SKRIPSI
Oleh :
INTAN RINDIYANI
NPM : 18210059
FAKULTAS EKONOMI
SURAKARTA
2022
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NPM : 18210059
Fakultas : Ekonomi
Merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat skripsi orang lain.
Bila kemudian hari skripsi saya ini terbukti merupakan hasil plagiat, maka Rektor
Universitas Slamet Riyadi berhak membatalkan gelar Sarjana Ekonomi yang telah
saya terima. Semua isi dari skripsi menjadi tanggung jawab saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
Intan Rindiyani
ii
INTISARI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PENGARUH KONDISI KEUANGAN, KESADARAN WAJIB PAJAK,
SANKSI PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SRAGEN
PADA TAHUN 2020-2021
1. .................. (...............................................)
Ketua Penguji
Anggota Penguji
Anggota Penguji
Mengetahui
v
MOTTO
“It’s fine to celebrate success but it is more important to heed the lessons of
failure”
-Bill Gates-
vi
PERSEMBAHAN
Kepada :
1. Almamater UNISRI
yang tersayang
membantuku.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan berkat
Berbagai kendala yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini, dapat teratasi
dengan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu dalam kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Ir. Sutardi, MAPP. Sc selaku Rektor Universitas Slamet Riyadi
Surakarta.
skripsi.
viii
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca
yang berkepentingan.
Intan Rindiyani
ix
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI...................................................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................ vi
D. HIPOTESIS .............................................................. 35
x
A. RUANG LINGKUP PENELITIAN ......................... 40
A. KESIMPULAN ........................................................ 83
B. KETERBATASAN .................................................. 83
C. SARAN .................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
KELAMIN ....................................................................................... 53
PENDIDIKAN ................................................................................. 54
PENDAPATAN ............................................................................... 55
xii
XX. UJI HETEROSKEDASTISITAS ..................................................... 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satunya dengan mengelola PAD secara otomatis, efisiensi, dan efektif
(Putra, 2021).
dipungut sendiri oleh pemerintah daerah yang berasal dari berbagai komponen
seperti pajak daerah, retribusi daerah, laba Badan Usaha Milik Daerah
daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi sumber daya, sarana dan
penerimaan daerah dari pendapatan asli daerah, maka akan semakin besar
1
2
peran pajak daerah dalam menunjang PAD, maka Pemerintah Daerah perlu
mengeksploitasi potensi pajak daerah. Salah satu cara yang dapat dilakukannya
daerah yang salah satunya yaitu pajak restoran. Berikut dapat dilihat kontribusi
TABEL I
KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN TERHADAP PAJAK DAERAH
TAHUN 2017-2021
Tahun Pajak Daerah Pajak Restoran Persentase Pajak
Restoran
Terhadap Pajak
Daerah (%)
2017 82.767.722.185 3.434.559.335 4,15%
2018 85.864.017.752 4.088.083.600 4,76%
2019 99.978.856.504 4.997.518.182 4,99%
2020 111.442.815.311 4.015.995.058 3,60%
2021 91.147.529.546 2.823.760.001 3,09%
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sragen, 2021.
Dilihat dari kontribusi pajak restoran terhadap pajak daerah seperti yang
tertera pada Tabel I, pajak restoran ini berpengaruh terhadap sumber pendapatan
asli daerah, yang mana pajak daerah termasuk sumbernya sangat berguna untuk
yang didapat dari pajak restoran, sehingga pemungutan penerimaan pajak ini
dan aset Daerah, termasuk pajak daerah yang didalamnya ada pajak restoran.
Fenomena tentang pajak daerah, seperti yang terjadi saat ini di Kabupaten
Sragen. Dwi mengatakan objek pajak yang dipengaruhi Covid-19 terletak pada
pajak rumah makan dan restoran, sedangkan untuk jenis pajak lainnya masih
terpengaruh (Radar Solo, 2020). Pajak daerah turun karena pendapatan dari
sektor pariwisata, kuliner, hotel, berkurang drastis. Objek wisata di Sragen tutup
dan pengunjung rumah makan dan hotel turun di bawah 50%, Bahkan ada
Untuk pendapatan pajak bumi dan bangunan (PBB) dan retribusi tidak
terpengaruh pandemi (Solopos, 2021). Hal ini juga dapat dilihat pada Tabel I,
bahwa pada tahun 2020 dan 2021 pajak daerah terutama pajak restoran
mengalami penurunan yaitu sebesar 1,39% dan 0,51%. Persentase ini memang
4
tidak terlihat besar, namun apabila hal ini tidak segera diatasi tentunya akan
terutang telah menjadi perhatian penting. Karena jika wajib pajak tidak patuh
penerimaan negara (Fuadi, 2013). Hal tersebut juga akan berdampak pada PAD
pajak daerah di Dinas Pendapatan Kota Batu. Penelitian dengan tema yang
sama juga dilakukan oleh Kusuma (2016) dengan objek wajib pajak hotel di
dan Putra (2021) meneliti tentang kepatuhan wajib pajak hotel di Kabupaten
Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi wajib pajak dalam
dalam membayar pajak daerah dapat ditentukan dari kondisi keuangan para
wajib pajak itu sendiri. Hal ini seperti yang disampaikan Aryandini (2016)
pajak daerah yaitu kesadaran dari masing-masing individu wajib pajak. Hal ini
Pada penelitian yang dilakukan oleh Putra (2021) juga terbukti bahwa
pajak.
Selain kondisi keuangan dan kesadaran wajib pajak, faktor eksternal yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak daerah juga dapat
ditentukan oleh Sanksi Perpajakan. Hal ini seperti yang telah dibuktikan oleh
dalam membayar pajak restoran adalah Pelayanan Fiskus. Hal ini disampaikan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Putra (2021) terbukti bahwa kualitas
Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak ini akan dikaji dengan Teori
Atribusi atau Attribution Theory. Teori Atribusi merupakan salah satu proses
peningkatan kepatuhan wajib pajak. Persepsi dari dalam diri maupun kesan
yang terbentuk dari lingkungan sekitar kepada instansi perpajakan tentu akan
ditentukan oleh suatu keadaan, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal
(Titik, 2021). Faktor internal adalah faktor dari individu seorang wajib pajak
luar diri seorang wajib pajak, contohnya lingkungan atau situasi yang terdapat
Kabupaten Sragen khususnya pajak restoran (Solopos dan Radar Solo, 2020-
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sragen karena kepatuhan wajib pajak
ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada objek penelitian, sampel, dan
yang diambil yaitu wajib pajak restoran dan variabel bebas yang digunakan
pelayanan fiskus.
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Teori Atribusi
sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain. Attribution
theory (teori sifat) merupakan posisi tanpa perlu disadari pada saat
semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti tingkah laku orang
sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang sebab-sebab
orang lain bertingkah laku tertentu. Dengan kata lain seseorang itu selalu
tertentu.
10
11
perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Menurut Sairi (2014) atribusi adalah
Wajib Pajak terkait dengan sikap Wajib Pajak dalam membuat penilaian
terhadap pajak itu sendiri. Pada dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa
bawah kendali pribadi individu itu sendiri dalam keadaan sadar, seperti ciri
(Rahmadika, 2020).
2. Definisi Pajak
2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1
pajak adalah kontribusi kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
dipaksakan
kemakmuran rakyat.
dari sektor ini cukup besar jika dibandingkan dengan penerimaan dari
Pajak ini juga dimaksudkan sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil
3. Pajak Daerah
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 Angka 10 adalah
Republik Indonesia.
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
rakyat.
dikenakan pajak
15
persen)
persen)
persen)
persen)
persen)
(sepuluh persen)
5. Pajak Restoran
makan, kafetaria, kantin, warung makan, bar dan sejenisnya termasuk jasa
objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran yang
Peraturan Daerah.
dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Tidak
atau patuh pada ajaran atau aturan. Menurut Tahar (2014) kepatuhan
membayar pajak merupakan salah satu tanggung jawab bagi pemerintah dan
18
rakyat kepada Tuhan, dimana memiliki hak serta kewajiban yang harus
terakhir;
(tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-
turut; dan
pelunasan.
dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan
pajaknya tersebut.”
(SPT) PPh tersebut sudah benar atau belum. Yang penting Surat
sesuai isi dan jiwa undang-undang pajak kepatuhan material juga dapat
7. Kondisi Keuangan
dari tingkat profitabilitas (profitability) dan arus kas (cash flow) (Aryandini,
2016). Dalam hal ini perusahaan sebagai wajib pajak yang akan
keuangan yang sulit akan merasa tertekan dalam membayar pajak karena
menurut Utomo (2002) adalah rasa rela untuk melakukan sesuatu yang
Kesadaran Wajib Pajak merupakan rasa yang timbul dari dalam diri
adanya unsur paksaan. Kesadaran Wajib Pajak masih rendah, dapat dilihat
dari banyaknya wajib pajak tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan
dan Setiawan (2010) kesadaran Wajib Pajak adalah suatu kondisi dimana
9. Sanksi Perpajakan
perpajakan atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat
tepat waktu sesuai dengan jangka waktu penyampaian SPT atau batas waktu
b. Untuk SPT tahunan PPh wajib orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan
c. Untuk Surat pemberitahuan tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama
dalam mengantisipasi wajib pajak yang tidak patuh dan diatur dalam
undang-undang.
perpajakan:
a. Sanksi Administrasi
b. Sanksi Pidana
1) Denda Pidana
2) Pidana Kurungan
25
seumur hidup.
3) Pidana Penjara
diikuti atau patuhi, sanksi pajak adalah suatu alat yang digunakan sebagai
peraturan pajak (Rahmadika, L., Askandar N.S. & Afifudin, 2020). Sanksi
tentang pajak dan retribusi daerah. Kebijakan pajak dan retribusi daerah
daerah.
26
seseorang dalam hal ini adalah wajib pajak (Arum, Harjanti Puspa, 2012).
Ibtida (2010) menyatakan bahwa pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak
akan membangun image positif dalam diri Wajib Pajak, sehingga mereka
yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas
dilakukan oleh fiskus. Pelayanan ini bisa berupa pelayanan yang ramah, adil
dan tegas yang dilakukan oleh fiskus dan pelayanan yang mudah, cepat dan
akurat agar Wajib Pajak merasa dihargai sehingga Wajib Pajak taat dalam
untuk memberikan rasa nyaman, aman serta puas sehingga orang tersebut
oleh Wajib Pajak. Misalnya, jika seseorang yang ingin membuka usaha
mendaftarkan diri.
dimana Wajib Pajak dapat dengan mudah membayar pajak dimana saja.
seksi.
B. Penelitian Terdahulu
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak telah diringkas dan dapat dilihat pada
TABEL II
PENELITIAN TERDAHULU
No Penulis Judul Variabel Metode Analisis Hasil
(Tahun) yang diteliti
1. Lucia Pengaruh Y: - Analisis - kualitas
Rahmadika, Kualitas Kepatuhan regresi pelayanan
Noor Shodiq Pelayanan, Wajib Pajak linier tidak
Askandar, Kewajiban berganda mempengaru
dan Afifudin Moral, Dan X1 : Kualitas - Uji hi kepatuhan
(2020) Sanksi Pelayanan wajib pajak,
kualitas
X2 :
Perpajakan data - kewajiban
Kewajiban
Terhadap Moral - Uji moral
Kepatuhan X3 : Sanksi asumsi variabel
Wajib Pajak Perpajakan klasik mempengaru
Dalam - Uji F hi kepatuhan
Membayar - Uji t wajib pajak.
Pajak Daerah - sanksi pajak
mempengaru
29
hi kepatuhan
wajib pajak.
2. Ida Bagus Pengaruh Y: - Analisis - kesadaran
Adinata Kesadaran, Kepatuhan statistik wajib pajak
Kusuma dan Kualitas Wajib Pajak deskripti berpengaruh
Ni Luh Pelayanan, f positif pada
Supadmi Sanksi Dan X1 : - Uji kepatuhan
(2016) Pemahaman Kesadaran validitas wajib pajak
X2 : Kualitas
Peraturan - Analisis hotel
pelayanan
Perpajakan X3 : Sanksi regresi - kualitas
Pada pajak linier pelayanan
Kepatuhan X4 : berganda berpengaruh
Wajib Pajak Pemahaman - Uji F positif pada
peraturan - Uji t kepatuhan
perpajakan wajib pajak
hotel
- sanksi pajak
berpengaruh
positif pada
kepatuhan
wajib pajak
hotel
- pemahaman
peraturan
perpajakan
memberikan
kontribusi
yang positif
dalam
meningkatka
n kepatuhan
wajib pajak
hotel
(Studi berpengaruh
Empiris Pada secara positif
Wajib Pajak dan
Hotel Di signifikan
Kabupaten terhadap
Buleleng) Kepatuhan
Wajib Pajak
Hotel.
- Kondisi
keuangan
berpengaruh
secara positif
dan
signifikan
terhadap
Kepatuhan
Wajib Pajak
Hotel.
dalam
membayar
pajak
reklame.
- sanksi pajak
tidak
berpengaruh
terhadap
kepatuhan
wajib pajak
dalam
membayar
pajak
reklame.
- Balance signifikan
tests dalam
(RCT) penerimaan
pajak baik
untuk pajak
penghasilan
maupun
PPN.
- bahwa
perusahaan
meningkatka
n keakuratan
laporan pajak
mereka
sendiri
setelah
adopsi mesin
- hasil RCT
kami
menunjukka
n bahwa efek
SRM yang
diamati
sebagian
besar
disebabkan
oleh
peningkatan
kepatuhan,
daripada
perubahan
dalam
aktivitas
ekonomi riil.
C. Kerangka Pemikiran
Kondisi Keuangan
(X1)
H1
Kesadaran Wajib H2
Pajak (X2)
Kepatuhan Wajib Pajak
H3 Restoran (Y)
Sanksi Perpajakan
(X3)
H4
Pelayanan Fiskus
(X4)
GAMBAR 1
KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kondisi Keuangan
c. Sanksi Perpajakan
d. Pelayanan Fiskus.
2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak
Restoran.
35
D. Hipotesis
ini adalah hubungan antara Kondisi Keuangan (X1) terhadap kepatuhan wajib
pajak restoran (Y), Kesadaran Wajib Pajak (X2) terhadap terhadap kepatuhan
wajib pajak restoran (Y), Sanksi Perpajakan (X3) terhadap terhadap kepatuhan
wajib pajak restoran (Y), dan Pelayanan Fiskus (X4) terhadap terhadap
Restoran.
sebagai salah satu sumber tekanan bagi wajib pajak dan wajib pajak
pajaknya, lebih tepatnya faktor internal dari diri wajib pajak. Wajib
pajak tersebut dalam kondisi stabil atau baik. Semakin baik atau stabil
Restoran.
pajak.
pembayaran pajak bila wajib pajak sadar bahwa membayar pajak itu
penting untuk keperluan negara dan fasilitas umum. Oleh karena itu,
37
Restoran.
diikuti atau patuhi, sanksi perpajakan adalah suatu alat yang digunakan
seorang wajib pajak, maka sanksi yang diberikan juga akan semakin
dibayar wajib pajak, maka akan semakin berat bagi wajib pajak untuk
Restoran.
yang diberikan fiskus kepada wajib pajak (Arum, 2012). Pada saat
pajak yang ingin memenuhi setiap hak dan kewajibannya, maka wajib
pajak tersebut akan merasa nyaman dan puas dalam menjalani proses
2018). Hal ini juga telah didukung oleh beberapa penelitian terdahulu.
pajak.
dari luar diri wajib pajak itu sendiri atau bisa disebut faktor eksternal.
Pelayanan fiskus yang baik kepada wajib pajak bisa jadi merupakan
faktor yang menyebabkan wajib pajak taat membayar pajak atau tidak.
METODE PENELITIAN
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Restoran yang
pengelolaan keuangan dan aset daerah seperti pajak daerah khususnya pajak
1. Jenis Data
2. Sumber Data
(2012) data primer adalah sebuah data yang langsung didapatkan dari
sumber dan diberi kepada pengumpul data atau peneliti. Ada pula pendapat
40
41
1. Populasi
wajib pajak restoran yang terdaftar dan mempunyai Nomor Pokok Wajib
2. Sampel
Keterangan:
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah sampel
n = 1.483 2.483
1 + 1.483 (0,1)2
Jadi besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100
responden.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen
dan variabel dependen. Variabel independen (variabel bebas) antara lain kondisi
sebagai berikut:
a. Wajib pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas.
2. Kondisi Keuangan
tercermin dari tingkat profitabilitas dan arus kas (Aryandini, 2016). Adapun
merupakan rasa yang timbul dari diri seseorang untuk berperilaku secara
dan penalaran sesuai dengan sistem dan ketentuan perpajakan yang berlaku.
menunjang pembangunan
4. Sanksi Perpajakan
yaitu:
yang berlaku.
5. Pelayanan Fiskus
(Ahya, 2019).
yaitu:
46
kualitas data, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis
a. Uji Validitas
sebagai berikut:
Tidak valid: r hitung < r tabel atau sig probabilitas > 0,05
b. Uji Reliabilitas
(Sujarweni, 2016).
a. Uji Multikolinieritas
Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka data dinyatakan bebas
dari multikolinieritas.
b. Uji Autokorelasi
> 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi, sebaliknya jika p value ≤ 0,05
c. Uji Heteroskedastisitas
semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari
dan homoskedastisitas.
terdistribusi normal.
terhadap variabel terikat (Hair et al., 1998). Sementara itu, model regresi
Y = α + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + β4 X4+ e
Keterangan :
a = Konstanta
X1 = kondisi keuangan
X3 = sanksi pajak
X4 = pelayanan fiskus
e = error term
5. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
terikat.
b. Uji t
penelitian ini. Adapun responden yang dipilih untuk mengisi kuesioner yang
telah penulis sebar ialah wajib pajak yang membayar pajak restoran di
Kabupaten Sragen.
kuesioner. Pada tabel dibawah akan dijelaskan secara detail mengenai ringkasan
TABEL III
Ringkasan Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah %
Kuesioner yang telah disebar 100 100
Kuesioner yang tidak kembali 0 0
Kuesioner yang kembali 100 100
Kuesioner yang tidak layak 4 4
Kuesioner yang layak 96 96
Sumber : Data primer diolah, 2022
kuesioner yang telah kembali dan layak digunakan untuk dianalisis kemudian
yaitu sebanyak 96 kuesioner (tingkat useable response sebesar 96%) dari 100
52
53
Jalan Raya Sukowati No. 255 Sragen. BPPKAD mengelola pajak daerah
yang ada di Kabupaten Sragen yang salah satunya yaitu pajak restoran.
yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak restoran
TABEL IV
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Jumlah %
Jenis Kelamin Laki-laki 54 56,25%
Perempuan 42 43,75%
Total 96 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL V
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik Jumlah %
Usia 20-30 40 41,67
31-40 27 28,13
>40 29 30,20
Total 96 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2022
yang paling mendominasi yaitu pada usia 20-30 tahun yaitu sebanyak
TABEL VI
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik Jumlah %
Tingkat SLTA 33 34,37
Pendidikan S1 28 29,17
S2 6 6,25
Lain-lain 29 30,21
Total 96 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL VII
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Karakteristik Jumlah %
Pendapatan ≤ Rp 1.000.000 39 40,63
Rp 1.000.001 – Rp 5.000.000 34 35,42
Rp 5.000.001 – Rp 10.000.000 14 14,58
≥ Rp 10.000.001 9 9,37
Total 96 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2022
1. Uji Instrumen
1) Uji Validitas
TABEL VIII
Uji Validitas Variabel Kondisi Keuangan (X1)
Item Kuesioner ρ-value Kriteria Keterangan
(signifikansi)
X1.1 0,000 α = 0,05 Valid
X1.2 0,000 α = 0,05 Valid
X1.3 0,000 α = 0,05 Valid
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL IX
Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Item Kuesioner ρ-value Kriteria Keterangan
(signifikansi)
X2.1 0,000 α = 0,05 Valid
X2.2 0,000 α = 0,05 Valid
X2.3 0,000 α = 0,05 Valid
X2.4 0,000 α = 0,05 Valid
X2.5 0,000 α = 0,05 Valid
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL X
Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan (X3)
Item Kuesioner ρ-value Kriteria Keterangan
(signifikansi)
X3.1 0,000 α = 0,05 Valid
X3.2 0,000 α = 0,05 Valid
X3.3 0,000 α = 0,05 Valid
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL XI
Uji Validitas Variabel Pelayanan Fiskus (X4)
Item Kuesioner ρ-value Kriteria Keterangan
(signifikansi)
X4.1 0,000 α = 0,05 Valid
X4.2 0,000 α = 0,05 Valid
X4.3 0,000 α = 0,05 Valid
X4.4 0,000 α = 0,05 Valid
X4.5 0,000 α = 0,05 Valid
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL XII
Uji Validitas
Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Restoran (Y)
Item Kuesioner ρ-value Kriteria Keterangan
(signifikansi)
Y.1 0,000 α = 0,05 Valid
Y.2 0,000 α = 0,05 Valid
Y.3 0,000 α = 0,05 Valid
Y.4 0,000 α = 0,05 Valid
Y.5 0,000 α = 0,05 Valid
Sumber : Data Primer diolah, 2022
2) Uji Reliabilitas
TABEL XIII
Uji Reliabilitas Variabel Kondisi Keuangan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based N of Items
on Standardized Items
.723 .725 3
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL XIV
Uji Reliabilitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based N of Items
on Standardized Items
.604 .617 5
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL XV
Uji Reliabilitas Variabel Sanksi Perpajakan (X3)
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based N of Items
on Standardized Items
.642 .640 3
Sumber : Data Primer diolah, 2022
TABEL XVI
Uji Reliabilitas Variabel Pelayanan Fiskus (X4)
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based N of Items
on Standardized Items
.823 .823 5
Sumber : Data Primer diolah, 2022
60
TABEL XVII
Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Restoran (Y)
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based N of Items
on Standardized Items
.806 .807 5
Sumber : Data Primer diolah, 2022
a. Uji Multikolinearitas
TABEL XVIII
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 8.421 2.318 3.632 .000
KONDISI .310 .080 .260 3.889 .000 .925 1.081
KEUANGAN
KESADARAN .090 .112 .071 .804 .023 .532 1.881
WP
SANKSI .085 .080 .069 1.062 .021 .983 1.017
PERPAJAKAN
PELAYANAN .615 .075 .728 8.169 .000 .519 1.926
FISKUS
a. Dependent Variable: KEPATUHAN WP RESTORAN
Sumber : Data Primer diolah, 2022
dan X4 (Pelayanan Fiskus) = 1,926 < 10, hal ini menunjukkan tidak
multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Uji
Runs Test. Apabila p-value > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi,
62
2011: 119).
TABEL XIX
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
a
Test Value .00204
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 50
Total Cases 96
Number of Runs 46
Z -.600
Asymp. Sig. (2-tailed) .549
a. Median
Sumber : Data Primer diolah, 2022
c. Uji Heteroskedastisitas
TABEL XX
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 6.224 1.415 4.397 .000
KONDISI -.031 .062 -.053 -.510 .611
KEUANGAN
KESADARAN -.086 .065 -.161 -1.325 .189
WP
SANKSI -.131 .107 -.149 -1.222 .225
PERPAJAKAN
PELAYANAN -.051 .049 -.130 -1.039 .302
FISKUS
a. Dependent Variable: ABSRES_1
Sumber : Data Primer diolah, 2022
d. Uji Normalitas
apabila nilai signifikansi diatas 5% atau > 0,05 maka data memiliki
distribusi normal.
64
TABEL XXI
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 96
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.20854028
Absolute .079
Most Extreme Differences Positive .075
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .079
Asymp. Sig. (2-tailed) .171c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Data Primer diolah, 2022
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pengaruh tersebut bisa dilihat dari
restoran
diteliti
TABEL XXII
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 8.421 2.318 3.632 .000
KONDISI .310 .080 .260 3.889 .000
KEUANGAN
KESADARAN .090 .112 .071 .804 .023
WP
SANKSI .085 .080 .069 1.062 .021
PERPAJAKAN
PELAYANAN .615 .075 .728 8.169 .000
FISKUS
a. Dependent Variable: KEPATUHAN WP RESTORAN
Sumber : Data Primer diolah, 2022
α= 8,421 (positif).
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Formulasi Hipotesis :
Restoran).
TABEL XXIII
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 230.735 4 57.684 37.831 .000b
1 Residual 138.754 91 1.525
Total 369.490 95
a. Dependent Variable: KEPATUHAN WP RESTORAN
b. Predictors: (Constant), PELAYANAN FISKUS, SANKSI
PERPAJAKAN, KONDISI KEUANGAN, KESADARAN WP
Sumber : Data primer diolah, 2022.
regresi ini memiliki nilai F hitung 37,831 dengan nilai signifikansi (p-
value) sebesar 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
Restoran).
69
b. Uji t
Catatan:
dilakukan oleh peneliti adalah 5%, bila signifikansi > 0,05 berarti
adalah 95%.
tidak sama dengan 100%, karena pada bidang sosial banyak faktor
diteliti.
signifikan X terhadap Y
70
TABEL XXIV
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 8.421 2.318 3.632 .000
KONDISI .310 .080 .260 3.889 .000
KEUANGAN
KESADARAN .090 .112 .071 .804 .023
WP
SANKSI .085 .080 .069 1.062 .021
PERPAJAKAN
PELAYANAN .615 .075 .728 8.169 .000
FISKUS
a. Dependent Variable: KEPATUHAN WP RESTORAN
Sumber : Data primer diolah, 2022.
Restoran.
kebenarannya.
71
Pajak Restoran.
kebenarannya.
Restoran.
kebenarannya.
Restoran.
kebenarannya.
TABEL XXV
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .790a .624 .608 1.2348
a. Predictors: (Constant), PELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN,
KONDISI KEUANGAN, KESADARAN WP
b. Dependent Variable: KEPATUHAN WP RESTORAN
Sumber : Data primer diolah, 2022
5. Analisis Deskriptif
TABEL XXVI
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kondisi Keuangan (X1)
No Pernyataan Rata-rata
1 Kondisi keuangan tahun pajak terakhir kurang 4,41
memuaskan
2 Kondisi keuangan tahun terakhir yang baik dapat 4,45
meningkatkan kepatuhan wajib pajak
3 Baik buruknya kondisi keuangan bukan menjadi 4,44
penghalang untuk taat bayar pajak
RATA-RATA 4,43
Sumber : Data primer diolah, 2022
TABEL XXVII
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X2)
No Pernyataan Rata-rata
1 Membayar pajak merupakan bentuk partisipasi dalam 4,72
menunjang pembangunan
2 Penundaan pembayaran pajak sangat merugikan negara, 4,57
pelayanan dan fasilitas umum berasal dari pajak
3 Membayar pajak merupakan kewajiban setiap warga 4,66
negara dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku
4 Saya dengan senang hati selalu melaksanakan kewajiban 4,71
perpajakan saya
5 Saya membayar pajak dengan kesadaran saya sendiri 4,59
RATA-RATA 4,65
Sumber : Data primer diolah, 2022
dan fasilitas umum berasal dari pajak, dan (3) Membayar pajak
ketentuan yang berlaku. Nilai rata-rata tertinggi 4,72 yaitu pada item
TABEL XXVIII
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Sanksi Perpajakan (X3)
No Pernyataan Rata-rata
1 Sanksi pajak diperlukan untuk menciptakan kedisiplinan 4,30
wajib pajak dalam membayar pajak
2 Sanksi pajak dilaksanakan dengan tegas kepada wajib 4,33
pajak yang melanggar aturan perpajakan
3 Sanksi pajak diberikan sesuai dengan ketentuan atau 4,49
aturan yang berlaku
RATA-RATA 4,37
Sumber : Data primer diolah, 2022
TABEL XXIX
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pelayanan Fiskus (X4)
No Pernyataan Rata-rata
1 Petugas pajak selalu menindaklanjuti pengaduan dari 4,57
masyarakat dengan cepat
2 Petugas pajak menguasai peraturan perpajakan dengan 4,56
baik sehingga dapat membantu wajib pajak dalam
menyelesaikan kewajiban pajaknya
3 Petugas pajak memberikan pelayanan yang terbaik 4,42
4 Petugas pajak memberikan perhatian terhadap masalah 4,61
yang dialami wajib pajak terkait pembayaran pajak
5 Fasilitas fisik (ruang tunggu, tempat parkir, formulir, 4,46
dll) di kantor pelayanan pajak tersedia dengan baik
RATA-RATA 4,52
Sumber : Data primer diolah, 2022
Fasilitas yang memadai. Nilai rata-rata tertinggi 4,61 yaitu pada item
TABEL XXX
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Wajib
Pajak Restoran (Y)
No Pernyataan Rata-rata
1 Saya selalu mengisi SPT sesuai dengan ketentuan 4,67
perundang-undangan dengan benar, lengkap dan jelas
2 Saya mampu melakukan perhitungan pajak dengan 4,54
benar
3 Saya selalu tepat waktu dalam membayar pajak 4,75
4 Teknologi informasi mempermudah pelaporan SPT 4,68
sehingga mendorong wajib pajak untuk melapor
sebelum batas waktu berakhir
5 Saya tidak mempunyai tunggakan pajak 4,60
RATA-RATA 4,65
Sumber : Data primer diolah, 2022
dan (4) Wajib pajak tidak pernah menerima surat teguran. Nilai rata-
rata tertinggi 4,75 yaitu pada item kuesioner “Saya selalu tepat
dengan benar”.
78
(Y) dapat dipengaruhi oleh variabel bebas Kondisi Keuangan (X1), Kesadaran
Wajib Pajak (X2), Sanksi Perpajakan (X3), dan Pelayanan Fiskus (X4).
dari nilai Alpha 0,05 (0,000 < 0,05) yang menerima Ha1, sehingga dapat
oleh variabel Kondisi Keuangan lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98).
Wajib Pajak Restoran. Jika kondisi keuangan dari wajib pajak itu sendiri
normal atau bahkan mengalami kenaikan, maka kepatuhan wajib pajak juga
tercermin dari tingkat profitabilitas (profitability) dan arus kas (cash flow).
Dalam hal ini perusahaan sebagai wajib pajak yang akan membayarkan
pajaknya. Wajib pajak dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan dapat
daerah.
oleh Aryandini (2016) dan Suryani (2017) yang menyatakan bahwa kondisi
Restoran
kecil dari nilai Alpha 0,05 (0,000 < 0,05) yang menerima Ha2, sehingga
dimiliki oleh variabel Kesadaran Wajib Pajak lebih kecil dari 0,05
(Ghozali, 2013:98).
variabel Kesadaran Wajib Pajak bernilai positif sebesar 0,090 yang artinya
positif tentang pajak. Persepsi yang positif tentang pajak dapat dilakukan
cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah.
pula pendapatan asli daerah dan pembangunan berjalan dengan baik dan
lancar.
oleh Kusuma (2016) dan Putra (2021) yang menyatakan bahwa kesadaran
dari nilai Alpha 0,05 (0,000 < 0,05) yang menerima Ha3, sehingga dapat
oleh variabel Sanksi Perpajakan lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98).
pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan atau bisa
agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi pajak harus
diberikan dengan tegas agar wajib pajak yang tidak taat/patuh semakin
denda, bunga dan kenaikan bayar. Sanksi yang diberikan pun harus sesuai
dengan jenis pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan oleh wajib pajak.
wajib pajak juga meningkat dan akan meningkatkan pula pendapatan asli
dari nilai Alpha 0,05 (0,000 < 0,05) yang menerima Ha4, sehingga dapat
oleh variabel Pelayanan Fiskus lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98).
variabel Pelayanan Fiskus bernilai positif sebesar 0,615 yang artinya terjadi
82
juga harus memberikan sistem pelayanan yang mudah yang dapat dipahami
tersebut sudah dilakukan maka kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat
oleh Kusuma (2016) dan Putra (2021) yang menyatakan bahwa Pelayanan
pajak restoran.
BAB V
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
B. Keterbatasan
berikut :
83
84
semua informasi dapat diakses karena terdapat kode etik untuk tetap
pajak.
C. Saran
Adapun saran dari peneliti yang berkaitan dengan hasil penelitian yang
berupa strategi kepada para wajib pajak restoran untuk tetap bertahan
saat krisis pandemi seperti sekarang ini dengan cara yang pertama
85
Kedua, buat kemasan makanan yang lebih awet agar pelanggan dapat
apabila cara tersebut dilakukan kondisi keuangan dari para wajib pajak
melalui sosial media. Terlebih, akan lebih baik jika rasa bangga
sanksi dengan tegas agar wajib pajak yang tidak taat/patuh semakin
berupa denda, bunga dan kenaikan bayar. Sanksi yang diberikan pun
oleh wajib pajak. Hal ini dapat menimbulkan efek jera terhadap
kewajiban pajak. Selain itu pelayanan yang diberikan fiskus juga harus
pajak.
Ageng, Banyu. 2011. “Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi
dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan”. Skripsi
(S1) FEB Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fuadi., & Yenni, M. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi
Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM. Tax and Accounting Review, Vol, 1. No, 1. Surabaya: Universitas
Kristen Petra.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Heider, Fritz. 1958. The Psychology of Interpersonal Relations, New York: Wiley.
Mascagni, G., Mengistu, A. T., & Woldeyes, F. B. (2021). Can Icts Increase Tax
Compliance? Evidence On Taxpayer Responses To Technological Innovation
In Ethiopia. Journal Of Economic Behavior And Organization, 189, 172–193.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Jebo.2021.06.007
Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. 2011. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Volume 2.
Prayatni, Putu Tia Dewi dan I Ketut Jati. 2016. Pengaruh Kondisi Keuangan
Perusahaan, Pemeriksaan Pajak dan Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Hotel. Ejurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.17, No.1.
Oktober 2016.
Rahmadika, L., Askandar, N.S., dan Afifudin. 2020. Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Kewajiban Moral, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Daerah. Vol. 09 No(04), 63–75.
Setiawan dan Meliana, 2017. Analisis kepatuhan wajib pajak hotel berdasarkan
pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, kondisi keuangan dan preferensi
risiko pada hotel-hotel yang terdaftar di BAPPEDA kabupaten bogor.
Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Djuanda Bogor.
Tahar, A., & Rachman, A. K. (2014). Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vo. 15, No.
1.
Vanny, K., Putra, P., & Sujana, E. (2021). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak ,
Pengetahuan Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Hotel Di Kabupaten Buleleng. Jurnal
Akuntansi Profesi, Volume 12, 166–175.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Dengan Hormat,
NPM : 18210059
Fakultas : Ekonomi
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktunya. Data yang diperoleh
salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
• Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan ini dan sejumlah
Bapak/Ibu/Saudara/i.
menjawab semua pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian ini, saya sampaikan
terima kasih.
A. Deskriptif Responden
*) Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Pendapatan :
S = Setuju (4)
N = Netral (3)
TS = Tidak setuju (2)
C. Kondisi Keuangan
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Kondisi keuangan tahun pajak terakhir
kurang memuaskan
2. Kondisi keuangan tahun terakhir yang
baik dapat meningkatkan kepatuhan
wajib pajak
3. Baik buruknya kondisi keuangan bukan
menjadi penghalang untuk taat bayar
pajak.
E. Sanksi Perpajakan
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Sanksi pajak diperlukan untuk menciptakan
kedisiplinan wajib pajak dalam membayar
pajak
2. Sanksi pajak dilaksanakan dengan tegas
kepada wajib pajak yang melanggar aturan
perpajakan
3. Sanksi pajak diberikan sesuai dengan
ketentuan atau aturan yang berlaku.
F. Pelayanan Fiskus
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Petugas pajak selalu menindaklanjuti
pengaduan dari masyarakat dengan cepat.
2. Petugas pajak menguasai peraturan
perpajakan dengan baik sehingga dapat
membantu wajib pajak dalam
menyelesaikan kewajiban pajaknya.
3. Petugas pajak memberikan pelayanan yang
terbaik.
4. Petugas pajak memberikan perhatian
terhadap masalah yang dialami wajib pajak
terkait pembayaran pajak.
5. Fasilitas fisik (ruang tunggu, tempat parkir,
formulir, dll) di kantor pelayanan pajak
tersedia dengan baik.
Lampiran 2
Correlations
KONDISI
X11 X12 X13 KEUANGAN
N 96 96 96 96
X12 Pearson Correlation ,534** 1 ,423** ,802**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 96 96 96 96
X13 Pearson Correlation ,445** ,423** 1 ,767**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 96 96 96 96
KONDISI KEUANGAN Pearson Correlation ,839** ,802** ,767** 1
N 96 96 96 96
Correlations
KESADARA
X21 X22 X23 X24 X25 N WP
X21 Pearson
Correlati 1 ,383** ,346** ,845** -,093 ,763**
on
Sig. (2-
,000 ,001 ,000 ,368 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X22 Pearson
Correlati ,383** 1 ,243* ,343** ,087 ,689**
on
Sig. (2-
,000 ,017 ,001 ,400 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X23 Pearson
Correlati ,346** ,243* 1 ,301** -,017 ,606**
on
Sig. (2-
,001 ,017 ,003 ,872 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X24 Pearson
Correlati ,845** ,343** ,301** 1 ,001 ,763**
on
Sig. (2-
,000 ,001 ,003 ,989 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X25 Pearson
Correlati -,093 ,087 -,017 ,001 1 ,317**
on
Sig. (2-
,368 ,400 ,872 ,989 ,002
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
KESADARAN WP Pearson
Correlati ,763** ,689** ,606** ,763** ,317** 1
on
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,002
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
Correlations
SANKSI
X31 X32 X33 PERPAJAKAN
N 96 96 96 96
X32 Pearson Correlation ,366** 1 ,272** ,702**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,000
N 96 96 96 96
X33 Pearson Correlation ,478** ,272** 1 ,758**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,000
N 96 96 96 96
SANKSI PERPAJAKAN Pearson Correlation ,826** ,702** ,758** 1
N 96 96 96 96
Correlations
PELAYAN
AN
X41 X42 X43 X44 X45 FISKUS
X41 Pearson
1 ,455** ,591** ,545** ,393** ,787**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X42 Pearson
,455** 1 ,434** ,568** ,334** ,720**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,001 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X43 Pearson
,591** ,434** 1 ,583** ,440** ,798**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X44 Pearson
,545** ,568** ,583** 1 ,481** ,828**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
X45 Pearson
,393** ,334** ,440** ,481** 1 ,693**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,001 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
PELAYANAN FISKUS Pearson
,787** ,720** ,798** ,828** ,693** 1
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
KEPATUHA
N WP
RESTORA
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 N
Y1 Pearson
Correlatio 1 ,458** ,415** ,509** ,415** ,728**
n
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
Y2 Pearson
Correlatio ,458** 1 ,349** ,411** ,540** ,730**
n
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
Y3 Pearson
Correlatio ,415** ,349** 1 ,366** ,559** ,707**
n
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
Y4 Pearson
Correlatio ,509** ,411** ,366** 1 ,526** ,758**
n
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
Y5 Pearson
Correlatio ,415** ,540** ,559** ,526** 1 ,828**
n
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
KEPATUHAN WP Pearson
RESTORAN Correlatio ,728** ,730** ,707** ,758** ,828** 1
n
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 96 96 96 96 96 96
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,723 ,725 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,604 ,617 5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,642 ,640 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,823 ,823 5
5. HASIL UJI RELIABILITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK
RESTORAN (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,806 ,807 5
Lampiran 5
1. UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
KONDISI
,310 ,080 ,260 3,889 ,000 ,925 1,081
KEUANGAN
SANKSI
,085 ,080 ,069 1,062 ,021 ,983 1,017
PERPAJAKAN
PELAYANAN
,615 ,075 ,728 8,169 ,000 ,519 1,926
FISKUS
2. UJI AUTOKOLERASI
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea ,00204
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 50
Total Cases 96
Number of Runs 46
Z -,600
Asymp. Sig. (2-tailed) ,549
a. Median
3. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
4. UJI NORMALITAS
Unstandardized
Residual
N 96
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,20854028
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,075
Negative -,079
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,171c
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
KONDISI
,310 ,080 ,260 3,889 ,000
KEUANGAN
SANKSI
,085 ,080 ,069 1,062 ,021
PERPAJAKAN
PELAYANAN
,615 ,075 ,728 8,169 ,000
FISKUS
1. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 230,735 4 57,684 37,831 ,000b
Residual 138,754 91 1,525
Total 369,490 95
2. Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
KONDISI
,310 ,080 ,260 3,889 ,000
KEUANGAN
KESADARAN WP ,090 ,112 ,071 ,804 ,023
SANKSI
,085 ,080 ,069 1,062 ,021
PERPAJAKAN
PELAYANAN
,615 ,075 ,728 8,169 ,000
FISKUS
a. Dependent Variable: KEPATUHAN WP RESTORAN