Anda di halaman 1dari 135

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE

GOVERNANCE, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)

COVER DALAM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

DAVID ROHADI
1113082000026

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M

i
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (STUDI PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2014-2016)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Oleh:

DAVID ROHADI
NIM. 1113082000026

Di Bawah Bimbingan:

Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak


NIP. 19800416 200901 2 006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Selasa, 12 September 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : David Rohadi
2. NIM : 1113082000026
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Februari 2018

1. Reskino, SE.,Ak.,M.Si.,CA ( ____________________ )


NIP.19740928 200801 2 004 Penguji I

2. Husnul Khotimah. SE.,MS.,AK ( ____________________ )


Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Jumat, 16 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : David Rohadi


2. NIM : 1113082000026
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Maret 2018

1. Hepi Prayudiawan, S.E., MM., Ak., CA ( )


NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua

2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak. ( )


NIP. 19800416 200901 2 006 Pembimbing

3. Yusro Rahma, SE., M. Si. ( )


NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji Ahli

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : David Rohadi


Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000026
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi/Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 22 Februari 2018

Yang menyatakan,

(David Rohadi)

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : David Rohadi


2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang Selatan, 9 Desember 1995
3. Alamat : Pamulang Indah MA, Jalan Kanna, Blok D1
No.23. Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
15417
4. Telepon : 089653983770
5. Email : rohadidavid@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. TK AL-GHIFARI Tahun 2000-2001
2. SDN PAMULANG INDAH Tahun 2001-2007
3. SMPN 2 KOTA TANGERANG SELATAN Tahun 2007-2010
4. SMAN 8 KOTA TANGERANG SELATAN Tahun 2010-2013
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Tahun 2012-Sekarang : Anggota Komunitas Indonesian Card Artist
2. Tahun 2014-2016 : Ketua Komunitas Japan Freak UIN
3. Tahun 2018-2020 : Divisi Hubungan Masyarakat Forum
Lingkar Pena Cabang Ciputat.

vi
THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM,
PROFITABILITY, LEVERAGE, AND FIRM SIZE TO ACCOUNTING
CONSERVATISM

ABSTRACT

The purpose of this research is to find the influence of board size, proportion
of independen directors, audit committee, profitability, leverage, and firm size to
accounting conservatism. This research was using samples as many as 37 annual
financial reports of manufacturing companies during the period 2014-2016. The
method of determining the sample used in this study was purposive sampling. The
hypothesis in this research was tested using multiple regression analysis. The
results of this research indicate that board size and profitability has a significant
effect on accounting conservatism. While proportion of independen directors, audit
committee, leverage, and firm size has no significant effect on financial
performance.

Keywords : Accounting conservatism, good corporate governance, board size,


proportion of independen directors, audit committee, profitabilty,
leverage, firm size

vi
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE,
PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan direksi,


proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit, profitablitas, leverage
dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 37 laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur selama periode 2014-2016. Metode penentuan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ukuran dewan direksi dan profitablitias berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Sedangkan proporsi dewan komisaris independen, ukuran
komite audit, leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.

Kata kunci : Konservatisme akuntansi, good corporate governance, ukuran dewan


direksi, proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit,
profitablitas, leverage, ukuran perusahaan

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Profitablitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi.” Shalawat serta salam senantiasa penulis hanturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman
kegelapan menju zaman yang terang benderang.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Panulis menyadari sepenuhnya bahwa terdapat banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua tercinta, yang telah membesarkan dengan penuh kasih dan nilai-
nilai kebaikan. Terima kasih atas segala doa yang terus mengiringi saya dalam
setiap perjuangan, termasuk perjuangan menyelesaikan studi. Terima kasih
juga kepada keluarga besar yang selalu memberikan dukungan.
2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan, saran, serta nasihat kepada saya. Lebih dari
itu, terima kasih juga karena sudah menjadi dosen yang sangat baik untuk
saya.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
motivasi selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Sahabat-sahabat selama kuliah, Andre, Dimas, Dina, Iskandar, Neza, Wasim,
terima kasih sudah menemani saya dan menjadi sahabat yang sangat baik.
Saya bisa berada di titik ini, setelah melalui perjuangan selama kuliah, adalah
berkat keberadaan kalian.
10. Sahabat-sahabat sejak SMA, Aldi, Anton, Bondan, Fakhry, Idlaal, Ihya,
Indra, Jordan, Marsel, Rafi, Vallen, Yana, terima kasih atas segala waktunya,
mulai dari yang dihabiskan untuk berbagi tawa, sampai berbagi mimpi.
Bersyukur masih bisa sering meluangkan waktu bersama sampai saat ini.
11. Teman-teman yang telah berjuang bersama selama proses menuju akhir masa
perkuliahan, Rahman, Ihsan, Harun, Hani, Heafsy, Dhea, Dinda, terima kasih
atas segala bimbingan dan masukkannya untuk penyelesaian skripsi ini.
12. Keluarga besar Akuntansi 2013, khususnya kawan-kawan Akuntansi A,
terima kasih untuk waktunya selama kuliah. Kenangan bersama kalian akan
jadi salah satu yang paling berharga selama hidup saya.
13. Teman-teman Komuitas Japan Freak UIN (JFUIN), Aini, Kak Ai, Atu, Bang
Dhanu, Dodi, Elsa, Bang Farid, Garda, Bang Garie, Ilham, Intan, Bang Raul,
Rijka, Kak Rika, Kak Riju, Salman, Salwa, Seno, Kak Siska, Bang Syam,
Bang Yadi, Yayu, dan teman-teman JFUIN yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih telah menjadi tempat berlabuhnya setengah raga dan hati

ix
saya selama kuliah. Semoga suatu saat, ketika saya kembali ke UIN,
komunitas ini masih terus ada.
14. Teman-teman Komunitas UIN48, Bang Andrie, Bang Erick, Bang Ibni, Bang
Irman, Bang Irsyad, Bang Reza, Bang Syarif, terima kasih karena telah
mengajarkan bahwa usaha keras itu tak akan mengkhianati.
15. Teman-teman Forum Lingkar Pena Cabang Ciputat, terima kasih telah
memelihara minat dan semangat saya dalam menekuni bidang literasi.
16. Bapak Dr.H. Muhammad Farkhan, M.Pd dan teman-teman KKN TULIP,
Dea, Faiz, Habib, Hakim, Ila, Laela, Liana, Nanik, Rizqo, Syafa, terima kasih
untuk pengalaman dan pelaaran hidup singkat yang terasa begitu berharga.
17. Biro Keuangan, khususnya Bagian Akuntansi Pelaporan Keuangan
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, terima kasih atas segala
pengalaman dan pelajaran yang sangat berguna dalam memperkenalkan dunia
kerja yang sesungguhnya.
18. Fotokopi Zikra yang telah membantu sebagian besar tugas selama kuliah,
mulai dari semester awal hingga pengerjaan skripsi.
19. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebaikan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekuarangan yang disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan serta
pengalama yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penuis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar
harapan penulis bahwa dengan adanya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi pihak
lain pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 Februari 2018

(David Rohadi)

x
DAFTAR ISI

COVER DALAM ................................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi
ABSTRACT......................................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................................ 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 14
A. Landasan Teori...................................................................................................... 14
1. Teori Akuntansi Positif ..................................................................................... 14
2. Teori Keagenan ................................................................................................. 16
3. Konservatisme Akuntansi ................................................................................. 17
4. Good Corporate Governance............................................................................ 22
5. Dewan Direksi .................................................................................................. 26
6. Dewan Komisaris Independen .......................................................................... 27
7. Komite Audit .................................................................................................... 28
8. Profitabilitas ...................................................................................................... 29
9. Leverage............................................................................................................ 30
10. Ukuran Perusahaan ....................................................................................... 31
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 32
C. Kerangka Pemikiran.............................................................................................. 37
xi
D. Perumusan Hipotesis ............................................................................................. 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 47
A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 48
D. Metode Analisi Data ............................................................................................. 49
1. Statistik Deskriptif ............................................................................................ 49
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 50
3. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 53
E. Operasional Variabel Penelitian............................................................................ 57
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................... 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 62
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ........................................................................ 63
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................. 63
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 66
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................ 73
C. Pembahasan........................................................................................................... 76
BAB V. PENUTUP .......................................................................................................... 83
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 83
B. Saran ..................................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 86
LAMPIRAN...................................................................................................................... 89

xii
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal


2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu................................................... 32
3. 1 Definisi Operasional Variabel............................................... 60
4. 1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria................................ 62
4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif.................................................. 63
4. 3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov........................... 69
4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas.................................................... 70
4. 5 Hasil Uji Runs Test................................................................ 71
4. 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi R Square............................ 73
4. 7 Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F).. 74
4. 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t).. 75

xiii
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

2. 1 Struktur Two-board System.................................................... 26

2. 1 Kerangka Pemikiran............................................................... 37

4. 1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram................................. 67

4. 2 Hasil Uji Normalitas Garfik P-Plot....................................... 68

4. 3 Hasil Uji Heteroskedastistas Grafik Scatterplot.................. 72

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal

1. Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ................... 90

2. Lampiran 2 : Data Variabel Dependen .......................................... 91

3. Lampiran 3 : Data Variabel Independen ....................................... 96

4. Lampiran 4 : Hasil Output SPSS ................................................... 115

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perubahan teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis

menyebabkan tingginya tantangan yang dihadapi, sehingga semakin tinggi

ketidak pastian yang harus dihadapi oleh perusahaan. Sebagai pihak eksternal

perusahaan, kreditor dan investor membutuhkan informasi-informasi yang

berhubungan dengan perusahaan, khususnya informasi laba laporan

keuangan, yang mana digunakan oleh pihak-pihak tersebut dalam mengambil

keputusan terhadap financial perusahaan (Choiriyah dan Almilia, 2016).

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan

kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi

yang disampaikan melalui laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan,

aturan serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang

berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat

dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya (Alhayati,

2013).

Tujuan dari penyajian laporan keuangan yang dinyatakan dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Tentang Penyajian

Laporan Keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar

1
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan tersebut, laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi, aset, ekuitas, liabilitas,

pendapatan dan beban, juga keuntungan dan kerugian.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK) telah mengatur bagaimana laporan keuangan

seharusnya dibuat. SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam

menentukan metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan, selama hal itu tidak menlanggar aturan yang

telah ditetapkan.

Untuk mengantisipasi segala ketidak pastian yang selalu melekat pada

perusahaan, maka perusahaan diperbolehkan untuk memilih metode

akuntansi yang ada. Dalam hal ini, konservatisme akuntansi merupakan salah

satu metode pengakuan akuntansi yang diyakini mampu mengantisipasi

ketidak pastian tersebut. Konservatisme akuntansi sendiri mengharuskan

untuk mengakui kerugian dan biaya dengan segera meskipun belum terjadi,

namun tidak mengakui laba dengan segera meskipun kemungkinan terjadinya

sangat besar (Fitriani, 2014).

Prinsip konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap suatu

keadaan yang tidak pasti untuk menghindari optimisme berlebihan dari

manajemen dan pemilik perusahaan. Konservatisme memiliki kaidah pokok,

yaitu: (1) tidak boleh mengantisipasi laba sebelum terjadi, tetapi harus

mengakui kerugian yang sangat mungkin terjadi. (2) apabila dihadapkan pada

2
dua atau lebih pilihan metode akuntansi, maka akuntan harus memilih metode

yang paling tidak menguntungkan bagi perusahaan (Limantauw, 2012).

Terdapat pro dan kontra dalam penerapan konservatisme akuntansi.

Pihak yang menentang prinsip konservtisme berpendapat bahwa dengan

diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan

keuangan maka akan dapat manghasilkan laporan keuangan yang cenderung

bias karena tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang

sesungguhnya (Noviantari dan Ratnadi, 2015). Namun di sisi lain pihak yang

mendukung prinsip konservatisme berpendapat bahwa dengan diterapkannya

prinsip konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan keuangan maka

akan dapat bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer yang

hendak memanipulasi laba (Fala, 2007).

Terlepas dari segala pro dan kontra yang melingkupinya, prinsip

akuntansi konservatif masih terus digunakan. Adapun alasan prinsip ini masih

dipergunakan adalah karena kecenderungan untuk melebih-lebihkan laba

dalam pelaporan keuangan dapat dikurangi dengan menerapkan sikap

pesimisme untuk mengimbangi optimisme yang berlebih dari manajer. Selain

itu laba yang disajikan terlalu tinggi (overstatement) lebih berbahaya daripada

penyajian laba yang rendah (understatement) karena risiko tuntutan hukum

yang didapat akan lebih besar bila menyajikan laporan keuangan yang jauh

lebih tinggi dari sesungguhnya (Noviantari dan Ratnadi, 2015).

Terdapat beberapa kasus atau skandal keuangan terkait dengan

penerapan konservatisme akuntansi, di antaranya terjadi pada perusahaan

3
raksasa asal Jepang, Toshiba. Sebanyak 21 kasus pembukuan per 31 Maret

2014 terutama terkait pekerjaan konstruksi. Perhitungan dan pembukuan

Toshiba telah dipalsukan sehingga pendapatan perusahaan seolah meningkat.

Secara resmi Toshiba telah mengumumkan kesalahan perhitungan sebesar

54,8 miliar yen. Namun dari banyak pengamat ahli memperkirakan

pemalusan pembukuan itu diperkirakan mencapai 150 miliar yen

(tribunnews.com, 2015). Pembukuan inkonsisten terbongkar dan

dipertanyakan banyak pihak saat ini terkait proyek infrastruktur dan lainnya.

Bahkan kini terungkap pula akuntansi mencurigakan di bagian televisi,

semikonduktor, dan bisnis komputer Toshiba (tribunnews.com, 2015).

Di Indonesia sendiri, PT Kimia Farma tercatat pernah melakukan

rekayasa laporan keuangan. Kasus PT Kimia Farma merupakan salah satu

bentuk manipulasi dengan penyajian laporan keuangan yang overstated yang

terjadi di Indonesia. Kasus mark-up laporan keuangan PT Kimia Farma yang

melebih sajikan laba bersih yang seharusnya Rp99.594 miliar dicatat senilai

Rp132 miliar (Reskino dan Vemiliyarni, 2014). Kesalahan itu timbul pada

unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar

Rp2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang

sebesar Rp23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated

persediaan sebesar Rp8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp10,7

miliar (BAPEPAM, 2002).

Kasus yang terjadi pada Toshiba dan PT Kimia Farma menunjukkan

adanya kegagalan dalam peneapan konservatisme akuntansi pada beberapa

4
perusahaan manufaktur. Pihak manajemen kurang berhati-hati dalam

penyajian laporan keuangan sehingga mengakibatkan overstated pada laba.

Dalam hal ini manajemen dinilai memiliki optimisme berlebihan dalam

mengakui laba, sehingga menyebabkan nilai laba menjadi lebih besar dari

yang seharusnya. Kasus yang telah terjadi mendukung pemikiran-pemikiran

yang memandang perlunya penerapan konservatisme akuntansi. Dengan

diterapkannya konservatisme akuntansi, sikap optimisme manjemen yang

berlebihan dapat dinetralisasi, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang

lebih pesimis atau konservatif.

Konservatisme akuntansi dalam perusahaan diterapkan dalam tingkatan

yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat

konservatisme dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan adalah komitmen

manajemen dan pihak internal perusahaan dalam memberikan informasi yang

transparan, akurat, dan tidak menyesatkan bagi investornya. Hal tersebut

merupakan sautu bagian dari implementasi good corporate governance

(Limantauw, 2012).

Implementasi dari corporate governance dilakukan oleh semua pihak

dalam perusahaan, dengan adanya dewan yang mengelola dan mengawasi

kinerja perusahaan. Dalam mengelola dan mengawasi kinerja perusahaan,

dewan direksi sebagai pengelola perusahaan berwenang untuk

memenetapkan kebijakan perusahaan dan mengimplementasikan kebijakan

tersebut, sedangkan dewan komisaris bertugas untuk mengawasi kinerja

direksi dan manajer dalam hal kesesuaian tugas yang dilakukan manajemen

5
perusahaan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan dan

memastikan bahwa direksi dan manajer telah benar-benar bekerja demi

kepentingan perusahaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan. Sari et

al. (2016) menyatakan bahwa dewan direksi dalam suatu perusahaan akan

menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara

jangka pendek maupun panjang. Salah satu dari kebijakan ini terkait dengan

prinsip konservatisme yang digunakan oleh perusahaan dalam melaporkan

kondisi keuangannya. Oleh karena itu, keberadaan dan ukuran dewan direksi

serta dewan komisaris perusahaan akan mempengaruhi tingkatan

konservatisme yang akan digunakan perusahaannya dalam menyusun laporan

keuangannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016)

menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi tidak berpengaruh pada

konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Yunos et al. (2014)

juga menunjukkan bahwa board size (ukuran dewan direksi) tidak memiliki

pengaruh terhadap konservaisme akuntansi, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Hani (2012) menunjukkan bahwa ukran dewan direksi

berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Karakteristik dewan komisaris terkait dengan proporsi komisaris

independen juga perlu diperhatikan agar terdapat independensi dalam proses

pengawasan yang dilakukan terhadap kinerja perusahaan. Limantauw (2012)

menyatakan bahwa dengan adanya komisaris yang independen, pengawasan

yang dilakukan oleh dewan komisaris akan lebih ketat sehingga cenderung

mensyaratkan akuntansi yang konservatif untuk mencegah sikap oportunistik

6
manajer. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016)

menyimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi, penelitian yang dilalakukan oleh Yunos et al.

(2014) menunjukkan bahwa independent directors (komisaris independen)

berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, penelititan yang

dilakukan oleh Fitriani (2014) menunjukkan bahwa komisaris independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi,

penelitian yang dilakukan oleh Limantuw (2012) menunjukkan bahwa

proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan

Zulaikha (2012) menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen

tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Faktor lain dalam mekanisme corpotare governance yang juga

mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah ukuran komite audit. Komite

audit bertugas untuk membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa

laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan

dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal dilaksanakan sesuai

dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut hasil audit dilaksanakan

oleh manajemen (Sari et al., 2016). Komite audit ini akan meningkatkan

kualitas keseluruhan dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan

penggunaan prinsip konservatisme (Sari et al., 2016). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sari et al. (2016) menyatakan bahwa komite audit tidak

7
memiliki pengaruh terhadap konsevatisme akuntansi dan penelitian yang

dilakukan oleh Fitriani (2014) menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh

signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Faktor lain yang juga mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah

profitabilitas. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi akan

cenderung untuk memilih akuntansi yang konservatif untuk mengatur laba

agar terlihat rata dan tidak mengalami fluktuasi (Choiriyah dan Almilia,

2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Choiriyah dan Almilia (2016)

menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap konservatisme akuntansi dan penelitian yang dilakukan oleh Jayanti

dan Sapari (2016) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif

terhadap konservatisme akuntansi.

Faktor lain yang juga mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah

leverage. Leverage (tingkat hutang) merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar hutang atau modal membiayai aktiva perusahaan (Noviantari

dan Ratnadi, 2015). Menurut Risdiyani (2015) adanya tingkat leverage yang

tinggi akan membuat perusahaan akan meningkatkan penerapan

konservatisme dengan cara mengakui biaya lebih dini, untuk mengurangi

biaya yang lebih besar yang mungkin muncul dan dapat memperbanyak

hutang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015)

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap konsevatisme

akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Vemiliyarni (2014)

menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap

8
konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Alhayati (2013)

menyatakan bahwa tingkat hutang (leverage) berpengaruh positif signifikan

terhadap konsevatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012)

menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap

konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh Moeinaddin et

al. (2012) juga menyimpulkan bahwa debt contract (leverage) berpengaruh

negatif siginfikan terhadap konservatisme akuntansi.

Faktor lain yang juga mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah

ukuran perusahaan. Berdasarkan ukurannya, perusahaan dibagi menjadi

perusahaan kecil dan perusahaan besar. Semakin besar ukuran suatu

perusahaan, maka standar kinerja dan profitabilitas perusahaan tersebut akan

semakin tinggi. Maka dari itu, semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka

manajer perusahaan akan cenderung untuk menggunakan prosedur akuntansi

yang menangguhkan laba dari periode sekarang ke periode yang akan datang

(Belkaoui dan Karpik, 1989, dalam Sumiari dan Wirama, 2014). Noviantari

dan Ratnadi (2015) juga menyatakan bahawa perusahaan dengan size besar

cenderung akan menerapkan prinsip konservatisme akuntansi agar laba yang

dihasilkan tidak terlalu tinggi guna menghindari beban pajak (biaya politis)

yang tinggi akibat laba yang tinggi. Hasil penelitian Noviantari dan Ratnadi

(2015) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

konservatisme akuntansi, penelitian Sumiari dan Wirama (2014)

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap

konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012)

9
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan

Zulaikha (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Moeinaddin et al. (2012) menunjukkan bahwa firm size

(ukuran perusahaan) berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian terkait konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan,

namun hasilnya masih belum konsisten. Dari uraian latar belakang yang telah

disebutkan dan adanya penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka

peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai konservatisme

akuntansi dengan judul “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,

Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme

Akuntansi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun

2014-2016).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

2. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI?

10
3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

4. Apakah profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROE (Return on

Equity) berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

5. Apakah leverage perusahaan yang diukur dengan DER (Debt to Equity

Ratio) berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI?

6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai :

a. Pengaruh ukuran dewan direksi terhadap konservatisme

akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

b. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap

konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI.

c. Pengaruh ukuran komite audit terhadap konservatisme akuntansi

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

11
d. Pengaruh profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROE

(Return on Equity) terhadap konservatisme akuntansi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

e. Pengaruh leverage perusahaan yang diukur dengan DER (Debt to

Equity Ratio) terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

f. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat akadimis

maupun praktis, yaitu:

a. Bagi penulis, sebagai bentuk aplikasi pengetahuan yang selama

ini diperoleh di perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan

mengenai konservatisme akuntansi.

b. Bagi akademisi, sebagai bentuk kontribusi pada perkembangan

ilmu di bidang akuntansi dan sebagai referensi bagi penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan konservatisme akuntansi.

c. Bagi perusahaan, untuk membantu manajemen dalam memahami

mengapa konservatisme akuntansi penting untuk diterapkan

perusahaan dalam rangka menghasilkan laporan keuangan yang

lebih berkualitas.

d. Bagi investor dan calon investor, sebagai pertimbangan terhadap

keputusan investasi yang akan diambil nanti.

12
e. Bagi masyarakat, untuk menambah pengetahuan serta menambah

referensi tentang akuntansi, terutama mengenai prinsip

konservatisme akuntansi.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif menjelaskan dan meramalkan pilihan

standar manajemen melaui analisis atas biaya dan manfaat dari

pengungkapan kuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai

individu dan pengalokasian sumber daya ekonomi. Keuntungan

Possitive Accounting Theory adalah regulator bisa meramlakan

konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktik akuntansi.

Pendekatan positif berkaitan dengan usaha menguji atau

menghubungkan kembali hipotesis atau teori dengan pengalaman atau

fakta-fakta dunia nyata (Belkaoui, Ahmed Riahi 2007 dalam Choiriyah

dan Almilia, 2016). Penelitian akuntansi positif difokuskan pada

pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi yang dibuat oleh teoritisi

akuntansi normatif (Choiriyah dan Almilia, 2016).

Teori akuntansi positif memilik ciri pemecahan masalah (problem

solving) yang disesuaikan dengan realitas praktik akuntansi.

Pendekatan yang digunakan dalam teori akunatansi positif adalah

pendekatan ekonomi dan perilaku. Tujuan dari pendekatan teori

akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik

akuntansi (Hery, 2009:129).

14
Berdasarkan sebuah penelirian yang dilakukan oleh Watts dan

Zimmerman (1978) menunjukkan bahwa pelaporan keuangan

berhubugan langsung dengan manajemen. Menurutnya, hal-hal yang

berhubungan dengan manajemen adalah hal-hal yang berkaitan dengan

peraturan-peraturan maupun dengan publikasi resmi oleh badan-badan

akuntansi, seperti standar akuntansi maupun interpretasi atas standar

tersebut. Hal-hal yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman ini

juga sama dengan apa yang diungkapkan oleh Fields (2001).

Menurutnya pemilihan metode akuntansi merupakan keputusan pihak

terkait untuk mempengaruhi hasil sistem akuntansi. Salah satu hasil

sistem akuntansi ini adalah laporan keuangan yang disusun sesuai

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dengan melihat pada

pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pelaporan

keuangan, pemilihan metode, dan standar akuntansi yang digunakan

sebagai basis pelaporan keuangan sangatlah dipengaruhi oleh

kepentingan manajemen. Dengan teori akuntansi positif, pembuat

kebijakan bisa meprediksi konsekuensi ekonomis dari berbagai

kebijakan dan praktik akuntansi. (Hery, 2009 : 130).

Teori akuntansi positif memprediksi bahwa manajer mempunyai

kecenderungan menaikkan laba untuk menyembunyikan kinerja buruk.

Kencenderungan manajer untuk menaikkan laba dapat didorong oleh

adanya empat masalah pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa

kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas manajer, dan asimetri

15
pembayaran (asymmetric pay off). Pemegang saham dan krediur

berusaha menghindari kelebihan pembayaran kepada manajer dengan

meminta penyelenggaraan akuntansi yang konservatif (Watts, 2003).

2. Teori Keagenan

Teori keagenan menyangkut hubungan kontraktual antara

anggota-anggota di perusahaan. Hubungan kontraktual tersebut terjadi

ketika satu orang atau lebih pemegang saham atau investor (principal)

mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan

kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan.

Hubungan tersebut menyebabkan pemisahan fungsi antara kepemilikan

di investor dan pengendalian di pihak manajemen (Jensen dan

Meckling, 1976 dalam Fitriani, 2014).

Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan

operasi perusahaan, sedangkan agen sebagai pengelola berkewajiban

untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipecayakan oleh pemegang

saham (principal), untuk mengkatkan nilai perusaan. Pada praktiknya

di perusaan ternyata agen dalam aktifitasnya kadang kala tidak sesuai

dengan kontrak kerja yang disepakati dari awal untuk meningkatkan

kemakmuran pemegang saham, melainkan cenderung untuk

kepentingan sendiri.

Perbedaan tujuan dan preferensi informasi antara agen dan

prinsipal akan timbul manakala principal tidak dapat dengan mudah

memantau tindakan agen. Karena prinsipal tidak memiliki informasi

16
yang mencukupi mengenai kinerja agen, principal tidak pernah dapat

merasa pasti bagaimana usaha agen memberikan pada hasil aktual

perusahaan. Situasi yang demikian disebut asimetri informasi

(Rahmawati, 2010).

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Rahmawati (2010),

agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, pemilik

akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agen dan

hubungan ini juga perlu diatur dalam suatu kontrak yang biasanya

menggunakan angka-angka akuntansi yang dinyatakan dalam laporan

keuangan sebagai dasarnya. Pendesainan kontrak yang tepat untuk

menyelaraskan kepentingan agen dan pemilik dalam hal terjadinya

konflik kepentingan inilah yang merupakan inti dari teori keagenan.

3. Konservatisme Akuntansi

Definisi konservatisme akuntansi terdapat dalam Glosarium

pernyataam konsep No. 2 FASB dalam Choiriyah dan Almilia (2016):

“Konservatisme adalah reaksi hati-hati (prudent reaction) dalam


menghadapi ketidakpastian dan risiko yang intern dalam lingkungan
bisnis sudah cukup dipertimbangkan.”

Menurut Limantauw (2012) konservatisme merupakan prinsip

kehati-hatian terhadap suatu keadaan yang tidak pasti untuk

menghindari optimisme berlebihan dari manajemen dan pemilik

perusahaan. Konservatisme memiliki kaidah pokok, yaitu: (1) tidak

boleh mengantisipasi laba sebelum terjadi, tetapi harus mengakui

kerugian yang sangat mungkin terjadi. (2) apabila dihadapkan pada dua

17
hal atau lebih pilihan metode akuntansi, maka akuntan harus memilih

metode yang paling tidak menguntungkan bagi perusahaan.

Watts (2003) dalam Noviantari dan Ratnadi (2015)

mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai tindakan manajemen

dengan lebih lambat mengakui laba atau pendapatan. Bila prinsip ini

diterapkan maka akan menyebabkan angka laba dan pendapatan

ccenderung lebih rendah sedangkan angka biaya cenderung tinggi.

Watts (2003) dalam Alhayati et al. (2013) menyatakan terdapat

tiga ukran konservatisme, yaitu:

a. Earnings / stock return relation measures

Stock market price berusaha untuk merefleksikan

perubahan nilai asset pada saat terjadinya perubahan baik

perubahan atas rugi ataupun laba dalam nilai asset –stock return

tetap berusaha melaporkannya sesuai dengan waktunya. Basu

(1997) menyatakan bahwa konservatisme menyebabkan

kejadian-kejadian yang merupakan kabar buruk atau baik

terefleksi dalam laba yang tidak sama (asimetri waktu

pengakuan). Hal ini disebabkan karena salah satu definisi

konservatisme menyebutkan bahwa kejadian yang diperkirakan

akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan harus segera

diakui sehingga mengakibatkan kabar buruk lebih cepat terefleksi

dalam laba dibanding kabar baik. Basu (1997) memprediksikan

bahwa pengembalian saham dan earnings cenderung

18
merefleksikan kerugian dalam periode yang sama, tapi

pengembalian saham merefleksikan keuntungan lebih cepat

daripada earnings.

b. Earnings / accrual measures

Ukuran konservatisme yang kedua ini menggunakan akual,

yaitu selisih antara net income dan cash flow. Neti income yang

digunakan adalah net income sebelum depresiasi dan amortisasi,

sedangkan cash flow yang digunakan adalah cash flow

operasional. Givoly dan Hayn (2002) melihat kecenderungan dari

akrual selama beberapa tahun. Apabila terjadi akrual negatif (net

income lebih kecil daripada cash flow operasional) yang

konsisten selama beebrapa tahun, maka meruapakan indikasi

diterapkannya konservatisme akuntansi. Selain itu, Givoly dan

Hayn (2002) juga membagi akrual menjadi dua, yaitu operating

accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul dalam

laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional

perusahaan dan non operating accrual yang merupakan jumlah

akrual yang muncul di luar hasil kegiatan operasional.

1) Operating Accrual

Berdasarkan literatur Criterion Research Group,

dinyatakan bahwa operating accrual menangkap

perubahan dalam asset lancar, kas bersih dan investasi

jangka pendek, dikurangi dengan perubahan dalam asset

19
lancar dan hutang jangka pendek bersih. Operating accrual

yang utama meliputi piutang dagang dan persediaan dan

kewajiban. Akun ini merupakan akun klasik yang

digunakan untuk memanipulasi earnings untuk menacapi

tujuan pelaporan.

2) Non Operating Accrual

Berdasarkan literatur Criterion Research Group,

dinyatakan bahwa non current (operating) accrual

menangkap perbedaan dalam non-current asset, investasi

non ekuitas jangka panjang bersih, dikurangi perubahan

dalam non-current liabilities, hutang jangka panjang bersih.

Komponen non operating accrual (pada sisi aset) yang

utama adalah aktiva tetap dan aktiva tak berwujud.

Terdapat subjektivitas yang cukup terlibat di awal

keputusan di mana biaya dikapitalisasi baik untuk aktiva

tetap dan aktiva tidak berwujud dibangun sendiri yang

dapat diakui (seperti biaya pembangunan software yang

dikaputalisasi) dan keputusan kemudian terkait dengan

alokasi dari biaya yang dapat didepresiasi sepenjang masa

manfaat aset dapat ditentukan. Non current assets ini

tergantung pada write down ketika aktiva tersebut

diputuskan telah diturunkan nilainya (impaired), dan

penentuan dari beberapa permanent impaeirement yang

20
banyak melibatkan abnormal manajerial. Pada sisi

kewajiban terdapat sebuah varietas dari akun-akun seperti

utang jangka panjang, penangguhan pajak dan

postretirement benefits yang juga merupakan manifestasi

atas estimasi dan asumisi subjektif (seperti estimasi

akuntansi pensiun, pengembalian yang diharapkan atas

aset, pertumbuhan yang diharapkan atas pertumbuhan upah

pegawai, dan lain-lain).

c. Net assets measures

Ukuran ketiga yang digunakan untuk mengetahui tingkat

konservatisme dalam laporan keuangan adalah nilai aktiva yang

understatement dan kewajiban yang overstatement. Salah satu

model pengukurannya adalah proksi pengukuran yang digunakan

oleh Beaver dan Ryan (2000) yaitu dengan mengguanakan

market to book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif

terhadap nilai buku perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1,

mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena

persusahaan mencatat nilai pasar lebih tinggi dari nilai

perusahaanya. Sebaliknya dengan proksi pengukuran yang

digunakan oleh Reskino dan Vemiliyarni (2014) yaitu dengan

menggunakan book to market ratio yang mencerminakan nilai

buku perusahaan relatif terhadap nilai pasar. Rasio yang bernilai

kurang dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang

21
konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaannya

lebih rendah dari nilai pasarnya. Fala (2007) menyatakan bahwa

nilai buku dapat diketahui dengan menghitung nilai ekuitas

perusahaan pada tanggal neraca akhir periode dan nilai pasar

diukur dari harga penutupan saham saat tanggal pengumuman

untuk mencerminkan respon pasar terhadap laporan keuangan.

4. Good Corporate Governance

Definisi corporate governance sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri BUMN No Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002

tentang penerapan praktik GCG pada BUMN adalah:

“Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN


untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan
guna menwujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.”
Definisi ini menekankan pada keberhasilan usaha dalam suatu

entitas dengan mengedepankan akuntabilitas yang terefleksi dari

kepatuhan terhadap perundangan dan nilai-nilai etika, dengan tujuan

untuk mewujudkan nilai pemegang saham tanpa mengesampingkan

kepentingan stakeholder lainnya.

Wardhani (2008) menyatakan bahwa corporate governance dapat

diartikan sebagai suatu susunan aturan yang menentukan hubungan

antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah karyawan dan

stakeholder internal maupun eksternal yang lain sesuai dengan hak dan

tanggungjawabnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahawa corporate governance atau tata kelola perusahaan

22
merupakan aturan yang mengatur pihak-pihak dalam perusahaan sesuai

dengan hak dan tanggungjawabnya dalam mengelola perusahaan dan

menyajikan laporan keuangan perusahaan yang transparan, akurat dan

bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan sesuai dengan

kebutuhannya.

Corporate governance ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil

ekonomi guna mengoptimalkan kesejahteraan pemegang saham,

sehingga manajer sebagai pihak yang menjalankan perusahaan harus

mengelola perusahaan dan membuat laporan keuangan dengan prinsip-

prinsip yang dapat mencerminkan tata kelola perusahaan yang baik.

Pada tahun 2006, Indonesia melalui Komite Nasional Kebijakan

Corporate Governance (KNKCG) mengeluarkan Pedoman Umum

Good Corporate Governance yang menetapkan 5 prinsip, yaitu:

a. Transparansi (Transparancy)

Perusahaan harus menyediakan informasi yang material

dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh

pemangku kepentingan agar objektivitas dalam menjalankan

bisnis dapat terjaga. Selain itu, perusahaan yang disyaratkan oleh

peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting

untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur

dan pemangku kepentingan lainnya.

23
b. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk

mencapai kinerja yang berkesinambungan. Perusahaan harus bisa

mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan

wajar. Untuk dapat mencapai hal tersebut, perusahaan harus

dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan

perusahaan dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya.

c. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi semua peraturan yang berlaku

dan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat

lingkungan agar kesinambungan usaha dapat terpelihara dalam

jangka panjang.

d. Independensi (Independency)

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga

masing-masing organ di perusahaan tidak saling mendominasi

dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Hal ini dapat melancarkan

pelaksanaan asas GCG.

e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas

kewajaran dan kesetaraan.

24
Konsep corporate governance digunakan agar dapat tercapai

hubungan dan kerjasama yang kondusif antara pihak-pihak dalam

perusahaan seperti dewan direksi, dewan komisaris, komite audit dan

pemgang saham, dengan begitu pengelolaan perusahaan dapat

dilkansanakan dengan prinsip keterbukaan, akuntabilitas,

pertangungjawaban, kemandirian, dan kewajaran. Implementasi

corporate governance dihrapkan dapat bermanfaat bagi pihak internal

maupun eksternal perusahaan. Monitoring corporate governance yang

dilakukan oleh dewan komisaris dengan bantuan komite audit dapat

meminimalisasi terjadinya kecurangan yang mungkin terjadi sehingga

pelaporan keuangan dapat dilaksanakan dengan lebih transparan.

Menurut FCGI (2002) dalam Risdiyani (2015) perusahaan-

perusahaan di Indonesia menerapkan two-board system atau two-tier

board system seperti kebanyakan perusahaan di Eropa. Dalam model

two-board system, RUPS merupakan merupakan struktur tertinggi yang

mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris yang mewakili

pemegang saham untuk melakukan fungsi kontrol atas manajemen.

Dalam model ini hanya ada perbedaan dalam kedudukan dewan

komisaris yang tidak langsung membawahi dewan direksi.

25
Gambar 2.1
Struktur Two-board System

Adanya monitoring dari dewan komisaris diharapkan dapat

membentuk good corporate governance yang akan mempengaruhi

tingginya tingkat transparansi laporan keuangan, rendahnya manipulasi

akuntansi dan adanya batasan terhadap kemampuan manajer dalam

menyembunyikan bad news dalam waktu yang lama (Risdiyani, 2015).

5. Dewan Direksi

Dewan direksi / dewan direktur merupakan seseorang yang

ditunjuk untuk memimpin Perseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari

seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang

professional yang ditunjuk oleh pemilk usaha. Dewan direksi bertindak

sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki

peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan

(Raharjo, 2016).

Dewan direksi memiliki peran yang sangat vital dalam suatu

perusahaan. Dengan adanya pemisahan peran dengan dewan komisaris,

26
dewan direksi memiliki kuasa yang besar dalam mengelola segala

sumber daya yang ada dalam perusahaan. Dewan direksi memilik tugas

untuk menentukan arah kebijakan dan strategi sumber daya yang

dimiliki oleh perusahaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka

panjang (Bukhori dan Raharja, 2012).

Menurut UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

dewan direksi adalah organ perusahaan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas perusahaan perseroan untuk kepentingan

perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar

pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada

fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang

mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan

(Raharjo, 2016).

6. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam

perusahaan, terutama dalam pelaksanaan good corporate governance.

Menurut UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan

komisaris adalah organ perorangan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan/atau khlausus sesuai dengan anggaran

dasar serta memberikan nasihat kepada dewan direksi. Menurut Egon

Zehnder, dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance

27
yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,

mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta

mewajibkan terlaksanannya akuntabilitas. Berdasarkan penjelasan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris merupakan suatu

mekanisme yang memiliki peran untuk mengawasi serta memberikan

petunjuk maupun arahan dalam pengelolaan perusahaan.

Dewan komisaris independen merupakan anggota dewan

komisaris yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali,

anggota direksi, dewan komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik

dalam bentuk hubungan bisnis maupun kekeluargaan. Dalam hal ini

dewan komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas

manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam transaksi-

transaksi dengan pihak ketiga. Salah satu fungsi dari komisaris

independen adalah untuk menjalankan fungsi pengawasan yang bersifat

independen terhadap kinerja manajemen perusahaan. Keberadaan

komisaris dapat menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen

(terutama CEO) dalam pengelolaan perusahaan melalui fungsi

pengawasannya (Limantauw, 2012).

7. Komite Audit

Nasution dan Setiawan (2007) dalam Pramana (2010) menyatkan

bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.

Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan.

28
Selain itu komite audit juga dianggap sebagai penghunbung antara

pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam

menangani masalah pengendalian. Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-

008/BEJ/12-2001, keangotaan komite audit terdiri dari sekurang-

kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini

yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite

yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komsaris independen

perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain

yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak

eksternal yang independen.

Menurut Wardhani (2008), komite audit bertugas untuk

membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa laporan

keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan

dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal dilaksanakan

sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil

audit dilaksanakan oleh manajemen.

8. Profitabilitas

Menurut Choiriyah dan Almilia (2016) profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat

penjualan, aset, dan modal saham.

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian

kondisi suatu perusahaan terutama untuk menganalisis kinerja

29
manajemen. Dalam profitabilitas ada hubungannya dengan teori sinyal

yaitu bahwa laba memberikan sinyal yang positif mengenai prospek

perusahaan di masa depan tentang keinerja perusahaan. Dengan adanya

pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan

memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan

(Choiriyah dan Almilia, 2016).

9. Leverage

Dalam menjalakan kegiatan usahanya, suatu perusahaan dapat

menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan (modal sendiri)

maupun dari luar perusahaan (hutang). Tingkat hutang (leverage)

adalah penggunaan aset dan sumber daya (sources of funds) oleh

perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud menungkatkan

keuntungan potensial pemegang saham (Alhayati, 2013).

Rasio solvabilitas (leverage) yang lain adalah dalam bentuk Debt

to Equity Ratio (DER), yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh

hutang (total debt) dengan nillai seluruh ekuitas (total equity). Rasio ini

menunjukan presentase penyediaan dana oleh pemegang saham

terhadap pemberi pinjaman (Alhayati, 2013).

Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang

perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat

seberapa jauh perusahaan dibiyayai oleh hutang atau pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang daigambarkan oleh modal (Harahap.

1999 dalam Alhayati, 2013).

30
10. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan

kecil dan besar, di mana perusahaan yang besar memiliki sistem

manajemen yang lebih kompleks dan memiliki laba yang lebih tinggi

pula. Oleh karena itu, perusahaan yang besar memiliki masalah dan

risiko yang lebih kompleks daripada perusahaan-perusahaan kecil.

Perusahaan yang berukuran besar akan dikenai biaya politis yang

tinggi. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba tinggi secara

relatif permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan

pajak dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan

(Wulandini dan Zulaikha, 2010).

Besar kecilnya perusahaan dapat dinilai dari total aset, penjualan

bersih, dan kapitalisasi pasar perusahaan (Diantimala, 2008).

Penggunaan nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai

kapitalisasi pasar ataupun penjualan dalam mengukur ukuran

perusahaan. Pengukuran variabel ukuran perusahaan diukur dengan

logaritma natural dari total aset perusahaan. Log normal aset digunakan

dengan pertimbangan untuk memudahkan perhitungan, karena jika

tanpa menggunakan logaritma normal maka jumlah total aset yang

digunakan akan terlalu besar (Wulandini dan Zulaikha, 2012).

31
B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu konservatisme akuntansi

dapat dilihat di Tabel 2.1.

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Metode Penelitian


No. Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Choiriyah dan Pengaruh Profitabilitas, Variabel profitabilitas, Variabel likuiditas dan Secara individu variabel
Almilia (2016) Likuiditas, dan Tingkat konservatisme akuntansi. tingkat kesulitan keuangan. profitabilitas berpengaruh
Kesulitan Keuangan Alat uji statistik analisis Sampel penelitian di signifikan terhadap konservatisme
Perusahaan terhadap regresi berganda. perusahaan manufaktur akuntansi, secara individu variabel
Konservatisme Akuntansi. BEI tahun 2012-2014. likuiditas tidak berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, dan secara individu
variabel tingkat kesulitan keuangan
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
2 Sari et al. Pengaruh Mekanisme Good Variabel komisaris Variabel kepemilikan Kepemilikan manajerial tidak
(2016) Corporate Governance independen, ukuran dewan manajerial dalam berpengaruh terhadap
terhadap Konservatisme direksi, dan komite audit mekanisme good konservatisme akuntansi, komisaris
Akuntansi pada Perusahaan dalam mekanisme good corporate governance. independen tidak berpengaruh
Manufaktur di BEI. corporate governance, dan terhadap konservatisme akuntansi,

Bersambung ke halaman berikutnya

32
Peneliti Judul Metode Penelitian
No. Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
variabel konservatisme Sampel penelitian ukuran dewan direksi tidak
akuntansi. perusahaan manufaktur di berpengaruh terhadap
Alat uji statistik analisis BEI tahun 2012-2014. konservatisme akuntansi, dan
regresi berganda. komite audit tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
3 Jayanti dan Pengaruh Positve Variabel profitabilitas dan Variabel positive theory Debt convenant dan political cost
Sapari Accounting Theory, variabel konservatisme accounting dan operating tidak berpengaruh terhadap
(2016) Profitabilitas, dan akuntansi. cash flow. Sampel konservatisme akuntansi, bonus
Operating Cash Flow Alat uji statistik analisis penelitian perusahaan plan dan profitabilitas berpengaruh
terhadap Penerapan regresi berganda. manufaktur di BEI tahun negatif terhadap konservatisme
Konservatisme 2010-2014. akuntansi, sedangkan operating
cash flow berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi.
4 Noviantari dan Pengaruh Financial Variabel ukuran Variabel financial distress. Financial distress berpengaruh
Ratnadi Distress, Ukuran perusahaan, leverage, dan Sampel penelitian negatif pada konservatisme
(2015) Perusahaan, dan Leverage konservatisme akuntansi. perusahaan manufaktur di akuntansi, ukuran perusahaan
pada Konservatisme Alat uji statistik analisis BEI tahun 2010-2013. berpengaruh postitif pada
Akuntansi. regresi berganda. konservatisme akuntansi, dan
leverage berpengaruh negatif pada
konservatisme akuntansi.
5 Fitriani (2014) Pengaruh Mekanisme Good Variabel ukuran komite Variabel kepemilikan Komisaris independen berpengarh
Corporate Governance audit, komisaris saham institusional. signifikan terhadap konservatisme
terhadap Konservatisme independen, dan Sampel penelitian akuntansi, kepemilikan saham
Akuntansi. konservatisme akuntansi. perusahaan manufaktur di institusional berpengarh signifikan
Alat uji statistik analisis BEI tahun 2009-2012. terhadap konservatisme akuntansi,
regresi berganda. dan komite audit berpengarh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
6 Sumiari dan Pengaruh Ukuran Variabel ukuran Leverage sebagai variabel Ukuran perusahaan tidak
Wirama Perusahaan terhadap perusahaan dan pemoderasi. berpengaruh terhadap
(2014) Konservatisme Akuntansi konservatisme akuntansi. konservatisme akuntansi,

Bersambung ke halaman berikutnya 33


Peneliti Judul Metode Penelitian
No. Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
dengan Leverage sebagai Alat uji statistik analisis Sampel penelitian sedangkan leverage merupakan
Variabel Pemoderasi. regresi berganda. perusahaan di BEI tahun variabel yang dapat memperlemah
2009-2013. pengaruh antara ukuran perusahaan
dengan konservatisme akuntansi.
7 Reskino dan Pengaruh Konvergensi Variabel konservatisme Variabel konvergensi Konfergensi IFRS dan biaya politik
Vemiliyarni IFRS, Bonus Plan, Debt akuntansi. Alat uji statistik IFRS, bonus plan, debt berpengaruh negatif dan signifikan
(2014) Convenant, dan Political analisis regresi berganda. convenant, dan political terhadap konservatisme akuntansi,
Cost terhadap cost. Sampel penelitian sedangkan rencana bonus dan
Konservatisme Akuntansi. perusahaan di BEI tahun perjanjian utang tidak berpengaruh
2012. signifikan pada konservatisme
akuntansi.
8 Yunos et al. The Influence of Internal Variabel independent Variabel financial Independent directors dan financial
(2014) Governance Mechanism on directors, board size dalam expertise, CEO duality, expertise berpengaruh positif
Accounting Conservatism. corporate governance dan dan Audit committee terhadap konservatisme akuntansi,
konservatisme akuntansi. meeting dalam corporate Audit committee meeting dapat
Alat uji statistik analisis governance. Sampel mengarah pada konservatisme
regresi berganda. penelitian perusahaan di akuntansi pada ukuran empat
Malaysia tahun 2001- pertemuan ke atas, sedangkan
2007. board size dan CEO duality tidak
berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
9 Alhayati Pengaruh Tingkat Hutang Variabel tingat hutang Variabel tingkat kesulitan Tingkat hutang (leverage)
(2013) (Leverage) dan Tingkat (leverage) dan keuangan perusahaan. berpengaruh positif signifikan
Kesultan Keuangan konservatisme akuntansi. Sampel penelitian terhadap tingkat konservatisme
Perusahaan terhadap Alat uji statistik analisis perusahaan di BEI tahun akuntansi, sedangkan tingkat
Konservatisme Akuntansi. regresi berganda. 2008-2010. kesulitan keuangan tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
10 Limantauw Pengaruh Karakteristik Variabel proporsi Variabel kepemilikan Proporsi komisaris independen
(2012) Dewan Komisaris Sebagai komisaris independen saham oleh komisaris tidak berpengaruh signifikan
Mekanisme Good Corporate dalam mekanisme good terafiliasi dalam terhadap tingkat konservatisme

Bersambung ke halaman berikutnya 34


Peneliti Judul Metode Penelitian
No. Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
Govenance terhadap Tingkat corporate governance dan mekanisme good akuntansi, dan kepemilikan saham
Konservatisme Akuntansi konservatisme akuntansi. corporate governance. oleh komisaris yang terafiliasi
pada Perusahaan Alat uji statistik analisis Sampel penelitian berpengaruh negatif signifikan
Manufaktur yang Terdaftar regresi berganda. perusahaan di BEI tahun terhadap tingkat konservatisme
di BEI. 2008-2010. akuntansi.
11 Hani Pengaruh Karakteristik Variabel ukuran Variabel pertumbuhan Karakteristik perusahaan yakni
(2012) Perusahaan dan Corporate perusahaan, leverage, penjualan dan ukuran ukuran perusahaan tidak
Governance terhadap ukuran dewan direksi, dan dewan komisaris. Sampel berpengaruh terhadap
Pemilihan Akuntansi konservatisme akuntansi. penelitian perusahaan konservatisme akuntansi, leverage
Konservatif. manufaktur di BEI tahun berpengaruh negatif signifikan
2006-2010. terhadap konservatisme akuntansi,
pertumbuhan penjualan
berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, ukuran dewan direksi
berpengaruh negatif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi,
dan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
13 Wulandini dan Pengaruh Karakteristik Variabel proporsi dewan Variabel ukuran dewan Variabel proporsi dewan komisaris
Zulaikha Dewan Komisaris dan komisaris independen, komisaris, kompetensi independen, ukuran dewan
(2012) Komite Audit terhadap ukuran perusahaan dan komite audit, dan frekuensi komisaris dan ukuran perusahaan
Tingkat Konservatisme konservatisme akuntansi. pertemuan komite audit. tidak berpengaruh signifikan
Akuntansi. Alat uji statistik analisis Sampel penelitian terhadap konservatisme akuntansi.
regresi berganda. perusahaan manufaktur di Sedangkan kompetensi komite
BEI tahun 2008-2010. audit dan frekuensi pertemuan
komite audit berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
Bersambung ke halaman berikutnya
35
Peneliti Judul Metode Penelitian
No. Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
13 Moeinaddin et The Relationship between Variabel firm size (ukuran Variabel nature of the Variabel firm size (ukuran
al. Firm Size, Debt Contracts perusahaan), debt contract firm’s operations (sifat perusahaan) berpengaruh positif
(2012) and the Nature of the (leverage) dan operasi perusahaan). terhadap konservatisme akuntansi,
Operations with the konservatisme akuntansi. Sampel penelitian debt contract (leverage)
Accounting Conservatism. perusahaan yang terdaftar berpengaruh negatif terhadap
di Bursa Efek Tehran konservatisme akuntansi, dan
tahun 2005-2010. nature of the firm’s operations
(sifat operasi perusahaan)
berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi

36
C. Kerangka Pemikiran

Dalam Penelitian ini peneliti berusaha menganalisis hubungan antara

mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan direksi,

proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran komute audit,

profitabilitas yang diukur dengan rasio return on equit, leverage yang diukur

dengan debt to equity ratio, dan ukuran perusahaan yang diukur denagn

logaritma natural total assets, terhadap konservatisme akuntansi yang diukur

dengan book to market ratio. Maka dari itu berikut kerangka pemikiran yang

menggambarkan mode penelitian dan hubungan antar variabel-variabel

tersebut.

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

Bersambung ke halaman berikutnya

37
Gambar 2.2 (Lanjutan)

38
D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Konservatisme

Akuntansi

Dewan direksi dalam sauatu perusahaan akan menentukan

kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara jangka

pendek maupun jangka panjang. Ukuran dewan direksi berhubungan

positif dengan perputaran aset dan berhubungan negatif dengan beban

operasi. Artinya, semakin besar ukuran dewan direksi maka semakin

tinggi perputaran aktiva dan semakin kecil beban operasi, berarti pula

terjadi efisiensi (Sari et al., 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016) menunjukkan

bahwa ukuran dewan direksi tidak berpengaruh pada konservatisme

akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Yunos et al. (2014) juga

menunjukkan bahwa board size (ukuran dewan direksi) tidak memiliki

pengaruh terhadap konservaisme akuntansi, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Hani (2012) menunjukkan bahwa ukran dewan direksi

berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

39
2. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap

Konservatisme Akuntansi

Keberadaan Komisaris inependen dalam suatu perusahaan

sangatlah penting. Menurut Wardhani (2008) dalam Limantauw (2012)

keberadaan komisaris independen dapat menyeimbangkan kekuatan

pihak manajemen (terutama CEO) dalam pengelolaan perusahaan

melalui fungsi pengawasannya. Menurut Limantauw (2012) apabila

proporsi komisaris independen lebih sedikit maka pengawasan yang

dilakukan akan lemah sehingga manajer perusahaan memiliki

kesempatan untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih agresif

dan kurang konservatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016) menyimpulkan

bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi, penelitian yang dilalakukan oleh Yunos et al.

(2014) menunjukkan bahwa independent directors berpengaruh positif

terhadap konservatisme akuntansi, penelititan yang dilakukan oleh

Fitriani (2014) menunjukkan bahwa komisaris independen memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi, penelitian

yang dilakukan oleh Limantuw (2012) menunjukkan bahwa proporsi

komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh

Wulandini dan Zulaikha (2012) menunjukkan bahwa proporsi dewan

komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

40
konservatisme akuntansi. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dalam

penelitian ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi.

3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Konservatisme

Akuntansi

Keberadaan komite audit akan mendorong penggunaan prinsip

konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan

perusahaan (Sari et al., 2016). Dengan adanya komite audit dalam suatu

perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan

termonitor dengan baik. Komite audit ini akan memastikan bahwa

perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan

menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan berkualitas. Oleh

karena itu keberadaan komite audit ini akan mendorong penggunaan

prinsip konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan

keuangan. Komite audit ini akan meningkatkan kualitas keseluruhan

dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan penggunaan prinsip

konservatisme (Wardhani, 2008 dalam Pramana, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016) menyatakan

bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap konsevatisme

akuntansi dan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2014)

menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap

41
konservatisme akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Ukuran komite audit berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi

Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, maka akan

cenderung memilih akuntansi yang konservatif. Hal ini karena

konservatisme digunakan oleh manajer untuk mengatur laba agar

terlihat rata dan tidak terlalu memiliki fluktuasi (Choiriyah dan Almilia,

2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Choiriyah dan Almilia (2016)

menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap konservatisme akuntansi dan penelitian yang dilakukan oleh

Jayanti dan Sapari (2016) menunjukan bahwa profitabilitas

berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi

cenderung menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Berdasarkan

uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

5. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi

Alhayati (2013) menjelaskan bahwa rasio leverage

menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal

maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai

42
oleh hitang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang

digambarkan oleh modal.

Pada perusahaan yang mempunyai utang relatif tinggi, kreditur

mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi

penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar

yang dimiliki kreditur akan mengurangi asimetri informasi antara

kreditur dengan manajer perusahaan. Manajer mengalami kesulitan

untuk menyembunyikan infirmasi dari kreditur. Kreditur

berkepentingan terhadap distribusi aktiva bersih dan laba yang lebih

rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga kreditur

cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi

konservatif (Alhayati, 2013).

Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung

menggunakan akuntansi yang konservatif. Hal ini karena semakin

tinggi leverage, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya

konflik kepentingan antara kreditur dengan manajemen yang pada

akhirnya mendorong permintaan diterapkannya akuntansi yang

konservatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015)

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap

konsevatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan

Vemiliyarni (2014) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh

signifikan terhadap konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan

43
oleh Alhayati (2013) menyatakan bahwa tingkat hutang (leverage)

berpengaruh positif signifikan terhadap konsevatisme akuntansi,

penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012) menyimpulkan bahwa

leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme

akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh Moeinaddin et al. (2012)

juga menyimpulkan bahwa debt contract (leverage) berpengaruh

negatif siginfikan terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan

beberapa hasil penelitian sebelumnya maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H5 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatsime

Akuntansi

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator untuk

mengamati besar biaya politis yang harus ditanggung. Watss dan

Zimmerman (1990) dalam Alfian dan Sabeni (2013) berpendapat

bahwa political cost hypothesis dapa memprediksikan bahwa

perusahaan besar lebih sensitif terkait dengan biaya politis. Menurut

Alfian dan Sabeni (2013) hal ini terkait dorongan pemerintah yang

menjadi pembuat kebijakan di negara yang bersangkutan untuk

pembayaran biaya politis. Maka untuk mengurangi pembayaran biaya

politis tersebut perusahaan melakukan pelaporan keuangan secara

konservatif. Pelaporan secara konservatif pada laporan keuangan

dilakukan karena pemerintah menggunakan informasi akuntansi dalam

44
kekayaan perusahaan. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Sumiari

dan Wirama (2014) juga mengatakan bahwa ukuran perusahaan

digunakan sebagai proksi biaya politis berdasarkan asumsi bahwa

perusahaan besar lebih sensitif secara politis dan beban politisnya akan

lebih besar daripada perusahaan kecil. Biaya politis salah satunya

adalah pajak yang menjadi kewajiban suatu perusahaan. Perusahaan

besar cenderung mempunyai laba yang besar, sehingga kewajiban

perpajakannya akan semakin besar pula. Oleh karena itu, untuk

mengurangi kewajiban perpajakannya, perusahaan akan berusaha untuk

mengangguhkan laba periode sekarang ke periode mendatang.

Sehingga semakin bsesar suatu perusahaan, maka penerapan

konservatismenya akan bertambah.

Hasil penelitian Noviantari dan Ratnadi (2015) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme

akuntansi, penelitian Sumiari dan Wirama (2014) menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme

akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan Zulaikha

(2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Moeinaddin et al. (2012) menunjukkan bahwa firm

size (ukuran perusahaan) berpengaruh positif terhadap konservatisme

45
akuntansi. Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

46
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh dua variabel atau lebih.

Penelitian ini bertujua untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu

ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran

komite audit dalam mekanisme good corporate governace, profitabilitas,

leverage dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yang dalam

penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2014-2016. Alasan dipilihnya perusahaan pada sektor manufaktur

sebagai populasi penelitian adalah karena terdapatnya kasus terkait

konservatisme akuntansi pada perusahaan sektor manufaktur, juga karena

sektor ini mendominasi pasar modal di Indonesia, sehingga hasilnya dapat

digeneralisasikan terhadap semua perusahaan di Indonseia.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitia ini adalah metode non

probability sampling, artinya setiap elemen populasi tidak memiliki

47
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Pemilihan sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemelihan

sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriteria pemilihan

sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2014-2016.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan

tajunan dan laporan tahunan secara konsisten dan lengkap sesuai

kebutuhan penelitian.

3. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama

periode periode 2014-2016.

4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode

yang berakhir 31 Desember dan dinyatakan dalam mata uang

rupiah.

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari sumbernya,

melainkan diperoleh melalui media perantara. Data sekunder biasanya berupa

buku, catatan, bukti, ataupun laporan yang telah tersusun dalam arsip, baik

yan dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan secara umum.

48
Data sekunder yang digunakan dalam penlitian ini adalah laporan

keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menngumpulkan data sekunder dari internet dengan cara mengunduh laporan

keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur dari situs

Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id. Selain itu, peneliti juga

memperoleh data pendukung yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

melalui berbagai sumber, di antaranya buku, jurnal, karya ilmiah, artikel dan

perangkat lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

D. Metode Analisi Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

perhitungan statistic, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and

Services Solution) for windows 22. Setelah data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari

metode analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2013:17). Dalam penelitian ini,

49
statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai

ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris independen, dan

ukuran komite audit dalam mekanisme good corporate governance,

profitabilitas, leverage ukuran perusahaan, dan konservatisme

akuntansi.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian. Uji asumsi

klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastistas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik mejadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu denagn

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160).

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

antara dua observasi dengan distribusi yang medenekati distribusi

normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini

50
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan

dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti

garis diagonalnya (Ghozali, 2013:161).

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau

tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara

statistik sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji

grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2013:163).

Dalam penelitian ini, uji statistik yang digunakan untuk

menguji normalitas residual adalah uji statistik non-prametrik

Kolmogorov Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov Smirnov

memiliki tingkat signifikan di atas a > 0,05 berarti regresi

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

51
Variabel ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,

2013:105).

Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen

(terkait) dan diregres terhadap variabel independen lainnya

(Ghozali, 2013:105). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menujukan adanya multikolinearitasadalah nilai Tolerance ≤ 0,10

atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013:106). Apabila

nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apalah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak

bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi

52
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,

2013:110). Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Runs test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari

signifikansi 0,05.

d. Uji Heteroskedastistas

Uji heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidak samaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastistas dan jika berbeda disebut heteroskedastistas.

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastistas atau tidak

terjadi Heteroskedastistas (Ghozali, 2013:139).

Deteksi ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan

dengan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y dalah

Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi

– Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,

2013:139). Pada penelitian ini, asumsi heteroskedastistas akan

diuji dengan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel

terkait, yaitu SRESID degan residualnya ZPRED.

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini akan menggunakan Software SPSS untuk memprediksi

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

53
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan

model regresi linier berganda. Regresi linier berganda digunakan

untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel

independen terhadap satu variabel dependen. Adapun variabel

independen dalam penelitian ini terdiri dari ukuran dewan direksi,

proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit,

profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan. Sedangkan

variabel dependennya adalah konservatisme akuntansi. Untuk

menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka rumus

persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e

Keterangan :

Y= Konservatisme Akuntansi (BTMR)

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Ukuran Dewan Direksi

X2 = Proporsi Dewan Komisaris Indepeden

X3 = Ukuran Komite Audit

X4 = Profitabilitas

X5 = Leverage

X6 = Ukuran Perusahaan

54
e = Standar Error

b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberi hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum

koefisien deterinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah

karena adanya variasi yang besar antar masing-masing

pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi

(Ghozali, 2013:97).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel

independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana

model regresi terbaik. Tidak sepeti R2, nilai Adjusted R2 dapat

55
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke

dalam model (Ghozali, 2013:97).

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen / bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen / terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui

pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam

model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen

yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2013:98).

1) Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan

(Sig ≤ 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti

bahwa secara simultan variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen; dan

2) Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan

(Sig ≥ 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti

bahwa secara simultan variabel independen tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka

56
kriteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut (Ghozali, 2013):

1) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, berarti variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, berarti variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan difinisi dari setiap vatiabel yang

digunakan beserta operasional dan pengukurannya. Adapun operasionalisasi

variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

a. Konservatisme Akuntansi (Y)

Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap

suatu keadaan yang tidak pasti untuk menghindari optimisme

berlebihan dari manajemen dan pemilik perusahaan (Limantauw,

2012). Berdasarkan pengukuran yang digunakan Beaver dan

Ryan (2000) dalam Reskino dan Vemiliyarni (2014) dalam

penelitian ini konservatisme akuntansi diukur dengan

menggunakan pengukuran book to market ratio (BTMR) dari

57
hasil bagi jumlah ekuitas dengan harga jumlah saham beredar.

Skala data variabel ini adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
BTMR =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑥 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

2. Variabel Independen

a. Ukuran Dewan Direksi (X1)

Ukuran dewan direksi merupakan jumlah anggota dewan

direksi dalam perusahaan. Sari et al. (2016) merumuskan

pengukuran ukuran dewan direksi sebagai berikut:

Ukuran Dewan Direksi = ∑ Anggota Dewan Direksi

b. Proporsi Dewan Komisaris Independen (X3)

Menurut Limantauw (2012) komisaris independen

merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi

dengan pemegang saham pengndali, anggota direksi, dewan

komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk

hubungan bisnis maupun kekeluargaan. Berdasarkan penelitian

Limantauw (2012) proporsi dewan komisaris independen dalam

suatu perusahaan dapat dihitung dari jumlah komisaris

independen dibagi dengan total komisaris secara keseluruhan.

