Anda di halaman 1dari 97

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI SUATU USAHA

UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI


PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
KEBUN SAWIT SEBERANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Syariah (S.Akun)
Pada Program Studi Akunansi Syariah

Oleh:
Sri Widiyati
Nim: 0502172321

Program Studi

Akuntansi Syariah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI SUATU USAHA
UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
KEBUN SAWIT SEBERANG

Oleh:
SRI WIDIYATI
NIM. 0502172321

Program Studi

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul:
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI SUATU USAHA
UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
KEBUN SAWIT SEBERANG

Oleh:
Sri Widiyati
NIM. 0502172321

Dapat Disetujui Sebagai Salah Satu Persyaratan


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Syariah (S. Akun)
Pada Program Studi Akuntansi Syariah
Medan, 4 Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Nurbaiti, M.Kom Wahyu Syarvina, MA


NIDN. 0108087908 NIDN. 2121058604

Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Syariah

Dr. Hj Yenni Samri J Nst, S.HI, MA.


NIDN. 2001077903

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Berjudul “ ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI


SEBAGAI SUATU USAHA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN
SAWIT SEBERANG” a.n Sri Widiyati, Nim 0502172321, Program Studi
Akuntansi telah dimunaqasyahkan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN-SU Medan Pada tanggal 19 Agustus 2021. Skripsi ini telah
diterima untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Syariah (S.
Akun) Pada Program Studi Akuntansi Syariah.

Medan, 19 Agustus 2021


Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi
Program Studi Akuntansi Syariah UIN-SU

Ketua Sekretaris

Dr.Hj.Yenni Samri J Nst, S.H.I,M.A Hendra Harmain, S.E, M.Pd


NIDN. 2001077903 NIDN. 2010057302
Anggota
1. 2.

Nurbaiti, M.Kom Wahyu Syarvina, MA


NIDN. 0108087908 NIDN. 2121058604

3. 4.

Hendra Harmain, S.E, M.Pd


NIDN. 2010057302 NIDN. 2028129001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sumatera Utara Medan

Dr. Muhammad Yafiz, M.Ag


NIDN. 2023047602

ii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian biaya


produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang dan untuk
mengetahui apakah pengendalian biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara
II Kebun Sawit Seberang mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Untuk
memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan metode pengumpulan
data yaitu wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam pengendalian biaya produksi, perusahaan melakukan perhitungan terhadap
biaya standar dan varians biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik. Hasil analisis varians antara biaya standar dengan
biaya aktual pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang tahun 2019
yang dikeluarkan dari bulan Januari s.d Desember untuk bahan baku langsung
adalah sebesar Rp -6.344.164.470, tenaga kerja langsung sebesar Rp 40.382.210
dan overhead pabrik sebesar Rp -8.613.270.371. Berdasarkan nilai tersebut dapat
dilihat bahwa pengendalian biaya produksi belum dilakukan secara optimal karena
masih terdapat selisih yang tidak menguntungkan atau unfavorable pada beberapa
komponen biaya produksi. Di sisi lain, efisiensi biaya produksi belum merata di
setiap komponen biaya produksi dengan tingkat efisiensi yaitu biaya bahan baku
sebesar -30,6%, biaya tenaga kerja langsung sebesar 0,3% dan biaya overhead
pabrik sebesar -30,9%. Sehingga pengendalian biaya produksi pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang belum mampu meningkatkan
efisiensi biaya produksi.

Kata kunci: Biaya, Efisensi, Pengendalian, Perkebunan, Produksi

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancardan
tepat waktu. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, semoga di hari akhir kelak kita semua sebagai umatnya mendapatkan
syafaatnya di yaumul akhir kelak.
Skripsi dengan topik “ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
SEBAGAI SUATU USAHA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA
PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN SAWIT
SEBERANG” untuk memenuhi syarat sebagai Sarjana Akuntansi Syariah (S.Akun)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Dikarenakan status Covid-19, penulis banyak
menemui kendala dengan keterbatasan pengetahuan, hambatan dan kendala lain seperti
kesulitan dalam memperoleh sumber literasi. Dengan bantuan semua pihak dan ketekunan
penulis, akhirnya karya ini dapat diselesaikan.
Setelah menyelesaikan skripsi ini tentu saja penulis akan menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan kepada penulis yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Muhammad Yafiz, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Hj Yenni Samri J Nst, S.HI, MA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah –
S1.
4. Ibu Nurbaiti, M.Kom., selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah memberikan
bimbingan dan masukan kepada penulis.
5. Ibu Wahyu Syarvina, MA., selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
membimbing saya dengan sangat baik dan sabar.

iv
6. Ibu Kusmilawaty,SE, AK, M.AK., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membantu saya selama proses perkuliahan.
7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan, doa dan kasih saying
kepada saya.
8. Mbak saya yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan dikelas AKS-E.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya kepada penulis. Semoga Allah
SWT membalas kebaikan anda dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, penulis menyadari ahwa tulisan ini maasih banyak kekuranan dan jauh
dari kesempurnaan, dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi banyak orang,
khususnya penulis dan pembaca.

` Medan, 4 Agustus 2021


Penulis,

Sri Widiyati
NIM.0502172321

v
DAFTAR ISI

Hal

PERSETUJUAN .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAKSI........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
C. Batasan Masalah ................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 10
A. Tinjauan Teoritis .................................................................................. 10
1. Pengendalian Biaya .......................................................................... 10
a. Pengertian Pengendalian Biaya .................................................... 10
b. Komponen Pengendalian Biaya ................................................... 11
c. Ayat Tentang Pengendalian ......................................................... 18
2. Biaya Produksi .................................................................................. 20
a. Pengertian Biaya Produksi ........................................................... 21
b. Objek Biaya ................................................................................. 22
c. Penggolongan Biaya .................................................................... 22
d. Perilaku Biaya .............................................................................. 24
e. Pengendalian Biaya Produksi....................................................... 24

vi
3. Efisiensi Biaya Poduksi .................................................................... 29
a. Pengertian Efisiensi Biaya Produksi ............................................ 29
b. Pandangan Islam Tentang Efisiensi ............................................. 29
B. Kajian Terdahulu .................................................................................. 31
C. Kerangka Toritis ................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 43
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 43
C. Objek dan Subjek Penelitian .............................................................. 44
1. Subjek Penelitian ............................................................................ 44
2. Objek Penelitian ............................................................................. 44
D. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49
A. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 49
1. Sejarah Perusahaan ...................................................................... 49
2. Nilai Budaya Perusahaan ............................................................. 50
3. Visi dan Misi Perusahaan ............................................................ 52
4. Maksud dan Tujuan Perusahaan .................................................. 52
5. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................... 53
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................... 60
1. Analisis Pengendalian Biaya Produksi ........................................ 60
a. Analisis Biaya Standar Produksi ............................................. 60
b. Analisis Varians Biaya Produksi ............................................. 63
2. Analisis Efisiensi Biaya Produksi ................................................ 70
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

vii
DAFTAR TABEL

Hal
1.1 RKAP dan Realisasi Biaya Produksi PTPN II KSWS .................................... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 31
3.1 Waktu penelitian ............................................................................................. 44
4.1 Laporan Biaya Standar Produksi PTPN II KSWS .......................................... 61
4.2 Perbandingan Biaya Standar Bahan Bahan Baku ........................................... 64
4.3 Varians Kuantitas Bahan Baku PTPN II KSWS ............................................. 65
4.4 Perbandingan Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung .................................... 66
4.5 Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung ............................................................ 67
4.6 Perbandingan Biaya Overhead Pabrik ............................................................. 68
4.7 Varians Tarif Overhead Pabrik PTPN II KSWS ............................................. 69

viii
DAFTAR GAMBAR

Hal
2.1 Kerangka Pemikir............................................................................................ 42
4.1 Struktur Organisasi PTPN II KSWS ............................................................... 53

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. Surat Izin Riset dari Perusahaan ....................................................................... 78
2. Daftar Pertanyaan Wawancara .......................................................................... 79
3. Laporan Laba Rugi, RKAP, dan REAL Produksi ............................................ 81
4. Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... 85

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan pokok dari perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang
optimal dengan pengorbanan tertentu dan dapat berkembang serta
mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut. Keuntungan
itu didapat dari kelebihan total pendapatan dari total biaya. Peningkatan
efisiensi biaya produksi dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan
tersebut. Hal itu mengakibatkan pengukuran biaya produksi menjadi sangat
penting bagi perusahaan manufaktur. Pengorbanan ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi berkaitan
dengan proses produksi disebut biaya produksi.
Biaya produksi merupakan faktor biaya yang sangat penting dan
senantiasa perlu diukur, dikendalikan dan dianalisa, karena usaha motivasi
pengendalian dan akuntansi terhadap faktor biaya produksi ini merupakan
salah satu masalah penting pengelolaan. Pada dasarnya biaya adalah suatu
pengorbanan sumber ekonomis untuk mendapatkan barang atau jasa yang
dapat diukur dengan satuan uang. Setiap biaya dicatat dan diakumulasikan
ketika manajemen membebankan biaya ke persediaan, menyusun laporan
keuangan, merencanakan dan mengendalikan biaya, membuat perencanaan
dan keputusan strategis, memilih di antara alternatif, memotivasi karyawan,
dan mengevaluasi kinerja. Biaya produksi mempengaruhi tinggi rendahnya
harga jual dari produk yang dihasilkan. Oleh karena itu perusahaan perlu
melakukan pengendalian biaya produksi yang efektif sehingga kegiatan
operasionalnya dapat berjalan dengan baik dan efisien1.
Pengendalian biaya produksi dikatakan efisien apabila prosedur-
prosedur pengendalian sudah dijalankan dengan baik. Indikator pada variabel

1
Edison dan Sapta, ”Pengaruh Biaya Standar terhadap Pengendalian Biaya Produksi Studi
Kasus Pada PT ITP, Tbk”, dalam Jurnal Ranggagading, Vol.10 No.2, 2010, h. 121-130.

1
2

ini adalah prosedur pengendalian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.2 Suatu pengendalian biaya produksi
yang efektif dapat terlaksana dengan adanya perencanaan biaya produksi
yang baik. Salah satu bentuk perencanaan tersebut adalah dengan menyusun
anggaran biaya produksi. Pengendalian dilakukan dengan membandingkan
anggaran biaya produksi yang telah dihitung dimuka dengan biaya produksi
yang sesungguhnya (biaya realisasi). Jika biaya realisasinya lebih besar
daripada yang telah dianggarkan sebelumnya maka dianggap tidak
menguntungkan (unfavorable), sebaliknya jika biaya realisasinya lebih
rendah dari anggaran dianggap menguntungkan (favorable). 3
Manajemen memiliki peran penting dalam hal pengendalian biaya
produksi di mana efektifitas pengendalian biaya produksi dinilai atas
kemampuan pusat biaya dalam mencapai volume produksi yang diharapkan
pada tingkat kualitas tertentu. Sehingga dapat disimpulkan pengendalian
biaya produksi yang tepat dapat membantu manajer dalam menekan biaya
dan meningkatkan hasil produksi. Proses produksi adalah suatu cara, metode,
atau pun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan
menggunakan faktor produksi yang ada. Proses produksi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam bidang manufaktur merupakan faktor penting karena
berpengaruh terhadap biaya produksi perusahaan, baik perusahaan yang
berskala besar maupun perusahaan yang berskala kecil dan menengah.
Pengendalian biaya sangat berperan penting dalam membuat
perencanaan dan keputusan strategis perusahaan. Pengendalian adalah usaha
sistematis manajemen untuk mencapai tujuan.4 Pengendalian adalah salah
satu faktor kegunaan pengaturan yang pas, karena dengan tidak adanya
pengaturan maka seluruh keputusan yang telah diatur oleh suatu perusahaan

2
Hapsari, Saputra, & Rismadi, B. “Evaluasi Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi Dan
Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus Di PT. XYZ)”, dalam Journal of Management Studies,
Vol.2 No.1, 2013, h. 38-60.
3
Horngren, Datar & Rajan, Cost Accounting: A Managerial Emphasis Fourteenth Edition,
(New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2012)
4
William k. Carter, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
3

yang juga adalah suatu rencana yang tak terduga.5 Dengan kata lain
pengendalian merupakan salah satu alat untuk mengambil suatu keputusan
dalam mencapai tujuan yang dinginkan. Pengendalian ini tidak terlepas dari
pengawasan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan yang terkait.
Biaya-biaya yang dipakai atau dikeluarkan dalam biaya produksi perlu
adanya pengendalian, sehingga biaya dapat dikendalikan dengan baik sesuai
dengan prosedur yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya Produksi ini perlu
adanya pengendalian dengan cara mengefisiensi biaya yang ada, sehingga
biayanya dapat digunakan secara optimum.
Efisiensi adalah cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
benar dan tepat. Ini merupakan pemikiran matematis, atau merupakan
peramalan perbandingan antara hasil (output) dan mentah (input). Seorang
manajer efisien adalah seseorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi
(hasil, produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan (tenaga
kerja, bahan, uang, mesin, dan waktu) yang digunakan.6 Efisiensi adalah
kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan
tidak ada pemborosan.7 Berdasarkan pendapat tersebut, efisiensi adalah
kemampuan organisasi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang
optimal. Hasil yang optimal menunjukkan bahwa dengan meningkatkan
efisiensi biaya produksi dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan
laba.
Kemampuan untuk menelusuri biaya menentukan seberapa objektif,
handal, dan berartinya ukuran biaya yang dihasilkan dan oleh karena itu,
seberapa yakinkah pengambil keputusan dalam memahami dan
mengandalkan ukuran biaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, manajemen perlu memahami konsep biaya sebelum membuat
keputusan yang mempengaruhi masa depan perusahaan . Perusahaan

5
Rinda Fatmawati Dkk, “Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu
Usaha Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus PT. Pabrik Gula Krebet)”,
dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 2014, h. 2.
6
Hani T. Handoko, Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2003), h. 7
7
Amirullah dan Hanafi, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), h. 5
4

manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar: bahan


baku langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan
biaya overhead pabrik (manufacturing overhead).8 Biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung disebut dengan istilah biaya utama (prime cost),
sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya overhead pabrik
disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost) yang merupakan
biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.
Dengan memahami konsep biaya, manajemen dapat melakukan
sejumlah pengambilan keputusan strategis baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Dalam mengambil keputusan strategis, manajemen
berkemampuan untuk melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang
akan datang. Proses pembuatan harus mempunyai strategi dan kontrol yang
presisi agar mendapatkan suatu barang yang mempunyai nilai jual. Urutan
pembuatan keputusan manajemen pada proses pembuatan mempunyai efek
yang dominan pada item yang dipasarkan perusahaan. Manajemen diwajibkan
mempunyai spesialis khusus dan referensi yang pas untuk urutan
pengambilan keputusan manajemen dapat mengolah dengan maksimal
seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu setiap
keputusan manajemen dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha Agro
Bisnis dan Agro Industri Minyak Sawit (CPO), Inti Sawit (Palm Kernel),
Gula dan Tetes. Perusahaan ini berkantor pusat di Tanjung Morawa. Kebun
Sawit Seberang adalah salah satu unit/Kebun Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perkebunan Nusantara II yang terletak di Kecamatan Sawit Seberang
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak ± 78 Km dari
Kota Madya Medan. Pada mulanya Kebun Sawit Seberang berasal dari Eks
Perusahaan Belanda yang bernama “Verenigde Deli Mastgcppij” (VDM)
yang dibuka dan ditanami Kelapa Sawit sejak tahun 1923, Kebun Sawit

8
Garrison, Akuntansi Manajemen Konsep Perencanaan, Pengendalian, dan Pengambilan
Keputusan, (Yogyakarta: Andi, 2002).
5

Seberang berfokus sebagai penghasil CPO dan Inti Sawit yang diolah oleh
PKS berkapasitas 30 Ton TBS/jam.
Crude Palm Oil (CPO) adalah produksi minyak sawit, sedangkan
Palm Kernel (PK) adalah produksi inti sawit. Oleh karena itu, perusahaan
sangat memperhatikan pengendalian biaya produksinya dalam
memaksimalkan labanya. Karena dengan pengendalian biaya produksi yang
baik maka perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi sehingga
perusahaan dapat mencapai keuntungan maksimum tersebut. Berikut
merupakan anggaran dan realisasi biaya produksi PT. Perkebunan Nusantara
II Kebun Sawit Seberang.9
Tabel 1.1
RKAP dan Realisasi Biaya Produksi
Pada PTPN II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Uraian Biaya RKAP REAL Penyimpangan Ket


(Rp) (Rp) Biaya (Rp)
Biaya Pemeliharaan 16.405.658.227 25.403.022.297 8.997.364.070
U
Tanaman
Biaya Panen dan 12.500.955.766 17.653.691.707 5.152.735.941 U
Pengangkutan
Biaya Pengolahan 8.432.917.801 8.725.318.276 292.400.475 U
Biaya Tenaga Kerja 2.351.058.706 2.018.743.878 332.314.828 F
Langsung
Biaya Umum 8.139.997.898 8.953.451.983 813.454.085 U
Biaya Tenaga Kerja 2.414.160.876 2.721.785.056 307.624.180 U
Tidak Langsung
Biaya Penyusutan 8.118.560.488 8.711.501.412 592.940.924 U
Amortisasi HGU 2.128.662.801 1.650.056.040 478.606.761 F
Biaya Alokasi IFRS (1.049.263.798) (1.349.608.072) 300.344.274 U
Total 59.442.708.765 74.487.942.577 15.045.233.812 U
Sumber: laporan L/R PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang
(data diolah)
Berdasarkan tabel tersebut anggaran (RKAP) biaya produksi PTPN II
Kebun Sawit Seberang Tahun 2019 sebesar Rp59.442.708.765,- sedangkan
realisasi biaya yang terjadi adalah sebesar Rp74.487.942.577,- sehingga
perusahaan mengalami penyimpangan biaya yang merugikan (Unfavorable)

9
File Laporan L/R PTPN II Kebun Sawit Seberang Periode 2019
6

sebesar Rp15.045.233.812,- atau 25,31% dari total anggaran. Artinya pada


tahun 2019 perusahaan mengalami kerugian dari efisiensi biaya produksi.
Namun ada juga beberapa biaya produksi yang realisasinya lebih kecil dari
anggarannya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum
mencapai kestabilan dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi tahun
2019. Hal ini jika berlangsung ke tahun-tahun berikutnya dapat menyebabkan
penurunan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan
pengendalian (control) terhadap biaya produksi agar efisiensi biaya dapat
tetap stabil dan bahkan mengalami peningkatan.
Penelitian sejenis sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu
salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Novela Irene Karly dkk pada
tahun 2018 dengan judul Analisis Pengendalian Biaya Produksi Untuk
Menilai Efisiensi dan Efektifitas Biaya Produksi. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh Novela yaitu terletak pada periode
pengamatan, subjek penelitian dan variabel penelitian. Dimana periode
pengamatan penelitian Novela pada tahun 2016 sedangkan periode
pengamatan penelitian ini adalah tahun 2019. Selain itu pada penelitian
Novela subjek penelitiannya adalah Pabrik Tahu Pak Untung sedangkan
subjek penelitian ini adalah PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit
Seberang, Serta dalam penelitian ini tidak menilai efektifitas. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Novela terlihat bahwa usaha Tahu pak Untung
ini belumlah melakukan pengendalian biaya produksi yang baik, dikarenakan
terdapat perencanaan biaya yang tidak menetapkan standar biaya sehingga
dalam beberapa bulan pembelian bahan baku mengalami peningkatan harga
beli bahan baku. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
ini untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Novela Irene Karly dkk.10

10
Novela Irene, “Analisis pengendalian biaya produksi untuk menilai efisiensi dan
efektivitas biaya produksi”. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, dalam
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, Vol.13 No.3, 2018), diunduh 20 September 2020, h. 355-
364
7

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dari itu penulis


tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengendalian biaya produksi,
yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu
Usaha Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang”.

B. Identifikasi Masalah
Sebelum diuraikan tentang rumusan masalah yang akan diajukan
dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dapat diuraikan permasalahan
antara lain:
1. Perusahaan mengalami penyimpangan biaya yang unfavorable yang
dapat diketahui melalui selisih antara Anggaran dan Realisasi Anggaran
PTPN II Kebun Sawit Seberang tahun 2019.
2. Perusahaan perlu melakukan pengendalian (control) terhadap biaya
produksi agar efisiensi biaya dapat tetap stabil dan bahkan mengalami
peningkatan.
3. Pengendalian Biaya Produksi dan Efisiensi Biaya Produksi minyak sawit
(CPO) dan inti sawit (PK) pada tahun 2019 PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sawit Seberang.

C. Batasan Masalah
Untuk mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi penyimpangan
dalam pernyataan dan karena adanya keterbatasan waktu, maka penulis
membatasi masalah yaitu: “Pengendalian Biaya Produksi dan Efisiensi Biaya
Produksi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) pada tahun 2019 PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.”
8

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pengendalian biaya produksi pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang?
2. Apakah pengendalian biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sawit Seberang mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi?.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian biaya produksi pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.
2. Untuk mengetahui pengendalian biaya produksi pada PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit Seberang mampu meningkatkan efisiensi
biaya produksi.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, yaitu:
1. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman
penulis khususnya mengenai pengendalian biaya produksi perusahaan.
2. Bagi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan
dan juga masukan bagi perusahaan agar memperoleh manfaat dari
pengendalian biaya produksi dalam mencapai laba optimum.
3. Bagi pembaca dan peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu tambahan informasi bagi
pembaca dan bahan pertimbangan penting bagi penelitian serupa di masa
yang akan datang.
9

4. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam mengetahui
suatu fenomena yang terjadi di masyarkatnya dan membantu pemerintah
dalam menetapkan kebijakan-kebijakannnya terkait BUMN.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis
1. Pengendalian Biaya
a. Pengertian Pengendalian Biaya
Pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan melakukan perbandingan secara
terus-menerus antara hasil dengan yang direncanakan, Perbandingan
antara hasil yang sesungguhnya dengan anggaran yang disusun,
maka manajemen dapat melakukan penilaian atas efisiensi usaha dan
kemampuan memperoleh laba dari berbagai produk. Di samping itu,
para manajer dapat mengadakan tindakan perbaikan jika terdapat
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan yang timbul
dari hasil perbandingan tersebut.1
Pengendalian (control) merupakan proses menetapkan
standar, memperoleh umpan balik mengenai kinerja yang
sesungguhnya, dan melakukan koreksi apabila kinerja yang
sesungguhnya menyimpang dari rencana.2 Pengendalian merupakan
satu faktor kegunaan pengaturan yang pas, karena dengan tidak
adanya pengaturan maka seluruh keputusan yang telah diatur oleh
suatu perusahaan yang juga adalah suatu rencana menjadi tak
berguna.3 Pengendalian adalah aktivitas manajerial untuk memonitor
implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan.
Dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah faktor yang paling
penting dalam suatu usaha untuk mengatur supaya rencana ini dapat
terpenuhi dan untuk mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan

1
Firdaus A. Dunia, dkk, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Salemba Empat, 2019), h. 4-5.
2
Badric, dkk, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 113
3
Ibid, h. 5.

10
11

yang ada diperusahaan dan apabila terjadi kecurangan-kecurangan


dapat dilakukan tindakan pengukuran efisiensi dari rencana
manajemen perusahaan yang telah ditetapkan.4
Menurut Carter dan Usry pengendalian adalah usaha
sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas
dimonitor terus menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada
pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas
dibandingkan dengan rencana dan jika ada perbedaan yang
signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.5
Pengendalian biaya adalah perbandingan kinerja aktual
dengan kinerja standar, penganalisisan selisih-selisih yang timbul
guna mengidentifikasikan penyebab-penyebab yang dapat
membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengedalian di
masa yang akan datang. Setiap bidang pertanggungjawaban
menyusun anggaran biaya dan penghasilannya masing-masing
dengan memperhatikan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Anggaran yang telah disusun digunakan sebagai alat pengukur
pelaksanaan kegiatan dan masing-masing bagian sistem akuntansi
disusun agar dapat mengumpulkan dan melaporkan biaya yang
sesungguhnya dikeluarkan untuk dilaporkan kepada bagian yang
bertanggung jawab.6

b. Komponen Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya di pandang sebagai usaha manajemen
untuk mencapai sasaran biaya dalam kegiatan tertentu. Pengendalian
biaya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui

4
Ema Hartati, “Analisis Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu Usaha Untuk
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Musi
Landas”, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Plembang, 2016), h. 12.
5
William K. Charter dan Usry, Milton F, Akuntansi Biaya, Terj. Krista, (Jakarta: Salemba
Empat, ed.13, 2004), h. 30
6
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, ed. 2, cet. 2, (Yogyakarta: STIE
YKPN)
12

program-program pengurangan biaya, perencanaan biaya, dan


perhatian yang terus-menerus terhadap pengambilan keputusan biaya
dalam kaitannya dengan pengeluaran biaya.
Biaya-biaya standar sebagai alat pengendalian manajerial
adalah sebagai berikut:
1) Anggaran produksi
Anggaran adalah ekspresi kuantitatif suatu rencana yang
dinyatakan dalam satuan fisik atau keuangan atau keduanya.
Penganggaran adalah pembuatan rencana tindakan yang
dinyatakan dalam istilah keuangan. Anggaran memainkan
peranan penting dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.7 Anggaran menjadi alat bagi manajerial
yang menjamin perolehan terhadap tujuan-tujuan organisasi dan
penyediaan dana sebagai salah satu acuan dalam menjalankan
operasional sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu biaya-biaya
yang dinyatakan dalam keuangan. Anggaran produksi
menjelaskan banyaknya unit yang harus diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan persediaan akhir. Anggaran produksi
meliputi:
a) Anggaran pembelian bahan baku langsung
b) Anggaran tenaga kerja langsung
c) Anggaran persediaan barang jadi
d) Anggaran harga pokok penjualan
e) Anggaran beban penjualan dan administrasi
Anggaran berdasarkan aktivitas terbagi menjadi dua,yaitu:
a) Anggaran aktivitas statis
b) Anggaran fleksibel aktivitas
13

2) Biaya Standar
Sistem biaya standar dapat digunakan dalam perhitungan biaya
proses maupun berdasarkan biaya pesanan. Sistem biaya standar
umumnya lebih dapat beradaptasi dalam lingkungan industri
dengan teknologi yang relatif stabil dan menghasilkan produk
yang homogen. Di mana untuk teknologi cepat berubah atau
setiap produk dibuat berdasarkan pada spesifikasi yang unik
penggunaan sistem biaya standar sulit dilakukan.8 Biaya standar
sangat membantu perencanaan dan pengendalian operasi
perusahaan dalam:
a) Penetapan anggaran; dengan adanya biaya standar;
penyusunan anggaran untuk volume dan bauran produk dapat
disusun dengan cepat dan lebih handal.
b) Pengendalian biaya; dengan cara memotivasi para karyawan
dan mengukur efisiensi operasi. Pengendalian biaya yang
efektif tergantung pada pemahaman manajemen atas proses
pemicu biaya dan motivasi karyawan yang mengendalikan
proses tersebut. Dalam hal ini standar menyediakan informasi
sebagai dasar untuk mengevaluasi hasil operasi aktual.
c) Dapat menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan
mempercepat penyusunan laporan biaya; biaya standar
menyederhanakan perhitungan biaya dengan cara mengurangi
pekerjaan klerikal, karena dalam standar yang lengkap
mencakup semua elemen biaya produksi.
d) Membebankan biaya ke persediaan, produk dalam proses dan
produk jadi; beberapa perusahaan tidak menggunakan biaya
standar untuk perencanaan dan pengendalian persediaan.
Tetapi memasukkan biaya standar dalam catatan akuntansi
untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam pekerjaan
klerikal.

8
Muammar Khaddafi dkk, Akuntansi Biaya, (Medan: Madenatera, ed. 2, 2018), h. 332
14

e) Penetapan tawaran biaya kontrak; menghitung biaya yang


terjadi untuk suatu kontrak akan lebih mudah menggunakan
biaya standar, atau jika akan memproduksi suatu produk yang
spesifik. Standar sangat berguna dalam menetapkan harga
jual kontrak bila standar tersebut standar yang terbaru.9
3) Analisis Variansi
Varians adalah selisih antara biaya aktual dengan standar yang
diterapkan sebelum kegiatan operasi perusahaan dilakukan.10
Total variansi mengukur perbedaan antara biaya aktual baku dan
tenaga kerja, serta biaya yang dianggarkan untuk tingkat
aktivitas aktual. Menurut Carter dan Usry proses menentukan
varians biaya standar adalah sebagai berikut11:
a) Standar dan Varians Bahan Baku
Ada dua standar dikembangkan untuk biaya bahan baku,
yaitu Standar harga bahan baku dan Standar kuantitas bahan
baku (standar penggunaan bahan baku). Varians harga bahan
baku adalah selisih harga bahan baku aktual dengan harga
bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan. Pada
Harga standar memungkinkan untuk: memantau kinerja dari
departemen pembelian dan mendeteksi pengaruhnya pada
biaya bahan baku serta mengukur dampak dari kenaikan atau
penurunan harga bahan baku terhadap laba.
Menurut Mulyadi harga yang dipakai harga standar dapat
berupa harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang
akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun; harga
yang berlaku pada saat penyusunan standar; dan harga yang
diperkirakan akan normal dalam jangka panjang.12 Pada

9
Muammar Khaddafi dkk, Akuntansi Biaya, (Medan : Madenatera, ed. 2, 2018), h. 332
10
Ibid, h. 334
11
William K. Charter dan M. F. Usry, Akuntansi Biaya, Terj. Krista, (Jakarta: Salemba
Empat, ed.13, 2004).
12
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Aditiya Media, ed.5, 2000), h. 400
15

umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir


tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun
berikutnya, tetapi pada harga standar ini dapat diubah bila
terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar
biasa.
Kemudian yang kedua Standar kuantitas atau penggunaan
pada umumnya dikembangkan berdasarkan spesifikasi yang
dibuat oleh insinyur dan desainer. Dalam perusahaan kecil
atau menengah, pengawas atau supervisor departemen
menspesifikasikan jenis, kuantitas, dan kualitas dari bahan
baku yang dibutuhkan dan operasi yang akan dilakukan.
Standar kuantitas sebaiknya ditetapkan setelah analisis atas
ukuran, bentuk dan kualitas produk yang paling ekonomis
serta penggunaan bahan baku dengan berbagai kualitas yang
berbeda.
Varians kuantitas bahan baku (varians penggunaan) dihitung
dengan cara membandingkan kuantitas aktual dari bahan
baku yang digunakan dengan kuantitas standar yang
diperbolehkan, ketika keduanya diukur dengan biaya standar.
Kuantitas standar yang diperbolehkan adalah kuantitas bahan
baku yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk
(kuantitas standar yang diperbolehkan per unit) dikalikan
dengan jumlah aktual dari unit yang diproduksi selama
periode tersebut. Unit yang diproduksi setara dengan unit
ekuivalen produksi untuk bahan baku.13
Rumus varians penggunaan bahan:
(Kuantitas Bahan Aktual Dipakai – Kuantitas Bahan
Standar) x Harga Bahan Standar

13
William K. Charter dan M. F. Usry, Akuntansi Biaya, Terj. Krista. (Jakarta: Salemba
Empat, ed. 13, 2004).
16

b) Standar dan Varians Tenaga Kerja


Menurut Carter dan Usry ada dua standar yang dikembangkan
untuk biaya tenaga kerja langsung yaitu: standar tarif, upah, atau
biaya dan standar efisiensi, waktu, atau penggunaan. Standar
tarif mungkin didasarkan pada perjanjian tawar-menawar
kolektif yang menentukan upah per jam, tarif per unit, dan
bonus. Tanpa adanya kontrak serikat kerja, maka standar tarif
ditentukan oleh upah yang disetujui. Karena tarif cenderung
untuk didasarkan pada perjanjian yang pasti, maka varians tarif
tenaga kerja jarang terjadi. Jika terjadi, biasanya varians tersebut
disebabkan oleh kondisi jangka pendek yang tidak biasa. Untuk
memastikan keadilan dalam tarif yang dibayarkan untuk setiap
operasi yang dilakukan, digunakan rating pekerjaan.
Ketika suatu tarif direvisi atau suatu perubahan diotorisasi
secara temporer, maka hal tersebut harus dilaporkan dengan
segera ke departemen penggajian untuk menghindari penundaan,
pembayaran yang tidak benar, dan pelaporan yang salah.
Perbedaan yang terjadi antara tarif standar dan tarif aktual
menimbulkan varians tarif tenaga kerja (varians upah atau
varians biaya). Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:
perjanjian dengan organisasi karyawan, data upah masa lalu,
yang digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata
terhitung dan rata-rata tertimbang atau median upah karyawan
masa lalu dan perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi
normal.14
Rumus varians tarif tenaga kerja:
(Tarif Tenaga Kerja Aktual – Tarif Tenaga Kerja Standar) x
Jam Kerja

14
Ibid, h.401
17

Kemudian yang kedua menentukan standar efisiensi tenaga kerja


adalah fungsi terspesialisasi yang dikerjakan dengan baik oleh
insinyur industrial, menggunakan studi waktu dan gerakan.
Standar ini didasarkan pada kinerja aktual dari seorang pekerja
atau sekelompok pekerja yang memiliki keahlian rata-rata
menggunakan usaha rata-rata ketika melakukan operasi manual
atau ketika bekerja pada mesin yang beroperasi dalam kondisi
normal. Varians efisiensi tenaga kerja dihitung di akhir periode
pelaporan dengan cara membandingkan jam aktual yang
digunakan dengan jam standar yang diperbolehkan, keduanya
diukur dengan tarif tenaga kerja standar.
c) Standar dan Varians Biaya Overhead
Varians overhead pabrik adalah selisih biaya overhead pabrik
aktual dengan biaya overhead pabrik berdasarkan standar yang
diperkenankan.15 Banyaknya variansi komponen yang dihitung
bergantung pada metode analisis variansi yang digunakan.
Ada 2 biaya overhead yaitu tetap dan variabel:
(1) Variansi Penggunaan dan Efisiensi Overhead Variabel
Tanggung jawab pada variansi efisiensi overhead variabel
secara langsung berhubungan dengan efisiensi tenaga kerja
langsung atau variansi penggunaan. Jika overhead variabel
benar-benar proporsional dengan konsumsi tenaga kerja
langsung, maka variansi efisiensi overhead variabel
disebabkan oleh efisiensi atau tidak efisiensinya
penggunaan tenaga kerja langsung. Jika jam tenaga kerja
digunakan lebih banyak atau sedikit dari standarnya, biaya
total overhead akan meningkat.

15
Muammar Khaddafi dkk, Akuntansi Biaya, (Medan : Madenatera, ed. 2, 2018), h. 338
18

Rumus varians tarif overhead pabrik:

(Jam kerja standar – Tarif Jam kerja sesungguhnya) x


Tarif standar biaya overhead variabel

(2) Variansi Pengeluaran dan Volume Overhead Tetap


Total variansi overhead tetap adalah perbedaan antara
overhead aktual dan overhead tetap yang dibebankan.
Overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan
mengalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar
yang diizinkan untuk output aktual. Variansi pengeluaran
overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara
overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan.
Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara
overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang
dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh
perbedaan output aktual dari output yang digunakan untuk
menghitung tarif overhead tetap sebagai kapasitas aktivitas
yang dibutuhkan dan output aktual sebagai kapasitas
aktivitas yang digunakan.

c. Ayat Tentang Pengendalian


Pengendalian merupakan salah satu cara manajer untuk
mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atau tidak
dan mengapa tercapai mengapa tidak tercapai. Adapun ayat Al
Quran yang berkaitan dengan evaluasi/controlling dalam surah Al
Infithar ayat 10-12, Allah SWT berfirman:

‫َو ِا َّن ا َو َو ْي ُك ْي ا َو ٰح ِا ِا ْي َو ا ِا َوس ًما ا ٰح ِا ِا ْي َو ا َو ْي َو ُك ْي َو ا َوا ا َو ْي َو ُك ْي َوا‬

Artinya: Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat yang


mengawasi pekerjaanmu (10) yang mulia disisi Allah dan yang
19

mencatat pekerjaanmu itu (11) mereka mengetahui apa yang kamu


kerjakan(12).16
Tafsir oleh Kementrian Agama RI menjelaskan ayat-ayat ini
memberi peringatan kepada orang-orang kafir yang tidak
mempercayai hari kebangkitan agar mereka tidak terus-menerus lalai
dan ingkar serta tidak bersiap-siap menyediakan bekal untuk
menghadapi hari perhitungan karena menyangka tidak ada yang
mengawasi tingkah laku dan perbuatan mereka. Allah menjelaskan
dalam ayat ini bahwa ada malaikat-malaikat yang diberi tugas
mengawasi dan mencatat semua perbuatan manusia baik yang buruk
maupun yang baik dan yang dilakukan dengan terang-terangan atau
sembunyi-sembunyi.
Dalam sudut pandang Islam pengendalian diistilahkan
dengan menggunakan kata al-tadbir (pengaturan). Kata ini
merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak
terdapat dalam Al Quran seperti firman Allah SWT:

‫ضاثُك َّن ا َو ْي ُكسجُكا ِا َو ْي ِاهافِا ْييا َو ْي ٍما َو َو ا ِاا ْيق َود ز ُٓٗكها‬ ۤ
‫ُك َودبِّسُكا ْيْلَو ْيا َوسا ِاا َو ا َّنس َو ِاءا ِا َوىا ْيْلَوزْي ِا‬
‫َو ْي َو ا َو َو ٍا ِّا َّن ا َو ُك ُّدد ْي َوا َوا‬
Artinya: Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian
(segala urusan) itu naik kepada-Nya605) pada hari yang kadarnya
(lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (As Sajdah:
5).17
Dari isi kandungan diatas dapatlah diketahui bahwa Allah
SWT adalah pengatur alam ( Al Mudabbur /manager). Keteraturan
alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam
mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan
dijadikan sebagai khalifah di muka bumi, maka dia harus mengatur

16
Kemenag RI, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, (Indonesia: Badan LITBANG dan
Diklat, 2019)
17
Ibid.
20

dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah


SWT mengatur alam raya itu.

2. Biaya Produksi
a. Pengertian Biaya Produksi
Konsep biaya dan istilah biaya yang dipergunakan dalam
laporan akuntansi dapat memberikan makna yang berbeda sesuai
dengan kemanfaatan dan aktivitasnya. Bagi para pengguna (manajer)
yang memahami konsep dan istilah tersebut akan menggunakan
informasi tertentu untuk menghindari dari bias dalam penggunaan
istilah biaya. Ketepatan penggunaan konsep dan istilah biaya
menjadi sangat pentinng terutama untuk melakukan komunikasi di
antara manajer dalam memberikan informasi mengenai aktivitas
penggunaan biaya dalam laporan yang disajikan. Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan
jumlah keuntungan/manfaat pada saat ini atau masa yang akan
datang.18
Finally Standart Board (FASB) mendefinisikan biaya adalah
aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang
(atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari
penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau
pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama
suatu entitas. Sedangkan. IAI mendefinisikan biaya (beban) adalah
penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.19 Biaya merupakan

18
Muammar Khaddafi dkk, Akuntansi Biaya, (Medan : Madenatera, ed. 2, 2018), h. 20
19
Arinna Pricilia Husain, “Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat untuk Mengukur
Tingkat Efisiensi Biaya Produksi pada UD. Berkat Anugrah”. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
21

pengorbanan untuk memperoleh harta, sedangkan beban merupakan


pengorbanan untuk memperoleh pendapatan. Semua aktivitas dapat
di ukur dengan satuan uang yang lazim di sebut biaya dalam dunia
bisnis.
Biaya produksi adalah harga yang dibayarkan untuk
mengubah bahan mentah jadi barang siap pakai. Biaya ini
dibayarkan oleh divisi operasional, yang terdiri dari harga bahan
mentah, gaji tenaga kerja langsung dan biaya overhead perusahaan.20
Menurut Soemarso mengartikan cost sebagai beban yang terjadi
karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat
ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya.21 Berdasarkan pendapat
tersebut, pada dasarnya biaya adalah suatu pengorbanan sumber
ekonomis untuk mendapatkan barang atau jasa yang dapat diukur
dengan satuan uang.
Biaya produksi merupakan pengeluaran yang tidak dapat
dihindarkan, tetapi dapat diperkirakan dalam penghasilan suatu
barang. Besarnya biaya produksi merupakan besarnya pembebanan
yang diperhitungkan atas pemakaian faktor-faktor produksi yang
berupa bahan baku, tenaga kerja, serta mesin dan peralatan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas
bahwa biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung
dengan produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
dengan membutuhkan adanya pengorbanan sehingga mendapatkan
berupa barang.

Universitas SAM Ratulangi Manado, dalam Jumal EMBA, Vol.2 No.3 2014, h.1129-1138), h. 133,
diunduh pada 18 Juli 2020.
20
Sutrisno, Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi., (Yogyakarta:Ekonisia,
cet 2, 2001), h. 3
21
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Salemba Empat, ed. 5, 2005), h.234
22

b. Objek biaya
Objek biaya (cost object), merupakan konsep yang penting
adalah penentuan biaya produk, pembuatan keputusan, dan evaluasi
kinerja. Untuk mengukur kinerja dengan tepat, manajemen harus
dapat memilih objek biaya yang sesuai. Apabila manajemen telah
memilih objek biaya tertentu, pengukuran biaya tergantung pada
penelusuran biaya pada objek biaya. Apabila penelusuran biaya
dapat dilakukan dengan jelas, informasi mengenai biaya akan
menjadi lebih akurat. Informasi yang akurat dapat digunakan oleh
manajemen untuk menyusun rencana dan membuat keputusan yang
lebih baik.22Objek biaya atau tujuan biaya cost objective adalah
tempat di mana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau di ukur.
Unsur aktivitas yang dapat dijadikan sebagai objek biaya adalah
Produk; Produksi; Departemen; Divisi; Lini produk.23

c. Penggolongan Biaya
Biaya diklasifikasikan dengan berbagai macam cara.
Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang
hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam
akuntansi biaya dikenal konsep: “different cost for different
purpose”. Biaya dapat digolongkan menurut objek pengeluaran,
fungsi pokok dalam perusahaan, hubungan biaya dengan sesuatu
yang telah dibiayai, perilaku biaya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, dan jangka waktu manfaatnya.
Penggolongan biaya berdasarkan fungsi produksi:
1) Biaya Bahan Baku Langsung

22
Siregar dkk, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, ed.2, 2016), h. 25
23
Novela Irene, “Analisis pengendalian biaya produksi untuk menilai efisiensi dan
efektivitas biaya produksi”. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, dalam
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, Vol.13 No.3, 2018), 20 September 2020, h. 356.
23

Merupakan biaya yang pada umumnya dapat ditelusuri langsung


ke dalam wujud produk. Penentuan unsur biaya bahan baku
langsung akan dapat dilihat pada setiap produk yang dihasilkan.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya ini adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan
pengerjaan atau pembuatan produk, dan pekerjaan yang
dilakukan dapat ditelusuri langsung pada produk yang
dihasilkan.
3) Biaya Overhead Pabrik
Biaya ini merupakan biaya pendukung dalam pembuatan suatu
produk, semua biaya yang dikorbankan untuk membuat produk
yang tidak dapat digolongkan kepada biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung maka digolongkan
pada biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik terbagi
menjadi 3 yaitu:
a) Bahan tidak langsung, adalah bahan yang digunakan dalam
penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil
dan bisa digantikan dengan bahan lainnya. Selain itu, biaya
ini biasanya tidak dapat/tidak dengan mudah dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.24 Contoh:
aksesoris dan kancing pada produk pakaian jadi, vanili,
pelembut, pewarna, pewangi pada kue, dan lain-lain;
b) Tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang
membantu dalam suatu pengolahan produk selesai, tetapi
tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh: gaji
satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian
pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator
telepon pabrik, pengawas pabrik, pegawai bagian gudang
pabrik, gaji resepsionis pabrik, pegawai yang menangani
barang;

24
Muammar Khaddafi dkk, Akuntansi Biaya, (Medan : Madenatera, ed. 2, 2018), h.29
24

c) Biaya tidak langsung lainnya, adalah biaya selain bahan


tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang
membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak
dapat ditelusuri pada produk selesai. Contoh: pajak bumi
dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan telepon pabrik,
sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan
pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, gaji akuntan pabrik,
reparasi mesin dan sebagainya.

d. Perilaku biaya
Perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya
dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
perusahaan, dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk
menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan
output. Besar-kecilnya biaya dapat dipengaruhi oleh volume
produksi dan volume penjualan.25

e. Pengendalian Biaya Produksi


Dalam pengendalian yang baik harus diketahui siapa yang
bertanggung jawab atas terjadinya biaya. Dalam pengendalian biaya
produksi terdapat beberapa elemen yang perlu diperhatikan adalah
pengendalian biaya bahan baku, pengendalian biaya tenaga kerja
langsung dan pengendalian biaya overhead pabrik.26
1) Pengendalian Biaya Bahan Baku
Pengendalian bahan baku merupakan penyediaan bahan baku
dengan kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara penuh dan dipergunakan secara

25
Novela Irene, “Analisis pengendalian biaya produksi untuk menilai efisiensi dan
efektivitas biaya produksi”. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, dalam
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, Vol.13 No.3, 2018), diunduh 20 September 2020, h. 357
26
Rosidah dan krisnandi, “Peranan Anggaran Biaya Produksi Dalam Menunjang
Efektifitas Pengendalian Biaya Produksi”. Dalam Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3 No. 1, 2008,
h. 9
25

efisien. Pengendalian bahan baku meliputi perencanaan


pembelian, penerimaan, persediaan, penggunaan, dan bahan
sisa. Biaya bahan baku merupakan biaya yang besar maka
penggunaannya secara efektif merupakan faktor penting dalam
menetukan pencapaian tujuan perusahaan. Manfaat
pengendalian biaya bahan baku antara lain adalah mengurangi
penggunaan bahan baku yang tidak efisien, mengurangi atau
mencegah penundaan proses produksi karena kekurangan bahan,
mengurangi resiko pencurian atau kecurangan dan mengurangi
penumpukan persediaan. 27
a) Pembelian Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian
lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri. Di dalam
memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja,
tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,
perdagangan, dan biaya-biaya perolehan lainnya. Timbul
masalah mengenai unsur biaya apa saja yang
diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang
dibeli.28 Biaya bahan baku dapat dibedakan menjadi biaya
bahan baku dan biaya bahan penolong.
Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat
dilacak pada produk jadi dan yang diproses menjadi produk
jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan juga overhead
pabrik. Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen
biaya utama. Bahan penolong adalah bahan yang

27
Adityarafadhila, “Efektivitas pengendalian biaya produksi”, 2015, diunduh 21
September 2020
28
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN, ed. 5, 2012), h. 14
26

indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai


relatif tidak material. Biaya bahan penolong merupakan
elemen biaya overhead pabrik. Sebelum dibahas unsur-
unsur biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang
dibeli, berikut ini diuraikan system pembelian lokal bahan
baku. Pengetahuan mengenai system pembelian ini penting
untuk dipelajari agar dapat diperoleh gambaran unsur- unsur
biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang
dibeli.
b) Sistem Pembelian
Sistem akuntansi pembelian bahan baku dirancang untuk
menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan
transaksi pembelian atas bahan baku yang diperoleh.
Masalah-masalah yang sering dihadapi pada perusahaan
manufaktur berkaitan dengan bahan baku dan proses
produksi, yang pertama berkaitan dengan kelancaran proses
produksi. Ketersediaan bahan baku yang cukup merupakan
faktor yang menentukan kelancaran proses produksi, agar
bahan baku tersedia dengan cukup untuk proses produksi
maka pembelian bahan baku harus dilakukan dengan tepat,
baik dari jumlah pembelian, waktu kedatangan dan harga
bahan baku. Dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku,
pengendalian Intern perusahaan dilakukan dengan
melakukan pemisahan tanggung jawab fungsional secara
tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik,
serta praktik yang sehat, serta dibutuhkan karyawan yang
kompeten dibidangnya.
Pengendalian dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan atau kecurangan dalam pembelian bahan
baku, seperti kecurangan pencatatan kuantitas atau harga
bahan baku yang dibeli. Transaksi pembelian lokal bahan
27

baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang,


pembelian, penerimaan barang, dan akuntansi. Dokumen
sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam
transaksi pembelian lokal bahan baku adalah: surat
permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari penjual. Sistem
pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur
permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur
penerimaan barang, prousedur pencatatan penerimaan di
gudang, dan prosedur pencatatan utang.29
2) Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga kerja biaya
tenaga kerja yang dapat ditelusuri kepada produk yang
dihasilkan, merupakan biaya utama untuk menghasilkan produk
dan jasa tertentu, dan secara langsung di identifikasi kepada
produk. Pengendalian biaya tenaga kerja memerlukan informasi
yang penting, mengingat tenaga kerja merupakan komponen
yang cukup signifikan untuk total biaya produksi.
Pengendalian tenaga kerja dimulai dari penempatan tenaga
kerja, perencanaan skedul produksi, penyusunan anggaran biaya
tenaga kerja, waktu penyelesaian pekerjaan dan perencanaan
upah insentif. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran
prestasi produksi dengan menggunakan tenaga kerja manusia
sebagai tolak ukur. Produktivitas merupakan jumlah produk dan
jasa yang dihasilkan seorang pekerja atau dengan kata lain
sebagai efisiensi yang mengubah sumber daya manusia menjadi
suatu produk dan jasa tertentu. Produktivitas harus dapat diukur,
dapat dianalisis, dapat dipahami dan dapat dibuat laporan yang
akurat. 30

29
Ibid, h.15
30
Muammar Khaddafi dkk, Akuntansi Biaya, (Medan : Madenatera, ed. 2, 2018), h. 280
28

Tolak ukur pengendalian biaya tenaga kerja langsung bagi


seorang controller adalah: Menetapkan prosedur-prosedur untuk
membatasi banyaknya pegawai yang dimasukkan ke dalam
daftar upah sampai jumlah yang diperlukan untuk rencana
produksi; Menyediakan pra rencana yang akan dipergunakan
dalam menetapkan regu kerja dengan perhitungan standar jam
yang diperlukan untuk program produksi; Melaporkan per jam,
per hari, atau per minggu prestasi kerja dari tenaga kerja yang
sebenarnya dibandingkan dengan standarnya; dan Menetapkan
prosedur-prosedur untuk pendistribusian biaya tenaga kerja yang
sebenarnya termasuk pengklasifikasian biaya tenaga kerja untuk
menyediakan analisis selisih tenga kerja yang informatif.
3) Pengendalian Biaya Overhead Pabrik
Sifat dasar dari biaya overhead banyak menimbulkan masalah
yang perlu diperhatikan dan ini menjadi tanggung jawab seorang
controller dalam pengambilan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan biaya overhead. Keputusan- keputusan
tersebut dapat mempengaruhi pengendalian biaya, penilaian
31
persediaan dan penetapan harga. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Perusahaan perlu melakukan pengendalian biaya
produksi. Pengendalian biaya produksi yang efektif dapat
terlaksana dengan adanya perencanaan biaya produksi yang
baik. Jika biaya realisasinya lebih besar daripada yang telah
dianggarkan sebelumnya maka dianggap tidak menguntungkan
(unfavorable), sebaliknya jika biaya realisasinya lebih rendah
dari anggaran dianggap menguntungkan (favorable).

31
Ibid, h. 281
29

3. Efisiensi Biaya Produksi


a. Pengertian Efisiensi Biaya Produksi
Efisiensi merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada
kegunaan pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya
dalam proses produksi barang dan jasa. Efisiensi produksi adalah
jumlah relatif input yang digunakan untuk mencapai tingkat output
tertentu. Semakin sedikit kuantitas input yang digunakan untuk
membuat sejumlah produk atau semakin banyak produk yang dibuat
dengan kuantitas input tertentu, maka semakin tinggi efisiensinya.32
Efisiensi biaya produksi adalah efisiensi biaya atau menekan biaya
yang digunakan atas bahan baku, tenaga kerja, dan overhead untuk
proses produksi. Efisiensi biaya produksi merupakan hal penting
bagi perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Tingkat efisiensi
biaya produksi suatu perusahaan dapat diukur dengan berapa biaya
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang
digunakan untuk menghasilkan keluaran tertentu.33

b. Pandangan Islam tentang Efisiensi


Efektif dan efisien selalu dipakai bergandengan dalam
manajemen karena manajemen yang efektif saja sangat mungkin
terjadinya pemborosan, sedangkan manajemen yang efisien bisa
berakibat tidak tercapainya tujuan atau rencana yang telah
ditetapkan. Ayat Al Quran yang dapat menjadi landasan tentang
efektif adalah surat Al Kahfi ayat 103-104 berikut:

‫ضلَّنا َو ْي ُكهُك ْي افِاىا ْي َو ٰح ِاةا ُّدد ْين َو ا‬


‫قُكلْي اهَولْي انُك َو ِّئُك ُك ْي ابِا ْيْلَو ْيخ َوس ِاس ْي َو ا َو ْي َو ًمْلاۗا َو َّن ِار ْي َو ا َو‬
‫ص ْي ًم‬
‫َو هُك ْي ا َو ْي َوس ُك ْي َو ا َونَّنهُك ْي ا ُك ْي ِاس ُك ْي َو ا ُك‬

32
Horngren et.al, Akuntansi Biaya, Penekanan Manajerial, (Jakarta: Erlangga, 2008), h.
279
33
Palupi, T. A., Z.A, Z., & NP., M. W, “Analisis Biaya Standar untuk Mendukung
Efisiensi Biaya Produksi Perusahaan (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk)”,
dalam Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 1, 2016, h. 80-85.
30

Artinya: Katakanlah apakah kami beritahukan kepadamu tentang


orang-orang yang merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang
telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan di dunia ini, sedangkan
mereka menyangka bahwa berbuat sebaik-baiknya.34
Syekh Al-Syarawi mengungkapkan dalam tafsirnya, orang-
orang yang tidak beriman pada Allah, sekalipun sudah melakukan
banyak perbuatan baik dan positif, itu akan sia-sia di hari kiamat
nanti. Hal senada juga diungkapkan oleh Syekh Nawawi Banten
dalam tafsir Murah Labid bahwa memerdekakan budak, bederma,
atau tolong menolong orang yang kesusahan itu tidak tercatat
sebagai amal baik di akhirat bagi orang yang tidak beriman pada
Allah. Menurut Syekh Nawawi, bentuk ketaatan itu tidak bermanfaat
sama sekali bila disertai kekufuran terhadap Allah.35 Dalam hal
pengendalian tafsir ayat tersebut menunjukkan bahwa Islam telah
mengatur efektifitas biaya dalam produksi perusahaan di mana
makna efektif adalah dengan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
atau melakukan pemborosan terhadap biaya produksi.
Dan ayat Al Quran yang menjadi acuan tentang efisien adalah
surat Al Isra ayat 26-27 berikut:

‫تا َوذ اٱ ْيقُكسْي بَو ٰحىا َوحقَّنهُكۥا َو ٱ ْي ِا ْيس ِا َو ا َو ٱ ْيب َو اٱ َّنس ِا ِالا َو َوْلا ُك َو ِّرزْي ا َو ْي ِار ًمس‬
‫َو َوء ِا‬
‫ِا َّن اٱ ْي ُك َو ِّر ِاز َو ا َو نُك ٓٗ ۟ا ا ِا ْيخ ٰح َو َو اٱ َّنل ٰح َو ِا ِا اۖ ا َو َو َو اٱ َّنل ْي ٰح َو ُك ا ِا َوسبِّ ِاهۦا َو ُك ًماز‬
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu/) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhan-Nya.36

34
Kemenag RI, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, (Indonesia: Badan LITBANG dan
Diklat, 2019)
35
Ibnu Kharis, 2020, “Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 103-104”, diunduh pada 30 Oktober
2020
36
Kemenag RI, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, (Indonesia: Badan LITBANG dan
Diklat, 2019)
31

Dan berbuat baiklah kepada orang-orang yang masih terkait


hubungan kekerabatan denganmu, dan berilah haknya dalam bentuk
kebaikan dan bakti dan berilah orang miskin yang tidak memiliki
sesuatu yang mencukupinya dan menutup kebutuhannya, musafir
yang terasing dari keluarga dan kehabisan bekal harta. Dan
janganlah engkau belanjakan hartamu dalam urusan selain ketaatan
kepada Allah atau secara berlebihan dan boros (Tafsir Al-Muyassar).
Dari tafsir ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kita sebagai
manusia sebagai manajer bagi diri kita sendiri harus melakukan
efisiensi terhadap harta yang kita miliki dengan tidak
membelanjakannya secara berlebihan dan boros. Begitu pula dengan
efisiensi biaya produksi, seorang manajer dituntut untuk melakukan
penghematan terhadap biaya produksi dan tidak melakukan
pengeluaran biaya produksi secara berlebihan.

B. Kajian Terdahulu
Penelitian tentang Analisis Pengendalian Biaya Produksi Sebagai
Suatu Usaha Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi telah banyak
dilakukan, diantaranya oleh Arinna Pricilia Husain 2014, Rinda Fatmawati
dkk 2014, Ema Hartati 2016, Novela Irene Karly dkk 2018, dan Fatimah,
Samsiar M 2019. Secara umum penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan


No Peneliti dan Penelitian
. Tahun
Penelitian
1. Arinna Analisis Data primer Hasil penelitian Perbedaan
Pricilia Varians Biaya dan sekunder menunjukkan penelitian
Husain 2014 Produksi bahwa telah terjadi ini dengan
32

Sebagai Alat Analisis efisiensi dalam penelitian


Untuk deskriptif biaya produksi yang
Mengukur untuk bahan dilakukan
Tingkat penolong dan biaya oleh Arinna
Efisiensi overhead pabrik yaitu
Biaya variabel. terletak
Produksi Pada Perusahaan juga pada
UD. Berkah melakukan analisis periode
Anugerah. varian pada pengamatan
masing-masing , subjek
elemen biaya penelitian,
produksi secara metode
menyeluruh. pengukuran
Perusahaan sudah tingkat
melakukan efisiensi
penetapan biaya biaya dan
standar dengan hasil
baik akan tetapi penelitian.
untuk kedepannya Dimana
diharapkan pada
perusahaan bisa penelitian
lebih Arinna
memperhatikan dilakukan
harga bahan baku pada tahun
dan biaya overhead 2014
pabrik agar tidak sedangkan
terdapat varians periode
atau selisih biaya pengamatan
yang tidak baik penelitian
sehingga bisa ini adalah
mempermudah tahun 2019.
33

perusahaan dalam Selain itu


melakukan analisis pada
pada periode yang penelitian
akan datang.37 Arinna
subjek
penelitian-
nya adalah
UD. Berkah
Anugerah
sedangkan
subjek
penelitian
ini adalah
PT.
Perkebunan
Nusantara II
Kebun
Sawit
Seberang.
2. Rinda Perencanaan Data Analisis varian Perbedaan
Fatmawati dan kuantitatif bahan mentah pada penelitian
2014 Pengendalian PT. PG Krebet ini dengan
Biaya Penelitian Baru Malang dapat penelitian
Produksi deskriptif dijelaskan bahwa yang
Sebagai Suatu dengan pada tahun 2013 dilakukan
Usaha Untuk pendekatan terdapat perbedaan oleh Rinda
Meningkatkan studi kasus harga bahan yaitu
Efisisensi mentah biaya yang terletak

37
Arinna Pricilia Husain, “Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat untuk Mengukur
Tingkat Efisiensi Biaya Produksi pada UD. Berkat Anugra”. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas SAM Ratulangi Manado, dalam Jumal EMBA, Vol.2 No.3 2014, h.1129-1138),
diunduh pada 18 Juli 2020.
34

Biaya merugikan bagi PG pada


Produksi karena realisasi periode
(Studi Pada biaya bahan pengamatan
PT. Pabrik mentah yang telah , subjek
Gula Krebet, dipasarkan lebih penelitian ,
Malang) . dari biaya bahan variabel
mentah yang penelitian
dibudget kan. dan hasil
Analisis varian penelitian.
biaya tenaga kerja Dimana
langsung pada PT. periode
Pabrik Gula Krebet penelitian
Baru Malang dapat Rinda pada
dijelaskan bahwa tahun 2013
pada tahun 2013 sedangkan
terdapat selisih tarif periode
upah langsung pengamatan
yang merugikan penelitian
bagi perusahaan ini adalah
karena tarif tahun 2019
sesungguhnya dari dan variabel
upah langsung penelitian
lebih besar dari rinda
tarif yang terdapat
dianggarkan. perencanaan
Selisih tarif upah sedangkan
langsung ini penelitian
merugikan bagi ini tidak.
perusahaan karena Selain itu
jumlah jam kerja pada
sesungguhnya lebih penelitian
35

besar dari jam kerja Rinda


yang telah subjek
dianggarkan. penelitian-
Begitupun pada nya adalah
analisis varian PT. Pabrik
biaya overhead Gula
juga terdapat Krebet,
selisih yang Malang
merugikan sedangkan
perusahaan.38 subjek
penelitian
ini adalah
PT.
Perkebunan
Nusantara II
Kebun
Sawit
Seberang.
3. Ema Hartati Analisis Data primer Dalam pengendalian Perbedaan
2016 Pengendalian dan sekunder biaya produksi penelitian
Biaya dalam ini dengan
Produksi Analisis meningkatkan penelitian
Sebagai Suatu kualitatif dan efisiensi biaya yang
Usaha Untuk kuantitatif produksi perusahaan dilakukan
Meningkatkan melakukan oleh Ema
Efisiensi perhitungan tentang Hartati
Biaya biaya standar bahan yaitu
Produksi Pada baku, biaya standar terletak

38
Rinda dkk, “Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu Usaha Untuk
Meningkatkan Efisisensi Biaya Produksi (Studi Pada PT. Pabrik Gula Krebet, Malang)”. (Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 16, No.
1, November 2014), diunduh pada 21 oktober 2020, h. 7
36

PT. tenaga kerja, dan pada


Perkebunan biaya standar periode
Nusantara VII overhead pabrik, pengamatan
(Persero) Unit Varians pada , subjek
Musi Landas. masing-masing penelitian
elemen biaya dan hasil
produksi, tarif upah penelitian.
tenaga kerja, dan Dimana
tarif overhead periode
pabrik. Hasil penelitian
penelitian Ema Hartati
menunjukkan pada tahun
bahwa telah terjadi 2015
efisiensi dalam sedangkan
biaya produksi periode
untuk bahan baku pengamatan
dan tenaga kerja penelitian
39
langsung. ini adalah
tahun 2019.
Selain itu
pada
penelitian
Ema Hartati
subjek
penelitianny
a adalah PT.
Perkebunan
Nusantara

39
Ema Hartati, “Analisis Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu Usaha Untuk
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Musi
Landas” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Palembang, 2016), h. 90
37

VII
(Persero)
Unit Musi
Landas
sedangkan
subjek
penelitian
ini adalah
PT.
Perkebunan
Nusantara II
Kebun
Sawit
Seberang.
4. Novela Irene Analisis Data Dari hasil Perbedaan
Karly dkk Pengendalian kuantitatif penelitian yang penelitian
2018 Biaya dilakukan terlihat ini dengan
Produksi Penelitian bahwa usaha Tahu penelitian
Untuk Menilai deskriptif pak Untung ini yang
Efisiensi dan kualitatif belumlah dilakukan
Efektifitas melakukan oleh Novela
Biaya pengendalian biaya yaitu
Produksi. produksi yang baik, terletak
dikarekan terdapat pada
perencanaan biaya periode
yang tidak pengamatan
menetapkan , subjek
standar biaya penelitian
sehingga dalam dan hasil
beberapa bulan penelitian.
pembelian bahan Dimana
38

baku mengalami periode


peningkatan harga pengamatan
beli bahan baku. penelitian
Dalam penilaian Novela
tingkat efisiensi pada tahun
biaya produksi 2016
pabrik tahu pak sedangkan
Untung tergolong periode
kedalam kategori pengamatan
atau kriteria Efisien penelitian
karena di lihat dari ini adalah
beberapa bulan tahun 2019.
selama tahun 2016 Selain itu
perusahaan pada
melakukan penelitian
kegiatan produksi Novela
dengan baik karena subjek
dari hasil penilaian penelitianny
presentase a adalah
tergolong kedalam Pabrik Tahu
kriteria yang Pak Untung
dikatakan Efisien.40 sedangkan
subjek
penelitian
ini adalah
PT.
Perkebunan
Nusantara II

40
Novela Irene, “Analisis pengendalian biaya produksi untuk menilai efisiensi dan
efektivitas biaya produksi”. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, dalam
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, Vol.13 No.3, 2018), diunduh 20 September 2020, h.355-
364
39

Kebun
Sawit
Seberang.
Serta dalam
penelitian
ini tidak
menilai
efektifitas.
5. Fatimah, Efisiensi Data Pengendalian biaya Perbedaan
Samsiar M Biaya kuantitatif produksi sudah penelitian
2019 Produksi sesuai dengan ini dengan
Sebagai Analisis prosedur namun penelitian
Pengendalian deskriptif pelaksanaan yang
Biaya realisasi dilakukan
Produksi Pada penerimaan oleh
PDAM Kota pendapatan Fatimah
Pare Pare. tersebut masih ada dan Samsiar
yang mengalami yaitu
sedikit hambatan terletak
yang dimana masih pada
ada realisasi periode
penerimaan pengamatan
pendapatan yang , subjek
lebih rendah penelitian
dibanding dengan dan hasil
biaya perolehan penelitian.
pendapatan pada Dimana
PDAM Kota periode
41
Parepare. pengamatan

41
Fatimah, Samsiar M, “Efisiensi Biaya Produksi Sebagai Pengendalian Biaya Produksi
Pada PDAM Kota Parepare” dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.2, No.1, 2019
40

penelitian
Fatimah
dan Samsiar
pada tahun
2013-2019
sedangkan
periode
pengamatan
penelitian
ini adalah
tahun 2019.
Selain itu
pada
penelitian
Fatimah
dan Samsiar
subjek
penelitian-
nya adalah
PDAM
Kota Pare
Pare
sedangkan
subjek
penelitian
ini adalah
PT.
Perkebunan
Nusantara II
41

Kebun
Sawit
Seberang.
Serta pada
penelitian
Fatimah
tidak
mengguna-
kan variabel
pengendali-
an biaya
sedangkan
penelitian
ini
mengguna-
kan variabel
pengendali-
an biaya.

C. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan suatu pola yang menjelaskan
alur/sistematis yang dibangun berdasarkan landasan teori yang telah di
uraikan. Dalam kerangka teori ini menjelaskan bagaimana peneliti melakukan
pendekatan dalam menemukan model pemecahan masalah. Permasalahan
yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah untuk menilai sampai sejauh
mana Pengendalian biaya produksi sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
efisiensi biaya produksi pada minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang. Berdasarkan penjelasan di
atas dapat disimpulkan kerangka berpikir sebagai berikut:
42

PT. Perkebunan Nusantara II Kebun


Sawit Seberang

Biaya
Produksi

Biaya bahan Biaya tenaga Biaya


baku kerja langsung overhead
pabrik

Pengendalian Biaya Produksi

Efisiensi Biaya Produksi


Gambar 2.1 Kerangka Teori
Keterangan:
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut penulis ingin menjelaskan
mengenai identifikasi biaya produksi yang harus dilakukan sebelum
menganalisis pengendalian biaya produksi. Dalam identifikasi biaya produksi
biaya yang sebelumnya pada laporan keuangan masih belum di klasifikasikan
ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung maupun biaya
overhead pabrik, pada tahap ini biaya-biaya tersebut diklasifikasikan untuk
dapat mempermudah dalam proses pengukuran pengendalian dan efisiensi
biaya produksi. Kemudian proses pengendalian biaya produksi dilakukan
untuk mengukur sejauh mana perusahaan melakukan pengawasan serta
perencanaan terhadap biaya produksi yang dapat ditelusuri melalui laporan
anggaran dan realisasi biaya yang telah dicatat bagian keuangan perusahaan.
Pengendalian biaya produksi tersebut kemudian menjadi pedoman dalam
meningkatkan efisiensi terhadap biaya produksi sehingga dapat
mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu meningkatkan
laba.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan karakteristik masalah yang diangkat oleh peneliti, maka
penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Makna dari penelitian deskriptif adalah upaya dalam mengolah data untuk
dirubah menjadi sesuatu yang bisa dipaparkan secara jelas dan tepat yang
bertujuan agar bisa dipahami oleh orag lain tidak langsung mengalaminya
sendiri.1 Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan
penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena
orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat
kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus
terjun ke lapangan.2
Penelitian ini mendeskripsikan dengan jelas bagaimana pengendalian
biaya produksi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan efisiensi biaya
produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit
Seberang, yang terletak di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat
Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak ± 78 Km dari Kota Madya Medan,
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari sampai bulan Juli 2021. Rincian dari rencana pelaksanaan penelitian
ini dapat dilihat dari tabel berikut:

1
Azhari Akmal Tarigan, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Medan: La-Tansa Press,
2011), h. 19
2
Lukas S Musianto, “Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif
dalam Metode Penelitian” dalam Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 2002, h. 123.

43
44

Tabel 3.1
Waktu Penelitian

No. Kegiatan Bulan


Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Penulisan
proposal
2. Perbaikan
proposal
3. Pengambilan
data awal
4. Pengolahan
data
5. Penyusunan
hasil
penelitian

C. Objek dan Subjek Penelitian


1. Objek penelitian
Objek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu
penelitian.3 Objek penelitian merupakan kunci utama berfungsi sebagai
topik yang ingin diketahui dan diteliti oleh peneliti. Objek penelitian
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi dan RKAP
serta Realisasi biaya produksi pada tahun 2019 di PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit Seberang.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian kualitatif adalah orang

3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, (Jakarta : Bumi Aksara,
1989), h. 91.
45

yang dapat dijadikan sumber data untuk memperoleh informasi.4 Dalam


penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah manajer bagian
perkebunan satu orang responden yaitu Irfan Husni, S.Hut dan staff
bagian keuangan empat orang responden yaitu Sandy Lubis, R Purba,
Muharma Izaa, dan Muhammad Putra pada PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sawit Seberang.

D. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang
sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan dengan kondisi yang alamiah. Metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, yaitu data yang mengandung makna.
Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu
nilai dibalik suatu nilai yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada
makna.
Dalam penelitian ini akan menerapkan penelitian kualitatif pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang. Dengan menggali lebih
dalam informasi mengenai pengendalian biaya produksi melalui sumber yang
dapat dipercaya dengan berbekal pemahaman berupa teori dan wawasan yang
cukup sehingga penulis dapat bertanya dan menganalisis dalam situasi sosial
sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna. Sumber data penelitian pada
dasarnya dapat dikelompokkan menurut cara memperolehnya antara lain:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh oleh responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini
harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.

4
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman
(Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2007), h. 79
46

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan
majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah, dan lain
sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah
lagi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer yaitu berupa penelitian langsung ke PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang dengan mewawancarai
staf bagian keuangan yang melakukan pencatatan atas aktivitas biaya
produksi perusahaan. Sedangkan data sekunder yaitu berupa laporan laba
rugi dan RKAP serta Realisasi biaya produksi pada tahun 2019 di PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk
mendapatkan data dari responden. Wawancara (interview) dapat berupa
wawancara personal (personal interview), wawancara intersip (intercept
interview) dan wawancara telepon (telephone interview).5 Wawancara
pada penelitian ini dilakukan melalui wawancara personal adalah dengan
melakukan tanya jawab dengan narasumber secara langsung yaitu
manajer dan staf bagian keuangan pada KTU (Kantor Tata Usaha)
mengenai masalah yang sedang diteliti. Sehingga informasi yang
diperoleh berupa informasi yang relevan dengan penelitian. Dalam
penelitian ini responden yang diwawancarai adalah manajer bagian
perkebunan satu orang responden yaitu Irfan Husni, S.Hut dan staff

5
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman
(Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2007), h. 93-94
47

bagian keuangan empat orang responden yaitu Sandy Lubis, R Purba,


Muharma Izaa, dan Muhammad Putra pada PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sawit Seberang.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi.6
Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi-informasi tertulis yang termuat dalam dokumen perusahaan. Di
mana informasi tersebut merupakan data primer yang diperoleh langsung
dari perusahaan seperti dokumen mengenai profil perusahaan, data biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang
dikeluarkan perusahaan tersebut. Serta mengumpulkan data-data
perusahaan yang berkaitan dengan efisiensi biaya produksi pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis deskriptif menggunakan pengembangan pendekatan pada studi kasus
dan penyajian data yang berhubungan dengan biaya produksi serta menarik
kesimpulan. Dengan kata lain dalam data yang disimpulkan dan diolah dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan dari awal. Analisis deskriptif
ini yaitu teknik analisis data yang dikumpulkan, disusun, dan
diinterprestasikan serta dianalisa sehingga memberikan keterangan yang
lengkap bagi pemecah masalah yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu
situasi. Urutan data yang digunakan meliputi pengumpulan data, pemilihan
data, analisis data, dan kemudian melakukan simulasi perhitungan untuk
membuat kesimpulan. Adapun tahapan-tahapan analisis yang akan dilakukan
adalah:

6
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 61
48

1. Pengumpulan data, yaitu dengan mengumpulkan semua data-data yang


terlibat dalam proses produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibutuhkan untuk
proses penelitian.
2. Pemilihan data, setelah data-data biaya produksi telah dikumpulkan
kemudian dipilih dan di klasifikasikan sesuai dengan klasifikasi biaya.
3. Analisis data, setelah data dikumpulkan dan dipilih atau
diklasifikasikan sesuai kelompok biaya masing-masing kemudian
menganalisis seluruh data yang telah ada kemudian dikelompokkan
sesuai kebutuhan untuk melakukan pengendalian biaya dari masing-
masing barang yang diproduksi.
4. Menghitung varians biaya pada masing-masing biaya produksi yang
sudah diklasifikasikan untuk kemudian membuat kesimpulan terkait
tingkat efisiensi biaya produksi.
5. Setelah dilakukan pengendalian terhadap biaya produksi kemudian akan
terlihat apakah pengendalian tersebut mampu meningkatkan efisiensi
biaya produksi pada perusahaan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan
Kebun Sawit Seberang adalah salah satu unit/Kebun Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara II yang terletak di
Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara,
yang berjarak ± 78 Km dari Kota Madya Medan. Pada mulanya Kebun
Sawit Seberang berasal dari Eks Perusahaan Belanda yang bernama
“Verenigde Deli Mastgcppij” (VDM) yang dibuka dan ditanami Kelapa
Sawit sejak tahun 1923, Kebun Sawit Seberang penghasil CPO dan Inti
Sawit yang diolah oleh PKS berkapasitas 30 Ton TBS/jam.
PTPN II Kebun Sawit Seberang adalah Kebun yang memiliki
Tanaman Kelapa Sawit di Rayon Babalan : Afdeling I s.d Afdeling V dan
di Rayon Sawit Seberang : Afdeling VI s.d Afdeling IX pada bulan
Pebruari 2013 PKS Sawit Seberang dipisah dan bergabung dengan PKS
Sawit Hulu dan PKS Kwala Sawit menjadi PKS Padang Tualang. Pada
bulan Juli 2013 Kebun Sawit Seberang menjadi 2 (dua) Kebun (Rayon
Babalan menjadi Kebun Babalan sebagai Kebun Induk dan Rayon Sawit
Seberang menjadi Kebun Sawit Seberang sebagai Kebun pemekaran).
Pada bulan September 2016 Kebun Babalan, Kebun Sawit Seberang dan
PKS Sawit Seberang di gabung kembali dibawah pengawasan
manajemen yaitu Manajemen Kebun Sawit Seberang. Pada bulan
Pebruari 2017 (TMT 01 Pebruari 2017) PKS sudah bukan lagi dibawah
pengawasan Manajemen Kebun Sawit Seberang.1
Sejak berdirinya Perusahaan Perkebunan Sawit Kebun Sawit
Seberang telah mengalami beberapa kali perubahan nama, yaitu :

1
File Profil PTPN II Kebun Sawit Seberang Periode 2019

49
50

a. Tahun 1927: ND VDM


b. Tahun 1962: PPN Sumut-II
c. Tahun 1963:PPN Antan-II
d. Tahun 1968:PPN Antan-II / PNP-II (Penggabungan)
e. Tahun 1969: PNP-II
f. Tahun 1976: PTP-II
g. Tahun 1996: PTPN-II (Penggabungan PTP-II dengan PTP-IX, 11
Maret 1996)
h. Tahun 2012: PTPN II (Persero) Kebun Sawit Seberang (Ryn SWS,
BBN &PKS)
i. Tahun 2013: PTPN II (Persero) Kebun Sawit Seberang (Rayon
SWS)
j. Tahun 2016: Pengggabungan kembali Rayon SWS,Rayon BBN dan
PKS SWS dalam pengawasan satu manajemen Kebun Sawit
Seberang.
k. Tahun 2017: PKS SWS di pisah menjadi satu manajemen kembali.
Kondisi Areal:
a. Topographi: Datar sampai bergelombang
b. Altitude: 5-20 m dpl pada daerah datar 20-50 m dpl pada areal
bergelombang
c. Jenis Tanah: Umumnya alluvial coklat, hidromorfik kelabupodsolik
kuning dan podsolik merah kuning
d. Tekstur: Liat sampai liat berpasir
e. Temperatur: 28C-30C
f. Curah hujan: 2000-2200 mm/Tahun

2. Nilai Budaya Perusahaan


Untuk mencapai sasaran Visi dan Misi secara optimal, maka PT
Perkebunan Nusantara II melaksanakan Tata Nilai sebagai berikut:
a. Amanah
Memegang teguh kepercayaan diberikan. Panduan perilaku:
1) Memenuhi janji dan komitmen.
51

2) Bertanggung jawab atas tugas, keputusan dan tindakan yang


dilakukan.
3) Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
b. Kompeten
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Panduan perilaku:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah.
2) Membantu orang lain belajar.
3) Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
c. Harmonis
Saling peduli dan menghargai perbedaan. Panduan perilaku :
1) Menghargai setiap orang ataupun latar belakangnya.
2) Suka menolong orang lain.
3) Membangun lingkungan kerja.
d. Loyal
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
Panduan perilaku :
1) Menjaga nama baik sesama karyawan, pimpinan, BUMN dan
Negara.
2) Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
3) Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum dan etika.
e. Adaptif
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan. Panduan perilaku :
1) Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
2) Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan
teknologi.
3) Bertindak proaktif.
f. Kolaboratif
Membangun kerja sama yang sinergis. Panduan perilaku :
52

1) Membuka kesempatan kepada berbagai pihak untuk


berkontribusi.
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.2

3. Visi Dan Misi Perusahaan


a. Visi Perusahaan
Dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan multi usaha
berdaya saing tinggi.
b. Misi Perusahaan
1) Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dan usaha
2) Memberikan kontribusi optimal
3) Menjaga kelestarian dan pertambahan nilai

4. Maksud dan Tujuan Perusahaan


Sesuai dengan pasal 3 ayat 1 Akta No. 07 Tahun 2002 tanggal 8
Oktober 2002 dinyatakan bahwa maksud dan tujuan perusahaan adalah
turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya, khususnya di sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya
dengan tujuan untuk memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip
pengelolaan perusahaan yang sehat.
Anggaran dasar perusahaan yang telah diperbaharui sesuai Surat
Keputusan Pemegang Saham nomor Kep-02/D4.MBU/2008,
Kep30/S.MBU/2008 dan dituangkan dalam akte notaris N.M Dipo
Nusantara PuaUpa, SH No.33 tanggal 13 Agustus 2008 bahwa maksud
dan tujuan perusahaan adalah melakukan usaha dibidang agro bisnis dan
agro industri, serta optimilisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan
untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna

2
File Profil PTPN II Kebun Sawit Seberang Periode 2019
53

meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip


Perseroan Terbatas.

5. Struktur Organisasi Perusahaan


Setiap perusahaan harus mempunyai struktur organisasi agar
perjalanan usaha dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan efektif. Penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan prinsip organisasi yang dilaksanakan sebelum operasi fisik
perusahaan, agar berjalan sebagaimana mestinya. Melalui struktur
organisasi dapat diketahui garis pertanggungjawaban di dalam sebuah
perusahaan.
Setiap unit mempertanggungjawabkan semua kegiatan dan usaha
yang telah dijalankan sesuai dengan batas wewenang yang diberikan.
Makin tinggi tingkatan suatu unit tertentu, maka makin luas bidang
tanggung jawabnya.

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit
Seberang
54

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki struktur organisasi.


Bagi perusahaan besar maupun kecil struktur organisasi memiliki
peranan yang sangat penting, di mana struktur organisasi menunjukkan
kerangka dan susunan dari hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dari
dalam suatu organisasi.
Secara garis besar struktur organisasi menunjukkan susunan
jabatan, siapa atasan yang memberi perintah dan siapa yang
bertanggungjawab kepada atasan dalam melaksanakan perintah tersebut.
Struktur organisasi yang baik akan membantu proses pencapaian tujuan
organisasi karena keseluruhan tugas yang ada akan dibagi menurut unit
atau bagian. Dengan demikian unit atau bagian yang ada dalam
perusahaan akan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas,
wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan satu dengan yang lain.
Administrasi merupakan pimpinan tertinggi di kebun yang bertanggung
jawab atas semua kegiatan operasional kebun baik teknis maupun non
teknis yang dalam kegiatan sehari-hari dibantu oleh Askep, Maskeb,
Keamanan, Kepala Administrasi, Humas.
Untuk memperlancar semua kegiatan kerja dibagian tanaman
dipimpin oleh Askep yang dibantu oleh Asisten Afdeling, sedangkan
Asisten Afdeling dibantu oleh Mandor untuk dilapangan dan Krani untuk
di bagian Administrasi Afdeling. Untuk bagian Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit (PKS) dipimpin oleh Maskep yang dibantu oleh Asisten
Maintenance dan Asisten Pengolahan. Asisten ini dibantu oleh Mandor
untuk dibantu di lapangan dan Krani -1 dan beberapa orang karyawan
pelaksana untuk menangani masalah administrasi personalia dan umum
dan keamanan dipimpin oleh seorang pengaman yang dibantu oleh
Satuan Pengaman (Satpam). 3

3
File Profil PTPN II Kebun Sawit Seberang Periode 2019
55

Berikut ini akan diuraikan kewajiban, wewenang dan tugas dari


para staff PTPN II Sawit Seberang Langkat :
a. Administratur (ADM)
1) Kewajiban
a) Membantu Direksi melaksanakan tugas dan kewajiban yang
telah digariskan oleh perusahaan.
b) Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian
dan pengawasan di kebun guna menunjang usaha pokok secara
efektif dan efisien.
c) Menyediakan informasi yang akurat up to date untuk
kepentingan Manajer (Direktur) dalam mengambil keputusan.
d) Membantu Direksi dalam mencapai sasaran yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
e) Mentaati semua peraturan perusahaan (sistem operasional dan
prosedur baku).
2) Wewenang
a) Membuat dan mengajukan PRKAP Kebun.
b) Menyusun program kerja di kebun yang berkaitan dengan
upaya peningkatan produksi tanaman dan kinerja kebun.
c) Melakukan pengendalian biaya, fisik dan mutu agar tetap
sesuai standar.
d) Melakukan pengawasan, menganalisa, dan melakukan
tindakan perbaikan di bidang tanaman, adminsitrasi keuangan.
e) Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait
(Muspika, Kepolisian, Militer dan Pemuka Masyarakat) dalam
pembinaan wilayah untuk pengamanan aset perkebunan.
f) Memberikan usul dan saran kepada Direksi untuk perbaikan
kerja perusahaan.
g) Menilai karyawan dan melakukan mutasi serta mengusulkan
demosi atau promosi karyawan kebun.
3) Tugas
56

a) Dalam menjalankan tugasnya ADM dibantu oleh asisten


masinis kepala dan para asisten (tanaman, teknik, asisten
umum kepala administrasi, keamanan dan lain-lain).
b) Mengendalikan kegiatan harian operasional kebun.
c) Menyediakan bahan-bahan untuk diolah di pabrik sesuai
dengan kapasitas optimal dan persyaratan mutu.
d) Menjaga keutuhan areal perkebunan dari gangguan yang
datang dari luar.
4) Tanggung Jawab
Administratur bertanggung jawab kepada Direksi.
5) Hubungan Kerja
Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan bagian unit
usaha dan dinas di PTPN II Sawit Seberang Kabupaten Langkat
serta pihak diluar perkebunan.
b. Asisten Kepala
1) Kewajiban
a) Membantu administratur melaksanakan tugas dan
kebijaksanaan (Policy) yang telah digariskan oleh perusahaan.
b) Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian
dan pengawasan ditingkat rayon dan afdeling untuk menunjang
pencapaian sarana yang telah ditetapkan oleh ADM.
c) Mentaati semua peraturan perusahaan.
2) Wewenang
a) Membuat dan mengajukan rancangan kerja ditingkat rayon dan
afdeling terutama di bidang tanaman dan produksi.
b) Menyusun, mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap
penyimpangan kerja operasional di lapangan.
c) Mengendalikan biaya agar kegiatan operasional berjalan
efektif dan efisien.
d) Memberikan usul dan saran perbaikan kepada ADM.
57

e) Mengadakan kontak dan koordinasi dengan instansi terkait


diluar perkebunan dengan seizin atau sepengetahuan ADM.
f) Menilai karyawan dan mengusulkan mutasi, demosi dan
promosi.
3) Tugas
a) Dalam menjalankan tugas Askep dibantu oleh beberapa orang
asisten dan pegawai.
b) Membuat laporan pertanggung jawaban kerja.
c) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperiksa oleh
ADM/Direksi.
d) Mengkoordinasi pemasokan hasil panen dari seluruh afdeling
untuk dikirim ke pabrik.
e) Mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahi untuk
mencapai target sasaran yang telah ditetapkan.
4) Tanggung Jawab
Asisten Kepala bertanggung jawab kepada ADM
c. Asisten Tanaman
1) Kewajiban
a) Membantu Askep melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang
telah digariskan oleh perusahaan.
b) Melaksanakan pernecanaan, perngorganisasian, pengendalian
dan pengawasan di tingkat afdeling.
c) Mentaati semua peraturan perusahaan (sistem operasional dan
prosedur baku).
2) Wewenang
a) Membuat rencana kerja di tingkat afdeling yang menyangkut
bidang tanaman dan produksi.
b) Mengendalikan biaya operasional agar pekerjaan berjalan
efektif dan efisien.
c) Memberikan usul dan saran perbaikan kepada Askep.
58

d) Mengadakan kontak dan koordinasi dengan aparat mustika


desa.
e) Menilai kondite karyawan pelaksanaan dan mengusulkan
mutasi, demosi, atau promosi.
3) Tugas
a) Melaksanakan tugas operasional di lapangan yang
berhubungan dengan bidang tanaman (penanaman,
pemeliharaan, panen, angkut) sesuai dengan standart
operasional.
b) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
c) Melaksanakan panen, angkut ke PKS sesuai dengan target
harian dengan tetap memperhatikan standart mutu.
d) Mengontrol administrasi produksi dan keuangan agar sesuai
dengan standar yang berlaku.
4) Tanggung Jawab
Asisten Lapangan bertanggung jawab kepada Asisten Kepala.
d. Kepala Administrasi
1) Kewajiban
Membantu administrasi dan afdeling tanaman dalam
melaksanakan tugasnya di bidang administrasi.
2) Wewenang
a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan administrasi perkantoran.
b) Bersama dinas bagian lain menyusun rencana kerja tahunan
jangka pendek.
c) Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kerja.
d) Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.
e) Menyimpan surat-surat berharga milik perusahaan.
f) Melaksanakan inspeksi ke kantor-kantor afdeling dalam
lingkup pabrik atau kebun.
g) Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan tetrhadap
persediaan bahan atau barang.
59

h) Pengamanan terhadap aset perusahaan.


i) Melaksanakan standart biaya dan fisik.
j) Membuat laporan kegiatan pabrik.
k) Melaksananakan tugas lain yang diberikan oleh manajer distrik
atau ADM atau Direksi.
e. Perwira Pengaman (Papam)
1) Kewajiban
Membantu administratur dalam melaksanakan tugasnya di bidang
keamanan.
2) Wewenang
a) Menyusun rencana kerja tahunan di bidang keamanan.
b) Bersama dinas atau unit lainnya mengkoordinir latihan
bersama untuk keamanan dan keselamatan kerja.
c) Melaksanakan inspeksi patroli secara sistematis.
d) Pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan, tenaga kerja
beserta keluarganya.
e) Menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkan hasil kerja
di bidang keamanan.
f) Membuat laporan hasil kerja terhadap hasil kerja keamanan.
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh manajer
administrasi.
3) Tugas
Perwira keamanan atau papam dipimpin oleh seorang Bintara atau
Perwira TNI yang dibantu oleh regu hansip atau satpam.
4) Tanggung Jawab
Perwira keamanan atau papam bertanggung jawab kepada
administrator dan Papam PTPN II Sawit Seberang Kabupaten
Langkat di kantor Direksi.4

4
File Profil PTPN II Kebun Sawit Seberang Periode 2019
60

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Perhitungan Analisis Pengendalian Biaya Produksi Sebagai
Suatu Usaha Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu dengan memaparkan, menguraikan,
dan menafsirkan data-data yang ada sehingga dapat diungkapkan dengan
gambaran yang jelas dari permasalahan yang telah dirumuskan. Sesuai
dengan permasalahan sebelumnya yang telah dijelaskan secara teoritis
mengenai pengendalian dan efisiensi biaya produksi, serta gambaran umum
dari perusahaan yang diteliti, maka bab ini akan dijelaskan hasil penelitian
mengenai Analisis Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu Usaha Untuk
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sawit Seberang.
Untuk memudahkan pembahasan maka analisis dan evaluasi yang
akan difokuskan pengendalian dan efisiensi biaya produksi. Biaya yang
digunakan dalam proses produksi akan mengalami peningkatan, jika tidak
dikendalikan biayanya akan berdampak terhadap penurunan laba perusahaan
yang semakin besar. Berikut ditampilkan hasil penelitian tentang
pengendalian biaya produksi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
efisiensi biaya produksi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.
1. Analisis Pengendalian Biaya Produksi
a. Analisis Biaya Standar Produksi
Penetapan biaya standar sangat penting untuk dilakukan
perusahaan karena akurasi standar biasanya menentukan
keberhasilan penerapan biaya standar. Dengan adanya biaya standar,
penyusunan anggaran untuk volume dan bauran produk dapat
disusun dengan cepat dan lebih handal. Berikut adalah laporan biaya
standar tahun 2019:
61

Tabel 4.1
Laporan Biaya Standar Produksi
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Keterangan Jumlah(Rp)
Biaya Bahan Baku 20.681.940.136
Langsung
Biaya Tenaga Kerja 10.838.844.111
Langsung
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya Bahan Pembantu 2.362.959.736
Biaya Tenaga Kerja Tidak 2.359.291.272
Langsung
Biaya Pemeliharaan 2.226.299.530
Biaya Umum 10.726.150.691
Biaya Penyusutan 10.245.223.289
Total Biaya Produksi 59.440.708.765
Sumber: Laporan L/R PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sawit Seberang (data diolah)
Dari data tersebut dapat dapat diketahui bahwa biaya
produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.
1) Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan atau
mendapatkan bahan baku tersebut. Biaya bahan baku langsung
yang digunakan dalam memproduksi sawit adalah biaya tanaman
seperti bibit tanaman, biaya pupuk dan biaya bahan baku
langsung lainnya yang tergolong dalam biaya tanaman (Tandan
Buah Segar). Total biaya bahan baku langsung pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019
yaitu sebesar Rp 20.681.940.136.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi
tanaman kelapa sawit adalah biaya pemeliharaan tanaman, biaya
panen dan pengumpulan, biaya angkut, dan biaya lainnya yang
62

berhubungan langsung dengan kegiatan perawatan tanaman dan


biaya pengolahan minyak sawit dan inti sawit. Total biaya tenaga
kerja langsung pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit
Seberang Tahun 2019 adalah sebesar Rp10.838.844.111.
3) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya pendukung dalam pembuatan
suatu produk, semua biaya yang dikorbankan untuk membuat
produk yang tidak dapat digolongkan kepada biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung maka digolongkan pada
biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu:
a) Biaya bahan pembantu
Biaya bahan pembantu yang digunakan untuk memproduksi
buah kelapa sawit adalah biaya penyiangan/merumput atau
biaya racun untuk menghilangkan hama pada tanaman. Total
biaya bahan pembantu yang digunakan pada PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019 adalah
sebesar Rp 2.362.959.736.
b) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung meliputi biaya gaji
pengawas, biaya gaji manajer, pengepakan dan pengangkutan
ke pabrik, biaya yang diberikan kepada pimpinan dan
administrasi dan bagian lain selain bagian tenaga kerja
langsumg. Biaya tenaga kerja tidak langsung pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019
adalah sebesar Rp 2.359.291.272.
c) Biaya Pemeliharaan pabrik
Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan untuk pabrik baik itu
mesin atau peralatan yang rusak dapat ditelusuri ke aktivitas
pemeliharaan sebesar Rp 2.226.299.530.
d) Biaya Umum
63

Biaya umum ini sudah termasuk biaya air, listrik. dan biaya-
biaya lainnya. Biaya umum yang digunakan pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019
adalah sebesar Rp 11.775.414.489.
e) Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan yang terdapat pada PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019 adalah
sebesar Rp 10.245.223.289.

b. Analisis Varians Biaya Produksi


Terdapat berbagai jenis biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan salah satunya adalah biaya produksi. Biaya produksi
adalah pengorbanan ekonomi yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan sejumlah input dalam kegiatan produksi perusahaan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian pada biaya produksi
dengan cara menganalisis varians biaya produksi. Analisis selisih
biaya produksi terdiri dari selisih biaya bahan baku langsung, selisih
tenaga kerja langsung, dan selisih biaya overhead pabrik. Dengan
membagi-bagi jumlah selisih tersebut pada setiap kepala bagian
dapat memperoleh wawasan ke dalam bidang spesifik yang
membutuhkan perhatian.
Selisih biaya produksi ini terjadi disebabkan oleh beberapa
faktor. Untuk mengetahui penyebab tersebut, perlu dilakukan
analisis selisih biaya produksi. Kemudian setelah dianalisis, dicari
cara untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Selanjutnya
penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya standar yang
dibuat perusahaan untuk periode mendatang dapat dihindari terutama
penyimpangan yang dapat menimbulkan akibat negatif terhadap
aktivitas perusahaan.
Analisis varians pengendalian biaya produksi melibatkan
beberapa komponen antara lain:
64

1) Konsep Varians Bahan Baku


Varians bahan baku adalah selisih bahan baku aktual dengan
bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan. Berikut
adalah data perbandingan biaya standar bahan bahan baku selama
tahun 2019.

Tabel 4.2
Perbandingan Biaya Standar Bahan Baku
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Bulan Biaya Standar Biaya Varians


(Rp) Sesungguhnya (Rp)
(Rp)
Januari 1.720.925.125 2.252.175.383 -531.250.258
Februari 2.728.920.000 2.000.679.897 -728.240.103
Maret 1.630.531.700 1.598.358.778 32.172.922
April 1.720.900.100 2.745.600.396 -1.024.700.296
Mei 1.724.544.921 2.244.167.332 -1.519.622.431
Juni 922.822.123 2.432.156.252 -1.321.345.209
Juli 1.724.931.224 1..875.383.760 -150.452.536
Agustus 1.720.743.521 1.952.145.186 -231.401.665
September 1.720.944.111 2.652.735.552 -931.781.441
Oktober 1.724.922.100 2.852.445.426 -1.127.23.326
November 1.668.873.155 2.150.156.344 -481.283.189
Desember 1.675.882.056 2.270.100.300 -584.218.244
Total 20.681.940.136 27.026.104.606 -6.344.164.470
Sumber: Laporan L/R dan Produksi PT. Perkebunan Nusantara
II Kebun Sawit Seberang (data diolah)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa total biaya bahan


baku sesungguhnya lebih besar dari total biaya standar bahan
baku yang diperkenankan dengan total anggaran (biaya standar)
sebesar Rp 20.681.940.136 sedangkan total realisasinya sebesar
Rp 27.026.104.606 yang artinya terdapat penyimpangan yang
tidak menguntungkan atau unfavorable. Selisih diantara keduanya
mencapai Rp 6.344.164.470 atau sekitar 30,6% dari total biaya
bahan baku yang telah dianggarkan. Penyimpangan yang tidak
menguntungkan ini menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa
65

memproyeksikan anggaran bahan baku secara tepat sehingga


perusahaan mengalami defisit biaya bahan baku. Oleh karena itu
perusahaan perlu melakukan pengendalian yang tepat terhadap
biaya bahan baku sehingga biaya bahan baku dapat dikendalikan
dengan baik.

Kemudian untuk menganalisa pengedalian bahan baku perlu


dilakukan perhitungan terhadap varians kuantitas bahan baku.
Varians kuantitas bahan baku (varians penggunaan) dihitung
dengan cara membandingkan kuantitas aktual dari bahan baku
yang digunakan dengan kuantitas standar yang diperbolehkan,
ketika keduanya diukur dengan biaya standar. Kuantitas standar
yang diperbolehkan adalah kuantitas bahan baku yang dibutuhkan
untuk memproduksi satu unit produk (kuantitas standar yang
diperbolehkan per unit) dikalikan dengan jumlah aktual dari unit
yang diproduksi selama periode tersebut. Berikut adalah tabel
varians kuantitas bahan baku:

Tabel 4.3
Varians Kuantitas Bahan Baku
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Kuantitas Bahan Kuantitas Bahan Harga Bahan Varians


Aktual Dipakai Standar (Kg) Standar
(Kg) (Rp/Kg)

3.306.012 2.953.534 18.000 6.344.164.000


Sumber: Laporan RKAP dan REAL PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sawit Seberang (data diolah)
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2019
terdapat selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp
6.344.164.000 karena kuantitas bahan baku sesungguhnya yang
digunakan dalam proses produksi lebih tinggi dari kuantitas
standar yang telah ditetapkan. Untuk mengatasi selisih yang tidak
menguntungkan tersebut yaitu dengan melakukan pengawasan
66

terhadap setiap bahan baku yang akan dipakai untuk proses


produksi.

2) Konsep Varians Tenaga Kerja Langsung


Varians tenaga kerja langsung adalah selisih biaya tenaga kerja
aktual dengan biaya tenaga kerja berdasarkan standar yang
diperkenankan. Berikut adalah data perbandingan biaya standar
tenaga kerja langsung selama tahun 2019.

Tabel 4.4
Perbandingan Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Bulan Biaya Standar Biaya Varians


(Rp) Sesungguhnya (Rp)
(Rp)
Januari 865.660.894 900.457.607 -34.796.713
Februari 884.542.481 905.240.103 -20.697.822
Maret 901.531.743 908.700.296 -7.168.553
April 940.764.987 894.622.431 46.142.556
Mei 900.574.665 901.167.622 -592.975
Juni 910.822.188 902.156.378 -8.665.810
Juli 854.421.573 895.383.246 -40.961.673
Agustus 880.693.853 902.145.390 -21.451.537
September 908.944.116 898.679.679 10.264.437
Oktober 945.602.960 892.218.244 53.384.716
November 919.092.446 900.560.394 18.532.052
Desember 926.252.204 897.190.310 29.061.894
Total 10.838.844.111 10.805.491.282 40.382.210
Sumber: Laporan L/R dan Produksi PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit Seberang (data diolah)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa biaya standar tenaga kerja
langsung lebih besar dari biaya tenaga kerja langsung
sesungguhnya dengan total biaya standar tenaga kerja langsung
67

sebesar Rp 10.838.844.111 sedangkan total biaya sesungguhnya


yang tejadi adalah sebesar Rp10.805.491.282. Selisih diantara
keduanya adalah sebesar Rp 40.382.210. Selisih ini menunjukkan
adanya penyimpangan yang menguntungkan atau favorable bagi
perusahaan. Namun pada bulan-bulan tertentu terdapat
penyimpangan yang tidak menguntungkan dan tingkat varians di
setiap bulannya mengalami naik turun sehingga belum tercapai
kestabilan dalam pengendalian biaya tenaga kerja langsung.

Perbedaan yang terjadi antara tarif standar dan tarif aktual


menimbulkan varians tarif tenaga kerja (varians upah atau varians
biaya). Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar: perjanjian
dengan organisasi karyawan, data upah masa lalu, yang
digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata terhitung
dan rata-rata tertimbang atau median upah karyawan masa lalu
dan perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
Berikut adalah tabel perhitungan varians tarif tenaga kerja
langsung:

Tabel 4.5
Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Tarif Tenaga Kerja Tarif Tenaga Kerja Jam Varians


Aktual (Rp/Jam) Standar (Rp/Jam) Kerja

7.500,00 8.500,00 1.800 1.800.000


Sumber: Laporan RKAP dan REAL PT. Perkebunan Nusantara
II Kebun Sawit Seberang (data diolah)
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada
tahun 2019 terdapat selisih yang menguntungkan sebesar Rp
1.800.000 dikarenakan tarif tenaga kerja yang aktual dikeluarkan
lebih kecil dari tarif tenaga kerja standar.
68

3) Konsep Varians Overhead Pabrik


Varians overhead pabrik adalah selisih biaya overhead pabrik
aktual dengan biaya overhead pabrik berdasarkan standar yang
diperkenankan. Berikut adalah data perbandingan biaya standar
overhead pabrik selama tahun 2019.

Tabel 4.6
Perbandingan Biaya Overhead Pabrik
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Bulan Biaya Standar Biaya Varians


(Rp) Sesungguhnya (Rp)
(Rp)
Januari 2.326.660.369 3.046.674.567 -720.014.198
Februari 2.050.955.726 3.057. 240.595 -1.006.284.869
Maret 2.453.773.539 3.058.675.831 -604.902.292
April 2.402.844.385 3.114.862.950 -712.018.565
Mei 2.384.390.879 2.901.497.251 -517.106.372
Juni 2.210.284.759 2.992.556.278 -782.271.519
Juli 2.574.861.438 3.105.473.857 -530.612.419
Agustus 2.305.693.847 2.902.121.579 -599.527.732
September 2.308.483.873 3.036.164.272 -727.680.399
Oktober 2.575.602.960 3.246.438.469 -670.835.509
November 2.119.579.738 2.990.898.603 -871.318.865
Desember 2.206.792.925 3.077.490.557 -870.697.632
Total 27.919.924.438 36.560.094.809 -8.613.270.371
Sumber: Laporan L/R dan Produksi PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit Seberang (data diolah)
Berdasarkan data tersebut biaya standar overhead pabrik lebih
kecil dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan total
biaya standar sebesar Rp 27.919.924.438 sedangkan total biaya
sesungguhnya yang terjadi adalah sebesar Rp 36.560.094.809
sehingga selisih biaya tersebut adalah Rp 8.613.270.371 atau
30,8% dari total biaya standar.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan yang tidak
menguntungkan atau unfavorable pada biaya overhead pabrik.
Penyimpangan ini disebabkan karena realisasi biaya overhead
parik yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Begitu juga
69

dengan varians overhead pabrik yang mengalami ketidakstabilan


atau naik turun dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember
tahun 2019. Hal ini disebabkan oleh adanya biaya-biaya tak
terduga terhadap biaya overhead pabrik pada PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit Seberang.
Tabel 4.7
Varians Tarif Overhead Pabrik
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang Tahun 2019

Jam Kerja Standar Jam Kerja Biaya Varians


Sesungguhnya Overhead
Standar
1.800 1.800 1.800 0
Sumber: Laporan RKAP dan REAL PT. Perkebunan Nusantara
II Kebun Sawit Seberang (data diolah)
Berdasarkan varians biaya overhead pabrik menurut tarif
diketahui bahwa pada tahun 2019 tidak terdapat varians karea
total selisih sama dengan nol. Standar yang telah ditetapkan
hendaknya ditinjau secara periodik agar standar yang dipakai
sebagai alat untuk pengendalian biaya tetap up to date dan tidak
usang.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan
melakukan pengendalian biaya produksi dengan dua tahap yang pertama
yaitu analisis biaya standar kemudian yang kedua adalah analisis varians
biaya produksi. Pada analisis biaya standar, perusahaan menetapkan
standar biaya (anggaran) pada biaya produksi untuk memperkirakan
jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama proses produksi. Kemudian
untuk melihat apakah pengendalian biaya produksi sudah berjalan
dengan baik, perusahaan melakukan analisis varians biaya produksi.
Dimana pada analisis varians biaya produksi perushaan membandingkan
dan menghitung selisih antara biaya standar dengan biaya aktual tahun
2019 yang dikeluarkan dari bulan Januari s.d Desember dengan total
varians bahan baku langsung adalah sebesar Rp - 6.344.164.470, tenaga
kerja langsung sebesar Rp 40.382.210 dan overhead pabrik sebesar Rp -
70

8.613.270.371. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa


pengendalian biaya produksi belum dilakukan dengan baik karena masih
terdapat selisih yang tidak menguntungkan atau unfavorable pada
beberapa komponen biaya produksi.

2. Analisis Efisiensi Biaya Produksi


Untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya produksi adalah dengan
cara membandingkan biaya yang telah dianggarkan perusahaan dengan
biaya yang terealisasi. Efisiensi biaya produksi adalah kemampuan
perusahaan dalam menggunakan sumber daya dengan benar disertai
dengan tingkat pemborosan yang serendah mungkin dan tanpa
memerlukan biaya tambahan. Tingkat efisiensi produktivitas tidak dapat
dicapai hanya dengan satu orang manajer saja, melainkan melibatkan
berbagai jenjang manajer dan struktur organisasi melalui program kinerja
yang disusun secara terpadu dan berkesinambungan.5 Tingkat efisiensi
biaya produksi dapat diukur dengan rasio efisiensi sebagai berikut:

𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 −𝑅𝑒𝑎𝑙
Rasio efisiensi = x 100%
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛

Rumus tersebut menjelaskan rasio perbedaan antara anggaran


dengan realisasi yang dapat berupa penyimpanagn yang menguntungkan
(favorable variance) yaitu apabila realisasinya lebih kecil dari anggaran
yang ditetapkan sehingga rasio efisiensi menunjukkan niali positif dan
penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable variance) yaitu
apabila realisasi lebih besar daripada anggaran yang ditetapkan sehingga
rasio efisiensi menunjukkan nilai negatif. 6
Berikut adalah pengukuran efisiensi biaya produksi pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang tahun 2019.

5
Tasya dan Fazli, Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi
Pada Pt Aceh Media Grafika Tahun 2012-2016. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah
Kuala, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol.3 No.1, 2018), diunduh 20
Februari 2021, h.73
6
Tasnia Nurmita, “Hubungan Efisiensi Biaya Produksi dengan Efektivitas Pendapatan
Usaha”, (Skripsi, Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, 2006), h. 23
71

a. Efisiensi Bahan Baku Langsung


Rasio efisiensi = 20.681.940.136-27.026.104.606 x 100%
20.681.940.136
= -6.344.164.470 x 100%
20.681.940.136
= -30,6%
b. Efisiensi Tenaga Kerja Langsung
Rasio efisiensi = 10.838.844.111-10.805.491.282 x 100%
10.838.844.111
= 33.352.829 x 100%
10.838.844.111
= 0,3%

c. Efisiensi Overhead Pabrik


Rasio efisiensi = 27.919.924.438-36.560.094.809 x 100%
27.919.924.438
= -8.640.170.371 x 100%
27.919.924.438
= -30,9%
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa rasio efisiensi
bahan baku langsung menunjukkan nilai negatif sebesar -30,6%, ini
artinya perusahaan belum mengalami efisiensi dalam mengelola
bahan baku langsung. Hal ini dikarenakan biaya standar yang lebih
kecil dari biaya sesungguhnya dengan selisih sebesar Rp
6.344.164.470 yang menunjukkan terdapat defisit anggaran untuk
biaya bahan baku sehingga rasio efisiensi bernilai negatif. Kemudian
pada biaya tenaga kerja langsung tingkat efisiensi meningkat sebesar
0,3%, artinya perusahaan sudah mampu mengendalikan biaya tenaga
kerja langsung dengan membuat anggaran biaya atau biaya standar
yang lebih besar dari biaya sesungguhnya.
72

Namun pada biaya overhead pabrik tingkat efisiensi kembali


mengalami penurunan dengan tingkat efisiensi yang menunjukkan
nilai negatif yaitu -30,9%. Hal ini menunjukkan bahwa biaya
overhead pabrik tidak terjadi efisiensi, dikarenakan perusahaan yang
belum mampu mengendalikan pengeluaran biaya secara signifikan.
Dengan demikian analisa biaya standar terhadap biaya produksi pada
PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang tahun 2019
menunjukkan efisiensi biaya produksi yang tidak merata yang
disebabkan oleh terdapat biaya aktual yang lebih besar dari biaya
standar. Sehingga secara langsung dapat mempengaruhi laba
perusahaan yang telah dianggarkan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian biaya
produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang
belum mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi. Hal ini
dikarenakan pengendalian biaya produksi yang belum maksimal di
mana masih terdapat selisih anggaran yang tidak menguntungkan
pada beberapa komponen biaya produksi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Berdasarkan hasil penelitian baik data maupun hasil wawancara dapat
disimpulkan bahwa dalam pengendalian biaya produksi, perusahaan
melakukan perhitungan terhadap biaya standar dan varians biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Hasil analisis varians antara biaya standar dengan biaya aktual pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang tahun 2019 yang
dikeluarkan dari bulan Januari s.d Desember untuk bahan baku langsung
adalah sebesar Rp - 6.344.164.470, tenaga kerja langsung sebesar Rp
40.382.210 dan overhead pabrik sebesar Rp - 8.613.270.371. Berdasarkan
nilai tersebut dapat dilihat bahwa pengendalian biaya produksi belum
dilakukan dengan baik karena masih terdapat selisih yang tidak
menguntungkan atau unfavorable pada beberapa komponen biaya
produksi.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian biaya produksi pada PT.
Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang belum mampu
meningkatkan efisiensi biaya produksi. Hal ini dikarenakan pengendalian
biaya produksi yang dilakukan perusahaan belum baik di mana masih
terdapat selisih anggaran yang tidak menguntungkan pada beberapa
komponen biaya produksi. Sehingga efisiensi biaya produksi belum merata
di setiap komponen biaya produksi dengan tingkat efisiensi yaitu biaya
bahan baku sebesar -30,6%, biaya tenaga kerja langsung sebesar 0,3% dan
biaya overhead pabrik sebesar -30,9%.

73
74

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, peneliti mencoba
memberikan saran yang diharapkan mampu memberikan manfaat yang
berguna bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya di masa yang akan datang
adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada perusahaan agar menggunakan biaya standar dan
varians sebagai alat pengendalian biaya produksi serta agar perusahaan
lebih memperhatikan tingkat efisiensi biaya produksi dalam
penggunaan biaya produksi agar perusahaan mampu meningkatkan laba
dan dan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
2. Disarankan kepada perusahaan untuk lebih detail dalam
mengelompokkan unsur-unsur biaya yang masuk ke dalam biaya
produksi.
3. Disarankan kepada perusahaan agar lebih memperhatikan pengendalian
biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik terutama dalam penetapan
anggaran.
4. Dalam menentukan tingkat efisiensi biaya produksi secara tepat dan
akurat, sebaiknya peneliti selanjutnya memahami unsur-unsur yang
masuk ke dalam biaya produksi, dimana benar-benar dapat dibedakan
mana yang termasuk biaya langsung dan biaya tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Adityarafadhila, “Efektivitas pengendalian biaya produksi”, 2015, diunduh 21


September 2020.
Amirullah dan Hanafi, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi
Aksara, 1989.
Baldric S, B.S, D.H, E.W.L, F.B, E.H, L.K, dan N, Akuntansi Biaya, Edisi 2,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2016.
Baldric S, Bambang S, Dody H, Eko WL, dan Frasto B, Akuntansi Manajemen,
Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Carter, K. William , Akuntansi Biaya, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Carter, W. K. dan M. F. Usry, Akuntansi Biaya, ed. 13. Terj.Krista. Jakarta:
Salemba Empat, 2004.
Edison dan Sapta, “Pengaruh Biaya Standar terhadap Pengendalian Biaya
Produksi Studi Kasus Pada PT ITP, Tbk”, dalam Jurnal Ranggagading,
Vol.10 No.2, 2010.
Fatimah, dan Samsiar M, “Efisiensi Biaya Produksi Sebagai Pengendalian Biaya
Produksi Pada PDAM Kota Parepare”, dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol.2, No.1, 2019.
Fatmawati, Rinda, “Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu
Usaha Untuk Meningkatkan Efisisensi Biaya Produksi Studi Pada PT.
Pabrik Gula Krebet, Malang”. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya, dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 16 No. 1
November 2014, diunduh pada 21 oktober 2020.
Firdaus A. Dunia, Wasilah A, dan Catur S, Akuntansi Biaya, Jakarta: Salemba
Empat, 2019.
Garrison, Akuntansi Manajemen Konsep Perencanaan, Pengendalian, dan
Pengambilan Keputusan, Yogyakarta: Andi, 2002.
Handoko, Hani T., Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, 2003.
Hapsari, Saputra, & Rismadi, B, “Evaluasi Efektivitas Pengendalian Biaya
Produksi Dan Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus Di PT. XYZ)”, dalam
Journal of Management Studies, Vol.2 No.1, 2013.
Hartati, Ema, “Analisis Pengendalian Biaya Produksi Sebagai Suatu Usaha Untuk
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara
VII (Persero) Unit Musi Landas”, Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Palembang, 2016.

75
76

Horngren, Datar & Rajan, Cost Accounting: A Managerial Emphasis Fourteenth


Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2012.
Horngren, S.M Datar, George F, Akuntansi Biaya, Penekanan Manajerial,
Jakarta: Erlangga, 2008.
Husain, Arinna P., “Analisis Varians Biaya Produksi Sebagai Alat untuk
Mengukur Tingkat Efisiensi Biaya Produksi pada UD. Berkat Anugrah”,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas SAM Ratulangi Manado, dalam
Jumal EMBA, Vol.2 No.3 2014, h.1129-1138, diunduh pada 18 Juli 2020.
Irene, Novela, “Analisis pengendalian biaya produksi untuk menilai efisiensi dan
efektivitas biaya produksi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam
Ratulangi, dalam Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, Vol.13 No.3,
2018, diunduh pada 20 September 2020.
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman, Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2007.
Kemenag RI, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Indonesia: Badan LITBANG
dan Diklat, 2019
Kharis, Ibnu, “Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 103-104”, 2020, diunduh pada 30
Oktober 2020.
Kurniawan, Aris, 13 “Pengertian Analisis Menurut Para Ahli”,
http:/www.gurupendidikan.co.id/analisis/, Diakses Pada Tanggal 6
November 2020
Muammar K, Jubi, Syafrida H, Isnawati, N.A Yunita, dan Kamilah, Akuntansi
Biaya, ed. 2, Medan : Madenatera, 2018.
Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2012.
Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Yogyakarta: Aditiya Media, 2000.
Musianto, Lukas S, “Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan
Kualitatif dalam Metode Penelitian” dalam Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, 2002.
Nurmita, Tasnia, “Hubungan Efisiensi Biaya Produksi dengan Efektivitas
Pendapatan Usaha”, Skripsi, Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas
Padjajaran, 2006.
Palupi, T. A., Z.A, Z., & NP., M. W, “Analisis Biaya Standar untuk Mendukung
Efisiensi Biaya Produksi Perusahaan (Studi pada Pabrik Gula Lestari,
Patianrowo, Nganjuk)”, dalam Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 1, 2016),
diunduh pada 20 September 2020.
Rosidah dan krisnandi, “Peranan Anggaran Biaya Produksi Dalam Menunjang
Efektifitas Pengendalian Biaya Produksi”. Dalam Jurnal Akuntansi FE
Unsil, Vol. 3 No. 1, 2008.
77

Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, ed. 2, cet. 2, Yogyakarta:


STIE YKPN, 1997.
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, ed. 5, Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Sutrisno, Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Ed. Pertama. Cet.
Kedua, Yogyakarta:Ekonisia, 2001.
Tarigan, Azhari Akmal, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Medan: La-Tansa
Press, 2011.
Tasya dan Fazli, “Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya
Produksi Pada Pt Aceh Media Grafika Tahun 2012-2016”. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala, dalam Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol.3 No.1, 2018, diunduh 20
Februari 2021.
LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Riset dari Perusahaan

78
79

Lampiran 2: Daftar Pertanyaan Wawancara Penelitian

Berikut ini adalah daftar pertanyaan wawancara penelitian yang diperoleh


peneliti di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang terkait dengan
rumusan masalah dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengendalian Biaya
Produksi Sebagai Suatu Usaha Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi
Pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.

No. Daftar Pertanyaan Jawaban


Analisis Pengendalian Biaya Produksi
1. Apakah pengendalian Sudah, akan tetapi masih terdapat beberapa
biaya produksi di PT. komponen biaya tak terduga yang melebihi
Perkebunan Nusantara II kapasitas aggaran sehingga pengendalian
Kebun Sawit Seberang biaya produksi belum maksimal.
sudah berjalan/diterapkan?
2. Bagaimanakah proses Proses pengendalian biaya produksi
pengendalian biaya dilakukan dengan membuat RKAP (Rencana
produksi di PT. Kerja Anggaran Produksi) kemudian
Perkebunan Nusantara II membandingkan anggaran biaya dengan
Kebun Sawit Seberang? realisasi biaya sehingga menghasilkan
selisih biaya yang akan menunjukkan
tingkat pengendalian biaya produksi.
3. Apa saja komponen biaya Komponen biaya produksi ada 3 yaitu biaya
yang digunakan dalam bahan baku langsung untuk memproduksi
pengendalian biaya tandan buah segar yang kemudian
produksi? menghasilkan CPO dan inti sawit; biaya
tenaga kerja langsung baik yang bekerja di
perkebunan maupun pabriik dan kantor; dan
yang terakhir biaya overhead pabrik untuk
memproduksi CPO dan inti sawit.
4. Apakah terdapat hambatan Ada, pencapaian hasil produksi yang
dalam melakukan maksimal dengan harga pokok yang
pengendalian biaya serendah mungkin.
produksi?
5. Apa penyebab utama Terdapat biaya tak terduga serta harga
hambatan tersebut? pokok produksi yang meningkat.
6. Bagaimana tindakan atau Mengupayakan efisiensi biaya dengan
langkah yang diambil memaksimalkan kinerja karyawan terutama
dalam mengatasi hambatan karyawan pemupukan dan meminimalisir
tersebut? biaya tak terduga.
7. Dokumen apa saja yang Laporan laba rugi, laporan realisasi
digunakan dalam proses pemupukan tahunan dan laporan realisasi
pengendalian biaya hasil produksi per tahun.
produksi PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Sawit
80

Seberang?
8. Apakah penetapan Sudah, akan tetapi belum mampu
anggaran di PT. menyesuaikan dengan tingkat harga dan
Perkebunan Nusantara II biaya tak terduga yang naik turun setiap
Kebun Sawit Seberang tahunnya.
sudah cukup baik?
9. Apakah realisi biaya yang Anggaran dengan realisasi masih terdapat
dikeluarkan sudah sesuai selisih.
dengan anggaran yang
direncanakan?
10. Siapakah yang berwenang Manajer, dan seluruh karyawan.
melakukan pengendalian
biaya produksi?
Analisis Efisiensi Biaya Produksi
1. Apakah proses Pengendalian biaya produksi yang
pengendalian biaya dijalankan belum maksimal sehingga
produksi yang sudah efisiensi biaya belum begitu baik untuk
dilakukan perusahaan tahun ini.
mampu meningkatkan
efisiensi biaya produksi?
2. Kriteria apa saja yang Efisiensi terjadi apabila anggaran lebih kecil
diterapkan untuk menilai atau sama dengan realisasi.
efisiensi biaya produksi di
PT. Perkebunan Nusantara
II Kebun Sawit Seberang?
3. Apa saja komponen yang RKAP dan realisasi biaya.
mempengaruhi efisiensi
biaya produksi?
4. Menurut bapak, apakah Laba perusahaan sudah meningkat dari
efisiensi biaya produksi tahun sebelumnya akan tetapi belum sesuai
mampu meningkatkan laba dengan prediksi laba yang telah ditentukan
perusahaan? utuk tahun 2019 .
5. Apa upaya yang dilakukan Melakukan evaluasi dalam pembuatan
untuk meningkatkan anggaran dan mengawasi setiap pengeluaran
efisiensi biaya produksi? biaya.
81

Lampiran 3: Laporan Laba Rugi, RKAP dan REAL Produksi


82
83
84
85

Lampiran 4: Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Sri Widiyati
2. Nim : 0502172321
3. Tempat/ Tgl Lahir : Sumur Boor, 13 Desember 1999
4. Pekerjaan : Mahasiswi
5. Alamat :Dusun 1 Sumur Boor,
Desa Tebing Tg Selamat,
Kec Padang Tualang, Kab. Langkat,
Provinsi Sumatera Utara
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamatan SD 057216 Teladan II, berijazah tahun 2011
2. Tamatan SMPN 1 Sawit Seberang, berijazah tahun 2014
3. Tamatan SMAN 1 Padang Tualang, berijazah tahun 2017
4. Tamatan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, berijazah tahun
2021
III. RIWAYAT ORGANISASI
1. Anggota Addakwah UINSU (2020)

Anda mungkin juga menyukai