DISUSUN OLEH :
LAILA SYARTIKA LINGGA (7143342022)
MUTIA RISKA FARIDANI (7143342026)
Kelas : B NON REGULAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report Etika
Bisnis dan Profesi. Semoga dengan dibuatnya Critical Book Report ini pembaca dapat
memahami isi buku Etika Bisnis dan Profesi karangan Sukrisno Agoes dan
memperbandingkan nya dengan buku yang lain. Tidak lupa pula, penulis ucapkan kepada
Ibu Erina selaku Dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang telah membimbing
Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini masih mempunyai kekurangan
baik dari segi teknis maupun isi, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4
A. Informasi Bibliografi .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 5
A. Rangkuman isi buku ..................................................................................................... 5
BAB I : Manusia dan Alam Semesta ............................................................................. 5
BAB II : Filsafat, Agama, Etika, dan Hukum ............................................................... 6
BAB III : TEORI – TEORI ETIKA .............................................................................. 7
BAB IV : HAKIKAT EKONOMI DAN BISNIS ....................................................... 11
BAB V : GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) ......................................... 12
BAB VI : PRINSIP DAN KODE ETIK DALAM BISNIS ........................................ 12
BAB VII : KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INDONESIA ................................. 16
BAB VIII : KODE ETIK PROFESI AKUNTAN MENUJU ERA GLOBAL ........... 16
B. Keunggulan Buku ....................................................................................................... 18
C. Kekurangan Buku ....................................................................................................... 18
BAB III ................................................................................................................................ 19
PENUTUP ........................................................................................................................... 19
A. Simpulan ..................................................................................................................... 19
B. Saran ........................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Informasi Bibliografi
1. Judul buku : Etika Bisnis Dan Profesi (Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya)
2. Nama pengarang : Sukrisno Agoes
I Cenik Ardana
3. Penerbit : Salemba Empat
4. Nomor ISBN : 978-979-061-046-0
5. Tahun Terbit : 2009
6. Kota Terbit : Jakarta Selatan
7. Halaman buku : 209 halaman
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rangkuman isi buku
Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem.
Pengertian sistem menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta (1976)
adalah :
Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen ( bagian, unsur,
subssistem) saling bekerja sama, saling mendukung, saling memerlukan, dan saling
memengaruhi satu dengan lainnya dalam kerangka mencapai tujuan sistem secara
keseluruhan. Oleh karena itu, adanya gangguan pada satu elemen sekecil apapun gangguan
tersebut akan berpengaruh pada pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan.
Dalam skala global, pemerintah negara-negara maju boleh saja tidak peduli
terhadap lingkungan seperti penebangan kayu liar, seperti yang terjadi di negara- negara
berkembang. Tetapi, dampak pemanasan global akibat penebangan hutan liar di negara
berkembang tersebut juga dirasakan oleh negara – negara maju. Begitu pula pencemaran
udara akibat pelepasan karnon dioksida dari industry-industri di negara maju telah
berpengaruh terhadap penipisan lapisan ozon yang pada gilirannya juga berpengaruh pada
pemanasan global yang dampaknya bisa dirasakan oleh seluruh penghuni bumi ( manusia,
binatang, dan tumbuh-tumbuhan), termasuk penghuni bumi di negara-negara maju.
Manusia dan alam merupakan satu kesatuan sistem yang tidak pisahkan. Perilaku umat
manusia akan sangat menentukan nasib keberadaan bumi, alam semesta, beserta seluruh
isinya.
BAB II : Filsafat, Agama, Etika, dan Hukum
Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal
pokok, yaitu: (1) hakikat Tuhan (God, Allah, Gusti Allah, Budha, Brahman, Kekuatan tak
terbatas, dan lain-lain), (2) etika, tata susila, dan (3) ritual, tata cara beribadat. Jelas sekali
bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak
mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spiritualitas) seseorang ditentukan bukan
saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan Tuhan), tetapi juga oleh
kualitas moral/etika (kualitas hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat
dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh
nilai-nilai moral.
Hukum etika, dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan dan mempunyai
arti yang hampir sama walaupun terdapat juga perbedaan. Berikut ini adalah persamaan
dan perbedaan ketiga istilah tersebut.
No. Hukum Etika Etiket
1. Persamaan: Sama-sama mengatur perilaku manusia
2. Perbedaan:
A. Sumber hukum: Sumber etika: Sumber Etiket:
Negara, Pemerintah Masyarakat Golongan masyarakat
B. Sifat pengaturan: Sifat pengaturan: Sifat Pengaturan:
Tertulis berupa Undang- Ada yang lisan (berupa Lisan
undang, Peraturan adat kebiasaan) dan ada
Pemerintah, dan yang tertulis (berupa kode
sebagainya. etik)
C. Objek yang diatur: Objek yang diatur: Objek yang diatur:
Bersifat lahiriah Bersifat rohaniah, Bersifat lahiriah, misalnya:
(misalnya: hukum misalnya: tata cara berpakaian (untuk
warisan, hukum agraria, perilaku etis (jujur, tidak pesta, sekolah, pertemuan
hukum tata negara) dan menipu, bertanggung resmi, berkabung, dan lain-
rohaniah (misalnya: jawab) dan perilaku tidak lain), tata cara menerima
hukum pidana) etis (korupsi, mencuri, tamu, tata cara berbicara
berzina) dengan orang tua, dan
sebagainya
Chopra menyebutkan ada 10 karakter sel (10C) yang seharusnya dapat dijadikan sebagai
karakter umat manusia.
1. Ada maksud yang lebih tinggi. Sikap mementingkan diri sendiri (untuk
kehidupan/kesejahteraan sel itu sendiri) bukanlah pilihan.
2. Kesatuan (keutuhan). Menarik diri atau tidak mau berkomunikasi bukanlah pilihan.
3. Kesadaran. Terperangkap dalam kebiasaan kaku bukanlah pilihan.
4. Penerimaan. Berfungsi sendirian bukanlah pilihan.
5. Kreatifitas. Berpegang kepada perilaku lama bukanlah pilihan.
6. Keberadaan. Terlalu aktif atau agresif bukanlah pilihan.
7. Efisiensi. Menumpuk/menimbun makanan, udara, atau air berlebihan bukanlah
pilihan.
8. Pembentukan ikatan. Menjadi sel buangan bukanlah pilihan.
9. Memberi. Hanya menerima bukanlah pilihan.
10. Keabadian. Jurang antar generasi bukanlah pilihan.
Rachel (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme yaitu:
egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang
menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri
(selfish). Altruisme adalah suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan
kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya. Egoisme etis adalah
tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interst). Jadi yang membedakan
tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri
(egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai
dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan
mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
Banyak sekali pandangan mengenai paham atau teori egoisme etis . Paham/teori
egoisme etis ini menimbulkan banyak dukungan sekaligus kritikan. Alasan yang
mendukung teori egoisme etis, antara lain:
a. Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menghancurkan diri sendiri.
b. Pandangan tentang kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai dengan
moralitas sehat.
Alasan yang menentang teori egoisme etis antara lain:
a. Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik kepentingan.
b. Egoisme etis bersifat sewenang-wenang.
Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility
yang berarti bermanfaat. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis
terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang
kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan
orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat). Dari uraian sebelumnya,
paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut:
(1) Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan,
atau hasilnya).
(2) Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting
adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
(3) Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
Beberapa kritik yang dilontarkan terhadap paham ini antara lain:
(1) Sebagaimana paham egoisme, utilitarianisme juga hanya menekankan
tujuan/manfaat pada pencapaian kebahagiaan duniawi dan mengabaikan aspek
rohani (spiritual).
(2) Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak individu/minoritas demi
keuntungan sebagian besar orang (mayoritas).
Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Kedua teori
egoisme dan utilitarianisme sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan dari akibat,
konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut. Bila akibat dari suatu tindakan
memberikan manfaat entah untuk individu (egoisme) atau untuk banyak orang/kelompok
masyarakat (utilitarianisme), maka tindakan itu dikatakan etis. Sebaliknya, jika akibat
suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besar kelompok masyarakat, maka
tindakan tersebut dikatakan tidak etis. Teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan hasil,
konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut disebut teori teleologi.
Untuk memahami lebih lanjut tentang paham deontologi ini, sebaiknya dipahami
terlebih dahulu dua konsep penting yang dikemukakan oleh Kant, yaitu konsep imperative
hypothesis dan imperative categories. Imperative hypothesis adalah perintah-perintah
(ought) yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang
relevan. Imperative categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja
tanpa syarat apa pun. Dengan dasar pemikiran yang sama, dapat dijelaskan bahwa
beberapa tindakan seperti membunuh, mencuri, dan beberapa jenis tindakan lainnya dapat
dikategorikan sebagai imperative categories, atau keharusan/kewajiban moral yang bersifat
universal dan mutlak.
Teori Hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau
tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Namun sebagaimana dikatakan
oleh Bertens (2000), teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi (teori
kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Hak asasi manusia
didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu: hak hukum (legal right), hak moral atau
kemanusiaan (moral, human right), dan hak kontraktual (contractual right).Hak legal
adalah hak yang didasarkan atas sistem atau yuridiksi hukum suatu negara, di mana
sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-Undang Dasar negara yang
bersangkutan. Hak moral dihubungkan dengan pribadi manusia secara individu, atau dalam
beberapa kasus dihubungkan dengan kelompok—bukan dengan masyarakat dalam arti
luas. Hak kontraktual mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan/kontrak
bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Indonesia juga telah mempunyai Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia yang
diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999. Hak-hak warga negara yang diatur dalam UU ini,
antara lain:
a. Hak untuk hidup
b. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak untuk memperoleh keadilan
d. Hak untuk kebebasan pribadi
e. Hak atas rasa aman
f. Hak atas kesejahteraan
g. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
h. Hak wanita
i. Hak anak
Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori keutamaan tidak menyatakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang
tidak etis. Bila ini ditanyakan pada penganut paham egoisme, maka jawabannya adalah:
suatu tindakan disebut etis bila mampu memenuhi kepentingan individu (self-interest) dan
suatu tindakan disebut tidak etis bila tidak mampu memenuhi kepentingan individu yang
bersangkutan. Teori ini tidak lagi memepertanyakan suatu tidakan, tetapi berangkat dari
pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa
disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia
hina. Sebenarnya, teori keutamaan bukan merupakan teori yang berdiri sendiri dan terpisah
dari teori etika tindakan (deontologi, teleologi) karena sifat keutamaan bersumber dari
tindakan yang berulang-ulang.
Teori Etika Teonom
Sebenarnya setiap agama mempunyai filsafat etika yang hampir sama. Salah satunya
adalah teori etika teonom yang dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan bahwa
karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan
kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan
kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-
aturan/perintah Allah sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci. Ada empat
persamaan fundamental filsafat etika semua agama, yaitu:
a. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertingggi selain
tujuan hidup di dunia.
b. Semua agama mengakui adanya Tuhan dan semua agama mengakui adanya
kekuatan tak terbatas yang mengatur alam raya ini.
c. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia di dunia, tetapi
juga sebagai salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan akhir (tujuan tertinggi)
umat manusia.
d. Semua agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci
masing-masing.
Terlepas dari apakah manusia mengakui atau tidak mengakui adanya Tuhan, setiap
manusia telah diberikan Tuhan potensi kecerdasan tak terbatas (kecerdasan hati nurani,
intuisi, kecerdasan spiritual, atau apa pun sebutan lainnya) yang melampaui kecerdasan
rasional. Tujuan tertinggi umat manusia hanya dapat dicapai bila potensi kecerdasan tak
terbatas ini dimanfaatkan.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa pabrik-pabrik yang berdiri selama ini umumnya
membuang limbahnya ke dalam saluran-saluran yang pada akhirnya mengalir ke sungai-
sungai dan laut. Bukan saja air sungai dan laut yang mulai tercemar. Udara di sekitar
kita—terutama di kota-kota besar—juga telah tercemar oleh asap hitam yang mengandung
gas beracun yang keluar dari knalpot berbagai merek dan jenis kendaraan bermotor.
Banyaknya penggunaan berbagai jenis pupuk kimia non-organik dengan takaran tak
terkendali untuk meningkatkan produksi pertanian telah terbukti mulai mencemari hasil
produksi pertanian, khususnya berbagai jenis bahan pangan. Belum lagi, saat ini makin
banyak dijumpai kasus di mana produk hasil pertanian dan hasil olahan industri rakyat
seperti tahu, tempe, bakso, diawetkan dengan formalin. Minuman dan makanan pun ada
yang dicampur dengan zat pewarna yang berbahaya untuk kesehatan. Penemuan teknologi
nuklir untuk pembuatan berbagai jenis senjata jelas merupakan ancaman besar bagi
keberadaan bumi beserta seluruh isinya.
Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)
Gas polutan penyebab pemanasan global sebagian besar berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara), yang saat ini masih menjadi sumber energi
terbesar di dunia untuk industri, transportasi, dan keperluan rumah tangga. Gas metana
berasal dari pembakaran sampah kota dan chloro-fluoro-carbon (CFC) yang banyak
digunakan untuk penyejuk ruangan (AC), kulkas, industri pabrik, dan sebagian gas
pendorong pada aerosol. Selain itu, pemanasan global juga dapat menimbulkan berbagai
bencana, seperti kekeringan, banjir, badai, dan topan akibat iklim yang tidak menentu,
mengganggu pola hidup flora dan fauna, mengacaukan pola tanam petani dan pola
penangkapan ikan nelayan di laut, merubah habitat hama dan penyakit dan sebagainya,
Deforestasi dan Penggurunan
Akibat negatif dari penyempitan dan perusakan hutan antara lain: tejadi erosi dan
banjir yang meluas; berkurangnya fungsi hutan untuk menyerap gas polutan;
musnah/berkurangnya spesis flora dan fauna tertentu; meluasnya penggurunan daratan;
menurunnya kualitas kesuburan tanah; berkurangnya cadangan air tanah; serta terjadi
perubahan pola cuaca. Akibat lanjutan dari proses penggundulan dan perusakan hutan ini
adalah berkurangnya kapasitas produksi hasil pertanian karena perubahan pola cuaca,
berkurangnya kesuburan tanah, dan mempercepat proses pemanasan global.
Keanekaragaman Hayati
Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun akuntan
manajemen, mengikuti standar kompetensi yang berlaku di AS. Namun dengan
kecenderungan terjadinya penyatuan sistem perekonomian dunia, mau tidak mau seluruh
profesi akuntan di dunia juga harus mendukung ke arah penyatuan sistem ekonomi global
tersebut. Kabar terakhir pengurus IAI bertekad untuk sesegera mungkin agar profesi
akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis dan perilaku yang dikeluarkan oleh
International Federation of Accountants (IFAC).
B. Keunggulan Buku
Buku Etika Bisnis dan Profesi karangan Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana
memiliki isi yang sangat lengkap dan menarik untuk di pelajari. Karena, materi yang
disajikan sangat mendetail dan rinci sehingga memudahkan pembaca memahami isi buku
tersebut. Selain itu, didalam buku Etika Bisnis dan Profesi Karangan Sukrisno Agoes juga
dilengkapi dengan kasus – kasus di setiap bab yang menarik untuk di selesaikan dan
dipelajarin sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.
Disamping itu, penyajian dalam bentuk fisik buku, buku ini juga terlihat bagus.
Buku ini memiliki cover yang menarik, lalu ukuran font tulisan didalam buku ini juga tidak
terlalu kecil dan tidak terlalu besar, sehingga membuat pembaca nyaman saat membaca
buku tersebut. Lalu, setelah bab terakhir terdapat lampiran-lampiran yang memuat
peraturan perundang-undangan yang menyangkut materi didalam buku tersebut.
C. Kekurangan Buku
PENUTUP
A. Simpulan
Buku Etika Bisnis dan Profesi karangan Sukrisno agoes eedisi revisi yang
diterbitkan oleh salemba empat mempunyai 9 BAB pokok bahasan. Yang diantaranya
adalah manusia dan alam semesta, filsafat, agama, etika dan hukum, teori-teori etika,
hakikat ekonomi dan bisnis, good corporate governance, prinsip dank ode etik dalam
bisnis, kode etik profesi akuntan Indonesia, kode etik profesi akuntan menuju era global,
dank ode etik profesi lainnya. Setiap bab dari buku ini menyajikan materi yang luas dan
bagus untuk dipelajari, karena memiliki banyak keunggulan.
B. Saran
Hendaknya, buku ini diberikan ringkasan tiap bab agar memudahkan pembaca
untuk memahami secara cepat isi – isi dari buku tersebut.