Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

Praktik Kerja Lapangan Di Rumah Sakit Umum


Daerah Kabupaten Kediri
(Bagian Keuangan, Rekam Medis dan Pelayanan Medis)

Oleh
NADIA LAILIN NAFIAH
19.01.03.006

PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI KESEHATAN


STIKES PAMENANG-PARE
2022
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
Praktik Kerja Lapangan Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kediri
(Bagian Keuangan, Rekam Medis dan Pelayanan Medis)

Oleh
NADIA LAILIN NAFIAH
19.01.03.006

PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI KESEHATAN


STIKES PAMENANG-PARE
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Praktik Kerja Lapangan Di Rumah Sakit Umum Daerah


Kabupaten Kediri (Bagian Keuangan, Rekam Medis Dan
Pelayanan Medis)
Nama : Nadia Lailin Nafiah
NIM : 19.01.03.006
Program Studi : S-1 Administrasi Kesehatan

Pare,....., Desember 2021

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing
(Viewers I) (Viewers II)

Aris Dwi Cahyono,S.kep.Ns,M, Kes Luluk Susiloningtyas. S.Si.T.,M.Kes


NIDN. 0722048102 NIDN.

Ketua Program Studi S-1 Administrasi


Kesehatan STIKES Pamenang-Pare

Aris Dwi Cahyono,S.kep.Ns,M, Kes


NIDN. 0722048102

iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan yang berjudul “Praktik
Kerja Lapangan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri
(Subbagian Keuangan, Subbagian Rekam Medis Dan Bagian Pelayanan
Medis)”.
Laporan praktik lapangan ini adalah salah satu syarat bahwa penulis
benar-benar telah menyelesaikan praktik lapangan sebagai salah satu syarat
untuk lulus sebagai seorang Sarjana Administrasi Kesehatan.
Selama proses penulisan laporan praaktik lapangan penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Suryono, S.Kep.Ns.,MMRS Selaku Ketua STIKES


PamenangKediri
2. Bapak Aris Dwi Cahyono,S.Kep.NS,M, Kes Selaku Ketua
ProgramStudi Sarjana Administrasi Kesehatan STIKES Pamenang
Kediri.
3. Dr.dr.Ibnu Gunawan, MM. Selaku Direktur Rumah Sakit Kabupaten
Kediri
4. dr.Binti Ratna Selaku Kepala bidang Pelayanan Medis Rumah
Sakit Kabupaten Kediri.
5. Bapak Aji Nugroho S.E selaku pembimbing dari sub bagian
Keuangan
6. Bapak Nurhadi, Amd. Per.Kes, SKM Selaku Kepala Sub bagian
RekamMedis Rumah Sakit Kabupaten Kediri
7. Bapak Anas Tamsuri S.Kep.,Ns, M.Kes Selaku Pembimbing

iv
Praktik Lapangan yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusun laporan praktik Bagian Pelayanan medis
8. Ibu Luluk Susiloningtyas., S.Si. T., M.kes selaku pembimbing
Praktik Lapangan yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusun laporan praktik Sub Bagian Keuangan
9. Bapak Bambang Wiseno, S.Kep.Ns ,M,Kep Selaku Pembimbing
Praktik Lapangan yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusun laporan praktik sub bagian Rekam Medis
10. Seluruh Karyawan pada bidang Pelayan Rumah Sakit Kabupaten
Kediri
11. yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses
praktik lapangan.
12. Dan teman-teman seperjuangan yang telah memberi dukungan dan
masukan untuk menyelesaikan laporan praktik ini.

Penulis menyadari bahwa laporan praktik ini masih terdapat


kekurangan. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan
laporan praktik kedepannya. Akhir kata penulis berharap laporan
praktik ini dapat memberikan konstribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.

Pare,....Januari 2022

Penulis

v
ABSTRAK

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana mengaktualisasi diri


terhadap beberapa keahlian atau ketrampilan baik softskill atau hardskill yang
sudah diperoleh selama perkuliahan, dan diterapkan di suatu perusahaan atau
instansi selama beberapa bulan. Pada laporan PKL ini, disajikan beberapa
kegiatan dan analisis pelaksanaan kerja dibagian Pelayanan Medik, Sub Bagian
Keuangan, Sub Bagian Rekam Medik, beserta temuan kendala atau masalah dan
usulan solusi terhadap kendala atau masalah yang dihadapi Mahasiswa di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri. Metode pelaksanaan PKL adalah metode
langsung dan metode tidak langsung yang terkait dengan pengumpulan data.
Berdasarkan PKL yang dilakukan Praktikan melakukan analisis data terkait 3
bagian tersebut yaitu, analisis pendapatan pasien covid-19 terhadap pendapatan
Rumah Sakit (Sub Bagian Keuangan), lalu analisis jumlah pasien Covid-19
periode 2020 di RSUD Kab.Kediri (sub bagian Rekam Medik) , dan upaya
perbaikan citra RSUD Kab.Kediri (Pelayanan Medik). Dalam laporan kerja
praktek ini, praktikan ingin membagi pengalaman selama mengikuti kerja
praktek. Apa saja yang didapat dan ditemukan dalam kerja praktek ini. Dari hasil
pengalaman ini, praktikan dapat menyimpulkan bahwa kerja praktek ini sangat
bermanfaat bagi mahasiswa,terutama mahasiswa yang telah siap untuk memasuki
dunia kerja. Berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman yang menarik di dapat
dari kerja praktek ini. Mahasiswa pun juga dituntut untuk berkomunikasi secara
aktif kepada karyawan pada perusahaan tempat mahasiswa PKL, melatih
mahasiswa untuk menjaga etos kerja serta kedisiplinan mahasiswa dalam
melaksanakan perkerjaan. Hal ini sangat penting guna mempersiapkan
mahasiswa menjadi calon lulusan yang siap untuk masuk dunia kerja
sesungguhnya

Kata kunci : PKL, Analisis,RSUD Kab.Kediri,Bagian Pelayanan Medik,


Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Rekam Medik.

vi
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktik Lapangan ........................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktik Lapangan ......................................................................... 3
BAB II : DASAR PEMIKIRAN
2.1 Dasar pemikiran pemilihan lokasi.............................................................. 5
2.2 Dasar Pemikiran Pemilihan Bidang Praktik lapangan ............................... 5
BAB III : PROFIL DAN AKTIVITAS PRAKTIK LAPANGAN
3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri ........... 7
3.2 Aktivitas Praktek lapangan ........................................................................ 8
3.3 Metode pelaksanaan praktik lapangan ...................................................... 8
3.4 Kendala-Kendala ........................................................................................ 9
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Landasan teori ............................................................................................ 10
4.2 Analisis Praktik Kerja Lapangan ............................................................... 12
BAB V : Refleksi diri
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 30
5.2 Refleksi Diri ............................................................................................... 32
BAB VI : PENUTUP
6.1 Daftar Pustaka ............................................................................................ 34
6.1 Lampiran-Lampiran ................................................................................... 35

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Organisasi Bagian Keuangan RSUD Kabupaten Kediri 15


Tabel 2 Laporan Realisasi Anggaran RSUD kab. Kediri 18
Tabel 3 Laporan Realisasi Anggaran RSUD kab. Kediri 19
Tabel 4 Laporan Realisasi Anggaran RSUD kab. Kediri 19
Tabel 5 Data Kunjungan Pasien COVID-19 Periode 2020 22
Tabel 6 Data Kunjungan Pasien COVID-19 Periode 2020 23

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner untuk sampel 35


Lampiran 2 Sample foto survey 36
Lampiran 3 Sampel ulasan di Google 36

ix
BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi
sangatlah pesat. Perkembangan tersebut sudah tidak hanya dalam hal
mempelajari teknologi – teknologi yang ada saat ini namun sudah pada
tahan pengembangan hingga menjadi suatu inovasi. Inovasi – inovasi
tersebut tentunya di dasari dari kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang unggul dalam hal IPTEK dan mampu bersaing di kancah nasional
hingga internasional. Perubahan – perubahan yang begitu cepat serta
persaingan yang semakin ketat membuat Praktikan harus peka terhadap
segala perubahan dan mengembangkan diri mengikuti arus perkembangan.
Pengembangan diri dari Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dilakukan
dengan pelatihan unuk calon tenaga kerja sebelum masuk ke dunia kerja
yang sesungguhnya. Pelatihan ini dinilai penting untuk calon tenaga kerja
karena minimnya pengalaman serta pengetahuan mengenai dunia kerja
sesungguhnya. Pelatihan calon tenaga kerja dilakukan sedini mungkin
untuk mengenalkan mengenai etika dalam bekerja dalam hal sikap, sifat,
serta perilakunya untuk menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki
profesionalisme yang tinggi.
PKL merupakan salah satu upaya pelatihan yang diterapkan kepada
mahasiswa. PKL sendiri merupakan program dari Prodi S-1 Administrasi
Kesehatan Stikes Pamenang Pare untuk mahasiswanya dalam pemenuhan
mata kuliah. Dalam pelaksanaan PKL ini diharapkan mahasiswa dapat
mengenal mengenai bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu
mahasiswa pun dapat memperoleh informasi mengenai bidang kerja yang
diinginkan. Hal ini diharapkan suatu saat mahasiswa menjadi tenaga kerja
yang professional. Dalam pelaksanaan PKL ini pun mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan ilmu yang selama ini ia dapatkan semasa perkuliahan
pada perusahaan yang dipilih. Selain itu diharapkan pula mahasiswa secara
aktif mencari informasi mengenai bidang kerja yang mereka kerjakan

1
selama PKL sehingga menambah pengetahuan serta kemampuan
mahasiswa disub bagian keuangan, sub bagian Rekam Medik dan Bagian
Pelayanan Medik. Mahasiswa pun dituntut untuk berkomunikasi secara
aktif kepada karyawan pada perusahaan tempat mahasiswa PKL, melatih
mahasiswa untuk menjaga etos kerja serta kedisiplinan mahasiswa dalam
melaksanakan perkerjaan. Hal ini sangat penting guna mempersiapkan
mahasiswa menjadi calon lulusan yang siap untuk masuk dunia kerja
sesungguhnya. PKL ini dilaksanakan oleh praktikan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kediri. Penempatan 3 pada bagian tesebut, bertujuan
agar praktikan dapat mempelajari lebih mendalam mengenai bagaimana
perlakuan dari tugas seorang Administrasi Kesehatan
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum Praktik Kerja Lapangan
Adapun beberapa tujuan dilaksanakan Praktik Lapangan ini
a. Untuk menyelesaikan mata kuliah PKL dan persyaratan
kelulusan Program Studi S1 Administrasi Kesehatan Stikes
Pamenang
b. Memperkenalkan praktikan pada dunia kerja yang
sesungguhnya
c. Memberikan pengalaman serta pengetahuan serta gambaran
dunia kerja sesungguhnya
d. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian,
professional, tanggung jawab, dan etos kerja yang baik.
1.2.2 Tujuan Khusus Analisa 3 Bidang
Adapun beberapa tujuan dilakukannya Analisis di bagian
Pelayanan Medik, Keuangan, dan Rekam Medik.
a. Mengetahui pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupen Kediri dari Pasien Covid-19 periode 2020
b. Mengetahui Anggaran dan pendapatan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupatem Kediri periode 2020
c. Mengetahui Jumlah Kunjungan Pasien COVID-19 yang

2
ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri
d. Diperolehnya informasi mengenai citra Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Kediri.
e. Terindentifikasinya saran dan kritik dari klient untuk
memperbaiki citra Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kediri.

1.3 Manfaat Praktek Lapangan


Praktik kerja lapangan ini juga memiliki tujuan atau manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan ini, termasuk
bagi individu sendiri
1.3.1 Manfaat Praktek Lapangan Bagi Peserta Praktek Lapangan
a. Mendapatkan informasi mengenai alur kerja perusahaan yang
sebelumnya tidak diketahui praktikan
b. Menambah wawasan serta pengalaman praktikan dalam dunia
kerja sesungguhnya
c. Meningkatkan kemampuan praktikan dalam dunia kerja
d. Praktikan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
masa perkuliahan pada dunia kerja
e. Membantu praktikan dalam memperoleh bahan guna
penyusunan laporan hasil PKL yang merupakan salah satu
syarat kelulusan praktikan.
1.3.2 Manfaat Praktek Lapangan Bagi Program Studi
a. Menjalin hubungan baik antara S-1 administrasi kesehatan
dengan instansi/perusahaan terkait
b. Memberikan gambaran kepada mahasiswa Prodi S-1
Administrasi Kesehatan mengenai dunia kerja sesungguhnya
c. Membangun kerjasama antara dunia pendidikan dengan
perusahaan agar lebih dikenal oleh dunia usaha
Mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja

3
1.3.3 Manfaat Praktik Lapangan Bagi Instansi Tujuan Praktik
Lapangan
a. Membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan
pekerjaannya sehari – hari
b. Membantu mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi calon
tenaga kerja yang berkualitas, bertanggung jawab serta
professional
c. Menjalin hubungan baik dengan STIKES Pamenang Pare.

4
BAB II : LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Pemikiran Lokasi Praktik Lapangan


Salah satu faktor yang menjadi dasar pemilihan lokasi praktik
lapangan bagi mahasiswa Program Studi Administrasi Kesehatan yaitu
karena RSUD Kabupaten Kediri adalah Instansi Milik Pemerintah
Kabupaten Kediri. Sedangkan STIKES Pamenang sendiri juga merupakan
instansi pendidikan yang dibawahi langsung oleh Yayasan Dharma Wanita
Kediri. Akan lebih mudah jika mengambil lokasi praktik lapangan di RSUD
Kediri. Selain itu juga, lokasi rumah sakit yang sangat strategis, layout yang
teratur dan rapi serta lingkungan yang nyaman.
Berdasarkan faktor tersebut penulis tertarik menjadikan RSUD
Kediri sebagai salah satu dasar dalam pemilihan tempat praktik. RSUD
Kabupaten Kediri juga merupakan rumah sakit umum daerah yang termasuk
ke dalam tipe B Non Pendidikan. Namun rumah sakit ini berupaya untuk
menjadi tipe B Pendidikan, dengan cara memberikan bimbingan kepada
mahasiswa atau siswa yang mengambil lahan praktik di RSUD Kabupaten
Kediri. Rumah sakit ini memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang
didukung oleh layanan dokter spesialis dan sub spesialis, serta ditunjang
dengan fasilitas medis yang memadai. Selain itu, RSUD Kabupaten Kediri
juga sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah Kediri dan sekitarnya

2.2 Dasar Pemikiran Pemilihan Bidang Praktik Lapangan


Dalam pelaksanaan PKL ini pun mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan ilmu yang selama ini ia dapatkan semasa perkuliahan pada
perusahaan yang dipilih. Selain itu diharapkan pula mahasiswa secara aktif
mencari informasi mengenai bidang kerja yang mereka kerjakan selama
PKL sehingga menambah pengetahuan serta kemampuan mahasiswa
disubbagian keuangan, subbagian Rekam Medis dan Bagian Pelayanan
Medik. Mahasiswa pun dituntut untuk berkomunikasi secara aktif kepada
karyawan pada perusahaan tempat mahasiswa PKL, melatih mahasiswa

5
untuk menjaga etos kerja serta kedisiplinan mahasiswa dalam melaksanakan
perkerjaan. Hal ini sangat penting guna mempersiapkan mahasiswa menjadi
calon lulusan yang siap untuk masuk dunia kerja sesungguhnya. PKL ini
dilaksanakan oleh praktikan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kediri. Penempatan 3 pada bagian tesebut, bertujuan agar praktikan dapat
mempelajari lebih mendalam mengenai bagaimana perlakuan dari tugas
seorang Administrasi Kesehatan.

6
BAB III : PROFIL DIVISI KEUANGAN DAN AKTIVITAS PRAKTIK
LAPANGAN

3.1 Gambaran Umum Organisasi


RSKK berlokasi di jalan Pahlawan Kusuma Bangsa No.1 Desa
Pelem Kecamatan Pare diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, pada tanggal
5 Januari 1974, menempati lahan seluas 22.890 m2 dengan luas bangunan
16.254,35 m2, ditetapkan menjadi rumah sakit tipe B Non-Pendidikan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.447/ MenKes/ SK/
1997, dengan predikat Rumah Sakit terakreditasi “PARIPURNA” yang
ditetapkan dengan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor KARS – SERT
/ 1167 / XII / 2019 tertanggal 22 November 2019. Surat Keputusan Bupati
Kediri nomor : 188.45/581/418.08/2019, tentang Penetapan Visi, Misi,
Tujuan, Keyakinan Dasar, Nilai Dasar dan Motto RSUD Kabupaten Kediri.
Dalam SK tersebut visi, misi, tujuan, motto RSKK sebagai berikut
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri adalah “Rumah
Sakit Unggulan yang Menjadi Pilihan Utama Masyarakat di Wilayah
Kediri dan Sekitarnya”. Visi ini didukung dengan 4 misi yaitu :
1. Menyelenggarakan sistem manajemen keuangan dan pengelolaan
sumber daya secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
2. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan pelayanan, sumber daya manusia dan IPTEK di bidang
Kesehatan.
3. Pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan, penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap bidang
kesehatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terbaik, bermutu,profesional
dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
Sesuai dengan visi misinya diharapkan RSUD Kabupaten Kediri
dapat menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan yang terbaik

7
kepada seluruh masyarakat Kediri dan sekitarnya.sesuai dengan visi
misinya RSUD Kabupaten Kediri juga memiliki motto “Kepuasan
Pelanggan, Kebanggaan Kami”. RSUD Kapupaten Kediri memiliki
beberapa tujuan yaitu:
a. Tereselenggaranya pelayanan kesehatan perorangan secara prima dan
paripurna yang berdasarkan nilai – nilai etika dan profesionalisme,
berkeadilan, perlindungan dan keselamatan pasien sesuai fungsi
pendidikan dan sosial rumah sakit.
b. Terwujudnya kemandirian dalam bidang keuangan.
c. Terwujudnya rumah sakit yang terakreditasi paripurna
d. Terwujudnya rumah sakit pendidikan

3.2 Aktivitas Praktek Lapangan


Pelaksanaan praktek kerja lapangan di RSUD Kabupaten Kediri ini
berlangsung 1 bulan, terhitung dari tanggal 06 Desember sampai dengan 31
Desember 2021. Selama PKL dilakukan rotasi perbagian sesuai jadwal.
Terhitung dari tanggal 07-15 Desember disubbagian Keuangan, 16-23
Desember di subbagian Rekam Medis, dan 24-31 Desember dibagian Pelayanan
Medik. jam kerja sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku di RSUD
Kabupaten Kediri, yaitu mulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul
16.00 WIB, setiap hari Senin sampai dengan hari Jum’at.

3.3 Metode Pelaksanaan Praktik Lapangan


Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktek lapangan adalah
metode langsung dan metode tidak langsung yang terkait dengan pengumpulan
data. Yang termasuk dalam metode langsung adalah peserta praktik lapangan
diberikan materi pengarahan yang sesuai dengan kondisi di ruang pelayanan
serta peserta praktik lapangan diberikan kesempatan untuk mengambil data
dengan langsung melakukan survey ke klien . Sedangkan yang termasuk dalam
metode tidak langsung adalah pengumpulan data sekunder dari ulasan dan
sumber data yang di peroleh dari Rumah Sakit Kabupaten Kediri

8
3.4 Kendala-Kendala
1.1 Kendala Dari Mahasiswa
kurangnya pengalaman adalah salah satu kendala yang dialami
mahasiswa selain itu menurut mahasiswa sendiri kurangnya
pembekalan yang dilakukan oleh pihak Stikes Pamenang menjadikan
kurang fahamnya mahasiswa dalam melakukan PKL.
2.1 Kendala Dari Instansi Tujuan Praktik Lapangan
Kendala dari instansi tujuan praktik lapangan adalah belum adanya
kesefahaman dengan instansi pendidik terkait kompetensi yang hendak
di capai praktikan.
3.1 Kendala Dari Program Studi
sama seperti kendala yang dihadapi oleh instansi terkait bahwa program
studi S1 Administrasi Kesehatan maasih kesulitan dalam perumusan
pencapaian kompetensi yang akan dicapai mahasiswa selama praktik
Lapangan.

9
BAB IV : PEMBAHASAN

4.1 Landasan Teori


Pengertian Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44
tahun 2009 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.
Menurut American Hospital Association (1974) Rumah sakit adalah
suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan, yang berkesinambungan,
diagnosis utama serta pengobatan penyakit yang diterima oleh pasien.
(Manajemen Pelayanan Kesehatan 2012:100. Menurut Keputusan
Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 . Persyaratan kesehatan. lingkungan rumah
sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan
kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau
dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan kesehatan (Depkes ,RI2004).
Menurut Permenkes Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.Rekam medis
merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara karena bermanfaat
bagi pasien,dokter, maupun bagi rumah sakit. Dokumen rekam medis
sangat penting dalam mengemban mutu pelayanan medik yang
diberikan oleh rumah sakit dan staf mediknya serta sebagai alat bukti
yang akurat di pengadilan
COVID-19 merupakan tantangan bagi rumah sakit untuk
mengaktifkan kembali prosedur kebencanaan sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan utama dalam menangani pasien COVID-19.

10
Rumah sakit perlu meningkatkan manajerial pelayanan klinik dengan
menyiapkan fasilitas dan peralatan yang sesuai standar. Biaya
penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit relatif tinggi, karena
memerlukan ruang isolasi khusus, disamping komponen biaya
perawatan lain yang mahal seperti antivirus, terapi oksigen dan
perawatan intensif dengan ventilator untuk menangani pasien berat dan
kritis. (Bartsch et al., 2020; Patria Jati et al., 2020).
Citra rumah sakit berpengaruh pada kepercayaan pengguna pada.
Pemasaran yang efektif bagi pihak rumah sakit di wilayah Kabupaten
Kediri tergantung pada pengembangan dan pengelolaan kepercayaan
pengguna sehingga sehingga pengguna secara khusus membeli suatu
jasa sebelum mengalaminya (Shamdasani dan Balakrishnan, 2000).
Pengelolaan kepercayaan ditentukan dengan cara yang mana sumber
daya-sumber daya pemberi jasa, personal, teknologi dan sistem, yang
digunakan supaya kepercayaan pelanggan pada sumber daya yang
terlibat dan perusahaan itu sendiri, dipertahankan dan diperkuat
(Granroos, 1990 dikutip oleh Shamdasani dan Balakrishnan, 2000).
revka Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 1. No.1, April 2012
39 Rousseau (1998) menyatakan kepercayaan (trust) adalah keadaan
psikologis berisi keinginan untuk menerima kekurangan/kelemahan,
berdasarkan perilaku yang positif terhadap intensi atau perilaku atau
lainnya dalam keadaan berisiko dan saling tergantung, sedangkan
Robbin (2003) menyatakan kepercayaan (trust) merupakan harapan
yang positif bahwa yang lain tidak akan bertindak secara oportunistic.
Donney and Cannon (1997) mendefinisikan “Trust as perceived
credibility and benevolence of a target of trust.” Dari definisi ini trust
dapat dilihat dari dua dimensi. Dimensi pertama adalah credibility of an
exchange partner, and ecpectancy that the partner word or written
statement can be relied on. Dimensi kedua benevolence is the extent to
wish one partner is genuinely interested in the other partner’s welfare
and motivated to seek joint again. Kredibilitas suatu rumah sakit dapat

11
dipersepsikan sebagai citra yang dipersepsikan pengguna pada rumah
sakit tersebut. Oleh karenanya para pengguna yang mempersepsikan
bahwa rumah sakit di wilayah Kabupaten Kediri memiliki citra
positif/baik maka akan berdampak pada kepercayaan pengguna pada
rumah sakit tersebut. Dalam membentuk kepercayaan bagi pengguna
membutuhkan waktu dan proses yang lama dan membutuhkan upaya
yang serius bagi pihak rumah sakit. Apabila kepercayaan sudah terjalin
di antara pelanggan dan perusahaan akan terbetuk loyalitas pengguna.
Kepercayaan pengguna rumah sakit diyakini berperan dalam
pembentukan persepsi pengguna terhadap rumah sakit. Kepercayaan
(trust) adalah dasar dari stategic partnership bagi institusi rumah sakit,
karena hubungan perusahaan dan pelanggan yang dilandasi kepercayaan
(trust) sangat dihargai, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan akan
sangat ingin berkomitmen ke dalam hubungan yang memberikan
manfaat timbale balik. Oleh karena upaya membangun kepercayaan
pengguna rumah sakit diperlukan adanya adanya komitmen pengelola
rumah sakit untuk memberikan layanan terbaik bagi pasien atau
pengguna rumah sakit. Peningkatan layanan bagi pengguna rumah sakit
merupakan strategi yang efektif guna membangun kepercayaan
pengguna pada rumah sakit. Garbarino dan Johnson (1999) juga lebih
menekankan pada individual trust dengan mengacu kepada keyakinan
konsumen atas kualitas dan keterandalan jasa yang diberikan.

4.2 Analisis Praktek Kerja Lapangan


4.2.1 Analisa Sub-bagian Keuangan
Bagian Keuangan RSUD Kabupaten Kediri merupakan satuan
organisasi di lingkungan RSUD Kabupaten Kediri yang bersifat
pengelolaan keuangan sebagai unsur pembantu pimpinan,
Bagian Keuangan melaksanakan kegiatan penyusunan
anggaran dan verifikasi, perbendaharaan dan akuntansi serta
pengelolaan kegiatan mobilisasi dana. Secara struktur

12
organisatoris Bagian Keuangan mempunyai kedudukan
dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Wadir Umum
dan Keuangan. Dalam menjalankan tugasnya, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku maka perlu disusun pedoman
pengorganisasian Bagian Keuangan RSUD Kabupaten Kediri
yang dijadikan dasar dalam pelayanan administrasi Bagian
Keuangan
1. Visi Bagian Keuangan RSUD Kabupaten Kediri:
”Terwujudnya pelayanan di bagian Keuangan secara tertib
dan benar”.
2. Misi Bagian Keuangan RSUD Kabupaten Kediri:
a. Melaksanakan kegiatan penyusunan anngaran dan
verifikasi tepat waktu dan akuntabel;
b. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan dan akuntansi
yang tertib dan akuntabel;
c. Melaksanakan kegiatan mobilisasi dana yang tertib dan
akuntabel.
3. Tujuan Bagian Keuangan RSUD Kabupaten Kediri
a. Mengupayakan perencanaan penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja rumah sakit tepat waktu dan
tepat sasaran.
b. Mengupayakan kegiatan verifikasi anggaran yang dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Mengupayakan terttib administrasi dan piñata usahaan
pengelolaan perbendaharaan yang akuntabel.
d. Mengupayakan penyusunan akuntansi keuangan rumah
sakit
e. Terselenggaranya pelaksanaan, perencanaan
penyusunan anngaran dan verifikasi, perbendaharaan
dan akuntansi, serta mobilisasi dana

13
f. Terselenggaranya pelaksanaan, kegiatan penyusunan
anngaran dan verifikasi, perbendaharaan dan akuntansi,
serta mobilisasi dana
g. Terselenggaranya pelaksanaan monitoring dan evaluasi
terhadap penyelenggaraan penyusunan anngaran dan
verifikasi, perbendaharaan dan akuntansi, serta
mobilisasi dana ;
Struktur Organisasi Bagian Keuangan di RSUD Kabupaten
Kediri adalah sebagai berikut:
1. Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan penyusunan anggaran dan verifikasi,
perbendaharaan dan akuntansi serta pengelolaan kegiatan
mobilisasi dana.
2. Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan Verifikasi
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, menyusun,
revisi rencana anggaran dan verifikasi anggaran RSUD.
3. Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi mempunyai
tugas melakukan pengelolaan perbendaharaan dan
penatausahaan keuangan dan akuntansi yang baik dan
tertib.
4. Sub Bagian Mobilisasi Dana mempunyai tugas melakukan
kegiatan administrasi penerimaan, pembukuan, penyetoran
dan pertanggung jawaban serta menggali sumber dana dari
pihak lain.

14
Struktur Organisasi Bagian Keuangan RSUD Kabupaten
Kediri dapat dilihat sebagaimana gambar berikut:

WADIR UMUM
& KEUANGAN

BAGIAN
KEUANGAN

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


ANGGARAN DAN MOBILISASI
ERBENDAHARAAN
VERIFIKASI DANA
DAN AKUNTANSI

Tabel 1. Struktur Organisasi Bagian Keuangan RSUD Kabupaten Kediri

4.2.1.1 Pendapatan Klaim Rumah Sakit


Total klaim kepada BPJS Kesehatan sampai dengan
akhir Desember 2020 sebanyak Rp26,280,489,900 dengan
total jumlah kasus 694 kasus yang terjadi dimulai dari maret
2020 sampai dember 2020. Sedangkan klaim disapute
sebanyak Rp.11.700.051.500. Klaim dispute merupakan
klaim yang setelah dilakukan verifikasi oleh BPJS
Kesehatan dan terdapat ketidaksesuaian antara RS dan BPJS
Kesehatan. Klaim dispute akan diselesaikan oleh Tim
Penyelesaian Klaim Dispute Kementerian Kesehatan dengan
menggunakan data klaim yang diajukan oleh rumah sakit dan

15
BPJS. Dalam proses verifikasi, BPJS Kesehatan masih
menemukan sejumlah klaim masuk dalam 10 kriteria dispute
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan 10 kriteria
dispute jaminan COVID-19 antara lain;
1) Identitas tidak sesuai ketentuan;
2) Kriteria peserta jaminan covid tidak sesuai ketentuan;
3) Pemeriksaan penunjang laboratorium tidak sesuai
ketentuan,subcluster RJTL: tidak ada pemeriksaan
darah, rutin dan rontgen, subcluster RITL : tidak ada
,pemeriksaan swab PCR;
4) Tatalaksana isolasi tidak sesuai dengan ketentuan
pada Pedoman Penanggulangan dan Pencegahan
Penyakit COVID-19;
5) Berkas Klaim tidak lengkap;
6) Diagnosa penyakit penyerta/ komplikasi merupakan
bagian dari diagnosa utama (sign and symptom);
7) Diagnosa komorbid tidak sesuai ketentuan;
8) Rawat inap dilakukan di luar ruangan isolasi;
Pemeriksaan penunjang laboratorium tidak sesuai
ketentuan,
9) Pemeriksaan penunjang radiologi tidak sesuai
ketentuan ditentukan
10) Klaim tidak sesuai karena permasalahan pada aplikasi
(e-klaim) (BPJS Kesehatan, 2020c, 2020a;
Kementerian Kesehatan RI, 2020c, 2020d)

dari data yang ada di RSUD Kab.Kediri menunjukan


kenaikan klaim yang diajukan pada bulan juni 2020 yaitu
Rp.867.380.000 dengan jumlah kasus 20 kasus.
Selama pandemi hampir semua rumah sakit
mengalami permasalahan keuangan akibat sebagian besar

16
masyarakat menahan diri untuk memeriksakan diri ke rumah sakit
karena khawatir akan tertular COVID-19 di fasilitas pelayanan
kesehatan. Realitas ini menyebabkan penurunan pendapatan
hampir di seluruh rumah sakit Kondisi rumah sakit diperparah oleh
terjadinya keterlambatan pembayaran klaim COVID-19 oleh
Kementerian Kesehatan, ditambah dengan persoalan lain berupa
dispute klaim yang membuat proses pembayaran tertunda. ARSSI
mencatat pemerintah masih menunggak pembayaran klaim
pelayanan kesehatan rumah sakit rujukan COVID-19, banyak
klaim masih belum dibayarkan pihak pemerintah ke Rumah sakit

4.2.1.2 Pendapatan Rumah Sakit


Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit mengisyaratkan bahwa Rumah Sakit harus
memiliki standar pelayanan yang harus dicapai dalam setiap aspek
kegiatan. Untuk mencapai standar ini Rumah Sakit harus memiliki
organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi Rumah
Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi Rumah
Sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan dan tata kelola
klinis yang baik. Pengelolaan Rumah Sakit, sebagaimana sebuah
organisasi, juga rawan terjadi penyimpangan. Penyimpangan yang
terjadi pada pemberian layanan, bukan tidak mungkin dapat
mengakibatkan risiko cidera, bahkan kematian pasien dan berlanjut
pada tuntutan hukum, begitu juga bila yang terjadi adalah
penyimpangan terhadap keuangan dan aset, dapat menjadi ancaman
tindak kecurangan atau korupsi. Apapun bentuk penyimpangannya,
akan secara potensial menimbulkan kerugian bagi Rumah Sakit,
dalam hal pengelolaan keuangan Rumah Sakit milik Pemerintah
sebagaimana yang dimuat dalam pasal 48 ayat 1 UU No. 44/2009
tentang sumber-sumber pendapatan dan biaya rumah sakit
disebutkan bahwa : “Pembiayaan rumah sakit dapat bersumber dari

17
penerimaan Rumah Sakit, anggaran Pemerintah Daerah, subsidi
Pemerintah Daerah atau subsidi lain yang tidak mengikat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.”. Penerimaan rumah sakit
menjadi sumber pembiayaan utama bagi rumah sakit, dan menjadi
hal yang sangat penting dalam pengelolaan operasional rumah sakit.
Pembiayaan pelayanan kesehatan bagi Rumah Sakit swasta berasal
dari berbagai sumber yakni :
a) Asuransi kesehatan swasta
b) Sumbangan social
c) Pengeluaran Rumah Tangga dan Gabungan dana
sosial (Communal Self-help)
Pendapatan rumah sakit harus sesuai dengan apa yang telah
dianggarkan, karena jika target penerimaan atau pendapatan dalam
anggaran rumah sakit tidak terpenuhi maka kinerja operasional
Rumah Sakit dapat terganggu.

Tahun 2020
Pendapatan Anggaran Realisasi
Pendapatan Asli Daerah
Lain Lain Pendapatan Asli
Daerah Yg Sah Rp 85,000,000,000.00 Rp 126,765,250,650.00
Jumlah Pendapatan Rp 85,000,000,000.00 Rp 126,765,250,650.00

Tabel 2. : laporan realisasi anggaran RSUD kab. Kediri

Dari data di atas bisa diketahui anggaran dari RSUD


Kab.Kediri sebanyak Rp.85,000,000,000.00 sedangkan pendapatan
yang terrealisasikan sejumlah Rp.126,765,250,650.00. pendapatan
RSUD Kab.kediri sendiri didapat dari pendapatan jasa layanan dan
pendapatan lainnya. Pendapatan jasa layanan sendiri sejumlah Rp.
119,059,527,348.00. pendapatan sejumlah ini di dapat dari :

18
NO PENDAPATAN JASA LAYANAN
1 pendapatan rawat inap Rp 89,829,782,714.00
2 pendapatan rawat jalan Rp 18,874,604,743.00
3 pendapatan jasa ambulance dan Rp 407,846,800.00
4 kereta jenazah
5 pendapatan jasa pendukung medis Rp 9,947,293,091.00
6 pendapatan piutang jamkesda

Tabel 3 : laporan realisasi anggaran RSUD kab. Kediri

Dari data diatas tertulis pendapatan tertinggi dari pendapatan


rawat inap sejumlah Rp.89.829.782.714.00 dan terendah dari
pendapatan jasa ambulance Rp. 407.846.800.00. dari total
pendapatan jasa layanan diatas adalah Rp. 119,059,527,348.00.
Selain dari pendapatan jasa layanan RSUD Kab.Kediri juga
mendapat pendapatan dari pendapatan lainnya senilai
Rp.3,641,399,194.00 berikut perician dana yang didapat :
PENDAPATAN LAINNYA
jasa giro dan bunga deposito Rp 3,243,661,491.00
pendapatan parkir Rp 3,000,000.00
jasa sarana pendidikan Rp 65,422,500.00
sampah medis Rp 7,504,000.00
pelayanan asuransi Rp 13,330,000.00
retur obat Rp 78,821,147.00
penjualanan aset non lancar
sewa lahan/bangunan Rp 57,125,000.00
pendapatan lain-lain Rp 172,535,056.00

Table 4 : laporan realisasi anggaran RSUD kab. Kediri

19
Dari data yang ada pendapatan terbanyak dari pendapatan
lainnya adalah jasa giro dan bunga deposito sebesar Rp.
3243.661.491.00 dan penyumbang terkecil diatas adalah pendapatan
parkir sebesar Rp. 3.000.000.00. dari banyak nya pendapatan lainnya
apabila dihitung secara keseluruhan terhitung Rp. 3,641,399,194.00.
Dari data data diatas pendapatan murni RSUD Kab.Kediri
didapat dari jasa layanan dan pendapatan lainnya. Jasa layanan
sebesar Rp. 119,059,527,348.00 dan pendapatan lainnya sebesar
3,641,399,194.00.. dari masing-masing pendapatan total pendapatan
RSUD Kab.Kediri sejumlah Rp.122,700,926,542.00. hal ini
melebihi dana anggaran awal yang sudah ditetapkan yaitu sebesar
Rp. 85,000,000,000.00. dari pernyatan-pernyataan diatas tercatan
Rp. 37.700.926.542 adalah dana yang melebihi anggaran yang telah
dintentukan. Hal ini tentunya disambut positif dari pihak RSUD
Kab. Kediri sendiri, karena ini menandakan keberhasilan dari
realisasi RSUD Kab.Kediri. Hasil Suvey PWC Global Economic
Crime yang dilakukan pada pejabat sektor publik di 35 negara
termasuk Indonesia (2011) menunjukkan bahwa efektivitas dari
audit internal dan pengendalian internal dapat mendeteksi adanya
tindakan kecurangan (fraud detection). Tujuan pokok dari suatu
pengendalian internal (Internal control) adalah membantu agar para
anggota organisasi dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara efektif, sehingga sistem dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Rumah Sakit sebagai sebuah organisasi,
bila ingin maju maka sistem pengendalian internalnya haruslah kuat
(Mahyudin, 2013), ini menjadi semacam peraturan tidak tertulis bagi
organisasi yang menginginkan tetap eksis dan berkembang. Sistem
pengendalian internal yang berfungsi sesuai dengan tugas pokok dan
perannya, akan dapat mencegah terjadinya kerugian karena
kehilangan uang, menjaga aset dari tindakan korupsi, kelalaian,

20
kebiasaan salah yang dibenarkan, penyimpangan, serta kecurangan
dan pemborosan.

