Anda di halaman 1dari 22

“PERENCANAAN STRATEGIS TEKNOLOGI INFORMASI

DI BIDANG LABORATORIUM FORENSIK


POLDA JAWA TIMUR”

TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI KEPOLISIAN

Dosen Pengampu : Dr. JAROT PRIANGGONO

OLEH

NAMA : IRWANTO, S.Si., S.I.K

NIM : 2019246011

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN


PROGRAM PASSCA SARJANA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi sistem informasi organisasi atau perusahaan merupakan


bagian penting untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan dan
menjadi pedoman dalam penyusunan strategi bagi unit-unit bisnis organisasi
atau perusahaan. Pengembangan sistem informasi organisasi atau
perusahaan yang didukung oleh penggunaan teknologi informasi bisa menjadi
salah satu strategi dalam meningkatkan daya saing.
Apabila sebelumnya peranan SI hanya berfungsi sebagai penunjang
dalam hal efesiensi biaya operasional, meningkatkan ketepatan dan
produktifitas operasional, maka sekarang dapat ditingkatkan peranannya
sebagai salah satu alat strategis untuk meningkatkan daya saing. Perubahan
konsepsi sistem informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan dari yang
tadinya hanya sebagai paper dragon (mengurangi biaya kertas), pendukung
secara umum (menghasilkan laporan secara umum), informasi untuk
manajemen (meningkatkan proses pengambilan keputusan) dan sekarang
beralih fungsi menjadi sumber daya strategis untuk kelangsungan hidup
organisasi atau perusahaan (Pontoh, 2011). Namun pengembangan strategi SI
harus disesuaikan dengan strategi organisasi atau perusahaan agar peranan
dan fungsi SI tersebut dapat meningkatkan dan pada akhirnya meningkatkan
nilai organisasi atau perusahaan itu sendiri (Iswara dan Sucahyo, 2009).
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Parlin Nainggolan (2011)
pada perusahaan-perusahaan di Amerika, bahwa 60% dari mereka telah
memiliki strategi dan sebesar 89% dari mereka menyatakan bahwa dengan
perencanaan strategis tersebut bahwa tujuan mereka terutama untuk
mencapai laba yang baik sukses dan dilakukan dengan efektif. Perencanaan
strategis menurut mereka memberikan sasaran sasaran yang terperinci dan
memberi semangat kepada karyawan di perusahaan tersebut memberikan visi
yang satu dengan perusahaan.
Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Jatim merupakan
salah satu bidang di struktur organisasi Polda Jatim (dahulu dikenal “Labforcab
Surabaya) . Bidlabfor merupakan bidang yang bertugas dalam melaksanakan
pemeriksaan teknis kriminalistik TKP dan laboratoris kriminalistik barang bukti,
melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya labfor yang
meliputi SDM; Sistem dan Metode; Materiil, Fasilitas dan Jasa (Matfasjas) dan
Instrument dalam rangka menjamin mutu pemeriksaan serta
menyelenggarakan pembinaan teknis fungsi laboratorium forensik (Labfor)
kepada Polri dan pelayanan umum fungsi labfor kepada masyarakat. Untuk
bisa mendapatkan keunggulan bersaing dan dapat bertahan dalam persaingan
yang ketat serta memperoleh kepercayaan masyarakat atas pelayanan
pemeriksaan laboratorium yang unggul. Strategi yang dapat dilakukan
Bidlabfor Polda Jatim adalah dengan menjadikan proses bisnis yang ada di
Bidlabfor menjadi lebih efisien, salah satu hal yang bisa dimanfaatkan untuk
efisiensi adalah teknologi informasi. Tetapi sering kali pemanfaatan teknologi
informasi tanpa adanya perencanaan yang matang dapat menimbulkan
pertanyaan apakah penerapan teknologi informasi dapat membantu dan
mendukung tercapainya tujuan .Bidlabfor Polda Jatim
Penerapan teknologi informasi dan sistem informasi di Bidlabfor
sebenanya sudah didukung dengan adanya sistem manajemen center labfor
surabaya. Tetapi sistem yang sekarang sudah berjalan masih dirasakan
kekurangan dan ketidakefektifan baik dari sisi personil pelaksana maupun
penyidik atau masyarakat yang mengajukan permohonan pemeriksaan barang
bukti secara laboratoris. Dari segi lawan bisnis, kompetitor dari bidang labfor
Polda Jatim adalah laboratorium sejenis dan laboratorium BNN, dalam proses
pelayanan para kompetitor sudah menjalankan sistem manajemen dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Apabila Bidlabfor tidak mengembangkan
strategi bisnis yang mengutamakan pelayanan yang maksimal maka akan
mungkin bila penyidik maupun masyarakat beralih ke laboraotorium kompetitor.
Secara garis besar penelitian ini merupakan upaya untuk
membangun suatu perencanaan strategis sistem informasi di Labforcab
Surabaya yang bisa memberikan kontribusi yang optimal, terintegrasi dengan
baik dan inovatif yang bisa menyatukan keseluruhan aspek pendukung dalam
pencapaian strategi bisnis Labfor untuk meningkatkan nilai kompetitifnya dalam
jasa pelayanan bidang pemeriksaan barang bukti secara scientific laboratoric.
Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dengan melakukan
perencanaan sistem informasi, diantaranya adalah: sistem informasi yang akan
diterapkan, akan dihasilkan portofolio aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan
dari masing masing sub bidang labfor. Manfaat lain yang didapat dengan
adanya penelitian ini adalah implementasi sistem informasi akan sesaui
dengan strategi bisnis yang dijalankan dan selaras dengan business objective
yang telah ditetapkan sebelumnya, dan sistem dapat terintegrasi antar Sub
bidang di Labfor. Selain itu dengan perencanaan sistem informasi atau
arsiterktur sistem informasi dapat membantu Labforcab Surabaya menghindari
krisis saat ini dan di masa depan. Merencanakan dan berpikir ke depan akan
membantu organisasi Polri mendapatkan resource, kemampuan, dan dapat
melayani masyarakat secara lebih baik.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul
“Perencanaan Strategis Sistem Informasi dengan Pendekatan Ward and
Peppard Model (Studi Kasus: Bidang Laboratorium Forensik Polda Jatim)”

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah Permasalahan yang akan menjadi perhatian


utama dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Bidlabfor Polda Jatim telah memiliki strategi sistem informasi untuk
memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif sehingga dapat bersaing
dengan penyedia jasa di bidang pelayanan laboratorium lainnya ?
2. Bagaimana membangun perencanaan strategis sistem informasi yang
mampu beradaptasi dan selaras dengan strategi bisnis Bidlabfor Polda
Jatim, sehingga dengan demikian visi, misi dan tujuan Bidlabfor Polda
Jatim dapat tercapai ?
3. Bagaimana hasil evaluasi penjabaran perencanaan strategis sistem
informasi yang sudah ditetapkan ?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:


1. Menganalisis strategi sistem informasi yang berjalan di Bidlabfor Polda
Jatim, kemudian menilai apakah dengan strategi sistem informasi yang
sudah diterapkan tersebut dapat mendukung Bidlabfor Polda Jatim untuk
bersaing dengan penyedia jasa di bidang pelayanan laboratorium lainnya.
2. Merancang, mengembangkan perencanaan strategis sistem informasi
untuk dapat meningkatkan dan mendukung strategi bisnis di Bidlabfor
Polda Jatim agar dapat tercapinya visi, misi dan tujuan yang telah
ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang


bersifat menyeluruh, memberikan rumusan terhadap suatu
perusahaan/organisasi mengenai arahan dan bagaimana sumber daya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam
berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Menurut Umar (2002), mendefinisikan strategi sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Kemudian menurut McLeod, seperti yang dikutip Nurjaya (2008),
menyebutkan bahwa perencanaan strategi adalah proses yang partisipatif,
sistematis, berkelanjutan yang membantu sebuah organisasi untuk
memusatkan semua kegiatan untuk pencapaian misinya dan memastikan
bahwa semua staff nya bekerja untuk pencapaian sasaran yang sama.
Perencanaan mengarahkan antisipasi tindakan yang harus diambil untuk
menciptakan kondisi yang diinginkan. Definisi kondisi yang diinginkan,
demikian pula pemilihan arah serta tindakan-tindakan yang akan dicapai
secara sistematis dan terorganisir.

2.2. Strategi Sistem Informasi


Strategi Sistem Informasi diartikan sebagai suatu sistem yang
membantu suatu perusahaan meningkatkan kinerja jangka panjangnya dengan
secara langsung meningkatkan kontribusi pertambahan nilainya ke rantai nilai
organisasi/perusahaan. Strategi Sistem Informasi sebagai suatu penggunaan
teknologi informasi untuk mendukung atau menerapkan strategi kompetisi dari
perusahaan dan pemanfaatannya dapat meningkatkan daya saing (Kurniadi
dan Mulyani, 2016). Strategi Sistem Informasi sebagai, sistem-sistem komputer
di level manapun di organisasi yang merubah goal, operasioperasi, produk-
produk, jasa-jasa, atau hubungan-hubungan lingkungan untuk membantu
organisasi mencapai keunggulan kompetitifnya (Laudon, 2001). Hal ini juga
ditegaskan oleh Kurniadi (2014) yang menyatakan bahwa perencanaan,
perancangan dan implementasi sistem informasi salah satunya dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan pada suatu organisasi.
Henczel (2001) menyatakan bahwa dasar sebuah strategi informasi
adalah kebijakan informasi organisasi yang dapat menggambarkan:
1. Tujuan-tujuan penggunaan informasi dan prioritasprioritasnya dalam
organisasi.
2. Apa arti informasi dalam kontek organisasi bersangkutan sesuai dengan
keperluan kegiatannya.
3. Prinsip-prinsip untuk mengelola informasi.
4. Prinsip-prinsip penggunaan sumber daya manusia dalam mengelola
informasi.
5. Prinsip-prinsip penggunaan teknologi untuk mendukung manajemen
organisasi.
6. Prinsip-prinsip yang akan menerapkan hubungan dalam menetapkan
biaya dan efektivitas informasi dan pengetahuan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, strategi sistem informasi
merupakan pernyataan terinci mengenai kebijakan informasi yang berisi tujuan-
tujuan, sasaran-sasaran dan tindakan-tindakan untuk dilaksanakan dalam
periode ke depan yang telah ditentukan. Strategi informasi merupakan sebuah
“alat” yang diterapkan di dalam kerangka sebuah kebijakan informasi
organisasi yang didukung oleh sistem dan teknologi yang tepat untuk keperluan
pemeliharaan, pengelolaan dan penerapan sumber-sumber informasi
organisasi, mendukung basis pengetahuan yang pentingnya dan semua yang
memberikan kontribusi terhadapnya, dengan intelegensi strategis, untuk
mencapai tujuan-tujuan kegiatan utamanya.

2.3. Model Strategis Sistem Informasi

Model strategis SI/TI yang akan dikembangkan melalui penelitian ini,


nantinya diharapkan akan menghasilkan perencanaan portofolio aplikasi ke
depan yang dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi portofolio aplikasi
yang ada sekarang (Ward and Peppard, 2003:153). Model ini terdiri dari
beberapa inputan berikut:
1. Lingkungan bisnis internal: Strategi Bisnis sekarang, tujuan (objektif),
sumber daya, proses, dan kebudayaan serta nilai dari suatu bisnis.
2. Lingkungan bisnis eksternal: ekonomi, lingkungan industri, iklim
persaingan dimana organisasi beroperasi.
3. Lingkungan SI/TI internal: perspektif SI/TI sekarang di bisnis,
kematangannya, ruang lingkup dan kontribusi bisnis, skill, sumber daya
dan infrastruktur teknologi. Portofolio aplikasi dari sistem yang ada
sekarang dan sistem yang sedang dikembangkan, atau sudah dianggarkan
tapi belum selesai juga merupakan bagian dari lingkungan SI/TI internal.
4. Lingkungan SI/TI eksternal: tren teknologi dan kesempatan serta kegunaan
yang dihasilkan oleh SI/TI pihak lain, terutama customer, pesaing dan
supplier.
Output yang dihasilkan, yaitu:
1. Strategi Bisnis SI: bagaimana setiap unit atau fungsi akan
mengembangkan SI/TI dalam mencapai tujuan (objektif) bisnisnya.
2. Strategi manajemen SI/TI: elemen-elemen yang lazim dari strategi yang
diterapkan organisasi secara keseluruhan, menjamin kebijakan konsisten
yang dibutuhkan.
3. Strategi SI/TI: kebijakan dan strategi untuk menajemen teknologi dan ahli
sumber daya
2.4. Kerangka Kerja Formulasi dan Proses Perencanaan SI

Secara garis besar, kerangka kerja (framework) untuk formulasi


strategi SI/TI dan proses perencanaan (Ward and Peppard, 2003:155) meliputi
tahapan-tahapan berikut:
1. Menginisialisasi proses strategi, merupakan tahap awal dimana tujuan,
objektif, ruang lingkup dan hal-hal yang nantinya akan didapatkan, sudah
dikonfirmasikan terlebih dahulu, pendekatan telah ditentukan dan
kebutuhan yang diperoleh seperti alat-alat yang sudah diotomatisasi,
partisipan bisnis telah diidentifikasi,mekanisme manajemen dan kontrol
proses telah dibuat, kerja telah dihadapkan pada kontribusi bagi rencana
bisnis, orang-orang yang dibutuhkan untuk berpartisipasi telah
diidentifikasi, rencana kerja, tugas-tugas, penjadwalan dan tanggung jawab
dan bagian-bagian yang harus dicek telah didefinisikan
2. Memahami situasi sekarang dan menginterpretasikan kebutuhan bisnis
mendatang dengan menganalisa Strategi Bisnis untuk menentukan situasi
sekarang, kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancamannya, dan
informasi yang dibutuhkan sehingga fokus pada system aplikasi untuk
memenuhi kebutuhan- kebutuhan tersebut.
3. Menentukan strategi SI bisnis yang meliputi sistem informasi secara
konseptual yang digabungkan dan dipetakan menjadi portofolio aplikasi
yang menggambarkan situasi saat ini, portofolio aplikasi yang dibutuhkan
dan portofolio aplikasi potensial yang akan datang.
2.5. Perencanaan Strategis SI/TI dengan Pendekatan Ward and Peppard Model

Peppard Model terdapat 2 tahapan yaitu tahapan input (masukan)


dan output (keluaran). Tahapan input yaitu analisis lingkungan bisnis internal,
analisis lingkungan bisnis eksternal, analisis lingkungan SI/TI internal dan
analisis lingkungan SI/TI eksternal. Untuk tahapan output yaitu strategi SI
bisnis, strategi SI/TI dan strategi manajemen SI/TI. Teknik/metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Value Chain Analysis, dan PEST
Analysis
a. Value Chain Analysis
Value Chain Analyisis, merupakan alat untuk memahami rantai
nilai yang membentuk suatu produk. Rantai nilai ini berasal dari aktifitas-
aktifitas yang dilakukan, mulai dari bahan baku sampai ke tangan
konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual (Shank and Govindarajan,
2000).
Womack and Jones (1990) mendefinisikan Value Chain Analysis
sebagai berikut: “… is a technique widely applied in thefields of operations
management, process engineering and supply chain management, for the
analysis and subsequent improvement of resource utilization and product
flow within manufacturing processes”.
Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan aktivitas atau
kegiatan dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain,
memproduksi, memasarkan, mengirimkan dan support produk. Konsep
rantai nilai pertama kali dikenalkan dan dipopulerkan oleh Michael E. Porter
pada tahun 1985 dalam bukunya. Rantai nilai terdiri dari sekumpulan
aktivitas utama dan pendukung. Dalam rantai nilai yang umum, aktivitas
pendukung terdiri dari infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya
manusia, pengembangan teknologi dan usaha memperolehnya.
Sedangkan dalam aktivitas utama terdiri dari logistik masuk, operasi,
logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan, seperti tertera
pada gambar berikut:
Aktivitas Utama (Primary Activities) terdiri dari:
1. Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang
dihubungkan dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran
input/bahan baku, seperti penanganan bahan baku, pergudangan,
kontrol inventory, jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier
2. Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan
mengubah input atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti
permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan perlengkapan, testing,
pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan proses operasi
atau produksi.
3. Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang
diasosiasikan dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk
ke pembeli , seperti pergudangan produk jadi, penanganan material,
operasi pengiriman, proses pemesanan dan penjadwalan.
4. Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan
dalam membujuk atau menarik pembeli untuk membeli, seperti
pengiklanan, promosi, tenaga penjual, quota dan harga.
5. Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan
penyediaan layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai
produk, seperi instalasi, perbaikan, pelatihan dan penambahan produk.
Aktivitas Pendukung (Support Activities) terdiri dari:
1. Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan
mentah, persedian dan jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan
aset seperti mesin mesin, perlengkapan laboratorium, kantor dan
bangunan.
2. Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat
dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses.
Pengembangan teknologi sangat penting untuk keunggulan kompetitif
dalam semua industri.
3. Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia
meliputi kegiatan rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM.
4. Firm Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari
sejumlah aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan,
keuangan, accounting dan manajemen kualitas.
b. PEST Analysis
PEST analysis terkait dengan pengaruh lingkungan pada suatu
bisnis. PEST merupakan suatu cara atau alat yang bermanfaat untuk
meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis.
PEST harus ditindaklanjuti dengan pertimbangan bagaimana
bisnis harus menghadapi pengaruh dari 4 aspek, yaitu:
1. Politic, meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta
mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana
perusahaan melakukan kegiatan.
2. Economic, meliputi keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan di
masa yang akan datang dapat mempengaruhi kemajuan dan strategi
perusahaan.
3. Social, meliputi terpusat pada penilaian dari sikap konsumen dan
karyawan yang mempengaruhi strategi.
4. Technology, meliputi perencanaan strategi yang efektif meneliti
lingkungan untuk mencari perubahan teknologi yang dapat
mempengaruhi bahan baku, operasi, dan produk serta jasa perusahaan,
karena perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk
meningkatkan hasil, tujuan atau mengancam kedudukan perusahaan.
BAB III
ANALISIS DAN PERENCANAAN STRATEGIS BIDLABFOR POLDA JATIM

3.1. Menyusun Model Bisnis Bidlabfor Polda Jatim.


3.1.1. Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan
Visi Bidlabfor Polda Jatim yang tertuang dalam renstra Bidlabfor tahun
2019 adalah “Terwujudnya penyelenggaraan laboratoris kriminalistik yang
akuntabel guna memberi kepastian hukum kepada masyarakat”.
Untuk mewujudkan visi ini maka dituangkan dalam misi Labforcab
Surabaya sebagai berikut:
a) menyelenggarakan pemeriksaan secara laboratoris kriminalistik terhadap
barang bukti dan tempat kejadian perkara yang professional, modern dan
terpercaya ;
b) menjadikan laboratorium kriminalistik sebagai laboratorium penguji yang
terakreditasi dengan SNI ISO/IEC 17025;
c) menyelenggarakan pembinaan terhadap sistem dan metode serta
sumber daya manusia yang berwawasan forensik minded
Tugas pokok dan fungsi dari Bidlabfor Polda Jatim meliputi:
1. melaksanakan pemeriksaan teknis kriminalistik TKP dan laboratoris
kriminalistik barang bukti.
2. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya labfor yang
meliputi SDM; Sistem dan Metode; Materiil, Fasilitas dan Jasa (Matfasjas)
dan Instrument dalam rangka menjamun mutu pemeriksaan.
3. Menyelenggarakan pembinaan teknis fungsi laboratorium forensik
(Labfor) kepada Polri dan pelayanan umum fungsi labfor kepada
masyarakat.
Tujuan dan sasaran prioritas Bidang Laboratorium Forensik Polda
Jatim ditetapkan sebagai berikut :
1) Membangun kemampuan pemeriksaan barang bukti dan Tempat
Kejadian Perkara secara profesional melalui pelatihan fungsi secara rutin
di tiap bidang pemeriksaan;
2) Meningkatkan kepercayaan penyidik /masyarakat/CJS melalui akreditasi
ditiap bidang pemeriksaan dan kecepatan penyampaian hasil
Pemeriksaan Laboratorium Forensik kepada Kepolisian Kewilayahan.
3) Mengembangkan kemampuan fasilitas sarana prasarana gedung labfor
dan peralatan yang modern.
4) Membangun dan mengembangkan metode pemeriksaan yang didukung
teknologi tepat guna yang mutakhir guna mendukung percepatan
pemeriksaan BB dan TKP guna pengungkapan dan penegakan hukum.
Dalam perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi
informasi ini penulis menetapkan satu tujuan pokok yang akan dijabarkan
dalam perencanaan strategis sbb :

VISI
“Terwujudnya penyelenggaraan laboratoris kriminalistik
yang akuntabel guna memberi kepastian hukum
kepada masyarakat”

MISI
a) menyelenggarakan pemeriksaan secara laboratoris kriminalistik
terhadap barang bukti dan tempat kejadian perkara yang
professional, modern dan terpercaya ;
b) menjadikan laboratorium kriminalistik sebagai laboratorium penguji yang
terakreditasi dengan SNI ISO/IEC 17025;
c) menyelenggarakan pembinaan terhadap sistem dan metode serta
sumber daya manusia yang berwawasan forensik minded

TUJUAN & SASARAN POKOK


Meningkatkan kepercayaan penyidik /masyarakat/CJS melalui
akreditasi ditiap bidang pemeriksaan dan kecepatan penyampaian hasil
Pemeriksaan Laboratorium Forensik kepada Kepolisian Kewilayahan

Gambar 4. Penetapan Visi, Misi dan Tujuan Bidlabfor Polda Jatim


yang akan dilakukan perencanaan strategis SI/TI
3.1.2. Proses Bisnis/Aktivitas di Bidlabfor Polda Jatim
Adapun Bidang-bidang pemeriksaan di Bidlabfor Polda Jatim terdiri
dari :
1. Sub Bidang Narkoba Forensik (Subbid Narkobafor)
2. Sub Bidang Kimia Biologi Forensik (Subbid Kimbiofor)
3. Sub Bidang Dokumen Palsu Forensik (Subbid Dokupalfor)
4. Sub bidang Balistik Metalurgi Forensik (Subbid Balmetfor)
5. Sub Bidang Fisika Komputer Forensik (Subbid Fiskomfor)
Tahapan kegiatan pada masing masing sub bidang di Bidlabfor Polda
Jatim dalam pemeriksaan barang bukti terdapat beberapa proses bisnis atau
aktivitas kegiatan yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:
a. Proses penerimaan barang bukti dari penyidik/masyarakat
b. Proses pengecekan persyaratan dokumen penunjang pemeriksaan barang
bukti
c. Proses pencatatan barang bukti kedalam buku register penerimaan barang
bukti
d. Proses pemberian tanda bukti penerimaan barang bukti dan kelengkapan
dokumen kepada pengirim/penyidik
e. Proses pencatatan dokumen kedalam dokumen takah
f. Proses penyaluran barang bukti dan dokumen takah ke bidang sesuai
permintaan
g. Proses pencatatan dokumen takah dan barang bukti masuk di sub bidang
yang dituju.
h. Proses pemeriksaan barang bukti
i. Proses pembuatan berita acara pemeriksaan barang bukti (untuk penyidik)
atau pembuatan surat keterangan pemeriksaan (untuk masyarakat)
j. Proses penandatanganan berita acara hasil pemeriksaan barang bukti atau
surat keterangan pemeriksaan.
k. Proses pencatatan dokumen keluar
l. Proses pengiriman berita acara hasil pemeriksaan dan pengembalian sisa
barang bukti ke penyidik/masyarakat.
3.2. Analisis Lingkungan Bisnis Bidlabfor Polda Jatim
Pada tahapan ini dilakukan analisis bisnis internal dan eksternal serta
melakukan analisis lingkungan SI/TI yang sedang berjalan di Bidlabfor Polda
Jatim.
3.2.1 Analisis Bisnis Internal dengan menggunakan Value Chain
Analysis.
Analisis ini dilakukan untuk memetakan seluruh proses bisnis yang
terjadi pada Bidlabfor Polda Jatim yang digolongkan menjadi dua aktivitas yaitu
aktivitas utama dan aktivitas pendukung :

Aktivitas Utama (Primary Activities) Bidlabfor Polda Jatim terdiri


dari:
1. Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang
dihubungkan dengan penerimaan, pencatatan dan pendistribusian
barang bukti dan kelengkapan dokumen guna diperiksakan ke sub
bidang pemeriksaan yang menangani.
2. Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan
mengubah input atau penerimaan barang bukti dan dokumen menjadi
bentuk produk akhir melalui serangkaian pemeriksaan, contoh
pemeriksaan narkoba, bahan peledak, senjata api, dokumen palsu, dna,
kebakaran, dll melalui scientific investigation untuk diketahui hasilnya.
3. Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang
diasosiasikan dengan penandatanganan, pengarsipan dan penyerahan
dokumen kembali ke penyidik/masyarakat/cjs. Bentuk logistik keluar ini
adalah BA hasil pemeriksaan barang bukti, Surat Keterangan
Pemeriksaan Barang Bukti, dan pengembalian sisa barang bukti.
4. Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan
dalam memberikan petunjuk agar penyidik/masyarakat/cjs mengerti alur
pemeriksaan di bidlabfor. Yaitu melalui kegiatan coaching clinik berupa
pemberian pengetahuan terkait SOP bid labfor ke jajaran kepolisian
kewilayahan domain area kerja bidlabfor, penyebaran poster dan leaflet,
dll.
5. Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan
penyediaan layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai
produk, seperi studi banding ke bidlabfor Polda lainnya atau ke Puslabfor
Bareskrim terkait perkembangan pemeriksaan di Labfor.
Aktivitas Pendukung (Support Activities) Bidlabfor Polda Jatim
dalam rangka pemeriksaan barang bukti terdiri dari:
1. Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan
kima laboratorium, alat tulis kantor, persedian dan jenis jenis barang
lainnya yang dapat dijadikan perlengkapan laboratorium dan kantor.
2. Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat
dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses
pemeriksaan barang bukti. Contoh : pemeriksaan menggunakan UV Vis,
HPLC, Mikroskop Komparison, Poligraf, dll
3. Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia
meliputi kegiatan rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM melalui
pendidikan, seminar, pelatihan
4. Firm Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari
sejumlah aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan,
keuangan, accounting dan manajemen kualitas.
3.2.1 Analisis Bisnis Eksternal dengan menggunakan PEST Analysis
Dalam mengidentifikasi kebutuhan bisnis organisasi, diperlukan
sebuah analisa bisnis di luar bisnis organisasi untuk menjadi perbandingan
faktor lingkungan luar yang berpengaruh terhadap bisnis organisasi.

a. Politik
Pemerintah yang secara pro-aktif mendukung juga sangat membantu
kinerja Bidlabfor karena peran Labfor Surabaya yang telah banyak
mengungkap kasus kasus besar yang melibatkan pemerintah seperti kasus
kecelakaan pesawat Lion Air, kasus kebakaran kapal, dll
b. Ekonomi
Laju perkembangan perekonomian masyarakat semakin meningkat
dengan daya beli yang tinggi, kasus kasus yang melibatkan perusahaan
maupun para ekonom seperti pemalsuan barang dll dapat dimanfaatkan
oleh labfor untuk membangun kerjasama.
c. Sosial Kultural
Labfor menggunakan kearifan lokal sebagai pendekatan kultural kerja-
kerja pendampingan. Sikap masyarakat yang terbuka dan tidak adanya
pesaing dengan organisasi non-profit lain dibidang pemeriksaan material,
sehingga menjadikan Labfor bisa mengembangkan pelayanan lebih efektif
dalam menjangkau keseluruh area kerjanya.
d. Teknologi
Teknologi yang semakin pesat juga masuk ke dalam masyarakat,
penggunaan handphone yang sudah umum bisa menjadi peluang
pemanfaatan teknologi untuk mempercepat laju informasi kepada client.
Perkembangan teknologi berbasis web yang terintegrasi juga
memudahkan akses data dan informasi. Labfor sebagai sebuah organisasi
yang besar, perlu ada rancangan pemanfaatan TIK dalam lingkup internal
agar bisa digunakan secara optimal dalam mendukung bisnis dan kinerja
organisasi
3.3. Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal Bidlabfor Polda Jatim

Analisis SI/TI eksternal dilakukan untuk mengamati kondisi SI/TI


terkait perkembangan SI/TI saat ini. Perkembangan SI/TI sangat pesat, baik itu
penerapan teknologi informasi maupun dalam penerapan aplikasi dalam suatu
bisnis. Sistem informasi yang terdistribusi adalah hal yang paling tepat
diterapkan di setiap organisasi/perusahaaan karena akan mendukung proses
bisnis yang dilakukan organisasi/perusahaan sehingga dalam operasionalnya
akan lebih efektif dan efisien.
Kemudian dilihat dari SI/TI eksternal dengan melihat tren SI/TI saat
ini. Banyak organisasi atau perusahaan cenderung menggunakan SI/TI seperti
jaringan, perangkat lunak, perangkat keras dan pengamanan SI/TI lainya.
Terdapat banyak manfaat dengan mentrggunakan tren SI/TI pada organisasi
seperti meningkatkan layanan publik, mempermudah proses kerja kemudian
memudahkan orang berkomunikasi dan memperoleh informasi.
Dari tren SI/TI eksternal yang berkembang sangat pesat di zaman
sekarang, maka model model aplikasi SI/TI eksternal dapat menjadi bahan atau
contoh perencanaan suatu aplikasi di Bidlabfor Polda Jatim. Dari analisa value
chain dimana gap antara aktivitas utama dan aktivitas pendukung yaitu untuk
menghasilkan kecepatan penyampaian berita hasil pemeriksaan ke kepolisian
ke wilayahan maka beberapa model tren aplikasi SI/TI eksternal dapat
dicontoh yaitu seperti model pengiriman paket JNE, J&T maupun model
aplikasi Shopee, Lazada, dll. Model ini memberikan kemudahan kepada
konsumen dalam hal ini penyidik di kepolisian kewilayahan untuk menerima
informasi terhadap setiap tahapan proses pemeriksaan barang bukti hingga
diterimanya berkas berita hasil pemeriksaan.

3.4. Strategi Bisnis SI/TI Bidlabfor Polda Jatim

Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan maka


menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan Bidlabfor Polda Jatim.
Rekomendasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis
SI/TI, sebagai berikut:
1. Membuat sistem informasi yang meliputi seluruh tahapan bidang
pemeriksaan barang bukti untuk menyimpan data-data yang ada sehingga
data tidak mengalami kerusakan ataupun kehilangan.
2. Membuat website resmi Bidlabfor Polda Jatim untuk memberikan informasi
tentang program kerja, kegiatan, dan tampilan pemeriksaan yang telah
dilakukan.
3. Mengoptimalkan Aplikasi Sistem Manajemen Bidlabfor Polda Jatim agar
lebih dioptimalkan dalam penggunaanya.
4. Memberikan pelatihan kepada sumber daya manusia yang ada mengenai
SI/TI.
5. Menambah sumber daya manusia yang terampil terkait SI/TI.
6. Perlu adanya peningkatan keamanan sistem informasi seperti backup data
dan maintanace secara rutin.

3.5. Strategi Manajemen SI/TI Bidlabfor Polda Jatim


Pemeliharaan dan pengembangan SI/TI dapat mendukung
kebutuhan organisasi yang dinamis dengan mempertimbangkan trend
perkembangan IS/IT sehingga peran IS/IT dapat menjadi key enabler yang
memberikan value add serta menjadi tools dalam menciptakan inovasi-inovasi
yang dapat menjadi competitive advantage bagi organisasi.
Analisis yang telah dilakukan didapati Bidlabfor Polda Jatim saat ini
belum memiliki penanganan khusus pada SI/TI. Melihat kondisi tersebut
Bidlabfor Polda Jatim perlu memiliki divisi SI/TI untuk pembuatan dan
pengembangan SI/TI. Untuk pembuatan dan pengembangan SI/TI perlu
adanya peningkatan anggaran SI/TI pada Bidlabfor Polda Jatim.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa penelitian perencanaan strategis menggunakan framework Ward
and Peppard dapat menghasilkan peta kondisi internal Bidlabfor Polda Jatim,
sehingga bisa diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
Labfor Surabaya . Aktivitas pendukung dan aktivitas utama organisasi saat ini telah
berjalan dengan baik tetapi dalam hal pemanfaatan reknologi SI/TI perlu ditingkatkan
kembali melihat tren SI/TI eksternal yang begitu berkembang dapat menjadi
rekomendasi dan contoh pengembangan SI/TI di Bidlabfor Polda Jatim seperti sistem
aplikasi pengiriman barang JNE, J&T dan Shopee, dll yang memudahkan konsumen
dalam hal ini penyidik dan masyarakat mengetahui sampai tahapan mana proses
pemeriksaan barang bukti yang mereka kirimkan.
Dari hasil analisis lingkungan SI dan TI internal dapat diketahui penggunaan
beberapa program SI dan TI sudah berjalan dengan baik ,tetapi tetap membutuhkan
pengembangan SI yang lebih lengkap. Sistem Manajemen Center masih perlu
pengembangan dan upgrade aplikasi ditunjang dengan adanya personil yang paham
akan sistem tersebut selain teknisi TI.

4.2 Saran
Sebagai saran terkait pengembangan perencanaaan strategis SI/TI di
Bidlabfor Polda Jatim antara lain :
1. Perlunya peningkatan dan pengembangan sistem manajemen center Bidlabfor
Polda Jatim sehingga segala proses pemeriksaan barang bukti dapat dimonitor
oleh penyidik, konsumen dan juga pimpinan sebagai evaluasi kinerja pemeriksa
2. Perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia terkait pengembangan
SI/TI sehingga tidak terlalu ketergantungan dengan teknisi apabila terjadi suatu
error atau kejadian kerusakan SI/TI
DAFTAR PUSTAKA

Kurniadi, Dede. 2014. Perancangan Arsitektur Sistem E-academic dengan Konsep


Kampus Digital Menggunakan Unified Software Development Process
(USDP). Jurnal Wawasan Ilmiah.
Kurniadi, Dede., Mulyani, Asri. 2016. Implementasi Pengembangan Student
Information Terminal (S-IT) Untuk Pelayanan Akademik Mahasiswa. Jurnal
Algoritma.
Henczel, Susan. 20011. The information audit: a practical guide. Munchen: Saur.
Iswara, Made Gde Yoga. dan Sucahyo, Yudho Giri. 2009. Perencanaan Strategis
Sistem Informasi Perusahaan Energi. Bali.
Laudon, K.C., Laudon, J.P. 2001. Management Information Systems. New Jersey:
Prentice Hall.
Nainggolan, Parlin. 2011. Pentingnya Manajemen Strategis Bagi Organisasi dan
Perusahaan. 2011.
Nurjaya, Wahyu. 2008. Model Strategic Planning for Information System
Menggunakan Balanced Scorecard pada Universitas Komputer Indonesia
Bandung. Bandung.
Pontoh, Grace T. 2011. Strategic Grid dan Perencanaan Sistem Informasi dalam
Organisasi. Yogyakarta: UGM.
Porter, M. E. 1998. Competitive Advantage; Creating and Sustaining Superior. New
York: Free Press.
Shank, Jhon K., Govindarajan Vijay. 2000. Strategic Cost Management and the Value
Chain. USA: Thomson Learning.
Umar, Husein. 2002. Strategic Management in Action: Konsep, Teori dan Teknik
Menganalisa Manajemen Strategis Strategic Business Unit berdasarkan
Michael R. David dan Wheelen-Hunger. Jakarta: Gramedia.
Ward, J., and Peppard, J. 2003. Strategic Planning for Information Systems. 3th
Edition. USA: John Wiley & Sons Ltd.
Womack, J.P., Jones D.T.. “Lean Thinking”. USA: Prentice -10-2014]
www.washington.edu [05-10-2014]

Anda mungkin juga menyukai