SKRIPSI
OLEH:
11190820000035
1445 H / 2023 M
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE GOVERNANCE
DAN TRANSFER PRICING TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Oleh:
Di bawah Bimbingan
Yusro Rahma.,S.E.,MSi.
NIP.19800506 2008012016
1445 H / 2023 M
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMAH
NIM : 11190820000035
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya.
Yang Menyatakan,
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Pipi Afridiani Nasution
2. Tempat, Tanggal Lahir : Panyabungan, 21 Oktober 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Legoso Raya, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan
5. Telepon : 082289481724
6. Email : pipi.afridianinasution@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. TK (2006-2007) : TK Al- Islamiyah
2. SD (2007-2013) : SDN 1 Kayulaut
3. SMP (2013-2016) : MTsN 2 Mandailing Natal
4. SMA (2016-2019) : MAN 1 Mandailing Natal
5. S1 (2019-2023) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
ABSTRACT
THE EFFECT OF FAMILY OWNERSHIP, CORPORATE GOVERNANCE
AND TRANSFER PRICING ON TAX AVOIDANCE WITH PROFITABILITY
AS A MODERATION VARIABLE
vii
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE GOVERNANCE
DAN TRANSFER PRICING TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta‟ala, yang Maha Pengasih dan
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat
harus diselesaikan sebagai salah satu syarat guna meraih gelar sarjana Akuntansi
secara tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,
syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
anugerahkan. Selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
ix
1. Kedua orang tua penulis, yaitu Nelmidawati Harahap dan Zulkarnain
3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Qizam, M.Si., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas
4. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas
5. Ibu Yusro Rahma, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
7. Bapak Prof. Dr. Amilin., SE.,Ak. ,M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
skripsi.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
perkuliahan.
x
9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
penulis yaitu, Nurtia Saputri, Melisa Safrida, Sania Julidar, Khoiriyah Nur
13. Seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
satupersatu.
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan.
xi
DAFTAR ISI
xii
6. Profitabilitas .......................................................................................................... 36
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 39
C. Kerangka Pemikiran.............................................................................................. 45
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ........................................................... 46
1. Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Penghindaran Pajak ..................... 46
2. Pengaruh Corporate Governance (Dewan Komisaris Independen) terhadap
penghindaran pajak ................................................................................................... 47
3. Pengaruh Corporate Governance (Kepemilikan Institusional) terhadap
penghindaran pajak ................................................................................................... 48
4. Pengaruh Corporate Governance (Komite Audit) terhadap penghindaran pajak
49
5. Pengaruh Transfer Pricing Terhadap penghindaran Pajak ............................... 49
6. Profitabilitas memoderasi pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
penghindaran pajak ................................................................................................... 51
7. Profitabilitas memoderasi pengaruh corporate governance (Dewan Komisaris
Independen) terhadap penghindaran pajak................................................................ 52
8. Profitabilitas memoderasi pengaruh corporate governance (Kepemilikan
Institusional) terhadap penghindaran pajak .............................................................. 53
9. Profitabilitas memoderasi pengaruh corporate governance (Komite Audit)
terhadap penghindaran pajak. ................................................................................... 54
10. Profitabilitas memoderasi pengaruh Transfer Pricing terhadap penghindaran
pajak 55
BAB Ⅲ ............................................................................................................................. 57
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 57
A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 57
B. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 58
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 59
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ............................................................. 59
2. Studi Dokumentasi ............................................................................................ 59
D. Metode Analisis Data ........................................................................................... 59
1. Uji Statistik Deskriptif ...................................................................................... 59
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 60
3. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 64
4. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................................ 68
BAB IV ............................................................................................................................. 77
xiii
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................... 77
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................... 77
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ........................................................................ 78
1. Hasil Uji Statistik Deskriftif ............................................................................. 78
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 81
2. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................ 89
C. Pembahasan....................................................................................................... 96
BAB V ............................................................................................................................ 110
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 110
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 110
B. Implikasi ............................................................................................................. 112
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 112
D. Saran ................................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 114
LAMPIRAN.................................................................................................................... 124
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
didalamnya yakni kontribusi wajib berupa iuran maupun pungutan, pajak yang
Penerimaan negara terbesar ini harus terus di tingkatkan secara optimal agar laju
hazard di kalangan para pelaku usaha yang mengarah pada tindakan atau upaya
penghindaran pajak sehingga menjadi salah satu kendala dalam rangkaian
paling potensial, hampir 77,6% total pendapatan Negara Indonesia diperoleh dari
sektor pajak setiap tahun. Hal tersebut dibuktikan dengan realisasi APBN-P tahun
2022 telah menyumbang sebesar 78,95% dari total penerimaan Negara sebesar
tersebut wajib pajak menganggap bahwa pajak merupakan beban yang akan
mengumpulkan penerimaan pajak Rp. 1.445,4 Triliun atau 91,02% dari target
APBN yaitu sebesar Rp. 1.743,65 Triliun. Penghindaran pajak biasanya diartikan
sebagai suatu skema penghindaran pajak untuk tujuan beban pajak dengan cara
Pajak ini ialah perlawanan aktif yang berasal dari wajib pajak, hal ini dilakukan
pajak menjadi suatu pertanyaan apakah kegiatan tersebut memiliki tujuan bisnis
yang dapat merugikan negara karena aktivitas penghindaran ini mengarah kepada
2
Diberbagai negara penghindaran pajak ini perlakuannya berbeda-beda
sehingga aktivitas ini ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak. Berdasarkan
kerugian sebesar US$ 4,86 miliar per tahun atau setara dengan RP 68,7 triliun
(kurs rupiah senilai Rp.14.149 per dolar Amerika Serikat) dari angka tersebut
penghindaran pajak yang disebabkan oleh wajib pajak badan yang melakukan di
Indonesia. Sedangkan sisanya, berasal dari wajib pajak orang pribadi dengan
jumlah mencapai US$ 78,83 juta atau setara Rp1,1 triliun (kemenkeu.go.id).
dianggap sebagai surga pajak. Tujuannya untuk tidak melaporkan berapa banyak
atau badan merupakan salah satu wajib pajak yang memberikan kontribusi
pemiliknya maka ada upaya untuk melakukan tindakan agresif. Tindakan pajak
agresif adalah tindakan yang bertujuan untuk menurunkan laba kena pajak melalui
perencanaan pajak dengan menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong
tax evasion atau suatu skema memperkecil pajak terutang dengan cara melanggar
3
avoidance tidak dilarang meskipun seringkali mendapat sorotan yang kurang baik
dari kantor pajak karena dianggap memiliki konotasi yang negative. Tax
Hal ini dapat membuat investor memberikan penilaian yang rendah bagi
dan tata kelola perusahaan yang ada dalam suatu perusahaan. Dimana perusahaan
memegang posisi top management, ada pada jajaran direksi atau sebagai
blockholder yang diartikan sebagai pemegang saham atau bond perusahaan dalam
julah besar dari perusahaan. Seberapa besar keuntungan atau kerugian yang di
atau pihak menajer dalam perusahaan non keluarga. Peranan keluarga pada
ini disebabkan loyalitas dan dedikasi pada perusahaan keluarga, rasa memiliki
Rahmawati, 2020).
4
mendorong terwujudnya transparansi, accountability, responsibility, indpendency,
dan fairness. Faktor – faktor good corporate governance yang digunakan dalam
komite audit. Tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance) di
Indonesia dengan melakukan penjualan barang ke anak usaha atau induk usaha di
negara lain yang memiliki tarif pajak yang rendah dan murah di bawah harga yang
melakukan penjualan baran tersebut ke pasar dengan nilai pasar berlaku dengan
nilai jual yang lebih tinggi, sekarang guna menekan biaya PPh badan dalam
negara tertentu, hal tersebut pikiran utama bagi DJP dalam kurun waktu yang
lama serta belum ditemukan penyelesaiannya (Dewi R.R. & Elia, 2021).
5
terhadap penghindaran pajak karena profitabilitas merupakan salah satu
dalam menghasilkan laba dari suatu periode pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham tertentu. Ketika laba yang diperoleh membesar, maka jumlah pajak
kentungan bagi pihak perusahaan akan tetapi diduga juga dapat memberikan
dapat memberikan informasi yang sesat kepada investor (Dewi & Noviari 2021).
Hal ini dapat membuat investor memberikan penilaian yang rendah bagi
independent dan komite audit. Penelitian ini dimotivasi dengan adanya fenomena
tax avoidance di Indonesia pada tahun 2019, Direktorat Jendral Pajak (DJP)
6
produsen batubara terbesar kedua di Indonesia yang berada di provinsi
Asia Tenggara.
keuntungan dalam jumlah yang besar dari Indonesia ke perusahaan di negara yang
dapat membebaskan pajak atau memiliki tarif pajak yang rendah dengan
tersebut dilakukan sejak tahun 2019 hingga tahun 2021. Dengan memindahkan
sejumlah uang melalui suaka pajak, Adaro berhasil mengurangi tagihan pajaknya
sebesar hampir US$14 juta setiap tahunnya yang sekiranya bisa digunakan untuk
dengan pajak rendah di Singapura meningkat rata-rata secara tahunan dari USD 4
rata tahunan sebesar 10%. Sedangkan seharusnya kuntungan dari komisi yang
berasal dari perdagangan batubara Adaro, dapat dikenakan tingkat pajak lebih
tinggi di Indonesia yaitu sebesar 50% dan lebih dari 70 persen batubara yang
7
Selain itu pada tahun 2019 PT Bentoel Investama juga pernah melakukan
bisa mendapatkan kerugian sejumlah US$ 14 juta per tahun. PT Bentoel pada
laporan bisnis Belanda, uang yang terutang juga berasal dari pendapatan utang ke
karena kedua negara memiliki perjanjian yang hamper membebaskan pajak. Dari
strategi tersebut maka Indonesia kehilangan pendapatan bagi negara sebesar US$
aturan tersebut baru berlaku pada Oktober 2017 yang berarti Beentoel telah selesai
Selain itu pada tahun 2016 PT Rajawali Nusantara Indonesia juga pernah
mengakui utang afiliasi sebagai modal, melaporkan kerugian yang cukup besar
berada di bawah 4,8 miliar rupiah per tahun dengan tujuan memanfaatkan
8
Peraturan Pemerintah 46/2013 tentang Pajak Penghasilan Khusus UMKM, agar
selanjutnya yang dilakukan memiliki hasil yang sama atau berbeda jika dilakukan
dengan adanya kombinasi dengan variabel yang berbeda dan pengambilan sampe
yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti juga bertujuan menganalisis faktor-
Pricing.
9
profitabilitas. Penghindaran pajak merupakan suatu pertimbangan yang dapat
B. Identifikasi Masalah
yang berbeda dalam melakukan tax avoidance. Oleh karena itu, penting
multinasional.
10
4. Melihat bagaimana corporate governance (tata kelola perusahaan) dapat
5. Transfer pricing adalah proses penentuan harga dalam transaksi antara pihak
keuntungan ke yurisdiksi pajak yang lebih rendah dan bagaimana hal ini
C. Rumusan Masalah
penghindaran pajak ?
11
7. Apakah profitabilitas mampu memoderasi pengaruh Corporate governance
D. Tujuan Penelitian
penghindaran pajak.
penghindaran pajak.
penghindaran pajak.
12
8. Pengaruh profitabilitas dalam memoderasi corporate governance
penghindaran pajak.
E. Manfaat Penelitian
manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kontribusi Teoritis
pengetahuan.
penghindaran pajak.
13
d. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan
2. Kontribusi Praktis
14
BAB Ⅱ
TINJAUAN PUSKATA
ketika ada kontrak yang sifatnya mengikat antara pihak prinsipal dengan pihak
prinsipal pada perusahaan yang modalnya berasal dari kepemilikan saham investor,
dikaitkan dengan teori agensi, maka ada perbedaan kepentingan antara investor
yang lebih besar (untung) dengan kurun waktu yang cepat, sedangkan pihak
Trisnawati, 2020).
harus dikeluarkan dalam hal ini disebut biaya keagenan (Wardani & Nugrahanto,
2022). Menurut Jensen dan Meckling tahun 1976 dalam Dea dan Arif (2022) terdapat
15
1. Monitoring Cost
melakukan audit.
2. Bonding Cost
biaya untuk menyediakan laporan keuangan interim kepada para prinsipal sehingga
perusahaan.
3. Residual Loss
keagenan yang tidak terselesaikan melalui monitoring cost dan bonding cost. Artinya
antara pihak prinsipal dan pihak agen tetap bertindak sesuai dengan tujuannya
keagenan yakni asimetri informasi (Nadhifah & Arif, 2020). Dalam hal ini
pemerintah (fiskus) sebagai pinsipal dan manajer perusahaan sebagai pihak agen.
Sektor utama pendapatan negara berasal dari sektor perpajakan, pemerintah memiliki
keinginan pendapatan negara yang tinggi guna untuk mewujudkan masyarakat yang
makmur dan sejahtera. Sedangkan dari pihak manajer perusahaan memiliki tujuan
16
untuk mengefisiensikan beban termasuk beban pajak agar laba yang dihasilakn
disimpulkan bahwasannya teori keagenan adalah hubungan antara dua pihak dimana
pihak pertama sebagai prinsipal dan pihak kedua sebagai agen, kedua pihak tersebut
saling terikat dengan adanya kontrak sehingga pihak agen diharuskan bertindak
teori agensi dimana setiap individu-individu atau pihak-pihak memiliki tujuan yang
berbeda sehingga termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri atau pihaknya saja
merupakan sikap terhadap perilaku dalam hal ini pandangan dasar mengenai rasa
setuju suatu individu terhadap apa yang menjadi stimulus tanggapannya, baik
Prinsip dasar penggunaan teori ini adalah asumsi bahwa niat yang dimiliki
seseorang akan memutuskan perilaku yang akan dia ambil, dimana semakin tinggi
niat seseorang untuk mencoba berinisiatif melakukan suatu hal maka semakin
17
1. Behavioral Beliefs
2. Normative Beliefs
3. Control Beliefs
yang akan ditampilkan. Selain itu suatu persepsi seseorang akan muncul,
dalam penelitian ini untuk menjelaskan beberapa variabel yang digunakan yaitu
transfer pricing dan profitabilitas. Ketika wajib pajak memiliki sikap yang positif
serta memiliki hasil untuk melakukan sesuatu, kemudian wajib pajak tersebut akan
18
kegiatan aktivitas seperti kepemilikan keluarga, corporate governance, transfer
tersebut menunjukkan bahwa perilaku seseorang harus dilandasi dengan niat dari
individu itu sendiri. Dapat disimpulkan hubungan teori perilaku terencana (theory
rasionalitas.
a. Pengertian Pajak
1 pajak merupakan kontribusi wajib pada negara yang terutang oleh orang
Menurut Rochmat Soemitro (2020), pajak adalah iuran rakyat kepada kas
pengeluaran umum.
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan sebagai wajib pajak dengan
19
Menurut Siti Resmi (2019) pajak merupakan peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada kas negara untuk membiaya pengeluaran rutin dan
pajak yaitu suatu iuran yang dibayarkan rakyat kepada negara berdasarkan
seluruh kepentingan umum dan berguna bagi seluruh masyarakat, tetapi timbal
balik dari pembayaran pajak tersebut tidak dapat secara langsung dirasakan
b. Fungsi Pajak
Menurut Siti Resmi (2020) terdapat dua fungsi pajak, yaitu budgetair
negara.
20
sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang
keuangan. Dengan kata lain, pajak dapat digunakan untuk mengatur agar
barang mewah.
maksimal.
investor ke Indonesia.
dan lingkungan
21
2. Penghindaran Pajak
affairs‖ yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan, sehingga
hal ini akan berusaha melakukan aktivitas penghindaran pajak dengan tidak
berlaku dengan tujuan dapat menemukan celah yang dapat dimanfaatkan agar
penghindaran pajak merupakan suatu upaya yang wajib dilakukan oleh wajib
pajak agar dapat meringankan beban pajak yang seharusnya dibayarkan dengan
yang berlaku, yang sifatnya legal dan diperbolehkan oleh peraturan perundang-
22
pemerintah tidak dapat menuntut secara hukum suatu perusahaan karena telah
yang dilanggar.
Aktivitas penghindaran pajak itu sendiri merupakan salah satu hal yang
sehingga suatu negara akan berusaha untuk menekan serendah mungkin tingkat
terbesar yang dapat diperoleh suatu negara dapat berasal dari pajak. Menurut
Dewi dan Maria (2019) peranan pajak dalam pendapatan negara sangat dominan
dan mencapai 70 persen setiap tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah akan
pajak.
undang.
23
c. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini dimana umumnya para
berikut:
3. Kepemilikan Keluarga
Anderson dan Reeb (2020) yang menyebutkan bahwa perusahaan (family firm)
orang-orang yang sudah lebih dulu menjalankannya atau oleh keluarga yang
keluarga sangat menjaga reputasi dan nama baik serta menghindari konsekuensi
24
biaya lain, yatu biaya akibat dari maslah yang timbul akibat adanya masalah
mendanai kegiatan usahanya dari modal sendiri dan didukung oleh pinjaman dari
pihak luar. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi dan pasar modal,
maka resiko dan profit dari perusahaan yang pada awalnya hanya di tanggung
oleh keluarga pendiri perusahaan menjadi terbagi dengan pihak luar. Selain
membagi resiko bagian pihak luar, perusahaan juga dapat memperoleh lebih
apakah kepemilikan saham sebesar 20% adalah anggota keluarga bisa dilihat atas
direksi dengan melihat profil manapun riwayat dari dewan komisaris dan direksi
25
4. Corporate Governance
dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan
organisasi dikelola dengan baik, yang berarti bahwa proses, prosedur dan kebijakan
BUMN, defenisi corporate governance adalah proses dan struktur yang digunakan
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
pilar ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik
sehat dan iklim usaha yang kondusif. Prinsip-prinsip umum Good Corporate
26
1. Keterbukaan (Transparency)
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
kepentingan lainnya.
2. Akuntabilitas (Accountability)
itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
3. Responsibilitas (Responsibility)
27
4. Independensi (Independency)
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak
lain.
28
puncak. Perusahaan akan bergantung pada dewannya untuk dapat mengelola
(Kesit,2020).
perusahaan publik.
29
d. Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak
perusahaan publik.
b. Kepemilikan institusional
sebagai agen pengawas ditekan oleh investasi mereka yang cukup besar
30
Masing masing pihak tersebut memiliki kepentingan pribadi yang dapat
terjadinya konflik itu dengan cara diperlukan adanya monitor dari pihak
kepentingan tersebut.
tinggi akan menimbulkan upaya pengawasan yang lebih ketat oleh pihak
c. Komite Audit
komite yang bekerja setara profesional dan independen yang dibantu oleh
31
Keberadaan komite audit diatur melalui peraturan BAPEPAM
2021).
umum.
5. Transfer Pricing
tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara
32
pengertian transfer pricing adalah penetapan harga pada transaksi-transaksi yang
Development (OECD) definisi dari transfer pricing ialah suatu harga yang telah
ditetapkan didalam transaksi antar anggota grup dan biasanya dilakukan pada
berpeluang dapat menyimpang dari harga pasar wajar sepanjang cocok bagi
grupnya. Sedangkan menurut Cahya dan Riris (2019), transfer pricing memiliki
transmisi barang dan jasa sesama anggota (kelompok) perusahaan. Sebagai contoh,
contohnya divisi mesin yang tugasnya untuk membuat mesin mobil, divisi
perakitan mobil yang tugasnya merakit semua elemen mobil menjadi satu kesatuan
yang utuh, dan divisi lainnya. Harga transfer dalam kasus ini adalah harga yang
divisi perakitan mobil. Dalam hal ini harga transfer menciptakan pendapatan bagi
divisi yang menjual, yaitu divisi mesin dan menciptakan harga pembelian bagi
berbeda. Pertama, dari sisi hukum perseroan yakni digunakan sebagai alat untuk
33
meningkatkan efisiensi dan sinergi antara perusahaan dengan pemegang sahamnya
serta tetap harus melindungi kreditur maupun pemegang saham minoritas dari
perlakukan yang tidak fair. Kedua, dari akuntansi manajerial yakni digunakan untuk
dengan cara penentuan harga barang atau jasa oleh suatu unit organisasi dari suatu
perusahaan kepada unit organisasi lainnya dalam perusahaan yang sama. Ketiga,
dari sisi perpajakan yakni suatu kebijakan harga yang ditetapkan dalam suatu
transaksi oleh pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, dengan hal ini dapat
Sumbiharsih, & Utama, 2021). Menurut Ilham dan Anggiat (2020), terdapat tiga
Penentuan harga transfer yang berdasarkan harga pasar. Harga pasar merupakan
pasar.
Penentuan harga transfer berdasarkan perhitungan biaya atas suatu produk yang
dihasilkan.
berkepentingan. Dalam metode ini, harga pasar dan biaya suatu produk menjadi
34
Transfer Pricing pada hakekatnya bersifat netral dan umum, tetapi dalam
untuk menimimalisir beban pajak dengan pengalihan harga atau laba antar
perusahaan dalam satu grup (Sari & Kurniato, 2022). Menurut Mauliddini dan
1. Pada negara surga pajak (tax haven country) memiliki anak perusahaan
country),
disimpulkan transfer pricing adalah suatu mekanisme penetapan harga oleh pihak-
pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam satu negara maupun beda negara
dengan tujuan komersil yakni memaksimumkan laba dan meminimalisir beban yang
harus dikeluarkan.
35
6. Profitabilitas
dengan penjualan, aset dan modal saham tertentu (Husnan,2020). Menurut Irawati
(2019:58) rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan
dalam obpenelitian ini. ROA adalah suatu indikator yang mencerminkan performa
keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA yang mampu diraih oleh
ROA dilihat dari laba bersih perusahaan dan pengenaan Pajak Penghasilan (PPh)
mengelola aktiva baik modal-modal sendiri maupun modal pinjaman, investor akan
melihat seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aset. Semakin tinggi ROA
maka akan memberikan efek terhadap penjualan saham, artinya laba perusahaan
akan meningkat. ROA diukur dengan membandingkan laba bersih dengan total aset
dianggap sebagai indikator untuk pertumbuhan, keberhasilan dan kontrol. Rasio ini
36
juga menunjukkan kemajuan dan tingkat pengembalian atas investasiyang
dilakukan oleh investor. Tidak hanya pemegang saham yang mendapatkan manfaat
Kreditur sebagai salah satu pemangku kepentingan juga tertarik dengan rasio
kewajiban bunganya.
menjual barang diatas harga pokok. Apabila negatif, hal itu berarti
37
dalam mengelola bisnisnya. Sama dengan GPM, perusahaan yang sehat
d. Return on Equity
dikeluarkan perusahaan.Rumus:
Rasio laba per lembar saham, juga dikenal sebagai rasio nilai buku,
38
B. Penelitian Terdahulu
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Safitri selistiaweni,
Dianwicaksih Arieftiara,
Samin(2020)
5. Pengaruh Profitabilitas Profitabilitas, Corporate Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
Transfer Pricing dan Transfer Pricing, Governance terhadap variabel tax avoidance, Transfer
Kepemilikan Insitusional Kepemilikan Pricing tidak berpengaruh signifikan
terhadap Tax Avoidance. Insitusional, terhadap variabel tax avoidance,
Kepemilikan Institusional berpengaruh
Ayu Sahyani dewi, Agung negatif signifikan terhadap variabel tax
Ketut Agus Suardika (2021) avoidance
6. Pengaruh Leverage, Corporate Leverage, Ukuran Leverage tidak berpengaruh terhadap tax
Corporate Governance dan Governance Perusahaan avoidance, corporate governence dan
Ukuran Perusahaan terhadap ukuran perusahaan berpengatuh terhadap
penghindaran pajak. penghindaran pajak.
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
41
Tabel 2.1 (Lanjutan)
10. Pengaruh Good Corporate Profitabilitas, Transfer Pricing komisaris independen yang dimoderasi
Governance terhadap tax Good Corporate melalui profitabilitas tidak berpengaruh
avoidance dengan profitabilitas Governance dengan tax avoidance. Jadi profitabilitas
sebagai pemoderasi. tidak dapat mendukung hubungan antara
komisaris independen dan tax avoidance.
Muhammad Yusuf, Heny kepemilikan institusional yang
Herawati dan Hasri dimoderasi melalui profitabilitas
Yulianti(2021) memperkuat pengaruh kepemilikan
institusional terhadap tax avoidance.
Komite audit yang dimoderasi melalui
profitabilitas memperlemah pengaruh
komite audit terhadap tax avoidance
Sumber : diolah dari berbagai referensi Bersambung ke halaman selanjutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
12. Pengaruh Transfer Pricing dan Transfer Pricing Sales Growth Profitabilitas tidak mampu memperkuat
Sales Growth terhadap tax pengaruh transfer pricing terhadap tax
avoidance dengan profitabilitas avoidance, profitabilitas tidak mampu
sebagai variabel modersi. memperkuat pengaruh sales growth
terhadap tax avoidance
Cahya Sukma Widiyantoro, Riris
Rotua Sitorus (2019)
Sumber : diolah dari berbagai referensi Bersambung ke halaman selanjutn
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
44
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2. 1
Skema Kerangka Pemikiran
Kepemilikan Keluarga
Transfer Pricing
Profitabilitas
45
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis
avoidance) pada perusahaan keluarga lebih rendah atau lebih tinggi dari
pada perusahaan non keluarga lebih rendah atau lebih tinggi dari pada
owner memilki kepemilikan yang lebih besar, rentang waktu investasi yang
lebih lama, serta memilki kepedulian yang lebih tinggi terhadap reputasi
perusahaan.
apakah perusahaan keluarga lebih agresif dalam tindakan pajaknya dari pada
keluarga memiliki tingkat keagresifan pajak yang lebih kecil dari pada
Namun hasil penelitian Sari dan Martani (2020) berbeda dengan hasil
46
pajak daripada perusahaan non keluarga. Penelitian Luh Putu Madyatidewi
semakin tinggi kepemilikan keluarga maka akan semakin tinggi tingkat tax
pajak.
pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan (Annisa dan Kurniasih 2022).
avoidance
penghindaran pajak.
47
3. Pengaruh Corporate Governance (Kepemilikan Institusional) terhadap
penghindaran pajak
48
perusahaan yang mengakibatkan prilaku tax avoidance perusahaan akan
semakin meningkat.
penghindaran pajak.
penghindaran pajak
fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga)
orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar
pengendalian pada perusahaan dan laporan keuangan yang lebih baik serta
penghindaran pajak.
49
Transfer pricing merupakan salah satu cara yang paling banyak
memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Hasil yang sama juga
Hasil yang sama juga yang didapatkan dari penelitian Putri dan
sebagai berikut:
50
6. Profitabilitas memoderasi pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
penghindaran pajak
pada perusahaan keluarga lebih rendah atau lebih tinggi dari pada
perusahaan non-keluarga.
Hal ini terjadi karena di duga family owners lebih rela membayar pajak
51
kemungkinan rusaknya reputasi perusahaan akibat pemerikasaan pajak
atau diaudit oleh fiskus pajak. Dalam hal ini penghindaran pajak
berdasarkan hasil olah data tidak membuktikan bahwa apabila nilai variabel
52
tidak dapat mendukung hubungan antara komisaris independen dan tax
avoidance. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Saputra & Asyik
(2017) serta Permata, Nurlaela & Masitoh (2018) bahwa profitabilitas tidak
pajak.
diterbitkan. Teori ini didukung oleh hasil olah data yang membuktikan
avoidance.
53
melalui profitabilitas memperkuat pengaruh kepemilikan institusional
institusional yang diikuti dengan nilai profitabilitas yang tinggi dari suatu
tugas serta fungsi dewan komisaris. Dengan adanya komite audit, para
apabila jumlah variabel komite audit yang diikuti dengan nilai profitabilitas
tinggi, maka terdapat risiko rendah terjadinya tax avoidance, artinya jumlah
54
moderasi memperkuat pengaruh negatif antara hubungan variabel komite
jumlah variabel komite audit yang diikuti dengan nilai profitabilitas tinggi,
sejalan dengan penelitian Ariawan & Setiawan (2017) dan Utari &
avoidance.
penghindaran pajak
transfer pricing dilakukan secara teratur dengan tiga dokumen yaitu lokal
55
mendeskripsikan usaha yang dilakukan, dan country by counry report
2021).
kemungkinan pun ada dan malah bisa dikatakan terjadi peningkatan. Hal
56
BAB Ⅲ
METODE PENELITIAN
(BEI) dari tahun 2019 sampai dengan 2022. Hal ini dengan pertimbangan
Indonesia (BEI).
yang dimiliki, dan membangun hubungan antara hipotesis dan premis untuk
diperoleh dari laporan tahunan atau laporan keuangan perusahaan yang dapat
di akses melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id atau
57
B. Populasi dan Sampel
31 Desember
(mengalami kerugian).
58
4. Menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara lengkap
2. Studi Dokumentasi
sebagai berikut :
mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), modus,
59
median, standar deviasi, minimum, maksimum, dan sum (Ghozali,2018).
heteroskedastisitas.
a. Uji normalitas
60
dapat disimpulakn bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali,2018).
keputusannya yaitu :
1) Jika nilai profitabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat
(Ghozali, 2018).
b. Uji multikolonieritas
semua variabel bebas memiliki kolerasi kuat. Apabila antar variabel terdapat
kolerasi yang kuat, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas yang
terjadi dalalm penelitian ini. Alat ukur untuk menegetahui ada atau tidaknya
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance (Ghozali, 2018). Kriteria
pengambilan keputusan dengan nilai tolerance dan VIF adalah sebagai berikut:
61
1) Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, maka dapat disimpulkan
2) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat disimpulkan
c. Uji Autokorelasi
antara kesalahan residual pada suatu model regresi linier antara periode t dengan
periode t-1. Syarat suatu model regresi linier dikatakan baik, jika tidak terjadi
model dan menghasilkan bias dalam kesimpulan yang diambil. Terdapat beberapa
menggunakan uji Durbin Watson (DWTest). Hasil Uji Durbin Watson yaitu berupa
nilai DW hitung (DW) dan nilai DW tabel (DU) (Ghozali, 2018). Penelitian ini
dapat dilihat melalui hasil Asymp. Sig. (2-tailed), jika nilainya lebih besar dari 0,05
maka nilai residual tidak terdapat autokorelasi dan berlaku juga sebaliknya
(Ghozali, 2018).
62
d.Uji Heteroskedastisitas
ketidaksamaan variansi dalam model regresi dari residual antar pengamatan. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terkait (dependen)
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
1. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan
meregresi nilai absolut residual sebagai variabel dependen dengan semua variabel
independen dalam model regresi. Apabila nilai koefisien Uji Glejser untuk variabel
63
3. Uji Hipotesis
konsep yang serupa. Adapun perbedaan diantara keduanya yaitu dilihat dari jumlah
determinasi (R2), uji signifikansi simultan (statistik F), dan uji signifikan parameter
variabel dependennya adalah kebijakan dividen. Berikut adalah model regresi yang
Keterangan:
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
KK = Kepemilikan Keluarga
KI = Kepemilikan Institusional
64
TF = Transfer Pricing
ε = Error
a) Jika nilai signifikansinya > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal
65
b) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu
H0 : βi = 0
Ha : βi ≠ 0
variabel dependen.
1) Quik look : bila kumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih , dan
ditolak bila nilai t lebih besar 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain
hipotesis diterima.
66
b. Uji Regresi Moderat (Moderate Regresion Analysis-MRA)
Nilai Perusahaan.
Keterangan:
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
KK = Kepemilikan Keluarga
KI = Kepemilikan Institusional
TF = Transfer Pricing
ε = Error
67
pengaruh variabel moderasi Profitabilitas terhadap
Penghindran Pajak.
Pajak.
Penghindaran Pajak.
68
(moderating variable). Vriabel terikat/dependen yang digunakan dalam penelitian
pajak.
penghematan pajak yang timbul dari metode pengurangan pajak umum dan
CETR (Cash Effective Tax Rate), yaitu kas yang dikeluarkan untuk
membayar beban pajak di bagi dengan laba sebelum pajak. Semakin rendah
69
dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar pajak dengan laba sebelum
sebelum pajak (Huseynov & Klamm, 2020; Damayanti & Susanto, 2015;
a. Kepemilikan Keluarga
perusahaan tertutup (di atas 5%), yang bukan perusahaan publik, negara,
digunakan oleh Putu Edy Arizona., et.al (2016). Untuk analisis sensivitas,
70
kepemilikan keluarga akan diukur dengan menggunakan variable dummy,
20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap mempunyai
b. Corporate Governance
Mekanisme ini lebih dikenal sebagai tata kelola perusahaan. Ini adalah
eksternal dan internal seperti pemerintah dan manajemen ( Mulyadi & Anwar,
2022).
71
seluruh anggota komisaris, disamping hal tersebut komisaris
Pemegang Saham.
2. Kepemilikan Institusional
kepemilikan institusional.
kepemilikan institusional.
KI =
72
3. Komite Audit
73
terdapat di perusahaan (Annisa & Kurniasih, 2019; Wibawaet
al.,2020).
c. Transfer Pricing
antar divisi dalam satu golongan kegiatan usaha yang menggunakan nilai jual
tak semestinya, dapat dengan menaikkan nilai atau mark-up atau mengurangi
melakukan pengelakan pajak oleh wajib pajak di Indonesia. Praktik ini sangat
yang murah. Praktik menggeser laba (profit shifting) dalam transfer pricing
(Pranada,2020).
rendah‖ (tax heaven country) Herianti dan Chairina (2020) yang dapat di
74
3. Variabel Moderasi
a. Profitabilitas
profitabilitas ialah Return on asset (ROA), yang mana pengukuran ini digunakan
perusahaan, yang mana biasanya digunakan sebagai ukuran untuk laba yang
modal yang digunakan, kekayaan bersih dan laba per saham. Rasio profitabilitas
(Kabajeh et al., 2019; Zarai, 2020; Damayanti & Susanto 2021; Rizal 2022),
x 100
75
Tabel 3. 1
Operasional Variabel Penelitian
Dewan Rasio
Komisaris
Independen
(Annisa &
Kurniasih,2020.
Kepemilikan x100 Rasio
Institusional
(Dewinta &
Setiawan 2021).
Profitabilitas Rasio
(Kabajeh et
al.,2020).
76
BAB IV
mengambil sampel selama empat tahun, yaitu 2019 – 2022. Dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder dari laporan tahunan atau laporan keuangan tahun
2019 - 2022. Yang dapat diakses di situs resmi Bursa Efek Indonesia di
penelitian ini menggunakan software Statistical Package for the Social Sciences
representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan penelitian.
suatu masalah. Tabel 4.1 yang menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria
77
Tabel 4. 1
Tahaapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1. Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek 63
Indonesia tahun 2019-2022.
yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah 99 sampel. Sampel tersebut
dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan dan sesuai dengan
deskriftif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai maksimum, nilai
78
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Seluruh Variabel
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepemilikan Keluarga 99 0 1 .51 .503
Dewan Komisaris 99 .125 .750 .36831 .121367
Independen
Kepemilikan Institusional 99 .027 .977 .65094 .208432
Komite Audit 99 2 5 3.31 .695
Transfer Pricing 99 .001 36.375 1.48873 3.798539
Tax Avoidance 99 .006 7.424 1.09655 1.374997
Profitabilitas 99 .007 37.922 3.91713 7.541037
Valid N (listwise) 99
Sumber: Output SPSS,2023
sampel yang telah dikumpulkan. Uraian mengenai tabel hasil uji statistik
1. Kepemilikan Keluarga
dan nilai terendah sebesar 0. Nilai standar deviasi untuk data kepemilikan
79
2. Dewan Komisaris Independen
nilai minimum sebesar 0,125 yang di dapat dari PT. Golden Energy
Mines Tbk 2020, nilai maksimum sebesar 0,750 yang di dapat dari PT.
3. Kepemilikan Institusional
minimum sebesar 0,027 yang di dapat dari PT. Sumber Global Energy Tbk
tahun 2019, nilai maksimum sebesar 0,977 yang di dapat dari PT. Cita
Mineral Investindo Tbk & PT. Super Energy Tbk tahun 2020 sedangkan
nilai rata-rata (mean) mempunyai nilai sebesar 0,65094 dan standar deviasi
sebesar 0,208432.
4. Komite Audit
minimum sebesar 2 yang di dapat dari PT. Optima Prima Metal Sinergi Tbk
tahun 2019 hingga tahum 2022 dan PT.Alumindo Light Metal Industry Tbk
tahun 2021, nilai maksimum sebesar 5 yang di dapat dari PT. TBS Energi
Utama Tbk tahun 2019 hingga tahun 2022 dan dari PT. Indika Energy Tbk
tahun 2019 hingga tahun 2021, sedangkan nilai rata-rata (mean) 3,31 dan
80
5. Transfer Pricing
minimum sebesar 0,001 yang di dapat dari PT. Citra Tubindo Tbk tahun
2021, nilai maksimum sebesar 36,375 yang di dapat dari PT. Sumber
6. Profitabilitas
sebesar 0,007 yang di dapat dari PT. Dwi Guna Laksana Tbk tahun 2022,
nilai maksimum sebesar 37,922 yang di dapat dari PT. Alumindo Light
7. Tax Avoidance
minimum sebesar 0,006 yang di dapat dari PT. Indo Tambangraya Megah
Tbk 2022, nilai maksimum sebesar 7,424 yang di dapat dari PT. Citra
Tubindo Tbk tahun 2021, Sedangkan nilai rata rata (mean) 1,09655 dan
berganda yang digunakan menyimpang dari asumsi klasik. Pada penelitian ini,
81
a. Uji Normalitas
grafik memakai histogram dan normal P-P Plot, sedangkan untuk uji statisstik
di bawah ini.
Gambar 4. 1
Hasil Uji Normalitas (Histogram)
Sumber : Output SPSS,2023
bentuk yang simetris, yang berarti tidak ada kemiringan (skewness) ke kiri
normal. Berikut merupakan grafik normal P-Plot hasil dari uji normalitas.
82
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas (Normal P-Plot)
Sumber : Output SPSS,2023
Plot memiliki pola titik-titik yang menyebar dan berhimpit di sekitar garis
diagonal. Pada grafik normal P-Plot di atas, dapat disimpulkan bahwa data pada
penelitian ini merupakan data yang normal, sehingga model regresi dapat
83
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas (Kolmogrov Simirnov)
Nilai tersebut lebih besar daripada nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,05,
b. Uji Multikolinearitas
model regresi terdapat kolerasi kuat antar variable bebas (independent). Alat
Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai ≤ 10, maka berarti
84
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Kepemilikan Keluarga .832 1.202
Dewan Komisaris .995 1.005
Independen
Kepemilikan .723 1.384
Institusional
Komite Audit .963 1.038
Transfer Pricing .820 1.219
a. Dependent Variable: Tax Avoidance
Sumber: Output SPSS : 2023
multikolinearitas mempunyai nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Oleh
karena itu kesimpulannya adalah tidak terjadi multikolonieritas dan tidak adanya
c. Uji Autokolerasi
antara kesalahan residual pada suatu model regresi linier antara priode t dengan
priode t-1. Syarat suatu model regresi linier dikatakan baik, jika tidak terjadi
autokolerasi yang di tunjukkan dengan nilai DU< DW< 4 ˗˗ DU. Berikut ini
85
Tabel 4. 5
Hasil Uji Autokolerasi (Durbin-Watson)
Model Summaryb
karena nilai DW sebesar 1,999 lebih besar daripada nilai batas atas (DU) sebesar
1,7799 dan nilainya kurang dari 4-2,2201 (4 – du). Selain uji Durbin-Watson,
uji autokorelasi juga dapat menggunakan uji Run-Test untuk memastikan lebih
lanjut apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Berikut merupakan hasil dari uji
86
Tabel 4. 6
Hasil Uji Autokolerasi (Run- test)
Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value -.21674
Cases < Test Value 49
Cases >= Test Value 50
Total Cases 99
Number of Runs 36
Z .929
Asymp. Sig. (2-tailed) .053
a. Median
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa hasil uji autokorelasi
dengan metode Run-Test memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,053. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05, maka data lolos dari autokorelasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Jika varian dari residual antar pengamatan lainnnya tetap, maka disebut
menggunakan grafik scatterplot. Jika pada grafik tidak membentuk pola yang
jelas. Serta titik-titik menyebar tersebar di atas angka 0 dan sumbu Y, maka
87
Gambar 4. 3
Hasil Uji Heteroskedastistas (Scatterplot)
Sumber: Output SPSS, 2023
Berdasarkan gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa penyebaran data
tersebut tidak membentuk pola yang jelas, data menyebar secara tidak beraturan
dan tersebar di atas angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi
88
Tabel 4. 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients T Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) .942 1.200 .785 .435
Kepemilikan .007 .358 .002 .020 .984
Keluarga
Dewan Komisaris 2.642 1.369 .196 1.930 .057
Independen
Kepemilikan .693 .929 .088 .746 .457
Institusional
Komite Audit -.116 .242 -.049 -.479 .633
Transfer Pricing .020 .049 .046 .412 .682
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Output SPSS.2023
variabel memiliki nilai signifikansi di atas 0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa
model regresi memiliki data yang terbatas dari heteroskedastisitas dan layak
89
koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji F), dan uji
Tabel 4. 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai (Adjusted R2) yang
diperoleh sebesar 0,128 atau 12,8%. Ini berarti bahwa tax avoidance perusahaan
yang diharapkan sebesar 12,8%. Sedangkan sisanya sebesar 0,872 atau 87,2%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam Analisa regresi pada
sales growth (Cahaya , 2021), kualitas audit (Sri Yunawati, 2020) dan factor
lainnya.
90
2. Hasil Uji Statistik F
terhadap variabel dependen. Hasil uji ststistik F dapat diketahui dari nilai Sig.
pada tabel ANOVAa. Jika nilai Sig < 0,005, maka variabel independent
Tabel 4. 9
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
Total 146.664 98
a. Dependent Variable: Tax Avoidance
b. Predictors: (Constant), Kepemilikan Keluarga, Dewan Komisaris
Independen,Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Transfer Pricing.
Berdasarkan hasil uji Stastistik F tersebut diperoleh nilai Sig. sebesar
0,003 yang mana < 0,05, variabel kepemilikan keluarga, corporate governance,
91
menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2018). Kriteria dalam pengambilan
dependen.
dependen.
Tabel 4. 10
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.321 .881 1.499 .137
Kepemilikan Keluarga .029 .236 .012 .123 .902
Dewan Komisaris -2.619 .952 -.260 -2.750 .007
Independen
Kepemilikan Institusional .477 .227 .203 2.100 .038
Komite Audt .236 .577 .039 .409 .684
Transfer Pricing .128 .043 .289 2.993 .004
Profitabilitas .001 .001 .104 1.026 .048
a. Dependent Variable: Tax Avoidance
Sumber : Output SPSS.2023
1. Kepemilikan keluarga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,902 lebih besar 0,05.
92
bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap koefisien
penghindaran pajak.
2. Dewan Komisaris Independen memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,007 lebih besar
dari 0,05. Dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak sehingga dapat
3. Kepemilikan Institusional memiliki tingkat signifikansi 0,038 lebih kecil dari 0,05.
pajak.
4. Komite Audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,684 lebih besar dari 0,05.
pajak.
5. Transfer pricing memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil 0,05. Dapat
pajak.
6. Profitabilitas memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,048 lebih kecil 0,05. Dapat
93
a. Pengujian Analisis regresi Moderate (Moderate Regression Analysis-MRA)
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat
dignifikansi 0,05. Apabila nilai perusahaan t lebih besar dari 0,05 maka H0 tidak
ditolak dan Ha ditolak. Sebaliknya jika nilai perusahaan t lebih kecil dari 0,05 maka
H0 ditolak dan Ha tidak ditolak. Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi parsial
Tabel 4. 11
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.429 1.105 1.293 .199
Kepemilikan Keluarga .117 .317 .043 .369 .713
Dewan Komisaris -.538 1.323 -.047 -.407 .685
Independen
Kepemilikan Institusional .692 .809 .105 .855 .395
Komite Audit .371 .218 .187 1.699 .093
Transfer Pricing .006 .039 .018 .164 .870
Profitabilitas .070 .183 .384 .382 .703
KK*Z .013 .005 .421 2.331 .220
DKI*Z -.002 .007 -.142 -.249 .804
KI*Z .062 .020 7.370 3.126 .002
KMT*Z .010 .004 5.711 2.825 .060
TP*Z .035 .011 2.151 3.051 .073
a. Dependent Variable: Tax Avoidance
94
Berdasarkan tabel 4.11 di atas diperoleh sebagai berikut :
memiliki thitung positif sebesar 2,331 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,220.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di diatas 0,05. Hal ini
0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas tidak dapat
penghindaran pajak.
memiliki thitung negatif sebesar -3,126 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002.
melalui CETR.
positif sebesar 2,825 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,060. Hal tersebut
95
Variabel profitabilitas dalam memoderasi transfer pricing memiliki
thitung positif sebesar 3,051 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,073. Hal tersebut
C. Pembahasan
memiliki sebesar 0,123 dan nilai signifikansi sebesar 0,902. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai sebesar 0,123 < sebesar 1,985 dan nilai
signifikansi 0,902 > 0,05, yang menandakan bahwa kepemilikan keluarga tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri
keluarga ialah orientasi dalam jangka waktu yang panjang terhadap bisnis karena
memiliki kebangkrutan maka keluarga tidak akan eksis lagi. Disamping hal itu,
96
kecatatan dan memiliki mutu yang rendah, maka akan merefleksikan diri mereka.
Dalam teori keagenan menjelaskan hubungan yang timbul karena adanya kontrak
yang dilakukan oleh Lutviana Yanda Ayunanta dkk (2020) yang menyatakan
pajak (tax avoidance). Hal ini bisa disebabkan karena di Indonesia menganut
system self assessment dimana wajib pajak yang menghitung, melaporkan dan
melakukan tindakan penghindaran pajak belum seberapa artinya tidak terlalu berat
memiliki sebesar -2,750 dan nilai signifikansi sebesar 0,007. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai sebesar -2,750 < sebesar 1,985 dan nilai
97
signifikansi 0,007 < 0,05, yang menandakan bahwa dewan komisaris independen
Perusahaan yang melakukan praktik tax avoidance dengan tata kelola yang kurang
baik akan lebih berisiko terjadinya konflik keagenan. Dewan komisaris independen
praktik tax avoidance menurun. Jika semakin besar proporsi komisaris independen
Made Agus Riko Ariawan (2018) yang menyatakan bahwa dewan komisaris
98
Akan tetapi penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa
tinggi atau rendahnya variasi tax avoidance tidak ditentukan oleh variabel dewan
komisaris independen. Dengan kata lain tinggi atau rendahnya dewan komisaris
ada tidak akan memberikan dampak yang berarti terhadap perilaku tax avoidance.
manajemen. Terdapat beberapa hal yang diduga menjadi alasan mengapa dewan
memiliki sebesar 2,100 dan nilai signifikansi sebesar 0,038. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai sebesar 2,100 > sebesar 1,985 dan nilai
99
signifikansi 0,038 < 0,05, yang menandakan bahwa kepemilikan institusional
institusional dengan tax avoidance yaitu pemilik institusional sebagai pihak yang
perusahaan agar keputusan yang diambil manajemen adalah keputusan yang benar.
penting dalam mengawasi kinerja manajemen yang lebih optimal karena dianggap
mampu memonitor setiap keputusan yang diambil oleh para manajer perusahaan.
rangka memperoleh laba yang maksimal sebagai akibat dari besarnya modal
semakin meningkat.
dilakukan oleh Agnes Yunita Sari (2021) yang menyatakan bahwa kepemilikan
100
institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Kepemilikan
institusional berperan sebagai pihak yang mengawasi perusahaan belum pasti dapat
sebesar 0,409 dan nilai signifikansi sebesar 0,684. Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai sebesar 0,409 < sebesar 1,985 dan nilai signifikansi
0,684 > 0,05, yang menandakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap
Faiz Hilmi, et.al (2022) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukan komite audit sebagai
melainkan dari kualitas kerja dan bagaimana laporan komite audit tersebut dapat
101
komite audit tidak mampu memberikan pengaruh terhadap tindakan tax
avoidance.
dilakukan oleh Sri Yunawati (2020) yang menyatakn bahwa komite audit
komite audit dalam suatu perusahaan akan meningkatkan kualitas good corporate
akan lebih bertanggung jawab dan terbuka dalam menyajikan laporan keuangan
karena komite audit akan memonitor segala kegiatan yang berlangsung dalam
perusahan. Bahwa dengan semakin tinggi jumlah komite audit pada suatu
akan semakin rendah. Praktek penghindaran pajak menjadi lebih sulit untuk
dilakukan karena komite audit lebih ketat dan tegas dalam melakukan tugasnya.
sebesar 2,993 dan nilai signifikansi sebesar 0,004. Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai sebesar 2,993 > sebesar 1,985 dan nilai signifikansi 0,004
< 0,05, yang menandakan bahwa, transfer pricing berpengaruh terhadap tax
102
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Renal Ijal
perusahaan mereka ke anak perusahaan yang ada di negara yang tarif pajaknya
sifat dasar manusia dijelaskan bahwa setiap individu akan cenderung fokus pada
saling bekerja sama dalam pembagian tugas yang berbeda. Masalah keagenan
tersebut dapat merugikan pihak principal yang tidak terlibat secara langsung dalam
pricing dengan tujuan untuk menurunkan pajak yang harus dibayar. Maka dari itu,
dengan adanya teori agensi ini diharapkan masalah perbedaan kepentingan antara
prinsipal dan agen dapat dikurangi dan diperlukan adanya pengendalian yang tepat
untuk dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan yang terjadi antara principal dan
agen.
103
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ayu Sahyani Dewi (2021) yang menyatakan bahwa transfer pricing
yang wajib disimpan oleh wajib pajak yang melakukan transaksi dengan Pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dan tata cara pengelolaannya. Maka dari itu,
dengan adanya kontrol yang ketat dan tegas dari peraturan menteri keuangan
tersebut, sehingga agak sulit bagi suatu perusahaan untuk melakukan penghindaran
sebesar 2,331 denagn tingkat signifikan 0,220. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat signifikan > 0,05, yang menandakan bahwa profitabilitas tidak dapat
(penghindaran pajak).
kepemilikan substansial yang lebih tinggi yang memitigasi biaya agensi antara
104
manajemen dan pemilik. Perusahaan keluarga sendiri lebih fokus pada biaya
reputasi dan penalti. Oleh karena itu, mereka secara khusus cenderung untuk
kurang melakukan tindakan pajak yang agresif karena mereka peduli dengan nama
oleh Muhammad Yusuf et.,al (2021) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
hasil data, tidak membuktikan bahwa jika komisaris independen perusahaan naik
maka peluang terjadinya tax avoidance naik, dan sebaliknya jika komisaris
105
dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak mengalami tax avoidance. Yang
tax avoidance.
didukung oleh hasil olah data yang membuktikan bahwa apabila nilai variabel
106
9. Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance dengan Profitabilitas
komite audit dengan profitabilitas memiliki nilai thitung positif sebesar 2,825 dengan
tingkat signifikan 0,060. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikan >
pelaksanaan kerja komite audit, menjelaskan bahwa komite audit diketuai oleh
pihak dari luar emiten dengan anggota berlatar belakang akuntansi atau di bidang
keuangan. Anggota komite audit dengan keahlian akuntansi atau keuangan akan
corporate governance yang dalam penelitian ini diproksikan salah satunya dengan
variabel komite audit. Keberadaan komite audit terutama yang memiliki keahlian di
terjadinya kecurangan seperti tindakan penghindaran pajak. Hal ini dapat terjadi
107
karena bertambahnya laba yang didapat oleh perusahaan tidak mampu
mempengaruhi komite audit dalam mencegah tax avoidance. Komite audit tidak
yang masih dibatasi oleh dewan komisaris sehingga tidak dapat berkontribusi
langsung dalam mengawasi praktik tax avoidance. Hipotesis ini tidak berpengaruh
dapat juga disebabkan karena komite audit dilihat dari jumlah anggota yang berlatar
penghindaran pajak yang dilakukan oleh pihak manajer. (Apriliyana & Suryarini,
2018).
interaksi antara transfer pricing dengan profitabilitas memiliki nilai thitung positif
sebesar 3,051 dengan tingkat signifikan 0,073. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat signifikan > 0,05, yang menandakan bahwa profitabilitas tidaak dapat
(penghindaran pajak).
108
perusahaan, bahwa anggaran yang diinvestasikan dalam perusahaan yang
aliansi yang berada di luar batas negara, sehingga laba berkurang dan pajak yang
dibayarkan juga berkurang. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor,
banyak kebijakan-kebijakan baru, seperti adanya tax amnesty dan lain sebagainya.
109
BAB V
A. Kesimpulan
(2021).
110
Marwan Faiz Hilmi (2022). Namun tidak sesuai dengan penelitian
111
B. Implikasi
C. Keterbatasan Penelitian
dapat diperbaiki pada penelitian selanjutnya, berikut ini adalah keterbatasan dari
1. Penelitian ini hanya menguji pada variabel dependen yang terkait dengan
2. Sampel penelitian ini terbatas pada satu sektor perusahaan di Bursa Efek
112
3. Penelitian ini hanya mencakup periode penelitian selama empat tahun,
diuji juga terbatas, yaitu sebanyak 99 data, yang dianggap relatif sedikit.
D. Saran
Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019-2022 dimasa yang akan datang
penghindaran pajak.
113
DAFTAR PUSTAKA
114
Ayu Sahyani Dewi ,Anak Agung Ketut Agus Suardika. (2021). Pengaruh
Profitabilitas, Transfer Pricing dan Kepemilikan Institusional
Terhadap Tax Avoidance, Hita Akuntansi dan Keuangan
Universitas Hindu Indonesia Edisi April 2021
Azzam & Subekti. (2020). Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, 8(2).
BAPEPAM,2004. Nomor Kep29/PM/2004. (bagi perusahaan publik) dan Keput
usan Menteri BUMN Nomor KEP-103/MBU/2002(bagiBUMN).
Chen et al. (2020). Chen, S., Chen, X., Cheng, Q dan Shevlin, T. 2010.Are
Family Firms More Tax Aggresive than Non-Family Firms?
Journal of Financial Economics, 95, pp:41-61.
Dewi R.R. & Elia, (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(3).
115
Dewinta & Setiawan. (2021). Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap
penghindaraan pajak di Indonesia.
Eka Murni Lusiana Wati, Susi Astuti. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Good
Corporate Governance dan Intensitas Modal terhadap
penghindaran pajak.Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen
Bisnis.
Gusardi. (2021). Audit Quality and Corporate Governance: Evidence from the
Bucharest Stock Exchange. Journal of Economic and Social
Development, 1(2).
116
Huseynov & Klamm. (2021). Damayanti & Susanto. (2021). Penghindran Pajak
di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Kedek Dwina Arta Sari, Ni nyoman Ayu Suryandari, Gde Bagus Brahma
Putra. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Kualitas Audit,
Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen
Bisnis. Vol. 3, No. 2.
117
Multinasional Terhadap Tax Avoidance. SENAKOTA - Seminar
Nasional Ekonomi dan Akuntansi, 1, 152-166. Retrieved
November 3, 2022, from https://prosiding.senakota.nusaputra.ac.i
d/article/view/18
Marwan Faiz Hilmi, Sisti Nadia Amalia, Zul Amry, Susi Setiawat. (2022).
Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit,
Leverage,Intensitas Modal Terhadap Penghindaran Pajak. Riset &
Jurnal Akuntansi e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507.
118
doi:http://dx.doi.org/10.25105/jmat.v7il.6311.
Narsa. (2022). Analisis Karakteristik Perusahaan, Intensitas Aset Tetap Dan
Konservatisme Akuntansi Terhadap Tax Avoidance. Ekopreneur,
1(2).
119
Prasetyo, I., & Pramuka, B. A. (2018). Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial Dan Proporsi Dewan Komisaris
Independen Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Ekonomi, Bisnis,
Dan Akuntansi (Jeba), 20(02).
Pratama & Larasati. (2021). Wiguna, I. P. P., & Jati, I. K. (2017). Pengaruh
Corporate Social Responsibility, Preferensi Risiko Eksekutif, Dan
Capital Intensity Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi,
21(1).
120
Rego & Wilson. (2020). .Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Intensitas Aset
Tetap, Kompensasi Rugi Fiskal Dan Corporate Governanace
Terhadap Tax Avoidance.
Renal Ijlal Alfarizi, Ratna Hindria Dyah Pita Sari,Ayunita Ajengtiyas. (2021).
Pengaruh Profitabilitas Transfer Pricing dan Manajemen Laba
Terhadap Tax Avoidance, Koferensi Riset Nasional
Ekonomi,Manajemen, dan Akuntansi Volume 2, 2021 | hlm. 898-
917.
121
Sartik dan Purmanasari. (2021). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional Dan Leverage Terhadap Biaya
Keagenan Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen
UniversitasUdayana,7(2),933.Https://Doi.Org/10.24843/Ejmunud.
2018.V7.I02.P16.
Sri Yunanta. (2020). Pengaruh Komite Audit dan Kualitas Audit terhadap
Penghindaran pajak Jurnal Akpem.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan.
122
Rego & Wilson. (2020). Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Intensitas Aset
Tetap, Kompensasi Rugi Fiskal Dan Corporate Governanace
Terhadap Tax Avoidance.
123
LAMPIRAN
124
LAMPIRAN 1
125
LAMPIRAN 2
PENGUKURAN GABUNGAN
126
No Tahun Kode FAM DKI KI KA TP CETR ROA
Perusahaan
41. 2020 PSSI 0 0.2 0.797928 3 2.873505 0.235762 0.057411
42. 2020 MDKA 0 0.333 0.389337 3 0.878049 0.771466 6.529365
43. 2020 OPMS 1 0.5 0.5979 2 3.244012 1.431959 10.40985
44. 2020 TBMS 0 0.4 0.762291 3 1.280621 0.287771 0.02872
45. 2020 ALMI 0 0.333 0.764842 3 0.480426 0.015086 15.27723
46. 2020 CITA 1 0.5 0.977303 3 0.266347 0.718279 0.157183
47. 2020 INAI 0 0.333 0.672667 3 0.007482 0.139515 0.002859
48. 2020 CTBN 0 0.428 0.482313 3 0.433905 0.283512 0.329968
49. 2020 BAJA 0 0.333 0.164667 4 0.023851 0.129744 0.072525
50. 2020 MITI 0 0.333 0.509985 3 0.22 0.018886 0.35188
51. 2020 SURE 1 0.25 0.975036 3 0.935037 0.133201 0.057652
52. 2020 SGER 1 0.333 0.549279 3 1.132163 1.753505 0.038765
53. 2020 TCPI 0 0.166 0.87928 4 0.026782 0.060437 0.000295
54. 2021 ADRO 0 0.2 0.439112 3 0.05507 0.201711 0.135574
55. 2021 BSSR 1 0.375 0.810012 3 0.66353 0.03639 0.959219
56. 2021 GEMS 1 0.5 0.92528 3 0.079209 0.002097 0.940105
57. 2021 HRUM 1 0.333 0.798846 3 0.596154 0.067075 0.104269
58. 2021 INDY 0 0.333 0.684401 5 0.708085 0.332629 0.203811
59. 2021 ITMG 1 0.428 0.651434 4 0.060156 0.098039 0.022703
60. 2021 KKGI 0 0.333 0.518878 3 0.145961 0.01976 0.106579
61. 2021 PTBA 1 0.5 0.659307 4 1.132288 0.241311 0.020547
62. 2021 SMMT 0 0.5 0.836518 3 0.986152 0.024858 0.237684
63. 2021 TOBA 1 0.333 0.824563 5 0.002771 0.059498 0.615306
64. 2021 DWGL 0 0.6 0.553338 4 0.015501 0.000102 6.973505
65. 2021 PSSI 0 0.2 0.778169 3 0.072488 0.067818 1.311555
66. 2021 TPMA 1 0.25 0.740712 3 0.041484 4.845816 0.03989
67. 2021 MDKA 0 0.333 0.372215 3 0.947168 0.490145 7.669529
68. 2021 OPMS 1 0.5 0.5979 2 3.244012 0.000354 3.767753
69. 2021 SNTM 1 0.2 0.65337 4 0.268127 1.234783 5.655346
70. 2021 TBMS 0 0.4 0.762291 3 1.005644 0.185665 0.044473
71. 2021 ALMI 1 0.333 0.764842 2 0.378479 0.634533 7.9221
72. 2021 CITA 1 0.5 0.923133 3 0.55172 1.03772 0.131997
73. 2021 INAI 0 0.333 0.672667 3 0.021139 0.47714 0.021714
74. 2021 CTBN 0 0.428 0.482313 3 6.063505 0.226332 1499.136
75. 2021 BAJA 0 0.4 0.164667 4 0.074407 0.168834 0.122021
76. 2021 MITI 1 0.333 0.770928 3 0.290416 0.013609 0.049128
77. 2021 SURE 1 0.25 0.923118 3 0.98625 0.148856 0.010776
78. 2021 SGER 1 0.333 0.544182 3 2.983506 0.087401 0.000155
79. 2021 TCPI 0 0.1428 0.83132 4 0.033873 0.004242 0.289228
80. 2022 ADRO 0 0.2 0.439112 3 0.105642 0.010646 0.262571
81. 2022 GEMS 1 0.5 0.945173 3 0.071911 0.020473 1.493979
82. 2022 HRUM 1 0.4 0.798846 3 0.284779 1.924909 0.244339
83. 2022 ITMG 1 0.375 0.651434 4 0.002346 0.005642 0.454267
84. 2022 KKGI 0 0.333 0.518878 3 0.057334 0.789885 1.0541
85. 2022 PTBA 1 0.5 0.659307 4 1. 280621 0.622705 0.53122
86. 2022 SMMT 0 0.5 0.836518 3 0.977795 0.629736 0.3406
127
No Tahun Kode FAM DKI KI KA TP CETR ROA
Perusahaan
87. 2022 TOBA 1 0.333 0.674632 5 0.006863 0.301272 0.674802
88. 2022 DWGL 0 0.6 0.659309 4 0.021129 0.098523 1.683506
89. 2022 TPMA 1 0.25 0.651338 3 0.006001 4.430865 0.133134
90. 2022 MDKA 0 0.333 0.40991 3 0.893338 2.355992 11.93323
91. 2022 OPMS 1 0.5 0.5979 2 3.26645 0.245646 0.009128
92. 2022 TBMS 0 0.4 0.762291 3 1. 280621 3.55157 0.033317
93. 2022 ALKA 1 0.333 0.930686 3 1.20833 1.371452 5.18552
94. 2022 ALMI 1 0.333 0.908735 2 0.566776 0.33935 2.98643
95. 2022 INAI 0 0.333 0.672667 3 0.054631 1.455651 0.000568
96. 2022 CTBN 0 0.666 0.482313 3 0.000012 7.423506 6.9992
97. 2022 BAJA 0 0.5 0.164667 4 0.036746 0.566066 0.121048
98. 2022 SGER 1 0.333 0.438319 3 2.204179 0.171736 0.000236
99. 2022 TCPI 0 0.333 0.88878 4 0.027035 0.003813 0.000644
Keterangan :
128
LAMPIRAN 3
Statistik Deskriftif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepemilikan Keluarga 99 0 1 .51 .503
Dewan Komisaris 99 .125 .750 .36831 .121367
Independen
Kepemilikan Institusional 99 .027 .977 .65094 .208432
Komite Audit 99 2 5 3.31 .695
Transfer Pricing 99 .001 36.375 1.48873 3.798539
Tax Avoidance 99 .006 7.424 1.09655 1.374997
Profitabilitas 99 .007 37.922 3.91713 7.541037
Valid N (listwise) 99
129
Uji Normalitas P-Plot
130
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Kepemilikan Keluarga .832 1.202
Dewan Komisaris .995 1.005
Independen
Kepemilikan .723 1.384
Institusional
Komite Audit .963 1.038
Transfer Pricing .820 1.219
a. Dependent Variable: Tax Avoidance
Sumber: Output SPSS : 2023
131
Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) .942 1.200 .785 .435
Kepemilikan .007 .358 .002 .020 .984
Keluarga
Dewan Komisaris 2.642 1.369 .196 1.930 .057
Independen
Kepemilikan .693 .929 .088 .746 .457
Insitutusional
Komite Audit -.116 .242 -.049 -.479 .633
Transfer Pricing .020 .049 .046 .412 .682
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Output SPSS.2023
132
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
Total 146.664 98
133
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.429 1.105 1.293 .199
Kepemilikan Keluarga .117 .317 .043 .369 .713
Dewan Komisaris -.538 1.323 -.047 -.407 .685
Independen
Kepemilikan Institusional .692 .809 .105 .855 .395
Komite Audit .371 .218 .187 1.699 .093
Transfer Pricing .006 .039 .018 .164 .870
Profitabilitas .070 .183 .384 .382 .703
KK*Z .013 .005 .421 2.331 .220
DKI*Z -.002 .007 -.142 -.249 .804
KI*Z .062 .020 7.370 3.126 .002
KMT*Z .010 .004 5.711 2.825 .060
TP*Z .035 .011 2.151 3.051 .073
a. Dependent Variable: Tax Avoidance
134
135