Anda di halaman 1dari 175

PENGARUH RASIO BEBAN KLAIM, PROFITABILITAS,

UNDERWRITING DAN RASIO RETENSI SENDIRI

TERHADAP SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN

ASURANSI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Yustin Azzahra
NIM. 11160810000061

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020
PENGARUH RASIO BEBAN KLAIM, PROFITABILITAS,

UNDERWRITING DAN RASIO RETENSI SENDIRITERHADAP

SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN ASURANSI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Yustin Azzahra
NIM. 11160810000061

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I

Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., MAB


NIP. 197411272001121002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 9 April 2020 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : YustinAzzahra

2.NIM 11160810000061

3. Jurusan :Manajemen

4. JudulSkripsi : Pengaruh Rasio Beban Klaim,Profitabilitas,

Underwriting dan Rasio Retensi Sendiri Terhadap

Solvabilitas Dana Perusahaan Asuransi.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan

mahasiswa yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka

diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi

kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.

Jakarta, 9 April 2020

1. Amalia,S.E.,MSM ( )

NIP.197408212009012005 PengujiI

2. Deni PanduNugraha,M.Sc ( )

NIDN.2012108503 PengujiII

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 27 Oktober 2020 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
5. Nama : YustinAzzahra
6.NIM 11160810000061
7. Jurusan :Manajemen
8. JudulSkripsi : Pengaruh Rasio Beban Klaim, Profitabilitas,
Underwriting dan Rasio Retensi Sendiri Terhadap
Solvabilitas Dana Perusahaan Asuransi.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Oktober 2020

1. Amalia,S.E.,MSM ( )
NIP.197408212009012005 Ketua

2. Dr. Indo Yama Nasarudin,S.E.,MAB ( )


NIP.197411272001121002 PembimbingI

3. Dr. Titi Dewi Warninda,S.E.,M.Si ( )


NIP.197312212005012002 PengujiAhli

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITASDIRI

Nama : YustinAzzahra

Tempat,TanggalLahir : Wonosari, 1 Agustus 1998

Agama :Islam

Kewarganegaraan : Warga NegaraIndonesia

Alamat : Jl. Me Wira. RT02/03. No. 115.Kec.


Parung. Kab. Bogor. Jawa Barat. 16330

Email :yustinazzahra@gmail.com

II. PENDIDIKAN

2004–2010 : SDN JATIJAYA

2010–2013 : SMPN 1PARUNG

2013–2016 : SMAN 1PARUNG

2016–2020 : S1 Manajemen - UIN SyarifHidayatullah


Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2017–2018 : Divisi Pendidikan dan Sumber Daya Manusia


(PSDM) Galeri Investasi Syariah Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINJakarta

vi
ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of the Claim Expense Ratio, Profitability,
Underwriting and Own Retention Ratio on Fund Solvency of Insurance
Companies. The data used in this research is time series data during the 2014-
2018 period using panel data regression analysis method. The technique used in
sampling is purposive sampling totaling 68 companies. The results showed that
the Claim Expense Ratio had a positive and significant effect on Solvency,
Profitability had a positive and significant effect on Solvency, Underwriting had a
positive and significant effect on Solvency and Self-Retention Ratio had no effect
onSolvency.

Keywords: Claim Expense Ratio, Profitability, Underwriting, Own Retention


Ratio, Solvency, Panel Data Regression Analysis

vii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari Rasio Beban


Klaim, Profitabilitas, Underwriting dan Rasio Retensi Sendiri terhadap
Solvabilitas Dana Perusahaan Asuransi. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data time series selama periode 2014-2018 dengan menggunakan metode
analisis regresi data panel. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah dengan purposive sampling berjumlah 68 perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Rasio Beban Klaim berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Solvabilitas, Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Solvabilitas, Underwriting berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Solvabilitas dan Rasio Retensi Sendiri tidak berpengaruh terhadapSolvabilitas.

Kata Kunci : Rasio Beban Klaim, Profitabilitas, Underwriting, Rasio Retensi


Sendiri, Solvabilitas, Analisis Regresi Data Panel

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahnya dengan
kasih sayangnya yang tiada batas kepada semua makhluk-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Beban Klaim,
Profitabilitas, Underwriting dan Rasio Retensi Sendiri Terhadap
Solvabilitas Dana Perusahaan Asuransi” dimana menjadi tugas akhir dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri
Syarif HidayatullahJakarta.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada sang pembawa kebenaran
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa perubahan dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang.

Perjuangan tiada henti yang penulis lakukan agar dapat menyelesaikan


skripsi ini yang dipenuhi dengan tantangan yang harus dihadapi. Karena itu
skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Kedua orang tua yang tercinta yaitu Bapak Mulyono dan Ibu Enny yang
selalu mendoakan dengan ikhlas, memberikan semangat, dukungan dan
kasih sayang kepadapenulis.
2. Saudara penulis yaitu Nurantika Kulka yang selalu memberikan semangat
dan dukungan kepada penulis untuk segara menyelesaikan skripsiini.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.,
selaku Dekan Fakultas Ekonomi danBisnis.
4. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Amalia, S.E., MSM., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif HidayatullahJakarta.

ix
6. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., MAB, selaku dosen pembimbing I
yang telah memberikan waktu, ilmu, bimbingan serta arahan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiini.
7. Bapak Suhendra M.M., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat dan motivasi kepada penulis selama masa
perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masaperkuliahan.
9. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pelayanan bagi seluruhmahasiswa
10. Sahabat seperjuangan “kita” Mimin, Anisa dan Ervina yang telah
mewarnai hari-hari penulis di bangku perkuliahan sehingga penulis
bersemangat dalam menuntaskan skripsiini.
11. Kawan seperbimbingan skripsi yaitu Bitalia yang telah menyemangati,
menemani dan memotivasi selama proses pembuatanskripsi.
12. Partner bisnis Nia yang telah memberikan dukungan dengan kata-kata
mutiaranya yang sangatmembangun.
13. Kawan SMA Rere, Vanila, Devia, Iwi yang telah memberikan semangat
dan motivasi dalam proses pembuatanskripsi.
14. Kawan AKAMSI Yulika, Erin dan Adel yang telah mewarnai proses
pembuatan skripsi dengan kata-katapenyemangatnya.
15. Keluarga besar UKM Galeri Investasi Syariah yang telah menciptakan rasa
kekeluargaan yang sangat kuat penulis rasakan sehingga membuat penulis
merasa nyaman berada didalamnya.
16. Keluarga KKN 142 MURAKABI BANDRENG yang telah memberikan
makna dari setiap sisikehidupan.
17. Teman-teman Manajemen angkatan 2016 yang sama-sama sedang
berjuang untuk mewujudkancita-cita.
18. Keluarga besar Remaja Masjid Riyadlush Shalihin yang sudah mewarnai
kehidupan penulis dengan Al qur’an. Dengan mengajarmemberikan

x
penulis banyak pelajaran. Baik untuk kehidupan hari ini, esok, ataupun

masa yang akan datang.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna dan memiliki

banyak kekurangan. Dengan demikian penulis mengharapkan kepada pembaca

agar berkenan memberikan saran yang membangun dan memberikan kritik pada

skripsi ini demi penyempurnaan hasil penelitian ini.

Akhirnya semoga Allah SWT membalas budi baik semua serta skripsi ini
dapat membuka jalan untuk meraih cita-cita bagi penulis dan memberikan
sambungan yang bermanfaat bagi semuanya. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin

Jakarta, Agustus 2020

Penulis

(Yustin Azzahra)

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHANUJIANKOMPREHENSIF ............................................... iii


LEMBAR PENGESAHANUJIANSKRIPSI ............................................................... iv
LEMBAR PERYATAAN KEASLIANKARYAILMIAH ............................................ v
DAFTARRIWAYATHIDUP ....................................................................................... vi
ABSTRACT.................................................................................................................. vii
ABSTRAK.................................................................................................................. viii
KATAPENGANTAR ................................................................................................... ix
DAFTARISI ................................................................................................................ xii
DAFTARTABEL ....................................................................................................... xiv
DAFTARGAMBAR .................................................................................................... xv
DAFTARLAMPIRAN ............................................................................................... xvi
BAB IPENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. LatarBelakang ..................................................................................................... 1

B. RumusanMasalah ................................................................................................ 9

C. TujuanPenelitian.................................................................................................. 9

D. ManfaatPenelitian .............................................................................................. 10

BAB IITINJAUANPUSTAKA ................................................................................... 12


A. LandasaranTeori ................................................................................................ 12

B. PenelitianTerdahulu ........................................................................................... 61

C. KerangkaBerpikir .............................................................................................. 74

D. KeterkaitanAntarVariabel .................................................................................. 75

BAB IIIMETODOLOGIPENELITIAN..................................................................... 81
A. RuangLingkup Penelitian .................................................................................. 81

B. MetodePenentuanSampel ................................................................................... 82

C. MetodePengumpulanData .................................................................................. 84

D. MetodeAnalisisData .......................................................................................... 85

xii
BAB IV HASIL PENELITIANDANPEMBAHASAN ............................................. 103
A. Gambaran UmumObjekPenelitian.................................................................... 103

B. Hasil AnalisisdanPembahasan ......................................................................... 124

C. Interpretasi ......................................................................................................... 139

BAB V SIMPULANDANSARAN ............................................................................. 148


A. Simpulan ......................................................................................................... 148

B. Saran 149

DAFTARPUSTAKA ................................................................................................. 150

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan AsuransiPeriode 2017-2019 .................................. 2
Tabel 1. 2 Jumlah Aset Perusahaan AsuransiPeriode 2017-2019 .......................... 7
Tabel 2. 1PenelitianTerdahulu............................................................................61
Tabel 3. 1 Penentuan SampelBerdasarkanKriteria .............................................. 82
Tabel 3. 2DaftarSampel ..................................................................................... 83
Tabel 3. 3PenghitunganSolvabilitas ................................................................... 99
Tabel 4. 1 Pertumbuhan Solvabilitas PerusahaanAsuransi2014-2018 ............... 104
Tabel 4. 2 Pertumbuhan Rasio Beban Klaim Perusahaan Asuransi 2014-2018 .109
Tabel 4. 3 Pertumbuhan Profitabilitas PerusahaanAsuransi2014-2018 .............. 113
Tabel 4. 4 Pertumbuhan Underwriting PerusahaanAsuransi2014-2018 ............. 116
Tabel 4. 5 Pertumbuhan Rasio Retensi Sendiri Perusahaan Asuransi 2014-2018
........................................................................................................................ 120
Tabel 4. 6 UjiStatistikDeskriptif ....................................................................... 124
Tabel 4. 7 UjiChow .......................................................................................... 127
Tabel 4. 8 UjiHausman .................................................................................... 128
Tabel 4. 9UjiMultikolinearitas ......................................................................... 130
Tabel 4. 10UjiHeteroskedastisitas .................................................................... 131
Tabel 4. 11 Uji AutokorelasiHasilDW .............................................................. 132
Tabel 4. 12 Model FixedEffectModel ............................................................... 137
Tabel 4. 13UjiF ................................................................................................ 134
Tabel 4. 14Ujit ................................................................................................. 135
Tabel 4. 15 Uji KoefisienDeterminasi (R2) ....................................................... 137
Tabel 4. 16InterprtasiPenelitian ........................................................................ 139

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1KerangkaBerpikir ........................................................................... 74
Gambar 4. 1 Pertumbuhan Solvabilitas Perusahaan Asuransi2014-2018 ........... 107
Gambar 4. 2 Pertumbuhan Rasio Beban Klaim Perusahaan Asuransi 2014-2018
........................................................................................................................ 111
Gambar 4. 3 Pertumbuhan Profitabilitas PerusahaanAsuransi2014-2018 .......... 115
Gambar 4. 4 Pertumbuhan Underwriting PerusahaanAsuransi2014-2018 ......... 119
Gambar 4. 5 Pertumbuhan Rasio Retensi Sendiri Perusahaan Asuransi 2014-2018
........................................................................................................................ 123
Gambar 4. 6UjiNormalitas ............................................................................... 129

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil UjiStatistik Deskriptif ........................................................ 155


Lampiran 2 : Hasil UjiCommonEffect............................................................... 155
Lampiran 3 : Hasil UjiFixedEffect.................................................................... 156
Lampiran 4 : Hasil UjiRandomEffect ............................................................... 156
Lampiran 5 : Hasil Uji Chow(ChowTest) ......................................................... 157
Lampiran 6 : Hasil Uji Hausman(HausmanTest) .............................................. 157
Lampiran 7 : HasilUjiNormalitas ..................................................................... 158
Lampiran 8 : HasilUjiMultikolinearitas ............................................................ 158
Lampiran 9 : HasilUjiHeteroskedastisitas ......................................................... 158
Lampiran 10 : HasilUjiAutokorelasi ................................................................. 159

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang

didalamnya mengandung berbagai kemungkinan risiko yang harus

dihadapi, baik yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual.

Dewasa ini, untuk mengelola risiko yang bersifat material dapat dibantu

oleh lembaga yang disebut asuransi. Asuransi dalam sudut pandang hukum

dan ekonomi merupakan bentuk manajemen risiko utama yang digunakan

untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak tentu.

Asuransi didefinisikan sebagai transfer yang wajar (adil) atas risiko

kerugian, dari satu entitas ke entitas lain. Dengan kata lain, asuransi adalah

suatu sistem yang diciptakan untuk melindungi orang, kelompok atau

aktivitas usaha terhadap risiko kerugian finansial dengan cara membagi

atau menyebarkan risiko melalui pembayaran sejumlah premi.

Lembaga asuransi sudah banyak bediri baik di Indonesia maupun

mancanegara. Adapun penetrasi asuransi yang tinggi kebanyakan terjadi

di negara maju, seperti negara-negara di Eropa, Amerika, Cina, dan

Jepang. Saking banyaknya nasabah asuransi di negara-negara tersebut,

seringkali mencatatkan rekor klaim asuransi terbesar.Sedangkan

1
menurut data yang tersedia di Otoritas Jasa Keuangan jumlah

perusahaan asuransi di Indonesia mengalami penurunan yang

disebabkan oleh adanya merger maupun kasus yang menjerat

perusahaan asuransi sehingga OJK mengambil keputusan untuk

mempailitkan perusahaan asuransi yang bersangkutan. Berikut ini data

jumlah perusahaan asuransi selama 3 tahun terakhir:

Tabel 1. 1
Jumlah Perusahaan Asuransi Periode 2017-2019
Jenis Asuransi 2017 2018 2019
Asuransi Jiwa 61 60 60
Asuransi Umum 79 79 78
Reasuransi 7 7 7
Asuransi Wajib 3 3 3
Asuransi Sosial (BPJS) 2 2 2
Jumlah Asuransi 152 151 150
Sumber : www.ojk.go.id

Penting bagi lembaga asuransi untuk dapat menjaga kepercayaan

nasabahnya dengan menjadi perusahaan yang memiliki keadaan yang baik.

Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan baik apabila perusahaan dapat

memenuhi kewajiban semua jangka pendeknya (likuid) dan juga dapat

memenuhi semua kewajiban jangka panjangnya (solvable). Bank Dunia

dalam paparannya yang bertajuk “Resiko Ekonomi Global dan

Implikasinya terhadap Indonesia” pada Sepetember 2019 ini menyatakan

sistem keuangan di Indonesia pada umumnya tahan terhadap guncangan.

Tapi ada dua area yang memerlukan penanganan segera, yakni

konglomerasi finansial dan lemahnya sektor asuransi Indonesia. Bank

2
Dunia menyebutkan Indonesia harus menjaga kredibilitas sistem

keuangannya dengan cara mengatasi kelemahan sektor asuransi terutama

dalam kasus gagal bayar Asuransi Jiwasraya. Saat ini Indonesia memang

sedang dikejutkan oleh permasalahan gagal bayar yang dialami oleh

perusahaan asuransi Jiwasraya sebagai perusahaan berplat merah yang

sebelumnya digadang-gadang mampu memberikan pendapatan yang besar

bagi negara namun jurstru mencetak kegagalan dalam membayar klaim

dan menimbulkan kerugian sebesar 16,81 T. Jika dilihat dari historis

perkembangan perusahaan asuransi di Indonesia, permasalahan gagal

bayar tidak hanya terjadi pada perusahaan Jiwasraya, tetapi juga terjadi

pada perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera yang gagal

membayar klaim nasabahnya yang berjumlah fantastis mencapai 7 juta

nasabah, Asuransi Bumi Asih bahkan telah dicabut izinnya oleh OJK pada

tahun 2013 akibat gagal dalam membayar klaim nasabahnya yang sudah

jatuh tempo sebanyak 300.000 nasabah dan Asuransi Bakri Life yang juga

mengalami gagal bayar akibat terlalu agresif berinvestasi di pasar modal

pada tahun 2008 padahal saat itu Indonesia sedang terkena dampak krisis

yang terjadi di Amerika Serikat yaitu subprimemortgage.

Berkaca dari lembaga asuransi di atas yang berkecimpung pada

permasalahan yang sama, dikhawatirkan akan mengurangi kepercayaan

nasabah terhadap kinerja asuransi di Indonesia. Nasabah yang sadar akan

pentingnya kondisi kesehatan keuangan perusahaan asuransi akan lebih

jeli mengamati hal yang menjadi tolok ukur kesehatan perusahaanasuransi

3
yang salah satunya dapat dilihat solvabilitas. Menurut Kasmir (2016: 151),

solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh

mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar

beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh

kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

perusahaan dibubarkan(dlikuidasi).

Di Indonesia tingkat kesehatan perusahaan asuransi melalui

solvabilitas dihitung dengan metode Risk Based Capital. Secara hukum,

metode Risk Based Capital ini dapat di temui dalam Keputusan Menteri

Keuangan No. 53/PMK.10/2012 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan

Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Dalam Pasal 2 Kepmenkeu

424/2003 diatur mengenai batasan tingkat solvabilitas yaitu Perusahaan

Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat

solvabilitas paling sedikit 120 % (seratus dua puluh perseratus) dari risiko

kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam

pengelolaan kekayaan dankewajiban.

Tujuan pemerintah menerapkan metode Risk Based Capital adalah

selain untuk melindungi kepentingan masyarakat sebagai nasabah asuransi

juga dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi

dalam industri perasuransian nasional. Pemerintah telah memberikan

payung hukum untuk melindungi kepentingan nasabahperusahaan

4
asuransi dengan menetapkan Risk Based Capital. Sehingga diharapkan

perusahaan asuransi memiliki kekuatan modal yang cukup dan

menghindarkan risiko merugikan nasabahnya dalam hal terjadi masalah

atau kerugian sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan

kewajiban. Untuk dapat mempertahankan tingkat solvabilitas yang

diwajibkan pemerintah, maka penting untuk mengetahui faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat solvabiltas dana

perusahaan asuransi tersebut seperti rasio beban klaim, profitabilitas,

underwriting dan rasio retensisendiri.

Rasio beban klaim (incurred loss ratio) merupakan rasio

menunjukkan pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan dan

mengukur kualitas dari asuransi yang ditutup (PSAK No. 28 tentang

Akuntansi Asuransi Kerugian). Menurut Ketut (2009) rasio klaim adalah

sesuatu yang sangat spesifik untuk bisnis asuransi. Hutang klaim adalah

persentase dari pendapatan premium. Ini juga dikenal sebagai rasio

kerugian klaim. Rasio klaim mengukur jumlah klaim dalam suatu periode

dan membagi itu dengan premi yang diterima untuk periode yang sama.

Rasio ini digunakan untuk melihat apakah premi neto mampu menutup

beban klaim. Nilai terbaik yaitu apabila rasio ini bernilai kurang atau sama

dengan 100%.

Menurut Meilitarani (2016) dalam penelitiannya menghasilkan

temuan bahwa rasio beban klaim berpengaruh positif dengan variabel

solvabilitas. Rasio beban klaim menunjukkan kemampuanperusahaan

5
dalam membayar beban klain melalui pendapatan premi, hal ini

mengindikasikan bahwa meningkatnya rasio beban klaim akan

meningkatkan kepercayaan pemegang polis, sehingga dapat menarik calon

nasabah baru, hal ini mampu meningkatkan solvabilitas perusahaan.

Sejalan dengan Kris (2018) yang menemukan bahwa rasio beban klaim

berpengaruh positif terhadap solvabilitas sebab semakin baik kemampuan

perusahaan asuransi dalam menyelesaikan pembayaran tagihan atau beban

klaim, maka perusahaan dikatakan solvabel atau tingkat kecukupan

dananya baik dan sebaliknya semakin rendah kemampuan perusahaan

asuransi jiwa dalam menyelesaikan pembayaran klaim maka perusahaan

dikatakan insolvabel. Hasil temuan tersebut berbanding terbalik dengan

M. Rofiudin (2019) yang menemukan bahwa Rasio Beban Klaim tidak

berpengaruh terhadap Solvabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh

laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya

adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya

adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu

tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab

perubahan tersebut (Kasmir, 2008:196-197). Dalam menentukan

profitabilitas suatu perusahaan dapat menggunakan return on asset (ROA).

6
Menurut Irham (2013) Return On Asset (ROA) juga digunakan

untuk menilai sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu

memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang

ditanamkan atau ditetapkan.

.Berikut ini jumlah aset dari setiap jenis asuransi yang menjadi

komponen dalam perhitungan return on equity (ROA) :

Tabel 1. 2

Jumlah Aset Perusahaan Asuransi Periode 2017-2019


Jenis Asuransi 2017 2018 2019
Asuransi Jiwa 546.431,8242 555.107,2072 590.701,0572
Asuransi Umum 133.314,8848 150.972,616 163.836,7085
Reasuransi 19.887,54394 22.977,23266 26.768,86683
Asuransi Wajib 132.402,1751 133.734,3974 132.500
Asuransi Sosial (BPJS) 341.088 388.796,069 457.351,0429
Total Aset 1.173.124,428 1.251.587,522 1.371.157,675
Sumber : www.ojk.go.id

Dari hasil temuan Feren (2019) profitabilitas yang diproyeksikan

dengan Return on Asset (ROA) berpengaruh secara positif terhadap

solvabilitas pada perusahaan asuransi yang mengartikan bahwa kenaikan

profitabilitas akan diikuti dengan kenaikan solvabilitas. Berbanding

terbalik dengan temuan yang dihasilkan oleh Samiari (2018) yang mana

dalam penelitian ini profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

berpengaruh terhadap solvabilitas asuransi. Menurut Han dan Kakes

(2010), perusahaan asuransi yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi

dapat menjadi sumber pendanaan internal yang berguna untuk menopang

di dalam pertanggungan atas risiko yang ditanggung. Bisa diasumsikan

7
bahwa keuntungan yang didapat perusahaan asuransi kurang tinggi

sehingga dalam menutupi kewajiban kewajibannya lebih diutamakan dari

kecukupan modal. Kecukupan modal asuransi di Indonesia dapat diperoleh

dari modal sendiri atau pinjaman dari bank maupun lembaga keuangan

lainnya. Sehingga dalam penelitian yang dilakukan oleh Samiari (2018)

yaitu profitabilitas tidak signifikan berpengaruh terhadap solvabilitas.

Underwriting yaitu kegiatan yang berkaitan dengan seleksi risiko

yang ditawarkan kepada perusahaan asuransi. Termasuk juga

menempatkan tingkat premi dan ketentuan-ketentuan lain yang akan

dikenakan kepada calon tertanggung. Di samping itu, di dalam kegiatan ini

ditentukan jumlah nilai pertanggungan yang akan direasuransikan dan

yang akan ditanggung sendiri (retain) (Sunyoto dan Puteri, 2017:112).

Menurut Nur Aniseh dkk. (2019) Risiko underwriting berpengaruh positif

dan signifikan terhadap solvabilitas. Kenaikan risiko underwriting akan di

ikuti dengan kenaikan solvabilitas secara signifikan karena dengan tingkat

risiko yang tinggi membutuhkan modal yang besarpula.

Rasio retensi sendiri adalah rasio yang digunakan untuk

mengetahui kekuatan modal sendiri terhadap premi risiko (Utami dan

Khoiruddin, 2016). Menurut Yuliana (2008) rasio retensi sendiri

mencerminkan perbandingan antara premi neto dengan premi bruto. Ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar premi yang ditahan sendiri

dibandingkan dengan premi yang diterima secaralangsung.

8
Hasil penelitian yang ditemukan Ely (2016) yang menunjukkan

bahwa rasio retensi sendiri secara parsial tidak berpengaruh terhadap

tingkat solvabilitas perusahaan asuransi. Hal ini diakibatkan karena

perbedaan risiko klaim yang terjadi di masa sekarang dan di masa yang

akan datang. Perusahaan perlu mempertahankan rasio retensi sendiri

dengan cara menstabilkan solvabilitas sehingga tidak terjadi perbedaan

risiko klaim.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas yang tidak konsisten

maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh rasio beban klaim,

profitabilitas, underwriting dan rasio retensi sendiri terhadap solvabilitas

dana perusahaan asuransi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode

2014-2018”

B. RumusanMasalah

1. Apakah terdapat pengaruh antara faktor rasio beban klaim,

profitabilitas, underwriting dan rasio retensi sendiri terhadap

solvabilitas dana perusahaan asuransi secarasimultan?

2. Apakah terdapat pengaruh antara faktor rasio beban klaim,

profitabilitas, underwriting dan rasio retensi sendiri terhadap

solvabilitas dana perusahaan asuransi secaraparsial?

C. TujuanPenelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh rasio beban klaim, profitabilitas,

underwriting dan rasio retensi sendiri terhadap solvabilitas dana

perusahaan asuransi secarasimultan.

9
2. Untuk menganalisis pengaruh rasio beban klaim, profitabilitas,

underwriting dan rasio retensi sendiri terhadap solvabilitas dana

perusahaan asuransi secaraparsial.

D. ManfaatPenelitian

1. Bagi otoritas perasuransian (Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan)

sangat menaruh perhatian terhadap terpeliharanya suatu sistem

asuransi yang sehat, kuat dan efisien dalam rangka membangun

ekonomi dan kemakmuranmasyarakat.

2. Manfaat bagi perusahaan atau industri asuransi, hasil penelitian ini

diharapkan menjadi referensi bagi manajemen asuransi dalam rangka

meningkatkan kinerja asuransi yang dipinpin, mengambil langkah-

langkah strategis dan mengeluarkan kebijakan perusahaan untuk

mencegah terjadinya kebangkrutan(insolvency).

3. Manfaat bagi masyarakat dalam hal ini nasabah, penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna jasa

terhadap tingkat efisiensi lembaga asuransi dan dapat dimanfaatkan

sebagai acuan pemilihan penempatan dana. Dengan demikian, mereka

dapat memilih asuransi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan

transaksinya serta berkinerjabaik.

4. Bagi pihak akademik dapat memberikan kontribusi bagi ilmu

pengetahuan khususnya tentang pengaruh rasio beban klaim,

profitabilitas, underwriting dan rasio retensi sendiriterhadap

10
solvabilitas dana perusahaan asuransi di Otoritas Jasa Keuangan

periode 2014-2018.

5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat digunakan

sebagai referensi dasar perluasan penelitian dan penambahan wawasan

untuk pengembangannya.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasaranTeori

1. ManajemenRisiko

a. Pengertian ManajemenRisiko

Manajemen risiko diartikan sebagai kemampuan seorang

manajer untuk menata kemungkinan variabilitas pendapatan

dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang

diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap situasi

yang tidak pasti. Konsep dasar manajemen risiko dapat dipahami

oleh pihak manajemen perusahaan adalah manajemen risiko hanya

sebuah pendekatan, tetapi manajemen risiko merupakan strategi

fleksibel yang dapat diterapkan untuk berbagai skala industri atau

manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur

risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui

sumber daya yang tersedia (Sunyoto dan Puteri,2017:66).

Di samping itu manajemen risiko adalah berkaitan dengan

kegiatan keamanan, yang tujuannya adalah menjaga harta benda

dan personel perusahaan terhadap kerugian akibat kejahatan dan

semua gangguan sosial atau gangguan alamiah, yang mungkin

membahayakan kehidupan dan perkembangan perusahaan.Definisi

12
lain mengatakan bahwa manajemen risiko dapat diartikan sebagai

fungsi dari pimpinan pelaksana dalam mengelola risiko-risiko

khusus yang dihadapi dalam dunia usaha. Risiko-risiko ini

kemungkinan dapat diasuransikan pada perusahaan-perusahaan

asuransi komersial dan kemungkinan pula tidak dapat

diasuransikan (Sunyoto dan Puteri, 2017:67).

b. Tujuan dan Target ManajemenRisiko

Sebagai suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki

tujuan dalam mengimplementasikan manajemen risiko. Tujuan

yang ingin dicapai antara lain :

1) Mengurangipengeluaran

2) Mencegah perusahaan darikegagalan

3) Menaikkan keuntunganperusahaan

4) Menekan biayaproduksi

Sedangkan sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah

untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan

bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh

masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang

disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan

politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan

segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya bagi entitas

13
manajemen risiko (manusia, staf, dan organisasi) (Sunyoto dan

Puteri, 2017:70).

Dalam urusan manajemen risiko, perusahaan biasanya

memberikan wewenang kepada manajer risiko walaupun risiko-

risiko yang timbul dapat dipercayakan pengendaliannya kepada

broker atau agen independen. Manajer risiko menjadi sosok yang

tetap penting karena fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh agen

independen atau broker. Tugas manajer risiko mempunyai skala

yang lebih luas dibandingkan hanya membeli proteksi asuransi

(Sunyoto dan Puteri, 2017:71).

c. Prinsip ManajemenRisiko

Menurut Hery (2015) dalam (Sunyoto dan Puteri, 2017:74-76)

ada sebelas prinsip manajemen risiko, yaitu:

1) Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilaitambah.

Manajemen risiko memberikan kontribusi melalui peningkatan

tercapainya sasaran perusahaan, dan perbaikan dalam aspek

keselamatan kerja, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap

peraturan perundangan, perlindungan lingkungan hidup,

persepsi publik, kualitas produk reputasi, corporate

governance, efisiensi operasi danlain-lain.

2) Manajemen risiko merupakan bagian yang terintegrasi dalam

proses organisasi. Manajemen risiko merupakan bagiandari

14
tanggung jawab manajemen yang tidak terpisahkan dari proses

bisnis dan proyek perusahaan dalam mencapai sasaran.

3) Manajemen risiko merupakan bagian dari proses pengambilan

keputusan. Manajemen risiko membantu manajemen untuk

mengambil keputusan berdasarkan informasi yang cukup

dengan mempertimbangkan bahwa suatu risiko dapat diterima

atau penanganan risiko telah dilakukan secaraefektif.

4) Manajemen risiko secara eksplisit menanganiketidakpastian.

Manajemen risiko menangani aspek ketidakpastian dalam

proses pengambilan keputusan dan cara untuk menanganinya.

5) Manajemen risiko diterapkan berdasarkan informasi terbaik

yang ada. Masukan dan informasi yang digunakan dalam

proses manajemen risiko didasarkan pada sumber informasi

yang tersedia, seperti pengalaman, hasil observasi, perkiraan,

pertimbangan pakar, dan data lainnya. Seluruh informasi yang

ada tersebut perlu dipertimbangkan dalam proses pengambilan

keputusan, baik dalam hal metode yang digunakan maupun

perbedaan pendapat dari parapakar.

6) Manajemen risiko diterapkan sesuai dengan konteks

perusahaan. Penerapan manajemen risiko harus diselaraskan

dengan konteks internal dan eksternal perusahaan, sasaran

perusahaan, profil risiko yang dihadapi perusahaan, serta

kebutuhan dari para risk owner dalamperusahaan.

15
7) Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan

budaya. Penerapan manajemen risiko memperhitungkan

kapabilitas perusahaan, persepsi, dan tujuan dari masing-

masing individu baik di dalam maupun di luar perusahaan,

khususnya yang dapat menunjang ataupun menghambat

pencapaian sasaranperusahaan.

8) Manajemen risiko diterapkan secara transparan daninklusif.

Untuk memastikan bahwa manajemen risiko tetap relevan, para

pemangku kepentingan dan pengambil keputusan di setiap

tingkatan perusahaan harus dilibatkan secara efektif.

9) Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap

terhadap perubahan. Ketika suatu peristiwa terjadi, baik

internal maupun eksternal, konteks manajemen risiko dan

pemahaman yang ada juga harus mengalami perubahan. Dalam

kondisi ini, tindakan pemantauan dan kaji ulang menjadi sangat

penting. Tugas manajemen adalah memastikan bahwa

manajemen risiko senantiasa memperhatikan dan tanggap

terhadapperubahan.

10) Manajemen risiko memfasilitasi terjadinya perbaikan dan

perkembangan perusahaan secara berkelanjutan. Manajemen

harus senantiasa mengembangkan dan menerapkan perbaikan

strategi manajemen risiko serta meningkatkan maturitas dan

kualitas pelaksanaan manajemenrisiko.

16
2. PengertianAsuransi

Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut assurantie yang

terdiri dari kata assuradeur yang berarti penanggung dan geassureerde

yang berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut

assurance yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.

Sedangkan dalam bahasa latin disebut assecurare yang berarti

meyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kata asuransi disebut

insurance yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak

mungkin terjadi dan assurance yang berarti menanggung sesuatu yang

pasti terjadi (Kasmir, 2015:259).

Prof. Mark R. Green mengartikan asuransi sebagai suatu

lembaga ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi risiko, dengan

jalan mengombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek yang

cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh

dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu (Sunyoto dan Puteri,

2017:97). Adapun menurut C. Arthur William Jr. dan Richard M.

Heins definisi asuransi dalam 2 (dua) sudut pandang yaitu asuransi

adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang dilakukan

oleh seorang penanggung dan asuransi adalah suatu persetujuan

dengan mana dua atau lebih orang/badan mengumpulkan dana untuk

menanggulangi kerugian finansial (Mulhadi,2017:4).

17
Di Indonesia pengertian asuransi menurut Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi yaitu asuransi atau

pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang

pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan

yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu

pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang

yang dipertanggungkan (Kasmir,2015:259).

3. SifatAsuransi

Ada beberapa klasifikasi risiko menurut Harsono dan Mehr

dalam (Mulhadi, 2017:29-30), yaitu :

a. Risiko Murni adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa

atas suatu objek yang apabila terjadi, akan selalu menimbulkan

kerugian atau kerusakan, misalnya kerugian akibat gedung terbakar

atau ketidakmampuan bekerja seseorang akibatkecelakaan.

b. Risiko Spekulatif adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu

peristiwa atas suatu objek yang apabila terjadi, dapat menimbulkan

kerugian, namun di lain pihak dapat pula menghasilkan

keuntungan, misalnya tindakan moneter pemerintah. Adanya

kebijaksanaan pemerintah untuk melakukan devaluasi akan

membuat orang yang mempunyai kredit dalam mata uangasing

18
misal dalam bentuk dolar akan mengalami keuntungan, sementara

bagi mereka yang menanamkan uangnya dalam bentuk rupiah akan

mengalami kerugian.

4. TujuanAsuransi

Bila ditinjau dari berbagai sudut pandang keilmuan, maka

asuransi memiliki beragam tujuan (Mulhadi, 2017:36-37), yaitu :

a. Dari segi hukum, asuransi bertujuan mengalihkan sebagian atau

seluruh risiko yang dihadapi oleh pemilik objek atau pemilik

kegiatan usaha kepada penanggung, sehingga kerugian yang

diderita oleh tertanggung tidaksignifikan.

b. Dari segi ekonomi, asuransi memiliki tujuan meminimalkan risiko

atau ketidakpastian hasil usaha (keuntungan yang diharapkan) yang

dilakukan seseorang atau badan usaha dalam rangka memenuhi

kebutuhan atau tujuanperusahaannya.

c. Dari segi sosial, asuransi mempunyai tujuan menggalang

kerjasama di antara para tertanggung untuk mengurangi beban

kerugian di antara mereka secaragotong-royong.

d. Dari segi matematis, asuransi bertujuan meramalkan besarnya

kemungkinan terjadinya risiko dan hasil ramalan itu dipakai

sebagai dasar untuk menentukan premi yang menjadi kewajiban

tertanggung atau sebagai dasar dalam rangka membagi risiko

kepada semua peserta programasuransi.

19
e. Dari segi psikologis, asuransi bertujuan mengurangi tekanan

mental dari tertanggung dan keluarganya, manakala terjadi

peristiwa tidak pasti yang menimpa harta atau usaha milik

tertanggung, karena dengan adanya asuransi, tertanggung dan

keluarganya merasa tidak khawatir (tenang) dalam menjalankan

aktivitassehari-harinya.

5. ManfaatAsuransi

Manfaat-manfaat asuransi yang dikemukakan oleh Herman

Darmawi (2006:4) adalah sebagai berikut :

a. Asuransi sebagai Sumber Dana Investasi Perasuransian : Adalah

salah satu lembaga keuangan non bank yang bekerja menghimpun

dana dari masyarakat yang sebenarnya adalah sumber dana investasi

yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi sehingga

pembangunan ekonomi bisadilakukan.

b. Asuransi Dapat Mengurang Kekhawatiran Dengan : Asuransi,

seseorang bisa lebih merasa terjamin jika suatu saat mereka

mengalami kerugian yang tidak diinginkan. Karena dengan

membayar uang premi, mereka secara otomatis telah terbebas dari

rasa kekhawatiran karena jika mereka mengalami suatu kerugian,

maka kerugian itu akan ditanggung bersama dengan kelompok yang

terlibat didalamnya, jadi bisa dikatakan saling membantu antar

sesama yang termasuk kelompokdidalamnya.

20
c. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan : Di zaman sekarang

perusahaan-perusahaan sudah menyediakan polis untuk karyawan-

karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar premi yang

telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi secara berangsur ataupun

sekaligus. Dengan ini, kestabilan perusahaan akan lebih terjamin

karena adanya jaminan dari perusahaan asuransi kepada karyawan

perusahaantersebut.

d. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional Dengan :

Adanya perkembangan pesat dalam dunia perteknologian, ini juga

berdampak pada layanan yang diberikan oleh perusahaan asuransi

sehingga layanan mereka bisa lebih profesional dan lebih bisa

menjalankan operasinya dengan baik danefisien.

e. Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan Dengan : Adanya

kampanye yang dilakukan perusahaan asuransi jiwa kepada

masyarakat pemegang polis bisa lebih menyadarkan mengenai

pentingnya kesehatan sehingga masyarakat pun akan lebih

memelihara kesehatannya.

f. Asuransi Melindungi Resiko Investasi Dengan : Adanya jaminan

perlindungan resiko investasi, maka pengusaha-pengusaha tertentu

akan merasa lebih terjamin dan bisa lebih mengeluarkan ide-ide

kreatif dan inovasinya untuk mengembangkan perusahaanya tanpa

takut akan adanya resiko karena asuransi yang akan

menganggungnya.

21
g. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit Dengan :

Perusahaan mengasuransikan usahanya, maka ini akan lebih

menambah daya tarik untuk kreditor member kreditnya pada

perusahaan ini karena kreditor pun secara langsung ataupun tidak

langsung merasa terjamin karena jika suatu saat terjadi kerugian

yang tidak diinginkan, maka kreditor pun masih mendapat haknya

karena adanya asuransi ini. Kreditor pun akan lebih memilih

perusahaan yang sudah mengasuransikan usahanya untuk bekerja

sama daripada perusahaan yang tidak mengasuransikanusahanya.

h. Asuransi Mengurangi Biaya Dengan : Adanya asuransi, maka biaya

modal yang terlalu tinggi pun dapat dikurangi karena asuransi itu

sendiri mempunyai kemampuan mengurangi biaya modal yang

tinggi.

i. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan Dengan : Menentukan

biaya-biaya “kebetulan” yang mungkin akan dialami pada masa

yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan

tentunya akan melakukan pertimbangan atau perhitungan dari biaya

tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya yang akan

dikalkulasikan pada biaya produk yang akan dijual perusahaan

tersebut.

6. ObjekAsuransi

a. PremiAsuransi

22
Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian, Pasal 1 butir (29) menyatakan bahwa premi adalah

sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi atau

Perusahaan Reasuransi dan disetujui oleh pemegang polis untuk

dibayarkan berdasarkan perjanjian asuransi/perjanjian reasuransi,

ataupun sejumlah uang dan ditetapkan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang mendasari program asuransi

wajib untuk memperoleh manfaat.

Mengenai penetapan besarnya premi, biasanya selalu

didasarkan pada presentase tertentu yang harus memerhatikan

beberapa faktor, seperti perkiraan risiko yang penanggung hadapi

dan besarnya uang asuransi. Mengingat penanggung mempunyai

penilaian sendiri-sendiri terhadap risiko yang dihadapi, penetapan

besarnya persentase tersebut dapat berbeda-beda antara

penanggung yang satu dengan penanggung yang lain. Mengenai

waktu pembayaran premi bergantung kepada perjanjian antara para

pihak dan biasanya disebutkan dalam polis bersangkutan atau

dalam asuransi wajib (sosial) bergantung kepada ketentuan

undang-undang.

Premi mempunyai fungsi sebagai imbalan dari risiko yang

dialihkan kepada penanggung sebagai akibat dari hal tersebut,

maka apabila pada waktunya premi tidak dibayar oleh tertanggung,

penanggung dapat meminta pemecahan (pembatalan)perjanjian

23
asuransi bersangkutan berdasarkan ketentuan Pasal 1266 KUH

Perdata. Akan tetapi, dalam praktiknya selalu diusahakan jangan

sampai pemecahan perjanjian itu dilakukan. Hal tersebut

disebabkan, apabila meminta pemecahan perjanjian berdasarkan

ketentuan pasal tersebut, kalau ada kelalaian pembayaran premi

oleh tertanggung yang mungkin saja sering terjadi, setiap kali pula

penanggung harus menghadap hakim untuk memintakan

pemecahan perjanjian. Untuk mencegah hal yang tidak praktis

seperti itu, dalam praktik digunakan “polis klausul” menyebutkan

bahwa asuransi tidak akan berjalan, apabila premi tidak dibayar

pada waktunya. Adanya polis klausul demikian, berarti premi

merupakan syarat tangguh untuk pelaksanaan asuransi yang

bersangkutan (Mulhadi, 2017:77-78).

1) Peristiwa

Peristiwa atau bahaya (evenemen fortuitous event) adalah

peristiwa yang menurut pengalaman manusia normal tidak dapat

dipastikan terjadinya, walaupun peristiwa itu sudah pasti akan

terjadi. Hanya saja, saat terjadinya peristiwa itu tidak dapat

ditentukan dan juga tidak diharapkan oleh manusia, khususnya

tertanggung, apabila peristiwa dimaksud yang terjadi (karena tidak

diharapkan) akan mengakibatkan kerugian.

Peristiwa yang belum pasti terjadi (evenemen, onzeker voorval)

merupakan salah satu unsur yang ditentukan harus ada untuk dapat

24
ditutupnya perjanjian asuransi sesuai dengan sifat asuransi sebagai

perjanjian bersyarat. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 256 bahwa

polis harus menyatakan bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si

penanggung/perusahaan asuransi.

Berbeda dengan asuransi kerugian, dalam asuransi jiwa yang

pada umumnya berkaitan dengan meninggalnya seseorang,

peristiwa yang belum pasti pada asuransi jenis ini, bukan peristiwa

meninggalnya seseorang. Hal itu disebabkan, sudah diyakini

bahwa meninggal dunia merupakan peristiwa yang pasti terjadi,

melainkan waktu atau saat meninggalnya itu yang tidak pasti.

Sehubungan dengan hal itu, dalam asuransi jiwa yang dimaksud

dengan peristiwa yang tidak pasti adalah mengenai kapan waktu

meninggal ituterjadi.

Sebagai ketentuan umum asuransi, Pasal 269 KUHD

menegaskan bahwa “Setiap asuransi yang dilakukan atas sesuatu

kepentingan yang bagaimanapun, yang kerugiannya terhadap hal

tersebut asuransi diadakan, sudah ada pada saat ditutupnya

perjanjian adalah batal, apabila tertanggung atau orang yang

dengan atau tanpa pemberian kuasa telah mengadakan asuransi itu,

telah mengetahui sudah ada kerugian tersebut” (Mulhadi, 2017:78-

79).

7. Asas DalamAsuransi

25
Berdasarkan Pasal 1 KUHD ketentuan umum perjanjian

asuransi dalam KUH Perdata dapat berlaku pula dalam perjanjian

khusus. Dengan demikian, perusahaan asuransi (penanggung) dan

pemegang polis (tertanggung) harus tunduk pada beberapa ketentuan

dalam KUH Perdata, termasuk asas-asas yang terdapat dalam KUH

Perdata. Asas-asas hukum dalam KUH Perdata tersebut antara lain

(Sunyoto dan Puteri, 2017:101-103):

a. AsasKonsesnsual

Asas Konsensual yang terkandung dalam pasal 1320 ayat (1)

KUH Perdata, yang berisi syarat terjadi persetujuan yang sah,

dimana perlu dipenuhi 4 syarat :

1) Kesepakatan mereka yang mengikatkandirinya

2) Kecakapan untuk membuat suatuperikatan

3) Suatu pokok persoalantertentu

4) Suatu sebab yang tidakterlarang

b. Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak terkandung dalam pasal 1338 ayat

(1) KUH Perdata yang berisi “Semua persetujuan yang dibuat

sesuai dengan Undang-undang yang berlaku sebagai Undang-

undang bagi mereka yang membuatnya”. Menurut Sultan Remy

Sjahdeini, ruang lingkup asas kebebasan berkontrak meliputi:

1) Kebebasan untuk membuat atau tidak membuatperjanjian

26
2) Kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin

membuatperjanjian

3) Kebebasan untuk menentukan isi dari perjanjian yang

dibuatnya

4) Kebebasan untuk menentukan objekperjanjian

5) Kebebasan untuk menentukan bentuk suatuperjanjian

6) Kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan

undang-undang yang bersifatopsional

c. Asas Kekuatan Mengikat

Asas kekuatan mengikat disebut juga asas pacta sunt servanda,

yang secara konkret dapat dicermati dalam pasal 1338 ayat (1).

Apabila dihubungkan dengan perjanjian asuransi berarti bahwa

pihak penanggung dan tertanggung atau pemegang polis terikat

untuk melaksanakan ketentuan perjanjian yang telah disepakatinya.

Sebab, perjanjian yang telah dibuat oleh para pihak memiliki

kekuatan mengikat sebagaimana undang-undang yang memiliki

akibat hukum, hanya saja berlaku bagi mereka yang membuatnya.

d. Asas IktikadBaik

Setiap perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak harus

dilaksanakan dengan asas iktikad baik seperti yang tercantum

dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata yang menyatakan bahwa :

“Persetujuan harus dilaksanakan dengan iktikad baik”. Asas iktikad

baik ini berlaku untuk semua perjanjian termasukperjanjian

27
asuransi yang diartikan pula secara menyeluruh bahwa, dalam

pelaksanaan perjanjian tersebut para pihak harus mengindahkan

kenalaran dan kepatutan Pasal 1339.

e. AsasKeseimbangan

Asas keseimbangan adalah suatu asas yang menghendaki kedua

belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Dalam

perjanjian asuransi, hak dan kewajiban tertanggung adalah

membayar premi dan menerima pembayaran ganti kerugian,

sedangkan hak dan kewajiban penanggung adalah menerima premi

dan memberikan ganti kerugian atas objek yang dipertanggungkan.

f. AsasKepercayaan

Dalam perjanjian asuransi asas kepercayaan sangat penting,

karena kepercayaan dapat menimbulkan keyakinan bagi pemegang

polis dan perusahaan asuransi, bahwa satu sama lain akan

memenuhi janjinya untuk melaksanakan hak dan kewajban masing-

masing. Dengan kepercayaan, kedua belah pihak mengikatan

dirinya kepada perjanjian yang mempunyai kekuatan mengikat

sesuai ketentuan pasal 1338 KUH Perdata.

g. Asas PersamaanHukum

Dalam asas persamaan hukum dapat dijelaskan bahwasanya

kedudukan daripada pihak atau subjek hukum mempunyai hak dan

kewajiban yang sama atau seimbang, dan tidak dibeda-bedakan

satu samalain.

28
h. Asas Kepastian Hukum

Perjanjian sebagai figur hukum harus mengandung asas

kepastian hukum. Kepastian ini terungkap dari kekuatan

mengikatnya perjanjian, yaitu sebagai Undang-undang bagi mereka

yang membuatnya, seperti yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat

(1) KUH Perdata..

8. Polis sebagai BuktiAsuransi

a. PengertianPolis

Pasal 1 angka 1 Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan

Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi

menyebutkan Polis asuransi adalah polis atau perjanjian asuransi,

atau dengan nama apapun, serta dokumen lain yang merupakan

satu kesatuan tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi,

termasuk tanda bukti kepesertaan asuransi bagi pertanggungan

kumpulan, antara pihak penanggung dan pihak pemegang polis

atau tertanggung. Pemegang polis adalah pihak yang mengikatkan

diri berdasarkan perjanjian dengan Perusahaan Asuransi,

Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, atau

Perusahaan Reasuransi Syariah untuk mendapatkan perlindungan

atau pengelolaan atas risiko bagi dirinya, tertanggung, ataupun

peserta lain. Sedangkan yang dimaksud dengan tertanggungadalah

29
pihak yang menghadapi risiko sebagaimana diatur dalam perjanjian

asuransi atau perjanjian reasuransi (Mulhadi, 2017: 57).

b. FungsiPolis

Pasal 258 ayat (1) KUHD berbunyi “Untuk membuktikan hal

ditutupnya perjanjian asuransi, diperlukan pembuktian dengan

tulisan (polis), namun demikian, bolehlah lain-lain alat pembuktian

dipergunakan juga, manakala sudah ada sutau permulaan

pembuktian dengan tulisan.” Polis berfungsi sebagai alat bukti

untuk kepentingan penanggung (Mulhadi, 2017: 58).

9. Jenis-jenis PerusahaanPerasuransian

Pada Bab II UU Perasuransian Baru, mulai Pasal 2 sampai

dengan pasal 5 secara garis besar mengenai jenis-jenis perusahaan

perasuranisan sebagai berikut (Mulhadi, 2017:105-106):

a. Perusahaan Asuransi Umum. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha Asuransi Umum, termasuk lini usaha

asuransi kesehatan dan lini usaha asuransi kecelakaan diri, dan

Usaha Reasuransi untuk risiko Perusahaan Asuransi Umumlain.

b. Perusahaan Asuransi Jiwa. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha Asuransi Jiwa termasuk lini usaha

anuitas, lini usaha asuransi kesehatan, dan lini usaha asuransi

kecelakaandiri.

c. Perusahaan Reasuransi. Perusahaan ini hanyadapat

menyelenggarakan UsahaReasuransi.

30
d. Perusahaan Asuransi Umum Syariah. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha Asuransi Umum Syariah, termasuk lini

usaha asuransi kesehatan berdasarkan prinsip syariah dan lini usaha

asuransi kecelakaan diri berdasarkan prinsip syariah, dan usaha

reasuransi syariah untuk risiko Perusahaan Asuransi Umum

Syariahlain.

e. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha Asuransi Jiwa Syariah termasuk lini

usaha anuitas berdasarkan prinsip syariah, lini usaha asuransi

kesehatan berdasarkan prinsip syariah, dan lini usaha asuransi

kecelakaan diri berdasarkan prinsipsyariah.

f. Perusahaan Reasuransi Syariah. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha ReasuransiSyariah.

g. Perusahaan Pialang Asuransi. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha PialangAsuransi.

h. Perusahaan Pialang Reasuransi. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha PialangReasuransi.

i. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi. Perusahaan ini hanya dapat

menyelenggarakan Usaha Penilai KerugianAsuransi.

10. Manajemen Keuangan Dalam BisnisAsuransi

Secara sederhana, manajemen keuangan adalah segala kegiatan

atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara

memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau

31
mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk

mencapai tujuan utama perusahaan.

Menurut Brigham, manajemen keuangan adalah seni (art) dan

ilmu (science), untuk me-manage uang, yang meliputi proses,

institusi/lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dengan masalah

transfer uang di antara individu, bisnis, dan pemerintah (Mulhadi,

2017:176). Adanya manajemen keuangan tentunya ada tujuan tertentu

yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan utama dari adanya

manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki

perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap aset yang dimiliki

oleh pemegang saham. Manajemen keuangan memiliki tujuan melalui

dua pendekatan (Kasmir, 2017:177-179), yaitu:

a. Profit risk approaoch, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya

sekadar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus

mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi. Bukan tidak

mungkin harapan profit yang besar tidak tercapai akibat risiko yang

yang dihadapi juga besar. Disamping itu, manajer keuangan juga

harus terus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap

seluruh aktivitas yang dijalankan. Kemudian seorang manajer

keuangan dalam menjalankan aktivitasnya harus menggunakan

prinsip kehati-hatian. Secara garis besar profit risk approach secara

garis besar terdiri dari maksimalisasi profit, minimal risk, mantain

32
control, achieve flexibility (careful management of fund and

activities).

b. Liquidity and profitability, merupakan kegiatan yang berhubungan

dengan bagaimana seorang manajer keuangan mengelola likuiditas

dan profitabilitas perusahaan. Kemudian manajer keuangan juga

dituntut untuk mampu me-manage, keuangan perusahaan, sehingga

mampu meningkatkan laba perusahaan dari waktu ke waktu.

Manajer keuangan juga dituntut untuk mencari dana serta mampu

mengelola aset perusahaan sehingga terus berkembang dari waktu

ke waktu.

11. Kekuatan KeuanganAsuransi

Kekuatan keuangan perusahaan asuransi menyangkut

kemampuan keuangan perusahaan tersebut untuk memenuhi janjinya

jika keadaan meminta. Asuransi yang dalam memenuhi perjanjian

adalah cukup lama (seperti asuransi jiwa), keamanan perjanjian sangat

sulit ditetapkan karena beberapa perubahan yang mungkin terjadi

selama periode panjang tersebut.

Keamanan keuangan suatu perusahaan asuransi tergantung

pada sejumlah variabel, yang meliputi berikut ini:

a. Perbandingan surplus pemegang polis asuransi (yaitu modal

tambah surplus termasuk cadangan darurat) terhadaputang

b. Volume bisnisasuransi

c. Sifat dan penilaian harta

33
d. Sifat dan penilaian kewajiban

e. Keuntungan dari operasi yangdilakukan

f. Kestabilan lini asuransiterjual

g. Metode penetapanharga

h. Kemampuanmanajemen

i. Kebijaksanaanunderwriting

j. Dukunganreasuransi

Beberapa terminologi mungkin belum populer dan implikasi istilah-

istilah yang lainnya mungkin belum dipahami. Kekaburan itu mungkin

akan lebih banyak pada komposisi harta dan pasiva dari suatu perusahaan

asuransi, kebijaksanaan underwriting, reasuransi, profit yang lalu dan

metode penetapan harga (Darmawi, 2006:220).

12. Analisis Keuangan PerusahaanAsuransi

Ukuran yang menunjukkan kemampuan keuangan perusahaan

asuransi dapat dilihat dari aset dan liabilitas, antara lain, rasio dari

surplus pemegang polis dengan pasiva. Surplus pemegang polis adalah

perbedaan antara aset dan utang + modal sendiri. Tidak ada nilai

standar untuk rasio. Namun, rasio berguna untuk mempelajari tren

rasio dibandingkan dengan tren rasio sejenis pada perusahaan asuransi

lainnya. Dalam melakukan perbandingan, manajer risiko harus dapat

memahami terlebih dahulu hal-hal berikut ini (Darmawi, 2006:221):

34
a. Ketelitian dari rasio surplus pemegang polis asuransi tergantung

pada bagaimana ketelitian unsurer mengevaluasi harta dan

pasivanya.

b. Suatu perusahaan asuransi mungkin membutuhkan suatu rasio

yang lebih besar untuk menjamin kepastian yang sama, karena

menghadapi risiko underwriting dan risiko investasi yang lebih

besar.

Rasio surplus pemegang polis asuransi seharusnya lebih besar

pada perusahaan asuransi yang volume bisnis pertanggungannya lebih

kecil karena dasar hukum bilangan besar mengatakan bahwa

pengalaman suatu bisnis yang bervolume kecil akan berfluktuasi lebih

besar. Suatu perusahaan asuransi sebagian besar investasonya adalah

saham, seharusnya mempunyai rasio surplus yang lebih tinggi daripada

perusahaan asuransi yang investasinya pada sebagian besar surat-surat

obligasi pemerintah. Solvabilitas (kemampuan melunasi kewajiban)

dapat dilihat dari rasio (Darmawi, 2006:221):

1) Antara modal sendiri dan neto premi, minimal50%

2) Modal sendiri dan gross premi, minimal20%

3) Batas tingkat solvabilitasnya yang terlihat dari modal sendiri dibagi

net premi, minimal10%

4) Dana investasi dibagi cadangan teknik, minimal10%

13. LaporanKeuangan

a. Definisi LaporanKeuangan

35
Menurut Kasmir (2018:7) Laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat

ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Manahan

Tampubolon (2013:39) Laporan keuangan suatu korporasi

umumnya meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan sumber

dan penggunaan dana sedangkan menurut Andri dan Endang

(2015:6) Laporan keuangan merupakan produk akhir dari

serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi

bisnis.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting

untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan

dan hasil-hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan. Jadi, disimpulkan bahwa kemajuan atau kemunduran

suatu aktivitas usaha ditunjukkan oleh laporan keuangan pada

setiap akhir periode bagi kegiatan usaha yang membuat laporan

keuangan, karena dengan disajikannya laporan keuangan pada

setiap akhir periode akan menggambarkan mutasi (perubahan) dari

posisi awal serta akhir harta dan kewajiban yang merupakan

kondisi kemajuan dari hasil operasional (aktivitas) pada periode

yangbersangkutan

b. Tujuan LaporanKeuangan

Secara lebih rinci Kasmir (2018:11), mengungkapkan bahwa

laporan keuangan bertujuan untuk :

36
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)

yang dimiliki perusahaan pada saatini.

2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki perusahaan pada saatini.

3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan

yang diperoleh pada suatu periodetertentu.

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya

yangdikeluarkan perusahaan dalam suatu periodetertentu.

5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang

terjadi terhadapaktiva, pasiva, dan modalperusahaan.

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

dalamsuatuperiode.

7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan

keuangan.

14. Analisis RasioKeuangan

a. Definisi RasioKeuangan

Rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan

antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan

menggunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk

diterapkan. Rasio keuangan ini sangat penting gunanya untuk

melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi

investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih

banyaktertarikkepadakondisikeuanganjangkapendekdan

37
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai.

Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih

sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang

sesuai dengan keinginan.

Secara jangka panjang rasio keuangan juga dipakai dan

dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis kondisi kinerja suatu

perusahaan. Dalam penilaian suatu kondisi keuangan perusahaan

dipengaruhi faktor-faktor yang turut menyebabkan perubahan pada

kondisi keuangan seperti kondisi mikro dan makro ekonomi baik

yang terjadi di tingkat domestik dan internasional. Perhitungan

rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara

lain dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang

dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah

perusahaan membaik atau memburuk atau melakukan

perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama

(Fahmi,2013:49-50).

b. Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:29) rasio keuangan

merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu

pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Sedangkan

menurut Kasmir (2012:104) rasio keuangan adalahkegiatan

38
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.

Perbandingan dapat dilakukan dengan antara satu komponen

dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar

komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka

yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu

periode maupun berbeda periode.

Dari pendapat di atas dapat dimengerti bahwa rasio

keuangan dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat.

Rasio keuangan ada banyak jumlahnya dan setiap rasio itu

mempunyai kegunaannya masing-masing. Bagi investor ia akan

melihat rasio dengan penggunaan yang paling sesuai dengan

analisis yang akan ia lakukan maka rasio tersebut tidak akan

dipergunakan, karena dalam konsep keuangan dikenal dengan

namanya fleksibilitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula

yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang

diteliti.

Hasil rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja

manajememn dalam suatu periode apakah mencapai target seperti

yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan

manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara

efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan

sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja

39
manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan

target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik

perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang

yang duduk dalam manajemen ke depan (Kasmir, 2008:104-105).

15. Rasio BebanKlaim

Menurut PSAK No. 28 klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan

atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung atau perusahaan

asuransi (ceding company) sehubungan dengan telah terjadinya kerugian.

Bagian klaim yang diterima dari reasuradur merupakan salah satu bentuk

"pemulihan klaim" (claim recovery). Beban klaim diakui dan dicatat

bersamaan dengan timbulnya kewajiban kepada tertanggung/perusahaan

asuransi (ceding company) yaitu pada periode tercapainya persetujuan

ganti rugi kepada tertanggung. Jadi klaim adalah pemberian ganti rugi

yang diberikan oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung apabila

pihak tertanggung mengalamikerugian.

Menurut Pamjaki (2014) Klaim adalah sesuatu yang mana

tertanggung menyatakan kerugiandan memberikan bukti yang

diperlukan, dan perusahaan asuransi menerima klaim serta

memberikan manfaat untuk menggambarkan prosestersebut.

Menurut KUHD, klaim harus ada pada saat dimulainya

pertanggungan. Dalam asuransi umum, khususnya – kecuali untuk

asuransi pengangkutan – insurable interest harus tetap selama

berlangsungnya pertanggungan sampai berakhirnya pertanggungan

40
atau terjadinya klaim. Di samping itu, dokumen klaim yang diajukan

peserta kepada pihak perusahaan harus secara lengkap, menyangkut

semua informasi mengenai peristiwa yang menyebabkan peserta

mengalami kerugian dan besarnya nilai nominal.

Di samping dokumen klaim yang harus lengkap, polis juga

harus masih dalam kondisi in force, artinya polis tersebut masih dalam

keadaan aktif dibuktikan dengan premi lanjutan yang masih terus

dilanjutkan. Jika premi lanjutan tidak dibayar maka pengajuan klaim

akan ditolak apabila tertunggak melewati grace period yang telah

ditentukan.

Rasio beban klaim (incurred loss ratio) merupakan rasio

menunjukkan pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan dan

mengukur kualitas dari asuransi yang ditutup (PSAK No. 28 tentang

Akuntansi Asuransi Kerugian). Menurut Ketut (2009) rasio klaim

adalah sesuatu yang sangat spesifik untuk bisnis asuransi. Hutang

klaim adalah persentase dari pendapatan premium. Ini juga dikenal

sebagai rasio kerugian klaim. Rasio klaim mengukur jumlah klaim

dalam suatu periode dan membagi itu dengan premi yang diterima

untuk periode yang sama. Menurut Emmanuel (2018) asuransi adalah

bisnis mengelola risiko likuiditas dan penting untuk memiliki

pemahaman menyeluruh tentang klaim yang terjadi perbandingan. Jika

nilainya lebih tinggi dari yang diharapkan atau norma yang ditetapkan,

maka penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mencaritahu

41
mengapa itu terjadi. Penting untuk menyelidiki apakah ada ancaman

penipuan asuransi. Jika rasio lebih rendah dari yang diharapkan, itu

bisa menunjukkan produk yang tidak relevan atau kesulitan dalam

mengklaim, mungkin mempengaruhi kepuasan pelanggan, dan jelas

membutuhkan lebih banyakpenyelidikan.

Secara umum prosedur klaim pada asuransi kerugian (umum)

hampir sama, baik pada asuransi syariah maupun konvensional. Hal

yang membedakan dari masing-masing perusahaan adalah kecepatan

dan kejujuran dalam menilai suatu klaim. Penanganan klaim

melibatkan prosedur-prosedur tertentu yang unik terhadap produk yang

pokok. Namun demikian, banyak aspek dalam proses pengambilan

keputusan klaim yang sama untuk semua jenis asuransi. Menurut

Sisdyanti (2016) dalam melakukan klaim asuransi, tentunya diperlukan

suatu prosedur maupun tahapan agar klaim itu dianggap sah. Adapun

prosedur klaim antara lain:

a. Pemberitahuan klaim. Hal ini biasanya dilakukan dengan bukti lisan

dan diperkuat dengan laporantertulis.

b. Bukti klaim kerugian. Hal ini bisa dilakukan dengan menyerahkan

klaim tertulis dengan melengkapi lembaran klaim standar yang

dirancang khusus untuk masing-masing class ofbusiness.

c. Penyelidikan. Melakukan survei ke lapangan atau menunjuk

independent adjuster, dimana laporan akan dijadikan dasar apakah

klaim dijamin oleh polis atautidak.

42
d. Penyelesaian klaim. Tahap terakhir adalah adanya kesepakatan

mengenai jumlah penggantian sesuai peraturan perundangan yang

berlaku, dan diisyaratkan bahwa pembayaran klaim tidak boleh

lebih dari 30 hari sejak terjadikesepakatan.

Disamping itu, ada pula proses paling sederhana dalam proses

klaim, dimana masing-masing perusahaan memiliki prosedur sendiri

untuk mempermudah nasaba. Klaim yang dibayarkan perusahaan

adalah bagian dari kewajiban imbal balik peserta yang diatur dalam

akad atau perjanjian asuransi, yaitu peserta berkewajiban membayar

sejumlah premi sebagai tertanggung dan perusahaan berkewajiban

untuk membayar klaim sebagai penanggung apabila peserta mengalami

musibah atau jatuh tempo.

Sebagai tambahan pemahaman, bahwa administrasi klaim

berfungsi melakukan verifikasi berkas klaim pesertauntuk memenuhi

perjanjian kontrak apakah klaim tersebut layak bayar atau tidak. Setiap

dokumen yang diterima akan dilakukan verifikasi secara umum

meliputi dokumen klaim, polis dalam kondisi in force, peristiwa

kerugian masih dalam kontrak, peristiwa kerugian tidak dalam

pengecualian polis. Tidak mengandung kecurangan atau tidak

melanggaraturan.

Teori menyatakan bahwa beban merupakan pengurang

pendapatan untuk memperoleh laba. Menurut Nafarin (2009:55) ini

berarti jika beban klaim rendah, laba yang diperoleh akan tinggi dan

43
jika beban tinggi maka laba yang akan diperoleh rendah. Rasio beban

klaim sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari usaha asuransi serta menjaga likuiditas

perusahaan. Tingginya rasio beban klaim memberikan informasi

tentang buruknya proses underwriting dan penerimaan penutupan

risiko. Namun perlu diperiksa terlebih dahulu apakah penyebab

tingginya rasio ini adalah akibat adanya klaim tertentu yang relatif

besar. Maka dari itu analisis terhadap klaim untuk setiap jenis asuransi

perlu dilakukan. Rasio ini digunakan untuk melihat apakah premi neto

mampu menutup beban klaim. Nilai terbaik yaitu apabila rasio ini

bernilai kurang atau sama dengan 100%.

16. Profitabilitas

a. PengertianProfitabilitas

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang

terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang

maksimal, di samping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba

yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat

berbuat banyak bagi kesekahteraan pemilik, karyawan, serta

meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh

karena itu, manajemen perusahaan dalamm praktiknya dituntut

harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.

Artinya besarnya keuntungan harus dicapai sesuai dengan yang

diharapakan dan bukan berarti asal untung. Untukmengukur

44
tingkat keuntungan perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau

rasio profitabilitas yang juga dikenal dengan nama rasio

rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan

pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini

menunjukkan efisiensi perusahaan.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di

laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan

laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode

operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan

dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan,

sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif

atau tidak. jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan,

mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau

beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil

mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran

bagi manajemen untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus

45
diselidiki dimana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga

kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian, kegagalan atau

keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk

menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen

lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio ini sering

disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen (Kasmir,

2008:196-197).

b. Tujuan dan Manfaat RasioProfitabilitas.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan

maupun pihak luar perusahaan (Kasmir, 2008: 197-198) yaitu;

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periodetertentu

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahunsekarang

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu kewaktu

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modalsendiri

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modalsendiri

Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk :

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam satuperiode

46
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahunsekarang

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu kewaktu

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri

5) Mengetahui produktivitas dari selutuh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

TambahkanROA

17. Underwriting

Underwriting yaitu kegiatan yang berkaitan dengan seleksi

risiko yang ditawarkan kepada perusahaan asuransi. Termasuk juga

menempatkan tingkat premi dan ketentuan-ketentuan lain yang akan

dikenakan kepada calon tertanggung. Di samping itu, di dalam

kegiatan ini ditentukan jumlah nilai pertanggungan yang akan

direasuransikan dan yang akan ditanggung sendiri (retain) (Sunyoto

dan Puteri, 2017:112).

Menurut Ludovicus Sensi W (2006:172), Underwriting ratio

adalah salah satu rasio keuangan asuransi berdasarkan Early Warning

Sistem yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari

usaha murni asuransi. Peningkatan keuntungan usaha murni tersebut

sebagai usaha utama perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan

dengan arah yang sama.

47
Menurut Darmawi (2006:31-32), underwriting merupakan

proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan ditanggung.

Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial dalam operasi

perusahaan asuransi, sebab maksud underwriting adalah

memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang

diperkirakan akan mendatangkan laba. Tanpa underwriting yang

efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing. Dalam

prakteknya untuk menarik nasabah harus ada proporsi yang sama

mengenai risiko yang baik dan risiko yang kurang menguntungkan

dalam kelompok yang diasuransikan, sesuai dengan informasi data

statistik yang diperoleh.

Pertanggungan yang utama dari underwriter dalam seleksi

risiko tersebut, adalah memastikan tidak ada risiko yang bisa

menyebabkan kesulitan besar bagi perusahaan di belakang hari.

Penting untuk dimengerti, bahwa tujuan underwriter bukan

penyeleksian risiko yang tidak akan menimbulkan kerugian besar saja,

tetapi tujuannya adalah untuk menghindari suatu jumlah

penanggungan yang tidak sebanding antara risiko ringan dan risiko

berat. Dengan demikian, diusahakan menyamakan kerugian-kerugian

yang aktual dengan kerugianharapan.

Menurut Pitselis (2006) risiko underwriting di dalam

perusahaan asuransi kerugian terdiri atas tiga risiko. Risiko yang

pertama adalah risiko atas premi yang berhubungan dengan klaim

48
masa depan yang timbul selama dan setelah penilaian risiko yang

dipertanggungkan. Risiko yang kedua adalah risiko cadangan yang

bersumber dari dua hal yakni risiko kesalahan atas perkiraan secara

teknis atas ketentuan risiko yang dipertanggungkan dan risiko atas

variasi pergerakan nilai klaim pembayaran masa depan. Risiko yang

ketiga adalah risiko yang berasal dari peristiwa-peristiwa di luar

ketentuan mengenai modal berbasis risiko.

Sementara berusaha menghindari seleksi risiko yang bisa

menimbulkan kesulitan perusahaan asuransi dengan penolakan risiko

yang tidak diinginkan maka underwriter harus menjamin adanya

volume risiko yang memadai di dalam tiap-tiap kelompok

pertanggungan. Sebagai tambahan, underwriter harus menjaga jangan

sampai terkonsentrasi risiko yang ditanggung dalam satu lokasi,

sehingga dapat menyebabkan timbulnya catastrophe.

Beberapa faktor mengenai kesuksesan operasia asuransi antara

lain ditentukan oleh fungsi underwriting yang secara langsung harus

dihubungkan dengan kewajaran tarif. Aktuaria perusahaan atau “biro

tarif” menghitung tarif tersebut. Underwriter harus menentukan tiap-

tiap unit pertanggungan termasuk kelas tarif. Underwriting yang

ceroboh mungkin mengabaikan usaha aktuaria. Untuk alasan inilah

orang yang melakukan fungsi underwriting harus mengembangkan

suatu pertimbangan yang tajam dan melalui suatu pengetahuan tentang

hazard yang dihubungkan dengan berbagai tipe pertanggungan.

49
18. Rasio RetensiSendiri

Rasio retensi sendiri adalah rasio yang digunakan untuk

mengetahui kekuatan modal sendiri terhadap premi risiko (Utami dan

Khoiruddin, 2016).

Menurut Yuliana (2008) rasio retensi sendiri mencerminkan

perbandingan antara premi neto dengan premi bruto. Ini digunakan

untuk mengukur seberapa besar premi yang ditahan sendiri

dibandingkan dengan premi yang diterima secara langsung.

Rasio ini sebaiknya digunakan secara bersamaan dengan

solvabilitas sehingga analisisnya akan menggambarkan yang lebih

akurat. Apabila rasio retensi sendiri rendah, sedangkan solvabilitasnya

tinggi, maka berarti perusahaan beroperasi seperti layaknya pialang

(broker) yang mendasarkan pendapatannya pada komisi reasuransi.

Berkaitan dengan hal ini, Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

menetapkan bahwa premi penutupan langsung harus lebih besar dari

premi penutupan tidak langsung. Keputusan Menteri Keuangan Nomor

224/KMK.017/1993 memuatketentuan mengenai angka

perbandingannya yaitu premi penutupan tidak langsung tidak boleh

melebihi 2/3 premi penutupan langsung.

Bagaimanapun juga, jenis usaha (business) yang ditutup

(risikonya) mempengaruhi besarnya rasio ini. Jika usaha tersebut

berjenis “berat” seperti penerbangan atau rangka kapal, retensinya

cenderung rendah karena risk exposure pada jenis usaha ini relatif

50
tinggi. Berkaitan pula dengan retensi perusahaan asuransi, terdapat

ketentuan yang mengatur perbandingan antara premi neto dengan

modal sendiri. Apabila pada Pakdes 88 ditetapkan bahwa retensi

perusahaan asuransi kerugian harus serendah-rendahnya 2,5% dan

setinggi-tingginya 20% dari modal sendiri, maka menurut Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 224/KMK.017/1993 retensi maksimum

adalah 10% dari modal sendiri.

19. Solvabilitas

Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki

berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar

perusahan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana selalu

dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang

diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang. Dana

juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha atau

investasi baru. Artinya di dalam perusahaan harus selalu tersedia dana

dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan. Dalam

hal ini, tugas manajer keuangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam praktiknya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan

dana, perusahaan memiliki beberapa sumber dana yang dapat

digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-

syarat, keuntungan, dan kemampuan perusahaan tentunya. Sumber-

sumber dana secara garis besar dapat diperoleh dari modal sendiri dan

pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainnya). perusahaan dapat

51
memilih dana dari salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari

keduanya.

Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya

masing-masing. Oleh karena itu, perlu disiasati agar dapat saling

menunjang. Caranya adalah dengan melakukan kombinasi dari masing-

masing jumlah sumber dana. Besarnya penggunaan masing- masing

sumber dana harus dipertimbangkan agar tidak membebani

perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kata

lain, penggunaan dana yang bersumber dari pinjaman harus dibatasi.

Kombinasi dari penggunaan dana dikenal dengan nama rasio

penggunaan dana pinjaman atau utang atau dikenal dengan nama rasio

solvabilitas atau rasio leverage (Kasmir, 2008:150-151).

Menurut Kasmir (2016: 151), rasio solvabilitas merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang

ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti

luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan

(dlikuidasi).

Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan

ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan

berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi jugaada

52
kesempatan mendapat laba juga besar. Sebaliknya, apabila perusahaan

memiliki rasio solvabilitas yang lebih rendah tentu mempunyai risiko

lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak

ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return)

pada saat perekonomian tinggi.

Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut untuk mengelola

rasio solvabilitas dengan baik sehingga mampu menyeimbangkan

pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang dihadapi. Perlu

dicermati pula bahwa besar kecilnya rasio ini sangat tergantung dari

pinjaman yan dimiliki perusahaan, di samping aktiva yang dimilikinya

(ekuitas). Pengukuran rasio solvabilitas dilakukan melalui dua

pendekatan, (Kasmir, 2008:153) yaitu :

a. Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan

untukpermodalan

b. Melalui pendekatan rasio-rasio labarugi.

Pengurus Bank dan Kreditor jangka pendek sangat berminat

pada kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dalam

jangka pendek. Tetapi para kreditor jangka panjang atau pemegang

saham selain berminat pada kondisi jangka pendek justru terutama

berminat pada kondisi jangka panjang karena posisi keuangan jangka

pendek betapapun baiknya tidak selalu paralel dengan posisi keuangan

jangka panjang. Kondisi keuangan yang baik dalam jangkapendek

53
tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka

panjang.

a. Tujuan RasioSolvabilitas

Berikut adalah beberapa tujuan perusahaan dengan

menggunakan rasio solvabilitas (Kasmir, 2008: 153-154) yakni :

1) Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban

kepada pihak lainnya(kreditor)

2) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman

termasukbunga)

3) Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya

aktiva tetap denganmodal

4) Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

utang

5) Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan

terhadap pengelolaanaktiva

6) Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah

modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangkapanjang

7) Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih

terdapat sekian kalinya modal sendiri yangdimiliki

b. Manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah:

1) Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan memenuhi

kewajiban kepada pihaklainnya

54
2) Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinajaman

termasukbunga)

3) Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva

khususnya aktiva tetap denganmodal

4) Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

olehutang

5) Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaanaktiva

6) Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka

panjang

7) Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan

ditagih ada terdapat sekian kalinya modalsendiri

Di Indonesia tingkat kesehatan perusahaan asuransi dihitung

dengan metode Risk Based Capital. Secara hukum, metode Risk Based

Capital ini dapat di temui dalam Keputusan Menteri Keuangan No.

53/PMK.10/2012 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi

dan Perusahaan Reasuransi diatur mengenai batasan tingkat

solvabilitas:

a. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib

memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit 120 % (seratusdua

55
puluh perseratus) dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai

akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban.

b. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak

memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), namun memilki tingkat solvabilitas paling sedikit

100% (seratus perseratus), diberikan kesempatan melakukan

penyesuaian dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi

ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1).

Dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas merupakan kemampuan

suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utang perusahaan,

baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Solvabilitas

diukur dengan perbandingan antara total aktiva dengan total utang,

ukuran tersebut mensyaratkan agar perusahaan mampu memenuhi

semua kewajibannya. Perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi ideal,

apabila perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(likuid) dan juga dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya

(solvable). Analisis Solvabilitas memiliki tujuan yaitu untuk

mengetahui apakah kekayaan perusahaan mampu digunakan untuk

mendukung kegiatan perusahaan tersebut. Risk Based Capital atau

pengukuran tingkat solvabilitas asuransi memiliki tujuan sebagai

berikut.

56
a. Untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal perusahaan asuransi

sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan dalam

mengelola kekayaan dankewajibannya.

b. Untuk mengukur tingkat kesehatankeuangan.

c. Untuk mengurangi biaya kepailitan(insolvency).

d. Untuk menentukan faktor risiko yang proporsional terhadap risiko

kepailitan(insolvency).

e. Untuk membantu regulator (pemerintah) dalam mengukur nilai

aktual dariekuitas.

f. Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akandatang.

Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) merupakan

jumlah minimum tingkat solvabilitas yang harus dimiliki perusahaan

asuransi atau perusahaan reasuransi, yaitu sebesar jumlah dana yang

dibutuhkan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul

sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan

kewajiban. Risk Based Capital (RBC) atau batas tingkat solvabilitas

minimum memiliki beberapa komponen – komponen sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan

No.424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan

asuransi dan perusahaan reasuransi sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2005, yaitu :

a. Kegagalan Pengelolaan Kekayaan (Asset Default Risk) Kegagalan

pengelolaan kekayaan yaitu risiko yang timbul darikemungkinan

57
kehilangan penurunan nilai kekayaan/kehilangan/penurunan

pendapatan jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi

risiko kegagalan pengelolaan kekayaan ditentukan dengan

mengalihkan suatu faktor risiko terhadap nilai kekayaan.

b. Ketidakseimbangan Antara Proyeksi Arus Kekayaan dan Kewajiban

(Cash-Flow Mismatch Risk). Cash-Flow Mismatch Risk yaitu risiko

keseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban

ditentukan dengan membandingkan nilai sekarang dari proyeksi

arus kewajiban. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutupi

ketidakseimbangan antara cash flow kekayaan dan cash flow

kewajiban suatu perusahaan asuransi ditentukan dengan

membandingkan nilai diskonto dari cash flow aset dan nilai

diskonto dari cash flow kewajiban dalam berbagai skenario

investasi. Proyeksi atas kewajiban hanya didukung untuk semua

produk cadangan premi. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk

menutup ketidakseimbangan tersebut adalah nilai absolute dengan

formula.

c. Ketidakseimbangan Antara Nilai Kekayaan dan Kewajiban dalam

Setiap Jenis Mata Uang (Currency Mismatch Risk) Yaitu risiko

ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam

setiap jenis mata uang yang ditentukan dengan membandingkan

kekayaan dengan kewajiban yang dimiliki. Jumlah danayang

58
dibutuhkan untuk menutup ketidakseimbangan antara aset dan

kewajiban adalah dana penutup ketidakseimbangan.

d. Perbedaan Antara Beban Klaim yang Terjadi dan Beban Klaim

yang Diperkirakan (Claim Experience Worse Than Expected Risk).

Claim Experience Worse Than Expected Risk yaitu risiko perbedaan

antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan

timbul dari kemungkinan pengalaman klaim yang terjadi lebih

buruk dari klaim yang diperkirakan. Jumlah dana yang diperlukan

untuk menutup risiko perbedaan antara beban klaim yang terjadi

dan beban klaim yang diperkirakan ditentukan dengan mentapkan

faktor risiko terhadap masing-masing komponentersebut.

e. Ketidakcukupan Premi Akibat Perbedaan Hasil Investasi yang

Diasumsikan dalam Penetapan Premi dengan Hasil Investasi yang

Diperoleh (Insufficient Premium Risk) Komponen ketidakcukupan

premi dikaitkan dengan risiko bahwa premi yang diterima tidak

cukup karena hasil investasi yang diperoleh lebih rendah dari hasil

investasi yang diperkirakan. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk

menanggulangi risiko ketidakcukupan premi adalah faktor risiko

diakitkan dengan cadanganteknis.

f. Ketidakmampuan Pihak Reasuradur untuk Memenuhi Kewajiban

Membayar Klaim (Reinsurance Risk) Komponen risiko asuransi

dikaitkan dengan ketidakmampuan penanggung ulang untuk

memenuhi kewajibannya. Jumlah dana yang dibutuhkanuntuk

59
menanggulangi risiko reasuransi ditentukan dengan cadangan teknik

beban penanggung ulang.

60
B. PenelitianTerdahulu

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
The Effect Angga Rasio klaim, Menggunaka 1) Metode
1 of Claim Firmansy rasio biaya n rasio beban penelitian
Ratio, ah Putra operasional klaim dan yang
Operationa Hasibuan, memiliki efek rasio retensi digunakan
l Ratio and Isfenti negatif dan sendiri adalah
Retention Sadalia signifikan regresi data
Ratio on and terhadap panel
Profitabilit Iskandar profitabilitas. 2) Mengguna
y Muda Rasio retensi kan
Performanc (2020) memiliki profitabilit
e of pengaruh positif as dan
Insurance dan tidak underwriti
Companies signifikan ng
in terhadap 3) Variabel
Indonesia profitabilitas dependen
Stock perusahaan. yang
Exchange digunakan
adalah
solvabilitas
2 Determinan Yousef Financial 1) Metode 1) Variabel
ts of the Abdel leverage penelitian independen
Solvency of Latif berpengaruh yang yang
Insurance Abdel negatif dan digunaka digunakan
Companies Jawad signifikan n adalah adalah
inPalestine and Issam terhadap regresi profitabilit
Ayyash solvabilitas. data as,
(2019) Rasio klaim panel underwriti
berpengaruh 2) Variabel ng dan
positif terhadap independ rasio
solvabilitas. en yang retensi
Likuiditas dan digunaka sendiri
investasi n adalah
berpengaruh rasio
negatif tetapi beban
tidak signifikan klaim
terhadap 3) Variabel
solvabilitas. dependen
yang
digunaka
n adalah
solvabilit
as

61
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
3 Pengaruh Nur Profitabilitas 1) Variabel 1) Metode
Roa, Aniseh, berpengaruh independ penelitian
Resiko Ronny positif akan en yang yang
Underwriti Malavia tetapi tidak digunaka digunakan
ng, dan Mardani signifikan n adalah adalah
Reasuransi dan Agus terhadap profitabili regresi data
Terhadap Salim solvabilitas. tas dan panel
Solvabilitas (2019) Risiko underwrit 2) Variabel
Perusahaan underwriting ing independen
Asuransi dan reasuransi 2) Variabel yang
secara parsial dependen digunakan
berpengaruh yang adalah
positif dan digunaka rasio beban
signifikan n adalah klaim dan
terhadap solvabilit rasio
solvabilitas. as retensi
sendiri
4 Factors Kanbiro Underwriting Variabel 1) Metode
Affecting Orkaido risk dan independen penelitian
Financial Deyganto inflation yang yang
Performanc and memiliki digunakan digunakan
e of Ayneshet pengaruh negatif adalah adalah
Insurance Agegnew dan signifikan underwriting regresi
Companies Alemu terhadap data panel
Operating (2019) financial 2) Variabel
in Hawassa performance. independe
City Reinsurance n yang
Administrat dependence, digunakan
ion, Company size, adalah
Ethiopia dan interest rate rasio
tidak memiliki beban
pengaruh klaim,
signifikan profitabilit
terhadap as dan
financial rasio
performance retensi
Solvency ratio, sendiri
Premium 3) Variabel
Growth dan dependen
gross domestic yang
memiliki digunakan
pengaruh positif adalah
dan signifikan solvabilita
terhadap s
financial
performance

62
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
5 Pengaruh Feren Variabel return 1) Metode Variabel
Profitabilita Natasya on equity penelitia independen
s dan dan Dewa berpengaruh n yang yang
Kemampua Putra secara negatif digunaka digunakan
n Khrisna terhadap n adalah adalah rasio
Membayar Mahardik solvabilitas regresi beban klaim,
Klaim a (2019) pada. Variabel data underwriting
Terhadap return on asset panel dan rasio
Solvabilitas independen 2) Variabel retensisendiri
(Studi berpengaruh independ
Empiris: secara positif en yang
Perusahaan terhadap digunaka
Asuransi solvabilitas. n adalah
Umum Variabel profitabil
yang kemampuan itas
Terdaftar di membayar klaim 3) Variabel
BEI berpengaruh depende
secara positif n yang
terhadap digunaka
solvabilitas n adalah
solvabilit
as

6 Analisis Muhamm Variabel rasio 1) Variabel 1) Metode


Pengaruh ad perubahan indepede penelitian
Rasio Rofiudin, surplus, rasio n yang yang
Keuangan Maslichah beban klaim digunaka digunakan
Risk Based dan serta Risk Based n adalah adalah
Capital dan Afifudin Capital tak rasio regresi
Early (2019) mempunyai beban data panel
Warning pengaruh pada klaim 2) Variabel
System Financial 2) Variabel indepeden
Terhadap Solvency depende yang
Financial sedangkan n yang digunakan
Solvency variabel biaya digunaka adalah
pada manajemen, n adalah profitabilit
Perusahaan rasio likuiditas solvabilit as,
Asuransi serta rasio as underwriti
Jiwa pertumbuhan ng dan
Syariah di premi rasio
Indonesia mempunyai retensi
pengaruh pada sendiri
Financial
Solvency.

63
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
7 Analysis of Taye Past financial 1) Metode 1) Variabel
Factors Tadesse performance, penelitia independe
Affecting Tesfaye memiliki n yang n yang
Financial (2018) pengaruh positif digunaka digunakan
Performanc dan signifikan n adalah adalah
e Evidence terhadap current regresi underwriti
from financial data ng
Selected performance. panel 2) Variabel
Ethiopian Volume of the 2) Variabel dependen
Insurance capital, real independ yang
Companies GDP growth, en yang digunakan
inflation digunaka adalah
memiliki n adalah solvabilita
pengaruh positif rasio s
dan signifikan beban
terhadap klaim,
financial profitabil
performance. itas,
Solvency rasio
margin, loss retensi
ratio, exchange sendiri
rate pengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
financial
performance.
Retention ratio,
reinsurance
dependence,
investment ratio,
leverage,
liquidity and
premium growth
tidak signifikan
dampak pada
kinerja
keuangan. Age
of company dan
size of insurance
company tidak
dimasukkan
karena masalah
multikolinieritas

64
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
8 Pengaruh Samiari Ukuran 1) Metode Variabel
Ukuran Ambarwa perusahaan penelitia independen
Perusahaan, ti dan berpengaruh n yang yang
Hasil Fathin positif digunaka digunakan
Investasi, Fadilah signifikan n metode adalah rasio
dan Hasib terhadap analisis beban klaim,
Profitabilita (2018) solvabilitas. data underwriting
s Terhadap Hasil investasi panel dan rasio
Solvabilitas tidak 2) Variabel retensisendiri
Asuransi berpengaruh independ
Syariah di signifikan secara en yang
Indonesia parsial terhadap digunaka
Periode solvabilitas. n adalah
Profitabilitas profitabil
tidak itas
berpengaruh 3) Variabel
signifikan secara depende
parsial terhadap n yang
solvabilitas. digunaka
n adalah
solvabilit
as

9 Firm- Rozaimah Company size, 1) Metode 1) Variabel


specific Zainudin, volume of penelitia independe
Internal Nurul capital dan n yang n yang
Determinan Shahnaz underwriting digunaka digunakan
ts of Ahmad risk berpengaruh n adalah adalah
Profitabilit Mahdzan, positif dan metode rasio
y Ee Shan signifikan analisis beban
Performanc Leong, terhadap data klaim,
e: An (2018) profitability. panel profitabilit
Explorator Asset tangibility, 2) Variabel as, dan
y Study of premium growth independ rasio
Selected berpengaruh en yang retensi
Life negatif dan tidak digunaka sendiri
Insurance signifikan n adalah 2) Variabel
Firms in terhadap underwri dependen
Asia probability. ting yang
Liquidity digunakan
berpengaruh adalah
positif dan tidak solvabilita
signifikan s
terhadap
profitability.

65
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
10 Economic Ignacio Profitability, 1) Metode Variabel
Crisis and Moreno, portfolio risk, penelitia independen
Determinan Purificaci underwriting n yang yang
ts of on risk, industry digunaka digunakan
solvency in Parrado concentration n adalah adalah rasio
the Martınez businesses, metode beban klaim
Insurance dan economic analisis dan rasio
Sector: Antonio growth dan data retensisendiri
New Trujillo mutual-type panel
Evidence Ponce organisation 2) Variabel
from Spain (2018) berpengaruh independ
positif dan en yang
signifikan digunaka
terhadap actual n adalah
solvency. profitabil
Size, itas dan
reinsurance by underwri
the insurer, ting
long-tailed 3) Variabel
businesses depende
berpengaruh n yang
negatif dan digunaka
signifikan n adalah
terhadap actual solvabilit
solvency. as
Interest rate dan
life specialised
insurers
ditemukan tidak
signifikan.

12 Pengaruh Mutiara Profitabilitas 1) Variabel 1) Metode


Profitabilita Nurwidya dan risiko independ yang
s, Risiko ningsih underwriting en yang digunakan
Underwriti (2018) memiliki digunaka adalah
ng, dan pengaruh positif n adalah metode
Reasuransi dan signifikan profitabil analisis
terhadap terhadap itas dan datapanel
Solvabilitas solvabilitas. underwri 2) Variabel
Perusahaan Reasuransi ting independen
Asuransi memiliki 2) Variabel yang
(Pada pengaruhnegatif depende digunakan
Perusahaan dan tidak n yang adalah
Asuransi signifikan digunaka rasio beban
yang terhadap n adalah klaim dan
Terdaftardi solvabilitas solvabilit rasio
Bursa Efek as retensi
Indonesia sendiri

66
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
11 Kinerja Sumarton Rasio likuiditas Variabel 1) Metode
Keuangan o, Karni asset independen yang
Perusahaan Aprilani mempunyai yang digunakan
Asuransi di Harianto pengaruh dan digunakan adalah
Indonesia (2018) berpengaruh adalah rasio analisis
dan Faktor- signifikan beban klaim regresi data
faktor yang terhadap kinerja dan rasio panel
Mempenga keuangan, rasio retensi 2) Variabel
ruhinya beban klaim sendiri independen
tidak yang
berpengaruh dan digunakan
tidak signifikan adalah
terhadap kinerja profitabilit
keuangan, rasio as dan
retensi sendiri underwriti
berpengaruh dan ng
tidak signifikan 3) Variabel
terhadap kinerja dependen
keuangan, risk yang
based capital digunakan
berpengaruh dan adalah
signifikan solvabilitas
terhadap kinerja
keuangan
13 Masih Oyo Leverage, Variabel 1) Mengguna
Tepatkah Sukarya equity, dan independen kan
ROA Farah management yang metode
sebagai Margareth competence digunakan analisis
Pengukuran a index sebagai adalah rasio regresi
Kinerja (2018) anteseden ROA retensi datapanel
Keuangan memiliki sendiri, 2) Variabel
Industri hubungan underwriting independe
Asuransi di positif, linier n yang
Indonesia? dan signifikan. digunakan
Size, ownership adalah
dan age terbukti rasio
berpengaruh beban
negatif secara klaim dan
signifikan profitabilit
terhadap ROA. as
Retention ratio 3) Variabel
dan dependen
underwriting yang
risk tidak digunakan
terbukti adalah
berpengaruh solvabilita
ROA s

67
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
14 Kinerja Zata Terdapat Variabel 1) Metode
Keuangan Atikah perbedaan yang penelitian
Pada Amani signifikan pada digunakan yang
Perusahaan (2018) rasio adalah rasio digunakan
Asuransi underwriting, beban klaim, analisis
Syariah Di dan tidak underwriting regresi
Indonesia terdapat dan rasio data panel
Dan perbedaan retensi 2) Variabel
Perusahaan signifikan pada sendiri dependen
Asuransi rasio perubahan yang
Syariah Di surplus, rasio digunakan
Malaysia beban klaim, adalah
rasio komisi, profitabilit
rasio biaya as dan
manajemen, solvabilita
rasio s
pertumbuhan
premi, dan rasio
retensisendiri

15 Pengaruh Daniel, Profitabilitas 1) Variabel 1) Metode


Profitabilita Ervita dan reasuransi independ penelitian
s, Ukuran Safitri, tidak en yang yang
Perusahaan dan Sri berpengaruh digunaka digunakan
Dan Megawati terhadap n adalah adalah
Reasuransi Elizabeth solvabilitas profitabil analisis
Terhadap (2018) sedangkan pada itas regresi
Solvabilitas ukuran 2) Variabel data panel
Perusahaan perusahaan depende 2) Variabel
Asuransi berpengaruh n yang independe
Jiwa Unit signifikan secara digunaka n yang
Link Di negatif terhadap n adalah digunakan
Indonesia solvabilitas solvabilit adalah
(Studi as rasio
Kasus Pada beban
Perusahaan klaim,
Asuransi underwriti
Jiwa Unit ng dan
Link rasio
retensi
sendiri

68
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
16 Analisis Kris Masing – 1) Variabel 1) Metode
Pengaruh Ulfan, masing rasio independ penelitian
Rasio Early Sutriswan early warning en yang yang
Warning to, Gaguk system, rasio digunaka digunakan
System Apriyanto beban klaim dan n adalah adalah
Terhadap (2018) rasio likuiditas rasio analisis
Financial berpengaruh beban regresi
Solvency negatif dan klaim data panel
Pada signifikan 2) Variabel 2) Variabel
Perusahaan terhadap depende independe
Asuransi financial n yang n yang
Jiwa solency digunaka digunakan
Syariah Di sedangkan rasio n adalah adalah
Indonesia perubahan solvabilit profitabilit
periode surplus, rasio as as,
biaya underwriti
manajemen dan ng dan
rasio rasio
pertumbuhan retensi
premi tidak sendiri
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
financial
solvency
17 Analysing Guglielm Sebagian besar 1) Metode 1) Variabel
the o Maria faktor risiko penelitia independe
Determinan Caporale, tradisional n yang n yang
ts of Mario signifikan digunaka digunakan
Insolvency Cerrato terhadap n adalah adalah
Risk and Xuan insolvency risk analisis rasio
for General Zhang sedangkan regresi beban
Insurance (2017) faktor ekonomi data klaim,
Firms in makro panel underwriti
the UK dan faktor 2) Variabel ng dan
spesifik independ rasio
perusahaan ( en yang retensi
juga penting digunaka sendiri
untuk menilai n adalah 2) Variabel
risiko kredit profitabil dependen
asuransi umum itas yang
perusahaan digunakan
adalah
solvabilita
s

69
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
18 Effects of Caren B. Underwriting Variabel 1) Mengguna
Underwriti Angima dan claims independen kan
ng and and Mirie management yang metode
Claims Mwangi berpengaruh digunakan analisis
Manageme (2017) positif dan adalah regresi
nt on signifikan underwriting datapanel
Performanc terhadap 2) Variabel
e of non-financial independe
Property performance n yang
and (measures for digunakan
Casualty innovation, adalah
Insurance service quality, rasioi
Companies and reputation), beban
in East tetapi tidak klaim,
Africa signifikan profitabilit
terhadap as dan
financial rasio
performance retensi
sendiri
3) Variabel
dependen
yang
digunakan
adalah
solvabilita
s
19 Pendapatan Richard Pendapatan Variabel 1) Mengguna
Premi, Alamsyah premi, dan laba dependen kan
Rasio Hasil , Adi tidak yang metode
Investasi, Wiratno berpengaruh digunakan analisis
Laba, (2017) signifikan adalah risk regresi
Klaim dan terhadap risk based capital datapanel
Risk Based based capital. (solvabilitas) 2) Variabel
Capital Variabel rasio independe
Perusahaan hasil investasi n yang
Asuransi berpengaruh digunakan
Kerugian di positif dan adalah
Indonesia signifikan rasio
terhadap risk beban
based capital. klaim,
Variabel klaim profitabilit
berpengaruh as,
negatif dan underwriti
signifikan ng, dan
terhadap risk rasio
basedcapital. retensi
sendiri

70
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
20 Determinan Teklit Size of an 1) Metode 1) Variabel
ts of Atsbeha insurer, capital penelitia independe
Insurance Berhe1 adequacy, real n yang n yang
Companies and Prof. growth rate of digunaka digunakan
’ Jasmindee GDP n adalah adalah
Profitabilit p Kaur berpengaruh metode profitabilit
y (2017) positif dan regresi as,
Analysis of signifikan data underwriti
Insurance terhadap ROA. panel ng dan
Sector in Liquidity 2) Variabel rasio
Ethiopia berpengaruh independ retensi
negatif dan en yang sendiri
signifikan digunaka 2) Variabel
terhadap ROA. n adalah dependen
Leverage ratio rasio yang
berpengaruh beban digunakan
positif dan tidak klaim adalah
signifikan solvabilita
terhadap ROA. s
Loss ratio dan
inflation rate
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap ROA
21 Determinan Wasike, Loss ratio, Variabel 1) Mengguna
ts of Andrew reinsurance independen kan
Profitabilit Ngoya premiums dan yang metode
y in the (2016) market digunakan regresi
Insurance penetration adalah rasio datapanel
Sector in ratio beban klaim 2) Variabel
Kenya: A berpengaruh (loss ratio) independe
Case of negatif terhadap n yang
Composite profitability digunakan
Insurance ratio. adalah
Companies Commission profitabilit
expenses as,
berpengaruh underwriti
positif dan ng dan
signifikan rasio
terhadap retensi
profitability sendiri
ratio 3) Mengguna
. kan
variabel
dependen
solvabilita
s

71
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
22 Determinan Asrat Underwriting 1) Metode 1) Variabel
ts of Lire, risk, solvency penelitia independe
Profitabilit Tesfahun berpengaruh n yang n yang
y in Private Tegegn negatif dan digunaka digunakan
Insurance (2016) signifikan n adalah adalah
Companies terhadap metode rasio
in profitability. regresi beban
Ethiopia Firm size, data klaim,
premium growth panel profitabilit
dan economic 2) Variabel as, dan
growth independ rasio
berpengaruh en yang retensi
positif dan digunaka sendiri
signifikan n adalah 2) Variabel
terhadap underwri dependen
profitability. ting yang
Reinsurance digunakan
dependence adalah
tidak
berpengaruh
terhadap
profitability.
Inflation
berpengaruh
negatif tetapi
tidak signifikan
terhadap
profitability
24 Pengaruh Ely Rasio likuiditas 1) Variabel 1) Metode
Rasio Pramuji tidak independ penelitian
Keuangan Utami berpengaruh en yang yang
Early dan Moh. terhadap tingkat digunaka digunakan
Warning Khoiruddi solvabilitas. n adalah adalah
System n Rasio retensi rasio metode
Terhadap (2016) sendiri tidak retensi regresi data
Tingkat berpengaruh sendiri panel
Solvabilitas terhadap tingkat 2) Variabel 2) Variabel
Perusahaan solvabilitas. depende independen
Asuransi Rasio beban n yang yang
Jiwa berpengaruh digunaka digunakan
Syariah negatif tehadap n adalah adalah
tingkat solvabilit rasio beban
solvabilitas. as klaim,
Ukuran profitabilit
perusahaan tidak as dan
berpengaruh underwriti
terhadaptingkat ng
solvabilitas

72
Judul Penulis
No. Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian (Tahun)
25. Studi Meilitaran Rasio piutang 1) Variabel 1) Metode
Tentang i Putri premi terhadap independ penelitian
Solvabilitas Prof Dr H surplus tidak en yang yang
Dengan Sugeng berpengaruh digunaka digunakan
Pendekatan Wahyudi, signifikan n adalah adalah
Rasio- Dr terhadap rasio metode
Rasioearly Harjum solvabilitas. beban regresi
Warning Muharam, Rasio beban klaim, data panel
System Se, Me klaim 2) Variabel 2) Variabel
Studi Pada (2016) berpengaruh depende independe
Perusahaan signifikan n yang n yang
Asuransi positif terhadap digunaka digunakan
Yang solvabilitas. n adalah adalah
Listed Di Rasio tingkat solvabilit profitabilit
Bursa Efek kecukupan dana as as,
Indonesia berpengaruh underwriti
signifikan ng dan
positif terhadap rasio
solvabilitas. retensi
Agents balance sendiri
to surplus
berpengaruh
signifikan
positif terhadap
solvabilitas.
Likuiditas tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
solvabilitas.
Rasio perubahan
surplus tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
solvabilitas

73
C. KerangkaBerpikir

Rasio Beban Profitabilitas Underwriting Rasio


Klaim Retensi
(X2) (X3) Sendiri
(X1) (X4)

Solvabilitas

(Y)

Model Estimasi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Model yang Terpilih

Uji Asumsi Klasik

Interprestasi

Simpulan dan Saran

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

74
D. Keterkaitan AntarVariabel

1. Pengaruh Rasio klaim terhadap TingkatSolvabilitas

Menurut Meilitarani (2016) Rasio beban klaim berpengaruh

positif dengan solvabilitas. Rasio beban klaim menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam membayar beban klain melalui

pendapatan premi, hal ini mengindikasikan bahwa meningkatnya rasio

beban klaim akan meningkatkan kepercayaan pemegang polis,

sehingga dapat menarik calon nasabah baru, hal ini mampu

meningkatkan solvabilitas perusahaan. Hasil penelitian tersebut sejalan

dengan penelitian Yousef Abdel Latif Abdel Jawad, Issam Ayyash

(2019) menyatakan bahwa rasio beban klaim memiliki pengaruh

positif terhadap solvabilitas. Peningkatan proporsi klaim yang

dibayarkan terhadap ekuitas, itu akan meningkatkan total kewajiban

terhadap total aset, dan dengan demikian meningkatkan solvabilitas

perusahaan asuransi. Tidak berbeda dengan Kris (2018) hasil tersebut

memberikan gambaran bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan

asuransi dalam menyelesaikan pembayaran klaim yang terjadi maka

perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel atau tingkat kecukupan

dana baik, dan sebaliknya semakin rendah kemampuan perusahaan

asuransi dalam menyelesaikan pembayaran klaim maka keadaan

keuangan perusahaan tersebut buruk atau insolvabel dan dapat

dikatakan perusahaan mengalami kekurangan cairan kondisi keuangan.

Kemampuan perusahaan asuransi dalam memenuhikewajibannya

75
berkaitan dengan pembayaran beban klaim paling utama dipengaruhi

oleh kemampuan perusahaan dalam mengelola pendapatan.

Pendapatan utama perusahaan asuransi adalah diperoleh dari

pembayaran premi oleh nasabah. Premi yang telah dibayarkan nasabah

selanjutnya akan dikelola oleh perusahaan sehingga menghasilkan nilai

profitabilitas yang selanjutnya nilai profitabilitas tersebutlah yang akan

digunakan untuk memenuhi seluruh aktifitas berkaitan dengan

pembayaran. Akan tetapi jika perusahaan asuransi tidak dapat

memenuhi kewajibannya dalam pembayaran beban klaim biasanya

akan dilakukan pembayaran beban klaim oleh perusahaan penjamin

asuransi atau perusahaan reasuransi.. M. Rofiudin (2019) rasio beban

klaim tidak berpengaruh terhadap solvabilitas. Ketika melakukan

evaluasi atas kinerja aktivitas perusahaan jasa asuransi, pada umumnya

pendapatan dari premi netto bakal diperbandingkan dengan beban

klaim, beban usaha serta biaya komisi asuransi. Penilaian tersebut

terutama guna melihat apakah biaya-biaya yang sudah dibayarkan

tidak lebih besar dari pendapatan bersih yang sudah didapat serta

apakah ada di taraf kewajaran atau tidak. Premi bersih/netto yaitu

premi kotor/bruto sesudah dikurangi premi reasuransi, sesudah premi

reasuransi bayar dikurangi biaya komisinya yaitu premi retensi sendiri.

Satu elemen pemasukan underwriting/UW Result yaitu premi

bersih/netto. Pendapatan premi netto yang makin besar serta makin

dapat dikendalikan jumlah beban klaim bersih/netto bisamembuat

76
surplus underwriting yang berarti mengindikasikan kesuksesan

perusahaan saat mengelola resiko yang diterima dari tertanggung.

Besarnya rasio ini memberikan masukan mengenai keburukan proses

underwriting serta penerimaan dari penutupan resiko.

H1: 𝛽1≠0 : Rasio beban klaim berpengaruh terhadap

Solvabilitas

2. Pengaruh Profitabilitas terhadapSolvabilitas

Menurut penelitian Mutiara (2018) menemukan bahwa

profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

solvabilitas perusahaan asuransi. Hal ini juga sejalan dengan Feren

(2019) dan Ignacio (2018) yang mengartikan bahwa kenaikan

profitabilitas akan diikuti dengan kenaikan solvabilitas. Temuan ini

menunjukkan bahwa perusahaan asuransi tampaknya mengandalkan

laba ditahan karena pembiayaan eksternal yang mahal yang disebabkan

oleh asimetris informasi. Tidak seperti beberapa penelitian yang telah

disebutkan sebelumnya, menurut Nur Aniseh dkk. (2019) profitabilitas

berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap solvabilitas.

Hal ini mengartikan bahwa kenaikan profitabilitas akan di ikuti dengan

kenaikan tingkat solvabilitas akan tetapi tidak mengalami kenaikan

yang signifikan. Dengan demikian perusahaan asuransi harus lebih

memperhatikan tingkat profitabilitasnya agar dapat memenuhi segala

kewajibannya. Berbanding terbalik dengan hasil temuan Daniel (2018)

dan Samiari (2018) yang menyatakan profitabilitas tidakberpengaruh

77
terhadap solvabilitas. Menurut Han dan Kakes (2010), perusahaan

asuransi yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi dapat menjadi

sumber pendanaan internal yang berguna untuk menopang di dalam

pertanggungan atas risiko yang ditanggung. Bisa diasumsikan bahwa

keuntungan yang didapat perusahaan asuransi di Indonesia kurang

tinggi sehingga dalam menutupi kewajiban kewajibannya lebih

diutamakan dari kecukupan modal. Kecukupan modal asuransi di

Indonesia dapat diperoleh dari modal sendiri atau pinjaman dari bank

maupun lembaga keuangan lainnya sehingga profitabilitas tidak

signifikan berpengaruh terhadap solvabilitas.

H1: 𝛽2≠0 : Profitabilitas berpengaruh terhadapSolvabilitas

3. Pengaruh Underwriting TerhadapSolvabilitas

Menurut Nur Aniseh dkk. (2019) Risiko underwriting

berpengaruh positif dan signifikan terhadap solvabilitas. Kenaikan

risiko underwriting akan di ikuti dengan kenaikan solvabilitas secara

signifikan karena dengan tingkat risiko yang tinggi membutuhkan

modal yang besar pula. Hal ini sejalan dengan Mutiara

Nurwidyaningsih (2018) yang menemukan hasil bahwa underwriting

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap solvabilitas

perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi disarankan untuk lebih

memperhatikan dan memaksimalkan dalam proses underwriting.

Untuk mendukung hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih

seorang underwriter yang kompeten dalam bidangnya sehinggadapat

78
menentukan besarnya target premi yang akan diterima perusahaan.

Selain itu, dapat menentukan besarnya risiko calon tertanggung yang

akan diklaim perusahaan. Sehingga nantinya perusahaan tidak akan

mengalami kerugian. Underwriting diduga memiliki pengaruh

langsung dan tidak langsung terhadap tingkat solvabilitas perusahaan

asuransi. Pengaruh langsungnya ialah penerapan proses underwriting

yang baik akan membantu mempermudah pekerjaan manajemen untuk

dapat mengalokasikan dana yang dimiliki perusahaan ke tingkat

solvabilitas. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya ialah, penerapan

proses underwriting yang baik akan membantu manajemen untuk

dapat menginvestasikan dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam

bentuk investasikan yang mendatangkan laba yang maksimal untuk

perusahaan. Laba yang maksimal tersebut akan mempermudahkan

manajemen untuk mengalokasikan dana ke pos-pos perusahaan

termasuk untuk memenuhi tingkat solvabilitas yang telah ditetapkan

oleh pemerintah. Ignacio (2018) dalam penelitiannya menemukan

hubungan positif antara risiko underwriting dan margin solvabilitas

aktual, didukung oleh tingkat signifikansi yang tinggi untuk standar

deviasi dari rasio kerugian dalam persamaan. Hasil ini mengkonfirmasi

hipotesis bahwa perusahaan asuransi yang menghadapi risiko lebih

tinggi dalam portofolio asuransi mereka cenderung relatif lebih besar

modal.

79
H1: 𝛽3≠0 : Underwriting berpengaruh terhadap

Solvabilitas

4. Pengaruh Rasio Retensi Sendiri terhadapSolvabilitas

Menurut hasil temuan Ely (2016) menunjukkan bahwa rasio

retensi sendiri secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat

solvabilitas. Rasio Retensi Sendiri adalah rasio yang digunakan

perusahaan asuransi untuk mengukur tingkat retensi perusahaan atau

mengukur berapa besar premi yang ditahan sendiri dibanding premi

yang diterima secara langsung. Rasio ini dapat dihitung dari rasio

antara premi netto terhadap premi bruto. Apabila rasio retensi sendiri

rendah, sedangkan solvabilitasnya tinggi, maka berarti perusahaan

beroperasi seperti layaknya pialang (broker) yang mendasarkan

pendapatannya pada komisi reasuransi. Jika rasio retensi sendiri

mengalami peningkatan atau penurunan maka tidak berpengaruh

terhadap tingkat solvabilitas, hal ini disebabkan karena perbedaan

risiko klaim yang terjadi dimasa sekarang dan dimasa yang akan

datang. Perusahaan perlu mempertahankan rasio retensi sendiri dengan

cara menstabilkan solvabilitas sehingga tidak terjadi perbedaan risiko

klaim.

H1: 𝛽4≠0 : Rasio retensi sendiri berpengaruh terhadap

Solvabilitas

80
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang LingkupPenelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

kuantitatif yang menjelaskan mengenai pengaruh Rasio Beban Klaim (X1),

Profitabilitas (X2), Underwriting (X3) dan Rasio Retensi Sendiri (X4)

terhadap Solvabilitas dana perusahaan di asuransi yang terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan (Y). Penelitian dimulai dengan mengumpulkan

data yang berhubungan langsung dengan objekpenelitian.

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua bagian, yaitu variabel dependen dan variabel independen.

Variabel dependen merupakan variabal yang menjadi pusat penelitian

dimana variabel ini diwakili oleh solvabilitas dana perusahaan asuransi.

Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

dependen yang mana pada penelitian ini variabel independennya adalah

Rasio Beban Klaim, Profitabilitas, Underwriting dan Rasio Retensi

Sendiri. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel

yang merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan

data seksi silang (crosssection).

81
B. Metode PenentuanSampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah asuransi yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Teknik yang digunakan dalam

pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling guna

mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah sebagaiberikut:

1. Merupakan perusahaan asuransi yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan

2. Telah beroperasi lebih dari 5tahun;

3. Memiliki laporan keuangan perusahaan dari tahun 2014-2018 dan di

terbitkan di website resmi perusahaan yangbersangkutan;

4. Memiliki laporan keuangan yang berakhir setiap 31Desember.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh

sebanyak 68 sampel asuransi yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

Tabel 3. 1
Penentuan Sampel Berdasarkan Kriteria

Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah


Perusahaan Asuransi yang terdaftar di OJK dengan periode 2014-
137
2018
Tidak memenuhi kriteria 1: Asuransi yang tidak mempublikasikan
19
laporan keuangan publikasi tahunan dari tahun 2014-2018
Tidak memenuhi kriteria 2: Asuransi yang tidak lengkap
mempublikasikan laporan keuangan publikasi tahunan dari tahun 50
2014-2018
Asuransi yang dapat dijadikan sampel 68

82
Tabel 3. 2 Daftar Sampel
No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1 PT Panin Dai-chi life 35 PT Tugu Reasuransi Indonesia

2 PT AIA Financial 36 PT Asuransi Allianz Utama Indonesia

3 PT Asuransi Allianz Life Indonesia 37 PT Avrist General Insurance

4 PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri 38 PT China Taiping Insurance Indonesia

5 PT Axa Financial Indonesia 39 PT Asuransi Sinar Mas

6 PT Asuransi Jiwa BCA 40 PT Asuransi Tri Pakarta

7 PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya 41 PT Asuransi Tokio Marine Indonesia

8 PT BNI Life Insurance 42 PT Asuransi Videi

9 PT Great Eastern Life Indonesia 43 PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika

10 PT Equity Life Indonesia 44 PT Asuransi MSIG Indonesia

11 PT Asuransi Jiwa Indosurya Sukses 45 PT Kookmin Best Insurance Indonesia

12 PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia 46 PT Asuransi Sompo Japan Nipponkoa Indonesia

13 PT Asuransi Jiwa Manulife 47 PT Asuransi Jasa Raharja Putera

14 PT Prudential Life Assurance 48 PT Asuransi Kredit Indonesia Persero

15 PT Capital Life Indonesia 49 PT Arthagraha General Insurance

16 PT Indolife Pensiontama 50 PT Axa General Insurance Indonesia

17 PT Asuransi Jiwa Kresna 51 PT Asuransi Bangun Askrida

18 PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia 52 PT Asuransi Bhakti Bhayangkara

19 PT Asuransi Jiwa Reliance 53 PT Asurans Binagriya Upakara

20 PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia 54 PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur

21 PT Asuransi Jiwa Taspen 55 PT Asuransi Buana Independent

22 PT Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera 56 PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

23 PT Heksa Eka Life Insurance 57 PT Asuransi Central Asia

24 PT Asuransi Jiwa Sequis Life 58 PT Asuransi Eka Lloyd Jaya

25 PT Asuransi Jiwa Sequis Financial 59 PT Asuransi Umum Mega

26 PT Zurich Topas Life 60 PT Asuransi Bintang

27 PT Ace Life Assurance atau chubb 61 PT Asuransi Wahana Tata

28 PT Asuransi CIGNA 62 PT MNC Asuransi Indonesia

29 PT CIMB Sun Life 63 PT Asuransi Staco Mandiri

30 PT Commonwealth life 64 PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk

31 PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia 65 PT Asuransi Tugu Kresna Pratama

32 PT Asuransi MNC Life 66 PT Asuransi Purna Artanugraha

33 PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 67 PT Tugu Pratama Indonesia

34 PT Reasuransi Maipark Indonesia 68 PT Asuransi Adira

83
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, maka sampel

perusahaan asuransi yang dijadikan objek penelitian berjumlah 68

perusahaan dari jumlah keseluruhan 137 perusahaan. Hal ini disebabkan

karena OJK tidak menyediakan data dan beberapa perusahaan tidak

mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap. Sehingga penulis

hanya mendapatkan data laporan keuangan tahunan dari website-website

perusahaan asuransi yang bersangkutan.

C. Metode PengumpulanData

Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah

data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak

perlu dikumpulkan lagi. Data sekunder juga merupakan data yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Bambang, 2002:

147).

Data yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dari data historis

perusahaan asuransi, studi literatur, laporan penelitian, dan laporan

keuangan periode 2014-2018 yang di terbitkan pada website resmi

perusahaan asuransi dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, penulis juga

melakukan studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari

dan memahami sumber-sumber yang berhubungan dengan analisis laporan

keuangan dan laporan keuangan asuransi.

84
Sumber-sumber yang berhubungan bisa dari literatur, jurnal-jurnal,

media massa dan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber,

baik dari perpustakaan dan sumberlain.

D. Metode AnalisisData

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi data panel dengan menggunakan software Eviews10.

1. Analisis StatistikDeskriptif

Menurut Sugiyono (2013:147) statistika deskriptif adalah analisis

paling sederhana dalam statistik. Statistik deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Analisis ini digunakan dengan mendeskripsikan dan

menggambarkan mengenai data yang digunakan dalam penelitian

secara ringkas. Statistik deskriptif dapat menyajikan data dalam bentuk

tabel ataupun grafik. Menurut Ghozali (2013) statistik deskriptif

memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), standard deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemencengandistribusi).

2. Analisis Regresi DataPanel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

(runtut waktu) dan cross section (seksi silang) atau biasa disebut data

panel. Data panel adalah jenis data yang merupakan gabungan antara

85
data runtut waktu dengan data seksi silang. Oleh karenanya, data panel

memiliki gabungan karakteristik kedua jenis data tadi, yaitu: terdiri atas

beberapa objek dan meliputi beberapa periode waktu (Winarno,

2015:91).

Data bersifat time series karena data dalam penelitian ini adalah

data dalam interval waktu tertentu, dalam penelitian ini yaitu tahun

2014-2018. Sedangkan data cross section adalah data pada suatu kurun

tertentu pada beberapa perusahaan. Uji regresi data panel dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen yaitu Rasio Beban Klaim, Profitabilits, Underwriting dan

Rasio Retensi Sendiri terhadap variabel dependen yaitu Solvabilitas.

Model regresi panel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + eit

Dimana:

Y = Solvabilitas

X1 = Rasio Beban Klaim

X2 = Probabilitas

X3 = Underwriting

X4 = Rasio Retensi Sendiri

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi variabel independen

86
a. Model Estimasi Data Panel

Menurut Winarno (2015:93) menyatakan regresi data panel

terdapat tiga model estimasi yang dapat digunakan antara lain sebagai

berikut:

1) Model CommonEffect

Merupakan pendekatan model data panel yang paling

sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan

data cross section dan mengestimasikannya dengan menggunakan

pendekatan kuadran terkecil (Ordinary Least Square atau OLS).

Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,

sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan adalah sama

dalam berbagai kurun waktu.

2) Model FixedEffect

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu

dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya, dimana setiap

individu merupakan parameter yang tidak diketahui. Oleh karena

itu, untuk mengestimasi data panel model fixed effect menggunakan

teknik variable dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar

perusahaan. Perbedaan intersep tersebut dapat terjadi karena

adanya perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif. Namun

demikian sama antar perusahaan. Karena menggunakan variable

dummy, model estimasi ini disebut juga dengan teknik Least

Square Dummy Variable(LSDV).

87
3) Model RandomEffect

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel

gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu. Berbeda dengan fixed effect model, efek spesifik dari

masing-masing individu diperlakukan sebagai bagian dari

komponen error yang bersifat acak (random) dan tidak berkorelasi

dengan variabel penjelas yang teramati. Keuntungan menggunakan

random effect model iniyakni dapat menghilangkan

heteroskedastisitas. Model ini disebut juga dengan Error

Component Model (ECM).

Metode yang tepat untuk mengakomodasi model random effect

ini adalah Generalized Least Square (GLS), dengan asumsi

komponen error bersifat homokedastik dan tidak ada gejala cross-

sectional correlation. Pengelolaan data dalam penelitian ini

menggunakan software Eviews 10 untuk mendapatkan analisis

regresi data panel yang terbaik antara model common, fixed atau

random effect, maka dilakukan teknik pemilihan model.

b. Pengujian Pemilihan Model Regresi DataPanel

Sebelum menerapkan model yang digunakan, maka

dilakukan pengujian pemilihan model regresi data panel terlebih

dahulu. Untuk memilih model yang paling tepat dalam mengelola

data panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan,

antara lain sebagai berikut (Winarno, 2015:110):

88
1) UjiChow

Uji ini dilakukan untuk menentukan model common effect

atau fixed effect yang paling tepat digunakan dalam

mengestimasi data panel. Untuk melakukan uji chow, data

diregresikan terlebih dahulu dengan menggunakan model

common effect dan fixed effect, kemudian dilakukan fixed atau

random effect testing dengan menggunakan redundant fixed

effect-likelihood ratio. Jika nilai probabilitas cross section F

lebih besar dari 0,05 maka model yang terpilih adalah common

effect. Sebaliknya, jika nilai probabilitas cross section F lebih

kecil dari 0,05 maka model yang terpilih adalah fixed effect.

H0: Common Effect Model

H1: Fixed Effect Model

2) UjiHausman

Uji ini dilakukan untuk menentukan model fixed effect atau

random effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi

data panel. Untuk melakukan uji hausman, data juga

diregresikan dengan model fixed effect dan random effect,

kemudian dilakukan fixed atau random effect testing dengan

menggunakan correlated random effect-hausman test. Jika nilai

probabilitas cross section random lebih besar dari 0,05 maka

model yang terpilih adalah random effect. Sebaliknya, jika nilai

89
probabilitas cross section random lebih kecil dari 0,05 maka

model yang terpilih adalah fixed effect.

H0: Random Effect Model

H1: Fixed Effect Model

3. Uji AsumsiKlasik

a. UjiNormalitas

Uji normalitas perlu dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam analisis

multivariat, para peneliti menggunakan pedoman kalau setiap

variabel terdiri dari 30 data, maka data sudah berdistribusi normal.

Meskipun demikian, untuk menguji dengan lebih akurat,

diperlukan alat analisis untuk menguji normalitas data. Untuk

menguji normalitas salah satunya yaitu dengan menggunakan uji

Jarque-bera yang mempunyai distribusi chi square dengan

menggunakan derajat bebas dua (Winarno, 2017: 5.40). Uji Jarque-

Bera digunakan untuk menguji kenormalan data. Kenormalan data

merupakan salah satu asumsi standar pada banyak uji-uji statistik

seperti pada uji t dan uji F serta dalam pembuatan model regresi.

Alasan utama mengapa asumsi kenormalan data diperlukan dalam

banyak situasi, karena prosedur pengujian tersebut didasari pada

distribusi yang berasal dari distribusi normal. Uji Jarque-Bera

menggunakan ukuran skewness dan kurtosis. StatistikJarque-Bera

90
mengikuti sebaran chi-square dengan derajat bebas dua untuk

sampel besar. Hipotesa nol (H0) pada uji ini adalah data menyebar

secara normal. Jika satu variabel didistribusikan secara normal

maka nilai koefisien S=0 dan K=3. Oleh karena itu, jika residual

terdistribusi secara normal maka diharapkan nilai statistik JB akan

sama dengan nol. Nilai statistik JB ini didasarkan pada distribusi

Chi Square dengan derajat kebebasan (df) 2. Hipotesis nol uji ini

menyatakan bahwa residual probabilitas ρ dari statistik JB lebih

besar dari tingkat signifikansi yang kita tentukan maka kita

menerima hipotesis nol bahwa residual mempunyai distribusi

normal karena nilai statistik JB mendekati nol. Sebaliknya jika

nilai probabilitas ρ dari statistik JB kecil atau signifikan maka kita

menolak hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal

karena nilai statistik JB tisak sama dengan nol (Widarjono, 2010:

111-113)

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Winarno,

2017: 5.40):

1) Jarque-bera < Chi Square, maka data berdistribusinormal

2) Jarque-bera > Chi Square, maka data berdistribusi tidaknormal

Penganbilan keputusan dapat juga dilihat dari tingkat

signifikan (5%). Sehingga dapat diambil kesimpulan:

1) Nilai probabilitas > nilai signifikan (5%), maka data

berdistribusinormal

91
2) Nilai probabilitas < nilai signifikan (5%), maka data tidak

berdistribusinormal

Selain dengan menggunakan uji Jarque-bera, uji normalitas

dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau melihat histogram dari residualnya

dengan dasar pengambilan keputusan sebagaiberikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya, maka pola

berdistribusi normal sehingga model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau grafis

histogram, maka pola tidak berdistribusi normal sehingga

model regresi tidak memenuhi asumsinormalitas.

b. UjiMultikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen (Ghozali, 2012:103). Multikolinieritas

merupakan hubungan linier antara variabel independen di dalam

regresi. Oleh karena itu peneliti tidak mendeteksi multikolinieritas

dengan menguji koefisien korelasi (r) antar variabel independen.

Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien

92
korelasi cukup tinggi nilai correlation (r) ≤ 0,85, maka tidak

terdapat masalah multikolinearitas (Widarjono,2009:106).

c. UjiHeteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018:137) uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini uji yang digunakan

adalah uji White.

Uji White dilakukan dengan regresi auxiliary dimana

hipotesis nol dalam uji ini adalah tidak adanya heterokedastisitas.

Uji White didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2

yang akan mengikuti distribusi chi-square dengan degree of

freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta

dalam regresi auxiliary. Jika nilai chi Square hitung lebih besar

dari nilai chisquare kritis dengan derajat kepercayaan tetentu (α)

maka ada heterokedastisitas dan sebaliknya (Widarjono,

2018:126). Jika probabilitasnya lebih dari 0,05 maka tidak terjadi

masalah heterokedastisitas. Akan tetapi, apabila nilai

probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka terjadi masalah

heterokedastisitas.

d. UjiAutokorelasi

Tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antarakesalahan

93
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika

terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi pada sebagian kasus ditemukan pada regresi yang

datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti

bulanan, tahunan, dan seterusnya, karena itu ciri khusus uji ini

adalah waktu (Santoso, 2012:241). Untuk mendeteksi gejala

autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari

ketentuan berikut (Santoso, 2012:242):

1) Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi

positif.

2) Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi.

3) Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi

negatif.

4. UjiHipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan cara menguji goodness of fit

model. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

dapat diukur dari goodness of fit model. Secara statistik, goodness of fit

model dapat diukur dari nilai koefisien determinasi (), nilai statistik F

dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara

statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah

94
dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2013).

a. Uji F (Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan kedalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabledependen.

Pada pengujian secara simultan (uji F), dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1) H0: 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3, 𝛽4, = 0 : Rasio beban klaim, profitabilitas,

underwriting dan rasio retensi sendiri tidak berpengaruh

terhadapsolvabilitas

2) H1: 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3, 𝛽4 ≠ 0 : Rasio beban klaim, profitabilitas,

underwriting dan rasio retensi sendiri tidak berpengaruh

terhadapsolvabilitas

Pengambilan keputusan dalam pengujian ini bisa

dilaksanakan dengan menggunakan nilai probabilitas dan F hitung.

Hasil uji F dilihat pada nilai probabilitas F statistic, menurut

Ghozali (2018:98) adalah jika p value < 0,05 atau F hitung ≥ F

tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sebaliknya, jika p value ≥

0,05 atau F hitung < F tabel maka H1 ditolak dan H0diterima.

b. Uji t (Parsial)

95
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Pada pengujian secara parsial (uji t), dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1) H0: 𝛽1 = 0 : Rasio beban klaim tidak berpengaruh terhadap

Solvabilitas

H1: 𝛽1 ≠ 0 : Rasio beban klaim berpengaruh terhadap

Solvabilitas

2) H0: 𝛽2 = 0 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

Solvabilitas

H1: 𝛽2 ≠ 0 : Profitabilitas berpengaruh terhadap

Solvabilitas

3) H0: 𝛽3 = 0 : Underwriting tidak berpengaruh terhadap

Solvabilitas

H1: 𝛽3 ≠0 : Underwriting berpengaruh terhadap

Solvabilitas

4) H0: 𝛽4 = 0 : Rasio retensi sendiri tidak berpengaruh terhadap

Solvabilitas

H1: 𝛽4 ≠ 0 : Rasio retensi sendiri berpengaruh terhadap

Solvabilitas

96
Menurut Mansuri (2016:49), hasil uji t juga dapat dilihat dari

nilai Prob. t hitung, sebagai berikut:

1) Apabila nilai Prob. t hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan atau

error dengan nilai α 0,05; maka H1 diterima atau dapat dikatakan

bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya.

2) Apabila nilai Prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan atau

error dengan nilai α 0,05; maka H1 ditolak atau dapat dikatakan

bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabelterikatnya.

c. Uji Koefisien Determinasi(R2)

Koefisien Determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antaranol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

E. Operasional VariabelPenelitian

Menurut Sugiyono (2011:61) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang

97
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).

1. Variabel Terikat(Dependent)

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio

solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka

panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) (Kasmir, 2008:

151-153).

Risk Based Capital Ratio adalah rasio yang mengukur kesehatan

dan keamanan financial perusahaan asuransi. Rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat solvabilitas perusahaan atau kemampuan perusahaan

dalam menanggung segala risiko klaim. Risk Based Capital

dipersyaratkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 53/PMK.010/2012, perusahaan asuransi diisyaratkan

setiap saat wajib memenuhi Risk Based Capital paling sedikit 120%.

98
Tabel 3. 3

Penghitungan Solvabilitas
Keterangan Jumlah
1. Tingkat Solvabilitas
a. Kekayaan yang diperkenankan
b. Kewajiban
c. Tingkat Solvabilitas (a-b)
2. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum
(BTSM)
a. Kegagalan pengelolaan kekayaan
b. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan nilai
kewajiban dalam setiap jenis mata uang
c. Perbedaan antara beban klaim yang diperkirakan
dengan beban klaim yang terjadi
d. Ketidakmampuan reasuradur untukmembayar
klaim yang terjadi
e. Jumlah BTSM (2a + 2b + 2c + 2d)
3. Kelebihan (kekurangan) Batas Tingkat
Solvabilitas (1c-2e)
4. Rasio Risk Based Capital (dalam %) (1c :
2e)
Sumber : Peraturan Ketua Bapepam LK Nomor PER-09/BL/2011

Tingkat Solvabilitas merupakan hasil dari AktivaYang

Diperkenankan dikurangi Jumlah Liabilitas. Sedangkan Batas Tingkat

Solvabilitas Minimum atau Modal Minimum Berbasis Risiko berbeda-

beda tergantung yang ditetapkan perusahaan. Rasio kesehatan RBC

suatu perusahaan asuransi pada dasarnya adalah rasio dari nilai

kekayaan bersih atau net worth perusahaan bersangkutan, yang dihitung

berdasarkan peraturan akuntasi standar, dibagi dengan nilai kekayaan

bersih, yang dihitung kembali dengan mengikutsertakan resiko-resiko

pemburukan yang mungkinterjadi.

2. Variabel Bebas(Independen)

a. Rasio Beban Klaim(X1)

99
Rasio beban klaim (incurred loss ratio) merupakan rasio

menunjukkan pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan dan

mengukur kualitas dari asuransi yang ditutup (PSAK No. 28

tentang Akuntansi Asuransi Kerugian). Menurut Ketut (2009) rasio

klaim adalah sesuatu yang sangat spesifik untuk bisnis asuransi.

Hutang klaim adalah persentase dari pendapatan premium. Ini juga

dikenal sebagai rasio kerugian klaim. Rasio klaim mengukur

jumlah klaim dalam suatu periode dan membagi itu dengan premi

yang diterima untuk periode yang sama. Rasio ini digunakan untuk

melihat apakah premi neto mampu menutup beban klaim. Nilai

terbaik yaitu apabila rasio ini bernilai kurang atau sama dengan

100%.

Beban Klaim
Rasio Klaim =
Pendapatan Premi

b. Profitabilitas(X2)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari

penjualan dan pendapatan investasi. Penggunaan rasio profitabilitas

dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara

berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama

laporankeuanganneracadanlaporanlabarugi.Pengukurandapat

100
dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar

terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu,

baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab

perubahan tersebut. Dalam menilai keefektifan pengguna aktiva

untuk mencapai profitabilitas yang diinginkan, perusahaan dapat

menggunakan Return On Assets. Return on assets ratio

menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan modal selama

satu periode (Kasmir, 2008:196-197).

Laba Bersih Setelah Pajak


ROA = x100
Total Aktiva

c. Underwriting(X3)

Rasio ini menunjukkan tingkat hasil underwriting yang

diperoleh dan digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari

usaha reasuransi kerugian. Apabila hasil dari rasio ini negatif

berarti rate atau tarif yang dikenakan terlalu tinggi (PSAK No. 28

tentang Akuntansi Asuransi Kerugian). Hasil Underwriting adalah

laba/rugi dari aktivitas utama asuransi yang didapat dari selisih

pendapatan premi dan beban underwriting (beban klaim dan beban

komisi). Pendapatan premi adalah pendapatan yang diperoleh

sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi selama periode

polis(kontrak).

𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑈𝑛𝑑𝑒𝑟𝑤𝑟𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔
Rasio Underwriting = 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖

d. Rasio Retensi Sendiri(X4)

101
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat retensi

perusahaan yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar untuk

membandingkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya dengan

dana yang tersedia. Sehingga akhirnya akan didapat kapasitas

retensi yang memadai. Sebaiknya rasio ini digunakan secara

bersama-sama dengan batas tingkat solvabilitas (solvency margin),

sehingga analisanya akan menggambarkan keadaan yang lebih

akurat. Apabila rasio retensi dan solvency margin tinggi berarti

perusahaan beroperasi seperti layaknya broker/agen yang hanya

mementingkan komisi reasuransi (PSAK No. 28 tentang Akuntansi

Asuransi Kerugian). Premi neto adalah hasil dari premi bruto

dikurangi premi reasuransi dibayar, setelah premi reasuransi

dibayar dikurangi komisinya. Sedangkan premi bruto adalah hasil

dari premi penutupan langsung ditambah premi penutupantidak

langsung.
Premi Neto
Rasio Retensi Sendiri = x 100%
Premi bruto

102
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ObjekPenelitian

Dalam bab ini akan dijelaskan analisis hasil penelitian mengenai

rasio beban klaim, profitabilitas, underwriting dan rasio retensi sendiri

dengan solvabiliras. Pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai analisis

deskriptif, pengujian hipotesis, dan interpretasi hasil pengujian yang telah

peneliti lakukan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan program Microsoft

Excel 2007 dan Eviews versi 10. Populasi yang digunakan adalah seluruh

perusahaan asuransi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan 2014-2018,

yaitu sebanyak 137 perusahaan asuransi. Dari keseluruhan populasi,

dilakukan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan

menyeleksi perusahaan asuransi yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Merupakan perusahaan asuransi yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan.

2. Telah beroperasi lebih dari 5tahun.

3. Memiliki laporan keuangan perusahaan dari tahun 2014-2018 dan di

terbitkan di website resmi perusahaan yangbersangkutan.

4. Memiliki laporan keuangan yang berakhir setiap 31Desember

103
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh 68

perusahaan asuransi yang layak dijadikan sampel. Data diperoleh dari

website masing-masing perusahaan asuransi maupun website Otoritas Jasa

Keuangan (www.ojk.go.id).

d. Deskripsi VariabelSolvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage ratio (Kasmir, 2008: 151-153)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang

yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti

luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan

(dilikuidasi).

Risk Based Capital Ratio adalah rasio yang mengukur kesehatan

dan keamanan financial perusahaan asuransi. Rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat solvabilitas perusahaan atau kemampuan perusahaan

dalam menanggung segala risiko klaim. Risk Based Capital

dipersyaratkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 53/PMK.010/2012, perusahaan asuransi diisyaratkan

setiap saat wajib memenuhi Risk Based Capital paling sedikit 120%.

Tabel 4. 1
Pertumbuhan Solvabilitas Perusahaan Asuransi 2014-2018

Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018

104
PT Panin Dai-chi life 9,51 11,14 13,97 14,91 16,09
PT AIA Financial 10,88 10,38 7,27 6,75 6,07
PT Asuransi Allianz Life Indonesia 4,55 3,91 3,74 3,79 3,28
PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri 1,94 1,61 1,48 1,7 1,67
PT Axa Financial Indonesia 4,98 3,54 3,04 3,36 3,59
PT Asuransi Jiwa BCA 50,68 16,42 7,8 11,81 6,58
PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya 2,07 1,58 1,54 2,3 1,97
PT BNI Life Insurance 0,02 0,02 0,01 7,77 7,38
PT Great Eastern Life Indonesia 3,12 2,33 7,32 19,75 17,37
PT Equity Life Indonesia 2,77 2,62 2,41 2,37 2,63
PT Asuransi Jiwa Indosurya Sukses 10,37 14,21 5,6 10,85 2,42
PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia 35,6 22,17 21,41 33,44 26,68
PT Asuransi Jiwa Manulife 4,35 4,95 4,1 5,82 4,61
PT Prudential Life Assurance 9,27 10,29 10,61 6,77 7,52
PT Capital Life Indonesia 10,5 2,2 1,74 2,49 2,47
PT Indolife Pensiontama 2,55 1,99 1,79 2,33 1,9
PT Asuransi Jiwa Kresna 4,09 3,8 3,42 2,24 1,42
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia 10,13 8,66 7,66 9,05 7,69
PT Asuransi Jiwa Reliance 6,18 5,03 4,85 2,67 2
PT Tokio Marine Life Insurance 40,44 22,83 23,16 36,96 27,4
Indonesia
PT Asuransi Jiwa Taspen 15,2 1,94 1,64 2,43 2,34
PT Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera 2,23 2,14 2,44 3,32 3,03
PT Heksa Eka Life Insurance 1,33 0,42 1,26 1,72 1,74
PT Asuransi Jiwa Sequis Life 15 10,15 7,15 7,84 7,35
PT Asuransi Jiwa Sequis Financial 14,87 10,57 5,8 9,03 7,46
PT Zurich Topas Life 19,13 6,82 9,08 10,78 4,67
PT Ace Life Assurance 7,91 10,01 6,29 12,57 12,5
PT Asuransi CIGNA 6,84 11,47 6,37 7,72 3,15
PT CIMB Sun Life 7,58 7,41 6,02 6,82 4,91
PT Commonwealth life 10,73 5,84 7,39 10,63 12,27
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia 4,22 2,13 3,03 3,17 3,14
PT MNC Life Assurance 4,19 1,46 2,43 1,77 1,67
PT Maskapai Reasuransi Indonesia 2,3 2,96 2,42 4,71 3,64
Tbk
PT Reasuransi Maipark Indonesia 7,35 8,38 8,92 7,65 5,56
PT Tugu Reasuransi Indonesia 1,43 1,83 1,67 2,31 1,33

105
PT Asuransi Allianz Utama 1,43 1,78 1,48 3,76 2,74
Indonesia
PT Avrist General Insurance 11,97 7,59 7,91 5,99 5,45
PT China Taiping Insurance 4,88 3,78 1,84 2,29 2
Indonesia
PT Asuransi Sinar Mas 3,38 3,6 3,61 4,44 4,04
PT Asuransi Tri Pakarta 0,55 1,63 1,89 2,12 1,9
PT Asuransi Tokio Marine 2,42 2,91 3,05 2,93 2,34
Indonesia
PT Asuransi Videi 10,91 8,55 9,56 10,09 10,63
PT Asuransi Mitra Pelindung 6,63 3,8 3,36 3,31 3,46
Mustika
PT Asuransi MSIG Indonesia 2,33 2,53 3,16 3,02 2,36
PT Kookmin Best Insurance 4,58 3,73 7,63 7,68 6,93
Indonesia
PT Asuransi Sompo Japan 2,06 1,4 2,13 1,6 1,8
NipponkoaIndonesia
PT Asuransi Jasa Raharja Putera 2,84 2,81 2,64 2,91 3,16
PT Asuransi Kredit Indonesia
Persero 7,5 6,05 5,32 7,46 8,79
PT Arthagraha General Insurance 6,73 5,33 4,09 4,79 2,5
PT Axa General Insurance Indonesia 1,92 1,46 2,42 1,71 1,2
PT Asuransi Bangun Askrida 2,12 2,14 2,1 2,14 2,15
PT Asuransi Bhakti Bhayangkara 4,48 4,05 5,29 4,7 4,81
PT Asurans Binagriya Upakara 3,43 3,43 3,3 3,69 4,27
PT Asuransi Bringin Sejahtera
Artamakmur 1,48 3,07 3,65 2,31 2,62
PT Asuransi Buana Independent 2,8 2,37 3,12 3,66 4,54
PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 2,29 2,33 2,24 2,28 2,22
PT Asuransi Central Asia 1,82 1,73 2,04 1,83 2,06
PT Asuransi Eka Lloyd Jaya 13,8 10,7 12,23 6,33 3,85
PT Asuransi Umum Mega 2,44 2,98 2,77 2,65 1,88
PT Asuransi Bintang 1,33 1,5 1,68 1,45 2,2
PT Asuransi Wahana Tata 2,52 2,25 2,33 2,64 2,73
PT MNC Asuransi Indonesia 2,82 3,5 2,54 1,26 1,58
PT Asuransi Staco Mandiri 4,26 3,82 3,86 5,35 7,39
Asuransi Multi Artha Guna Tbk 4,94 5,65 3,32 3,01 3,07
PT Asuransi Tugu Kresna Pratama 1,22 1,4 2,59 2,17 2,07
PT Asuransi Purna Artanugraha 1,32 1,53 1,4 1,35 1,32

106
PT Tugu Pratama Indonesia 3,94 3,34 3,04 3,78 4,64
PT Asuransi Adira 2,09 2,43 3,09 2,82 2,61

Sumber: Output Excel (data diolah)

Solvabilitas
500.00

400.00

300.00

200.00

100.00

-
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 1
Pertumbuhan Solvabilitas Perusahaan Asuransi 2014-2018
Berdasarkan data dia atas, pada tahun 2014 pencapaian solvabilitas

yang diukur dengan menggunakan Risk Based Capital Ratio yang paling

baik atau tertinggi dicapai oleh PT Asuransi Jiwa BCA dengan rasio

sebesar 50,68. Pada tahun 2015-2018 pencapaian solvabilitas tertinggi

berturut-turut dicapai oleh PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia yang

mana pada tahun 2015 sebesar 22,83, pada tahun 2016 sebesar 23,16,

tahun 2017 sebesar 36,96, tahun 2018 sebesar 27,40.

Pencapaian terendah pada tahun 2014 dan 2015 secara konsisten

dicapai oleh PT BNI Life Insurance sebesar 0,02 sedangkan tahun 2016

juga dicapai oleh PT BNI Life Insurance dengan angka yang berbeda

yaitu sebesar 0,01. Pada tahun 2017 pencapaian terendah diperoleholeh

107
PT MNC Asuransi Indonesia sebesar 1,26 sedangkan pada tahun 2018

dicapai oleh PT Axa General Insurance Indonesia sebesar 1,02.

Nilai rata-rata solvabilitas pada tahun 2014 sebesar 6,96, tahun

2015 sebesar 5,12, tahun 2016 sebesar 4,79, tahun 2017 sebesar 5,84, dan

tahun 2018 sebesar 5,01. Sehingga nilai rata-rata solvabilitas tertinggi

dicapai pada tahun 2014 sedangkan yang terendah dicapai pada tahun

2016.

e. Deskripsi Variabel Rasio BebanKlaim

Rasio beban klaim (incurred loss ratio) merupakan rasio

menunjukkan pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan dan

mengukur kualitas dari asuransi yang ditutup (PSAK No. 28 tentang

Akuntansi Asuransi Kerugian). Menurut Ketut (2009) rasio klaim adalah

sesuatu yang sangat spesifik untuk bisnis asuransi. Hutang klaim adalah

persentase dari pendapatan premium. Ini juga dikenal sebagai rasio

kerugian klaim. Rasio klaim mengukur jumlah klaim dalam suatu periode

dan membagi itu dengan premi yang diterima untuk periode yang sama.

Menurut Emmanuel (2018) asuransi adalah bisnis mengelola risiko

likuiditas dan penting untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang

klaim yang terjadi perbandingan.

Rasio ini digunakan untuk melihat apakah premi neto mampu

menutup beban klaim. Nilai terbaik yaitu apabila rasio ini bernilai kurang

atau sama dengan 100%.

108
Tabel 4. 2
Pertumbuhan Rasio Beban Klaim Perusahaan Asuransi 2014-2018

Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018


PT Panin Dai-chi life 1,03 0,92 0,85 0,87 0,79
PT AIA Financial 1,32 0,52 1,02 1,17 0,59
PT Asuransi Allianz Life Indonesia 0,97 0,62 0,67 0,76 0,64
PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri 1,04 1 0,9 0,79 0,81
PT Axa Financial Indonesia 1,29 0,1 0,84 1,11 0,22
PT Asuransi Jiwa BCA 0,32 0,39 0,4 0,45 0,46
PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya 0,99 0,85 0,78 0,56 0,51
PT BNI Life Insurance 0,96 0,76 0,9 0,74 0,95
PT Great Eastern Life Indonesia 1,1 0,76 1,1 0,78 0,68
PT Equity Life Indonesia 0,95 0,74 0,96 0,83 0,74
PT Asuransi Jiwa Indosurya Sukses 0,45 0,64 0,64 0,28 0,74
PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia 0,42 0,31 0,33 0,45 0,46
PT Asuransi Jiwa Manulife 1,17 0,57 1,02 0,93 0,55
PT Prudential Life Assurance 0,8 0,26 0,4 0,49 0,53
PT Capital Life Indonesia 1,44 1,02 1,06 0,65 1,01
PT Indolife Pensiontama 1,17 1,12 1,11 1,13 1,23
PT Asuransi Jiwa Kresna 0,58 0,96 1,01 1,01 0,99
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia 0,74 0,68 0,67 0,73 0,75
PT Asuransi Jiwa Reliance 0,71 0,65 0,67 0,53 1,17
PT Tokio Marine Life Insurance 0,96 0,62 0,18 0,78 0,69
Indonesia
PT Asuransi Jiwa Taspen 0,84 1,7 1,2 1,21 1,18
PT Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera 0,81 0,75 0,8 0,74 0,77
PT Heksa Eka Life Insurance 0,85 1,08 0,77 0,77 0,85
PT Asuransi Jiwa Sequis Life 1,23 0,79 0,73 0,93 0,84
PT Asuransi Jiwa Sequis Financial 1,09 1,07 1,02 1 0,78
PT Zurich Topas Life 0,54 0,53 0,1 0,16 0,13
PT Ace Life Assurance 0,69 0,58 0,73 0,88 0,65
PT Asuransi CIGNA 0,29 0,26 0,38 0,3 0,29
PT CIMB Sun Life 1,46 0,41 0,99 1,12 0,56
PT Commonwealth life 0,97 0,43 0,71 0,58 0,56

109
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia 1,02 0,74 0,85 0,87 0,52
PT MNC Life Assurance 0,63 0,55 0,81 0,9 0,87
PT Maskapai Reasuransi Indonesia 0,64 0,64 0,82 0,79 0,82
Tbk
PT Reasuransi Maipark Indonesia 0,04 0,07 0,06 0,06 0,39
PT Tugu Reasuransi Indonesia 0,7 0,67 0,74 0,75 0,98

PT Asuransi Allianz Utama 0,69 0,72 0,76 0,65 0,69


Indonesia
PT Avrist General Insurance 0,45 0,44 0,44 0,57 0,48
PT China Taiping Insurance 0,33 0,37 0,25 0,32 0,31
Indonesia
PT Asuransi Sinar Mas 0,65 0,59 0,6 0,59 0,7
PT Asuransi Tri Pakarta 0,62 0,57 0,43 0,42 0,44
PT Asuransi Tokio Marine Indonesia 0,56 0,53 0,54 0,49 0,53
PT Asuransi Videi 0,31 0,24 0,25 0,19 0,26
PT Asuransi Mitra Pelindung 0,4 0,32 0,37 0,32 0,39
Mustika
PT Asuransi MSIG Indonesia 0,5 0,44 0,32 0,37 0,4
PT Kookmin Best Insurance 0,64 0,28 0,21 0,33 0,43
Indonesia
PT Asuransi Sompo Japan 0,5 0,42 0,44 0,49 0,5
Nipponkoa Indonesia
PT Asuransi Jasa Raharja Putera 0,23 0,29 0,24 0,33 0,36
PT Asuransi Kredit Indonesia 0,52 0,55 0,52 0,61 0,45
Persero
PT Arthagraha General Insurance 0,45 0,49 0,49 0,52 0,61
PT Axa General Insurance Indonesia 0,66 0,76 0,58 0,58 0,56
PT Asuransi Bangun Askrida 0,56 0,62 0,62 0,69 0,72
PT Asuransi Bhakti Bhayangkara 0,13 0,24 0,25 0,26 0,31
PT Asurans Binagriya Upakara 0,18 0,22 0,18 0,14 0,18
PT Asuransi Bringin Sejahtera 0,21 0,19 0,27 0,25 0,23
Artamakmur
PT Asuransi Buana Independent 0,61 0,58 0,45 0,42 0,46
PT Asuransi Umum Bumiputera 0,67 0,79 0,57 0,55 0,5
Muda 1967
PT Asuransi Central Asia 0,68 0,61 0,54 0,6 0,5
PT Asuransi Eka Lloyd Jaya 0,44 0,39 0,32 0,42 0,47
PT Asuransi Umum Mega 0,67 0,62 0,59 0,58 0,66
PT Asuransi Bintang 0,51 0,59 0,48 6,65 1,18
PT Asuransi Wahana Tata 0,69 0,6 0,64 0,59 0,51

110
PT MNC Asuransi Indonesia 0,78 0,5 0,46 0,47 0,44
PT Asuransi Staco Mandiri 0,31 0,31 0,2 0,34 0,34
Asuransi Multi Artha Guna Tbk 0,6 0,58 0,63 0,6 0,58
PT Asuransi Tugu Kresna Pratama 0,56 0,55 0,15 0,26 0,23
PT Asuransi Purna Artanugraha 0,35 0,2 0,24 0,33 0,33
PT Tugu Pratama Indonesia 0,31 0,46 0,46 0,29 0,3
PT Asuransi Adira 0,66 0,62 0,62 0,62 0,57

Sumber: Output Excel (data diolah)

Rasio Beban Klaim


50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 2

Pertumbuhan Rasio Beban Klaim Perusahaan Asuransi 2014-2018


Berdasarkan data dia atas, pada tahun 2014 pencapaian rasio

beban klaim yang paling baik dicapai oleh PT CIMB Sun Life sebesar

1,46 dengan nilai rata-rata rasio beban klaim sebesar 0,69. Pada tahun

2015 dan 2016 pencapaian rasio beban klaim paling baik atau tertinggi

dicapai oleh PT Asuransi Jiwa Taspen sebesar 1,70 dan 1,20 dengan nilai

rata-rata rasio beban klaim sebesar 0,58 dan 0,59. Pada tahun 2017

pencapaian rasio beban klaim paling baik atau tertinggi dicapai oleh PT

Asuransi Bintang sebesar 6,65 dengan nilai rata-rata rasio beban klaim

sebesar 0,69. Pada tahun 2018 pencapaian rasio beban klaim paling baik

111
atau tertinggi dicapai oleh PT Indolife Pensiontama sebesar 1,23 dengan

nilai rata-rata rasio beban klaim sebesar 0,59. Rasio retensi sendiri yang

terendah pada tahun 2014-2017 dicapai oleh PT Reasuransi Maipark

Indonesia yang mana pada tahun 2014 sebesar 0,04, pada tahun 2015

sebesar 0,07, pada tahun 2016 dan 2017 masing-masing sebesar 0,06.

Pada tahun 2018 rasio retensi sendiri terendah dicapai oleh PT Zurich

Topas Life sebesar 0,13.

f. Deskripsi VariabelProfitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi

perusahaan (Kasmir, 2008:196-197).

Dalam menilai keefektifan pengguna aktiva untuk mencapai

profitabilitas yang diinginkan, perusahaan dapat menggunakan Return

On Assets. Return on assets ratio menunjukkan bagaimana perusahaan

menggunakan modal selama satu periode. ROA untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan karena rasio ROA ini dalam analisis keuangan

mempunyai arti yang sangat penting yaitu merupakan salah satu teknik

yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio ROA

merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat

efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. MenurutLukman

112
Syamsudin (2004:63) ROA adalah pengukuran kemampuan perusahaan

secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan kekayaan yang tersedia di perusahaan.

Tabel 4. 3

Pertumbuhan Profitabilitas Perusahaan Asuransi 2014-2018

Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018


PT Panin Dai-chi life 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04
PT AIA Financial 0,03 0,05 0,03 0,01 0,04
PT Asuransi Allianz Life Indonesia 0,03 0,03 0,03 0,01 0,02
PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri 3,05 0,03 0,02 0,03 0,02
PT Axa Financial Indonesia 0,03 0,04 0,01 0,02 0,01
PT Asuransi Jiwa BCA -
-0,03 -0,1 0,06 -0,05 -0,08
PT Asuransi Jiwa Central Asia
Raya 0,01 0,01 0,04 0,05 0,02
PT BNI Life Insurance 0,02 0,02 0,01 0,02 0,01
PT Great Eastern Life Indonesia -
0 0 0,04 -0,01 0
PT Equity Life Indonesia 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01
PT Asuransi Jiwa Indosurya Sukses 0 0 0 0 -0,07
PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia 0,03 0,16 0,17 0,12 0,06
PT Asuransi Jiwa Manulife 0,03 0,05 0 0,01 0,06
PT Prudential Life Assurance 0,09 0,1 0,08 0,08 0,07
PT Capital Life Indonesia 0 0 0 0,01 0,01
PT Indolife Pensiontama 0 0,01 0,01 0 0,01
PT Asuransi Jiwa Kresna
0,14 0 0,07 0,03 0,02
PT Asuransi Jiwa Inhealth
Indonesia 0,11 0,08 0,08 0,09 0,06
PT Asuransi Jiwa Reliance
0,05 0,04 0,05 0,04 0,08
PT Tokio Marine Life Insurance -
Indonesia -0,18 -0,18 0,24 -0,12 -0,09
PT Asuransi Jiwa Taspen 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02
PT Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera 0,09 0,09 0,03 0,04 0,06
PT Heksa Eka Life Insurance 0,03 -0,04 0,03 0,03 0,03
PT Asuransi Jiwa Sequis Life 0,03 0,05 0,05 0,05 0,03
-
PT Asuransi Jiwa Sequis Financial 0 0,02 0,01 0,02 -0,05

PT Zurich Topas Life -0,53 -0,66 - -0,34 -0,29

113
0,46

-
PT Ace Life Assurance 0,01 -0,03 0,02 0,04 0,04
-
PT Asuransi CIGNA 0,02 0 0,07 -0,01 -0,02
-
PT CIMB Sun Life -0,02 0,02 0,03 -0,03 0,01
PT Commonwealth life 0,04 0,04 0,01 0,06 0,04
PT Asuransi Jiwa Generali -
Indonesia -0,03 -0,01 0,01 0,01 0,03
-
PT MNC Life Assurance 0,02 -0,04 0,08 -0,1 -0,02
PT Maskapai Reasuransi Indonesia
Tbk 0,09 0,09 0,08 0,06 0,04
PT Reasuransi Maipark Indonesia 0,12 0,14 0,13 0,13 0,03
PT Tugu Reasuransi Indonesia
0,04 0,08 0,07 0,06 -0,02
PT Asuransi Allianz Utama -
Indonesia 0,01 0,02 0,03 -0,02 0
PT Avrist General Insurance
0 0,03 0,04 0,02 0,04
PT China Taiping Insurance
Indonesia 0,02 0,03 0,01 0,01 0,02
PT Asuransi Sinar Mas 0,07 0,08 0,08 0,08 0,07
PT Asuransi Tri Pakarta
0 0,01 0,02 0,02 0,02
PT Asuransi Tokio Marine
Indonesia 0,05 0,06 0,04 0,05 0,04
PT Asuransi Videi 0,06 0,08 0,05 0,04 0,02
PT Asuransi Mitra Pelindung
Mustika 0,06 0,08 0,07 0,09 0,06
PT Asuransi MSIG Indonesia 0,05 0,06 0,06 0,04 0,03
PT Kookmin Best Insurance
Indonesia 0 0,02 0,04 0,03 0,01
PT Asuransi Sompo Japan
NipponkoaIndonesia 0,03 0,04 0,03 -0,01 0,01
PT Asuransi Jasa Raharja Putera 0,08 0,07 0,04 0,05 0,04
PT Asuransi Kredit Indonesia
Persero 0,08 0,1 0,05 0,06 0,04
PT Arthagraha General Insurance 0,04 0,04 0,03 0,03 0,04
PT Axa General Insurance -
Indonesia -0,03 -0,04 0,01 -0,01 -0,04
PT Asuransi Bangun Askrida 0,08 0,09 0,09 0,06 0,07
PT Asuransi Bhakti Bhayangkara 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
PT Asurans Binagriya Upakara 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07

114
PT Asuransi Bringin Sejahtera
Artamakmur 0,04 0,04 0,05 0,06 0,06
PT Asuransi Buana Independent 0,05 0,07 0,09 0,1 0,09
PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02
PT Asuransi Central Asia 0,03 0,02 0,06 0,04 0,03
PT Asuransi Eka Lloyd Jaya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03
PT Asuransi Umum Mega 0,09 0,09 0,09 0,07 0,03
PT Asuransi Bintang 2,98 0,02 0,01 -0,11 0
PT Asuransi Wahana Tata 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02
PT MNC Asuransi Indonesia 0,02 0,01 0,01 0,01 0,02
PT Asuransi Staco Mandiri 0,02 0,01 0,02 0,02 0,01
Asuransi Multi Artha Guna Tbk 0,08 0,07 0,04 0,03 0,01
PT Asuransi Tugu Kresna Pratama 0 0 0,01 0,01 0,01
PT Asuransi Purna Artanugraha 0,01 0,03 0,01 0,02 0,02
PT Tugu Pratama Indonesia 0,04 0,02 0,02 0,03 0,02
PT Asuransi Adira 0,08 0,09 0,08 0,06 0,06

Sumber: Output Excel (data diolah)

Profitabilitas
10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00
2014 2015 2016 2017 2018
-2.00

Gambar 4. 3
Pertumbuhan Profitabilitas Perusahaan Asuransi 2014-2018
Berdasarkan data dia atas, pada tahun 2014 pencapaian

profitabilitas yang paling baik dicapai oleh PT Asuransi Jiwa Tugu

Mandiri sebesar 3,05 dengan nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,11.

115
Pada tahun 2015 dan 2016 pencapaian profitabilitas paling baik atau

tertinggi dicapai oleh PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia sebesar 0,16 dan

0,17 dengan nilai rata-rata profitabilitas masing-masing sebesar 0,02.

Pada tahun 2017 pencapaian profitabilitas paling baik atau tertinggi

dicapai oleh PT Reasuransi Maipark Indonesia sebesar 0,13 dengan nilai

rata-rata profitabilitas sebesar 0,02. Pada tahun 2018 pencapaian

profitabilitas paling baik atau tertinggi dicapai oleh PT Asuransi Buana

Independent sebesar 0,09 dengan nilai rata-rata profitabilitas sebesar

0,02. Rasio retensi terendah pada tahun 2014-2018 dicapai oleh PT

Zurich Topas Life yang mana pada tahun 2014 sebesar -0,53, -0,66, -

0,46, -0,34 dan-029.

g. Deskripsi VariabelUnderwriting

Rasio ini menunjukkan tingkat hasil underwriting yang diperoleh


dan digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha reasuransi
kerugian. Apabila hasil dari rasio ini negatif berarti rate atau tarif yang
dikenakan terlalu tinggi (PSAK No. 28 tentang Akuntansi Asuransi
Kerugian). Hasil Underwriting adalah laba/rugi dari aktivitas utama
asuransi yang didapat dari selisih pendapatan premi dan beban
underwriting (beban klaim dan beban komisi). Pendapatan premi adalah
pendapatan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan
reasuransi selama periode polis (kontrak).

Tabel 4. 4
Pertumbuhan Underwriting Perusahaan Asuransi 2014-2018

Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018


PT Panin Dai-chi life -0,07 0,03 0,09 0,07 0,13
PT AIA Financial -0,52 0,29 -0,2 -0,36 0,23

116
PT Asuransi Allianz Life Indonesia -0,15 0,19 0,17 0,04 0,17
PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri -0,05 -0,01 0,08 0,11 0,1
PT Axa Financial Indonesia -0,51 0,68 -0,08 -0,35 0,54
PT Asuransi Jiwa BCA 0,26 0,18 0,22 0,13 0,12
PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya -0,09 0 0,03 0,21 0,29
PT BNI Life Insurance -0,16 0,1 -0,04 0,12 -0,1
PT Great Eastern Life Indonesia -0,25 0,13 -0,21 0,11 0,22
PT Equity Life Indonesia 0 0,2 -0,02 0,11 0,21
PT Asuransi Jiwa Indosurya Sukses 0,22 0,1 0,21 0,66 0,24
PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia 0,28 0,36 0,36 0,28 0,31
PT Asuransi Jiwa Manulife -0,32 0,28 -0,19 -0,11 0,27
PT Prudential Life Assurance -0,01 0,54 0,43 0,35 0,32
PT Capital Life Indonesia -0,93 -0,02 -0,06 0,35 -0,02
PT Indolife Pensiontama -0,17 -0,12 -0,11 -0,13 -0,23
PT Asuransi Jiwa Kresna 0,28 0 -0,03 -0,04 -0,04
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia 0,21 0,26 0,25 0,22 0,2
PT Asuransi Jiwa Reliance 0,05 -0,02 0,37 0,38 -0,01
PT Tokio Marine Life Insurance -0,43 0,06 0,31 -0,02 0,15
Indonesia
PT Asuransi Jiwa Taspen 0,08 -0,72 -0,24 -0,23 -0,2
PT Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera 0,19 0,22 0,13 0,19 0,14
PT Heksa Eka Life Insurance 0,08 -0,12 0,21 0,18 0,11
PT Asuransi Jiwa Sequis Life -0,38 0,08 0,14 -0,07 0,02
PT Asuransi Jiwa Sequis Financial -0,59 -0,43 -0,34 -0,31 -0,15
PT Zurich Topas Life -0,35 -0,24 0,4 0,32 0,31
PT Ace Life Assurance 0 0,12 0,06 -0,02 0,27
PT Asuransi CIGNA 0,32 0,33 0,27 0,4 0,36
PT CIMB Sun Life -0,72 -0,54 -0,23 -0,32 0,21
PT Commonwealth life -0,16 0,41 0,17 0,27 0,3
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia -0,2 0,06 -0,06 -0,06 0,25
PT MNC Life Assurance 0,24 0,31 0,01 -0,02 0,09
PT Maskapai Reasuransi Indonesia 0,22 0,21 0,17 0,2 0,17
Tbk
PT Reasuransi Maipark Indonesia 0,61 0,57 0,89 0,84 0,41
PT Tugu Reasuransi Indonesia 0,04 0,17 0,26 0,24 0,01

PT Asuransi Allianz Utama 0,28 0,25 0,2 0,29 0,25


Indonesia
PT Avrist General Insurance 0,38 0,44 0,54 0,39 0,44
PT China Taiping Insurance 0,67 0,63 0,75 0,68 0,69
Indonesia
PT Asuransi Sinar Mas 0,35 0,41 0,4 0,41 0,3

117
PT Asuransi Tri Pakarta 0,38 0,42 0,56 0,57 0,55
PT Asuransi Tokio Marine 0,44 0,46 0,46 0,51 0,47
Indonesia
PT Asuransi Videi 0,73 0,79 0,77 0,81 1
PT Asuransi Mitra Pelindung 0,6 0,68 0,62 0,64 0,58
Mustika
PT Asuransi MSIG Indonesia 0,5 0,56 0,68 0,63 0,6
PT Kookmin Best Insurance 0,36 0,72 0,79 0,67 0,57
Indonesia
PT Asuransi Sompo Japan 0,5 0,58 0,56 0,51 0,5
Nipponkoa Indonesia
PT Asuransi Jasa Raharja Putera 0,34 0,29 0,3 0,45 0,43
PT Asuransi Kredit Indonesia 0,33 0,35 0,31 0,3 0,46
Persero
PT Arthagraha General Insurance 0,54 0,51 0,51 0,48 0,39
PT Axa General Insurance Indonesia 0,34 0,24 0,42 0,42 0,44
PT Asuransi Bangun Askrida 0,42 0,36 0,37 0,3 0,26
PT Asuransi Bhakti Bhayangkara 0,79 0,7 0,69 0,68 0,63
PT Asurans Binagriya Upakara 0,79 0,76 0,8 0,82 0,74
PT Asuransi Bringin Sejahtera 0,79 0,81 0,73 0,75 0,77
Artamakmur
PT Asuransi Buana Independent 0,39 0,42 0,55 0,58 0,54
PT Asuransi Umum Bumiputera 0,27 0,14 0,35 0,36 0,4
Muda 1967
PT Asuransi Central Asia 0,3 0,37 0,42 0,34 0
PT Asuransi Eka Lloyd Jaya 0,56 0,61 0,68 0,58 0,53
PT Asuransi Umum Mega 0,33 0,38 0,41 0,42 0,34
PT Asuransi Bintang 0,52 0,35 0,43 -6,56 -0,36
PT Asuransi Wahana Tata 0,31 0,4 0,36 0,41 0,49
PT MNC Asuransi Indonesia 0,22 0,5 0,53 0,52 0,55
PT Asuransi Staco Mandiri 0,69 0,69 0,8 0,66 0,66
Asuransi Multi Artha Guna Tbk 0,4 0,42 0,37 0,4 0,42
PT Asuransi Tugu Kresna Pratama 0,41 0,42 0,84 0,72 0,67
PT Asuransi Purna Artanugraha 0,41 0,02 0,46 0,39 0,43
PT Tugu Pratama Indonesia 0,69 0,54 0,54 0,71 0,7
PT Asuransi Adira 0,34 0,38 0,38 0,38 0,43

Sumber: Output Excel (data diolah)

118
Underwriting
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
-5.00 2014 2015 2016 2017 2018
-10.00
-15.00

Gambar 4. 4
Pertumbuhan Underwriting Perusahaan Asuransi 2014-2018
Berdasarkan data dia atas, pada tahun 2014 pencapaian

underwriting yang paling baik dicapai oleh PT Asuransi Bhakti

Bhayangkara, PT Asurans Binagriya Upakara dan PT Asuransi Bringin

Sejahtera Artamakmur dengan rasio masing-masing sebesar 0,79

sedangkanyangterendahdicapaiolehPTCapitalLifeIndonesiasebesar

-0,93 dengan nilai rata-rata underwriting sebesar 0,18. Pada tahun 2015

pencapaian underwriting paling baik atau tertinggi dicapai oleh PT

Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur sebesar 0,81 sedangkan yang

terendah dicapai oleh PT Asuransi Jiwa Taspen sebesar -0,72 dengan

nilai rata-rata underwriting sebesar 0,28 . Pada tahun 2016 pencapaian

underwriting paling baik atau tertinggi dicapai oleh PT Reasuransi

Maipark Indonesia sebesar 0,89 sedangkan yang terendah dicapai oleh

PT Asuransi Jiwa Sequis Financial dengan nilai rata-rata underwriting

sebesar 0,31. Pada tahun 2017 pencapaian underwriting paling baikatau

119
tertinggi dicapai oleh PT Reasuransi Maipark Indonesia sebesar 0,84

sedangkan yang terendah dicapai oleh PT Asuransi Bintang sebesar -6,56

dengan nilai rata-rata underwriting sebesar 0,21. Pada tahun 2018

pencapaian underwriting paling baik atau tertinggi dicapai oleh PT

Asuransi Videi sebesar 1,00 sedangkan yang terendah dicapai oleh PT

Asuransi Bintang sebesar -0,36 dengan nilai rata-rata underwriting

sebesar 0,31.

h. Deskripsi Variabel Rasio RetensiSendiri

Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat retensi perusahaan

yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan

kemampuan perusahaan yang sebenarnya dengan dana yang tersedia.

Sehingga akhirnya akan didapat kapasitas retensi yang memadai.

Sebaiknya rasio ini digunakan secara bersama-sama dengan batas tingkat

solvabilitas (Solvency Margin), sehingga analisanya akan

menggambarkan keadaan yang lebih akurat. Apabila rasio retensi dan

solvency margin tinggi berarti perusahaan beroperasi seperti layaknya

broker/agen yang hanya mementingkan komisi reasuransi (PSAK No. 28

tentang Akuntansi AsuransiKerugian).

Tabel 4. 5
Pertumbuhan Rasio Retensi Sendiri Perusahaan Asuransi 2014-2018

Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018


PT Panin Dai-chi life 0,99 0,98 0,98 0,98 0,97
PT AIA Financial 0,98 0,98 0,97 0,97 0,96
PT Asuransi Allianz Life Indonesia 0,94 0,93 0,94 0,93 0,93

120
PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri 0,96 0,96 0,98 0,96 0,94
PT Axa Financial Indonesia 0,91 0,89 0,91 0,9 0,9
PT Asuransi Jiwa BCA 0,97 0,89 0,88 0,9 0,89
PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya 0,94 0,94 0,95 0,97 0,97
PT BNI Life Insurance 0,97 1 0,99 0,99 0,99
PT Great Eastern Life Indonesia 0,95 0,95 0,95 0,95 0,97
PT Equity Life Indonesia 0,98 0,97 0,96 0,93 0,98
PT Asuransi Jiwa Indosurya Sukses 0,89 0,98 0,99 0,98 0,99
PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia
0,97 0,99 0,99 0,99 0,99
PT Asuransi Jiwa Manulife 0,99 0,98 0,99 0,98 0,98
PT Prudential Life Assurance 0,97 0,97 0,97 0,97 0,97
PT Capital Life Indonesia 0,86 1 1 1 1
PT Indolife Pensiontama 1 1 1 1 1
PT Asuransi Jiwa Kresna 0,82 0,95 1 1 1
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia 0,99 0,96 0,9 0,94 0,9
PT Asuransi Jiwa Reliance 0,23 0,24 0,39 0,41 0,35
PT Tokio Marine Life Insurance
Indonesia 0,89 0,97 0,98 0,98 0,98
PT Asuransi Jiwa Taspen 1 0,98 0,96 0,9 0,91
PT Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera 0,96 0,95 0,99 0,97 0,97
PT Heksa Eka Life Insurance 0,67 0,66 0,73 0,69 0,72
PT Asuransi Jiwa Sequis Life 0,93 0,93 0,93 0,92 0,92
PT Asuransi Jiwa Sequis Financial 0,86 0,82 0,85 0,82 0,87
PT Zurich Topas Life 0,95 0,95 0,96 0,96 0,95
PT Ace Life Assurance 0,96 0,96 0,96 0,96 0,96
PT Asuransi CIGNA 0,94 0,95 0,96 0,95 0,96
PT CIMB Sun Life 0,94 0,94 0,95 0,95 0,95
PT Commonwealth life 0,96 0,95 0,95 0,94 0,94
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia 0,86 0,86 0,88 0,92 0,88
PT MNC Life Assurance 0,89 0,9 0,89 0,87 0,95
PT Maskapai Reasuransi Indonesia
Tbk 0,81 0,8 0,72 0,65 0,59
PT Reasuransi Maipark Indonesia 0,7 0,7 0,65 0,64 0,64
PT Tugu Reasuransi Indonesia 0,79 0,65 0,59 0,45 0,65
PT Asuransi Allianz Utama Indonesia
0,56 0,48 0,53 0,61 0,57
PT Avrist General Insurance 0,39 0,43 0,55 0,64 0,62
PT China Taiping Insurance Indonesia 0,35 0,24 0,16 0,22 0,27
PT Asuransi Sinar Mas 0,46 0,43 0,44 0,4 0,5

121
PT Asuransi Tri Pakarta 0,62 0,56 0,51 0,51 0,6
PT Asuransi Tokio Marine Indonesia 0,58 0,54 0,55 0,55 0,64
PT Asuransi Videi 0,76 0,79 0,76 0,79 0,81
PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika 0,66 0,58 0,57 0 0,71
PT Asuransi MSIG Indonesia 0,44 0,44 0,4 0,37 0,41
PT Kookmin Best Insurance Indonesia 0,35 0,22 0,36 0,34 0,35
PT Asuransi Sompo Japan Nipponkoa
Indonesia 0,39 0,4 0,45 0,54 0,56
PT Asuransi Jasa Raharja Putera 0,73 0,69 0,64 0,68 0,68
PT Asuransi Kredit Indonesia Persero 0,91 0,93 0,86 0,39 0,65
PT Arthagraha General Insurance 0,47 0,56 0,62 0,55 0,61
PT Axa General Insurance Indonesia 0,52 0,5 0,52 0,48 0,45
PT Asuransi Bangun Askrida 0,87 0,82 0,82 0,83 0,86
PT Asuransi Bhakti Bhayangkara 0,72 0,62 0,66 0,62 0,55
PT Asurans Binagriya Upakara 0,56 0,59 0,6 0,66 0,69
PT Asuransi Bringin Sejahtera
Artamakmur 0,35 0,65 0,37 0,38 0,45
PT Asuransi Buana Independent 0,61 0,6 0,63 0,66 0,64
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 0,9 0,85 0,87 0,83 0,84
PT Asuransi Central Asia 0,56 0,5 0,51 0,53 0,49
PT Asuransi Eka Lloyd Jaya 0,52 0,51 0,56 0,65 0,62
PT Asuransi Umum Mega 0,82 0,78 0,7 0,74 0,72
PT Asuransi Bintang 0,52 0,66 0,49 0,53 0,37
PT Asuransi Wahana Tata 0,49 0,45 0,49 0,51 0,5
PT MNC Asuransi Indonesia 0,41 0,49 0,46 0,43 0,38
PT Asuransi Staco Mandiri 0,3 0,24 0,28 0,5 0,56
Asuransi Multi Artha Guna Tbk 0,78 0,75 0,62 0,46 0,48
PT Asuransi Tugu Kresna Pratama 0,19 0,2 0,26 0,32 0,3
PT Asuransi Purna Artanugraha 0,44 0,37 0,39 0,7 0,58
PT Tugu Pratama Indonesia 0,25 0,22 0,2 0,29 0,28
PT Asuransi Adira 0,83 0,83 0,83 0,84 0,82
Sumber: Output Excel (data diolah)

122
Rasio Retensi Sendiri
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. 5
Pertumbuhan Rasio Retensi Sendiri Perusahaan Asuransi 2014-2018
Berdasarkan data diaatas, pada tahun 2014 pencapaian rasio

retensi sendiri yang paling baik dicapai oleh PT Indolife Pensiontama

dan PT Asuransi Jiwa Taspen dengan rasio masing-masing sebesar 1,00

sedangkan yang terendah dicapai oleh PT Asuransi Tugu Kresna Pratama

sebesar 0,19 dengan rata-rata nilai rasio retensi sendiri sebesar. Pada

tahun 2015 pencapaian rasio retensi sendiri paling baik atau tertinggi

dicapai oleh PT BNI Life Insurance, PT Capital Life Indonesia dan PT

Indolife Pensiontama sebesar 1,00 sedangkan yang terendah dicapai oleh

PT Asuransi Tugu Kresna Pratama dengan rasio sebesar 0,20 dengan

rata-rata nilai rasio retensi sendiri sebesar. Pada tahun 2016-2018

pencapaian rasio retensi sendiri paling baik atau tertinggi dicapai oleh PT

Capital Life Indonesia, PT Indolife Pensiontama dan PT Asuransi Jiwa

Kresna masing-masing konsisten sebesar 1,00. Rasio terendah pada tahun

2016 dicapai oleh PT China Taiping Insurance Indonesia sebesar 0,16

dengan rata-rata nilai rasio retensi sendiri sebesar 0,73. Rasioterendah

123
pada tahun 2017 dicapai oleh PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika

sebesar 0,00 dengan rata-rata nilai rasio retensi sendiri sebesar 0,72.

Rasio terendah pada tahun 2018 dicapai oleh PT China Taiping Insurance

Indonesia sebesar 0,27 dengan rata-rata nilai rasio retensi sendiri sebesar

0,74.

B. Hasil Analisis danPembahasan


1. Analisis StatistikDeskriptif

Menurut Ghozali (2013:9) Statistik Deskriptif merupakan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan

skewness (kemenangan distribusi). Tujuan dari dilakukannya penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yangdiselidiki.

Tabel statistik menjelaskan distribusi variabel-variabel yang

diteliti, meliputi variabel dependen (Y) Solvabilitas dan distribusi variabel

independen (X) yaitu rasio beban klaim, profitabilitas, underwriting dan

rasio retensi sendiri. Hasil uji statistik variabel-variabel pada penelitian ini

adalah sebagaiberikut:

Tabel 4. 6
Uji Statistik Deskriptif

Y_SOLVABILI X2_PROFITA X3_UNDERW


TAS X1_KLAIM BILITAS RITING X4_RETENSI
Mean 5.557947 0.619229 0.037385 0.275500 0.731003
Median 3.403000 0.583500 0.027000 0.310000 0.815000

124
Maximum 50.68000 6.649000 3.050000 1.000000 1.000000
Minimum 0.011000 0.040000 -0.663000 -0.931000 0.160000
Std. Dev. 6.058748 0.435760 0.243529 0.315864 0.237143
Skewness 3.524740 7.916135 10.59479 -0.539982 -0.535404
Kurtosis 19.73906 109.0491 132.9728 3.324093 1.999002

Jarque-Bera 4673.461 162875.1 245677.4 18.01093 30.43886


Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000123 0.000000

Sum 1889.702 210.5380 12.71100 93.67000 248.5410


Sum Sq. Dev. 12444.16 64.37154 20.10493 33.82203 19.06426

Observations 340 340 340 340 340


Sumber: Data diolah (Eviews 10)

Berdasarkan tabel 4.6 dengan observasi sebanyak 340 dari 68

sampel atau objek penelitian dikalikan periode penelitian selama 5 tahun

dari 2014-2018. Rincian hasil uji statistik deskriptif tersebut sebagai

berikut:

Hasil analisis terhadap variabel Solvabilitas (Y) dalam periode

waktu 5 tahun diperoleh nilai maksimum 50,68000 dan nilai minimum

0,011000. Kemudian nilai rata-rata 5,557947 dengan standar deviasi

6,058748. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Solvabilitas mempunyai

sebaran yang cukup tinggi karena nilai std. deviasi lebih besar daripada

nilai rata-rata ( 6,058748 > 5,557947 ) maka simpangan data pada variabel

Solvabilitas dikatakan kurang baik.

Hasil analisis terhadap variabel Rasio Beban Klaim (X1) dalam

periode waktu 5 tahun diperoleh nilai maksimum 6,649000 dan nilai

minimum 0,040000. Kemudian nilai rata-rata 0,619229 dengan standar

deviasi 0,435760. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Rasio Beban

125
Klaim mempunyai sebaran yang cukup rendah karena nilai std. deviasi

lebih kecil daripada nilai rata-rata ( 0,435760 < 0,619229 ) maka

simpangan data pada variabel Rasio Beban Klaim dikatakan cukup baik.

Hasil analisis terhadap variabel Profitabilitas (X2) dalam periode

waktu 5 tahun diperoleh nilai maksimum 3,050000 dan nilai minimum -

0,663000. Kemudian nilai rata-rata 0,037385 dengan standar deviasi

0,243529. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas mempunyai

sebaran yang cukup tinggi karena nilai std. deviasi lebih besar daripada

nilai rata-rata ( 0,243529 > 0,037385) maka simpangan data pada variabel

Profitabilitas dikatakan kurang baik.

Hasil analisis terhadap variabel Underwriting (X3) dalam periode

waktu 5 tahun diperoleh nilai maksimum 1,000000 dan nilai minimum -

0,931000. Kemudian nilai rata-rata 0,275500 dengan standar deviasi

0,315864 . Hal ini menunjukkan bahwa variabel Underwriting

mempunyai sebaran yang cukup tinggi karena nilai std. deviasi lebih besar

daripada nilai rata-rata ( 0,315864 > 0,275500) maka simpangan data pada

variabel Underwriting dikatakan kurangbaik.

Hasil analisis terhadap variabel Rasio Retensi Sendiri (X 4) dalam

periode waktu 5 tahun diperoleh nilai maksimum 1,000000 dan nilai

minimum 0,160000. Kemudian nilai rata-rata 0,731003 dengan standar

deviasi 0,237143. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Rasio Retensi

Sendiri mempunyai sebaran yang cukup rendah karena nilai std. deviasi

126
lebih kecil daripada nilai rata-rata (0,237143 < 0,731003) maka

simpangan data pada variabel Rasio Retensi Sendiri dikatakan cukupbaik.

2. Pemilihan Model Regresi DataPanel

a. UjiChow

Uji chow digunakan untuk menentukan model common effect

atau fixed effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data

panel. Jika nilai probabilitas cross section F lebih besar dari 0,05 maka

model yang terpilih adalah common effect. Sebaliknya, jika nilai

probabilitas cross section F lebih kecil dari 0,05 maka model yang

terpilih adalah fixed effect (Winarno, 2015:110).

Tabel 4. 7
UjiChow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FEM
Test cross-section fixede ffects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 14.231319 (67,268) 0.0000


Cross-sectionChi-square 515.727843 67 0.0000

Sumber: Data diolah (Eviews10)

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

Cross section F sebesar 0,0000. Nilai probabilitas Cross section F

tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti menolak H0 dan menerima

H1. Maka dapat diartikan model data panel yang paling tepat antara

common effect dan fixed effect adalah fixed effect. Kemudian, karena

Uji Chow yang dilakukan menyimpulkan memilih model fixed effect,

127
maka perlu dilakukan uji selanjutnya yaitu Uji Hausman untuk

memilih fixed effect model atau random effect model (Winarno,2015).

b. UjiHausman

Uji ini dilakukan untuk menentukan model fixed effect atau

random effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data

panel. Jika nilai probabilitas cross section random lebih besar dari 0,05

maka model yang terpilih adalah random effect. Sebaliknya, jika nilai

probabilitas cross section random lebih kecil dari 0,05 maka model

yang terpilih adalah fixed effect (Winarno, 2015:110).

Tabel 4. 8
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: REM
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 31.442464 4 0.0000

Sumber: Data diolah (Eviews 10)

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai probabilitas

Cross-section random sebesar 0,0000. Nilai probabilitas Cross section

random tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti menolak H0 dan

menerima H1. Maka dapat diartikan model data panel yang paling

tepat antara random effect dan fixed effect adalah fixedeffect.

3. Uji AsumsiKlasik

128
a. UjiNormalits

Menurut Winarno (2017:5.40), uji normalitas perlu dilakukan

untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat,

variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Pengambilan keputusan dapat dilihat dari tingkat signifikan (5%),

yaitu sebagaiberikut:

4)Nilai probabilitas > nilai signifikan (5%), maka data berdistribusi

normal

5)Nilai probabilitas < nilai signifikan (5%), maka data tidak

berdistribusinormal

Hasil uji normalitas pada penelitian ini, dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut:

50
Series: Residuals
Sample 1 340
40 Observations 340

Mean -1.57e-16
30 Median -0.023546
Maximum 2.675794
Minimum -2.651103
20
Std.Dev. 0.984103
Skewness -0.044530
10
Kurtosis 2.564650

Jarque-Bera 2.797373
0 Probability 0.246921
-2 -1 0 1 2
Sumber : Data diolah (Eviews10)

Gambar 4. 6
UjiNormalitas

129
Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Jarque-

Bera sebesar 0,246921 yaitu lebih besar dari nilai signifikan 0,05

maka dapat diartikan data berdistribusi normal dan data dapat

dilanjutkan ke ujiselanjutnya.

b. UjiMultikoliniearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen (Ghozali, 2012:103). Multikolinieritas merupakan

hubungan linier antara variabel independen di dalam regresi. Oleh

karena itu peneliti tidak mendeteksi multikolinieritas dengan menguji

koefisien korelasi (r) antar variabel independen. Sebagai aturan main

yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi

correlation (r) ≤ 0,85, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas

(Widarjono, 2009:106).

Tabel 4. 9

Uji Multikolinearitas
X1_RASIOKLA X2_PROFITAB X3_UNDERWR
IM ILITAS ITTING X4_RETENSI
X1_RASIOKLAIM 1.000000 -0.002805 -0.782069 0.435881
X2_PROFITABILITAS -0.002805 1.000000 0.242853 -0.133857
X3_UNDERWRITTIN
G -0.782069 0.242853 1.000000 -0.524338
X4_RETENSI 0.435881 -0.133857 -0.524338 1.000000
Sumber : Data diolah (Eviews 10)

130
Data tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar

variabel independen dibawah 0,85 dengan demikian data dalam

penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas.

c. UjiHeteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018:137) uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji White.

Uji White dilakukan dengan regresi auxiliary dimana hipotesis

nol dalam uji ini adalah tidak adanya heterokedastisitas. Uji White

didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan

mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom sebanyak

variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi auxiliary.

Jika nilai chi Square hitung lebih besar dari nilai chisquare kritis

dengan derajat kepercayaan tetentu (α) maka ada heterokedastisitas

dan sebaliknya (Widarjono, 2018:126). Jika probabilitasnya lebih dari

0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Akan tetapi,

apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka terjadi masalah

heterokedastisitas.

Tabel 4. 10
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.968310 Prob. F(4,334) 0.4249

131
Obs*R-squared 3.886158 Prob. Chi-Square(4) 0.4216
Scaled explained SS 10.35810 Prob. Chi-Square(4) 0.0348

Sumber : Data diolah (Eviews 10)

Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa uji white bahwa

nilai probabilitas Chi-Sqaure Obs*R-squared > nilai signifikansi yaitu

0,4216 > 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas sehingga dapat dilanjutkan ke uji selanjutnya.

d. UjiAutokorelasi

Tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jikaterjadi

autokorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

pada sebagian kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time

series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan

seterusnya, karena itu ciri khusus uji ini adalah waktu (Santoso,

2012:241). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan

uji Durbin-Watson (D-W). Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut (Santoso, 2012:242) :

1) Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasipositif.

2) Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi.

3) Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasinegatif.

Tabel 4. 11

132
Uji Autokorelasi Hasil DW
R-squared 0.151606 Mean dependent var 0.953171
Adjusted R-squared 0.141476 S.D. dependent var 1.068419
S.E. of regression 0.989961 Akaike info criterion 2.832293
Sum squared resid 328.3073 Schwarz criterion 2.888601
Log likelihood -476.4899 Hannan-Quinn criter. 2.854730
F-statistic 14.96596 Durbin-Watson stat 0.822001
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah (Eviews 10)

Pada tabel 4.11 menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar

0,8220011 yang berarti nilai ini berada diantara -2 sampai +2,

sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam

penelitian ini.

4. UjiHipotesis

a. Pengaruh rasio beban klaim, profitabilitas, underwriting dan rasio

retensi sendiri terhadap solvabilitas dana perusahaan asuransi

secarasimultan

Pengujian secara simultan atau uji F bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Maka dalam penelitian ini uji F digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel rasio beban klaim, profitabilitas,

underwriting dan rasio retensi sendiri secara simultan terhadap

solvabilitas. Pengambilan keputusan dalam pengujian ini bisa

dilaksanakan dengan menggunakan nilai probabilitas dan F hitung.

Hasil uji F dilihat pada nilai probabilitas F statistic. Jika p value < 0,05

atauFhitung≥FtabelmakaH1diterimadanH0ditolak.Sebaliknya,

133
jika p value ≥ 0,05 atau F hitung < F tabel maka H1 ditolak dan H0

diterima (Ghozali, 2018:98).

Tabel 4. 12
Uji F

R-squared 0.813846 Mean dependent var 0.953191


Adjusted R-squared 0.764529 S.D. dependent var 1.068405
S.E. of regression 0.518447 Akaike info criterion 1.709613
Sum squared resid 72.03502 Schwarz criterion 2.520449
Log likelihood -218.6343 Hannan-Quinn criter. 2.032697
F-statistic 16.50238 Durbin-Watson stat 1.636356
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah (Eviews 10)

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa hasil uji F-statistik

menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa rasio beban klaim, profitabilitas, underwriting dan

rasio retensi sendiri secara bersama-sama memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap solvabilitas.

b. Pengaruh rasio beban klaim, profitabilitas, underwriting dan rasio

retensi sendiri terhadap solvabilitas dana perusahaan asuransi

secara secaraparsial

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Kriteria pengujian uji statistik t sebagai berikut:

Menurut Mansuri (2016:49), hasil uji t juga dapat dilihat dari

nilai Prob. t hitung, sebagai berikut:

134
3) Apabila nilai Prob. t hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan atau

error dengan nilai α 0,05; maka H1 diterima atau dapat dikatakan

bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya.

4) Apabila nilai Prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan atau

error dengan nilai α 0,05; maka H1 ditolak atau dapat dikatakan

bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabelterikatnya.

Tabel 4. 13
Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.464353 0.393734 1.179359 0.2393


X1_RASIOKLAIM 0.833154 0.230387 3.616326 0.0004
X2_PROFITABILITAS 3.007540 1.156716 2.600067 0.0098
X3_UNDERWRITTING 0.519637 0.216364 2.401680 0.0170
X4_RETENSI -0.283568 0.484420 -0.585377 0.5588

Sumber : Data diolah (Eviews 10)

Berdasarkan tabel 4.13 uji t dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pengaruh Rasio Beban Klaim terhadap Solvabilitas. Berdasarkan

hasil pengujian data panel diatas diperoleh nilai probabilitas Rasio

Beban Klaim < nilai signifikansi (0,0004 < 0,05), maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rasio Beban

Klaim memiliki pengaruh terhadapSolvabilitas.

2) Pengaruh Profitabilitas terhadap Solvabilitas. Berdasarkan hasil

pengujian data panel diatas diperoleh nilaiprobabilitas

135
Profitabilitas < nilai signifikansi (0,0098 < 0,05), maka H 0 ditolak

dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas

memiliki pengaruh terhadap Solvabilitas.

3) Pengaruh Underwriting terhadap Solvabilitas. Berdasarkan hasil

pengujian data panel diatas diperoleh nilai probabilitas

Underwriting < nilai signifikansi (0,0170 < 0,05), maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Underwritingmemiliki pengaruh terhadapSolvabilitas.

4) Pengaruh Rasio Retensi Sendiri terhadap Solvabilitas.

Berdasarkan hasil pengujian data panel diatas diperoleh nilai

probabilitas Rasio Retensi Sendiri > nilai signifikansi (0,5588

<0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Rasio Beban Klaim tidak memiliki pengaruh

terhadap Solvabilitas.

c. Uji Koefisien Determinasi(R2)

Koefisien Determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antaranol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

136
Tabel 4. 14

Uji Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.813846 Mean dependent var 0.953191


Adjusted R-squared 0.764529 S.D. dependent var 1.068405
S.E. of regression 0.518447 Akaike info criterion 1.709613
Sum squared resid 72.03502 Schwarz criterion 2.520449
Log likelihood -218.6343 Hannan-Quinn criter. 2.032697
F-statistic 16.50238 Durbin-Watson stat 1.636356
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah (Eviews 10)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel

dependen. Dalam penelitian ini koefisien determinasi (R2) yang

digunakan adalah nilai Adjusted (R2) pada saat mengevaluasi model

regresi terbaik karena menggunakan lebih dari satu variabel

independen. Berdasarkan hasil regresi tabel 4.15 nilai Adjusted R-

squared sebesar 76,45% hal ini menunjukkan bahwa variabel

Solvabilitas dapat dijelaskan oleh variabel independen (rasio beban

klaim, profitabilitas, underwriting dan rasio retensi sendiri) sebesar

76,45% dan sisanya (100% - 76,45% = 23,55%) 23,55% dijelaskan

oleh variabel diluar model regresi penelitian.

5. Analisis Regresi DataPanel

Tabel 4. 15
Model Fixed Effect Model
Dependent Variable: Y_SOLVABILITAS
Method: Panel Least Squares
Date: 08/13/20 Time: 20:51
Sample: 2014 2018
Periods included: 5

137
Cross-sections included: 68
Total panel (balanced) observations: 340

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.464353 0.393734 1.179359 0.2393


X1_RASIOKLAIM 0.833154 0.230387 3.616326 0.0004
X2_PROFITABILITAS 3.007540 1.156716 2.600067 0.0098
X3_UNDERWRITTING 0.519637 0.216364 2.401680 0.0170
X4_RETENSI -0.283568 0.484420 -0.585377 0.5588

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.813846 Mean dependent var 0.953191


Adjusted R-squared 0.764529 S.D. dependent var 1.068405
S.E. of regression 0.518447 Akaike info criterion 1.709613
Sum squared resid 72.03502 Schwarz criterion 2.520449
Log likelihood -218.6343 Hannan-Quinn criter. 2.032697
F-statistic 16.50238 Durbin-Watson stat 1.636356
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah (Eviews 10)

Berdasarkan tabel 4.15 Maka diperoleh persamaan model regresi

sebagai berikut : SOLVABILITAS = 0,464353 + 0,833154 RASIO

BEBAN KLAIM + 3,007540 PROFITABILITAS + 0,519637

UNDERWRITING + e

Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan bahwa :

a. Kostanta sebesar 0,464353 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Rasio Beban Klaim, Profitabilitas, Underwriting dan

Rasio Retensi Sendiri) pada observasi ke i dan periode t adalah

konstan, maka nilai Solvabilitas adalah0,464353.

b. Jika RASIO BEBAN KLAIM pada obeservasi i dan periode t naik

sebesar 1%, sedangkan variabel independen lainnya dianggaptetap.

138
Maka meningkat nilai Solvabilitas pada observasi i dan periode ke t

sebesar 0,833154.

c. Jika PROFITABILITAS pada obeservasi i dan periode t naik sebesar

1%, sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka

meningkat nilai Solvabilitas pada observasi i dan periode ke t sebesar

3,007540.

d. Jika UNDERWRITING pada obeservasi i dan periode t naik sebesar

1%, sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka

meningkat nilai Solvabilitas pada observasi i dan periode ke t sebesar

0,519637.

C. Interpretasi
Tabel 4. 12
Interpretasi Penelitian
Variabel
Prob. Signifikansi Keterangan
Independen
Berpengaruh terhadap
Rasio Beban Klaim 0,0004 0,05
Solvabilitas
Berpengaruh terhadap
Profitabilitas 0,0098 0,05
Solvabilitas
Berpengaruh terhadap
Underwriting 0,0170 0,05
Solvabilitas
Rasio Retensi Tidak berpengaruh
0,5588 0,05
Sendiri terhadap Solvabilitas
Sumber : Data diolah (Eviews 10)

1. Pengaruh rasio beban klaim terhadapsolvabilitas

Hasil penelitian pada tabel 4.16 menunjukkan hasil uji

hipotesis 0,0004 < 0,05 yaitu nilai probabilitas yang lebih kecil dari

nilai signifikansi 5%. Sehingga penelitian ini menerimahipotesis

139
pertama (H1) yang menyatakan bahwa rasio beban klaim memiliki

pengaruh signifikan terhadap solvabilitas. Kemudian dalam

persamaan regresi menunjukkan koefisien sebesar 0,833154 maka

rasio beban klaim berpengaruh positif dan signifikan terhadap

solvabilitas.

Rasio beban klaim (incurred loss ratio) merupakan rasio yang

menggambarkan pengalaman klaim yang terjadi serta kualitas usaha

penutupannya. Menurut Ketut (2009) Rasio klaim adalah sesuatu yang

sangat spesifik untuk bisnis asuransi. Hutang klaim adalah persentase

dari pendapatan premium. Ini juga dikenal sebagai rasio kerugian

klaim. Rasio klaim mengukur jumlah klaim dalam suatu periode dan

membagi itu dengan premi yang diterima untuk periode yang sama.

Menurut (Emmanuel, 2018) Asuransi adalah bisnis mengelola

risiko likuiditas dan penting untuk memiliki pemahaman menyeluruh

tentang klaim yang terjadi perbandingan. Jika nilainya lebih tinggi

dari yang diharapkan atau norma yang ditetapkan, maka penyelidikan

lebih lanjut diperlukan untuk mencari tahu mengapa itu terjadi.

Penting untuk menyelidiki apakah ada ancaman penipuan asuransi.

Jika rasio lebih rendah dari yang diharapkan, itu bisa menunjukkan

produk yang tidak relevan atau kesulitan dalam mengklaim, mungkin

mempengaruhi kepuasan pelanggan, dan jelas membutuhkan lebih

banyakpenyelidikan.

140
Hasil penelitian ini sejalan dengan Meilitarani (2016), Kris

(2018) dan Yousef Abdel Latif Abdel Jawad, Issam Ayyash (2019)

yaitu rasio beban klaim berpengaruh positif dengan solvabilitas. Rasio

beban klaim menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar

beban klaim melalui pendapatan premi, hal ini mengindikasikan bahwa

meningkatnya rasio beban klaim akan meningkatkan kepercayaan

pemegang polis, sehingga dapat menarik calon nasabah baru dan

kemudian mampu meningkatkan solvabilitas perusahaan. Selain itu,

peningkatan proporsi klaim yang dibayarkan terhadap ekuitas, itu akan

meningkatkan total kewajiban terhadap total aset, sehingga akan

meningkatkan solvabilitas perusahaan asuransi. Rasio beban klaim

yang merupakan kemampuan perusahaan asuransi dalam memenuhi

kewajibannya berkaitan dengan pembayaran beban klaim paling utama

dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam mengelola

pendapatan. Pendapatan utama perusahaan asuransi adalah diperoleh

dari pembayaran premi oleh nasabah. Premi yang telah dibayarkan

nasabah selanjutnya akan dikelola oleh perusahaan sehingga

menghasilkan nilai profitabilitas yang selanjutnya nilai profitabilitas

tersebutlah yang akan digunakan untuk memenuhi seluruh aktifitas

berkaitan denganpembayaran.

Semakin tinggi kemampuan perusahaan asuransi dalam

menyelesaikan pembayaran klaim yang terjadi maka perusahaan

tersebut dalam keadaan solvabel atau tingkat kecukupan dana baik, dan

141
sebaliknya semakin rendah kemampuan perusahaan asuransi dalam

menyelesaikan pembayaran klaim maka keadaan keuangan perusahaan

tersebut buruk atau insolvabel dan dapat dikatakan perusahaan

mengalami kekurangan cairan kondisi keuangan.

2. Pengaruh profitabilitas terhadapsolvabilitas

Hasil penelitian pada tabel 4.16 menunjukkan hasil uji

hipotesis 0,0098 < 0,05 yaitu nilai probabilitas yang lebih kecil dari

nilai signifikansi 5%. Sehingga penelitian ini menerima hipotesis

pertama (H1) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki

pengaruh signifikan terhadap solvabilitas. Kemudian dalam

persamaan regresi menunjukkan koefisien sebesar maka rasio beban

klaim berpengaruh positif dan signifikan terhadap solvabilitas.

Kemudian dalam persamaan regresi menunjukkan koefisien sebesar

3,007540 maka rasio beban klaim berpengaruh positif dan signifikan

terhadapsolvabilitas.

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

investasi. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di

laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba

rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periodeoperasi.

142
Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam

rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus

mencari penyebab perubahan tersebut. Dalam menilai keefektifan

pengguna aktiva untuk mencapai profitabilitas yang diinginkan,

perusahaan dapat menggunakan Return On Assets. Pentingnya rasio

ini adalah untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi penggunaan aset

dalam perusahaan, dan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

(Kasmir,2008:196-197).

Sejalan dengan hasil penelitian Mutiara (2018), Ignacio (2018)

dan Feren (2019) yang menemukan bahwa profitabilitas memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap solvabilitas perusahaan

asuransi. Menurut Han dan Kakes, perusahaan asuransi yang memiliki

tingkat profitabilitas tinggi dapat menjadi sumber pendanaan internal

yang berguna untuk menopang di dalam pertanggungan atas risiko

yang ditanggung sehingga kenaikan profitabilitas akan diikuti dengan

kenaikansolvabilitas.

3. Pengaruh underwriting terhadapsolvabilitas

Hasil penelitian pada tabel 4.16 menunjukkan hasil uji

hipotesis 0,0170 < 0,05 yaitu nilai probabilitas yang lebih kecil dari

nilai signifikansi 5%. Sehingga penelitian ini menerima hipotesis

pertama (H1) yang menyatakan bahwa underwriting memiliki

pengaruh signifikan terhadap solvabilitas. Kemudiandalam

143
persamaan regresi menunjukkan koefisien sebesar 0,519637 maka

underwriting berpengaruh positif dan signifikan terhadap solvabilitas.

Underwriting (Sunyoto dan Puteri, 2017:112) yaitu kegiatan

yang berkaitan dengan seleksi risiko yang ditawarkan kepada

perusahaan asuransi. Termasuk juga menempatkan tingkat premi dan

ketentuan-ketentuan lain yang akan dikenakan kepada calon

tertanggung. Di samping itu, di dalam kegiatan ini ditentukan jumlah

nilai pertanggungan yang akan direasuransikan dan yang akan

ditanggung sendiri (retain)..

Menurut Darmawi (2006:31-32), underwriting merupakan

proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan ditanggung.

Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial dalam operasi

perusahaan asuransi, sebab maksud underwriting adalah

memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang

diperkirakan akan mendatangkan laba. Tanpa underwriting yang

efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing. Dalam

prakteknya untuk menarik nasabah harus ada proporsi yang sama

mengenai risiko yang baik dan risiko yang kurang menguntungkan

dalam kelompok yang diasuransikan, sesuai dengan informasi data

statistik yang diperoleh.

Menurut Ludovicus Sensi W (2006:172) Underwriting ratio

adalah salah satu rasio keuangan asuransi berdasarkan Early Warning

Sistem yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari

144
usaha murni asuransi. Peningkatan keuntungan usaha murni tersebut

sebagai usaha utama perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan

dengan arah yang sama.

Pertanggungan yang utama dari underwriter dalam seleksi

risiko tersebut, adalah memastikan tidak ada risiko yang bisa

menyebabkan kesulitan besar bagi perusahaan di belakang hari.

Penting untuk dimengerti, bahwa tujuan underwriter bukan

penyeleksian risiko yang tidak akan menimbulkan kerugian besar saja,

tetapi tujuannya adalah untuk menghindari suatu jumlah

penanggungan yang tidak sebanding antara risiko ringan dan risiko

berat. Dengan demikian, diusahakan menyamakan kerugian-kerugian

yang aktual dengan kerugianharapan.

Sejalan dengan hasil penelitian Mutiara Nurwidyaningsih

(2018), Ignacio (2018) dan Nur Aniseh dkk. (2019) yang menyatakan

bahwa underwriting berpengaruh positif dan signifikan terhadap

solvabilitas. Perusahaan asuransi yang menghadapi risiko lebih tinggi

dalam portofolio asuransi mereka cenderung relatif lebih besar

membutuhkan modal. Sehingga kenaikan underwriting akan di ikuti

dengan kenaikan solvabilitas secara signifikan karena dengan tingkat

risiko underwriting yang tinggi membutuhkan modal yang besar pula.

Perusahaan asuransi disarankan untuk lebih memperhatikan

dan memaksimalkan dalam proses underwriting. Untuk mendukung

hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih seorangunderwriter

145
yang kompeten dalam bidangnya sehingga dapat menentukan

besarnya target premi yang akan diterima perusahaan. Selain itu, dapat

menentukan besarnya risiko calon tertanggung yang akan diklaim

perusahaan. Sehingga nantinya perusahaan tidak akan mengalami

kerugian. Underwriting diduga memiliki pengaruh langsung dan tidak

langsung terhadap tingkat solvabilitas perusahaan asuransi. Pengaruh

langsungnya ialah penerapan proses underwriting yang baik akan

membantu mempermudah pekerjaan manajemen untuk dapat

mengalokasikan dana yang dimiliki perusahaan ke tingkat solvabilitas.

Sedangkan pengaruh tidak langsungnya ialah, penerapan proses

underwriting yang baik akan membantu manajemen untuk dapat

menginvestasikan dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam

bentuk investasikan yang mendatangkan laba yang maksimal untuk

perusahaan. Laba yang maksimal tersebut akan mempermudahkan

manajemen untuk mengalokasikan dana ke pos-pos perusahaan

termasuk untuk memenuhi tingkat solvabilitas yang telah ditetapkan

olehpemerintah.

4. Pengaruh rasio retensi sendiri terhadapsolvabilitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rasio retensi

sendiri tidak memiliki pengaruh terhadap solvabilitas. Sehingga

penelitian ini menolak hipotesis keempat (H1) yang menyatakan

bahwa rasio retensi sendiri berpengaruh signifikan terhadap

solvabilitas. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil ujihipotesis 0,5588

146
> 0,05 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai signifikansi

5%.

Rasio retensi sendiri adalah rasio yang digunakan untuk

mengetahui kekuatan modal sendiri terhadap premi risiko (Utami dan

Khoiruddin, 2016).

Hasil penelitian ini mendukung hasil temuan Ely (2016) dan

Anggu (2019) yang menunjukkan bahwa rasio retensi sendiri secara

parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat solvabilitas perusahaan

asuransi. Rasio Retensi Sendiri adalah rasio yang digunakan

perusahaan asuransi untuk mengukur tingkat retensi perusahaan atau

mengukur berapa besar premi yang ditahan sendiri dibanding premi

yang diterima secara langsung. Rasio ini dapat dihitung dari rasio

antara premi netto terhadap premi bruto. Apabila rasio retensi sendiri

rendah, sedangkan solvabilitasnya tinggi, maka berarti perusahaan

beroperasi seperti layaknya pialang (broker) yang mendasarkan

pendapatannya pada komisi reasuransi. Jika rasio retensi sendiri

mengalami peningkatan atau penurunan maka tidak berpengaruh

terhadap tingkat solvabilitas, hal ini disebabkan karena perbedaan

risiko klaim yang terjadi dimasa sekarang dan dimasa yang akan

datang. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian terdapat bahwa

perusahaan perlu mempertahankan rasio retensi sendiri dengan cara

menstabilkan solvabilitas sehingga tidak terjadi perbedaan risiko

klaim.

147
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian dengan

melakukan pengujian hipotesis dan menggunkan analisis regresi data panel,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi data panel secara simultan (uji F) maka

terdapat pengaruh secara simultan atau bersama-sama antara variabel

independen Rasio Beban Klaim, Profitabilitas, Underwriting dan Rasio

Retensi Sendiri terhadap Solvabilitas Perusahaan Asuransi di Indonesia

tahun2014-2018

2. Berdasarkan hasil uji regresi data panel secara parsial (uji t) diketahui

bahwa pengaruh antara masing-masing variabel independen Rasio Beban

Klaim, Profitabilitas, Underwriting dan Rasio Retensi Sendiri terhadap

Solvabilitas Perusahaan Asuransi di Indonesia tahun 2014-2018 adalah

sebagaiberikut:

a. Rasio Beban Klaim berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Solvabilitas.

b. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Solvabilitas.

c. Underwriting berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Solvabilitas.

d. Rasio Retensi Sendiri tidak berpengaruh terhadapSolvabilitas.

148
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka penulis

mengemukakan beberapa saran yang mungkin bermanfaat, yaitu:

1. Diperlukan perbaikan dan pembaruan dala publikasi laporan keuangan

dalam hal konsistensi angka dan penggunaan rasio keuangan secara

transparan yang sesuai dengan ketentuan oleh OJK agar informasi yang

didapat jelas dan lengkap sesuai dengan peraturan yangberlaku.

2. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menambah variabel-variabel

independen lain yang beragam yang memungkinkan memiliki pengaruh

terhadap Solvabilitas pada perusahaan asuransi di Indonesia karena

variabel independen dalam model ini dari empat variabel dan terdapat satu

variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadapSolvabilitas.

3. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menambah periode tahun dan

memperluas populasi dan sampel penelitian agar hasil yang diperoleh lebih

akurat.

4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data

panel dengan menggunakan software Eviews 10. Penelitian selanjutnya

disarankan menggunakan metode yang berbeda dan software yang lebih

baru.

5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi calon nasabah yang

berminat untuk menggunakan jasaasuransi.

6. Nasabah hendaknya tetap memonitor kinerja KeuanganAsuransi.

149
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Richard., & Wiratno, Adi. (2017). Pendapatan Premi, Rasio Hasil
Investasi, Laba, Klaim dan Risk Based Capital Perusahaan Asuransi
Kerugian di Indonesia (2011-2015). Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan JRAP. 4 (1).
Amani, Zata Atikah. (2018). Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Asuransi Syariah
Di Indonesia Dan Perusahaan Asuransi Syariah Di Malaysia Periode 2013-
2015) Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan. 5 (8), 642-659.
http://dx.doi.org/10.20473/vol5iss20188pp645-663.
Ambarwati, Samiari., & Hasib, Fathin Fadilah. (2018). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Hasil Investasi, dan Profitabilitas Terhadap Solvabilitas
Asuransi Syariah di Indonesia Periode 2012-2016. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam. 4 (2).http://dx.doi.org/10.20473/jebis.v4i2.9807
Angima, Caren B., &Mwangi, Mirie. (2017). Effects of Underwriting and Claims
Management on Performance of Property and Casualty Insurance
Companies in East Africa (2010-2014). European Scientific Journal. 13
(13).https://doi.org/10.19044/esj.2017.v13n13p358
Aniseh, Nur., Mardani, Ronny Malavia., & Salim, Agus. (2019). Pengaruh Roa,
Resiko Underwriting, dan Reasuransi Terhadap Solvabilitas Perusahaan
Asuransi (2015-2017). E – Jurnal Riset Manajemen. 8 (11).
Berhe, Teklit Atsbeha., & Kaur, Jasmindeep. (2017). Determinants of Insurance
Companies’ Profitability Analysis of Insurance Sector in Ethiopia 2005-
2014. International Journal of Research in Finance and Marketing
(IJRFM). 7 (4), 124-137.
Caporale, Guglielmo Maria., & Cerrato, Mario., & Zhang, Xuan. (2017).
Analysing the Determinants of Insolvency Risk for General Insurance
Firms in the UK. Journal of Banking and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jbankÞn.2017.07.011.
Dabo, Zainab., Andow, Helen Afang., & James, Helen Kas. (2018). Performance:
Evidences From Listed Insurance Firm In Nigeria. Crawford Journal Of
Business & Social Sciences (CJBASS). 8 (2), 125-133.
Daniel., Safitri, Ervita., & Elizabeth, Sri Megawati. (2018). Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Reasuransi Terhadap Solvabilitas
Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Link Di Indonesia (Studi Kasus Pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Link Periode 2012-2016). Jurnal
Manajemen.
Danarti, Dessy. (2011). Jurus Pintar Asuransi Agar Anda Tenang, Aman Dan
Nyaman. Jakarta: G-Media.
Darmawi, Herman. (2006). Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara.
Deyganto, Kanbiro Orkaido., &Alemu, Ayneshet Agegnew. (2019). Factors
Affecting Financial Performance of Insurance Companies Operatingin

150
Hawassa City Administration, Ethiopia. Universal Journal of Accounting
and Finance. 7 (1), 1-10. https://doi.org/10.13189/ujaf.2019.070101.
Emmanuel, O.G. (2018). Effect of Claims Management on Profitability of Listed
Insurance Companies in Nigeria. American Journal of Management. 18.
Fahmi, Irham. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Fahmi, Irham. (2013). Pengantar Manajemen Keuangan : Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Alfabeta.
Feriyanto, Andri., Shyta & Endang Triana. (2015). Pengantar Manajemen (3 in
1). Kebumen:Mediatera.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 23 Edisi kedelapan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Edisi Ketujuh.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Harahap, Sofyan Syafri. (2009). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. RajagrafindoPersada.
Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. RajagrafindoPersada.
Hanafi, Mamduh. M., & Halim, Abdul. (2014). Analisis Laporan Keuangan Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Harmono. (2014). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Hasibuan, Angga Firmansyah Putra., Sadalia, Isfenti., & Muda, Iskandar. (2020)
The Effect of Claim Ratio, Operational Ratio and Retention Ratio on
Profitability Performance of Insurance Companies in Indonesia Stock
Exchange 2011-2018). International Journal of Research and Review. 7 (
3).
Jawad, Yousef Abdel Latif Abdel., & Ayyash, Issam. (2019). Determinants of the
Solvency of Insurance Companies in Palestine. International Journal of
Financial Research. 10 (6). https://doi.org/10.5430/ijfr.v10n6p188.
Jhongpita, Phaiboon., Sukree Shintupinyo., dan Thitivadee Chaiyawaat. (2011).
Using decision tree learner to clasify solvency position for Thai non life
insurance companies. International Journal of the Computer, the Internet
and Management
Kasmir. (2008). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: PT FajarInterpratama
Mandiri. Cetakan ke enam.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2015). Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta; Rajawali Pers.
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali Pers. Edisi Revisi
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ketut, S. (2009). Klaim Asuransi. Jakarta: Badan Mediasi Asuransi Indonesia.
Kusuma, Muhammad Rizza Perdana dan Arfianto, Erwan Denny. (2013). Analisis
Pengaruh Profitabilitas, Risiko Underwriting, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Tingkat SolvabilitasPerusahaan Asuransi Di Indonesia(Studi

151
Perusahaan Asuransi Kerugian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2012). Jurnal Keuangan dan Perbankan. 17 (2), 243-252.
Lire, Asrat., & Tegegn, Tesfahun. (2016). Determinants of Profitability in Private
Insurance Companies in Ethiopia (2005-2015). Journal of Poverty,
Investment and Development. 26.
Ludovicus, Sensi, W. (2006). Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian
(Accounting For General Insurance) Konsep Dasar dan Aplikasi pada
Laporan Keuangan Asuransi Kerugian di Indonesia. Jakarta: PT. Prima
Mitra Edukarya.
Mansuri. (2016). Modul Praktikum Eviews: Analisis Regresi Linier Berganda
Menggunakan Eviews. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur.
Moreno, Ignacio., Martınez, Purificacion Parrado., & Ponce, Antonio Trujillo.
(2018). Economic Crisis and Determinants of solvency in the Insurance
Sector: New Evidence from Spain. Accounting and Finance Association of
Australia and New Zealand.https://doi.org/10.1111/acfi.12422.
Mulhadi. (2017). Dasar-dasar Hukum Asuransi. Depok: PT RajaGrafindo
Persada.
Nafarin, M. (2009). Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat
Natasya, Feren., & Mahardika, Dewa Putra Khrisna. (2019). Pengaruh
Profitabilitas dan Kemampuan Membayar Klaim Terhadap Solvabilitas
(Studi Empiris: Perusahaan Asuransi Umum yang Terdaftar di BEI
Periode 2014-2018). e-Proceeding of Management. : 6(2).
Nurwidyaningsih, Mutiara. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Risiko Underwriting,
dan Reasuransi terhadap Solvabilitas Perusahaan Asuransi (Pada
Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2016). Jurnal Manajemen.
Pamjaki. (2014). Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B.
Putri, Meilitarani., Wahyudi, Sugeng., & Muharam, Harjum. (2016). Studi
Tentang Solvabilitas Dengan Pendekatan Rasio-Rasioearly Warning
System Studi Pada Perusahaan Asuransi Yang Listed Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2009-2012. Universitas Diponegoro, Semarang,
Indonesia.
Rahmawati, Titis. (2018). Analisis Pengaruh Premi, Dana Tabarru’, Klaim dan
Likuiditas Terhadap Solvabilitas Dana Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
di Indonesia Periode (2014-2016). Jurnal Ekonomi Islam.
Rofiudin, Muhammad., Maslichah & Afifudin (2019). Analisis Pengaruh Rasio
Keuangan Risk Based Capital dan Early Warning System Terhadap
Financial Solvency pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia
(2015-2017). E-Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi. 8 (3).
Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Siamat, Dahlan. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sisdyanti, Amalia. (2016). Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Early Warning
System (EWS) dan Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham.
hal : 80-92

152
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
(Bandung: Alfabeta)
Sukarya, Oyo., & Margaretha, Farah. (2018). Masih Tepatkah ROA sebagai
Pengukuran Kinerja Keuangan Industri Asuransi di Indonesia? Jurnal
Manajemen dan Pemasaran Jasa. 11
(1).http://dx.doi.org/10.25105/jmpj.v11i1.2508.
Sulindawati, Ni Luh Gede Erni., Gede Adi Yuanirta, & I Gusti Ayu Purnamawati.
(2017). Manajemen Keuangan : Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
Bisnis. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Sumartono., & Harianto, Karni Aprilani. (2018). Kinerja Keuangan Perusahaan
Asuransi di Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (2011-
2016). Future Jurnal Manajemen dan Akuntansi. 6 (1), 1 – 14.
Sunyoto, Danang., & Puteri, Wika Harisa. (2017). Manajemen Risiko dan
Asuransi : Tinjauan Teoritis dan Implementasinya. Yogyakart: CAPS
(Center for Academic PublishingService)
Tampubolon, M. (2013). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Medika.
Edisi Pertama.
Tesfaye, Taye Tadesse. (2018). Analysis of Factors Affecting Financial
Performance Evidence from Selected Ethiopian Insurance Companies
(2011-2016). International Journal of Science and Research (IJSR). 7
(12).
Ulfan, Kris., Sutriswanto., & Apriyanto, Gaguk. (2018). Analisis Pengaruh Rasio
Early Warning System Terhadap Financial Solvency Pada Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia periode 2012 – 2016 Jurnal Penelitian
Ilmu Ekonomi. 8(1). https://doi.org/10.30741/wiga.v8i1.232.
Utami, Ely Pramuji., & Khoiruddin, Moh. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan
Early Warning System Terhadap Tingkat Solvabilitas Perusahaan Asuransi
Jiwa Syariah Periode 2010-2013. Management Analysis Journal. 5 (1).
https://doi.org/10.15294/maj.v5i1.8133
Wasike., &Ngoya, Andrew (2016). Determinants of Profitability in the Insurance
Sector in Kenya: A Case of Composite Insurance Companies (2014-
2015). IOSR Journal of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS). 21
(10).https://doi.org/10.9790/0837-2110011024.
Widarjono, Agus. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta:
Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eveiws
Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Winarno, W. W. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eveiws
Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Yuliana. (2008). Kinerja Keuangan PT Panin Insurance Tbk Dengan Metoda
MDA. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis 8 (1): 75–88.
Zainudin, Rozaimah., Mahdzan, Nurul Shahnaz Ahmad., & Leong, Ee Shan .
(2018) Firm-specific Internal Determinants of Profitability Performance:
An Exploratory Study of Selected Life Insurance Firms in Asia(2008-

153
2014). Journal of Asia Business Studies. https://doi.org/10.1108/JABS-09-
2016-0129.
PSAK No. 28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian
www.ojk.go.id

154
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Uji Statistik Deskriptif


Y_SOLVABILI X2_PROFITA X3_UNDERW
TAS X1_KLAIM BILITAS RITING X4_RETENSI
Mean 5.557947 0.619229 0.037385 0.275500 0.731003
Median 3.403000 0.583500 0.027000 0.310000 0.815000
Maximum 50.68000 6.649000 3.050000 1.000000 1.000000
Minimum 0.011000 0.040000 -0.663000 -0.931000 0.160000
Std. Dev. 6.058748 0.435760 0.243529 0.315864 0.237143
Skewness 3.524740 7.916135 10.59479 -0.539982 -0.535404
Kurtosis 19.73906 109.0491 132.9728 3.324093 1.999002

Jarque-Bera 4673.461 162875.1 245677.4 18.01093 30.43886


Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000123 0.000000

Sum 1889.702 210.5380 12.71100 93.67000 248.5410


Sum Sq. Dev. 12444.16 64.37154 20.10493 33.82203 19.06426

Observations 340 340 340 340 340

Lampiran 2 : Hasil Uji Common Effect


Dependent Variable: Y_SOLVABILITAS
Method: Panel Least Squares
Date: 08/13/20 Time: 20:45
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 68
Total panel (balanced) observations: 340

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.165480 0.336744 -0.491413 0.6235


X1_RASIOKLAIM -0.627634 0.326228 -1.923914 0.0552
X2_PROFITABILITAS -0.869773 0.714178 -1.217865 0.2241
X3_UNDERWRITTING 0.307498 0.307981 0.998431 0.3188
X4_RETENSI 1.948738 0.266677 7.307486 0.0000

R-squared 0.151542 Mean dependent var 0.953191


Adjusted R-squared 0.141411 S.D. dependent var 1.068405
S.E. of regression 0.989985 Akaike info criterion 2.832342
Sum squared resid 328.3234 Schwarz criterion 2.888650
Log likelihood -476.4982 Hannan-Quinn criter. 2.854779
F-statistic 14.95849 Durbin-Watson stat 0.528741
Prob(F-statistic) 0.000000

155
Lampiran 3 : Hasil Uji Fixed Effect
Dependent Variable: Y_SOLVABILITAS
Method: Panel Least Squares
Date: 08/13/20 Time: 20:51
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 68
Total panel (balanced) observations: 340

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.464353 0.393734 1.179359 0.2393


X1_RASIOKLAIM 0.833154 0.230387 3.616326 0.0004
X2_PROFITABILITAS 3.007540 1.156716 2.600067 0.0098
X3_UNDERWRITTING 0.519637 0.216364 2.401680 0.0170
X4_RETENSI -0.283568 0.484420 -0.585377 0.5588

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.813846 Mean dependent var 0.953191


Adjusted R-squared 0.764529 S.D. dependent var 1.068405
S.E. of regression 0.518447 Akaike info criterion 1.709613
Sum squared resid 72.03502 Schwarz criterion 2.520449
Log likelihood -218.6343 Hannan-Quinn criter. 2.032697
F-statistic 16.50238 Durbin-Watson stat 1.636356
Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 4 : Hasil Uji Random Effect

Dependent Variable: Y_SOLVABILITAS


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/13/20 Time: 20:54
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 68
Total panel (balanced) observations: 340
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.092015 0.312594 -0.294361 0.7687


X1_RASIOKLAIM 0.575696 0.221495 2.599133 0.0098
X2_PROFITABILITAS 0.706647 0.875255 0.807361 0.4200
X3_UNDERWRITTING 0.452165 0.207374 2.180434 0.0299
X4_RETENSI 0.774226 0.328007 2.360391 0.0188

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.803117 0.7059


Idiosyncratic random 0.518447 0.2941

156
Weighted Statistics

R-squared 0.036920 Mean dependent var 0.264385


Adjusted R-squared 0.025421 S.D. dependent var 0.546252
S.E. of regression 0.539264 Sum squared resid 97.41997
F-statistic 3.210614 Durbin-Watson stat 1.279775
Prob(F-statistic) 0.013176

Unweighted Statistics

R-squared 0.038755 Mean dependent var 0.953191


Sum squared resid 371.9682 Durbin-Watson stat 0.335178

Lampiran 5 : Hasil Uji Chow (Chow Test)


Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FEM
Test cross-section fixede ffects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 14.231319 (67,268) 0.0000


Cross-sectionChi-square 515.727843 67 0.0000

Lampiran 6 : Hasil Uji Hausman (Hausman Test)


Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: REM
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 31.442464 4 0.0000

157
Lampiran 7 : Hasil Uji Normalitas
50
Series: Residuals
Sample 1 340
40 Observations 340

Mean -1.57e-16
30 Median -0.023546
Maximum 2.675794
Minimum -2.651103
20
Std.Dev. 0.984103
Skewness -0.044530
10
Kurtosis 2.564650

Jarque-Bera 2.797373
0 Probability 0.246921
-2 -1 0 1 2

Lampiran 8 : Hasil Uji Multikolinearitas


X1_RASIOKLA X2_PROFITAB X3_UNDERWR
IM ILITAS ITTING X4_RETENSI
X1_RASIOKLAIM 1.000000 -0.002805 -0.782069 0.435881
X2_PROFITABILITAS -0.002805 1.000000 0.242853 -0.133857
X3_UNDERWRITTIN
G -0.782069 0.242853 1.000000 -0.524338
X4_RETENSI 0.435881 -0.133857 -0.524338 1.000000

Lampiran 9 : Hasil Uji Heteroskedastisitas


Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.968310 Prob. F(4,334) 0.4249


Obs*R-squared 3.886158 Prob. Chi-Square(4) 0.4216
Scaled explained SS 10.35810 Prob. Chi-Square(4) 0.0348

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 08/14/20 Time: 09:28
Sample: 2 340
Included observations:339

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.425294 0.303372 1.401890 0.1619


X1_PROFITABILITAS^2 0.585232 2.534600 0.230897 0.8175
X2_RASIOKLAIM^2 0.333625 0.300681 1.109564 0.2680
X3_UNDERWRITTING^2 -0.020379 0.615350 -0.033117 0.9736
X4_RETENSI^2 0.269939 0.361291 0.747150 0.4555

R-squared 0.011464 Mean dependent var 0.727673


Adjusted R-squared -0.000375 S.D. dependent var 1.707756

158
S.E. of regression 1.708076 Akaike info criterion 3.923252
Sum squared resid 974.4532 Schwarz criterion 3.979683
Log likelihood -659.9912 Hannan-Quinn criter. 3.945740
F-statistic 0.968310 Durbin-Watson stat 1.951958
Prob(F-statistic) 0.424940

Lampiran 10 : Hasil Uji Autokorelasi


Dependent Variable: Y_SOLVABILITAS
Method: Least Squares
Date: 08/14/20 Time: 09:30
Sample: 1 340
Included observations: 340

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.166470 0.336744 -0.494351 0.6214


X1_PROFITABILITAS -0.872707 0.713994 -1.222290 0.2225
X2_RASIOKLAIM -0.626799 0.326229 -1.921349 0.0555
X3_UNDERWRITTING 0.308346 0.307976 1.001202 0.3175
X4_RETENSI 1.949159 0.266678 7.309046 0.0000

R-squared 0.151606 Mean dependent var 0.953171


Adjusted R-squared 0.141476 S.D. dependent var 1.068419
S.E. of regression 0.989961 Akaike info criterion 2.832293
Sum squared resid 328.3073 Schwarz criterion 2.888601
Log likelihood -476.4899 Hannan-Quinn criter. 2.854730
F-statistic 14.96596 Durbin-Watson stat 0.822001
Prob(F-statistic) 0.000000

159

Anda mungkin juga menyukai