Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Identitas Buku


Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran
Penulis : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd
Jumlah Halaman : 312
Cetakan : Pertama Oktober 2009
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Alamat penerbit : Jl. Ibu Inggit Garnasih No. 40, Bandung 40252

1.2. Deskripsi
Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teksnis Prosedur, salah satu komponen yang penting
yang merupakan tugas professional guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan
evaluasi pembelajaran. Istilah “evaluasi” sengaja digunakan oleh penulis untuk
membedakannya dengan istilah “penilaian”. Alasannya, pembelajaran sebagai suatu sistem
tidak hanya terdiri atas hasil belajar tatapi juga komponen-komponen penting lainnya,
seperti guru, strategi, dean media. Namun, bukan berarti di dalam buku ini tidak digunakan
istilah penilaian karena hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari evaluasi
itu sendiri.
Sebagai bentuk akuntabilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka setiap
guru dan tenaga kependidikan lainya harus memahami konsep, prinsip, teknik, dan
procedur evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi pembelajaran sehingga hasil
evaluasi dapat memberikan kepuasan bagi berbagai pihak. Di lingkungan pendidikan
formal, guru juga harus dapat menggunakan berbagai inovasi dalam modelpenilaian yang
diamanatkan oleh pemerintah melalui kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004, yaitu
penilaian berbasis kelas dengan salah satu jenisnya adalah penilain portofolio.
Hasil evaluasi pembelajaran selain untuk mengisi buku rapor peserta didik juga dapat
dijadikan feedback bagi guru untuk melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, setiap saat guru dapat meningkatkan kinerjanya secara bertahap dan semoga
mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan adanya evaluasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHaSAN

A. Bab 1 (Konsep Dasar Evaluasi)


Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan penilaian lebihberfokus pada
aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi, bukan
bernilai. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau komponen pembelajaran,
misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah penilain, bukan evaluasi. Selain
itu ada juga pengukuran.

Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatuf sedangkan pengukuran merupakan kuantitatif


(sekor atau angka) yang standar baku. Dalam konteks hasil belajar atau alat ukur atau instrument
tersebut dapat berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan
tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Selain itu
evaluasi adalah suatu peruses yang sistematis dan berkelanjutanuntuk menentukan kualitas (nilai
dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan, selain itu evaluasi bukanlah suatu hasil produk.

Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensip yang meliputi pengukuran, sedangkan tes
merupakan salah satu alat(instrument) pengukuran pengukuran lebih membatasi pada gambar
yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan
evaluasi dan penilian lebih bersifat kualitati. Di samping itu evaluasi dan penilaian pada
hakikatnya merupakan suatu penilaian tidak hanya didasrkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat
pula di dasarkan pada jenisnya.

Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran


Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dilakaukan untuk belajasecra
sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social, sadangkan kata
“pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas.
Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas daripada kat “pengajaran”.
Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik,
yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, baik di
kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasi kompetensi
yang ditentukan.

Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia “prestasi”
yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievenment) berbeda dengan “hasil
belajar” (learning autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik.

Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan antara lain dalam kesenian,
olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran adalah
evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah yang harus ditempuh
guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis karena evaluasi
merupakan suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari pembelajaran.

Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


 Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika tujuan evaluasi
masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan khusus, sehingga
dapat menuntun guru dalam nenyusun soal atau megembangkan instrumen evaluasi lainnya. Ada
dua cara yang dapat dtempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat
khusus. Pertama, melakukan perincian ruang lingkup evaluasi. Kedua, melakukan perincian
proses mental yang akan dievaluasi. Selian itu tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem pembelajaran, baik yang menangkut tentang tujuan,
materi, metode, media,sumber belajar, baik lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
Tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendir.
 Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau
sebagian besar kurikulum yang sedangdikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan
dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat
dilaksanakan apabila menggembangkan suatu kurikulum telah dianggap selsai. Selain itu,
Stanley dalam Oemar Hamalik (1989) mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam
pembelajaran yang dikatagorikan kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi yakni fungsi
instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
fungsi evaluasi pembelajaran untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran.
Selanjutnya untuk akreditasi. Dalam UUD No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan bahwa
“akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan
criteria yang telah ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah pembelajaran.artinya,
fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar
akreditasi lembaga pendidikan.

