Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP

PROFITABILITAS

PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

KABUPATEN BLITAR TAHUN 2014-2016

LAPORAN KKN-A

Diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata-Alternatif (KKN-A)

Oleh

Greciana Mukti Suwandi

NIM 140413600372

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

Agustus 2017
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini hasil laporan KKN-A atau Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang dilaksanakan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blitar
pada tanggal 15 Mei 2017 15 Juli 2017 telah selesai di laksanakan maka dengan
itulah laporan ini di buat dengan persetujuan sebagai berikut:

Pembimbing di Perusahaan Mahasiswa

Yuni Suparyati Greciana Mukti Suwandi


NIP.198101052005012004 NIM. 140413600372

Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen Dosen Pembimbing
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Dr. Agus Hermawan, M.Si, Grad Dip MGT., Dr. Ludiwishnu Wardana, S.T., S.Pd., S.E.,
M Bus M.M.
NIP. 19620814 199001 1 001 NIP. 19760925200604 1 001

ii
ABSTRAK

Nurryayanti. 2016. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan pada Perusahaan Daerah


Air Minum (PDAM) Kota Malang Tahun 2011-2015. Laporan Akhir
KKN-A, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Malang. Pembimbing: Dr. Suwarni, M.Si.

Kata kunci: PDAM, kinerja, kinerja keuangan

Air merupakan sumber daya nasional yang dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. PDAM Kota Malang
sebagai penyedia kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Malang, harus
mampu melakukan pendistribusian air dengan baik serta memberikan pelayanan
prima kepada pelanggannya. Kinerja yang baik akan dapat tercapai apabila
beberapa aspek yang menjadi landasan penilaian kinerja memiliki nilai yang ideal
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu aspek penting dalam suatu
perusahaan adalah aspek keuangan. Penilaian kinerja aspek keuangan PDAM
Kota Malang pada prinsipnya adalah penilaian yang mencakup kemampuan
PDAM Kota Malang untuk menciptakan laba dan mengefisienkan kegiatan
operasionalnya.
Kinerja keuangan diukur menggunakan beberapa indikator.Penilaian
kinerja keuangan mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi Kinerja PDAM.
Indikator tersebut adalah Return on Equity (ROE), rasio operasi, rasio kas,
efektifitas penagihan, dan solvabilitas. Efektifitas penagihan tidak dapat
dipaparkan hasilnya karena keterbatasan data yang dimiliki penulis.
Selama periode analisis tahun 2011-2015, ROE menunjukkan kondisi yang
sangat baik meskipun berfluktuatif. Rasio operasi masih dalam kategori cukup
baik. Rasio kas yang kondisinya sangat baik dari tahun 2011 hingga 2013, justru
menurun menjadi kurang baik di tahun 2014 dan tidak baik tahun 2015. Meski
rasio kas dalam kondisi yang fluktuatif, namun selama tahun 2011-2015
solvabilitas PDAM Kota Malang sangat baik. Dapat dikatakan PDAM Kota
Malang solvable.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Nyata-Alternatif (KKN-A)

dengan judul Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Pada Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Kabupaten Blitar Tahun

2014-2016. Penulisan laporan ini merupakan serangkaian tugas untuk memenuhi

mata kuliah KKN-A sebagai mata kuliah pilihan yang harus ditempuh pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu memberi masukan dalam penulisan laporan ini, antara lain:

1. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu semoga diberi kesehatan..

2. Dr. Ludiwishnu Wardana, S.T., S.Pd., S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing.

3. Yuni Suparyati selaku Pembimbing Lapangan KKN-A

4. Seluruh karyawan PDAM Kabupaten Blitar.

5. Teman-teman seperjuangan yang melaksanakan KKN-A di PDAM Kabupaten

Blitar, Dwi Puji, dan Antonius.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan KKN-A dan

penyusunan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna menyusun laporan berikutnya

yang lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Malang, 8 Agustus 2016

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Tujuan Program ......................................................................................... 3

C. Hasil yang Diharapkan .............................................................................. 4

D. Strategi Kegiatan ....................................................................................... 5

E. Definisi Operasional.................................................................................. 6

BAB II PELAKSANAAN

A. Sejarah Singkat PDAM Kota Malang ....................................................... 7

B. Gambaran Umum PDAM Kota Malang ................................................... 9

C. Aktivitas yang Dilakukan Selama KKN-A ............................................... 15

D. Pengalaman Belajar yang Didapatkan ...................................................... 16

E. Masalah yang Dihadapi ............................................................................. 16

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan .................................................................................... 18

B. Kinerja Keuangan...................................................................................... 24

v
C. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan .......................................................... 25

D. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PDAM Kota Malang ........................ 27

E. Alternatif Penyelesaian Masalah yang Dihadapi Instansi ........................ 37

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 38

B. Saran .......................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 41

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pemegang Jabatan di PDAM Kota Malang .................................................... 12

3.1 Neraca PDAM Kota Malang 2011-2015......................................................... 21

3.2 Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) PDAM Kota Malang 2011-2015 ........... 23

3.3 Bobot, Standar & Nilai Indikator Kinerja Keuangan PDAM ......................... 32

3.4 ROE PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 ................................................. 33

3.5 Rasio Operasi PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 .................................. 34

3.6 Rasio Kas PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 ........................................ 35

3.7 Solvabilitas PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 ...................................... 36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Organisasi PDAM Kota Malang ....................................................... 14

3.1 Alur Proses Penilaian Kinerja PDAM ............................................................ 28

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Hadir Mahasiswa Selama KKN-A ........................................................ 41

2. Daftar Kegiatan Mahasiswa Selama KKN-A ................................................... 44

3. Surat Ijin dari Jurusan/Fakultas ........................................................................ 46

4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Kegiatan dari Lokasi KKN-A ........... 47

5. Foto-Foto Kegiatan........................................................................................... 48

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya nasional yang dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sebagaimana

tercantum dalam UU RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,

penguasaan sumber daya air yang dimaksud adalah diselenggarakan oleh

pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Sumber daya air nasional dikelola oleh

pemerintah pusat yang kemudian didesentralisasikan kepada pemerintah daerah

melalui perusahaan daerah air minum (PDAM). Selanjutnya yang dimaksud

PDAM dalam laporan ini adalah PDAM Kota Malang.

PDAM sebagai penyedia kebutuhan air bersih untuk masyarakat, harus

mampu melakukan pendistribusian air dengan baik serta memberikan pelayanan

prima kepada pelanggannya. Untuk mencapai hal tersebut, khususnya PDAM

Kota Malang yang bertempat di Jalan Terusan Danau Sentani Nomor 100 Kota

Malang memiliki misi yakni memberikan kontribusi penghasilan kepada

Pemerintah Kota Malang, menyediakan pelayanan air minum yang prima dan

berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan. Hal tersebut dapat dilakukan

apabila perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja manajemennya. Dengan

semakin baiknya kinerja manajemen secara keseluruhan maka visi perusahaan

untuk menjadi perusahaan air minum yang sehat dan dibanggakan dengan

pelayanan prima yang berkelanjutan akan lebih mudah diwujudkan.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

baik seseorang maupun sebuah perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

2
dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja manajemen suatu perusahaan

merupakan salah satu tolok ukur untuk memastikan apakah sasaran perusahaan

telah dicapai secara efektif dan efisien. Keberhasilan tercapainya kinerja

manajemen sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek yang mendukung kinerja

tersebut. Dalam evaluasi kinerja PDAM, aspek-aspek yang digunakan sebagai

indikator antara lain aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional dan

aspek sumber daya manusia.

Kinerja yang baik akan dapat tercapai apabila beberapa aspek yang

menjadi landasan penilaian kinerja memiliki nilai yang ideal baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu aspek penting dalam suatu perusahaan

adalah aspek keuangan. Hal ini tercermin dari laporan keuangan yang diterbitkan

oleh manajemen perusahaan. Laporan keuangan menjadi salah satu informasi

penting untuk menilai kondisi perusahaan. Penilaian kinerja suatu perusahaan

dapat diukur dan diketahui dari angka-angka yang dicantumkan dalam laporan

tersebut, khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan.

Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012:2). Penilaian kinerja aspek

keuangan PDAM pada prinsipnya adalah penilaian yang mencakup kemampuan

PDAM untuk menciptakan laba dan mengefisienkan kegiatan operasionalnya.

Apabila dapat menjalankan operasional perusahaan dengan efisien, maka beban

operasional akan semakin kecil dan pendapatan operasional akan semakin besar.

Dengan demikian, potensi laba perusahaan juga semakin besar.

3
Efisiensi dan efektifitas dalam keuangan akan sangat berpengaruh pada

besarnya laba yang diterima perusahaan. Laba yang besar dengan disertai aliran

arus kas yang baik dapat menjaga kestabilan keuangan perusahaan. Hal tersebut

dapat mempengaruhi kinerja aspek bagian yang lain. Dapat dikatakan bahwa

manajemen keuangan yang baik suatu perusahaan memberikan pengaruh yang

vital terhadap kinerja yang lainnya. Stabilitas aspek keuangan suatu perusahaan

akan dapat menjaga kontinuitas usaha serta mampu mempertahankan eksistensi

perusahaan tersebut. Selain itu, kondisi keuangan yang baik akan mendorong

perusahaan untuk bersifat ekspansif yang kemudian menimbulkan multiple effect

terhadap masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas serta pentingnya penilaian kinerja keuangan

pada perusahaan khususnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota

Malang, maka penulis tertarik untuk menulis laporan KKN-A dengan judul

Penilaian Kinerja Aspek Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Malang Tahun 2011-2015.

B. Tujuan Program
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) yang dilaksanakan

memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:

1. Tujuan umum

a. Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan

Studi S1 Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Malang.

b. Untuk mengaplikasikan serta membandingkan teori yang telah diperoleh

dalam perkuliahan dengan prakteknya secara langsung dalam dunia kerja.

4
c. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai dunia kerja yang

sesungguhnya.

d. Untuk meningkatkan kedisiplinan maupun tanggung jawab dalam

mengemban tugas serta untuk mengasah kemampuan berkomunikasi,

bersosialisasi dan bekerjasama.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui aktivitas, sistem dan prosedur kerja yang diterapkan

PDAM Kota Malang khususnya di bagian perencanaan dan analisa

keuangan.

b. Untuk mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi oleh bagian

perencanaan dan analisa keuangan PDAM Kota Malang serta bagaimana

solusi penyelesaikan masalah yang dihadapi.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dengan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata

Alternatif (KKN-A) tanggal 23 Mei 2016 16 Juli 2016 di PDAM Kota Malang

antara lain adalah:

1. Mahasiswa dapat melatih diri dalam menghadapi situasi dan keadaan yang

tidak sesuai dengan teori yang telah dipelajari.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dengan lebih jelas mengenai realita dunia kerja

secara langsung serta memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang tidak

diajarkan selama perkuliahan.

3. Mahasiswa dapat mengaktualisasi diri dan memiliki softskill dalam hubungan

komunikasi dengan orang lain di lingkungan baru yaitu lingkungan dunia kerja.

5
4. Mahasiswa dapat mengetahui aktivitas dan hambatan kerja di bagian

perencanaan dan analisa keuangan, kemudian dapat mengevaluasi apakah

penyelesaian yang dilakukan telah sesuai dengan solusi yang seharusnya

diterapkan.

D. Strategi Kegiatan

Strategi kegiatan yang dilakukan penulis untuk mencapai tujuan program

selama melaksanakan kegiatan KKN-A di PDAM Kota Malang antara lain adalah:

1. Menyusun proposal dan mengajukan ke perusahaan yang akan dituju sebagai

tempat Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A).

2. Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) selama tanggal 23 Mei

2016 16 Juli 2016. Hal-hal yang dilakukan penulis selama pelaksanaan

Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) adalah:

a. Memperhatikan dan memahami perintah yang diberikan berkaitan dengan

pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Mengerjakan perintah dengan cermat dan tepat.

c. Bertanya bila ada kesulitan atau hal yang belum dipahami.

d. Memberikan laporan dan respon positif kepada pemberi perintah apabila

pekerjaan selesai dilaksanakan.

3. Menyusun laporan Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) dalam hal ini

penulis membahas mengenai Penilaian Kinerja Aspek Keuangan pada

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang Tahun 2011-2015.

E. Definisi Operasional

6
Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi perbedaan makna dan

menimbulkan kekurangjelasan terhadap istilah yang diberikan (UM, 2010:18).

Adapun definisi operasional dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan informasi mengenai

kondisi keuangan suatu perusahaan secara periodik sebagai bentuk

pertanggungjawaban manajer perusahaan kepada para pemangku kepentingan

yang mencerminkan kinerja manajemen dari institusi itu sendiri.

2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh baik

seseorang maupun sebuah perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan.

3. Kinerja keuangan merupakan kondisi keuangan dan prestasi perusahaan

dalam menjalankan operasionalnya menggunakan aturan yang berlaku dengan

baik dan benar.

4. Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disebut PDAM adalah

PDAM Kota Malang.

7
BAB II

PELAKSANAAN

A. Sejarah Singkat PDAM Kota Malang

Sistem penyediaan air bersih di Kota Malang sudah ada sejak jaman

Pemerintahan Belanda. Kegiatan penyediaan air minum untuk Kota Besar Malang

dimulai sejak tanggal 31 Maret 1915, yang kemudian ketentuan persediaan air

minum tersebut dikenal dengan nama WATERLEIDING VERORDING Kota Besar

Malang. Pemerintah Belanda memanfaatkan air dari Sumber Air Karangan saat ini

terletak di wilayah Kabupaten Malang untuk memenuhi kebutuhan air bersih

masyarakat Kota Malang. Pada tahun 1928 dengan menggunakan sistem

penyadap berupa Brom Captering, air yang berasal dari sumber-sumber tersebut

ditransmisikan secara grafitasi pada reservoir Dinoyo dan Betek.

Akibat perkembangan penduduk yang semakin pesat dan kebutuhan akan

air bersih yang semakin meningkat, pada tahun 1935 Pemerintah Daerah Kota

Malang menyusun progam peningkatan debit air produksi dengan memanfaatkan

Sumber Binangun yang saat ini terletak di wilayah Kota Batu sebesar 215

liter/detik. Pada tanggal 18 Desember 1974 dengan diterbitkannya Peraturan

Daerah Nomor : 11 Tahun 1974, Unit Air Minum berubah dengan status

Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Malang mempunyai hak otonomi

dalam pengelolaan air minum.

Dengan semakin berkembangnya Kota Malang yang tentunya memicu

pertambahan jumlah penduduk Kota Malang mengakibatkan meningkatkan pula

kebutuhan air bersih. Untuk memenuhi dan demi menjaga kelangsungan

pelayanan air pada konsumen selama 24 jam secara terus menerus, PDAM Kota

8
Malang menambah kapasitas produksi dengan mengelola Sumber Air Wendit

yang berada di wilayah Kabupaten Malang dengan menggunakan sistem

pompanisasi.

Menjawab isu strategis nasional dimana air minum merupakan kebutuhan

dasar manusia sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

derajat secara nasional sangat tergantung pada kemampuan dalam pelayanan

penyediaan air minum, maka Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang

berupaya meningkatkan akan pemenuhan kebutuhan air minum yang memenuhi

baku mutu syarat kualitas air minum. Sebagai salah satu perwujudan peningkatan

pelayanan khususnya dalam peningkatan kualitas air yang diproduksi oleh PDAM

Kota Malang, ditetapkan program Zona Air Minum Prima (ZAMP) dengan pilot

project di Perumahan Pondok Blimbing Indah Kota Malang. Progam ini secara

teknis dibantu oleh Perpamsi bekerjasama dengan United States Agency for

International Development (USAID). Pada progam ZAMP ini air bisa langsung

diminum dari kran tanpa harus konvensional yaitu dimasak. Progam ini telah

dikembangkan untuk daerah pelayanan dari Tandon Mojolangu yang saat ini

sudah mencapai 15.000 pelanggan. Hal dimaksud sebagai upaya penerapan PP

Nomor 16 Tahun 2005 dimana air yang didistribusikan oleh PDAM kepada

masyarakat pada tahun 2008 harus berkualifikasi air minum.

B. Gambaran Umum PDAM Kota Malang

9
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang bertempat di Jalan

Terusan Danau Sentani No. 100 Kota Malang. PDAM merupakan perusahaan

yang berada di bawah naungan Pemerintah Daerah Kota Malang. PDAM Kota

Malang memiliki visi, misi, keyakinan, nilai-nilai budaya kerja dan tujuan

sebagai landasan terciptanya budaya unggul perusahaan dan menjaganya agar

tetap fokus pada tujuan yang ingin dicapainya.

1. Visi

Menjadi Perusahaan Air Minum yang Sehat dan Dibanggakan dengan

Pelayanan Prima yang Berkelanjutan.

Perusahaan yang sehat dan dibanggakan adalah perusahaan yang memiliki

kinerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan stakeholder dan menjaga

keseimbangan antara kepentingan perusahaan dan kepentingan stakeholder.

Terpenuhinya kebutuhan stakeholder menjadikan stakeholder bangga dan merasa

ikut memiliki terhadap perusahaan. Dengan memenuhi kebutuhan stakeholder

secara seimbang maka diharapkan perusahaan dapat terus menjadi perusahaan

yang sehat dan dibanggakan baik pada saat ini maupun dalam jangka panjang.

2. Misi

Misi Perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan pelayanan air minum yang prima dan berkelanjutan dengan

harga yang terjangkau kepada masyarakat Kota Malang.

b. Memberikan kontribusi penghasilan kepada Pemerintah Kota Malang dari

bagian laba usaha perusahaan.

10
c. Melaksanakan peran aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan pelestarian lingkungan.

Dengan misi tersebut perusahaan akan menyediakan pelayanan air minum

yang memenuhi kriteria kuantitas, kualitas dan kontinuitas bukan hanya untuk

saat ini tetapi untuk seterusnya selama perusahaan ada dengan harga yang

terjangkau sehingga semua masyarakat bisa menikmati air minum bukan hanya

masyarakat yang secara ekonomi berkecukupan.

Perusahaan yang dikelola dengan efektif dan efisien oleh manajemen yang

profesional akan mampu memperoleh keuntungan yang wajar. Sesuai ketentuan

yang berlaku maka perusahaan akan memberikan kontribusi berupa bagian laba

untuk mendukung Pendapatan Asli Daerah yang akan dipergunakan untuk

pembangunan Kota Malang dan kepentingan masyarakat.

Dengan semakin luasnya pelayanan perusahaan kepada seluruh masyarakat

Kota Malang, maka perusahaan turut berperan aktif dalam mendukung

peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan air minum yang

memenuhi syarat kesehatan sehingga masyarakat terhindar dari penyakit dan lebih

produktif. Perusahaan juga akan berperan aktif dalam upaya pelestarian

lingkungan baik yang secara langsung maupu tidak langsung mempengaruhi

ketersediaan air baku melalui kerja sama dengan instansi terkait dan kelompok

masyarakat.

3. Keyakinan

Manajemen dan pegawai perusahaan yakin bahwa dengan memberikan

pelayanan prima dan memuaskan kepada pelanggan maka Perusahaan akan bisa

berkembang lebih baik karena didukung oleh loyalitas dari para pelanggan.

11
4. Nilai

Setiap pengambilan keputusan oleh manajemen dan pegawai didasari oleh

nilai-nilai :

a. Integritas Manajemen dan pegawai akan bekerja dengan jujur dan amanah

untuk mendapatkan dan menjaga kepercayaan dari pihak lain yang dilayani

demi keberlanjutan pelayanan.

b. Tanggung jawab Manajemen dan pegawai akan berusaha keras untuk

menyelesaikan tugasnya dengan penuh tanggung jawab;

c. Keadilan Manajemen dan pegawai memberikan pelayanan kepada pihak lain

secara adil sesuai standar yang ditentukan tanpa melihat perbedaan tingkat

sosial, suku, agama dan faktor lainnya;

d. Memahami agar bisa memberikan pelayanan baik internal maupun eksternal

maka manajemen dan pegawai harus memahami apa yang diinginkan oleh

pihak lain yang terkait baik langsung atau tidak langsung dengan output yang

dihasilkannya;

e. Kerja sama Manajemen dan pegawai akan berusaha bahu-membahu untuk

menyelesaikan semua tugas dan masalah yang dihadapi dan tidak

mementingkan bagian tertentu serta mengutamakan penyelesaian tugas dan

masalah dengan baik.

f. Menghargai Manajemen dan pegawai menghargai setiap gagasan dan

tindakan yang berusaha untuk meningkatkan kinerja Perusahaan melalui

kreativitas dan inovasi yang muncul dari setiap individu dalam Perusahaan.

12
5. Tujuan

Perusahaan memiliki tujuan Mencapai cakupan pelayanan lebih dari

100% pada tahun 2019 dengan meningkatkan kehandalan sistem penyediaan air

minum yang didukung kondisi keuangan yang memadai dan pegawai yang

kompeten serta pemanfaatan teknologi informasi yang efektif.

6. Struktur Organisasi

Tabel 2.1 adalah menyajikan nama-nama pemegang jabatan penting di

PDAM Kota Malang, sedangkan untuk struktur organisasi terkait wewenang,

komando dan koordinasi dalam PDAM Kota Malang dapat Gambar 2.1 pada

halaman selanjutnya.

Tabel 2.1 Pemegang Jabatan di PDAM Kota Malang

No Nama Jabatan

1 HM. Jemianto Direktur Utama


2 Anita Sari, SH, MH Direktur Administrasi & Keuangan
3 Ir. H. Teguh Cahyono, MAB Direktur Teknik
4 Santoso Andrijono, SE Manajer Umum
5 Machfiyah, SE, MH Assman. Hubungan Masyarakat
6 Dady Ageng Supriyohadi,SE Assman. Sarana & Prasarana
7 Savryl Rahmawati, SH, MH Assman. Hukum
8 Bambang Hari P, SH Assman. Gudang
9 Herianto, SH Manajer SDM
10 Aritono, SE Assman. Pengembangan SDM
11 Drs. Samsul Hadi Assman. Kesejahteraan Pegawai
12 Teuku Anggada, S.Psi Assman. Penilaian Kinerja
13 Agsdian Sintowati,SE,M.AB Manajer Keuangan
14 Ahmad Fathoni MK, SE Assman. Perencanaan & Analisa Keuangan
15 Aneka Puspa Wardhani,SE Assman. Akuntansi & Rek.
16 Nuzula Mafruchah, SAB Assman. Kas & Penagihan
17 Ir. R. Nono Soetarno Manajer Hubungan Pelanggan

13
Tabel 2.1 (Lanjutan) Pemegang Jabatan di PDAM Kota Malang

No Nama Jabatan
18 Dyah Sri Andayani, S.Sos Assman. Pelayanan
19 Slamet Raharjo, S.IP, MM Assman. Pemasaran
20 Subchan, SE Assman. Pcttn. Pemkn. Air
21 Drs. Sudarnadi Assman. Penertiban
22 Moch. Syaifudin Zuhri, SE Manajer Pengadaan
23 Ir. Soepranoto, ST Assman. Pengd. Jasa Konstr. & Jasa Konsultasi
24 Kusriyanta, SE Assman. Pengadaan Brng & Jasa Lainnya
25 Ir. Ari Mukti, MT Manajer Perencanaan Teknik
26 Hendrik Ribowo, ST Assman. Percn. Konstr.
27 Dra. Nanis Setiari, MM Assman. Percn. Aset
28 Ir. Rahardjono Manajer Produksi
29 Sucipto, SE Assman. Pengdl. Air Baku & Klts. Air
30 Dedi Setiawan, ST Assman. Perpompaan
31 Ir. R.M. Sahran Manajer Jaringan Pipa Pelanggan
32 Dalmuji, ST Assman. Pengembangan Jaringan
33 Taufik Suryono, SH Assman. Meter
34 Suwito, ST, MM Manajer Kehilangan Air
35 Rahmad Hadi Sasmito, SH Assman. Pengendalian Jaringan
36 Sutjibto, S.Kom Assman. Pengendalian Kehilangan Air
37 Sulis Andri Asmawan, ST,MM Manajer Perawatan
38 Sancoko Agus Salim, SE Assman. Prwtn. Pipa Wilayah 1
39 Koernita Hari Soeseno, SE Assman. Prwtn. Pipa Wilayah 2
40 Junaedi, SAB Assman. BME
41 Supriyo Heru W, ST Manajer Pengawasan Pekerjaan
42 Sunarto B, ST Assman. Pengawasan Pengadaan Barang
43 Rendy Wicaksono, ST Assman. Pengwsn Pekerjaan Konstruksi
44 Drs. Dody Varuna Kepala Satuan Pengawasan Internal
45 Drs. Anjar Riyanto Kepala Pusat Sistem Informasi Manajemen
46 Haryo Bagus Waskito, ST Kabid. Software & Database
47 Dudi Bambang S., S.Si Kabid. Hardware & Network
48 Subandi, SAB Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
49 Drs. Hendro Prakoso Kepala Bidang Litbang Adm. dan Keuangan
50 M. Fauzan Indrawan, ST, MM Kepala Bidang Litbang Teknik
51 Retno Wulandari, ST, MT Staf Ahli Bidang Teknik

14
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PDAM Kota Malang

15
C. Aktivitas yang Dilakukan Selama KKN-A

Aktivitas yang dilakukan penulis selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

Alternatif (KKN-A) di PDAM Kota Malang adalah dengan mengerjakan

pekerjaan yang telah diberikan karena penulis bertempat di bagian keuangan,

aktivitas yang dilakukan penulis yaitu:

1. Membantu melakukan verifikasi Laporan Pemakaian Bahan Bakar Minyak

(BBM) mobil operasional PDAM Kota Malang.

2. Membantu melakukan verifikasi Rencana Anggaran Biaya sekaligus Laporan

Pertanggungjawaban suatu pekerjaan yang berkaitan dengan operasional serta

pelayanan kepada pelanggan PDAM Kota Malang.

3. Membantu melakukan verifikasi dokumen permintaan pekerjaan, dokumen

permintaan pembayaran serta dokumen pembayaran pekerjaan atas pekerjaan

yang berkaitan dengan meningkatkan pelayanan serta jumlah pelanggan

PDAM Kota Malang.

4. Membantu melakukan verifikasi jumlah jam lembur pegawai yang kemudian

disesuaikan dengan upah lembur yang akan diberikan sesuai Surat Keputusan

(SK) yang diterbitkan.

5. Membantu melakukan verifikasi biaya pemeriksaan baku air yang dilakukan

di wilayah operasional PDAM Kota Malang yang bertujuan agar tetap

menyediakan air yang berkualitas bagi pelanggannya.

6. Mencatat laporan status uang muka, laporan bulanan serta mencatat laporan

rekening air PDAM Kota Malang.

7. Penulis juga membantu melakukan evaluasi penggunaan anggaran oleh

bagian-bagian yang ada di PDAM Kota Malang.

16
D. Pengalaman Belajar yang Didapatkan

Selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) di PDAM

Kota Malang banyak pengalaman belajar yang didapatkan oleh penulis antara lain

sebagai berikut:

1. Penulis dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari perguruan tinggi.

2. Penulis dapat mengetahui secara langsung rutinitas serta kegiatan yang

dilakukan dalam instansi yang bersangkutan.

3. Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) memberikan kesempatan bagi penulis

untuk dapat mengenal dan bersosialisasi langsung dengan orang lain di dunia

kerja.

4. Penulis mengetahui bahwa sangat penting menerapkan prosedur kerja,

kelengkapan dokumen, kedisiplinan serta kejujuran karena di bagian keuangan

memiliki tanggung jawab yang besar.

E. Masalah yang Dihadapi

1. Masalah yang dihadapi perusahaan

Adapun masalah yang dihadapi PDAM Kota Malang khususnya di bagian

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Cash Ratio atau rasio kas perusahaan kecil, hal ini disebabkan karena

penetapan kebijakan pembayaran utang perusahaan yang kurang tepat. Jangka

waktu pembayaran angsuran utang dirasa relatif pendek, yakni kurang lebih

20 hari.

b. Rasio perputaran piutang kecil, karena pembayaran beban operasional jangka

waktunya lebih pendek daripada pembayaran tagihan yang dilakukan oleh

pelanggan.

17
c. Penyertaan modal oleh Pemerintah Daerah Kota Malang hanya dapat

digunakan untuk investasi yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan

kepada pelanggan, kekurangan atas biaya operasional yang dikeluarkan oleh

PDAM Kota Malang tidak dapat ditutup dengan modal yang diperoleh dari

Pemerintah Daerah Kota Malang.

2. Masalah yang dihadapi mahasiswa

Adapun masalah yang dihadapi mahasiswa adalah sebagai berikut:

a. Penempatan bagian saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-

A) telah sesuai dengan progam studi dan konsentrasi yang ditempuh oleh

mahasiswa namun karena pada bagian keuangan merupakan bagian yang

penting sehingga mahasiswa tidak dapat mengetahui secara mendalam dan

detail mengenai siklus keuangan instansi bersangkutan.

b. Mahasiswa belum berkesempatan mempelajari dan menggunakan aplikasi-

aplikasi yang diterapkan oleh bagian keuangan. Penggunaan aplikasi untuk

bagian keuangan dinilai sangat vital dan apabila belum memiliki keterampilan

yang cukup akan dapat menimbulkan kesalahan yang fatal.

c. PDAM Kota Malang yang bernaung di bawah Pemerintah Daerah Kota

Malang, bukan perusahaan yang bersifat terbuka terkait laporan keuangan

yang diterbitkannya. Laporan keuangan perusahaan tidak dipublikasikan

dalam website resmi PDAM Kota Malang.

18
BAB III

PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-

prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari

individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi

dan laporan perubahan ekuitas (Rivai, 2012: 375). Sedangkan menurut Rahardjo

(2005:1) laporan keuangan merupakan suatu bentuk laporan pertanggungjawaban

manajer atau pimpinan perusahaan kepada stakeholder atas pengelolaan

perusahaan yang telah dilaksanakan. Laporan keuangan adalah laporan yang

memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan secara

periodik sebagai bentuk pertanggungjawaban manajer perusahaan kepada para

pemangku kepentingan yang mencerminkan kinerja manajemen dari institusi itu

sendiri.

2. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Secara umum, laporan keuangan disusun untuk tujuan tertentu. Tujuan

penyusunan laporan keuangan antara lain (Rivai, 2012:375):

a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi

keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu.

b. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai hasil usaha

perusahaan selama periode akuntansi tertentu.

19
c. Memberikan informasi yang dapat membantu pihak-pihak yang

berkepentingan untuk menilai atau menginterpretasikan kondisi dan potensi

suatu perusahaan.

d. Memberikan informasi penting lainnya yang relevan dengan kebutuhan pihak-

pihak yang berkepentingan dengan laporan kebutuhan yang bersangkutan.

3. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan yang digunakan sebagai alat komunikasi

kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terdiri dari

beberapa jenis, yaitu:

a. Neraca

Salah satu unsur pokok laporan keuangan adalah neraca. Neraca

merupakan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal

tertentu dalam periode akuntansi. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang

dmiliki perusahaan), utang (kewajiban perusahaan untuk membayar dengan uang

atau aktiva lain kepada pihak lain di masa mendatang), dan modal sendiri

(Jumingan, 2006:4).

Terdapat dua bentuk penyusunan neraca yakni bentuk rekening dan bentuk

laporan. Penyusunan neraca bentuk rekening menempatkan asset perusahaan

(aktiva) di sebelah kiri sedangkan kewajiban dan modal (pasiva) berada di sebelah

kanan. Penyusunan neraca bentuk laporan adalah penempatan aktiva di atas

kemudian kewajiban dan modal berada di bawahnya, keduanya disusun secara

vertikal.

PDAM Kota Malang menggunakan bentuk rekening pada laporan

keuangan tahun 2011-2014, sedangkan pada tahun 2015 menggunakan bentuk

20
laporan. Ringkasan neraca PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 dapat dilihat

pada Tabel 3.1.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi juga merupakan salah satu laporan keuangan pokok.

Laporan laba rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode

akuntansi tertentu (Hanafi & Halim, 2003:56). Laporan laba rugi dapat pula

dikatakan sebagai laporan mengenai pendapatan, biaya-biaya dan laba perusahaan

selama periode tertentu (Sawir, 2005:4). Dapat disimpulkan bahwa laporan laba

rugi adalah laporan yang menggambarkan kegiatan operasional suatu perusahaan

serta menyajikan informasi apakah perusahaan memperoleh laba atau menderita

kerugian pada periode tertentu.

Tiga elemen pokok yang harus tercantum dalam laporan laba rugi adalah

(1) Pendapatan operasional (2) Beban operasional (3) Untung atau rugi

perusahaan. Laporan laba rugi PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 secara

ringkas dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

21
Tabel 3.1 Neraca PDAM Kota Malang 2011-2015

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015


Kas dan Bank 28,355,588,661 28,493,694,136 12,724,832,113 7,412,685,232 10,586,187,194
Piutang Bersih 12,741,124,930 12,920,838,394 12,762,889,104 16,327,727,172 19,097,556,080
Uang Muka 1,791,375,100 2,877,836,472 5,247,308,243 12,115,189,040 8,635,020,545
Persediaan 8,400,911,180 12,668,670,952 9,423,602,279 22,973,128,803 21,500,785,199
Jumlah Aset Lancar 51,288,999,871 56,961,039,954 40,158,631,739 58,828,730,247 59,819,549,018
Tanah 2,275,835,132 2,309,035,132 3,602,585,132 6,475,870,882 13,447,132,382
Bangunan 10,417,651,568 10,513,106,568 10,780,415,568 10,958,230,868 10,925,408,319
Instalasi Sumber 41,342,437,607 41,482,733,307 47,414,122,336 48,327,274,338 53,437,610,887
Instalasi Pengolahan Air 1,720,452,559 2,104,793,659 2,555,829,409 2,657,472,160 2,806,204,659
Instalasi Pompa Air 31,619,421,522 33,927,988,272 36,287,952,072 37,385,893,422 41,206,426,273
Instalasi Trans. & Dist. Air 122,654,441,243 138,997,810,063 185,280,290,387 217,163,292,187 236,450,719,635
Alat Perlengkapan Kerja 2,174,441,626 3,242,781,126 6,726,174,886 7,272,129,046 7,765,919,046
Kendaraan 4,597,679,502 5,510,679,502 4,745,444,502 4,745,444,502 4,745,444,502
Inventaris 25,598,951,475 25,421,686,713 26,176,116,185 27,040,557,940 28,502,925,628
Aset Tetap Tidak Produktif 252,018,173 252,018,173 252,018,173 252,018,173 -
Akum. Penyusutan Aset Tetap (135,640,291,291) (151,905,825,134) (169,640,076,209) (192,103,112,117) (215,427,333,582)
Aset dalam Pelaksanaan - 8,755,126,032 - - -
Jumlah Aset Tidak Lancar 107,013,039,116 120,611,933,413 154,180,872,441 170,175,071,401 183,860,457,749
Total Aset 158,302,038,987 177,572,973,367 194,339,504,180 229,003,801,648 243,680,006,767

22
Tabel 3.1 (Lanjutan) Neraca PDAM Kota Malang 2011-2015

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015


Hutang Usaha 4,318,998,383 6,752,625,247 4,601,264,967 6,479,887,324 10,705,799,540
Hutang Non-usaha 933,932,875 1,003,950,387 1,366,645,123 1,632,439,798 2,956,821,631
Hutang Bank Jatuh Tempo 7,150,043,910 3,575,000,000 3,145,950,220 4,887,659,713 12,084,948,872
Hutang Iuran Pensiun 1,671,181,996 48,474,444 103,884,460 100,833,500 100,833,500
Hutang Pajak 2,477,399,541 2,251,994,642 80,736,325 1,585,780,722 2,033,123,257
Jumlah Kewajiban Lancar 16,551,556,705 13,632,044,720 9,298,481,095 14,686,601,057 27,881,526,800
Kewajiban Jangka Panjang 12,004,961,060 8,004,961,060 16,904,142,060 34,259,674,433 10,877,353,002
Modal Penyertaan 33,221,462,484 52,221,462,484 66,521,462,484 84,521,462,484 114,820,462,484
Modal Hibah 980,740,880 980,740,880 980,740,880 9,260,310,880 980,740,880
Cadangan Umum 63,504,302,289 67,334,886,513 70,999,077,711 54,015,781,170 55,043,508,508
Cadangan Dana Tujuan 12,000,000,000 14,000,000,000 14,000,000,000 14,000,000,000 14,000,000,000
Laba Rugi Tahun Berjalan 20,039,015,569 21,398,877,710 15,635,599,950 18,259,971,624 20,076,415,093
Jumlah Ekuitas 129,745,521,222 155,935,967,587 168,136,881,025 180,057,526,158 204,921,126,965
Total Kewajiban & Ekuitas 158,302,038,987 177,572,973,367 194,339,504,180 229,003,801,648 243,680,006,767

23
Tabel 3.2 Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) PDAM Kota Malang 2011-2015

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015


Pendapatan Air 106,811,919,048 116,164,772,661 121,235,310,290 134,984,882,824 158,373,277,025
Pendapatan Non Air 9,884,782,138 10,802,034,826 9,324,826,580 10,807,772,984 15,233,308,522
Pendapatan Lain-lain 1,012,088,812 1,478,666,800 2,956,517,099 726,238,595 1,316,646,954
Total Pendapatan 117,708,789,998 128,445,474,287 133,516,653,969 146,518,894,403 174,923,232,501
Beban Operasional 84,435,046,594 95,178,865,631 110,927,322,845 120,782,304,545 146,256,420,067
Laba Usaha 33,273,743,404 33,266,608,656 22,589,331,124 25,736,589,858 28,666,812,434
Beban Non Operasional 3,037,179,835 1,813,754,946 1,731,219,174 1,046,718,484 1,785,069,719
Laba Sebelum Pajak 30,236,563,569 31,452,853,710 20,858,111,950 24,689,871,374 26,881,742,715
Pajak Penghasilan 8,197,548,000 8,053,976,000 5,222,512,000 6,429,899,750 6,805,327,621
Cadangan Dana Tujuan 2,000,000,000 2,000,000,000 - - -
Laba Bersih 20,039,015,569 21,398,877,710 15,635,599,950 18,259,971,624 20,076,415,094

24
c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang memberikan informasi

mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu

(Hanafi & Halim, 2003:59). Arus kas bersih biasanya tidak sama dengan laba. Hal

ini karena perusahaan menggunakan akuntansi akrual bukan akuntansi arus kas.

Akuntansi akrual mengakui transaksi penerimaan pendapatan maupun

pembayaran beban meskipun perusahaan belum menerima maupun mengeluarkan

kas. Laporan atas arus kas masuk dan keluar dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan, analisis rekonstruksi dan intepretasi transaksi bisnis (Subramanyam,

2005:26).

d. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal (ekuitas) merupakan laporan menyajikan

perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Laporan ini bermanfaat untuk

mengidentifikasi alasan perubahan klaim ekuitas atas aktiva perusahaan

(Subramanyam, 2005:25).

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan pelengkap laporan keuangan

pokok. Di dalam catatan atas laporan keuangan berisikan penjelasan umum

perusahaan serta penjelasan akun-akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan

pokok.

B. Kinerja Keuangan

Sawir (2005:6) mengemukakan kinerja keuangan adalah untuk menilai

kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak

ukur yang digunakan adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data

25
keuangan antara satu dengan yang lain. Kinerja keuangan adalah suatu analisis

yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar

(Fahmi, 2012:2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan

kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya

menggunakan aturan yang berlaku dengan baik dan benar.

C. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan

Analisis atau penilaian atas kinerja keuangan suatu perusahaan dapat

dilakukan oleh para stakeholder baik pihak eksternal seperti kreditor, investor,

pemerintah dan pelanggan maupun pihak internal yaitu manajemen perusahaan itu

sendiri. Penilaian yang dilakukan akan bervariasi tergantung pihak yang menilai

dan kebutuhannya melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan. Kinerja

keuangan dapat dinilai apabila terdapat media. Media pokok yang dipakai untuk

menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan.

Dalam melakukan analisis atau penilaian kinerja aspek keuangan

perusahaan, terdapat prosedur yang harus dilakukan. Prosedur analisis atau

penilaian kinerja keuangan memiliki tahapan sebagai berikut (Jumingan,

2006:240).

1. Review data laporan

Kegiatan me-review laporan keuangan merupakan langkah penting untuk

memperoleh hasil penilaian dengan pembiasan yang relatif kecil. Penilai harus

mempelajari terlebih dahulu apakah data-data yang tersaji dalam laporan sudah

relevan dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

26
2. Menghitung

Dalam menghitung diperlukan metode dan teknik analisis yang sesuai

dengan tujuan analisis. Terdapat berbagai macam metode dan teknik yang dapat

digunakan oleh penilai, seperti metode perbandingan, presentase, maupun rasio

dan indeks.

3. Membandingkan atau mengukur

Setelah melakukan penghitungan, perlu melakukan perbandingan atau

pengukuran apakah hasil yang diperoleh berpredikat sangat baik, baik, kurang

baik atau bahkan tidak baik. Dalam langkah membandingkan dan mengukur

terdapat dua pendekatan yang dapat dipakai yaitu cross sectional approach atau

time series approach.

Cross sectional approach merupakan cara membandingkan rasio-rasio

antara perusahaan satu dengan perusahaan lain yang sejenis pada waktu yang

sama. Time series approach adalah langkah membandingkan hasil yang dicapai

perusahaan dari periode satu ke periode yang lain. Dengan melakukan

perbandingan atau pengukuran menggunakan time series approach dapat

diketahui tren yang terjadi pada perusahaan, kecenderungan meningkat atau

menurun.

4. Menginterpretasi

Interpretasi merupakan langkah membandingkan antara hasil analisis yang

diperoleh dengan teori. Dengan menginterpretasi hasil yang dicapai akan

diketahui keberhasilan ataupun permasalahan yang dihadapi perusahaan.

27
5. Solusi

Setelah melakukan interpretasi, langkah terakhir adalah solusi atas hasil

analisis. Jika perusahaan dalam kondisi yang baik, maka solusi yang diberikan

adalah bagaimana mempertahankan kondisi tersebut agar perusahaan tetap

berjalan dengan stabil. Namun jika ditemukan adanya permasalahan dalam

perusahaan, maka harus dicari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut

yang didukung dengan teori yang relevan.

D. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PDAM Kota Malang

Berdasarkan buku petunjuk teknis penilaian kinerja PDAM, yang

diterbitkan oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum, dalam menilai kinerja PDAM

terdapat 4 (empat) aspek yang menjadi indikator. Aspek yang dimaksud adalah

aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional dan aspek sumber daya

manusia.

Aspek kinerja yang akan dibahas dalam laporan ini hanya dikhususkan

pada aspek keuangan PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015. Untuk melakukan

penilaian atas kinerja aspek keuangan pada PDAM, terdapat alur proses yang

ditetapkan oleh BPPSPAM agar terjadi keseragaman dalam penilaian kinerja

PDAM.

28
Gambar 3.1 Alur Proses Penilaian Kinerja PDAM

1. Formulasi Indikator Kinerja PDAM Aspek Keuangan

Penilaian kinerja PDAM aspek keuangan indikator utama yang digunakan

adalah rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Masing-masing indikator dijelaskan

sebagai berikut.

a. Rentabilitas

Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya. Rentabilitas

sering juga dikelompokkan menjadi satu dengan profitabilitas atau kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa yang

diproduksinya. Perhitungan rentabilitas membutuhkan data dari perhitungan rugi

laba dan neraca, sedangkan profitabilitas hanya menggunakan data dari

perhitungan rugi laba (Rahardjo, 2005:122). Rentabilitas merupakan ukuran

29
kemampuan PDAM untuk menciptakan keuntungan atau memperoleh laba dan

menjamin operasionalnya. Ukuran tersebut digambarkan melalui 2 (dua) indikator

yaitu:

1) Return On Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri (ekuitas). ROE

dapat diformulasikan sebagai berikut.

Laba Bersih Setelah Pajak (Rp)


ROE =
Jumlah Ekuitas (Modal + Cadangan)(Rp)

2) Rasio Operasi

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi beban yang

dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Rasio operasi

diformulasikan sebagai berikut.

Beban Operasional (Rp)


Rasio Operasi =
Pendapatan Operasional (Rp)

b. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya yang harus segera dipenuhi dalam jangka pendek atau terhitung satu

tahun sejak tanggal neraca dibuat (Rahardjo, 2005:120). Ukuran likuiditas yang

digunakan untuk menggambarkan kinerja PDAM sebagai berikut.

1) Rasio Kas

Rasio kas dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban yang telah jatuh tempo melalui cash assets yang dimiliki. Rasio kas

diformulasikan sebagai berikut.

30
Jumlah Kas + Setara Kas (Rp)
Rasio Kas =
Jumlah Kewajiban Lancar (Rp)

2) Efektivitas Penagihan

Rasio yang mengukur efektivitas kegiatan penagihan atas hasil penjualan air.

Efektivitas penagihan diformulasikan sebagai berikut.

Jumlah Penerimaan Rekening Air (Rp)


Ef. Penagihan =
Junlah Rekening Air (Rp)

c. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya (baik jangka pendek maupun angka panjang) apabila perusahan saat

itu dilikuidasi (Rahardjo, 2005:121). Solvabilitas juga menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melunasi seluruh kewajiban yang ada dengan menggunakan

seluruh asset yang dimilikinya. Kondisi keuangan PDAM yang solvable

merupakan salah satu faktor penting dalam pemberian pinjaman kepada PDAM

khususnya untuk mengembangkan dan meningkatkan pelayanan penyediaan air

minum. Indikator solvabilitas diformulasikan sebagai berikut.

Jumlah Aset (Rp)


Solvabilitas = x 100%
Jumlah Kewajiban (Rp)

2. Tata Cara Pengumpulan Data Indikator Kinerja PDAM Aspek Keuangan

Data untuk kebutuhan penilaian kinerja PDAM aspek keuangan merupakan

komponen yang sangat penting. Berikut adalah data dan cara memperolehnya

untuk menilai kinerja aspek keuangan.

a. Return On Equity (ROE), nilai ROE diperoleh dari data laba bersih setelah

pajak yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas perusahaan. Keduanya

bersumber dari laporan keuangan. Laba bersih setelah pajak dapat diperoleh

31
dari laporan laba rugi, sedangkan jumlah ekuitas dapat diambil dari laporan

neraca.

b. Rasio Operasi, nilai rasio operasi diperoleh dari data jumlah beban operasional

yang diperbandingkan dengan data jumlah pendapatan operasional. Sumber

kedua data tersebut adalah laporan keuangan yakni laporan laba rugi.

c. Rasio Kas, data yang diperlukan untuk memperoleh nilai rasio kas yaitu

perbandingan data jumlah kas dan setara kas terhadap jumlah kewajiban lancar.

Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan khususnya laporan neraca.

d. Efektivitas Penagihan, data yang diperlukan untuk rasio efektivitas penagihan

adalah data jumlah penerimaan rekening air yang kemudian dibandingkan

dengan data jumlah rekening air. Sumber data tersebut adalah Laporan Daftar

Rekening Ditagih ( Laporan DRD) dan laporan arus kas. Karena keterbatasan

data, penulis tidak dapat memaparkan nilai hasil perhitungan efektivitas

penagihan. Laporan Daftar Rekening Ditagih (DRD) merupakan laporan

terpisah, bukan satu kesatuan dengan laporan keuangan tahunan PDAM Kota

Malang.

e. Solvabilitas, data yang diperlukan untuk mengetahui solvabilitas PDAM adalah

data jumlah asset dan data jumlah kewajiban, kemudian keduanya

diperbandingkan. Data tersebut bersumber dari laporan keuangan berupa

laporan neraca.

3. Tata Cara Melakukan Penilaian Kinerja PDAM Aspek Keuangan

a. Aspek pelayanan memiliki bobot sebesar 25% atau 0,25

b. Aspek operasional memiliki bobot sebesar 35% atau 0,35

c. Aspek sumber daya manusia memiliki bobot sebesar 15% atau 0,15

32
d. Aspek keuangan memiliki bobot 25% atau 0,25 meliputi:

1) Rentabilitas: Return on Equity (ROE) dengan bobot sebesar 0,055

Rasio operasi dengan bobot sebesar 0,055.

2) Likuiditas: Rasio Kas dengan bobot sebesar 0,055

Efektifitas Penagihan dengan bobot sebesar 0,055.

3) Solvabilitas, dengan bobot sebesar 0,03

Tabel 3.3 Bobot Standar & Nilai Indikator Kinerja Keuangan PDAM

Indikator Nilai
No Bobot Standar (%) Keterangan
Kinerja Standar
1 Rentabilitas
a. Return 10 5 Return on Equity (ROE) adalah salah satu indikator yang
On Equity biasa digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
7 s.d < 10 4 profitabilitas suatu perusahaan dengan cara
0.05 3 s.d < 7 3 membandingkan laba bersih terhadap jumlah equitasnya
0 s.d < 3 2 atau Jika laba dan ekuitas negatif maka diberi nilai 1
<0 1
b. Rasio 0.5 5 Rasio Operasi (RO) adalah indikator yang dapat
Operasi menunjukkan sejauh mana manajemen PDAM dapat
> 0.5 s.d 0.65 4 melakukan efisiensi/pengendalian beban operasi dan
> 0.65 s.d 0.85 3 sejauh mana manajemen PDAM dapat melakukan upaya-
0.05
> 0.85 s.d 1.0 2 upaya peningkatan pendapatannya sehingga mampu
menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup
>1.0 1 beban operasi.
2 Likuiditas
a. Rasio 100 5 Rasio Kas adalah indikator yang digunakan untuk
Kas melihat sejauh mana kas PDAM mampu memenuhi
80 s.d < 100 4 kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Jika PDAM
0.05 60 s.d < 80 3 tidak memiliki kewajiban lancar maka diberi nilai 5
40 s.d < 60 2
< 40 1
b. 90 5 Efektivitas Penagihan adalah indikator yang dapat
Efektivias menunjukkan sejauh mana PDAM mampu mengelola
Penagihan 85 s.d < 90 4 pendapatan dari hasil penjualan air kepada pelanggan
0.05 80 s.d < 85 3 (piutang air) secara efektif sehingga menjadi penerimaan
75 s.d < 80 2 PDAM
< 75 1
3 Solvabilitas 200 5 Solvabilitas adalah salah satu indikator untuk mengetahui
sejauh mana PDAM mempunyai kemampuan aktiva/aset
170 s.d < 200 4 dalam menjamin kewajiban/hutang jangka panjangnya
135 s.d < 170 3 atau rasio yang mampu menggambarkan seberapa besar
0.03
100 s.d < 135 2 beban kewajiban yang dapat ditanggung PDAM
dibandingkandengan jumlah aktiva/asetnya. Jika PDAM
< 100 1 tidak memiliki kewajiban maka diberi nilai 5

33
4. Hasil Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PDAM Kota Malang

Kinerja aspek keuangan yang dibahas dalam laporan ini yaitu berdasarkan

beberapa indikator antara lain ROE dan rasio operasi yang mewakili rentabilitas,

rasio kas yang mewakili likuiditas dan rasio asset terhadap kewajiban mewakili

solvabilitas. Hasil kinerja yang disajikan merupakan hasil penilaian kinerja aspek

keuangan PDAM Kota Malang tahun 2011-2015. Secara lebih jelas, disajikan

dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 3.4 ROE PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015

Laba Bersih Modal dan


Tahun ROE Nilai Kategori
Setelah Pajak Cadangan
2011 20,039,015,569 109,706,505,653 18.27 5 Baik Sekali
2012 21,398,877,710 134,537,089,877 15.91 5 Baik Sekali
2013 15,635,599,950 152,501,281,075 10.25 5 Baik Sekali
2014 18,259,971,624 161,797,554,534 11.29 5 Baik Sekali
2015 20,076,415,094 184,844,711,872 10.86 5 Baik Sekali

Return on Equity (ROE) merupakan indikator rentabilitas yang

menunjukkan seberapa besar ekuitas yang dimiliki perusahaan mampu

menghasilkan laba bagi perusahaan. ROE pada Tabel 3.4 merupakan hasil

penilaian data laporan keuangan 5 tahun terakhir pada PDAM Kota Malang. ROE

di atas dalam bentuk persen (%).

Pada tahun 2011 diperoleh ROE sebesar 18.27% yang artinya ekuitas yang

dimiliki PDAM Kota Malang mampu menghasilkan laba sebesar 18.27%. Pada

tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 15.91% dan semakin menurun di tahun

2013 menjadi 10.25%. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014 kembali

mengalami peningkatan menjadi sebesar 11.29%. Tahun 2015 justru menurun

kembali hanya sebasar 10.86%. Meskipun ROE mengalami fluktuatif, namun

34
dalam periode penilaian nilainya masih stagnan di angka 5 yang dapat dikatakan

ROE PDAM Kota Malang dalam kategori Baik Sekali.

Tabel 3.5 Rasio Operasi PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015

Pendapatan Rasio
Tahun Beban Operasional Nilai Kategori
Operasional Operasi
2011 84,435,046,594 116,696,701,186 72.35 3 Cukup
2012 95,178,865,631 126,966,807,487 74.96 3 Cukup
2013 110,927,322,845 130,560,136,870 84.96 3 Cukup
2014 120,782,304,545 145,792,655,808 82.85 3 Cukup
2015 146,256,420,067 173,606,585,547 84.25 3 Cukup

Rasio operasi merupakan indikator rentabilitas yang dijadikan tolok ukur

seberapa besar efisiensi suatu perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan besarnya biaya operasi yang harus

dikeluarkan untuk memperoleh setiap rupiah pendapatan. Semakin besar rasio

operasi maka semakin tidak efisien operasional suatu perusahaan. Rasio operasi

yang kecil maka menunjukkan bahwa efisiensi suatu perusahaan semakin besar.

Jangka waktu 2011-2015, rasio operasi dapat dikategorikan Cukup. Hal

ini karena pada tahun 2011 rasio operasi PDAM Kota Malang sebesar 72.35%.

Diikuti tahun 2012 dan 2013 yang semakin menurun masing-masing sebesar

74.96% dan 84.96%. Pada tahun 2014 mengalami sedikit peningkatan efisiensi

operasional menjadi sebesar 82.85% hanya selisih sekitar kurang lebih 2%. Tahun

2015 kembali terjadi penurunan yakni sebesar 84.25%. Dalam periode 2011-2015,

tidak terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada rasio operasi PDAM Kota

Malang. Hal tersebut dikarenakan masih tingginya biaya operasional yang harus

dikeluarkan, berimbas pada pendapatan dan rendahnya laba perusahaan.

35
Tabel 3.6 Rasio Kas PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015

Kas dan Setara Rasio


Tahun Kewajiban Lancar Nilai Kategori
Kas Kas
2011 28,355,588,661 16,551,556,705 171.32 5 Baik Sekali
2012 28,493,694,136 13,632,044,720 209.02 5 Baik Sekali
2013 12,724,832,113 9,298,481,095 136.85 5 Baik Sekali
2014 7,412,685,232 14,686,601,057 50.47 2 Kurang
2015 10,586,187,194 27,881,526,800 37.97 1 Tidak Baik

Rasio kas sebagai indikator likuiditas yang memiliki peranan penting

dalam perusahaan. Setiap perusahaan tidak dapat terlepas dari kas. Rasio kas

menunjukkan seberapa besar kas yang dimiliki perusahaan mampu menjamin

kewajiban lancarnya. Rasio kas berkaitan erat dengan likuiditas jangka pendek

perusahaan.

Tahun 2011 PDAM mampu menjamin kewajiban lancarnya sebesar

171.32% dari kas yang dimiliki. Semakin meningkat di tahun 2012, rasio kas

menjadi sebesar 209.02%. Kemudian tahun 2013 justru mengalami penurunan,

hanya sebesar 136.85%. Meskipun demikian, rasio kas hingga tahun 2013 masih

dalam kategori Baik Sekali. Tahun 2014 rasio kas mengalami penurunan yang

sangat signifikan menjadi hanya sebesar 50.47%. Hal ini justru semakin

diperparah pada tahun 2015 dimana rasio kas hanya sebesar 37.97%. Tahun 2014

rasio kas berada pada kategori Kurang Baik, tahun 2015 justru menurun dan

dalam kategori Tidak Baik.

Hal inilah yang menjadi permasalahan yang krusial bagi PDAM Kota

Malang khususnya bagian keuangan. Rasio kas yang kecil tersebut diakibatkan

oleh pengambilan kebijakan yang kurang tepat berkaitan dengan jangka waktu

pembayaran pinjaman dan piutang usaha yang perputarannya kecil.

36
Tabel 3.7 Solvabilitas PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015

Tahun Total Aset Total Kewajiban Solvabilitas Nilai Kategori

2011 158,302,038,987 28,556,517,765 554.35 5 Baik Sekali


2012 177,572,973,367 21,637,005,780 820.69 5 Baik Sekali
2013 194,339,504,180 26,202,623,155 741.68 5 Baik Sekali
2014 229,003,801,648 48,946,275,490 467.87 5 Baik Sekali
2015 243,680,006,767 38,758,879,802 628.71 5 Baik Sekali

Solvabititas yang ditunjukkan oleh rasio total asset terhadap total

kewajiban merupakan tolok ukur untuk menilai tingkat kecukupan seluruh asset

perusahaan untuk menjamin kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Solvabilitas sangat penting bagi kreditur, semakin tinggi

solvabilitas suatu perusahaan semakin tinggi pula kesempatan perusahaan untuk

memperoleh pinjaman dana.

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2011 total asset PDAM Kota Malang

dibanding total kewajibannya menunjukkan angka 554.35%. Artinya pada tahun

tersebut, kewajiban perusahaan dapat dijamin sebesar 5 kali lebih besar. Tahun

2012 meningkat menjadi 820.69%, jumlah asset jauh lebih besar dari jumlah

kewajibannya. Pada tahun 2013 masih cukup tinggi meski terlihat menurun dari

tahun sebelumnya yaitu sebesar 741.68%. Tahun 2014 kembali mengalami

penurunan cukup besar menjadi 467.87% namun hal tersebut masih dikategorikan

Baik Sekali. Tahun 2015 kembali meningkat menjadi 628.71%, hal tersebut

diakibatkan oleh berkurangnya jumlah kewajiban dan meningkatnya jumlah aseet

secara keseluruhan.

37
E. Alternatif Penyelesaian Masalah yang Dihadapi Instansi

Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, menuntut pihak manajemen

untuk mencari solusi penyelesaian masalah. Alternatif penyelesaian yang dapat

dilakukan agar permasalahan yang dihadapi PDAM Kota Malang dapat

terselesaikan dan terhindar dari masalah lainnya antara lain:

1. Meningkatkan efektifitas penagihan, meningkatkan kualitas pelayanan serta

mengendalikan arus kas agar jumlah kas tidak terlalu rendah.

2. Melakukan dan menerapkan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian

(prudential principle), terutama yang berkaitan dengan pembayaran pinjaman

pada bank dengan disesuaikan besar penerimaan arus kas atau penerimaan

piutang dari pelanggan.

3. Melakukan perjanjian dengan bank dalam penyediaan kredit, dengan

menghindari utang berlebihan, mempertahankan pembayaran utang dan

memperpanjang jatuh tempo pembayaran utang.

4. Melakukan perbaikan dalam biaya dan pengendalian produksi. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan memangkas biaya-biaya yang tidak memberikan nilai

agar meminimalisasi biaya operasional sehingga tidak hanya mengandalkan

penerimaan dari pelanggan yang memiliki jangka waktu tertentu.

5. Menggunakan modal yang dikucurkan oleh Pemerintah Daerah Kota Malang

dengan bijaksana untuk investasi jangka panjang yang mengedepankan

perbaikan pelayanan kepada pelanggan saat ini dan di masa mendatang.

38
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian pembahsan mengenai

penilaian kinerja keuangan di PDAM Kota Malang tahun 2011-2015 adalah

sebagai berikut:

1. Return on Equity (ROE) PDAM Kota Malang untuk periode 5 tahun terakhir

berada dalam kategori Baik Sekali. Meskipun berfluktuatif, namun

rentabilitas dilihat dari indikator ROE dalam kondisi yang stabil.

2. Rasio operasi PDAM Kota Malang menunjukkan nilai 3 yang artinya termasuk

dalam kategori Cukup. Hal ini menunjukkan bahwa PDAM Kota Malang

masih harus memperbaiki operasionalnya agar tercapai tingkat efisiensi yang

tinggi.

3. Rasio kas PDAM Kota Malang pada tahun 2011 hingga 2013 menunjukkan

kondisi yang sangat baik. Namun terjadi penurunan dan pada tahun 2015 rasio

kas berada pada kondisi yang tidak baik. Kewajiban lancar yang tinggi dan

kekurangtepatan pengambilan kebijakan mengenai keputusan pendanaan

menjadi penyebab rendahnya rasio kas di PDAM Kota Malang.

4. Solvabilitas PDAM Kota Malang dapat dikatakan sangat baik. Hal ini

ditunjukkan dari hasil penilaian solvabilitas pada tahun 2011-2015 dengan

kategori sangat baik meskipun mengalami fluktuasi.

39
B. Saran

Berdasarkan beberapa permasalahan yang dihadapi PDAM Kota Malang

terkait kinerja keuangan, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya operasional, serta meningkatkan

mutu pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan pembayaran

2. Menempatkan setiap keputusan perusahaan dengan situasi dan kondisi yang

ada yaitu berdasarkan analisa jangka pendek dan analisa jangka panjang dan

mempertimbangkan kondisi mikro dan makro ekonomi.

3. Menghindari keputusan yang bersifat mengejar keuntungan yang bersifat

jangka pendek namun justru memberikan kerugian jangka panjang.

4. Memaksimalkan investasi untuk peningkatan pelayanan kepada pelanggan

guna meningkatkan pendapatan melalui penyertaan modal Pemda Kota

Malang.

40
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM)

Kementerian Pekerjaan Umum. Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja PDAM,

(Online),(http://www.bppspam.org), diakses 29 Juli 2016.

Hanafi, Mamduh M. & Halim, Abdul. 2000. Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta: UPP AMP-YKPN.

Jumingan, 2006.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

PDAM Kota Malang. 2016. Info Perusahaan dan Struktur Organisasi. (Online),

(http://www.pdamkotamalang.com), diakses 24 Juni.2016.

Rahardjo, Budi. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami

dan Menganalisis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rivai, Veithzal. 2013. Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan

dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004.Global Water

Partnership. (Online),(http://www.gwp.org), diakses 29 Juni 2016.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi

Kelima.. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wild, John J., Subramanyam, K.R., Halsey, Robert F. 2005.Analisis Laporan

Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

41
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1
Daftar Hadir Mahasiswa Selama KKN-A

42
43
44
Lampiran 2
Daftar Kegiatan Mahasiswa Selama KKN-A

45
46
Lampiran 3
Surat Ijin dari Jurusan/Fakultas

47
Lampiran 4
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Kegiatan dari Lokasi KKN-A

48
Lampiran 5
Foto-Foto Kegiatan

Gedung PDAM Kota Malang

Bagian Depan Kantor Pelayanan PDAM Kota Malang

Bersama Manajer Keuangan Beserta Staff Bagian Analisa & Perencanaan


Keuangan

49
Dokumen-dokumen yang Diverifikasi

Kegiatan Memverifikasi Dokumen

Suasana Rapat yang Dipimpin oleh AssMan Perencanaan & Analisa


Keuangan

50

Anda mungkin juga menyukai