Anda di halaman 1dari 132

ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR PENDORONGNYA

(STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF


HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2017)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Annisa Adzkiya

NIM 11140860000054

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018
ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR PENDORONGNYA
(STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2017)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ANNISA ADZKIYA
NIM: 11140860000054

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Senin 12 Mei 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Annisa Adzkiya

NIM : 11140860000054

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya (Studi


Kasus pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan


yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 April 2018

1. Nurul Ichsan, MA
NIP. 19731128 200501 1004 Penguji I

2. Nur Hidayah, M.A, Ph.D. `


NIP. 19761031 2001 12 2 002 Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis Tanggal 27 Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan Belas telah
diadakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Annisa Adzkiya


2. NIM : 11140860000054
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya
(Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 September 2018

1. RR Tini Anggraeni, M.Sc


NIDN. 2010088001

2. Ali Rama, S.E, M.Ec


NIP. 198406282015031002

3. Nur Hidayah, M.A, Ph.D


NIP. 19761031 2001 12 2 002

4. Ali Rama, S.E, M.Ec


NIP. 198406282015031002

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Annisa Adzkiya
No.Induk Mahasiswa : 11140860000054
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 27 September 2018


Yang Menyatakan,

(Annisa Adzkiya)

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Annisa Adzkiya

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 Juni 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : JL. H. Abdul Manaf RT:003 RW:01 NO.50


Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
Prov. Banten.

No. HP : 081294833013

E-mail : annisaadzkiya29@gmail.com

Pendidikan Formal

2001 – 2002 : Raudatul Athfal Pembina Bintaro

2002 – 2008 : Madrasah Ibtidaiyah Negeri 15, Jakarta

2007 – 2011 : Madrasah Tsanawiyah Negeri 3, Jakarta

2010 – 2014 : Madrasah Aliyah Negeri 4, Jakarta

2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah


Jakarta

vi
Pengalaman Organisasi

1. Bendahara Umum Ekstra Kurikuler PB MAN 4 (Bulutangkis) masa


amanah 2012 – 2013

2. Sekretaris Ekstra Kurikuler SAINS (departemen IPS) masa amanah 2013 –


2014

3. Anggota Divisi Sosial Agama Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi


Syarih 2014 – 2015

4. Wakil Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syarih


2015 – 2016

5. Bendahara Acara HUT RI KE70 RT.003 – 2015

6. Koordinator Acara Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)


Pemilu Mahasiswa UIN Jakarta – 2015

7. Volunteer Indonesia #UntukNegeri Care Youth Camp “Empower Orphans


For Orphans” – 2015

8. Sekretaris Acara Seminar Nasional Ekonomi Syariah FEB ”BI 7-Day


(Reserve) Repo Rate dan Dampaknya Terhadap Proses Intermediasi
Perbankan Syariah” – 2016

Pengalaman Kerja

1. Co-Founder Planit Project (Event Planner), 2017.

2. Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Desa Pasir
Madang Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor, 2017.

3. Founder Girls & Dear Essentials (Clothing Line), 2017 – Sekarang.

4. Magang bersertifikat BUMN (PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.), 2018.

ix
Latar Belakang Keluarga

Ayah : Ahmad Fauzi

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 November 1968

Ibu : Irma Setiawati

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Januari 1969

Alamat : JL. H. Abdul Manaf RT.003/01 NO.50 Kelurahan


Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur,
KotaTangerang Selatan, Provinsi Banten.

Anak ke dari : 2 dari 6 bersaudara

x
ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of lifestyle, social media,


financial literacy and religiosity on the consumer behavior of millennials
represented by UIN students batch 2017. The data used in this study are primary
data obtained from questionnaires distributed to UIN students batch 2017. This
study has a population of 5.349 students and a sample of 132 students.The
analytical method used was the PLS method using the SmartPLS 3.0 and Excel
2013 Software.
The results of this study found a positive relationship between lifestyle
towards consumptive behavior with a significance value of 0.001 and t-statistics
of 3.496. Social media variables also have a positive effect on consumer behavior
with a significance value of 0.000 and t-statistics of 4.199. while the variables of
financial literacy and religiosity simultaneously have a negative relationship to
consumptive behavior with a t-statistic value of 2.295 and 2.330.
Keywords: Lifestyle, Social Media, Financial Literacy, Religiosity, PLS

xi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup, media


sosial, literasi keuangan dan religiusitas terhadap perilaku konsumtif pada
kalangan millenial yang diwakili oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2017. Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang disebar pada mahasiswa
UIN Jakarta angkatan 2017. Penelitian ini memiliki populasi sebesar 5.349
mahasiswa dan sampel sebesar 132 mahasiswa. Metode analisis data yang
digunakan adalah Metode Partial Least Square (PLS) dengan Software SmartPLS
3.0 dan Microsoft Excel 2013.
Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan positif antara gaya
hidup terhadap perilaku konsumtif dengan nilai signifikansi 0.001 dan t-statistik
3.496. Variabel media social juga berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif
dengan nilai signifikansi 0.000 dan t-statistik 4.199. sedangkan variabel literasi
keuangan dan religiusitas secara simultan memiliki hubungan negatif terhadap
perilaku konsumtif dengan nilai t-statistik 2.295 dan 2.330.
Kata Kunci: Gaya Hidup, Media Sosial, Literasi Keuangan, Religiusitas, PLS

xii
KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
yang telah berjuang hingga kita dapat menikmati indahnya Islam hingga saat ini.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor


Pendorongnya (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017)”. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Proses penyusun skripsi ini juga tidak terlepas dari doa, bimbingan,
bantuan, dukungan dan motivasi dari orang – orang yang terbaik yang ada di
sekeliling penulis. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terimakasih sebesar – besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat yang belum tentu
didapatkan oleh orang lain. Atas nikmatnya penulis dapat menyelesaikan
studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Segala nikmat yang Allah berikan
patut disyukuri tanpa bantuan Allah semua ini sulit terjadi.

2. Kedua orang tua, Abi Ahmad Fauzi dan Umi Irma Setiawati serta saudara
kandung Silmi Fatahillah, Ridha Rahmah, Farid Dinillah, Taqiyuddin Aulia,
dan Athaya Hanifah sebagai inspirator dan motivator penulis untuk selalu
semangat dalam segala kegiatan. Terimakasih atas kasih sayang dan doa
yang selalu dipanjatkan. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah dan kita
bisa berkumpul bersama di surga-Nya.

xii
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
yang berharga selama masa perkuliahan.

4. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, BKP selaku Wadek Bidang
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wadek
Bidang Administrasi Umum, Bapak Dr. Desmadi Saharudin, MA selaku
Wadek Bidang Kemahasiswaan.

5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
dan Ibu RR. Tini Anggraini, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi
Syariah.

6. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al-Arif, M.Si selaku Dosen Akademik
yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memberikan ilmu dan
motivasi yang bermanfaat dari awal semester sampai perkuliahan berakhir.
Semoga Allah senantiasa memberkahi dan membalas kebaikan bapak.

7. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan motivasi serta selalu
memberikan ilmu yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. Semoga
Allah senantiasa memberkahi dan membalas kebaikan bapak.

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis. Serta karyawan dan
staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan
terbaik dan membantu selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan
pahala yang banyak atas kebaikan bapak dan ibu semua.
9. Sahabat sedari kecil yang selalu ada sampai saat ini. Terima kasih Desy
Safitri, Celina Pertiwi, Cut Tia Andani, Ridha Rahmah dan Maulida
Yuliani. Semoga kita bersahabat sampai Syurga-Nya dan selalu bersama
dalam hal kebaikan.
10. Sahabat terbaik dari MIN 15 yang selalu memberi dukungan terbaik dan
selalu ada dalam suka duka: Elita Emilia SW, Rizka Era Magribi, Vinna

xiii
Yuliana, Rifqi Nurfaizah dan Alm. Atika Putri. Terima Kasih dan semoga
selalu bersahabat sampai di Syurga-Nya
11. Sahabat terbaik dari #9 yang selalu mendengarkan setiap cerita baik suka
maupun duka. terimakasih untuk Rahmayanti Syahdina, Putri Ramadhani
Utami, Layna Avia, Liesa Apriyanti, Fildza Adelina, Sifa Fauziah, Mila Eka
Astuti, dan Novi Lufita. Semoga kita dapat selalu menjaga hubungan ini dan
semoga persahabatan kita kekal sampai syurga-Nya.
12. Sahabat terbaik dari Sosiobri yang selalu memberikan support, saran, dan
doa: Fadhilla Zahra, Farah Mumtaz, Dwi Cahaya Nisaa, Nadiyah, Laika
Intan dan semua keluarga Sosiobri yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu. Semoga sukses dan semoga Allah selalu meridhoi kita untuk terus
bersilaturahmi.
13. Sahabat terbaik dari somplak dan manjiew yang selalu memberikan support,
saran, doa, dan mengisi warna disetiap harinya selama kuliah, tempat
berbagi cerita baik suka maupun duka dan selalu menjaga dan mengingatkan
dalam hal kebaikan: Fitria Rakhmah Al-Khonsa, Riska Nur Anggraini, Bella
Firmansyah, Aulia Nurul Fitri, Intan Hapsari P., Suci Aidia, dan Chika
Zahraini Ahmad. Terima kasih dan semoga kita dapat terus menjaga
hubungan baik dan tetap menjadi sahabat sampai jannah-Nya.
14. Anak kons dan wacana yang selalu memberikan support, saran, do’a dan
sudah mau direpotkan dalam banyak hal khususnya dikala membantu ketika
UAS,UTS, dan Tugas: Abyan, ilham, azmi, kak deby, Iqbal, eng, munzir,
nico, harka, aam dan raka. Terima kasih dan semoga kita dapat terus
menjaga hubungan baik dan dipermudah dalam segala urusan.
15. Terimakasih kepada GnD team, Aulia dan Astika, yang selalu saling
menyemangati dalam menyelesaikan skripsi bersamaan dengan jadwal
mengurus bisnis yang kadang sampai larut malam. Semoga kita selalu
diberikan keberkahan oleh-Nya.
16. Terimakasih kepada Maisa, Megy dan Halimah yang telah berjuang bersama
selama bimbingan skripsi ini. Semoga Allah SWT. selalu memberikan kita
kemudahan dalam segala urusan.

xvii
17. Terimakasih banyak kepada teman-teman terbaik Ekonomi Syariah A dan B
2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu. Sukses untuk kalian
semua.
18. Terimakasih kepada teman-teman HMI ipeh, nanda, indri, ratih, jatu, ulfie,
rahmi, zakki, ibnu, away dan lain – lain. Terus semangat dan sukses selalu.
Yakin Usaha Sampai!
19. Terimakasih kepada senior terbaik kak lita, bang ari, bang ridho, bang dzul,
bang moko dan lain-lain. Terima kasih dan semoga kita dapat terus menjaga
hubungan baik.
20. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak
atas motivasi selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak


kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 27 September 2018

Annisa Adzkiya

xviii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
ABSTRACT ...................................................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................................... xii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................................... xix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xviii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 11
BAB II .............................................................................................................................. 12
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 12
A. Landasan Teori ................................................................................................... 12
1. Perilaku Konsumtif ......................................................................................... 12
2. Gaya Hidup...................................................................................................... 17
3. Media sosial ..................................................................................................... 21
4. Literasi Keuangan ........................................................................................... 25
5. Religiusitas ....................................................................................................... 27
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 32
C. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................................... 36
D. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 40

xix
E. Hipotesis ............................................................................................................... 42
BAB III............................................................................................................................. 43
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................. 43
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................. 43
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 46
D. Metode Analisis ................................................................................................... 47
1. Outer Model .................................................................................................... 49
2. Inner Model ..................................................................................................... 51
3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis ............................................. 54
E. Analisis Model Persamaan Struktural .............................................................. 55
F. Operasionalisasi Penelitian ................................................................................ 55
BAB IV ............................................................................................................................. 62
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 62
B. Hasil Penelitian.................................................................................................... 63
1. Karakteristik Responden ............................................................................... 63
2. Uji Partial Least Square (PLS) ...................................................................... 67
3. Hasil Uji Pengukuran Model (Outer Model) ................................................. 68
4. Hasil Uji Model Struktural (Inner Outer) ..................................................... 74
5. Hasil Uji Hipotesis........................................................................................... 78
C. Pembahasan ......................................................................................................... 81
1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif ................................. 81
2. Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif ................................ 82
3. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif ...................... 83
4. Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif .................................. 84
BAB IV ............................................................................................................................. 86
PENUTUP........................................................................................................................ 86
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 86
B. Saran .................................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 89

xx
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 (Penelitian Terdahulu)........................................................................... 32

Tabel 3.1 (Kriteria Penilaian PLS) ........................................................................ 52

Tabel 3.2 (Operasional Variabel) .......................................................................... 56

Tabel 3.3 (Penilaian Skala Likert) ........................................................................ 61

Tabel 4.1 (Hasil Outer Loading) ........................................................................... 68

Tabel 4.2 (Hasil Discriminant Validity)................................................................ 70

Tabel 4.3 (Hasil Average Variance Extracted (AVE)) ......................................... 72

Tabel 4.4 (Hasil cronbach’s Alpha dan Composite Reability) ............................. 73

Tabel 4.5 (Nilai R-square) .................................................................................... 75

Tabel 4.6 (Nilai Rata-Rata Communalities) .......................................................... 76

Tabel 4.7 (Hasil Uji T) .......................................................................................... 78

Tabel 4.8 (Hasil R-Square Adjusted (R2)) ........................................................... 80

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (Model Teori AIO (Activity, Interest, Opinion) (Kasali, 1999)) .... 200

Gambar 2.2 (Kerangka Berpikir) .......................................................................... 41

Gambar 3.1 (Model Analisis Persamaan Struktural) ............................................ 55

Gambar 4.1 (Usia Responden) .............................................................................. 64

Gambar 4.2 (Gender Responden).......................................................................... 64

Gambar 4.3 (Asal Fakultas Responden)................................................................ 65

Gambar 4.4 (Jatah Uang Bulanan Responden) ..................................................... 66

Gambar 4.5 (Hasil SmartPLS 3.0) ........................................................................ 67

Gambar 4.6 (Model Struktural Hasil Bootstrapping) ........................................... 74

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian........................................................................ 93

Lampiran 2 : Tabulasi Data Responden ................................................................ 96

Lampiran 3 : Hasil SmartPLS ............................................................................. 107

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi dalam berkehidupan,

dilihat dari skala prioritasnya. Kebutuhan memiliki tiga tingkatan dalam

pemenuhannya dimana kebutuhan primer merupakan kebutuhan mendasar

(sandang, pangan, papan), selanjutnya kebutuhan sekunder (tv, sepeda motor)

yang diprioritaskan sebelum memenuhi kebutuhan tersier yang bersifat mewah

(hiburan, barang mewah).

Menurut sembiring (2008) menjelaskan bahwa orang yang konsumtif

dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi dan kegunaan ketika

membeli barang, melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada

barang itu. Dalam arti luas adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan

berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan serta tidak

ada skala prioritas.

Menurut Jatman yang dikutip Yustisi (2009) mengatakan bahwa remaja

sebagai salah satu golongan dalam masyarakat, tidak terlepas dari pengaruh

perilaku konsumtif, sehingga remaja menjadi sasaran berbagai produk

perusahaan. Monks, dkk, (2002) mengatakan remaja adalah seseorang yang

berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa,

yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun, dan

masa remaja akhir 18-21 tahun. Mahasiswa yang masih dapat dikatakan remaja

cenderung memiliki perilaku konsumtif didasari karena belum menemukan jati

1
diri, tentang bagaimana yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan

sehingga mereka mengikuti bagaimana lingkungan sekitar nya berperilaku.

Majunya Pembangunan Nasional Indonesia diikuti dengan adanya tuntutan

yang kompleks dalam masyarakat dapat membuat daya beli masyarakat

menjadi lebih besar. Masyarakat dapat menjadi konsumtif karena terhipnotis

oleh tuntutan pada era sekarang, terutama remaja yang dalam berbagai konteks

dikenal sebagai generasi Y atau generasi milenial.

Menurut Howe & Strauss (2000) dikutip oleh Putra Y.S. (2016) bahwa

suatu generasi disesuaikan dengan adanya kesamaan rentang waktu kelahiran

dan kesamaan kejadian-kejadian yang dialami seperti merasakan adanya resesi

ekonomi dan lainnya. Menurutnya juga bahwa generasi Y adalah yang

memiliki tahun kelahiran 1982 sampai 2000.

Generasi Y dikenal sebagai generasi yang tumbuh pada era internet

booming dan sering menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email,

SMS, instan messaging dan media sosial (Lyons, 2004).

Dalam situs www.youthmanual.com dikatakan bahwa pada tahun 2030,

Indonesia akan banjir generasi Y hingga mencapai 90 juta orang, atau sepertiga

dari total jumlah penduduk Indonesia saat ini. Internet dan sosial media

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi wadah untuk

mengekspresikan diri bagi generasi Y.

Kebiasaan yang ada dalam generasi Y seiring berjalannya waktu membuat

mereka seakan hidup dalam kemewahan dan berlebihan. Generasi Y lahir dan

hidup dengan perkembangan teknologi yang pesat, mereka menggunakan

internet untuk melakukan segala jenis transaksi, dari transportasi, membeli

2
makanan, jalan-jalan, hingga berbelanja pakaian untuk kebutuhan sehari-hari.

Akhirnya terbentuklah gaya hidup baru yang dianut oleh generasi Y. Gaya

hidup tersebut didukung oleh adanya informasi lewat berbagai media digital

(seperti media sosial) yang dengan cepat menyebar pada setiap penggunanya.

Media digital adalah salah satu tempat berkumpulnya informasi yang

sangat diminati oleh Generasi Y. Lembaga Crown DNA melakukan survei

pada tahun 2014 terhadap 1.000 anak muda usia 13-24 tahun di Indonesia.

Hasilnya adalah 90% mengaku menggunakan teknologi untuk terhubung

dengan teman-temannya dan 78% mengaku menggunakan media sosial setiap

hari. Generasi Y lebih sering menghabiskan waktunya bersama handphone

yang dimiliki untuk berbagai aktivitas, mulai dari belajar sampai mencari

referensi tempat nongkrong “kekinian”.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh jatman bahwa media social

sangat berpengaruh bagi generasi Y dimana media social seperti instagram

digunakan untuk menjaga harga diri dan gengsi dengan melakukan ajang

pamer dan mereka mengikuti banyak online shop yang dapat memenuhi

keinginan, bukan kebutuhan.

Kebutuhan hiburan dikatakan sebagai kebutuhan yang mewah (tersier),

tetapi saat ini terlihat seperti kebutuhan mendasar bagi generasi Y. Data yang

diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Nielsen (dalam Halim, 2008)

pada tahun 2005 menyebutkan bahwa 93% konsumen yang berkunjung ke mal

adalah generasi Y, yang menganggap bahwa belanja di mal adalah hiburan

atau rekreasi. Gaya hidup yang diperlihatkan generasi Y terkhusus mahasiswa

adalah memamerkan kegiatan yang “kekinian” sehingga membuat mereka

3
lebih percaya diri dalam bergaul. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

Bashir,dkk (2013) bahwa gaya hidup menjadi salah satu faktor yang

berpengaruh pada perilaku pembelian secara implusif atau tidak direncanakan

karena sudah terbiasa dengan budaya yang tersedia disekitarnya.

Faktanya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kompas

Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan mahasiswa memiliki minat untuk

berbelanja dan lebih cenderung berperilaku konsumtif dibandingkan dengan

orang tua maupun pelajar SMA. Umumnya mahasiswa melakukan belanja

bukan didasarkan pada kebutuhan semata, melainkan demi kesenangan dan

gaya hidup yang menjadikan seorang boros atau dalam perilaku konsumtif

disebut konsumerisme. Fenomena konsumerisme juga diperkuat dengan

adanya tren belanja online, dimana sasaran utamanya adalah wanita yang

berstatus mahasiswi. www.braindilogsociology.or.id (Diakses 2 Februari

2018).

Berdasarkan data survei yang dirilis pada tahun 2013 oleh Lembaga

Perlindungan Konsumen. Menunjukkan adanya permintaan barang-barang

mewah yang cukup signifikan. Dari yang tadinya 3.6 % menjadi 19% dari total

permintaan barang selama tahun 2013. Belum lagi kenyataan bahwa subyek

survei kebanyakan merupakan kalangan menegah kebawah (berpenghasilan

8.000.000-3.000.000 per bulan) menunjukkan adanya kecenderungan

masyarakat kelas menengah menjadi konsumtif. www.kompasiana.com

(Diakses 2 Februari 2018).

Hal ini semakin diperkuat dengan data dari Marknetter’s (2013) yang

menyatakan bahwa penggerak ekonomi pasar website jual beli online

4
merupakan generasi Y, dengan rincian; remaja berumur 17-19 menempati

urutan pertama (34%), dilanjutkan oleh netizen berumur 20-28 (27%)

kemudian berumur 28-35 (21%) dan diatas 35 tahun (18%). Dari sini kemudian

disimpulkan bahwasannya pasar online sangat bergantung dari budaya

konsumsi dari netizen yang berusia relatif muda. www.kompasiana.com

(Diakses 2 Februari 2018).

Fakta yang berhasil dikumpulkan lewat survei dan penelitian terdahulu

dapat memberikan pemahaman bahwa pada kalangan milenial hukum

permintaan dan penawaran belum tentu dapat diaplikasikan sepenuhnya.

Hukum permintaan mengatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang,

maka semakin banyak jumlah barang yang diminta dan sebaliknya. Sedangkan

hukum penawaran mengatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang,

maka sedikit jumlah barang yang ditawarkan dan sebaliknya. Hal tersebut

dikatakan demikian karena tidak semua barang yang dipakai secara berebihan

merupakan barang prestise (barang yang harganya mahal sekali).

Irmasari (2010) mengatakan bahwa perilaku konsumtif akan menimbulkan

dampak negatif, terutama generasi Y. Dampak negatif perilaku konsumtif

antara lain adanya kecemburuan sosial, mengurangi kesempatan untuk

menabung dan cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang.

Kecemburuan social dapat terjadi ketika mereka melihat orang disekitarnya

memiliki kemampuan lebih dalam membeli sesuatu, sedangkan dirinya tidak

dapat mengikuti gaya hidup tersebut karena terdapat faktor lain. Orang yang

memiliki kecemburuan social pada akhirnya tidak dapat mengikuti pola

kehidupan seperti itu. Secara tidak langsung perilaku konsumtif dapat

5
memberikan penyakit ekonomi, sosial, psikologi dan dalam beretika karena

memungkinkan timbulnya korupsi dan kriminalitas.

Marginal Prospensity to Consume (MPC) menurut Keynes adalah konsep

yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi yang akan bertambah

bila pendapatan disposibel bertambah sebesar satu unit. Sedangkan, Marginal

Prospensity to Save (MPS) merupakan perbandingan antara pertambahan

tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel. MPC dan MPS

menunjukan hasrat seorang dalam mengonsumsi dan menabung dengan

penghitungan lewat besaran pendapatan.

Berdasarkan data OJK akhir tahun 2015 lalu, yaitu menurunnya rasio

Marginal Prospensity to Save (MPS) dan meningkatnya rasio Marginal

Prospensity to Consume (MPC). Rasio MPS sendiri berada di bawah rasio

MPC sejak tahun 2013. Hal ini menandakan bahwa sejak beberapa tahun lalu

lebih banyak masyarakat menghabiskan pendapatannya untuk kegiatan belanja

dibandingkan untuk menabung. Artinya, masyarakat melupakan adanya

tabungan yang dianjurkan untuk kehidupan disaat usia sudah tidak produktif

lagi. Ekonomi.kompas.com (diakses pada 2 februari 2018).

Perilaku konsumsi yang berlebihan seperti yang dipaparkan diatas

sebenarnya tidak diperbolehkan dalam islam. Harta yang dimiliki manusia

dimuka bumi hanyalah suatu titipan dari Allah SWT. dimana suatu hari kelak

akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. karena harta yang kita

dapat tidak sepenuhnya adalah milik diri sendiri, tetapi juga ada ketentuannya

yang menjadikan harta tersebut sebagai hak dari orang lain. Konsumsi dalam

islam juga memiliki aturan, salah satunya adalah halal yang thayyib, selain itu

6
juga islam melarang seseorang berlebih-lebihan dalam membelanjakan

uangnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Sesungguhnya termasuk

pemborosan bila kamu makan apa saja yang kamu bernafsu memakannya”

(HR. Ibnu Majah).

Konsumsi Islam tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan

keimanan menjadi penting sebagai tolak ukur karena keimanan memberikan

cara pandang tentang menjalani hidup yang cenderung mempengaruhi

kepribadian manusia. Keimanan memberikan saringan moral dalam

membelanjakan harta dan pemanfaatan pendapatan untuk hal yang efektif.

Saringan moral bertujuan agar diri tetap berada di dalam batas-batas

kepentingan sosial dengan perbuatan yang serasi antara individu dan social,

serta termasuk pula saringan dalam rangka mewujudkan kebaikan dan

kemanfaatan yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen (Muflih, 2006:12).

Islam sebagai salah satu agama yang diturunkan Allah SWT. sudah

mengatur segala urusan manusia dimuka bumi, salah satunya adalah tentang

konsumsi dalam islam. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi belakangan ini,

gaya hidup yang ada di masyarakat terutama generasi Y, sudah tidak sejalan

dengan ajaran agama.

Penelitian yang dibuat oleh Yustini (2015), mayoritas mahasiswa islam

berada pada tingkat sedang dalam konsumerisme, yang menjurus pada tingkat

tinggi, dimana jika seorang mahasiswa memiliki religiusitas yang tinggi maka

sifat konsumtifnya rendah sehingga berpengaruh secara negative. Orang yang

memiliki perilaku konsumtif cenderung memuaskan diri sendiri.

7
Menurut Rama dan Makhlani (2014), Islam melarang umatnya untuk tidak

berbuat dzalim demi untuk meraup keuntungan sendiri tanpa memperhatikan

lingkungan sosialnya. Instrumen religius seperti zakat, infak dan sedekah

diperkenalkan oleh Islam bertujuan membentuk masyarakat yang memiliki

solidaritas sosial seperti tolong-menolong dan tidak memikirkan diri sendiri.

Selain itu, membelanjakan uang secara berlebihan juga dapat

menyebabkan kemubaziran. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-isra

ayat 26-27 tentang buruknya pemborosan dan anjuran saling berbagi:


ُ ُْ ُ َّ ‫آت ذا ْال ُق ْرب ٰى ح َّق ُه و ْ ِاْل ْس ِكين و ْابن‬
‫)َ ِإ َّن اْلب ِذ ِرين كانوا‬62( ‫الس ِب ِيل وَل تب ِذ ْر ت ْب ِذ ًيرا‬ ِ ‫َو‬

ُ ْ َّ
ً ‫ان لربه ك ُف‬ َّ ْ
)62( ‫ورا‬ ِ ِ ِ ‫اط ِين ۖ وكان الشيط‬
ِ ‫ِإخوان الشي‬

“{26} Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya

kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. {27} Sesungguhnya

pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah

sangat ingkar kepada Tuhannya.

Fenomena yang terjadi seperti penjelasan diatas berkaitan dengan

pentingnya literasi keuangan yang harus dimiliki oleh setiap orang terutama

generasi Y yang sedang mencari jati diri dan merupakan first jobbers supaya

pengelolaan uang memiliki prioritas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

servon dan kaestner menjelaskan bahwa orang yang tidak memiliki

kemampuan dalam melek keuangan atau literasi keuangan akan mengalami

kemungkinan kebangkrutan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, adanya

8
pelatihan dalam literasi keuangan ditambah dengan penguasaan teknologi

dapat meningkatkan kesejahteraan suatu keluarga.

Perubahan perilaku konsumtif perlu dilakukan guna adanya penyeimbang

dengan produktivitas di kalangan milenial. Adanya added value atau nilai

tambah pada suatu barang menjadi harus untuk dipikirkan. Penggunaan ponsel

secara berlebihan jika dihubungkan dengan added value tidak hanya terbatas

menjadi sarana komunikasi. Timbul kecenderungan menghabiskan banyak

waktu untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat didalam ponsel

guna menciptakan perilaku yang produktif. Dengan adanya fasilitas ringtone

lantunan ayat suci Al-qur’an maupun alarm adzan menciptakan peningkatan

kehidupan religius (Jumiati, 2009). Muncul Shifting Paradigms, menurut

Thomas Khun (1962), menciptakan ide yang merangsang timbulnya ide-ide

yang lain, yang terjadi terus-menerus, sambung menyambung, baik pada orang

yang sama maupun orang yang berbeda. Reaksi berantai ini pada akhirnya

menjadi kekuatan yang bisa merubah wajah dan tatanan dunia serta peradaban

manusia ke arah suatu “kemajuan”. Adanya perubahan paradigma pada

generasi milenial berarti ada perubahan dari cara pandang mereka dalam

melihat perilaku konsumtif yang harus diseimbangi dengan produktivitas.

DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia dikenal memiliki

pendidikan yang baik, diikuti dengan berdirinya berbagai universitas yang

diminati. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu universitas

yang memiliki kelebihan karena berbasis agama, diharapkan seluruh

elemennya memiliki jiwa islami dalam kehidupan sehari-hari.

9
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti akan mencoba meneliti lebih

mendalam tentang Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya

(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2017).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap perilaku konsumtif ?

2. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumtif ?

3. Bagaimana pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif ?

4. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap perilaku konsumtif ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Menganalisis faktor gaya hidup yang mempengaruhi mahasiswa

terhadap perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Menganalisis media sosial yang mempengaruhi mahasiswa terhadap

perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.

3. Menganalisis literasi keuangan yang mempengaruhi mahasiswa

terhadap perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.

4. Menganalisis religiusitas yang mempengaruhi mahasiswa terhadap

perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.

10
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yang dapat

memberikan informasi dan menambah khasanan ilmu pengetahuan bagi:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber pengetahuan,

rujukan serta acuan dalam bidang ilmu ekonomi. Khususnya yang

berkaitan dengan perilaku konsumtif terutama dalam hal gaya hidup,

penggunaan media sosial, pemahaman literasi keuangan dan tingkat

religiusitas.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam dunia pendidikan dan ekonomi dalam rangka

mengurangi perilaku konsumtif.

3. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi generasi Y, mahasiswa dan

orang tua dalam membina perilaku yang mengedepankan kebutuhan

bukan keinginan yang menjadi prioritas utama sehingga terhindar dari

perilaku konsumtif.

4. Menjadi referensi atau rujukan penelitian berikutnya dalam penelitian

tugas akhir, jika melakukan penelitian dengan topik yang sama

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumtif

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, perilaku berasal dari kata

“laku” yang berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan dan berbuat.

Definisi lain menurut wawan (2011), perilaku merupakan suatu tindakan

yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan

baik disadari maupun tidak. Perilaku adalah kumpulan faktor yang saling

berinteraksi.

Menurut Lubis dalam Sumartono (2002), perilaku konsumtif adalah

perilaku membeli yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang

rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf

yang tidak rasional lagi. Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen

Indonesia mengatakan perilaku konsumtif merupakan kecenderungan

individu untuk mengonsumsi sesuatu tanpa batasan dan hanya

mementingkan faktor keinginan. Definisi lain, Anggasari mengatakan

perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang dengan kurang adanya

pertimbangan sehingga menjadi kurang bermanfaat.

Lebih lanjut, Sumartono (2002) menjelaskan bahwa munculnya

perilaku konsumtif disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal.

Adapun faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif

individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga

dan demografi. Sedangkan faktor internal yang berpengaruh pada perilaku

12
konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, pengamatan dan proses

belajar, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup.

Oleh sebab itu, perilaku konsumtif merupakan sebuah sikap dalam

mengonsumsi yang mengandung berlebihan karena tidak memiliki

prioritas utama dalam hidup melainkan hanya ingin memenuhi nafsu

membeli, sehingga pembeliannya menjadi kurang bermanfaat. Perilaku

konsumtif dilihat dari dua sisi yaitu internal dan eksternal. Sisi internal

dalam mengonsumsi dilihat melalui konsep diri, gaya hidup, literasi

keuangan, kepribadian, motivasi dan religiusitas. Sedangkan sisi eksternal

dilihat dari lingkungan, media sosial dan kebudayaan.

Pengukuran perilaku konsumtif menggunakan indikator perilaku

konsumtif menurut sumartono (2002), yaitu:

a. Membeli produk karena iming-iming hadiah; membeli suatu barang

karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut

b. Membeli produk karena kemasannya menarik; konsumen (kaum

muda) sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus

dengan baik dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya

motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut

dibingkus rapi dan menarik.

c. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi; kaum

muda mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada

umumnya remaja mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan,

gaya rambur, dan sebagainya dengan tujuan agar mereka selalu

berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Remaja

13
membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan

diri.

d. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat

atau kegunaan); cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya

kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang

dianggap paling mewah.

e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol mata; kaum muda

mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian,

berdandan, gaya rambut dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat

menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi

kesan berasal dari kelas social yang lebih tinggi. Dengan membeli

suatu produk dapat memberikan simbol status agar kelihatan lebih

keren dimata orang lain.

f. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang

mengiklankan; kaum muda cenderung meniru perilaku tokoh yang

diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat

dipakai tokoh idolanya. Mereka juga cenderung memakai dan

mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure

produk tersebut.

g. Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa

percaya diri; kaum muda sangat terdorong untuk mencoba suatu

produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan tersebut

dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

14
h. Mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merek berbeda;

meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.

Formm (1955) pada buku The Sane Society terbitan New York:

Reinhart yang membagi perilaku konsumtif menjadi beberapa dimensi,

yaitu sebagai berikut: (Krisantiyana dan Ispurwanto, 2015)

a. Pemenuhan Keinginan

Setiap individu akan selalu ingin merasakan kepuasan yang lebih

untuk memenuhi rasa puasnya saat individu tersebut mengkonsumsi suatu

hal, walaupun dalam kenyataannya tidak ada kebutuhan akan barang

tersebut namun masih tetap dilakukan.

b. Barang di Luar Jangkauan

Apabila pengonsumsian barang menjadi berlebihan, maka individu

akan merasa “belum lengkap” dan akan mulai mecari kepuasan akhir

dengan mendapatkan barang-barang yang baru. Pengonsumsian diluar

jangkauan dapat menggunakan sebagian besar pendapatan atau simpanan,

hingga meminjam uang.

c. Barang Tidak Produktif

Apabila pengkonsumsian barang menjadi berlebihan, maka manfaat

dan kegunaannya menjadi tidak produktif bagi individu.

15
d. Status

Apabila pengonsumsian dilakukan sebagai pemuas keinginannya

untuk mencapai status tertentu melalui barang ataupun kegiatan yang

bukan bagian dari kebutuhan dirinya.

Menurut Lina dan Rosyid (1997) terdapat beberapa aspek perilaku

konsumtif, yaitu: (rahayu, 2017)

a. Pembelian implusif (implusive buying) merupakan pembelian

konsumen secara tiba-tiba tanpa didasari pertimbangan yang jelas.

b. Pembelian berlebihan (wasteful buying) merupakan pembelian

konsumen yang tidak adanya kejelasan dan hanya menghambur-

hamburkan uang.

c. Pembelian tidak rasional (non rasional buying) merupakan pembelian

konsumen yang tidak memperhatikan kebutuhan yang jelas dan hanya

mengikuti gengsi semata.

Raharjo dan Silalahi (2007) menyatakan terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu: (Rahayu, 2017)

a. Iklan; salah satu media untuk mempromosikan suatu produk pada

masyarakat umum. Iklan bertujuan untuk mempengaruhi orang yang

melihatnya agar tertarik untuk membeli produk tersebut.

b. Konformitas; biasanya terjadi pada masa remaja karena memiliki

keinginan kuat untuk berpenampilan menarik (memusatkan perhatian

hanya pada dirinya sendiri) agar dapat menjadi bagian dari

kelompoknya.

16
c. Gaya Hidup; meniru cara hidup orang luar negeri dengan

menggunakan produk bermerek asal luar negeri yang dapat

membentuk gaya hidup secara berlebihan dan dirasa dapat

meningkatkan status sosial.

d. Kartu kredit; pengguna tidak merasa takut untuk kekurangan atau

tidak mempunyai uang saat berbelanja karena kemudahan penggunaan

kartu kredit.

Perilaku membeli yang tidak rasional dapat diukur jika konsumen

membeli barang karena ingin mendapatkan hadiah, kemasan yang

menarik, menjaga penampilan akibat gengsi, memberikan simbol status,

ingin meningkatkan kepercayaan diri, ingin meniru artis atau idolanya,

selain itu mempertimbangkan harga tetapi bukan karena alasan kegunaan

suatu barang, selain itu juga saat membeli dua produk yang sejenis dalam

waktu yang berdekatan.

2. Gaya Hidup

Gaya hidup memiliki banyak pengertian, menurut Alfred Adler,

merupakan suatu usaha yang menghasilkan banyak perilaku pada diri

seorang dan dapat dipandang berbeda dari setiap orang yang

merasakannya. Menurutnya, kemunculan gaya hidup setiap orang berasal

dari diri sendiri dan lingkungan, diri sendiri menjadi factor yang paling

penting menentukan. Perilaku yang nampak di dalam gaya hidup berasal

dari kebiasaan, cara-cara yang disepakati dalam melakukan sesuatu, dan

perilaku yang sudah direncanakan.

17
Menurut Setiadi (2003), Gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh

bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka

anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka

pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya.

Mowen dan Minor (2002) mengatakan gaya hidup menunjukan

bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan

memanfaatkan waktunya. Gaya hidup dalam pandangan ekonomi

menunjukan bagaimana seorang individu mengalokasikan pendapatannya

dan bagaimana pola konsuminya.

Chaney dalam Pawanti (2013) menjelaskan bahwa gaya hidup sebagai

pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain.

Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia

modern. Salah satu gaya hidup yang terlihat pada saat ini adalah gaya

hidup hedonis. Menurut Chaney, gaya hidup hedonis adalah suatu pola

hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan, seperti lebih banyak

menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada

keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, selalu

ingin menjadi pusat perhatian.

Gaya hidup adalah kebiasaan tentang bagaimana seorang

menghabiskan waktu, memanfaatkan waktu dan bagaimana menggunakan

uangnya dalam memenuhi kesenangan dirinya. Gaya hidup hedonis

menjadi salah satu pola hidup yang mengerikan dan membuat orang hanya

memikirkan hal-hal yang disenanginya sehingga menjadi egois dalam

18
mengatur hidupnya. gaya hidup dipengaruhi oleh apa yang ada

disekitarnya, seperti menjamurnya pusat perbelanjaan, manusia

disekitarnya, kegiatan yang disukainya dan sebagainya.

Pembentukan gaya hidup pada masyarakat konsumeris saat ini

didukung oleh beberapa factor, antara lain: (dalam pawanti, 2013)

a. Tersedianya sejumlah besar dan meningkat secara konstan berbagai

jenis barang

b. Kecenderungan semakin bertambahnya pertukaran dan interaksi

manusia yang dimungkinkan melalui pasar.

c. Peningkatan berbagai bentuk kegiatan belanja, mulai dari pemesanan

lewat pos, mal-mal hingga penjualan di atas mobil dan toko barang-

barang bekas. Selain itu, pada era modern saat ini, perkembangan

teknologi seperti internet memberikan kemudahan dalam berbelanja

yang ditawarkan melalui system online.

d. Pertumbuhan pusat-pusat perbelanjaan serta kompleks-kompleks

rekreasi dan gaya hidup rekreatif, mulai dari kafe-kafe ‘bergaya’

tertentu hingga bangunan-bangunan Disneyworld.

e. Semakin pentingnya pengemasan dan promosi dalam pembuatan,

tampilan, dan pembelian barang-barang konsumen.

f. Gencarnya iklan-iklan dimedia khususnya televise yang menawarkan

sejumlah produk-produk kepada masyarakat.

g. Peningkatan penekanan pada gaya, desain, dan penampilan barang-

barang.

19
h. Pemakaian kartu kredit pada saat berbelanja, yang memudahkan

individu untuk tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang besar.

i. Kemustahilan untuk menghindari pemilihan terhadap barang-barang

konsumen dan pemuasan yang mengikuti dalam transformasi diri

melalui promosi gaya hidup.

Gaya Hidup

Pendekatan AIO

Faktor Aktifitas: Faktor Pendapat:


Faktor Minat:
1. Masa Depan
1. Bekerja 1. Media Informasi
2. Diri Sendiri
2. Kegiatan sosial 2. Keluarga
3. Pendidikan
3. Komunitas 3. Rumah
4. Budaya
4. Liburan 4. Pekerjaan
5. Desain
5. Hiburan 5. Rekreasi 6. Ekonomi
7. Lokasi

lokasi
Perilaku Konsumtif (Perilaku Konsumen)

Gambar 2.1 (Model Teori AIO (Activity, Interest, Opinion) (Kasali, 1999))

Metode pengukuran gaya hidup dikenal sebagai psikografis yang

mencakup pengukuran-pengukuran gaya hidup AIO yaitu aktivitas

(kegiatan), minat (interes) dan opini (pandangan-pandangan). Menurut

Kasali (1999) mengungkapkan AIO adalah pertama, kegiatan (activities)

yaitu apa saja yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau

digunakan, kegiatan apa yang mereka lakukan untuk mengisi waktu luang.

Kedua, minat (intereset) yaitu apa kesukaan, kegemaran, dan prioritas

dalam hidup konsumen. Ketiga, opini (opinion) yaitu pandangan dan

20
perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal, moral,

ekonomi dan sosial. Teori AIO sangat terkait hubungan dengan ilmu

tentang pengukuran dan pengelompokan gaya hidup konsumen.

3. Media sosial

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial

sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di

atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan

penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Safko dan Brake (2009) telah mendukung konsep yang diusulkan oleh

Kaplan dan Haenlein (2009), karena mereka telah merujuk media sosial ke

kegiatan, praktik, dan perilaku di antara komunitas orang-orang yang

berkumpul secara online untuk berbagi informasi, pengetahuan, dan opini.

menggunakan media percakapan.

Dann dan Dann (2011) telah menggambarkan bagaimana media sosial

dibentuk berdasarkan elemen yang saling berhubungan antara interaksi

sosial, konten, dan media komunikasi. Media sosial telah menciptakan

lanskap baru dalam mendukung sosialisasi informasi.

Munculnya Web 2.0 adalah salah satu perkembangan yang paling

tangguh dalam sejarah perdagangan. Media sosial adalah evolusi yang

didasarkan pada Web 2.0, di mana tidak hanya mendorong konten yang

direset, tetapi juga memperluas fokus ke pengguna dengan memungkinkan

mereka menampilkan konten untuk dibagikan di antara jaringan.

Sejalan dengan pandangan milik Lee (2013), media sosial

menggambarkan cara-cara baru yang kuat dan melibatkan individu dengan

21
konten dalam Internet. seperti yang banyak diamati, media sosial berpusat

pada pengguna di mana ia menekankan dan memfasilitasi proses membuat,

berkomentar, mengedit, dan berbagi. Lebih penting lagi, media sosial

adalah demokratisasi konten.

Antony Mayfield (2008) dalam bukunya What Is Sosial Media

menyebutkan indicator dari sebuah media sosial, yaitu partisipasi,

keterbukaan, percakapan, komunitas dan saling terhubung.

Jadi, media sosial merupakan medi modern menggunakan internet

yang mengajak individu dari mana saja untuk berpartisipasi dalam

menggunakan fasilitas seperti memberi komentar, mengedit, dan membagi

informasi dalam waktu yang cepat.

Media sosial dikategorikan menjadi lima dengan pengunaannya yang

berbeda, yaitu:

a. Jejaring sosial

Jejaring sosial menurut Agustina merupakan situs dimana setiap orang

bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman

untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring social terbesar antara

lain Facebook, Myspace dan Twitter. Platform ini, umumnya, memiliki

beberapa elemen umum seperti pengguna dapat membuat profil interaktif

dan kustom, baik publik atau semi publik, serta memberikan daftar

“teman-teman yang disarankan” “Dengan siapa mereka berbagi koneksi”

dan melihat dan saling terkoneksi dengan sebuah sistem (Boyd dan

Ellison, 2007).

22
b. Berita sosial

Berita sosial menjadikan pengguna dapat mengendalikan aliran berita

dan memberikan tempat untuk memberikan suara pada konten beritas di

web. Intinya memungkinkan pengguna mengumpulkan dan menarik tautan

yang mereka miliki menemukan dan mungkin ingin kembali. (Lee, 2013)

c. Situs Media Berbagi

Segmen media sosial ini menjadi sangat berpengaruh melalui situs

berbagi video seperti YouTube. Situs-situs berbagi foto, seperti Flickr

membiarkan pengguna mengunggah gambar mereka sendiri dan

menelusuri gambar dari berbagai konten yang telah diunggah orang lain.

Situs berbagi presentasi, seperti SlideShare memungkinkan pengguna

untuk mengunggah dan berbagi presentasi. Fitur umum situs berbagi

media adalah kemampuan untuk mengaitkan kata pencarian dengan konten

pengguna, kata pencarian hanyalah kata deskriptif yang membantu orang

menemukan konten (Perdue, 2010).

d. Blog

Menurut Safko dan Brake (2009) Blog adalah jurnal online yang

mengacu pada jenis sistem manajemen konten (CMS), biasanya dikelola

oleh individu atau kelompok, dan menampilkan komentar dan ide untuk

pengunjung yang lebih besar. Blog menciptakan hubungan yang baik

untuk alat pemasaran media sosial lainnya (video, hyperlink, gambar, dan

sebagainya), karena mereka dapat dibersatu ke dalam platform dan posting

an. (Lee, 2013).

23
e. Blog skala mikro

Mikro blog adalah jenis blog yang setiap posting nya memiliki batasan

dalam pengunaan kata. seperti Twitter yang membatasi ukuran setiap

posting hingga 140 karakter. Banyak orang salah merujuk Twitter sebagai

situs jejaring sosial karena kesamaannya dengan layanan jejaring sosial

popular. Mikro blog memfasilitasi percakapan sambil menegakkan

kepincangan. Orang-orang menemukan microblogging berguna untuk

membagikan tautan ke situs yang menarik, membuat pengumuman,

memberikan informasi terkini saat di acara, dan banyak lagi (Perdue,

2010).

Ollie (2008) menyebutkan bahwa manfaat dari belanja melalui online

shop adalah memberikan kemudahan karena pelanggan dapat memesan

produk dalam waktu 24 jam sehari dimanapun berada sehingga tidak perlu

ribet; adanya kejelasan informasi karena pelanggan dapat memperoleh

beragam informasi komparatif tentang perusahaan, produk dan pesaing

tanpa meninggalkan pekerjaan yang dilakukan oleh pelanggan dan tingkat

keterpaksaan yang lebih sedikit karena pelanggan tidak perlu menghadapi

atau melayani bujukan dari faktor-faktor emosional.

Media sosial merupakan aplikasi berbasis internet yang dapat

menghubungkan antar user untuk saling berbagi dan berinteraksi secara

online. Konten yang dibuat dapat membentuk persepsi bagi pengguna dan

pengikut situs media sosial tersebut karena banyaknya informasi yang

beredar. Salah satu focus utama dari varibel ini adalah bagaimana

pengguna media sosial menggunakan, menanggapi kegunaan setiap media

24
sosial, seperti tersedianya online shop dan juga sarana saling

memperlihatkan diri secara tidak langsung (memperlihatkan yang baik

saja) dengan harapan mendapatkan tanggapan dari followersnya.

4. Literasi Keuangan

Menurut Chen dan Volpe dalam Rohmah (2014), Literasi Keuangan

diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi.

Literasi keuangan menurut Program International for Student

Assesment (PISA, 2012) dalam Dewi dkk (2017) adalah pengetahuan dan

pemahaman terhadap konsep keuangan dan resiko, keahlian, motivasi dan

kepercayaan diri untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman untuk

membuat keputusan atas berbagai aspek keuangan, untuk memperbaiki

kesejahteraan financial seseorang atau kelompok dan untuk ikut serta

dalam kegiatan ekonomi. Literasi keuangan memiliki beberapa indicator,

yaitu pengolahan, pengetahuan dan terampilan.

Menurut PISA (dalam imawati dan susilaningsih, 2013) aspek-aspek

yang terdapat pada Literasi Keuangan yaitu uang dan transaksi,

perencanaan dan pengelolaan keuangan, risiko dan keuntungan serta

financial landscape.

OECD (2005) mendefinisikan Literasi Keuangan sebagai proses guna

meningkatkan pemahaman keuangan konsumen/ investor tentang konsep

dan produk keuangan, melalui informasi, instruksi dan/ atau saran yang

objektif, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri untuk

menjadi lebih sadar akan peluang dan risiko finansial, menginformasikan

pilihan, untuk mengetahui bagaimana mendapatkan bantuan, dan untuk

25
mengambil tindakan efektif lain guna meningkatkan kesejahteraan/

kesehatan finansial mereka.

Menurut Kiyosaki (2008) kecerdasan finansial atau literasi keuangan

adalah bagian dari kecerdasan mental seseorang yang berhubungan dengan

bagaimana mencari solusi masalah keuangan.

Menurut Chen and Volpe (2002), literasi keuangan memiliki 4 aspek

utama, yaitu pengetahuan umum keuangan, tabungan, asuransi dan

investasi yang sesuai dengan pengelolaan keuangan pribadi.

Lusardi, Michell dan Curto (2008) bahwa ada tiga hal yang

memberikan pengaruh terhadap kemampuan Literasi Keuangan yaitu:

(dalam imawati dan susilaningsih, 2013)

a. Sosiodemographi

Ada perbedaan kepahaman antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki

dianggap memiliki kemampuan financial literacy lebih tinggi daripada

perempuan. Begitu juga dengan kemampuan kognitifnya.

b. Latar belakang keluarga

Pendidikan seorang ibu dalam sebuah keluarga berpengaruh kuat pada

financial literasi, khususnya ibu yang merupakan lulusan dari perguruan

tinggi. Mereka unggul 19 persen lebih tinggi daripada yang lulusan

sekolah menengah.

c. Kelompok pertemanan (peer group)

Kelompok atau komunitas seseorang akan memengaruhi financial

literasi seseorang, memengaruhi pola konsumsi dan penggunaan dari uang

yang ada.

26
Menurut Brougham, Jacobs-Lawson, Douglas and Trujillo (2010)

mengungkapkan bahwa perilaku konsumtif mahasiswa bergantung pada

pada perannya dalam menanggung kewajiban, bisa jadi diri sendiri atau

orang tua atau bahkan keduanya yang berperan dalam menanggung

kewajiban keuangan. Sejalan dengan Imawati et al (2013) mengatakan

bahwa terdapat pengaruh literasi keuangan yang negatif dan signifikan

terhadap perilaku konsumtif. Semakin tinggi tingkat financial literacy

individu, maka perilaku konsumtif akan semakin rendah. Individu yang

memiliki tingkat literasi keuangan rendah, cenderung melakukan

keputusan yang tidak produktif, menggunakan uang untuk keperluan yang

kurang berguna. Lusardi dan Mitchell (2008) juga mengatakan bahwa

individu dengan literasi keuangan yang tinggi, cenderung menyimpan

uang yang dimiliki untuk kesejahteraan yang lebih baik.

Finansial literasi telah dijabarkan pada bagian atas yang dapat

disimpulkan bahwa suatu kemampuan individu dalam melihat peluang dan

mengelola keuangannya agar tidak dirugikan dalam situasi yang tidak

dimengerti, biasanya kemampuan mengelola keuangan dipengaruhi oleh

pendidikan, orang tua, teman sekitar dan gender.

5. Religiusitas

Religius menurut islam adalah menjelaskan ajaran agama secara

keseluruhan. Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah

ayat 208 berikut:

27
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan.

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Religiusitas menurut Japar dalam Hasibuan (2017) dimaknakan

sebagai kualitas penghayatan seseorang dalam beragama atau dalam

memeluk agama yang diyakininya, semakin dalam seseorang dalam

beragama makin religius dan sebaliknya semakin dangkal seseorang dalam

beragama akan makin kabur religiusitasnya. Seseorang dalam

keberagamaan secara intens akan menjadikan agama sebagai pembimbing

perilaku, sehingga perilakunya selalu diorientasikan dan didasarkan pada

ajaran agama yang diyakininya tersebut.

Sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut :


ْ ُّ ْ ْ َّ ُ َّ
ۖ ‫الد ن ي ا‬ ‫الد ار ْلا ِخ رة ۖ وَل ت ن س ن ِص يب ك ِم ن‬ ‫و ْاب ت ِغ ِف يم ا آت اك الل ه‬

َّ
‫ض ۖ ِإ َّن الل ه َل‬ ْ ‫الل ُه إ ل ْي ك ۖ وَل ت ْب غ ْالَف س اد ف ي ْْلا‬
‫ر‬
َّ
‫وأ ْح ِس ْن ك م ا أ ْح س ن‬
ِ ِ ِ ِ
ُْ
َ‫ُي ِح ُّب اْل ْف ِس ِد ين‬

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu

dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Al- Qasas: 77).

28
Religiusitas menurut ajaran Islam dapat diketahui melalui beberapa

aspek, yaitu: aspek keyakinan terhadap ajaran agama (akidah), aspek

ketaatan terhadap ajaran agama (syariah atau ibadah), aspek penghayatan

terhadap ajaran agama (ilmu), dan aspek pelaksanaan ajaran agama dalam

kehidupan sosial (muamalah yang dipandu akhlaq al-karimah).

Sebagaimana, Menurut Glock dan Stark (1995) dimensi religiusitas ada 5

yaitu keyakinan, peribadatan atau praktek ibadah, penghayatan atau

pengalamn, pengamalan dan pengetahuan agama.

Seorang muslim dengan tingkat religiusitas tinggi akan berusaha

untuk menjalankan islam secara kaffah (menyeluruh). Menurut

Muhammad Syafi‟I Antonio, Islam kaffah haruslah mencakup seluruh

aspek kehidupan, baik bersifat ritual (ibadah) maupun sosial

kemasyarakatan (muamallah). Ibadah diperlukan untuk menjelaskan

hakikat hidup manusia sebagai hamba Allah maupun khalifah di muka

bumi. Muamallah merupakan aturan main bagi manusia dalam kehidupan

sosial tanpa memandang muslim-non muslim, kaya-miskin, dan

sebagainya. Aspek muamallah tersebut mencakup antara lain politik

Islami, ekonomi Islami, budaya Islami, hukum Islami merupakan salah

satu aspek yang harus diperhatikan agar bisa menjalani kehidupan islami

secara kaffah atau dengan kata lain agar dapat ber-Islam secara kaffah

maka perekonomian seseorang harus didasarkan pada syariah Islami.

(dalam Hasibuan, 2017)

Beberapa karakteristik konsumsi dalam prespektif ekonomi Islam, di

antaranya adalah: (Zahrah dan Muhammad abu, 2003)

29
a. Konsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatasi

oleh sifat kehalalan dan keharaman yang telah digariskan oleh syara'.

Sebagaimana firman Allah SWT


ُ َّ ُ َّ
‫ات م ا أ ح َّل الل ُه ل ك ْم وَل‬ ُ
ِ ‫ي ا أ ُّي ه ا ال ِذ ين آم ن وا َل ت ح ِر ُم وا ط ِي ب‬

ُْ َّ
َ‫ت ْع ت ُد وا ۚ ِإ َّن الل ه َل ُي ِح ُّب اْل ْع ت َِد ين‬

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-

apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah

kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang melampaui batas". (QS Surat Al-Maidah:87)

b. Konsumen yang rasional (mustahlik al-aqlani) senantiasa

membelanjakan pendapatan pada berbagai jenis barang yang sesuai

dengan kebutuhan jasmani maupun ruhaninya. Cara seperti ini dapat

mengantarkannya pada keseimbangan hidup yang memang menuntut

keseimbangan kerja dari seluruh potensi yang ada, mengingat,

terdapat sisi lain di luar sisi ekonomi yang juga butuh untuk

berkembang.

c. Menjaga keseimbangan konsumsi dengan bergerak antara ambang

batas bawah dan ambang batas atas dari ruang gerak konsumsi yang

diperbolehkan dalam ekonomi Islam (mustawa al-kifayah). Mustawa

kifayah adalah ukuran, batas maupun ruang gerak yang tersedia bagi

konsumen muslim untuk menjalankan aktifitas konsumsi. Di bawah

mustawa kifayah, seseorang akan terjerembab pada kebakhilan,

kekikiran, kelaparan hingga berujung pada kematian. Sedangkan di

30
atas mustawa al-kifayah seseorang akan terjerumus pada tingkat yang

berlebih-lebihan (mustawa israf, tabdzir dan taraf). Kedua tingkatan

ini dilarang di dalam Islam, sebagaimana nash Al-Qur'an:


ٰ ُ ُ ْ َّ
‫وال ِذ ين ِإ ذ ا أ ن ف ُق وا ل ْم ُي ْس ِرف وا ول ْم ي ْق ت ُر وا وك ان ب ْي ن ذ ِل ك ق و ًام ا‬

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka

tidak berlebih-lebihan, dan tidak kikir, dan hendaklah (cara berbelanja

seperti itu) ada di tengah-tengah kalian".(QS Al-Furqan:67)


ْ ُ ْ ً ُْ
‫وَل ت ْج ع ْل ي د ك م غ ل ول ة ِإ ل ٰى ُع ُن ِق ك وَل ت ْب ُس ط ه ا ك َّل ال ب ْس ِط ف ت ْق ُع د‬

ً ‫م ُل‬
ً ‫وم ا م ْح ُس‬
‫ور ا‬

"Dan jangan kau jadikan tanganmu terbelenggu ke lehermu (kikir)

dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu pemurah).

Karena itu mengakibatkan kamu tercela dan menyesal". (QS Al-

Isra':29)

d. Memperhatikan prioritas konsumsi antara dharuriyat, hajiyat dan

takmiliyat. "Dharuriyat adalah komiditas yang mampu memenuhi

kebutuhan paling mendasar konsumen muslim, yaitu, menjaga

keberlangsungan agama (hifdz ad-din), jiwa (hifdz an-nafs), keturunan

(hifdz an-nasl), hak kepemilikan dan kekayaan (hifdz al-mal), serta

akal pikiran (hifdz al-aql). Sedangkan hajiyat adalah komoditas yang

dapat menghilangkan kesulitan dan juga relatif berbeda antar satu

orang dengan lainnya, seperti luasnya tempat tinggal, baiknya

kendaraan dan sebagainya. Sedangkan takmiliyat adalah komoditi

31
pelengkap yang dalam penggunaannya tidak boleh melebihi dua

prioritas konsumsi di atas.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 (Penelitian Terdahulu)

NO Penelitian Metode Persamaan Hasil

1. Hubungan Analisis Variable Hasil pengujian hipotesis

Antara data yang bebas menyatakan bahwa terdapat

Gaya Hidup digunakan (gaya hubungan yang signifikan

dan Kelas adalah hidup) dan antara gaya hidup dan kelas

Sosial korelasi variable sosial dengan perilaku

dengan sederhana, terikat. konsumtif. Adanya daya tarik

Perilaku korelasi bagi mahasiswa untuk membeli

Konsumtif ganda dan barang tanpa pemikiran yang

pada regresi rasional menjadi hasil

Remaja di ganda. penelitian ini .

SMA

Trimurti

Surabaya.

2. Hubungan Analisa Variabel Adanya hubungan antara gaya

Gaya Hidup Regresi bebas hidup dengan perilaku

32
dan (Gaya konsumtif. dimana, individu

Konformita Hidup) dalam membeli suatu produk

s dengan dan mengacu pada gaya hidup yang

Perilaku Variabel dianutnya. Prabawa (2002)

Konsumtif terikat menjelaskan bahwa model

pada faktor-faktor yang

Remaja mempengaruhi pembelian yang

(Siswa kaitannya langsung dengan

Sekolah kepribadian diantaranya

Mengah konsep diri dan gaya hidup.

Atas Negeri Perilaku konsumtif remaja

5 yang tinggi dapat menciptakan

Semarang) situasi pada individu untuk

cenderung melakukan kegiatan

pembelian yang tiada batas.

3. Pengaruh Analisis Variabel Gaya hidup hedonis

Gaya Hidup regresi gaya berpengaruh signifikan

Hedonis linier hidup dan terhadap perilaku konsumtif

terhadap Perilaku pada Pramugari Maskapai

Perilaku Konsumtif Penerbangan “X”. hal tersebut

Konsumtif terjadi karena adanya tuntutan

pada dari perusahaan penerbangan

Pramugari untuk menjaga penampilan dan

33
Maskapai berorientasi pada kesenangan

Penerbanga merupakan cara mereka untuk

n “X” melepas kelelahan setelah

berkerja.

2. Peran Teknik Variable Peran media social

Media analisis bebas menggeserkan pola hidup

Sosial data (media remaja itu seperti pergeseran

Terhadap dilakukan social) dan gaya hidup dan semakin

Perilaku melalui variable berkembangnya konsumsi

Konsumtif pereduksia terikat ruang yang terjadi di

Kaum n data masyarakat. Hal itu

Remaja di yang diakibatkan dengan berbagai

Desa Tegal diperoleh factor yang berkembang di

Kertha, informan kehidupan masyarakat.

Kecamatan dan Kebutuhan masyarakat modern

Denpasar disajikan saat ini juga menjadikan

Barat, Kota sehingga peranan penting dalam tatanan

Denpasar. memudah pergeseran ini. Kemajuan ilmu

kan untuk pengetahuan dan teknologi

melalukan memberikan berbagai macam

penarikan kemudahan dan efisiensi waktu

kesimpula dalam berkehidupan sehari-

n. hari.

34
(kualitatif)

3. Pengaruh Analisis Variable Literasi keuangan secara

Literasi regresi bebas dan parsial berpengaruh negative

Keuangan, berganda variable terhadap perilaku konsumtif,

Konsep Diri terikat berarti semakin siswa mengerti

dan Budaya literasi keuangan maka

terhadap semakin rendah perilaku

Perilaku konsumtifnya. Indicator paling

Konsumtif rendah dari variable literasi

Siswa keuangan adalah pengetahuan.

SMAN 1 Diharapkan sekolah dapat

Kota mengajarkan kebiasaan-

Bajawa kebiasaan yang produktif

dalam membelanjakan uangnya

sebagai upaya untuk

memperbaiki perilaku

konsumtif siswa.

4. Konsumsi Penulis Variable Religiusitas memiliki pengaruh

dalam mengguna bebas signifikan terhadap

Perspektif kan (religiusita konsumerisme yaitu semakin

Ekonomi analisis s) dan tinggi tingkat religiusitas maka

Islam regresi variable akan semakin rendah tingkat

(Regresi linier terikat konsumerisme mahasiswa. Hal

35
Religiusitas sederhana (Perilaku ini menunjukan bahwa gejala

terhadap konsumtif) konsumerisme pada kalangan

Konsumeris mahasiswa tidak buruk namun

me pada mendekati tinggi yang akan

Mahasiswa menjadi tidak baik.

UIN Syarif

Hidayatulla

h Jakarta)

C. Keterkaitan Antar Variabel

Berikut Ini akan dijelaskan hubungan antar variabel-variabel independen

dengan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif

Gaya hidup adalah Perilaku seorang dalam mengekpresikan aktivitas,

minat dan opini dalam artian dapat dilihat dari kegiatan yang senang untuk

dilakukan, apa yang dipikirkan tentang dirinya dan sekitarnya serta

kepedulian akan hal tersebut. Perilaku konsumtif terjadi ketika gaya hidup

yang dianut seorang menjadi tidak ada batasan dan tidak rasional lagi.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hariyono (2015), Patricia

dan Sri Handayani (2014), serta Primadini dan Buduani (2014)

membuktikan bahwa gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.

Hal tersebut sejalan dengan teori Hawkins (2007) menjelaskan gaya hidup

seorang mempengaruhi kebutuhan dan keinginan serta perilakunya

36
termasuk perilaku membeli. Selain itu, Hawkins (2007) juga mengatakan

bahwa gaya hidup sering sekali dijadikan pedoman dalam membeli

sesuatu. Kesimpulannya adalah gaya hidup sangat menentukan individu

dalam memiliki sikap berbelanja tertentu sesuai pola hidup yang dianut.

Adanya gengsi dan timbul kepercayaan diri dari generasi Y yang sedang

mengalami perkembangan baik kognisi, afeksi dan konasi sehingga

cenderung ingin tahu tentang hal-hal baru yang diamatinya sehingga

menjadikan mereka berperilaku konsumtif.

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan,

maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Gaya Hidup Berpengaruh Positif Terhadap Perilaku

Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2017)

2. Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif

Antony Mayfield (2008) dalam bukunya What Is Sosial Media

menyebutkan indicator dari sebuah media sosial, yaitu partisipasi,

keterbukaan, percakapan, komunitas dan saling terhubung. Media sosial

menjadi salah satu alat yang masuk dalam dunia Generasi Y dari pengaruh

globalisasi.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Hidayat, T.B.W., Punia, I.N. &

Kebayantini, L.N.L. (2018) menunjukan bahwa Era globalisasi

menjadikan diri kita lengah dan hanyut terhadap berbagai perkembangan-

perkembangan yang begitu pesat setiap harinya. Perilaku konsumtif era

37
globalisasi sudah tidak memandang aspek sosial ekonomi saja, contohnya

adalah Generasi Y terkhusus mahasiswa cenderung memiliki perilaku

konsumtif yang mucul dari sekitar mereka, lewat media sosial. Media telah

menjadikan mereka menjadi sasaran empuk yang memberikan pengaruh

besar terhadap perubahan peradaban masyarakat, yaitu konsumerisme.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, maka

hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Media Sosial Berpengaruh Positif Terhadap Perilaku

Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2017)

3. Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif

Menurut Chen and Volpe (2002), literasi keuangan memiliki 4 aspek

utama, yaitu pengetahuan umum keuangan, tabungan, asuransi dan

investasi yang sesuai dengan pengelolaan keuangan pribadi. Seorang harus

memiliki pengetahuan dalam keempat hal tersebut agar terhidar dari

permasalahan keuangan, seperti terjerat utang karena berbelanja secara

berlebihan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Mawo, Thomas dan Sunarto

(2017) menunjukan bahwa literasi keuangan berpengaruh negatif terhadap

perilaku konsumtif. Peneliti juga menyarankan untuk memberi

pemahaman pendidikan keuangan kepada setiap anak agar mengelola uang

dengan baik dan efektif serta terhindar dari perilaku berbelanja atau

menghabiskan waktu secara tidak rasional terlebih untuk generasi Y yang

baru pertama kali memiliki penghasilan.

38
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, maka

hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Literasi Keuangan Berpengaruh Negatif Terhadap Perilaku

Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2017)

4. Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif

Religiusitas menurut Japar dalam Hasibuan (2017) dimaknakan

sebagai kualitas penghayatan seseorang dalam beragama atau dalam

memeluk agama yang diyakininya, semakin dalam seseorang dalam

beragama makin religius dan sebaliknya semakin dangkal seseorang dalam

beragama akan makin kabur religiusitasnya. Adanya keyakinan terhadap

agama membentuk seorang dengan nilai dan norma yang ada sehingga

paham akan konsumsi sesuai takaran serta harus mempertimbangkan

manfaatnya, sehingga terhindar dari perilaku konsumtif.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Yustini (2015) mengatakan

bahwa religiusitas berpengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif.

penelitiannya menunjukan bahwa mahasiswa memiliki konsumerisme

yang sedang karena dibekali oleh keimanan sehingga memberikan

saringan moral pada mahasiswa dalam membelanjakan hartanya sekaligus

pemanfaatan pada pendapatan untuk hal-hal efektif.

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan,

maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

39
H1: Religiusitas Berpengaruh Negatif Terhadap Perilaku

Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2017).

D. Kerangka Berpikir

Dalam kerangka pemikiran, peneliti berusaha untuk menggambarkan

permasalahan yang peneliti ambil dalam penelitian. Adapun masalah penelitian

ini mengenai “Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya (Studi

Kasus Mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)”.

Penelitian ini terdiri dari 5 variable, dimana variable X yaitu Gaya Hidup,

Media Sosial, Literasi Keuangan dan Religiusitas sebagai Variable bebas

(independent) sedangkan variable Y yaitu Perilaku Konsumtif sebagai variable

terikat (Dependent).

40
Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor
Pendorongnya

X1 X2 X3 X4

Gaya Hidup Media Sosial Literasi Keuangan Religiusitas

 Kegiatan  Partisipasi  Pengetahuan  Keyakinan


 Minat  Keterbukaan  Pinjaman &  Ketaatan
 Opini  Percakapan tabungan  Penghayatan
 Komunitas  Asuransi  Pelaksanaan
 Saling  Investasi
berhubungan

Perilaku Konsumtif

Model Pengukuran Model Struktur (Inner Hipotesis:


(Outer Model): Model):
1. T-statistic
1. Convergent Validity 1. R2 2. R2 Adjusted
2. Discriminant 2. Q2
Validity
3. Reliability

Interpretasi dan Kesimpulan

Gambar 2.2 (Kerangka Berpikir)

41
E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan suatu

hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam menguji suatu penelitian

yaitu :

1. Hubungan antara Gaya Hidup (X1) dan Perilaku Konsumtif (Y)

Ho: Tidak ada pengaruh antara variable Gaya Hidup terhadap perilaku

konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

H1: Ada pengaruh antara variable Gaya Hidup terhadap perilaku

konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

2. Hubungan antara Media Sosial (X2) dan Perilaku Konsumtif (Y)

Ho: Tidak ada pengaruh antara variable Media Sosial terhadap perilaku

konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

H1: Ada pengaruh antara variable Media terhadap perilaku konsumtif

dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

3. Hubungan antara Literasi Keuangan (X3) dan Perilaku Konsumtif (Y)

Ho: Tidak ada pengaruh antara variable Literasi Keuangan terhadap

perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

H1: Ada pengaruh antara Literasi Keuangan terhadap perilaku konsumtif

dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

4. Hubungan antara Religiusitas (X4) dan Perilaku Konsumtif (Y)

Ho: Tidak ada pengaruh signifikan antara variable Religiusitas terhadap

perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

H1: Ada pengaruh signifikan antara variable Religiusitas terhadap perilaku

konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.

42
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini menganalisis perilaku konsumtif dan faktor-

faktor pendukungnya pada Generasi Y dengan fokus pada gaya hidup, media

sosial, literasi keuangan dan religiusitas sebagai variabel laten eksogen,

sedangkan perilaku konsumtif sebagai variabel laten endogen. Pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data

yang diperoleh akan diwujudkan dalam bentuk angka mulai dengan

pengumpulan data, penafsiran data serta dianalisis berdasarkan statistik.

Penelitian ini dilakukan kepada Mahasiswa UIN Syarif Hiduyatullah Jakarta

Angkatan 2017 dengan cara memberikan kuesioner secara online

menggunakan media google form.

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2017.

Populasi terlalu luas atau banyak untuk dikumpulkan datanya sehingga

untuk menguji hipotesis, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari

populasi dalam pengumpulan data. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan

43
sugiyono (2009) bahwa sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik yang dipakai untuk penyampelan probabilitas pada penelitian ini

adalah penyampelan acak sederhana (simple random sampling) yaitu tidak

adanya aturan tertentu untuk memilih bagi sejumlah sample dalam suatu

populasi. Penelitian ini memberi kesempatan yang sama bagi seluruh populasi

untuk terpilih menjadi sejumlah sample.

Penelitian ini memiliki populasi sebesar 5.349 orang yaitu seluruh

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017 dan memperoleh

sample yang lebih banyak dibandingkan jumlah minimal sebesar 98 orang

sebagaimana dijelaskan pada paragraf selanjutnya.

Menurut Zainudin M. (1998) cara untuk memperoleh sampel minimal

dengan rumus di bawah ini :

n= = = = 98 responden

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d= Tingkat signifikasi (0,1)

Untuk pemerataan dalam melakukan penelitian maka dilakukan

perimbangan dengan rumus sebagai berikut.

Perhitungan sampel setiap strata:

NS =

Keterangan:

NS : jumlah sampel pada strata

44
PS : Jumlah populasi tiap strata

∑ p : Jumlah populasi keseluruhan

1. Fakultas Adab dan Humaniora

NS = = = 10,79

2. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

NS = = = 11,23

3. Fakultas Dirasat Islamiyah

NS = = = 2,26

4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NS = = = 9,45

5. Fakultas Ilmu Kesehatan

NS = = = 5,69

6. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NS = = = 4,65

7. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

NS = = = 19,16

8. Fakultas Kedokteran

NS = = = 1,28

9. Fakultas Psikologi

NS = = = 3,55

45
10. Fakultas Sains dan Teknologi

NS = = = 12,03

11. Fakultas Syariah dan Hukum

NS = = = 9,30

12. Fakultas Usuluddin

NS = = = 8,26

Jadi total keseluruhan sampel adalah minimal sebanyak 98 responden.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil yang

relevan dan dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitian ini. Penelitian ini

menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan sekunder:

1. Data primer

Menurut Sugiyono (2008) data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Dalam Abdillah, W.

dan Jogiyanto) data primer adalah data yang belum pernah diolah oleh

pihak tertentu untuk kepentingan tertentu. Data primer menunjukan

keaslian informasi yang terkandung di dalam data tersebut namum tidak

menutup kemungkinan berkurangnya keaslian saat data telah diolah dan

disajikan oleh pihak sumber primer.

Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang didapat secara

langsung oleh peneliti melalui kuesioner di lapangan, observasi dan

eksperimen terhadap Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (tidak

melalui media perantara).

46
Penelitian ini memperoleh informasi data dari responden dengan

melakukan penyebaran kuesioner. (Dalam Abdillah, W. dan Jogiyanto)

kuesioner adalah metode pengumpulan data primer menggunakan

sejumlah item pertanyaan atau pernyataan dengan format tertentu. Jenis

kuesioner yang peneliti gunakan adalah kuesioner tertutup (sudah tersedia

pilihan jawaban). Alasan memilih kuesioner tertutup adalah adanya

kemudahan bagi responden dalam memberikan jawaban, praktis, adanya

batasan biaya dan waktu.

2. Data sekunder

Menurut sugiyono (2009), data sekunder adalah sumber data yang

diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui

media lain yang bersumber dari literature, buku-buku, serta dokumen

perusahaan.

Data sekunder didapat oleh peneliti melalui sumber yang sudah diteliti

oleh pihak ketiga sebelumnya, sumber informasi tersebut didapat dari

buku, catatan, jurnal, pustaka, perpustakaan, media elektronik atau sumber

dari internet dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

D. Metode Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010), metode analisis adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematik data yang telah diproses dari hasil observasi

lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan

47
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Metode analisis pada penelitian ini menggunakan Partial Least Square

(PLS) dengan software SmartPLS versi 3.0. Menurut Wold dalam Ghozali

(2008, 4) Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang tidak

didasarkan pada banyak asumsi, seperti data tidak harus berdistribusi normal

multivariate (indikator dengan skala ordinal, kategori, interval sampai ratio

dapat digunakan pada model yang sama), sample tidak harus besar. PLS lebih

menitik beratkan pada data dan dengan prosedur estimasi yang terbatas karena

digunakan untuk mengonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk

menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel laten.

Keunggulan PLS dibandingkan covariance based SEM (CBSEM) adalah

mampu menghindarkan dua masalah besar yang dihadapi oleh CBSEM yaitu

inadmissible solution dan factor indeterminacy (Fornell dan Bookstein, 1982).

Penelitian untuk tujuan prediksi, lebih cocok menggunakan pendekatan PLS

karena diasumsikan bahwa semua ukuran varian adalah varian yang berguna

untuk dijelaskan sehingga pendekatan estimasi variabel laten dianggap sebagai

kombinasi linier dari indikator dan menghindarkan masalah factor

indeterminacy (Ghozali, 2008).

PLS dikembangkan oleh Herman Wold sebagai suatu metode umum yang

menaksir model jalur diantara hubungan variabel laten yang secara tidak

langsung diukur oleh indikator. Metode estimasi bobot variabel laten dilakukan

dengan membangun inner model (model structural yang menghubungkan

antar-variabel) dan outer model (model pengukuran untuk menghasilkan yang

48
dispesifikasi). Residual varian pada variabel dependen akan diminimumkan

untuk menghasilkan skor prediksi yang optimum (R2).

Model spesifikasi PLS dalam analisis jalur terdiri atas tiga tipe hubungan,

yaitu inner model, outer model dan weight relation. Inner model menunjukan

spesifikasi kausal antar variabel laten (model structural). Outer model

menunjukan spesifikasi hubungan antara indikator atau parameter yang

diestimasi dengan variabel latennya (model pengukuran). Weight relation

menunjukan hubungan nilai varian antar indikator dengan variabel latennya

sehingga diasumsikan memiliki nilai mean sama dengan nol (0) dan varian

sama dengan satu (1) untuk menghilangkan konstanta dalam persamaan

kausalitas.

1. Outer Model

Outer model atau model pengukuran menggambarkan hubungan

antara blok indikator dengan variabel latennya. Model pengukuran dengan

indikator refleksif dievaluasi dengan convergent validity dan discriminant

validity dari indikatornya dan composite reability untuk blok indikator.

Sedangkan model pengukuran dengan indikator formatif dievaluasi dengan

substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative

weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut. (Chin1988

dalam Ghozali: 2008).

Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator

dinilai berdasarkan korelasi antara item score (variabel manifest) dengan

construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran dapat dikatakan

berkorelasi tinggi ketika nilai loading factor lebih dari 0.70 dengan

49
konstruk yang ingin diukur. Penelitian tahap awal dari pengembangan

mendapatkan ukuran toleransi yaitu nilai loading 0.50 sampai 0.60

dianggap cukup. Selanjutnya pengukuran nilai average variance extracted

(AVE) harus diatas 0.50 artinya bahwa 50% atau lebih varian dari

indikator dapat dijelaskan. (Chin1988 dalam Ghozali: 2008).

Uji reliabilitas juga dilakukan dalam model pengukuran suatu

konstruk. Menurut Yamin dan Kurniawan (2009) Reliabilitas dapat

diartikan kepercayaan, keterandalan atau konsistensi. Dalam PLS dengan

menggunakan software SmartPLS 3.0, untuk mengukur reliabilitas suatu

konstruk dengan Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability.

Penggunaan Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas konstruk

seringkali akan memberikan nilai yang lebih rendah sehingga disarankan

untuk menggunakan Composite Reliability dalam uji reliabilitas suatu

konstruk. Ukuran yang biasanya digunakan, yaitu nilai Composite

Reliability harus lebih besar dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat

confirmatory dan nilai 0.6-0.7 masih dapat diterima untuk penelitian yang

bersifat exploratory (Ghozali: 2008).

Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif

indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk.

Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada

ukuran konstruk lain, maka menjelaskan bahwa konstuk laten

memprediksi ukuran blok mereka lebih baik dibanding ukuran pada blok

lainnya.

50
Metode lain untuk membandingkan discriminant validity adalah

membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE)

setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya

dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar

daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam

model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.

(Fornell dan Larcker 1981 dalam Ghozali: 2008).

Uji validitas dan uji reliabilitas tidak diperlukan untuk model

pengukuran dengan indikator formatif. Untuk memperoleh signifikasinya

nilai weight harus melalui prosedur resampling (jackknifing atau

bootstrapping). Selain itu, uji multikolonieritas untuk indikator formatif

mutlak diperlukan dengan menghitung nilai Variace Inflation Factor (VIF)

dan lawannya Tolerance. Jika didapat nilai signifikasi weight T-statistik >

1.96 maka dapat disimpulkan bahwa indicator konstruk adalah valid.

Untuk nilai VIF direkomendasikan < 10 atau < 5 dan nilai Tolerance >

0.10 atau > 0.20. Nilai VIF diatas 10 mengindikasikan terdapat multikol.

(Ghozali: 2008).

2. Inner Model

Inner model atau model structural menggambarkan hubungan

kausalitas antar variabel laten yang dibangun berdasarkan substansi teori.

Inner model atau model structural dievaluasi dengan menggunakan R-

square (reabilitas indikator) untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-

square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari

koefisien parameter jalur struktural (koefisien jalur). Dalam menilai model

51
PLS perlu melihat R-square untuk setiap variabel endogen (dependen),

dimana intepretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Hasil R-

square sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk variabel laten endogen

(dependen) dalam model structural mengindikasi bahwa model dikatakan

“baik”, “moderat” dan “lemah”.

Inner model atau model structural juga melihat Q-square predictive

relevance untuk model konstruk. Q-square mengukur seberapa baik nilai

observasi yang dihasilkan oleh model dan estimasi parameternya. Nilai Q-

square lebih dari nol (0) berarti model memiliki nilai observasi (predictive

relevance). Sedangkan nilai Q-square kurang dari nol (0) berarti model

kurang memiliki nilai observasi (predictive relevance). (Ghozali, 2008).

Setelah menghitung Q-square, langkah selanjutnya adalah mengukur

Goodness of Fit (GoF) yang memiliki fungsi untuk memvalidasi

perpaduan antara inner model dan outer model. Goodness of Fit dapat

dihitung dengan formula sebagai berikut:

Tabel 3.1 (Kriteria Penilaian PLS)

Kriteria Penjelasan

Evaluasi Model

Struktural (Inner

Model)

52
R-square untuk variabel Hasil R-square sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19

dependen (endogen) untuk variabel laten endogen (dependen)

dalam model structural mengindikasi bahwa

model dikatakan “baik”, “moderat” dan

“lemah”.

Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi harus signifikan, dapat

diperoleh dengan prosedur bootstrapping.

Q-square predictive Nilai Q-square lebih dari nol (0) berarti

relevance model memiliki nilai observasi (predictive

relevance). Begitu pula, sebaliknya.

Evaluasi Model

Pengukuran Refleksif

(Outer Model)

Loading factor Nilai loading faktor harus diatas 0.70,

ukuran toleransi dengan nilai loading 0.50

sampai 0.60 untuk tahap pengembangan.

Average Variance Nilai average variance extracted (AVE)

Extracted (AVE) harus diatas 0.50

Cronbach’s Alpha Nilai Cronbach’s Alpha harus diatas 0.70

Composite Reliability Nilai Composite Reliability harus diatas 0.7

(confirmatory) dan nilai 0.6-0.7

53
(exploratory)

Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validitas

diskriminan. Diharapkan setiap blok

indikator memiliki loading lebih tinggi

untuk setiap variabel laten yang diukur

dibandingkan dengan indikator untuk

variabel laten lainnya

Evaluasi Model

Pengukuran Formatif

(Outer Model)

Signifikan nilai weight Nilai estimasi untuk model pengukuran

formatif harus signifikan. Dinilai dengan

prosedur bootstrapping

Multikolinieritas Variabel manifest (indikator) dalam blok

harus diuji apakah terdapat multikol. Nilai

Variance Inflation Factor (VIF) diatas 10

mengindikasi terdapat multikol.

(Sumber : Ghozali, 2008)

3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Penentuan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis pada

penelirian ini dengan melihat t-statistik dan R-square. Nilai t-statistik harus

54
lebih besar dibandingkan t-tabel, sesuai dengan jumlah sample digunakan

t-tabel sebesar 1.96 dengan tingkat signifikansi 0.05 (two tail).

E. Analisis Model Persamaan Struktural

Model persamaan structural yang dibangun dalam penelitian ini dari

perumusan masalah dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 (Model Analisis Persamaan Struktural)

F. Operasionalisasi Penelitian

Pengertian operasional menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo

(2003) adalah penentuan contruct sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur. Sedangkan variabel adalah contruct yang di ukur dengan berbagai

macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai

fenomena-fenomena.

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013) adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

55
Peneliti membutuhkan adanya operasional variabel agar dapat

menentukan konsep variabel, indikator, skala dan variabel terkait. Operasional

variabel yang telah dirancang dapat membantu peneliti dalam menguji

hipotesis tentang variabel yang dipilih dengan bantuan statistic secara benar.

Variabel-variabel yang dibahas pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel bebas (Independent)

Sugiono (2013) menyatakan bahwa variabel bebas adalah variabel

yang akan mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah Gaya Hidup (X1), Media

Sosial (X2), Literasi Keuangan (X3) dan Religiusitas (X4).

2. Variabel terikat (dependent)

Menurut Sugiono (2013) variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Konsumtif (Y).

Tabel 3.2 (Operasional Variabel)

NO Variabel Item Indikator Skala

1. Gaya GH_1 Sering menghabiskan waktu untuk Likert

Hidup berbelanja di mall atau melihat 1-5

(X1) media sosial.

GH_2 Memakai produk bermerk yang

dapat mencerminkan status sosial

dan meningkatkan rasa percaya

56
diri.

GH_3 Suka mengikuti trend mode

fashion dan gadget terbaru.

GH_4 Membeli produk untuk menjaga

penampilan dan gengsi di mata

teman.

2. Media MS_1 Aktif menggunakan media sosial Likert

Sosial setiap hari. 1-5

(X2) MS_2 Merasa puas saat memposting

suatu yang membuat saya terlihat

gaul dan keren.

MS_3 Mengetahui akun online shop dari

teman lewat media sosial.

MS_4 Menggunakan media sosial untuk

berinteraksi dengan orang lain.

MS_5 Mengikuti akun untuk melihat

posting-an terbaru suatu produk.

MS_6 Tertarik melihat posting-an

mengenai produk atau tempat yang

sedang ramai di media social

3. Literasi LK_1 Mengalokasikan sebagian uang Likert

Keuang untuk kebutuhan mendatang. 1-5

an (X3) LK_2 Menyukai bacaan tentang

pengelolaan keuangan pribadi.

57
LK_3 Selalu membuat perencanaan

setiap ingin menggunakan uang.

LK_4 Dapat melihat peluang bisnis yang

ada disekitar.

LK_5 Takut terhadap utang dan kredit.

LK_6 Merasa perlu untuk memiliki

asuransi untuk melindungi diri.

4. Religius R_1 Mengedepankan aspek kehalalan Likert

itas dalam keputusan pembelian 1-5

(X4) produk.

R_2 Berusaha menjalankan ajaran

agama sebaik-baiknya (Tolong

menolong, Saling Memaafkan,

Bertanggung Jawab).

R_3 Yakin terhadap ajaran agama

(percaya kepada Allah, Rasul,

Malaikat, Kitab Suci, Qadha &

Qadhar, Hari Akhir).

R_4 Melakukan ibadah secara rutin

(Sholat fardu & sunnah, Puasa

bulan ramadhan & sunnah,

bersedekah, berlaku sopan,

menutup aurat, membaca Al-

Qur’an).

58
5. Perilaku PK_1 Membeli produk apabila disertai Likert

Konsum dengan potongan harga dan 1-5

tif (Y) pemberian hadiah tertentu.

PK_2 Memakai produk karena artis yang

memakai produk tersebut cantik

atau tampan.

PK_3 Membeli produk yang membuat

penampilan saya menjadi terlihat

keren dan fashionable.

PK_4 Merasa bangga ketika

menggunakan produk mahal.

PK_5 Memperhatikan aspek gaya atau

status sosial dalam memutuskan

pembelian produk.

PK_6 Menggunakan lebih dari satu

barang sejenis dengan merek

berbeda.

PK_7 Merasa percaya diri ketika

memakai barang dengan merek

mahal.

Penelitian ini menggunakan skala ordinal. Menurut Ridwan (2007), skala

ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang

yang lebih tinggi sampai jenjang yang terendah atau sebaliknya.

59
Variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan instrumen pengukur

dalam bentuk kuesioner yang berisi pernyataan atau pertanyaan tipe skala

rating.

Skala ratting (Sugiyono, 2013) merupakan data mentah yang diperoleh

berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala

model ratting scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban

kualitatif yang telah disediakan, tapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif

yang telah disediakan. Oleh karena itu, ratting scale ini lebih fleksibel, tidak

terbatas pengukuran sikap tetapi juga bisa mengukur persepsi responden

terhadap fenomena.

Suharsimi Arikunto (2006) juga menyatakan tentang ratting scale

merupakan sebuah pernyataan diikuti oleh jawaban-jawaban yang

menunjukan tingkatan-tingkatan.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ratting scale

(skala bertingkat) adalah alat pengumpul data hasil jawaban responden

terhadap kuesioner penelitian yang memiliki nilai bertingkat dengan

pendekatan skala likert. Ratting scale yang digunakan dalam kuesioner

dilakukan dengan pendekatan skala likert.

Menurutt sugiyono (2010), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.

Skala likert akan menggambarkan setiap masalah variabel yang diteliti

dengan menjabarkan dalam bentuk indikator variabel. Selanjutnya akan

menjadi tolak ukur dengan menyusun item-item instumen berupa pernyataan

60
atau pertanyaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, skala yang digunakan dalam penelitian

ini adalah skala ordinal yang dapat dilihat pada jawaban responden dengan

memberikan nilai untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Selain itu,

skala likert digunakan dalam penelitian ini dengan memiliki 5 tingkatan,

dimana responden bebas untuk memilih jawaban dari tingkatan tersebut.

Tingkatan paling tidak baik (sangat tidak setuju) bernilai 1 sampai tingkat

paling baik (sangat setuju) bernilai 5 atau sebaliknya.

Tabel 3.3 (Penilaian Skala Likert, Sugiono (2010))

No. Keterangan Skor positif Skor negative

1. Sangat setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Ragu-ragu 3 3

4. Tidak setuju 2 4

5. Sangat tidak setuju 1 5

61
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah merupakan universitas negeri yang terletak di

kecamatan Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan, provinsi banten. Sejak

berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tahun 1957, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah berusia 61 tahun.

Selama kurun waktu tersebut, lembaga pendidikan ini telah menjalankan

mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan,

sebagai institusi riset yang mendukung proses pengembangan ilmu dan

pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang terus

mendorong program-program peningkatan kesejahteraan sosial.

Saat ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki 11 fakultas, yaitu

fakultas adab dan humaniora, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi, fakultas

dirasat islamiyah, fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas kedokteran dan ilmu

kesehatan, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, fakultas ilmu tarbiyah dan

keguruan, fakultas psikologi, fakultas sains dan teknologi, fakultas syariah dan

hukum, terakhir adalah fakultas usuluddin.

Sampai tahun akademik 2014/2015, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah

menghasilkan lulusan lebih dari 51.000 orang, terdiri atas Sarjana Strata 1,

Magister (S2), dan Doktor (S3), termasuk Sarjana Muda, Diploma Tiga dan

Diploma Dua. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan

peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau

62
menciptakan ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam

arti yang seluas-luasnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017 sebesar 5.349 mahasiswa. Sampel

mahasiswa yang berhasil diperoleh sebanyak 132 mahasiswa.

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini merupakan bagian

dari kelompok Generasi Y (Generasi Milenial). Hasil Penelitian ini akan

menjadi cerminan bagaimana generasi Y berperilaku dalam mengonsumsi

produk-produk karena telah terjadi perubahan dari segi gaya hidup,

penggunaan media sosial, pemahaman pengelolaan keuangan dan religiusitas

dibandingkan generasi sebelumnya. Saat ini telah ditemukan ciri-ciri dari

generasi Y, yaitu karakteristik dari masing-masing individu berbeda dan

memiliki keunikan tersendiri, sikapnya tergantung dimana mereka dibesarkan,

memiliki pola komunikasi yang lebih terbuka dibanding generasi sebelumnya

dan menjadi pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya dipengaruhi

oleh adanya perkembangan teknologi, memiliki pemikiran yang lebih terbuka

dalam pandangan politik dan ekonomi, berani mengutarakan pendapat dan

memiliki perhatian lebih terhadap kekayaan.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu untuk disajikan guna menggambarkan

kondisi responden yang memberikan jawaban berupa data untuk penelitian

ini sehingga dapat memberikan informasi tambahan untuk memahami hasil

63
penelitian. Untuk gambaran mengenai karakteristik responden sebagai

berikut:

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

20 tahun 17 tahun
14% 2%
18
tahun
33%
19
tahun
51%

Sumber: data primer diolah (2018)

Gambar 4.1 (Usia Responden)

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukan responden yang memiliki usia

17 tahun sebesar 2%, persentase responden yang memiliki usia 18 tahun

sebesar 33%, persentase responden yang memiliki usia 19 tahun sebesar

51% dan jumlah responden yang memiliki usia 20 tahun sebesar 14%.

Sehingga sebagian besar responden memiliki usia 19 tahun dengan

persentase 51%.

b. Karakteristik responden berdasarkan gender

Gambar 4.2 (Gender Responden)

laki-laki
30%

perempu
an
70%

Sumber: data primer diolah (2018)

64
Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukan dari 132 responden yang berada

di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, sebesar 30% memiliki gender

laki-laki dan sebesar 70% yang memiliki gender perempuan. Sehingga

mayoritas responden yang diteliti memiliki gender perempuan dengan

persentase sebesar 70%.

c. Karakteristik responden berdasarkan asal fakultas

Gambar 4.3 (Asal Fakultas Responden)

Fakultas Sains dan Teknologi


Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Fakultas Psikologi
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Fakultas Adab dan Humaniora
Fakultas Ushuluddin
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Fakultas Dirasat Islamiyah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan

4%
9% 7%

8%

27% 8%

4%
5%

11%
3% 14%

(Sumber: data primer diolah (2018))

65
Berdasarkan Gambar 4.3, menunjukan asal fakultas responden yang

diteliti. Responden yang berasal dari fakultas sains dan teknologi sebesar

7%, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi sebesar 4%, fakultas psikologi

sebesar 8%, fakultas syariah dan hukum sebesar 8%, fakultas adab dan

humaniora sebesar 4%, fakultas usuluddin sebesar 5%, fakultas ilmu sosial

dan ilmu politik sebesar 11%, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan sebesar

14%, fakultas dirasat islamiyah sebesar 3%, fakultas ekonomi dan bisnis

sebesar 27%, dan terakhir fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan sebesar

9%. Sehingga asal fakultas yang memiliki responden paling besar adalah

fakultas ekonomi dan bisnis.

d. Karakteristik responden berdasarkan jatah uang bulanan

Gambar 4.4 (Jatah Uang Bulanan Responden)

dibawah Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000
diatas Rp 2.000.000

(Sumber: data primer diolah (2018))

Gambar 4.4 menunjukan dari 132 responden yang berada di

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, sebesar 52% responden memiliki

jatah uang bulanan dibawah Rp 1.000.000, lalu persentase responden yang

memiliki jatah uang bulanan Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000 sebesar

43% dan persentase responden yang memiliki jatah uang bulanan diatas

Rp 2.000.000 sebesar 5%. Sehingga mayoritas responden yang diteliti

66
memiliki jatah uang bulanan dibawah Rp 1.000.000 dengan persentase

sebesar 52%.

2. Uji Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini menggunakan model Stuctural Equation Modelling

(SEM) berbasis varian (Partial Least Square), dimana SEM-PLS ini

bertujuan untuk menguji hubungn prediktif antar konstruk dengan melihat

apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk yang tertulis pada

bagian hipotesis penelitian. Software yang digunakan dalam penelitian ini

adalah SmartPLS versi 3.0.

Gambar 4.5 (Hasil SmartPLS 3.0)

(Sumber: diolah oleh SmartPLS (2018))

Pada gambar 4.5 menunjukan hasil penelitian dari masing-masing

variabel yang memiliki indikator, yaitu gaya hidup (3 indikator), media

sosial (5 indikator), literasi keuangan (4 indikator), religiusitas (4

indikator) dan perilaku konsumtif (8 indikator). Indikator tersebut berupa

pernyataan dalam kuesioner yang dapat menggambarkan setiap

67
variabelnya. Arah panah antara indikator dengan konstruk laten adalah

menuju konstuk yang menunjukan bahwa penelitian menggunakan

indikator formatif yang bersifat mendefinisikan karakteristik atau

menjelaskan konstruk.

3. Hasil Uji Pengukuran Model (Outer Model)

Terdapat kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data dengan

SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,

Discriminant Validity, dan Reliability.

a. Hasil Convergent Validity

Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator

dinilai berdasarkan korelasi antara item score (variabel manifest) dengan

construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran dapat dikatakan

berkorelasi tinggi ketika nilai loading factor lebih dari 0.70 dengan

konstruk yang ingin diukur. Penelitian tahap awal dari pengembangan

mendapatkan ukuran toleransi yaitu nilai loading 0.50 sampai 0.60

dianggap cukup. hasil output dari convergent validity dapat dilihat di

bawah ini.

Tabel 4.1 (Hasil Outer Loading)

0.651 0.795
GH_1  X1 Gaya Hidup MS_1  X2 Media Sosial
0.618 0.690
GH_2  X1 Gaya Hidup MS_2  X2 Media Sosial
0.885 0.713
GH_3  X1 Gaya Hidup MS_3 X2 Media Sosial
0.768 0.631
GH_4  X1 Gaya Hidup MS_4  X2 Media Sosial

68
0.786 0.920
MS_5  X2 Media Sosial R_3  X4 Religiusitas
0.754
0.812 R_4  X4 Religiusitas
MS_6  X2 Media Sosial 0.673
0.698 PK_1  Y Perilaku Konsumtif
LK_1  X3 Literasi Keuangan 0.700
0.756 PK_2  Y Perilaku Konsumtif
LK_2  X3 Literasi Keuangan 0.796
0.753 PK_3  Y Perilaku Konsumtif
LK_3  X3 Literasi Keuangan 0.790
0.690 PK_4  Y Perilaku Konsumtif
LK_4  X3 Literasi Keuangan 0.810
0.689 PK_5  Y Perilaku Konsumtif
LK_5  X3 Literasi Keuangan 0.617
0.735 PK_6  Y Perilaku Konsumtif
LK_6  X3 Literasi Keuangan 0.586
0.880 PK_7  Y Perilaku Konsumtif
R_1  X4 Religiusitas
0.808
R_2  X4 Religiusitas
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai loading factor dalam setiap

konstruk lebih dari nilai loading factor yang disarankan, yakni > 0.50.

indikator dianggap valid apabila memperlihatkkan seluruh outer loading

dimensi variabel memiliki nilai outer loading > 0.50. (Chic dalam Ghozali,

2008).

Nilai indikator yang paling rendah ada pada indikator PK_7 dengan nilai

sebesar 0.586 dan indikator yang memilikin nilai tertinggi R_3 sebesar

0.920, maka indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid atau memenuhi

uji convergent validity.

b. Hasil Discriminant Validity

Discriminant validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap

konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel

69
lainnya. Model mempunyai Discriminant validity yang baik jika setiap

nilai loading yang paling besar dengan nilai loading yang lain terhadap

variabel laten lainnya. Hasil uji discriminant validity dengan output

sebagai berikut :

Tabel 4.2 (Hasil Discriminant Validity)

X1 Gaya X2 Media X3 Literasi X4 Y Perilaku


Hidup Sosial Keuangan Religiusitas Keuangan

0.651 0.476 -0.207 0.066 0.376


GY_1
0.618 0.161 -0.058 -0.172 0.286
GY_2
0.885 0.546 -0.307 -0.068 0.556
GY_3
0.768 0.311 -0.162 0.032 0.362
GY_4
0.458 0.795 -0.542 0.171 0.536
MS_1
0.455 0.690 -0.373 -0.008 0.526
MS_2
0.311 0.713 -0.430 0.085 0.479
MS_3
0.271 0.631 -0.652 0.284 0.320
MS_4
0.417 0.786 -0.507 -0.103 0.541
MS_5
0.436 0.812 -0.558 0.057 0.601
MS_6
-0.058 -0.442 0.698 -0.303 -0.223
LK_1
-0.153 -0.439 0.756 -0.209 -0.372
LK_2
-0.101 -0.373 0.753 -0.346 -0.219
LK_3
-0.172 -0.399 0.690 -0.216 -0.280
LK_4
-0.106 -0.478 0.689 -0.287 -0.303
LK_5
-0.389 -0.637 0.735 -0.239 -0.529
LK_6

70
0.011 0.047 -0.307 0.880 -0.103
R_1
-0.024 0.158 -0.375 0.808 -0.066
R_2
-0.057 0.050 -0.272 0.920 -0.159
R_3
-0.106 0.129 -0.362 0.754 -0.039
R_4
0.344 0.668 -0.653 0.083 0.673
PK_1
0.272 0.431 -0.204 -0.198 0.700
PK_2
0.458 0.604 -0.408 0.009 0.796
PK_3
0.495 0.465 -0.252 -0.159 0.790
PK_4
0.357 0.463 -0.328 -0.153 0.810
PK_5
0.446 0.421 -0.300 -0.180 0.617
PK_6
0.398 0.284 -0.181 -0.137 0.586
PK_7

(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua nilai loading factor untuk

setiap indikator dari masing-masing variabel laten memiliki nilai loading

factor yang paling besar dibanding nilai loading jika dihubungkan dengan

variabel laten lain. Hal ini berarti bahwa setiap laten memiliki discriminant

validity yang baik. Dengan demikian, setiap indikator memprediksi pada

blok konstruk mereka sendiri dibandingkan dengan indikator memprediksi

pada blok konstruk yang lain.

Kemudian akan dilakukan metode lain dalam melihat discriminant

validity adalah dengan melihat nilai square root of average extracted

(AVE). Nilai AVE yang disarankan agar dapat dikatakan memenuhi syarat

71
uji discriminant validity adalah lebih dari 0.5. Dengan output sebagai

berikut :

Tabel 4.3 (Hasil Average Variance Extracted (AVE))

AVE

0.545
Gaya Hidup
0.549
Media Sosial
0.519
Literasi Keuangan
0.711
Religiusitas
0.511
Perilaku Konsumtif

(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)

Dari table 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai AVE dari setiap

konstruk lebih dari 0.5 yakni gaya hidup memiliki nilai 0.545, media sosial

memiliki nilai 0.549, literasi keuangan memiliki nilai 0.519, religiusitas

memiliki nilai 0.711, serta perilaku konsumtif memiliki nilai 0.511.

Demikian dapat dinyatakan bahwa konstruk ini memenuhi uji discriminant

validity.

c. Hasil Reliability

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilihat dari nilai cronbach’s Alpha

dan nilai composite reliability. Agar dapat dinyatakan memenuhi uji

reliabilitas nilai composite reliability yang disarankan harus lebih dari

0.60 sampai 0.70 untuk pengembangan penelitian dan nilai cronbach’s

Alpha lebih dari 0.70. Hasil output dari uji reliabilitas sebagai berikut:

72
Tabel 4.4 (Hasil cronbach’s Alpha dan Composite Reability)

cronbach’s Alpha Composite Reliability

0.718 0.824
Gaya Hidup
0.835 0.879
Media Sosial
0.822 0.866
Literasi Keuangan
0.877 0.907
Religiusitas
0.838 0.878
Perilaku Konsumtif

(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s Alpha dari

setiap konstruk sangat baik yakni diatas 0.70 dengan Gaya Hidup sebesar

0.718, Media Sosial 0.835, Literasi Keuangan 0.822, Religiusitas 0.877,

dan Perilaku Konsumtif sebesar 0.838, sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua indikator konstruk adalah reliabel atau memenuhi uji reliabilitas .

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai composite reliability

dari setiap konstruk sangat baik yakni diatas 0.70 dengan Gaya Hidup

sebesar 0.824, Media Sosial 0.879, Literasi Keuangan 0.866, Religiusitas

0.907, dan Perilaku Konsumtif sebesar 0.878, Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua indikator konstruk adalah reliabel atau

memenuhi uji reliabilitas.

Dapat dilihat juga bahwa nilai composite reliability lebih tinggi untuk

semua konstruk dibandingkan dengan nilai cronbach’s alpha. Hal ini juga

memperkuat penelitian bahwa konstruk dalam penelitian ini memenuhi uji

reliabilitas.

73
4. Hasil Uji Model Struktural (Inner Outer)

Inner model atau model structural dievaluasi dengan menggunakan R-

square (reabilitas indikator) untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-

square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari

koefisien parameter jalur struktural (koefisien jalur).

Gambar 4.6 (Model Struktural Hasil Bootstrapping)

(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS (2018))

a. Hasil R-square (R2)

Nilai R-square digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan

variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R-

square berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang

diajukan.

74
Tabel 4.5 (Nilai R-square)

R-Square (R2)

0.562
Perilaku Konsumtif

(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)

Pada penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yang

dipengaruhi oleh variabel dependen lainnya, yaitu variabel gaya hidup,

media sosial, literasi keuangan dan religiusitas. Pada tabel 4.5 menunjukan

nilai R-square untuk variabel perilaku konsumtif diperoleh sebesar 0.562.

Hasil ini menunjukan bahwa variabel gaya hidup, media sosial, literasi

keuangan dan religiusitas secara simultan mampu menjelaskan variabel

perilaku konsumtif sebesar 56.2%, sisanya 43,8% diterangkan oleh

variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model.

b. Goodness of Fit (Gof)

Goodness of Fit berguna untuk memvalidasi mode secara keseluruhan

maka dapat dilihat dari goodness of fit (Gof) absolute. Nilai Gof ini

terbentang antara 1-0 dengan interpretasi nilainya adalah 0.1 (Gof kecil),

0.25 (Gof moderat), dan 0.36 (Gof besar) (Yamin, 2011).

Yang mana rumus untuk Gof absolute adalah :

75
Tabel 4.6 (Nilai Rata-Rata Communalities)

Original sampel KUADRAT


(O)
0.651 0.423
GH_1  X1 Gaya Hidup
0.618 0.381
GH_2  X1 Gaya Hidup
0.885 0.783
GH_3  X1 Gaya Hidup
0.768 0.589
GH_4  X1 Gaya Hidup
0.795 0.632
MS_1  X2 Media Sosial
0.690 0.476
MS_2  X2 Media Sosial
0.713 0.508
MS_3  X2 Media Sosial
0.631 0.375
MS_4  X2 Media Sosial
0.786 0.617
MS_5  X2 Media Sosial
0.812 0.659
MS_6  X2 Media Sosial
0.698 0.487
LK_1  X3 Literasi Keuangan
0.756 0.571
LK_2  X3 Literasi Keuangan
0.753 0.567
LK_3  X3 Literasi Keuangan
0.690 0.476
LK_4  X3 Literasi Keuangan
0.689 0.474
LK_5  X3 Literasi Keuangan
0.735 0.540
LK_6  X3 Literasi Keuangan
0.880 0.774
R_1  X4 Religiusitas
0.808 0.652
R_2  X4 Religiusitas
0.920 0.846
R_3  X4 Religiusitas
0.754 0.568
R_4  X4 Religiusitas
0.673 0.452
PK_1  Y Perilaku Konsumtif

76
0.700 0.490
PK_2  Y Perilaku Konsumtif
0.796 0.633
PK_3  Y Perilaku Konsumtif
0.790 0.624
PK_4  Y Perilaku Konsumtif
0.810 0.656
PK_5  Y Perilaku Konsumtif
0.617 0.380
PK_6  Y Perilaku Konsumtif
0.586 0.343
PK_7  Y Perilaku Konsumtif
14.976
TOTAL
0.554
RATA-RATA

Nilai com bergaris atas adalah rata-rata communalities, nilai

communalities didapatkan dari nilai loading faktor yang dikuadratkan.

Nilai R2 bergaris atas adalah rata-rata nilai R2. Berdasarkan perhitungan,

didapatkan nilai rata-rata communalities sebesar 0.554; sedangkan nilai

rata-rata R2 adalah 0.562; sehingga

= 0.557 (Gof Besar)

c. Hasil Q-square

Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh

model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap mempunyai

nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-square lebih besar dari

0 (nol). Besaran Q-square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, model

semakin baik jika nilai Q-square mendekati 1. Nilai Q-square diperoleh

dari:

Q2 = 1 – (1 – R12)

= 1 – (1 – 0.562) = 1 – (0.438) = 0.562

77
Hasil perhitungan Q-Square pada penelitian ini 0.562 yang berarti

bahwa 56.2% variabel independen layak untuk menjelaskan variabel

dependen yaitu perilaku konsumtif.

5. Hasil Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis dengan melihat

hasil uji T dan nilai R-square (R2). Kriteria penerimaan dan penolakan

hipotesis yang digunakan dalam penelitian menggunakan uji T dan melihat

besaran nilai R-square Adjusted (R2).

a. Uji T-statistik

Hipotesis dalam penelitian dapat diterima jika nilai t hitung (t-

statistik) lebih dari t table pada tingkat kesalahan 1.96. berikut ini

merupakan nilai dari t hitung (t-statistik) berdasarkan path coefficient yang

dihasilkan dari analisis:

Tabel 4.7 (Hasil Uji T)

Original T- P-
sampel statistik values

0.259 3.496 0.001


Gaya Hidup  Perilaku Konsumtif
0.422 4.199 0.000
Media Sosial  Perilaku Konsumtif
-0.222 2.295 0.022
Literasi Keuangan  Perilaku
Konsumtif
-0.236 2.330 0.020
Religiusitas  Perilaku Konsumtif

(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)

78
Pengujian hipotesis pertama H1 yang menyatakan ada pengaruh

positif antara gaya hidup terhadap perilaku konsumtif. Dapat dilihat dalam

table 4.6 bahwa t-statistik gaya hidup sebesar 3.496 dan p value untuk

gaya hidup sebesar 0.001, keduanya telah lebih dari pada tingkat t tabelnya

yaitu 1.96 dan telah memenuhi nilai signifikan dibawah 5% atau 0.05.

Dengan hasil terserbut, maka hipotesis pertama pada penelitian ini H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap perilaku konsumtif.

Pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa H1 ada pengaruh

positif antara media sosial terhadap perilaku konsumtif. Dari nilai

koefisien path media sosial pada tabel 4.6 didapatkan sebesar t-statistik

4.199 dengan p value 0.000. Demikian hipotesis kedua pada penelitian ini

H1 diterima karena nilai t-statistik media sosial lebih besar dari t-tabel dan

nilai p value juga lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05, artinya pada

penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa angkatan 2017

menjadikan media sosial memiliki pengaruh dalam berperilaku konsumtif.

Untuk pengujian hipotesis ketiga H1 yang menyatakan ada pengaruh

negatif antara literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif. Dapat dilihat

dalam table 4.6 bahwa t-statistik literasi keuangan sebesar 2.295 dan p

value untuk literasi keuangan sebesar 0.022, keduanya telah lebih dari

pada tingkat t tabelnya yaitu 1.96 dan telah memenuhi nilai signifikan

dibawah 5% atau 0.05.

79
Dengan hasil terserbut, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap perilaku konsumtif.

Pengujian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa H1 ada

pengaruh negatif antara religiusitas terhadap perilaku konsumtif. Dari nilai

koefisien path religiusitas pada tabel 4.6 didapatkan sebesar t-statistik

2.330 dengan p value 0.020. Demikian hipotesis keempat pada penelitian

ini H1 diterima karena nilai t-statistik religiusitas lebih besar dari t-tabel

dan nilai p value juga lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa religiusitas memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap perilaku konsumtif..

b. Uji R-Square Adjusted (R2)

Uji hipotesis selanjutnya dilakukan dengan melihat besaran nilai R-

Square Adjusted (R2). Menurut Ghozali (2008) menyatakan bahwa apabila

nilai R-Square Adjusted (R2) sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk variabel

laten endogen (dependen) dalam model structural mengindikasi bahwa

model dikatakan “baik”, “moderat” dan “lemah”.

Tabel 4.8 (Hasil R-Square Adjusted (R2))

R-Square Adjusted (R2)

0.562
Perilaku Konsumtif

(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)

Tabel diatas menunjukan nilai R-Square Adjusted (R2) pada penelitian

ini adalah 0.562 yakni lebih besar dari 0.33, hal ini menunjukan bahwa

80
model dalam penelitian ini moderat. Nilai R-Square Adjusted (R2)

variabel perilaku konsumtif sebesar 0.562 yang artinya variabel gaya

hidup, media sosial, literasi keuangan, religiusitas mampu menjelaskan

pengaruhnya terhadap variabel perilaku konsumtif sebesar 56,2%

sedangkan 43,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

C. Pembahasan

Setelah melewati proses pengujian model, berikut ini akan dibahas analisis

sesuai hipotesis yang telah dirumuskan pad bagian sebelumnya.

1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Gaya Hidup

berpengaruh positif terhadap Perilaku Konsumtif pada mahasiswa UIN

Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar 3.496 dan p value

sebesar 0.001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa H0 ditolak

yaitu adanya pengaruh positif Gaya hidup terhadap perilaku konsumtif

pada mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

krisdiantoro, D., Susanto, dan Maryati T. (2016) juga menunjukan bahwa

Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif, hal ini

menunjukan bahwa semakin tinggi gaya hidup seorang, maka semakin

tinggi pula perilaku konsumtif nya. Kesimpulan yang dapat diambil dari

hasil penelitian ini adalah bahwa kebiasaan gaya hidup dikalangan

generasi Y telah mengalami perubahan dalam waktu yang relatif singkat

dan cenderung berlebihan (mewah) seiring berkembangnya teknologi

81
informasi seperti transaksi penjualan berbagai kebutuhan fashion maupun

gadget melaui media internet dan munculnya pusat perbelanjaan dan

hiburan (Mall dan Bioskop). Generasi Y lebih memfokuskan pada

konsumsi barang prestise, dimana hukum permintaan dan penawaran tidak

berlaku karena gaya hidup yang tinggi menuntut pembelian yang implusif

serta mahal guna meningkatkan percaya diri dan gengsi. Selain itu, para

produsen produk saat ini melihat peluang dari gaya hidup generasi Y yang

cenderung sering melakukan transaksi sehingga mereka berani dalam

memproduksi dalam jumlah banyak. Perubahan perilaku konsummtif

tentang gaya hidup yang telah terlanjur dirasakan dapat diimbangi dengan

adanya gaya hidup produktif dengan mencoba menjadi produsen yang

memenuhi pola konsumsi dari generasi Y itu sendiri, adanya perubahan

paradigma dapat menciptakan ide-ide kreatif dalam berbisnis.

2. Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Media Sosial

berpengaruh positif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa UIN

Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar 4.199 dan p value

sebesar 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa H0 ditolak

yaitu adanya pengaruh positif Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif

pada Mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hidayat, Punia dan Kebayantini (2018) juga menunjukan bahwa Media

Sosial berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Konsumtif, hal ini

menunjukan bahwa semakin tinggi penggunaan Media Sosial maka

82
semakin tinggi pula perilaku konsumtif nya. Kesimpulan yang dapat

diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa media sosial dapat

menimbulkan kepuasan tersendiri di kalangan generasi Y terkhusus

mahasiswa dengan mendatangi suatu tempat yang muncul di media sosial

dan sekedar bersantai menghabiskan kuota internet untuk memamerkan

kehidupan di dunia maya. Selain itu, media sosial menjadi jembatan antara

generasi Y dan pihak produsen dalam menyampaikan keinginannya

(mengekspresikan diri) sehingga generasi Y akan dimanjakan dengan

adanya produksi barang-barang yang memenuhi selera serta meningkatkan

rasa percaya diri mereka. Generasi Y dapat berperan aktif sebagai

produsen dan reseller dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial

secara produktif karena kemudahan teknologi yang dikuasai generasi

milenial. Penggunaan media sosial sebagai tempat pemasaran dapat

menarik pelanggan dengan adanya fasilitas yang tersedia, daya saing yang

tinggi serta kemudahan mengakses, berinteraksi dan popularitas dari media

sosial yang digunakan.

3. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Literasi

Keuangan berpengaruh negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada

mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar -

2.295 dan p value sebesar 0.022. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesa H0 ditolak yaitu adanya pengaruh Literasi Keuangan terhadap

perilaku konsumtif pada mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.

83
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mawo, Thomas dan Sunarto (2017) juga menunjukan bahwa Literasi

Keuangan secara parsial berpengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif

pada siswa SMAN 1 Kota Bajawa. Besar pengaruh literasi keuangan

terhadap perilaku konsumtif adalah 1.77%. Kesimpulan yang dapat

diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa seorang harus dapat

mengerti tentang literasi keuangan agar timbul kepekaan dalam berbagai

situasi keuangan, seperti peka terhadap peluang bisnis serta paham bahwa

tabungan dan asuransi penting untuk persiapan dimasa depan yang lebih

sejahtera. Selain itu, generasi milenial harus paham bahwa investasi lebih

baik ketika inflasi tinggi dibandingkan menggunakan tabungan yang akan

ikut tergerus inflasi, sedangkan investasi akan menciptakan nilai tambah.

Berbeda dengan seorang yang pemahaman literasi keuangannya rendah

akan sering mengalokasikan pendapatannya pada hal-hal yang kurang

produktif, melakukan pembelian secara berlebihan, sedikit tabungan serta

kehilangan kesempatan dalam berinvestasi. Oleh karena itu generasi Y

harus mendapatkan pembelajaran tentang kebiasaan apa saja yang

produktif dilakukan untuk menjadi konsumen yang lebih selektif dalam

melakukan kegiatan konsumsi sehingga dapat melihat nilai tambah pada

setiap barang atau transaksi.

4. Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Religiusitas

berpengaruh negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada mahasiswa UIN

Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar 2.330 dan p value

84
sebesar 0.020. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa H0 ditolak

yaitu adanya pengaruh negatif Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif

pada mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yustati, H. (2015) juga menunjukan bahwa Religiusitas berpengaruh

signifikan terhadap Perilaku Konsumtif, hal ini menunjukan bahwa

semakin tinggi tingkat religiusitas maka akan semakin rendah tingkat

konsumerisme mahasiswa. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

penelitian ini adalah bahwa religiusitas diiringi oleh adanya keyakinan

yang tertulis lalu di ucapkan serta diimplementasikan dalam kehidupan

akan membuat seorang dapat mengontrol perilaku dalam mengonsumsi.

Mahasiswa sebagai generasi Y yang sedang mencari jati diri diharuskan

untuk mencari tahu dan memahami ajaran agama agar takut akan dosa dan

paham bahwa konsumtif menjadi bahagia jika dilihat dari pemenuhan

secara emosional tetapi tidak sejalan dalam nilai dan norma agama.

penerapan aturan agama menjadi penting untuk mengisi kekosongan

spiritual yang sempat terjadi guna menumbuhkan sikap dengan nilai

kemanusiaan, moral dan etika. Adanya perubahan perilaku konsumif lewat

religiusitas dapat dilakukan secara pasif dan aktif, aktif disini memiliki arti

lebih produktif dalam pengaplikasiannya. Rasulullah merupakan seorang

pengusaha sejati yang dapat dijadikan acuan bagi generasi Y untuk

menjadi pembisnis, selain itu jiwa berbisnis yang amanah, jujur dan

semangat dalam berbisnis harus menjadikan generasi Y menjadi lebih

produktif.

85
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa Gaya Hidup berpengaruh signifikan

secara positif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa UIN Jakarta

Angkatan 2017. Artinya gaya hidup memiliki pengaruh besar terhadap

sikap dan tindakan mahasiswa angkatan 2017 dalam berperilaku

konsumtif. Faktor kegiatan,ketertarikan akan suatu hal dan adanya opini

tentang apa yang ada disekitarnya menjadi tolak ukur mahasiswa dalam

berperilaku sesuai lingkungan yang telah mereka observasi atau teliti.

2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Media Sosial berpengaruh

signifikan secara positif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa

UIN Jakarta Angkatan 2017. Artinya media sosial memberikan porsi besar

untuk mendorong timbulnya perilaku konsumtif pada mahasiswa karena

media sosial melibatkan mereka dengan cara mengamati dan

menggunakan fasilitas yang tersedia untuk melihat kehidupan dunia maya

atau dunia digital era ini. Media sosial menjadi tempat berkumpulnya

informasi yang dengan cepat dapat tersebar pada setiap penggunanya yang

menimbulkan gaya hidup baru dalam berperilaku konsumtif karena

dianggap penting untuk mengikuti tren saat ini.

3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Literasi Keuangan berpengaruh

signifikan secara negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa

86
UIN Jakarta Angkatan 2017. Artinya pemahaman tentang pengelolaan

uang harus diberikan kepada setiap mahasiswa supaya tidak menghabiskan

uang hanya dengan alasan keinginan, bukan adanya kebutuhan. Seorang

paham akan literasi keuangan berarti mampu untuk melihat adanya

peluang bisnis, paham akan pentingnya asuransi karena dapat menolong

keuangan diwaktu tak terduga dan pemahaman lainnya yang dapat

menghilangkan jiwa berlebihan dalam pemenuhan keinginan.

4. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Religiusitas berpengaruh

signifikan secara negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa

UIN Jakarta Angkatan 2017. Artinya Religiusitas dapat menghindari

seorang dari sifat boros (konsumtif) dengan adanya kualitas dalam

pemahaman agamanya. Adanya religiusitas dapat menjadikan seorang

paham tentang nilai dan norma dalam agama sehingga mengerti bahwa

perbuatan yang berlebihan tidak sesuai dengan ajaran agama yang diyakini

tersebut.

87
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis mencoba

menyampaikan saran yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat,

diantaranya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain karena hasil

yang didapat masih terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi

perilaku konsumtif. serta, diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan

menambah periode waktu agar jumlah data yang dihasilkan lebih mewakili

populasi dan mendapatkan hasil yang lebih baik serta memberikan manfaat

berupa pengertahuan dan rujukan mengenai Gaya Hidup, Media Sosial,

Literasi Keuangan, Religiusitas dan Perilaku Konsumtif selanjutnya.

2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat menanami pembelajaran dari literasi

keuangan dan nilai keagamaan sehingga tidak berperilaku konsumtif. Hal

ini dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup hemat dan

sederhana seperti tidak terlalu sering makan di restaurant mewah dan

berbelanja barang mewah dan memaksakan diri untuk membeli sesuatu

apabila uang yang dimiliki tidak mencukupi dan membuat anggaran

belanja dari setiap pendapatan yang diterima. Usahakan untuk

menggunakan waktu sebaik mungkin dan menghindari bermain ponsel

terlalu lama sehingga dapat menghemat kuota dan pengeluaran.

3. Bagi orang tua diharapkan dapat mendidik anak untuk mengatur keuangan

sang anak dan diharapkan untuk selalu memberikan nasihat serta batasan

waktu untuk kegiatan diluar rumah agar gaya hidup serta perilaku tetap

dapat dikontrol.

88
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Willy. dan Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS)-alternatif


structural Equation Modeling (SEM) dalam penelitian bisnis. Yogyakarta : cv
Andi Offset.
Achmad, Laila, “Generasi Milenial – Generasi Konsumtif, Gila Internet, Tapi
Juga Inovatif” (29 Maret 2016), https://www.youthmanual.com/post/sudut-
pandang/generasi-milenialgenerasi-konsumtif-gila-internet-tapi-juga-inovatif,
(Diakses 2 Februari)
Agustina. (2016). Analisis Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Sikap
Konsumerisme Remaja di SMA Negeri 3 Samarinda. eJournal Ilmu
Komunikasi Vol. 4 No.3 Hal: 402-412.
Ahda Syamila, “Saat Perilaku Konsumtif Menjadi Budaya Remaja” (20 Desember
2014), https://www.kompasiana.com/www.ahdasyamil.com/saat-perilaku-
konsumtif-menjadi-budaya-remaja_54f92016a33311f8478b4b84, (diakses 2
Februari).
Alma, A. F. (2018). Sumbangan Paradigma Thomas S. Kuhn dalam Ilmu dan
Pendidikan (Penerapan Metode Problem Based Learning dan Discovery
Learning). E-Journal IAIN Surakarta Vol.3 No.1, Januari-Juni 2018.
Ariadi, R., Malelak, M.I. & Astuti D. (2015). Analisis Hubungan Financial
Literacy dan Demografi dengan Investasi, Saving dan Konsumsi. Jurnal
FINESTA Vol. 3 No. 1 hal:7-12.
Bashir, S., Zeeshan, M., Sabbar, Hussain & Sarki, I.H. (2013). Impact of Cultural
and Life Style on Impluse Buying Behaviour: A Case Study of Pakistan.
International Review of Management and Business Research Vol. 2 Issue. 1
March 2013.
Boyd, D. M, Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and
scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article 11.
Braindilog Sociology, “Perilaku Konsumtif dan Tren Shopaholic pada Mahasiswa
di Indonesia” (19 September 2017),
http://www.braindilogsociology.or.id/2017/09/perilaku-konsumtif-dan-tren-
shopaholic.html, (Diakses 2 Februari)
Chatijah, S. & Purwadi. (2007). Hubungan antara Religiusitas dengan Sikap
Konsumtif Remaja. Jurnal HUMANITAS Vol 4 No 2 Agustus 2007.
Halim, D.K., (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Hariyono, Pulyadi, (2015). Hubungan Gaya Hidup dan Konformitas dengan
Perilaku Konsumtif pada Remaja (Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Samarinda). eJournal Psikologi Vol 3 No 2.

89
Herawati, N.S. (2015) Pengaruh Literasi Kuangan dan Faktor Demografi terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswa Binus di Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Surabaya.
Hasibuan, N.M. (2017). Peran Religiusitas terhadap Pola Konsumsi Masyarakat
Muslim Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Majelis Ta’lim Masjid
Nursa’id Villa Citra Bandar Lampung). Thesis UIN Raden Intan Lampung.
Hidayat, T.B.W., Punia, I.N. & Kebayantini, L.N.L. (2018). Peran Media Sosial
terhadap Perilaku Konsumtif Kaum Remaja di Desa Tegal Kertha, Kecamatan
Denpasar Barat, Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Sosiologi (SOROT) Vol. 1 No.
1 Februari 2018.
Ibnu Hajar Ulinnuha, “Fintech dan Perilaku Keuangan Generasi Milenial “ (14
Februari 2017),
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/02/14/090100326/.fintech.dan.perilaku
.keuangan.generasi.milenial, (diakses 2 Februari 2018)
Imawati & Susilaningsih. (2013). Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku
Konsumtif Remaja pada Program IPS SMAN 1 Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013. JUPE UNS Vol.2 No. 1 Hal 48-58.
Insumar, Y.P. (2014). Hubungan antara Gaya Hidup dan Kelas Sosial dengan
Perilaku Konsumtif pada Remaja di SMA Trimurti Surabaya. Character:
Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 3 No. 2.
Irmasari, D. (2010). Dampak Positif dan Negatif dari Perilaku Konsumtif.
Ringkasan Skripsi. Available: http://gunadarma.ac.id/.
Jumiati. (2009). Perubahan Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Akibat Perkembangan Value Added Telepon
Seluler (HP). Skripsi S1 : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kasali, Rhenald. (1999). “Management Public Relations”. Jakarta: Penerbit
Grafiti.
Kresdiato, Dwi. (2014). Hubungan Gaya Hidup Hedonis dengan Perilaku
Konsumtif Fashion Pakaian Mahasiswi di Fakultas Psikologi UIN Maliki
Malang. Skripsi S1 : Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang.
Krisantiyana & Ispurwanto. (2015). Hubungan Harga Diri dengan Perilaku
Konsumtif pada Remaja Putri dalam Berbelanja Online Produk Fashion. Binus
Higher Education (Library & Knoledge Center).
Krisdiantoro, D., Susanto & Maryati T. (2016). Pengaruh Iklan Online,
Konformitas dan Gaya Hidup tehadap Perilaku Konsumtif (Studi pada
mahasiswa fakultas ekonomi universitas muhammadiyah Yogyakarta).
Magister Manajemen: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lee, Ethal. (2013). Impact Of Sosial Media On Consumer Behavior. Bachelor of
Business Administration (BBA) TURKU UNIVERSITY OF APPLIED
SCIENCES 2013.

90
Mawo, T., Thomas, P., Sunarto, S. (2017). Pengaruh Literasi Keuangan, Konsep
Diri dan Budaya terhadap Perilaku Konsumtif Siswa SMAN 1 Kota Bajawa.
Journal of Economic Education vol.6 no.1.
Miranda, Sofia. (2017). Pengaruh Instagram Sebagai Media Online Shopping
Fashion terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas RIAU. JOM FISIP Vol 4 No 1, Februari 2017.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2002). Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Muflih, Muhammad. (2006). Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi
Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurachma, Y.A., (2017). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Kelompok
Teman Sebaya dan Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif pada
Siswa Kelas XI IPS SMA Kesatrian 1 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
Economic Education Analysis Journal Vol. 6 No.2.
Ollie. (2008). Panduan Praktis Mendesain Template Joomla. Jakarta: Mediakita.
Panwati. (2013). Mayarakat Konsumeris Menurut Konsep Pemikiran Jean
Baudrillard. Program Studi Sastra Prancis, FIB UIN 2013.
Patricia, N,L. dan Handayani, S. (2014). Pengaruh Gaya Hidup Hedonis terhadap
Perilaku Konsumtif pada Pramugari Maskapai Penerbangan “X”. Jurnal
Psikologi Volume 12 Nomor 1, Juni 2014.
Perdue, D. J. (2010). Social Media Marketing: Gaining a Competitive Advantage
by Reaching the Masses. A Senior Thesis submitted in partial fulfillment of the
requirements for graduation in the Honors Program Liberty University Spring
2010
Putra Y.S. (2016) Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi. Jurnal Ilmiah
Among Makarti Vol 0 No. 18.
Putri, N.M.D.R & Rahyuda, Henny. (2017). Pengaruh Tingkat Financial Literacy
dan Faktor Sosio Demografi terhadap Perilaku Keputusan Investasi Individu.
E-Journal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.6 No.9.
Putriani, Y. H. & Shofawati A. (2015). Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa
Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ditinjau dari
Tingkat Religiusitas. JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015.
Rahayu, Ditta. (2017). Pengaruh Kontrol Diri dan Religiusitas terhadap Perilaku
Konsumtif pada Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Angkatan 2015.
Fakultas Psikologi: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Rama, Ali. (2017). An Exploration of Customers’ Switching Behavior in Islamic
Banking Industry. Journal od Islamic Monetary Economics and Finance,
Vol.2 No.2.

91
Rama, A. & Makhlani. (2014). Analisis Kesesuaian Konstitusi Ekonomi
Indonesia terhadap Ekonomi Islam. Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah AL-
IQTISHAD AL-IQTISHAD, Vol. 6 No.1.
Sembiring, J. (2008). Budaya Konsumerisme. Available :
http://indowarta.com/index.php?option=com_content&task=category&section
id=6&id=26&itemid=39
Servon, L.J. & Kaestner R. (2008). Consumer Financial Literacy and the Impact
of Online Banking on the Financial Behaviour of Lower Income Bank
Customers. The Journal of Consumer Affairs: Summer 2008; 42, 2;
ABI/INFORM Global pg. 271.
Setiadi, N,J. (2003). Perilaku Konsumen. Bogor: Kencana.
Sidiq, Zulkifli. (2012). Psikolog individu Alfred Adler.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196010151987
101-ZULKIFLI_SIDIQ/PSIKOLOGI_INDIVIDUAL_ALFRED_ADLER.pdf.
(diakses 21 April 2018).
Siswanto, Tito. (2013). Optimalisasi Sosial media Sebagai Media Pemasaran
Usaha Kecil Menengah. Jurnal Liquidity Vol. 2 No.1, Januari- Juni 2013,
Hal. 80-86.
Wawan. (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika
Yamin, Sofyan. Dan Kurniawan, Heri. (2009). Struktural Equation Modeling
belajar lebih mudah teknik analisis data kuesioner dengan lisrel-pls. Jakarta :
Salemba Infotek.
Yamin, Sofyan. Dan Kurniawan, Heri. (2011). Generasi Baru Mengolah Data
Penelitian dengan Partial Least Square Path Modeling : Aplikasi dengan
software XLSTAT, SmartPLS dan Visual PLS. Jakarta : Salemba Infotek.
Yustini, H. (2015). Konsumsi dalam Perspektif Ekonomi Islam (Regresi
Religiusitas terhadap Konsumerisme pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta). Indo-Islamika, Vol. 5 No.1.
Yustisi S. (2009). Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image
Pada Remaja Putri. Skripsi. Available: http://repository.usu.ac.id/.
Yusuf. D.M. (2015). Pengaruh Informasi Akuntansi Diferensial terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen (Survei pada Perusahaan Tekstil di
Kawasan Bandung Timur). Skripsi S1 : Fakultas Ekonomi UNPAS.
Zahra dan Abu, M. (2003). Ushul Fiqh. Jakarta : Pustaka Firdaus.
Q.S. Al-Baqarah ayat 208
Q.S Al- Furqan ayat 67
Q.S.Al-Is’ra ayat 26-27
Q.S Al-Is’ra ayat 29
Q.S. Al-Maidah ayat 87
Q.S. Al-Qasas ayat 77

92
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR PENDORONGNYA


(Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)
Tanggal Pengisian :
Responden yang terhormat,
Nama saya Annisa Adzkiya mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi) yang
berjudul “ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR
PENDORONGNYA”. Dimohon kesediaan responden untuk menjawab
pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
pendapat yang menurut anda benar. Mohon dijawab dengan jujur, karena hasil
jawaban dari kuesioner ini akan saya gunakan sebagai data untuk skripsi saya .
Sesuai dengan etika penelitian, saya akan menjaga kerahasiaan data dan jawaban
yang diberikan. Terimakasih atas kesediaan anda dalam mengisi kuesioner ini.

Identitas Responden
Nama Mahasiswa/I : Jenis kelamin :
NIM : Umur :
Fakultas :

Jatah uang bulanan (beri tanda centang (√) : (1) Dibawah Rp 1.000.000

(2) Rp 1.000.000 s/d Rp 2.000.000


Keterangan : (3) Diatas Rp 2.000.000
SS = Sangat setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Silakan baca setiap pernyataan berikut dan tunjuk dengan memberikan
tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.

93
Pertanyaan/pernyataan Variable Gaya Hidup STS TS KS S SS

1. Saya sering menghabiskan waktu untuk berbelanja di mall,


melihat media sosial atau hanya sekedar bersenang-senang
bersama teman.

2. saya memakai produk mahal bermerk yang dapat


mencerminkan selera tinggi dan kelas status sosial, serta
meningkatkan rasa percaya diri.

3. Saya suka mengikuti tren mode fashion dan gadget terbaru.

4. Saya membeli produk tertentu untuk menjaga penampilan


dan gengsi saya dimata teman-teman saya.

Pertanyaan/pernyataan Variable Media Sosial STS TS KS S SS

1. Saya aktif di media sosial setiap hari (seperti instagram,


facebook, twitter, dll.)

2. Saya merasa puas saat memposting suatu yang membuat


saya terlihat keren dan gaul

3. Saya mengetahui akun online shop dari teman lewat media


sosial.

4. Saya menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan


orang lain

5. Saya mengikuti “follow” untuk melihat update terbaru suatu


barang atau lainnya.

6. Saya suka (tertarik) melihat postingan mengenai produk atau


tempat yang sedang ramai dibicarakan di media sosial

Pertanyaan/pernyataan Variable Literasi Keuangan STS TS KS S SS

1. Saya mengalokasikan sebagian uang saya untuk kebutuhan


mendatang

2. Saya menyukai bacaan tentang pengelolaan keuangan pribadi

3. Saya selalu membuat perencanaan setiap ingin menggunakan


uang

4. Saya bisa melihat peluang bisnis yang ada disekitar saya

94
5. Saya takut terhadap utang dann kredit

6. saya merasa perlu untuk memiliki asuransi untuk melindungi


diri, seperti asuransi jiwa.

Pertanyaan/pernyataan Variable Religiusitas STS TS KS S SS

1. Saya mengedepankan aspek kehalalan dalam keputusan


pembelian produk

2. Saya berusaha menjalankan ajaran agama sebaik-baiknya


(Tolong menolong, Saling Memaafkan, Bertanggung Jawab)

3. Saya yakin terhadap ajaran agama (Percaya kepada Allah,


Rasul, Malaikat, Kitab Suci, Qadha dan Qadhar, dan Hari
akhir)

4. Saya melakukan ritual ibadah secara rutin (seperti : sholat


fardu dan sunnah, puasa bulan ramadhan dan sunnah, berlaku
sopan, bersedekah, menutup aurat, membaca Al- Qur’an)

Pertanyaan/pernyataan Variable Perilaku Konsumtif STS TS KS S SS

1. Saya akan membeli suatu produk apabila disertai dengan


potongan harga dan pemberian hadiah (bonus) tertentu

2. Saya tertarik memakai suatu produk karena artis (tokoh


terkenal) yang memakai produk tersebut cantik atau tampan

3. Saya suka membeli produk yang membuat penampilan saya


menjadi terlihat keren dan fashionable

4. Saya merasa bangga ketika menggunakan produk mahal

5. Saya lebih memperhatikan aspek gaya atau status sosial


dalam memutuskan pembelian produk

6. Saya menggunakan lebih dari satu barang sejenis dengan


merek berbeda (seperti : make up atau memakai 2 gadget,
iphone & asus)

7. Saya merasa percaya diri ketika memakai barang dengan


merek mahal

95
Lampiran 2 : Tabulasi Data Responden
GH_1

GH_2

GH_3

GH_4

MS_1

MS_2

MS_3

MS_4

MS_5

MS_6

LK_1

LK_2

LK_3

LK_4

LK_5

LK_6
3 2 2 2 4 2 2 4 2 2 3 4 3 1 2 2

4 4 3 2 5 4 4 4 4 4 2 2 2 3 2 1

4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 1 2 1 1 1

3 2 4 3 5 2 5 5 5 5 1 1 1 5 1 2

2 2 2 1 1 3 3 1 3 2 4 5 3 5 4 3

3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3

3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 1 2

1 1 1 2 2 1 3 4 4 2 3 2 1 2 1 3

5 1 1 1 5 2 4 5 2 2 2 2 1 4 1 3

1 2 2 2 4 4 4 5 4 3 2 3 2 3 3 2

2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2

1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 2 3 3 1 5

2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 4 3 5 1 2

3 1 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 1

1 1 1 1 4 2 4 4 3 3 2 3 2 2 1 3

3 3 4 3 5 3 4 5 3 3 3 2 2 1 1 2

1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 2 3 1 1 5 4

2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2

2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2

4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 3 2 2 2 1 2

4 3 3 3 5 3 3 4 4 3 1 2 3 3 2 2

3 2 3 3 5 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 1

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

96
2 2 2 3 4 3 4 5 3 2 2 3 3 3 2 2

1 1 2 1 4 2 4 5 1 5 2 2 3 4 1 3

1 1 1 1 5 2 5 5 1 1 2 3 3 5 3 2

3 3 4 3 5 3 5 5 4 4 3 2 2 2 2 2

2 1 1 1 4 4 2 4 1 1 1 2 2 2 2 3

4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2

3 2 2 2 4 2 3 4 2 2 3 2 3 3 2 4

1 3 3 3 5 4 4 4 5 3 1 1 1 1 2 2

2 1 3 1 4 3 3 5 5 5 1 1 2 2 1 2

3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3

3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 1 2

3 1 3 2 5 4 4 5 5 4 3 2 2 3 1 2

1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 1 5

3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2

2 2 2 2 3 2 4 5 3 3 1 2 1 3 1 2

4 3 3 3 5 4 5 5 5 4 2 2 2 2 1 2

1 1 2 2 4 2 2 4 1 1 2 3 3 4 3 2

5 1 3 5 5 4 1 4 4 3 2 4 2 4 2 2

3 1 4 1 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 1 2

3 3 3 3 5 4 4 5 4 4 2 3 2 2 4 2

1 3 3 3 5 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2 1

1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3

3 2 3 3 5 3 4 5 4 4 1 2 2 3 2 2

4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

3 2 3 3 5 4 3 3 4 4 2 3 3 3 1 1

97
3 2 3 4 5 3 4 4 4 4 1 2 2 3 1 1

2 2 2 2 4 3 4 4 3 3 1 1 1 1 1 1

3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 1 2 1 1

4 2 4 3 5 4 4 5 4 4 2 2 3 1 1 1

4 2 3 2 5 5 5 4 5 4 3 3 2 3 1 2

4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2

2 1 3 1 5 4 2 5 4 4 2 1 1 1 1 1

3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2

1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 4 5 4 5 5 5

4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 1

3 1 2 3 5 3 1 5 4 3 1 3 1 4 1 1

1 2 2 3 5 4 4 4 2 4 1 2 2 3 2 2

5 2 3 1 4 2 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2

3 1 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2

4 2 2 2 4 2 4 5 2 4 2 4 2 2 2 2

4 2 2 2 5 2 5 4 4 5 2 2 3 2 1 1

2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2

2 2 1 1 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3

1 1 1 1 3 3 2 4 1 1 3 2 2 2 1 4

3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 4 5 4 5

2 2 2 2 5 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3

3 1 2 1 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3

3 2 3 1 4 4 4 5 4 4 1 1 1 2 2 2

2 2 2 2 4 2 4 4 3 4 2 2 2 3 2 2

98
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4

1 2 4 4 4 3 4 4 4 5 2 2 1 2 1 1

4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3

1 1 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 1 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5

3 1 1 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 2 3

1 1 1 1 3 3 1 4 3 3 1 1 1 1 1 2

3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2

4 2 1 1 5 1 2 3 4 2 2 3 4 4 1 3

1 1 1 1 5 3 5 5 5 5 1 1 1 2 1 1

5 3 2 1 4 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3

3 3 2 1 4 3 3 5 3 3 2 3 2 2 1 1

4 2 3 3 4 3 3 5 3 3 2 3 4 4 1 2

4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2

2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2

2 2 2 2 4 4 4 4 5 5 2 1 2 1 1 1

4 3 4 2 5 4 4 4 5 5 2 2 2 2 2 3

5 1 3 3 5 4 4 5 3 4 4 4 3 5 1 1

1 4 1 1 4 3 4 4 4 3 1 2 2 2 1 5

3 2 2 1 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 1 2

3 1 2 2 4 4 4 5 4 5 1 3 3 3 1 2

3 3 3 3 4 4 3 4 1 1 2 2 5 5 5 5

4 3 4 3 5 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

4 1 2 1 4 3 4 4 3 4 2 2 2 2 1 2

1 1 2 2 5 4 4 4 4 2 1 3 4 2 2 4

5 2 3 2 5 4 4 5 5 5 1 1 2 2 2 1

99
4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3

2 2 3 3 5 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 2

3 2 2 2 4 3 3 4 3 3 3 1 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 2 2 3 2

1 2 3 4 4 3 4 3 3 4 2 1 2 1 1 4

2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2

3 3 3 2 5 4 5 5 4 3 2 2 1 3 1 2

2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2

2 1 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 1

1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2

4 1 3 3 5 3 3 5 5 4 2 2 3 2 3 3

1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 4 5 4 5 4 5

4 2 1 3 3 3 3 5 3 3 1 1 1 2 4 2

1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 5 4 4 5 5 5

1 1 1 1 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2

3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

5 4 2 2 5 5 4 4 4 3 2 2 2 3 1 1

4 1 2 1 5 2 5 5 5 5 1 3 1 1 1 3

1 1 4 3 4 3 2 5 4 3 2 1 1 3 1 1

2 2 1 1 4 2 2 5 4 3 2 3 4 3 1 3

2 1 3 3 4 2 4 5 4 3 2 3 1 1 2 3

1 4 2 2 3 3 2 5 5 2 2 3 2 2 1 1

2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 1 2 2 1

3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3

4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2

3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 2 3 2 3 3

100
3 2 2 1 3 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 4

2 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 1 3

3 2 2 1 3 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 4

3 3 3 3 5 4 4 1 5 3 4 5 4 3 3 2

2 2 3 2 4 3 4 4 4 4 1 1 1 2 2 2
R_1

R_2

R_3

R_4

PK_1

PK_2

PK_3

PK_4

PK_5

PK_6

PK_7

PK_8
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3

4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4

5 4 5 4 3 3 3 4 3 5 4 3

4 4 4 4 5 2 5 3 3 3 4 3

4 4 4 4 1 3 1 1 3 2 5 4

4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3

4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3

4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 1 3

4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2

4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3

4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 5 1

4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2

4 4 4 4 5 3 2 4 1 1 3 2

4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2

4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3

5 5 5 5 3 1 3 1 1 1 3 3

4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3

101
4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3

4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5 3

3 3 5 3 5 2 3 4 3 3 3 3

4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3

5 4 5 4 5 5 4 3 3 1 1 1

5 4 5 5 3 3 4 3 3 1 4 2

4 4 5 5 5 3 4 3 3 4 3 4

5 4 5 4 1 1 1 2 1 4 1 1

3 4 3 4 5 3 5 3 3 4 3 3

3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3

3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3

3 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 4

4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3

4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4

4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 1

5 4 5 4 5 1 3 1 1 1 1 1

4 4 5 4 5 3 4 3 3 4 3 3

5 5 5 5 3 3 4 3 4 1 3 3

5 4 5 4 4 3 3 3 4 3 3 3

4 4 4 4 3 1 1 1 1 1 1 1

4 3 4 3 3 1 5 5 3 2 5 2

3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3

4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3

5 4 5 5 3 2 3 3 3 2 4 2

102
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2

4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3

4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3

4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2

4 4 4 3 4 2 5 4 4 5 4 4

5 5 5 5 5 2 4 2 1 4 1 3

5 5 5 5 4 2 3 3 3 3 2 2

4 4 5 4 3 2 4 3 3 3 2 2

5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 2 2

4 4 5 4 5 3 5 4 3 1 1 3

5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3

4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4

4 4 5 5 5 1 4 1 3 1 4 1

4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3

2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2

4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3

5 5 5 5 4 1 4 1 2 4 1 5

5 5 5 5 4 2 5 3 4 3 3 4

3 4 3 4 5 3 4 2 4 4 3 5

5 4 5 4 3 1 4 1 1 2 2 4

5 4 5 5 4 1 1 2 1 4 3 3

4 4 3 4 5 3 4 5 5 5 3 3

4 3 4 3 3 2 2 1 2 3 3 2

4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2

4 4 5 4 2 1 1 1 1 1 1 4

4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3

103
4 4 4 3 1 2 2 2 2 2 2 2

3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 4 3

5 4 5 4 4 3 3 2 2 2 2 3

4 4 3 3 5 4 4 3 3 2 3 1

4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3

4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2

5 5 5 5 4 4 4 1 1 1 3 3

5 4 5 5 3 1 4 4 3 3 4 2

5 5 5 5 3 2 3 2 3 2 3 2

3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1

4 4 5 4 3 2 3 2 2 1 2 3

5 5 5 5 4 3 3 3 4 3 4 3

3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3

4 5 5 5 3 1 3 1 3 1 1 1

5 5 5 5 4 3 3 3 3 4 3 3

4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 3

5 5 5 5 3 1 2 3 1 1 1 1

4 3 5 4 4 3 4 5 3 4 4 3

4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3

3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2

3 3 3 3 5 5 5 3 5 5 3 3

4 4 3 3 5 4 4 4 3 5 4 4

5 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 3

3 3 3 4 2 1 4 1 1 4 1 3

4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 2 2

5 5 5 5 4 3 5 2 3 2 3 3

104
4 4 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3

5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3

5 5 5 4 4 3 4 2 3 4 2 4

4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4

4 4 4 4 5 2 4 4 3 4 3 3

3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4

5 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 1 2 2 2 3 3 3

4 4 5 4 4 3 3 2 2 2 2 3

4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3

4 5 5 4 5 2 4 5 3 2 2 5

5 4 5 4 3 2 3 2 1 1 3 2

5 4 5 4 4 3 4 2 4 1 2 2

3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3

5 5 5 4 4 3 3 2 2 3 3 4

3 3 3 3 1 2 1 2 1 2 1 2

5 5 5 5 2 1 2 2 2 3 3 3

3 3 3 3 1 2 2 2 1 2 2 2

4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3

5 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3

3 3 3 4 5 3 5 3 4 2 3 3

4 5 5 4 3 1 3 1 1 4 2 2

4 4 3 4 5 3 4 2 2 4 4 3

3 3 5 4 3 1 1 1 1 1 2 2

5 5 5 5 5 4 4 1 1 1 1 2

105
4 4 4 4 5 3 4 3 3 2 5 4

5 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 3

4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2

5 4 5 5 4 3 4 2 2 2 2 2

4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 4

5 4 5 5 4 3 4 2 2 2 2 2

3 3 3 4 4 3 5 5 4 4 5 3

3 3 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3

106
Lampiran 3 : Hasil SmartPLS

107
108
109
110
111
112
113

Anda mungkin juga menyukai