Anda di halaman 1dari 158

i

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS


DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2007-2018

Tesis
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S2
Program Studi Magister Akuntansi

Oleh:

M. Fahriyal Aldi
187017067

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


i

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS


DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2007-2018

Tesis

Oleh:

M. Fahriyal Aldi
187017067

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


ii

Universitas Sumatera Utara


iii

TIM PENGUJI TESIS

Telah Diuji dan Dinyatakan LULUS di Depan Tim Penguji

Pada Hari Selasa Tanggal 04 Agustus 2020

Judul Tesis : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,


Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Moderasi Pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007 – 2018

Nama Mahasiswa : M. Fahriyal Aldi

NIM : 187017067

Program Studi : Magister (S2) Akuntansi

Prof. Erlina, 0SE, M.Si, 0Ph.D, 0Ak, CA, 0CMA Ketua Penguji/Pembimbing
Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, MBA Anggota Penguji/Pembimbing
Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA Anggota Penguji
Dr. Idhar Yahya, SE, MBA, Ak, CA, CSRA Anggota Penguji
Dr. Rujiman, MA Anggota Penguji

Universitas Sumatera Utara


iv

Universitas Sumatera Utara


v

Universitas Sumatera Utara


vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama : M. Fahriyal Aldi
Alamat : Jalan Kenari XI No. 341. Perumnas Mandala,
Kenangan.
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 1 Juni 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Email : fahriyal.aldi@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2018 – 2020 : Program Magister Akuntansi (S2) Universitas
Sumatera Utara Medan
Tahun 2013 – 2017 : Program Studi Pendidikan Akuntansi (S1)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Medan
Tahun 2010 – 2013 : SMA Negeri 10
Tahun 2007 – 2010 : SMP Negeri 13
Tahun 2001 – 2007 : SD Negeri 066052

Universitas Sumatera Utara


vii

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS


DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2007-2018

M. Fahriyal Aldi1, Erlina2, Khaira Amalia Fachrudin3


Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara

Nilai perusahaan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan manajemen


perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga dapat
mewujudkan kepercayaan pemegang saham. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas
sebagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-
2018. Penelitian ini juga akan menguji variabel kebijakan dividen yang dijadikan
sebagai variabel moderasi dalam model penelitian. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2018. Berdasarkan populasi ini dipilih populasi
sasaran yang semua menjadi sampel penelitian sebanyak 8 perusahaan. Jumlah
observasi yang digunakan adalah sebanyak 88 pengamatan. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder dan pengujian hipotesis yang digunakan yaitu
analisis regresi data panel dengan uji regresi linier berganda dan uji moderasi
interaksi dengan bantuan software STATA. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pada alpha lima persen ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi
pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai perusahaan, Namun,
kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan dan
leverage terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: Ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kebijakan dividen,


nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


viii

Universitas Sumatera Utara


ix

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-

Nya yang memberikan kesehatan, perlindungan dan kemudahan kepada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada

Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2007-2018”. Tesis ini merupakan karya tulis sebagai salah

satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi

S2 Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Adapun dalam menyelesaikan proses Studi dan penulisan tesis, penulis

mendapat dukungan, motivasi, bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Prof. Erlina, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CMA., CPA. Selaku Ketua

Jurusan Program Studi Magister Akuntansi dan sekaligus menjadi dosen

pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing,

Universitas Sumatera Utara


x

mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari

proposal hingga penulisan tesis ini selesai

4. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin S.E., M.BA., Ak., CA. Selaku dosen

pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing,

mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari

proposal hingga penulisan tesis ini selesai

5. Bapak Dr. Iskandar Muda, S.E., M.Si., Ak., CA., CSP., CPA. Selaku

Sekretaris program magister akuntansi sekaligus menjadi dosen penguji atau

pembanding yang telah banyak memberikan arahan dan masukan mulai dari

seminar kolokium, seminar hasil tesis dan ujian tesis untuk kesempurnaan

tesis ini.

6. Bapak Dr. Idhar Yahya, S.E., MBA., Ak., CA., CSRA. Selaku dosen

penguji atau pembanding yang telah banyak memberikan arahan dan

masukan mulai dari seminar kolokium, seminar hasil tesis dan ujian tesis

untuk kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak Dr. Rujiman, MA. Selaku dosen penguji atau pembanding yang telah

banyak memberikan arahan dan masukan mulai dari seminar kolokium,

seminar hasil tesis dan ujian tesis untuk kesempurnaan tesis ini.

8. Kedua orang tua, yaitu Bapak Ediyono dan Ibu Faridah Sinambela yang

telah memberikan motivasi untuk selalu semangat belajar.

9. Kakak yaitu Nur Fadilah Hafni dan Abang Fahrur Ridho yang saya jadikan

motivasi untuk melanjutkan studi.

Universitas Sumatera Utara


xi

10. Seluruh Bapak/ Ibu dosen Sekolah Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang

telah memberikan ilmu yang sangat berarti selama penulis mengikuti

pendidikan

11. Seluruh Staf pegawai Sekolah Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian proses administrasi.

12. Teman-teman kelas Akuntansi Pemerintahan Paralel A 2018 yang telah

memberikan dukungan dan nasihat kepada penulis serta semua pihak yang

telah membantu, memberikan semangat serta doanya yang tidak dapat

penulis sampaikan satu per satu.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan, untuk itu

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

tesis ini, dengan penuh harapan bahwa tesis ini bermanfaat untuk pengembangan

ilmu pengetahuan terutama cabang ilmu akuntansi.

Medan, Agustus 2020


Penulis,

M. Fahriyal Aldi
NIM.187017067

Universitas Sumatera Utara


xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL TESIS ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
TIM PENGUJI TESIS .............................................................................. iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ...................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 14
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................... 14
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 15
1.5 Kontribusi Penelitian ................................................................ 17
1.6 Orisinalitas Penelitian .............................................................. 18

BAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR ............... 20


2.1 Landasan Teori ......................................................................... 20
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)........................................ 20
2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory) ..................................... 22
2.1.3 Teori Struktur Modal ...................................................... 23
2.2 Telaah Literatur ........................................................................ 26
2.2.1 Nilai Perusahaan ............................................................. 26
2.2.2 Ukuran Perusahaan ......................................................... 29
2.2.3 Leverage.......................................................................... 31
2.2.4 Profitabilitas .................................................................... 34
2.2.5 Likuiditas ........................................................................ 37
2.2.6 Kebijakan Dividen .......................................................... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN...... 42


3.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 42
3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................. 43
3.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap NilaiPerusahaan..... 43
3.2.2 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan ............. 44
3.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ....... 46
3.2.4 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan ............ 47

Universitas Sumatera Utara


xiii

3.2.5 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Ukuran


Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan .......................... 47
3.2.6 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Leverage
Terhadap Nilai Perusahaan ............................................. 48
3.2.7 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan ............................................. 49
3.2.8 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Likuiditas
Terhadap Nilai Perusahaan ............................................. 50
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 51
4.1 Jenis Lokasi dan Waktu Penelitian........................................... 51
4.2 Definisi Operasional Variabel .................................................. 51
4.2.1 Variabel Dependen (Y) ................................................... 51
4.2.2 Variabel Independen (X) ................................................ 52
4.2.3 Variabel Moderasi (Z) .................................................... 54
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 55
4.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 56
4.5 Teknik Analisis Data ................................................................ 57
4.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Data ................................... 57
4.5.2 Model Estimasi ............................................................... 58
4.5.3 Uji Signifikansi Model.................................................... 59
4.5.3.1 Uji Chow ............................................................. 59
4.5.3.2 Uji Hausman ....................................................... 59
4.5.3.3 Uji Lagrange Multiplier...................................... 60
4.5.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 60
4.5.4.1 Uji Normalitas..................................................... 61
4.5.4.2 Uji Multikolinearitas ........................................... 61
4.5.4.3 Uji Heteroskedastisitas........................................ 62
4.5.5 Uji Hipotesis ................................................................... 62
4.5.5.1 Analisis Regresi Berganda dengan Data Panel ... 62
4.5.5.2 Penilaian Goodness of Fit Model ........................ 63
4.5.5.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......... 63
4.5.5.2.2 Uji Statistik F...................................... 64
4.5.5.2.3 Uji t ..................................................... 64
4.5.5.3 Uji Variabel Moderasi Interaksi.......................... 65

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 66


5.1 Analisis Statistik Deskriptif Data ............................................. 66
5.2 Pemilihan Model Estimasi ....................................................... 69
5.2.1 Uji Chow ......................................................................... 70
5.2.2 Uji Hausman ................................................................... 71
5.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 72
5.3.1 Uji Normalitas................................................................. 72
5.3.2 Uji Multikolinearitas ....................................................... 73
5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................... 74
5.4 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................ 75
5.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Dengan Data Panel ... 75

Universitas Sumatera Utara


xiv

5.4.2 Penilaian Goodness Of Fit Model ................................... 77


5.4.2.1 Uji Koefisien Determinasi ................................. 77
5.4.2.2 Uji Statistik F (Simultan) .................................... 78
5.4.2.3 Uji t (Parsial) ....................................................... 79
5.4.3 Uji Moderasi Interaksi .................................................... 80
5.5 Pembahasan .............................................................................. 82
5.5.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ... 82
5.5.2 Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan .............. 83
5.5.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan ......... 85
5.5.4 Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan ............. 86
5.5.5 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh
Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan ............. 88
5.5.6 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh
Leverage terhadap Nilai Perusahaan............................... 90
5.5.7 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan ......................... 92
5.5.8 Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh
Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan ............................. 94

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 96


6.1 Kesimpulan............................................................................... 96
6.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 97
6.3 Saran ......................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 100


LAMPIRAN ............................................................................................... 115

Universitas Sumatera Utara


xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Observasi Awal Rasio Tobin’s Q, Size, DER, ROA dan CR .. 11
Tabel 1.2 Orisinalitas Penelitian .............................................................. 18
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel .................................................. 55
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Data ........................................................... 66
Tabel 5.2 Hasil Uji Chow ......................................................................... 70
Tabel 5.3 Hasil Uji Hausman ................................................................... 71
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas................................................................. 72
Tabel 5.5 Hasil Uji Multikolinearitas (VIF) ............................................. 73
Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................... 74
Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Data Panel
(Fixed Effect Model)................................................................. 75
Tabel 5.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................. 77
Tabel 5.9 Hasil Uji F (Simultan) .............................................................. 78
Tabel 5.10 Hasil Uji t (Parsial)................................................................... 79
Tabel 5.11 Hasil Uji Regresi Dengan Variabel Moderasi .......................... 81

Universitas Sumatera Utara


xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Rata-Rata Nilai Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi Tahun 2007-2018 ........................ 2
Gambar 1.2 Nilai Perusahaan Beberapa Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi Tahun 2007-2018....................... 3
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual............................................................ 42

Universitas Sumatera Utara


xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Penelitian Terdahulu .......................................................... 115


Lampiran 2 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 124
Lampiran 3 Data Mentah Penelitian ..................................................... 125
Lampiran 4 Data Interaksi Moderasi Variabel ..................................... 128
Lampiran 5 Hasil Statistik Deskriptif Data .......................................... 131
Lampiran 6 Hasil Common Effect Model ............................................. 131
Lampiran 7 Hasil Fixed Effect Model ................................................... 132
Lampiran 8 Hasil Random Effect Model .............................................. 132
Lampiran 9 Hasil Uji Chow .................................................................. 133
Lampiran 10 Hasil Uji Hausman ............................................................ 133
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas ......................................................... 134
Lampiran 12 Hasil Uji Multikolinearitas................................................ 134
Lampiran 13 Hasil Heteroskedastisitas .................................................. 134
Lampiran 14 Hasil Regresi Data Panel ................................................... 135
Lampiran 15 Hasil Uji Moderasi ............................................................ 136
Lampiran 16 t Tabel................................................................................ 137
Lampiran 17 F Tabel .............................................................................. 138

Universitas Sumatera Utara


xviii

DAFTAR SINGKATAN

BEI Bursa Efek Indonesia

DER Debt to Equity Ratio

ROA Return On Asset

CR Curren Ratio

DPR Dividend Payout Ratio

EBIT Earnings Before Interest and Taxes

RUPS Rapat Umum Pemegang Saham

Universitas Sumatera Utara


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan jangka panjang dari dibentuknya suatu perusahaan yaitu untuk

memaksimumkan atau memaksimalkan nilai perusahaan dan meningkatkan

kemakmuran pemegang saham, dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka

diharapkan akan mengundang investor baru untuk berinvestasi. Selain itu, nilai

suatu perusahaan juga akan mencerminkan potensi dan prospek perusahaan

didalam mempertahankan dan meningkatkan usahanya di masa yang akan datang.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Nilai perusahaan dapat menjadi tolak ukur

keberhasilan perusahaan dalam menjalankan perusahaan.

Nilai perusahaan yang tinggi juga menjadi keinginan para pemilik

perusahaan atau pemegang saham, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi

menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang

saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang

merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset

(Pertiwi & Pratama, 2011). Adapun dalam memaksimumkan nilai perusahaan

dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu

kebijakan atau keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan

keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Sukirni, 2012).

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja

perusahaan juga baik. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kesuksesan

dalam mengelola setiap saham yang ada dalam perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


2

Meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau

pemegang saham. Bagi pemegang saham, laba berarti peningkatan nilai ekonomis

yang akan diterima melalui pembagian dividen, serta dianggap mempunyai

informasi yang dapat menganalisis dan memprediksi saham yang diterbitkan oleh

emiten. Selain itu laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja

manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi

perhatian pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja manajemen perusahaan

dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, serta dapat

digunakan untuk memperkirakan prospek perusahaan di masa depan (Sialagan &

Machfoedz, 2006).

Berikut ini beberapa fenomena mengenai nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia:

Rata-Rata Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi


Yang Terdaftar di BEI
Nilai Tobin's Q

3.582
3.281 3.154 3.266 3.241
2.917
2.697

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : data diolah peneliti, 2020

Gambar 1.1 Rata-Rata Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri


Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2018

Universitas Sumatera Utara


3

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang dihitung

menggunakan Tobin’s Q pada perusahaan Industri Barang Konsumsi selama

tujuh (7) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Rata-rata nilai perusahaan

mengalami fluktuasi atau ketidakstabilan setiap tahunnya. Adapun penurunan

nilai perusahaan terjadi pada tahun 2013 sampai 2015, rata-rata nilai perusahaan

industri barang konsumsi pada tahun 2015 menyentuh angka 2.917 yang menurun

dari tahun sebelumnya yaitu 3,281 dan 3,154 masing-masing pada tahun 2013 dan

2014. Pada tahun 2016 dan 2017 rata-rata nilai perusahaan industri barang

konsumsi mengalami kenaikan masing-masing sebesar 3,266 dan 3,582 namun

pada tahun 2018 kembali menurun ke angka 3,241.

Berikut disajikan beberapa perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang mengalami fluktuasi dan penurunan nilai perusahaan. Fluktuasi

nilai perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

7
Angka Rasio Nilai Perusahaan

0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

GGRM TSPC INDF KLBF KAEF

Sumber : data diolah peneliti, 2020


Gambar 1.2 Nilai Perusahaan Pada Beberapa Perusahaan Industri Barang
Konsumsi 2007-2018

Universitas Sumatera Utara


4

Berdasarkan gambar 1.2 maka diketahui bahwa terjadi fluktuasi nilai

perusahaan pada beberapa perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang

terjadi selama 12 tahun pada tahun 2007-2018. Pada emiten GGRM atau PT

Gudang Garam Tbk. nilai perusahaan terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 0,695 namun dua tahun berikutnya yaitu pada tahun 2010 nilai perusahaan

mengalami kenaikan menjadi 2,810. Pada tahun berikutnya yaitu 2011 nilai

perusahaan GGRM mengalami kenaikan dan menjadi nilai perusahaan tertinggi

selama 12 tahun yaitu 3,426 namun tahun 2012 kembali mengalami penurunan

nilai perusahaan menjadi 2,969 dan seterusnya mengalami fluktuasi hingga pada

tahun 2018 mencatat nilai perusahaan sebesar 2,675.

Fluktuasi nilai perusahaan juga terjadi pada emiten TSPC atau Tempo

Scan Pasific Tbk. pada tahun 2007 nilai perusahaan TSPC sebesar 1,451. Namun

menurun ditahun berikutnya yaitu 2008 menjadi sebesar 0,828 yang menjadi nilai

perusahaan terendah untuk TSPC selama 12 tahun. Pada tahun 2012 nilai

perusahaan TSPC sebesar 3,894 yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya

yaitu 2011 yang bernilai 2,407. Namun, setelah tahun 2012 TSPC konsisten

mengalami penurunan nilai perusahaan hingga tahun 2018. Nilai perusahaan

emiten TSPC sebesar 2,990, 2,566, 1,563, 1,642, 1,406, 1,104 masing-masing

untuk tahun 2013-2018 hal ini diduga karena peningkatan hutang dan penurunan

laba pada emiten ini yang menyebabkan nilai perusahaan menurun konsisten.

Emiten INDF atau Indofood Tbk pada tahun 2007 mencatat nilai

perusahaan sebesar 1,451 namun pada tahun 2008 mengalami penurunan nilai

perusahaan menjadi 0,874. Sejak tahun 2009 hingga tahun 2015 nilai perusahaan

Universitas Sumatera Utara


5

INDF konsisten mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,388, 1,380,

1,164, 1,290, 1,258, 1,210, 1,025 adapun penurunan nilai perusahaan ini bisa

disebabkan karena penggunaan hutang yang lebih tinggi dari pada modal

perusahaan emiten INDF. Namun pada tahun 2016 tercatat nilai perusahaan INDF

naik menjadi 1,312 dan turun kembali ditahun 2018 menjadi 1,161.

Nilai perusahaan Emiten KLBF atau Kalbe Farma Tbk. juga mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2007 nilai perusahaan tercatat sebesar 2,709 namun dua

tahun berturut setelahnya yakni 2008 dan 2009 nilai perusahaan mengalami

penurunan masing-masing menjadi sebesar 0,950 dan 0,668. Namun, pada tahun

2010 nilai perusahaan kembali naik tajam yaitu menjadi 4,873. Dari tahun 2011-

2014 KLBF konsisten mengalami kenaikan nilai perusahaan masing-masing

sebesar 4,386, 5,933, 5,859, dan mencatat nilai perusahaan tertinggi sebesar 7,111

pada tahun 2014. Namun pada tahun 2015 nilai perusahaan KLBF mengalami

penurunan menjadi 4,479 hal ini diduga dapat disebabkan karena penurunan

jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. pada tahun 2016-2017

nilai perusahaan KAEF mengalami fluktuasi yaitu masing-masing sebesar 4,846

dan 4,931. Pada tahun 2018 nilai perusahaan KLBF turun kembali dari tahun

sebelumnya menjadi 4,084.

Emiten KAEF atau Kimia Farma Tbk mengalami fluktuasi nilai

perusahaan dimulai dari tahun 2007 nilai perusahaan sebesar 1,567 dan

mengalami penurunan pada tahun berikutnya yaitu 2008 menjadi 0,636. Namun

pada tahun 2011 nilai perusahaan kembali naik menjadi 1,354 yang sebelumnya

tahun 2010 sebesar 0,861. Nilai perusahaan KAEF naik kembali pada tahun 2014

Universitas Sumatera Utara


6

menjadi sebesar 3,176 yang tahun sebelumnya nilai perusahaan hanya 1,738 dan

nilai perusahaan naik kembali pada tahun 2016 menjadi 3,819 yang tahun

sebelumnya 2015 hanya 1,918. Pada tahun 2018 nilai perusahaan KAEF menjadi

2,172 yang turun dari tahun 2017 yaitu 3,038 hal ini diduga disebabkan karena

penggunaan hutang yang tinggi dan penurunan likuiditas pada tahun tersebut.

Berdasarkan fenomena nilai perusahaan yang dapat dilihat pada gambar

1.1 dan 1.2 beserta uraiannya, maka diketahui terjadi fluktuasi kenaikan dan

penurunan nilai perusahaan pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi.

Adapun nilai perusahaan diduga mampu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

diantaranya yaitu ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas dan

kebijakan dividen.

Faktor pertama yang diduga mampu mempengaruhi nilai perusahaan

adalah ukuran perusahaan. Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi dalam

kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size)

dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran Perusahaan diduga salah satu variabel

yang dipertimbangkan dalam menentukan nilai suatu perusahaan sebab, ukuran

perusahaan mencerminkan seberapa besar aset total yang dimiliki perusahaan.

Total aset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan, serta hak dan

kewajiban yang dimilikinya. Perusahaan berukuran besar yang dinilai dari total

aset perusahaan dapat dipastikan semakin besar dana yang dikelola dan semakin

kompleks pula pengelolaannya serta cenderung memiliki kondisi keuangan yang

lebih stabil dan lebih mudah mendapatkan sumber pendanaan sehingga akan lebih

Universitas Sumatera Utara


7

menarik bagi investor baru untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga

akan mendorong naiknya nilai perusahaan Dewi & Wirajaya (2013).

Penelitian terdahulu mengenai ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan mempunyai hasil yang tidak konsisten. Adapun penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Prasetyorini (2013); dan Saerang et al. (2014) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

nilai perusahaan, hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dewi & Wirajaya (2013); dan Suwardika & Mustanda (2017) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Maulinda et al. (2019); dan

Hirdinis (2019) menyatakan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor kedua yang diduga mampu mempengaruhi nilai perusahaan

adalah leverage. Leverage menurut (Kasmir, 2015) diartikan sebagai pengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya yang

terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Semakin besar rasio

ini menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari hutang

digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Teori Modigliani & Miller (1963)

dengan pajak menyatakan bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan

perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal

ini mengindikasikan bahwa struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan

menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai

akibat penggunaan hutang yang besar. Penggunaan leverage pada perusahaan juga

Universitas Sumatera Utara


8

dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan menjalankan usaha dengan itu

perusahaan dapat secara maksimal menjalankan usahanya sehingga keuntungan

yang akan diperoleh perusahaan akan meningkat Sutama & Lisa (2018).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Linawaty & Ekadjaja (2017); Rudangga

& Sudiarta (2016); Zuhroh (2019); Sholekah & Venusita (2014); dan Cheng &

Tzeng (2011) menyatakan hasil bahwa leverage berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian tersebut tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari & Abundanti (2014) yang menyatakan

bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor ketiga yang diduga mampu mempengaruhi nilai perusahaan

adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba dalam satu

periode tertentu (Kasmir, 2015). Berdasarkan sudut pandang investor, salah satu

indikator penting untuk melihat prospek perusahaan dimasa yang akan datang

yaitu dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan, karena

indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui seberapa besar return

yang dapat diterima oleh investor atas investasi yang dilakukannya. berdasarkan

signaling theory profitabilitas yang tinggi menjadi sinyal yang baik dan positif

untuk investor dan calon investor yang berkaitan dengan prospek perusahaan yang

bagus sehingga memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham,

permintaan saham yang meningkat menyebabkan harga saham meningkat, harga

saham meningkat menyebabkan nilai perusahaan mengalami peningkatan.

Universitas Sumatera Utara


9

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013); Dewi & Wirajaya

(2013); Maulinda et al. (2019); Febriana et al. (2016); dan Zuhroh (2019)

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Namun hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian

Nugroho (2017); Hirdinis (2019); dan Sambora et al, (2014) menyatakan

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor keempat yang diduga mampu mempengaruhi nilai perusahaan

adalah likuiditas. Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Selain itu

likuiditas akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada

para pemegang saham (Siahaan, 2013). Semakin tinggi likuiditas perusahaan yang

maka semakin banyak dana tersedia bagi perusahaan untuk membayar hutang

jangka pendek, membayar dividen, membiayai operasional perusahaan dan

investasinya sehingga persepsi investor terhadap kinerja perusahaan akan dinilai

baik, hal tersebut akan meningkatkan harga saham serta nilai perusahaan juga

akan meningkat Wijaya & Purnawati (2014). Namun dalam kondisi berbeda,

peningkatan likuiditas bisa dipersepsikan buruk apabila kenaikan likuiditas tidak

meningkatkan dividen yang dibayar melainkan menaikkan free cash flow dalam

perusahaan, maka diduga biaya agensi akan meningkat (Nurhayati, 2013).

Penelitian terdahulu mengenai likuiditas terhadap nilai perusahaan

mempunyai hasil yang berbeda-beda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rompas (2013); Putra & Sedana (2019); dan Adi & Lestari (2016) menyatakan

bahwa likuiditas yang dihitung dengan current ratio berpengaruh positif dan

Universitas Sumatera Utara


10

signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Wijaya

& Purnawati (2014); dan Andriani (2019) mendapati hasil yaitu likuiditas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor lain yang diduga mampu mempengaruhi nilai perusahaan adalah

kebijakan dividen. Kebijakan dividen berhubungan dengan besarnya Dividend

Payout Ratio (DPR), yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang

akan dibagikan perusahaan kepada para pemegang sahamnya Sudana (2015).

Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku sebagian pemodal

yang lebih memilih dividen yang tinggi agar mendapatkan keuntungan. Pemodal

atau investor beranggapan bahwa dividen yang diterima lebih berharga dan lebih

pasti dibandingkan capital gain yang diperoleh kemudian hari.

Adapun dalam penelitian ini kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel

moderasi. Menurut (Sartono, 1997) Kebijakan dividen sangat penting karena

mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus

pendanaan dan posisi likuiditas, dengan kata lain dividen menyediakan informasi

mengenai performa perusahaan. Kebijakan dividen sebuah perusahaan memiliki

dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat terutama pihak-pihak yang

memiliki kepentingan dalam perusahaan. Dilain sisi, perusahaan juga diharapkan

mengalami pertumbuhan sekaligus dapat mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan dan memberikan kesejahteraan pemegang saham. Tujuan ini sering

diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Peneliti terdahulu telah menjadikan kebijakan dividen sebagai variabel

penelitian, baik menjadikan kebijakan dividen sebagai variabel dependen,

Universitas Sumatera Utara


11

independen maupun moderasi. Namun penelitian terdahulu mendapati hasil yang

berbeda, seperti penelitian yang dilakukan oleh Senata (2016) bahwa kebijakan

dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Aprilia & Yulianto (2016) menyatakan bahwa

kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Kusnadi & Tandika (2017) menyatakan bahwa

kebijakan dividen mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Tahu &

Susilo (2017) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu

memoderasi pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai perusahaan.

Selain terdapat perbedaan dalam hasil-hasil penelitian terdahulu atau

Research gap. Ditemukan juga fenomena lainnya mengenai nilai perusahaan. Hal

tersebut dapat dilihat pada hasil observasi awal pada beberapa perusahaan sektor

Industri Barang Konsumsi. Fenomena disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 Observasi Awal


Kode Emiten Tahun Size DER ROA CR Tobin’s Q
2016 31,773 0,499 0,106 1,938 2,325
GGRM 2017 31,832 0,488 0,116 1,936 2,783
2018 31,867 0,384 0,113 2,058 2,675
2016 29,516 0,041 0,083 2,652 1,642
TSPC 2017 29,637 0,058 0,075 2,521 1,406
2018 29,694 0,090 0,069 2,516 1,104
2016 32,040 0,510 0,064 1,508 1,312
INDF 2017 32,113 0,325 0,058 1,523 1,225
2018 32,201 0,596 0,051 1,066 1,161
2016 30,354 0,023 0,154 4,131 4,846
KLBF 2017 30,441 0,023 0,148 4,509 4,931
2018 30,529 0,023 0,138 4,658 4,084
2016 28,364 0,362 0,059 1,714 3,819
KAEF 2017 28,413 0,785 0,054 1,546 3,038
2018 29,878 1,204 0,042 1,423 2,172
Sumber : data diolah peneliti, 2020

Universitas Sumatera Utara


12

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui kode emiten GGRM atau PT Gudang

Garam Tbk yaitu perusahaan yang bergerak di bidang rokok. Adapun untuk

ukuran perusahaan emiten GGRM mengalami kenaikan pada tahun 2018 dari

tahun 2017 sebesar masing masing 31,867 dari tahun sebelumnya 31,832 dan

current ratio tahun 2017 sebesar 1,936 naik di tahun 2018 menjadi 2,058. Namun

nilai perusahaan tahun 2018 menurun menjadi 2,675 yang tahun sebelumnya 2017

yaitu 2,783. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian konsep yang

menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan dan current ratio yang

tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Diketahui kode emiten TSPC atau Tempo Scan Pasific Tbk. terjadi

peningkatan DER dari tahun 2017 ke tahun 2018 masing-masing sebesar 0,058

menjadi 0,090. Namun, peningkatan DER menjadikan nilai perusahaan semakin

rendah, dapat dilihat pada tahun 2017 nilai perusahaan TSPC yaitu sebesar 1,406

ini menurun menjadi 1,104 pada tahun 2018. Hal ini tidak sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa semakin besar rasio DER sebuah perusahaan maka akan

diikuti dengan nilai perusahaan yang tinggi.

Kode emiten INDF atau PT Indofood Tbk yang bergerak di bidang

makan dan dan minuman. Pada fenomena awal ini untuk kode INDF mengalami

kenaikan pada ukuran perusahaan dan DER tahun 2017 ke 2018. Untuk ukuran

perusahaan INDF pada tahun 2018 meningkat dari tahun 2017 sebesar masing

masing 32,201 dari tahun sebelumnya 32,113. DER PT Indofood Tbk pada tahun

2017 sebesar 0,325 naik ditahun 2018 menjadi 0,596 namun nilai perusahaan

tahun 2018 menurun menjadi 1,161 yang pada tahun sebelumnya 2017 yaitu

Universitas Sumatera Utara


13

1,225. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian konsep yang menyatakan

bahwa semakin besar ukuran perusahaan dan rasio DER yang tinggi dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

Emiten kode KLBF atau PT Kalbe Farma Tbk yang bergerak di bidang

obat-obatan memiliki fenomena bahwa penurunan nilai ROA menjadikan nilai

perusahaan emiten tersebut meningkat. Fenomena ini terjadi pada tahun 2016 ke

2017. ROA KLBF pada tahun 2016 sebesar 0,154 mengalami penurunan menjadi

0,148 pada tahun 2017 namun penurunan ROA tidak menurunkan nilai

perusahaan justru menaikkan nilai perusahaan, pada tahun 2016 nilai perusahaan

emiten KLBF yaitu sebesar 4,846 naik menjadi 4,931 pada tahun 2017. Hal ini

tidak sesuai dengan teori yg menyatakan semakin rendah rasio profitabilitas

semakin rendah atau menurunkan nilai perusahaan.

Emiten KAEF atau Kimia Farma Tbk. perusahaan milik negara yang

bergerak dibidang obat-obatan mengalami fenomena yang sama dengan emiten

INDF yaitu pada rasio DER. Dalam hal ini rasio DER untuk KAEF pada tahun

2017 sebesar 0,785 mengalami kenaikan pada tahun 2018 menjadi 1,204. Namun

kenaikan rasio DER tidak pula menaikkan nilai perusahaan pada KAEF tersebut.

Dapat dilihat nilai perusahaan KAEF mengalami penurunan dari tahun 2017 yaitu

3,038 pada tahun 2018 menurun menjadi 2,172. Hal ini tidak sesuai dengan teori

yang mengatakan bahwa DER yang tinggi akan menaikkan nilai perusahaan

dikarenakan perusahaan tersebut mampu mengelola hutang dengan baik.

Penelitian mengenai nilai perusahaan masih menarik untuk diteliti karena

masih terdapat adanya ketidak konsistenan pada hasil-hasil penelitian terdahulu

Universitas Sumatera Utara


14

serta fenomena-fenomena yang ada. Oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,

Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan

Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2018”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah terjadi penurunan nilai

perusahan tahun 2013-2015 pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi

dan fluktuasi penurunan nilai perusahaan pada beberapa perusahaan industri

barang konsumsi yang menyebabkan perusahaan tidak memberikan dampak baik

kepada investor. Serta adanya research gap mengenai variabel yang diteliti yaitu

ukuran perusahaan leverage, profitabilitas, likuiditas terhadap nilai perusahaan

dan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini.

1.3. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka pertanyaan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2007-2018?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Universitas Sumatera Utara


15

2007-2018?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2007-2018?

4. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2007-2018?

5. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018?

6. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018?

7. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018?

8. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari pertanyaan penelitian, maka tujuan dilakukanya

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan berpengaruh

Universitas Sumatera Utara


16

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah leverage berpengaruh terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah profitabilitas berpengaruh

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018

4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah likuiditas berpengaruh terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018

5. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2007-2018.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2007-2018.

7. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2007-2018.

Universitas Sumatera Utara


17

8. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kebijakan dividen mampu

memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2007-2018.

1.5. Kontribusi Penelitian

Adapun kontribusi penelitian yang dapat diberikan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Kontribusi Praktis

Adapun kontribusi praktis ditujukan bagi investor dan calon investor,

sehingga penelitian ini nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi bagi investor dan

calon investor pada saat melakukan investasi sehingga dapat memberikan

dampak baik bagi investor dan calon investor tersebut.

2. Kontribusi Teoritis

Adapun kontribusi teoritis ditujukan bagi penelitian selanjutnya, sehingga

penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan wacana yang

dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya untuk mempelajari atau

meneliti kembali mengenai nilai perusahaan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya dimasa akan datang.

3. Kontribusi Kebijakan

Adapun kontribusi kebijakan ditujukan bagi manajemen perusahaan,

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi

manajemen perusahaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian

Universitas Sumatera Utara


18

untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan serta sebagai bahan

pertimbangan emiten untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja

manajemen perusahaan.

1.6. Orisinalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Dewi & Wirajaya (2013) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran

Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan” dan penelitian yang

dilakukan oleh Kusnadi & Tandika (2017) dengan judul “Pengaruh Return On

Asset Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel

Moderasi”. Perbedaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.2. berikut ini:

Tabel 1.2 Orisinalitas Penelitian


Keterangan Penelitian terdahulu I Penelitian Terdahulu II Penelitian Sekarang

Judul Pengaruh Struktur Modal, Pengaruh Return On Asset Pengaruh Ukuran perusahaan
Ukuran Perusahaan Dan Terhadap Nilai Perusahaan Leverage, Likuiditas dan
Profitabilitas Terhadap Dengan Kebijakan Dividen Profitabilitas Terhadap Nilai
Nilai Perusahaan. Sebagai Variabel Moderasi. Perusahaan Dengan Kebijakan
Dividen Sebagai Variabel
Moderasi.
Variabel Nilai Perusahaan Nilai Perusahaan Nilai Perusahaan
Dependen
Variabel 1. Struktur Modal Return On Asset 1. Ukuran Perusahaan
Independen 2. Ukuran Perusahaan 2. Leverage
3. Profitabilitas 3. Profitabilitas
4. Likuiditas
Variabel - Kebijakan dividen Kebijakan Dividen
Moderasi
Objek Perusahaan perbankan Perusahaan manufaktur yang Perusahaan manufaktur sektor
penelitian konvensional yang terdaftar di Bursa efek indonesia industri barang konsumsi yang
terdaftar di BEI terdaftar di BEI
Tahun 2009-2011 2014-2016 2007-2018
Penelitian
Sumber : Data diolah peneliti, 2020

Berdasarkan tabel 1.2 perbedaan dalam penelitian sekarang dan

penelitian terdahulu dapat dijabarkan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


19

1. Perbedaan penelitian terdahulu I dan II dengan penelitian saat ini dapat

terlihat dari penambahan variabel. Peneliti sekarang menambah satu (1)

variabel lain yang diduga mampu mempengaruhi nilai perusahaan yaitu

variabel likuiditas.

2. Perbedaan cara perhitungan variabel dalam hal ini nilai perusahaan. Peneliti

sebelumnya menggunakan Price Book Value (PBV) dalam menghitung nilai

perusahaan sedangkan peneliti sekarang menggunakan Tobin’s Q.

3. Perbedaan juga dapat dilihat juga dari objek penelitian. Adapun dalam hal

ini peneliti I menjadikan perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebagai objek penelitian sedangkan peneliti II menggunakan

perusahaan Manufaktur sebagai objek penelitian dan peneliti sekarang

menggunakan perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sebagai objek penelitian.

4. Perbedaan lain dapat dilihat dari tahun dibuatnya penelitian tersebut yaitu

peneliti terdahulu melakukan penelitian pada tahun 2013 dan 2017

sedangkan penelitian sekarang pada tahun 2020. Serta rentang tahun

penelitian dimana dua peneliti sebelumnya hanya mengobservasi masing-

masing tiga (3) tahun sedangkan peneliti sekarang dua belas (12) tahun.

5. Perbedaan lain yang dapat dilihat dari penelitian sebelum dan sekarang

yaitu dalam penelitian menggunakan software STATA sebagai alat

pengujian statistik dan menggunakan lag data waktu satu tahun. Sedangkan

dua peneliti terdahulu dalam penelitiannya menggunakan aplikasi SPSS dan

tidak menggunakan lag data.

Universitas Sumatera Utara


20

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi (Agency Theory) menggambarkan perusahaan sebagai suatu

titik temu antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Jensen & Meckling

(1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak kerja antara

agent dan principal. Principal adalah pemegang saham atau pemilik perusahaan,

sedangkan yang dimaksud dengan agent adalah manajemen yang ditunjuk

mengelola perusahaan oleh agent, inti dari hubungan keagenan adalah adanya

pemisahan antara kepemilikan principal dan pengendalian agent.

Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemilik perusahaan

atau pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemilik perusahaan atau

pemegang saham. Oleh karena itu, pihak manajemen harus mampu

mempertanggungjawabkan seluruh pekerjaannya kepada pemegang saham.

Adapun dalam teori agensi terdapat masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

informasi yang tidak lengkap, yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh

kedua belah pihak sebagai akibatnya ketika konsekuensi-konsekuensi tertentu

tidak dipertimbangkan oleh pihak-pihak tersebut, hal inilah yang disebut dengan

asimetri informasi.

Asimetri informasi bisa memicu masalah keagenan, asimetri informasi

adalah perbedaan informasi yang dimiliki antara principal dan agent yang

Universitas Sumatera Utara


21

mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi (Nasution & Setiawan,

2007). Kondisi pemegang saham yang tidak mengetahui informasi sedetail

manajemen bisa dimanfaatkan oleh manajemen yang lebih mengetahui informasi

apa saja mengenai perusahaan untuk memperoleh keuntungan pribadi, ada potensi

agen menyembunyikan informasi bahkan agen bisa saja mempengaruhi angka

angka laporan yang disajikan yang bisa menguntungkan dirinya sendiri dan

merugikan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Manajemen/agen bisa saja

memberikan informasi yang tidak benar kepada prinsipal, seolah-olah perusahaan

sedang berkinerja baik walaupun kenyataannya tidak demikian, ketidaktahuan

prinsipal memberikan celah bagi manajemen untuk melakukan manipulasi.

Adapun untuk mengatasi masalah keagenan, hutang bisa menjadi salah

satu cara meminimalkan masalah keagenan. Kebijakan hutang merupakan suatu

mekanisme yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memberikan gambaran

kepada para investor atau pihak eksternal tentang usaha yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan dalam rangka melaksanakan tujuan perusahaan yaitu

memaksimalkan nilai perusahaan (Senda, 2012). Adapun dengan berhutang, maka

ada pihak lain yang ikut mengawasi kinerja dari manajemen perusahaan yaitu

kreditur. Bukan hanya pemegang saham selaku prinsipal saja yang akan

mengawasi manajemen perusahaan, namun juga pihak eksternal yaitu kreditur

yang juga akan mengawasi perusahaan agar mengembalikan pinjaman yang

mereka berikan. Semakin banyak pengawasan yang dilakukan maka peluang

manajemen melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan akan semakin

kecil. Kreditur tentu berkepentingan untuk mengawasi manajemen agar

Universitas Sumatera Utara


22

manajemen tetap menghasilkan keuntungan untuk perusahaan agar hutangnya bisa

dilunasi beserta bunganya. Pengawasan oleh kreditur ini akan meminimalkan

biaya pengawasan yang harus dikeluarkan oleh prinsipal.

Penggunaan hutang yang berlebihan juga memunculkan masalah lain

dalam teori agensi, hutang bisa memicu munculnya konflik antara pemegang

saham dan kreditur, terlebih jika ada syarat-syarat tertentu dalam perjanjian

hutang yang bisa bertolak belakang dengan keinginan dari pemegang saham.

Kreditur bisa membatasi penggunaan hutang tersebut kepada agen, rasio hutang

terhadap ekuitas harus diperhatikan agar tidak terjadi masalah keagenan.

Demikian juga dengan adanya kebijakan dividen yang diterapkan dalam

perusahaan, peningkatan dividen diharapkan dapat meminimalisir masalah

keagenan yang timbul antara manajer dan pemegang saham.

2.1.2. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil sebuah

perusahaan untuk memberi informasi atau petunjuk bagi investor tentang apa saja

yang dilakukan oleh perusahaan Brigham & Houston (2006). Sinyal ini dapat

berupa informasi mengenai apa yang sedang dan sudah dilakukan oleh

manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik atau pemegang saham.

Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena

pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak eksternal. Informasi tersebut

penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada dasarnya

menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu,

Universitas Sumatera Utara


23

saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan

bagaimana efeknya pada perusahaan.

Signalling Theory berakar dari teori akuntansi pragmatik yang

memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan

perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal

adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya

dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang

melakukan pengumuman (Suwardjono, 2005). Menurut (Jogiyanto, 2003) yang

menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan

memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharap dapat

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Signal juga dapat

berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa suatu perusahaan

lebih baik dari perusahaan lain (Vitarini & Siswanto, 2012).

2.1.3. Teori Struktur Modal

Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan

Miller tanpa pajak. Modigliani-Miller berpendapat bahwa struktur modal tidak

relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Modigliani-Miller mengajukan

beberapa asumsi untuk membangun teori mereka yaitu: a) Tidak terdapat agency

cost. b) Tidak ada pajak. c) Investor dapat menggunakan utang dengan tingkat

suku bunga yang sama dengan perusahaan. d) Investor mempunyai informasi

yang sama seperti manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan. e)

Tidak ada biaya kebangkrutan. f) Earnings Before Interest and Taxes (EBIT)

tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang. g) Para investor adalah price-

Universitas Sumatera Utara


24

takers. h) Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar

(market value) (Brigham & Houston, 2006). Dengan asumsi-asumsi tersebut,

Modigliani-Miller mengajukan dua proposisi yang dikenal sebagai proposisi

Modigliani-Miller tanpa pajak.

Proposisi I: nilai dari perusahaan yang menggunakan utang sama dengan

nilai dari perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Implikasi dari proposisi I

ini adalah struktur modal dari suatu perusahaan tidak relevan, perubahan struktur

modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan Weighted Average Cost of

Capital (WACC) perusahaan akan tetap sama tidak dipengaruhi oleh bagaimana

perusahaan memadukan hutang dan modal untuk membiayai perusahaan.

Proposisi II: biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan melakukan

atau mencari pinjaman dari pihak luar. Risk of the equity bergantung pada risiko

dari operasional perusahaan (business risk) dan tingkat utang perusahaan

(financial risk). Brealey, Myers & Marcus (1999) menyimpulkan dari teori

Modigliani-Miller tanpa pajak ini yaitu tidak membedakan antara perusahaan

yang menggunakan hutang atau pemegang saham memiliki hutang pada saat

kondisi tanpa pajak dan pasar yang sempurna. Nilai perusahaan tidak bergantung

pada struktur modalnya. Dengan kata lain, manajer keuangan tidak dapat

meningkatkan nilai perusahaan dengan merubah proporsi debt dan equity yang

digunakan untuk membiayai perusahaan.

Modigliani-Miller (1963) kemudian memasukkan faktor pajak ke dalam

teorinya. Modigliani-Miller menyatakan bahwa faktor yang dapat menentukan

nilai perusahaan tersebut adalah penghematan pajak yang diperoleh karena bunga

Universitas Sumatera Utara


25

dari penggunaan hutang tersebut dapat mengurangi pembayaran pajak (tax

deductable). Penghematan pajak ini diterima secara berkelanjutan, nilai sekarang

dari penghematan pajak tersebut merupakan kelebihan nilai perusahaan yang

menggunakan hutang dibanding dengan perusahaan yang tanpa menggunakan

hutang (Subagyo, 2011). Dalam teori Modigliani-Miller dengan pajak ini terdapat

dua proposisi yaitu: Proposisi I: nilai dari perusahaan yang menggunakan hutang

sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak menggunakan hutang ditambah

dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari proposisi I ini

adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan. Modigliani-Miller

menyatakan bahwa struktur modal optimal perusahaan adalah seratus persen

hutang. Proposisi II: biaya modal saham akan meningkat dengan semakin

meningkatnya hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan

dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Teori ini

memasukan pajak perorangan dan pajak perusahaan sebagai penghemat pajak atau

tax shield. Teori ini menyatakan bahwa biaya bunga bermanfaat sebagai

pengurang pajak. Perusahaan yang meningkat jumlah hutang di dalam struktur

modal akan meningkatkan nilai perusahaan.

Selain teori yang telah dikemukakan oleh Modigliani-Miller masih

terdapat teori struktur modal yang lain yang membahas hubungan antara struktur

modal dengan nilai perusahaan yaitu trade off theory. Teori trade-off menyatakan

bahwa hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan terdapat suatu

tingkat leverage yang optimal Harjito (2011). Esensi trade-off theory dalam

struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul

Universitas Sumatera Utara


26

sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang

masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah

lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory

telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti coorporate tax, biaya

kebangkrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan

memilih struktur modal tertentu (Husnan, 1996). Menurut teori trade off adapun

struktur modal yang optimal dicapai, apabila nilai sekarang dari tax shield hutang

adalah sama dengan nilai sekarang dari biaya kesulitan keuangan (Harjito, 2011).

Berdasarkan penjelasan trade off theory dalam struktur modal maka dapat

kesimpulan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi

hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru

dianggap dapat menurunkan nilai perusahaan (Gustian, 2017).

2.2. Telaah Literatur

2.2.1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan menurut (Damodaran, 2008) adalah nilai sekarang dari

arus kas yang diharapkan sepanjang berdirinya perusahaan. Nilai perusahaan

adalah fungsi dari empat variabel: arus kas dari aset di tempat (investasi yang

ada), pertumbuhan yang diharapkan dalam arus kas, panjang periode di mana

perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan yang tinggi, dan biaya modal.

Menurut (Sudana, 2015) nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus kas

pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang. Nilai

perusahaan adalah merupakan fungsi dari kebijakan di bidang investasi, bidang

sumber dana dan politik dividen (Gitosudarmo & Basri, 2002).

Universitas Sumatera Utara


27

Menurut (Husnan, 1996) bahwa nilai perusahaan sendiri merupakan

harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut

dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang diterima

oleh pemilik perusahaan. Bagi perusahaan yang sudah go public, memaksimalkan

nilai perusahaan merupakan sebuah tujuan normatif perusahaan yang tercermin

dengan cara memaksimalkan harga pasar saham (Sudana, 2015). Tujuan utama

perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan

atau nilai perusahaan (value oft he firm) (Salvatore, 2001).

Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai wajar pasar sahamnya

ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin

dalam listing price. Harga pasar mencerminkan berbagai keputusan dan kebijakan

manajemen, sehingga nilai perusahaan merupakan akibat dari tindakan

manajemen. Adapun tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut adalah untuk

memaksimalkan nilai pemegang saham. Kemakmuran pemegang saham diduga

akan meningkat apabila hal ini diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan yang

ditandai dengan tingkat pengembalian atau return yang tinggi kepada para

pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan pemilik

perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukan

kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Sianipar, 2017). Suatu perusahaan

dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik.

Memasukkan perusahaan ke pasar modal merupakan pilihan yang cukup efisien

untuk menarik para investor agar dapat berinvestasi diperusahaan, dengan

menunjukkan perusahaan memiliki nilai yang tinggi di mata investor maka dapat

Universitas Sumatera Utara


28

membuat investor percaya untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut

Brigham & Houston (2006).

Adapun dalam penelitian ini nilai perusahaan dihitung dengan rasio

Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q dikembangkan oleh Prof. James Tobins tahun 1967.

Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar

keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu dari nilai pasar suatu

perusahaan. Smithers dan Wright (2013) Tobin’s Q dihitung dengan market value

euity yaitu harga saham dikali dengan jumlah saham beredar atau biasa disebut

dengan kapitalisasi pasar perusahaan ditambah dengan total hutang perusahaan

lalu membandingkan dengan total aset perusahaan pada tahun tersebut. Tobin’s Q

memberikan gambaran tidak hanya pada aspek fundamental, tetapi juga sejauh

mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luas

termasuk investor. Pengukuran rasio Tobin’s Q sebagai indikator kinerja

perusahaan akan lebih memiliki arti jika dilihat nilai rasio setiap tahun. Adanya

perbandingan akan diketahui peningkatan kinerja keuangan perusahaan tiap tahun,

sehingga harapan investor terhadap pertumbuhan investasinya menjadi lebih

tinggi. Menurut konsepnya, Tobin’s Q dinilai lebih unggul daripada rasio nilai

perusahaan yang lain karena rasio ini berfokus pada berapa nilai perusahaan saat

ini secara relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat

ini (Nainggolan & Listiadi, 2014).

Nilai Tobin’s Q <1 maka menunjukkan bahwa nilai buku aset perusahaan

lebih besar dari nilai pasar perusahaan, sehingga perusahaan akan menjadi sasaran

akuisisi yang menarik baik untuk digabungkan dengan perusahaan lain ataupun

Universitas Sumatera Utara


29

untuk dilikuidasi karena nilai saham tersebut dihargai rendah (undervalued).

Logikanya pembeli perusahaan memperoleh aset dengan harga yang lebih murah

dibanding jika aset tersebut dijual kembali. Sebaliknya bila nilai Tobin’s Q > 1

menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan nilai buku

asetnya, sehingga mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki potensi

pertumbuhan yang tinggi sehingga nilai perusahaan lebih dari sekedar nilai

asetnya (overvalued). Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena

semakin besar nilai pasar aset perusahaan semakin besar kerelaan investor untuk

mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut

(Ongkowibowo & Hatane, 2015).

Faktor-faktor yang diduga mampu mempengaruhi nilai perusahaan antara

lain yaitu ukuran perusahaan, Aggarwal & Padhan (2017); Dolontelide (2019);

dan Karmawan (2016). Leverage, Farooq & Masood (2016); Hasna (2014); dan

Pratama & Wiksuana (2016). Profitabilitas, Hermuningsih (2012); Nurhayati

(2013); dan Sudiyatno et al. (2012). Likuiditas, Febrianti (2012); Gunawan et al.

