2018
Fannisa, Sheila
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6634
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI
OLEH
SHEILA FANNISA
140503068
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan,
2014-2016” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sheila Fannisa
NIM. 140503068
ii
This research aimed to discover the effect of public accountant firm size,
firm size, profitability, and complexity of firm operation either simultaneously or
partially to audit report lag on mining companies listed in Indonesia Stock
Exchange for period of 2014-2016. The type of this research is causality
associative research. Sampling method that used is purposive sampling.
Multivariate data analysis technique consists of looking for outlier data,
descriptive statistics, classical assumption test, and research hypothesis testing
use multiple linear regression analysis. The result of the research demonstrated
that public accountant firm size, firm size, profitability, and complexity of firm
operation simultaneously have a significant effect to audit report lag, while
partially profitability has a significant effect to audit report lag, but public
accountant firm size, firm size, and complexity of firm operation has no effect to
audit report lag.
Keywords: audit report lag; public accountant firm size; firm size; profitability;
complexity of firm operation.
iii
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada setiap hamba-Nya, hanya
dengan izin dan kuasa-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
penyelesaian skripsi ini tidak dapat terwujud. Terima kasih peneliti ucapkan yang
teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Harsono, S.H., M.H. dan
Ibunda Fitria Dewi Harahap yang telah memberikan dukungan moral dan
materiil, nasihat, doa, dan kasih sayang kepada peneliti sehingga peneliti dapat
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA. dan Bapak Drs.
Syahrul Rambe, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen/ Program
iv
4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak.dan Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si.,
Ak. selaku Dosen Penguji dan Pembanding yang telah banyak memberikan
6. Siti Alawiyah Lubis, Khairani Ulfa Dalimunthe, dan Sarifah Maharani yang
skripsi. Serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu
skripsi ini.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
Peneliti,
Sheila Fannisa
NIM: 140503068
Halaman
PERNYATAAN ........................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
ABSTRACT ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......…………………………………… 10
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………… 10
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 11
vi
vii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 87
LAMPIRAN.............................................................................................. 92
viii
ix
xi
PENDAHULUAN
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal memberikan kesempatan
kepada pihak-pihak yang memiliki surplus dana untuk dapat melakukan investasi
berkepentingan.
keuangan perusahaan yang dapat diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam
investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya
Investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya
memerlukan informasi yang berguna untuk menilai prospek untuk arus kas masuk
neto masa depan kepada suatu entitas, yang dijadikan sebagai dasar untuk
membuat keputusan.
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam Exposure Draft:
3.04, bahwa agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus
terpaham (understandable).
pengambilan keputusan apabila disajikan secara tepat waktu, selain itu informasi
tersebut juga harus memenuhi karakteristik kualitatif yang lainnya. Jika terjadi
Emiten atau Perusahaan Publik pada peraturan nomor X.K.2 tanggal 5 Juli 2011,
lalu diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah
peraturan yang ketat dan sanksi yang akan diberikan, masih terdapat banyak
belum juga menyampaikan laporan keuangan auditan hingga hari kalender ke-91
Energi & Metal Tbk (BORN), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), dan PT
Permata Prima Sakti Tbk (TKGA). Bursa telah memberikan peringatan tertulis
III, denda sebesar Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), dan suspensi
Tabel 1.1
Status Penyampaian Laporan Keuangan Auditan
Laporan Belum Menyampaikan Jumlah
Jumlah
Keuangan Auditan Laporan Keuangan Perusahaan
Perusahaan
yang Berakhir per Hingga Tanggal Pertambangan
31 Maret 2015 52 10
31 Desember 2014
29 Juni 2015 6 5
31 Maret 2016 79 14
31 Desember 2015
29 Juni 2016 18 7
31 Maret 2017 69 13
31 Desember 2016
29 Juni 2017 17 7
Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id (diakses 1 Oktober 2017).
waktu, laporan keuangan juga harus disusun sesuai dengan Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan yang berlaku. Laporan keuangan tahunan juga wajib disertai
Profesional Akuntan Publik yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut
standar dan prosedur yang berlaku juga berdampak pada semakin panjangnya
dengan saksama, baik keahlian dalam menyelesaikan audit secara tepat waktu
number of calendar days between fiscal year-end to date of the audit’s report”.
Semakin panjang audit report lag, maka semakin lama auditor menyelesaikan
dalam laporan keuangan auditan akan bernilai jika auditor mampu melaksanakan
pekerjaan auditnya secara tepat waktu, sehingga laporan keuangan bisa segera
perusahaan.
banyak dilakukan, namun hasil penelitiannya tidak konsisten. Salah satu faktor
yang dapat berpengaruh terhadap audit report lagadalah ukuran KAP. Dalam
menilai ukuran KAP dapat dikategorikan apakah KAP tersebut bermitra dengan
Big Four atau tidak. KAP Big Four dikategorikan sebagai KAP yang besar,
dimana KAP yang besar cenderung akan mampu menyelesaikan pekerjaan audit
lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan KAP kecil. Hal ini dikarenakan KAP
TheBigFour memiliki pendapatan yang jauh lebih besar daripada KAP Non-Big
Four. Pendapatan yang besar memampukan KAP The Big Four untuk
mempekerjakan lebih banyak staf auditor di level junior, senior, maupun manajer
daripada KAP Non-Big Four(Tiono dan JogiC, 2013:289). Penelitian Ahmad dan
Abidin (2008); Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Hassan
(Patiku dan Sambo, 2015:51). Hasil penelitian Ahmad dan Abidin (2008);
Alkhatib dan Marji (2012); Apriliane (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); Dibia
dan Onwuchekwa (2013); Hassan (2016); Pratama dan Adiwibowo (2014); dan
berpengaruh terhadap audit report lag. Akan tetapi hasil penelitian Munica
(2017); Patiku dan Sambo (2015); dan Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014)
lag.
secepat mungkin dapat menyampaikan good news ini kepada investor dan pihak-
Ikhatua (2012:49), “if the company experiences losses, management may wish to
delay in releasing the corporate annual report in order to avoid the discomfort of
Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Munica (2017); Patiku
dan Sambo (2015); dan Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014) menunjukkan
lag.
perusahaan dapat dilihat dari banyaknya jumlah anak perusahaan yang dimiliki
oleh klien. Menurut Ahmad dan Abidin (2008:35), “due to aclient’s diversified
of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit
Ahmad dan Abidin (2008); Apriliane (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); dan
terhadap audit report lag. Akan tetapi hasil penelitian Angruningrum dan
Tabel 1.2 menunjukkan ringkasan hasil penelitian terdahulu yang hasilnya tidak
konsisten.
faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag di atas yang hasilnya
Indonesia?
10
Efek Indonesia.
sebagai berikut:
diinvestasikan.
laporan keuangan.
11
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal
untuk memberikan informasi dalam laporan keuangan secara tepat waktu kepada
dapat dilakukan lebih awal dan tepat waktu, sehingga dapat memberikan sinyal
kepada para pengguna bahwa hal ini merupakan good news. Sebaliknya,
12
engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which
demikian, pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak
lain yaitu agent untuk melakukan segala kegiatan atas nama principal dalam
sebagian atau seluruh kekayaannya untuk dikembangkan oleh pihak lain (agent)
(Didipu, 2016:13). Menurut Jensen dan Meckling (1976:5), “the principal can
agent and by incurring monitoring costs designed to limit the aberrant activities
pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen akan dikontrol dan diawasi oleh
13
menanggung biaya agency. Selain itu, pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi
berperan sebagai penengah antara kedua belah pihak (agent dan principal) yang
agency yang timbul dari perilaku agent (manajemen) yang mementingkan diri
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam paragraf 1.02-1.03,
14
keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor
tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Investor saat ini, investor
berguna untuk menilai prospek untuk arus kas masuk neto masa depan kepada
keadaan terkait dengan kondisi dan kinerja keuangannya kepada pihak-pihak yang
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada Agustus 2016 dalam Exposure Draft:
3.04, bahwa agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus
15
terpaham (understandable).
Laporan keuangan yang berlaku untuk tujuan external users ada lima jenis,
yaitu:
disajikan secara wajar, maka perlu diadakan proses audit atas laporan keuangan
berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang telah ditetapkan dan
Agoes (2012:4), auditing adalah “suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
16
berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam
17
18
pekerjaan auditnya, namun dampak dari pemenuhan terhadap standar audit yang
lag is number of calendar days between fiscal year-end to date of the audit’s
report”. Audit report lag menunjukkan lamanya waktu penyelesaian audit yang
dilakukan auditor. Semakin panjang audit report lag, maka semakin lama auditor
19
keuangan menjadi tertunda. Audit report lag diukur dengan menggunakan skala
Laporan Keuangan
pengambilan keputusan apabila disajikan secara tepat waktu. Audit report lag
dalamnya sudah kehilangan relevansinya sehingga tidak berguna lagi karena tidak
investor, sehingga hal ini dapat memengaruhi harga jual saham di pasar modal.
20
ketelitian dan kecermatan yang lebih tinggi pada saat melakukan proses audit.
Tentang Jasa Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha
yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan
menjadi KAP yang bermitra dengan The Big Four dan KAP yang tidak bermitra
dengan The Big Four. KAP Empat Besar (The Big Four) adalah kelompok empat
dummy, dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang bermitra dengan
The Big Four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP
yang bermitra dengan The Big Four diberi kode 0. Kantor Akuntan Publik yang
termasuk dalam kategori KAP yang bermitra dengan The Big Four di Indonesia
adalah:
21
pendapatan yang jauh lebih besar daripada KAP Non-Big Four. Pendapatan yang
besar memampukan KAP TheBig Four untuk mempekerjakan lebih banyak staf
auditor di level junior, senior, maupun manajer daripada KAP Non-Big Four.
staf terkait dengan standar akuntansi, sehingga KAP TheBig Four terkesan lebih
update terhadap peraturan-peraturan yang ada, oleh karena itu hal ini dapat
meningkatkan kredibilitas KAP itu sendiri. KAP The Big Four juga cenderung
memiliki kemampuan dari segi teknologi yang lebih canggih daripada KAP Non-
Big Four, karena KAP The Big Four memiliki sumber daya keuangan yang lebih
Indikator untuk ukuran perusahaan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang
seperti total aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya (Pratama
(Ln) dari total aset perusahaan. Logaritma natural (Ln) digunakan karena
22
yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan skala rasio melalui rumus sebagai
berikut.
reporters for several reason. First, they have more resources, more accounting
staff and sophisticated accounting information systems that result in more timely
dengan perusahaan kecil, hal ini disebabkan karena “large companies have more
resources to pay relatively higher audit fees and able to settle the fees soon after
karyawan dan keahlian yang dimiliki oleh perusahaan kecil dapat menimbulkan
keraguan terhadap laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga auditor harus lebih
companies are able to install and operate modern computer assisted devices that
are fast in processing and monitoring inventories and production operations. The
use of these devices results in a faster preparation of accounts and more timely
annual reporting”.
