Anda di halaman 1dari 127

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Akuntansi Skripsi Sarjana

2018

Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran


Perusahaan, Profitabilitas dan
Kompleksitas Operasi Perusahaan
Terhadap Audit Report Lag pada
Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2016

Fannisa, Sheila
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6634
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN,


PROFITABILITAS, DAN KOMPLEKSITAS OPERASI
PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG
PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2014-2016

OLEH

SHEILA FANNISA
140503068

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, dan Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag

pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2014-2016” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas

akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2 April 2018


Yang Membuat Pernyataan

Sheila Fannisa
NIM. 140503068

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN,


PROFITABILITAS, DAN KOMPLEKSITAS OPERASI
PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG
PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2014-2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP, ukuran


perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas operasi perusahaan baik secara
simultan maupun secara parsial terhadap audit report lag pada
perusahaanpertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausalitas.Metode pemilihan
sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling.Teknik analisis data
multivariate terdiri atas pencarian data outlier, statistik deskriptif, uji asumsi
klasik, dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier
berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan kompleksitas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap audit report lag, sedangkan secara parsial profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap audit report lag, tetapi ukuran KAP, ukuran
perusahaan, dan kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap
audit report lag.

Kata kunci: audit report lag;ukuran KAP; ukuran perusahaan;


profitabilitas;kompleksitas operasi perusahaan.

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

EFFECT OF PUBLIC ACCOUNTANT FIRM SIZE, FIRM


SIZE, PROFITABILITY, AND COMPLEXITY OF FIRM
OPERATION TO AUDIT REPORT LAG ON MINING
COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE FOR PERIOD OF 2014-2016

This research aimed to discover the effect of public accountant firm size,
firm size, profitability, and complexity of firm operation either simultaneously or
partially to audit report lag on mining companies listed in Indonesia Stock
Exchange for period of 2014-2016. The type of this research is causality
associative research. Sampling method that used is purposive sampling.
Multivariate data analysis technique consists of looking for outlier data,
descriptive statistics, classical assumption test, and research hypothesis testing
use multiple linear regression analysis. The result of the research demonstrated
that public accountant firm size, firm size, profitability, and complexity of firm
operation simultaneously have a significant effect to audit report lag, while
partially profitability has a significant effect to audit report lag, but public
accountant firm size, firm size, and complexity of firm operation has no effect to
audit report lag.

Keywords: audit report lag; public accountant firm size; firm size; profitability;
complexity of firm operation.

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada setiap hamba-Nya, hanya

dengan izin dan kuasa-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

dan Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag pada

Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2014-2016” yang disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Peneliti juga menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

penyelesaian skripsi ini tidak dapat terwujud. Terima kasih peneliti ucapkan yang

teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Harsono, S.H., M.H. dan

Ibunda Fitria Dewi Harahap yang telah memberikan dukungan moral dan

materiil, nasihat, doa, dan kasih sayang kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Pada kesempatan ini, penelitijuga ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA. dan Bapak Drs.

Syahrul Rambe, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen/ Program

Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

iv

Universitas Sumatera Utara


3. BapakDrs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., CA.selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan, waktu, masukan, dan doronganbagi

peneliti. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada Bapak.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak.dan Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si.,

Ak. selaku Dosen Penguji dan Pembanding yang telah banyak memberikan

saran dan masukan bagi peneliti.

5. Nenek, saudara-saudara peneliti: Yoga Harfiansah, Cinta Rosandra, dan

Ananda Aqilla, serta keluarga peneliti yang senantiasa mendoakan dan

memberikan motivasi bagi peneliti.

6. Siti Alawiyah Lubis, Khairani Ulfa Dalimunthe, dan Sarifah Maharani yang

telah menjadi teman-teman baik peneliti selama menjalani masa perkuliahan.

Devi Syafira yang selalu memberikan informasi mengenai alur pengurusan

skripsi. Serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu

yang memberi semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

skripsi ini.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, 2 April 2018

Peneliti,

Sheila Fannisa
NIM: 140503068

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN ........................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
ABSTRACT ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......…………………………………… 10
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………… 10
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ............................................................... 12
2.1.1 Teori Sinyal .......................................................... 12
2.1.2 Teori Keagenan ..................................................... 13
2.1.3 Laporan Keuangan ................................................ 14
2.1.4 Konsep Auditing ................................................... 16
2.1.4.1 Definisi Auditing ....................................... 16
2.1.4.2 Standar Auditing........................................ 17
2.1.5 Audit Report Lag ................................................... 19
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag
(Y) ....................................................................... 21
2.1.6.1 Ukuran KAP.............................................. 21
2.1.6.2 Ukuran Perusahaan .................................... 22
2.1.6.3 Profitabilitas .............................................. 24
2.1.6.4 Kompleksitas Operasi Perusahaan .............. 26
2.2 TinjauanPenelitian Terdahulu .......................................... 27
2.3 Kerangka Konseptual ...................................................... 35
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................ 37
2.4.1 Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Kompleksitas Operasi Perusahaan
Secara Simultan Terhadap Audit Report Lag.......................... 38
2.4.2 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Report Lag . 38
2.4.3Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report
Lag ........................................................................ 39
2.4.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag . 40
2.4.5Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap
Audit Report Lag .................................................................. 42

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................... 43
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 43
3.3 Batasan Operasional........................................................ 43
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ....... 44
3.4.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) – Audit Report
Lag ....................................................................... 45
3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable)......................... 45
3.4.2.1 Ukuran KAP .............................................. 45
3.4.2.2 Ukuran Perusahaan..................................... 46
3.4.2.3 Profitabilitas .............................................. 46
3.4.2.4 Kompleksitas Operasi Perusahaan............... 47
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 48
3.6 Jenis dan Sumber Data .................................................... 50
3.7 Metode Pengumpulan Data ............................................. 51
3.8 Teknik Analisis Data....................................................... 51
3.8.1 Data Outlier .......................................................... 52
3.8.2 Statistik Deskriptif................................................. 52
3.8.3 Uji Asumsi Klasik ................................................. 53
3.8.3.1 Uji Normalitas ........................................... 53
3.8.3.2 Uji Multikolinieritas .................................. 55
3.8.3.3 Uji Autokorelasi ........................................ 55
3.8.3.4 Uji Heteroskedastisitas ............................... 56
3.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda ........................... 58
3.8.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ............................... 59
3.8.5.1 Koefisien Determinasi ............................... 59
3.8.5.2 Uji Simultan (F-test) .................................. 60
3.8.5.3 Uji Parsial (t-test) ...................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................. 62
4.2 Hasil Penelitian............................................................... 62
4.2.1 Data Outlier .......................................................... 62
4.2.2 Statistik Deskriptif................................................. 64
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ................................................. 66
4.2.3.1 Uji Normalitas ........................................... 67
4.2.3.2 Uji Multikolinieritas .................................. 69
4.2.3.3 Uji Autokorelasi ........................................ 70
4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas ............................... 71
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ........................... 73
4.2.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ............................... 76
4.2.5.1 Koefisien Determinasi ............................... 76
4.2.5.2 Uji Simultan (F-test) .................................. 77
4.2.5.3 Uji Parsial (t-test) ...................................... 78
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 80

vii

Universitas Sumatera Utara


4.3.1 Ukuran KAP, UkuranPerusahaan, Profitabilitas, dan
KompleksitasOperasi Perusahaan Secara Simultan
Berpengaruh Signifikan terhadap Audit Report Lag ......... 80
4.3.2 Ukuran KAP Tidak Berpengaruh terhadap Audit
Report Lag ........................................................... 81
4.3.3 Ukuran PerusahaanTidak Berpengaruh terhadap Audit
Report Lag............................................................ 82
4.3.4 Profitabilitas Berpengaruh Signifikan terhadap Audit
Report Lag .................................................................... 82
4.3.5Kompleksitas Operasi Perusahaan Tidak Berpengaruh
terhadapAudit Report Lag .............................................. 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................... 84
5.2 Saran .............................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 87
LAMPIRAN.............................................................................................. 92

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Status Penyampaian Laporan Keuangan Auditan....................... 4


1.2 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu yang Hasilnya Tidak
Konsisten .......................................................................................... 9
2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan Audit
Report Lag (Y) ........................................................................ 34
3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ................ 47
3.2 Daftar Populasi dan Sampel ..................................................... 49
4.1 Pemilihan Sampel .................................................................... 62
4.2 Data Outlier............................................................................. 63
4.3 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 64
4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test .... 69
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 70
4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ......................... 70
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ...................... 73
4.8 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 74
4.9 Koefisien Determinasi.............................................................. 76
4.10 Hasil Uji Simultan (F-test)................................................................... 77
4.11 Hasil Uji Parsial (t-test) ...................................................................... 78

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ............................................................................ 37


4.1 Histogram ............................................................................. 67
4.2 Grafik Normal P-P Plot ............................................................... 68
4.3 Scatterplot ...................................................................................... 72

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Waktu Penelitian ........................................................................ 92


2 Daftar Perusahaan Sampel .......................................................... 93
3 Total Aset (Sebelum Logaritma Natural) ..................................... 94
4 Laba Bersih ................................................................................ 95
5 Data Sampel dan Variabel Penelitian(Sebelum Outlier Dihapus) .. 96
6 Data Outlier ............................................................................... 98
7 Data Sampel dan Variabel Penelitian (Setelah Outlier Dihapus) ... 101
8Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 104
9 Histogram .................................................................................. 104
10 Grafik Normal P-P Plot ..................................................................... 105
11Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ................... 105
12 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................... 106
13 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ............................ 106
14 Scatterplot ............................................................................................. 106
15 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ......................... 107
16 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 107
17 Koefisien Determinasi ...................................................................... 107
18 Hasil Uji Simultan (F-test) .......................................................... 108
19 Hasil Uji Parsial (t-test)............................................................... 108
20 Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5% ........................................... 109
21 Tabel F, α = 5%.......................................................................... 110
22 Tabel t ........................................................................................ 111

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal memberi kontribusi besar dalam mendorong pembangunan

ekonomi nasional.Menurut UU Nomor 8 tahun 1995, “pasar modal adalah suatu

kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga

dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal memberikan kesempatan

kepada pihak-pihak yang memiliki surplus dana untuk dapat melakukan investasi

pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di pasar modal. Para calon investor

membutuhkan informasi yang relevan dan dapat dipercaya mengenai kondisi

keuangan suatu perusahaan dalam rangka membuat keputusan untuk berinvestasi

pada perusahaan tersebut.Informasi yang salah dapat menyebabkan kekeliruan

dalam pembuatan keputusan dan dapat merugikan pihak-pihak yang

berkepentingan.

Informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan dimuat dalam laporan

keuangan perusahaan yang dapat diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id). Berdasarkan Exposure Draft: Kerangka Konseptual

Pelaporan Keuangan (KKPK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi

Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam

paragraf 1.02-1.03, tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk

menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk

investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya

Universitas Sumatera Utara


dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas.

Investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya

memerlukan informasi yang berguna untuk menilai prospek untuk arus kas masuk

neto masa depan kepada suatu entitas, yang dijadikan sebagai dasar untuk

membuat keputusan.

Laporan keuangan yang berkualitas dapat dilihat dari karakteristik

kualitatifnya, seperti yang dinyatakan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam Exposure Draft:

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) tercantum pada paragraf

3.04, bahwa agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus

relevan dan merepresentasikan secara tepat apa yang akan direpresentasikan.

Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut

terbanding (comparable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan

terpaham (understandable).

Informasi dalam laporan keuangan auditan akan dapat bermanfaat bagi

pengambilan keputusan apabila disajikan secara tepat waktu, selain itu informasi

tersebut juga harus memenuhi karakteristik kualitatif yang lainnya. Jika terjadi

keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan auditan, maka informasi

yang terdapat di dalamnya sudah kehilangan relevansinya sehingga tidak berguna

lagi karena tidak tersedia pada saat para pengguna membutuhkannya.

Berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (Bapepam dan LK) tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala

Emiten atau Perusahaan Publik pada peraturan nomor X.K.2 tanggal 5 Juli 2011,

Universitas Sumatera Utara


bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK,

lalu diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah

tanggal laporan keuangan tahunan. Bapepam dan LK berwenang mengenakan

sanksi terhadap perusahaan yang melanggar ketentuan peraturan ini. Berdasarkan

Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004

Tentang Peraturan Nomor 1H Tentang Sanksi, bahwa perusahaan yang terlambat

menyampaikan laporan keuangan auditan dikenakan sanksi sebagai berikut:

- Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan


sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas
waktu penyampaian laporan keuangan.
- Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60
sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan
tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan.
- Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-61 hingga
hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan
keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban
penyampaian laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan
namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda.
- Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu
penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi
kewajiban penyampaian laporan keuangan dan atau perusahaan tercatat
telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban
untuk membayar denda.

Berdasarkan pantauan Bursa Efek Indonesia, meskipun dengan adanya

peraturan yang ketat dan sanksi yang akan diberikan, masih terdapat banyak

perusahaan yang melakukan pelanggaran. Mayoritas perusahaan yang masih

belum juga menyampaikan laporan keuangan auditan hingga hari kalender ke-91

sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan (tanggal 29 Juni)

adalah perusahaan pada sektor pertambangan. Perusahaan pertambangan yang

Universitas Sumatera Utara


selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2014 sampai tahun 2016, yang

terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan adalah PT Borneo Lumbung

Energi & Metal Tbk (BORN), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), dan PT

Permata Prima Sakti Tbk (TKGA). Bursa telah memberikan peringatan tertulis

III, denda sebesar Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), dan suspensi

kepada perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan per

31 Desember dan/atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan

penyampaian laporan keuangan (Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan

Auditan yang Berakhir per 31 Desember 2016 Nomor: Peng-SPT-

00007/BEI.PP1/07-2017, diakses 1 Oktober 2017). Tabel 1.1 menyajikan daftar

jumlah perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan dari

tahun 2014 sampai tahun 2016.

Tabel 1.1
Status Penyampaian Laporan Keuangan Auditan
Laporan Belum Menyampaikan Jumlah
Jumlah
Keuangan Auditan Laporan Keuangan Perusahaan
Perusahaan
yang Berakhir per Hingga Tanggal Pertambangan
31 Maret 2015 52 10
31 Desember 2014
29 Juni 2015 6 5
31 Maret 2016 79 14
31 Desember 2015
29 Juni 2016 18 7
31 Maret 2017 69 13
31 Desember 2016
29 Juni 2017 17 7
Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id (diakses 1 Oktober 2017).

Selain keharusan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat

waktu, laporan keuangan juga harus disusun sesuai dengan Kerangka Konseptual

Pelaporan Keuangan yang berlaku. Laporan keuangan tahunan juga wajib disertai

Universitas Sumatera Utara


dengan laporan auditor independen dalam rangka audit atas laporan keuangan.

Selama menyelesaikan pekerjaan audit, auditor harus berpedoman pada Standar

Profesional Akuntan Publik yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI).Adanya keharusan untuk mematuhi serangkaian

standar dan prosedur yang berlaku juga berdampak pada semakin panjangnya

waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya, namun dampak dari

pemenuhan terhadap standar audit yang berlaku adalah justru terjadinya

peningkatan kualitas hasil audit (Kartika, 2009:1).Kondisi ini menuntut auditor

agar secara bersamaan mampu menggunakan keahlian dan keterampilannya

dengan saksama, baik keahlian dalam menyelesaikan audit secara tepat waktu

maupun keahlian dalam menyediakan jasa audit yang berkualitas.

Menurut Munsif, Raghunandan, dan Rama (2012:208), “audit report lag is

number of calendar days between fiscal year-end to date of the audit’s report”.

Semakin panjang audit report lag, maka semakin lama auditor menyelesaikan

pekerjaan auditnya (Subekti dan Widiyanti, 2004:992). Informasi yang terdapat

dalam laporan keuangan auditan akan bernilai jika auditor mampu melaksanakan

pekerjaan auditnya secara tepat waktu, sehingga laporan keuangan bisa segera

disampaikan dan informasi untuk kepentingan pembuatan keputusan dapat

tersedia pada saat para pengguna membutuhkannya. Menurut Apriliane (2015:2),

keterlambatan informasi dapat menyebabkan penurunan tingkat kepercayaan

investor. Pada umumnya, investor menganggap bahwa keterlambatan

penyampaian laporan keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi keuangan

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhiaudit report lagtelah

banyak dilakukan, namun hasil penelitiannya tidak konsisten. Salah satu faktor

yang dapat berpengaruh terhadap audit report lagadalah ukuran KAP. Dalam

menilai ukuran KAP dapat dikategorikan apakah KAP tersebut bermitra dengan

Big Four atau tidak. KAP Big Four dikategorikan sebagai KAP yang besar,

dimana KAP yang besar cenderung akan mampu menyelesaikan pekerjaan audit

lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan KAP kecil. Hal ini dikarenakan KAP

TheBigFour memiliki pendapatan yang jauh lebih besar daripada KAP Non-Big

Four. Pendapatan yang besar memampukan KAP The Big Four untuk

mempekerjakan lebih banyak staf auditor di level junior, senior, maupun manajer

daripada KAP Non-Big Four(Tiono dan JogiC, 2013:289). Penelitian Ahmad dan

Abidin (2008); Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Hassan

(2016); danPuspitasari dan Latrini (2014) menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh terhadap audit report lag. Akan tetapi hasil penelitian

Angruningrum dan Wirakusuma (2013); Apriliane (2015); Dibia dan

Onwuchekwa (2013); Pratama dan Adiwibowo (2014); dan Trianto, Satriawan,

dan Anisma (2014)menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap

audit report lag.

Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang diperkirakan dapat

berpengaruh terhadap audit report lag. Ukuran perusahaan dapat diartikan

sebagai suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan

berdasarkan total aset.Perusahaan besar akan cenderung menginginkan agar

auditor dapat menyelesaikan proses audit lebih cepat dibandingkan dengan

Universitas Sumatera Utara


perusahaan kecil, hal ini disebabkan karena perusahaan besar cenderung

dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan Pemerintah

(Patiku dan Sambo, 2015:51). Hasil penelitian Ahmad dan Abidin (2008);

Alkhatib dan Marji (2012); Apriliane (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); Dibia

dan Onwuchekwa (2013); Hassan (2016); Pratama dan Adiwibowo (2014); dan

Puspitasari dan Latrini (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap audit report lag. Akan tetapi hasil penelitian Munica

(2017); Patiku dan Sambo (2015); dan Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014)

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report

lag.

Faktor lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap audit report lag

adalah profitabilitas. Profitabilitas diproksi dengan ROA (Return on Asset), yaitu

suatu ukuran untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba didasarkan pada tingkat aset tertentu. Perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung menginginkan agar auditor dapat

menyelesaikan auditnya lebih cepat, karena perusahaan akan berusaha untuk

secepat mungkin dapat menyampaikan good news ini kepada investor dan pihak-

pihak lain yang berkepentingan. Sebaliknya, menurut Modugu, Eraghbe, dan

Ikhatua (2012:49), “if the company experiences losses, management may wish to

delay in releasing the corporate annual report in order to avoid the discomfort of

communicating it, as it is “bad news””.Penelitian Ahmad dan Abidin (2008);

Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Munica (2017); Patiku

dan Sambo (2015); dan Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014) menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Akan tetapi hasil

penelitian Angruningrum dan Wirakusuma (2013) dan Pratama dan Adiwibowo

(2014) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report

lag.

Salah satu faktor yang memungkinkan untuk menambah lamanya waktu

pekerjaan audit adalah kompleksitas operasi perusahaan. Kompleksitas operasi

perusahaan dapat dilihat dari banyaknya jumlah anak perusahaan yang dimiliki

oleh klien. Menurut Ahmad dan Abidin (2008:35), “due to aclient’s diversified

business operations, an auditor of a client-company with a large number of

subsidiaries is expected to utilize additional time. It is expected that as complexity

of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit

task”.Auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas

audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas operasi

perusahaan dikarenakan lingkup pekerjaan audit yang semakin luas.Penelitian

Ahmad dan Abidin (2008); Apriliane (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); dan

Hassan (2016) menunjukkan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh

terhadap audit report lag. Akan tetapi hasil penelitian Angruningrum dan

Wirakusuma (2013) dan Puspitasari dan Latrini (2014) menunjukkan bahwa

kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Tabel 1.2 menunjukkan ringkasan hasil penelitian terdahulu yang hasilnya tidak

konsisten.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.2
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu yang Hasilnya Tidak Konsisten
Variabel
Hasil Penelitian Peneliti
Independen (X)
Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan
Marji (2012); Ariyani dan Budiartha
Berpengaruh
(2014); Hassan (2016); dan Puspitasari dan
Latrini (2014).
Ukuran KAP Angruningrum dan Wirakusuma (2013);
Apriliane (2015); Dibia dan Onwuchekwa
Tidak berpengaruh (2013); Pratama dan Adiwibowo (2014);
dan Trianto, Satriawan, dan Anisma
(2014).
Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan
Marji (2012); Apriliane (2015); Ariyani
dan Budiartha (2014); Dibia dan
Berpengaruh
Onwuchekwa (2013); Hassan (2016);
Ukuran Perusahaan Pratama dan Adiwibowo (2014); dan
Puspitasari dan Latrini (2014).
Munica (2017); Patiku dan Sambo (2015);
Tidak berpengaruh dan Trianto, Satriawan, dan Anisma
(2014).
Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan
Marji (2012); Ariyani dan Budiartha
Berpengaruh (2014); Munica (2017); Patiku dan Sambo
Profitabilitas (2015); dan Trianto, Satriawan, dan
Anisma (2014).
Angruningrum dan Wirakusuma (2013)
Tidak berpengaruh
dan Pratama dan Adiwibowo (2014).
Ahmad dan Abidin (2008); Apriliane
Kompleksitas Berpengaruh (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); dan
Operasi Hassan (2016).
Perusahaan Angruningrum dan Wirakusuma (2013)
Tidak berpengaruh
dan Puspitasari dan Latrini (2014).

Berdasarkan data empiris dan beberapa hasil penelitian tentang faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag di atas yang hasilnya

inkonsisten,maka hal ini memotivasi peneliti untuk melanjutkan penelitian dengan

judul “Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan

Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016”.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian di atas, maka masalah

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas

operasi perusahaansecara simultan berpengaruh terhadap audit report lag

pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah ukuran KAPberpengaruh terhadap audit report lagpada

Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah ukuran perusahaanberpengaruh terhadap audit report lagpada

Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah profitabilitasberpengaruh terhadap audit report lagpada

Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit

report lagpada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian dan masalah yang telah dirumuskan,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan kompleksitas operasi perusahaansecara simultan

terhadap audit report lag pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

10

Universitas Sumatera Utara


2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lagpada

Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaanterhadap audit report

lagpada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap audit report lagpada

Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap

audit report lagpada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, untuk digunakan sebagai bahan referensi dalam

melakukan penelitian lebih lanjut di masa mendatang mengenai faktor-

faktor yang dapat memengaruhiaudit report lag.

2. Bagi pihak investor, untuk memperoleh gambaran mengenai penyebab

terjadinya audit report lag sehingga dapat mempersiapkan diri terhadap

kemungkinan terjadinya audit report lag pada perusahaan yang

diinvestasikan.

3. Bagi perusahaan, untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhiaudit

report lag sehingga diharapkan perusahaan dapat mengambil langkah-

langkah perbaikan agar tidak terjadi keterlambatan dalam penyampaian

laporan keuangan.

11

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.Sinyal ini merupakan

informasi mengenai kondisi perusahaan yang disampaikan kepada para pengguna

untuk kepentingan dalam pengambilan keputusan.Sinyal yang diberikan adalah

berupa publikasi laporan keuangan yang telah diaudit.Manajemen melakukan

publikasi laporan keuangan untuk memberikan informasi agar memicu reaksi

pasar. Menurut Hartono (2005:38), teori sinyal (signalling theory) menyatakan

bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal

pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan antara

perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.

Teori sinyal menjelaskan mengapa manajemen mempunyai dorongan

untuk memberikan informasi dalam laporan keuangan secara tepat waktu kepada

pengguna.Jika perusahaan mengalami suatu kondisi dan kinerja keuangan yang

baik, maka perusahaan cenderung menginginkan agar publikasi laporan keuangan

dapat dilakukan lebih awal dan tepat waktu, sehingga dapat memberikan sinyal

kepada para pengguna bahwa hal ini merupakan good news. Sebaliknya,

perusahaan yang mengalami kemunduran atau kegagalan dalam kondisi dan

kinerja keuangannya cenderung akan menunda publikasi laporan keuangan,

12

Universitas Sumatera Utara


karena hal ini dianggap sebagai bad news yang akan berakibat terhadap harga

saham perusahaan, sehingga audit report lag akan semakin panjang.

2.1.2 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976:5) menyatakan bahwa “we define an agency

relationship as a contract under which one or more persons (theprincipal(s))

engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which

involves delegating some decision making authority to the agent”.Dengan

demikian, pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak

lain yaitu agent untuk melakukan segala kegiatan atas nama principal dalam

kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Hariani, 2014:17).

Principal dalamagency theory merupakan pihak yang menyerahkan

sebagian atau seluruh kekayaannya untuk dikembangkan oleh pihak lain (agent)

(Didipu, 2016:13). Menurut Jensen dan Meckling (1976:5), “the principal can

limit divergences from his interest by establishingappropriate incentives for the

agent and by incurring monitoring costs designed to limit the aberrant activities

of the agent”. Pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan antara

manajemen (agent) dan pemegang saham (principal) pada akhirnya menyebabkan

pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen akan dikontrol dan diawasi oleh

pemegang saham sebagai pihak yang menginvestasikan kekayaannya.

Pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan perusahaan

memiliki dampak negatif.Konflik kepentingan dapat terjadi karena agent memiliki

lebih banyak informasi tentang perusahaan dibandingkan dengan

principal.Ketimpangan informasi ini biasa disebut sebagai asimetri

13

Universitas Sumatera Utara


informasi.Asimetri informasi menyebabkan adanya fakta-fakta yang tidak

diketahui oleh pemegang saham namun diketahui oleh manajemen, sehingga

dapat menimbulkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan oleh pemegang

saham.Dengan adanya masalah agency yang disebabkan karena konflik

kepentingan dan asimetri informasi,dimana manajemen dapat leluasa untuk

memaksimalkan kepentingannya sendiri, maka pemilik perusahaan harus

menanggung biaya agency. Selain itu, pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi

kepemilikan juga dapat menimbulkan kurangnya transparansi dalam penggunaan

dana pada perusahaan serta ketidakseimbangan yang terjadi di antara kepentingan-

kepentingan yang ada (Hariani, 2014:18; Didipu, 2016:14).

Menurut Didipu (2016:14), dalam agency theory, auditor independen

berperan sebagai penengah antara kedua belah pihak (agent dan principal) yang

berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya

agency yang timbul dari perilaku agent (manajemen) yang mementingkan diri

sendiri.Agency theory digunakan untuk membantu baik komite audit maupun

auditor independen untuk memahami konflik kepentingan yang dapat muncul

antara pemilik (pemegang saham) dan manajemen. Agency theory juga

mendukung adanya pengaruh yang menyatakan bahwa semakin cepat publikasi

laporan keuangan auditan, maka akan menghilangan adanya asimetri informasi.

2.1.3 Laporan Keuangan

Berdasarkan Exposure Draft: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

(KKPK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan

Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam paragraf 1.02-1.03,

14

Universitas Sumatera Utara


tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi

keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor

potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan

tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Investor saat ini, investor

potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya memerlukan informasi yang

berguna untuk menilai prospek untuk arus kas masuk neto masa depan kepada

suatu entitas, yang dijadikan sebagai dasar untuk membuat keputusan.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:2), laporan keuangan

adalah sarana yang dapat digunakan oleh entitas untuk mengomunikasikan

keadaan terkait dengan kondisi dan kinerja keuangannya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Ikatan Akuntan

Indonesia dalam PSAK 1 (2014) menyatakan bahwa

laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan


dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan
keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik.Laporan keuangan juga
merupakan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.

Laporan keuangan yang berkualitas dapat dilihat dari karakteristik

kualitatifnya, seperti yang dinyatakan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam Exposure Draft:

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) tercantum pada paragraf

3.04, bahwa agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus

relevan dan merepresentasikan secara tepat apa yang akan direpresentasikan.

Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut

15

Universitas Sumatera Utara


terbanding (comparable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan

terpaham (understandable).

Laporan keuangan yang berlaku untuk tujuan external users ada lima jenis,

yaitu:

1. Laporan posisi keuangan;

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain;

3. Laporan perubahan ekuitas;

4. Laporan arus kas; dan

5. Catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan harus disajikan secara wajar sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK). Untuk membuktikan bahwa laporan keuangan telah

disajikan secara wajar, maka perlu diadakan proses audit atas laporan keuangan

tersebut. Laporan keuangan dapat disampaikan ke publik setelah diperiksa oleh

auditor independen.Selama menyelesaikan pekerjaan audit, auditor harus

berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang telah ditetapkan dan

disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

2.1.4 Konsep Auditing

2.1.4.1 Definisi Auditing

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2012:24), ”auditing is the

accumulation and evaluation of evidence about information to determine and

report on the degree of correspondence between the information and established

criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.Menurut

Agoes (2012:4), auditing adalah “suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis

16

Universitas Sumatera Utara


dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut”. Kewajaran laporan keuangan dinilai

berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam

laporan keuangan.Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam

komponen laporan keuangan.Bukti yang tersedia berupa dokumen, catatan, dan

bahan bukti yang berasal dari sumber-sumber di luar perusahaan.

Menurut Tarkosunaryo (2015) berdasarkan Perkembangan Standar Profesi

Akuntan Publik tentang Tujuan Standar Audit-ISA pada SA 200.11,

dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan


keseluruhan auditor adalah:
a) Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena itu
memungkinkan auditor untuk menyatakan opini atas apakah laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan
b) Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan
mengomunikasikannya (sebagaimana yang disyaratkan oleh SA)
berdasarkan temuan auditor.

2.1.4.2 Standar Auditing

Standar auditing (auditing standard) bertindak sebagai bimbingan bagi

auditor dan mengukur kualitas kinerja auditor.Standar auditing membantu

memastikan bahwa audit laporan keuangan dilaksanakan secara mendalam dan

sistematis yang menghasilkan kesimpulan yang andal (Messier, Glover, dan

Prawitt, 2006:48). Standar auditing menurut Tarkosunaryo (2015) berdasarkan

Perkembangan Standar Profesi Akuntan Publik, kemudian disempurnakan dengan

17

Universitas Sumatera Utara


Update Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (2016), bahwa Standar Auditing-International Standard on

Auditing (ISA) terdiri atas enam kategori berikut.

1. Prinsip Umum dan Tanggung Jawab


- SA 200: Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan
Audit Berdasarkan Standar Audit
- SA 210:Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit
- SA 220: Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
- SA 230: Dokumentasi Audit
- SA 240: Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan
dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan
- SA 250: Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam
Audit atas Laporan Keuangan
- SA 260: Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas
Tata Kelola
- SA 265: Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal
Kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan
Manajemen
2. Penilaian Risiko dan Respons Terhadap Risiko yang Dinilai
- SA 300: Perencanaan Suatu Audit
- SA 315: Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan
Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
- SA 320: Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan
Audit
- SA 330: Respons Auditor Terhadap Risiko yang Telah Dinilai
- SA 402: Pertimbangan Terkait dengan Entitas yang Menggunakan
Suatu Organisasi Jasa
- SA 450: Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang
Diidentifikasi Selama Audit
3. Bukti Audit
- SA 500: Bukti Audit
- SA 501: Bukti Audit: Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan
- SA 505: Konfirmasi Eksternal
- SA 510: Perikatan Audit Tahun Pertama
- SA 520: Prosedur Analitis
- SA 530: Sampling Audit
- SA 540: Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi
Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan
- SA 550: Pihak Berelasi
- SA 560: Peristiwa Kemudian
- SA 570: Kelangsungan Usaha
- SA 580: Respresentasi Tertulis

18

Universitas Sumatera Utara


4. Penggunaan Hasil Pekerjaan Pihak Lain
- SA 600: Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Grup
- SA 610: Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
- SA 620: Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan
- SA 700:Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan
Keuangan
- SA 705: Modifikasi Terhadap Opini Dalam Laporan Auditor
Independen
- SA 706: Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain
Dalam Laporan Auditor Independen
6. Area Khusus
- SA 800: Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan yang
Disusun Sesuai Kerangka Bertujuan Khusus
- SA 805: Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan
Tunggal dan Suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan
Keuangan
- SA 810: Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan
Adanya keharusan untuk mematuhi serangkaian standar dan prosedur

berdampak pada semakin panjangnya waktu auditor dalam menyelesaikan

pekerjaan auditnya, namun dampak dari pemenuhan terhadap standar audit yang

berlaku adalah justru terjadinya peningkatan kualitas hasil audit (Kartika,

2009:1).Kondisi ini menuntut auditor agar secara bersamaan mampu

menggunakan keahlian dan keterampilannya dengan saksama, baik keahlian

dalam menyelesaikan audit secara tepat waktu maupun keahlian dalam

menyediakan jasa audit yang berkualitas.

2.1.5 Audit Report Lag

Munsif, Raghunandan, dan Rama (2012:208) menyatakan “audit report

lag is number of calendar days between fiscal year-end to date of the audit’s

report”. Audit report lag menunjukkan lamanya waktu penyelesaian audit yang

dilakukan auditor. Semakin panjang audit report lag, maka semakin lama auditor

19

Universitas Sumatera Utara


menyelesaikan pekerjaan auditnya (Subekti dan Widiyanti, 2004:992). Menurut

Pratama dan Adiwibowo (2014:2), para pengguna laporan keuangan cenderung

menginginkanketepatwaktuan publikasi laporan keuangan, akan tetapi auditing

merupakanaktivitas yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Disebabkan oleh

adanya kemungkinan auditor independen untuk menunda publikasi laporan audit

apabila dirasakanperlu untuk memperpanjang masa audit, maka publikasi laporan

keuangan menjadi tertunda. Audit report lag diukur dengan menggunakan skala

rasio melalui rumus berikut.

Audit Report Lag = Tanggal Laporan Auditor Independen − Tanggal

Laporan Keuangan

Informasi dalam laporan keuangan auditan akan dapat bermanfaat bagi

pengambilan keputusan apabila disajikan secara tepat waktu. Audit report lag

dapat memengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan

berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan berdasarkan informasi

yang dipublikasikan (Kartika, 2009:3). Jika terjadi keterlambatan dalam

penyampaian laporan keuangan auditan, maka informasi yang terdapat di

dalamnya sudah kehilangan relevansinya sehingga tidak berguna lagi karena tidak

tersedia pada saat para pengguna membutuhkannya. Menurut Apriliane (2015:2),

keterlambatan informasi juga dapat menyebabkan penurunan tingkat kepercayaan

investor, sehingga hal ini dapat memengaruhi harga jual saham di pasar modal.

Pada umumnya, investor menganggap bahwa keterlambatan penyampaian laporan

keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Kondisi

keuangan perusahaan yang buruk menyebabkan tingkat keberlangsungan hidup

20

Universitas Sumatera Utara


perusahaan menjadi terganggu, sehingga pada akhirnya memerlukan tingkat

ketelitian dan kecermatan yang lebih tinggi pada saat melakukan proses audit.

Hal ini menyebabkan audit report lag semakin meningkat.

2.1.6 Faktor-Faktor yang MemengaruhiAudit Report Lag (Y)

2.1.6.1 Ukuran KAP

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008

Tentang Jasa Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha

yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan

Publik dalam memberikan jasanya.Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi

menjadi KAP yang bermitra dengan The Big Four dan KAP yang tidak bermitra

dengan The Big Four. KAP Empat Besar (The Big Four) adalah kelompok empat

firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar yang menangani

mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup.

Ukuran KAP dalam penelitian ini diklasifikasikan dengan menggunakan variabel

dummy, dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang bermitra dengan

The Big Four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP

yang bermitra dengan The Big Four diberi kode 0. Kantor Akuntan Publik yang

termasuk dalam kategori KAP yang bermitra dengan The Big Four di Indonesia

adalah:

1. Kantor Akuntan Publik PricewaterhouseCoopers (PwC), bermitra

dengan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan.

2. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goerdeler),

bermitra dengan Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan.

21

Universitas Sumatera Utara


3. Kantor Akuntan Publik Ernst & Young (E&Y), bermitra dengan Kantor

Akuntan Publik KAP Purwantono, Sungkoro & Surja.

4. Kantor Akuntan Publik Deloitte, bermitra dengan Kantor Akuntan

Publik Satrio Bing Eny & Rekan.

Menurut Tiono dan JogiC (2013:289), KAP TheBigFour memiliki

pendapatan yang jauh lebih besar daripada KAP Non-Big Four. Pendapatan yang

besar memampukan KAP TheBig Four untuk mempekerjakan lebih banyak staf

auditor di level junior, senior, maupun manajer daripada KAP Non-Big Four.

Sumber daya keuangan yang memadai dapat meningkatkan pelatihan-pelatihan

staf terkait dengan standar akuntansi, sehingga KAP TheBig Four terkesan lebih

update terhadap peraturan-peraturan yang ada, oleh karena itu hal ini dapat

meningkatkan kredibilitas KAP itu sendiri. KAP The Big Four juga cenderung

memiliki kemampuan dari segi teknologi yang lebih canggih daripada KAP Non-

Big Four, karena KAP The Big Four memiliki sumber daya keuangan yang lebih

besar untuk mengadakan pengembangan terbaru terkait teknologi yang dapat

mendukung kelancaran proses audit mereka.

2.1.6.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya sebuah perusahaan.

Indikator untuk ukuran perusahaan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang

seperti total aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya (Pratama

dan Adiwibowo, 2014:6).Penelitian ini menggunakan total aset untuk menilai

ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma natural

(Ln) dari total aset perusahaan. Logaritma natural (Ln) digunakan karena

22

Universitas Sumatera Utara


besarnya total aset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih

yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari

adanya data yang tidak normal, maka diperlukan logaritma natural.Ukuran

perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan skala rasio melalui rumus sebagai

berikut.

Ukuran Perusahaan = Ln(Total Aset)

Menurut Ansah (2000:243), “usually, large companies are timely

reporters for several reason. First, they have more resources, more accounting

staff and sophisticated accounting information systems that result in more timely

annual reports”. Auditor cenderung akanmendapat dorongan untuk

menyelesaikan proses auditnya lebih cepat pada perusahaan besar dibandingkan

dengan perusahaan kecil, hal ini disebabkan karena “large companies have more

resources to pay relatively higher audit fees and able to settle the fees soon after

the companies’ year end” (Ahmad dan Kamarudin, 2003:7). Keterbatasan

karyawan dan keahlian yang dimiliki oleh perusahaan kecil dapat menimbulkan

keraguan terhadap laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga auditor harus lebih

teliti dalam melakukan proses audit. Menurut Ansah (2000:243), “large

companies are able to install and operate modern computer assisted devices that

are fast in processing and monitoring inventories and production operations. The

use of these devices results in a faster preparation of accounts and more timely

annual reporting”.

Perusahaan yang berskala besar akan berusaha agar laporan keuangan

disampaikan tepat waktudikarenakan perusahaan besar cenderung dimonitor

23

Universitas Sumatera Utara


secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan Pemerintah (Patiku dan

Sambo, 2015:51). Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang

dimuat dalam laporan keuangan.Selain itu, menurut Ansah (2000:244) “large

companies tend to be followed by a relatively large number of financial analysts

who usually rely on timely release of annual reports to confirm and revise their

expectations of companies’ present and future economic prospects”.Analis

keuangan menafsirkan bahwa penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan

keuangan merupakan upaya untuk menyembunyikan informasi yang dapat

memengaruhi nilai perusahaan secara negatif.Maka dari itu, perusahaan-

perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan yang lebih kuat untuk

dapat menyampaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu.Selain itu,

“large companies tend to have strong internal control systems with the

concequence that auditor spend less time in conducting compliance and

substantive test” (Ansah, 2000:244). Keadaan ini merupakan faktor potensial

yang dapat mengurangiaudit report lag.

2.1.6.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan

atau kegagalan perusahaan atau divisi tertentu sepanjang periode tertentu (Kieso,

Weygandt, dan Warfield, 2007:222). Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey

(2005:63), profitabilitas digunakan sebagai indikator penting pada perusahaan

dalam jangka panjang untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi modal.

Menurut Patiku dan Sambo (2015:47), profitabilitas suatu perusahaan

akanmemengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan.

24

Universitas Sumatera Utara


Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan menarik minat para

investor guna memperluas usahanya dengan melakukan penanaman modal,

sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor

menarik dananya. Rasio profitabilitas mengukur laba atau keberhasilan sebuah

perusahaan untuk periode waktu tertentu.Laba memengaruhi kemampuan

perusahaan untuk memperoleh pendanaan utang dan ekuitas (Hariani, 2014:28).

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksi dengan ROA (Return on Asset)

atau biasa disebut rasio tingkat pengembalian atas aset, yaitu suatu ukuran untuk

menilai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

didasarkan pada tingkat aset tertentu.Aset yang dimaksud adalah keseluruhan

harta perusahaan, baik yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal

asing yang telah dikonversi perusahaan menjadi aset yang digunakan untuk

kelangsungan hidup perusahaan.ROA merupakan rasio yang paling sering

disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan.ROA merupakan tolok ukur prestasi manajemen dalam

memanfaatkan aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba (Wahyuni,

2012:8).ROA digunakan karena dapat mengukur efektivitas penggunaan sumber

daya oleh perusahaan, menilai kinerja masing-masing divisi, serta digunakan

dalam fungsi kontrol dan fungsi perencanaan (Wild, Subramanyam, dan Halsey,

2005:111).ROA diukur menggunakan skala rasio melalui rumus sebagai berikut.

Laba Bersih
ROA = ×100%
Total Aset

Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung

menginginkan agar auditor dapat menyelesaikan auditnya lebih cepat. Hal ini

25

Universitas Sumatera Utara


karena perusahaan akan berusaha untuk secepat mungkin dapat menyampaikan

good news ini kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Trianto,

Satriawan, dan Anisma (2014:7), perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang

tinggi akan berpengaruh positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja

perusahaannya.Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah atau

mengalami kerugian, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar dan

turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya.Menurut Aditya dan Anisykurlillah

(2014:337), auditor juga akan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan audit pada

perusahaan yang mengalami kerugian, karena kegagalan finansial atau kecurangan

manajemen dalam perusahaan.

2.1.6.4 Kompleksitas Operasi Perusahaan

“The degree of complexity of a company’s operation depends on the

number and location of its operating units (branches) and diversification of its

product lines and markets” (Ansah, 2000:245).Menurut Martius (2012:12),

kompleksitas operasi merupakan akibat langsung dari pembagian pekerjaan dan

pembentukan departemen yang berfokus pada unit yang berbeda. Kompleksitas

operasi perusahaan berhubungan dengan unit-unit perusahaan yang saling

bekerjasama dan saling memengaruhi untuk mencapai tujuan perusahaan.Kegiatan

operasi yang semakin kompleks terjadi apabila organisasi dengan berbagai jenis

pekerjaan dan unit menimbulkan masalah manajerial dan organisasi yang lebih

rumit.Kompleksitas operasi perusahaan dalam penelitian ini diproksi dengan

jumlah anak perusahaan dan diukur dengan skala rasio.

Kompleksitas Operasi Perusahaan = Jumlah Anak Perusahaan

26

Universitas Sumatera Utara


Menurut Ahmad dan Abidin (2008:35), “due to aclient’s diversified

business operations, an auditor of a client-company with a large number of

subsidiaries is expected to utilize additional time. It is expected that as complexity

of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit

task”.Tingkat kompleksitas operasi perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan

memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap

transaksi dan catatan yang menyertainya, dimana hal ini akan membuat lingkup

pekerjaan audit akan semakin luas sehingga berdampak pada waktu yang

dibutuhkan oleh auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian Ahmad dan Abidin (2008) mengenai faktor-faktor yang

memengaruhiaudit delay menunjukkan bahwa ukuran perusahan, ukuran KAP,

opini audit, dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Sedangkan kepemilikan saham direksi dan kompleksitas berpengaruh positif

terhadap audit delay.Sampel dalam penelitian ini adalah semua perusahaan publik

yang terdaftar baik di Main Board maupun di Kuala Lumpur Stock Exchange

tahun 1993. Ukuran perusahaan diproksi dengan logaritma total aset dan

kompleksitas operasi perusahaan diproksi dengan jumlah anak yang dimiliki

perusahaan. Variabel dummy digunakan untuk menilai ukuran KAP, dimana KAP

Big Six diberi kode 1, dan KAP Non-Big Six diberi kode 0. Sedangkan

profitabilitas diproksi dengan ROE.

Penelitian yang dilakukan Alkhatib dan Marji (2012) menggunakan

variabel ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Penelitian

27

Universitas Sumatera Utara


dilakukan terhadap 137 perusahaan yang terdaftar di Jordanian Stock Exchange

pada tahun 2010, yang terdiri atas 74 perusahaan sektor industri, 61 perusahaan

sektor jasa, dan 2 perusahaan sektor keuangan. Variabel dummy digunakan untuk

menilai ukuran KAP, dimana KAP Big Four yang mengaudit laporan keuangan

perusahaan diberi kode 1, dan KAP Non-Big Four diberi kode 0. Ukuran

perusahaan diproksikan dengan total aset.Profitabilitas diproksi dengan rasio dari

laba bersih dibagi total penjualan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

perusahaan sektor jasa, rasio profitabilitas, ukuran KAP, dan ukuran perusahaan

berpengaruh negatif terhadap audit timeliness, sedangkan leverage berpengaruh

signifikan terhadap audit timeliness.Sedangkan pada perusahaan sektor industri,

hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas, ukuran KAP, ukuran

perusahaan, dan leverage berpengaruh negatif terhadap audit timeliness.

Angruningrum dan Wirakusuma (2013) melakukan penelitian yang

bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi

perusahaan, reputasi KAP, dan komite audit terhadap audit delay.Sampel dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-

2011 yang berjumlah 194 unit analisis.Variabel profitabilitas diproksi dengan

ROA dan diukur dengan skala rasio.Kompleksitas operasi perusahaan dinilai

dengan membandingkan keberadaan anak perusahaan. Variabel dummy

digunakan dalam pengukuran ini, dimana perusahaan yang memiliki anak

perusahaan diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan

diberi kode 0. Reputasi KAP menggunakan variabel dummy, dimana kode 1

diberikan untuk KAP Big Four dan kode 0 diberikan untuk KAP Non-Big Four.

28

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap

audit delay hanya variabel leverage. Sedangkan variabel profitabilitas,

kompleksitas operasi perusahaan, reputasi KAP, dan komite audit tidak

berpengaruh terhadap audit delay.

Penelitian yang dilakukan Apriliane (2015) adalah mengenai faktor-faktor

yang memengaruhiaudit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013. Sampel berjumlah 11 perusahaan dari 41

perusahaan pertambangan.Adapun variabel independen yang diteliti antara lain

adalah pos-pos luar biasa, laba/rugi, kompleksitas operasi perusahaan, ukuran

perusahaan, opini auditor, reputasi auditor, dan konvergensi IFRS. Kompleksitas

operasi perusahaan dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy, dimana

perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi kode 1 dan perusahaan yang

tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0. Ukuran perusahaan diproksi

dengan logaritma natural dari total aset dan diukur menggunakan skala rasio.

Reputasi auditor menggunakan variabel dummy, dimana KAP Big Four diberi

kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode 0.Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pos-pos luar biasa, laba/rugi, kompeksitas operasi perusahaan, opini audit,

dan konvergensi IFRS berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay.Ukuran

perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay, sedangkan

reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Ariyani dan Budiartha (2014) melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan,

dan Reputasi KAP terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur”.

29

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Sampel berjumlah 162

perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas,

ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, dan reputasi KAP

berpengaruh terhadap audit report lag.

Penelitian Dibia dan Onwuchekwa (2013) adalah mengenai pengaruh

umur perusahaan, ukuran perusahaan, ukuran KAP, dan pergantian KAP terhadap

audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Nigeria Stock Exchange

periode 2008-2011. Sampel berjumlah 60 perusahaan lintas industri. Ukuran

perusahaan diproksi dengan menggunakan logaritma natural dari total aset dan

diukur dengan skala rasio. Sedangkan ukuran KAP menggunakan variabel

dummy, dimana KAP Big Four diberi kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode

0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan dan ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran KAP dan

pergantian KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.

Hassan (2016) melakukan penelitian dengan judul “Determinants of Audit

Report Lag: Evidence from Palestine”. Data dikumpulkan dari laporan keuangan

auditan tahun 2011 pada 46 perusahaan yang terdaftar di Palestine Stock

Exchange (PSE).Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan, status KAP, kompleksitas audit, ukuran dewan, dualitas CEO,

keberadaan komite audit, penyebaran kepemilikan. Ukuran perusahaan dalam

penelitian ini diproksikan dengan menggunakan logaritma natural dari total

kapitalisasi pasar. Status KAP diberi kode 1 untuk KAP internasional dan diberi

30

Universitas Sumatera Utara


kode 0 untuk KAP lainnya. Kompleksitas audit diproksi dengan jumlah anak

perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,

kompleksitas audit, keberadaan komite audit, dan penyebaran kepemilikan

berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan status KAP, ukuran

dewan, dan dualitas CEO berpengaruh positif terhadap audit report lag.

Munica (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh opini auditor,

tingkat laba/rugi, ukuran perusahaan, dan tingkat profitabilitas terhadap audit

delay.Sampel penelitian terdiri dari 20 perusahaan sektor pertambangan yang

tedaftar di BEI periode 2011-2013. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini

diproksi dengan logaritma total aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam satuan

nilai mata uang rupiah, sedangkan profitabilitas diproksi dengan ROA. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa opini auditor dan tingkat profitabilitas

berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan tingkat laba/rugi dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Penelitian yang dilakukan oleh Patiku dan Sambo (2015) adalah mengenai

pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap audit report lag. Sampel

penelitian berjumlah 38 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2009-2012. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diproksi

dengan menggunakan logaritma natural atas total aset. Profitabilitas diukur

menggunakan skala rasio yang diproksikan dengan ROA (Return on Asset). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

audit report lag, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap

audit report lag.

31

Universitas Sumatera Utara


Penelitian Pratama dan Adiwibowo (2014) berjudul “Analisis Faktor-

Faktor yang Memengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada Perusahaan Publik di

Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar Secara Konsisten di

LQ45 pada Bursa Efek Indonesia)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat solvabilitas, jenis perusahaan,

dan ukuran KAP terhadap audit delay dan timeliness. Metode pemilihan sampel

menggunakan metode purposive sampling yang terdiri atas 24 perusahaan yang

terdaftar secara konsisten di LQ45 pada BEI periode 2010-2013 dan secara

konsisten menerbitkan laporan keuangan selama tahun 2009-2012. Dalam

penelitian ini, ukuran perusahaan diproksi dengan logaritma total aset,

profitabilitas diproksi dengan ROA, dan ukuran KAP menggunakan variabel

dummy, dimana KAP Big Four diberi kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode

0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, jenis perusahaan, dan

solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay, sedangkan profitabilitas dan

ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Puspitasari dan Latrini (2014) melakukan penelitian mengenai faktor-

faktor yang dapat memengaruhi audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI

periode 2009-2013, dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 50

perusahaan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat memengaruhi audit delay

adalah ukuran perusahaan, anak perusahaan, leverage, dan ukuran KAP. Ukuran

perusahaan diproksi dengan menggunakan logaritma natural dari total aset

perusahaan.Anak perusahaan diproksi berdasarkan jumlah anak perusahaan yang

dimiliki perusahaan sampel.Sedangkan ukuran KAP menggunakan dummy

32

Universitas Sumatera Utara


variable, dimana KAP Big Four diberi kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode

0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP

berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan anak perusahaan dan leverage tidak

berpengaruh terhadap audit delay.

Penelitian Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014) menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Sedangkan

ukuran perusahaan, opini audit, ukuran KAP, dan solvabilitas tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Berdasarkan proses pemilihan sampel, dari jumlah populasi

sebanyak 38 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun

2012-2013, diperoleh 33 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian.

Ukuran perusahaan diukur menggunakan skala rasio dan diproksikan dengan nilai

logaritma dengan tujuan menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran

saat regresi. Ukuran KAP menggunakan variabel dummy dan profitabilitas

diproksi dengan ROA (Return on Asset).

Berdasarkan uraian tinjauan penelitian terdahulu di muka, ringkasannya

tercantum dalam tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan Audit Report
Lag (Y)
Variabel Hasil Penelitian Terhadap Audit
No. Peneliti
Independen (X) Report Lag
1. Ahmad dan Kepemilikan saham Ukuran perusahan, ukuran KAP, opini
Abidin (2008) direksi, ukuran audit, dan profitabilitas berpengaruh
perusahan, negatif terhadap audit delay. Sedangkan
kompleksitas, ukuran kepemilikan saham direksi dan
KAP, opini audit, kompleksitas berpengaruh positif

33

Universitas Sumatera Utara


dan profitabilitas. terhadap audit delay.
2. Alkhatib dan Rasio profitabilitas, Rasio profitabilitas, ukuran KAP,
Marji (2012) ukuran KAP, ukuran ukuran perusahaan, dan leverage
perusahaan, dan berpengaruh negatif terhadap audit
leverage. report timeliness.
3. Angruningrum Profitabilitas, Leverage berpengaruh terhadap audit
dan leverage, delay.Sedangkan profitabilitas,
Wirakusuma kompleksitas operasi kompleksitas operasi perusahaan,
(2013) perusahaan, reputasi reputasi KAP, dan komite audit tidak
KAP, dan komite berpengaruh terhadap audit delay.
audit.
4. Apriliane (2015) Pos-pos luar biasa, Pos-pos luar biasa, laba/rugi,
laba/rugi, kompeksitas operasi perusahaan, opini
kompleksitas operasi audit, dan konvergensi IFRS
perusahaan, ukuran berpengaruh positif signifikan terhadap
perusahaan, opini audit delay. Ukuran perusahaan
auditor, reputasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
auditor, dan audit delay. Sedangkan reputasi auditor
konvergensi IFRS. tidak berpengaruh terhadap audit delay.
5. Ariyani dan Profitabilitas, ukuran Profitabilitas, ukuran perusahaan,
Budiartha (2014) perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, dan
kompleksitas operasi reputasi KAP berpengaruh terhadap audit
perusahaan, dan report lag.
reputasi KAP.
6. Dibia dan Umur perusahaan, Umur perusahaan dan ukuran perusahaan
Onwuchekwa ukuran perusahaan, berpengaruh signifikan terhadap audit
(2013) ukuran KAP, dan report lag. Sedangkan ukuran KAP dan
pergantian KAP. pergantian KAP tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit report lag.
7. Hassan (2016) Ukuran perusahaan, Ukuran perusahaan, kompleksitas audit,
status KAP, keberadaan komite audit, dan penyebaran
kompleksitas audit, kepemilikan berpengaruh negatif terhadap
ukuran dewan, dualitas audit report lag. Sedangkan status KAP,
CEO, keberadaan ukuran dewan, dan dualitas CEO
komite audit, dan berpengaruh positif terhadap audit report
penyebaran lag.
kepemilikan.
8. Munica (2017) Opini auditor, tingkat Opini auditor dan tingkat profitabilitas
laba/rugi, ukuran berpengaruh terhadap audit delay.
perusahaan, dan tingkat Sedangkan tingkat laba/rugi dan ukuran
profitabilitas. perusahaan tidak berpengaruh terhadap
audit delay.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
9. Patiku dan Ukuran perusahaan dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
Sambo (2015) profitabilitas. terhadap audit report lag. Sedangkan
profitabilitas berpengaruh negatif signifikan
terhadap audit report lag.
10. Pratama dan Profitabilitas, ukuran Ukuran perusahaan, jenis perusahaan, dan
Adiwibowo perusahaan, tingkat solvabilitas berpengaruh positif terhadap
(2014) solvabilitas, jenis audit delay. Sedangkan profitabilitas dan
perusahaan, dan ukuran ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap
KAP. audit delay.
11. Puspitasari dan Ukuran perusahaan, Ukuran perusahaan dan ukuran KAP

34

Universitas Sumatera Utara


Latrini (2014) anak perusahaan, berpengaruh terhadap audit delay.
leverage, dan ukuran Sedangkan anak perusahaan dan leverage
KAP. tidak berpengaruh terhadap audit delay.
12. Trianto, Ukuran perusahaan, Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan
Satriawan, dan opini audit, ukuran terhadap audit delay. Sedangkan ukuran
Anisma (2014) KAP, solvabilitas, dan perusahaan, opini audit, ukuran KAP, dan
profitabilitas. solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
audit delay.
Sumber: Tinjauan dari berbagai penelitian.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan hubungan secara teoritis antara

variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel independen dengan variabel

dependen.Audit report lag adalah jumlah hari kalender antara akhir tahun fiskal

dengan tanggal yang tertera dalam laporan auditor independen. Beberapa faktor

yang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap audit report lagdalam penelitian

ini adalah ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas

operasi perusahaan.

1. Hubungan Ukuran KAP dan Audit Report Lag

Pengklasifikasian Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi menjadi KAP

TheBig Four dan KAP Non-Big Four. Menurut Tiono dan JogiC (2013:289),

KAP TheBigFour memiliki pendapatan yang jauh lebih besar daripada KAP Non-

Big Four. Pendapatan yang besar memampukan KAP TheBig Four untuk

mempekerjakan lebih banyak staf auditor di level junior, senior, maupun manajer

daripada KAP Non-Big Fouryang dapat mendukung kelancaran proses audit.

2. Hubungan Ukuran Perusahaan dan Audit Report Lag

Ukuran perusahaan dinilai berdasarkan total aset.Perusahaan yang berskala

besar akan berusaha agar laporan keuangan disampaikan tepat waktudikarenakan

35

Universitas Sumatera Utara


perusahaan besar cenderung dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas

permodalan, dan Pemerintah (Patiku dan Sambo, 2015:51). Selain itu, “large

companies tend to have strong internal control systems with the concequence that

auditor spend less time in conducting compliance and substantive test” (Ansah,

2000:244).

3. Hubungan Profitabilitas dan Audit Report Lag

Profitabilitas diproksi dengan ROA, yaitu rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset

tertentu.Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung

menginginkan agar auditor dapat menyelesaikan auditnya lebih cepat. Hal ini

karena perusahaan akan berusaha untuk secepat mungkin dapat menyampaikan

good news kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Trianto,

Satriawan, dan Anisma (2014:7), perusahaan yang dengan tingkat profitabilitas

yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja

perusahaannya.

4. Hubungan Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Audit Report Lag

Kompleksitas operasi perusahaan dapat dilihat dari jumlah anak

perusahaan.Menurut Ahmad dan Abidin (2008:35), “due to aclient’s diversified

business operations, an auditor of a client-company with a large number of

subsidiaries is expected to utilize additional time. It is expected that as complexity

of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit

task”.

