PROFITABILITAS
LAPORAN KKN-A
Diajukan kepada
Oleh
NIM 140413600372
FAKULTAS EKONOMI
Agustus 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini hasil laporan KKN-A atau Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang dilaksanakan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blitar
pada tanggal 15 Mei 2017 15 Juli 2017 telah selesai di laksanakan maka dengan
itulah laporan ini di buat dengan persetujuan sebagai berikut:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen Dosen Pembimbing
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Dr. Agus Hermawan, M.Si, Grad Dip MGT., Dr. Ludiwishnu Wardana, S.T., S.Pd., S.E.,
M Bus M.M.
NIP. 19620814 199001 1 001 NIP. 19760925200604 1 001
ii
ABSTRAK
Air merupakan sumber daya nasional yang dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. PDAM Kota Malang
sebagai penyedia kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Malang, harus
mampu melakukan pendistribusian air dengan baik serta memberikan pelayanan
prima kepada pelanggannya. Kinerja yang baik akan dapat tercapai apabila
beberapa aspek yang menjadi landasan penilaian kinerja memiliki nilai yang ideal
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu aspek penting dalam suatu
perusahaan adalah aspek keuangan. Penilaian kinerja aspek keuangan PDAM
Kota Malang pada prinsipnya adalah penilaian yang mencakup kemampuan
PDAM Kota Malang untuk menciptakan laba dan mengefisienkan kegiatan
operasionalnya.
Kinerja keuangan diukur menggunakan beberapa indikator.Penilaian
kinerja keuangan mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi Kinerja PDAM.
Indikator tersebut adalah Return on Equity (ROE), rasio operasi, rasio kas,
efektifitas penagihan, dan solvabilitas. Efektifitas penagihan tidak dapat
dipaparkan hasilnya karena keterbatasan data yang dimiliki penulis.
Selama periode analisis tahun 2011-2015, ROE menunjukkan kondisi yang
sangat baik meskipun berfluktuatif. Rasio operasi masih dalam kategori cukup
baik. Rasio kas yang kondisinya sangat baik dari tahun 2011 hingga 2013, justru
menurun menjadi kurang baik di tahun 2014 dan tidak baik tahun 2015. Meski
rasio kas dalam kondisi yang fluktuatif, namun selama tahun 2011-2015
solvabilitas PDAM Kota Malang sangat baik. Dapat dikatakan PDAM Kota
Malang solvable.
iii
KATA PENGANTAR
mata kuliah KKN-A sebagai mata kuliah pilihan yang harus ditempuh pada
2. Dr. Ludiwishnu Wardana, S.T., S.Pd., S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing.
penyusunan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna menyusun laporan berikutnya
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
E. Definisi Operasional.................................................................................. 6
BAB II PELAKSANAAN
B. Kinerja Keuangan...................................................................................... 24
v
C. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan .......................................................... 25
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 38
B. Saran .......................................................................................................... 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 41
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.2 Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) PDAM Kota Malang 2011-2015 ........... 23
3.3 Bobot, Standar & Nilai Indikator Kinerja Keuangan PDAM ......................... 32
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
5. Foto-Foto Kegiatan........................................................................................... 48
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya nasional yang dikuasai oleh negara dan
pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Sumber daya air nasional dikelola oleh
Kota Malang yang bertempat di Jalan Terusan Danau Sentani Nomor 100 Kota
Pemerintah Kota Malang, menyediakan pelayanan air minum yang prima dan
untuk menjadi perusahaan air minum yang sehat dan dibanggakan dengan
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
2
dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja manajemen suatu perusahaan
merupakan salah satu tolok ukur untuk memastikan apakah sasaran perusahaan
indikator antara lain aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional dan
Kinerja yang baik akan dapat tercapai apabila beberapa aspek yang
menjadi landasan penilaian kinerja memiliki nilai yang ideal baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu aspek penting dalam suatu perusahaan
adalah aspek keuangan. Hal ini tercermin dari laporan keuangan yang diterbitkan
dapat diukur dan diketahui dari angka-angka yang dicantumkan dalam laporan
keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012:2). Penilaian kinerja aspek
operasional akan semakin kecil dan pendapatan operasional akan semakin besar.
3
Efisiensi dan efektifitas dalam keuangan akan sangat berpengaruh pada
besarnya laba yang diterima perusahaan. Laba yang besar dengan disertai aliran
arus kas yang baik dapat menjaga kestabilan keuangan perusahaan. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kinerja aspek bagian yang lain. Dapat dikatakan bahwa
vital terhadap kinerja yang lainnya. Stabilitas aspek keuangan suatu perusahaan
perusahaan tersebut. Selain itu, kondisi keuangan yang baik akan mendorong
terhadap masyarakat.
Malang, maka penulis tertarik untuk menulis laporan KKN-A dengan judul
B. Tujuan Program
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) yang dilaksanakan
1. Tujuan umum
Negeri Malang.
4
c. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai dunia kerja yang
sesungguhnya.
2. Tujuan khusus
keuangan.
Alternatif (KKN-A) tanggal 23 Mei 2016 16 Juli 2016 di PDAM Kota Malang
1. Mahasiswa dapat melatih diri dalam menghadapi situasi dan keadaan yang
2. Mahasiswa dapat mengetahui dengan lebih jelas mengenai realita dunia kerja
komunikasi dengan orang lain di lingkungan baru yaitu lingkungan dunia kerja.
5
4. Mahasiswa dapat mengetahui aktivitas dan hambatan kerja di bagian
diterapkan.
D. Strategi Kegiatan
selama melaksanakan kegiatan KKN-A di PDAM Kota Malang antara lain adalah:
3. Menyusun laporan Kuliah Kerja Nyata Alternatif (KKN-A) dalam hal ini
E. Definisi Operasional
6
Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi perbedaan makna dan
2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh baik
7
BAB II
PELAKSANAAN
Sistem penyediaan air bersih di Kota Malang sudah ada sejak jaman
Pemerintahan Belanda. Kegiatan penyediaan air minum untuk Kota Besar Malang
dimulai sejak tanggal 31 Maret 1915, yang kemudian ketentuan persediaan air
Malang. Pemerintah Belanda memanfaatkan air dari Sumber Air Karangan saat ini
penyadap berupa Brom Captering, air yang berasal dari sumber-sumber tersebut
air bersih yang semakin meningkat, pada tahun 1935 Pemerintah Daerah Kota
Sumber Binangun yang saat ini terletak di wilayah Kota Batu sebesar 215
Daerah Nomor : 11 Tahun 1974, Unit Air Minum berubah dengan status
pelayanan air pada konsumen selama 24 jam secara terus menerus, PDAM Kota
8
Malang menambah kapasitas produksi dengan mengelola Sumber Air Wendit
pompanisasi.
penyediaan air minum, maka Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang
baku mutu syarat kualitas air minum. Sebagai salah satu perwujudan peningkatan
pelayanan khususnya dalam peningkatan kualitas air yang diproduksi oleh PDAM
Kota Malang, ditetapkan program Zona Air Minum Prima (ZAMP) dengan pilot
project di Perumahan Pondok Blimbing Indah Kota Malang. Progam ini secara
teknis dibantu oleh Perpamsi bekerjasama dengan United States Agency for
International Development (USAID). Pada progam ZAMP ini air bisa langsung
diminum dari kran tanpa harus konvensional yaitu dimasak. Progam ini telah
dikembangkan untuk daerah pelayanan dari Tandon Mojolangu yang saat ini
Nomor 16 Tahun 2005 dimana air yang didistribusikan oleh PDAM kepada
9
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang bertempat di Jalan
Terusan Danau Sentani No. 100 Kota Malang. PDAM merupakan perusahaan
yang berada di bawah naungan Pemerintah Daerah Kota Malang. PDAM Kota
Malang memiliki visi, misi, keyakinan, nilai-nilai budaya kerja dan tujuan
1. Visi
kinerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan stakeholder dan menjaga
yang sehat dan dibanggakan baik pada saat ini maupun dalam jangka panjang.
2. Misi
10
c. Melaksanakan peran aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
yang memenuhi kriteria kuantitas, kualitas dan kontinuitas bukan hanya untuk
saat ini tetapi untuk seterusnya selama perusahaan ada dengan harga yang
terjangkau sehingga semua masyarakat bisa menikmati air minum bukan hanya
Perusahaan yang dikelola dengan efektif dan efisien oleh manajemen yang
yang berlaku maka perusahaan akan memberikan kontribusi berupa bagian laba
memenuhi syarat kesehatan sehingga masyarakat terhindar dari penyakit dan lebih
ketersediaan air baku melalui kerja sama dengan instansi terkait dan kelompok
masyarakat.
3. Keyakinan
pelayanan prima dan memuaskan kepada pelanggan maka Perusahaan akan bisa
berkembang lebih baik karena didukung oleh loyalitas dari para pelanggan.
11
4. Nilai
nilai-nilai :
a. Integritas Manajemen dan pegawai akan bekerja dengan jujur dan amanah
untuk mendapatkan dan menjaga kepercayaan dari pihak lain yang dilayani
secara adil sesuai standar yang ditentukan tanpa melihat perbedaan tingkat
maka manajemen dan pegawai harus memahami apa yang diinginkan oleh
pihak lain yang terkait baik langsung atau tidak langsung dengan output yang
dihasilkannya;
kreativitas dan inovasi yang muncul dari setiap individu dalam Perusahaan.
12
5. Tujuan
100% pada tahun 2019 dengan meningkatkan kehandalan sistem penyediaan air
minum yang didukung kondisi keuangan yang memadai dan pegawai yang
6. Struktur Organisasi
komando dan koordinasi dalam PDAM Kota Malang dapat Gambar 2.1 pada
halaman selanjutnya.
No Nama Jabatan
13
Tabel 2.1 (Lanjutan) Pemegang Jabatan di PDAM Kota Malang
No Nama Jabatan
18 Dyah Sri Andayani, S.Sos Assman. Pelayanan
19 Slamet Raharjo, S.IP, MM Assman. Pemasaran
20 Subchan, SE Assman. Pcttn. Pemkn. Air
21 Drs. Sudarnadi Assman. Penertiban
22 Moch. Syaifudin Zuhri, SE Manajer Pengadaan
23 Ir. Soepranoto, ST Assman. Pengd. Jasa Konstr. & Jasa Konsultasi
24 Kusriyanta, SE Assman. Pengadaan Brng & Jasa Lainnya
25 Ir. Ari Mukti, MT Manajer Perencanaan Teknik
26 Hendrik Ribowo, ST Assman. Percn. Konstr.
27 Dra. Nanis Setiari, MM Assman. Percn. Aset
28 Ir. Rahardjono Manajer Produksi
29 Sucipto, SE Assman. Pengdl. Air Baku & Klts. Air
30 Dedi Setiawan, ST Assman. Perpompaan
31 Ir. R.M. Sahran Manajer Jaringan Pipa Pelanggan
32 Dalmuji, ST Assman. Pengembangan Jaringan
33 Taufik Suryono, SH Assman. Meter
34 Suwito, ST, MM Manajer Kehilangan Air
35 Rahmad Hadi Sasmito, SH Assman. Pengendalian Jaringan
36 Sutjibto, S.Kom Assman. Pengendalian Kehilangan Air
37 Sulis Andri Asmawan, ST,MM Manajer Perawatan
38 Sancoko Agus Salim, SE Assman. Prwtn. Pipa Wilayah 1
39 Koernita Hari Soeseno, SE Assman. Prwtn. Pipa Wilayah 2
40 Junaedi, SAB Assman. BME
41 Supriyo Heru W, ST Manajer Pengawasan Pekerjaan
42 Sunarto B, ST Assman. Pengawasan Pengadaan Barang
43 Rendy Wicaksono, ST Assman. Pengwsn Pekerjaan Konstruksi
44 Drs. Dody Varuna Kepala Satuan Pengawasan Internal
45 Drs. Anjar Riyanto Kepala Pusat Sistem Informasi Manajemen
46 Haryo Bagus Waskito, ST Kabid. Software & Database
47 Dudi Bambang S., S.Si Kabid. Hardware & Network
48 Subandi, SAB Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
49 Drs. Hendro Prakoso Kepala Bidang Litbang Adm. dan Keuangan
50 M. Fauzan Indrawan, ST, MM Kepala Bidang Litbang Teknik
51 Retno Wulandari, ST, MT Staf Ahli Bidang Teknik
14
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PDAM Kota Malang
15
C. Aktivitas yang Dilakukan Selama KKN-A
disesuaikan dengan upah lembur yang akan diberikan sesuai Surat Keputusan
6. Mencatat laporan status uang muka, laporan bulanan serta mencatat laporan
16
D. Pengalaman Belajar yang Didapatkan
Kota Malang banyak pengalaman belajar yang didapatkan oleh penulis antara lain
sebagai berikut:
untuk dapat mengenal dan bersosialisasi langsung dengan orang lain di dunia
kerja.
a. Cash Ratio atau rasio kas perusahaan kecil, hal ini disebabkan karena
waktu pembayaran angsuran utang dirasa relatif pendek, yakni kurang lebih
20 hari.
pelanggan.
17
c. Penyertaan modal oleh Pemerintah Daerah Kota Malang hanya dapat
PDAM Kota Malang tidak dapat ditutup dengan modal yang diperoleh dari
A) telah sesuai dengan progam studi dan konsentrasi yang ditempuh oleh
bagian keuangan dinilai sangat vital dan apabila belum memiliki keterampilan
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Laporan Keuangan
prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari
individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi
dan laporan perubahan ekuitas (Rivai, 2012: 375). Sedangkan menurut Rahardjo
sendiri.
19
c. Memberikan informasi yang dapat membantu pihak-pihak yang
suatu perusahaan.
a. Neraca
tertentu dalam periode akuntansi. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang
atau aktiva lain kepada pihak lain di masa mendatang), dan modal sendiri
(Jumingan, 2006:4).
Terdapat dua bentuk penyusunan neraca yakni bentuk rekening dan bentuk
(aktiva) di sebelah kiri sedangkan kewajiban dan modal (pasiva) berada di sebelah
vertikal.
20
laporan. Ringkasan neraca PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 dapat dilihat
Laporan laba rugi juga merupakan salah satu laporan keuangan pokok.
Laporan laba rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode
akuntansi tertentu (Hanafi & Halim, 2003:56). Laporan laba rugi dapat pula
selama periode tertentu (Sawir, 2005:4). Dapat disimpulkan bahwa laporan laba
Tiga elemen pokok yang harus tercantum dalam laporan laba rugi adalah
(1) Pendapatan operasional (2) Beban operasional (3) Untung atau rugi
perusahaan. Laporan laba rugi PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015 secara
21
Tabel 3.1 Neraca PDAM Kota Malang 2011-2015
22
Tabel 3.1 (Lanjutan) Neraca PDAM Kota Malang 2011-2015
23
Tabel 3.2 Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) PDAM Kota Malang 2011-2015
24
c. Laporan Arus Kas
(Hanafi & Halim, 2003:59). Arus kas bersih biasanya tidak sama dengan laba. Hal
ini karena perusahaan menggunakan akuntansi akrual bukan akuntansi arus kas.
kas. Laporan atas arus kas masuk dan keluar dapat digunakan untuk pengambilan
2005:26).
(Subramanyam, 2005:25).
pokok.
B. Kinerja Keuangan
ukur yang digunakan adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data
25
keuangan antara satu dengan yang lain. Kinerja keuangan adalah suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dilakukan oleh para stakeholder baik pihak eksternal seperti kreditor, investor,
pemerintah dan pelanggan maupun pihak internal yaitu manajemen perusahaan itu
sendiri. Penilaian yang dilakukan akan bervariasi tergantung pihak yang menilai
keuangan dapat dinilai apabila terdapat media. Media pokok yang dipakai untuk
2006:240).
memperoleh hasil penilaian dengan pembiasan yang relatif kecil. Penilai harus
mempelajari terlebih dahulu apakah data-data yang tersaji dalam laporan sudah
26
2. Menghitung
dengan tujuan analisis. Terdapat berbagai macam metode dan teknik yang dapat
dan indeks.
pengukuran apakah hasil yang diperoleh berpredikat sangat baik, baik, kurang
baik atau bahkan tidak baik. Dalam langkah membandingkan dan mengukur
terdapat dua pendekatan yang dapat dipakai yaitu cross sectional approach atau
antara perusahaan satu dengan perusahaan lain yang sejenis pada waktu yang
sama. Time series approach adalah langkah membandingkan hasil yang dicapai
menurun.
4. Menginterpretasi
27
5. Solusi
analisis. Jika perusahaan dalam kondisi yang baik, maka solusi yang diberikan
terdapat 4 (empat) aspek yang menjadi indikator. Aspek yang dimaksud adalah
aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional dan aspek sumber daya
manusia.
Aspek kinerja yang akan dibahas dalam laporan ini hanya dikhususkan
pada aspek keuangan PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015. Untuk melakukan
penilaian atas kinerja aspek keuangan pada PDAM, terdapat alur proses yang
PDAM.
28
Gambar 3.1 Alur Proses Penilaian Kinerja PDAM
sebagai berikut.
a. Rentabilitas
29
kemampuan PDAM untuk menciptakan keuntungan atau memperoleh laba dan
yaitu:
2) Rasio Operasi
b. Likuiditas
keuangannya yang harus segera dipenuhi dalam jangka pendek atau terhitung satu
tahun sejak tanggal neraca dibuat (Rahardjo, 2005:120). Ukuran likuiditas yang
1) Rasio Kas
kewajiban yang telah jatuh tempo melalui cash assets yang dimiliki. Rasio kas
30
Jumlah Kas + Setara Kas (Rp)
Rasio Kas =
Jumlah Kewajiban Lancar (Rp)
2) Efektivitas Penagihan
Rasio yang mengukur efektivitas kegiatan penagihan atas hasil penjualan air.
c. Solvabilitas
kewajibannya (baik jangka pendek maupun angka panjang) apabila perusahan saat
merupakan salah satu faktor penting dalam pemberian pinjaman kepada PDAM
komponen yang sangat penting. Berikut adalah data dan cara memperolehnya
a. Return On Equity (ROE), nilai ROE diperoleh dari data laba bersih setelah
bersumber dari laporan keuangan. Laba bersih setelah pajak dapat diperoleh
31
dari laporan laba rugi, sedangkan jumlah ekuitas dapat diambil dari laporan
neraca.
b. Rasio Operasi, nilai rasio operasi diperoleh dari data jumlah beban operasional
kedua data tersebut adalah laporan keuangan yakni laporan laba rugi.
c. Rasio Kas, data yang diperlukan untuk memperoleh nilai rasio kas yaitu
perbandingan data jumlah kas dan setara kas terhadap jumlah kewajiban lancar.
dengan data jumlah rekening air. Sumber data tersebut adalah Laporan Daftar
Rekening Ditagih ( Laporan DRD) dan laporan arus kas. Karena keterbatasan
terpisah, bukan satu kesatuan dengan laporan keuangan tahunan PDAM Kota
Malang.
laporan neraca.
c. Aspek sumber daya manusia memiliki bobot sebesar 15% atau 0,15
32
d. Aspek keuangan memiliki bobot 25% atau 0,25 meliputi:
Tabel 3.3 Bobot Standar & Nilai Indikator Kinerja Keuangan PDAM
Indikator Nilai
No Bobot Standar (%) Keterangan
Kinerja Standar
1 Rentabilitas
a. Return 10 5 Return on Equity (ROE) adalah salah satu indikator yang
On Equity biasa digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
7 s.d < 10 4 profitabilitas suatu perusahaan dengan cara
0.05 3 s.d < 7 3 membandingkan laba bersih terhadap jumlah equitasnya
0 s.d < 3 2 atau Jika laba dan ekuitas negatif maka diberi nilai 1
<0 1
b. Rasio 0.5 5 Rasio Operasi (RO) adalah indikator yang dapat
Operasi menunjukkan sejauh mana manajemen PDAM dapat
> 0.5 s.d 0.65 4 melakukan efisiensi/pengendalian beban operasi dan
> 0.65 s.d 0.85 3 sejauh mana manajemen PDAM dapat melakukan upaya-
0.05
> 0.85 s.d 1.0 2 upaya peningkatan pendapatannya sehingga mampu
menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup
>1.0 1 beban operasi.
2 Likuiditas
a. Rasio 100 5 Rasio Kas adalah indikator yang digunakan untuk
Kas melihat sejauh mana kas PDAM mampu memenuhi
80 s.d < 100 4 kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Jika PDAM
0.05 60 s.d < 80 3 tidak memiliki kewajiban lancar maka diberi nilai 5
40 s.d < 60 2
< 40 1
b. 90 5 Efektivitas Penagihan adalah indikator yang dapat
Efektivias menunjukkan sejauh mana PDAM mampu mengelola
Penagihan 85 s.d < 90 4 pendapatan dari hasil penjualan air kepada pelanggan
0.05 80 s.d < 85 3 (piutang air) secara efektif sehingga menjadi penerimaan
75 s.d < 80 2 PDAM
< 75 1
3 Solvabilitas 200 5 Solvabilitas adalah salah satu indikator untuk mengetahui
sejauh mana PDAM mempunyai kemampuan aktiva/aset
170 s.d < 200 4 dalam menjamin kewajiban/hutang jangka panjangnya
135 s.d < 170 3 atau rasio yang mampu menggambarkan seberapa besar
0.03
100 s.d < 135 2 beban kewajiban yang dapat ditanggung PDAM
dibandingkandengan jumlah aktiva/asetnya. Jika PDAM
< 100 1 tidak memiliki kewajiban maka diberi nilai 5
33
4. Hasil Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PDAM Kota Malang
Kinerja aspek keuangan yang dibahas dalam laporan ini yaitu berdasarkan
beberapa indikator antara lain ROE dan rasio operasi yang mewakili rentabilitas,
rasio kas yang mewakili likuiditas dan rasio asset terhadap kewajiban mewakili
solvabilitas. Hasil kinerja yang disajikan merupakan hasil penilaian kinerja aspek
keuangan PDAM Kota Malang tahun 2011-2015. Secara lebih jelas, disajikan
menghasilkan laba bagi perusahaan. ROE pada Tabel 3.4 merupakan hasil
penilaian data laporan keuangan 5 tahun terakhir pada PDAM Kota Malang. ROE
Pada tahun 2011 diperoleh ROE sebesar 18.27% yang artinya ekuitas yang
dimiliki PDAM Kota Malang mampu menghasilkan laba sebesar 18.27%. Pada
tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 15.91% dan semakin menurun di tahun
2013 menjadi 10.25%. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014 kembali
34
dalam periode penilaian nilainya masih stagnan di angka 5 yang dapat dikatakan
Pendapatan Rasio
Tahun Beban Operasional Nilai Kategori
Operasional Operasi
2011 84,435,046,594 116,696,701,186 72.35 3 Cukup
2012 95,178,865,631 126,966,807,487 74.96 3 Cukup
2013 110,927,322,845 130,560,136,870 84.96 3 Cukup
2014 120,782,304,545 145,792,655,808 82.85 3 Cukup
2015 146,256,420,067 173,606,585,547 84.25 3 Cukup
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan besarnya biaya operasi yang harus
operasi maka semakin tidak efisien operasional suatu perusahaan. Rasio operasi
yang kecil maka menunjukkan bahwa efisiensi suatu perusahaan semakin besar.
ini karena pada tahun 2011 rasio operasi PDAM Kota Malang sebesar 72.35%.