23
who usually rely on timely release of annual reports to confirm and revise their
perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan yang lebih kuat untuk
“large companies tend to have strong internal control systems with the
2.1.6.3 Profitabilitas
atau kegagalan perusahaan atau divisi tertentu sepanjang periode tertentu (Kieso,
dalam jangka panjang untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi modal.
24
atau biasa disebut rasio tingkat pengembalian atas aset, yaitu suatu ukuran untuk
harta perusahaan, baik yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal
asing yang telah dikonversi perusahaan menjadi aset yang digunakan untuk
dalam fungsi kontrol dan fungsi perencanaan (Wild, Subramanyam, dan Halsey,
Laba Bersih
ROA = ×100%
Total Aset
menginginkan agar auditor dapat menyelesaikan auditnya lebih cepat. Hal ini
25
tinggi akan berpengaruh positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja
mengalami kerugian, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar dan
(2014:337), auditor juga akan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan audit pada
number and location of its operating units (branches) and diversification of its
operasi yang semakin kompleks terjadi apabila organisasi dengan berbagai jenis
pekerjaan dan unit menimbulkan masalah manajerial dan organisasi yang lebih
26
of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit
memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap
transaksi dan catatan yang menyertainya, dimana hal ini akan membuat lingkup
pekerjaan audit akan semakin luas sehingga berdampak pada waktu yang
terhadap audit delay.Sampel dalam penelitian ini adalah semua perusahaan publik
yang terdaftar baik di Main Board maupun di Kuala Lumpur Stock Exchange
tahun 1993. Ukuran perusahaan diproksi dengan logaritma total aset dan
perusahaan. Variabel dummy digunakan untuk menilai ukuran KAP, dimana KAP
Big Six diberi kode 1, dan KAP Non-Big Six diberi kode 0. Sedangkan
27
pada tahun 2010, yang terdiri atas 74 perusahaan sektor industri, 61 perusahaan
sektor jasa, dan 2 perusahaan sektor keuangan. Variabel dummy digunakan untuk
menilai ukuran KAP, dimana KAP Big Four yang mengaudit laporan keuangan
perusahaan diberi kode 1, dan KAP Non-Big Four diberi kode 0. Ukuran
perusahaan sektor jasa, rasio profitabilitas, ukuran KAP, dan ukuran perusahaan
perusahaan, reputasi KAP, dan komite audit terhadap audit delay.Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-
perusahaan diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan
diberikan untuk KAP Big Four dan kode 0 diberikan untuk KAP Non-Big Four.
28
perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi kode 1 dan perusahaan yang
dengan logaritma natural dari total aset dan diukur menggunakan skala rasio.
Reputasi auditor menggunakan variabel dummy, dimana KAP Big Four diberi
kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode 0.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pos-pos luar biasa, laba/rugi, kompeksitas operasi perusahaan, opini audit,
dan Reputasi KAP terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur”.
29
umur perusahaan, ukuran perusahaan, ukuran KAP, dan pergantian KAP terhadap
audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Nigeria Stock Exchange
perusahaan diproksi dengan menggunakan logaritma natural dari total aset dan
dummy, dimana KAP Big Four diberi kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode
berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran KAP dan
Report Lag: Evidence from Palestine”. Data dikumpulkan dari laporan keuangan
kapitalisasi pasar. Status KAP diberi kode 1 untuk KAP internasional dan diberi
30
berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan status KAP, ukuran
dewan, dan dualitas CEO berpengaruh positif terhadap audit report lag.
diproksi dengan logaritma total aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam satuan
nilai mata uang rupiah, sedangkan profitabilitas diproksi dengan ROA. Hasil
Penelitian yang dilakukan oleh Patiku dan Sambo (2015) adalah mengenai
pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap audit report lag. Sampel
menggunakan skala rasio yang diproksikan dengan ROA (Return on Asset). Hasil
31
Faktor yang Memengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada Perusahaan Publik di
LQ45 pada Bursa Efek Indonesia)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dan ukuran KAP terhadap audit delay dan timeliness. Metode pemilihan sampel
terdaftar secara konsisten di LQ45 pada BEI periode 2010-2013 dan secara
dummy, dimana KAP Big Four diberi kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode
faktor yang dapat memengaruhi audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI
adalah ukuran perusahaan, anak perusahaan, leverage, dan ukuran KAP. Ukuran
32
berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan anak perusahaan dan leverage tidak
ukuran perusahaan, opini audit, ukuran KAP, dan solvabilitas tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Berdasarkan proses pemilihan sampel, dari jumlah populasi
Ukuran perusahaan diukur menggunakan skala rasio dan diproksikan dengan nilai
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan Audit Report
Lag (Y)
Variabel Hasil Penelitian Terhadap Audit
No. Peneliti
Independen (X) Report Lag
1. Ahmad dan Kepemilikan saham Ukuran perusahan, ukuran KAP, opini
Abidin (2008) direksi, ukuran audit, dan profitabilitas berpengaruh
perusahan, negatif terhadap audit delay. Sedangkan
kompleksitas, ukuran kepemilikan saham direksi dan
KAP, opini audit, kompleksitas berpengaruh positif
33
34
dependen.Audit report lag adalah jumlah hari kalender antara akhir tahun fiskal
dengan tanggal yang tertera dalam laporan auditor independen. Beberapa faktor
operasi perusahaan.
TheBig Four dan KAP Non-Big Four. Menurut Tiono dan JogiC (2013:289),
KAP TheBigFour memiliki pendapatan yang jauh lebih besar daripada KAP Non-
Big Four. Pendapatan yang besar memampukan KAP TheBig Four untuk
mempekerjakan lebih banyak staf auditor di level junior, senior, maupun manajer
35
permodalan, dan Pemerintah (Patiku dan Sambo, 2015:51). Selain itu, “large
companies tend to have strong internal control systems with the concequence that
auditor spend less time in conducting compliance and substantive test” (Ansah,
2000:244).
menginginkan agar auditor dapat menyelesaikan auditnya lebih cepat. Hal ini
yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja
perusahaannya.
of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit
task”.
36
H1
H2
Ukuran KAP (X1)
H3
Ukuran Perusahaan (X2)
Audit
H4 Report Lag
H3 Profitabilitas (X3)
(Y)
H5
H4 Kompleksitas Operasi Perusahaan (X4)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Report Lag
37
berikut:
lag.
Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP TheBig Four dan
ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana KAP The Big
Four diberi kode 1 dan KAP Non-Big Four diberi kode 0. Menurut Tiono dan
JogiC (2013:289), KAP TheBigFour memiliki pendapatan yang jauh lebih besar
daripada KAP Non-Big Four. Pendapatan yang besar memampukan KAP TheBig
Four untuk mempekerjakan lebih banyak staf auditor di level junior, senior,
maupun manajer daripada KAP Non-Big Four. KAP The Big Four juga
cenderung memiliki kemampuan dari segi teknologi yang lebih canggih daripada
KAP Non-Big Four, karena KAP Big Four memiliki sumber daya keuangan yang
lebih besar untuk mengadakan pengembangan terbaru terkait teknologi yang dapat
(2008); Alkhatib dan Marji (2012); dan Puspitasari dan Latrini (2014)
38
sebagai berikut:
companies are timely reporters for several reason. First, they have more
systems that result in more timely annual reports”. Ahmad dan Kamarudin
relatively higher audit fees and able to settle the fees soon after the companies’
year end”. Audit fee yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan besar untuk
terhadap laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga auditor harus lebih teliti
able to install and operate modern computer assisted devices that are fast in
39
secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan Pemerintah (Patiku dan
Sambo, 2015:51). Selain itu, “large companies tend to have strong internal
control systems with the concequence that auditor spend less time in conducting
compliance and substantive test” (Ansah, 2000:244). Hasil penelitian Ahmad dan
Abidin (2008); Alkhatib dan Marji (2012); Apriliane (2015); Ariyani dan
Budiartha (2014); Dibia dan Onwuchekwa (2013); Hassan (2016); dan Puspitasari
terhadap audit report lag. Dengan demikian, semakin besar ukuran perusahaan
sebagai berikut:
biasa disebut sebagai rasio tingkat pengembalian atas aset, yaitu suatu ukuran
40
auditnya lebih cepat. Hal ini karena perusahaan akan berusaha untuk secepat
membawa reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja
Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Patiku dan Sambo
semakin tinggi tingkat profitabilitas maka audit report lag semakin berkurang.
sebagai berikut:
Lag
41
operasi perusahaan diproksi dengan jumlah anak perusahaan dan diukur dengan
of the client increases, the auditor will spend more time to complete the audit
memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap
transaksi dan catatan yang menyertainya, dimana hal ini akan membuat lingkup
pekerjaan audit akan semakin luas.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad
dan Abidin (2008); Apriliane (2015); dan Ariyani dan Budiartha (2014)
sebagai berikut:
lag.
42
METODE PENELITIAN
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
data yang diperlukan, yaitu berupa laporan keuangan auditan perusahaan sampel.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs
penelitian, serta agar penelitian dapat dilakukan secara lebih fokus, terarah, dan
perusahaan.
43
measure something. The problem definition process should suggest the concepts
“Scales, just as a scale youmay use to check your weight, provide a range
other words, scales provide correspondence rules that indicate that a certain
44
ini adalah audit report lag. Menurut Munsif, Raghunandan, dan Rama
(2012:208), “audit report lag is number of calendar days between fiscal year-end
to date of the audit’s report”. Audit report lag menunjukkan lamanya waktu
dengan menggunakan skala rasio. Audit report lag dihitung berdasarkan rumus
berikut.
Laporan Keuangan
Tentang Jasa Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha
yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan
menjadi KAP TheBig Four dan KAP Non-Big Four. Ukuran KAP dalam
45
menggunakan jasa KAP The Big Four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak
Indikator untuk ukuran perusahaan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang
seperti total aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya(Pratama
dan Adiwibowo, 2014:6). Penelitian ini menggunakan total aset untuk menilai
natural (Ln) dari total aset perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini
3.4.2.3 Profitabilitas
atau kegagalan perusahaan atau divisi tertentu sepanjang periode tertentu (Kieso,
dalam jangka panjang untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi modal.
Laba Bersih
ROA = ×100%
Total Aset
46
number and location of its operating units (branches) and diversification of its
Tabel 3.1 berikut ini memaparkan ikhtisar definisi operasional dan skala
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi
Variabel Indikator Skala
Operasional
Jumlah hari
kalender antara
Audit Report Lag =
akhir tahun fiskal
Audit Report Lag Tanggal Laporan Auditor
dengan tanggal Rasio
(Y) Independen − Tanggal
yang tertera dalam Laporan Keuangan
laporan auditor
independen.
Besar kecilnya
Menggunakan jasa KAP
KAP dilihat dari
The Big Four diberi kode 1.
Ukuran KAP apakah KAP
Tidak menggunakan jasa Nominal
(X1) tersebut termasuk
KAPThe Big Four diberi
dalam The Big Four
kode 0.
atau Non-Big Four.
47
48
2016.
Indonesia pada periode 2014-2016. Sehingga total sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 105 unit observasi (n=35x3=105). Daftar populasi dan sampel
Tabel 3.2
Daftar Populasi dan Sampel
Kriteria
No Kode Nama Perusahaan Sampel
1 2
1. ADRO Adaro Energy Tbk √ √ 1
2. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk √ √ 2
3. APEX Apexindo Pratama Duta Tbk √ - -
4. ARII Atlas Resources Tbk √ √ 3
5. ARTI Ratu Prabu Energi Tbk √ - -
6. ATPK ATPK Resources Tbk √ √ 4
7. BIPI Benakat Integra Tbk √ √ 5
8. BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk √ - -
9. BRAU Berau Coal Energy Tbk √ - -
10. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk √ √ 6
11. BUMI Bumi Resources Tbk √ √ 7
12. BYAN Bayan Resources Tbk √ √ 8
13. CITA Cita Mineral Investindo Tbk √ √ 9
14. CKRA Cakra Mineral Tbk √ √ 10
15. CTTH Citatah Tbk √ √ 11
49
someoneelse prior to (and for purposes other than) the current project. Secondary
50
mengumpulkan informasi yang berasal dari catatan penting, baik dari lembaga
nature of the data gathered”. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
involving
SPSS merupakan salah satu software yang dapat digunakan untuk membantu
2005:7). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
51
penghapusan data outlier.Salah satu hal yang dapat menyebabkan distribusi data
yang tidak normal adalah keberadaan outlier, sehingga data outlier harus
et al. (2009:655), outlieradalah “a value that lies outside the normal range of the
data”.
Cara mencari data outlier adalah dengan mengkonversi nilai data ke dalam
menghasilkan variabel baru sebagai hasil dari setiap variabel yang sudah ada
sebelumnya. Variabel ini dimulai dengan huruf Z yang terdiri dari ZY, ZX1,
ZX2, ZX3, dan ZX4. Jika nilai Z > 2,5 atau Z < -2,5, maka data tersebut
silang, dan analisis rasio (Situmorang et al., 2008:1). Statitistik deskriptif hanya
memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak
menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus data induknya yang
lebih besar.
52
terbagi dua, yaitu ukuran tendensi sentral dan ukuran penyebaran data.
dikatakan BLUE apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan
dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan media kotak kerja yang
53
dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram
kurva yang cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan.
Sedangkan pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal
b. Analisis Statistik
jika tidak dapat melihatnya secara saksama, sehingga diperlukan untuk melakukan
ketentuan:
• Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal.
54
satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan variabel bebas lainnya dianggap
tetap.Namun, interpretasi ini menjadi tidak benar apabila terdapat hubungan linier
dilihat dari tolerance value dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas
tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10, di mana:
• Jika tolerance value< 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.
• Jika tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas.
sepanjang waktu saling berkaitan antara satu dengan lainnya.Masalah ini timbul
pengamatan lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series, dimana
55
disimpulkan.
dapat disimpulkan.
Maka, dapat disimpulkan bahwa pada analisis regresi sama sekali tidak
terdapat autokorelasi jika tidak terdapat autokorelasi positif dan tidak terdapat
autokorelasi negatif.
terjadi homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
56
statistik.
a. Analisis Grafik
Predicted Value pada sumbu X dan Reggression Studentized Residual pada sumbu
tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat
• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
• Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik yang menyebar di atas
dan di bawah angka 0 (sumbu origin) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
b. Analisis Statistik
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya
• Jika thitung> ttabel atau –thitung< –ttabel dan jika signifikansi < 0,05 maka
terjadi heteroskedastisitas.
57
regression analysis adalah “an analysis of association in which the effects of two
investigated simultaneously”.
dimana:
a: Konstanta
e : Pengganggu/residual
58
merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Pengujian
dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati nilai 1. Koefisien
memiliki kelemahan, yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan
59
Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANNOVA. Kriteria
a. Jika Fhitung > Ftabel dan jika Sig< α maka variabel independen secara
diterima).
b. Jika Fhitung < Ftabel dan jika Sig> α maka variabel independen secara
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (parsial) dalam
koefisien regresi. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
60
a. Jika thitung > ttabel dan jika Sig< α maka variabel independen secara
diterima).
b. Jika thitung < ttabel dan jika Sig> α maka variabel independen secara
61
Tabel 4.1
Pemilihan Sampel
No. Syarat Sampel Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan industri sektor pertambangan yang 46
terdaftar di BEI
2 Perusahaan pertambangan yang tidak terdaftar di
(2)
BEI periode 2014-2016
3 Perusahaan pertambangan yang tidak (9)
menerbitkan laporan keuangan auditan periode
2014-2016
4 Jumlah sampel 35
5 Jumlah unit observasi (35 x 3 tahun) 105
Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id (diakses 1 Oktober 2017).
62
Keterangan:
X3 : Profitabilitas (ROA)
perusahaan)
ZY, ZX1, ZX2, ZX3, ZX4 : Z-Score (variabel baru untuk mencari data outlier)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dimana jumlah data outlier adalah sebanyak
9 unit observasi yang terdiri dari sampel nomor 1, 5, 7, 36, 40, 42, 50, 71, dan 85,
maka total sampel dalam penelitian ini berkurang menjadi sebanyak 96 unit
63
penelitian ini, yaitu audit report lag sebagai variabel dependen, serta ukuran KAP,
proses pengolahan data yang dilakukan setelah mengeluarkan data outlier, maka
diperoleh hasil statistik deskriptif yang ditunjukkan dalam tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARL 96 22 159 73.63 20.489
KAP 96 0 1 .50 .503
TA 96 18.876 24.607 22.04386 1.353642
ROA 96 -.720 .320 .00396 .123880
ANAK PRSHN 96 0 53 10.33 11.130
Valid N (listwise) 96
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel audit report lag memiliki nilai
minimum 22 hari dan nilai maksimum 159 hari (lebih dari 5 bulan), dengan rata-
rata sebesar 73,63 hari, standar deviasi sebesar 20,489, dan jumlah sampel
audit report lag perusahaan sampel masih berada dibawah 90 hari kalender atau
akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan, yang merupakan
64
auditan setiap tahunnya. Terlihat juga bahwa masih terdapat perusahaan yang
report lag selama lebih dari 90 hari, bahkan mengalami audit report lag yang
Audit report lag minimum sejumlah 22 hari yaitu pada tahun 2015 yang
dialami oleh PT Duta Kirana Finance Tbk (DKFT),sedangkan audit report lag
maksimum sejumlah 159 hari terjadi pada tahun 2016 yang dialami oleh PT
Benakat Integra Tbk (BIPI). Rata-rata audit report lag dalam penelitian ini lebih
pendek dan tidak jauh berbeda daripada penelitian yang dilakukan oleh Trianto,
Satriawan, dan Anisma (2014), dimana rata-rata audit report lag adalah sebesar
73,66 hari pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2012-
2013. Akan tetapi, rata-rata audit report lag dalam penelitian ini lebih panjang
daripada penelitian yang dilakukan oleh Apriliane (2015), dimana rata-rata audit
report lag adalah sebesar 72,06 hari pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
minimum 0 dan nilai maksimum 1, dengan rata-rata sebesar 0,50, standar deviasi
memiliki nilai minimum 18,876 dan nilai maksimum 24,607, dengan rata-rata
65
96 pengamatan. Total aset terendah dimiliki oleh PT Perdana Karya Perkasa Tbk
(PKPK) pada tahun 2016 sebesar Rp157.702.767, sedangkan total aset terbesar
dimiliki oleh PTMedco Energy International Tbk (MEDC) pada tahun yang sama
sebesar Rp48.609.878.378.
dan nilai maksimum 0,320, dengan rata-rata sebesar 0,00396, standar deviasi
PT Mitra Investindo Tbk (MITI) yang terjadi pada tahun 2015, sedangkan ROA
tertinggi dimiliki oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang terjadi pada tahun
2016.
anak perusahaan memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 53, dengan rata-
rata sebesar 10,33, standar deviasi sebesar 11,130, dan jumlah sampel sebanyak
adalah PT Citatah Tbk (CTTH), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Perdana
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi
66
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram
dan grafik P-P Plot.Hasil analisis grafik ditunjukkan dalam gambar 4.1 dan
gambar 4.2.
Gambar 4.1
Histogram
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.
67
masing variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh kurva yang
berdasarkan gambar 4.2, pada grafik P-P Plot terlihat bahwa distribusi data
menyebar di sekitar garis diagonal yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan.
b. Analisis Statistik
68
ditunjukkan oleh tabel 4.4, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,148 yang lebih
besar dari signifikansi 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model
69
Tabel 4.5 menunjukkan hasil tolerance value dan VIF pada masing-masing
variabel independen. Terlihat bahwa tolerance value yang dimiliki oleh masing-
masing variabel independen lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10.
multikolinieritas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .494 .244 .211 18.199 2.202
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.
70
1,5821. Nilai dw>du, sehingga tidak terdapat autokorelasi positif. Hasil analisis
terdapat autokorelasi karena tidak terdapat autokorelasi positif dan tidak terdapat
autokorelasi negatif.
a. Analisis Grafik
71
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik
di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa
b. Analisis Statistik
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya
72
91 dan batas kritis 0,05 dua sisi, sehingga ttabel = 1,986. Serta nilai signifikansi >
heteroskedastisitas.
berikut.
73
Keterangan:
total aset (X2), ROA (X3), dan jumlah anak perusahaan (X4) nilainya
sebesar 1%, maka audit report lag akan mengalami penurunan sebesar
0,950 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah.
Sebaliknya, setiap penurunan ukuran KAP sebesar 1%, maka audit report
74
1%, maka audit report lag akan mengalami penurunan sebesar 3,108
dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah.
Sebaliknya, setiap penurunan total aset sebesar 1%, maka audit report lag
maka audit report lag akan mengalami penurunan sebesar 65,120 dengan
asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah. Sebaliknya,
setiap penurunan ROA sebesar 1%, maka audit report lagakan mengalami
peningkatan sebesar 65,120 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap
peningkatan sebesar 0,310 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap
0,310 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain tetap atau tidak berubah.
75
proporsi dari varian dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .494a .244 .211 18.199
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.
Pada tabel Model Summaryb di atas, nilai koefisien korelasi (R) sebesar
0,494 yang menunjukkan bahwa hubungan antara audit report lag (variabel
dependen) dengan ukuran KAP, total aset, ROA, dan jumlah anak perusahaan
koefisien korelasi berada dibawah 0,5. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar
76
oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.
> Ftabel dan jika Sig< α maka variabel independen secara simultan berpengaruh
Tabel 4.10
Hasil Uji Simultan (F-test)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9742.539 4 2435.635 7.354 .000b
Residual 30137.961 91 331.186
Total 39880.500 95
a. Dependent Variable: ARL
b. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.
Serta nilai signifikansi sebesar 0,000.Sehingga Fhitung > Ftabel dan Sig< α.Dengan
77
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (parsial) dalam
menerangkan variabel dependen. Jika thitung > ttabel dan jika Sig< α maka variabel
Tabel 4.11
Hasil Uji Parsial (t-test)
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 139.664 40.995 3.407 .001
KAP -.950 4.381 -.023 -.217 .829
TA -3.108 1.957 -.205 -1.588 .116
ROA -65.120 16.579 -.394 -3.928 .000
ANAK PRSHN .310 .215 .168 1.444 .152
a. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2018.
sebagai berikut.
Tabel 4.11 menunjukkan besarnya thitung untuk variabel ukuran KAP adalah
sebesar -0,217 dengan nilai Sig 0,829. Hasil uji statistik juga menemukan ttabel =
1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Nilai signifikansi juga
menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, maka H2
ditolak, artinya ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
78
Tabel 4.11 menunjukkan besarnya thitung untuk variabel total aset adalah
sebesar -1,588 dengan nilai Sig 0,116. Hasil uji statistik juga menemukan ttabel =
1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Nilai signifikansi juga
ditolak, artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
sebesar -3,928 dengan nilai Sig 0,000. Hasil uji statistik juga menemukan ttabel =
1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel. Nilai signifikansi juga
perusahaan adalah sebesar 1,444 dengan nilai Sig 0,152. Hasil uji statistik juga
menemukan ttabel = 1,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel. Nilai
79
audit report lag adalah 73,63 hari dengan nilai minimum 22 hari dan nilai
maksimum 159 hari (lebih dari 5 bulan). Ukuran KAP yang diukur dengan
variabel dummy memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1, dengan nilai
logaritma natural total aset memiliki nilai minimum 18,876 (total aset
memiliki nilai minimum -0,720 dan nilai maksimum 0,320, dengan rata-rata
jumlah anak perusahaan memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 53,
dengan rata-rata sebesar 10,33. Nilai Adjusted R Square adalah 0,211, hal ini
menunjukkan bahwa 21,1% varian atau perubahan dalam audit report lag dapat
dijelaskan oleh variasi dari ukuran KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa F hitung = 7,354; Ftabel = 2,47; dan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Sehingga F hitung > Ftabel dan Sig< α. Dengan demikian,
80
audit report lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
(2015); Dibia dan Onwuchekwa (2013); Pratama dan Adiwibowo (2014); dan
Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014).Akan tetapi hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan Marji
(2012); Ariyani dan Budiartha (2014); Hassan (2016); dan Puspitasari dan Latrini
yang bermitra denganThe Big Four dan KAP Non-Big Four tidak memperlihatkan
perbedaan signifikan. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan teori yang
menjelaskan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP yang bermitra denganThe
Big Four cenderung mengalami audit report lag lebih singkat. Hal ini
menunjukkan bahwa baik KAP yang bermitra denganThe Big Four maupun KAP
audit report lag yang panjang tidak berarti memiliki hubungan dengan ukuran
81
aset, secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit report lag.Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian Munica (2017); Patiku dan Sambo (2015); dan
Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan Marji
(2012); Apriliane (2015); Ariyani dan Budiartha (2014); Dibia dan Onwuchekwa
(2013); Hassan (2016); Pratama dan Adiwibowo (2014); dan Puspitasari dan
tidak berarti menjadikan audit report lag yang pendek.Hasil penelitian ini juga
tidak konsisten dengan teori yang menjelaskan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan, maka semakin pendek audit report lag.Hal ini disebabkan karena
signifikan terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Ahmad dan Abidin (2008); Alkhatib dan Marji (2012); Ariyani dan
Budiartha (2014); Munica (2017); Patiku dan Sambo (2015); dan Trianto,
Satriawan, dan Anisma (2014).Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten
82
agar auditor dapat menyelesaikan auditnya lebih cepat. Hal ini karena perusahaan
akan berusaha untuk secepat mungkin dapat menyampaikan good news ini kepada
rendah atau dengan kata lain mengalami kerugian cenderung akan menunda
publikasi atas laporan keuangan karena kerugian dianggap sebagai kabar buruk
(bad news).
hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Ahmad dan Abidin (2008);
penelitian ini juga tidak konsisten dengan teori yang menjelaskan bahwa semakin
tinggi kompleksitas operasi perusahaan, maka semakin panjang audit report lag.
83
5.1 Kesimpulan
84
audit report lag dalam penelitian ini, yaitu ukuran KAP, ukuran
85
laporan keuangan.
86
Ahmad, Raja Adzrin Raja dan Khairul Anuar Bin Kamarudin, 2003.“Audit Delay
and The Timeliness of Corporate Reporting: Malaysian Evidence”,
Proceeding Hawaii International Conferences on Business.
Alkhatib, Khalid dan Qais Marji, 2012. “Audit Reports Timeliness: Empirical
Evidence from Jordan”, Procedia – Social and Behavioral Sciences 62, hal
1342-1349.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2012. Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach, 14th Edition, Pearson
Education, New Jersey.
87
Dibia, Dr. N.O dan J.C Onwuchekwa, 2013. “An Examination of The Audit
Report Lag of Companies Quoted in The Nigerian Stock Exchange”,
International Journal of Business and Social Research (IJBSR), Volume 3,
Nomor 9, hal 8-16.
Didipu, Fajrin Abd. Rahman, 2016. “Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan,
dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag (Studi
Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-
2015)”, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21: Update PLS Regresi,Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
88
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2007. Akuntansi
Intermediate, Terjemahan Emil Salim, Buku 1, Edisi Keduabelas, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
89
Nugroho, Bhuono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.
90
Trianto, Imam, R. Adri Satriawan, dan Yuneita Anisma, 2014. “Analisis Faktor-
Faktor yang MemengaruhiAudit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Jom FEKON,
Volume 1, Nomor 2.
Zikmund, William G., Barry J. Babin, Jon C. Carr, dan Mitch Griffin, 2009.
Business Research Methods, Eighth Edition, Cengage Learning, South-
Western.
91
92
93
94
95
96
97
Lampiran 6
Data Outlier
No Perusahaan Tahun ZY ZX1 ZX2 ZX3 ZX4
1 ADRO 2014 -0.6227 1.0241 1.9380 4.3100 1.9320
2 ANTM 2014 -0.4999 1.0241 1.0617 -0.2007 0.2485
3 ARII 2014 0.3294 -0.9672 -0.0569 -0.2631 0.9099
4 ATPK 2014 0.2679 -0.9672 -0.6400 -0.1070 -0.2926
5 BIPI 2014 3.0935 -0.9672 0.9015 -0.1382 0.4890
6 BSSR 2014 -0.1928 -0.9672 -0.5375 -0.1226 -0.7736
7 BUMI 2014 3.0320 -0.9672 1.7133 -0.3099 3.2547
8 BYAN 2014 0.3601 1.0241 0.7786 -0.4036 0.8498
9 CITA 2014 0.1144 -0.9672 -0.3339 -0.3568 0.0681
98
99
100
Lampiran 7
Data Sampel dan Variabel Penelitian (Setelah Outlier Dihapus)
No Perusahaan Tahun ARL KAP TA ROA ANAKPRSHN
1 ANTM 2014 62 1 23.8160 -0.03 18
2 ARII 2014 89 0 22.1680 -0.07 29
3 ATPK 2014 87 0 21.3090 0.03 9
4 BSSR 2014 72 0 21.4600 0.02 1
5 BYAN 2014 90 1 23.3990 -0.16 28
6 CITA 2014 82 0 21.7600 -0.13 15
7 CKRA 2014 119 0 20.7200 -0.32 7
8 CTTH 2014 68 0 19.7160 0.00 0
9 DEWA 2014 51 0 22.2160 0.00 2
101
102
103
Lampiran 8
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARL 96 22 159 73.63 20.489
KAP 96 0 1 .50 .503
TA 96 18.876 24.607 22.04386 1.353642
ROA 96 -.720 .320 .00396 .123880
ANAK PRSHN 96 0 53 10.33 11.130
Valid N (listwise) 96
Lampiran 9
Histogram
104
Lampiran 11
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 96
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 17.81128010
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .080
Negative -.076
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .148c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
105
Lampiran 13
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .494 .244 .211 18.199 2.202
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL
Lampiran 14
Scatterplot
106
Lampiran 16
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 139.664 40.995 3.407 .001
KAP -.950 4.381 -.023 -.217 .829
TA -3.108 1.957 -.205 -1.588 .116
ROA -65.120 16.579 -.394 -3.928 .000
ANAK PRSHN .310 .215 .168 1.444 .152
a. Dependent Variable: ARL
Lampiran 17
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .494a .244 .211 18.199
a. Predictors: (Constant), ANAK PRSHN, ROA, KAP, TA
b. Dependent Variable: ARL
107
Lampiran 19
Hasil Uji Parsial (t-test)
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 139.664 40.995 3.407 .001
KAP -.950 4.381 -.023 -.217 .829
TA -3.108 1.957 -.205 -1.588 .116
ROA -65.120 16.579 -.394 -3.928 .000
ANAK PRSHN .310 .215 .168 1.444 .152
a. Dependent Variable: ARL
108
109
110
111