Anda di halaman 1dari 144

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN


YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Nusa Cendana

Oleh :

DIKA PUTRA GUMAY


NIM. 1303072024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017

2
LEMBARAN PENGESAHAN

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE


ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2012-2015

SKRIPSI

OLEH
DIKA PUTRA GUMAY
NIM. 1303072024

Telah Disetujui Oleh Komisi Pembimbing Untuk Dipertahankan


Dihadapan Dewan Penguji Sarjana Lengkap FEB UNDANA
Pada Tanggal: 28 Juli 2017

Pembimbing I Pembimbing II
Yohana Febiani Angi, SE, MAKS I Komang Arthana, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 19850202 200912 2 002 NIP. 19791103 201404 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Yohanes Demu, SE., MSA
NIP . 19690907 199802 1 001

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE


ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015

2
SKRIPSI

OLEH:

DIKA PUTRA GUMAY


NIM. 1303072024

Telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Sarjana Lengkap


Pada Tanggal: 28 Juli 2017
Dan Dinyatakan LULUS Dengan Predikat Dengan Pujian

DEWAN PENGUJI

Ketua : Yohana Febiani Angi, SE., MAKS (………)


NIP. 19850202 200912 2 002
Anggota 1 : I Komang Arthana, SE., M.Si, Ak, CA (………)
NIP. 19791103 201404 1 001
Anggota 2 : Yohanes Demu, SE., MSA (………)
NIP. 19690907 199802 1 001

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Mengesahkan Mengetahui:
Dekan Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. Oktovianus Nawa Pau, MM., MBA Yohanes Demu, SE., MSA
NIP. 19611006 1986 01 1001 NIP. 19690907 199802 1 001

3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Jln. Adisucipto Penfui Kupang-NTT

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : DIKA PUTRA GUMAY

Nim : 1303072024

Program Studi : AKUNTANSI

Judul Skripsi :“PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE


ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2012-2015”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skrispsi yang saya buat dan serahkan ini
merupakan hasil karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan- ringkasan yang
semuannya telah dijelaskan berdasarkan sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti
dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima konsekuensinnya dengan menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi
dan Bisnis dan bersedia gelar kesarjanaan dan ijasah yang telah diberikan oleh
Universitas Nusa Cendana batal saya terima.

Kupang, Juli 2017

Dika Putra Gumay

4
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2015

ABSTRAK
Harga saham perusahaan mencerminkan nilai perusahaan sehingga perlu
dilakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana kinerja perusahaan
yang nantinya berdampak pada pergerakan harga saham perusahaan tersebut.
Selain pengukuran kinerja menggunakan analisis rasio, terdapat pula metode
pengukuran kinerja lain yaitu Economic Value Added dan Market Value Added.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Economic Value Added dan
Market Value Added terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian diperoleh dengan menggunakan
metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, didapatkan 8
perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian. Teknik analisis data
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil pengujian signifikansi
parameter individual (uji t) menunjukan bahwa variabel Economic Value Added
dan Market Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham. Hasil pengujian signifikasi simultan (uji F) menujukan bahwa kedua
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-
2015.

Kata kunci: Economic Value Added, Market Value Added dan Harga Saham.

5
INFLUENCE OF ECONOMIC VALUE ADDED AND MARKET VALUE ADDED
TO STOCK PRICE ON BANKING COMPANIES LISTED ON THE
INDONESIAN STOCK EXCHANGE ON 2012-2015

ABSTRACT
The company’s stock price reflects the value of the company so it is
necessary to measure the performance to know the extent to which the company’s
performance that will affect the movement of company’s stock price. In addition
to performance measurement using ratio analysis, There are also other
performance measurement methods that is Economic Value Added and Market
Value Added. This research aim to analyze influence of Economic Value Added
and Market Value Added to Stock Price on banking companies listed on the
Indonesian Stock Exchange on 2012-2015. This research used quantitative
approach. Samples of this research was taken by using purposive sampling
method. Based on defined criteria, reseacher got 8 banking companies that
become sample research. This research used multiple regression method. The
result of the significance of individual parameter (t test) showed that Economic
Value Added and Market Value Added variables has significant positive effect on
Stock Price. The result of the simultaneous significance (F test) showed that the
two independent variables simultaneously affect to stock price on banking
companies listed on the Indonesian Stock Exchange on 2012-2015.

Keywords: Economic Value Added, Market Value Added and Stock Price.

6
MOTTO

‫دمنن َدجدد َدو َدجدد‬


Siapaَ Bersungguh-sungguhَ Pastiَ Berhasil

‫دمنن َدص د دب َدظففدر‬


Siapaَ yangَ Bersabarَ Pastiَ Beruntung

‫دمنن َدساَدر َعددل َادلنرفب َدودصدل‬


Siapaَ yangَ Menapakiَ Jalan-Nyaَ Akanَ Sampaiَ Keَ Tujuan

7
PERSEMBAHAN

Skrispsi ini Kupersembahakan Kepada:


1. Allah SWT sang pemilik kehidupan dan pemilik masa depan yang selalu
menaungi dan memelihara setiap langkah hidupku.
2. Almamater tercinta Universitas Nusa Cendana, Kupang.
3. Keluarga tercinta Almarhum Robin Iskandar, S.Pt (Ayah), Efrida
Winikaka, SH (Ibu), AKP Purn. Zakaria S. (Kakek), Zahyati Yusman
(Nenek), Diki Putra Gumay dan Muhammad Kirkov Gumay (Adik), Iptu
Chairil Ramadhan (Paman), Mauludin Anwar, S.Pt (Paman), Achmad
Ridwan, SP (Paman), Wiwik Kurniyati, S.Sos (Bibi) atas ketulusan dalam
doa dan kasih sayang yang tak terukur sampai saat ini.

8
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadiarat Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2015” dengan baik. Skripsi ini disusun guna sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Nusa Cendana Kupang.
Proses penyelesaiaan skripsi ini terdapat banyak persoalan yang dihadapi,
namun harus disadari telah banyak yang membantu dalam bentuk arahan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara spiritual dan material
hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada
kesempatan ini dengan kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, izinkan
Peneliti untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Prof. Ir. Frederik L. Benu, M.Si,
Ph.D beserta staf yang telah menerima dan memberikan kesempatan
kepada peneliti menuntut ilmu pada Universitas Nusa Cendana, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, khususnya pada Program Studi Akuntansi.
2. Dr. Oktovianus Nawa Pau, MM, MBA., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
3. Yohanes Demu, SE, M.SA Selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Penguji
yang telah menyediakan waktu dan perbaikan dalam penyempurnaan
skripsi ini.
4. Maria Elerina Douk Tunti, SE, MSi., Selaku, Sekertaris Jurusan Akuntansi
atas motivasi dan saran dalam penyelesaiaan skripsi ini.
5. Yohana Febiani Angi, SE, MAKS, Selaku Pembimbing I yang telah
membimbing dengan memberikan arahan, masukan, waktu selama
penyelesaian skripsi ini.
6. I Komang Arthana, SE, M.Si, Ak, CA, Selaku Pembimbing II yang telah
membimbing dengan memberikan arahan, masukan, waktu selama
penyelesaian skripsi ini.

9
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya
jurusan Akuntansi atas morivasi dan saran yang telah diberikan selama
masa perkuliahan dan penyelesaiaan skripsi.
8. Keluarga tercinta Almarhum Robin Iskandar, S.Pt (Ayah), Efrida Winikaka,
SH (Ibu), AKP Pol. Purn. Zakaria S. (Kakek), Zahyati Yusman (Nenek),
Diki Putra Gumay dan Muhammad Kirkov Gumay (Adik), Iptu Pol. Chairil
Ramadhan (Paman), Mauludin Anwar, S.Pt (Paman), Achmad Ridwan, SP
(Paman), Wiwik Kurniyati, S.Sos (Bibi) atas motivasi dan saran serta
bantuan material dan spiritual yang telah diberikan sehingga dapat
mengikuti proses perkuliahan hingga pada penyelesaiaan skripsi dengan
baik.
9. Teman-teman se’angkatan Akustik’13 yang telah menjadi keluarga dalam
dunia perkuliahan dan motivasi serta saran yang telah diberikan sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyelesaiaan penyusunan skripsi ini Peneliti telah berupaya maksimal
menurut ketentuan pedoman jika terdapat kesalahan,pada kesempatan ini kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.

Kupang, Juli 2017

Peneliti

10
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

LEMBAR KELULUSAN.......................................................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAAN SKRIPSI.............................................iv

ABSTRAK...............................................................................................................v

ABSTRACT..............................................................................................................vi

MOTTO.................................................................................................................vii

PERSEMBAHAN.................................................................................................viii

KATA PENGANTAR..............................................................................................ix

DAFTAR ISI...........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL..................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xv

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................9
2.1 Kajian Teoritis.....................................................................................9
2.1.1 Perbankan.................................................................................9
2.1.1.1 Pengertian Perbankan dan Bank...................................9
2.1.1.2 Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan.............................9
2.1.1.3 Jenis-jenis Bank..........................................................10
2.1.1.4 Sumber Dana Bank.....................................................13
2.1.1.5 Suku Bunga Bank.......................................................16
2.1.2 Harga Saham..........................................................................17

11
2.1.3 Economic Value Added (EVA)................................................21
2.1.3.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)..................21
2.1.3.2 Perhitungan Economic Value Added (EVA)...............24
2.1.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Economic Value Added
(EVA)..........................................................................40
2.1.4 Market Value Added (MVA)...................................................42
2.1.4.1 Pengertian Market Value Added (MVA).....................42
2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Market Value Added
(MVA).........................................................................44
2.2 Kajian Empirik..................................................................................44
2.3 Kerangka Berpikir.............................................................................49
2.4 Hipotesis...........................................................................................50
BAB III. METODE PENELITIAN.......................................................................52
3.1 Pendekatan Penelitian.......................................................................52
3.2 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................52
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...................................52
3.3.1 Variabel Dependen.................................................................52
3.3.2 Variabel Independen...............................................................53
3.3.2.1 Economic Value Added (EVA)....................................53
3.3.2.2 Market Value Added (MVA).......................................57
3.4 Populasi dan Sampel.........................................................................58
3.5 Jenis dan Sumber Data......................................................................59
3.6 Metode Pengumpulan Data...............................................................59
3.7 Teknik Analisis Data.........................................................................60
3.7.1 Statistik Deskriptif..................................................................60
3.7.2 Uji Asumsi Klasik..................................................................60
3.7.2.1 Uji Normalitas............................................................60
3.7.2.2 Uji Heterokedastisitas.................................................61
3.7.2.3 Uji Multikolinearitas..................................................61
3.7.2.4 Uji Autokorelasi.........................................................62
3.7.2 Pengujian Hipotesis................................................................63
3.7.2.1 Koefisien Determinasi (R2)........................................64

12
3.7.2.2 Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t)........................................................... 64
3.7.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)...............................65
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................66
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian..................................................66
4.2 Hasil Penelitian.................................................................................71
4.2.1 Statistik Deskriptif..................................................................71
4.2.2 Uji Asumsi Klasik..................................................................74
4.2.2.1 Uji Normalitas............................................................74
4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas.................................................75
4.2.2.3 Uji Multikolinearitas..................................................76
4.2.2.4 Uji Autokorelasi.........................................................77
4.2.3 Pengujian Hipotesis................................................................79
4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2)........................................80
4.2.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t)........................................................... 81
4.2.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)...............................82
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................83
4.3.1 Pembahasan Secara Parsial....................................................83
4.3.1.1 Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga
Saham.........................................................................83
4.3.1.2 Pengaruh Market Value Added Terhadap Harga
Saham.........................................................................85
4.3.2 Pembahasan Secara Simultan.................................................86
BAB V. PENUTUP................................................................................................89
5.1 Kesimpulan.......................................................................................89
5.2 Saran.................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................92
LAMPIRAN

13
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penilaian Economic Value Added (EVA)............................................24


Tabel 2.2 Perhitungan NOPAT (1)......................................................................26
Tabel 2.3 Perhitungan NOPAT (2)......................................................................27
Tabel 2.4 Perhitungan NOPAT (3)......................................................................27
Tabel 2.5 Perhitungan NOPAT Menggunakan Pendekatan Finansial................28
Tabel 2.6 Perhitungan NOPAT (4)......................................................................29
Tabel 2.7 Perhitungan NOPAT Menggunakan Pendekatan Operasional............29
Tabel 2.8 Perhitungan Modal (1)........................................................................31
Tabel 2.9 Perhitungan Modal (2)........................................................................31
Tabel 2.10 Perhitungan Modal (3)........................................................................32
Tabel 2.11 Perhitungan Modal Menggunakan Pendekatan Finansial..................32
Tabel 2.12 Perhitungan Modal (4)........................................................................33
Tabel 2.13 Perhitungan Modal Menggunakan Pendekatan Operasional..............34
Tabel 2.14 Perhitungan Cost of Equity.................................................................37
Tabel 2.15 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu....................48
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian.......................................................72
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif..............................................................................72
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas (Sebelum Transformasi Data)..........................74
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (Sesudah Transformasi Data)...........................75
Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas...............................................................76
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................77
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Durbin Watson)............................................78
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi (Run test).......................................................78
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda.....................................................79
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2).................................................80
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t).............81
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)................................82
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Pengujian Secara Parsial Maupun Simultan...........87

14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pergerakan Harga Saham Perusahaan Perbankan


Periode 2011-2015.............................................................................3
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir...............................................................50

15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank sebagai salah satu pilar penting dalam roda perekonomian

masyarakat, mengemban fungsi sebagai perantara keuangan (financial

intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana.

Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, bank merupakan

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Oleh karena fungsi bank

tersebut, maka sifat bisnis bank berbeda dengan perusahaan manufaktur maupun

perusahaan jasa yang lain (Demu, 2014). Dalam era modern, industri perbankan

telah berevolusi tidak hanya sebagai perantara keuangan masyarakat melainkan

menjadi perusahaan yang juga berorientasi profit. Hal ini dilakukan agar

perusahaan perbankan dapat bertumbuh menjadi lebih besar yang dapat menarik

nasabah sehingga perusahaan perbankan tersebut dapat bertahan dalam

persaingan.

Dewasa ini, telah banyak perusahaan perbankan yang telah menjadi

perusahaan terbuka atau telah go public. Hal ini membuat sumber modal utama

perusahaan bisa diperoleh dari internal maupun eksternal perusahaan. Internal

perusahaan yaitu modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan perbankan tersebut

yang diperoleh dari aktivitas perbankan, dan eksternal perusahaan adalah investasi

oleh para pemegang saham. Orientasi konvensional perusahaan perbankan yaitu

sebagai perantara keuangan menjadi tidak relevan lagi pada masa sekarang karena
perusahaan perbankan diharuskan untuk memaksimalkan laba agar dapat menarik

investor. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk menimbang semua strategi

yang diambil dengan memperhatikan dampaknya terhadap stakeholder (Kartini,

2011).

Perusahaan perbankan dituntut agar cerdas dalam melakukan keputusan-

keputusan keuangan yang berdampak pada kinerja perusahaan. Peran manajer

keuangan menjadi sangat penting karena manajer keuanganlah yang menentukan

keputusan-keputusan keuangan seperti keputusan investasi (investment decision)

dan juga sumber-sumber pendanaan (financing decision) yang tepat untuk

memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012), tujuan

keputusan keuangan bagi perusahaan yang telah go public adalah untuk

meningkatkan harga saham atau meningkatkan nilai perusahaan secara umum.

Dengan kata lain, harga saham juga mencerminkan nilai suatu perusahaan,

dimana kinerja keuangan tercermin di dalamnya. Harga saham akan naik jika

semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan begitu pula sebaliknya.

Secara umum harga saham pada perusahaan perbankan mengalami

fluktuasi pada rentang tahun 2011-2015, dan trend yang terjadi menunjukkan

adanya peningkatan harga saham selama periode tersebut. Penurunan paling

signifikan terjadi di tahun 2013 yakni sebesar 16,01% dari tahun sebelumnya

disebabkan oleh melemahnya perekonomian Amerika Serikat, yang akhirnya

berdampak pada perekonomian Indonesia khususnya subsektor bank (Baihaqi,

2015). Peningkatan yang signifikan terjadi di tahun selanjutnya yakni sebesar

25,55%, hal ini diakibatkan hasil kinerja sejumlah emiten bank yang sesuai

harapan pelaku pasar berdampak terhadap pergerakan saham-saham perbankan

2
(www.bisnis.liputan6.com). Berikut disajikan pergerakan harga saham pada

perusahaan perbankan periode 2011-2015 pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1
Pergerakan Harga saham pada perusahaan perbankan Periode 2011-2015

Pergerakan Harga Saham


2500

2000

1500 Saham
RUPIAH

Linear
1000 (Saham)
500

0
2011 2012 2013 2014 2015
TAHUN

Sumber: www.duniainvestasi.com (diolah)

Berdasarkan Gambar 1.1, terlihat pergerakan harga saham perusahaan

perbankan mengalami kenaikan pada tahun 2012 dan 2014, sedangkan penurunan

terjadi pada tahun 2013 dan 2015. Pada tahun 2012 kenaikan terjadi sebesar

17,4% dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 kenaikan harga saham yang

paling signifikan terjadi yaitu sebesar 25,55% dari tahun 2013. Pada tahun 2013

3
penurunan paling signifikan terjadi yaitu sebesar 16,01% dan pada tahun 2015

penurunan terjadi sebesar 3,61% dari tahun sebelumnya.

Harga saham perusahaan mencerminkan nilai perusahaan, sehingga

perusahaan harus menjaga harga sahamnya agar tetap stabil bahkan meningkat.

Untuk itu, pengukuran kinerja dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana kinerja

perusahaan perbankan yang nantinya berdampak pada pergerakan harga saham

perusahaan. Pengukuran kinerja biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan

alat analisis berupa rasio keuangan, namun mengingat karakteristik perusahaan

perbankan yang khusus membuat rasio keuangan tidak sepenuhnya

mencerminkan kinerja perusahaan perbankan. Di samping itu, rasio keuangan

memiliki beberapa kelemahan, antara lain: (1) Rasio keuangan tidak disesuaikan

dengan perubahan tingkat harga; (2) Rasio keuangan sulit digunakan sebagai

pembanding antara perusahaan sejenis, jika terdapat perbedaan metode

akuntansinya; (3) Rasio keuangan hanya menggambarkan keadaan sesaat, yaitu

pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan (Munawir, 2002).

Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)

merupakan suatu metode pendekatan baru dalam menilai kinerja yang

diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari rasio keuangan. Metode

ini diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co, sebuah perusahaan keuangan di

Amerika Serikat. EVA merupakan konsep pengukuran kinerja dengan dasar biaya

modal (Cost of Capital), yaitu risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan

investasinya (Poeradisastra, 2002). Tidak seperti pengukuran kinerja

menggunakan rasio keuangan yang membutuhkan pembanding antarperusahaan

sejenis, EVA dapat berdiri sendiri dan tidak membutuhkan analisis trend maupun

4
norma perusahaan sehingga memudahkan pihak manajemen dan investor dalam

menilai kinerja. EVA sendiri merupakan selisih antara NOPAT (Net Operating

Profit After Tax) dengan biaya modal (Capital Charge) yang artinya EVA

mengukur tambahan pada nilai pemegang saham dalam periode tertentu. Nilai

tambah ini tercipta apabila perusahaan menghasilkan keuntungan di atas biaya

modal perusahaan.

Jika EVA mengukur keefektifan keputusan keuangan dalam menciptakan

nilai tambah pemegang saham dalam periode tertentu, maka MVA mengukur

tindakan-tindakan manajerial sejak awal pendirian perusahaan. MVA merupakan

ukuran kumulatif kinerja perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal

pada suatu waktu tertentu dari nilai EVA di masa mendatang atau absolut antara

nilai pasar saham dengan modal yang diinvestasikan (Kartini, 2011). Secara

matematis, MVA adalah selisih antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku ekuitas.

EVA dan MVA adalah ukuran kinerja yang berfokus pada nilai perusahaan,

dengan demikian penciptaan nilai tambah perusahaan adalah hal yang penting

menurut pendekatan ini. EVA dan MVA yang bernilai positif artinya perusahaan

telah mampu menciptakan nilai tambah perusahaan yang berimplikasi dengan

meningkatnya harga saham perusahaan tersebut. Hal ini dapat dijelaskan karena

harga saham terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham itu

sendiri, yang artinya peningkatan harga saham adalah bentuk respon positif para

investor dari penciptaan nilai tambah perusahaan. Untuk itu metode Economic

Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dipilih karena kedua metode

tersebut yang paling bisa mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang

berimplikasi pada harga saham perusahaan tersebut.

5
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat pengaruh EVA dan

MVA terhadap harga saham. Seperti penelitian dari Rahman (2016) tentang

Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Harga Saham

Perusahaan Sektor Keuangan menyatakan bahwa EVA dan MVA berpengaruh

positif terhadap harga saham. Hasil ini didukung oleh penelitian dari Himawan

dan Sukardi (2009) yang menyatakan bahwa secara parsial EVA dan MVA

berpengaruh signifikan terhadap return saham pada industri sektor mining.

Penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Rahayu dan Dana

(2016) tentang Pengaruh EVA, MVA dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Food and Beverages menyatakan bahwa secara parsial EVA

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan MVA

berpengaruh positif dan siginifikan terhadap harga saham. Hasil dari penelitian ini

didukung oleh penelitian milik Kartini (2011) yang menyatakan bahwa EVA dan

MVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat dilihat hasil yang

didapat masih sangat beragam dengan sampel perusahaan yang berbeda. Untuk itu

penelitian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pengaruh Economic

Value Added dan Market Value Added terhadap harga saham jika diaplikasikan

pada perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan dipilih karena karakteristik

khusus yang dimilikinya yang berbeda dengan perusahaan sektor keuangan,

sektor mining, perusahaan food and beverages dan perusahaan industri konsumsi

serta perusahaan jasa lainnya. Di samping itu, perusahaan perbankan memiliki

regulasi yang ketat sehingga keputusan keuangan yang berkaitan dalam usaha

untuk meningkatkan harga saham terbatas.

6
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh

Economic Value Added Dan Market Value Added Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-

2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham

pada perusahaan perbankan?

2. Bagaimana pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap harga saham

pada perusahaan perbankan?

3. Bagaimana pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value

Added (MVA) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan

perbankan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:


1. Mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham

pada perusahaan perbankan.


2. Mengetahui pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap harga saham

pada perusahaan perbankan.

7
3. Mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value

Added (MVA) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan

perbankan.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, antara lain:


1. Pengembangan ilmu pengetahuan
Penelitian ini dapat menghasilkan manfaat di bidang akuntansi khususnya

mengenai bagaimana pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market

Value Added (MVA) terhadap harga saham.


2. Manfaat empirik bagi objek penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi

manajemen dan semua pihak yang terkait mengenai pengaruh Economic

Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham.
3. Manfaat bagi penelitian lanjutan
Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

akan mengadakan kajian yang lebih luas tentang pembahasan ini.

8
9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Perbankan
2.1.1.1 Pengertian Perbankan dan Bank
Menurut Ardiyana (2011), perbankan adalah segala sesuatu

yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan. Dewasa ini

banyak terdapat literatur yang memberikan pengertian atau definisi

tentang Bank, antara lain menurut Dahlan (1999), Bank dapat

didefinisikan sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya adalah

menerima simpanan dari masyarakat dan atau dari pihak lainnya,

kemudian mengalokasikan kembali untuk memperoleh keuntungan

serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan

menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998. “Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak”


2.1.1.2 Asas, Fungsi Dan Tujuan Perbankan
Lembaga keuangan bank sangat penting peranannya dalam

pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan karena

lembaga keuangan bank mempunyai fungsi, asas, dan tujuan yang

sangat mendukung terhadap pembangunan ekonomi suatu negara.

9
Berikut adalah fungsi, asas, dan tujuan menurut Pasal 2, 3, dan 4 UU

No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dinyatakan bahwa :


Asas : Perbankan berasaskan demokrasi ekonomi dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian


Fungsi : Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dana dan

penyalur dana masyarakat


Tujuan : Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke

arah peningkatan rakyat banyak.


2.1.1.3 Jenis-jenis Bank
Menurut Kasmir (2014), jenis perbankan dibedakan menjadi

empat, yaitu:

1. Dilihat dari Segi Fungsinya

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti

dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu

pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh

wilayah. Bank umum sering disebut bank komersial

(commercial bank).

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

10
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini

kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan

kegiatan bank umum.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

a. Bank milik pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh

pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh

pemerintah pula.

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh

swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh

swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk

keuntungan swasta pula.

c. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan

yang berbadan hukum koperasi.

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar

negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas

kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.

11
e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing

dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara

mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

3. Dilihat dari Segi Status

a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar

negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara

keseluruhan.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak

dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa.

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para

nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional

menggunakan dua metode, yaitu:

1) menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk

simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito.

Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit)

12
juga ditentukan berdasrkan tingkat suku bunga tertentu.

Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

2) untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat

menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam

nominal dan persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini

dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syari’ah

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank

yang berdasrakan prinsip syari’ah adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah)

3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah)

4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa

pilihan (ijarah)

5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah

wa iqtina)

Sedangakan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank

yang berdasarkan prinsip syari’ah juga menentukan biaya

sesuai syari’ah Islam.


2.1.1.4 Sumber Dana Bank
Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki oleh bank ataupun

aktiva lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap waktu dapat

13
diuangkan. Kasmir (2002), menyatakan jenis sumber dana bank dibagi

menjadi :

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Sejumlah uang yang disetor secara efektif oleh para pemegang

saham pada saat bank itu sendiri.

b. Cadangan-cadangan

Sebagaian dari laba yang disisihkan dalam bentuk cadangan

modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutupi

timbulnya resiko dikemudian hari.

c. Laba yang ditahan

Laba yang mestinya dibagikan kepada pemegang saham, tetapi

mereka sendiri yang memutuskan untuk tidak dibagikan dan

dimasukkan kembali dalam modal kerja.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

a. Simpanan giro

Simpanan pihak ketiga bank yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah

pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

b. Simpanan Tabungan

Simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

14
c. Simpanan deposito

Simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat

dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian

antara pihak ketiga dengan pihak bank yang bersangkutan.

d. Jasa perbankan lainnya

Meliputi kiriman uang transfer, kliring, inkasa, safe deposit

box, bank card, cek wisata dan lain sebagainya.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia

Bantuan dana dari Bank Indonesia untuk membiayai

masyarakat yang tergolong prioritas, seperti kredit investasi

pada sektor pertanian, perhubungan, industri penunjang sektor

pertanian, tekstil, ekspor nonmigas, dan lain sebagainya.

b. Perjanjian antar bank

Pinjaman harian antar bank yang dilakukan apabila ada

kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh bank. Jangka waktu

call money biasanya hanya beberapa hari atau satu bulan saja.

c. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri

Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri.

Pinjaman ini biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah

maupun panjang. Realisasi dari pinjaman ini harus melalui

Bank Indonesia dimana secara tidak langsung Bank Indonesia

15
selaku bank sentral ikut mengawasi pelaksanaan pinjaman

tersebut demi menjaga stabilitas bank yang bersangkutan.

d. Surat berharga pasar uang

Biasanya merupakan pinjaman dari lembaga keuangan bukan

bank yang tidak berbentuk pinjaman atau kredit, tetapi

berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum

tanggal jatuh tempo.


2.1.1.5 Suku Bunga Bank
Menurut Kasmir (2014), bunga bank dapat diartikan sebagai

balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip

konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang

diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut:

1. Bunga simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi

nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

2. Bunga pinjaman

Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus

dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.


Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya

penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dana

2. Persaingan

3. Kebiksanaan pemerintah

16
4. Target laba yang diinginkan

5. Jangka waktu

6. Kualitas jaminan

7. Reputasi perusahaan

8. Produk yang kompetitif

9. Hubungan baik

10. Jaminan pihak ketiga

2.1.2 Harga Saham


Harga saham diperlukan sebagai ukuran atau tolok ukur baik

buruknya suatu saham di pasar saham. Menurut Sutrisno (2003), harga

saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikannya saham

di pasar sekunder. Sedangkan harga saham menurut Hartono (1998)

dalam Rahman (2016) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada

waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan

penawaran pasar. Harga saham terbentuk dari kekuatan permintaan dan

penawaran dari saham tersebut, semakin tinggi permintaan dan

penawaran saham maka semakin tinggi pula harga saham tersebut.

Menurut Pandji dan Piji (2001) dalam Rahman (2016) harga

saham dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Harga nominal yaitu harga yang tercantum dalam sertifikat saham

yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai tiap lembar saham.

2. Harga dasar yaitu harga yang dipergunakan dalam perhitungan indeks

harga saham.

17
3. Harga pasar yaitu harga pada pasar riil, yang merupakan harga dari

suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar

sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing

price).

Menurut Arifin (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi naik

turunnya harga saham adalah sebagai berikut:

a. Kondisi Fundamental Emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan

kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya

manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja

keuangan perusahaan. Menurut Husnan (1998) analisis fundamental

mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang

dengan:

1. mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa yang akan datang.

2. menetapkan hubungan variabel-varibel tersebut hingga diperoleh

taksiran harga saham.

Model ini sering disebut sebagai share price forecasting dan sering

digunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Dalam model ini

langkah yang paling penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor

fundamental yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham.

Faktor yang dianalisis merupakan faktor yang berhubungan dengan

kondisi perusahaan, yang meliputi kondisi manajemen, organisasi,

18
SDM, dan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja

perusahaan.
Menurut Jogiyanto (1998), analisis fundamental merupakan analisis

yang menggunakan data-data yang berasal dari laporan keuangan

perusahaan, seperti laba, deviden yang dibagi dan sebagainya.

Dengan demikian untuk menganalisis harga saham digunakan

analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang

berkaitan dengan kondisi internal perusahaan.

b. Hukum Permintaan dan Penawaran

Setelah faktor fundamental faktor permintaan dan penawaran menjadi

faktor kedua yang memperngaruhi harga saham. Dengan asusmsi

bahwa begitu investor mengetahui kondisi fundamental perusahaan

mereka akan melakukan transaksi jual beli. Transaksi-transaksi inilah

yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.

c. Tingkat Suku Bunga

Secara teoritis, hubungan pergerakan tingkat suku bunga perbankan

dengan pergerakan harga saham berbanding terbalik. Artinya, jika suku

bunga perbankan meningkat, maka harga-harga saham yang

diperdagangkan di bursa efek cenderung akan menurun. Terdapat

beberapa faktor yang memungkinkan pengaruh fluktuasi bunga

perbankan terhadap harga-harga saham, diantaranya:

1) Investor mengalihkan investasinya ke instrument perbankan

19
Jika tingkat suku bunga perbankan meningkat, maka instrumen

perbankan seperti deposito akan lebih profitable sehingga investor dapat

mengalihkan investasinya dari saham yang diperdagangkan di bursa efek

kepada deposito perbankan.

2) Meningkatnya beban biaya bagi perusahaan

Perusahaan secara umum memiliki utang kepada perbankan

sehingga meningkatnya bunga perbankan dapat meningkatkan

biaya operasional perusahaan yang pada akhirnya dapat

meningkatkan risiko bagi perusahaan.

d. Valuta Asing

Mata uang amerika (Dollar) merupakan mata uang terkuat diantara

mata uang yang lain. Apabila dollar naik maka investor asing akan

menjual sahamnya dan ditempatkan di bank dalam bentuk dollar

sehingga menyebabkan harga saham naik.

e. Dana Asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting,

karena demikian besarnya dana yang ditanamkan, hal ini

menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif

yang berarti pertumbungan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu

saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba.

Sebaliknya jika investasi asing berkurang, ada pertimbangan bahwa

mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik

20
maupun kamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di

bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

f. Indeks Harga Saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu,

tentunya mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian negara

dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi dan

perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun

berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan

mempengaruhi naik atau turunnya harga saham di pasar bunga.

g. News and Rumors (Berita dan Rumor)

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal

baik itu masalah ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita

seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para

investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan negeri ini

sehingga kegiatan investasi dapat dilaksanakan. Ini akan berdampak

pada pergerakan harga saham di bursa.

2.1.3 Economic Value Added (EVA)

2.1.3.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah

dengan menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan.

EVA merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang

dikembangkan pertama kali oleh Stewart & Stren yaitu seorang analis

21
keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Di

Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai

Tambah Ekonomi). Menurut Hanafi (2016), EVA merupakan ukuran

kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk

memperoleh nilai tambah tersebut.

Laba bersih sebagai alat ukur kinerja konvensional ikut

memperhitungkan pula biaya hutang, yang tercermin di dalam laporan

rugi laba sebagai beban bunga, tetapi tidak mencerminkan biaya ekuitas.

Oleh karena itu, sebuah perusahaan dapat melaporkan laba bersih yang

positif jika laba bersihnya kurang dari biaya ekuitasnya. Economic Value

Added (EVA) memperbaiki kelemahan ini dengan mengakui bahwa untuk

benar-benar mengukur kinerja dengan tepat, kita perlu memperhitungkan

biaya dari ekuitas modal (Trihastuti, 2009).

Menurut Tunggal (2001) dalam Iramani dan Febrian (2005),

EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba

ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan

hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya

operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital)”. Sedangkan

menurut Mowen dan Hansen (2009) yang diterjemahkan oleh Fitriasari

dan Arnos, definisi Economic Value Added (EVA) adalah laba operasional

setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan. Jika EVA positif,

perusahaan telah menciptakan kekayaan. Jika negatif maka perusahaan

telah menyia-nyiakan modal. Dalam jangka panjang hanya perusahaan-

perusahaan yang menghasilkan modal atau kekayaan yang dapat bertahan.

22
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan

operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk

menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-

harapan para pemegang saham dan kreditur. Penggunaan EVA akan

mendorong para manajer untuk berfikir dan bertindak seperti halnya para

pemegang saham, yaitu dalam memilih investasi harus memperhatikan

kepentingan investor sehingga investasi yang dilakukan dapat

memaksimumkan tingkat pengembalian modal.

Economic Value Added (EVA) adalah ukuran kinerja keuangan yang

lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya

daripada ukuran-ukuran lain. Economic Value Added (EVA) juga

merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu (Trihastuti, 2009).

EVA mencerminkan suatu nilai perusahaan secara riil dengan

cara mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan untuk para

pemegang saham, karena EVA memasukkan biaya modal yang

ditimbulkan dari investasi tersebut untuk mendorong manajemen

perusahaan memilih investasi yang mempunyai tingkat pengembalian

optimum dan tingkat risiko yang minimum, dengan demikian para investor

dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah

(Rahman, 2016).

Menurut Utama (1997) dalam Trihastuti (2009), penilaian

Economic Value Added (EVA) sebagai berikut:

23
1. Apabila Economic Value Added (EVA) > 0, berarti nilai EVA positif

yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.

2. Apabila Economic Value Added (EVA) = 0 menunjukkan posisi impas

atau Break Event Point.

3. Apabila Economic Value Added (EVA) < 0, yang berarti EVA negatif

menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah.

Agar lebih jelas, penilaian EVA dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Penilaian Economic Value Added (EVA)

Nilai Pengertian Laba Perusahaan


EVA
mencerminkan tingkat kompensasi lebih
tinggi daripada tingkat biaya modal, hal ini
EVA >
menunjukan bahwa perusahaan mampu dalam
0
memberdayakan modalnya dengan baik Positif
sehingga tercipta nilai tambah bagi pemegang
saham.
mencerminkan secara ekonomis perusahaan
EVA = berada pada keadaan impas, karena laba
0 perusahaan yang tersedia digunakan untuk
membiayai kewajiban kepada penyedia dana. Positif

24
hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi nilai Tidak dapat
EVA < tambah pada perusahaan tersebut, karena laba ditentukan, namun
yang tersedia tidak memenuhi harapan jika pun ada laba,
0
tidak sesuai dengan
penyandang dana terutama pemegang saham. yang diharapkan.
Sumber: diolah peneliti, 2017

Dari uraian singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada

dasarnya pendekatan EVA (Economic Value Added) berfungsi sebagai:

1. Indikator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi.

2. Indikator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan operasional

ekonomisnya.

3. Pendekatan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan

memperhatikan secara adil para penyandang dana atau pemegang

saham.

2.1.3.2 Perhitungan Economic Value Added (EVA)

EVA yang merupakan alat pengukuran kinerja dapat dihitung

sebagaimana ditunjukkan oleh Young dan O’Byrne (2001) sebagai berikut:

EVA = NOPAT – Capital Charge

Dimana:

EVA = Economic Value Added


NOPAT = Net Operating Profit After Tax
Capital Charge = Modal yang Diinvestasikan x Biaya Modal
Langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung laba operasi

bersih sesudah pajak (NOPAT). NOPAT didapat dari penjualan bersih

25
dikurangi dengan biaya operasi, kemudian dikurangi dengan pajak sehingga

menjadi laba operasi bersih.

Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya modal, yaitu biaya

modal rata-rata tertimbang (WACC/Weighted Average Cost of Capital)

yang merupakan gabungan dari biaya hutang (cost of debt) dan biaya

ekuitas (cost of equity) sesuai dengan proporsinya masing- masing dalam

struktur modal.

Setelah mengetahui komposisi masing-masing, maka kemudian

menghitung capital charge yaitu modal yang diinvestasikan dikali dengan

biaya modal. EVA dapat dihitung dengan cara mengurangkan NOPAT dan

capital charge.

A. NOPAT

Net Operating Profit After Tax atau NOPAT merupakan laba

operasi bersih setelah pajak yang sudah terbebas dari pengaruh hutang dan

biaya non kas. Penghitungan NOPAT tidak memasukkan laba rugi dari

faktor non operasional, seperti laba rugi atas penjualan aktiva tetap,

penghentian usaha, penjualan investasi, semua kegiatan yang sama sekali

tidak berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan serta semua

catatan atas laporan keuangan yang tidak mempunyai keterangan jelas tidak

akan diikutsertakan dalam penghitungan NOPAT. NOPAT merupakan

jumlah dari laba usaha, penghasilan bunga, beban/penghasilan, pajak

penghasilan, tax shield on interest expenses, equity gain or loss dan laba

rugi lainnya yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan.

1) Menghitung NOPAT dengan Pendekatan Finansial

26
NOPAT dengan pendekatan finansial perhitungan diawali dari laba

bersih, untuk membebaskan dari pengaruh hutang maka beban bunga atas

hutang ditambahkan ke laba bersih dan dikurangi dengan penghematan

pajak atas bunga tersebut (tax shield) sebagaimana diterangkan Stewart

(1991). Dengan demikian maka pengaruh struktur keuangan telah

dihilangkan dan didapat suatu pendapatan setelah pajak yang murni

seolah-olah dibiayai hanya oleh ekuitas sehingga return yang dihasilkan

menjadi benar-benar mengukur kinerja usaha. Pada tahap ini

perhitungannya adalah:

Tabel 2.2
Perhitungan NOPAT (1)
NOPAT
= laba bersih
( + ) beban bunga
( - ) Penghematan pajak atas bunga (tax shield)
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011
Selanjutnya menghilangkan distorsi finansial atau pengaruh yang

mungkin terjadi akibat perubahan komposisi keuangan dalam modal, yaitu

dengan cara menambahkan ke dalam NOPAT pendapatan yang disebabkan

oleh adanya saham preferen dan hak minoritas. NOPAT sepenuhnya

mencerminkan suatu pengembalian yang diberikan kepada seluruh

penyandang modal sebagaimana diterangkan Stewart (1991). Pada tahap ini

perhitungannya menjadi:

Tabel 2.3
Perhitungan NOPAT (2)
NOPAT
= laba bersih
(+) preffered dividen
(+) hak minoritas (atas laba bersih)
27
(+) beban bunga
( - ) penghematan pajak atas bunga (tax shield)
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011

Kemudian langkah terakhir adalah menghilangkan distorsi akuntansi

dengan menambahkan kedalam NOPAT perubahan periodik dari cadangan

yang ekuivalen dengan ekuitas (equity equivalent reserve) seperti perubahan

pada LIFO (Last in first out) reserve, deffered income tax reserve,

akumulasi amortisasi goodwill, kapitalisasi biaya research and development

(R&D) serta cumulative unusual losses, less gains, after taxes. Dengan

demikian NOPAT lebih memberikan ukuran yang realistik terhadap cash

yield yang dihasilkan dalam kegiatan bisnis sebagaimana diterangkan

Stewart (1991). Perhitungannya menjadi:

Tabel 2.4
Perhitungan NOPAT (3)
NOPAT
= Laba bersih
( + ) Kenaikan equity equivalent
( + ) Preffered deviden
( + ) Hak minoritas (atas laba bersih)
( + ) Beban bunga
( - ) Penghematan pajak atas bunga (tax shield)
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011

Cadangan yang equity equivalent akan menambah nilai buku

akuntansi (accounting book value), sehingga menjadi nilai buku ekonomis

(economic book value). Nilai buku ekonomis dianggap lebih baik dalam

menilai market value perusahaan karena telah menghilangkan distorsi-

distorsi yang mungkin terjadi. Jika harga saham perusahaan melebihi nilai

buku ekonomis dari common equity. Maka perusahaan dikatakan memberi

nilai tambah. Dapat diuraikan lagi penghitungan NOPAT melalui

28
pendekatan finansial sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.5
Perhitungan NOPAT Menggunakan Pendekatan Finansial
NOPAT FINANCING APPROACH
Penghasilan yang tersedia x
Kenaikan equity equivalent x
Cadangan pajak tangguhan x
Cadangan LIFO x
Amortisasi goodwill x
Aktiva tidak berwujud yang dikapitalisasi x
(bersih) full cost
Cadangan x
Rugi/laba tidak biasa x
Cadangan bad debt x
Cadangan pendapatan tangguhan x
Kenaikan equity equivalent x x
Penyesuaian penghasilan yang tersedia x x
Beban bunga x x
Beban bunga non-sewa guna usaha x
Penyesuaian beban bunga x
Manfaat pajak dari beban bunga x
Beban bunga setelah pajak x
Hak minoritas anak perusahaan x
x x
NOPAT financing approach x
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011 x

2) Menghitung NOPAT dengan Pendekatan Operasional

NOPAT dalam pendekatan operasional dihitung melalui hasil

penjualan dikurangi dengan biaya operasi serta depresiasi sehingga didapat

laba operasi, kemudian dikurangi dengan cash operating tax, yaitu pajak

penghasilan (income tax) yang telah dikurangi dengan kenaikan pajak yang

ditangguhkan (increase in deffered income tax), kemudian ditambah dengan

penghematan pajak atas beban bunga (tax shield) sebagaimana diterangkan

Stewart (1991). Perhitungannya menjadi sebagai berikut:

Tabel 2.6

29
Perhitungan NOPAT (4)
NOPAT
= Penjualan
( - ) Operating expenses & depreciation
( - ) Pajak penghasilan
( + ) kenaikan deffered income tax
( - ) Penghematan pajak atas bunga (tax shield)
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011

Perhitungan NOPAT secara operasional sama halnya dengan

perhitungan secara finansial yaitu dengan adanya penyesuaian-penyesuaian

terhadap aktiva tertentu yang termasuk kedalam cadangan equity equivalent

seperti penambahan LIFO reserve atas akun persediaan, bad-debt reserve

atas akun piutang, akumulasi amortisasi goodwill atas akun goodwill, the

balance capitalized intangibles atas akun aktiva bersih dan lain-lain.

Perhitungan NOPAT dengan pendekatan operasional

menggambarkan perputaran modal yang terjadi dalam perusahaan

berdasarkan kegiatan operasi perusahaan, perhitunggan dengan

menggunakan pendekatan operasi lebih kompleks jika dibandingkan dengan

perhitungan NOPAT dengan pendekatan finansial. Berikut adalah tabel

perhitungan NOPAT secara pendekatan operasional menurut Stewart

(1991):

Tabel 2.7
Perhitungan NOPAT Menggunakan Pendekatan Operasional
NOPAT OPERATING APPROACH
Penjualan bersih x
Pokok penjualan x x
Penyusutan x
Penjualan umum dan administratif x
Cadangan pajak tangguhan x x
x
30
Cadangan LIFO x
Amortisasi goodwill x
Aktiva tidak berwujud yang dikapitalisasi x
(bersih)
Cadangan (Full cost) x
Rugi/Laba tidak biasa x
Cadangan Bad debt x
Cadangan persediaan atas keusangan x
Cadangan garansi x
Cadangan pajak tangguhan x
Kenaikan equity equivalent x x
Beban usaha x x
Penyesuaian terhadap laba yang tersedia x x
Penghasilan lainnya x
Laba bersih operasi sebelum pajak x
Pajak kas operasi x
NOPAT operating approach x
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011 x

B. Perhitungan Modal

1) Menghitung Modal dengan Pendekatan Finansial

Modal dengan pendekatan finansial perhitungan diawali dari nilai

ekuitas (common equity). Untuk membebaskan dari pengaruh hutang maka

semua nilai hutang yang mengandung beban bunga (interest-bearing debt)

termasuk nilai sekarang dari leasing yang tidak dikapitalisasi, ditambahkan

ke nilai ekuitas (common equiy). Leasing dianggap ekuivalen dengan hutang

karena walaupun ia tidak perlu dikapitalisasi untuk keperluan pencatatan

akuntansi tetapi jika manajemen menggunakan aset hasil leasing tersebut

secara permanen, maka ia harus dikapitalisasi dan diperlakukan sebagai

ekuivalen aset dan hutang sebagaimana diterangkan Stewart (1991). Pada

tahap ini perhitungannya adalah:

Tabel 2.8
Perhitungan Modal (1)
Modal
31
= nilai ekuitas
(+) hutang (dan nilai sekarang leasing)
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011

Selanjutnya untuk menghilangkan distorsi finansial maka ekuitas

saham preferen dan hak minoritas ditambahkan kedalam modal

sebagaimana diterangkan Stewart (1991) sehingga perhitungannya menjadi:

Tabel 2.9
Perhitungan Modal (2)
Modal
= Nilai Ekuitas
( + ) Hutang (dan nilai sekarang leasing)
( + ) Saham preferen
( + ) Hak minoritas (atas aktiva bersih)
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011

Terakhir untuk menghilangkan distorsi akuntansi dilakukan dengan

mengkonversi sistem pencatatan akuntansi akrual (accrual accounting)

ke sistem pencatatan akuntansi berbasis kas dan dari successful effort ke

full cost accounting serta menambahkan cadangan yang ekivalen dengan

ekuitas (equity equivalent reserve) ke modal sehingga akan menambah nilai

buku akuntansi menjadi nilai buku ekonomis. Cadangan yang ekuivalen

dengan ekuitas yang perlu ditambahkan adalah seperti LIFO (last in first

out) reserve, deffered income tax reserve, akumulasi amortisasi goodwill,

kapitalisasi biaya research and development (R&D) serta cumulative

unusual losses, less gains, after taxes sebagaimana diterangkan Stewart

(1991). Perhitungannya menjadi:

Tabel 2.10
Perhitungan Modal (3)
Modal
= Nilai Ekuitas
( + ) Hutang (dan nilai sekarang leasing)
32
( + ) Saham preferen
( + ) Hak minoritas (atas aktiva bersih)
( + ) Equity equivalents
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011

Perhitungan modal dapat diuraikan lagi, cara perhitungan modal

dengan pendekatan finansial adalah sebagaimana diuraikan berikut ini :

Tabel 2.11
Perhitungan Modal Menggunakan Pendekatan Finansial
CAPITAL FINANCING APPROACH
Hutang jangka pendek x
Hutang jangka panjang x
Hutang jangka panjang lainnya x
Jumlah hutang x x
Hak minoritas anak perusahaan x
Jumlah ekuitas x
Equity equivalent x
Cadangan pajak tangguhan x
Cadangan LIFO x
Amortisasi kumulatif goodwill x
Goodwill yang tidak tercatat x
Aktiva tidak berwujud yang dikapitalisasi x
(bersih) (Full cost)
Cadangan x
Akumulasi rugi/laba x
Cadangan Bad debt x
Cadangan persediaan yang telah using x
Cadangann garansi x
Cadangan pendapatan tangguhan x
Ditambahkan ke modal, equity equivalent x x
Capital financing approach x
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011 x

2) Menghitung Modal dengan Pendekatan Operasional

Modal dalam pendekatan operasional, pada dasarnya adalah net

working capital (NWC) ditambah net fixed asset (NFA), dimana NWC

sendiri merupakan current asset yang sudah terbebas dari non-interest

33
bearing current liabilities (NIBCLs). Dengan demikian maka untuk

menghitung modal diawali dari current asset atau aktiva lancar yang

dikurangi dengan kewajiban lancar yang tidak menanggung bunga atau

NIBCLs, menambahkan NFA berupa net property, plant and equipment (net

PPE) dan kemudian dilakukan penyesuaian manyangkut ekuivalen ekuitas

(EE) dengan menambahkan bad-debt reserve ke receivables, LIFO reserve

ke akun persediaan, nilai sekarang dari leasing yang tidak dikapitalisasi

ke akun net PPE, akumulasi amortisasi goodwill ke akun goodwill serta net

capitalized intangibles seperti biaya R&D yang dikapitalisasi dan biaya

pemasaran yang dikapitalisasi sebagaimana dari yang diterangkan Stewart

(1991). Perhitungannya adalah:

Tabel 2.12
Perhitungan Modal (4)
Modal
= Aktiva lancar
(-) Kewajiban lancar tanpa bunga (NIBCLs)
(+) Aktiva & perlatan pabrik (bersih)
(+) Cadangan bad-debt
(+) Cadangan LIFO
(+) PV non sewa guna usaha
(+) Goodwill kotor
(+) Aktiva tidak berwujud yang dikapitalisasi (bersih)
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011

Perhitungan modal dengan pendekatan operasional dapat diuraikan

lagi ke dalam perhitungan seperti tabel berikut:

Tabel 2.13
Perhitungan Modal Menggunakan Pendekatan Operasional
CAPITAL OPERATING APPROACH
Kas operasi x
Piutang bersih x
Persediaan bersih x
x
34
Cadangan LIFO x
Aktiva lancar lainnya x
Penyesuaian aktiva lancar x x
Hutang x x
Beban yang masih harus dibayar x
Penghasilan hutang pajak x
Kewajiban lancar tanpa bunga (NIBLCs) x x
Modal kerja bersih x x
Aktiva & peralatan pabrik (bersih) x x
PV dari non-sewa guna usaha x
Penyesuaian aktiva tetap x x
Goodwill x x
Akumulasi amortisasi goodwill x
Goodwill bruto x x
Aktiva lain-lain x
Equity equivalent lain x
Goodwill yang tidak tercatat x
Aktiva tidak berwujud yang dikapitalisasi x
(bersih) (Full cost)
Cadangan x
Akumulasi rugi/laba x
Cadangan Bad debt x
Cadangan persediaan yang telah using x
Cadangan garansi x
Cadangan pendapatan tangguhan x
Ditambahkan ke modal, equity equivalent x x
Capital operating approach x
Sumber: Stewart dalam Peter, 2011 x

3) Biaya Modal Atas Hutang (Cost Of Debt)

Cost of Debt (Rd) adalah yang paling mudah diverifikasi (verify)

yaitu berupa tingkat suku bunga yang diminta oleh kreditur atas sejumlah

dana yang dipinjamkan kepada perusahaan. Terdapatnya hutang oleh

perusahaan menyebabkan pajak yang dibayarkan lebih kecil, karena bunga

merupakan tax deductible expenses yang artinya biaya hutang adalah beban

bunga setelah dikurangi bagian penghematan pajak yang didapat oleh

perusahaan akibat adanya hutang.

Perhitungan untuk tingkat pinjaman bunga (Kb) adalah :

35
Langkah selanjutnya setelah mendapatkan nilai dari tingkat

pinjaman bunga (Kb) adalah menghitung nilai dari Cost Of Debt, dengan

rumus :

Kd = Kb (1-T)

Dimana :

Kd = Biaya hutang sebelum pajak


T = Tingkat Pajak
Cara lain adalah, jika perusahaan mengeluarkan obligasi sebagai

sarana pembiayaannya maka untuk menghitung Cost of Debt adalah dengan

melihat kepada yield to maturity (tingkat keuntungan yang diperoleh jika

obligasi dipegang sampai saat jatuh tempo) dari obligasi yang dikeluarkan

oleh perusahaan, atau jika obligasi perusahaan memiliki rating maka kita

dapat memakai perkiraan tingkat suku bunga dari yang diberikan oleh

obligasi perusahaan lain dengan rating sejenis.

4) Biaya Modal Atas Ekuitas (Cost Of Equity)

Cost of equity lebih abstrak karena bukan merupakan cash-to-cash

yield yang mudah diamati atau dibaca. Pada tingkat yang paling sederhana

Young dan O’Byrne (2001) memberikan gambaran bahwa karena investasi

ekuitas adalah lebih beresiko bagi seorang investor dibandingkan bila

meminjamkannya kepada perusahaan yang sama maka biaya ekuitas

sepatutnya mencakup suatu premi resiko diatas yang dibayarkan perusahaan

kepada pemberi pinjamannya.

Masalahnya ialah bahwa kita tidak dapat mengamati secara langsung


36
kebutuhan pengembalian ini karena berbeda dengan kasus dalam

pembiayaan hutang dimana sebuah kontrak akan menentukan syarat-syarat

pembayaran kembali termasuk tingkat suku bunga. Tidak terdapat analogi

seperti itu untuk pembiayaan ekuitas dan tidak mungkin pula kita

menanyakan kepada investor ekuitas berapa yang ia inginkan karena

jawaban “yang setinggi mungkin” tentu tidak akan memberikan pedoman

kongkret apapun untuk memperkirakan biaya ekuitas.

Opsi yang tersisa adalah tinggal mencoba menarik kesimpulan

mengenai seberapa besar yang dituntut investor dengan mengamati

perilaku pasar modal. Ini memerlukan suatu model dari bagaimana suatu

aktiva beresiko seperti saham dalam perusahaan bisnis, dihargai oleh pasar

modal. Model yang paling populer untuk tujuan ini disebut model

penetapan harga aktiva modal atau capital asset pricing model (CAPM).

CAPM bergantung pada tiga elemen yaitu tingkat pengembalian

tanpa resiko atau risk free rate (Rf), premi resiko pasar atau Market Risk

Premium (MRP) dan faktor resiko berupa koefisien beta (β). Market Risk

Premium (MRP) merupakan selisih dari tingkat pengembalian pasar saham

(Rm) dengan tingkat pengembalian tanpa resiko (Rf).

Koefisien beta (β) merupakaran ukuran tingkat resiko sistematis

suatu sekuritas dibandingkan dengan pasar. Beta pasar dinyatakan dengan

angka 1, sedangkan sekuritas yang memiliki resiko tinggi memiliki beta

lebih besar dar1 1 (β >1) dan kebalikannya, sekuritas dengan resiko yang

lebih rendah memiliki beta lebih kecil dari 1 (β < 1).

Menurut Damodaran terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan

37
dalam melakukan estimasi terhadap Market Risk Premium (MRP), yaitu :

a) Perbedaan keadaan ekonomi, risk premium akan lebih tinggi pada

negara yang ekonominya tidak stabil, pada negara berkembang

memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.

b) Resiko politik, nilai risk premium akan lebih tinggi pada negara

yang memiliki keadaan politik yang tidak stabil.

c) Struktur pasar, jika suatu pasar modal diisi dengan perusahaan yang

besar dan stabil maka risk premium untuk berinvestasi saham akan

lebih rendah, berbeda dengan pasar modal yang diisi perusahaan

kecil dan beresiko maka risk premium akan meningkat.

Pendekatan model CAPM menunjukkan cost of equity (Re) dapat

dicari melalui penjumlahan tingkat pengembalian tanpa resiko dengan

perkalian antara faktor resiko dengan premi resiko pasar, atau:

Tabel 2.14
Perhitungan Cost of Equity
Cost of Equity
Re = Rf + β (Rm-Rf)
Re = Rf + β (MRP)
Sumber: Young dan O’Byrne, 2001

5) Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)

Tingkat biaya modal rata-rata tertimbang (rwacc) digunakan dalam

pembuatan keputusan investasi. Sebagai suatu konsep keuangan, biaya

modal memiliki tiga asumsi, Keown, Scott, Martin and Petty (1999)

menyatakan bahwa:

1. Resiko bisnis konstan

Biaya modal rata-rata tertimbang hanya dapat digunakan pada

38
kriteria untuk investasi yang mempunyai tingkat resiko bisnis sama

untuk aset-aset yang ada.

2. Resiko keuangan konstan

Resiko keuangan ini ditentukan oleh perbandingan sumber pendanaan

jangka panjang dalam struktur modal. Komponen biaya modal

merupakan fungsi struktur keuangan pada saat berlaku.

3. Kebijakan dividen

Kebijakan dividen akan menentukan tingkat pertumbuhan perusahaan

yang akan menentukan perubahan dalam biaya modal.

Tingkat biaya modal rata-rata tertimbang (rwacc) merupakan tingkat

biaya gabungan keseluruhan dari sistem pembiayaan yang digunakan oleh

perusahaan, yang menggambarkan tingkat pengembalian investasi yang

diharapkan oleh kreditor dan pemegang saham.

Pembobotan untuk hutang dan ekuitas didasarkan pada nilai pasar,

bukan nilai buku akuntansi, maka perhitungan untuk WACC akan

mencakup cost of debt dan cost of equity serta bobot atau proporsi dari

masing-masing dalam struktur modal.

Langkah pertama adalah mencari bobot hutang jangka panjang

dalam struktur modal (Wd), dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Langkah kedua adalah dengan mencari bobot ekuitas dalam

struktur modal (We), dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

39
Langkah ketiga setelah diketahui bobot hutang dan ekuitas adalah

menghitung bobot rata-rata tertimbang suatu perusahaan yang didapat

dengan rumus sebagai berikut:

Rwacc = (Wd x Kd) + (We x Ke)

Dimana :

Rwacc = Tingkat biaya modal rata-rata tertimbang


Wd = Bobot hutang jangka panjang dalam struktur modal
Kd = Biaya hutang setelah pajak
We = Bobot ekuitas dalam struktur modal
Ke = Biaya Ekuitas
6) Capital Charge

Capital Charge merupakan total biaya modal (total cost of capital)

yaitu tingkat biaya modal rata-rata tertimbang (Rwacc) dikalikan dengan

modal yang diinvestasikan. Jika Capital Charge lebih kecil dari NOPAT

maka terdapat nilai tambah ekonomis EVA. Capital Charge dapat dihitung

dengan rumus:

Capital Charge = WACC x Invested Capital

Dimana:

WACC = biaya modal rata-rata tertimbang, mencakup cost of

debt dan cost of equity serta bobot dan masing-masing

struktur modal

Invested Capital = modal yang diinvestasikan, jumlah seluruh keuangan

perusahaan terlepas dari kewajiban jangka pendek

yang tidak menanggung bunga (non-interest bearing

current liabilities/NIBCLs)
40
2.1.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Economic Value Added (EVA)

A. Kelebihan Economic Valaue Added (EVA)

Menurut Iramani dan Febrian (2005), Economic Value Added

(EVA) sebagai penilai kinerja perusahaan mempunyai kelebihan yaitu:

1. Economic Value Added (EVA) memfokuskan penilaian pada nilai

tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi

investasi.

2. Economic Value Added (EVA) merupakan alat perusahaan dalam

mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam

pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan penyandang

dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran

tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai

pasar dan bukan pada nila buku.

3. Perhitungan Economic Value Added (EVA) dapat dipergunakan secara

mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri

atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

4. Konsep Economic Value Added (EVA) dapat digunakan sebagai dasar

penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang

memberikan EVA Economic Value Added (EVA) lebih sehingga

dapat dikatakan bahwa Economic Value Added (EVA) menjalankan

stakeholders satisfaction concepts.

Pengaplikasian Economic Value Added (EVA) yang mudah

menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah

41
dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan

pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

B. Kekurangan Economic Value Added (EVA)

Dengan berbagai kelebihan, Economic Value Added (EVA)

juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu EVA hanya mengambarkan

penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. Dengan demikian, dalam

menggunakan EVA untuk kinerja haruslah melihat EVA masa kini dan

masa datang. Kemudian, proses perhitungan EVA memerlukan estimasi

atas biaya modal, dan estimasi ini terutama untuk perusahaan yang

belum go public, sulit untuk dilakukan dengan tepat. Kesalahan dalam

perhitungan biaya modal dapat mengurangi manfaat dari EVA.

Kelemahan Economic Value Added (EVA) menurut

Trihastuti ( 2009), yaitu:

1. Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan

dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan

tingkat biaya modal yang berbeda – beda.

2. Economic Value Added (EVA) terlalu bertumpu pada keyakinan

bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam

mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli

saham tertentu, padahal faktor - faktor lain terkadang justru lebih

dominan.

3. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam

perhitungan Economic Value Added (EVA) secara akurat.

Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam

42
mengemukakan kondisi internalnya.

4. Economic Value Added (EVA) hanya mengukur salah satu

keberhasilan bisnis.

5. Economic Value Added (EVA) jarang dipakai dalam prakteknya.

2.1.4 Market Value Added (MVA)

2.1.4.1 Pengertian Market Value Added (MVA)

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan

pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara

market value of equity dan jumlah dana yang ditanamkan investor kedalam

perusahaan. Selisih tersebut disebut sebagai Market Value Added (MVA)

(Rahman, 2016). Konsep Market Value Added (MVA) juga dikembangkan

oleh Stewart & Stern. Menurut Sartono (2011) “Market Value Added

(MVA) adalah kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai

modal yang disetor pemegang saham”. MVA hanya dapat dihitung atau

diaplikasikan pada perusahaan publik atau yang listed di pasar modal.

Menurut Winarto (2005) dalam Lutfiana dkk (2013), Market Value

Added (MVA) adalah perbedaan antara modal yang ditanamkan di

perusahaan sepanjang waktu (untuk keseluruhan investasi baik berupa

modal, pinjaman, laba ditahan dan sebagainya) terhadap keuntungan yang

dapat diambil sekarang, yang merupakan selisih antara nilai buku dan nilai

pasar dari keseluruhan tuntutan modal.

Jika nilai Market Value Added (MVA) tinggi menunjukan

perusahaan telah menciptakan kekayaan yang substansial bagi pemegang


43
saham (Young dan O’Byrne, 2001 dalam Lutfiana dkk, 2013). Market

Value Added digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja

manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang dan untuk

mengevaluasi kinerja top manajemen. Jika MVA perusahaan

mempunyai nilai positif berarti perusahaan dapat mencipatkana nilai

investasi yang lebih tinggi daripada modal yang disetor oleh investor,

apabila MVA perusahaan mempunyai nilai negatif maka dapat dikatakan

bahwa nilai investasi yang dijalankan oleh perusahaan lebih rendah

daripada modal yang disetor oleh investor.

Market Value Added (MVA) dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

MVA=Stock Price−Book Value x Outstanding Share

Variabel terikat dalam penelitian adalah harga saham sehingga MVA dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

( Stock Price−Book Value ) x Outstanding Share


MVA=
Jumlah lembar saham yang beredar

Dimana:

Stock Price = Harga Saham

Book Value = Nilai Buku

Outstanding Share = Jumlah Saham yang beredar

Interpretasi dari hasil pengukuran MVA dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. MVA > 0, hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat

menciptakan nilai investasi yang lebih tinggi daripada modal yang

disetor oleh investor.


44
2. MVA < 0, hal ini menunjukan bahwa perusahaan belum mampu

menciptakan kesejahteraan pemegang saham karena nilai investasi

lebih rendah dari modal yang disetor oleh investor.

3. MVA = 0, hal ini menunjukan posisi impas.

2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Market Value Added (MVA)

Kelebihan Market Value Added (MVA) menurut Winarto (2005)

dalam Lutfiana dkk (2013), MVA merupakan ukuran tunggal dan dapat

berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma

industri sehingga bagi pihak manajemen dan penyedia dana akan lebih

mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangakan kekurangan MVA

adalah MVA hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah go

public saja.

2.2 Kajian Empirik

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang

mengambil topik mengenai pengaruh Economic Value Added dan Market

Value Added terhadap harga saham:

1. Dony Yulia Rahman (2016)

Penelitian ini menguji pengaruh dari Economic Value Added dan Market

Value Added terhadap Harga Saham perusahaan sektor keuangan

periode 2011-2014 secara parsial maupun simultan. Teknik analisis data

menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian

menunjukan bahwa EVA dan MVA secara simultan maupun parsial

berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

45
2. Ni Made Putri Sri Rahayu dan I Made Dana (2016)

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh EVA, MVA dan

Likuiditas terhadap Harga Saham. Sampel dari penelitian ini adalah 13

perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2014 yang dipilih berdasarkan purposive sampling.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi non partisipan. Penelitian ini menggunakan metode

regresi linear berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa Economic

Value Added berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

Market Value Added berpengaruh positif signifikan terhadap harga

saham. Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga

saham.

3. Herdiana Pipit (2013)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara EVA, Operating

Cash Flow, Residual Income, Earnings, Operating Leverage, dan MVA

terhadap Return Saham, baik secara simultan maupun parsial, pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2008-2011. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear

berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan EVA,

Operating Cash Flow, Residual Income, Earnings, Operating Leverage,

dan MVA berpengaruh terhadap return saham, dan secara parsial

Operating Cash Flow dan Earnings berpengaruh positif signifikan

terhadap return saham sedangkan EVA, Residual Income, Operating

46
Leverage, dan MVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return

saham.

4. Kartini (2011)

Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA),

Market Value Added (MVA), dan Arus Kas Terhadap Return Saham

Pada Perusahaan Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Arus

Kas terhadap return saham pada perusahaan go public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan pada penelitian ini

adalah perusahaan go public yang telah melakukan emisi dan terdaftar

sebagai emiten secara kontinyu di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5

tahun pengamatan, berawal dari tahun 2005 sampai 2009. Teknik

pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Jenis data adalah

sekunder. Sampel pengumpulan data yang digunakan dokumentasi.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ketiga variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap return saham.

5. Himawan dan Sukardi (2009)

Penelitian ini menguji pengaruh EVA, MVA dan Operating Income

terhadap return saham. Teknik sampel menggunakan purposive

sampling dan sampel pada penelitian ini adalah industri sektor mining

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. Penelitian ini

menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan

47
bahwa secara parsial maupun simultan EVA, MVA dan Operating

Income berpengaruh signifikan terhadap return saham.

48
Tabel 2.15
Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

Peneliti

Keterangan Ni Made Putri sri


Dony Yulia Rahman Himawan dan
Rahayu dan I Made Herdiana Pipit (2013) Kartini (2011) Peneliti (2017)
(2016) Sukardi (2009)
Dana (2016)

Variabel
Harga Saham Harga Saham Return Saham Return Saham Return Saham Harga Saham
Dependen
Economic Value
EVA, Operating Cash Economic Value Added Added (EVA), Economic Value
Economic Value Added EVA, MVA, dan Flow, Residual Income, (EVA), Market Value Market Value Added (EVA) dan
Variabel (EVA) dan Market Likuiditas Earnings, Operating Added (MVA), dan Arus Added (MVA), Market Value Added
Independen Value Added (MVA)
Leverage, dan MVA kas dan Operating (MVA)
Income

Perusahaan sektor Perusahaan manufaktur Perusahaan industri Perusahaan


Perusahaan manufaktur Industri Sektor
Sampel keuangan yang terdaftar sub sektor food and konsumsi yang terdaftar perbankan yang
yang terdaftar di BEI Mining
di BEI beverages di Bursa Efek Indonesia terdaftar di BEI

Periode
2011-2014 2010-2014 2008-2011 2005-2009 2003-2007 2012-2015
Penelitian
Teknik Purposive Purposive Purposive Purposive Purposive
Sampling Jenuh (sensus)
Sampling Sampling Sampling Sampling Sampling Sampling
Teknik Regresi Linear Regresi Linear Regresi Linear Regresi Linear Regresi Linear Regresi Linear
Analisis Berganda Berganda Berganda Berganda Berganda Berganda
Jenis Data Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder Data Sekunder
Metode Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi
Sumber: diolah peneliti, 2017
49
2.3 Kerangka Berpikir

Metode Economic Value dded (EVA) merupakan alat ukur kinerja

perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja operasional karena

mempertimbangkan required rate of return yang dituntut oleh investor dan

kreditur (Rahayu dan Dana, 2015). EVA merupakan ukuran kinerja yang berfokus

pada nilai perusahaan, semakin besar EVA berarti perusahaan telah berhasil

menciptakan nilai tambah ekonomi selama operasionalnya dan biasanya akan

direspon oleh meningkatnya harga saham dan sebaliknya semakin kecil nilai EVA

atau di bawah nol mengindikasikan bahwa perusahaan gagal memenuhi harapan

para investornya dan biasanya direspon dengan menurunnya harga saham.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahman (2016) yang menyatakan

bahwa EVA berpengaruh positif terhadap harga saham atau dengan kata lain EVA

memiliki hubungan yang searah dengan harga saham dan Himawan dan Sukardi

(2009) yang menyatakan bahwa EVA berpengaruh signifikan terhadap return

saham. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh positif antara Economic Value Added terhadap harga saham.

Metode Market Value Added (MVA) merupakan ukuran kumulatif

perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal pada suatu waktu tertentu

dari nilai sekarang EVA di masa mendatang. MVA positif menunjukkan bahwa

saham perusahaan tersebut dinilai oleh investor lebih besar dari pada nilai buku

per lembarnya, sehingga hal ini akan meningkatkan minat investor untuk

menanamkan sahamnya di perusahaan. Semakin besar MVA maka menunjukan

nilai tambah yang lebih besar bagi investor, sehingga harga saham juga akan

meningkat begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahman
49
(2016) yang menyatakan MVA berpengaruh positif signifikan terhadap harga

saham dan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Dana (2015) yang

menyatakan bahwa MVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

yang artinya ada nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon oleh

meningkatnya harga saham perusahaan yang memiliki arti bahwa perusahaan

berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi investor. Berdasarkan uraian

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara Market

Value Added terhadap harga saham.

Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir
H1
Economic Value
Added (EVA)
Perusahaan H3 Harga saham pada
Perbankan perusahaan
perbankan
Market Value
Added (MVA)

H2

Keterangan:
= Pengujian secara parsial
= Pengujian secara simultan

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka berpikir mengenai hubungan antara

Economic Vaalue Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga

saham, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H1 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif signifikan terhadap

50
Harga Saham.

H2 : Market Value Added (MVA) berpengaruh positif signifikan terhadap

Harga Saham.

H3 : Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)

berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham.

51
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan

pendekatan yang menggunakan data yang berbentuk angka pada analisis

statistik. Penelitian ini bersifat sebab dan akibat sehingga dalam penelitian ini

terdapat variabel dependen dan variabel independen. Dalam penelitian ini

variabel dependen adalah Harga Saham, sedangkan variabel independennya

adalah Economic Value Added dan Market Value Added.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah rancangan penelitian kausalitas yaitu tipe

penelitian yang bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel independen

mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh antara variabel independen, yaitu Economic Value Added (EVA) dan

Market Value Added (MVA) terhadap variabel dependen, yaitu harga saham.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2015. Periode tersebut dipilih karena pada rentang tahun

2012-2015 harga saham pada perusahaan perbankan mengalami fluktuasi yang

paling signifikan.

52
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah nilai

saham yang terjadi akibat diperjualbelikannya saham di pasar sekunder. Harga

saham dalam penelitian ini diproksikan dengan closing price dari suatu saham

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2012-2015. Harga saham dinyatakan dalam bentuk rupiah.

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA) dan

Market Value Added (MVA).

3.3.2.1 Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) merupakan selisih antara laba bersih

setelah pajak/NOPAT (Net Operating Profit After Tax) dengan biaya modal

(Capital Charge). EVA diukur dengan satuan rupiah per lembar saham. EVA

dapat dirumuskan sebagai berikut:

EVA = NOPAT – Capital Charges

Variabel yang digunakan dalam pengukuran EVA adalah:

1. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

Net Operating Profit After Tax merupakan laba operasi setelah pajak

yang merupakan penyesuaian dari Earnings Before Interest and Tax,

53
dimana laba operasi dihitung sebelum dikurangkan dengan financing

cost.

Dalam penelitian ini, perhitungan NOPAT menggunakan pendekatan

finansial (financing approach).

Rumus yang digunakan adalah:

NOPAT = Laba Bersih + Kenaikan Pajak Tangguhan + Kenaikan

Penyisihan Aktiva Produktif + Minority Interest + Adjusted

Interest Expense

2. Invested Capital

Invested Capital merupakan jumlah dana yang diinvestasikan perusahaan

untuk membiayai usahanya, yang merupakan penjumlahan dari total ekuitas

dan hutang. Dalam penelitian ini, perhitungan Invested Capital menggunakan

pendekatan finansial (financing approach). Nilai modal yang digunakan

dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata dari modal awal dan modal akhir

dengan asumsi bahwa manajemen menggunakan modal tersebut untuk

dikelola selama tahun berjalan sehingga Invested Capital dirumuskan sebagai

berikut:

Invested Capital (Average) = Nilai Ekuitas + Jumlah Kewajiban Hutang +

Minority Interest - Pajak Tangguhan –

Penyisihan Piutang Ragu-ragu

3. Weight Average Cost of Capital (WACC)

Weight Average Cost of Capital adalah biaya ekuitas dan biaya hutang

masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam

struktur modal perusahaan. Biaya modal rata-rata tertimbang dicari


54
dengan persamaan sebagai berikut:

WACC=( Wd x Kd ) +(We x Ke)

Keterangan:

Wd = Bobot hutang jangka panjang dalam struktur modal

Kd = Biaya hutang setelah pajak

We = Bobot ekuitas dalam struktur modal

Ke = Biaya Ekuitas

Dimana:

Dalam menghitung WACC suatu perusahaan harus diketahui beberapa

komponen perhitungan sebagai berikut:

a) Perhitungan Pajak

Pajak perusahaan dilihat dengan melihat beban pajak perusahaan

dibandingkan dengan pendapatan sebelum pajak yang dihasilkan

perusahaan. Perhitungan pajak akan membantu dalam perhitungan tingkat

biaya modal atas hutang (Kd). Perhitungan pajak dirumuskan sebagai

berikut:

Beban Pajak
Tingkat Pajak ( Tax ) = x 100
Laba Bersih Sebelum Pajak

b) Perhitungan Biaya Hutang (Kd)

Biaya modal atas hutang (Kd) setelah pajak dihitung dengan

menambahkan tingkat suku bunga tahunan yang harus dibayar dengan

tingkat pajak tahunan perusahaan. Tingkat suku bunga tahunan perusahaan

perbankan didapat dengan mengalikan jumlah hutang yang dimiliki

55
perusahaan dengan beban bunga yang harus dibayar perusahaan. Sehingga

dapat dirumuskan sebagai berikut:

cos t of Debt ( Kd )=Tingkat Bunga x( 1−Tax )


Beban Bunga(i)
*dimana: Tingkat bunga ( Kb ) = x 100
Total Hutang( D)

c) Perhitungan Biaya Ekuitas (Ke)

Biaya modal atas ekuitas (cost of equity) dihitung dengan pendekatan

Capital Assets Pricing Model (CAPM) sehingga terlebih dahulu harus

diketahui nilai dari Risk Free Rate (Rf), Beta (ß), Market Risk Premium

(MRP). Risk Free Rate (Rf) yang digunakan dalam perhitungan cost of

equity menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) rate one month

dengan mengambil rata-rata SBI rate tiap tahunnya selama periode

penelitian. Nilai beta (ß) diperoleh dari koefisien regresi variabel tingkat

pengembalian investasi (Ri) pada persamaan regresi antara tingkat

pengembailan pasar (Rm) dan tingkat pengembalian investasi (Ri). Nilai

Market Risk Premium (MRP) adalah sebesar 1,71%; 4,10%; 3,76%;

2,91%. diambil dari www.stern.nyu.edu/~adamodaran yang menyatakan

nilai MRP untuk Indonesia yang termasuk kedalam kategori emerging

market with risk. Cost Of Equity dirumuskan sebagai berikut:


Cost Of Equity=Risk Free Rate + β (MRP)

d) Perhitungan Bobot Hutang Jangka Panjang (Wd)

Perhitungan Bobot Hutang Jangka Panjang dapat menggunakan rumus:


Long Term Debt
Wd=
Invested Capital

e) Perhitungan Bobot Ekuitas (We)

Perhitungan Bobot Ekuitas dapat menggunakan rumus:


56
Total Equity
We=
Invested Capital

4. Capital Charges

Capital Charges didapat dengan mengalikan WACC dengan invested

capital. Capital charges menunjukkan seberapa besar biaya kesempatan

modal yang telah disuntikkan kreditur dan pemegang saham. Capital

Charges dapat dihitung dengan rumus:


Capital Charge=WACC x Invested Capital

5. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added dapat didefinisikan sebagai keuntungan operasional

setelah pajak dikurangi dengan biaya modal atau dengan kata lain

Economic Value Added merupakan pengukuran pendapatan sisa (residual

income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi.

EVA yang digunakan adalah EVA per lembar saham, sehingga agar dapat

komparabel dengan harga saham, maka hasil perhitungan EVA dibagi

dengan jumlah lembar saham yang beredar.

NOPAT −Capital Charge


EVA=
Jumlah lembar saham yang beredar

3.3.2.2 Market Value Added (MVA)

Market Value Added (MVA) merupakan selisih antara nilai pasar

ekuitas (Market Value of Equity) dan nilai buku ekuitas (Book Value of

Equity). Market Value Added (MVA) dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

MVA=( Stock Price−Book Value ) x Outstanding Share

57
Variabel terikat dalam penelitian adalah harga saham sehingga MVA dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

( Stock Price−Book Value ) x Outstanding Share


MVA=
Jumlah lembar saham yang beredar

Dimana:

Stock Price = Harga Saham

Book Value = Nilai Buku

Outstanding Share = Jumlah Saham yang beredar

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015

sebanyak 43 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan

dan data saham perusahaan perbankan selama 4 tahun yaitu dari tahun 2012

sampai dengan 2015 yang merupakan data terbaru perusahaan yang dapat

memberikan gambaran terkini tentang kinerja keuangan perusahaan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2013). Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan

sampel penelitian ini adalah:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki

laporan keuangan yang sudah diaudit per 31 Desember 2012 sampai

dengan 2015.

58
2. Perusahaan sudah melakukan IPO (Initial Public Offering) sebelum tahun

2012 atau pada tahun 2012.

3. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang

menyajikan informasi harga saham dari tahun 2012 sampai dengan 2015.

4. Ekuitas perusahaan yang diteliti bernilai positif. Kriteria ini untuk

menghindari bias dalam perhitungan EVA jika ekuitas negatif.

5. Perusahaan mempunyai beban bunga pada laporan keuangan per 31

Desember tahun 2012 sampai dengan 2015.

6. Tidak melakukan corporate action seperti stock split, right issue, stock

deviden, dan kebijakan lain yang mampu mempengaruhi harga saham

normal perusahaan selama periode pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang bersumber dari laporan keuangan

yang diperoleh dari situs resmi BEI dan informasi data saham dari situs

www.duniainvestasi.com, perusahaan perbankan yang listed di BEI selama

periode 2012-2015 yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel sebanyak 8

perusahaan. Kedelapan perusahaan perbankan tersebut seluruhnya merupakan

bank swasta dan tidak ada perusahaan perbankan milik BUMN dikarenakan

bank BUMN tidak memenuhi kriteria terkhususnya kriteria keenam, yaitu

melakukan corporate action pada periode pengamatan (lampiran 1).

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan

(skoring) (Sugiyono, 2013). Sumber data dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan dan data saham perusahaan perbankan

59
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2015. Data

diperoleh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.com dan situs informasi saham

yaitu www.duniainvestasi.com.

3.6. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data sekunder pada penelitian ini adalah dengan

metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara

mempelajari dokumen-dokumen yang relevan seperti laporan keuangan

perusahaan perbankan dan data saham yang diperoleh baik dari kepustakaan

maupun pencarian melalui internet untuk memperoleh informasi-informasi

serta data-data yang diperlukan.

3.7 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis regresi linear berganda. Dengan alat analisis sebagai berikut:


3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui

data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2013). Alat

analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan

maksimum serta standar deviasi.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah model regresi

yang diperoleh dapat menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear

60
Unbiased Estimator). Dalam hal ini bisa diartikan bahwa uji asumsi klasik

dibutuhkan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi berganda yang

dilakukan telah terdistribusi secara normal (normalitas) dan benar-benar

bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, multikolonieritas, dan

autokorelasi.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011)

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji

normalitas residual yaitu one sample kolmogrov-smirnov test. Taraf

signifikansi sebesar 0,05 (5%), dan data dinyatakan berdistribusi normal jika

signifikansi lebih besar dari 0,05. Uji one sample kolmogorov-Smirnov

dilakukan dengan membuat hipotesis:


H0 = Data residual berdistribusi normal
H1 = Data residual tidak berdistribusi normal
3.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah jika variance suatu

pengamatan ke pengamatan yang lainnya adalah tetap (homokedastisitas) atau

tidak terjadi heteroskedastisitas.


Penelitian ini menggunakan uji Glejser untuk mendeteksi ada atau

tidaknya variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Dalam pengambilan keputusan, jika nilai probabilitas signifikansi diatas 0,05

maka terjadi homoskedatisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas

signifikansinya dibawah 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

3.7.2.3 Uji Multikolinearitas

61
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011).

Model regresi yang baik seharusnya mempunyai variabel independen yang

ortogonal. Variabel ortogonal itu sendiri adalah variabel independen yang

mempunyai nilai korelasi antar variabel independen sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat

dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2011).

Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama

dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF

kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas

antar variabel dalam model regresi.


3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas

dari autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan

uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan

adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag

62
diantara variabel independen (Ghozali, 2011). Hipotesis yang akan diuji

adalah:

Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

1. Bila DW terletak antara batas atas (Upper bound / dU) dan 4-dU, maka tidak

ada autokorelasi.

2. Bila DW lebih rendah dari pada batas bawah (Lower bound / dL) maka ada

autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dL), maka ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak antara (4-dU) dan (4-dL) atau diantara (dL-dU) maka

hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Selain menggunakan uji Durbin-Watson, pengujian autokorelasi juga

dapat dilakukan menggunakan Run test. Run test digunakan sebagai alternatif

apabila pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson mendeteksi

adanya masalah autokorelasi. Dalam pengambilan keputusan, jika nilai

probabilitas signifikansi (Asymph. Sig.) diatas 0,05 maka dapat disimpulkan

model regresi tidak tejadi masalah autokorelasi. Namun sebaliknya, jika nilai

probabilitas signifikansinya (Asymph. Sig.) dibawah 0,05 maka model regresi

mengandung masalah autokorelasi.

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik regresi

linier berganda. Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dan kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel

63
dependen. Secara umum, persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ..... + bnXn 3.1

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda,

dilakukan dengan persamaan sebagai berikut:

Harga Saham = a + b1 EVA + b2 MVA + e 3.2


Keterangan:
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
EVA = Economic Value Added
MVA = Market Value Added
e = Error
3.7.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2011).

3.7.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Hipotesis dirumuskan sebagai

berikut:

1. H01 : b1 ≥ 0, artinya terdapat pengaruh positif signifikan dari EVA

terhadap harga saham

64
Ha1 : b1 ¿ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif signifikan dari EVA

terhadap harga saham

2. H02 : b2 ≥ 0, artinya terdapat pengaruh positif dari MVA terhadap harga

saham

Ha2 : b2 ¿ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari MVA terhadap

harga saham

Ketentuan uji parsial dibuat berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika nilai thitung > ttabel dan tingkat siginfikansi lebih kecil dari 5%, maka

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Jika nilai thitung < ttabel dan tingkat siginfikansi lebih besar dari 5%, maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima

3.7.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali,

2011). Ketentuan diterima atau ditolaknya hipotesis yaitu sebagai berikut:

1. Jika signifikansi > 0,05 (5%), maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan)

2. Jika signifikansi < 0,05 (5%), maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien

regresi signifikan).

65
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia mengklasifikasikan kelompok industri

perusahaan berdasarkan sektor-sektor yang dikelolanya yang terdiri dari: sektor

pertanian, sektor pertambangan, sektor industri bahan kimia, sektor aneka

industri, sektor industri barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur,

sektor keuangan dan sektor perdagangan jasa investasi.


Sektor keuangan adalah salah satu kelompok perusahaan yang ikut

berperan aktif dalam pasar modal karena sektor ini merupakan penunjang riil

dalam perekonomian Indonesia. Sektor keuangan dalam Bursa Efek Indonesia

terbagi menjadi beberapa subsektor, diantaranya: subsektor perbankan,

subsektor lembaga pembiayaan, subsektor perusahaan efek, serta subsektor

asuransi. Subsektor perbankan merupakan perusahaan yang banyak diminati

oleh para investor karena return atas saham yang akan diperoleh menjanjikan.
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, bank

merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sehingga dari

pengertian tersebut, fungsi bank di Indonesia adalah sebagai tempat

menghimpun dana dari masyarakat. Bank bertugas mengamankan uang

tabungan dan deposito berjangka serta pinjaman dalam rekening koran atau

giro. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit, bank memberikan kredit bagi

masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-usaha produktif.

66
Berikut ini adalah profil perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2012-2015 yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

1. PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA)

Berdiri pada tanggal 20 April 1989 dengan nama PT Bank Credit Lyonnais

Indonesia dan telah beroperasi secara komersial sejak tahun 1989.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT Bank Capital

Indonesia Tbk., antara lain: PT Inigo Global Capital (PT Kirana Cemerlang

Indonesia) (18,42%), Inigo Investments Ltd (14,32%), dan Danny Nugroho

(12,55%). Penawaran saham perdana dilakukan pada tanggal 20 September

2007 sebanyak 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per

lembar saham dengan harga penawaran perdana Rp 150 per lembar saham.

PT Bank Capital Indonesia Tbk. merupakan sebuah bank umum devisa

berdasarkan Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 25

Oktober 1989 dan Bank Indonesia tanggal 26 Desember 1989.

2. PT Bank Mutiara Tbk. (BCIC)

Berdiri pada tanggal 30 Mei 1989 dengan nama PT Bank Century Intervest

Corporation dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan April 1990.

BCIC tercatat beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain: PT

Bank Century Intervest Corporation (1989), PT Bank CIC Internasional

Tbk., PT Bank Century Tbk. (2004), PT Bank Mutiara Tbk. (2009), dan

yang terakhir adalah PT Bank J Trust Indonesia Tbk. (2015). PT Bank

Mutiara Tbk. melakukan penggabungan (merger) dengan PT Bank Danpac

67
Tbk. dan PT Bank Pikko Tbk. pada tahun 2004. Berdasarkan anggaran

dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Bank Mutiara Tbk. adalah

menjalankan kegiatan umum perbankan. PT Bank Mutiara Tbk. melakukan

IPO (Initial Public Offering) pada tanggal 03 Juni 1997 dengan nilai

nominal Rp 500 per lembar saham sebanyak 70.000.000 lembar saham

dengan harga penawaran Rp 900 per lembar saham.

3. PT Bank Pundi Indonesia Tbk. (BEKS)

Berdiri pada tanggal 11 September 1992 dengan nama PT Executive

Internasional Bank dan memulai aktivitas operasi pada tanggal 09 Agustus

1993. PT Bank Pundi Indonesia Tbk. tercatat telah beberapa kali mengganti

nama, antara lain: PT Executive Internasional Bank (1992), PT Bank

Executive Internasional Tbk. (1996), PT Bank Pundi Indonesia Tbk. (2010)

dan yang terakhir adalah PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk,

(2016). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT Bank

Pundi Indonesia Tbk., yaitu: PT Banten Global Development (pengendali)

(51,00%), PT Recapital Sekuritas Indonesia (13,76%) dan PT Asuransi

Jiwa Adisarana Wanaartha (5,77%). Berdasarkan anggaran dasar

perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Bank Pundi Indonesia Tbk.

bergerak dalam bidang keuangan dan pembiayaan. PT Bank Pundi

Indonesia Tbk. berstatus bank non devisa yang fokus pada pembiayaan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). PT Bank Pundi Indonesia

Tbk. melakukan IPO (Initial Public Offering) pada tanggal 22 Juni 2001

68
sebanyak 277.500.000 dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham

dengan harga penawaran Rp 140 per lembar saham.

4. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA)

Berdiri pada tanggal 04 November 1955. Sejak berdirinya, PT Bank CIMB

Niaga Tbk. telah mengalami empat kali penggabungan usaha (merger),

yaitu:

a) Tanggal 22 Oktober 1973 dengan PT Bank Agung

b) Tanggal 30 November 1978 dengan PT Bank Tabungan Bandung

c) Tanggal 17 Oktober 1983 dengan PT Bank Amerta

d) Tanggal 1 November 2008 dengan PT Bank Lippo Tbk

Pemegang saham mayoritas/pengendali PT Bank CIMB Niaga Tbk. adalah

CIMB Group Sdn Bhd (Malaysia), dengan kepemilikan 96,92%.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Bank

CIMB Niaga Tbk. adalah melakukan usaha di bidang perbankan, dan

melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip syari’ah. Pada

tanggal 02 Oktober 1989, PT Bank CIMB Niaga Tbk. melakukan

penawaran perdana saham sebanyak 5.000.000 dengan nilai nominal Rp

1.000 per lembar saham dengan harga penawaran Rp 12.500 per lembar

saham.

5. PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM)

69
PT Bank Sinarmas Tbk. didirikan dengan nama PT Bank Shinta Indonesia

pada tanggal 18 Agustus 1989 dan mulai beroperasi secara komersial pada

tanggal 16 Februari 1990. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

saham PT Bank Sinarmas Tbk. adalah Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA),

dengan persentase kepemilikan sebesar 52,98%. Sedangkan pemegang

akhir dari PT Bank Sinarmas Tbk. adalah Indra Widjaja. Berdasarkan

anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BSIM adalah

menjalankan usaha di bidang perbankan termasuk melakukan kegiatan

bank berdasarkan prinsip syari’ah. Pada tanggal 29 November 2010, BSIM

melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak

1.600.000.000 dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham dengan

harga penawaran Rp 150 per lembar saham.

6. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN)

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. didirikan pada tanggal 16

Februari 1985. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk., yaitu Sumitomo Mitsui Banking

Corporation (pengendali) (40%), TPG Nusantara S.a.r.l (pengendali)

(8,38%) dan Summit Global Capital Management B.V. (20%). Pemegang

saham pengendali terakhir adalah Sumitomo Mitsui Financial Group

melalui Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan David Bonderman

melalui TPG Nusantara S.a.r.l. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan,

ruang lingkup kegiatan BTPN adalah melakukan kegiatan usaha di bidang

bank umum termasuk kegiatan perbankan yang melaksanakan usaha

70
syari’ah. Pada tanggal 29 Februari 2008, BTPN melakukan penawaran

umum perdana saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 267.960.220

dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham dengan harga penawaran

Rp 2.850 per lembar saham.

7. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. (INPC)

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. didirikan tanggal 07 September

1973 dengan nama PT Inter-Pacific Financial Corporation dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1975 sebagai lembaga keuangan

bukan bank. Pada tanggal 11 Juli 2005, PT Bank Inter-Pasific melakukan

penggabungan (merger) dengan PT Bank Artha Graha, dimana PT Bank

Artha Graha menggabungkan diri kedalam PT Bank Inter-Pasific Tbk.

Setelah itu, tanggal 16 Agustus 2005 PT Bank Inter-Pasific Tbk berganti

nama menjadi PT Bank Artha Graha Internasional Tbk.

8. PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN)

PT Bank Pan Indonesia Tbk ( Bank Panin/Panin Bank) didirikan tanggal 14

Agustus 1971 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 18

Agustus 1971. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT

Bank Pan Indonesia Tbk., yaitu: Panin Financial Tbk. (pengendali)

(46,04%) dan Votraint No 1103 Pty Limited-922704000 (38,82%).

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Bank

Pan Indonesia Tbk. adalah menjalankan usaha bank umum di dalam

maupun di luar negeri. PT Bank Pan Indonesia Tbk. melakukan IPO

71
(Initial Public Offering) kepada masyarakat sebanyak 1.637.500 dengan

nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham dengan harga penawaran Rp

3.475 per lembar saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Desember 1982.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel

yang dijelaskan pada Bab III, maka jumlah sampel disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia memiliki laporan keuangan yang sudah diaudit 43
per 31 Desember 2012 sampai dengan 2015
Perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering)
setelah tahun 2012 dan tidak mempunyai data saham tahun (12)
2012 sampai dengan 2015
Ekuitas perusahaan yang bernilai negatif (0)
Perusahaan yang tidak mempunyai beban bunga pada
laporan keuangan per 31 Desember tahun 2012 sampai (0)
dengan 2015.
Perusahaan yang melakukan corporate action seperti stock
(23)
split, right issue, stock deviden, dan kebijakan lain
Total perusahaan perbankan yang digunakan sebagai
8
sampel penelitian
Sumber: peneliti, 2017
72
Berdasarkan proses pemilihan sampel diperoleh 8 perusahaan yang

memenuhi kriteria sampel penelitian. Dengan menggabungkan data penelitian

selama 4 tahun dalam satu analisis, maka jumlah observasi dalam penelitian

adalah 32 amatan.

Statistik dekskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data yang

dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi.

Hasil penelitian yang dilakukan secara deskriptif dalam penelitian ini disajikan

pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Minim Maximu Std.
Variabel N Mean
um m Deviation
EVA 3 -21,59 511,00 111,6218 156,71859
2
MVA 3 -47,00 5.230,00 711,4513 1.341,6318
2 2
Harga 3 50,00 5.250,00 787,531 1.320,5407
Saham 2 3 2
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 6)

Tabel 4.2 menggambarkan secara umum statistik deskriptif variabel

dependen dan independen. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Economic Value Added

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai minimum Economic

Value Added sebesar -21,59 dan nilai maksimum sebesar 511,00. Hal

tersebut menunjukkan bahwa besar Economic Value Added perusahaan

yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara -21,59 sampai 511,00

dengan rata-rata 111,6218 pada standar deviasi 156,71859.

73
2. Market Value Added

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai minimum Market Value

Added sebesar -47,00 dan nilai maksimum sebesar 5.230,00. Hal tersebut

menunjukkan bahwa besar Market Value Added perusahaan yang menjadi

sampel penelitian ini berkisar antara -47,00 sampai 5.230,00 dengan rata-

rata 711,4513 pada standar deviasi 1.341,63182.

3. Harga Saham

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai minimum Harga Saham

sebesar 50,00 dan nilai maksimum sebesar 5.250,00. Hal tersebut

menunjukkan bahwa besar Harga Saham perusahaan yang menjadi sampel

penelitian ini berkisar antara 50,00 sampai 5.250,00 dengan rata-rata

787,5313 pada standar deviasi 1.320,54072.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas

pada penelitian ini menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Uji

Kolmogorov-smirnov menggunakan bantuan program statistik SPSS. Data

penelitian dikatakan menyebar secara normal atau memenuhi uji normalitas


74
apabila nilai Asymph. Sig. (2-tailed) variabel residual berada di atas 0,05 atau

5%. Sebaliknya, jika Asymph. Sig. (2-tailed) variabel residual berada di bawah

0,05 atau 5%, maka data tersebut tidak berdistribusi normal atau tidak

memenuhi uji normalitas. Hasil pengujian normalitas yang dilakukan dengan

one sample kolmogorov-smirnov test disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas (Sebelum Transformasi Data)
Unstandardized
Keterangan Kesimpulan
Residual
N = Jumlah sampel 32 Data Tidak
Asymph. Sig. (2-tailed) 0,042 Berdistribusi
Normal
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 7)

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan one sample

kolmogorov-smirnov test, hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data

tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji one sample

kolmogorov-smirnov yang menunjukkan nilai Asymph. Sig. (2-tailed) di bawah

tingkat signifikansi yang ditetapkan (0,05), yaitu sebesar 0,042. Untuk

mengatasi data yang tidak terdistribusi normal, maka peneliti mengubah data

kedalam bentuk bilangan logaritma natural. Setelah itu, pengujian normalitas

kembali dilakukan dengan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test

dan hasil pengujian disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas (Sesudah Transformasi Data)
Unstandardized
Keterangan Kesimpulan
Residual
N = Jumlah sampel 32 Data Berdistribusi
Asymph. Sig. (2-tailed) 0,434 Normal
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 7)

75
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan one sample

kolmogorov-smirnov test, hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data

sudah terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji one sample

kolmogorov-smirnov yang menunjukkan nilai Asymph. Sig. (2-tailed) di atas

tingkat signifikansi yang ditetapkan (0,05), yaitu sebesar 0,434.

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah jika varians suatu

pengamatan ke pengamatan yang lainnya adalah tetap (homokedastisitas) atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejser adalah

meregresi masing-masing variabel independen dengan absolute residual sebagai

variabel dependen. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi

heteroskedastisitas atau tidak di antara data pengamatan dapat dijelaskan dengan

menggunakan koefisien signifikansi. Koefisien signifikansi harus dibandingkan

dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 5%. Apabila koefisien

signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Jika koefisien

signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat

disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas yang

diperoleh disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sig. Kesimpulan
Variabel
76
Economic Value 0,61 Tidak Terjadi
Added 0 Heterokedastisitas
0,64 Tidak Terjadi
Market Value Added
7 Heterokedastisitas
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 7)

Berdasarkan Tabel 4.5, hasil Uji Glejser menunjukkan bahwa tidak ada

satupun variabel independen yang signifikan secara statistik memengaruhi

variabel dependen nilai absolute residual (Abs_Res). Hal ini terlihat dari

probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Oleh karena itu dapat

disimpulkan model regresi tidak mengandung gejala heterokedastisitas.

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi

dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2011). Nilai

cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF

diatas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10

maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antarvariabel dalam

model regresi. Sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai VIF

lebih dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas

antarvariabel dalam model regresi.

Hasil pengujian multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factors (VIF) disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

77
Hasil Uji Multikolinearitas
Colinearity Statistics
Variabel Toleranc VIF Kesimpulan
e
Tidak Terjadi
Economic
0,302 3,308 Multikolinearita
Value Added
s
Market Value Tidak Terjadi
0,302 3,308
Added Multikoliearitas
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 7)

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4.6, hasil perhitungan

nilai tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang mempunyai

nilai toleransi ≥ 0,10 atau sama dengan VIF ≤ 10, jadi dapat disimpulkan bahwa

model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dan model regresi

layak digunakan.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi perlu

dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan menggunakan statistik Durbin

Watson (D-W). Hasil Uji Autokorelasi disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi (Durbin Watson)
Durbin-
Model Kesimpulan
Watson
1 1,498 Tidak Dapat Disimpulkan
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 7)

78
Tabel 4.7 merupakan hasil pengujian autokorelasi dengan nilai Durbin-

Watson sebesar 1,521. Selanjutnya, nilai DW dibandingkan dengan nilai dL dan

dU yang terdapat pada tabel Durbin-Watson. Nilai dU dan dL diambil dari tabel

DW dengan n berjumlah 32 dan k = 2, sehingga diperoleh nilai dL sebesar 1,309

dan nilai dU sebesar 1,574. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa nilai

dL < d < dU atau 1,309 < 1,498 < 1,574. Karena dL < d < dU, maka pengambilan

keputusan tidak dapat dilakukan atau tidak dapat disimpulkan (inconclusive).

Untuk mengatasi masalah autokorelasi tersebut, maka peneliti melakukan

pengujian autokorelasi menggunakan Run Test. Dimana model regresi dinyatakan

bebas dari masalah autokorelasi (tidak terjadi autokorelasi) apabila nilai Asymph.

Sig. (2-tailed) variabel residual berada di atas 0,05 atau 5%.

Hasil pengujian autokorelasi yang dilakukan dengan Run test disajikan

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi (Run test)

Unstandardized
Kesimpulan
Residual
Total Cases 32 Tidak Terjadi
Asymph. Sig. (2-tailed) 0,126 Autokorelasi
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 7)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan Run test, hasil

pengolahan data menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil uji Run test yang menunjukkan nilai Asymph. Sig. (2-

tailed) di atas tingkat signifikansi yang ditetapkan (0,05), yaitu sebesar 0,126.

79
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung

autokorelasi, sehingga model regresi ini layak digunakan.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added

terhadap Harga Saham. Analisis ini diolah dengan menggunakan program

statistik SPSS. Persamaan regresi linear berganda dinyatakan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ..... + bnXn + e

Keterangan:

Y = Variabel Harga Saham


a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel independen EVA
X1 = Variabel EVA
b2 = Koefisien regresi variabel independen MVA
X2 = Variabel MVA
e = error

Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS, diperoleh hasil

regresi linear berganda dan disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Variabel B t Sig. Kesimpulan


(Constant) 2,114 8,659 0,00
0
Economic Value 0,293 6,004 0,00 Signifikan
Added 0
Market Value Added 0,500 7,947 0,00 Signifikan
0
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 9)

80
Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut:

LnHarga Saham = 2,114 + 0,293_LnEVA + 0,500_LnMVA

Keterangan:

EVA = Economic Value Added


MVA= Market Value Added
4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Hasil koefisien

determinasi disajikan Tabel 4.10.

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Predictors Adjusted R Square


Constant, Economic Value
0,966
Added, Market Value Added
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 9)

Hasil perhitungan koefisien regresi dalam penelitian ini diperoleh nilai

Adjusted R Square adalah 0,966 atau 96,6%. Hal ini berarti variabel independen

dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 96,6%, sedangkan

sisanya sebesar 3,4% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain diluar variabel

penelitian.

81
4.2.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji Statistik t dilakukan pada derajat

keyakinan sebesar 95% atau a = 5%.

Keputusan uji hipotesis secara parsial dilakukan berdasarkan ketentuan

sebagai berikut:

1. Apabila tingkat singnifikansi lebih besar dari 5%, maka dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 5%, maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil perhitungan Uji Statistik t dalam penelitian ini disajikan pada

Tabel 4.11.

Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Variabel B t Sig. Kesimpulan


(Constant) 2,114 8,659 0,00
0
Economic Value 0,293 6,004 0,00 Signifikan
Added 0
Market Value Added 0,500 7,947 0,00 Signifikan
0
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 9)

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.11, maka pengaruh

Economic Value Added dan Market Value Added terhadap Harga Saham

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Economic Value Added

82
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa variabel

Economic Value Added memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,293 dan

nilai thitung sebesar 6,004. Sementara tingkat signifikansi lebih kecil daripada

tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa Economic Value Added pengaruh positif dan

signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

2. Market Value Added

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa variabel

Market Value Added memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,500 dan nilai

thitung sebesar 7,947. Sementara tingkat signifikansi lebih kecil daripada

tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa Market Value Added memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

4.2.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) dimaksudkan untuk

mengetahui apakah keseluruhan variabel indpenden berpengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Selain itu, Uji

Statistik F dilakukan untuk menguji ketepatan model regresi. Hasil

perhitungan Uji Statistik F dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Kesimpul
Model F Sig.
an
Regressi 295,87 0,00 Signifikan
83
on 4 0
Sumber: diolah peneliti, 2017 (lampiran 9)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat pengaruh simultan variabel

independen Economic Value Added dan Market Value Added terhadap variabel

dependen Harga Saham. Dari hasil uji simultan diperoleh nilai F hitung sebesar

295,874 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan nilai signifikansi

yang jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakann bahwa Economic Value

Added dan Market Value Added secara bersama-sama berpengaruh terhadap Harga

Saham.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Pembahasan Secara Parsial

4.3.1.1 Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga Saham

Hasil analisis statistik untuk variabel Economic Value Added diketahui

bahwa koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,293. Hasil uji t untuk variabel

Economic Value Added diperoleh nilai thitung sebesar 6,004 dan ttabel sebesar 2,045

sehingga thitung > ttabel yaitu 6,004 > 2,045 dengan tingkat signifikansi lebih kecil

dibanding taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0,000 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa Economic Value Added berpengaruh positif signifikan

terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2015 sehingga hipotesis H1 diterima.

Hasil penelitian konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahman

(2016), yang menyatakan bahwa Economic Value Added berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan

84
oleh Himawan dan Sukardi (2013) menyatakan bahwa EVA berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan dari hasil pengujian regresi linear berganda koefisien regresi

variabel EVA adalah sebesar 0,293. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif

antara EVA dan harga saham. Hal ini dapat dikatakan bahwa ketika EVA

mengalami kenaikan maka akan berdampak pada peningkatan harga saham

perusahaan perbankan. Economic Value Added (EVA) yang positif menandakan

perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah bagi investor atau pemegang

saham karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang

melebihi tingkat modalnya. Penciptaan nilai tambah bagi investor ini akan

berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan tersebut sebagai respon

positif dari investor terhadap kinerja perusahaan. Dari pengujian signifikansi

parameter individual (uji statistik t) dihasilkan nilai signifikansi variabel EVA

adalah sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah

ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Hal ini menandakan bahwa variabel EVA mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis menunjukkan

bahwa pengukuran kinerja melalui EVA berpengaruh terhadap pergerakan saham

perusahaan perbankan, yang artinya investor memperhatikan nilai EVA dalam

pengambilan keputusan investasi, dengan harapan perusahaan mampu

menciptakan laba ekonomis dan memberikan nilai tambah yang akan

meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Dari penelitian yang pernah

dilakukan beberapa pakar, dengan mengasumsikan bahwa kinerja manajemen

baik atau efektif maka akan tercermin dalam harga saham perusahaan. Oleh sebab

itu apabila pengukuran terhadap EVA positif, maka terdapat nilai tambah bagi

85
perusahaan dan biasanya akan dilanjutkan dengan meningkatnya harga saham

perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan karena harga saham terbentuk dari kekuatan

permintaan dan penawaran saham itu sendiri, yang artinya peningkatan harga

saham adalah bentuk respon positif para investor dari penciptaan nilai tambah

perusahaan.

4.3.1.2 Pengaruh Market Value Added Terhadap Harga Saham

Hasil analisis statistik untuk variabel Market Value Added diketahui bahwa

koefisien regresi bernilai 0,500. Hasil uji t untuk variabel Market Value Added

diperoleh nilai thitung sebesar 7,947 dan ttabel sebesar 2,045 sehingga thitung > ttabel

yaitu 7,947 > 2,045 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dibanding taraf

signifikansi yang telah ditetapkan (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

Market Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-

2015 sehingga hipotesis H2 diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rahman (2016), yang menyatakan bahwa Market Value Added berpengaruh

positif dan signifikan terhadap harga saham. Begitu pula dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rahayu dan Dana (2016) yang menyatakan Market Value Added

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan nilai tambah pasar (Market Value

Added) sangat relevan untuk digunakan sebagai acuan investor dalam menilai

kinerja perusahaan dalam menciptakan nilai pasar, dikarenakan Market Value

Added dapat mengukur prestasi perusahaan berdasarkan nilai tambah pasar yang

diciptakan perusahaan selama periode tertentu. Menurut Himawan (2009), MVA

86
positif berarti ada nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon oleh

meningkatnya harga saham perusahaan yang memiliki arti bahwa perusahaan

berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi investor. Semakin besar MVA

maka menunjukan nilai tambah yang lebih besar bagi investor, sehingga harga

saham juga akan meningkat. Sebaliknya jika MVA negatif berarti perusahaan

mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan direspon dengan penurunan

harga saham.

4.3.2 Pembahasan Secara Simultan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Economic Value

Added dan Market Value Added secara bersama-sama (simultan) terhadap Harga

Saham. Berdasarkan uji signifikansi simultan yang disajikan pada tabel 4.8, hasil

menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 295,874 dan Ftabel sebesar 3,32 sehingga Fhitung >

Ftabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan nilai signifikansi

yang jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Economic Value

Added dan Market Value Added secara bersama-sama berpengaruh terhadap Harga

Saham.

Pada kolom Adjusted R2 atau koefisien determinasi menunjukkan nilai

sebesar 0,966. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,966 atau 96,6% menunjukkan

bahwa Economic Value Added dan Market Value Added mampu menjelaskan

variabel Harga Saham sebesar 96,6%, sedangkan sisanya sebesar 3,4% dijelaskan

oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Economic Value Added dan Market

Value Added termasuk ke dalam analisis fundamental, dimana analisis

fundamental merupakan analisis yang menggunakan data-data yang berasal dari

laporan keuangan perusahaan. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi

87
pergerakan harga saham selain kondisi fundamental emiten, yaitu antara lain,

hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing di

bursa, indeks harga saham, serta berita dan rumor. Dimana faktor-faktor tersebut

merupakan faktor-faktor diluar penelitian yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berikut disajikan ringkasan hasil pengujian secara parsial maupun simultan pada

tabel 4.13.

Tabel 4.13
Ringkasan Hasil Pengujian Secara Parsial Maupun Simultan
Hasil Uji F Koefisien
No Variabel Hasil Uji t (Parsial)
(Simultan) Regresi
Economic Value
Economic
Added berpengaruh
Value Added
positif dan Economic Value
Economic mempunyai
1 signifikan terhadap Added dan
Value Added koefisien
harga saham pada Market Value
regresi sebesar
perusahaan Added secara
0,293
perbankan simultan
Market Value berpengaruh
Market Value
Added berpengaruh terhadap harga
Added
positif dan saham pada
Market Value mempunyai
2 signifikan terhadap perusahaan
Added koefisien
harga saham pada perbankan
regresi sebesar
perusahaan
0,500
perbankan
Sumber: diolah peneliti, 2017

Tabel 4.13 merupakan ringkasan dari hasil pengujian secara parsial

maupun simultan. Dari hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa kedua

variabel mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham.

Hal ini berarti setiap kenaikan nilai Economic Value Added dan Market Value

Added akan menyebabkan peningkatan harga saham perusahaan perbankan yang

signifikan. Sedangkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan variabel

Economic Value Added dan Market Value Added berpengaruh terhadap harga

88
saham. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian secara parsial yang menunjukkan

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan.

Nilai koefisien regresi variabel Economic Value Added adalah sebesar

0,293. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Economic Value Added

sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan variabel harga saham sebesar 0,293

satuan atau sebesar 29,3%. Untuk variabel Market Value Adedd mempunyai nilai

koefisien regresi sebesar 0,500. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan

Market Value Added sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan variabel harga

saham sebesar 0,500 satuan atau sebesar 50%. Dari hasil tersebut menunjukkan

bahwa variabel Market Value Added mempunyai pengaruh yang lebih besar

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan dibandingkan dengan variabel

Economic Value Added. Hal ini dikarenakan Market Value Added mengukur

tindakan-tindakan manajerial sejak awal pendirian perusahaan atau dengan kata

lain Market Value Added merupakan ukuran kumulatif dari kinerja perusahaan

tersebut. Sedangkan Economic Value Added hanya mengukur keefektifan

keputusan keuangan dalam menciptakan nilai tambah pemegang saham dalam

periode tertentu, sehingga Maket Value Added lebih komprehensif dalam

mengukur kinerja perusahaan dalam usaha meningkatkan harga saham.

89
90
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pengaruh Economic Value Added dan

Market Value Added terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Economic Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga

saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien regresi yang diperoleh yaitu

sebesar 0,293 dan thitung sebesar 6,004 dengan tingkat signifikansinya

sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi yang ditentukan

yaitu sebesar 0,05. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa Economic Value Added berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Harga Saham.

2. Market Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga

Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien regresi yang diperoleh yaitu

sebesar 0,500 dan thitung sebesar 7,947 dengan tingkat signifikansinya

sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi yang ditetapkan

yaitu sebesar 0,05. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa Market Value Added berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Harga Saham.

3. Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Hal


89
tersebut ditunjukkan oleh hasil Uji signifikansi simultan yang diperoleh,

yaitu nilai Fhitung sebesar 295,874 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Berdasarkan nilai signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa Economic Value Added dan Market Value Added secara

bersama-sama berpengaruh terhadap Harga Saham.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan sebaiknya lebih menekan biaya modal (capital

charge) sehingga akan lebih meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi para

pemegang saham.

2. Kinerja perusahaan perbankan yang diukur melalui MVA telah

menunjukkan kinerja yang baik, yang artinya perusahaan perbankan

mampu memenuhi ekspektasi pasar. Perusahaan perbankan disarankan agar

dapat terus mempertahankan kinerjanya sehingga harga saham perusahaan

perbankan dapat terus terjaga pada level yang baik.

3. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini hanya menggunakan perusahaan

perbankan milik swasta. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

memperbaiki kriteria pemilihan sampel sehingga dapat mengakomodir

semua jenis perusahaan perbankan atau dapat menggunakan jenis industri

yang berbeda dan juga dapat memperpanjang periode pengamatan. Tujuan

menggunakan jenis perusahaan perbankan lain atau industri yang berbeda

dengan maksud apakah penelitian sejenis dengan objek yang berbeda

90
dapat digeneralisasi. Periode pengamatan diperpanjang dengan periode

waktu di masa yang akan datang dengan harapan apakah ada perbedaan

pengaruh dengan waktu jangka panjang.

4. Metode perhitungan NOPAT dan Invested Capital dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan finansial (financing approach). Penelitian

selanjutnya dapat menggunakan pendekatan lain yaitu pendekatan

operasional (operating approach) sehingga hasil penelitian dapat di

komparasi dengan penelitian sejenis dengan objek yang berbeda.

5. Karena keadaan ekonomi yang dinamis maka peneliti selanjutnya

diharapkan dapat mengembangkan penelitian salah satunya tentang Value

Measures yang mendasarkan kinerja berdasarkan nilai.

91
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan


Dividen, dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur Go Public di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
Baihaqi, Raden Ahmad. 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014.
Skripsi Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama,
Bandung.
Demu, Yohanes. 2014. Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Economic Value
Added: Studi Komparatif Pada PT. BRI. Tbk (Persero) dan PT. BNI. Tbk
(Persero). Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Hal 252-277.
Dwiyatno, Eki. 2011. Analisis Nilai Tambah Ekonomi dan Nilai Tambah Pasar
Terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Studi Kasus pada PT. Fajar
Surya Wisesa Tbk.). Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer
Indonesia, Bandung.
Ghozali, Imam dan Irwansyah. 2002. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan Alat Ukur EVA, MVA, dan ROA Terhadap Retur
Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Jurnal Penelitian Akuntansi-
Bisnis dan Manajemen, Vol. 9, No. 1, Hal. 18-33.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh M. 2016. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta:
BPFE.
Hansen dan Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen, Jilid ke-2, Edisi ketujuh
Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba
Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
FEB UGM.
Himawan, F. A. dan Sukardi. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Market
Value Added dan Operating Income Terhadap Return Saham pada

92
Industri Sektor Mining di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007. Jurnal
Institut Bisnis Nusantara, Esesnsi Vol. 12, No. 3, Hal. 53-83.
Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Kedua. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogjakarta: BPFE
Iramani dan Erie Febrian. 2005, Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam
Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol. 7 No. 1.
Jogiyanto, 1998, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Kartini. 2011. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value
Added (MVA), dan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi, Vol. 2, No. 2, Hal 158-168.
Lutfiana, L., Sudjana, N., dan M. G Wi Endang N. P. 2013. Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Economic Value
Added (EVA) dan Metode Market Value Added (MVA) Studi pada PT
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. dan PT Charoen Pokphand Indonesia
Tbk.Di BEI Periode 2009-2011). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. , No.1,
Hal 1-9.
Munawir. S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Pandji, Anoraga dan Piji, Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Pipit, Herdiana. 2013. Pengaruh Economic Value Added, Operating Cash Flow,
Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added
Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktir yang
Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011). Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas
Dian Nuswantoro.

93
Rahayu, Ni Made Putri Sri dan Dana, I Made. 2016. Pengaruh EVA, MVA dan
Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food and
Beverages. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 1, Hal. 443-469.
Rahman, Dony Y. 2016. Pengaruh Economic Value Added dan Market Value
Added Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Keuangan Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 201-2014. Jurnal STIE Perbanas Surabaya.
Saputra, Agung. 2010. Analysis Of Influence Economic Value Added (EVA) And
Market Value Added (MVA) Return To Share In Manufacturing Company
In Indonesia Stock Exchange. Juornal Economy
Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE.
Siddharta Utama, 1997. EVA: Pengukur Penciptaan Nilai Perusahaan.
Manajemen dan Usahawan Indonesia, No. 04 Th XXVI April.
Sugiyono. 2013. Statitiska Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi
Pertama Cetakan Kedua. Yogyakarta: Ekonisia.
Stewart, G. Bannett. 1991. The Quest For Value: A Guide For Senior
Managers. Harpercollins, New York.
Trihastutti. 2009. EVA sebagai alat ukur kinerja perusahaan, Jurnal Akuntansi
Manajemen.
Tunggal, Amin Widjaja. 2001. Memahami Konsep EVA dan Value Based
Management (VBM). Harvarindo.
Winarto, Jacinta. 2005. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan
Menggunakan Metode Market Value Added (MVA). Jurnal Manajemen
Maranatha, Vol. 4.
www.bi.go.id
www.bisnis.liputan6.com
www.duniainvestasi.com
www.idx.co.id
www.stern.nyu.edu/~adamodaran
Young, S. David dan Stephen F. O’Byrne. 2001. Economic Value Added dan
Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.
94
RIWAYAT HIDUP PENELITI

Peneliti bernama lengkap Dika Putra Gumay, lahir pada Tanggal 29


Agustus 1995 di Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur, dan merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Almarhum Bapak Robin
Iskandar dan Ibu Efrida Winikaka.
Peneliti menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Oesapa Kecil 2
Kupang pada tahun 2001 dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama
peneliti melanjutkan pendidikan di SMPN 5 Kupang dan tamat pada tahun 2010.
Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan di SMAN 3 Kupang dan
tamat pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 peneliti melanjutkan pendidikan dan menjadi salah satu
Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Nusa
Cendana (UNDANA) Kupang. Peneliti diterima melalui jalur SBMPTN, dan
akhirnya peneliti berhasil menyelesaikan pendidikan melalui ujian akhir (skripsi)
pada tanggal 28 Juli 2017 dan diwisudakan untuk memperoleh gelar sarjana
akuntansi (S.Akun) pada program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Nusa Cendana Kupang.

95
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Sampel Perusahaan
Data Sampel Perusahaan Perbankan Periode 2012-2015

No Nama Perusahaan Kode


1 PT Bank Capital Indonesia Tbk. BACA
2 PT Bank Mutiara Tbk BCIC
3 PT Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS
4 PT Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA
5 PT Bank Sinarmas Tbk. BSIM
6 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN
7 PT Bank Artha Graha Internasioanal Tbk. INPC
8 PT Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN
Lampiran 2
Perhitungan Economic Value Added

1. Komponen Pembentuk NOPAT

NOPAT = Laba Bersih + Kenaikan Pajak Tangguhan + Kenaikan Penyisihan Aktiva Produktif + Minority Interest + Adjusted Interest
Expense
Tahun 2012

Kenaikan Minor
N Kenaikan Pajak Penyisihan ity Adjusted Interest
Perusahaan Laba Bersih NOPAT
o Tangguhan Aktiva Intere Expense
Produktif st
1 BACA 47.714.000.000 63.000.000 391.000.000 0 26.931.100.0000 317.479.000.000
2 BCIC 145.595.000.000 1.514.000.000 (2.570.000.000) 0 857.771.000.000 1.002.310.000.000
(21.355.000.00 171.833.000.00
3 BEKS 46.865.000.000 0 495.470.000.000 692.813.000.000
0) 0
4.249.861.000.0 (68.323.000.00 1.142.790.000.0 6.228.922.000.0
4 BNGA 0 11.553.250.000.000
00 0) 00 00
5 BSIM 227.906.000.000 3.671.000.000 16.834.000.000 0 671.392.000.000 919.803.000.000
1.978.986.000.0 445.325.000.00 3.221.858.000.0
6 BTPN 6.090.000.000 0 5.652.259.000.000
00 0 00
118.899.000.00 1.033.193.000.0
7 INPC 133.349.000.000 (3.421.000.000) 0 1.282.020.000.000
0 00
2.278.335.000.0 884.050.000.00 6.024.990.000.0
8 PNBN 43.368.000.000 0 9.230.743.000.000
00 0 00
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

1. Komponen Pembentuk NOPAT

NOPAT = Laba Bersih + Kenaikan Pajak Tangguhan + Kenaikan Penyisihan Aktiva Produktif + Minority Interest + Adjusted Interest
Expense

Tahun 2013

Kenaikan Minor
N Kenaikan Pajak Penyisihan ity Adjusted Interest
Perusahaan Laba Bersih NOPAT
o Tangguhan Aktiva Intere Expense
Produktif st
1 BACA 70.477.000.000 3.680.000.000 (9.622.000.000) 0 344.842.000.000 409.377.000.000
997.662.000.00 1.028.649.000.0
2 BCIC (1.169.662.000.000) (14.584.000.000) 0 842.065.000.000
0 00
3 BEKS 96.272.000.000 (6.157.000.000) 101.141.000.000 0 647.757.000.000 839.013.000.000
4.296.151.000.00 304.192.000.00 1.198.769.000.0 7.354.751.000.0
4 BNGA 0 13.153.863.000.000
0 0 00 00
244.475.000.00
5 BSIM 221.100.000.000 379.000.000 0 563.787.000.000 1.029.741.000.000
0
2.131.101.000.00 591.327.000.00 3.894.609.000.0
6 BTPN 27.093.000.000 0 6.644.130.000.000
0 0 00
7 INPC 225.937.000.000 6.099.000.000 63.137.000.000 0 942.104.000.000 1.237.277.000.000
2.454.475.000.00 112.887.000.00 571.463.000.00 7.120.070.000.0
8 PNBN 0 10.258.895.000.000
0 0 0 00
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

1. Komponen Pembentuk NOPAT

NOPAT = Laba Bersih + Kenaikan Pajak Tangguhan + Kenaikan Penyisihan Aktiva Produktif + Minority Interest + Adjusted Interest
Expense

Tahun 2014

Kenaikan Minor
N Kenaikan Pajak Penyisihan ity Adjusted Interest
Perusahaan Laba Bersih NOPAT
o Tangguhan Aktiva Intere Expense
Produktif st
(1.876.000.000
1 BACA 74.530.000.000 (733.000.000) 0 570.303.000.000 642.224.000.000
)
(662.006.000.00 138.505.000.00 1.128.672.000.0
2 BCIC 5.737.000.000 0 610.908.000.000
0) 0 00
(119.173.000.000
3 BEKS 29.377.000.000 122.973.000.000 0 875.581.000.000 839.013.000.000
)
2.343.840.000.00 (207.395.000.0 3.458.008.000.0 9.850.966.000.0
4 BNGA 0 15.445.419.000.000
0 00) 00 00
5 BSIM 154.932.000.000 136.000.000 0 0 806.881.000.000 961.949.000.000
1.869.031.000.00 743.983.000.00 5.252.372.000.0
6 BTPN 4.627.000.000 0 7.870.013.000.000
0 0 00
1.294.645.000.0
7 INPC 110.585.000.000 12.576.000.000 54.486.000.000 0 1.472.292.000.000
00
2.582.627.000.00 437.265.000.00 9.284.606.000.0
8 PNBN (27.992.000.000) 0 12.276.506.000.000
0 0 00
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

1. Komponen Pembentuk NOPAT


NOPAT = Laba Bersih + Kenaikan Pajak Tangguhan + Kenaikan Penyisihan Aktiva Produktif + Minority Interest + Adjusted Interest
Expense

Tahun 2015

Kenaikan Minor
N Kenaikan Pajak Penyisihan ity Adjusted Interest
Perusahaan Laba Bersih NOPAT
o Tangguhan Aktiva Intere Expense
Produktif st
(680.000.000
1 BACA 90.823.000.000 (4.284.000.000) 0 828.538.000.000 914.397.000.000
)
(676.010.000.00 (9.108.000.00 269.779.000.00
2 BCIC 0 922.087.000.000 506.748.000.000
0) 0) 0
(331.159.000.000
3 BEKS 54.978.000.000 182.944.000.000 0 632.619.000.000 539.382.000.000
)
5.343.714.000.0 10.558.619.000.
4 BNGA 427.885.000.000 95.931.000.000 0 16.426.149.000.000
00 000
2.071.000.00 171.895.000.00 1.048.493.000.0
5 BSIM 185.153.000.000 0 1.407.612.000.000
0 0 00
1.752.609.000.00 1.366.000.00 785.886.000.00 5.308.265.000.0
6 BTPN 0 7.848.126.000.000
0 0 0 00
13.139.000.00 105.371.000.00 1.411.721.000.0
7 INPC 71.294.000.000 0 1.601.525.000.000
0 0 00
1.567.845.000.00 1.344.809.000.0 9.713.532.000.0
8 PNBN 70.731.000.000 0 12.696.917.000.000
0 00 00
Catatan: Dalam Rupiah Penuh
2. Komponen Pembentuk Invested Capital
Invested Capital (Average) = Nilai Ekuitas + Jumlah Kewajiban Hutang + Minority Interest - Pajak Tangguhan – Penyisihan Piutang
Ragu-ragu
Tahun 2012
Jumlah Minori Penyisihan
N Perusaha Pajak
Nilai Ekuitas Kewajiban ty Piutang Jumlah Capital Average Capital
o an Tangguhan
Hutang Interest Ragu-ragu
1 BACA 657.788.000.000 5.008.389.000.0 0 2.433.000.000 1833100000 5.645.413.000.00 5.645.413.000.0
00 0 0 00
2 BCIC 1.243.946.000.0 13.996.145.000. 0 112.786.000.0 201.703.000.0 14.925.602.000.0 14.925.602.000.0
00 000 00 00 00 00
3 BEKS 654.184.000.000 7.028.754.000.0 0 82.777.000.000 295.714.000.0 7.304.447.000.0 7.304.447.000.0
00 00 00 00
4 BNGA 2265191200000 1747605690000 0 311580000000 36717200000 193.429.181.000. 193.429.181.000.
0 00 00 000 000
5 BSIM 1825608000000 1332628400000 0 8253000000 92248000000 15.051.391.000. 15.051.391.000.0
0 000 00
6 BTPN 7733927000000 5135620500000 0 34680000000 38419000000 58.671.262.000. 58.671.262.000.0
0 0 000 00
7 INPC 1937327000000 1862144300000 0 29620000000 10201000000 20.518.949.000. 20.518.949.000.0
0 000 00
8 PNBN 1764776500000 1311448500000 0 96958000000 13092990000 147.386.358.000. 147.386.358.000.
0 00 00 000 000
Catatan: Dalam Rupiah Penuh
2. Komponen Pembentuk Invested Capital
Invested Capital (Average) = Nilai Ekuitas + Jumlah Kewajiban Hutang + Minority Interest - Pajak Tangguhan – Penyisihan Piutang
Ragu-ragu
Tahun 2013
Jumlah Kewajiban Minority Penyisihan Piutang
No Perusahaan Nilai Ekuitas Pajak Tangguhan Jumlah Capital Average Capital
Hutang Interest Ragu-ragu
1 BACA 906.390.000.000 6.232.886.000.000 0 6.113.000.000 8.630.000.000 7.124.533.000.000 6.384.973.000.000
2 BCIC 1.375.050.000.000 13.201.044.000.000 0 98.202.000.000 1.003.491.000.000 13.474.401.000.000 14.200.001.500.000
3 BEKS 717.916.000.000 8.285.208.000.000 0 76.620.000.000 236.065.000.000 8.690.439.000.000 7.997.443.000.000
4 BNGA 25.886.687.000.000 192.979.722.000.000 0 616.042.000.000 3.882.512.000.000 214.367.855.000.000 203.898.518.000.000
5 BSIM 2.754.260.000.000 14.693.195.000.000 0 4.254.000.000 56.333.000.000 17.386.868.000.000 16.219.129.500.000
6 BTPN 9.907.865.000.000 59.757.008.000.000 0 61.773.000.000 486.446.000.000 69.116.654.000.000 63.893.958.000.000
7 INPC 2.611.823.000.000 18.576.759.000.000 0 35.719.000.000 78.796.000.000 21.074.067.000.000 20.796.508.000.000
8 PNBN 19.958.433.000.000 144.097.145.000.000 0 209.845.000.000 1.757.943.000.000 162.087.790.000.000 154.737.074.000.000
Catatan: Dalam Rupiah Penuh
2. Komponen Pembentuk Invested Capital
Invested Capital (Average) = Nilai Ekuitas + Jumlah Kewajiban Hutang + Minority Interest - Pajak Tangguhan – Penyisihan Piutang
Ragu-ragu
Tahun 2014
Penyisihan
Jumlah Kewajiban Minority
No Perusahaan Nilai Ekuitas Pajak Tangguhan Piutang Ragu- Jumlah Capital Average Capital
Hutang Interest
ragu
1 BACA 974.193.000.000 8.277.583.000.000 0 4.237.000.000 7.897.000.000 9.239.642.000.000 7.336.529.333.333
2 BCIC 1.019.618.000.000 11.662.403.000.000 0 103.939.000.000 609.630.000.000 11.968.452.000.000 13.456.151.666.667
3 BEKS 636.146.000.000 8.407.900.000.000 0 105.997.000.000 159.101.000.000 8.778.948.000.000 8.257.944.666.667
4 BNGA 28.447.694.000.000 204.714.729.000.000 0 408.647.000.000 5.757.285.000.000 226.996.491.000.000 211.597.842.333.333
5 BSIM 3.160.482.000.000 18.099.067.000.000 0 4.390.000.000 75.078.000.000 21.180.081.000.000 17.872.780.000.000
6 BTPN 12.060.534.000.000 60.749.900.000.000 0 66.400.000.000 507.019.000.000 72.237.015.000.000 66.674.977.000.000
7 INPC 2.719.276.000.000 20.734.071.000.000 0 48.295.000.000 132.027.000.000 23.273.025.000.000 21.622.013.666.667
8 PNBN 23.228.703.000.000 149.352.964.000.000 0 181.853.000.000 1.992.666.000.000 170.407.148.000.000 159.960.432.000.000
Catatan: Dalam Rupiah Penuh
2. Komponen Pembentuk Invested Capital
Invested Capital (Average) = Nilai Ekuitas + Jumlah Kewajiban Hutang + Minority Interest - Pajak Tangguhan – Penyisihan Piutang
Ragu-ragu
Tahun 2015
Penyisihan
Jumlah Kewajiban Minority
No Perusahaan Nilai Ekuitas Pajak Tangguhan Piutang Ragu- Jumlah Capital Average Capital
Hutang Interest
ragu
1 BACA 1.053.416.000.000 11.105.781.000.000 0 3.557.000.000 3.613.000.000 12.152.027.000.000 8.540.403.750.000
2 BCIC 998.153.000.000 12.185.350.000.000 0 94.831.000.000 190.642.000.000 12.898.030.000.000 13.316.621.250.000
3 BEKS 310.670.000.000 5.656.516.000.000 0 157.788.000.000 52.553.000.000 5.756.845.000.000 7.632.669.750.000
4 BNGA 28.679.387.000.000 210.169.865.000.000 0 504.578.000.000 7.050.246.000.000 231.294.428.000.000 216.521.988.750.000
5 BSIM 3.669.611.000.000 24.199.077.000.000 0 6.461.000.000 178.808.000.000 27.683.419.000.000 20.325.439.750.000
6 BTPN 13.923.859.000.000 64.053.233.000.000 0 67.766.000.000 543.585.000.000 77.365.741.000.000 69.347.668.000.000
7 INPC 2.765.770.000.000 22.353.479.000.000 0 61.434.000.000 226.597.000.000 24.831.218.000.000 22.424.314.750.000
8 PNBN 30.806.209.000.000 152.314.331.000.000 0 252.584.000.000 2.659.541.000.000 180.208.415.000.000 165.022.427.750.000
Catatan: Dalam Rupiah Penuh
3. Perhitungan Tingkat Pajak
Beban Pajak
Pajak =
Earning Before Tax
Tingkat
No Perusahaan Tahun Beban Pajak EBT
Pajak
2012 14.847.000.000 62.561.000.000 0,237
2013 22.866.000.000 93.343.000.000 0,245
1 BACA
2014 24.366.000.000 98.896.000.000 0,246
2015 28.825.000.000 119.648.000.000 0,241
2012 (1.514.000.000) 144081000000 (0,011)
2013 23.069.000.000 (112.976.000.000) (0,204)
2 BCIC
2014 (7.928.000.000) (669.934.000.000) 0,012
2015 24.260.000.000 (651.750.000.000) (0,037)
2012 21.355.000.000 68220000000 0,313
2013 61.57.000.000 102.429.000.000 0,060
3 BEKS
2014 (29.377.000.000) (148.550.000.000) 0,198
2015 (53.685.000.000) (384.844.000.000) 0,139
2012 1.537.066.000.00 5.786.927.000.00
0,266
0 0
2013 1.535.866.000.00 5.832.017.000.00
0,263
4 BNGA 0 0
2014 3.200.169.000.00
856.329.000.000 0,268
0
2015 142.119.000.000 570.004.000.000 0,249
2012 57.573.000.000 285.479.000.000 0,202
2013 65.000.000.000 286.100.000.000 0,227
5 BSIM
2014 45.963.000.000 200.895.000.000 0,229
2015 53.800.000.000 238.953.000.000 0,225
2012 2.485.314.000.00
506.328.000.000 0,204
0
2013 2.868.855.000.00
737.754.000.000 0,257
6 BTPN 0
2014 2.522.528.000.00
653.497.000.000 0,259
0
2015 680.002.000.000 2.432.611.000.000 0,280
2012 6.461.000.000 139.810.000.000 0,046
2013 67.676.000.000 293.613.000.000 0,230
7 INPC
2014 67.192.000.000 177.777.000.000 0,378
2015 12.964.000.000 84.258.000.000 0,154
8 PNBN 2012 3.042.464.000.00
764.129.000.000 0,251
0
2013 3.252.163.000.00
797.688.000.000 0,245
0
2014 3.477.071.000.00
894.444.000.000 0,257
0
2015 889.839.000.000 2.457.684.000.00 0,362
0
Catatan: Dalam Rupiah Penuh
4. Perhitungan Cost Of Debt (Kd)
Cost of Debt ( Kd )=Tingkat Bunga x (1−Tax)
Beban Bunga(i)
*dimana: Tingkat bunga ( Kb ) = x 100
Total Hutang( D)

Tingkat Bunga Cost


N Perus Tingk of
Tahun Tax
o ahaan Beban Bunga Jumlah Hutang at Deb
Bunga t
4.959.121.000.00 0,23 0,04
2012 269.311.000.000 0,054
0 7 1
6.164.938.000. 0,25 0,04
2013 344.842.000.000 0,056
BAC 000 4 2
1
A 8.204.664.000.0 0,24 0,05
2014 570.303.000.000 0,070
00 6 2
10.801.175.000.00 0,24 0,05
2015 828.538.000.000 0,077
0 1 8
857.771.000.00 (0,0 0,06
2012 13.428.031.000.000 0,064
0 11) 5
1.028.649.000.0 (0,2 0,09
2013 12.576.469.000.000 0,082
00 04) 8
2 BCIC
1.128.672.000.0 0,01 0,10
2014 11.050.748.000.000 0,102
00 2 1
(0,0 0,08
2015 922.087.000.000 11.278.140.000.000 0,082
37) 5
0,31 0,05
2012 495.470.000.000 6.758.884.000.000 0,073
3 0
0,06 0,07
2013 647.757.000.000 7.847.121.000.000 0.083
BEK 0 8
3
S 875.581.000.0 0,19 0,08
2014 8.034.474.000.000 0,109
00 8 7
0,13 0,10
2015 632.619.000.000 5.300.983.000.000 0,119
9 3
6.228.922.000.0 153.823.870.000.00 0,26 0,03
2012 0,040
00 0 6 0
7.354.751.000.0 164.282.570.000.00 0,26 0,03
2013 0,045
BNG 00 0 3 3
4
A 9.850.966.000.0 176.499.148.000.00 0,26 0,04
2014 0,056
00 0 8 1
10.558.619.000.00 183.624.046.000.00 0,24 0,04
2015 0,058
0 0 9 3
5 BSIM 671.392.000.00 0,20 0,05
2012 9.296.043.000.000 0,072
0 2 8
563.787.000.0 0,22 0,04
2013 10.740.480.000.000 0,052
00 7 1
2014 806.881.000.0 14.631.229.000.00 0,055 0,22 0,04
00 0 9 3
1.048.493.000.00 0,22 0,04
2015 19.448.887.000.000 0,054
0 5 2
0,20 0,05
2012 3.221.858.000.000 45.046.149.000.000 0,072
4 7
0,25 0,05
2013 3.894.609.000.000 51.979.630.000.000 0,075
BTP 7 6
6
N 0,25 0,07
2014 5.252.372.000.000 51.052.587.000.000 0,103
9 6
5.308.265.000.00 56.806.328.000.00 0,28 0,06
2015 0,093
0 0 0 7
0,04 0,05
2012 1.033.193.000.000 16.718.134.000.000 0,062
6 9
16.217.216.000.00 0,23 0,04
2013 942.104.000.000 0,058
0 0 5
7 INPC
0,37 0,04
2014 1.294.645.000.000 18.629.205.000.000 0,069
8 3
0,15 0,05
2015 1.411.721.000.000 20.394.649.000.000 0,069
4 9
108.906.924.000.00 0,25 0,04
2012 6.024.990.000.000 0,055
0 1 1
0,24 0,04
2013 7.120.070.000.000 114.942.556.000.000 0,062
PNB 5 7
8
N 130.274.136.000.00 0,25 0,05
2014 9.284.606.000.000 0,071
0 7 3
132.783.091.000.00 0,36 0,04
2015 9.713.532.000.000 0,073
0 2 7
Catatan: Dalam Rupiah Penuh
4. Perhitungan Cost of Equity (Ke)
Cost Of Equity=Risk Free Rate + β (MRP)

Perusahaa
No Tahun Rf β MRP Ke
n
2012 0,058 0,174 0,017 0,061
2013 0,065 0,002 0,041 0,065
1 BACA
2014 0,075 0,003 0,038 0,075
2015 0,075 0,051 0,029 0,077
2012 0,058 0 0,017 0,058
2013 0,065 0 0,041 0,065
2 BCIC
2014 0,075 0 0,038 0,075
2015 0,075 0 0,029 0,075
2012 0,058 (0,004) 0,017 0,058
2013 0,065 0,520 0,041 0,086
3 BEKS
2014 0,075 0,129 0,038 0,80
2015 0,075 (0,046) 0,029 0,074
2012 0,058 0,447 0,017 0,066
2013 0,065 0,465 0,041 0,084
4 BNGA
2014 0,075 0,172 0,038 0,082
2015 0,075 0,139 0,029 0,079
2012 0,058 0,226 0,017 0,062
2013 0,065 0,619 0,041 0,090
5 BSIM
2014 0,075 0,044 0,038 0,077
2015 0,075 (0,101) 0,029 0,072
2012 0,058 (0,024) 0,017 0,057
2013 0,065 0,269 0,041 0,076
6 BTPN
2014 0,075 (0,047) 0,038 0,074
2015 0,075 0,220 0,029 0,082
2012 0,058 0,246 0,017 0,062
2013 0,065 0,192 0,041 0,072
7 INPC
2014 0,075 0,130 0,038 0,080
2015 0,075 0,167 0,029 0,080
2012 0,058 (0,012) 0,017 0,057
2013 0,065 0,284 0,041 0,076
8 PNBN
2014 0,075 0,008 0,038 0,076
2015 0,075 0,170 0,029 0,080

95
5. Perhitungan WACC
WACC=( Wd x Kd ) +(We x Ke)

Perusahaa
No Tahun Wd Kd We Ke WACC
n
0,04 0,06
2012 0,883 0,117 0,044
1 1
0,04 0,06
2013 0,872 0,128 0,045
2 5
1 BACA
0,05 0,07
2014 0,894 0,106 0,055
2 5
0,05 0,07
2015 0,911 0,089 0,060
8 7
0,06 0,05
2012 0,915 0,085 0,064
5 8
0,09 0,06
2013 0,901 0,099 0,095
8 5
2 BCIC
0,10 0,07
2014 0,916 0,084 0,099
1 5
0,08 0,07
2015 0,919 0,081 0,084
5 5
0,05 0,05
2012 0,912 0,088 0,051
0 8
0,07 0,08
2013 0,916 0,084 0,078
8 6
3 BEKS
0,08 0,08
2014 0,927 0,073 0,087
7 0
0,10 0,07
2015 0,945 0,055 0,101
3 4
0,03 0,06
2012 0,872 0,128 0,034
0 6
0,03 0,08
2013 0,864 0,136 0,040
3 4
4 BNGA
0,04 0,08
2014 0,861 0,139 0,047
1 2
0,04 0,07
2015 0,865 0,135 0,084
3 9
0,05 0,06
2012 0,836 0,164 0,058
8 2
0,04 0,09
2013 0,796 0,204 0,051
1 0
5 BSIM
0,04 0,07
2014 0,822 0,178 0,049
3 7
0,04 0,07
2015 0,841 0,159 0,047
2 2
6 BTPN 2012 0,853 0,05 0,147 0,05 0,057
7 7
0,05 0,07
2013 0,840 0,160 0,059
6 6
0,07 0,08
2014 0,809 0,191 0,070
6 2
0,06 0,08
2015 0,803 0,197 0,070
7 2
0,05 0,06
2012 0.896 0,104 0,059
9 2
0,04 0,07
2013 0,861 0,139 0,049
5 2
7 INPC
0,04 0,08
2014 0,873 0,127 0,048
3 0
0,05 0,08
2015 0,881 0,119 0,061
9 0
0,04 0,05
2012 0,861 0,139 0,044
1 7
0,04 0,07
2013 0,852 0,148 0,051
7 6
8 PNBN
0,05 0,07
2014 0,849 0,151 0,056
3 6
0,04 0,08
2015 0,812 0,188 0,053
7 0

7. Perhitungan Capital Charge


Capital Charge=WACC x Invested Capital

No Perusahaan Tahun WACC Invested Capital Capital Charge


2012 0,044 5.645.413.000.000 246.558.500.658
2013 0,045 6.384.973.000.000 288.018.007.048
1 BACA
2014 0,055 7.336.529.333.333 402.251.944.959
2015 0,060 8.540.403.750.000 511.301.750.479
2012 0,064 14.925.602.000.000 954.794.951.824
2013 0,095 14.200.001.500.000 1.351.141.378.557
2 BCIC
2014 0,099 134.56.151.666.667 1.328.969.591.743
2015 0,084 13.316.621.250.000 1.118.889.638.598
3 BEKS 2012 0,051 7.304.447.000.000 372.538.477.444
2013 0,078 7.997.443.000.000 460.584.381.158
2014 0,087 8.257.944.666.667 717.569.766.143
2015 0,101 7.632.669.750.000 771.631.434.940
2012 0,034 193.429.181.000.000 6.649.018.138.548
2013 0,040 203.898.518.000.000 8130965319671
4 BNGA
2014 0,047 211.597.842.333.333 9.850.699.131.223
2015 0,084 216.521.988.750.000 10.401.669.184.522
2012 0,058 15.051.391.000.000 877.486.765.772
2013 0,051 16.219.129.500.000 821.400.966.492
5 BSIM
2014 0,049 17.872.780.000.000 869.459.224.915
2015 0,047 20.325.439.750.000 947.441.531.388
2012 0,057 58.671.262.000.000 3.344.441.243.455
2013 0,059 63.893.958.000.000 3.760.367.785.187
6 BTPN
2014 0,070 66.674.977.000.000 5.048.180.915.364
2015 0,070 69.347.668.000.000 4.863.723.436.992
2012 0,059 20.518.949.000.000 1.215.822.979.976
2013 0,049 20.796.508.000.000 1.009.690.473.849
7 INPC
2014 0,048 21.622.013.666.667 1.036.574.356.885
2015 0,061 22.424.314.750.000 1.370.956.865.182
2012 0,044 147.386.358.000.000 6.436.213.299.521
2013 0,051 154.737.074.000.000 7.909.038.290.178
8 PNBN
2014 0,056 159.960.432.000.000 9.016.471.561.604
2015 0,053 165.022.427.750.000 8.741.369.275.918
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

7. Perhitungan Economic Value Added (EVA)


NOPAT −Capital Charge
EVA=
Jumlah lembar saham yang beredar

EVA per
Perusahaa
No Tahun NOPAT Capital Charge EVA Lembar
n
Saham
2012 317.479.000.000 246.558.500.658 70.920.499.342 15,584
2013 409.377.000.000 288.018.007.048 121.358.992.952 18,97
1 BACA
2014 642.224.000.000 402.251.944.959 239.972.055.041 37,51078
2015 914.397.000.000 511.301.750.479 403.095.249.521 62,9391
2012 1.002.310.000.000 954.794.951.824 47.515.048.176 0,00007026
2013 842.065.000.000 1.351.141.378.557 (509.076.378.557) -0,00075
2 BCIC
2014 610.908.000.000 1.328.969.591.743 (718.061.591.743) -0,0009
2015 506.748.000.000 1.118.889.638.598 (612.141.638.598) -0,00068
3 BEKS 2012 692.813.000.000 372.538.477.444 320.274.522.556 29,7788
2013 839.013.000.000 460.584.381.158 378.428.618.842 19,79938
2014 908.758.000.000 717.569.766.143 191.188.233.857 17,77649
2015 539.382.000.000 771.631.434.940 (232.249.434.940) -21,5943
2012 11.553.250.000.000 6.649.018.138.548 4.904.231.861.452 195,7015
13.153.863.000.00 8.130.965.319.671 5.022.897.680.329
2013
0 200,4368
4 BNGA 15.445.419.000.00 9.850.699.131.223 5.594.719.868.777
2014
0 223,2552
16.426.149.000.00 10.401.669.184.52 6.024.479.815.479
2015
0 2 240,4046
2012 919.803.000.000 877.486.765.772 42.316.234.228 4,11483
2013 1.029.741.000.000 821.400.966.492 208.340.033.508 15,88335
5 BSIM
2014 961.949.000.000 869.459.224.915 92.489.775.085 6,587512
2015 1.407.612.000.000 947.441.531.388 460.170.468.612 32,51629
2012 5.652.259.000.000 3.344.441.243.455 2.307.817.756.545 395,1552
2013 6.644.130.000.000 3.760.367.785.187 2.883.762.214.813 493,7702
6 BTPN
2014 7.870.013.000.000 5.048.180.915.364 2.821.832.084.636 483,1663
2015 7.848.126.000.000 4.863.723.436.992 2.984.402.563.008 511,0023
2012 1.282.020.000.000 1.215.822.979.976 66.197.020.024 7,7197
2013 1.237.277.000.000 1.009.690.473.849 227.586.526.151 17,38858
7 INPC
2014 1.472.292.000.000 1.036.574.356.885 435.717.643.115 33,29069
2015 1.601.525.000.000 1.370.956.865.182 230.568.134.818 17,61639
2012 9.230.743.000.000 6.436.213.299.521 2.794.529.700.479 116,0151
10.258.895.000.00 7.909.038.290.178 2.349.856.709.822
2013
0 97,55444
8 PNBN 12.276.506.000.00 9.016.471.561.604 3.260.034.438.396
2014
0 135,3405
12.696.917.000.00 8.741.369.275.918 3.955.547.724.082
2015
0 164,2148
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

Lampiran 3
Perhitungan Market Value Added
( Stock Price−Book Value ) x Outstanding Share
MVA=
Jumlah lembar saham yang beredar

Tahun 2012

MVA
Stoc
per
N Perusahaa k Book
Outstanding Share MVA Lemba
o n Pric Value
r
e
Saham
1 BACA 114 100 4.550.852.657 63.711.937.198 14
88 100 63.97.416.110 (76.768.993.320) (12)
96 100 63.97.416.110 (25.589.664.440) (4)
94 100 6.404.528.162 (38.427.168.972) (6)
33.805.042.639.000.00
2 BCIC 50 0,01 676.236.100.000.000 49,99
0
33.805.042.639.000.00
50 0,01 676.236.100.000.000 49,99
0
40.051.193.159.000.00
50 0,01 801.184.100.000.000 49,99
0
45.050.193.159.000.00
50 0,01 901.184.100.000.000 49,99
0
3 BEKS 120 100 10.755.117.153 215.102.343.060 20
84 100 10.755.117.153 (172.081.874.448) (16)
80 100 10.755.117.153 (215.102.343.060) (20)
53 100 10.755.117.153 (505.490.506.191) (47)
1.10
4 BNGA 50 25.059.752.907 26.312.740.552.350 1.050
0
920 50 25.059.752.907 21.801.985.029.090 870
835 50 25.059.752.907 19.671.906.031.995 785
595 50 25.059.752.907 13.657.565.334.315 545
5 BSIM 225 100 10.283.836.238 1.285.479.529.750 125
240 100 13.116.881.498 1.836.363.409.720 140
339 100 13.116.881.498 3.355.600.235.411 239
394 100 14.151.999.729 4.160.687.920.326 294
5.25
6 BTPN 20 5.840.287.257 30.544.702.354.110 5.230
0
4.30
20 5.840.287.257 24.996.429.459.960 4.280
0
3.95
20 5.840.287.257 22.952.328.920.010 3.930
0
2.40
20 5.840.287.257 13.899.883.671.660 2.380
0
7 INPC 104 110,88 8.575.076.227 (58.996.524.442) (6,88)
91 110,88 13.088.274.241 (260.194.891.911) (19,88)
79 110,88 13.088.274.241 (417.254.182.803) (31,88)
64 110,88 13.088.274.241 (613.578.296.418) (46,88)
8 PNBN 630 100 24.087.645.998 12.766.452.378.940 530
660 100 24.087.645.998 13.489.081.758.880 560
1.16
100 24.087.645.998 25.653.342.987.870 1.065
5
820 100 24.087.645.998 17.343.105.118.560 720
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

Lampiran 4
Daftar Harga Saham Perusahaan Perbankan
Daftar Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel
No Perusahaan 2012 2013 2014 2015
1 BACA 114 88 96 94
2 BCIC 50 50 50 50
3 BEKS 120 84 80 53
4 BNGA 1.100 920 835 595
5 BSIM 225 240 339 394
6 BTPN 5.250 4.300 3.950 2.400
7 INPC 104 91 79 64
8 PNBN 630 660 1.165 820
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

Lampiran 5
Tabulasi Data Penelitian

No Perusahaan Tahun EVA MVA Harga Saham


2012 15,584 14 114
2013 18,97 (12) 88
1 BACA
2014 37,51078 (4) 96
2015 62,9391 (6) 94
2012 0,00007026 49,99 50
2013 -0,00075 49,99 50
2 BCIC
2014 -0,0009 49,99 50
2015 -0,00068 49,99 50
2012 29,7788 20 120
2013 19,79938 (16) 84
3 BEKS
2014 17,77649 (20) 80
2015 -21,5943 (47) 53
2012 195,7015 1.050 1.100
2013 200,4368 870 920
4 BNGA
2014 223,2552 785 835
2015 240,4046 545 595
2012 4,11483 125 225
2013 15,88335 140 240
5 BSIM
2014 6,587512 239 339
2015 32,51629 294 394
2012 395,1552 5.230 5.250
2013 493,7702 4.280 4.300
6 BTPN
2014 483,1663 3.930 3.950
2015 511,0023 2.380 2.400
2012 7,7197 (6,88) 104
2013 17,38858 (19,88) 91
7 INPC
2014 33,29069 (31,88) 79
2015 17,61639 (46,88) 64
2012 116,0151 530 630
8 PNBN 2013 97,55444 560 660
2014 135,3405 1.065 1.165
2015 164,2148 720 820
Catatan: Dalam Rupiah Penuh

Lampiran 6
Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EVA 32 -21,59 511,00 111,6218 156,71859


MVA 32 -47,00 5230,00 711,4513 1341,63182
Harga Saham 32 50,00 5250,00 787,5313 1320,54072
Valid N (listwise) 32
Lampiran 7
Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas (Sebelum Transformasi Data)


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 32
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 42,18553633
Absolute ,246
Most Extreme Differences Positive ,214
Negative -,246
Kolmogorov-Smirnov Z 1,391
Asymp. Sig. (2-tailed) ,042

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Hasil Uji Normalitas (Sesudah Transformasi Data)


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 32
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,65943800
Absolute ,154
Most Extreme Differences Positive ,154
Negative -,130
Kolmogorov-Smirnov Z ,871
Asymp. Sig. (2-tailed) ,434

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Hasil Uji Heterokedastisitas


Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) ,256 ,129 1,990 ,061

1 Ln_EVA ,013 ,026 ,215 ,518 ,610

Ln_MVA -,015 ,033 -,193 -,465 ,647

a. Dependent Variable: RES_2

Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 2,114 ,244 8,659 ,000

1 Ln_EVA ,293 ,049 ,442 6,004 ,000 ,302 3,308

Ln_MVA ,500 ,063 ,585 7,947 ,000 ,302 3,308

a. Dependent Variable: Ln_Harga_Saham

Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 ,984a ,969 ,966 ,27403 1,498

a. Predictors: (Constant), Ln_MVA, Ln_EVA


b. Dependent Variable: Ln_Harga_Saham

Hasil Uji Autokorelasi Run test


Runs Test

Unstandardized
Residual

Test Valuea -,08601


Cases < Test Value 11
Cases >= Test Value 11
Total Cases 22
Number of Runs 8
Z -1,529
Asymp. Sig. (2-tailed) ,126

a. Median
Lampiran 8
Model Transformasi Data

LnHarga Saham = Konstanta + LnEVA + LnMVA


Harga LnHarga
No EVA LnEVA MVA LnMVA
Saham Saham
1 114 4,744932 15,584 2,808438528 14 2,70805
1,09861
2 88 4,488636 18,97 2,994231221 (12)
2
1,79175
3 96 4,574711 37,51078 3,650938148 (4)
9
1,38629
4 94 5,327876 62,9391 4,157931095 (6)
4
0,0000702
5 50 3,931826 0,000070262 49,99 3,93163
6
6 50 3,931826 -0,00075 -0,00075309 49,99 3,93163
7 50 3,931826 -0,0009 -0,00089665 49,99 3,93163
8 50 3,931826 -0,00068 -0,00067949 49,99 3,93163
3,04452
9 120 4,795791 29,7788 3,426826262 20
2
2,19722
10 84 4,442651 19,79938 3,034923043 (16)
5
11 80 4,394449 17,77649 2,932605562 (20) 1,60943
8
1,09861
12 53 3,988984 -21,5943 1,225444803 (47)
2
6,95749
13 1.100 7,003974 195,7015 5,281687479 1.050
7
6,76964
14 920 6,825460 200,4368 5,305475882 870
2
6,66695
15 835 6,728629 223,2552 5,41278464 785
7
6,30261
16 595 6,390241 240,4046 5,486474354 545
9
4,83628
17 225 5,420535 4,11483 1,632144094 125
2
18 240 5,484797 15,88335 2,826327991 140 4,94876
5,48063
19 339 5,828946 6,587512 2,026503715 239
9
5,68697
20 394 5,978886 32,51629 3,512031466 294
5
8,56235
21 5.250 8,566174 395,1552 5,981806106 5.230
8
8,36194
22 4.300 8,366603 493,7702 6,204093479 4.280
2
8,27664
23 3.950 8,281724 483,1663 6,182428448 3.930
9
7,77527
24 2.400 7,783641 511,0023 6,238329043 2.380
6
1,13783
25 104 4,653960 7,7197 2,165584888 (6,88)
3
1,63315
26 91 4,521789 17,38858 2,911729913 (19,88)
4
1,13783
27 79 4,382027 33,29069 3,534873806 (31,88)
3
1,13783
28 64 4,174387 17,61639 2,92404234 (46,88)
3
6,27476
29 630 6,447306 116,0151 4,762302646 530
2
6,32972
30 660 6,493754 97,55444 4,590609041 560
1
6,97166
31 1.165 7,061334 135,3405 4,915155551 1.065
9
6,58063
32 820 6,710523 164,2148 5,107246384 720
9
Lampiran 9
Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,984 ,969 ,966 ,27403

a. Predictors: (Constant), Ln_MVA, Ln_EVA

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)


Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 2,114 ,244 8,659 ,000

1 Ln_EVA ,293 ,049 ,442 6,004 ,000

Ln_MVA ,500 ,063 ,585 7,947 ,000

a. Dependent Variable: Ln_Harga_Saham

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 44,436 2 22,218 295,874 ,000b

1 Residual 1,427 19 ,075

Total 45,863 21

a. Dependent Variable: Ln_Harga_Saham


b. Predictors: (Constant), Ln_MVA, Ln_EVA

Anda mungkin juga menyukai