Anda di halaman 1dari 24

Majalah

Vol. VIII, No. 09/I/P3DI/Mei/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK


DARI TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL
Denico Doly*)

Abstrak
Kekerasan seksual pada anak saat ini menjadi sorotan masyarakat. Jumlah kasus
kekerasan seksual meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan ini menjadi
perhatian seluruh masyarakat, lembaga, dan institusi terkait. Konstitusi, Ratifikasi
terhadap Konvensi PBB tentang Hak Anak dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak (UU PA) telah diundangkan, akan tetapi tindak pidana
kekerasan seksual terhadap anak masih kerap terjadi. Berdasarkan hal tersebut, dapat
dikatakan bahwa perlindungan hukum terhadap anak dari tindak pidana kekerasan
seksual belum efektif dan maksimal. Sanksi pidana yang terlalu kecil dan kurangnya
pemahaman penegak hukum tentang tindak pidana kekerasan seksual kepada anak
menjadi salah satu penyebab banyaknya tindak pidana kekerasan seksual pada
anak. Hukuman pidana yang lebih berat dan penegakan hukum yang efektif atas
kasus tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak perlu dilakukan dalam rangka
memberikan perlindungan kepada anak.

Pendahuluan

seksual di Kabupaten Bogor yang dilakukan


oleh B kepada anak berusia 2,5 tahun hingga
mengakibatkan kematian korban.
Kekerasan seksual kepada anak menjadi
perhatian masyarakat dan Pemerintah.
Berbagai kasus tindak pidana kekerasan
seksual kepada anak menjadi ironi, mengingat
Indonesia sudah memiliki perangkat hukum
perlindungan terhadap anak, sehingga upaya
pencegahan dan penegakan hukum terhadap
tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak
ini menjadi pertanyaan masyarakat.
UU PA diundangkan dengan maksud
untuk memberikan perlindungan kepada anak
terhadap hak-haknya. UU PA mengamanatkan

Perlindungan hukum terhadap anak


merupakan kewajiban bagi negara, masyarakat,
dan orang tua. Seorang anak yang tidak
diberikan perlindungan dari pengaruh negatif
ataupun tindak pidana yang dapat menyakiti
dan menimbulkan luka, baik fisik maupun
non-fisik, akan membawa pengaruh besar bagi
perkembangan anak. Baru-baru ini, terjadi
tindak pidana kekerasan seksual kepada anak
yang menyita perhatian berbagai kalangan.
Seorang anak berinisial Y ditemukan tewas
setelah diperkosa oleh 14 orang secara
bergiliran. Y ditemukan tewas di areal
perkebunan karet milik warga pada awal April
2016. Selain itu, juga terjadi kasus kekerasan

*) Peneliti Muda pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: nico_tobing@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-1-

Data Kasus Pelanggaran Hak Anak Komnas PA


Tahun

Jumlah Kasus Terlapor

Persentase
Kejahatan Seksual

2010

2.046

42%

2011

2.426

52%

2012

2.723

58%

2013

3.339

62%

2014

3.762

52%

2015*

1.725

Data: Komnas Perlindungan Anak

48%
*Januari-Juni 2015

kepada negara untuk memberikan perlindungan


kepada anak yang berusia di bawah 18 (delapan
belas) tahun. Salah satu perlindungan yang
harus dilakukan oleh negara yaitu perlindungan
dari tindak pidana kekerasan seksual.
Berdasarkan fakta yang ada saat ini, UU
PA belum dapat memberikan jaminan kepada
anak-anak terhadap tindak pidana kekerasan
seksual. Saat ini kekerasan pada anak atau
remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Komisi
Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas
PA) seperti yang terlihat pada Tabel di atas, dari
tahun 2010 sampai dengan Juni tahun 2015,
jumlah kasus kekerasan kepada anak sudah
mencapai 21.689.797 kasus dengan 58% (lima
puluh delapan persen) berbentuk kekerasan
seksual.
Berbagai kasus kekerasan seksual
kepada anak di Indonesia sudah sangat
memprihatinkan. Komnas PA sebagai salah satu
lembaga yang bergerak di bidang perlindungan
anak mengkhawatirkan kondisi pelanggaran
hak anak dan tindak pidana kekerasan seksual
terhadap anak yang semakin meningkat.
Peningkatan berbagai kasus kejahatan seksual
kepada anak ini menjadi sorotan masyarakat.
Bahkan beberapa kalangan berpendapat bahwa
perlindungan terhadap anak yang dilakukan
oleh Pemerintah dan para penegak hukum
belum secara maksimal dilakukan. Berdasarkan
hal tersebut, rumusan permasalahan yang
akan diangkat dalam tulisan ini yaitu apakah
pengaturan hukum yang ada saat ini sudah
mampu melindungi anak dari tindak pidana
kekerasan seksual di Indonesia.

Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan langkah


yang cukup strategis untuk memberikan
perlindungan kepada seluruh anak di dunia.
Pada 20 November 1989, Majelis Umum PBB
telah menyetujui pengesahan Konvensi Hak-hak
Anak (Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak).
Pemerintah Indonesia kemudian meratifikasi
Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak dengan
mengeluarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 1990 tentang
Pengesahan Convention on The Rights of The
Child.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun 1945) telah
mengalami 4 (empat) kali perubahan. Pasal
28B ayat (2) UUD Tahun 1945 mengatakan
bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang, serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Berdasarkan Pasal 28B UUD
Tahun 1945 dan Konvensi PBB tentang Hak
Anak tersebut, Indonesia mengundangkan UU
PA. Diundangkannya UU PA diharapkan dapat
memberikan perlindungan kepada anak dari
tindak pidana dan memberikan perlindungan
kepada anak yang melakukan kejahatan.
Dapat dikatakan bahwa pengaturan
perlindungan kepada anak yang diatur dalam
konstitusi terlambat dilakukan. Hal ini
berdasarkan fakta bahwa hak anak dalam UUD
Tahun 1945 baru diatur atau dicantumkan pada
tahun 2000. Sedangkan Konvensi PBB tentang
Hak-hak Anak sudah ditetapkan pada tahun
1989.
Mengacu pada UUD Tahun 1945
dan Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak,
pengaturan tentang tindak pidana kekerasan
seksual diatur dalam UU PA. Pasal 1 angka 16
UU PA mengatakan bahwa kekerasan adalah
setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran,
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,

Peraturan Perlindungan Anak


Perlindungan kepada anak memang
sudah menjadi kewajiban bagi Negara, dalam
hal ini itu pemerintah, masyarakat, dan orang
tua. Perhatian seluruh dunia terhadap anakanak membuat badan organisasi Persatuan
-2-

pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan


secara melawan hukum. UU PA juga mengatur
tentang larangan terkait kekerasan seksual
kepada anak. Pasal 76D UU PA mengatakan
bahwa setiap orang dilarang melakukan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
anak melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain. Berdasarkan hal tersebut,
kemudian diancam sanksi pidana yang diatur
dalam Pasal 81 yang mengatakan bahwa setiap
orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76D, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah). Sanksi ini akan bertambah 1/3
(sepertiga) apabila tindak pidana dilakukan oleh
orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik, atau
tenaga kependidikan.

merupakan tanggung jawab dari setiap orang,


baik itu lembaga, institusi, atau perorangan.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya
kerjasama antara lembaga, institusi maupun
keluarga dalam memberikan perlindungan
hukum kepada anak. Selain kerjasama,
diperlukan juga profesionalisme penegakan
hukum oleh para penegak hukum. Penegakan
hukum terhadap pelaku kekerasan seksual
kepada anak belum dapat dijalankan secara
maksimal. Para penegak hukum yang belum
menggunakan UU PA secara maksimal atau juga
sedikitnya jumlah sanksi pidana yang dikenakan
kepada seorang pelaku kekerasan seksual
menjadi permasalahan dalam memberikan
perlindungan hukum kepada seorang anak.
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa
ada beberapa faktor yang memengaruhi
penegakan hukum. Dua faktor tersebut
diantaranya faktor hukumnya itu sendiri atau
peraturan perundang-undangan dan faktor
aparat penegak hukum. Faktor pertama, yaitu
peraturan perundang-undangan dapat dilihat
dari UU PA. Penulis berpendapat bahwa sanksi
yang terdapat dalam Pasal 81 UU PA terlalu
ringan. Hal ini tidak sebanding dengan apa yang
diterima oleh korban dari kekerasan seksual itu
sendiri. Trauma fisik dan mental seorang anak
yang menjadi korban kekerasan seksual tentu
saja akan berdampak panjang. Oleh karena itu
penulis berpendapat bahwa sanksi pidana yang
diterima pelaku tindak pidana kekerasan seksual
terhadap anak masih belum dapat memberikan
efek jera kepada para pelaku.
Faktor kedua yaitu para aparat penegak
hukumnya. Penegak hukum saat ini masih
banyak yang belum melakukan penafsiran
UU PA secara tepat. Sebagai contoh, dalam
menangani kasus kekerasan seksual terhadap
anak, salah satu kendala yang sering ditemui
adalah tidak adanya saksi. Dalam praktiknya
penyidik biasanya tidak akan memproses tindak
pidana yang tidak disertai saksi, sementara
tindak pidana kekerasan seksual biasanya jarang
ada saksi. Oleh karenanya, perlu diupayakan
dalam menangani kekerasan seksual terhadap
anak, penegak hukum semestinya tidak sematamata menggantungkan pada saksi, tetapi juga
alat bukti lain.
Selain itu, aparat penegak hukum perlu
melihat dampak panjang psikis dan fisik seorang
anak yang mengalami kekerasan seksual. Sanksi
pidana terhadap pelaku kekerasan seksual
kepada seorang anak perlu diperberat. Oleh
karena itu, penting bagi para penegak hukum
dalam pengambilan putusan bagi terdakwa
yang telah melakukan tindak pidana kekerasan

Perlindungan Hukum kepada Anak


dari Tindak Pidana Kekerasan
Seksual
Berbagai aturan yang ada, mulai dari
konstitusi sampai dengan UU PA, dapat
dikatakan belum dapat berjalan dengan efektif
mengatasi tindak pidana kekerasan seksual
terhadap anak. Semakin meningkatnya
tindak pidana kekerasan seksual kepada
anak sebagaimana data yang dikeluarkan
oleh Komnas PA, memberikan bukti bahwa
peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang perlindungan anak terhadap tindak
pidana kekerasan seksual, belum dapat
dijalankan secara efektif dan maksimal. Hal
ini juga dikatakan oleh Menteri Perlindungan
Perempuan dan Anak, Yohana Susana Yembise,
bahwa masih banyak terjadi kekerasan kepada
seorang anak karena UU PA belum maksimal
dijalankan. Selain itu, Deputi Perlindungan
Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, Pribudiarta Nur Sitepu,
juga mengatakan bahwa penegakan hukum
terhadap kasus kekerasan seksual kepada anak
belum dapat dijalankan secara maksimal karena
aparat penegak hukum belum merujuk kepada
UU PA yang merupakan payung hukum ketika
melakukan proses penegakan hukum terhadap
segala kasus yang berhubungan dengan
kekerasan terhadap anak, khususnya tindak
pidana kekerasan seksual terhadap anak. Alihalih menggunakan ketentuan yang ada dalam
UU PA, penegakan hukum dalam menangani
kasus kekerasan seksual pada anak pada saat
ini masih banyak yang mengacu kepada Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Perlindungan hukum kepada seorang anak
-3-

seksual kepada anak dengan dasar hukum yang


tepat. Selain itu juga perlu adanya pertimbangan
hukum dalam pengambilan putusan, yang
mempertimbangkan kondisi anak yang
mendapatkan kekerasan seksual.

maksimal. Selain itu, perlu dilakukan revisi, baik


melalui mekanisme penerbitan Perpu maupun
pembentukan peraturan perundang-undangan
baru, khususnya terkait dengan pemberian
sanksi pidana dan aturan rinci tindak pidana
kekerasan seksual kepada anak. Perlu juga
dilakukan sosialisasi dan pendidikan kepada
para penegak hukum terhadap ketentuan yang
ada di UU PA sehingga penanganan atas tindak
pidana kekerasan seksual terhadap anak dapat
dilakukan secara lebih efektif.

Peranan Pemerintah dan DPR RI


Presiden Joko Widodo, menyatakan bahwa
kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia
merupakan kategori kejahatan luar biasa. Oleh
karena itu, Pemerintah sedang mempersiapkan
Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang (Perppu) tentang Perubahan UU PA
yang dibentuk untuk memperberat ancaman
hukuman pidana bagi pelaku kejahatan seksual
terhadap anak.
Adapun salah satu substansi yang terdapat
dalam Perppu tersebut, yaitu pemberatan
hukuman dari 15 tahun menjadi 20 tahun
dan dari 20 tahun menjadi seumur hidup.
Sedangkan apabila kekerasan seksual tersebut
menimbulkan korban meninggal, pelaku dapat
dihukum mati. Perppu ini memang sedang
disiapkan oleh Pemerintah dan diharapkan
dengan dikeluarkannya Perppu ini dapat
membuat efek jera kepada para pelakunya dan
tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak
dapat berkurang .
DPR
RI
sebagai
lembaga
yang
mempunyai fungsi legislasi dapat berperan
aktif dalam memberikan perlindungan kepada
anak dari tindak pidana kekerasan seksual.
Adapun peranan ini dapat dilakukan melalui
upaya preventif berupa pencegahan dengan
memberdayakan peran orang tua, guru,
manyarakat, dan pemerintah untuk peka
terhadap perilaku sosial di lingkungannya.
Sedangkan upaya represif dapat dilakukan
melalui penanganan kasus secara lebih efektif
dan perubahan UU PA yang salah satu substansi
perubahannya, yaitu pemberatan hukuman
kepada pelaku tindak pidana kekerasan seksual
kepada anak.

Referensi
Adrianus Meliala Tak Setuju Pemerkosa Yuyun
Dihukum Kebiri, http://daerah.sindonews.
com/read/1106862/174/adrianus-melialatak-setuju-pemerkosa-yuyun-dihukumkebiri-1462649760, diakses 9 Mei 2016.
Anak Indonesia dan Ancaman Kejahatan
Seksual, http://telusur.metrotvnews.com/
news-telusur/znp5avvb-anak-indonesiadan-ancaman-kejahatan-seksual, diakses 9
Mei 2016.
Darurat Kekerasan Anak: Jumlah Kasus Terus
Meningkat, https://beritagar.id/artikel/
berita/darurat-kekerasan-anak-jumlahkasus-terus-meningkat, diakses 9 Mei 2016.
Ibunda Yuyun Minya Pembunuh Anaknya
Dihukum
Maksimal,
http://regional.
liputan6.com/read/2500419/ibunda-yuyunminta-pembunuh-anaknya-dihukummaksimal, tanggal 9 Mei 2016.
Ini Kronologis Pemerkosaan Yuyun di
Bengkulu,
http://news.okezone.com/
read/2016/05/04/340/1380243/inikronologi-pemerkosaan-yuyun-di-bengkulu,
tanggal 9 Mei 2016.
Kekerasan Seksual Kejahatan Luar Biasa,
Media Indonesia, 11 Mei 2016.
Kekerasan Seksual Masuk Kejahatan Luar
Biasa, Kompas, 11 Mei 2016.
Menteri PPA Nilai UU Perlindungan Anak
Belum Maksimal, http://www.antaranews.
com/foto/96310/menteri-ppa-nilai-uuperlindungan-anak-belum-maksimal,
diakses 9 Mei 2016.
Laraswati Ariadne Anwar, Sanksi Pidana Bagi
Pelaku Kekerasan terhadap Anak, http://
p ri n t .ko m p as .c o m /b a c a /2016 /0 1 / 1 5 /
Sanksi-Pidana-bagi-Pelaku-Kekerasanterhadap-Anak, diakses 9 Mei 2016.
Soekanto, Soerjono. 2004. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Penutup
Perlindungan
hukum
kepada
anak
terhadap tindak pidana kekerasan seksual
saat ini belum berjalan secara efektif dan
maksimal. Hukuman yang tidak sebanding
dengan perbuatan pelaku tindak pidana dan
pemahaman yang tidak menyeluruh terhadap
instrumen hukum penanganan tindak pidana
kekerasan seksual kepada anak menjadi
salah satu penyebabnya. Penegakan hukum
terhadap tindak pidana kekerasan seksual
kepada seorang anak perlu dilakukan secara
-4-

Majalah

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Vol. VIII, No. 09/I/P3DI/Mei/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

REFORMASI EKONOMI ARAB SAUDI


Sita Hidriyah*)

Abstrak
Kabinet negara Arab Saudi meloloskan reformasi ekonomi menyeluruh yang bertujuan
mengalihkan ketergantungan negara dari pendapatan minyak. Ketergantungan
pemerintah terhadap hasil minyak dirasa telah membahayakan negara. Wakil putra
mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, yang juga ketua Dewan Urusan Ekonomi dan
Pembangunan menyampaikan "visi Arab Saudi untuk 2030" yang menargetkan negara
itu menjadi satu dari 15 negara dengan perekonomian terbesar dunia dan memastikan
Arab Saudi dapat hidup tanpa minyak pada tahun 2020. Rencana ini merupakan upaya
yang ambisius dan tidak mudah diraih karena beragam tantangan yang akan dihadapi.
Pencapaian yang ingin diraih diharapkan membawa perubahan yang lebih baik bagi
Arab Saudi, tidak terkecuali Indonesia yang turut memiliki potensi cukup besar pada
Energi Baru Terbarukan (EBT).

Pendahuluan

fosil yang dapat habis dan memiliki harga


fluktuatif. Banyak pihak menyebut, rencana
reformasi Arab Saudi sebagai langkah
berani dan ambisius. Pasca anjloknya harga
minyak sejak pertengahan 2014, reshuffle
atau perombakan kabinet dilakukan. Upaya
yang dilakukan pemerintah Arab Saudi
adalah semata-mata untuk menjamin
stabilitas negara dan kesejahteraan
generasi mendatang. Perubahan yang ingin
dilakukan secara langsung tidak hanya akan
berdampak pada sektor ekonomi saja, tetapi
meluas kepada sektor sosial, pendidikan,
serta budaya. Reformasi ekonomi Arab
Saudi
memungkinkan
negara-negara
lainnya, termasuk Indonesia, untuk turut
mengembangkan EBT dan mempersiapkan
diri agar tidak bergantung lagi pada minyak
bumi.

Harga minyak terus mengalami


penurunan sejak bulan Juni 2014. Kejadian
ini membuat Arab Saudi menghadapi
kenyataan
untuk
perlu
melakukan
diversifikasi dan reformasi di bidang
ekonomi. Beberapa negara anggota
organisasi Negara Pengekspor Minyak atau
Organization of the Petroleum Exporting
Countries (OPEC) menyerukan pertemuan
darurat untuk membahas soal ini tetapi
Arab Saudi menepis keinginan itu dan
memproduksi minyak mentah. Penurunan
harga terus berdampak terhadap ekonomi
negara
yang
mengandalkan
minyak
bumi tersebut. Pada akhirnya negara
mengumumkan kebijakan ekonomi pada
Senin, 25 April 2016. Kerajaan Arab Saudi
menargetkan di tahun 2030 mendatang
tidak lagi bergantung pada bahan bakar

*) Peneliti pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: sita.hidriyah@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-5-

Minyak sebagai Sumber Utama


Pemasukan Negara

ini, kabinet Arab Saudi telah meloloskan


reformasi ekonomi secara menyeluruh.
Reformasi itu diberi nama Visi Saudi
2030. Hal tersebut menjadi salah satu poin
penting yang mengemuka dalam Visi Arab
Saudi 2030 yang disusun Dewan Urusan
Ekonomi dan Pembangunan yang diketuai
Pangeran Mohammed bin Salman. Visi itu
telah disetujui oleh sidang dewan kabinet
Arab Saudi pada Senin, 25 April 2016 di
Riyadh. Visi Saudi 2030 menetapkan tujuan
untuk 15 tahun ke depan beserta agenda
kebijakan yang dikenal sebagai Rencana
Transformasi Nasional. Menurut visi itu,
Arab Saudi diarahkan untuk melepaskan
ketergantungannya pada minyak di tahun
2020. Berdasarkan program itu, pada
2030, ekspor nonminyak diharapkan
meningkat 50% atau enam kali lipat dari
US$43,5 miliar menjadi US$267 miliar
melalui pemangkasan penggunaan energi
dan subsidi. Langkah reformasi itu juga
dilakukan untuk menjadikan Saudi sebagai
negara 15 terkaya di dunia setelah kini di
peringkat 19. Keterbukaan itu ditandai
dengan penawaran umum perdana atau
Initial Public Offering (IPO) kurang dari 5%
saham perusahaan minyak terbesar di dunia
Arabian American Oil Company (Aramco).
Melalui IPO, pemerintah Saudi berharap
menggalang dana senilai US$2 triliunUS$2,5 triliun atau nilai terbesar IPO di
dunia.
Peluncuran
Visi
Saudi
2030
merupakan rencana ambisius kerajaan
untuk mengubah perekonomian dari
ketergantungan
minyak
bumi
yang
dinikmati rakyat selama ini. Dana Moneter
Internasional atau International Monetary
Fund (IMF) pun menilai rencana ini
merupakan upaya ambisius dan tidak
mudah diraih. Oleh karenanya, IMF turut
memperingatkan Arab Saudi akan beragam
tantangan yang akan dihadapi. Sebagai
pengalihan dari sektor minyak, perhatian
diutamakan kepada kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang lebih penting. Kerajaan
Arab Saudi ini sedang bekerja keras
menyambut negara era pasca minyak dan
mempersiapkan roadmap yang lebih jelas
untuk masa depan negara. Persiapan untuk
mengurangi ketergantungan pada minyak
diiringi upaya Saudi menggenjot diversifikasi
pendapatan negara. Roadmap baru ini

Arab
Saudi
sangat
bergantung
pada hasil minyak bumi sebagai sumber
pemasukan negara. Ketergantungan tersebut
terjadi sejak sumber minyak ditemukan
pada 3 Maret 1938. Sektor minyak
menyumbang 70% pendapatan negara yang
memiliki cadangan minyak sebesar 268
miliar barel (Gbbl) atau yang terbesar di
dunia. Sayangnya, kejayaan minyak yang
telah mengangkat ekonomi kerajaan itu
belakangan mulai surut sehingga mereka
mengalami defisit besar-besaran. Saat ini,
harga minyak dunia dijual pada kisaran
US$40 per barel. Padahal, di awal 2014
harga minyak masih US$100 per barel.
Akibatnya, Arab Saudi mengalami defisit
anggaran sebesar US$100 miliar pada 2015.
Sejak tahun 2014, Saudi memimpin OPEC
untuk menggunakan strategi dengan cara
mempertahankan pangsa pasar daripada
mengurangi produksi guna mendukung
harga minyak di pasar global. Arab Saudi
percaya harga minyak mentah dapat
menciptakan keseimbangan di pasar.
Hal ini diyakini akan mampu mendorong
kenaikan harga minyak. Awal bulan Mei
2016 ini, Saudi melakukan pinjaman melalui
konsorsium bank internasional sebesar
US$10 miliar dengan tenor 5 tahun. Di
samping persoalan defisit akibat penurunan
harga minyak tersebut, negeri petrodolar
itu dihadapkan pada berbagai persoalan
seperti kebutuhan perumahan yang layak
dan jumlah pengangguran yang besar, serta
besarnya subsidi. Hampir separuh penduduk
kerajaan itu kini berusia di bawah 25 tahun
dan jutaan penduduk mencari pekerjaan.
Melihat pada apa yang sedang dialami
negara Arab Saudi, tidaklah mustahil jika
negara tersebut nantinya akan meminjam
uang kepada sejumlah bank ataupun
lembaga keuangan internasional. Apabila
benar terjadi, peminjaman uang memberi
sinyal bahwa kerajaan itu sedang mencari
cara untuk menjalankan ekonominya setelah
anjloknya harga minyak.

Reformasi Ekonomi Arab Saudi


Pemerintah Kerajaan Arab Saudi
bertekad
melepaskan
ketergantungan
ekonominya dari minyak. Untuk mengatasi
penurunan pendapatan dari harga minyak
-6-

diyakini berdampak besar bagi perubahan


masyarakat Arab Saudi pada era modern,
tak terkecuali perubahan sosial, politik, dan
militer.
Masyarakat
Saudi
kini
harus
mempersiapkan transformasi yang akan
mengurangi jatah kenyamanan mereka
selama ini. Banyak fasilitas dari negara yang
dipangkas akibat turunnya harga minyak
dunia. Meski punya cadangan minyak
terbesar di dunia hingga 267 miliar barel,
situasi menurunnya harga minyak karena
pelemahan ekonomi dunia menjadikan
anggaran Saudi defisit 87 miliar dolar AS.
Cadangan devisa merosot dari 746 miliar AS
pada 2014 menjadi 616 miliar dolar saat ini.
Sementara, harga minyak bumi diprediksi
terus rendah setidaknya hingga setahun
ini. Kejadian ini memicu Pemerintah Saudi
melakukan upaya penyelamatan ekonomi
negara. Seperti, kebijakan kenaikan harga
BBM hingga 40 persen di seluruh kerajaan
yang diberlakukan sejak 11 Januari 2016. Hal
ini belum ditambah rencana Kementerian
Keuangan yang akan mengurangi subsidi
untuk air, listrik, dan produk minyak bumi
selama lima tahun ke depan. Satu hal lain
yang juga baru dilakukan Arab Saudi adalah
menetapkan Khalid al-Falih, pemimpin
utama Aramco, menjadi menteri energi
Arab Saudi yang baru. Terpilihnya Falih
karena pengalamannya di bidang industri,
energi dan kelistrikan. Penggantian posisi
menteri semakin memastikan berlanjutnya
kebijakan terkait minyak. Falih menyatakan
akan mempertahankan kebijakan yang telah
ditentukan, mempertahankan peran Arab
Saudi di pasar energi internasional, serta
memperkuat posisi sebagai pemasok paling
dipercaya di bidang energi. Falih memang
bersikeras dengan pandangannya bahwa
pasar dapat diseimbangkan dengan harga
yang murah. Hal ini cukup menandakan
bahwa Falih dan Arab Saudi cukup nyaman
dengan kebijakannya saat ini.

beberapa kasus, Arab Saudi memberikan


dukungan politik kepada Indonesia dan
mendukung posisi Indonesia pada forumforum internasional. Dalam perjalanannya,
hubungan baik Indonesia Arab Saudi
terjalin semakin erat yang kini diteruskan
oleh Presiden Joko Widodo. Walau sempat
mengalami pasang surut, secara umum
hubungan bilateral ini terus membaik.
Dampak dari reformasi ekonomi
Arab Saudi memang tidak tampak secara
langsung bagi Indonesia. Namun, Indonesia
dan Arab Saudi merupakan negara yang
sama-sama mengembangkan sumber EBT.
Pembangunan EBT sudah menjadi pilihan
berbagai negara dunia, tidak terkecuali
Arab Saudi. Meskipun Arab Saudi memiliki
cadangan minyak yang berlimpah, namun
Arab Saudi pun sedang mengembangkan
EBT dari panas bumi atau geothermal.
EBT di Indonesia juga terus dikembangkan
serta dioptimalkan. Sebagai contoh proyek
infrastruktur listrik EBT di Indonesia Timur
di Morotai, Maluku Utara pada 5 April 2016.
Hal ini mutlak dilakukan karena Indonesia
tidak dapat terus mengandalkan sumbersumber energi dari fosil apalagi semua
sumber EBT ada di Indonesia. Dengan
adanya sumber yang melimpah, sebenarnya
Indonesia tidak perlu takut terhadap
ancaman krisis energi, tetapi ketergantungan
memang perlu diminimalisir sehingga
pemberdayaan energi dapat dilakukan
sekaligus untuk memperhatikan generasi
mendatang.
Negara juga harus memiliki peran
krusial dalam membuat kebijakan yang
berkaitan dengan energi. Pengurangan
ketergantungan kepada minyak mentah
menjadi peluang bagi Indonesia untuk
menjadi mitra dalam soal EBT. Indonesia
dapat mencontoh Arab Saudi yang
dalam fase reformasi baru melepaskan
ketergantungan akan minyak walaupun
Arab Saudi merupakan salah satu yang
mempunyai sumber minyak terbesar. Meski
tercatat produksi minyak Saudi mencapai
12 juta barel per hari, namun mereka sudah
mulai berpikir ke depan dengan melepaskan
ketergantungan dan bergeser kepada EBT.
Langkah Arab Saudi terlihat sedikit berbeda
dengan Indonesia, yang keinginannya untuk
membangun EBT masih belum maksimal.
Padahal, produksi minyak di Indonesia

Pelajaran dan Peluang Kerja


Sama bagi Indonesia
Indonesia merupakan mitra yang
strategis bagi Arab Saudi dan negara
Timur Tengah lainnya. Secara historis dan
religius, hubungan baik Indonesia dan Arab
Saudi setidaknya dilandasi oleh berbagai
persamaan kepentingan dan budaya. Dalam

-7-

hanya 800 ribu barel per hari atau separuh


dari kebutuhan minyak per harinya yang
mencapai 1,5 juta barel per hari.
Keinginan
untuk
mengurangi
ketergantungan pada minyak bukanlah
bermaksud untuk menyingkirkan peran
sumber yang sudah dipakai, tetapi EBT
akan pula menjadi pertaruhan Indonesia
ke depan. Arab Saudi dapat saja menjadi
mitra Indonesia untuk diversifikasi energi
di Indonesia. Hal ini dikarenakan Arab
Saudi sudah menganggarkan USD2 triliun
untuk investasi di berbagai negara. Salah
satunya di Indonesia melalui investasi kilang
dan storage. Mereka akan menghabiskan
minimal USD2 triliun untuk investasi
internasional dan Indonesia akan menjadi
negara tujuan investasi serta menjadi
mitra mereka untuk diversifikasi energi.
Pemerintah Arab Saudi diharapkan dapat
menerapkan semua keinginan tersebut
secara fokus dan matang. Selain itu, Arab
Saudi harus memastikan bahwa setiap
rencana masuk akal sehingga tujuan
ambisius dapat tercapai dalam bentuk
perubahan.

adanya dorongan lebih dari pemerintah.


Pemerintah dapat terus mendorong adanya
konservasi energi dan mencanangkan
upaya pemanfaatan energi secara lebih
efisien.
Sehingga
dengan
kebutuhan
energi Indonesia yang besar, seharusnya
apa yang sedang terjadi pada Arab Saudi
dapat memotivasi Indonesia untuk lebih
mendorong penggunaan EBT.

Referensi
Arab Saudi Bakal Tak Andalkan Minyak
Untuk Topang Perekonomian, Kompas
26 April 2016.
Arab Saudi Setop Kecanduan Minyak,
Sudirman
Said
Lihat
Peluang,
http://ekbis.sindonews.com/
read/1104380/34/arab-saudi-setopkecanduan-minyak-sudirman-saidlihat-peluang-1461732274, diakses 7 Mei
2016.
Arab Saudi: Menteri Energi Baru Jaga
Kebijakan Minyak, Kompas, 9 Mei 2016.
China, Economy Tests For Taiwan
Presidential Winner Tsai, The Jakarta
Post, 17 Januari 2016.
Empat Tahun Lagi Arab Saudi Ingin Lepas
Dari Minyak, Kompas 26 April 2016.
Reformasi Arab Saudi: Mencoba Beralih
Dari Minyak, http://www.bbc.com/
indonesia/majalah/2016/04/160425_
majalah_saudi_minyak, diakses 29 April
2016.
Saudi Berhenti Mencandu Minyak, http://
www.mediaindonesia.com/news/
read/43508/saudi-berhenti-mencanduminyak/2016-05-03, diakses 7 Mei 2016.
Transformasi Kerajaan Era Raja Salman,
http://www.republika.co.id/berita/
koran/opini-koran/16/04/29/o6dy877transformasi-kerajaan-era-raja-salman,
diakses 7 Mei 2016.
Visi Saudi 2030, Haji-Umrah, dan Green
Card, http://www.republika.co.id/
berita/koran/pro-kontra/16/05/02/
o6jfg31-visi-saudi-2030-hajiumrah-dangreen-card, diakses 9 Mei 2016.

Penutup
Arab Saudi memilih untuk mengubah
perekonomian
menjadi
jauh
dari
ketergantungan minyak bumi. Arab Saudi
kini menyadari jika SDA bukanlah segalanya.
Perhatian kepada kualitas SDM lebih
penting. Selama ini, konsep negara yang
lama dalam budaya Arab telah menciptakan
hambatan untuk kemajuan negara seperti
pengangguran. Arab Saudi di bawah
kepemimpinan Raja Salman kini menuju
irama baru. Hal ini berlaku tidak hanya
di kebijakan luar negeri dan hubungan
internasional, tetapi juga dalam ambisi
pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang
diharapkan menjadi realitas positif.
Reformasi yang dilakukan Arab
Saudi dapat memicu Indonesia untuk
terus mengembangkan EBT. Kebijakan
yang diambil Arab Saudi dapat membuat
Indonesia
tidak
kalah
untuk
tidak
tergantung terhadap energi fosil lagi. Hal
ini sudah dilakukan pemerintah Indonesia
lewat
program-program
kementerian
terkait sebagai wujud komitmen realisasi
sumber EBT. Pengembangan EBT tidak
akan berkembang maksimal jika tidak

-8-

Majalah

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Vol. VIII, No. 09/I/P3DI/Mei/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

KONDISI SOSIAL EKONOMI


DAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
Mohammad Teja*)

Abstrak
Kekerasan seksual terhadap anak penerus bangsa ini terus bermunculan. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan kasus tersebut.
Tulisan ini mengulas kondisi sosial ekonomi pelaku dan upaya pencegahan tindak kekerasan
seksual. Pemerintah telah membentuk Satgas antikekerasan anak sebagai salah satu upaya
pencegahan. Diharapkan satgas ini melibatkan partisipasi masyarakat setempat karena
mereka yang lebih memahami situasi dan kondisi di wilayahnya. Selain itu, Pemerintah
diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya pendidikan, pengangguran,
serta membatasi pornografi dan minuman keras (miras). DPR perlu memberikan ruang
gerak yang luas untuk dilakukannya pembaruan hukum dengan menambah hukuman bagi
pelaku kekerasan seksual pada anak.

Pendahuluan
Kasus kekerasan seksual pada anak
kembali ramai dibicarakan. Berawal dari
kasus Y (14 tahun), seorang anak Dusun
Kasie Kasubun di Provinsi Bengkulu yang
ditemukan tewas di bawah jurang karena
kasus pembunuhan dan perkosaan yang
dilakukan secara bergantian. Kasus ini
melibatkan 14 orang pelaku pria yang
beberapa di antaranya masih di bawah
umur. Kemudian kasus pemerkosaan
FL (17 tahun) di Lampung Utara, yang
juga berujung kematian. Kasus di Bogor,
anak perempuan berumur 2,5 tahun
yang diperkosa tetangganya sendiri dan
ditemukan tewas di kebun belakang
rumahnya. Di daerah lain, juga terjadi
pemerkosaan yang dilakukan oleh 5 orang

anak di Cirebon yang masih berstatus


pelajar, yang kali ini korbannya adalah
anak perempuan berumur 14 tahun yang
dipaksa menenggak minuman keras (miras)
oleh pelaku kemudian diperkosa secara
bergantian. Muncul kembali kejadian di
Surabaya pemerkosaan kepada siswi SMP
yang berusia 13 tahun oleh 8 orang pelajar
yang tinggal dalam kawasan yang sama
dengan korban.
Kasus-kasus
kekerasan
seksual
terhadap anak yang terus bermunculan,
menuntut perhatian dari pemerintah.
Data yang dirilis oleh Komisi Nasional
Perlindungan Anak menunjukkan bahwa
kekerasan terhadap anak meningkat pada
2015. Terdapat sebanyak 2.898 laporan

*) Peneliti Muda Sosiologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: teja@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-9-

lingkungannya, termasuk keluarga dan


anak-anak mereka. Padahal keluarga adalah
lembaga sosial terkecil yang menjadi dasar
awal sebelum beranjak ke lingkungan yang
lebih besar.

kekerasan terhadap anak, 62 persen di


antaranya merupakan kejahatan seksual.
Data ini meningkat dari tahun sebelumnya
sebanyak 2.737 laporan dan tidak menutup
kemungkinan masih banyak kejadiankejadian yang tidak terlaporkan.
Kondisi ini cukup memprihatinkan,
karena kekerasan seksual pada anak tidak
hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi
juga anak-anak. Selain itu, kebanyakan
pelaku adalah orang dekat korban atau
berada di lingkungan yang sama. Tulisan
ini akan mengulas penyebab kekerasan
seksual dari kondisi sosial ekonomi pelaku
dan korban, serta upaya apa yang sebaiknya
dilakukan untuk pencegahan terjadinya
kembali kekerasan seksual pada anak.

2. Pendidikan dalam Keluarga


Faktor pendidikan dalam keluarga
dapat
menjadi
pemicu
terjadinya
pelanggaran yang berbuntut kekerasan pada
anak. Anak sebagai kelompok yang rentan,
tidak berdaya, dan masih memerlukan
perlindungan orang dewasa tetapi justru
menjadi korban kebiadaban orang dewasa
dan juga teman sebayanya. Harapannya
adalah keluarga menjadi basis kekuatan
moral dalam menanamkan nilai-nilai
kehidupan, meskipun pendidikan dalam
keluarga berbeda dengan pendidikan
formal. Melalui keluarga, anak mempelajari
banyak hal, berinteraksi dengan orang
lain, menyatakan keinginan dan perasaan,
menyampaikan pendapat, bertutur kata,
bersikap, berperilaku, hingga bagaimana
menganut nilai-nilai tertentu sebagai
prinsip hidupnya. Rendahnya kualitas
pribadi pelaku tindak kekerasan seksual
pada anak menunjukkan bahwa keluarga
yang
diharapkan
memberikan
dasar
pembangunan kepribadian anak tidak
menjalankan fungsinya dengan benar,
termasuk juga fungsi kontrol keluarga dan
lingkungan keluarga tidak terpenuhi dengan
baik. Oleh karena itu, ketahanan keluarga
penting dibangun, berdasarkan pandangan
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
kualitas keluarga dengan kualitas manusia
yang dihasilkannya.
Di desa tempat Y tinggal, banyak anak
yang tingkat pendidikannya masih rendah.
Mayoritas hanya sampai sekolah dasar
atau sekolah menengah pertama. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten
Rejang Lebong adalah 66 poin, dan desa
tempat Y tinggal, tingkat IPM nya jauh lebih
rendah, karena jauh dari akses pelayanan
dasar. Pendidikan formal merupakan faktor
penting bagi anak dalam membentuk sikap
mental dan karakter dalam menjalani
kehidupannya.

Penyebab Kejahatan Seksual


terhadap Anak
Kejadian luar biasa kejahatan seksual
pada anak yang terjadi di negeri ini dan di
negara-negara lainnya bukan tanpa sebab.
Berangkat dari kasus Y, beberapa faktor
yang memicu kekerasan seksual pada anak
adalah:
1. Kemiskinan
Kekerasan seksual terjadi di sekitar
masyarakat yang secara sosial ekonomi
miskin. Hal ini dapat dicermati melalui
kasus-kasus yang kemudian bermunculan
sebelum dan sesudah pemerkosaan yang
berakhir dengan pembunuhan.
Seperti pada kasus Y, data Badan
Pusat Statistik 2015 menunjukkan bahwa
Bengkulu adalah provinsi termiskin di
Sumatera. Prosentase penduduk miskin di
Bengkulu adalah 17,16 persen, berada di
atas rata-rata nasional yaitu 11,13 persen.
Dari 1.533 desa dan kelurahan di Bengkulu,
48 persennya atau 670 desa adalah desa
terisolir yang masuk dalam kategori Desa
Tertinggal. Kabupaten Rejang Lebong adalah
kabupaten termiskin di Bengkulu, dengan
40 persen atau sekitar 91 ribu jiwa hidup di
bawah garis kemiskinan. Daerah Padang
Ulak Tanding, Desa Kasie Kasubun tempat
Y tinggal merupakan daerah termiskin di
Kabupaten Rejang Lebong. Kebanyakan dari
masyarakatnya adalah pekerja kebun dengan
penghasilan rata-rata 30 ribu rupiah perhari.
Kemiskinan akan mengakibatkan
orang atau masyarakat mengabaikan

3. Pornografi dan Minuman Keras


Banyak kasus-kasus kekerasan seksual
pada anak bersumber dari tontonan,

- 10 -

gambar, dan bacaan pornografi. Seperti


pada kasus Y, para pelaku menonton film
porno dan mengonsumsi miras sebelum
memperkosa Y. Hampir 50 persen pelaku
melakukan kekerasan seksual karena
seringnya menonton film porno. Ini
mengindikasikan masih bebasnya anak
mengakses situs-situs dan film porno, baik
melalui media sosial/internet maupun
penjualan ilegal kaset video porno di
pasaran. Lebih parahnya lagi, orang tua
dan lingkungan masyarakat tidak mau
peduli
terhadap
lingkungan
tempat
anaknya bersosialisasi. Sama halnya dengan
kemudahan anak untuk membeli miras di
pasaran. Kesadaran penjual untuk tidak
menjual minuman keras kepada anak di
bawah umur seakan tidak ada dan dianggap
sudah biasa.

Masyarakat dapat berpartisipasi dalam


menjaga, mengawasi, dan melaporkan
ketidakwajaran orang atau sekelompok
orang yang meresahkan atau melakukan
kegiatan menyimpang yang mengganggu
masyarakat kepada pihak terdekat yang
bertanggung jawab dalam lingkungannya.
Peran masyarakat dan orang tua dalam
satu lingkungan menjadi penting karena
merekalah yang menjadi garda terdepan
dalam perlindungan anak.
Akan tetapi, untuk memunculkan
dan
mengembangkan
partisipasi
masyarakat tersebut dibutuhkan kerja
keras pemerintah, baik pusat maupun
daerah, untuk menjadi dan mencari pemicu
penggerak
keikutsertaan
masyarakat
dalam mengubah kondisi sosialnya. Terkait
dengan masalah kekerasan seksual anak ini,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak saat ini sudah
membentuk satuan tugas (Satgas) anti
kekerasan anak yang rencananya akan
dibentuk hingga ke tingkat desa (RT/RW) di
30 kota dan kabupaten di Indonesia. Satgas
ini bertugas mendeteksi dan menangani
bersama kasus-kasus kekerasan anak
sampai ke pihak kepolisian (Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak/P2TP2A).
Agar satgas anti kekerasan anak ini
dapat bekerja efektif dalam mencegah
terjadinya kekerasan pada anak, maka
diperlukan kerja sama yang baik antara
satgas
tersebut
dengan
masyarakat
setempat.
Sangat
penting
untuk
memasukkan masyarakat setempat sebagai
anggota dari satgas, karena merekalah
yang
memahami
kondisi
masyarakat
di sekitarnya. Selain tentunya perlu
dibangkitkan kembali rasa kepedulian
masyarakat terhadap kondisi sekitarnya.
Rasa kepedulian ini dapat menjadi
modal dalam membangkitkan partisipasi
masyarakat terhadap kondisi yang ada di
sekitarnya.
Selain dibentuk satgas anti kekerasan
anak, Pemerintah juga hendaknya mengatasi
masalah kemiskinan, pendidikan, dan
pengangguran yang selama ini juga menjadi
pemicu terjadinya kekerasan seksual pada
anak. Perlu ada aturan yang tegas terkait
pornografi. Pemerintah seharusnya dapat
memblokir situs-situs pornografi yang
hingga saat ini masih mudah diakses melalui

Pencegahan Kejahatan Seksual


Anak Melalui Partisipasi
Masyarakat
Pasal 34 dan 35 Konvensi Hak-Hak
Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta
negara untuk melindungi anak dari segala
bentuk eksploitasi dan pelecehan seksual.
Temasuk ancaman kepada anak untuk tidak
melakukan aktivitas seksual, prostitusi anak,
dan eksploitasi anak dalam menciptakan
pornografi dianggap melawan hukum.
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi
konvensi tersebut dengan Keputusan
Presiden Nomor 36 Tahun 1996. Hal ini
berarti, Pemerintah Indonesia mempunyai
kewajiban untuk melindungi anak dari
segala bentuk kejahatan seksual terhadap
anak.
Pentingnya menekan angka kekerasan
seksual terhadap anak menyebabkan
masyarakat dan pemerintah harus bekerja
keras untuk mencegah dan menangani
kasus-kasus
kejahatan
seksual
pada
anak. Tuntutan kepada masyarakat untuk
lebih produktif dan tanggap terhadap
lingkungannya sendiri tentunya menjadi
faktor penting, selain penguatan perangkat
hukum dalam melindungi anak.
Partisipasi masyarakat merupakan alat
dan tujuan pembangunan masyarakat, yang
berfungsi sebagai penggerak dan nahkoda
bagi perubahan sosial yang paling efektif.
Partisipasi memiliki inti kebersamaan
dan
saling
memberikan
sumbangan
atas kepentingan dan masalah bersama.
- 11 -

Referensi

cara lain oleh masyarakat. Sedangkan


terkait miras, Pemerintah perlu mengatur
lebih ketat peredarannya, yang dampak
negatifnya dirasakan lebih banyak daripada
dampak positifnya.

Budi Setiawan Mengatakan Yuyun, Ikon


Kemiskinan Bengkulu, http://www.
bengkulutime.com/2016/05/budisetiawan-mengatakan-yuyun-ikon.html,
diakses 11-5-2016
Darurat Kekerasan Seksual, Republika, 11
Mei 2016. hal. 1.
Indonesia Darurat Kekerasan Seksual
Anak,
http://www.republika.co.id/
berita/nasional/umum/15/10/09/
nvyiqc354-indonesia-darurat-kekerasanseksual-anak, diakses 11-5-2016
Marak Terjadi Kekerasan Anak, Pemerintah
Bentuk Satgas Tingkat RT/RW, 15 Mei
2016, http://fajar.co.id/2016/05/15/
marak-terjadi-kekerasan-anakpemerintah-bentuk-satgas-tingkatrtrw/, diakses 16 Mei 2016.
Menghapus Kekerasan Seksual, Republika,
12-5-2016. hal. 7.
Menteri Yohana: Satgas Perlindungan Anak
Harus sampai RT/RW, Tempo.co,
senin, 25 April 2016, https://m.tempo.
co/read/news/2016/04/25/058765517/
menteri-yohana-satgas-perlindungananak-harus-sampai-rt-rw, diakses 16 Mei
2016.
Percepat Perlindungan Perempuan. Media
Indonesia, 4 Mei 2016, hal. 2.
Satgas Perlindungan Anak Akan Ada
di 30 Kota, Minggu, 8 Mei 2016,
http://news.okezone.com/
read/2016/05/08/340/1382884/satgasperlindungan-anak-akan-ada-di-30kota, diakses 16 Mei 2016.
"Kekerasan Seksual Anak Dominasi Laporan
LPSK, http://www.cnnindonesia.com/
nasional/20150730151027-20-69131/
kekerasan-seksual-anak-dominasilaporan-ke-lpsk/, diakses 11-5-2016
Prianter Jaya Hairi, Problem Kekerasan
Seksual: Menelaah Arah Kebijakan
Pemerintah dalam Pembangunannya,
Jurnal Ilmiah Hukum, Negara &
Hukum, P3DI Sekjen DPR RI, Vol.6. No.
1, Juni 2015. hal. 12-13.
Taufik Hidayat dan Yoka Pramadi,
Peningkatan Partisipasi Masyarakat
dalam
Perencanaan
Nasional,
dalam, Ilmu Sosial di Indonesia,
Perkembangan dan Tantangan, Jakarta:
Obor, 2016. hal. 307.

Penutup
Kasus kekerasan seksual pada anak
terus saja meningkat setiap tahunnya.
Kondisi sosial ekonomi pelaku, seperti
kemiskinan,
rendahnya
pendidikan,
pendidikan dalam keluarga yang kurang
bagus, serta peredaran pornografi dan miras
menjadi pemicu pelaku melakukan tindak
kekerasan seksual terhadap anak. Untuk itu
perlu ada upaya pencegahan.
Tindakan
pencegahan
kekerasan
seksual pada anak menjadi pekerjaan
rumah Pemerintah bersama masyarakat.
Saat ini Pemerintah telah membentuk
satgas anti kekerasan anak, namun belum
sampai tingkat RT/RW. Untuk mendorong
partisipasi
masyarakat
dalam
upaya
pencegahan tersebut, maka Pemerintah
perlu
melibatkan
masyarakat
sekitar
menjadi anggota dalam satgas. Selain
pembentukan satgas, hal lain yang juga
harus
dilakukan
Pemerintah
adalah
mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya
tingkat pendidikan, pengangguran, serta
membatasi peredaran pornografi dan miras.
Penjatuhan hukuman yang seberatberatnya bagi pelaku kejahatan ini juga
penting dilaksanakan. DPR RI perlu
memberikan ruang diskusi yang cukup
terkait dengan pembahasan pembaruan
hukum perlindungan anak. Khususnya
penambahan atau memperberat hukuman
bagi pelaku kekerasan seksual anak melalui
kebiri, penambahan masa hukuman badan,
sanksi sosial, sampai dengan hukuman mati.

- 12 -

Majalah

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Vol. VIII, No. 09/I/P3DI/Mei/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

SINERGI PEMERINTAH PUSAT


DAN DAERAH DALAM IMPLEMENTASI
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID XII
Nidya Waras Sayekti*)

Abstrak

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XII telah diluncurkan pemerintah pada akhir April 2016.
Kebijakan tersebut memberikan kemudahan berusaha melalui pengurangan prosedur,
izin, waktu, dan biaya pengurusan. Implementasi dari kebijakan tersebut dan paket-paket
kebijakan sebelumnya diharapkan dapat mengantarkan Indonesia kepada predikat layak
investasi sehingga mudah mengakses pasar keuangan internasional. Oleh karena itu,
dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengimplementasikan
kebijakan tersebut. Evaluasi atas paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah
juga perlu dilakukan. DPR sebagai pemegang fungsi pengawasan, diharapkan dapat
melaksanakan perannya dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan paket kebijakan
tersebut serta memberikan masukannya untuk kebijakan pemerintah berikutnya.

Pendahuluan

Paket kebijakan ini diharapkan dapat menjadi


stimulus bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.
Selain memberi stimulus ekonomi
Indonesia, paket kebijakan ekonomi jilid XII
diharapkan juga melahirkan banyak pengusaha
baru. Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia juga menyambut positif semua
kebijakan yang menyangkut kemudahan dalam
berusaha di Indonesia. Melalui kemudahan
ini diharapkan tercipta lapangan pekerjaan
baru melalui investasi yang masuk. Sedangkan
menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
dari Fraksi Partai Demokrat, Agus Hermanto,
paket-paket kebijakan yang disampaikan oleh
pemerintah belum menyentuh masyarakat
secara menyeluruh. Paket-paket tersebut tidak

Pemerintah telah mengumumkan paket


kebijakan ekonomi jilid XII pada 28 April
2016 sebagai kelanjutan deregulasi ekonomi di
Indonesia yang memfokuskan pada kemudahan
berusaha (ease of doing business/EODB). Paket
kebijakan ekonomi jilid XII ini memangkas
sejumlah izin, prosedur, waktu, dan biaya
untuk kemudahan berusaha, terutama untuk
pengusaha
pemula.
Sebelumnya,
Badan
Pusat Statistik merilis pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada kuartal I 2016 mencapai 4,92
persen, artinya mengalami peningkatan sebesar
0,34 persen dibandingkan kuartal IV 2015. Laju
pertumbuhan ekonomi secara tahunan lebih
tinggi dibandingkan kuartal I 2015, yang pada
saat itu pertumbuhannya sebesar 4,73 persen.

*) Peneliti Muda Ekonomi Terapan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: nidya.ws@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 13 -

Tabel Peringkat Kemudahan Berbisnis Indonesia


Kriteria

2014

2015

2016

Memulai Usaha

158

163

173

Perjanjian Pembuatan Izin

150

110

107

Mendapatkan Listrik

101

45

46

Pendaftaran Hak Milik

112

131

131

Mendapatkan Kredit

67

71

70

Perlindungan Investor Minoritas

43

87

88

Pembayaran Pajak

158

160

148

Perdagangan Lintas Perbatasan

61

104

105

Pelaksanaan Kontrak

171

170

170

Memecahkan Masalah Kebangkrutan

71

73

77

Keterangan: Jumlah negara yang diperingkat adalah 189 negara.


Sumber: Litbang "Kompas"/IWN, disarikan dari Bank Dunia.

biaya yang dibutuhkan lebih dari Rp92,8 juta


menjadi sekitar Rp72,7 juta. Perhitungan total
waktu dan biaya tersebut belum menghitung
jumlah hari dan biaya perkara pada indikator
penyelesaian
perkara
kepailitan
karena
belum ada praktik dari peraturan yang baru
diterbitkan.
Lembaga pemeringkat Standard and
Poors (S&P) mengapresiasi langkah Indonesia
dalam mereformasi struktur ekonomi untuk
memperbaiki iklim usaha di Indonesia.
Indonesia
baru
mendapatkan
peringkat
investasi BB+ dengan proyeksi positif.
Proyeksi positif itu sudah meningkat dari
posisi sebelumnya, yakni proyeksi stabil pada
Mei 2015. Lembaga pemeringkat lain, yakni
Moodys Investors Service dan Fitch Ratings,
sudah memberikan peringkat layak investasi
kepada Indonesia. Dengan perbaikan dan
komitmen pemerintah dalam meningkatkan
iklim usaha dan iklim investasi di Indonesia,
terbuka kemungkinan bagi Indonesia untuk
mendapatkan peringkat layak investasi dari S&P
tahun ini. Namun, hal ini sangat bergantung
pada hasil evaluasi S&P setelah melihat
implementasi langkah-langkah perbaikan itu di
lapangan. Perkembangan peringkat kemudahan
berusaha Indonesia dapat dilihat pada Tabel di
atas.
Berdasarkan Tabel tersebut, hampir
semua indikator mengalami penurunan dari
tahun ke tahun, kecuali indikator perjanjian
pembuatan izin yang mengalami kenaikan
peringkat dari peringkat 150 pada tahun 2014
menjadi peringkat 110 pada tahun 2015 dan
peringkat 107 pada tahun 2016. Sedangkan
peringkat memulai usaha di Indonesia pada
tahun 2014 berada pada posisi 158 dan terus

dapat menyelesaikan persoalan ekonomi rakyat


karena belum bisa menyentuh ke bawah.
Implementasi paket kebijakan ekonomi
I-XI, menurut Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) telah mencapai 9495 persen.
Namun, perbaikan dari sisi institusi, ekonomi,
internasional, dan moneter masih terus perlu
dilakukan agar Indonesia bisa mencapai
peringkat layak investasi. Oleh karena itu,
menarik untuk diketahui isi dari paket
kebijakan ekonomi Jilid XII ini sebagai upaya
peningkatan kemudahan berusaha di Indonesia
yang dalam implementasinya membutuhkan
sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XII


Paket kebijakan ekonomi jilid XII
mencakup
sepuluh
indikator
tingkat
kemudahan berusaha yang ditetapkan oleh
Bank Dunia, yaitu Memulai Usaha (Starting
Business),
Perizinan
terkait
Pendirian
Bangunan (Dealing with Construction Permit),
Pembayaran Pajak (Paying Taxes), Akses
Perkreditan (Getting Credit), Penegakan
Kontrak (Enforcing Contract), Penyambungan
Listrik (Getting Electricity), Perdagangan
Lintas Negara (Trading Across Borders),
Penyelesaian Perkara Kepailitan (Resolving
Insolvency), dan Perlindungan Terhadap
Investor Minoritas (Protecting Minority
Investors).
Dari kesepuluh indikator tersebut,
jumlah prosedur yang sebelumnya berjumlah
94 prosedur dikurangi menjadi 49 prosedur.
Begitu pula jumlah perizinan, dikurangi dari
9 izin menjadi 6 izin. Jika sebelumnya waktu
yang dibutuhkan total berjumlah 1.566 hari,
kini dipersingkat menjadi 132 hari dengan
- 14 -

menurun di tahun 2015 menjadi ke 163,


kemudian di tahun 2016 ke posisi 173 dari 189
negara. Oleh karena itu, melalui paket kebijakan
ekonomi jilid XII ini diharapkan tumbuh
usaha-usaha baru di Indonesia sehingga dapat
meningkatkan peringkat Indonesia.
Kenaikan peringkat menjadi layak
investasi diharapkan menarik modal asing
masuk, termasuk ke pasar Surat Utang
Negara (SUN) sehingga biaya dana yang perlu
disediakan pemerintah menjadi lebih sedikit.
Sedangkan di sektor riil, kenaikan peringkat
menjadi layak investasi akan mengurangi
keraguan investor sektor riil ke Indonesia.
Kepercayaan investor terhadap Indonesia
terlihat dari peningkatan titik investasi dari
10.500 titik pada tahun 2014 menjadi 20.000 di
tahun 2015.
Sejalan dengan hal tersebut, Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta
pemerintah, terutama pemerintah daerah
(Pemda), untuk tidak meremehkan investasi
sektor UMKM daripada investasi perusahaan
besar karena kontribusi UMKM atas investasi
nasional sekitar 50 persen per tahun.

Negeri (Kemendagri) menyatakan masih ada


hambatan di sejumlah Pemda untuk membuka
kemudahan perizinan usaha seluas-luasnya
dalam implementasi Paket Kebijakan Ekonomi
jilid XII. Masih ada sejumlah kepala daerah
yang belum melakukan deregulasi perda yang
menghambat karena menilai aturan yang
menghambat dimaksudkan untuk memperkuat
otonomi daerah (Otda). Di sisi lain, Pemerintah
Pusat melalui serial paket kebijakan ekonomi
ingin membangun tata kelola yang efektif dan
efisien, yang diharapkan mampu memacu/
mempercepat roda perekonomian menjadi
lebih maksimal. Saat ini, sudah ada perbaikan
yang cukup maju untuk perizinan di sejumlah
daerah, yang kini mulai bisa diurus di tingkat
kecamatan, tidak perlu ke kabupaten/kota.
Sebagai contoh, Pemprov Kalimantan
Timur (Kaltim) mengeluarkan kebijakan
pelimpahan
kewenangan
kepada
camat
untuk pembuatan izin usaha mikro dan kecil
(IUMK) dalam bentuk izin satu lembar sebagai
wujud pengembangan ekonomi kerakyatan.
Kaltim menjadi provinsi pertama di Indonesia
yang mengimplementasikan Perpres No.
98 Tahun 2014. Hal serupa juga dilakukan
Pemkot Pekanbaru dengan mendelegasikan
kewenangan perizinan ke tingkat kecamatan.
Pemkot Pekanbaru sudah melakukan deregulasi
untuk mendorong perbaikan iklim bisnis di
daerah tersebut.
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan
implementasi Paket Kebijakan Ekonomi
jilid XII memang ada yang masih menunggu
diterbitkannya Perda, seperti Perda mengenai
kemudahan izin usaha. Oleh karena itu,
pemerintah mengharapkan agar Pemda bisa
segera menerbitkan Perda agar implementasi
Paket Kebijakan Ekonomi XII bisa berjalan
mulus. Namun, untuk diterbitkannya Perda,
Gubernur, Walikota, dan Bupati harus
berkoordinasi dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD). Untuk itu, tidak bisa
diprediksi
pengimplementasiannya
karena
masih menunggu diterbitkannya Perda.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi
Pengusaha
Indonesia,
Sanny
Iskandar,
menuturkan paket kebijakan yang bertujuan
menjadikan Indonesia lebih layak untuk
investasi seharusnya juga dilakukan pemerintah
daerah, tidak hanya oleh pemerintah pusat.
Pasalnya, sebagian besar kegiatan investasi,
khususnya industri manufaktur dilakukan di
wilayah kabupaten/kota. Asosiasi Pertekstilan

Sinergi Pemerintah Pusat


dan Daerah
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XII adalah
paket besar dan penting dengan cakupan luas,
yang tidak hanya dijalankan di tingkat pusat,
namun juga di daerah. Dalam penutupan
International Trade and Investment Summit
Series Week 2016 yang diselenggarakan
Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh
Indonesia (Apkasi) di Jakarta 7 Mei 2016,
Presiden mengingatkan Pemda untuk tidak
membuat Peraturan Daerah (Perda) yang
menghambat pembangunan dan investasi.
Perda-perda juga diharapkan tidak berbenturan
dengan paket kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan pemerintah. Sebab, paket kebijakan
tersebut dapat berdampak positif untuk
pembangunan daerah.
Presiden berharap adanya sinergi antara
pemerintah pusat dan daerah. Bentuk konkrit
sinergi itu salah satunya dengan merombak
regulasi-regulasi penghambat. Saat ini ada
sekitar 42.000 aturan pusat dan daerah, serta
terdapat 3000-an Perda yang menjadi target
penghapusan karena menghambat investasi.
Dengan aturan sebanyak ini, kecepatan
bertindak jadi lambat padahal perubahan global
sangat cepat.
Sebelumnya,
Kementerian
Dalam
- 15 -

Referensi

Indonesia menyebutkan pemerintah perlu


melibatkan pelaku usaha sektoral untuk
mengawal
pelaksanaan
paket
kebijakan
ekonomi yang digulirkan pemerintah. Kebijakan
ekonomi juga tergantung dari BUMN dan
pemerintah daerah. Untuk itu, BUMN yang
tidak ingin melaksanakan kebijakan pemerintah
sebaiknya diberi peringatan.
Desakan kepada Pemda untuk segera
merespons Paket Kebijakan Ekonomi jilid
XII yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat juga datang dari akademisi. Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tanjungpura Pontianak, Eddy Suratman,
mengatakan penerbitan Perda berimplikasi
positif terhadap munculnya para pelaku baru
khususnya UMKM. Sejak paket kebijakan
ekonomi I - XI, belum ada satu daerah pun di
Provinsi Kalimantan Barat membuat Perda.
Dengan adanya Perda yang mengacu kepada
paket kebijakan, pelaku usaha mendapatkan
kepastian hukum, khususnya dalam hal
mendapatkan izin usaha yang ringkas.
Namun, Eddy menilai pemerintah pusat harus
memberikan motivasi kepada Pemda dalam
menyusun Perda agar sinergi dengan paket
kebijakan yang telah dikeluarkan. Oleh karena
itu, Kemendagri diharapkan bergerak dengan
memberikan mandat kepada pemprov atas
pelaksanaan setiap poin kebijakan di daerah.

Implementasi Paket Kebijakan Ekonomi


Jilid XII: Presiden Tegur Menteri Segera
Melaksanakannya, Neraca, 11 Mei 2016.
Indonesia Ingin Naik Peringkat, Layak
Investasi akan Menarik Investor Pasar Uang
dan Sektor Riil, Kompas, 11 Mei 2016.
Jokowi: Perda Jangan Hambat Kebijakan
Ekonomi, Suara Pembaruan, 9 Mei 2016.
Perbaikan agar Layak Investasi, Kompas, 10
Mei 2016.
Presiden Tagih Langkah Percepatan
Investasi, Media Indonesia, 10 Mei 2016.
Aditya, Arys. BKPM: Implementasi Paket
Kebijakan Sudah 95%, http://finansial.
bisnis.com/read/20160429/9/543194/
bkpm-implementasi-paket-kebijakansudah-95, diakses 10 Mei 2016.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Paket Kebijakan XII: Pemerintah Pangkas
Izin, Prosedur, Waktu, dan Biaya untuk
Kemudahan Berusaha di Indonesia, http://
www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaranpers/paket-kebijakan-xii-pemerintahpangkas-izin-prosedur-waktu-dan-biayauntuk-kemudahan-berusaha-di-indonesia/,
diakses 11 Mei 2016.
Hendra TM, Lukas. Implementasi Paket
Kebijakan Ekonomi XII, Perda Harus
Dipercepat,
http://finansial.bisnis.com/
read/20160509/9/545457/implementasipaket-kebijakan-ekonomi-xii-perda-harusdipercepat, diakses 11 Mei 2016.
Hilman, Muhamad. FIB: Tidak Mudah
Implementasi
Paket
Kebijakan
Ekonomi,
http://finansial.bisnis.com/
read/20160510/9/545866/fib-tidakmudah-implementasi-paket-kebijakanekonomi, diakses 11 Mei 2016.
Ruslan, Heri. Paket Kebijakan Ekonomi
Jilid XII Direspons Positif, http://
www.republika.co.id/berita/ekonomi/
makro/16/05/09/o6wyxp372-paketkebijakan-ekonomi-jilid-xii-diresponspositif, diakses 9 Mei 2016.
Zuhriyah,
Dewi
Aminatuz.
Paket
Kebijakan
Jokowi
Belum
Sentuh
Masyarakat,
http://kabar24.bisnis.
com/read/20160429/15/543086/
paket-kebijakan-jokowi-belum-sentuhmasyarakat, diakses 11 Mei 2016.

Penutup
Pemerintah telah mengeluarkan Paket
Kebijakan Ekonomi Jilid I XII. Paket-paket
kebijakan ekonomi tersebut dikeluarkan dengan
maksud untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
melalui
upaya
mempermudah
berusaha. Dalam pelaksanaannya, paket-paket
kebijakan tersebut memerlukan sinergi antara
pemerintah pusat dan daerah agar pencapaian
tujuan dari paket kebijakan yang telah
dikeluarkan dapat tercapai dengan cepat.
DPR
harus
mengefektifkan
fungsi
pengawasannya
guna
memantau
dan
mengevaluasi pelaksanaan paket kebijakan
ini. Salah satunya, melalui peran pengawasan
Komisi II terkait kuantitas dan kualitas
peraturan daerah yang mendukung pelaksanaan
paket kebijakan ekonomi. Berdasarkan hasil
evaluasi tersebut, DPR dapat memberikan
masukan untuk kebijakan-kebijakan ekonomi
yang akan dikeluarkan pemerintah berikutnya
sehingga tujuan negara untuk kesejahteraan
umum dan keadilan sosial dalam ekonomi
dapat tercapai.
- 16 -

Majalah

PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Vol. VIII, No. 09/I/P3DI/Mei/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

URGENSI PENGATURAN PERSANDIAN


DI PEMERINTAH DAERAH
Ahmad Budiman*)

Abstrak
Praktek komunikasi persandian di pemerintah daerah belum dapat dilaksanakan secara
merata kualitasnya. Jenis risiko dan ancaman yang paling mendominasi pengelolaan
persandian di daerah terkait dengan terbatasnya sumber daya manusia (SDM) sandi
berkualifikasi ahli sandi dan kemampuan pemda dalam menetapkan informasi berklasifikasi.
Pengelolaan persandian di pemda akan meningkatkan pengamanan data dan membantu
fungsi pemda dalam melaksanakan fungsi pelayanan publik, terhadap ancaman berupa
interupsi, intersepsi, modifikasi, serta fabrikasi data dan informasi. Pengaturan persandian di
pemda di antaranya mengatur masalah tata kelola persandian baik di pusat maupun di daerah,
koordinasi persandian, penetapan informasi berklasifikasi, standar pengamanan sistem dan
jaringan sandi, serta kualifikasi SDM sandi.

Pendahuluan

permasalahannya,
berdasarkan
hasil
penilaian Lembaga Sandi Negara di tahun
2014 terhadap pemda provinsi, terdapat 1
provinsi berstatus kritis, 9 berstatus kurang,
21 berstatus cukup, dan 1 berstatus baik
dalam mengelola kegiatan persandian di
daerahnya.
Selanjutnya pada tahun 2015 juga
dilakukan evaluasi yang menghasilkan peta
permasalahan
pengelolaan
persandian
berdasarkan jenis risiko dan ancaman
yang dapat ditimbulkannya. Diantaranya,
jenis risiko yang paling dominan yaitu
ketersediaan sumber daya manusia (SDM)
sandi berkualifikasi ahli sandi yang terbatas.
Hal ini terjadi karena regenerasi SDM sandi
kurang berjalan dengan baik, minat menjadi
SDM sandi yang kurang, dan kualitas calon

Keutuhan dan kedaulatan NKRI


perlu didukung oleh sistem pengamanan
informasi negara yang aman. Untuk itu
sistem
pengamanan
dimaksud
perlu
ditunjang dengan sistem persandian yang
memadai. Tujuan kegiatan persandian
diarahkan untuk menjaga kerahasiaan
(confidentiality),
keutuhan
(integrity),
keaslian (authentication), dan tidak ada
pengingkaran (non repudiation) informasi
yang disandikan. Kebijakan keamanan dan
pengamanan informasi harusnya berada
dalam suatu tatanan sistem yang terintegrasi
dan terkoordinasi dari mata rantai kebijakan
pemerintahan.
Tujuan persandian di pemerintahan
termasuk
juga
pemerintah
daerah
(pemda) sangat penting. Namun demikian

*) Peneliti Madya Komunikasi Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: a.budiman69@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 17 -

peserta diklat sandi yang kurang. Hal ini


menyebabkan potensi ancaman berupa
operasional persandian berhenti atau
terganggu sementara.
Jenis risiko yang lain terkait dengan
pengelolaan informasi berklasifikasi di
pemda yaitu pembuatan, pengiriman,
penyimpanan informasi berklasifikasi di
luar fungsi sandi belum teramankan; belum
semua komponen eselon I memanfaatkan
fungsi
sandi
telekomunikasi
(santel)
untuk
mengirimkan
informasi
yang
harus diamankan; belum dioptimalkan
fitur kriptografi pada palsan kriptosoft
untuk menyimpan dan pemusnahan data;
serta belum membuat kebijakan atau
menjalankan prosedur back-up dengan
aman. Hal menyebabkan timbulnya potensi
ancaman berupa terungkapnya informasi
berklasifikasi yang dimiliki pemda. Dua
kondisi
permasalahan
tersebut
pada
hakekatnya dapat difokuskan menjadi
sebuah pertanyaan mengenai urgensi
pengaturan persandian di pemda

pihak dalam rangkaian yang berlanjut dan


dinamis. Pesan-pesan yang ciptakan dan
dipertukarkan adalah makna dari simbol
atau lambang yang dapat ditangkap panca
indera. Simbol dapat berupa kata-kata atau
nirkata, lisan atau tertulis. Penciptaan dan
penafsiran pesan terjadi melalui coding dan
decoding. Jaringan menunjukkan adanya
peran-peran formal dengan kewenangan
yang
berbeda-beda
namun
saling
berhubungan secara berlanjut dan berulangulang sehingga membentuk sebuah pola
yang mapan.
Pada
hakekatnya
pengelolaan
informasi berklasifikasi rahasia dalam
konteks persandian, akan berada pada alur
dari mulai pembuatan informasi, pemberian
label, pengiriman, dan penyimpanan.
Untuk naskah dinas berklasifikasi rahasia,
kerahasiaannya dilakukan dengan enkripsi.
Khusus untuk komunikasi melalui jaringan,
perlu ada jaminan terhadap keselamatan
pesan melalui e-mail. Untuk informasi yang
dihasilkan dan disimpan dalam bentuk
arsip digital, maka kerahasiaan dilakukan
dengan enkripsi dan keutuhan data dengan
hash function. Sedangkan untuk pengiriman
informasi digital, maka kerahasiaannya
perlu dilakukan dengan cara enkripsi
jaringan dan keutuhan data dilakukan
melalui hash function. Khusus untuk
pengiriman dalam bentuk hardcopy, maka
pengamanan dilakukan terhadap fisik pesan
dan personil pembawa pesan.

Komunikasi Persandian
Kata sandi berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu Sandhi. Secara umum,
istilah sandi yaitu perubahan hurufhuruf yang terjadi bila dua kata atau lebih
dipersatukan (Kamus Modern Bahasa
Indonesia); dan kode, tulisan, atau tandatanda yang khas (Kamus Sinonim Bahasa
Indonesia). Secara luas, persandian juga
dikenal dengan sebutan kriptologi yaitu
ilmu atau seni yang mempelajari semua
aspek tulisan rahasia. Kriptologi dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu kriptografi dan
kriptanalisis. Kriptografi adalah cara (sistem,
metode) yang mengolah tata tulisan dalam
berita sehingga menjadi tata tulisan yang
berlainan dan tidak bermakna (incoherent).
Sedangkan kriptanalisis adalah usaha
mendapatkan teks terang dari suatu teks
sandi yang tidak diketahui sistem serta
kunci-kunci-nya.
Kegiatan sandi dalam pendekatan
konsep komunikasi sejalan dengan ruang
lingkup konsep komunikasi organisasi.
Komunikasi organisasi menurut Gerald
M Goldhaber dimaknai sebagai proses
penciptaan dan pertukaran pesan-pesan.
Hal ini berarti pesan-pesan senantiasa
diciptakan dan dipertukarkan dengan
kesadaran untuk dimaknai oleh kedua belah

Persandian di Pemda
Penyelenggaraan
Pengamanan
Persandian sebagaimana termuat dalam
Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden
Nomor 79 Tahun 2008 tentang Tunjangan
Pengamanan Persandian adalah rangkaian
kegiatan dan tindakan pencegahan atau
penanggulangan yang dilakukan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan
untuk melindungi kelangsungan persandian
dari segala hakekat ancaman dan gangguan
dalam satu kesatuan sistem persandian
negara. Di pemerintah daerah (pemda),
masalah
persandian
sebagaimana
dimuat dalam Pasal 12 ayat (2) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, masuk menjadi salah
urusan wajib yang tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar, salah satunya adalah
mengenai persandian.
- 18 -

dan memelihara peralatan dan sistem


sandi, melakukan komunikas koordinasi
persandian, dan mengamankan sinyal
frekuensi dan jaringan di lingkungan pemda.
Di tengah keterbatasan SDM sandi
yang dimiliki pemda dan keterbatasan
kemampuan dalam pengelolaan informasi
berklasifikasi,
komunikasi
persandian
memiliki potensi untuk membantu proses
pengamanan informasi dan fungsi pelayanan
publik yang diberikan pemda kepada
masyarakat. Keutamaan dalam pengamanan
informasi didasari atas beberapa potensi
ancamannya berupa interupsi, intersepsi,
modifikasi, dan fabrikasi. Gangguan berupa
interupsi terjadi dalam bentuk menghalangi
penyampaian pesan dari sumber informasi
untuk sampai kepada tujuannya. Intersepsi
dilakukan dalam bentuk menyadap pesan
yang sedang mengalami proses distribusi
dari sumber informasi kepada tujuannya.
Modifikasi dilakukan melalui upaya untuk
merubah informasi yang berasal dari sumber
informasi, sehingga akan berbeda diterima
ditujuannya. Sedangkan fabrikasi dilakukan
melalui penciptaan informasi baru yang
tidak pernah dihasilkan sumber informasi
untuk diterima ditujuannya. Bercermin
dari aktivitas komunikasi persandian
berikut potensi kerawanannya, maka
persandian memang dimaksudkan untuk
terciptanya anti penyangkalan informasi,
menjaga otentikasi informasi, memenuhi
kertersediaan informasi, menjaga keutuhan
dan kerahasiaan informasi.
Komunikasi
Persandian
dalam
membantu meningkatkan fungsi pelayanan
publik yang dilakukan oleh pemda, berjalan
sesuai dengan perkembangan kemampuan
teknologi informasi komunikasi yang
digunakan oleh pemda. Dalam era teknologi
informasi modern dikenal internet dan
komputer yang mampu meningkatkan
fungsi pelayanan publik, karena mampu
mentransmisikan
secara
elektronis
(komunikasi elektronis) segala bentuk data
informasi secara cepat, tepat, efektif efisien
serta convenient (nyaman dan gampang).
Pelayanan publik yang didukung oleh
kegiatan komunikasi persandian, akan
mampu menghasilkan data yang otentik,
utuh, dan terbebas dari ancaman kebocoran
atau kerusakan informasi.
Ancaman yang dibawa oleh kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi adalah

Pembagian
urusan
pemerintahan
untuk bidang persandian sebagaimana
termuat dalam lampiran Undang-Undang
Pemerintahan Daerah, terkait dengan
kewenangan pertama yaitu penyelenggaraan
persandian untuk pengamanan informasi.
Adapun layanan yang perlu dilakukan yaitu
terkait dengan melaksanakan tata kelola
Jaminan Keamanan Informasi (JIK) dengan
menggunakan persandian yang meliputi
aspek kerahasiaan, keutuhan, ketersediaan,
keaslian dan/atau nir-sangkal.
Indikator keberhasilannya dilihat dari
jumlah informasi yang wajib diamankan
dengan
persandian
sesuai
peraturan
perundang-undangan, serta dari jumlah
konten informasi yang wajib diamankan
dengan persandian. Layanan berikutnya
terkait dengan melaksanakan dukungan
kegiatan pengamanan informasi, dengan
indikatornya dilihat dari jumlah aset atau
fasilitas yang harus diamankan serta dari
jumlah rata-rata kegiatan penting yang
membutuhkan
dukungan
pengamanan
informasi
per-bulannya.
Sedangkan
kewenangan
kedua
terkait
dengan
penetapan pola hubungan komunikasi
sandi dengan bentuk layanannya yaitu
melaksanakan pola hubungan komunikasi
sandi,
berdasarkan
indikator
berupa
jumlah organisasi pemerintah daerah
yang menggunakan persandian untuk
mengamankan setiap jenis informasi yang
wajib diamankan.
Selaras dengan peningkatan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan,
perubahan
lingkungan
strategik
persandian, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka kegiatan
persandian mengalami banyak perubahan.
Pengembangan tersebut meliputi aspek
pemanfaatan persandian di lingkungan
instansi
pemerintah,
pengembangan
organisasi, dan pengembangan teknologi
persandian yang memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi.
Kondisi ini tentunya perlu sejalan
dengan kemampuan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) unit kerja pengelolaan persandian
di pemda di antaranya melaksanakan
penatalaksanaan
persuratan
dinas,
melaksanakan penatalaksanaan persuratan
berita rahasia, melaksanakan pengamanan
berita atau informasi yang bersifat
rahasia dan berklasifikasi, mengadakan
- 19 -

Referensi:

alasan yang kuat sebagai dasar dilakukannya


pengelolaan
informasi
berklasifikasi
melalui cara yang modern, holistik, dan
sistematik. Sebagai organisasi yang dinamis,
unit teknis persandian baik yang berada
di daerah maupun yang berada di pusat
dituntut tanggap dan siap untuk melakukan
reformasi dalam rangka menyikapi segala
perubahan, baik yang sifatnya internal
maupun eksternal.

Fungsi Persandian Belum Dipahami


secara Utuh, http://suaramerdeka.
com/v1/index.php/read/
cetak/2008/10/15/34612/FungsiPersandian-Belum-Dipahami-secaraUtuh, diakses tanggal 10-2-2016.
Indonesia Butuh UU Persandian untuk
Kepentingan
Bisnis
http://www.
hukumonline.com/berita/baca/
lt5329952a9cc28/indonesia-butuh-uupersandian-untuk-kepentingan-bisnis
diakses tanggal 3-5-2016
Lemsaneg
Menggelar
Rapat
Kerja
Persandian Tahun 2012 di Pemprov
Kepulauan Riau, http://www.lemsaneg.
go.id/index.php/2012/11/21/lemsanegmenggelar-rapat-kerja-persandiantahun-2012-di-pemprov-kepulauanriau/, diakses tanggal 10-2-2016.
Mengenal
Persandian,
http://www.
lemsaneg.go.id/index.php/khasanah/
pengenalan-persandian-2/,
diakses
tanggal 11-2-2016.
Persandian
Indonesia,
http://www.
lemsaneg.go.id/?page_id=143
diakses
tgl 3-5-2016
Gerald
M
Goldhaber,
Organizational
Communication, Boston: MA:McGraw
Hill Book Co, 1993.
Nunil Pancawati, Dinamika Pelaksanaan
Persandian di Pemerintah Daerah,
Makalah pada FGD tanggal 14 Maret
2016.
Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun
2008 tentang Tunjangan Pengamanan
Persandian
"Sejarah Organisasi", http://www.lemsaneg.
go.id/index.php/profil/sejarahorganisasi/ diakses tanggal 3-5-2016
Tupoksi Subbagian Tata Usaha dan Sandi
Pemkot Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.

Penutup
Praktek komunikasi persandian di
pemda telah dilakukan selama ini. fokus
penyelenggaraan persandiannya memang
belum seragam di antara satu daerah dengan
daerah lainnya. Hal ini lebih disebabkan
karena belum mampunya pemda dalam
menetapkan
kategori
informasi yang
dimilikinya, apakah masuk dalam kategori
informasi dikecualikan. Namun demikian,
praktek komunikasi persandian di pemda
hakekatnya justru membantu pemda
dan masyarakat dalam mendapatkan
informasi yang otentik, utuh dan terbebas
dari ancaman kebocoran atau kerusakan
informasi dalam rangka pengiriman atau
penyimpanannya.
Upaya untuk meningkatkan hasil
guna dari praktek komunikasi persandian
di pemda perlu mendapatkan lindungan
berupa dasar hukum yang di antaranya
mengatur masalah tata kelola persandian,
baik di pusat maupun di daerah, koordinasi
persandian,
penetapan
informasi
berklasifikasi, standar pengamanan sistem
dan jaringan sandi, dan kualifikasi SDM
sandi. Selain itu, perlu juga disediakan
sarana dan prasarana sandi dengan standar
yang sama di semua tempat. Pemutakhiran
jaringan dan sistem pengamanan sandi perlu
terus dilakukan sejalan dengan semakin
canggihnya potensi kebocoran informasi.
Dan terakhir keberadaan sumber daya
manusia pesandi (sandiman), perlu terus
ditingkat kompetensi, jumlah, dan kelayakan
tunjangannya.

- 20 -

Anda mungkin juga menyukai