Anda di halaman 1dari 109

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN

AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN


PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2019-2022

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)
pada Program Studi Akuntansi

OLEH :

FIKRI ARDAN ISNAINI


NPM: 19.1.02.01.0042

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2023
Skripsi oleh:

FIKRI ARDAN ISNAINI


NPM: 19.1.02.01.0042

Judul:

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN


AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2019-2022

Telah disetujui untuk diajukan Kepada


Panitia Ujian/Sidang Skripsi Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Tanggal:

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak., CA. Drs. Ec. Sugeng, Ak., MM., M.Ak.,
CA., ACPA., CBV., ASEAN CPA.,
NIDN. 0710106402
BKP., CPMA., CertDA

NIDN. 0713026102

ii
Skripsi oleh:

FIKRI ARDAN ISNAINI


NPM: 19.1.02.01.0042

Judul:

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN


AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2019-2022

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian/Sidang Skripsi


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNP Kediri
Pada Tanggal:

Dan Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan

Panitia Penguji:

1. Ketua : Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak., CA.

2. Penguji I : Dr. Amin Tohari, M.Si.

: Drs.Ec. Sugeng, Ak., MM., M.Ak., CA.,


3. Penguji II ACPA., CBV., ASEAN CPA., BKP.,
CPMA., CertDA

Mengetahui,
Dekan FEB

Dr. Subagyo, M.M.


NIDN. 0717066601
iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya,

Nama : Fikri Ardan Isnaini


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl. Lahir : Tulungagung/ 08 November 2000
NPM : 19.1.02.01.0042
Fak : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Akuntansi

menyatakan dengan sebenarnya, bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang pernah
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara sengaja dan tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kediri,
Yang Menyatakan

FIKRI ARDAN ISNAINI


NPM: 19.1.02.01.0042

iv
Motto:
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau selesai
(dari sesuatu pekerjaan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS. Al-Insyirah : 6-8)

Kupersembahkan karya ini untuk:


Kedua orang tua tercinta Bapak Mujani dan Ibu Sriatun
Mbak, mas, dan keponakan ku tersayang
Partner hidup dan support systemku Sinta Dwi Yulianti
Teman-teman sePerjuangan angkatan 2019
Dan seluruh orang yang sudah membantu

v
ABSTRAK

FIKRI ARDAN ISNAINI : Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan


Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2019-2022, Skripsi, Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2023.

Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas,


Kinerja Keuangan

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kontraksi kinerja keuangan akibat covid 19


dan persaingan bisnis yang ketat terutama perusahaan makanan dan minuman
mendorong setiap perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan menggunakan
strategi yang efektif untuk menjaga kelangsungan usahanya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menguji apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset
Turnover berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2019-2022. Pendekatan
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif kausalitas. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder. Teknik pemilihan sampel menggunakan
purposive sampling dengan 18 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan program SPSS for Windows versi 23. Pengujian hipotesis yang
digunakan adalah uji t dan uji F dengan taraf signifikansi 5%. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa Current Ratio dan Total Asset Turnover secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Keuangan dan Debt to Equity
Ratio, berpengaruh negatif signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Sedangkan
pengujian secara simultan menunjukkan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan
Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Bagi
investor, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan investasi.

vi
PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas
rahmat dan ridho-Nya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan
Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2019-2022” ini ditulis guna memenuhi sebagian syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi, pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Pada kesempatan ini saya sampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setulus- tulusnya kepada:
1. Dr. Zainal Afandi, M.Pd. selaku Rektor Universitas Nusantara PGRI
Kediri.
2. Dr. Subagyo, M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
3. Sigit Puji Winarko, S.Pd., S.E., M.Ak. selaku Kaprodi Akuntansi
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
4. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing I
5. Drs.Ec. Sugeng, Ak., MM., M.Ak., CA., ACPA., CBV., ASEAN
CPA., BKP., CPMA., CertDA selaku Dosen Pembimbing II
6. Seluruh dosen khususnya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Nusantara PGRI Kediri
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan, semangat,
dan do’a.
8. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada pihak-pihak lain yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu, kritik dan saran-saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
demi menyempurnakan Skripsi ini. Penulis berharap dengan disusunnya Skripsi
ini dapat memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkannya dan
bermanfaat di masa yang akan datang. Aamiin..

Kediri, 2023

FIKRI ARDAN ISNAINI


NPM: 19.1.02.01.0042

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................................v
ABSTRAK.....................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................................vii
DAFTAR ISI...............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................................................7
C. Pembatasan Masalah..............................................................................8
D. Rumusan Masalah..................................................................................9
E. Tujuan Penelitian....................................................................................9
F. Manfaat Penelitian................................................................................10

BAB II : KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS...................................................12


A. Kajian Teori..........................................................................................12
1. Kinerja Keuangan.......................................................................12
2. Rasio Likuiditas..........................................................................14
3. Rasio Solvabilitas.......................................................................16
4. Rasio Aktivitas...........................................................................18
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu......................................................21
C.Kerangka Berpikir.................................................................................29
D.Kerangka Konseptual...........................................................................34
E.Hipotesis.................................................................................................35

viii
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN..........................................................36
A. Variabel Penelitian...............................................................................36
B. Pendekatan dan Teknik Penelitian......................................................39
C. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................40
D. Populasi & Sampel Penelitian............................................................40
E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.............................................44
F. Teknik Analisi Data..............................................................................46

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................54


A. Gambaran Umum Subjek Penelitian..................................................54
B. Deskripsi Data Variabel.......................................................................54
C. Analisis Data.........................................................................................66
D. Pengujian Hipotesis ............................................................................69
E. Pembahasan...........................................................................................83

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN...................................................................87


A. Simpulan................................................................................................87
B. Saran......................................................................................................84

Daftar Pustaka.............................................................................................................86

ix
DAFTAR TABEL

Tabel halaman
2.1 : Hasil Penelitian Terdahulu …............................................................. 27
3.1 : Proses Pengambilan sampel berdasarkan kriteria............................... 42
3.2 : Sampel Perusahaan…………………………………......................... 43
4.1 : Data Return On Asset........................................................................ 58
4.2 : Data Current Asset............................................................................. 61
4.3 : Data Debt to Equity Ratio.................................................................. 64
4.4 : Data Total Asset Turnover................................................................ 65
4.5 : Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov Test One Sample……................... 69
4.6 : Observasi yang Merupakan Outlier................................................... 70
4.7 : Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov Test One Sample……................... 72
4.8 : Hasil Uji Multikolinieritas ………………………...…….................. 74
4.9 : Hasil Uji Autokorelasi ………………………...……........................ 75
4.10 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda………………….................. 76
4.11 : Hasil Uji Koefisien Determinasi…………………............................ 78
4.12: : Hasil Uji t…………………................................................................ 79
4.13 : Hasil Uji F…………………............................................................... 81
4.14 : Rekapitulasi Hasil Analisis…………………..................................... 83

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman
2.1 : Kerangka Konseptual ….................................................................... 34
4.1 : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) PT Mayora Indah tahun 2022.... 56
4.2 : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) PT Mayora Indah tahun 2022.... 56
4.3 : Laporan Laba Rugi PT Mayora Indah tahun 2022………………...... 57
4.4 : Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram…………………………...... 67
4.5 : Hasil Uji Normal Probability Plots………………........................... 68
4.6 : Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram setelah outlier….......…...... 70
4.7 : Hasil Uji Normal Probability Plots setelah outlier …………..…...... 71
4.8 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplots……….................. 73

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman
1 : Laporan Keuangan ….................................................................... 91
2 : Berita Acara Bimbingan.... 127

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendapatkan

keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai goals tersebut,

perusahaan harus terus berinovasi dengan menyesuaikan

perkembangan zaman. Berkaitan dengan ketatnya persaingan

bisnis saat ini, perusahaan dituntut agar meningkatkan kinerja

terutama pada kinerja keuangannya dimana tingkat efektivitas dan

efisiensi kinerja keuangan dalam memanfaatkan dan mengelola

sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba yang maksimal,

kemudian bagaimana kondisi dan posisi keuangan perusahaan

dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang terdiri atas

laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba-rugi, laporan

perubahan modal dan laporan aliran kas (cash flow).

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk

menyediakan informasi keuangan. Oleh karena itu, penyusunannya

harus relevan dan handal agar dapat menggambarkan dengan jelas

mengenai hasil atau prestasi yang sudah dicapai oleh perusahaan

dalam beberapa periode tertentu. Kinerja keuangan tidak hanya

berguna bagi pihak internal perusahaan saja, akan tetapi juga

bermanfaat bagi pihak eksternal yang memiliki kepentingan untuk

1
mengetahui informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan,

diantaranya investor, pemasok, kreditur, pemerintah, karyawan,

pemegang saham, dan masyarakat (Prastowo, 2015:2). Pengukuran

kinerja keuangan dijadikan

2
2

sebagai informasi untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi

perusahaan dalam mendapatkan laba serta mengetahui kondisi kas

periode tertentu (Hery, 2016:25). Secara garis besar, untuk

mengetahui prospek, pertumbuhan, dan perkembangan keuangan

perusahaan digunakan pengukuran kinerja keuangan. Pengukuran

kinerja keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa

jenis alat analisis, salah satunya adalah dengan menggunakan

analisis rasio. Karena dengan menggunakan analisis rasio, maka

perusahaan dapat memprediksi kondisi keuangan yang dilihat dari

laporan keuangan perusahaan (Hery, 2016:139).

Analisis rasio keuangan dapat memberikan pandangan

terhadap kondisi keuangan perusahaan pada masa lalu dan

sekarang serta dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi

keuangan atau kinerja operasi dengan cara menghitung rasio-rasio

tertentu berdasarkan suatu laporan keuangan dan selanjutnya dapat

melakukan interpretasi atas hasil rasio tersebut. Melalui analisis

terhadap kinerja keuangan, perusahaan dapat mengetahui

kinerjanya dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka

panjang tepat pada waktunya dengan aktiva lancar yang dimiliki

(liquidity ratio), solvabilitas (leverage/solvability Ratio), efisiensi

dan efektivitas penggunaan dana dan biaya. Dalam penelitian ini

kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan return on


3

asset (ROA) diukur dengan menggunakan rasio lancar (current

ratio), rasio hutang (debt to equity ratio), dan total asset turnover.

Berbagai jenis usaha yang berada di Indonesia mengalami

penurunan dalam kinerja keuangannya sebagai akibat dari pandemi

Covid-19 yang memberikan efek buruk kepada sisi ekonomi

(Kustinah, 2021).

Berdasarkan berita katadata.co.id kinerja industri makanan

dan minuman masih tumbuh positif sepanjang tahun 2021 di

tengah adanya pandemi covid 19 sektor ini masih bertahan. Pada

kuartal I-2021, pertumbuhan industri ini mencapai 2,45%, salah

satu yang tertinggi di sektor industri pengolahan. Industri makanan

dan minuman memang bukan satu-satunya yang mengalami

pertumbuhan dalam setahun terakhir. Industri kimia, farmasi dan

obat tradisional serta industri logam dasar juga mengalami kinerja

positif selama pandemi corona. Kedua sektor tersebut mampu

mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi selama setahun

terakhir. Walau demikian, hanya industri makanan dan minuman

yang pertumbuhannya konsisten meningkat sejak kuartal II-2020.


4

Gambar 1.1
Pertumbuhan Industri Pengolahan dan Makanan-Minuman (Kuartal I

2019-2021)

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 2021

Di tengah lemahnya daya beli masyarakat, kinerja industri

makanan dan minuman mampu tumbuh positif lantaran produk

mereka masih menjadi prioritas selama pandemi corona. Laporan

lembaga survei konsumen NielsenIQ menunjukkan, kontribusi

pengeluaran konsumen Indonesia untuk belanja makanan mencapai

22% pada kuartal I-2021. (Katadata.co.id; 2021)

Berdasarkan informasi pada laman kemenperin.go.id

pertumbuhan industri makanan dan minuman (Mamin) di triwulan

III-2022 mencapai 3,57%, lebih tinggi dari periode yang sama

tahun lalu yang tercatat 3,49%. Meskipun terdampak pandemi

Covid-19, subsektor makanan dan minuman masih mampu tumbuh

dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang

mencapai 4,88%.
5

Penulis tertarik melakukan penelitian terhadap sektor

makanan dan minuman, karena kondisi perusahaan makanan dan

minuman yang paling tahan di masa pandemi covid 19 dan

memiliki konstribusi penting dalam meningkatkan perkembangan

ekonomi suatu negara jika dibandingkan dengan sub sektor lainnya

karena dalam kondisi apapun sebagian produk makanan dan

minuman tetap dibutuhkan karena merupakan kebutuhan primer

selain pakaian dan tempat tinggal. Seringkali terjadi perusahaan

tidak mampu untuk menyeimbangkan posisi likuiditas dan

solvabilitasnya dikarenakan perusahaan yang selalu mengejar

keuntungan tanpa mengimbangi pengolahan aspek kemampuan

membayar kewajibannya. Karena dengan membayar kewajibannya

dapat mengurangi atau meminimalisir terjadinya hal negatif yang

dapat merugikan perusahaan.

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja keuangan, diantaranya adalah penelitian

yang dilakukan oleh I. M. L. Rompas dan L. J. Rumokoy pada

tahun 2023 berjudul Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity

Ratio, dan Total Asset Turnover Terhadap Return On Asset

Perusahaan Sub Sektor Otomotif & Komponen di BEI Periode

2015-2021 menunjukkan hasil rasio likuiditas yang diproksikan

dengan current ratio berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja keuangan (ROA), dan penelitian yang dilakukan Erlin


6

Kusumawati Widaryanti pada tahun 2022 dengan judul Analisis

Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Total Aset

Turnover terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada

Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun

2015-2020) juga memberikan hasil bahwa current ratio

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hal ini bertolak

belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Azka Muhammad

dan Gita Genia tahun 2023 dengan judul Pengaruh Rasio

Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur

Sub Sektor Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2017-2021) yang menyatakan bahwa current ratio tidak

berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA).

Kemudian penelitian mengenai kinerja keuangan dimana

variabel rasio solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity

Ratio (DER). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi

Dharma dkk tahun 2023 berjudul Pengaruh Current Ratio dan

Debit To Equity Ratio terhadap Return On Assset pada PT.

Perkebunan Nusantara IV Periode 2016-2021 menunjukkan hasil

bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan

terhadap Return On Assset (ROA). Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh subhan tahun 2023 dengan judul The Effect Of

Current Ratio, Inventory Turnover, and Debt To Equity Ratio On


7

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Period 2011-2020 hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Debt to Equity

Ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Irma Citarayani dan Rizky Arif

Saputro tahun 2023 dengan judul Pengaruh Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, dan perputaran aktiva tetap terhadap Return On Asset

didapatkan hasil bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh dan

tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Selanjutnya pada tahun 2023, Dini Fitriani dan Berliana Fitri

Febriyanti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Total

Asset Turnover dan Current Ratio terhadap Return On Asset pada

Perusahaan Sub Sektor Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di

BEI Tahun 2018-2020, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

parsial TATO berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Evi Grediani dkk

yang juga menyatakan TATO berpengaruh terhadap ROA, namun

penelitian Hendri Alimunir dkk tahun 2021 berjudul The Effect Of

Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover, And

Sales Growth On Return On Asset Manufacturing Food And

Beverage Listed On Indonesia Stock Exchange 2015 – 2019

memberikan hasil bahwa secara parsial TATO tidak berpengaruh

terhadap ROA.
8

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan hubungannya

dengan teori-teori yang sudah ada serta beragam hasil dari

penelitian- penelitian terdahulu masih terdapat ketidakkonsistenan

(research gap) dan perbedaan data dari penelitian sebelumnya

sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap

variabel-variabel tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Likuiditas,

Solvabilitas, dan Aktivitas terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Tahun 2019-2022”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang uraian di atas, maka dapat

diidentifikasikan masalah yang ada yaitu:

1. Semakin ketatnya persaingan bisnis di bidang usaha makanan

dan minuman

2. Kinerja keuangan perusahaan menurun dan mengalami

kontraksi akibat wabah covid 19.

3. Pentingnya penilaian kinerja keuangan dalam pengambilan

keputusan oleh pihak yang berkepentingan (stakeholder).

4. Diperlukan sebuah analisis keuangan untuk mengukur kinerja

sebuah perusahaan yang dapat memberikan informasi

menyeluruh dan komprehensif dari berbagai faktor penyebab


9

yang mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan tidak hanya dari

segi kualitatif saja, melainkan juga harus dengan metode

kuantitatif.

5. Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu (research gap)

yang masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai

hubungan antara Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total

Assets Turnover dan Return On Asset.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang

ada, mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan dari

peneliti, serta agar lebih berfokus dalam pembahasan. Masalah-

masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian akhir ini

adalah faktor – faktor yang digunakan untuk menganalisis kinerja

keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan beberapa rasio diantaranya

rasio likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio, rasio

solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio dan

rasio aktivitas yang diproksikan dengan Total Assets Turnover dan

periode waktu yang dipakai dalam penelian ini sebanyak 4 tahun

yaitu mulai 2019-2022.


10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah Current Ratio secara parsial berpengaruh terhadap

Return On Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022?

2. Apakah Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh

terhadap Return On Asset pada perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-

2022?

3. Apakah Total Assets Turnover secara parsial berpengaruh

terhadap Return On Asset pada perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-

2022?

4. Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Assets

Turnover secara simultan berpengaruh terhadap Return On

Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian

ini adalah:
11

1. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap Return

On Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022.

2. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap

Return On Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022.

3. Untuk menganalisis pengaruh Total Assets Turnover terhadap

Return On Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022.

4. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt to Equity

Ratio dan Total Assets Turnover terhadap Return On Asset pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019-2022.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini agar dapat memberikan manfaat

kepada para pihak yang membutuhkan antara lain:

1. Manfaat praktis

a. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan yang berguna dan pertimbangan yang bermanfaat

bagi perusahan terkait untuk lebih mengetahui seberapa besar

pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset


12

Turnover terhadap Return On Asset ada perusahaan makanan

dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2022 sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk

memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.

b. Bagi Investor

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam

menentukan investasi sehingga mendapatkan hasil yang

diinginkan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang

berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan begitu mudah

diterima oleh para pemegang saham.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),

dan Total Assets Turnover (TATO) terhadap Kinerja keuangan

yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) Pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Periode 2019-2022.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan hasil penelitian ini, sangat diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan pada


13

penelitian tahun yang akan datang. Dan juga dapat dijadikan

sebagai referensi mengenai permasalahan Kinerja Keuangan.

Selain itu, untuk dapat menjadikan sumbangan yang positif

pada perkembangan pendidikan khususnya bidang akuntansi

keuangan.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

G. Kinerja Keuangan

H. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Hery (2016:217) “pengukuran kinerja merupakan


salah satu komponen penting di dalam Sistem Pengendalian
Manajemen untuk mengetahui tingkat keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang”.

Menurut Fahmi (2017:239) “kinerja keuangan ialah suatu

analisis untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”

I. Karakteristik Pengukuran Kinerja

Menurut Hery (2016:218) ada beberapa karakterisik

pengukuran kinerja yang efektif, yaitu:

1) Sistem pengukuran kinerja harus berjalan sesuai denan


tujuan organisasi secara keseluruhan baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
2) Perlu dipertimbangkan waktu dan biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan pengukuran kinerja tidak lebih besar dari
manfaat yang diperoleh perusahaan
3) Sistem pengukuran kinerja harus mempertimbangkan
akibat-akibat yang mungkin terjadi pada individu yang
dievaluasi
4) Pengukuran kinerja merupakan bahan pertimbangan bagi
pihak manajemen, karena itu kesalahan dalam pengukuran
perlu dihindari agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan keputusan.

J. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2014:31) menyatakan bahwa tujuan dari

pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:

14
15

1) Mengetahui Tingkat Likuiditas


Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2) Mengetahui Tingkat Solvabilitas
Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun
jangka panjang.
3) Mengetahui Tingkat Rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu.
4) Mengetahui Tingkat Stabilitas
Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utang serta membayar beban bunga atas
hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

K. Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Sjahrial (2017:215) alat ukur yang dapat dijadikan


alternatif dalam perhitungan investasi yaitu Return On
Investment (ROI) atau dikenal dengan nama Return On Assets
(ROA) karena rasio ini sering digunakan sebagai tolak ukur
untuk menilai kinerja manajemen secara keseluruhan sehingga
dengan ini perusahaan dapat membandingkan kinerja keuangan
suatu periode dengan periode lainnya.

Menurut Kasmir (2016) Return On Asset (ROA) adalah rasio

yang digunakan sebagai suatu ukuran efektivitas manajemen dalam

mengelola investasinya dari keseluruhan operasional perusahaan.

Rumus perhitungan untuk mencari Return On Asset (ROA)

adalah sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


Return On Asset=
Total Aktiva
16

L. Rasio Likuiditas

a. Pengertian Rasio Likuiditas

Hanafi dan Halim (2016:74), berpendapat mengenai rasio

likuiditas ini sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya.

Hery (2016:142) mengemukakan bahwa rasio likuiditas adalah


rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang jangka pendek yang akan segera jatuh tempo,
berarti rasio likuiditas digunakan untuk mengukur seberapa
likuidnya perusahaan.
Menurut Agus & Martono (2014:55), rasio likuiditas dimaknai

sebagai:

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur


kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi hutang
jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
aktiva lancar.
b. Tujuan dan manfaat Rasio Likuiditas

Menurut Hery (2016:151-152), secara keseluruhan rasio

likuiditas memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar


hutang dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan
(tanggal dan bulan tertentu).
2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yaitu kewajiban yang berumur
di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun dengan
menggunakan total dari aset lancar yang dimiliki
perusahaan tanpa memperhitungkan persediaan barang
dagang dan aset lancar lainnya seperti piutang.
3) Mengukur jumlah kas yang tersedia yang digunakan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.
4) Sebagai alat perencanaan yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek dimasa
depan.
5) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan
dengan membandingkannya pada beberapa periode tertentu.
17

c. Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Menurut Sudana (2015:24) berikut adalah beberapa jenis rasio

likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek:

1) Current Ratio (CR)


Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan
total dari aset lancar yang tersedia. Artinya seberapa besar
total aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang akan
segera jatuh tempo. Current Ratio (CR) dapat dihitung
dengan rumus:
Aktiva lancar
Current Ratio=
Hutang lancar

Pada rumus di atas dapat diketahui bahwa komponen


aset lancar meliputi kas, piutang, persediaan, dan aktiva
lancar lainnya. Sedangkan, komponen hutang lancar
meliputi hutang jangka pendek yang umurnya maksimal 1
tahun, seperti hutang bank (dalam 1 tahun), hutang pajak,
serta hutang jangka pendek lainnya.
2) Quick Ratio atau Acid Test Ratio (QR)
Rasio ini tidak jauh berbeda dengan Current Ratio
(CR), tetapi dalam rasio ini persediaan tidak termasuk
dalam perhitungan dikarenakan posisi persediaan
menunjukkan kurang likuid jika dibandingkan dengan kas,
surat berharga, dan piutang. Quick ratio dapat dihitung
dengan rumus:
Aktiva lancar−Persediaan
Quick Ratio=
Hutang lancar

3) Cash Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kas
dan surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan untuk
membayar hutang lancar. Hasil yang diperoleh apabila
semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan kondisi
keuangan jangka pendek perusahaan semakin baik dan
begitupun sebaliknya apabila rasio likuiditas rendah maka
kondisi keuangan jangka pendek perusahaan buruk. Cash
ratio dapat dihitung dengan rumus:
Kas+ Surat Berharga
Cash Ratio =
Hutang lancar
18

M. Rasio Solvabilitas

a. Pengertian Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2016:161) rasio solvabilitas/leverage

digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan yang

dibiayai dengan menggunakan pinjaman hutang.

Prastowo (2015:78) berpendapat bahwa rasio solvabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi keseluruhan kewajiban jangka panjang.

b. Tujuan dan manfaat Rasio Solvabilitas

Hery (2016) menyatakan bahwa bagi manajer keuangan di

suatu perusahaan dalam mengambil suatu keputusan untuk

penggunaan dana yang diperoleh dari pinjaman.

Menurut hery (2016) berikut ialah beberapa tujuan perusahaan

menggunakan rasio solvabilitas diantaranya:

1) Untuk menilai dan mengetahui kemampuan posisi


perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya
(kreditur).
2) Untuk menilai dan mengetahui kemampuan posisi
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat
tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3) Untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara nilai
aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
4) Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang.
5) Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
6) Untuk menilai atau mengetahui atau mengukur berapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan hutang jangka panjang.
7) Untuk menilai dan mengetahui berapa dana pinjaman yang
segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal
sendiri yang dimiliki.
19

c. Jenis-jenis Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2016:166-173), ada beberapa jenis rasio

solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya antara lain:

1) Debt to Assets Ratio (DAR)


Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
atau seberapa besar aset perusahaan yang mengandalkan
hutang. Rasio Debt to Assets Ratio (DAR)
membandingkan antara total kewajiban yang harus
dipenuhi oleh perusahaan dengan total aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Artinya seberapa besar aset perusahaan
yang dibiayai oleh hutang dan seberapa besar pengaruhnya
hutang pada pengelolaan aset. Apabila hasil perhitungan
yang diperoleh kecil, maka aset yang dibiayai
dengan mengandalkan hutang sedikit. Jadi, keseluruhan
aset tersebut dibiayai dengan menggunakan modal sendiri
begitupun sebaliknya. Rumus debt to assets
ratio sebagai berikut:
Total Hutang
Debt ¿ Assets Ratio=
Total Aset

2) Debt to Equity Ratio (DER)


Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya
perbandingan antara sumber dana yang disediakan kreditur
dengan jumlah dana yang berasal dari modal sendiri
(ekuitas). Apabila perusahaan memiliki tingkat Debt to
Equity Ratio (DER) rendah, maka pemilik perusahaan
mempunyai jumlah modal sendiri yang lebih besar
sehingga perusahaan memiliki modal yang lebih untuk
dijadikan sebagai jaminan hutang dan begitupun
sebaliknya. Jika nilai Debt to Equity Ratio (DER)
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya maka
dikatakan solvable dan sebaliknya, jika nilai Debt to
Equity Ratio (DER) mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya maka dikatakan insovable. Rumus debt
to equity ratio sebagai berikut:
Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio=
Total Ekuitas
20

3) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)


Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat
proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Sehingga,
rasio ini dijadikan sebagai sumber informasi untuk
mengetahui seberapa besar setiap rupiah dari modal yang
dijadikan sebagai jaminan hutang jangka penjang. Rumus
long term debt to equity ratio sebagai berikut:
Hutang Jangka Panjang
Long Term Debt ¿ Equity Ratio=
Total Ekuitas

4) Times Interest Earned (TIE)


Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga pinjaman. Time
Interest Earned (TIE) ini diukur dengan menggunakan
laba kotor (laba sebelum bunga dan pajak) terhadap biaya
bunga. Artinya apabila hasil dari Time Interest Earned
(TIE) tinggi maka menunjukkan perusahaan mampu untuk
membayar bunga. Hal ini akan menjadi sebuah
ukuranyang akan di dapat oleh perusahaan dalam
memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor dan
sebaliknya. Rumus times interest earned sebagai berikut:
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
¿ Interest Earned=
Beban Bunga

5) Operating Income to Liabilities Ratio


Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban dengan
menggunakan laba operasional. Rasio ini dapat diukur
dengan perbandingan antara laba operasional terhadap
kewajiban. Rumus operating income to liabilities ratio
sebagai berikut:
Laba Operasional
Operating Income to Liabilities Ratio¿
Hutang

N. Rasio Aktivitas

a. Pengertian Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk

mngukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.

Efisiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan, persedian,


21

penagihan piutang dan efisiensi di bidang lainnya. Rasio aktivitas

juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan aktivitas sehari – hari. (Kasmir, 2016:172).

Menurut Hery (2016:178) rasio aktivitas dapat digunakan

untuk mengukur kinerja manajemen pada tingkat efisiensi dalam

mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

b. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas

Menurut Hery (2016:178-179), menyatakan bahwa rasio

aktivitas memiliki beberapa tujuan dan manfaat antara lain:

1) Untuk mengukur perputaran dana yang tertanam dalam


piutang dan persediaan yang berputar selama satu periode.
2) Untuk menghitung waktu rata-rata persediaan yang tersimpan
digudang sampai terjual.
3) Untuk mengukur efektivitas aktivitas penjulan persediaan
yang sudah dilakukan pada periode tertentu.
4) Untuk menilai efetivitas penagihan piutang yang sudah
dilakukan perusahaan pada satu periode.
5) Untuk mengukur perputaran dana yang tertanam di aset tetap,
modal sendiri dan total aset pada satu periode dan berapa
besar hasil penjulan yang sudah diperoleh dari setiap rupiah
aset tetap, modal sendiri dan total aset yang telah digunakan.

c. Jenis-jenis Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (2016:176), ada beberapa jenis rasio yang

digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aset yang dimiliki secara maksimal antara lain:

6) Accounts Receivable Turn Over (ARTO)


Rasio ini digunakan oleh perusahaan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam berapa kali
perputaran dana yang tertanam dalam piutang usaha pada
satu periode. Sehingga, rasio ini dapat digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai seberapa cepat piutang
22

usaha yang menjadi kas. Accounts Receivable Turn Over


(ARTO) dapat dihitung dengan perbandingan antara
besarnya tingkat penjualan kredit dengan rata-rata piutang
usaha. Account Receivable Turn Over (ARTO) dihitung
dengan rumus:
Turn Penjualan Kredit
Accounts Receivable
¿ Piutang

7) Inventory Turn Over (ITO)


Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam berapa kali perputaran danayang
tertanam dalam persediaan pada satu periode
atau berapa hari rata-rata persediaan yang tersimpan
digudang sampai laku terjual. Intreprestasi pada rasio ini
yaitu apabila semakin tinggi rasio perputaran persediaan
menunjukkan bahwa modal kerja yang tertanam dalam
persediaan semakin kecil kondisi ini semakin baik untuk
perusahaan. Inventory Turn Over (ITO) dihitung dengan
rumus:
Turn Penjualan
Inventory
¿ Persediaan

8) Working Capital Turn Over (WCTO)


Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas
perbandingan rata-rata aset lancar (modal kerja) yang
dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan penjualan.
Intrepestasi hasil rasio ini yaitu apabila perputaran dari
rata-rata aset lancar (modal kerja) rendah artinya
perusahaan memiliki kelebihan aset lancar. Hal ini
mungkin jumlah saldo kas lebih besar atau mungkin
perputaran pada persediaan dan piutang usaha rendah.
Working Capital Turn Over (WCTO) dihitung dengan
rumus:
Turn Penjualan
WorkingCapital
¿ Modal Kerja

9) Fixed Assets Turnover (FATO)


Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas
perputaran aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan. Artinya seberapa efektif
kapasitas aset tetap yang berkontribusi dalam menciptakan
penjualan. Fixed Assets Turnover (FATO) dapat dihitung
dengan perbandingan antara besarnya penjualan (tunai
atau kredit) dengan rata-rata aset tetap pada periode
tertentu. Apabila perputaran pada aset tetap rendah artinya
perusahaan memiliki kapasitas aset tetap yang belum
dimanfaatkan secara maksimal. Rumus fixed assets
turnover sebagai berikut:
23

Turn Penjualan
¿ Assets
¿ Aset Tetap

10) Total Assets Turnover (TATO)


Rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perputaran total aset yang dimiliki perusahaan untuk
menciptakan penjualan. Sehingga, rasio ini dapat
digunakan untuk mengukur jumlah penjualan yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam pada total
aset yang dimiliki oleh perusahaan pada
periode tertentu. Total Assets Turnover (TATO) dapat
dihitung dengan cara membandingkan besarnya penjualan
(tunai atau kredit) dengan total aset pada
beberapa periode tertentu. Intrepestasi dari hasil
perhitungan Total Assets Turnover (TATO) yaitu apabila
perputaran dari total aset rendah artinya
perusahaan mempunyai kelebihan total aset yang belum
dimanfaat secara maksimal pada beberapa periode
tertentu. Sehingga, apabila hasil dari pengukurannya
menunjukkan semakin tinggi tingkat perputarannya bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya artinya semakin
efisien, sebaliknya jika semakin rendah tingkat
perputarannya bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya artinya semakin tidak efisien. Rumus Total
Assets Turnover (TATO) sebagai berikut:
Turn Penjualan
Total Assets
¿ Total Aset

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu yang sudah dilakukan sebelumnya mengenai

pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan di bawah ini, menjadi

referensi untuk penulis dalam membantu proses penelitian ini. Meskipun

variabel yang dipakai hampir sama, tetapi hasil dari setiap penelitian

terdahulu memiliki perbedaan pada hasil ujinya selain itu, periode waktu yang

dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu. Berikut beberapa

ringkasan penelitian terdahulu:


24

1. Imanuel Meyer Laurens. Rompas & Lawren Julio Rumokoy (2023)

I. M. L. Rompas., L. J. Rumokoy melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Total Asset

Turnover terhadap Return On Asset Perusahaan Sub Sektor Otomotif &

Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2021”. Variabel yang

digunakan pada penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity

Ratio (DER), dan Total Asset Turnover (TATO). Metode analisis data

yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda. Hasil dari

penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa (1) Current Ratio

berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (2) Hasil

pengujian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak

signifikan terhadap Return On Asset (3) Hasil pengujian menunjukkan

bahwa Total Asset Turnover berpengaruh tidak signifikan terhadap

Return On Asset (4) Hasil pengujian menunjukkan bahwa Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover berpengaruh secara

simultan terhadap Return On Asset.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang adalah

terdapat beberapa variabel yang sama. Variabel yang sama yaitu Current

Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total Asset Turnover

(TATO) dan menggunakan metode analisis regresi berganda. Sedangkan

perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada

subyek penelitian dimana penelitian terdahulu subyeknya adalah

perusahaan sub sektor otomotif Bursa efek Indonesia (BEI) sedangkan

peneliti saat ini adalah pada perusahaan makanan minuman di Bursa efek
25

Indonesia (BEI) dan untuk periode penelitian yang dilakukan peneliti

terdahulu adalah tahun 2015-2021 sedangkan peneliti saat ini 2019-2022.

2. Azka Muhammad Naufal & Gita Genia Fatihat (2023)

Azka dan gita melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio

Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Aktivitas Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub

Sektor Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-

2021)”. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Current

Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), dan Total Asset Turnover

(TATO). Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis

regresi linear berganda. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan

didapatkan hasil bahwa Current Ratio (CR) secara parsial tidak terdapat

pengaruh terhadap Return on Assets (ROA), Debt to Assets Ratio (DAR)

secara parsial terdapat pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return

on Assets (ROA) serta Total Assets Turnover (TATO) secara parsial

terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets

(ROA).

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang adalah

terdapat beberapa variabel yang sama. Variabel yang sama yaitu Current

Ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) serta menggunakan metode

analisis regresi berganda. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang adalah pada subyek penelitian dimana

penelitian terdahulu subyeknya adalah perusahaan sub sektor rokok

Bursa efek Indonesia (BEI) sedangkan peneliti saat ini adalah pada
26

perusahaan makanan minuman di Bursa efek Indonesia (BEI) dan untuk

periode penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu adalah tahun 2017-

2021 sedangkan peneliti saat ini 2019-2022 2022 dan terdapat perbedaan

1 variabel antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini dimana

peneliti terdahulu menggunakan Debt to Assets Ratio (DAR) sedangkan

peneliti saat ini Debt to Equity Ratio (DER)

3. Mayang Sari & Salmiyah Thaha (2023)

Mayang dan salmiyah melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap

Return On Asset (ROA) (Studi pada PT. Suryamas Dutamakmus, Tbk)”.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Current Ratio (CR)

dan Debt to Equity Ratio (DER) Metode analisis data yang digunakan

adalah metode analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian yang

telah dilakukan didapatkan hasil bahwa secara parsial Current Ratio dan

Debt to Equity Ratio berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return

On Asset pada PT. Suryamas Dutamakmur, Tbk. Kemudian secara

simultan Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA) Pada

PT Suryamas Dutamakmur, Tbk.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang adalah

terdapat beberapa variabel yang sama. Variabel yang sama yaitu Current

Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) serta menggunakan metode

analisis regresi berganda. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang adalah pada subyek penelitian dimana


27

penelitian terdahulu subyeknya adalah PT Suryamas Dutamakmur, Tbk.

sedangkan peneliti saat ini adalah pada perusahaan makanan minuman di

Bursa efek Indonesia (BEI) dan untuk periode penelitian yang dilakukan

peneliti terdahulu adalah tahun 2017-2021 sedangkan peneliti saat ini

2012-2022 dan ada satu variabel yang berbeda antara penelitian terdahulu

dengan penelitian saat ini yaitu Total Asset Turnover (TATO).

4. Dini Fitriani & Berliana Fitri Febriyanti (2023)

Dini dan salmiyah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Total Asset Turnover dan Current Ratio terhadap Return On Asset pada

Perusahaan Sub Sektor Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2018-2020”. Variabel yang digunakan pada

penelitian ini adalah Total Asset Turnover dan Current Ratio. Metode

analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linear

berganda. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil

bahwa (1) Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap Return

On Asset, (2) Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On

Asset dan (3) secara simultan Total Asset Turnover dan Current Ratio

berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada perusahaan

transportasi dan logistic yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2018-2020.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang adalah

terdapat beberapa variabel yang sama. Variabel yang sama yaitu Current

Ratio (CR), dan Total Asset Turnover (TATO) serta menggunakan

metode analisis regresi berganda. Sedangkan perbedaan penelitian


28

terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada subyek penelitian

dimana penelitian terdahulu subyeknya adalah perusahaan transportasi

dan logistic Bursa efek Indonesia (BEI) sedangkan peneliti saat ini

adalah pada perusahaan makanan minuman di Bursa efek Indonesia

(BEI) dan untuk periode penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu

adalah tahun 2018-2020 sedangkan peneliti saat ini 2019-2022 dan ada

satu variabel yang berbeda antara penelitian terdahulu dengan penelitian

saat ini yaitu Debt to Equity Ratio (DER).

5. Hendri Alimunir, Ervyna, dan Mimelientesa Irman (2021)

Hendri dkk melakukan penelitian dengan judul “The Effect Of

Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover, And Sales

Growth On Return On Asset Manufacturing Food And Beverage Listed

On Indonesia Stock Exchange 2015 - 2019”. Variabel yang digunakan

pada penelitian ini adalah Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total

Assets Turnover, And Sales Growth. Metode analisis data yang

digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda. Hasil dari

penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa (1) Variabel CR

secara parsial terbukti bahwa tidak berpengaruh signifikan terhadap

ROA. (2) Variabel DER secara parsial terbukti bahwa tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA. (3) Variabel TATO secara parsial terbukti

bahwa tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. (4) Variabel Sales

Growth secara parsial terbukti bahwa berpengaruh signifikan terhadap

ROA.(5) Secara simultan CR, DER, TATO, dan Sales Growth

berpengaruh terhadap ROA.


29

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang adalah

terdapat beberapa variabel yang sama. Variabel yang sama yaitu Current

Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Total Asset Turnover

(TATO) serta menggunakan metode analisis regresi berganda dan subyek

yang sama yaitu pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan perbedaan penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada periode penelitian

yang dilakukan dilakukan peneliti terdahulu adalah tahun 2015-2019

sedangkan peneliti saat ini 2019-2022 dan ada satu variabel yang berbeda

antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu Sales growth.

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama, Tahun dan Metode Hasil Penelitian
Judul Peneliti Analisis Terdahulu
Terdahulu Data
1. I. M. L. Rompas., L. J. Analisis (1) Current Ratio berpengaruh
Rumokoy (2023) regresi positif signifikan terhadap
“Pengaruh Current Ratio, linear Return On Asset
Debt To Equity Ratio, dan berganda (2) Hasil pengujian
Total Asset Turnover menunjukkan bahwa Debt to
terhadap Return On Asset Equity Ratio berpengaruh
Perusahaan Sub Sektor tidak signifikan terhadap
Otomotif & Komponen di Return On Asset
Bursa Efek Indonesia (3) Hasil pengujian
Periode 2015-2021”. menunjukkan bahwa Total
Asset Turnover berpengaruh
tidak signifikan terhadap
Return On Asset
(4) Hasil pengujian
menunjukkan bahwa Current
Ratio, Debt to Equity Ratio,
dan Total Asset Turnover
berpengaruh secara simultan
terhadap Return On Asset.
2. Azka dan gita (2023) Analisis (1) Current Ratio (CR) dan
“Pengaruh Rasio regresi Debt to Assets Ratio (DAR)
Likuiditas, Rasio linear secara parsial tidak terdapat
Solvabilitas Dan Rasio berganda pengaruh terhadap Return on
Aktivitas Terhadap Assets (ROA),
30

Kinerja Keuangan (2) (TATO) secara parsial


Perusahaan (Studi Kasus terdapat pengaruh positif dan
Pada Perusahaan signifikan terhadap Return on
Manufaktur Sub Sektor Assets (ROA). (3) secara
Rokok Yang Terdaftar Di simultan Current Ratio (CR),
Bursa Efek Indonesia Debt to Assets Ratio (DAR)
Periode 2017-2021)” dan Total Assets Turnover
(TATO) berpengaruh
signifikan terhadap Return on
Assets (ROA).

3. Mayang dan salmiyah Analisis (1) secara parsial Current Ratio


(2023) regresi dan Debt to Equity Ratio
“Pengaruh Current Ratio linear berpengaruh dan tidak
(CR) dan Debt To Equity berganda signifikan terhadap Return On
Ratio (DER) terhadap Asset
Return On Asset (ROA) (2) secara simultan Current
(Studi pada PT. Suryamas Ratio (CR) dan Debt to Equity
Dutamakmus, Tbk)”. Ratio (DER) berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap
Return On Asset (ROA).

4. Dini dan salmiyah (2023) Analisis (1) Total Asset Turnover


“Pengaruh Total Asset regresi berpengaruh signifikan
Turnover dan Current linear terhadap Return On Asset, (2)
Ratio terhadap Return On berganda Current Ratio berpengaruh
Asset pada Perusahaan Sub signifikan terhadap Return On
Sektor Transportasi dan Asset
Logistik yang Terdaftar di (3) secara simultan Total Asset
Bursa Efek Indonesia Turnover dan Current Ratio
Tahun 2018-2020” berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset

5. Hendri Alimunir dkk Analisis (1) Variabel CR secara parsial


(2021) “The Effect Of regresi terbukti bahwa tidak
Current Ratio, Debt To linear berpengaruh signifikan
Equity Ratio, Total Assets berganda terhadap ROA.
Turnover, And Sales (2) Variabel DER secara
Growth On Return On parsial terbukti bahwa tidak
Asset Manufacturing Food berpengaruh signifikan
And Beverage Listed On terhadap ROA.
Indonesia Stock Exchange (3) Variabel TATO secara
2015 - 2019”. parsial terbukti bahwa tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROA. (4) Variabel
Sales Growth secara parsial
terbukti bahwa berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
(5) Secara simultan CR, DER,
TATO, dan Sales Growth
berpengaruh terhadap ROA.
31

C. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Current Ratio Terhadap Return On Asset

Rasio likuiditas mempunyai hubungan yang cukup erat dengan

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menunjukkan

tingkat ketersediaan modal kerja dalam aktivitas operasional dan

pemenuhan kewajiban lancar perusahaan. Dalam hal ini, rasio likuiditas

dinyatakan dengan Current Ratio (CR) yang merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2016). Dengan

demikian, kelangsungan operasional serta kinerja perusahaan tetap

berjalan baik sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas (ROA). Tingkat current

ratio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas atau gagal bayar hutang

yang tinggi sehingga akan mengganggu kelangsungan operasional

perusahaan, namun current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan adanya

kelebihan aktiva lancar atau dana yang menganggur, yang akan

mempunyai pengaruh tidak baik terhadap kemampuan perusahaan

menghasilkan laba atas investasi yang ditanamkan (Return On Asset),

karena secara umum aktiva lancar menghasilkan return (Hanafi & Halim,

2016). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh I.

M. L. Rompas dan L. J. Rumokoy (2023) serta penelitian oleh Erlin

Kusumawati Widaryanti (2022) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas

yang dinyatakan dengan current ratio berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan (ROA).


32

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset

Rasio solvabilitas berperan penting bagi kinerja keuangan dalam

pengembangan perusahaan yang dilihat dari sumber pendanaan dari dalam

maupun luar perusahaan, yang mempengaruhi besar kecilnya laba bagi

perusahaan untuk mencapai kinerja keuangan yang baik (Nurpitasari,

2018). Pentingnya rasio solvabilitas bagi kinerja keuangan karena dalam

mengembangkan perusahaan diperlukan sumber pendanaan. Sumber

pendanaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan maupun dari luar

perusahaan. Pada praktiknya dana – dana yang dikelola perusahaan harus

dikelola dengan baik, proporsi antara sumber dana dari dalam perusahaan

dan sumber dana dari luar perusahaan harus diperhatikan yang nantinya

dapat mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan yang merupakan

tujuan dari pencapaian kinerja keuangan perusahaan (Anisa Firdaus,

2020).

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang dapat digunakan untuk

menghitung dan menilai utang dengan ekuitas dari setiap jumlah yang

dijadikan jaminan keseluruhan utang. Rasio ini dapat digunakan untuk

mengukur perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek

maupun jangka panjang (Siregar, Rambe, et al., 2021).

Perusahaan yang memiliki nilai total asetnya lebih besar dibandingkan

dengan hutangnya, maka perusahaan tersebut menunjukkan kinerja

keuangan yang baik, dimana perusahaan mampu untuk mengelola dan

memafaatkan sumber daya yang ada tanpa sepenuhnya mengandalkan

hutang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
33

Mayang & Salmiyah (2023) serta penelitian oleh Subhan (2023) yang

menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh

signifikan terhadap Return On Assset (ROA).

3. Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Return On Asset

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

efektifitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. Salah satu jenis rasio

yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan menggunakan

keseluruhan aktiva dalam menghasilkan laba dan menciptakan penjualan

adalah total asset turn over (TATO). Rasio total asset turn over (TATO)

menunjukkan tingkat perputaran aktiva dalam menghasilkan laba dimana

laba tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan (Syahnur, 2019).

Pentingnya rasio aktivitas bagi kinerja keuangan adalah rasio ini dapat

digunakan untuk memprediksi laba. Karena berkaitan dengan

memanfaatkan sumber daya perusahaan yang ada untuk menghasilkan

penjualan. Semakin cepat rasio aktivitas maka laba yang dihasilkan akan

semakin meningkat, karena perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya

tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap

pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih

perusahaan Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva dalam menciptakan

penjualan maka semakin tinggi pula laba perusahaan. Adanya kenaikan

laba bersih perusahaan tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Dini Fitriani dan Berliana Fitri Febriyanti (2023) yang menyatakan
34

bahwa rasio aktivitas (TATO) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).

4. Pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio dan Total Asset

Turnover Terhadap Return On Asset

Current Ratio mengemukakan seberapa mampu perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar nilai Current

Ratio maka akan semakin bagus karena perusahaan memiliki kas yang

cukup untuk membayar kewajibannya. Bila Current Ratio meningkat,

otomatis aktiva lancar dan utang lancar menurun, maka kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba semakin rendah. Begitu juga

sebaliknya, bila Current Ratio menurun, otomatis aktiva lancar dan utang

lancar meningkat, maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

semakin meningkat.

Debt to Equity Ratio menunjukkan penyediaan dana oleh pemegang

saham kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini maka semakin

rendah penyediaan dan yang diberikan oleh pemegang saham. Bila Debt to

Equity Ratio meningkat, otomatis total utang dan total ekuitas meningkat,

maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin rendah.

Dan sebaliknya, apabila nilai Debt to Equity Ratio kecil artinya hutang

yang dimiliki perusahaan menurun sehingga kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba meningkat.

Total Asset Turnover merupakan rasio yang menggambarkan

seberapa besar perusahaan mampu mengelola total assetnya untuk

menghasilkan penjualan. Bila Total Asset Turnover meningkat artinya


35

penjualan perusahaan mengalami peningkatan, dengan meningkatnya

penjualan maka akan meningkat jumlah laba. yang di peroleh perusahaan.

Dimana dengan meningkatnya laba maka akan diikuti

oleh peningkatan Return On Asset , dan sebaliknya apabila Total Asset

Turnover menurun penjualan perusahaan mengalami penurunan, dengan

menurunnya jumlah laba yang diperoleh oleh perusahaan maka Return On

Asset akan menurun.

Return On Assets adalah rasio antara laba sebelum pajak dengan

total aktiva. Return on assets menunjukkan seberapa banyak perusahaan

telah memperoleh laba atas aktiva yang ditanamkan pada perusahaan.

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva

perusahaan yang dimiliki.Rasio ini diperoleh dari laba bersih setelah pajak

dibagi total aktiva (Siregar&Delia, 2022).

Rasio yang dapat mempengaruhi Return On Asset atau kinerja

keuangan ialah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset

Turnover dimana semakin kecil nilai Debt to Equity Ratio dan

meningkatnya Current Ratio serta Total Asset Turnover maka Return On

Asset akan meningkat. Dan sebaliknya, semakin tinggi nilai Debt to Equity

Ratio atau banyaknya hutang serta semakin sedikitnya Current Ratio dan

Total Asset Turnover maka Return On Asset akan menurun. Sehingga

dapat diduga bahwa Current Ratio , Debt to Equity Ratio, dan Total Asset

Turnover berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rompas & Rumokoy, dan Azka pada tahun
36

2023 yang menyatakan bahwa CR, DER, dan TATO secara simultan

memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjabaran dari rumusan masalah

yang telah disebutkan oleh peneliti sebelumnya yang berupa bagan alir.

Kerangka konspetual yaitu digunakan untuk memperjelas rumusan masalah

yang telah disebutkan. Yang mana kerangka konseptual digunakan untuk

tujuan memperjelas hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Current Ratio (X1)


H1

Debt to Equity Ratio (X2) H2 Return On Asset (Y)

H3
Total Asset Turnover (X3)

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Pengaruh secara Parsial


Pengaruh secara Simultan
37

E. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017) Hipotesis adalah jawaban Sementara yang

berhubungan dengan rumusan masalah penelitian yang mana rumusan

masalah sudah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Merumuskan hipotesis

adalah suatu implementasi dari teori-teori hipotesis yang telah dipelajari

sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian serta tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, untuk

mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Total Asset

Turnover terhadap Return On Asset maka peneliti dapat menyimpulkan

beberapa hipotesis yaitu:

H1: Diduga Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Return On Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022

H2: Diduga Debt To Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Return On Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022

H3: Diduga Total Asset Turnover secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Return On Asset pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022

H4: Diduga Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Total Asset Turnover

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019-2022.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017), pengertian variabel penelitian

yaitu sebagai berikut, “variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas dan

variabel terikat sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Sugiyono (2017), ”mengartikan variabel bebas

sebagai variabel yang menjadi sebab dan timbulnya

variabel terikat”. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas (independent variable) adalah:

X1 : Likuiditas diproksikan dengan Current Ratio (CR)

X2 : Solvabilitas diproksikan dengan Debt to Equity Ratio

(DER)

X3 : Aktivitas diproksikan dengan Total Asset Turn Over

(TATO)

38
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiono (2021) “Variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat (Y) adalah Return On Asset (ROA).

39
40

2. Definisi operasional Variabel

Dalam pengujian hipotesis, variabel-variabel yang perlu diteliti

diperlukan adanya pembatasan-pembatasan dan adanya indikator-

indikatornya. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan ada

tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu :

a. Variabel Bebas (Independen variable)

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Total Asset

Turnover (TATO).

1) Current Ratio (CR)

Menurut Fahmi (2017: 121), “current ratio adalah ukuran

yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo.”

Menurut Fahmi (2017:121), Current Ratio dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Aktiva lancar
Current Ratio=
Hutang lancar

2) Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Kasmir (2016: 157), “Debt to equity ratio digunakan

untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditur

dengan pemilik perusahaan.” Rasio ini menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya dengan modal

sendiri. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti modal sendiri semakin

sedikit dibandingkan dengan hutangnya.


41

Menurut Kasmir (2016: 158), Debt to Equity Ratio dapat

diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio=
Total Ekuitas
3) Total Asset Turnover (TATO)

Menurut Hanafi dan Halim (2016: 81) Total Asset Turnover

memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan

total aktivanya.

Menurut Hanafi dan Halim (2016: 81) Total Asset Turnover

dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan
Total Asset Turnover=
Total Aktiva
b. Variabel Terikat (Dependen Variable)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan.

Menurut Fahmi (2017:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan serta menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan

secara baik dan benar.

Kinerja keuangan dapat diukur dengan Return On Asset. Menurut

Hanafi & Halim (2016: 84), mendefinisikan ROA sebagai berikut:

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan


laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA yang semakin
tinggi menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset yang
semakin baik.
Menurut Hanafi & Halim (2016: 84), Return On Asset dapat

diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


Return On Asset=
Total Aktiva
42

B. Pendekatan dan Teknik Penelitian

1. Pendekatan Penelitian.

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti berdasarkan

jenis datanya yaitu pendekatan penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2017:8), yang dimaksud dengan metode

penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,


digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik.

Dari pemaparan diatas alasan peneliti menggunakan penelitian data

kuantitatif yaitu karena data yang digunakan berupa angka yang mana

dari angka tersebut dapat dihitung ataupun dianalis mengunakan statistik.

2. Teknik Penelitian

Teknik penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2017) “Penelitian Kausal adalah

penelitian yang bersifat sebab akibat antara variabel yang mempengaruhi

dengan variabel dipengaruhi”.

Dalam penelitian ini alasan peneliti menggunakan teknik penelitian

kausalitas adalah untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt To

Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Return On Asset.


43

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indondesia (BEI)

yang datanya diperoleh dari website www.idx.co.id yang merupakan situs

resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Data tersebut yaitu berupa laporan

keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022.

Alasan penulis memilih tempat penelitian ini karena laporan

keuangan perusahaan yang disediakan sudah diaudit sehingga dapat

dikatakan bahwa data tersebut valid.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini kurang

lebih selama 4 bulan, yaitu dimulai bulan Maret-Juni 2023.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Menurut Sugiyono (2017), “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek /subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi dapat dikatakan populasi adalah suatu wilayah yang berdiri dari

objek/subjek yang mempunyai kualitas untuk digunakan dalam membuat

kesimpulan.
44

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2019-2022

sebanyak 31 perusahaan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” Sampel dalam

penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2017), "Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu". Maka tidak semua

anggota populasi menjadi sampel penelitian. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pengambilan sampel menurut pertimbangan tertentu. Dimana

sampel harus memenuhi kriteria yang diajukan yaitu sebagai berikut:

a. Perusahaan makanan dan minuman yang telah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama periode penelitian 2019-2022

b. Selama periode penelitian perusahaan menerbitkan laporan

keuangan tahunan yang lengkap dan telah diaudit selama

periode penelitian 2019-2022

c. Perusahaan yang melaporkan laba selama periode 2019-2022

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti maka hasil

pengambilan sampel yaitu :


45

Tabel 3.1
Proses Pengambilan sampel berdasarkan kriteria
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan makanan & minuman yang terdaftar di 31
BEI tahun 2019-2022
2 Perusahaan yang tidak melaporkan laporan (4)
keuangan tahunan lengkap dan diaudit tahun 2019-
2022 di laman Bursa Efek Indonesia (BEI)
3 Perusahaan dalam laporan keuangan di BEI yang (9)
mengalami rugi selama periode penelitian tahun
2019-2022.
4 Jumlah Perusahaan yang digunakan 18
5 Jumlah unit data sampel perusahaan 72
(18 Perusahaan x 4 tahun pengamatan)
Sumber: Data Diolah 2023

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang memenuhi

kriteria dalam penelitian ini meliputi 18 perusahaan manufaktur. Sugiyono

(2017) menyatakan bahwa:

Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate


(korelasi atau regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota
sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang di teliti.
Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen),
maka jumlah anggota sampel= 10 x 5 = 50.
Berdasarkan teori diatas maka dapat ditentukan jumlah anggota

sampel yang sesuai kriteria yaitu 10 x 5 = 50. 50 yang artinya minimal

anggota sampel yang diteliti yaitu 50 sampel, sedangkan dalam penelitian

ini menggunakan 18 perusahaan dengan periode penelitian 4 tahun, maka

jumlah anggota sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 18x4 = 72
46

sampel. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dianalisis

bahwa ukuran anggota sampel telah terpenuhi.

. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel perusahaan, maka

terdapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel.

Perusahan-perusahaan tersebut disajikan pada tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.2

Sampel Perusahaan

Kode
No. Nama Perusahaan
Emiten
1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
2 CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk.
3 COCO PT Wahana Interfood Nusantara Tbk.
4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk.
5 DMND PT Diamond Food Indonesia Tbk.
6 GOOD PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
7 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
9 KEJU PT Mulia Bogo Raya Tbk.
10 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk.
11 MYOR PT Mayora Indah Tbk.
12 SKLT PT Sekar Laut Tbk.
13 STTP PT Siantar Top Tbk.
14 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industriy and Trading Compay Tbk
15 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk.
16 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
17 CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk
18 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk
Sumber : www.idx.co.id
47

E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber

sekunder. Menurut Sugiyono (2017), “Sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Sumber data dalam

penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id yaitu berupa file laporan

keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2022.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu

dengan beberapa teknik diantaranya:

a. Studi Lapangan (Field Research)

Menurut Sugiyono (2017) studi lapangan yaitu suatu kegiatan

dalam memperoleh data yang diperlukan dengan cara meninjau secara

langsung objek penelitian yang akan dilteliti. Teknik pengumpulan

data yang dapat dilakukan dengan studi lapangan yaitu dengan Teknik

dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan

peneliti dengan cara mencari dan mengumpulkan beberapa dokumen

yang diperlukan untuk penelitian ini. Teknik dokumentasi yang

dilakukan yaitu mengumpulkan beberapa laporan keuangan pada

perusahaan makanan dan minuman tahun 2019-2022 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakses melalui situs

www.idx.co.id
48

b. Studi kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yaitu cara selanjutnya yang digunakan oleh

peneliti dalam mencari beberapa dokumen yang digunakan untuk

mendukung argumen peneliti. Pencarian dokumen ini dapat dilakukan

dengan cara menyalin data dengan tujuan untuk menggali informasi

yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu dnegan

tujuan agar mendapatkan data-data yang bersifat ilmiah dan teoritis.

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu melalui:

1) Buku

Data sekunder yang diperoleh dari buku yang berkaitan

dengan teori-teori yang berhubungan dengan kinerja keuangan

dan rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

dan rasio aktivitas.

2) Jurnal Penelitian

Jurnal penelitian yaitu pengumpulan data sekunder dengan

cara melakukan penelaahan terhadap hasil penelitian yang

sebelumnya sehingga dapat dijadikan referensi untuk

mendukung hasil penelitian yang dilakukan.

3) Riset Internet (Online Research)

Online Research yaitu teknik pengumpulan data sekunder

dengan mengakses situs-situs yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Riset online ini dilakukan untuk

mencari informasi laporan keuangan dan laporan tahunan

perusahaan makanan & minuman melalui situs www.idx.co.id.


49

F. Teknik Analisis Data

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier

regresi berganda yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel

dependent dan independent baik secara menyeluruh maupun secara parsial.

Sebelum melakukan analisis dengan model regresi maka terlebih dahulu

melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu agar

model regresi linear ini baik dan tidak bias sehingga hasil pengujiannya dapat

dipercaya.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yaitu suatu alat analisis yang digunakan dengan

tujuan untuk mengetahui apakah model regresi linear berganda sudah

memenuhi beberapa syarat uji asumsi klasik. untuk memenuhi uji asumsi

klasik yang baik yaitu data residual terdistribusi normal atau uji

normalitas residual, tidak adanya multikolinearitas, autokorelasi, dan

heteroskedatisitas.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali, 2018, mendefinisikan uji normalitas data

sebagai berikut:

Uji normalitas adalah pengujian dengan tujuan untuk


mengetahui apakah pada variabel-variabel memilki distribusi
normal atau tidak. Dalam pengujian uji normalitas
menggunakan alat analisis One Sample Kolomogorov-Smirnov
yang terdapat dalam aplikasi SPSS. Uji normalitas dapat
dikatakan terdistribusi normal apabila nilai (sig) > 0.05,
sedangkan jika nilai yang dihasilkan (sig) < 0.05 maka dapat
simpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui apakah variabel-variabel memiliki distribusi normal


50

atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi memiliki

nilai residual yang terdistribusi normal. Untuk mengetahui uji

normalitas yang terdistribusi normal maka nilai (Sig) > 0.05.

sedangkan jika nilai (Sig) < 0.05 maka uji normalitas didistribusikan

tidak normal

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2018), menjelaskan uji multikolinearitas

adalah sebagai berikut:

Uji multikolinearitas dalah suatu pengujian dengan tujuan


untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel dalam
model regresi. Dalam uji multikolinearitas dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Asumsi nilai dari Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) adalah apabila nilai VIF >10 dan nilai Tolerance
< 0,10 maka terdapat multikolinearitas. Sedangkan jika nilai
VIF < 10 dan niali Tolerance > 0,10 maka tidak terdapat
multikolinearitas.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa uji multikolinearitas

adalah pengujian dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara variabel dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang seharusnya tidak ada korelasi antara variabel

bebas. Dalam penelitian yang dilakukan ini untuk uji multikolinearitas

dilakukan dengan melihat nilai VIF dan tolerance yang dihasilkan.

Jika nilai VIF >10 maka terdapat multikolinearitas sedangkan jika

nilai VIF < 10 maka tidak terdapat Multikolinearitas antar variable

kemudian jika nilai tolerance < 0,10 berarti terdapat Multikolinieritas

sedangkan jika nilai tolerance > 0,10 artinya tidak terdapat

Multikolinieritas.
51

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2018), menjelaskan uji autokorelasi adalah

sebagai berikut:

Uji autokorelasi adalah pengujian dengan tujuan untuk


menguji apakah ada kolerasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1).
Dalam uji autokorelasi dapat dilakukan menggunakan metode
Durbin Waston. Penelitian dengan Durbin Waston terdapat
beberapa kriteria yaitu:
1) 0 < d < dl = ada autokorelasi positif
2) dl ≤ d ≤ du = tidak ada autokorelasi positif
3) 4 – dl < d <4 = ada autokorelasi negatif
4) 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl = tidak ada autokorelasi negatif
5) du < d < 4 – du = tidak ada autokorelasi positif maupun
negatif
Berdasarkan pendapat diatas bahwa uji autokorelasi adalah

pengujian dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada kolerasi antar

kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode

sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

seharusnya tidak ada korelasi sehingga tidak terdapat problem

autokorelasi.

d. Uji Heteroskedatisitas
Menurut Ghozali (2018), mendefinisikan uji heteroskedatisitas
sebagai berikut:
Uji heteroskedatisitas adalah pengujian dengan tujuan untuk
menguji apakah terjadi ketidaksamaan dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Dalam uji heteroskedatisitas
dapat dilakukan dengan metode grafik plot. Metode grafik plot
dapat dilakukan dengan melihat grafik plot nilai prediksi
varaibel dependen (ZPRED) dengan variabel independent
(SRESID). Dalam melihat grafik plot ini jika penyebaran titik-
titik membentuk suatu pola maka terjadi heteroskedatisitas.
Sedangkan jika penyebaran titik-titik tidak membentuk suatu
pola atau tersebar secara tidak beraturan maka tidak terjadi
heteroskedatisitas
52

Berdasarkan pendapat diatas bahwa uji heteroskedatisitas

adalah pengujian dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke

pengematan lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi

yang seharusnya tidak ada heteroskedatisitas

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Ghozali (2018)

Regresi linear berganda merupakan model regresi yang


melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi
linear berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa
besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Analisis regresi linear berganda yaitu suatu teknik statistika yang

digunakan untuk membuat model dan menyelidiki suatu pengaruh antara

variebel bebas terhadap variabel terikat. Variabel yang akan diselidiki

yaitu Current Rasio, Debt To Equity Ratio,dan Total Asset Turn Over yang

merupakan variabel bebas terhadap variabel terikat yang diproksikan

dengan Return On Asset. Dalam pengujian ini maka cara yang digunakan

untuk analisis regresi linear yaitu melalui persamaan berikut:

Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Sumber: Sugiyono (2017)

Keterangan :
Y : Variabel Dependen (Return On Asset)
a : Konstanta
b1,b2,b3 : Koefisien regresi
X1 : Variabel Independen Current Rasio
X2 : Variabel Independen Debt To Equity Ratio
X3 : Variabel Independen Total Asset Turn Over
e : Eror / Residul/ Variabel penganggu
53

Menurut Menurut Ghozali (2018) “Untuk mengetahui apakah

model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan

representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik”.

3. Uji Koefisien Determinan (R2)

Menurut Ghozali (2018)


Uji Koefisien Determinasi merupakan uji koefisien yang digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.

Dari pemaparan menurut pendapat diatas maka dapat dikatakan

bahwa uji determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalan menerangkan variasi variabel dependen. Dalam

penelitian ini koefisien determinan digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh Current Rasio, Debt To Equity Ratio,dan Total Asset Turn

Over terhadap Return On Asset. Koefisien determinan dapat diukur

menggunakan rumus dibawah ini :

Kd = R2 x 100
Sumber: Sugiono (2021)

Keterangan:
Kd : Koefisien determinan
R2 : Kuadrat koefisien korelasi berganda
Dalam koefisien determinan ada beberapa kriteria yang digunakan

untuk analisis yaitu:

a. Jika Kd mendekati nol (0), dapat diartikan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat lemah.


54

b. Jika Kd mendekati satu (1), dapat diartikan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat kuat.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian dilakukan dengan

menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan uji simultan (uji F)

a. Uji Parsial (uji t)

Uji Parsial (uji t) atau banyak yang mengatakan uji signifikasi

individual. Menurut Ghozali (2018) “Uji t digunakan untuk

menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variabel dependen”.

Dari uji t ini digunakan untuk mengambil kesimpulan apakah

H0 ditolak atau Ha diterima berdasarkan rumusan hipotesis. Dalam

melakukan Uji Parsial (Uji t) Langkah-langkah yang dapat dilakukan

yaitu :

1) Merumuskan hipotesis

Ho : β1, β2, β3, β4 = 0, Secara Parsial Current Rasio, Debt To

Equity Ratio,dan Total Asset Turn Over tidak berpengaruh

terhadap Retun On Asset

Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 = secara Parsial Current Rasio, Debt To

Equity Ratio,dan Total Asset Turn Over berpengaruh

terhadap Retun On Asset

2) Menentukan nilai Sig 0.05

3) Membandingkan nilai Sig level (alpha)


55

Jika nilai sig lebih besar daripada 0,05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Sedangkan jika nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

4) Membuat kesimpulan

a) Ho diterima dan Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa

Secara Parsial variabel Current Rasio, Debt To Equity

Ratio,dan Total Asset Turn Over tidak berpengaruh terhadap

Retun On Asset

b) Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa

Secara Parsial variabel Current Rasio, Debt To Equity

Ratio,dan Total Asset Turn Over berpengaruh terhadap Retun

On Asset

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji Simultan (Uji F) merupakan pengujian hipotesis untuk

mengetahui keseluruhan pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat. Menurut Ghozali (2018) “Uji simultan (Uji F) adalah

pengujian yang digunakan untuk menunjukkan apakah variabel bebas

atau independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen”

Untuk mengetahui atau melihat hasil menggunakan Uji

Simultan (Uji F) maka dapat dilihat dari tabel ANOVA. Dalam

melakukan pengujian Uji Simultan (Uji F) Langkah-langkah yang

dapat dilakukan yaitu :

1) Merumuskan hipotesis
56

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, Secara simultan Current Rasio, Debt

To Equity Ratio,dan Total Asset Turn Over tidak

berpengaruh terhadap Retun On Asset

Ha : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 = secara simultan Current Rasio, Debt

To Equity Ratio,dan Total Asset Turn Over berpengaruh

terhadap Retun On Asset

2) Menentukan nilai Sig 0.05

3) Membandingkan nilai Sig level (alpha)

Jika nilai sig F lebih besar daripada 0,05 maka Ho diterima dan

Ha ditolak. Sedangkan jika nilai sig F lebih kecil dari 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima.

4) Membuat kesimpulan

a) Ho diterima dan Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa

Secara Simultan variabel Current Rasio, Debt To Equity

Ratio,dan Total Asset Turn Over tidak berpengaruh terhadap

Retun On Asset

b) Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa

Secara Simultan variabel Current Rasio, Debt To Equity

Ratio,dan Total Asset Turn Over berpengaruh terhadap Retun

On Asset
57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2019-2022. Pada periode tersebut terdapat 31 perusahaan makanan minuman

yang terdaftar di BEI, setelah dilakukan purposive sampling diperoleh sampel

yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 18 perusahaan.

Perusahaan makanan & minuman merupakan sub sektor penyumbang

utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ditengah adanya wabah covid 19 sub

sektor ini tetap bertahan. Terjaganya pertumbuhan sub sektor makanan dan

minuman karena sektor ini menyediakan kebutuhan pokok atau primer

masyarakat Indonesia yang dibutuhkan dari waktu ke waktu.

B. Deskripsi Data Variabel

1. Deskripsi data variable terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan yang diukur

menggunakan Return On Asset.

Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu

(Hanafi dan Halim, 2016:84). Return On Asset (ROA) yang tinggi

menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset yang semakin baik.


58

Menurut Hanafi dan Halim (2016 : 84) Return On

Asset dapat dihitung dengan rumus:

Laba Bersih
Return On Asset=
Total Aktiva

Berikut salah satu contoh laporan keuangan perusahaan yang menjadi

sampel penelitian yang digunakan untuk perhitungan variabel dalam

penelitian

Gambar 4.1
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) PT Mayora Indah tahun 2022
59

Gambar 4.2
Lanjutan Laporan Posisi Keuangan (Neraca) PT Mayora Indah tahun 2022
60

Gambar 4.3
Laporan Laba Rugi PT Mayora Indah tahun 2022
61

Contoh perhitungan Return On Asset pada PT Mayora Indah Tbk

(MYOR) tahun 2022 sebagai berikut:

Laba bersih 2022 = Rp. 1.970.084.538.149

Total Aset 2022 = Rp. 22.276.160.695.411

2.039 .404 .206 .764


Return On Asset=
19.037 .918.806 .473

= 0,0884 x 100%

= 8,84%

PT Mayora Indah Tbk Pada tahun 2022 memiliki Return On

Asset sebesar 8,84% atau 0,0884 artinya setiap Rp. 1 total aset

menghasilkan Rp. 0,1071 laba bersih.

Berikut data Return On Asset perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2022 yang menjadi

sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.1

Data Return On Asset

ROA (%)
No. Kode Nama Perusahaan
2019 2020 2021 2022
1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 15,47 11,61 11,02 12,84
2 CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk. 10,50 10,13 13,40 11,55
PT Wahana Interfood Nusantara
3 COCO 3,18 1,04 2,30 1,36
Tbk.
4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 22,29 10,07 14,36 17,60
5 DMND PT Diamond Food Indonesia Tbk. 6,59 3,62 5,58 5,56
PT Garudafood Putra Putri Jaya
6 GOOD 8,61 3,73 7,28 7,12
Tbk.
PT Indofood CBP Sukses Makmur
7 ICBP 13,85 7,16 6,69 4,96
Tbk.
8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 6,14 5,36 6,25 5,09
9 KEJU PT Mulia Bogo Raya Tbk. 14,71 17,93 18,85 13,65
10 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 41,63 9,82 22,79 27,41
11 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 10,71 10,61 6,08 8,84
12 SKLT PT Sekar Laut Tbk. 5,68 5,49 9,51 7,25
62

13 STTP PT Siantar Top Tbk. 74,54 18,23 15,76 13,60


PT Ultrajaya Milk Industriy and
14 ULTJ 15,67 12,68 17,24 13,09
Trading Compay Tbk
15 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk. 12,22 4,19 1,27 0,01
16 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 5,05 3,79 6,71 10,47
PT Campina Ice Cream Industry
17 CAMP 7,26 4,05 8,72 11,28
Tbk
18 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 3,81 3,50 3,76 3,39
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2023)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai Return On

Asset tertinggi pada tahun 2019 yaitu PT Siantar Top Tbk. (STTP) dengan

nilai sebesar 74,54 % dan nilai terendah yaitu PT Wahana Interfood Nusantara

Tbk. (COCO) dengan nilai sebesar 3,18%. Nilai Return On Asset tertinggi

pada tahun 2020 yaitu PT Siantar Top Tbk. (STTP) dengan nilai sebesar

18,23% dan nilai terendah yaitu PT Wahana Interfood Nusantara Tbk. (COCO)

dengan nilai sebesar 1,04%. Kemudian nilai Return On Asset tertinggi pada

tahun 2021 yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dengan nilai

sebesar 22,79% dan nilai terendah yaitu PT Buyung Poetra Sembada Tbk.

(HOKI) dengan nilai sebesar 1,27%. Selanjutnya pada tahun 2022 PT. Multi

Bintang Indonesia Tbk (MLBI) memiliki Return On Asset tertinggi dengan

nilai sebesar 27,41% dan nilai Return On Asset terendah yaitu PT Buyung

Poetra Sembada Tbk. (HOKI) dengan nilai sebesar 0,01 %.

2. Deskripsi Data Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Current Ratio

(X1), Debt to Equity Ratio (X2), Total Asset Turnover (X3). Berikut disajikan

data-data variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.


63

a. Current Ratio

Menurut Fahmi (2017: 121), “Rasio lancar (current ratio)

adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek,

kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh

tempo.” Current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

semakin likuid. Dengan demikian, kelangsungan operasional perusahaan

tetap berjalan baik sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas (ROA).

Menurut Fahmi (2017:121), Current Ratio dapat

diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Lancar
Current Ratio=
Hutang Lancar

Contoh perhitungan Current Ratio pada PT Mayora Indah Tbk

(MYOR) tahun 2022 sebagai berikut:

Aktiva lancar 2022 = Rp. 14.772.623.976.128

Hutang lancar 2022 = Rp. 5.636.627.301.308

14.772 .623 .976.128


Current Ratio=
5.636 .627 .301 .308

= 2,6208 x 100% = 262,08%

PT Mayora Indah Tbk Pada tahun 2019 memiliki Current

Ratio sebesar 2,6208 artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh

Rp 2,6208 aktiva lancar.

Berikut data Current Ratio perusahaan makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2022 yang

menjadi sampel dalam penelitian ini.


64

Tabel 4.2

Data Current Ratio

CR (%)
No Kode Nama Perusahaan
2019 2020 2021 2022
1 CEKA PT Wilmar Cahaya 479,97 466,27 479,71 995,42
Indonesia Tbk.
2 CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk. 117,47 172,28 153,00 181,23
3 COCO PT Wahana Interfood 116,88 119,73 195,42 194,60
Nusantara Tbk.
4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 805,05 749,85 480,90 456,39
5 DMND PT Diamond Food Indonesia 176,88 435,78 358,36 325,81
Tbk.
6 GOOD PT Garudafood Putra Putri 153,38 175,12 147,54 174,07
Jaya Tbk.
7 ICBP PT Indofood CBP Sukses 253,57 225,76 179,92 309,65
Makmur Tbk.
8 INDF PT Indofood Sukses 127,21 137,33 134,11 178,60
Makmur Tbk.
9 KEJU PT Mulia Bogo Raya Tbk. 247,87 253,62 281,54 416,58
10 MLBI PT Multi Bintang Indonesia 73,19 88,85 73,76 76,54
Tbk.
11 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 342,86 369,43 233,18 262,08
12 SKLT PT Sekar Laut Tbk. 129,01 153,67 179,33 162,98
13 STTP PT Siantar Top Tbk. 285,30 240,50 416,49 485,29
14 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industriy 444,41 240,34 311,26 317,00
and Trading Compay Tbk
15 HOKI PT Buyung Poetra Sembada 298,59 224,40 160,28 326,91
Tbk.
16 ROTI PT Nippon Indosari 169,33 383,03 265,32 209,93
Corpindo Tbk.
17 CAMP PT Campina Ice Cream 1.263,37 1.326,73 1.330,91 1.067,07
Industry Tbk
18 TBLA PT Tunas Baru Lampung 162,68 149,06 149,85 119,92
Tbk
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2023)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai Current

Ratio tertinggi berturut-turut mulai tahun 2019-2022 yaitu PT. PT

Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) dengan nilai sebesar

1.263,37 % pada tahun 2019, 1.326,73 % pada tahun 2020, 1.330,91 %

pada tahun 2021, dan 1.067,07% pada tahun 2022 sedangkan nilai

Current Ratio terendah berturut-turut mulai tahun 2019-2022 yaitu PT.


65

Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dengan nilai sebesar 73,19% pada

tahun 2019, sebesar 88,85% pada tahun 2020 sebesar 73,76% pada tahun

2021, dan sebesar 76,54 % pada tahun 2022.

b. Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2016: 157), “Debt to equity ratio digunakan

untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan

pemilik perusahaan.” Tingkat Debt to Equity Ratio yang terlalu tinggi

memiliki kemungkinan menghadapi risiko kebangkrutan jika perusahaan

tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut sehingga dapat menurunkan

kinerja keuangan.

Menurut Kasmir (2016: 158), Debt to Equity Ratio dapat

diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio=
Total Ekuitas

Contoh perhitungan Debt to Equity Ratio pada PT Mayora Indah

Tbk (MYOR) tahun 2022 sebagai berikut:

Total Hutang 2022 = Rp. 9.441.466.604.896

Total Ekuitas 22022 = Rp. 12.834.694.090.515

9.441.466 .604 .896


Debt ¿ Equity Ratio=
12.834 .694 .090.515

= 0,74x

PT Mayora Indah Tbk Pada tahun 2022 memiliki Debt to Equity

Ratio sebesar 0,74x artinya setiap Rp. 0, 74x utang dijamin dengan

Rp. 1,00 modal.


66

Berikut data Debt to Equity Ratio perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-

2022 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.3

Data Debt to Equity Ratio

DER (X)
No Kode Nama Perusahaan 201 202 202 2022
9 0 1
1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 0,23 0,24 0,22 0,11
2 CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk. 0,62 0,47 0,35 0,43
3 COCO PT Wahana Interfood Nusantara Tbk. 1,29 1,35 0,69 1,37
4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 0,18 0,20 0,30 0,31
5 DMND PT Diamond Food Indonesia Tbk. 0,70 0,22 0,25 0,27
6 GOOD PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. 0,83 1,27 1,23 1,19
7 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur 0,45 1,06 1,16 1,01
Tbk.
8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,77 1,06 1,07 0,93
9 KEJU PT Mulia Bogo Raya Tbk. 0,53 0,53 0,31 0,22
10 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 1,53 1,03 1,66 2,14
11 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 0,92 0,75 0,75 0,74
12 SKLT PT Sekar Laut Tbk. 1,08 0,90 0,64 0,75
13 STTP PT Siantar Top Tbk. 0,34 0,29 0,19 0,17
14 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industriy and 0,17 0,83 0,44 0,27
Trading Compay Tbk
15 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk. 0,32 0,37 0,48 0,21
16 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 0,51 0,38 0,47 0,54
17 CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk 0,13 0,13 0,12 0,14
18 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 2,24 2,30 2,25 2,46
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2023)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Debt to

Equity Ratio tertinggi berturut-turut mulai tahun 2019-2022 yaitu PT

Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dengan nilai sebesar 2,24x pada

tahun 2019, sebesar 2,30x pada tahun 2020, sebesar 2,25x pada tahun

2021, dan sebesar 2,46x pada tahun 2022. Kemudian untuk nilai Debt to

Equity Ratio terendah selama 3 tahun bertururt-turut mulai tahun 2019-


67

2021 adalah PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) dengan nilai

sebesar 0,13x pada tahun 2019 dan 2020, lalu pada taun 2021 sebesar

0,12x. Nilai terendah pada tahun 2022 yaitu PT Wilmar Cahaya

Indonesia Tbk. (CEKA) dengan nilai sebesar 0,11x.

c. Total Asset Turnover

Menurut Hanafi dan Halim (2016: 81), Total Asset Turnover

memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan

total aktivanya. Semakin efisien suatu perusahaan dalam

menggunakan total asetnya untuk memperoleh pendapatan, maka

akan meningkatkan kinerja keuangan yang diukur dengan Return

On Asset.

Menurut Hanafi dan Halim (2016:81) total asset turnover

dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan
Total asset turnover=
Total Aktiva

Contoh perhitungan total asset turnover pada PT Mayora Indah

Tbk (MYOR) tahun 2022 sebagai berikut:

Penjualan 2022 = Rp. 30.669.405.967.404

Total Aktiva 2022 = Rp. 22.276.160.695.411

30.669 .405 .967 .404


total asset turnover =
22.276.160 .695 .411

= 1,38x

PT Mayora Indah Tbk Pada tahun 2022 memiliki total asset

turnover sebesar 1,38x. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap aktiva


68

yang digunakan untuk proses produksi PT Mayora Indah, diganti kembali

atau berputar sebanyak 1,3x dalam setahun.

Berikut data total asset turnover perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-

2022 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.4
Data Total Asset Turnover
TATO (X)
No. Kode Nama Perusahaan
2019 2020 2021 2022
1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 2,24 2,32 3,16 3,58
2 CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk. 0,87 0,74 0,82 0,80
PT Wahana Interfood Nusantara
3 COCO 0,86 0,65 0,61 0,60
Tbk.
4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 0,58 0,83 0,52 0,60
5 DMND PT Diamond Food Indonesia Tbk. 1,24 1,08 1,11 1,23
PT Garudafood Putra Putri Jaya
6 GOOD 1,67 1,17 1,30 1,43
Tbk.
PT Indofood CBP Sukses Makmur
7 ICBP 1,09 0,45 0,48 0,56
Tbk.
8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,80 0,50 0,55 0,61
9 KEJU PT Mulia Bogo Raya Tbk. 1,47 1,33 1,36 1,21
10 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 1,28 0,68 0,85 0,92
11 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 1,31 1,24 1,40 1,38
12 SKLT PT Sekar Laut Tbk. 1,62 1,62 1,53 1,49
13 STTP PT Siantar Top Tbk. 0,75 1,12 1,08 1,07
PT Ultrajaya Milk Industriy and
14 ULTJ 0,94 0,68 0,89 1,04
Trading Compay Tbk
15 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk. 1,95 1,29 0,94 1,14
16 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 0,71 0,72 0,78 0,95
PT Campina Ice Cream Industry
17 CAMP 0,97 0,88 0,89 1,05
Tbk
18 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,49 0,56 0,76 0,70
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2023)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai total asset

turnover tertinggi berturut-turut mulai tahun 2019-2022 yaitu PT Wilmar

Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) dengan nilai sebesar 2,24x pada tahun

2019, sebesar 2,32x pada tahun 2020, sebesar 3,16x pada tahun 2021,
69

dan sebesar 3,58x pada tahun 2022. Sedangkan untuk nilai total asset

turnover terendah pada tahun 2019 yaitu PT Tunas Baru Lampung Tbk

(TBLA) sebesar 0,49x. Kemudian selama 3 tahun bertururt-turut mulai

tahun 2020-2022 adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)

dengan nilai sebesar 0,45x pada tahun 2020, sebesar 0,48x pada tahun

2021, dan pada tahun 2020 sebesar 0,56x.

C. Analisis Data dan Interpretasi

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda, tujuannya untuk memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai variabel independen yaitu Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap variable dependen yaitu Kinerja

Keuangan (ROA) dengan menggunakan program SPSS for windows versi 23.

Berikut adalah teknik Uji Asumsi Klasik untuk memenuhi syarat yang

ditentukan dalam penggunaan model regresi linier berganda.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda

dan data penelitian yang digunakan adalah data sekunder. Untuk memenuhi

syarat yang ditentukan dalam penggunaan model regresi linier berganda

perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik, tujuannya adalah

untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan

memiliki ketepatan estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik

yang digunakan yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinieritas dan uji autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik secara rinci

dijelaskan sebagai berikut:


70

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau

mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui

analisis grafik dan analisis statistik.

1) Analisis Grafik

Analisis grafik dilakukan dengan uji grafik histogram dan grafik

normal probability plots. Dasar pengambilan keputusan dari analisis

grafik histogram adalah data berdistribusi normal jika grafik

histogram membentuk pola yang simetris tidak menceng ke kiri dan

ke kanan.

Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram

Berdasarkan gambar 4.4 hasil uji normalitas grafik histogram

dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan pada
71

grafik histogram yang polanya berbentuk simetris, kurva membentuk

lonceng yang terbagi dua sama besar dan titik puncak ada di titik 0.

Pada normal probability plot jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.5

Hasil Uji Normal Probability Plots

Sumber: Output SPSS Versi 23, data diolah

Berdasarkan gambar 4.5 hasil uji normal probability plots dapat

diketahui bahwa data yang dianalisis telah

berdistribusi secara normal, yang ditunjukkan oleh titik- titik

atau data menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi ini

memenuhi asumsi normalitas.

2) Analisis Statistik
72

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui

analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-

Smirnov Test (K-S) dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05

atau 5%. Data terdistribusi normal bila probabilitas nilai Z uji K-S

tidak signifikan statistik (>0,05). Berikut hasil uji Kolmogorov

Smirnov Test dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5
Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov Test One Sample
Kolmogorov- Smirnov Test

Hasil dari pengujian Kolmogorov- Smirnov test (K-S) di

atas, nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 atau

0,000<0,05. Maka residual yang sudah diolah di atas tidak

normal. Cara yang digunakan untuk mengatasi ketidaknormalan

adalah dengan deteksi outlier.

Menurut Ghozali (2016: 41), outlier yaitu:

Kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang


terlihat sangat berbeda jauh dari observasi- observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik
untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.
Deteksi terhadap univariate outlier dapat dilakukan
73

dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan


sebagai data outlier yaitu dengan mengkonversi nilai
data ke dalam skor standardized atau z-score, yang
memiliki nilai rata- rata sama dengan nol dan standar
deviasi sama dengan satu. Standar skor dinyatakan
outlier jika nilainya ≥ 2,5 untuk sampel kecil dan kisaran
3-4 untuk sampel besar. Jika standar skor tidak
digunakan, maka kita dapat menentukan data outlier jika
data tersebut nilainya lebih besar dari 2,5 standar deviasi
atau antara 3 sampai 4 standar deviasi tergantung dari
besarnya sampel.

Observasi yang merupakan outlier ditunjukkan oleh

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6
Observasi yang Merupakan Outlier
No Nama Perusahaan Tahun
1 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 2019-2022
2 PT Delta Djakarta Tbk. 2019-2022
3 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 2019-2022
4 PT Campina Ice Cream Industry Tbk. 2019-2022
5 PT Tunas Baru Lampung Tbk. 2019-2022

Jumlah unit sampel yang berasal dari 72 unit sampel

telah dioutlier menjadi 52 unit sampel.

Hasil pengujian normalitas setelah outlier dihilangkan

adalah sebagai berikut:


74

Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber: Output SPSS Versi 23, data diolah setelah outlier

Berdasarkan gambar 4.6 hasil uji normalitas grafik

histogram dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal, hal ini

ditunjukkan pada grafik histogram yang polanya berbentuk

simetris,distribusi data tidak menceng ke kanan atau menceng

ke kiri.

Gambar 4.7
Hasil Uji Normal Probability Plots
Sumber: Output SPSS Versi 23, data diolah setelah outlier
75

Berdasarkan gambar 4.7 hasil uji normal probability

plots dapat diketahui bahwa data yang dianalisis telah

berdistribusi secara normal, yang ditunjukkan oleh titik- titik

atau data menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi ini

memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.7
Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .04314019
Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .071
Negative -.093
Test Statistic .093
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS Versi 23, data diolah setelah outlier

Berdasarkan analisis statistik tabel 4.7 di atas, hasil uji

normalitas dengan menggunakan uji analisis statistik.

Kolmogorov- Smirnov Test (K-S), menunjukkan nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf signifikan yang ditetapkan

sebesar 0,05 atau 5% yaitu 0,200. Hal tersebut menunjukkan bahwa

data residual yang diolah telah berdistribusi normal. Dapat


76

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamat

ke pengamat lainnya. Model yang baik adalah yang homokedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2018) cara

mendeteksi terjadi atau tidak terjadi heteroskedastisitas dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk


pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik

scatterplots dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini.

Gambar 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplots
Sumber: Output SPSS Versi 23, data diolah

Pada gambar di atas grafik scatterplots terlihat bahwa titiktitik

menyebar secara acak dan tidak menunjukkan pola tertentu,


77

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Sehingga diketahui model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas

(independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam

model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation

factor (VIF). Model regresi tidak memiliki multikolinieritas apabila:

1) Mempunyai angka tolerance > 0,1

2) Mempunyai nilai VIF <10

Berikut hasil uji multikolinieritas dari matrik korelasi antar variabel

independen, nilai tolerance dan VIF ditunjukkan pada tabel 4.8 di bawah

ini.

Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
(Constant)
Current Ratio .591 1.691
Debt To Equity Ratio .594 1.684
Total Asset Turnover .948 1.054
a. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber: Output SPSS Versi 23

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai tolerance masing-masing

variabel yaitu variabel current ratio sebesar 0,591, variabel Debt To

Equity Ratio 0,594, dan variabel Total Asset Turnover sebesar 0,948.
78

Dari ketiga variabel independen mempunyai nilai tolerance lebih besar

dari 0,10. Sedangkan nilai VIF masing- masing variabel yaitu variabel

current ratio sebesar 1,691 variabel Debt To Equity Ratio 1,684, dan

variabel Total Asset Turnover sebesar 1,054. Dari ketiga nilai variabel

mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dalam model

regresi ini tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

dari autokorelasi. Salah satu uji formal yang paling populer untuk

mendeteksi autokorelasi adalah uji Durbin- Watson Berikut hasil uji

Durbin- Watson yang nilainya akan dibandingkan dengan menggunakan

nilai signifikansi 5% dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .44468 1.761
a. Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Debt To Equity Ratio, Current Ratio
b. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber: Output SPSS Versi 23
79

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai durbinwatson (DW

Test) sebesar 1,761. Uji autokorelasi dengan menggunakan DW memiliki

kriteria du < dw < 4-du, pengujian bebas autokorelasi apabila nilai

Durbin- Watson berada antara du dan 4-du. Nilai du dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel Durbin- Watson dengan mencari pertemuan

antara banyaknya variabel bebas 3 (k=3) dan banyaknya data (n) = 52

sehingga nilai du diperoleh 1,67. Nilai 4-du dapat diperoleh dengan cara

4-1,67= 2,33, jadi diperoleh angka 4-du sebesar 2,33. Dapat disimpulkan

bahwa 1,67 < 1,76 < 2,33 sehingga nilai dw berada pada du dan 4-du,

artinya asumsi autokorelasi telah terpenuhi.

2. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh

gambaran menyeluruh mengenai pengaruh antara variabel Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover

terhadap Kinerja Keuangan (Return On Asset). Berikut adalah

perhitungan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel

4.10.

Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) .066 .035
Current Ratio .011 .006 .312
Debt To Equity Ratio -.046 .023 -.313
Total Asset Turnover .020 .017 .142
a. Dependent Variable: Return On Asset

Sumber: Output SPSS Versi 23


80

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, maka diperoleh persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut:

Y= 0,066+0,011X1+(-0,046X2)+0,020X3+ε

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 0,066

Berdasarkan nilai tersebut diartikan bahwa, apabila Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover tidak

mengalami perubahan (=0), maka besarnya kinerja keuangan

(ROA) adalah 0,066.

b. Koefisien X1= 0,011

Variabel X1 (Current Ratio) mempunyai pengaruh positif

terhadap Y yaitu kinerja keuangan (Return On Asset) dengan

koefisien regresi sebesar 0,011 artinya jika terjadi kenaikan

variabel X1 (Current Ratio) sebesar 1 satuan, maka Y (kinerja keuangan)

juga akan naik sebesar 0,011 dengan asumsi variable debt to equity ratio

dan total asset turnover tetap atau konstan. Pengaruh positif

mengindikasikan hubungan yang searah artinya jika Current Ratio

meningkat, kinerja keuangan (Return On Asset) meningkat dan jika

Current Ratio turun maka kinerja keuangan (ROA) juga mengalami

penurunan.

c. Koefisien X2= -0,046


81

Variabel X2 (Debt to Equity Ratio) mempunyai pengaruh

negaitif terhadap Y yaitu kinerja keuangan (Return On Asset)

dengan koefisien regresi sebesar 0,046 artinya jika terjadi

kenaikan variabel X2 (Debt to Equity Ratio) sebesar 1 satuan,

maka Y (kinerja keuangan) akan turun sebesar 0,046 dengan

asumsi variabel current ratio dan total asset turnover

tetap atau konstan. Pengaruh negatif mengindikasikan hubungan

yang berlawanan atau berkebalikan artinya jika Debt to Equity Ratio

meningkat, maka kinerja keuangan (Return On Asset) menurun dan jika

Debt to Equity Ratio turun maka kinerja keuangan (ROA) akan

mengalami peningkatan.

d. Koefisien X3= 0,020

Variabel X3 (Total Aseet Turnover) mempunyai pengaruh

positif terhadap Y yaitu kinerja keuangan (Return On Asset)

dengan koefisien regresi sebesar 0,020 artinya jika terjadi

kenaikan variabel X4 (Total Asset Turnover) sebesar 1 satuan,

maka Y (kinerja keuangan) akan naik sebesar 0,020 dengan

asumsi variabel debt to equity ratio dan current ratio

tetap atau konstan. Pengaruh positif mengindikasikan hubungan

yang searah artinya jika Total Asset Turnover meningkat, kinerja

keuangan (Return On Asset) meningkat dan jika Total Asset

Turnover turun maka kinerja keuangan (ROA) juga mengalami

penurunan.
82

3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Berikut adalah uji

koefisien determinasi dari variabel current ratio, debt to equity ratio,

dan total asset turnover dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .878a .634 .617 5.44468

a. Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Debt To Equity Ratio, Current Ratio
b. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber: Output SPSS Versi 23

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan

hasil analisis pada tabel 4.11 diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,617. Hal

ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel current ratio, debt to

equity ratio, dan total asset turnover dalam menjelaskan variasi variabel

kinerja keuangan (Return On Asset) sebesar 61,7 % dan sisanya 39,3%

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua tahap yaitu dengan

menggunakan uji hipotesis secara parsial (uji t) dan uji hipotesis secara

simultan (uji F).


83

1. Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Berikut hasil pengujian secara parsial menggunakan uji t yang

nilainya akan dibandingkan dengan signifikansi 0,05 atau 5% dapat

dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model T Sig.
1 (Constant) 1.863 .000
Current Ratio 2.036 .000
Debt To Equity Ratio -2.045 .000
Total Asset Turnover 1.173 .001
a. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber: Output SPSS Versi 23

a. Pengujian Hipotesis 1

Ho: β1= 0, Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA)

Ha: β1≠ 0, Current Ratio secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA)

Berdasarkan tabel hasil uji pada tabel 4.12 diperoleh nilai

signifikansi variabel Current Ratio sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti Ho

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara parsial

Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

b. Pengujian Hipotesis 2
84

Ho: β2= 0, debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Ha: β2≠ 0, debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA).

Berdasarkan tabel hasil uji pada tabel 4.12 diperoleh nilai

signifikansi variabel debt to equity ratio sebesar 0,000 < 0,05 yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa

secara parsial debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).

c. Pengujian Hipotesis 3

Ho: β3= 0, Total Asset Turnover secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Ha: β3≠ 0, Total Asset Turnover secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Berdasarkan tabel hasil uji pada tabel 4.12 diperoleh nilai

signifikansi variabel total asset turnover sebesar 0,001 < 0,05 yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa

secara parsial total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan (ROA).

2. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Berikut hasil pengujian secara simultan menggunakan uji F yang

nilainya akan dibandingkan dengan signifikansi 0,05 atau 5% dapat

dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13
Hasil Uji F
85

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 345,261 3 115,087 5,975 ,001b

Residual 963,043 48 19,261

Total 1308,305 51

a. Dependent Variable: Return On Asset


b. Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio
Sumber: Output SPSS Versi 23

Pengujian secara simultan menggunakan uji F (pengujian

signifikansi secara simultan) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa

jauh pengaruh variabel bebas current ratio, debt to equity ratio, dan total

asset turnover secara simultan terhadap kinerja keuangan

(ROA).

Pengujian Hipotesis:

H0 : β1=β2=β3=β4 = 0, Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

dan Total Asset Turnover secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).

Ha : β1=β2=β3=β4 ≠ 0, Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

dan Total Asset Turnover secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).
86

Berdasarkan tabel hasil uji F yang telah dilakukan pada tabel

4.13 diperoleh nilai signifikansi uji F variabel Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, dan Total Asset Turnover sebesar 0,001 < 0,05

yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga secara simultan

variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

dan Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA).

Untuk memperjelas hasil pengujian, rekapitulasi hasil analisis

disajikan dalam tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Analisis
Jenis Uji Variabel Nilai Sig. Kriteria
Current ratio
Uji t berpengaruh signifikan
Current Ratio 0,000 < 0,05
(Parsial) terhadap kinerja
keuangan (ROA)
Debt to Equity Ratio
Debt to
Uji t berpengaruh signifikan
Equity Ratio 0,000 < 0,05
(Parsial) terhadap kinerja
keuangan (ROA)
Total Asset Turnover
Uji t Total Asset berpengaruh signifikan
0,000 < 0,05
(Parsial) Turnover terhadap kinerja
keuangan (ROA)
Current Ratio, Debt to
Current
Equity Ratio,dan Total
Ratio, Debt to
Asset
Uji F Equity Ratio,
0,000 < 0,05 Turnover berpengaruh
(Simultan) dan Total
signifikan terhadap
Asset
kinerja keuangan
Turnover
(ROA)
Sumber: Data diolah, 2023
87

E. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Current Ratio terhadap Kinerja Keuangan (Return On Asset)

Current ratio berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2019- 2022. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

Tingkat likuiditas suatu perusahaan mencerminkan kemampuan

perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kreditur akan mengetahui seberapa besar

tingkat keamanan uang yang diinvestasikan pada perusahaan tersebut

dengan melihat rasio likuiditasnya. Semakin tinggi rasio likuiditasnya

menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek keuangannya dalam tepat waktu, sehingga akan meningkatkan

kepercayaan kreditur untuk meminjamkan dananya. Perusahaan dapat

memenuhi kewajiban jangka pendek keuangannya dengan tepat waktu

apabila perusahaan tersebut memiliki aset lancar yang lebih besar dibanding

hutang lancarnya, sehingga pada kondisi tertentu aset lancar mampu

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) bagi perusahaan. Ini berarti

perusahaan memiliki kesanggupan dalam menjalankan kegiatan operasional

sehari-harinya, sehingga tujuan utamanya untuk mendapatkan laba yang

optimal dapat tercapai. Tentu hal tersebut akan berdampak pada kinerja

keuangan perusahaan (Return On Asset) yang semakin meningkat. Hal ini

didukung oleh hasil penelitian M.L. Rompas dan L.J. Rumokoy (2023) yang
88

menujukkan bahwa current ratio berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Keuangan (Return

On Asset)

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to

equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada perusahaan makanan daan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2019-2022. Debt to Equity Ratio yang berpengaruh

negatif terhadap Return On Asset perusahaan menandakan bahwa apabila

Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan atau meningkat maka akan

membuat Return On Asset menurun. Hal ini karena rasio solvabilitas

berbanding terbalik dengan rasio profitabilitas. Jika rasionya meningkat, ini

artinya perusahaan dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari

sumber keuangannya sendiri yang mungkin merupakan trend yang cukup

berbahaya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Intania Situmorang (2023) yang menyatakan bahwa secara parsial

debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja

keuangan (return on asset).

3. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Kinerja Keuangan

(Return On Asset)

Hasil pengujian hipotesis ketiga H3 menunjukkan bahwa total

asset turnover berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa


89

Efek Indonesia periode 2019- 2022. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

signifikansi sebesar 0,001 < 0,05.

Total asset turnover yang tinggi menunjukkan operasional

perusahaan berjalan dengan baik karena mampu memanfaatkan aset

yang dimilikinya secara efisien. Apabila perusahaan menghasilkan

penjualan yang sama dengan aset lebih sedikit berarti perusahaan

tersebut semakin efektif, karena memerlukan tingkat investasi yang

lebih rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai

perputaran aset maka akan semakin besar tingkat penjualan, sehingga

laba (Return On Asset) yang diterima perusahaan pun meningkat.

Sebaliknya, ketidakefisienan perusahaan dalam menggunakan aset

yang dimiliki hanya akan menambah beban perusahaan dalam

pemeliharaan aktiva tersebut. Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Dini Fitriani & Berliana Fitri Febriyanti (2023) yang menujukkan bahwa

total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA).

4. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total

Asset Turnover terhadap Kinerja Keuangan (Return On Asset)

Dari hasil uji F menunjukkan bahwa secara bersama- sama

(simultan) variabel current ratio, debt to equity ratio, dan

total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA). Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 <
90

0,05. Sehingga variabel current ratio, debt to equity ratio, dan

total asset turnover dapat dijadikan bahan untuk mengetahui kinerja

keuangan (ROA). Dengan nilai Adjusted R2 sebesar 0,617 yang berarti

variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan variabel terikat

sebesar 61,7% sedangkan sisanya 39,3% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


91

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Kinerja Keuangan (ROA)

pada Perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2019- 2022. Hasil uji asumsi klasik, berdasarkan

analisis grafik dan statistik bahwa data telah terdistribusi normal. Model

regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Model ini juga tidak terdapat

masalah multikolinieritas dan autokorelasi. Persamaan ini juga tidak terjadi

heteroskedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini telah

memenuhi syarat uji asumsi klasik dalam model regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

Keuangan (ROA) pada Perusahaan Makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2019- 2022 yang dapat dibuktikan dengan

nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 dengan nilai

koefisien regresi positif, artinya jika Current Ratio mengalami kenaikan

maka Kinerja Keuangan (ROA) juga akan naik.

2. Secara parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan

terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada Perusahaan Makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019- 2022 yang

dapat dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kurang dari
92

0,05 dengan nilai koefisien regresi negatif, artinya jika Debt to Equity

Ratio mengalami kenaikan maka Kinerja Keuangan (ROA) akan menurun.

3. Secara parsial Total Asset Turnover berpengaruh positif signifikan

terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada Perusahaan Makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019- 2022 yang

dapat dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 atau kurang dari

0,05 dengan nilai koefisien regresi positif, artinya jika Total Asset

Turnover mengalami kenaikan maka Kinerja Keuangan (ROA) juga akan

naik.

4. Secara simultan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset

Turnover berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada

Perusahaan Makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2019- 2022 yang dapat dibuktikan dengan nilai signifikansi

sebesar 0,001 atau kurang dari 0,05 dengan nilai koefisien regresi positif,

artinya jika Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover

mengalami kenaikan maka Kinerja Keuangan (ROA) juga akan naik.

5. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,617. Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan variabel current ratio, debt to equity ratio, dan total

asset turnover dalam menjelaskan variasi variabel kinerja keuangan

(Return On Asset) sebesar 61,7 % dan sisanya 39,3% dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


93

1. Bagi investor Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan

informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi.

Dalam pengambilan keputusan sebaiknya investor lebih

memperhatikan variabel current ratio, debt to equity ratio, dan total

asset turnover karena variabel tersebut mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Asset).

2. Bagi Perusahaan Perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan

kinerjanya agar dapat meningkatkan laba. Jika laba tinggi diharapkan

dividen yang akan dibagikan juga akan meningkat sehingga investor

akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya Berdasarkan hasil koefisien determinasi

yang menunjukkan besarnya variasi current ratio, debt to equity ratio,

dan total asset turnover dalam menjelaskan Kinerja Keuangan (Return

On Asset) adalah sebesar 61,7%. Hal ini menunjukan masih ada

variabel lain sebesar 39,3% yang berpengaruh terhadap kinerja

keuangan (Return On Asset) akan tetapi tidak dibahas dalam

penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan

penelitian dengan cakupan objek penelitian dalam rentang waktu yang

lebih lama serta memperbanyak variabel agar penelitian tentang

kinerja keuangan (Return On Asset) mendapatkan hasil yang lebih

baik.
94

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim & Muhammad Syam Kusufi. (2018). Akuntansi Sektor Publik:
Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Agus, Harjito., & Martono, SU. (2014). Cetakan keempat. Manajemen Keuangan
edisi ke 2. Ekonisia.

Alimunir, H., Ervyna, E., & Irman, M. (2022). Pengaruh Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Total Assets Turnover, dan Sales Growth Terhadap Return on
Asset Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. LUCRUM: Jurnal
Bisnis Terapan, 1(1), 111-122.

Citarayani, I., & Saputro, R. A. (2023). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, dan perputaran aktiva tetap terhadap Return On Asset. Fair Value:
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, 5(7), 2939-2950.

Dharma, B., Suci, I., & Mahfadillah, A. (2023). Pengaruh Current Ratio Dan
Debit To Equity Ratio Terhadap Return On Assset Pada PT. Perkebunan
Nusantara IV Periode 2016-2021. Jurnal Manajemen Akuntansi
(JUMSI), 3(1), 128-138.

Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Fitriani, D., & Febriyanti, B. F. (2023). Pengaruh Total Asset Turnover dan
Current Ratio terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sub Sektor
Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2018-2020. Journal on Education, 5(3), 10205-10215.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang

Grediani, E., Saputri, E., & Hanifah, H. (2022). Analisis Rasio Solvabilitas,
Likuiditas, dan Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Sektor
Perdagangan yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2020. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Keuangan, 11(1), 51-65.

Hanafi, Mamduh. M., Halim, Abdul. 2016. Analisis Laporan Keuangan Edisi ke5.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition.


Jakarta: Grasindo.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada


95

Kustinah, S. (2021). Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia


Selama Masa Pandemi Covid-19. Komitmen: Jurnal Ilmiah Manajemen,
2(2), 83-101.

Kusumawati, E., & Widaryanti, W. (2022). Analisis Pengaruh Debt To Equity


Ratio, Current Ratio, Dan Total Aset Turnover Terhadap Kinerja Keuangan
(Studi Kasus Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di
BEI Tahun 2015-2020). Jurnal Ilmiah Fokus Ekonomi, Manajemen, Bisnis
& Akuntansi (EMBA), 1(2), 227-234.

Naufal, A. M., & Fatihat, G. G. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas


Dan Rasio Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Rokok Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2017-2021). Jurnal Pendidikan Akuntansi &
Keuangan, 11(1), 41-47.

Nurpitasari, N., Paramita, P. D., & Pranaditya, A. (2018). Pengaruh Rasio


Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Activity Terhadap Kinerja
Keuangan Yang Mempengaruhi Laba Perusahaan PT DONG BANG INDO
Tahun 2013-2016. Journal Of Accounting, 4(4).

Prastowo, Dwi. 2015. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi
Tiga. Yogyakarata: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Rompas, I. L. M., & Rumokoy, L. J. (2023). PENGARUH CURRENT RATIO,


DEBT TO EQUITY RATIO, DAN TOTAL ASSET TURNOVER
TERHADAP RETURN ON ASSET PERUSAHAAN SUB SEKTOR
OTOMOTIF & KOMPONEN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2015-2021. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 11(1), 833-843.

Siregar, Q. R., & Delia, M. (2022). Pengaruh Capital Adequancy Ratio, Non
Performing Loan, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Loan To
Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal SALMAN (Sosial Dan
Manajemen), 3(1), 36–48.

Sitanggang, J.P. 2016. Manajemen Keuangan Perusahaan Ed.2. Jakarta: Mitra


Wacana Medis.

Situmorang, I. (2023). PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO


EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)
PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR ADVERTISING, PRINTING AND
MEDIA YANG TERDAFTAR DI BEI. Jurnal Bintang Manajemen, 1(1),
165-179.

Sjahrial, Dermawan, dkk. 2017. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta: Mitra


Wacana Media.
96

Subhan, S. (2023). The Effect Of Current Ratio, Inventory Turnover, And Debt
To Equity Ratio On PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Period 2011-
2020. International Journal of Economics, Business and Innovation
Research, 2(01), 239-248.

Sudana, I Made. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta:


Erlangga

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alphabet

Syahnur, A. F. (2019). Pengaruh Rasio Aktivitas dan Rasio Likuiditas terhadap


Kinerja Keuangan Pada BMT Masyarakat Madani Sumatera
Utara (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

Anda mungkin juga menyukai