Jumlah Komisaris Independen


Proporsi Dewan Komisaris Independen = Jumlah Keseluruhan Dewan Komisaris

58
c. Ukuran Komite Audit

Jumlah anggota dari komite audit yang bertugas melakukan

pengawasan perusahaan dapat mempengaruhi kualitas

keseluruhan dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan

penggunaan prinsip konservatisme. Berdasarkan penelitian

Fitriani (2014) ukuran komite audit diukur dengan jumlah

anggota komite audit.

Ukuran Komite Audit = ∑ Anggota Komite Audit

d. Profitabilitas (X4)

Menurut Choiriyah dan Almilia (2016) profitablitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada

tingkat penjualan, aset, dan nodal saham. Penelitian ini

menggunakan profitabilitas yang diukur dengan rasio Return on

Equity (ROE). ROE merupakan gambaran tentang kemapuan

perusahaan dalam memberikan kempensasi keuangan terhadap

pendanaan internal. Berdasarkan penelitian Choiriyah dan

Almilia (2016) ROE dapat dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak


ROE =
Jumlah Ekuitas

e. Leverage (X5)

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh

perusahaan yang memiliki beban tetap. Berdasarkan penelitian

59
yang dilakukan oleh Alhayati (2013), dalam penelitian ini

leverage dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dari

hasil bagi jumlah hutang dengan jumlah ekuitas.

Jumlah Hutang
DER =
Jumlah Ekuitas

f. Ukuran Perusahaan (X6)

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala di mana

diklasifikasikannya perusahaan berdasarkan besar kecilnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sumiari dan Wirama

(2014) dalam penelitian ini ukuran perusahaan (SIZE) diukur

dengan hasil logaritma natural (Ln) dari jumlah aset.

Ukuran Perusahaan = LN (Total Aset)

Definisi operasional variabel di atas dapat diringkas dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Pengukuran Skala
Dependen (Y) Rasio
Jumlah Ekuitas
Konservatisme BTMR =
Harga Penutupan Saham x Saham Beredar
Akuntansi

Reskino dan
Vemiliyarni
(2014)
Independen (X1) Nominal
DIR = ∑ Anggota Dewan Direksi
Ukuran Dewan
Direksi

Sari et al.
(2016)
Independen (X2) Rasio

Bersambung ke halaman berikutnya

60
Variabel Pengukuran Skala
Proporsi Dewan Jumlah Komisaris Independen
Komisaris KOM. IND =
Jumlah Keseluruhan Dewan Komisaris
Independen

Sari et al. (2016)


Independen (X3) Nominal

Ukuran Komite Audit KOM. AUD = ∑ Anggota Komite Audit

Fitriani
(2014)
Independen (X4) Rasio
Laba Bersih Setelah Pajak
Profitabilitas ROE =
Jumlah Ekuitas

Choiriyah dan
Almilia (2016)
Independen (X5) Rasio
Jumlah Hutang
Leverage DER =
Jumlah Ekuitas

Alhayati
(2013) / Ikhasan
(2015)
Independen (X6) Nominal

Ukuran Perusahaan SIZE = LN (Total Aset)

Sumiari dan Wirama


(2014)
Sumber: Diolah dari berbagai referensi

61
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 sampai 2016.

Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari

2014 dan selama periode penelitian tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia

atau mengalami delisting..

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode purposive sampling, di mana penelitian ini mengindikasikan bahwa

sampel yang digunakan merupakan representasi dari populasi yang ada, serta

sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria sampel, dapat diketahui

bahwa jumlah perusahaan di Indonesia pada tahun 2014 sampai 2016 yang

dapat dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria
Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016 148

Perusahaan yang tidak mempublikasikan Laporan Keuangan dan Laporan (36)


Tahunan secara lengkap
Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode 2014-2016 (44)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode (10)
yang berakhir 31 Desember dan tidak dinyatakan dalam mata uang rupiah
Perusahaan yang memiliki nilai ekuitas negatif (1)
Perusahaan yang tidak menyediakan data sesuai kebutuhan penelitian (4)
Outlier (16)
Jumlah perusahaan yang digunakan untuk penelitian 37
Total keselutuhan sampel selama 3 tahun (2014-2016) 111
Sumber: Diolah dari berbagai referensi

62
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan

gambaran atau deskripsi dari variabel-variabel penelitian. Pengukuran

yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, nulai

maksimum dan nilai minumium. Mean digunakan untuk mengetahui

nilai rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk

mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-

rata. Nilai maksimum digunakan untuk mengtahui nilai terbesar dari

data yang bersangkutan. Nilai minimum digunakan untuk mengtahui

nilai terkecil dari data yang bersangkutan. Tabel berikut menunjukkan

statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian:

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 111 sampel yang berasal dari

laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014-2016.

63
Variabel dependen pada penelitian ini adalah konservatisme

akuntansi (BTMR). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai rata-

rata BTMR sebesar 0,7547, standar deviasi 0,60943, nilai minimum

sebesar 0,08 dan nilai maksimum sebesar 2,15. Nilai BTMR minimum

sebesar 0,08 yang berarti tingkat konservatisme perusahaan paling

besar, diperoleh dari perusahaan Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

pada tahun 2016. Nilai BTMR maksimum sebesar 2,15 yang berarti

tingkat konservatisme perusahaan paling kecil, diperoleh oleh

perusahaan KMI Wire and Cable Tbk pada tahun 2015.

Variabel independen yang pertama pada penelitian ini adalah

ukuran dewan direksi (DIR). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh

nilai rata-rata DIR sebesar 5,6396 standar deviasi 2,38096, nilai

minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 12. Nilai DIR

minimum sebesar 2 diperoleh dari perusahaan Star Petrcohem Tbk pada

tahun 2014 sampai 2016. Nilai BTMR maksimum sebesar 12 diperoleh

oleh perusahaan Astra International Tbk pada tahun 2015 dan

perusahaan Tempo Scan Pacific Tbk pada tahun 2014.

Variabel independen yang kedua pada penelitian ini adalah

proporsi dewan komisaris independen (KOM_IND). Dari hasil statistik

deskriptif diperoleh nilai rata-rata KOM_IND sebesar 0,3902 standar

deviasi 0,07307, nilai minimum sebesar 0,30 dan nilai maksimum

sebesar 0,60. Nilai KOM_IND minimum sebesar 0,30 diperoleh dari

perusahaan Astra Otoparts Tbk pada tahun 2014. Nilai KOM_IND

64
maksimum sebesar 0,60 diperoleh oleh perusahaan PT Semen Baturaja

(Persero) Tbk pada tahun 2014 dan 2016 dan perusahaan Tempo Scan

Pacific Tbk pada tahun 2014.

Variabel independen yang ketiga pada penelitian ini adalah

ukuran komite audit (KOM_AUD). Dari hasil statistik deskriptif

diperoleh nilai rata-rata KOM_AUD sebesar 3,0721 standar deviasi

0,25978, nilai minimum sebesar 3 dan nilai maksimum sebesar 4. Nilai

KOM_AUD minimum sebesar 3 diperoleh dari hampir semua

perusahaan yang dijadikan sampel. Nilai KOM_AUD maksimum

sebesar 4 diperoleh oleh perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk pada

tahun 2014 sampai 2015, perusahaan Astra International Tbk pada

tahun 2014 sampai 2016, perusahaan Darya-Varia Laboratoria Tbk

pada tahun 2014 dan perusahaan Pyridam Farma Tbk pada tahun 2015.

Variabel independen yang keempat pada penelitian ini adalah

profitabilitas (ROE). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai rata-

rata ROE sebesar 0,1473, standar deviasi 0,09696, nilai minimum

sebesar 0,00063 dan nilai maksimum sebesar 0,47. Nilai ROE

minimum sebesar 0,00063 diperoleh dari perusahaan Star Petrcohem

Tbk pada tahun 2015. Nilai ROE maksimum sebesar 0,47 diperoleh

oleh perusahaan Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk pada tahun

2016.

Variabel independen yang kelima pada penelitian ini adalah

leverage (DER). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata

65
DER sebesar 0,6540, standar deviasi 0,42795, nilai minimum sebesar

0,09 dan nilai maksimum sebesar 2,04. Nilai DER minimum sebesar

0,09 diperoleh dari perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk pada

tahun 2014. Nilai DER maksimum sebesar 2,04 diperoleh oleh

perusahaan JAPFA Comfeed Indonesia Tbk pada tahun 2014.

Variabel independen yang keenam pada penelitian ini adalah

ukuran perusahaan (SIZE). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai

rata-rata SIZE sebesar 28,1346, standar deviasi 1,82874, nilai minimum

sebesar 23,94 dan nilai maksimum sebesar 33,20. Nilai SIZE minimum

sebesar 23,94 diperoleh dari perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk pada tahun 2014. Nilai SIZE maksimum sebesar 33,20 diperoleh

oleh perusahaan Astra International Tbk pada tahun 2016.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan pengujian regresi, sebelumnya terlebih

dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan

baha hasil tersebut dapat digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinieritas,

autokorelasi dan heteroskedastistas.

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai

distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas

66
dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, grafik normal

probability plot (p-plot), dan uji Kolmogorov Simrnov (K-S).

Uji grafik histogram dilakukan dengan melihat penyebaran

data, Bentuk histogram seperti bentuk lonceng (bell shaped

curve) mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal. Uji

normalitas dengan menggunakan grafik histogram dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat

bahwa data terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris

tidak melenceng (skewness) ke kanan atau ke kiri, maka dapat

dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Sedangkan uji normalitas dengan grafik normal p-plot dilihat

dari penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal. Apabila titik-

titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arag garis

67
diagonal mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal, dan

sebaliknya. Hasil uji normalitas dengan grafik normal p-plot

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan grafik normal P-Plot pada Gambar 4.2 terlihat

titik - titik menyebar di sekitar garis diagonal hal ini menunjukkan

pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas data, maka

peneliti menggunakan uji Kolmogorov Simrnov (K-S). Apabila

hasil uji Kolmogorov Simrnov (K-S) menunjukkan asyump. Sig >

0,05, maka data tersebut terdistribusi normal dan sebaliknya,

apabila nilai asyump. Sig < 0,05, maka data tersebut terdistribusi

68
tidak normal. Hasil dari uji Kolmogorov Simrnov (K-S) dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Simrnov (K-S)

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov pada

Tabel 4.4 besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,47

dengan probabilitas signifikansi 0,200 yang berada di atas 0,05,

hasil tersebut menunjukkan bahwa data residual terdistribusi

secara normal. Hal ini konsisten dengan hasil uji grafik histogram

dan grafik normal P-Plot.

b. Hasil Uji Multikolinieritas


Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat

dilihat dari perhitungan nilai tolerace serta Variance Inflation

Factor (VIF). Suatu model regresi disimpulkan tidak ada masalah


69
multikolinieritas apabila memiliki tolerance lebih besar dari 0,10

dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10

(Ghozali, 2013:106). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada Tabel 4.5

kolom Tolerance menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi

antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95%.

Hasil perhitungan Variance Inflation Factor juga menunjukkan

hal yang sama yakni tidak ada satu variabel independen yang

memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen

dalam model regresi pada penelitian ini.

70
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena

residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti

menggunakan uji Run test dengan ketentuan probabilitas lebih

besar dari signifikansi 0,05. Hasil dari Run test dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi : Run Test

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji Runs Test pada Tabel 4.6 diketahui

bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,152 lebih besar dari

0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala

atau masalah autokorelasi pada penelitian ini.

71
d. Hasil Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastistas digunakan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Cara

untuk mengetahui terjadi heteroskedastistas atau tidak yaitu

dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel

dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak

terjadi heteroskedastistas yaitu apabila tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 oada

sumbu Y (Ghozali, 2013). Hasil uji heteroskedastistas grafik

scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastistas Grafik Scatterplot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan gambar 4.3 di atas terlihat bahwa tidak ada

pola yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal inin menunjukkan bahwa data

dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

72
3. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui gambaran dari

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji

koefisien determinasi (uji statistik R2), uji signifikansi parameter

individual (uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (uji statistik F).

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengtahui

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Pada penelitian ini adjusted R2 digunakan

untuk menggambarkan kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen dan tidak terpaku pada R2

karena R2 memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan pada model. Hasil dari uji

koefisien determinasi disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Data sekunder yang diolah

73
Berdasarkan hasil uji R2 pada tabel 4.7 besarnya adjusted R

square adalah 0,515 hal ini berarti sebesar 51,5% variasi variabel

dependen BTMR dapat dijelaskan oleh variasi dari ke enam

variabel independen ukuran dewan direksi, proporsi dewan

komisaris independen, ukuran komite audit, profitabilitas,

leverage dan ukuran perusahaan sedangkan sisanya (100% -

51,5% = 48,5%) dijelaskan oleh sebab – sebab lain di luar model,

seperti financial distress (Noviantari dan Ratnadi, 2015),

kepemilikan saham institusional (Fitriani, 2014), dan biaya

politik (Reskino dan Vemiliyarni, 2014).

b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikansi parameter simultan (uji statistik F)

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen yang terdapat pada model regresi

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Hasil dari uji signifikansi parameter simultan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Sumber: Data sekunder yang diolah

74
Pada Tabel 4.9 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar

20,506 dengan Sig. 0,000. Karena Sig. < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan direksi, proporsi

dewan komisaris independen, ukuran komite audit, profitabilitas,

leverage dan ukuran perusahaan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang diukur

dengan BTMR.

c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel

independen secara pasrsial, yaitu ukuran dewan direksi, proporsi

dewan komisaris indpenden, ukuran komite audit, profitabilitas,

leverage, dan ukuran perusahaan dalam menjelaskan variabel

dependen yaitu konservatisme akuntansi. Hasil dari uji

signifikansi parameter individual dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Sumber: Data sekunder yang diolah

75
Berdasarkan hasil uji statistik t pada Tabel 4.8 dari ke enam

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi,

empat variabel yaitu proporsi dewan komisaris Independen,

ukuran komite audit, leverage dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang diukur

dengan BTMR, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk

KOM_IND sebesar 0,480, KOM_AUD 0,663, DER sebesar

0,091 dan SIZE sebesar 0,059 yang nilai signifikansinya melebihi

0,05. Sedangkan variabel ukuran dewan direksi dan profitablitas

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi karena memiliki

nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 yaitu DIR sebesar

0,001 dan ROE sebesar 0,000. Jadi dari ke enam variabel model

regresi pada penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu

DIR dan ROE yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen yaitu BTMR.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Konservatisme Akuntansi

Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Ukuran

Dewan Direksi berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil

analisis regresi menunjukkan variabel DIR memiliki koefisien regresi

sebesar -0,246 dengan tingkat signifikansi yang lebih rendah dari 0,05

76
yaitu sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ukuran Dewan

Direksi mempengaruhi Konservatisme Akuntansi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indeonesia (H1 diterima).

Hasil peneitian ini tidak konsisten dengan penelitian Sari et al.

(2016) dan Yunos et al. (2014). Namun, hasil penelitian ini konsisten

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012). Ukuran

dewan direksi berhubungan positif dengan perputaran aset dan

berhubungan negatif dengan beban operasi. Artinya, semakin besar

ukuran dewan direksi maka semakin tinggi perputaran aktiva dan

semakin kecil beban operasi, berarti pula terjadi efisiensi. Dewan

direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan

diambil atau strategi perusahaan secara jangka pendek maupun panjang.

Salah satu dari kebijakan ini terkait dengan prinsip konservatisme yang

digunakan oleh perusahaan dalam melaporkan kondisi keuangannya.

2. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap

Konservatisme Akuntansi

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Proporsi

Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Konservatisme

Akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Hasil analiris regresi menunjukkan variabel KOM_IND

memiliki koefisien regresi sebesar -0,049 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,480. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Proporsi Dewan

Komisaris Independen tidak mempengaruhi Konservatisme Akuntansi

77
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indeonesia

(H2 ditolak).

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yunos et al. (2014) dan Fitriani (2014). Namun, hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari et al. (2016). Sari et al.

(2016) menyebutkan bahwa hal ini disebabkan karena pengawasan dari

dewan komisaris independen yang kurang optimal sebagai alat

pengawas manajemen, selain itu keberadaan komisaris independen

hanya untuk memenuhi ketentuan formal atau regulasi saja tetapi tidak

untuk menegakkan good corporate governance.

3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi

Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Ukuran

Komite Audit berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil

analiris regresi menunjukkan variabel KOM_AUD memiliki koefisien

regresi sebesar 0,031 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,663. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa Ukuran Komite Audit tidak

mempengaruhi Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indeonesia (H3 ditolak).

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian

konsisten dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2014). Namun, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Sari et al. (2016). Dari hasil penelitian Sari et al.

78
(2016) dapat dijelaskan bahwa adanya komite audit tidak dapat

mempengaruhi konservatisme akuntansi yang disebabkan karena

kurangnya pengawasan yang dilakukan komite audit untuk melakukan

pemeriksaan dalam pegelolaan persahaan. Dan jumlah dari anggota

komite tidak bisa bekerja dengan baik dalam membantu dewan

komisaris untuk memastikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umtum, maka proses pelaporan keuangan

perusahaan tersebut tidak termonitor dengan baik. Sehingga

pengawasan terhadap akuntansi perusahaan kurang baik dan laporan

kuangan yang dihasilkan cenderung tidak konservatif.

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi

Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa

Profitabilitas berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil

analiris regresi menunjukkan variabel ROE memiliki koefisien regresi

sebesar -0,664 dengan tingkat signifikansi yang lebih rendah dari 0,05

yaitu sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Profitablitas

mempengaruhi Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (H4 diterima).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Choiriyah dan

Almilia (2016) dan Jayanti dan Sapari (2016). Choiriyah dan Almilia

(2016) menyebutkan bawah perusahaan dengan tingkat profitablitas

yang tinggi mengindikasikan bahwa kompensasi keuangan yang

79
diberikan oleh perusahaan pada pemegang saham tinggi dan hal ini

membawa kecenderungan yang lebih tinggi bagi perusahaan untuk

menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Berdasarkan teori sinyal

ada hubungannya dengan profitablitas bahwa laba memberikan sinyal

yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang

kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus

meningkat dari tahun ke tahun, akan memberika sinyal yang positif

mengenai kinerja perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitablitas suatu

perusahaan, maka akan cenderung memilih akuntansi yang konservatif,

karena konservatisme digunakan oleh manajer untuk mengatur laba

agar terlihat rata dan tidak terlalu memiliki fluktuasi.

5. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi

Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa Leverage

berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil analiris

regresi menunjukkan variabel DER memiliki koefisien regresi sebesar

-0,118 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,091. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa Leverage tidak mempengaruhi Konservatisme

Akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indeonesia (H5 ditolak).

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015), Alhayati (2013), Hani

(2012) dan Moeinaddin et al. (2012). Namun, hasil penelitian ini sejalan

80
dengan penelitian Reskino dan Vemiliyarni (2014). Reskino dan

Vemiliyarni (2014) menyatakan bahwa kemungkinan tidak

berpengaruhnya leverage ini disebabkan karena prinsip konservatisme

yang merupakan sikap kehati-hatian dalam menghadapi lingkungan

yang tidak pasti, maka perusahaan akan selalu menerapkan prinsip ini

tidak peduli apakah hutangnya tinggi atau rendah.

6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi

Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa Ukuran

Perusahaan berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil

analiris regresi menunjukkan variabel SIZE memiliki koefisien regresi

sebesar -0,142 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,059. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan tidak mempengaruhi

Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (H6 ditolak).

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015) dan Moeinaddin et al.

(2012). Namun, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sumiari dan Wirama (2014). Sumiari dan Wirama

(2014) menyimpulkan bahwa terdapat kemungkinan peraturan-

peraturan yang dikeluarkan pemerintah sudah sesuai dengan apa yang

diinginkan perusahaan, sehingga peraturan pemerintah bukan

81
merupakan alasan perusahaan untuk menerapkan konservatsime

aktnatansi

82
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan

pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, makan

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme

akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hani (2012), namun hasil peneitian ini tidak konsisten

dengan penelitian Sari et al. (2016) dan Yunos et al. (2014).

2. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016),

Limantauw (2012) dan Wulandini dan Zulaikha (2012), namun hasil

penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Yunos et al. (2014) dan Fitriani (2014).

3. Ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016), namun, hasil

penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fitriani (2014).

83
4. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap konservatisme

akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Choiriyah dan Almilia (2016), dan Jayanti dan Sapari

(2016).

5. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme

akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Reskino dan Vemiliyarni (2014), namun hasil penelitian

ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Noviantari dan Ratnadi (2015), Alhayati (2013), Hani (2012) dan

Moeinaddin et al. (2012).

6. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sumiari dan Wirama (2014), namun

hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015) dan Moeinaddin et al.

(2012).

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi,

khususnya mengenai konservatisme akuntansi. Selain itu, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor

84
apa saja yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi pada

perusahaan.

Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajika hasil

penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya masukan berkaitan dengan

beberapa hal berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah periode mau pun

sampel penelitian agar rentang waktu penelitian lebih panjang, serta

objek penelitian yang diteliti menjadi lebih luas.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel lain

yang belum dimasukkan dalam penelitian ini yang memiliki pegaruh

terhadap konservatisme akuntansi, seperti financial distress (Noviantari

dan Ratnadi, 2015), likuiditas perusahaan (Choiriyah, 2016), bonus

plan (Reskino dan Vemiliyarni, 2014), mau pun karekteristik

perusahaan (Hani, 2012).

85
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Angga dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh


terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi”. Journal of Accounting Vol.
2 No. 3, Diponegoro. 2013.

Alhayati, Fajri. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesultan


Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi”. Artikrl Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2013.

Badan Pengawas Pasar Modal. Siaran Pers. Jakarta. 2002.

Bukhori, Iqbal dan Raharja. “Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan”. Diponegoro Journal of
Accounting. 2012.

Choiriyah, Nila dan Luciana Spica Almilia. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,


dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi”. Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. 2016.

Dhamayanti, Maulia. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Rating dan Yield


Sukuk Korporasi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.

Diantimala, Yossi. “Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan, dan


Default Risk terhadap Koefisien Respon Laba”. Jurnal Telaan dan Riset
Akuntansi Vol. 1, No.1: 102-122. 2008.

Fala, Dwi Yana Amalia. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Penilaian


Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance”.
Simposium Nasional Akuntansi X. 2007.

Fitriani, Sonia. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap


Konservatisme Akuntansi”. Artikel Ilmiah Universitas Dian Nuswantoro.
2014.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program”. Edisi Ketujuh.


Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2013.

Hani, Syafrida. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance


terhadap Pemilihan Akuntansi Konservatif”. Jurnal Riset Akuntansi dan
Bisnis. 2012.

86
Hery. “Teori Akuntansi”. Prenada Media Group. Jakarta. 2009.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Pedoman Corporate


Governance tahun 2006.

Jayanti, Anna dan Sapari. “Pengaruh Positve Accounting Theory, Profitabilitas,


dan Operating Cash Flow terhadap Penerapan Konservatisme”. Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomoe 10. 2016.

Limantauw, Shirly. “Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Sebagai


Mekanisme Good Corporate Govenance terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol.1 No.1. 2012.

Moeinaddin, Mahmood, Hassan Dehghan Dehnavi, dan Hosein Zareian Baghdad


Abadi. “The Relationship between Firm Size, Debt Contracts and the Nature
of the Operations with the Accounting Conservatism”. Interdisciplinary
Journal of Contemporary Reserch in Business Vol.4, No.6. 2012.

Noviantari, Ni Wayan dan Ni Made Dwi Ratnadi. “Pengaruh Financial Distrees,


Ukuran Perusahaan, dan Leverage pada Konservatisme Akuntansi”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.11, No.3. 2015.

Pramana, Arif Duta. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Profitabilitas,


dan Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia”. Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010.

Raharjo, Fauzi Dwi. “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik


Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report”. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2016.

Rahmawati, Fitri. “Pengaruh Karakteristik Dewan Salah Satu Mekanisme


Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia”.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2010.

Reskino dan Ressy Vemiliyarni. “Pengaruh Konvergensi IFRS, Bonus Plan, Debd
Convenant, dan Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi”.
Akuntabilitas Vol.VII No.3. 2014.

Risdiyani, Fani. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Leverage,


Pertumbuhan Perusahaan dan Financial Distress terhadap Konservatisme
Akuntansi”. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 2015.

87
Sari, Novika, Resti Yulistia Muslim dan Herawati. “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan
manufaktur di BEI”. E-Journal Universitas Bung Hatta. Vol 9, No 1. 2016.

Susilo, Richard. “Tersandung Skandal Akuntansi, Wakil Komisaris Utama Toshiba


Mengundurkan Diri”, artikel diakses tanggal 30 Oktober 2017, dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2015/07/09/tersandung-skandal-
akuntansi-wakil-komisaris-utama-toshiba-mengundurkan-diri. 2015.

Susilo, Richard. “Skandal Akunting Toshiba Jepang Capai 150 Miliar Yen”, artikel
diakses tanggal 30 Oktober 2017, dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2015/07/04/skandal-akunting-
toshiba-jepang- capai-150-miliar-yen. 2015.

Sumiari, Kadek Nita dan Dewa Gede Wirama. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Konservatisme Akuntansi dengan Leverage sebagai Variabel
Pemoderasi”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.3
No.10. 2014

Wardhani, Ratna. “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan


Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu Mekanisme
Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Pontianak.
2008.

Wulandari, Indah, Andreas dan Elfi Ilham. “Pengaruh Struktur Kepemilikan


Manajerial, Debt Convenant dan Growth Opportunity terhadap
Konservatisme Akuntasi”. JOM FEEKON, Vol. 1 No. 2, Pekanbaru. 2014.

Wulandini, Dwinita dan Zulaikha. “Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan


Komite Audit terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi”. Diponegoro
Journal of Accounting Vol.1, No.2. 2012.

Yunos, Rahimah Mohamed, Syahrul Ahmar Ahmad dan Normala Sulaiman. “The
Influence of Internal Governance Mechanism on Accounting Conservatism”.
Procedia – Social and Behavioral Sciences 164. 2014.

88
LAMPIRAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

89
Lampiran 1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2014-2016

No Nama Perusahaan Kode


1 Akasha Wira International Tbk Tbk ADES
2 Argha Karya Prima Ind. Tbk AKPI
3 Alkindo Naratama Tbk ALDO
4 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
5 Astra International Tbk ASII
6 Astra Otoparts Tbk AUTO
7 Sepatu Bata Tbk BATA
8 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
9 Delta Djakarta Tbk DLTA
10 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
12 Gudang Garam Tbk GGRM
13 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
14 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
15 PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC
16 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
17 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
18 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA
19 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
20 KMI Wire and Cable Tbk KBLI
21 Kabelindo Murni Tbk KBLM
22 Kalbe Farma Tbk KLBF
23 Lion Metal Works Tbk LION
24 Lionmesh Prima Tbk LMSH
25 Merck Tbk MERK
26 Mayora Indah Tbk MYOR
27 Pyridam Farma Tbk PYFA
28 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
28 Sekar Bumi Tbk SKBM
30 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR
31 Selamat Sempurna Tbk SMSM
32 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB
33 Indo Acidatama Tbk SRSN
34 Star Petrcohem Tbk STAR
35 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
36 Ultra Jaya Milk Industry Tbk ULTJ
37 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM

90
Lampiran 2

Data Variabel Dependen

Variabel Dependen - Konservatisme Akuntansi (BTMR)

Harga
Kode Saham
Tahun No Total Ekuitas Penutupan BTMR
Perusahaan Beredar
Saham

1 ADES 292.145.000.000 1.375 589.896.800 0,36018

2 AKPI 1.031.605.289.000 830 680.000.000 1,82779

3 ALDO 148.803.798.920 735 550.000.000 0,36810

4 AMFG 3.101.440.000.000 8.050 434.000.000 0,88772

5 ASII 120.187.000.000.000 7.425 40.483.553.140 0,39984

6 AUTO 10.142.706.000.000 4.200 4.819.733.000 0,50105

7 BATA 425.597.596.000 1.105 1.300.000.000 0,29627

8 CEKA 537.551.172.122 1.500 297.500.000 1,20460

9 DLTA 760.396.104.000 390.000 16.013.181 0,12176


2014

10 DPNS 236.041.363.276 353 331.129.952 2,01937

11 DVLA 947.454.725.000 1.690 1.120.000.000 0,50056

12 GGRM 33.134.403.000.000 60.700 1.924.088.000 0,28370

13 ICBP 14.584.301.000.000 13.100 5.830.954.000 0,19093

14 IGAR 257.674.022.610 315 972.204.500 0,84140

15 IMPC 973.338.497.711 5.100 483.350.000 0,39485

16 INDF 40.274.198.000.000 6.750 8.780.426.500 0,67953

17 INTP 24.557.013.000.000 25.000 3.681.231.699 0,26683

18 JPFA 5.179.545.000.000 950 10.640.198.170 0,51241

19 KAEF 1.721.078.859.509 1.465 5.554.000.000 0,21152


Bersambung ke halaman berikutnya
91
Harga
Kode Saham
Tahun No Total Ekuitas Penutupan BTMR
Perusahaan Beredar
Saham

20 KBLI 926.637.603.251 139 4.007.235.107 1,66361

21 KBLM 290.287.873.143 155 1.120.000.000 1,67217

22 KLBF 9.764.101.018.423 1.835 46.875.122.110 0,11352

23 LION 425.933.669.395 9.300 52.016.000 0,88049

24 LMSH 112.593.050.691 6.450 9.600.000 1,81836

25 MERK 544.244.319.000 160.000 22.400.000 0,15185

26 MYOR 4.077.036.284.827 20.900 894.347.989 0,21812

27 PYFA 94.112.175.387 135 535.080.000 1,30285

28 ROTI 953.583.079.507 1.385 5.061.800.000 0,13602

29 SKBM 307.615.062.279 970 936.530.894 0,33862

30 SMBR 2.683.091.817.000 381 9.837.678.500 0,71584

31 SMSM 1.122.120.000.000 4.750 1.439.668.860 0,16409

32 SQBB 368.878.943.000 315.000 10.240.000 0,11436

33 SRSN 324.030.213.000 50 6.020.000.000 1,07651

34 STAR 488.916.261.367 50 4.800.000.602 2,03715

35 TSPC 4.082.127.697.809 2.440 4.500.000.000 0,37178

36 ULTJ 2.273.306.156.418 3.720 2.888.382.000 0,21157

37 WIIM 846.390.403.028 625 2.099.873.760 0,64491

1 ADES 328.369.000.000 1.015 589.896.800 0,54843

2 AKPI 1.107.565.893.000 875 680.000.000 1,86146


2015

3 ALDO 170.929.026.813 735 550.000.000 0,42283

4 AMFG 3.390.223.000.000 6.550 434.000.000 1,19261

5 ASII 126.533.000.000.000 6.000 40.483.553.140 0,52092


6
AUTO 10.143.426.000.000 1.600 4.819.733.000 1,31535
Bersambung ke halaman berikutnya
92
Harga
Kode Saham
Tahun No Total Ekuitas Penutupan BTMR
Perusahaan Beredar
Saham

7 BATA 547.187.208.000 900 1.300.000.000 0,46768

8 CEKA 639.893.514.352 675 595.000.000 1,59326

9 DLTA 849.621.481.000 5.200 800.659.050 0,20407

10 DPNS 241.296.079.044 387 331.129.952 1,88296

11 DVLA 973.517.334.000 1.300 1.120.000.000 0,66862

12 GGRM 38.007.909.000.000 55.000 1.924.088.000 0,35916

13 ICBP 16.386.911.000.000 13.475 5.830.954.000 0,20856

14 IGAR 310.464.258.463 224 972.204.500 1,42563

15 IMPC 1.096.879.954.951 9.250 483.350.000 0,24533

16 INDF 43.121.593.000.000 5.175 8.780.426.500 0,94901

17 INTP 23.865.950.000.000 22.325 3.681.231.699 0,29040

18 JPFA 6.109.692.000.000 635 10.640.198.170 0,90427

19 KAEF 2.056.559.640.523 870 5.554.000.000 0,42561

20 KBLI 1.027.361.931.042 119 4.007.235.107 2,15443

21 KBLM 296.475.380.006 132 1.120.000.000 2,00538

22 KLBF 10.938.285.985.269 1.320 46.875.122.110 0,17678

23 LION 454.599.496.171 1.050 520.160.000 0,83234

24 LMSH 112.441.377.144 575 96.000.000 2,03698

25 MERK 473.543.282.000 6.775 448.000.000 0,15602

26 MYOR 5.194.459.927.187 30.500 894.347.989 0,19043

27 PYFA 101.222.059.197 112 535.080.000 1,68903

28 ROTI 1.188.534.951.872 1.265 5.061.800.000 0,18562

29 SKBM 344.087.439.659 945 936.530.894 0,38879


30
SMBR 2.949.352.584.000 291 9.837.678.500 1,03025
Bersambung ke halaman berikutnya
93
Harga
Kode Saham
Tahun No Total Ekuitas Penutupan BTMR
Perusahaan Beredar
Saham

31 SMSM 1.440.248.000.000 4.760 1.439.668.860 0,21017

32 SQBB 354.053.487.000 338.000 10.240.000 0,10229

33 SRSN 340.079.837.000 50 6.020.000.000 1,12983

34 STAR 489.676.008.886 50 4.800.000.602 2,04032

35 TSPC 4.337.140.975.120 1.750 4.500.000.000 0,55075

36 ULTJ 2.797.505.693.922 3.945 2.888.382.000 0,24551

37 WIIM 943.708.980.906 430 2.099.873.760 1,04514

1 ADES 384.388.000.000 1.000 589.896.800 0,65162

2 AKPI 1.107.565.893.000 900 680.000.000 1,80975

3 ALDO 200.887.900.422 600 550.000.000 0,60875

4 AMFG 3.599.264.000.000 6.700 434.000.000 1,23780

5 ASII 139.906.000.000.000 8.275 40.483.553.140 0,41763

6 AUTO 10.536.558.000.000 2.050 4.819.733.000 1,06640

7 BATA 557.155.279.000 790 1.300.000.000 0,54251

8 CEKA 887.920.113.728 1.350 595.000.000 1,10541


2016

9 DLTA 1.012.374.008.000 5.000 800.659.050 0,25289

10 DPNS 263.264.403.585 400 331.129.952 1,98762

11 DVLA 1.079.579.612.000 1.755 1.120.000.000 0,54924

12 GGRM 39.564.228.000.000 63.900 1.924.088.000 0,32179

13 ICBP 18.500.823.000.000 8.575 11.661.908.000 0,18501

14 IGAR 373.749.035.530 520 972.204.500 0,73930

15 IMPC 1.225.645.183.071 1.025 4.833.500.000 0,24739

16 INDF 43.941.423.000.000 7.925 8.780.426.500 0,63148


17
INTP 26.138.703.000.000 15.400 3.681.231.699 0,46107
Bersambung ke halaman berikutnya
94
Harga
Kode Saham
Tahun No Total Ekuitas Penutupan BTMR
Perusahaan Beredar
Saham

18 JPFA 9.372.964.000.000 1.455 11.390.198.170 0,56557

19 KAEF 2.271.407.409.194 2.750 5.554.000.000 0,14872

20 KBLI 1.321.345.840.449 276 4.007.235.107 1,19471

21 KBLM 320.655.277.264 240 1.120.000.000 1,19291

22 KLBF 12.463.847.141.085 1.515 46.875.122.110 0,17551

23 LION 470.603.093.171 1.050 520.160.000 0,86165

24 LMSH 117.316.469.122 590 96.000.000 2,07127

25 MERK 582.672.469.000 9.200 448.000.000 0,14137

26 MYOR 6.265.255.987.065 1.645 22.358.699.725 0,17034

27 PYFA 105.508.790.427 200 535.080.000 0,98592

28 ROTI 1.442.751.772.026 1.600 5.061.800.000 0,17814

29 SKBM 368.389.286.646 640 936.530.894 0,61462

30 SMBR 3.120.757.702.000 2.790 9.837.678.500 0,11370

31 SMSM 1.580.055.000.000 980 5.758.675.440 0,27998

32 SQBB 354.829.699.000 413.500 10.240.000 0,08380

33 SRSN 402.053.633.000 50 6.020.000.000 1,33573

34 STAR 490.025.951.324 56 4.800.000.602 1,82301

35 TSPC 4.635.273.142.692 1.970 4.500.000.000 0,52287

36 ULTJ 3.489.233.494.783 4.570 2.888.382.000 0,26434

37 WIIM 991.093.391.804 440 2.099.873.760 1,07268

95
Lampiran 3

Data Variabel Independen

Variabel Independen – Mekanisme Good Corporate Governance

Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD


1 ADES 4 0,33333 3
2 AKPI 5 0,33333 3
3 ALDO 3 0,33333 3
4 AMFG 6 0,33333 4
5 ASII 9 0,36364 4
6 AUTO 9 0,3 3
7 BATA 6 0,4 3
8 CEKA 4 0,5 3
9 DLTA 5 0,4 3
10 DPNS 4 0,33333 3
11 DVLA 7 0,42857 4
12 GGRM 7 0,5 3
13 ICBP 9 0,42857 3
14 IGAR 3 0,33333 3
2014

15 IMPC 6 0,5 3
16 INDF 10 0,37500 3
17 INTP 9 0,42857 3
18 JPFA 5 0,33333 3
19 KAEF 5 0,4 3
20 KBLI 6 0,4 3
21 KBLM 3 0,33333 3
22 KLBF 6 0,33333 3
23 LION 4 0,33333 3
24 LMSH 3 0,33333 3
25 MERK 5 0,33333 3
26 MYOR 5 0,4 3
27 PYFA 3 0,3333333 3
28 ROTI 6 0,33333 3
29 SKBM 6 0,33333 3
Bersambung ke halaman berikutnya
96
Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD
30 SMBR 5 0,6 3
31 SMSM 5 0,33333 3
32 SQBB 4 0,33333 3
33 SRSN 6 0,375 3
34 STAR 2 0,5 3
35 TSPC 12 0,6 3
36 ULTJ 3 0,33333 3
37 WIIM 6 0,33333 3
1 ADES 4 0,33333 3
2 AKPI 5 0,33333 3
3 ALDO 3 0,33333 3
4 AMFG 11 0,33333 4
5 ASII 12 0,36364 4
6 AUTO 8 0,33333 3
7 BATA 4 0,4 3
8 CEKA 4 0,5 3
9 DLTA 5 0,4 3
10 DPNS 4 0,33333 3
11 DVLA 7 0,33333 3
12 GGRM 7 0,5 3
13 ICBP 9 0,5 3
2015

14 IGAR 3 0,5 3
15 IMPC 6 0,5 3
16 INDF 10 0,37500 3
17 INTP 9 0,42857 3
18 JPFA 5 0,5 3
19 KAEF 5 0,3333333 3
20 KBLI 6 0,4 3
21 KBLM 3 0,33333 3
22 KLBF 6 0,42857 3
23 LION 4 0,33333 3
24 LMSH 3 0,33333 3
25 MERK 5 0,33333 3
26 MYOR 5 0,4 3
27 PYFA 3 0,5 4
28 ROTI 6 0,33333 3
Bersambung ke halaman berikutnya
97
Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD
29 SKBM 6 0,33333 3
30 SMBR 5 0,5 3
31 SMSM 5 0,33333 3
32 SQBB 4 0,33333 3
33 SRSN 6 0,375 3
34 STAR 2 0,5 3
Bersambung 35 TSPC berikutnya
ke halaman 11 0,5 3
36 ULTJ 3 0,33333 3
37 WIIM 6 0,33333 3
1 ADES 3 0,33333 3
2 AKPI 5 0,33333 3
3 ALDO 3 0,33333 3
4 AMFG 11 0,33333 3
5 ASII 11 0,33333 4
6 AUTO 8 0,37500 3
7 BATA 5 0,5 3
8 CEKA 4 0,5 3
9 DLTA 5 0,4 3
10 DPNS 4 0,33333 3
11 DVLA 8 0,42857 3
12 GGRM 7 0,5 3
13 ICBP 9 0,5 3
2016

14 IGAR 5 0,3333333 3
15 IMPC 6 0,3333333 3
16 INDF 10 0,37500 3
17 INTP 10 0,42857 3
18 JPFA 5 0,4 3
19 KAEF 5 0,4 4
20 KBLI 3 0,4 3
21 KBLM 4 0,33333 3
22 KLBF 5 0,42857 3
23 LION 4 0,33333 3
24 LMSH 3 0,33333 3
25 MERK 5 0,33333 3
26 MYOR 5 0,4 3
27 PYFA 3 0,5 3
Bersambung ke halaman berikutnya
98
Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD
28 ROTI 5 0,33333 3
29 SKBM 8 0,33333 3
30 SMBR 5 0,6 3
31 SMSM 5 0,33333 3
32 SQBB 4 0,33333 3
33 SRSN 6 0,375 3
34 STAR 2 0,5 3
35 TSPC 10 0,5 3
36 ULTJ 3 0,33333 3
37 WIIM 6 0,33333 3

99
Variabel Independen – Profitablilitas (ROE)

Kode Laba Bersih


Tahun No Jumlah Ekuitas ROE
Perusahaan Setelah Pajak

1 ADES 31.072.000.000 292.145.000.000 0,10636

2 AKPI 34.659.623.000 1.031.605.289.000 0,03360

3 ALDO 21.070.935.796 148.803.798.920 0,14160

4 AMFG 464.152.000.000 3.101.440.000.000 0,14966

5 ASII 22.131.000.000.000 120.187.000.000.000 0,18414

6 AUTO 954.086.000.000 10.142.706.000.000 0,09407

7 BATA 71.246.429.000 425.597.596.000 0,16740

8 CEKA 41.001.414.954 537.551.172.122 0,07627

9 DLTA 288.499.375.000 760.396.104.000 0,37941

10 DPNS 14.528.830.097 236.041.363.276 0,06155

11 DVLA 81.597.761.000 947.454.725.000 0,08612


2014

12 GGRM 5.432.667.000.000 33.134.403.000.000 0,16396

13 ICBP 2.574.172.000.000 14.584.301.000.000 0,17650

14 IGAR 55.155.278.768 257.674.022.610 0,21405

15 IMPC 290.018.483.352 973.338.497.711 0,29796

16 INDF 5.229.489.000.000 40.274.198.000.000 0,12985

17 INTP 5.293.416.000.000 24.557.013.000.000 0,21556

18 JPFA 391.866.000.000 5.179.545.000.000 0,07566

19 KAEF 257.836.015.297 1.721.078.859.509 0,14981

20 KBLI 72.026.856.790 926.637.603.251 0,07773

21 KBLM 20.498.841.379 290.287.873.143 0,07062

22 KLBF 2.122.677.647.816 9.764.101.018.423 0,21740

23 LION 48.712.977.670 425.933.669.395 0,11437

Bersambung ke halaman berikutnya


100
Kode Laba Bersih
Tahun No Jumlah Ekuitas ROE
Perusahaan Setelah Pajak

24 LMSH 7.605.091.176 112.593.050.691 0,06754

25 MERK 182.147.224.000 544.244.319.000 0,33468

26 MYOR 409.618.689.484 4.077.036.284.827 0,10047

27 PYFA 2.661.022.001 94.112.175.387 0,02828

28 ROTI 188.648.345.876 953.583.079.507 0,19783

29 SKBM 90.094.363.594 307.615.062.279 0,29288

30 SMBR 335.954.862.000 2.683.091.817.000 0,12521

31 SMSM 421.095.000.000 1.122.120.000.000 0,37527

32 SQBB 164.808.009.000 368.878.943.000 0,44678

33 SRSN 14.600.316.000 324.030.213.000 0,04506

34 STAR 481.696.033 488.916.261.367 0,00099

35 TSPC 585.790.816.012 4.082.127.697.809 0,14350

36 ULTJ 283.061.430.451 2.273.306.156.418 0,12452

37 WIIM 112.673.763.260 846.390.403.028 0,13312

1 ADES 32.839.000.000 328.369.000.000 0,10001

2 AKPI 27.644.714.000 1.107.565.893.000 0,02496

3 ALDO 21.070.935.796 148.803.798.920 0,14087

4 AMFG 464.152.000.000 3.101.440.000.000 0,10069

5 ASII 15.613.000.000.000 126.533.000.000.000 0,12339


2015

6 AUTO 322.701.000.000 10.143.426.000.000 0,03181

7 BATA 129.519.446.000 547.187.208.000 0,23670

8 CEKA 106.549.446.980 639.893.514.352 0,16651

9 DLTA 192.045.199.000 849.621.481.000 0,22604

10 DPNS 9.859.176.172 241.296.079.044 0,04086

11 DVLA 107.894.430.000 973.517.334.000 0,11083


Bersambung ke halaman berikutnya 101
Kode Laba Bersih
Tahun No Jumlah Ekuitas ROE
Perusahaan Setelah Pajak

12 GGRM 6.452.834.000.000 38.007.909.000.000 0,16978

13 ICBP 2.923.148.000.000 16.386.911.000.000 0,17838

14 IGAR 51.416.184.307 310.464.258.463 0,16561

15 IMPC 129.759.075.975 1.096.879.954.951 0,11830

16 INDF 3.709.501.000.000 43.121.593.000.000 0,08602

17 INTP 4.356.661.000.000 23.865.950.000.000 0,18255

18 JPFA 524.484.000.000 6.109.692.000.000 0,08584

19 KAEF 265.549.762.082 2.056.559.640.523 0,12912

20 KBLI 115.371.098.970 1.027.361.931.042 0,11230

21 KBLM 12.760.365.612 296.475.380.006 0,04304

22 KLBF 2.057.694.281.873 10.938.285.985.269 0,18812

23 LION 46.018.637.487 454.599.496.171 0,10123

24 LMSH 1.944.443.395 112.441.377.144 0,01729

25 MERK 142.545.462.000 473.543.282.000 0,30102

26 MYOR 1.250.233.128.560 5.194.459.927.187 0,24069

27 PYFA 3.087.104.465 101.222.059.197 0,03050

28 ROTI 270.538.700.440 1.188.534.951.872 0,22762

29 SKBM 40.150.568.620 344.087.439.659 0,11669

30 SMBR 354.180.062.000 2.949.352.584.000 0,12009

31 SMSM 461.307.000.000 1.440.248.000.000 0,32030

32 SQBB 150.207.262.000 354.053.487.000 0,42425

33 SRSN 15.504.788.000 340.079.837.000 0,04559

34 STAR 306.885.570 489.676.008.886 0,00063

35 TSPC 529.218.651.807 4.337.140.975.120 0,12202


36
ULTJ 523.100.215.029 2.797.505.693.922 0,18699
Bersambung ke halaman berikutnya 102
Kode Laba Bersih
Tahun No Jumlah Ekuitas ROE
Perusahaan Setelah Pajak

37 WIIM 131.081.111.587 943.708.980.906 0,13890

1 ADES 55.951.000.000 384.388.000.000 0,14556

2 AKPI 52.393.857.000 1.107.565.893.000 0,04731

ALDO 25.229.505.223 200.887.900.422 0,12559

4 AMFG 260.444.000.000 3.599.264.000.000 0,07236

5 ASII 18.302.000.000.000 139.906.000.000.000 0,13082

6 AUTO 483.421.000.000 10.536.558.000.000 0,04588

7 BATA 42.231.663.000 557.155.279.000 0,07580

8 CEKA 249.697.013.626 887.920.113.728 0,28122

9 DLTA 254.509.268.000 1.012.374.008.000 0,25140

10 DPNS 10.009.391.103 263.264.403.585 0,03802

11 DVLA 152.083.400.000 1.079.579.612.000 0,14087


2016

12 GGRM 6.672.682.000.000 39.564.228.000.000 0,16865

13 ICBP 3.631.301.000.000 18.500.823.000.000 0,19628

14 IGAR 69.305.629.795 373.749.035.530 0,18543

15 IMPC 125.823.130.775 1.225.645.183.071 0,10266

16 INDF 5.266.906.000.000 43.941.423.000.000 0,11986

17 INTP 3.870.319.000.000 26.138.703.000.000 0,14807

18 JPFA 2.171.608.000.000 9.372.964.000.000 0,23169

19 KAEF 271.597.947.663 2.271.407.409.194 0,11957

20 KBLI 334.338.838.592 1.321.345.840.449 0,25303

21 KBLM 21.245.022.916 320.655.277.264 0,06626

22 KLBF 2.350.884.933.551 12.463.847.141.085 0,18862

23 LION 42.345.417.055 470.603.093.171 0,08998

24 LMSH 6.252.814.811 117.316.469.122 0,05330


Bersambung ke halaman berikutnya 103
Kode Laba Bersih
Tahun No Jumlah Ekuitas ROE
Perusahaan Setelah Pajak

25 MERK 153.842.847.000 582.672.469.000 0,26403

26 MYOR 1.388.676.127.665 6.265.255.987.065 0,22165

27 PYFA 5.146.317.041 105.508.790.427 0,04878

28 ROTI 279.777.368.831 1.442.751.772.026 0,19392

29 SKBM 22.545.456.050 368.389.286.646 0,06120

30 SMBR 259.090.525.000 3.120.757.702.000 0,08302

31 SMSM 502.192.000.000 1.580.055.000.000 0,31783

32 SQBB 165.195.371.000 354.829.699.000 0,46556

33 SRSN 11.056.051.000 402.053.633.000 0,02750

34 STAR 462.555.306 490.025.951.324 0,00094

35 TSPC 545.493.536.262 4.635.273.142.692 0,11768

36 ULTJ 709.825.635.742 3.489.233.494.783 0,20343

37 WIIM 106.290.306.868 991.093.391.804 0,10725

104
Variabel Independen – Leverage (DER)

Kode
Tahun No Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
Perusahaan

1 ADES 210.845.000.000 292.145.000.000 0,72171

2 AKPI 1.195.437.301.000 1.031.605.289.000 1,15881

3 ALDO 197.870.888.906 148.803.798.920 1,32974

4 AMFG 844.685.000.000 3.101.440.000.000 0,27235

5 ASII 115.840.000.000.000 120.187.000.000.000 0,96383

6 AUTO 4.244.862.000.000 10.142.706.000.000 0,41851

7 BATA 349.293.491.000 425.597.596.000 0,82071

8 CEKA 746.598.865.219 537.551.172.122 1,38889

9 DLTA 237.047.063.000 760.396.104.000 0,31174

10 DPNS 32.849.679.334 236.041.363.276 0,13917

11 DVLA 293.785.055.000 947.454.725.000 0,31008


2014

12 GGRM 25.099.875.000.000 33.134.403.000.000 0,75752

13 ICBP 10.445.187.000.000 14.584.301.000.000 0,71619

14 IGAR 92.945.504.329 257.674.022.610 0,36071

15 IMPC 767.100.771.488 973.338.497.711 0,78811

16 INDF 45.803.053.000.000 40.274.198.000.000 1,13728

17 INTP 4.307.622.000.000 24.557.013.000.000 0,17541

18 JPFA 10.579.414.000.000 5.179.545.000.000 2,04254

19 KAEF 1.291.699.778.059 1.721.078.859.509 0,75052

20 KBLI 414.243.649.312 926.637.603.251 0,44704

21 KBLM 356.961.782.297 290.287.873.143 1,22968

22 KLBF 2.675.166.377.592 9.764.101.018.423 0,27398


LION
23 179.232.241.844 425.933.669.395 0,42080
Bersambung ke halaman berikutnya
105
Kode
Tahun No Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
Perusahaan

24 LMSH 28.441.933.937 112.593.050.691 0,25261

25 MERK 166.811.511.000 544.244.319.000 0,30650

26 MYOR 6.220.960.735.713 4.077.036.284.827 1,52585

27 PYFA 80.936.445.295 94.112.175.387 0,86000

28 ROTI 1.189.311.196.709 953.583.079.507 1,24720

29 SKBM 345.361.448.340 307.615.062.279 1,12271

30 SMBR 245.388.549.000 2.683.091.817.000 0,09146

31 SMSM 635.514.000.000 1.122.120.000.000 0,56635

32 SQBB 90.473.777.000 368.878.943.000 0,24527

33 SRSN 140.918.993.000 324.030.213.000 0,43489

34 STAR 287.001.566.564 488.916.261.367 0,58702

35 TSPC 1.527.428.955.386 4.082.127.697.809 0,37417

36 ULTJ 644.827.122.017 2.273.306.156.418 0,28365

37 WIIM 488.154.387.359 846.390.403.028 0,57675

1 ADES 324.855.000.000 328.369.000.000 0,98930

2 AKPI 1.775.577.239.000 1.107.565.893.000 1,60313

3 ALDO 195.081.792.385 148.803.798.920 1,14130

4 AMFG 880.052.000.000 3.101.440.000.000 0,25959

5 ASII 118.902.000.000.000 126.533.000.000.000 0,93969


2015

6 AUTO 4.195.684.000.000 10.143.426.000.000 0,41364

7 BATA 248.070.766.000 547.187.208.000 0,45336

8 CEKA 845.932.695.663 639.893.514.352 1,32199

9 DLTA 188.700.435.000 849.621.481.000 0,22210

10 DPNS 33.187.031.327 241.296.079.044 0,13754


11
DVLA 402.760.903.000 973.517.334.000 0,41372
Bersambung ke halaman berikutnya 106
Kode
Tahun No Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
Perusahaan

12 GGRM 25.497.504.000.000 38.007.909.000.000 0,67085

13 ICBP 10.173.713.000.000 16.386.911.000.000 0,62084

14 IGAR 73.471.782.127 310.464.258.463 0,23665

15 IMPC 578.352.730.206 1.096.879.954.951 0,52727

16 INDF 48.709.933.000.000 43.121.593.000.000 1,12959

17 INTP 3.772.410.000.000 23.865.950.000.000 0,15807

18 JPFA 11.049.774.000.000 6.109.692.000.000 1,80856

19 KAEF 1.378.319.672.511 2.056.559.640.523 0,67021

20 KBLI 524.437.909.934 1.027.361.931.042 0,51047

21 KBLM 357.910.337.055 296.475.380.006 1,20722

22 KLBF 2.758.131.396.170 10.938.285.985.269 0,25215

23 LION 184.730.654.202 454.599.496.171 0,40636

24 LMSH 21.341.373.897 112.441.377.144 0,18980

25 MERK 168.103.536.000 473.543.282.000 0,35499

26 MYOR 6.148.255.759.034 5.194.459.927.187 1,18362

27 PYFA 58.729.478.032 101.222.059.197 0,58020

28 ROTI 1.517.788.685.162 1.188.534.951.872 1,27702

29 SKBM 420.396.809.051 344.087.439.659 1,22177

30 SMBR 319.315.349.000 2.949.352.584.000 0,10827

31 SMSM 779.860.000.000 1.440.248.000.000 0,54148

32 SQBB 109.974.035.000 354.053.487.000 0,31061

33 SRSN 233.993.478.000 340.079.837.000 0,68805

34 STAR 239.344.544.398 489.676.008.886 0,48878

35 TSPC 1.947.588.124.083 4.337.140.975.120 0,44905


36
ULTJ 742.490.216.326 2.797.505.693.922 0,26541
Bersambung ke halaman berikutnya 107
Kode
Tahun No Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
Perusahaan

37 WIIM 398.991.064.485 943.708.980.906 0,42279

1 ADES 383.091.000.000 384.388.000.000 0,99663

2 AKPI 1.775.577.239.000 1.107.565.893.000 1,60313

3 ALDO 209.442.676.180 200.887.900.422 1,04258

4 AMFG 1.905.626.000.000 3.599.264.000.000 0,52945

5 ASII 121.949.000.000.000 139.906.000.000.000 0,87165

6 AUTO 4.075.716.000.000 10.536.558.000.000 0,38682

7 BATA 247.587.638.000 557.155.279.000 0,44438

8 CEKA 538.044.038.690 887.920.113.728 0,60596

9 DLTA 185.422.642.000 1.012.374.008.000 0,18316

10 DPNS 32.865.162.199 263.264.403.585 0,12484

11 DVLA 451.785.946.000 1.079.579.612.000 0,41848


2016

12 GGRM 23.387.406.000.000 39.564.228.000.000 0,59113

13 ICBP 10.401.125.000.000 18.500.823.000.000 0,56220

14 IGAR 65.716.637.766 373.749.035.530 0,17583

15 IMPC 1.050.386.739.011 1.225.645.183.071 0,85701

16 INDF 38.233.092.000.000 43.941.423.000.000 0,87009

17 INTP 4.011.877.000.000 26.138.703.000.000 0,15348

18 JPFA 9.878.062.000.000 9.372.964.000.000 1,05389

19 KAEF 2.341.155.131.870 2.271.407.409.194 1,03071

20 KBLI 550.076.575.595 1.321.345.840.449 0,41630

21 KBLM 318.436.089.653 320.655.277.264 0,99308

22 KLBF 2.762.162.069.572 12.463.847.141.085 0,22161

23 LION 215.209.902.816 470.603.093.171 0,45731

24 LMSH 45.511.700.128 117.316.469.122 0,38794


Bersambung ke halaman berikutnya 108
Kode
Tahun No Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
Perusahaan

25 MERK 161.262.425.000 582.672.469.000 0,27676

26 MYOR 6.657.165.872.077 6.265.255.987.065 1,06255

27 PYFA 61.554.005.181 105.508.790.427 0,58340

28 ROTI 1.476.889.086.692 1.442.751.772.026 1,02366

29 SKBM 633.267.725.358 368.389.286.646 1,71902

30 SMBR 1.248.119.294.000 3.120.757.702.000 0,39994

31 SMSM 674.685.000.000 1.580.055.000.000 0,42700

32 SQBB 124.404.091.000 354.829.699.000 0,35060

33 SRSN 315.096.071.000 402.053.633.000 0,78372

34 STAR 200.161.402.637 490.025.951.324 0,40847

35 TSPC 1.950.534.206.746 4.635.273.142.692 0,42080

36 ULTJ 749.966.146.582 3.489.233.494.783 0,21494

37 WIIM 362.540.740.471 991.093.391.804 0,36580

109
Variabel Independen – Ukuran Perusahaan (SIZE)

Kode
Tahun No Jumlah Aset SIZE
Perusahaan

1 ADES 502.990.000.000 26,94384

2 AKPI 2.227.042.590.000 28,43170

3 ALDO 346.674.687.826 26,57165

4 AMFG 3.946.125.000.000 29,00376

5 ASII 236.027.000.000.000 33,09497

6 AUTO 14.387.568.000.000 30,29739

7 BATA 774.891.087.000 27,37599


2014

8 CEKA 1.284.150.037.341 27,88112

9 DLTA 997.443.167.000 27,62846

10 DPNS 268.891.042.610 26,31757

11 DVLA 1.241.239.780.000 27,84713

12 GGRM 58.234.278.000.000 31,69550

13 ICBP 25.029.488.000 23,94332

14 IGAR 350.619.526.939 26,58297

15 IMPC 1.740.439.269.199 28,18516

16 86.077.251.000 25,17851
Bersambung ke halaman berikutnya
110
Kode
Tahun No Jumlah Aset SIZE
Perusahaan

17 INTP 28.884.635.000.000 30,99433

18 JPFA 15.758.959.000.000 30,38843

19 KAEF 3.012.778.637.568 28,73388

20 KBLI 1.340.881.252.563 27,92435

21 KBLM 647.249.655.440 27,19600

22 KLBF 12.439.267.396.015 30,15188

23 LION 605.165.911.239 27,12877

24 LMSH 141.034.984.628 25,67227

25 MERK 711.055.830.000 27,29002

26 MYOR 10.297.997.020.540 29,96297

27 PYFA 172.557.400.461 25,87400

28 ROTI 2.142.894.276.216 28,39318

29 SKBM 652.976.510.619 27,20481

30 SMBR 2.928.480.366.000 28,70550

31 SMSM 1.757.634.000.000 28,19499

32 SQBB 459.352.720.000 26,85308

33 SRSN 464.949.206.000 26,86519

34 STAR 775.917.827.931 27,37731

35 TSPC 5.609.556.653.195 29,35549

36 ULTJ 2.918.133.278.435 28,70197

37 WIIM 1.334.544.790.387 27,91961

1 ADES 653.224.000.000 27,20519


2015

2 AKPI 2.883.143.132.000 28,68990

3 ALDO 366.010.819.198 26,62593

4 AMFG 4.270.275.000.000 29,08270


Bersambung ke halaman berikutnya 111
Kode
Tahun No Jumlah Aset SIZE
Perusahaan

5 ASII 245.435.000.000.000 33,13405

6 AUTO 14.339.110.000.000 30,29401

7 BATA 795.257.974.000 27,40193

8 CEKA 1.485.826.210.015 28,02699

9 DLTA 1.038.321.916.000 27,66863

10 DPNS 274.483.110.371 26,33816

11 DVLA 1.376.278.237.000 27,95040

12 GGRM 63.505.413.000.000 31,78215

13 ICBP 26.560.624.000 24,00270

14 IGAR 383.936.040.590 26,67374

15 IMPC 1.675.232.685.157 28,14697

16 INDF 91.831.526.000 25,24322

17 INTP 27.638.360.000.000 30,95023

18 JPFA 17.159.466.000.000 30,47357

19 KAEF 3.434.879.313.034 28,86500

20 KBLI 1.551.799.840.976 28,07044

21 KBLM 654.385.717.061 27,20696

22 KLBF 13.696.417.381.439 30,24816

23 LION 639.330.150.373 27,18369

24 LMSH 133.782.751.041 25,61948

25 MERK 641.646.818.000 27,18730

26 MYOR 11.342.715.686.221 30,05960

27 PYFA 159.951.537.229 25,79814

28 ROTI 2.706.323.637.034 28,62661


29
SKBM 764.484.248.710 27,36247
Bersambung ke halaman berikutnya 112
Kode
Tahun No Jumlah Aset SIZE
Perusahaan
30 SMBR 27.638.360.000.000 28,81540

31 SMSM 2.220.108.000.000 28,42858

32 SQBB 464.027.522.000 26,86321

33 SRSN 574.073.315.000 27,07602

34 STAR 729.020.553.284 27,31497

35 TSPC 6.284.729.099.203 29,46914

36 ULTJ 3.539.995.910.248 28,89515

37 WIIM 1.342.700.045.391 27,92570

1 ADES 767.479.000.000 27,36638

2 AKPI 2.615.909.190.000 28,59263

3 ALDO 410.330.576.602 26,74023

4 AMFG 5.504.890.000.000 29,33666

5 ASII 261.855.000.000.000 33,19881

6 AUTO 14.612.274.000.000 30,31288

7 BATA 804.742.917.000 27,41379

8 CEKA 1.425.964.152.418 27,98587


2016

9 DLTA 1.197.796.650.000 27,81150

10 DPNS 296.129.565.784 26,41406

11 DVLA 1.531.365.558.000 28,05718

12 GGRM 62.951.634.000.000 31,77339

13 ICBP 28.901.948.000 24,08717

14 IGAR 439.465.673.296 26,80883

15 IMPC 2.276.031.922.082 28,45345

16 INDF 82.174.515.000 25,13211

17 INTP 30.150.580.000.000 31,03723


Bersambung ke halaman berikutnya 113
Kode
Tahun No Jumlah Aset SIZE
Perusahaan

18 JPFA 19.251.026.000.000 30,58859

19 KAEF 4.612.562.541.064 29,15980

20 KBLI 1.871.422.416.044 28,25772

21 KBLM 639.091.366.917 27,18331

22 KLBF 15.226.009.210.657 30,35403

23 LION 685.812.995.987 27,25387

24 LMSH 162.828.169.250 25,81596

25 MERK 743.934.894.000 27,33522

26 MYOR 12.922.421.859.142 30,18999

27 PYFA 167.062.795.608 25,84164

28 ROTI 2.919.640.858.718 28,70248

29 SKBM 1.001.657.012.004 27,63268

30 SMBR 30.150.580.000.000 29,10553

31 SMSM 2.254.740.000.000 28,44406

32 SQBB 479.233.790.000 26,89545

33 SRSN 717.149.704.000 27,29855

34 STAR 690.187.353.961 27,26023

35 TSPC 6.585.807.349.438 29,51594

36 ULTJ 4.239.199.641.365 29,07540

37 WIIM 1.353.634.132.275 27,93381

114
Lampiran 4

Hasil Output SPSS

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

115
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Hasil Uji Normalitas Statisik Kolmogorov-Smirnov

116
Hasil Uji Multikolonieritas

Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Runs-Test

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot

117
Hasil Uji Koefisien Adjusted R Square

Hasil Uji Simultan F

Hasil Uji Statistik t


118
119

Anda mungkin juga menyukai