Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)

“Upaya Peningkatan Pengetahuan Pekerja


Tentang Permasalahan Ergonomi Pada Pekerja Di Bagian
Perkantoran PT. PLN (Persero) UIW Riau dan Kepri”

MAHASISWA PROGRAM STUDI


S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

PEMINATAN:
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

TEMPAT PKM:
PT PLN (PERSERO) WILAYAH RIAU
DAN KEPULAUAN RIAU

NAMA MAHASISWA:
DIANA PUTRI : 16011070
SITI MARDHOTILLAH : 16011077
SURI RAMADHANA : 16011229

PROGTAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
T.A 2019/2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan PKM ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan
Dihadapan TIM Penguji PKM Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Hang Tuah Pekanbaru

Pekanbaru, April 2020

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Ir. Antonius max Dip. SM) (Henri Robi.S)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Pratikum Kesehatan ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan PKM ini kami banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes , selaku Ketua STIKes Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Bapak Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes , selaku Ketua Prodi Ilmu
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
3. Bapak Ir. Antonius max Dip. SM. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan ilmu, motivasi dan solusi baik dari pelaksanaan PKM hingga
penulisan laporan PKM.
4. Bapak Hendri Robi. S. selaku Pembimbing Lapangan yang selalu memberikan
ilmu, motivasi dan solusi selama proses Pratikum Kesehatan Masyarakat
hingga penulisan laporan PKM ini.
5. Bapak Vick Nawan, selaku Senior Manager SDM & Umum di PT. PLN UIW
Riau dan Kepulauan Riau yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
PKM di wilayah kerjanya.
Dalam penyusunan laporan PKM kami berusaha membuat yang terbaik,
akan tetapi dengan keterbatasan yang ada kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam laporan Pratikum Kesehatan Masyarakat (PKM) ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
agar laporan PKM menjadi lebih baik. Semoga laporan PKM, bermanfaat
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Pekanbaru,12 Oktober 2019

Kelompok
ii
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan PKM ......................................................................................... 5
1. Tujuan Umum .......................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 5
C. Manfaat PKM ....................................................................................... 5

BAB II GAMBARAN UMUM ...................................................................... 7


A. Kondisi Geografi Dan Demografi ........................................................ 7
B. Visi Misi Perusahaan ........................................................................... 9
C. Sarana dan Prasana ............................................................................... 11
D. Ketenagaan ........................................................................................... 11

BAB III ANALISIS SITUASI ....................................................................... 13


A. Gambaran Program/Kegiatan K3 ......................................................... 13
B. Gambaran Program/Kegiatan ............................................................... 14

BAB IV HASIL KEGIATAN ........................................................................ 16


A. Uraian Kegiatan ................................................................................... 16
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 17
C. Penetapan Prioritas Maslah .................................................................. 18
D. Analisis Penyebab Masalah.................................................................. 20
E. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah ...................................... 21
F. Kontribusi Peserta Pratikum Kesehatan Masyarakat ........................... 22
G. Monitoring Dan Evaluasi ..................................................................... 22

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 24


A. Tinjauan Kepustakaan .......................................................................... 24
B. Pembahasan Sesuai Dengan Pendekatan Konsep POAC .................... 36

iii
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 39
A. Kesimpulan .......................................................................................... 39
B. Saran ..................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Klarifikasi Poin Dalam Penentuan Metode USG ................................ 19
Tabel 2 Penetapan Prioritas Masalah ............................................................... 19
Tabel 3 Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah ..................................... 21

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Peta Lokasi PT. PLN IUW Riau dan Kepri .................................... 7
Gambar 2 Logo PT. PLN ................................................................................ 10
Gambar 3 Ketenagaan ...................................................................................... 11
Gambar 4 Struktur Organisasi PT. PLN UIW Riau dan Kepri ........................ 22
Gambar 5 Fishbone Masalah Ergonomi ........................................................... 20

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin PKM dari STIKes Hang Tuah


Lampiran 2 Surat Persetujuan PKM dari PT. PLN UIW Riau dan Kepri
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing Akademik
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Pembimbing Lapangan
Lampiran 5 Jadwal Kegiatan PKM
Lampiran 6 Daftar Kehadiran PKM
Lampiran 7 Sertifikat PKM
Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 9 Poster

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM) adalah kegiatan intrakurikuler
terstuktur yang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mempelajari sistem
kesehatan termasuk sistem keselamatan dibidang pelayanan kesehatan
masyarakat dan perusahaan yang dalam proses pelaksanaannya bekerja dengan
suatu instansi yang sesuai dengan bidang ilmunya. PKM ini pada dasarnya
merupakan kegiatan belajar di institusi yang melibatkan mahasiswa sehingga
nantinya mampu menggambarkan suatu kegiatan berdasarkan tujuan,
komponen-komponen dan proses kegiatan. Pengalaman yang diperoleh dari
PKM ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan,
mengetahui proses sistem perusahaan serta terlibat dalam komunikasi dan
pendekatan secara akademik dan operational selanjutnya diharapkan
mahasiswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dari kegiatan,
menganalisis serta memberikan saran serta pemecahannya.
Kesenjangan antara pendekatan akademik dan pendekatan operasional
dapat dibahas bersama melalui program diskusi yang melibatkan mahasiswa,
pembimbing akademik dan pembimbing laporan PKM.
Pengertian Inspeksi adalah tindakan untuk melihat sesuatu yang dari
dekat guna mempelajari sesuatu hal secara lebih lanjut untuk melihat apakah
aturan sedang diikuti atau tidak serta untuk menemukan berbagai masalah yang
ada.
Inspeksi adalah pemeriksaan secara detail dan cermat terhadap suatu
objek apakah sesuai atau tidak dengan aturan dan standar yang telah
ditetapkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan studi
lapangan (Wawancara) Inspeksi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap suatu
produk apakah produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah
suatu Lot dapat diterima atau tidak berdasarkan metode dan Standart yang
sudah di tentu kan.

1
2

Tanpa adanya fungsi inspeksi pada suatu kelompok atau organisasi maka
elemen-elemen organisasi dapat berbuat seenaknya dan hasil kerja tidak
memenuhi standar sehingga dapat mengancam kelangsungan organisasi atau
perusahaan tersebut. Inspeksi ada yang di lakukan secara rutin atau mendadak,
inspeksi mendadak di lakukan tiba–tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Biasanya hal ini di lakukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih
nyata untuk mengetahui kondisi real di lapangan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan tenaga kerja yang baik, dengan ditanamkan pada diri masing-
masing individu karyawan di dalam pembinaan agar mereka menyadari arti
penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun perusahaan guna menghindari
terjadinya “nearmiss” hingga kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan
dampak cedera atau bahkan kematian. Untuk melindungi keselamatan pekerja
atau buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di
Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya
angka kecelakaan kerja. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Padahal
tenaga kerja adalah faktor penting bagi kegiatan perusahaan, karena perusahaan
tidak bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja.
Menurut Anjani, et, al. (2014:2) menjelaskan bahwa faktor keamanan
dan perlindungan dalam bekerja menjadi faktor yang mempengaruhi untuk
bekerja. Pada saat karyawan mendapatkan keamanan dan perlindungan saat
bekerja mereka akan melakukan pekerjaan dengan baik dengan perasaan yang
tenang. Melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
salah satu faktor dalam memberi jaminan perlindungan dalam bekerja yang
dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) berkewajiban untuk menyediakan
tenaga listrik bagi kepentingan umum. Potensi bahaya yang ditimbulkan dari
3

perusahaan ini sangat besar salah satunya adalah tersengat arus listrik, terjatuh
dari ketinggian tiang, tertimpa alat-alat berat yang digunakan pada saat proses
kerja dilapangan serta risiko-risiko bahaya lainnya yang sangat rawan bagi para
pekerja teknik tersebut.
PT PLN (Persero) juga tidak luput untuk memenuhi semua tuntutan
dalam memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
karyawannya, sesuai dengan Undang-undang yang telah ada yaitu tentang
keselamatan kerja No. 1 tahun 1970. Dengan adanya jaminan tersebut karyawan
PT PLN (Persero) akan merasa aman pada saat mereka bekerja.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan
teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping
itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi
bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah
dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya
penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan
kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian.
Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian
antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal
sebagai pendekatan ergonomi.
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang
ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-
ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subjek dan objek pembangunan.
Ergonomi yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti
penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subjek maupun objek. Akan tetapi
sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomi bagi para
pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dan ditemukan masalah
yang bersumber dari tenaga kerja di PT. PLN Unit Induk Wilayah Riau dan
Kepulauan Riau (UIW Riau dan Kepri) Kota Pekanbaru, tepatnya pada
4

