Anda di halaman 1dari 100

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS AKUN PENDAPATAN, PIUTANG USAHA, DAN


KAS PADA PT ADP – PERUSAHAAN BONGKAR MUAT

LAPORAN MAGANG

RISYADI SURIAPRAJA
1206267173

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2017
UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS AKUN PENDAPATAN, PIUTANG USAHA, DAN


KAS PADA PT ADP – PERUSAHAAN BONGKAR MUAT

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

RISYADI SURIAPRAJA
1206267173

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2017
TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN AKHIR MAGANG

Nama Mahasiswa : Risyadi Suriapraja


Nomor Pokok Mahasiswa : 1206267173
Judul Laporan Akhir Magang : Audit atas Akun Pendapatan, Piutang Usaha,
dan Kas pada PT ADP – Perusahaan Bongkar
Muat
Tanggal : 22 Juni 2017
Pembimbing Magang : M. Malik, S.E., M.Ak.

Tanda Tangan

(M. Malik, S.E., M.Ak.)

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Risyadi Suriapraja


NPM : 1206267173
Tanda Tangan :

Tanggal : 22 Juni 2017

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan magang ini diajukan oleh


Nama : Risyadi Suriapraja
NPM : 1206267173
Program Studi : S1 Akuntansi
Judul Laporan Magang : Audit atas Akun Pendapatan, Piutang Usaha, dan
Kas pada PT ADP – Perusahaan Bongkar Muat

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : M. Malik, S.E., M.Ak. ( )

Penguji (Ketua) : Desti Fitriani, S.E., MA ( )

Penguji (Anggota) : Vitria Indriani, S.E., MBA ( )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 22 Juni 2017

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan magang
ini.
Penulisan laporan magang ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Selama proses pengerjaannya, penulis
tidak luput dari masalah dan kesulitan, tetapi, penulis dapat melampauinya dengan
baik. Dalam penyusunan dan penulisan laporan magang ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Bapak M. Malik, S.E., M.Ak., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis dalam
penyusunan laporan magang ini.
2. Ibu Desti Fitriani, S.E., MA dan Ibu Vitria Indriani, S.E., MBA, selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis sehingga
membuat laporan magang ini menjadi lebih baik.
3. Ateng Suhaeni, Rina Diana, Ahmed Sekti Adinata, dan Farassari Fatimah,
keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan program sarjananya.
4. KAP RSY Indonesia yang telah mengizinkan dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan program magang.
5. Tim audit di KAP RSY Indonesia, Lith Alfansuri, Cheryl Kartika Theresia,
Rika P. Perdana, dan Rendy Avianto yang telah memberikan banyak pelajaran
berharga selama magang dan juga turut membantu terselesaikannya laporan
magang ini.
6. Eki Sukmawardhana, Lukmanda Fareza, Rizki Alvianda Akbar, Andhika
Sinusaroyo, dan Mira Oktariani sebagai keluarga dan sahabat yang selalu
memberikan canda, tawa, dukungan, dan semangat bagi penulis.

v
7. Sahabat satu fakultas, Khansa Fatin, Hanif Dwiratama, Krisna Chanti, Arif
Budiman, dan Benedicto Jonathan yang selalu membantu penulis dalam
menjalankan kegiatan akademiknya di FEB UI.
8. Teruntuk Jenny Kanprilla, terima kasih sudah menjadi pendengar setia bagi
penulis untuk segala keluh kesah yang sudah tercurahkan dan setia membantu
penulis untuk menyelesaikan laporan magang ini.
9. Teman-teman penulis serta seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan
laporan magang yang tidak dapat disebutkan satu per satu, seperti Grup
SangJuara Ltd. yang selalu memberikan hiburan tanpa henti dan memberikan
semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan laporan magang
ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penulis menyelesaikan laporan magang ini.
Bagi penulis, laporan magang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, setiap kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati sangat
demi kebaikan penulis di masa yang akan datang. Semoga laporan magang ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.

Depok, 22 Juni 2017

Penulis

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:

Nama : Risyadi Suriapraja


NPM : 1206267173
Program Studi : S1 Akuntansi
Departemen : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jenis karya : Laporan Magang

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Audit Atas Akun Pendapatan,
Piutang Usaha, Dan Kas Pada PT ADP – Perusahaan Bongkar Muat”.
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 22 Juni 2017
Yang menyatakan :

(Risyadi Suriapraja)

vii
ABSTRAK

Nama : Risyadi Suriapraja


Program Studi : S1 Akuntansi
Judul : Audit atas Akun Pendapatan, Piutang Usaha, dan Kas pada
PT ADP – Perusahaan bongkar Muat

Laporan magang ini bertujuan untuk menjelaskan prosedur audit yang


dilakukan atas akun pendapatan, piutang usaha, dan kas pada PT ADP,yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang bongkar muat di pelabuhan. Serangkaian
prosedur audit dilakukan demi memperoleh keyakinan atas laporan keuangan dan
sebagai acuan untuk memberikan opini audit. Audit juga dilakukan untuk melihat
kesesuaian praktik akuntansi PT ADP dengan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia, serta menilai pengendalian internal perusahaan apakah sudah berjalan
dengan baik. Berdasarkan prosedur yang dilakukan, tidak terdapat salah saji material
pada akun pendapatan, piutang usaha, dan kas. Selain itu, ketiga akun juga telah
disajikan secara wajar.

Kata kunci: temuan audit, pendapatan, piutang usaha, kas, bank, prosedur audit,
bongkar muat.

viii
ABSTRACT

Name : Risyadi Suriapraja


Major : Accounting
Title : Audit on Revenue, Receivable, and Cash Account in PT ADP
– Stevedoring Company

This internship report is provided to elaborate the audit procedures for revenue,
accounts receivable, and cash at PT ADP, a company which provides stedoring
services at port. A series of audit procedures are performed to get the confidence of
the financial statements and as a reference in providing audit opinion. The Audit is
also conducted to ensure that the accounting practice at PT ADP in accordance with
Generally Accepted Accounting Principle in Indonesia and to ensure that the
company's internal controls already function properly. Based on the audit, there is
no material misstatement for revenue, accounts receivable and cash. The three
accounts are already fairly presented on the financial statement.

Key words: audit findings, revenue, account receivable, cash, bank, audit
procedures, stevedoring.

ix
DAFTAR ISI

TANDA PERSETUJUAN .......................................................................................... ii


LAPORAN AKHIR MAGANG ................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................. vii
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang dan Tujuan Topik Laporan Magang ........................................ 1
1.1.1 Latar Belakang Topik Laporan Magang ................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan Topik Laporan Magang ........................................................ 2
1.3 Sistematika Laporan .......................................................................................... 3
BAB II PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG ........................... 5
2.1 Profil KAP RSY Indonesia ............................................................................... 5
2.1.1 Gambaran Umum .................................................................................... 5
2.1.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai yang Dianut ................................................... 5
2.1.3 Jasa yang Ditawarkan .............................................................................. 6
2.1.4 Metodologi Audit KAP RSY Indonesia .................................................. 8
2.2 Profil PT ADP ................................................................................................. 10
2.2.1 Gambaran Umum PT ADP ................................................................... 10
2.2.2 Sekilas Tentang Perusahaan Bongkar Muat .......................................... 10
2.2.3 Kegiatan Usaha PT ADP ....................................................................... 11
2.2.4 Penggunaan Container Crane PT ADP ................................................ 11
2.2.5 Lift on dan Lift off PT ADP ................................................................... 12
2.2.6 Struktur Kepemilikan PT ADP ............................................................. 13
2.3 Aktivitas Magang ............................................................................................ 14
2.3.1 Aktivitas Magang Secara Umum .......................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................... 18
3.1 Landasan Konseptual ...................................................................................... 18
3.1.1 Definisi Audit ........................................................................................ 18
3.1.2 Jenis Audit............................................................................................. 18
3.1.3 Tujuan Audit ......................................................................................... 19
3.1.4 Tahapan Audit ....................................................................................... 20
3.1.5 Prosedur Audit Akun Pendapatan ......................................................... 23
3.1.6 Prosedur Audit Akun Piutang ............................................................... 25
3.1.7 Prosedur Audit Akun Kas dan Bank ..................................................... 26

x
3.2 Pendapatan ...................................................................................................... 27
3.2.1 Definisi Pendapatan .............................................................................. 27
3.2.2 Pengakuan Pendapatan .......................................................................... 28
3.2.3 Pengukuran Pendapatan ........................................................................ 29
3.2.4 Pengungkapan Pendapatan .................................................................... 29
3.3 Piutang ............................................................................................................. 30
3.3.1 Definisi Piutang..................................................................................... 30
3.3.2 Pengukuran Piutang .............................................................................. 30
3.3.3 Pengakuan Piutang ................................................................................ 31
3.3.4 Pengungkapan Piutang .......................................................................... 31
3.3.5 Piutang Tak Tertagih ............................................................................. 32
3.4 Kas dan Bank .................................................................................................. 33
3.4.1 Definis Kas dan Setara Kas ................................................................... 33
3.4.2 Definisi Bank ........................................................................................ 33
3.4.3 Penyajian Kas dan Bank........................................................................ 33
3.4.4 Pengungkapan Kas dan Bank ................................................................ 34
3.5 Analisis Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Pendapatan ...................... 34
3.5.1 Pemahaman Tentang Akun Pendapatan PT ADP ................................. 34
3.5.2 Proses Penerimaan Pendapatan PT ADP .............................................. 36
3.5.3 Pengukuran Pendapatan PT ADP ......................................................... 38
3.5.4 Pengakuan Pendapatan .......................................................................... 38
3.6 Analisis Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Piutang Usaha ................. 41
3.6.1 Pengukuran Piutang Usaha PT ADP ..................................................... 42
3.6.2 Pengakuan Piutang Usaha PT ADP ...................................................... 42
3.6.3 Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha PT ADP ......................... 42
3.6.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih PT ADP ........................................... 42
3.7 Analisis Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Kas dan Bank .................. 43
3.7.1 Penyajian dan Pengungkapan Akun Kas dan Bank PT ADP ................ 44
3.8 Ringkasan Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Pendapatan,
Piutang Usaha, dan Kas pada PT ADP secara Teori dan Praktik.................... 44
3.9 Prosedur Audit pada PT ADP ......................................................................... 47
3.9.1 Tahap Penerimaan Klien (Client Acceptance and Continuance).......... 48
3.9.2 Tahap Perencanaan Awal (Pre-Planning) ............................................ 49
3.9.3 Tahap Perencanaan (Planning) ............................................................. 50
3.9.4 Uji Materialitas...................................................................................... 50
3.10 Fieldwork Atas Akun Pendapatan, Piutang Usaha, dan Kas PT ADP ............ 52
3.10.1 Audit Lapangan atas Akun Pendapatan ................................................ 57
3.10.2 Audit Lapangan atas Akun Piutang ...................................................... 60
3.10.3 Audit Lapangan atas Akun Kas dan Setara Kas.................................... 62
3.11 Tahap Completion and Finalisation ................................................................ 64
3.12 Ringkasan Korelasi Hasi Audit Akun Pendapatan, Piutang Usaha,
dan Kas pada PT ADP .................................................................................... 65
3.13 Ringkasan Kesesuaian Pelaksanaan Audit atas Akun Pendapatan,
Piutang Usaha, dan Kas pada PT ADP Secara Teori dan Praktik ................... 65

xi
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................. 65
5.1 Kesimpulan...................................................................................................... 65
5.2 Rekomendasi ................................................................................................... 65
BAB V REFLEKSI DIRI ......................................................................................... 71
5.1 Memulai Magang di KAP RSY Indonesia ...................................................... 71
5.1.1 Pelatihan Audit oleh KAP RSY Indonesia ........................................... 71
5.1.2 Materi Pelatihan .................................................................................... 71
5.2 Nilai Tambah Saat Melakukan Fieldwork Audit ............................................. 72
5.2.1 PT ADP ................................................................................................. 72
5.2.2 PT SPUCI dan SPUI ............................................................................. 73
5.3 Kunci Sukses Bekerja di KAP ........................................................................ 73
5.4 Rekomendasi untuk KAP RSY Indonesia ....................................................... 74
5.5 Rekomendasi untuk Program Studi Akuntansi FEB UI .................................. 75
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 726
LAMPIRAN ............................................................................................................. 717
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 85

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian Divisi KAP RSY Indonesia ........................................................ 8


Tabel 2.2 Besaran Tarif Penggunaan Container Crane (CC) ..................................... 12
Tabel 2.3 Besaran Bagi Hasil Penggunaan CC (Termasuk Imbalan Jasa Alat).......... 12
Tabel 2.4 Besaran Tarif Penggunaan Lift on dan Lift off (LOLO) .............................. 13
Tabel 2.5 Besaran Bagi Hasil Lift on dan Lift off (Termasuk Imbalan Jasa Alat) ...... 13
Tabel 2.6 Komposisi Kepemilikan Saham PT ADP ................................................... 13
Tabel 3.1 Prosedur Audit Akun Pendapatan ………………………………………...24
Tabel 3.2 Prosedur Audit Akun Piutang ..................................................................... 25
Tabel 3.3 Prosedur Audit Akun Kas dan Bank ........................................................... 26
Tabel 3.4 Pendapatan OPP/OPP Peti Kemas 20”/40” ................................................ 35
Tabel 3.5 Piutang Usaha PT ADP tahun 2016 ............................................................ 41
Tabel 3.6 Kas dan Bank PT ADP Tahun 2016 ........................................................... 43
Tabel 3.7 Ringkasan Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Pendapatan,
Piutang Usaha, dan Kas pada PT ADP dengan PSAK ............................... 43
Tabel 3.8 Perhitungan Overall Materiality ................................................................. 49
Tabel 3.9 Audit Response Decision Tree .................................................................... 54
Tabel 3.10 Test of Control Decision Table ................................................................. 55
Tabel 3.11 Data Test of Control .................................................................................. 58
Tabel 3.12 Uji Pisah Batas Akun Pendapatan PT ADP .............................................. 60
Tabel 3.13 Aging Detail PT ADP (Rp) ....................................................................... 61
Tabel 3.14 Uji Translasi Saldo Bank USD ................................................................. 63
Tabel 3.15 Ringkasan Kesesuaian Prosedur Audit yang Dilakukan
pada PT ADP oleh KAP RSY Indonesia dengan Teori ........................... 66

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Bisnis PT ADP ............................................................................. 14

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Tujuan Topik Laporan Magang


1.1.1 Latar Belakang Topik Laporan Magang
KAP RSY Indonesia memiliki banyak klien yang tersebar di seluruh
Indonesia. Pada kesempatan magang ini, penulis mendapatkan kesempatan untuk
melakukan audit lapangan (fieldwork audit) di beberapa klien yang berbeda, yaitu PT
ADP, PT SPUI, PT CGU, dan PT AI. Dari keempat klien tersebut, penulis
menetapkan PT ADP sebagai topik pembahasan dalam laporan magang ini.
PT ADP yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa bongkar muat pelabuhan.
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan
bongkar muat barang dari dan ke kapal dari pelabuhan. Produk utama dari PT ADP
adalah bongkar peti kemas dan muat peti kemas (container). Selain melayani jasa
tersebut, PT ADP juga melayani jasa angkut barang dari dan ke kapal, penumpukan
barang (storage), general cargo, buka atau tutup ponton, serta pengawasan muat
barang ekspor (stuffing)dan pengawasan bongkar barang impor (stripping).
Pendapatan merupakan salah satu aspek yang penting bagi perusahaan karena
pendapatan mampu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk terus
melanjutkan kegiatan operasionalnya atau tidak. Laporan ini terfokus pada analisis
siklus pendapatan perusahaan yang berkaitan erat dengan piutang usaha (accrual
basis) dan kas (cash basis) perusahaan. Dalam hal ini, tingkat kolektibilitas piutang
usaha juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena dapat memengaruhi
kinerja perusahaan.

1
Universitas Indonesia
2

Alasan penulis memilih klien ini sebagai pembahasan untuk laporan magang adalah
sebagai berikut:
1. Karena sistem pencatatan akuntansi sederhana sehingga mudah dipahami.
2. Perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang ekstrem yakni, laba bersih
perusahaan bernilai minus sehingga menarik untuk diteliti lebih dalam.
3. Data yang penulis miliki cukup lengkap sehingga mampu untuk dijadikan
bahan analisis.
Dalam penulisan laporan magang ini, penulis ingin menjelaskan bagaimana
“Audit atas Akun Pendapatan, Piutang Usaha, dan Kas pada PT ADP – Perusahaan
Bongkar Muat”.

1.2 Tujuan Penulisan Topik Laporan Magang


Tujuan penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan terkait Perusahaan Bongkar Muat,
khususnya PT ADP.
2. Melaporkan dan menganalisis kegiatan magang yang dilakukan sesuai dengan
teori yang sudah dipelajari selama di perkuliahan.
3. Menganalisis proses audit atas akun pendapatan, piutang usaha, dan kas pada
PT ADP.
4. Mengomunikasikan dengan baik dan benar tentang prosedur audit atas
pendapatan, piutang usaha, dan kas pada PT ADP yang dilakukan oleh KAP
RSY Indonesia dalam bentuk tulisan.
5. Memahami pengakuan, pengukuran dan pencatatan atas akun pendapatan,
piutang usaha, dan kas pada PT ADP sebagai perusahaan bongkar muat sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Universitas Indonesia
3

1.3 Sistematika Laporan


Laporan magang ini terdiri dari lima bab disertai dengan lampiran sebagai
data pendukung dengan sistematika laporan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai latar belakang (argumen/alasan)


dari topik yang dipilih dalam laporan magang, urgensi dari topik yang
dipilih, keunikan topik (isu mutakhir), keunikan industri,
permasalahan atau risiko yang ditimbulkan, perbedaan pendapat, serta
menguraikan tujuan penulisan topik magang. Selain itu, metodologi
penulisan laporan magang dan sistematika penulisan laporan magang
juga dijelaskan pada bab ini.

BAB 2 PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG

Bab ini membahas tentang profil perusahaan tempat penulis magang


yaitu KAP RSY Indonesia dan klien dari tempat penulis magang yaitu
PT ADP sebagai subjek pembahasan dalam laporan magang ini. Selain
itu, bab ini juga menguraikan aktivitas penulis selama melaksanakan
kegiatan magang.

BAB 3 PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang prosedur audit atas akun pendapatan dan
piutang pada PT ADP sesuai dengan prosedur audit KAP RSY
Indonesia, analisis perbandingan tren pendapatan, piutang usaha, dan
kas PT ADP tahun 2016 dan tahun sebelumnya, analisis atas
perbedaan prosedur audit yang dilakukan dengan prosedur audit yang
sudah direncanakan, serta temuan audit atas pendapatan dan piutang
usaha di PT ADP.

Universitas Indonesia
4

BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan pendapat tentang kasus/masalah di PT


ADP yang dianalisis pada Bab 3. Selain itu, penulis juga memberikan
rekomendasi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki pihak klien,
organisasi tempat magang, dan Departemen Akuntansi Universitas
Indonesia.

BAB 5 REFLEKSI DIRI

Bab ini berisi penjabaran tentang hal-hal positif yang diterima penulis
selama perkuliahan yang bermanfaat/relevan terhadap pekerjaan
selama magang. Penulis memberikan penjabaran tentang manfaat
magang terhadap pengembangan soft-skills, kemampuan kognitif, dan
kekurangan yang dimiliki penulis dalam hal soft-skills atau kognitif.
Penulis mengidentifikasi kunci sukses dalam bekerja berdasarkan
pengalamannya di tempat magang serta menjelaskan rencana
perbaikan/pengembangan diri, karir, dan pendidikan di jenjang
berikutnya.

Universitas Indonesia
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG

Dalam bab ini penulis membahas tentang profil dari perusahaan tempat
penulis magang, yaitu KAP RSY Indonesia dan klien dari tempat penulis magang,
yaitu PT ADP. Selain itu, penulis juga menguraikan aktivitas penulis selama
melaksanakan kegiatan magang.

2.1 Profil KAP RSY Indonesia


2.1.1 Gambaran Umum
KAP RSY Indonesia adalah salah satu perusahaan audit, pajak, dan konsultan
terkemuka di Indonesia yang menawarkan layanan kelas dunia di banyak sektor yang
penting untuk pertumbuhan dan keberlanjutan sebuah organisasi. KAP RSY
Indonesia didirikan pada tahun 1985 dengan nama KAP RSJ Associates. Pada tahun
1992, KAP RSJ Associates bergabung dengan RSY International yang
menjadikannya sebagai representatif RSY International di Indonesia. Selanjutnya,
KAP RSJ Associates memutuskan untuk mengubah nama menjadi RSY Indonesia
pada tahun 2016 yang berkantor pusat di Plaza Asia Jalan Jendral Sudirman, Jakarta
Pusat dan memiliki kantor cabang di Surabaya.

2.1.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai yang Dianut


Visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut oleh KAP RSY Indonesia adalah:
a. Visi: “To be the right partner to its stakeholders”
b. Misi:
(1) Support achievement of clients excellence by rendering world class
professional services;
(2) Give contribution to the professional and to the Indonesian economy;
(3) Provide a rewarding and enjoyable professional working and learning
environment.

5
Universitas Indonesia
6

c. Nilai-nilai:
Di KAP RSY Indonesia, perusahaan menerapkan nilai-nilai STAR dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Nilai-nilai STAR membimbing KAP RSY Indonesia
dalam bertingkahlaku dan berinteraksi dengan rekan-rekan dan atau klien, serta
dengan pihak lain baik internal maupun eksternal. Nilai-nilai tersebut adalah:
• Smart, bekerja secara cerdas bukan hanya keras
• Trust, membangun dan memelihara kepercayaan dengan pemangku kepentingan
• Action, berkomitmen dan membuatnya terjadi
• Respect, menghormati diri sendiri dan menghormati orang lain

2.1.3 Jasa yang Ditawarkan


KAP RSY Indonesia memberikan layanan jasa profesional yang terbagi dalam
beberapa lini bisnis, yaitu sebagai berikut:
1. Audit Assurance
Jasa yang diberikan lini bisnis ini mencakup review atas informasi keuangan
dan audit umum atas laporan keuangan. Auditor ditugaskan untuk
memberikan jasa audit yang dapat memberikan nilai tambah terhadap bisnis
sebuah organisasi, serta memberikan solusi terhadap permasalahan agar bisnis
dari organisasi tersebut dapat berkembang baik sesuai harapan dengan
mengikuti peraturan dan standar yang telah ditetapkan.
2. Business Services
Jasa yang diberikan lini bisnis ini merupakan bantuan yang diberikan terkait
aspek akuntansi yang dibutuhkan oleh klien. Lini bisnis ini meliputi jasa
akuntansi dan penggajian, business start-up, layanan sekretaris perusahaan,
dan executive search & recruitment.
3. Corporate Finance
Jasa yang diberikan dalam lini bisnis ini adalah membantu klien dalam
mengantisipasi risiko, serta memberikan saran yang memadai terkait suatu
kesepakatan. Penasihat keuangan (Financial Advisor) untuk pekerjaan terkait

Universitas Indonesia
7

pasar modal, transaksi merjer & akusisi, divestasi perusahaan, corporate


recovery & insolvency, serta deal origination.
4. Governance Risk Control
Jasa yang diberikan oleh lini bisnis ini adalah membantu dalam
mengembangkan solusi-solusi untuk masalah yang dihadapi oleh sebuah
organisasi dan menyediakan bantuan dalam mengelola sebuah bisnis yang
lebih baik. Jasa ini meliputi tatakelola perusahaan, audit internal, manajemen
risiko & pengendalian internal, serta whistleblowing solution.
5. IFRS Services
Jasa yang diberikan oleh lini bisnis ini adalah membantu sebuah organisasi
memahami dan mengelola implikasi IFRS terhadap bisnis organisasi tersebut.
Adopsi IFRS di Indonesia terus bergulir, sehingga sebuah organisasi harus
mempersiapkan agar dapat mengimplementasikannya dengan tepat. Jasa ini
meliputi IFRS implementation readiness, IFRS technical assistance, dan IFRS
training.
6. IT Consulting
Jasa yang diberikan oleh lini bisnis ini adalah membantu sebuah organisasi
agar sumber daya IT organisasi tersebut memberikan hasil yang maksimal,
membantu organisasi untuk menilai penggunaan IT, dan membantu
merumuskan strategi IT yang dapat mendorong pencapaian strategi utama
organisasi. Jasa ini meliputi cyber risk solution, forensic IT, IT due diligence,
IT planning strategy, IT project management, IT review, dan IT system
readiness.
7. Tax
Jasa yang diberikan lini bisnis ini adalah membantu baik perusahaan asing
maupun lokal dalam menghadapi berbagai masalah perpajakan di Indonesia
yang mencakup proses awal struktur pajak (initial tax structuring) hingga
membantu perusahaan selama pemeriksaan pajak (tax audit) dan permohonan
pajak (tax appeals). Jasa ini meliputi international tax, tax compliance, tax
litigation & disputes, dan transfer pricing.

Universitas Indonesia
8

8. Transaction Support
Jasa yang diberikan oleh lini bisnis ini bertujuan untuk membantu perusahaan
dalam menilai kesesuaian akuisisi melalui fokus due dilligence atau uji tuntas,
atau membantu melakukan integrasi pascamerger. Jasanya meliputi deal
structuring, pre-acquistion due dilligence, post merger integration, vendor
due dilligence, serta working capital review.

Jasa audit assurance merupakan produk unggulan yang ditawarkan oleh KAP
RSY Indonesia sehingga jasa ini memiliki klien yang lebih banyak dibandingkan
dengan jasa lainnya. Dengan kata lain, bisnis utama dari KAP RSY Indonesia adalah
jasa audit. Dalam membagi fungsi setiap lini bisnis, KAP RSY Indonesia membentuk
beberapa divisi dengan rincian seperti dalam Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Pembagian Divisi KAP RSY Indonesia

Divisi Jasa Fokus Industri


 Audit Assurance  Trading, Service & Investment
Blue  IFRS  Not for Profit
 Audit Assurance  Manufacturing
Green  IFRS  Mining
 Audit Assurance  Financial Services
Red  IFRS  Agriculture
 Audit Assurance  Property & Real Estate
Tosca  IFRS  Infrastructure, Utilities & Transportation
 Audit Assurance
Brown  IFRS -
 Governance Risk Control
White  IT Consulting -
Purple  Tax -
Maroon  Business Services -
 Transaction Support
Orange  Corporate Finance -
Sumber: KAP RSY Indonesia Employee Handbook

2.1.4 Metodologi Audit KAP RSY Indonesia


Dalam memberikan jasa auditnya kepada klien, KAP RSY Indonesia
berpedoman pada ISA (International Standards of Auditing) dan RSY Quality
Assurance and Risk Containment Policies. Metodologi audit yang dimiliki oleh KAP

Universitas Indonesia
9

RSY Indonesia dilakukan berdasarkan pada karakteristik dan risiko yang dimiliki
oleh klien. Hal ini membuat tim audit harus memiliki pemahaman yang baik terkait
bisnis dari klien, sistem akuntansi serta pengendalian internal yang diterapkan di
entitas klien.
KAP RSY Indonesia memiliki empat tahap dalam metode audit yang
dimilikinya. Tahapan tersebut terdiri dari client acceptance and re-evaluation,
preplanning/planning, fieldwork, dan completion and reporting. Berikut adalah
penjelasan dari masing-masing tahap dalam metodologi audit KAP RSY Indonesia:
1. Client Acceptance and Re-evaluation
Dalam tahap ini, tim audit harus mengidentifikasi calon klien apakah calon
klien memenuhi ketentuan etika yang telah diatur sebelumnya di RSY Ethics
and Independence policies. Tujuan dari fase ini adalah untuk mengetahui
risiko apa saja yang akan terjadi jika KAP menerima perikatan dengan calon
klien. Untuk klien yang berkelanjutan, tim audit tetap harus melakukan
evaluasi kembali apakah terjadi perubahan di entitas klien yang dapat
mengubah tingkat risiko dari perikatan yang akan dilakukan nantinya.
2. Preplanning/Planning
Dalam tahap ini, tim audit mencoba membandingkan laporan keuangan
periode sebelumnya dengan laporan keuangan periode tahun saat ini (atau bisa
juga membandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama). Selain
itu, auditor juga merencanakan dan menyusun prosedur audit, memahami
proses bisnis klien, memahami pengendalian internal, dan menentukan
besaran materialitas.
3. Fieldwork
Pada tahap ini, tim audit melakukan beberapa hal seperti melakukan tes untuk
pengendalian internal, melakukan prosedur analitis, melakukan pengujian
substantif, melakukan pengecekan fisik, dan melakukan konfirmasi.
4. Completion and Finalisation
Pada tahap yang terakhir, tim audit melakukan evaluasi atas temuan audit
seperti salah saji atau kecurangan yang teridentifikasi selama masa fieldwork

Universitas Indonesia
10

berlangsung kemudian mengomunikasikan hasil temuan audit kepada pihak


manajemen klien. Selain itu, auditor juga menyiapkan laporan keuangan klien,
serta menyusun opini audit sebagai hasil dari serangkaian proses audit yang
dilakukan.

2.2 Profil PT ADP


2.2.1 Gambaran Umum PT ADP
PT ADP beralamat di Lapangan Panaitan Blok 104 X, Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta Utara. PT ADP adalah perusahaan bongkar muat (PBM) yang
merupakan salah satu operator terminal di Pelabuhan Tanjung Priok, bergerak di
bidang jasa terminal dermaga, bongkar-muat, pergudangan, dan lapangan kontainer.
PT ADP mengoperasikan dermaga sepanjang 450 meter dengan kedalaman rata-rata
7.5 meter dengan peralatan yang menunjang kegiatan operasional antara lain truck-
trailer, gudang seluas 5000m2, lapangan penumpukan seluas tiga hektar, container
stacker, dan forklift.

2.2.2 Sekilas Tentang Perusahaan Bongkar Muat


PT ADP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bongkar muat
(PBM). Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan, Usaha Bongkar Muat Barang
adalah kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang bongkar muat barang dari dan ke
kapal di pelabuhan. Barang yang dimaksud adalah semua jenis komoditas termasuk
ternak yang dibongkar/dimuat dari dan ke kapal. Sedangkan Perusahaan Bongkar
Muat (PBM) adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan bongkar dan muat barang
dari dan ke kapal di pelabuhan. Berikut ini adalah istilah kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan bongkar muat:
1. Stevedoring. Adalah pekerjaan membongkar dari kapal ke
dermaga/tongkang/truk atau memuat barang dari dermaga/tongkang/truk ke
dalam kapal hingga tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan derek
kapal atau derek darat.

Universitas Indonesia
11

2. Cargodoring. Adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala (ex-


tackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang/lapangan
penumpukan barang atau sebaliknya.
3. Receiving atau Delivery. Adalah pekerjaan memindahkan barang dari
timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan
menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudang/lapangan
penumpukan atau sebaliknya.

2.2.3 Kegiatan Usaha PT ADP


Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya bahwa PT ADP adalah perusahaan
bongkar muat. Produk utama yang ditawarkan oleh perusahaan ini adalah jasa
bongkar muat kargo dan container, dan lapangan penumpukan (container yard).
Kegiatan bisnis utama PT ADP adalah bongkar dan muat dengan menggunakan
container crane dan lift on/lift off. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT ADP
bekerjasama dengan PTP sebagai penyedia lahan usaha dan PT PELNI sebagai
bantuan operasional. Khusus kepada PTP, perusahaan membuat kesepakatan bagi
hasil atas setiap pendapatan yang dihasilkan oleh PT ADP.

2.2.4 Penggunaan Container Crane PT ADP


Container crane (CC) adalah alat berat yang digunakan untuk membongkar
atau memuat peti kemas dari dan ke dermaga ke kapal peti kemas atau memindahkan
peti kemas dari satu tempat ke tempat lain di dalam terminal PT ADP.
Jasa pengangkatan dan pemindahan yang dilakukan oleh PT ADP adalah peti
kemas berstandar ISO (ISO Container) yang berukuran panjang 20 dan 40 kaki. Peti
kemas diangkat dari lapangan terminal ke atas untuk ditaruh di kapal atau sebaliknya.
Crane bergerak di atas rel sehingga posisi crane tetap stabil dan terkontrol hanya bisa
bergerak menelusuri dermaga. Pengangkutan peti kemas ke area lapangan
menggunakan bantuan sasis truk sehingga memudahkan mobilitas peti kemas karena
terbatasnya ruang gerak crane.

Universitas Indonesia
12

Perusahaan menetapkan tarif yang berbeda untuk setiap ukuran peti kemas.
Tidak hanya ukuran peti kemas yang menjadi standar penetapan tarif, melainkan juga
kondisi peti kemas tersebut apakah terdapat isinya atau tidak. Berikut ini adalah
besaran tarif penggunaan container crane di PT ADP dan besaran bagi hasil yang
diberikan kepada PTP:
Tabel 2.2 Besaran Tarif Penggunaan Container Crane (CC)

Peti Kemas Tarif


20" Full Rp 175.000/Box
40" Full Rp 262.500/Box
20" Empty Rp 131.500/Box
40" Empty Rp 197.000/Box
Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia (diolah oleh Penulis)

Tabel 2.3 Besaran Bagi Hasil Penggunaan CC (Termasuk Imbalan Jasa Alat)

Sharing
Peti kemas PT PTP PT ADP
20" Full Rp 20.000/box Rp 155.000/box
40" Full Rp 30.000/box Rp 232.500/box
20" Empty Rp 15.000/box Rp 116.500/box
40" Empty Rp 22.500/box Rp 174.500/box
Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia (diolah oleh Penulis)

2.2.5 Lift on dan Lift off PT ADP


Lift on adalah pekerjaan mengangkat peti kemas dari tempat penumpukan ke
atas sasis truk dengan menggunakan transtainer/top loader atau alat lain. Sedangkan
lift off adalah pekerjaan mengangkat peti kemas dari atas sasis truk ke tempat
penumpukan dengan menggunakan transtainer/top loader atau alat lain.
Penetapan tarif atas jasa ini tidak jauh berbeda dengan penetapan tarif
penggunaan jasa crane peti kemas yaitu berdasarkan ukuran dari peti kemas dan
kondisi dalam peti kemas apakah terisi atau kosong. Berikut ini adalah besaran tarif
lift on dan lift off di PT ADP dan besaran bagi hasil yang diberikan kepada PTP:

Universitas Indonesia
13

Tabel 2.4 Besaran Tarif Penggunaan Lift on dan Lift off (LOLO)

Petikemas Tarif
20" Full Rp 168.000
40" Full Rp 252.000
20" Empty Rp 117.600
40" Empty Rp 176.400
Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia (diolah oleh Penulis)

Tabel 2.5 Besaran Bagi Hasil Lift on dan Lift off (Termasuk Imbalan Jasa Alat)

Sharing
Petikemas PT PTP PT ADP
20" Full Rp 93.000 Rp 75.000
40" Full Rp 139.500 Rp 112.500
20" Empty Rp 65.100 Rp 52.500
40" Empty Rp 97.650 Rp 78.750
Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia (diolah oleh Penulis)

2.2.6 Struktur Kepemilikan PT ADP


PT ADP bukan perusahaan yang listed di bursa efek. Komposisi pemegang
saham PT ADP tetap sama dengan balasan surat konfirmasi (confirmation letter)
yang telah dikirim oleh tim audit pada tanggal 16 Januari 2017 dan diterima kembali
pada tanggal 31 Januari 2017. Berikut adalah komposisi kepemilikan saham PT ADP:
Tabel 2.6 Komposisi Kepemilikan Saham PT ADP

Total
Nama Pemegang Saham Jumlah Lembar Saham
(Rp)
PT KMA 75,000 75,000,000,000
PT PLB 15,000 15,000,000,000
Tn. IAK 10,000 10,000,000,000
TOTAL 100,000 100,000,000,000
Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia (diolah oleh Penulis)

Universitas Indonesia
14

Secara sederhana, proses bisnis PT ADP dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1
berikut ini:

Gambar 2.1 Proses Bisnis PT ADP


Sumber: diolah oleh Penulis
Deskripsi dari gambar 2.1 di atas adalah sebagai berikut:

1. Pelanggan memberikan informasi kepada pihak pelayaran lima hari


sebelumnya bahwa kapal mereka akan bersandar.
2. Pihak pelayaran melakukan konfirmasi kepada PT ADP
3. Setelah kapal bersandar, staf lapangan PT ADP mencocokkan peti kemas
yang akan diturunkan atau dinaikkan dari dan ke kapal sesusai dengan apa
yang tertera pada discharging list.

2.3 Aktivitas Magang


2.3.1 Aktivitas Magang Secara Umum
Dalam menjalankan program magang selama kurang lebih tiga bulan di KAP
RSY Indonesia, penulis diberikan posisi sebagai Associate dan diperlakukan sama
seperti pegawai ketika melakukan tugasnya sebagai junior auditor. Penulis terlibat
dalam beberapa penugasan audit umum laporan keuangan pada tahun 2016 antara
lain:

1. PT ADP
Penulis mendapatkan tugas fieldwork audit pertama di PT ADP, yang
merupakan anak perusahaan dari PT NPH – perusahaan bongkar muat di Jakarta. PT
ADP berlokasi di daerah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Didirikan pada
tahun 1986 dan memiliki ruang lingkup usaha yaitu penanganan (handling) peti

Universitas Indonesia
15

kemas dan stevedoring container untuk komoditas domestik. Penulis melaksanakan


tugas audit ini bersama dengan satu rekan magang dan satu senior auditor. Dalam
penugasan audit di PT ADP, penulis diberi tanggung jawab untuk memegang hampir
seluruh akun di perusahaan tersebut antara lain cash and bank, taxation, fixed assets,
G&A expenses, inventory, other current assets, other current liability, other
expenses, other income, prepayment, shareholder’s equity, account payable, account
receivable, dan revenue. Terkecuali untuk akun cost of sales karena sudah
diselesaikan oleh senior auditor.

2. PT SPUCI dan PT SPUI


Berikutnya, penulis diminta oleh manajer untuk membantu penugasan audit di
PT SPUCI dan SPUI. Penulis ditemani oleh seorang associate dan seorang senior
auditor. Pemindahan ini dilakukan karena audit di PT ADP terdapat banyak data yang
tertunda (data pending) dan masa audit di perusahaan tersebut sudah hampir selesai
sehingga prosedur selanjutnya diserahkan kepada manajer dan senior auditor. PT
SPUCI dan SPUI merupakan satu grup perusahaan PT CGI yang berlokasi di Jalan
Raya Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Perusahaan ini merupakan sebuah
cabang di Indonesia dan memiliki kantor pusat di Georgia, Amerika Serikat.
Didirikan pada tahun 1907 dan memiliki ruang lingkup usaha yaitu jasa pengiriman
paket (package delivery) dan penyedia layanan supply chain management solutions.
Selama penugasan audit di klien ini, penulis memiliki tanggung jawab yang hampir
sama dengan klien sebelumnya. Namun, pada penugasan kali ini penulis
mendapatkan kesempatan langka, yaitu diikutsertakan dalam rapat dengan pihak
dewan direksi klien. Pada rapat tersebut tim audit membahas tentang kemajuan dari
proses audit dan permintaan data-data yang masih tertunda.

3. PT CGU
Klien berikutnya sebenarnya masih satu grup dengan PT CGI dan berlokasi di
menara yang sama di Jalan Raya Halim Perdanakusumah. Namun, ruang lingkup
bisnis yang dijalankan perusahaan ini berbeda dari PT SPUI dan PT SPUCI. PT CGU
didirikan pada tahun 2007 dan 100% dimiliki oleh PT CGI. Perusahaan ini memiliki

Universitas Indonesia
16

ruang lingkup bisnis jasa penyedia layanan keamanan (security services). Perusahaan
ini menyediakan tenaga satpam yang terdiri dari dua jenis layanan yaitu layanan
satpam aviasi (bandara) dan layanan satpam non-aviasi. Dalam penugasan audit kali
ini, penulis diberi tanggung jawab untuk memegang beberapa akun antara lain akun
Kas dan Bank, Perpajakan, Utang Usaha, Utang Usaha Lainnya, Piutang Usaha
Lainnya, Beban Administrasi, Beban Lain-lain, dan Ekuitas.

4. PT AI dan PT MSI
Yang terakhir adalah PT AI dan PT MSI. Kedua perusahaan ini merupakan
satu grup dengan PT IPK. Perusahaan ini berlokasi di daerah Sunter, Jakarta Utara
dan memiliki ruang lingkup usaha yaitu manufaktur plastik. PT MSI memiliki pabrik
di daerah Cikarang, Bekasi. Pada kesempatan fieldwork audit di klien ini, penulis
hanya menjalankan tugasnya selama satu minggu. Penulis dibutuhkan oleh manajer
untuk membantu pelaksanaan audit di klien ini karena merupakan perusahaan yang
terdaftar di bursa saham dan harus segera melaporkan hasil keuangan yang telah
diaudit. Dalam penugasan audit kali ini, penulis diberi tanggung jawab untuk
memegang beberapa akun antara lain akun Kas dan Bank, Perpajakan, Pendapatan,
Ekuitas, Utang Usaha, Piutang Usaha, dan Aset Tetap.
Tanggung jawab yang diberikan oleh senior auditor dan manajer kepada
penulis adalah berupa working paper dengan format Ms. Excel dan meminta
supporting document kepada pihak klien untuk melengkapi working paper tersebut.
Kegiatan yang umumnya dilakukan penulis selama magang antara lain:
a. Melakukan rekapitulasi pajak yang telah dibayarkan klien pada tahun
berjalan.
b. Melakukan confirmation test terhadap akun, kas, modal, piutang dan hutang
usaha.
c. Melakukan recalculation test terhadap aset tetap dengan nilai yang signifikan
dan juga saldo laba, transaksi dengan mata uang asing, beban dibayar dimuka,
dan transaksi yang menggunakan mata uang asing.
d. Melakukan analytical review atas beberapa akun pada laporan keuangan.

Universitas Indonesia
17

e. Melakukan test of sampling terhadap transaksi yang jumlahnya material atas


akun yang bersangkutan.
f. Melakukan vouching untuk melakukan test of control dan test of details suatu
akun terhadap dokumen terkait.
g. Melakukan listing general ledger untuk kemudian disesuaikan dengan
supporting documents.

Universitas Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Landasan Konseptual


3.1.1 Definisi Audit
Audit adalah kegiatan akumulasi dan evaluasi bukti berisi informasi yang
digunakan untuk menentukan dan melaporkan seberapa besar tingkat kesesuaian
antara informasi yang tersedia dan kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilakukan
oleh yang kompeten dan independen (Arens, 2006). Selain itu, audit adalah suatu
proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
dikumpulkan atas pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi dan kejadian
kejadian dan melihat bagaimana tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi
dengan kenyataan dan mengomunikasikan hasilnya kepada yang berkepentingan
(PSAK - Tim Sukses UKT Akuntansi, 2006).

3.1.2 Jenis Audit


Arens et al (2006) membagi audit yang dilaksanakan oleh akuntan publik
menjadi tiga jenis audit, yaitu sebagai berikut:
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan memiliki tujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan dan informasi yang ada di dalamnya secara keseluruhan telah
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Perihal prinsip
akuntansi, Indonesia memakai PSAK sebagai prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Dalam menenentukan tingkat kewajaran dari laporan keuangan yang
disajikan, auditor perlu melaksanakan serangkaian aktivitas uji yang tepat
untuk menentukan apakah penyajian tersebut terdiri dari error atau
misstatement yang bersifat material dalam laporan keuangan. Hasil dari audit
laporan keuangan berupa laporan audit yang berisi opini audit atas laporan

18
Universitas Indonesia
19

keuangan. Laporan Magang ini secara umum membahas tentang audit laporan
keuangan.
2. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan memiliki tujuan untuk mempertimbangkan apakah organisasi
yang diaudit telah mematuhi prosedur, kebijakan, dan regulasi yang telah
ditetapkan oleh badan/otoritas yang berwenang. Hasil dari audit kepatuhan
berupa pernyataan temuan atau tingkat kepatuhan organisasi tersebut. Hasil
dari audit kepatuhan ini dilaporkan kepada manajemen atau pihak internal
tertentu di organisasi tersebut.
3. Audit Operasional
Audit operasional memiliki tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas dari setiap prosedur dan metode aktivitas operasional perusahaan.
Pelaksanaan review dari audit operasional tidak terbatas pada akuntansi suatu
organisasi, tetapi juga mencakup evaluasi atas struktur organisasi, metode
produksi, operasi komputer, pemasaran, dan hal lain yang sesuai dengan
kualifikasi auditor. Berbeda dengan jenis audit lainnya, audit operasional
dianggap lebih mirip management consulting dan dinilai lebih sulit untuk
objektif karena penentuan kriteria dalam mengevaluasi audit operasional
sangatlah subjektif. Hasil dari audit operasional biasanya berupa pernyataan
mengenai efektivitas dan efisiensi operasi suatu organisasi serta sejumlah
rekomendasi kepada pihak manajemen organisasi untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan kinerja operasional organisasi.

3.1.3 Tujuan Audit


Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :
1. Kelengkapan (Completeness), yaitu meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah
dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
2. Ketepatan (Accurancy), yaitu memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang
ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar,
diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.

Universitas Indonesia
20

3. Eksistensi (Existence), yaitu memastikan bahwa semua harta dan kewajiban


yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi
transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Penilaian (Valuation), yaitu memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi (Classification), yaitu memastikan bahwa transaksi yang
dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan
saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat.
6. Pisah Batas (Cut-off), yaitu memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat
tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin
sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride
akuntansi.
7. Pengungkapan (Disclosure), yaitu meyakinkan bahwa saldo akun dan
persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam
laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki
laporan tersebut.

3.1.4 Tahapan Audit


Menurut Hayes et al. (2014), audit dilakukan melalui empat tahap, yaitu
sebagai berikut:
1. Penerimaan Perikatan Audit (Client Acceptance)
Hal yang dilakukan pada fase pertama ini adalah membuat kesepakatan antara
dua belah pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit,
klien yang memerlukan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan
pihak auditor. Kemudian, auditor melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap klien
sehingga pihak auditor dapat memutuskan untuk menerima atau menolak perikatan
audit dari calon klien atau untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari
klien berulang. Selain itu, mengidentifikasi dan mengevaluasi calon klien dilakukan
dengan tujuan untuk menentukan apakah auditor dapat memenuhi ketentuan etika

Universitas Indonesia
21

yang telah diatur dalam kode etik auditor dalam pelaksanaan audit nantinya, serta
menentukan apakah dalam pelaksanaan audit nantinya diperlukan bantuan dari
profesional lain atau tidak. Dalam hal ini, auditor dapat mengumpulkan data dari
pihak internal, eksternal, atau auditor terdahulu. Berikut langkah yang harus
dilakukan oleh auditor sebelum melakukan perikatan audit dengan klien, antara lain:
(1) Mengevaluasi integritas manajemen dari pihak klien.
(2) Mengidentifikasi risiko apa yang akan terjadi jika auditor melakukan
perikatan dengan klien.
(3) Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.
(4) Menilai independensi
(5) Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan kecermatan dan keseksamaan.
(6) Membuat surat perikatan audit.

2. Perencanaan Audit (Planning)


Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dengan klien,
langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah menyusun perncanaan audit.
Perencanaan audit ini dibuat agar auditor memiliki panduan dalam melaksanakan
proses auditnya sehingga proses audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Rencana audit yang dibuat harus berdasarkan pengetahuan terhadap bisnis yang
dijalankan oleh klien. Berikut adalah hal apa saja yang harus dilakukan oleh auditor
pada tahap ini:
 Memahami bisnis dan industri klien.
 Melaksanakan prosedur analitik.
 Menghitung dan mempertimbangkan materialitas.
 Mempertimbangkan risiko bawaan.
 Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal
saat periode audit dimulai.
 Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan.
 Memahami pengendalian internal klien.

Universitas Indonesia
22

3. Pelaksanaan Pengujian dan Pengumpulan Bukti Audit (Test and Evidence)


Pada fase ini auditor melakukan pengujian terhadap pengendalian yang
dimiliki oleh klien. Lebih lanjut, pengujian ini dilakukan untuk menilai kewajaran
dari sebuah laporan keuangan. Ketika mengumpulkan bukti audit, auditor harus
memastikan jika bukti audit tersebut telah memenuhi kriteria cukup dan memadai.
Kriteria tersebut diperlukan agar auditor mendapatkan keyakinan untuk
menyimpulkan/memberikan opini auditnya. Secara garis besar, pengujian yang
dilakukan oleh auditor dibagi menjadi tiga antara lain:
a) Pengujian Analitik (Analytical Procedure)
Pengujian ini bertujuan untuk membantu auditor dalam menganalisis dan
memahami bisnis dari klien serta menemukan bidang yang memerlukan audit
secara lebih intensif.
b) Pengujian Pengendalian (Test of Controls)
Pengujian ini bertujuan untuk melakukan verifikasi atas efektivitas
pengendalian internal klien. Informasi yang biasanya dibutuhkan ketika
melakukan pengujian ini adalah frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian
yang ditetapkan, mutu dari pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut, serta
karyawan yang melakukan aktivitas pengendalian tersebut.
c) Pengujian Substantif (Substantive Test)
Ketika pengendalian internal dari klien sudah dinilai, selanjutnya auditor
harus menentukan apakah pengujian substantif perlu dilakukan atau tidak.
Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh bukti apabila transaksi tersebut
sudah memenuhi kriteria completeness, accuracy, dan validity sehingga salah
saji yang material dapat dideteksi.Dalam fase ini, auditor harus memiliki
pemahaman yang cukup terkait jenis pengujian apa yang dilakukan (nature of
test), kapan pengujian tersebut dilakukan (timing of test), serta berapa uji yang
harus dilakukan (extent of test). Pengujian substantif dikelompokkan menjadi
tiga jenis, yaitu test of details dari transaksi, test of details dari saldo akun,
dan analisis dari rasio yang signifikan serta tren yang terjadi dalam industri
klien.

Universitas Indonesia
23

4. Evaluasi dan Pelaporan Audit (Evaluation and Report)


Pada fase evaluasi, auditor melakukan ulasan dan membuat kesimpulan atas
bukti audit yang didapatkan pada serangkaian pengujian yang dilakukan sebelumnya.
Bukti audit tersebut kemudian dijadikan dasar dalam memberikan opini atas laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen. Reviu dan penilaian ini mencakup
kesimpulan terkait:
 Informasi keuangan sudah disiapkan dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang berlaku, dan diterapkan secara konsisten di dalam perusahaan.
 Informasi keuangan telah sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang
relevan.
 Terdapat pengungkapan yang cukup atas segala informasi material yang
relevan terhadap penyajian laporan keuangan.

Fase akhir dari proses audit adalah pelaporan hasil audit (Audit Report).
Auditor harus menyiapkan pelaporan yang menjelaskan opini atas laporan keuangan
yang dibuat oleh klien. Opini auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis
yang umumnya berupa laporan audit baku. Terdapat beberapa jenis opini dalam
laporan audit: unqualified, qualified, adverse, serta disclaimer.

3.1.5 Prosedur Audit Akun Pendapatan


Audit atas akun pendapatan dengan tujuan terkait jumlah saldo dilakukan
dengan serangkaian program audit. Tabel 3.1 berikut menjelaskan prosedur audit atas
akun pendapatan menurut Arens et al. (2014) beserta tujuannya terkait saldo dan
prosedur ini sudah disesuaikan dengan prosedur audit yang dilakukan oleh KAP RSY
Indonesia terhadap PT ADP.

Universitas Indonesia
24

Tabel 3.1 Prosedur Audit Akun Pendapatan

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Audit


(detail tie-in):  Melakukan pemeriksaan dan
Memastikan bahwa akun piutang yang ada mencek total jumlah akun
di trial balance sesuai dengan total pada pendapatan dengan master file
master filedan sesuai dengan total pada  Melakukan footing di working
total buku besar. paper
 Melakukan penyesuaian atas saldo
pendapatan yang terdapat pada
neraca dengan saldo yang terdapat
pada buku besar
(Existences):  Meminta rincian pencatatan
Memastikan bahwa rincian pendapatan pembukuan dalam setiap
yang tercatat pada neraca sudah sesuai dan penerimaan atas jasa yang telah
benar adanya diberikan berdasarkan sample yang
sudah ditentukan besarannya.
(Completeness):  Melakukan pemeriksaan atas saldo
Memastikan bahwa pencatatan sudah pendapatan yang ada di master file
dilakukan terhadap seluruh akun dengan yang ada di neraca
pendapatan
(Classification):  Melakukan penyelidikan(inquiry)
Pengklasifikasian yang tepat terhadap jika terdapat transaksi pendapatan
pendapatan yang sudah dicatat yang nilainya cukup material
(Cut-off):  Melaksanakan prosedur audit yaitu
Memastikan bahwa pendapatan telah subsequent event dengan
dicatat dalam periode yang benar mengambil sample sepuluh
transaksi terdekat baik sebelum
atau sesudah akhir periode yaitu 31
Desember
(Realizable Value):  Menguji saldo dengan
Memastikan bahwa pendapatan telah mencocokkan transaksi dari master
dicatat sesuai dengan nilai realisasi file dengan aging schedule piutang
konsumen
(Rights):  Melakukan penyelidikan (inquiry)
Adanya hak yang dimiliki oleh klien atas pada perusahaan apakah terdapat
transaksi pendapatan yang ada di neraca sejumlah pendapatan yang nilainya
cukup besar yang berkaitan dengan
pihak berelasi
Sumber: Arens, 2014 (diolah kembali oleh penulis)

Universitas Indonesia
25

3.1.6 Prosedur Audit Akun Piutang


Audit atas akun piutang dengan tujuan terkait jumlah saldo dilakukan dengan
serangkaian program audit. Tabel 3.2 berikut menjelaskan prosedur audit atas akun
piutang menurut Arens et al. (2014) beserta tujuannya terkait saldo dan prosedur ini
sudah disesuaikan dengan prosedur audit yang dilakukan oleh KAP RSY Indonesia
terhadap PT ADP.
Tabel 3.2 Prosedur Audit Akun Piutang

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Audit


(detail tie-in):  Melakukan pemeriksaan dan
Memastikan bahwa akun piutang yang ada mencek total jumlah akun piutang
di trial balance sesuai dengan total pada dengan master file
master filedan sesuai dengan total pada  Melakukan footing di working
total buku besar. paper
 Melakukan penyesuaian atas saldo
piutang yang terdapat pada neraca
dengan saldo yang terdapat pada
buku besar
(Existences):  Membuat surat konfirmasi
Memastikan bahwa rincian pendapatan kemudian mengirimkannya kepada
yang tercatat pada neraca sudah sesuai dan pihak terutang
benar adanya  Jika surat konfirmasi tidak kunjung
dibalas, maka auditor dapat
melakukan prosedur alternatif
(Completeness):  Melakukan pemeriksaan atas saldo
Memastikan bahwa pencatatan sudah piutang yang ada di master file
dilakukan terhadap seluruh akun dengan yang ada di neraca
pendapatan
(Classification):  Meminta aging schedule kepada
Pengklasifikasian yang tepat terhadap klien dan melakukan review atas
pendapatan yang sudah dicatat pencatatannya di neraca dan
memastikan piutang dengan pihak
berelasi
 Melakukan penyelidikan (inquiry)
jika terdapat transaksi piutang
dalam jangka waktu yang panjang
di neraca
(Cut-off):  Melaksanakan prosedur audit yaitu
Memastikan bahwa pendapatan telah subsequent event biasanya
dicatat dalam periode yang benar berdasarkan transaksi yang
jumlahnya besar dan material

Universitas Indonesia
26

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Audit


(Realizable Value):  Menguji saldo dan perhitungan
Memastikan bahwa pendapatan telah umur piutang dengan mencocokkan
dicatat sesuai dengan nilai realisasi transaksi dari master file dengan
aging schedule.
(Rights):  Melakukan penyelidikan (inquiry)
Adanya hak yang dimiliki oleh klien atas pada perusahaan apakah terdapat
transaksi pendapatan yang ada di neraca piutang yang nilainya dijaminkan
Sumber: Arens, 2014 (diolah kembali oleh penulis)

3.1.7 Prosedur Audit Akun Kas dan Bank


Audit atas akun kas dan bank dengan tujuan terkait jumlah saldo dilakukan
dengan serangkaian program audit. Tabel 3.3 berikut menjelaskan prosedur audit atas
akun kas dan bank menurut Arens et al. (2014) beserta tujuannya terkait saldo dan
prosedur ini sudah disesuaikan dengan prosedur audit yang dilakukan oleh KAP RSY
Indonesia terhadap PT ADP.
Tabel 3.3 Prosedur Audit Akun Kas dan Bank

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Audit


(detail tie-in):  Melakukan footing daftar cek yang
Kas di bank yang dinyatakan pada beredar dan setoran dalam
rekonsiliasi di-foot dengan benar dan sama perjalanan
dengan buku besar umum  Membuktikan rekonsiliasi bank
sebagai penambahan dan
pengurangan
 Menelusuri saldo buku pada
rekonsiliasi ke buku besar umum

(Existences):  Penerimaan dan pengujian


Kas di bank seperti yang dinyatakan pada konfirmasi bank
rekonsiliasi memang benar adanya
(Completeness):  Penerimaan dan pengujian laporan
Kas yang terdapat di bank telah dicatat cut off bank
dengan benar dan lengkap
(Accuracy):  Pengujian rekonsiliasi bank
Kas di bank yang dinyatakan dalam  Pengujian yang diperluas dari
rekonsiliasi adalah sudah akurat rekonsiliasi bank
 Bukti kas
(Cut-off): Penerimaan Kas:
Transaksi penerimaan kas dan pengeluaran  Menghitung kas di tangan atau kas
kas dicatat pada periode yang benar kecil pada hari terakhir tahin

Universitas Indonesia
27

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Audit


tersebut dan selanjutnya
menelusuri deposit dalam
perjalanan dan jurnal penerimaan
kas
 Menelusuri deposit dalam
perjalanan ke laporan bank periode
selanjutnya (laporan bank cut off)

Pengeluaran kas:
 Mencatat nomor cek terakhir yang
digunakan pada hari terakhir dari
tahun berjalan dan selanjutnya
menelusuri cek yang beredar dan
jurnal pengeluaran kas
 Menelusuri cek yang beredar ke
laporan bank periode selanjutnya
Sumber: Arens, 2014 (diolah kembali oleh penulis)

3.2 Pendapatan
3.2.1 Definisi Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 23 (revisi
2013) yang mengatur pendapatan, pendapatan adalah adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika
arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi pemilik. Pengakuan pendapatan diakui apabila kemungkinan sebagian
besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat
diukur secara andal. Transaksi pendapatan dikategorikan ke dalam beberapa jenis
yaitu penjualan barang, penjualan jasa, pendapatan bunga, royalti, dan dividen. Setiap
kategori memiliki perbedaan dalam hal pengakuan pendapatan.
Berdasarkan PSAK 23 (revisi 2013), pendapatan dapat diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh entitas
dikurangi dengan jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh
entitas. Jumlah pendapatan tersebut timbul dari transaksi dan biasanya ditentukan

Universitas Indonesia
28

oleh persetujuan antara entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Pada
umumnya, bentuk dari imbalan adalah kas dan setara kas.
Karena PT ADP merupakan perusahaan bongkar muat, maka pendapatan yang
diperoleh merupakan pendapatan dari kegiatan penjualan jasa, bukan barang. Jika
hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka penjualan dapat
diakui dengan acuan tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan. Jika
hasil dari penjualan tidak dapat diestimasi secara andal, maka penjualan diakui hanya
yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat dipulihkan (Martani,
2010).
Estimasi andal dapat dibuat jika ada persetujuan mengenai hak masing-
masing pihak dapat dipaksakan, imbalan yang dipertukarkan, serta cara dan syarat
penyelesaian. Pembayaran berkala dan uang muka tidak mencerminkan jasa yang
dilakukan. Metode untuk estimasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2. Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa
yang dilakukan.
3. Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya.
Namun yang dihitung hanya biaya yang telah terjadi terkait jasa tersebut dan
biaya yang mencerminkan total biaya tersebut.

3.2.2 Pengakuan Pendapatan


Berdasarkan PSAK 23 (Revisi 2010), pengakuan pendapatan atas penjualan
jasa dapat diakui berdasarkan tingkat penyelesaian. Apabila hasil transaksi penjualan
jasa dapat diestimasi secara andal maka dapat diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi penjualan
dapat diukur dengan andal jika memenuhi kriteria berikut:
a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
dapat diperoleh entitas;

Universitas Indonesia
29

c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal; dan
d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.

3.2.3 Pengukuran Pendapatan


Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau nilai
suatu liabilitas yang diselesaikan antara pihak bersangkutan (dimana kedua belah
pihak memiliki pengetahuan yang memadai dalam transaksi tersebut). Jumlah
pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara entitas dan pembeli atau
pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima oleh entitas dikurangi jumlah diskon dagang yang diperbolehkan oleh
entitas. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Pendapatan
diukur dengan metode akrual.

3.2.4 Pengungkapan Pendapatan


Dalam PSAK 1 (revisi 2009), pendapatan disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif. Laba rugi yang dilaporkan perusahaan dalam laporan laba rugi
komprehensifnya dikelompokkan menjadi laba rugi untuk pendapatan utama dan laba
rugi komprehensif lainnya. Sementara untuk pengungkapan akun pendapatan,
beberapa hal yang harus diungkapkan perusahaan atas pendapatan yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
a) Kebijakan akuntansi yang digunakan terhadap penyajian akun pendapatan,
serta
b) Jumlah tiap kelompok pendapatan yang nilainya signifikan

Universitas Indonesia
30

3.3 Piutang
3.3.1 Definisi Piutang
Piutang adalah hak yang didapat dari orang ataupun perusahaan yang
diharapkan dapat ditagih sehingga menghasilkan kas (Kieso et al, 2008). Selain itu,
piutang adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar sejumlah
uang atau jasa dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika
periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun (Machfoedz, 1999).
Berdasarkan PSAK No.9, menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan ke
dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi
piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka
kegiatan usaha normal perusahaan. Sedangkan piutang lain-lain adalah piutang yang
timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Cara
pengklasifikasian lain, menurut periodenya, piutang digolongkan menjadi aktiva
lancar atau piutang jangka pendek dan aktiva tidak lancar atau piutang jangka
panjang. Piutang usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan dapat tertagih dalam
satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai piutang jangka pendek
atau aktiva lancar. Sedangkan piutang yang diprediksi dapat tertagih dalam waktu
lebih dari satu tahun atau di luar siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai piutang
jangka panjang atau aktiva tidak lancar. Dalam kasus piutang jangka panjang, jumlah
piutang tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

3.3.2 Pengukuran Piutang


Sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2013) paragraf 43, entitas mengukur piutang
pada nilai wajar. Nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau
liabilitas keuangan tersebut. Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai
pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi.
Jika piutang tersebut tidak berbunga, maka akan dihitung dengan
menggunakan tingkat suku bunga pasar pada saat pendapatan diterima. Referensi
yang digunakan untuk menentukan tingkat suku bunga pasar adalah bunga yang

Universitas Indonesia
31

berlaku untuk piutang serupa di pasar. Dalam praktiknya, sering digunakan tingkat
suku bunga risk free ditambah risk premium. Untuk piutang yang memiliki nilai
wajar, entitas dapat menggunakan nilai wajar pada saat pengukuran awal dan
melakukan pengukuran secara konsisten dengan menggunakan nilai wajar.
Sebaliknya, jika entitas tidak memilih menggunakan nilai wajar pada pengukuran
awal, maka pada pengakuan selanjutnya tidak boleh memilih menggunakan nilai
wajar.

3.3.3 Pengakuan Piutang


PSAK 55 (revisi 2011) paragraf 14, menyatakan bahwa entitas dapat
mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan keuangan, jika dan
hanya jika entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak
instrumen tersebut. Jika hak kontraktual tersebut ditransfer kepada entitas lain, maka
pengakuan atas aset keuangannya harus dihentikan.

3.3.4 Pengungkapan Piutang


Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2013), piutang disajikan sebagai aset keuangan
sesuai dengan standar yang mengatur bahwa penyajian instrumen keuangan
dikategorikan sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas
sesuai dengan perjanjian kontraktual dan definisi dari masing-masing kelompok
instrumen keuangan. PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa piutang disajikan dalam
laporan posisi keuangan di bagian aset lancar, yang selanjutnya dikelompokkan
kembali berdasarkan jangka waktu masing-masing piutang yang dimiliki oleh
perusahaan. Aset lancar disajikan dengan likuiditas sebagai indikator urutannya.
Informasi-informasi yang perlu diungkapkan terkait akun piutang adalah tingkat
risiko terkait instrumen keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Risiko tersebut
antara lain:

1. Risiko kredit

Universitas Indonesia
32

Risiko yang mampu menimbulkan kerugian keuangan kepada salah satu pihak
dikarenakan ketidakmampuan dalam memenuhi liabilitasnya.
2. Risiko likuiditas
Risiko dimana suatu entitas mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajibannya atas instrumen keuangan.
3. Risiko suku bunga
Risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berubah akibat adanya
perubahan dalam suku bunga yang berlaku di pasar.
4. Risiko mata uang asing
Risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berubah akibat adanya
perubahan nilai tukar yang berlaku di pasar.

3.3.5 Piutang Tak Tertagih


Di samping memperoleh manfaat dari penjualan yang dilakukan secara kredit
seperti meningkatnya pendapatan penjualan dan laba, perusahaan juga biasanya
menanggung beban operasi atas adanya piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih
adalah klaim kepada pihak tertentu atas uang, barang, atau jasa yang tidak tertagih
atau kerugian yang ditimbulkan atas penjualan secara kredit. Hal ini biasa timbul dari
kegagalan perusahaan memperoleh pembayaran dari para pelanggan. Adapun tiga
variabel penting dalam proses collection (penagihan) yang harus diperhatikan oleh
manajemen perusahaan, yaitu:
 Kemampuan membayar piutang
 Itikad baik untuk membayar piutang
 Kondisi perekonomian
Dalam menentukan kapan piutang usaha menjadi tak tertagih, tidak ada satu
pun ketentuan umum yang dapat digunakan. Karena pada kenyataannya, apabila
pihak pelanggan gagal untuk mambayar piutang sesuai kontrak atau perjanjian, maka
tidak berarti piutang perusahaan tidak akan dapat tertagih. Bangkrutnya pelanggan
adalah salah satu petunjuk yang paling signifikan mengenai tidak tertagihnya
sebagian atau seluruh piutang. Selain itu, indikator lainnya meliputi penutupan bisnis

Universitas Indonesia
33

pelanggan atau gagalnya upaya penagihan yang telah dilakukan oleh pihak
manajemen secara berulang kali.
Dalam melakukan pencatatan piutang tak tertagih, terdapat dua metode
pencatatan yaitu metode penyisihan (Allowance Method) atau membuat akun beban
piutang tak tertagih sebelum piutang tersebut dihapus dan metode penghapusan
langsung (Direct Write-off Method).

3.4 Kas dan Bank


3.4.1 Definis Kas dan Setara Kas
Menurut PSAK 9 yang mengatur tentang penyajian aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek, kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kewajiban perusahaan dan kegiatan operasional
perusahaan. Kas diklasifikasikan juga sebagai aset yang paling likuid. Selain itu,
menurut PSAK No 2 tentang laporan arus kas, setara kas adalah investasi yang
sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

3.4.2 Definisi Bank


Menurut PSAK 9, pengertian akun bank adalah sisa rekening giro perusahaan
yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.Kas dan bank yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam
aktiva lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana
untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya
berlaku selama satu tahun.

3.4.3 Penyajian Kas dan Bank


Dalam laporan keuangan, kas disajikan dalam kelompok aset lancar di urutan
palingatas. Sementara saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok
kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek. Saldo kredit dan debit rekening giro

Universitas Indonesia
34

pada bank yang sama dapat digabung dan disajikan pada neraca sebagai satu
kesatuan.

3.4.4 Pengungkapan Kas dan Bank


Pengungkapan kas dan laporan keuangan meliputi pengungkapan kebijakan
akuntansi dan informasi rincian kas yang dimiliki perusahaan. Kebijakan akuntansi
kas menjelaskan secara umum komponen kas dan bagaimana perusahaan
mengklasifikasikan kas. Kebijakan akuntansi juga menjelaskan bagaimana
perusahaan menyajikan cerukan.

3.5 Analisis Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Pendapatan


3.5.1 Pemahaman Tentang Akun Pendapatan PT ADP
Sebelum memasuki praktik akuntansi atas akun pendapatan pada PT ADP,
ada baiknya kita mengetahui apa saja jenis pendapatan di PT ADP berdasarkan pada
laporan keuangan bagian laba rugi perusahaan. Pendapatan di PT ADP terbagi
menjadi enam jenis, antara lain:
1. Pendapatan Ongkos Pelabuhan Pemuatan/Ongkos Pelabuhan Tujuan
(OPP/OPT) Container 20/40 Feet
Pendapatan OPP/OPT merupakan pendapatan atas pekerjaan bongkar muat
peti kemas berukuran 20 atau 40 kaki yang terdiri dari tarif yang dikenakan
untuk jasa-jasa pekerjaan seperti stevedoring, cargodoring, dan
receiving/delivery.
2. Pendapatan Lift On/Lift Off
Pendapatan lift on/lift off merupakan pendapatan atas pekerjaan pengangkatan
peti kemas dari tempat penumpukan ke sasis truk (lift on) atau sebaliknya dari
sasis truk ke tempat penumpukan (lift off) dengan menggunakan bantuan alat
berat.

Universitas Indonesia
35

3. Pendapatan Storage
Pendapatan storage merupakan pendapatan atas fasilitas penumpukan barang
yang diberikan oleh PT ADP di gudang seluas 5000m2 atau lapangan
penumpukan seluas tiga hektar.
4. Pendapatan Jasa Palka atau Ponton
Pendapatan jasa palka atau ponton merupakan jasa atas sistem penyewaan
tugboat dan tongkang/ponton/barge dengan sistem sekali jalan.
5. Pendapatan Ongkos Pelabuhan Pemuatan/Ongkos Pelabuhan
Tujuan(OPP/OPT) General Cargo
Pendapatan OPP/OPT general cargo merupakan pendapatan atas kegiatan
bongkar muat barang kiriman biasa sehingga tidak memerlukan penanganan
secara khusus namun tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam hal pengemasan agar barang dapat ditampung di cargo space.

Berdasarkan laporan keuangan PT ADP tahun 2016, tercatat total pendapatan


kotor yang dihasilkan oleh PT ADP adalah sebesar Rp339.555.440.933,00. Total nilai
pendapatan tersebut adalah nilai yang tercantum pada Laporan Laba Rugi PT ADP
per 31 Desember 2016 yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk jumlah akun
pendapatan OPP/OPT peti kemas adalah total sebesar Rp263.609.655.382,00yang
secara rinci terdiri dari pendapatan bongkar dan pendapatan muat. Pada laporan
magang ini, penulis akan berfokus pada akun pendapatan OPP/OPT peti kemas.
Rincian pendapatan bongkar dan muat PT ADP dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Pendapatan OPP/OPP Peti Kemas 20”/40”

Pendapatan Bongkar dan Muat Container 20"/ 40"


Nilai (Rp)
Bongkar Container - 20"/ 40"
Bongkar Ship To CY Lini 1 46,478,601,167
Bongkar TL Lini 1 1,203,161,750
Bongkar Lapangan CMS -
Bongkar TL CMS 24,374,224,625
Bongkar HMC 16,212,325,867
Dermaga 2,498,289,000

Universitas Indonesia
36

Pendapatan Bongkar dan Muat Container 20"/ 40" Nilai (Rp)


Muat Container - 20"/ 40"
Muat Ship To CY Lini 1 83,551,629,713
Muat Ship To Lini 1 725,608,750
Muat TL CMS 56,873,190,785
Muat HMC 26,258,595,892
Dermaga 5,434,027,833
TOTAL 263,609,655,382
Sumber: Laporan Laba Rugi PT ADP (diolah kembali oleh penulis)

3.5.2 Proses Penerimaan Pendapatan PT ADP


Pada sub-bab ini dan seterusnya, penulis akan fokus pada pembahasan
mengenai pendapatan OPP/OPT peti kemas. Fokus pada pendapatan OPP/OPT peti
kemas ini dilakukan karena pendapatan ini adalah pendapatan utama dari kegiatan
usaha PT ADP. Selain itu, pendapatan OPP/OPT ini memiliki jumlah yang paling
signifikan bagi perusahaan jika dibandingkan dengan jenis pendapatan lainnya.
Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2, PT ADP menyediakan layanan
bongkar muat barang dari dan ke kapal di Pelabuhan. Dalam menjalankan kegiatan
usahanya, PT ADP tidak berjalan sendiri karena diawasi dan bekerjasama dengan
PTP sebagai penyedia lahan usaha. Oleh karena itu, perusahaan menjalankan
kesepakatan bagi hasil atas setiap pendapatan yang dihasilkan oleh PT ADP melalui
surat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Sesuai dengan fokus pada pendapatan OPP/OPT yang terdiri dari kegiatan
bongkar dan muat, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan tentang kegiatan
operasional perusahaan yang dibagi menjadi beberapa rangkaian aktivitas, kemudian
penjelasan berlanjut kepada proses penerimaan pendapatan. Sebelum proses bongkar
dan atau muat dilakukan, PT ADP terlebih dahulu melaporkan kepada PTP terkait
jasa apa yang akan digunakan oleh pelanggan kemudian PTP membuat pranota terkait
transaksi tersebut.
A. Proses Bongkar
1. Pihak pelayaran memberitahukan ke staff operasional bahwa kapal akan
bersandar (lima hari sebelum kapal bersandar).

Universitas Indonesia
37

2. Setelah kapal bersandar, kontainer diturunkan dengan menggunakan


crane. Staf lapangan mencocokkan kontainer yang diturunkan dari kapal
dengan yang ada pada discharging list.
3. Kontainer yang diturunkan ke dermaga kemudian dipindahkan ke tempat
penumpukan.
4. Kontainer yang ada di tempat penumpukkan dinaikkan ke atas truk
menggunakan RTG (lift on).
5. Kontainer yang sudah cocok kemudian dibawa dengan truk. Supir truk
kemudian memberikan kartu bongkar kepada staff lapangan untuk diisi
alamat dimana kontainer tersebut akan diturunkan.
6. Setelah sampai tujuan, petugas reporting mengambil kartu bongkar dari
supir sebagai dokumen bukti bahwa kegiatan bongkar telah selesai.

B. Proses Muat
1. Petugas pelayaran mengajukan permohonan kapal sandar (openstack)
lima hari sebelum kapal bersandar.
2. PT Pelni memberikan receiving card kepada supir truk yang membawa
kontainer yang akan dimuat ke kapal.
3. Petugas pintu masuk memeriksa kontainer yang masuk (menimbang dan
memasukkan nomor kontainer) dan juga memeriksa receiving card.
4. Saat sampai di tempat tujuan, petugas mencocokkan alamat yang ada di
receving report, apakah disana benar tempat untuk penumpukkan.
5. Kontainer kemudian diturunkan ke tempat penumpukkan menggunakan
crane RTG (rubber tyred gantry) atau alat lain.
6. Kontainer yang akan dimuat ke kapal dipindahkan ke dermaga.
7. Kontainer yang akan dinaikkan ke kapal disusun berdasarkan B Plan
Muat (rencana penyusunan kontainer ke kapal) menggunakan crane.
8. Setelah proses bongkar muat selesai, staf lapangan membuat statement of
fact dan daily report.

Universitas Indonesia
38

9. Statement of Fact (SOF) ditandatangani oleh Chief Officer, Pelayaran,


&Shift Supervisor. Untuk tandatangan pelayaran, bisa diwakili oleh chief
officer karena chief officer dan pelayaran berasal dari perusahaan yang
sama.
10. Staf Lapangan mengirimkan statement of fact ke administrasi sharing
untuk dicocokkan dengan pranota.
11. Perusahaan menerbitkan invoice kepada pelanggan.

3.5.3 Pengukuran Pendapatan PT ADP


Pendapatan atas pemberian jasa yang dilakukan PT ADP diukur dengan nilai
wajar yang diterima atau yang dapat diterima. Auditor menentukan apakah
pendapatan sudah diukur dengan nilai wajar atau belum dengan membandingkan
metode yang dilakukan PT ADP dengan perusahaan yang sejenis. Karena banyak
kesamaan antara PT ADP dan perusahaan sejenis, maka dapat dipastikan bahwa PT
ADP telah mengukur pendapatan dengan nilai wajar.

3.5.4 Pengakuan Pendapatan


Menurut PSAK 23 (revisi 2013), pendapatan diakui jika dan hanya jika
kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh entitas. Dalam memberikan jasanya, PT ADP terlebih dahulu melakukan
perjanjian kontrak dengan pelanggan yang kemudian ditandatangani oleh kedua belah
pihak. Kontrak ini juga berfungsi sebagai penguat bukti bahwa perusahaan akan
memperoleh manfaat ekonomi atas jasa bongkar muat. Setelah menyelesaikan jasa
bongkar muat, maka perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab terhadap
pelanggan dan dapat mengakui pendapatan yang akan diterimanya atas pemberian
jasa bongkar muat yang diberikan.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa PT ADP
melakukan revenue sharing dengan PTP. Berikut ini akan dijelaskan contoh alur dari
pencatatan jurnal pengakuan pendapatan (revenue recognition) yang dilakukan PT
ADP ketika melakukan revenue sharing dengan PTP atas pendapatan lift on/lift off

Universitas Indonesia
39

secara kredit dengan proporsi 60% untuk PTP dan 40% untuk PT ADP, hingga
pencatatan pembayaran bagi hasil oleh PT ADP (cash disbursement).
PTP pada saat mengirim rincian tagihan porsi bagi hasil pendapatan sudah
dipotong 60% untuk PT ADP, maka PT ADP tidak lagi mencatat accounts receivable
dikarenakan seolah-olah uang sudah diterima oleh PTP.
Jurnal di bawah ini dilakukan pada saat jasa sudah diselesaikan namun
penagihan belum dilakukan kepada pelanggan melainkan hanya antara PT ADP dan
PTP:
Dr. Accounts Payable xxxxxx (100%)
Cr. Accounts Receivable xxxxxx (60%)
Cr. Bank xxxxxx (40%)
Selanjutnya, sistem melakukan pencatatan jurnal dengan menggunakan akun
yang sifatnya sementara, yaitu Suspense System. Nilai saldo akun tersebut hanya ada
selama masa suatu periode saja untuk kemudian di tutup di akhir periode buku.
Berikut pencatatannya:
Dr. Beban xxxxxx (100%)
Cr. Suspense System xxxxxx (100%)
Dr. Suspense System xxxxxx (60%)
Cr. Sales Revenue xxxxxx (60%)
Kemudian, baik pihak PT ADP maupun PTP mengirimkan invoice kepada
satu sama lain karena dianggap sama-sama memiliki tagihan atas jasa yang diberikan,
yaitu PT ADP menagih kepada PTP sebesar 40% dan sebaliknya PTP menagih
kepada PT ADP sebesar 60%. Berikut jurnal pencatatan oleh PT ADP:
Dr. Accounts Payable xxxxxx (100%)
Cr. Suspense System xxxxxx (100%)
Dr. Accounts Receivable xxxxxx (60%)
Cr. Suspense System xxxxxx (60%)
Setelah mencatat jurnal di atas, berikutnya PT ADP membuat invoice untuk
pelanggan dan melakukan penagihan secara utuh kepada pelanggan:

Universitas Indonesia
40

Dr. Accounts Receivable xxxxxx (100%)


Cr. Sales Revenue xxxxxx (100%)
Pencatatan ini dilakukan sesuai dengan statement of fact yang sudah
diselesaikan.
Sebelum melakukan pembayaran bagi hasil, bagian Kas dan Bank PT ADP
mengisi kas pada rekening bank PTP sampai saldonya mencukupi untuk ditarik oleh
PTP. Besarnya saldo harus mencapai selisih antara jumlah tagihan dari PTP (100%)
dikurangi dengan jumlah yang menjadi hak bagi hasil PT ADP (60%). Jurnal
pencatatannya adalah sebagai berikut:
Dr. Bank PTP xxxxxx
Cr. Bank PT ADP xxxxxx
Setelah saldo Bank PTP ditarik oleh PTP, maka bagian Kas dan Bank PT
ADP mencatat ke sistem dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Accounts Payable xxxxxx (100%)
Cr. Accounts Receivable xxxxxx (60%)
Cr. Bank xxxxxx (40%)

3.5.5 Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan PT ADP


Dalam melakukan pencatatan atas akun pendapatan PT ADP menggunakan
metode accrual basis sehingga pencatatan ini telah sesuai dengan PSAK 23. Selain
itu menurut PSAK 1, pendapatan entitas disajikan dalam laporan keuangan bagian
laporan laba rugi komprehensif. Standar tersebut telah dipenuhi dalam praktik
akuntansi PT ADP. Perusahaan mengungkapkan pendapatan yang diperoleh dalam
catatan atas laporan keuangan yang diterbitkan bersamaan dengan laporan keuangan
perusahaan. Perusahaan mengungkapkan pendapatan yang diperoleh berdasarkan
jenis-jenis pendapatan. Praktik pengungkapan yang dilakukan oleh PT ADP juga
sudah sesuai dengan standar akuntansi tentang pengungkapan atas akun pendapatan.

Universitas Indonesia
41

3.6 Analisis Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Piutang Usaha


Menurut laporan keuangan PT ADP tahun 2016, jumlah total piutang usaha
yang dimiliki PT ADP adalah senilai Rp60.585.754.642,00. Nilai piutang usaha
tersebut merupakan nilai yang tercantum pada Laporan Posisi Keuangan (Balance
Sheet) PT ADP per 31 Desember 2016 yang dapat dilihat di Lampiran 2. Tabel 3.5
berikut berisi rincian piutang PT ADP pada tahun 2016.
Tabel 3.5 Piutang Usaha PT ADP tahun 2016

Piutang Usaha Saldo (Rp)


PT. SPIL 40,309,814,638
PT. PLJ 4,440,015,490
PT. MRS 5,795,864,133
PT. IFL 3,870,238,074
PT. JBM 777,207,950
PT. TM 830,226,090
PT. LKA 3,814,598,165
PT. SM 645,761,275
PT. LKB 8,214,200
PT. PIP 93,814,627
TOTAL 60,585,754,642
Sumber: Balance Sheet PT ADP Tahun 2016 (diolah kembali oleh penulis)

PT ADP total memiliki piutang di sepuluh perusahaan. Rata-rata konsumen


PT ADP adalah konsumen yang berulang sehingga mayoritas saldo piutang PT ADP
dari tahun ke tahun berasal dari perusahaan yang sama.
Transaksi piutang usaha bisa terjadi karena adanya jeda waktu antara jasa
yang telah diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk kewajibannya dan waktu
perusahaan menerima pembayaran dari konsumen atas jasa yang telah ditagih. Jeda
waktu ini biasanya terjadi karena adanya proses penagihan. Sehingga, perusahaan
memiliki hak kepada pelanggan yang dicatat dalam akun piutang usaha dalam laporan
keuangannya. Pada pencatatan akun pendapatan di laporan keuangan, perusahaan
biasanya mencatat akun pendapatan pada sisi kredit dan akun kas pada sisi debit.
Namun, pencatatan tersebut hanya dapat dilakukan apabila perusahaan langsung
menerima pembayaran dari pelanggan ketika jasa telah diberikan. Sedangkan apabila

Universitas Indonesia
42

konsumen tidak langsung melakukan pembayaran atau membeli jasa perusahaan


dengan cara kredit sehingga terdapat jeda waktu untuk penagihan, maka
pencatatannya adalah akun piutang usaha pada sisi debit.

3.6.1 Pengukuran Piutang Usaha PT ADP


Menurut PSAK 55, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya pada saat
pengakuan awal aset. PT ADP mencatat piutang usaha sebesar nilai jasa yang
digunakan oleh pelanggan sesuai yang tertera pada invoice. PT ADP sudah mengukur
piutang usahanya dengan nilai wajar karena nilai yang tercatat pada saat melakukan
penagihan menggunakan metode yang umum dengan perusahaan sejenisnya.

3.6.2 Pengakuan Piutang Usaha PT ADP


PT ADP mengakui nilai piutang usaha ketika perusahaan telah melaksanakan
kewajiban atas jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kesepakatan
yang berlaku. Dengan demikian ketika kewajiban perusahaan sudah dilaksanakan,
maka perusahaan memiliki hak untuk menagih sesuai dengan nominal atas jasa yang
diberikan. Prinsip pengakuan ini telah dijalankan dan sesuai dengan praktik akuntansi
untuk akun piutang usaha PT ADP.

3.6.3 Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha PT ADP


PT ADP menyajikan piutang usaha ke dalam kelompok aset lancar dalam
laporan keuangannya. Format penyajian pelaporan PT ADP dapat dilihat pada
Lampiran 2. Penyajian yang dilakukan oleh PT ADP telah memenuhi standar
akuntansi terkait penyajian laporan keuangan yang berlaku, yaitu PSAK 1.

3.6.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih PT ADP


Pada PT ADP tidak terdapat penyisihan piutang tak tertagih. Kebijakan ini
diambil oleh pihak manajemen karena berdasarkan asumsi mereka, bahwa piutang PT
ADP masih dalam kategori piutang yang lancar.

Universitas Indonesia
43

3.7 Analisis Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Kas dan Bank
Berdasarkan laporan keuangan PT ADP tahun 2016, jumlah nilai kas dan
bank yang dimiliki PT ADP adalah senilai Rp31.283.408.766,00. Nilai kas dan bank
tersebut merupakan nilai yang tercantum pada Laporan Posisi Keuangan (Balance
Sheet) PT ADP per 31 Desember 2016 yang dapat dilihat di Lampiran 2.
Tabel 3.6 Kas dan Bank PT ADP Tahun 2016

Kas Saldo (Rp)


Kas Kantor Pusat 405,148,780
Bank
Bank MDR
Cabang : ABC 2,871,441,116
Bank MDR
Cabang : XYZ 7,184,139,464
Bank MDR
Cabang: DEF 520,608,905
Bank MDR
Cabang : QWE 982,013,129
Bank MDR
Cabang : JKL 11,161,854
Bank NI
Cabang: ADO 5,078,470,594
Bank UO
Cabang: THM 39,768,410
Bank PRT (USD)
Cabang: SDR 116,826,423
Bank PRT (IDR)
Cabang: SDR 14,073,830,091
TOTAL 31,283,408,766
Sumber: Balance Sheet PT ADP Tahun 2016 (diolah kembali oleh penulis)

Tabel 3.6 di atas merupakan rincian kas dan bank milik PT ADP pada tahun
2016. PT ADP memegang uang di tangan (cash on hand) hanya pada satu tempat,
yaitu di kantor pusat. Biasanya, PT ADP juga menyimpan uang kas di lapangan untuk
kebutuhan operasional. Namun, karena kantor pusat PT ADP sudah pindah di lokasi
yang sama dengan lapangan, maka cash on hand di lapangan dihilangkan. Selain itu,
PT ADP juga menyimpan uangnya di sembilan bank di Jakarta termasuk dua
rekening dengan mata uang Dolar Amerika Serikat (USD). Rekening dalam mata

Universitas Indonesia
44

uang asing disajikan di neraca dalam format Rupiah yang dikonversi menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia (BI).
Penambahan akun kas dan bank ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi
penjualan jasa yang pembayarannya dilakukan secara langsung oleh pelanggan
setelah perusahaan melaksanakan kewajibannya dengan mencatat akun kas di sisi
debit dan akun pendapatan di sisi kredit. Selain itu, penambahan akun kas dan bank
juga dapat terjadi ketika terjadi pembayaran piutang dari pelanggan dengan mencatat
akun kas di sisi debit dan akun piutang usaha di sisi kredit. Dengan demikian, dapat
kita lihat bahwa akun akun kas dan bank sangat erat kaitannya dengan akun
pendapatan dan piutang usaha.

3.7.1 Penyajian dan Pengungkapan Akun Kas dan Bank PT ADP


PT ADP menyajikan kas dan bank (setara kas) ke dalam kelompok aset lancar
dalam laporan keuangannya. Kas yang dicantumkan di laporan posisi keuangan
adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan dan saldo rekening di bank yang
pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Saldo kas atau
bank dengan mata uang asing ditranslasi terlebih dahulu ke mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemudian dijumlah nilainya dengan
saldo kas dan bank bermata uang Rupiah.Format penyajian pelaporan PT ADP dapat
dilihat pada Lampiran 2. Penyajian yang dilakukan oleh PT ADP telah memenuhi
standar akuntansi terkait penyajian laporan keuangan yang berlaku, yaitu PSAK 1.

3.8 Ringkasan Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Pendapatan, Piutang


Usaha, dan Kas pada PT ADP secara Teori dan Praktik
Berdasarkan analisis dan yang ditelah dijabarkan pada sub-sub sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan praktik akuntansi atas akun
pendapatan, piutang usaha, dan kas pada PT ADP telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku umum di Indonesia, yaitu PSAK. Tabel 3.7 berikut ini
memuat ringkasan tentang kesesuaian praktik akuntansi pada PT ADP dengan PSAK.

Universitas Indonesia
45

Tabel 3.7 Ringkasan Kesesuaian Praktik Akuntansi atas Akun Pendapatan,


Piutang Usaha, dan Kaspada PT ADP dengan PSAK
Teori Praktik Kesesuaian
A. Pendapatan
1. Pengakuan
PSAK 23 (Revisi 2010): Dalam memberikan jasanya, Secara keseluruhan, pengakuan
1. Jumlah pendapatan PT ADP terlebih dahulu atas akun pendapatan di PT
dapat diukur secara melakukan perjanjian ADP sudah sesuai dengan
andal. kontrak dengan pelanggan PSAK 23 (Revisi 2010).
2. Kemungkinan besar yang kemudian
ditandatangani oleh kedua
manfaat ekonomi
belah pihak. Kontrak tersebut
sehubungan dengan juga berfungsi sebagai
transaksi tersebut penguat bukti bahwa
dapat diperoleh perusahaan akan memperoleh
entitas manfaat ekonomi atas jasa
3. Tingkat penyelesaian bongkar muat.
dapat diukur dengan
andal
4. Biaya yang timbul
untuk menyelesaikan
transaksi dapat diukur
dengan andal
2. Pengukuran
Pendapatan diukur PT ADP telah mengukur Pengukuran atas akun
dengan nilai wajar pendapatannya dengan nilai pendapatan PT ADP sudah
imbalan yang diterima wajar. sesuai dengan peraturan yang
atau dapat diterima. berlaku umum.
3. Pengungkapan
PSAK 1 (Revisi 2009): PT ADP mencatat Pengungkapan atas akun
Pendapatan disajikan pendapatannya pada laporan pendapatan PT ADP sudah
dalam laporan laba rugi laba rugi komprehensif sesuai dengan PSAK 1.
komprehensif. dengan metode accrual
basis.
B. Piutang Usaha
1. Pengukuran
PSAK 55 (Revisi 2013): PT ADP mencatat piutang Pengukuran atas akun piutang
Entitas mengukur usaha sebesar nilai jasa yang usaha PT ADP sudah sesuai
piutang pada nilai wajar. digunakan oleh pelanggan dengan PSAK 55 (revisi 2013).
Dalam hal aset keuangan sesuai yang tertera pada
atau liabilitas keuangan invoice. PT ADP sudah
tidak diukur pada nilai mengukur piutang dengan
nilai wajarnya.
wajar melalui laba rugi,
nilai wajar tersebut

Universitas Indonesia
46

ditambah biaya transaksi


yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan
perolehan atau
penerbitan aset keuangan
atau liabilitas keuangan
tersebut.
2. Pengakuan
PSAK 55 (Revisi 2011): PT ADP mengakui nilai Pengakuan atas akun piutang
Entitas dapat mengakui piutang usaha ketika usaha PT ADP sudah sesuai
aset keuangan atau perusahaan telah dengan PSAK 55 (revisi 2011).
liabilitas keuangan pada melaksanakan kewajiban atas
laporan keuangan, jika jasa yang diberikan kepada
dan hanya jika entitas pelanggan sesuai dengan
kesepakatan yang berlaku.
tersebut menjadi salah
satu pihak dalam
ketentuan pada kontrak
instrumen tersebut. Jika
hak kontraktual tersebut
ditransfer kepada entitas
lain, maka pengakuan
atas aset keuangannya
harus dihentikan.
3. Pengungkapan
PSAK 55 (Revisi 2013): PT ADP menyajikan piutang Pengungkapan akun piutang
piutang disajikan sebagai usaha ke dalam kelompok usaha PT ADP sudah sesuai
aset keuangan sesuai aset lancar dalam laporan dengan PSAK 55 (revisi 2013)
dengan standar yang keuangannya. dan PSAK 1.
mengatur bahwa
penyajian instrumen
keuangan dikategorikan
sebagai liabilitas
keuangan, aset
keuangan, atau
instrumen ekuitas sesuai
dengan perjanjian
kontraktual dan definisi
dari masing-masing
kelompok instrumen
keuangan.
4. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
PSAK 55 (revisi 2013): PT ADP tidak melakukan PT ADP belum mengikuti
Pada setiap akhir periode pencadangan atas piutang peraturan PSAK untuk
pelaporan, entitas usahanya dengan asumsi mencadangkan piutang

Universitas Indonesia
47

mengevaluasi apakah manajemen bahwa piutang usaha dengan tujuan


terdapat bukti objektif usaha PT ADP masih berjaga-jaga apabila piutang
bahwa aset keuangan dalam kategori lancar. usaha tidak dapat tertagih
atau kelompok aset sesuai dengan terms of
keuangan mengalami payment yang ditetapkan.
penurunan nilai.
C. Kas dan Bank
1. Pengungkapan
Dalam laporan PT ADP menyajikan akun Secara keseluruhan,
keuangan, kas disajikan kas dan bank ke dalam pengungkapan akun kas dan
dalam kelompok aset kelompok aset lancar bank pada PT ADP sudah
lancar di urutan dalam laporan sesuai dengan peraturan
palingatas. Sementara keuangannya. Kas yang yang berlaku umum.
saldo kredit pada dicantumkan di laporan
perkiraan bank disajikan posisi keuangan adalah
pada kelompok saldo kas yang ada di
kewajiban sebagai tangan perusahaan dan
kewajiban jangka saldo rekening di bank
pendek. Saldo kredit dan yang pengambilannya
debit rekening giro pada tidak dibatasi oleh bank
bank yang sama dapat atau perjanjian lain.
disatukan pada neraca

Sumber: diolah oleh Penulis

3.9 Prosedur Audit pada PT ADP


Dalam melaksanakan program auditnya, KAP RSY Indonesia berpedoman
pada manual yang bernama RSY Audit Manual.Prosedur audit yang dilakukan KAP
RSY Indonesia terdiri dari lima tahap, yaitu client acceptance and continuance, pre-
planning, planning, fieldwork, dan completion and finalisation. Pada sub-bab ini,
penulis menjelaskan secara umum tentang prosedur audit yang dilakukan oleh KAP
RSY Indonesia. Selama menjalankan program magang di KAP RSY Indonesia
penulis lebih banyak dilibatkan pada prosedur fieldwork oleh karena itu penulis akan
menjelaskan prosedur tersebut pada sub-bab yang terpisah untuk masing-masing akun
pendapatan, piutang usaha, dan kas.

Universitas Indonesia
48

3.9.1 Tahap Penerimaan Klien (Client Acceptance and Continuance)


Sebelum menerima penugasan audit di PT ADP, prosedur awal yang harus
dilakukan oleh KAP RSY Indonesia adalah membuat penilaian penerimaan klien.
Penilaian ini ditulis dalam format pengisian ceklis yang diberi nama Form Smart
Checklist. Form ini berisi informasi mengenai klien yang menjadi dasar penilaian tim
audit untuk menerima penugasan audit. Secara garis besar, Form Smart Checklist
pada tahap client acceptance and continuance ini berisi informasi terkait evaluasi
penerimaan klien, engagement risk assessment, independensi tim audit, kelanjutan
penerimaan klien, dan engagement letter.
Selain itu, KAP RSY Indonesia hanya akan menerima perikatan dengan klien
apabila klien tersebut sesuai dengan kriteria kunci yang dipegang oleh KAP RSY
Indonesia. Berikut ini kriteria kunci KAP RSY Indonesia:
 Auditor telah mempertimbangkan integritas dari klien dan tidak memiliki
informasi yang akan memberikan kesimpulan bahwa klien tidak memiliki
integritas;
 Auditor mematuhi kebijakan etika dan independensi, dan apabila perikatan
sudah dijalankan, maka tidak boleh ada pihak KAP lain atau konsultan lain
yang memiliki hubungan atau keterlibatan dengan klien.
 Auditor memahami kebutuhan klien dan jasa apa yang dibutuhkan; dan
 Auditor memiliki kapabilitas dalam menjalankan audit di klien, termasuk
sumber daya dan keahlian yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang
dibutuhkan oleh klien sehingga dapat melakukan pelaporan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
Dalam tahap ini, tim audit (yang terdiri dari Partner, Manager, serta Senior in
Charge) melakukan pertemuan dengan direktur dan manajer keuangan PT ADP
sehingga dengan pertemuan ini akan memudahkan pihak auditor untuk mengevaluasi
perikatan yang akan dilakukan dengan PT ADP dan menilai risiko dari adanya
perikatan antara KAP RSY Indonesia dan PT ADP.
Hasil informasi dalam form tersebut memutuskan KAP RSY Indonesia
menerima perikatan klien dengan PT ADP. Kesepakatan kontrak ini diperjelas

Universitas Indonesia
49

dengan engagement letter atas penugasan audit untuk tahun 2016 yang telah
disepakati KAP RSY Indonesia dan PT ADP.

3.9.2 Tahap Perencanaan Awal (Pre-Planning)


Setelah engagement letter rampung, hal berikutnya yang dilakukan oleh KAP
RSY Indonesia adalah membentuk tim audit yang dikhususkan untuk penugasan di
PT ADP. Tim audit yang bertugas untuk PT ADP terdiri dari satu manager in charge,
senior auditor, satu associate, dan ditambah dengan dua mahasiswa magang.
Dalam tahap perencanaan awal audit ini, terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan oleh auditor antara lain:
 Memahami dan mendokumentasikan sistem akuntansi dan pengendalian
internal dan membuat penilaian awal terhadap risiko inheren dan
pengendalian;
 Penilaian Sistem Informasi dan memastikan apakah input spesialis SI
dibutuhkan;
 Menelaah efektivitas fungsi audit internal dan menilai implikasinya terhadap
pekerjaan audit;
 Prosedur analitis pendahuluan;
 Penilaian risiko bisnis dan tinjauan kelangsungan usaha awal;
 Penilaian risiko penipuan;
 Penilaian risiko akuntansi; dan
 Penilaian terhadap keseluruhan risiko audit pada tingkat laporan keuangan.
Terkait penilaian risiko, KAP RSY Indonesia telah memiliki panduannya
tersendiri. Proses penilaian ini mengidentifikasi risiko signifikan dari salah saji
material dalam proses audit. Auditor dapat mengetahui seberapa besar risiko salah
saji material melalui beberapa cara antara lain dengan melakukan inquiry dengan
manajemen, observasi, atau dengan membaca laporan keuangan periode sebelumnya.
Risiko yang terdapat pada PT ADP adalah risiko akuntansi.

Universitas Indonesia
50

3.9.3 Tahap Perencanaan (Planning)


Pada tahap selanjutnya adalah perencanaan audit PT ADP. Pihak auditor
mengisi beberapa informasi terkait perencanaan audit dalam aspek Planning pada
Form Smart Checklist. Informasi yang dimuat yaitu rencana dokumentasi rapat,
anggaran audit, serta risiko audit dan materialitas. Selain itu beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam perencanaan audit adalah sebagai berikut:
 Tinjauan manajer audit terhadap kesimpulan pre-planning untuk memastikan
bahwa risiko yang teridentifikasi tunduk pada prosedur audit yang sesuai dan
melakukan pendekatan audit yang efektif;
 Perhitungan perencanaan materialitas;
 Penyiapan formulir Analisis Materialitas Risiko;
 Konfirmasi pendekatan dan pengaturan audit dengan menggunakan Daftar
Periksa Perencanaan Audit;
 Penyusunan rencana audit termasuk merancang strategi audit untuk setiap
saldo rekening; dan
 Persetujuan strategi audit oleh Partner dengan menggunakan Daftar Periksa
Ikhtisar Perencanaan Audit.
Terkait perhitungan materialitas PT ADP, materialitas dibagi menjadiOverall
Audit Risk, Overall Materiality, Performance Materiality, dan Summary of
Unadjusted Difference.

3.9.4 Uji Materialitas


Perhitungan uji materialitas sangat penting untuk mengukur informasi dalam
laporan keuangan yang memiliki dampak signifikan bagi perusahaan. Informasi
tersebut sangat berguna bagi manajemen perusahaan sebagai pihak internal maupun
pengguna laporan keuangan eksternal lainnya. Dalam menghitung materialitas, KAP
RSY Indonesia telah memiliki metode panduan untuk menghitung nilai batas dari
materialitas (materiality limit). Ada tiga pendekatan yang digunakan oleh KAP RSY
Indonesia dalam menghitung batas materialitas, yaitu dengan menggunakan nilai total
aset atau pendapatan, nilai aset bersih, dan pendapatan sebelum pajak. Pihak KAP

Universitas Indonesia
51

RSY Indonesia memilih angka yang paling stabil dari tahun ke tahun untuk
digunakan sebagai pendekatan perhitungan materialitas. Untuk PT ADP, auditor
menggunakan nilai total aset sebagai angka perhitungan nilai materialitas. Tabel 3.8
di bawah ini menunjukkan perhitungan nilai materialitas untuk PT ADP.
Tabel 3.8 Perhitungan Overall Materiality
31-Des-16 BI Rate: 13,436

Level Total Asset (TA): 430,384,562,401 Control


Original Value % in IDR Actual Basis
I $ 25,000,000 2.00% 335,900,000,000 335,900,000,000 TRUE
II $ 50,000,000 1.50% 671,800,000,000 94,484,562,401 TRUE
III $ 75,000,000 1.00% 1,007,700,000,000 - TRUE
IV $ 100,000,000 0.75% 1,343,600,000,000 - TRUE
Balance 0.50%
Control -
Overall Materiality 8,135,268,436
Sumber: Worksheet KAP RSY Indonesia (diolah kembali oleh penulis)

Dari hasil perhitungan materialitas, dapat diketahui bahwa akun pendapatan,


piutang usaha, dan kas termasuk ke dalam akun yang material dan bersifat high risk.
Kedua akun ini memiliki risiko yang tinggi karena saldo akun pada tanggal 31
Desember 2016 melebihi nilai overall materiality limit. Dalam melakukan
perhitungan materialitas, terdapat tiga jenis materialitas yang dijadikan pertimbangan
oleh pihak auditor, yaitu:
a) Overall Materiality (OM)
Materialitas ini merupakan penilaian materialitas secara menyeluruh atas
laporan keuangan suatu perusahaan. Materialitas ini dapat menjadi dasar
penentuan pemberian opini audit yang terdapat pada laporan audit yang dibuat
oleh auditor. OM menunjukkan salah saji yang diperbolehkan dalam laporan
keuangan. Semakin tinggi risiko audit, maka nilai OM akan semakin rendah
untuk membantu auditor mendeteksi adanya salah saji material dalam laporan
keuangan yang dibuat olehperusahaan.

Universitas Indonesia
52

b) Performance Materiality (PM)


Materialitas ini digunakan untuk merencanakan proses audit terhadap saldo
akun, kelompok transaksi dan pengungkapan akun. Jenis materialitas ini
digunakan untuk memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall
materiality atau materialitas yang lebih spesifik dapat dideteksi serta
menyediakan rentang atau margin untuk salah saji yang tidak dapat terdeteksi.
Terkait PT ADP, industri ini dinilai oleh KAP RSY Indonesia sebagai industri
berisiko rendah (low risk) dan diberi nilai PM sebesar 80% dari nilai OM.
Nilai PM untuk proses audit PT ADP adalah sebesar Rp6.508.214.400,00.
Nilai tersebut menjadi batasan untuk salah saji yang diperbolehkan dan
merupakan nilai maksimal penyesuaian yang dibuat oleh PT ADP dalam saldo
akun.
c) Summary of Unadjusted Difference (SUD)
Materialitas ini merupakan jenis materialitas pada tingkat yang paling rendah.
Jika terdapat angka salah saji yang jumlahnya di bawah batas ketetapan SUD,
maka salah saji tersebut bisa dikategorikan tidak material. Berdasarkan
panduan yang dimiliki oleh KAP RSY Indonesia, SUD dihitung sebesar 3%
dari nilai OM. Nilai SUD untuk PT ADP adalah 3% x Rp8.135.268.000,00 =
Rp244.058.000,00.

3.10 Fieldwork Atas Akun Pendapatan, Piutang Usaha, dan Kas PT ADP
Pada sub-bab ini akan dijelaskan prosedur yang dilakukan oleh tim audit,
khususnya yang menjadi tanggung jawab penulis sebagai mahasiswa magang atas
akun pendapatan, piutang usaha, dan kas pada PT ADP untuk laporan keuangan
periode 31 Desember 2016.
1. Menyiapkan Kertas Kerja (Working Paper)
Penulis diberi tanggung jawab untuk menyiapkan kertas kerja (working
paper). Kertas kerja ini disiapkan secara terpisah untuk masing-masing akun
baik itu pendapatan, piutang usaha, dan kas. KAP RSY Indonesia memiliki
format baku tersendiri dalam bentuk Ms.Excel yang digunakan untuk

Universitas Indonesia
53

penugasan di seluruh klien KAP RSY Indonesia. Kertas kerja tersebut


digunakan untuk mencatat seluruh informasi terkait akun tersebut seperti
analytical review, lead sheet, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
Untuk memudahkan pengguna dalam membaca informasi dan mengulas
kertas kerja, kertas kerja disisipkan informasi seperti nama perusahaan yang
sedang diaudit, nama akun apa yang sedang diaudit, tanggal pengerjaan kertas
kerja, dan siapa yang bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.
2. Menentukan Jumlah Sample (Sampling)
Sebelum melakuakan test of details, auditor melakukan pengambilan sampel
terlebih dahulu. Dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil, KAP
RSY Indonesia memiliki formula untuk menghitungnya. Berikut formulanya:

𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑆𝑢𝑏𝑗𝑒𝑐𝑡 𝑡𝑜 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑋𝐴𝑠𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟


𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑆𝑖𝑧𝑒 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎 =
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 − 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

Keterangan formula sebagai berikut:


Population Subject to Sampling, yaitu jumlah keseluruhan dari masing-
masing akun yang dipilih (misal: pendapatan) untuk ditentukan sampelnya
sesuai dengan nilai yang tercatat di neraca.
Assurance Factor, yaitu angka yang ditentukan dengan menggunakan
decision tree dengan format tabel yang berisikanrisk materiality assessment,
assurance from test of controls, dan assurance from analytical procedures.
Tabel 3.9 di bawah ini menunjukkan bagaimana proses penilaian PT ADP
sehingga didapatkan angka 0.2 sebagai assurance factor dari PT ADP.

Universitas Indonesia
54

Tabel 3.9 Audit Response Decision Tree


Assurance Tests of detail
Assurance
Risk Materiality from Sampling
from Tests of JSSD
Assessment Analytical
Controls testing AF Scope
Procedures
No n/a 3 55%
No
Yes n/a 1.6 50%
High
No n/a 1.6 40%
Yes
Yes n/a 0.2 25%
No n/a 1.9 35%
No
Yes 2 to 10 0.5 15%
Low
No 4 to 10 0.5 15%
Yes
Yes n/a n/a n/a
Sumber: RSYAudit Manual (diolah kembali oleh penulis)
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula di atas, diperoleh
jumlah ukuran sampel sebanyak sebelas sampel untuk akun pendapatan PT
ADP. Sedangkan untuk akun piutang usaha dan kas, penulis tidak diberi
instruksi untuk melakukan pengambilan sampel.
3. Membuat dan Mengisi Lead Schedule
Lead Schedule atau yang biasa juga disebut lead sheet pada kertas kerja
merupakan prosedur pertama yang harus dilakukan oleh tim audit ketika harus
melakukan pengujian substantif atas detail. Prosedur lain seperti baru dapat
dilakukan apabila lead sheet telah diselesaikan. Ilustrasi lead schedule atas
akun pendapatan dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, dan 5 untuk akun
pendapatan, piutang usaha, dan kas.
4. Membuat Analytical Review
Ketika auditor mengerjakan lead schedule, maka angka dari akun yang sedang
dikerjakan harus dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dalam penugasan
audit kali ini angka yang dibandingkan adalah angka tahun 2016 dengan 2015.
Setelah angka tersebut disajikan dalam lead schedule, yang auditor lakukan
selanjutnya adalah memberikan penjelasan terkait perbedaan saldo antara dua
periode tersebut pada lembar kerja analytical review. Di lembar kerja ini juga
auditor mebeberkan alasan mengapa terjadi perbedaan yang signifikan pada
saldo tersebut. Selain itu, auditor juga dapat menambahkan visualisasi gambar

Universitas Indonesia
55

berupa grafik atau diagram terkait perubahan saldo yang terjadi agar dapat
memudahkan pengguna kertas kerja ketika membaca atau mengulas kertas
kerja tersebut.
5. Melakukan Test of Control
Pengujian pengendalian atau Test of control dilakukan untuk menguji apakah
operasional dari pengendalian internal yang telah dijalankan perusahaan
selama ini sudah efektif atau belum.
Prosedur pengujian ini juga dilakukan demi mengurangi risiko-risiko
pengendalian yang akan terjadi dalam kegiatan bisnis perusahaan. Pengujian
atas pengendalian dapat dilakukan dengan cara:
a. Observasi dan wawancara dengan pihak klien terkait implementasi
pengendalian internal yang sudah dijalankan.
b. Melakukan pengecekan dan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen
terkait implementasi pengendalian.
c. Melakukan pengerjaan ulang atas prosedur pengendalian yang telah
dijalankan oleh klien, dan membandingkan hasilnya.
Untuk menentukan jumlah transaksi yang akan diuji pengendaliannya, auditor
juga melakukan pengambilan sampel namun dengan metode yang berbeda
dari sampling untuk test of details. Metode penentuan sampel untuk test of
control dapat dilihat pada Tabel 3.10:
Tabel 3.10 Test of Control Decision Table

Frequency High Risk Low Risk


Daily or more 23 12
Weekly 5 3
Monthly 3 2
Quarterly 2 1
Biannual 1 1
Annual 1 1
Sumber: RSY Audit Manual (Diolah kembali oleh penulis)

Universitas Indonesia
56

6. Melakukan Prosedur Inquiry


Prosedur ini merupakan aktivitas tanya jawab dengan pihak klien atau
meminta data yang diperlukan auditor untuk melakukan tugasnya. Dengan
adanya prosedur ini maka auditor dapat terbantu pekerjaannya dan mendapat
pemahaman yang lebih baik terkait transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Dalam proses audit untuk laporan keuangan di PT ADP, auditor melakukan
prosedur ini kepada manajer keuangan dan staf dari divisi accounting.
7. Melakukan Test of Detail
Test of detail merupakan salah satu pengujian substantif oleh auditor.
Prosedur pengujian substantif ini dilakukan untuk memastikan apakah setiap
transaksi sudah dicatat dengan benar dan akurat pada laporan keuangan PT
ADP sehingga auditor mengetahui apakah tujuan audit atas akun tertentu
sudah tercapai tujuannya. Auditor melakukan pengujian ini dengan
menggunakan sampel yang sudah ditentukan sebelumnya. Berikut ini
serangkaian pengujian rinci oleh auditor:
a) Memastikan kelengkapan dokumen dari setiap transaksi yang
berkaitan dengan akun pendapatan, piutang usaha, dan kas. Sesuai
dengan jumlah yang ditentukan saat sampling, auditor harus meminta
bukti kelengkapan transaksi seperti invoice dan faktur pajak terkait.
Kelengkapan dokumen tersebut juga harus sudah ditandatangani oleh
manajer keuangan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap
transaksi perusahaan.
b) Memeriksa kembali dokumen pendukung yang telah diminta apakah
informasi yang tertera di dalamnya sudah mendukung transaksi terkait.
c) Memeriksa pencatatan dan pengelompokan atas akun pendapatan,
piutang usaha, dan kas yang masing-masing harus lengkap tersaji pada
buku besar umum dan trial balance. Dengan demikian akurasi dari
laporan keuangan PT ADP dapat dinilai.
d) Auditor melakukan perhitungan kembali terhadap transaksi
pendapatan, piutang usaha, dan kas dengan tujuan untuk memastikan

Universitas Indonesia
57

apakah jumlah yang telah dicatat oleh klien sudah sesuai dengan jurnal
akuntansi dan dokumen pendukung yang tersedia. Dengan
dilakukannya perhitungan kembali ini, maka kesalahan dalam
pencatatan dapat dihindari dan kualitas laporan keuangan dari klien
semakin memenuhi asersi akurasi. Terkait akun pendapatan, auditor
harus melakukan uji pisah batas (cut off). Uji pisah biasanya
ditentukan oleh manajer auditor. Untuk PT ADP, tim audit mengambil
sepuluh transaksi akun pendapatan terakhir di tahun 2016, serta
sepuluh transaksi di tahun 2017. Pisah batas dilakukan untuk
memastikan apakah transaksi telah dicatat pada periode pelaporan
yang benar. Berikutnya untuk akun piutang usaha dan kas, tim audit
menggunakan jenis konfirmasi positif dalam melaksanakan prosedur
konfirmasi. Surat konfirmasi dikirimkan kepada pihak berelasi dan
bank terkait.Konfirmasi harus dilakukan karena memiliki nilai yang
signifikan dan mengandung risiko salah saji.

3.10.1 Audit Lapangan atas Akun Pendapatan


Pada sub-bab ini dan berikutnya, penulis akan menjelaskan audit lapangan
secara lebih spesifik pada setiap akun dimulai dari akun pendapatan, lalu piutang
usaha, dan yang terakhir kas. Secara garis besar, prosedur yang dilakukan untuk
setiap akun hampir sama dengan apa yang sudah dijelaskan pada sub bab
sebelumnya. Namun, beberapa akun memiliki perbedaan prosedur sendiri sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh tim audit. Prosedur audit lapangan tersebut terdiri
dari:
 Membuat analytical review
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh PT ADP, pada tahun 2016 pendapatan
total perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar
50% atau senilai Rp113.426.366.213,00. Peningkatan ini disumbang besar
oleh akun pendapatan; muat container 20”-40” yaitu sebesar 72% atau senilai
Rp72.139.082.450,00. Selain itu, peningkatan pendapatan PT ADP juga

Universitas Indonesia
58

terjadi pada kategori pendapatan lainnya yaitu bongkar container 20”-40”, lift
on/off, penumpukan, dan administrasi masing-masing sebesar 28%, 41%,
22%, dan 34%. Sedangkan untuk kategori pendapatan general cargo terjadi
penurunan sebesar 8%.
 Melakukan test of control
Untuk pelaksanaan test of control, penulis akan lebih fokus pada pengujian
pengendalian pada proses transaksi pendapatan utama perusahaan, yaitu
bongkar muat. Pengujian dilakukan dengan melihat apakah proses kegiatan
bongkar muat telah memenuhi kesepakatan antara pihak pelayaran dan
perusahaan. Bukti kesepakatan ini adalah berupa dokumen-dokumen yang
harus ditandatangi oleh pelanggan, pelayaran, dan perusahaan. Untuk lebih
jelasnya, Tabel 3.11 memperlihatkan pengujian pengendalian A1.
Tabel 3.11 Data Test of Control
SOF Daily Report Labour Time Sheet Invoice FP JV
NO GL Date Customer
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 11/05/16 PT MRT X V V X V V X V V V V V
2 3/06/16 PT MRT X V V X V V X V V V V V
3 25/05/16 PT SPIL V V V V V V V V V V V V
4 31/05/16 PT JPL X V V X V V X V V V V V
6 29/07/16 PT SPIL X V V X V V X V V V V V
7 3/8/16 PT SPIL V V V V V V V V V V V V
9 19/8/16 PT SPIL X V V X V V X V V V V V
11 29/9/16 PT SPIL V V V V V V V V V V V
Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa secara keseluruhan pengendalian


terhadap transaksi pendapatan telah berjalan dengan baik. Beberapa dokumen
telah ditandatangani melalui tiga tahap, yaitu pelayaran, chief officer, dan shift
supervisor. Selain itu, dokumen seperti invoice dan journal voucher juga
ditandatangani oleh manajer keuangan. Walaupun uji pengendalian sudah
berjalan dengan baik pada tujuh sampel, namun terdapat prosedur otorisasi
yang dilewat pada lima sampel yaitu nomor 1, 2, 4, 6, dan 9. Masih terdapat

Universitas Indonesia
59

hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaiki tingkat


pengendaliannya, yaitu dengan memperketat pengecekan dokumen tersebut
secara fisik dan disimpan secara lebih terstruktur. Selain itu, perusahaan juga
harus memastikan bahwa seluruh dokumen transaksi telah ditandatangani dan
diotorisasi dengan baik.
 Melakukan Test of Detail
Tim audit melakukan prosedur ini dengan tetap menggunakan sampel yang
sudah ditentukan sebelumnya namun dengan tujuan yang berbeda. Apabila
pada uji pengendalian adalah untuk menilai efektivitas pengendalian,
sedangakan untuk test of detail adalah untuk menguji kebenaran angka yang
telah disajikan oleh perusahaan. Langkah pertama yang dilakukan saat
pengujian ini adalah memeriksa kelengkapan dokumen terkait penjualan
perusahaan seperti invoice dan faktur pajak. Selain itu, auditor harus
melakukan pemeriksaan apakah jumlah pendapatan yang dicatat telah sesuai
dengan jurnal dan bukti transaksi yang ada. Pengujian ini dilakukan pada
kertas kerja dan angka hasil pengujian ini harus terikat (tied up) dengan trial
balance.
Pada prosedur ini auditor juga melakukan perhitungan kembali atas transaksi
untuk memperoleh keyakinan terhadap angka yang tertera pada laporan
keuangan dan memastikan transaksi tersebut terhindar dari salah saji yang
material. Dengan demikian asersi akurasi dapat terpenuhi. Selanjutnya,
auditor melakukan pengujian untuk menilai asersi pisah batas (cut off). Tim
audit mengambil sampel sebanyak lima transaksi terakhir pada 2016 dan lima
transaksi pertama pada tahun 2017. Dari pengujian pisah batas ini, auditor
melakukan pengecekan apakah transaksi tersebut telah dicatat sesuai dengan
invoice yang diterbitkan. Selain itu, tujuan utama dari adanya pengujian pisah
batas adalah untuk memastikan jika transaksi pendapatan telah dicatat pada
periode akuntansi yang benar. Tabel 3.12 berikut ini memuat hasil dari uji
pisah batas atas transaksi pendapatan.

Universitas Indonesia
60

Tabel 3.12 Uji Pisah Batas Akun Pendapatan PT ADP

Transaction Detail Credit Payment Request &


NO Date Rekapitulasi Pendapatan
1 2 3 B C D
1 12/28/16 Sally Fortune-19-Dec-16 Muat 183,755,000 V V V V V V
2 12/30/16 CMS PELINDO bulan des 2016. 2,420,034,177 V V V V V V
3 12/30/16 CMS PELINDO bulan des 2016. 5,646,746,413 V V V V V V
4 12/28/16 Lift On 40 Empty 7,788,000 V V V V V V
5 12/23/16 Lift Of 40 Empty 778,800 V V V V V V
Sally Fortune-01-Jan-17 Muat E:
6 1/13/17 169,455,000 V V V V V V
TRIDR007
7 1/13/17 Lift On 40 Empty 6,035,700 V V V V V V
8 1/13/17 Johan Fortune-10-Jan-17 59,345,000 V V V V V V
9 1/19/17 Muat Cy Line 1 20 Ft Full 186,615,000 V V V V V V
10 1/19/17 Bali Kuta-09-Jan-17 127,270,000 V V V V V V

Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia


3.10.2 Audit Lapangan atas Akun Piutang
Sama halnya dengan sub-bab sebelumnya, audit atas akun piutang usaha juga
tidak berbeda tahapan prosedurnya. Yang membedakan antara satu akun dengan akun
lainnya adalah ketika audit lapangan. Di dalam audit lapangan, pengujian yang
dilakukan atas suatu akun akan disesuaikan dengan sifat (nature) dari akun tersebut.
Berikut ini adalah rincian dari prosedur audit lapangan atas akun piutang usaha,
antara lain:
 Membuat Analytical Review
Tercatat pada tahun 2016 piutang PT ADP meningkat secara signifikan. Total
secara keseluruhan piutang per 31 Desember 2016 meningkat sebesar 54%
atau senilai dengan Rp21.196.902.689,00. Peningkatan ini disumbang besar
oleh pelanggan setia PT ADP yaitu PT SPIL sebesar 47% dari tahun
sebelumnya atau senilai dengan Rp12.932.395.306,00. Semua piutang usaha
dari PT ADP adalah piutang usaha yang berasal dari transaksi dengan pihak
ke-3. Jangka waktu pembayaran piutang usaha adalah satu bulan sejak tanggal
penagihan, kecuali untuk piutang usaha atas nama PT SPIL diberikan waktu
pembayaran selama dua bulan. Dengan kata lain, adalah hal yang wajar

Universitas Indonesia
61

apabila penyumbang peningkatan piutang usaha terbesar adalah dari PT SPIL


karena pelanggan tersebut memiliki jangka waktu pembayaran yang lebih
lama. Diskon atas penjualan akan hangus, jika pelanggan telat membayar
tagihan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
 Melakukan Test of Control Berupa Uji Umur Piutang Usaha (Aging Test)
Dalam mengelompokkan piutang usahanya, PT ADP membaginya menjadi
empat kelompok yaitu piutang usaha yang belum jatuh tempo, piutang usaha
yang telah jatuh tempo dengan kurun waktu 0-12 hari, 13-30 hari, 31-60 hari,
dan lebih dari 61 hari. Pada tahap pengujian ini tim audit melakukan
pengelompokkan ulang atas piutang usaha yang dimiliki PT ADP dengan data
yang digunakan adalah tanggal jatuh tempo yang tertera pada invoice. Setelah
piutang dikelompokkan, auditor menghitung total piutang tersebut dan
membandingkan dengan angka yang sudah dihitung oleh perusahaan.
Setelah dianalisis lebih dalam, ditemukan saldo piutang yang belum tertagih
dengan umur piutang lebih dari 61 hari. Hal ini bertentangan dengan terms of
payment (TOP) pelanggan yaitu 60 hari untuk PT SPIL dan 30 hari untuk
pelanggan lainnya. Manajemen menyatakan bahwa penyisihan piutang tidak
dilakukan karena diasumsikan semua pelunasan piutang dikategorikan sebagai
lancar sementara masih ditemukan piutang yang belum juga tertagih lebih dari
batas waktu TOP. Tabel 3.13 memuat rincian dari umur piutang yang dimiliki
oleh PT ADP:
Tabel 3.13 Aging Detail PT ADP (Rp)

Jatuh Tempo
No Daftar Piutang
0-12 13-30 31-60 > 61
1 PT SPIL 40,309,814,638 12,773,510,704 9,406,398,335 16,598,352,228 1,531,553,371
2 PT IFL 3,870,238,074 1,295,731,474 1,730,706,775 843,799,825 -
3 PT MRS 5,795,864,133 3,227,984,583 2,567,879,550 - -
4 PT JBM 777,207,950 404,531,600 372,676,350 - -
5 PT LKA 3,814,598,165 - - - 3,814,598,165
6 PT TM 830,226,090 - - - 830,226,090
7 PT SM 645,761,275 - - - 645,761,275
8 PT LKB 8,214,200 - - - 8,214,200

Universitas Indonesia
62

Jatuh Tempo
No Daftar Piutang
0-12 13-30 31-60 > 61
9 PT PIP 93,814,627 - - - 93,814,627
10 PT PLJ 4,440,015,490 - 4,440,015,490 - -
TOTAL 60,585,754,642 17,701,758,361 18,517,676,500 17,442,152,053 6,924,167,728
Sumber: PT ADP aging detail (Diolah kembali oleh penulis)

 Melakukan Test of Detail


Pada tahap ini, penulis fokus kepada prosedur confirmation control.
Perusahaan yang tercantum dalam daftar piutang usaha dikirimkan surat
konfirmasi dengan format Ms.Word. Confirmation control ini dilakukan
untuk memastikan bahwa angka yang dicatat oleh PT ADP benar adanya dan
tidak direkayasa. Sampai akhir masa magang penulis di PT ADP, baru dua
surat konfirmasi yang dibalas, yaitu dari PT SPIL dan PT LKA.
Sembari menunggu balasan dari seluruh surat konfirmasi tersebut, auditor
melakukan prosedur alternatif yaitu subsequent event dengan cara melakukan
vouching. Dalam prosedur ini, auditor melakukan sortir terhadap masing-
masing akun piutang usaha dari setiap pelanggan. Berdasarkan hasil sortir
tersebut, dipilih nominal terbesar dari transaksi piutang kemudian dilakukan
pengecekan angka transaksi sesuai dengan yang tertera pada invoice.

3.10.3 Audit Lapangan atas Akun Kas dan Setara Kas


Sama halnya dengan sub-bab sebelumnya, audit atas akun piutang usaha juga
tidak berbeda tahapan prosedurnya dan hanya berbeda pada sifat (nature) dari akun
tersebut pada saat audit lapangan. Berikut ini adalah rincian dari prosedur audit
lapangan atas akun kas dan setara kas, antara lain:
 Melakukan analytical review
Tercatat pada tahun 2016 akun kas dan setara kas PT ADP mengalami
penurunan yang tidak terlalu signifikan. Total secara keseluruhan kas dan
setara kas per 31 Desember 2016 berkurang sebesar 9% atau senilai dengan
Rp2.966.471.916,00 jika dibandingkan dengan tahun 2015. Perlu diketahui
bahwa PT ADP menyimpan dananya di delapan yang berbeda. Dan

Universitas Indonesia
63

berdasarkan data yang ada penurunan paling besar terjadi pada akun Bank
PRT yang fungsinya digunakan untuk penerimaan pendapatan atau
pembayaran piutang usaha.
 Melakukan Test of Detail
Pada prosedur ini Penulis melakukan translation terhadap saldo bank yang
menggunakan mata uang Dolar Amerika (USD). PT ADP dalam menyajikan
laporannya menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) sebagai alat
translasi saldo yang menggunakan mata uang asing. Tercatat pada 31
Desember 2016 kurs tengah BI mata uang USD terhadap Rupiah adalah
sebesar Rp13.436,00. Tabel 3.14 berikut ini memuat translasi saldo mata uang
USD terhadap Rupiah yang dimiliki oleh PT ADP.
Tabel 3.14 Uji Translasi Saldo Bank USD
Account Original Kurs Tengah Recalculation Different
Saldo TB Per
Bank BI 31
Number Amount 31-Des-16 31 Des'16
December'16
3279002677 Bank UO 2,960.08 13,436 39,771,635 39,768,410 3,225
9752774381 Bank PRT 8,694.57 13,436 116,820,243 116,826,423 (6,180)
156,591,877 156,594,833 (2,956)
Sumber: Working Paper KAP RSY Indonesia
Berdasarkan tabel di atas, terdapat sedikit perbedaan antara perhitungan
auditor dengan perhitungan klien terhadap saldo kas mata uang USD di neraca
yaitu senilai Rp2,956,00. Jumlah ini dianggap tidak signifikan dan tidak
material oleh tim audit sehingga dapat dinilai bahwa penyajian saldo mata
uang USD ini telah wajar dan benar adanya.
Selain melakukan translasi, auditor juga melakukan cash opname terhadap
cash on hand miliki PT ADP. Cash opname dilakukan di ruangan divisi
accounting milik PT ADP dan perhitungan uang dilakukan oleh staff
accounting PT ADP. Setelah melakukan perhitungan yang diawasi oleh
auditor, hasil dari perhitungan tersebut disesuaikan dengan invoice
pemasukkan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi ini dilakukan mengingat
prosedur cash opname dilakukan pada Januari 2017 sedangkan pelaporan di

Universitas Indonesia
64

neraca selesai pada Desember 2016. Hasil rekonsiliasi dari cash opname dapat
dilihat pada Lampiran 6.

3.11 Tahap Completion and Finalisation


Tahap ini merupakan tahap terakhir untuk menyelesaikan laporan audit dari
PT ADP. Dalam tahap ini, yang dilakukan oleh auditor antara lain mengevaluasi
salah saji yang teridentifikasi selama kegiatan audit berlangsung, melakukan final
analytical procedure, menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan, konsultasi
antara pihak klien dan auditor, membentuk opini atas laporan keuangan, serta memuat
informasi lain dalam dokumen yang terkait denganlaporan keuangan yang diaudit.
Hasil dari prosedur yang sudah disebutkan harus dikomunikasikan dengan pihak klien
untuk memastikan bahwa hal-hal telah dikerjakan oleh auditor dapat diketahui
hasilnya oleh PT ADP sebagai klien sekaligus memeriksa apakah seluruh prosedur
telah dilakukan sesuai engagement yang telah disepakati.
Dalam membuat opini audit, KAP RSY Indonesia mempertimbangkan beberapa hal
yaitu:
1) Apakah seluruh bukti yang diperlukan sudah ada dan dievaluasi?
2) Apakah laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia?
3) Apakah laporan keuangan berdampak pada ketidakpastian yang fundamental?
4) Apakah laporan keuangan disajikan secara wajar?
Terkait prosedur completion and finalisation atas laporan keuangan PT ADP
yang berakhir pada 31 Desember 2016, penulis tidak dapat menyampaikan hasilnya
karena hingga periode magang penulis berakhir penyelesaian audit belum dilakukan
oleh KAP RSY Indonesia.

Universitas Indonesia
65

3.12 Ringkasan Korelasi Hasi Audit Akun Pendapatan, Piutang Usaha, dan
Kas pada PT ADP
Audit yang sudah dilakukan untuk akun pendapatan berkaitan erat dengan
akun piutang usaha dan akun kas. Berdasarkan hasil audit atas ketiga akun tersebut,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Akun Pendapatan
Prosedur audit yang telah dilakukan meliputi analytical review, test of control,
dan test of details dan tidak ditemukan temuan yang signifikan.
2. Akun Piutang Usaha
Prosedur audit yang telah dilakukan meliputi analytical review, test of control,
dan test of details dan ditemukan adanya piutang yang belum tertagih
melewati batas waktu terms of payment. Untuk piutang yang belum tertagih di
atas terms of payment, bisa saja memiliki risiko tidak tertagih namun
perusahaan belum membuatkan penyisihan untuk piutang tak tertagih tersebut
dengan alasan perusahaan berasumsi piutang masih dalam kategori lancar.
Apabila perusahaan tidak melakukan penyisihan piutang tidak tertagih, maka
jumlah piutang usaha yang tercatat di neraca perusahaan tidak mencerminkan
kemampuan kolektibilitas perusahaan yang sebenarnya.
3. Akun Kas
Prosedur audit yang telah dilakukan meliputi analytical review, test of control,
dan test of details dan tidak ditemukan temuan yang signifikan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa akun pendapatan sudah
disajikan secara wajar namun perusahaan perlu mengelola pergerakan piutang dan
terms of payment penjualan kredit dengan lebih baik.

3.13 Ringkasan Kesesuaian Pelaksanaan Audit atas Akun Pendapatan,


Piutang Usaha, dan Kas pada PT ADP Secara Teori dan Praktik
Berdasarkan analisis dan yang ditelah dijabarkan pada sub-sub sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan prosedur audit atas akun
pendapatan, piutang usaha, dan kas terhadap PT ADP telah dilaksanakan sesuai

Universitas Indonesia
66

dengan pedoman yang dipakai oleh KAP RSY Indonesia yaitu RSY Audit Manual.
Adapun pedoman yang dipakai oleh KAP RSY Indonesia tersebut juga sudah sesuai
dengan teori dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Tabel 3.15 berikut ini memuat
ringkasan tentang kesesuaian prosedur audit yang dilakukan KAP RSY Indonesia
terhadap PT ADP dengan teori yang dipelajari selama di perkuliahan.
Tabel 3.15 Ringkasan Kesesuaian Prosedur Audit yang Dilakukan pada PT
ADP oleh KAP RSY Indonesia dengan Teori
Teori Praktik Kesesuaian
A. Proses Audit
Proses audit terdiri dari KAP RSY Indonesia Apabila kita jabarkan secara
empat tahap (Hayes et al., memiliki proses audit yang detail, pedoman audit yang
2014), antara lain: berpedoman pada RSY Audit dimiliki oleh KAP RSY
1. Penerimaan klien. Manual, antara lain: Indonesia telah disusun dengan
2. Perencanaan audit. 1. Client acceptanceand basis ISA. Dengan kata lain,
3. Pengujian dan continuance teori yang disusun oleh Hayes
pengumpulan bukti 2. Pre-Planning sudah termasuk seluruhnya ke
audit 3. Planning dalam RSY Manual sehingga
4. Evaluasi dan Pelaporan 4. Fieldwork auditor melaksanakan prosedur
hasil audit 5. Completion and auditnya sesuai dengan aturan
Finalisation yang berlaku umum.
1. Tahap 1: Penerimaan Klien
Proses penerimaan klien Proses penerimaan klien Tahap penerimaan klien yang
(Hayes et al., 2014) antara berdasarkan RSY Audit dilakukan oleh KAP RSY
lain: Manual antara lain: Indoensia sudah sesuai dengan
1. Mengevaluasi latar 1. Mengevaluasi teori yang dikemukakan oleh
belakang dari klien penerimaan klien terkait Hayes.
2. Mengidentifikasi risiko integritas
apa yang akan terjadi 2. Independensi auditor
jika auditor melakukan 3. Mengidentifikasi risiko
perikatan dengan klien. 4. Menilai kapabilitas
3. Menentukan auditor terhadap
kompetensi untuk permasalahan klien
melaksanakan audit. 5. Membuat surat perikatan
4. Menilai independensi
5. Mempersiapkan tim
audit yang dibutuhkan.
6. Membuat surat
perikatan audit
(engagement letter).
2. Tahap 2: Perencanaan Audit
Proses perencanaan audit Proses perencanaan audit Secara keseluruhan, proses
(Hayes et al., 2014) antara menurut RSY Manual terbagi perencanaan audit yang
lain: menjadi dua yaitu pre- tercantum dalam RSY Audit

Universitas Indonesia
67

1. Memahami bisnis dan planning dan planning. Manual sudah sesuai dengan
industri klien. Berikut penjabarannya: teori yang dikemukakan oleh
2. Melaksanakan  Tahap Pre-planning: Hayes. Namun, RSY Audit
prosedur analitik. Memahami proses bisnis Manual membagi tahapan
3. Menghitung dan yang berjalan di klien, perencanaan menjadi dua
mempertimbangkan melakukan prosedur urutan peristiwa, yaitu pre-
materialitas. analitis pendahuluan, planning dan planning.
4. Mempertimbangkan menilai risiko bisnis Dengan pembagian dua
risiko bawaan. perusahaan, menilai sequence ini, dapat
5. Mempertimbangkan risiko akuntansi disimpulkan bahwa KAP RSY
berbagai faktor yang perusahaan, dan menilai Indonesia menempatkan
berpengaruh terhadap efektivitas dari audit penilaian risiko sebagai hal
saldo awal saat periode internal di perusahaan. yang harus diutamakan terlebih
audit dimulai.  Tahap Planning: dahulu.
6. Mengembangkan Meninjau kesimpulan
strategi audit awal dari pre-planning untuk
terhadap asersi menentukan audit yang
signifikan. efektif, menentukan
7. Memahami materialitas, serta audit
pengendalian internal budget.
klien.
3. Tahap 3: Pengujian dan Mengumpulkan Bukti Audit
Proses pengujian dan Proses pengujian dan Secara keseluruhan, pada tahap
mengumpulkan bukti audit mengumpulan bukti audit ini KAP RSY Indonesia sudah
(Hayes et al., 2014) antara menurut RSY Manual melakukan prosedur sesuai
lain: dimasukkan ke dalam dengan teori yang berlaku
1. Prosedur analitis aktivitas audit fieldwork. umum.
(analytical procedure) Dalam audit fieldwork ini,
2. Pengujian tim audit fokus pada
pengendalian (test of pengujian dan pengumpulan
control) bukti audit dengan
3. Pengujian substantive melakukan:
(substantive test) 1. test of control
4. Pengujian detail saldo 2. test of details dapat
(test of details) berupa stock opname dan
atau cash opname
4. Tahap 4: Evaluasi dan Pelaporan Audit
Proses evaluasi dan Tahap Evaluasi dan Secara keseluruhan, pada tahap
pelaporan audit (Hayes et Pelaporan Audit dalam RSY ini KAP RSY Indonesia sudah
al., 2014) antara lain: Manual disebut dengan melakukan prosedur sesuai
1. Melakukan ulasan dan proses finalisation and dengan teori yang berlaku
memberikan completion. Serangkaian umum.
kesimpulan atas bukti kegiatan yang dilakukan
audi yang didapat pada pada proses ini antara lain:
serangkaian prosedur 1. Mengevaluasi salah saji
sebelumnya yang ditemukan pada
2. Mengidentifikasi prosedur sebelumnya
kejadian setelah 2. Membuat kertas kerja

Universitas Indonesia
68

tanggal neraca hasil audit PT ADP


3. Review laporan 3. Mendiskusikan hasil dari
keuangan prosedur audit kepada
4. Mengomunikasikan pihak PT ADP
hasil audit kepada 4. Mengidentifikasi jika
partner in charge dan terdapat salah saji yang
manajemen klien material
5. Membuat laporan audit 5. Membuat laporan audit
B. Audit atas Akun Pendapatan, Piutang Usaha, dan Kas
1. Test of Control
Teknik pengumpulan bukti KAP RSY Secara keseluruhan, pada tahap
dalam test of controls Indonesiamelakukan teknik ini KAP RSY Indonesia sudah
(Hayes et al., 2014) antara pengumpulan bukti dalamtest melakukan prosedur sesuai
lain: of controls berdasarkan data dengan teori yang berlaku
1. Inquiry of client sampel transaksi yang sudah umum.
personnel ditentukan sebelumnya.
2. Observation Berikut teknik pengumpulan
3. Inspection bukti KAP RSY Indonesia:
(examination of 1. Inquiry of client
documents) personnel
4. Reperformance (or 2. Inspection (examination
recalculation) of documents)
3. Reperformance (or
recalculation)
2. Test of Details
Test of details merupakan KAP RSY Indonesia Secara keseluruhan, pada tahap
bagian dari prosedur melaksanakan test of ini KAP RSY Indonesia sudah
substantif yang bertujuan detailsberdasarkan pada melakukan prosedur sesuai
untuk memperoleh bukti sampel yangtelah ditetapkan dengan teori yang berlaku
audityang memenuhi asersi untuk memenuhi asersi umum.
atas laporan keuangan manajemen, yaituexistence
(Hayes et al.,2014). dan completeness.
Sumber: diolah oleh Penulis
Walaupun tidak semua teknik pengumpulan bukti dilakukan secara komplit
dalam pengujian yang dilakukan oleh tim audit KAP RSY Indonesia, namun secara
keseluruhan pelaksanaan prosedur audit atas akun pendapatan, piutang usaha, dan kas
oleh KAP RSY Indonesia telah sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku di
Indonesia. Hal ini karena hal tersebut tidak mengurangi kecukupan bukti audit dan
demi tujuan efesiensi dan efektivitas dari kegiatan audit. Selain itu, asersi yang
dilakukan oleh KAP RSY Indonesia juga tidak berbeda dengan teori. Adapun standar
yang digunakan KAP RSY Indonesia adalah ISA untuk melakukan beberapa
pengujian.

Universitas Indonesia
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
Dalam laporan magang ini penulis melakukan pembahasan dan analisis
terhadap proses audit yang dilakukan oleh KAP RSY atas akun pendapatan, piutang
usaha, dan kas yang dimiliki oleh PT ADP untuk periode 31 Desember 2016.
Serangkaian proses audit yang dilakukan atas akun pendapatan, piutang usaha, dan
kas ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa PT ADP sudah mencatat dan
menyajikan laporan keuangannya dengan nilai wajar dan dan sesuai dengan standar
ketentuan yang berlaku di Indonesia yaitu PSAK. Dalam menjalankan prosedur
auditnya, KAP RSY Indonesia melakukannya sesuai dengan pedoman KAP RSY
Indonesia yaitu RSY Manual yang tentunya sudah disesuaikan dengan standar
pengauditan yang berlaku umum yaitu International Standards on Auditing (ISA).
Secara garis besar, prosedur audit yang dilakukan terhadap PT ADP antara lain
pemahaman awal atas klien, perencanaan audit, prosedur analytical review, test of
control, substantive test, test of detail. Namun pada tahap akhir, penulis tidak
dilibatkan dalam pembuatan laporan audit atas PT ADP karena sudah
dipindahtugaskan ke klien yang berbeda. Berdasarkan hasil audit lapangan di PT
ADP, penulis dapat menilai bahwa praktik dan kebijakan akuntansi yang dilakukan
oleh PT ADP sudah sesuai dengan standar akuntansi yang mengatur masing-masing
akun. Untuk pendapatan, sudah sesuai dengan PSAK 23 (Revisi 2013), untuk piutang
usaha, sudah sesuai dengan standar terkait pengakuan, pengukuran, dan penyajian
yang diatur dalam PSAK 50 (revisi 2013) dan PSAK 55 (revisi 2013), dan untuk kas,
juga sudah sesuai dengan teori yang berlaku umum.

5.2 Rekomendasi
Perusahaan perlu melakukan penyisihan piutang tak tertagih karena terdapat
piutang yang belum tertagih dan sudah melewati batas waktu terms of payment.

69
Universitas Indonesia
70

Penyisihan piutang tak tertagih perlu dilakukan agar nilai piutang yang tercatat di
neraca perusahaan benar-benar mencerminkan kemampuan kolektibilitas perusahaan
yang sebenarnya. Selain itu, dalam melakukan pengumpulan data oleh auditor, data
yang diberikan oleh klien tidak jarang salah dan tidak sesuai dengan apa yang auditor
minta. Dengan demikian, sebaiknya klien memeriksa kembali data-data terkait
sebelum diberikan kepada auditor.

Universitas Indonesia
BAB V
REFLEKSI DIRI

5.1 Memulai Magang di KAP RSY Indonesia


5.1.1 Pelatihan Audit oleh KAP RSY Indonesia
Mahasiswa yang mendapat kesempatan untuk magang di RSY Indonesia
diberikan program pelatihan selama empat hari. Merupakan sebuah keberuntungan
bagi penulis karena ternyata program tersebut tidak selalu diadakan oleh pihak KAP
RSY Indonesia. Program tersebut biasanya diadakan hanya pada peak season
sehingga apabila penulis melamar magang di luar periode itu maka penulis tidak akan
mendapatkan program pelatihan tersebut.

5.1.2 Materi Pelatihan


Program pelatihan diadakan oleh KAP RSY Indonesia dan yang bertanggung
jawab atas terlaksananya program tersebut adalah divisi HRD KAP RSY Indonesia.
Program pelatihan dilaksanakan selama 4 hari dengan rangkaian acara sebagai
berikut:
1. Hari 1. Pada hari pertama acara diawali dengan pembagian divisi untuk
peserta program magang, melakukan pengambilan foto untuk kartu identitas
dan penandatanganan berkas sebagai wujud kontrak profesional antara pihak
RSY Indonesia dan mahasiswa peserta magang. Sambutan dari pihak KAP
RSY Indonesia diawali dengan pihak HRD dan diakhiri dengan Partner dari
berbagai divisi di KAP RSY Indonesia. Selain itu, pihak KAP RSY Indonesia
juga menguraikan tentang profil perusahaan KAP RSY Indonesia sejak tahun
1985 didirikan.
2. Hari 2. Pada hari kedua sudah mulai memasuki materi terkait audit. Materi
yang diberikan oleh KAP RSY Indonesia ini sebenarnya hampir sama persis
dengan materi yang penulis terima selama di perkuliahan yaitu Pengauditan 1
dan Pengauditan 2. Para peserta pelatihan diberikan materi berupa softcopy.

71
72

Kegiatan pelatihan ini dilakukan oleh mentor yang berbeda-beda pada setiap
sesinya.
3. Hari 3. Pada hari ketiga peserta pelatihan diberi penjelasan tentang
metodologi audit yang diapakai oleh KAP RSY Indonesia, cara menghitung
materiality limit dan versi KAP RSY Indonesia, serta prosedur apa saja yang
dilakukan oleh auditor KAP RSY Indonesia sebelum, saat, dan setelah proses
audit dilakukan.
4. Hari 4. Pada hari terakhir pelatihan peserta masih diberikan materi oleh
mentor dan sesi terakhir ditutup dengan office touring. Peserta kegiatan
magang berjalan-jalan mengelilingi seluruh bagian kantor sembari berkenalan
dengan staffs dan calon rekan kerja kami selama magang di KAP RSY
Indonesia.
Bagi penulis, mengulas kembali materi selama perkuliahan yang dilakukan
oleh KAP RSY Indonesia sebelum terjun ke dunia pekerjaan nyata sangatlah
membantu penulis karena materi pengauditan yang penulis ambil di perkuliahan
sudah berkisar satu tahunyang lalu sampai dengan penulis mengikuti program
magangsehingga banyak hal yang penulis lupa dari materi tersebut karena tidak
pernah dipraktikan sama sekali sebelumnya.

5.2 Nilai Tambah Saat Melakukan Fieldwork Audit


5.2.1 PT ADP
Penulis ditunjuk oleh manajer untuk penugasan di klien yaitu PT ADP yang
terletak di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebuah hal yang cukup
mengejutkan bagi penulis mengingat rumah penulis berada di kawasan Depok dan
setiap harinya penulis harus bolak-balik menuju Tanjung Priok. Penulis pertama kali
pergi ke klien tersebut diantar oleh senior di divisi penulis.
Menjadi pengalaman yang menyenangkan karena ini adalah pertama kalinya
penulis memasuki area Pelabuhan Tanjung Priok terlebih lagi penulis dapat
memasuki area terbatas dari perusahaan yang kami audit karena posisi kami adalah
sebagai auditor. Kerja pertama kali sebagai auditor penulis merasa nyaman karena
73

penulis mendapatkan senior yang baik dan dapat memberikan instruksi yang mudah
dimengerti. Sudah menjadi sebuah budaya organisasi di KAP RSY Indonesia bahwa
senior harus mengajarkan ilmunya kepada karyawan yang baru mulai bekerja. Dan
hal ini merupakan sesuatu yang baik bagi perusahaan.
Penulis diberikan beberapa working papers (WP) yang harus dikerjakan dan
nantinya akan di-review oleh senior hingga manajer penulis. WP yang penulis
kerjakan adalah semua akun di PT tersebut kecuali akun revenue dan piutang karena
senior penulis yang mengerjakan WP tersebut. Di klien ini, penulis mendapat banyak
ilmu dan pengalaman antara lain adalah meminta data kepada klien, melakukan cash
opname, dan mengerti bisnis bongkar muat yang sebelumnya tidak penulis pahami
sama sekali.
Tidak jarang penulis berada di klien ini sendirian karena senior penulis harus
melaksanakan tugasnya di klien lain. Dengan kata lain, fieldwork di klien ini adalah
“Intern in charge”.

5.2.2 PT SPUCI dan SPUI


Hanya sekitar 40 hari penulis di Tanjung Priok karena masa audit yang
memang sudah hampir selesai dan masih terdapat data yang tertunda dari pihak klien.
Setelah itu, penulis mendapatkan tugas lapangan berikutnya di PT SPUCI dan PT
SPUI yang sama-sama berlokasi di Jalan Raya Halim Perdanakusumah, Jakarta
Timur. Perusahaan ini bergerak di bidang forwarding yaitu pengiriman paket dengan
skala internasional. Pada audit lapangan kali ini penulis mendapatkan kesempatan
langka bagi peserta program magang, yaitu rapat dengan dewan direksi klien.
Pertemuan ini terasa lebih spesial karena ternyata dewan direksi perusahaan ini
berasal dari luar negeri, yaitu Singapura sehingga bahasa yang digunakan saat rapat
adalah Bahasa Inggris.

5.3 Kunci Sukses Bekerja di KAP


Selama melaksanakan program magang di KAP RSY Indonesia, penulis
merangkum hal-hal apa saja yang harus dimiliki untuk dapat bertahan dan
74

berkembang di tempat kerja. Berikut ini kunci untuk bertahan dan berkembang antara
lain:
 Bekerja keras sesuai dengan etika;
 Bertanggungjawab;
 Berperilaku positif;
 Mudah beradaptasi;
 Mengedepankan kejujuran dan integritas;
 Dapat memotivasi diri sendiri, dan;
 Auditor diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang persuasif dan
tegas kepada klien.

5.4 Rekomendasi untuk KAP RSY Indonesia


Setelah melaksanakan program magang selama tiga bulan di KAP RSY
Indonesia, penulis menemukan beberapa kekurangan dari segenap KAP RSY
Indonesia yang dirangkum ke dalam rekomendasi berikut ini, yaitu:
1) Tim audit dari KAP RSY Indonesia perlu bersikap lebih tegas kepada klien
dalam melakukan prosedur follow up terkait meminta data. Tindakan follow
up yang lambat akan memengaruhi kinerja dari tim audit dan prosedur audit
tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
2) KAP RSY Indonesia sebaiknya tidak melewatkan prosedur audit terhadap
akun yang dianggap low risk karena bagaimanapun juga menjalankan
prosedur secara lengkap terhadap semua akun merupakan bentuk tanggung
jawab dan integritas KAP.
3) KAP RSY Indonesia sebaiknya menjalankan sistem lembur sesuai dengan
SOP yang berlaku karena selama ini manajer cenderung tidak mengizinkan
bawahannya (tergantung divisi) untuk membuat overtime request padahal jam
kerja tim audit sudah melebihi dari waktu normal yaitu 8 jam.
4) KAP RSY Indonesia sebaiknya meningkatkan sistem whistleblower di
perusahaan karena selama penulis melaksanakan kegiatan magangnya, tidak
jarang penulis menemukan tindakan negatif dari senior audit perihal integritas
75

dan kedisiplinan. Pegawai KAP masih banyak yang datang ke klien dengan
terlambat atau bahkan tidak datang sama sekali. Tindakan tidak disiplini ini
tentu akan merugikan bagi pihak KAP atau pun klien.

5.5 Rekomendasi untuk Program Studi Akuntansi FEB UI


Program magang yang disediakan oleh Program Studi Akuntansi FEB UI
menjadi hal yang sangat positif bagi mahasiswa akuntansi FEB UI karena dengan
diadakannya program ini maka dapat menjadi alternatif mahasiswa untuk
mengerjakan tugas akhirnya selain skripsi. Selain itu, program magang ini juga
menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman sebelum
lulus dan terjun ke dunia kerja.
Rekomendasi penulis untuk Departemen Akuntansi FEB UI adalah sebaiknya
departemen bekerjasama dengan banyak perusahaan dan tidak hanya terpaku kepada
KAP sebagai tempat magang. Selain itu, departemen juga harus meningkatkan info
lowongan magang dengan bekerja sama dengan biro pendidikan FEB UI, organisasi
Studi Profesionalisme Akuntan (SPA) FEB UI sebagai wadah mahasiswa akuntansi
FEB UI untuk menemukan info seputar jurusannya, dan Pusat Bimbingan Karier dan
Magang (PBKM) yaitu organisasi yang khusus memberikan info seputar pekerjaan
dan magang. Dengan demikian, info seputar magang tidak hanya ditampilkan pada
beranda SIAK NG namun banyak tersebar di social media seperti LINE, Twitter, atau
Instagram.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., MArk S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf (2014).
Auditing and Assurance Services : An Integrated Approach, An Indonesian
Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education.
Hayes, R., Dassen, R., Schilder, A., & Wallage, P. (2006). Principles of Auditing :
An Introduction to International Standards on Auditing. Essex: Pearson
Education Limited.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jakarta: IAI.
RSM Employee Handbook. (2016). RSM Audit Manual version 2016.1.
Tuanakotta, Theodorus M. (2013). Audit Berbasis ISA (International Standards on
Auditing). Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal
Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa.
Depok: Universitas Indonesia.
PT. ADP. 2016. Monthly Report Pack PT. ADP. Jakarta

76
Universitas Indonesia
LAMPIRAN

Lampiran 1
Laporan Laba Rugi PT ADP
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016
PENDAPATAN USAHA 2016
OPP/ OPT Container 20/ 40 Feet 263,609,655,384
Lift On/ Lift Off 55,775,299,490
Storage 19,973,902,290
Palka/ponton service 2,647,600,000
OPP/ OPT General Cargo 483,395,200
Others 580,935,000
343,070,787,364
Discount (3,515,346,427)
PENDAPATAN KOTOR 339,555,440,937

CMS dari Pelindo


CMS dari Pelindo (148,828,687,050)
Biaya Gudang dan Lapangan (56,522,788,411)
PENDAPATAN BERSIH 134,203,965,476

BIAYA USAHA
Biaya Alat Mekanis Dan Truck 20,585,038,282
Biaya BBM 9,247,335,587
Biaya Repair & Maintenance 26,437,545,422
Biaya Buruh 8,095,209,902
Biaya Karyawan Lapangan 11,143,836,533
Biaya Umum Lapangan 4,799,861,471
Biaya Karyawan 5,235,346,480
Biaya Kantor 319,362,084
Biaya Pemasaran 226,213,161
Biaya Umum 3,126,714,511
Pemeliharaan Kendaraan 185,214,214
Pemeliharaan Inv. Kantor 117,341,130
Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor -
Penyusutan dan Amortisasi 24,663,898,066
TOTAL BEBAN USAHA 114,182,916,843

Universitas Indonesia
LABA USAHA 20,021,048,633

PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN (31,648,716,780)

LABA (RUGI) TH BERJALAN SEBELUM PAJAK (11,627,668,147)


ESTIMATE PPH BADAN -
LABA (RUGI) SETELAH PAJAK (11,627,668,147)

Universitas Indonesia
Lampiran 2

Laporan Posisi Keuangan (Bagian Aset)


Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016
AKTIVA LANCAR 2016
Kas dan Setara Kas 31,283,408,767
Piutang Usaha 60,585,754,642
Piutang Pihak III -
Pihutang Karyawan 39,550,000
Persediaan 414,533,408
Biaya Dibayar Dimuka 4,676,032,693
Uang Muka -
Pajak Dibayar Dimuka 14,402,047,881
Total Aset Lancar 111,401,327,391

AKTIVA TETAP
Asset 365,152,718,432
Akumulasi Penyusutan (46,169,483,422)
Total Aset Tetap 318,983,235,010

AKTIVA LAINYA
Bangunan dan Prasarana dalam Proses -
Biaya Ditangguhkan -
Total Aset Lainnya -

TOTAL ASET 430,384,562,401

Universitas Indonesia
Lampiran 3

Client PT PBM ADP Sign-off: Initials Date


name: Prepared: RS 10-Jan-17
Period Reviewed: LA
end: 31-Dec-16
(in Rupiah)

Unaudited Unaudited Audited Audited


CAJE/AJE/RJE Increase (Decrease)
Account Description WP REF
30-Nov-16 31-Dec-16 Dr Cr 31-Dec-16 31-Dec-15 Amount %

As per F/S 305,771,302,438 339,555,440,933 339,555,440,933 226,129,074,720 0 #DIV/0!


Revenue
Represented by:
Revenue:

Bongkar container 20" - 40" 82,262,569,232 90,766,602,409 90,766,602,409 70,807,014,474 19,959,587,935 #DIV/0!
Muat container 20" - 40" 154,280,476,710 172,843,052,973 172,843,052,973 100,703,970,523 72,139,082,450 0%
General cargo 471,104,187 483,395,198 483,395,198 525,033,708 (41,638,510) 0%
Handling fee and shifting - - - -
Lift on / off 50,970,585,640 55,775,299,490 55,775,299,490 39,492,449,334 16,282,850,156
Stuffing and sttripping - - - -
Penumpukan 18,074,644,790 19,973,902,290 19,973,902,290 16,381,327,300 3,592,574,990
Retribusi dan administrasi 530,496,000 580,935,000 580,935,000 433,784,900 147,150,100
Buka/tutup Ponton 2,312,325,000 2,647,600,000 2,647,600,000 - 2,647,600,000
308,902,201,559 343,070,787,360 - - 343,070,787,360 228,343,580,239 114,727,207,121 0%

Discount (3,130,899,121) (3,515,346,427) (3,515,346,427) (2,214,505,519) (1,300,840,908)

305,771,302,438 339,555,440,933 - - 339,555,440,933 226,129,074,720 (1,300,840,908)

Total Revenue 305,771,302,438 339,555,440,933 339,555,440,933 226,129,074,720 (1,300,840,908) 0%

Universitas Indonesia
Lampiran 4

Client PT PBM ADP Sign-off: Initials Date


name: Prepared: RS 1/12/2017
Period Reviewed: LA
end: 31-Dec-16
(in Rupiah)

Audited Unaudited Audited Audited


AJE/RJE Increase (Decrease) Des '16 - Sep '16 Increase (Decrease) Des '16 - Des '15
Account Description WP REF Notes
30-Sep-16 31-Dec-16 Dr Cr 31-Dec-16 31-Dec-15 Amount % Amount %

As per F/S 65,059,918,877 60,585,754,642 60,585,754,642 39,388,851,953 0 #DIV/0! 21,196,902,689 54%

Trade Debtor
Represented by:

Accounts Receivables:
PT. Salam Pasific Indonesia Lines 33,445,867,601 40,309,814,638 40,309,814,638 27,377,419,332 6,863,947,037 21% 12,932,395,306 47%
PT. Alken Lines - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
PT. Pelindo II Jakarta 17,540,446,135 4,440,015,490 4,440,015,490 3,372,834,318 (13,100,430,645) -75% 1,067,181,172 32%
PT. Meratus 4,564,425,737 5,795,864,133 5,795,864,133 2,677,455,375 1,231,438,396 27% 3,118,408,758 116%
PT. Djakarta Lloyd - 2,507,556,883 - #DIV/0! (2,507,556,883) -100%
PT. Indonesia Fortune Lloyd 3,283,694,365 3,870,238,074 3,870,238,074 - 586,543,709 18% 3,870,238,074 #DIV/0!
PT. Jaya Bersama 1,698,547,501 777,207,950 777,207,950 1,153,753,645 (921,339,551) -54% (376,545,695) -33%
PT. Lintas Kumala Abadi 3,211,067,279 3,814,598,165 3,814,598,165 136,946,240 603,530,886 19% 3,677,651,925 2685%
PT Tresna Muda 898,109,231 830,226,090 830,226,090 344,317,680 (67,883,141) -8% 485,908,410 141%
PT. Jayakusuma Perdana Lines - - 1,131,172,150 - #DIV/0! (1,131,172,150) -100%
PT. Samas 328,822,888 645,761,275 645,761,275 665,143,250 316,938,387 96% (19,381,975) -3%
PT. Lancar Karya Bandar 8,415,200 8,214,200 8,214,200 - (201,000) -2% 8,214,200 #DIV/0!
PT. Parvi Indah Persada 80,522,940 93,814,627 93,814,627 22,253,080 13,291,687 17% 71,561,547 322%
Piutang lain-lain - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
65,059,918,877 60,585,754,642 - - 60,585,754,642 39,388,851,953

65,059,918,877 60,585,754,642 - - 60,585,754,642 39,388,851,953

Universitas Indonesia
Lampiran 5
Client PT PBM ADP Sign-off: Initials Date
name: Prepared: RS 10-Jan-17
Period Reviewed: AR
end: 31-Dec-16
(in Rupiah)

Unaudited Unaudited Audited Audited Audited


AJE/RJE Increase (Decrease)
Account Description WP REF Notes
30-Nov-16 31-Dec-16 Dr Cr 30-Nov-16 31-Dec-16 31-Dec-15 Amount 30 Nov 2016 % Amount 31 Dec 2016 %

As per F/S 21,799,545,841 31,283,408,766 21,799,545,841 31,283,408,766 34,249,880,682 (12,450,334,841) -36% (2,966,471,916) -9%

Cash & Bank


Represented by:
SALDO KAS 357,153,380 405,148,780 357,153,380 405,148,780 222,706,382 134,446,998 60% 182,442,398 82%

IDR
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Perumpel - Tj. Priok
a/c. 120.0004368606 4,774,278,689 2,871,441,116 4,774,278,689 2,871,441,116 1,692,106,244 3,082,172,445 182% 1,179,334,872 70%
a/c. 120.00.777.8585.0 288,990,110 7,184,139,464 288,990,110 7,184,139,464 123,303,284 165,686,826 134% 7,060,836,180 5726%
a/c. 120.00.999.8585.0 318,302,057 520,608,905 318,302,057 520,608,905 492,787,415 (174,485,358) -35% 27,821,490 6%
a/c. 120.00.100.8872.7 11,176,781 11,161,854 11,176,781 11,161,854 11,326,150 (149,369) -1% (164,296) -1%
a/c. 120.00.100.9100.2 803,644,818 982,013,129 803,644,818 982,013,129 214,944,612 588,700,206 274% 767,068,517 357%
Cab. Kelapa Gading - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
a/c. 120.07116612-7 - - - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
PT. Bank Yudha Bhakti - Kantor Pusat - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
a/c. 0100010534 - - - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - - 3,666,656 (3,666,656) -100% (3,666,656) -100%
Cab. Adonara - Tanjung Priok - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
a/c. 190796454 1,040,922,574 5,078,470,594 1,040,922,574 5,078,470,594 - 1,040,922,574 #DIV/0! 5,078,470,594 #DIV/0!
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
PT. Bank Permata 14,046,972,049 14,073,830,091 14,046,972,049 14,073,830,091 30,992,375,243 (16,945,403,194) -55% (16,918,545,152) -55%
21,284,287,078 30,721,665,153 0 0 21,284,287,078 30,721,665,153 33,530,509,604 (12,246,222,526) -37% (2,808,844,451) -8%
USD
PT. Bank Permata
a/c. 09752774381 ( USD ) 117,936,660 116,826,423 117,936,660 116,826,423 455,541,801 (337,605,141) -74% (338,715,378) -74%
PT. Bank UOB
a/c. 3279002677 ( USD ) 40,168,723 39,768,410 40,168,723 39,768,410 41,122,895 (954,172) -2% (1,354,485) -3%

158,105,383 156,594,833 0 0 158,105,383 156,594,833 496,664,696 (338,559,313) -68% (340,069,863) -68%

Total Cash and Bank 21,799,545,841 31,283,408,766 0 0 21,799,545,841 31,283,408,766 34,249,880,682 (12,450,334,841) -36% (2,966,471,916) -9%

Universitas Indonesia
Lampiran 6

CASH COUNT REPORT

Client : PT PBM ADP Examination date: 13-Jan-16 11:00

RUPIAH PAPER MONEY RUPIAH COINS

703 piece @ Rp. 100,000 = Rp. 70,300,000 - Chip @ Rp. 1,000 = Rp. -
15 piece @ Rp. 50,000 = Rp. 750,000 1 Chip @ Rp. 500 = Rp. 500
144 piece @ Rp. 20,000 = Rp. 2,880,000 20 Chip @ Rp. 200 = Rp. 4,000
168 piece @ Rp. 10,000 = Rp. 1,680,000 21 Chip @ Rp. 100 = Rp. 2,100
457 piece @ Rp. 5,000 = Rp. 2,285,000 - Chip @ Rp. 50 = Rp. -
475 piece @ Rp. 2,000 = Rp. 950,000 - Chip @ Rp. 25 = Rp. -
- piece @ Rp. 1,000 = Rp. -

Rp. 78,845,000 Rp. 6,600

FOREIGN CURRENCY ADVANCES


- piece @ 100 USD = USD - No. Voucher Date Name AMOUNT
- piece @ USD = USD - 4-Jan-17 Fau 24,501,600.00
- piece @ SGD = SGD - 6-Jan-17 Fau 88,972,653.00
- piece @ SGD = SGD - 8-Jan-17 Fau 23,203,362.00
8-Jan-17 Fau 25,245,100.00
- 11-Jan-17 Fau 25,245,100.00
Others Others 138,225,800.00
CHEQUE AND BILYET GIRO
BANK No. MAT. DATE AMOUNT See Hard Copy

AMOUNT AMOUNT 325,393,615

LAIN-LAIN :

I am, who is a cashier and cheque, bilyet giro custodian above said that the computation has been done corectly and all of the money, bilyet giro above had been lend to me
completely.

Cashier Acknowledge Registered Public Accountant


PT. PBM ADP RSY Indonesia

KMR JW (Accounting Manager) Risyadi Suriapraja

Universitas Indonesia
Lampiran 6.1

RECONCILIATION
Client : PT. PBM ADP

PHYSICAL COMPUTATION RESULT


Rupiah Paper Money Rp. 78,845,000
Rupiah Coins Rp. 6,600
Foreign Currency Equivalent with Rupiah Rp. -
Cheque and bilyet giro Rp. -
Advances Rp. 325,393,615
Others Rp. -

Total Rp. 404,245,215

PER CASHIER BOOK


Balance until voucher Rp. 404,245,215
Receipt Unrecorded Rp. -
Disbursement Unrecorded Rp. -

Total (*) Rp. 404,245,215


Rp. -
PLUS (LESS)

BALANCE PER CASHIER BOOK (*) Rp. 404,245,215


Disbursement after Desember 31, 2016 Rp. 206,883,750
Receipt after Desember 31, 2016 Rp. 205,980,000

SALDO KAS PADA TANGGAL NERACA SEHARUSNYA Rp. 405,148,965

SALDO KAS MENURUT NERACA Rp. 405,148,780

LEBIH (KURANG) PADA TANGGAL NERACA Rp. 185

Cashier Acknowledge Registered Public Accountant


PT. PBM ADP RSY Indonesia

JW
KMR (Accounting Manager) Risyadi Suriapraja

Universitas Indonesia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Risyadi Suriapraja


Tempat/ Tanggal Lahir : Bontang, 17 Mei 1993
Alamat : Jalan M.H. Sanim, Perumahan Orchid Regency Blok
B No. 4, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, RT
003/RW 007, Depok 16425.
Nomor Telepon : 08176490112
E-mail : risyadis17@gmail.com
Nama Orang Tua : Ateng Suhaeni (Ayah)
Rina Diana (Ibu)

Riwayat Pendidikan Formal:


SD : SD Yapenka, Jakarta (2005)
SMP : SMP Negeri 68 Jakarta (2008)
SMA : SMA Negeri 34 Jakarta (2011)
S1 : Universitas Indonesia (2017)

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai