SKRIPSI
OLEH :
NURUL PRATIWI
NIM. 1502114920
SKRIPSI
OLEH :
NURUL PRATIWI
NIM. 1502114920
DISETUJUI OLEH:
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, SE., M.Si Desmiyawati, SE., M.Si., Ak., AAP, CA
NIP. 19640609 198903 2 001 NIP. 19711215 199702 2 001
LEMBAR ORISINILITAS SKRIPSI
Menyatakan bahwa skripsi tersebut di atas adalah benar hasil karya saya
sendiri atau tidak plagiat dan saya bersedia dibatalkan gelar kesarjanaan saya jika
NURUL PRATIWI
NIM. 1502114920
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur bagi Allah SWT berkat rahmat, karunia dan
SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Riau. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh
dari kesempurnaan serta memiliki kekurangan dan kelemahan dari segi penulisan,
tata bahasa penyusunan, dan bentuk ilmiahnya. Hal ini karena keterbatasan yang
dimiliki oleh penulis. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk kritik dan saran
Pembimbing serta berbagai pihak baik dari segi moril maupun materi, serta
motivasi yang sangat berharga bagi penulis, maka dari itu pada kesempatan ini
Bisnis Universitas Riau, Ibu Dr. Kamaliah, S.E., M.M., Ak., CA selaku Wakil
Dekan I, Bapak Raja Adri Satriawan Surya, S.E., M.A.,Ak.,CA selaku Wakil
Dekan II, dan Bapak Dr. Deny Setiawan, SE., M.Ec selaku Wakil Dekan III
masa perkuliahan dan Staf Jurusan Akuntansi yang telah membantu selama
masa perkuliahan.
6. Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta, Ayahanda Arsil dan Ibunda Rita
Nelvia Dewi serta kedua adik tercinta, Yolanda Febiola dan Wahyu Cahyadi.
Juga untuk seluruh keluarga besar Om, Tante, dan adik-adik tanpa terkecuali.
Terimakasih atas do’a serta dukungan baik moril maupun materil yang
ii
7. Untuk seluruh keluarga besar S1 Akuntansi terkhusus angkatan 2015, teman-
KKN Kelurahan Muara Lembu, dan seluruh Sahabat karib Rici Amelia
Rahmadani, Wiwi Yohana Putri, Dhella Fitri Marchia, Hesti Nur Rahayu,
Nurrahmi Yulfia, Firza Syarifah dan Erfi Melia yang telah memberikan
bantuan, dukungan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, serta
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan terimakasih atas kritik
NURUL PRATIWI
NIM. 1502114920
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................11
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................11
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................12
1.5. Sistematika Penulisan..............................................................................13
iv
3.3. Jenis dan sumber data..............................................................................43
3.4. Teknik pengumpulan data.......................................................................44
3.5. Definisi operasional dan pengukuran variabel........................................44
3.6. Metode analisis data................................................................................50
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif.............................................................50
3.6.2. Uji Asumsi Klasik............................................................................50
3.6.3. Analisis Data....................................................................................53
BAB V : PENUTUP...............................................................................................84
5.1. Kesimpulan..............................................................................................84
5.2. Keterbatasan............................................................................................85
5.3. Saran........................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................88
LAMPIRAN 91
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 CG Watch Markes Scores 2016 to 2018............................................ 3
2.1 Daftar penelitian terdahulu................................................................ 29
3.1 Prosedur pemilihan sampel................................................................ 41
3.2 Daftar nama perusahaan sampel........................................................ 42
3.3 Definisi operasional dan pengukuran variabel................................... 49
4.1 Uji Statistik Deskriptif pada data awal.............................................. 59
4.2 Uji Statistik Deskriptif setelah outlier............................................... 60
4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov pada data awal.......................................... 62
4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov setelah outlier........................................... 63
4.5 Uji Multikolinearitas.......................................................................... 65
4.6 Uji Autokorelasi................................................................................. 66
4.7 Uji Glejser.......................................................................................... 67
4.8 Analisis Regresi Berganda................................................................. 68
4.9 Uji Koefisien Determinasi (R2).......................................................... 70
4.10 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)....................................................... 71
4.11 Uji Parsial (Uji t)................................................................................ 72
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
Oleh :
Nurul Pratiwi
ABSTRAK
viii
THE EFFECT OF TAX PLANNING AND CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM
VALUE
By :
Nurul Pratiwi
ABSTRACT
The research aims to examine the impact of tax planning and Corporate
Governance proxied by managerial ownership, institutional ownership, independent
commissioner, and audit committee on firm value. The research methods used in this
research is a descriptive method. The population of the research was on the
manufacturing sector companieslisted on the Indonesian Stock Exchange in 2016-2018.
The samples of the study were 87 samples that were selected using the purposive
sampling method. The analysis method used was multiple linear regression using SPSS
version 21. The firm value is calculated using the Price Book Value (PBV) ratio. The
result showed that the tax planning, managerial ownership, institutional ownership, and
independent commissioner variable partially affect the value of the company with the
same significance (0.000<0.05). While the audit committee variable does not partially
affect the value of the company with a significance value (0.662>0.05).
ix
BAB I
PENDAHULUAN
bisnis sebagai target kinerja yang akan dicapai sekaligus untuk mengukur
Pada era global saat ini perusahaan dihadapkan pada persaingan yang
keras agar dapat bertahan dalam pasar. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis
menjadi pemicu bagi manajemen perusahaan agar bisa menampilkan nilai terbaik
layanan perusahaan.
dapat tercapai apabila ada kerjasama antara manajemen perusahaan dengan pihak
Dengan begitu, nilai perusahaan juga akan meningkat di mata pemegang saham.
kontrol dari pihak luar dimana peran pengawasan yang baik akan mengarahkan
dilakukan oleh Credit Lyonnais Securities (CLSA) bekerja sama dengan Asian
yang terkemuka dan investasi kelompok di Asia. Perusahaan ini menyediakan jasa
broker saham, pasar modal, penasehat perusahaan, dan asset manajemen kepada
3
dengan investor, perusahaan, dan regulator dalam pelaksanaan praktek tata kelola
sekitar 1.100 korporasi dari 12 negara yang disurvei di Asia Pasifik, Indonesia
dilaporkan berada pada posisi terbawah. Posisi Indonesia di tahun 2018 tidak
mengalami perubahan yang signifikan dari tahun sebelumnya (2016). Pada tahun
2016 Indonesia menempati posisi ke-11 dari 11 negara peserta, dan pada tahun
indikator yang dinilai lemah meliputi aspek government and public governance,
Indonesia masih memeiliki kelemahan dalam sistem politik serta arah reformasi
4
CG yang perlu diperbaiki ialah ”CG reform low on the government’s priorities,
Konsep CG yang digagas oleh pemerintah tidak jelas arahnya, juga karena
banyaknya intervensi politik dari kalangan tertentu yang memiliki afiliasi politik
dengan pemerintah. Hal yang lebih krusial terjadi pada perusahaan BUMN yang
investasi-menurun-pemerintah-gagal-terapkan-corporate-governance).