pekerja yang bekerja di dalam ruangan atau perkantoran. Tenaga kerja yang
bekerja di perkantoran PT PLN UIW Riau dan Kepri, melakukan segala
tugasnya setiap hari dengan menggunakan komputer. Pada saat observasi,
tenaga kerja masih banyak yang kurang memperhatikan posisi bekerja yang
baik, sehingga menyebabkan resiko terkena berbegai macam bahaya penyakit
akibat kerja.
Permenaker nomor 5 tahun 2018 memuat syarat-syarat yang lebih
lengkap tentang K3 Lingkungan Kerja untuk menciptakan lingkungan kerja
yang lebih sehat dan selamat. Ada hal-hal baru yang dimuat dalam
Permenaker No 5/2018 ini yaitu salah satunya factor ergonomic, Faktor
Ergonomi, adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja,
disebabkan oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja yang meliputi cara
kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap tenaga kerja.
Penjelasan tersebut meliputi pengumpulan data antropometri pekerja dan
penggunaannya, desain lay out tempat kerja, desain manual handling di
tempat kerja, dan penilaian batas beban angkat aman.
Masalah ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor
pengetahuan,kesadaran bahkan social budaya yang ada di tempat kerja. Oleh
karena itu, maka kelompok melakukan intervensi berupa promosi kesehatan,
edukasi tentang posisi duduk atau posisi bekerja yang baik sehingga
terjadinya kesesuaian antara fasilitas kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban
kerja terhadap Tenaga kerja berupa spanduk petunjuk posisi bekerja yang
baik untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja sehingga
diharapkan para pekerja akan selalu bekerja dalam keadaan aman dan selamat
dan agar pekerja dapat terhindar dari penyakit akibat kerja.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditetapkan masalah mengenai
“Upaya Peningkatan Pengetahuan Pekerja Tentang Permasalahan Ergonomi
Pada Pekerja Di Bagian Perkantoran PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Riau Dan Kepulauan Riau (UIW Riau dan Kepri)”.
5

B. Tujuan PKM
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu dalam mengimplementasikan ilmu yang
diperoleh pada saat perkuliahan sesuai dengan peminatan K3
(keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap aspek-aspek kesehatan
masyarakat yang ada di tempat PKM.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam kegiatan ini antara lain:
a. Mampu mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan manajerial
PT. PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (UIW Riau
dan Kepri) Kota Pekanbaru dengan keadaan dan tujuan yang hendak
di capai.
b. Memiliki kemampuan dalam menerapkan aspek manajemen yang
berhubungan dengan permasalahan PT. PLN Unit Induk Wilayah Riau
dan Kepulauan Riau (UIW Riau dan Kepri) Kota Pekanbaru
c. Mahasiswa mampu menilai resiko dan mengetahui seberapa besar
kerugian yang ditimbulkan.
d. Mahasiswa mampu mengendalikan resiko dan pencegahan
permasalahan K3.

C. Manfaat PKM
Adapun manfaat dari pelaksaan dari PKM ini antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan serta pengalaman bagi mahasiswa
dalam melakukan PKM dan mengembangkan kemampuan penelitian
dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa
perkuliahan khususnya dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
6

2. Bagi PT. PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (UIW Riau
dan Kepri)
Sebagai pemenuhan fungsi bagi perusahaan yang telah dijalankan
secara akademik, serta memberikan kesempatan dan fasilitas dalam
penerapan studi khususnya bagi mahasiswa STIKes Hangtuah
Pekanbaru.
3. Bagi STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Dapat menjadi informasi serta acuan tambahan bagi STIKes Hang
Tuah Pekanbaru selanjutnya yang berhubungan dengan Praktikum
Kesehatan Masyarakat (PKM) dan terciptanya pola kemitraan yang baik
dengan perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan PKM.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografi Dan Demografi


Lokasi PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
(UIW Riau dan Kepri) berada di Jalan Musyawarah Kelurahan Labuh Baru
Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau.
Gambar 1. Lokasi PLN UIW Riau dan Kepri

PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau dulunya adalah


cabang Pekanbaru saat masih bergabung dengan Sumatera Barat yang berpusat
di Sumatera Barat yaitu PT PLN (Persero) Wilayah III Sumbar Riau.
Kemudian demi meningkatkan pelayanan kepada pelanggan serta
mengantisipasi pengembangan kelistrikan di Wilayah kerja Provinsi Riau maka
tahun 2002 di keluarkan KEPDIR PT PLN (Persero) Nomor
083.K/010/DIR/2002 tentang Susunan Organisasi dan Uraian Fungsi PT PLN
(Persero) Wilayah Riau, yang dipimpin oleh seorang General Manager dan
beberapa orang dibawahi, yaitu Bidang Perencanaan dan Pengembangan
Usaha, Bidang Operasi dan Niaga, Bidang Keuangan, dan Bidang Sumber
Daya Manusia dan Administrasi. Selain bidang-bidang tadi ada juga Audit
Internal dan Unit Bisnis yang berkedudukan di Pekanbaru.

7
8

Keberadaan Unit-Unit pelaksana yang sudah ada saat itu di daerah


Provinsi Riau tetap berlaku sampai penetapan perubahan selanjutnya.
Kemudian di tahun 2003 dikeluarkan KEPDIR No. 300.K/010/DIR/2003
tentang Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Riau, dengan beberapa
perubahan General Manager. Manager bidang; Perencanaan, Teknik, Niaga,
Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan ADM, Audit Internal. Kantor
Area; Pekanbaru, Rengat, Dumai, dan Tanjung Pinang.
Dengan pelaksanaan visi dan misi tersebut diatas, diharapkan PT PLN
(PERSERO) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau dapat menyelenggarakan
usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingaan umum dalam jumlah dan
mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan
dari pemerintah dibidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang
pembangunan nasional dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
PT PLN (PERSERO) Wilayah Riau dan Kepulaun Riau mengembangkan
suatu amanah besar bagu pelayanan kelistrikkan di numi Lancang Kuning ini.
Perubahan ke arah perbaikan pelayanan pun terus dilakukan, antara lain dengan
dilakukannya perubahan Organisasi PLN di Riau, yaitu dengan adanya
keputusan Presiden No. 139 Tahun 1998 Tanggal 11 Septermber 1998 tentang
Tim Restrukturisasi dan Rehabilitasi PT . Perusahaan Listrik Negara (Persero).
PLN telah menerbitkan keputusan Direksi No. 113. K/ 010/ DIR/2001 Tanggal
25 Mei 2001 sehingga PLN Wilayah III berubah status menjadi PT PLN
(Persero) Unit Bisnis Sumbar Riau termasuk di dalamnya pembentukan
wilayah usaha Riau.
Kemudian PT PLN (Persero) Wilayah Sumbar Riau dipisah menjadi PT
PLN (Persero) Wilayah Sumbar dan PT PLN (Persero) Wilayah Riau yang
berdiri sendiri sesuai Keputusan Direksi No. 089.K/010/DIR/2002 Tanggal 2
Juli 2002 tentang Perubahan Pengorganisasian Unit Bisnis di Lingkungan PT
PLN (Persero).
Dan yang terakhir diterbitkan Keputuran Direksi No.
300.K/010/DIR/2003 Tanggal 19 November 2003 tentang Organisasi PT PLN
(PERSERO) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau dan Kepulauan Riau telah
9

memiliki 4 kantor, yaitu Kantor Wilayah, Kantor Cabang Pekanbaru, Kantor


Cabang Tanjung Pinang, Kantor Cabang Dumai, dan Kantor Cabang Rengat.
Dengan pembentukan Organisasi PT PLN (PERSERO) Wilayah Riau
dan Kepulauan Riau ini, diharapkan percepatan peningkatan pelayanan
kelistirikan di Bumi Lancang Kuning ini dapat berjalan secara efektif dan
efisien dengan tetap berfokus pada sistem manajemen yang berbasis pada
kepuasan pelanggan.