Diikuti tahun 2012 dan 2013 yang semakin menurun masing-masing sebesar
74.96% dan 84.96%. Pada tahun 2014 mengalami sedikit peningkatan efisiensi
operasional menjadi sebesar 82.85% hanya selisih sekitar kurang lebih 2%. Tahun
2015 kembali terjadi penurunan yakni sebesar 84.25%. Dalam periode 2011-2015,
tidak terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada rasio operasi PDAM Kota
Malang. Hal tersebut dikarenakan masih tingginya biaya operasional yang harus
35
Tabel 3.6 Rasio Kas PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015
dalam perusahaan. Setiap perusahaan tidak dapat terlepas dari kas. Rasio kas
kewajiban lancarnya. Rasio kas berkaitan erat dengan likuiditas jangka pendek
perusahaan.
171.32% dari kas yang dimiliki. Semakin meningkat di tahun 2012, rasio kas
hanya sebesar 136.85%. Meskipun demikian, rasio kas hingga tahun 2013 masih
dalam kategori Baik Sekali. Tahun 2014 rasio kas mengalami penurunan yang
sangat signifikan menjadi hanya sebesar 50.47%. Hal ini justru semakin
diperparah pada tahun 2015 dimana rasio kas hanya sebesar 37.97%. Tahun 2014
rasio kas berada pada kategori Kurang Baik, tahun 2015 justru menurun dan
Hal inilah yang menjadi permasalahan yang krusial bagi PDAM Kota
Malang khususnya bagian keuangan. Rasio kas yang kecil tersebut diakibatkan
oleh pengambilan kebijakan yang kurang tepat berkaitan dengan jangka waktu
36
Tabel 3.7 Solvabilitas PDAM Kota Malang Tahun 2011-2015
kewajiban merupakan tolok ukur untuk menilai tingkat kecukupan seluruh asset
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2011 total asset PDAM Kota Malang
tersebut, kewajiban perusahaan dapat dijamin sebesar 5 kali lebih besar. Tahun
2012 meningkat menjadi 820.69%, jumlah asset jauh lebih besar dari jumlah
kewajibannya. Pada tahun 2013 masih cukup tinggi meski terlihat menurun dari
penurunan cukup besar menjadi 467.87% namun hal tersebut masih dikategorikan
Baik Sekali. Tahun 2015 kembali meningkat menjadi 628.71%, hal tersebut
secara keseluruhan.
37
E. Alternatif Penyelesaian Masalah yang Dihadapi Instansi
pada bank dengan disesuaikan besar penerimaan arus kas atau penerimaan
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Return on Equity (ROE) PDAM Kota Malang untuk periode 5 tahun terakhir
2. Rasio operasi PDAM Kota Malang menunjukkan nilai 3 yang artinya termasuk
dalam kategori Cukup. Hal ini menunjukkan bahwa PDAM Kota Malang
tinggi.
3. Rasio kas PDAM Kota Malang pada tahun 2011 hingga 2013 menunjukkan
kondisi yang sangat baik. Namun terjadi penurunan dan pada tahun 2015 rasio
kas berada pada kondisi yang tidak baik. Kewajiban lancar yang tinggi dan
4. Solvabilitas PDAM Kota Malang dapat dikatakan sangat baik. Hal ini
39
B. Saran
terkait kinerja keuangan, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
ada yaitu berdasarkan analisa jangka pendek dan analisa jangka panjang dan
Malang.
40
DAFTAR PUSTAKA
PDAM Kota Malang. 2016. Info Perusahaan dan Struktur Organisasi. (Online),
41
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Hadir Mahasiswa Selama KKN-A
42
43
44
Lampiran 2
Daftar Kegiatan Mahasiswa Selama KKN-A
45
46
Lampiran 3
Surat Ijin dari Jurusan/Fakultas
47
Lampiran 4
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Kegiatan dari Lokasi KKN-A
48
Lampiran 5
Foto-Foto Kegiatan
49
Dokumen-dokumen yang Diverifikasi
50