Kasus yang diangkat dalam penelitian ini ialah sejumlah kasus beruntun
yang dialami PT. Tiga Pilar Sejahtera Food sepanjang tahun 2017 dan 2018 yang
mengakibatkan harga saham AISA terjun bebas. Berawal dari kasus beras oplosan
yang dilakukan oleh anak perusahaan PT. TPS Food yang membuat harga
sahamnya terjun bebas. Kini kasus lain menimpa PT. TPS Food, manajemen
(Suspensi) PT. TPS Food (AISA) di seluruh pasar pada perdagangan saham
(Kamis, 5 Juli 2018). Mengutip dari laman keterbukaan informasi BEI, suspensi
pembayaran bunga, obligasi, dan sukuk ijarah TPS Food I tahun 2013.
keterbukaan informasi yang disampaikan oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,” ujar
PT.TPS Food (AISA). Hal itu seiring terjadi penurunan harga dan peningkatan
(https://www.liputan6.com/bisnis/read/3579266/tunda-bayar-bunga-utang-bei-
suspensi-saham-tps-food).
sangat rentan mengalami perubahan bahkan perubahan ekstrim sekalipun. Hal ini
bisa disebabkan dari internal ataupun eksternal perusahaan. Oleh karena itu
salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham
dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku
6
perusahaan. Harga saham yang stabil dan mengalami kenaikan dalam jangka
pemegang saham (dividen). Hal ini juga dapat menarik minat calon investor
diantaranya Rasio Q (Tobin’s Q), rasio Price Earning Ratio (PER), dan Price
Book Value (PBV). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Rasio Price Book
Value (PBV). Rasio PBV disebut juga Rasio Harga terhadap Nilai Buku yang
merupakan rasio valuasi investasi yang sering digunakan oleh investor untuk
membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Rasio ini
dapat menunjukkan berapa banyak pemegang saham yang membiayai asset bersih
perusahaan. Rasio PBV sesuai untuk digunakan pada perusahaan yang memiliki
aset tetap berwujud yang besar seperti perusahaan pada sektor manufaktur,
diantaranya bangunan, mesin, peralatan, dan asset teteap lainnya sehingga dapat
pembayaran pajak atau disebut juga dengan perencanaan pajak serta keputusan
penghematan dan minimalisasi pajak, yang secara legal dapat dilakukan melalui
manajemen pajak. Pada dasarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang
hal inilah, maka perusahaan berusaha agar dapat melakukan penghematan atau
pengurangan pajak secara lawful (masih tetap dalam ketentuan pajak). Tujuannya
agar tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal ini karena menilai perencanaan
Selanjutnya penelitian Nike dkk (2013) dan Perdana (2014) menemukan bahwa
perusahaan akan dapat diterapkan jika terdapat Good Governance (tata kelola
yang baik) dalam perusahaan. Dalam hal ini, Corporate Governance akan
baik serta dapat meningkatkan nilai perusahaan (Laila, 2011). Ketika manajemen
pemegang saham yang berasal dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
tujuan utama perusahaan dan tidak melenceng dari tujuan tersebut sehingga
9
Sementara penelitian Nike, dkk (2013) dan Syafitri, dkk (2018) menemukan
hubungan terafiliasi dengan perusahaan serta bebas dari hubungan bisnis yang
dan fungsi dewan komisaris. Sesuai fungsinya, semakin ketat pengawasan yang
lebih berkualitas serta kinerja perusahaan yang lebih efektif. Penelitian Febhiant
dan Setyaningrum (2013) dan Syafitri, dkk (2018) menemukan bahwa komite
dan Raharja (2014) menemukan bahwa komite audit berpengaruh positif tidak
penelitian Sianturi dan Ratnaningsih (2016) dan Wardoyo dan Veronica (2013)
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian sebelumnya yaitu Tria Syafitri, Nila Firdausi, dan
antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
yang telah ada serta dapat dijadikan ide, motivasi dan referensi untuk
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan
penelitian, maka peneliti menguraikan secara ringkas isi dari masing-masing bab
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
antara satu atau beberapa principal yang mendelegasikan wewenang kepada orang
teori keagenan, yang berperan sebagai principal ialah pemilik atau pemegang
perusahaan. Sementara agent ialah manajer atau manajemen yang telah diberi
amanah oleh principal untuk menjalankan dan mengelola perusahan dengan baik.
cost) yang bertujuan agar manajemen bekerja sesuai tujuan awal perusahaan.
pemegang saham. Oleh karena itu diperlukan tata kelola perusahaan yang baik,
masalah seperti asimetri informasi yang bisa muncul terkait teori agensi tersebut.
15
Transparansi ini selain mengurangi dampak dari konflik kepentingan juga akan
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka teori keagenen memiliki peran
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan perusahaan semata, tetapi harus
pihak yang terkena dampak tindakan mereka. Teori ini menekankan untuk
besar kecilnya investasi yang dimiliki oleh pemegang saham di suatu perusahaan.
serta laba. Sehingga perusahaan dinilai memiliki kinerja yang bagus serta
memiliki prospek yang cerah di masa depan. Dengan demikian, kepercayaan pasar
perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal
adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya
Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pelaku bisnis.
Informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh investor
dan kreditor sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi dan kredit.
Apabila informasi tersebut bernilai positif, maka diharapkan akan bereaksi pada
saat pengumuman tersebut di diterima oleh pasar. Pengumuman ini nantinya akan
17
dengan adanya perubahan harga saham pada saat informasi diumumkan dan
semua pelaku pasar telah menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik atau
sinyal buruk. Jika informasi merupakan sinyal baik, maka akan terjadi
mengenai keadaan perusahaan kepada pihak luar. Dari informasi tersebut investor
dapat menentukan perusahaan mana yang memiliki nilai dan prospek yang bagus,
yang akan mendatangkan keuntungan di masa depan. Teori sinyal juga dapat
(2010:487) adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang
beroperasi. Adanya kelebihan nilai jual diatas nilai likuidasi adalah nilai dari
harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang
pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Ada yang
18
menjelaskan bahwa Enterprise Value (EV) atau dikenal juga sebagai Firm Value
perusahaan dapat dikatakan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
digunakan, yaitu :
1. Nilai Nominal. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal
perusahaan, dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
2. Nilai Pasar. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika
perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari
4. Nilai Buku. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan
selisih antar total aset dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
5. Nilai Likuidasi. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan
Nilai perusahaan juga sering didefinisikan sebagai nilai pasar, kerena nilai
jika harga saham perusahaan meningkat. Harga pasar dari saham perusahaan yang
terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar
perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset
tingginya nilai perusahaan maka kinerja perusahaan akan dipandang baik oleh
para investor dan calon investor, begitu pula sebaliknya, nilai perusahaan yang
rendah menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik. Nilai perusahaan juga
kepada pemegang saham. Bagi perusahaan yang masih bersifat private atau belum
company (Suharli, 2006). Bagi perusahaan yang akan go public nilai perusahaan
20
dapat diindikasikan atau tersirat dari jumlah variabel yang melekat pada
perusahaan tersebut.
Ada tiga alasan mengapa nilai dari setiap bisnis akan dimaksimalkan jika
bisnis diorganisasikan sebagai suatu perseroan terbatas, yaitu antara lain (Brigham
dan, jika semua hal yang lainnya konstan, semakin rendah risiko
modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal secara lebih mudah
3. Nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya
kemudahan untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai pada
suatu “nilai pasar yang wajar”. Karena investasi pada saham dari perseroan
terbatas adalah jauh lebih likuid daripada investasi yang serupa di suatu
Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur
nilai perusahaan, diantaranya Price Earning Ratio (PER), Price Book Value
(PBV), dan Rasio Q (Tobin’s Q). Salah satu alternatif yang digunakan untuk
mengukur nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Price Book Value (PBV).
21
Rasio PBV yang disebut juga Rasio Harga terhadap Nilai Buku merupakan rasio
valuasi investasi yang sering digunakan oleh investor untuk membandingkan nilai
pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Rasio ini menunjukkan berapa
nilai pasar saham yang dibayarkan dengan ukuran tradisional nilai suatu
perusahaan.
mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa
berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh
manajemen pajak. Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan yang akan dilakukan.”
Dalam perencanaa pajak ada 3 modus atau cara yang dapat dilakukan oleh
upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib
upaya wajib pajak dalam menghindari pajak terutang secara ilegal dengan cara
pajak, karena metode dan teknik yang digunakan tidak dalam koridor Undang-
dengan sanksi atas pelanggaran hukum/ tindak pidana yang akan dikenakan
pajak mengelakkan dari utang pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak
pemegang saham kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur
1. Fairness (Keadilan)
kecurangan.
material dan relevan. Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan tepat
waktu dan akurat. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan pihak
3. Accountability (Akuntabilitas)
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
5. Independency (Independen)
25
dan pihak luar seperti auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang
1. Kepemilikan Manajerial
pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
manajer dengan pemegang saham. Manajer dalam hal ini memegang peranan
2. Kepemilikan Institusional
26
dimiliki oleh pihak institusi di luar perusahaan (Kusumayani dan Suardana, 2017).
yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Dalam hal ini yang dimaksud
5%. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%)
keputusan yang diambil oleh manajer. Kepemilikan institusional yang tinggi akan
3. Komisaris Independen
saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
27
30% dari seluruh anggota komisaris. Komisaris independen juga dapat merangkap
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) adalah komisaris
dari pihak luar : komisaris independen yang ada dalam pedoman tata kelola
Umum Pemegang Saham (RUPS) dari pihak yang tidak terafiliasi dengan
manapun, terutama :
4. Komite Audit
tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Komite audit
komite audit paling sedikit terdiri dari tiga orang anggota, dimana salah satunya
berasal dari komisaris independen yang merangkap sebagai ketua komite audit
dan dua anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen dan
tahun 2002 mengenai struktur komite audit, jangka waktu komite audit yang
paling efektif untuk menjabat ialah 1 sampai 3 tahun. Oleh karena itu dibutuhkan
periode yang berbeda akan membantu mencapai sasaran independensi ini. Serta
secara serentak.
tahun 2006, tugas komite audit ialah membantu dewan komisaris untuk
memastikan bahwa :
Sesuai dengan tugas komite audit dan dengan kewenangan yang dimiliki,
komite audit dapat mencegah segala perilaku atau tindakan yang menyimpang
29
terkait dengan laporan keuangan perusahaan dan juga dapat meningkatkan kinerja
NAMA
JUDUL VARIABEL HASIL
NO. PENELITI
PENELITIAN INDEPENDEN PENELITIAN
(TAHUN)
1. Noor Laila Analisis 1. Kepemilikan 1. Berpengaruh
(2011) pengaruh Manajerial positif
Corporate 2. Kepemilikan 2. Berpengaruh
Governance Institusional positif
terhadap nilai 3. Dewan 3. Berpengaruh
perusahaan Komisaris positif
4. Komisaris 4. Berpengaruh
Independen negatif
5. Ukuran 5. Berpengaruh
Dewan positif
Direksi
2. Cindy Pengaruh 1. Dewan 1. Tidak
Febhiant dan Corporate komisaris berpengaruh
Dyah Governance 2. Komite audit 2. Berpengaruh
Setyaningrum dan 3. Kepemilikan 3. Tidak
(2013) kepemilikan keluarga berpengaruh
keluarga
terhadap nilai
30
perusahaan.
3. Yulisma Nike, Pengaruh 1. Perencanaan 1. Tidak
Zaitul, dan perencanaan Pajak berpengaruh
Yunilma pajak dan 2. Kepemilikan 2. Tidak
(2013) Corporate manajerial berpengaruh
Governance 3. Dewan 3. Tidak
terhadap nilai Komisaris berpengaruh
perusahaan. Independen
4. Ramadhan Analisis 1. Kepemilikan 1. Berpengaruh
Sukma pengaruh manajerial positif
Perdana dan Corporate 2. Kepemilikan signifikan
Raharja (2014) Governance institusional 2. Berpengaruh
terhadap nilai 3. Komite audit positif tidak
perusahaan 4. Proporsi signifikan
komisaris 3. Berpengaruh
independen positif tidak
5. Auditor signifikan
eksternal 4. Berpengaruh
positif
signifikan
5. Berpengaruh
positif tidak
signifikan
5. Ricky Zalkifli Pengaruh 1. Perencanaan 1. Tidak
Putra Perdana Perencanaan Pajak (ETR) berpengaruh
(2014) Pajak Dan 2. Perencanaan 2. Berpengaruh
Mekanisme Pajak (BTD) positif
Corporate 3. Kepemilikan 3. Berpengaruh
Governance manajerial positif
Terhadap Nilai 4. Kepemilikan 4. Berpengaruh
Perusahaan Institusional positif
5. Dewan 5. Tidak
31
Komisaris berpengaruh
Independen 6. Tidak
6. Kualitas berpengaruh
Audit
6. Nanik Lestari, Pengaruh Tax 1. Perencanaan 1. Berpengaruh
Ratna Planning Pajak
Wardhani, Terhadap Nilai
Viska Perusahaan
Anggraita
(2014)
7. Aryati Sita Pengaruh 1. Perencanaan 1. Berpengaruh
Noviani (2017) perencanaan Pajak negatif
pajak, 2. Manajemen 2. Berpengaruh
manajemen laba 3. Tidak
laba, dan Good 3. Kepemilikan berpengaruh
Corporate institusional 4. Tidak
Governance 4. Kepemilikan berpengaruh
terhadap nilai manajerial 5. Berpengaruh
perusahaan 5. Komisaris 6. Berpengaruh
independen
6. Kualitas audit
8. Nurul Pengaruh 1. Perencanaan 1. Berpengaruh
Qomariyah Perencanaan Pajak positif
(2018) Pajak Dan 2. Kepemilikan signifikan
Good Institusional 2. Berpengaruh
Corporate 3. Dewan negatif
Governance Komisaris signifikan
Terhadap Nilai 3. Tidak
Perusahaan berpengaruh
9. Syafitri, dkk Pengaruh 1. Komite audit 1. Berpengaruh
(2018) Corporate 2. Kepemilikan positif
Governance manajerial signifikan
32
terutang melalui skema yang memang telah jelas diatur dalam peraturan
kinerja perusahaan yang baik serta memiliki prospek yang bagus untuk
tingkat kepercayaan investor akan meningkat dan akan menarik minat calon
pajak penghasilan dengan mengecilkan penghasilan kena pajak. Hal ini karena
saham (Winanto dan Widayat, 2013). Dengan begitu manajemen bisa saja
yang diukur dengan CETR memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan
ialah :
meningkatkan nilai perusahaan. Manajer dalam hal ini memegang peranan penting
34
manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajemen
perusahaan yang tinggi (Perdana dan Raharja, 2014). Jika manajemen perusahaan
juga memiliki hak atas saham perusahaan, mereka akan merasakan langsung
akibat dari keputusan yang diambil, sehingga manajemen tidak akan melakukan
tindakan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Tentunya hal ini juga akan
penelitian Laila (2011) dan Perdana (2014) yang menemukan bahwa kepemilikan
35
Syafitri, dkk (2018) Noviani (2017), dan Nike, dkk (2013) menemukan bahwa
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua pada penelitian ini ialah :
agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar
pengawasan yang lebih besar oleh pihak institusional sehingga dapat menghalangi
merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency
conflict. Dengan kata lain, semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini ialah :
dewan komisaris sehingga terbentuk Good Corporate Governance atau tata kelola
Nike, dkk (2013) sejalan dengan hasil penelitian Perdana (2014) yang
karena rata-rata dewan komisaris independen saat ini kurang efisien dalam
karena semakin banyak anggota dewan komisaris independen akan lebih efektif
ialah :
dilakukan maka akan menghasilkan suatu informasi yang berkualitas dan kinerja
yang efektif. Dengan kewenangan yang dimiliki komite audit dapat mencegah
kepercayaan para pelaku pasar modal. Selain itu, tanggung jawab komite audit
perusahaan. Ini menujukkan bahwa keberadaan komite audit telah berjalan cukup
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dapat
terjadi karena peran komite audit kurang optimal dalam menjalankan fungsi
penelitian Sianturi dan Ratnaningsih (2016) dan Wardoyo dan Veronica (2013)
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kelima pada penelitian ini ialah:
sesuai alur metode penelitian yang baik dan benar, serta sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian yang akan dicapai. Sehingga lebih memperjelas
Variabel Independen
Perencanaan Pajak
(X1)
H1
Kepemilikan
Manajerial (X2)
H2 Variabel Dependen
Kepemilikan
H3 Nilai Perusahaan (Y)
Institusional (X3)
Komisaris Independen H4
(X4)
H5
Komite Audit (X5)
METODOLOGI PENELITIAN
(listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu tahun 2016-2018.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono,
2014 :115).
manufaktur yang sudah terdaftar di di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode
sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih
menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam
subjektif peneliti, di mana terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
41
sampel (Sugiyono, 2014 : 122). Dalam hal ini, peneliti menyiapkan beberapa
kriteria yang sesuai dengan variabel yang ingin diuji. Berikut kriteria perusahaan
2016-2018 yang dapat diakses melalui situs Bursa Efek Indonesia (BEI)
terjadi perbedaan karena kurs yang terus berubah apabila disajikan dengan
pengamatan
Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan
4. (19)
dengan mata uang asing
Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun
5. (17)
pengamatan
Perusahaan yang tidak memiliki data yang sesuai
6. (69)
dengan variabel yang digunakan dalam penelitian
Jumlah sampel penelitian 29
Jumlah observasi penelitian (29 x 3 tahun) 87
Sumber : Data olahan dari www.idx.co.id
Setelah dilakukan seleksi sampel seperti yang dilampirkan pada tabel 3.1
sebagai sampel penelitian. Periode penelitian ini ialah selama 3 tahun, maka
jumlah sampel yang diuji ialah 87 sampel (29 x 3 tahun). Berikut daftar
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder yaitu
data yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang
berupa buku, catatan, atau arsip sumber yang sudah ada. Sumber data dalam
penelitian ini berupa laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan sektor
diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id dan
mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, artikel dan buku literatur
dari tahun 2016-2018 melalui situs resmi BEI atau perusahaan terkait.
ini akan diuraikan definisi dan pengukuran variabel dari masing-masing variabel
merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk
dari harga saham yang tinggi pula. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan dihitung
Rasio PBV pada umumnya lebih berfokus pada sisi nilai ekuitas
membandingkan nilai pasar suatu saham terhadap nilai buku per lembar saham.
45
Nilai buku adalah asset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan dan
buku = Aktiva – kewajiban). Rasio PBV juga dapat membantu investor untuk
membandingkan nilai pasar atau harga saham yang mereka bayar per saham
Rasio PBV dapat dihitung dengan membagikan harga pasar per lembar
saham dengan nilai buku per lembar saham. Harga pasar per lembar saham adalah
harga pasar saham pada akhir tahun dibagi dengan jumlah rata-rata saham yang
beredar. Sementara harga buku per lembar saham adalah jumlah seluruh ekuitas
pemegang saham dibagi dengan jumlah rata-rata saham yang beredar. Sedangkan
saham beredar adalah bagian saham perusahaan yang sudah diterbitkan oleh
(Perdana, 2014) :
dianggap sebagai saham yang harganya murah, sedangkan jika hasil rasio PBV
dalam penelitian ini adalah perencanaan pajak dan Corporate Governance yang
46
1. Perencanaan Pajak
mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa
berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh
(Cash Effective Tax Rate) yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
dengan laba sebelum pajak. Cash Effective Tax Rate (CETR) digunakan sebagai
salah satu alat ukur perencanaan pajak yang bersifat jangka pendek. Menurut
Dyreng, et,al (2008) Cash ETR baik digunakan untuk mengambarkan kegiatan
penghindaran pajak oleh perusahaan karena Cash ETR tidak terpengaruh dengan
Selain itu pengukuran pajak menggunakan Cash ETR dapat menjawab atas
model GAAP ETR. CETR dapat dirumuskan sebagai berikut (Herawati, 2016) :
Keterangan :
2. Kepemilikan Manajerial
saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
dalam penelitian ini diukur berdasarkan jumlah saham yang dimiliki manajerial
perusahaan dibagi dengan jumlah saham perusahaan yang beredar (Ulfa, 2017).
3. Kepemilikan Institusional
dimiliki oleh pihak institusi di luar perusahaan (Kusumayani dan Suardana, 2017).
Dalam hal ini institusi yang dimaksud ialah perusahaan investasi, bank,
Dalam hal ini, keberadaan institusi luar sebagai pemegang saham akan
oleh institusi dibagi dengan saham perusahaan yang beredar (Ulfa, 2017).
4. Komisaris Independen
perusahaan. Dewan komisaris independen dalam penelitian ini diukur dari jumlah
5. Komite Audit
perusahaan. Variabel komite audit diukur dengan melihat jumlah anggota komite
audit yang dimiliki perusahaan. Variabel komite audit diukur dengan melihat
jumlah anggota komite audit yang dimiliki perusahaan (Syafitri, dkk, 2018)
sebagai berikut :
dilihat dari nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi
penelitian akan dijelaskan. Selain itu, statistik deskriptif juga akan menyajikan
1. Uji Normalitas
tidak (Ghozali, 2018). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan
model regresi memenuhi asumsi normalitas dan pada grafik P-Plot jika
titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas dan pada grafik P-Plot
jika titik menjauh dari diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
2. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar
satunya adalah dengan melihat nilai Variance Inflaction Factor (VIF). Dasar
pengambilan keputusan :
Tolerance < 0.1 atau nilai VIF > 10, maka ada multikolinearitas antar
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya, hal ini
terjadi karena kesalahan pengganggu (residual) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Model regresi yang baik ialah regresi yang bebas dari
sampel observasi dan symbol ‘k’ yang menunjukkan jumlah variabel independen
dalam penelitian.
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya variasi sehingga varians variabel selalu
varians dari residual satu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut
AbsUi = a + bXt+vi
yang diperoleh, jika tingkat signifikasi di atas 5% (> 0.05) maka dikatakan tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas tetapi jika hasilnya di bawah 5% (< 0.05) maka
regresi linear berganda yang digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel
terletak antara 0 dan 1 ( 0 < R 2 < 1 ), dimana semakin besar nilai R 2 suatu regresi
atau nilainya mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai
signifikansi F pada output hasil regresi dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan
1. Bila Fhitung > Ftabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka
2. Bila Fhitung < Ftabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig ≥ 0,05), maka
secara parsial terhadap nilai perusahaan (Y). Uji t dapat dilakukan dengan cara
thitung > ttabel = Maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini ditandai nilai kolom
thitung < ttabel = Maka H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini ditandai nilai kolom
signifikansi akan lebih besar dari 0.05. Artinya variabel independen tidak
variabel dependen dapat dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini bertujuan untuk
menguji kebenaran dari hipotesis yang dinyatakan sebelumnya. Dalam hal ini
Setiap hipotesis diuji dengan uji t yang dilakukan secara dua arah (2-
tailed) dengan tingkat keyakinan 95% (yang merupakan standar tingkat keyakinan
dependen:
1. Pengujian Hipotesis 1
55
a. Apabila thitung > ttabel, Pvalue < 0,05 maka H01 ditolak dan Ha1 diterima,
b. Apabila thitung < ttabel, Pvalue > 0,05 maka H01 diterima dan Ha1 ditolak,
2. Pengujian Hipotesis 2
a. Apabila thitung > ttabel, Pvalue < 0,05 maka H02 ditolak dan Ha2 diterima,
b. Apabila thitung < ttabel, Pvalue > 0,05 maka H02 diterima dan Ha2 ditolak,
3. Pengujian Hipotesis 3
a. Apabila thitung > ttabel, Pvalue < 0,05 maka H03 ditolak dan Ha3 diterima,
b. Apabila thitung < ttabel, Pvalue > 0,05 maka H03 diterima dan Ha3 ditolak,
4. Pengujian Hipotesis 4
a. Apabila thitung > ttabel, Pvalue < 0,05 maka H04 ditolak dan Ha4 diterima,
b. Apabila thitung < ttabel, Pvalue > 0,05 maka H04 diterima dan Ha4 ditolak,
5. Pengujian Hipotesis 5
a. Apabila thitung > ttabel, Pvalue < 0,05 maka H05 ditolak dan Ha5 diterima,
b. Apabila thitung < ttabel, Pvalue > 0,05 maka H05 diterima dan Ha5 ditolak,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Sementara sampel dalam
sampling. Berikut hasil uji statistik deskriptif yang menggunakan SPSS versi 21 :
Data pada hasil uji analisis statistik deskriptif diatas belum terdistribusi
normal, jadi peneliti melakukan transformasi SQRT dan menghapus data outlier
59
hasil uji statistik deskriptif setelah data normal atau penghapusan outlier :
1. Nilai Perusahaan
dengan membagi harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar
saham. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai minimum dari PBV ialah
sebesar 0.17, nilai maksimum sebesar 6.11, nilai rata-rata (mean) sebesar 1.9097,
2. Perencanaan Pajak
yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai minimum dari CETR ialah sebesar
0.23, nilai maksimum sebesar 3.95, nilai rata-rata (mean) sebesar 0.6287, dan
3. Kepemilikan Manajerial
oleh manajemen perusahaan dibagi dengan jumlah saham beredar. Pada tabel
60
diatas dapat dilihat nilai minimum dari kepemilikan manajerial ialah 0.11, nilai
maksimum sebesar 6.36, nilai rata-rata (mean) sebesar 2.4298, dan standar deviasi
sebesar 1.45892.
4. Kepemilikan Institusional
oleh institusi dibagi dengan jumlah saham beredar. Pada tabel diatas dapat dilihat
nilai minimum dari kepemilikan institusional ialah sebesar 0.05, nilai maksimum
sebesar 36.70, nilai rata-rata (mean) sebesar 0.8590, dan standar deviasi sebesar
4.03820.
5. Komisaris Independen
dibagi dengan jumlah komisaris di perusahaan tersebut. Pada tabel diatas dapat
dilihat bahwa nilai minimum komisaris independen ialah sebesar 0.00, nilai
maksimum sebesar 121.24, nilai rata-rata (mean) sebesar 17.7280, dan standar
6. Komite Audit
perusahaan tersebut. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai minimum komite
audit ialah sebesar 3.00, nilai maksimum sebesar 5.00, nilai rata-rata (mean)
1. Uji Normalitas
61
terdapat distribusi normal atau tidak antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Model regresi yang baik ialah model yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini digunakan dua metode uji
signifikansi yang diperoleh > 0.05 maka data telah terdistribusi secara normal,
sebaliknya jika nilai signifikansi yang diperoleh < 0.05 maka data tidak
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. sig. (2-
tailed) sebesar 0.000 yang lebih kecil daripada 0.005, artinya nilai residual data
tersebut tidak terdistribusi secara normal. Salah satu penyebabnya ialah adanya
nilai yang terlalu ekstrim atau data outlier. Data outlier ialah data yang muncul
dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal maupun variabel
kombinasi (Ghozali, 2018:40). Menurut Hair (1988) dalam Ghozali (2018: 40)
62
untuk kasus sampel kecil (jumlah data <80) memiliki standar skor 2.5
dinyatakan sebagai outlier. Untuk sampel besar standar skor dinyatakan outlier
Jumlah sampel dalam penelitian ini ialah 87 sampel dan masuk kategori
Berdasarkan uji pada tabel 4.4 diatas diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
yang lebih besar dari standar signifikansi 5% atau 0.412 > 0.005, yang artinya
b) Grafik P-Plot
Berdasarkan ketentuan pada uji grafik P-Plot, jika titik menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka hal ini menunjukkan pola
distribusi normal. Sebaliknya jika titik menjauh dari garis diagonal dan mengikuti
arah garis, maka hal ini menunjukkan pola distribusi tidak normal. Berikut hasil
63
uji normalitas data dengan grafik P-Plot setelah melalui tahap transformasi dan
dan mengikuti arah garis diagonal. Artinya model regresi dalam penelitian ini
2. Uji Multikolinearitas
terdapat korelasi antara variabel independen (bebas). Model regresi yang baik
ialah model yang tidak memiliki korelasi antar variabel independennya. Untuk
menguji ada atau tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi salah
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini. Dengan
ketentuan jika nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10 maka terdapat
multikolinearitas pada model regresi. Sebaliknya jika nilai tolerance > 0.1 dan
64
didalamnya atau model regresi pada penelitian terbebas dari adanya korelasi antar
Tolerance VIF
(Constant)
Perencanaan Pajak (X1) .108 9.241
1 Kepemilikan Manajerial (X2) .154 6.506
Kepemilikan Institusional (X3) .124 8.052
Komisaris Independen (X4) .174 5.749
Komite Audit (X5) .960 1.041
a. DependentVariable : Nilai perusahaan
Sumber : Data olahan SPSS versi 21, 2019
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai
tolerance setiap variabel independen > 0.1 serta nilai VIF < 10. Artinya setiap
variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas data.
3. Uji Autokorelasi
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang
baik ialah model yang terbebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dalam
nilai D-W dengan batasan -2 sampai +2. Jika nilai D-W dibawah -2 berarti terjadi
autokorelasi positif, jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 maka tidak terjadi
65
autokorelasi, dan jika nilai D-W diatas +2 berarti terjadi autokorelasi negative.
Berdasarkan uji pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai D-W pada
penelitian ini sebesar 0.853. Jika diperhatikan kriteria pengujian, nilai D-W yaitu
0.853 berada diantara -2 dan +2. Hal ini berarti tidak terjadi autokorelasi dalam
4. Uji Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
model regresi diuji dengan Uji Glejser. Dengan ketentuan jika tingkat signifikasi
di atas 5% (> 0.05) maka dikatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, akan
tetapi jika hasilnya di bawah 5% (< 0.05) maka dikatakan terjadi gejala
heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji Glejser diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada
dependen Absolute residual (AbsUi). Hal ini dilihat dari nilai sig. yang melebihi
atau menolak hipotesis penelitian. Analisis ini dilakukan untuk mengukur nilai
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.876 .434 -6.621 .000
Perencanaan Pajak (X1) 2.706 .303 .738 8.940 .000
Kepemilikan Manajerial (X2) 1.628 .074 1.524 22.006 .000
67
sebagai berikut :
dalam persamaan.
indpenden, dan komite audit terhadap nilai perusahaan. Besarnya dapat dilihat
pada nilai Adjusted R2 untuk mengetahui model regresi yang baik. Hasil uji
Berdasarkan hasil uji pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted
94%. Sedangkan sisanya 6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati
hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi
dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel atau
probabilitas < nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka hipotesis diterima, ini berarti
terhadap variabel dependen dan begitu sebaliknya. Hasil uji F dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil uji pada tabel diatas dapat dilihat nilai Uji F sebesar
sebesar 2.33, maka diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (256.035 > 2.33). Nilai
signifikansi yang diperoleh pada uji F yaitu 0.000 yang berarti lebih kecil
Nilai Perusahaan.
(nilai perusahaan) secara parsial atau individual. Uji t dapat dihitung dengan cara
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel dan juga nilai signifikansi atau Pvalue
pada tabel serta melihat arah positif dan negatif pada hasil uji t tersebut. Untuk
melihat ttabel dalam penelitian ini yaitu dengan mengetahui nilai Degree of
Freedom atau derajat bebas (df = n-k atau df = 82 – 5 yaitu 77), kemuadian taraf
signifikansinya 5% atau 0.05 (karena dua sisi menjadi 0025). Setelah itu lihat
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang ditandai juga
dengan nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0.05, artinya variabel
parsial. Sebaliknya jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang ditandai
juga dengan nilai signifikansi yang lebih besar daripada 0.05, artinya variabel
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -2.876 .434 -6.621 .000
Perencanaan Pajak (X1) 2.706 .303 .738 8.940 .000
1 Kepemilikan Manajerial (X2) 1.628 .074 1.524 22.006 .000
Kepemilikan Institusional (X3) -.208 .030 -.540 -7.006 .000
Komisaris Independen (X4) -.029 .004 -.464 -7.130 .000
Komite Audit (X5) -.057 .114 -.014 -.495 .622
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data olahan SPSS versi 21, 2019
a. Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi atau Pvalue variabel perencanaan pajak
lebih kecil dari nilai probabilitas (0.000 < 0.05), maka Ha 1 diterima yang
perusahaan.
manajerial lebih kecil dari nilai probabilitas (0.000 < 0.05), maka H a2 diterima
institusional lebih kecil dari nilai probabilitas (0.000 < 0.05), maka H a3
independen lebih kecil dari nilai probabilitas (0.000 < 0.05), maka H a4
e. Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi atau Pvalue variabel komite audit lebih
besar dari nilai probabilitas (0.622 > 0.05), maka H05 diterima dan Ha5 ditolak
yang artinya hipotesis tidak dapat dibuktikan. Hal ini berarti bahwa komite
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa perencanaan
pajak memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini berarti bahwa
pajak, sesuai hasil uji statistik dekstiprif pada tabel 4.2 nilai rata-rata CETR
melakukan kecurangan pajak akan semakin rendah, karena semakin tinggi nilai
merupakan salah satu metode perencanaan pajak). Hal ini sejalan dengan
tujuan manajemen melakukan perencanaan pajak, dalam hal ini bisa jadi
diperoleh lebih tinggi daripada cost (biaya) yang dikeluarkan. Karena melalui
menekan beban pajak serendah mungkin yang kemudian dapat meningkatkan laba
setelah pajak dan akan berdampak pada nilai perusahaan tersebut. Tentu saja
bahwa aktivitas perencanaan pajak yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka
semakin besarnya gap antara laba komersil dengan laba fiskal, sehingga nilai
perusahaan menurun.
terhadap tarif pajak yang dibayarkan perusahaan merupakan tarif yang wajar
sesuai dengan tarif yang ditetapkan pemerintah. Begitu juga dengan Nike, dkk
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa kepemilikan
manajerial memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini berarti
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat membuktikan semakin tinggi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Perdana dan Raharja (2014), Laila
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan belum banyak
pihak manajemen yang memiliki saham perusahaan dengan jumlah yang cukup
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian oleh Syafitri, dkk
(2018), Noviani (2017), dan Nike, dkk (2013) yang menemukan bahwa
tidak mampu mengurangi konflik agensi yang timbul akibat hubungan keagenan.
relatif masih rendah sehingga tidak berdampak secara signifikan terhadap nilai
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa kepemilikan
institusional memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini berarti
Sesuai hasil uji hipotesis diatas dapat diketahui bahwa semakin besar
bisa dikarenakan semakin besar jumlah kepemilikan saham oleh institusi akan
perusahaan tersebut yang juga mempengaruhi harga saham dan nilai perusahaan.
Sukirni (2012), Perdana (2014), dan Laila (2011) yang menemukan bahwa
yang antara pihak pemegang saham institusi dengan pihak manajemen serta
pemegang saham yang besar belum tentu efektif dalam memonitor perilaku
tindakan oportunistik manajer yang terlalu besar tidak dapat dikendalikan oleh
pemegang saham institusi, karena pemegang saham institusi lebih berfokus pada
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa komisaris
independen memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini berarti
pengendali internal tertinggi dari pihak luar yang tidak memiliki hubungan afiliasi
dengan perusahaan. Hal ini bisa tercapai jika dewan komisaris independen
independen juga harus selektif dimana nanti akan berpengaruh pada kinerjanya,
yang dilihat dari independensi komisaris independen terpilih. Karena hal ini
berhubungan dengan fungsi pengawasan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
dan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini dapat tercapai jika dewan
dan Widayat (2013) serta penelitian Noviani (2017) yang menemukan bahwa
yang dilakukan dewan komisaris akan lebih efektif sehingga dapat meningkatkan
kinerja perusahaan.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa komite audit
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.622 > 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel
terhadap nilai perusahaan. Jika dilihat jumlah komite audit dalam perusahaan,
sampel, setiap perusahaan rata-rata telah memenuhi kriteria struktur komite audit
yaitu minimal anggota terdiri dari 3 orang. Sesuai dengan keputusan KNKG
(2002) bahwa komite audit berjumlah paling sedikit 3 orang dan mayoritas harus
menjamin semakin baik juga kinerja perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa
jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan bukanlah penentu baik atau
memiliki masa tugas lebih dari 3 tahun sehingga independensi komite audit
diduga diragukan oleh investor. Sama halnya dengan hasil penelitian Wardoyo dan
Veronica (2013) yang menemukan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai
Perdana dan Raharja (2014), dan Syafitri, dkk (2018) yang menemukan komite
justru akan menurunkan nilai perusahaan. Adanya komite audit seharusnya dapat
Governance yang efektif karena mereka memiliki keahlian dan independensi yang
memadai.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
ini dilakukan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Hal ini bisa dikarenakan semakin besar jumlah kepemilikan saham oleh
Hal ini dapat tercapai jika dewan komisaris independen mampu menjaga
komite audit tidak menjamin semakin baik kinerja komite audit tersebut.
5.2. Keterbatasan
3. Periode penelitian ini hanya 3 tahun dan sampel yang diperoleh juga
5.3. Saran
yang memiliki kaitan dengan nilai perusahaan agar penelitian ini semakin
lain seperti perusahaan sektor keuangan, jasa, perdagangan dan jasa, atau
2. Bagi regulator/pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan juga bisa menjadi masukan bagi pihak
85
3. Bagi perusahaan
4. Bagi masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25 edisi 9. Universitas Diponegoro. Semarang.
Herawati, Hetti dan Diah Ekawati. 2016. Pengaruh perencanaan pajak terhadap
nilai perusahaan. Jurnal riset akuntansi dan keuangan. Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sangga Buana-YPKP.
https://suaranasional.id/berita/detail/nilai-investasi-menurun-pemerintah-gagal-
terapkan-corporate-governance diakses pada 16 Juli 2019.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3579266/tunda-bayar-bunga-utang-bei-
suspensi-saham-tps-food diakses pada Jumat, 5 Juli 2019.
Muryati, Ni Nyoman Tri Sariri dan I Made Sadha Suardhika. 2014. Pengaruh
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. E-jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Bali.
Nike, Yulisma, Zaitul, & Yunilma. (2013). Pengaruh Perencanaan pajak dan
Corporate Governance terhadap nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi &
Auditing. Universitas Bung Hatta.
Noviani, Aryati Sita. 2017. Pengaruh perencanaan pajak, manajemen laba, dan
Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan. Skripsi.
Universitas Islam Negri Jakarta.
Sianturi, Fifi Irawaty dan Dewi Ratnaningsih. 2016. Pengaruh penerapan Good
Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan. Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal MAKSI, Vol.
6, No. 1, Januari: 23-41.
Syafitri, Tria. Nuzula, Nila Firdausi dan Ferina Nurlaily. 2018. Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Fakultas Ilmu
Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya.
Ulfa, Binti Ulin. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance dan karakteristik
perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai
variabel intervening. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Undang-Undang No. 40 pasal 120 ayat (2) Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT)
Wahab, Nor Shaipah Abdul dan Kevin M. Holland. (2012). Tax Planning,
Corporate Governance and Equity Value. British Accounting Review, Vol.
44, No. 2, 2012
www.acga-asia.org
www.clsa.com
Www.idx.co.id
www.sahamok.com
LAMPIRAN
Kode
No. Tahun Y X1 X2 X3 X4 X5
Emiten
2016 4.02657063 0.2453521 16.41139764 0.014950103 1097.744786 4
1 ARNA 2017 2.31068983 0.2099007 11.008489 0.01906717 577.3530774 4
2018 2.81179195 0.2602233 10.80530466 0.02408292 448.6708621 4
2016 0.79194904 0.2523664 3.138092141 0.08042033 39.02112971 3
2 INAI 2017 0.86363506 0.2484614 3.475932996 0.071480482 48.62772176 3
2018 0.8548527 0.2301191 3.714827556 0.0619461 59.96870716 3
2016 0.57052015 0.3672322 1.55356769 0.236379947 6.572332856 4
3 ISSP 2017 0.29088569 1.0366618 0.28059845 3.694467157 0.075950994 4
2018 0.20704535 0.1685949 1.22806412 0.137285097 8.94535641 3
2016 0.22813362 0.2259376 1.009719679 0.223762679 4.512457952 3
4 INCI 2017 0.27521632 0.2685795 1.024710845 0.262102711 3.909577444 4
2018 0.35245775 0.3584767 0.983209587 0.364598485 2.696691367 3
2016 0.74865634 2.9011426 0.258055679 11.24231271 0.022953967 3
5 SRSN 2017 0.72441811 0.0529865 13.67174792 0.00387562 3527.628358 3
2018 0.79378299 0.1639968 4.840234294 0.033881999 142.8556314 3
2016 4.04222818 0.2382812 16.96410947 0.014046195 1207.737005 3
6 IMPC 2017 4.0872221 0.3216303 12.70782809 0.025309617 502.0948357 3
2018 3.31104267 0.2867587 11.54644192 0.024835244 464.9216271 3
2016 0.4359447 0.9207969 0.473442852 1.94489551 0.243428426 3
7 TRST 2017 0.5315895 1.1989412 0.443382462 2.704078986 0.163968014 3
2018 0.50201471 0.5613138 0.894356647 0.627617391 1.42500297 3
2016 5.40595483 0.1417257 38.143796122 0.003715563 10265.95426 5
8 CPIN 2017 5.24849983 0.445713 11.775514714 0.037850828 311.1032231 4
2018 6.10976674 0.1554416 39.305870174 0.003954666 9939.112718 3
2016 3.21656771 0.0682433 47.13382016 0.001447863 32554.06482 3
9 FASW 2017 4.06913236 0.1073277 37.91314481 0.002830885 13392.6837 3
2018 4.49255364 0.1111457 40.42040303 0.002749742 14699.70596 3
2016 0.33767343 0.1242894 2.716832962 0.045747884 59.38707327 3
10 KDSI 2017 0.45876803 0.2915951 1.573305167 0.185339167 8.488789456 3
2018 0.72950492 0.3228863 2.259324742 0.142912729 15.80912185 3
2016 2.39447488 0.2438323 9.820171296 0.024829739 395.5003801 4
11 ASII 2017 2.14939961 0.2181463 9.853017885 0.022140051 445.0313936 4
2018 1.90967823 0.2288898 8.343219667 0.027434234 304.1170983 4
12 BOLT 2016 1.96196259 0.2950937 6.648609373 0.044384271 149.796522 3
2017 3.20336951 0.3695664 8.66791368 0.04263614 203.2996799 3
90
a. Uji Normalitas
Absolute .276
Most Extreme Differences Positive .177
Negative -.276
Kolmogorov-Smirnov Z 2.577
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Tolerance VIF
(Constant)
Perencanaan Pajak (X1) .108 9.241
1 Kepemilikan Manajerial (X2) .154 6.506
Kepemilikan Institusional (X3) .124 8.052
Komisaris Independen (X4) .174 5.749
Komite Audit (X5) .960 1.041
a. DependentVariable : Nilai perusahaan
c. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
94
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -2.876 .434 -6.621 .000
Perencanaan Pajak (X1) 2.706 .303 .738 8.940 .000
1 Kepemilikan Manajerial (X2) 1.628 .074 1.524 22.006 .000
Kepemilikan Institusional (X3) -.208 .030 -.540 -7.006 .000
Komisaris Independen (X4) -.029 .004 -.464 -7.130 .000
Komite Audit (X5) -.057 .114 -.014 -.495 .622
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -2.876 .434 -6.621 .000
Perencanaan Pajak (X1) 2.706 .303 .738 8.940 .000
1 Kepemilikan Manajerial (X2) 1.628 .074 1.524 22.006 .000
Kepemilikan Institusional (X3) -.208 .030 -.540 -7.006 .000
Komisaris Independen (X4) -.029 .004 -.464 -7.130 .000
Komite Audit (X5) -.057 .114 -.014 -.495 .622
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan