Anda di halaman 1dari 32

KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No.

17/I/Puslit/September/2018

Info Singkat terbit sejak tahun 2009


dan hadir dua kali sebulan yang
memuat artikel dari 5 bidang penelitian
di Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI. Topik yang diangkat bersifat aktual
dan dikaji secara praktis untuk menjadi
perhatian DPR RI. TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN
Segala opini/pandangan yang tertuang
di dalam Info Singkat ini adalah murni DALAM KASUS KEBAKARAN HUTAN
milik penulis dan tidak mewakili Dian Cahyaningrum
opini/pandangan DPR RI atau Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
ASEAN DAN LAPORAN TIM PENCARI FAKTA
PENANGGUNG JAWAB PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
Dr. Indra Pahlevi, S.IP., M.Si.
MENGENAI MYANMAR
PEMIMPIN REDAKSI Simela Victor Muhamad
Drs. Simela Victor Muhamad, M.Si.

PENYUNTING/EDITOR KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP


Dr. Hartini Retnaningsih, M.Si.
Sali Susiana, S.Sos., M.Si. KELOMPOK RENTAN DALAM MENGHADAPI
REDAKTUR PELAKSANA
BENCANA ALAM DI LOMBOK
Prof. Dr. phil. P. Partogi Nainggolan, M.A. Mohammad Teja
Dr. Lidya Suryani Widayati, S.H., M.H.
Achmad Sani Alhusain, S.E., M.A.
Debora Sanur L., S.Sos., M.Si.
KEBIJAKAN IMPOR GULA: POTENSI DAMPAK
Dewi Sendhikasari D., S.IP., M.P.A. DAN UPAYA PENGAMANAN STOK NASIONAL
Dina Martiany, S.H., M.Si. Masyithah Aulia Adhiem
Sahat Aditua F. Silalahi, S.T., M.B.A.
Sulis Winurini, S.Psi., M.Psi.
Trias Palupi Kurnianingrum, S.H., M.H. ANTISIPASI DAMPAK NEGATIF
TATA LETAK PERANG HASHTAG MENJELANG PEMILU 2019
Achmad Wirabrata, S.T., M.M. Ahmad Budiman
T. Ade Surya, S.T., M.M.
Pusat Penelitian BIDANG HUKUM
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No.17/I/Puslit/September/2018

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN


DALAM KASUS KEBAKARAN HUTAN
1 Dian Cahyaningrum

Abstrak
Kebakaran hutan yang marak terjadi akhir-akhir ini antara lain disebabkan oleh
perusahaan yang membakar hutan atau tidak menjaga lahan konsesinya dari
kebakaran. Untuk itu berdasarkan UU No. 23 Tahun 2009 dan UU No. 41 Tahun
1999, perusahaan dapat dimintai pertanggungjawaban hukum secara administratif,
perdata, bahkan pidana. Tulisan ini bermaksud mengkaji bagaimana tanggung
jawab perusahaan yang membakar hutan dan tidak menjaga lahan konsesinya
dari kebakaran. Dalam hal terjadinya kasus kebakaran hutan, DPR RI memiliki
peran yang sangat penting untuk mencegah pembakaran lahan oleh perusahaan.
DPR RI dapat mengawasi pemerintah dalam pemberian perizinan dan mendorong
pemerintah melakukan pengawasan secara ketat terhadap perusahaan. DPR RI
juga dapat mendorong pemerintah untuk segera membuat mekanisme dan prosedur
pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang dapat digunakan untuk memaksa
perusahaan untuk memberikan ganti rugi.

Pendahuluan dengan 31 Juli 2018 mencapai 71.959


Tanggung jawab perusahaan ha, meliputi 56.357,59 ha pada lahan
dalam kasus kebakaran hutan mineral dan 15.601,13 ha pada lahan
dan lahan menjadi masalah yang gambut.
mengemuka akhir-akhir ini seiring Kebakaran hutan dan
dengan maraknya kebakaran lahan antara lain disebabkan
hutan dan lahan di beberapa oleh perusahaan. Sebagaimana
wilayah di tanah air. Sebagaimana dikemukakan oleh Guru Besar
dikemukakan oleh Direktur Fakultas Kehutanan Institut
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Pertanian Bogor, Bambang
PUSLIT BKD Lahan Kementerian Lingkungan Hero Saharjo, penyebab paling
Hidup dan Kehutanan (KLHK), mendasar kebakaran hutan oleh
Raffles B Panjaitan, luas hutan dan perusahaan adalah “obral izin”
lahan yang terbakar di seluruh pada pemerintahan sebelumnya
Indonesia dari Januari sampai yang mengakibatkan alih fungsi
lahan gambut. Selama tujuh periode panas juga terdeteksi pada wilayah
kabinet pemerintah, izin yang Kesatuan Hidrologi Gambut, di
dikeluarkan mencapai 42.253.234 mana 783 titik ada di Sumatera dan
ha. Berdasarkan rekapitulasi 536 titik di Kalimantan.
pelepasan kawasan hutan, izin Sehubungan dengan
terbesar terjadi sepanjang periode permasalahan tersebut, tulisan ini
2005-2014. Bahkan di Kalimantan hendak mengkaji tanggung jawab
Tengah ada perusahaan perkebunan perusahaan yang membakar hutan
yang memiliki perkebunan kelapa dan tidak menjaga lahan konsesinya
sawit yang luasnya puluhan ribu ha dari kebakaran. Kajian ini penting
di atas kawasan hutan yang sejak karena bertujuan untuk mengetahui
awal melakukan penyiapan lahan tanggung jawab perusahaan yang
dengan pembakaran. Pembakaran membakar hutan dan tidak menjaga
hutan dan lahan banyak dilakukan lahan konsesinya dari kebakaran.
oleh perusahaan perkebunan
dan kehutanan karena biayanya
Dengan kajian ini diharapkan
perusahaan tidak membakar hutan,
2
sangat murah, selain lebih efektif menjaga lahan konsesinya dengan
jika dibandingkan dengan cara baik, dan menjaga kelestarian
konvensional, yaitu dengan hutan dalam menjalankan kegiatan
penebasan dan bahan kimia. usahanya.
Pembakaran hutan juga dapat
menaikkan PH hingga 5-6 sehingga Tanggung Jawab Perusahaan
cocok untuk ditanami kelapa sawit dalam Kasus Kebakaran Hutan
(Desri Hunawan, 2016: 280-281). Menurut Hans Kelsen
Selain terindikasi melakukan sebagaimana dikutip Erdianto
pembakaran hutan, perusahaan Effendi (2011: 110), konsep tanggung
juga banyak yang tidak menjaga jawab berhubungan dengan
lahannya dari kebakaran. konsep kewajiban hukum. Artinya
Sebagaimana dikemukakan oleh seseorang bertanggung jawab secara
Kepala Departemen Kampanye hukum atas sesuatu perbuatan
dan Perluasan Jaringan Wahana tertentu atau bahwa dia memikul
Lingkungan Hidup Indonesia tanggung jawab hukum berarti
(WALHI) Khalisah Khalid, tercatat dia bertanggung jawab atas suatu
banyak kebakaran hutan dan sanksi dalam hal perbuatan yang
lahan yang terjadi di wilayah bertentangan.
konsesi perkebunan sawit dan Berpijak pada teori tanggung
hutan tanaman industri. Manajer jawab hukum, maka dalam
Kampanye Keadilan Iklim menjalankan kegiatan usahanya
WALHI Yuyun Harmono juga perusahaan harus menjaga
mengungkapkan bahwa pada kelestarian lingkungan dengan
periode 1 Januari hingga 25 Agustus tidak melakukan pembakaran hutan
2018 muncul ribuan titik panas di dan lahan, serta menjaga lahan
Sumatera dan Kalimantan. Tercatat konsesinya dari kebakaran. Hal
ada 2.423 titik panas di Kalimantan tersebut ditegaskan dalam Pasal
dan 1.155 titik api di Sumatera, 765 67 UU No. 32 Tahun 2009 tentang
titik panas diantaranya berada di Perlindungan dan Pengelolaan
kawasan konsesi korporasi (konsesi Lingkungan Hidup yang
kehutanan dan perkebunan). Titik mewajibkan setiap orang (termasuk
perusahaan) untuk memelihara tidak hanya secara administratif,
kelestarian fungsi lingkungan hidup melainkan juga perdata, bahkan
serta mengendalikan pencemaran pidana. Terkait dengan tanggung
dan/atau kerusakan lingkungan jawab administratif, berdasarkan
hidup. Untuk itu berdasarkan Pasal 76 UU No. 32 Tahun 2009
Pasal 68 UU No. 32 Tahun 2009, dan Pasal 80 ayat (1) UU No. 41
perusahaan dalam menjalankan Tahun 1999, perusahaan yang
kegiatan usahanya wajib menjaga melakukan pembakaran hutan
keberlanjutan fungsi lingkungan dapat dikenai sanksi administratif.
hidup. Berdasarkan Pasal 69 UU Sanksi administratif tersebut dapat
No. 32 Tahun 2009, perusahaan berupa teguran tertulis, paksaan
juga dilarang melakukan perbuatan pemerintah; pembekuan izin
yang mengakibatkan perusakan lingkungan; atau bahkan pencabutan
lingkungan dan melakukan izin lingkungan. Berdasarkan Pasal
3 pembukaan lahan dengan cara 40 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009,
apabila izin lingkungan dicabut
membakar.
Selain UU No. 32 Tahun maka izin usaha dan/atau kegiatan
2009, kewajiban perusahaan untuk dibatalkan. Akibatnya perusahaan
menjaga kelestarian hutan juga tidak dapat menjalankan kegiatan
ditegaskan dalam Pasal 32 UU No. usahanya. Oleh karena itulah
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sanksi administratif pencabutan
yang mewajibkan pemegang izin izin lingkungan ataupun izin usaha
sebagaimana diatur dalam Pasal sangat ditakuti oleh perusahaan.
27 dan Pasal 29 untuk menjaga, Namun pemerintah terkadang
memelihara, dan melestarikan ”berat hati” dalam mengenakan
hutan tempat usahanya. sanksi administratif pencabutan
Berdasarkan Pasal 48 ayat (3) UU izin lingkungan atau izin usaha
No. 41 Tahun 1999, pemegang dengan pertimbangan investasi
izin usaha pemanfaatan hutan dibutuhkan untuk meningkatkan
sebagaimana dimaksud dalam pertumbuhan ekonomi. Selain itu
Pasal 27 dan Pasal 29, serta pihak- pencabutan izin lingkungan atau
pihak yang menerima wewenang izin usaha dapat berdampak pada
pengelolaan hutan sebagaimana terjadinya pemutusan hubungan
dimaksud dalam Pasal 34 juga kerja yang akan memperparah
diwajibkan untuk melindungi hutan masalah ketenagakerjaan di
dalam areal kerjanya. Sehubungan Indonesia. Terkait dengan sanksi
dengan kewajiban tersebut, maka administratif, sejak 2015 KLHK telah
berdasarkan Pasal 49 UU No. memberikan sanksi administratif
41 Tahun 1999 pemegang hak pada lebih dari 100 korporasi
atau izin bertanggung jawab atas akibat kebakaran hutan dan lahan,
terjadinya kebakaran hutan di areal termasuk di dalamnya pencabut
kerjanya. Selanjutnya berdasarkan izin. Bahkan pada 26 Agustus 2018
Pasal 50 ayat (3) UU No. 41 Tahun KLHK menyegel area lahan terbakar
1999, perusahaan juga dilarang di 5 perusahaan perkebunan di Kubu
membakar hutan. Raya, Kalimantan Barat. Kelima
Perusahaan yang melanggar perusahaan tersebut adalah PT. SUM,
ketentuan tersebut dapat dimintai PT. PLD, PT. AAN, PT. APL, dan PT.
pertanggungjawaban hukum RJP.
Terkait tanggung jawab karena belum memiliki mekanisme
perdata, perusahaan yang melakukan pelaksanaan serta prosedur
pembakaran hutan dapat dimintai atau tahapan secara rinci untuk
pertanggungjawaban perdata mengeksekusi putusan pengadilan
berdasarkan Pasal 87 ayat (1) UU (Dian Cahyaningrum, 2017: 3).
No. 32 Tahun 2009 dan Pasal 80 ayat Sedangkan terkait dengan
(1) UU No. 41 Tahun 1999. Dalam tanggung jawab pidana, UU No.
ketentuan tersebut, perusahaan harus 23 Tahun 2009 dan UU No. 41
memberikan ganti kerugian karena Tahun 1999 memberikan ancaman
telah menimbulkan pencemaran asap hukuman yang berat kepada pelaku
dan/atau perusakan lingkungan pembakaran hutan dan lahan.
hidup yang menimbulkan kerugian Berdasarkan Pasal 108 UU No. 32
pada orang lain atau lingkungan Tahun 2009, ancaman hukuman
hidup. Suatu kemajuan dalam bagi pelaku pembakaran lahan
pertanggungjawaban ini adalah
diakomodasinya prinsip tanggung
adalah pidana penjara paling singkat
3 (tiga) tahun dan paling lama 10
4
jawab mutlak (strict liability) dalam (sepuluh) tahun dan denda paling
Pasal 88 UU No. 32 Tahun 2009. sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga
Penggunaan prinsip strict liability miliar rupiah) dan paling banyak
memudahkan penyidik untuk Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
memproses tergugat (pemilik rupiah). Sementara berdasarkan Pasal
izin konsesi) ke pengadilan untuk 78 ayat (3) UU No. 41 Tahun 1999,
mempertanggungjawabkan kebakaran pelaku pembakaran hutan diancam
hutan di area konsesinya tanpa dengan pidana penjara paling lama
harus membuktikan kesalahan 15 (lima belas) tahun dan denda
dari tergugat. Penyidik cukup paling banyak Rp5.000.000 (lima
membuktikan telah terjadi kebakaran miliar rupiah). Apabila kebakaran
di wilayah konsesi tergugat hutan disebabkan karena kelalain
dan kebakaran tersebut telah pelaku maka berdasarkan Pasal 78
menimbulkan kerugian lingkungan ayat (4) pelaku diancam dengan
hidup. pidana penjara paling lama 5 (lima)
Sehubungan dengan tahun dan denda paling banyak
pertanggungjawaban perdata ini, Rp1.500.000.000,00 (satu miliar
sepanjang 2015-2017, putusan lima ratus juta rupiah). Bahkan
pengadilan mengenai kasus berdasarkan Pasal 78 ayat (14) UU
kebakaran hutan dan lahan No. 41 Tahun 1999, ancaman sanksi
yang sudah berkekuatan hukum pidana untuk korporasi diperberat,
tetap untuk ganti kerugian dan yaitu masing-masing ditambah
pemulihannya mencapai Rp17,82 dengan 1/3 (sepertiga) dari pidana
triliun. Nilai pengganti kerugian yang dijatuhkan.
lingkungan di luar pengadilan
senilai Rp36,59 triliun. Namun Peran DPR RI Terkait
masalahnya pemerintah masih Tanggung Jawab Hukum
kesulitan dalam mengeksekusi Perusahaan
putusan pengadilan untuk DPR RI memiliki peran yang
memaksa perusahaan membayar sangat penting untuk mencegah
kerugian lingkungan hidup dan terjadinya pembakaran hutan
biaya pemulihan lingkungan hidup oleh perusahaan. DPR RI dapat
menjalankan fungsi pengawasannya pertanggungjawaban tersebut
untuk mengawasi pemerintah belum dapat dilaksanakan secara
dalam pemberian izin. Dengan optimal. Adanya pertimbangan
pengawasan yang baik diharapkan manfaat investasi dan mencegah
“obral izin” yang menjadi penyebab terjadinya PHK mengakibatkan
paling mendasar dari masalah pemerintah “berat hati” untuk
pembakaran hutan tidak terulang menjatuhkan sanksi administratif
lagi. Selain itu DPR RI juga dapat pencabutan izin lingkungan dan izin
mendorong pemerintah untuk usaha. Pemerintah juga mengalami
melakukan pengawasan secara kesulitan untuk mengeksekusi
ketat kepada perusahaan dalam putusan ganti rugi yang harus
menjalankan kegiatan usahanya dibayar perusahaan karena tidak
dan meminta pertanggungjawaban ada mekanisme pelaksanaan serta
hukum jika perusahaan melakukan prosedur atau tahapan untuk
5 pembakaran hutan.
Selain itu, DPR RI juga dapat
mengeksekusi putusan pengadilan.
Agar perusahaan tidak
mendorong pemerintah untuk segera membakar hutan dan menjaga
membuat mekanisme pelaksanaan lahan konsesinya dengan baik maka
serta prosedur atau tahapan secara pemerintah harus bertindak tegas
rinci mengenai eksekusi putusan untuk meminta pertanggungjawaban
pengadilan yang dapat memaksa perusahaan tanpa ada kekhawatiran
perusahaan membayar kerugian adanya pelarian investasi ke
lingkungan hidup dan biaya negara lain dan terjadinya PHK.
pemulihan lingkungan hidup. Pemerintah juga harus segera
Ganti rugi tersebut nantinya dapat membuat mekanisme pelaksanaan
digunakan untuk memulihkan dan prosedur untuk mengeksekusi
lingkungan yang rusak akibat putusan pengadilan agar negara
pembakaran hutan sehingga hak benar-benar mendapatkan ganti
rakyat atas lingkungan hidup yang rugi dari perusahaan yang dapat
baik dan sehat sebagaimana dijamin digunakan untuk memulihkan
dalam Pasal 28 H ayat (1) UUD kerusakan lingkungan.
Negara RI Tahun 1945 dapat dipenuhi.
Referensi
Penutup Cahyaningrum, Dian. (2017).
UU No. 23 Tahun 2009 dan UU “Penggunaan Prinsip Tanggung
No. 41 Tahun 1999 telah memuat Jawab Mutlak (Strict Liability)
larangan bagi perusahaan untuk dalam Kasus Kebakaran Hutan
tidak membakar hutan dan menjaga dan Lahan”. Info Singkat, Vol. IX,
lahan konsesinya dari kebakaran. No. 04/II/PUSLIT/Februari/2017.
Namun banyak perusahaan yang Effendi, Erdianto. (2011). Hukum
lalai, dengan membakar hutan Pidana Indonesia Suatu Pengantar.
untuk membuka lahan dan tidak Bandung: Refika Aditana.
menjaga lahan konsesinya dari Hunawan, Desri. (2016). “Menyelesaikan
kebakaran. Dalam kasus kebakaran Kebakaran Hutan dan Lahan
hutan tersebut, perusahaan dapat (KARHUTLA) di Indonesia melalui
dimintai pertanggungjawaban secara “Jalan Pantas” atau “Jalan Pintas”?,
administratif, perdata, dan pidana. Seminar Nasional Hukum. Volume 2
Namun dalam pelaksanaannya Nomor 1 Tahun 2016.
“Jumlah Hotspot Menurun”, Republika,
26 Agustus 2018, hal. 4.
“Karhutla Terus Menurun”, Media
Indonesia, 24 Agustus 2018, hal. 18.
“KLHK: Karhutla Masih Bisa
Dikendalikan”, Suara Pembaruan,
27 Agustus 2018, hal. 18.
“Titik Panas Karhutla Melebihi 2015”,
Republika, 25 Agutus 2018, hal. 1.
“Walhi Minta Karhutla Dibawa ke
Ranah Hukum”, Republika, 28
Agustus 2018, hal. 4.
“WALHI: Penegakan Hukum Setengah
Hati”, Republika, 27 Agustus 2018,
hal. 4. 6

Dian Cahyaningrum
dian.cahyaningrum@dpr.go.id

Dian Cahyaningrum, menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Hukum di Fakultas Hukum


Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 1996. Magister ilmu hukum diselesaikan
di Universitas Indonesia Jakarta Tahun 2004 dengan program kekhususan Hukum
ekonomi. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Madya Bidang Hukum Ekonomi pada
Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal
atau buku antara lain: “Tanggung Jawab Hukum Tenaga Kesehatan terhadap Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit” (2015), “Monopoli dalam Perspektif UU No. 13 Tahun 2016
dan UU No. 5 Tahun 1999” (2016), dan “Dampak Pemberantasan Illegal Fishing terhdap
Industri Pengolahan Ikan: Studi di Provinsi Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara” (2016).

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
Pusat Penelitian BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 17/I/Puslit/September/2018

ASEAN DAN LAPORAN TIM PENCARI FAKTA


PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
MENGENAI MYANMAR
7
Simela Victor Muhamad

Abstrak
Tim Pencari Fakta (TPF) PBB mengenai Myanmar dalam laporannya pada tanggal
27 Agustus 2018 menyebutkan bahwa telah terjadi kejahatan kemanusiaan di
negara bagian Rakhine yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap warga
Rohingya. Laporan TPF PBB mengenai Myanmar harus menjadi pemicu bagi
ASEAN untuk lebih serius membantu penyelesaian krisis di Rakhine. Terlepas
dari prinsip nonintervensi, ASEAN harus mengambil sikap tegas. ASEAN harus
menindaklanjuti laporan TPF PBB dengan mengingatkan pemerintah Myanmar
untuk menghormati dan mematuhi laporan itu dengan membawa para pemimpin
militer yang terlibat ke mekanisme penyelesaian hukum internasional. Tulisan ini
membahas secara singkat bagaimana seharusnya ASEAN menyikapi Laporan TPF
PBB mengenai Myanmar tersebut.

Pendahuluan satu tahun, dengan mewawancarai


The UN Independent International narasumber dan saksi, melakukan
Fact-Finding Mission on Myanmar riset, dan menganalisis berbagai data
atau Tim Pencari Fakta Perserikatan yang ditemukan (Kompas, 28 Agustus
Bangsa-Bangsa (TPF PBB) mengenai 2018).
Myanmar menegaskan dalam TPF PBB mengenai Myanmar,
laporannya bahwa militer Myanmar yang diketuai oleh Marzuki
harus diselidiki dan didakwa Darusman ini, memang memiliki
dengan tuduhan bertanggung jawab tugas melakukan penyelidikan atas
atas tindakan genosida, kejahatan dugaan terjadinya pelanggaran
kemanusiaan, dan kejahatan perang HAM dalam konflik antara
terhadap kelompok minoritas tentara Myanmar dengan militan
PUSLIT BKD
Rohingya di negara bagian Rakhine. Rohingya di negara bagian Rakhine.
Laporan yang dikemukakan oleh Sebagaimana diketahui, konflik
TPF PBB di Jenewa pada 27 Agustus terparah terjadi pada bulan Agustus
2018 tersebut merupakan hasil 2017 ketika serangan kelompok
penyelidikan selama kurang-lebih militan Arakan Rohingya Salvation
Army (ARSA) ke sejumlah pos karena warga Rohingya di negara
polisi Myanmar dibalas oleh tentara bagian Rakhine terus mengalami
Myanmar dengan operasi militer, tekanan dari militer Myanmar,
dan sebagai akibatnya warga sebagaimana juga dilaporkan oleh
Rohingya yang bermukim di Rakhine TPF PBB pada 27 Agustus 2018.
mengungsi secara besar-besaran Tulisan ini membahas secara singkat,
ke luar Myanmar, khususnya ke bagaimana seharusnya ASEAN
Bangladesh. Mantan Komisioner menyikapi Laporan TPF PBB
Tinggi HAM PBB, Zeid bin Ra’ad mengenai Myanmar tersebut.
Al-Huseein, pernah menyebutkan
bahwa operasi militer Myanmar, Sekilas TPF PBB
yang juga menyasar warga Rohingya, mengenai Myanmar
kemungkinan merupakan tindakan Terlebih dahulu perlu
genosida (New York Times.com., 5 dikemukakan perihal TPF PBB
Desember 2017).
Laporan TPF PBB mengenai
mengenai Myanmar dan juga sekilas 8
laporan yang dihasilkan tim ini. TPF
Myanmar di atas menegaskan bekerja secara independen sesuai
bahwa telah terjadi kekerasan secara mandat yang ditetapkan oleh Dewan
sistematis yang dilakukan oleh HAM PBB dalam Resolusi 34/22
tentara Myanmar terhadap warga dan diadopsi pada 24 Maret 2017.
minoritas Rohingya dalam konflik TPF bertugas untuk menemukan
di negara bagian Rakhine setahun fakta dan keadaan sebenarnya
yang lalu. Sementara itu, pada saat dari dugaan pelanggaran HAM
bersamaan, laporan TPF PBB tersebut oleh aparat keamanan Myanmar
seperti mengabaikan ASEAN yang di negara bagian Rakhine. Dugaan
dianggap tidak berperan dalam adanya pelanggaran HAM memang
mengatasi konflik di negara bagian melatarbelakangi pembentukan TPF,
Rakhine tersebut. Marty Natalegawa, terutama setelah Komisioner HAM
mantan menteri luar negeri RI, saat PBB, pada bulan Februari 2017,
peluncuran buku yang ditulisnya, melaporkan adanya tindak kejahatan
Does ASEAN Matter? A View from terhadap warga etnis Rohingya di
Within, di Jakarta, 30 Agustus 2018, negara bagian Rakhine yang telah
mengungkapkan kekritisannya menyebar luas dan sistematis (Report
terhadap ASEAN yang kian tidak of OHCHR mission to Bangladesh, 3
dianggap dalam menghadapi Februari 2017).
berbagai masalah, bahkan di dalam Pembentukan TPF independen
Asia Tenggara sendiri (Kompas, 31 ini juga dikarenakan PBB tidak
Agustus 2018). yakin terhadap TPF domestik
Terkait isu Rohingya, yang diketuai oleh Wakil Presiden
masyarakat internasional semula Myanmar U Myint Swe dan
sangat berharap bahwa ASEAN pimpinan militer. Organisasi Human
dapat memainkan peran dalam Rights Watch (HRW) menilai TPF
mengatasi persoalan ini, setidaknya domestik bentukan pemerintahan
mencegah agar krisis kemanusiaan Myanmar tidak memiliki metodologi
yang menimpa warga etnis Rohingya penelitian yang baik, bersikap
di negara bagian Rakhine saat bias, dan cenderung menutup-
itu tidak semakin parah. Namun, nutupi adanya pelanggaran HAM.
ASEAN sepertinya tidak berdaya, Sementara TPF PBB yang diketuai
Marzuki Darusman, selain dibantu penyelidikan dan penuntutan
dua ahli bidang HAM asal Sri kejahatan genosida di negara bagian
Lanka dan Australia (Radhika Rakhine, dan kejahatan perang di
Coomaraswamy dan Christopher negara bagian Kachin dan Shan.
Dominic Sidoti), juga didukung tim TPF juga mengungkapkan bahwa
riset yang disediakan Dewan HAM pemerintah sipil Myanmar, yang
PBB. Namun, seperti bisa diduga, secara de facto dipimpin Aung
pemerintah Myanmar, khususnya San Suu Kyi turut bertanggung
dari faksi militer, menolak jawab atas krisis kemanusiaan
keberadaan TPF PBB ini, dengan yang menimpa kelompok etnis
alasan pemerintah Myanmar sudah dan agama minoritas, termasuk
membentuk TPF sendiri. muslim Rohingya, di Myanmar.
Penolakan pemerintah Ini artinya, pemerintahan sipil di
Myanmar atas keberadaan TPF Myanmar telah gagal menyuarakan
9 PBB tidak menyurutkan kerja TPF.
Didukung tim riset yang disediakan
penentangan atas peristiwa yang
terjadi di negara bagian Rakhine
oleh Dewan HAM PBB, TPF dan turut menghalangi penyelidikan
melakukan penyelidikan dengan independen.
mewawancarai komunitas Rohingya
yang menjadi korban kekerasan Sikap yang Harus Diambil
militer Myanmar di tempat ASEAN
pengungsian di Bangladesh dan Laporan TPF PBB mengenai
sejumlah saksi mata lainnya. TPF Myanmar secara tidak langsung
juga memanfaatkan hasil riset yang menyiratkan, atau dapat ditafsirkan
dilakukan oleh NGO internasional bahwa ASEAN dianggap tidak
di bidang HAM, seperti HRW, dan berperan dalam mengatasi krisis
laporan media internasional untuk kemanusiaan Rohingya di Myanmar.
melengkapi data. Kesimpulan Anggapan tersebut bisa saja benar
TPF, berdasarkan data-data yang jika memerhatikan pertemuan-
diperolehnya tersebut, menunjukkan pertemuan ASEAN selama ini yang
gambaran serupa atau tidak jauh tidak tegas mengkritisi tindakan
dari laporan media selama ini militer Myanmar terhadap warga
mengenai krisis kemanusiaan di etnis Rohingya di negara bagian
Rakhine. Kesimpulan tersebut juga Rakhine. Bahkan penyebutan kata
menjadi bahan laporan TPF yang “Rohingya” saja seakan dihindari
disampaikan pada 27 Agustus 2018. oleh ASEAN dalam pernyataan-
TPF melaporkan bahwa pernyataan resminya. Ketidaktegasan
Tamtadaw (nama asli angkatan ASEAN tersebut terlihat antara
bersenjata Myanmar) terindikasi lain dalam Konferensi Tingkat
melakukan pelanggaran HAM Tinggi (KTT) ke-31 ASEAN di
secara meluas di Rakhine. TPF Manila, Filipina, November 2017, di
juga melaporkan bahwa lembaga mana dalam dokumen Komunike
keamanan Myanmar lainnya juga Bersama (Joint Communique) yang
terlibat dalam pelanggaran HAM dihasilkan, paragraf Komunike hanya
tersebut. Secara khusus, TPF menyebutkan pentingnya bantuan
bahkan meyebutkan panglima kemanusiaan untuk komunitas yang
tertinggi militer Myanmar, Min terkena dampak di bagian utara
Aung Hlaing, harus menghadapi Rakhine, tidak ada kata “Rohingya”
sebagai sebutan untuk etnis Muslim masalah Rohingya, ASEAN
korban kekerasan militer di sini. harus mengesampingkan prinsip
Ketidaktegasan ASEAN dalam nonintervensi. Hal tersebut juga
mengkritisi tragedi kemanusiaan di pernah ditegaskan oleh Eva Sundari,
Rakhine, Myanmar bisa dipahami anggota ASEAN Parliamentarians
karena ASEAN sampai saat ini for Human Rights (APHR) dari
masih berpegang teguh pada prinsip Indonesia, yang mengemukakan
nonintervensi. Prinsip nonintervensi, bahwa sudah saatnya negara-negara
yang tercantum dalam Piagam ASEAN mengambil langkah nyata,
ASEAN pada 1967, memberikan karena persoalan yang dihadapi
legitimasi kepada para anggota warga Rohingya adalah masalah
ASEAN untuk tidak mencampuri kemanusiaan, tidak sekedar masalah
urusan internal negara masing- regional (bbc.com., 24 Agustus 2018).
masing. Di sini, ASEAN seperti Dengan demikian, laporan
terjebak pada semangat komunal
kedaulatan, semangat komunal
TPF PBB mengenai Myanmar harus
menjadi pemicu bagi ASEAN untuk
10
nonintervensi, yang menghambat lebih serius membantu penyelesaian
masyarakat di kawasan untuk krisis di Rakhine. ASEAN harus
mendorong kemajuan perlindungan segera memikirkan langkah
dan pemenuhan HAM. Kedaulatan selanjutnya atas laporan TPF PBB.
sebuah negara memang sangat Terlepas dari prinsip nonintervensi,
penting dan harus dijunjung tinggi, ASEAN harus mengambil sikap
tetapi ASEAN juga harus melihat tegas dengan mendesak pemerintah
kesempatan lain yang harus didorong sipil di Myanmar, meskipun ini juga
lebih baik. Seharusnya, dalam konteks sulit dilakukan, untuk membuka diri
penanganan krisis kemanusiaan dan “tidak bersembunyi” di balik
Rohingya, ASEAN tidak cukup hanya pengaruh militer yang masih kuat.
menghadirkan bantuan pangan Aung San Suu Kyi, yang dianugerahi
dan logistik, tetapi juga mendorong hadiah Nobel Perdamaian pada 1991
hadirnya pertanggungjawaban untuk ketika menjalani tahanan rumah
melindungi dan pemenuhan HAM. di Yangon (ibu kota Myanmar
Kembali kepada prinsip dulu), dan yang kini secara de facto
nonintervensi ASEAN, hal tersebut memerintah di Myanmar, tidak boleh
sesungguhnya sudah tidak sesuai berdiam diri atas laporan TPF PBB.
dengan perkembangan geopolitik Aung San Suu Kyi, yang pada masa
kawasan. Prinsip nonintervensi perjuangannya dulu banyak dibantu
dirancang ketika negara-negara komunitas HAM internasional, sudah
yang menjadi anggota ASEAN seharusnya kooperatif dan kembali
masih dihadapkan pada persoalan sejalan dengan suara masyarakat
politik kekerasan di dalam negeri internasional sebagaimana terefleksi
pada era Perang Dingin. Karena dalam laporan TPF PBB.
itulah, ASEAN harus bergerak Pemerintah sipil di Myanmar
maju sesuai dengan dinamika di bawah kepemimpinan Aung San
hubungan internasional pasca- Suu Kyi harus berani membuka
Perang Dingin, yang antara lain komunikasi dengan PBB untuk
ditandai dengan pentingnya menindaklanjuti laporan TPF PBB
pemajuan dan perlindungan HAM. mengenai Myanmar. Laporan TPF
Ini artinya, dalam menangani PBB yang menyebutkan panglima
tertinggi militer Myanmar, Min dampak di kawasan. Hal ini juga
Aung Hlaing, harus menghadapi kiranya yang melatarbelakangi
penyelidikan dan penuntutan DPR RI kembali mengajukan draf
kejahatan genosida di negara bagian resolusi terkait situasi kemanusiaan
Rakhine, sudah seharusnya tidak di Rakhine, Myanmar, dalam Sidang
ditutup-tutupi oleh pemerintah Umum ASEAN Inter-Parliamentary
sipil di Myanmar. Dalam konteks Assembly (AIPA) di Singapura awal
ini, dan sejalan dengan dinamika September 2018 ini, meskipun
hubungan internasional yang kemudian tidak berhasil diadopsi.
semakin terbuka dan menguatnya Upaya DPR RI tersebut setidaknya
kesadaran masyarakat internasional menjadi peringatan (warning)
akan perlindungan HAM, maka bagi ASEAN, bahwa ASEAN
ASEAN harus berani mengambil harus bergerak lebih maju dalam
langkah terobosan dalam menyikapi menyikapi situasi kemanusiaan di
11 krisis kemanusiaan yang terjadi di
Rakhine.
Rakhine, Myanmar.

Langkah terobosan ASEAN Penutup


tersebut adalah mendukung penuh ASEAN harus menyikapi
laporan TPF PBB yang di dalamnya positif laporan TPF PBB mengenai
meminta pertanggungjawaban Myanmar, karena laporan tersebut
panglima tertinggi militer Myanmar, dibuat oleh tim independen
Min Aung Hlaing, atas krisis internasional yang integritasnya dapat
kemanusiaan yang terjadi di negara dipertanggungjawabkan. Oleh karena
bagian Rakhine, terutama yang terjadi itu, dugaan adanya pelanggaran
pada bulan Agustus 2017. ASEAN HAM di Rakhine oleh militer
harus menindaklanjuti laporan TPF Myanmar, sebagaimana laporan
PBB dengan mengingatkan dan TPF PBB, harus ditindaklanjuti,
menekan pemerintah Myanmar untuk termasuk oleh ASEAN. ASEAN
menghormati dan mematuhi laporan harus menindaklanjuti laporan
itu dengan membawa para pemimpin TPF PBB dengan mengingatkan
militer dan jenderal yang terlibat ke pemerintah Myanmar untuk
mekanisme penyelesaian hukum menghormati dan mematuhi laporan
internasional sebagaimana yang itu dengan membawa para pemimpin
telah direkomendasikan TPF PBB. militer yang terlibat ke mekanisme
Bersamaan dengan itu, ASEAN secara penyelesaian hukum internasional.
kelembagaan membantu Myanmar ASEAN yang semakin menyatu
untuk melakukan penguatan dengan tiga pilarnya (politik-
demokrasi. keamanan, ekonomi, dan sosial-
Pada era masyarakat ASEAN budaya), tidak boleh tersandera oleh
yang semakin menyatu dengan persoalan yang terjadi di Rakhine,
tiga pilarnya (politik-keamanan, yang seharusnya dapat diatasi jika ada
ekonomi, dan sosial-budaya), di kemauan baik dan keterbukaan dari
antara negara-negara ASEAN harus pemerintah Myanmar.
saling peduli satu sama lain, terlebih
jika hal itu menyangkut krisis Referensi
kemanusiaan yang sudah tidak “ASEAN Harus Bertindak Soal
bisa diatasi lagi oleh satu negara Myanmar”, Kompas, 31 Agustus
anggotanya dan menimbulkan 2018, hal. 5.
“Komite Politik AIPA Tak Hasilkan “Myanmar’s Rohingya Action May Be
Resolusi”, dpr.go.id., 6 September Genocide, U.N. Official Says”, nytimes.
2018, http://www.dpr.go.id/ com., 5 Desember 2017, https://
berita/detail/id/21977/t/Komite www.nytimes.com/2017/12/05/
+Politik+AIPA+Tak+Hasilkan+R world/asia/myanmar-rohingya-
esolusi, diakses 7 September 2018. genocide-un.html, diakses 3
“Krisis Rohingya: 131 anggota parlemen September 2017.
ASEAN desak PBB bawa Myanmar “Report of OHCHR mission to
ke Mahkamah Internasional”, bbc. Bangladesh: Interview with
com., 24 Agustus 2018, https:// Rohingyas fleeing from Myanmar
www.bbc.com/indonesia/ since 9 October 2016”, United
dunia-45298989, diakses 5 September Nations Human Rights Office of the
2018. High Commissioner, 3 Februari 2017.
“Militer Myanmar Lakukan Genosida”,
Kompas, 28 Agustus 2018, hal. 8.
“Myanmar army chief must be
12
prosecuted for “genocide”: UN
probe”, The Jakarta Post, 28 Agustus
2018, hal. 7.

Simela Victor Muhammad


simela.muhamad@dpr.go.id
Simela Victor Muhamad, Drs, M.Si. adalah Peneliti Madya bidang Hubungan Internasional
pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian (Puslit BKD) DPR RI. Menyelesaikan pendidikan
Sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), jurusan Hubungan
Internasional, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, 1986, dan Pascasarjana (S2),
Program Studi Kajian Wilayah Amerika, Universitas Indonesia, 1999. Aktif sebagai
peneliti pada Puslit BKD DPR RI, yang bertugas memberikan dukungan substansi
terkait isu-isu hubungan internasional kepada Anggota DPR RI. Beberapa Karya tulis
ilmiah yang pernah diterbitkan antara lain: “Kejahatan Transnasional Penyelundupan
Narkoba ke Indonesia: Masalah dan Upaya Penanganannya” (bagian dari buku Aktor
Non-Negara: Kajian Implikasi Kejahatan Transnasional di Asia Tenggara, 2017); “Isu
Keamanan di Semenanjung Korea dan Upaya Damai Parlemen” (artikel di Jurnal Politica,
Vol. 7 No. 1, Mei 2016); dan “Peran Asian Parliamentary Assembly dalam Mendukung
Solusi Damai Palestina-Israel” (artikel di Jurnal Politica, Vol. 8 No. 1, Mei 2017).

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
Pusat Penelitian BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 17/I/Puslit/September/2018

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP


KELOMPOK RENTAN DALAM MENGHADAPI
BENCANA ALAM DI LOMBOK
13
Mohammad Teja

Abstrak
Indonesia merupakan wilayah yang rentan terkena bencana alam. Salah
satu bencana terkini yang dialami Indonesia adalah bencana gempa bumi di
Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebagian besar korban adalah kelompok rentan.
Kelompok rentan adalah perempuan, termasuk remaja perempuan, perempuan
hamil, perempuan menyusui, penyandang disabilitas, serta anak. Kesiapsiagaan
masyarakat perlu dilihat sebagai upaya penting dalam meminimalisasi risiko
bencana terhadap kelompok rentan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana mempersiapkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kelompok
rentan dalam menghadapi bencana. Peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan
kapasitas masyarakat merupakan bagian dari kesiapsiagaan masyarakat. Budaya
masyarakat setempat atau kearifan lokal perlu dimanfaatkan untuk memperkuat
kesiapsiagaan masyarakat. DPR RI berperan penting dalam memberikan
kepastian hukum tentang bagaimana pemerintah bisa memberikan dukungan
peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

Pendahuluan sebanyak 73.843, dan jumlah


Indonesia merupakan wilayah pengungsi mencapai 431.416 orang
yang rentan terkena bencana alam (Kompas.com, 29 Agustus 2018).
karena kondisi geografisnya. Bencana Sebagian besar pengungsi adalah
alam terkini yang banyak menyita perempuan, termasuk ibu hamil
perhatian adalah bencana gempa yang jumlahnya tidak kurang dari
bumi di Lombok, Nusa Tenggara 4.000 orang. Dari jumlah tersebut, 136
Barat. Hingga tanggal 21 Agustus orang ibu telah melahirkan (harnas.
PUSLIT BKD 2018, bencana gempa Lombok telah co, 24 Agustus 2018).
menimbulkan korban sebanyak 515 Kelompok yang paling rentan
jiwa, korban luka sebanyak 7.145 dalam situasi darurat bencana
orang, jumlah rumah rusak yang adalah perempuan, terutama
sudah tidak layak lagi ditempati remaja perempuan, perempuan
hamil, perempuan menyusui, jiwa. Perinciannya sebagai berikut:
anak, penyandang disabilitas, dan di Kabupaten Lombok Utara,
lanjut usia. Pentingnya penanganan jumlah pengungsi laki-laki 74.300
korban bencana secara tepat dan jiwa dan perempuan 62.882 jiwa;
cepat memberikan peluang untuk Lombok Timur: laki-laki sebanyak
meminimalisasi jumlah korban 37.832 jiwa dan perempuan 40.536
akibat keterlambatan tindakan jiwa; Lombok Barat: laki-laki 59.734
penyelamatan masyarakat, terutama jiwa dan perempuan 59.084 jiwa;
pada kelompok rentan. Dalam hal serta di Mataram: laki-laki 7.634
ini, kesiapsiagaan masyarakat perlu jiwa dan perempuan 10.734 jiwa.
dilihat sebagai upaya penting. Tulisan Lebih lanjut, sedikitnya 4.000 ibu
ini akan menjelaskan bagaimana hamil menjadi korban dan masih
mempersiapkan kesiapsiagaan berada di posko pengungsian.
masyarakat terhadap kelompok Dari jumlah tersebut, 136 ibu telah
rentan dalam menghadapi bencana. melahirkan (harnas.co, 24 Agustus
2018). Data sementara dari BNPB per
14
Kelompok Rentan 14 Agustus 2018 menyebutkan, di
Pengertian kelompok rentan Lombok Utara terdapat 1.991 balita
tidak dirumuskan secara eksplisit berusia nol hingga lima tahun dan
dalam peraturan perundang- 2.641 anak-anak berusia 6 hingga
undangan, seperti tercantum dalam 11 tahun (Voaindonesia.com, 14
Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Agustus 2018).
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Kelompok rentan membutuhkan
Asasi Manusia yang menyatakan perlakuan dan perlindungan khusus
bahwa setiap orang yang termasuk supaya bisa bertahan menghadapi
kelompok masyarakat yang rentan situasi pasca-bencana. Kondisi
berhak memperoleh perlakuan dan pengungsian yang penuh sesak
perlindungan lebih berkenaan dengan tanpa tenda dan fasilitas memadai,
kekhususannya. Dalam penjelasan ditambah rasa trauma dan cuaca
pasal tersebut disebutkan bahwa buruk, membuat korban terutama
yang dimaksud dengan kelompok perempuan dan anak-anak mulai
masyarakat yang rentan, antara terkena penyakit. Banyak anak-
lain adalah orang lanjut usia, anak- anak menderita panas demam,
anak, fakir miskin, wanita hamil, pernapasan, dan kedinginan
dan penyandang cacat. Sedangkan (Liputan6.com, 12 Agustus 2018).
menurut Human Rights Reference 3
disebutkan bahwa yang tergolong Kesiapsiagaan Masyarakat
ke dalam kelompok rentan adalah: Melindungi Kelompok Rentan
a. Refugees; b. Internally Displaced Kesiapsiagaan bencana penting
Persons (IDPs); c. National Minorities; d. dilihat sebagai upaya pengurangan
Migrant Workers; e. Indigenous Peoples; risiko bencana. Kesiapsiagaan
f. Children; dan g. Women. merupakan salah satu upaya yang
Pada kasus bencana alam, dilakukan untuk mengantisipasi
sebagian korban adalah kelompok kemungkinan terjadi bencana guna
rentan. Sebagai gambaran, pada menghindari adanya korban jiwa,
kasus bencana gempa di Lombok, kerugian harta benda, dan perubahan
sebagian besar pengungsi adalah tata kehidupan masyarakat di
perempuan dengan jumlah 173.236 kemudian hari (Sutton dan Tierney,
2006 dalam Febriana et. al, 2015). juga tidak tahu bagaimana cara
Menurut BNPB (2012 dalam Febriana menanggulanginya (Kompas.com,
et al, 2015), kesiapsiagaan adalah 7 Agustus 2018), terlebih memberi
serangkaian kegiatan yang dilakukan pertolongan pada kelompok rentan.
untuk mengantisipasi bencana melalui Permasalahan seperti ini tidak hanya
pengorganisasian serta melalui terjadi di Lombok saja, tetapi di
langkah yang tepat dan berdaya hampir semua kasus bencana alam di
guna. Sedangkan Kent (1994 dalam Indonesia.
Febriana et. al, 2015) mendefinisikan Beberapa penelitian menyebutkan
kesiapsiagaan menjadi lebih luas, bahwa banyaknya jumlah korban
yaitu meminimalisasi akibat-akibat bencana alam disebabkan para korban
yang merugikan dari suatu bahaya tidak mempunyai pengetahuan
melalui tindakan pencegahan yang tentang ancaman gempa dan tsunami
efektif, rehabilitasi, dan pemulihan (Febriana et. al, 2015). Untuk itu,
15 untuk memastikan pengaturan serta
pengiriman bantuan dan pertolongan
masyarakat perlu meningkatkan
kapasitas pengetahuannya mengenai
setelah terjadi bencana secara tepat bagaimana menghadapi situasi
waktu dan efektif. bencana bagi dirinya sendiri, keluarga,
Saat terjadi bencana, situasi tetangga, dan kelompok rentan
terasa tidak menentu, sementara yang ada dalam lingkungannya.
korban bencana memerlukan Pengetahuan kebencanaan perlu
tindakan penanganan yang cepat diberikan kepada masyarakat rawan
dan tepat. Pelibatan masyarakat bencana sedini dan serutin mungkin,
dalam kesiapsiagaan bencana penting baik melalui media sekolah, informal,
mengingat masyarakat merupakan maupun media sosial.
subjek dan objek sekaligus sasaran Kendati demikian, perlu
utama pengurangan risiko bencana. dipahami bahwa sekalipun masyarakat
Secara alamiah, masyarakat mampu telah memiliki pengetahuan untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. menghadapi bencana, tidak semuanya
Dalam kasus kebencanaan, siap menghadapi bencana dan
masyarakat yang terkena bencana menyesuaikan diri dalam keadaan
sebenarnya mempunyai coping pasca-bencana. Setelah bencana terjadi,
mechanism atau cara sendiri untuk beberapa individu akan mengalami
bertahan dalam suatu kondisi gejala seperti ketakutan dan kecemasan
tertentu (Singgih, 2017: 4-5). Salah yang berlebihan, menghindari hal-
satu strategi pertahanan adalah hal yang terkait bencana, teringat
kesadaran dan pengetahuan dalam kembali peristiwa bencana, sedih
menghadapi bencana. yang mendalam, mati rasa secara
Pada kasus gempa di emosi, dan gejala psikosomatis, yaitu
Lombok, Hening Parlan dari merasa sakit tetapi tidak ada indikasi
Lembaga Lingkungan Hidup medis yang kuat. Gejala inilah yang
dan Penanggulangan Bencana disebut sebagai trauma pasca-
mengungkapkan bahwa bencana (Tim Pusat Krisis Fakultas
kesiapsiagaan masyarakat terhadap Psikologi UI, 2006 dalam Rakhman
gempa masih kurang karena dan Kuswardan, 2012). Dalam
pengetahuan mereka mengenai kondisi seperti ini, masyarakat juga
ancaman gempa masih minim. Selain akan kesulitan memberi pertolongan
itu, apabila terjadi gempa, mereka kepada kelompok rentan.
Ketangguhan masyarakat dalam Kuswardan, 2012). Kebiasaan hidup
mengantisipasi, memproteksi diri, kolektif, merasakan kesenangan
dan beradaptasi dengan lingkungan bersama dalam satu kelompok
sekitarnya yang rawan bencana juga komunitas, dipadu dengan nilai-nilai
harus diikuti dengan daya lenting kearifan yang ada dalam masyarakat
masyarakat dalam menghadapi menghasilkan interaksi pemikiran
bencana (BNPB, dalam Rakhman dan dan perasaan yang menghasilkan
Kuswardan, 2012). Banyak penelitian kesepakatan untuk melakukan
menunjukkan bahwa pendekatan perubahan secara kolektif. Hal ini
yang sesuai dalam penanganan membangkitkan semangat untuk
bencana adalah pendekatan yang melanjutkan kehidupan di antara
berbasis budaya setempat atau korban bencana gempa (Rakhman
mengangkat kearifan lokal di wilayah dan Kuswardan, 2012), dan
tersebut, mengingat masyarakat kelompok rentan di dalamnya.
hidup dan berkembang dengan pola
pikir budaya setempat (Kuswardani
Tentunya
berhimpun
perlu
personal
wadah
terlatih
16
dalam Rakhman dan Kuswardan, penanggulangan bencana berbasis
2012). Penanganan trauma pasca- masyarakat seperti Tagana (Taruna
bencana di Indonesia yang cenderung Tanggap Bencana). Dalam hal
memiliki budaya kolektif adalah penanggulangan bencana juga sering
mendekatkan anak pada keluarga disebut dengan istilah TRC (Tim
dan komunitasnya. Penelitian pada Reaksi Cepat) untuk mendampingi
keluarga korban bencana gempa di masyarakat. Tagana merupakan
Bantul menemukan bahwa semakin bentuk keikutsertaan generasi muda
erat hubungan keluarga, maka tingkat dalam penanggulangan bencana
kebahagiaan anak semakin tinggi berbasis masyarakat dalam berbagai
(Diponegoro dalam Rakhman dan aspek. Julianto (wawancara, 16
Kuswardan, 2012). September 2018) mengatakan, saat ini
Selain mendekatkan anak pada sedang dirintis program Tagana go to
keluarga, kegiatan gotong-royong community yang kegiatannya adalah
merupakan bentuk kearifan lokal sosialisasi kebencanaan, praktik
lain yang bisa digunakan untuk penanganan pertama dalam situasi
menghadapi kondisi pasca-bencana. bencana, simulasi penyelamatan
Dalam istilah lokal, gotong-royong kebencanaan kepada semua elemen
atau bekerja sama menyelesaikan masyarakat, termasuk didalamnya
masalah fisik. Semua kegiatan kelompok rentan (lansia, anak,
gotong-royong dilakukan dari, perempuan, penyandang disabilitas,
oleh, dan untuk masyarakat atau dst). Sebagai contoh, Tagana Daerah
komunitas itu sendiri. Gotong- Istimewa Yogyakarta tahun 2018
royong merupakan energi positif di ini telah membentuk komunitas
antara korban bencana, termasuk Difagana (Difabel siap siaga bencana).
kelompok rentan. Kekuatan untuk Kegiatan lain yang telah
saling bantu dalam keadaan yang dilakukan Tagana DIY adalah Tagana
kurang menguntungkan saling go to school yang telah dimulai sejak
ditularkan melalui gotong-royong 2015, adalah untuk memberikan
untuk bersama-sama bangkit dari sosialisasi kepada siswa/i sekolah
masalah bencana alam (Nugraheni & tentang pengetahuan kebencanaan.
Yuniarti, 2012 dalam Rakhman dan Julianto mengatakan bahwa,
sosialisasi penting dilakukan sesuai rentan tentunya perlu dilakukan
dengan kearifan lokal di masing- melalui pemerintah dengan cara
masing wilayah di seluruh Indonesia. sosialisasi di wilayah rawan bencana
Mengajak masyarakat untuk dengan penguatan pengetahuan
mengidentifikasi segala kemampuan kebencanaan kepada masyarakat,
yang ada dalam kesiapan mereka salah satunya melalui sumber daya
menghadapi bencana. yang telah ada seperti organisasi
Langkah yang dilakukan yang bergerak dalam bidang
masyarakat perlu diorganisasi secara penanggulangan bencana alam
baik untuk menghadapi situasi dan bencana sosial yang berbasis
bencana yang akan dan mungkin masyarakat.
saja terjadi di lingkungannya.
Masyarakat diajak untuk sadar dan Referensi
menyiapkan diri jika bencana terjadi Fakta Terbaru Gempa Lombok,
17 dengan memanfaatkan pengetahuan
serta budaya kolektif yang ada
515 Korban Meninggal hingga
Kerugian Rp 7,7 Triliun,
di dalamnya. Ini merupakan https://regional.kompas.com/
pondasi bagi masyarakat untuk read/2018/08/21/19041711/5-fakta-
mempercepat pemulihan. Harapan terbaru-gempa-lombok-515-korban-
terpentingnya adalah jumlah korban meninggal-hingga-kerugian-rp-77,
dapat terkurangi dan diantisipasi diakses 29 Agustus 2018.
sejak awal oleh mereka sendiri Febriana., Sugiyanto, Didik., Abubakar,
(Indahri, 2017: 120). Yusya. (2015). “Kesiapsiagaan
Masyarakat Desa Siaga Bencana
Penutup Dalam Menghadapi Bencana Gempa
Kelompok rentan dalam Bumi di Kecamapat Meuraxx,
situasi darurat bencana memerlukan Kota Banda Aceh.” Jurmal Ilmu
perhatian dan perlakuan khusus. Kebencanaan Pascasarjana Universitas
Peningkatan kesadaran dan Syiah Kuala, Vol. 2, No.3, 41-49.
pengetahuan tentang bagaimana Indahri, Yulia. (2017). Penanggulangan
menghadapi bencana, termasuk Bencana dan Peran Masyarakat,
melindungi kelompok rentan dalam buku Telaah Konsep
perlu diupayakan dalam rangka Penanggulangan Bencana Indonesia.
memperkuat kesiapsiagaan Editor: Muhammad Ali Yusuf.
masyarakat. Begitupun halnya Jakarta: Pusat Penelitian Badan
dengan pemanfaatan budaya lokal Keahlian DPR RI dan Intelgensia
atau kearifan lokal. Intrans Publishing.
DPR RI berperan penting Julianto. (2018), Ketua Tagana Daerah
dalam memberikan kepastian Istimewa Yogyakarta (2015- April
hukum (legislasi) tentang bagaimana 2018), wawancara 16 September
pemerintah bisa memberikan 2018.
dukungan peningkatan kapasitas Penting, Mitigasi dan Tanggap Bencana
masyarakat supaya sadar dan sigap Nasional Secara Mumpuni,
menghadapi situasi bencana. Selain http://www.presidenri.go.id/
itu, DPR RI juga berperan dalam info-kementrian-lembaga/penting-
pengawasan kinerja pemerintah mitigasi-dan-tanggap-bencana-
dalam penanganan bencana. nasional-secara-mumpuni.html,
Dukungan DPR RI pada kelompok diakses 29 Agustus 2018.
Rakhman, Arie Noor., Kuswardani, Yustiningrum, Emilia. (2016). Bencana
Istiana. (2012). “Studi Kasus Alam, Kerentanan dan Kebijakan
Gempa Bumi Yogyakarta 2006: di Indonesia “Studi Kasus Gempa
Pemberdayaan Kearifan Lokal Padang dan Tsunami Mentawai.
Sebagai Modal Masyarakat Yogyakarta: Calpulis.
Tangguh Menghadapi Bencana.”
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi
Sains & Teknologi (SNSAT) Periode
III Yogyakarta, 3 November 2012.
Singgih, Ujianto Prayitno. (2017).
Penanggulangan Bencana dan
Kebersamaan: Perspektif Partisipasi
Masyarakat, dalam buku Telaah
Konsep Penanggulangan Bencana
Indonesia. Editor: Muhammad Ali
Yusuf. Jakarta: Pusat Penelitian
18
Badan Keahlian DPR RI dan
Intelgensia Intrans Publishing.

Mohammad Teja
teja@dpr.go.id
Mohammad Teja, S.Sos,. M.Si., menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Jayabaya
jurusan Hubungan Internasional pada tahun 2000 dan pendidikan Magister (S2)
Magister Sosiologi Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2002. Saat ini menjabat
sebagai Peneliti Muda Sosiologi pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI.
Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui buku antara lain: “Pola
Konsumsi Masyarakat Indonesia sebagai Instrumen Pengendali dalam Pembangunan
Berkelanjutan” (2013), Peran CSR Dalam Upaya Meredam Konflik Sosial” (2015),
“Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan Miskin di Pesisir Pantai” (2015).

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
Pusat Penelitian BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 17/I/Puslit/September/2018

KEBIJAKAN IMPOR GULA: POTENSI DAMPAK


DAN UPAYA PENGAMANAN STOK NASIONAL
19 Masyithah Aulia Adhiem

Abstrak
Pemerintah mengambil langkah kebijakan membuka impor gula pada September
2018. Hal tersebut dilakukan karena kekhawatiran pemerintah akan kurangnya
stok gula, khususnya untuk industri dalam negeri. Kebijakan tersebut mendapat
tentangan dari masyarakat karena adanya kekhawatiran stok gula lokal tidak
terserap akibat kejenuhan pasar dengan adanya rembesan gula impor. Tulisan
ini membahas potensi dampak lebih lanjut kebijakan tersebut dan alternatif solusi
pengamanan stok gula nasional. Jika kebijakan impor gula tetap akan dilanjutkan
oleh pemerintah, maka perlu dilakukan penghitungan ulang gap kebutuhan gula.
Selain itu, pengawasan pelaksanaan impor juga perlu dilaksanakan sebagai upaya
pengamanan untuk memastikan bahwa stok gula lokal yang ada mampu terserap
secara optimal tanpa menjatuhkan harga jualnya. Revitalisasi pabrik melalui
investasi juga menjadi alternatif solusi dalam mengamankan stok gula nasional.
DPR RI berperan penting untuk terus mengawasi pelaksanaan kebijakan impor
gula agar tidak merugikan para petani tebu dan keamanan stok gula nasional tetap
terjaga.

Pendahuluan mempertanyakan kebijakan tersebut


Pemerintah melalui mengingat panen raya tebu maju
Kementerian Perdagangan telah dari perkiraan sebelumnya yang
membuka keran impor gula yang berdampak pada bertambahnya stok
masuk pada September 2018. gula mentah dalam negeri. Dalam
Pelaksanaan impor berpedoman 7 bulan pertama tahun 2018, pabrik
pada Peraturan Menteri Perdagangan gula BUMN memproduksi gula
(Permendagri) No.117/M-DAG/ sebanyak 522.629 ton, naik sebesar
PER/12/2015. Berdasarkan Peraturan 40,36% dibandingkan periode yang
PUSLIT BKD Menteri tersebut, gula yang sama tahun lalu. Proyeksi produksi
diperbolehkan untuk diimpor adalah gula tahun ini yang dihasilkan oleh
gula kristal mentah/gula kasar, gula pabrik gula BUMN meningkat dari
kristal rafinasi, dan gula kristal putih. 1,1 juta ton menjadi 1,4 juta ton.
Namun demikian, banyak pihak Peningkatan produksi tersebut, selain
karena majunya panen raya, juga dengan luas sebesar 58 persen
disebabkan oleh kenaikan rendemen dari keseluruhan luas area tanam
dan penambahan areal tanam tebu tebu nasional pada tahun 2015
(Jpnn.com, 2 Agustus 2018). (Kementerian Pertanian, 2017).
Melihat kondisi yang ada, Produksi gula digunakan baik
diperkirakan stok gula dalam negeri untuk kebutuhan gula konsumsi
akan banyak yang tidak terserap maupun gula industri. Produksi gula
akibat pasar beralih kepada gula nasional pada tahun 2017 mencapai
impor. Lebih lanjut, stok berlebih lebih dari 2.4 juta ton dan proyeksi
berdampak pada harga jual gula produksi tahun 2018 diperkirakan
mentah produksi dalam negeri yang sebesar 2.1 juta ton seperti dapat
semakin rendah dan efeknya adalah dilihat pada Grafik 1 (Kementerian
kesejahteraan petani tebu yang Pertanian, 2017).
dipastikan terkena imbas. Tulisan Tanpa mengesampingkan
ini akan membahas kebijakan impor
gula, potensi dampak impor gula
jumlah produksi gula yang sudah
cukup baik pada tujuh bulan pertama
20
yang dilakukan pemerintah serta ini, berdasarkan Grafik 1 di bawah,
upaya untuk mengamankan stok proyeksi kebutuhan gula nasional
gula nasional. tahun 2018 adalah sekitar 3 hingga
3,6 juta ton. Peningkatan kebutuhan
Kondisi Permintaan dan konsumsi gula dalam negeri terjadi
Produksi Gula Nasional seiring dengan pertumbuhan jumlah
Hingga saat ini, terdapat penduduk, peningkatan pendapatan
tiga pihak yang berkontribusi masyarakat, serta semakin
terhadap produksi gula nasional, berkembangnya industri makanan
yaitu: Perkebunan Rakyat (PR), dan minuman yang menggunakan
Perkebunan Besar Negara (PBN), gula sebagai bahan baku.
dan Perkebunan Besar Swasta Jika dilihat dari kondisi tersebut
(PBS). Luas area tanam tebu maka tampak bahwa terdapat
terbesar masih dipegang oleh PR selisih antara permintaan dan suplai

Sumber: Kementerian dan Kompas, diolah.


Grafik 1. Perbandingan Konsumsi dan Produksi Gula Nasional 2014-2018
gula. Pabrik gula dalam negeri, ke pasar dalam negeri. Namun
baik milik BUMN maupun swasta, demikian banyak kekhawatiran
dianggap belum mampu memenuhi terjadinya rembesan gula impor ke
kekurangan suplai tersebut. Kondisi pasar dalam negeri untuk konsumsi
tersebut disebabkan antara lain oleh yang berakibat pada jenuhnya pasar.
banyaknya pabrik gula yang sudah Biaya produksi gula yang
tua dan tidak lagi dapat berproduksi mencakup harga bibit, pupuk,
secara efisien. Lebih dari 50% pabrik bahan bakar traktor, dan biaya
gula milik BUMN berukuran kecil garap-tebang-angkut tebu terus naik
dengan kapasitas hanya 4.000 ton seiring dengan terjadinya inflasi.
per hari. Selain itu lebih dari 50% Ketika kenaikan biaya produksi
pabrik sudah berumur di atas 100 dibarengi dengan kejenuhan pasar
tahun dengan jumlah karyawan lebih akibat gula impor maka dipastikan
dari 1.000 orang dalam satu pabrik harga jual gula akan tertekan dan
21 (Kemenperin.go.id, 30 Agustus 2018).
Atas dasar alasan tersebut
berdampak pada kesejahteraan
petani tebu (Media Indonesia, 31
pemerintah memutuskan untuk Agustus 2018).
membuka keran impor gula Harga gula saat ini turun
berdasarkan pada ketentuan hingga Rp9.100-9.200/kg, padahal
Permendagri No.117 Tahun 2015. pada tahun 2015 harga gula mencapai
Impor juga dilakukan untuk Rp11.300/kg, bahkan pada tahun
memanfaatkan kapasitas pabrik 2016 mencapai sekitar Rp14.000/kg
gula pasca-musim panen dan giling (Kementerian Pertanian, 2017: 39).
tebu yang diperkirakan akan terjadi Pihak yang paling dirugikan dalam
pada bulan Oktober atau November hal ini tentunya adalah para petani
mendatang (Kompas.id, 28 Agustus tebu. Menurut Andalan Petani Tebu
2018). Kuota impor ditetapkan Rakyat Indonesia (APTRI), jika harga
sebesar 111.000 ton gula mentah jual terus tertekan maka petani tebu
(cnnindonesia.com., 28 Agustus akan semakin berat untuk membayar
2018), 3,6 juta ton gula rafinasi, dan sewa lahan dan mengolah kembali
1,1 juta ton gula kristal putih (Tirto. tanaman yang baru selesai ditebang
id., 29 Agustus 2018). (Antaranews.com, 29 Agustus 2018).
Jika dibiarkan berlarut-larut maka
Potensi Dampak Penetapan para petani tebu akan mencari sumber
Kebijakan Impor Gula penghasilan lain, misalnya dengan
Berdasarkan Permendagri menanam komoditas yang dirasakan
No.117 Tahun 2015, peruntukan lebih menguntungkan. Efek domino
gula impor adalah untuk industri, dari keadaan tersebut akan berimbas
termasuk industri makanan pada semakin menurunnya produksi
dan minuman, dilakukan oleh gula dalam negeri, mengingat lebih
perusahaan importir terdaftar dan dari 50% kebun tebu yang ada
BUMN. Pasal 22 Peraturan Menteri di Indonesia adalah perkebunan
tersebut dengan tegas mengatakan rakyat (Kementerian Pertanian,
bahwa importir dilarang untuk: 2017: 1). Apabila hal itu terjadi maka
memindahtangankan gula impor dikhawatirkan banyak pabrik gula
kepada konsumen secara langsung yang akan tutup karena kekurangan
dan memperdagangkan impor bahan baku.
Alternatif Upaya Pengamanan dijelaskan bahwa gula impor
Stok Gula Nasional hanya diperuntukkan bagi industri
Menghadapi kondisi tersebut, dan penjualannya hanya dapat
pemerintah tentu harus mengambil dilakukan melalui pasar lelang
kebijakan yang tepat dan sudah komoditas. Namun hingga saat ini,
seharusnya menjaga stabilitas APTRI telah menemukan adanya
ketersediaan gula nasional tanpa indikasi kebocoran gula impor
mengesampingkan kesejahteraan yang dilakukan oleh perusahan
para petani tebu. Beberapa langkah importir (Media Indonesia, 31
antisipasi anjloknya harga gula Agustus 2018). Hal tersebut harus
sudah dilakukan oleh pemerintah, disikapi oleh Pemerintah melalui
yaitu dengan meminta BULOG langkah alternatif kedua, yaitu
untuk membeli seluruh gula melakukan pengawasan ketat dan
produksi dalam negeri yang tidak penegakkan hukum terhadap
terserap dengan harga Rp9.700/ peraturan terkait pelaksanaan
impor gula.
22
kg (Republika.co.id, 28 Agustus
2018). Tetapi jika kita melihat salah Langkah ketiga adalah
satu cita-cita pemerintah yaitu melakukan revitalisasi pabrik
mewujudkan ketahanan pangan gula dalam negeri. Pabrik gula
maka langkah penting yang harus yang sudah tidak efektif dan
dilakukan adalah meningkatkan efisien harus dapat digantikan
produksi gula dalam negeri. oleh pabrik-pabrik baru dengan
Alternatif pertama kebijakan kapasitas besar dan menggunakan
pengamanan stok gula nasional teknologi yang memungkinkan
dapat dilakukan dengan menghitung efisiensi biaya dan waktu produksi.
ulang selisih antara ketersediaan Selain itu, pembangunan pabrik
gula dengan kebutuhan konsumsi gula harus dipastikan terintegrasi
dan industri dalam negeri. Hal dengan perkebunan tebu yang ada.
tersebut harus dilakukan secara Pemerintahan saat ini menargetkan
terintegrasi antar-stakeholders terkait, pembangunan 10 pabrik gula baru
antara lain Badan Pusat Statistik untuk mengendalikan volume impor
(BPS), Kementerian Pertanian, gula (Bisnis.com., 25 Juli 2018).
Kementerian Perdagangan, Dalam pelaksanaannya,
Kementerian Perindustrian, BULOG, investasi menjadi faktor penting jika
dan perusahaan-perusahaan pabrik langkah ketiga ini akan dijalankan.
gula dalam negeri. Jika stok gula Pada akhir Agustus lalu, PT.
dirasa sudah cukup, baik untuk tahun Perkebunan Nusantara (PTPN) X
berjalan maupun untuk kebutuhan menerima suntikan dana penyertaan
mendatang, maka kebijakan impor modal negara (PMN) yang bertujuan
gula harus dikaji ulang, baik kuota memperbesar kapasitas produksi gula
maupun waktu pelaksanaannya. dan memperkuat bisnis hilir, serta
Hal tersebut dilakukan untuk melakukan pengembangan terhadap
meminimalisasi tidak terserapnya lahan perkebunan (Bisnis.com., 28
pasokan gula dalam jumlah banyak Agustus 2018). Langkah pemerintah
yang dapat menekan harga jual gula. tersebut tentunya harus didukung
Berdasarkan Permendagri oleh kebijakan kemudahan investasi,
No. 117 Tahun 2015 tentang terutama bagi investor, baik dari
Ketentuan Impor Gula, sudah dalam negeri maupun luar negeri.
Penutup Referensi
Kebijakan impor gula yang “APTRI Laporkan Dugaan Rembesan
dilakukan pemerintah merupakan Gula Rafinasi”, Media Indonesia,
upaya untuk menjaga pasokan 31 Agustus 2018, hal. 13.
gula nasional, khususnya yang Handayani, L.S., 2018, “Pemerintah
diperuntukkan bagi industri Impor Gula Saat Stok Melimpah”,
makanan dan minuman. Namun https://republika.co.id/berita/
kebijakan tersebut diterapkan ekonomi/korporasi/18/08/28/
saat panen raya tebu berlangsung pe5vlc382-petani-tebu-kecewa-
sehingga menimbulkan pemerintah-impor-gula-saat-stok-
kekhawatiran gula produksi lokal melimpah, diakses 30 Agustus
tidak akan terserap pasar. Hal 2018.
tersebut berdampak besar terhadap “Hingga Juli, Produksi Gula BUMN
penurunan harga jual gula lokal sebanyak 522.269 Ton”, https://
23 dan merugikan banyak petani tebu. www.jpnn.com/news/kementan-
Oleh karena itu, kebijakan impor bangun-17-pabrik-produksi-gula-
gula perlu ditinjau kembali oleh nasional-meningkat, diakses 30
pemerintah. Agustus 2018.
Jika kebijakan impor gula “Menperin: Jumlah Pabrik Gula
tetap akan dilaksanakan, maka Harus Dikurangi”, http://www.
pemerintah perlu mengawasi dan kemenperin.go.id/artikel/11582/
memastikan tidak ada kebocoran Menperin:-Jumlah-Pabrik-Gula-
gula impor ke pasar lokal. Harus-Dikurangi, diakses 31
Pemerintah juga perlu mengkaji Agustus 2018.
kembali besaran kuota impor gula Nababan, C. N., 2018, “Setelah
untuk menghindari penumpukan Beras, DPR Persoalkan Impor
gula lokal akibat kejenuhan pasar. Garam dan Gula”, https://
Selain itu pemerintah juga perlu www.cnnindonesia.com/ekono
melakukan revitalisasi pabrik gula mi/20180828094243-92-325407/
guna memastikan pengamanan stok setelah-beras-dpr-persoalkan-
gula nasional. Revitalisasi pabrik impor-garam-dan-gula, diakses
harus didukung oleh kebijakan yang 28 Agustus 2018.
memudahkan proses investasi, baik Pandia, A.S., 2018, “BUMN Dapat
oleh investor dalam maupun luar Ijin Impor Gula Mentah”,
negeri. https://kompas.id/baca/
DPR RI, khususnya Komisi utama/2018/08/28/bumn-dapat-
IV, perlu mengawasi bagaimana ijin-impor-gula-mentah/, diakses
penerapan kebijakan impor gula 30 Agustus 2018.
agar tidak menimbulkan kerugian, Peraturan Menteri Dalam Negeri
khususnya bagi petani tebu. Proses No.117/M-DAG/PER/12/2015
pengawasan dan koordinasi tentang Ketentuan Impor Gula.
berkesinambungan penting Sicca, S.P., 2018, “APTRI Desak
dilakukan bersama dengan mitra Pemerintah Audit Izin Impor Gula
kerja terkait antara lain Kementerian Rafinasi 3,6 Juta Ton”, https://tirto.
Pertanian, Kementerian Perdagangan, id/aptri-desak-pemerintah-audit-
Kementerian Perindustrian, dan izin-impor-gula-rafinasi-36-juta-
BULOG. ton-cVSH, diakses 30 Agustus 2018.
Sihombing, M,. 2018, “Impor Gula
Jangan Dilakukan Saat Panen
Raya”, http://industri.bisnis.
com/read/20180831/12/833602/
impor-gula-jangan-dilakukan-
saat-panen-raya, diakses 31
Agustus 2018.
Widarti, P., 2018, “Dapat PMN Rp.975
Miliar, PTPN X Genjot Produksi
gula Gempolkrep 8.000 TCD”,
http://industri.bisnis.com/
read/20180828/99/832180/dapat-
pmn-rp975-miliar-ptpn-x-genjot-
produksi-gula-gempolkrep-8.000-
tcd, diakses 30 Agustus 2018. 24

Masyithah Aulia Adhiem


masyithah.adhiem@dpr.go.id

Masyithah Aulia Adhiem, S.Si, M.E., menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Biologi,


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia pada tahun
2006 dan pendidikan S2 Program Studi Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2009. Saat ini menjabat sebagai Calon
Peneliti di Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR-RI.

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
Pusat Penelitian BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Badan Keahlian DPR RI
Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 17/I/Puslit/September/2018

ANTISIPASI DAMPAK NEGATIF PERANG HASHTAG


MENJELANG PEMILU 2019
Ahmad Budiman
25
Abstrak
Penyajian pesan melalui penggunaan hashtag pada media sosial kembali menjadi
polemik menjelang ditetapkannya pasangan calon (paslon) presiden dan wakil
presiden. Hashtag memang diciptakan dengan tujuan mempengaruhi sikap
dan perbuatan pengikutnya dan dapat berpotensi menjadi perang pesan, bahkan
mampu menciptakan konflik. Intensitasnya berpotensi akan semakin meningkat
menjelang Pemilu 2019. Pada kenyataannya, penyajian pesan melalui hashtag di
media sosial mampu mempengaruhi masyarakat sesuai dengan sikap politik yang
dipilihnya. Tulisan ini memaparkan tentang antisipasi dampak negatif perang
hashtag menjelang Pemilu 2019. Antisipasi harus diciptakan dengan menjadikan
penyajian pesan melalui hashtag pada upaya pendidikan politik dan peningkatan
angka partisipasi pemilih. DPR melalui fungsi pengawasan perlu menekankan
kepada KPU untuk segera menyusun Peraturan KPU yang secara spesifik mengatur
penggunaan penyajian pesan melalui hashtag di media sosial.

Pendahuluan paslon presiden dan wakil presiden


Penyajian pesan melalui tanda tidak bisa dihindari, seperti
pagar (tagar) atau lebih populer #2019GantiPresiden, #ayolebihbaik
disebut hashtag pada penggunaan atau #2019TetapJokowi,
media sosial, telah menjadi #KoalisiIndonesiaKerja,
fenomena, baik sebelum atau saat #SeknasJokowi, #RelawanJokowi,
dilakukannya tahapan kegiatan dan #Nasionalisreligius.
kampanye pemilu. Isi pesan yang Penggunaan hashtag juga
disajikan melalui hashtag media telah digunakan pada pelaksanaan
sosial bahkan telah menjadi “perang” pilkada serentak yang lalu.
hashtag antara pendukung pasangan Beberapa pendukung atau
PUSLIT BKD
calon (paslon), sebagaimana terjadi partai pendukung paslon kepala
menjelang dideklarasikannya paslon daerah menyajikan pesan melalui
presiden dan wakil presiden untuk hashtag. Beberapa hashtag yang
Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. digunakan pada Pilkada tahun
“Perang” hashtag antara pendukung 2018 antara lain #Kamiganjaryasin,
#SudirmanIda, #DuoDediCumaJanji, sebagai bagian dari pengelolaan
#2018AsyikMenang, dan pesan, hashtag merupakan media
#Rindujabarjuara. Tren penggunaan komunikasi politik yang potensial
hashtag juga dilakukan oleh partai dalam kegiatan kampanye politik.
politik (parpol) peserta Pemilu Pesannya bisa mengidentifikasikan
Legislatif (Pileg) 2019 dalam orang atas pilihan politiknya
menyampaikan pesan politik partai sekaligus mampu menggerakkannya
kepada pengikutnya. Beberapa hashtag menjelang Pemilu 2019. Tulisan ini
yang digunakan parpol peserta akan membahas antisipasi dampak
Pileg 2019 seperti #pksejahtera, negatif perang hashtag menjelang
#politisimuda (PSI), #GenerasiBaru Pemilu 2019.
(PSI), #dpp_pkb, #politikgembira
(PKB), #pdip, #golkar, #berkarya, Perang Hashtag
#pbb, #gerindra. Penggunaan media sosial
Terkait dengan maraknya
penggunaan hashtag menjelang
menurut Suwatno Guru Besar Ilmu 26
Komunikasi Universitas Pendidikan
pelaksanaan pemilu, Ketua Indonesia (UPI Bandung), merupakan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) kekuatan baru dalam pengaruh
menyatakan adu hashtag terkait politik. Berbagai bentuk kreasi isu
Pilpres membangkitkan semangat dan penyebaran narasi politik dapat
masyarakat dalam proses pemilu. dilakukan dan diatur dengan mesin
Namun, dalam adu hashtag tak propaganda yang bekerja secara
boleh ada fitnah maupun saling otomatis (Koran Tempo, 5 September
hina. Terkait pemilu, apabila 2018).
kegiatan itu dapat dikategorikan Secara umum penggunaan
kampanye maka kegiatan ini tidak media sosial dalam kegiatan
boleh dilakukan, mengingat belum pemilu, baik oleh calon, paslon, atau
memasuki masa kampanye (detik. oleh pendukung/relawan, harus
com, 2018). Menanggapi munculnya didaftarkan ke KPU. Hal ini tentunya
#2019GantiPresiden, Ketua Bawaslu, membantu tugas Bawaslu dalam
Abhan, menilai belum ada aturan menilai dan mengawasi isi media sosial
yang dilanggar dari gerakan dan melaporkannya kepada KPU
ini. Sedangkan Staf Ahli Bidang mengenai pelanggaran dimaksud.
Pemerintahan Kemendagri, Suhajar Masalahnya, apabila media sosial
Diantoro, menilai kemunculan yang isinya terkait dengan pemilu
gerakan #2019GantiPresiden secara tidak didaftarkan ke KPU, maka
etika tidak diperbolehkan jika pengawasan terhadap isi media sosial
bertujuan untuk kampanye (detik. yang berpotensi menyajikan kampanye
com, 2018). hitam, hoax, atau menimbulkan
Pada kenyataannya penyajian konflik menjadi sulit untuk dilakukan.
pesan melalui penggunaan hashtag Regulasi kepemiluan tentunya tidak
berdampak tidak hanya untuk bisa menjangkau penggunaan media
menambah pengetahuan dan sikap sosial yang tidak terdaftar di KPU.
pembacanya, namun juga mampu Namun pelanggaran yang terjadi bisa
menggerakkan pembacanya untuk dikenakan sanksi sebagaimana termuat
berbuat sesuai dengan pesan yang dalam Pasal 45 ayat (3) dan Pasal 45A
disajikan. Terlepas dari belum ayat (2) Undang-Undang Nomor 19
atau sudahnya waktu kampanye, Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun selalu aktif mencari alternatif untuk
2008 tentang Informasi dan Transaksi memuaskan kebutuhannya (Nofi dan
Elektronik. Danang, 2017: 264).
Pengamat politik, Gun Gun Saat pengguna media sosial
Heryanto, menilai penggunaan ingin memuaskan kebutuhannya,
hashtag dalam kegiatan pemilu maka eksistensi diri menjadi terlihat
sebagai fenomena perubahan konteks dan ingin mendapat pengakuan dari
sosial politik yang semakin dinamis, orang lain. Penulis maupun pengikut
terutama ketika ada keterbukaan pesan melalui hashtag adalah pihak
yang sangat erat antara demokrasi di yang ingin terlihat dan mendapatkan
dunia nyata dengan cyber demokrasi. pengakuan orang lain. Hashtag bisa
Hashtag merupakan ekspresi simbolik menjadi perang, karena sebagaimana
dari referensi pilihan masing-masing gambaran konsep dramaturgi,
orang. Namun demikian harus interaksi penyusun dan pengguna
27 dicermati penggunaannya, karena di
satu sisi bisa menjadi alat kampanye,
hashtag ingin menyajikan gambaran
diri yang akan diterima orang
alat publisitas, atau alat propaganda, lain. Hal ini biasa disebut sebagai
namun di sisi lain juga bisa menjadi pengelolaan kesan, yaitu upaya
alat black propaganda, atau black penyusun pesan untuk memupuk
campaign (liputan6.com, 5 September kesan-kesan tertentu dalam situasi
2018). tertentu dan untuk mencapai tujuan
Perang hashtag bisa terjadi, tertentu (Mulyana, 2004: 69).
karena hashtag biasanya digunakan Perang hashtag adalah suatu
untuk mengelompokkan pesan dalam keadaan di mana saling berhadapan
media sosial, sehingga pesan dengan identifikasi pesan melalui media
mudah dapat dicari. Popularitas sosial yang memiliki tujuan berbeda,
hashtag semakin meningkat sejak sehingga mampu mengidentifikasi
digunakannya media sosial pengetahuan dan pilihan sikap
Twitter dan Instagram. Penggunaan setiap orang. Perang hashtag
hashtag antara lain adalah untuk terjadi karena pesan yang disusun
memudahkan pengguna media sosial dengan menggunakan hashtag
dalam pencarian konten, menambah memang diciptakan dengan tujuan
follower, dan membentuk trending topic. mempengaruhi sikap dan perbuatan
Penggunaan hashtag bisa pengikutnya, sesuai dengan apa yang
memperkuat jati diri penulisnya atau ingin dicapai penyusunnya. Pada
orang yang mengikuti pesan sesuai kenyataannya tujuan ini yang tidak
dengan pemahaman atau sikap selalu sama dan karena perbedaan
yang dipilihnya. Kondisi ini semakin ini juga, maka pesan melalui hashtag
menguat karena kemampuan yang dapat berpotensi menjadi perang
dihasilkan dari penggunaan media hashtag. Artinya, perang hashtag
sosial untuk memilih pesan dan memang dimaksudkan untuk
menggunakan media tersebut. menciptakan perang yang dapat
Penulis dan pengikut hashtag mempengaruhi pengetahuan dan
merupakan pengguna media sosial pilihan sikap masyarakat sesuai
yang aktif dalam proses komunikasi. dengan tujuan dari penyusun pesan
Pengguna media sebagaimana dalam hashtag tersebut. Konten
digambarkan dalam teori Uses and yang dapat menciptakan perang
Gratifications adalah orang yang hashtag yaitu konten yang memiliki
makna saling berlawanan yang menjelang Pemilu 2019. Perang
disajikan oleh pihak yang memiliki hashtag memang bisa memunculkan
tujuan yang berlawanan juga. bertemunya pilihan politik
Hal ini pernah terjadi pada saat masyarakat yang berbeda. Bahkan
pilpres di Amerika Serikat. Hashtag perbedaan sikap itu akan mampu
#makeamericagreatagain telah berhasil mendorong terjadinya potensi konflik.
mempengaruhi pengetahuan dan Namun dibalik kekhawatiran dari
pilihan sikap politik masyarakat dampak negatif tersebut, penggunaan
untuk memilih presiden yang baru. hashtag justru dapat mendorong
penguatan sikap politik dalam
Antisipasi Dampak Negatif rangka meningkatkan partisipasi
Perang Hashtag pemilih Pemilu 2019. Saat ini KPU
Perkembangan demokrasi di sudah melakukan kegiatan sosialisasi
tanah air, khususnya terkait dengan penggunaan media sosial yang positif
pelaksanaan pemilu, memang tidak dalam pelaksanaan pemilu. Sosialisasi
tersebut dilakukan dalam pertemuan
28
bisa terlepas dari terpaan globalisasi
informasi dan komunikasi. Penyajian langsung, melalui media sosial, atau
pesan politik saat ini tidak hanya melalui keberadaan Rumah Pintar
disajikan melalui koran, radio, Pemilu di setiap kantor KPU.
televisi atau baliho. Penyajian pesan Perang hashtag di media
politik pada kegiatan pemilu saat ini sosial masih akan terus terjadi dan
sudah meluas melalui penggunaan intensitasnya semakin lebih besar
media sosial. Konstitusi kita juga menjelang Pemilu 2019. Untuk itu
memberikan jaminan terhadap hak kebijakan yang dikembangkan harus
setiap orang dalam menyatakan mengarahkan hashtag pada tujuan
pendapat atau berekspresi, baik pendidikan politik kepada masyarakat
langsung atau dengan menggunakan dalam rangka meningkatkan
media komunikasi yang dipilihnya. partisipasi pemilih pada Pemilu
Saat ini media sosial merupakan 2019. Penggunaan hashtag untuk
media yang paling efektif dalam menyosialisasikan visi dan misi calon
menyebarluaskan pesan yang atau paslon, atau menyosialisasikan
disusun oleh setiap orang. Media keyakinan pengikut agar dapat
sosial memiliki kemampuan sebaran dipahami dan diikuti masyarakat
pesan yang meluas, sehingga dapat adalah upaya positif dari penggunaan
diterima oleh orang lain pada tempat hashtag menjelang Pemilu 2019. Perang
yang berbeda-beda. Pesan langsung hashtag justru harus diarahkan pada
diterima oleh setiap orang, sehingga kemanfaatan positif dalam rangka
mampu mempengaruhi pengetahuan merebut partisipasi pemilih pada
dan pilihan sikapnya. Kemampuan Pemilu 2019. Tekanannya justru pada
untuk mendekatkan pesan yang ketepatan dalam membangun pesan
dapat mempengaruhi pengetahuan yang sangat dekat dan menyediakan
dan pilihan sikap inilah yang solusi atas kebutuhan yang dihadapi
menyebabkan media sosial menjadi masyarakat.
primadona media komunikasi Incumbent tidak cukup hanya
menjelang Pemilu 2019. menyajikan pesan melalui hashtag
Kita memang menyadari perang yang bernada teruskan atau lanjutkan.
melalui media sosial tidak akan Perlu ada inovasi baru yang lebih
mungkin dapat dihalangi, apalagi mampu meyakini masyarakat, akan
kebutuhan yang selama ini belum mengatur untuk hal ini memang
secara maksimal terpenuhi. Tentunya belum ada. Perang hashtag akan
pemenuhan kebutuhan dimaksud semakin tinggi intensitasnya
harus benar-benar dekat dengan memasuki tahapan kampanye
kebutuhan dan keseharian aktivitas dan tahapan pencoblosan pada
masyarakat. Pemilu 2019. Pesan yang dibangun
Hal yang sama juga berlaku memiliki karakter yang kuat dalam
dengan lawan politik atau calon mempengaruhi masyarakat sesuai
legislatif (caleg) yang berasal dari dengan sikap politiknya. Hal ini
parpol baru peserta Pemilu 2019. sejalan dengan tujuan penyusun
Hashtag yang disajikan tidak cukup pesan melalui hashtag agar
hanya berisi pesan yang menjatuhkan mendapatkan pengikut dalam media
atau menganggap yang baru adalah sosial sekaligus pemilih dalam Pemilu
yang terbaik. Penggunaan hashtag 2019. Walaupun perlu disadari tujuan
29 oleh lawan politik atau oleh caleg
dari parpol baru justru harus sangat
itu tidak selalu sama dan hal ini
berpotensi menimbulkan konflik.
kaya dengan inovasi dari apa yang Antisipasi perlu dilakukan oleh
selama ini menjadi kelemahan KPU bersama pemerintah dengan
atau belum pernah dilakukan oleh mengarahkan penggunaan hashtag
incumbent. pada pendidikan politik masyarakat
Masih cukup waktu untuk dalam rangka meningkatkan
membangun kepercayaan masyarakat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019.
melalui penyajian pesan yang Untuk itu, KPU bersama pemerintah
menggunakan hashtag. Mengukur perlu terus menyosialisasikan
tujuan penyajian pesan harus benar- peningkatan kesadaran masyarakat
benar efektif dilakukan dalam mengenai penggunaan media sosial
rangka meningkatkan partisipasi yang positif menjelang Pemilu 2019.
pemilih untuk memenangkan Ketiadaan regulasi yang mengatur
dirinya. Menyajikan pesan melalui secara spesifik penggunaan hashtag
penggunaan hashtag dengan tujuan dalam media sosial menjelang Pemilu
hanya untuk membangun konflik 2019 perlu segera direspons. DPR
di masyarakat sangat berisiko, melalui fungsi pengawasan dapat
terutama dalam menjaga konsistensi menekankan kepada KPU untuk
sikap pemilih dalam Pemilu 2019. segera menyusun Peraturan KPU
Fenomena perang hashtag justru harus mengenai penggunaan hashtag dalam
menjadi ciri positif dari tumbuh dan media sosial pada pelaksanaan
berkembangnya demokrasi di tanah Pemilu 2019.
air.
Referensi
Penutup “Gerakan #2019GantiPresiden Melanggar?
Menjelang pelaksanaan Ini Penjelasan Bawaslu”, https://
Pemilu 2019 yaitu Pilpres dan Pileg, news.detik.com/berita/d-3961876/
perang hashtag semakin meningkat. gerakan-2019gantipresiden-
Walaupun demikian, penyajian melanggar-ini-penjelasan-bawaslu,
pesan melalui hashtag belum dapat diakses 5 September 2018.
dikategorikan sebagai kampanye “Hashtag #DuoDediCumaJanji Sudah
dan pelanggaran regulasi kampanye Jadi Trending Topic,” http://wow.
karena regulasi spesifik yang tribunnews.com/2018/03/12/
debat-cagub-jabar-belum-dimulai- “Perang Media Sosial Tiada Akhir”,
hashtag-duodedicumajanji-sudah- Koran Tempo, 5 September 2018,
jadi-trending-topic, diakses 5 hal. 8.
September 2018. Permatasari, Nofi dan Trijayanto,
“KPU Anggap Adu Hashtag Bangkitkan Danang,. (2017). “Motif Eksistensi
Semangat Pemilu”, https://news. melalui Penggunaan Hashtag
detik.com/berita/d-4005919/kpu- (#OOTD) di Media Sosial
anggap-adu-hashtag-bangkitkan- Instagram”, Jurnal Promedia, Volume
semangat-pemilu, diakses 5 ke 3, Nomor 2 Tahun 2017.
September 2018.
Mulyana, Dedy. (2004). Pengantar Ilmu
Komunikasi, Jakarta: Gramedia.
“Pengamat: Perang Tagar Pilpres
2019 Bisa Tingkatkan Partisipasi
Politik”, https://www.liputan6.
com/pilpres/read/3503707/
30
pengamat-perang-tagar-pilpres-
2019-bisa-tingkatkan-partisipasi-
politik, diakses 5 September 2018.

Ahmad Budiman
ahmad.budiman@dpr.go.id
Drs. Ahmad Budiman, M.Pd., menyelesaikan pendidikan S1 bidang Komunikasi dari
Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (ISIP) Jakarta pada tahun 1993 dan pendidikan S2
bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka(2004). Saat ini menjabat sebagai Peneliti Madya bidang kepakaran Komunikasi
Politik pada Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang
telah dipublikasikan melalui jurnal dan buku antara lain: “Bunga Rampai Keterbukaan
Informasi Publik” (2011), “Peningkatan Citra Bangsa melalui Kemandirian Industri
Pertahanan” (2014), dan “Mekanisme Pengaduan Masyarakat ke DPR RI” (2015).
Nasional" Tahun 2016.

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
PANDUAN PENULISAN INFO SINGKAT 2018
1. Artikel yang dimuat dalam Info Singkat merupakan hasil analisis terhadap
masalah aktual dan strategis, serta dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Anggota DPR RI di bidang legislasi,
anggaran, dan pengawasan.
2. Naskah dikirimkan kepada Redaksi pada Kamis minggu pertama dan Kamis minggu
ketiga paling lambat pada pukul 13.00 WIB.
3. Naskah ditulis dengan huruf Arial ukuran 12, spasi 1½, dicetak pada kertas A4
dengan margin atas 2,54 cm; bawah 2,54 cm; kiri 3,17 cm; dan kanan 3,17 cm.
4. Jumlah halaman naskah minimal 6,5 halaman dan maksimal 7 halaman. Jika terdapat
data pendukung (tabel, diagram, gambar, dan grafik) dalam naskah maka jumlah
halaman naskah minimal 6 halaman dan maksimal 6,5 halaman.
5. Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
6. Judul ditulis dengan huruf kapital.
7. Mencantumkan nama penulis, jabatan, bidang kepakaran, dan alamat e-mail pada
halaman pertama.
8. Sistematika penulisan: Judul, Nama Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Isi (informasi/
isu aktual, data, analisis, alternatif kebijakan), Penutup (Simpulan dan/atau
Rekomendasi), dan Referensi.
9. Abstrak ditulis di bawah judul dan nama penulis dengan huruf Arial ukuran 11,
spasi 1, sebanyak 100 - 150 kata.
10. Sumber kutipan dari buku ditulis dalam bentuk catatan perut.
Contoh: (Harefa, 2016: 23)
11. Kutipan dari sumber lain seperti peraturan perundang-undangan, jurnal, makalah,
surat kabar, situs internet, dan lain-lain ditulis pada bagian Referensi.
12. Penulisan referensi diurutkan sesuai urutan abjad dengan tata cara seperti contoh
berikut:

“Masa Tanggap Darurat Diperpanjang”, Media Indonesia, 24 September 2013, hal. 7.


Moon, M. & K. S. Kim. 2001. “A Case of Korean Higher Education Reform: The Brain
Korea 21 Project”. Journal of Asia Pacific Education Review, Vol. 2, No. 2, pp. 96–105.
Uitto, Juha I. dan Asit K. Biswas. 2000. Water for Urban Areas: Challenges and Perspectives.
Tokyo: United Nations University Press.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
United Nations Development Programme (UNDP). 2010. Pengarusutamaan Gender dalam
Parlemen. UNDP.
“Warga Miskin Ngawi Kesal Ikut Program BPJS Diharuskan Bayar Iuran”, http://www.
tribunnews.com/regional/2014/01/13/warga-miskin, diakses 15 Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai