Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Desain
Kontrak Perjanjian Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Program Studi
Perbankan Syariah Kelompok 3
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
A. Matriks kaidah dan pedoman desain kontrak ekonomi syariah.........3
B. Contoh desain kontrak ekonomi syariah............................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................11
A. Simpulan...........................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan pada bab ini merupakan penjelasan teknis dan praktis
tentang teknik merancang sebuah desain yang sesuai dengan norma
ekonomi Islam. Dalam pembuatannya berpatokan pada norma, prinsip-
prinsip, dan kaidah-kaidah dari petunjuk dalil nash Al-Qur’an dan Hadis
Nabi Saw yang diformulasi secara simpel agar mudah dipahami. Langkah-
langkah yang harus dipahami dalam membuat suatu desain kontrak agar
tidak keluar dari substansi norma syariat.
Implementasi dari prinsip tauhid dan prinsip niat, adalah bahwa
setiap akad yang digunakan wajib konsisten sesuai dengan niat para
pelaku. Desain kontrak yang disiapkan dalam bentuk kontrak baku tidak
dapat digunakan sebelum diketahui kesesuaiannya dengan niat (maksud
dan kehendak) para pelaku. Oleh karena itu, desain akad yang telah
disiapkan tidak boleh langsung disodorkan untuk digunakan sebelum
terlebih dahulu dilakukan pembicaraan oleh para calon pelaku akad untuk
mengetahui maksud dan kehendak masing-masing terhadap objek akad.
Pilihan akad yang akan digunakan tidak dapat ditentukan sepihak/oleh satu
pihak saja, atau hanya menyiapkan satu opsi akad saja dengan
mengabaikan niat dari pihak mitra.
Adapun syarat-syarat khusus suatu akad disesuaikan dengan
kekhasan / kekhususan desain akad yang dibuat. Syarat-syarat khusus
dapat dibuat dan ditambahkan dalam kontrak sepanjang syarat itu dapat
dibenarkan dalam syariat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana matriks kaidah dan pedoman desain kontrak ekonomi
syariah?
2. Apa saja contoh desain kontrak ekonomi syariah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui matriks kaidah dan pedoman desain kontrak
ekonomi syariah!
2. Untuk mengetahui contoh desain kontrak ekonomi syariah!
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
tertentu dilakukan
b. Pernyataan hasil telaah spekulasi
bahwa objek kontrak - Tidak boleh
memenuhi syaratsyarat; mengandung
jelas kuantitas unsur riba,
dan kualitasnya, halal, garar, dan maisir
suci, bermanfaat, dan - Tujuan
dapat diserahkan dilakukannya
3. Tujuan: akad tidak
Tujuan yang dibenarkan bertentangan
hanya dua yaitu: dengan
- U ntuk memenuhi syariat
kebutuhan - Maksud
yang dilakukannya
sipatnya pokok (wajib) akad tidak
- untuk memenuhi bersifat
kebutuhan yang mubasir dan israf
sifatnya
pendukung
(sunnat)
4. Akad/ Ijab dan Qabul:
K esepakatan penawaran
dan permintaan dituangkan
dalam kontrak
dengan
memenuhi syarat-
syarat: jelas, bersesuaian
(relevan), dan
Bersambung.
َالش `ي ْٰط ُن ِمن َّ ُاَلَّ ِذ ْينَ يَأْ ُكلُوْ نَ الرِّ ٰب``وا اَل يَقُوْ ُم``وْ نَ اِاَّل َك َما يَقُ``وْ ُم الَّ ِذيْ يَتَخَ بَّطُ `ه
ۗ `وا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح` َّر َم ال ِّر ٰب
`وا ۘ ك بِاَنَّهُ ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل الر ِّٰب ۗ ْالم
َ ِسِّ ٰذل َ
هّٰللا ۗ
فَ َم ْن َج` ا َء ٗه َموْ ِعظَ`ةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فَ``ا ْنت َٰهى فَلَ``هٗ َما َس`لَفَ َواَ ْم` ر ٗ ُٓه اِلَى ِ ۗ َو َم ْن ۤ
ٰۤ ُ
َار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن ِ َّ ن ال ُبحٰ ْص َ ا َك`
ِ ٕى
ِٕ ول عَا َد فَا
Terjemahnya: Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya (QS. Al-Baqarah:275).
: ص`لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي` ِه َو َس `لَّ َم ُس `ئِ َل َّ ِض َي هَّللا ُ َع ْنهُ أَ َّن النَّب
َ ي ِ ع َْن ِرفَا َعةَ ب ِْن َرافِ ٍع َر
ُور َر َواهُ ْالبَ َّزا ُر
ٍ َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبر، َع َم ُل ال َّرج ُِل بِيَ ِد ِه: ال ْ َب أ
َ َطيَبُ ؟ ق ِ أَيُّ ْال َك ْس
Artinya: Dari Rafi’ bin Khadij dari Kakeknya, ia berkata Rasulullah Saw ditanya
tentang usaha yang paling baik, Rasulullah Saw menjawab “ seseorang yang
bekerja dengan tangannya sendiri, dan jual-beli yang mabrur (HR. Ahmad)
َ صاةِّ َو َع ن
ب ي ِّع َ صلَّى هَّللا ُ ع ََل يهِّ َو َسلَّ َم َع ن ا
َ لح َ ِّ نَهَى َرسُو ُل هَّللا
ا لغ ََر ِّر
Artinya: Rasulullah Saw melarang jual beli hashah (dengan cara melempar
kerikil) dan jual beli yang mengandung garar (HR. Muslim).
Motto: “ Jual beli yang sesuai syariah mendatangkan berkah dan pahala,
jual beli yang melanggar syariah mendatangkan bencana dan dosa”
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaidah dan desain kontrak ekonomi syariah tersebut dalam
penggunaannya harus memperhatikan tujuh ketentuan Pedoman tersebut
yang dibuat berdasarkan metodologi fiqh muamalah, dijabarkan dari
kaidah-kaidah, ijtihad para ulama, prinsip-prinsip ekonomi syariah, dan
merupakan ikhtisar dari substansi dalil-dalil nash (Al-Qur’an dan Hadis
Nabi Saw. Desain kontrak yang dibuat tanpa memperhatikan kaidah-
kaidah dan pedoman yang dielaborasi dan diturunkan dari prinsip-prinsip
ekonomi syariah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis Nabis Saw, maka nilai
kesyariahannya belum tentu dapat dipenuhi, dengan kata lain belum tentu
dapat dibenarkan dalam perspektif ekonomi syariah.
Demikian halnya, jika desain kontrak yang dibuat atau digunakan
hanya mencontoh desain kontrak yang telah ada dalam ekonomi
konvensional tidak dapat dijamin keabsahannya dalam ekonomi syariah,
karena dalam desain kontrak ekonomi syariah harus terpenuhi norma
dasar, prinsip, kaidah dan substansi yang ditentukan dalam dalil-dalil nash
(Al-Qur’an dan hadis Nabi Saw). Jika kaidah-kaidah dan pedoman
tersebut di atas diwujudkan dalam bentuk kontrak/akad ekonomi syariah
maka dapat dibuat contoh Akad Jual Beli Rumah Dengan Sistem Urbun.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih
mudah memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang
dikaji yaitu tentang pedoman pembuatan desain kontrak / perjanjian
ekonomi syariah. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu, kepada para pembaca dan penulis
mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya
membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.
11
DAFTAR RUJUKAN
Abdulahanaa, ‘Kaidah-Kaidah Keabsahan Multi Akad (Hybrid
Contract) & Desain Kontrak Ekonomi Syariah’, 3 (2020), 1–167, diakses
pada pukul 01.30 WIB.
12