desa emul. Jadi temen-temen bisa liat bagaimana pemberdayaan
tahunya dulu, jamur tiram, ikan hias, jadi sekelilingnya itu dan itu
kami jual ke donatur dan ke wisatawan yang mau wisata
pemberdayaan.
167
PA : Kalo corporate itu layanan sih sebenarnya sama dengan ini, tapi
biasanya corporate itu ada yang minta dananya dimanfaatkan untuk
apa, istilahnya kita mau dong nih zakat kita nih misalnya berapa
miliar dimanfaatin untuk program ini ya, nah itu bisa kayak gitu.
Mereka bisa request sebenarnya. Iya mau disalurkannya ke apa?.
Donaturnya juga bisa sebenarnya, request, tapi untuk donasi yang
besar itu mereka kemana gitu. Di Jakarta selatan, di Dompet dhuafa
tuh punya beberapa orang yang setiap bulan itu zakatnya bisa ratusan
juta dan dia itu biasanya gini saya mau dong dibikinin program ini
mas, ini dananya. Kayak misalnya di Lombok, saya mau dibikinin
satu sekolah, ada dokter spesialis anak di jaksel, dia kayak gitu, saya
maunya dibikinin ini, ini dananya, udah gitu aja. Jadi dia bisa milih,
kayak gitu. Sama dengan qurban juga bisa milih, kita maunya dimana.
Itu jadi kekhasan, personal tadi.
168
PA : Selain di, yang unggulan, selain tadi yang layanan jemput zakat,
kemudian konter kami yang tersebar di banyak tempat, kami juga tadi
punya ini ya, layanan untuk mitra pengelola zakat tadi yaitu
memfasilitasi masjid atau lembaga lain yang ia belum punya izin
sebagai lembaga zakat untuk bisa menghimpun dana zakat. Selain itu
juga tadi ya soal digitalnya itu. Di kami itu mudah ya untuk donasi ,
kami punya semua jenis, semua no rekening dari bank bank yang
umum di Bapakai orang jadi orang bisa milih mau Bapakai bank
BCA, mau Bapakai apa, itu kan ada lembaga zakat yang bank nya
Cuma bank syariah aja sementara ga semua orang Bapakai bank
syariah itu. Misalnya top bank yang paling tinggi itu di kita bank
BCA, ya kan orang mungkin meskipun dia orang kaya, mungkin
donasi ke bank lain dianggap ribet ya. Nah itu kan, kalo masalah
bunga ya, kita udah sisihkan, untuk pembangunan wc atau apa,
Biasanya kalo bunga itu kita Bapakai untuk penguatan program
dakwah ke daerah-daerah yang minoritas muslim kita bangunin wc
nya.
c. Channel
I : ABapakah LAZ DD menerima zakat secara langsung?
PA : Ya itu iya, kan tadi kita punya konter-konter dan kita punya 12 cabang
yang ada di setiap provinsi dan kita juga ada cabang yang ada di 5
negara . Mereka menerima zakat secara langsung selain konter. Kalo
169
negara itu kita punya jepang, korea selatan, amerika, australia,
hongkong. Dan di indonesia juga ada programnya. Kalo cabang kita
ada 12, kita di sumatera barat, sumatera selatan, riau, sumatera utara,
lampung, banten, di jawa barat, jateng, yogyakarta, jatim, kaltim dan
sulses, kita juga di antara cabang-cabang tadi kita juga buka kantor
kas kantor kas karena kan lembaga zakat itu maksimal dia Cuma
boleh buka itu di tingkat provinsi, karena sisanya itu udah jadi
kolamnya lembaga zakat yang ada di kota. Kecuali buka kantor kas,
kalo yang terbaru kita buka kantor kas di pare-pare, sulawesi selatan.
170
PA : Itu tadi sudah terjawab ya. Bisa ditemukan di mall, toko buku, konter
layanan, itu di ramadhan saja bisa mencapai 100 konter lebih, itu di
jakarta saja ya, kalo di cabang saya ga punya datanya.
I : Untuk strategi offline, bagaimana cara agar layanan LAZ DD bisa lebih
diketahui?
PA : Pemasangan baliho, memperbanyak titik donasi, point of sales,
kemudian itu tadi menjemput, oh ya ada juga sory, ada juga donasi
langsung dari rumah makan atau dari toko-toko. Misalnya nih kalo
kayak di sebelah, bakso boedjangan bisa langsung donasi ke sini,
kemudian kayak banyak mitra donasi kami, kalo yang udah lama
kayak di Ranti, baju muslim ranti, jadi bisa donasi langsung dari situ,
jadi bahkan di banyak toko-toko Bapakaian, kami sediakan
sebenarnya, Jadi tempat untuk donasinya, termasuk di kasir
minimarket, terus juga di hypermart yang paling tinggi sih di
hypermart dan juga di tiptop itu paling tinggi, itu bisa mencapai 1
milyar, antara 500- 1 milyar sendiri di hypermart dari infaq via kasir.
Jadi nanti kasir di hypermart itu biasa nawarin mau sedekah ga di
dompet dhuafa?
I : Di beberapa produk alfamart itu ada logo dompet dhuafa, apa itu
merupakan strategi?
PA : Di semua produk homebrand nya mereka itu ada logo nya termasuk di
celana dalam itu ada. Itu juga termasuk ke strategi kita juga
sebenernya tapi itu ga besar. Tapi kita juga maksa lagi mereka untuk
naikin lagi dong, itu fix mereka laku berapa donasinya tetap. Ga laku
pun mereka tetap donasi, lakunya pun lebih besar dari target,
donasinya nilainya tetap
I : Apa ada juga yang menggunakan mobil keliling?
PA : Ada, mobil layanan donatur keliling. Dan yang ga ada di dompet
dhuafa itu channelnya kencleng. Kita ga pernah punya sejak berdiri,
jadi kalo temen temen liat kencleng tulisan dompet dhuafa, itu sudah
171
dipastikan palsu. Disemua lokasi , kita ga punya. Dari tahun 1993 kita
ga pernah.
d. Customer Relationship
I : Bagaimana cara LAZ dompet dhuafa menjaga hubungan dengan
muzakki/donatur?
PA : kami berkomunikasi lewat sosial media tentunya, sosial media kami,
kami juga kirimkan kita punya majalah internal namanya suara cinta,
yang kami kirimkan setiap bulan baik lewat email untuk pdf nya
maupun yang tercetak selain itu kami kirimkan, kami punya seperti
172
rekening koran, namanya laporan konsolidasi donasi, jadi dia
bertambah terus ya, misalnya dia menambahkan dari januari februari
jenis donasinya apa aja , berapa, dan itu bisa dilampirkan untuk
laporan. Yang saat ini lembaga zakat lain berdasarkan data yang kami
punya itu belum punya yang model kayak gitu jadi laporan berapa sih
sebenarnya donasi tanpa harus diminta tetap dikirim secara online
maupun dikirim lewat surat setiap bulannya. Selain itu juga kami juga
menghubungi biasanya tadi yang kami sampaikan, yang ulang tahun,
yang kami tahu sakit, juga kami ajak, bahkan biasanya juga dompet
dhuafa diminta oleh donatur, kita butuh ustadz, datang dong. Kita
juga punya layanan donatur untuk menjawab kebutuhan baik itu yang
sudah berdonasi atau belum. Dan itu bisa telepon via whatsapp dan
kita juga punya konsultan zakat, ustadz yang memang spesialis di
bidang ziswaf, bisa di telepon, bisa chatting, whatssapp, bisa lewat
email dan itu juga kami bukukan hasil dari pertanyaan mereka kami
bukukan menjadi buku serial tanya jawab seputar zakat. Ustadznya
standarnya S2. Salah satunya Alumni UIN, namanya ustadz Dzul
Azmi. S1 UIN dan S2 UIN juga. Jadi kalo butuh pertanyaan apa, in
syaa Allah nanti di jawab. Malah, kita juga mau mengembangkan
robot, pernah dengar botchat? Kalo misalnya botchat itu, jadi ketika
robot penjawab chatting itu , pertanyaan yang sering ditanyakan bisa
otomatis dijawab. Karena layanan donatur itu kan, pernah sih kita
coba layanan 24 jam , tapi kurang efektif, kurang banyak yang
bertanya di jam jam malam sampai subuh, tapi kan kadang ada juga,
karena itu kita perlu siapkan botchat tadi, jadi donatur itu tidak perlu
nunggu terlalu lama untuk jawaban. Karena salah satu program dari
dompet dhuafa adalah kampanye ziswaf.
I : Bagaimana cara LAZ DD mempertahankan muzakki?
PA : Tadi itu sama, yaitu dengan memberikan layanan layanan istimewa.
173
PA : Punya, tapi tidak seluruhnya lengkap. Karena tidak semua orang
mengisi data secara lengkap.
e. Revenue Stream
I : ABapakah donatur menetapkan sendiri zakat yang akan ia bayar?
PA : Edukasi rutin dan kampanye kampanye yang kami sampaikan,
sebenernya muzaki itu jadi bisa tau dan menghitung sendiri
sebenrnya, tapi tadi kalo mereka belum bisa kita sbenernya punya
fasilitas kalkulator zakat yang bisa mereka akses untuk diri mereka
sendiri, bisa juga tadi lewat konsultan mereka tanya, konsultan yang
akan membantu. Oh ya tadi tambahan soal kanel, kami juga punya
auto debit rekening, kita punya di bank-bank nasional kita punya
174
menunya, seperti di bank bri, bca bisa langsung auto debit.
I : Berapa total dana zakat sebelum dan sesudah dipotong untuk amil?
PA : Dana amil itu sesuai dengan fatwa dewan syariah MUI maksimal
adalah 1/8, sebagaiman surat yang di alquran itu ya. Berarti kalo di
persenkan menjadi 12,5%. Berdasarkan rata-rata dompet dhuafa itu
setiap tahun itu Cuma memakai dana operasionalnya itu antara 10 % -
12% tapi rata rata itu 11% itu yang diBapakai untuk operasional. Jadi
diBapakai tidak lebih dari 12,5%. Karena itu kami mendapatkan
penghargaan Lembaga Zakat Nasional kategori operasional terbaik
BAZNAS Award 2017. Itu total dari seluruhnya. Zakat, Infaq, dan
sedekah.
f. Key Activities
I : Apa aktivitas utama yang dilakukan oleh LAZ DD dalam menghimpun
dana zakat?
PA : Kegiatan utama itu canvasing. Canvasing bisa dibilang kegiatan
marketing itu sendiri, jadi dengan kita silaturahmi ke orang,
perusahan-perusahaan, kita punya channel ke pejabat-pejabat kita
deketin. Aktivitasnya konter, kampanye di sosmed , di media masa
175
juga kita campaign, terus juga hampir mirip dengan kanal tapi aktiv
nya di media sosial, memperbanyak konter, kemudian juga kami
sering bikin event-event kreatif. Konter dan kantor menjadi pusat
aktivitas utama kami.
I : Bagaimana mekanisme alur penghimpunan dana zakat?
PA : Kalo dana zakat dikomunikasikan, di catat, baru diverifikasi, kenapa
perlu dicatat dan diverifikasi, karena dengan dicatat kita jadi tau dana
zakat itu berapa. Karena dengan kita tau dana zakat itu berapa, kita
jadi tau sebenernya berapa persen yang bisa kita anggarkan untuk
biaya operasional, terus kan ada yang terikat, saya maunya dana
zakatnya untuk ini ya. Makanya butuh verifikasi, verifikasi dana juga
untuk tau keperluannya buat apa. Lebih seperti itu sih, dan siapa
doanturnya, kadang kadang mereka ga kasih nama lengkap kan.
Biasanya sih donatur yang sudah rutin itu akan kasih tau id
donaturnya ketika donasi, tapi kalo nama saja ya kita cari sendiri, ini
donaturnya yang mana. Karena kita bisa memastikan mereka punya
laporan konsolidasi, apa yang mereka donasikan. Kemudian
dilaporkan juga ke donaturnya apa yang sudah mereka donasikan.
g. Key Resources
I : Apa saja aset yang dimiliki untuk menghimpun dana zakat?
PA : Kami punya cabang dan jaringan jaringan kami, kami juga punya
tentunya amil, jadi di apapun posisinya meskipun dia orang
keuangan, orang, orang program, orang komunikasi meskipun dia
bukan orang fundraising, di setiap kita punya tanggung jawab untuk
mengkomunikasikan itu juga , karena itu disebut juga sebagai aset
yang mengkomunikasikan juga sih, dan kita juga punya teknologi
juga untuk itu seperti tadi ya. Teknologi pencatatan, dan kita juga
punya teknologi seperti kanel kanel digital kita. Kita apps tool selain
punya bawaberkah.org itu kita punya mumu sebenernya. di playstore
176
ada itu mumu, mumu itu seperti ppob. Mumu apps itu dia tujuannya ,
kenapa disebut mumu? Mumu itu dari kata mustahik, muzzaki,
muaqif, munfiq. Jadi, mempertemukan semuanya dalam satu apps jadi
orang tuh bisa memilih nanti di mumu itu mau donasinya untuk apa.
Kalo daftar di mumu sekarang itu dapet saldo Rp.20.000 yang bisa
teman-teman Bapakai buat donasi atau isi pulsa. Ya kalo bawa berkah
apps itu kita komunikasinya kalo di lift sama di spanduk sama, tunggu
di 5 Mei. Selain yang bangunan, kantor cabang, aset kita sebenarnya
tentang jaringannya karena kalau lokasi itu kita bisa sewa. Gedung ini
sendiri adalah gedung wakaf.
h. Key Partnership
I : Siapa saja yang menjadi mitra dalam penghimpunan dana zakat di LAZ
dompet dhuafa ?
PA : Mitra kami tuh ini perusahaan kami juga punya yang kami sebut
endorser atau influencer tadi, dan kami juga punya MPZ dan bahkan
lembaga zakat yang lainnya. Jadi sebenernya kita ga bersaing juga
kita juga sering kolaborasi, kalau di tahun ini kita kolaborasi awalnya
dengan rumah zakat dan PKPU untuk campaign sekolah untuk Gaza
yang ada di depan itu, cuma nambah nurul hayat ikut itu mitra juga
sebenernya. Jadi ga bersaing tapi sama sama tujuannya karena kalo
bareng bareng jadi lebih gede penghimpunannya. Selain itu juga e
commerce, toko-toko juga jadi mitra.
I : Seberapa besar manfaat yang anda terima oleh LAZ DD dari hasil
kerjasama dengan mitra tadi?
PA : Manfaatnya tentu ini ya penerimaan yang bisa dibilang rutin.
177
I : Lalu bagaimana cara LAZ dhuafa untuk menjaga hubungan dengan
para mitra?
PA : Kita punya pertemuan rutin dengan masing-masing, kalo dengan
tokoh-tokoh, kita bisa bikin pengajian rutin sebenernya ada banyak
hal. Sebenarnya dengan bekerja sama dengan dompet dhuafa mereka
tuh dapat nilai lebih di sisi marketingnya mereka .
i. Cost Structure
I : Apa saja yang menjadi biaya tetap dari operasional LAZ Dompet
Dhuafa?
PA : Yang pertama tentu SDM, kemudian biaya operasional kantor, seperti
bensin, listrik dll itu menjadi biaya tetap, kemudian juga ada biaya
komunikasi ya seperti spanduk, sewa iklan, dll. Nah jumlahnya yang
ditetapkan itu kita dapat berapa dulu biasanya, baru kita anggarkan
tapi sesuai ketentuan maksimal 12%. Ada strateginya juga untuk
mengurangi jumlah itu. Sejak 2017 kita punya program yang kita
sebut “Cashless” modelnya adalah kita co-branding atau kita
tawarkan kerjasama dengan mitra mitra , misal kita internet dengan
fiber net. Yang dulunya kita Bapakai vendor yang lain , di tahun 2013
itu biaya internet kita bisa mencapai 15 juta sebulan. Lalu fiber net
178
menawarkan 8 juta, tapi menampilkan logo fiber net di website. Iklan
di radio, kita sering banget iklan di jaringan MNC. Kita tukeran
misalnya kita dapat berapa slot di jam-jam yang bagus, tapi syaratnya
kirimkan ustadz buat ngisi di majelis talim kita. Kirimin kita tim, kita
mau family gathering tapi kita ga bayar ya. Jadi tukeran, jasa kita di
Bapakai, kita dapat slot. Meskipun kita lahir dari republika, tapi kita
juga tetep bayar. Tapi kita tawarkan juga, mau ga kita bikinkan event
apa acara apa. Jadi saling bertukar benefit.
179
PA : Iya menambah terus, aset digital khusunya. tapi komposisinya ga jauh
jauh antara 50-70%. Kalo di rata ratakan dari tahun 1993 – 2018 itu 50%
itu zakat karena pertumbuhan kita di 10 tahun terakhir itu sekitar 13%
pertumbuhan penghimpunan secara umum.
Narasumber 2
Tanggal Wawancara : Kamis, 25 Juli 2019
Waktu : 14.00 WIB
Lokasi : Kantor LAZ Dompet Dhuafa Pusat
Identitas Narasumber 2
Nama : BaBapak Bambang Suherman, M.Si.
Jabatan : Direktur Fundraising Dompet Dhuafa 2018
1. Gambaran Umum Strategi Fundraising LAZ Dompet Dhuafa
I : Bagaimanakah strategi yang sudah dilakukan LAZ Dompet Dhuafa dalam
menghimpun dana zakat?
PB : Baik, teman-teman sekalian ada 4 pendekatan yang dilakukan oleh dompet
dhuafa di 2018 dan 2019 ini. Yang pertama adalah mensasar customer
retail, kemudian mensasar customer corporate, kemudian menjaga
hubungan baik dengan donatur loyal, dan memperbanyak kanal -kanal
180
interaksi digital. Nah 4 kegiatan besar ini, itu dikelola dengan
menggunakan pendekatan friendraising jadi membangun pertemanan
jangka panjang bukan hanya sekedar mengelola transaksi.
Pertemanan itu hubungan, macam-macam bentuknya, bisa berupa mitra,
cabang, jaringan, atau yang lainnya. Tapi, hubungan yang dibangun ini
adalah hubungan yang tidak sebatas hanya transaksi saja, lebih jauh, kita
coba untuk melihat satu Bapaket. Misalnya donatur hadir, tapi donatur
juga diajak untuk menjadi reviewer program. Di ajak untuk mengelola
dinamika pragmatis di program dalam bentuk kunjungan. Jadi pelibatan
jangka panjang, kalo partnership yang sifatnya corporate juga diajak
untuk campaign bersama. Apa konten-konten yang diperjuangkan oleh
corporate yang senada dengan konten DD, nah itu juga di mainstream
dalam kanal. Jadi hubungan yang dibangun adalah hubungan pertemanan
istilahnya friendraising bukan sekedar transaksi.
181
Dompet Dhuafa. Nah itu adalah keberhasilan branding. Dan itu sangat
produktif bagi membangun penguatan di basis transaksi. Jadi ini saling
berkaitan temen-temen tapi kira-kira dua itu lah. Alat ukur terkait dengan
fundraising itu dua. Yang pertama adalah Brand positioning yang kedua
adalah transaksi. Menurut riset top brand zakat, nomor satu itu Dompet
Dhuafa, nomor dua itu Rumah Zakat, dan nomor tiga itu BAZNAS.
2. Strategi Fundraising Dana Zakat Pada LAZ DD Dengan Pendekatan
Business Model Canvas.
a. Costumer Segment
( Target Muzakki )
I : Bagaimana membuat klasifikasi pengelompokan muzakki yang
dilakukan oleh LAZ DD?
PB : Pengelompokan muzakki di DD ini kanalnya ritel, itu dilakukan
berdasarkan jenjang usia. Tapi ini sebenarnya adalah cara kita
menganalisis muzakki. Jadi gini transaksi sudah berjalan dan sudah
masuk dana transaksi nya, berrarti ada data muzakki nya. Lalu data
muzakki nya kita klasifikasikan. Klasifikasi data muzakki ini
berdasarkan beberapa hal. Yang pertama berdasarkan cara dia
berdonasi ke Dompet Dhuafa.
Hubungan transaksi muzakki terhadap Dompet Dhuafa itu ada empat.
Ada donatur atau muzakki yang transaksi nya one office, istilahnya
atau sekali transaksi. Ada yang transaksi ke DD itu secara musiman,
seperti ketika Ramadhan, qurban. Kelompok ketiga nama nya
caritabel, ini adalah kelompok filatropis nya. Kelompok yang
berdonasi atau berzakat secara reguler. Kelompok ini cukup besar di
basis donatur dan kita sebut sebagai donatur aktif. Kemudian yang
terakhir adalah donatur loyal, yang berdonasi ke DD secara besar dan
semau nya si donatur. Bisa lima kali, sepuluh kali bahkan ada yang
seratus kali. Jika dia capek, bayar infak. Bahagia sedikit, bayar infak.
Tersandung, bayar infak. Lebih banyak bayar infak nya dibanding
job-job bulan. Itu satu berdasarkan pola interaksi dia terhadap
182
lembaga, yang kedua berdasarkan usia.
Kalau kita review ke usia kita bagi empat juga. Yang pertama adalah
usia dari 17 sampai 25 tahun, lalu 25 sampai 35, 35 sampai 55 dan
diatas 55 tahun. Pembagian ini berdasarkan kekuatan transaksi nya.
Dan jika yang berusia 17 sampai 25 tahun statusnya lebih banyak
mustahik daripada muzakki. Tapi ini sangat produktif dalam
amplifying, jadi meng-ampliflier komunikasi. Sebab usia teman-
teman seperti kalian ini interaktif dan atraktif di sosial media. Jadi
kita mendekati seperti teman-teman ini di kanal aktivasi nama nya
volunteer. Pelibatan kegiatan-kegiatan project kemanusiaan, seperti
model volunteer. Yang usia 25 sampai 35 tahun itu kelompok yang
relatif sudah punya penghasilan dan menjejaki kemapanan. Kelompok
ini biasa nya masuk kedalam model One Office dan Socionality, jadi
ada kepedulian atau kejadian dia akan berdonasi, setelah itu sudah.
Atau mau mencoba membayar zakat, kemudian lupa. Belum menjadi
pengetahuan yang amat. Lalu ada yang kelompok 35 sampai 55 tahun
ini masuk ke dalam model caritabel, ini kelompok yang donatur
mapan. Donatur yang prinsipnya reguler. Posisi sebagai donatur yang
mapan, punya posisi yang bagus, jaminan finansial yang bagus dan
continue, mereka ini bulanan biasanya. Dan yang terakhir adalah yang
usia 55 keatas, ini yang loyal. Kelompok mapan yang secara ekonomi
mapan, secara kehidupan mapan. Mereka sudah sepuh dan senior.
Rata-rata diantara mereka adalah pebisnis-pebisnis besar dan sudah
tidak ada pertimbangan yang lain, karena memang ingin beramal saja.
Dan ini kelompok yang basis paretu istilahnya di DD. Jadi ini adalah
kanal ritel.
Masifnya standar seluruh perusahaan, tidak ada perusahaan khusus
yang ditargetkan. Siapapun diantara mereka yang ingin terlibat, maka
oke. Itu segmen-segmen costumer yang kita kelola. Yang tadi saya
gambarkan tentang usia itu mempengaruhi cara channel nya atau
konten dan gaya komunikasi nya seperti apa, event nya seperti apa.
183
I : SiaBapakah muzakki yang ditargetkan oleh LAZ DD?
PB : Semua nya usia 17 sampai mereka meninggal. Tidak ada segmen
khusus yang ditargetkan. Jadi mengelola kanal millennial karena itu
penting bagi campaign, mengelola kanal kolonial (kolot tapi merasa
millennial) karena dia merasa punya referensi transaksi dan
mengelola kanal yang kolot beneran karena mereka punya uang dan
mereka biasanya memang sholeh. Jadi tidak ada segmen yang
dikhususkan. Pokoknya yang nama nya muzakki berarti anda punya
harta mencapai nisob, maka berarti itulah yang digarap. Misalnya
teman-teman punya harta diatas 4,6 maka tidak ada urusan mikir lagi
untuk berzakat. Apalagi kalau sudah 6 maka itu wajib untuk
mengeluarkan zakat. 4,6 zakatnya sekitar Rp 80.000-an, sebulan atau
sepenerimaan nya.
I : Dimanakah biasanya LAZ DD mencari muzakki?
PB : Di tempat-tempat dimanapun dia berada. Masalahnya, tidak ada
tempat yang spesifik hari ini dengan adanya tekhnologi informasi.
Jadi dia bisa disasar dimana saja. Tapi kalau untuk canvasing,
biasanya DD mengadakan canvasing di basis-basi keramaian,
misalnya mall, pasar, CFD, rumah makan dan lain-lainnya. Inti nya
dimana ada tempat orang berkumpul dan melakukan transaksi maka
itu target. Mall tempat orang berkumpul dan bertransaksi, maka itu
target. Car Free Day, tempat orang berkumpul dan bertransaksi, maka
itu target. Yang mewakili seperti itu pasti ada DD disitu. Seperti di
pameran mobil, walaupun pameran mobil tapi tetap ada pojok
kemanusiaan dalam pameran yang mewah. Dibilang nya ada konter
zakat.
184
I : Bagaimana cara LAZ DD mendapatkan muzakki baru?
PB : Ada dua, yang pertama adalah marketing komunikasi. Jadi memang
DD mengkomunikasikan apa yang dibuat oleh DD, program dikemas
lalu di advertais menjadi produk, lalu dibuat video dan digeser ke
kanal dan itulah marketing komunikasi. Sambil memasang spanduk
dan baliho. Lalu yang kedua membuat event kreatif, mengadakan
event. Seperti konser musik amal dan menghadirkan artis-artis. Sound
of Humanity atau suara kemanusiaan. Jadi kita menyelenggarakan
canvasing dan marketing komunikasi. Canvasing itu event, semua
bentuk ada yang event music, event charity, event olahraga, event
seminar dan lainnya.
b. Value proposition
(Program Unggulan)
I : ABapakah keunggulan model layanan ZIS yang ada pada LAZ DD?
PB : Keunggulannya adalah DD berusaha untuk menawarkan kemudahan
berzakat. Dulu bahkan DD membuat tagline #ZakatSekarangRingan.
Jadi gambar nya digambarkan seperti brankas yang berat namun
mengapung diatas air. Jadi ibarat harta yang berat untuk dizakatkan,
tapi terasa gampang dan ringan saja. Jadi berzakat ringan itu mudah
dalam pelayanan, mudah dalam proses transaksi nya dan mudah
dalam laporan. Itu yang pertama. Yang kedua adalah keramahan.
Karena kalau masuk ke DD itu model nya friendrising dan bukan
kantor walaupun set up nya kantor. Jadi yang dibangun adalah
keluarga besar Dompet Dhuafa, bukan hubungan transaksi , kemitraan
dan lain lain. Jadi ada kenyamanan. Dan kalau mau di uji, kalian bisa
datang ke program misalnya Klinik Dompet Dhuafa. Seperti di
Rumah Sehat Terpadu milik Dompet Dhuafa yang ada di Parung.
Konsepnya konsep cottage, jadi premium cottage rencananya. Karena
keinginan DD orang-orang menikmatinya sebagai Rumah Sehat
bukan Rumah Sakit, maka nama nya Rumah Sehat Terpadu. Jadi
185
kalau orang datang kesana, misalnya muzakki, dan dia melihat
keadaannya maka dia semakin trust terhadap lembaga. Dan itulah
kira-kira model layanan, jadi kemudahan, kenyamanan, dan
keramahan. Itu berusaha tetap walaupun kadang-kadang juga ada aja
yang suntuk dan itu manusiawi.
186
I : Program unggulan apa yang LAZ DD gunakan untuk menghimpun
dana zakat?
PB : Hampir semua program, jadi tidak ada program yang di design khusus
untuk fundrising, program ini di design khusus untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Cuma dalam proses interfrensi nya itu biasanya
DD membuat design yang kompleks dan tidak simple. Jadi tidak
sekedar hit and run. Misalnya layanan kesehatan cuma-Cuma, itu
sebenarnya adalah klinik. Tapi klinik itu biasanya akan ramai, jadi
DD membuat modelnya adalah member. Membernya berbasis Kartu
Keluarga. Jadi misalnya anda sakit sekeluarga dan anda adalah
member maka akan ditanggung. Setelah itu akan diajak hidup sehat
dan ada promotifnya. Ada kelas sehat, ada kelas gizi dan bukan hanya
sekedar klinik. Kira-kira itulah program nya, jadi hampir semua
program seperti itu, jadi kompleksifitas nya diukur dan tidak hanya
satu interfensi saja.
Dari tema yang dibuat DD intinya adalah mensasar kemiskinan
ekonomi, jadi pemberdayaan disini. Kemudian kemiskinan
pendidikan jadi ada pengembangan pengetahuan. Kemudian
kemiskinan kesehatan jadi ada layanan. Kemudian kemiskinan akibat
interaksi dan dinamika sosial yang buruk, bisa karena bencana, bisa
karena aspek kefakiran kemiskinan sehingga mereka merasa
terkucilkan, bisa karena jarak marginal, jauh dipelosok dan bisa
karena terpencil, dan itu semua bagian dari sosial.
Terakhir adalah dakwah, DD juga mengembangkan aspek nilai
keagamaan. Membuat program nama nya Cordofa (Corps Da’i
Dompet Dhuafa). Itu mengirim da’i ke 20 negara setiap tahun. Dan
disebut dengan program, jadi kompleksifitas nya diukur. Bukan
sekedar membuat program dakwah. Jadi ambassador dan keluarlah
menjadi duta besar dakwah dari Indonesia, jadi nanti dia disana bicara
tentang Indonesia, bicara tentang Dompet Dhuafa, bicara tentang
187
zakat. Dan di dalam negeri ada yang nama nya Jaringan Da’i
Nusantara, mereka bekerja sama menggarap projek-projek
kemiskinan akibat agama. Jadi itulah 5 program yaitu ekonomi,
sosial, pendidikan, kesehatan dan dakwah.
c. Channels
(Strategi agar muzakki bisa mengetahui tentang program LAZ DD)
I : ABapakah LAZ DD membuka konter khusus untuk menerima zakat?
PB : Ya, hari ini yang konven analog nya membuka kantor khusus di
beberapa Mall dan kantor pemerintahan. Khusus untuk mebayar
zakat. Termasuk satu Bapaket dengan Qurban, ziswaf, jadi itu adalah
cross selling.
188
Kurban) Dompet Dhuafa. Dan itu Namanya canvasing creative
dengan menggunakan influencer. Nanti Ciki akan mempublis
aktifitasnya disana dan berbicara tentang Dompet Dhuafa.
d. Costumer Relationship
(Cara LAZ DD menjaga hubungan dengan muzakki)
I : Bagaimana cara LAZ DD menjaga hubungan dengan para muzakki?
PB : Jadi DD membuat yang namanya costumer relation management atau
customer service (CRM atau CS). Jadi ini levelnya adalah
departemen, pangkat nya manager. CRM itu istilah dulu, sekarang
adalah CS. Ini adalah departemen yang dibentuk untuk mengawal dan
merawat muzakki. Jadi bagaimana cara khusus kita bisa menjaga
hubungan dengan muzakki.
I : Apa ada layanan istimewa bagi muzakki yang setia membayar zakat ke
189
LAZ DD?
PB : Tidak ada, jadi ini semuanya sama saja. Semuanya mendapatkan
informasi, semuanya di aktivasi dan semuanya di report.
190
e. Revenue Stream
(Pendapatan dari dana zakat)
I : ABapakah muzakki menetapkan sendiri zakat yang harus mereka
bayar?
PB : Biasanya yes, tapi ditambahkan konsultasi. Jadi sangat mungkin
muzakki tu datang pertama kali bawa duit Rp 60 juta tapi, begitu
transaksi Rp 130 juta itu biasa. Karena mereka ternyata tidak paham
bahwa “Rumah BaBapak yang dua lagi itu disewain, Bapak?”
“Engga” “ Terus gimana, Bapak?” “Kosong” “Bapak, kotor Bapak,
bersihin” “Gimana cara bersihinnya? Keluarin zakatnya, Bapak!”. Dia
periksalah harganya berapa, Bapak? NJOP dikali luas bangunan. Oke
segini 2,5%. Kalau orang kaya ga mikir kan.
I : ABapakah LAZ DD memberikan layanan terhadap perhitungan besaran
zakat?
PB : Jadi ditambahkan dengan konsultasi untuk bisa mempresisi hitungan
angka zakat yang bersangkutan gitu. Biasanyakan mereka “mas, saya
punya penghasilan segini, biaya hidup segini, aset segini, gimana
zakatnya ?” Oh iya kita hitung Bapak, gitu. Nishab sudah masuk?
Sudah. Oke, BaBapak ini ada ashnaf delapan ini nanti kalau kita set
up nanti programnya diletakkan ke DD untuk mereka. Oke. Terus
dihitung ada haul Bapak satu tahun terhadap harta. Mari kita hitung
BaBapak penghasilannya dari apa? saya karyawan, saya pekerja,
konsultan bla bla bla oke itu kita masukkan ke reguler bulanan dikali
dua belas yang gampangnya gitu. Saya honor perkebunan, nah lain
lagi ini. BaBapak Bapakai airnya dari air tadah hujan atau irigasi gitu?
tadah hujan, ya 10%, irigasi 5%. Tambang, saya kerja di tambang,
saya punya perusahaan tambang. Oke baBapak nambangnya laut
lepas? iya, wah 5%. BaBapak nambangnya di mana Bapak? Wah saya
gali tanah doang dapet. Wah 10% Bapak. Jadi, tergantung modal
usaha mereka semakin sedikit semakin besar nilai zakatnya antara 5-
10%. Kalau dari penghasilan reguler, baBapak apa, karyawan 2,5%.
191
Nah itu juga menjawab bagian tiga juga ya.
192
diserahkan pengelolaannya ke lembaga, infaq tematik bencana atau
kemanusiaan itu DD mengambil porsi biaya operasional penyaluran
programnya 10%, bahkan 5% untuk beberapa tema. Kemudian, CSR
tergantung deal dengan perusahaan biasanya bisa diangka 20 sampai
25%. Nah, ini varian-varian dimasing- masing kanal donasi ini, itu
kalau digabungkan konklusinya dibagi jumlah harus 11,97 atau
maksimal 12,5%. Ga lebih dari itu, walaupun ngambil dari infaqnya
bisa 40% tapi overall ga boleh lebih dari 12,5%.
f. Key Activities
(Aktivitas LAZ DD dalam menghimpun dana zakat)
I : ABapakah aktivitas utama yang dilakukan LAZ DD dalam
menghimpun dana zakat?
PB : Ada 4 hal yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa yang pertama adalah
melakukan proses marketing komunikasi, tadi udah kita bahas, yang
kedua adalah melakukan proses canvasing kreatif, yang ketiga adalah
melakukan proses Channeling transaksi jadi kerjasama e-commerce,
kerja sama macem-macem merchant untuk memudahkan pembayaran,
yang keempat melakukan proses service adaptasi, proses service
adaptasi ini mengacu ke nomor 4 ke Customer Relation.
Jadi, DD menghimpun dana itu dengan merawat donatur loyalnya tadi
tu yakan caranya adalah CRM (Customer Relation Management)
diatur. Nah, empat itulah yang dilakukan DD untuk menghimpun
dana zakat dari luar ke dalam gitu
193
muzakki, Bapak kami boleh ga dapet feedback kira-kira tanggapan
baBapak terhadap Dompet Dhuafa sebagai seorang muzakki. Nanti
dia jawabkan saya senang ko berzakat di Dompet Dhuafa ringan,
lancar, mudah, kerenlah. Itu namanya testimoni. Ambil itu Bapak
pernyataan penting ini penting banget boleh ga kami sebarkan ke
publik ? oh boleh, baBapak boleh ga di photo? Oh jangan. Berarti
nanti oleh pihak muzakki itu di testimoni. BaBapak boleh ga di
photo? Boleh, oh ya sudah langsung BaBapak Bambang Suherman
umur 40 tahun Muzakki Dompet Dhuafa. Komentar, kasih bikinkan
mamenya, keluarin.
Yang ketiga baru hard selling, jadi setelah orang mengenal value lalu
kemudian mendapatkan eksposisi tentang penerimaan manfaatnya
dalam bentuk testimoni baru kita hard sell gitu. Hard sell, transaksi
masuk diolah ke CRM datanya digeser ke CRM lalu dana yang ada
mengalir lagi ke pengelolaan keuangan, dari keuangan dishare apa
kanal dananya zakat, infaq, sedekah, wakaf disesuaikan kanalnya lalu
proporsinya diambil selebihnya diletakkan di rekening penyaluran,
rekening penyaluran confirm ke direktur program, direktur program
turun sebagai program.
g. Key Resources
(Aset yang dimiliki LAZ DD)
I : Apa saja asset yang dimiliki LAZ DD untuk menghimpun dana zakat?
PB : Yang paling krusial adalah SDM pastinya, jadi DD ini punya SDM
yang keren-keren. Anak muda ga ada udelnya ga capek-capek gitu
totalitas, kreatif dan mau berkorban. Yang kedua adalah fasilitas
penunjang pasti, ada kantor, ada ruang meeting seperti ini, ada
perangkat yang lain, ada ya termasuk cabang brand ada 5 di luar
negeri ada 12 di dalam negeri dan akan di extend jadi 100 di tahun ini.
Ini semua adalah asset, infrastruktur macem-macemlah laptop
pendukung, ruang kantor, kalau mau lihat kremo di lantai satu kalau
194
fundrising di lantai satu, kalau melihat program dilantai empat dengan
semua suasananya yang berbeda-beda masing-masimg sesuai dengan
apa yang mereka bayangkan untuk bekerja ya gitulah. Jadi asset-
assetnya cukup banyak ya, kendaraan operasional banyak, gedung
kantor ini juga adalah bagian dari supporting penting. Tapi, yang
dimiliki oleh DD itu sedikit temen-temen sekalian sebagian besarnya
adalah optimalisasi wakaf kaya gedung ini gedung wakaf. Jadi
gedung wakaf diBapakai oleh LAZ Dompet Dhuafa. Maka Dompet
Dhuafa bayar, pinjem, bayar apa namanya ni langganan, sewa. Sewa
gedung ini ke wakaf, jadi wakafnya tetap produktif diBapakai untuk
kegiatan yang baik oleh LAZ. Aset digital itu platform ada, bawa
berkah ada, mumu ada, website DD beberapa sistem-sistem di
dalamnya itu cukup banyak sih, ada (HCYS) untuk Human Capital,
ada plural untuk keuangan, ada Desi Sandra untuk CRM dan
fundrising ada cukup banyak.
h. Key Partnership
(Mitra dalam penghimpun dana zakat)
I : Siapa saja yang menjadi mitra LAZ DD dalam menghimpun dana
195
zakat?
PB : Banyak ya ini teman-teman sekalian, key partnernya DD ni banyak
misalnya, percetakan. Biasanya ditander kan, tapi dalam proses tander
itu dipilih bukan semata yang menawarkan pembiayaan paling murah,
tapi juga kesiapan untuk merespond permintaan DD, anytime, karena,
kadang-kadang urusan spanduk ini ga bisa, misalnya spanduk ya
itukan pihak ketiga itu ga bisa kita menunggu jam kerja. Misalnya nih
terjadi bencana di Halmahera kejadiannya jam 7 malam ya malam itu
dari jam 7 sampai 11 jam kemudian itu tim sudah harus masuk ke
lapangan SOP nya ga mungkin masuk ke lapangan tanpa atribut.
Maka, jam 7 kejadian jam 7 udah harus ada spanduk dan spanduk
dengan model yang sekarang ya 15 menit jadi kira-kira gitu. Bahkan
kadang-kadang ketemunya di bandara bawa spanduknya ke bandara
ya udah langsung dibawa terbang. Nah mitra-mitra harus siap seperti
itu dalam hal fundrising. Ada lagi ga yang lain banyak sih tapi kira-
kira sama kontennya itu adalah di kesiapan, kesiagaan dan kesiapan
untuk terlibat. DD bayar konsultan ga? Bayar ada beberapa yang
memang DD bekerjasama dengan konsultan misalnya di aspek
targetted comunication. Jadi memang DD mentarget brand
positioningnya di level tengah atas, umur 45 ke atas ya DD bayar
konsultan untuk produk konten dan desainnya. Jadi ada cukup banyak
key partner di Dompet Dhuafa ini mobil operasional DD kalau bisa
nyewa jangan beli gitu supaya bisa mengajak bisnis penyewaan mobil
tumbuh gitu. Dilapangan dalam banyak hal juga sama dalam
pelaksanaan program, bagi-bagi makanan gratis ya ga masak tapi ga
bawa nasi kotak juga, di situ ada warung ga, kalau ada warung ya
warung itu yang masak gitu itu ntar kita biayain apalagi dalam
penghimpunan sama ya temen-temen.
196
PB : Besarlah, kadang-kadang mitra ini juga pingin bantu, pingin terlibat
gitu. Dulu waktu pertama kali bangun bawa berkah itu mitranya juga
ga mau dibayar mahal kami ingin diajak dong untuk berbuat kebaikan
gitu. Jadi, apa namanya tuh overhead aja yang lain ga usah. Ada
perusahaan Australia eh Singapura yang datang ke DD bantuin DD
untuk memetakan donaturnya jadi probono kita perlu gagas analisa
donatur DD kita main bareng-bareng setelah itu ya sudah ga usah
dibayar gitu. Iseng-iseng nanya kalau bayar berapa Bapak rek nya
terus dia keluarin nih rektar wah mahal banget. Ya kalau gitu jangan
dibahas-bahas.
197
BMW ada DD nya tu kaya ga enak gitu loh gitu.
i. Cost Structure
(Biaya untuk fundraising dana zakat)
I : Apa saja yang menjadi biaya tetap dari operasional LAZ DD?
PB : Yang pertama SDM lah, SDM ini ada kriteria SDM yang di body
utamanya disebut amil tapi pekerjaan-pekerajaan di lapangannya
sebagian di sub ke temen-temen eksternal jadi kaya driver itu bukan
amil, office boy bukan amil yang bikinkan kita kopi ni bukan amil
jadi dia bukan koord lah istilahnya, nah yang koord itu semua biaya
operasional yang non koord di subkoord kenapa karena
tanggungjawab di Dompet Dhuafa itu biaya operasional ga boleh
mahal kan. Nah temen-temen program juga gitu yang koordnya itu
paling level manager up yang staf dan supportingnya potensi polanya
adalah subkoord juga. Jadi ini challengenya di DD tapi sampai hari ini
sih relatif aman-aman aja. Itu biaya tetap. Terus biaya instrumen,
biaya fasilitas ya kantor dan lain-lain tu pasti masuk di sana. Nah
kemudian ada yang transisi tu. Transisi yaitu komponen campaign
sebagian mengatakan itu bukan biaya operasional karena dia syiar
syiar itu ini misalnya marketingkan syiar itu adalah syiar tentang
ajakan berzakat gitu. Penerima manfaatnya publiklah harusnya dia
bukan jatuh sebagai biaya operasional dia jatuhnya sebagai biaya
penyaluran program dalam hal ini program pengetahuan publik.
Cuman kan kita kemas jadi bentuk campign ya itukan kemasannya
berdebat disitu bagi yang tidak setuju itu biaya operasional. Jadi biaya
operasional itu bukan cuma amil, bukan cuma gaji tapi juga biaya
komunikasi. Jadi orang kemudian campaign itu biaya operasional.
Kantor fisik ya, itu biaya operasional. Rasanya 3 cukup. Sedangkan
program, penyaluran itu biayanya bukan operasional. Itu masuknya
biaya penyaluran.
I : ABapakah dalam penetapan biaya mengacu pada zakat yang
terhimpun?
198
PB : yes. Jadi ada yang namanya forecasting penghimpunan. Jadi kita
duduk di bulan januari tahun ini bergerak ke desember tahun ini , itu
dibuatkan angka-angka pencapaiannya namanya forecasting. Bulan
ini dapat berapa dan seterusnya berdasarakan tren tahun lalu. Jadi ini
mengacu pada zakat yang terkumpul pada tahun sebelumnya.
I : Berapa persen biaya yang digunakan untuk gaji amil, lisrik, air, dan
operasional lainnya?
PB : Kalo operasional baku temen-temen sekalian, itu ada diangka 6% kalo
saya ga salah. Kalo yang hanya melekat ke amil paling hanya sedikit.
Gaji aja paling, dengan semua total staff 10 milyard pertahun untuk
seluruhnya. Sementara uang DD hanya 300 milyard jauh sekali. Kalo
300 milyard itu gini hitungannya, 30 milyard itu 10% nya itu 30
milyard. Lalu di Bapakai 30% dari 30 milyard tadi yang di Bapakai
untuk gaji. Nah yang 70% nya itu yang turun untuk campaign, untuk
kantor, jadi gajinya mah ga besar gajinya. Kalo baku nya itu sekitar
8% ya di luar biaya gaji. Karena operasional itu variabelnya Cuma 2,
operasional yang berkaitan dengan SDM, fisik, dan campaign. Nah
gabung dari fisik dan SDM ini habisnya sekitar 8% paling banyak.
199
I : Apa tujuan dari strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa?
PB : Kalo kita rujuk ke dokumen misinya dompet dhuafa, misinya dompet
dhuafa itu ada 6. Dan ada beberapa dari point tersebut yang memang
berorientasi untuk penghimpunan. Point yang terakhir ya mengembangkan
diri sebagai organisasi global melalui inovasi, kualitas pelayanan,
transparansi, akuntabilitas, indepedensi, dan kemandirian lembaga. Jadi
ini aspek- aspek yang berkaitan langsung dengan upaya dompet dhuafa
untuk menampilkan performance nya sebagai lembaga yang profesional
dan melibatkan sebanyak mungkin pubik. Nah jadi, kalo fundraising
dijadikan sebagai anchor untuk membahas misi, maka ya yang pertama
dompet dhuafa ingin mengajak semua orang publik dalam hal ini untuk
terlibat bersama-sama dalam pengelolaan kemiskinan bukan cuma di
Indonesia ya, tapi diseluruh dunia. Maka bentuknya bisa sangat beragam.
Dari orang yang diajak ini bisa yang diajak itu donasinya dalam bentuk
sedekah, zakat, dan wakaf. Bisa yang diajak oleh dompet dhuafa pada
orang tersebut dalam bentuk dirinya aspeknya adalah aspek kearelawanan,
atau bisa juga dalam bentuk material yang mereka miliki sehingga mereka
bisa memberikan manfaat kepada material tersbeut dalam bentuk barang
dan lain-lain. Bahkan bisa dalam bentuk jaringan atau networking, bisa
dalam bentuk dukungan atau supporting, bisa dalam bentuk sekedar
memberikan support yang bersifat sederhana, nah itu semua yang disebut
dengan fundraising tapi sebenernya komponennya bukan cuma sekedar
fund, maka di dompet dhuafa itu lebih dikenal dengan istilah resources
mobilization. Jadi sebenarnya yang disebut dengan penghimpunan atau
fundraising di dompert dhuafa itu ialah mobilisasi sumber daya dalam
bentuk apapun seperti yang tadi kita jabarkan. Nah ini semua menjadi
sumber daya bagi dompet dhuafa untuk dikelola lalu kemudian disalurkan
sesuai dengan hasil pengelolaan dan karakternya masing-masing dalam
rangka mengelola kemiskinan di Indonesia, kira-kira seperti itu.
200
bentuk apa?
PB : sebenarnya fundraising ini karena di resources mobilisasi , sumber
daya yang dimobilisasi, maka dia mentarget seluruh pihak diluar sana
untuk bisa berinteraksi dengan dompet dhuafa, maka kalo ditanya siapa
saja, berarti seluruhnya siapapun mereka. Bahkan kadang-kadang
mustahik itukan dalam kategori BMC harusnya penerima manfaat
penyaluran. Tapi, banyak dari mustahik di dompet dhuafa ini ketika dia
mendapatkan bantuan, dia kemudian juga menyerap informasi tentang
kewajiban berzakat misalnya, kewajiban berdonasi, maka pada saat
kondisi perkonomian mereka membaik itu kemudian mereka berganti
menjadi muzakki , lalu berzakat. Nah ketika dikonfirmasi dari mana
informasi tentang berzakat ini mereka dapatkan dari publikasi yang
diakukan dari berbagai media. Jadi, dalam konteks campaign, maka
siapapun yang mengkonsumsi campaign dompet dhuafa kita mengklaim
mereka sebagai penerima manfaat. Sebagian mereka berdonasi secara
langsung, sebagian diantara mereka menyerap informasi sebagai
pengetahuan. Lalu pengetahuan itulah yang kemudian mereka jadikan
sebagai dasar untuk kemudian hari mereka ikut terlibat dalam donasi.
Karena tugas dompet dhuafa dalam konteks fundrasing itu ada dua. Yang
pertama ialah menginformasikan atau menyebarluaskan pengetahuan
tentang zakat infaq shodaqoh wakaf seluasluasnya pada seluruh publik
dengan berbagai metode dan dengan berbagai pendekatan. Yang kedua
adalah mengajak publik seluas luasnya untuk membayarkan ziswafnya
memluli lembaga, jadi tidak mentransaksikan langsung ke mustahik. Jadi,
karena itu mindset nya dd, maka siapapun yang mengkonsumsi hal
tersebut, berrarti dia adalah penerima manfaat dompet dhuafa.
I : Apa saja nilai lebih (value) yang bisa diberikan kepada penerima
manfaat tersebut?
PB : Kalo selama ini ada dua, yang paling krusial. Yang pertama adalah
mengajak penerima manfaat untuk memuliakan nilai-nilai kemanusiaan.
201
Sehingga mereka merasa bermanfaat karena berbagi kepada orang lain
para muzakki ini merasa bermanfaat karena meringankan beban orang
lain, merasa bermanfaat karena ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah
orang lain. Ini hal hal yang sifatnya adalah mencoba meletakan empati
besar didalam setiap muzaki untuk terlibat dalam permasalahan
kemanusiaan yang itu bisa meringankan beban orang lain secara
keseluruhan. Jadi ini memuliakan kemanusiaan istilah kami. Yang kedua
ialah dignity defusion. Defusion nya itu adalah mengajak para muzaki
untuk bersyukur atas capaian-capaian kerja keras yang mereka lakukan.
Jadi, hari ini mereka muzakki mereka bisa berbagi, jadi kesyukurannya itu
berlipat-lipat sebab berarti mereka lebih baik hidupnya dari pada mustahik,
dan yang lebih penting lagi selain dia lebih baik hidupnya, dia juga bisa
berbagi. Maka memaknai semua capaian muzakki miliki itu adalah
memaknai kesyukuran yang berlipat-lipat. Nah dua hal inilah yang
kemudian dd coba share ke pubik dalam semua proses komunikasinya.
Jadi dd itu meletakan dirinya itu sebagai penyemangat, sumber informasi,
penyadar tahuan untuk mengingatkan kembali tentang peran-peran
kemanusiaan dan penghargaan terhadap pencapaian.
202
proses komunikasi yang kita bangun kepada para muzakki sebagian
besarnya memang “terima kasih ya sudah dingatkan, jadi lebih tau lagi”.
Atau dalam banyak kanal interaksi yang dibangun dompet dhuafa seperti
konter misalnya itu bukan sekedar kanal-kanal untuk bayar, tapi juga
kanal-kanal untuk konsultasi. Jadi memang mindset utamanya ialah
sharing pengetahuan ke muzakki tentang kewajiban harta atas dirinya.
Nah itu yang menjadi ukuran impact sehingga kalo kita lihat dari tahun ke
tahun grafis transaksi dompet dhuafa tumbuh, dan relatif cukup stabil,
itukan artinya ada orang yang kemudian tercerahkan kemudian berdonasi.
Yang selama ini sudah berjalan, terus menjadi aktif, dan menjadi loyal.
Jadi ada pertambahan volume orang-orang yang kemudian sadar zakat dan
kemudian bertransaksi. Nah itu impact yang paling krusial.
Narasumber 3
Tanggal Wawancara :
Waktu : 10.00 – 11.45 WIB
Lokasi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Identitas Narasumber 3
Nama : BaBapak Hasan Ali
Jabatan : Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
I : Bagaimana Strategi Penghimpunan dana zakat yang sesuai dengan
perspektif syariah?
PH : aslinya tidak ada ketentuan khusus ya dalam aspek hukum ekonomi syariah
tentang tata cara penghimpunan dana zakat, yang penting ga melanggar
syariat aja. Kepada Lembaga amil zakat diberikan kekuasan dalam
menghimpun dana zakat, dan prinsipnya lagi ialah tidak melanggar syariah.
Kaidahnya sudah cukup luas. Ya udah diberi keluasaan, Misalkan sekarang
kan bayar zakat bisa lewat transfer dari rekening, dari dulu kan belum ada,
itukan merupakan salah satu bentuk terobosan-terobosan untuk
203
memudahkan antara lembaga pengelola zakat dengan orang yang membayar
zakat itu.
Prinsip penghimpunan zakat itu asalkan tidak melanggar ketentuan
syariat,itu tidak masalah. Dan prosesnya juga sudah sesuai syariat, misalkan
tadi sudah terpenuhi syarat dan rukunnya. Kalau syarat dan rukunnya sudah
terpenuhi tidak masalah. Tapi secara umum dalam penghimpunan dana
zakat itu asalkan tidak ada ketentuan syariat yang dilanggar. Saya
mencontohkan tadi kayak kalo dulu mungkin penghimpunan dana zakat itu
tidak melalui transaksi bank, rekening, kemudian ada beberapa lembaga
zakat yang bekerjasama dengan bank, dimana bank nya itu mempunyai
komitmen dalam penghimpunan dana zakat itu, misalkan bank itu, kalo kita
menggunakan kartu atm ya, di bank itu sudah ada dipersilahkan, sebelum
kita narik kartu atm kita, ada ajakan kepada kita “aBapakah anda mau
membayar zakat?” kalo mau ya disitu ada nominalnya. Nah, hal-hal
semacam ini kan merupakan terobosan baru untuk memudahkan lembaga
pengelola zakat sama muzakki.
I : Bagaimana jika karyawan dalam hal ini ASN, di potong gaji langsung
untuk digunakan membayar zakat?
PH : Ya dari awal seharusnya dikasih tau. Sudah ada pemberitahuan
bahwasanya gaji yang diterima oleh ASN atau PNS itu sudah ada potongan
untuk membayar zakat. Kalo hal semacam itu disampaikan dari awal ya
tidak apa-apa. Yang jadi masalah itu tidak disampaikan dan kesannya kan
tadi, ada yang kaget gaji saya kok tiba-tiba terpotong.
204
bersama antara karyawan dan perusahaan, ya tidak masalah. Prinsip umum
dalam bermuamalah itukan adanya kerelaan antara kedua belah pihak
antaradhi minkum dan itu akan terjadi kalau dari awal lagi-lagi perusahaan
tersebut memberikan informasi tersebut kepada karyawannya.
205
terobosan untuk optimalisasi penghimpunan dana zakat. Kalo menurut saya,
istilahnya bukan zakat, tapi infaq dan shadaqoh, karena kalo zakat itu bentuk
salah satu kewajiban, kalo sedekah itu kan bukan suatu kewajiban, batasnya
hanya sebagai sunnah. Tapi kalo sudah menggunakan nama zakat, itu
menjadi suatu kewajiban. Memang salah kaprah juga. Itu kan untuk apa
istilahnya dana CSR, kalo CSR itu kan istilahnya dana sosial. Dalam
perspektif islam di istilahkan dengan zakat perusahaan, tapi ya tadi itu masih
diperdebatkan. Kalo kita menggunakan istilah zakat, itu merupakan suatu
kewajiban.
206
naking itu kan kadang jumlahnya tidak banyak, kadang lima ribu, sepuluh
ribu, tapi prinsipnya ya gamasalah. Membayar melalui uang digital itu ga
masalah. Namun perlu ditegaskan pembedaan antara zakat, infaq, dan
sedekah itu aja. Kalo zakat kan memang ada syarat dan ketentuannya itu ya,
harus satu tahun, sampai satu nisab, tapi kalo infaq dan sedekah sewaktu
waktu bisa.
207
bisa memisahkan antara dana yang halan dan dana yang haram, ya ini
istilahnya Bapak Maruf Amin, at tafriq baina halal wa haram jadi
membedakan antara dana yang halal dan dana yang haram, kalo by system
mungkin sangat memungkinkan, ke sistem, dana bersumber dari dana yang
halal atau yang haram. Walaupun itu, kelembagannya kita sebut sebagai
kelembagaan yang konvensional tapi sistemnya sudah bisa membedakan
antara transaksi yang halal dan yang haram.
208
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
209
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
210
Foto Baliho dalam rangka kampanye ZISWAF di depan kantor LAZ
Dompet Dhuafa Pusat
211
Foto sesi wawancara dengan Bapak Bambang
212
Lampiran 4 Hasil Analisa Atlas.ti
a. Narasumber Bapak Arya
1. Hasil Network Keseluruhan
213
2. Hasil Network Customer Segment
214
3. Hasil Network Value Proposition
215
4. Hasil Network Channel
216
5. Hasil Network Customer Relationship
217
6. Hasil Network Revenue Stream
218
7. Hasil Network Key Resources
219
8. Hasil Network Key Activities
220
9. Hasil Network Key Partnership
221
10. Hasil Network Cost Structure
222
b. Narasumber Bapak Bambang
1. Hasil Network Keseluruhan
223
2. Hasil Network Customer Segment
224
225
4. Hasil Network Channel
226
5. Hasil Network Customer Relationship
227
6. Hasil Network Revenue Stream
228
7. Hasil Network Key Resources
229
8. Hasil Network Key Activities
230
9. Hasil Network Key Partnership
231
10. Hasil Network Cost Structure
232