4.2.2 Analisa Sub Bagian Rekam Medik.


Bidang rekam medis merupakan bidang pertama dalam
kegiatan praktek lapangan. Dilakukan pada tanggal 06 Desember
2021 sampai dengan tanggal 14 Desember 2021. Bidang rekam
medis pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri
merupakan bidang yang sangat penting dalam pengolahan data
berkas rekam medis. Pengolahan berkas rekam medispun
mempunyai alur pengelolaan di dalamnya.Proses pengolahan berkas
rekam medis secara umum ada lima tahap yang saling berkaitan dan
berhubungan yaitu dimulai dari kelengkapan penataan berkas
(Assembling), pemberian kode (Coding), Tabulasi (Indeksing), dan
Analisa (Analising)

4.2.2.1 Analisis Jumlah Kunjungan Pasien Covid-19


Menurut (Rs & Cicendo, 2019). Kunjungan berarti adanya
kepercayaan pasien terhadap organisasi penyelenggaraan
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhannya.
Besarnya tingkat kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan dapat
dilihat dari dimensi waktu, yaitu harian, mingguan, bulanan
dan tahunan. Dinamika jumlah kunjungan pasien di Instalasi
Rawat Jalan menunjukan perubahan kebutuhan ataupun
harapan masyarakat dalam pengobatan, serta menunjukan
perubahan intensitas penyakit yang terjadi di masyarakat.

21
BULAN KASUS

Maret 4
April 2
Mei 5
Juni 9
Juli 11
Agustus 26
September 22
Oktober 28
November 73
Desember 132
TOTAL 312

Tabel 4. Data Kunjungan Pasien COVID-19 Periode 2020

Berdasarkan tabel 4. Diketahui bahwa jumlah pasien COVID-


19 pada periode 2020 dimulai sejak Maret hingga Desember
sejumlah 312 pasien dengan rata-rata kunjungan yang telah
terhitung sebanyak 31 pasien. Dari data diatas kita bisa lihat
peningkatan kasus pasien COVID-19 terus bertambah di setiap
bulannya. Dengan puncak terbanyak kasus pada bulan
Desember sejumlah 132 pasien COVID-19 yang terdata di
sistem pelaporan Rekam Medis RSUD Kab.Kediri. dari bulan
Maret-Desember kasus yang paling sedikit terjadi pada bulan
April yaitu sebanyak 2 kasus, dari kasus tersebut kedua pasien
mempunyai penyakit penyerta yaitu jantung dan Pneumonia.
Pneumonia adalah infeksi yang menimbulkan peradangan
pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru yang

22
dapat berisi cairan. Setelah dianalisa rata-rata pasien
meninggal akibat COVID-19 juga memiliki penyakit penyerta
atau Komorbiditas.

Data Laporan Kasus Coronavirus Disease (Covid-19)


Di Rsud Kab. Kediri Periode 2020

Kasus Pasien Keluar


Bulan Komorbid
Pasien Meninggal Isoman Rujuk Sembuh
Maret 4 1 0 0 3 1
April 2 1 0 0 1 2
Mei 5 0 1 0 4 1
Juni 9 4 3 0 2 5
Juli 11 4 2 0 5 7
Agustus 26 7 1 1 17 14
September 22 6 3 1 12 7
Oktober 28 9 6 1 12 7
November 73 25 26 6 16 27
Desember 132 25 36 12 59 24
Total
312 82 79 21 131 95

Tabel 5. Data laporan kasus COVID-19

Dari data diatas bisa kita lihat pada Status Keluar pasiean di
kesembuhan mencapai 131. Hal ini terbilang cukup tinggi
dibanting Status Keluar meninggal,isolasi mandiri (Isoman),
rujuk. Dari data RSUD Kab.Kediri menujukan angka
Komorbid sebesar 95 dan Status Keluar pada pasien
meninggal sejumlah 82. Dari data Komorbid dan Pasien
Meningal selisih angka 13, hal ini menunjuka bahwa banyak

23
pasien COVID-19 yang Meninggal selain karna di diagnosa
COVID-19 juga memiliki penyekit penyerta atau Komorbid.
Berdasarkan analisis yang dilakukan tingkat kesembuhan
pasien menunjukan hasil sebesar 41,99%, pasien yang
dinyatakan Positif COVID-19 sembuh. Hal ini bisa dikatakan
bahwa pelayanan yang diberikan RSUD Kab.Kediri ke pasien
COVID-19 telah menerapkan protokol kesehatan dan
memberikan pelayanan yang baik serta cukup memuaskan
kepada pasien sehingga jumlah kesembuhan mengalami
peningkatan dibanding dengan nilai kematian sebesar 26.28 %

4.2.3 Analisa Bagian Pelayanan Medik


Rumah Sakit sebagai pelaksana rujukan medik spesialistik
dan super spesialistik mempunyai fungsi utama untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan
dan pemulihan pasien. Perkembangan dan pembangunan rumah
sakit telah berjalan secara terus menerus terutama yang
menyangkut pengembangan sarana dan prasarana fisik, tetapi
belum disertai dengan pengembangan manajemen rumah sakit
secara menyeluruh termasuk manajemen pelayanan medik.
Pelayanan medik adalah salah satu jenis pelayanan rumah
sakit yang mengelola pelayanan langsung kepada pasien,
bersama-sama dengan pelayanan keperawatan dan pelayanan
penunjang. Pelayanan medik sebagai suatu sistem terdiri dari
pertama, masukan yang terdiri dari tenaga, organisasi dan tata
laksana, kebijaksanaan dan prosedur, sarana dan prasarana
medik, serta pasien yang dilayani; kedua, proses pelayanan itu
sendiri, dan ketiga adalah keluaran yang berupa pelayanan
medik di rumah sakit. Ketiganya harus dievaluasi agar
menghasilkan pelayanan medik yang bermutu. Kesemuanya ini
sangat dipengaruhi oleh pimpinan rumah sakit, unit-unit lain

24
yang ada di rumah sakit, kemajuan IPTEK dan sosial-ekonomi
serta budaya masyarakat. Tenaga pelayanan medik adalah
dokter dan dokter gigi yang mempunyai kewenangan
memeriksa dan mengobati pasien serta dapat berperan serta
dalam tugas dan fungsi rumah sakit. Staf madik ini dapat
dianggap sebagai jantungnya rumah sakit. Baik buruknya
pangorganisasian staf medik akan secara langsung
mempengaruhi mutu pelayanan medik.
Organisasi dan tata laksana pelayanan medik yang ada di
Rumah Sakit Pemerintah saat ini adalah organisasi lini dan staf
yang mengacu kepada Surat Keputusan Mentri Kesehatan
Nomor 134 tahun 1978 dimana staf medik berperan sebagai
pelaksana fungsional yang bertanggung jawab kepada Direktur.
Pengorganisasian di Rumah Sakit Swasta bervariasi, tergantung
kondisi rumah sakit tersebut. Untuk peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit, sebaiknya dibentuk komite medik yang
berfungsi untuk memberikan nasihat dan mempunyai tanggung
jawab dalam memelihara disiplin para anggota staf medik.
Kenyataannya memang cukup sulit untuk mengorganisir staf
medik ini, karena secara tradisional profesi dokter adalah
otonom, dimana dokter hanya melihat secara sempit hubungan
dokter pasien saja dengan dokter sebagai perilaku terpenting
dalam pengambilan keputusan.
Dalam hal profesi ini, pada umumnya dokter tidak rela untuk
diatur oleh siapapun, termasuk oleh atasan sendiri. Kendala ini
harus menjadi pemikiran pimpinan dan para manajer rumah
sakit, karena situasi saat ini mutu pelayanan medik tidak hanya
ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan dokter, tetapi
dipengaruhi berbagai faktor antara lain integritas dokter dengan
tenaga lain di rumah sakit, perkembangan kebijakan
pemerintah, sosial-budaya, i1mu dan teknologi serta informasi.

25
Kebijakan dan prosedur pelayanan medik yang ada di rumah
sakit merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan manajemen
dan mempermudah evaluasi pelayanan medik. Semua masukan
di atas harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai
sehingga pelayanan medik dapat berjalan lancar. Dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan ini, diperlukan medical audit
sebagai salah satu alat kontrol untuk pelayanan medik, baik
untuk rawat jalan, rawat inap maupun unit darurat medik
4.2.3.1 Analisis Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kab.Kedir
Tujuan Analisis ini adalah untuk menganalisis citra dan
pelayanaan di rumah sakit RSUD Kabupaten Kediri.
Dari pengumpulan data yang diperoleh citra Rumah
Sakit RSUD cukup baik namun ada beberapa yang masih
harus diperbaiki. Seperti terdapat beberapa responden
dengan penilaian citra Rumah Sakit dan kualitas
pelayanan yang rendah. Kualitas layanan sangat
berpengaruh signifikan terhadap citra rumah sakit,
kualitas layanan juga berpengaruh terhadap kepuasan
pasien.
Analisis dalam pengumpulan data menggunakan
wawancara langsung serta penelusuran ulasan dari
Google. Hal pertama yaitu dengan dilakukannya
wawancara 20 orang yang secara acak, 10 sampel berada
di beberapa ruangan di RSUD Kabupaten Kediri dan 10
sampel dari masyarakat sekitar.
• Domisili Responden.
Menurut hasil wawancara seluruh responden berasal
dari Kabupaten Kediri atau asyarakat sekitar RSUD
Kabupaten Kediri.

26
• Pengobatan yang diberikan
Dari 20 sampel terdapat 2 belum pernah melakukan
pengobatan di RSUD Kabupaten kediri. Hal ini
dikarenakan 2 sampel itu sendiri belum pernah sakit
dan berobat di RSUD Kabupaten Kediri. lalu 18
sampel lainnya cukup puas dengan pengobatan yang
diberikan RSUD Kabupaten Kediri.
• Teknis Pelayanan Medis dan non Medis
Dari 20 sampel yang memberikan respon Terdapat
4 sampel diantaranya, memiliki respon yang positif
namun ada keluhan atau kritik seperti di bagian
pelayannya; beberapa perawat yang kurang cepat
dalam melakukan pelayanan, antrian yang panjang
membuat banyak pengunjung maupun pasien
mengantri lama. Kurangnya kepekaan petugas non
medis seperti tukang parkir yang tidak menata
parkiran dengan baik serta petugas administrasi
yang kurang teliti dalam mengentri data. 16 sampel
lainnya merasa puas akan pelayanan yang diberikan.
• Informasi Rumor Buruk Tentang RSUD Kabupaten
Kediri
Variabel kepuasan pelanggan terbukti berpengaruh
signifikan dan positif terhadap loyalitas pelanggan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
Selnes (1993) menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan mempengaruhi perilaku pembeli yang
mana pelanggan yang puas cenderung akan menjadi
loyal. Banyak responden yang mengaku pernah
mendengar rumor buruk tentang RSUD Kabupaten
Kediri, rumor buruk tersebut seperti tenaga medis
yang kurang ramah terhadap pasien atau tenaga non

27
medis seperti bangunan Rumah Sakit yang sudah
terlalu tua. Namun, seiring waktu berjalan dan
adanya perubahan kualitas pelayanan di RSUD
Kab.Kediri yang semakin baik rumor tersebut
kurang dipercayai lagi oleh masyarakat sekitar. Kini
banyak masyarakat yakin akan kualitas serta
fasilitas kesehatan yang ada di RSUD Kabupaten
Kediri
• Kesan yang diberikan ke RSUD Kabupaten Kediri
Citra Rumah Sakit terbukti berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kepuasan, dari 20 sampel
beberapa diantaranya mengatakan bahwa sebelum
beliau melakukan pengobatan di RSUD Kab.Kediri
beliau beropini bahwa citra RSUD Kab.Kediri
kurang bagus terutama dibagian pelayanan
nakesnya. Namun, setelah beliau mendapatkan
pengobatan secara langsung beliau merubah
anggapannya menjadi ke positif. Dari yang kurang
puas menjadi puas
• RSUD Kabupaten Kediri Menjadi Tujuan Utama
Citra yang baik akan membentuk pola pikir
masyarakat bahwa apabila masyarakat memiliki
kendala kesehatan, masyarakat tidak perlu berpikir
dua kali kemana mereka akan mendapatakan
pelayanan kesehatan, karena berdasarkan pelayanan
yang meraka alami sendiri atau berdasarkan
informasi yang mereka peroleh . begitu juga dengan
implementasi kualitas pelayanan yang diberikan
oleh Rumah Sakit akan menimbulkan persepsi
pasien. Persepsi yang baik akan kualitas pelayanan
yang diterimanya dan citra Rumah Sakit yang baik,

28
maka semakin besar harapan pasien terpenuhi
sehingga makin besar pula kepuasan pasiennya.
Kepuasan yang tinggi pada pasien akan
menimbulkan loyalitas pasien yang tinggi pula.
• Merekomendasikan RSUD Kabupaten kediri ke
Masyarakat.
Konsumen yang merasa puas akan cenderung
melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk,
dalam hal perbankan berarti adalah melakukan
transaksi di tempat yang sama dan menceritakan
pengalamannya terhadap orang lain. Maka dari itu
pelanggan yang puas akan cenderung loyal,
sehingga untuk dapat membangun loyalitas
pelanggan, salah satu caranya adalah dengan
memberikan kepuasan. Semakin tinggi tingkat
kepuasan pelanggan maka tingkat loyalitas akan
meningkat.

29
BAB V : REFLEKSI DIRI

5.1 Refleksi Diri


Refleksi diri yang dimaksud adalah manfaat praktik lapangan terhadap
pengembangan hardskill, softkill, dan kemampuan lainnya. Mahasiswa
mendapatkan banyak manfaat dari adanya praktik lapangan yang telah
dilakukan. Terutama dalam bidang Pelayanan Rumah Sakit .
Pengetahuan yang diperoleh mahasiswa adalah terkait dengan :
5.1.1 Dengan adanya Praktik Lapangan Kerja ini setiap mahasiswa
dapat mempelajari banyak hal dan analisis yang ada pada bagian
keuangan di RSUD Kab.Kediri. Mahasiswa jadi mengerti
bagaimana alur pengarsipan dan sistematika analisis pendapatan
pasien covid-19 dengan pendapatan RSUD. Kab.kediri.
mahasiswa mendapat pengalaman dan gambaran kerja yang ada
bagian keuangan, selain itu mahasiswa juga diperkenalkan
dengan sistematis perpajakan, Beacukai, DAU,DAK, dll . tau dari
mana saja pendapatn-pendapatan dan yang didapatkan RSUD
Kab.Kediri
5.1.2 System pengelolaan rekam medic di rumah sakit yang merupakan
hal terpenting dalam penunjang pelayanan kesehatan. Mahasiswa
akan mampu memahamai bagaimana alur yang terjadi dalam
pengelolaan berkas rekam medis rumah sakit.
5.1.3 Mengerti tentang sistem pelaporan yang digunakan Rekam Medis
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri.
5.1.4 Pengkodingan terkait dengan cara pengkodingan di rumah sakit,
mahasiswa akan mampu memahami cara pengkodingan yang
terjadi di dalam rumah sakit sebagai hal utama untuk proses
pengklaiman BPJS Kesehatan.
5.1.5 Mengetahui dan bisa menganalisis jumlah kunjungan baik itu
rawat jalan maupun rawat inap

30
5.1.6 Mengetahui dunia kerja yang terjadi di bagian rekam medis
rumah sakit daerah, sebagai bekal kedepannya sudah mempunyai
gambaran dunia kerja dalam bidang rekam medis
5.1.7 Menambah portofolio dan daftar pengalaman. Ketika praktik
lapangan nantinya kita mendapatkan real project yang bisa
dijadikan nilai tambahan dan pengalaman yang nantinya akan
sangat berguna jika ingin melamar ditempat pekerjaan dan
tambahan portofolio akan memudahakan kita diterima kerja.
5.1.8 Mampu mengalisis dan tau bagaimana citra Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kediri.
5.1.9 Mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan pelanggan terhadap
loyalitas pelanggan
5.1.10 Mampu mengidentifikasi saran dan kritik yang diberikan
pelanggan terhadap RSUD Kabupaten Kediri.
5.1.11 Bisa memberikan saran terhadap RSUD Kabupaten kediri agar
dalam memberikan pelayanan dapat semaksimal mungkin

31
5.2 Kesimpulan

5.2.1 Berdasarkan Praktik Lapangan Kerja yang dilakukan Praktikan


mengalami beberapa kendala dalam PKL seperti verifikasi data
pada bagian keuangan yang ternyata masih banyak yang tidak
lengkap hal ini dikarenakan para pegawai melakukan Verifikasi
data dan pengarsipan di akhir tahun, sehingga banyak beberapa
data yang terselip atau hilang di bulan bulan awal tahun. Lalu di
Bagian Pelayanan, Praktikan belum mengerti bagaimana
gambaran kerja bagian Pelayanan medik karna praktikan hanya
diberi tugas analisa kasus. Menurut pihak pelayanan sendiri hal
ini terjadi karna belum ada kesefahaman antara instandi
pendidik dan instansi PKL
5.2.2 berdasarkan analisi dan pembahasan pada sub bagian Keuangan
maka didapatkan kesimpulan bahwa antara pendapatan dari
pasien covid-19 dan pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah
Kab.Kediri lebih banyak pendapatan murni RSUD kab.Kediri.
dari data disebutkan jumlah pendapatan RSUD kab.Kediri
periode 2020 sebesar Rp. 122,700,926,542.00 dengan
penyumbang terbesar dari pendapatan jasa layanan sebesar Rp.
119,059,527,348.00 dan pendapatan lainnya sebesar Rp.
3,641,399,194.00. sedangkan dari pendapatan dari pasien
Covid-19 sebesar Rp. 26,280,263,300
5.2.3 Antara pendapatan dari pasien covid-19 dan pendapatan Rumah
Sakit terdapat selisih angka yg cukup besak sejumlah Rp
96,420,663,242. Bahkan dari pendapatan pasien covid-19
periode 2020 ini tidak ada setengah dari pendapatan dari Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri. menurut pihak
keuangan sendiri banyak klaim-klaim dari Rumah Sakit yang
belum terealisasikan oleh pemerintah

32
5.2.4 Berdasarkan analisa dari data yang diperoleh dari Rekam Medis
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri didapat bahwa
selama periode 2020 yang dimulai dari bulan Maret-Desember
2020 ada 312 kasus pasien positif COVID-19
5.2.5 Dengan perincian data tingkat kesembuhan mencapai 41.99%
(131 pasien) dinyatakan sembuh, 26.28% (82 pasien)
dinyatakan meninggal, 25,23% (79 pasien) melakukan isolasi di
RSUD Kab.Kediri, dan pasien di rujuk atau pindah ke ruangan
lain sebesar 6.73% (21 pasien)
5.2.6 Berdasarkan analisis dan pembahasan dari Bagian Pelayanan
Medik 16 dari 20 sampel memberikan respon positif terhadapat
citra dan pelayanan di RSUD Kabupaten kediri ini. Sedangan 4
diantaranya, memiliki respon yang positif namun ada keluhan
atau kritik terutama di bagian pelayanan nonmedis dan medis
seperti ; Beberapa perawat yang kurang cepat dalam melakukan
pelayanan, Antrian yang panjang membuat banyak pengunjung
maupun pasien mengantri lama, Kurangnya kepekaan petugas
non medis seperti tukang parkir yang tidak menata parkiran
dengan baik, serta petugas administrasi yang kurang teliti dalam
mengentri data
5.2.7 Sangat disarankan bagi pihak rumah sakit untuk terus
mengevaluasi dan meningkatkan kinerja staf/ karyawannya baik
karyawan medis maupun non medis, karena staf/karyawan
merupakan elemen paling vital dalam organisasi jasa pelayanan
kesehatan
5.2.8 Rumah Sakit Daerah Kediri disarankan untuk komunikatif dan
meningkatkan kepekaan terhadap pasien. Kualitas pelayanan
yang baik akan menciptakan loyalitas dan kehangatan di mata
konsumen, baik atau tidaknya kualitas pelayanan suatu jasa
sangat relatif sifatnya

33
5.2.9 kepuasan pelanggan mempengaruhi perilaku pembeli yang
mana pelanggan yang puas cenderung akan menjadi loyal.
5.2.10 Persepsi yang baik akan kualitas pelayanan yang diterimanya
dan citra Rumah Sakit yang baik, maka semakin besar harapan
pasien terpenuhi sehingga makin besar pula kepuasan
pasiennya. Kepuasan yang tinggi pada pasien akan
menimbulkan loyalitas pasien yang tinggi pula

34
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA
6.1 Daftar Pustaka
Akreditasi, K. et al. (2021) ‘Editorial Pembelajaran Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan dari Pandemi Covid-19 1 Indonesian
Healthcare Quality Network ( IHQN )’, 03, pp. 1–2.
American Hospital Association (2020) Hospitals and Health Systems Face
BPJS Kesehatan (2020b) ‘Pembiayaan COVID19 Dijamin oleh
Pemerintah BPJS
Berita Terkini Covid19’. Available at:
https://covid19.go.id/p/berita/infografiscovid-19-26-mei-2020.
Aslamiyah, S., & Nurhayati. (2021). Ekonomi Pasien Covid-19 di
Kelurahan Dendang Langkat , Sumatera Utara.
Giusman, Reli; Nurwahyuni, A. (2021). Evaluasi Pelayanan Rawat Jalan
RS X Melalui Segmenting , Targeting Positioning. Jurnal Manajemen
Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo,
Ibadurrahman, M. A. (2020). Coronavirus asal usul, penyebaran, dampak,
dan metode pencegahan efektif pandemi covid-19. Muhammad Alief
Ibadurrahman.
Kemenkes RI. (2011). Permenkes No. 028 tentang Klinik. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Nomor 65(879), 2004– 2006
Balthasar Elu. 2004. Strategi Manajemen Pemasaran Jasa Kesehatan.
Jakarta: Manajemen Usahawan Indonesia No.06/TH.XXXIII Juni
2004: 35-40.
Granroos, 1990 dikutip oleh Shamdasani dan Balakrishnan, 2000). revka
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 1. No.1, April 2012 39
Cooper, Philip D. 1994. Health Care Marketing: A Foundation For
Managed Quality. Gaithersburg, Maryland: Aspen Publisher, Inc.: 1-
33.

35
Lampiran 1
Kuesioner Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Saat ini anda berdomisili atau tinggal
dimana?
2 Apakah anda pernah berobat ke RSUD
Kab.Kediri ini?
3 Bagaimana perawat atau Dokter yang
menangani anda?
4 Apakah sebelum ini anda pernah
mendengar rumor buruk tentang pelayanan
kami?
5 Lalu bagaimana kesan anda terhadap
pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten
Kediri?
6 Apakah RSUD Kabupaten Kediri selalu
menjadi rumah sakit yang pertama kali
muncul dalam pikiran anda dan anda pilih
bila ingin berobat
7 Apakah anda akan menceritakan kesan
yang baik selama anda mendapatkan
pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten
Kediri kepada orang lain?
8 Bagaimana anda akan merekomendasikan
kepada orang lain untuk berobat ke RSUD
Kabupaten Kediri?

36
Lampiran 2
Sample foto survey

Gambar 1 : wawancara dengan narasumber masyarakat Kabupaten Kediri

Gambar 2 : wawancara dengan narasumber masyarakat Kabupaten Kediri


37
Gambar 3 : wawancara dengan narasumber pasien di RSUD Kabuten Kediri

Gambar 4 : wawancara dengan narasumber keluarga pasien di RSUD


Kabuten Kediri

38
Gambar 3 : wawancara dengan narasumber keluarga pasien di RSUD
Kabuten Kediri

39
Lampiran 3
Sampel ulasan di Google

40
41
1

Anda mungkin juga menyukai