B. Visi dan Misi Perusahaan


1. Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang,
unggul dan terpercaya dengan betumpu pada potensi insani.
2. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham;
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat;
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi;
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2. Motto
“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”
3. Logo PT. PLN (Persero)
Berikut adalah bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi
yang digunakan, sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan
Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal: 1 Juni
1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
10

Gambar 2. Logo PT. PLN (Persero)

Berikut adalah arti atau makna dari elemen-elemen dasar lambang:


a. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning
juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap
insan yang berkarya di perusahaan ini.
b. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tempat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang
merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap
insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman.
c. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para
insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
11

pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan


(sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan
yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggannya.

C. Sarana dan Prasana


Sarana : Kursi & meja kerja, lemari arsip, kursi & meja tamu, kursi &
meja rapat, PC, Laptop, printer, scanner, kulkas, TV, ATK, dll,
Prasarana :
1. Gedung kantor
2. Masjid
3. Kantin
4. Halaman Parkir Mobi & Speda Motor
5. Lapangan Tenis
6. Rumah Pompa Hydrant
7. Ruang Genset
8. TPS LB3
9. Ruang Fitness
10. Ruang Terbuka Hijau (Taman)
11. Pos Satpam

D. Ketenagaan di PT PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepri


Gambar 3. Ketenagaan

Gambar 4.
12

Struktur Organisasi PT.PLN UIW Riau dan Kepri


BAB III
ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Program Kegiatan/Kegiatan (Keselamatan dan Kesehatan


Kerja) di PT. PLN UI Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
1. K3L
Uraian Tugas K3L
1. Kepemimpinan Kebijakan dan Komitmen Manajemen
a. Pimpinan unit membuat Komitmen dan Kebijakan K3 dan keamanan
b. Menyusun RKAP tentang K2/K3 dan keamanan
2. Pemantauan Implementasi K2/K3 dan Sistem Program
1) Melakukan sosialisasi K2/K3 dan keamanan kepada seluruh
pegawai dan mitra kerja di setiap unit induk dan unit pelaksana;
2) Melakukan sosialisasi K2/K3 dan keamanan kepada masyarakat
umum, sekolah,dan instansi pemerintahan di setiap unit induk dan
unit pelaksana;
3) Melakukan penilaian kinerja K2/K3 Mitra Kerja (vendor) terhadap
aspek kompetensi teknik pengawas dan pelaksana pekerjaan,
kompetensi pengawas K2/K3, ketersediaan SOP peralatan kerja
dan APD sesuai standard yang diwujudkan dalam bentuk Report
Triwulan;
4) Melakukan inspeksi instalasi ketenaga listrikan dan keamanan pada
instalasi yang berpotensi bahaya di Unit Induk dan Unit Pelaksana
secara berkala;
5) Menyediakan system proteksi kebakaran di unit induk, seluruh
kantor unit pelaksana, dan instalasi pembangkit terbesar dan/atau
Instalasi Gardu Hubung (GH) terbesar serta melakukan simulasi
minimal 1 kali dalam satu semester;
6) Membuat visual management terkait informasi K3 yang selalu di
update di unit induk dan seluruh unit pelaksana;

13
14

7) Memasukkan klausul K2/K3 pada dokumen pengadaan barang &


jasa dan memberikan penjelasan kepada kontraktor/mitra kerja;
8) Melakukan pemerikasaan kesehatan bagi pegawai secara berkala;
9) Memasang rambu-rambu tanda bahaya dan/atau memasang kunci
pengaman pada instalasi ketenaga listrikan yang berpotensi bahaya;
10) Membuat table rangkuman laporan kecelakaan dan laporan
keamanan bulanan

B. Gambaran Program Kegiatan/Kegiatan (Keselamatan dan Kesehatan


Kerja) di PT. PLN UI Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
Uraian Tugas K3L
1. Kepemimpinan Kebijakan dan Komitmen Manajemen
a. Pimpinan unit membuat Komitmen dan Kebijakan K3 dan keamanan
b. Menyusun RKAP tentang K2/K3 dan keamanan
2. Pemantauan Implementasi K2/K3 dan Sistem Program
a. Melakukan sosialisasi K2/K3 dan keamanan kepada seluruh pegawai
dan mitra kerja di setiap unit induk dan unit pelaksana;
b. Melakukan sosialisasi K2/K3 dan keamanan kepada masyarakat
umum, sekolah,dan instansi pemerintahan di setiap unit induk dan
unit pelaksana;
c. Melakukan penilaian kinerja K2/K3 Mitra Kerja (vendor) terhadap
aspek kompetensi teknik pengawas dan pelaksana pekerjaan,
kompetensi pengawas K2/K3, ketersediaan SOP peralatan kerja dan
APD sesuai standard yang diwujudkan dalam bentuk Report
Triwulan;
d. Melakukan inspeksi instalasi ketenaga listrikan dan keamanan pada
instalasi yang berpotensi bahaya di Unit Induk dan Unit Pelaksana
secara berkala;
e. Menyediakan system proteksi kebakaran di unit induk, seluruh
kantor unit pelaksana, dan instalasi pembangkit terbesar dan/atau
Instalasi Gardu Hubung (GH) terbesar serta melakukan simulasi
15

minimal 1 kali dalam satu semester;


f. Membuat visual management terkait informasi K3 yang selalu di
update di unit induk dan seluruh unit pelaksana;
g. Memasukkan klausul K2/K3 pada dokumen pengadaan barang &
jasa dan memberikan penjelasan kepada kontraktor/mitra kerja;
h. Melakukan pemerikasaan kesehatan bagi pegawai secara berkala;
i. Memasang rambu-rambu tanda bahaya dan/atau memasang kunci
pengaman pada instalasi ketenaga listrikan yang berpotensi bahaya;
j. Membuat table rangkuman laporan kecelakaan dan laporan
keamanan bulanan;
k. Membuat laporan P2K3 di Unit Induk Wilayah Riau dan Kepri.
BAB IV
HASIL KEGIATAN

A. Uraian Kegiatan
Pratikum kesehatan masyarakat (PKM) dilaksanakan selama 30 hari
dimulai dari tanggal 9 Maret sampai dengan 9 April 2020, kegiatan setiap
harinya dimulai pada pukul 08.00 wib sampai dengan 17.00 wib di PT PLN
UIW Riau dan Kepulauan Riau. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan PKM
a. Melakukan sosialisai PKM oleh tim PKM prodi kesmas STIKes
Hangtuah Pekanbaru.
b. Mahasiswa mengajukan tempat pkm kepada tim PKM prodi kesmas
STIKes Hangtuah Pekanbaru.
c. Mengurus surat izin ke tempat pkm.
d. Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dengan
kegiatan PKM.
e. Penetapan dosen pembimbing akademik yang dilakukan oleh tim
PKM prodi kesmas Stikes Hangtuah Pekanbaru.
2. Waktu dan Tempat PKM
Waktu pkm: 9 Maret S/D 9 April 2020.
Tempat Pkm: PT PLN UIW Riau dan Kepulauan Riau.
3. Teknis Pelaksanaan
Kegiatan PKM dilaksanakan di PT PLN UIW Riau dan Kepri dan
Kota Pekanbaru. Bukan hanya bimbingan dan masukan dari pembimbing
lapangan, tetapi juga dari staff K3 lainnya di lingkungan tersebut. Bentuk
observasi kegiatan yang dilakukan bukan hanya di kantor administrasi
saja, tetapi juga turut melakukan observasi langsung ke lapangan, yaitu
pada saat inspeksi ikut menangani pada saat indikasi bahaya, serta ikut
mengawasi pada saat ada perbaikan disalah satu bidang kegiatan k3
lainnya.

16
17

4. Tahap Akhir Kegiatan PKM


Setelah data dan kesimpulan dari observasi dan wawancara yang
telah di dapat dari hasil diskusi bersama pembimbing lapangan, kelompok
melakukan upaya kontribusi terhadap pekerja sesuai dengan masalah yang
ditemukan. Kesenjangan-kesenjangan yang ada juga telah dibahas dalam
diskusi-diskusi yang dilakukan.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan salah satu proses yang boleh
dikatakan paling penting diantara proses lainnya. Identifikasi masalah
merupakan proses mengenali masalah-masalah yang ada di lokasi PKM
dengan membandingkan teori yang didapat dikelas dengan fakta dilapangan.
Pengidentifikasian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan
survey, maupun observasi. Masalah-masalah yang akan di identifikasi
merupakan awal untuk menentukan prioritas masalah yang nantinya akan di
intervensi.
Setelah melakukan observasi selama beberapa hari pada masa PKM,
ditemukan masalah yang dianggap perlu untuk di intervensi yaitu masih
rendahnya tingkat kesadaran pekerja tentang masalah ergonomi yang ada di
lingkungan kerja dan penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
(ergonomi) pekerja di bagian perkantoran PT PLN UIW Riau dan Kepulauan
Riau.
Masalah yang dijumpai dilapangan sama-sama memiliki dampak
negatif terhadap pekerja, yaitu ergonomi memiliki dampak kelelahan fisik,
kelelahan yang patologis, serta psikologis pada pekerja, dan masalah tentang
APD pada pekerja. Dari dua masalah yang di jumpai dilapangan berdasarkan
hasil diskusi dengan pembimbing akademik, priotas masalah yang kami ambil
yaitu penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh (Ergonomi).
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pekerja di PT PLN
UIW Riau dan Kepulauan Riau, kurangnya tingkat pengetahuan pekerja akan
masalah ergonomi disebabkan beberapa hal salah satunya masih kurangnya
18

pengetahuan dan kesadaran pekerja cara kerja dan lingkungan kerja yang
berisiko yang menyebabkan dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja.
Berdasarkan uraian diatas maka kelompok mengangkat masalah
tentang “upaya peningkatan pengetahuan pekerja tentang permasalahan
ergonomi pada pekerja di bagian perkantoran PT PLN UIW Riau dan
Kepulauan Riau”.

C. Penetapan Prioritas Masalah


Penerapan prioritas masalah merupakan suatu proses yang dilakukan
dengan melihat masalah yang paling pokok yang ada dalam perusahaan,
dengan ditetapkannya prioritas masalah, sehingga dapat ditentukan strategi
dan langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan suatu masalah.
Dalam penetapan priotas masalah, kelompok menggunakan metode diskusi
dengan teknik USG (Urgency, Serrious, Growth) yang dilakukan bersama
pembimbing lapangan.
Dalam menentukan perioritas masalah kelompok menggunakan model
USG (Urgency, Serrious, Growth) dengan teknik Skoring. Metode USG
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik Scoring. Proses untuk menentukan USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta
kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin besar. Langkah
skoring dengan menggunakan metode USG adalah membuat daftar ukur
masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5
dan nilai tertinggi sebagai prioritas masalah. Untuk lebih jelasnya, pengertian
urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Urgency
Yaitu besar dampak yang timbul terhadap keselamatan jiwa
manusia, uang, produksi harta, dan reputasi atau dilihat dari tersedianya
waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness
Yaitu tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
19

dampak masalah tersebut terhadap prokduktifitas kerja, pengaruh


terhadap keberhasilan, membahayakan System atau tidak.
c. Growth
Tingkat perkembangan masalah yakni apakah perkiraan buruknya
keadaan masalah mudah berkembang dibandingkan sebelumnya sehingga
sulit untuk dicegah.
Tabel 1.
Klarifikasi Poin Dalam Penentuan Metode Usg
Urgency Serious Growth
Keterangan
No (secepatnya (besarnya (Perkembangan
Poin
diatasi) dampak) bila tidak diatasi)
Sangat Sangat
1 5 (poin lima) Sangat penting
serius berkembang
2 4 (poin empat) Penting Serius Berkembang
3 3 (poin tiga) Sedang Sedang Sedang
Tidak Tidak
4 2 (poin dua) Tidak Penting
Serius Berkembang
Sangat tidak Sangat tidak Sangat tidak
5 1 (poin satu)
penting serius berkembang

Tabel 2.
Penetapan Prioritas Masalah
Masalah U S G Total Skor Rank
Posisi Bekerja Tidak
5 5 4 14 I
Baik/Benar (Ergonomi)
Tidak Menggunakan Alat
4 3 4 11 II
Pelindung Diri (APD)
Dalam hal ini yang menjadi prioritas masalah PT PLN UIW Riau
dan Kepulauan Riau Pekanbaru, adalah Posisi Bekerja Tidak Baik
(Ergonomi). Masalah karyawan/buruh/tukang Posisi Bekerja Tidak Baik
(Ergonomi) adalah disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara
pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan
kerja. Untuk mendapatkan Prioritas masalah menggunakan Metode USG
yaitu dengan cara melihat dan wawancara langsung kepada perkerja
dilapangan ketika mengikuti kegiatan PKM dan juga mendapat masukan
dari pembimbing lapangan.
20

D. Analisis Penyebab Masalah


Analisis penyebab masalah dilakukan untuk memahami secara
mendalam faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masalah tersebut.
Analisis dilakukan dengan cara memahami masalah yang diprioritaskan
secara tinjauan pustaka serta pengamatan secara langsung dilapangan tentang
apa-apa saja hal yang mempegaruinya. Secara tinjauan kepustakaan,
permasalahan ergonomic di tempat kerja dapat disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain: ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara
menyeluruh termasuk peralatan kerja. Kurangnya pengetahuan pekerja
tentang msalah ergonomic di tempat kerja.
Berdasarkan hasil observasi dilokasi PKM, dapat disimpulkan bahwa
bahwa pengetahuan, kesadaran, dan kemauan pekerja tentnag ergonomi harus
lebih di tingkatkan dan penegasan terhadap pelaksanaan peraturan yang sudah
ada. Selain itu dilakukan juga analisis dengan menggunakan fish bone seperti
berikut :
Gambar 5.
Fishbone masalah Ergonomi (Posisi duduk yang tidak baik/benar)

Man (manusia)
 masih kurangnya pengetahuan
tentang ergonomi. Media (media)
 ketidaksesuaian antara pekerja dan  kurangnya media informasi
lingkungan kerja secara yang memberikan pengetahuan
menyeluruh termasuk peralatan tentang ergonomi.
kerja.

Posisi Bekerja
Tidak Baik/Benar
(ergonomi)

Method (metode)
 Pengawasan terkait pemaikaian
ergonomic kurang berjalan dengan
Fasilitas (sarana )
baik
 Meja dan kursi
 Kurangnya pemberitahuan tentang
yang kurang sesuai
dampak ergonomi
 Tata letak ruang
yang kurang sesuai
21

Berdasarkan diagram diatasi dan observasi yang dilakukan untuk


melihat unsur mana yang tidak tersedia di lapangan, maka penyebab
masalahnya adalah masih kurangnya media informasi, masih rendahnya
pengetahuan, kesadaran dan kemauan dari SDM tentang posisi bekerja yang
baik atau benar.

E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Dari beberapa masalah yang ditemukan di PLN UIW Riau dan Kepri,
masalah yang ditetapkan untuk segera ditindak lanjuti adalah mengenai
pengetahuan pekerja tentang masalah ergonomi:
Tabel 3.
Alternatif dan priorotas pemecahan masalah

No Masalah Penyebab Solusi


1 Posisi a. Dari segi Man (manusia) solusi yang dilakukan
duduk yang masih kurangnya adalah dengan cara
tidak baik pengetahuan tentang memberikan penyuluhan
(Masalah ergonomic dan kepada pekerja dan
ergonomi ketidaksesuaian antara demonstrasi tentang
perkantoran) pekerja dan lingkungan masalah ergonomic dan
kerja secara menyeluruh posisi duduk yang baik
termasuk peralatan kerja. dalam bekerja.

. b. Dari segi Media (media) solusi yang dilakukan


kurangnya media adalah dengan cara
informasi yang memberikan poster yang
memberikan berisi manfaat posisi
pengetahuan tentang duduk yang baik dan
ergonomi. bagaimana posisi duduk
yang baik dalam bekerja.

c. Dari Segi Method Solusinya adalah


(metode) yaitu memperbaiki peraturan
Pengawasan terkait tentang penerapan posisi
pemaikaian ergonomic duduk yang baik dan
kurang berjalan dengan benar dalam bekerja dan
baik dan Kurangnya juga meningkatkan
pemberitahuan tentang pengawasan
dampak ergonomi
22

d. Dari Segi Fasilitas Melakukan advokasi


(sarana ) yaitu Meja dan dengan perusahaan
kursi yang kurang sesuai terkait penerapan posisi
dan Tata letak ruang yang baik dan benar
yang kurang sesuai dalam bekerja, dan
pembagian sarana sesuai
dengan pekerja, atau
membeli sarana sesuai
dengan ukuran standar
yang ukurannya bisa
sesuaikan dengan ukuran
pekerja.

F. Kontribusi Peserta Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM)


Dalam masalah ini kontribusi yang diberikan oleh mahasiswa
melakukan presentasi hasil identifikasi masalah yang di dapat dilapangan
dihadapan manajer unit dan di dampingi oleh pembimbing lapangan yang
membantu dalm pemecahan masalah ini. Selanjutnya mahasiswa memberikan
sebuah poster untuk di letakan di perkantoran PT PLN UI WRKR.
Adapun kontribusi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan sehari-hari
yaitu Safety Patrol dilakukan setiap hari yang bertujuan untuk melihat bahaya
yang ada dilokasi pekerjaan dan perilaku pekerja saat bekerja.

G. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh
kelompok mahasiswa pratikum kesehatan masyarakat (PKM) terhadap
intervensi yang telah dilakukan sebelumnya. Monitoring dilakukan pada saat
yang bersamaan dengan kegiatan intervensi seperti penyuluhan tentang upaya
peningkatan pengetahuan pekerja tentang posisi bekerja yang baik dan benar.
Tidak hanya itu membuat poster tentang posisi bekerja yang baik. Monitoring
ini bertujuan memantau kegiatan intervensi yang dilakukan.
Evaluasi terhadap upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja
bahwa ada beberapa pekerja yang sudah mengetahui dan ada juga yang belum
23

mengetahui tentang posisi bekerja yang baik dan benar. setelah dilakukannya
intervensi sekarang pekerja lebih menjaga posisi duduk pada saat bekerja
dengan posisi yang baik dan benar. Hal yang sama juga kami lihat dari aspek
pengetahuan pekerja yang sudah mengetahui tentang manfaaf bekerja dalam
posisi yang baik, sehingga mereka sangat setuju dengan intervensi yang
dilakukan oleh mahasiswa pratikum kesehatan masyarakat (PKM).
BAB V
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka
1. Defenisi Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untul
menyelaraskan antara segala fasilitas yang digunakan dalam
beraktivitas atau bekerja dengan kemampuan dan keterbatasan manusia
baik secara fisik maupun non fisik sehingga kualitas hidup secara
keseluruhan lebih baik. Ergonomi atau dikenal juga dengan human
Factors engineering merupakan sebuah disiplin keilmuan yang selalu
menempatkan manusia pada titik pusat perhatian (human centered
design) secara holistik dan integratif dalam sebuah sistem kerja dimana
manusia terlibat didalamnya.
Salah satu output dari penerapan ergonomi adalah terwujudnya
efisiensi, kenyamanan, dan keselamatan bagi pengguna suatu desain
produk. Dengan demikian suatu desain dikatakan kompatibel dengan
manusia pemakainya. Kaitannya dengan keselamaan dan kesehatan
kerja, ergonomi selalu konsen dan berusaha meningkatkan derajat
keselamatan dan kesehatan bagi setiap pekerja.
Melalui pendekatan ergonomi secara sistematik, holistik,
interdisipliner dan partisipatoris, maka angka sakit dan angka
kecelakaan ditempat kerja dapat diminimalkan. Dengan demikian
penghematan biaya operasional, biaya perawatan dan biaya klain
kecelakaan dan kesehatan dapat ditekan sekecil-kecilnya. Pada
akhirnya keuntungan juga meningkat, maka kesejahteraan pekerja
secara keseluruhan akan lebih baik.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan
untuk “fitting the Job to the worker”, sementara itu ILO antara lain
menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya
dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar

24
25

mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan


produktivitasnya.

2. Sejarah Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai
judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Istilah ergonomi
digunakan secara luas di Eropa.
Di Amerika Serikat dikenal istilah human factoratau human
engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomi dan human factor) hanya
berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama
menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut
Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat
digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya
manusia sejak 4000 tahun yang lalu. Perkembangan ilmu ergonomi
dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu
untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai
dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk
memudahkan penggunanya.
Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan
tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun
yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara
terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan
ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk
mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun
1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric(Amerika)
melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal
dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini
memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja dan
menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
26

Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II


dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai
dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal
tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

3. Tujuan dan Prinsip Ergonomi

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu


ergonomi. Tujuan-tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai
berikut:
a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia
produktif maupun setelah tidak produktif.
c) Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis,
ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap
tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi
terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam
pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman
dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja.
Menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat prinsip
ergonomi, yaitu sebagai berikut:
1) Bekerja dalam posisi atau postur normal.
2) Mengurangi beban berlebihan.
3) Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
4) Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
5) Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
27

6) Minimalisasi gerakan statis.


7) Minimalisasikan titik beban.
8) Mencakup jarak ruang.
9) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
10) Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja

4. Ruang Lingkup Ergonomi


Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
a. Teknik
b. Fisik, berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri,
karakteristik fisiologi dan biomekanika yang berhubungan dengan
aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik
antara lain: pstur kerja, pemindahan material, gerakan berulang-
ulang, MSD, taat letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan.
c. Pengalaman psikis
d. Anatomi, utamanya yang berhungnam dengan kekuatan dan
gerakan otot dan persendian
e. Sosiologi
f. Fisiologi, kaitannya dengan temperature tubuh, oxygen up take,
dan aktifitas otot
g. Desain
h. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk didaamnya : persepsi, ingatan, dan reaksu, sebagai akibat
dari interaksi manusai terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-
topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain : beban
kerja, pengambilan keputusan, performance, human-computer
interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
i. Ergonomi organisasi berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik,
termasuk struktir organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik
yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain: komunikasi,
perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timework,
28

perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi,


organisasi virtual, dll,
j. Ergonomi lingkungan berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan
ergonomi lingkungan antar lain: perancangan ruang kerja, sistem
akustik, dll.
5. Aplikasi, Metode dan Pengembangan Ergonomi di Tempat Kerja
Terdapat aplikasi/penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomik,
antara lain:
a. Posisi kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertika dan berat badan tertumpu secara seimbang pada
dua kaki.
a) Posisi kerja duduk
Keuntungan:
1. Mengurangi kelelahan pada kaki
2. Terhindar sikap yang tidak alamiah
3. Berkurangnya pemakaian energi
Kerugian:
1. Melembeknya otot perut
2. Melengkungnya punggung
3. Efek bagi organ bagian dalam

b) Posisi kerja berdiri


Keuntungan:
Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas tulang
belakang) tidak rusak bila mengalami pembebanan.
Kerugian:
Otot kaki cepat lelah
29

b. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai
dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
antropometrinya. Hasur dibedakan ukuran antropometri barat dan
timur.
c. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas
kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih
banyak digunakan daripada kata-kata
d. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,
dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu
berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Posisi ergonomis untuk menghindari penyakit dari posisi bekerja


dengan komputer:
1. Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak, kepala
agak ke depan
2. Usahakan benda yang akan Anda jangkau berada maksimal 15 cm
di atas landasan kerja
3. Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun
dan naik
4. Harus memiliki layar anti silau (filter screen) atau memakai
kacamata berwarna
5. Posisi kepala dan leher harus tegak dengan wajah menghadap
langsung ke layar monitor. Leher tidak boleh membungkuk, karena
dapat menyebabkan sakit pada leher
6. Posisi punggung tegak, tidak miring kesamping, tidak
membungkuk, dan tidak terlalu menyender ke belakang. Untuk itu
diperlukan tempat duduk yang baik dan nyaman
30

7. Posisi pundak yang tidak terlalu terangkat dan terlalu kebawah.


Bila otot-ototnya masih tegang, berarti posisinya belum benar
8. Posisi lengan yang baik adalah ketika mengetik dan menggunakan
mouse dengan nyaman. Masing-masing orang mempunyai posisi
nyamannya tersendiri. Posisi lengan yang baik berada disamping
badan, dan siku membentuk sudut lebih besar 90°
9. Posisi kaki harus diletakkan di lantai atau sandaran kaki, dan
seluruh tapak kaki menyentuh lantai dan siku membentuk sudut
tidak kurang dari 90°
10. Beristirahat dan meregangkan badan agar tidak kaku selama 10
menit/ dapat melakukan gerakan stretching secara bersama-
sama. Gerakan ini juga sangat bermanfaat untuk membangkitkan
semangat dalam bekerja
11. Untuk penggunaan keyboard, jari-jari pada keyboard tidak boleh
dalam waktu yang lama, agar menghindari nyeri otot dan
lakukanlah stretching disaat badan sudah terasa lelah dan kaku.
Waktu yang dianjurkan adalah pada pukul 10.00 WIB dan 15.00
WIB untuk meningkatkan semangat dalam bekerja

6. Ergonomi dalam Lingkungan Kerja


Hal ini dimaksudkan dalam pencapaian ergonomi di lingkungan
kerja (Mashud, 2008).
a. Mouse
Mouse ini merupakan alat untuk menggerakkan kursor.
Mouse harus pada ketinggian di mana lengan, pergelangan
tangan, dan tangan sejajar. Penggunaan mouse dilakukan
dengan menggerakkan bahu dan lengan atas, bukan pergerakan
pergelangan tangan. Tempatkan mouse sedemikian rupa
sehingga tidak perlu menggapai terlalu jauh dari jangkauan
tangan (dekat ke keyboard adalah yang terbaik) (Mashud,
2008).
31

Pegang mouse dengan posisi pergelangan tangan dan jari


sejajar dengan lengan bawah. Hal ini dapat menghindari
terjadinya kekakuan otot dan tendon (Sweere, 2005).

b. Keyboard
Keyboard adalah peralatan untuk input. Data atau
perintah dapat dimasukkan ke dalam komputer melalui
keyboard. Jadi, keyboard merupakan penghubung antara
manusia dan komputer. Jenis keyboard ada beberapa macam,
tetapi yang paling sering digunakan adalah jenis qwerty
(Mashud, 2008).
Sejak awal keyboard qwerty diciptakan belum terlalu
memperhatikan masalah ergonomi, sehingga sangat
memungkinkan timbulnya gangguan atau keluhan terhadap
tubuh manusia. Keyboard Qwerty ternyata belum memberikan
32

beban yang sama untuk jari- jari tangan kiri dan tangan kanan
(Mashud, 2008).
Pengguanaan keyboard adalah dengan meletakkan
pergelangan tangan dan jari segaris dengan lengan bawah,
untuk memberikan rileks pada otot dan tendon yang ada di
tempat tersebut (Sweere, 2005).

c. Monitor
Layar komputer atau monitor adalah peralatan untuk
menampilkan obyek yang akan ditampilkan. Obyek tersebut
bisa tulisan, angka, ataupun gambar. Bentuk layar komputer
juga terus mengalami perubahan. Monitor harus sejangkauan
lengan atau lebih jauh dari mata.
Kebijakan ergonomi konvensional umumnya menyarankan
bahwa pusat layar monitor seharusnya pada titik di mana
tatapan mata jatuh secara alamiah dan monitor harus agak
miring untuk menyesuaikan dengan sudut pandang seseorang.
Penyangga monitor yang dapat disesuaikan akan membantu
membuat penyesuaian (Ankrum, 2004).
Agar dapat bekerja dengan nyaman, monitor komputer
dirancang berpijak pada poros yang bisa digerakkan ke segala
arah, sehingga posisi dan jarak serta sudut kemiringannya dapat
diatur. Pekerjaan komputer merupakan jenis pekerjaan dekat
yang berbeda dengan jenis pekerjaan dekat lain dimana
33

dilakukan sambil menatap menyudut ke bawah tetapi,


pekerjaan komputer harus menatap pada sudut horizontal
pandangan ergonomis merekomendasikan adaptasi pekerja
dengan lingkungan kerja atau menyesuaikan lingkungan kerja
dengan pekerjanya (Abeysekera, 2002).
Monitor komputer harus berada tepat di hadapan operator,
karena tampilan di layar perlu dicermati. Pekerjaan terampil
dan cermat hanya bisa dilakukan sambil duduk, maka monitor
harus sejajar dengan garis pandang mata operator sehingga
paling tepat posisinya di atas meja (Yale University, 2005).
Rekomendasi tinggi layar monitor komputer berada sejajar atau
sedikit di bawah (antara 2,5-5 cm) garis mata operator saat
duduk rileks dan nyaman (Sweere, 2005).
Posisi monitor yang diatur adalah: a. tinggi dari permukaan
lantai; b. sudut kemiringan permukaan horizontal dan vertikal;
serta c. jarak dengan operator. (Cornell University, 2004;
FEOSH, 2005; Ankrum 2005).
1) Tinggi dari permukaan lantai
Bagian atas minimal sejajar dengan garis mata
operator, karena posisi istirahat melakukan fokus sekitar 5-
76 cm di bawah garis mata (Cornell University, 2004).
Rekomendasi tinggi monitor sejajar atau sedikit di bawah
garis mata saat duduk rilaks, Kecuali pada pemakai kaca
mata dengan lensa ganda ketinggian monitor harus diatas
garis mata. (Sweere 2005).
2) Sudut kemiringan permukaan horizontal dan vertikal
Kemiringan permukaan monitor antara 10 – 200
cukup ideal, tergantung ukurannya. Kemiringan tesebut
dimaksudkan agar silau bisa berkurang (McCormik &
Sanders, 1987; Sweere, 2005). Sudut horizontal diatur agar
memungkinkan operator memperoleh sudut pandang
34

terbaik. Bidang pandang adalah 15-500 di bawah garis


pandang horizontal mata, atau 10 – 200 agar kenyamanan
tidak terganggu tetapi antara 15-350 (Ankrum, 2005).
Hal ini juga direkomendasikan oleh FEOSH, 2005.
Berdasarkan penemuan yang sudah dikonfirmasikan,
berupa permukaan strees pada otot punggung dan leher
menggunakan elektromyalgram sudah menjadi ketetapan
ISO 9241-5.
3) Jarak dengan operator
Jarak jarak pandang adalah bervariasi “ garis pandang
normal”, karena melihat objek jauh sangat nyaman dengan
pandangan lurus dan datar (Ankrum, 2005). Mata melihat
kebawah agar mudah melakukan akomodasi dan pemusatan
, jarak sebaiknya 76,2 cm atau lebih (Ankrum, 2005;
Sweere, 2005). Pabrik menetapkan lebih besar dari 40 cm,
jarak pandang optimum posisi duduk 60 cm.

FEOSH (2005) menyatakan kebanyakan operator


memilih jarak pandang 45-75 cm, lainnya lebih senang 50,8-
66cm, rekomendasi jarak pandang 45,7-71,1cm sudah diakui
standar ergonomic (Sweere, 2005). VDU harus tetap pada
fokus yang tepat, maka ditempatkan jauh dan lebih tinggi dari
ketentuan jarak membaca (McDowell, 2005). Maksudnya agar
bagian permukaan terlihat, tanpa mengubah posisi kepala
sehingga teks kecil diatasi dengan memperbesar ukuran atau
bidang gambar daripada mendekatkannya (Ankrum, 2005).
35

d. Meja komputer
Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk sebuah
meja komputer ergonomis adalah : (Mashud, 2008)
1. Meja dibuat dekat dengan pengguna agar terhindar dari
penjangkauan yang terlalu jauh.
2. Permukaannya harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
memancarkan cahaya silau.
3. Memiliki tempat pergerakan kaki yang cukup.
4. Tinggi permukaan kerja untuk keyboard dibedakan dengan
tinggi untuk monitor komputer.
5. Mempunyai jarak yang cukup antara kursi dan monitor
komputer.
6. Cukup untuk ruang dari peralatan yang digunakan.
Konstruksi dan ukuran dari meja/ kursi harus disesuaikan
dengan ukuran dari tubuh manusia (antropometri) yang akan
menggunakannya. Kesesuaian ini akan menciptakan kenyamanan
dan efisiensi dalam bekerja. Ukuran yang sesuai dengan
antropometri orang Indonesia adalah sebagai berikut : (Mashud,
2005).
1. Tinggi meja
Tinggi permukaan atas dari meja kerja dibuat setinggi siku
dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu bekerja. Untuk
sikap duduk, tinggi meja yang diusulkan adalah 64 – 74 cm
36

yang diukur dari permukaan daun meja sampai ke lantai.


2. Tebal daun meja
Tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kebebasan bergerak pada kaki. Jarak antara
permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas
duduk > 15 cm.
3. Permukaan meja
Permukaan meja harus rata dan tidak menyilaukan.
4. Lebar meja
Lebar meja tidak melebihi jarak jangkauan tangan pekerja.
Ukuran yang diusulkan adalah kurang dari 80 cm (Laurensia,
2004).
5. Kursi Komputer
Kursi yang ergonomis dapat membantu mengatur posisi
tulang belakang pada postur yang optimal dengan memberikan
pendukung yang tepat. Kursi komputer disini memiliki syarat
dan ketentuan pembuatan sesuai dengan kursi kerja lainnya
sebagaimana telah dijelaskan pada poin sebelumnya.

B. Pembahasan sesuai dengan pendekatan konsep planning, Organizing,


acualing, controlling (POAC)
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan langkah atau upaya untuk merencanakan
bagaimana penyelesaian masalah yang ditetapkan sebagai prioritas
masalah yang dijabarkan secara lengkap, terstruktur dan saling
berkaitan sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pemecahan masalah. Hasil akhir yang diharapkan dapat tercapai dari
perencanaan adalah tersusunnya kegiatan dan langkah-langkah sesuai
dengan yang diharapkan. Perencanaan intervensi meliputi:
37

a. Diskusi dengan pihak penanggung jawab dibagian k3 yang


menjadi target intervensi untuk mengurus konsep intervensi
dan pelaksanaannya.
b. Menentukan siapa saja yang menjadi target intervensi, target
utama dari intervensi ini ialah para pekerja yang berada di PLN
UIW Riau dan Kepulauan Riau
c. Diskusi dengan pihak k3 mengenai pelaksanaan penyuluhan,
pembagian poster dan penempelan poster k3 terutama tentang
ergonomic
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan upaya untuk menyusun struktur dan
orang-orang yang akan terlibat dalam pelaksanaan dari kegiatan
penyelesaian masalah. Pihak-pihak yang terlibat dipilih dan ditunjuk
sesuai perannya masing-masing dengan keahlian yang dimiliki.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan juga dapat dipengaruhi oleh
pengorganisasian yang baik. Organisasi yang kompak, misi dan visi
yang sejalan dan tentunya tindakan yang sesuai dengan tujuan akan
membanty terjalannya pelaksanaan yang diharapkan. Dalam hal ini
setiap jabatan menjalankan program atau aktivitas pekerjaan sesuai
dengan tugas, tanggung jawab, serta wewenang masing-masing,
kepada seluruh karyawan agar memperhatikan dan mengikuti anjuran
dari tim kesehatan keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan
kerja terutama ergonomi para pekerja di PLN UIW Riau dan
Kepulauan Riau.
3. Pelaksanaan (Actualing)
Pelaksanaan adalah melaksanakan dan menerapkan prosuder-
prosedur kerja dan instruksi kerja sesuai aktivitas yang telah terjadi
dalam unit bersangkutan. Dalam pelaksanaan harus dapat
mengimplementasikan apa yang telah direncanakan. Pada tahapan
pelaksanaan harus dapat mengimplementasikan apa yang telah
direncanakan. Pada tahapan pelaksanaan ini melaksanakan strategi,
38

kebijakan dan proses-proses yang diperlukan untuk mencapai hasil


yang telah ditetapkan. Penjabaran dari pelaksanaan ini yaitu
melakukan, melaksanakan, menerapkan, mengimplementasikan.
Dalam hal ini, semua SDM (pekerja) diperusahaan harus ikut
melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian visi, misi dan
program kerja organisasi perusahaan tersebut yang harus sejalan
dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pekerja di PLN
WRKR harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas, fungsi,
peran, keahlian, serta kompetensi masing-masing.
Tindak lanjut yang diperlukan adalah pelaksanaan intervensi secara
terus menerus oleh pihak k3. Hal ini diperlukan karena untuk
mengubah budaya para pekerja mengenai ergonomi yang kurang baik.
Pelaksanaan tersebut dilakukan berbarengan dengan penyebaran poster
dan penempelan poster di PLN UIW Riau dan Kepulauan Riau.

4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah upaya untuk memeriksa apakah pelaksanaan
sudar sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan dilakukan
ketika sebelum dilaksanakan, sedang dilaksanakan dan selesai
pelaksanaan. Pengawasan sebelum pelaksanaan kegiatan adalah untuk
melihat bagaimana persiapan pelaksanaan yang akan dilaksanakan.
Pengawasan ketika sedang dilaksanakan adalah untuk melihat sejauh
mana keberhasilan dan apakah masih sesuai dengan perencanaan.
Sedangkan pengawasan yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah
untuk melihat apakah pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan
apakah sesuai dengan target yang ditetapkan. Hasil observasi
menunjukkan bahwa target-target intervensi telah menjalankan
ergonomi sesuai dengan poster dan SOPnya. Hal ini menunjukkan
bahwa factor pengetahuan dan factor budaya atau kebiasaan turut
mempengaruhi tingkat ergonomi yang lebih baik lagi pada saat
bekerja.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah di identifikasi, masalah yang ada di PT PLN UIW Riau dan
Kepulauan Riau yaitu tentang permasalahan ergonomi di tempat kerja, saat
melaksanakan tugas dimana intervensinya berupa peningkatan pengetahuan,
kesadaran dan kemauan pekerja untuk megetahui dampak yang dapat timbul
karena posisi bekerja yang tidak baik atau benar. Selain dari segi
pengetahuan, intervensi juga dilakukan dengan cara memfasilitasi pekerja
dengan pemberian informasi (penyuluhan) tentang dampak posisi bekerja
yang salah dan bagaiman posisi bekerja yang baik dan benar. Intervensi
dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam manajemen yakni, Plan, Do,
Check, Action.
Upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja bahwa ada
beberapa pekerja yang sudah mengetahui dan ada juga yang belum
mengetahui tentang posisi bekerja yang baik dan benar. setelah dilakukannya
intervensi sekarang pekerja lebih menjaga posisi duduk pada saat bekerja
dengan posisi yang baik dan benar. Hal yang sama juga kami lihat dari aspek
pengetahuan pekerja yang sudah mengetahui tentang manfaaf bekerja dalam
posisi yang baik. Tetapi perlu juga peningkatan kualitas orangnya melalui
pelatihan atau sosialisasi seperti penyuluhan yang berkesinambungan tentang
posisi pada saat bekerja yang baik, tidak hanya itu cara kerja, SOP, peralatan
kerja serta infrastruktur yang ditingkatkan bias memenuhi ergonomic yang
disyaratkan untuk kerja yang baik, dan sesuai standar.

B. Saran
Mengingat pentingnya sumber daya manusia bagi suatu instansi, maka
sebaiknya dilakukan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya, khususnya
dibidang kesehatan seperti lebih menggiatkan lagi tentang posisi bekerja yang

39
40

benar untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang menyebabkan


hilangnya jam kerja produktif, dapat dilakukan hal seperti hal berikut :
a. Meningkatkan pengawasan bagi pekerja terkait masalah ergonomi
b. Memperbanyak poster dan media peningkatan lainnya terkait posisi
bekerja yang benar
c. Memberikan frekuensi dan kualitas penyuluhan bagi pegawai yang
baru maupun yang sudah bekerja lama, tentang posisi duduk yang
baik dan dampak dari masalah ergonomic dalam bekerja
DAFTAR PUSTAKA

http://awalbros.com/umum/posisi-ergonomis/

Penerapan Ergonomi. [Online] http://www.depkes.go.id/downloads/


Ergonomi.PDF, 2011

Djunaidi Zulkifli. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perkantoran.


Dalam Jurnal Kedokteran dan Farmasi Medikahalaman 129-133.
Yogyakarta: FKU UGM

Dina, Meliana. 2010.”Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula pada


Pegawai Pelayanan Perpustakaan USU Medan” (skripsi) Universitas Sumatra
Utara Medan.

Nurmianto,E. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya : PT.


Guna Widya

Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI. 2010. Ergonomi. Available


from: www.searo.who.int

Penerapan Ergonomi. [Online] http://www.depkes.go.id/downloads/


Ergonomi.PDF, 2011

Suma’mur. 1996. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta : Yayasan


Swabhawa Karya.

Santoso, G. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Jakarta :


Prestasi Pustaka Publisher

41
Lampiran 1
Sueat dari Kampus
Lampiean 2
Surat Persetujuan PT. PLN UIW Riau dan Kepri
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING AKADEMIK
PRATIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)
DI PT PLN (PERSERO) UIW RIAU DAN KEPRI
T.A 2019/2020

Nama Mahasiswa : 1. Diana Putri : 16011070


2. Siti Mardhotillah : 16011077
3. Suri Ramadhana : 16011229

Judul Laporan PKM : Upaya Peningkatan Pengetahuan Pekerja Tentang


Permasalahan Ergonomi Pada Pekerja Di Bagian
Perkantoran PT. PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah Riau Dan Kepulauan Riau (UIW Riau
dan Kepri).

Tempat PKM : PT. PLN (Persero) UIW Riau dan Kepri

Pembimbing Akademik : IR. Antonius Max Dip. SM


.
Tanda Tangan
No. Hari/Tanggal Topik Diskusi Pembimbing
Lapangan
1. Kamis Konsul bab I,II,III dan topik ✔
26-03-2020 permasalahan yang diangkat.
2. Jum’at Revisi Laporan ✔
27-03-2020
3. Jum’at Konsul bab I,II,III,IV,V,VI,perbaikan ✔
03-04-2020 fish bone, tambahkan saran di bab VI
4. Kamis ACC laporan ✔
28-05-2020

Mengetahui
Ketua PKM

(IR. Antonius Max Dip. SM)


NIDN : 1016045802
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING LAPANGAN
PRATIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)
DI PT PLN (PERSERO) UIW RIAU DAN KEPRI
T.A 2019/2020

Nama Mahasiswa : 1. Diana Putri : 16011070


2. Siti Mardhotillah : 16011077
3. Suri Ramadhana : 16011229

Judul Laporan PKM : Upaya Peningkatan Pengetahuan Pekerja Tentang


Permasalahan Ergonomi Pada Pekerja Di Bagian
Perkantoran PT. PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah Riau Dan Kepulauan Riau (UIW Riau
dan Kepri).

Tempat PKM : PT. PLN (Persero) UIW Riau dan Kepri

Pembimbing Lapangan : Hendri Robi. S.


.
Tanda Tangan
No. Hari/Tanggal Topik Diskusi Pembimbing
Lapangan
1. Kamis Konsul bab I,II,III dan topik ✔
26-03-2020 permasalahan yang diangkat.
2. Jum’at Revisi Laporan ✔
27-03-2020
3. Jum’at Konsul bab I,II,III,IV,V,VI,perbaikan ✔
03-04-2020 fish bone, tambahkan saran di bab VI
4. Kamis ACC laporan ✔
28-05-2020

Mengetahui
Ketua PKM

(Hendri Robi. S.)


JADWAL KEGIATAN PKM
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
DI PT PLN (PERSERO) UIW RIAU DAN KEPRI
T.A 2019/2020

No. Hari/Tanggal Kegiatan Paraf


Pembimbing
Lapangan

1 Senin / 09-03-2020  Serah terima Mahasiswa PKM


di Institusi PKM
 Berkenalan dengan pimpinan
dan staf di Institusi PKM
 Mendapatkan
pengarahan/penjelasan tentang ✔
prosedur tepat atau mekanisme
yang berlaku
 Orientasi/pengenalan bagian-
bagian di Institusi

2 Selasa / 10-03-2020  Memperoleh data umum yang


berkaitan dengan institusi
(kondisi geografis, demografi,
sarana dan prasarana, struktur ✔
organisasi, dan tupoksi,
ketenangan)

3 Rabu / 11-03-2020  Mengikuti sosialisasi di PT.PLN


UP3 Tentang Edukasi K3
Kepada Mitra Kerja ✔
 Pelaksanaan program
(perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi)

4 Kamis/ 12-03-2020  Kunjungan Dosen Pembimbing


Akademik.
 Orientasi lapangan/pengenalan area ✔
area di PT. PLN UIW Riau dan
Kepri

5 Jum’at/ 13-03-2020  Mengikuti Senam Pagi


 Membantu pengeditan file
SMK3 PT. PLN UIWRKR ✔
6 Sabtu/ 14-03-2020 LIBUR

7 Minggu/ 15-03-2020 LIBUR

8 Senin / 16-03-2020  Melakukan analisis terhadap


pelaksanaan program
 Pengisian dan penempelan hand ✔
sanitizer pada setiap ruangan di
PT PLN UIW Riau dan Kepri

9 Selasa / 17-03-2020  Mengambil surat edaran dari


STIKes Hang Tuah untuk PT
PLN UIW Riau dan Kepri
terkait penghentian waktu PKM ✔
dikarenakan pandemi
COVID19.

10 Rabu / 18-03-2020  Mengantar surat dari STIKes


Hang Tuah kepadan PT PLN ✔
UIW Riau dan Kepri

11 Kamis/ 19-03-2020  Pembuatan Laporan PKM ✔

12. Jum’at/ 20-03-2020  Pembuatan Laporan PKM ✔

13. Sabtu/ 21-03-2020 LIBUR

14. Minggu/ 22-03-2020 LIBUR

15. Senin / 23-03-2020  Pembuatan Laporan PKM ✔

16. Selasa / 24-03-2020  Pembuatan Laporan PKM ✔

17. Rabu / 25-03-2020  Pembuatan Laporan PKM ✔

18. Kamis/ 26-03-2020  Mengirimkan laporan PKM ✔


kepada Pembimbing Akademi

19. Jum’at/ 27-03-2020  Revisi Laporan PKM ✔

20. Sabtu/ 28-03-2020 LIBUR

21. Minggu/ 29-03-2020 LIBUR


22. Senin / 30-03-2020  Memberikan informasi dari ✔
STIKes Hang Tuah kepada PT
PLN UIW Riau dan Kepri
terkait PSBB hingga 14 April

23. Selasa / 31-03-2020  Meminta informasi data terkait ✔


PT.PLN UIW Riau dan Kepri
untuk laporan PKM

24. Rabu / 01-04-2020  Pembuatan Laporan PKM ✔

25. Kamis/ 02-04-2020  Memasukkan penambahan data ✔


terkait PT.PLN UIW Riau dan
Kepri.

26. Jum’at/ 03-04-2020  Pengiriman Laporan PKM ✔


kepada Pembimbing Akademik

27. Sabtu/ 05-04-2020 LIBUR

28. Minggu/ 06-04-2020 LIBUR

29. Senin/ 07-04-202  Revisi Laporan PKM ✔


 Mengirimkan Laporan kepada
Pembimbing Lapangan

30. Selasa/ 08-04-2020  Revisi Laporan PKM ✔

31. Rabu/ 09-04-2020  Selesai PKM ✔


Lampiran 6

DAFTAR HADIR MAHASISWA PKM


STIKes HANG TUAH PEKANBARU
DI PT.PLN (PERSERO) UIW RIAU DAN KEPRI
PEMINATAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3)
T.A 2019/2020

Paraf
No. Hari/Tanggal Catatan Tanda Tangan
Nama Pembimbing Pembimbing
Mahasiswa Datang Pulang
Lapangan Lapangan

Diana Putri ✔ ✔ ✔

1 Senin, Siti Mardhotillah ✔ ✔ ✔


9 Maret 2020
Suri Ramadhana ✔ ✔ ✔

Diana Putri ✔ ✔ ✔

2 Selasa, Siti Mardhotillah ✔ ✔ ✔


10 Maret 2020
Suri Ramadhana ✔ ✔ ✔

Diana Putri ✔ ✔ ✔

3 Rabu Siti Mardhotillah ✔ ✔ ✔


11 Maret 2020
Suri Ramadhana ✔ ✔ ✔

Diana Putri ✔ ✔ ✔

4 Kamis Siti Mardhotillah ✔ ✔ ✔


12 Maret 2020
Suri Ramadhana ✔ ✔ ✔
Diana Putri ✔ ✔ ✔

5 Jumat, Siti Mardhotillah ✔ ✔ ✔


13 Maret 2020
Suri Ramadhana ✔ ✔ ✔

Diana Putri ✔ ✔ ✔

6 Senin Siti Mardhotillah ✔ ✔ ✔


14 Maret 2020
Suri Ramadhana ✔ ✔ ✔
Lampiran 8

DOKUMENTASI KEGIATAN

Sosialisasi Tentang “Edukasi K3 Kepada Mitra Kerja” di PT.PLN UP3

Sosialisasi Tentang “Edukasi K3 Kepada Mitra Kerja” di PT. PLN UP3


Sosialisasi Tentang “Edukasi K3 Kepada Mitra Kerja” di PT.PLN UP3

Sosialisasi Tentang “Edukasi K3 Kepada Mitra Kerja” di PT.PLN UP3


Kunjungan Pembimbing Akademik STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Pengisian dan Penempelan Hand Sanitizer untuk pencegahan COVID 19


55

Lampiran 9
Poster
56

Anda mungkin juga menyukai