(2019); dan Rompas (2013).

2.2.2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan terbagi dalam kategori yaitu perusahaan besar (large

firm), perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm).

Ukuran perusahaan menurut (Riyanto, 2010) dapat diartikan sebagai besar

kecilnya sebuah perusahaan yang dapat dilihat atau diukur dari besarnya nilai dari

total aset, investasi, perputaran modal, alat produksi, jumlah pegawai, keluasan

Universitas Sumatera Utara


30

jaringan usaha, penguasaan pasar, output produksi, besaran nilai tambah dan

besaran pajak terbayarkan. Menurut Badan Standarisasi Nasional perusahaan

besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 10

Milyar termasuk tanah dan bangunan serta memiliki penjualan lebih dari Rp. 50

Milyar/tahun.

Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam

menanggung risiko yang mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi

perusahaan (Prasetyorini, 2013). Semakin besar ukuran perusahaan maka

cenderung menggunakan modal asing atau hutang juga semakin besar, hal ini

disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk

menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah

menggunakan modal dari pihak luar apabila modal sendiri tidak mencukupinya

Halim (2015).

Ukuran perusahaan juga turut menentukan tingkat kepercayaan investor.

Perusahaan besar yang memiliki total aset dengan nilai aset yang cukup besar

dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut

dan memungkinkan pembayaran dividen dengan tingkat yang lebih tinggi.

Adapun dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai atau diukur dari total aset

yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir tahun.

Ukuran perusahaan yang besar berdasarkan total asetnya menunjukkan

sinyal yang positif kepada calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan

tersebut, semakin banyak yang berinvestasi pada perusahaan tersebut semakin

tinggi harga saham perusahaan dan hal ini akan mampu meningkatkan nilai

Universitas Sumatera Utara


31

perusahaan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pratama & Wiksuana

(2016); Handriani & Robiyanto (2018); Maryati & Sari (2018); Suryana &

Rahayu (2018); Setiawati & Lim (2016); Karmawan (2016); Dolontelide (2019);

Gunawan et al. (2019); Lisa (2017); Cheryta et al. (2017); Rachmawati & Pinem

(2015); dan Aggarwal & Padhan (2017) yang menyatakan bahwa ukuran

perusahaan yang dihitung berdasrkan total asetnya berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2019); Manoppo & Arie (2016);

Nurminda et al. (2017); dan Rahmawati et al. (2013) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adapun dalam

penelitian yang dilakukan oleh Pantow et al. (2015); Stevani & Pernamasari

(2019); Mangantar & Rumondor (2015); dan Astuti & Yadnya (2019) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2.2.3. Leverage

Hutang merupakan perjanjian antara perusahaan sebagai debitur dengan

pihak luar yaitu kreditur Saffudin (2010). Menurut (Sjahrial, 2009) leverage

adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya

tetap (beban tetap) yang berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena

memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan

keuntungan potensial pemegang saham. Sedangkan menurut Ritonga et al. (2014)

leverage adalah sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai

asetnya di luar sumber dana modal atau ekuitas leverage timbul karena

Universitas Sumatera Utara


32

perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva dan sumber dana yang

menimbulkan beban tetap, yang berupa biaya penyusutan dari aktiva tetap, dan

biaya bunga dari hutang tersebut. Menurut (Weston & Brigham, 1984) leverage

mempunyai beberapa kegunaan yaitu pertama, kreditur melihat kepada dana

(equity) yang disediakan pemiliknya, untuk mengukur batas keamanan (margin of

safety). Bila pemilik hanya menyediakan suatu bagian kecil dari seluruh

pembiayaan perusahaan, risiko perusahaan tersebut ditanggung sebagian besar

oleh kreditor. Kedua, dengan mengumpulkan dana melalui hutang, pemilik

memperoleh wewenang pengawasan perusahaan dengan hanya investasi yang

kecil. Ketiga, bila perusahaan menghasilkan laba yang lebih besar daripada

tingkat bunga uang dari pinjaman tersebut, laba pemilik makin akan diperbesar.

Rasio total hutang terhadap harta idealnya sebesar 40% namun dalam

kondisi keuangan yang baik tingkat leverage bisa tinggi karena diharapkan akan

menghasilkan laba operasi yang tinggi (Utari et al., 2014). Hutang sangat sensitif

terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka

semakin tinggi harga saham namun, pada titik tertentu peningkatan hutang akan

menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan

hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya.

Rasio leverage adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya seperti pembayaran

bunga atas hutang, pembayaran pokok akhir atas hutang dan kewajiban-kewajiban

tetap lainnya. Adapun dalam penelitian ini leverage dihitung dengan Debt to

Equity Ratio (DER). DER merupakan perbandingan antara total hutang dengan

Universitas Sumatera Utara


33

total modal sendiri (ekuitas). Total hutang merupakan total liabilities (kewajiban),

baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. DER menunjukkan

bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan

hutang. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk

jaminan hutang (Kasmir, 2015). Apabila DER perusahaan semakin tinggi, maka

semakin besar financial leverage dan semakin besar pula proporsi dana kreditur

yang digunakan untuk menghasilkan laba. Namun memberikan pinjaman kepada

debitur yang memiliki tingkat debt to equity ratio (DER) yang tinggi

menimbulkan konsekuensi bagi kreditur yang lebih besar pada saat debitur

mengalami kegagalan keuangan Hery (2015).

Hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pratama & Wiksuana

(2016); Hasna (2014); Sari & Siddiq (2013); Mahfudatin & Maslichah (2017);

Handriani & Robiyanto (2018); Stevani & Pernamasari (2019); Salempang,

Sondakh, & Pusung (2016); Kherismawati et al. (2017); Frederik et al. (2015);

Sudiyatno et al. (2012); Lisa (2017); dan Farooq & Masood (2016) menyatakan

leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Tidak

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al. (2014); Fadhli

et al. (2015); Melisa et al. (2019); Nurminda et al. (2017); dan Hidayat (2019)

yang menyatakan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahendra et al.

(2012); dan Sisca (2015) menyatakan leverage berpengaruh negatif tidak

Universitas Sumatera Utara


34

signifikan. Serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofiamira & Haryono

(2017); dan Sari & Abundanti (2014) yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.2.4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan faktor yang harus mendapat perhatian penting

karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus dalam keadaan

menguntungkan (Profitable). Oleh karena itu pemilik perusahaan terutama sekali

dari pihak manajeman harus berusaha meningkatkan keuntungan perusahaan demi

kelangsungan masa depan perusahaan (Sisca, 2015). Profitabilitas menurut

(Kasmir, 2015)adalah kemampuan perusahaan dalam meningkatkan labanya serta

untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan melalui semua

kemampuan dan sumber yang ada sehingga diketahui untuk mengukur tingkat

efisiensi usaha dan keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut, inti dari

penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan.

Profitabilitas perusahaan juga merupakan salah satu dasar penilaian

kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa

menilainya. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan

hasil yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai

arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka

panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut

mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, dengan demikian setiap

badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin

tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup

Universitas Sumatera Utara


35

perusahaan tersebut akan lebih terjamin (Hermuningsih, 2012).

Pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan return atau tingkat

pengembalian yang tinggi atas investasi perusahaan yang memperoleh laba yang

besar, maka dapat dikatakan berhasil atau memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya

jika laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil atau menurun dari periode

sebelumnya maka dapat dikatakan perusahaan kurang berhasil atau memiliki

kinerja yang kurang baik. Laba yang menjadi ukuran kinerja perusahaan harus

dievaluasi dari suatu periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba aktual

dibandingkan dengan laba yang direncanakan. Apabila seorang manajer telah

bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan sementara biaya tidak

berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelumnya yang

mengisyaratkan keberhasilan (Prasetyorini, 2013).

Adapun pada rasio-rasio profitabilitas, seluruh pengukuran rasio akan

menunjukan kondisi yang lebih baik jika jumlahnya atau angkanya semakin besar.

Sebaliknya apabila angka rasionya semakin kecil menunjukan kondisi yang tidak

baik. Untuk mengukur kemampuan memperoleh keuntungan dapat menggunakan

rasio profitabilitas tergantung pada informasi yang diambil dari laporan keuangan.

Rasio profitabilitas merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba dengan rasio yang terdiri dari:

1. Margin laba (Profit Margin) menunjukkan berapa besar presentase

pendapatan bersih yang diperoleh dari penjualan. Semakin besar rasio ini

semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan

laba cukup tinggi.

Universitas Sumatera Utara


36

2. Return On Investment (ROI) Menunjukkan berapa persen diperoleh laba

bersih bila diukur dari modal pemilik. Dalam rasio ini jika semakin besar

semakin bagus.

3. Return On Assets (ROA) Rasio ini menggambarkan keberhasilan manajemen

dalam menghasilkan laba secara keseluruhan dengan cara membandingkan

antara laba sebelum pajak dengan total aset. ROA juga menggambarkan

perputaran aset diukur dari volume penjualan. Semakin besar ROA suatu

perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari

penggunaan aset. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya

kemampuan manajemen perusahaan dalam hal mengelolah aset untuk

meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. ROA merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan manajemen dalam meningkatkan keuntungan

perusahaan sekaligus untuk menilai kemampuan manajemennya dalam

mengendalikan biaya-biaya, maka dengan kata lain dapat menggambarkan

produktivitas perusahaan tersebut.

Adapun dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan atau dihitung

dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.

Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Dengan kata

lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015).

Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah

Universitas Sumatera Utara


37

laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gamayuni (2015); Nurhayati,

(2013); Wulandari (2013); Ayu & Suarjaya (2017); Julianti (2015); Indasari &

Yadnyana (2018); Wardoyo & Veronica (2013); Untu & Welley (2015); Frederik

et al. (2015); Sudiyatno et al. (2012); Lisa (2017); Bukit et al. (2018); Mandjar &

Triyani (2019); Manurung et al. (2014); Sisca (2015); Gunawan et al. (2019);

Hasna (2014); dan Michael (2019) mendapati hasil bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. tidak sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2017); Sambora et al. (2014);

Rahmantio et al. (2018); Moniaga (2013); Salempang et al. (2016); Gunawan et

al. (2019); dan Aggarwal & Padhan (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.2.5. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka pendek perusahaan (Kasmir, 2015). Perusahaan yang memiliki

likuiditas yang baik maka akan dianggap memiliki kinerja yang baik oleh

investor. Hal ini akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada

perusahaan Adi & Lestari (2016). Fungsi rasio likuiditas adalah untuk

menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar

perusahaan maupun didalam perusahaan. Rasio likuiditas atau sering juga disebut

rasio modal kerja merupakan rasio yang sering digunakan untuk mengukur

seberapa likuidnya suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


38

Adapun dalam penelitian ini likuiditas diproksikan dan dihitung dengan

current ratio atau rasio lancar. Rasio lancar atau current ratio menurut (Kasmir,

2015) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia

untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi

pihak eksternal atau kreditor atas pinjaman yang diberikan karena perusahaan

memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka

pendeknya. Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan

kekurangan modal untuk membayar hutang. Akan tetapi current ratio yang tinggi

belum tentu kondisi perusahaan dikatakan baik karena akan berpengaruh terhadap

kemampuan memperoleh laba (rentabilitas) karena sebagian modal kerja tidak

berputar atau mengalami pengangguran. Dalam praktik standar rasio yang baik

menurut (Hery, 2015) adalah 2 (aktiva lancar) : 1 (hutang lancar) besaran rasio ini

sering kali dianggap sebagai ukuran yang baik untuk memuaskan bagi tingkat

likuiditas suatu perusahaan. Artinya, dengan hasil perhitungan rasio sebesar itu

perusahaan sudah dapat dikatakan berada dalam posisi aman untuk jangka

pendek.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rompas

(2013); Dewi & Sujana (2019); Yanti & Darmayanti (2019); Sukarya & Baskara

(2019) Gunawan et al. (2019); Aggarwal & Padhan (2017); dan Gamayuni (2015)

menyatakan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current ratio berpengaruh

Universitas Sumatera Utara


39

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil dari penelitian

yang dilakukan oleh Nurhayati (2013); Indasari & Yadnyana (2018); Wulandari

(2013); Uzliawati et al. (2016); Lumoly et al. (2018); Chasanah & Adhi (2017);

Antoro & Hermuningsih (2018); dan Febrianti (2012) menyatakan likuiditas tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adapun penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Wijaya & Purnawati, (2014); Mandjar & Triyani (2019); dan

Permana & Rahyuda (2018) menyatakan hasil bahwa likuiditas berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.2.6. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menurut (Utari et al., 2014) merupakan penentuan

berapa banyak dari keuntungan perusahaan yang harus dibayarkan kepada

pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali didalam

perusahaan sebagai laba ditahan. Dividen merupakan pembayaran dari perusahaan

kepada para pemegang saham (share holders) atas keuntungan yang diperolehnya.

Kebijakan dividen berhubungan dengan besarnya Dividend Payout Ratio (DPR),

yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai

dividen kepada pemegang saham (Sudana, 2015). Perhitungan dari kebijakan

dividen yang dipilih untuk penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR),

dengan alasan bahwa DPR lebih dapat menggambarkan perilaku oportunistik

manajerial yaitu dengan melihat berapa besar keuntungan yang dibagikan kepada

shareholders sebagai dividen dan berapa yang disimpan di perusahaan (Mardiyati

et al., 2013).

Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham

Universitas Sumatera Utara


40

dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Keputusan dividen merupakan

bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan

pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang

dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba ditahan. Laba ditahan

merupakan salah satu sumber dana internal perusahaan. Selain laba, adapun faktor

yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan perusahaan

diantaranya yaitu likuiditas, akses pada sumber dana, dan kebutuhan dana pada

masa yang akan datang (Sudana, 2015).

Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen terhadap harga saham dan

nilai perusahaan. Adapun ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teori Dividen Irrelevance. Teori ini dikemukakan oleh Franco Modigliani

dan Merton Miller. Menurut teori dividen irrelevance kebijakan dividen tidak

mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan.

Modigliani-Miller berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan

risiko bisnis, sedangkan bagaimana membagi arus pendapatan menjadi

dividen dan laba ditahan tidak mempengaruhi harga saham dan nilai

perusahaan.

2. Teori Bird In-the Hand. Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John

Lintner. Berdasarkan teori bird in the hand, kebijakan dividen berpengaruh

positif terhadap harga pasar saham dan nilai perusahaan. Artinya, jika dividen

yang dibagikan perusahaan semakin besar, harga pasar saham perusahaan

tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara


41

3. Teori Tax Preference. Berdasarkan teori tax preference, kebijakan dividen

mempunyai pengaruh negatif terhadap harga pasar saham perusahaan dan

nilai perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan oleh

suatu perusahaan, semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang

bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak personal

atas pendapatan dividen dan capital gain Brigham & Houston (2001).

Terdapat beberapa kebijakan dividen antara lain :

1. Kebijakan Dividen Stabil. Kebijakan yang demikian bisa mendorong harga

saham yang lebih tinggi karena investor akan menghargai saham-saham yang

dividennya lebih tinggi. Dividen stabil bisa diwujudkan dalam jumlah rupiah

yang konstan atau jumlah presentase konstan dari laba bersih setelah pajak

yang disebut dividen payout ratio.

2. Kebijakan Dividen Residu. Laba bersih setelah pajak dikurangi dulu rencana

ekspansi, kemudian sisanya dibagikan dividen. Kebijakan ini berorientasi

pada ekspansi usaha karena pemegang saham lebih suka mengembangkan

perusahaan dari pada menerima dividen.

3. Kebijakan Dividen Kecil. Kebijakan dividen ini didasarkan pada praktik

bahwa laba ditahan itu sangat fleksibel untuk pengembangan usaha atau

untuk menambah modal kerja.

4. Kebijakan Dividen Besar. Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa

dengan membayar dividen besar dapat menaikkan nilai saham sehingga

banyak investor yang tertarik (Utari et al., 2014).

Universitas Sumatera Utara


42

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan faktor-faktor

yaitu ukuran perusahaan (X1), leverage (X2), profitabilitas (X3) dan likuiditas

(X4) sebagai variabel independen yang diduga mampu mempengaruhi nilai

perusahaan (Y) sebagai variabel dependen dan dengan kebijakan dividen (Z)

sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan lag waktu satu tahun dan

uji yang digunakan adalah uji regresi linier berganda sebagai uji pertama yaitu

pengujian variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan

simultan dan pengujian kedua dengan menggunakan uji moderasi interaksi untuk

mengetahui apakah kebijakan dividen mampu memoderasi masing variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kerangka konseptual

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

H1
Ukuran Perusahaan (X1)

H2
Leverage (X2)
Nilai Perusahaan (Y)

H3
Profitabilitas (X3)

H4
Likuiditas (X4)

H5 H6 H7 H8

Kebijakan Dividen (Z)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Universitas Sumatera Utara


43

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian menurut (Erlina, 2008) merupakan penjelasan

sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan yang telah terjadi atau akan

terjadi, dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan-

pertanyaan penelitian yang akan diuji secara empiris. Adapun uraian hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang

dalam hal ini dapat dinilai dari total aset perusahaan tersebut. Perusahaan yang

besar diukur dengan banyaknya aset yang dimiliki dinilai memiliki kinerja

operasional yang baik dan memiliki keuangan yang mapan karena mampu

mengumpulkan aset yang besar (Apriliyanti et al., 2019). Semakin besar ukuran

perusahaan maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh

perhatian pada perusahaan tersebut, hal ini disebabkan karena perusahaan yang

besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil jika terjadi krisis, kestabilan

tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi

tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal

dan meningkatnya nilai perusahaan Febriana et al. (2016).

Selain itu ukuran perusahaan yang besar juga akan mudah untuk

mendapatkan dana dari pihak ketiga yaitu kreditur dengan cara mengajukan

asetnya yang besar hal ini dipastikan mempermudah perusahaan melakukan

investasi baru terkait dengan ekspansi yang dapat menjadikan perusahaan menjadi

Universitas Sumatera Utara


44

lebih berkembang pesat, hal ini yang dilihat oleh investor sebagai sinyal positif

yang dapat meningkatkan nilai perusahaan Rudangga & Sudiarta (2016).

Uraian mengenai ukuran perusahaan didukung juga dengan hasil

penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang penelitian tersebut dilakukan

oleh Siahaan (2013); Sondakh (2019); Anton (2016); Melisa et al. (2019); dan

Handriani & Robiyanto (2018). Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

3.2.2. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai perusahaan

Perusahaan yang memiliki hutang menunjukkan bahwa pengelolaan

pendanaan untuk kegiatan operasional perusahaan itu baik karena dengan

pengelolaan hutang yang baik akan menjadikan perusahaan lebih berkembang dan

mampu menghasilkan laba, selain itu investor percaya dalam berinvestasi di

perusahaan diharapkan mereka juga akan mendapatkan pendapatan maksimal atau

yang disebut dengan high risk high return (Fajaria, 2018). Penelitian yang

dilakukan oleh Ramdhani et al. (2018) menyatakan bahwa perusahaan dengan

rasio leverage yang tinggi justru dinilai sebagai perusahaan yang memiliki

kemampuan mengendalikan resiko keuangan dengan baik.

Agency theory menjelaskan bahwa struktur modal (equity dan liability)

dibentuk untuk mengurangi terjadinya konflik antara kelompok kepentingan,

seperti pemegang saham dan manajer. Adanya hutang dianggap mampu untuk

Universitas Sumatera Utara


45

mengurangi konflik keagenan. Adanya hutang, maka ada pihak lain yang ikut

mengawasi kinerja dari manajemen perusahaan, yaitu Kreditur. Bukan hanya

pemegang saham selaku prinsipal saja yang akan mengawasi manajemen

perusahaan, namun juga pihak eksternal yaitu kreditur juga mengawasi pihak

manajemen perusahaan. Semakin banyak yang ikut mengawasi perusahaan maka

peluang manajemen melakukan tindakan yang bisa merugikan akan semakin

kecil. hal ini dianggap sebagai hal positif bagi investor yang mampu dalam

meningkatkan nilai perusahaan Linawaty & Ekadjaja (2017). Adapun jika dilihat

dari prinsip permintaan dan penawaran, perusahaan lebih baik menggunakan

hutang dari pada jika perusahaan menambah pendanaan dengan cara

mengeluarkan atau menerbitkan saham baru, hal ini disebabkan jika perusahaan

menerbitkan atau mengeluarkan saham baru untuk pendanaan maka saham yang

ditawarkan akan bertambah sehingga akan menurunkan harga saham, harga saham

yang menurun akan menurunkan nilai perusahaan (Orientanti, 2014).

Hasil penelitian terdahulu menyatakan leverage mampu mempengaruhi

nilai perusahaan yang penelitianya dilakukan oleh Farooq & Masood (2016);

Handriani & Robiyanto (2018); Odum et al. (2019); Anton (2016); dan

Ramdhani et al. (2018). Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2: Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2007-2018.

Universitas Sumatera Utara


46

3.2.3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan

Profitabilitas merupakan rasio yang dapat digunakan untuk menilai

kemampuan sebuah perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam satu

periode tertentu. Dari sudut pandang investor, profitabilitas adalah salah satu

indikator penting untuk melihat prospek perusahaan dimasa yang akan datang,

indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui seberapa besar return

yang dapat diterima oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Teori

signaling menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi berkaitan dengan prospek

perusahaan yang bagus sehingga memicu investor untuk berinvestasi pada

perusahaan tersebut, permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai

perusahaan meningkat Frederik et al. (2015).

Pertumbuhan profitabilitas dari setiap periode dianggap sebagai sinyal

positif oleh investor terkait kinerja perusahaan yang semakin baik dan prospek

usaha yang semakin menjanjikan di masa depan sehingga dapat meningkatkan

nilai perusahaan Ayu & Suarjaya (2017). Penelitian yang dilakukan oleh Tahu &

Susilo (2017); Sabrin et al. (2016); Michael (2019); Fajaria (2018); Saragih et al.

(2019); Mentalita et al. (2019); Dayanti (2018); Manurung et al. (2014); Mangesti

et al. (2019); Fadhli et al. (2015); dan Diani (2017) menyatakan profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

Universitas Sumatera Utara


47

3.2.4. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai perusahaan

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

atau hutang jangka pendek yang harus dipenuhi/jatuh tempo. Tingkat likuiditas

yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik

yang dapat membayar hutang jangka pendeknya kepada pihak eksternal, semakin

besar nilai dari rasio ini semakin menjukkan hal baik. Dalam hal ini jika likuiditas

sebuah perusahaan tinggi maka para investor akan menangkap sinyal tersebut

sebagai sesuatu yang positif sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan

Dewi & Sujana (2019). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Andriani (2019); Rompas (2013); Putra & Sedana (2019); Adi Putra & Lestari

(2016); Farooq & Masood (2016); dan Sondakh (2019) menyatakan likuiditas

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H4: Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2007-2018.

3.2.5. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan

Perusahaan ukuran besar dengan akses pasar yang lebih baik, seharusnya

mampu membayar dividen yang tinggi kepada para pemegang sahamnya karena

dianggap profit atau keuntungan yang dikumpulkan perusahaan juga besar

(Lismawati & Suryanto, 2017). Sehingga antara ukuran perusahaan dan

pembayaran dividen memilik hubungan yang positif, suatu perusahaan yang besar

Universitas Sumatera Utara


48

dan mapan yang dapat dinilai dari total asetnya dinilai mampu memperoleh

keuntungan yang besar karena perusahaan tersebut mudah untuk mendapatkan

sumber dana dari pihak ketiga yaitu kreditur dengan menjaminkan aset

perusahaan yang besar untuk investasi dan menjalankan operasional perusahaan

untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

perusahaan besar memperoleh kemudahan dalam hal memperoleh sumber dana

guna menambah keuntungan agar dapat membayarkan dividen lebih besar.

Berbeda dengan perusahaan kecil yang memiliki aset lebih sedikit akan cenderung

membagikan dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan

untuk menambah aset perusahaan Sunarya (2013). Adanya kebijakan dividen

dengan membagikan dividen kepada pemegang saham maka akan memperkuat

pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H5: Kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) periode 2007-2018.

3.2.6. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Leverage Terhadap Nilai


Perusahaan

Perusahaan yang memiliki prospek bagus dimasa yang akan datang

adalah perusahaan yang aliran kasnya tetap terjaga. Adanya penambahan hutang

oleh perusahaan dapat digunakan untuk mengendalikan aliran kas perusahaan

karena perusahaan yang menerbitkan hutang memerlukan pembayaran kembali

bunga dan pokok pinjaman yang mengggunakan kas perusahaan sehingga dapat

menghindari adanya pemborosan dan investasi yang berlebihan oleh manajer.

Universitas Sumatera Utara


49

Artinya, perusahaan mampu menjaga aliran kas perusahaan dan menggunakan

sumber daya tersebut dalam kegiatan yang lebih produktif. Kebijakan dividen

mampu memperkuat hubungan antara kebijakan hutang dan nilai perusahaan. Hal

ini dapat terjadi dikarenakan perusahaan menggunakan hutang untuk mengelola

perusahaan agar menghasilkan laba yang besar sehingga peningkatan hutang akan

meningkatkan kepastian pembayaran dividen (Siregar, 2018). Hal tersebut akan

meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga nilai

perusahaan meningkat. Dengan demikian, investor menganggap bahwa

perusahaan tersebut memperhatikan kemakmuran para pemegang sahamnya.

Maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

H6: Kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

3.2.7. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap

Nilai Perusahaan

Perusahaan dengan laba yang tinggi mampu membayar dividen yang

lebih tinggi kepada para pemegang saham. Menurut teori sinyal, ada

kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen

dan harga saham akan menurun jika ada penurunan dividen. Artinya dividen

dipakai sebagai sinyal oleh perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan

keuntungan atau profit yang biasanya membagikan dividen besar tersebut kepada

para pemegang saham. Profitabilitas yang tinggi serta kebijakan dividen yang

optimal mampu mencerminkan prospek perusahaan yang bagus sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara


50

menaikkan harga saham serta meningkatkan nilai perusahaan. Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Kusnadi & Tandika (2017); dan Oktaviani & Mulya

(2018) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi dan

memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Maka dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut :

H7: Kebijakan dividen mampu memoderasi profitabilitas terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

3.2.8. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai

Perusahaan

Besaran dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dapat dilihat

melalui posisi kas atau likuiditas perusahaan karena dividen merupakan arus kas

keluar. Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti semakin besar

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila profitabilitas

perusahaan meningkat ditambah dengan likuiditas yang baik maka perusahaan

akan mampu membayar dividen lebih besar. Hal ini ditangkap sebagai sebuah

keuntungan dan sinyal baik bagi para pemegang saham dan calon investor untuk

terus menanamkan modal di perusahaan yang berarti nilai perusahaan akan

meningkat. Maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

H8: Kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

Universitas Sumatera Utara


51

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong penelitian

asosiatif-kausal. Asosiatif-kausal merupakan penelitian dengan menggunakan

karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih

(Erlina, 2008). Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan (X1), leverage

(X2), profitabilitas (X3) dan likuiditas (X4) sebagai variabel independen terhadap

Nilai Perusahaan (Y) sebagai variabel dependen dan dengan kebijakan dividen (Z)

sebagai variabel moderasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Industri

Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2018. Dan

waktu penelitian ini direncanakan pada Januari 2020 sampai dengan Juni 2020.

4.2. Definisi Operasional Variabel

4.2.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (variabel terikat) atau variabel tidak bebas merupakan

variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2008).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan

sendiri merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar

kemakmuran yang diterima oleh pemilik perusahaan (Husnan, 1996).

Universitas Sumatera Utara


52

Adapun salah satu alternatif yang digunakan dalam mengukur nilai

perusahaan adalah dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Rumus Tobin’s Q

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

MVE = Market Value Equity (Harga saham closing tahunan dikali (X)

dengan jumlah saham beredar perusahaan)

Debt = Total seluruh hutang perusahaan akhir tahun

Total Asset = Total Aset perusahaan akhir tahun

4.2.2. Variabel Independen (X)

Variabel Independen disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus,

predictor atau antecedent merupakan variabel yang dapat mempengaruhi

perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif

maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2008). Adapun dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut :

4.2.2.1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan

dilihat dari besarnya nilai ekuitas ataupun total aset dari suatu perusahaan. Skala

pengukuran ukuran perusahaan yang digunakan dalam variabel ini adalah Log

Natural dari total aset.

Universitas Sumatera Utara


53

4.2.2.2. Leverage

leverage adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya seperti pembayaran bunga atas

hutang, pembayaran pokok akhir atas hutang dan kewajiban-kewajiban tetap

lainnya. Besarnya hutang yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada rasio

Debt to Equity Ratio (DER) dengan cara membandingkan antara total hutang

dengan seluruh ekuitas/modal perusahaan. Nilai DER dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

4.2.2.3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan

lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien

yang dapat dihitung dengan Return on Asset (ROA) dengan rumus sebagai

berikut:

4.2.2.4. Likuiditas

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan

untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo

dengan menggunakan aktiva lancar yang dibagi dengan utang lancar yang

Universitas Sumatera Utara


54

tersedia, likuiditas diproksikan dengan Current Ratio dengan rumus sebagai

berikut:

4.2.3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi atau moderating adalah variabel yang mempunyai

dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel

dependen (Erlina, 2008). Atau dengan kata lain yaitu variabel yang memperkuat

atau memperlemah variabel dependen terhadap variabel independen. Adapun

dalam penelitian ini variabel moderasi yaitu kebijakan dividen.

Kebijakan dividen merupakan penentuan berapa banyak dari keuntungan

yang harus dibayarkan atau diberikan kepada pemegang saham dan berapa banyak

yang harus ditanam kembali kedalam perusahaan sebagai laba ditahuan.

Kebijakan dividen dalam penelitian ini dihitung dengan Dividend Payout Ratio

(DPR) dengan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan uraian definisi operasional pada masing-masing variabel

independen, dependen dan moderasi, maka dapat diikhtisarkan indikator dan skala

masing-masing variabel tersebut dalam Tabel 4.1 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


55

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel


Variabel
No. Definisi Operasional Indikator Skala
Penelitian
Tolak ukur keberhasilan
perusahaan dalam
Nilai menjalankan operasional
1. Perusahaan perusahaan yang sehingga Rasio
(Y) dapat mewujudkan
kepercayaan pemegang
saham
Besar kecilnya
Ukuran perusahaan yang dapat
2. Perusahaan dilihat dari total aset Rasio
(X1) perusahaan pada akhir
tahun.
Suatu kebijakan yang
dilakukan perusahaan
dalam hal memperoleh
Leverage sumber dana yang disertai
3. Rasio
(X2) dengan adanya
beban/biaya tetap yang
harus ditanggung oleh
perusahaan.
Profitabilitas Kemampuan perusahaan
4. dalam menghasilkan laba. Rasio
(X3)
Kemampuan perusahaan
Likuiditas dalam memenuhi
5. Rasio
(X4) kewajiban jangka
pendeknya.
Keputusan yang akan
Kebijakan diambil apakah laba yang
6. Rasio
Dividen diperoleh akan dibagikan
(Z) kepada pemegang saham.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur

sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI yang berjumlah 36

perusahaan. Populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi sasaran yaitu

populasi yang akan menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian (Erlina,

2008). Adapun kriteria populasi sasaran yang dibangun dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


56

1. Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap pada tahun

pengamatan dalam penelitian yaitu periode 2007-2018.

2. Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang membagikan dividen secara

berturut selama tahun pengamatan yaitu tahun 2007-2018. Serta memiliki

data-data yang lengkap mengenai variabel yang diteliti.

Setelah diberi kriteria maka populasi menjadi 8 perusahaan (lampiran 2).

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh yang termasuk kedalam

populasi sasaran yaitu sebanyak 8 perusahaan. Rentang tahun penelitian adalah

dua belas (12) tahun namun dikarenakan menggunakan lag data satu tahun maka

rentang tahun menjadi sebelas (11) tahun. Adapun sampel adalah delapan (8)

perusahaan dikali (X) rentang waktu sebelas (11) tahun = 88 pengamatan atau

observasi.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi pustaka dan dokumentasi yaitu data diperoleh dari beberapa literasi

yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan cara pengumpulan secara manual melalui hasil cetakan seperti

buku, jurnal, tesis dan pengumpulan melalui komputer yang berupa data

elektronik seperti laporan-laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di

Bursa Efek Indonesia dari situs www.idx.co.id Erlina (2008).

Universitas Sumatera Utara


57

4.5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple

Regression Analysis). Model penelitian yang digunakan adalah dengan

menggunakan model statistik yang berfungsi untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini. Analisis regresi linear berganda bermaksud untuk meramalkan

bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih

variabel independen. Penelitian ini menggunakan alat pengolahan data yaitu

dengan alat bantu software STATA. Keunggulan dari software STATA

dibandingkan dengan alat lainnya yaitu STATA menggunakan perintah (command)

yang berjenis syntax yang perintahnya tidak terbatas pada menu. Selain itu output

yang dihasilkan juga terbagi pada masing-masing test sehingga mempermudah

untuk melakukan interpretasi hasil pada software STATA.

4.5.1. Analisis Statistik Deskriptif Data

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik

sampel dan data yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam

penelitian. Analisis statistik deskriptif terdiri dari jumlah sampel, mean, standar

deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum (Ghozali, 2013). Statistik deskriptif

mendeskripsikan data sehingga informasi lebih jelas dan mudah dipahami.

Analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji

pada setiap hipotesis, bagaimana profil dan distribusi variabel-variabel tersebut.

Universitas Sumatera Utara


58

4.5.2. Model Estimasi

Penelitian ini menggunakan data panel. Data panel adalah gabungan

antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Ada dua

manfaat yang diperoleh jika menggunakan data panel yaitu pertama mampu

menyediakan data yang lebih banyak sehingga menghasilkan degree of freedom

yang lebih besar. Kedua, mampu mengatasi masalah yang timbul ketika ada

masalah penghilangan variabel (omitted variabel). Terdapat tiga metode yang

digunakan untuk bekerja dengan data panel yaitu :

4.5.2.1. Common Effect Model (CEM)

Model regresi Common Effect Model (CEM) merupakan teknik yang

paling sederhana untuk mengestimasi data panel. Metode ini secara sederhana

menghubungkan seluruh data time series dan cross section.

4.5.2.2. Fixed Effect Model (FEM)

Fixed Effect Model (FEM) memiliki persamaan yang tidak konstan data

cross section, dan koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan

waktu. Penggunaan pengujian ini disarankan jika data panel memiliki jumlah

rentang waktu lebih besar dari jumlah individu penelitian.

4.5.2.3. Random Effect Model (REM)

Teknik ini memperhitungkan bahwa error term atau kesalahan mungkin

berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Pengujian Random Effect

Model (REM) ini disarankan jika pada data panel jumlah rentang waktu atau time

series lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah individu penelitian.

Universitas Sumatera Utara


59

4.5.3. Uji Signifikansi / Penentuan Model Estimasi

Sebelum melakukan estimasi dengan regresi data panel perlu dilakukan

pemilihan dari ketiga model yang sudah dipaparkan diatas yaitu Common Effect

Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM).

Pemilihan model terbaik untuk dapat mengestimasi data panel terdapat beberapa

beberapa uji yang dapat dilakukan yaitu Uji Chow, Uji Hausman dan uji lagrange

multiplier.

4.5.3.1. Uji Chow test

Uji ini digunakan untuk pemilihan manakah model terbaik yang

digunakan antara Fixed Effect Model (FEM) atau Common Effect Model (CEM).

Adapun ketentuan pemilihan model adalah Jika nilai probability lebih kecil dari

taraf signifikansi 5% (<0,05) maka model yang digunakan adalah Fixed Effect

Model (FEM). Adapun jika nilai probability lebih besar dari > 0,05 maka model

yang digunakan adalah Common Effect Model (CEM).

Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 :Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

H1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM.

4.5.3.2. Hausman test

Hausman test atau Uji Hausman dilakukan untuk pengujian statistik

memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat

digunakan. Ide dasar Hausman test adalah hubungan yang berbanding terbalik

Universitas Sumatera Utara


60

antara model yang bias dan model yang efisien. Adapun pengujian Hausman Test

dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 :Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

H1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model REM.

Jika hasil perhitungan Hausman Test signifikansi lebih < dari 0,05 maka

H0 ditolak H1 diterima. Artinya, Fixed Effect Model (FEM) yang digunakan.

Begitu sebaliknya jika test signifikansi lebih dari > 0,05 maka H1 ditolak H0

diterima. Artinya, Random Effect Model (REM) yang digunakan.

4.5.3.3. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier ini digunakan untuk menentukan manakah uji

estimasi terbaik antara Common Effect Model (CEM) atau Random Effect Model

(REM). Pengujian ini dilakukan apabila hasil uji chow menunjukkan bahwa

model yang lebih tepat untuk digunakan adalah Common Effect Model (CEM) dan

pada uji hausman menunjukkan bahwa model yang lebih tepat untuk digunakan

adalah Random Effect Model (REM). Adapun hipotesis sebagai berikut :

H0 : Probability both breusch pagan >0,05, maka common effect valid digunakan.

H1 : Probability both breusch pagan < 0,05, maka random effect valid digunakan.

4.5.4. Uji Asumsi Klasik

Adapun Sebelum melakukan pengujian hipotesis, data yang telah

dikumpulkan harus dilakukan pengujian yang wajib dipenuhi dalam uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik yang wajib dipenuhi yaitu sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


61

4.5.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki nilai yang berdistribusi normal.

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah error dalam data penelitian

terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013). Adapun

untuk melihat adanya normalitas dalam penelitian yang menggunakan software

STATA maka dapat dilakukan dengan Skewness/Kurtosis test, dengan kriteria jika

nilai Prob Chi2< dari 0,05 maka terjadi gejala normalitas dan jika Chi2> dari 0,05

maka data berdistribusi normal.

4.5.4.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan

yang kuat atau sempurna antar variabel bebas. Untuk dapat memperoleh hasil

yang tidak bias, tidak boleh terdapat hubungan linier antar variabel bebas

(Ghozali, 2013). Model penelitian dianggap baik jika memiliki multikolinearitas

yang rendah, sebab jika multikolinearitas tinggi maka model tidak bisa

memisahkan efek parsial dari satu variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya,

hal ini yang menyebabkan kesimpulan yang salah sehubungan dengan manakah

variabel bebas yang mempunyai pengaruh yang nyata dan yang tidak nyata.

Adapun untuk melihat adanya multikolinearitas dalam penelitian yang

menggunakan alat bantu statistik software STATA dapat dilihat melalui pengujian

Pairwise Pearson Correlation Matrix dan VIF (Variance Inflatian Factor). Dalam

Universitas Sumatera Utara


62

pengujian Pairwise Pearson Correlation Matrix, suatu variabel di dalam model

dapat dikatakan mengandung multikolinearitas bila angka korelasi atau hasil dari

VIP menunjukkan angka yang lebih besar dari 10.

4.5.4.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah ada gejala

heteroskedastisitas didalam model penelitian ini. Jika terdapat gejala

heteroskedastisitas maka hal tersebut menunjukkan bahwa adanya ketidak

seragaman didalam variasi model dan menyebabkan error menjadi tidak

konsisten. Model penelitian yang baik adalah model penelitian yang variasinya

seragam sehingga memiliki error konsisten.

Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

BrueschPagan/Cook-Weisberg test dalam software STATA. Pada pengujian

BrueschPagan/CookWeisberg dapat disimpulkan ada tidaknya permasalahan

heteroskedastisitas dengan melihat Prob. Chi 2. Jika Prob Chi2 < α atau 0,05 maka

dapat disimpulkan terjadi masalah heteroskedastisitas.

4.5.5. Uji Hipotesis

4.5.5.1. Analisis Regresi Berganda Dengan Data Panel

Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi data panel yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Adapun untuk melihat pengaruh simultan

digunakan uji f, untuk uji parsial digunakan uji t dan untuk melihat besar variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen menggunakan

Universitas Sumatera Utara


63

uji koefisien determinasi. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, adapun persamaan

regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Model I:

Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
A = Konstanta
b1-b4 = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Leverage
X3 = Profitabilitas
X4 = Likuiditas
e = Nilai error

4.5.5.2. Penilaian Goodness Of Fit Model

Goodness Of Fit Model dilakukan untuk mengetahui apakah model yang

diperoleh telah tepat dalam menggambarkan hubungan antar variabel yang sedang

diteliti sehingga dapat dikategorikan model yang baik.

4.5.5.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel

dependen (Ghozali, 2013).

Universitas Sumatera Utara


64

4.5.5.2.2. Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen (Ukuran

Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan likuiditas) terhadap variabel dependen

(Nilai Perusahaan) secara bersamasama (simultan). Jika F hitung ≥ F tabel atau

Prob> lebih kecil dengan tingkat signifikan 5% (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya F hitung ≤ F tabel atau

Prob> lebih besar dengan tingkat signifikan 5% (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

4.5.5.2.3. Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual (ukuran Perusahaan, leverage, profitabilitas dan

likuiditas) dalam menerangkan variabel dependen (nilai perusahaan). Penerimaan

atau penolakan hipotesis dalam suatu penelitian dapat dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut :

1. Jika nilai prob. t statistik > dari taraf signifikan 5% (>0,05) atau nilai t

hitung < t tabel maka hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara

individual atau parsial tidak memilki pengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai prob. t statistik < dari taraf signifikan 5% (< 0,05) atau t hitung > t

tabel maka hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual

atau parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara


65

4.5.5.3. Uji Variabel Moderasi Interaksi

Uji moderasi interaksi bertujuan untuk menguji apakah variabel moderasi

(kebijakan dividen) mampu memoderasi variabel-variabel independen (ukuran

perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas) terhadap variabel dependen

(nilai perusahaan). Adapun dalam penelitian ini dikatakan variabel moderasi

(kebijakan dividen) mampu moderasi dan memperkuat atau memperlemah

variabel independen terhadap variabel dependen, apabila nilai probabilitas dalam

penelitian ini < dari taraf signifikan 0,05 dan disesuaikan dengan hipotesis yang

ada dalam penelitian ini, maka hal tersebut dikatakan bahwa kebijakan dividen

mampu memoderasi dengan memperkuat atau memperlemah. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi variabel moderasi dengan model interaksi

(Moderated Regression Analysis). Persamaan regresi linear berganda untuk

hipotesis kedua adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
A = Konstanta
b1-b8 = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Leverage
X3 = Profitabilitas
X4 = Likuiditas
Z = Kebijakan Dividen
e = Nilai error

Universitas Sumatera Utara


66

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Statistik Deskriptif Data

Analisa bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari masing-

masing variabel yang diolah menggunakan software STATA, adapun hasil

pengolahan data dalam bentuk deskriptif statistik akan menampilkan karakteristik

sampel yang digunakan didalam penelitian ini antara lain meliputi: nilai rata-rata

(mean), nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi untuk masing-masing

variabel. Deskripsi dalam penelitian ini meliputi enam (6) variabel, yakni ukuran

perusahaan (X1), leverage (X2), profitabilitas (X3), likuiditas (X4), kebijakan

dividen (Z) dan nilai perusahaan (Y). Hasil statistik deskriptif dari data penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Data


Std.
Variabel Mean Minimum Maximum
Deviasi
Ukuran Perusahaan 21.458.990.514.393 23.072.450.300.798 1.386.739.149.721 91.831.526.000.000
Leverage 0.29562 0.3326067 0.001909 1.411908
Profitabilitas 0.1645568 0.1197162 0.026125 0.421351
Likuiditas 2.339523 1.176175 0.242548 6.5677409
Nilai Perusahaan 4.964682 5.201884 0.63639 23.28575
Kebijakan Dividen 0.4519886 0.2144206 0.14392 1.0409
Sumber: Lampiran 5 hasil output software STATA, 2020

Statistik deskriptif, sesuai dengan namanya teknik analisis ini bermaksud

untuk mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa melakukan generalisasi.

Analisis deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah

terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai

Universitas Sumatera Utara


67

rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Berdasarkan tabel

5.1. statistik deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan software STATA,

dapat diketahui bahwa :

1. Ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 1.386.739.149.721 yang

terdapat pada kode emiten KAEF atau PT Kimia Farma Tbk pada tahun

2007 hal ini dikarenakan PT Kimia Farma Tbk tahun 2007 yang memiliki

total aset yang masih dalam kategori usaha berkembang. Nilai maksimum

ukuran perusahaan sebesar 91.831.526.000.000 yang terdapat pada kode

emiten INDF atau PT Indofood Tbk pada tahun 2015 hal ini dikarenakan

aset yang dimiliki oleh PT Indofood tahun 2015 berkembang pesat.

Standar deviasi untuk ukuran perusahaan adalah sebesar 23.072.450.300.798

dan rata-rata (mean) ukuran perusahaan adalah sebesar 21.458.990.514.393

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ukuran perusahaan

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2007-2018 tergolong dalam kategori perusahaan besar

(Rp. 21.458.990.514.393 > Rp. 10.000.000.000).

2. Variabel leverage diketahui bahwa nilai minimum adalah sebesar 0.001909

yang terdapat pada kode emiten HMSP atau PT Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk. pada tahun 2015 hal ini berarti leverage HMSP pada tahun

2015 dikatakan bagus karena memiliki jumlah hutang sebesar 0,2% lebih

kecil dari pada modal yang dimiliki. Nilai maksimum leverage adalah

sebesar 1.411908 yang terdapat pada kode emiten INDF atau PT Indofood

Tbk pada tahun 2008 hal ini berarti emiten INDF memiliki jumlah hutang

Universitas Sumatera Utara


68

141,2% lebih banyak dari modal yang dimiliki. Standar deviasi adalah

sebesar 0,3326067 dan nilai (mean) variabel leverage adalah sebesar

0.29562 maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan Sektor Industri Barang

Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara umum sudah

memiliki rasio leverage yang cukup baik (29,6%).

3. Profitabilitas memiliki nilai maksimum sebesar 0.421351 yang terdapat

pada kode emiten UNVR atau PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013.

Nilai minimum profitabilitas yaitu sebesar 0.026125 yang terdapat pada

kode emiten INDF atau PT Indofood Tbk pada tahun 2008. Adapun standar

deviasi profitabilitas sebesar 0.1197162. Selain itu, nilai mean profitabilitas

diketahui adalah sebesar 0.1645568. Sehingga dengan nilai tersebut dapat

diketahui bahwa secara umum, kemampuan perusahaan-perusahaan Sektor

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI dalam menghasilkan laba

termasuk cukup baik yaitu sebesar 16.4%.

4. Likuiditas memiliki nilai maksimum sebesar 6.5677409 yang terdapat

pada kode emiten HMSP atau PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk pada

tahun 2015. Dan nilai minimum likuiditas sebesar 0.242548 yang terdapat

pada kode emiten KAEF atau PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2010.

Adapun standar deviasi untuk likuiditas sebesar 1.176175. Diketahui juga

bahwa nilai mean likuiditas adalah sebesar 2.339523. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tingkat likuiditas pada perusahaan-perusahaan Sektor

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

termasuk dalam kategori yang baik.

Universitas Sumatera Utara


69

5. Nilai perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 23.28575 yang terdapat

pada kode emiten UNVR atau PT Unilever indonesia Tbk pada tahun 2017

sedangkan nilai minimum untuk nilai perusahaan yaitu sebesar 0.63639

yang terdapat pada kode emiten KAEF atau PT Kimia Farma Tbk pada

tahun 2008. Adapun standar deviasi nilai perusahaan yaitu sebesar

5.201884. mean sebesar 4.964682. Dengan nilai tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa nilai perusahaan pada Sektor Industri Barang Konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk dalam kategori tinggi.

6. Variabel kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi memiliki nilai

maksimum sebesar 1.0409 yang terdapat pada kode emiten HMSP atau PT

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk pada tahun 2010. Nilai minimum

kebijakan dividen sebesar 0.14392 yang terdapat pada kode emiten KLBF

atau PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2007. Adapun standar deviasi untuk

kebijakan dividen sebesar 0.2144206. Diketahui bahwa kebijakan dividen

memiliki nilai mean sebesar 0.4519886 sehingga dapat disimpulkan bahwa

kebijakan dividen pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di BEI termasuk dalam kategori yang baik.

5.2. Pemilihan Model Estimasi

Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk data panel dalam

penelitian yaitu model regresi Common Effect (CE), Fixed Effect (FE) dan

Random Effect (RE). Untuk menentukan model estimasi yang terbaik dalam

penelitian ini maka dilakukan Uji Chow, Uji Hausman dan Uji Lagrange

Multiplier.

Universitas Sumatera Utara


70

5.2.1. Uji Chow

Untuk menentukan model fixed effect atau common effect yang paling

tepat digunakan dalam mengestimasi data panel, maka dilakukan Uji Chow. Uji

ini bertujuan untuk menentukan manakah model yang paling baik di antara

keduanya yaitu fixed effect (FE) atau common effect (CE). Hipotesis yang

digunakan dalam uji Chow adalah sebagai berikut:

1. H0: maka model estimasi yang terbaik digunakan adalah common effect.

2. H1: maka model estimasi yang terbaik digunakan adalah fixed effect

Ketentuannya, apabila nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya

model common effect yang akan digunakan, tetapi jika nilai probabilitas < 0,05

maka H1 diterima, berarti menggunakan pendekatan fixed effect. Berikut hasil

pengujian untuk memilih apakah estimasi yang terbaik adalah fixed effect (FE)

atau common effect (CE) dengan uji Chow yang disajikan pada tabel 5.2 sebagai

berikut :

Tabel 5.2 Hasil Uji Chow


Effect Test Prob.
F (7,76) 12.34
Prob. > F 0.0000
Sumber: Lampiran 9 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan tabel 5.2 hasil Uji Chow diketahui nilai probability tabel

sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka H1

diterima. Maka Uji Chow menyatakan bahwa model estimasi yang lebih baik

adalah fixed effect (FE) daripada common effect (CE).

Universitas Sumatera Utara


71

5.2.2. Uji Hausman

Setelah melakukan Uji Chow dan menentukan estimasi yang terbaik

adalah Fixed Effect (FE) daripada Common Effect (RE)., maka langkah

selanjutnya yaitu melakukan uji Hausman untuk menguji kembali model yang

lebih baik antara fixed effect atau random effect. Hipotesis yang digunakan dalam

Uji Hausman adalah sebagai berikut :

1. H0 : model estimasi yang terbaik untuk digunakan adalah random effect

2. H1 : model estimasi yang terbaik untuk digunakan adalah fixed effect.

Ketentuannya, apabila nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya

model random effect yang akan digunakan. Tetapi jika nilai probabilitas < 0,05,

maka H1 diterima, berarti menggunakan pendekatan fixed effect. Berikut hasil

pengujian untuk memilih apakah model estimasi yang terbaik adalah random

effect atau fixed effect dengan uji Hausman yang disajikan pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 5.3 Hasil Uji Hausman


Effect Test Prob.
Chi-square (4) 50.34
2
Prob>Chi 0.0000
Sumber: Lampiran 10 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan Tabel 5.3 hasil Uji Hausman diketahui bahwa nilai Prob.

Chi2 lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.0000 (0.000<0.05). Maka H1 diterima yang

berarti model terbaik yang harus digunakan adalah fixed effect daripada random

effect. Berdasarkan hasil Uji Chow dapat diketahui bahwa model yang lebih baik

adalah fixed effect daripada common effect. Adapun dari hasil Uji Hausman

Universitas Sumatera Utara


72

menunjukkan bahwa fixed effect juga lebih baik daripada random effect. Maka

tidak perlu dilakukan uji lanjutan yaitu Uji Lagrange Multiplier karena fixed effect

terbukti lebih baik daripada random effect maupun common effect.

5.3. Uji Asumsi Klasik

Dilakukannya pengujian asumsi klasik untuk memperoleh hasil regresi

Best Linier Unbiaxed Estimator atau biasa yang disebut dengan BLUE. Model

yang baik maka harus memenuhi asumsi klasik, yaitu data residual harus

berdistribusi normal, dengan tidak adanya gejala multikolinearitas dan

heteroskedasitas dalam model penelitian.

5.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prasyarat untuk

melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan sebelum data diolah

berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Pengujian normalitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan Skewness/Kurtosis test. Hasil uji normalitas

disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas


Variable Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) Adj. Chi(2) Prob>Chi2
X1 0.1179 0.0815 5.34 0.0694
X2 0.0288 0.2842 5.68 0.0583
X3 0.5083 0.0248 5.33 0.0694
X4 0.6389 0.4130 0.91 0.6344
Y 0.1474 0.1548 4.26 0.1190
Sumber: Lampiran 11 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan tabel 5.4 maka dapat diketahui bahwa semua variabel yang

digunakan dalam penelitian ini telah memiliki data yang normal karena masing-

masing nilai Prob>Chi2 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan

Universitas Sumatera Utara


73

bahwa ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas dan nilai perusahaan

telah memenuhi asumsi normalitas.

5.3.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan

yang kuat/sempurna antara variabel-variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini. Model penelitian dianggap baik jika memiliki multikolinearitas

yang rendah, sebab jika multikolinearitas tinggi maka model tidak bisa

memisahkan efek parsial dari satu variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya.

Untuk melihat adanya multikolinearitas dalam penelitian yang menggunakan

STATA dapat dilihat melalui pengujian VIF (Variance Inflatian Factor). Berikut

disajikan tabel hasil pengujian multikolinearitas berdasarkan VIF (Variance

Inflatian Factor) sebagai berikut :

Tabel 5.5 Hasil Uji Multikolinearitas (VIF)


Variable VIF 1/VIF
X1 1.20 0.836561
X2 1.70 0.587749
X3 1.44 0.696143
X4 1.36 0.735924
Mean VIF 1.42
Sumber: Lampiran 12 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui nilai VIF nilai mean VIF sebesar 1,42.

Sehingga hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 5.5. di atas menunjukkan

bahwa data yang digunakan dalam model penelitian ini sudah terbebas dari gejala

multikolinearitas karena memiliki nilai mean VIF yang tidak lebih besar dari 10.

Universitas Sumatera Utara


74

5.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah ada gejala

heteroskedastisitas di dalam model penelitian ini. Jika terdapat gejala

heteroskedastisitas maka hal tersebut menunjukkan bahwa adanya

ketidakseragaman di dalam variasi model dan menyebabkan error menjadi tidak

konsisten. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

BrueschPagan/Cook-Weisberg test. Pengujian BrueschPagan/CookWeisberg

dapat disimpulkan ada tidaknya permasalahan heteroskedastisitas dengan melihat

Prob. Chi2. Adapun dengan ketentuan Jika Prob Chi2< α (atau Chi2 stat > Chi2

tabel) maka dapat disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas. Berikut hasil

pengujian heteroskedastisitas dengan BrueschPagan/Cook-Weisberg test yang

disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Bruesch Pagan/
Prob.
Cook-Weisberg test
Chi-square (1) 1.58
Prob>Chi2 0.2092
Sumber: Lampiran 13 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan tabel 5.6 bahwa hasil uji heteroskedastisitas dengan

BrueschPagan/Cook-Weisberg test memiliki nilai probabilitas Chi2adalah sebesar

0,2092 yang lebih besar dari taraf siginifikansi 5% atau 0,05 (0,2092 > 0,05).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini telah terbebas dari gejala

heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara


75

5.4. Uji Hipotesis Penelitian

5.4.1. Analisis Regresi Linier Berganda Dengan Data Panel

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda dengan data panel fixed effect model untuk mengetahui

gambaran mengenai pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan

likuiditas terhadap nilai perusahaan. Pada pemilihan metode estimasi bagian

sebelumnya dapat diketahui bahwa metode estimasi yang terbaik digunakan

dalam penelitian ini adalah fixed effect. Berikut hasil analisis regresi linear

berganda data panel dengan menggunakan model fixed effect yang disajikan pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Berganda Data Panel (Fixed Effect Model)
Variable Coef. Std. Err. T P > [t]
X1 2.158 0.430 5.02 0.000
X2 2.529 0.986 2.56 0.012
X3 25.735 4.805 5.36 0.000
X4 0.203 0.214 0.95 0.346
_cons -65.359 12.701 -5.15 0.000
Sumber: Lampiran 14 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa persamaan atas regresi data

panel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Adapun persamaan regresi data panel di atas masih terdapat bentuk Ln

yang digunakan pada variabel independen (X1), maka untuk mendapatkan

persamaan regresi yang sebenarnya harus ditransformasikan dahulu ke dalam

bentuk anti Ln sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


76

Berdasarkan persamaan regresi maka dapat dijelaskan bahwa :

1. Konstanta (a) = -65.359 menunjukkan nilai konstan, adapun jika nilai

seluruh variabel independen sama dengan nol, maka variabel nilai

perusahaan (Y) sama dengan -65.359. konstanta negatif umumnya terjadi

jika ada rentang nilai yang cukup jauh antara variabel X dan Y.

2. Koefisien ukuran perusahaan (X1) = 2.158, artinya berdasarkan penelitian

ini jika variabel lain nilainya tetap dan ukuran perusahaan mengalami

kenaikan 1% maka nilai perusahaan juga akan mengalami kenaikan sebesar

(2,158%).

3. Koefisien leverage (X2) = 2.529, artinya berdasarkan penelitian ini jika

variabel lain nilainya tetap dan leverage mengalami kenaikan 1% maka nilai

perusahaan juga akan mengalami kenaikan sebesar (2,529%). Nilai

Coefficients yang bernilai positif ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh

yang positif antara leverage (X2) terhadap nilai perusahaan (Y). Artinya jika

leverage meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat pula.

4. Koefisien profitabilitas (X3) = 25.735, artinya jika variabel lain nilainya

tetap dan profitabilitas mengalami kenaikan 1% maka nilai perusahaan juga

akan mengalami kenaikan sebesar (25,735%). Nilai Coefficients yang

bernilai positif ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh yang positif antara

profitabilitas (X3) terhadap nilai perusahaan (Y). Artinya jika profitabilitas

meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat pula.

5. Koefisien likuiditas (X4) = 0.203, artinya berdasarkan penelitian ini jika

variabel lain nilainya tetap dan likuiditas mengalami kenaikan 1%, maka

Universitas Sumatera Utara


77

nilai perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar (0,203%). Nilai

Coefficients yang bernilai positif menunjukkan bahwa terjadi pengaruh

positif likuiditas (X4) terhadap nilai perusahaan (Y). Artinya jika likuiditas

meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat pula.

6. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

5.4.2. Penilaian Goodness of Fit Model

5.4.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R 2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya

adalah 0 sampai 1, apabila nilai R 2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

Sebaliknya apabila R 2 besar (mendekati nilai 1) berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar. Hasil

uji koefisien determinasi disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5. 8 Hasil Koefisien Determinasi


R-square
Within 0.4696
Between 0.4538
Overall 0.4535
Sumber: Lampiran 14 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan Tabel 5.8 diketahui besarnya nilai R Square (R2) overall

adalah sebesar 0.4535 yang berarti sebesar 0.4535 atau (45,35%) variabel

independen yaitu ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas

mampu menjelaskan atau menggambarkan nilai perusahaan pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


78

Sedangkan sisanya sebesar 54,65% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini.

5.4.2.2. Uji Statistik F (Simultann)

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan, leverage,

profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai perusahaan secara simultan. Pengaruh

ini perlu diuji untuk melihat apakah model regresi data panel ini dapat dilanjutkan

dengan melakukan uji t (parsial) atau tidak. Jika hasil uji F menyimpulkan bahwa

seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

maka model regresi ini dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t.

Sebaliknya jika tidak berpengaruh signifikan, maka uji t (uji parsial)

tidak perlu dilakukan, karena semua variabel independen tidak ada yang

mempengaruhi variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada model yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tabel berikut :

Tabel 5.9 Hasil Uji F (Simultan)


Effect Test Prob.
Chi-square (4,76) 16.82
2
Prob>Chi 0.0000
Sumber: Lampiran 14 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan tabel 5.9 hasil uji F diketahui bahwa nilai sebesar

16,82 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 sedangkan nilai diketahui

sebesar 2,48 (lampiran 18) dengan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Hal

ini membuktikan bahwa nilai sebesar 16,82 lebih besar > dari 2,48

dan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil < dari taraf signifikan 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama

Universitas Sumatera Utara


79

(simultan) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen

yaitu nilai perusahaan.

5.4.2.3. Uji Statistik t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Berikut hasil uji t pada model penelitian ini yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5.10 Hasil Uji t (Parsial)


Variable Coef. Std. Err. T P > [t]
X1 2.158 0.430 5.02 0.000
X2 2.529 0.986 2.56 0.012
X3 25.735 4.805 5.36 0.000
X4 0.203 0.214 0.95 0.346
_cons -65.359 12.701 -5.15 0.000
Sumber: Lampiran 14 hasil output software STATA, 2020

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui hasil uji t model penelitian ini yang

akan dibandingkan dengan sebesar 1,66342 (lampiran 17) dengan taraf

signifikan 5% atau 0,05. Berdasarkan Tabel 5.9 didapat hasil analisis regresi

dengan data panel yang diketahui bahwa ukuran perusahaan (X1) memiliki nilai

sebesar 5,02 > dari yaitu sebesar 1,66342 serta nilai prob. t ukuran

perusahaan sebesar 0.000 < 0.05, artinya ukuran perusahaan (X1) secara parsial

terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Leverage (X2) diketahui bahwa nilai sebesar 2,56 > dari yaitu

sebesar 1,66342 serta nilai prob. t leverage sebesar 0.012 < 0.05, hal ini berarti

bahwa leverage (X2) secara parsial terbukti memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


80

Profitabilitas (X3) memiliki nilai sebesar 5,36 > dari yaitu

sebesar 1,66342 serta nilai prob. t profitabilitas diketahui sebesar 0.000 < 0.05,

artinya profitabilitas (X3) secara parsial terbukti memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan likuiditas (X4) nilai

sebesar 0,95 < dari yaitu sebesar 1,66342 serta nilai prob. t likuiditas

sebesar 0.000 < 0.05 maka hal ini berarti (X4) likuiditas secara parsial tidak

terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan maka

hipotesis dalam penelitian ini yaitu H1, H2 dan H3 diterima, sedangkan likuiditas

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Industri Barang Konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018 maka H4 ditolak.

5.4.3. Uji Moderasi Interaksi

Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, ada

kemungkinan dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model statistik yang disebut dengan istilah variabel moderasi. Variabel moderasi

adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Variabel moderasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kebijakan dividen. Adapun untuk melihat apakah kebijakan

dividen mampu dijadikan sebagai variabel moderasi yang memperkuat atau

memperlemah dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai probabilitas < taraf sig

Universitas Sumatera Utara


81

0,05 dan pernyataan hipotesis dalam penelitian ini. Hasil uji moderasi interaksi

dapat dilihat berdasarkan pada tabel berikut sebagai berikut :

Tabel 5.8 Hasil Regresi dengan Variabel Moderasi


Y Coef. Std. Err. T P > [t]
X1 2.162 0,597 3,62 0,001
X2 0,951 1,866 0,51 0,612
X3 23,540 5,825 4,04 0,000
X4 0,205 0,245 0,84 0,405
Z 29,475 34,580 0,85 0,397
X1Z -0.913 1.136 -0.80 0.425
X2Z 0.051 0.186 0.27 0.786
X3Z 3.089 0.624 4.95 0.000
X4Z -2.188 0.592 -3.70 0.000
_cons -65.666 18.111 -3.63 0.001
Sumber: Lampiran 15 hasil output software STATA, 2020

Tabel 5.11 menunjukkan interaksi antara variabel moderasi yaitu

kebijakan dividen dengan masing-masing variabel independen yaitu ukuran

perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas. Berdasarkan hasil tersebut, X 1Z

merupakan interaksi antara kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan yang

memiliki nilai prob. 0.426 yang lebih besar dari 0.05. X2Z yang merupakan

interaksi antara kebijakan dividen dengan leverage memiliki nilai prob. 0.786

yang lebih besar dari 0.05. X3Z yang merupakan interaksi antara kebijakan

dividen dengan profitabilitas memiliki nilai prob. 0.000 yang lebih kecil dari 0.05.

X4Z yang merupakan interaksi antara kebijakan dividen dengan likuiditas

memiliki nilai prob. 0.000 yang lebih kecil dari 0.05.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan

dividen hanya mampu memoderasi dua variabel yaitu kebijakan dividen mampu

memoderasi dan memperkuat pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai

Universitas Sumatera Utara


82

perusahaan karena nilai sig < 0,05, dan diterimanya moderasi dalam penelitian ini

disesuaikan dengan pernyataan hipotesis dalam penelitian ini bahwa kebijakan

dividen mampu memoderasi dan memperkuat masing-masing pengaruh

profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan industri

barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2007-2018. maka dalam hal ini

H7 dan H8 diterima. Sedangkan untuk dua variabel lainnya kebijakan dividen

tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018, maka dari hasil tersebut hipotesis

dalam penelitian ini yaitu H4 dan H5 ditolak.

5.5. Pembahasan Hasil Penelitian

5.5.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahan. Hasil dalam

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sondakh (2019);

Anton (2016); Handriani & Robiyanto (2018); Kosimpang et al. (2017); dan

Laksitaputri (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil dalam penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Manoppo & Arie (2016)

yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Adapun berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

dikarenakan ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan

Universitas Sumatera Utara


83

yang tampak dalam nilai total aset perusahaan. Perusahaan yang besar diukur

dengan banyaknya aset yang dimiliki dinilai memiliki kinerja operasional yang

baik dan memiliki keuangan yang mapan dikarenakan perusahaan mampu

mengumpulkan aset yang besar, selain itu ukuran perusahaan yang besar juga

dinilai lebih stabil jika terjadi krisis, sehingga dengan kestabilan dan keuangan

yang mapan ini cenderung telah menarik minat para investor untuk menanamkan

modal pada perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat.

Selain itu ukuran perusahaan yang besar juga akan mudah untuk

mendapatkan dana dari pihak ketiga yaitu kreditur dengan cara mengajukan

asetnya yang besar hal ini dipastikan mempermudah perusahaan melakukan

investasi baru terkait dengan ekspansi yang dapat menjadikan perusahaan menjadi

lebih berkembang pesat dan memperoleh pendapatan yang besar, hal ini yang

dilihat oleh investor sebagai sinyal positif yang dapat meningkatkan nilai

perusahaan Rudangga & Sudiarta (2016).

5.5.2. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Farooq & Masood (2016); Handriani &

Robiyanto (2018); Odum et al. (2019); Anton (2016); dan Ramdhani et al. (2018)

yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Namun hasil dalam penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Hasibuan (2016) yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


84

Teori Modigliani & Miller (1963) dengan pajak menyatakan bahwa

dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang

akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur

modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan

perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan hutang yang

besar.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu agency theory. Agency theory menjelaskan bahwa struktur

modal (equity dan liability) dibentuk untuk mengurangi terjadinya konflik antara

kelompok kepentingan, seperti pemegang saham dan manajemen. Kebijakan

hutang dianggap mampu untuk mengurangi konflik keagenan. Adapun dengan

adanya hutang, maka ada pihak lain yang ikut mengawasi kinerja dari manajemen

perusahaan, yaitu kreditur. Bukan hanya pemegang saham selaku prinsipal saja

yang akan mengawasi manajemen perusahaan, namun juga pihak eksternal yaitu

kreditur juga ikut mengawasi kinerja manajemen. Semakin banyak pengawasan

yang diberikan kepada manajemen perusahaan maka peluang manajemen

melakukan tindakan yang bisa merugikan pemegang saham akan semakin kecil.

hal ini dapat dikatakan sebagai hal positif bagi investor yang dianggap mampu

dalam meningkatkan nilai perusahaan (Linawaty & Ekadjaja, 2017).

Selain hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang

saham dan manajemen. hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada

dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang

dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Adapun jika dilihat dari prinsip

Universitas Sumatera Utara


85

permintaan dan penawaran, perusahaan lebih baik menggunakan hutang dari pada

jika perusahaan menambah pendanaan dengan cara mengeluarkan atau

menerbitkan saham baru, hal ini disebabkan jika perusahaan menerbitkan atau

mengeluarkan saham baru untuk pendanaan maka saham yang ditawarkan akan

bertambah sehingga akan menurunkan harga saham, harga saham yang menurun

akan menurunkan nilai perusahaan (Orientanti, 2014).

5.5.3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Tahu & Susilo (2017); Sabrin et al. (2016);

Michael (2019); Fajaria (2018); Saragih et al. (2019); Mentalita et al. (2019);

Dayanti (2018); Manurung et al. (2014); Mangesti et al. (2019); Fadhli et al.

(2015); Endang (2016); dan Diani (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil dalam

penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan

et al. (2019) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Secara teoritis, profitabilitas menunjukkan seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi investor dimana kemampuan

tersebut akan menentukan seberapa baik perusahaan di mata investor dari segi

keuangannya. Pertumbuhan profitabilitas dari setiap periode dianggap sebagai

sinyal positif oleh investor terkait kinerja perusahaan yang semakin baik dan

Universitas Sumatera Utara


86

prospek usaha yang semakin menjanjikan di masa depan sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan (Ayu & Suarjaya, 2017).

Berpengaruh positifnya profitabilitas terhadap nilai perusahaan

dikarenakan profitabilitas merupakan indikator terpenting bagi perusahaan dimana

semakin tinggi rasio profitabilitas berarti semakin besar juga laba perusahaan

yang dimiliki perusahaan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai

dividen. Begitu juga bagi para investor, investor sangat memperhatikan rasio

profitabilitas ini karena investor ingin mendapatkan kepercayaan pengembalian

atas apa yang diinvestasikan sehingga dengan semakin besar rasio profitabilitas

maka return yang didapatkan investor besar pula. Maka hal ini mendorong

semakin banyaknya investasi akan yang dilakukan oleh investor maupun calon

investor kepada perusahaan maka semakin tinggi juga harga saham suatu

perusahaan maka dengan demikian nilai perusahaan akan semakin meningkat.

5.5.4. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianti (2012);

Nurhayati (2013); Indasari & Yadnyana (2018); dan Chasanah & Adhi (2017)

yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa likuiditas terbukti tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil dalam

penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh

Rompas (2013); Putra & Sedana (2019); dan Tahu & Susilo (2017) yang

Universitas Sumatera Utara


87

menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Secara teoritis tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa

perusahaan berada dalam kondisi yang baik para investor akan menangkap sinyal

tersebut sebagai sesuatu yang positif sehingga akan meningkatkan nilai

perusahaan (Dewi & Sujana, 2019). Namun dalam penelitian ini teori tersebut

tidak terbukti, tidak berpengaruhnya likuiditas terhadap nilai perusahaan diduga

dikarenakan besarnya tingkat likuiditas tidak memberikan dampak apapun ke

investor atau calon investor. Investor cenderung akan melihat pertumbuhan

perusahaan berdasarkan profit yang dihasilkan bukan dari besarnya perusahaan

memenuhi likuiditasnya. Hal ini lah yang membuat likuiditas tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Besar kecilnya likuiditas tidak akan mempengaruhi

investor untuk menanamkan investasinya ke perusahaan sehingga nilai perusahaan

tidak meningkat.

Selain itu tidak berpengaruh signifikannya likuiditas terhadap nilai

perusahaan dimungkinkan karena current ratio yang terlalu besar merupakan hal

yang tidak produktif karena rawan penyimpangan penggunaan dana yang ada atau

banyak dana yang menganggur Mayarina (2017). Selain itu, Adanya piutang tak

tertagih dan persediaan yang belum dijual dapat menyebabkan tingginya current

ratio. Jika hal tersebut lebih mendominasi komponen aktiva lancar lainnya

tentunya ini berdampak pada current ratio perusahaan akan tinggi dan seolah-olah

perusahaan berada dalam kondisi yang likuid (Wijaya & Purnawati, 2014).

Universitas Sumatera Utara


88

5.5.5. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak

mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil

dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2016)

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang juga menyatakan bahwa

kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien pada variabel ukuran perusahaan

menunjukkan sebesar 2,162798 dengan tingkat probability sebesar 0,001 yang

berarti bahwa ukuran perusahaan (signifikan), sedangkan nilai koefisien pada

variabel moderasi yaitu kebijakan dividen menunjukkan sebesar 29,47534 dengan

tingkat probability sebesar 0,397 yang berarti bahwa kebijakan dividen (tidak

signifikan). Nilai koefisien untuk variabel interaksi antara ukuran perusahan

dengan kebijakan dividen menunjukkan sebesar -0,9128345 dengan tingkat

probability sebesar 0,425 yang berarti interaksi antara ukuran perusahaan dengan

kebijakan dividen (tidak signifikan). Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan variabel moderasi yaitu kebijakan dividen bersifat Homologiser

Moderation dimana variabel kebijakan dividen tidak berinteraksi dengan variabel

ukuran perusahaan dan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan

variabel nilai perusahaan. Variabel ini hanya potensial menjadi variabel moderasi.

Secara teoritis semakin besar ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan

besarnya total aset perusahaan akan meningkatkan minat para investor dalam

menanamkan modalnya ke dalam perusahaan sehingga nilai perusahaan akan

Universitas Sumatera Utara


89

semakin meningkat. Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh

ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dikarenakan, sebaik apapun

manajemen dalam melakukan kebijakan dividen salah satu contoh tindakan

pelaporan pembagian dividen tidak memperkuat atau memperlemah pengaruh

ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Adapun dalam penelitian ini sampel yang digunakan termasuk dalam

kriteria perusahaan besar. Artinya, semakin besar perusahaan maka perusahaan

tersebut lebih memilih melakukan ekspansi atau melakukan investasi yang lebih

agar perusahaan tersebut lebih berkembang besar dari pada memilih

mensejahterahkan para pemegang saham dengan cara membagikan dividen yang

besar namun mereka tetap memberikan dividen dengan jumlah yang lebih sedikit.

Berbeda dengan perusahaan yang kecil atau berkembang perusahaan tersebut

biasanya lebih mencari perhatian terlebih dahulu kepada investor atau calon

investor untuk mengumpulkan dana agar perusahaan berkembang besar maka itu

perusahaan kecil memberikan dividen yang lebih besar agar para investor terus

memberikan dana atau untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut, semakin

menarik perusahaan kecil atau berkembang ini semakin banyak dana yang akan

dikumpulkan.

Selain itu, diduga semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar

pula kebutuhan dana mereka untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan

dan mengembangkan perusahaan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap

penggunaan dana eksternal perusahaan seperti hutang. Semakin besar perusahaan

menggunakan hutang maka perusahaan cenderung akan membayarkan dividen

Universitas Sumatera Utara


90

dalam jumlah yang lebih kecil karena keuntungan yang diperoleh dengan adanya

hutang terlebih dahulu dibayarkan kepada kreditur beserta biaya bunganya yang

tentunya hal ini akan mempengaruhi persepsi investor terhadap nilai perusahaan

dan menjadikan kebijakan dividen dengan membagikan dividen tidak mampu

memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Fenomena ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoiriyah Nurul (2018) pada

perusahaan Indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI.

5.5.6. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Leverage Terhadap Nilai

Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak

mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silviana (2018); Tahu

& Susilo (2017); dan Mahendra et al. (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan

dividen tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan

yang berarti kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada

saat leverage rendah dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai

perusahaan pada saat leverage tinggi Mahendra et al. (2012). Nilai koefisien pada

variabel leverage menunjukkan sebesar 0,9513081 dengan tingkat probability

sebesar 0,612 yang berarti bahwa leverage (tidak signifikan), sedangkan nilai

koefisien pada variabel moderasi yaitu kebijakan dividen menunjukkan sebesar

29,47534 dengan tingkat probability sebesar 0,397 yang berarti bahwa kebijakan

dividen (tidak signifikan). Nilai koefisien untuk variabel interaksi antara leverage

dengan kebijakan dividen menunjukkan sebesar 0,0507885 dengan tingkat

Universitas Sumatera Utara


91

probability sebesar 0,786 yang berarti interaksi antara leverage dengan kebijakan

dividen (tidak signifikan). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan

variabel moderasi yaitu kebijakan dividen bersifat Homologiser Moderation

dimana variabel kebijakan dividen tidak berinteraksi dengan variabel leverage dan

tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel nilai perusahaan.

Variabel ini hanya potensial menjadi variabel moderasi.

Semakin tinggi leverage akan menurunkan nilai perusahaan dikarenakan

investor akan melihat bahwa perusahaan tersebut memiliki banyak hutang yang

akan dibayarkan di masa yang akan datang, dan para investor cenderung tidak

mau mengambil resiko besar terhadap situasi tersebut. Kebijakan dividen tidak

mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan dikarenakan

sebaik apapun kebijakan dividen yang dibuat oleh manajemen perusahaan tidak

akan mempengaruhi investor karena kembali lagi, investor melihat bahwa

leverage perusahaan besar, walaupun ada yang menyatakan bahwa “high risk

high return” namun tidak semua investor berani mengambil resiko besar yang

akan terjadi pada perusahaan yang diinvestasikannya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa investor tidak lagi melihat kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

manajemen perusahaan terutama kebijakan dividen melainkan melihat tingkat

besar kecilnya leverage dengan demikian kebijakan dividen tidak mampu

memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

Selain itu adapun diduga kebijakan dividen tidak mampu memoderasi

leverage terhadap nilai perusahaan dikarenakan perusahaan yang memiliki

leverage tinggi cenderung lebih mendahulukan membayar hutang jangka panjang

Universitas Sumatera Utara


92

dan beban bunga atas hutangnya ketika perusahaan tersebut memperoleh

pendapatan atau laba dari pada membagikan dividen dengan jumlah besar namun

dalam hal ini tetap memberikan dividen dengan porsi yang lebih sedikit.

Penelitian yang dilakukan oleh Ihsan et al. (2017) Muhammad (2016); dan Mery

(2017) yang masing-masing pada perusahaan manufaktur sektor makan dan

minuman serta pertambangan mempunyai hasil penelitian yang sejalan yaitu

kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai

perusahaan.

5.5.7. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap

Nilai Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen mampu

memoderasi dan memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asvidyan

(2018); Kusnadi & Tandika (2017); Mery (2017); Muhammad (2016); Mayarina

(2017); dan Oktaviani & Mulya (2018) yang menyatakan bahwa kebijakan

dividen mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap

nilai perusahaan. Nilai koefisien pada variabel profitabilitas menunjukkan sebesar

23,54085 dengan tingkat probability sebesar 0,000 yang berarti bahwa

profitabilitas (signifikan), sedangkan nilai koefisien pada variabel moderasi yaitu

kebijakan dividen menunjukkan sebesar 29,47534 dengan tingkat probability

sebesar 0,397 yang berarti bahwa kebijakan dividen (tidak signifikan). Nilai

koefisien untuk variabel interaksi antara profitabilitas dengan kebijakan dividen

menunjukkan sebesar -65,66633 dengan tingkat probability sebesar 0,000 yang

Universitas Sumatera Utara


93

berarti interaksi antara profitabilitas dengan kebijakan dividen (signifikan).

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan variabel moderasi yaitu

kebijakan dividen bersifat Pure Moderation dimana variabel kebijakan dividen

berinteraksi murni dengan variabel independen (profitabilitas) dan dependen (nilai

perusahaan) dimana variabel moderasi murni berinteraksi dengan variabel

independen tanpa harus menjadi variabel independen.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori kebijakan dividen yang

dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner yaitu bird in the hand theory

yang dimana kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan

harga saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar,

harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya.

Perusahaan yang menghasilkan keuntungan atau profit yang tinggi secara umum

akan membagikan dividen lebih banyak kepada para pemegang saham.

Profitabilitas yang tinggi serta kebijakan dividen yang optimal mampu

mencerminkan prospek perusahaan yang bagus sehingga ini dianggap sebagai

sinyal baik bagi pemegang saham yang akan meningkatkan nilai perusahaan

Asvidyan (2018). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yang

menemukan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan. Secara teoritis semakin besarnya profitabilitas akan

memberikan daya tarik kepada para investor, dimana investor cenderung melihat

pertumbuhan perusahaan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan oleh

perusahaan dengan demikian harapan investor akan pengembalian investasi akan

semakin besar sehingga nilai perusahaan akan meningkat pula.

Universitas Sumatera Utara


94

Kebijakan dividen mampu memoderasi dengan cara memperkuat

pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan . hal ini dikarenakan dengan

adanya kebijakan dividen yang dilakukan oleh manajemen perusahaan akan

membuat manajemen perusahaan mampu mengelola pendapatannya, diibaratkan

manajemen perusahaan akan berpikir bahwa profitabilitas yang dihasilkan akan

digunakan untuk apa, apakah digunakan untuk pembagian dividen atau digunakan

untuk dikelola sementara oleh perusahaan yang disebut laba ditahan. Maka

kesimpulannya ketika kebijakan dividen dikelola dengan baik oleh manajemen

perusahaan maka para investor yakin bahwa profitabilitas yang dihasilkan akan

baik pula dengan demikian investor yakin akan terus menanamkan modalnya

walaupun pembagian dividen akan dilakukan di masa yang akan datang sehingga

dengan demikian nilai perusahaan akan tetap meningkat.

5.5.8. Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai

Perusahaan

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen mampu

memoderasi dan memperkuat pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Hasil

dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh lestari (2017);

dan Rutin et al. (2019) yang menyatakan kebijakan dividen memoderasi dan

memperkuat pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Namun hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mahendra et al. (2012); dan Wijaya

& Purnawati (2014) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu

memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien pada

variabel likuiditas menunjukkan sebesar 0,205338 dengan tingkat probability

Universitas Sumatera Utara


95

sebesar 0,405 yang berarti bahwa likuiditas (tidak signifikan), sedangkan nilai

koefisien pada variabel moderasi yaitu kebijakan dividen menunjukkan sebesar

29,47534 dengan tingkat probability sebesar 0,397 yang berarti bahwa kebijakan

dividen (tidak signifikan). Nilai koefisien untuk variabel interaksi antara likuiditas

dengan kebijakan dividen menunjukkan sebesar -2,188521 dengan tingkat

probability sebesar 0,000 yang berarti interaksi antara likuiditas dengan kebijakan

dividen (signifikan). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan variabel

moderasi yaitu kebijakan dividen bersifat Pure Moderation dimana variabel

kebijakan dividen berinteraksi murni dengan variabel independen (likuiditas) dan

dependen (nilai perusahaan). Dimana variabel moderasi murni berinteraksi dengan

variabel independen tanpa harus menjadi variabel independen.

Secara teoritis, besarnya likuiditas perusahaan akan mempengaruhi

investor untuk menanamkan modalnya karena dianggap mampu membayar hutang

jangka pendek selain itu besaran dividen yang dibayarkan kepada pemegang

saham dapat dilihat melalui posisi kas atau likuiditas perusahaan karena dividen

merupakan arus kas keluar. Maka semakin kuat posisi likuiditas perusahaan,

berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila

profitabilitas perusahaan meningkat ditambah dengan likuiditas yang baik maka

perusahaan akan mampu membayar dividen lebih besar. Hal ini ditangkap sebagai

sebuah keuntungan dan sinyal baik bagi para pemegang saham dan calon investor

untuk terus menanamkan modal di perusahaan yang berarti nilai perusahaan akan

meningkat.

Universitas Sumatera Utara


96

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

2. Leverage memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

3. Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

4. Likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

5. Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

Universitas Sumatera Utara


97

6. Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

7. Kebijakan dividen mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Barang

Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

8. Kebijakan dividen mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh

likuiditas terhadap nilai perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2018.

6.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian saat ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk dilakukannya penelitian di masa yang akan datang guna

memperoleh hasil yang lebih baik dari penelitian ini. Berikut adalah keterbatasan

dalam penelitian ini:

1. Penelitian ini hanya menggunakan satu proksi dari masing-masing variabel

independen maupun dependen yaitu ukuran perusahaan (LN Total Aset),

leverage (DER), profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan nilai perusahaan

(Tobin’s Q).

2. Penelitian ini hanya terbatas satu sektor perusahaan yaitu perusahaan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

serta memiliki sampel penelitian hanya terbatas pada 8 perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


98

6.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan saran

yaitu sebagai berikut:

1. Sesuai dengan kontribusi yang ada, kontribusi praktis ditujukan untuk para

investor dan calon investor, sehingga saran yang dapat diberikan bagi

investor dan calon investor yang hendak berinvestasi sebaiknya berinvestasi

pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi dikarenakan

perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi mencerminkan perusahaan

tersebut memiliki nilai perusahaan yang baik sehingga dapat menjamin

imbal hasil atas investasi yang ditanamkan. Selain itu, para investor juga

dapat mempertimbangkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan

yang tinggi yang dinilai dari tingginya total aset perusahaan tersebut.

Dengan demikian tentunya perusahaan dapat menjamin kemakmuran para

investor.

2. Sesuai dengan kontribusi yang ada, kontribusi teoritis ditujukan kepada

penelitian selanjutnya. Sehingga adapun saran yang dapat diberikan kepada

penelitian selanjutnya adalah diharapkan penelitian selanjutnya agar

kembali menguji pengaruh variabel-variabel lain yang diduga dapat

mempengaruhi nilai perusahaan seperti variabel Good Coorporate

Governance (GCG) dan Pertumbuhan perusahaan. Selain itu dalam hasil

penelitian ini dapat diketahui bahwa kebijakan dividen tidak mampu sebagai

variabel moderasi dalam pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap

nilai perusahaan, sehingga dalam penelitian selanjutnya diharapkan kembali

Universitas Sumatera Utara


99

menguji kembali variabel pemoderasi kebijakan dividen pada perusahaan

sektor lainnya yang terdaftar di BEI. Untuk mengetahui apakah kebijakan

dividen dapat dijadikan sebagai variabel moderasi terhadap nilai perusahaan

secara keseluruhan atau tidak.

3. Sesuai dengan kontribusi yang ada, kontribusi kebijakan ditujukan bagi

manajemen perusahaan, sehingga saran yang diberikan kepada manajemen

perusahaan adalah manajemen perusahaan dapat memaksimalkan

profitabilitas perusahaannya karena hal ini sangat diminati oleh para

investor dan calon investor sehingga nilai perusahaan akan meningkat.

Selain itu, manajemen perusahaan juga dapat memperhatikan kebijakan

dividen yang ada, dimana semakin baik manajemen perusahaan menetapkan

kebijakan dividen dengan membagikan dividen secara konsisten dan tinggi

tanpa adanya perubahan-perubahan yang terus menerus akan memberikan

pandangan investor yang berarti perusahaan benar-benar memperhatikan

kemakmuran para pemegang saham. Maka dengan meningkatkan

profitabilitas dan kebijakan dividen diperkirakan tujuan perusahaan dengan

meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai.

Universitas Sumatera Utara


100

DAFTAR PUSTAKA

Adi Putra, A., & Lestari, P. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 5(7), 4044–4070.

Aggarwal, D., & Padhan, P. C. (2017). Impact of Capital Structure on Firm Value:
Evidence from Indian Hospitality Industry. Theoretical Economics Letters,
07(04), 982–1000. https://doi.org/10.4236/tel.2017.74067

Andriani, P. R. (2019). Pengaruh Tingkat Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage


Terhadap Nilai Perusahaan Pada Subsektor Makanan Dan Minuman Yang
Tercatat Di BEI Periode 2010-2017. Journal of Entrepreneurship,
Management, and Industry (JEMI), 2(1), 48–60.

Anton, S. G. (2016). The Impact of Dividend Policy On Firm Value. A Panel Data
Analysis of Romanian Listed Firms. Journal of Public Administration,
Finance and Law THE, 1(10), 107–112.

Antoro, A. D., & Hermuningsih, S. (2018). Kebijakan Dividen Dan Bi Rate


Sebagai Pemoderasi Likuiditas, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2017. Jurnal
Upajiwa Dewantara, 2(1), 58–75.

Aprilia, A., & Yulianto, A. (2016). Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan


Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Management Analysis
Journal, 5(1), 17–23.

Apriliyanti, V., Hermi, H., & Herawaty, V. (2019). Pengaruh Kebijakan Hutang,
Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan Dan Kesempatan
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Moderasi. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 6(2), 201.
https://doi.org/10.25105/jmat.v6i2.5558

Astuti, N. K. B., & Yadnya, I. P. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan


Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kebijakan Dividen.
E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(5), 3275–3302.
https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v08.i05.p25

Asvidyan, A. (2018). Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada
Perusahaan sektor Mining. Jurnal STIE PERBANAS, 1(1), 1–15.

Ayu, D., & Suarjaya, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel
Mediasi Pada Perusahaan Pertambangan. E-Jurnal Manajemen Universitas

Universitas Sumatera Utara


101

Udayana, 6(2), 1112–1138.

Brigham, E., F., & Houston, J., F. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
(2nd ed.). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2001). Manajemen Keuangan (Kedelapan; Y.


Sumiharti & W. C. Kristiaji, eds.). Jakarta: Erlangga.

Bukit, R. B., Haryanto, B., & Ginting, P. (2018). Environmental performance,


profitability, asset utilization, debt monitoring and firm value. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 122(1), 0–6.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/122/1/012137

Chasanah, A. N., & Adhi, D. K. (2017). Profitability, Capital Structure and


Liquidity Influence on Corporate Value on Listed Real Estate Companies in
BEI, 2012-2015. Fokus Ekonomi, 12(2), 129–146.

Cheng, M.-C., & Tzeng, Z.-C. (2011). The Effect of Leverage on Firm Value and
How The Firm Financial Quality Influence on This Effect. World Journal of
Management, 3(2), 30–53.

Cheryta, A. M., Moeljadi, & Indrawati, N. K. (2017). The Effect of Leverage ,


Profitability , Information Asymmetry , Firm Size on Cash Holding and Firm
Value of Manufacturing Firms Listed at Indonesian Stock Exchange.
International Journal of Research in Business Studies and Management,
4(4), 21–31. https://doi.org/10.22259/ijrbsm.0404004

Damodaran, A. (2008). The Dark Side Of Valuation (Ed.1). New Delhi, India:
Pearson Power.

Dayanti. (2018). Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Pemoderasi (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
ISSI Periode 2014-2016). Jurnal Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 1–9.

Dewi, A., & Wirajaya, A. (2013). Pengaruh Struktur Modal , Profitabilitas Dan
Ukuruan Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 2(4), 358–372. https://doi.org/10.1111/j.1748-1716.2008.01865.x

Dewi, I., & Sujana, I. K. (2019). Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan,


dan Risiko Bisnis terhadap Nilai perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 26(1), 85–110. https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v26.i01.p04

Diani, A. F. (2017). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2012-2015). Jurnal Riset Manajemen, 1(1), 124–135.

Universitas Sumatera Utara


102

https://doi.org/10.1123/ijsb.8.1.1

Dolontelide, C. M. (2019). Pengaruh Sales Growth Dan Firm Size Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di
BEI Periode 2015-2018. Jurnal EMBA, 7(3), 3039–3048.

Endang, M. S. (2016). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan


(Studi empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Riset Keuangan Dan Akuntansi, 2(2), 56–75.
https://doi.org/10.25134/jrka.v2i2.456

Erlina. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi Dan Manajemen


(Ed. 2). Medan: Usu Pers.

Fadhli, M., Kamilah, & Julita. (2015). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai
Variabel Moderasi pada Perusahaan Perbankan, Asuransi & Lembaga
Keuangan Lainnya di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(2), 1–14.

Fajaria, A. Z. (2018). The Effect of Profitability, Liquidity, Leverage and Firm


Growth of Firm Value with its Dividend Policy as a Moderating Variable.
International Journal of Managerial Studies and Research, 6(10), 55–69.
https://doi.org/10.20431/2349-0349.0610005

Farooq, M. A., & Masood, A. (2016). Impact of Financial Leverage on Firms ’


Profitability : An Investigation from Cement Sector of Pakistan. Research
Journal Of Finance And Accounting, 6(7), 73–77.

Febriana, E., Djumahir, & Djawahir, A. H. (2016). Pengaruh Struktur Modal,


Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Manajerial Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di BEI Pada 2011-2013). Ekonomi Bisnis, 21(2), 163–178.

Febrianti, M. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada


Industri Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi, 14(2), 141–156.

Frederik, P. G., Nangoy, S. C., & Untu, V. N. (2015). Analisis Profitabilitas,


Kebijakan Hutang Dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
EMBA, 3(1), 1242–1253. https://doi.org/10.1210/jc.2017-00823

Gamayuni, R. R. (2015). The Effect Of Intangible Asset Financial Performance


And Financial Policies On The Firm Value. International Journal of
Scientific & Technology Research, 4(1), 202–212.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Universitas Sumatera Utara


103

Universitas Diponegoro.

Ginting, A. (2017). Analisis Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Dengan


Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Perusahaan Consumer
Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis.

Gitosudarmo, I., & Basri, B. (2002). Manajemen Keuangan (4th ed.). Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.

Gunawan, I. M., Pituringsih, E., & Widiastuty, E. (2019). Analisis Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Periode 2014-2016. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 26(3), 2396–
2422. https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v26.i03.p27

Gustian, D. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Keputusan Investasi, Dan


Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-
2014). Jurnal Akuntansi, 5(1).

Halim, A. (2015). Manajemen Keuangan Bisnis (1st ed.). Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Handriani, E., & Robiyanto, R. (2018). Corporate Finance and Firm Value in The
Indonesian Manufacturing Companies. International Research Journal of
Business Studies, 11(2), 113–127. https://doi.org/10.21632/irjbs.11.2.113-
127

Harjito, D. A. (2011). Teori Pecking Order dan Trade-Off dalam Analisis Struktur
Modal di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 15(2).

Hasibuan, V. (2016). Pengaruh Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan (Studi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2015). Jurnal Administrasi
Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 39(1), 139–147.

Hasna, F. (2014). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Leverage Dan Profitabilitas


Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(april), 537–547.

Hermuningsih, S. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Sruktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Siasat Bisnis, 16(2),
232–242.

Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan (Ed 1; T. Admojo, ed.). Yogyakarta:


CAPS (Center For Academic Publishing Service).

Hidayat, W. W. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Equity Dan


Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di
Indonesia. Forum Ekonomi, Unmul, 21(1), 67–75.

Universitas Sumatera Utara


104

Hirdinis. (2019). Capital Structure and Firm Size on Firm Value Moderated by
Profitability. International Journal of Economics and Business
Administration, VII(1), 174–191.

Husnan, S. (1996). Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan (Keputusan


Jangka Panjang) (1st ed.). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Ihsan, M., Munthe, I. L., & Manik, T. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015 – 2017. E Jurnal, 1–19.

Indasari, A. P., & Yadnyana, I. K. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Growth


Opportunity, Likuiditas, dan Struktur Modal Pada Nilai Perusahaan. E-
Jurnal Akuntansi, 22, 714. https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v22.i01.p27

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm Manajerial


Behaviour, Ageny Cost and Ownership structure. Journal of Financial
Economics, 3, 305–360.

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Ed. 3). Yogyakarta:
BPFE UGM.

Julianti, D. (2015). Pengaruh Rasio Hutang (DER) Dan Profitabilitas (ROA)


Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014). Jurnal Ekonomi Universitas Kristen
Indonesia, 104–122.

Karmawan, D. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Nilai


Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Jurnal UDNS, 1–8.

Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan (1st ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Kherismawati, N. P. E., Wiagustini, N. L. P., & Dewi, M. P. (2017). Profitabilitas


Dan Leverage Sebagai Prediktor Kebijakan Dividen Dan Nilai Perusahaan.
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(1), 94–108.

Khoiriyah Nurul. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Moderasi (Studi Empiris Pada Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia tahun
2014-2016) (Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang). Retrieved
from http://etheses.uin-malang.ac.id/10976/1/14510124.pdf

Kosimpang, A. D., Andini, R., & Oemar, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas,


Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai perusahaan dengan Variabel Struktur
Modal Sebagai Variabel Intrvening Pada Prusahaan Pertambangan yang

Universitas Sumatera Utara


105

Terdaftar di BEI Periode Tahun 2012-2016. Jurnal Universitas Pandanaran,


1(1), 1–15.

Kusnadi, T. W., & Tandika, D. (2017). Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi ( Studi
pada Sektor Perbankan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2016 ). Prosiding Manajemen, 5(1), 576–482.

Laksitaputri, I. M. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan


Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010).
Jurnal Bisnis Strategi, 21(2), 1–17.

Lestari. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating. E -
Jurnal Manajemen. 1-15.

Lidyasari. (2019). Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi
(Universitas Lampung). Skripsi.
http://digilib.unila.ac.id/view/creators/LIDYASARI=3A1411031074=3A=3
A.html

Linawaty, & Ekadjaja, A. (2017). Analisis Pengaruh Leverage Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Dan Arus Kas Bebas Sebagai
Variabel Moderasi. Jurnal Ekonomi, XXII(01), 164–176.

Lisa, O. (2017). Company Value Determinants Study on Manufacturing Company


Listed in Indonesia Stock Exchange. JEMA: Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi
Dan Manajemen, 14(02), 111. https://doi.org/10.31106/jema.v14i02.577

Lismawati, L., & Suryanto. (2017). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi


Kebijakan Dividen: Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi. Jurnal Bisnis
Dan Akuntansi, 19(1), 365–374.

Lumoly, S., Murni, S., & Untu, V. (2018). Pengaruh Likuiditas, Ukuran
Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal EMBA, 6(3), 1108–1117.

Mahendra, A., Sri, A. L. gede, & Suarjaya, A. G. (2012). Pengaruh Kinerja


Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen, Stategi Bisnis, Dan Kewirausahaan, 6(2), 130–138.

Mahfudatin, & Maslichah. (2017). Pengaruh Rentabilitas Dan Leverage Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Saham Bonus Sebagai Variabel
Intervening (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Universitas Sumatera Utara


106

Indonesia Periode 2011-2016). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam


Malang, 18–13.

Mandjar, S. L., & Triyani, Y. (2019). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,


Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal Dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi, 8(1), 55–72.

Mangantar, M., & Rumondor, R. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran


Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sub
Sektor Plastik Dan Pengemasan Di BEI. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 3(3), 159–169.

Mangesti Rahayu, S., Suhadak, & Saifi, M. (2019). The reciprocal relationship
between profitability and capital structure and its impacts on the corporate
values of manufacturing companies in Indonesia. International Journal of
Productivity and Performance Management. https://doi.org/10.1108/ijppm-
05-2018-0196

Manoppo, H., & Arie, F. V. (2016). the Influence of Capital Structure, Company
Size and Profitability Towards Automotive Company Value of IDX Period
2011-2014. Jurnal EMBA, 4(2), 485-497 ISSN 2303-1174.
https://doi.org/10.1002/eji.201444988.This

Manurung, S. D., Suhadak, & Nuzula, N. F. (2014). the Influence of Capital


Structure on Profitability and Firm Value. Jurnal Administrasi Bisnis, 7(2),
1–8.

Mardiyati, U., Ahmad, G. N., & Putri, R. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010. Jurnal
Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 3(1), 1–17.

Maryati, R., & Sari, B. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai


Perusahaan. Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, 2(1), 69–76.

Maulinda, V., Muda, I., & Badaruddin. (2019). Effect Of Corporate Social
Responsibility, Leverage, Firm Size And Profitability On Firm Value In
Textile And Garment Industry Subsector Company Listed In Indonesia Stock
Exchange In 2014-2016. International Journal Of Public Budgeting,
Accounting And Finance, 2(2), 1–15.

Mayarina, N. A. (2017). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan :


kebijakan Dividen Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 6(2), 1–21. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Melisa, Lubis, A. F., & Rujiman. (2019). Effect Of Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Company Size And Corporate Social Responsibility On Company

Universitas Sumatera Utara


107

Value With Institutional Ownership As Moderatung Variable In Good


Consumer Companies In Indonesia Stock Exchange (IDX). International
Journal Of Public Budgeting, Accountung And Finance, 2(1).

Mentalita, H., Muda, I., & Erwin, K. (2019). The Effect Of Liquidity,
Profitability, Leverage And Corporate Social Responsibility, Firm Value On
Company Value With Dividend Dividend Policy As A Moderating Variabel
(Emperical Study In LQ45 Company Listed On IDX) I. International
Journal Of Public Budgeting, Accountung And Finance, 2(1), 1–13.

Mery, K. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2014. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau,
4(1), 2000–2014.

Michael, H. R. (2019). The Effect Of Financial Ratio On Company Value With


Inflation As A Moderation Variable. Jurnal Akuntansi, 23(1), 33.
https://doi.org/10.24912/ja.v23i1.458

Moniaga, F. (2013). Struktur Modàl, Profitabilitas Dan Struktur Biaya Terhadap


Nilai Perusahaan Indutri Keramik. Jurnal EMBA, 1(4), 440.

Muhammad, I. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan


dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 5(November), 1–16.

Nainggolan, S. D. A., & Listiadi, A. (2014). Pengaruh Kebijakan Hutang


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(3), 868–879.

Nasution, M., & Setiawan, D. (2007). Pengaruh Corporate Governance Terhadap


Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi X, (Juli), 1–26. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-
8.73019-4

Natalia, Erlina, & Muda, I. (2019). Effect Of Capital structure, Company Growth,
And Profitability On Corporate Values In Coal Mining Subsctor Companies.
International Journal Of Public Budgeting, Accountung And Finance, 2(1),
1–13.

Nugroho, W. C. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Dividend Policy, Leverage Dan


Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Konstruksi di BEI. Jurnal
Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Airlangga, II(1), 104–122.

Nurhayati, M. (2013). Profitabilitas, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan


Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Dividen Dan Nilai Perusahaan Sektor Non

Universitas Sumatera Utara


108

Jasa. Jurnal Keuangan Dan Bisnis Universitas Mercu Buana, 5(2), 144–153.

Nurminda, A., Isynuwardhana, D., & Nurbaiti, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Dan Konsumsi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). E-Proceeding of Management,
4(1), 542–549.

Odum, A. N., Chinwe, G., Omeziri, R. I., & Egbunike, C. F. (2019). Impact of
Dividend Payout Ratio on the Value of Firm: A Study of Companies Listed
on the Nigerian Stock Exchange. Indonesian Journal of Contemporary
Management Research, 1(1), 25. https://doi.org/10.33455/ijcmr.v1i1.84

Oktarina, D. (2018). The Analysis Of Firm Value In Indonesia Property And Real
Estate Companies. International Journal of Research Science &
Management, 5(9), 85–92. https://doi.org/10.5281/zenodo.1462022

Oktaviani, R. F., & Mulya, A. A. (2018). Pengaruh Struktur Modal Dan


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(2), 139–150.

Ongkowibowo, D. T., & Hatane, S. E. (2015). Pengaruh Marketing Activity


Terhadap Profitability dan Market Value Perusahaan Retail dan Produksi
Besar. Business Accounting Review, 3(1), 362–373.

Orientanti, Suci. (2014). Pengaruh Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan


Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)
Skripsi.

Pantow, M. S., Murni, S., & Trang, I. (2015). Analisa Pertumbuhan Penjualan,
Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan Yang Tercatat Di Indeks LQ 45. Universitas Sam Ratulangi
Manado, 3(1), 961–971.

Permana, A. A. N. B. A., & Rahyuda, H. (2018). Pengaruh Profitabilitas,


Solvabilitas, Likuiditas, Dan Inflasi Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 8(3), 1577.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i03.p15

Pertiwi, T. K., & Pratama, F. M. I. (2011). Pengaruh Kinerja Keuangan, Good


Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Food And Beverage.
Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 14(2).
https://doi.org/10.9744/jmk.14.2.118-127

Prasetyorini, F. B. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning


Ratio Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen

Universitas Sumatera Utara


109

(JIM), 1(1).

Pratama, I. G. B. A., & Wiksuana, I. G. B. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan


Dan leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Moderasi. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(2), 1338–1367.

Putra, I. G. W. R., & Sedana, I. B. P. (2019). Capital Structure as a Mediation


Variable: Profitability and Liquidity on Company Value in Real Estate
Companies in Indonesia Stock Exchange. International Research Journal of
Management, IT and Social Sciences, 6(4), 62–72.
https://doi.org/10.21744/irjmis.v6n4.640

Rachmawati, D., & Pinem, D. B. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan


Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Equity, 18(1), 1.
https://doi.org/10.34209/equ.v18i1.456

Raharjo, P. A. (2016). Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Ukuran Perusahaan


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Moderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia tahun). (Universitas Negeri Yogyakarta). Retrieved from
https://eprints.uny.ac.id/43572/1/PutriAndikaRaharjo_12808147006.pdf

Rahmantio, I., Saifi, M., & Ferina, N. (2018). Pengaruh Debt to Equity Ratio,
Return on Equity, Return on Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan ( Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun. E-Jurnal Mahasiswa Universitas Brawijaya, 57(1),
151–159.

Rahmawati, A., Topowijono, & Sulasmiyati, S. (2013). Pengaruh Ukuran


Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal Dan Keputusan Investasi (Studi
Pada Perusahaan Sektor Properti, Real Estate, Dan Building Construction
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013). Jurnal
Administrasi Bisnis, 23(2), 7.

Ramdhani, R., Akhmadi, & Kuswantoro, M. (2018). Pengaruh Leverage dan


Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2012-2016). JRBM Tirtayasa, 2(1), 21–43.

Ritonga, Kertahadi, R. (2014). Pengaruh Financial Leverage Terhadap


Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012). Jurnal
Administrasi Bisnis, 8(2), 1–10.

Riyanto, P. D. B. (2010). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (Edisi 4).


Yogyakarta: BPFE.

Universitas Sumatera Utara


110

Rompas, G. P. (2013). Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal EMBA, 1(3), 252–262.

Rudangga, I. G. N., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,


Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 5(7), 4394–4422.

Rutin, R., Triyonowati, T., & Djawoto, D. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Moderating. JRAP (Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan), 6(01).
Retrieved from
http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrap/article/view/400

S, S., & Machali, M. (2017). The Effect of Asset Structure and Firm Size on Firm
Value with Capital Structure as Intervening Variable. Journal of Business &
Financial Affairs, 06(04), 4–8. https://doi.org/10.4172/2167-0234.1000298

Sabrin, Sarita, B., Dedy, T., & Sujono. (2016). The Effect of Profitability on Firm
Value in Manufacturing Company at Indonesia Stock Exchange. The
International Journal Of Engineering And Science (IJES), 5(10), 81–89.

Saerang, I., Tommy, P., & Prasetia, T. E. (2014). Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif
Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 2(2), 879–889.

Saffudin, A. Z. (2010). Analisis Pengaruh Kepemilikan Instutusional, Kualitas


Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba
Dan Konsekuensi Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan. E Jurnal,
1–26.

Salempang, L. E., Sondakh, J. J., & Pusung, R. J. (2016). Pengaruh Return On


Asset, Debt To Equity Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Sektor Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2013-2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(03), 813–824.

Salvatore, D. (2001). Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian Global


(keempat; N. Mahanai, ed.). Jakarta: Erlangga.

Sambora, M. N., Handayani, S. R., & Rahayu, S. M. (2014). Pengaruh Leverage


Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis,
8(1), 1–10. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Sandag, N. J. (2015). Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On


Asset Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang
Tercatat Pada Indeks LQ 45. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 3(3), 214–
225.

Universitas Sumatera Utara


111

Saragih, J. R., Maksum, A., & Erwin, K. (2019). Analysis Of The Effect Of Firm
Size, Capital Structure, Firm Growth And Financial Performance On Firm
Value In Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange
2014-2017. International Journal Of Public Budgeting, Accountung And
Finance, 2(1), 1–10.

Sari, N., & Siddiq, A. (2013). Analisis Financial leverage, Profitabilitas Dan
Earning Per Share (EPS) Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Manajemen & Akuntansi,
4(7), 1–20.

Sari, P., & Abundanti, N. (2014). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Dan


Leverage Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Unud, 3(5), 1427–1441.

Sartono, D. R. A. (1997). Ringkasan Teori Manajemen Keuangan (ketiga).


Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Senata, M. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Yang


Tercatat Pada Indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil, 6(01), 73–84.

Senda, F. D. (2012). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan


Institusional, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Leverage, Dan Invesment
Oppurtunity Set Terhadap Nilai Perusahaan. E Jurnal, 1–6.

Setiawati, L. W., & Lim, M. (2016). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran


Perusahaan, Leverage Dan Pengungkapan Sosial Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2015.
Jurnal Akuntansi Unika Atmajaya Jakarta, 12(1), 29–57.

Sholekah, F. W., & Venusita, L. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,


Kepemilikan Institusional, Leverage, Firm Size, Dan Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan High Profile
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Jurnal Ilmu
Manajemen, 2(3), 795–807.

Siahaan, F. O. P. (2013). The Effect Of Good Corporate Governance Mechanism,


Leverage, and Firm Size on Firm Value. GSTF Journal on Business Review
(GBR), 2(4), 137–142. https://doi.org/10.5176/2010-4804

Sialagan, H., & Machfoedz, M. (2006). Mekasime Coorporate Governace,


Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi, 9, 1–
23.

Sianipar, S. (2017). Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Pada Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa

Universitas Sumatera Utara


112

Efek Indonesia. Jom Fisip, 4 No 1, 1.

Silviana, R. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap nilai Perusahaan


dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating. Jurnal, 7(5), 1–20.

Siregar, W. N. P. (2018). Factors Affecting Company Value With Dividend


Policy As Variable Modearting In Manufacturing Companies Consumption
Goods Industrial sector In Indonesia Stock Exchange. International Journal
Of Public Budgeting, Accounting And Finance, 1–12.

Sisca. (2015). Pengaruh Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2014. Jurnal SULTANIST,
4(1), 1–9.

Sjahrial, Dermawan. (2009). Manajemen Keuangan. (Ketiga). Jakarta: Mitra


Wacana Media.

Sofiamira, N. A., & Haryono, N. A. (2017). Capital Expenditure, Leverage, Good


Corporate Governance, Corporate Social Responsibility: Pengaruhnya
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 20(2), 191.
https://doi.org/10.24914/jeb.v20i2.691

Sondakh, R. (2019). The Effect Dividend Policy, Liquidity, Profitability And


Firm Size On Firm Value In Financial Services Sector Industries Listed In
Indonesia Stock Exchange 2015-2018 Period. Journal Accountability, 08(2),
91–101.

Stevani, O., & Pernamasari, R. (2019). Study Of Firm Value Based On


Charasterictic Company : State Owned Enterprise Listed Indonesia Stock
Exchange. EPRA International Journal Of Multidisciplinary Research
(IJMR), 5(8), 71–77.

Subagyo, H. (2011). Efektifitas Kebijakan Struktur Modal Dalam Meningkatkan


Nilai Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 18(1).

Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktek (Edisi


2; N. I. Sallama, ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sudiyatno, B., Puspitasari, E., & Kartika, A. (2012). The Company’s Policy, Firm
Performance, and Firm Value: An Empirical Research on Indonesia Stock
Exchange. American International Journal of Contemporary Research,
2(12), 30–40.

Sukarya, I. P., & Baskara, I. G. K. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan


Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Sub Sektor Food And Beverage. E-
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(1), 7399–7428.

Universitas Sumatera Utara


113

https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v8.i1.p16

Sukirni, D. (2012). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan


Dividen Dan Kebijakan Hutang. Accounting Analysis Journal, 1(2), 1–12.

Sunarya, D. H. (2013). Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas Dan Likuiditas


Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Size Sebagai Variabel Moderasi Pada
Sektor Manufaktur Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ubaya,
2(1), 1–19.

Suryana, F. N., & Rahayu, S. (2018). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Dan


Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). E-Proceeding of Management,
5(2), 2262–2269.

Sutama, D. R., & Lisa, E. (2018). Pengaruh Leverage Dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Food And
Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Sains
Manajemen & Akuntansi, 10(1), 101–118.

Suwardika, I. N. A., & Mustanda, I. K. (2017). Pengaruh Leverage, Ukuran


Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Properti. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 6(3), 1248–1277.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan


(ketiga). Yogyakarta: BPFE.

Tahu, G. P., & Susilo, D. D. B. (2017). Effect of Liquidity, Leverage and


profitability to The Firm Value (Dividend Policy as Moderating Variable) in
Manufacturing Company of Indonesia Stock Exchange. Research Journal of
Finance and Accounting, 8(18), 89–98.

Tui, S., Nurnajamuddin, M., Sufri, M., & Nirwana, A. (2017). Determinants of
Profitability and Firm Value: Evidence from Indonesian Banks. IRA-
International Journal of Management & Social Sciences (ISSN 2455-2267),
7(1), 84. https://doi.org/10.21013/jmss.v7.n1.p10

Untu, V., & Welley, M. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai


Perusahaan Di Sektor Pertanian Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2013. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(1), 972–
983.

Utari, D., Purwanti, A., & Prawironegoro, D. (2014). Manajemen Keuangan


(Kajian Praktik Dan Teori Dalam Mengelola Keuangan Perusahaan)
(Revisi). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Universitas Sumatera Utara


114

Uzliawati, L., Nofianti, N., & Ratnasari, D. P. (2016). Struktur Modal, Investment
Opportunity Set, Likuiditas Dan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan Dan
Perbankan, 20(2), 195–203. https://doi.org/10.26905/jkdp.v20i2.254

Vitarini, T., & Siswanto, E. (2012). Sinyal Yang Ditimbulkan Oleh Informasi
Arus Kas, Laba Dan Nilai Tambah Pasar Dalam Mendongkrak Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Di Indonesia. E Jurnal, 1(2011), 1–8.

Wardoyo, & Veronica, T. (2013). Pengaruh Good Coorporate Governance,


Coorporate Social Responsibility & Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4(2), 132–149.

Weston, J. F., & Brigham, E. F. (1984). Manajemen Keuangan (Managerial


finance) (Ed. 7). Erlangga Jakarta.

Wijaya, I. B., & Purnawati, N. (2014). Pengaruh Likuiditas Dan Kepemilikan


Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Kebijakan
Dividen. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(12), 3768–3780.

Wulandari, D. R. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Strukur Modal Sebagai Variabel
Intervening. AAJ, 2(4), 455–463.

Yanti, I. G. A. D. N., & Darmayanti, N. P. A. (2019). Pengaruh Profitabilitas,


Ukuran Perusahaan, Likuiditas Dan Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan Sektor Makanan Dan Minuman. Manajemen Ekonomi, 8(4),
2297–2324. https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v8.i4.p15

Zuhroh, I. (2019). The Effects of Liquidity, Firm Size, and Profitability on the
Firm Value with Mediating Leverage. KnE Social Sciences, 3(13), 203.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i13.4206

www.idx.com

Universitas Sumatera Utara


115

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


115

Lampiran 1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil


1. Handriani & Corporate Independen : Masing-masing
Robiyanto Finance and Firm Firm Value variabel Dividend
(2018) Value in The Policy, Invesment
Indonesian Dependen: Desicion, Corporate
Manufacturing - Dividend Policy Governance,
Companies - Invesment Leverage, Firm Size
Desicion secara parsial
- Corporate berpengaruh positif
Governance terhadap Firm Value
- Leverage manufaktur
- Firm Size Indonesia.
2. Tahu & Effect of Dependen : - Liquidity tidak
Susilo (2017) Liquidity, - Firm Value berpengaruh
Leverage and signifikan terhadap
profitability to Moderating : Firm value
The Firm Value - Dividend Policies - Leverage
(Dividend Policy berpengaruh
as Moderating Independen : negatif signifikan
Variable) in - Liquidity terhadap Firm
Manufacturing - Leverage Value
Company of - Profitability - Profitability
Indonesia Stock berpengaruh positif
Exchange signifikan terhadap
firm value
- Dividend Policiy
tidak mampu
memoderasi
pengaruh masing-
masing variabel
yaitu Liquidity,
Leverage, dan
Profitability
terhadap firm value

3. Sabrin et al. The Effect of Dependen : - Terdapat pengaruh


(2016) Profitability on - Firm Value positif dan
Firm Value in signifikan dari
Manufacturing Independen : Profitability
Company at - Profitability terhadap firm value
Indonesia Stock (ROA
Exchange

Universitas Sumatera Utara


116

4. Fajaria The Effect of Dependen : - Variabel


(2018) Profitability, - Firm Value Profitability
Liquidity, berpengaruh positif
Leverage and signifikan terhadap
Firm Growth of Moderating : Firm value
Firm Value with - Dividend Policies - Variabel Liquidity
its Dividend dan Leverage
Policy as a Independen : berpengaruh
Moderating - Profitability negatif signifikan
Variable. - Liquidity terhadap firm value
- Leverage - Variabel Firm
- Firm Growth growth
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Firm value
5. S & Machali The Effect of Dependen : - Variabel Asset
(2017) Asset Structure - Firm Value Structure
and Firm Size on berpengaruh positif
Firm Value with Intervening : signifikan terhadap
Capital - Capital Structure Firm value
Structure as - Variabel Firm Size
Intervening Independen : berpengaruh
Variable - Asset Structure negatif signifikan
- Firm Size terhadap firm
value
- Capital Structure
sebagai variabel
intervening tidak
mampu memediasi
asset sructur dan
firm size terhadap
firm value
6. Hirdinis Capital Structure Dependen : - Variabel capital
(2019) and Firm Size on - Firm Value Structure tidak
Firm Value berpengaruh
Moderated by Moderating : terhadap
Profitability - Profitability Profitability
- Variabel capital
Independen : Structure dan firm
- Capital Structure size berpengaruh
- Firm Size positif terhadap
Firm Value
- Profitability tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
firm value

Universitas Sumatera Utara


117

- Profitability tidak
mampu
memoderasi
pengaruh capital
structure dan firm
size terhadap firm
value
7. Farooq & Impact of Dependen : - Variabel Financial
Masood Financial - Firm Value Leverage dan
(2016) Leverage on Liquidity
Value of Firms: Independen : berpengaruh
Evidence from - Financial positif signifikan
Cement Sector of Leverage terhadap firm value
Pakistan - Firm Size - Variabel Firm size
- Asset Tangibility dan Asset
- Liquidity tangibility
berpengaruh
negatif terhadap
Firm Value
8. Siahaan The Effect of Dependen : - Audit committee
(2013) Good Corporate - Firm Value tidak berpengaruh
Governance terhadap Firm
Mechanism, Value
Leverage, and Independen : - Size of the
Firm Size on Firm - audit committee commissioner’s
Value - size of the board berpengaruh
commissioner’s signifikan terhadap
board firm value
- proportion of - proportion of
independent independent
commissioner’s commissioner’s
board board dan
- Leverage Leverage tidak
- Firm size berpengaruh
signifikan terhadap
Firm Value
- Firm size
berpengaruh positif
signifikan terhadap
firm value

9. Nainggolan Pengaruh Dependen : - Kebijakan hutang


& Listiadi Kebijakan Hutang - Nilai Perusahaan memiliki efek
(2014) terhadap Nilai negatif nilai
Perusahaan Moderating : tehadap nilai
Dengan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


118

Kebijakan - Kebijakan - Variabel kebijakan


Dividen sebagai Dividen dividen tidak dapat
Variabel memoderasi
Moderasi Independen : hubungan antara
- Kebijakan kebijakan hutang
Hutang terhadap nilai
perusahaan
10. Sondakh The Effect Of Dependen : - dividend Policy
(2019) Dividend Policy, - Firm Value memiliki efek
Liquidity, positif signifikan
Profitability And tehadap firm value
Firm Independen : - Liquidity memiliki
Size On Firm - Dividend Policies efek positif
Value In - Profitability signifikan tehadap
Financial Service - Liquidity Firm Value
Sector Industries - Firm Size - Profitability tidak
Listed In berpengaruh
Indonesia Stock terhadap Firm
Excahange 2015- Value
2018 Period - Firm Size memiliki
efek positif
signifikan tehadap
Firm Value
11. Tui et al. Determinants of Dependen : - Variabel
(2017) Profitability and - Firm Value Intelectual Capital
Firm Value: - Profitability memiliki pengaruh
Evidence from positif signifikan
Indonesian Banks terhadap
Independen : profitability dan
- Intelectual firm value
Capital - Firm Size memiliki
- Firm Size pengaruh positif
- Liquidity namun tidak
- Profitability signifikan terhadap
profitability tetapi
berpangaruh positif
signifikan terhadap
firm value
- Liquidity memiliki
pengaruh positif
signifikan terhadap
profitability tetapi
berpangaruh
negatif signifikan
terhadap firm value

Universitas Sumatera Utara


119

12. Odum et al. Impact of Dependen : - variabel cash


(2019) Dividend Payout - Firm Value holdings, leverage
Ratio on the dan profit after tax
Value of Firm: A Independen : berpengaruh positif
Study of - Profit after Tax signifikan terhadap
Companies Listed - Cash Holdings. Firm Value
on the Nigerian - Leverage Ratio - Sedangkan variabel
Stock Exchange - Dividend Payout Dividend Payout
Ratio Ratio tidak
- Firm Size berpengaruh
pengaruh terhadap
Firm Value
13. Adi Putra & Pengaruh Dependen : Seluruh varibel
Lestari Kebijakan - Nilai Perusahaan dalam penelitian ini
(2016) Dividen, yaitu kebijakan
Likuiditas, Independen : dividen, likuiditas,
Profitabilitas Dan - Kebijakan ukuran perusahaan
Ukuran Dividen dan profitabilitas
Perusahaan - Likuiditas memiliki pengaruh
Terhadap Nilai - Ukuran postitif signifikan
Perusahaan Perusahaan terhadap nilai
- Profitabilitas perusahaan
14. Anton (2016) The Impact Dependen : - Variabel Dividend
Dividend Policy - Firm Value Payout Ratio,
On Firm Value. A - Profitability Leverage dan Firm
Panel Data Size dalam
Analysis Of Independen : peneltian ini
Romanian Listed - Dividend Payout memiliki pengaruh
Firms Ratio positif signifikan
- Leverage terhadap Firm
- Firm Size Value
- Profitability - Variabel
- Liquidity Profitability dan
Liquidity tidak
berpengaruh
terhadap Firm
Value
15. Saragih et al. Analyse the effect Dependen : - Dalam penelitian
(2019) of Firm Size, - Firm Value ini variabel Firm
Capital Structure, size, capital
Firm Growth and structure dan
Financial Independen : Financial
Performance on - Firm Size performance
Firm Value in - Capital Structure berpengaruh positif
Manufacturing - Firm Growth signifikan terhadap
Companies listed - Financial Firm Value

Universitas Sumatera Utara


120

On Indonesia Performance - Sedangkan Firm


Stock Exchange growth
2014-2017 berpengaruh
negatif signifikan
terhadap Firm
Value

16. Mentalita et The Effect Of Dependen : - Variabel CSR dan


al. (2019) Liquidity, - Firm Value profitability
Profitability, berpengaruh
Leverage And Moderating : terhadap Firm
Corporate Social - Dividen Policy Value
Responsibility On - Variabel liquidity
Firm Value With Independen : dan leverage tidak
The Dividend - Liquidity berpengaruh
Policy As A - Profitability terhadap Firm
Moderating - Leverage Value
Variable - Corporate Social - Dividen policy
(Empirical Study Responsibility tidak mampu
On memoderasi
CompaniesLlisted hubungan antara
As LQ45 In CSR, liquidity,
Indonesia Stock profitability dan
Exchange) in leverage terhadap
2011 - 2016. Firm Value
17. Melisa et al. Effect of Current Dependen : - Variabel CSR dan
(2019) Ratio, Debt To - Firm Value Current ratio Tidak
Equity Ratio, memiliki pengaruh
Company Size Moderating : signifikan terhadap
And Coorporate - Institutional nilai perusahaan
Social Ownership - Debt To Equity
Responsibility On Ratio tidak
Company Value memiliki pengaruh
With Institutional Independen : terhadap nilai
Ownership As - Current Ratio perusahaan
Variabel - Debt To Equity - Ukuran perusahaan
Moderating In Ratio memiliki pengaruh
Good Consumer - Company Value terhadap nilai
Companies In - Coorporate perusahaan
Indonessi Stock Social - Institutional
Exchange (IDX) Responsibility Ownership tidak
mampu
memoderasi
pengaruh antara
Current Ratio,
Debt To Equity

Universitas Sumatera Utara


121

Ratio, Company
Size And
Coorporate Social
Responsibility
terhadap nilai
perusahaan.
18. Natalia et al. Effect Of Capital Dependen : - Capital Structure
(2019) Structure, - Firm Value dan profitability
Company Growth memiliki pengaruh
And Profitability Independen : terhadap nilai
On Company - Capital Structure perusahaan
Value In Coal - Company Growth - Sedangkan variabel
Mining Subscetor - Profitability company growth
Companies tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
19. Maulinda et Efftect Dependen : - Variabel CSR
al. (2019) Coorporate - Firm Value memiliki pengaruh
Social positf signifikan
Responsibility terhadap Firm
Leverage, Firm Independen : Value
Size And - Coorporate - Variabel leverage
Profitablity On Social dan Firm Size
Firm Value In Responsibility memiliki pengaruh
Textile And - Leverage negatif terhadap
garment Industry - Firm Size Firm Value.
Subsector - Profitability - Sedangan variabel
Company Listed profitability tidak
In Indonesia berpengaruh
Stock Exchane in signifikan terhadap
2014-2016 Firm Value

20. Dayanti Pengaruh Dependen : - Profitabilitas


(2018) Profitabilitas dan - Nilai Perusahaan berpengaruh positif
Likuiditas tidak signifikan
Terhadap Nilai Moderasi : terhadap nilai
Perusahaan - Kebijakan perusahaan
Dengan Dividen - likuiditas (CR)
Kebijakan berpengaruh
Dividen Sebagai negatif tidak
Variabel Independen : signifikan terhadap
Moderasi (Studi - Profitabilitas nilai perusahaan.
pada Perusahaan - Likuiditas - Kebijakan dividen
Manufaktur yang (DPR) mampu
Terdaftar di memoderasi
Indeks Saham pengaruh

Universitas Sumatera Utara


122

Syariah Indonesia profitabilitas


(ISSI) Periode terhadap nilai
2014-2016) perusahaan
- Kebijakan dividen
tidak mampu
memoderasi
pengaruh likuiditas
terhadap nilai
perusahaan.
21 Oktarina The Analysis Of Dependen : - Hasil penelitian
(2018) Firm Value In - Firm Value menunjukkan
Indonesia bahwa variabel
Property And Independen : ROA, DER dan
Real Estate - ROA Managerial
Companies - DER Ownership
- Managerial berpengaruh positif
Ownership terhadap nilai
perusahaan.
22 Sisca (2015) Pengaruh Dependen : - Hasil penelitian
Leverage Dan - Nilai Perusahaan Secara parsial,
Profitabilitas Leverage
Terhadap Nilai Independen : berpengaruh
Perusahaan - Leverage negatif tidak
Dengan - Profitabilitas signifikan terhadap
Kebijakan nilai perusahaan
Dividen Sebagai Modersi : - Secara parsial
Variabel - Kebijakan profitabilitas
Moderating Pada Dividen berpengaruh positif
Perusahaan signifikan terhadap
Manufaktur Yang nilai perusahaan
Terdaftar Di BEI - kebijakan dividen
Periode 2010- tidak mampu
2014 memoderasi
hubungan antara
profitabilitas dan
leverage terhadap
nilai perusahaan
23 Fadhli et al. Pengaruh Dependen : - Variabel Likuiditas
(2015) Likuiditas, - Nilai Perusahaan (LDR),
Solvailitas dan Solvabilitas(DER),
Profotabilitas Independen : Profitabilitas
Terhadap Nilai - Likuiditas (ROA)
Perusahaan - Solvabilitas berpengaruh
Dengan - Profitabilitas signifikan terhadap
Kebijakan nilai perusahaan.
Dividen Sebagai - Kebijakan dividen

Universitas Sumatera Utara


123

Variabel Modersi : mampu modoerasi


Moderasi Pada Kebijakan Dividen hubungan likuiditas
Perusahaan dan proditabilitas
Perbankan terhadap nilai
Asuransi dan perusahaan
Lembaga - Kebijkan dividen
Keuangan tidak mampu
Lainnya Di BEI memoderasi
Tahun 2010-2013 hubungan
solvabilitas
terhadap nilai
perusahaan.
24 Antoro & Kebijakan Dependen : - Hasil uji hipotesis
Hermuningsih Dividen Dan Bi - Nilai Perusahaan secara parsial
(2018) Rate Sebagai menunjukan bahwa
Pemoderasi Independen : Likuiditas tidak
Likuiditas, - Likuiditas berpengaruh
Profitabilitas Dan - Profitabilitas signifikan terhadap
Leverage - Leverage nilai perusahaan
Terhadap Nilai (Tobin’s Q).
Perusahaan - Profitabilatas
Perbankan Yang Modersi : (ROE)
Terdaftar Di BEI - Kebijakan berpengaruh positif
Tahun 2011-2017 Dividen signifikan terhadap
- Bi Rate nilai perusahaan
- Leverage (DAR)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
- kebijakan dividen
(DPR) tidak
mampu
memoderasi
hubungan antara
likuiditas (LDR),
profitabilitas
(ROE), leverage
(DAR) terhadap
nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


124

Lampiran 2. Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kode Nama Emiten Kriteria Sampel

1 2
1. GGRM PT Gudang Garam Tbk. √ √ 1
2. HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. √ √ 2
3. WIIM PT Wismilak Inti Makmur Tbk. X X -
4. KICI PT Kedaung Indah Can Tbk. √ X -
5. ADES PT Akasha Wira International Tbk. √ X -
6. TCID PT Mandom IndonesiaTbk. √ X -
7. INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ 3
8. AISA PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk. √ X -
9. CEKA PT Wilmar Cahaya IndonesiaTbk. √ X -
10. KLBF PT Kalbe Farma Tbk. √ √ 4
11. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. √ X -
12. UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. √ √ 5
13. PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk. √ X -
14. ROTI PT Nippon Indosari Coorpindo Tbk. X X -
15. SKBM PT Sekar Bumi Tbk. √ X -
16. SKLT PT Sekar Laut Tbk. √ X -
17. STTP PT Siantar TopTbk. √ X -
18. ULTJ PT Ultrajaya Milk IndustryTbk. √ X -
19. DLTA PT Delta Djakarta Tbk √ X -
20. ICBP PT Indofoof cbp Sukses Makmur Tbk. X X -
21. DVLA PT Darya Varia LaboratoriaTbk. X X -
22. INAF PT Indofarma Tbk. √ X -
23. TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk. √ √ 6
24. MERK PT Merk Indonesia Tbk. √ X -
25. SIDO PT Sidomuncul Tbk. X X -
26. KAEF PT Kimia Farma Tbk. √ √ 7
27. RMBA PT Bantoel Inter Investama Tbk. √ X -
28. CINT PT Chitose International Tbk. X X -
29. LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk. √ X -
30. KINO PT Kino IndonesiaTbk. X X -
31. MBTO PT Martina BertoTbk. X X -
32. MRAT PT Mustika Ratu Tbk. √ X -
33. ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk. X X -
34. MYOR PT Mayora Indah Tbk. √ √ 8
35. PYFA PT Prydam Aneka Niaga Tbk. √ X -
36. SCPI PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk √ X -
Sumber : Data diolah peneliti, 2020 (Ginting, 2017)

Universitas Sumatera Utara


125

Lampiran 3. Data Mentah Penelitian

ID Tahun X1 X2 X3 X4 Y Z
1 2008 30,800 0,313 0,061 1,951 0,695 0,333
1 2009 30,812 0,279 0,078 2,217 1,848 0,358
1 2010 30,935 0,173 0,128 2,460 2,810 0,362
1 2011 31,057 0,126 0,137 2,701 3,426 0,409
1 2012 31,297 0,251 0,127 2,245 2,969 0,393
1 2013 31,357 0,307 0,098 2,170 2,012 0,384
1 2014 31,558 0,441 0,086 1,722 2,435 0,356
1 2015 31,695 0,546 0,093 1,620 2,068 0,285
1 2016 31,782 0,541 0,102 1,770 2,325 0,777
1 2017 31,773 0,499 0,106 1,938 2,783 0,749
1 2018 31,832 0,488 0,116 1,936 2,675 0,645
2 2008 30,383 0,176 0,231 1,780 2,702 0,236
2 2009 30,412 0,157 0,241 1,444 2,982 0,439
2 2010 30,506 0,084 0,287 1,881 6,514 0,517
2 2011 30,653 0,009 0,313 1,613 9,310 1,041
2 2012 30,593 0,008 0,417 1,775 10,423 0,891
2 2013 30,899 0,179 0,379 1,776 10,391 0,771
2 2014 30,942 0,007 0,395 1,753 11,050 0,919
2 2015 30,977 0,214 0,359 1,528 11,664 0,420
2 2016 31,269 0,002 0,273 6,567 10,676 0,999
2 2017 31,381 0,003 0,300 5,234 12,962 0,988
2 2018 31,395 0,003 0,294 5,272 9,501 0,984
3 2008 31,473 0,003 0,291 4,302 1,451 1,041
3 2009 31,310 1,412 0,026 0,898 1,388 0,398
3 2010 31,329 1,116 0,051 1,163 1,380 0,394
3 2011 31,487 0,576 0,062 2,036 1,164 0,396
3 2012 31,612 0,433 0,091 1,910 1,290 0,500
3 2013 31,714 0,449 0,081 2,003 1,258 0,499
3 2014 31,983 0,722 0,044 1,667 1,210 0,498
3 2015 32,085 0,653 0,060 1,807 1,025 0,490
3 2016 32,151 0,639 0,040 1,705 1,312 0,497
3 2017 32,040 0,510 0,064 1,508 1,225 0,498
3 2018 32,113 0,325 0,058 1,523 1,161 0,499
4 2008 29,268 0,078 0,137 4,983 0,950 0,145
4 2009 29,372 0,093 0,124 3,333 0,668 0,179
4 2010 29,500 0,071 0,143 2,987 4,873 0,275
4 2011 29,582 0,005 0,183 4,394 4,386 0,551
4 2012 29,744 0,022 0,184 3,676 5,933 0,629

Universitas Sumatera Utara


126

ID Tahun X1 X2 X3 X4 Y Z
4 2013 29,874 0,029 0,188 3,405 5,859 0,559
4 2014 30,057 0,070 0,174 2,839 7,111 0,459
4 2015 30,152 0,030 0,171 3,404 4,719 0,432
4 2016 30,248 0,036 0,150 3,698 4,846 0,444
4 2017 30,354 0,023 0,154 4,131 4,931 0,448
4 2018 30,441 0,023 0,148 4,509 4,084 0,488
5 2008 29,305 0,064 0,368 1,110 9,672 0,650
5 2009 29,504 0,109 0,370 1,004 11,769 0,698
5 2010 29,644 0,061 0,401 1,042 15,003 0,751
5 2011 29,794 0,047 0,389 0,851 14,333 0,777
5 2012 29,981 0,190 0,397 0,687 13,943 0,542
5 2013 30,115 0,262 0,404 0,668 16,281 0,527
5 2014 30,173 0,234 0,421 0,696 17,775 0,529
5 2015 30,290 0,276 0,402 0,715 18,640 0,613
5 2016 30,387 0,352 0,372 0,654 18,398 0,553
5 2017 30,449 0,509 0,382 0,606 23,286 0,550
5 2018 30,571 0,667 0,370 0,634 18,355 0,550
6 2008 28,651 0,012 0,104 4,055 0,828 0,404
6 2009 28,719 0,015 0,110 3,831 1,258 0,561
6 2010 28,814 0,029 0,111 3,468 2,407 0,438
6 2011 28,909 0,045 0,138 3,368 2,983 0,367
6 2012 29,078 0,047 0,138 3,083 3,894 0,595
6 2013 29,164 0,029 0,137 3,093 2,990 0,540
6 2014 29,319 0,049 0,118 2,962 2,566 0,532
6 2015 29,352 0,023 0,104 3,002 1,563 0,496
6 2016 29,469 0,021 0,084 2,538 1,642 0,435
6 2017 29,516 0,041 0,083 2,652 1,406 0,420
6 2018 29,637 0,058 0,075 2,521 1,104 0,331
7 2008 27,958 0,084 0,038 2,061 0,636 0,300
7 2009 28,000 0,159 0,038 2,113 0,815 0,252
7 2010 28,079 0,069 0,040 1,999 0,861 0,300
7 2011 27,626 0,043 0,084 0,243 1,354 0,200
7 2012 27,677 0,020 0,096 2,748 2,285 0,200
7 2013 27,754 0,019 0,097 2,825 1,738 0,150
7 2014 27,863 0,034 0,087 2,427 3,176 0,254
7 2015 28,014 0,195 0,080 2,387 1,918 0,184
7 2016 28,248 0,174 0,078 1,930 3,819 0,204
7 2017 28,364 0,362 0,059 1,714 3,038 0,201
7 2018 28,413 0,785 0,054 1,546 2,172 0,304
8 2008 28,269 0,347 0,075 1,878 0,862 0,216

Universitas Sumatera Utara


127

ID Tahun X1 X2 X3 X4 Y Z
8 2009 28,704 0,774 0,067 2,189 1,411 0,195
8 2010 28,809 0,584 0,118 2,290 2,409 0,201
8 2011 29,112 0,649 0,114 2,581 2,288 0,199
8 2012 29,518 1,158 0,073 2,219 2,477 0,206
8 2013 29,748 1,234 0,090 2,761 2,989 0,237
8 2014 29,904 0,992 0,104 2,402 2,416 0,203
8 2015 29,963 1,122 0,040 2,090 2,947 0,349
8 2016 30,060 0,690 0,110 2,365 3,361 0,215
8 2017 30,190 0,651 0,107 2,250 3,535 0,339
8 2018 30,333 0,606 0,109 2,386 3,844 0,370

Universitas Sumatera Utara


128

Lampiran 4. Data Interaksi Moderasi dengan Variabel Independen

ID Tahun X1*Z X2*Z X3*Z X4*Z


1 2008 10,263 3,208 0,195 0,380
1 2009 11,032 3,079 0,241 0,533
1 2010 11,196 1,938 0,248 0,610
1 2011 12,688 1,597 0,219 0,591
1 2012 12,307 3,090 0,392 0,880
1 2013 12,026 3,690 0,362 0,785
1 2014 11,226 4,953 0,428 0,736
1 2015 9,027 4,930 0,457 0,740
1 2016 24,704 13,364 1,358 2,404
1 2017 23,807 11,886 1,260 2,442
1 2018 20,537 10,028 1,165 2,255
2 2008 7,164 1,263 0,292 0,520
2 2009 13,342 2,098 0,507 0,732
2 2010 15,765 1,329 0,382 0,718
2 2011 31,908 0,272 0,085 0,137
2 2012 27,267 0,212 0,089 0,157
2 2013 23,831 4,276 1,620 2,877
2 2014 28,447 0,201 0,079 0,139
2 2015 13,007 2,783 0,999 1,525
2 2016 31,241 0,060 0,016 0,107
2 2017 31,006 0,078 0,024 0,123
2 2018 30,906 0,099 0,029 0,154
3 2008 32,762 0,107 0,031 0,133
3 2009 12,471 17,608 0,460 0,413
3 2010 12,346 13,776 0,708 0,824
3 2011 12,464 7,184 0,449 0,914
3 2012 15,806 6,844 0,625 1,193
3 2013 15,814 7,098 0,572 1,146
3 2014 15,935 11,500 0,506 0,844
3 2015 15,721 10,266 0,615 1,111
3 2016 15,980 10,214 0,413 0,704
3 2017 15,952 8,132 0,521 0,786
3 2018 16,023 5,211 0,303 0,462
4 2008 4,242 0,332 0,046 0,227
4 2009 5,245 0,490 0,061 0,202
4 2010 8,104 0,576 0,083 0,247
4 2011 16,305 0,077 0,014 0,062
4 2012 18,713 0,404 0,074 0,273
4 2013 16,694 0,488 0,092 0,313

Universitas Sumatera Utara


129

ID Tahun X1*Z X2*Z X3*Z X4*Z


4 2014 13,810 0,968 0,169 0,479
4 2015 13,020 0,393 0,067 0,228
4 2016 13,444 0,490 0,074 0,272
4 2017 13,612 0,309 0,048 0,197
4 2018 14,844 0,341 0,050 0,227
5 2008 19,043 1,211 0,446 0,495
5 2009 20,606 2,237 0,828 0,831
5 2010 22,270 1,354 0,543 0,566
5 2011 23,136 1,086 0,422 0,360
5 2012 16,253 3,087 1,226 0,842
5 2013 15,865 4,158 1,679 1,122
5 2014 15,969 3,729 1,571 1,094
5 2015 18,569 5,128 2,061 1,473
5 2016 16,798 5,916 2,201 1,439
5 2017 16,734 8,512 3,249 1,967
5 2018 16,817 11,215 4,155 2,633
6 2008 11,581 0,135 0,014 0,057
6 2009 16,123 0,245 0,027 0,103
6 2010 12,606 0,365 0,040 0,140
6 2011 10,609 0,476 0,066 0,221
6 2012 17,308 0,808 0,111 0,344
6 2013 15,736 0,450 0,062 0,191
6 2014 15,595 0,759 0,090 0,265
6 2015 14,562 0,332 0,035 0,104
6 2016 12,813 0,269 0,023 0,058
6 2017 12,402 0,514 0,043 0,113
6 2018 9,797 0,572 0,043 0,108
7 2008 8,392 0,709 0,027 0,055
7 2009 7,042 1,117 0,043 0,090
7 2010 8,436 0,578 0,023 0,046
7 2011 5,532 0,239 0,020 0,005
7 2012 5,527 0,109 0,010 0,029
7 2013 4,156 0,080 0,008 0,022
7 2014 7,083 0,241 0,021 0,051
7 2015 5,146 1,006 0,080 0,191
7 2016 5,753 1,003 0,078 0,151
7 2017 5,691 2,060 0,121 0,208
7 2018 8,651 6,791 0,370 0,571
8 2008 6,112 2,123 0,159 0,298
8 2009 5,606 4,338 0,291 0,637
8 2010 5,785 3,379 0,398 0,912

Universitas Sumatera Utara


130

ID Tahun X1*Z X2*Z X3*Z X4*Z


8 2011 5,805 3,764 0,428 1,103
8 2012 6,081 7,043 0,516 1,145
8 2013 7,046 8,698 0,780 2,153
8 2014 6,071 6,025 0,629 1,511
8 2015 10,467 11,749 0,467 0,977
8 2016 6,451 4,450 0,490 1,160
8 2017 10,226 6,652 0,715 1,609
8 2018 11,219 6,795 0,743 1,773

Universitas Sumatera Utara


131

Lampiran 5. Hasil Statistik Deskriptif


. xtsum x1 x2 x3 x4 y z

Variable Mean Std. Dev. Min Max Observations

x1 overall 2.15e+13 2.31e+13 1.39e+12 9.18e+13 N = 88


between 2.19e+13 2.67e+12 6.33e+13 n = 8
within 1.05e+13 -1.21e+13 5.00e+13 T = 11

x2 overall .295625 .3326067 .002 1.412 N = 88


between .2832814 .0335455 .8006364 n = 8
within .1990046 -.3230114 1.085989 T = 11

x3 overall .1645568 .1197162 .026 .421 N = 88


between .1209277 .0682727 .3887273 n = 8
within .0372737 .078375 .3766477 T = 11

x4 overall 2.339523 1.176175 .243 6.567 N = 88


between .9010958 .7879091 3.759909 n = 8
within .815318 .5831591 6.122614 T = 11

y overall 4.964682 5.201884 .636 23.286 N = 88


between 5.128966 1.260364 16.13227 n = 8
within 1.943456 -1.495591 12.11841 T = 11

z overall .4519886 .2144206 .103 1.041 N = 88


between .1706824 .2317273 .7459091 n = 8
within .1420995 -.0579205 .7698068 T = 11

Lampiran 6. Hasil Pooled Least Square (Common Effect Model)

. reg y x1 x2 x3 x4

Source SS df MS Number of obs = 88


F(4, 83) = 110.41
Model 1981.74213 4 495.435533 Prob > F = 0.0000
Residual 372.443031 83 4.48726544 R-squared = 0.8418
Adj R-squared = 0.8342
Total 2354.18516 87 27.0595996 Root MSE = 2.1183

y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

x1 -.2874161 .2026904 -1.42 0.160 -.6905591 .1157268


x2 2.67645 .8906442 3.01 0.004 .9049948 4.447906
x3 41.73586 2.273679 18.36 0.000 37.21361 46.25812
x4 -.2149166 .2250831 -0.95 0.342 -.6625979 .2327647
_cons 6.449256 5.872954 1.10 0.275 -5.231813 18.13033

Universitas Sumatera Utara


132

Lampiran 7. Hasil Fixed Effect Model


. xtreg y x1 x2 x3 x4, fe

Fixed-effects (within) regression Number of obs = 88


Group variable: id Number of groups = 8

R-sq: Obs per group:


within = 0.4696 min = 11
between = 0.4538 avg = 11.0
overall = 0.4535 max = 11

F(4,76) = 16.82
corr(u_i, Xb) = -0.2216 Prob > F = 0.0000

y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

x1 2.15761 .4298575 5.02 0.000 1.301474 3.013745


x2 2.529149 .9864192 2.56 0.012 .5645246 4.493773
x3 25.73484 4.805402 5.36 0.000 16.16405 35.30563
x4 .2028033 .2137121 0.95 0.346 -.2228412 .6284478
_cons -65.35897 12.70124 -5.15 0.000 -90.65569 -40.06226

sigma_u 3.8976358
sigma_e 1.5144291
rho .86883114 (fraction of variance due to u_i)

F test that all u_i=0: F(7, 76) = 12.34 Prob > F = 0.0000

Lampiran 8. Hasil Random Effect Model


. xtreg y x1 x2 x3 x4

Random-effects GLS regression Number of obs = 88


Group variable: id Number of groups = 8

R-sq: Obs per group:


within = 0.3273 min = 11
between = 0.8742 avg = 11.0
overall = 0.7946 max = 11

Wald chi2(4) = 132.26


corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.0000

y Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

x1 .4916321 .3242139 1.52 0.129 -.1438154 1.12708


x2 3.252981 1.037607 3.14 0.002 1.219308 5.286653
x3 37.45475 3.507846 10.68 0.000 30.5795 44.33
x4 .1120946 .2367424 0.47 0.636 -.351912 .5761012
_cons -17.20316 9.491875 -1.81 0.070 -35.80689 1.400577

sigma_u .94327776
sigma_e 1.5144291
rho .27951552 (fraction of variance due to u_i)

Universitas Sumatera Utara


133

Lampiran 9. Hasil Uji Chow


. xtreg y x1 x2 x3 x4, fe

Fixed-effects (within) regression Number of obs = 88


Group variable: id Number of groups = 8

R-sq: Obs per group:


within = 0.4696 min = 11
between = 0.4538 avg = 11.0
overall = 0.4535 max = 11

F(4,76) = 16.82
corr(u_i, Xb) = -0.2216 Prob > F = 0.0000

y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

x1 2.15761 .4298575 5.02 0.000 1.301474 3.013745


x2 2.529149 .9864192 2.56 0.012 .5645246 4.493773
x3 25.73484 4.805402 5.36 0.000 16.16405 35.30563
x4 .2028033 .2137121 0.95 0.346 -.2228412 .6284478
_cons -65.35897 12.70124 -5.15 0.000 -90.65569 -40.06226

sigma_u 3.8976358
sigma_e 1.5144291
rho .86883114 (fraction of variance due to u_i)

F test that all u_i=0: F(7, 76) = 12.34 Prob > F = 0.0000

Lampiran 10. Hasil Uji Hausman


. hausman fe re

Coefficients
(b) (B) (b-B) sqrt(diag(V_b-V_B))
fe re Difference S.E.

x1 2.15761 .4916321 1.665978 .282246


x2 2.529149 3.252981 -.7238319 .
x3 25.73484 37.45475 -11.71991 3.284343
x4 .2028033 .1120946 .0907087 .

b = consistent under Ho and Ha; obtained from xtreg


B = inconsistent under Ha, efficient under Ho; obtained from xtreg

Test: Ho: difference in coefficients not systematic

chi2(4) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B)
= 50.34
Prob>chi2 = 0.0000
(V_b-V_B is not positive definite)

Universitas Sumatera Utara


134

Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas


. sktest x1 x2 x3 x4 y

Skewness/Kurtosis tests for Normality


joint
Variable Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2

x1 88 0.1179 0.0815 5.34 0.0694


x2 88 0.0288 0.2842 5.68 0.0583
x3 88 0.5083 0.0248 5.33 0.0694
x4 88 0.6389 0.4130 0.91 0.6344
y 88 0.1474 0.1548 4.26 0.1190

Lampiran 12. Hasil Uji Multikoinearitas

. vif

Variable VIF 1/VIF

x2 1.70 0.587749
x3 1.44 0.696143
x4 1.36 0.735924
x1 1.20 0.836561

Mean VIF 1.42

Lampiran 13. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Breusch-Pagan / Cook-Weisberg test for heteroskedasticity


Ho: Constant variance
Variables: fitted values of y

chi2(1) = 1.58
Prob > chi2 = 0.2092

Universitas Sumatera Utara


135

Lampiran 14. Hasil Analisis Regresi Data Panel


. xtreg y x1 x2 x3 x4, fe

Fixed-effects (within) regression Number of obs = 88


Group variable: id Number of groups = 8

R-sq: Obs per group:


within = 0.4696 min = 11
between = 0.4538 avg = 11.0
overall = 0.4535 max = 11

F(4,76) = 16.82
corr(u_i, Xb) = -0.2216 Prob > F = 0.0000

y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

x1 2.15761 .4298575 5.02 0.000 1.301474 3.013745


x2 2.529149 .9864192 2.56 0.012 .5645246 4.493773
x3 25.73484 4.805402 5.36 0.000 16.16405 35.30563
x4 .2028033 .2137121 0.95 0.346 -.2228412 .6284478
_cons -65.35897 12.70124 -5.15 0.000 -90.65569 -40.06226

sigma_u 3.8976358
sigma_e 1.5144291
rho .86883114 (fraction of variance due to u_i)

F test that all u_i=0: F(7, 76) = 12.34 Prob > F = 0.0000

Universitas Sumatera Utara


136

Lampiran 15. Hasil Analisis Regresi Data Panel dengan Variabel Moderasi
. xtreg y x1 x2 x3 x4 z x1z x2z x3z x4z, fe

Fixed-effects (within) regression Number of obs = 88


Group variable: id Number of groups = 8

R-sq: Obs per group:


within = 0.6151 min = 11
between = 0.6725 avg = 11.0
overall = 0.6633 max = 11

F(9,71) = 12.61
corr(u_i, Xb) = -0.1904 Prob > F = 0.0000

y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

x1 2.162798 .5970029 3.62 0.001 .9724079 3.353188


x2 .9513081 1.866163 0.51 0.612 -2.769715 4.672331
x3 23.54085 5.825574 4.04 0.000 11.92499 35.15672
x4 .2053338 .2451989 0.84 0.405 -.2835789 .6942466
z 29.47534 34.58005 0.85 0.397 -39.47532 98.42599
x1z -.9128342 1.136432 -0.80 0.425 -3.178816 1.353147
x2z .0507885 .1862938 0.27 0.786 -.3206707 .4222477
x3z 3.088982 .6245612 4.95 0.000 1.843642 4.334321
x4z -2.188521 .5917981 -3.70 0.000 -3.368533 -1.008509
_cons -65.66633 18.11114 -3.63 0.001 -101.7789 -29.55374

sigma_u 2.9961601
sigma_e 1.3346112
rho .83443389 (fraction of variance due to u_i)

F test that all u_i=0: F(7, 71) = 6.77 Prob > F = 0.0000

Universitas Sumatera Utara


137

Lampiran 16. t tabel

Universitas Sumatera Utara


138

Lampiran 17. F tabel

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai