Abstrak
Kekerasan seksual pada anak saat ini menjadi sorotan masyarakat. Jumlah kasus
kekerasan seksual meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan ini menjadi
perhatian seluruh masyarakat, lembaga, dan institusi terkait. Konstitusi, Ratifikasi
terhadap Konvensi PBB tentang Hak Anak dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak (UU PA) telah diundangkan, akan tetapi tindak pidana
kekerasan seksual terhadap anak masih kerap terjadi. Berdasarkan hal tersebut, dapat
dikatakan bahwa perlindungan hukum terhadap anak dari tindak pidana kekerasan
seksual belum efektif dan maksimal. Sanksi pidana yang terlalu kecil dan kurangnya
pemahaman penegak hukum tentang tindak pidana kekerasan seksual kepada anak
menjadi salah satu penyebab banyaknya tindak pidana kekerasan seksual pada
anak. Hukuman pidana yang lebih berat dan penegakan hukum yang efektif atas
kasus tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak perlu dilakukan dalam rangka
memberikan perlindungan kepada anak.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: nico_tobing@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Persentase
Kejahatan Seksual
2010
2.046
42%
2011
2.426
52%
2012
2.723
58%
2013
3.339
62%
2014
3.762
52%
2015*
1.725
48%
*Januari-Juni 2015
Referensi
Adrianus Meliala Tak Setuju Pemerkosa Yuyun
Dihukum Kebiri, http://daerah.sindonews.
com/read/1106862/174/adrianus-melialatak-setuju-pemerkosa-yuyun-dihukumkebiri-1462649760, diakses 9 Mei 2016.
Anak Indonesia dan Ancaman Kejahatan
Seksual, http://telusur.metrotvnews.com/
news-telusur/znp5avvb-anak-indonesiadan-ancaman-kejahatan-seksual, diakses 9
Mei 2016.
Darurat Kekerasan Anak: Jumlah Kasus Terus
Meningkat, https://beritagar.id/artikel/
berita/darurat-kekerasan-anak-jumlahkasus-terus-meningkat, diakses 9 Mei 2016.
Ibunda Yuyun Minya Pembunuh Anaknya
Dihukum
Maksimal,
http://regional.
liputan6.com/read/2500419/ibunda-yuyunminta-pembunuh-anaknya-dihukummaksimal, tanggal 9 Mei 2016.
Ini Kronologis Pemerkosaan Yuyun di
Bengkulu,
http://news.okezone.com/
read/2016/05/04/340/1380243/inikronologi-pemerkosaan-yuyun-di-bengkulu,
tanggal 9 Mei 2016.
Kekerasan Seksual Kejahatan Luar Biasa,
Media Indonesia, 11 Mei 2016.
Kekerasan Seksual Masuk Kejahatan Luar
Biasa, Kompas, 11 Mei 2016.
Menteri PPA Nilai UU Perlindungan Anak
Belum Maksimal, http://www.antaranews.
com/foto/96310/menteri-ppa-nilai-uuperlindungan-anak-belum-maksimal,
diakses 9 Mei 2016.
Laraswati Ariadne Anwar, Sanksi Pidana Bagi
Pelaku Kekerasan terhadap Anak, http://
p ri n t .ko m p as .c o m /b a c a /2016 /0 1 / 1 5 /
Sanksi-Pidana-bagi-Pelaku-Kekerasanterhadap-Anak, diakses 9 Mei 2016.
Soekanto, Soerjono. 2004. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Penutup
Perlindungan
hukum
kepada
anak
terhadap tindak pidana kekerasan seksual
saat ini belum berjalan secara efektif dan
maksimal. Hukuman yang tidak sebanding
dengan perbuatan pelaku tindak pidana dan
pemahaman yang tidak menyeluruh terhadap
instrumen hukum penanganan tindak pidana
kekerasan seksual kepada anak menjadi
salah satu penyebabnya. Penegakan hukum
terhadap tindak pidana kekerasan seksual
kepada seorang anak perlu dilakukan secara
-4-
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Kabinet negara Arab Saudi meloloskan reformasi ekonomi menyeluruh yang bertujuan
mengalihkan ketergantungan negara dari pendapatan minyak. Ketergantungan
pemerintah terhadap hasil minyak dirasa telah membahayakan negara. Wakil putra
mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, yang juga ketua Dewan Urusan Ekonomi dan
Pembangunan menyampaikan "visi Arab Saudi untuk 2030" yang menargetkan negara
itu menjadi satu dari 15 negara dengan perekonomian terbesar dunia dan memastikan
Arab Saudi dapat hidup tanpa minyak pada tahun 2020. Rencana ini merupakan upaya
yang ambisius dan tidak mudah diraih karena beragam tantangan yang akan dihadapi.
Pencapaian yang ingin diraih diharapkan membawa perubahan yang lebih baik bagi
Arab Saudi, tidak terkecuali Indonesia yang turut memiliki potensi cukup besar pada
Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pendahuluan
*) Peneliti pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: sita.hidriyah@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Arab
Saudi
sangat
bergantung
pada hasil minyak bumi sebagai sumber
pemasukan negara. Ketergantungan tersebut
terjadi sejak sumber minyak ditemukan
pada 3 Maret 1938. Sektor minyak
menyumbang 70% pendapatan negara yang
memiliki cadangan minyak sebesar 268
miliar barel (Gbbl) atau yang terbesar di
dunia. Sayangnya, kejayaan minyak yang
telah mengangkat ekonomi kerajaan itu
belakangan mulai surut sehingga mereka
mengalami defisit besar-besaran. Saat ini,
harga minyak dunia dijual pada kisaran
US$40 per barel. Padahal, di awal 2014
harga minyak masih US$100 per barel.
Akibatnya, Arab Saudi mengalami defisit
anggaran sebesar US$100 miliar pada 2015.
Sejak tahun 2014, Saudi memimpin OPEC
untuk menggunakan strategi dengan cara
mempertahankan pangsa pasar daripada
mengurangi produksi guna mendukung
harga minyak di pasar global. Arab Saudi
percaya harga minyak mentah dapat
menciptakan keseimbangan di pasar.
Hal ini diyakini akan mampu mendorong
kenaikan harga minyak. Awal bulan Mei
2016 ini, Saudi melakukan pinjaman melalui
konsorsium bank internasional sebesar
US$10 miliar dengan tenor 5 tahun. Di
samping persoalan defisit akibat penurunan
harga minyak tersebut, negeri petrodolar
itu dihadapkan pada berbagai persoalan
seperti kebutuhan perumahan yang layak
dan jumlah pengangguran yang besar, serta
besarnya subsidi. Hampir separuh penduduk
kerajaan itu kini berusia di bawah 25 tahun
dan jutaan penduduk mencari pekerjaan.
Melihat pada apa yang sedang dialami
negara Arab Saudi, tidaklah mustahil jika
negara tersebut nantinya akan meminjam
uang kepada sejumlah bank ataupun
lembaga keuangan internasional. Apabila
benar terjadi, peminjaman uang memberi
sinyal bahwa kerajaan itu sedang mencari
cara untuk menjalankan ekonominya setelah
anjloknya harga minyak.
-7-
Referensi
Arab Saudi Bakal Tak Andalkan Minyak
Untuk Topang Perekonomian, Kompas
26 April 2016.
Arab Saudi Setop Kecanduan Minyak,
Sudirman
Said
Lihat
Peluang,
http://ekbis.sindonews.com/
read/1104380/34/arab-saudi-setopkecanduan-minyak-sudirman-saidlihat-peluang-1461732274, diakses 7 Mei
2016.
Arab Saudi: Menteri Energi Baru Jaga
Kebijakan Minyak, Kompas, 9 Mei 2016.
China, Economy Tests For Taiwan
Presidential Winner Tsai, The Jakarta
Post, 17 Januari 2016.
Empat Tahun Lagi Arab Saudi Ingin Lepas
Dari Minyak, Kompas 26 April 2016.
Reformasi Arab Saudi: Mencoba Beralih
Dari Minyak, http://www.bbc.com/
indonesia/majalah/2016/04/160425_
majalah_saudi_minyak, diakses 29 April
2016.
Saudi Berhenti Mencandu Minyak, http://
www.mediaindonesia.com/news/
read/43508/saudi-berhenti-mencanduminyak/2016-05-03, diakses 7 Mei 2016.
Transformasi Kerajaan Era Raja Salman,
http://www.republika.co.id/berita/
koran/opini-koran/16/04/29/o6dy877transformasi-kerajaan-era-raja-salman,
diakses 7 Mei 2016.
Visi Saudi 2030, Haji-Umrah, dan Green
Card, http://www.republika.co.id/
berita/koran/pro-kontra/16/05/02/
o6jfg31-visi-saudi-2030-hajiumrah-dangreen-card, diakses 9 Mei 2016.
Penutup
Arab Saudi memilih untuk mengubah
perekonomian
menjadi
jauh
dari
ketergantungan minyak bumi. Arab Saudi
kini menyadari jika SDA bukanlah segalanya.
Perhatian kepada kualitas SDM lebih
penting. Selama ini, konsep negara yang
lama dalam budaya Arab telah menciptakan
hambatan untuk kemajuan negara seperti
pengangguran. Arab Saudi di bawah
kepemimpinan Raja Salman kini menuju
irama baru. Hal ini berlaku tidak hanya
di kebijakan luar negeri dan hubungan
internasional, tetapi juga dalam ambisi
pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang
diharapkan menjadi realitas positif.
Reformasi yang dilakukan Arab
Saudi dapat memicu Indonesia untuk
terus mengembangkan EBT. Kebijakan
yang diambil Arab Saudi dapat membuat
Indonesia
tidak
kalah
untuk
tidak
tergantung terhadap energi fosil lagi. Hal
ini sudah dilakukan pemerintah Indonesia
lewat
program-program
kementerian
terkait sebagai wujud komitmen realisasi
sumber EBT. Pengembangan EBT tidak
akan berkembang maksimal jika tidak
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Kekerasan seksual terhadap anak penerus bangsa ini terus bermunculan. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan kasus tersebut.
Tulisan ini mengulas kondisi sosial ekonomi pelaku dan upaya pencegahan tindak kekerasan
seksual. Pemerintah telah membentuk Satgas antikekerasan anak sebagai salah satu upaya
pencegahan. Diharapkan satgas ini melibatkan partisipasi masyarakat setempat karena
mereka yang lebih memahami situasi dan kondisi di wilayahnya. Selain itu, Pemerintah
diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya pendidikan, pengangguran,
serta membatasi pornografi dan minuman keras (miras). DPR perlu memberikan ruang
gerak yang luas untuk dilakukannya pembaruan hukum dengan menambah hukuman bagi
pelaku kekerasan seksual pada anak.
Pendahuluan
Kasus kekerasan seksual pada anak
kembali ramai dibicarakan. Berawal dari
kasus Y (14 tahun), seorang anak Dusun
Kasie Kasubun di Provinsi Bengkulu yang
ditemukan tewas di bawah jurang karena
kasus pembunuhan dan perkosaan yang
dilakukan secara bergantian. Kasus ini
melibatkan 14 orang pelaku pria yang
beberapa di antaranya masih di bawah
umur. Kemudian kasus pemerkosaan
FL (17 tahun) di Lampung Utara, yang
juga berujung kematian. Kasus di Bogor,
anak perempuan berumur 2,5 tahun
yang diperkosa tetangganya sendiri dan
ditemukan tewas di kebun belakang
rumahnya. Di daerah lain, juga terjadi
pemerkosaan yang dilakukan oleh 5 orang
*) Peneliti Muda Sosiologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: teja@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
- 10 -
Referensi
Penutup
Kasus kekerasan seksual pada anak
terus saja meningkat setiap tahunnya.
Kondisi sosial ekonomi pelaku, seperti
kemiskinan,
rendahnya
pendidikan,
pendidikan dalam keluarga yang kurang
bagus, serta peredaran pornografi dan miras
menjadi pemicu pelaku melakukan tindak
kekerasan seksual terhadap anak. Untuk itu
perlu ada upaya pencegahan.
Tindakan
pencegahan
kekerasan
seksual pada anak menjadi pekerjaan
rumah Pemerintah bersama masyarakat.
Saat ini Pemerintah telah membentuk
satgas anti kekerasan anak, namun belum
sampai tingkat RT/RW. Untuk mendorong
partisipasi
masyarakat
dalam
upaya
pencegahan tersebut, maka Pemerintah
perlu
melibatkan
masyarakat
sekitar
menjadi anggota dalam satgas. Selain
pembentukan satgas, hal lain yang juga
harus
dilakukan
Pemerintah
adalah
mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya
tingkat pendidikan, pengangguran, serta
membatasi peredaran pornografi dan miras.
Penjatuhan hukuman yang seberatberatnya bagi pelaku kejahatan ini juga
penting dilaksanakan. DPR RI perlu
memberikan ruang diskusi yang cukup
terkait dengan pembahasan pembaruan
hukum perlindungan anak. Khususnya
penambahan atau memperberat hukuman
bagi pelaku kekerasan seksual anak melalui
kebiri, penambahan masa hukuman badan,
sanksi sosial, sampai dengan hukuman mati.
- 12 -
Majalah
Abstrak
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XII telah diluncurkan pemerintah pada akhir April 2016.
Kebijakan tersebut memberikan kemudahan berusaha melalui pengurangan prosedur,
izin, waktu, dan biaya pengurusan. Implementasi dari kebijakan tersebut dan paket-paket
kebijakan sebelumnya diharapkan dapat mengantarkan Indonesia kepada predikat layak
investasi sehingga mudah mengakses pasar keuangan internasional. Oleh karena itu,
dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengimplementasikan
kebijakan tersebut. Evaluasi atas paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah
juga perlu dilakukan. DPR sebagai pemegang fungsi pengawasan, diharapkan dapat
melaksanakan perannya dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan paket kebijakan
tersebut serta memberikan masukannya untuk kebijakan pemerintah berikutnya.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Ekonomi Terapan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: nidya.ws@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
2014
2015
2016
Memulai Usaha
158
163
173
150
110
107
Mendapatkan Listrik
101
45
46
112
131
131
Mendapatkan Kredit
67
71
70
43
87
88
Pembayaran Pajak
158
160
148
61
104
105
Pelaksanaan Kontrak
171
170
170
71
73
77
Referensi
Penutup
Pemerintah telah mengeluarkan Paket
Kebijakan Ekonomi Jilid I XII. Paket-paket
kebijakan ekonomi tersebut dikeluarkan dengan
maksud untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
melalui
upaya
mempermudah
berusaha. Dalam pelaksanaannya, paket-paket
kebijakan tersebut memerlukan sinergi antara
pemerintah pusat dan daerah agar pencapaian
tujuan dari paket kebijakan yang telah
dikeluarkan dapat tercapai dengan cepat.
DPR
harus
mengefektifkan
fungsi
pengawasannya
guna
memantau
dan
mengevaluasi pelaksanaan paket kebijakan
ini. Salah satunya, melalui peran pengawasan
Komisi II terkait kuantitas dan kualitas
peraturan daerah yang mendukung pelaksanaan
paket kebijakan ekonomi. Berdasarkan hasil
evaluasi tersebut, DPR dapat memberikan
masukan untuk kebijakan-kebijakan ekonomi
yang akan dikeluarkan pemerintah berikutnya
sehingga tujuan negara untuk kesejahteraan
umum dan keadilan sosial dalam ekonomi
dapat tercapai.
- 16 -
Majalah
Abstrak
Praktek komunikasi persandian di pemerintah daerah belum dapat dilaksanakan secara
merata kualitasnya. Jenis risiko dan ancaman yang paling mendominasi pengelolaan
persandian di daerah terkait dengan terbatasnya sumber daya manusia (SDM) sandi
berkualifikasi ahli sandi dan kemampuan pemda dalam menetapkan informasi berklasifikasi.
Pengelolaan persandian di pemda akan meningkatkan pengamanan data dan membantu
fungsi pemda dalam melaksanakan fungsi pelayanan publik, terhadap ancaman berupa
interupsi, intersepsi, modifikasi, serta fabrikasi data dan informasi. Pengaturan persandian di
pemda di antaranya mengatur masalah tata kelola persandian baik di pusat maupun di daerah,
koordinasi persandian, penetapan informasi berklasifikasi, standar pengamanan sistem dan
jaringan sandi, serta kualifikasi SDM sandi.
Pendahuluan
permasalahannya,
berdasarkan
hasil
penilaian Lembaga Sandi Negara di tahun
2014 terhadap pemda provinsi, terdapat 1
provinsi berstatus kritis, 9 berstatus kurang,
21 berstatus cukup, dan 1 berstatus baik
dalam mengelola kegiatan persandian di
daerahnya.
Selanjutnya pada tahun 2015 juga
dilakukan evaluasi yang menghasilkan peta
permasalahan
pengelolaan
persandian
berdasarkan jenis risiko dan ancaman
yang dapat ditimbulkannya. Diantaranya,
jenis risiko yang paling dominan yaitu
ketersediaan sumber daya manusia (SDM)
sandi berkualifikasi ahli sandi yang terbatas.
Hal ini terjadi karena regenerasi SDM sandi
kurang berjalan dengan baik, minat menjadi
SDM sandi yang kurang, dan kualitas calon
*) Peneliti Madya Komunikasi Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: a.budiman69@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Komunikasi Persandian
Kata sandi berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu Sandhi. Secara umum,
istilah sandi yaitu perubahan hurufhuruf yang terjadi bila dua kata atau lebih
dipersatukan (Kamus Modern Bahasa
Indonesia); dan kode, tulisan, atau tandatanda yang khas (Kamus Sinonim Bahasa
Indonesia). Secara luas, persandian juga
dikenal dengan sebutan kriptologi yaitu
ilmu atau seni yang mempelajari semua
aspek tulisan rahasia. Kriptologi dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu kriptografi dan
kriptanalisis. Kriptografi adalah cara (sistem,
metode) yang mengolah tata tulisan dalam
berita sehingga menjadi tata tulisan yang
berlainan dan tidak bermakna (incoherent).
Sedangkan kriptanalisis adalah usaha
mendapatkan teks terang dari suatu teks
sandi yang tidak diketahui sistem serta
kunci-kunci-nya.
Kegiatan sandi dalam pendekatan
konsep komunikasi sejalan dengan ruang
lingkup konsep komunikasi organisasi.
Komunikasi organisasi menurut Gerald
M Goldhaber dimaknai sebagai proses
penciptaan dan pertukaran pesan-pesan.
Hal ini berarti pesan-pesan senantiasa
diciptakan dan dipertukarkan dengan
kesadaran untuk dimaknai oleh kedua belah
Persandian di Pemda
Penyelenggaraan
Pengamanan
Persandian sebagaimana termuat dalam
Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden
Nomor 79 Tahun 2008 tentang Tunjangan
Pengamanan Persandian adalah rangkaian
kegiatan dan tindakan pencegahan atau
penanggulangan yang dilakukan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan
untuk melindungi kelangsungan persandian
dari segala hakekat ancaman dan gangguan
dalam satu kesatuan sistem persandian
negara. Di pemerintah daerah (pemda),
masalah
persandian
sebagaimana
dimuat dalam Pasal 12 ayat (2) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, masuk menjadi salah
urusan wajib yang tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar, salah satunya adalah
mengenai persandian.
- 18 -
Pembagian
urusan
pemerintahan
untuk bidang persandian sebagaimana
termuat dalam lampiran Undang-Undang
Pemerintahan Daerah, terkait dengan
kewenangan pertama yaitu penyelenggaraan
persandian untuk pengamanan informasi.
Adapun layanan yang perlu dilakukan yaitu
terkait dengan melaksanakan tata kelola
Jaminan Keamanan Informasi (JIK) dengan
menggunakan persandian yang meliputi
aspek kerahasiaan, keutuhan, ketersediaan,
keaslian dan/atau nir-sangkal.
Indikator keberhasilannya dilihat dari
jumlah informasi yang wajib diamankan
dengan
persandian
sesuai
peraturan
perundang-undangan, serta dari jumlah
konten informasi yang wajib diamankan
dengan persandian. Layanan berikutnya
terkait dengan melaksanakan dukungan
kegiatan pengamanan informasi, dengan
indikatornya dilihat dari jumlah aset atau
fasilitas yang harus diamankan serta dari
jumlah rata-rata kegiatan penting yang
membutuhkan
dukungan
pengamanan
informasi
per-bulannya.
Sedangkan
kewenangan
kedua
terkait
dengan
penetapan pola hubungan komunikasi
sandi dengan bentuk layanannya yaitu
melaksanakan pola hubungan komunikasi
sandi,
berdasarkan
indikator
berupa
jumlah organisasi pemerintah daerah
yang menggunakan persandian untuk
mengamankan setiap jenis informasi yang
wajib diamankan.
Selaras dengan peningkatan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan,
perubahan
lingkungan
strategik
persandian, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka kegiatan
persandian mengalami banyak perubahan.
Pengembangan tersebut meliputi aspek
pemanfaatan persandian di lingkungan
instansi
pemerintah,
pengembangan
organisasi, dan pengembangan teknologi
persandian yang memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi.
Kondisi ini tentunya perlu sejalan
dengan kemampuan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) unit kerja pengelolaan persandian
di pemda di antaranya melaksanakan
penatalaksanaan
persuratan
dinas,
melaksanakan penatalaksanaan persuratan
berita rahasia, melaksanakan pengamanan
berita atau informasi yang bersifat
rahasia dan berklasifikasi, mengadakan
- 19 -
Referensi:
Penutup
Praktek komunikasi persandian di
pemda telah dilakukan selama ini. fokus
penyelenggaraan persandiannya memang
belum seragam di antara satu daerah dengan
daerah lainnya. Hal ini lebih disebabkan
karena belum mampunya pemda dalam
menetapkan
kategori
informasi yang
dimilikinya, apakah masuk dalam kategori
informasi dikecualikan. Namun demikian,
praktek komunikasi persandian di pemda
hakekatnya justru membantu pemda
dan masyarakat dalam mendapatkan
informasi yang otentik, utuh dan terbebas
dari ancaman kebocoran atau kerusakan
informasi dalam rangka pengiriman atau
penyimpanannya.
Upaya untuk meningkatkan hasil
guna dari praktek komunikasi persandian
di pemda perlu mendapatkan lindungan
berupa dasar hukum yang di antaranya
mengatur masalah tata kelola persandian,
baik di pusat maupun di daerah, koordinasi
persandian,
penetapan
informasi
berklasifikasi, standar pengamanan sistem
dan jaringan sandi, dan kualifikasi SDM
sandi. Selain itu, perlu juga disediakan
sarana dan prasarana sandi dengan standar
yang sama di semua tempat. Pemutakhiran
jaringan dan sistem pengamanan sandi perlu
terus dilakukan sejalan dengan semakin
canggihnya potensi kebocoran informasi.
Dan terakhir keberadaan sumber daya
manusia pesandi (sandiman), perlu terus
ditingkat kompetensi, jumlah, dan kelayakan
tunjangannya.
- 20 -