36

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan uraian di atas, hubungan antar variabel dapat divisualisasikan

dalam kerangka konseptual berikut ini:

H1

H2
Ukuran KAP (X1)

H3
Ukuran Perusahaan (X2)
Audit
H4 Report Lag
H3 Profitabilitas (X3)
(Y)
H5
H4 Kompleksitas Operasi Perusahaan (X4)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah atau pertanyaan

penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang perlu diuji melalui

proses pemilihan, pengumpulan, dan analisis data (Indriantoro dan Supomo,

2002:81). Berdasarkan latar belakang penelitian, landasan teori, dan kerangka

konseptual, maka hipotesis penelitian diuraikan sebagai berikut.

2.4.1 Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan

Kompleksitas Operasi PerusahaanSecara Simultan Terhadap Audit

Report Lag

37

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, kerangka

konseptual, dan uraian di muka, maka dirumuskan hipotesis pertama sebagai

berikut:

H1: Ukuran KAP, ukuran perusahaan,profitabilitas, dan kompleksitas

operasi perusahan secara simultan berpengaruh terhadap audit report

lag.

2.4.2 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Report Lag

Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP TheBig Four dan

KAP Non-Big Four. Berdasarkan penelitian Pratama dan Adiwibowo (2014:6),

ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana KAP The Big

Four diberi kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode 0. Menurut Tiono dan

JogiC (2013:289), KAP TheBigFour memiliki pendapatan yang jauh lebih besar

daripada KAP Non-Big Four. Pendapatan yang besar memampukan KAP TheBig

Four untuk mempekerjakan lebih banyak staf auditor di level junior, senior,

maupun manajer daripada KAP Non-Big Four. KAP The Big Four juga

cenderung memiliki kemampuan dari segi teknologi yang lebih canggih daripada

KAP Non-Big Four, karena KAP Big Four memiliki sumber daya keuangan yang

lebih besar untuk mengadakan pengembangan terbaru terkait teknologi yang dapat

mendukung kelancaran proses audit mereka. Penelitian Ahmad dan Abidin

(2008); Alkhatib dan Marji (2012); dan Puspitasari dan Latrini (2014)

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report

38

Universitas Sumatera Utara


lag.Dengan demikian, jika ukuran KAP tergolong besar (Big Four) maka audit

report lag semakin berkurang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis kedua

sebagai berikut:

H2: Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag.

2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag

Ukuran perusahaan menunjukkan skala mengenai besar kecilnya sebuah

perusahaan. Penelitian Apriliane (2015:52) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan diproksikan dengan logaritma natural atas total aset. Ukuran

perusahaan diukur dengan skala rasio.Menurut Ansah (2000:243), “usually, large

companies are timely reporters for several reason. First, they have more

resources, more accounting staff and sophisticated accounting information

systems that result in more timely annual reports”. Ahmad dan Kamarudin

(2003:7) menyatakan bahwa “large companies have more resources to pay

relatively higher audit fees and able to settle the fees soon after the companies’

year end”. Audit fee yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan besar untuk

memperoleh pelayanan audit yang lebih cepat.Keterbatasan karyawan dan

keahlian yang dimiliki oleh perusahaan kecil dapat menimbulkan keraguan

terhadap laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga auditor harus lebih teliti

dalam melakukan pengauditan.Menurut Ansah (2000:243), “large companies are

able to install and operate modern computer assisted devices that are fast in

processing and monitoring inventories and production operations. The use of

39

Universitas Sumatera Utara


these devices results in a faster preparation of accounts and more timely annual

reporting”.Perusahaan yang berskala besar akan berusaha agar laporan keuangan

disampaikan tepat waktudikarenakan perusahaan besar cenderung dimonitor

secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan Pemerintah (Patiku dan

Sambo, 2015:51). Selain itu, “large companies tend to have strong internal

control systems with the concequence that auditor spend less time in conducting

compliance and substantive test” (Ansah, 2000:244). Hasil penelitian Ahmad dan

Abidin (2008); Alkhatib dan Marji (2012); Apriliane (2015); Ariyani dan

Budiartha (2014); Dibia dan Onwuchekwa (2013); Hassan (2016); dan Puspitasari

dan Latrini (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap audit report lag. Dengan demikian, semakin besar ukuran perusahaan

maka audit report lag semakin berkurang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis ketiga

sebagai berikut:

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag.

2.4.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:222), profitabilitas

merupakan indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan

perusahaan atau divisi tertentu sepanjang periode tetentu. Angruningrum dan

Wirakusuma (2012:257) memproksikan ROA (Return on Asset) untuk menilai

profitabilitas.Profitabilitas diukur dengan skala rasio.ROA (Return on Asset) atau

biasa disebut sebagai rasio tingkat pengembalian atas aset, yaitu suatu ukuran

40

Universitas Sumatera Utara


untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

didasarkan pada tingkat aset tertentu.Perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas tinggi cenderung menginginkan agar auditor dapat menyelesaikan

auditnya lebih cepat. Hal ini karena perusahaan akan berusaha untuk secepat

mungkin dapat menyampaikan good news ini kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Menurut Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014:7), perusahaan

dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap

penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya.Sebaliknya, jika perusahaan

mempunyai tingkat profitabilitas rendah atau mengalami kerugian, maka akan

membawa reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja

perusahaannya.Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Abidin (2008);

Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Patiku dan Sambo

(2015); dan Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014) menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Dengan demikian,

semakin tinggi tingkat profitabilitas maka audit report lag semakin berkurang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis keempat

sebagai berikut:

H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

2.4.5 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report

Lag

Menurut Martius (2012:12), kompleksitas operasi merupakan akibat

langsung dari pembagian pekerjaan dan pembentukan departemen yang berfokus

41

Universitas Sumatera Utara


pada unit yang berbeda. Dalam penelitian Hassan (2016:21), kompleksitas

operasi perusahaan diproksi dengan jumlah anak perusahaan dan diukur dengan

skala rasio.Menurut Ahmad dan Abidin (2008:35), “due to aclient’s diversified

business operations, an auditor of a client-company with a large number of

subsidiaries is expected to utilize additional time. It is expected that as complexity

of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit

task”.Tingkat kompleksitas operasi perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan

memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap

transaksi dan catatan yang menyertainya, dimana hal ini akan membuat lingkup

pekerjaan audit akan semakin luas.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad

dan Abidin (2008); Apriliane (2015); dan Ariyani dan Budiartha (2014)

menunjukkan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif

terhadap audit report lag.Dengan demikian, semakin besar kompleksitas operasi

perusahaan maka audit report lag semakin panjang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis kelima

sebagai berikut:

H5: Kompleksitas operasi perusahaanberpengaruh terhadap audit report

lag.

42

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausalitas.

Menurut Zikmund et al. (2009:57), “causal research seeks to identifies cause-and-

effect relationships”.Penelitian inimenggunakan pendekatan kuantitatif yang

menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik

(Indriantoro dan Supomo, 2002:12).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari catatan-

catatan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perusahaan sesuai dengan

data yang diperlukan, yaitu berupa laporan keuangan auditan perusahaan sampel.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs

www.idx.co.id.Waktu penelitian disajikan dalam lampiran 1.

3.3 Batasan Operasional

Agar penelitian dapat memberikan pemahaman yang sesuai dengan tujuan

penelitian, serta agar penelitian dapat dilakukan secara lebih fokus, terarah, dan

mendalam maka perlu dilakukan pembatasan terhadap ruang lingkup penelitian.

Pembatasan tersebut meliputi:

1. Faktor-faktor yang diperkirakan memengaruhiaudit report lag yaitu

ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas operasi

perusahaan.

43

Universitas Sumatera Utara


2. Objek penelitian adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2014-2016.

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

“A researcher has to know what to measure before knowing how to

measure something. The problem definition process should suggest the concepts

that must be measured. A concept can be thought of as a generalized idea that

represents something of meaning. Concepts such as age, sex, education, and

number of children are relatively concrete properties.Researchers measure

concepts through a process known as operationalization. This processinvolves

identifying scales that correspond to variance in the concept”(Zikmund et al.,

2009:295). Menurut Azwar (2011:74), “definisi operasional adalah suatu definisi

mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik

variabel yang dapat diamati”.

“Scales, just as a scale youmay use to check your weight, provide a range

of values that correspond to different values in the concept being measured. In

other words, scales provide correspondence rules that indicate that a certain

value on a scale corresponds to some true value of a concept” (Zikmund,

2009:295). Definisi operasional dan skala pengukuran dari variabel yang

digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

44

Universitas Sumatera Utara


3.4.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) – Audit Report Lag

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi

akibat atau dipengaruhi oleh variabel lain (independent variabel).“A dependent

variable is a process outcomeor a variable that is predicted and/or explained by

other variables” (Zikmund et al., 2009:120). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah audit report lag. Menurut Munsif, Raghunandan, dan Rama

(2012:208), “audit report lag is number of calendar days between fiscal year-end

to date of the audit’s report”. Audit report lag menunjukkan lamanya waktu

penyelesaian audit yang dilakukan auditor. Variabel audit report lagdiukur

dengan menggunakan skala rasio. Audit report lag dihitung berdasarkan rumus

berikut.

Audit Report Lag = Tanggal Laporan Auditor Independen − Tanggal

Laporan Keuangan

3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Zikmund et al. (2009:120), “an independentvariable is a variable

that is expected to influencethe dependent variable in some way”.Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.4.2.1 Ukuran KAP

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008

Tentang Jasa Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha

yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan

Publik dalam memberikan jasanya.Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi

menjadi KAP TheBig Four dan KAP Non-Big Four. Ukuran KAP dalam

45

Universitas Sumatera Utara


penelitian ini diklasifikasikan dengan variabel dummy, dimana perusahaan yang

menggunakan jasa KAP The Big Four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak

menggunakan jasa KAP Big Four diberi kode 0.

3.4.2.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya sebuah perusahaan.

Indikator untuk ukuran perusahaan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang

seperti total aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya(Pratama

dan Adiwibowo, 2014:6). Penelitian ini menggunakan total aset untuk menilai

ukuran perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma

natural (Ln) dari total aset perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini

diukur dengan skala rasio melalui rumus sebagai berikut.

Ukuran Perusahaan = Ln(Total Aset)

3.4.2.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan

atau kegagalan perusahaan atau divisi tertentu sepanjang periode tertentu (Kieso,

Weygandt, dan Warfield, 2007:222). Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey

(2005:63), profitabilitas digunakan sebagai indikator penting pada perusahaan

dalam jangka panjang untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi modal.

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksi dengan ROA(Return onAsset), yaitu

rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat aset tertentu.Profitabilitas diukur dengan skala rasio melalui

rumus sebagai berikut.

Laba Bersih
ROA = ×100%
Total Aset

46

Universitas Sumatera Utara


3.4.2.4 Kompleksitas Operasi Perusahaan

The degree of complexity of a company’s operation depends on the

number and location of its operating units (branches) and diversification of its

product lines and markets” (Ansah, 2000:245). Menurut Martius (2012:12),

kompleksitas operasi merupakan akibat langsung dari pembagian pekerjaan dan

pembentukan departemen yang berfokus pada unit yang berbeda. Kompleksitas

operasi perusahaan berhubungan dengan unit-unit perusahaan yang saling

bekerjasama dan saling memengaruhi untuk mencapai tujuan

perusahaan.Kompleksitas operasi perusahaan dalam penelitian ini diproksi

dengan jumlah anak perusahaan dan diukur dengan skala rasio.

Kompleksitas Operasi Perusahaan = Jumlah Anak Perusahaan

Tabel 3.1 berikut ini memaparkan ikhtisar definisi operasional dan skala

pengukuran masing-masing variabel.

Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi
Variabel Indikator Skala
Operasional
Jumlah hari
kalender antara
Audit Report Lag =
akhir tahun fiskal
Audit Report Lag Tanggal Laporan Auditor
dengan tanggal Rasio
(Y) Independen − Tanggal
yang tertera dalam Laporan Keuangan
laporan auditor
independen.
Besar kecilnya
Menggunakan jasa KAP
KAP dilihat dari
The Big Four diberi kode 1.
Ukuran KAP apakah KAP
Tidak menggunakan jasa Nominal
(X1) tersebut termasuk
KAPThe Big Four diberi
dalam The Big Four
kode 0.
atau Non-Big Four.

47

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1 (Lanjutan)
Ukuran perusahaan
menilai besar
Ukuran kecilnya Ukuran Perusahaan =
Rasio
Perusahaan (X2) perusahaan Ln(Total Aset)
berdasarkan total
aset.
Profitabilitas
merupakan
indikator untuk
mengukur tingkat
Profitabilitas keberhasilan atau Laba Bersih
ROA = × 100% Rasio
(X3) kegagalan Total Aset
perusahaan atau
divisi tertentu
sepanjang periode
tertentu.
Tingkat
kompleksitas
operasi sebuah
perusahaan
Kompleksitas bergantung pada Kompleksitas Operasi
Operasi jumlah dan lokasi Perusahaan = Jumlah Anak Rasio
Perusahaan (X4) unit operasinya Perusahaan
(cabang) dan
diversifikasi jalur
produksi dan
pasarnya.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Zikmund et al. (2009:387),“apopulation (universe)is anycomplete

group—for example, of people, sales territories, stores, or college students—that

sharessome common set of characteristics. The term population element refers to

an individual memberof the population”.Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Menurut Zikmund et al. (2009:68), “sampling involves any

procedure that draws conclusions based on measurementsof a portion of the

48

Universitas Sumatera Utara


population. In other words, a sample is a subset from a larger

population”.Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu

memilih sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Pemilihan sampel

didasarkan pada kriteria-kriteria berikut ini:

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2014-

2016.

2. Perusahaan pertambangan menerbitkan laporan keuangan yang telah

diaudit selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2014-2016.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka jumlah perusahaan

yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 35

perusahaan dari total 46 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2014-2016. Sehingga total sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 105 unit observasi (n=35x3=105). Daftar populasi dan sampel

penelitian ditunjukkan dalam tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2
Daftar Populasi dan Sampel
Kriteria
No Kode Nama Perusahaan Sampel
1 2
1. ADRO Adaro Energy Tbk √ √ 1
2. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk √ √ 2
3. APEX Apexindo Pratama Duta Tbk √ - -
4. ARII Atlas Resources Tbk √ √ 3
5. ARTI Ratu Prabu Energi Tbk √ - -
6. ATPK ATPK Resources Tbk √ √ 4
7. BIPI Benakat Integra Tbk √ √ 5
8. BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk √ - -
9. BRAU Berau Coal Energy Tbk √ - -
10. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk √ √ 6
11. BUMI Bumi Resources Tbk √ √ 7
12. BYAN Bayan Resources Tbk √ √ 8
13. CITA Cita Mineral Investindo Tbk √ √ 9
14. CKRA Cakra Mineral Tbk √ √ 10
15. CTTH Citatah Tbk √ √ 11

49

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.2 (Lanjutan)
16. DEWA Darma Henwa Tbk √ √ 12
17. DKFT Duta Kirana Finance Tbk √ √ 13
18. DOID Delta Dunia Makmur Tbk √ √ 14
19. DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk √ √ 15
20. ELSA Elnusa Tbk √ √ 16
21. ENRG Energi Mega Persada Tbk √ - -
22. ESSA Surya Esa Perkasa Tbk √ √ 17
23. FIRE Alfa Energi Investama Tbk - - -
24. GEMS Golden Energy Mines Tbk √ √ 18
25. GTBO Garda Tujuh Buana Tbk √ - -
26. HRUM Harum Energy Tbk √ √ 19
27. INCO Vale Indonesia Tbk √ √ 20
28. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk √ √ 21
29. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk √ √ 22
30. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk √ √ 23
31. MDKA Merdeka Copper Gold Tbk - - -
32. MEDC Medco Energy International Tbk √ √ 24
33. MITI Mitra Investindo Tbk √ √ 25
34. MYOH Myoh Technology Tbk √ √ 26
35. PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk √ √ 27
36. PSAB Pelita Sejahtera Abadi Tbk √ √ 28
37. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk √ √ 29
38. PTRO Petrosea Tbk √ √ 30
39 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk √ √ 31
40. SMMT Golden Eagle Energy Tbk √ √ 32
41. SMRU SMR Utama Tbk √ √ 33
42. SUGI Sugih Energy Tbk √ - -
43. TINS Timah (Persero) Tbk √ √ 34
44. TKGA Permata Prima Sakti Tbk √ - -
45. TMPI Sigmagold Inti Perkasa Tbk - - -
46. TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk √ √ 35
Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id (diakses 1 Oktober 2017).

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Menurut

Zikmund et al. (2009:161),“secondary dataare gathered and recorded by

someoneelse prior to (and for purposes other than) the current project. Secondary

data usually are historicaland already assembled. They require no access to

respondents or subjects”.Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan auditan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode

2014-2016 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id.

50

Universitas Sumatera Utara


3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi. Menurut Hamidi (2004:72), metode dokumentasi adalah

mengumpulkan informasi yang berasal dari catatan penting, baik dari lembaga

atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi merupakan metode

pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen

dari sumber terpercaya yang mengetahui tentang objek yang diteliti.

3.8 Teknik Analisis Data

Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat

memberikan jawaban atas masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian

ini.Menurut Zikmund et al. (2009:70),“data analysis is the application of

reasoning to understand the data that have been gathered.The appropriate

analytical technique for data analysis will be determined by management’s

information requirements, the characteristics of the research design, and the

nature of the data gathered”. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis data multivariate.Analisis statistik multivariateadalah“statistical analysis

involving

three or more variables or sets of variables”(Zikmund et al., 2009:509).

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS versi 23.

SPSS merupakan salah satu software yang dapat digunakan untuk membantu

dalam pengolahan, perhitungan, dan analisis data secara statistik (Nugroho,

2005:7). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

51

Universitas Sumatera Utara


3.8.1 Data Outlier

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pencarian dan

penghapusan data outlier.Salah satu hal yang dapat menyebabkan distribusi data

yang tidak normal adalah keberadaan outlier, sehingga data outlier harus

dikeluarkan agar model regresi menjadi berdistribusi normal. Menurut Zikmund

et al. (2009:655), outlieradalah “a value that lies outside the normal range of the

data”.

Cara mencari data outlier adalah dengan mengkonversi nilai data ke dalam

Z-Score(Ghozali, 2013:29), yaitu melalui penggunaan fitur Save Standardized

Values as Variables pada menu Descriptive. Penggunaan fitur ini akan

menghasilkan variabel baru sebagai hasil dari setiap variabel yang sudah ada

sebelumnya. Variabel ini dimulai dengan huruf Z yang terdiri dari ZY, ZX1,

ZX2, ZX3, dan ZX4. Jika nilai Z > 2,5 atau Z < -2,5, maka data tersebut

mengalami outlier sehingga harus dikeluarkan dari analisis.

3.8.2 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan analisis yang mencakup gambaran

frekuensi data secara umum.Analisis statistik deskriptif meliputi beberapa hal

menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi data, tabulasi

silang, dan analisis rasio (Situmorang et al., 2008:1). Statitistik deskriptif hanya

memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak

menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus data induknya yang

lebih besar.

52

Universitas Sumatera Utara


Menurut Hartono (2008:29), secara umum teknik statistik deskriptif

terbagi dua, yaitu ukuran tendensi sentral dan ukuran penyebaran data.

a. Ukuran tendensi sentral adalah suatu ukuran yang digunakan untuk


mengetahui kumpulan data mengenai sampel atau populasi yang
disajikan dalam tabel atau diagram, yang dapat mewakili sampel atau
populasi. Ada beberapa macam ukuran tendensi sentral, yaitu rata-rata
(mean), median, modus, minimum, maksimum, kuartil, desil, dan
persentil.
b. Ukuran penyebaran data adalah ukuran statistik yang digunakan untuk
mengetahui luas penyebaran data atau tingkat homogenitas data. Dua
variabel yang memiliki mean sama belum tentu memiliki kualitas
yang sama, tergantung dari besar atau kecil ukuran penyebaran
datanya. Ada beberapa macam ukuran penyebaran data, antara lain
yaitu range (rentang), rata-rata deviasi (deviasi mean), standar deviasi,
dan variasi relatif. Namun yang umum digunakan adalah standar
deviasi.

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang memberikan hasil Best Linear Unbiased Estimator

(BLUE) dapat diperoleh dengan melakukan uji asumsi klasik.Model regresi

dikatakan BLUE apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan

terbebas dari asumsi-asumsi klasik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi, dan

heteroskedastisitas. Menurut Nugroho (2005:5), proses pengujian asumsi klasik

dilakukan bersama-sama dengan proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang

dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan media kotak kerja yang

sama dengan uji regresi SPSS.

3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah masing-masing variabel

berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas mengasumsikan bahwa nilai

residual berdistribusi normal (Ghozali, 2013:110).Model regresi yang baik adalah

53

Universitas Sumatera Utara


model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Ada

dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.

a. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram

dan grafik P-P Plot. “A frequency distribution isshown with a histogram. A

histogram is a graphical way of showing a frequency distribution in which the

height of a bar corresponds to the frequency of a category” (Zikmund et al.,

2009:487). Pada grafik histogram, data yang berdistribusi normal menunjukkan

kurva yang cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan.

Sedangkan pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal

apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan

menyebar di sekitar garis diagonal.

b. Analisis Statistik

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan

jika tidak dapat melihatnya secara saksama, sehingga diperlukan untuk melakukan

uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan.Untuk

memastikan apakah data berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-

Smirnov.Dasar pengambilan keputusan adalah melihat nilai signifikansi, dengan

ketentuan:

• Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi secara normal.

• Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal.

54

Universitas Sumatera Utara


3.8.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (Ghozali, 2013:91). Bila

variabel-variabel independen berkorelasi dengan sempurna maka disebut

multikolinieritas sempurna (perfect multicolinearity). Koefisien-koefisien regresi

biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah

satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan variabel bebas lainnya dianggap

tetap.Namun, interpretasi ini menjadi tidak benar apabila terdapat hubungan linier

antar variabel bebas (Situmorang et al., 2008:55).Adanya multikolinieritas dapat

dilihat dari tolerance value dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas

tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10, di mana:

• Jika tolerance value< 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.

• Jika tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas.

3.8.3.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1) (Ghozali,

2013:110).Autokorelasi umumnya terjadi karena pengamatan yang berurutan

sepanjang waktu saling berkaitan antara satu dengan lainnya.Masalah ini timbul

karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series, dimana

pengganggu pada seorang individu/kelompok cenderung memengaruhi

55

Universitas Sumatera Utara


ganggungan pada seorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-

Watson.Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.

a. Deteksi autokorelasi positif:

- Jika dw<dl maka terdapat autokorelasi positif.

- Jika dw>du maka tidak terdapat autokorelasi positif.

- Jika dl<dw<du maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat

disimpulkan.

b. Deteksi autokorelasi negatif:

- Jika 4 – dw<dl maka terdapat autokorelasi negatif.

- Jika 4 – dw>du maka tidak terdapat autokorelasi negatif.

- Jika dl< 4 – dw<du maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak

dapat disimpulkan.

Maka, dapat disimpulkan bahwa pada analisis regresi sama sekali tidak

terdapat autokorelasi jika tidak terdapat autokorelasi positif dan tidak terdapat

autokorelasi negatif.

3.8.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya (Ghozali, 2013:139). Jika varian sama maka dikatakan

terjadi homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas.Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah

56

Universitas Sumatera Utara


terjadi heteroskedastisitas atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis

statistik.

a. Analisis Grafik

Analisis grafik secara visual mempresentasikan sebaran variabel dependen

dalam grafik Scatterplot dengan memplot variabel Regression Standardized

Predicted Value pada sumbu X dan Reggression Studentized Residual pada sumbu

Y. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED)dengan residualnya (SRESID).Dasar analisis yang dapat digunakan

untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain:

• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

• Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik yang menyebar di atas

dan di bawah angka 0 (sumbu origin) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

b. Analisis Statistik

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji Glejser, yaitu dengan

meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.

• Jika thitung> ttabel atau –thitung< –ttabel dan jika signifikansi < 0,05 maka

terjadi heteroskedastisitas.

57

Universitas Sumatera Utara


• Jika thitung< ttabel atau –thitung> –ttabel dan jika signifikansi > 0,05 maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Jenis teknik analisis data multivariate yang digunakan adalah regresi

berganda (multiple regression). Menurut Zikmund et al. (2009:584), multiple

regression analysis adalah “an analysis of association in which the effects of two

or more independent variables on a single, interval-scaled dependent variable are

investigated simultaneously”.

Model regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e

dimana:

Y : Variabel dependen (audit report lag)

a: Konstanta

b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi

X1 : Variabel independen (ukuran KAP)

X2 : Variabel independen (ukuran perusahaan)

X3 : Variabel independen (profitabilitas)

X4 : Variabel independen (kompleksitas operasi perusahaan)

e : Pengganggu/residual

58

Universitas Sumatera Utara


3.8.5 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah dirumuskan sebelumnya dapat diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis

merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier

berganda.Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependennya.

3.8.5.1 Koefisien Determinasi

Menurut Zikmundet al. (2009:559),“acorrelation coefficient is a statistical

measure of covariation, or association between twovariables”.Koefisien korelasi

dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati nilai 1. Koefisien

determinasi (RSquare) bertujuan untuk mengetahui proporsi dari varian dalam

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.“Coefficient of

determination (R2) is a measure obtained by squaringthe correlation coefficient;

theproportion of the total variance of a variable accounted for by another value of

another variable” (Zikmundet al., 2009:562).Nilai R Square berkisar antara 0

sampai dengan 1.Apabila nilai RSquare semakin mendekati 1, maka variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi varian variabel dependen.Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square,

makakemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan varian

variabel dependen semakin terbatas. Menurut Nugroho (2005:51), nilai R Square

memiliki kelemahan, yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan

satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak

59

Universitas Sumatera Utara


berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, untuk

regresi linier berganda sebaiknya mengggunakan Adjusted R Square, karena dapat

disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

3.8.5.2 Uji Simultan (F-test)

Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik F bertujuan untuk mengetahui

apakah semua variabel independenyang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F

digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi, apakah

terdapat hubungan signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.

Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANNOVA. Kriteria

pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan F hitung dengan F tabeldan

membandingkan Sigdengan α = 0,05.

a. Jika Fhitung > Ftabel dan jika Sig< α maka variabel independen secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (H1

diterima).

b. Jika Fhitung < Ftabel dan jika Sig> α maka variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (H1 ditolak).

3.8.5.3 Uji Parsial (t-test)

Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik t bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (parsial) dalam

menerangkan variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi

koefisien regresi. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel

60

Universitas Sumatera Utara


Coefficientsa. Kriteria pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan

thitung dengan ttabel dan membandingkan Sig dengan α = 0,05.

a. Jika thitung > ttabel dan jika Sig< α maka variabel independen secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (H2-H5

diterima).

b. Jika thitung < ttabel dan jika Sig> α maka variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. (H2-H5 ditolak).

61

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.Metode pemilihan sampel dilakukan

dengan teknik purposive sampling, yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria-

kriteria tertentu. Jumlah perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 35 perusahaan, sehingga total sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 105 unit observasi (n=35x3=105). Pemilihan

sampel dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Pemilihan Sampel
No. Syarat Sampel Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan industri sektor pertambangan yang 46
terdaftar di BEI
2 Perusahaan pertambangan yang tidak terdaftar di
(2)
BEI periode 2014-2016
3 Perusahaan pertambangan yang tidak (9)
menerbitkan laporan keuangan auditan periode
2014-2016
4 Jumlah sampel 35
5 Jumlah unit observasi (35 x 3 tahun) 105
Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id (diakses 1 Oktober 2017).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Data Outlier

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pencarian dan

penghapusan data outlier.Setelah dilakukan pencarian, ditemukan adanya data

outlier yang tercantum pada tabel 4.2.

62

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2
Data Outlier
Data Jumlah
Y ZY X1 ZX1 X2 ZX2 X3 ZX3 X4 ZX4
Tahun Sampel Outlier
2014 1 2,86 4,310 1
2014 5 179 3,093 2
2014 7 177 3,032 68 3,255 3
2015 36 2,53 3,795 4
2015 40 172 2,878 5
2015 42 274 6,011 59 2,714 6
2015 50 62 2,894 7
2016 71 5,22 7,993 58 2,653 8
2016 85 79 3,916 9
Sumber: Output SPSS dan Microsoft Excel, diolah penulis, 2018.

Keterangan:

Y : Audit Report Lag(jumlah hari kalender antara

akhir tahun fiskal dengan tanggal yang tertera

dalam laporan auditor independen)

X1 : Ukuran KAP (KAP The Big Fourdiberi kode 1.

KAPNon-Big Four diberi kode 0)

X2 : Ukuran Perusahaan (Ln total aset)

X3 : Profitabilitas (ROA)

X4 : Kompleksitas Operasi Perusahaan (jumlah anak

perusahaan)

ZY, ZX1, ZX2, ZX3, ZX4 : Z-Score (variabel baru untuk mencari data outlier)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dimana jumlah data outlier adalah sebanyak

9 unit observasi yang terdiri dari sampel nomor 1, 5, 7, 36, 40, 42, 50, 71, dan 85,

maka total sampel dalam penelitian ini berkurang menjadi sebanyak 96 unit

observasi (n=105–9=96). Data sampel sebelum dan setelah outlier dihapus

tercantum dalam lampiran 5 dan lampiran 7.

63

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan analisis yang mencakup gambaran

frekuensi data secara umum. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk

memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu audit report lag sebagai variabel dependen, serta ukuran KAP,

ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas operasi perusahaan sebagai

variabel independen. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui

nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi sampel. Berdasarkan

proses pengolahan data yang dilakukan setelah mengeluarkan data outlier, maka

diperoleh hasil statistik deskriptif yang ditunjukkan dalam tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARL 96 22 159 73.63 20.489
KAP 96 0 1 .50 .503
TA 96 18.876 24.607 22.04386 1.353642
ROA 96 -.720 .320 .00396 .123880
ANAK PRSHN 96 0 53 10.33 11.130
Valid N (listwise) 96
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel audit report lag memiliki nilai

minimum 22 hari dan nilai maksimum 159 hari (lebih dari 5 bulan), dengan rata-

rata sebesar 73,63 hari, standar deviasi sebesar 20,489, dan jumlah sampel

sebanyak 96 pengamatan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata

audit report lag perusahaan sampel masih berada dibawah 90 hari kalender atau

akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan, yang merupakan

64

Universitas Sumatera Utara


batas yang ditetapkan oleh Bapepam-LK dalam penyampaian laporan keuangan

auditan setiap tahunnya. Terlihat juga bahwa masih terdapat perusahaan yang

terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan karena mengalami audit

report lag selama lebih dari 90 hari, bahkan mengalami audit report lag yang

sangat panjang mencapai 159 hari.

Audit report lag minimum sejumlah 22 hari yaitu pada tahun 2015 yang

dialami oleh PT Duta Kirana Finance Tbk (DKFT),sedangkan audit report lag

maksimum sejumlah 159 hari terjadi pada tahun 2016 yang dialami oleh PT

Benakat Integra Tbk (BIPI). Rata-rata audit report lag dalam penelitian ini lebih

pendek dan tidak jauh berbeda daripada penelitian yang dilakukan oleh Trianto,

Satriawan, dan Anisma (2014), dimana rata-rata audit report lag adalah sebesar

73,66 hari pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2012-

2013. Akan tetapi, rata-rata audit report lag dalam penelitian ini lebih panjang

daripada penelitian yang dilakukan oleh Apriliane (2015), dimana rata-rata audit

report lag adalah sebesar 72,06 hari pada perusahaan pertambangan yang terdaftar

di BEI periode 2008-2013.

Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy yang memiliki nilai

minimum 0 dan nilai maksimum 1, dengan rata-rata sebesar 0,50, standar deviasi

sebesar 0,503, dan jumlah sampel sebanyak 96 pengamatan. Sebanyak 48 sampel

pengamatan selama periode penelitian menggunakan jasa KAPyang bermitra

denganThe Big Four.

Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural total aset

memiliki nilai minimum 18,876 dan nilai maksimum 24,607, dengan rata-rata

65

Universitas Sumatera Utara


sebesar 22,04386, standar deviasi sebesar 1,353642, dan jumlah sampel sebanyak

96 pengamatan. Total aset terendah dimiliki oleh PT Perdana Karya Perkasa Tbk

(PKPK) pada tahun 2016 sebesar Rp157.702.767, sedangkan total aset terbesar

dimiliki oleh PTMedco Energy International Tbk (MEDC) pada tahun yang sama

sebesar Rp48.609.878.378.

Profitabilitas diproksi dengan ROA yang memiliki nilai minimum -0,720

dan nilai maksimum 0,320, dengan rata-rata sebesar 0,00396, standar deviasi

sebesar 0,123880, dan jumlah sampel sebanyak 96 pengamatan. Nilai negatif

menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian.ROA terendah dimiliki oleh

PT Mitra Investindo Tbk (MITI) yang terjadi pada tahun 2015, sedangkan ROA

tertinggi dimiliki oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang terjadi pada tahun

2016.

Variabel kompleksitas operasi perusahaan yang diproksi dengan jumlah

anak perusahaan memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 53, dengan rata-

rata sebesar 10,33, standar deviasi sebesar 11,130, dan jumlah sampel sebanyak

96 pengamatan. Sebanyak tiga perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan

adalah PT Citatah Tbk (CTTH), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Perdana

Karya Perkasa Tbk (PKPK).

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika

model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi

klasik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

66

Universitas Sumatera Utara


4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah masing-masing variabel

berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas mengasumsikan bahwa nilai

residual berdistribusi normal (Ghozali, 2013:110).

a. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram

dan grafik P-P Plot.Hasil analisis grafik ditunjukkan dalam gambar 4.1 dan

gambar 4.2.

Gambar 4.1
Histogram
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

67

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Berdasarkan gambar 4.1, pada kurva histogram terlihat bahwa masing-

masing variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh kurva yang

cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan.Demikian pula

berdasarkan gambar 4.2, pada grafik P-P Plot terlihat bahwa distribusi data

menyebar di sekitar garis diagonal yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke

kanan.

b. Analisis Statistik

Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi

normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.Hasil uji Kolmogorov-Smirnov

ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut.

68

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 96
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 17.81128010
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .080
Negative -.076
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .148c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan Kolmogorov Smirnov seperti yang

ditunjukkan oleh tabel 4.4, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,148 yang lebih

besar dari signifikansi 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model

penelitian dinyatakan telah memenuhi asumsi normalitas.

4.2.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (Ghozali,

2013:91).Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF).Hasil uji multikolinieritas ditunjukkan dalam

tabel 4.5 berikut.

69

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients a
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 KAP .719 1.391
TA .497 2.013
ROA .826 1.210
ANAK PRSHN .610 1.638
a. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Tabel 4.5 menunjukkan hasil tolerance value dan VIF pada masing-masing

variabel independen. Terlihat bahwa tolerance value yang dimiliki oleh masing-

masing variabel independen lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

multikolinieritas.

4.2.3.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1) (Ghozali, 2013:110).Hasil

uji autokorelasi dengan Durbin-Watson ditunjukkan dalam tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .494 .244 .211 18.199 2.202
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

70

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.6 menunjukkan nilai dw = 2,202. Sedangkan tabel Durbin-Watson

pada signifikansi 5% dengan jumlah sampel sebanyak 96 dan jumlah variabel

independen sebanyak 4 (k = 4), memberikan nilai du = 1,7553 dan nilai dl =

1,5821. Nilai dw>du, sehingga tidak terdapat autokorelasi positif. Hasil analisis

juga menunjukkan bahwa 4 – dw>du(1,798 > 1,7553), sehingga tidak terdapat

autokorelasi negatif.Maka, dapat disimpulkan bahwa pada analisis regresi tidak

terdapat autokorelasi karena tidak terdapat autokorelasi positif dan tidak terdapat

autokorelasi negatif.

4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya (Ghozali, 2013:139).Ada dua cara yang dapat digunakan

untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak, yaitu dengan

analisis grafik dan analisis statistik.

a. Analisis Grafik

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot.Hasil uji heteroskedastisitas

ditunjukkan dalam gambar 4.3 berikut.

71

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.3
Scatterplot
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik

di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

b. Analisis Statistik

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji Glejser, yaitu dengan

meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya.Hasil

Uji Glejser ditunjukkan dalam tabel 4.7 berikut.

72

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.485 27.473 .054 .957
KAP -2.153 2.936 -.090 -.733 .465
TA .561 1.312 .063 .428 .670
ROA -8.015 11.111 -.082 -.721 .473
ANAK PRSHN .028 .144 .026 .197 .844
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa thitung< ttabel. Dimana df = N - k = 96 - 5 =

91 dan batas kritis 0,05 dua sisi, sehingga ttabel = 1,986. Serta nilai signifikansi >

0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Zikmund et al. (2009:584), multiple regression analysis adalah

“an analysis of association in which the effects of two or more independent

variables on a single, interval-scaled dependent variable are investigated

simultaneously”.Analisis regresi linier berganda ditunjukkan dalam tabel 4.8

berikut.

73

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 139.664 40.995 3.407 .001
KAP -.950 4.381 -.023 -.217 .829
TA -3.108 1.957 -.205 -1.588 .116
ROA -65.120 16.579 -.394 -3.928 .000
ANAK PRSHN .310 .215 .168 1.444 .152
a. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Berdasarkan tabel 4.8, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi linier

berganda yang menunjukkan hubungan antara variabel independen yaitu ukuran

KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas operasi perusahaan

dengan variabel dependen audit report lag sebagai berikut:

ARL = 139,664 – 0,950KAP – 3,108TA – 65,120ROA + 0,310ANAK PRSHN

Keterangan:

- Konstanta sebesar 139,664 menunjukkan bahwa apabila ukuran KAP (X1),

total aset (X2), ROA (X3), dan jumlah anak perusahaan (X4) nilainya

adalah 0, maka audit report lag nilainya adalah 139,664.

- b1 sebesar -0,950 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran KAP

sebesar 1%, maka audit report lag akan mengalami penurunan sebesar

0,950 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah.

Sebaliknya, setiap penurunan ukuran KAP sebesar 1%, maka audit report

74

Universitas Sumatera Utara


lagakan mengalami peningkatan sebesar 0,950 dengan asumsi bahwa nilai

variabel lain tetap atau tidak berubah.

- b2 sebesar -3,108 menunjukkan bahwa setiap kenaikan total aset sebesar

1%, maka audit report lag akan mengalami penurunan sebesar 3,108

dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah.

Sebaliknya, setiap penurunan total aset sebesar 1%, maka audit report lag

akan mengalami peningkatan sebesar 3,108 dengan asumsi bahwa nilai

variabel lain tetap atau tidak berubah.

- b3 sebesar -65,120 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1%,

maka audit report lag akan mengalami penurunan sebesar 65,120 dengan

asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah. Sebaliknya,

setiap penurunan ROA sebesar 1%, maka audit report lagakan mengalami

peningkatan sebesar 65,120 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap

atau tidak berubah.

- b4sebesar 0,310 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah anak

perusahaan sebesar 1%, maka audit report lag akan mengalami

peningkatan sebesar 0,310 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap

atau tidak berubah. Sebaliknya, setiap penurunan jumlah anak perusahaan

sebesar 1%, maka audit report lagakan mengalami penurunan sebesar

0,310 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah.

75

Universitas Sumatera Utara


4.2.5 Pengujian Hipotesis Penelitian

4.2.5.1 Koefisien Determinasi

Menurut Zikmund et al. (2009:559), “acorrelation coefficient is a

statistical measure of covariation, or association between

twovariables”.Koefisien determinasi (RSquare) bertujuan untuk mengetahui

proporsi dari varian dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Menurut Nugroho (2005:51), untuk regresi linier berganda sebaiknya

mengggunakan Adjusted R Square, karena dapat disesuaikan dengan jumlah

variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Hasil analisis koefisien

korelasi dan koefisien determinasi ditunjukkan dalam tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .494a .244 .211 18.199
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Pada tabel Model Summaryb di atas, nilai koefisien korelasi (R) sebesar

0,494 yang menunjukkan bahwa hubungan antara audit report lag (variabel

dependen) dengan ukuran KAP, total aset, ROA, dan jumlah anak perusahaan

(variabel independen) mempunyai tingkat hubungan yang lemah karena nilai

koefisien korelasi berada dibawah 0,5. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar

0,211. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan

76

Universitas Sumatera Utara


variabel dependen sebesar 21,1%, sedangkan sisanya sebesar 78,9% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

4.2.5.2 Uji Simultan (F-test)

Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik F bertujuan untuk mengetahui

apakah semua variabel independenyang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Jika F hitung

> Ftabel dan jika Sig< α maka variabel independen secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (H1 diterima).Hasil pengolahan SPSS

ditunjukkan dalam tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10
Hasil Uji Simultan (F-test)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9742.539 4 2435.635 7.354 .000b
Residual 30137.961 91 331.186
Total 39880.500 95
a. Dependent Variable: ARL
b. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa F hitung = 7,354, sedangkan Ftabel = 2,47

dimana df1 (n1 = k - 1 = 5 - 1 = 4), df2 (n2 = n – k = 96 – 5 = 91), dan α = 0,05.

Serta nilai signifikansi sebesar 0,000.Sehingga Fhitung > Ftabel dan Sig< α.Dengan

demikian, maka H1 diterima. Artinya variabel ukuran KAP, ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan kompleksitas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh

signifikanterhadap audit report lag.

77

Universitas Sumatera Utara


4.2.5.3 Uji Parsial (t-test)

Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik t bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (parsial) dalam

menerangkan variabel dependen. Jika thitung > ttabel dan jika Sig< α maka variabel

independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

(H2-H5 diterima).Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, hasil uji t ditunjukkan

dalam tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11
Hasil Uji Parsial (t-test)
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 139.664 40.995 3.407 .001
KAP -.950 4.381 -.023 -.217 .829
TA -3.108 1.957 -.205 -1.588 .116
ROA -65.120 16.579 -.394 -3.928 .000
ANAK PRSHN .310 .215 .168 1.444 .152
a. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.

Berdasarkan output di atas, uji t dalam penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut.

1. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Report Lag

Tabel 4.11 menunjukkan besarnya thitung untuk variabel ukuran KAP adalah

sebesar -0,217 dengan nilai Sig 0,829. Hasil uji statistik juga menemukan ttabel =

1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Nilai signifikansi juga

menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, maka H2

ditolak, artinya ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

78

Universitas Sumatera Utara


2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag

Tabel 4.11 menunjukkan besarnya thitung untuk variabel total aset adalah

sebesar -1,588 dengan nilai Sig 0,116. Hasil uji statistik juga menemukan ttabel =

1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Nilai signifikansi juga

menunjukkan angka yang lebih besardari 0,05. Dengan demikian, maka H3

ditolak, artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag

Tabel 4.11 menunjukkan besarnya thitung untuk variabel ROA adalah

sebesar -3,928 dengan nilai Sig 0,000. Hasil uji statistik juga menemukan ttabel =

1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel. Nilai signifikansi juga

menunjukkan angka yang lebihkecil dari 0,05. Nilai t negatif menunjukkan

bahwa ROA mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan ARL.Dengan

demikian, maka H4 diterima, artinya profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap audit report lag.

4. Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag

Tabel 4.11 menunjukkan besarnya thitung untuk variabel jumlah anak

perusahaan adalah sebesar 1,444 dengan nilai Sig 0,152. Hasil uji statistik juga

menemukan ttabel = 1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Nilai

signifikansi juga menunjukkan angka yang lebihbesar dari 0,05. Dengan

demikian, maka H5 ditolak, artinya kompleksitas operasi perusahaan tidak

berpengaruh terhadap audit report lag.

79

Universitas Sumatera Utara


4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata lamanya

audit report lag adalah 73,63 hari dengan nilai minimum 22 hari dan nilai

maksimum 159 hari (lebih dari 5 bulan). Ukuran KAP yang diukur dengan

variabel dummy memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1, dengan nilai

rata-rata sebesar 0,50. Variabel ukuran perusahaan yang diproksi dengan

logaritma natural total aset memiliki nilai minimum 18,876 (total aset

Rp157.702.767) dan nilai maksimum 24,607 (total aset Rp48.609.878.378),

dengan nilai rata-rata sebesar 22,04386.Profitabilitas yang diproksi dengan ROA

memiliki nilai minimum -0,720 dan nilai maksimum 0,320, dengan rata-rata

sebesar 0,00396. Variabel kompleksitas operasi perusahaan yang diproksi dengan

jumlah anak perusahaan memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 53,

dengan rata-rata sebesar 10,33. Nilai Adjusted R Square adalah 0,211, hal ini

menunjukkan bahwa 21,1% varian atau perubahan dalam audit report lag dapat

dijelaskan oleh variasi dari ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan

kompleksitas operasi perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 78,9% dijelaskan

oleh sebab-sebab lain yang tidak termasuk dalam model penelitian.

4.3.1 Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kompleksitas

Operasi Perusahaan Secara Simultan Berpengaruh Signifikan

terhadap Audit Report Lag

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa F hitung = 7,354; Ftabel = 2,47; dan nilai

signifikansi sebesar 0,000. Sehingga F hitung > Ftabel dan Sig< α. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan

80

Universitas Sumatera Utara


kompleksitas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh signifikanterhadap

audit report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016.

4.3.2 Ukuran KAP Tidak Berpengaruh terhadap Audit Report Lag

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa ukuran KAP

secara parsialtidak berpengaruhterhadap audit report lag. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian Angruningrum dan Wirakusuma (2013); Apriliane

(2015); Dibia dan Onwuchekwa (2013); Pratama dan Adiwibowo (2014); dan

Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014).Akan tetapi hasil penelitian ini tidak

konsisten dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan Marji

(2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Hassan (2016); dan Puspitasari dan Latrini

(2014).Berdasarkan hasil pengamatan, lamanya audit report lag di antara KAP

yang bermitra denganThe Big Four dan KAP Non-Big Four tidak memperlihatkan

perbedaan signifikan. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan teori yang

menjelaskan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP yang bermitra denganThe

Big Four cenderung mengalami audit report lag lebih singkat. Hal ini

menunjukkan bahwa baik KAP yang bermitra denganThe Big Four maupun KAP

Non-Big Four masing-masing mempunyai kemungkinan untuk berusaha

meningkatkan daya saing dengan memiliki sumber daya manusia yang

berkompeten dalam menyediakan dan memberikan jasa audit. Dengan demikian,

audit report lag yang panjang tidak berarti memiliki hubungan dengan ukuran

KAP yang melakukan audit atas laporan keuangan.

81

Universitas Sumatera Utara


4.3.3 Ukuran Perusahaan Tidak Berpengaruh terhadap Audit Report Lag

Variabel ukuran perusahaan yang diproksi dengan logaritma natural total

aset, secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit report lag.Hasil penelitian

ini konsisten dengan penelitian Munica (2017); Patiku dan Sambo (2015); dan

Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak

konsisten dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan Marji

(2012); Apriliane (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); Dibia dan Onwuchekwa

(2013); Hassan (2016); Pratama dan Adiwibowo (2014); dan Puspitasari dan

Latrini (2014). Berdasarkan hasil pengamatan, ukuran perusahaan yang besar

tidak berarti menjadikan audit report lag yang pendek.Hasil penelitian ini juga

tidak konsisten dengan teori yang menjelaskan bahwa semakin besar ukuran

perusahaan, maka semakin pendek audit report lag.Hal ini disebabkan karena

baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memiliki kemungkinan telah

melakukan pengendalian internal yang efektif, sehingga walaupun ukuran

perusahaan kecil namun pengendalian internalnya telah efektif, maka

penyampaian laporan keuangan auditan dapat dilakukan tepat waktu.

4.3.4 Profitabilitas Berpengaruh Signifikan terhadap Audit Report Lag

Profitabilitas yang diproksi dengan ROA, secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan

Budiartha (2014); Munica (2017); Patiku dan Sambo (2015); dan Trianto,

Satriawan, dan Anisma (2014).Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan penelitian Angruningrum dan Wirakusuma (2013) dan Pratama dan

82

Universitas Sumatera Utara


Adiwibowo (2014).Hasil penelitian ini juga konsistendengan teori, bahwa

perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung menginginkan

agar auditor dapat menyelesaikan auditnya lebih cepat. Hal ini karena perusahaan

akan berusaha untuk secepat mungkin dapat menyampaikan good news ini kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas

rendah atau dengan kata lain mengalami kerugian cenderung akan menunda

publikasi atas laporan keuangan karena kerugian dianggap sebagai kabar buruk

(bad news).

4.3.5 Kompleksitas Operasi Perusahaan Tidak Berpengaruh terhadap

Audit Report Lag

Kompleksitas operasi perusahaan secara parsial tidak berpengaruh

terhadap audit report lag.Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

Angruningrum dan Wirakusuma (2013) Puspitasari dan Latrini (2014).Akan tetapi

hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008);

Apriliane (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); dan Hassan (2016).Hasil

penelitian ini juga tidak konsisten dengan teori yang menjelaskan bahwa semakin

tinggi kompleksitas operasi perusahaan, maka semakin panjang audit report lag.

Hal ini dikarenakan bahwa seiring dengan meningkatnya kompleksitas, maka

auditor juga akan mengantisipasinya dengan memperhitungkan waktu yang

diperlukan dalam perencanaan audit mengenai perubahan kompleksitas operasi

suatu perusahaan, sehingga perubahan kompleksitas operasi perusahaan tidak

berpengaruh terhadap audit report lag (Innayati dan Susilowati, 2015).

83

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas

operasi perusahaan secara simultan berpengaruh signifikanterhadap

audit report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2014-2016.

2. Ukuran KAP secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit report

lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016.

3. Ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit

report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016.

4. Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit

report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016.

5. Kompleksitas operasi perusahaan secara parsial tidak berpengaruh

terhadap audit report lag pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

84

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk mempertimbangkan kembali jika

menggunakan variabel independen yang tidak berpengaruh terhadap

audit report lag dalam penelitian ini, yaitu ukuran KAP, ukuran

perusahaan, dan kompleksitas operasi perusahaan agar hasilnya dapat

dibandingkan dengan penelitian ini. Selain itu, disarankan pula untuk

menambah jumlah tahun pengamatan guna memperoleh penjelasan

yang lebih luas mengenai fenomena yang terjadi dan menambah

variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap audit report

lagseperti opini auditor, keberadaan komite audit, pergantian KAP,

umur perusahaan, dan lain-lain.

2. Bagi Pihak Investor

Disarankan agar dapat mencari sumber referensi lain untuk

mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi keterlambatan

penyampaian laporan keuangan, sehingga dapat digunakan sebagai

dasar untuk mengantisipasi adanya kemungkinan keterlambatan

penyampaian laporan keuangan auditan oleh perusahaan yang pada

akhirnya dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan.

85

Universitas Sumatera Utara


3. Bagi Perusahaan

Disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor yang

memengaruhiaudit report lag dan tidak fokus pada satu faktor

sajasehingga diharapkan perusahaan dapat mengambil langkah-

langkah perbaikan agar tidak terjadi keterlambatan dalam penyampaian

laporan keuangan.

86

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Alifian Nur dan Indah Anisykurlillah, 2014.“Faktor-Faktor yang


Berpengaruh Terhadap Audit Delay”, Accounting Analysis Journal,
Volume 3, Nomor 3, hal 334-342.

Agoes, Sukrisno, 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik¸ Buku 1, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.

Ahmad, Ayoib Che- dan Shamharir Abidin, 2008.“Audit Delay of Listed


Companies: A Case of Malaysia”, International Business Research,
Volume 1, Nomor 4, hal 32-39.

Ahmad, Raja Adzrin Raja dan Khairul Anuar Bin Kamarudin, 2003.“Audit Delay
and The Timeliness of Corporate Reporting: Malaysian Evidence”,
Proceeding Hawaii International Conferences on Business.

Alkhatib, Khalid dan Qais Marji, 2012. “Audit Reports Timeliness: Empirical
Evidence from Jordan”, Procedia – Social and Behavioral Sciences 62, hal
1342-1349.

Angruningrum, Silvia dan Made Gede Wirakusuma, 2013. “Pengaruh


Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP, dan
Komite Audit pada Audit Delay”, E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 5.2, hal 251-270.

Ansah, Stephen Owusu, 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in


Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock
Exchange”, Accounting and Business Research, Volume 30, Nomor 3, hal
241-254.

Apriliane, Malinda Dwi, 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang MemengaruhiAudit


Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013)”, Skripsi, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2012. Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach, 14th Edition, Pearson
Education, New Jersey.

87

Universitas Sumatera Utara


Ariyani, Ni Nyoman Trisna Dewi dan I Ketut Budiartha, 2014. “Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan
Reputasi KAP Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur”,
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2, hal 217-230.

Azwar, Saifuddin, 2011. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dibia, Dr. N.O dan J.C Onwuchekwa, 2013. “An Examination of The Audit
Report Lag of Companies Quoted in The Nigerian Stock Exchange”,
International Journal of Business and Social Research (IJBSR), Volume 3,
Nomor 9, hal 8-16.

Didipu, Fajrin Abd. Rahman, 2016. “Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan,
dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag (Studi
Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-
2015)”, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Direksi PT Bursa Efek Jakarta, 2004. Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004, Peraturan


Nomor I-H Tentang Sanksi, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21: Update PLS Regresi,Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.

Hamidi, 2004.Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal


dan Laporan Penelitian, UMM Press, Malang.

Hariani, Diana, 2014. “Faktor-Faktor Pemengaruh Audit Report Lag (Studi


Empiris pada Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)”, Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang.

Hartono, 2005.“Hubungan Teori Signalling dengan Underpricing Saham Perdana


di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 5, Nomor
1, hal 35-50.

Hartono, 2008.SPSS 16.0: Analisis Data Statistika dan Penelitian, Pustaka


Pelajar, Yogyakarta.

Hassan, Yousef Mohammed, 2016. “Determinants of Audit Report Lag: Evidence


from Palestine”, Journal of Accounting in Emerging Economies, Volume
6, Nomor 1, hal 13-32.

88

Universitas Sumatera Utara


Ikatan Akuntan Indonesia, 2014.Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2014),
Salemba Empat, Jakarta.

, 2016. Exposure Draft: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan, Dewan


Standar Akuntansi Keuangan, Grha Akuntan, Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk


Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Innayati, Citra Dirgahayu dan Endah Susilowati, 2015. “Pengaruh Karakteristik


Perusahaan dan Auditor Terhadap Audit Delay (Studi Kasus pada
Perusahaan Hotel, Restoran, dan Pariwisata di Bursa Efek Indonesia”,
Jurnal Akuntansi, Volume 19, Nomor 3, hal 449-461.

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2016. Update Perkembangan Standar


Profesional Akuntan Publik, Disampaikan di Simposium Nasional
Akuntansi, Bandar Lampung.

Jensen, M. C. dan W. Meckling, 1976.“Theory of The Firm: Managerial


Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure”, Journal of Financial
Economic 3, hal 305-360, University of Rochester, Rochester.

Kartika, Andi, 2009. “Faktor-Faktor yang MemengaruhiAudit Delay di Indonesia


(Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 16, Nomor 1, hal 1-17.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2011. Nomor: Kep-346/BL/2011,


Peraturan Nomor X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik, Pasal 2, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan, Jakarta.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2007. Akuntansi
Intermediate, Terjemahan Emil Salim, Buku 1, Edisi Keduabelas, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Martius, 2012.“Analisis Praktik Akuntansi Manajemen pada Perusahaan


Manufaktur (Studi Empiris di Kawasan Industri Batam)”, Tesis, Program
Magister Sains Akuntansi Pasca Sarjana Universitas Andalas, Padang.

89

Universitas Sumatera Utara


Menteri Keuangan Republik Indonesia, 2008.Salinan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik, Menteri
Keuangan, Jakarta.

Messier, F. William, Steven M. Glover, dan Douglas F. Prawitt, 2006.Auditing


and Assurance Services, Buku 2, Edisi 4, Terjemahan Nuri Hinduan,
Salemba Empat, Jakarta.

Modugu, Prince Kennedy, Emmanuel Eraghbe, dan Ohiorenuan Jude Ikhatua,


2012. “Determinants of Audit Delay in Nigerian Companies: Empirical
Evidence”, Research Journal of Finance and Accounting¸Volume 3,
Nomor 6, hal 46-54.

Munica, Fahlovie Veyori, 2017. “Analisis Pengaruh Opini Auditor, Tingkat


Laba/Rugi, Ukuran Perusahaan, dan Tingkat Profitabilitas terhadap Audit
Delay pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(Tahun 2011-2013)”, Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Munsif, Vishal, K. Raghunandan, dan Dasaratha V. Rama, 2012. “Internal


Control Reporting and Audit Report Lags: Further Evidence”, Auditing: A
Journal of Practice & Theory, Volume 31, Nomor 3, hal 203-218.

Nugroho, Bhuono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Patiku, Donianto Tandy dan E. M. Sambo, 2015.“Pengaruh Ukuran Perusahaan


dan Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia”,
ASSETS, Volume 5, Nomor 1, hal 44-55.

Pratama, Baradha dan Agustinus Santosa Adiwibowo, 2014. “Analisis Faktor-


Faktor yang Memengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada Perusahaan
Publik di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar Secara
Konsisten di LQ45 pada Bursa Efek Indonesia)”, Diponegoro Journal of
Accounting, Volume 3, Nomor 2, hal 1-12.

Puspitasari, Ketut Dian dan Made Yeni Latrini, 2014.“Pengaruh Ukuran


Perusahaan, Anak Perusahaan, Leverage, dan Ukuran KAP Terhadap
Audit Delay”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2, hal 283-299.

Republik Indonesia, 1995. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar


Modal Pasal 1, Lembaran Negara RI Tahun 1995, Nomor 64, Menteri
Negara Sekretaris Negara RI, Jakarta.

90

Universitas Sumatera Utara


Situmorang, Syafrizal Helmi, Doli M Ja’far Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich
Lutfi, dan Syahyunan, 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan
Program SPSS), USU Press, Medan.

Subekti, Imam dan N. W. Widiyanti, 2004. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh


Terhadap Audit Delay di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi VII,
hal 991-1002.

Tarkosunaryo, 2015. Perkembangan Standar Profesi Akuntan Publik, Institut


Akuntan Publik Indonesia, Disampaikan di Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Tiono, Ivena dan Yulius JogiC, 2013.“Faktor-Faktor yang MemengaruhiAudit


Report Lag di Bursa Efek Indonesia”, Business Accounting Review,
Volume II.

Trianto, Imam, R. Adri Satriawan, dan Yuneita Anisma, 2014. “Analisis Faktor-
Faktor yang MemengaruhiAudit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Jom FEKON,
Volume 1, Nomor 2.

Wahyuni, 2012. “Pengaruh Inventory Turnover, Days Sales Outstanding, dan


Debts Ratio Terhadap Return on Assets (ROA) pada PT Unilever
Indonesia Tbk Tahun 2008-2011”. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.

Wild, John J., K. R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey, 2005.Financial


Statement Analysis, Buku 2, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.

www.idx.co.id (1 Oktober 2017)

www.sahamok.com (1 Oktober 2017)

Zikmund, William G., Barry J. Babin, Jon C. Carr, dan Mitch Griffin, 2009.
Business Research Methods, Eighth Edition, Cengage Learning, South-
Western.

91

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1
Waktu Penelitian
No. Kegiatan Sep. Okt. Nov. Des. Jan. Feb. Mar. Apr.
Pengajuan
1
Judul
Penunjukan
2 Dosen
Pembimbing
Bimbingan
dan
3
Penyelesaian
Proposal
Seminar
4
Proposal
Ujian
5
Komprehensif
Bimbingan
dan
6
Penyelesaian
Skripsi
7 Ujian Skripsi

92

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2
Daftar Perusahaan Sampel
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
3 ARII Atlas Resources Tbk
4 ATPK ATPK Resources Tbk
5 BIPI Benakat Integra Tbk
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk
7 BUMI Bumi Resources Tbk
8 BYAN Bayan Resources Tbk
9 CITA Cita Mineral Investindo Tbk
10 CKRA Cakra Mineral Tbk
11 CTTH Citatah Tbk
12 DEWA Darma Henwa Tbk
13 DKFT Duta Kirana Finance Tbk
14 DOID Delta Dunia Makmur Tbk
15 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
16 ELSA Elnusa Tbk
17 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk
18 GEMS Golden Energy Mines Tbk
19 HRUM Harum Energy Tbk
20 INCO Vale Indonesia Tbk
21 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
22 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk
23 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk
24 MEDC Medco Energy International Tbk
25 MITI Mitra Investindo Tbk
26 MYOH Myoh Technology Tbk
27 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
28 PSAB Pelita Sejahtera Abadi Tbk
29 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
30 PTRO Petrosea Tbk
31 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk
32 SMMT Golden Eagle Energy Tbk
33 SMRU SMR Utama Tbk
34 TINS Timah (Persero) Tbk
35 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk

93

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3
Total Aset (Sebelum Logaritma Natural)
No Perusahaan 2014 2015 2016
1 ADRO Rp80,173,300,000 Rp82,758,736,111 Rp88,138,608,108
2 ANTM Rp22,044,083,680 Rp30,356,850,890 Rp29,981,535,812
3 ARII Rp4,239,362,500 Rp4,881,722,222 Rp4,461,013,514
4 ATPK Rp1,796,306,876 Rp1,772,109,917 Rp1,585,848,621
5 BIPI Rp17,409,631,713 Rp19,170,865,486 Rp17,278,824,324
6 BSSR Rp2,089,469,100 Rp2,414,958,333 Rp2,486,243,243
7 BUMI Rp57,549,912,500 Rp47,142,722,222 Rp41,921,540,541
8 BYAN Rp14,520,700,000 Rp13,025,718,444 Rp11,144,418,919
9 CITA Rp2,819,411,936 Rp2,795,962,340 Rp2,726,213,721
10 CKRA Rp997,192,679 Rp982,635,338 Rp905,470,549
11 CTTH Rp365,266,003 Rp605,667,035 Rp615,962,000
12 DEWA Rp4,447,662,500 Rp5,180,208,333 Rp5,153,243,243
13 DKFT Rp1,191,492,202 Rp1,363,051,087 Rp1,876,253,284
14 DOID Rp11,345,600,000 Rp11,552,722,222 Rp11,922,648,649
15 DSSA Rp17,500,587,500 Rp27,752,305,556 Rp30,169,013,514
16 ELSA Rp4,256,884,000 Rp4,407,513,000 Rp4,190,956,000
17 ESSA Rp1,744,900,000 Rp3,858,972,222 Rp9,043,479,838
18 GEMS Rp3,945,487,500 Rp5,134,263,889 Rp5,103,648,649
19 HRUM Rp5,553,262,500 Rp5,286,861,111 Rp5,586,027,027
20 INCO Rp29,177,375,000 Rp31,793,902,778 Rp30,074,216,216
21 ITMG Rp16,381,175,000 Rp16,366,152,778 Rp16,348,540,541
22 KKGI Rp1,327,875,000 Rp1,368,638,889 Rp1,333,905,405
23 MBAP Rp1,004,462,500 Rp1,516,152,778 Rp1,572,648,649
24 MEDC Rp33,347,037,500 Rp40,414,013,889 Rp48,609,878,378
25 MITI Rp362,678,810 Rp248,928,488 Rp229,448,522
26 MYOH Rp2,040,887,500 Rp2,239,347,222 Rp1,989,918,919
27 PKPK Rp303,836,837 Rp170,598,564 Rp157,702,767
28 PSAB Rp10,778,937,500 Rp11,564,347,222 Rp11,526,202,703
29 PTBA Rp14,860,611,000 Rp16,894,043,000 Rp18,576,774,000
30 PTRO Rp5,846,650,000 Rp5,907,888,889 Rp5,316,554,054
31 RUIS Rp1,266,471,771 Rp1,091,753,891 Rp979,132,451
32 SMMT Rp724,974,386 Rp712,785,113 Rp636,742,341
33 SMRU Rp2,637,800,000 Rp2,668,694,444 Rp2,438,175,676
34 TINS Rp9,843,818,000 Rp9,279,683,000 Rp9,548,631,000
35 TOBA Rp3,759,262,500 Rp3,921,833,333 Rp3,534,972,973

94

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4
Laba Bersih
No Perusahaan 2014 2015 2016
1 ADRO Rp2,290,550,000 Rp2,097,263,889 Rp4,603,864,865
2 ANTM -Rp743,529,593 -Rp1,440,852,896 Rp64,806,188
3 ARII -Rp307,725,000 -Rp360,027,778 -Rp344,351,351
4 ATPK Rp52,011,645 -Rp161,555,929 -Rp288,021,991
5 BIPI Rp104,225,000 Rp48,118,389 -Rp2,332,045,243
6 BSSR Rp31,812,500 Rp366,333,333 Rp370,561,851
7 BUMI -Rp5,605,125,000 -Rp30,353,888,889 Rp1,625,081,081
8 BYAN -Rp2,362,712,500 -Rp1,136,083,333 Rp243,445,946
9 CITA -Rp355,068,702 -Rp341,205,918 -Rp265,247,347
10 CKRA -Rp318,924,106 -Rp54,627,723 -Rp54,179,635
11 CTTH Rp1,014,318 Rp1,949,753 Rp20,881,439
12 DEWA Rp1,037,500 Rp6,472,222 Rp7,432,432
13 DKFT -Rp46,729,519 -Rp32,644,553 -Rp87,161,030
14 DOID Rp203,825,000 -Rp115,369,306 Rp501,202,703
15 DSSA Rp108,975,000 Rp1,659,819,444 Rp875,364,865
16 ELSA Rp431,457,000 Rp379,745,000 Rp316,066,000
17 ESSA Rp127,025,000 Rp67,652,778 Rp2,081,081
18 GEMS Rp135,237,500 Rp29,013,889 Rp472,810,811
19 HRUM Rp32,850,000 -Rp263,847,222 Rp242,972,973
20 INCO Rp2,153,387,500 Rp701,402,778 Rp25,756,757
21 ITMG Rp2,512,137,500 Rp876,486,111 Rp1,766,337,838
22 KKGI Rp100,075,000 Rp78,777,778 Rp128,013,514
23 MBAP Rp174,050,000 Rp481,430,556 Rp366,405,405
24 MEDC Rp110,525,000 -Rp2,585,743,625 Rp2,527,689,189
25 MITI Rp7,582,462 -Rp179,560,695 Rp23,362,033
26 MYOH Rp282,262,500 Rp343,507,847 Rp287,283,784
27 PKPK -Rp26,919,603 -Rp61,713,327 -Rp13,670,278
28 PSAB Rp301,800,000 Rp406,013,889 Rp300,283,784
29 PTBA Rp1,863,781,000 Rp2,037,111,000 Rp2,024,405,000
30 PTRO Rp29,450,000 -Rp176,263,889 -Rp105,743,243
31 RUIS Rp56,049,811 Rp41,281,106 Rp26,070,317
32 SMMT -Rp3,502,096 -Rp60,578,867 -Rp18,281,062
33 SMRU -Rp35,175,000 -Rp270,784,750 -Rp226,972,973
34 TINS Rp672,991,000 Rp101,561,000 Rp251,969,000
35 TOBA Rp444,362,500 Rp357,277,778 Rp197,121,622

95

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5
Data Sampel dan Variabel Penelitian (Sebelum Outlier Dihapus)
No Perusahaan Tahun ARL KAP TA ROA ANAKPRSHN
1 ADRO 2014 58 1 25.1070 2.86 46
2 ANTM 2014 62 1 23.8160 -0.03 18
3 ARII 2014 89 0 22.1680 -0.07 29
4 ATPK 2014 87 0 21.3090 0.03 9
5 BIPI 2014 179 0 23.5800 0.01 22
6 BSSR 2014 72 0 21.4600 0.02 1
7 BUMI 2014 177 0 24.7760 -0.10 68
8 BYAN 2014 90 1 23.3990 -0.16 28
9 CITA 2014 82 0 21.7600 -0.13 15
10 CKRA 2014 119 0 20.7200 -0.32 7
11 CTTH 2014 68 0 19.7160 0.00 0
12 DEWA 2014 51 0 22.2160 0.00 2
13 DKFT 2014 86 0 20.8980 -0.04 6
14 DOID 2014 79 0 23.1520 0.02 3
15 DSSA 2014 41 0 23.5860 0.01 44
16 ELSA 2014 44 1 22.1720 0.10 8
17 ESSA 2014 84 1 21.2800 0.07 2
18 GEMS 2014 41 1 22.0960 0.03 11
19 HRUM 2014 89 1 22.4380 0.01 6
20 INCO 2014 57 1 24.0970 0.07 0
21 ITMG 2014 49 1 23.5190 0.15 9
22 KKGI 2014 40 0 21.0070 0.08 9
23 MBAP 2014 75 1 20.7280 0.17 1
24 MEDC 2014 84 1 24.2300 0.00 40
25 MITI 2014 84 0 19.7090 0.02 2
26 MYOH 2014 77 1 21.4370 0.14 4
27 PKPK 2014 86 0 19.5320 -0.09 0
28 PSAB 2014 89 0 23.1010 0.03 12
29 PTBA 2014 54 1 23.4220 0.13 14
30 PTRO 2014 64 1 22.4890 0.01 3
31 RUIS 2014 83 0 20.9600 0.04 6
32 SMMT 2014 86 1 20.4020 0.00 4
33 SMRU 2014 79 0 21.6930 -0.01 7
34 TINS 2014 54 1 23.0100 0.07 13
35 TOBA 2014 68 1 22.0470 0.12 5
36 ADRO 2015 60 1 25.1390 2.53 48
37 ANTM 2015 60 1 24.1360 -0.05 21
38 ARII 2015 90 0 22.3090 -0.07 29

96

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5 (Lanjutan)
39 ATPK 2015 91 0 21.2950 -0.09 9
40 BIPI 2015 172 0 23.6770 0.00 22
41 BSSR 2015 43 0 21.6050 0.15 1
42 BUMI 2015 274 0 24.5760 -0.64 59
43 BYAN 2015 91 1 23.2900 -0.09 28
44 CITA 2015 75 0 21.7510 -0.12 15
45 CKRA 2015 105 0 20.7060 -0.06 7
46 CTTH 2015 78 0 20.2220 0.00 0
47 DEWA 2015 64 0 22.3680 0.00 4
48 DKFT 2015 22 0 21.0330 -0.02 6
49 DOID 2015 67 0 23.1700 -0.01 3
50 DSSA 2015 90 0 24.0470 0.06 62
51 ELSA 2015 42 1 22.2070 0.09 9
52 ESSA 2015 84 1 22.0740 0.02 2
53 GEMS 2015 47 1 22.3590 0.01 13
54 HRUM 2015 90 1 22.3880 -0.05 6
55 INCO 2015 58 1 24.1830 0.02 0
56 ITMG 2015 49 1 23.5180 0.05 9
57 KKGI 2015 41 0 21.0370 0.06 11
58 MBAP 2015 70 1 21.1390 0.32 3
59 MEDC 2015 82 1 24.4220 -0.06 41
60 MITI 2015 88 0 19.3330 -0.72 2
61 MYOH 2015 64 1 21.5290 0.15 4
62 PKPK 2015 111 0 18.9550 -0.36 0
63 PSAB 2015 104 0 23.1710 0.04 12
64 PTBA 2015 60 1 23.5500 0.12 18
65 PTRO 2015 75 1 22.5000 -0.03 4
66 RUIS 2015 81 0 20.8110 0.04 3
67 SMMT 2015 90 1 20.3850 -0.08 5
68 SMRU 2015 90 0 21.7050 -0.10 7
69 TINS 2015 62 1 22.9510 0.01 13
70 TOBA 2015 83 1 22.0900 0.09 5
71 ADRO 2016 58 1 25.2020 5.22 58
72 ANTM 2016 59 1 24.1240 0.00 21
73 ARII 2016 88 0 22.2190 -0.08 30
74 ATPK 2016 90 0 21.1840 -0.18 9
75 BIPI 2016 159 0 23.5730 -0.13 22
76 BSSR 2016 39 0 21.6340 0.15 1
77 BUMI 2016 76 0 24.4590 0.04 53
78 BYAN 2016 89 1 23.1340 0.02 28

97

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5 (Lanjutan)
79 CITA 2016 67 0 21.7260 -0.10 15
80 CKRA 2016 108 0 20.6240 -0.06 7
81 CTTH 2016 75 0 20.2390 0.03 0
82 DEWA 2016 74 0 22.3630 0.00 7
83 DKFT 2016 76 0 21.3530 -0.05 6
84 DOID 2016 74 0 23.2020 0.04 3
85 DSSA 2016 83 0 24.1300 0.03 79
86 ELSA 2016 39 1 22.1560 0.08 9
87 ESSA 2016 88 1 22.9250 0.00 2
88 GEMS 2016 58 1 22.3530 0.09 16
89 HRUM 2016 89 1 22.4440 0.04 6
90 INCO 2016 55 1 24.1270 0.00 0
91 ITMG 2016 54 1 23.5170 0.11 10
92 KKGI 2016 62 0 21.0110 0.10 12
93 MBAP 2016 74 1 21.1760 0.23 3
94 MEDC 2016 90 1 24.6070 0.05 48
95 MITI 2016 86 0 19.2510 0.10 2
96 MYOH 2016 56 1 21.4110 0.14 4
97 PKPK 2016 88 0 18.8760 -0.09 0
98 PSAB 2016 55 0 23.1680 0.03 12
99 PTBA 2016 66 1 23.6450 0.11 18
100 PTRO 2016 66 1 22.3940 -0.02 5
101 RUIS 2016 81 0 20.7020 0.03 3
102 SMMT 2016 83 1 20.2720 -0.03 5
103 SMRU 2016 86 0 21.6150 -0.09 7
104 TINS 2016 59 1 22.9800 0.03 14
105 TOBA 2016 89 1 21.9860 0.06 6

Lampiran 6
Data Outlier
No Perusahaan Tahun ZY ZX1 ZX2 ZX3 ZX4
1 ADRO 2014 -0.6227 1.0241 1.9380 4.3100 1.9320
2 ANTM 2014 -0.4999 1.0241 1.0617 -0.2007 0.2485
3 ARII 2014 0.3294 -0.9672 -0.0569 -0.2631 0.9099
4 ATPK 2014 0.2679 -0.9672 -0.6400 -0.1070 -0.2926
5 BIPI 2014 3.0935 -0.9672 0.9015 -0.1382 0.4890
6 BSSR 2014 -0.1928 -0.9672 -0.5375 -0.1226 -0.7736
7 BUMI 2014 3.0320 -0.9672 1.7133 -0.3099 3.2547
8 BYAN 2014 0.3601 1.0241 0.7786 -0.4036 0.8498
9 CITA 2014 0.1144 -0.9672 -0.3339 -0.3568 0.0681

98

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6 (Lanjutan)
10 CKRA 2014 1.2507 -0.9672 -1.0398 -0.6533 -0.4129
11 CTTH 2014 -0.3156 -0.9672 -1.7212 -0.1539 -0.8337
12 DEWA 2014 -0.8377 -0.9672 -0.0243 -0.1539 -0.7135
13 DKFT 2014 0.2372 -0.9672 -0.9190 -0.2163 -0.4730
14 DOID 2014 0.0222 -0.9672 0.6110 -0.1226 -0.6533
15 DSSA 2014 -1.1448 -0.9672 0.9056 -0.1382 1.8117
16 ELSA 2014 -1.0527 1.0241 -0.0542 0.0022 -0.3527
17 ESSA 2014 0.1758 1.0241 -0.6597 -0.0446 -0.7135
18 GEMS 2014 -1.1448 1.0241 -0.1058 -0.1070 -0.1724
19 HRUM 2014 0.3294 1.0241 0.1264 -0.1382 -0.4730
20 INCO 2014 -0.6534 1.0241 1.2524 -0.0446 -0.8337
21 ITMG 2014 -0.8991 1.0241 0.8601 0.0803 -0.2926
22 KKGI 2014 -1.1756 -0.9672 -0.8450 -0.0290 -0.2926
23 MBAP 2014 -0.1006 1.0241 -1.0343 0.1115 -0.7736
24 MEDC 2014 0.1758 1.0241 1.3427 -0.1539 1.5712
25 MITI 2014 0.1758 -0.9672 -1.7260 -0.1226 -0.7135
26 MYOH 2014 -0.0392 1.0241 -0.5531 0.0647 -0.5932
27 PKPK 2014 0.2372 -0.9672 -1.8461 -0.2943 -0.8337
28 PSAB 2014 0.3294 -0.9672 0.5764 -0.1070 -0.1122
29 PTBA 2014 -0.7456 1.0241 0.7943 0.0491 0.0080
30 PTRO 2014 -0.4385 1.0241 0.1610 -0.1382 -0.6533
31 RUIS 2014 0.1451 -0.9672 -0.8769 -0.0914 -0.4730
32 SMMT 2014 0.2372 1.0241 -1.2556 -0.1539 -0.5932
33 SMRU 2014 0.0222 -0.9672 -0.3793 -0.1695 -0.4129
34 TINS 2014 -0.7456 1.0241 0.5146 -0.0446 -0.0521
35 TOBA 2014 -0.3156 1.0241 -0.1391 0.0335 -0.5331
36 ADRO 2015 -0.5613 1.0241 1.9597 3.7949 2.0522
37 ANTM 2015 -0.5613 1.0241 1.2789 -0.2319 0.4289
38 ARII 2015 0.3601 -0.9672 0.0388 -0.2631 0.9099
39 ATPK 2015 0.3908 -0.9672 -0.6495 -0.2943 -0.2926
40 BIPI 2015 2.8785 -0.9672 0.9673 -0.1539 0.4890
41 BSSR 2015 -1.0834 -0.9672 -0.4391 0.0803 -0.7736
42 BUMI 2015 6.0112 -0.9672 1.5775 -1.1528 2.7136
43 BYAN 2015 0.3908 1.0241 0.7047 -0.2943 0.8498
44 CITA 2015 -0.1006 -0.9672 -0.3400 -0.3411 0.0681
45 CKRA 2015 0.8208 -0.9672 -1.0493 -0.2475 -0.4129
46 CTTH 2015 -0.0085 -0.9672 -1.3778 -0.1539 -0.8337
47 DEWA 2015 -0.4385 -0.9672 0.0788 -0.1539 -0.5932
48 DKFT 2015 -1.7284 -0.9672 -0.8273 -0.1851 -0.4730
49 DOID 2015 -0.3463 -0.9672 0.6232 -0.1695 -0.6533

99

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6 (Lanjutan)
50 DSSA 2015 0.3601 -0.9672 1.2185 -0.0602 2.8940
51 ELSA 2015 -1.1141 1.0241 -0.0305 -0.0134 -0.2926
52 ESSA 2015 0.1758 1.0241 -0.1207 -0.1226 -0.7135
53 GEMS 2015 -0.9606 1.0241 0.0727 -0.1382 -0.0521
54 HRUM 2015 0.3601 1.0241 0.0924 -0.2319 -0.4730
55 INCO 2015 -0.6227 1.0241 1.3108 -0.1226 -0.8337
56 ITMG 2015 -0.8991 1.0241 0.8594 -0.0758 -0.2926
57 KKGI 2015 -1.1448 -0.9672 -0.8246 -0.0602 -0.1724
58 MBAP 2015 -0.2542 1.0241 -0.7554 0.3456 -0.6533
59 MEDC 2015 0.1144 1.0241 1.4730 -0.2475 1.6314
60 MITI 2015 0.2986 -0.9672 -1.9812 -1.2776 -0.7135
61 MYOH 2015 -0.4385 1.0241 -0.4907 0.0803 -0.5932
62 PKPK 2015 1.0050 -0.9672 -2.2378 -0.7157 -0.8337
63 PSAB 2015 0.7900 -0.9672 0.6239 -0.0914 -0.1122
64 PTBA 2015 -0.5613 1.0241 0.8811 0.0335 0.2485
65 PTRO 2015 -0.1006 1.0241 0.1684 -0.2007 -0.5932
66 RUIS 2015 0.0837 -0.9672 -0.9780 -0.0914 -0.6533
67 SMMT 2015 0.3601 1.0241 -1.2672 -0.2787 -0.5331
68 SMRU 2015 0.3601 -0.9672 -0.3712 -0.3099 -0.4129
69 TINS 2015 -0.4999 1.0241 0.4746 -0.1382 -0.0521
70 TOBA 2015 0.1451 1.0241 -0.1099 -0.0134 -0.5331
71 ADRO 2016 -0.6227 1.0241 2.0024 7.9934 2.6535
72 ANTM 2016 -0.5920 1.0241 1.2707 -0.1539 0.4289
73 ARII 2016 0.2986 -0.9672 -0.0223 -0.2787 0.9700
74 ATPK 2016 0.3601 -0.9672 -0.7248 -0.4348 -0.2926
75 BIPI 2016 2.4792 -0.9672 0.8967 -0.3568 0.4890
76 BSSR 2016 -1.2063 -0.9672 -0.4194 0.0803 -0.7736
77 BUMI 2016 -0.0699 -0.9672 1.4981 -0.0914 2.3528
78 BYAN 2016 0.3294 1.0241 0.5988 -0.1226 0.8498
79 CITA 2016 -0.3463 -0.9672 -0.3569 -0.3099 0.0681
80 CKRA 2016 0.9129 -0.9672 -1.1049 -0.2475 -0.4129
81 CTTH 2016 -0.1006 -0.9672 -1.3663 -0.1070 -0.8337
82 DEWA 2016 -0.1313 -0.9672 0.0754 -0.1539 -0.4129
83 DKFT 2016 -0.0699 -0.9672 -0.6101 -0.2319 -0.4730
84 DOID 2016 -0.1313 -0.9672 0.6449 -0.0914 -0.6533
85 DSSA 2016 0.1451 -0.9672 1.2748 -0.1070 3.9161
86 ELSA 2016 -1.2063 1.0241 -0.0651 -0.0290 -0.2926
87 ESSA 2016 0.2986 1.0241 0.4569 -0.1539 -0.7135
88 GEMS 2016 -0.6227 1.0241 0.0687 -0.0134 0.1283
89 HRUM 2016 0.3294 1.0241 0.1304 -0.0914 -0.4730

100

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6 (Lanjutan)
90 INCO 2016 -0.7149 1.0241 1.2728 -0.1539 -0.8337
91 ITMG 2016 -0.7456 1.0241 0.8587 0.0178 -0.2325
92 KKGI 2016 -0.4999 -0.9672 -0.8423 0.0022 -0.1122
93 MBAP 2016 -0.1313 1.0241 -0.7303 0.2051 -0.6533
94 MEDC 2016 0.3601 1.0241 1.5986 -0.0758 2.0522
95 MITI 2016 0.2372 -0.9672 -2.0369 0.0022 -0.7135
96 MYOH 2016 -0.6842 1.0241 -0.5707 0.0647 -0.5932
97 PKPK 2016 0.2986 -0.9672 -2.2914 -0.2943 -0.8337
98 PSAB 2016 -0.7149 -0.9672 0.6218 -0.1070 -0.1122
99 PTBA 2016 -0.3770 1.0241 0.9456 0.0178 0.2485
100 PTRO 2016 -0.3770 1.0241 0.0965 -0.1851 -0.5331
101 RUIS 2016 0.0837 -0.9672 -1.0520 -0.1070 -0.6533
102 SMMT 2016 0.1451 1.0241 -1.3439 -0.2007 -0.5331
103 SMRU 2016 0.2372 -0.9672 -0.4323 -0.2943 -0.4129
104 TINS 2016 -0.5920 1.0241 0.4942 -0.1070 0.0080
105 TOBA 2016 0.3294 1.0241 -0.1805 -0.0602 -0.4730
Keterangan:
Y : Audit Report Lag (jumlah hari kalender antara
akhir tahun fiskal dengan tanggal yang tertera
dalam laporan auditor independen)
X1 : Ukuran KAP (KAP TheBig Fourdiberi kode 1.
KAPNon-Big Four diberi kode 0)
X2 : Ukuran Perusahaan (Ln total aset)
X3 : Profitabilitas (ROA)
X4 : Kompleksitas Operasi Perusahaan (jumlah anak
perusahaan)
ZY, ZX1, ZX2, ZX3, ZX4 : Z-Score (variabel baru untuk mencari data outlier)
Kolom berwarna kuning : Data outlier (Z > 2,5 atau Z < -2,5)

Lampiran 7
Data Sampel dan Variabel Penelitian (Setelah Outlier Dihapus)
No Perusahaan Tahun ARL KAP TA ROA ANAKPRSHN
1 ANTM 2014 62 1 23.8160 -0.03 18
2 ARII 2014 89 0 22.1680 -0.07 29
3 ATPK 2014 87 0 21.3090 0.03 9
4 BSSR 2014 72 0 21.4600 0.02 1
5 BYAN 2014 90 1 23.3990 -0.16 28
6 CITA 2014 82 0 21.7600 -0.13 15
7 CKRA 2014 119 0 20.7200 -0.32 7
8 CTTH 2014 68 0 19.7160 0.00 0
9 DEWA 2014 51 0 22.2160 0.00 2

101

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7 (Lanjutan)
10 DKFT 2014 86 0 20.8980 -0.04 6
11 DOID 2014 79 0 23.1520 0.02 3
12 DSSA 2014 41 0 23.5860 0.01 44
13 ELSA 2014 44 1 22.1720 0.10 8
14 ESSA 2014 84 1 21.2800 0.07 2
15 GEMS 2014 41 1 22.0960 0.03 11
16 HRUM 2014 89 1 22.4380 0.01 6
17 INCO 2014 57 1 24.0970 0.07 0
18 ITMG 2014 49 1 23.5190 0.15 9
19 KKGI 2014 40 0 21.0070 0.08 9
20 MBAP 2014 75 1 20.7280 0.17 1
21 MEDC 2014 84 1 24.2300 0.00 40
22 MITI 2014 84 0 19.7090 0.02 2
23 MYOH 2014 77 1 21.4370 0.14 4
24 PKPK 2014 86 0 19.5320 -0.09 0
25 PSAB 2014 89 0 23.1010 0.03 12
26 PTBA 2014 54 1 23.4220 0.13 14
27 PTRO 2014 64 1 22.4890 0.01 3
28 RUIS 2014 83 0 20.9600 0.04 6
29 SMMT 2014 86 1 20.4020 0.00 4
30 SMRU 2014 79 0 21.6930 -0.01 7
31 TINS 2014 54 1 23.0100 0.07 13
32 TOBA 2014 68 1 22.0470 0.12 5
33 ANTM 2015 60 1 24.1360 -0.05 21
34 ARII 2015 90 0 22.3090 -0.07 29
35 ATPK 2015 91 0 21.2950 -0.09 9
36 BSSR 2015 43 0 21.6050 0.15 1
37 BYAN 2015 91 1 23.2900 -0.09 28
38 CITA 2015 75 0 21.7510 -0.12 15
39 CKRA 2015 105 0 20.7060 -0.06 7
40 CTTH 2015 78 0 20.2220 0.00 0
41 DEWA 2015 64 0 22.3680 0.00 4
42 DKFT 2015 22 0 21.0330 -0.02 6
43 DOID 2015 67 0 23.1700 -0.01 3
44 ELSA 2015 42 1 22.2070 0.09 9
45 ESSA 2015 84 1 22.0740 0.02 2
46 GEMS 2015 47 1 22.3590 0.01 13
47 HRUM 2015 90 1 22.3880 -0.05 6
48 INCO 2015 58 1 24.1830 0.02 0
49 ITMG 2015 49 1 23.5180 0.05 9

102

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7 (Lanjutan)
50 KKGI 2015 41 0 21.0370 0.06 11
51 MBAP 2015 70 1 21.1390 0.32 3
52 MEDC 2015 82 1 24.4220 -0.06 41
53 MITI 2015 88 0 19.3330 -0.72 2
54 MYOH 2015 64 1 21.5290 0.15 4
55 PKPK 2015 111 0 18.9550 -0.36 0
56 PSAB 2015 104 0 23.1710 0.04 12
57 PTBA 2015 60 1 23.5500 0.12 18
58 PTRO 2015 75 1 22.5000 -0.03 4
59 RUIS 2015 81 0 20.8110 0.04 3
60 SMMT 2015 90 1 20.3850 -0.08 5
61 SMRU 2015 90 0 21.7050 -0.10 7
62 TINS 2015 62 1 22.9510 0.01 13
63 TOBA 2015 83 1 22.0900 0.09 5
64 ANTM 2016 59 1 24.1240 0.00 21
65 ARII 2016 88 0 22.2190 -0.08 30
66 ATPK 2016 90 0 21.1840 -0.18 9
67 BIPI 2016 159 0 23.5730 -0.13 22
68 BSSR 2016 39 0 21.6340 0.15 1
69 BUMI 2016 76 0 24.4590 0.04 53
70 BYAN 2016 89 1 23.1340 0.02 28
71 CITA 2016 67 0 21.7260 -0.10 15
72 CKRA 2016 108 0 20.6240 -0.06 7
73 CTTH 2016 75 0 20.2390 0.03 0
74 DEWA 2016 74 0 22.3630 0.00 7
75 DKFT 2016 76 0 21.3530 -0.05 6
76 DOID 2016 74 0 23.2020 0.04 3
77 ELSA 2016 39 1 22.1560 0.08 9
78 ESSA 2016 88 1 22.9250 0.00 2
79 GEMS 2016 58 1 22.3530 0.09 16
80 HRUM 2016 89 1 22.4440 0.04 6
81 INCO 2016 55 1 24.1270 0.00 0
82 ITMG 2016 54 1 23.5170 0.11 10
83 KKGI 2016 62 0 21.0110 0.10 12
84 MBAP 2016 74 1 21.1760 0.23 3
85 MEDC 2016 90 1 24.6070 0.05 48
86 MITI 2016 86 0 19.2510 0.10 2
87 MYOH 2016 56 1 21.4110 0.14 4
88 PKPK 2016 88 0 18.8760 -0.09 0
89 PSAB 2016 55 0 23.1680 0.03 12

103

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7 (Lanjutan)
90 PTBA 2016 66 1 23.6450 0.11 18
91 PTRO 2016 66 1 22.3940 -0.02 5
92 RUIS 2016 81 0 20.7020 0.03 3
93 SMMT 2016 83 1 20.2720 -0.03 5
94 SMRU 2016 86 0 21.6150 -0.09 7
95 TINS 2016 59 1 22.9800 0.03 14
96 TOBA 2016 89 1 21.9860 0.06 6

Lampiran 8
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARL 96 22 159 73.63 20.489
KAP 96 0 1 .50 .503
TA 96 18.876 24.607 22.04386 1.353642
ROA 96 -.720 .320 .00396 .123880
ANAK PRSHN 96 0 53 10.33 11.130
Valid N (listwise) 96

Lampiran 9
Histogram

104

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 10
Grafik Normal P-P Plot

Lampiran 11
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 96
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 17.81128010
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .080
Negative -.076
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .148c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

105

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 12
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients a
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 KAP .719 1.391
TA .497 2.013
ROA .826 1.210
ANAK PRSHN .610 1.638
a. Dependent Variable: ARL

Lampiran 13
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .494 .244 .211 18.199 2.202
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL

Lampiran 14
Scatterplot

106

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.485 27.473 .054 .957
KAP -2.153 2.936 -.090 -.733 .465
TA .561 1.312 .063 .428 .670
ROA -8.015 11.111 -.082 -.721 .473
ANAK PRSHN .028 .144 .026 .197 .844
a. Dependent Variable: ABS_RES

Lampiran 16
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 139.664 40.995 3.407 .001
KAP -.950 4.381 -.023 -.217 .829
TA -3.108 1.957 -.205 -1.588 .116
ROA -65.120 16.579 -.394 -3.928 .000
ANAK PRSHN .310 .215 .168 1.444 .152
a. Dependent Variable: ARL

Lampiran 17
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .494a .244 .211 18.199
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL

107

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 18
Hasil Uji Simultan (F-test)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9742.539 4 2435.635 7.354 .000b
Residual 30137.961 91 331.186
Total 39880.500 95
a. Dependent Variable: ARL
b. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA

Lampiran 19
Hasil Uji Parsial (t-test)
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 139.664 40.995 3.407 .001
KAP -.950 4.381 -.023 -.217 .829
TA -3.108 1.957 -.205 -1.588 .116
ROA -65.120 16.579 -.394 -3.928 .000
ANAK PRSHN .310 .215 .168 1.444 .152
a. Dependent Variable: ARL

108

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 20
Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%
k=1 k=2 k=3 k=4
N
dL dU dL dU dL dU dL dU
71 1.5865 1.6435 1.5577 1.6733 1.5284 1.7041 1.4987 1.7358
72 1.5895 1.6457 1.5611 1.6751 1.5323 1.7054 1.5029 1.7366
73 1.5924 1.6479 1.5645 1.6768 1.5360 1.7067 1.5071 1.7375
74 1.5953 1.6500 1.5677 1.6785 1.5397 1.7079 1.5112 1.7383
75 1.5981 1.6521 1.5709 1.6802 1.5432 1.7092 1.5151 1.7390
76 1.6009 1.6541 1.5740 1.6819 1.5467 1.7104 1.5190 1.7399
77 1.6036 1.6561 1.5771 1.6835 1.5502 1.7117 1.5228 1.7407
78 1.6063 1.6581 1.5801 1.6851 1.5535 1.7129 1.5265 1.7415
79 1.6089 1.6601 1.5830 1.6867 1.5568 1.7141 1.5302 1.7423
80 1.6114 1.6620 1.5859 1.6882 1.5600 1.7153 1.5337 1.7430
81 1.6139 1.6639 1.5888 1.6898 1.5632 1.7164 1.5372 1.7438
82 1.6164 1.6657 1.5915 1.6913 1.5663 1.7176 1.5406 1.7446
83 1.6188 1.6675 1.5942 1.6928 1.5693 1.7187 1.5440 1.7454
84 1.6212 1.6693 1.5969 1.6942 1.5723 1.7199 1.5472 1.7462
85 1.6235 1.6711 1.5995 1.6957 1.5752 1.7210 1.5505 1.7470
86 1.6258 1.6728 1.6021 1.6971 1.5780 1.7221 1.5536 1.7478
87 1.6280 1.6745 1.6046 1.6985 1.5808 1.7232 1.5567 1.7485
88 1.6302 1.6762 1.6071 1.6999 1.5836 1.7243 1.5597 1.7493
89 1.6324 1.6778 1.6095 1.7013 1.5863 1.7254 1.5627 1.7501
90 1.6345 1.6794 1.6119 1.7026 1.5889 1.7264 1.5656 1.7508
91 1.6366 1.6810 1.6143 1.7040 1.5915 1.7275 1.5685 1.7516
92 1.6387 1.6826 1.6166 1.7053 1.5941 1.7285 1.5713 1.7523
93 1.6407 1.6841 1.6188 1.7066 1.5966 1.7295 1.5741 1.7531
94 1.6427 1.6857 1.6211 1.7078 1.5991 1.7306 1.5768 1.7538
95 1.6447 1.6872 1.6233 1.7091 1.6015 1.7316 1.5795 1.7546
96 1.6466 1.6887 1.6254 1.7103 1.6039 1.7326 1.5821 1.7553
97 1.6485 1.6901 1.6275 1.7116 1.6063 1.7335 1.5847 1.7560
98 1.6504 1.6916 1.6296 1.7128 1.6086 1.7345 1.5872 1.7567
99 1.6522 1.6930 1.6317 1.7140 1.6108 1.7355 1.5897 1.7575
100 1.6540 1.6944 1.6337 1.7152 1.6131 1.7364 1.5922 1.7582
101 1.6558 1.6958 1.6357 1.7163 1.6153 1.7374 1.5946 1.7589
102 1.6576 1.6971 1.6376 1.7175 1.6174 1.7383 1.5969 1.7596
103 1.6593 1.6985 1.6396 1.7186 1.6196 1.7392 1.5993 1.7603
104 1.6610 1.6998 1.6415 1.7198 1.6217 1.7402 1.6016 1.7610
105 1.6627 1.7011 1.6433 1.7209 1.6237 1.7411 1.6038 1.7617
106 1.6644 1.7024 1.6452 1.7220 1.6258 1.7420 1.6061 1.7624
107 1.6660 1.7037 1.6470 1.7231 1.6277 1.7428 1.6083 1.7631

109

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 21
Tabel F, α = 5%
df untuk df untuk pembilang (N1)
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8
76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06
77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06
78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06
79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06
80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06
81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05
82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05
83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05
84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05
85 3.95 3.1 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05
86 3.95 3.1 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05
87 3.95 3.1 2.71 2.48 2.32 2.2 2.12 2.05
88 3.95 3.1 2.71 2.48 2.32 2.2 2.12 2.05
89 3.95 3.1 2.71 2.47 2.32 2.2 2.11 2.04
90 3.95 3.1 2.71 2.47 2.32 2.2 2.11 2.04
91 3.95 3.1 2.7 2.47 2.31 2.2 2.11 2.04
92 3.94 3.1 2.7 2.47 2.31 2.2 2.11 2.04
93 3.94 3.09 2.7 2.47 2.31 2.2 2.11 2.04
94 3.94 3.09 2.7 2.47 2.31 2.2 2.11 2.04
95 3.94 3.09 2.7 2.47 2.31 2.2 2.11 2.04
96 3.94 3.09 2.7 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04
97 3.94 3.09 2.7 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04
98 3.94 3.09 2.7 2.46 2.31 2.19 2.1 2.03
99 3.94 3.09 2.7 2.46 2.31 2.19 2.1 2.03
100 3.94 3.09 2.7 2.46 2.31 2.19 2.1 2.03
101 3.94 3.09 2.69 2.46 2.3 2.19 2.1 2.03
102 3.93 3.09 2.69 2.46 2.3 2.19 2.1 2.03
103 3.93 3.08 2.69 2.46 2.3 2.19 2.1 2.03
104 3.93 3.08 2.69 2.46 2.3 2.19 2.1 2.03
105 3.93 3.08 2.69 2.46 2.3 2.19 2.1 2.03
106 3.93 3.08 2.69 2.46 2.3 2.19 2.1 2.03
107 3.93 3.08 2.69 2.46 2.3 2.18 2.1 2.03
108 3.93 3.08 2.69 2.46 2.3 2.18 2.1 2.03
109 3.93 3.08 2.69 2.45 2.3 2.18 2.09 2.02
110 3.93 3.08 2.69 2.45 2.3 2.18 2.09 2.02
111 3.93 3.08 2.69 2.45 2.3 2.18 2.09 2.02
112 3.93 3.08 2.69 2.45 2.3 2.18 2.09 2.02

110

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 22
Tabel t
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.6379 3.19392
82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262
83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135
84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011
85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890
86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772
87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657
88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544
89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434
90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327
91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222
92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119
93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019
94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921
95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825
96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731
97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639
98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549
99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460
100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374
101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289
102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206
103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125
104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045
105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967
106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890
107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815
108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741
109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669
110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598
111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528
112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460
113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392
114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326
115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262
116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198

111

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai