Anda di halaman 1dari 163

HALAMAN JUDU L

PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA


PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS BERBASIS COSO
YAYASAN PENDIDIKAN NURUL ANSHOR

SKRIPSI

Oleh
Sisi Sulistia
NIM: 11180820000028

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443H/2022M
LEMBAR PENGESA HAN SKRIP SI

PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA


PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS BERBASIS COSO YAYASAN
PENDIDIKAN NURUL ANSHOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:
Sisi Sulistia
NIM: 11180820000028

Dibawah Bimbingan

Dr. Rini, M.Si., Ak., CA.


NIP. 19760315 200501 2 002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2022 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal 14 Bulan April Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa:

1. Nama : Sisi Sulistia


2. NIM : 11180820000028
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis COSO
Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 April 2022

1. Dr. Yusar Sagara, SE, M.Si, Ak, CA ( )


NIDN. 2009058601 Penguji I

2. Masrul Huda, M.Si ( )


NIP. 196305062014111001 Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 23 Agustus 2022 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Sisi Sulistia


2. NIM : 11180820000028
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada Penerimaan
dan Pengeluaran Kas Berbasis COSO Yayasan Pendidikan
Nurul Anshor

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Agustus 2022

1. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak ( )


NIP. 197609242006042002 Ketua

2. Dr. Rini, M.Si., Ak., CA ( )


NIP. 197603152005012002 Pembimbing

3. Wilda Farah, M.Si., Ak., CPA., CA., BKP ( )


NIP. 198303262009122005 Penguji Ahli

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Sisi Sulistia
NIM : 11180820000028
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlak di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 06 Juni 2022


Yang Menyatakan

(Sisi Sulistia)

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Sisi Sulistia
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Oktober 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Kp. Bungaok RT03/01 Ds. Caringin, Kec.
Legok, Kab.Tangerang
5. Telepon : 089663404964
6. E-mail : siisi.sulistia@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. SDN Palasari III 2006 – 2012
2. MTS. Miftahul Huda 2012 – 2015
3. MA. Miftahul Huda 2015 – 2018
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 – 2022

III. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Nama Ayah : Suhendang
2. Nama Ibu : Ponisah
3. Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara

IV. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Anggota Bidang Sosial dan Keagamaan HMJ Akuntansi 2019 – 2020
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Wakil Kepala Bidang Kemahasiswaan HMJ Akuntansi 2020 – 2021
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi
ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF INTERNAL CONTROL SYSTEM ON CASH


RECEIVING AND DISTRIBUTION BASED ON COSO EDUCATION
FOUNDATION NURUL ANSHOR

By
Sisi Sulistia

This research aims to examine the application of the internal control system
to cash receipts and disbursements at the Nurul Anshor Education Foundation by
examining the flow mechanism for cash receipts and disbursements, the efficiency
of the foundation's cash receipts and expenditures, and evaluating the adequacy of
the execution of internal control on cash collections and disbursements of the
foundation with internal control components based on the Committee of Sponsoring
Organization Commission (COSO). This research utilizes a qualitative descriptive
technique and a case study methodology. The research sample was selected using
a method of purposive sampling. Document analysis, observations, questionnaires,
and interviews are used to acquire data. Researchers utilized the COSO reference
as their primary analytical tool.
The results of this analysis suggest that the Nurul Anshor Education
Foundation's internal control over cash collections and expenditures is not entirely
compliant with the internal control components outlined by the Committee of
Sponsoring Organizations (COSO). Information and communication and
monitoring activities are the most important of the five elements of internal control
identified by COSO. However, the control environment, risk assessment, and
monitoring activities do not meet all requirements.
Keywords: internal controls, cash receipts, cash disbursements, Committee of
Sponsoring Organization Commission

vii
ABSTRAK

PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA


PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS BERBASIS COSO YAYASAN
PENDIDIKAN NURUL ANSHOR

Oleh
Sisi Sulistia

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan sistem


pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran kas di Yayasan Pendidikan
Nurul Anshor dengan cara melihat mekanisme alur penerimaan dan pengeluaran
kas, efektivitas penerimaan dan pengeluaran kas yayasan, dan menilai kesesuaian
pelaksanaan pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran kas yayasan
dengan komponen pengendalian internal berbasis Committee of Sponsoring
Organization Commission (COSO). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sampel penelitian ditentukan
menggunkan metode purposive sampling. Pengumplan data yang digunakan yaitu
analisis dokumen, observasi, kuesioner dan wawancara. Acuan COSO diterapkan
peneliti sebagai instrumen analisa utama.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal pada
penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Yayasan Pendidikan Nurul
Anshor belum sepenuhnya sesuai dengan komponen pengendalian internal yang
berbasis Committee of Sponsoring Organization Commission (COSO). Dari lima
unsur pengendalian internal menurut COSO komponen yang telah sesuai yaitu
informasi dan komunikasi serta aktivitas pemantauan, sedangkan komponen yang
belum sepenuhnya sesuai yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko dan
aktivitas pemantauan.
Kata Kunci: pengendalian internal, penerimaan kas, pengeluaran kas, Committee
of Sponsoring Organization Commission

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yang penuh dengan cahaya seperti sekarang ini.

Dengan pertolongan Allah dan usaha yang bersungguh-sungguh penulis


dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Sistem Pengendalian
Internal Pada Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis COSO Yayasan
Pendidikan Nurul Anshor”. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Rini, M.Si., Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya yang berharga untuk selalu memberikan ilmu, saran
dan bimbingan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA.,QIA., BKP., CRMP, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Fitri Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CA., CPA, selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis dalam membimbing
akademik perkuliahan.
6. H. Muhammad Nursin, S.Ag., MM, selaku ketua Yayasan Pendidikan Nurul
Anshor yang telah memberikan izin untuk penelitian dan telah membantu
kelancaran dalam penelitian ini.

ix
7. Kedua orang tua tercinta dan keluarga yang selalu memberikan dukungan
moril maupun materil dan tentunya do’a yang tiada henti sehingga penulis
bisa menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Muhammad Badru Tamam, S.Pd selaku kerabat penulis yang telah dengan
tulus membantu serta mendukung saya untuk terus berjuang menyelesaikan
skripsi ini.
9. Teman-teman kelas B program studi Akuntansi 2018 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
10. Seluruh teman-teman penulis angkatan 2018 di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penelitian skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Penulis
berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak terutama untuk lembaga
yayasan, penulis juga menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak.

Tangerang, 06 Juni 2022

Sisi Sulistia

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
ABSTRACT ...................................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 12
1. Manfaat Teoritis ................................................................................................ 12
2. Manfaat Praktis ................................................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 14
A. Teori-teori Terkait Penelitian ................................................................................ 14
1. Sistem Pengendalian Internal ............................................................................ 14
2. Tujuan Pengendalian Internal ........................................................................... 16
3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal ....................................................... 18
4. Komponen Pengendalian Internal COSO ......................................................... 20
5. Prinsip Pengendalian Internal ........................................................................... 24
6. Penerimaan Kas ................................................................................................ 26
7. Pengeluaran Kas................................................................................................ 29
8. Pengertian Yayasan ........................................................................................... 32
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 35
C. Kerangka Pemikiran.............................................................................................. 40

xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 41
A. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 41
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 42
C. Data dan Sumber Data .......................................................................................... 42
D. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 43
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 51
F. Metode Analisis Data ............................................................................................ 53
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 61
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 61
1. Sejarah dan Perkembangan Yayasan Pendidikan Nurul Anshor ...................... 61
2. Visi, Misi, dan Tujuan ...................................................................................... 62
3. Struktur Organisasi ........................................................................................... 64
4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ........................................................... 65
5. Prosedur Penerimaan Kas ................................................................................. 69
6. Prosedur pengeluran Kas .................................................................................. 69
B. Pembahasan........................................................................................................... 69
1. Mekanisme Sistem Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Yayasan Pendidikan Nurul Anshor ................................................................... 69
2. Efektivitas Pengendalian Internal Pada Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Yayasan Pendidikan Nurul Anshor ................................................................... 80
3. Perbandingan Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas YPNA
dengan Komponen Pengendalian Internal Berbasis COSO .............................. 87
4. Evaluasi Aktivitas Pengendalian Internal Pada Penerimaan dan Pengeluaran
Kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor.......................................................... 112
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 117
A. Simpulan ............................................................................................................. 117
B. Saran ................................................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 121
LAMPIRAN................................................................................................................... 125

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Relationship of Objectives and Components 20


Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran Penelitian 40
Gambar 3. 1 Triangulasi Teknik 58
Gambar 3. 2 Triangulasi Sumber 59
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi 64
Gambar 4. 2 Alur Penerimaan Kas 79
Gambar 4. 3 Alur Pengeluaran Kas 89

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu 35


Tabel 4. 1 Tabel Predikat Tingkat Efektivitas Pengendalian Internal 81
Tabel 4. 2 Tabulasi Kuesioner Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan dan
Pengeluaran Kas 82
Tabel 4. 3 Perbandingan Kebijakan Pengendalian Internal Yayasan dengan Prinsip
Dasar Pengendalian Internal 85
Tabel 4. 4 Ringkasan Tabel Perbandingan Pengendalian Internal Penerimaan dan
Pengeluaran Kas 89

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambaran Umum Yayasan 126
Lampiran 2 Daftar Wawancara Pengendalian Internal Yayasan Menurut Coso 132
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian YPNH 139
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian 140
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian 144
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian 148

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting dalam

suatu perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian internal perusahaan

akan mencapai tujuan yang diharapkan, seperti terciptanya lingkungan

pengendalian yang baik. Dengan adanya penerapan sistem pengendalian internal

yang baik diharapkan organisasi dapat mempertahankan eksistensinya dan

melaksanakan setiap kegiatan secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang telah

ditetapkan bersama dapat tercapai secara konsisten (Florencia, 2020).

Pengendalian internal terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2017). Dengan demikian, pengertian

pengendalian di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengelolah informasinya

secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.

Pengendalian internal adalah penggunaan seluruh sumber daya perusahaan

untuk memperbaiki, mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi berbagai

kegiatan untuk menjamin tercapainya tujuan badan usaha atau perusahaan.

Maharani (2020) menyatakan bahwa, pengelolaan usaha yang baik tidak terlepas

dari sistem pengendalian internal yang dimiliki suatu perusahaan. Tujuan sebuah

perusahaan dapat dicapai jika didukung dengan pengendalian internal yang baik,

1
karena pengendalian internal merupakan alat bantu perusahaan dalam memastikan

tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan.

Struktur pengendalian internal merupakan suatu tipe pengawasan yang

diperlukan karena adanya keharusan untuk mendelegasikan wewenang dan

tanggung jawab dalam suatu organisasi (Bunga, 2022). Pengendalian internal

memiliki peran penting dalam mencegah dan mendeteksi penyelewengan dan

melindungi sumber daya organisasi yang berwujud dan tidak berwujud. Keadaan

ini tentunya akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengendalian internal

dalam transaksi kas khususnya pada penerimaan dan pengeluaran kas (Hendra dkk,

2022).

Berhubungan dengan semakin banyak permasalahan tentang

penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan dalam operasional perusahaan.

Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan penerimaan dan pengeluaran kas perlu

dilakukan pengendalian internal guna menemukan atau menganalisis kemungkinan

masalah yang terjadi dalam proses pencapaian tujuan, sehingga dapat

mengidentifikasi tujuan secara jelas seperti memastikan kepatuhan terhadap hukum

dan peraturan yang berlaku, serta menjamin keakuratan informasi. Pengendalian

internal juga dapat menghindari terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan

terhadap aset, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi (Warren dkk,

2017).

Kas menjadi dasar dan alat tukar untuk mengukur dan menghitung item

dalam perusahaan. Kas sebagai aktiva lancar terdiri dari koin, uang kertas dan

deposit dana yang tersedia di bank (Kieso, 2017). Kas merupakan aktiva yang

2
rawan karena kas mudah dipindah tangankan. Dengan karakteristik seperti itu,

kemungkinan terjadinya manipulasi berupa penyelewengan atau bahkan

penggelapan kas perusahaan cukup besar, untuk menghindari hal tersebut perlu

diterapkan suatu sistem pengendalian internal pengelolaan kas yang baik sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan (Maharani, 2020).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 2019 kas merupakan alat pembayaran yang siap

dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sedangkan

menurut Soemarso (2017) kas adalah segala sesuatu baik yang berbentuk uang atau

bukan yang dapat tersedia dengan segera dan dapat diterima sebagai pelunasan

kewajiban pada nilai nominalnya. Kas merupakan aset yang paling lancar yang

berguna sebagai alat pertukaran serta pembayaran dan berfungsi juga sebagai alat

pengukur dan satuan hitung (Weygandt, 2018)

Pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas yang baik memerlukan

perencanaan dan pemantauan sehingga organisasi profit dan non profit dapat

mengontrol arus kas masuk dan keluar. Menurut Farida (2020) Kas dapat digunakan

secepat mungkin karena sifatnya yang liquid, penerimaan dan pengeluarannya

sangat mudah, sehingga pelaku bisnis harus lebih berhati-hati dalam memilih

bendahara atau bagian keuangan perusahaan untuk menangani kas. Selain itu, kas

merupakan kebutuhan pokok untuk operasional negara maupun perusahaan.

Arens dkk (2018) menyatakan bahwa, kas merupakan hal yang penting

karena kerentanannya terhadap pencurian dan bisa saja terjadi salah saji secara

signifikan. Sifat kas secara teoritis dapat dengan mudah disalahgunakan, dan bukti

3
empiris dari kasus-kasus sebelumnya meyakinkan urgensi sistem pengelolaan kas

terhadap sebuah organisasi. Pengendalian internal terhadap kas harus dirancang

sedemikian rupa agar operasional perusahaan tetap aman dan terlindungi.

Perlindungan terhadap kas berguna untuk mencegah kas agar tidak digunakan untuk

tujuan yang tidak semestinya. Mengingat sifatnya yang mudah berubah

dibandingkan dengan aset lainnya (Martani dkk, 2016).

Sumber kas terdiri dari dua kegiatan, yaitu penerimaan dan pengeluaran kas.

Pada dasarnya, kas adalah aset yang paling umum digunakan dan hampir semua

transaksi dengan pihak ketiga selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan faktor

penting utama untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Dengan sifatnya

yang liquid maka kas mudah digelapkan. Oleh karena itu, pengendalian internal kas

diperlukan untuk memisahkan bagian-bagian yang ada seperti pencatatan dan

pembukuan. Selain itu sepatutnya diadakan pengawasan terhadap bagian-bagian

kas (Dinda & Tantina, 2021).

Begitu pula pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor merupakan salah satu

organisasi yang menggunakan pengendalian internal. Sistem penerimaan dan

pengeluaran kas harus dilaksanakan secara efektif untuk mencegah penyalahgunaan

kas. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang tepat untuk mengawasi kegiatan

penerimaan dan pengeluaran kas. Hal ini juga menjadi masalah yang harus

diperhatikan oleh sebuah perusahaan ataupun organisasi, karena dalam kegiatan

sehari-hari tentunya transaksi penerimaan dan pengeluaran kas juga tidak dapat

dipisahkan (Devi, 2021). Organisasi yang menerapkan sistem pengendalian internal

mengacu pada organisasi yang memiliki struktur organisasi yang jelas, pembagian

4
fungsi dan tanggung jawab, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik,

serta memiliki sumber daya yang memadai.

Menurut Aisyah (2017). Dalam rangka mendukung pencapaian efektivitas

dan efisiensi pengendalian internal, salah satu unsur terpenting adalah adanya suatu

bagian di dalam perusahaan yang bertanggung jawab untuk menilai kelayakan dan

keefektifan pengendalian internal serta mampu menilai kualitas kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan. Pengendalian internal yang baik akan membantu

mengurangi resiko yang terjadi dalam perusahaan khususnya dalam transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas.

Beberapa penelitian terdahulu terkait pengendalian internal yang mengacu

pada kerangka COSO yaitu dilakukan oleh Florencia (2020) objek penelitian

berasal dari sebuah organisasi nirlaba. Dengan pendekatan kualitatif penelitiannya

hendak mengevalusi implementasi sistem pengendalian internal pada Yayasan

Investasi Sosial Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa impelementasi

sistem pengendalian internal yang ada pada Yayasan Investasi Sosial Indonesia

belum sepenuhnya sesuai dengan konsep COSO dan masih terdapat beberapa hal

yang masih harus diperbaiki.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Kurniawan (2020) yaitu untuk

memberikan solusi atas permasalahan yang berkaitan dengan sistem pelaporan

keuangan yang dialami oleh pihak Yayasan Bina Ummat Kelapa Dua. Adapun

permasalahan yang dialami oleh pihak yayasan adalah kurangnya pemahaman

mengenai sistem dan mekanisme penyusunan anggaran penerimaan dan

pengeluaran dana yayasan untuk keperluan perencanaan dan pengendalian dana

5
donatur, sehingga para donatur belum dapat menyimak laporan pertanggung

jawaban keuangan secara komprehensif meskipun dalam format yang sederhana.

Hasil dalam penelitian ini yaitu berupa kegiatan PKM (Pengabdian Kepada

Masyarakat) yang ditujukan kepada pengurus beserta sejumlah guru dan staf

administrasi yang bernaung pada Yayasan Bina Ummat Kelapa Dua agar

memperoleh solusi atas permasalahan mereka berupa aktivitas pelatihan yang

menggunakan metode ceramah, tanya-jawab, dan praktik materi dari sebuah modul.

Sementara itu, pada penelitian ini akan diambil objek penelitian yaitu

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor sebagai organisasi non profit yang tidak

menjadikan profit sebagai tujuan utama organisasi yang memberikan lingkungan

berbeda terhadap sistem pengendaliannya. Menurut Yulia dkk (2021) menyatakan

bahwa, yayasan merupakan salah satu contoh dari entitas non profit. Entitas non

profit adalah entitas yang cukup berkembang dalam masyarakat Indonesia. Entitas

non profit melakukan layanan sosial yang tidak bertujuan mencari keuntungan,

umumnya didirikan oleh masyarakat atau dikelola oleh sektor swasta.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah lingkungan organisasi seperti yayasan

dalam sistem pengendaliannya berbeda dengan lingkungan organisasi lain. Dalam

konsep ini, pengelolaan kas harus memiliki manfaat bagi kemakmuran sedangkan

disisi lain cara pengelolaannya harus mengikuti prosedur yang sesuai dengan

aturan, tidak hanya bertanggung jawab atas operasionalnya dalam pengelolaan kas

saja tetapi terhadap pembiayaan sekolah dan penanaman materi tambahan yang

berdampak pada tanggung jawab dalam mengelola kas.

6
Entitas non profit, dalam hal ini yayasan, sudah ada sejak zaman penjajahan

Hindia Belanda yang disebut stiching. Pada masa ini belum ada peraturan yang

mengatur tentang bentuk hukum yayasan. Tujuan dari kegiatan stiching diatur

menurut kebiasaan-kebiasaan yang terjadi karena kebutuhan dan dapat diterima

masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kemudian terus berkembang

dan melahirkan undang-undang yang mengatur tentang yayasan (Natalia &

Minarni, 2021). Entitas non profit, yaitu yayasan diatur dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2001 tentang Yayasan. Penyempurnaan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001

tentang Yayasan juga dimaksudkan agar yayasan dapat terus beroperasi dalam

upaya mencapai maksud dan tujuannya di bidang sosial, keagamaan, dan

kemanusiaan, sesuai dengan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.

Entitas non profit adalah organisasi yang tujuan utamanya yaitu untuk

mendukung suatu isu atau masalah dalam masyarakat tanpa mengkomersialkannya

atau mencari keuntungan moneter. Menurut ISAK 35 (2020) pengertian dari entitas

non profit adalah entitas yang tidak berorientasi pada laba namun tetap memiliki

kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pemanfaatan sumber daya yang

dikelolanya kepada penyandang dana dan society. Entitas non profit meliputi

keagamaan, sekolah umum, rumah sakit, organisasi politik, bantuan masyarakat

mengenai hal perundang-undangan, organisasi layanan sukarela, asosiasi

profesional, institut, dan beberapa petugas pemerintah. Ada tiga jenis entitas non

profit yang dapat ditemukan di Indonesia, termasuk organisasi berbasis yayasan,

asosiasi, dan institut.

7
Setiap entitas non profit di atas memiliki fungsi, tujuan dan dasar hukum

yang berbeda. Entitas non profit dalam bentuk yayasan cukup banyak ditemukan di

Indonesia dan tentu juga di negara lain. Salah satunya yaitu yayasan pendidikan.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor adalah organisasi non profit yang bergerak di

bidang pendidikan formal dan non formal. Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

mengelola berbagai unit lembaga pendidikan yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI),

Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dan pendidikan non formal seperti Taman Pengajian

Al-Qur’an (TPQ).

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor menjadi pusat pengelolaan untuk semua

lembaga pendidikan, termasuk pengelolaan keuangan. Yayasan bertanggung jawab

atas semua biaya operasional, termasuk penerimaan dan pengeluaran kas yang

sifatnya rutin dan tidak rutin. Hal ini menekankan kemungkinan terjadinya

ketidakefisienan, kesalahan, dan kecurangan karena proses pencatatan hingga

pembayaran tunai semuanya dilakukan oleh satu orang. Dalam hal ini, berdampak

pada kehilangan kas karena kurangnya pengawasan, kas yayasan dapat terpengaruh

oleh praktik semacam itu. Menurut Mulyadi (2017) idealnya, pengelolaan

penerimaan dan pengeluaran kas yang baik tidak boleh dilakukan oleh satu orang

dari awal sampai akhir, melainkan harus diketahui oleh pihak ketiga. Oleh karena

itu, harus adanya pengendalian internal yang lebih baik dibagian bendahara kas.

Sebenarnya selain dari pengelolaan sistem yang harus sistematis, maka yang

terpenting adalah pembentukan kepribadian para pengelola sistem keuangan

pendidikan, jika anggota dalam satu elemen sistem tidak dapat bekerja sama dengan

8
baik dengan anggota elemen sistem lainnya, maka program yang direncanakan

tidak akan berjalan dengan baik, atau anggota sistem tidak mengetahui tugas pokok

dan fungsinya masing-masing juga dapat menghambat kerja suatu sistem. Banyak

lembaga pendidikan yang berdiri dengan dana wakaf atau didirikan atas nama

yayasan pribadi akhirnya hancur dan mengalami kemunduran disebabkan karena

karakter pengelolanya yang tidak profesional yang hanya mementingkan diri

sendiri (Zulham, 2020). Misalnya di bidang pendidikan, masih banyak ditemukan

kasus penyalahgunaan dana akibat kurangnya transparansi dalam sistem keuangan,

seperti hasil audit BPK terhadap Departemen Pendidikan Nasional hingga semester

II tahun 2017 terlihat bahwa terjadi penyimpangan pengelolaan aset tanpa bukti

pertanggungjawaban akibat masih lemahnya manajemen administratif seperti

pencatatan dan penyerahterimaan.

Herna dan David (2021) Pada yayasan khususnya lembaga pendidikan

terjadi kegiatan pengelolaan keuangan. Tata kelola keuangan atau pengelolaan

keuangan merupakan hal yang penting dalam setiap kegiatan karena setiap kegiatan

kelembagaan memerlukan dana untuk kegiatan tersebut. Dimana penggunaan dana

tersebut harus dicatat dan harus terdapat laporan penggunaan dana. Adapun

pengelolaan keuangan yang ada di lembaga pendidikan meliputi kegiatan

pembayaran pendidikan siswa dan dana lainnya yang diperlukan dalam

penyelenggaraan pendidikan, serta kegiatan transaksi yang juga mempengaruhi

penerimaan dan pengeluaran kas lembaga.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf yayasan, dijelaskan

bahwa yayasan ini memperoleh dana untuk aktivitasnya dari dana pribadi,

9
pembayaran SPP ataupun dari pihak lain yang bersimpati dengan kegiatan yayasan.

Pengurus yayasan memiliki keterbatasan dalam pengetahuan maupun keterampilan

untuk mengadministrasikan anggaran dana masuk maupun keluar serta pelaporan

pertanggungjawaban penggunaan dana yayasan secara sistematis. Beliau mengakui

bahwa kondisi sumber daya manusia yang menjadi pengurus yayasan belum

ditempatkan sesuai dengan bidang keahliannya dan bendahara tidak memiliki latar

belakang pendidikan ekonomi ataupun administrasi niaga. Semua pengurus

termasuk guru dan staf administrasi rata-rata berasal dari sekolah tinggi agama.

Berdasarkan undang-undang tentang yayasan, pengelolaan dan pelaporan

keuangan yayasan harus dilakukan secara transparan. Pelaporan keuangan

semacam ini diperlukan untuk membantu para donatur dalam membuat suatu

keputusan. Laporan keuangan entitas non profit juga merupakan bentuk

pertanggung jawaban institusional kepada para donatur. Informasi keuangan yang

diberikan oleh lembaga menjadi suatu hal yang penting bagi donatur, tetapi juga

bagi yayasan itu sendiri (Natalia & Minarni, 2021).

Pengendalian internal umumnya mengadopsi konsep COSO (Committee of

Sponsoring Organization of the Treadway Commission). COSO adalah organisasi

swasta yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1985. Tujuan COSO adalah

untuk melakukan riset tentang kecurangan dalam pelaporan keuangan, berdasarkan

hal tersebut kerangka konseptual COSO dapat digunakan sebagai referensi untuk

mengembangkan pengendalian internal (Yulia dkk, 2021). COSO telah

mengembangkan definisi umum dari pengendalian, standar, dan pedoman yang

dapat digunakan perusahaan untuk mengevaluasi sistem pengendalian mereka.

10
COSO menganggap pengendalian internal sebagai serangkaian tindakan yang

mencakup semua proses dalam organisasi. Pengendalian internal berada dalam

proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan.

Struktur pengendalian internal COSO dikenal sebagai kerangka kerja

pengendalian internal yang terintegrasi (COSO-Internal Control Integrated

Framework) yang terdiri dari lima komponen pengendalian internal yang saling

berhubungan yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi, dan aktivitas pemantauan. Pada tahun

1992, COSO merumuskan definisi pengendalian internal dan memberikan panduan

untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal

COSO lebih unggul dari sistem pengendalian internal tradisional karena memiliki

cakupan aplikasi yang lebih luas.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi penerapan sistem

pengendalian internal dan efektivitas pengendalian internal khususnya pada

penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor. Dasar dari

penelitian ini akan menerapkan analisis berbasis COSO, karena analisis COSO

merupakan analisis sistem pengendalian internal yang menjadi acuan untuk analisis

sistem pengendalian internal lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pada Penerimaan

dan Pengeluaran Kas Berbasis COSO Yayasan Pendidikan Nurul Anshor”

11
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mekanisme pengendalian internal pada sistem penerimaan dan

pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor?

2. Bagaimana efektivitas pengendalian internal pada sistem penerimaan dan

pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor?

3. Apakah pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor telah sesuai dengan penerapan

komponen pengendalian internal yang berbasis COSO?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan pengendalian internal pada

alur penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

2. Mengidentifikasi efektivitas pengendalian internal pada penerimaan dan

pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

3. Mengetahui kesesuaian pengendalian internal pada sistem penerimaan dan

pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor dengan komponen

pengendalian internal menurut COSO

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Sebagai tempat mengimplementasikan teori, untuk menambah dan

meningkatkan suatu wawasan, serta pemahaman tentang sistem

12
pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran kas yang ada

dalam organisasi serta mampu membandingkan antara teori dengan suatu

prosedur dan praktek pelaksanaan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi referensi ataupun bahan perbandingan bagi

peneliti yang hendak meneliti pada permasalahan yang sama. Tulisan ini

secara langsung ataupun tidak langsung akan memberikan tambahan

literatur dalam memahami tentang sistem pengendalian internal pada kas

yang terjadi di lembaga non profit.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat yang berguna bagi pihak

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berkaitan dengan evaluasi penerapan

sistem pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran kas, serta

memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kelebihan yang ada.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait Penelitian

1. Sistem Pengendalian Internal

Saat ini pengendalian internal semakin dibutuhkan oleh perusahaan

yang akan melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efisien. Menurut

Mulyadi (2017) sistem pengendalian internal terdiri dari struktur

organisasi, metode serta ukuran-ukuran yang dikoordinasikan guna

mengawasi aset suatu organisasi, memeriksa keakuratan serta keandalan

data akuntansi, mendorong efisiensi dan kepatuhan terhadap kebijakan

yang berlaku.

Pengendalian internal merupakan seperangkat kebijakan dan

prosedur yang dirancang guna melindungi aset ataupun kekayaan

perusahaan dari penyalahgunaan, menjamin keakuratan informasi

akuntansi, serta memastikan jika seluruh peraturan undang-undang dan

kebijakan manajemen sudah dipatuhi oleh seluruh karyawan (Hery, 2016).

Menurut Arens (2018) pengendalian internal ialah sesuatu proses

yang dipengaruhi oleh dewan komisaris serta pegawai unit bisnis yang lain

guna mendapatkan kepercayaan yang memadai tentang pencapaian tujuan,

keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap undang- undang dan

peraturan yang berlaku, serta menigkatkan efektivitas dan efisiensi operasi.

Dapat dikatakan jika pengendalian internal merupakan bentuk suatu

kegiatan berupa prosedur-prosedur yang wajib dilakukan untuk

14
memberikan keyakinan memadai bahwa aktivitas yang dilakukan tidak

menyimpang dari yang semestinya. Pengendalian internal juga dilakukan

di dalam perusahaan guna mengarahkan kegiatan perusahaan agar sesuai

dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2020) menerangkan

bahwa, sistem pengendalian internal merupakan proses yang dilakukan

oleh dewan komisaris, manajemen serta pegawai yang didesain guna

memberikan keyakinan yang memadai terkait dengan pencapaian tiga

kategori berikut ini ialah, keandalan pelaporan keuangan, efektivitas serta

efisiensi anggaran, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

berlaku.

Dari penjelasan tersebut, keandalan pelaporan keuangan berarti

bahwa pengguna laporan keuangan dapat mengandalkan laporan keuangan

karena sesuai dengan kondisi yang ada dan disajikan secara wajar. Selain

itu, efektivitas dan efisiensi anggaran berarti pengelolaan anggaran harus

mencapai tujuannya, mengukur antara input dan output yang dihasilkan,

untuk mencapai titik terbaik, setidaknya mendekati tujuan. Kemudian,

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku berarti

bahwa pengendalian internal harus dapat memastikan bahwa kegiatan atau

aktivitas usaha sesuai dengan standar yang ada dan dapat meningkatkan

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebuah pengendalian internal yang dirancang dengan baik tidak

terlepas dari sistem pengendalian internal yang dimiliki perusahaan melalui

15
struktur organisasi, yaitu terdapat pembagian tanggung jawab fungsional

kepada unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan utama

perusahaan, seperti pemisahan fungsi operasional, fungsi penyimpanan,

dan fungsi pencatatan. Keadaan ini tentunya akan mendorong perusahaan

untuk melakukan pengendalian internal terhadap pengelolaan kas (Hendra

dkk, 2022).

Berdasarkan Internal Control Integrated Framework yang

diterbitkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (2013) mendefinisikan pengendalian internal adalah pengaruh

dari dewan direksi, entitas manajemen dan personel lainnya terhadap setiap

proses yang terjadi kemudian disusun untuk mendapatkan keyakinan yang

memadai untuk memenuhi syarat tentang pencapaian tujuan.

2. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut pedoman yang dikeluarkan oleh COSO (Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) pada tahun 2013,

tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Operasi

Tujuan operasi yaitu berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi

dari seluruh operasi entitas termasuk tujuan dan sasaran sasaran kinerja

operasional dan keuangan serta melindungi aset dari kerugian.

16
b. Tujuan Pelaporan

Tujuan pelaporan berhubungan dengan penyusunan laporan yang

handal, baik laporan keuangan maupun non keuangan serta pelaporan

internal maupun eksternal.

c. Tujuan Kepatuhan

Tujuan kepatuhan berhubungan dengan kesesuaian antara seluruh

kegiatan dalam organisasi dengan ketentuan hukum dan kebijakan yang

berlaku.

Menurut Mulyadi (2017) tujuan pengendalian internal terbagi

menjadi dua macam yaitu:

a. Pengendalian internal akuntansi mencakup struktur organisasi,

metode dan ukuran yang digunakan untuk memelihara kekayaan

organisasi dan untuk memeriksa keakuratan dan keandalan data

akuntansi.

b. Pengendalian internal administratif meliputi struktur organisasi,

metode dan langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi dan

kepatuhan terhadap kebijakan yang berlaku.

Tujuan pengendalian internal menurut Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 35/SEOJK.03/2017:

a. Tujuan Kepatuhan

Tujuan kepatuhan yaitu untuk memastikan bahwa seluruh

aktivitas usaha telah dilakukan sesuai dengan ketetapan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan yang

17
ditetapkan oleh pemerintah, otoritas jasa keuangan, kebijakan,

peraturan dan prosedur internal yang ditetapkan oleh suatu usaha

tersebut.

b. Tujuan Informasi

Tujuan informasi adalah untuk memastikan tersedianya laporan

yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sehingga dapat menjadi bahan

dalam proses pengambilan keputusan yang tepat dan dapat

dipertanggung jawabkan.

c. Tujuan Operasional

Tujuan operasional adalah untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi penggunaan sumber daya dan aset lainnya untuk menjaga

suatu usaha dari resiko kerugian.

d. Tujuan Budaya Resiko

Tujuan budaya resiko ialah untuk mengidentifikasi kelemahan

dan menilai perbuatan menyimpang sedini mungkin dan untuk

menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur pada suatu usaha

yang ada.

3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2017) terdapat empat unsur pokok dalam sistem

pengendalian internal ialah sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang secara jelas memisahkan tanggung jawab

fungsional. Struktur organisasi adalah kerangka kerja untuk membagi

tanggung jawab berdasarkan fungsinya menjadi unit-unit dalam suatu

18
organisasi yang dibentuk untuk menjalankan kegiatan utama

perusahaan.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Dalam suatu organisasi,

setiap transaksi hanya bisa dilakukan atas dasar wewenang dari pejabat

yang memiliki hak dan kekuasaan otorisasi untuk menyetujui transaksi

yang akan terjadi. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi harus

dilakukan suatu sistem yang mengatur pemberian hak dan kekuasaan

otorisasi dalam setiap pelaksanaan transaksi tersebut.

c. Praktik yang sehat. Pembagian tanggung jawab harus dilaksanakan

berdasarkan tugas dan fungsi yang ditetapkan, misalnya setiap transaksi

tidak boleh dilakukan oleh satu orang dari awal sampai akhir dan perlu

melibatkan pihak lain untuk memastikan praktik yang sehat dalam

pelaksanaannya.

d. Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Faktor

kualitas pegawai merupakan faktor terpenting dalam sistem

pengendalian internal. Jika sebuah perusahaan memiliki karyawan yang

jujur dan kompeten, faktor-faktor pengendalian lainnya dapat ditekan

semaksimal mungkin, dan perusahaan tetap dapat membangun

akuntabilitas keuangan yang dapat dipercaya.

Seluruh unsur sebelumnya tergantung pada kualitas sumber daya

manusia yang menjalankannya. Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan

tanggung jawabnya dan karyawan yang ahli serta jujur dalam bidang yang

ditekuninya akan mampu menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien.

19
4. Komponen Pengendalian Internal COSO

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (2013) komponen-komponen pengendalian internal dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 1
Relationship of Objectives and Components

Sumber: Internal Control- Integrated Framework, 2013

Dari gambar tersebut, COSO mengilustrasikan komponen-

komponen pengendalian internal yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah dasar untuk setiap komponen

pengendalian internal lainnya. Lingkungan pengendalian mencerminkan

sikap dan tindakan pengasuh organisasi mengenai pentingnya pengendalian

internal pada suatu organisasi. Lingkungan pengendalian dapat menentukan

20
keadaan organisasi dan dapat mempengaruhi kesadaran pengurus terhadap

pengendalian. Lingkungan pengendalian meliputi faktor-faktor berikut:

1) Organisasi menegakkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai

etika.

2) Dewan direksi menegakkan independensi dari manajemen dan

melakukan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja

pengendalian internal.

3) Manajemen menetapkan pengawasan, struktur, garis pelaporan,

otoritas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang memadai.

4) Organisasi menegakkan komitmen untuk menarik,

mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten

dalam rangka mencapai tujuan.

5) Organisasi merekrut individu yang dapat bertanggung jawab atas

pengendalian internal dalam pencapaian tujuan.

b. Penilaian Resiko (Risk Assessment)

Peniliaian resiko merupakan kegiatan mengidentifikasi,

menganalisis, dan mengelola resiko yang mempengaruhi tujuan

organisasi. Organisasi harus mengetahui dan menghindari resiko yang

mungkin terjadi terutama pada penerimaan dan pengeluaran kas yang

sudah pasti memiliki banyak resiko serta mampu menilai bagaimana cara

mengelolanya dengan baik. Berikut adalah beberapa prinsip menurut

COSO yang berpengaruh di dalam komponen penilaian risiko:

21
1) Organisasi menetapkan tujuan yang jelas guna mengidentifikasi dan

menilai resiko yang terkait dengan tujuan.

2) Organisasi mengidentifikasi resiko terhadap pencapaian tujuan

diseluruh entitas dan menganalisis resiko tersebut sebagai dasar

untuk menentukan cara mengelola resiko.

3) Organisasi mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kecurangan

dalam penilaian resiko untuk mencapai tujuannya.

4) Organisasi mengidentifikasi dan mengevaluasi perubahan yang

mungkin berdampak signifikan terhadap sistem pengendalian

internal.

c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian ialah kebijakan dan prosedur yang

membantu memastikan bahwa tindakan yang penting telah dilakukan

untuk mengatasi resiko dalam mencapai tujuan Yayasan Pendidikan Nurul

Anshor. Kebijakan dan prosedur memberikan keyakinan yang memadai

bahwa tindakan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam

pencapaian tujuan entitas. Tiga prinsip yang berhubungan dengan aktivitas

pengendalian adalah sebagai berikut:

1) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang dapat membantu mengurangi resiko terhadap pencapaian

tujuan ke tingkat yang dapat diterima.

2) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

umum terkait teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.

22
3) Organisasi melakukan kegiatan pengendalian melalui kebijakan

yang ditetapkan dan prosedur yang diterapkan.

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Organisasi membutuhkan informasi dan komunikasi untuk

mendukung kegiatannya dalam memenuhi tanggung jawab pengendalian

internal mereka dan mendukung pencapaian tujuan. Informasi dan

komunikasi memungkinkan orang untuk memperoleh berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk mengelola, melakukan dan mengendalikan operasi.

Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi suatu organisasi yaitu

untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi-transaksi

yang terjadi sehingga akuntabilitas terhadap aset-aset sebuah organisasi

dapat terjaga dengan baik. Adapun prinsip yang berkaitan dengan

komponen informasi dan komunikasi adalah sebagai berikut:

1) Organisasi dapat menggunakan informasi yang relevan dan

berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

2) Organisasi dapat menyampaikan informasi secara internal terkait

dengan tujuan dan tanggung jawab terhadap pengendalian internal

dalam pencapaian tujuan.

3) Organisasi dapat berkomunikasi dengan pihak eksternal tentang

pengaruh fungsi pengendalian internal.

e. Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)

Pemantauan merupakan suatu proses dalam menentukan kualitas

kinerja pengendalian internal, apakah sudah dilaksanakan dengan baik

23
dengan melakukan penilaian dan mengambil tindakan perbaikan yang

diperlukan. Pemantauan ditunjuk atas kebijakan efektivitas pengendalian

internal. Aktivitas pemantauan terdiri dari dua hal, yaitu pertama

pemantauan kinerja dan yang ke dua yaitu pemantauan keuangan, aktivitas

pemantauan berkaitan dengan penetapan secara periodik atas efektivitas

dari implementasi atas pengendalian internal yang dilakukan oleh yayasan.

Terdapat dua prinsip yang berkitan dengan aktivitas pemantauan sebagai

berikut:

1) Organisasi dapat memilih, mengembangkan, dan melakukan

evaluasi terpisah secara terus menerus guna memastikan bahwa

komponen pengendalian internal ada dan berfungsi.

2) Organisasi dapat mengevaluasi dan menyampaikan kekurangan

pengendalian internal kepada pihak terkait yang bertanggung jawab

dalam mengambil tindakan korektif atas pengendalian internal.

5. Prinsip Pengendalian Internal

Menurut Hery (2016) prinsip pengendalian internal adalah sebagai

berikut:

a. Pembentukan tanggung jawab

Karakteristik yang terpenting dari pengendalian internal yaitu

pembentukan tanggung jawab kepada masing-masing pegawai secara

tertentu. Penetapan tanggung jawab ditentukan agar setiap pegawai

dapat bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan untuk meningkatkan

efektivitas dalam pengendalian atas pekerjaan tertentu agar menjadi

24
lebih efektif dan setiap anggota dapat bertanggung jawab terhadap

setiap tugas yang diberikan tersebut.

b. Pemisahan tugas

Pemisahan tugas yaitu mengacu pada pemisahan tugas atau

pembagian kerja. Perbedaan tugas antara staf yang mencatat

pengelolaan aset dengan staf yang langsung mengelola aset fisik harus

berbeda. Alasan untuk pemisahan tugas adalah bahwa pekerjaan yang

dilakukan karyawan harus memberikan dasar yang memadai untuk

mengevaluasi pekerjaan yang ada.

c. Prosedur dokumentasi

Dokumen dapat memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau

peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan melampirkan atau

menandatangani suatu dokumen dapat memberikan kemudahan dalam

mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya suatu

transaksi atau suatu peristiwa ekonomi tersebut.

d. Pengendalian fisik, mekanik, dan eleketronik

Penggunaan kontrol fisik, mekanik dan elektronik merupakan hal

yang penting. Kontrol fisik terutama berkaitan dengan keamanan aset.

Cek mekanis dan elektronik, seperti uang tunai dan surat berharga

sebaiknya disimpan dalam brankas dengan menggunakan password

system dan lain-lain.

25
6. Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas adalah pencatatan yang dibuat

untuk kegiatan penerimaan kas dari penjualan tunai atau penjualan kredit

yang bebas dan siap digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem

akuntansi penerimaan kas adalah suatu proses arus kas yang berlangsung

dalam suatu perusahaan dan yang sifatnya terus menerus selama perusahaan

yang bersangkutan masih beroperasi (Aisyah, 2017).

(Herna & David, 2021) mengatakan bahwa, penerimaan kas dapat

dianggap sebagai aset yang diterima perusahaan dari konsumen dalam

bentuk uang tunai ketika mereka membeli barang. Penerimaan kas

digunakan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk melanjutkan

operasinya atau untuk membeli kembali persediaan sehingga perusahaan

dapat terus menjalankan produksi atas barang atau jasa untuk dijual, dan

juga dapat digunakan untuk menutup semua biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan, seperti biaya tenaga kerja, penyusutan, dan biaya tak terduga

lainnya (Winarsih dan Kristiati, 2019).

Tawaqal dkk (2016) penerimaan kas didefinisikan sebagai tahapan

kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang dibuat menurut sistem

yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan penerimaan kas dari penjualan

rutin dan tidak rutin berdasarkan ketentuan-ketentuan dari perusahaan yang

bersangkutan.

Sistem akuntansi penerimaan kas menurut Mulyadi (2017) adalah

suatu catatan yang dibuat guna melaksanakan aktivitas penerimaan kas dari

26
penjualan tunai dan piutang yang bebas dan siap digunakan untuk kegiatan

umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan terutama berasal dari dua

sumber, yaitu pendapatan tunai atas penjualan dan pendapatan tunai atas

piutang dari penjualan secara kredit.

Sedangkan penerimaan kas terhadap lembaga pendidikan berasal

dari sumber bantuan dana pemerintah, pembayaran bulanan, pembayaran

biaya pendaftaran, pembayaran biaya fasilitas seperti fasilitas gedung,

buku, seragam dan lain-lain.

Salah satu sistem yang harus dilindungi dalam sistem pengendalian

internal adalah penerimaan kas. Penerimaan kas adalah suatu transaksi

yang menghasilkan peningkatan aset bagi organisasi melalui penjualan

tunai dan pembayaran piutang. Pentingnya sistem pengendalian internal

pada penerimaan kas selain untuk mencegah hal-hal yang merugikan kas

itu sendiri, yaitu untuk menjaga keandalan data akuntansi, efisensi

penggunaan kas, kepatuhan terhadap prosedur dan kebijakan dalam

pengelolaan penerimaan kas. Oleh karena itu penerapan sistem

pengendalian internal merupakan hal yang penting agar kemungkinan

penyimpangan kas dapat dengan mudah ditelusuri (Nurfatin dkk, 2020).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Herna dan David (2021),

unsur-unsur pengendalian internal yang baik dalam penerimaan kas adalah

sebagai berikut:

a. Organisasi

1) Fungsi penyimpanan kas harus dipisahkan dari fungsi akuntansi.

27
2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilakukan

oleh bagian keuangan dari awal sampai akhir tanpa campur tangan

pihak lain.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

1) Transaksi pengeluaran kas harus diotorisasi oleh pejabat yang

berwenang.

2) Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapat

persetujuan dari pejabat yang berwewenang.

3) Entri ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan

memberi tanda tangan dan dilakukan dengan dokumen yang

lengkap terlampir.

c. Praktik yang sehat

1) Saldo kas harus dilindungi dari penggunaan yang tidak semestinya

2) Tanda terima kas diotorisasi oleh fungsi kas dan stempel

pembayaran akan dicap oleh departemen keuangan setelah

transaksi selesai.

3) Penggunaan rekening koran bank yang merupakan suatu informasi

dari pihak ketiga yang ditujukan untuk memeriksa keakuratan

catatan kas melalui fungsi pemeriksaan internal yang merupakan

fungsi tidak berwujud dari pencatatan dan penerimaan kas

d. Karyawan yang berpotensi

1) Memilih calon pegawai sesuai dengan persyaratan yang dituntut

didalam pekerjaannya.

28
2) Pengembangan pendidikan pegawai selama pegawai tersebut

menjadi bagian dari perusahaan, harus didasarkan pada

kebutuhan pengembangan kerja.

7. Pengeluaran Kas

Soemarso (2017) menyatakan bahwa pengeluaran kas

adalah prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa setiap

pengeluaran telah disetujui dan merupakan pengeluaran yang

bermafaat untuk tujuan perusahaan, adanya sistem pengeluaran kas

tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

Sistem akuntansi pengeluaran kas menurut Mulyadi (2017)

adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan

pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang

digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.

Siklus pengeluaran kas merupakan rangkaian kegiatan bisnis dan

operasional perusahaan dalam pemrosesan data terkait yang berhubungan

dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa (Romney, 2018).

Aktivitas pengeluaran kas harus diatur dengan baik agar dapat

dipertanggung jawabkan. Mulyadi (2017) menguraikan dua sistem

akuntansi pokok yang digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas,

yaitu pengeluaran kas dengan cek dan pengeluaran kas dengan sistem dana

kas kecil menggunakan uang tunai.

Sistem tersebut memudahkan perusahaan dalam mengelola hal-hal

yang berhubungan dengan besarnya pengeluaran kas yang terjadi yang

29
pada akhirnya dapat mempengaruhi keuntungan yang diterima

perusahaan. Keuntungan tersebut tentunya berguna untuk kelangsungan

hidup perusahaan dan stakeholders seperti manajer, karyawan, investor

dan lain sebagainya.

Sistem pengendalian internal pengeluaran kas harus dikelola dengan

baik guna menghindari penyimpangan atau kesalahan atas kas tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengendalian internal yang efektif

untuk membantu direksi dan dewan komisaris dalam memelihara aset,

memastikan pelaporan keuangan dan manajemen yang andal,

meningkatkan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan

mengurangi resiko kerugian, dan penyimpangan (Pangkey, 2021).

Adapun fungsi yang terkait pada sistem pengeluaran kas (Devi,

2021) adalah:

a. Fungsi yang membutuhkan kas

Jika suatu fungsi memerlukan adanya pengeluaran kas

(misalnya, untuk pembelian jasa dan biaya perjalanan), fungsi

terkait yang bersangkutan harus mengajukan permintaan cek kepada

fungsi akuntansi.

b. Fungsi Kas

Fungsi kas ini bertanggung jawab untuk mengisi cek,

meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur

melalui surat via pos atau membayarkannya langsung kepada

kreditur.

30
c. Fungsi Akuntansi

Dalam sistem pengeluaran kas, fungsi akuntansi

bertanggung jawab untuk mencatat pengeluaran kas yang

melibatkan pengeluaran beban dan persediaan, mencatat semua

transaksi pembayaran tunai atau non tunai dalam jurnal pengeluaran

kas, dan menghasilkan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi

kepada fungsi kas untuk mengeluarkan cek sebesar jumlah yang

tercantum dalam dokumen tersebut.

d. Fungsi Pemeriksa Intern

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas, fungsi ini

bertanggung jawab untuk melaksanakan perhitungan kas secara

berkala dan mencocokkan hasil perhitungan dengan saldo kas

berdasarkan catatan akuntansi.

Adapun dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas

dengan cek yaitu sebagai berikut:

a. Bukti kas keluar

Dokumen ini bertindak sebagai perintah pengeluaran kas untuk

bagian kas dari jumlah yang ditunjukkan dalam dokumen.

b. Cek

Dokumen ini digunakan untuk memerintahkan bank agar

membayar sejumlah uang kepada orang atau badan yang disebutkan

dalam cek.

31
c. Permintaan cek (check request)

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang

memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk

membuat bukti kas keluar.

8. Pengertian Yayasan

Yayasan merupakan badan hukum yang bertujuan sebagai alat untuk

dalam membantu tercapainya tujuan sosial yang diharapkan. Sumarni

(2018) mendefinisikan yayasan sebagai badan hukum yang berada di bawah

pimpinan suatu badan atau pengurus yang memiliki tujuan hukum serta

tujuan sosial tertentu. Sedangkan pengertian yayasan menurut Undang-

Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2001. Yayasan merupakan badan hukum dengan

kekayaan tersendiri guna mencapai tujuannya di bidang keagamaan, sosial

dan kemanusiaan. Dalam melangsungkan kegiatannya, yayasan memiliki

badan yang terdiri dari pembina, pengurus dan pengawas.

Yayasan mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat

yakni untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan

mereka melalui pendidikan. Tidak hanya itu, yayasan juga ada untuk

membantu tercapainya tujuan masyarakat di bidang sosial, termasuk

kemanusiaan dan keagamaan.

Dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan yayasan memiliki

peran penting antara lain sebagai berikut:

32
a. Mendelegasikan pengelolaan pelaksanaan praktik pendidikan terbaik

kepada kepala sekolah dan guru.

b. Menjadi pihak yang memikirkan pembangunan dan menetapkan arah

sekolah, kemudian berkonsultasi dalam pertemuan dengan komite

sekolah (mengidentifikasi visi, arah, platform perencanaan dan

kebijakan dasar sekolah).

c. Memberikan fokus pada penyediaan kesempatan bagi siswa

berprestasi melalui beasiswa dan sarana lainnya.

d. Mendukung pengembangan sekolah melalui teknologi informasi atau

infrastruktur yang dibutuhkan oleh sekolah sebagai institusi.

e. Mempertimbangkan sumber dana agar kegiatan sekolah dapat

berlanjut dan mendukung guru dalam kegiatan pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan di sekolah.

f. Pengontrol manajemen sekolah.

Tidak hanya memiliki peran, yayasan memiliki fungsi yakni sebagai

wadah entitas yang bersifat non profit, yayasan memiliki fungsi membantu

kesejahteraan umat manusia. Selain itu, yayasan memiliki fungsi dalam

memberikan perlindungan, bantuan dan pelayanan di bidang sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2004 tentang Yayasan, dalam penyelenggaraan pendidikan yayasan

memiliki fungsi antara lain:

a. Menyelenggarakan lembaga pendidikan mulai dari proses perizinan.

b. Menetapkan visi, orientasi, platform program dan kebijakan sekolah.

33
c. Menyeleksi, mengangkat dan memberhentikan tenaga pengelola

sekolah.

d. Menyediakan sarana, prasarana dan pembiayaan sekolah.

e. Meninjau dan menyetujui rencana pengelolaan sekolah.

f. Menyetujui program dan anggaran sekolah.

g. Mengawasi dan mengontrol proses manajemen sekolah.

h. Mengevaluasi kinerja dan tanggung jawab administrator sekolah.

i. Memutuskan batas-batas kerjasama sekolah dengan pihak eksternal.

j. Bertanggung jawab atas kepentingan kepengurusan dan tujuan

yayasan.

k. Bertanggung jawab dihadapan pengadilan.

l. Bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan pada unit-unit

yayasan.

34
B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Metode Penelitian


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(tahun) Persamaan Perbedaan
1 Evaluasi Sistem Novi Meneliti Membandingkan Evaluasi sistem pengendalian
Pengendalian Sagita sistem hasil temuan internal SMPN 1 Teluk Kuantan
Intern Terhadap (2021) pengendalian lapangan dengan belum sesuai dengan teori
Pengeluaran Kas internal Teori Mulyadi Mulyadi, yaitu pada struktur
Pada Lembaga pengeluaran organisasi yang memisahkan
Pendidikan kas tanggung jawab, dan fungsi yang
(Studi Kasus terkait dengan indikator
Pada SMPN 1 karyawan yang mutunya sesuai
Teluk Kuantan) dengan tanggungjawabnya
belum dilaksanakan sesuai
dengan teori Mulyadi.
2 Pengendalian Yulia dkk Meneliti Melakukan cash Pengendalian internal yayasan
Internal Kas (2021) pengendalian opname pada YDU dari lima unsur komponen
Pada Yayasan internal kas proses pengendalian internal COSO,
YDU berbasis penerimaan dan dinilai sudah dilakukan dengan
COSO pengeluaran kas baik
3 Internal Gideon Menggunkan Menguji pengaruh Temuan dari penelitian ini
Controls and Tayo pendektan pengendalian menunjukkan bahwa pengaruh
Performance of Akinlye & kerangka kerja internal terhadap keseluruhan komponen COSO
Selected Adebola COSO yakni kinerja perguruan pengendalian internal terhadap
Institutions in Daniel lingkungan tinggi terpilih di kinerja perguruan tinggi terpilih
Ekiti State: A Kolawol pengendalian, negara bagian di negara bagian Ekiti adalah
Commite of (2020) penilain resiko, Ekiti. positif signifikan. Namun,
Sposoring aktivitas Penelitian ini Aktivitas Pengendalian,
Organisations pengendalian, menggunakan Informasi & komunikasi dan
(COSO) informasi & desain penelitian Aktivitas pemantauan
Framework komunikasi survei. Data berpengaruh signifikan dan
Approach dan aktivitas primer dianalisis positif terhadap kinerja
pemantauan. menggunakan organisasi perguruan tinggi
analisis regresi terpilih sedangkan Lingkungan
berganda. pengendalian dan Penilian resiko
berpengaruh positif tetapi tidak

35
signifikan terhadap kinerja
organisasi perguruan tinggi
terpilih.

4 Sistem Herna dan Meneliti Menganalisis Lembaga pendidikan sudah


Informasi David penerimaan sistem informasi menerapkan SIA berbasis
Akuntansi Kas (2021) dan akuntansi berbasis komputer yang terhubung secara
Pada Lembaga pengeluaran computer langsung dengan sistem yang
Pendidikan kas lembaga setiap tahunnya memiliki
pendidikan rencana anggaran dan telah
memenuhi unsur-unsur tersebut
5 Evaluasi Siska Meneliti Mengevaluasi Implementasi sistem
Implementasi Florencia sistem sistem pengendalian internal yang ada
Sistem (2020) pengendalian pengendalian pada YISI masih harus
Pengendalian internal internal pada diperbaiki. Seperti pada struktur
Internal Pada berbasis organisasi nirlaba organisasi, tidak memiliki
Organisasi COSO di bidang social kebijakan tertulis dan belum
Nirlaba (Studi menerapkan audit internal.
Kasus Pada
Yayasan
Investasi Sosial
Indonesia)
6 The Evaluation Hendra Pengendalian Objek penelitian Adanya evaluasi penerapan
of The Internal Railis, Internal pada perusahaan sistem pengendalian internal
Application Eko terhadap air minum terhadap pengeluaran kas di
System of Cash Cahyo, penerimaan perusahaan. Sistem
Expenses Rudi kas pengendalian kas internal untuk
Control in Ginting, menggunakan penjualan tunai sudah memadai
Drinking Water Surachma metode tetapi untuk beberapa fungsi
Company. n (2022) kualitatif. yaitu fungsi kas, fungsi
akuntansi, dan dokumen yang
digunakan belum sepenuhnya
dilakukan.
7 Sistem dan F.X. Meneliti Melakukan PKM Hasil kegiatan PKM telah
Mekanisme Kurniawa penerimaan mengenai sistem berlangsung sesuai tujuan,

36
Penyusunan n dan dan dan mekanisme dengan iuaran wajib berupa
Anggaran Nurainun pengeluaran penyusunan publikasi ilmiah dan juga iuaran
Penerimaan dan (2020) kas anggaran tambahan yaitu modul belajar
Pengeluaran organisasi nirlaba yang ditujukan kepada mitra
Dana Pada (yayasan) PKM.
Yayasan Bina
Ummat Kelapa
Dua
8 Evaluasi Sistem J.N.D. Meneliti Tidak meneliti Pengendalian internal atas
Pengendalian Pangkey., pengendalian penerimaan kas pengeluaran kas berupa struktur
Intern I. Elim., intern berbasis COSO. nisasi berjalan secara efektif dan
Pengeluaran Kas dan S. pengeluaran mampu memisahkan fungsi kas,
Pada PT. Bank Rondonuw kas berbasis fungsi akuntansi, dan fungsi
Sulutgo Cabang u (2021) COSO. pengendalian internal serta
Utama memiliki keterampilan yang
sesuai dengan tanggung
jawabnya dengan menggunakan
pendekatan COSO telah berjalan
secara efektif.
9 Analisis Sistem Dina Meneliti Meneliti Sistem pengendalian internal
Pengendalian Konati penerapan pengendalian atas penerimaan kas yang
Internal Dwiarti sistem internal atas dilakukan oleh PT. Andalas
Penerimaan Kas (2021) pengendalian penerimaan kas Agrolestari tidak sesuai dengan
Pada PT. internal dengan Teori teori Mulyadi karena terdapat
Andalas penerimaan Mulyadi. beberapa hal yang tidak sesuai
Agrolestari kas. dengan unsur-unsur
Logas pengendalian internal,
Tetapi dari hasil temuan tersebut
sistem pengendalian internal
penerimaan kas pada PT.
Andalas Agrolestari sudah
berjalan secara efektif.
10 Analisis Sistem Dinda Meneliti Meneliti sistem Sistem pengendalian internal kas
Informasi Kama Dita sistem informasi yang ada dalam perusahaan
Akuntansi dan pengendalian akuntansi belum memadai, dikarenakan
Penerimaan dan Tartina internal belum dilakukannya pemisahan
Pengeluaran Kas Haryati penerimaan tugas antara fungsi pencatatan
Terhadap Sistem (2021) dan dan penyimpanan.
Pengendalian pengeluaran
Internal Kas kas

37
Pada PT. Bulan
Biru Tour and
Trevel
11 Analisis Gratia Menganalisis Menganalisis Sisitem pengendalian internal
Pengendalian Patricia sistem Pengendalian pada PT. Mandala Multifinance,
Intern Atas Ogi, Sifrid pengendalian intern atas Tbk Cabang Manado, telah
Penerimaan Kas S. intern atas penerimaan kas, memiliki kebijakan internal
Pada PT. Pangeman penerimaan untuk piutang perusahaan (KPI) yang
Mandala an, kas. yang tak tertagih dilaksanakan dengan baik untuk
Multifinance, Winston (kredit macet). menghindari terjadinya
Tbk Cabang Pontoh kecurangan saat penerimaan kas.
Manado (2020).
12 Analisis Sistem Nurfatin Meneliti Meneliti Sistem pengendalian internal
Pengendalian Fiqgiya, sistem pengendalian atas penerimaan kas RSUD ada
Internal Atas Irwansyah, pengendalian internal Teori beberapa yang belum sesuai
Penerimaan Kas Indra internal atas Mulyadi. dengan unsur-unsur sistem
Pada Rumah Suyoto penerimaan pengendalian internal menurut
Sakit Umum Kurniawa kas. Mulyadi karena terdapat
Daerah n (2020) pengungkapan tugas yang belum
maksimal.
13 Evaluasi Eny, D. Meneliti Meneliti Sistem penerimaan dan
Pengendalian Efriyenti pengendalian pengawasan pengeluaran kas telah berjalan
Internal Dalam (2020) internal dalam piutang dan sesuai dengan siklus yang sudah
Pengelolaan pengelolaan persediaan ditentukan perusahaan, dan
Sistem sistem perusahaan dalam pembagian tanggung jawab
Penerimaan Dan penerimaan penerimaan kas kepada karyawan telah berjalan
Pengeluaran Kas dan kepada dengan baik.
Pada PT Central pengeluaran perusahaan.
Prima Sukses. kas.
14 Evaluasi Sistem Prima Meneliti Meneliti sistem Sistem pengendalian internal
Pengendalian Laksita sistem pengendalian pada pengelolaan kas Sheraton
Internal (SPI) Amarani pengendalian internal Mustika Yogyakarta sudah
Pengelolaan (2020) internal pengelolaan kas: memadai, namun masih ada
Kas: Studi Pada pengelolaan penerimaan dan beberapa hal yang perlu
Sheraton kas: pengeluaran kas diperbaiki, salah satunya adalah
Mustika penerimaan berbasis COSO perusahaan belum memiliki
Yogyakarta dan dengan acuan flowchart secara tertulis
Resort and Spa. pengeluaran menggunakan terkait dengan prosedur
kas berbasis teknik bola salju penerimaan dan pengeluaran
COSO. kas.

38
(snowball
sampling).
15 Analisis Bunga Mengetahui Objek penelitian Pengendalian internal atas
Efektivitas Anisah bagaimana pada Klinik X kegiatan penerimaan dan
Pengendalian Harared, efektifitas pengeluaran kas pada Klinik X
Internal Riyan pengendalian sudah berjalan secara efektif,
Penerimaan dan Pratama internal atas namun masih terdapat beberapa
Pengeluaran Kas Heriyanto penerimaan kekurangan yang perlu
(Studi Kasus (2022) dan dilakukan perbaikan.
pada Klinik X) pengeluaran
kas
16 Evaluation of Lungchin Mengevaluasi Objek penelitian PT. Bumi Selaras Asri sudah
the Internal Poluan, sistem pada PT. Bumi menerapkan sistem pengendalian
Control System Jenny pengendalian Selaras Asri internal yang baik, tetapi masih
at PT. Bumi Morasa, internal kas ada yang harus diperbaiki, yakni
Selaras Asri dan dengan analisis pada pemisahan fungsi tugas dan
(Golden and Dhullo komponen tanggung jawab terhadap kas
Spring Meeting Afandi, COSO belum terlaksana sepenuhnya
Point) Manado. (2021) dikarenakan masih ada
perangkapan tugas antara
pencatatan terkait penerimaan
dan pengeluaran kas sehingga
ada beberapa prosedur yang
belum sesuai
dengan prinsip akuntansi yang
berlaku.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2022

39
C. Kerangka Pemikiran

Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

Gambar 2. 2
Kerangka Pemikiran Penelitian

Yayasan Pendidikan Nurul


Gambar 2. 3
Anshor
Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengendalian Internal YPNA

Penerimaan Kas Pengeluaran Kas

Penerapan Sistem
Pengendalian Internal
Berbasis COSO di YPNA

Lingkungan Penilaian Aktivitas Informasi dan Aktivitas


Pengendalian Resiko Pengendalian Komunikasi Pemantauan

Evaluasi Aktivitas Penerapan Sistem Pengendalian


Penerimaan dan Pengeluaran Kas YPNA

40
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah yang memiliki karakteristik tertentu di

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor, yaitu ketua yayasan, sekretaris, bendahara, dan

pegawai umum. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2018) sampel merupakan bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam

penelitian ini yang menjadi sampel adalah ketua yayasan, sekretaris, bendahara dan

pegawai umum. Sehingga sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Sampel

jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang

dilakukan oleh peneliti untuk tujuan tertentu dengan pengambilan sampel

berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018). Alasan dipilihnya metode

purposive sampling adalah untuk menyesuaikan kriteria target responden dengan

fenomena yang akan diteliti. Oleh karena itu, penulis menetapkan kriteria-kriteria

tertentu yang harus dipenuhi.

Sampel dipilih dengan metode purposive sampling sesuai kriteria-kriteria

sebagai berikut:

1. Pengurus yang melakukan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas.

41
2. Mewawancarai dan berdiskusi secara langsung dengan pihak-pihak terkait

yang memiliki kewenangan dalam memberikan informasi tentang

pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Seluruh bagian fungsi yang terkait dalam penerapan sistem pengendalian

internal Yayasan Pendidikan Nurul Anshor, mulai dari penerimaan kas

masuk hingga pengeluaran kas keluar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

beralamat di Jl. Cirarab RT 02/01 Desa Cirarab Kecamatan Legok Kabupaten

Tangerang sebagai objek penelitian. Alasan memilih lembaga penelitian ini

dikarenakan yayasan merupakan salah satu lembaga entitas non profit yang sistem

pengendaliannya berbeda dengan lingkungan organisasi lain.

Adapun waktu pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu selama tiga bulan.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian internal

pada yayasan serta dapat mengukur dan mengevaluasi data yang ada berupa

pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran kas yayasan.

C. Data dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian deskriptif

dilakukan guna mengetahui dan menjelaskan karakterisitik yang diteliti dalam suatu

situasi. Tujuan penelitian deskriptif yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran, atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki (Maryam, 2019). Data yang dikumpulkan

berupa kalimat yakni kalimat yang dituliskan oleh narasumber. Data tersebut

42
berasal dari penelitian langsung kepada objek dengan teknik wawancara langsung

yaitu berupa kata atau jawaban narasumber. Sumber data dalam penelitian ini

adalah data intern. Data intern adalah data yang dikumpulkan oleh suatu lembaga

mengenai kegiatan lembaga tersebut dan hasilnya digunakan untuk keperluan

lembaga tersebut.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap untuk melakukan penelitian yang

langsung terjun ke lapangan (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini, kualitas

instrumen penelitian berkenaan dengan pengumpulan data berupa wawancara dan

kuesioner yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data.

Penulis melakukan wawancara dengan beberapa pengurus Yayasan

Pendidikan Nurul Anshor. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada ketua

yayasan dan sekretaris. Kemudian penulis menyebarkan kuesioner, kuesioner

dalam penelitian ini ditujukan kepada ketua yayasan, sekretaris, bendahara, dan

pegawai umum.

Adapun daftar pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada sekretaris

yayasan yaitu mengenai gambaran umum objek penelitian sebagai berikut:

1. Profil yayasan

a. Dimana lokasi YPNA berada?

b. Apa yang menjadi alasan YPNA memilih lokasi tersebut?

43
c. Apakah lokasi tersebut cukup strategis untuk dijadikan pusat tempat

pengelolaan yayasan?

d. Apakah terdapat visi dan misi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor?

e. Kapan dan bagaimana sejarah berdirinya YPNA?

f. Bagaimana perkembangan yang dikelola oleh YPNA selama dua tahun

terakhir?

2. Struktur organisasi

a. Apakah YPNA memiliki struktur organisasi?

b. Apakah ada pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas terkait

setiap fungsi jabatan?

c. Apakah ada pembagian tugas dibagian keuangan sesuai dengan tanggung

jawab yang diperlukan?

3. Job description

a. Berapa banyak pengurus YPNA?

b. Bagaimana pembagian jam kerja untuk setiap pengurus YPNA?

c. Bagaimana sistem penggajian yang ada di YPNA?

d. Bagaimana proses pembentukan pengurus YPNA?

4. Sistem pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas

a. Bagaimana proses penerimaan dan pengeluaran kas di YPNA?

b. Bagaimana prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas?

c. Siapa saja yang terlibat dalam proses penerimaan dan pengeluaran kas?

d. Apa saja dokumen yang digunakan dalam penerimaan dan pengeluaran

kas?

44
Kemudian untuk mengidentifikasi efektivitas pengendalian internal pada

penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor, maka

diajukan pertanyaan sistematis bersifat tertutup yang berbentuk kuesioner terdiri

dari 49 pertanyaan ditujukan kepada ketua yayasan, sekretaris, bendahara dan

pegawai umum sebagai berikut:

1. Apakah visi, misi, nilai, dan standar perilaku entitas diartikulasikan dalam

dokumen (aturan tertulis, kode etik, dll). Dan diketahui oleh seluruh

pegawai YPNA?

2. Apakah nilai dan standar perilaku entitas dikomunikasikan kepada pengurus

YPNA lama dan baru?

3. Apakah komitmen pengurus terhadap nilai dan standar perilaku entitas

tercermin dalam aktivitas sehari-hari?

4. Apakah ada penilaian berkala terhadap penerapan nilai entitas dan standar

perilaku?

5. Apakah ada pengawasan independen terhadap manajemen?

6. Apakah pembina dan ketua yayasan terlibat dalam memeriksa pengurus?

7. Apakah ada pengawas yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelaporan

keuangan, integritas dan transparansi keuangan?

8. Apakah ada struktur organisasi yang tertulis secara formal?

9. Apakah terdapat pembagian tanggung jawab yang jelas untuk setiap posisi

jabatan (Job Description)?

10. Apakah pembagian tanggung jawab di bagian keuangan sudah memadai?

45
11. Apakah pengurus yang berhubungan dengan keuangan harus memiliki latar

belakang pendidikan dan kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan yang

mereka lakukan?

12. Apakah terdapat pelatihan kerja yang memadai untuk setiap bagian?

13. Apakah ada penghargaan bagi pengurus yang jujur dan sopan dalam

bekerja?

14. Apakah ada evaluasi kinerja pengurus?

15. Apakah tujuan dan sasaran YPNA sudah ditentukan secara jelas dan

spesifik?

16. Apakah tujuan ini mencakup pelaporan keuangan dan operasional?

17. Apakah pengurus telah mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang

dihadapi entitas untuk mencapai tujuannya, termasuk faktor internal dan

eksternal?

18. Sudahkah pengurus menganalisis pendekatan untuk mengelola risiko yang

ditemukan?

19. Apakah pengurus mempertimbangkan dan menganalisis potensi terjadinya

kecurangan dan penyelewengan?

20. Apakah YPNA pernah mengalami perubahan besar akibat perubahan

peraturan pemerintah?

21. Apakah YPNA pernah mengalami perubahan sistem karena teknologi baru?

22. Apakah pergantian kepemimpinan pernah berdampak besar bagi YPNA?

46
23. Apakah ada pemisahan fungsi yang memadai (antara fungsi akuntansi dan

antara fungsi penerimaan dan pengeluaran kas, seperti antara biaya spp,

penggajian, dan fungsi pembayaran lainnya)?

24. Apakah ada otorisasi cepat untuk transaksi dan aktivitas kas?

25. Apakah ada kontrol fisik atas aset dan catatan yayasan?

26. Apakah buku besar berfungsi dengan baik?

27. Apakah terdapat dokumen dan catatan yang memadai (bukti pembayaran

tunai, termasuk identitas pemberi kuasa, nomor urut, jumlah, tanggal,

penerima pembayaran dan penggunaan uang tunai; dokumen transaksi

keluar masuknya uang tunai; daftar penerimaan kas masuk dan keluar;

catatan pemasukan?

28. Apakah ada pemeriksaan internal (mendadak/tidak teratur)?

29. Apakah standar akuntansi telah dikembangkan secara memadai?

30. Apakah yayasan memiliki brankas untuk menyimpan uang?

31. Apakah tindakan pengendalian dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan?

32. Apakah ada sistem informasi akuntansi tertentu?

33. Apakah ada deskripsi dan pedoman untuk sistem informasi akuntansi?

34. Apakah semua transaksi yang dicatat disertai dengan bukti yang cukup?

35. Apakah YPNA menggunakan jurnal, buku besar dan buku pembantu?

36. Apakah tujuan pelaporan keuangan dan non-keuangan dikomunikasikan

kepada staf keuangan/bendahara?

37. Apakah ada pedoman khusus tentang pelaporan keuangan oleh pihak

eksternal?

47
38. Apakah ada laporan internal yang memadai?

39. Apakah YPNA diaudit oleh pihak independen?

40. Apakah ada mekanisme untuk melaporan penipuan bagi mereka yang ingin

melaporkan penyalahgunaan kas?

41. Apakah pihak internal terus memantau aktivitas pengendalian?

42. Apakah prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku?

43. Apakah ada masalah pencatatan transaksi atau pelaporan?

44. Apakah dilakukan pemantauan berkelanjutan oleh pihak internal terhadap

bidang keuangan oleh ketua yayasan?

45. Apakah ada hasil tertulis dari kegiatan pemantauan?

46. Apakah personel YPNA membutuhkan pengendalian internal yang baik?

47. Apakah ada evaluasi bendahara secara periodik?

48. Apakah ada tindak lanjut atas hasil evaluasi terutama terkait kelemahan

pengendalian internal dengan mekanisme yang cepat dan tepat?

49. Apakah ada usaha dan target untuk meningkatkan efektivitas pengendalian

internal YPNA?

Selanjutnya untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pengendalian

internal pada penerimaan dan pegeluaran kas yang diterapkan di Yayasan

Pendidikan Nurul Anshor dengan komponen pengendalian internal berbasis COSO,

maka diajukan pertanyaan wawancara terbuka yang ditujukan kepada ketua

yayasan. Daftar pertanyaan yang diajukan mengacu pada kerangka kerja COSO

48
(Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, 2013)

mencakup 5 komponen dan 17 prinsip pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

a. Bagaimana YPNA menjunjung tinggi komitmennya terhadap integritas

dan nilai-nilai etika?

b. Bagaimana YPNA menegakan independen dari manajemen dan

mengawasi pengembangan dan pelaksanaan pengendalian internal?

c. Bagaimana manajemen menetapkan pengawasan, struktur organisasi,

jalur pelaporan, wewenang, dan akuntabilitas yang memadai untuk

mencapai tujuan?

d. Bagaimana YPNA memenuhi komitmennya untuk memperoleh,

mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang kompeten?

e. Bagaimana YPNA merekrut staf yang bertanggung jawab atas

pengendalian internal untuk mencapai tujuannya?

2. Penlilaian Resiko

a. Bagaimana YPNA secara jelas mendefinisikan tujuan untuk

mengidentifikasi dan menilai risiko yang terkait dengan tujuan

operasional, pelaporan dan kepatuhan?

b. Bagaimana YPNA mengidentifikasi dan menganalisis risiko internal dan

eksternal yang dihadapi yayasan dalam mencapai tujuannya?

c. Bagaimana YPNA mempertimbangkan potensi kecurangan dalam

penilaian risikonya untuk mencapai tujuannya?

49
d. Bagaimana YPNA mengidentifikasi dan menilai perubahan yang dapat

berdampak material terhadap sistem pengendalian internal?

3. Aktivitas Pengendalian

a. Bagaimana YPNA menyeleksi dan mengembangkan aktivitas

pengendalian internal yang berkontribusi terhadap pencapaian target

kejadian risiko ke tingkat yang dapat diterima?

b. Bagaimana YPNA memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian

umum terkait teknologi?

c. Bagaimana YPNA melaksanakan kegiatan pengendalian melalui

kebijakan dan prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan?

4. Informasi dan Komunikasi

a. Bagaimana YPNA menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas

untuk mendukung operasi pengendalian internal?

b. Bagaimana YPNA secara internal mengkomunikasikan informasi terkait

tujuan pengendalian internal dan tanggung jawab untuk mencapai

tujuan?

c. Bagaimana YPNA berkomunikasi dengan pihak eksternal tentang

dampak dari fungsi pengendalian internal?

5. Aktivitas Pemantauan

a. Bagaimana YPNA memilih, mengembangkan, dan melakukan penilaian

individu (evaluasi) secara berkelanjutan untuk memastikan komponen

kontrol pengendalian ada dan berfungsi?

50
b. Bagaimana YPNA menilai dan mengomunikasikan kekurangan

pengendalian internal kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk

mengambil tindakan korektif, termasuk manajemen senior dan dewan

direksi?

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder

Data primer yaitu data yang di dapat langsung melalui wawancara, observasi yang

berupa gambaran umum Yayasan Pendidikan Nurul Anshor, struktur organisasi,

job description, dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang sifatnya rutin

dan tidak rutin serta kuesioner yang digunakan untuk menilai efektivitas

pengendalian internal atas penerimaan dan pengeluaran kas yayasan. Sedangkan

data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak

langsung yang berupa buku, dokumen, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan untuk memperoleh

informasi terkait dengan penerapan pengendalian internal pada penerimaan dan

pengeluaran kas di Yayasan Pendidikan Nurul Anshor. Adapaun metode

pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Analisis Dokumen

Analisis dokumen yaitu teknik pengumpulan data dari sumber

tertulis oleh peneliti dalam rangka untuk memperoleh data yang mendukung

untuk dianalisis. Pengumpulan data melalui teknik analisis dokumen ini

dilakukan dengan membaca, mencatat, dan mengumpulkan data dari

sumber data tertulis. Selanjutnya sumber tertulis itu dilakukan pembacaan

51
dengan seksama kemudian dipilih tuturan yang relevan sebagai data yang

dianalisis. Analisis dokumen ini dilakukan untuk menganalisis data-data

yang telah dikumpulkan lalu dicocokan sesuai dengan rumusan masalah

untuk dianalisis.

2. Observasi

Observasi menjadi dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan suatu data, yaitu fakta mengenai

dunia nyata yang diperoleh melalui observasi (Sugiyono, 2018). Tujuan dari

observasi yaitu untuk melakukan pengembangan konsep pada masalah yang

dihadapi, memberikan penjelasan realita yang berkaitan dengan teori serta

mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang

dihadapi (Gunawan 2013). Observasi ini dilakukan secara langsung dimana

peneliti langsung turun kelapangan untuk melakukan pengamatan di

lingkungan Yayasan Pendidikan Nurul Anshor.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawab dan memberi tanda centang (v) pada alternatif jawaban “Ya” dan

“Tidak”. Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan kepada ketua yayasan,

sekretaris, bendahara dan pegawai umum. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh jawaban atas pertanyaan terkait dengan efektivias

pengendalian internal atas penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan

pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor (Sugiyono, 2018).

52
4. Wawancara

Wawancara merupakan suatu pengumpulan data dimana peneliti

dapat mengajukan pertanyaan kepada responden yang dianggap dapat

memberikan informasi yang akurat. Menurut (Sugiyono, 2018) Wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Peneliti akan memberikan pertanyaan berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dipersiapkan. Wawancara dalam penelitian ini

dilakukan kepada ketua yayasan dan sekretaris yayasan. Teknik ini

digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan pengendalian internal

penerimaan dan pengeluaran kas di Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

berdasarkan komponen pengendalian internal COSO.

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode kualtatif. Metode

kualitatif adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan metode observasi

partisipasi dimana peneliti terlibat penuh dalam memperoleh informasi sebagai

kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian (Ardianto,

2010). Selain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek

penelitian, salah satu manfaat penelitian kualitatif adalah digunakan untuk

keperluan evaluasi (Moleong, 2018). Dengan adanya evaluasi ini akan memberikan

gambaran tentang pengendalian internal yang dilaksanakan atau diterapkan oleh

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor apakah sudah berjalan secara efektif dan sesuai

dengan standar COSO. Peneliti kualitatif sendiri akan mempelajari segala sesuatu

53
yang ada dalam latar alamiahnya, mencoba untuk memahami dan menjelaskan

fenomena dari segi makna yang diberikan orang terhadap fenomena tersebut

(Rulam, 2014).

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku

yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok masyarakat, atau organisasi

dalam setting tertentu, dan dari perspektif yang lengkap, komprehensif, dan

holistik. (Ruslan, 2018). Oleh karena itu, penulis memilih pendekatan kualitatif ini

sesuai dengan tujuan penelitian. Dimana untuk mendapatkan hasil penelitian ini,

peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan secara terpusat, kemudian

mendeskripsikan secara ilmiah apa yang terjadi dan meneliti kembali segala sesuatu

yang telah terkumpul.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif

kualitatif dengan mengamati apa yang terjadi serta melakukan analisis dokumen,

wawancara, observasi, dan kuesioner untuk memperoleh informasi yang berkaitan

dengan pertanyaan penelitian, dan mendeskripsikan objek penelitian melalui data

yang telah terkumpul. Desain penelitian kualitatif ini menggunakan studi kasus.

Studi kasus adalah sebuah studi penelitian yang berusaha mencari makna,

menyelidiki suatu proses, dan memperoleh pemahaman-pemahaman yang

mendalam tentang individu, kelompok, atau situasi (Emzir, 2010).

Teknik analisis dalam penelitian deskriptif adalah untuk menyajikan konsep

teoritis dan gambaran umum mengenai objek penelitian. Analisis data dilakukan

secara manual, penulis mendeskripsikan atau menjelaskan mengenai penerapan

54
pengendalian internal terkait penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan Pendidikan

Nurul Anshor sesuai dengan apa yang didengar saat wawancara, hasil dari

kuesioner, hasil saat dilakukannya analisis dokumen dan observasi tanpa

melebihkan atau menguranginya, kemudian hasil deskripsi tersebut dianalisis

apakah penerapan sistem pengendalian ini sudah diterapkan dengan baik dan benar.

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh

merupakan data kualitatif yang berupa kumpulan kata yang berwujud maupun

rangkaian angka dari laporan yang berkaitan. Menurut Miles dan Huberman,

kegiatan analisis terdiri dari tiga aliran kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Terjadi

secara bersamaan artinya reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

ini saling berhubungan mulai dari proses siklus sampai dengan pengumpulan data

dan seterusnya.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif meliputi

reduksi data, analisis, interpretasi data, dan triangulasi. Berdasarkan hasil analisis

data kemudian dapat ditarik kesimpulan. Berikut ini adalah teknik analisis data

yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Reduksi

data diartikan sebagai proses memilih, menyederhanakan, mengabstraksi

dan mengubah data mentah yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.

Kegiatan reduksi data akan terus berlanjut selama proses pengumpulan data

kualitatif dilakukan. Adapun tahapan reduksi dalam proses pengumpulan

55
data, yaitu meringkas, mengkode, melacak topik, membuat cluster,

mempartisi, dan menulis memo.

Mereduksi data menurut Sugiyono (2018) berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

mencari tema dan pola, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memudahkan peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak data selanjutnya

dan mencarinya kembali pada saat diperlukan.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data menjadi bagian yang

terpenting kedua dalam penelitian. Penyajian data adalah kumpulan

informasi terstruktur yang memberikan kemungkinan untuk menarik

kesimpulan dan mengambil tindakan. Penyajian data dalam kualitatif dapat

disajikan dalam berbagai jenis seperti matriks, grafik, jaringan, diagram dan

bagan. Semua itu dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun

dalam bentuk yang padu padan dan mudah diakses. Oleh karena itu,

penyajian data merupakan bagian dari analisis.

Menurut Sekaran dan Bougie (2017) Penyajian data yaitu tentang

bagaimana data disajikan dalam bentuk kalimat, grafik atau bagan sehingga

dapat dipahami oleh peneliti dan pembaca. Temuan pada penelitian ini

disajikan dalam bentuk kalimat, flowchart dan tabel. Penyajian tersebut

bertujuan untuk menyajikan ringkasan kesimpulan temuan sehingga lebih

mudah dipahami oleh pembaca.

56
3. Triangulasi

Peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai teknik pemeriksaan

keabsahan data. Dalam pengertian triangulasi adalah teknik untuk

memeriksa keabsahan data dengan menggunakan hal-hal lain untuk

membandingkan hasil penelitian dengan objek penelitian (Moleong, 2018).

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai

pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu

yang berbeda. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi

teknik, dan triangulasi waktu (Sugiyono, 2018). Triangulasi ini digunakan

tidak hanya untuk memeriksa kebenaran data, tetapi juga untuk

memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat

digunakan untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data,

karena triangulasi bersifat reflektif.

Dalam penelitian kualitatif, triangulasi adalah suatu proses yang

mesti dilalui peneliti antara lain proses yang menentukan keabsahan

informasi yang diperoleh dan kemudian menyusunnya dalam penelitian.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

menggabungkan dari berbagai pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada, (Sugiyono, 2018). Triangulasi dilakukan dengan tiga metode

yaitu:

57
a. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik berarti peneliti dalam mengumpulkan data

dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda

dengan sumber yang sama.

b. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber merupakan pengujian untuk mendapatkan

data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

c. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu merupakan pengujian data dengan cara

mengumpulkan data dengan waktu atau situasi yang berbeda.

Dalam penelitian ini metode triangulasi yang digunakan yaitu

triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik yaitu menguji

kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Sedangkan triangulasi sumber yaitu menguji

kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

Gambar 3.1 Triangulasi Teknik

Analisis Dokumen Observasi

Wawancara Kuesioner

58
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber

Ketua Sekretaris

Bendahara Pegawai Umum

Dalam penelitian kualitatif observasi dan wawancara merupakan teknik

pengumpulan data yang utama, karena memiliki keabsahan dan keandalan

data yang tinggi serta mampu menjaring data verbal dan nonverbal tentang

aspek perilaku manusia, untuk mengurangi kelemahan masing-masing

teknik penelitian yang disebabkan faktor peneliti sebagai instrument kunci,

kedua teknik tersebut dapat digunakan secara bersamaan sehingga

keabsahan dan keandalan data yang diuji dapat ditingkatkan. Kemudian

dilakukan pula dengan menggunakan angket sehingga data yang diperoleh

menjadi valid dan memiliki keabsahan data yang tinggi (Bachri, 2010).

Adapun untuk mengecek validitas data dalam penelitian ini maka

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara dengan orang

yang dianggap sangat kompeten dan ahli terhadap penelitian ini yaitu

ketua dan sekretaris yayasan.

2) Mempelajari dan mengkaji data dan informasi melalui kuesioner yang

diajukan kepada 8 orang responden yaitu ketua, sekretaris, bendahara

dan pegawai umum.

59
3) Membahas hasil wawancara dan kuesioner yang telah tersusun yang

kemudian dilakukan observasi ke yayasan dan dilakukan analisis

dokumen-dokumen terkait dengan penelitian.

4) Menarik kesimpulan berdasarkan uraian dan memberikan

pertimbangan atau pendapat untuk merumuskan dan menentukan

kebijakan yang ada di yayasan.

4. Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif yaitu menarik

kesimpulan dan verifikasi. Awalnya kesimpulan yang dikemukakan masih

bersifat sementara dan bisa jadi berubah jika tidak ditemukan bukti yang

kuat untuk mendukung tahap pengumpulan data selanjunya. Tetapi jika

kesimpulan yang dicapai pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid

dan konsisten ketika peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan tersebut merupakan kesimpulan

yang kredibel (Sugiyono, 2018).

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan terlebih dahulu sejak

awal tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah disebutkan bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.

60
BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berkedudukan di Jalan Cirarab

RT02/01 Desa Cirarab Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Provinsi

Banten. Yayasan Pendidikan Nurul Anshor bergerak dalam bidang

pendidikan formal dan non formal, yang didirikan oleh H. Mohamad

Nuryadi pada tahun 2007. Dengan tujuan membina para siswa siswinya agar

menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa serta

berakhlakul karimah menanamkan iman dan taqwa, ilmu pengetahuan dan

teknologi agar dapat menjalani hidup sesuai dengan tantangan zaman-Nya.

Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan

professional serta turut membantu pemerintah dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi guna

menghadapi globlisasi, yayasan ini berhasil didirikan dengan menggunakan

nama Yayasan Pendidikan Nurul Anshor yang memiliki arti cahaya

penolong. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai

status badan hukum serta memperoleh pengesahan dari menteri

kehakiman/hukum dan hak asasi manusia.

Sejak awal didirikan Yayasan Pendidikan Nurul Anshor sudah

dicita-citakan untuk menjadi Yayasan milik ummat yang mandiri dan para

Pendiri Yayasan tersebut bersepakat bulat untuk menetapkan lahan

61
pengabdiannya pada lembaga pendidikan. Yayasan Pendidikan Nurul

Anshor mengelola berbagai unit pendidikan (sekolah) mulai dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Pendidikan non formal

yaitu Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).

Dalam usaha mewujudkan visi, misi dan tujuannya, Yayasan

Pendidikan Nurul Anshor berbenah baik dalam hal pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan yang memadai tetapi lebih khusus lagi dan sangat

penting adalah dukungan sumber daya manusia yang menjadi penggerak

utama pendidikan. Sumber daya manusia yang direkrut yayasan, pada

umumnya dikaryakan pada sekolah-sekolah sebagai tenaga pendidik (guru)

dan tenaga-tenaga kependidikan (non guru) juga direkrut terutama

dikaryakan sebagai staff di kantor Yayasan.

2. Visi, Misi, dan Tujuan

Dalam sebuah organisasi ataupun yayasan, visi misi dan tujuan

memegang peranan yang sangat penting. Pada masa yang akan datang

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor memiliki gambaran dan cita-cita yang

ingin dicapai yaitu melalui visi misi dan tujuan sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi lembaga pendidikan modern terdepan dalam mencerahkan

dan mencerdaskan anak bangsa dalam berakhlakul karimah

menanamkan IMTAQ dan IPTEK agar terwujud pribadi yang beriman,

62
berilmu, beramal dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan

masyarakat.

b. Misi

1) Mengembangkan pemimpin masa depan dengan ilmu pengetahuan,

kreativitas, inovasi, memiliki daya juang tinggi dilandasi dengan

iman dan taqwa.

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional di

bidangnya, dengan kecerdasan intelektual yang seimbang dilandasi

ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan sesuai dengan kurikulum

dan ajaran islam untuk membentuk generasi yang handal dan cerdas

4) Mendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa untuk

tercapainya kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

c. Tujuan

1) Membangun dan menghasilkan lembaga Pendidikan dengan

keunggulan kompetitif dan komparatif yang dapat meningkatkan

kualitas hidup masyarakat.

2) Menghasilkan lulusan di bidang pendidikan yang memiliki bekal

IMTAQ dan IPTEK yang benar dan tepat.

3) Membangun dan menghasilkan generasi yang unggul serta memiliki

sikap Akhlakul Karimah, cinta tanah air dan bangsa.

63
3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi ialah susunan antar tiap bagian yang telah

memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing yang terdapat pada

sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Berikut struktur

organisai Yayasan Pendidikan Nurul Anshor.

Gambar 4.1

Sruktur Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Pembina Yayasan

Ketua Yayasan

Sekretaris Bendahara

Kepala Unit Pendidikan/ Unit


Karya

Pendidikan Formal Pendidikan Non Formal

Majlis Ta’lim
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Sumber: Buku pedoman YPNA, 2022

64
4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

a. Pembina

1) Melaksanakan kegiatan dan membina pengurus agar sesuai dengan

kewenangannya untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.

2) Melakukan perubahan serta menyetujui anggaran dasar yayasan,

anggaran rumah tangga dan ketentuan dasar tentang kepegawaian

yayasan.

3) Menetapkan garis besar penggunaan dana dan sumber daya lainnya,

termasuk garis besar pengembangan dan pengelolaan dana abadi

yayasan.

4) Mengawasi semua pengelolaan yang ada di yayasan.

5) Melaksanakan evaluasi tahunan kinerja yayasan.

6) Menyelenggarakan rapat pembina dan rapat-rapat lainnya sesuai

dengan ketentuan anggaran dasar yayasan.

7) Mempromosikan kemajuan dan perkembangan yayasan dengan

berbagai cara dalam mencapai maksud dan tujuan yayasan.

b. Ketua

1) Bertanggungjawab kepada pendiri atau pembina.

2) Memimpin kegiatan umum yayasan sesuai dengan anggaran dasar,

anggaran rumah tangga dan peraturan yayasan serta ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

3) Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan rencana kerja

yayasan oleh seluruh pengurus dan pelaksana kegiatan yayasan.

65
4) Bertanggung jawab untuk mencari sumber pendanaan yayasan

dengan bekerjasama dengan tim pengurus yayasan.

5) Memberikan laporan dan informasi kepada pembina yayasan secara

berkala dan/atau saat diperlukan.

6) Membuat atau menetapkan perubahan pedoman organisasi terkait

pelaksanaan kegiatan yayasan dengan mendapatkan persetujuan dari

pembina yayasan.

7) Mempromosikan kemajuan dan perkembangan yayasan dengan

berbagai cara untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.

c. Sekretaris

1) Bertanggung jawab kepada ketua.

2) Membantu ketua dalam memimpin jalannya kegiatan yayasan

secara menyeluruh sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah

tangga, peraturan yayasan dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

3) Merumuskan rencana kerja tahunan di bidang kesekretariatan dan

administrasi yayasan dan menyampaikannya kepada ketua yayasan.

4) Bertanggung jawab atas administrasi dan pemeliharaan yayasan.

5) Bertanggung jawab atas pelaporan naratif kepada pemangku

kepentingan (donatur) maupun laporan-laporan yayasan sebagai

tugas dan tanggung jawabnya.

6) Melaporkan kepada ketua pengurus atas segala kegiatan yang akan

dan/atau telah dilaksanakan.

66
7) Melakukan inisiatif dan inovasi untuk kemajuan dan pengembangan

yayasan, demi tercapainya maksud dan tujuan yayasan khususnya

dalam bidang administrasi.

d. Bendahara

1) Bertanggung jawab kepada ketua.

2) Membantu ketua untuk memimpin keseluruhan proses kegiatan

yayasan sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga,

peraturan yayasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Menyusun rencana kerja tahunan perbendaharaan yayasan.

4) Menyusun anggaran (perencanaan keuangan) untuk mengatur

penerimaan dan pengeluaran dana kas yayasan.

5) Membuat sistem akuntansi, format pelaporan kas masuk dan kas

keluar, siklus akuntansi dan lain-lain.

6) Melaporkan kondisi keuangan secara berkala kepada pembina

yayasan dengan disetujui oleh ketua pengurus.

7) Melakukan inisiatif dan inovasi untuk kemajuan dan pengembangan

yayasan dalam mencapai maksud dan tujuan yayasan dalam bidang

administrasi keuangan.

e. Kepala Unit Pendidikan

1) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bulanan kepada

pengurus yayasan.

2) Menyusun rencana kerja tahunan dan semester sesuai kalender

pendidikan.

67
3) Menjaga hubungan baik dengan masyarakat, orang tua dan instansi

lainnya.

4) Memastikan tersedia dan terpeliharanya sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai.

5) Mengelola administrasi sekolah dan keuangan sekolah dengan baik

dan transparansi yang dilengkapi dengan proposal dan secara rutin

menyerahkan laporan kepada pengurus yayasan.

6) Mengusulkan/berdiskusi dengan yayasan untuk mencari dana bagi

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dan melaporkan

pertanggung jawabnnya kepada yayasan.

7) Membuat laporan-laporan tertulis kepada yayasan tentang

guru/pegawai, keuangan dan pendapatan lain yang ada di unit.

f. Tugas Kepala TPA dan Kantin

1) Berkarakter dengan menyelenggarakan nilai pendidikan dan

karakter sesuai dengan visi, misi dan tujuan yayasan.

2) Bertanggung jawab atas pekerjaan yayasan.

3) Menyusun rencana kerja sesuai kalender yang relevan.

4) Mengadakan evaluasi rutin secara berkala.

5) Mengelola administrasi dan keuangan secara tepat dan transparan

serta melengkapi proposal dan laporan secara berkala.

68
5. Prosedur Penerimaan Kas

Penerimaan kas pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berasal dari

sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) bulanan siswa, uang sekolah, uang

pangkal, uang praktikum, uang pembinaan, uang buku, penerimaan

ekstrakurikuler yang tergabung dalam SPP bulanan yang manfaatnya

berhubungan langsung dengan proses pembelajaran dan dana bantuan dari

pemerintah yang dikelola oleh yayasan atau dana dari donatur yang

diperoleh setiap tahun.

6. Prosedur pengeluran Kas

Pengeluaran kas di Yayasan Pendidikan Nurul Anshor meliputi

pengeluaran kas rutin dan pengeluaran kas tidak rutin. Pengeluaran rutin

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor terdiri dari: biaya gaji, honorarium dan

kesejahteraan karyawan, biaya listrik, air, dan telepon. Pengeluaran tidak

rutin Yayasan Pendidikan Nurul Anshor terdiri dari pembelian barang-

barang untuk inventaris kantor, Pemeliharaan gedung dan fasilitas serta

sumbangan.

B. Pembahasan

1. Mekanisme Sistem Pengendalian Internal Penerimaan dan

Pengeluaran Kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Yayasan merupakan badan hukum yang didirikan sebagai alat untuk

memberikan bantuan dalam mencapai tujuan sosial. Yayasan didefinisikan

sebagai badan hukum yang berada di bawah kepemimpinan suatu badan

pengurus dengan tujuan sosial dan tujuan tertentu yang legal. Sedangkan

69
pengertian yayasan berdasarkan Undang-Undang Yayasan Nomor 28

Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2001, Yayasan adalah suatu badan hukum yang memiliki kekayaan sendiri

dan dipergunakan untuk mencapai tujuannya di bidang keagamaan, sosial

dan kemanusiaan. Dalam rangka menjalankan kegiatannya, Yayasan

memiliki struktur organisasi yang terdiri dari pembina, pengurus dan

pengawas.

Sistem pengendalian internal merupakan kumpulan pengendalian

internal yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung. Dalam

konteks perusahaan, pengendalian internal diartikan sebagai suatu proses

yang dilakukan oleh pimpinan secara keseluruhan guna memberikan

keyakinan yang memadai dalam mencapai tujuan perusahaan. Sistem

pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan langkah-

langkah untuk menjaga kekayaan organisasi. Selain itu, selama dalam

prosesnya sistem pengendalian internal akan memeriksa kualitas data

akuntansi, meningkatkan efisiensi kinerja dan kepatuhan terhadap kebijakan

yang berlaku.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor merupakan yayasan yang

menaungi beberapa lembaga pendidikan dasar dan menengah baik

pendidikan umum maupun madrasah yakni, Madrasah Ibtidaiyah (MI),

Madarasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Yayasan menjadi pusat pengelolaan

untuk semua lembaga pendidikan, termasuk pengelolaan keuangan.

70
a. Sistem Pengendalian Internal pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Pengendalian internal adalah rencana dan metode organisasi untuk

melindungi atau menjaga aset, menggunakan informasi yang akurat dan

andal, meningkatkan efisiensi, dan mendorong kepatuhan terhadap

ketentuan yang berlaku. Organisasi sekarang ini semakin membutuhkan

pengendalian internal untuk menjalankan aktivitasnya secara efektif dan

efisien. Sistem pengendalian internal apabila dirancang dengan baik dapat

mendorong berkembangnya kebijakan dalam organisasi. Pengendalian

internal dianggap penting untuk melindungi aset suatu perusahaan atau

organisasi. Pengendalian internal yang akan dibahas dalam pembahasan dan

analisis yakni penerimaan dan pengeluaran kas.

Sebagai penyelenggara pendidikan, Yayasan Pendidikan Nurul

Anshor menerima dana dari bantuan pemerintah, penyandang dana, dan

kompensasi atas layanan yang telah diberikan sehingga untuk pengelolaan

keuangan yang baik, yayasan pendidikan dapat memperoleh surplus dari

selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar. Secara umum yayasan

membuat laporan keuangan secara sederhana, karena keterbatasan sumber

daya dan teknologi yang dimiliki, sehingga penyusunan laporan keuangan

kepada publik belum terlaksana. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan

yayasan memerlukan suatu sistem pengendalian internal yang dapat

membantu dalam penyusunan keuangan secara efisien.

Secara umum proses penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan

Pendidikan Nurul Anshor dapat dijelaskan pada flowchart di bawah ini,

71
akan tetapi karena yayasan belum memiliki acuan flowchart resmi secara

tertulis, maka penulis membuat flowchart berdasarkan hasil analisis

dokumen, wawancara dan observasi yang dilakukan dengan pengurus

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor.

b. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas adalah serangkaian proses yang dimulai

dengan pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi atau

peristiwa keuangan serta pelaporan keuangan dalam konteks pertanggung

jawaban pelaksanaan. Dalam suatu organisasi setiap transaksi keuangan

yang terjadi harus dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur

pencatatan tertentu, dan setiap transaksi keuangan yang terjadi harus

mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang. Oleh karena itu, karena

setiap transaksi yang terjadi memerlukan otorisasi dari pihak yang

berwenang dan harus dilakukan pencatatan yang sesuai dengan prosedur

pencatatan yang ada, maka keandalan keamanan aset organisasi dan data

akuntansi yang dicatat harus terjamin keandalannya.

Sistem akuntansi penerimaan kas menurut Mulyadi (2017) adalah

suatu catatan yang dibuat guna melaksanakan aktivitas penerimaan kas dari

penjualan tunai dan piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan

umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan terutama berasal dari dua

sumber, yaitu pendapatan tunai atas penjualan dan penerimaan kas atas

piutang dari penjualan secara kredit.

72
Sedangkan penerimaan kas pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

bersumber dari SPP siswa, uang pendaftaran, penyandang dana, dan

bantuan dari pemerintah yang dikelola oleh yayasan. Pada prosedur

penerimaan kas disini transaksi berfokus pada penerimaan kas dari SPP.

Adapun tahapan alur penerimaan kas YPNA diawali dengan adanya

rapat pengurus inti yayasan yaitu pembina yayasan, ketua yayasan,

sekretaris yayasan, bendahara yayasan untuk membuat RKAT (Rencana

Kegiatan Anggaran Tahunan) untuk satu tahun kedepan yang mana hasil

keputusan ini harus sesuai dengan kesepakatan bersama.

Penerimaan kas di Yayasan Pendidikan Nurul Anshor dicatat

dengan menggunakan sistem manual dan komputerisasi. Saat kas masuk ke

yayasan, bendahara membuat formulir penerimaan kas. Bendahara

kemudian menerima uang sejumlah dengan yang tertera pada bukti

penerimaan kas, berikutnya bendahara mengkonfirmasikan kepada ketua

bahwa ada sejumlah dana yang masuk ke Yayasan untuk diotorisasi oleh

ketua. Setelah dilakukan otorisasi maka tanda bukti penerimaan kas dibuat

sebanyak dua rangkap yang akan diberikan kepada penyetor/pemberi uang

dan disimpan oleh bendahara sebagai dasar pencatatan kas masuk.

Selanjutnya bendahara mencatat kembali ke dalam aktivitas transaksi kas.

Uang kas yang diterima bendahara akan langsung masuk ke dalam

transaksi penerimaan kas yayasan. Setelah data dimasukkan dan diunduh

oleh bagian keuangan yayasan, selanjutnya data tersebut akan dialokasikan

sesuai dengan tingkatannya masing-masing untuk di input ke dalam pos-pos

73
penerimaan kas sekolah yang meliputi SPP, iuran ekstra, biaya sewa buku,

dan lain-lain. Hasil laporan yang disampaikan oleh bagian penerimaan kas

kemudian diperiksa setiap satu pekan oleh kepala sekolah.

Secara umum proses penerimaan kas yayasan dapat dijelaskan

dalam flowchart dibawah ini:

74
Gambar 4.2.
Alur Penerimaan Kas Yayasan

Penyetor Bendahara Yayasan Ketua Yayasan

Mulai 1 2

Data pembayaran Bukti pembayaran


Melakukan uang
pembayaran

Data pembayaran Menerima Catatan


uang Pembayaran slip penerimaan
pembayaran

Bukti pembayaran Ditanda tangani


1

2 3

4 4

Dokumen anggaran Dokumen anggaran

Arsip Arsip

Sumber: Data primer dan sekunder yang diolah, 2022

75
c. Prosedur Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas adalah suatu sistem yang dirancang guna

memperoleh informasi keuangan yang dapat diandalkan untuk di

pertanggung jawabkan dan memenuhi standar kas yang dikeluarkan oleh

lembaga. Dengan sistem pengeluaran kas yang baik diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya keuangan.

Dalam hal ini, Yayasan Pendidikan Nurul Anshor sebagai salah satu

lembaga yang memiliki kewenangan menangani urusan keuangan secara

mandiri diharapkan dapat menerapkan sistem pengendalian yang ideal,

khususnya dalam pengeluaran kas.

Soemarso (2017) menjelaskan bahwa, pengeluaran kas adalah

prosedur yang dirancang agar setiap pengeluaran dipastikan telah mendapat

otorisasi dan merupakan pengeluaran yang bermanfaat bagi tujuan

organisasi. Dengan adanya sistem pengeluaran kas dapat mendukung

pencapaian tujuan organisasi.

Adapun tahapan proses pengeluaran kas yayasan dimulai dengan

cara pemrosesan secara manual yang dilakukan oleh pemohon baik dari

organisasi atau dari bagian akademik dari pemrosesan tersebut dilakukan

pembuatan dokumen rincian biaya apa saja yang akan digunakan. Rincian

biaya ini kemudian diserahkan kepada bagian bendahara yayasan untuk

dilakukan pengecekan biaya secara manual ketika sudah selesai pengecekan

terhadap rincian biaya yang diajukan, maka dokumen tersebut dapat

ditunjukan kepada ketua yayasan.

76
Tahap selanjutnya dalam rangka pengambilan keputusan apabila

ketua yayasan telah menyetujui anggaran yang telah ditetapkan maka dapat

disertakan proses dokumen persetujuan. Namun, apabila didalam

pengambilan keputusan ketua yayasan tidak menyetujui anggaran tersebut

maka harus dilakukan perbaikan ulang dari awal. Berikutnya apabila ketua

yayasan sudah menyetujui dan telah melakukan tanda tangan maka

dokumen tersebut dapat diserahkan kembali kepada bendahara yayasan

untuk dilakukan proses penurunan uang secara manual. Setalah dana turun

dan dicairkan maka bagian bendahara yayasan memberikan bukti

pengeluaran atau nota-nota apa saja yang telah dibelanjakan serta dilakukan

penyimpanan bukti-bukti transaksi yang sudah dipergunakan kedalam arsip

bendahara maupun pemohon sebagai bukti pendukung apabila ada

pemantauan dari Yayasan.

Dalam menjalankan kegiatan operasional pengeluaran kas hanya

menggunakan metode uang tunai. Seperti untuk pembayaran gaji guru

ataupun pengeluaran menggunakan lembar kas bon yang diserahkan kepada

yayasan dan ditandatangani oleh bagian keuangan dan ketua yayasan. Pada

prosedur pengeluaran kas, transaksi kas yang rutin dikeluarkan setiap bulan

yaitu pembayaran gaji dan biaya umum kantor.

Kemudian bagian pengeluaran kas harus melaporkan besarnya

pengeluaran, alokasi penggunaan anggaran, dan membuat daftar rekap

berisi bukti-bukti pembelian dan pembayaran dimana setiap bukti

pembelian dan pembayaran harus mendapatkan validasi dan pemeriksaan

77
dari pihak yayasan. Untuk melakukan penyimpanan kas, bagian keuangan

menyimpan kas didalam brankas yang selalu terkunci dan diawasi oleh

kamera 24 jam. Pengecekan kas biasa dilakukan oleh bagian keuangan

setiap satu pekan sekali sesuai dengan bukti pembayaran yang ada.

Secara umum proses pengeluaran kas yayasan dapat dijelaskan

dalam flowchart dibawah ini:

78
Gambar 4.3
Alur Pengeluaran Kas Yayasan

Ketua Yayasan Bendahara Yayasan Pemohon

2 1
Mulai

Rincian biaya 3
Rincian biaya
yang telah di cek Rancangan
biaya
Tidak Pengecekan
3 biaya
Disetujui Rincian biaya

Rincian biaya
Ya yang telah di cek

Dokumen 1
persetujuan
2 5

4
Bukti
Pengeluaran
Dokumen
4 persetujuan

Arsip

Penurunan
uang

Bukti Selesai
Pengeluaran

Arsip 5

Sumber: Data primer dan sekunder yang diolah, 2022

79
2. Efektivitas Pengendalian Internal Pada Penerimaan dan Pengeluaran

Kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Tahap review dan analisis kuesioner atas pengendalian internal

yayasan dilakukan yaitu berguna untuk menilai sejauh mana efektivitas

pengendalian internal pada pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas

yang dilakukan yayasan serta mengidentifikasi kelemahan yang ada dalam

pengendalian internal. Tindakan yang dilakukan terhadap pengendalian

internal atas penerimaan dan pengeluaran kas terdiri dari langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Melakukan Tanya Jawab (ICQ)

Untuk memeriksa lebih lanjut apakah terdapat pengendalian

internal yang baik, instrument yang digunakan untuk menilai

penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

adalah dengan menggunakan Internal Control Questionnaire atau biasa

dikenal dengan (ICQ). Penggunaan ICQ dilakukan untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi pengendalian internal suatu

perusahaan dengan cara mengajukan pertanyaan secara sistematis dan

rinci mengenai sistem dan prosedur yang dijalankan melalui wawancara

dengan pihak yang berkepentingan (responden).

Responden yang terlibat dalam pengisian kuesioner ini berjumlah

delapan orang. Pihak-pihak tersebut antara lain ketua yayasan,

sekretaris, bendahara dan pegawai umum. Pertanyaan dalam ICQ terdiri

dari 49 pertanyaan, yang terdiri dari jawaban “ya” menunjukkan standar

80
pengendalian internal yang baik dan jawaban “tidak” menunjukkan

standar pengendalian internal yang lemah.

b. Evaluasi dan membuat kesimpulan ICQ

Setelah melakukan tanya jawab dengan responden, akan

didapatkan hasil jawaban dari ICQ sehingga dapat diketahui apakah

pengendalian internal yayasan sudah berjalan secara efektif atau belum.

Analisis kuesioner dilakukan dengan menggunakan perhitungan rumus

Arikunto (2019) untuk menentukan bobot alternatif penelitian, yaitu

memperoleh nilai 1 jika jawaban "ya" dan memperoleh nilai 0 jika

jawaban "tidak". Nilai relatif kuesioner yang diperoleh dengan skoring

dijelaskan menurut Arikunto dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 4. 1

Tabel Predikat Tingkat Efektivitas Pengendalian Internal

Skor Predikat
81 – 100% Sangat Efektif
71 – 80% Efektif
61 – 70% Cukup Efektif
46 – 60% Kurang Efektif
0 - 45% Tidak Efektif
Sumber: Arikunto, 2019

Perhitungan hasil kuesioner efektivitas pengendalian internal

pada penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rumus Arikunto

(2019). Penilaian dilakukan melalui perhitungan tabel sebagai berikut:

81
Tabel 4. 2

Tabulasi Kuesioner Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan dan


Pengeluaran Kas

Responden
Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7 8
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P2 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P6 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P7 0 0 0 0 1 0 0 0 1
P8 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P9 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P10 1 0 0 1 0 0 0 1 3
P11 0 1 1 0 1 0 0 0 3
P12 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P13 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P14 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P15 0 1 0 1 0 0 1 0 3
P16 1 1 0 0 1 1 0 1 5
P17 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P18 1 0 0 1 0 1 1 0 4
P19 0 1 1 0 0 0 0 1 3
P20 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P21 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P22 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P23 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P24 1 1 1 1 1 1 1 1 8

82
P25 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P26 0 0 0 1 1 0 0 0 2
P27 1 0 1 0 0 1 1 1 5
P28 0 0 0 0 1 1 0 0 2
P29 0 1 0 1 1 0 1 1 5
P30 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P31 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P32 1 0 1 0 0 1 0 0 3
P33 0 1 0 0 1 0 0 1 3
P34 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P35 1 0 0 1 0 1 1 0 4
P36 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P37 0 1 1 0 1 0 0 0 3
P38 1 0 1 1 0 1 0 1 5
P39 0 0 0 0 0 0 0 0 0
p40 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P41 0 1 0 0 0 0 1 0 2
P42 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P43 0 0 1 0 1 1 0 0 3
P44 1 1 1 1 0 1 1 0 6
P45 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P46 1 1 1 1 1 1 1 1 8
P47 0 1 0 1 0 0 1 0 3
P48 0 0 1 0 1 0 0 1 3
P49 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Total 32 34 33 33 34 33 32 32 263
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

83
Keterangan:

Jika jawaban “Ya” memperoleh nilai 1

Jika jawaban “Tidak” memperoleh nilai 0

Penilaian dilakukan melalui perhitungan sebagai berikut:

Persentase = Σ Jawaban “Ya” x 100 %


Σ Jumlah Kuesioner

= 263 x 100 %
392

= 67,09 %

Berdasarkan tabulasi kuesioner terhadap efektivitas pengendalian

internal atas kegiataan penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan

Pendidikan Nurul Anshor, terdiri dari 49 pertanyaan dari 8 responden,

dimana 263 menjawab “ya” dan 126 menjawab “tidak”. Hasil

perhitungan kuesioner efektivitas pengendalian internal atas penerimaan

dan pengeluaran kas menghasilkan pesentase sebesar 67,09%. Skor ini

menunjukkan bahwa pengendalian internal yang diterapkan yayasan

cukup efektif, akan tetapi masih terdapat beberapa hal yang harus

diperbaiki yaitu belum adanya prosedur dan kebijakan tertulis pada

penerimaan dan pengeluaran kas, dokumen pendukung pengeluaran kas

belum lengkap, pengolahan informasi dan dokumen masih banyak

dilakukan secara manual, dan belum adanya pemisahan tugas antara

fungsi penerimaan dan fungsi pencatatan. Hal ini dapat menimbulkan

celah bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan

84
manipulasi dalam kegiatan transaksi keuangan di Yayasan Pendidikan

Nurul Anshor.

c. Membuat gambaran kesimpulan atas pengendalian internal penerimaan

dan pengeluaran kas yang berjalan.

Hasil persentase yang diperoleh masih diperlukan analisa lebih

lanjut dengan cara membandingkan kebijakan pengendalian internal

yang diterapkan yayasan dengan prinsip dasar pengendalian internal

menurut Hery (2016) seperti pada tabel berikut:

Tabel 4. 3

Perbandingan Kebijakan Pengendalian Internal Yayasan dengan Prinsip


Dasar Pengendalian Internal

No Prinsip Dasar Pengendalian Internal Kebijakan Yayasan


Pembentukan Tanggung Jawab
1 Tanggung jawab dideskripsikan secara jelas Sesuai
Tiap pengurus telah didistribusikan untuk memiliki
2 tanggung jawab masing-masing Sesuai
3 Otorisasi untuk setiap transaksi telah ditentukan Sesuai
Pemisahan Fungsi
Petugas yang berfungsi sebagai pencatat tidak rangkap
1 dengan fungsi penerimaan kas Tidak Sesuai
Terdapat departemen yang secara terpisah berfungsi untuk
2 melakukan pengawasan internal Tidak Sesuai
Prosedur Dokumentasi
1 Nama dan keterangan dokumen tercetak dengan jelas Sesuai
Tersedianya dokumen untuk setiap jenis transaksi kas
2 yang diserahkan ke bagian akuntansi untuk dicatat Tidak Sesuai

85
3 Nomor urut dokumen telah tercetak Sesuai
Pengendalian Terhadap Kas Yayasan
1 Tersedianya berangkas untuk menyimpan uang Sesuai
2 Menyiapkan mesin register pada kasir Tidak Sesuai
Menyediakan kunci kartu elektronik untuk masuk
3 keruangan penyimpanan uang Tidak Sesuai
Sumber: Prinsip Pengendalian Internal (Hery, 2016)

Dari hasil pengujian tersebut ada beberapa faktor yang dapat

menimbulkan risiko bagi yayasan. Terdapat perbedaan atau ketidaksesuaian

antara prinsip-prinsip pengendalian internal dengan prinsip-prinsip

pengendalian internal yang berlaku di yayasan, yaitu:

1) Tidak ada prosedur atau kebijakan tertulis terkait penerimaan

dan pengeluaran kas.

2) Yayasan tidak menerapkan sistem akuntansi yang memadai.

3) Yayasan tidak memiliki fungsi akuntansi yang memadai.

4) Kurangnya sumber daya manusia yang memadai pada bagian

pengelolaan keuangan.

5) Dokumen pendukung atau bukti penerimaan dan pengeluaran

kas yang tidak lengkap.

6) Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi atas proses

penerimaan dan pengeluaran kas yang sedang berjalan (jika

proses tersebut dirasa belum sepenuhnya efektif).

Berdasarkan penjelasan di atas, efektivitas sistem pengendalian

internal pada penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan oleh

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor ditemukan bahwa terdapat pembagian

86
tugas yang belum optimal karena sumber daya manusia yang kurang

memadai sehingga pelaksanaan kinerjanya masih tergolong kurang,

namun karena dengan keterbatasan sumber daya manusia, akan

memudahkan pengelola untuk mengontrol kegiatan yang akan dilakukan.

Dalam hal ini pengendalian internal merupakan bagian terpenting dari

organisasi, yaitu pengendalian terhadap proses yang akan dilakukan

dengan bantuan teknologi maupun sumber daya manusia yang bertujuan

untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

3. Perbandingan Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran

Kas YPNA dengan Komponen Pengendalian Internal Berbasis COSO

Analisis tabel perbandingan pengendalian internal sebagai dasar

untuk menjawab rumusan masalah mengenai apakah pengendalian internal

yang diterapkan di Yayasan Pendidikan Nurul Anshor telah sesuai dengan

komponen pengendalian internal menurut Committe of Sponsoring

Organizations of the Treadway Comission (COSO). Analisis pengendalian

internal yang akan dilakukan adalah membandingkan pengendalian internal

yang diterapkan di Yayasan Pendidikan Nurul Anshor dengan kelima

komponen pengendalian internal COSO.

Sistem pengendalian internal menurut Committe of Sponsoring

Organizations of the Treadway Commission (2013) mencakup lima

komponen dan tujuh belas prinsip pengendalian internal adalah sebagai

berikut:

87
1. Lingkungan pengendalian: organisasi menerapkan komitmen

terhadap integritas dan pengawasan pengendalian internal,

manajemen berkomitmen untuk mengembangkan individu yang

kompeten dan bertanggung jawab atas pengendalian internal.

2. Penilaian resiko: identifikasi dan penilaian resiko, menganalisis

resiko, megidentifikasi dan menilai perubahan yang berdampak

signifikan pada sistem pengendalian internal.

3. Aktivitas pengendalian: mengembangkan aktivitas pengendalian

untuk membantu mengurangi risiko, mengembangkan aktivitas

pengendalian umum atas teknologi, dan melakukan aktivitas

pengendalian sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang relevan.

4. Informasi dan komunikasi: menghasilkan informasi yang relevan

dan berkualitas, mengkomunikasikan informasi secara internal, dan

mengatur hubungan dengan pihak eksternal

5. Aktivitas pemantauan: pengembangan dan evaluasi berkelanjutan,

dan evaluasi atas kelemahan dalam pengendalian internal.

Tabel dibawah ini merupakan ringkasan tabel perbandingan dari

lima komponen pengendalian internal dengan tujuh belas prinsip

pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas sebagai

berikut:

88
Tabel 4. 4

Ringkasan Tabel Perbandingan Pengendalian Internal Penerimaan dan


Pengeluaran Kas

Komponen No Prinsip Pengendalian Internal di Yayasan Temuan


Pengendalian Pengendalian Pendidikan Nurul Anshor (YPNS)
Internal Internal menurut Berdasarkan hasil wawancara
COSO

Lingkungan 1 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan


Pengendalian menjunjung tinggi menegakkan komitmennya terhadap Nurul Anshor sudah
komitmennya integritas dan nilai-nilai etika dengan menunjukan
terhadap integritas merumuskan visi misi dan tujuan komitmen terhadap
dan nilai-nilai etika. yayasan. Yayasan memenuhi integritas dan nilai
komitmennya dengan menanamkan etika. Berdasarkan
Nilai Karakter YPNA sesuai dengan prinsip ini Yayasan
visi/misi yang ada di Yayasan. Baik Pendidikan Nurul
bagi pendidik maupun tenaga Anshor sudah sesuai
kependidikan. Melalui sosialisasi, dengan komponen
pembiasaan, dan pembinaan sehari- COSO.
hari. Dalam penegakan peraturan,
YPNA mengeluarkan peringatan atau
tindakan disipliner kepada
karyawan/pengurus yang melanggar
peraturan. Tetapi juga memuji
karyawan yang berkinerja baik. Sesuai
dengan pokok-pokok peraturan yang
ada di yayasan.
2 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor, Yayasan Pendidikan
menegakan berusaha menegakkan independensi Nurul Anshor
independensi dari dari manajemen dan melakukan memiliki dua bagian
manajemen dan pengawasan. Dasar untuk menjaga organ terdiri dari
mengawasi independensinya terbagi menjadi dua, Pembina dan
pengembangan dan yaitu pembina, dan pengurus. Setiap pengurus dalam
pelaksanaan instansi memiliki tanggung jawab dan upaya menegakkan
pengendalian wewenangnya masing-masing. Secara independensi dan
internal. garis besar, Pembina bertanggung melakukan
jawab atas kebijakan umum, pengawasan.
persetujuan rencana kerja dan Berdasarkan prinsip
pelaporan. Sedangkan, pengurus ini Yayasan

89
bertanggjung jawab penuh atas Pendidikan Nurul
kepengurusan sesuai dengan Anshor sudah sesuai
kepentingan yayasan seperti dengan komponen
bendahara, sekertaris. Semua nya COSO.
dilakukan untuk mengembangkan
kinerja pengendalian internal yayasan
demi tercapainya visi misi dan tujuan
yayasan.
3 Dewan direksi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
menetapkan berusaha melakukan pengawasan, Nurul anshor sudah
pengawasan, struktur, otoritas dan tanggung jawab. memiliki struktur
struktur organisasi, Secara garis besar, pembagian tugas dan pembagian
jalur pelaporan, dan tanggung jawab tersebut tugas yang jelas,
otoritas dan dijelaskan dalam struktur organisasi penetapan terkait
tanggung jawab YPNA. Lebih jelasnya pembagian jalur pelaporan tidak
dalam pencapaian tugas ada di buku kerja Yayasan. ada. Berdasarkan
tujuan Penugasan tersebut adalah pembina prinsip ini Yayasan
Yayasan, ketua, sekretaris, dan Pendidikan Nurul
bendahara. Bagi bendahara sendiri, Anshor belum
tugasnya adalah mengatur semua sepenuhnya sesuai
pemasukan dan pengeluaran yang dengan komponen
berhubungan dengan keuangan COSO.
yayasan, seperti menghitung gaji
pegawai, operasional yayasan, dll.
Bendahara yayasan dibantu oleh
bagian keuangan sekolah.
4 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
menegakkan berusaha menegakkan komitmen Nurul Anshor
komitmen untuk untuk mengembangkan dan memiliki cara untuk
menarik, mempertahankan pegawai. Selama ini mengembangkan
mengembangkan, pengurus/pegawai belum ditempatkan kinerja pegawainya
dan sesuai bidangnya masing-masing. meskipun tidak
mempertahankan Karena pengelola keuangan tidak sesuai dengan
individu yang memiliki latar belakang pendidikan bidangnya.
kompeten dalam ekonomi, yayasan memiliki Berdasarkan prinsip
rangka pencapaian keterbatasan dalam sumber daya ini Yayasan
tujuan manusia seperti bagian personalia Pendidikan Nurul
keuangan. Rata-rata pengurus yayasan Anshor belum
berasal dari sekolah tinggi agama. sepenuhnya sesuai
Namun, untuk memberdayakan

90
karyawan, mereka tetap mendapatkan dengan komponen
pelatihan dan berkesempatan COSO
mengikuti kegiatan yang bermanfaat
untuk mendukung perkembangan
mereka.
5 Organisasi memilih Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
individu untuk berusaha memilih sesorang untuk Nurul Anshor
bertanggung jawab bertanggungjawab atas pengendalian memilih pengurus
atas pengendalian internal. Pengurus atau pegawai yang bertanggung
internal dalam diperoleh melalui rekrutmen jawab terhadap
pencapaian tujuan pengurus, seperti melakukan pelaksanaan
wawancara. kemudian calon pengurus pengendalian.
akan memiliki kesempatan untuk Berdasarkan prinsip
menjalani pelatihan orientasi selama ini Yayasan
tiga bulan. Jika persyaratan terpenuhi,
Pendidikan Nurul
adminstrator dapat diterima. Anshor belum
sesuai dengan
komponen COSO.
Penliaian 1 Organisasi secara Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
Resiko jelas mendefinisikan berusaha mengidentifikasi dan menilai Nurul Anshor belum
tujuan untuk resiko terkait dengan tujuan. Di melakukan tujuan
mengidentifikasi lingkungan YPNA, tujuan pendidikan pelaporan namun
dan menilai risiko dituangkan dalam visi/misi sekolah sudah menetapkan
yang terkait dengan dan disesuaikan dengan keadaan dan tujuan operasi dan
tujuan operasional, kondisi setempat. Sedangkan visi dan tujuan kepatuhan.
pelaporan dan misi sekolah diturunkan dari visi dan Berdasarkan prinsip
kepatuhan misi yayasan. Melalui asessmen ini Yayasan
pengurus dapat diperoleh informasi Pendidikan Nurul
seberapa jauh seorang pengurus Anshor belum
memahami tujuan yang telah sepenuhnya sesuai
ditentukan, melakukan kepatuhan dengan komponen
diketahui dari kinerjanya. Terkait COSO
degan tujuan pelaporan YPNA belum
dapat melakukan audit untuk
memeriksa laporan keuangan.
Sedangkan tujuan kepatuhan YPNA
yaitu bekerja sama dengan pihak luar
seperti pemerintah daerah dan dinas
pendidikan.

91
2 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
mengidentifikasi berusaha melakukan identifikasi dan Nurul Anshor belum
resiko terhadap menganalisis resiko. Melalui melakukan
pencapaian tujuan perangkat/intrument pengawasan, identifikasi resiko
diseluruh entitas dan dalam hal ini yayasan dilakukan oleh namun sudah
menganalisis resiko seorang pembina yayasan untuk melakukan analisis
sebagai dasar untuk mengembangkan sumber daya untuk mengelola
menentukan manusia dan memperoleh informasi resiko. Berdasarkan
bagaimana resiko yang dibutuhkan untuk meningkatkan prinsip ini Yayasan
dikelola kapasitas tenaga pendidik atau Pendidikan Nurul
pengelola yayasan. Untuk Anshor belum
menganalisis risiko eksternal, sepenuhnya sesuai
informasi diperoleh dari komite dengan komponen
sekolah mewakili COSO
masyarakat/orangtua siswa. Informasi
tersebut kemudian dianalisis sebagai
dasar pengambilan keputusan
bersama.
3 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
mempertimbangkan berusaha mempertimbangkan potensi Nurul Anshor sudah
potensi kecurangan terjadinya kecurangan seperti mempertimbangkan
dalam penilaian pencurian dan penyalahgunaan potensi terjadinya
risikonya untuk wewenang. Potensi kecurangan kecurangan.
mencapai tujuannya seringkali muncul dalam pengelolaan Berdasarkan prinsip
keuangan, seperti pencurian, ini Yayasan
penyalahgunaan wewenang, dan Pendidikan Nurul
hilangnya fasilitas di unit sekolah atau Anshor sudah sesuai
yayasan. Yayasan melakukan dengan komponen
pertimbangan dengan cara COSO.
meminimalisir fraud melalui
mekanisme pengawasan dengan
standar yang ada seperti cek
pembukuan, pemeriksaan fisik, dll.
Sehingga fraud dapat diminimalisir.
4 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
mengidentifikasi berusaha melakukan identifkasi dan Nurul Anshor
dan menilai menilai perubahan yang berdampak mengidentifikasi
perubahan yang signifikan pada lingkungan operasi. dan menilai
dapat berdampak Dalam lingkungan Yayasan, setiap perubahan yang
signifikan terhadap penguru dinilai dan dievaluasi dapat berdampak

92
sistem pengendalian menggunakan sejumlah alat penilaian signifikan terhadap
internal kinerja yang meliputi administrasi sistem pengendalian
RPP, catatan pengelolaan kelas dll. internal
Dari hal-hal tersebut dapat diperoleh Berdasarkan prinsip
data yang kemudian dapat dianalisis ini Yayasan
sehingga dapat diambil tindakan yang Pendidikan Nurul
tepat untuk meningkatkan kinerja, Anshor tidak sesuai
mengatasi perubahan yang dapat dengan komponen
berdampak signifikan terhadap sistem COSO.
pengendalian internal, dan menjadi
bahan pengambilan keputusan.
Aktivitas 1 Organisasi memilih Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Terkait aktivitas
Pengendalian dan berusaha melaksanakan dan pengendalian
mengembangkan mengembangkan aktivitas yayasan belum
aktivitas pengendalian. Masih terdapat kendala sepenuhnya
pengendalian uang dalam pembagian tugas dan tanggung terlaksana karena
berkontribusi pada jawab yayasan, misalnya pada bagian bendahara
pencegahan resiko keuangan bendahara kesulitan dalam mengelola
terhadap pencapaian mengurus keluar masuknya kas belum keuangannya sendiri
tujuan ketingkat lagi penerimaan dan pengeluran kas mulai dari kas
yang dapat diterima. harus disetujui oleh ketua yayasan. masuk hingga kas
Selain itu, dari data yang diperoleh keluar. Berdasarkan
melalui perangkat/instrument prinsip ini Yayasan
penilaian yayasan melakukan analisis Pendidikan Nurul
dan evalusi untuk melakukan tindakan Anshor belum
yang kiranya dapat diterima oleh sepenuhnya sesuai
pihak-pihak yang berkepentingan. dengan komponen
Mengambil tindakan yang dapat COSO
diterima oleh pihak yang
berkepentingan untuk meningkatkan
pencapaian tujuan kinerja
2 Organisasi memilih Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
dan berusaha menggunakan sistem Nurul anshor masih
mengembangkan terkomputerisasi untuk melakukan menggunakan
kegiatan pencatatan keuangan baik penerimaan sistem manual
pengendalian umum kas maupun pengeluaran kas. Untuk dalam pencatatan
terkait teknologi saat ini yayasan masih menggunakan keuangannya, dan
sistem manual dalam mencatat mulai mempelajari
transaksi keuangan, termasuk sistem
penerimaan kas dan pengeluaran kas. komputerisasi

93
Yayasan berusaha untuk mempelajari Berdasarkan prinsip
sistem komputerisasi dalam ini Yayasan
pencatatan keuangan nya. Selain itu, Pendidikan Nurul
Yayasan belajar menganalisis dan Anshor belum
mengevaluasi aplikasi yang sepenuhnya sesuai
diperlukan untuk pembelajaran dan dengan komponen
administrasi, pembukuan keuangan COSO.
dan keperluan lainnya, sistem
pencatatan terkomputerisasi,
menghadiri seminar dan pelatihan
untuk mendukung kelancaran kegiatan
operasional.
3 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
melaksanakan menetapkan kebijakan dalam hal Nurul Anshor
kegiatan mengelola keuangan. Yayasan menerapkan
pengendalian memiliki kebijakan pengelolaan kebijakan terkait
melalui kebijakan keuangan. Misalnya, permohonan dengan pengelolaan
dan prosedur prosedur pengeluaran kas, prosedur keuangan.
pelaksanaan yang pembuatan bukti pengeluaran kas, dan Berdasrkan prinsip
telah ditetapkan prosedur penerimaan kas yang ini Yayasan
dilakukan oleh bendahara yayasan. Pendidikan Nurul
Namun, bendahara memiliki Anshor sesuai
keterbatasan dalam hal pencatatan, dengan komponen
karena transaksi tertentu terkadang COSO.
lupa untuk dicatat. Dan di Yayasan
belum dilakukan nya audit.
Informasi dan 1 Organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
Komunikasi menggunakan berusaha menggunakan informasi Nurul Anshor
informasi yang yang relevan dalam rangka mengakses berita
relevan dan mendukung seluruh fungsi dan informasi yang
berkualitas untuk pengendalian internal. Yayasan relevan dan
mendukung operasi menggunakan informasi yang relevan berkualitas untuk
pengendalian dengan mengakses berita dan mendukung operasi
internal informasi dari lembaga/dinas yang pegendalian
terkait dengan pendidikan (Dinas internal.
Pendidikan kota, Pemerintah Daerah, Berdasarkan prinsip
Dinas Pendidikan Nasional) yang ini, Yayasan
kemudian mempelajari dan Pendidikan Nurul
menganalisis informasi yang akan Anshor sudah sesuai
dijadikan dasar dalam pengambilan

94
keputusan sehingga Yayasan dapat dengan Komponen
menggunakan informasi yang relevan COSO.
dan berkualitas sesuai dengan keadaan
setempat.
2 Organisasi secara Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
internal berusaha menyampaikan infromasi Nurul Anshor
mengkomunikasikan secara internal dengan tujuan menyampaikan
informasi terkait pengendalian dalam pencapaian informasi terkait
tujuan pengendalian tujuan. Yayasan biasanya tujuan dan tanggung
internal dan mengkomunikasikan informasi terkait jawab terkait
tanggung jawab pengambilan keputusan yayasan pengendalian
untuk mencapai kepada satuan pendidikan baik formal internal.
tujuan dan nonformal melalui email, surat Berdasarkan prinsip
pemberitahuan, dan media lainnya, ini Yayasan
seperti via whatsaap. Selain itu, Pendidikan Nurul
keputusan yang diterbitkan Anshor sudah sesuai
disosialisasikan ke berbagai unit di dengan komponen
lingkungan yayasan untuk dapat COSO
dilaksanakan oleh unit bersangkutan,
sosialisasi dapat berupa pertemuan
formal atau pengumuman tertulis.
3 Organisasi dapat Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
berkomunikasi melakukan komunikasi dengan pihak Nurul Anshor
dengan pihak eksternal terkait dengan kerjasama. menjalin
eksternal tentang Melalui unit kerjanya (sekolah), komunikasi dan
pengaruh fungsi yayasan menjalin kerja sama dengan kerjasama dengan
pengendalian lembaga di luar yayasan, seperti pihak ekternal.
internal pemerintah desa dan pabrik-pabrik, Berdasarkan prinsip
Kerjasama ini berbentuk saling ini, Yayasan
musyawarah dan kerjasama. Pendidikan Nurul
Kerjasama ini bertujuan untuk Anshor sudah sesuai
meningkatkan kualitas pelayanan dengan komponen
masyarakat dan peserta didik terkait COSO.
fungsi pengendalian internal.
Aktivitas 1 Organisasi dapat Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
Pemantauan memilih, melakukan pemantauan berkelanjutan Nurul Anshor
mengembangkan, terhadap aktiivtas pengendalian. memilih perangakat/
dan melakukan Pembinaan dalam hal pengawasan instrument untuk
evaluasi terpisah pada umumnya dilakukan dengan memahami tujuan,
secara terus menerus menggunakan perangkat/instrument dan melakukan

95
untuk memastikan secara umum untuk memahami evaluasi diri untuk
bahwa komponen tujuan, pelaksanaan tugas, meningkatkan
pengendalian kepribadian, dll, oleh para pengurus kinerja, dan
internal ada dan yayasan untuk meningkatkan memastikan
berfungsi pengembangan sumber daya manusia pengendalian
individu lain dengan melakukan internal berfungsi
penilaian diri (evaluasi diri). Cara dengan baik.
seperti ini dilakukan yayasan Berdasarkan prinsip
harapannya agar pengurus/pegawai ini Yayasan
dapat meningkatkan kinerja pada Pendidikan Nurul
masing-masing individu dan untuk Anshor sudah sesuai
memastikan bahwa individu yang dengan komponen
terlibat bertanggung jawab untuk COSO
mengendalikan yayasan.
2 Organisasi dapat Yayasan Pendidikan Nurul Anshor Yayasan Pendidikan
mengevaluasi dan berusaha melakukan evaluasi dan Nurul Anshor
menyampaiakan menyampaikan kekurangan melakukan evaluasi
kekurangan pengendalian kepada pihak yang dan menyampaikan
pengendalian bertanggung jawab. Yayasan pengendalian
internal kepada melakukan evaluasi dan Yayasan kepada pihak yang
pihak yang menilai apakah terjadi nya kendali bertanggung jawab.
bertanggung jawab yang disengaja atau tidak disengaja Berdasarkan prinsip
dalam mengambil dan menyampaikan hasil penilaian ini Yayasan
tindakan korektif, tersebut untuk dianalisis dan di Pendidikan Nurul
termasuk diskusikan dengan pihak-pihak yang Anshor sudah sesuai
manajemen senior berkepentingan agar pihak yang dengan komponen
dan dewan direksi. terlibat dapat menerima masukan dari COSO
pihak lain dan memahami dirinya
secara utuh.
Koreksi perbaikan dapat dilakukan
secara bersama dan terbuka agar
memperoleh hasil yang dapat
diterima.
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

96
Mendeskripsikan kesesuaian komponen pengendalian internal

menurut Committe of Sponsoring Organization of the Treadway Commision

(COSO) dengan pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran

kas di Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berdasarkan tabel perbandingan.

a. Lingkungan Pengendalian

1) Organisasi menegakkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai

etika

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor menegakkan komitmen

terhadap integritas dan nilai etika dengan merumuskan visi misi dan

tujuan yayasan. Yayasan memenuhi komitmennya dengan

menanamkan nilai karakter yayasan sesuai dengan visi misi yang

ada di yayasan. Baik bagi pendidik maupun tenaga kependidikan.

Melalui sosialisasi, pembiasaan, dan pembinaan sehari-hari. Dalam

penegakan peraturan, yayasan mengeluarkan peringatan atau

tindakan disipliner kepada pengurus yang melanggar peraturan,

tetapi juga memuji karyawan yang berkinerja baik sesuai dengan

pokok-pokok peraturan yang ada di yayasan.

Integritas dan nilai-nilai etika ditunjukan pengurus yayasan

dan pegawai untuk menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi

karena akan mempengaruhi suasana lingkungan kerja. Lingkungan

kerja yang kondusif akan berdampak pada kinerja yayasan.

Pemimpin yayasan menunjukan integritas dan nilai-nilai etis dengan

memberi teladan contohnya kejujuran, kedisiplinan dan tanggung

97
jawab terhadap setiap tugas yang dipercayakan. Peran pemimpin

sangat berpengaruh terhadap lingkungan kerja yang dipimpinnya.

Sebagai penentu kebijakan pemimpin mampu melihat semua aspek

terutama yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yayasan.

2) Dewan direksi menegakkan independensi dari manajemen dan

melakukan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja

pengendalian internal

Yayaysan Pendidikan Nurul Anshor berusaha menegakkan

independensi dari manajemen dan melakukan pengawasan. Dasar

untuk menjaga independensinya terbagi menjadi dua, yaitu

pembina, dan pengurus. Setiap bagian memiliki tanggung jawab dan

wewenangnya masing-masing. Secara garis besar, Pembina

bertanggung jawab atas kebijakan umum, persetujuan rencana kerja

dan pelaporan. Sedangkan, pengurus bertanggung jawab penuh atas

kepengurusan sesuai dengan kepentingan yayasan seperti

bendahara, sekertaris. Semua nya dilakukan untuk mengembangkan

kinerja pengendalian internal yayasan demi tercapainya visi misi

dan tujuan yayasan.

Ketua yayasan bertanggung jawab penuh terhadap

pelaksanaan dan aktivitas yang dilakukan oleh yayasan termasuk

pengawasan terkait keuangan. Yayasan memiliki pengawas dan tim

pemantauan dari pembina yayasan sendiri untuk melakukan

pemantauan. Pemantauan dari pembina yayasan terbagi menjadi dua

98
yakni pemantauan kinerja dan pemantauan keuangan. Pemantauan

kinerja dilaksanakan melalui evaluasi kinerja dalam pelaksanaan

RKAT yang mana program terkait pelaksanaannya sudah berjalan

beberapa persen, dan jika tidak terlaksana maka dicari tahu

kendalanya seperti apa, kemudian pemantauan keuangan dilakukan

dengan mengecek alur kas masuk dan keluar yayasan tiap satu bulan

sekali.

3) Manajemen menetapkan pengawasan dewan, struktur, garis

pelaporan, otoritas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang

memadai

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha melakukan

pengawasan, struktur, otoritas dan tanggung jawab. Secara garis

besar, pembagian tugas dan tanggung jawab tersebut dijelaskan

dalam struktur organisasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor. Lebih

jelasnya pembagian tugas ada di buku kerja yayasan. Penugasan

tersebut terdiri dari pembina yayasan, ketua, sekretaris, dan

bendahara. Bagi bendahara sendiri, tugasnya adalah mengatur

semua pemasukan dan pengeluaran yang berhubungan dengan

keuangan yayasan, seperti menghitung gaji pegawai, operasional

yayasan, dan lain-lain. Bendahara yayasan dibantu oleh bagian

keuangan sekolah.

Struktur organisasi dan penetapan wewenang serta tanggung

jawab sudah jelas sebagaimana yang dijelaskan dalam prosedur

99
penerimaan dan pengeluaran kas, setiap tahapnya sudah terbagi dan

memiliki tanggung jawab kepada setiap bagian-bagiannya. Dalam

pedoman yayasan sudah cukup jelas untuk pembagian tugas dan

fungsinya, akan tetapi tidak adanya pengawas di yayasan ini

membuat kinerja dalam pelaksanaannya kurang begitu maksimal

karena fungsi yayasan yaitu bertanggung jawab mengawasi

kepengasuhan, proses belajar mengajar, administrasi dan

pengelolaan keuangan yayasan. Namun ketidak ada nya pengawas

di yayasan ini akan digantikan posisinya oleh pembina dan sampai

sekarang yayasan masih tetap berjalan dengan semestinya.

4) Organisasi menegakkan komitmen untuk menarik, mengembangkan

dan mempertahankan individu yang kompeten dalam rangka

mencapai tujuan

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha menegakkan

komitmen untuk mengembangkan dan mempertahankan pegawai.

Selama ini pengurus belum ditempatkan sesuai bidangnya masing-

masing. Karena pengelola keuangan tidak memiliki latar belakang

pendidikan ekonomi, yayasan memiliki keterbatasan dalam sumber

daya manusia seperti bagian personalia keuangan. Rata-rata

pengurus yayasan berasal dari sekolah tinggi agama. Namun, untuk

memberdayakan pengurus, mereka tetap mendapatkan pelatihan dan

berkesempatan mengikuti kegiatan yang bermanfaat untuk

mendukung perkembangan mereka.

100
Dalam penempatan posisi jabatan di yayasan ini pengurus

belum di tempatkan sesuai bidangnya masing-masing. Seperti

bagian administrasi keuangan yang tidak memiliki latar belakang

pendidikan ekonomi. Akan tetapi walaupun tidak sesuai dengan

bidang keahliannya, yayasan tetap akan mengadakan pelatihan dasar

bagi pengurus baik itu sebelum penempatan ataupun sudah

ditempatkan diposisi yang sekarang ini untuk mendukung

perkembangan mereka. Sehingga seiring berjalannya waktu mereka

akan terbiasa melakukan pekerjaan yang sudah di amanahkan.

5) Organisasi memilih individu untuk bertanggung jawab atas

pengendalian internal dalam pencapaian tujuan

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha memilih

seseorang untuk bertanggung jawab atas pengendalian internal.

Pengurus atau pegawai diperoleh melalui rekrutmen pengurus,

seperti melakukan wawancara, kemudian calon pengurus akan

memiliki kesempatan untuk menjalani pelatihan orientasi selama

tiga bulan. Jika persyaratan terpenuhi, adminstrator dapat diterima.

Setiap pengurus memenuhi tugas dan tanggung jawabnya

berlandaskan ketulusan hati untuk melayani, dalam memilih

pengurus yayasan masih menerapkan unsur kekeluargaan sehingga

pengurus belum di tempatkan sesuai dengan bidang nya.

101
b. Penilaian Resiko

1) Organisasi menetapkan tujuan dengan jelas untuk mengidentifikasi

dan penilaian resiko yang berkaitan dengan tujuan

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha melakukan

identifikasi dan penilaian resiko terkait dengan tujuan. Di

lingkungan yayasan, tujuan pendidikan dituangkan dalam visi misi

sekolah dan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi setempat.

Sedangkan visi dan misi sekolah diturunkan dari visi dan misi

yayasan. Melalui asessmen pengurus dapat diperoleh informasi

seberapa jauh seorang pengurus memahami tujuan yang telah

ditentukan, melakukan kepatuhan diketahui dari kinerjanya. Terkait

degan tujuan pelaporan YPNA belum dapat melakukan audit untuk

memeriksa laporan keuangan. Sedangkan tujuan kepatuhan YPNA

yaitu bekerja sama dengan pihak luar seperti pemerintah daerah dan

dinas pendidikan.

Untuk mengidentifikasi dan penilaian resiko pemimpin unit-

unit sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan uang dan barang

milik yayasan. Salah satu tanggung jawab dalam pengelolaan

keuangan dan barang adalah adanya bukti dalam ketertiban

administrasi seperti penyimpanan dan pengeluaran kas yang disertai

bukti-bukti yang sah. Yayasan Pendidikan Nurul Anshor memegang

prinsip dalam pengelolaan keuangan yaitu transparansi, dapat

dipercaya, dan dapat dipertanggung jawabkan. Pelaksanaan tujuan

102
yang tidak tertib dan melakukan penyelewengan keuangan akan

dikenakan sanksi sesuai dengan kebijakan yang berlaku di yayasan.

2) Organisasi mengidentifikasi resiko terhadap pencapaian tujuan

diseluruh entitas dan menganalisis resiko sebagai dasar menentukan

bagaimana resiko dikelola

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha melakukan

identifikasi dan menganalisis resiko. Melalui perangkat/intrument

pengawasan, dalam hal ini yayasan dilakukan oleh seorang pembina

yayasan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan

memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan

kapasitas tenaga pendidik atau pengelola yayasan. Untuk

menganalisis risiko eksternal, informasi diperoleh dari komite

sekolah mewakili masyarakat/orangtua siswa. Informasi tersebut

kemudian dianalisis sebagai dasar pengambilan keputusan bersama.

Dari setiap kegiatan yang sudah terlaksana ataupun tidak

terlaksana pasti ada beberapa kendala yang telah dialami. Untuk

mencegah terjadinya resiko terhadap penerimaan dan pengeluaran

kas upaya yang dilakukan yayasan ialah menambah jumlah

pengurus dan menempatkannya sesuai dengan bidangnya. Karena

kinerja dari bagian keuangan sendiri kurang begitu maksimal.

Contohnya, dalam pengambilan keputusan bagian keuangan kurang

cepat dalam bertindak ketika memutuskan program apa saja yang

harus dilaksanakan untuk satu tahun kedepan. Oleh sebab itu ketua

103
yayasan harus merekrut sumber daya manusia lagi untuk

menghindari risiko yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

3) Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam penilaian

resiko untuk mencapai tujuan

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha

mempertimbangkan potensi terjadinya kecurangan seperti pencurian

dan penyalahgunaan wewenang. Potensi kecurangan seringkali

muncul dalam pengelolaan keuangan, seperti pencurian,

penyalahgunaan wewenang, dan hilangnya fasilitas di unit sekolah

atau yayasan. Yayasan melakukan pertimbangan dengan cara

meminimalisir fraud melalui mekanisme pengawasan dengan

standar yang ada seperti cek pembukuan, pemeriksaan fisik, dan

lain-lain. Sehingga fraud dapat diminimalisir.

Pengurus yayasan bertanggung jawab terhadap cara untuk

mengelola resiko kecurangan. Untuk mengurangi adanya

kecurangan pengurus yayasan menetapkan kebijakan dalam

pengamanan aset yayasan. Yayasan juga melakukan pertimbangan

dengan cara meminimalisir kecurangan melalui mekanisme

pengawasan dengan standar yang ada seperti cek pembukuan,

pemeriksaan fisik, dan lain-lain untuk meninjau ulang pengendalian

yang diterapkan yayasan.

4) Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang bisa

berdampak signifikan pada sistem pengendalian internal

104
Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha melakukan

identifkasi dan menilai perubahan yang berdampak signifikan pada

lingkungan operasi. Dalam lingkungan yayasan, setiap pengurus

dinilai dan dievaluasi menggunakan sejumlah alat penilaian kinerja

yang meliputi administrasi RPP, catatan pengelolaan kelas dan lain-

lain. Dari hal-hal tersebut dapat diperoleh data yang kemudian dapat

dianalisis sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk

meningkatkan kinerja, mengatasi perubahan yang berdampak

signifikan terhadap pengendalian internal, dan menjadi bahan

pengambilan keputusan.

Setiap perubahan kebijakan yang terjadi di yayasan akan

disampaikan kepada seluruh pihak yang memiliki kepentingan.

Perubahan kebijakan tersebut dapat berupa pengembangan atas pola

operasional organisasi yayasan dan lain sebagainya.

c. Aktivitas Pengendalian

1) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang dapat membantu pencegahan resiko terhadap pencapaian

tujuan.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha melaksanakan

dan mengembangkan aktivitas pengendalian. Masih terdapat

kendala dalam pembagian tugas dan tanggung jawab yayasan,

misalnya pada bagian keuangan bendahara kesulitan dalam

mengurus keluar masuknya kas belum lagi penerimaan dan

105
pengeluran kas harus disetujui oleh ketua yayasan. Selain itu, dari

data yang diperoleh melalui perangkat/instrument penilaian yayasan

melakukan analisis dan evalusi untuk melakukan tindakan yang

kiranya dapat diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Mengambil tindakan yang dapat diterima oleh pihak yang

berkepentingan untuk meningkatkan pencapaian tujuan kinerja.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor melakukan analisis dan

evaluasi melalui data yang diperoleh dari perangkat/instrument

penilaian yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang kiranya

dapat di terima oleh pihak-pihak yang berkepentingan demi

peningkatan tujuan kinerja. Yayasan memiliki pegawai yang kurang

kompeten seperti bendahara yang kurang memahami tentang standar

akuntansi dalam pencatatan. Selain itu, pengeluaran kas baik dalam

jumlah kecil maupun besar belum dicatat dengan baik karena masih

ada beberapa transaksi yang kadang lupa atau terlewat untuk dicatat

sehingga kas sulit untuk di pertanggung jawabkan. Dalam hal

pengendalian fisik atas aset dan catatan yayasan belum sepenuhnya

dilakukan karena tidak ada penjelasan secara rinci bagaimana

kegiatan transaksi itu dilakukan.

2) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

secara umum terkait teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha menggunakan

sistem terkomputerisasi untuk melakukan pencatatan keuangan baik

106
penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Untuk saat ini yayasan

masih menggunakan sistem manual dalam mencatat transaksi

keuangan, termasuk penerimaan kas dan pengeluaran kas. Yayasan

berusaha untuk mempelajari sistem komputerisasi dalam pencatatan

keuangannya. Selain itu, Yayasan belajar menganalisis dan

mengevaluasi aplikasi yang diperlukan untuk pembelajaran dan

administrasi, pembukuan keuangan dan keperluan lainnya, sistem

pencatatan terkomputerisasi, menghadiri seminar dan pelatihan

untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional.

Seiring perkembangan teknologi yang sudah maju seperti

sekarang ini, Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha

melakukan pencatatan kas masuk dan keluar menggunakan sistem

terkomputerisasi, mengikuti pelatihan yang mendukung kelancaran

kegiatan operasional yayasan khususnya dalam mencatat transaksi

keuangan baik penerimaan maupun pengeluaran kas.

3) Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan

yang di tetapkan dan melalui prosedur yang diterapkan

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor menetapkan kebijakan

dalam hal mengelola keuangan. Yayasan memiliki kebijakan

pengelolaan keuangan. Misalnya, permohonan prosedur

pengeluaran kas, prosedur pembuatan bukti pengeluaran kas, dan

prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh bendahara yayasan.

Namun, bendahara memiliki keterbatasan dalam hal pencatatan,

107
karena transaksi tertentu terkadang lupa untuk dicatat. Dan di

yayasan belum dilakukannya audit.

Ketentuan yang mengatur seluruh kebijakan dan prosedur

kegiatan organisasi sudah diatur dalam SOP termasuk prosedur

pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran kas agar

tersusun secara sistematis. Di buktikan dengan adanya pengisian

form, pembuatan bukti kas keluar yang selalu dilakukan otorisasi

oleh ketua sebelum melakukan pengeluaran kas dan pencatatan

aktivitas kas, serta selalu menyimpan uang di dalam brankas yang

bertujuan agar aman dan terhindar dari pencurian.

d. Informasi dan Komunikasi

1) Organisasi dapat menggunakan informasi yang relevan dan

berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha menggunakan

informasi yang relevan dalam rangka mendukung seluruh fungsi

pengendalian internal. Yayasan menggunakan informasi yang

relevan dengan mengakses berita dan informasi dari lembaga/dinas

yang terkait dengan pendidikan (Dinas Pendidikan Kota, Pemerintah

Daerah, Dinas Pendidikan Nasional) yang kemudian mempelajari

dan menganalisis informasi yang akan dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan sehingga yayasan dapat menggunakan

informasi yang relevan dan berkualitas sesuai dengan keadaan

setempat.

108
Selain itu, Yayasan Pendidikan Nurul Anshor menggunakan

informasi mengenai kinerja pengurus termasuk sikap dan perilaku

dalam bekerja yang menjadi dasar penilaian bagi pembina atau

supervisor. Informasi itu diperoleh dari hasil evaluasi program kerja,

rapat yayaan, dan masukan dari pihak yang dipercayai untuk

melakukan survey. Pembina harus menggunakan informasi yang

lengkap dan akurat untuk dapat melakukan penilaian terhadap

kinerja pengurus.

2) Organisasi menyampaikan informasi secara internal terkait dengan

tujuan dan tanggung jawab terhadap pengendalian internal

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha menyampaikan

informasi secara internal dengan tujuan pengendalian dalam

pencapaian tujuan. Yayasan biasanya mengkomunikasikan

informasi terkait pengambilan keputusan yayasan kepada satuan

pendidikan baik formal dan nonformal melalui email, surat

pemberitahuan, dan media lainnya, seperti via whatsaap. Selain itu,

keputusan yang diterbitkan disosialisasikan ke berbagai unit di

lingkungan yayasan untuk dapat dilaksanakan oleh unit

bersangkutan, sosialisasi dapat berupa pertemuan formal atau

pengumuman tertulis.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor melakukan komunikasi

internal baik yang bersifat keuangan ataupun non keuangan agar

109
semua pihak memiliki pemahaman yang sama terkait dengan

pengendalian internal.

3) Organisasi dapat berkomunikasi dengan pihak eksternal tentang

pengaruh fungsi pengendalian internal

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor melakukan komunikasi

dengan pihak eksternal terkait dengan kerjasama. Melalui unit

kerjanya (sekolah), yayasan menjalin kerja sama dengan lembaga di

luar yayasan, seperti pemerintah desa dan pabrik-pabrik, Kerjasama

ini berbentuk saling musyawarah. Kerjasama ini bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan peserta didik

terkait fungsi pengendalian internal.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor melakukan komunikasi

dan kerjasama dengan pihak eksternal yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat dan anak didik

dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian internal.

e. Aktivitas Pemantauan

1) Organisasi dapat memilih, mengembangkan dan melakukan evaluasi

terpisah secara terus menerus untuk memastikan bahwa komponen

pengendalian ada dan berfungsi

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor melakukan pemantauan

berkelanjutan terhadap aktivitas pengendalian. Pembinaan dalam

hal pengawasan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan

perangkat/instrument secara umum untuk memahami tujuan,

110
pelaksanaan tugas, kepribadian, dan lain-lain, oleh para pengurus

yayasan untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia

individu lain dengan melakukan penilaian diri (evaluasi diri). Cara

seperti ini dilakukan yayasan harapannya agar pengurus/pegawai

dapat meningkatkan kinerja pada masing-masing individu dan untuk

memastikan bahwa individu yang terlibat bertanggung jawab untuk

mengendalikan yayasan.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor melakukan evaluasi

untuk memastikan bahwa program kerja dijalankan dan memahami

tujuan yayasan. Evaluasi pengendalian internal pada penerimaan

dan pengeluaran kas dilakukan untuk memastikan bahwa

pengendalian ada dan berfungsi. Hasil evaluasi yang tertulis menjadi

dasar untuk tindakan perbaikan dalam pengambilan keputusan.

2) Organisasi dapat mengevaluasi dan menyampaikan kekurangan

pengendalian internal kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab

dalam mengambil tindakan korektif, termasuk manajemen senior

dan dewan direksi

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berusaha melakukan

evaluasi dan menyampaikan kekurangan pengendalian kepada pihak

yang bertanggung jawab. Yayasan melakukan evaluasi dan Yayasan

menilai apakah terjadinya kendali yang disengaja atau tidak

disengaja dan menyampaikan hasil penilaian tersebut untuk

dianalisis dan didiskusikan dengan pihak-pihak yang

111
berkepentingan agar pihak yang terlibat dapat menerima masukan

dari pihak lain dan memahami dirinya secara utuh. Koreksi

perbaikan dapat dilakukan secara bersama dan terbuka agar

memperoleh hasil yang dapat diterima.

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor mengadakan evaluasi

setiap bulannya untuk mengontrol serta melihat kinerja setiap

pengurus terutama bendahara, menanyakan kendala apa saja yang

ada serta program apa yang sudah terlealisasi dan yang belum

terlealisasi. Jika terdapat kendala maka akan diberikan solusi oleh

pembina dan segara dilakukannya perbaikan agar kendala tersebut

terselesaikan.

4. Evaluasi Aktivitas Pengendalian Internal Pada Penerimaan dan

Pengeluaran Kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor.

a. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem pengendalian

internal pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, terdapat beberapa kekurangan

dari penerapan sistem pengendalian internal terhadap penerimaan dan

pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor adalah sebagai

berikut:

1) Yayasan Pendidikan Nurul Anshor merupakan lembaga yang

diberikan kewenangan secara mandiri dalam mengelola keuangan.

Jika mengacu pada pengendalian internal atas penerimaan dan

pengeluaran kas yang diterapkan di yayasan, maka terdapat beberapa

112
temuan dalam aktivitas pengendalian. Beberapa temuan yakni, tidak

adanya prosedur maupun kebijakan tertulis terkait aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas, yayasan belum menerapkan sistem

akuntansi yang memadai, dokumen pendukung untuk aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas kurang lengkap. Masalah yang

penulis temukan selama proses penelitian adalah kurangnya sumber

daya manusia yang memadai untuk menjalankan roda organisasi

khusunya pada bagian pengelolaan keuangan, sehingga yayasan perlu

melakukan evaluasi dan membuat usulan atas proses penerimaan dan

pengeluaran kas yang berjalan jika dinilai belum sepenuhnya efektif.

2) Dalam hal lingkungan pengendalian, Yayasan Pendidikan Nurul

Anshor memiliki pegawai yang kurang kompeten seperti bendahara

yang kurang memahami tentang standar akuntansi dalam pencatatan

keuangan karena bendahara tidak memiliki latar belakang pendidikan

ekonomi, pemisahan tanggung jawab belum dilakukan sepenuhnya

sehingga kas masuk dan kas keluar masih dilakukan oleh satu orang

yang menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan pada transaksi

kas dan bendahara hanya melakukan pencatatan kas masuk dan kas

keluar bahkan tidak jarang ada beberapa transaksi yang tidak tercatat

atau terlewat, oleh karena itu harus adanya pengendalian internal yang

baik dibagian bendahara kas.

3) Dalam hal penilaian resiko, pada Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

tidak terdapat dokumen secara tertulis tentang aturan-aturan umum

113
terkait identifikasi resiko terhadap pencapaian tujuan pelaksanaan di

yayasan. Terutama terkait dengan tujuan pelaporan. Yayasan belum

menerapakan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi

dan yayasan belum menerapkan audit internal yakni badan

independen yang akuntabilitasnya langsung kepada bagian

manajemen puncak. Hal tersebut dikarenakan masih lemahnya dalam

hal pembentukan Standar Operasional Prosedur (SOP).

4) Dalam hal aktivitas pengendalian, Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

belum menerapkan aktivitas pengendalian dengan teknologi seperti

penyimpanan dokumen pada suatu sistem, tanggung jawab untuk

operasi yang berkaitan dalam pemisahan tugas. Seperti pada

pemisahan operasional, penyimpanan aset, dan akuntansi. Tanggung

jawab untuk operasi, penyimpanan aset dan akuntansi harus

dipisahkan. Oleh karena itu, catatan akuntansi akan berperan sebagai

pemeriksa independen atas individu yang bertanggung jawab untuk

penyimpanan aset dan bertanggung jawab atas operasi usaha, hal ini

akan mengurangi potensi inefisiensi, kesalahan, dan kecurangan.

b. Rekomendasi yang diajukan sebagai upaya peningkatan kinerja Yayasan

Pendidikan Nurul Anshor

Dengan mengacu pada penerapan pengendalian internal yang

diterapkan yayasan saat ini, maka perlu dikembangkan dan ditingkatkan.

Hal terpenting dalam pengembangan sistem adalah dukungan dari setiap

pengurus yayasan berupa komitmen pengurus untuk melakukan tindakan

114
korektif atas kekurangan yang ada. Beberapa rekomendasi yang dibuat

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Setiap pengurus ditempatkan sesuai dengan keahlian yang dimiliki,

dimana tugas dan tanggung jawab mereka ditingkatkan agar skill yang

dimiliki juga dapat bertambah, sehingga tercipta tantangan untuk

semakin berkembang. Melakukan proses perekrutan yang sesuai

dengan standar atau kriteria dalam menangani suatu program seperti

keterampilan dilapangan, pengetahuan dan moralitas, sehingga

menghasilkan orang-orang yang professional. Selain itu juga, yayasan

sebaiknya menerapkan adanya sistem pegawai tetap dan sistem rotasi

pengurus. Sistem rotasi tersebut dapat bermanfaat bagi pengurus

untuk dapat memahami passion mereka dan mengexplore pekerjaan

yang terdapat pada yayasan.

2) Melaksanakan evaluasi terpisah yayasan dengan menerapkan audit

internal dan follow up audit. Dalam hal ini, internal auditor dapat

menghasilkan opini audit dan memberikan rekomendasi atas

kelemahan-kelemahan yang terjadi di yayasan. Rekomendasi tersebut

diharapkan dapat berguna sebagai alat untuk perbaikan yayasan,

menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengurus

yayasan atas temuan audit, memperbaiki sistem manajemen ataupun

pengendalian internal, serta laporan keuangan yayasan menjadi lebih

reliable.

115
3) Setiap kebijakan harus dinyatakan secara tertulis dan formal terutama

pada alur penerimaan dan pengeluaran kas. Hal tersebut

diperuntukkan sebagai pedoman kerja, mempermudah pelaksanaan

dan pengawasannya, serta mempermudah pengurus untuk mengikuti

ketentuan kebijakan tersebut. Selain itu dengan adanya kebijakan

secara tertulis dapat mempermudah dalam pengedaran kebijakan

tersebut ke kantor yayasan dan khalayak publik lainnya.

4) Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan dengan

keuangan khususnya bendahara harus dibagi menjadi dua bagian yaitu

bendahara penerimaan kas dan bendahara pengeluaran kas sehingga

kas tersebut dapat terkontrol dengan baik. Pemisahan fungsi

dilaksanakan agar tidak terjadi perangkapan fungsi dan tugas sehingga

wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian di definisikan

dengan jelas. Adanya pemisahan fungsi maka perangkapan tugas

dapat dihindari dan resiko kesalahan dapat diminimalkan. Pemisahan

fungsi akan membuat perubahan dalam sistem dan prosedur

penerimaan dan pengeluaran kas sehingga pengendalian internal

menjadi lebih efektif dan efisien.

116
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan sebelumnya, peneliti

menyimpulkan bahwa:

1. Terkait dengan tahapan alur sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Yayasan Pendidikan Nurul Anshor sudah tersusun secara sistematis.

Saat kas masuk ke yayasan, bendahara membuat form penerimaan kas,

kemudian bendahara menerima sejumlah uang yang ditunjukkan

sebagai bukti penerimaan kas. Selanjutnya bendahara menegaskan

kepada ketua bahwa ada sejumlah dana telah masuk ke yayasan untuk

diotorisasi ketua. Setelah diotorisasi, bukti penerimaan kas dibuat dua

rangkap diberikan kepada penyetor/pemberi dana dan disimpan oleh

bendahara sebagai dasar pencatatan penerimaan kas untuk dicatat ke

dalam aktivitas transaksi kas.

Sedangkan alur pengeluaran kas, yaitu bendahara membuat formulir

permintaan pengeluaran kas sejumlah uang kas yang akan dikeluarkan,

kemudian ketua yayasan memeriksa rincian biaya atas pengeluaran kas

tersebut. Setelah ketua memutuskan untuk mengeluarkan kas,

bendahara akan membuat bukti pengeluaran kas dan mengeluarkan

sejumlah uang berdasarkan barang bukti. Setelah kas keluar bendahara

melakukan pencatatan ke dalam aktivitas transaksi kas dan

mengarsipkan bukti pengeluaran kas.

117
2. Hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa pengendalian internal

pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul

Anshor sudah cukup efektif. Persentase tingkat efektivitas dapat dilihat

dari 67,09% atas jawaban “ya” dengan total delapan orang responden,

maka masuk kedalam kategori “cukup efektif”, namun masih terdapat

beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu belum adanya prosedur dan

kebijakan tertulis atas penerimaan dan pengeluaran kas, dokumen

pendukung pengeluaran kas belum lengkap, pengolahan informasi dan

dokumen masih banyak dilakukan secara manual, dan belum adanya

pemisahan tugas antara fungsi penerimaan dan fungsi pencatatan.

3. Penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan dan

pengeluaran kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor belum sepenuhya

sesuai dengan komponen pengendalian internal berbasis COSO.

Terdapat dua komponen pengendalian internal yang telah sesuai yaitu

komponen informasi dan komunikasi serta aktivitas pemantauan.

Sedangkan komponen yang belum sepenuhnya sesuai yaitu komponen

lingkungan pengendalian pada prinsip penetapan pengawasan pada jalur

pelaporan dan kebijakan personalia yayasan. Komponen penilaian

resiko pada prinsip identifikasi resiko dan analisis resiko terhadap

pencapaian tujuan pelaporan. Komponen aktivitas pengendalian pada

prinsip organisasi dalam memilih dan mengembangkan aktivitas

pengendalian yang berkontribusi pada pencegahan resiko dan

pengendalian umum terkait teknologi belum sepenuhnya terlaksana.

118
B. Saran

Berdasarkan analisis data pembahasan sebelumnya, berikut

beberapa saran dari peneliti ditunjukan kepada pihak yayasan dan bagi

peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

a) Yayasan Pendidikan Nurul Anshor dapat membuat acuan flowchart

resmi secara tertulis untuk menjelaskan alur penerimaan dan

pengeluaran kas sehingga akan memudahkan secara keseluruhan

pemrosesan transaksi.

b) Yayasan Pendidikan Nurul Anshor dapat memilih individu yang

dapat bertanggung jawab atas pengendalian internal atau memilih

sumber daya yang memadai untuk meningkatkan efektivitas

pengendalian internal yang ada pada yayasan agar dapat berjalan

secara efektif.

c) Yayasan Pendidikan Nurul Anshor perlu menerapkan pengendalian

internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang berbasis

COSO terutama pada komponen lingkungan pengendalian,

penilaian resiko, dan aktivitas pengendalian karena prinsip

pengendalian internal tersebut belum sepenuhnya diterapkan.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

a) Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan sumber-sumber yang

terbaru dan relevan dalam melakukan evaluasi penerapan sistem

pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran kas.

119
b) Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan wawancara dan menyebar

kuesioner dengan waktu yang maksimal kepada seluruh pihak yang

terlibat untuk menggali informasi lebih mendalam.

c) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengamati saat terjadinya

transaksi permohonan dana dan pengeluaran dana sehingga melihat

secara nyata serta mendapatkan bukti yang jelas dan konkrit bahwa

tidak terjadinya kecurangan di dalam proses transaksi. Hal ini perlu

dilakukan agar peneliti dapat lebih jelas dan memahami prosedur

pengendalian internal yang telah berjalan dilapangan.

120
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Y. E. (2010). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UPP


STKIM YKPM.
Aisyah, N. (2017). Fungsi Penerimaan kas dan Pengeluaran Kas Pada PT Sarana
Hachery Abadi. Jurnal Economix, 5(1), 167-175.
Alvin A. Arens, R. J. (2018). Auditing: The Art and Science of Assurance
Engagements, Fifteenth Canadian Edition. North York: Ontario M3C 2H4.
Ardianto, A. (2010). Metode Penelitian Untuk Public Realtions Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung: Simabiosa Rekatama Media.
Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bunga Anisah Harared, R. P. (2022). Analisis Efektivitas Pengendalian Internal
Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Studi Kasus pada Klinik X). JIS (Jurnal
Ilmu Siber), Vol. 1, No. 3, 1-6.
Bougie, U. S. (2017). Research Method for Business A Skill Building Approach.
United Kingdom: John Willey & Sons.
Commission, C. o. (2013). Internal Control Integrated Framework.
https://www.coso.org/Pages/default.aspx.

Delima Danurdara Hapsari, N. S. (2016). Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan dan


Penerimaan Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Internal yang Efektif.
Jurnal Administrasi Bisnis, 30 (1).
Devi, N. S. (2021). Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas
Pada Lembaga Pendidikan (Studi Kaus Pada SMPN 1 Teluk Kuantan).
JUHANPERAK, 2(2), 779-790.
Dinda Kama Dita, T. H. (2021). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
dan Pengeluaran Kas Terhadap Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT.
Bulan Biru Tour and Travel. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Kontemporer,
4(1), 85-98.
Donald E. Kieso, J. J. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah Intermediate
Accounting Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.
Dr. Arwildayanto, M. D. (2017). Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Lembaga
Pendidikan. Bandung: Widya Padjadjaran.
Dwiarti, D. K. (2021). Analisis Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada
PT. Andalas Agrolestari Logas. JUHANPERAK, 2(2), 406-420.

121
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Eny, D. E. (2020). Evaluasi Pengendalian Internal Dalam Pengelolaan Sistem
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT Central Prima Sukses. Jurnal
EMBA, 8(1), 637-648.
F.X. Kurniawan Tjakrawala, N. B. (2021). Sistem dan Mekanisme Penyusunan
Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Dana Pada Yayasan Bina Ummat
Kelapa Dua. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 3(2), 637-648.
Farida, A. (2020). Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas
Pada Cv. Advertising Abadi. Akuntoteknologi: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Teknologi, 12(1), 2541-3503.
Florencia, S. (2020). Evaluasi Implementasi Sistem Pengendalian Internal Pada
Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Pada Yayasan Investasi Sosial Indonesia).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya, 8(2), 1-15.
Gainu, M. B. (2019). Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: PT Kanisus.
Gideon Tayo Akinleye, A. D. (2020). Internal Controls and Performance of
Selected Tertiary Institutions in Ekiti State. A Committee of Sponsoring
Organisations (COSO) Framework Approach. International Journal of
Financial Research, Sciedu Press, 405-416.
Gratia Patricia Ogi, S. S. (2020). Analisis Pengendalian Intern Atas Penerimaan
Kas Pada PT Mandala Multifinance, Tbk Cabang Manado. Going Concorn:
Jurnal Riset Akuntansi, 15(12), 124-130.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hendra Railis1, E. C. (2022). The Evaluation of the Internal Application System
of Cash Expenses Control in Drinking Water Company. International
Journal of Economy, Education and Entrepreneuship Vol. 2, No. 1
https://doi.org/10.53067/ije3.v2i1.
Hernawati Pramesti, D. E. (2021). Sistem Informasi Akuntansi Kas Pada Lembaga
Pendidikan. Jurnal Unisri, 1-12.
Heru Winarsih, K. K. (2019). Pengelolaan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)
Pada Kelompok Bermain Ceria Kota Semarang. Jurnal FEB UNTAG
Semerang, 8 (1).
Hery. (2016). Auditing Pemeriksaan Akuntansi 1. Yogyakarta: CPAS (Center of
Academic Publishing Service).

122
Indonesia, I. A. (2020). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba
Empat.
Iqbal Tawaqal, N. S. (2016). Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur
Pemberian Kredit, Pengeluaran dan Penerimaan Kas (Studi pada PT. BPR
Kawan Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 39 (2).
Jacklyn Natalia Dina Pangkey, I. E. (2021). Evaluasi Sistem Pengendalian Intern
Pengeluaran Kas Pada PT. Bank Sulutgo Cabang Utama. Jurnal EMBA,
9(1), 705-713.
Jerry J. Weygandt, P. D. (2018). Accounting Principles Thirteenth Edition. New
York: John Wiley and Sons.
Jusup, A. H. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Yayasan
Keluarga Pahlawan Negara.
Maharani, P. L. (2020). Evaluasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) Pengelolaan
Kas: Studi pada Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa. Accounting
and Business Information Systems, 6(3), 1-14.
Mardiasmo. (2016). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Marshall B. Romney, P. S. (2018). Accounting Information Systems. United States
of America: Pearson.
Martani Dwi, S. V. (2016). Akuntansi Keuangan Menegah Berbasis PSAK Edisi 2
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2017). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Natalia Rosi Permata, M. A. (2021). Analisis Penerapan Sistem Pengendalian
Internal Pada Kualitas Pelaporan Keuangan Yayasan Kesehatan dan
Kesejahteraan Masyarakat di Maumere. Jurnal Akuntansi: Transparansi
dan Akuntabilitas, 9(1), 88-95.
Nurfatin Fidgiya, I. I. (2020). Analisis Sistem Pengendalian Internal atas
Penerimaan Kas Pada Rumah Sakit Umum Daerah. Akuntabel, 17(1), 80-
86.
Patton, M. Q. (2014). Qualitative Research & Evaluation Method Integrity Theory
and Practice. London: SAGE Publication.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Tentang Yayasan
Prof.Dr.Lexy J. Moleong, M. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

123
Puarada, N. A. (2016). Pengaruh Pengelolaan Keuangan Dan Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap Kinerja Organisasi Nirlaba (Studi pada Yayasan SMA
Pasundan di Wilayah Kota Bandung). Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomi.
Rofiq, A. (2017). Wealth Management Strategi Pengelolaan Aset: Transparansi,
Akuntabilitas, Efektivitas, Efisiensi. AL-TANZIM. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 1(1), 76-88.
Rulam, A. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA.
Ruslan, R. (2018). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Siswanto, E. (2013). Good University Governance: Prinsip Dan Implementasi
Dalam Penggalian Pendapatan. Malang: Gunung Samudera (Grup Penerbit
Pt Book Mart Indonesia).
S.R., S. (2017). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumarni, M. d. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Cv Andi Offset.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/SEOJK.03/2017.
S. Warren, J. M. (2017). Pengantar Akuntansi 1 Edisi $. Jakarta: Salemba Empat.
Zulham. (2020). Sistem Pengelolaan Keuangan Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Al-
Hadi, 6(1), 60-73.

124
LAMPIRAN

LAMPIRAN

125
LAMPIRAN 1

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DISESUAIKAN

Nama : Ahyani S.E

Jabatan : Sekretaris Yayasan

Hari dan Tanggal : Senin, 31 Januari 2022

Waktu : 09.30 – Selesai

Tempat : Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Gambaran Umum Yayasan

1. Dimana lokasi Yayasan Pendidikan Nurul Anshor berada?

Di jalan Ciararab RT02/01 Desa Cirarab Kecamatan Legok Kabupaten

Tangerang Provinsi Banten.

2. Apa yang menjadi alasan YPNA memilih lokasi tersebut?

Karena melihat kondisi masyarakat dipermukiman setempat dan atas dukungan

masyarakat setempat lembaga yayasan ini didirikan. Yasayan ini didirikan

guna membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui

pendidikan. Selain itu juga dengan adanya yayasan pendidikan ini mudah-

mudahan dapat membantu masyarakat untuk mencapai pada bidang social baik

itu kemanusiaan maupun keagamaan.

3. Apakah lokasi tersebut cukup strategis untuk dijadikan pusat tempat

pengelolaan yayasan?

126
Ya, lokasi ini cukup strategis untuk dijadikan pusat tempat pengelolaan

yayasan pendidikan karena yang sudah saya sampaikan. Pertama karena posisi

nya berada di permukiman warga dan atas dukunga warga setempat, dan atas

dasar ingin membantu masyarakat untuk memberikan upaya perlindungan,

bantuan dan pelayanan dibidang social, keagamaaan khususnya yaitu di bidang

pendidikan, juga untuk menjadikan generasi muda di wilayah sekitar agar tidak

tertinggal dan mau berpikir lebih maju.

4. Apakah terdapat visi misi dan tujuan Yayasan Pendidikan Nurul Anshor?

Ya, visi misi dan tujuan yayasan sudah terlampir di dalam pedoman yayasan.

Visi misi yayasan dibuat untuk menjadi landasan dasar bagi yayasan. Salah

satu visi misi dan tujuan yayasan adalah untuk mencerdaskan anak bangsa yang

berakhlakul karimah dan menananamkan iman dan taqwa dan untuk

menyelenggarankan ilmu pendidikan dan teknologi.

5. Kapan dan bagaimama sejarah berdirinya Yaysan Pendidikan Nurul Anshor?

Awal mulanya yayasan ini belum terbentuk dalam sebuah lembaga yayasan,

hanya sebatas Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) tempat para anak warga

sekitar mengaji. Seiring berjalannya waktu, para pendiri TPQ termotivasi untuk

mendirikan sebuah yayasan pendidikan. Motivasi para pendiri dalam

mendirikan yayasan ini juga atas campur tangan serta dukungan masyarakat

agar masyarakat memiliki ilmu pengetahuan bukan hanya pengetahuan non

formal saja, akan tetapi masyarakat harus memiliki pengetahuan formal seperti

sekolah.

127
6. Bagaimana perkembangan yang dikelola oleh YPNA selama dua tahun

terakhir?

Perkembangan nya dua tahun terakhir ini cukup baik walaupun dibarengi

dengan adanya pandemi pembelajaran dan operasional yayasan tetep berjalan

secara produktif dengan menyesuaikan keadaan yang ada.

Struktur Yayasan

1. Apakah YPNA memiliki struktur organisasi?

Yayasan memiliki struktur organisasi terlampir, susunan nya ada Pembina,

ketua, sekretaris, bendahara, dan pengurus lainnya.

2. Apakah ada pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas terkait setiap

fungsi jabatan?

Tugas dan wewenang sudah tersusun dengan jelas dan sudah terlampir. Tiap

bagian memilki fungsi dan kewajibannya masing-masing, dan itu semua

berlaku untuk semua pengurus.

3. Apakah ada pembagian tugas dibagian keuangan sesuai dengan tanggung

jawab yang diperlukan?

Untuk pembagian tugas dibagian keuangan saat ini belum dilakukan secara

optimal karena masih terdapat kendala yaitu bendahara yang mengurus

keuangan hanya satu uang, sehingga belum ada pembagian tugas secara khusus

dalam mengelola keuangan. Mulai dari penerimaan pencatatan hingga

pengeluaran kas dilakukan oleh satu orang saja yaitu bendahara.

128
Job Description

1. Berapa banyak pengurus YPNA?

Pengurus yayasan berjumlah 12 orang terdiri dari Pembina sampai dengan

pengurus lainnya. Sedangkan untuk tenaga pengajar kurang lebih berjumlah 48

dengan komposisi 28 laki-laki dan 20 perempuan,

2. Bagaimana pembagian jam kerja untuk setiap pengurus YPNA?

Pembagian jam kerja untuk pengurus yayasan itu untuk pengurus biasanya

selalu stay di yayasan. Karena ada sebagian pengurus yang jarak dari rumah ke

kantor yayasan itu dekat. Jadi biasanya selalu stay di kantor yayasan.

3. Bagaimana sistem penggajian yang ada di YPNA?

Sistem penggajian yang dilakukan yayasan yaitu dilakukan secara tunai, tidak

didistribsikan lewat rekening. Gaji yang diberikan sesuai dengan perhitungan

yang telah disesuaikan misalnya sesuai dengan jam pelajaran, tunjangan

walikelas dan lain sebagainya.

4. Bagaimana proses pembentukan pengurus YPNA?

Pembentukan pengurus dibuat dengan komposisi yang sesuai dengan bidang

nya melalui rekrutmen pengurus diutamakan yang memiliki pengalaman di

bagian yang akan di tempatinya.

Sistem Pengendalian Penerimaan dan Pengeluaran Kas

1. Bagaimana proses penerimaan dan pengeluaran kas di YPNA?

Proses penerimaan kas dimuali dari bendahara membuat form penerimaan kas

pada saat kas masuk ke Yayasan. Kemudian bendahara menerima uang

129
sejumlah dengan yang tertera di bukti penerimaan kas. Selanjutnya, bendahara

melakukan konfirmasi kepada ketua bahwa ada sejumlah uang masuk ke

yayasan sehingga ketua melakukan otorisasi. Setelah dilakukan otorisasi maka

tanda bukti penerimaan kas dibuat sebanyak 2 rangkap yang akan diberikan

kepada penyetor/pemberi uang dan disimpan oleh bendahara sebagai dasar

pencatatan kas masuk. Selanjutnya bendahara mencatat kembali ke dalam

aktifitas transaksi kas

Jika ada pengeluaran kas, bendahara membuat form permintaan pengeluaran

kas untuk sejumlah kas yang akan dikeluarkan, selanjutnya ketua yayasan

melakukan pengecekan atas pengeluaran kas tersebut Setelah ketua

memutuskan untuk mengeluarkan kas, maka bendahara akan membuat bukti

pengeluaran kas dan mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan bukti

tersebut. Setelah kas keluar bendahara melakukan pencatatan diaktivitas

transaksi kas. Setelah pencatatan maka bukti pengeluaran kas akan diarsipkan

2. Bagaimana prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas?

Untuk pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas untuk saat ini masih

menggunakan sistem manual. Seiring perkembangan zaman yang ada yayasan

juga mulai menyesuaikan diri dengan mepelajari pencatatan yang berbasis

komputerisasi.

3. Siapa saja yang terlibat dalam proses penerimaan dan pengeluaran kas?

Bendahara, ketua yayasan, dan pihak-pihak lain yang terkait misalnya

melibatkan pihak sekolah jika ada kepentingan.

130
4. Apa saja dokumen yang digunakan dalam penerimaan dan pengeluaran kas?

Dokumen yang digunakan yaitu ada form untuk penerimaan dan pengeluaran

kas. Misalnya untuk pengeluaran kas di buat rancangan biaya dan rincian-

rincian biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan lain sebagainya.

131
LAMPIRAN 2

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DISESUAIKAN

Nama : H. Muhammad Nursin, S.Ag., MM


Jabatan : Ketua Yayasan
Hari dan Tanggal : 14 Februari 2022
Waktu : 12.30 – Selesai
Tempat : Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Lingkungan Pengendalian

1. Bagaimana YPNA menjunjung tinggi komitmennya terhadap integritas dan


nilai-nilai etika?
Yayasan memenuhi komitmennya dengan menanamkan Nilai Karakter
YPNA sesuai dengan visi/misi yang ada di Yayasan. Baik bagi pendidik
maupun tenaga kependidikan. Melalui sosialisasi, pembiasaan, dan
pembinaan sehari-hari. Dalam penegakan peraturan, YPNA mengeluarkan
peringatan atau tindakan disipliner kepada karyawan/pengurus yang
melanggar peraturan. Tetapi juga memuji karyawan yang berkinerja baik.
Sesuai dengan pokok-pokok peraturan yang ada di yayasan.

2. Bagaimana YPNA menegakan independen dari manajemen dan mengawasi


pengembangan dan pelaksanaan pengendalian internal?
Dasar untuk menjaga independensinya terbagi menjadi dua, yaitu pembina,
dan pengurus. Setiap instansi memiliki tanggung jawab dan wewenangnya
masing-masing. Secara garis besar, Pembina bertanggung jawab atas
kebijakan umum, persetujuan rencana kerja dan pelaporan. Sedangkan,
pengurus bertanggjung jawab penuh atas kepengurusan sesuai dengan
kepentingan yayasan seperti bendahara, sekertaris. Semua nya dilakukan
untuk mengembangkan kinerja pengendalian internal yayasan demi
tercapainya visi misi dan tujuan yayasan.

132
3. Bagaimana manajemen menetapkan pengawasan, struktur organisasi, jalur
pelaporan, wewenang, dan akuntabilitas yang memadai untuk mencapai
tujuan?
Secara garis besar, pembagian tugas dan tanggung jawab tersebut dijelaskan
dalam struktur organisasi YPNA. Lebih jelasnya pembagian tugas ada di
buku kerja Yayasan. Penugasan tersebut adalah pembina Yayasan, ketua,
sekretaris, dan bendahara. Bagi bendahara sendiri, tugasnya adalah
mengatur semua pemasukan dan pengeluaran yang berhubungan dengan
keuangan yayasan, seperti menghitung gaji pegawai, operasional yayasan,
dll. Bendahara yayasan dibantu oleh bagian keuangan sekolah.

4. Bagaimana YPNA memenuhi komitmennya untuk memperoleh,


mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang kompeten?
Selama ini staf/manajemen belum ditempatkan sesuai bidangnya masing-
masing. Karena pengelola keuangan tidak memiliki latar belakang
pendidikan ekonomi, yayasan memiliki keterbatasan dalam sumber daya
manusia seperti bagian personalia keuangan. Rata-rata pengurus yayasan
berasal dari sekolah tinggi agama. Namun, untuk memberdayakan
karyawan, mereka tetap mendapatkan pelatihan dan berkesempatan
mengikuti kegiatan yang bermanfaat untuk mendukung perkembangan
mereka.

5. Bagaimana YPNA merekrut staf yang bertanggung jawab atas pengendalian


internal untuk mencapai tujuannya?
Pengurus atau pegawai diperoleh melalui rekrutmen pengurus, seperti
melakukan wawancara. kemudian calon pengurus akan memiliki
kesempatan untuk menjalani pelatihan orientasi selama tiga bulan. Jika
persyaratan terpenuhi, adminstrator dapat diterima.

133
Penilaian Resiko

1. Bagaimana YPNA secara jelas mendefinisikan tujuan untuk


mengidentifikasi dan menilai risiko yang terkait dengan tujuan operasional,
pelaporan dan kepatuhan?
Di lingkungan YPNA, tujuan pendidikan dituangkan dalam visi/misi
sekolah dan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi setempat. Sedangkan
visi dan misi sekolah diturunkan dari visi dan misi yayasan. Melalui
asessmen pengurus dapat diperoleh informasi seberapa jauh seorang
pengurus memahami tujuan yang telah ditentukan, melakukan kepatuhan
(diketahui dari kinerjanya). Terkait degan tujuan pelaporan YPNA belum
dapat melakukan audit untuk memeriksa laporan keuangan. Sedangkan
tujuan kepatuhan YPNA yaitu bekerja sama dengan pihak luar seperti
pemerintah daerah dan dinas pendidikan.

2. Bagaimana YPNA mengidentifikasi dan menganalisis risiko internal dan


eksternal yang dihadapi yayasan dalam mencapai tujuannya?
Melalui perangkat/intrument pengawasan, dalam hal ini yayasan dilakukan
oleh seorang pembina yayasan untuk mengembangkan sumber daya
manusia (PSDM) dan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kapasitas tenaga pendidik atau pengelola yayasan. Untuk
menganalisis risiko eksternal, informasi diperoleh dari komite sekolah
(mewakili masyarakat/orangtua siswa). Informasi tersebut kemudian
dianalisis sebagai dasar pengambilan keputusan bersama.

3. Bagaimana YPNA mempertimbangkan potensi kecurangan dalam penilaian


risikonya untuk mencapai tujuannya?
Potensi kecurangan seringkali muncul dalam pengelolaan keuangan, seperti
pencurian, penyalahgunaan wewenang, dan hilangnya fasilitas di unit
sekolah atau yayasan. Yayasan melakukan pertimbangan dengan cara
meminimalisir fraud melalui mekanisme pengawasan dengan standar yang
ada seperti cek pembukuan, pemeriksaan fisik, dll. Sehingga fraud dapat

134
diminimalisir. Itu semua terjadi mungkin karena proses pencatatan hingga
pembayaran dilakukan oleh satu orang saja, sehingga resiko uang kas dicuri,
hilang, disalahgunakan sangat tinggi.

4. Bagaimana YPNA mengidentifikasi dan menilai perubahan yang dapat


berdampak material terhadap sistem pengendalian internal?
Dalam lingkungan YPNA, setiap pengurus/karyawan dinilai dan dievaluasi
menggunakan sejumlah alat penilaian kinerja yang meliputi administrasi
(RPP, catatan pengelolaan kelas, dll., pelaksanaan pembelajaran dan alat
penilaian evaluasi lainnya). Dari hal-hal tersebut dapat diperoleh data yang
kemudian dapat dianalisis sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk
meningkatkan kinerja, mengatasi perubahan yang berdampak signifikan
terhadap pengendalian internal, dan menjadi bahan pengambilan keputusan.

Aktivitas Pengendalian

1. Bagaimana YPNA menyeleksi dan mengembangkan aktivitas pengendalian


internal yang berkontribusi terhadap pencapaian target kejadian risiko ke
tingkat yang dapat diterima?
Masih terdapat kendala dalam pembagian tugas dan tanggung jawab
yayasan, misalnya pada bagian keuangan bendahara kesulitan dalam
mengurus keluar masuknya kas belum lagi penerimaan dan pengeluran kas
harus disetujui oleh ketua yayasanSelain itu, dari data yang diperoleh
melalui perangkat/instrument penilaian yayasan melakukan analisis dan
evalusi untuk melakukan tindakan yang kiranya dapat diterima oleh pihak-
pihak yang berkepentingan. Mengambil tindakan yang dapat diterima oleh
pihak yang berkepentingan untuk meningkatkan pencapaian tujuan kinerja.
YPNA melakukan pemeriksaan internal terutama laporan keuangan yang
dilakukan oleh audit independen.

135
2. Bagaimana YPNA memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian
umum terkait teknologi?
Yayasan masih menggunakan sistem manual untuk mencatat transaksi
keuangan, termasuk penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Saat ini yayasan masih menggunakan sistem manual untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran kas. Namun, percobaan saat ini sedang
dilakukan untuk menggunakan sistem komputerisasi dalam catatan
keuangannya. Selain itu, Yayasan belajar menganalisis dan mengevaluasi
alat/aplikasi yang diperlukan (untuk pembelajaran dan administrasi,
pembukuan keuangan dan keperluan lainnya), menghadiri seminar dan
pelatihan untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional.

3. Bagaimana YPNA melaksanakan kegiatan pengendalian melalui kebijakan


dan prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan?
Yayasan memiliki kebijakan pengelolaan keuangan. Misalnya, permohonan
prosedur pengeluaran kas, prosedur pembuatan bukti pengeluaran kas, dan
prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh bendahara yayasan. Namun,
bendahara memiliki keterbatasan dalam hal pencatatan, karena transaksi
tertentu terkadang lupa untuk dicatat. Dan di Yayasan belum dilakukan nya
audit.

Informasi dan Komunikasi

1. Bagaimana YPNA menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas


untuk mendukung operasi pengendalian internal?
Yayasan menggunakan informasi yang relevan dengan mengakses berita
dan informasi dari lembaga/dinas yang terkait dengan pendidikan (Dinas
pendidikan kota, pemerintah daerah, dinas pendidikan nasional) yang
kemudian mempelajari dan menganalisis informasi yang akan dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan sehingga Yayasan dapat menggunakan
informasi yang relevan dan berkualitas sesuai dengan keadaan setempat.

136
2. Bagaimana YPNA secara internal mengkomunikasikan informasi terkait
tujuan pengendalian internal dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan?
Yayasan biasanya mengkomunikasikan informasi terkait pengambilan
keputusan yayasan kepada satuan pendidikan baik formal dan nonformal
melalui email, surat pemberitahuan, dan media lainnya, seperti via
whatsaap. Selain itu, keputusan yang diterbitkan disosialisasikan ke
berbagai unit di lingkungan yayasan untuk dapat dilaksanakan oleh unit
bersangkutan, sosialisasi dapat berupa pertemuan formal atau pengumuman
tertulis.

3. Bagaimana YPNA berkomunikasi dengan pihak eksternal tentang dampak


dari fungsi pengendalian internal?
Melalui unit kerjanya (sekolah), yayasan menjalin kerja sama dengan
lembaga di luar yayasan, seperti pemerintah desa dan pabrik-pabrik .
Kerjasama ini berbentuk saling musyawarah dan kerjasama. Kerjasama ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan peserta
didik terkait fungsi pengendalian internal.

Aktivitas Pemantauan

1. Bagaimana YPNA memilih, mengembangkan, dan melakukan penilaian


individu (evalusasi) secara berkelanjutan untuk memastikan komponen
kontrol pengendalian ada dan berfungsi?
Pembinaan dalam hal pengawasan pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan perangkat/instrument secara umum untuk memahami tujuan,
pelaksanaan tugas, kepribadian, dll, oleh para pengurus yayasan untuk
meningkatkan pengembangan sumber daya manusia individu lain dengan
melakukan penilaian diri (evaluasi diri). Cara seperti ini dilakukan yayasan
harapannya agar pengurus/pegawai dapat meningkatkan kinerja pada

137
masing-masing individu dan untuk memastikan bahwa individu yang
terlibat bertanggung jawab untuk mengendalikan yayasan.

2. Bagaimana YPNA menilai dan mengomunikasikan kekurangan


pengendalian internal kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk
mengambil tindakan korektif, termasuk manajemen senior dan dewan
direksi?
Pertama yayasan melalukan evaluasi dan Yayasan menilai apakah terjadi
nya kendali yang disengaja atau tidak disengaja dan menyampaikan hasil
penilaian tersebut untuk dianalisis dan didiskusikan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan agar pihak yang terlibat dapat menerima masukan dari
pihak lain dan memahami dirinya secara utuh.
Koreksi perbaikan dapat dilakukan secara bersama dan terbuka agar
memperoleh hasil yang dapat diterima.

138
LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN PENELITIAN

139
LAMPIRAN 4

KUESIONER PENELITIAN

Efektivitas Pengendalian Internal Pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran


Kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

1. Petunjuk pengisian:
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda
(√) pada kolom jawaban yang sesuai. Ada dua alternatif jawaban yaitu “Ya” dan
“Tidak”. Responden dipersilakan untuk memberikan komentar terhadap
jawaban yang membutuhkan penjelasan terkait dengan informasi yang ingin
disampaikan.
2. Data Responden
Nama Responden : H. Muhammad Nursin, S.Ag., MM
Jabatan : KetuaYayasan
Hari/Tanggal pengisian : 21 Februari 2022
Tempat : Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Jawaban
No Komponen Pengendalian Internal Keterangan
Ya Tidak
A. Lingkungan Pengendalian
Apakah visi, misi, nilai, dan standar perilaku
entitas diartikulasikan dalam dokumen (aturan
1 √
tertulis, kode etik, dll.) dan diketahui oleh
seluruh pegawai YPNA?
Apakah nilai dan standar perilaku entitas
2 dikomunikasikan kepada pengurus YPNA lama √
dan baru?
Apakah komitmen pengurus terhadap nilai dan
3 standar perilaku entitas tercermin dalam √
aktivitas sehari-hari?
Apakah ada penilaian berkala terhadap
4 √
penerapan nilai entitas dan standar perilaku?

140
Apakah ada pengawasan independen terhadap
5 √
manajemen?
Apakah pembina dan ketua yayasan terlibat
6
dalam memeriksa pengurus? √

Apakah ada pengawas yang bertanggung jawab


7 untuk mengawasi pelaporan keuangan, √
integritas dan transparansi keuangan?
Apakah ada struktur organisasi yang tertulis
8 √
secara formal?
Apakah ada pembagian tanggung jawab yang
9 jelas untuk setiap posisi jabatan (job √
description)?
Apakah pembagian tanggung jawab di bagian
10 √
keuangan sudah memadai?
Apakah pengurus yang berhubungan dengan
11 keuangan harus memiliki latar belakang

pendidikan dan kompetensi yang sesuai dengan
pekerjaan yang mereka lakukan?
Apakah ada pelatihan kerja yang memadai
12 √
untuk setiap bagian?
Apakah ada penghargaan untuk pengurus yang
13 √
jujur dan sopan dalam bekerja?
14 Apakah ada evaluasi kinerja pengurus? √
B. Penilaian Resiko
15 Apakah tujuan dan sasaran YPNA sudah
ditentukan secara jelas dan spesifik? √
16 Apakah tujuan ini mencakup pelaporan
keuangan dan operasional? √
Apakah pengurus telah mengidentifikasi dan
17 menganalisis risiko yang dihadapi entitas untuk
mencapai tujuannya, termasuk faktor internal
dan eksternal? √
18 Sudahkah pengurus menganalisis pendekatan
untuk mengelola risiko yang ditemukan? √
Apakah pengurus mempertimbangkan dan
19 menganalisis potensi terjadinya kecurangan dan
penyelewengan? √
20 Apakah YPNA pernah mengalami perubahan
besar akibat perubahan peraturan pemerintah? √

141
21 Apakah YPNA pernah mengalami perubahan
sistem karena teknologi baru? √
22 Apakah pergantian kepemimpinan pernah
berdampak besar bagi YPNA? √
C. Aktivitas Pengendalian
Apakah ada pemisahan fungsi yang memadai
(antara fungsi akuntansi dan antara fungsi
23 penerimaan dan pengeluaran kas, seperti antara
biaya spp, penggajian, dan fungsi pembayaran
lainnya)? √
24 Apakah ada otorisasi cepat untuk transaksi dan
aktivitas kas? √
25 Apakah ada kontrol fisik atas aset dan catatan
yayasan? √
26 Apakah buku besar berfungsi dengan baik? √
Apakah terdapat dokumen dan catatan yang
memadai (bukti pembayaran tunai, termasuk
identitas pemberi kuasa, nomor urut, jumlah,
27 tanggal, penerima pembayaran dan penggunaan
uang tunai; dokumen transaksi keluar masuknya
uang tunai; daftar penerimaan kas masuk dan
keluar; catatan pemasukan? √
28 Apakah ada pemeriksaan internal
(mendadak/tidak teratur)? √
29 Apakah standar akuntansi telah dikembangkan
secara memadai? √
30 Apakah yayasan memiliki brankas untuk
menyimpan uang? √
31 Apakah tindakan pengendalian dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan? √
D. Informasi dan Komunikasi
32 Apakah ada sistem informasi akuntansi
tertentu? √
33 Apakah ada deskripsi dan pedoman untuk
sistem informasi akuntansi? √
34 Apakah semua transaksi yang dicatat disertai
dengan bukti yang cukup? √
35 Apakah YPNA menggunakan jurnal, buku besar
dan buku pembantu? √

142
Apakah tujuan pelaporan keuangan dan non-
36 keuangan dikomunikasikan kepada staf
keuangan/bendahara? √
37 Apakah ada pedoman khusus tentang pelaporan
keuangan oleh pihak eksternal? √
38 Apakah ada laporan internal yang memadai? √
39 Apakah YPNA diaudit oleh pihak independen? √
Apakah ada mekanisme untuk melaporan
40 penipuan bagi mereka yang ingin melaporkan
penyalahgunaan kas? √
E. Aktivitas Pemantauan
41 Apakah pihak internal terus memantau aktivitas
pengendalian? √
Apakah prosedur penerimaan dan pengeluaran
42 kas dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku? √
43 Apakah ada masalah pencatatan transaksi atau
pelaporan? √
Apakah dilakukan pemantauan berkelanjutan
44 oleh pihak internal terhadap bidang keuangan
oleh ketua yayasan? √
45 Apakah ada hasil tertulis dari kegiatan
pemantauan? √
46 Apakah personel YPNA membutuhkan
pengendalian internal yang baik? √
47 Apakah ada evaluasi bendahara secara periodic? √
Apakah ada tindak lanjut atas hasil evaluasi
48 terutama terkait kelemahan pengendalian
internal dengan mekanisme yang cepat dan
tepat? √
Apakah ada usaha dan target untuk
49 meningkatkan efektivitas pengendalian internal
YPNA? √

143
LAMPIRAN 5

KUESIONER PENELITIAN

Efektivitas Pengendalian Internal Pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran


Kas Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

3. Petunjuk pengisian:
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda
(√) pada kolom jawaban yang sesuai. Ada dua alternatif jawaban yaitu “Ya” dan
“Tidak”. Responden dipersilakan untuk memberikan komentar terhadap
jawaban yang membutuhkan penjelasan terkait dengan informasi yang ingin
disampaikan.
4. Data Responden
Nama Responden : Muhammad Nurkholip, S.Pd.I
Jabatan : Bendahara Yayasan
Hari/Tanggal pengisian : 21 Februari 2022
Tempat : Yayasan Pendidikan Nurul Anshor

Jawaban
No Komponen Pengendalian Internal Keterangan
Ya Tidak
A. Lingkungan Pengendalian
Apakah visi, misi, nilai, dan standar perilaku
entitas diartikulasikan dalam dokumen (aturan
1
tertulis, kode etik, dll.) dan diketahui oleh
seluruh pegawai YPNA? √
Apakah nilai dan standar perilaku entitas
2 dikomunikasikan kepada pengurus YPNA lama
dan baru? √
Apakah komitmen pengurus terhadap nilai dan
3 standar perilaku entitas tercermin dalam
aktivitas sehari-hari? √
Apakah ada penilaian berkala terhadap
4
penerapan nilai entitas dan standar perilaku? √
Apakah ada pengawasan independen terhadap
5
manajemen? √

144
Apakah pembina dan ketua yayasan terlibat
6 dalam memeriksa pengurus?

Apakah ada pengawas yang bertanggung jawab
7 untuk mengawasi pelaporan keuangan,
integritas dan transparansi keuangan? √
Apakah ada struktur organisasi yang tertulis
8
secara formal? √
Apakah ada pembagian tanggung jawab yang
9 jelas untuk setiap posisi jabatan (job
description)? √
Apakah pembagian tanggung jawab di bagian
10
keuangan sudah memadai? √
Apakah pengurus yang berhubungan dengan
keuangan harus memiliki latar belakang
11
pendidikan dan kompetensi yang sesuai dengan
pekerjaan yang mereka lakukan? √
Apakah ada pelatihan kerja yang memadai
12
untuk setiap bagian? √
Apakah ada penghargaan untuk pengurus yang
13
jujur dan sopan dalam bekerja? √
14 Apakah ada evaluasi kinerja pengurus? √
B. Penilaian Risiko
Apakah tujuan dan sasaran YPNA sudah
15
ditentukan secara jelas dan spesifik? √
Apakah tujuan ini mencakup pelaporan
16
keuangan dan operasional? √
Apakah pengurus telah mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang dihadapi entitas untuk
17
mencapai tujuannya, termasuk faktor internal
dan eksternal? √
Sudahkah pengurus menganalisis pendekatan
18
untuk mengelola risiko yang ditemukan? √
Apakah pengurus mempertimbangkan dan
19 menganalisis potensi terjadinya kecurangan dan
penyelewengan? √
Apakah YPNA pernah mengalami perubahan
20
besar akibat perubahan peraturan pemerintah? √
Apakah YPNA pernah mengalami perubahan
21
sistem karena teknologi baru? √

145
Apakah pergantian kepemimpinan pernah
22
berdampak besar bagi YPNA? √
C. Aktivitas Pengendalian
Apakah ada pemisahan fungsi yang memadai
(antara fungsi akuntansi dan antara fungsi
23 penerimaan dan pengeluaran kas, seperti antara
biaya spp, penggajian, dan fungsi pembayaran
lainnya)? √
Apakah ada otorisasi cepat untuk transaksi dan
24
aktivitas kas? √
Apakah ada kontrol fisik atas aset dan catatan
25
yayasan? √
26 Apakah buku besar berfungsi dengan baik? √
Apakah terdapat dokumen dan catatan yang
memadai (bukti pembayaran tunai, termasuk
identitas pemberi kuasa, nomor urut, jumlah,
27 tanggal, penerima pembayaran dan penggunaan
uang tunai; dokumen transaksi keluar masuknya
uang tunai; daftar penerimaan kas masuk dan
keluar; catatan pemasukan? √
Apakah ada pemeriksaan internal
28
(mendadak/tidak teratur)? √
Apakah standar akuntansi telah dikembangkan
29
secara memadai? √
Apakah yayasan memiliki brankas untuk
30
menyimpan uang? √
Apakah tindakan pengendalian dilaksanakan
31
sesuai dengan kebutuhan? √
D. Informasi dan Komunikasi
Apakah ada sistem informasi akuntansi
32
tertentu? √
Apakah ada deskripsi dan pedoman untuk
33
sistem informasi akuntansi? √
Apakah semua transaksi yang dicatat disertai
34
dengan bukti yang cukup? √
Apakah YPNA menggunakan jurnal, buku besar
35
dan buku pembantu? √

146
Apakah tujuan pelaporan keuangan dan non-
36 keuangan dikomunikasikan kepada staf
keuangan/bendahara? √
Apakah ada pedoman khusus tentang pelaporan
37
keuangan oleh pihak eksternal? √
38 Apakah ada laporan internal yang memadai? √
39 Apakah YPNA diaudit oleh pihak independen? √
Apakah ada mekanisme untuk melaporan
40 penipuan bagi mereka yang ingin melaporkan
penyalahgunaan kas? √
E. Aktivitas Pemantauan
Apakah pihak internal terus memantau aktivitas
41
pengendalian? √
Apakah prosedur penerimaan dan pengeluaran
42 kas dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku? √
Apakah ada masalah pencatatan transaksi atau
43
pelaporan? √
Apakah dilakukan pemantauan berkelanjutan
44 oleh pihak internal terhadap bidang keuangan
oleh ketua yayasan? √
Apakah ada hasil tertulis dari kegiatan
45
pemantauan? √
Apakah personel YPNA membutuhkan
46
pengendalian internal yang baik? √
47 Apakah ada evaluasi bendahara secara periodic? √
Apakah ada tindak lanjut atas hasil evaluasi
terutama terkait kelemahan pengendalian
48
internal dengan mekanisme yang cepat dan
tepat? √
Apakah ada usaha dan target untuk
49 meningkatkan efektivitas pengendalian internal
YPNA? √

Menyetuji,
Responden

(Muhamad Nurkholip, S.Pd.I)

147
LAMPIRAN 6

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

148

Anda mungkin juga menyukai