Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan magang merupakan kegiatan pembelajaran yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusan, dimana salah satu point
yang harus dijalani adalah praktek secara langsung pada sebuah instansi baik
dari instansi pemerintah maupun instansi swasta. Diharapkan pada saat
mengikuti kegiatan magang ini mahasiswa mampu melihat secara langsung
segala hal yang terjadi di dunia kerja secara nyata dan membandingkan serta
mengimplementasikan dengan semua teori yang selama ini diterima di bangku
perkuliahan
Dalam pelaksanaan kegiatan magang, mahasiswa diharapkan mampu
menyerap ilmu secara langsung yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan
dan menemukan segala permasalahan dan kendala yang terjadi di tempat
magang pada khususnya. Selain itu, mahasiswa mendapatkan pengalaman
yang nantinya setelah lulus dari kuliah menjadi bekal untuk terjun ke dunia
kerja.
Pada era globalisasi saat ini dituntut segalanya untuk maju demi
menunjang perekonomian masyarakat. Sebagai negara berkembang, Indonesia
harus dapat mengelola perekonomiannya secara seimbang dimana pengelolaan
ekonomi harus merata terutama yang berhubungan dengan masyarakat.
Perkembangan perekonomian harus menunjukkan angka peningkatan dari
pada tahun sebelumnya sehingga suatu negara dapat dikatakan mengalami
perkembangan ekonomi. Salah satu fenomena yang selalu berkembang di
masyarakat adalah pajak. Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 6 Tahun 1983
sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan didefinisikan sebagai
berikut :
"kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak

mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat''.
Sebagaimana dinyatakan diatas Pajak merupakan iuran wajib yang
dibayarkan oleh orang pribadi atau badan berdasarkan undang-undang yang
sifatnya memaksa untuk keperluan negara yang diatur dalam undang-undang.
Selain itu pemungutan pajak diperuntukkan bagi

keperluan pembiayaan

umum pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan, baik secara


budgetair maupun regulerent. Fungsi pajak akan dapat berjalan dengan baik
apabila suatu sistem itu diterapkan, begitu pula dalam perpajakan. Pajak
memiliki sistem tersendiri yang dimana dapat meningkatkan penerimaan pajak
sebagai salah satu pemasukan terbesar dalam pendapatan negara.
Sistem perpajakan terdapat tiga macam sistem pemugutan pajak yaitu
self

asessmantsystem,

official

asessmantsystem,

dan

witholding

asessmatsystem. Selain self assesmantsystem pajak yang diterapkan di


Indonesia adalah Withholding Tax system (pemotongan/pemungutan pajak).
Dalam sistem Withholding Tax, pihak ketiga diberikan kepercayaan untuk
melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak atas penghasilan
yang dibayarkan kepada penerima penghasilan sekaligus menyetorkannya ke
kas Negara. Di akhir tahun pajak, pajak yang telah dipotong atau dipungut dan
telah disetorkan ke kas negara itu akan menjadi pengurang pajak atau kredit
pajak bagi pihak yang dipotong dengan melampirkan bukti pemotongan atau
pemungutan. Dengan sistem withholding tax, wajib pajak badan di Indonesia
berperan sebagai pemotong pajak untuk pemerintah, bersama perusahaan
perusahaan di negeri ini yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak sebagai
pemungut pajak. Sistem Withholding Tax di Indonesia diterapkan pada
mekanisme pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan (PPh). Istilah
pemotongan dimaksudkan untuk menyatakan jumlah pajak yang dipotong oleh
pemberi penghasilan atas jumlah penghasilan yang diberikan kepada penerima
penghasilan sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah penghasilan yang
diterimanya seperti PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Pasal 4
ayat (2) dan PPh Pasal 15. Sedangkan yang dimaksud dengan pemungutan

adalah jumlah pajak yang dipungut atas sejumlah pembayaran yang berpotensi
menimbulkan penghasilan kepada penerima pembayaran seperti PPh Pasal 22
dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Pajak
Pertambahan Nilai yang dahulunya sempat dihapuskan untuk dipungut oleh
bendaharawan pemerintah dan perusahaan tertentu yang ditunjuk oleh
Direktorat Jendral pajak sekarang diberlakukannya kembali.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak
Surabaya yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang ditunjuk oleh
Direktorat Jendral Pajak sebagai pemungut pajak pertambahan nilai. Hal ini
dipertegas dengan peraturan menteri keuangan Nomor : 85/PMK.02/2012
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN ditunjuk sebagai pemungut Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM). Dengan demikian PPN dan PPnBM yang
terutang atas Penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh
rekanan BUMN dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh BUMN.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak
Surabaya bergerak dalam sektor perhubungan yang diberikan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab untuk mengelola pelabuhan. Artinya, PT.
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak dipercaya sebagai
penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan, yang memiliki peran kunci untuk
menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut. Namun tidak hanya itu
saja sebagai perusahaan yang memiliki dedikasi inovasi serta loyalitas yang
tinggi dari segi performance PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak menyadari pentingnya membayar pajak sebagai kewajiban
warga negara. Dalam melaksanakan pemngutan Pajak Pertambahan Nilai yang
terjadi disetiap transaksi kegiatan

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Cabang Tanjung Perak sebagai WAPU atau wajib pungut.


Tata cara pemungutan, penyetoran, hingga pelaporan yang terdakang
masih banyak terjadi kesalahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan. Oleh sebab itu peserta magang mencoba memaparkan dalam
bentuk laporan kuliah kerja praktek dengan tema Tata Cara dan Prosedur

Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Wajib Pungut (PPN WAPU) di PT


Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya.
B. Tujuan Kegiatan Magang
1. Tujuan Umum :
Magang merupakan mata kuliah yang berupa kuliah kerja nyata yang
dilakukan mahasiswa pada perusahaan atau lembaga, yang memiliki kaitan
keilmuan maupun keprofesian dengan latar belakang program pendidikan
mahasiswa. Kegiatan magang ini bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang didapatkan oleh mahasiswa peserta magang selama mengikuti kuliah,
sehingga mahasiswa peserta magang dapat mengetahui secara langsung tentang
bagaimana pelaksanaan kegiatan operasional pada perusahaan atau lembaga yang
bersangkutan.
2. Tujuan Khusus :
Kegiatan magang ini juga memiliki tujuan khusus, yakni untuk
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan mahasiswa mengenai praktek Tata
Cara dan Prosedur Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Wajib Pungut (PPN
WAPU) di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya.
C. Manfaat Magang
1. Bagi Peserta Magang
(a) Dapat memperoleh tambahan wawasan dan pengetahuan yang relevan
terutama mengenai cara Tata Cara dan Prosedur Pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai Wajib Pungut (PPN WAPU) di PT Pelabuhan
Indonesia

III

(Persero)

Cabang

Tanjung

Perak

Surabaya

Berkesempatan untuk belajar menerapkan pengetahuan teoritis yang


diperoleh di program pendidikan dalam berbagai kasus riil
perusahaan.
(b) Mahasiswa dapat belajar untuk lebih profesional dalam mengerjakan
setiap pekerjaan dengan keterampilan emosional secara luas dalam
dunia kerja yang dibutuhkan.

(c) Mengetahui dengan lebih jelas mengenai realita dunia kerja secara
langsung.
(d) Mampu beraktualisasi dan berkreasi pada ilmu yang dimiliki serta
dalam hubungan berkomunikasi dalam lingkungan kerjanya.
(e) Memperdalam dan meningkatkan keterampilan dan kreatifitas diri
dalam lingkungan kerja yang sesuai dengan disiplin ilmu yang
diperoleh selama kuliah
(f) Mendapatkan pengalaman dan pemahaman mengenai cara kerja dan
praktik lapangan yang sesungguhnya
(g) Menjadi bahan persiapan menghadapi dunia kerja dan menyiapkan
langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungan kerja di masa mendatang.
2. Bagi Program Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
(a) Terciptanya jalinan kerja sama antara pihak Universitas Negeri
Brawijaya dengan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak Surabaya yang dijadikan tempat untuk Praktek Kerja
Lapangan dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanaan
antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan
sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan
masyarakat.
(b) Mendapatkan

masukan

yang

berguna

untuk

penyempurnaan

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.


(c) Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas
pengajaran.
(d) Sebagai sarana dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari
selama mengikuti perkuliahan ke dunia kerja yang sesungguhnya.
(e) Untuk menambah wawasan praktis pada instansi sehingga mahasiswa
mendapatkan gambaran realita kerja yang sesungguhnya.

(f) Untuk memperkenalkan kepada instansi terkait, tentang pendidikan


Program Studi Perpajakan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya.
(g) Menambah referensi terbaru dari yang telah terdapat di perpustakaan
sehingga dapat bermanfaat sebagai bahan kajian dan acuan bagi
penelitian berikutnya.
(h) Memberikan manfaat khususnya bagi prodi S1 Perpajakan agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas kelulusan yang
dihasilkan, sehingga timbul kepercayaan dunia kerja terhadap
Universitas Negeri Brawijaya.
3. Bagi Institusi Tempat Magang
(a) Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini,diharapkan dapat
membantu meringankan tugas yang ada dalam perusahaan.
(b) Dapat membantu memberi sumbangan pemikiran yang berguna agar
perusahaan dapat mempertahankan dan memaksimalkan kelebihannya
serta meminimalkan kekurangannya.
(c) Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antara
perusahaan dengan Universitas Brawijaya, khususnya Fakultas Ilmu
Administrasi dan sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap masa
depan generasi muda serta menunjukkan keterbukaan perusahaan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai atau citra publik di
masyarakat.

BAB II
RENCANA KEGIATAN
A. Tempat dan Waktu
Kegiatan praktek kerja nyata yang biasa disebut dengan magang
merupakan salah satu pengabdian masyarakat dalam unsur Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Sehingga mampu menerapkan pengetahuan pengetahuan
secara tertulis yang diperoleh dalam perguruan tinggi terhadap dunia kerja,
adapun kami sebagai mahasiswa prodi perpajakan fakultas Ilmu Administrasi
angkatan 2011 melaksanakannya di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Perak yang beralamat di Jalan Perak Timur No. 620
Surabaya pada tanggal 07 Juli 2014 s/d 18 Juli 2014 dan 04 Agustus 2014 s/d
12 September 2014 yaitu genap 40 hari kerja.
B. Ketentuan Pelaksanaan Magang
Bidang magang yang diambil sesuai dengan ketentuan dan kebijakan
dari instansi atau perusahaan yang bersangkutan berdasarkan bidang ilmu
peserta magang (perpajakan). Dimana bagi setiap mahasiswa peserta magang
sanggup memenuhi segala yang ada dengan kesepakatan yang disetujui.
Rencana pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan magang yaitu
turut berpartisipasi langsung di bagian peserta magang ditempatkan oleh
perusahaan serta membantu pelaksanaan tugas karyawan karyawan serta
mengamati secara langsung praktik kerja yang terjadi di PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak, Surabaya.
C. Metode Pelaksanaan Magang
Dalam pelaksanaan kegiatan magang, peserta magang diwajibkan untuk
melaporkan kegiatan yang disusun dalam sebuah laporan magang. Oleh sebab
itu peserta magang juga berusaha mendapatkan dan mengumpulkan data
untuk kelengkapan laporan magang yang disampaikan oleh peserta magang

dengan cara wawancara kepada pegawai bagian terkait PT Pelabuhan


Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya yang sesuai dengan
topik rencana penulisan laporan magang.
(d) PROGRAM KERJA
Adapun susunan program kerja yang akan kami lakukan yaitu sebagai
berikut:
Tabel 1 : Rencana Program Kerja
No
Uraian
Program
.
Kegiatan
1.
Pengalaman
Mengetahui

Tujuan

Target

Sebagai bentuk Mendapatkan

tentang

siklus kerja

pelatihan

informasi kondisi

kondisi dan

pegawai PT.

singkat agar

dan suasana kerja

suasana

Pelabuhan

dapat

di tempat magang

kerja.

Indonesia III

beradaptasi

dengan melakukan

(Persero)

dengan baik

pengamatan

Cabang

ketika telah

terhadap kinerja

Tanjung

memasuki

pegawai PT.

Perak.

dunia kerja. Di

Pelabuhan

tempat magang Indonesia


sebagai bentuk

III(Persero)

pelatihan

Cabang Tanjung

sebelum

Perak.

memasuki
2.

Pembelajaran

Mengetahui

dunia kerja.
Sebagai bentuk Mendapatkan

Penghitungan secara rinci

aplikasi secara

informasi terkait

Pajak yang

proses

lapangan di

proses

ada di PT.

penghitungan

PT. Pelabuhan

Penghitungan

Pelabuhan

pajak sesuai

Indonesia III

Pajak yang ada di

Indonesia III

prosedur

(Persero)

PT. Pelabuhan

(Persero)

yang ada.

Cabang

Indonesia III

Cabang

Tanjung Perak.

(Persero) Cabang

Tanjung

agar dapat

Tanjung Perak.

Perak..

memahami

dengan

secara praktis

pengamatan secara

untuk

langsung.

menunjang
program
keilmuan di
bangku
3.

4.

Analisis

Mengetahui

perkuliahan.
Sebagai bentuk Mendapatkan

faktor

aspek yang

penelitian yang informasi tersebut

penghambat

menjadi

dapat

secara langsung

dan

faktor

dilakukan

untuk memahami

pendorong

pendorong

untuk

permasalahan-

instansi

serta

mengetahui

permasalahan yang

dalam

penghambat.

permasalahan

biasanya timbul di

menciptakan

yang terjadi di

perusahaan.

program-

PT. Pelabuhan

program

Indonesia III

terkait

(Persero)

pencapaian

Cabang

target

Tanjung

perusahaan
Pembelajaran

Mengetahui

Perak..
Untuk

kiat-kiat Tax

pos-pos mana menunjang

terhadap proses

Planning

yang

teori di bangku

Tax Planning

yang

biasanya bisa

perkuliahan

tersebut, guna

dilakukan

digunakan

secara praktis

penghematan pajak

oleh

untuk

dan

yang mungkin

perusahaan

menghemat

mengetahui

dilakukan dalam

Mengetahui siklus

pengeluaran

sistem terkait

menghitung pajak

perusahaan

dengan hal

yang akan

untuk pajak

tersebut.

dilaporkan.

(e) Jadwal Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan magang yang berlangsung selama 2 bulan, yang lebih
tepatnya selama 40 hari kerja yaitu pada bulan Juli 2014 hingga bulan
September 2014 yang ditengah-tengah kegiatan magang terpotong oleh libur
hari raya idul fitri dan jam masuk yang peserta magang direncanakan yaitu
Senin Jumat : 08.00 12.00 dan 13.00 15.00 WIB

BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1.

Sejarah Singkat PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)


Tanjung Perak merupakan salah satu pintu gerbang indonesia yang
berfungsi sebagai kolektor dan distributor barang dari dan ke Kawasan
Timur Indonesia termasuk Provinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang
strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial
maka pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran
intersulair Kawasan Timur Indonesia.
Dahulu, Kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barangbarangnya melalui perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah
(pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota
Surabaya melalui sungai Kalimas.
Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus
barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di
Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun
1875, Ir.W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan pelabuhan
Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan kepada kapal-kapal
samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan
tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Akan tetapi rencana ini kemudian
ditolak karena biayanya yang sangat tinggi.
Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-20, Ir. WB. Van Goor
membuat suatu rencana yang lebih realistik yang menekankan suatu
keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada
kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus
dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan
rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak.

Setelah tahun 1910, maka pembangunan pelabuhan Tanjung Perak


dimulai. Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali
permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu.
Dengan demikian, maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah,
Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup
besar hagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting
tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur
tetapi juga diseluruh Kawasan Timur Indonesia.
Dalam masa pembangunan ini, usaha-usaha pengembangan terus
dilakukan oleh pelabuhan Tanjung Perak yang diarahkan pada perluasan
dermaga, khususnya dermaga kontainer, perluasan dan penyempurnaan
berbagai fasilitas yang ada, pengembangan daerah industri dikawasan
pelabuhan. pembangunan terminal penumpang dan fasililas- fasilitas
lainnya yang berkaitan dengan perkembangan pelabuhan-pelabuhan
modern.
Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus
barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di
Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun
1875, Ir. W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan Pelabuhan
Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan kepada kapal-kapal
samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan
tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Akan tetapi rencana ini kemudian
ditolak karena biayanya yang sangat tinggi.
Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-XX, Ir.WB.Van Goor
membuat suatu rencana yang lebih realistic yang menekankan suatu
keharusan bagi kapal-kapal samuera untuk merapatkan kapalnya pada
kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus
dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan

rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak. Setelah tahun 1910,


pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak dimulai.
Usaha-usaha pengembangan terus dilakukan oleh Pelabuhan Tanjung
Perak yang diarahkan pada perluasan dermaga khususnya dermaga
kontainer, perluasan dan penyempurnaan berbagai fasilitas yang ada,
pengembangan daerah industri di kawasan pelabuhan, pembangunan
terminal penumpang dan fasililas-fasilitas lainnya yang berkaitan dengan
perkembangan pelabuhan-pelabuhan modern.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada awal berdirinya adalah
sebuah perusahaan Negara yang pendirianya dituangkan dalam PP no. 19
tahun 1960.selanjutnya pada kurun waktu 1969 s/d 1983 bentuk
perusahaan telah diubah dengan badan pengusahaan Pelabuhan (BPP)
berdasarkan PP nomor 1 tahun 1969. Dan selanjutnya pada kurun waktu
1983 s/d 1992 untuk membedakan pengelolaan Pelabuhan umum yang
diusahakan dan yang tidak diusahakan maka diubah menjadi perusahaan
umum (Perum) Pelabuhan berdasarkan PP nomor 16 tahun 1983 dan PP
nomor 6 tahun 1985. Kemudian sejak tahun

1992 seiring dengan

pesatnya perkembangan dunia usaha maka status perum diubah menjadi


perseroan hingga saat ini dan tertuang dalam akta notaries Imas Fatimah
SH nomor 5 tanggal 1 desember 1992 dan diubah terakhir dengan akta
perubahan nomor 128 tanggal 25 juni 1998 yang dibuat dihadapan notaris
Rachmat Santoso SH.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengelola sebanyak 40
pelabuhan yang dikelompokan menjadi 19 cabang dan 21 kawasan yang
tersebar di 7 provinsi yaitu

Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa


Tenggara Timur. Sedangkan pusat PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
terletak di Surabaya dan mempunyai anak cabang juga yang letaknya
bersebelahan yaitu PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung
Perak Surabaya.

2.

Lokasi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung


Perak
Nama Perusahaan

: PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang


Tanjung Perak

Nama Pimpinan

: Eko Harijadi Budijanto,Drs.AK,MM,M.Sc

Alamat

: Jalan Perak Timur No.620 Surabaya 60165

Telepon

: ( 031 ) 3291992 s/d 3291996

Fax

: ( 031 ) 3293994

E-mail

: dinasti@perakport.co.id

Gambar 1 : Pembagian Zona Pelabuhan


Tanjung Perak

Gambar 2 : Denah lokasi Satelit Kantor PT Pelabuhan


Indonesia III

Gambar 3 : Denah lokasi PT Pelabuhan


Indonesia III

Lokasi PT Pelindo III


Cabang Tanjung Perak

3. Jadwal Kerja Pegawai Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang


Tanjung Perak
Dalam perusahaan pasti ada jadwal kerja sehari-hari dari pegawai
mulai dari jam masuk, jam pulang dan libur kerja. Inilah jadwal kerja
dari pegawai PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung
Perak :
1. Masuk dan pulang selama ramadhan
Senin Kamis

: 08.00 12.00 dan 13.00 15.30 WIB

Jumat

: 07.30 11.30 dan 13.00 15.00 WIB

Mulai Libur kerja yaitu H-2 sebelum hari raya Idul Fitri tepatnya
tanggal 25 Juli 2014 dan mulai masuk kembali tanggal 04 Agustus
2014
2. Masuk dan pulang di hari biasa
Senin Kamis

: 08.00 12.00 dan 13.00 17.00 WIB

Jumat

: 07.00 12.00 dan 13.00 16.00 WIB

Dihari Jumat ada kegiatan rutin yaitu Senam Aerobik kecuali di bulan
Ramadhan ditiadakan.

Dikarenakan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung


Perak ini sudah punya aturan tetap mengenai jadwal kerja sehingga
peserta magang diwajibkan juga untuk mengikuti aturan tersebut
sehingga untuk jadwal magang peserta magang diubah pada tanggal 07
Juli 2014 s/d 25 Juli 2014 dan 04 Agustus 2014 s/d 05 September 2014
yaitu genap 40 hari kerja serta jam masuk dan pulang peserta magang
juga mengikuti seperti jadwal diatas.
4.

Bidang Usaha PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang


Tanjung Perak
Bisnis Usaha yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Perak meliputi usaha-usaha sebagai berikut:
1. Menyediakan kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas tempat
berlabuhnya kapal.
2. Menyelenggarakan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan
(pilotage) dan penundaan kapal.
3. Menyediakan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar
muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang.
4. Menyediakan gudang-gudang, dan tempat penimbunan barang-barang,
angkutan bandar, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan.
5. Menyediakan

tanah

untuk

berbagai

bangunan

dan

lapangan,

sehubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut.


6. Menyediakan listrik, bahan bakar minyak, air minum dan instalasi
limbah pembuangan.
7. Menyelenggarakan jasa terminal, kegiatan konsolidasi, dan distribusi
barang termasuk hewan.
8. Menyelenggarakan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya
tujuan perusahaan.
5.

Visi dan Misi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang


Tanjung Perak

VISI:
Menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai Penyedia Jasa Pelabuhan
yang Prima, dan Berkomitmen Memacu Integrasi Logistik Nasional.
MISI:
1. Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standar yang
berlaku secara konsisten.
2. Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui biaya
logistik yang kompetitif.
3. Memenuhi harapan semua stakeholders melalui prinsip kesetaraan dan
tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
4. Menjadikan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, berkinerja,
dan berbudi pekerti luhur.
5. Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar arus
perdagangan.
6.

Wilayah Kerja PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang


Tanjung Perak
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak
memiliki wilayah kerja yang meliputi :
Tabel 2 : Wilayah Kerja PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Perak

Nama Terminal
Jamrud
Mirah
Nilam
7.

Tanjung

Keterangan
Jamrud Utara, Jamrud Selatan, Jamrud Barat
Mirah
Nilam Timur dan Nilam Barat

Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang


Tanjung Perak
Struktur organisasi yang ada di PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero) Cabang Tanjung Perak, dapat dijelaskan dalam bagan sebagai
berikut :

Gambar 4 : Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak

STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN KEUANGAN

Gambar 5 : Struktur Organisasi Divisi Keuangan


PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak

8.

Deskripsi Pekerjaan
Dalam suatu organisasi dengan segala aktivitas terdapat hubungan
diantara personal yang menjalankan aktifitas tersebut, untuk itu perlu
dibuat suatu bagan yang menggambarkan hubungan yang ada tersebut,
maka hubungan antara masing-masing kegiatan dalam organisasi dapat
diarahkan pada tujuan, dan koordinasi dapat dilakukan dengan baik.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanyapembentukan struktur
organisasi perusahaan, adapun kerja dan tanggung jawab dari organisasi
pada PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak adalah
sebagai berikut :
1) General Manajer PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak
a. Merumuskan kebijakan perusahaan sesuai kebijakan umum yang
telah ditetapkan oleh direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Perak
b. General Manajer bertanggung jawab untuk menentukan strategi,
sasaran, kebijakan dan program jangka pendek dan jangka
panjang cabang pelabuhan tanjung perak, serta menjamin
tercapainya tujuan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak
2) Deputy General Manager
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kegiatan hasil
pemantauan bidang operasional ke pelabuhan serta memberikan
masukan kepada General Manager
b. Deputy General manager memberikan laporan kepada General
Manager terhadap hasil pemantauan pelaksanaan perencanaan
dan bidang penunjang operasional serta mengevaluasi
Organisasi Divisi Keuangan
1) Manager Keuangan
a. Menyusun,merencanakan

dan

melaksanakan

Kemitraan dan Bina Lingkungan ( PKBL)

Program

b. Menyusun analisa dan evaluasi laporan manajemen, laporan


keuangan, laporan PKB dan kelayakan investasi
c. Terlaksananya penerapan sistem informasi manajemen di
lingkungan kerjanya
2) Asistant Manager Perbendaharaan
a. Melaksanakan administrasi barang persediaan
b. Melaksanakan penelitian bukti perhitungan nota penjualan jasa
kepelabuhan
c. Melaksanakan analisa dan evaluasi laporan kegiatan dinas.
d. Perbendaharaan
3) Supervisor Pendapatan
a. Pelaksanaan registrasi dan pendistribusian pas pelabuhan
b. Pelaksanaan pembuatan laporan kegiatan Sub Dinas Pendapatan
c. Terlasananya program kerja bidang pendapatan
4) Supervisor hutang piutang
a. Pelaksanaan penyusunan laporan posisi piutang, jaminan, dan
uang titipan jasa kepelabuhan.
b. Pelaksanaan tugas tugas lain yang diberian oleh asisten manajer
perbendaharaan
c. Terlaksananya program kerja bidang hutang piutang
5) Supervisor Kassa dan Guper
a. Pelaksanaan pembuatan laporan harian kas
b. Pelaksanaan pembuatan laoran kegiatan Sub Dinas dan Guper
c. Terlaksananya penerapan sistem informasi manajemen di
lingkungan kerjanya
6) Asisten Manajer Akuntansi Manajemen
a. Melaksanakan pengendalian anggaran
b. Melaksanakan analisa dan evaluasi kelayakan investasi
c. Melaksanakan administrasi divisi keuangan
d. Terlaksananya pogram kerja bidang analisis kesisteman dan
administrasi

7) Supervisor Analisa Kesisteman dan Administrasi Keuangan


a. Pelaksanaan analisa dan evaluasi kelayakan investasi.
b. Pelaksanaan administrasi divisi keuangan
c. Terlaksananya penerapan sistem informasi manajemen di
lingkungan kerja
8) Supervisor Anggaran
a. Pelaksanaan

penyiapan

penyusunan

Rencana

Kerja

dan

Anggaran Perusahaan (RKAP)


b. Pelaksanaan pembuatan laporan kegiatan Sub Dinas Anggaran
c. Terkoordinasinya program kerja bidang anggaran dengan unit
kerja terkait
9) Supervisor Kemitraan dan Bina Lingkungan
a. Pelaksanaan penjajagan kerjasama pihak terkait dengan program
Bina Lingkungan
b. Pelaksanaan administrasi keuangan PKBL
c. Terlaksananya

penerapan

sistem

informsai

manajemen

dilingkungan kerjanya
10) Asisten Manajer Akuntansi Keuangan
a. Melaksanakan penelitian bukti pembukuan atas transaksi
keuangan
b. Melaksanakan administrasi barang persediaan
c. Melaksanakan administrasi aktiva tetap
d. Terlaksananya program kerja bidang vertifikasi pembukuan dan
perpajakan
11) Supervisor Verifikasi
a. Pelakasaan penelitian kebenaran bukti pembukuan
b. Pelaksanaan pencatatan hutang pengedaan barang dan jasa
c. Pelaksanaan pembuatan laporan kegiatan Sub Dinas Verifikasi
d. Terlaksananya penerapan sistem informasi manajemen di
lingkungan kerjanya
12) Supervisor Pembukuan

a. Pelaksanaan penanganan asuransi terhadap asset cabang


b. Pelaksanaan pembuatan laporan kegiatan Sub Dinas Pembukuan
c. Pelaksanaan administrasi aktiva tetap dan barang persediaan
d. Terlaksananya program kerja bidang pembukuan
13) Supervisor Perpajakan
a. Pelaksanaan penyedia data terhadap PPN Masukan yang di
perhitungkan dengan PPN Keluaran
b. Pelaksanaan pembuatan laporan kegiatan Sub Dinas Perpajakan
c. Pelaksanaan tugas tugas lain yang dilakukan oleh Asisten
Manajer Akuntansi Keuangan
d. Terlaksananya program kerja bidang perpajakan
B. Pembagian Kerja dan Kegiatan Peserta Magang
Pembagian kerja peserta magang ditempatkan di PT Pelabuhan
Indonesia III kantor cabang Tanjung Perak lantai dua bagian divisi keuangan.
Pada divisi keuangan pembagian kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu
bagian keuangan akuntansi dan bagian keuangan manajemen. Untuk bagian
keuangan akuntansi dibagi menjadi tiga bagian lagi yaitu pembukuan,
perpajakan dan verifikasi. Penempatan peserta magang sesuai dengan bidang
jurusan ditempatkan pada bagian perpajakan. Dikarenakan pada perusahaan
tidak ada pembagian ruang khusus perpajakan maka pembagian kerja
dijadikan satu. Sehingga pembagian kerja diselesaikan secara bersamaan.
Adapun gambaran secara garis besar kegiatan yang penulis lakukan
selama melakukan kegiatan magang di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Perak Surabaya yang dikelompokkan setiap minggunya
sebagai berikut :
Minggu Pertama
:
Perkenalan dengan karyawan divisi keuangan dan penempatan posisi
sehubungan dengan praktek kerja lapangan (magang).
Pemberian arahan mengenai gambaran umum instansi sekaligus
pengenalan terhadap lingkungan kerja.

Memahami peraturan dan tata kerja dalam PT Pelabuhan Indonesia


III Cabang Tanjung Perak.
Mempelajari Aspek Perpajakan yang ada dalam PT Pelabuhan
Indonesia III Cabang Tanjung Perak melalui buku pedoman
perpajakan dari perusahaan.
Minggu Kedua
:
Mengambil berkas jurnal dari kasa
Mengarsip Jurnal Penerimaan Kas (JKM), Jurnal Pemgeluaran Kas
(JKK) dan Jurnal Rupa Rupa (JRR) ke dalam Outner
Memilah, mengarsip dan memasukan data Nomor Transaksi
Penerimaan Negara (NTPN) ke dalam komputer.
Memberi Stempel pada Surat Setoran Pajak (SSP)
Mengantar beberapa berkas ke divisi lain
Minggu Ketiga
:
Mengambil berkas jurnal dari kasa
Mengarsip Jurnal Penerimaan Kas (JKM), Jurnal Pemgeluaran Kas
(JKK) dan Jurnal Rupa Rupa (JRR) ke dalam Outner
Mengentry Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) ke dalam
komputer.
Mengoreksi jumlah kwuitansi masuk dengan jumlah rupiah yang
tertera.
Mengantar beberapa berkas ke divisi lain
Minggu Keempat
:
Mengambil berkas jurnal dari kasa
Mengarsip Jurnal Penerimaan Kas (JKM), Jurnal Pemgeluaran Kas
(JKK) dan Jurnal Rupa Rupa (JRR) ke dalam Outner
Mempelajari Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Wajib Pungut
(PPN WAPU).
Mengantar beberapa berkas ke divisi lain
Minggu Kelima
:
Mengambil berkas jurnal dari kasa
Mengarsip Jurnal Penerimaan Kas (JKM), Jurnal Pemgeluaran Kas
(JKK) dan Jurnal Rupa Rupa (JRR) ke dalam Outner
Menganalisa Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Wajib Pungut
(PPN WAPU) antara teori dengan praktik.
Mengantar beberapa berkas ke divisi lain
Minggu Keenam
:
Mengambil berkas jurnal dari kasa

Mengarsip Jurnal Penerimaan Kas (JKM), Jurnal Pemgeluaran Kas


(JKK) dan Jurnal Rupa Rupa (JRR) ke dalam Outner
Memilah, mengarsipkan dan mengentry nomor yang tertera pada
Lembar

Surat

Setoran

Pajak

(SSP)

Memberi Stempel pada Surat Setoran Pajak (SSP)


Mengantar beberapa berkas ke divisi lain
Minggu Ketujuh
:
Mengambil berkas jurnal dari kasa
Mengarsip Jurnal Penerimaan Kas (JKM), Jurnal Pemgeluaran Kas
(JKK) dan Jurnal Rupa Rupa (JRR) ke dalam Outner
Mencari data-data pajak yang mengalami kesalahan

dan

membenarkannya
Mengantar beberapa berkas ke divisi lain
Minggu Kedelapan :
Mengambil berkas jurnal dari kasa
Mengarsip Jurnal Penerimaan Kas (JKM), Jurnal Pemgeluaran Kas
(JKK) dan Jurnal Rupa Rupa (JRR) ke dalam Outner
Meminta data sehubungan dengan keperluan Laporan Magang
melalui wawancara
Mengantar beberapa berkas ke divisi lain
Foto Perpisahan seluruh karyawan di divisi Keuangan

C. Bentuk Bentuk Dukungan


1. Pengolahan manajemen pelayanan operasional kegiatan. Seperti adanya
kartu akses keluar masuk ruangan yang diberikan kepada setiap pegawai
untuk mengantisipasi adanya orang asing yang ingin masuk ke PT
Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak.
2. Adanya prinsip kerja 5 R (rajin, rapi, ringkas, ramah, resik)dan 5 S (salam,
senyum, sapa, sopan, santun) didalam kegiatan sehari - hari pegawai PT
Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak. Sehingga menjadikan
perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang berdedikasi tinggi dan

loyalitas. Tidak heran jika banyak penghargaan yang diterima oleh PT


Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak.
3. Dengan adanya dua prinsip yang diterapkan oleh PT Pelabuhan Indonesia
III Cabang Tanjung Perak. Menjadikan seluruh pegawai PT Pelabuhan
Indonesia III Cabang Tanjung Perak dapat bekerja dengan baik melalui
interaksi dan bersosialisasi antar pegawai maupun pihak luar termasuk
peserta magang dan adek adek SMK yang menciptakan kerjasama yang
solid dalam satu tim keluarga besar PT Pelabuhan Indonesia III Cabang
Tanjung Perak
4. Seluruh pegawai PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak
memberikan kerja sama dan dukungan penuh terhadap peserta magang
dalam melaksanakan kegiatan magang di tempat tersebut.
5. Seluruh pegawai PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak
berbagi pengetahuan tentang pajak kepada peserta magang selama
kegiatan magang dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan
penanggung jawab di divisi keuangan tentang perpajakan dan tugas akhir
berbentuk laporan magang yang belum dimengerti oleh peserta magang
6. Peserta magang diberikan hak dan kepercayaan untuk menggunakan
fasilitas fasilitas di PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak
7. Peserta magang diberikan kepercayaan, tanggung jawab, serta dukungan
untuk melaksanakan tugas-tugas pegawai PT Pelabuhan Indonesia III
Cabang Tanjung Perak sesuai dengan bidang kegiatan masing-masing
8. Peserta magang mendapatkan ilmu serta pengalaman tentang ilmu
perpajakan yang didapat dari divisi keuangan PT Pelabuhan Indonesia III
Cabang Tanjung Perak yang tidak didapat pada saat perkuliahan.
9. Peserta magang diberikan kesempatan mengikuti kegiatan untuk turun
langsung kelapangan seperti senam pagi, acara buka bersama, sehingga
peserta magang dapat secara langsung bersosialisasi dan berinteraksi
kepada pegawai, supervisor, asisten manajer sekaligus pimpinan PT
Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak

C. Hambatan-Hambatan
Hambatan yang terkait dengan pelaksanaan pada PT Pelabuhan Indonesia III
Cabang Tanjung Perak yaitu
1. Kurangnya aktivitas yang dapat dikerjakan oleh peserta magang. Peserta magang
melaksanakan aktivitas pada saat pelaporan SPT Masa PPN sehingga peserta
kurang dapat memaksimalkan kegiatan magang untuk memperoleh pengalaman
yang lebih mendalam sesuai bidangnya.
2. Keterbatasan data informasi yang diberikan oleh pegawai PT Pelabuhan Indonesia
III Cabang Tanjung Perak yang digunakan oleh peserta magang sebagai data
pembuatan laporan magang dikarenakan kerahasiaan dokumen perusahaan.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Temuan Gap antara teori dan praktek
A.1 Teori
a. Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
Penunjukan Badan Usaha Milik Negara untuk memungut,
menyetor, dan melaporkan pajak pertambahan nilai atau pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, sudah
diatur

dalam

peraturan

menteri

keuangan

republik

nomor

85/PMK.03/2012 yang menerangkan bahwa penunjukan badan usaha

milik negara sebagai pemungut pajak didasarkan atas ketentuan


pasal 16 A Undang undang nomor 8 tahun 1983 tentang pajak
pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah sebagaimana telah diubah beberapakali. Hal ini mendapatkan
respon dari menteri keuangan yang akhirnya mengeluarkan
keputusan

menteri

keuangan

nomor

563/KMK.03/2003

dan

peraturan menteri keuangan nomor 73/PMK.03/2010 yang pada


garis

besarnya

menunjuk

bendaharawan

pemerintah,

kantor

perbendaharaan negara, srta kontrak kerjasama pengusaha minyak


dan gas bumi sebagai pemungut pajak pertambahan nilai. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pemungutan pajak pertambahan
nilai atau pajakpertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang
mewah yang terutang atas penyerahan barang kena pajak dan/atau
jasa kena pajak oleh rekanan kepada badan usaha milik negara.
Adapun hal ini dijelaskan dalam peraturan menteri keuangan
republik nomor 85/PMK.03/2012 secara terlampir.
b. Badan Usaha Milik Negara sebagai pemungut pajak pertambahan
nilai dan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang
mewah
Sesuai dengan peraturan menteri keuangan republik nomor
85/PMK.03/2012 yang dimaksud dengan badan usaha milik negara
adalah sebagai berikut :
Pasal 1
(1) badan usaha milik negara adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan.
(2) dasar pengenaan pajak adalah jumlah harga jual, penggantian
atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung
pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan
pajak penjualan atas barang mewah yang terutang.
Badan usaha milik negara merupakan badan usaha yang
dinaungi oleh negara yang melaksanakan berbagai macam

perpajakan. Dalam setiap perpajakan sebagai salah satu bendarawan


pemerintah

diwajibkan

melakukan

pemungutan

pajak. Yang

diperjelas dalam peraturan menteri keuangan republik nomor


85/PMK.03/2012 pasal 2 bahwa Badan Usaha Milik Negara ditunjuk
sebagai pemungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Salah satunya adalah
pemungutan pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai
dan pajak penjualan atas barang mewah sehingga disebut dengan
PPN Wapu atau PPN wajib pungut. Dasar pemungutan pajak
didasarkan pada dasar pengenaan pajak yang digunakan untuk
menghitung pajak pertambahan nilai
c. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas barang Mewah
Pajak petambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah yang melakukan penyerahan atas
barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak oleh rakanan kepada
BUMN. Rekanan ini merupakan pengusaha kena pajak yang
melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak
kepada badan usaha milik negara sesuai peraturan menteri keuangan
republik nomor 85/PMK.03/2012 pasal 3 (2).
Pengenaan pajak pertambahan nilai yang dipungut oleh
badan usaha milik negara harus memiliki ketentuan yang jelas
dimana hal ini diatur dalam pasal 4 peraturan menteri keuangan
republik nomor 85/PMK.03/2012 yaitu :
(1) jumlah pajak pertambahan nilai yang harus dipungut oleh
badan usaha milik negara adalah sebesar 10 % dikalikan
dengan dasar pengenaan pajak.
(2) Dalam hal atas penyerahan barang barang kena pajak selain
terutang pajak pertambahan nilai juga terutang pajak penjualan
atas barang mewah, jumlah pajak penjualan atas barang mewah
yang harus dipungut oleh badan usaha milik negara adalah
sebesar tarif pajak penjualan atas barang mewah yang berlaku
dikalikan dengan dasar pengenaan pajak.

Sehingga pada dasarnya seluruh penyerahan yang dilakukan


berdasarkan pengenaan pajak yang terutang dengan tarif yang telah
ditatapkan dari setiap pajak yang akan dikenakan.
d. Jenis Pajak pertambahan Nilai atau pajak pertambahan nilai dan
pajak penjualan atas barang mewah yang tidak di pungut oleh Badan
Usaha Milik Negara.
(1) pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) termasuk jumlah Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang terutang dan tidak merupakan pembayaran
yang terpecah-pecah
(2) pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan di
bidang perpajakan mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai
tidak

dipungut

atau

dibebaskan

dari

pengenaan

Pajak

Pertambahan Nilai
(3) pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan
bakar bukan minyak oleh PT Pertamina (Persero)
(4) pembayaran atas rekening telepon;
(5) pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan; dan/atau
(6) pembayaran lainnya untuk penyerahan barang dan/atau jasa
yang

menurut

ketentuan perundang-undangan

di

bidang

perpajakan tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai atau


Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
(

sesuai

peraturan

menteri

keuangan

republik

nomor

85/PMK.03/2012 pasal 5 (1) ).


Enam butir diatas merupakan jenis jenis pajak pertambahan nilai
atau pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
yang harus di setor sendiri oleh rekanan. Sehingga pada pasal 6 (1)

rekanan memiliki kewajiban untuk membuat faktur pajak setiap


penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak kepada
badan usaha milik negara. Adapun pembuatan faktur pajak harus
dibuat saat :
(1) Penyerahan barang kena pajak dan /atau penyerahan jasa kena
pajak
(2) Penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran
terjadi sebelum penyerahan barang kena pajak dan/atau sebelum
penyerahan jasa kena pajak.
(3) Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian
tahap pekerjaan.
(sesuai
peraturan
menteri
85/PMK.03/2012 pasal 6 (2) ).

keuangan

republik

nomor

e. Pelaksanaan pemungutan pajak pertambahan nilai atau pajak


pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.
pemungutan pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai
dan pajak penjualan atas barang mewah sesuai pasal 7 (1) peraturan
menteri keuangan republik nomor 85/PMK.03/2012 adalah :
(1) Penyerahan barang kena pajak dan /atau penyerahan jasa kena
pajak
(2) Penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran
terjadi sebelum penyerahan barang kena pajak dan/atau sebelum
penyerahan jasa kena pajak.
(3) Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian
tahap pekerjaan.
Adapun saat penyetoran, badan usaha milik negara paling lama
tanggal 15 ( lima belas ) bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir serta wajib melaporkan penyetoran ke kantor pelayanan
pajak tempat badan usaha milik negara terdaftar paling lama akhir
bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dengan menggunakan
Surat Pemberitahuan Masa pajak pertambahan nilai bagi pemungut

pajak pertambahan nilai serta dilampiri dengan daftar nominatif


faktur pajak dan surat setoran pajak.
f. Tata cara pelaporan atas pemungutan dan penyetoran pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah oleh
badan usaha milik negara adalah sebagai berikut :
A. Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai Atau Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah Oleh Badan Usaha Milik Negara:
I. Ketentuan Umum:
a. BKP

: Barang Kena Pajak

b. JKP

: Jasa Kena Pajak

c. KPP

: Kantor Pelayanan Pajak

d. NPWP

: Nomor Pokok Wajib Pajak

e. KPPN

: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

f. PPN

: Pajak Pertambahan Nilai

g. PPnBM : Pajak Penjualan atas Barang Mewah


h. SSP

: Surat Setoran Pajak

II. Tata Cara Pemungutan Dan Penyetoran:


1. Rekanan wajib membuat Faktur Pajak dan SSP atas setiap
penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Badan Usaha
Milik Negara.
2. Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuat
sesuai dengan ketentuan di bidang perpajakan.
3. SSP sebagaimana dimaksud pada angka 1 diisi dengan
membubuhkan NPWP serta identitas Rekanan, dan
penandatanganan SSP tersebut dilakukan oleh Badan
Usaha Milik Negara sebagai penyetor atas nama
Rekanan.
4. Dalam hal penyerahan BKP selain terutang PPN juga
terutang PPnBM, maka Rekanan harus mencantumkan
juga jumlah PPnBM yang terutang pada Faktur Pajak.

5. Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuat


dalam rangkap 2 (dua) dengan peruntukan sebagai
berikut:
a. lembar kesatu untuk Badan Usaha Milik Negara; dan
b. lembar kedua untuk Rekanan.
6.

SSP sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuat dalam


rangkap 4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut:
a.

lembar kesatu untuk Rekanan;


b. lembar kedua untuk KPPN melalui Bank Persepsi
atau Kantor Pos;

c. lembar ketiga untuk Rekanan yang dilampirkan pada


SPT Masa PPN; dan
d. lembar keempat untuk Bank Persepsi atau Kantor Pos.
7.

Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pemungutan


PPN atau PPN dan PPnBM harus membubuhkan cap
"Disetor Tanggal ....... " dan menandatanganinya pada
Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada angka 5.

8.

Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti pemungutan dan


penyetoran PPN atau PPN dan PPnBM.

III.

Tata Cara Pelaporan:


1. Pelaporan dilakukan setiap bulan dan disampaikan ke
KPP tempat Badan Usaha Milik Negara terdaftar paling
lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa
Pajak,

dengan

menggunakan

formulir

"Surat

Pemberitahuan Masa PPN bagi Pemungut PPN".


2. Surat Pemberitahuan Masa PPN bagi Pemungut PPN
wajib dilampiri dengan daftar nominatif Faktur Pajak dan
Surat Setoran Pajak sesuai format sebagaimana dimaksud
B.

pada huruf B.
Format Daftar Nomatif Faktur Pajak dan Surat Setoran Pajak
Daftar Nomatif Faktur Pajak dan Surat Setoran Pajak
Nama Pemungut PPN
:
NPWP
:

Masa Pajak
:
Tabel 3 : Format daftar nomatif faktur pajak dan surat setoran pajak
Kode

dan

Nomor Nama

NPWP

Nomor Seri

Urut

Rekanan

Faktur

Rekanan

Pajak

(1)

(2)

(3)

(4)

Tanggal

Tanggal

Faktur

Setor

Pajak

SSP

(5)

(6)

NTPN

(7)

PPN

PPnBM

(Rupiah)

(Rupiah)

(8)

(9)

Jumlah

..................
...................................
Tanda Tangan

Nama Jelas

Jabatan
Cap Perusahaan

:
:

A.2 Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah Wajib Pungut
a. Pelaksanaan PPN WAPU PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Perak.
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung
Perak sebagai Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
jasa kepelabuhanan wajib mengenakan dan memungut PPN yang
terutang atas penyerahan Jasa Kena Pajak kepada semua pihak,
kecuali jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu dan jasa tunda kepada
Perusahaan Angkutan Laut Nasional dan Perusahaan Penangkapan
Ikan Nasional yang dibebaskan dari pengenaan PPN. Yang
dilakukan sesuai dengan Undang Undang Pajak Pertambahan
Nilai serta Peraturan menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2012
dalam tata cara pemungutan Pajak Pertambahan Nilai sesuai
dengan bidangnya. Sebagai bukti bahwa PT Pelabuhan Indonesia
III (Persero) Cabang Tanjung Perak telah melakukan pemungutan

PPN atas setiap penyerahan Jasa Kena Pajak, maka PT Pelabuhan


Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak wajib menerbitkan
Faktur Pajak Standar atau dokumen tertentu yang diperlakukan
sebagai Faktur Pajak Standar. Pajak Pertambahan Nilai yang telah
dipungut oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak merupakan Pajak Keluaran bagi Perusahaan
tersebut. Nota Penjualan Jasa yang diterbitkan atas penyerahan jasa
kepelabuhanan merupakan dokumen yang diperlakukan sebagai
Faktur Pajak Standar. Dengan demikian maka setiap penerbitan
Nota Penjualan Jasa Kepelabuhanan oleh PT Pelabuhan Indonesia
III (Persero) Cabang Tanjung Perak merupakan penerbitan Faktur
Pajak Standar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai
Pajak Keluaran antara lain:
1. Dalam hal penjualan jasa kepelabuhanan menggunakan pembayaran
di muka, maka dalam bukti yang diterbitkan sudah termasuk PPN
yang terutang
2. Apabila terjadi penjualan jasa dengan kontrak (khususnya kontrak
tarif lumpsum),walaupun pada saat penandatanganan kontrak
belum dilakukan penyerahan jasa, namun apabila telah dilakukan
pembayaran terlebih dahulu baik untuk sebagian maupun seluruh
nilai penggantian sebelum dilakukannya penandatanganan kontrak,
maka PPN sudah terutang. Oleh karena itu PT Pelabuhan Indonesia
III (Persero) Cabang Tanjung Perak sudah wajib menerbitkan nota
penjualan yang berfungsi sebagai Faktur Pajak Standar.
Sesuai ruang lingkup usaha PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero) Cabang Tanjung Perak, yang menjadi objek pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai dalam lingkungan kegiatan usaha
pelabuhan adalah penyerahan jasa pelabuhan. PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak melakukan
kewajibannya sebagai pemungut PPN dengan objek objek
tertentu yang sudah ditetapkan. Sehingga setiap transaksi

penyerahan jasa yang dilakukan PT Pelabuhan Indonesia III


(Persero) Cabang Tanjung Perak dirinci dalam peraturan lebih
lanjut, ketentuan objek PPN mengelompokkan jasa pelabuhan PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak menjadi
tiga bagian :
1. Penyerahan jasa kepelabuhan yang PPN-nya harus dipungut
oleh Perusahaan Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak.
Penyerahan jasa kena pajak oleh Perusahaan Pelabuhan
Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak yang dikenakan
PPN berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang undang
nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN Barang dan Jasa dan
PPnBM, adalah sebagai berikut :
Tabel 4 : Objek Pajak penyerahan jasa yang PPN-nya harus
dipungut oleh perusahaan Pelabuhan Indonesia III
(Persero) Cabang Tanjung Perak
No
Uraian
Keterangan
I.
PENDAPATAN USAHA
Dikenakan
PPN
70 Pelayanan Jasa Kapal
terhadap kapal asing
1
701.10 Pelabuhan Umum
yang tidak mempunyai
11. Pendapatan Labuh
ikatan perjanjian sewa
12. Pendapatan Tambat
dengan
perusahaan
13. Pendapatan Pemanduan
pelayaran dan tidak ada
14. Pendapatan Penundaan
tax treaty khusus PPN
15. Pendapatan Air Kapal
19. Pendapatan Jasa Kapal
Lainnya
701.20 DUKS
21. Pendapatan Labuh
22. Pendapatan Tambat
23. Pendapatan Pemanduan
24. Pendapatan Penundaan
25. Pendapatan Air Kapal
29. Pendapatan Jasa Kapal
Lainnya

Dikenakan
PPN
terhadap kapal asing
yang tidak mempunyai
ikatan perjanjian sewa
dengan
perusahaan
pelayaran dan tidak ada
tax reaty khusus PPN

70
2

701.30 Pelabuhan Khusus


31. Pendapatan Labuh
32. Pendapatan Tambat
33. Pendapatan Pemanduan
34. Pendapatan Penundaan
35. Pendapatan Air Kapal
39. Pendapatan Jasa Kapal
Pelayanan Jasa Barang
702.10 Pelabuhan Umum
11. Dermaga
12. Gudang Penumpukan
13. Lapangan Penumpukan
19. Jasa Barang Lainnya
702.20 DUKS
21. Dermaga
22. Gudang Penumpukan
23. Lapangan Penumpukan
29. Jasa Barang Lainnya
702.30 Pelabuhan Khusus
31. Dermaga
32. Gudang Penumpukan
33. Lapangan Penumpukan
39. Jasa Barang Lainnya

70
3

Pengusahaan Alat
01. Kran Darat
02. Kran Apung
03. Froklift
04. Truck (Head Truck,
Tronton)
05. Chasis
06. Tongkang
07. Towing Tractor
08. Timbangan
09. Wheal Loader
10. Reception Facilities

Dikenakan
PPN
terhadap kapal asing
yang tidak mempunyai
ikatan perjanjian sewa
dengan
perusahaan
pelayaran dan tidak ada
tax reaty khusus PPN

11. Alat Pemadam Kebakaran


12. Alat Lainnya

70
4

70
5

70
6

Pelayanan Terminal
01. Stevedoring
02. Cargo Doring
03. Overbrengan
04. Receiving/Delivery
05. Bongkar Muat Peti Kemas
06. Penyewaan Alat
07. Reefer Container
08. Pendapatan RO RO
09. Freight Forwarding
99. Pelayanan Terminal
Lainnya
Pelayanan Terminal Peti
Kemas
01. Operasi Kapal
02. Operasi Lapangan
03. Operasi CFS
99. Pelayanan Peti Kemas
Lainnya
Pengusahaan Tanah,
Bangunan, Air dan Listrik
01. Tanah
02. Bangunan
03. Air
99. Pengusahaan TBAL
Lainnya
Fasilitas Rupa-Rupa Usaha
01. Pas Pelabuhan
02. Kontribusi
Terminal/Mekanik/Alat
03. Bengkel
04. Pendidikan dan Latihan
05. Kontribusi TO
06. Jasa Kebersihan

70
7

79
1

07. Puskepel/Unit Kesehatan


08. Pengusahaan Alat
09. Pendapatan Fasilitas
Pelabuhan/Kompensasi TO
10. Fasilitas Telekomunikasi
dan Pertukaran Inform
99. Rupa-Rupa Usaha Lainnya
Kerjasama Dengan Mitra
Usaha
01. Kapal
02. Alat-Alat Fasilitas
Pelabuhan
03. Instalasi Fasilitas
Pelabuhan
04. Tanah
05. Jalan dan Bangunan
06. Peralatan
07. Kendaraan
08. Emplasemen
09. Terminal Petikemas
99. Lainnya

Atas kerusakan fasilitas

Pendapatan Diluar Usaha


04. Klaim
05. Laba Penjualan Aktiva
Tetap/Kertas Berharga
06. Laba Penjualan Barang
Persediaan
07. Penjualan Blanko
Pelayanan/Tender
08. Pendapatan Fee For
Service/Difference
Salaries
09. Pendapatan
Kontribusi/Royalty
i.
2. Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dibebaskan dari Pengenaan
PPN

Penyerahan jasa kena pajak berupa jasa kepelabuhan oleh PT


Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak yang
dibebaskan dari pengenaan PPN adalah penyerahan jasa tunda,
jasa pandu, jasa tambat, dan jasa labuh yang diterima oleh
Perusahaan

Angkatan

Laut

Nasional

atau

Perusahaan

Penangkapan Ikan Nasional, yang dibukukan oleh PT Pelabuhan


Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak.
Tabel 5 : Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dibebaskan dari
Pengenaan PPN
N
Uraian
Keterangan
o
PENDAPATAN USAHA
Harus berstatus
70 Pelayanan Jasa Kapal
perusahaan pelayaran
1
701.10 Pelabuhan Umum
- Sedang melayari jalur
11. Pendapatan Labuh
internasional
- tidak memuat barang
12. Pendapatan Tambat
didalam
PT
13. Pendapatan Pemanduan
Pelabuhan
Indonesia
14. Pendapatan Penundaan
III (Persero) Cabang
15. Pendapatan Air Kapal
Tanjung Perak
19. Pendapatan Jasa Kapal
- negara pemilik kapal
Lainnya
ada dalam tax treaty
(
bendera
kapal
diabaikan)
701.20 DUKS
21. Pendapatan Labuh
22. Pendapatan Tambat
23. Pendapatan Pemanduan
24. Pendapatan Penundaan
25. Pendapatan Air Kapal
29. Pendapatan Jasa Kapal
Lainnya
701.30 Pelabuhan Khusus
31. Pendapatan Labuh
32. Pendapatan Tambat
33. Pendapatan Pemanduan
34. Pendapatan Penundaan

sda

sda

35. Pendapatan Air Kapal


39. Pendapatan Jasa Kapal

3. Pendapatan atau penghasilan perusahaan Pelabuhan Indonesia


III (Persero) Cabang Tanjung Perak yang tidak terutang PPN
Selain penyerahan jasa pelabuhan yang dikenakan PPN dan
yang dibebaskan dari pengenaan PPN, terdapat pendapatan atau
penghasilan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak yang tidak terutang
Tabel 6 :
No
704

Pendapatan atau penghasilan perusahaan Pelabuhan


Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak yang
tidak terutang PPN
Uraian
Keterangan
Pendapatan pelayanan B/M
99. Pelayanan Terminal Lainnya/Jasa Pendapatan
Supervisi
Material

Pengusaha Tanah, Bangunan, Air, < 6.600, W tidak


Listrik
terutang
04. Listrik (dengan batasan tertentu )
>
6.600 W
Terutang
Fasilitas Rupa rupa Usaha lainnya
99. Rupa rupa Usaha Lainnya
Pendapatan Terminal Petikemas
03. Pendapatan pengusaha listrik
Pendapatan diluar usaha
01. puskepel / unit kesehatan
02. jasa bank
03. bunga deposito
04. bunga obligasi
05. denda/klaim
06. Laba selisih kurs
07. denda

Atas
keterlambatan

08. bagian laba perusahaan asosiasi


09. diluar usahanya

Pendapatan
material
1.
2.

Bagi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak yang


melakukan penyerahan jasa kena pajak berupa jasa kepelabuhan, maka
saat terutang pajak terjadi :
1.

Pada saat terjadinya penyerahan

jasa kepelabuhanan kepada

penerima jasa; atau


2.

Pada saat diterimanya uang penggantian baik sebagian atau


seluruhnya atas jasa kepelabuhanan dalam hal pembayaran diterima
terlebih dahulu

b. Kewajiban PPN WAPU


Bagi wajib yang telah melakukan ketentuan perpajakan dalam
pemungutan pajak maka kewajibannya tidak berheti disitu saja
melainkan sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan nama PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak yang telah
melakukan pemungutan atas pajak yang diterima harus melakukan
kewajiban perpajakan selanjutnya yaitu penyetoran dan pelaporan.
Dalam melakukan penyetoran PT pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Perak sudah sesuai dengan undang undang pajak
pertambahan

nilai

dan

peraturan

menteri

keuangan

nomor

85/PMK.03/2012 dimana dalam penyetorannya sebagai berikut :


1. Apabila dalam satu masa pajak terdapat pajak yang kurang dibayar
berdasarkan hasil perhitungan Pajak Keluaran dikurangi Pajak
Masukan, maka PPN yang kurang dibayar tersebut harus disetor ke
kas negara melalui bank persepsi atau kantor pos paling lama akhir
bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum
Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan;
2. Penyetoran menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) Standar dan
atau Surat Setoran Pajak (SSP) Khusus dengan mencantumkan

Nama dan NPWP Pengusaha Kena Pajak Perusahaan Pelabuhan


Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak;
3. Apabila dalam satu masa pajak terdapat pajak yang lebih dibayar
berdasarkan hasil perhitungan Pajak Keluaran dikurangi Pajak
Masukan, maka PPN

yang lebih dibayar tersebut dapat

dikompensasikan dengan kewajiban PPN masa berikutnya atau


dapat

diminta

kembali

permohonan;
4. Permohonan kompensasi

(direstitusi)
ke

masa

dengan
pajak

mengajukan

berikutnya

atau

permohonan restitusi dapat dilakukan dengan cara mengisi kolom


kompensasi atau restitusi pada SPT Masa PPN masa pajak yang
bersangkutan.
Begitupun

dalam

hal

pelaporan,

setelah

melakukan

kewajibannya untuk melakukan penyetoran pajak maka PT Pelabuhan


Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak melakukan pelaporan
sesuai peraturan yang ada di Kantor pelayanan pajak dimana wajib
pajak terdaftar.
1. Pelaporan PPN seluruh Cabang/Unit dilakukan terpusat oleh
Kantor Pusat. Cabang/Unit wajib menyampaikan pelaporan PPN
kepada Kantor Pusat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
menggunakan program e-SPT;
2. Pelaporan SPT Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak harus
menggunakan programe-SPT dan dilakukan paling lama akhir
bulan berikutnya setelah berakhir Masa Pajak.
B. Rekomendasi
Bahwasannya diharapkan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Perak tetap melakukan kewajibannya sebagai wajib pungut PPN
sesuai undang undang serta peraturan yang lain seperti keputusan menteri
keuangan, peraturan menteri keuangan, keputusan dan peraturan direktorat
jendral pajak yang sering berubah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak merupakan satu
badan usaha milik negara yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan dengan
berbagai kerjasam dengan perusahaan lain. Sehingga dari seluruh transaksi di
kegitannya memiliki kewajiban melakukan pemungutan pajak, salah satunya
pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan
atas barang mewah, yang sering disebut dengan PPN WAPU. Dimana setiap
kewajibannya memiliki tatacara dan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai sebagai wajib pungut pada PT. Pelabuhan
Indonesia III (persero) Cabang Tanjung Perak selama kegiatan transaksi
penyerahan barang maupun jasa kepelabuhan secara garis besar telah sesuai
dengan Undang-Undang yang berlaku yaitu dalam hal melakukan Perhitungan,
Penyetoran, Pelaporan dan apabila terdapat Lebih Bayar dikompensasikan ke
masa pajak berikutnya.
2. Dalam melakukan kewajiban Penyetoran dan Pelaporan SPT Masa Pajak
Pertambahan Nilai, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung
Perak sudah memenuhi peraturan serta peraturan menteri keuangan Nomor
85/PMK.03/2012, karena didalam pelaporannya selama transakasi terjadi
B. Saran.
Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan pada PT. Pelabuhan Indonesia
III (Persero) Cabang Tanjung Perak maka penulis akan memberikan saran yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan.

Bawasannya dalam melakukan kewajiban sebagai wajib pungut PPN PT


Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak dapat terus
melakukan sesuai peraturan perpajakan dan peraturan perusahaan sehingga
tidak adanya kesenjangan antara peraturan perpajakan dan perusahaan. Selain
itu sebagai wajib pungut PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung
Perak tetap melakukan pemungutan, penyetoran, serta pelaporan tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai