MILA KARMILA
Mila Karmila
NIM J3N114056
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
Pada
Sekolah Vokasi Keahlian Akuntansi
Disetujui Oleh:
Syarief Gerald P, SE., MM., M.Si., M.AK
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh:
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir. Judul yang dipilih dalam Praktik Kerja
Lapangan adalah “Evaluasi Penerapan Pemungutan Penyetoran PPH Pasal 22 dan PPN Oleh
Bendahara Pemerintan di ”Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP)
Kabupaten Bogor” yang dilaksanankan pada februari 2019 sampai dengan Maret 2019 di
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor.
Penulis Mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua Bapak (Alm) Miskun dan
Ibu Mardiyah atas do’a dan dukugan moral dan material yang sudah diberikan dan kasih
sayangnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Syarief Gelard P, SE., MM.,
M.Si., M.AK selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, pengarahan, serta
nasehat kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Siti Amelia
Hasef, SH selaku Pembimbing Lapangan dan Sub Bidang Pengembangan Karir yang ada
di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor yang telah
membantu memberikan kelengkapan Laporan Tugas Akhir. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada keluarga Fahmi Satria, yang selalu mendukung. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman satu bimbingan (Rahma, Ajeng, Saras, Tantri,
Chalbu, Dwi Fikri, Rizki, Devi, Nur Andriani, Raisa, Nadhira, Alifia) serta rekan- rekan
Program Keahlian Akuntansi Angkatan 53 yang telah membantu selama penulisan Laporan
Tugas Akhir.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini Bermanfaat
Bagi Para pembaca dan yang membutuhkannya.
Mila Karmila
1. PENDAHULUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA) adalah untuk
menyajikan tentang Pajak penghasilan Pasal 22 dan PPN pada Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor yang dapat dijabarkan sebagai beikut:
1. Menerapkan tata cara Perhitungan Pajak PPh 22 dan PPN Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor
2. Menerapkan tata cara Pemungutan Pajak PPh 22 dan PPN Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor
3. Menerapkan tata cara Penyetoran Pajak PPh 22 dan PPN Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor
1. Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data primer dengan teknik-
teknik sebagai berikut :
a. Metode wawancara, yaitu sebuah metode dengan cara melakukan tanya jawab
kepada pembimbing lapangan dan karyawan di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor.
b. Metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan bukti dokumentasi berupa
dokumen dan catatan untuk selanjutnya digunakan dalam pelaksanakan kegiatan di
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatiahan (BKPP) Kabupaten Bogor.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder. Data didapatkan cara
mengumpulkan buku-buku, literatur, artikel dan pengaturan-pengaturan perpajakan yang
berhujungan dengan tujuan agar dapat memahami apa yang diselesaikan untuk Penulisan
Tugas Akhir.
PPh Pasal 22 Bendahara adalah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Bendaharawan
Pemerintah (pusat maupun daerah). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan
Bendaharawan Pemerintah meliputi:
1. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak
pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan
lembaga-lembaga negara lainnya.
2. Bendahara pengeluaran yang melakukan pembayaran dengan mekanisme uang
persediaan.
3. KPA atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA,
untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung.
Pemungutan PPh pasal 22 yang tidak dikenakan PPh pasal 22 atau dikecualikan dari
pemungutan PPh pasal 22 sesuai dengan PMK No.34 Tahun 2017 Pasal 3 adalah :
1. Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarakan ketentuan peraturan
tidak terutang Pajak Penghasilan.
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak
Pertambahan Nilai, dan dilaksanakan oleh DJBC.
3. Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor
kembali, dan dilaksanakan oleh DJBC.
4. Pembayaran atas pembelian barang oleh pemerintahatau yang lainnya yang
jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah.
5. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air
minum/PDAM, benda-benda pos.
6. Emas batangan yang akan di proses untuk menghasilakan perhiasan dari emas
untuk tujuan ekspor yang dinyatakan dengan SKB.
7. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
8. Impor kembali (re-impor) dalam kualitas yang sama atau barangbarang yang telah
diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujianyang memenuhi
syarat yang ditentukan oleh DJBC.
9. Pembayaran untuk pembelian gabah danatau beras oleh Bulog.
2. Dasar pengenaan pajak pertambahan nilai (DPP PPN) yang dapat berupa harga
pembelian atau penjualan.
Besarnya DPP ditentukan sebagai berikut :
a. Dalam halharga pembelian atau penjualan tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), DPP PPN sama dengan harga pembelian atau penjualan.
b. Dalam hal harga pembelian atau penjualan termasuk Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) , maka DPP adalah :
DPP = ( 100/110 ) x Harga Pembelian /
Penjualan
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah ini sebenarnya berasal dari Bagian
Kepegawaian Sekretariat Daerah, meskipun pada saat lembaga ini dibentuk Bagian
Kepegawaian tetap ada dan diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2000. Pada masa
awal pembentukannya, agar pelayanan kepegawaian tidak mengalami kendala, maka di
antara kedua lembaga pengelola kepegawaian ini dilakukan pembagian wilayah kerja. Badan
Kepegawaian dan Diklat Daerah mengelola kepegawaian Sekretariat DPRD, Badan, Dinas
dan Kantor sedangkan Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah mengelola kepegawaian
Sekretariat Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. Kondisi ini berlangsung selama 3 tahun yaitu
dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2003. Namun pada tahun 2004, seluruh pelayanan
kepegawaian daerah telah ditangani oleh Badan kepegawaian dan Diklat Daerah. Seiring
dengan perkembangan kebijakan dan peraturan perundang-undangan di bidang pemerintahan
daerah, maka diterbitkan pula ketentuan-ketentuan baru di daerah yang menyesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan di atasnya. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
Kabupaten Bogor Mandar telah mengalami beberapa kali perubahan ketentuan perundangan
yaitu :
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
3. Pada tahun 2009 diterbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Bogor sebagai penyesuaian terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
4. Pada tahun 2016 diterbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 tahun 2016,
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Polewali Mandar
sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah, dalam bab kedua pasal 4 poin e, tentang Jenis dan Tipologi Daerah perda ini,
nomenklatur berubah menjadi BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN dan bertipe B.
Misi
1. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Pelayanan Administrasi Kepegawaian dan Pengelolaan Data
Kepegawaian Berbasis Teknologi Informasi.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Aparatur Sipil Negara.
Tabel 2 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatiahan.
a. Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan saat ini terdiri:
TUJUAN
Indeks Kepuasan 1. Meningkatnya Kedisiplinan PNS
Masyarakat a. Persentase tingkat kehadiran PNS
b. Rasio jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin
c. Persentase penyelesaian kasus pelanggaran disiplin
2. Meningkatnya motivasi kerja pegawai
a. Rasio jumlah pegawai yang mendapatkan bantuan
Kesejahteraan
b. Rasio jumlah pegawai yang mendapatkan SKS
3. Rasio jumlah pegawai dibanding dengan hasil analisis
kebutuhan formasi
4. Meningkatnya layanan administrasi kepegawaian
a. Persentase pegawai yang diproses kenaikan pangkat
b. Persentase jumlah layanan kartu pegawai karis dan karsu
5. Rasio jumlah PNS pindah ke internal Kabupaten Bogor, CPNS
dan P3K dibandingkan dengan pegawai pensiun
6. Persentase jumlah aparatur yang mendapatkan bantuan tugas
Belajar dan diklat dalam rangka meningkatnya kapasitas dan
kapabilitas aparatur
7. Persentase ASN yang menduduki jabatan sesuai kompetensi
8. Persentase menurunnya pelanggaran disiplin ASN
9. Indeks kepuasan pegawai
Cakupan Persentase layanan administrasi kepegawaian berbasis aplikasi
layanan
administrasi
kepegawaian
berbasis aplikasi
Perhutungan Pajak dilakukan oleh bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu. Pembelian
dilakukan oleh kepala pengadaan barang dengan menerbitkan Surat Order Pembelian ke rekanan, rekanan
akan mengirimkan faktur Daftar Harga ke Kepala Pengadaan Barang, lalu Kepala Pengadaan Barang akan
menerbitkan Nota Pangajuan Pembayaran dan memberikannya beserta Faktur daftar Harga kepada
Bendaharawan. Bendaharawan Melakukan Perhitungan pajak ketika telah membandingkan nominal harga
antara Faktur Harga Barang dan Nota Pengajuan Pembayaran. Berikut adalah contoh perhitugan yang
dilakukan oleh Bendaharawan BKPP Kabupaten Bogor :
1. Pada bulan Januari Bendaharawan BKPP Kabupaten Bogor Melakukan Pembayaran atas
Pembelanjaan Alat Tulis Kantor kepada CV. GHAISTA UTAMA (Mempunyai NPWP) sebesar Rp.
4 500 000 (termasuk PPN).
Berikut perhitugan PPh Pasal 22 dan PPN Bendaharawan
Harga Jual : Rp 4 500 000
DPP ( 100/110 x Rp 4 500 000 ) : Rp 4 090 909.09
PPN ( 10% x Rp 4 090 909.09 ) : Rp 409 090.909
PPh Pasal 22 ( 1,5% x Rp 4 090 909.09 ) : Rp 61 363.6
2. Pada bulan Februari Bendahara BKPP Kabupaten Bogor melakukan pembayaran atas belanja
pengadaan barang kepada CV. GHAISTA UTAMA ( Mempunyai NPWP ) sebesar Rp 6 000 000 (
termasuk PPN).
Berikut perhitungan PPh Pasal 22 Bendaharaan :
Harga Jual : Rp 6 000 000
DPP ( 100/110 x Rp 6 000 000 ) : Rp 5 454 545.45
PPN ( 10% x Rp Rp 5 454 545.45 ) : Rp 545 454.545
PPh Pasal 22 ( 1,5% x Rp 5 454 545.45) : Rp 81 818.18
Pelaksanaan Perhitungan PPh Pasal 22 dan PPN di BKPP Kabupaten Bogor sudah sesuai dengan
Undang-Undang No. 16 Tahun 2008 dengan tarif PPh 1.5% dan PPN 10% dari Dasar Pengenaan
Pajak (DPP) apabila rekana tidak memiliki NPWP maka Tarif Pajak yang dikenakan 100% lebih besar
yaitu 3% dari Dasar Pengenaan Pajak dab Bendaharawan telah melakukan perhitungan dengan benar.
Berdasarkan tabel 7 dan 8 pelaksanaan pemungutan PPh Pasal 22 di BKPP Kabupaten Bogor
terdapat kesalahan dalam pemungutan Objek Pajak PPh Pasal 22 Bendaharawan pada bulan Februari
yakni Bendaharawan memungut PPh Pasal 22 Bendaharawan dari pembayaran atas pembelian ATK
pada bula Januari, belanja pengadaan dan belanja cetak pada bulan Februari dengan nominal harganya
dibawah Rp 2 000 000 dan bukan merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
Berdasarkan tabel 9 di atas diketahui jumlah Dasar Pengenaan Pajak (DPP) pajak
Masukan tahun 2018 sebesar Rp 52 801 255 911. Hal ini menunjukkan bahwa total Pajak
masukan yang harus dipungut pada tahun 2018 sebesar: 10% x Rp 52 801 255 911 = Rp 5
280 125 509.
Berikut beberapa contoh transaksi yang berkaitan dengan Pajak Keluaran pada
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor :
1. Pada tanggal 5 Januari BKPP melakukan penyerahan jasa pembelian alat Tulis
Kantor (ATK) sebanyak 1 paket kepada CV. GHAISTA UTAMA sebesar Rp 16
493 400. Transaksi ini menggunakan faktur pajak dengan kode dan nomor seri
faktur pajak 010.000-16.06105272 Perhitungan PPN sebagai berikut:
Harga Jual/penggantian = Rp 15 565 000
DPP = Rp 15 565 000
= 1 556 500
PPN sebesar Rp 1 556 500 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang dipungut
oleh Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor atas
penyerahan jasa pembelian alat Tulis Kantor (ATK) sebanyak 1 paket kepada CV.
GHAISTA UTAMA.
Jurnal :
Kas/Bank Rp 18 142 740
PPN Keluaran Rp 1 649 340
Penjualan Jasa Rp 16 493 400
= Rp 1 542 240
Jurnal :
Kas/Bank Rp 16 984 640
PPN Keluaran Rp 1 542 240
Penjualan Jasa Rp 15 422 400