Anda di halaman 1dari 72

PENGARUH KINERJA, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS

AUDIT TERHADAP PRAKTIK PENGHINDARAN PAJAK PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BARANG DAN KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2019-2021

SKRIPSI

OLEH :

SITI MARYAM PALAPIA


NIM : 2017-30-262

JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNS
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KINERJA, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS


AUDIT TERHADAP PRAKTIK PENGHINDARAN PAJAK PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BARANG DAN KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2019-2021

SKRIPSI

OLEH:

SITI MARYAM PALAPIA


NIM : 2017-30-262

Skripri ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen

Pembimbing II serta diketahui oleh Jurusan Akutansi dan disahkan oleh Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura Ambon yang di ajukan guna

memenuhi syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Strata Satu

Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Patimura Ambon.

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. Paul Usmany, S.E., M.Si., Ak. Rita. J.D.Atarwaman, SE., M.Si., Ak.
NIP. 196805071998031001 NIP. 197209062000122002
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KINERJA, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS


AUDIT TERHADAP PRAKTIK PENGHINDARAN PAJAK PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BARANG DAN KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2019-2021

SKRIPSI

OLEH:

SITI MARYAM PALAPIA


NIM : 2017-30-262

DISAHKAN OLEH:

PEMBIMBING II
PEMBIMBING I

Dr. Paul Usmany, S.E., M.Si., Ak., Rita. J.D.Atarwaman, SE., M.Si., Ak.
NIP. 196805071998031001 NIP. 197209062000122002

DISAHKAN OLEH: MENGETAHUI:


DEKAN KETUA JURUSAN

Dr. Erly Leiwakabessy, M.Si Dr. Christina Sososutiksno, SE, M.Si, AK, CA
NIP. 196208201988031003 NIP. 197006121997032001
MOTTO

“Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”
Q.S AT- TALAQ: 04

Skripsi ini di persembahkan kepada:

Ayah dan Ibu saya tercinta, Alm. Benjamin Palapia dan An Palapia yang

mendorong dan memberikan semangat serta Doa kepada penulis dalam

menyelesaikan studi hingga selesai.

Kakak tersayang, Kakon, Kapiti, Kaaci, Kajen, Kaida dan Kauna yang selalu

memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis menyelesaikan studi

ini dengan baik.

Almamater Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi.

iv
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian
skripsi ini merupakan salah satu prasyrat dalam menyelesaikan studi pada jenjang
studi S1 (Sarjana) program studi akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pattimura Ambon walaupun banyak tantangan yang penulis hadapi
saat menyelesaikan skripsi ini tetapi adanya berbagai petunjuk saran dan bantuan
dari berbagai pihak maka semuanya dapat dilalui dengan baik. Karena itu
sewajarnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepda:
1. Prof. Dr.M.J. Saptenno, SH., M.Hum, Rektor Unversitas pattimura ambon
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menuntut Ilmu pada
perguruan tinggi ini.
2. Dr. Erly Leiwakabessy, M.SI, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis beserta
civities yang telah membantu dan melayani penulis dalam proses perkuliahan
hingga penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. Christina. Sososutiksno, SE., M.SI., Ak., CA, Ketua Jurusan Akuntansi
yang telah melayani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Paul Usmany, S.E., M.Si., Ak., CA. Pembimbing 1 yang penuh keiklasan
dan kerelaan hati memberikan bimbigan dan ilmu pengetahuan hingga
menyelesaikan skripsi ini
5. Rita. J. D. Atarwaman, SE., M.Si., Ak. pembimbing 2 yang penuh kesabaran
membimbing sampai akhir penulisan skripsi ini.
6. Para dosen Jurusan Akuntansi dalam lingkungan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Pattimura Ambon
7. Seluruh pegawai fakultas ekonomi dan bisnis universitas pattimura
8. Kedua orang tua Ayah dan Ibu saya tercinta, yaitu Alm. Benjamin Palapia
dan An Palapia yang mendorong dan memberikan semangat serta Doa
kepada penulis dalam menyelesaikan studi hingga selesai.

v
9. Kakak-Kakaku tersayang Kakon, Kapiti, Kaaci, Kajen, Kaida dan Kauna yang
selalu memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis menyelesaikan
studi ini dengan baik.
10. Sahabat saya Dea, Ririn, Mimi, Igo, Rania, dan Helmi yang telah memberikan
semangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11. Sadli Latarisa yang selalu memberikan semangat, motivasi serta dukungan
dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu hingga tersusunnya penulisan Skripsi ini.
Penulis meyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
rangka kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat dan
dapat sumbangan pikiran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb. 

Ambon, 13 Januari 2023


Penulis

Siti Maryam Palapia

vi
ABSTRAK

Siti Maryam Palapia 201730262 “ Pengaruh Kinerja, Ukuran Perusahaan dan


Kualitas Audit Terhadap Praktek Penghindaraan Pajak Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Barang dan Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2019-2021”. Dibawah bimbingan Dr. Paul Usmany, S.E., M.Si., Ak., CA
sebagai pembimbing I dan Rita. J. D. Atarwaman, SE., M.Si., Ak. sebagai
pembimbing II

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja,


ukuran perusahaan dan kualitas audit terhadap praktek penghindaraan pajak pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2019-2021.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
melalui laporan keuangan perusahaan manufaktur subsuktor barang dan konsumsi
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling
sebanyak 55 perusahaan dengan periode penelitian tahun 2019-2021. Analisis data
yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Analisis Regresi Linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja, ukuran perusahaan dan
kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap praktek penghindaraan pajak pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2019-2021. Dengan demikian kinerja, ukuran perusahaan dan
kualitas audit yang besar dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan praktik
penghindaraan pajak .

Kata Kunci : Kinerja, Ukuran Perusahaan, Kualitas Audit, Praktik Penghindaraan


Pajak

vii
ABSTRACT

Siti Maryam Palapia 201730262 "The Influence of Performance, Company Size


and Audit Quality on Tax Avoidance Practices in Manufacturing Companies in
the Goods and Consumption Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange in
2019-2021". Under the guidance of Dr. Paul Usmany, S.E., M.Si., Ak., CA as
supervisor I and Rita. J. D. Atarwaman, SE., M.Si., Ak as supervisor II

This study aims to empirically examine the effect of performance, company size
and quality audits on tax avoidance practices in Manufacturing Companies in the
Goods and Consumer Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2019-
2021.
The data source used in this study is secondary data through the financial reports
of manufacturing companies in the goods and consumption sub-sector using a
purposive sampling technique of 55 companies with a research period of 2019-
2021. The data analysis used to test the hypothesis is multiple linear regression
analysis.
The results of this study indicate that performance, company size and audit
quality have a significant effect on tax avoidance practices in Manufacturing
Companies in the Goods and Consumption Sector Listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2019-2021. Thus the performance, size of the company and the
quality of a large audit can influence the company to practice tax avoidance.

Keywords: Performance, Company Size, Audit Quality, Tax Avoidance Practices

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN LEMBARAN PERSETUJUAN...............................................................ii
HALAMAN LEMBARAN PENGESAHAN...............................................................iii
MOTTO........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................v
ABSTRAK...................................................................................................................vii
ABSTRACT.................................................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................7
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................8
1.
2.
2.1 Teori Agency..........................................................................................................9
2.2 Perencanaan Pajak................................................................................................10
2.3 Penghindaraan Pajak.............................................................................................11
2.4 Kinerja Perusahaan...............................................................................................12
2.5 Ukuran Perusahaan...............................................................................................13
2.6 Kualitas Audit.......................................................................................................14
2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan.............................................................................18
2.1.

ix
2.8 Model Penelitian...................................................................................................21
2.9 Hipotesis Penelitian..............................................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................26


3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................26
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian.................................................................................26
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel............................................26
3.4 Sumber Data.........................................................................................................27
3.5 Defenisi Operasional.............................................................................................27
3.6 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................28
3.7 Teknik Analisis Data..............................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................32
4.1 Deskriptif Objek Penelitian..................................................................................32
4.2 Hasil Penelitian....................................................................................................33
4.2.1Statistik Deskriptif.........................................................................................33
4.2.2Hasil Uji Asumsi Klasik................................................................................33
4.2.3Analisis Regresi Linier Berganda..................................................................36
4.2.4 Uji Hipotesis.................................................................................................38
5
5.2
5.3
4.3 Pembahasan.........................................................................................................40
BAB V PENUTUP......................................................................................................45
5
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................45
5.2 Keterbatasan Penelitian.........................................................................................45
5.3 Saran ....................................................................................................................45
5.4 Implikasi Penelitian..............................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................47
LAMPIRAN................................................................................................................51

x
xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak di Indonesia...................................................


Tabel 1.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di Indonesia...............................2
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan...............................................................18
Tabel 3.1 Operasional Variabel..............................................................................19
Tabel 4.1 Kriteria Sampel.......................................................................................32
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif............................................................................33
Tabel 4.3 Uji Normalitas........................................................................................34
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas...............................................................................35
Tabel 4.5 Hasil Heteroskedastisitas.......................................................................36
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda................................................36
Tabel 4.7 Hasil Uji t...............................................................................................38
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2).....................................................39

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian.....................................................................................21

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Data Sampel Perusahaan Manufaktur.................................................51


LAMPIRAN 2 Data Penelitian....................................................................................53
LAMPIRAN 3 Hasil SPSS..........................................................................................56

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak adalah kewajiban financial yang dikenakan oleh negara kepada
wajib pajak untuk pembiayaan pengeluaran publik. Adapun objek yang dikenakan
pajak adalah penghasilan. Penghasilan didefinisikan sebagai seluruh tambahan
dalam hal ekonomis yang diperoleh di dalam wilayah Indonesia ataupun diluar
wilayah yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk penambahan kekayaan.
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan sebagai wajib pajak dengan tidak mendapatkan timbal
baliksecara langsung, bersifat memaksa, dan pemungutannya dilakukan
berdasarkan undang-undang. Pemerintah menggunakan pajak untuk
melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka mencapai kesejahteraan
umum di berbagai sektor kehidupan. Bagi wajib pajak, pajak merupakan
perwujudan pengabdian dan peran untuk berkontribusi dalam peningkatan
pembangunan nasional (Darmawan dan Sukartha, 2014).
Menurut UU no 22 tahun 2011 Pasal 1 penerimaan perpajakan terdiri dari
semua pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak dalam
negeri yaitu semua penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai barang dan jasa, pajak penjualan atas barang mewah, pajak
bumi dan bangunan, bea dan cukai serta pajak lainnya. Pajak perdagangan
internasional yaitu semua penerimaan negara yang berasal dari bea masuk dan
pajak/pungutan ekspor. Seperti yang disajikan dalam tabel 1.1 yang memuat
realisasi penerimmaan pajak di Indonesia selama periode 5 tahun terakhir sebagai
berikut:

1
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak di Indonesia
Sumber 2016 2017 2018 2019 2020
Penerimaan
Penerimaan 980,518 1,077,307 1,146,866 1,240,419 1,539,166
Perpajakan
Pajak Dalam 930,862 1,029,850 1,103,218 1,205,479 1,503,295
Negeri
Pajak
Perdagangan 49,656 47,457 43,648 34,940 35,871
Internasional

Sumber: apbn-p kemenkeu

Peran pajak sebagai sumber pendapatan negara menjadi sangat penting


selama periode waktu 5 (tujuh) tahun terakhir. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan pada setiap tahunnya, seperti yang disajikan dalam tabel 1.2 sebagai
berikut:
Tabel 1.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di Indonesia
Tahun Target Realisasi Pencapaian
2016 Rp 1016 triliun Rp 981 96,5%
triliun
2017 Rp 1148 triliun Rp 1077 93,8%
triliun
2018 Rp 1246 triliun Rp 1147 92,1%
triliun
2019 Rp 1489 triliun Rp 1240 83,3%
triliun
2020 Rp 1538 triliun Rp 1539 100,1%
triliun
Sumber: apbn-p kemenkeu

Target pajak yang tidak tercapai dapat disebabkan oleh berbagai faktor
dimana salah satunya karena adanya tindakan pengelolaan beban perpajakan oleh
perusahaan. Tindakan pengelolaan beban pajak merupakan akibat adanya

2
kepentingan yang berbeda antara perusahaan dan pemerintah. Upaya ini dalam
rangka untuk meminimalisasi besarnya pajak dengan tidak menunjukkan
keuntungan yang sesungguhnya Hal ini dilakukan oleh perusahaan karena pajak
adalah biaya yang dapat menyebabkan pengurangan keuntungan yang diperoleh
secara signifikan sehingga mengakibatkan munculnya keinginan untuk melakukan
upaya minimalisasi beban pajak tersebut.
Di negara-negara berkembang banyak terjadi kasus penghindaran pajak
sehingga terdapat deviasi atau adanya penyimpangan antara rencana dan realisasi
pajak. Penghindaran pajak tersebut dilakukan dengan cara tidak melaporkan atau
melaporkan namun tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya atas pendapatan yang
bisa dikenai pajak (Uppal, 2005). Selanjutnya, Uppal (2005) mengatakan
penghindaran pajak ini telah membuat basis pajak atas pajak pendapatan menjadi
sempit dan mengakibatkan begitu besarnya kehilangan potensi pendapatan pajak
yang dapat digunakan untuk mengurangi beban defisit anggaran negara.
Kasus mengenai praktek penghindaraan pajak terjadi pada PT Adaro
Energi Tbk pada tahun 2019 melakukan TA dengan skema transfer pricing
melalui anak perusahaannya yang berada di Singapura, Coaltrade Services
Internationa Pte Ltd. PT Adaro Energy Tbk disinyalir melakukan praktik transfer
pricing untuk menghindari kewajiban pajak dalam negeri sehingga memberi
penghasilan yang lebih tinggi bagi pemegang saham perusahaan. Indikasi
penyalahgunaan transfer pricing yang dilakukan oleh perusahaan teridentifikasi
pada laporan keuangan yang mengandung transaksi tidak wajar yang dilakukan
oleh PT Adaro Energy Tbk yang menunjukan ketimpangan harga transfer bila
dibandingkan dengan harga para (www.news.unair.ac.id). Kasus ini berkaitan
dengan ukuran perusahaan, karena PT Adaro Energy Tbk merupakan salah satu
perusahaan yang cukup besar sehingga mereka memanfaatkan transaksi antar-
perusahaan terafiliasi baik di dalam maupun di luar negeri untuk menghindari
pembayaran pajak. Hal tersebut berarti ukuran perusahaan yang besar dapat
mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan penghindaraan pajak.

3
Kasus berikutnya terjadi PT Rajawali Nusantara Indonesia pada tahun
2020 didentifikasi melakukan praktik penghindaraan pajak dengan banyak variasi
cara yakni mengakui utang afiliasi sebagai modal, melaporan kerugian yang
cukup besar dalam laporan keuangan perusahaan dan melaporkan omzet
perusahaan tetap berada di bawah 4,8 miliar rupiah per tahun dengan tujuan
memanfaatkan Peraturan Pemerintah 46/2013 tentang Pajak Penghasilan Khusus
UMKM, agar mendapatkan fasilitas tarif PPh final sebesar 1%
(www.news.unair.ac.id). Kasus ini berkaitan dengan kualitas audit, karena PT
Rajawali Nusantara Indonesia mampu melakukan manipulasi laporan kuangan
yang membuat beban biaya yang besar menyebabkan penghasilan kena pajak
berkurang, sehingga setoran pajaknya pun mengecil. Hal tersebut berarti kualitas
audit dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan penghindaraan
pajak.
Kasus PT Bentoel Internasional Investama Tbk pada tahun 2019
melakukan praktik penghindaraan pajak yang menyebabkan kerugian hingga 14
millyar. Selain itu PT Bentoel Internasional Investama Tbk juga melakukan
pinjaman yang berasal dari Jersey melalui perusahaan di Belanda untuk
menghindarai potongan pajak pembayaran bunga (www.kontan.co.id). Kasus
ini berkaitan dengan kinerja perusahaan, karena PT Bentoel Internasional
Investama Tbk memanfaatkan modal yang diperoleh dari pinjaman atau
hutang untuk menghindari pembayaran pajak yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Hal tersebut berarti kinerja perusahaan yang baik dapat
mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan penghindaraan pajak.
Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah strategi dan teknik
penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena
tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Metode dan teknik yang
digunakan adalah dengan memanfaatkan kelemahan (grey area) yang terdapat
dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri. (Pohan, 2013).
Menurut Gusti Maya Sari (2014) tax avoidance adalah suatu skema
transaksi yang ditunjukan dengan meminimalkan beban pajak dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan-ketentuan perpajakan

4
suatu negara. Ada tiga tahapan/langkah yang akan dilakukan perusahaan dalam
meminimalkan pajak yang dikenakan. Langkah pertama, perusahaan berusaha
untuk menghindari pajak baik secara legal mapun ilegal. Langkah kedua, yaitu
berusaha mengurangi beban pajak baik secara legal maupun ilegal. Langkah
ketiga atau terakhir apabila kedua langkah sebelumnya tidak dapat dilakukan
maka wajib pajak akan membayar pajak tersebut (Siahaan, 2010).
Menurut Cahyono et al. (2016) tidak sedikit perusahaan yang melakukan
perencanaan pajak (tax planning) dengan tujuan untuk meminimalisasi pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan. Kegiatan ini akan memunculkan risiko bagi
perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata publik.
Apabila penghindaran pajak melebihi batas atau melanggar hukum dan ketentuan
yang berlaku maka aktivitas tersebut dapat tergolong ke dalam penggelapan pajak
(tax evasion).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi praktek penghindaraan pajak
adalah kinerja perusahaan. kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen
(Adisamarta dan Noviari, 2005) pengukuran kinerja adalah instrumen yang
digunakan untuk menilai hasil akhir pelaksanaan kegiatan terhadap target dan
tujuan kegiatan yang telah ditetapkan sebelulmnya. Pengukuran kinerja terdiri
dari aktifitas pendokumentasian proses pelaksanaan yang tediri atas proses.
aktivitas yang dilakukan untuk mengubah input (sumber daya yang digunakan
selama kegiatan) menjadi output (barang dan jasa yang dihasilkan dari sebuah
kegiatan) (Deddi, 2010). Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat
analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya
keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja
dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Faktor berikutnya adalah ukuran perusahaan mengklasifikasikan
perusahaan berdasarkan skala besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan
menunjukkan bagaimana kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk

5
melakukan aktivitas ekonominya (Kurniasih dan Sari, 2013). Menurut Kimsen,
Kismanah, & Masitoh (2018), pada umumnya, ukuran perusahaan biasanya
diproksikan dengan total aset karena nilai dari total aset merupakan variabel
keuangan yang sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya.
Total Aset dipilih karena total aset lebih stabil dan representatif dalam
menunjukkan ukuran perusahaan dibandingkan dengan proksi lainnya. Semakin
besar aset yang dimiliki suatu perusahaan, semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut.
Selain itu, faktor kualitas audit juga menjadi salah satu faktor penting
dalam mempengaruh praktik penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena
kualitas audit merupakan indikator utama yang digunakan dalam memilih auditor.
Artinya, pertimbangan utama dalam memilih auditor tergantung dari pelayanan
jasa auditor yang diberikan kepada klien. KAP yang berafiliasi dengan Big Four
dianggap lebih berkualitas dibandingkan KAP non Big Four karena lebih
berpengalaman dalam melakukan penugasan audit, memiliki sumber daya yang
besar seingga mampu memitigasi adanya praktik manajemen laba bahkan
diharpakan auditor mampu meningkatkan keakurasian dan ketepatan perhitungan
pajak yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, masih ditemukan adanya gap
diantara hasil penelitian tersebut. Seperti penelitian Mahanani, et al (2014)
menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran
pajak. Kemudian Tommy dkk (2013) yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan
tidak berpengaruh terhadap praktik penghindaraan pajak. Dan juga penelitian
Handayani (2015), menemukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Berdasarkan uraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Kinerja, Ukuran Perusahaan dan Kualitas Audit
Terhadap Praktik Penghindaraan Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Barang Dan Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-
2021”.

6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang diatas maka rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah kinerja perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
praktik penghindaran pajak?
2. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
praktik penghindaran pajak?
3. Apakah kualitas audit memiliki pengaruh pengaruh signifikan terhadap
praktik penghindaran pajak?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja perusahaan terhadap
praktik penghindaran pajak
2. Untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap
praktik penghindaran pajak.
3. Untuk menguji secara empiris pengaruh kualitas audit terhadap praktik
penghindaran pajak.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini hendaknya dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya ilmu
pengetahuan dalam menilai Laporan Keuangan dan memberikan bukti
empiris mengenai pengaruh kinerja, ukuran perusahaan dan kualitas
audit terhadap praktik penghindaraan pajak.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan referensi dan
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan menganalisis

7
pengaruh kinerja, ukuran perusahaan dan kualitas audit terhadap
praktik penghindaraan pajak.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa Bab sehingga di harapkan dapat
dipahami isi skripsi ini secara garis besar, yang di susun sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang teori-teori yang revelan dengan penelitian ini,
hasil penelitian yang relevan, pengembangan hipotesis dan model
penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang metode dan lokasi penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan defenisi
operasional variabel dan metode analisis data.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisikan mengenai hasil analisis data dengan responden,
perhitungan statitik dan pembahasan yang relevan dengan penelitian ini.
BAB V Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
saran dan implikasi penelitian

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teory Agency


Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya
kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu.
1. Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2. Pertanggung jawaban kepada masyarakat luas.
Teori keagenan merupakan perjanjian antara satu atau lebih prinsipal
dengan agen. Teori keagenan merupakan perjanjian yang berisi proporsi hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Teori keagenan dalam prakteknya terdapat
kepentingan yang berbeda antara prinsipal dan agen sehingga menimbulkan
konflik kepentingan, untuk meminimalkan konflik tersebut dengan pihak ketiga
dengan menggunakan auditor (Artana, 2016). Berdasarkan hal tersebut berkaitan
dengan masalah keagenan, teori keagenan mempelajari hubungan antara agen dan
prinsipal. Pemerintah dalam mewujudkan akuntabilitas kepada masyarakat luas,
dalam hal ini bertindak sebagai agen mempunyai kewajiban menyajikan informasi
bagi masyarakat luas sebagai prinsipal. Teori keagenan merupakan teori yang
dalam prakteknya terdapat kepentingan yang berbeda antara agen dan prinsipal,
dalam pemerintahan untuk meminimalisir konflik, maka laporan keuangan adalah
salah satu hal yang dapat meminimalkan konflik antara pemerintah dan
masyarakat luas.
Teori keagenan membantu auditor sebagai pihak ketiga untuk memahami
konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agen. Principal selaku
investor bekerja sama dan menandatangani kontrak kerja dengan agen atau

9
manajemen perusahaan untuk menginvestasikan keuangan mereka. Dengan
adanya auditor yang independen diharapkan tidak terjadi kecurangan dalam
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Sekaligus dapat mengevaluasi
kinerja agen (manager) sehingga akan menghasilkan informasi yang relevan yang
berguna bagi investor dan kreditor dalam mengambil keputusan rasional untuk
investasi.
2.2 Perencanaan Pajak
Suandy (2011) menyatakan perencanaan pajak adalah langkah awal dalam
manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang
akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning)
adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak. Sedangkan Syanthi, et al. (2012)
menjelaskan bahwa perencanaan pajak merupakan salah satu fungsi dari
manajemen pajak yang digunakan untuk mengestimasi jumlah pajak yang akan
dibayar dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari pajak.
Perencanan pajak juga merupakan proses mengorganisasi usaha wajib
pajak yang tujuan akhir proses perencanaan pajak ini menyebabkan utang pajak,
baik PPh maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi seminimal mungkin,
sepanjang hal ini masih berada di dalam bingkai peraturan perpajakan yang
berlaku. Oleh karena itu, perencanan pajak (tax planning) merupakan tindakan
yang legal karena diperbolehkan oleh pemerintah selama dalam koridor undang-
undang perpajakan yang berlaku di Indonesia. (Aditama dan Purwaningsih, 2014).
Maka perencanaan pajak di sini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat
ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak.
(Suandy, 2011).
Sisi akuntansi menjelaskan bahwa pajak merupakan biaya/beban yang
akan mengurangi laba bersih, hal ini bertolak-belakang dengantujuan semua
entitas bisnis yang ingin mempunyai laba besar (Wibawa et al., 2016). Timbulnya
beban pajak akan membuat wajib pajak berupaya untuk meminimalkan beban
pajak dengan berbagai cara, mulai dari cara yang masih ada dalam bingkai
peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar peraturan perpajakan. Pada

10
umumnya, perencanaan pajak merujuk kepada proses merekayasa usaha dan
transaksi wajib pajak supaya hutang pajaknya berada dalam jumlah yang minimal
tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan (Suandy, 2011).

Upaya untuk meminimalisasi pajak sering disebut dengan teknik tax


planning (Rori, 2013). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak
untuk meminimalkan beban pajak yaitu melalui penghematan pajak (tax saving).
Penghematan pajak adalah satu cara yang dilakukan oleh wajib pajak dalam
mengelakkan utang pajaknya (Zain, 2007). Selain itu menurut Suandy (2011) cara
lain untuk meminimalkan beban pajak adalah dengan melakukan pergeseran pajak
(tax shifting), penggelapan pajak (tax evasion), ataupun penghindaran pajak (tax
avoidance).
2.3 Penghindaraan Pajak
Menurut Pohan (2013) mendefinisikan bahwa penghindaran pajak adalah
upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak
karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, dimana metode dan
teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey
area) yang terdapat dalam undang-undang.
Penghindaran pajak adalah merupakan tindakan perusahaan untuk
mengurangi atau meminimalisir beban pajak perusahaan. Pajak merupakan salah
satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat melalui
pemerintah. Dana hasil pembayaran pajak akan digunakan oleh pemerintah untuk
melaksanakan tugas Negara di berbagai sektor kehidupan untuk mencapai
kesejahteraan umum (Yoehana, 2013).
Menurut Xynas (2011) dalam Budiman dan Setiyono (2014) menyatakan
penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak yang
bersifat legal (Lawful), sedangkan penggelapan pajak (Tax Evasion) adalah usaha
untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat tidak legal (Unlawful).
Untuk memperjelas, penghindaran pajak umumnya dapat dibedakan dari
penggelapan pajak (tax evasion), di mana penggelapan pajak terkait dengan
penggunaan cara-cara yang melanggar hukum untuk mengurangi

11
atau menghilangkan beban pajak sedangkan penghindaran pajak dilakukan
secara “legal” dengan memanfaatkan celah (loopholes) yang terdapat dalam
peraturan perpajakan yang ada untuk menghindari pembayaran pajak, atau
melakukan transaksi yang tidak memiliki tujuan selain untuk menghindari pajak
(pajak.go.id). Penciptaan suatu alternatif baru dari aktivitas tax avoidance
dalam perencanaan pajak dapat menimbulkan penghematan dalam besarnya pajak
oleh perusahaan, sehingga diharapkan perusahaan lebih memberikan perhatian
dalam memenuhi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. Dengan pajak
yang dibayarkan oleh perusahaan kepada negara akan digunakan untuk
memfasilitasi masyarakat sehingga dapat menaikkan derajat hidup masyarakat
(Annisa, 2011).
2.4 Kinerja Perusahaan
Menurut Helfert, kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen
(Adisamarta dan Noviari, 2005). Dalam bukunya, Deddi berpendapat bahwa
pengukuran kinerja adalah instrumen yang digunakan untuk menilai hasil
akhir pelaksanaan kegiatan terhadap target dan tujuan kegiatan yang telah
ditetapkan sebelulmnya. Pengukuran kinerja terdiri dari aktifitas
pendokumentasian proses pelaksanaan yang tediri atas proses dan aktivitas yang
dilakukan untuk mengubah input (sumber daya yang digunakan selama kegiatan)
menjadi output (barang dan jasa yang dihasilkan dari sebuah kegiatan).
Allen dan dan Philips, menggambarkan bahwa kinerja keuangan
akan berdampak pada peningkatan pembelian saham oleh kepemilikan blok
luar. Kondisi ini akan menyebabkan manajemen akan berusaha melakukan
berbagai upaya sehingga berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan (Deddi
dan Ayuningtyas, 2010).
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan
suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.

12
Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam
menghadapi perubahan lingkungan (Evi dan Anis, 2022).

Kinerja perusahaan adalah kegiatan dari manajemen, maka bagaimanapun


caranya manajemen dituntut untuk menampilkan yang terbaik agar
perusahaannya terlihat menarik dan tentunya mendapat keuntungan. Informasi
yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah informasi keuangan,
akuntansi manajemen informasi, dan informasi akuntansi keuangan seperti laba
sebelum pajak, laba atas investasi, dan sebagainya. Kinerja perusahaan yang
baik juga bermakna bagi konsumen, komunitas, karyawan dan pemasok-
termasuk dalam pemasok adalah kreditur, yaitu pemasok dana (Khaira, 2011).
2.5 Ukuran Perusahaan
Ardi Murdoko dana Lana (2007) mendefinisikan ukuran perusahaan
sebagai besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari total aset,
penjualan, dan kapitalisasi pasar. Ketiga pengukuran tersebut sering digunakan
untuk mengidentifikasi besar kecilnya suatu perusahaan karena semakin besar aset
yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin besar modal yang ditanam.
Semakin besar penjualan, maka semakin besar pula perputaran uang dalam
perusahaan tersebut, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka perusahaan
tersebut semakin dikenal oleh masyarakat.
Nuryaman (2009) mengungkapkan perusahaan yang berukuran besar
memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas sehingga berbagai
kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan
publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar suatu perusahaan,
maka perusahaan akan menghadapi biaya politik yang tinggi, perusahaan besar
akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para stakeholder untuk menyajikan
laporan keuangan yang lebih transparan.
Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan dengan integritas
yang lemah. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan
praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan

13
semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk
investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam
saham perusahaan tersebut semakin banyak dan perusahaan yang besar lebih
diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam
melakukan pelaporan keuangan. Berbeda dengan perusahaan kecil yang
cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja
baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Agnes Sawir (2004) menyatakan ukuran perusahaan dinyatakan sebagai
determinan dari struktur keuangan. Pertama, ukuran perusahaan dapat
menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar
modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang
terorganisasi, baik untuk obligasi maupun saham. Walaupun mereka memiliki
akses, biaya penerbitan penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi
penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan
kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan
harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan
return lebih tinggi secara signifikan
Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawarmenawar dalam
kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari
berbagai bentuk utang, termasuk penawaran khusus yang lebih menguntungkan
dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang
yang digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang
sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak
standar utang.
Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh laba dalam jumlah
yang lebih banyak. Akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain
yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti
perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana
keuangan dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu
sistem manajemen.

14
2.6 Kualitas Audit
De Angelo (1981) dalam Simanjuntak (2008), mendefinisikan kualitas
audit sebagai penilaian oleh pasar dimana terdapat kemungkinan auditor akan
memberikan penemuan mengenai suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien
dan adanya pelanggaran dalam pencatatannya. Kemungkinan bahwa auditor akan
melaporkan adanya laporan yang salah saji telah dideteksi dan didefinisikan
sebagai independensi auditor. Oleh karena itu, berdasarkan definisi tersebut
kualitas audit merupakan suatu fungsi dari kemampuan auditor untuk mendeteksi
laporan yang salah saji dan independensi auditor yang dinilai oleh pasar
(Simanjuntak, 2008).
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan
auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar
pengendalian mutu. Menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003)
mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor
akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi
klien. Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam
laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan
kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada
independensinya.
Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam
laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor
berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.
AAA Financial Accounting standard committee (2001) dalam Christiawan
(2003) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi
(keahlian) dan independensi kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap
kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi lebih lanjut, persepsi pengguna
laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas
independensi dan keahlian auditor.

15
Menurut Wooten (2003), indikator yang digunakan untuk mengukur
kualitas audit adalah sebagai berikut:
a. Deteksi salah saji
Dalam mendeteksi salah saji, auditor harus memiliki sikap skeptisme
profesional, yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit.
Salah saji dapat terjadi akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Apabila
laporan keuangan mengandung salah saji yang dampaknya secara
individual atau keseluruhan cukup signifikan sehingga dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar dalam
semua hal yang sesuai standar akuntansi keuangan.
b. Kesesuaian Dengan Standar Umum Yang Berlaku
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) adalah acuan yang ditetapkan
menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh akuntan publik dalam
pemberian jasanya (UU No. 5 Tahun 2011). Auditor bertanggung jawab
untuk mematuhi standarauditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Aturan Etikan Kompartemen Akuntan Publik mengharuskan
anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai auditor
mematuhi standar auditing jika berkaitan dengan audit atas laporan
keuangan.
c. Kepatuhan terhadap SOP
Standar operasional perusahaan adalah penetapan tertulis mengenai apa
yang harus dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana cara
melakukan, apa saja yang diperlukan, dan lain-lain yang semuanya itu
merupakan prosedur kerja yang harus ditaati dan dilakukan. Dalam
pelaksanaan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh
pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk mengidentifikasi dan
memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut
pertimbangan auditor kemungkinan berdampak signifikan atas laporan
keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.

16
Bagi suatu kantor akuntan publik, pengendalian kualitas terdiri dari
metode metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi
tanggungjawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain. Arens et.al.
(2011) menyatakan Pengendalian kualitas audit merupakan proses untuk
memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti oleh setiap audit,
KAP mengikuti prosedur pengendalian kualitas khusus yang membantu
memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasannya. IAI
menjelaskan bahwa pelaksanaan standar auditing akan mempengaruhi kualitas
audit, standar auditing meliputi (SPAP,2009) menyatakan:
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekejaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan
lingkungan pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas keuangan yang diaudit.
c. Standar Laporan
1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
indonesia.

17
2) Laporan audit harus menunjukan atau menyatakan, jika ada ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secarakeseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai
sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat
tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.
2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan
Untuk menghindari kesamaan penulisan maka dalam penelitian ini penulis
mencantumkan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan
No Penulis Judul Metode Hasil
1 Mutya, S.M., Pengaruh Analisis Hasil penelitian
Anita W., Komisaris regresi linier menunjukan bahwa
Endang Independen, berganda komisaris
M.W. (2018) Komite Audit indenpenden, komite
dan Kualitas audit, dan kualitas
Audit Terhadap audit secara simultan
Penghindaran (bersama-sama)
Pajak (Studi berpengaruh
Empiris Pada signifikan terhadap
Sektor Industri penghindaraan pajak.
Barang
Konsumsi Yang

18
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2012-
2016)
2 Masyithah, Pengaruh Analisis Hasil penelitian
K. Y.Z., Corporate Social Regresi menunjukan bahwa
Desrir M. Responsibility, Linier corporate social
(2020) Capital Intensity Berganda responsibility
dan Kualitas terbukti berpengaruh
Audit Terhadap terhadap
Penghindaran penghidaraan pajak.
Pajak Capital Intensitiy
terbukti berpengaruh
terhadap
penghindaraan pajak.
Dan kualitas audit
tidak terbukti
berpengaruh negatif
terhadap
penghindaran pajak.
3 Nabila K.A., Pengaruh Analisis Hasil penelitian
Lintang V. Koneksi Politik Regresi menunjukan bahwa
(2020) Terhadap Linier koneksi politik
Penghindaran Berganda berpengaruh negatif
Pajak negatif terhadap
penghindaraan pajak.
4 Mita dan Pengaruh Analisis Hasil penelitian
Juniarti Ukuran regresi linier menunjukan bahwa
(2019) Perusahaan, berganda Ukuran Perusahaan,
Umur umur perusahaan,

19
Perusahaan, Pertumbuhan
Pertumbuhan Penjualan dan
Penjualan, Dan Profitabilitas tidak
Profitabilitas berpengaruh
Terhadap terhadap
Penghindaran penghindaran pajak.
Pajak (Studi
Empiris Pada
Perusahaan Sub
Sektor Farmasi
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2016-
2019)
5 Evy R., Anis Pengaruh Analisis Hasil penelitian
S (2022) Kinerja dan Regresi menjelaskan bahwa
Ukuran kinerja dan ukuran
Perusahaan perusahaan memiliki
Terhadap pengaruh positif
Tindakan terhadpa praktik
Penghindaraan penghindaraan pajak.
Pajak
6 Cahyono, Pengaruh Analisis Komite Audit,
dkk (2016) Komite Audit, Regresi Kepemilikan
Kepemilikan Linier Institusional, Dewan
Institusional, Berganda Komisaris, Ukuran
Dewan Perusahaan,
Komisaris, Leverage, dan
Ukuran Profitabilitas
Perusahaan, berpengaruh positif

20
Leverage, dan terhadap Tindakan
Profitabilitas Penghindaran Pajak
terhadap pada Perusahaan
Tindakan Perbankan yang
Penghindaran Listing di BEI
Pajak pada
Perusahaan
Perbankan yang
Listing di BEI
Periode Tahun
2011 – 2013
7 Kimsen, dkk Profitability, Analisis Profitabilitas,
(2018) Leverage, Size Regresi leverage dan ukuran
of Company Linier perusahaan
Towards Tax Bergadna berpengaruh positif
Avoidance terhadap praktik
penghindaraan pajak

2.8 Model Penelitian


Berikut gambaran model penelitian pada penelitian ini:

Kinerja Perusahaan
H1

Ukuran Perusahaan H2 Praktik Penghindaraan


Pajak

H3
Kualitas Audit

Gambar 2.1 Model Penelitian

21
2.9 Hipotesis Penelitian
1. Kinerja Perusahaan dan Praktik Penghindaraan Pajak
Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil saat ini, evaluasi dan
pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu aspek yang
fundamental bagi investor untuk berinvestasi karena dapat mencerminkan
kondisi perusahaan yanag sesungguhnya (Desak dan Widanaputra, 2014).
Jika dilihat dari penelitian Desai dan Dharmapala menggunakan
perspektif teori tradisional yang berarti melihat bahwa praktik
penghindaraan pajak berguna untuk mentransfer sumber daya dari negara
ke para pemegang saham, maka manajer dapat memanfaatkan praktik
penghindaraan pajak agar memaksimalkan laba setelah pajak yang dapat
menambah kinerja perusahaan (Mihir dan Dhammika (2009).
Namun jika dilihat dari perspektif agency theory yang dapat
menjelaskan bahwa aktivitas praktik penghindaraan pajak dapat memicu
manajemen untuk melakukan kegiatan oppurtunis dengan melakukan
penghindaran pajak yang berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan.
Tidak semua investor merespon positif perusahaan yang melakukan
praktik penghindaraan pajak karena adanya asimetri informasi dan
kemungkinan menambah biaya perencanaan pajak. Asimetri informasi
tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di mata investor.
Perusahaan juga dianggap dapat mengeluarkan dapat mengelola biaya
yang dikeluarkannya karena dapat menghasilkan probabilitas yang tinggi.
Ini membuktikan bahwa praktik penghindaraan pajak mempunyai
pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Evy dan Anis (2022) menjelaskan bahwa kinerja perusahaan
berpengaruh positif terhadap praktik penghindaraan pajak
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah

22
H1 : Diduga kinerja perusahaan memiliki pengaruh signifikan
terhadap praktik penghindaran pajak

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Praktik Pengindaraan Pajak


Ukuran Perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar aset dari
perusahaan tersebut. Maka dari hal tersebut, dapat dianggap ukuran
perusahaan dapat mempengaruhi tindak praktik penghindaran pajak. Hal
tersebut dikarenakan, semakin besar aset yang dimiliki suatu perusahaan
dapat meningkatkan kemungkinan perusahaan melakukan tindak praktik
penghindaran pajak. Sebaliknya dengan ukuran perusahaan yang kecil
kemungkinan perusahaan melakukan praktik penghindaran pajak akan
minimal karena aset yang dimilikinya sedikit. Besarnya ukuran
perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai aset perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut akan lebih mampu dan lebih
stabil untuk menghasilkan laba. Menurut Ardiansyah (2014) perusahaan
yang diklasifikasikan besar cenderung memiliki ruang yang lebih besar
untuk melakukan perencanaan pajak yang lebih baik dan mampu
mengadopsi praktik akuntansi yang efektif untuk menurunkan ETR.
Dalam suatu perusahaan aset akan selalu mengalami penyusutan setiap
tahunnya, hal tersebut dapat mengurangi laba perusahaan sehingga
dapat menurunkan beban pajak yang dibayarkan oleh perusahaan.
Dengan besarnya aset yang dimiliki perusahaan, perusahaan akan lebih
mampu mengatur kekayaannya untuk melakukan perencanaan pajak
yang lebih baik sehingga dapat menurunkan tingkat ETR.

Menurut penelitian Shella Yuniasta (2018) membuktikan adanya


pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak,
karena di saat ukuran perusahaan meningkat menunjukkan bahwa aset
tetap perusahaan juga meningkat, itu berarti saat aset tetap meningkat
ada beban penyusutan yang harus dibayarkan dapat mengurangi laba
yang diperoleh jika laba berkurang maka beban pajak yang dibayarkan

23
pun berkurang atau mengecil, di saat seperti itulah penghindaran pajak
dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam


penelitian ini adalah
H2 : Diduga ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan
terhadap praktik penghindaran pajak.

3. Kualitas Audit dan Praktik Penghindaraan Pajak


Kualitas audit adalah kerangka dasar dalam meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan bagi pengguna informasi tersebut (Fairchild, 2008).
Selain itu Dewi dan Jati (2014) menjelaskan bahwa kualitas audit
merupakan segala kemungkinan yang dapat terjadi ketika auditor
mengaudit laporan keuangan auditee dan menemukan bahwa adanya
pelanggaran yang terjadi dan melaporkan dalam laporan keuangan auditan.
Dalam melakukan pengauditan dibutuhkan adanya sikap
profesionalisme, akuntanbilitas, integritas maupun transparansi. Keempat
faktor ini menjadi tolok ukur dalam menilai kualitas audit. Transparansi
sebagai salah satu unsur dari tata kelola perusahaan merupakan salah satu
faktor penting dalam menilai kualitas audit, hal ini disebabkan karena
dengan adanya transaparansi maka pemangku kepentingan dalam hal ini
adalah pemegang saham dapat mengetahui informasi- informasi terkait
perpajakan. Dalam kaitannya dengan pajak perusahaan, perusahaan
cenderung melakukan agresivitas pajak untuk menghindari adanya
pelaporan pajak yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, untuk menjamin
kualitas informasi dalam kaitannya dengan perpajakan maka dibutuhkan
audtior dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan agar terjamin
reliabilitas informasi. Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor dari
KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih berkualitas tinggi
dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh auditor afiliasi non Big Four.
Chai dan Liu (2010) menunjukkan bahwa apabila nilai nominal pajak
yang dibayarkan oleh perusahaan terlalu tinggi, maka perusahaan tersebut

24
cenderung akan melakukan penggelapan pajak, Namun apabila semakin
berkualitas audit suatu perusahaan maka perusahan tersebut diyakini tidak
melakukan manipulasi laba guna kepentingan perpajakan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mutya, dkk (2018) menunjukkan bahwa kualitas audit
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H3 : Diduga kualitas audit memiliki pengaruh pengaruh signifikan
terhadap praktik penghindaran pajak.

25
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menghasilkan penemuan penemuan yang
dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau
cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran) (Sugiyono, 2017).
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil laporan keuangan dan laporan
tahunan pada perusahaan manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Data atas laporan keuangan tahunan tersebut dapat
diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu http://www.idx.co.id dan
website masing-masing perusahaan.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur barang
dan konsumsi yang terdaftar di BEI yang terdaftar di BEI dan menerbitkan
laporan keuangan pada periode tahun 2019 – 2021.
3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sekaran (2011) sampel adalah sebagian dari populasi yang
terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dimana
peneliti memilih sampel berdasarkan beberapa karakteristik anggota
sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kriteria pemilihan
sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Perusahaan manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2019 sampai periode 2021

26
b. Perusahaan memiliki laporan keuangan audit secara lengkap
berturut-turut dan berakhir pada 31 Desember 2021 selama tahun
2019 – 2021.
c. Semua data yang dibutuhkan dalam perhitungan variabel-variabel
pada penelitian ini tersedia selama periode tahun 2019 – 2021.
3.4 Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan suatu data yang diambil dan data tersebut telah diolah oleh
orang lain dalam bentuk dokumentasi. Adapun sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Perusahaan manufaktur
sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019
sampai periode 2021
3.5 Defenisi Variabel Operasional
Operasional variabel adalah defenisi dari variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini dan menunjukan cara pengukuran dari masing-masing
variabel tersebut. Adapun operasional variabel pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
No Variabel Defenisi Variabel Pengukuran
1 Kinerja Kinerja perusahaan Kinerja perusahaan pada penelitian ini tentang
Perusahaan merupakan suatu tingkat hutang dengan menggunakan Debt to
(X1) gambaran tentang Equity Ratio sebagai proksi tingkat hutang
kondisi keuangan suatu (leverage) dengan rumus berikut:
perusahaan yang Total Hutang
dianalisis dengan alat-alat Debt ¿ Equity Ratio=
Total Ekuitas
analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui
Sumber: (Evi dan Anis, 2022).
mengenai baik
buruknya keadaan
keuangan suatu
perusahaan yang
mencerminkan prestasi
kerja dalam periode
tertentu. Hal ini sangat
penting agar sumber daya
digunakan secara optimal
dalam menghadapi
perubahan lingkungan
2 Ukuran Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus
Perusahaan mengklasifikasikan
sebagai berikut:
(X2) perusahaan berdasarkan
skala besar kecilnya Ukuran Perusahaan = LN Total Aset
perusahaan. Ukuran

27
perusahaan dapat Sumber: (Hardianti dan Anwar, 2020).
diklasifikasikan menjadi
empat, yaitu perusahaan
mikro, perusahaan kecil,
perusahaan menengah, dan
perusahaan besar. Semakin
besar ukuran perusahaan
akan memiliki sumber
daya yang besar pula
3 Kualitas Audit Kualitas Audit adalah Kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan
(X3) segala kemungkinan yang besar kecilnya KAP. Apabila perusahaan diaudit
dapat terjadi ketika auditor oleh KAP yang berafiliasi dengan Big Four maka
mengaudit laporan akan diberi nilai 1, sebaliknya apabila diaudit oleh
keuangan auditee dan KAP non Big Four maka akan diberi nilai 0.
apabila menemukan Sumber: Dewi dan Jati, 2014).
pelanggaran maka akan
dilaporakan dalam
keuangan auditan.
4 Praktik Praktik penguindaran Dalam penelitian ini, praktik penghindaran pajak
Penghindaraan pajak adalah upaya
diukur dengan cara membandingkan antara beban
Pajak (Y) penghematan pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak pajak dengan laba sebelum pajak.
(perusahaan) dengan cara
memanfaatkan ketentuan Beban Pajak Penghasilan
ETR=
perpajakan untuk Laba Sebelum Pajak
meminimalkan kewajiban
pajak perusahaan
Sumber: (Lim, 2011).

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data
melalui peninggalan yang tertulis seperti arsip dan buku mengenai pendapat, teori
atau hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian (Sugiyono, 2017).
Metode dokumentasi dipilih karena data yang digunakan dalam penelitian inni
merupakan data sekunder. Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan
data sekunder yang diperoleh dari situs http://proper.menlhk.go.id,
http://www.idx.co.id dan website masing-masing lembaga perbankan.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Uji Statistik Deskriptif

28
Sugiyono (2017) mendefinisikan statistik deskriptif sebagai statistik
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya,
tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum. Statistik deskriptif dapat dilakukan guna mencari kuatnya
hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, regresi, atau
membandingkan dua rata-rata data sampel atau populasi (Sugiyono, 2017).
Pengukuran yang digunakan adalah nilai minimum, nilai maksimum, nilai
rata-rata, nilai tengah dan deviasi standar.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
antar variabel dependen dengan variabel independen mempunyai
distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013). Suatu model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi normal sesuai dengan
ketentuannya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui dan menguji
apakah dalam model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi
antar variabel independen lainnya (Ghozali, 2013). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen atau tidak terdeteksi multikolinearitas. Cara yang
digunakan untuk uji ini adalah dengan melihat Variance Inflaction
Factor (VIF). Jika nilai VIF diantara 1-10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji pada model regresi
terdapat ketidaksamaan varians dan residual dalam satu
pengamatan dengan pengamatan lain. Model regresi yang baik
adalah homokedastisitas, yaitu varians dan residual pengamatan
nilainya tetap. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini

29
menggunakan Uji Glejser, Uji glejser adalah uji statistik yang
paling lazim digunakan. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali
(2011), uji glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut
residual terhadap variabel independen. Model regresi dikatakan
tidak mengandung heterokedastisitas jika probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% atau > 0,05 dan
sebaliknya.
3. Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
(Ghozali, 2013) berpendapat bahwa regresi linear berganda adalah
regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu
variable independen dengan tujuan untuk menguji pengaruh antara
variabel satu dengan variabel lainnya. Berikut merupakan model
persamaan regresi linear berganda adalah:
Persamaan regresi linier berganda :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + є
Keterangan :
Y : Praktik penghindaraan pajak
α : Konstanta
β1 dan β2 : Koefisien Regresi
X1 : Kinerja Perusahaan
X2 : Ukuran Perusahaan
X3 : Kualitas audit
є : Error term (Tingkat kesalahan penduga dalam
penelitian atau variabel pengganggu)
b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyatakan hubungan
antarvariabel dependen dengan variable independen.
1) Uji T
Uji T (uji parsial) digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial terhadap

30
variabel dependen dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%
atau 0,05 (Ghozali, 2013).
2) Koefisien Determinasi (R2)
Ghozali, (2013) berpendapat bahwa uji koefisien determinasi
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
variabel independen yang terkait dalam menjelaskan variabel
dependen pada sebuah penelitian. Apabilai nilai R2 kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Begitu juga
sebaliknya, apabila R2 besar berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen besar

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian


Objek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2019 - 2021. Populasi penelitian ini sebanyak 165 sampel perusahaan
manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2019 - 2021. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian,
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 55
perusahaan selama 3 tahun yaitu 2019 – 2021, maka diperoleh 165 data observasi.
Metode pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel dengan pertimbangan beberapa kriteria tertentu yang
didasarkan untuk tujuan penelitian. Berikut ini adalah penentuan jumlah sampel
dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitianbeberapa kriteria tertentu
yang didasarkan untuk tujuan penelitian. Berikut ini adalah penentuan jumlah
sampel dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian:
Tabel 4.1 Kriteria Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah
Populasi : Perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan Konsumsi (195)
yang Terdaftar di BEI
1. Perusahaan manufaktur sektor barang dan konsumsi yang (55)
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019 sampai
periode 2021
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan audit secara lengkap (55)
berturut-turut dan berakhir pada 31 Desember 2021 selama
tahun 2019 – 2021
3. Semua data yang dibutuhkan dalam perhitungan variabel- (55)

32
variabel pada penelitian ini tersedia selama periode tahun
2019 – 2021
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 44
Total Sampel ( n x periode penelitian) ( 55 x 3 tahun) 165
Sumber : Data diolah, 2022

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Statistik Deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian yaitu kinerja, ukuran perusahaan, kualitas audit dan praktek
penghindaraan pajak yang mencakup data jumlah data (N), nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata (mean) dan penyimpangan penyebaran (standar deviasi)
yang akan disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KINERJA 165 14.84555953 30.74739014 23.9416597558 5.27962058066
UKURAN
165 .02620517 284.40492730 24.4897582625 71.62131510048
PERUSAHAAN
KUALITAS AUDIT 165 .00080942 208.44462780 4.4423907641 18.06439764386
PRAKTEK
PENGHINDATAAN 165 .00049771 8.02965657 .6409393484 .93199673626
PAJAK
Valid N (listwise) 165

Sumber: Data Diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.2 dari 55 sampel perusahaan, variabel kinerja


perusahaan memiliki nilai minimum 14.84555953, nilai maksimum 30.74739014
dan mean 23.9416597558 dengan standar deviasi 5.27962058066. Variabel
ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 0.02620517, nilai maksimum
284.40492730 dan mean 24.4897582625 dengan standar deviasi
71.62131510048. Variabel kualitas audit memiliki nilai minimum 0.00080942,
nilai maksimum 208.44462780, dan mean 4.4423907641 dengan standar deviasi
18.06439764386. Dan variabel praktik penghindaraan pajak memiliki nilai

33
minimum 0.00049771, nilai maksimum 8.02965657, dan mean 0.6409393484
dengan standar deviasi 0.93199673626.
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menguji model regresi yang dilakukan
telah layak uji atau tidak dan untuk memastikan bahwa tidak terdapat
multikolearitas, heteroskedastis, dan autokorelasi dalam model regresi tersebut
dan data yang digunakan berdistribusi normal. Jika keseluruhan syarat tersebut
terpenuhi, maka model analisis telah layak digunakan dalam penelitian.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji variabel independen dan
dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik akan menunjukkan pola distribusi yang normal
atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitain ini menggunakan
uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S), jika nilai signifikansi ≥ 0.05 maka
data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi ≤ 0.05 maka
data berdistribusi tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 165
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.31191466
Most Extreme Differences Absolute .286
Positive .120
Negative -.286
Test Statistic .286
Asymp. Sig. (2-tailed) .067c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Diolah, 2023

34
Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
menghasilkan nilai signifikansi > 0.05 yang berarti data terdistribusi
dengan normal dengan nilai signifikansi 0.067.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antara variabel-variabel independen. Dalam model regresi yang baik tidak
terdapat multikolinearitas atau hubungan antara variabel independennya.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menguji nilai Tolerance dan
nilai VIF, bila nilai Tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4.4 Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 11.124 2.607 4.268 .000

KINERJA .243 .085 .248 2.877 .005 .954 1.048

UKURAN
.150 .075 .169 1.996 .008 .993 1.008
PERUSAHAAN

KUALITAS
.035 .066 .045 1.724 .002 .959 1.042
AUDIT

a. Dependent Variable: PRAKTEK PENGHINDARAAN PAJAK

Sumber : Data Diolah, 2023

Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat bahwa tiga variabel penelitian


memiliki nilai Tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak menunjukkan adanya gejala
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji pada model regresi
terdapat ketidaksamaan varians dan residual dalam satu pengamatan

35
dengan pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas, yaitu varians dan residual pengamatan nilainya tetap.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser, Uji
glejser adalah uji statistik yang paling lazim digunakan. Menurut Gujarati
(2003) dalam Ghozali (2011), uji glejser mengusulkan untuk meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Model regresi
dikatakan tidak mengandung heterokedastisitas jika probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% atau > 0,05 dan sebaliknya.
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .711 .524 1.358 .177

KINERJA .032 .025 .195 1.286 .201

UKURAN .366 .026 .255 1.635 .084

PERUSAHAAN

KUALITAS AUDIT .039 .022 .269 1.771 .079

a. Dependent Variable: Abs_res1


Sumber : Data Diolah, 2022

Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat bahwa tiga variabel penelitian


memiliki nilai sig > 0.05, sehinga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel
indepeden terhadap variabel dependen dengan dengan skala pengukuran rasio
dalam suatu persamaan linier. Variabel independen terdiri dari kinerja, ukuran
perusahaan dan kualias audit sedangkan variabel dependen yaitu praktek
penghindaraan pajak hasil pengolahan data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

36
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 11.124 2.607 4.268 .000
KINERJA .243 .085 .248 2.877 .005
UKURAN
.150 .075 .169 1.996 .008
PERUSAHAAN
KUALITAS AUDIT .035 .066 .045 1.724 .002
a. Dependent Variable: PRAKTEK PENGHINDARAAN PAJAK
Sumber : Data Diolah, 2022
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, maka persamaan regresi linier
berganda yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
Y = 11.124 + 0,243X1+ 0,150X2+ 0,035 X3 + e
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda tersebut, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 11.124 menyatakan bahwa jika variabel
independen memiliki nilai nol, maka nilai praktek penghindaraan
pajak adalah 11.124.
2. Nilai koefisien regresi variabel kinerja perusahaan sebesar 0.243.
Hasil ini menunjukkan hubungan positif antara variabel ukuran
perusahaan dengan praktek penghindaraan pajak, apabila ukuran
perusahaan bertambah 1% maka praktek penghindaraan pajak
meningkat 0.243 dengan asumsi semua variabel independen lain
konstan.
3. Nilai koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar 0.150.
Hasil ini menunjukkan hubungan positif antara variabel ukuran
perusahaan dengan praktek penghindaraan pajak, apabila ukuran
perusahaan bertambah 1% maka praktek penghindaraan pajak
meningkat 0.150 dengan asumsi semua variabel independen lain
konstan.
4. Nilai koefisien regresi variabel kualitas audit sebesar 0.035. Hasil ini
menunjukkan hubungan positif antara variabel kualitas audit dengan
praktek penghindaraan pajak, apabila kualitas audit bertmabah 1%

37
maka praktek penghindaraan pajak meningkat 0.035 dengan asumsi
semua variabel independen lain konstan.
4.2.4 Uji Hipotesis
1. Uji T
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi parsial
dari tiap-tiap variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependennya. Tingkat signifikansi adalah sebesar 0,05, ketentuan dalam
pengambilan keputusan dalam uji statistik t adalah sebagai berikut: Jika
profitabilitas (nilai sig) < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan
HA diterima, artinya variabel independen secara signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
Tabel 4.7 Hasil Uji T
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 11.124 2.607 4.268 .000
KINERJA
.243 .085 .248 2.877 .005
UKURAN
.150 .075 .169 1.996 .008
PERUSAHAAN

KUALITAS AUDIT
.035 .066 .045 1.724 .002
a. Dependent Variable: PRAKTEK PENGHINDARAAN PAJAK
Sumber : Data Diolah, 2023

Berdasarkan tabel hasil uji satitsik t atas variabel-variabel independen


sebagai berikut:
a. Kinerja, nilai t hitung sebesar 2.887, t tabel sebesar 1.65431 dengan n
= 165 dan df = n – k atau 165 – 3 = 162 maka t hitung 2.887 > t tabel
1.65431 dengan tingkat sig 0,005 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan
H0 ditolak yang berarti variabel kinerja perusahaan memiliki
pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaraan pajak.
b. Ukuran Perusahaan, nilai t hitung sebesar 1.996, t tabel sebesar
1.65431 dengan n = 165 dan df = n – k atau 165 – 3 = 162 maka t

38
hitung 1.996 > t tabel 1.65431 dengan tingkat sig 0,008 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak yang berarti sehingga dapat
yang berarti variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan
terhadap praktik penghindaraan pajak.
c. Kualitas Audit nilai t hitung sebesar 1.724, t tabel sebesar 1.65431
dengan n = 165 dan df = n – k atau 165 – 3 = 162 maka t hitung 1.724
> t tabel 1.65431 dengan tingkat sig 0,002 < 0,05, sehingga dapat
disimpulkan H0 ditolak yang berarti variabel kualitas audit memiliki
pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaraan pajak.
2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R Square) digunakan sebagai upaya untuk
mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil uji koefisien dterminasi apabila variabel
independen lebih dari dua ditunjukkan pada nilai Adjusted R Square.
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .306a .094 .073 2.33885049720

a. Predictors: (Constant), KINERJA, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT

Sumber : Data Diolah, 2023

Berdasarkan tabel diatas, nilai Adjusted R Square sebesar 0.073 yang


dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja, ukuran perusahaan, kualitas
audit dapat menjelaskan 73% varians praktek penghindaraan pajak,
sedangkan sisanya sebesar 27% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kinerja Perusahaan Berpengaruh Signifikan Terhadap Praktik
Penghindaraan Pajak
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaraan pajak.

39
Hasil uji hipotesis pertama dapat dilihat bahwa pengaruh variabel kinerja
perusahaan dengan praktik penghindaraan pajak memiliki nilai signifikansi 0,005.
Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat dismpulkan bahwa kinerja
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik penghindaraan pajak. Nilai
koefisien regresi kinerja perusahaan sebesar 0,243 yang berarti kinerja perusahaan
memiliki arah hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap praktik
penghindaraan pajak. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan untu melakukan praktik penghindaraan pajak.
Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil saat ini, evaluasi dan
pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu aspek yang fundamental
bagi investor untuk berinvestasi karena dapat mencerminkan kondisi perusahaan
yanag sesungguhnya (Desak dan Widanaputra, 2014). Jika dilihat dari penelitian
Desai dan Dharmapala menggunakan perspektif teori tradisional yang berarti
melihat bahwa praktik penghindaraan pajak berguna untuk mentransfer sumber
daya dari negara ke para pemegang saham, maka manajer dapat memanfaatkan
praktik penghindaraan pajak agar memaksimalkan laba setelah pajak yang dapat
menambah kinerja perusahaan (Mihir dan Dhammika (2009).
Namun jika dilihat dari perspektif agency theory yang dapat menjelaskan
bahwa aktivitas praktik penghindaraan pajak dapat memicu manajemen untuk
melakukan kegiatan oppurtunis dengan melakukan penghindaran pajak yang
berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Tidak semua investor merespon
positif perusahaan yang melakukan praktik penghindaraan pajak karena adanya
asimetri informasi dan kemungkinan menambah biaya perencanaan pajak.
Asimetri informasi tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di mata
investor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Evy dan Anis (2022) yang
menjelaskan bahwa kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik
penghindaraan pajak. Kemudian penelitian Cahyono, dkk (2016) menjelaskan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap praktik
penghindaraan pajak. Namun, hasil yang berbeda dijelaskan oleh penelitian

40
Tommy dkk (2013) yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan tidak
berpengaruh terhadap praktik penghindaraan pajak.
4.3.2 Ukuran Perusahaan Berpengaruh Signifikan Terhadap Praktik
Penghindaraan Pajak
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaraan pajak.
Hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat bahwa pengaruh variabel ukuran
perusahaan dengan praktik penghindaraan pajak memiliki nilai signifikansi 0,008.
Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat dismpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik penghindaraan pajak. Nilai
koefisien regresi kinerja perusahaan sebesar 0,150 yang berarti ukruan perusahaan
memiliki arah hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap praktik
penghindaraan pajak. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk melakukan praktik penghindaraan pajak.
Ukuran Perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar aset dari perusahaan
tersebut. Maka dari hal tersebut, dapat dianggap ukuran perusahaan dapat
mempengaruhi tindak praktik penghindaran pajak. Hal tersebut dikarenakan,
semakin besar aset yang dimiliki suatu perusahaan dapat meningkatkan
kemungkinan perusahaan melakukan tindak praktik penghindaran pajak.
Sebaliknya dengan ukuran perusahaan yang kecil kemungkinan perusahaan
melakukan praktik penghindaran pajak akan minimal karena aset yang
dimilikinya sedikit. Besarnya ukuran perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai
aset perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut akan lebih mampu dan
lebih stabil untuk menghasilkan laba.
Menurut Ardiansyah (2014) perusahaan yang diklasifikasikan besar
cenderung memiliki ruang yang lebih besar untuk melakukan praktik
penghindaraan pajak yang lebih baik dan mampu mengadopsi praktik akuntansi
yang efektif untuk menurunkan ETR. Dalam suatu perusahaan aset akan selalu
mengalami penyusutan setiap tahunnya, hal tersebut dapat mengurangi laba
perusahaan sehingga dapat menurunkan beban pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan. Dengan besarnya aset yang dimiliki perusahaan, perusahaan akan

41
lebih mampu mengatur kekayaannya untuk melakukan perencanaan pajak yang
lebih baik sehingga dapat menurunkan tingkat ETR.
Hasil peneltian ini sesuai dengan penelitian Shella Yuniasta (2018)
membuktikan adanya pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap
penghindaran pajak, karena di saat ukuran perusahaan meningkat menunjukkan
bahwa aset tetap perusahaan juga meningkat, itu berarti saat aset tetap meningkat
ada beban penyusutan yang harus dibayarkan dapat mengurangi laba yang
diperoleh jika laba berkurang maka beban pajak yang dibayarkan pun berkurang
atau mengecil, di saat seperti itulah penghindaran pajak dilakukan oleh
perusahaan. Kemudian penelitian Evy dan Anis (2022) menjelaskan bahwa
ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap praktek penghindaraan
pajak. Namun hasil yang berbeda dijelaskan oleh penelitian Penelitian Mifta dan
Juniarti (2019) menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan, tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak.
4.3.3 Kualitas Audit Berpengaruh Signifikan Terhadap Praktik
Penghindaraan Pajak
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah kualitas audit
berpengaruh positif terhadap praktik penghindaraan pajak. Hasil uji hipotesis
ketiga dapat terlihat bahwa hubungan pengaruh kualitas audit terhadap praktek
penghindaraan pajak memiliki nilai signifikansi 0,002. Nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan
terhadap praktik penghindaraan pajak. Nilai koefisien regresi current ratio sebesar
0,035 yang berarti kualitas audit memiliki arah hubungan positif dan berpengaruh
signifikan terhadap praktik penghindaraan pajak. Semakin baik kualitas audit
maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk melakukan praktik
penghindaraan pajak.
Kualitas audit adalah kerangka dasar dalam meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan bagi pengguna informasi tersebut (Fairchild, 2008). Selain itu
Dewi dan Jati (2014) menjelaskan bahwa kualitas audit merupakan segala
kemungkinan yang dapat terjadi ketika auditor mengaudit laporan keuangan

42
auditee dan menemukan bahwa adanya pelanggaran yang terjadi dan melaporkan
dalam laporan keuangan auditan.
Dalam melakukan pengauditan dibutuhkan adanya sikap profesionalisme,
akuntanbilitas, integritas maupun transparansi. Keempat faktor ini menjadi tolok
ukur dalam menilai kualitas audit. Transparansi sebagai salah satu unsur dari tata
kelola perusahaan merupakan salah satu faktor penting dalam menilai kualitas
audit, hal ini disebabkan karena dengan adanya transaparansi maka pemangku
kepentingan dalam hal ini adalah pemegang saham dapat mengetahui informasi-
informasi terkait perpajakan. Dalam kaitannya dengan pajak perusahaan,
perusahaan cenderung melakukan agresivitas pajak untuk menghindari adanya
pelaporan pajak yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, untuk menjamin kualitas
informasi dalam kaitannya dengan perpajakan maka dibutuhkan audtior dalam
mengaudit laporan keuangan perusahaan agar terjamin reliabilitas informasi
Auditor eksternal bertugas untuk menganalisa, dan melihat kecakapan dari
suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya melalui laporan keuangan. Dan
auditor eksternal bila kemampuannya semakin diakui atau memiliki nama, secara
tidak langsung akan memiliki kualitas audit yang baik. Auditor eksternal yang
diakui telah memiliki nama di Indonesia sekarang adalah Big 4, yaitu
PriceWaterhouseCooper (PWC), Deloitte Touche Tohmatshu, KPMG, dan Ernst
& Youg (E&Y). Salah satu yang diperiksa oleh auditor adalah sektor
perpajakannya dengan melihat apakah sudah sesuai dengan peraturan yang
berlaku atau tidak. Maka hubungan negatif keduanya berdasarkan keyakinan
apabila sebuah perusahaan yang diaudit oleh KAP yang besar (Big Four), akan
memiliki kualitas informasi keuangan yang dapat dipercaya dan baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mutya, dkk (2018)
menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Kemudian penelitian riyudho Septiandi (2016), Annisa dan Kurniasih (2012),
yang meneliti hubungan antara kualitas audit terhadap penghindaran pajak (Tax
Avoidance). Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Handayani (2015), menemukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak.

43
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian atas analisis yang telah dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda maka kesimpulan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Kinerja Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap praktek
penghindaraan pajak.
2. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap praktek
penghindaraan pajak.
3. Kualitas Audit memiliki pengaruh signifikan terhadap praktek
penghindaraan pajak.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan
dapat mempengaruhi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Nilai koefisien determinasi sebesar 73%, sehingga masih terdapat 27%
variabel independen lain yang mempengaruhi besarnya praktek
penghindaraan pajak.
2. Penelitian ini hanya menggunakan data dari perusahaan manufaktur
sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Periode penelitian hanya tiga tahun yaitu tahun 2019-2021.
5.3 Saran

44
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran
yang dapat dilakuakan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk Penelitian Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang akan meneliti topik yang serupa dengan
penelitian ini, disarankan untuk tidak hanya menggunakan variabel
independen kinerja, ukuran perusahaan dan kualitas audit supaya lebih
mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi praktik
penghindaran pajak. Peneliti selanjutnya juga dapat menambah jumlah
tahun perusahaan agar lebih merepresentasikan pengaruh variabel
independen terhadap praktik penghindaran pajak.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan-perusahaan yang sudah terdaftar di BEI supaya lebih
berhati-hati dalam mengambil kebijakan manajemen terkait
manajemen pajak yang digunakan dalam perusahaan supaya terhindar
dari sanksi administratif maupun sanksi pidana
5.4 Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang ditarik
dalam penelitian ini, dapat diberikan implikasi sebagai berikut:
1. Memberikan bukti empiris tentang dampak kinerja, ukuran perusahaan
dan kualitas audit terhadap praktik penghindaraan pajak.
2. Menambah Literatur dan Referensi Studi Audit.
3. Menjadi acuan untuk perusahaan agar tidak melakukan praktik
penghindaraan pajak.

45
DAFTAR PUSTAKA

Adhikari Ajay, Chek Derashid and Hao Zhang. (2006). Public Policy, Political
Connections and Effective Tax rates: Longitudinal Evidence from
Malaysia. Journal of Accounting and Public Policy, 25: 574-99
Adisamarta & Noviari. (2005). Pengaruh Likuiditas,Leverage,Intensitas
Persediaan dan Intensitas Aset Tetap pada Tingkat Agresivitas Wajib
Pajak Badan,E-Journal Akuntansi Universitas Udayana,13.
Aditama, F., & Purwaningsih, A. (2014). Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Non Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. MODUS, 26(1).
Agnes Sawir. (2004). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Lulus Kurniasih. (2011). Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Auditing, 8
(2):95-189
Ardi Murdoko Sudarmaji dan Lana Sularto. (2007). “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tiper Kepemilikan Perusahaan
terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan.
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek, dan Sipil. Vol.
2).

46
Artana, Arlia Sari. (2016). Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah,
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem
Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Budiman, J., & Setiyono. (2012). Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Simposium Nasional Akuntansi XV.
Cahyono, D., Dyas, R. A., & Kharis, R. (2016). Pengaruh Komite Audit,
Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas terhadap Tindakan Penghindaran Pajak pada
Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Periode Tahun 2011 - 2013.
Journal od Accounting, 2(2).
Darmawan, I. G., & Sukartha, I. M. (2014). Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Leverage, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan pada
Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti. (2010). Akuntansi Sektor Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Desak Made R.A Permana dan Widanaputra A.A.G.P. (2014). Kemampuan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Memoderasi Hubungan Kinerja
Keuangan dengan Nilai Perusahaan”, E-Journal Universitas Udayana 1.
Evy R., Anis S. (2022). Pengaruh Kinerja dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Tindakan Penghindaraan Pajak. Jurnal Manajemen Bisnis 25(2).
Faccio, Mara. (2006). Politically Connected Firms. The American Economic
Review, 96 (1): 369-386.
Fadhilah, R. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Tax
Avoidance. Studi Empiris Pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI 2009-2011
Fairchild, R. (2008). Does Audit Tenure Lead To More Fraud? A Game Theoretic
Approach. Retrieved From http://papers.ssrn.com.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
Spss.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

47
Gusti Maya Sari. (2014). Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahan,
Kompensasi Rugi Fiskal, dan Struktur Kepemilikan terhadap Tax
Avoidance. Jurnal WRA, 2(2).
Handayani, D. (2013). Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi
dan Kepemilikan Pemerintah terhadap Tarif Pajak Efektif. Jurnal
Akuntansi Keuangan dan Bisnis, 6
Hardianti, D C., Anwar. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan
Profitabilitas Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi
& Ekonomi 5(1):107-114
Khaira Amalia. (2011). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan
dan Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 01.
Kimsen, Kismanah, I., dan Masitoh, S. (2018). “Profitability, Leverage, Size of
Company Towards Tax Avoidance”. Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas
Ekonomi. Universitas Pakuan
Kurniasih, Tommy dan Maria M. Ratna Sari. (2013). “Pengaruh Return on
Assetss, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan
Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance”. Jurnal Akuntansi, Fakultas
Ekonomi. Universitas Udayana
Lim.Y.D. (2011). Tax Avoidance, Cost of Debt and Shareholder Activism:
Evidence From Korea. Journal of Banking & Finance 35, 456-470.
Masyithah, K. Y.Z., Desrir M. (2020). Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Capital Intensity dan Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal
Magister Akuntansi Trisaksi 7(1): 25-40
Mihir A. Desai dan Dhammika Dharmapala. (2009). Corporate Tax Avoidance
And Firm Value”, NBER Working Paper, No. 11241.
Mutya, S.M., Anita W., Endang M.W. (2018). Pengaruh Komisaris Independen,
Komite Audit dan Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak (Studi
Empiris Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2016). Seminar Nasional: 679-690

48
Nabila K.A., Lintang V. (2020). Pengaruh Koneksi Politik Terhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi 4(1): 14-21
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. (2007). “Pengaruh Corporate
Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”.
Simposium Nasional Akuntansi X
Nuryaman. (2009). “Pengaruh konsentrasi kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Sukarela”.
Jurnal Keuangan dan Akuntansi Indonesia. 6 (1). Hlm. 89-116.
Pohan, C. A. (2013). Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Purwoto, Lukas. (2011). Pengaruh Koneksi Politis, Kepemilikan Pemerintah dan
Keburaman Laporan Keuangan terhadap Kesinkronan dan Risiko Crash
Harga Saham. Ringkasan Disertasi Program Doktor Ilmu Ekonomi
Manajemen. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Rori, H. (2013). Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan.
Jurnal EMBA 1(3): 410-418
Sekaran, U. (2011). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Siahaan, P. M. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah PT Rajagrafindo
Persada
Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syanthi, N. T., Sudarma, M., & Saraswati, E. (2012). Dampak Manajemen Laba
Terhadap Perencanaan Pajak Dan Persistensi Laba. Ekuitas: Jurnal
Ekonomi dan Keuangan 17(2):192 – 210.
Uppal, J. (2005). Tax Reform in Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Wibawa, A. W., & Abdillah, Y. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Penghindaran Pajak (Studi pada Perusahaan Terdaftar di Indeks
Bursa SRI KEHATI tahun 2010 - 2014). Jurnal Perpajakan (JEJAK),
11(1).

49
Yoehana, M. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Agresivitas Pajak
Zain, M. (2007). Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur

Tanggal
No. Kode Nama
Pencatatan
Sektor

1 ADES Akasha Wira International Tbk 6/13/1994 Barang Konsumsi


2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 6/11/1997 Barang Konsumsi
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 7/10/2012 Barang Konsumsi
4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 5/14/2004 Barang Konsumsi

50
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 5/8/1995 Barang Konsumsi
6 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 7/9/1996 Barang Konsumsi

7 DLTA Delta Djakarta Tbk 2/12/1984 Barang Konsumsi

8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 10/7/2010 Barang Konsumsi

9 IIKP Inti Agri Resources Tbk 10/20/2002 Barang Konsumsi


10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7/14/1994 Barang Konsumsi

11 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk 7/7/2014 Barang Konsumsi

12 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 1/17/1994 Barang Konsumsi

13 MYOR Mayora Indah Tbk 7/4/1990 Barang Konsumsi

14 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10/18/1994 Barang Konsumsi


15 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 6/28/2010 Barang Konsumsi
16 SKBM Sekar Bumi Tbk 1/5/1993 Barang Konsumsi

17 SKLT Sekar Laut Tbk 9/8/1993 Barang Konsumsi


18 STTP Siantar Top Tbk 12/16/1996 Barang Konsumsi

Ultra Jaya Milk Industry & Trading


19 ULTJ
Company Tbk
7/2/1990 Barang Konsumsi

20 GGRM Gudang Garam Tbk 8/27/1990 Barang Konsumsi


21 HMSP H.M. Sampoerna Tbk 8/15/1990 Barang Konsumsi
Bentoel Internasional
22 RMBA
Investama+D24 Tbk
3/5/1990 Barang Konsumsi

23 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 12/18/2012 Barang Konsumsi

24 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 11/11/1994 Barang Konsumsi

25 INAF Indofarma Tbk 4/17/2001 Barang Konsumsi

26 KAEF Kimia Farma Tbk 7/4/2001 Barang Konsumsi

27 KLBF Kalbe Farma Tbk 7/30/1991 Barang Konsumsi


28 MERK Merck Tbk 7/23/1981 Barang Konsumsi
29 PYFA Pyridam Farma Tbk 10/16/2001 Barang Konsumsi
30 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 6/8/1990 Barang Konsumsi
Industri Jamu Dan Farmasi Sido
31 SIDO
Muncul Tbk
12/18/2013 Barang Konsumsi

Taisho Pharmaceutical Indonesia


32 SQBB
Tbk
3/29/1983 Barang Konsumsi
Taisho Pharmaceutical Indonesia
33 SQBI
Tbk
3/29/1983 Barang Konsumsi

34 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 6/17/1994 Barang Konsumsi

51
35 KINO Kino Indonesia Tbk 12/11/2015 Barang Konsumsi

36 MBTO Martina Berto Tbk 1/13/2011 Barang Konsumsi


37 MRAT Mustika Ratu Tbk 7/27/1995 Barang Konsumsi
38 TCID Mandom Indonesia Tbk 9/30/1993 Barang Konsumsi
39 UNVR Unilever Indonesia Tbk 1/11/1982 Barang Konsumsi
40 CINT Chitose Internasional Tbk 6/27/2014 Barang Konsumsi
41 KICI Kedaung Indah Can Tbk 10/28/1993 Barang Konsumsi
42 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 10/17/1994 Barang Konsumsi
Sumber: idx.co.id

Lampiran 2: Data Penelitian


NAMA kinerja perusahaan ukuran perusahaan kualitas praktik penghindaran
NO. PERUSAHAAN TAHUN (X1) (X2) audit (X3) pajak (Y)
1 2019 0.448003916 822,375 1 -0.238648018
2 ADES 2020 0.368708138 958,791 1 -0.191342254
3 2021 0.344694927 9,778,783 1 -0.213333412
6 2019 -2.127341206 1,771,303 1 -0.168336308
7 AISA 2020 1.428662843 2,011,557 1 0.194928625
8 2021 1.151246199 2,520,102 1 -0.511800067
11 2019 1.898244345 1,103,450,087,164 0 -0.334212742
12 ALTO 2020 1.965740398 1,105,874,415,256 0 0.188489601
13 2021 543,810,498,139.46 1,873,938,384,321 1 0.231231362

52
16 2019 1.333871462 2,999,767 1 -0.236982301
17 BUDI 2020 1.241041904 2,963,007 1 -0.032014658
18 2021 1.156967984 3,029,304 1 -0.195165182
21 2019 0.231402875 1,393,079,542,074 1 -0.244353452
22 CEKA 2020 0.242686757 1,566,673,828,068 1 -0.219235364
23 2021 0.223459432 1,893,981,292,192 1 -0.208466225
26 2019 0.17503857 1,425,983,722 0 -0.229421678
27 DLTA 2020 0.201668947 1,225,580,913 0 -0.250380063
28 2021 0.295541207 1,573,392,391 0 -0.219511684
31 2019 0.451357769 38,709,314 1 -0.279272666
32 ICBP 2020 1.058671169 103,588,325 0 -0.255062058
33 2021 1.157498055 105,938,103 1 -0.231997602
36 2019 0.069663301 384,481,206,140 0 0.039411704
37 IIKP 2020 0.079409064 343,139,482,249 1 0.068261412
38 2021 0.081713293 384,492,102,391 1
41 2019 0.774799692 96,198,559 1 -0.325355907
42 INDF 2020 1.061417085 163,136,516 1 -0.295683989
43 2021 1.070320011 172,391,931 0 -0.22499176
46 2019 0.920705576 19,037,918,806,473 0 -0.241475483
47 MYOR 2020 0.754651695 19,777,500,514,550 1 -0.218236107
48 2021 0.753309702 20,012,391,039,203 1 -0.218498515
51 2019 0.513964888 4,682,083,844,951 1 -0.318584382
52 ROTI 2020 0.379374356 4,452,166,671,985 0 0.051464651
53 2021 0.470925702 4,392,939,301,302 0 -0.251844821
56 2019 0.757431487 1,820,383,352,811 0 -0.814617149
57 SKBM 2020 0.838559529 1,768,660,546,754 1 -0.600866918
58 2021 0.985347024 20,192,030,192,021 0 -0.32716394
61 2019 1.079082743 790,845,543,826 0 -0.208490994
62 SKLT 2020 0.901595652 773,863,042,440 0 -0.236263619
63 2021 0.640945293 801,029,011,029 1 -0.169094832
66 2019 0.341505439 2,881,563,083,954 1 -0.195067909
67 STTP 2020 0.335783518 3,103,541,807,577 0 -0.186888535
68 2021 0.187344266 3,309,392,039,012 1 -0.192913133
71 2019 0.544199951 78,647,274 0 -0.251138475
72 GGRM 2020 0.439347861 76,828,599 0 -0.208566311
73 2021 0.517405769 80,392,039 1 -0.230761704
76 2019 0.426658946 50,902,806 1 -0.248524283
77 HMSP 2020 0.642582264 49,674,030 1 -0.231160315
78 2021 0.818700613 50,998,389 0 -0.220174
81 2019 1.023327779 17,000,330 0 0.7
82 RMBA 2020 1.183219478 12,464,005 1 0.006502093
83 2021 0.621782039 15,309,492 1 -0.861775365

53
86 2019 0.257799667 1,299,521,608,556 0 -0.362597737
87 WIIM 2020 0.361419657 1,614,442,007,528 0 -0.198443468
88 2021 0.434459209 1,738,938,291,391 1 -0.176872608
91 2019 0.401110293 18,299,607,143 1 -0.26379013
92 DVLA 2020 0.497950035 339,047,459 0 -0.242894312
93 2021 0.510651511 4,034,934,022 0 -0.307223593
96 2019 1.475793645 18,352,877,132 1 -0.585273741
97 KAEF 2020 1.471661591 17,562,816,675 1 -0.721564788
98 2021 1.455822432 20,392,475,402 0 -0.262150596
101 2019 0.2130512 20,264,726,862,584 1 -0.254220515
102 KLBF 2020 0.234635527 22,564,300,317,374 0 -0.228250806
103 2021 0.206939841 23,494,504,059,493 1 -0.219936941
106 2019 0.516907916 901,060,986 0 -0.378416954
107 MERK 2020 0.51775226 929,901,046 1 -0.321675868
108 2021 0.368714588 1,490,394,592 0
111 2019 0.529642722 190,786,208,250 1 -0.253706325
112 PYFA 2020 0.450059272 228,575,380,866 0 -0.254294293
113 2021 2.430050021 230,492,485,604 1 -0.24026887
116 2019 0.445815502 8,372,769,580,743 1 -0.252525393
117 TSPC 2020 0.427680887 9,104,657,533,366 0 -0.216148339
118 2021 0.402749125 102,940,591,923,043 1 -0.2008
121 2019 0.737330521 4,695,764,958,883 1 -0.189341372
122 KINO 2020 1.039145845 5,255,359,155,031 0 -0.15903174
123 2021 1.007334781 6,493,948,102,301 1 -0.20833157
126 2019 1.513334642 591,063,928,037 1 -0.241518359
127 MBTO 2020 0.66630006 982,882,686,217 0 0.072866659
128 2021 0.622966347 10,384,402,023,102 1 0.26320473
131 2019 0.263502183 2,551,192,620,939 1 -0.277836501
132 TCID 2020 0.240517836 2,314,790,056,002 0 -0.045001244
133 2021 0.264283602 4,304,098,391,203 1 -0.183149073
136 2019 2.909487033 20,649,371 1 -0.253382425
137 UNVR 2020 3.159023998 20,534,632 0 -0.221935709
138 2021 3.412715802 22,402,049 1 -0.231897908
141 2019 0.338291131 521,493,784,876 1 -0.480362429
142 CINT 2020 0.292360431 498,020,612,974 1 -0.962059784
143 2021 0.409661865 505,392,301,201 1 -0.010220597
146 2019 0.749401034 152,818,996,760 0 -0.243470464
147 KICI 2020 0.944090163 157,023,139,112 1 -1.008869271
148 2021 0.738148341 170,301,394,391 1 -0.208203441
151 2019 1.549560123 737,642,257,697 1 -0.260609038
152 LMPI 2020 1.832728028 698,252,022,979 1 -0.158623658
153 2021 2.087959976 799,492,392,391 1 0.356723607

54
154 2019 0.445206011 3,644,013,013 1 -0.945735915
155 MRAT 2020 0.634829208 3,778,402,031 0 -2.09508676
156 2021 0.684929591 4,011,023,401 1 -0.952888983
157 2019 0.151678448 11,293,094,391,483 0 -0.247846271
158 SIDO 2020 0.194856196 11,783,302,301,938 0 -0.221360046
159 2021 0.172213524 12,012,394,094,391 1 -0.218402076
160 2019 1.2977367 8,384,492,039 1 -0.380987399
161 SCPI 2020 0.920528645 8,483,930,203 1 -0.243595137
162 2021 0.246370335 8,998,402,482 0 -0.285437498
163 2019 1.740816735 8,948,402,482 1 -0.183050369
164 INAF 2020 2.98147628 9,492,493,293 1 -0.99833971
165 2021 2.957977916 9,887,402,492 1 -5.282501856
Lampiran 3 : Hasil SPSS
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KINERJA 165 14.84555953 30.74739014 23.9416597558 5.27962058066
UKURAN
165 .02620517 284.40492730 24.4897582625 71.62131510048
PERUSAHAAN
KUALITAS AUDIT 165 .00080942 208.44462780 4.4423907641 18.06439764386
PRAKTEK
PENGHINDATAAN 165 .00049771 8.02965657 .6409393484 .93199673626
PAJAK
Valid N (listwise) 165

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 165
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.31191466
Most Extreme Differences Absolute .286
Positive .120
Negative -.286
Test Statistic .286
Asymp. Sig. (2-tailed) .067c
a. Test distribution is Normal.

55
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 11.124 2.607 4.268 .000

KINERJA .243 .085 .248 2.877 .005 .954 1.048

UKURAN
.150 .075 .169 1.996 .008 .993 1.008
PERUSAHAAN

KUALITAS
.035 .066 .045 1.724 .002 .959 1.042
AUDIT

a. Dependent Variable: PRAKTEK PENGHINDARAAN PAJAK

Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .711 .524 1.358 .177

KINERJA .032 .025 .195 1.286 .201

UKURAN .366 .026 .255 1.635 .084

PERUSAHAAN

KUALITAS AUDIT .039 .022 .269 1.771 .079

a. Dependent Variable: Abs_res1

56
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 11.124 2.607 4.268 .000
KINERJA .243 .085 .248 2.877 .005
UKURAN
.150 .075 .169 1.996 .008
PERUSAHAAN
KUALITAS AUDIT .035 .066 .045 1.724 .002
a. Dependent Variable: PRAKTEK PENGHINDARAAN PAJAK
UJI T
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 11.124 2.607 4.268 .000
KINERJA
.243 .085 .248 2.877 .005
UKURAN
.150 .075 .169 1.996 .008
PERUSAHAAN

KUALITAS AUDIT
.035 .066 .045 1.724 .002
a. Dependent Variable: PRAKTEK PENGHINDARAAN PAJAK

Koefisien Determinasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

57
1 .306a .094 .073 2.33885049720

a. Predictors: (Constant), KINERJA, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT

58

Anda mungkin juga menyukai