Anda di halaman 1dari 161

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, CORPORATE GOVERNANCE, DAN

PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Oleh:
ANISA NUR FITRIYANI
NIM: 11160820000036

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H/2022 M
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, CORPORATE GOVERNANCE, DAN
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:
Anisa Nur Fitriyani
11160820000036

Dibawah Bimbingan:

Fitri Damayanti, SE., M.Si.


NIP. 198107312006042003

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H/2022 M

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin Tanggal 11 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Anisa Nur Fitriyani


2. NIM : 11160820000036
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital, Corporate Governance dan
Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel
Moderasi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Mei 2020

1. Fitri Yani Jalil, S.E., M.Sc. (______________________)


NIP. 198706042019032013 Penguji I

2. Masrul Huda, M.Si. (______________________)


NIP. 196305062014111001 Penguji II

ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 22 Desember 2022 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Anisa Nur Fitriyani


NIM : 11160820000036
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital, Corporate Governance, dan
Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderasi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Desember 2022

1. Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak. (_________________________)


NIP. 197609242006042002 Ketua

2. Fitri Damayanti, SE., M.Si. (_________________________)


NIP. 198107312006042003 Pembimbing

3. Ismawati Haribowo, S.E., M.Si. (_________________________)


NIP. 198009092014112003 Penguji Ahli

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Anisa Nur Fitriyani
NIM : 11160820000036
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya ilmiah saya, dan telah
dilalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 21 Oktober 2022

Anisa Nur Fitriyani

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Anisa Nur Fitriyani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro,13 Februari 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Perum Rajeg Mas Pratama, Kel.
Sukatani, Kec. Rajeg, Kab. Tangerang
6. No. HP : 08986217756
7. E-mail : anisanurfitriyani.anf@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. SD (2004-2010) : SDIT Daarut Taqwa
2. SMP (2010-2013) : SMP Negeri 1 Rajeg
3. SMA (2013-2016) : SMA Negeri 13 Kab. Tangerang
4. S1 (2016-2022) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah : Sujiyanto
2. Ibu : Rumiati Pitriani
3. Anak ke- : Satu dari dua bersaudara

IV. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Anggota HMJ Akuntansi Divisi Sosial dan Keagamaan Periode 2016-
2017
2. Anggota Divisi Syiar LDK Syahid FEB UIN Jakarta Periode 2016-2017
3. Koordinator Divisi Syiar LDK Syahid FEB UIN Jakarta Periode 2017-
2018

vi
4. Anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya Insani KSEI LiSEnSi
UIN Jakarta 2017-2018
5. Koordinator Divisi Pengembangan Sumber Daya Insani KSEI LiSEnSi
Jakarta Periode 2018-2019

vii
THE EFFECT OF INTELLECTUAL CAPITAL, CORPORATE GOVERNANCE,
AND SUSTAINABILITY REPORT DISCLOSURE ON FIRM VALUE WITH
FINANCIAL PERFORMANCE AS MODERATING VARIABLE

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of intellectual capital, corporate


governance and sustainability report disclosure on firm value with financial
performance as moderating variable. This study uses a sample manufacturing
companies listed on the Indonesian Efeek Exchange during the 2015-2021 period. The
number of basic industrial and chemical companies that were sampled in this study
were 10 companies for seven years. The total sample of research is 70 annual reports.
Multiple linear regression analysis method and Moderated Regression Analysis (MRA)
are used to analyze the data with the help of SPSS 26.
The results of this study indicate that intellectual capital and sustainability report
disclosure had effect on the firm value. Corporate governance had no effect on the firm
value. Financial Performance does strengthen the effect of intellectual capital and
sustainability report disclosure on the firm value. Financial Performance does weaken
the effect of corporate governance on the firm value.
Keywords: Intelectual Capital Corporate Governance, Sustainability Report
Disclosure, Firm Value, Financial Perfomance

viii
Pengaruh Intellectual Capital, Corporate Governance, dan Pengungkapan
Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Moderasi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital, corporate
governance dan pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan dengan
kinerja keuangan sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2015-2021. Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
penelitian ini sebanyak 10 perusahaan selama 7 tahun. Total sampel penelitian adalah
70 laporan tahunan. Analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier
berganda dan Moderate Regression Analysis (MRA) dengan bantuan program SPSS
26.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital dan pengungkapan
sustainability report berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Corporate governance
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kinerja keuangan memperkuat pengaruh
intellectual capital dan pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan.
Kinerja keuangan memperlemah pengaruh corporate governace terhadap nilai
perusahaan.
Kata kunci: Intellectual Capital, Corporate Governance, Sustainability Report, Nilai
Perusahaan, Kinerja Keuangan

ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuhu.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, sholawat serta salam senantiasa
selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW teladan terbaik
sepanjang masa bagi insan di muka bumi.

Atas berkat rahmat Allah SWT dan doa dari kedua orang tua, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital, Corporate
Governance dan Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderasi” dengan lancar.

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan,
dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang merupakan alasan saya untuk tetap bertahan dan
berjuang, sumber kekuatan yang selalu memberikan doa terbaik dan juga
dukungan, semangat, perhatian untuk saya terutama dalam hal menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Allah bahagiakan keduanya, selalu dan selamanya.
2. Seluruh keluarga penulis yang telah memberikan semangat dan doa untuk
kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x
4. Ibu Yessi Fitri S.E., M.Si., Ak ., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing
Skripsi saya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,
memotivasi dan menasehati penulis dengan sabar, sehingga penulis bisa
mendapatkan pelajaran berharga, bukan hanya tentang penelitian tetapi juga
tentang hikmah dalam kehidupan.
6. Ibu Rini, S.E., Ak., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membantu dalam membimbing akademik perkuliahan.
7. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengajari banyak ilmu
yang bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan,
perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9. Seluruh teman Akuntansi 2016, khususnya teman-teman Akuntansi A yang telah
banyak memberikan banyak motivasi, ilmu, dan kenangan selama masa
perkuliahan.
10. Sahabat-sahabatku Mba Sandra, Eno, Firsta, Anggit, yang menjadi tempatku
bercerita, support system serta selalu mengingatkan dan memberi dukungan untuk
penulis.
11. Anti Wacana Kak Azam, Ka Zizah, Ain, Chyntia, Putri, Hardi, Hadi, Hanath, dan
Fachri semoga silaturahmi kita tetap terjaga sampai kita punya anak dan menua.
12. Umi Shalihah to be (Aamiin) Chyntia dan Dwi yang telah berjuang bersama,
memberikan doa dan motivasi serta menemani proses penyusunan skripsi ini.
13. Keluarga besar HMJ Akuntansi UIN Jakarta, LDK Syahid FEB, dan LiSEnSi yang
tidak bisa penulis tulis satu persatu namun telah menemani proses bertumbuh
penulis menjadi seperti sekarang.
14. Semua pihak yang terlibat tanpa terkecuali yang tidak dapat disebutkan satu persatu
oleh penulis.

xi
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan peneliti dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran, masukan dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak.
Terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuhu.

Jakarta, Oktober 2022

Anisa Nur Fitriyani

xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................................vi
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
ABSTRAK ...................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. 107
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 15
C. Rumusan Masalah ........................................................................................... 15
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 16
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 19
A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian .............................................................. 19
1. Signalling Theory...................................................................................... 19
2. Agency Theory .......................................................................................... 21
3. Legitimacy Theory .................................................................................... 21
4. Resources Based Theory ........................................................................... 23
5. Nilai Perusahaan ...................................................................................... 25
6. Intellectual Capital ................................................................................... 29
7. Corporate Governance ............................................................................. 34

xiii
8. Pengungkapan Sustainability Report ........................................................ 42
9. Kinerja Keuangan ..................................................................................... 46
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 50
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 61
D. Pengembangan Hipotesis ................................................................................. 62
1. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan ....................... 62
2. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan ................. 62
3. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report
Terhadap Nilai Perusahaan ....................................................................... 63
4. Pengaruh Kinerja Keuangan Memoderasi Hubungan Antara Intellectual
Capital Terhadap Nilai Perusahaan .......................................................... 65
5. Pengaruh Kinerja Keuangan Memoderasi Hubungan Antara Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 66
6. Pengaruh Kinerja Keuangan Memoderasi Hubungan Antara Pengungkapan
Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan .................................... 67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 68
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 68
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................................. 68
C. Metode Pengambilan Sampel .......................................................................... 69
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 70
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 71
F. Metode Analisis Data ...................................................................................... 75
1. Statistik Deskriptif .................................................................................... 75
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 75
3. Uji Hipotesis ............................................................................................ 77
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 82
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................................. 82
B. Temuan Hasil Penelitian .................................................................................. 83
1. Hasil Statistik Deskriptif........................................................................... 83

xiv
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 85
3. Hasil Uji Hipotesis.................................................................................... 90
C. Pembahasan ..................................................................................................... 99
1. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan ....................... 99
2. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan ............... 100
3. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report
Terhadap Nilai Perusahaan ..................................................................... 101
4. Kinerja Keuangan Memperkuat Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Nilai Perusahaan ..................................................................................... 102
5. Kinerja Keuangan Memperlemah Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan ..................................................................... 103
6. Kinerja Keuangan Memperkuat Pengaruh Pengungkapan Sustainability
Report Terhadap Nilai Perusahaan ......................................................... 104
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 106
A. Kesimpulan .................................................................................................... 106
B. Saran .............................................................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 109

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Emiten Perusahaan per Sektor di BEI ............................................... 6


Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 50
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................... 74
Tabel 4.1 Ringkasan Pemilihan Sampel ...................................................................... 82
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ............................................................................. 83
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Statistik ................................................... 87
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................................... 88
Tabel 4.5 Hasil Autokorelasi Model Summary ........................................................... 90
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 91
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ......................................... 93
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ........................................................... 94
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 Moderatted Regression Analysis ....... 96
Tabel 4.10 Hasil Uji Simultan (Uji F) ......................................................................... 97
Tabel 4.11 Hasil Uji T Moderrated Regression Analysis............................................ 97

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur ............... 3


Gambar 2.1 Tripple Bottom Line ................................................................................. 50
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 61
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot ............................................. 86
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot .................................... 89

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Zaman berubah begitu cepat, roda perekonomian dunia naik dan turun

sejalan dengan kebutuhan masyarakatnya. Begitupun para pengusaha, investor,

serta sumber daya manusia (SDM) yang berada dalam perusahaan harus lekas

mengikuti keadaan dalam menghadapi tantangan dari setiap perubahan zaman,

untuk tetap mempertahankan eksistensinya dan mampu berkompetisi di dunia

bisnis yang semakin ketat ini. Mau tidak mau, bertahan pun jadi pilihan dengan

cara saling berkompetisi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain

untuk dapat menempati tempat teratas serta berusaha menstabilkan keadaan

ekonomi perusahaan, tentunya dengan nilai perusahaan yang baik. Sebab nilai

perusahaan merupakan hal yang sangat krusial karena mencerminkan

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Jika perusahaan tidak mampu untuk berkompetisi dengan perusahaan lain,

bukan hal yang tidak mungkin imbasnya akan berdampak pada kinerja

keuangan perusahaan yang menurun, dipandang buruk oleh pihak-pihak lain,

serta dapat mempengaruhi penilaian maupun persepsi dari para calon investor

yang sudah percaya untuk menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut.

Sehingga yang dikhawatirkan, saat perusahaan ditinggalkan investornya

1
mereka bisa saja mengalami kebangkrutan karena kekurangan dana

(Anggrahini, et al 2018).

Dalam hal ini yang perlu harus terus diperhatikan oleh perusahaan yakni

bagaimana perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Sebab

meningkatnya nilai sebuah perusahaan, memiliki arti bahwa perusahaan juga

meningkatkan kemakmuran para pemegang saham dan juga perusahaan akan

lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan pendanaan. Investor juga lebih

tertarik dalam menanamkan sahamnya pada perusahaan yang memiliki kinerja

yang baik dalam meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mengukur naik

turunnya nilai perusahaan dapat dilihat dari nilai price to book value (PBV)

(Komarudin dan Affandi, 2019).

Menurut Brigham dan Houston (2011:152), price to book value (PBV)

adalah perbandingan antara harga saham dengan nilai buku perusahaan, dimana

nilai buku perusahaan merupakan perbandingan antara total ekuitas dengan

jumlah saham perusahaan yang beredar. Price to book value digunakan sebagai

proksi untuk menghitung nilai perusahaan dan menjadi satu ukuran yang

penting dalam sebuah pengambilan keputusan dari investor. Price to book value

juga dapat menentukan apakah harga saham yang ditawarkan perusahaan

termasuk dalam harga mahal ataupun murah. Sehingga dampaknya, semakin

tinggi price to book value dapat diartikan bahwa semakin berhasil perusahaan

menciptakan nilai bagi pemegang saham yang berarti pasar percaya akan

prospek perusahaan, begitupun sebaliknya (Deli dan Kurnia, 2017).

2
Di Indonesia, industri manufaktur merupakan salah satu sektor andalan

yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan masih mencatatkan performa

positif pada beberapa sektornya meski di tengah kondisi tekanan ekonomi.

Menurut Kementrian Perindustrian (2022) perusahaan manufaktur merupakan

perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan bahan baku menjadi barang

setengah jadi maupun menjadi barang jadi yang dapat diolah maupun

dipergunakan langsung oleh konsumen. Perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbagi ke dalam tiga jenis yaitu sektor industri

dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi.

Gambar 1.1

Perkembangan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

0
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Industri Dasar dan Kimia Aneka Industri Industri Barang Konsumsi

Sumber: Bursa Efek Indonesia (Data diolah, 2022)

Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat fenomena yang terjadi pada

perusahaan manufaktur mengalami fluktuasi. Dalam selang waktu tujuh tahun

3
nilai perusahaan pada sektor manufaktur fluktuatif setiap tahunnya melalui

price to book value. Pergerakan PBV sektor industri dasar dan kimia

mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2015-2017 sementara pada tahun

2018-2019 mengalami penurunan hingga mencapai angka 1.54. Pergerakan

PBV sektor aneka industri tidak ada kenaikan dan penurunan yang signifikan

pada sektor ini. PBV pada tahun 2015-2018 cenderung stabil namun terjadi

kenaikan pada tahun 2019 yaitu sebesar 2.8. Sedangkan sektor industri barang

konsumsi memiliki PBV yang cukup baik setiap tahunnya.

Sekilas dapat kita ketahui bahwa perkembangan nilai perusahaan dari

semua sektor cukup fluktuatif. Namun berbeda pada tahun 2020-2021 semua

sektor dari perusahaan manufaktur secara serempak mengalami penurunan

akibat COVID-19. Bahkan imbas dari adanya pandemi mengakibatkan

penurunan PBV yang cukup dalam bagi sektor industri dasar dan kimia

dibandingkan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Hal

ini pun dibuktikan dengan adanya fenomena yang dikutip dari

https://kontan.co.id pada tanggal 28 Februari 2020 sebagai berikut :

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan dan

mengalami penurunan 12,13% dari akhir tahun 2019. Terakhir, pada penutupan

perdagangan Kamis (27/2), IHSG melemah 2,69% ke level 5.535,694.

Pergerakkan IHSG tertahan oleh kekhawatiran para pelaku pasar dari adanya

penyebaran virus corona yang kian meluas. Pelaku pasar khawatir wabah virus

corona Wuhan (Covid-19) ini kian mengganggu pertumbuhan ekonomi global.

4
Hingga Kamis (27/2) pukul 13.00 WIB, tercatat ada sejumlah 82.164 kasus

terkonfirmasi, dan 2.801 orang meninggal.

Indeks industri dasar dan kimia menjadi salah satu indeks sektoral yang

mengalami penurunan terdalam hingga 21,24% year-to-date. Dari sektor

industri dasar dan kimia, ada saham PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang sudah

terkoreksi sebesar 37,71% ytd dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) juga

terkoreksi hingga 37,27%. Adapun saham dari indeks industri dasar yang

memiliki kapitalisasi pasar terbesar seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang

melemah hingga 35,10% ytd dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

yang sudah terkoreksi sebesar 24,58% dari awal tahun.

Mengutip pada sumber yang lain https://idxchannel.com pada tanggal 7

April 2021 terjadi fenomena sebagai berikut :

Direktur PT Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menuturkan, pandemi

Covid mengakibatkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang

cukup tinggi di tahun 2020. Sektor industri dasar merupakan yang paling

tertekan selama pandemi 2020. Diketahui, pada awal tahun 2020 IHSG masih

berada di level 6.299. Akan tetapi, di bulan Maret 2020 itu sudah berada di level

3.911. Menurutnya, sektor yang paling banyak mengalami tekanan turun yaitu

basic industry dan kemudian miscellaneous industry.

Lanjut Hans, sesudah itu market mulai rebound. Kemudian, Amerika

Serikat (AS) mulai melakukan kebijakan Quantitative Easing. Lalu, dapat

terlihat bahwa neraca The FED itu naik cukup tinggi dalam periode yang cukup

5
singkat. Diketahui, The FED mencetak sebesar USD 2 triliun untuk

menyuntikkan ke pasar.

Meski mengalami penurunan dari nilai price to book value, tidak dapat

dipungkiri bahwa jumlah emiten perusahaan di bidang industri dasar dan kimia

mengalami peningkatan daripada jumlah perusahaan di sektor lain. Peningkatan

tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini, periode 2015-2021 :

Tabel 1.1
Jumlah Emiten Perusahaan per Sektor di BEI

Sektor 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Aneka Industri 40 40 42 45 50 52 55
Industri Dasar
dan Kimia 61 63 67 71 78 80 87
Industri Barang
konsumsi 43 43 49 49 54 61 69
Sumber : www.idx.co.id

Melihat tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun industri

dasar dan kimia ternyata mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Kemungkinan industri di bidang ini sangat dibutuhkan oleh banyak masyarakat,

dan bisa dipastikan akan sangat menguntungkan di masa kini dan masa yang

akan datang. Produk-produk dari perusahaan sektor industri dasar dan kimia

pun dapat digunakan secara luas oleh sektor lain. Industri dasar dan kimia

menjadi saham yang paling banyak di minati, karena hampir di kehidupan

sehari-hari kita menggunakan produk dari industri dasar dan kimia seperti,

6
semen, keramik, porselen, kaca, logam, plastik, kayu, pulp, dan kertas. Industri

dasar dan kimia memiliki beberapa sub sektor didalamya seperti, sub sektor

semen, sub sektor keramik, porselen dan kaca, sub sektor logam dan sejenisnya,

sub sektor kimia, sub sektor plastik dan kemasan, sub sektor pakan ternak, sub

sektor kayu dan pengolahannya, sub sektor plup dan kertas. Maka peneliti

tertarik untuk meneliti pada bagian sektor tersebut.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan nilai perusahaan meningkat.

Faktor pertama yang dapat menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan

adalah intellectual capital. Setiap perusahaan memiliki strateginya masing-

masing untuk dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Strategi bisnis

perusahaan banyak sekali yang berubah dari yang biasanya berdasarkan pada

karyawan/tenaga kerja (labor-based business) menjadi strategi yang

berdasarkan pengetahuan (knowledge-based business) sebagai karakteristik

utama untuk tetap beroperasi dan tidak terpuruk dalam kebangkrutan,

dikarenakan perubahan ini dapat meningkatkan kualitas perusahaan daripada

kuantitas tenaga kerja (Wijaya, 2012). Dalam dunia perusahaan persaingan

sangat kompetitif sehingga perusahaan harus meningkatkan nilai serta kualitas

dan dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya agar dapat bersaing baik

dari segi aset yang berwujud maupun aset tidak berwujud seperti ilmu

pengetahuan dan kemampuan karyawan yang biasanya disebut dengan strategi

knowledge based business.

7
Penjelasan mengenai aset tidak berwujud dapat ditemukan di dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (revisi 2000) yang

menyatakan bahwa:

“Aset tidak berwujud merupakan aset non meter yang dapat diidentifikasi

namun tidak mempunyai wujud secara fisik atau tidak kasat mata serta

tidak dapat dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau

menyerahkan barang dan jasa, disewakan kepada lainnya, atau untuk

tujuan administrative” (Ikatan Akuntan, 2007).

Dari pengertian yang sudah dijelaskan oleh PSAK diatas dapat kita

simpulkan bahwa aktiva tidak berwujud (intangible asset) cukup mendapatkan

perhatian khusus bila disandingkan dengan aktiva berwujud (tangible asset).

Dengan kata lain, ini memvalidasi bahwa aset berbasis pengetahuan

(knowledge asset) sebagai salah satu bentuk aset tidak berwujud yang

keberadaannya memiliki nilai yang amat penting bagi perusahaan (Agnes,

2009). Pendekatan yang dipakai dalam mengukur dan menilai aset pengetahuan

adalah dengan menggunakan intellectual capital (IC) (Petty dan Guthrie, 2000

dalam Soikhah dan Rokhman, 2010).

International Federation of Accountant (IFAC) dalam Sudibya dan Restuti

(2014) menjelaskan bahwa IC sebagai intellectual asset, knowledge asset dan

intellectual property merupakan sumber daya berbasis pengetahuan yang

dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan, tidak memiliki wujud fisik namun

mampu mendatangkan profit bagi perusahaan di masa depan, yang diharapkan

8
dapat menjadi sebuah perbaikan kinerja serta nilai perusahaan apabila dapat

dipergunakan dengan baik. Pulic (1998) mengatakan bahwa kemampuan

intellectual capital yang disebut dengan Value Added Intellectual Coefficient

(VAIC™), menunjukkan bagaimana perusahaan dapat menilai efisiensi dan

nilai tambah (value added) yang dimilikinya yang berasal dari kapasitas

intelektualnya sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa IC sebagai kombinasi

dari aset dan kemampuan menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan

nilai atau value perusahaan.

Faktor kedua yang dapat menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan

adalah corporate governance. Menurut Dwiridotjahjono (2010) praktik

corporate governance mampu menambah nilai pada perusahaan. Nilai suatu

perusahaan dapat dikatakan baik apabila tata kelola perusahaan itu baik.

Pengelolaan perusahaan yang baik dapat meningkatkan keuntungan dan dapat

mengurangi risiko kerugian perusahaan di masa yang akan datang sehingga

dapat meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan

yang melakukan penerapan corporate governance akan menjadi daya tarik bagi

investor dalam penanaman modalnya. Penggunaan corporate governance akan

berpengaruh pada pengungkapan informasi perusahaan kepada publik sehingga

dapat mengurangi asimetri informasi. Implementasi corporate governance bisa

meminimalisasi masalah-masalah keagenan yang ada dalam perusahaan.

Adanya corporate governance dapat menimbulkan kerja sama dengan baik

dan menyatukan kepentingan dari kedua belah pihak sehingga tujuan dari

9
perusahaan dapat dicapai sehingga mampu menambah nilai perusahaan.

Menurut Sidharta Utama, Pembina Indonesian Institute for Corporate

Directorship (IICD) menyatakan pentingnya GCG bagi perusahaan. Catatan

fenomena tahun sebelumnya, saat ini dari 50 perusaaan besar yang di Asia

Tenggara baru dua perusahaan asal Indonsia masuk dalam penilaian GCG di

ASEAN sedangkan 23 perusahaan asal Indonesia masuk sebagai top GCG. Ini

membuktikan bahwa Indonesia masih ketinggalan dibandingkan dengan negara

tetangga. Hal tersebut menyadarkan kita akan pentingnya corporate

governance bagi nilai perusahaan.

Faktor ketiga yang dapat menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan

adalah pengungkapan sustainability report. Menurut (GRI, 2006)

Sustainability report adalah praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya

akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun

eksternal. Pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahan

bermanfaat dalam meningkatkan citra, brand, dan harga saham perusahaan.

Karena hal tersebut fenomena pengungkapan sustainability report telah

berkembang di Indonesia dan sedang trend di berbagai kalangan masyarakat,

juga menjadi isu yang selalu diperdebatkan. Isi yang dibahas mengenai isu

“Green Concern” dan “Social Concern” yang terkait dalam berbagai kasus

pencemaran lingkungan bagi kehidupan sosial.

10
Adapun kasus pencemaran lingkungan yang pernah terjadi antara lain PT

Freeport Indonesia terkait pembuangan limbah yang besar kapasitasnya

sehingga danau wanagon jebol sampai tiga kali, dan PT Lapindo Brantas Inc

terkait dengan kercerobohan perusahaan yang mengakibatkan terjadinya banjir

lumpur panas di Porong Sidoarjo Jawa Timur (Nasir, dkk 2014). Deretan

peristiwa tersebut menjadi indikasi atas minimnya rasa peduli yang dimiliki

perusahaan pada lingkungan dan minimnya aktivitas CSR yang dilakukan

perusahaan terhadap masyarakat sehingga dampaknya memiliki citra yang

kurang baik di kalangan masyarakat (Inayati, 2017).

Berbanding terbalik dengan perusahaan yang melakukan pengungkapan

sustainability report, contohnya Danone (Air Mineral Aqua) yang melakukan

kegiatan CSR berupa WASH (Water Access, Sanition, Hgyne program).

Program Aqua tersebut mendapatkan penghargaan dari Metro TV dalam

kategori pelestarian lingkungan, berhasil memperoleh citra dan nilai

perusahaan yang baik di kalangan masyarakat. Aqua juga berhasil

mendongkrak pendapatan bersih perusahaan. Menurut Muchti (2014) kegiatan

perusahaan mengenai tanggung jawab lingkungan akan membuat perusahaan

mendapat apresiasi dari para stakeholder. Salah satu tanggung jawab

perusahaan terhadap lingkungan merupakan suatu keputusan investasi jangka

panjang, dimana dengan peduli terhadap lingkungan dapat memperbaiki citra

perusahaan yang mana akan berdampak pada nilai perusahan dalam jangka

panjang.

11
Faktor keempat yang dapat menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan

adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan pada umumnya diukur dengan rasio

profitabilitas yang perhitungannya menggunakan Return On Asset (ROA).

Return On Assetss (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan cara

mengukur tingkat profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan total aktiva

yang dimilikinya. Cara efektif lain untuk mengukur ROA yaitu dengan

membandingkan ROA di masa lampau dengan ROA perusahaan sejenis yang

menjadi kompetitornya (Prabawa, 2013). Jadi ketika semakin tinggi ROA yang

dihitung oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut dinilai mampu

memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih secara efektif dan

efisien (Madura, 2017).

Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan pengaruh dari

intellectual capital, corporate governance dan pengungkapan sustainability

reports terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Haryani dan Harfi

(2017) menyimpulkan bahwa variabel intellectual capital dan profitabilitas

secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian

lain pernah dilakukan oleh Endang Wahyuni dan Endang Purwaningsih (2021)

menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

12
Penelitian Fitri dan Eliada (2019) menyimpulkan bahwa corporate

governance yang diproksikan oleh kepemilikan institusional dan dewan

komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sementara

komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut I

Gede, Ida dan Ni Kadek (2022) corporate governance dan profitabilitas

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Mya Pramita et,al (2021) menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh antara pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan menurut Bimo dan Andri (2015) sustainability report

(pengungkapan kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial) tidak

memiliki pengaruh hubungan yang signifikan pada variabel kinerja dan nilai

perusahaan.

Penelitian Ririn dan Natasia (2022) menyimpulkan bahwa kinerja

keuangan mampu memperkuat pengaruh intellectual capital terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan menurut M.Raihan, Jantje dan Tinagon (2021) kinerja

keuangan tidak mampu untuk memperkuat pengaruh intellectual capital

terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Tutut dan Fadjrih (2015) menyimpulkan bahwa kinerja

keuangan berdampak pada mekanisme corporate governance yang secara

simultan memberikan hubungan yang positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan menurut Krisnando dan Handoko (2021) kinerja

13
keuangan tidak mampu untuk memperkuat pengaruh corporate governance

terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Quita dan I Gusti (2020) menyimpulkan bahwa kinerja keuangan

mampu memperkuat pengaruh sustainability report terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan menurut Novia dan Jasman (2022) kinerja keuangan tidak mampu

untuk memperkuat pengaruh sustainability report terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian yang belum konsisten tersebut akhirnya memotivasi

peneliti untuk melakukan penelitian kembali terkait pengaruh intellectual

capital, pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan dengan

kinerja keuangan sebagai variabel moderasi. Sehingga dapat memberikan

informasi mengenai apakah variabel-variabel independen tersebut memiliki

peran yang cukup besar dalam peningkatan nilai perusahaan atau tidak.

Peneliti dalam penelitian ini pun menggunakan perusahaan sektor industri

dasar dan kimia sebagai objek penelitian adalah dikarenakan perusahaan sektor

industri dasar dan kimia merupakan sektor yang memiliki peran cukup penting

terhadap perekonomian Indonesia. Walaupun pada tahun 2015 sempat

mengalami kendala pada melemahnya nilai tukar, yang mengakibatkan

perusahaan menekan kinerja keuangan dikarenakan bahan baku perusahaan

pada sektor industri dasar dan kimia mengimpor dari luar negeri. Tetapi sejak

awal tahun 2017, sektor industri dasar dan kimia berhasil mencatat

pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada tahun tersebut kinerja keuangan sektor

industri dasar dan kimia telah membaik, bahkan sektor industri dasar dan kimia

14
menjadi sektor yang pertumbuhannya paling tertinggi kedua setelah sektor

keuangan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah

pada objek penelitian yaitu perusahaan sektor industri dasar dan kimia, pada

variabel independen yang digunakan yaitu pengungkapan sustainability report

serta pada jangkauan waktu penelitian yaitu periode 2015-2021. Pemilihan

tahun tersebut bukan tanpa dasar melainkan dipilih karena dapat

merepresentasikan keadaan perusahaan terkini. Sehingga melihat dari beberapa

fenomena dan kasus yang terjadi sepanjang periode penelitian tersebut serta

temuan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten, maka penulis

akan melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Intellectual Capital,

Corporate Governance dan Pengungkapan Sustainability Report Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderasi.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang hendak

diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Naik turunnya nilai saham menyebabkan investor menjadi bimbang untuk

memutuskan berinvestasi pada saham perusahaan sektor industri dasar dan

kimia.

2. Profitabilitas yang tidak stabil terjadi pada sektor industri dasar dan kimia

pada tahun 2015-2021.

15
3. Masih banyak hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh intellectual

capital, corporate governance dan pengungkapan sustainability report

terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi yang belum konsisten terlihat dari perbedaan hasil penelitian satu

dengan hasil penelitian lainnya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang hendak

diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah corporate governance yang diproksikan dengan dewan komisaris

independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah pengungkapan sustainability report berpengaruh terhadap nilai

perusahaan?

4. Apakah kinerja keuangan dapat memoderasi pengaruh intellectual capital

terhadap nilai perusahaan?

5. Apakah kinerja keuangan dapat memoderasi pengaruh corporate

governance terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah kinerja keuangan dapat memoderasi pengaruh pengungkapan

sustainability report terhadap nilai perusahaan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah disebutkan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah:

16
1. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh corporate governance terhadap nilai

perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap

nilai perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dalam memoderasi

intellectual capital terhadap nilai perusahaan.

5. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dalam memoderasi

corporate governance terhadap nilai perusahaan.

6. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dalam memoderasi

pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan.

E. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa pihak yang akan mendapat manfaat dari hasil penelitian

ini, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat bagi peneliti

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk

menambah khazanah bagi peneliti, khususnya pengetahuan yang

bersifat empiris terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.

b. Manfaat bagi akademis

17
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

berupa pengetahuan dan wawasan mengenai intellectual capital,

corporate governance, dan pengungkapan sustainability report

terhadap nilai perusahaan.

c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Dapat digunakan sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi

yang berminat untuk melakukan penelitian yang sama mengenai

pengaruh intellectual capital, corporate governance, dan

pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan dengan

kinerja keuangan sebagai variabel moderasi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi perusahaan

Menambah insight baru bagi perusahaan serta mampu menjadi

bahan pertimbangan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan

terkait penerapan intellectual capital, corporate governance, dan

pengungkapan sustainability report dalam menciptakan nilai serta

kinerja keuangan perusahaan.

b. Manfaat bagi calon investor

Menambah informasi bagi calon investor dalam menilai

baik/buruknya kinerja keuangan perusahaan, sehingga para calon

investor yang ingin berinvestasi di perusahaan yang mereka inginkan

dapat memberikan keputusannya dengan bijak dan objektif.

18
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait Dengan Penelitian

1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Signaling Theory (teori sinyal) pertama kali diperkenalkan oleh Spence

(1973) yang menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik informasi)

memberikan suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang

mencerminkan keadaan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak

penerima (investor). Signalling theory ini muncul dari teori akuntansi

pragmatik dimana pasar akan menangkap sinyal informasi dan bergerak

mengikuti informasi yang didapatkan. Melalui sinyal informasi tersebut

pasar dengan sendirinya dapat membedakan kualitas dari perusahaan yang

ada disekelilingnya. Signalling Theory didasarkan pada asumsi bahwa

terdapat asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak

yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Dengan cara mengurangi

asimetri informasi inilah, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan nilai

perusahaannya.

Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi dengan

memberikan sinyal kepada stakeholders tentang informasi keuangan yang

dapat dipercaya sehingga mengurangi ketidakpastian mengenai prospek

perusahaan di masa yang akan datang (Rokhlinasari, 2016). Sinyal-sinyal

tersebut dapat diberikan perusahaan lewat penyampaian laporan keuangan

19
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sinyal yang diberikan kepada

pengguna laporan keuangan akan memberikan petunjuk bagi investor

dalam menilai prospek perusahaan dan mengambil keputusan ekonomi.

Lalu bagi masyarakat luas, sinyal tersebut dapat menjadi informasi apakah

perusahaan memiliki kinerja yang bagus atau tidak. Peningkatan kinerja

keuangan dapat menjadi sinyal positif bagi investor karena laba yang

dihasilkan perusahaan dapat menggambarkan kondisi serta keberhasilan

perusahaan. Jika laba yang dihasilkan besar, maka kemampuan perusahaan

dalam membagikan dividen juga akan semakin besar. Hal ini dapat

meningkatkan minat investor dalam pengambilan keputusan untuk

berinvestasi.

Dengan adanya laporan mengenai kinerja keuangan perusahaan, hal ini

akan memungkinkan investor dan stakeholder untuk lebih baik dalam

menilai kemampuan perusahaan di masa depan, melakukan penilaian yang

tepat terhadap perusahaan dan mengurangi persepsi risiko perusahaan.

Perusahaan melaporkan hasil kinerjanya dalam bentuk laporan keuangan

dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi investor, serta meningkatkan

nilai perusahaan. Sinyal positif dari organisasi diharapkan akan

mendapatkan respon positif dari pasar, yang nantinya dapat memberikan

keuntungan kompetitif bagi perusahaan serta memberikan nilai yang lebih

tinggi bagi perusahaan.

20
2. Teori Agensi (Agency Theory)

Agency theory dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

menjelaskan tentang konflik yang terjadi antara agen (manajer) dan

principal (pemilik). Adanya kepentingan yang berbeda antara manajer dan

pemilik menyebabkan manajer cenderung mencari keuntungan untuk

dirinya sendiri sehingga tidak bertindak sesuai dengan keinginan pemilik

yang berujung pada konflik keagenan (agency conflict), secara moral agen

bertanggung jawab terhadap pengoptimalan keuntungan dan kemakmuran

pemilik. Untuk mengatasi terjadinya konflik harus ada corporate

governance dalam perusahaan sehingga memberikan keyakinan dan

kepercayaan pemilik terhadap manajer bahwa mereka mampu

memanfaatkan seluruh sumberdaya secara maksimal sehingga

profitabilitas perusahaan meningkat. Oleh karena itu, Jensen dan Meckling

dalam pembahasan theory of the firm yang pada prinsipnya adalah suatu

proses untuk memaksimalkan keuntungan atau memaksimalkan nilai

perusahaan tersebut dengan mempertimbangkan perilaku manajerial, biaya

keagenan, dan struktur kepemilikan dalam perusahaan.

3. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Legitimacy Theory merupakan suatu teori yang pertama kali dicetuskan

oleh Dowling dan Pfeffer (1975) dimana memiliki fokus terhadap adanya

interaksi diantara perusahaan dan masyarakat. Teori ini menganggap

bahwa masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam

21
pengembangan perusahaan dalam waktu jangka panjang. Menurut Degan

(2004) dalam Baroroh (2013) bahwa organisasi secara berkelanjutan

mencari cara untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan

norma yang berlaku di masyarakat. Dalam perspektif teori legitimasi, suatu

perusahaaan akan secara sukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen

menganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Sebagai

bentuk tanggung jawab (akuntabilitas) perusahaan dalam memanfaatkan

sumber daya alam dan pengolahannya, serta penggunaan tenaga kerja dari

masyarakat sekitar, perusaaan dapat membuat laporan sustainability report

sebagai hasil dari “kontrak” dengan masyarakat guna membangun

kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Teori legitimasi

didasarkan oleh persepsi, tetapi persepsi saja tidak cukup, perusahaan harus

melakukan tindakan bertanggung jawab sosial didukung dengan

pengungkapan, mempublikasikan, dan melaporkan dalam laporan tahunan

perusahaan (Magness, 2006).

Selain untuk tujuan akuntabilitas perusahaan, sustainability report

dinilai dapat meningkatkan keberlangsungan hidup perussahaan tersebut

yang didapatkan dari dukungan masyarakat setempat, sehingga akan

meningkatkan nilai baik dalam nilai masyarakat maupun nilai perusahaan.

Namun terkadang terdapat perbedaan atau selisih dari keinginan atau

harapan dari masyarakat dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan, hal

tersebut dinamakan “legitimacy gap” (Jusmarni, 2016). Agar terhindarnya

22
perusahaan dari “legitimacy gap”, maka perusahaan harus menyelaraskan

akan harapan masyarakat terhadap perusahaan tersebut, serta menerbitkan

laporan pertanggungjawaban sebagai wujud akuntabilitas dalam “kontrak”

antara perusahaan dan masyarakat.

Perusahaan yang mematuhi etika dan norma dalam masyarakat, serta

memenuhi ekspetasi masyarakat terhadap perusahaan tersebut seperti

masalah terkait penggunaan jasa tenaga kerja dari masyarakat serta

pengelolaan limbah serta pemanfaatan sumber daya alam yang sesuai dan

tepat, dapat meningkatkan nilai perusahaan di masyarakat sehingga

meningkatkan keberlangsungan hidup perusahaan, bentuk dari kepatuhan

perusahaan dalam etika dan norma yang berlaku dapat dilaporkan dalam

laporan keberlanjutan (sustainability report).

4. Teori Sumber Daya (Resourced Based Theory)

Resource Based Theory (RBT) adalah teori yang diperkenalkan oleh

Penrose pada 1959. Penrose mengatakan bahwa sifat dari sumber daya

dalam perusahaan adalah heterogen, dan pruduktivitas dari sumber daya

merupakan suatu hal yang akan membentuk sebuah keunikan dan karakter

dari perusahaan itu sendiri (Puspita, 2017). Pendapat Penrose tersebut

selaras dengan pendapat Bridoux (1997) yang menyatakan bahwa

perusahaan akan selalu bergerak dengan tujuan keunggulan kompetitif.

Dimana keunggulan kompetitif akan didapatkan dari sumber daya yang

bermacam-macam (heterogen).

23
Menurut Wijayanti (2018) Resource Based Theory merupakan

pemikiran tentang sebuah strategi dalam mewujudkan menajemen dan

keunggulan kompetitif dari sebuah perusahaan dengan cara meningkatkan

pemahaman sumber daya organisasi dalam menghasilkan kinerja yang

maksimal dengan adanya value added agar dapat bersaing dengan

perusahaan lainya.

Madhani (2009) dalam Fadri dan Wahidahwati (2016) mengatakan

bahwa sumber daya yang dimiliki oleh perusahan itu harus unik, langka,

tidak dapat ditiru dan digantikan sehingga perusahan mempunyai ciri

khasnya sendiri yang membedakannya dengan para kompetitor yang lain.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Resource Based

Theory (RBT) merupakan strategi manajemen perusahaan dalam mengelola

sumber daya agar mempunyai kemampuan (value added) untuk bersaing

dengan perusahaan lainnya. Sehingga perusahan harus memperhatikan dua

hal penting dalam menciptakan value added dan strategi keunggulan

kompetitif.

Pertama, pengelolaan yang baik dari sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan baik itu yang terlihat maupun yang tidak terlihat secara

langsung. Belkaoui (2003) dalam Adhitama dan Fitria (2017) dalam

penelitiannya menemukan bahwa untuk meningkatkan kinerja, yang

diperlukan adalah strategi potensial. Strategi potensial didapatkan dengan

cara pemaksimalan antara aset atau sumber daya baik yang terlihat maupun

24
tidak terlihat agar menjadi kesatuan untuk mendapatkan hasil yang efektif

dan efisien bagi perusahaan, sehingga terciptanya keunggulan kompetitif

perusahaan yang berdampak kepada peningkatan nilai dari perusahaan

tersebut.

Kedua, Intellectual capital merupakan hal penting bagi sumber daya

perusahaan agar menghasilkan kinerja karyawan yang maksimal.

Perusahaan yang dapat mengelola dan memanfaatkan intellectual capital

dengan baik akan mendapatkan sebuah nilai yang membedakan dengan

perusahaan lainnya, sehingga perusahaan akan percaya diri untuk bersaing

menghadapi kompetitornya. Susanto (2007) dalam Rakhmani dan Aurora

(2016) menyatakan bahwa kombinasi dari aset dan kemampuan akan

menciptakan kompetensi yang khas dari sebuah perusahaan, sehingga atas

dasar keunggulan kompetitif dan nilai tambah tersebut maka investor yang

merupakan stakeholder akan memberikan penghargaan lebih kepada

perusahaan dengan berinvestasi lebih tinggi.

5. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya

penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahudin (2008).

Karena nilai perusahaan dapat memberi kemakmuran pemegang saham

secara maksimum apabila harga perusahaan meningkat. Nilai perusahaan

merupakan bentuk memaksimalkan tujuan perusahaan melalui peningkatan

kemakmuran para pemegang saham (Dewi dan Fidhayatin, 2012 dalam

25
Aida et al., 2015). Jika perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada

pemegang saham, maka publik akan menilai bahwa perusahaan tersebut

memiliki nilai tinggi. Untuk itu perusahaan harus melaksanakan

manajemen keuangan secara profesional agar maksimalisasi nilai

perusahaan berhasil dilakukan, sehingga prospek atau masa depan

perusahaan dapat diprediksikan.

Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang

saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang

yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris

(Randa dan Solon, 2012). Maka dari itu suatu perusahaan akan berusaha

dalam meningkatkan kinerjanya untuk memaksimumkan kekayaan atau

nilai perusahaan (value of the firm). Semakin tinggi nilai perusahaan

menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya karena nilai

perusahaan yang tinggi menggambarkan return yang tinggi dan optimalnya

kinerja perusahaan. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur nilai perusahaan, diantaranya adalah:

a. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah rupiah

yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk memperoleh satu rupiah

earning perusahaan. Menurut Rajagukguk, et al (2019) kemungkinan

nilai perusahaan dapat meningkat karena efek dari price earning ratio

yang meningkat. Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat

26
bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan

oleh earning per sharenya.

b. Tobin’s Q

Seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu

James Tobin adalah penemu Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan

indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, yang menunjukkan

suatu performa manajemen dalam mengelola aset perusahaan.

Menghitung nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q pada dasarnya

adalah rasio antara nilai pasar saham biasa ditambah dengan total

utang terhadap nilai buku dari total aktiva. Nilai Tobin’s Q untuk

perusahaan yang rendah yaitu dari 0 sampai 1, sedangkan nilai Tobin’s

Q lebih dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki

prospek pertumbuhan yang semakin baik (Simetris & Darmawan,

2019).

c. Price to Book Value (PBV)

Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis

kondisi perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang

merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang investor

dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk perusahaan-

perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai

diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar

dari nilai bukunya (Sukirni, 2012). Semakin besar rasio PBV semakin

27
tinggi saham perusahaan diinginkan oleh para investor, karena PBV

yang tinggi mengartikan perusahaan memiliki kinerja yang baik.

Pada penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan

menggunakan proksi Price to Book Value Ratio (PBV). Price to Book

Value (PBV) merupakan suatu rasio yang sering digunakan untuk

menentukan nilai perusahaan dengan cara membandingkan antara

harga saham penutupan akhir tahun dengan nilai buku saham (Morine,

Yulia & Meri, 2022). Adapun rumus PBV yaitu :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑃𝐵𝑉 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Semakin tinggi PBV, maka semakin baik karena berarti pasar

percaya pada prospek perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah PBV

maka semakin buruk, karena berarti pasar tidak percaya pada prospek

perusahaan. Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk

menentukan strategi investasi di pasar modal (Widodo & Kurnia,

2016).

28
6. Intellectual Capital

a. Definisi Intellectual Capital

Intelectual capital merupakan suatu pengetahuan dan daya pikir

yang dimiliki oleh perusahaan yang tidak dapat dilihat oleh mata

namun dapat diukur. Secara singkat Bontis et al. (2000) menjabarkan

bahwa intellectual capital merupakan suatu sumber daya tidak

berwujud yang berupa kompetensi dan kemampuan yang dapat

menciptakan sebuah nilai, produktivitas dan kinerja perusahaan.

Sementara Brooking (1997) menyatakan bahwa intellectual capital

sebagai aset dengan nilai yang sangat tinggi yang dapat dikelola untuk

mendapatkan kinerja dan hasil yang maksimal. Society of Management

Accountants Canada (SMAC) menyebutkan bahwa intellectual capital

merupakan suatu pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya

manusia dalam sebuah perusahaan yang dimana dengan pengetahuan

tersebut dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan dimasa

mendatang.

Stewart (2007) mendefinisikan intellectual capital sebagai

akumulasi dari jumlah human capital (bakat), structural capital

(kekayaan intelektual, metodologi, perangkat lunak, dokumen dan

artefak pengetahuan lainnya) dan customer capital (hubungan klien).

Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa

intellectual capital merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dimiliki

29
oleh suatu perusahaan tepatnya pada sumber daya manusia di

perusahaan tersebut sebagai suatu keunggulan (advantage) yang dapat

dijadikan modal yang cukup penting dalam memperbaiki kinerja dan

meningkatkan nilai perusahaan. Intellectual capital memang diakui

oleh para ahli, berkontribusi sangat besar bagi suatu perusahaan dalam

menghasilkan sebuah nilai, karakteristik, dan keuntungan bagi

perusahaan

b. Klasifikasi Intellectual Capital

Mengacu pada pandangan Stewart (2007), intellectual capital terdiri

dari tiga indikator yaitu modal manusia, modal struktural dan modal

pelanggan.

1) Modal Manusia (Human Capital)

Human capital atau modal manusia merupakan hal utama yang

paling esensial dari intellectual capital dikarenakan

pengaplikasian intellectual capital ini dilakukan pada modal

manusia sebagai sumber daya yang dapat ditingkatkan secara

keterampilan dan kompetensi serta dapat menciptakan inovasi

untuk peningkatan nilai perusahaan. Sawarjuwono dan Prihatin,

(2003) dalam Fariana (2014) menyebutkan bahwa peningkatan

human capital akan terjadi jika perusahaan dapat mengelola

dengan baik pengetahuan yang dimiliki oleh manusia atau

karyawan pada perusahaan tersebut, sehingga perusahaan sangat

30
penting untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengelola

pengetahuan karyawan dikarenakan jika tidak dimanfaatkan akan

terbuang sia-sia dan tidak berdampak pada peningkatan nilai dan

kualitas perusahaan bahkan dapat membuat perusahaan tidak

dapat bersaing bahkan hingga bangkrut. Organisasi atau

perusahaan yang dapat mengelola dengan baik peningkatan nilai

human capital yakni dari segi pengetahuan karyawan dengan

melakukan pelatihan, studi lanjut, maupun sertifikasi bagi

karyawan perusahaan, sehingga berdampak terhadap

produktivitas kinerja dan peningkatan nilai perusahaan.

2) Modal Struktural (Structural Capital)

Modal struktural merupakan modal yang disiapkan oleh

perusahaan untuk mendukung karyawan dalam menghasilkan

kinerja intelektual dan kinerja bisnis yang baik. Modal ini seperti:

sistem operasional, prosedur, organizational charts, strategi,

budaya organisasi, database, process manuals, kebiasaan, filosofi

manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki

perusahaan yang dapat membuat nilai perusahaan lebih besar

daripada nilai materialnya disebut structural capital. Chen et al.

(2005) mengklasifikasikan structural capital menjadi dua bagian,

yaitu innovation capital dan process capital.

31
Innovation capital merupakan structural capital yang

memfokuskan kepada pentingnya sebuah inovasi dalam

pengembangan suatu perusahaan, sedangkan prosess capital

merupakan structural capital yang titik fokusnya untuk

peningkatan efisiensi operasional perusahaan, mulai dari proses

persiapan produksi hingga aktivitas lainnya sampai pada

penghasilan output oleh karyawan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kesuksesan structural capital dipengaruhi

oleh pruduktivitas human capital. Jika seorang karyawan

memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi namun perusahaan

tidak memiliki sistem manajemen dan prosedur kerja yang baik

maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara

maksimal (Fariana, 2014).

3) Modal Pelanggan (Customer Capital)

Customer capital didasari pada kenyataan bahwa perusahaan

tidak bisa berdiri tanpa dukungan dari pihak luar seperti pelanggan

yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang

bersangkutan, pemasok yang andal dan berkualitas serta

hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun masyarakat

sekitar. Oleh sebab itu, menjaga hubungan baik dengan beberapa

pihak merupakan hal penting yang harus dijalankan perusahaan

karena dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut. Proses

32
munculnya customer capital biasanya dimulai dari kegiatan

mengenal, belajar, percaya, dan menjalin hubungan.

Semakin baik hubungan customer dengan perusahaan maka

semakin besar nilai customer capital yang bisa dilaporkan.

Customer capital juga dapat tercipta melalui pengetahuan

karyawan yang diproses dengan structural capital yang dapat

menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar. Jika pelanggan

sudah loyal terhadap perusahaan, maka kinerja bisnisnya dapat

terjaga (Fariana 2014).

c. Pengukuran Intellectual Capital

Metode pengukuran intellectual capital dikelompokkan dalam

dua kategori, yaitu pengukuran yang tidak menggunakan penilaian

moneter dan pengukuran yang menggunakan penilaian moneter

(Cahyati, 2012). Pengukuran yang tidak menggunakan penilaian

moneter dapat menggunakan metode Balance Scorecard yang

dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992), Brooking’s

Technology Broker Method (1996), The Skandia IC Report Method

oleh Edvinsson dan Malone (1997), The Intellectual Capital-Index

yang dikembangkan oleh Ross et al. (1997) dan Sveiby’s Intangible

Asset Monitor (1997). Sedangkan pengukuran yang menggunakan

penilaian moneter dapat menggunakan metode VAIC Model (Pulic,

33
1998, 2000), Tobin’s Q Method (Luthy, 1999) dan Model EVA dan

MVA yang dikembangkan oleh Berg (2007).

Dari sekian metode pengukuran intellectual capital harus dipilih

satu pengukuran. Dan teknik pengukuran model Pulic akhirnya dipilih

dalam penelitian ini sebagai pengukuran intellectual capital. Model

Pulic dipilih karena model ini mudah dalam memperoleh data yang

akan digunakan serta model ini menyediakan dasar ukuran angka-

angka keuangan standar yang ada pada laporan keuangan perusahaan

dan konsisten, sehingga akan lebih efektif untuk melakukan analisis.

Metode VAIC yang dikembangkan oleh Pulic pun didesain untuk

mengukur seberapa efisiensi penciptaan nilai yaitu value added yang

disebabkan oleh penggunaan intellectual capital dan capital employed

di dalam lingkungan bisnis. Selain memerlukan sumber daya seperti

capital employed (VACA) untuk mendukung kegiatan perusahaan

dalam memperoleh value added diperlukan juga dua komponen lain

yaitu human capital (VAHU) dan structural capital (STVA).

Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama

VAIC™ (Value Added Intellectual Coefficient).

7. Corporate Governance

a. Definisi Corporate governance

Corporate governance sejatinya sangat dibutuhkan di berbagai

perusahaan, karena mampu memberikan dampak pada baik dan

34
buruknya kinerja keuangan serta dapat memberikan efek kepada nilai

perusahaan. Corporate governance sendiri mengatur dalam

pembagian tugas hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan

terhadap kehidupan perusahaan termasuk para pemegang saham,

dewan pengurus, para manajer, dan lain-lain. Forum for Corporate

Governance in Indonesia (FCGI) menyatakan bahwa corporate

governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak

kreditur, pemerintah, dan karyawan serta para pemegang kepentingan

internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan

kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang

mengendalikan perusahaan. Sedangkan menurut OECD (Organization

for Economic Cooperation and Development) sebagai berikut:

Corporate Governance merupakan suatu sistem untuk

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Struktur

corporate governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban

di antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi

seperti dewan direksi, para manajer, para pemegang saham,

dan pemangku kepentingan lainnya.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan

corporate governance adalah sistem, proses, dan seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang

35
berkepentingan demi tercapainya tujuan oganisasi. Corporate

governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan ini dan

mencegah terjadinya kesalahan signifikan dalam strategi korporasi

dan untuk memastikan kesalahan yang terjadi dapat segera

diperbaiki.

b. Tujuan dan Manfaat Corporate Governance

Tujuan dari Corporate Governance adalah meningkatkan nilai

bagi pihak pemegang saham (Saribu, 2014). Sedangkan tujuan

corporate governance menurut Hardikasari (2011) adalah:

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham. Melindungi

hak dan kepentingan para anggota stakeholder non pemegang

saham.

2. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus

atau Board of Directors dan manajemen perusahaan.

4. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan

manajemen senior perusahaan.

Menurut FCGI, penerapan corporate governance dalam

perusahaan akan membawa beberapa manfaat dari penerapan

corporate governance yaitu:

36
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi

operasional perusahaan dengan lebih baik, serta lebih

meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih

murah sehingga dapat lebih meningkatkan corparate value.

3. Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung

pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang

kepada pihak manajemen

4. Meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga dapat

meningkatkan citra perusahaan kepada publik lebih luas dalam

jangka panjang.

5. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan

modalnya di Indonesia.

c. Mekanisme Corporate Governance

Menurut Boediono (2005) dalam Tadikapury (2011) mekanisme

corporate governance merupakan suatu sistem yang mampu

mengendalikan dan mengarahkan kegiatan operasional perusahaan

serta pihak-pihak yang terlibat didalamnya, sehingga dapat digunakan

untuk menekan terjadinya masalah agency. Maka untuk

meminimalkan konflik kepentingan antara principal dan agen akibat

adanya pemisahan pengelolaan perusahaan, diperlukan suatu cara

37
efektif untuk mengatasi konflik kepentingan (conflict of interest)

tersebut. Ada tiga mekanisme corporate governance yang dipakai

dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap nilai perusahaan, diantaranya adalah kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite

audit.

a) Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial adalah situasi dimana manajer

memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer

tersebut sekaligus pemegang saham perusahaan yang secara aktif

ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan

komisaris) (Diyah dan Erman, 2009). Dengan adanya

kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaaan akan

menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan

meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang

meningkat. Kepemilikan manajemen yang besar akan efektif

memonitoring aktivitas perusahaan.

Semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan

maka manajemen akan cenderung untuk berusaha meningkatkan

kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk

kepentingannya sendiri. Dalam laporan keuangan, keadaan ini

ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham

38
perusahaan oleh manajer, karena hal ini merupakan informasi

penting bagi pengguna laporan keuangan maka informasi ini akan

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

b) Kepemilikan Institusional

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam

meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan

pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap

mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap

keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor

institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga

tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Semakin

besar kepemilikan institusional maka semakin efisien

pemanfaatan aset perusahaan. Dengan demikian proporsi

kepemilikan institisional bertindak sebagai pencegahan terhadap

pemborosan yang dilakukan manajemen (Faizal, 2004).

Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan

menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak

investor institusional agar dapat mendorong manajer untuk lebih

memfokuskan perhatian terhadap kinerja perusahaan sehingga

akan dapat mengurangi perilaku oportunistik atau perilaku

mementingkan diri sendiri. Kepemilikan institusional ini dimiliki

39
oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,

institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada

akhir tahun. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi

dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang

tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai

kepentingan pihak manajemen (Boediono, 2005).

c) Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen merupakan anggota yang tidak

terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya

dan pemegang saham pengendali, bebas dari hubungan bisnis atau

hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen atau bertindak semata mata demi

kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan

Governance, 2006). Berdasarkan dari Direksi PT Bursa Efek

Jakarta No. SE305/BEJ/07-2004 perihal komisaris independen di

perusahaan publik, disebutkan bahwa:

1. Komisaris Independen adalah berasal dari luar emiten atau

perusahaan publik.

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak

langsung pada emiten atau perusahaan publik.

40
3. Tidak mempunyai afiliasi dengan emiten atau perusahaan

publik, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten

atau perusahaan publik.

4. Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak

langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau

perusahaan publik.

Dewan komisaris independen memegang peranan penting

dalam pelaksanaan CG. Secara teori dan praktik, tugas utama dari

dewan komisaris independen adalah melakukan fungsi

pengawasan terhadap manajemen untuk memastikan bahwa

mereka melakukan segala aktivitas dengan kemampuan

terbaiknya bagi kepentingan perseroan, serta meninggalkan

keputusan yang tidak menguntungkan. Hal ini sejalan dengan

esensi corporate governance, yaitu meningkatkan nilai

perusahaan melalui supervise atau monitoring kinerja manajemen

dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap shareholders

dan stakeholders lain. Dewan Komisaris Independen merupakan

inti dari corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin

pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam

mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas.

41
d) Komite Audit

Sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM Kep.

29/PM/2004 Peraturan No. IX.I.5: Pembentukan dan Pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komite audit adalah komite

yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas

pengawasan pengelolaan perusahaan. Selain itu komite audit

dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan

komisaris dengan pihak manajemen guna mengatasi masalah

pengendalian ataupun kemungkinan timbulnya agensi. Dalam

penelitian ini yang digunakan hanya dewan komisaris independen.

5. Pengungkapan Sustainability Reports

Sustainability Reports dapat didefinisikan sebagai laporan yang tidak

hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non

keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang

memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan

(sustainable performance) (Elkington, 1997). Global Reporting Initiative

sebagai lembaga pemberi pedoman pengungkapan sustainability report,

mendefinisikan sustainability report sebagai praktik dalam mengukur dan

mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada

stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam

mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

42
Konsep sustainability report merupakan turunan dari konsep triple-

bottom line yang diperkenalkan oleh John Elkington (1988). John

Elkington menjelaskan konsep triple-bottom line sebagai :

“The three lines of the triple-bottom line represent society, the economy, and

the environment. Society depend on the global ecosystem, whose health

represents the ultimate bottom line. The three lines are not stable; they are

in constant flux, due to social political, economic, and environmental

pressures, cycle and conflicts.”

Gambar 2.1 Konsep Triple-Bottom Line

Economic Prosperity
Economy
Profit

Social Equity Environmental Stewardship


Equity Environment
People Planet
Sumber : www.centerforsustainability.org, 2012.

Laporan berkelanjutan (sustainability report) merupakan jenis laporan

yang bersifat sukarela (voluntary). Laporan ini diungkapkan sebagai

pelengkap laporan keuangan (financial statement), namun dalam

penyampaiannya laporan ini terpisah dari laporan keuangan perusahaan.

Hal ini diperkuat oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No.1 paragraf ke sembilan, yaitu “perusahaan dapat pula menyajikan

43
laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan

nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana

faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi

industry yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan

yang memegang peranan penting”.

Implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia didukung oleh

sejumlah aturan seperti UU No.23/1997 tentang manajemen lingkungan

dan aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai prosedur dan

persyaratan listing dan juga standar laporan keuangan (PSAK). Laporan

berkelanjutan (sustainability report) telah memberikan banyak manfaat

bagi perusahaan maupun bagi stakeholder perusahaan itu sendiri. Menurut

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), laporan

berkelanjutan (sustainability report) memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sustainability Report memberikan informasi kepada stakeholder

(pemegang saham, anggota komunitas lokal dan pemerintah) dan

meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan

transparansi.

b. Sustainability Report dapat membantu membangun reputasi sebagai

alat yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value,

market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.

44
c. Sustainability Reports dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan

mengelola risikonya.

d. Sustainability Report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership

thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.

e. Sustainability Report dapat mengembangkan dan memfasilitasi

pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam

mengelola dampak lingkungan, ekonomi, sosial.

f. Sustainability Report cenderung mencerminkan secara langsung

kemampun dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi kenginan

pemegang saham untuk jangka panjang.

g. Sustainability Report membantu membangun ketertarikan para

pemegang saham dengan visi jangka panjang dan membantu

mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan nilai perusaaan yang

terkait dengan isu sosial dan lingkungan.

Sebagian besar bentuk pengungkapan sustainability report perusahaan

diungkapkan melalui website perusahaan, dengan media ini stakeholder

dapat mengakses dan mengetahui bagaimana bentuk pertanggungjawaban

yang dilakukan oleh perusahaan. Sustainability Report dapat didesain oleh

manajemen sebagai cerita retoris untuk membentuk image (pencitraan)

bagi pemakainya melalui pemakaian narrative text (Nugroho, 2007).

Pengungkapan sustainability report yang sesuai dengan GRI (Global

45
Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip – prinsip

tersebut tercantum dalam GRI-G4 Guidelines, yaitu:

1) Keseimbangan: sustainability report sebaiknya mengungkapkan

aspek positif dan negatif dari kinerja suatu perusahaan agar dapat

menilai secara keseluruhan kinerja dari perusahaan tersebut.

2) Dapat dibandingkan: sustainability report berisi isu dan informasi

yang ada sebaiknya dipilih, dikompilasi, dan dilaporkan secara

konsisten. Informasi tersebut harus disajikan dengan seksama

sehingga memungkinkan stakeholders untuk menganalisis

perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.

3) Akurat: informasi yang dilaporkan dalam sustainability report

harus cukup akurat dan rinci sehingga memungkinkan pemangku

kepentingan untuk menilai kinerja organisasi

4) Urut Waktu: pelaporan sustainability report tersebut harus

terjadwal dan informasi yang ada harus selalu tesedia bagi

stakeholders.

5) Kesesuaian: informasi yang diberikan dalam sustainability report

harus sesuai dengan pedoman dan dapat dimengerti serta dapat

diakses oleh stakeholders.

6) Dapat dipertanggungjawabkan: informasi dan proses yang

digunakan dalam penyusunan harus dikumpulkan, direkam,

46
dikompilasi, dianalisis dan diungkapkan dengan tepat sehingga

dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi.

6. Kinerja Keuangan

Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang

penting dalam perusahaan. Semakin ketatnya persaingan yang terjadi,

perusahaan semakin dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus. Kinerja

yang baik merupakan cerminan dari manajemen bahwa perusahaan telah

memberikan bukti keberhasilan pengelolaan kepada para pemegang saham,

penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Menurut Rivai (2009) dalam

Fitriani dan Septriarini (2017), ukuran kinerja yang biasa digunakan dalam

perusahaan adalah ukuran keuangan, karena ukuran keuangan merupakan

pengukuran yang mudah untuk dilakukan. Kinerja keuangan merupakan

gambaran keberhasilan perusahaan dalam menjalankan fungsi dan

pengelolaan operasinya.

Menurut Lestari (2017) Kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk

menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi suatu perusahaan di

masa yang akan datang dan bermanfaat untuk mengukur tingkat

kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan dan

memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham perusahaan

tersebut. Kinerja keuangan perusahaan juga merupakan prestasi

perusahaan yang ditunjukkan oleh laporan keuangannya sebagai suatu

tampilan keadaan perusahaan selama periode tertentu. Menurut Gitman

47
dan Zutter (2015) dalam Lestari (2017) terdapat 5 kategori rasio keuangan

perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan,

yaitu sebagai berikut:

a. Liquidity Ratio. Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

b. Activity Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur kecepatan suatu

akun untuk dapat dikonversi menjadi penjualan atau kas.

c. Debt Ratio. Rasio hutang digunakan untuk mengetahui besarnya

proporsi total aset yang dibiayai dengan hutang.

d. Profitability Ratio. Rasio pengukuran ini mengevaluasi keuntungan

perusahaan terhadap tingkat penjualan tertentu, tingkat aset tertentu,

investasi dari pemilik maupun nilai saham.

e. Market Ratio. Rasio ini berhubungan dengan nilai pasar sebuah

perusahaan yang diukur dengan harga saham saat ini.

Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

profitabilitas. Profitabilitas merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk

menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat

yang diterima. Bagi perusahaan, profitabilitas dapat digunakan sebagai

evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Pada penelitian

ini, penulis menggunakan salah satu dari rasio profitabilitas yaitu return on

assets (ROA). Pemilihan ROA sebagai indikator kinerja keuangan

48
perusahaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nimtrakoon (2015),

Nuryaman (2015) serta Kadim, Zain dan Sumarjaya (2017).

Return on Assets (ROA) merupakan suatu ukuran keberhasilan

manajemen dalam mengelola perusahaan. ROA digunakan untuk

mengevaluasi aktivitas keseluruhan perusahaan. Sehingga semakin tinggi

nilai ROA suatu perusahaan semakin menunjukkan kinerja perusahaan

yang baik (Lestari, 2017). Meningkatkan kinerja keuangan merupakan

salah satu tolak ukur perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan

sumber daya yang dimiliki serta mencapai tujuan meningkatkan nilai

perusahaan. Untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya, suatu

perusahaan haruslah berada dalam keadaan kinerja yang baik (good

performance). Karena dari kinerja perusahaan yang baik, kelak akan

mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukannya.

Karena biasanya investor melakukan penilaian dengan melihat rasio

keuangan sebagai alat evaluasi investasi. Maka dari itu dengan adanya rasio

ini, secara analitis akan mempererat hubungan antara kinerja keuangan dan

nilai perusahaan.

49
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dijadikan acuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian

terdahulu yang digunakan adalah jurnal-jurnal. Penelitian Haryani dan Hamfri (2017) meneliti tentang pengaruh

intellectual capital, profitabilitas, dan leverage terhadap nilai perusahaan, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

secara parsial dan simultan intellectual capital, profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Mya, Agussalim & Desmiwerita (2021) meneliti tentang pengaruh pengungkapan sustainability report,

dan intellectual capital terhadap nilai perusahaan, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengungkapan

sustainability report dan intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Adapun hasil dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai bahasan yang berkaitan dengan penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Terdahulu

Variabel dan Metodologi


Penelitian
No. Peneliti Terdahulu (Judul Hasil Penelitian Keterangan
dan Tahun) Persamaan Perbedaan

50
1. Endang Wahyuni dan Nilai Kepemilikan Hasil penelitian menunjukkan Jurnal
Endang Purwaningsih Perusahaan, Manajerial, bahwa kepemilikan manajerial, Nasional
Kepemilikan Profitabilitas, ukuran perusahaan, kebijakan
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Struktur dividen, dan intellectual capital
Manajerial, Ukuran Modal, tidak berpengaruh terhadap
Perusahaan, Profitabilitas, Intellectual nilai perusahaan. Sedangkan
Kebijakan Dividen, Capital, profitabilitas dan keputusan
Keputusan Investasi, Ukuran investasi berpengaruh positif
Struktur Modal dan Perusahaan, terhadap nilai perusahaan.
Intellectual Capital dan Kebijakan Struktur modal berpengaruh
Terhadap Nilai Perusahaan Dividen, negatif terhadap nilai
pada Perusahaan Keluarga Keputusan perusahaan.
yang Terdaftar di Bursa Efek Investasi
Indonesia 2016-2019 /
Jurnal Media Akuntansi
Vol.33 No.01 Tahun 2021

2. Yehezkiel Iwan Kurniawan Intellectual Capital Hasil penelitian ini Jurnal


& Hendro Lukman Capital dan Structure menunjukkan bahwa Nasional
Firm Value intellectual capital berpengaruh
Pengaruh Intellectual negatif terhadap nilai
Capital Terhadap Firm perusahaan. Sedangkan strategi
Value Dengan Capital bersaing terbukti mampu
Structure Sebagai Variabel mempengaruhi (memperlemah)
Mediasi / Jurnal hubungan antara intellectual
Multiparadigma Akuntansi capital terhadap nilai
Tarumanagara, Vol. 2 Edisi perusahaan.
Juli 2020

51
3. Rakhmini Juwita dan Aurora Intellectual - Hasil penelitian ini menyatakan Jurnal
Angela Capital dan bahwa intellectual capital Nasional
Nilai (VAIC) memiliki pengaruh
Pengaruh Intellectual Perusahaan positif dan signifikan terhadap
Capital Terhadap Nilai nilai perusahaan (PBV). Ini
Perusahaan pada Perusahaan berarti bahwa intellectual
Indeks Kompas 100 di Bursa capital mampu menaikkan PBV
Efek Indonesia / Jurnal dengan jauh lebih baik.
Akuntansi Vol.8 No.1 Mei
2016.

4. Haryani dan Hamfri Intellectual Profitabilitas Hasil penelitian ini menemukan Jurnal
Capital dan dan Leverage bahwa secara parsial dan Nasional
Pengaruh Intellectual Nilai simultan, intellectual capital,
Capital, Profitabilitas, dan Perusahaan profitabilitas dan leverage
Leverage Terhadap Nilai berpengaruh terhadap nilai
Perusahaan Pada Perusahaan perusahaan.
Sektor Properti, Real Estate,
dan Konstruksi Bangunan
Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia / Jurnal
Ultima Acounting, Vol.9
No.2, Hal. 1-14 Tahun 2017.

6. Novia Puspita dan Jasman Sustainability - Hasil peneltian ini menyatakan Jurnal
Report, Nilai bahwa sustainability report Nasional
Pengaruh Laporan Perusahaan berpengaruh positif dan
Keberlanjutan dan signifikan terhadap nilai
(Sustaianbility Report) Profitabilitas perusahaan. Sementara
Terhadap Nilai Perusahaan profitabilitas tidak berperan

52
Dengan Profitabilitas dalam memoderasi pada
Sebagai Variabel Moderasi / pengaruh positif sustainability
Jurnal KRISNA: Kumpulan report terhadap nilai
Riset Akuntansi, Vol. 14, perusahaan.
No, 1 Juli 2022

7. Quita Amelia dan I Gusti Profitabilitas, - Hasil penelitian ini menyatakan Jurnal
Ayu Pengungkapan bahwa sustainability report Nasional
Sustainability berpengaruh positif pada nilai
Profitabilitas Sebagai Report dan perusahaan dan profitabilitas
Variabel Pemoderasi Nilai memperkuat pengaruh
Pengaruh Pengungkapan Perusahaan sustainability report pada nilai
Sustainability Report Pada perusahaan.
Nilai Perusahaan Pemenang
Indonesian Sustainability
Reporting Awards / Jurnal
Akuntansi, Vol. 30 No.3
Maret 2020

8. Mya Pramita, Agussalim, Sustainability - Hasil penelitian ini Jurnal


dan Desmiwerita Report, menunjukkan bahwa Nasional
Intellecual pengungkapan sustainability
Pengaruh Pengungkapan Capital dan report dan intellectual capital
Sustainability Reporting dan Nilai berpengaruh signifikan
Intellectual Capital Perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Terhadap Nilai Perusahaan /
Pareso Jurnal, Vol.3 No. 1
Maret 2021.

53
9. Morine, Yulia Syafitri dan Sustainability Kebijakan Hasil penelitian ini menyatakan Jurnal
Meri Dwi Anggraini Report, Nilai Dividen bahwa kebijakan dividen Nasional
Perusahaan berpengaruh positif dan
Pengaruh Kebijakan Dividen signifikan terhadap nilai
dan Sustainability Report perusahaan, sedangkan
Terhadap Nilai Perusahaan / sustainability report
Pareso Jurnal, Vol.4, No. 1, berpengaruh negatif dan
Maret 2022 signifikan terhadap nilai
perusahaan.

10. Bima Putranto, Andri Pengungkapan - Hasil penelitian ini Jurnal


Prastiwi Sustainability menunjukkan bahwa Nasional
Report, sustainability report
Pengaruh Pengungkapan Kinerja, dan (pengungkapan ekonomi
Sustainability Reporting Nilai kinerja, kinerja lingkungan,
Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan kinerja sosial) tidak memiliki
Perusahaan / Diponegoro pengaruh yang signifikan
Journal of Accounting, hubungan pada kinerja
Vol.4 No.1 2015. perusahaan dan nilai
perusahaan.

11. M. Raihan, Jantje J, Modal - Hasil penelitian ini Jurnal


Tinangon, et..al Intelektual, menunjukkan bahwa modal Nasional
Nilai intelektual berpengaruh
Pengaruh Modal Intelektual Perusahaan terhadap nilai perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja sedangkan variabel kinerja
Dengan Kinerja Keuangan Keuangan keuangan tidak memoderasi
Sebagai Variabel modal intelektual dan nilai
Moderating / Jurnal Riset perusahaan.

54
Akuntansi dan Auditing 11
(2) Tahun 2020.

12. Ririn Yuliawati dan Natasia Modal - Hasil penelitian ini menyatakan Jurnal
Alinsari Intelektual, bahwa variabel modal Nasional
Nilai intelektual berpengaruh tehadap
Pengaruh Modal Intelektual Perusahaan nilai perusahaan yang diukur
Terhadap Nilai Perusahaan dan dengan menggunakan Tobin’s
Dengan Profitabilitas Profitabilitas Q. Profitabilias diukur dengan
Sebagai Variabel Moderasi / Return On Assets (ROA)
Riset dan Jurnal Akuntansi, terbukti mampu memoderasi
Vol. 6 No.3 Juli 2022 pengaruh modal intelektual
terhadap nilai perusahaan.

13. Liliek Nur S Kinerja - Hasil penelitian ini menyatakan Jurnal


Keuangan, bahwa Modal intelektual yaitu Nasional
Kinerja Keuangan Sebagai Modal VAHU, STVA, dan VACA,
Variabel Moderasi Antara Intelektual, berpengaruh signifikan dan
Faktor Modal Intelektual dan Nilai positif terhadap nilai
Dengan Nilai Perusahaan Perusahaan perusahaan. Kinerja keuangan
Manufaktur / Jurnal dapat memoderasi intelektual
Sekretari dan Manajemen, modal (STVA) dengan nilai
Vol.5 No.2 2021 perusahaan.

14. Dian Kartika dan Pengungkapan Leverage dan Hasil penelitian ini Jurnal
Wahidahwati Sustainability Profitabilitas menunjukkan bahwa Nasional
Report, pengungkapan sustainability
Pengaruh Pengungkapan Ukuran report tidak mempengaruhi
Sustainability Report, Perusahaan, nilai perusahaan, ukuran
Ukuran Perusahan, perusahaan dan leverage

55
Profitabilitas, dan Leverage dan Nilai berpengaruh positif terhadap
Terhadap Nilai Perusahaan / Perusahaan nilai perusahaan sedangkan
Jurnal Ilmu dan Riset profitabilitas berpengaruh
Akuntansi, Vol.10 No.4 negatif terhadap nilai
2021. perusahaan.

15. Anisa Hediyanti dan Erna Intellectual - Hasil penelitian ini menyatakan Jurnal
Sulistyowati Capital, bahwa intellectual capital Nasional
Corporate berpengaruh positif dan
Pengaruh Intellectual Governance, signifikan terhadap nila
Capital dan Corporate Profitabilitas perusahaan, corporate
Governance Terhadap Nilai dan Nilai governance tidak berpengaruh
Perusahaan Dengan Perusahaan terhadap nilai perusahaan,
Profitabilitas Sebagai sedangkan profitabilitas dapat
Variabel Moderasi / Jurnal memoderasi intellectual capital
EK & BI, Vol.4 No.1 Juni namun tidak dapat memoderasi
2021 corporate governance terhadap
nilai perusahaan.

16. Tutut S dan Nur Fadjrih Corporate - Hasil penelitian ini Jurnal
Governance, menunjukkan bahwa kinerja Nasional
Pengaruh Corporate Nilai keuangan berdampak pada
Governance Terhadap Nilai Perusahan dan mekanisme corporate
Perusahaan Dengan Kinerja Kinerja governance yang secara
Keuangan Sebagai Variabel Keuangan bersama-sama berpengaruh
Moderating / Jurnal Ilmu positif dan signifikan secara
dan Riset Akuntansi Vol. 4 simultan terhadap nilai
No. 8 No. 2015 perusahaan.

56
17. Arthy Suryaningtyas dan Corporate - Hasil penelitian ini Jurnal
Abdul Rohman Governance, menunjukkan bahwa corporate Nasional
Nilai governance memiliki pengaruh
Pengaruh Penerapan Perusahaan positif dan signifikan terhadap
Corporate Governance dan Kinerja nilai perusahaan dan kinerja
Terhadap Nilai Perusahaan Keuangan keuangan. Selain itu kinerja
Dengan Kinerja Keuangan keuangan mampu memediasi
Sebagai Variabel Mediasi / hubungan antara tata kelola dan
Jurnal Akuntansi, Vol.8, nilai perusahaan.
No.4 Tahun 2019

18. Nadya Ariana dan Tieka Corporate - Hasil penelitian ini menyatakan Jurnal
Trikartika G Governance, bahwa secara parsial KOMIN Nasional
Nilai dan KI memiliki pengaruh
Pengaruh Corporate Perusahan dan secara signifikan, sedangkan
Governance Terhadap Nilai Kinerja KA tidak berpengaruh secara
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan signifikan terhadap nilai
Keuangan Sebagai Variabel perusahaan. Namun dengan
Moderasi / Jurnal Riset adanya kinerja keuangan,
Akuntansi & Komputerisasi secara simultan dapat
Akuntansi (JRAK), Vol. 11 memoderasi antara variabel
No.1, Tahun 2020 corporate governance dan nilai
perusahaan.

19. Krisnando dan Sri Handoko Nilai Good Hasil penelitian ini
Perusahaan Corporate menunjukkan bahwa GCG dan
Pengaruh Good Corporate dan Kinerja Governance ukuran perusahaan berpengaruh
Governance dan Ukuran Keuangan dan Ukuran negative signifikan terhadap
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan nilai perusahaan. Sedangkan
Perusahaan dengan Kinerja kinerja keuangan tidak

57
Keuangan sebagai Variabel memoderasi hubungan antara
Moderasi / Jurnal Akuntansi GCG dan ukuran perusahaan
dan Manajemen Vol. 16 No. tehadap nilai perusahaan.
01, April 2019.

20. Min Zhang, Yinan Qi, Intellectual Product Hasil penelitian ini Jurnal
Zhiqiang Wang, et. al Capital Innovation menunjukkan bahwa modal Nasional
Performance intelektual memberikan
How Does Intelletual pengaruh langsung dan
Capital Affect Product signifikan pada kinerja inovasi
Innovation Performance? produk yang lebih tinggi di
Evidence from China and Cina.
India / International Journal
of Operations & Production
Management (Emerald
Insight) 2018

21. G Bharati Kamath Intellectual Market Hasil penelitian ini Jurnal


Capital, Valuations menunjukkan bahwa modal Internasional
Impact of Intellectual Financial manusia dan modal structural
Capital on Financial Performance perusahaan memiliki pengaruh
Performance and Market yang lebih besar terhadap
Valuations of Firms in India profitabilitas namun modal
/ International Letters of structural berpengaruh negatif
Social and Humanistic terhadap profitabilitas.
Sciences, Vol.48 2015

58
22. Hamideh Nejati & Reza Intellectual - Hasil penelitian ini Jurnal
Pirayesh Capital, Firm menunjukkan bahwa ada Internasional
Value korelasi yang signifikan antara
Measuring The Level Of modal intelektual dan nilai
Intellectual Capital And perusahaan.
Studying Its Effect On Firm
Value By Using The Q-
Tobin Model For
Companies Accepted In
Stock Exchange In Tehran /
International Research
Journal Of Applied and
Basic Sciences (IRJABS)
Vol. 9 No. 11, 2015.

23. Najul Laskar Corporate - Hasil penelitian ini Jurnal


Sustainability menunjukkan bahwa tingkat Internasional
Impact of Corporate Reporting, pengungkapan lebih banyak di
Sustainability Reporting on Firm jepang (90%), diikuti oleh India
Firm Performance: An Performance (88%), korea selatan (85%). Di
Empirical Examination in sisi lain, rata-rata tingkat
Asia / Journal of Asia pengungkapan di Indonesia
Business Studies (Emerald hanya 72% untuk perusahaan
Insight) 2018 Indonesia. Hasil regresi
menggambarkan hubungan
positif yang signifikan antara
pelaporan keberlanjutan dan
kinerja perusahaan serta sangat

59
penting untuk meningkatkan
nilai perusahaan.

24. Amina Buallay Sustainability - Hasil penelitian ini Jurnal


Reporting and menunjukkan bahwa di satu sisi Internasional
Investigating The Effects of Firm ESG positif mempengaruhi
Sustainability Reporting on Performance kinerja pasar dan di sisi lain
a Firm’s Performance / ESG berdampak negative
Journal of Applied terhadap kinerja keuangan.
Accounting Research
(Emerald Insight)

25. Peng Huang, Yue Lu, Corporate - Hasil penelitian ini Jurnal
Marvin Wee Governance, menunjukkan bahwa tata kelola Internasional
Firm Value perusahaan tidak berpengaruh
Corporate Governance pada nilai perusahaan di
Analysts and Firm Value : Australia.
Australian Evidence /
Pacific-Basin Finance
Journal (Science Direct),
2020

Sumber : diolah dari berbagai referensi

60
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.2.

Pengaruh Intellectual Capital, Corporate Governance, dan Pengungkapan Sustainability Report


terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Moderasi

Basis Teori: Teori Sinyal dan Teori Agensi

Variabel independen

Intellectual Capital (X1)


Variabel dependen

H4 H1

Nilai Perusahaan (Y)


Corporate Governance (X2) H2
H5

Pengungkapan Sustainability H6
Report (X3)

Kinerja Keuangan (Z)

Metode: Analisis Regresi Berganda

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

61
D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan Resources Based Theory (Teori Sumber Daya),

menyatakan bahwa intellectual capital memenuhi kriteria sebagai sumber

daya yang unik untuk menciptakan keunggulan kompetitif apabila

perusahaan mampu mengelola sumber daya dan pengetahuannya dengan

baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa dengan pengelolaan

intellectual capital yang baik maka perusahaan dapat menciptakan value

added (nilai tambah) yang berguna dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rakhmini dan

Aurora (2016) dan Haryani & Hamfri (2017) yang menyatakan bahwa

intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan

uraian tersebut maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Intellectual Capital berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan

Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa non-executive

director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai penengah dalam

perselisihan yang terjadi di antara para manajer internal dan mengawasi

kebijakan manajemen serta memberikan nasehat kepada manajemen.

Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan

fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate

governance. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyarankan bahwa

62
masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan

meningkatkan efektifitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen

untuk mencegah kecurangan laporan keuangan.

Semakin banyak anggota dewan komisaris independen maka tingkat

integritas pengawasan terhadap dewan direksi yang dihasilkan semakin

tinggi, dengan begitu maka akan semakin mewakili kepentingan

stakeholders lainnya selain daripada kepentingan pemegang saham

mayoritas dan dampaknya akan semakin baik terhadap nilai perusahaan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Tutut & Nur Fadjrih (2015) dan Arthy &

Abdul Rohman (2019) yang menyatakan bahwa corporate governance

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka

hipotesis pada penelitian ini adalah:

H2: Ukuran Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

3. Pengaruh Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan

Dalam teori legalitimasi menjelaskan bahwa perusahaan harus

beroperasi berpegang pada aturan yang berlaku di lingkungan dimana

perusahaan beroperasi. Kinerja perusahaan non keuangan mulai menarik

perhatian investor profesional. Mereka menyadari bahwa aspek

profitabilitas saja tidak cukup untuk pertumbuhan perusahaan dalam

jangka panjang. Ketika memilih dari perspektif ekonomi, strategis, dan

operasional untuk mempertimbangkan masalah lingkungan dan sosial,

63
Sustainability Reporting akan membantu meningkatkan transparansi

perusahaan, memperkuat manajemen risiko, mendorong keterlibatan

pemangku kepentingan, dan meningkatkan komunikasi dengan pemangku

kepentingan (Shalihin, 2020).

Peneliti telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

Sustainability Report dan nilai perusahaan. Bagi perusahaan, Sustainability

Report (SR) berpotensi meningkatkan nilai perusahaan dimata masyarakat

dan menambah peluang bertahan atau sustainable. Hal ini memicu

perusahaan untuk berupaya melakukan pengungkapan informasi

khususnya berupa sinyal baik yang lebih diminati investor dan shareholder

(Suwardjono, 2014:583). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Quita & I Gusti Ayu (2020) dan Morine, Yulia & Meri (2022) yang

menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis

pada penelitian ini adalah:

H3: Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

4. Pengaruh Kinerja keuangan Memoderasi hubungan antara

Intellectual Capital dengan Nilai Perusahaan

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan

efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai

tujuannya. Ada kalanya kinerja keuangan tidak hanya mengalami kenaikan

64
namun mengalami penurunan. Untuk memperbaiki hal tersebut, salah satu

cara mengukur kinerja keuangan dengan menganalisa laporan keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan (Raihan, 2020). Dalam penelitian ini,

rasio keuangan yang dipakai adalah Return On Assets (ROA). ROA dapat

diartikan sebagai tingkat pengembalian aset atau merupakan sebuah cara

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan profit, karena pada rasio tersebut mewakilkan atau seluruh

aktivitas perusahaan. Ketika profit yang dihasilkan oleh perusahaan tinggi,

maka nilai perusahaan pun juga dapat meningkat.

Tak hanya itu, modal intelektual yang dimiliki perusahaan jika

digunakan secara maksimal pun akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Hal ini akan menarik investor ke perusahaan yang memiliki

modal intelektual dan profitabilitas yang baik. Peran kinerja keuangan

dalam menguatkan pengaruh variabel intellectual capital mendukung

penelitian Ririn & Natasia (2022). Berdasarkan uraian tersebut maka

hipotesis pada penelitian ini adalah:

H4: Kinerja keuangan dapat memperkuat hubungan Intellectual Capital

dengan Nilai Perusahaan

5. Pengaruh Kinerja keuangan Memoderasi hubungan antara Corporate

Governance dengan Nilai Perusahaan

Menurut Frans (2018) Corporate Governance merupakan sebuah

sistem yang dapat mengelola serta mengawasi manajemen agar berjalan

65
berkesinambungan dalam aspek menaikkan nilai saham, sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan dan sebagai bentuk dari

pertanggungjawaban terhadap para shareholders tanpa mengabaikan

kepentingan shareholders lainnya yang terlibat seperti karyawan,

masyarakat, dan kreditur. Nilai perusahaan yang baik dapat dilihat juga dari

kinerja keuangan perusahaan yang baik. Kinerja keuangan merupakan hasil

akhir dari kegiatan operasi perusahaan berbentuk angka-angka keuangan

(Kariyoto, 2017). Untuk melihat profitabilitas perusahaan salah satu

caranya dengan menggunakan ROA (Return On Assets).

ROA dapat menggambarkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam

mengendalikan expenses perusahaan dan efisiensi penggunaan aset

perusahaan terhadap penjualan yang dicapai. Hal ini rupanya sejalan

dengan penelitian Nadya (2022) yang menjelaskan bahwa corporate

governance sesudah dimoderasi oleh variabel kinerja keuangan secara

simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal

ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya mekanisme corporate

governance dan kinerja keuangan maka kepercayaan para investor akan

timbul sehingga memberi dampak yaitu meningkatnya nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H5: Kinerja keuangan dapat memperkuat hubungan Dewan Komisaris

Independen dengan nilai perusahaan

66
6. Pengaruh Kinerja keuangan Memoderasi hubungan antara

Sustainability Report dengan Nilai Perusahaan

Sustainability report menurut Global Reporting Iniative (GRI) meliputi

3 dimensi yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial (Global Sustainability

Standards Boards, 2016). Semakin baik suatu perusahaan mengelola ketiga

aspek tersebut, nilai perusahaan akan semakin meningkat karena

banyaknya saham yang diinvestasikan oleh investor (Hutabarat &

Siswantaya, 2017). Respati & Hadiprajitno (2015) menyatakan bahwa

informasi sosial yang semakin besar diungkapkan, maka profitabilitas

perusahaan akan semakin tinggi tingkatannya. Dalam melakukan

pengambilan keputusan, investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang

memiliki kinerja keuangan perusahaan yang baik, ditandai dengan

profitabilitas (ROA) tinggi. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang

didapat, semakin tinggi pula nilai perusahaan (Setiawati & Lim, 2018).

Peran ROA dalam menguatkan pengaruh variabel sustainability report

mendukung penelitian Novia dan Jasman (2020). Berdasarkan uraian

tersebut maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H6: Kinerja keuangan dapat memperkuat hubungan pengungkapan

sustainability report dengan nilai perusahaan

67
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh intellectual

capital, pengungkapan sustainability report dan corporate governance

terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi.

Perusahaan-perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan

sektor industri dasar dan kimia periode 2015-2021 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dengan memakai sumber laporan keuangan milik perusahaan

yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Suatu subjek atau objek yang akan diambil oleh peneliti untuk

dipelajari, ditelaah, dan tentunya ditarik kesimpulan dari penelitian

tersebut dimaknai sebagai populasi. Populasi tidak dipilih sembarangan

melainkan dipilih karena mempunyai kualitas dan karakteristik yang

berbeda, dengan yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2017). Jadi

populasi dapat diartikan sebagai kumpulan keseluruhan kejadian atau

peristiwa, sekelompok orang dan hal lainnya yang ingin diselidiki oleh

peneliti. Sedangkan bagian dari populasi yang sudah kita bedakan sesuai

kriterianya, itu disebut dengan sampel. Sampel adalah jumlah dari

sebagian populasi namun menjadi gambaran dari keseluruhan populasi.

68
Sampel inilah yang menjadi objek dan subjek dalam penelitian (Suryani

& Hendryadi, 2015, 192).

Populasi dari penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur.

Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

2. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, karena dalam pemilihan sampelnya berdasarkan pertimbangan

tertentu yang diyakini akan merepresentasikan penelitian yang dilakukan.

Berikut kriteria-keriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti:

a. Perusahaan-perusahaan di sektor industri dan kimia yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2021.

b. Perusahaan menerbitkan data laporan keuangan secara berturut-turut

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2021.

c. Perusahaan menerbitkan sustainability report selama tahun 2015-

2021.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, seluruh data baik data variabel independen

maupun variabel dependen adalah data sekunder. Metode pengumpulan data

yang digunakan adalah:

a. Studi Pustaka (library research)

69
Dalam penelitian ini data diperoleh dari beberapa literatur,

yaitu melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang

berkaitan dengan penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan sektor industri dasar

dan kimia periode 2015-2021 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dalam situs (www.idx.co.id) dan di website resmi masing-

masing perusahaan.

D. Operasional Variabel Penelitian

1. Intellectual Capital (X1)

Intellectual capital merupakan suatu pengetahuan dan informasi yang

diterapkan pada sebuah pekerjaan dalam menciptakan suatu nilai pada

organisasi atau perusahaan (Liliek, 2021). Pada umumnya intellectual

capital dibagi ke dalam tiga kategori, diantaranya customer capital,

structural capital serta human capital. Tiga kategori ini atau yang dikenal

sebagai VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) merupakan sebuah

pengukuran yang telah diperkenalkan oleh Pulic (1998) untuk mengukur

kinerja dari intellectual capital suatu perusahaan. Intellectual capital

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

a. VA = Output-Input

b. VACA = VA/CE

70
c. VAHU = VA/HC

d. STVA = SC/VA

e. VAICTM = VACA+VAHU+STVA

Keterangan:

VA : Value Added

Output : Penjualan dan pendapatan

Input : Beban penjualan dan biaya-biaya (selain biaya karyawan)

CE : Capital Employed (Ekuitas dan laba bersih)

HC : Human Capital (total biaya gaji karyawan)

SC : Structural Capital (VA-HC)

VACA : Value Added Capital Employed

VAHU : Value Added Human Capital

STVA : Structural Capital Value Added

VAIC : Value Added Intellectual Coefficient

2. Corporate Governance (X2)

Corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, dan karyawan serta pemegang

kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak dan

kewajiban mereka (Fitri & Sri, 2017). Dalam hal ini rumus corporate

governance yang diproksikan dengan dewan komisaris independen

sebagai berikut:

71
Komisaris Independen = Jumlah Komisaris Independen/Total

Dewan Komisaris

3. Pengungkapan Sustainability Report (X3)

Global Reporting Iniative merilis kerangka laporan tentang tanggung

jawab sosial lingkungan agar suatu perusahaan dapat menunjukkan

akuntabilitas dan transparansinya melalui sustainability report.

Sustainability report merupakan praktik pelaporan organisasi secara

terbuka mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial (Novia &

Jasman, 2022). Hal tersebut sesuai dengan konsep Triple Bottom Line

yang menyatakan bahwa ketiga aspek tersebut (ekonomi, lingkungan dan

sosial) sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Variabel ini

diukur melalui SRDI (Sustainability Report Disclosure Index) yang

pengukurannya dilakukan dengan pemberian skor 0 jika suatu item tidak

dijabarkan, sedangkan skor 1 jika item tersebut dijabarkan. Pengungkapan

sustainability report dihitung dengan rumus sebagai berikut:

SRDI = n/k

Keterangan:

SRDI : Sustainability Report Disclosure Index

n : Jumlah item pengungkapan yang dilakukan perusahaan

k : Jumlah item yang diharapkan diungkapan perusahaan

72
4. Kinerja Keuangan (Z)

Hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan berbentuk angka-angka

keuangan dapat disebut dengan kinerja keuangan (Nadya & Tieka, 2022).

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan

pada suatu periode tertentu yang biasanya diukur dengan indikator

kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Profitabilitas diukur

dengan rasio return on assets (ROA) dimana rasio ini dapat

menggambarkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam

mengendalikan expenses perusahaan dan efisiensi penggunaan aset

perusahaan terhadap penjualan yang dicapai. Adapun ROA dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aktiva

5. Nilai Perusahaan (Y)

Nilai Perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat

keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham

(Merin, et.al, 2022). Nilai perusahaan diukur dengan price book value

(PBV). Price Book Value menunjukkan apakah harga saham (harga pasar)

diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham tersebut. Price

Book Value (PBV) menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan tersebut

mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal

yang diinvestasikan. PBV dihitung dengan menggunakan rumus:

PBV = Harga Saham / BV x 100%

73
Keterangan:

PBV : Price Book Value

BV : Book Value (total ekuitas/jumlah saham beredar)

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Proksi Skala


Intellectual Capital Aset tidak berwujud berupa sumber VA = Output-Input
daya informasi serta pengetahuan VACA = VA/CE
(Sumber: Liliek, yang berfungsi untuk meningkatkan VAHU = VA/HC Rasio
2021) kinerja dan nilai perusahaan. STVA = SC/VA
VAICTM = VACA +
VAHU + STVA

VA = Value Added
CE = Capital Employed
HC = Human Capital
SC = Structural Capital
VACA = Value Added
Capital Employed
VAHU = Value Added
Human Capital
STVA = Structural Capital
Value Added
VAIC = Value Added
Intellectual Coefficient
Corporate Seperangkat peraturan yang mengatur Komisaris Independen = Rasio
Governance hubungan antara pemegang saham, Jumlah komisaris
pengurus (pengelola) perusahaan, independen/total dewan
(Sumber: Fitra & Sri, pihak kreditur, pemerintah, dan komisaris yang ada di
2017) karyawan serta pemegang perusahaan
kepentingan internal dan eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak
dan kewajiban mereka.

Sustainability Laporan berkelanjutan merupakan SRDI = n/k Rasio


Reports laporan berkala yang diterbitkan oleh SRDI (sustainabiliy reports
perusahaan, berisi informasi terkait disclosure index)
(Sumber: Novia & dengan kinerja perusahaan pada aspek N = Jumlah Item
Jasman, 2022) ekonomi, lingkungan dan sosial yang Pengungkapan Yang
dilakukan dalam periode satu tahun. Dilakukan Perusahaan
k = Jumlah Item Yang
Diharapkan Diungkapkan
Perusahaan

74
Nilai PerusahaanPersepsi para investor terhadap tingkat Book Value = Total Rasio
(Firm Value) keberhasilan perusahaan yang sering Ekuitas/Jumlah Saham
dikaitkan dengan harga saham. Beredar
(Sumber: Morine, Price Book Value (PBV) =
Yulia & Meri, Harga Saham (close price)/
2022) Nilai Buku per Lembar
Saham

Kinerja Keuangan Gambaran kondisi keuangan Return On Asset (ROA) = Rasio


(Financial perusahaan pada suatu periode tertentu Laba bersih setelah
Perfomance) yang biasanya diukur dengan indikator pajak/Total Aset
kecukupan modal, likuiditas, dan
(Sumber: Nadya
profitabilitas.
& Tieka, 2020)
Sumber: diolah dari berbagai sumber

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

statistic deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif yang

digunakan untuk memperkirakan hubungan langsung antara intellectual

capital, pengungkapan sustainability report, dan corporate governance

sebagai variabel independen terhadap nilai perusahaan sebagai variabel

dependen dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi. Penelitian

ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Pengujian data dilakukan

menggunakan software SPSS 26.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan

dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik.

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan model

75
analisis data yang digunakan. Uji asumsi klasik adalah pernyataan statistik

yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda (Situmorang &

Lufti, 2014). Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji

autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013). Uji Nomalitas

dilakukan dengan pendekatan grafik Jarque-Bera. Adapun kriteria

pengujian sebagai berikut:

Jika Asym. Sig ≥ 0,05 berarti seluruh data berdistribusi normal.

Jika Asym. Sig < 0,05 berarti seluruh data berdistribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013), uji multikolinearitas digunakan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara

variabel bebas (independen). Regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antar variabel bebasnya. Jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni diatas o,8 maka hal

ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Gujarati, 2003).

76
c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas yakni varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain bersifat tetap (Ghozali, 2013). Untuk menguji ada

tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan pendekatan uji glejser.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan di mana pada model regresi ada

korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode

sebelumnya (t-1) (Ghozali, 2013). Uji autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data

observasi yang diuraikan menurut waktu (time-series) atau ruang

(cross section). Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk menguji

autokorelasi digunakan Residual Diagnostics dengan Serial

Correlation LM Test. Jika nilai signifikansi Chi Square lebih dari 0,05

maka tidak terjadi masalah autokorelasi.

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi

berganda yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pada

77
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari

satu variabel bebas terhadap satu variabel tergantung, baik secara

parsial maupun simultan.

FV = α + β1.IC + β2.CG+ β3.SRDI+ ε

Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

β1,2,3 = Koefisien Regresi

IC = Intellectual Capital

CG = Corporate Governance

SRDI = Sustainability Report Disclosure Index

e = error term

b. Moderated Regression Analysis (MRA)

Dalam penelitian ini menggunakan Moderated Regression Analysis

(MRA), yaitu untuk menguji apakah kinerja keuangan dapat

memperkuat pengaruh intellectual capital, corporate goverance dan

pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan.

Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

FV = α + β1IC+ β2CG + β3SRDI+ β4(IC.FP) + β5(CG.FP) +

β6(SRDI.FP) + ε

Keterangan:

78
Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

IC = Intellectual Capital

CG = Corporate Governance

SRDI = Sustainability Report Disclosure Index

FP = Kinerja Keuangan

IC.FP = Variabel perkalian antara intellectual capital dengan kinerja

keuangan sebagai variabel moderasi yang menggambarkan pengaruh

variabel moderasi kinerja keuangan terhadap intellectual capital

dengan nilai perusahaan.

CG.FP= Variabel perkalian antara corporate governance dengan

kinerja keuangan sebagai variabel moderasi yang menggambarkan

pengaruh variabel moderasi kinerja keuangan terhadap corporate

governance dengan nilai perusahaan.

SRDI.FP= Variabel perkalian antara pengungkapan sustainability

report dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi yang

menggambarkan pengaruh variabel moderasi kinerja keuangan

terhadap pengungkapan sustainability report dengan nilai

perusahaan.

ε = Error Term

79
Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, maka dilakukan melalui

pengujian:

1) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

0 (nol) dan 1 (satu). Jika nilai R2 kecil, berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen sangat terbatas. Jika nilai R2 mendekati 1, berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016).

2) Uji Statistik (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan

dengan taraf pengujian α = 5% (0,05).

3) Uji Statistik t

Uji parsial digunakan untuk menunjukkan seberapa

jauh suatu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen. Tingkat signifikan dalam

80
penelitian ini adalah 5%. Dimana jika angka probabilitas

signifikansi > 5% maka H0 ditolak, jika angka probabilitas

signifikansi ≤ 5% maka H0 diterima (Ghozali, 2013).

81
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran dan Objek Penelitian

Sampel pada penelitian ini yaitu perusahaan sektor industri dasar dan

kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2021. Jumlah sampel

yang diperoleh sebanyak 70 perusahaan. Jumlah tersebut diperoleh dengan

metode pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yang telah

memenuhi kriteria sampel. Adapun prosedur dalam pemilihan sampel adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Ringkasan Pemilihan Sampel

No Kriteria Jumlah

1. Perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang 87

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode 2015-2021

2. Perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang (19)

tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2015-2021

3. Perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang (15)

tidak menerbitkan laporan keuangan secara

berturut-turut selama periode 2015-2021

82
4. Perusahaan yang tidak menerbitkan sustainability (43)

report secara berturut-turut selama tahun 2015-

2021

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 10

Total sampel yang digunakan dalam penelitian (10 70

perusahaan x 7 tahun)

Sumber: Data yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan sektor

industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

tahun 2015-2021 yang sesuai dengan kriteria penelitian adalah sebanyak 10

perusahaan. Sehingga total sampel data penelitian selama tahun 2015-2021

sebanyak 70 perusahaan.

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Hasil Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi intellectual

capital, corporate governance, pengungkapan sustainability report, nilai

perusahaan dan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi akan diuji

secara statistik deskriptif seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Intellectual Capital 70 -3,94 9,44 1,2816 2,20567
DKI 70 ,17 ,80 ,4256 ,13705

83
Sustainability Report 70 ,11 ,84 ,3329 ,16358
Kinerja Perusahaan 70 -,04 ,53 ,1119 ,13628
Nilai Perusahaan 70 ,14 82,44 8,6001 17,14319
Valid N (listwise) 70
Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa pada variabel intellectual capital (X1)

menunjukkan nilai minimum sebesar -3,94 nilai maksimum sebesar 9,44

dengan rata-rata sebesar 1,2816 dan standar deviasi 2,20567. Nilai rata-rata

lebih kecil daripada standar deviasi yang artinya, data bersifat heterogen atau

distribusi data dengan simpangan besar.

Pada tabel yang sama juga menjelaskan bahwa pada variabel corporate

governance (X2) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,17 nilai maksimum

sebesar 0,80 dengan rata-rata sebesar 0,4256 dan standar deviasi 0,13705.

Nilai rata-rata lebih kecil daripada standar deviasi yang artinya, data bersifat

heterogen atau distribusi data dengan simpangan besar.

Pada tabel yang sama juga menjelaskan bahwa pada variabel

pengungkapan sustainability report (X3) menunjukkan nilai minimum

sebesar 0,11 nilai maksimum sebesar 0,84 dengan rata-rata sebesar 0,3329

dan standar deviasi 0,16358. Nilai rata-rata lebih kecil daripada standar

deviasi yang artinya, data bersifat heterogen atau distribusi data dengan

simpangan besar.

Pada tabel yang sama juga menjelaskan bahwa pada variabel nilai

perusahaan (Y) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,14 nilai maksimum

84
sebesar 82,44 dengan rata-rata sebesar 8,6001 dan standar deviasi 17,14319.

Nilai rata-rata lebih kecil daripada standar deviasi yang artinya, data bersifat

heterogen atau distribusi data dengan simpangan besar.

Pada tabel yang sama juga menjelaskan bahwa pada variabel kinerja

keuangan (Z) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,04 nilai maksimum

sebesar 0,53 dengan rata-rata sebesar 0,1119 dan standar deviasi 0,13628.

Nilai rata-rata lebih kecil daripada standar deviasi yang artinya, data bersifat

heterogen atau distribusi data dengan simpangan besar

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi dan

penyebaran data yang normal atau tidak. Dalam uji normalitas

terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji

normalitas data dengan menggunakan pengolahan SPSS versi 26

menghasilkan grafik sebagai berikut :

85
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot

Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Berdasarkan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa titik-titik yang

menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data

searah dengan garis diagonal menandakan bahwa model asumsi

regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak untuk

menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas (Intellectual Capital,

Corporate Governance dan Pengungkapan Sustainability Report)

terhadap variabel terikat (Nilai Perusahaan).

86
Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas dengan Uji Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .52920226
Most Extreme Differences Absolute .068
Positive .068
Negative -.064
Test Statistic .068
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Berdasarkan tabel 4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui

bahwa nilai unstandarized residual memiliki nilai asymp. Sig. (2-

tailed) 0,200 yang berarti > 0,05, ini membuktikan bahwa data dalam

penelitian ini terdistribusi secara normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Untuk memperoleh korelasi yang sebenarnya yang murni tidak

dipengaruhi variabel-variabel lain yang mungkin saja berpengaruh.

87
Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Intellectual Capital .805 1.243
DKI .556 1.800
Sustainability .937 1.067
Report
a. Dependent Variable: Y_LN
Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Berdasarkan Tabel 4.4, dari hasil uji Variance Inflation Factor

(VIF) pada hasil output SPSS versi 26 tabel coefficient masing-masing

variabel independen memiliki VIF dengan nilai < 10 yaitu variabel

Intellectual Capital sebesar 1,243, variabel Corporate Governace

sebesar 1,800 dan untuk variabel Sustainability Report sebesar 1,067

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

Sedangkan nilai Tolerance > 0,10 yaitu untuk variabel Intellectual

Capital sebesar 0,805 variabel Corporate Governance sebesar 0,556

dan untuk variabel Pengungkapan Sustainability Report sebesar 0,937.

Maka dapat dinyatakan dalam penelitian ini tidak terjadi

multikolinieritas antara variabel dependen dengan variabel

independen yang lain sehingga data ini merupakan data yang baik dan

layak untuk digunakan.

88
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain (nilai error).

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik- titik menyebar secara

acak, tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar di atas

maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi sehingga data

ini layak untuk digunakan (Ghozali, 2011).

89
d. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Dijelaskan juga bahwa jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu

observasi lainnya. Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi

menggunakan uji Durbin-Watson.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b

Model Durbin-Watson

1 2,051a
Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

a) Predictors : (Constant), Intellectual Capital, Corporate

Governance, dan Pengungkapan Sustainability Report

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin

Watson sebesar 2,051. Nilai ini memenuhi persyaratan 1 < DW < 3

karena 1 < 2,051 < 3 maka pada model regresi tidak terjadi

autokorelasi.

90
3. Hasil Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ini dilakukan untuk menguji kebenaran dari suatu

hipotesis yang menyatakan bahwa intellectual capital, corporate

governance dan pengungkapan sustainability report memiliki pengaruh

terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan dua metode

atau cara, yakni menggunakan analisis regresi berganda dan analisis

Moderated Regression Analysis (MRA).

a. Hasil Uji Regresi Berganda

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(nilai perusahaan). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi-variabel dependen (Ghozali, 2016).

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

91
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .928a .862 .854 .54524
a. Predictors: (Constant), Kinerja Perusahaan, Sustainability Report, Intellectual Capital,
DKI
b. Dependent Variable: Y_LN
a) Predictors: (Constant), Intellectual Capital, Corporate

Governance dan Pengungkapan Sustainability Report.

b) Dependent Variable: PBV

Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai perusahaan dapat

dijelaskan oleh variabel intellectual capital, corporate governance,

dan pengungkapan sustainability report sebesar 0,854 atau 85,4%.

Sedangkan sisanya 0,146 atau 14,6% dipengaruhi oleh faktor lain

seperti leverage, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, kualitas laba

dan lain-lain.

2) Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang terdapat dalam model secara bersama-

sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang

dilakukan adalah dengan cara melihat nilai signifikansi dan

membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Hipotesis

diterima jika Fhitung > Ftabel dan nilai sig < 0,050, sebaliknya

hipotesis akan ditolak apabila Fhitung < Ftabel dan nilai sig > 0,050.

92
Berdasarkan hasil uji simultan (Uji F) dengan menggunakan SPSS

versi 26 diperoleh output:

Tabel 4.7

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 120.731 4 30.183 101.527 .000b
Residual 19.324 65 .297
Total 140.055 69
a. Dependent Variable: Y_LN
b. Predictors: (Constant), Kinerja Perusahaan, Sustainability Report, Intellectual Capital, DKI
Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

variabel intellectual capital, corporate governance dan

pengungkapan sustainability report secara simultan dapat

mempengaruhi variabel nilai perusahaan.

3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel-variabel dependen. Apabila tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa

variabel independen secra parsial berpengaruh terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2018).

93
Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .535 .264 2.028 .047
Intellectual -.038 .033 -.059 -1.155 .025
Capital
DKI 1.224 .643 .118 1.904 .061
Sustainability -2.819 .415 -.324 -6.801 .000
Report

a. Dependent Variable: Y_LN


Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa koefisien regeresi memiliki

nilai konstanta sebesar 0,535 dengan nilai t hitung sebesar 2,028 dan

tingkat signifikansi sebesar 0,047.

Variabel intellectual capital memiliki thitung sebesar -1,155

dengan nilai signifikansi 0,025. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

tingkat signifikansi dibawah 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara

parsial variabel intellectual capital berpengaruh terhadap nilai

perusahaan (H1 diterima).

Variabel corporate governance memiliki thitung sebesar 1,904

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,061. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikansi diatas 0,05. Dapat

94
disimpulkan bahwa secara parsial variabel corporate governance

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (H2 ditolak).

Variabel pengungkapan sustainability report memiliki thitung

sebesar -6,801 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi dibawah 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel pengungkapan

sustainability report berpengaruh terhadap nilai perusahaan (H3

diterima).

b. Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan sebuah

aplikasi linier berganda yang di dalamnya terdapat persamaan regresi

yang mengandung unsur interaksi. Tujuan dari uji ini untuk menilai

apakah variabel kinerja keuangan memoderasi hubungan antara

variabel independen intellectual capital, corporate governance dan

pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan. Suatu

variabel dapat dinyatakan sebagai variabel moderasi apabila memiliki

nilai signifikansi <0,05.

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien deteminasi bertujuan mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen.

95
Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Moderated Regression Analysis

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .947a .897 .885 .48334
a. Predictors: (Constant), Moderasi3, Sustainability Report, DKI, Intellectual
Capital, Moderasi1, Moderasi2, Kinerja Perusahaan
b. Dependent Variable: Y_LN
Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui koefisien determinasi

(Adjusted R) sebesar 0,885 atau 88,5%. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel dependen nilai perusahaan dapat

dijelaskan oleh variabel independen dan variabel moderasi

(intellectual capital, corporate governance, pengungkapan

sustainability report, dan kinerja keuangan). Sedangkan sisanya

0,115 atau 11,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain seperti leverage,

kebijakan dividen, ukuran perusahaan, kualitas laba dan lain-lain.

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji Statistik F menguji apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel terikat. Apabila didapatkan nilai signifikansi

96
<0,05 maka dapat dikatakan model yang digunakan sudah

signifikan.

Tabel 4.10

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125.570 7 17.939 76.785 .000b
Residual 14.485 62 .234
Total 140.055 69
a. Dependent Variable: Y_LN
b. Predictors: (Constant), Moderasi3, Sustainability Report, DKI, Intellectual Capital, Moderasi1,
Moderasi2, Kinerja Perusahaan
Sumber: data diolah dengan SPSS 26, 2022

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada kolom

Sig. sebesar 0,000 dimana nilai tersebut <0,05. Dapat disimpulkan

bahwa model penelitian dalam penelitian ini sudah fit.

3) Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh dari

suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Apabila nilai signifikansi <0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa variabel independen secara individual

berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

Tabel 4.11
Hasil Uji t Moderrated Regression Analysis

97
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.194 .352 3.387 .001
Intellectual -.102 .038 -.158 -2.694 .009
Capital
DKI .175 .875 -.017 .200 .842
Sustainability -3.301 .507 -.379 -6.508 .000
Report
Moderasi1 .973 .260 .229 3.091 .003
Moderasi2 .804 3.876 .416 1.675 .099
Moderasi3 10.773 3.115 .425 3.458 .001
a. Dependent Variable: Y_LN
Sumber: Data diolah SPSS 26, 2022

Pada tabel 4.11 menginterpretasi dan membahas atas hipotesis

penelitian H4, H5 dan H6 yang diajukan dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Kinerja keuangan dapat memperkuat pengaruh intellectual

capital terhadap nilai perusahaan

Tabel menunjukkan bahwa dari hasil MRA interaksi

antara variabel intellectual capital terhadap nilai perusahaan

memiliki nilai signifikansi 0,003. Hal ini berarti kinerja

keuangan dapat memperkuat hubungan antara intellectual

capital terhadap nilai perusahaan. Dapat disimpulkan H4

diterima.

98
2. Kinerja keuangan memperlemah pengaruh corporate

governance terhadap nilai perusahaan

Tabel menunjukkan bahwa dari hasil MRA interaksi

antara variabel corporate governance terhadap nilai

perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,099. Hal ini berarti

bahwa kinerja keuangan memperlemah hubungan antara

corporate governance terhadap nilai perusahaan. Dapat

disimpulkan H5 ditolak.

3. Kinerja keuangan dapat memperkuat pengaruh pengungkapan

sustainability report terhadap nilai perusahaan

Tabel menunjukkan bahwa dari hasil MRA interaksi

antara variabel pengungkapan sustainability report terhadap

nilai perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,001. Hal ini

berarti bahwa kinerja keuangan dapat memperkuat hubungan

antara sustainability report terhadap nilai perusahaan. Dapat

disimpulkan H6 diterima.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.8, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

intellectual capital memiliki thitung negatif sebesar -1,155 dengan tingkat

signifikansi 0,025. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikan <

0,05. Hasil penelitian menunjukkan arah negatif dengan nilai

99
unstandardized coefficient beta sebesar -0,038. Dengan demikian maka

H1 diterima, yang berarti bahwa variabel intellectual capital

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

(Yehezkiel & Hendro, 2020) dan (Fivi, Yenni & Rahmi, 2020) yang

menyatakan terdapat pengaruh antara intellectual capital terhadap nilai

perusahaan. Hal ini sejalan dengan Resource Based Theory, dimana

organisasi yang mampu mengelola sumber daya yang dimiliki akan

meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan manufaktur yang butuh

inovasi produk yang terus menerus digerakkan oleh intellectual capital.

Ini membuktikan bahwa pengelolaan intellectual capital yang terdiri atas

modal manusia, modal struktural dan modal relasi secara maksimal

terbukti mampu menjadi indikator penilaian pasar terhadap nilai

perusahaan. Selain itu, keunggulan sumber daya yang dimiliki perusahaan

dapat dijadikan sebuah identitas oleh perusahaan karena keunikannya dan

sulit ditiru oleh perusahaan lain. Dengan memiliki aset pengetahuan yang

tinggi diharapkan perusahaan dapat lebih mudah dalam mengatasi

persaingan bisnis sehingga nilai perusahaan pun semakin meningkat.

2. Pengaruh Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.8, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

corporate governance memiliki thitung positif sebesar 1,904 dengan

tingkat signifikansi 0,061. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai

100
signifikan > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan arah positif dengan nilai

unstandardized coefficient beta sebesar 1,224. Dengan demikian H2

ditolak, yang berarti variabel “corporate governance tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.”

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

(Krisnando & Sri Handoko, 2021). Penelitian ini menghasilkan rata-rata

jumlah persentase dewan komisaris independen sebesar 44% dan telah

sesuai dengan peraturan Bursa Efek pada pasal 19. Akan tetapi penelitian

ini juga tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan antara corporate

governance yang diproksikan dengan dewan komisaris independen

terhadap nilai perusahaan.

Dapat diduga bahwa semakin banyak anggota dewan komisaris

independen akan menyebabkan kesulitan dalam koordinasi antar anggota

dewan komisaris independen dan dapat menghambat pengawasan.

Dampak dari hal tersebut adalah pasar memberikan reaksi negatif dan

mengakibatkan penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu, banyaknya

dewan komisaris independen dianggap belum mampu secara optimal

dalam mempengaruhi kebijakan dewan komisaris untuk melakukan

pengawasan dalam manajemen.

3. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai

Perusahaan

101
Berdasarkan tabel 4.8, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk

pengungkapan sustainability report memiliki thitung negatif sebesar -

6,801 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa

nilai signifikan < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan arah negatif dengan

nilai unstandardized coefficient beta sebesar -2,819. Dengan demikian H3

diterima, yang berarti variabel “pengungkapan sustainability report

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.”

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Mya, Agussalim,

& Desmiwerita, 2022) dan (Morine, Yulia & Meri, 2022) yang

menyatakan terdapat pengaruh antara pengungkapan sustainability report

terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin terpenuhinya

indeks pengungkapan sustainability report dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Perusahaan menerbitkan sustainability report salah satunya

bertujuan untuk menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan

sehingga akan meningkatkan jumlah saham beredar dan harga saham

perusahaan karena perusahaan menunjukkan misi berkelanjutan serta

tanggung jawabnya kepada stakeholder. Dengan begitu, nilai perusahaan

yang tercermin dengan nilai PBV akan meningkat.

4. Pengaruh Kinerja Keuangan dalam memoderasi Intellectual Capital

terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.11, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk

interaksi antara intellectual capital dengan kinerja keuangan memiliki

102
thitung positif sebesar 3,091 dengan tingkat signifikan 0,003. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikan < 0,05. Sehingga hipotesis yang

berbunyi “kinerja keuangan dapat memperkuat pengaruh antara

intellectual capital terhadap nilai perusahaan” mendukung hipotesis

keempat (H4). Maka H4 diterima.

Hal ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya performa kinerja

keuangan perusahaan dapat memperkuat intellectual capital dalam

meningkatkan nilai perusahaan. Kondisi diatas juga dapat diartikan bahwa

pasar akan memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada perusahaan

yang memiliki profitabilitas yang baik dengan menghubungkan

kemampuan perusahaan dalam mengelola intellectual capitalnya.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dinilai memiliki performa

yang tinggi pula dalam memperoleh laba. Laba yang tinggi akan membuat

pasar memberikan penilaian yang lebih melalui harga sahamnya, selain

itu deviden yang akan diberikan kepada stakeholder juga diharapkan lebih

banyak dari perusahaan lain. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Ririn & Natasia, 2022) dan (Liliek, 2021) yang

menyatakan bahwa kinerja keuangan dapat memperkuat pengaruh antara

intellectual capital terhadap nilai perusahaan.

5. Pengaruh Kinerja Keuangan dalam memoderasi Corporate

Governance terhadap Nilai Perusahaan

103
Berdasarkan uji statistik t diperoleh nilai thitung untuk corporate

governance dengan kinerja keuangan sebagai moderasi sebesar 1,675 dan

nilai signifikan 0,099 > 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi “kinerja

keuangan memperlemah pengaruh antara corporate governance terhadap

nilai perusahaan” tidak mendukung hipotesis kelima (H5). Maka H5

ditolak.

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan

tidak memoderasi hubungan antara dewan komisaris independen

terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat diduga bahwa ukuran dewan

komisaris yang besar akan menimbulkan kesulitan bagi para dewan

komisaris independen untuk menjalankan perannya dalam berkomunikasi

dan mengkoordinir kerja sama dengan kinerja keuangan. Hasil ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Krisnando & Sri

Handoko, 2021) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan memperlemah

pengaruh antara corporate governance terhadap nilai perusahaan.

6. Pengaruh Kinerja Keuangan dalam memoderasi Pengungkapan

Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan uji statistic t diperoleh nilai thitung untuk pengungkapan

sustainability report dengan kinerja keuangan sebagai moderasi sebesar

3,458 dan nilai signifikan 0,001 < 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi

“kinerja keuangan dapat memperkuat pengaruh antara pengungkapan

104
sustainability report terhadap nilai perusahaan” mendukung hipotesis

keenam (H6). Maka H6 diterima.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Quita & I

Gusti, 2020) yang menyatakan kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi mampu memperkuat pengaruh antara pengungkapan

sustainability report terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini

memberikan bukti empiris dan konsisten yang memaparkan bahwa

profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat dipandang sebagai good news.

Oleh karena itu, perusahaan cenderung untuk sesegera mungkin

menyampaikan informasi tersebut kepada pasar. Informasi mengenai

profitabilitas tersebut merupakan sinyal yang kemudian disampaikan dan

sustainability report akan merespon sinyal positif yang diberikan,

bahwasanya perusahaan telah melakukan pertanggungjawaban sehingga

pembangunan keberlanjutan perusahaan dapat berlangsung. Di mana hal

ini tentunya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan pemegang saham

dan menjadi pertimbangan bagi investor maupun calon investor dalam

mengambil keputusan, untuk berinvestasi dengan melihat sustainability

report, profitabilitas dan nilai perusahaan sehingga nantinya investor

dalam membeli saham pada perusahaan yang telah menerbitkan

sustainability report. Karena perusahaan yang telah mampu bertanggung

jawab atas sustainability report dinilai telah memiliki etika bisnis yang

baik.

105
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh

intellectual capital, corporate governance dan pengungkapan sustainability

report terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015-2021.

Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian

(Yehezkiel & Hendro, 2020) dan (Fivi, Yenni & Rahmi, 2020). Namun

tidak konsisten dengan penelitian (Endang Wahyuni & Endang

Purwaningsih, 2021) dan (Ashillah, 2022).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan

penelitian (Fitri & Eliada, 2019). Namun tidak konsisten dengan

penelitian (I Gede, Ida & Ni Kadek, 2022).

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sustainability report berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian

106
(Mya, Agussalim, & Desmiwerita, 2022) dan (Morine, Yulia & Meri,

2022). Namun tidak konsisten dengan penelitian (Bimo & Andri, 2015).

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi mampu memperkuat pengaruh intellectual capital terhadap nilai

perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian (Ririn & Natasia,

2022) dan (Liliek, 2021). Namun tidak konsisten dengan penelitian

(M.Raihan, Jantje, & Tinagon, 2020).

5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi tidak mampu memperkuat pengaruh corporate governance

terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian

(Krisnando & Sri Handoko, 2021). Namun tidak konsisten dengan

penelitian (Nadya & Tieka, 2020) dan (Tutut & Nur Fadjrih, 2015).

6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebagai variabel

moderasi mampu memperkuat pengaruh pengungkapan sustainability

report terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan

penelitian (Quita & I Gusti, 2020). Namun tidak konsisten dengan

penelitian (Novia dan Jasman, 2022).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memiliki beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel perusahaan, sebab

penelitian ini hanya menggunakan sampel manufaktur sektor industri

107
dasar dan kimia saja. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel

pada industri lain.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengupdate periode penelitian agar lebih

relevan dengan keadaan terkini.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proksi lainnya

seperti price earning ratio (PER) untuk mengukur nilai perusahaan serta

menggunakan net profit margin atau return on investment (ROI) untuk

mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengubah alternatif proksi lain dalam

mengukur corporate governance seperti kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional.

108
DAFTAR PUSTAKA

Adedeji, B. S., Ong, T. S., Uzir, M. U. H., & Abdul Hamid, A. B. (2020). Corporate
Governance And Performance Of Medium-Sized Firms In Nigeria: Does
Sustainability Initiative Matter? Corporate Governance (Bingley), 20(3), 401–
427.

Afief, M. R. I., Tinangon, J. J., & Gamaliel, H. (2020). Pengaruh Modal Intelektual
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel
Moderating Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing "Goodwill, 11(2), 68–82.

Aldino, R. (2015). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada


Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-
2012. Jurnal Jom Fekon, 2(1), 1–15.

Almutirat, H. A. (2022). The Impact Of Intellectual Capital In Organizational


Innovation: Case Study At Kuwait Petroleum Corporation (KPC). Review Of
Economics And Political Science, 7(1), 34–55.

Amalia, A. R., Rahmawati, F., Amalia, S. L. R., & Sugiyanto. (2021). Pengaruh
Sustainability Reporting Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor
Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 Sampai 2020). Humanis2021,
1(2), 130–140.

Amaliyah, F., & Herwiyanti, E. (2019). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan


Komisaris Independen, Dan Komite Audit Terhadap Nilai Perusahaan Sektor
Pertambangan. Jurnal Akuntansi, 9(3), 187–200.

Amanda, A. R., & Atiningsih, S. (2019). Pengaruh Strategi Diversifikasi, Intellectual


Capital, Perencanaan Pajak Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate
Governance Sebagai Variabel Moderasi. Stability: Journal Of Management And
Business, 2(2), 61–71.

Angel Siti Fatimah, A., & Aini Rahmah, N. (2022). Sistem Informasi, Keuangan,
Auditing Dan Perpajakan. Journal Of Comprehensive Science (JCS), 1(3), 419–
438.

Anggraini, F., Pillisia, Y., & Rahmi, S. (2020). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Financial Distress Sebagai Variabel Intervening. Jurnal
Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 15(2), 1–9.

Anggraini, N., Sebrina, N., & Afriyenti, M. (2019). Pengaruh Intellectual Capital

109
Terhadap Kualitas Laba: Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(1), 369–387.

Annisa, A. (2020). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan


Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2019. Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic, 4(2), 48–58.

Aslam, S., & Amin, S. (2015). Impact Of Intellectual Capital On Financial


Vulnerability Of Pharmaceuticals Sector In Pakistan. Pakistan Journal Of
Commerce And Social Sciences, 9(1), 171–184.

Asmapane, S., Lahjie, A. A., Ikbal, M., Risqi, Z. N., & Ersa, H. F. (2021). Pengaruh
Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Good Corpoprate
Governance Sebagai Variabel Mediasi. Relasi : Jurnal Ekonomi, 17(2), 353–372.

Badarudin, A., & Wuryani, E. (2018). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan
Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi AKUNESA, 6(2), 1–26.

Bangun, P., Tarigan, M., & Agustin, E. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Dan
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Intervening (Pp. 71–83). Pp. 71–83. Jurnal Akuntansi.

Barbu, A., & Militaru, G. (2019). The Moderating Effect Of Intellectual Property
Rights On Relationship Between Innovation And Company Performance In
Manufacturing Sector. Procedia Manufacturing, 32, 1077–1084.

Buallay, A. (2019). Between Cost And Value: Investigating The Effects Of


Sustainability Reporting On A Firm’s Performance. Journal Of Applied
Accounting Research, 34(1), 1–18.

Cenciarelli, V. G., Greco, G., & Allegrini, M. (2018). Does Intellectual Capital Help
Predict Bankruptcy? In Journal Of Intellectual Capital (Vol. 19).

Chandra, H., & Djajadikerta, H. (2018). Pengaruh Intellectual Capital, Profitabilitas,


Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Properti, Real
Estate, Dan Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ultima Accounting, 9(2), 1–14.

Chowdhury, L. A. M., Rana, T., Akter, M., & Hoque, M. (2018). Impact Of Intellectual
Capital On Financial Performance: Evidence From The Bangladeshi Textile
Sector. Journal Of Accounting And Organizational Change, 14(4), 429–454.

Chua, M., Ab Razak, N. H., Nassir, A. M., & Yahya, M. H. (2022). Dynamic Capital
Structure In Indonesia: Does The Education And Experience Of Ceos Matter?

110
Asia Pacific Management Review, 27(1), 58–68.

Dewi, L. C., & Nugrahanti, Y. W. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Dewan
Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi Di Bei. Journal Kinerja, 18(1), 64–80.

Duho, K. C. T. (2020). Intellectual Capital And Technical Efficiency Of Banks In An


Emerging Market: A Slack-Based Measure. Journal Of Economic Studies, 47(7),

Dumay, J. (2016). A Critical Reflection On The Future Of Intellectual Capital. Journal


Of Intellectual Capital, 17(1), 168–184.

Eliana Saragih, A. (2017). Pengaruh Intelektual Capital (Human Capital, Struktural


Capital Dan Costumer Capital) Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jrak, 3(1), 1–56.

Erkanawati, S. C. (2018). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap


Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Pada Periode 2011-2015. Jurnal Parsimonia, 5(1), 83–96.

Fadilah, R., & Afriyenti, M. (2020). Pengaruh Intellectual Capital, Perencanaan Pajak,
Dan Pengungkapan Enterprise Risk Management Terhadap Nilai Perusahaan.
Wahana Riset Akuntansi, 8(1), 82.

Faradilla Purwaningrum, I., & Haryati, T. (2022). Pengaruh Good Corporate


Governance terhadap Nilai Perusahaan. Al-Kharaj : Jurnal Ekonomi, Keuangan
& Bisnis Syariah, 4(6), 1914–1925.

Fatoni, H. A. F. (2020). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada
Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2016-
2018). Ekspansi: Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan Dan Akuntansi, 12(1),
77–94.

Fahmi, Irham. (2017). Manajemen Keuangan Edisi Delapan Jakarta. Erlangga Analisis
Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta. Hanafi, M.

Ferramosca, S., & Ghio, A. (2018). Leveraging Intellectual Capital In Developing


Countries: Evidence From Kenya. Journal Of Intellectual Capital, 19(3), 562–
580.

Global Reporting Iniative. (2013). Pedoman Laporan Keberlanjutan G4. Amsterdam.

Goel, P. (2019). Rising Standards Of Sustainability Reporting In India: A Study Of

111
Impact Of Reforms In Disclosure Norms On Corporate Performance. Journal Of
Indian Business Research, 13(1), 92–109.

Gunawan, Y., & Mayangsari, S. (2015). Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel
Moderating. Jurnal Akuntansi Trisakti, 2(1), 1–12.

Hamdan, A. (2018). Intellectual Capital And Firm Performance: Differentiating


Between Accounting-Based And Market-Based Performance. International
Journal Of Islamic And Middle Eastern Finance And Management, 11(1), 139–
151.

Harisnawati, R., Ulum, I., & Syam, D. (2017). Pengaruh Intellectual Capital
Performance Terhadap Intensitas Pelaporan Modal Intelektual. Jurnal Reviu
Akuntansi Dan Keuangan, 7(1), 941.

Harun, M. S., Hussainey, K., Mohd Kharuddin, K. A., & Farooque, O. Al. (2020). CSR
Disclosure, Corporate Governance And Firm Value: A Study On GCC Islamic
Banks. International Journal Of Accounting And Information Management,
28(4), 607–638.

Hayati, M., Yurniwati, & Putra, A. R. (2015). The Effect Of Intellectual Capital To
Value Relevance Of Accounting Information Based On PSAK Convergence Of
IFRS (Manufacture Firms In Indonesia). Procedia - Social And Behavioral
Sciences, 211, 999–1007.

Hendro Lukman, Y. I. K. (2020). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Firm Value


Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Paradigma
Akuntansi, 2(3), 971.

Hikmat, I., Akhmadi, & Purwanda, E. (2019). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Managerial Ownership Sebagai Variabel Moderating
(Studi Pada Sektor Manufaktur Yang Listing Di BEI Tahun 2013-2017). Jurnal
Riset Bisnis Dan Manajemen Tirtayasa, 3(2), 215–235.

Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen (H. Selvia (ed.); 1st ed.) Jakarta : PT
Grasindo.

Hsieh, C. H., Ting, I. W. K., Asif, J., & Le, H. T. M. (2020). The Role Of Controlling
Shareholders In Determining Investments Of Intellectual Capital Among
Taiwanese Semiconductor Companies. Journal Of Intellectual Capital, 21(1), 62–
86.

Huang, P., Lu, Y., & Wee, M. (2020). Corporate Governance Analysts And Firm

112
Value: Australian Evidence. Pacific Basin Finance Journal, 63(July), 101430.

Idx.channel.com (2021, April). Terhantam Pandemi, Saham Sektor Industri Dasar


Paling Tertekan di 2020. Diakses pada 12 Desember 2021, dari
https://www.idxchannel.com/market-news/terhantam-pandemi-saham-sektor-
industri-dasar-paling-tertekan-di-2020

Investasikontan.co.id (2020, Februari). Indeks Sektor Industri Dasar dan Kimia Anjlok
21,24%, Begini Kata Analisis. Diakses pada 12 Desember 2021, dari
https://investasi.kontan.co.id/news/indeks-sektor-industri-dasar-dan-kimia-
anjlok-2124-begini-kata-analis

Isa, M., & Deviana, D. A. (2018). Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Financial Performance Dengan Competitive Advantage Sebagai Variabel
Intervening. Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 31.

Isola, W. A., Adeleye, B. N., & Olohunlana, A. O. (2020). Boardroom Female


Participation, Intellectual Capital Efficiency And Firm Performance In
Developing Countries: Evidence From Nigeria. Journal Of Economics, Finance
And Administrative Science, 25(50), 413–424.

Isnawati, E., & Setijaningsih, H. T. (2019). Pengaruh Modal Intelektual Dan Tata
Kelola Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017).
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 3(1), 59.

Julianingsih, D. K. E. D., & Yuniarta, G. A. (2020). Pengaruh Intellectual Capital Dan


Konservatisme Akuntansi Terhadap Kualitas Laba. JIMAT (Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 11(2), 159–168.

Juwita, R., & Angela, A. (2016). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi, 8(1), 1–15.

Kamath, G. B. (2015). Impact Of Intellectual Capital On Financial Performance And


Market Valuation Of Firms In India. International Letters Of Social And
Humanistic Sciences, 48(1997), 107–122.

Kementerian Perindustrian RI. (2021). Membangun Kemandirian Industri Farmasi


Nasional. Buku Analisis Pembangunan Industri, 1–33.

Krisnando, & Sakti, S. H. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai
Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 16(1), 73–95.

113
Kusufiyah, Y. V., Dahar, R., & Rahmi, F. (2017). Efek Intellectual Capital Terhadap
Harga Saham Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas , 19(1), 150–163.

Kusuma, R. A. W., & Priantinah, D. (2018). Pengaruh Pengungkapan Sustainability


Report Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Yang Bergabung Di Issi Dan
Konvensional Periode 2014-2016. Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan
Manajemen, 7(2).

Laskar, Najul. (2018). Impact Of Corporate Sustainability Reporting On Firm


Performance: An Empirical Examination In Asia. Journal Of Asia Business
Studies, 12(4), 571–593.

Maji, S. G., & Goswami, M. (2016). Intellectual Capital And Firm Performance In
Emerging Economies: The Case Of India. Review Of International Business And
Strategy, 26(3), 410–430.

Mistari, B., Mustika, R., Panorama, M., & Tharfi, Q. (2022). Pengaruh Intellectual
Capital Dan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Di
Indonesia. Sibatik Journal: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya,
Teknologi, Dan Pendidikan, 1(7), 1029–1048.

Melvina. (2019). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap


Profitabilitas. Journal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unpas Bandung., 53(9), 44–
66.

Morine, Syafitri, Y., & Anggraini, Meri Dwi. (2022). Pengaruh Kebijakan Dividen
Dan Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan BUMN Go Public Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2018). Pareso
Jurnal, 4(1), 1–20.

Muasiri, A. H., & Sulistyowati, E. (2021). Pengaruh Intellectual Capital Dan Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis (EK&BI), 4(1), 426–436.

Muhyidin, J., Ambarwati, S., & Azizah, W. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia. Jurnal Relevan, 2(November), 49–
61.

Nathania, L., & Widjaja, I. (2019). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Manajerial Dan
Kewirausahaan, 1(3), 532.

114
Nejati, H., & Pirayesh, R. (2015). Measuring The Level Of Intellectual Capital And
Studying Its Effect On Firm Value By Using The Q-Tobin Model For Companies
Accepted In Stock Exchange In Tehran. International Research Journal Of
Applied And Basic Sciences, 9(11), 1987–1994.

Nguyen, D. Q. (2018). The Impact Of Intellectual Capital And Knowledge Flows On


Incremental And Radical Innovation: Empirical Findings From A Transition
Economy Of Vietnam. Asia-Pacific Journal Of Business Administration, 10(2–3),
149–170.

Nuryaman. (2015). The Influence Of Intellectual Capital On The Firm’s Value With
The Financial Performance As Intervening Variable. Procedia - Social And
Behavioral Sciences, 211(September), 292–298.

Ovechkin, D., Boldyreva, N., & Davydenko, V. (2020). Intellectual Capital And Value:
Testing New IC Measures In Russia. Journal Of Economic Studies, 48(6), 1111–
1127.

Pramita, M., Agussalim, & Desmiwerita. (2021). Pengaruh Pengungkapan


Sustainability Reporting Dan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2014-2019). Pareso Jurnal, 3(1), 173–188.

Purwitaningsari, A. I. (2020). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderasi. Current:
Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis Terkini, 1(1), 52–67.

Puspita, N., & Jasman, J. (2022). Pengaruh Laporan Keberlanjutan (Sustainability


Report) Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderasi. KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 14(1), 63–69.

Putra, I. G. C., Manuari, I. A. R., & Puspayanti, N. K. D. (2022). Pengaruh Corporate


Governance Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). WACANA EKONOMI (Jurnal Ekonomi,
Bisnis Dan Akuntansi), 21(1), 105–118.

Putri, A. A. (2022). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Pada


Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Terdaftar BEI
2019-2021. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 15759–15764.

Rahmadani, F. D., & Rahayu, S. M. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance


(GCG), Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada
Perusahan Perbankan Yang Terdaftar Pada BEI Periode 2013-2015). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 52(1), 173–182.

115
Ramírez, Y., Dieguez-Soto, J., & Manzaneque, M. (2021). How Does Intellectual
Capital Efficiency Affect Firm Performance? The Moderating Role Of Family
Management. International Journal Of Productivity And Performance
Management, 70(2), 297–324.

Risa, N., & Sati, M. R. P. S. (2021). Dewan Redaksi Jurnal Riset Akuntansi &
Komputerisasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Univeritas Islam, 12(83), 20–37.

Salvi, A., Vitolla, F., Giakoumelou, A., Raimo, N., & Rubino, M. (2020). Intellectual
Capital Disclosure In Integrated Reports: The Effect On Firm Value.
Technological Forecasting and Social Change, 160(July).

Sari, D. K., & Wahidahwati. (2021). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report,


Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 10(4), 1–19.

Singla, H. K. (2020). Does VAIC Affect The Profitability And Value Of Real Estate
And Infrastructure Firms In India? A Panel Data Investigation. Journal Of
Intellectual Capital, 21(3), 309–331.

Sokolov, D., & Zavyalova, E. (2020). Human Resource Management Systems And
Intellectual Capital: Is The Relationship Universal In Knowledge-Intensive
Firms? International Journal Of Manpower, 42(4), 683–701.

Suhartanti, T., & Asyik, N. F. (2015). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu
& Riset Akuntansi, 4(8), 1–15.

Sulistiyowati, L. N. (2021). Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderasi Antara


Faktor Modal Intelektual Dengan Nilai Perusahaan Manufaktur. Widya Cipta:
Jurnal Sekretari Dan Manajemen, 5(2), 90–99.

Tiwari, R. (2022). Nexus Between Intellectual Capital And Profitability With


Interaction Effects: Panel Data Evidence From The Indian Healthcare Industry.
Journal Of Intellectual Capital, 23(3), 588–616.

Ulfa, R., & Asyik, N. F. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 7(10), 1–21.

Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep, dan Kajian Empiris. Graha Ilmu,
Yogyakarta.

116
Utami, D., & Muslih, M. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Akrab Juara, 3(3), 111–125.

Wahyuni, E., & Purwaningsih, E. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran


Perusahaan, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, Struktur
Modal, Dan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Media
Akuntansi, 33(01), 79–99.

Wahyuni, W., Suratno, & Anwar, C. (2017). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Free Cash Flow Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Ilmiah Ilmu Ekonomi, 6(11), 61–73.

Weber, O. (2017). Corporate Sustainability And Financial Performance Of Chinese


Banks. Sustainability Accounting, Management And Policy Journal, 8(3), 358–
385.

Yuliawati, R., & Alinsari, N. (2022). Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi. Riset Dan Jurnal
Akuntansi, 6(3), 2808–2818.

Zahedi, M. R., & Naghdi Khanachah, S. (2021). The Effect Of Knowledge


Management Processes On Organizational Innovation Through Intellectual
Capital Development In Iranian Industrial Organizations. Journal Of Science And
Technology Policy Management, 12(1), 86–105.

Zhang, M., Qi, Y., Wang, Z., Pawar, K. S., & Zhao, X. (2018). How Does Intellectual
Capital Affect Product Innovation Performance? Evidence From China And India.
International Journal Of Operations And Production Management, 38(3), 895–
914.

Zuliyati, N. A. B., & Mirah, Z. M. D. (2017). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap


Kinerja Umkm. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 6(2), 181–200.

117
LAMPIRAN

118
Lampiran I
Daftar Sampel Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
2 Unilever Indonesia Tbk UNVR
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
4 Holcim Indonesia Tbk SMCB
5 Semen Indonesia Tbk SMGR
6 Wijaya Karya Beton Tbk WTON
7 Lotte Chemical Tital Tbk FPNI
8 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP
9 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
10 Astra International Tbk ASII

Lampiran II
Daftar Indikator Pengungkapan Sustainability Report

KATEGORI EKONOMI
Aspek: Kinerja Ekonomi
EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan.
EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang
EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti.
EC4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah
Aspek: Keberadaan Pasar
EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut gender dibandingkan dengan
upah minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan.

119
EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari
masyarakat lokasi di lokasi operasi yang signifikan
Aspek: Dampak Ekonomi Tidak Langsung
EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang didukung
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya dampak.
Aspek: Praktik Pengadaan
EC9 Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi operasional yang signifikan
KATEGORI LINGKUNGAN
Aspek: Bahan
EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau volume / konsumsi material
EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur ulang.
Aspek : Energi
EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas penggunaan energi
EN6 Pengurangan konsumsi energi
EN7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa
Aspek : Inti Air
EN8 Jumlah penarikan air dengan sumber / volume air yang dikonsumsi
EN9 Sumber air dipengaruhi secara signifikan oleh penarikan air.
EN10 Persentase dan total volume air daur ulang dan digunakan kembali.
Aspek : Keanekaragaman Hayati
EN11 Lokasi dan ukuran tanah yang dimiliki, disewakan, dikelola, atau berdekatan dengan, lindung.
kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan
EN12 Deskripsi dampak signifikan dari kegiatan, produk, dan jasa pada keanekaragaman hayati di kawasan lindung
dan kawasan kawasan lindung nilai luar keanekaragaman hayati yang tinggi.

120
EN13 Habitat dilindungi atau dipulihkan
EN14 Jumlah spesies yang terdaftar di IUCN RED dan spesies daftar konservasi nasional dengan habitat
di daerah yang terkena dampak operasi, berdasarkan tingkat risiko kepunahan
Aspek : Emisi
EN15 Total emisi gas rumah kaca langsung.
EN16 Total emisi gas rumah kaca tidak langsung.
EN17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya yang relevan berdasarkan berat.
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca
EN19 Pengurangan dari emisi gas rumah kaca
EN20 Emisi zat perusak ozon berdasarkan berat.
EN21 NO, SO, dan emisi udara signifikan lainnya berdasarkan jenis dan berat.
Aspek : Efluen dan Limbah
EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan.
EN23 Bobot total sampah berdasarkan jenis dan metode pembuangan / jumlah limbah dan efluen yang dihasilkan
EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan.
EN25 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah dianggap berbahaya berdasarkan ketentuan
Konvensi Basel Annex I, II, III, dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut yang dikirim secara internasional.
EN26 Identitas, ukuran, status dilindungi, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat terkait
yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan air dan limpasan organisasi pelapor.
Aspek : Produk dan Jasa
EN27 Upaya mitigasi terhadap dampak lingkungan produk dan jasa
EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamasi menurut kategori
Aspek : Kepatuhan Linkungan
EN29 Sanksi dan denda kepatuhan lingkungan
Aspek : Transportasi
EN30 Dampak lingkungan yang signifikan dari pengangkutan produk dan barang serta bahan lain

121
yang digunakan untuk operasi organisasi, dan pengangkatan tenga kerja.
Aspek : Lain-lain
EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis
Aspek : Evaluasi Kinerja Lingkungan dan Pemasok
EN32 Pemasok yang dievaluasi dengan kriteria lingkungan
EN33 Dampak lingkungan negatif aktual dan potensial yang signifikan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
Aspek : Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani,
dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi
KATEGORI SOSIAL
Sub-Kategori: Pekerjaan
LA1 Jumlah Total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan
menurut kelompok umur, gender, dan wilayah.
LA2 Benefit bagi pekerja
LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan, menurut gender
Aspek : Pekerjaan dan Hubungan Manajemen
LA4 Hubungan manajemen dan pekerja
Aspek : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama Kesehatan dan Keselamatan Kerja
LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan kemangkiran,
serta jumlah total kematian akibat kerja, menurut daerah dan gender / Statistik kecelakaan
LA7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka
LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal dengan serikat pekerja
Aspek : Pelatihan dan Pendidikan
LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan menurut kategori karyawan
LA10 Program pengembangan ketrampilan

122
LA11 Evaluasi kinerja karyawan
Aspek : Keberagaman dan Kesempatan yang Setara
LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori karyawan
Aspek : Kesetaraan Renumerasi Perempuan dan Laki laki
LA13 Rasio gaji pokok dan renumerasi bagi perempuan terhadap laki-laki
Aspek : Asmen Pemasok Terkait Praktik Ketenagakerjaan
LA14 Pemasok baru yang dievaluasi dengan kriteria praktik kerja
LA15 Dampak negatif yang aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik
ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
LA16 Jumlah pengaduaan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan, ditangani
dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
Sub-Kategori: Hak Asasi Manusia
Aspek : Investasi
HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi signifikan yang mencakup klausul
yang memasukkan masalah hak asasi manusia, atau yang telah menjalani penyaringan hak asasi manusia.
Aspek : Tabel Berlanjut Lanjutan
HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan dan prosedur mengenai aspek hak asasi manusia
Aspek : Non-diskriminasi
HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang diambil.
Aspek : Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama
HR4 Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar atau berisiko tinggi
Aspek : Pekerja Anak
HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan eksploitasi pekerja anak
Aspek : Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan pekerja paksa atau wajib kerja
Aspek : Praktik Keamanan

123
HR7 Persentase petugas keamanan yang dillatih dalam kebijakan atau prosedur
hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi.
Aspek : Indigenous Rights
HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil.
Aspek : Asmen
HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi manusia
Aspek : Asmen Pemasok Atas Hak Asasi Manusia
HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi manusia.
HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi manusia
Aspek : Mekanisme Pengaduan Hak Asasi Manusia
HR12 Jumlah pengaduan dampak terhadap hak asasi manusia yang diajukan,
ditangani dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal.
Sub-Kategori: Society
Aspek : Masyarakat Lokal
SO1 Kegiatan keterlibatan masyarakat lokal, penilaian dampak, dan program pengembangan
SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal.
Aspek : Anti-korupsi
SO3 Jumlah dan persentase operasi yang dinilai untuk risiko terhadap risiko
terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi.
SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti korupsi.
SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil.
Aspek Kebijakan Publik
SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima manfaat
Aspek : Anti Persaingan
SO7 Jumlah total tindakan hukum untuk perilaku anti persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya
Aspek : Kepatuhan Sosial

124
SO8 Sanksi dan kepatuhan sosial
Aspek : Asesmen pemasok atas dampak terhadap masyarakat
SO9 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak terhadap masyarakat.
SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat
dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
Sub Kategori: Tanggung jawab Atas Produk
Aspek : Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
PR1 Tinjauan aspek kesehatan dan keselamatan pengguna pada produk dan layanan tujuan perbaikan berkesinambungan
PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan kode sukarela terkait
dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup
Aspek : Pelabelan Produk dan Jasa
PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi
PR4 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan kode sukarela
PR5 Survei kepuasan pelanggan
Aspek : Komunikasi Pemasaran
PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan
PR7 Kasus pelanggaran aturan komunikasi pemasaran
Aspek : Privasi pelanggan
PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan
Aspek : Kepatuhan
PR9 Nilai moneter dari denda yang signifikan untuk ketidakpatuhan terhadap
undang-undang dan peraturan tentang ketentuan dan penggunaan produk dan jasa

125
Lampiran III
Perhitungan Intellectual Capital

Data Perusahaan VAIC =


No. Kode Tahun VACA VAHU STVA
Publish BEI VACA+VAHU+STVA
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2015 -0,2443 -0,6049 2,6532 1,80
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2016 -0,7491 -1,6731 1,5977 -0,82
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2017 -1,0016 -4,1754 1,2395 -3,94
1 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2018 -0,8204 -3,5875 1,2787 -3,13
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2019 -0,7998 -3,1669 1,3158 -2,65
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2020 0,1071 0,3472 -1,8806 -1,43
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2021 -0,1931 -0,4671 3,1409 2,48
UNVR Unilever Indonesia Tbk 2015 0,2745 0,9906 -0,0095 1,26
UNVR Unilever Indonesia Tbk 2016 0,4865 1,2335 0,1893 1,91
UNVR Unilever Indonesia Tbk 2017 0,3758 0,9498 -0,0528 1,27
2 UNVR Unilever Indonesia Tbk 2018 0,2111 0,8525 -0,1730 0,89
UNVR Unilever Indonesia Tbk 2019 0,4580 1,1430 0,1251 1,73
UNVR Unilever Indonesia Tbk 2020 -0,9219 -1,8172 1,5503 -1,19
UNVR Unilever Indonesia Tbk 2021 -0,7588 -1,3452 1,7434 -0.36
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2015 0,0934 1,0460 0,0440 1,18
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2016 0,0862 1,0320 0,0310 1,15
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2017 0,0940 1,0097 0,0096 1,11
3 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2018 0,0872 0,9547 -0,0474 0,99
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2019 0,0933 0,9782 -0,0223 1,05
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2020 0,0407 0,3330 -2,0033 -1,63
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2021 0,0349 0,2869 -2,4853 -2,16

126
SMCB Holcim Indonesia Tbk 2015 0,0882 0,8371 -0,1946 0,73
SMCB Holcim Indonesia Tbk 2016 0,1929 1,3064 0,2345 1,73
SMCB Holcim Indonesia Tbk 2017 0,2924 1,6961 0,4104 2,40
4 SMCB Holcim Indonesia Tbk 2018 0,3453 1,5441 0,3524 2,24
SMCB Holcim Indonesia Tbk 2019 0,1242 0,6051 -0,6527 0,08
SMCB Holcim Indonesia Tbk 2020 0,0797 0,4937 -1,0257 -0,45
SMCB Holcim Indonesia Tbk 2021 0,0509 0,4466 -1,2394 -0,74
SMGR Semen Indonesia Tbk 2015 -0,0555 -0,4856 3,0595 -2,52
SMGR Semen Indonesia Tbk 2016 -0,0356 -0,3313 4,0183 3,65
SMGR Semen Indonesia Tbk 2017 0,0818 0,6514 -0,5352 0,20
5 SMGR Semen Indonesia Tbk 2018 -0,0113 -0,1167 9,5704 9,44
SMGR Semen Indonesia Tbk 2019 0,0784 0,5394 -0,8540 -0,24
SMGR Semen Indonesia Tbk 2020 0,0802 0,5525 -0,8099 -0,18
SMGR Semen Indonesia Tbk 2021 0,0708 0,5663 -0,7657 -0,13
WTON Wijaya Karya Beton Tbk 2015 0,3441 0,8193 -0,2205 0,94
WTON Wijaya Karya Beton Tbk 2016 0,3369 0,7484 -0,3362 0,75
WTON Wijaya Karya Beton Tbk 2017 0,4760 0,7935 -0,2603 1,01
6 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 2018 0,4459 0,7419 -0,3479 0,84
WTON Wijaya Karya Beton Tbk 2019 0,5018 0,7751 -0,2901 0,99
WTON Wijaya Karya Beton Tbk 2020 0,4062 0,9179 -0,0894 1,23
WTON Wijaya Karya Beton Tbk 2021 0,3220 0,9317 -0,0733 1,18
FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 2015 0,7769 0,9589 -0,0428 1,69
FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 2016 0,8613 0,9785 -0,0220 1,82
7 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 2017 0,8605 1,0248 0,0242 1,91
FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 2018 0,7786 1,0906 0,0831 1,95
FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 2019 0,7841 1,0449 0,0429 1,87

127
FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 2020 0,5763 0,9293 -0,0761 1,43
FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 2021 0,6428 1,1639 0,1408 1,95
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2015 -0,0289 -0,4833 3,0692 2,56
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2016 -0,0095 -0,1500 7,6657 7,51
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2017 -0,0713 -1,2645 1,7908 0,46
8 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2018 -0,1107 -2,3771 1,4207 -1,07
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2019 -0,0231 -0,5136 2,9470 2,41
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2020 -0,0281 -0,6888 2,4518 1,73
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2021 -0,0813 -2,7413 1,3648 -1,46
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2015 0,0275 -0,2371 5,2181 5,01
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2016 0,0387 -0,3264 4,0634 3,78
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2017 0,0285 -0,2220 5,5037 5,31
9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2018 0,1244 -1,1020 1,9074 0,93
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2019 0,0613 -0,5554 2,8004 2,31
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2020 0,0542 -0,4971 3,012 2,57
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2021 0,0581 -0,6715 2,489 1,88
ASII Astra International Tbk 2015 -0,0261 -0,2688 4,7198 4,42
ASII Astra International Tbk 2016 -0,0340 -0,3515 3,8450 3,46
ASII Astra International Tbk 2017 -0,0478 -0,4766 3,0982 2,57
10 ASII Astra International Tbk 2018 -0,0552 -0,5423 2,8438 2,25
ASII Astra International Tbk 2019 -0,0374 -0,3557 3,8117 3,42
ASII Astra International Tbk 2020 -0,0239 -0,3362 3,9741 3,42
ASII Astra International Tbk 2021 -0,0591 -0,9922 2,0078 0,96

128
Lampiran IV
Perhitungan Corporate Governance

Jumlah Anggota
Jumlah Dewan Komisaris Dewan Komisaris
No. Kode Tahun Dewan Komisaris (tdk
Independen (tdk dlm Independen
dlm jutaan)
jutaan)
MLBI 2015 4 7 0,57
MLBI 2016 4 7 0,57
MLBI 2017 4 8 0,50
1 MLBI 2018 3 6 0,50
MLBI 2019 4 8 0,50
MLBI 2020 3 6 0,50
MLBI 2021 3 6 0,50
UNVR 2015 4 5 0,80
UNVR 2016 4 5 0,80
UNVR 2017 4 5 0,80
2 UNVR 2018 4 5 0,80
UNVR 2019 4 5 0,80
UNVR 2020 3 6 0,50
UNVR 2021 3 6 0,50
INTP 2015 3 7 0,43
INTP 2016 3 7 0,43
INTP 2017 3 7 0,43
3
INTP 2018 2 6 0,33
INTP 2019 2 6 0,33
INTP 2020 2 6 0,33

129
INTP 2021 2 7 0,29
SMCB 2015 3 7 0,43
SMCB 2016 3 7 0,43
SMCB 2017 3 7 0,43
4 SMCB 2018 1 6 0,17
SMCB 2019 1 3 0,33
SMCB 2020 1 4 0,25
SMCB 2021 1 4 0,25
SMGR 2015 2 7 0,29
SMGR 2016 2 7 0,29
SMGR 2017 2 7 0,29
5 SMGR 2018 2 7 0,29
SMGR 2019 2 7 0,29
SMGR 2020 2 8 0,25
SMGR 2021 2 7 0,29
WTON 2015 2 6 0,33
WTON 2016 2 6 0,33
WTON 2017 3 7 0,43
6 WTON 2018 3 7 0,43
WTON 2019 3 6 0,50
WTON 2020 2 5 0,40
WTON 2021 2 5 0,40
FPNI 2015 1 2 0,50
FPNI 2016 1 2 0,50
7
FPNI 2017 1 2 0,50
FPNI 2018 1 2 0,50

130
FPNI 2019 1 2 0,50
FPNI 2020 1 2 0,50
FPNI 2021 1 2 0,50
INKP 2015 3 7 0,43
INKP 2016 3 7 0,43
INKP 2017 3 7 0,43
8 INKP 2018 3 7 0,43
INKP 2019 3 7 0,43
INKP 2020 3 7 0,43
INKP 2021 3 7 0,43
CPIN 2015 2 4 0,50
CPIN 2016 2 4 0,50
CPIN 2017 1 3 0,33
9 CPIN 2018 1 3 0,33
CPIN 2019 1 3 0,33
CPIN 2020 1 3 0,33
CPIN 2021 1 3 0,33
ASII 2015 4 11 0,36
ASII 2016 4 12 0,33
ASII 2017 4 12 0,33
10 ASII 2018 3 10 0,30
ASII 2019 3 10 0,30
ASII 2020 3 10 0,30
ASII 2021 4 10 0,40

131
Lampiran V
Perhitungan Pengungkapan Sustainability Report Berdasarkan Indeks GRI-G4

Kode
No. 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Perusahaan

1 MLBI 0,3297 0,3846 0,3846 0,8352 0,3736 0,3407 0,4176


2 UNVR 0,1758 0,1758 0,1978 0,2308 0,1868 0,4176 0,1758
3 INTP 0,4286 0,1319 0,1538 0,1429 0,1319 0,1758 0,1758
4 SMCB 0,5055 0,3626 0,3846 0,3736 0,3736 0,1758 0,1978
5 SMGR 0,3407 0,2088 0,1099 0,1429 0,2308 0,1978 0,2308
6 WTON 0,2418 0,2088 0,2198 0,1648 0,2088 0,2308 0,1868
7 FPNI 0,6044 0,6374 0,4615 0,4396 0,4396 0,1868 0,2857
8 INKP 0,8022 0,7253 0,6923 0,5934 0,6484 0,2857 0,3297
9 CPIN 0,2527 0,2418 0,2747 0,2418 0,2418 0,3297 0,4286
10 ASII 0,2527 0,2527 0,2418 0,2418 0,2418 0,4286 0,1319

Lampiran VI
Perhitungan Nilai Perusahaan

Harga Saham
No. Kode Tahun Jumlah Saham Ekuitas Book Value PBV
(Close Price)
Beredar
MLBI 2015 8200 2.107.000.000 Rp 766.480.000.000 363,7779 22,54
1 MLBI 2016 11750 2.107.000.000 Rp 820.640.000.000 389,4827 30,17
MLBI 2017 13675 2.107.000.000 Rp 1.064.905.000.000 505,4129 27,06

132
MLBI 2018 13675 2.107.000.000 Rp 1.167.536.000.000 554,1224 24,68
MLBI 2019 15500 2.107.000.000 Rp 1.146.007.000.000 543,9046 28,50
MLBI 2020 9700 2.107.000.000 Rp 1.433.406.000.000 680,3066 14,26
MLBI 2021 7800 2.107.000.000 Rp 1.099.157.000.000 521,6692 14,95
UNVR 2015 37000 7.630.000.000 Rp 4.827.360.000.000 632,6815 58,48
UNVR 2016 38800 7.630.000.000 Rp 4.704.258.000.000 616,5476 62,93
UNVR 2017 55900 7.630.000.000 Rp 5.173.388.000.000 678,0325 82,44
2 UNVR 2018 55900 7.630.000.000 Rp 7.578.133.000.000 993,2022 56,28
UNVR 2019 42000 7.630.000.000 Rp 5.281.862.000.000 692,2493 60,67
UNVR 2020 7350 7.630.000.000 Rp 4.937.368.000.000 647,0993 11,36
UNVR 2021 4110 7.630.000.000 Rp 4.321.269.000.000 566,3524 7,26
INTP 2015 22325 3.681.231.699 Rp 23.865.950.000.000 6483,1426 3,44
INTP 2016 15400 3.681.231.699 Rp 26.138.703.000.000 7100,5319 2,17
INTP 2017 21950 3.681.231.699 Rp 24.556.507.000.000 6670,7312 3,29
3 INTP 2018 21950 3.681.231.699 Rp 23.221.589.000.000 6308,1031 3,48
INTP 2019 19025 3.681.231.699 Rp 27.707.749.000.000 7526,7604 2,53
INTP 2020 14475 3.681.231.699 Rp 22.176.248.000.000 6024,1381 2,40
INTP 2021 12100 3.681.231.699 Rp 20.620.964.000.000 5601,6479 2,16
SMCB 2015 995 7.662.900.000 Rp 8.449.857.000.000 1102,6970 0,90
SMCB 2016 900 7.662.900.000 Rp 8.060.595.000.000 1051,8988 0,86
SMCB 2017 835 7.662.900.000 Rp 7.196.951.000.000 939,1942 0,89
4 SMCB 2018 835 7.662.900.000 Rp 6.416.350.000.000 837,3266 1,00
SMCB 2019 1180 7.662.900.000 Rp 6.982.612.000.000 911,2232 1,29
SMCB 2020 1440 7.662.900.000 Rp 7.566.179.000.000 987,3780 1,46
SMCB 2021 1690 9.019.381.973 Rp 11.182.197.000.000 1239,7964 1,36
5 SMGR 2015 11400 5.931.520.000 Rp 27.440.798.000.000 4626,2675 2,46

133
SMGR 2016 9175 5.931.520.000 Rp 30.574.391.000.000 5154,5626 1,78
SMGR 2017 9900 5.931.520.000 Rp 30.046.032.000.000 5065,4861 1,95
SMGR 2018 9900 5.931.520.000 Rp 32.736.295.000.000 5519,0398 1,79
SMGR 2019 12000 5.931.520.000 Rp 33.891.924.000.000 5713,8683 2,10
SMGR 2020 7250 5.931.520.000 Rp 35.653.335.000.000 6010,8261 1,21
SMGR 2021 12245 5.931.520.000 Rp 39.782.883.000.000 6707,0301 1,83
WTON 2015 825 8.715.466.600 Rp 2.263.425.000.000 259,7021 3,18
WTON 2016 825 8.715.466.600 Rp 2.490.474.000.000 285,7534 2,89
WTON 2017 500 8.715.466.600 Rp 2.747.935.000.000 315,2941 1,59
6 WTON 2018 500 8.715.466.600 Rp 3.136.812.000.000 359,9133 1,39
WTON 2019 450 8.715.466.600 Rp 3.508.445.000.000 402,5539 1,12
WTON 2020 386 8.715.466.600 Rp 3.390.572.999.124 389,0294 0,99
WTON 2021 246 8.715.466.600 Rp 3.447.884.344.237 395,6053 0,62
FPNI 2015 92 5.566.414.000 Rp 1.325.533.960.000 238,1307 0,39
FPNI 2016 129 5.566.414.000 Rp 1.315.975.584.000 236,4135 0,55
FPNI 2017 188 5.566.414.000 Rp 1.299.280.296.000 233,4142 0,81
7 FPNI 2018 188 5.566.414.000 Rp 1.484.809.335.000 266,7443 0,70
FPNI 2019 119 5.566.414.000 Rp 1.378.923.596.000 247,7221 0,48
FPNI 2020 362 5.566.414.000 Rp 1.386.700.664.000 249,1192 1,45
FPNI 2021 464 5.566.414.000 Rp 1.497.388.552.000 269,0042 1,72
INKP 2015 955 5.470.982.941 Rp 36.185.595.525.000 6614,0940 0,14
INKP 2016 955 5.470.982.941 Rp 37.881.270.296.000 6924,0337 0,14
INKP 2017 5400 5.470.982.941 Rp 43.592.681.556.000 7967,9798 0,68
8
INKP 2018 5400 5.470.982.941 Rp 54.615.554.892.000 9982,7683 0,54
INKP 2019 7700 5.470.982.941 Rp 55.682.915.977.000 10177,8632 0,76
INKP 2020 10425 5.470.982.941 Rp 61.925.739.508.000 11318,9422 0,92

134
INKP 2021 7825 5.470.982.941 Rp 68.101.898.810.000 12447,8361 0,63
CPIN 2015 2600 16.398.000.000 Rp 12.786.663.000.000 779,7697 3,33
CPIN 2016 3090 16.398.000.000 Rp 14.161.459.000.000 863,6089 3,58
CPIN 2017 3000 16.398.000.000 Rp 15.710.129.000.000 958,0515 3,13
9 CPIN 2018 3000 16.398.000.000 Rp 19.391.174.000.000 1182,5329 2,54
CPIN 2019 6500 16.398.000.000 Rp 21.071.600.000.000 1285,0104 5,06
CPIN 2020 6525 16.398.000.000 Rp 23.349.683.000.000 1423,9348 4,58
CPIN 2021 5950 16.398.000.000 Rp 25.149.999.000.000 1533,7236 3,88
ASII 2015 6000 40.483.553.140 Rp 126.533.000.000.000 3125,5409 1,92
ASII 2016 8275 40.483.553.140 Rp 139.906.000.000.000 3455,8725 2,39
ASII 2017 8300 40.483.553.140 Rp 156.329.000.000.000 3861,5435 2,15
10 ASII 2018 8300 40.483.553.140 Rp 174.363.000.000.000 4307,0083 1,93
ASII 2019 6925 40.483.553.140 Rp 186.763.000.000.000 4613,3055 1,50
ASII 2020 6425 40.483.553.140 Rp 195.454.000.000.000 4827,9853 1,33
ASII 2021 5700 40.483.553.140 Rp 215.615.000.000.000 5325,9900 1,07

Lampiran VII
Perhitungan Kinerja Keuangan

No. Kode Tahun Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva/Aset ROA

MLBI 2015 Rp 496.909 Rp 2.100.853 0,24


MLBI 2016 Rp 982.129 Rp 2.275.038 0,43
1
MLBI 2017 Rp 1.322.067 Rp 2.510.078 0,53
MLBI 2018 Rp 1.224.807 Rp 2.889.501 0,42

135
MLBI 2019 Rp 1.206.059 Rp 2.896.950 0,42
MLBI 2020 Rp 285.617 Rp 2.907.425 0,10
MLBI 2021 Rp 665.850 Rp 2.922.017 0,23
UNVR 2015 Rp 5.851.805 Rp 15.729.945 0,37
UNVR 2016 Rp 6.390.672 Rp 16.745.695 0,38
UNVR 2017 Rp 7.004.562 Rp 18.906.413 0,37
2 UNVR 2018 Rp 9.081.187 Rp 20.326.869 0,45
UNVR 2019 Rp 7.392.837 Rp 20.649.371 0,36
UNVR 2020 Rp 7.163.536 Rp 20.534.632 0,35
UNVR 2021 Rp 5.758.148 Rp 19.068.532 0,30
INTP 2015 Rp 4.356.661 Rp 27.638.360 0,16
INTP 2016 Rp 3.870.319 Rp 30.150.580 0,13
INTP 2017 Rp 1.859.818 Rp 28.863.676 0,06
3 INTP 2018 Rp 1.145.937 Rp 27.788.562 0,04
INTP 2019 Rp 1.835.305 Rp 27.707.749 0,07
INTP 2020 Rp 1.806.337 Rp 27.344.672 0,07
INTP 2021 Rp 1.788.496 Rp 26.136.114 0,07
SMCB 2015 Rp 175.127 Rp 17.321.565 0,01
SMCB 2016 Rp (284.584) Rp 19.763.133 -0,01
SMCB 2017 Rp (758.045) Rp 19.626.403 -0,04
4 SMCB 2018 Rp (827.985) Rp 18.667.187 -0,04
SMCB 2019 Rp 499.052 Rp 19.567.498 0,03
SMCB 2020 Rp 650.988 Rp 20.738.125 0,03
SMCB 2021 Rp 720.933 Rp 21.491.716 0,03
SMGR 2015 Rp 4.525.441 Rp 38.153.118 0,12
5
SMGR 2016 Rp 4.535.036 Rp 44.226.895 0,10

136
SMGR 2017 Rp 1.314.574 Rp 49.068.650 0,03
SMGR 2018 Rp 3.085.704 Rp 50.783.836 0,06
SMGR 2019 Rp 2.371.233 Rp 79.807.067 0,03
SMGR 2020 Rp 2.674.343 Rp 78.006.244 0,03
SMGR 2021 Rp 2.082.347 Rp 76.504.240 0,03
WTON 2015 Rp 171.784 Rp 4.456.097 0,04
WTON 2016 Rp 281.567 Rp 4.662.320 0,06
WTON 2017 Rp 340.459 Rp 7.067.976 0,05
6 WTON 2018 Rp 486.640 Rp 8.881.779 0,05
WTON 2019 Rp 510.711 Rp 10.337.895 0,05
WTON 2020 Rp 123.147 Rp 5.248.208 0,02
WTON 2021 Rp 81.434 Rp 5.493.815 0,01
FPNI 2015 Rp 41.109 Rp 3.216.042 0,01
FPNI 2016 Rp 29.143 Rp 2.750.470 0,01
FPNI 2017 Rp (23.655) Rp 2.599.279 -0,01
7 FPNI 2018 Rp 88.696 Rp 2.835.756 0,03
FPNI 2019 Rp (45.679) Rp 2.303.785 -0,02
FPNI 2020 Rp (72.059) Rp 2.176.722 -0,03
FPNI 2021 Rp 136.870 Rp 2.619.228 0,05
INKP 2015 Rp 3.072.795 Rp 97.094.894 0,03
INKP 2016 Rp 2.724.216 Rp 92.423.557 0,03
INKP 2017 Rp 5.599.145 Rp 103.428.629 0,05
8 INKP 2018 Rp 8.517.811 Rp 126.723.419 0,07
INKP 2019 Rp 3.814.295 Rp 118.186.997 0,03
INKP 2020 Rp 4.284.765 Rp 123.807.748 0,03
INKP 2021 Rp 7.542.455 Rp 128.490.526 0,06

137
CPIN 2015 Rp 1.832.598 Rp 24.916.656 0,07
CPIN 2016 Rp 2.225.402 Rp 24.204.994 0,09
CPIN 2017 Rp 2.499.875 Rp 24.532.331 0,10
9 CPIN 2018 Rp 4.551.485 Rp 27.645.118 0,16
CPIN 2019 Rp 3.632.174 Rp 29.353.041 0,12
CPIN 2020 Rp 3.845.833 Rp 31.159.291 0,12
CPIN 2021 Rp 3.619.010 Rp 35.446.051 0,10
ASII 2015 Rp 15.613.000 Rp 245.435.000 0,06
ASII 2016 Rp 18.302.000 Rp 261.855.000 0,07
ASII 2017 Rp 23.121.000 Rp 295.830.000 0,08
10 ASII 2018 Rp 27.372.000 Rp 344.711.000 0,08
ASII 2019 Rp 26.621.000 Rp 351.958.000 0,08
ASII 2020 Rp 18.571.000 Rp 338.203.000 0,05
ASII 2021 Rp 25.586.000 Rp 367.311.000 0,07

138
Lampiran VIII
Hasil Output SPSS

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Intellectual Capital 70 -3,94 9,44 1,2816 2,20567
DKI 70 ,17 ,80 ,4256 ,13705
Sustainability Report 70 ,11 ,84 ,3329 ,16358
Kinerja Perusahaan 70 -,04 ,53 ,1119 ,13628
Nilai Perusahaan 70 ,14 82,44 8,6001 17,14319
Valid N (listwise) 70

2. Hasil Uji Asumsi Klasik


A. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .52920226
Most Extreme Differences Absolute .068
Positive .068
Negative -.064
Test Statistic .068
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

139
B. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .535 .264 2.028 .047
Intellectual -.038 .033 -.059 -1.155 .025 .805 1.243
Capital
DKI 1.224 .643 .118 1.904 .061 .556 1.800
Sustainability -2.819 .415 -.324 -6.801 .000 .937 1.067
Report
Kinerja 7.878 .692 .754 11.386 .000 .485 2.063
Perusahaan
a. Dependent Variable: Y_LN

140
C. Hasil Uji Heterokedastisitas

D. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .813a .662 .641 6.72638 2.051
a. Predictors: (Constant), Kinerja Perusahaan, Sustainability Report, Intellectual Capital,
DKI
b. Dependent Variable: Y_LN

3. Hasil Uji Hipotesis


A. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .928a .862 .854 .54524

141
a. Predictors: (Constant), Kinerja Perusahaan, Sustainability Report, Intellectual Capital,
DKI
b. Dependent Variable: Y_LN

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 120.731 4 30.183 101.527 .000b
Residual 19.324 65 .297
Total 140.055 69
a. Dependent Variable: Y_LN
b. Predictors: (Constant), Kinerja Perusahaan, Sustainability Report, Intellectual Capital, DKI

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .535 .264 2.028 .047
Intellectual -.038 .033 -.059 -1.155 .025
Capital
DKI 1.224 .643 .118 1.904 .061
Sustainability -2.819 .415 -.324 -6.801 .000
Report
a. Dependent Variable: Y_LN

B. Hasil Uji Moderate Regression Analysis (MRA)

Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .947a .897 .885 .48334
a. Predictors: (Constant), Moderasi3, Sustainability Report, DKI, Intellectual Capital,
Moderasi1, Moderasi2, Kinerja Perusahaan
b. Dependent Variable: Y_LN

142
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125.570 7 17.939 76.785 .000b
Residual 14.485 62 .234
Total 140.055 69
a. Dependent Variable: Y_LN
b. Predictors: (Constant), Moderasi3, Sustainability Report, DKI, Intellectual Capital, Moderasi1,
Moderasi2, Kinerja Perusahaan

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.194 .352 3.387 .001
Intellectual -.102 .038 -.158 -2.694 .009
Capital
DKI -.175 .875 -.017 .200 .842
Sustainability -3.301 .507 -.379 -6.508 .000
Report
Moderasi1 .804 .260 .229 3.091 .003
Moderasi2 6.491 3.876 .416 1.675 .099
Moderasi3 10.773 3.115 .425 3.458 .001
a. Dependent Variable: Y_LN

143

Anda mungkin juga menyukai