Formatif

Diagnostik

Penempatan

Sumatif

Fungsi Penilaian

Fungsi penilian hasil belajar adalah fungsi formatif, fungsi diagostik, fungsi sumatif, dan fungsi
penetapan.

Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran


Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi
 Kontinuitas
 Komprehensif
 Adil dan Objektif
 Kooperatif
 Praktis
Jenis Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendesain
program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap awal dalam
penyusunan program pembelajaran.
2. Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasaran secara
efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagai mestinya.
3. Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran.
4. Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan program pembelajaran.
5. Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara menyeluruh, seperti
perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring pelaksanaan, dampak program, tingkat
keefektifan dan efisiensi. Dalam model dikenal dengan education system evaluation model
B. Bab 2 (Standar Penilaian dalam Prespektif Standar Nasional Pendidikan)
Konsep Dasar Pendidikan Nasional
Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses
pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya, proses social ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang terpimpin
(sekolah), sehingga dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan pribadinya.
Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner, dimana konsep
pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya, sosiologi, antropologi,
pisikologis, ekonomi, politik, dan agama.

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan
kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengejaran, bimbingan atau latihan)
secara interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya (insan
kamil).usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sadar
dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi. Asumsinya, setiap
manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik. Aspek kepribadian
menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat pada diri seseorang.

Standar Nasional Pendidikan


Dalam UU No.20/2003 Bab Ipasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “standar nasional pendidikan
adalah kritera minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur tentang standar isi,
tetapi juga stadar proses, kompetensi standar lulusan, tenag kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Stsandar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.

Artinya pemerintah sudah mengatur bagaimana tahapan-tahapan melakukan penilaian, langkah-


langkah operasional yang harus ditempuh oleh pendidikan, dan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Untuk jenjeng
pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan penilain pendidikan dapat dilakukan oleh pendidik,
satuan pendidikan, pemerintah,

Standar Nasional Pendiadikan sebagai criteria minimal dalam sistem pendidikan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini dimksudkan agar dapat mencapai tujuan Standar Nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.

Landasan Yuridis-Formal Sistem Evaluasi dan Standar Penilaian


 Dalam Bab I Pasal 1ayat 21 dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhdap sebagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
 Peraturan Pemerintah R.I.No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Dalam BabI tentang Ketentuan Umum,Pasal 1, dikemukakan: ayat (11): standar penilaian
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrument penilain hasil belajar peserta didik. Ayat (17): penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.. ayat (18):
evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan dapat setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagi
bentuk pertanganjawaban penelenggaraan pendidikan. Ayat (19): ulangan adalah proses yang
dilakukan untuk mengkur pencapaian kompetensi pesrta didik secaraberkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk mementau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Ayat (20)
ujian adalah kegatanyang dilakukan untuk mengkur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai
pengakuan prestasi belajar atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

Standar Penilaian Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN)


Dalam UU. No. 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa pengembangan standar
nasional pendidikn secara pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan sandardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Keberadaan badan tersebut diatur dalam PP.19/2005 Bab XI pasal 73. Ditegaskan dalam Pasal
77 bawa dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 ayat (3), BSNP
didukung dan berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang menangani urusan
pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di
provinsi/kabupaten/kota.
Standar Penilaian oleh Pendidik
 Standar Umum Penilaian, yaitu aturan main dari aspek aspek umum dalam pelaksanaan
penilaian. Untuk melakuan penilaian, pendidik hrus selalu mengacu pada standar
umumpenilaian. BSNP menjabarkan standar umum penilaian ini dalam prinsip-prinsip yaitu,
pemilihan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristikmata pelajaran serta jenis informasi
yang ingin diperoleh dari peserta didik. Informasi yang dihimpun mencakup ranah-ranah yang
sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan. Informasi mengenai perkembangan
prilaku peserta didik dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran masing-masing dan
sebagai berikut.
 Standar Perencanaan Penilaian, oelh pendidik merupakan prinsip-prinsip yang harus
dipendomani bagi pendidik dalam melakukan perencanaan penilaian. BSPN menjabarkan prinsip
sebagai berikut, pendidik harus membuat rencana penilian secara terpadu dengan silabus dan
perencanaan pembelajaran, pendidikan harus mengmbangkan criteria pencapaian kompetensi
dasar sebagai dasar untuk penilaian,pendidik menggunakan acuan criteria dalam menentukan
nilai peserta didik.
 Standar Pelaksanaan Penilaian, dalam pendoman umum penilaian yang disusun oleh BSPN,
standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik meliputi, pendidik melakukan kegiatan penilaian
sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun di awal kegiatan pembelajaran, pendidik
menganalisis kualitas instrument dengan mengacu pada persyaratan instrument serta
menggunakan acuan criteria.
 Standar Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian,pemberian skor untuk setiap komponen yang
dinilai, penggabungan skor yang di peroleh dari berbagai teknik dengan bobot tertentu sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan, pendidik bersama wali kelas menyampaikan hasil
penilaiaannya dalam rapatdewan guru untuk menentukan kenaikan kelas.
 Standar Pemanfaatan Hasil Penilaian, pendidik mengklasifikasikan pesert didik
berdasat tingkat ketuntasan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar

Standar Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan, diantaranya. Standar penentuan kenaikan kelas,dan standar penentuan kelas.

Teknik Penilaian Menurut BSNP


Untuk memperoleh data tenteng proses dan hasil belajar peserta didik pendidik dapat
menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Menurut pendoman umum BSN, teknik penilaian yang dapat digunakan antar lain, tes
kerja, demonstraksi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan, jurnal,wawancaea,
inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman.

Ujian Nasional: Perkembangan dan Permasalahannya


Ujian Nansional yang dilaksanakan yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui BSNP
mempunyai sejarah yang cukup panjang.samppai dengan tahun 2000, pemerintah (Departemen
Pendidikan Nasional) telah menyelenggarakan apa yang disebut dengan Evaluasi Bealjar Tahap
Akhir Nasional (EBTANAS). Berbagai isu dan kritikan darimasyarakat silih berganiti.
Berdasarkan kritikan dan masukan dari masyarakat tentang UN dan memeperhatikan pula
program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun, maka sejak tahun 2008/2009
dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UAS-BN) untuk sekolah dasar dan yang
sederajat. Maksudnya, pembuatan social dilakukan oleh guru-guru SD di bawah bimbingan
danpengarahan dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah serta BSNP.

C. Bab 3 (Karakteristik, Model dan Pendekatan Evaluasi Pemelajaran)


Karakteristik Instrumen Evaluasi
 Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika bekutul-betul menggukur apa yang hendak di
ukur secara tepat
 Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia mempunyai hasil yang taat
asas (consistent)
 Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator yang telah ditetapkan
 Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang disampaikan
 Praktis,mudah digunakan,
 Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukan
perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
 Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk objek yang dievaluasi
 Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional antara sulit, sedang,
dan mudah
Model-Model Evaluasi
 Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi ditunjukan pada
tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan seudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
(hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah pokok yang herus dilakukan, yaitu menentukan tujuan
pembelajaran yang akan dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik memperoleh
kesempatan ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat
evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik.
 Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya tujuan
pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua tujuan tersebut sebagai
criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
 Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan pemikran-pemikiran dari
.Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan pengukuran.
Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute) tertentu yang ditentukan
oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu.
 Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini, evaluasi
adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan dan hasilbelajar yang
telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem bimbinganpeserta didik
dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan.
 Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan performance dari
berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah criterion, baik yang bersifat
mutlak/interen maupun relative/ekstern.
 Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan, mengumpulkan
informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun laporan bagi pembuat
keputusan dalam memilih beberapa alternative.
 Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
 Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka.
 Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau mempelajari
evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan di sekolah
yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas
dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan kerergantungan.

D. Bab 4 (Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran)


Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara jelas dan spesifik
terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-
langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral dari sistem pembelajaran
secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada beberapa factor
yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan
hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft instrument,uji coba dan analisis
instrument,revisi dan merakit instrument baru.
Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah disinggung
semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis
evaluasi,objek evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada
tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan.
Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang negative
dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok.
Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedua,
utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.
Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud data yang
sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi,
ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan data kualitatif
tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah dan dianalisis
dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.
Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah, mitra sekolah, dan
peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen kurikulum berbasis
kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan, “laporan kemajuan
siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam mata pelajaran dan
laporan pencapaian.
Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk keperluan
sleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi masa depan
peserta didik.
E. Bab 5 ( Pengembangan Istrumen Evaluasi Jenis Tes)
PengemanganTes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-
kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut
peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katnya
sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainya.
Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya antara
benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya objektif. Tes
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah,pilihan ganda, menjodohkan, dan
melengkapi atau jawaban singkat.
Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk
lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan
pertanyaan atau perintah yang diberikan.
Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
prilaku, tindakan, atau perbuatan.

F. Bab 6 (Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes)


Observasi (observation),sebenarnya observasi merupkan proses yang alami, pentingnya
observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk memehami lebih jauh
tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan komentar orang laian sebagai
informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable.
Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang
dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan
peserta didik. Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara pewawancara atau
guru dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui perantara.
Sekala Sikap(Attitude Scale),sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat
sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa
orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan asfek-asfek yang akan
diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang
betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting.
Sekala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat ada tidaknya
variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-fenomena yang akan
dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan dengan
wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan
wawancara dilaksanakan secara lisan.
Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang peserta didik,
kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan kompernsif adalah
mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar belakanginya, yang diduga
menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Catatan Insidental (Anecdotal Records), adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-
peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini merupakan
pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenan
dengan tingkah laku peserta didik.
Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas tertentu dapat
mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta
hubungan diantra mereka.
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian,bedanya pada inventori jawaban
peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semuajawaban peserta didik adalah benar
selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian yang biasanya dapat
diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat, kepemimpinan, dan dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena banyak
respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan belajar, tetapi
kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya guru memberikan
penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam berbagai bentuk baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.
G. Bab 7 (Penilaian Berbasis Kelas)
Pengartian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data dan
informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang sapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu peogram pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga sebagai
suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar
peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


Tujuan umum penilaian berbasis kelas yaitu untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah membantu peserta didik
dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangan priakunya kea rah yanlebih
baik dan maju, membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya,
membantu guru menetapkan apakah strategi, metode dan media mengajar yang digunakannya
telah memadai, dan keputusan membantu guru dalam membuat pertimbangan dan keputusan
daministrasi.

Objek Penilaian Berbasis Kelas


Sesuai dengan petunjuk penngembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yng dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional yaitu penilian kompetensi dasar mata pelajaran, penilian
kompetansi rumpun pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum, penilaian kompetensi
tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup.

Domaian dan Alat Penilian Berbasis Kelas


Domain Kognitif, tingkatan hafalan, tingkatan pemahaman, tingkatan aplikasi, tingkatan analisis,
tingkatan sintesis, tingkatan evaluasi.

Domaian pisikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis kemampuan peserta didik
dalam menggerakan sebagian anggota badan, tingkatan gerakan semirutin ,tingkatan gerakan
rutin berisi.

Domaian Afektif, memberikan respons atau reaksi terhadap nila-nilai yang dihadapken
kepadanya, menikmati atau menerima nilai, menilai ditinjau dari segi baik buruk, menerapkan
atau mempraktikan nilai.

Prinsip-prinsip Penilaian Berbadis Kelas


Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa secara umum, penilaia berbasis
kelas harus memenuhi prinsip-prinsip valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan
objektif, terbuka, berkisinambungan, menyeluruh dan bermakna. Adapun secara khusus adanya
kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menujukan apa yang mereka ketahui dan
pahami, selanjutnya melaksanakan prosedur penilaian berbasis kelas dan pencatatan secara tepat.
Manfaat Hasil Penilian Berbasis Kelas
Penilaian sangat bermanfaat bagi guru karena penilaian berbasis kelas bermanfaat untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, bagi orang tua karena peniliaain berbasis
kelas nermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, bagi peserta didik
karena penilian berbasis kelas bermanfaat untuk mementau hasil pencapaian kompetensi secara
utuh baik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.

Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas


Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) mengemukakan jenis-jenis penilian berbasis
kelasyaitu tes tertulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilian kinerja, penilian proyek, penilian
hasil kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.

H. Bab 8 (ModelPenilaian Portofolio)


Dasar Pemikiran
Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia sajak
kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena sealam sistem penilaian
yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar peserta didik dan membeikan
proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada orangtua dan pihak-pihakterkait
hanya menyangkut domaian kognitif.

Pengertian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan potografer. Secara
umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh
seseorang,kelompok, lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.

Tujuan dan Fungsi Portofolio


Tujuan penilaian portofolio adalah untuk membeerikan informasi kepada orang tua tentang
perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang kuat.
Fungsi penilaian portofolio,portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam
belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran, portofolio sebagai alat
pembelajaran merupakan komponen kurikulum, portofolio sebagai alat penilaian autentik,
prtofolio sebagai suber informasi.

Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio


Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah yaitu dari guru kepeserta
didik, dari peserta didik ke guru, dan diantarpeserta didik. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen
Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip, mutual trust (saling memeprcayai), confidentiality (kerahasiaan bersama), joint
ownership(milik berasam), satisfaction (keputusan), dan relevance (kesesuaian)

Karekteristik Penilaian Portofolio


Multi sumber, beragam tujuan, kepemilikan, autentik, dinamis, eksplisit, dan integrasi.

Kelebihan dan Kekurangan Portofolio


Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan penilaian secara adil, mengajak peserta
didikuntuk bertanggung jawab, member kesempatan untuk pesertadidk dalam meningkatkan
perstasi,membantu guru mengklarifikasikan. Kekeurangan penilaian portofolio, memebutuhkan
waktu dan kerja ekstra, tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas, sulit dilakukan terutama
menghadapi ujian dalam skala nasional.

Jenis Penilaian Portofolio


Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang perlunya penggunaan penilaian
portofolio secara berfareasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Jenis penilaian portofolio terdapat peserta didik didalamnya bisa perseorangan atau kelompok,
selanjutnya sistem terdapat proses, kerja produk, tampilan, dokumen.

Tahap-tahap Penilaian Portofolio


Menurut Athhoni J. Nitko (1996) adan enam menggunaan sebuah sistem portofolio yaitu
mengidentifikasi tujuan dan focus portofolio, megidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai,
mengidentifikasikan perorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi
pelaksanaan portofolio dan evaluasi portofoliosecara umum.

Bahab-bahan Penilaian Prortofolio


Penghargaan yang diperoleh peserta didik, hasil pekerja peserta didik, catatan/laporan dariorang
tua peserta didik atau teman sekelasnya, catatan pribadi peserta didik, bahab-bahab lain yang
relevan, dan alat-alat audio visualvidio dan disket

I. Bab 9 (Teknik Pengolaan Hasil Evaluasi)


Teknik Pengelolaan Hasil Tes
Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah pokok yang
harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh
peserta didik. Kedua , mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma
tertentu. Ketiga,mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa angka maupun
huruf. Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal,
tingkat kesukaran soal dan gaya pembeda.
Skor Total (Total Secore)
Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soalsetelah diolah dengan
rumus tebakan(guessing formula).

Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor
terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.

Cara Memberi Skor untuk Sekala Sikap


Salah satu peinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi tidak
hanya domain kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Tugas guru adalah megembangkan
sikap positif dan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap suatu pelajaran.

Cara Memberi Skor untuk Domaian Psikomoror


Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja, untuk
mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes
identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang
dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan tidak baik (1).

Pengelolaan Data Hasil Tes : PAP dan PAN


Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa menentukan
prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh setelah membagi
skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang propesional. Pendekatan
penilaian acuat patokan PAP pada umumnya digunakan untuk menfsirkan hasil tes fomatif,
sedangkan penilaian acuan norma PAN digunakan untuk menfsirkan hasil tes sumatif. Namun,
dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas pendekatan yang
digunakan adalah PAP.

J. Bab 10 (Analisis Kualitas Tes dan Butiran Soal)


Validitas
Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada yang rendah.
Selanjutnya validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Dalam
literature modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas, antara lain
validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas konstruk dan vailiditas factor.

Reliabilitas
Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Relibilitas tes berkenaan
dengan petanyaan. Menurut perhitungan product moment dari pearson, ada tiga macam
relibilitas, yaitu kefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi internsl.

Kepraktisan
Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan mengandung arti kemudahan suatu
tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah, dan menafsirkan maupun
mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994) ecaluasi meliputi kemudahan
mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan
menskor,kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk instrument evaluasi yang
ekuivalen atau sebanding.

Analisis Kualitas Butiran Soal


Tingkat kesukaran soal, perhitungan tingkatan kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkatan tingkatan kesukaran seimbang,
maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan
tidak pula terlalu mudah. Menghitung tingkatat kesukaran soal bentuk objektif dan uraian.

Daya pembeda, penghitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
criteria tertentu. Semakain tinggi daya pembeda suatu butiran soal, semakin mampu butiran soal
tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai dan tidak menguasai kompetensi.

Analiasi Pengoceh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternative jawaban (opsi) yang merupakan pengoceh.
Butiran soal yang baik, pengocehnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang
menjawab salah. Sebaliknya, butirsoal yang kurang baik, pengocehnya akan dipilih secara tidak
merata. Pengoceh dianggap baik bila jumlahnya peserta didik yang memilih pengoceh itu sama
atau mendekati jumlah ideal. Indek pengoceh dihitung dengn rumus:

IP =Keterangan:

IP = indeks pengoceh

P = jumlah peserta didik yang memilih pengoceh

N = jumlah peserta didik yang ikut tes

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal

n = jumlah alternative jawaban (opsi)


1 = bilangan tetap

Analisis Homogen Soal


Homogeny tidaknya butiran soal diketahui dengan hitungan koefisien korelasi antara skor tiap
soal den skor tota.penghitunganya dikakukan sebanyak butiran soal dalam tes bersangkutan.
Salah satu teknik korelasi yang dapat digunakan adalah korelasi produc-moment atau korelasi
point biserial.

Efektivitas Fungsi Opsi


Setelah tingkat kesukaran soal, daya pembeda, homogenitas, dan analisis pengoceh dihitung,
selanjutnya perlu diketahui pula apakah suatu opsi dari setiap soal berfungsi secara efektif atau
tidak. Dapat digunakan langkah-langkah berikut, menentukan jumlah peserta didik, menetukan
jumlah sampel, baik untuk kelompokatas maupun kelmpok bawah, membuat table penguji
efektivitas opsi, menghitung jumlah alternative jawaban yang dipilih peserta didik, menentukan
efektivitas fungsi opsi.

K. Bab 11 (Pemanfaatan Hasil Evaluasi dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi)


Pengertiannya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik kepada semua pihak
yang bersangkutan atau yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupu tidak
langsung. Crooks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat untuk
memotivasikan peserta didik, maka harus difokuskan pada kualitas pekerjaan peserta didik dan
bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain, cara-cara yang spesifik
sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan, peningkatan pekerjaan peserta didik yang
harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelunya.

Manfaat Hasil Evaluasi


Bagi peserta didik, membengkitkan minat dan motivasi belajar, membentuk sikap yang positif
terhadap belajar dan pembelajaran, membentu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik.
Bagi guru, promosi peserta didik seperti kenaikan kelas atau kelulusan, mendiagnosisi peserta
didik yang memeiliki kelemahan atau kekurangan, menentukan pengelompokan dan penetapan
peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing,.

Bagi orang tua, mengetahui kemajuan peserta didik, membingbing kegiatan belajar pererta
didikdirumah, menentukan tidak lanjut pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anaknya.

Bagi administrator, menentukan penetapan peserta didik, menentukan kenaikan kelas,


pengelompokan peserta didik disekolah meningkat terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia
serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.

Refleksi Pelaksanan Evaluasi


Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sering ditemukan berbagai kekurangan atau
kelemahan, implikasinya adalah guru harus melalukan melakukan evaluasi pembelajaran, baik
dalam dimensi proses maupun hasil belajar. Setelah mengikuti evaluasi pembelajaran peserta
didik akan menghadapi dua alternatifkeputusan berhaisil atau tidak berhasil.

Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi berbagai factor. Salah satunya adalah factor guru
dapat melaksanakan pembelajaran.untukitu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus
berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994) mengenukakan ada tujuh
prinsip pembelajaran yaitu, perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan
individual.

Evaluasi Diri TerhadapProses Pembelajaran


Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri sendiri. Sebagai guru, kita
harus membiasakan melakukan evaluasi diri. Hal ini penting untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran yang telah dilakukan. Jangan sampaioranglain ynag mengevaluasi kinerja kita
dalam proses pembalajaran. Melalui evaluasi diri guru dapat mengetahui, memehami,
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajarna yang pada gilirannya dapat
menentukan langkah menjadi lebih baik. Dalam melakukan evaluasi diri, guru tentunya
memerlukan berbagai informasi, seperti hasil penilaian proses, hasil belajar peserta didik, hasil
observasi dan wawancara.untuk melengkapi hasil evaluasi diri, kita bisa meminta bantuan
peserta didik melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang diikuti.
Factor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran
Salah satu jenis penilaia yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran adalah penilian
diagnosis, yaitu penilaian yang berfungi mengidentifikasi factor-faktor penyebab kegagalan atau
pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan perbaikn-perbaik dalam
meningkatkan kualitas pembelajran.

Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar


Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita berpijak pada hasil identifikasi
factor-faktor penyebab kegagalan dan factor-faktor mendukung kebrhasilan. Berdasakan hasil
identifikasi ini kemudian kita mencari altrnatif itu kita pilih mana yang mungkin dilaksanakan
dilihat dari beberapa factor, seperti kesiapan guru, kesiapan peserta didik, sarana dan prasarana,
dan sebagainya. Mengoptimalkan proses dan hasil belajar berarti melakukan berbagai upaya
perbaika agar proses belajar dapat berjalan dengan epektif dan hasil belajar dapa diperoleh secara
optimal.

Pembelajaran Remedial
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah materi. Banyak hasil penelitian
menunjukan lemahnya penguasan peserta didik terhadap materipembelajaran. Padahal dalam
silabus, materi pembelajaran sudah diatur dengan demikian rupa, baik ruang lingkup, urutan
materi maupun penetapan materi. Tujuan pembeajarabn remedial adalh membentu dan
menyembyhkan pserta didik yang mengalami kesulitan belajar memalui perlakuan pembelajaran.

Bab III
PENUTUP
Kekurangan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat sehingga
pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan buku evaluasi ini
masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan sehingga pembaca merasakan
beberapa subbab yang masih kurang pahami, selanjutnya dalam pemaparan yang menyangkut
analisis kualitas tes itu masih belum paham dalam subab tersebut dengan demikian penulis lebih
rinci dalm pemaparan subab tersebut.

Kelebihan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku ini pembaca ingin berterima
kasih sebelumnya tentang buku ini karena dengan buku ini pembaca merasa menambah wawasan
dan pengetahuan. Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam pembahasan mampu membuat pembaca
merasa paham dari subab yang telah dipaparkan selain itu dalam bahasa buku ini sangat
sederhana sehingga membuat pembaca merasa paham dalam isi buku evaluasi pembelajaran dan
bahasa buku ini tidak baku sekali dalm pemaparan isi buku sehingga pembaca tidak merasa
kesulitan dalm membaca.

Daftar Fustaka

Arifin Zaenal, “Evaluasi Pembelajaran” Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai