Anda di halaman 1dari 156

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN

KESADARAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DENGAN

SOSIALISASI PAJAK SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA

UMKM DI KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar
Sarjana Akuntansi

Oleh:
Muhammad Sofwan Hidayah
NIM: 11170820000087

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/2022 M
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN


KESADARAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DENGAN
SOSIALISASI PAJAK SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
UMKM DI KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:
Muhammad Sofwan Hidayah
NIM: 11170820000087

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H / 2022 M

i
LEMBAR KEASLIAN ILMIAH

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMREHENSIF

Hari ini Selasa, 8 Juni 2021 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Sofwan Hidayah

2. NIM : 11170820000087

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan


Kesadaran Pajak terhadap Kepatuhan Pajak
dengan Sosialisasi Pajak sebagai Variabel
Moderating pada UMKM di Kota Tangerang
Selatan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan di beri kesem pat an u nt uk
m el anj ut kan ke t ah ap Uj i an skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Juni 2021

1. Zuwesty Eka Putri, M.Ak.


( )
NIP: 198004162009012006 Penguji 1

2. Nur Wachidah Yulianti, SE., M.S.AK.


NIDN: 2005078501 ( )
Penguji 2

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari Kamis, 30 Juni 2022 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Sofwan Hidayah

2. NIM : 11170820000087

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan


Kesadaran Pajak terhadap Kepatuhan Pajak
dengan Sosialisasi Pajak sebagai Variabel
Moderating pada UMKM di Kota Tangerang
Selatan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama Ujian S kri psi , maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Juni 2022

1. Fitri Damayanti, SE.,M.Si


NIP: 198107312006042003 ( )
Ketua Penguji

2. Nur Wachidah Yulianti, SE., M.S.AK.


NIDN: 2005078501
( )
Penguji Ahli

3. Ismawati Haribowo, SE., M.Si.


( )
NIP: 197708142006042003
Pembimbing

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Muhammad Sofwan Hidayah

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Juli 1999

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Kertamukti, GG. Abdul Majid No.135 RT:001 RW:008,


Kel. Pisangan Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan,
Banten
No.telepon : 081382171128

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. MI Pembangunan UIN Jakarta : 2005-2011


2. MTS Pembangunan UIN Jakarta : 2011-2014
3. SMAS Harapan Bangsa : 2014-2017
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah : 2017-2022

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Nama Ayah : H Nasrunsyah Siregar., SE


2. Nama Ibu : Nia Sumianingsih., SE
3. Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

PENGALAMAN ORGANISASI

1. LKBHMI : 2018-2019
2. DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2019-2020
3. HMI KAFEIS – Bidang PTKK : 2019-2021

v
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN
KESADARAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DENGAN
SOSIALISASI PAJAK SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
UMKM DI KOTA TANGERANG SELATAN

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis dan menghasilkan
bukti empiris mengenai pengaruh pengetahuan pajak, sanksi pajak dan kesadaran
pajak terhadap kepatuhan pajak dengan dimoderasi oleh sosialisasi pajak. Populasi
pada penelitian ini ialah wajib pajak orang prinadi yang memiliki UMKM di Kota
Tangerang Selatan, dengan teknik convenience sampling didapatkan sampel
sebanyak 142 responden. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi
linier berganda dan Moderate Regression Analyze (MRA) dengan bantuan program
SPSS 24.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan pajak, tetapi sanksi pajak dan kesadaran pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Berdasarkan hasil uji MRA menunjukan
bahwa sosialisasi pajak dapat memperkuat pengetahuan pajak terhadap kepatuhan,
sedangkan sosialisasi pajak tidak dapat memperkuat sanksi pajak dan kesadaran
pajak terhadap kepatuhan pajak.
Kata kunci: Kepatuhan Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, Kesadaran Pajak,
Sosialisasi Pajak.

vi
THE EFFECT OF TAX KNOWLEDGE, TAX SANCTIONS, AND TAX
AWARENESS ON TAX COMPLIANCE WITH TAX SOCIALIZATION AS
MODERATING VARIABLES ON UMKM IN TANGERANG SELATAN CITY

ABSTRACT

The purpose of this study was to test the hypothesis and produce empirical
evidence regarding the effect of tax knowledge, tax sanctions and tax awareness on
tax compliance moderated by tax socialization. The population in this study is
private taxpayers who have UMKM in South Tangerang City, with the convenience
sampling technique obtained a sample of 142 respondents. Data were analyzed
using multiple linear regression analysis and Moderate Regression Analyze (MRA)
with the help of SPSS 24 program.

The results of this study indicate that tax knowledge has a positive effect on tax
compliance, but tax sanctions and tax awareness have no effect on tax compliance.
Based on the results of the MRA test, it shows that tax socialization can strengthen
tax knowledge on compliance, while tax socialization cannot strengthen tax
sanctions and tax awareness on tax compliance.

Keywords: Tax Compliance, Tax Knowledge, Tax Sanctions, Tax Awareness, Tax
Socialization.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan Kesadaran Pajak terhadap
Kepatuhan Pajak dengan Sosialisasi Pajak Sebagai Variabel Moderating Pada
UMKM Di Kota Tangerang Selatan”. Tak lupa shalawat dan salam kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan
hingga zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Penyusunan penulisan ini sebagai ditujukan untuk memenuhi syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari adanya banyak pihak
yang turut serta membantu dalam proses penyelesaian ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih atas doa, bantuan, bimbingan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada:
1. Kedua orang tua yang bernama Nasrunsyah Siregar, SE. dan Nia Sumianingsih,
SE. tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, doa, semangat,
dan segalanya berupa moril maupun materil yang tanpa henti diberikan untuk
penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.Ak., MSi., CA., QIA., BKP., CRMP. Selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen saya
sewaktu Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang selalu mengasih saya
masukan dan mengajarkan dengan sabar perihal Skripsi ini.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen saya sewaktu semester satu yang
selalu memberikan harapan dan semangat terhadap saya dan mahasiswa
akuntansi.
4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si. selaku Sekretasis Program Studi Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

v
5. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk selalu memberikan ilmu, saran, bimbingan dan
motivasi kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Riansyah Bahar Nur dan Irwansyah Ananda Arif selaku abang dan adik saya
yang selalu menjadi support system dalam mendukung penyelasain skripsi ini.
7. HMI Kafeis dan HMI Cabang Ciputat selaku tempat saya berproses menjadi
aktivis selama saya menjadi mahasiswa di UIN Jakarta dan menjadi pribadi
yang lebih baik dari sebelumnya.
8. DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selaku tempat saya untuk menambah
pegalaman dalam meningkatkan diri dan menambah relasi dalam organisasi
internal kampus.
9. Danang Dewantoro, Michael Major, Billy Wayne, Edwin Zachman dan teman
– teman SMA saya yang selalu mendorong saya untuk cepat lulus dan tempat
berbagi cerita ketika sedang suntuk dalam perkuliahan maupun kehidupan.
10. Opin, Fidi, Farhan, Humam (selalu kalah dalam main pes), Yogi Syahputra dan
adik – adik HMI Kafeis cabang Ciputat yang menjadi junior yang baik dan
selalu mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Jakarta, 15 Juni 2022

Muhammad Sofwan Hidayah

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i


LEMBAR KEASLIAN ILMIAH ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMREHENSIF ......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Indetifikasi Masalah ................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 14
A. Tinjauan Teori ............................................................................................ 14
1. Psychological Fiscal Approach Theory ................................................. 14
2. Kepatuhan Wajib Pajak .......................................................................... 22
3. Pengetahuan Pajak .................................................................................. 24
4. Sosialisasi Pajak ..................................................................................... 25
5. Sanksi Pajak ........................................................................................... 27
6. Kesadaran Wajib Pajak .......................................................................... 28
7. Peraturan Pajak Tentang UMKM ........................................................... 30
8. UMKM ................................................................................................... 32
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 35
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 41
D. Perumusan Hipotesis .................................................................................. 42

vii
1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak ..................... 42
2. Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak ............................... 43
3. Pengaruh Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak ......................... 44
4. Pengaruh Sosialisasi Pajak Dalam Memperkuat Pengetahuan Pajak,
Kesadaran Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak .................... 45
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 47
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 47
1. Populasi .................................................................................................. 47
2. Metode Pengambilan Sampel ................................................................. 48
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 50
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ................................................... 50
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................................... 50
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 51
1. Uji Statistik Deskriptif............................................................................ 51
2. Uji Kualitas Data .................................................................................... 51
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 52
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 55
5. Uji Regresi Linier Berganda ................................................................... 58
6. Uji Moderated Regression Analysis (MRA) .......................................... 58
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 59
F. Teknik skoring ........................................................................................... 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 65
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 65
B. Deskripsi Indentitas Responden ................................................................. 65
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 66
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................................. 66
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................... 67
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan .......................... 68
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Usaha ................................. 68
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan Sebulan ....................... 69
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ....................... 70
C. Temuan Dan Hasil Penelitian .................................................................... 71
1. Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................ 71

viii
2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................... 72
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 76
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 80
4. Uji Moderate Regression Analysis (MRA) ............................................ 84
D. Pembahasan ................................................................................................ 86
1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak........... 86
2. Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .................... 88
3. Pengaruh Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .............. 89
4. Sosialisasi Pajak Memoderasi Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi
Pajak Dan Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ..................... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 95
A. Kesimpulan ................................................................................................ 95
B. Implikasi ..................................................................................................... 96
C. Keterbatasan ............................................................................................... 97
D. Saran ........................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 98
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 104

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Perpajakan hingga Desember 2021 ..................... 7


Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu .................................................................. 36
Tabel 3.1 Operasional Variabel ............................................................................ 63
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ........................................................................ 65
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 66
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia............................................... 66
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................... 67
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ........................ 68
Tabel 4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Usaha ............................... 69
Tabel 4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan Sebulan ..................... 69
Tabel 4.8 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ..................... 70
Tabel 4.9 Hasil Statistik Deskriptif ...................................................................... 71
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Pajak ............................................... 73
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Sanksi Pajak ........................................................ 73
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Kesadaran Pajak .................................................. 74
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Sosialisasi Pajak .................................................. 74
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Pajak .................................................. 75
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 75
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolonieritas................................................................. 77
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 78
Tabel 4.18 Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................... 79
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square) ..................... 80
Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 81
Tabel 4.21 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual ......................................... 82
Tabel 4.22 Hasil Uji Moderate Regression Analysis (MRA) ............................... 84

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior ............................................................ 20


Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner...................................................................................... 101


Lampiran 2: Indentitas dan Jawaban Responden .............................................. 107
Lampiran 3: Hasil Olah Data ............................................................................ 129

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia saat ini sebagai salah satu negara berkembang sedang berusaha

melaksanakan pembangunan disegala bidang, salah satunya adalah bidang

ekonomi. Karena perekonomian suatu negara yang baik akan menunjang

kehidupan masyarakat, maka pemerintah mengerahkan segala upaya dan

kemampuan dari negara untuk mendapatkan dana untuk membiayaan

pembangunan tersebut. Sumber pendapatan negara yang cukup besar berasal

dari penerimaan pajak. Hal ini terjadi karena pajak adalah sumber yang pasti

dalam memberikan kontribusi dana kepada negara karena merupakan cara

masyarakat ikut dalam membiayai negara yang diatur oleh perundang-

undangan (Erawati & Parera, 2017). Pajak sangatlah penting bagi

pembangunan suatu negara, khususnya bidang ekonomi karena sebagian besar

perekonomian suatu negara ditopang oleh penerimaan pajak. Oleh karena itu

penerimaan negara dari sektor pajak diharapkan semakin meningkatdari tahun

ke tahun. Realisasi penerimaan pajak sesuai target juga selalu diharapkan

pemerintah untuk melaksanakan pembangunan nasional dan diharapkan dapat

meningkatkan kemakmuran dan kesejateraan rakyat (Amilin, 2016).

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah salah satu mesin

pendorong ekonomi nasional yang memiliki peran penting di Indonesia. Peran

usaha mikro, kecil dan menengah kepada perekonomian Indonesia baru-baru

1
ini menarik dan ramai untuk dibahas mengingat sejumlah besar pekerjaan di

sektor ini. Saat ini sekitar 99% dari sektor ekonomi mayoritas adalah pelaku

bisnis UMKM yang terus tumbuh secara signifikan dan menjadi sektor bisnis

yang mampu menjadi dukungan bagi stabilitas ekonomi nasional (Saraswati,

2018). UMKM semakin tangguh dan tetap optimis di tengah-tengah krisis.

Ketika ada krisis global UMKM masih bergerak. Pemerintah telah memberikan

upaya pemberdayaan dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan untuk

lebih memperkuat sektor UMKM.

Sektor pajak mayoritas berasal dari sektor ekonomi riil. Salah satunya

adalah bisnis mikro kecil dan menengah (UMKM). Perkembangan UMKM

yang semakin mampu memberikan peluang bagi pemerintah untuk bertujuan

untuk sektor ini sebagai upaya untuk memperpanjang pajak. Pemerintah terus

mencari berbagai jenis kebijakan perpajakan untuk membayar pajak UMKM

untuk keberatan dengan biaya pembayaran yang sangat tinggi, mereka

keberatan membayar pajak UMKM sesuai dengan membayar pajak (Sari &

Saryadi, 2019). Pemerintah disarankan untuk memberikan tarif pajak yang lebih

rendah kepada pengusaha UMKM, karena kebijakan pajak yang diambil oleh

pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan UMKM.

Peraturan pajak yang sangat kompleks memiliki efek negatif pada kemampuan

untuk bertahan hidup dan kemampuan membayar pajak pada wajib pajak

UMKM. Pemerintah harus memberikan keseragaman pajak bagi pengusaha

UMKM, dan memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menentukan

kebijakan pajak (Gbegi & Adebisi, 2013).

2
Sayangnya, pertumbuhan pesat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

dari aspek kewirausahaan, pengusaha, nilai ekspor, dan kontribusi terhadap

pendapatan domestik bruto (PDB) tidak sejalan dengan meningkatnya

kesadaran perpajakan dari para pelaku bisnis. Bertambahnya jumlah pelaku

UMKM yang membayar pajak berjalan sangat lambat, tidak sebanding dengan

jumlah pengeluaran negara yang terus bertambah. Berikut adalah data realisasi

penerimaan pajak dari tahun 2016 hingga Desember 2021.

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak


2017 - 2021

800
772.30
780
760 750.00
740
720
700 683.80
680 670.40
660 646.8
640
620
600
580
2017 2018 2019 2020 2021

Realisasi Penerimaan Perpajakan hingga Desember 2021


Sumber: Kementerian Keuangan (Kemenkeu), 2022

Berdasarakan tabel 1.1 diatas penerimaan pajak 2017 - 2019 terjadi

peningkatan yang signifikan sedangkan penerimaan pajak pada tahun 2020

lebih rendah dibandingkan 2019 atau terjadi penurunan sebesar 13,2%.

Rendahnya tingkat kepatuhan pelaku UMKM dalam membayar pajak

semakin dirasakan ketika Covid-19 memberikan dampak yang buruk pada

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu

3
kota penyangga ibukota, saat ini sedang berkembang sangat pesat. Tidak

terkecuali UMKM-nya yang berhasil menembus pasar internasional. Bahkan

dalam salah satu programnya disebutkan Tangsel siap jadi kota koperasi

1.000 UKM di tahun 2021 nanti (Movanita & Setiawan, 2019). Oleh karena

itu kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 ditetapkan sebagai kota terbaik

untuk iklim Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui Penghargaan

Natamukti Nindya.

Kepatuhan wajib pajak ini menjadi masalah yang sangat penting dalam

penerimaan pajak, ketika pajak yang didapatkan oleh negara tidak sesuai

dengan yang direalisasikan, maka akan menghambat pembangunan negara.

Masalah lain yang dihadapi oleh wajib pajak adalah wajib pajak tidak

mengetahui arah dari penggunaan uang pajak yang dibayarkan tersebut

digunakan untuk apa saja. Perbaikan layanan dan kemudahan membayar pajak

menjadi kunci kepatuhan masyarakat membayar pajak daerah bisa meningkat.

Pada dasarnya kepatuhan wajib pajak mempunyai hubungan dengan

penerimaan pajak karena apabila kepatuhan dari wajib pajak meningkat maka

secara tidak langsung juga akan memperbesar penerimaan negara dari sektor

pajak (Wardani & Rumiyatun, 2017).

Ketidakpatuhan wajib pajak ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah kurangnya sosialisasi, sanksi yang kurang memebrikan

efek jera, sistem pelayanan yang belum memuaskan, kurangnya kesadaran

dan kepedulian wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya yang

sesuai dengan peraturan perpajakannya. Hal inilah yang nantinya akan

4
menimbulkan pelanggaran peraturan perundangan-undangan pajak dengan

cara penghindaran pajak. Kepatuhan Wajib Pajak dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Hal yang

merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak orang pribadi adalah sosialisasi perpajakan dan sanksi pajak,

sedangkan faktor internalnya adalah pengetahuan perpajakan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah

tingkat pemahaman perpajakan. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau

pengetahuan wajib pajak, maka semakin mudah pula bagi mereka untuk

memahami peraturan perpajakan dan semakin mudah pula wajib pajak

memenuhi kewajiban perpajakannya (Juliana & Semy, 2019). Setiap Wajib

Pajak yang terdaftar tentu memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

dianggap sudah mengerti dan memahami mengenai peraturan perpajakan

yang berlaku. Namun, menurut Mianti & Budiwitjaksono (2021), dalam

prakteknya masih banyak Wajib Pajak yang kurang paham tentang peraturan

perpajakan bahkan masih ada Wajib Pajak yang tidak tahu sama sekali

mengenai peraturan perpajakan yang berlaku. Masih ada beberapa Wajib

Pajak yang tidak sepenuhnya memahami tentang peraturan perpajakan akan

berdampak pada penerimaan pajak di Indonesia. Seorang Wajib Pajak dapat

dikatakan patuh dalam kegiatan perpajakan apabila memahami secara penuh

tentang peraturan perpajakan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riskiana & Furqon (2021)

menunjukkan hasil bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan

5
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Wardani & Wati (2018) mendapatkan hasil yang berbeda

mengenai pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan

perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak inilah yang menyebabkan wajib

pajak tidak begitu memahami tentang tata cara yang berkaitan dengan

perpajakan.

Kepatuhan dalam membayar pajak tidak terlepas karena adanya sanksi

dan pelayanan pajak. Hartini & Sopian (2018) menyebutkan bahwa sanksi

perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan dan norma perpajakan akan dituruti atau ditaati atau

dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat

pencegah agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Pada

umumnya masyarakat akan mematuhi suatu peraturan jika didalamnya

terdapat sanksi- sanksi yang akan dikenakan jika tidak mematuhi peraturan

tersebut. Namun sebaiknya sanksi pajak perlu ditegaskan secara maksimal

bukan hanya sebagai wacana saja agar Wajib Pajak patuh membayarkan

pajaknya. Jika sanksi pajak ditegakkan secara benar maka para Wajib Pajak

akan membayarkan pajaknya secara patuh agar tidak terkena sanksinya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arini & Zumrotun (2021)

menunjukkan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

6
Supriatiningsih & Jamil (2021) mendapatkan hasil yang berbeda mengenai

sanksi pajak terhadap kepatuhan pajak, hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak,

masih banyak Wajib Pajak yang menghiraukan adanya sanksi perpajakan dan

masih banyak Wajib Pajak yang diberikan Sanksi karna tidak Melaporkan

SPT tepat waktu.

Wardani & Kartikasari (2020) menyatakan bahwa kesadaran wajib

pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, mengakui, dan

menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan dan

keinginan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Mariani et al. (2020)

menyatakan kesadaran wajib pajak adalah sikap mengerti wajib pajak badan

atau perorangan untuk memahami arti, fungsi, dan tujuan pembayaran pajak.

Kesadaran perpajakan merupakan kondisi dimana wajib pajak mengetahui

dan mengerti segala hal mengenai perihal perpajakan tanpa adanya suatu

paksaan dari pihak-pihak lain (Wardani & Rumiyatun, 2017). Kesadaran

perpajakan akan timbul dari dalam diri wajib pajak itu sendiri. Jika wajib

pajak mulai memahami dan menyadari pentingnya membayar pajak, maka

tingkatan kepatuhan para wajib dalam urusan perpajakannya akan

meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arini & Zumrotun (2021)

menunjukkan hasil bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Atarwaman (2020) mendapatkan hasil yang berbeda

7
mengenai kesadaran pajak terhadap kepatuhan pajak, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini dikarenakan menurut

beberapa pendapat wajib pajak mereka masih belum mempunyai

kesadarannya untuk melakukan kewajibannya dalam urusan perpajakan.

Meskipun sekarang pemerintah telah melakukan banyak terobosan baru

agar wajib pajak dapat membayar kewajiban pajaknya salah satunya dengan

menerapkan Self Assessment System akan tetapi masyarakat masih ada

yang belum mengetahuinya, maka diperlukan Sosialisasi Pajak

untukmemberikan wawasan pentingnya membayar pajak dengan harapan

masyarakat dapat mengerti tentang manfaat membayar pajak serta sanksi jika

tidak membayar pajak, dengan demikian sosialisasi pajak dapat berpengaruh

menambah jumlah wajib pajak dan menimbulkan kepatuhan wajib

pajak.Wajib pajak menjadi tidak patuh ketika tidak memahami peraturan

perpajakan. Namun banyak orang yang beranggapan bahwa sekarang banyak

orang telah kehilangan moral pajaknya, sehingga kesadaran untuk membayar

pajak juga berkurang dan pada akhirnya tingkat kepatuhan menurun (Erawati

& Parera, 2017).

Apabila tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat, penerimaan pajak

yang diterima negara juga akan semakin meningkat. Akan tetapi jika

sosialisasi yang kurang mungkin akan berdampak pada rendahnya

pengetahuan tentang pajak akan menyebabkan kesadaran masyarakat

menjadi rendah untuk membayar dan melaporkan pajak juga akan berdampak

8
pada penerimaanpajak. Kesadaran wajib pajak atas perpajakan wajib

diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Adanya sosialisasi

diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan serta kesadaran para wajib pajak

untuk patuh akan kewajibannya dalam membayar pajak (Wardani &

Kartikasari, 2020).

Menurut Listiyowati et al. (2021) sosialisasi perpajakan berarti suatu upaya

yang dilakukan untuk memberikan informasi mengenai perpajakan yang

bertujuan agar seseorang ataupun kelompok paham tentang perpajakan

sehingga kepatuhan wajib pajak akan meningkat. Jika wajib pajak diberikan

pemahaman yang baik dan benar melalui sosialisasi, maka wajib pajak akan

memiliki pengetahuan tentang pentingnya membayar pajak. Direktorat

Jenderal Pajak membentuk unit kerja yang mempunyai tugas untuk

memberi pengetahuan agar kesadaran masyarakat terkait pentingnya

membayar pajak. Kantor Pelayanan Pajak merupakan unit kerja yang dibuat

Direktorat Jenderal Pajak yang melaksanakan pelayanan secara langsung

kepada masyarakat, unit ini bekerja memberi segala jenis informasi dan

sosialisasi perpajakan. Pengetahuan adalah hasil kerja fikir yang merubah

tidak tahu menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara

perpajakan (Maxuel & Primastiwi, 2021).

Dari penelitian terdahulu yang diterangkan diatas yang menunjukkan

hasil berbeda-beda dan masih perlu dilakukan pengembangan lagi untuk

menghasilkan butki yang empiris. Penelitian ini terinspirasi dari penelitian-

penelitian sebelumnya dan karena banyaknya fenomena Wajib Pajak yang

9
tidak patuh pada kewajiban perpajakannya. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terdapat pada variabel, tahun dan juga lokasi

penelitian yang digunakan.

Dari uraian diatas maka penulis menjadi tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan Kesadaran Pajak

terhadap Kepatuhan Pajak dan Sosialisasi Pajak yang akan dijelaskan dalam

bentuk skripsi dengan judul ”Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan

Kesadaran Pajak terhadap Kepatuhan Pajak dengan Sosialisasi Pajak Sebagai

Variabel Moderating Pada UMKM Di Kota Tangerang Selatan”.

B. Indetifikasi Masalah

Bersandarkan uraian latar belakang diatas maka identifikasi masalah

yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Indonesia memiliki potensi pajak yang besar, tetapi realisasi penerimaan

pajak saat ini masih belum sesuai target yang diharapkan.

2. Terbukti dengan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Indonesia

dalam pelaporan SPT Tahunan yang kurang optimal.

C. Pembatasan Masalah
Berasandarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah

yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Pengetahuan Sanksi, dan Kesadaran terhadap Kepatuhan dengan

Sosialisasi sebagai Variabel Moderasi.

Dari sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

praktik Kepatuhan pajak, penelitian ini hanya berfokus untuk menguji

10
pengetahuan, Sanksi dan Kesadaran terhadap kepatuhan dengan sosialisasi

perpajakan dalam memperkuat atau memperlemah variabel tersebut.

2. Penelitian ini dilakukan hanya pada UMKM di wilayah kota Tangerang

Selatan.

Dari sekian UMKM, penelitian ini hanya fokus pada UMKM yang di

wilayah kota Tangerang Selatan

D. Rumusan Masalah

Bersandarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya

maka rumusan masalah dalam penulisan penelitian ini dapat dijabarkan

kedalam bentuk pertanyaan :

1. Apakah pengetahuan wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

pajak?

2. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak ?

3. Apakah kesadaran pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak ?

4. Apakah Sosialisasi pajak dapat memperkuat pengaruh pengetahuan wajib

pajak terhadap kepatuhan pajak ?

5. Apakah Sosialisasi pajak dapat memperkuat pengaruh sanksi wajib pajak

terhadap kepatuhan pajak ?

6. Apakah kesadaran pajak dapat memeperkuat pengaruh kesadaran wajib

pajak terhadap kepatuhan pajak ?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya maka dapat

diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah:

11
1. Pengaruh Pengetahuan wajib pajak terhadap Kepatuhan wajib pajak.

2. Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Pengaruh Kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Sosialisasi pajak dapat memperkuat pengaruh pengetahuan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

5. Sosialisasi pajak dapat memperkuat pengaruh sanksi terhadap kepatuhan

wajib pajak.

6. Sosialisasi pajak dapat memperkuat pengaruh kesadaran terhadap

kepatuhan wajib pajak.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Wajib Pajak UMKM

Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulisdapat

memberikan kontribusi positif sehingga dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan yang terkait dengan kepatuhan pajak.

2. Bagi Pemerintah

Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis,

hasilnya dapat memberikan kontribusi positif sehingga dijadikan dasar

pertimbangan dalam membuat kebijakan yang berkenaan dengan praktik

kepatuhan pajak serta diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang

dapat diperuntukkan bagi bahan evaluasi dalam mewujudkan tata kelola

perpajakan yang baik dalam pemerintahan.

12
3. Bagi Akademisi

Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis hasilnya

dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca dengan menambah

wawasan terkait faktor-faktor pada kepatuhan wajib pajak serta dapat

digunakan dengan baik sebagai bahan acuan untuk referensi penelitian.

4. Bagi Penulis

Penelitian dan penulisan ini, diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan diri dan motivasi dalam meningkatkan penelitian ke depannya.

Selain itu dapat meningkatkan pengetahuan mengenai perpajakan bagi

penulis.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Psychological Fiscal Approach Theory

a. Theory of planned behavior

Manusia biasanya berperilaku dengan cara yang masuk akal,

mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi yang

tersedia, dan secara implisit atau eksplisit juga mempertimbangkan

akibat dari tindakan mereka. Hal ini menjelaskan, perilaku didasarkan

faktor kehendak yang melibatkan pertimbangan-pertimbangan untuk

melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku dimana dalam

prosesnya, berbagai pertimbangan tersebut akan membentuk intensi

untuk melakukan suatu perilaku. Theory of planned behavior

didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional

dan menggunakan informasi-informasi yang mungkin baginya, secara

sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum

mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku-

perilaku tertentu (Ghouri et al., 2016).

Theory of planned behavior adalah teori yang meramalkan

pertimbangan perilaku karena perilaku dapat dipertimbangkan dan

direncanakan. Kemudian teori ini dikembangkan lagi oleh beberapa

peneliti, salah satunya Ajzen pada tahun 1991. Theory of planned

14
behavior memiliki keunggulan dibandingkan teori keperilakuan yang

lain, karena theory of planned behavior merupakan teori perilaku yang

dapat mengidentifikasikan keyakinan seseorang terhadap

pengendalian atas sesuatu yang akan terjadi dari hasil perilaku,

sehingga membedakan antara perilaku seseorang yang berkehendak

dan yang tidak berkehendak (Adhikara et al., 2022).

Gambar 2.1
Theory of Planned Behavior
Sumber: Adhikara et al. (2022)

Teori ini awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA),

dikembangkan di tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi

dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun 1980

teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia dan

untuk mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih mengena.

Pada tahun 1988, hal lain ditambahkan pada model reasoned action

yang sudah ada tersebut dan kemudian dinamai Theory of Planned

Behavior(TPB).

15
Dalam theory of reasoned action dinyatakan bahwa intensi untuk

melakukan suatu perilaku memiliki dua prediktor utama, yaitu attitude

toward the behavior dan subjective norm. Pengembangan dari teori

ini, planned behavior theory, menemukan prediktor lain yang juga

memengaruhi intensi untuk melakukan suatu perilaku dengan

memasukkan konsep perceived behavioral control. Terdapat tiga

prediktor utama yang memengaruhi intensi individu untuk melakukan

suatu perilaku, yaitu sikap terhadap suatu perilaku (attitude toward the

behavior), norma subyektif tentang suatu perilaku (subjective norm),

dan persepsi tentang kontrol perilaku (perceived behavioral control).

Dengan kata lain, theory of planned behavior merupakan teori

pengembangan dari theory of reasoned action. Theory of Planned

Behavior diturunkan dari theory of reasoned action, dengan

perbedaannya yaitu ditambahkannya variabel Perceived Behavior

Control (PCB) pada kerangka penelitian mereka (Adhikara et al.,

2022).

b. Teori Ketidakadilan (Theory Inequality)

Teori ketidakadilan (Theory Inequality) dicetuskan oleh Robbins

pada tahun 2008, di mana teori keadilan adalah suatu teori bahwa

individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan

mereka dengan masukan- masukan dan hasil pekerjaan orang lain dan

kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan (Iskandar,

2018). Pada awalnya teori keadilan berfokus pada keadilan distributif

16
(distributive justice), yaitu keadilan jumlah dan pemberian

penghargaan diantara individu-individu. Keadilan distributif

merupakan tingkat kelayakan hasil akhir kegiatan yang dirasakan

pelanggan dari keluhan mereka, meskipun bukan berarti harus

menguntungkan atau tidak menguntungkan pelanggan (Iskandar,

2018). Teori keadilan menjelaskan bahwa kepuasan seseorang

tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil

(inequity) atas suatu situasi yang dialaminya. Teori ini merupakan

variasi dari perbandingan sosial. Menurut teori ini, seseorang akan

membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio hasil input

orang bandingan. Jika perbandingan itu dianggapnya cukup adil, maka

ia akan merasa puas. Namun jika perbandingan itu tidak seimbang dan

justru merugikan (kompensasi kurang), akan menimbulkan

ketidakpuasan dan menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk

menegakkan keadilan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori keadilan karena

peneliti akan melakukan studi empiris untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi wajib pajak terhadap kepatuhan pajak.

Mekanisme teori ini, di mana ketika wajib pajak merasa puas dengan

keadilan yang dirasakannya maka wajib pajak akan patuh terhadap

kebijakan pajak. Intisari dari teori keadilan ini adalah bahwa apabila

seorang wajib pajak mempunyai persepsi bahwa feedback yang

diterimanya tidak sesuai dengan harapan. Kemungkinan kedua wajib

17
pajak akan mengurangi intensinya untuk membayar kewajiban

perpajakannya.

c. Teori Prospek (TheoryProspect)

Prospect Theory (teori prospek) pertama kali dikembangkan oleh

Daniel Kahneman dan Amos Tversky pada awal tahun 1980-an dimana

pada dasarnya teori ini mencakup dua disiplin ilmu, yaitu psikologi dan

ekonomi (psikoekonomi) yang merupakan suatu analisis perilaku

seseorang dalam mengambil keputusan ekonomi di antara dua pilihan

yaitu risk-aversion dan risk-seeking behavior (Irawati & Sari, 2019).

Risk aversion merupakan individu berusaha untuk menghindari risiko

yang berasal dari keputusannya yang diambil, sedangkan risk taking

behavior adalah bagaimana individu berperilaku dalam situasi berisiko,

dimana situasi ini mengandung tingkat ketidakpastian tinggi dan

kemungkinan kerugian (Irawati & Sari, 2019). Teori prospek ini dapat

dipakai untuk melihat banyak sekali fenomena perilaku manusia di

berbagai bidang kehidupan, khususnya pada proses pengambilan

keputusan yang kadang kala ‘tidak masuk akal’.

Teori ini dipakai untuk mengukur (melakukan measurement

perspective) terhadap perilaku orang atau organisasi dalam mengambil

keputusan (Irawati & Sari, 2019). Teori prospek tersebut sejalan dengan

Mindset financial yang berfokus untuk membuat keputusan keuangan

yang tepat sasaran. Prinsip-prinsip yang diajukan oleh teori prospek

meliputi (Irawati & Sari, 2019):

18
1) Fungsi Nilai (value function)

Teori prospek mendefinisikan nilai di dalam kerangka kerja

bipolar diantara perolehan (gains) kehilangan (losses).keduanya

bergerak dari titik tengah yang merupakan referensi netral. Fungsi

nilai bagi suatu perolehan (mendapatkan sesuatu) akan berbeda

dengan kehilangan sesuatu. Nilai bagi suatu kehilangan dibobot

lebih tinggi, sedangkan value bagi suatu perolehan dibobot lebih

rendah.

2) Pembingkaian (framing)

Teori prospek memprediksi bahwa prefensi (kecenderungan

memilih) akan tergantung pada bagaimana suatu persoalan dibingkai

atau di formulasikan.

3) Perhitungan Psikologis (psychological accounting)

Psychological accounting atau perhitungan mental atau

psikologis adalah orang yang membuat keputusan tidak hanya

membingkai pilihan-pilihan yang ditawarkan, tetapi juga

membingkai hasil serta akibat dari pilihan-pilihan itu.

4) Probabilitas (probability)

Teori prospek berpandangan kecenderungan orang dalam

membuat keputusan merupakan fungsi dari bobot keputusan

(decision weight). Bobot keputusan ini tidak selalu dihubungkan

dengan besar kecilnya peluang atau frekuensi kejadian. Fenomena

ini berlaku pada kejadian yang menimbulkan kerugian berskala

19
besar. Seperti bencana alam, wabah penyakit, kelaparan dan bom

nuklir.

5) Efek kepastian (certainty effect)

Teori prospek memprediksi bahwa pilihan yang dipastikan tanpa

risiko sama sekali akan lebih disukai dari pada pilihan yang masih

mengandung risiko meski kemungkinannya sangat kecil. Sebab,

orang-orang cenderung menghilangkan sama sekali adanya risiko

(eliminate) dari pada hanya mengurangi (reduce).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori prospek karena

peneliti akan melakukan studi empiris untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi wajib pajak terhadap kepatuhan pajak. Mekanisme

teori ini, di mana ketika wajib pajak merasa bahwa kewajiban pajaknya

akan merugikan atau sebaliknya menguntungkan wajib pajak berupa

kenyamanan dalam merasakan infrastruktur yang dikelola pemerintah.

Selain itu berdasarkan teori ini juga wajib pajak berusaha menghindari

kewajiban pajaknya dikarenakan wajib pajak memandang bahwa

pemerintah kurang kredibel dalam mengelola pajak.

d. Teori Perencanaan

Teori perencanaan dicetuskan oleh Charles Berger pada tahun 1997,

teori ini merupakan salah satu dari model penyusunan pesan yang

menganggap bahwa para komunikator atau pelaku komunikasi

dihadapkan untuk memilih strategi demi mencapai tujuan komunikasi

yang efektif. Teori perencanaan komunikasi ini sendiri memiliki

20
pengertian mengenai sebuah teori tentang perencanaan didalam bidang

ilmu komunikasi demi menjelaskan proses yang dilalui individu dalam

merencanakan perilaku dalam ranah ilmu komunikasi (S. Wulandari &

Mahyuzar, 2019). Dalam konsep ini Berger memaparkan bahwa rencana

dari pelaku dan perilaku komunikasi diantarnya adalah representasi dari

segi kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan (S.

Wulandari & Mahyuzar, 2019). Oleh karena itu rencana-rencana

merupakan gambaran mental dari langkah-langkah yang diambil

komunikator demi mencapai sebuah tujuan yang efektif dan seuai

harapan.

Representatif dari konsep kognitif hierarki dan rangkaian sebuah

tindakan mencapai tujuan merupakan rencana-rencana dari perilaku

komunikasi yangdijelaskan dalam teori perencanaan komunikasi

(Agustina, 2019). Oleh karena itu, dalam pengambilan tujuan akan

didasari dari perencanaan-perencanaan komunikasi yang dilalui dari

gambaran mental yang ada. Pada dasarnya Teori ini juga menjelaskan

tentang proses-proses yang berlangsung dalam diri manusia dalam

proses komunikasi yakni ketika proses membuat pesan dan proses

memahami pesan. Seorang individu jika didalam proses menghasilkan

suatu pesan dari unsur komunikasi maka berikutnya akan melibatkan

proses yang berlangsung secara internal didalam diri manusia seperti

misalnya proses dalam berfikir, pembuatan keputusan, sampai proses

21
pembuatan simbol dan kode sebelum memproduksi pesan (Agustina,

2019).

Dalam sebuah hal penyampaian terkait kebijakan kepada khalayak

umum perencanaan sangatlah penting. Maka dari itu, agar dapat

mensosialisasikan kebijakan dengan baik, pihak dari pemerintah

khususnya aparatur fiskus harus dengan mententukan perencanaan

sosialisasi. Adapun perencaan sosialisasi terdapat beberapa hal yang

perlu dipertimbangkan seperti cara mengemas pesan secara kreatif,

pemilihan media yang tepat dan program yang sesuai. Sehingga

sosialisasi yang dilakukan tidak hanya sebatas menyampaikan informasi

saja tetapi pemerintah juga perlu untuk memikirkan dan melakukan

perencanaan cara pengolahan pesan yang tepat agar pesan tersebut dapat

lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat sebagai target.

2. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai keadaan dimana Wajib Pajak

taat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya atau tidak menyimpang

dari peraturan perpajakan yang berlaku. Pada dasarnya individu cenderung

mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-

norma internal dalam diri mereka. Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 192/PMK.03/2007 Pasal 1 menyebutkan bahwa Wajib

Pajak patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan sebagai

berikut.

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan.

22
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda

pembayaran pajak.

c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga

pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.

d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Menurut Mumu et al. (2020) mendefinisikan kepatuhan wajib pajak

didefinisikan sebagai suatu keadaan saat wajib pajak paham atau berusaha

untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung

jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayar pajak yang

terutang tepat pada waktunya. Upaya dalam meningkatkan kepatuhan bagi

wajib pajak dapat diukur dengan beberapa indikator, yatu:

a. Kepatuhan Formal

1) Pendaftaran sebagai Wajib Pajak.

2) Tepat waktu dalam melaporkan SPT.

3) Tepat waktu dalam membayarkan pajaknya

b. Kepatuhan Material

1) Mengisi SPT dengan jujur sesuai dengan kondisi wajib pajak yang

sebenarnya.

23
2) Melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam pelaporan SPT.

3) Menghitung pajak terutang dengan benar.

3. Pengetahuan Pajak

Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan wajib

pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk

menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak

dan kewajibannya di bidang perpajakan (Nainggolan & Patimah, 2019).

Sedangkan menurut Mumu et al. (2020) Pengetahuan pajak adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seorang wajib pajak atau kelompok wajib

pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.

Berdasarkan konsep pengetahuan atau pemahaman pajak menurut

Sabila & Furqon (2020), wajib pajak harus memiliki di antaranya adalah

Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Sistem

Perpajakan di Indonesia, dan Fungsi Perpajakan. Dalam penelitian ini

peneliti membatasi pengetahuan perpajakan yaitu mengenai Ketentuan

umum dan Tata Cara Perpajakan. Kesadaran wajib pajak juga dapat

dipengaruhi oleh tingkat pemahaman mereka atas peraturan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku. Pengetahuan pajak dapat

menumbuhkan sikap positif wajib pajak jika mereka paham betul atas isi

undang undang perpajakan yang sering kali mengalami perubahan. Untuk

meningkatkan pengetahuan perpajakan masyarakat dapat melalui

pendidikan perpajakan baik formal maupun non-formal akan berdampak

24
terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Pendidikan

perpajakan secara formal didapat dalam materi di sekolah hingga perguruan

tinggi sedangkan perpajakan secara nonfomal dapat melalui sosialisasi

perpajakan berupa penyuluhan, seminar, spanduk, media lainnya terutama

dapat diakses melalui web resmi perpajakan.

Menurut Hartini & Sopian (2018) Pengetahuan Perpajakan adalah

adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan

mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Pengetahuan dan

pemahaman peraturan perpajakan yang dimaksud mengerti dan paham

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) yang meliputi

tentang bagaimana cara menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT),

pembayaran, tempat pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau

pelaporan SPT. Adapun pengukuran untuk pengetahuan pajak yaitu antara

lain:

a. Pengetahuan wajib pajak terhadap fungsi pajak.

b. Pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan.

c. Pengetahuan wajib pajak terhadap prosedur perhitungan pajak yang

dibayar.

d. Pengetahuan wajib pajak terhadap pendaftaran sebagai wajib pajak.

e. Pengetahuan wajib pajak terhadap mekanisme pembayaran.

4. Sosialisasi Pajak

Direktorat Jendral Pajak mengatur mengenai penyeragaman kegiatan

sosialisasi perpajakan bagi masyarakat. Menurut Surat edaran Dirjen Pajak

25
No : SE-12/PJ/2021 sosialisasi pajak adalah upaya dan proses memberikan

informasi perpajakan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan,

ketrampilan agar terdorong untuk paham, sadar, peduli dan berkontribusi

dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Terdapat dua aspek perpajakan

yang perlu disosialisasikan, yaitu kesadaran dan pemahaman tentang pajak..

Media Informasi yang dapat digunakan dalam melakukan sosialisasi

perpajakan meliputi media televisi, koran, spanduk, flyers (poster dan

brosur), billboard/mini billboard, dan radio. Penyampaian informasi

perpajakan dapat dilakukan melalui seminar, diskusi dan sejenisnya. Dalam

Penyampaian informasi tersebut sebaiknya menggunakan bahasa yang

sederhana mungkin dan bukan bersifat teknis, sehingga informasi tersebut

dapat diterima dengan baik.

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan terdapat beberapa hal penting

yang perlu diperhatikan meliputi metode, media, materi, dan pembicara

dalam penyuluhan. Metode yang digunakan dalam proses penyuluhan

perpajakan digunakan media seperti proyektor dan materi yang disampaikan

berupa simulasi pengisian SPT serta pengetahuan perpajakan. Dalam

melakukan penyuluhan perpajakan, penyuluh/pembicara yang dipilih

merupakan pihak-pihak yang menguasai materi perpajakan yang akan

disosialisasikan (Tyasari & Setiyowati, 2021). Harapan perbaikan dalam

kegiatan penyuluhan pajak adalah agar dalam penyajian materi harus mudah

dimengerti oleh peserta dan dalam pelaksanaannnya diikuti oleh seluruh

masayarakat dan wajib pajak. Penelitian ini mengukur sosialisasi wajib

26
pajak atas berlakunya PP No.23 Tahun 2018 menggunakan indikator

sebagai berikut :

a. Penyuluhan

b. Diskusi dengan wajib pajak

c. Informasi langsung dari petugas

d. Pemasangan billboard

e. Website Ditjen pajak.

5. Sanksi Pajak

Menurut Wujarso et al. (2016), Sanksi Perpajakan adalah “Sanksi

berupa administrasi dan pidana yang dikenakan terhadap setiap orang yang

melakukan pelanggaran perpajakan yang secara nyata telah diatur dalam

Undang-undang.”sedangkan menurut menurut Mardiasmo (2016), sanksi

perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan

perundangundangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan

merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar

norma perpajakan. Sanksi dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa

belanda yaitu : santice. Dalam konteks hukum, sanksi berarti hukuman yang

dijatuhkan oleh pengadilan kepada pihak yang terbukti bersalah.

Jadi, Sanksi pajak adalah suatu tindakan berupa hukuman yang

diberikan kepada orang yang melanggar peraturan perpajakan yang telah

diterapkan. Dalam Undang-undang nomor 7 Tahun 2021 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi

27
administrasi dan sanksi pidana. Pandangan tentang sanksi perpajakan

menurut Tyasari dan Setiyowati (2016) dapat diukur dengan indikator

sebagai berikut :

a. Sanksi Administrasi

Merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang

berupa bunga dan kenaikan.

b. Sanksi Pidana

Merupakan siksaan atau penderitaan. Merupakan suatu alat terakhir

atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan

dipatuhi.

6. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak merupakan perilaku wajib pajak berupa

pandangan atau persepsi yang melibatkan keyakinan, pengetahuan dan

penalaran serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan stimulus yang

diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan yang berlaku (Wardani &

Wati, 2018). Menurut Andrew & Sari (2021) yang mengemukakan 3 aspek

dalam membentuk kesadaran wajib pajak yaitu :

a. Persepsi Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak akan meningkat jika dalam masyarakat

timbul persepsi positif terhadap pajak. Kebanyakan masyarakat

memandang pajak sebagai beban, sehingga banyak masyarakat yang

berusaha untuk menghindar dari pajak. Di sisi lain, masyarakat akan

menilai pengelolaan pajak yang mereka bayar. Jika masyarakat merasa

28
pemungutan pajak tersebut tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah

dan tidak memberikan manfaat yang setimpal terhadap masyarakat,

maka masyarakat akan cenderung untuk tidak.

b. Karakteristik Wajib Pajak

Karakteristik wajib pajak yang tercermin oleh kondisi budaya, sosial

dan ekonomi akan membentuk perilaku wajib pajak yang tergambar

dalam tingkat kesadaran mereka dalam membayar pajak. Struktur

perekonomian suatu negara berdasarkan pada fundamental ekonomi

makro, jika fundamental ekonomi makronya kuat dan sehat tentunya

struktur perekonomian negara juga akan kuat. Faktor yang mendasari

ekonomi yang kuat diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dan

jumlah penduduk. Pembangunan ekonomi Indonesia masih belum

mampu bebas dari keterbelakangan, kemiskinan, ketergantungan dan

kerusakan lingkungan.

Faktor-faktor kondisi sosial seperti kemiskinan, keterbelangan dapat

menyebabkan investasi fisik maupun investasi sumber daya manusia

rendah, sehingga mengakibatkan tingkat produktifitas rendah, yang

berakibat pada pendapatan rendah. Kondisi pendapatan yang rendah

menyebabkan kemampuan menabung rendah dan kemampuan

membayar pajak juga rendah (Meifari, 2020).

c. Penyuluhan Perpajakan

Sebagian besar masyarat tidak mempunyai pengetahuan yang cukup

mengenai pajak, oleh karena itu sangat perlu dilakukan penyuluhan atau

29
sosialisasi mengenai pajak. Penyuluhan perpajakan atau sosialisasi

sangat berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak, dengan penyuluhan

perpajakan secara intensif dan terus menerus akan meningkatkan

pemahaman wajib pajak tentang kewajiban membayar pajak sebagai

wujud gotong royong nasional dan secara perlahan akan mengubah

mindset masyarakat tentang pajak kearah yang positif.

Adapun Mumu et al. (2020) menyatakan kesadaran wajib pajak

merupakan kondisi dimana wajib pajak mengerti dan memahami arti, fungsi

maupun tujuan pembayaran pajak kepada negara. Dari definisi tersebut,

dapat dikatakan bahwa kesadaran perpajakan adalah perasaan tahu akan

perpajakan dan dengan perasaan rela memberikan kontribusi dana demi

memenuhi kewajibannya dalam perpajakan. Adapun indikator dari

kesadaran wajib pajak, yaitu:

a. Kesadaran untuk mengerti dan memahami pajak.

b. Kesadaran akan fungsi pajak.

c. Kesadaran akan tujuan pajak

7. Peraturan Pajak Tentang UMKM

Pajak penghasilan pengusaha perorangan (UMKM) adalah

perubahan tarif pajak final dari 0,5% (PP No.23/2018) menjadi 0% atau

tidak dikenai pajak untuk peredaran bruto setahun sampai dengan Rp

500 juta Pajak penghasilan bagi pelaku usaha kecil menengah dengan

omset tertentu dikenakan PPh sesuai dengan PP No. 23/2018 (pajak

UMKM). Dalam UU HPP juga diatur kembali tentang ketentuan dalam

30
UU PPh terkait WP Pribadi Pengusaha yang terbebas dari pengenaan

pajak penghasilan dengan menetapkan jumlah peredaran bruto hingga

Rp500.000.000 setahun tidak dikenai PPh. Dengan adanya batas

peredaran bruto (serupa dengan PTKP untuk WP OP sebagai karyawan)

yang tidak dikenai PPh ini, artinya bagi UMKM atau WP orang pribadi

dengan penghasilan di atas batas peredaran bruto yang tidak dikenai

PPh, maka jumlah PPh yang dibayarkan menjadi lebih kecil.

UU HPP memberikan dampak positif bagi wajib pajak orang pribadi

UMKM dengan memberikan tarif 0% jika peredaran bruto (omzet) <Rp500

juta, sehingga tidak dikenai pajak, dikenai pajak sebesar 5% dari omzet

setiap bulannya ketika omset >Rp500 juta, hal ini berbeda dengan sebelum

ada UU HPP yaitu PP No. 23/2018 dikenai pajak 0,5% dari omzet setiap

bulannya. Peredaran bruto tidak kena pajak ini serupa dengan PTKP dalam

perhitungan PKP wajib pajak orang pribadi.

Dari sisi masa pemberlakuan UU No.23/2018, jangka waktu untuk

badan usaha tahun 2021 adalah tahun terakhir mendapatkan insentif untuk

menggunakan pajak UMKM setelah berakhirnya insentif maka akan

berlaku tarif normal, dengan demikan akan dikenakan tarif umum sesuai

dengan UU PPh menggunakan Pasal 17 UU PPh, yang mengatur pengenaan

pajak penghasilan berbasis penghasilan neto. Pengenaan pajak berdasarkan

penghasilan neto dinilai lebih ideal untuk mengukur kemampuan membayar

pajak, dibandingkan perhitungan berbasis penghasilan bruto. Dasar

pengenaan PPh berdasar penghasilan neto paling sesuai dengan asas

31
equality dalam pemungutan pajak, yang mensyaratkan bahwa pajak harus

bersifat adil dan merata, dalam artian pengenaannya harus sebanding

dengan kemampuan membayar pajak (ability to pay).

8. UMKM

Definisi UMKM Menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melaui TAP

MPR NO.XVI/MPRRI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka

Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, kecil, dan Menengah perlu

diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai

kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur

perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan

berkeadilan. Selanjutnya dibuatkanlah pengertian UMKM melalui UU No.9

Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin dinamis

dirubah ke Undang-Undang No.20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah maka pengertian UMKM adalah sebagai

berikut:

a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan

usaha perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang 15 memenuhi

kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar.

32
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan

usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan. Kriteria UMKM Menurut Pasal 35 ayat 3 PP No.7

Tahun 2021 tentang kriteria UMKM dalam bentuk permodalan adalah

sebagai berikut.

1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut.

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha;atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00

(dua miliar) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00

(lima belas milyar rupiah).

3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut.

33
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp5.000.000.000,00 ( lima

miliar rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar lima rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).

34
B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat

dilihat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
Nama
Penelitin
No. Judul Penelitian Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian Hasil
dan Tahun
Penelitian
Pengaruh
Perbedaan pada penelitian ini ialah
Pengetahuan H1 : Pengetahuan
terletak pada metode analisis dimana
Perpajakan Dan pajak berpengaruh
Persamaan penelitian ini penelitia ini menggunakan
Kesadaran Wajib positif terhadap
Oki Sri ialah menggunakan variabel Moderated Regression Analysis,
Pajak Terhadap kepatuhan pajak
Hartini independen dan dependen karena menggunakan variabel
Kepatuhan Wajib
1 & yang sama yaitu moderasi, sedangkan penelitian
Pajak Orang H2 : Kesadaran
Dani Sopian pengetahuan pajak, terdahulu hanya menggunakan
Pribadi pajak tidak
(2020) kesadaran pajak dan analisis regresi berganda
(Studi Kasus berpengaruh
kepatuhan wajib pajak Serta perbedaan lain terletak pada
Pada Kantor terhadap
objek penelitian dimana penelitia ini
Pelayanan Pajak kepatuhan pajak
menggunakan objek pajak UMKM
Pratama Karees)
Bersambung ke halaman berikutnya

35
Yosy Fryli Pengaruh Persamaan penelitian ini Perbedaan pada penelitian ini H1 : Pengetahuan pajak
Mianti Pengetahuan dan ialah menggunakan ialah terletak pada metode berpengaruh positif
& Sanksi variabel independen dan analisis dimana penelitia ini terhadap kepatuhan
Gideon Setyo Perpajakan dependen yang sama menggunakan Moderated pajak
Budiwitjaksono terhadap yaitu Regression Analysis,
(2021) Kepatuhan pengetahuan pajak, karena menggunakan variabel H2 : Sanksi pajak
Wajib Pajak kesadaran pajak, sanksi moderasi, sedangkan berpengaruh positif
Orang Pribadi dan kepatuhan wajib penelitian terdahulu model terhadap kepatuhan
Dimediasi pajak intervening dengan metode pajak
Kesadaran analisis yaitu path analysis.
Wajib Pajak H3 : Kesadaran pajak
Serta perbedaan lain terletak tidak mampu memediasi
pada objek penelitian dimana pengaruh pengetahuan
penelitia ini menggunakan pajak terhadap
objek pajak UMKM kepatuhan pajak

H4 : Kesadaran pajak
mampu memediasi
pengaruh sanksi pajak
terhadap kepatuhan
pajak
Pengaruh
Persamaan penelitian ini Perbedaan pada penelitian ini
Juliana Kesaulya Pengetahuan H1 : Pengetahuan pajak
ialah menggunakan ialah terletak pada metode
& Perpajakan, berpengaruh positif
3 variabel independen dan analisis dimana penelitia ini
Semy Pesireron Sanksi Pajak Dan terhadap kepatuhan
dependen yang sama menggunakan Moderated
(2019) Kesadaran Wajib pajak
yaitu Regression Analysis,
Pajak
Bersambung ke halaman berikutnya

36
Terhadap pengetahuan pajak, kesadaran karena menggunakan variabel H2 : Sanksi pajak
Kepatuhan Wajib pajak, sanksi pajak dan moderasi, sedangkan penelitian berpengaruh
Pajak Dalam kepatuhan wajib pajak.Serta terdahulu menggunakan analisis positif
Membayar Pajak persamaan lain terletak pada regresi berganda terhadap
(Studi Empiris objek penelitian yaitu UMKM kepatuhan pajak
Pada Umkm Di
Kota Ambon) H3 : Kesadaran
pajak tidak
berpengaruh
terhadap
kepatuhan pajak
Pengaruh H1 : Pengetahuan
Perbedaan pada penelitian ini ialah
Pengetahuan pajak berpengaruh
terletak pada metode analisis dimana
Perpajakan, positif terhadap
penelitia ini menggunakan Moderated
Sanksi Pajak, Dan Persamaan penelitian ini ialah kepatuhan pajak
Ablessy Regression Analysis, karena
Kesadaran Wajib menggunakan variabel
Mumu, menggunakan variabel moderasi,
Pajak Terhadap independen dan dependen H2 : Sanksi pajak
Jullie J. sedangkan penelitian terdahulu
Kepatuhan yang sama yaitu pengetahuan berpengaruh
Sondakh menggunakan analisis regresi
4 Membayar Pajak pajak, kesadaran pajak, sanksi positif terhadap
& berganda
Bumi Dan pajak dan kepatuhan wajib kepatuhan pajak
I Gede
Bangunan Di pajak.
Suwetja Serta perbedaan lain terletak pada
Kecamatan H3 : Kesadaran
(2020) objek pajak yaitu penelitian ini lebih
Sonder pajak berpengaruh
mengarah pada pajak penghasilan
Kabupaten positif terhadap
(PPh) sedangkan penelitian terdahulu
Minahasa kepatuhan pajak
pajak bumi bagunan (PBB)
Bersambung ke halaman berikutnya

37
H1 : Pemahaman
Pengaruh
peraturan berpengaruh
Pemahaman
Persamaan penelitian ini Perbedaan pada penelitian ini ialah positif terhadap
Peraturan, Sanksi
ialah menggunakan variabel terletak pada metode analisis kepatuhan pajak
Dan Kesadaran
independen dan dependen dimana penelitia ini menggunakan
Hermin Wajib Pajak
yang sama yaitu, kesadaran Moderated Regression Analysis, H2 : Sanksi pajak
Nainggolan Usaha Mikro,
pajak, sanksi pajak dan karena menggunakan variabel berpengaruh positif
5 & Kecil Dan
kepatuhan wajib pajak. moderasi, sedangkan penelitian terhadap kepatuhan
Siti Patimah Menengah
terdahulu menggunakan analisis pajak
(2020) (UMKM)
Serta persamaan lain terletak regresi berganda
Terhadap
pada objek penelitian yaitu H3 : Kesadaran pajak
Kepatuhan
UMKM tidak berpengaruh
Membayar Pajak
terhadap kepatuhan
Di Balikpapan
pajak
H1 : Pengetahuan
Persamaan penelitian ini pajak berpengaruh
Perbedaan pada penelitian ini ialah
Pengaruh ialah menggunakan variabel positif terhadap
Riyanto terletak pada metode analisis
Pengetahuan independen dan dependen kepatuhan pajak
Wujarso, dimana penelitia ini menggunakan
Perpajakan dan yang sama yaitu pengetahuan
Saprudin, Moderated Regression Analysis,
Sanksi Pajak pajak, H2 : Sanksi pajak
& karena menggunakan variabel
6 Terhadap sanksi pajak dan kepatuhan berpengaruh positif
Rina moderasi, sedangkan penelitian
Kepatuhan Wajib wajib pajak. terhadap kepatuhan
Dameria terdahulu menggunakan analisis
Pajak UMKM pajak
Napitupulu regresi berganda
Di Jakarta Serta persamaan lain terletak
(2020)
pada objek penelitian yaitu
UMKM

Bersambung ke halaman berikutnya

38
Perbedaan pada H1 : Pengetahuan pajak
Pengaruh penelitian ini ialah berpengaruh positif terhadap
Persamaan penelitian ini
Pengetahuan terletak pada metode kepatuhan pajak
ialah menggunakan variabel
Perpajakan, analisis dimana penelitia
Nadia independen dan dependen
Ketegasan Sanksi ini menggunakan H2 : Sanksi pajak berpengaruh
Salsabila yang sama yaitu pengetahuan
Perpajakan Dan Moderated Regression positif terhadap kepatuhan
& pajak, kesadaran pajak,
Keadilan Analysis, karena pajak
7 Imahda sanksi pajak dan kepatuhan
Perpajakan menggunakan variabel
Khoiri wajib pajak.
Terhadap moderasi, sedangkan H3 : Keadilan perpajakan
Furqon
Kepatuhan Wajib penelitian terdahulu berpengaruh positif terhadap
(2020) Serta persamaan lain terletak
Pajak UMKM Di menggunakan analisis kepatuhan pajak
pada objek penelitian yaitu
Kota Pekalongan regresi berganda
UMKM

Perbedaan pada
penelitian ini ialah
Pengaruh Persamaan penelitian ini H1 : Kesadaran pajak
terletak pada metode
Kesadaran Wajib ialah menggunakan variabel berpengaruh positif terhadap
analisis dimana penelitia
Efrie Surya Pajak, independen dan dependen kepatuhan pajak
ini menggunakan
Perdana Pengetahuan yang sama yaitu pengetahuan H2 : Pengetahuan pajak
Moderated Regression
& Perpajakan, dan pajak, kesadaran pajak, berpengaruh positif terhadap
8 Analysis, karena
A.A.N.B. Sanksi sanksi pajak dan kepatuhan kepatuhan pajak
menggunakan variabel
Dwirandra Perpajakan Pada wajib pajak. H3 : Sanski perpajakan
moderasi, sedangkan
(2020) Kepatuhan Wajib Serta persamaan lain terletak berpengaruh positif terhadap
penelitian terdahulu
Pajak UMKM pada objek penelitian yaitu kepatuhan pajak
menggunakan analisis
UMKM
regresi berganda

Bersambung ke halaman berikutnya

39
H1 : Sosialisasi pajak
Pengaruh Sosialisasi Perbedaan pada penelitian
berpengaruh positif terhadap
Perpajakan Dan Persamaan penelitian ini ini ialah terletak pada
kepatuhan pajak
Pengetahuan ialah menggunakan metode analisis dimana
H2 : Pengetahuan pajak
Perpajakan Terhadap variabel independen dan penelitia ini menggunakan
Intan berpengaruh positif terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dependen yang sama Moderated Regression
Karunia kepatuhan pajak
Melalui yaitu pengetahuan pajak, Analysis, karena
Sari H3 : Kesadaran pajak tidak
9 Kesadaran Wajib Pajak kesadaran pajak, sanksi menggunakan variabel
& mampu memediasi sosialisasi
Sebagai Variabel pajak dan kepatuhan moderasi, sedangkan
Saryadi pajak terhadap kepatuhan
Intervening wajib pajak. penelitian terdahulu
(2019) pajak
(Studi pada Pelaku Serta persamaan lain menggunakan model
H4 : Kesadaran pajak tidak
UMKM yang Terdaftar terletak pada objek mediasi sehingga
mampu memediasi
di KPP Pratama penelitian yaitu UMKM menggunakan metode
pengetahuan pajak terhadap
Semarang Timur) analisis path analysis.
kepatuhan pajak
Persamaan penelitian ini Perbedaan pada penelitian H1 : Sosialisasi pajak
ialah menggunakan ini ialah terletak pada berpengaruh positif terhadap
Pengaruh Sosialisasi variabel independen dan metode analisis dimana kepatuhan pajak
Afeni
Perpajakan Dan Sanksi dependen yang sama penelitia ini menggunakan H2 : Sanksi pajak tidak
Maxuel
Perpajakan Terhadap yaitu pengetahuan pajak, Moderated Regression berpengaruh terhadap
&
10 Kepatuhan Wajib Pajak kesadaran pajak, sanksi Analysis, karena kepatuhan pajak
Anita
Umkm E- pajak dan kepatuhan menggunakan variabel
Primastiwi
Commerce wajib pajak. moderasi, sedangkan
(2021)
Serta persamaan lain penelitian terdahulu
terletak pada objek menggunakan metode
penelitian yaitu UMKM regresi linier berganda

40
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran


Sumber: Data yang diolah, 2022

41
D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak

Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak dalam

mengetahui peraturan perpajakan baik soal tarif yang berdasarkan undang-

undang yang akan dibayarkan ataupun manfaat pajak yang berguna bagi

kebutuhan bersama. Pada dasarnya seseorang yang memiliki pendidikan

akan sadar dan patuh terhadap hak dan kewajiban tanpa dipaksakan dan

diancam oleh beberapa sanksi ataupun hukuman. Wajib pajak yang

berpengetahuan akan mempunyai sikap sadar diri terhadap kepatuhan

membayar kewajibannya sendiri.

Menurut penelitian yang dilakukan Mumu et al. (2020) dan Wujarso et

al. (2016) menyatakan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Sejalan juga dengan penelitian

yang dilakukan oleh Perdana & Dwirandra (2020) dan Sabila & Furqon

(2020) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif pengetahuan

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Sedangkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Wardani & Kartikasari (2020), Tyasari & Setiyowati

(2021) dan Wulandari et al. (2020) menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak. Berdasarkan uraian

dan hasil penelitian terdahulu maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1: Pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

UMKM

42
2. Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak

Menurut Mianti & Budiwitjaksono (2021), Sanksi perpajakan

merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan

kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib

Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Menurut Wahyudi & Intrada

(2019), sanksi perpajakan yaitu persepsi masyarakat terhadap hukuman atas

pelanggaran dalam memenuhi ketentuan dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kesaulya & Pesireron

(2019), menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan sanksi pajak

terhadap kepatuhan pajak. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mumu et al. (2020) dan Sabila & Furqon (2020) menyatakan bahwa terdapat

pengaruh positif kesadaran pajak terhadap kepatuhan pajak. Sedangkan

pada penelitian yang dilakukan oleh Tyasari & Setiyowati (2021),

Wulandari et al. (2020) dan Supriatiningsih & Jamil (2021) yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh sanksi terhadap kepatuhan

pajak. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian terdahulu maka dapat ditarik

hipotesis sebagai berikut:

H2: Sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

UMKM

43
3. Pengaruh Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak

Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak

mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan

sukarela, semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pemahaman

dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat

meningkatkan kepatuhan (Listiyowati et al., 2021). Sikap kesadaran wajib

pajak yang tinggi mengenai pemahalaman akan manfaat dan pentingnya

pajak bagi masyarakat dan dalam mengajukan pembangunan daerah

maupun pembangunan secara menyeluruh dapat mendorong seseorang

untuk turut serta mewujudkan tanggung jawabnya dalam memenuhi

kesadaran dalam kewajibannya terhadap kepatuhan perpajakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan & Patimah

(2019), menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan kesadaran pajak

terhadap kepatuhan pajak. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Perdana & Dwirandra (2020) dan Sari & Saryadi (2019) menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif kesadaran pajak terhadap kepatuhan pajak.

Sedangkan penelitian Atarwaman (2020), Hartini & Sopian (2018) dan

Kesaulya & Pesireron (2019) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

kesadaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian dan

hasil penelitian terdahulu maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H3: Kesadaran pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

UMKM

44
4. Pengaruh Sosialisasi Pajak Dalam Memperkuat Pengetahuan Pajak,

Kesadaran Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak

Menurut Meifari (2020), sosialisasi perpajakan berarti suatu upaya yang

dilakukan untuk memberikan informasi mengenai perpajakan yang

bertujuan agar seseorang ataupun kelompok paham tentang perpajakan

sehingga kesadaran wajib pajak akan meningkat. Jika wajib pajak diberikan

pemahaman yang baik dan benar melalui sosialisasi, maka wajib pajak akan

memiliki pengetahuan tentang pentingnya membayar pajak. Kurangnya

pengetahuan dan wawasan karena rendahnya sosialisasi perpajakan akan

menyebabkan mereka tidak memahami bagaimana caranya melaksanakan

kewajiban perpajakan dan pada akhirnya tidak melaksanakan kewajiban

perpajakannya. Sosialisasi perpajakan membantu meningkatkan

pengetahuan wajib pajak tentang pentingnya membayar pajak sehingga

akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang pada akhirnya

meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. Semakin tinggi

sosialisasi perpajakan semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak (R.

Wulandari et al., 2020).

Sosialisasi pajak yang dilakukan diharapkan dapat memberi

pemahaman yang cukup kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Untuk mencapai harapan terserbut

kegiatan sosialisasi pajak harus dilakukan secara efektif dan tepat sasaran.

Wajib pajak yang mempunyai pengetahuan perpajakan akan mendorong

wajib pajak untuk patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakanya.

45
Pengetahuan tersebut bisa berupa tata cara pembayaran pajak, sanksi

yang diterima apabila melanggar ketentuan dan lain sebagainya. Apabila

wajib pajak memahami dengan baik sanksi yang diterima apabila melanggar

ketentuan peraturan perundang-undangan pajak maka akan mendorong

wajib pajak untuk patuh dalam membayar pajak (Tyasari & Setiyowati,

2021). Pemahaman yang baik itu tidak serta merta didapatkan tetapi melalui

kegiatan sosilisasi pajak yang dilakukan sehingga sanksi pajak diduga dapat

memperkuat hubungan antara sosialisasi pajak dengan kepatuhan wajib

pajak. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian terdahulu maka dapat ditarik

hipotesis sebagai berikut:

H4 : Sosialisasi pajak memperkuat pengaruh pengetahuan pajak terhadap

kepatuhan pajak

H5 : Sosialisasi pajak memperkuat pengaruh kesadaran pajak terhadap

kepatuhan pajak

H6 : Sosialisasi pajak memperkuat pengaruh sanksi pajak terhadap

kepatuhan pajak

46
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah hubungan klausal,

dimana hubungan yang bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2016). Jadi, di sini ada

variabel independen (variabel yang mempengaruhi) variabel dependen

(variabel yang dipengaruhi). Hubungan klausal bertujuan untuk menguji

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Variabel dependen yang di gunakan adalah kepatuhan wajib pajak, sedangkan

variabel independen yang digunakan adalah pengetahuan pajak, sanksi pajak

dan kesadaran pajak. Serta menggunakan variabel moderasi untuk menguji

hubungan tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel

dependen, yaitu sosialisasi pajak.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti

selanjutnya menentukan populasi yang akan diuji. Menurut Sugiyono

(2016) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan kelompok

orang, kejadian, atau hal dan minat yang ingin peneliti investigasi.

Sedangkan sampel adalah sub-kelompok atau sebagian dari populasi.

Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan

yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitan (Sugiyono,

47
2016). Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang ada di kota

Tangerang Selatan yang bersumber dari data yang terdaftar di kementrian

koperasi dan usaha kecil menengah (umkm.depkop.go.id, 2022).

2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel didefinisikan sebagai proses memilih sejumlah

elemen secukupnya dari populasi, serta penelitian terhadap sempel dan

pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya yang akan membuat kita

dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen

populasi (Sugiyono, 2016). Teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang secara umum terbagi dua yaitu probability

sampling dan non probability sampling (Sugiyono, 2016).

Dalam pengambilan sampel cara probabilitas besarnya peluang atau

probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek diketahui.

Sedangkan dalam pengambilan sampel dengan cara non-probability

besarnya peluang elemen untuk ditentukan sebagai sampel tidak diketahui.

Menurut Sugiyono (2016) desain pengambilan sampel dengan cara

probabilitas jika representasi sampel adalah penting dalam rangka

generalisasi lebih luas. Bila waktu atau faktor lainnya, dan masalah

generalisasi tidak diperlukan, maka cara non-probability biasanya yang

digunakan.

Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non-

probability sampling yang didalamnya dilakukan dengan teknik

convenience sampling. Definisi Convenience sampling adalah sebagai

48
kumpulan informasi dari anggota-anggota populasiyang mudah diperoleh

dan mampu menyediakan informasi tersebut. Dengan demikian siapa saja

yang dapat memberikan informasi baik secara tidak sengaja atau kebetulan

bertemu dengan peneliti, dapat digunakan sebagai sampel, bila dilihat

orang yang memberikan informasi-informasi tersebut cocok sebagai

sumber data (Sugiyono, 2016).

Metode pengambilan sampel yang dilakukan ini bertujuan untuk

memudahkan peneliti dalam memperoleh data serta untuk mengantisipasi

jika tidak diperolehnya data dari para responden yaitu Wajib Pajak

UMKM, dimana UMKM yang dijadikan objek penelitian sudah ada dalam

data departemen koperasi. Selanjutnya sampel juga ditentukan dengan

menggunakan rumus lemeshow, rumus ini digunakan karena jumlah

populasi yang tidak diketahui atau tidak terbatas (infinite population)

(Lemeshow, 1997). Adapun rumus lemeshow sebagai berikut.

𝒁𝟐 𝑷(𝟏−𝑷)
n= 𝒅𝟐

Keterangan:

n : Jumlah anggota sampel


Z : Skor Z pada tingkat kepercayaan 95% = 1,96
P : Maksimal estimasi = 0,5
d : Sampling Error =10 %

Melalui rumus diatas, maka dapat dihitung jumlah sampel yang akan

digunakan adalah sebagai berikut:

𝒁𝟐 𝑷(𝟏−𝑷)
n= 𝒅𝟐

49
𝟏,𝟗𝟔𝟐 .𝟎,𝟓 (𝟏−𝟎,𝟓)
n= 𝟎,𝟏𝟐

n= 96,04 = 100

Berdasarkan jumlah perhitungan di atas, jumlah minimal kelayakan

sampel adalah 96,04, maka utuk mempermudahkan perhitungan jumlah

minimal kelayakan sampel akan ditetapkan sebesar 100 responden.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dalam

bentuk kuesioner. Peneliti juga menggunakan dua cara yaitu penelitian

pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,

peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer).

Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah wajib pajak

UMKM. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner

kepada wajib pajak secara langsung ataupun melalui perantara. Data

primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah

terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari wajib

pajak UMKM di Tangerang Selatan sebagai responden dalam penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator

50
variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan

kepada wajib pajak.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif,

uji kualitas, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran dan menjelaskan mengenai

macam-macam bagian data, meliputi: berapa mean (nilai rata-rata), berapa

nilai tengah atau median nya, varian data, standar deviasi, nilai maksimum,

minimum dan sebagainya (Ghozali, 2018).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuisioner penelitian. Suatu kuisioner penelitian dapat dikatakan

valid jika pertanyaan dalam kuisioner tersebut mampu

menggambarkan dan mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh

kuisioner tersebut. Jadi, dapat disimpulkan uji validitas tersebut yaitu

pengujian untuk mengukur apakah pertanyaan-pertanyaan dalam

kuisioner kita sudah benar menunjukkan yang akan kita ukur

(Ghozali, 2018). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan

Pearson Correlation yaitu dengan menghitung nilai korelasi yang

diperoleh dari nilai dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat. Apabila

51
hasil Pearson Correlation memiliki nilai dibawah 0,05 maka data

yang dihasilkan valid (Ghozali, 2018).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur kuisioner

yang indikator dari variabelnya tersebut bersifat konstruk. Kuisioner

dapat dikatakan reliabel dan andal jika jawaban dari individu tersebut

bersifat konsisten dan stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2018).

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure (pengukuran ulang): Pada kondisi ini

seseorang akan diberikan pertanyaan yang sama dengan kondisi

yang berbeda, apakah orang tersebut akan konsisten dengan

jawaban tersebut.

2) One Shot (pengukuran sekali saja): pengukuran hanya dilakukan

sekali saja dan kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur

reliabilitas tersebut dengan menggunakan uji Cronbach Alpha

(α). Suatu variabel yang bersifat konstruk dapat dikatakan reliabel

jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0.60.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk menguji kelayakan model

penelitian dan melihat apakah adanya pelanggaran uji asumsi klasik

terhadap model penelitian regresi berganda. Karena model penelitian

52
yang baik adalah model yang lulus pengujian asumsi klasik. Dalam

uji asumsi klasik ada tiga asumsi dasar yang menjadi dasar

pengukuran agar tidak dianggap bias, di antaranya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model

regresi tersebut memiliki distribusi dan penyebaran data yang

normal atau tidak. Uji normalitas tersebut diukur dengan

menggunakan One Sample Kolmogorof Smirnof dengan taraf

signifikansi yaitu 0,05 (Ghozali, 2018). Berdasarkan taraf

tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. Jika nilai Sig >0,05, maka distribusi bersifat normal

b. Jika nilai Sig <0,05, maka distribusi bersifat tidak normal

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi tersebut ditemukan adanya hubungan korelasi atau

keterkaitan antara variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya menunjukkan tidak adanya hubungan korelasi antara

variabel independen.

Pengujian ini salah satunya dapat dilihat dari (1) nilai

tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena

53
VIF=1/Tolerance). Jika nilai tolerance value di bawah 0,10 atau

nilai VIF di atas 10, maka terjadi multikolinearitas. Karena

tolerance value tersebut memiliki limit atau batasan nilai >0,10

dan nilai VIF <10.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteokedastisitas merupakan pengujian untuk menguji

apakah dalam model regresi tersebut adanya ketidaksamaan

antara nilai residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya

(nilai eror). Jika adanya kesamaan antara pengamatan satu ke

pengamatan lainnya maka disebut homokedastisitas, sedangkan

jika adanya perbedaan dinamakan heterokedastisitas. Salah satu

cara untuk mendeteksi ada tidaknya hetereokedastisitas yaitu:

• Melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel

dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Cara

melihat ada tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat

ada tidaknya pola pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual yang telah di studentized.

Jika ada pola tertentu seperti titik- titik yang membentuk pola

teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

terindikasi adanya heterokedastisitas. Sedangkan, jika tidak ada pola

yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas

54
4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan pada

analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol atau pun tidak terkontrol

(observasi). Sebuah hasil dapat dikatakan signifikan dalam statistik jika

kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang

kebetulan saja, namun sesuai dengan batas probabilitas yang sudah di

temukan sebelumnya.

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2018).

Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Oleh

karena penelitian ini menggunakan banyak variabel independen, maka

penelitian ini menggunakan adjusted R2 karena lebih tepat untuk

mengukur seberapa jauh dependen di terangkan oleh variabel-variabel

independen. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model. Apabila dalam uji

55
empiris terdapat Adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai Adjusted R2

dianggap bernilai nol.

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2018) uji statistik F menunjukkan apakah semua

variabel independen atau variabel bebas yang ditetapkan dalam

penelitian memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Uji signifikansi F dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi atau nilai alpha 0,05 dengan kriteria penolakan atau

penerimaan hipotesis sebagai berikut:

1) Jika signifikansi ≤ 0,05 berarti semua variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika signifikansi ≥ 0,05 berarti semua variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Selain itu terdapat juga penerimaan hipotesis dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel, sebagai berikut:

1) Jika fhitung ≤ ftabel berarti variabel independen secara bersama-sama

tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika fhitung ≥ ftabel berarti variabel independen secara bersama-sama

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Dalam mengetahui nilai ftabel dengan menghitung rumus ttabel,

selanjutnya melihat hasil rumus tersebut dengan tabel f, rumus

perhitungannya sebagai berikut (Amir et al., 2018):

Df1 = n – 1; Df2 = n-K

56
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2018), uji t digunakan untuk menguji seberapa

jauh pengaruh masing- masing variabel independen yang digunakan

secara individual dalam menjelaskan variabel-variabel dependen. Uji t

dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing

variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan

signifances level sebesar 0,05 atau nilai alpha sebesar 5%. Adapun

penerimaan atau penolakan hipotesis dari uji t berdasarkan kriteria

berikut:

1) Jika signifikansi ≤ 0,05 berarti variabel independen secara individual

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika signifikansi ≥ 0,05 berarti variabel independen secara individual

tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Selain itu terdapat juga penerimaan hipotesis dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel, sebagai berikut:

1) Jika thitung ≤ ttabel berarti variabel independen secara individual tidak

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

3) Jika thitung ≥ ttabel berarti variabel independen secara individual

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Dalam mengetahui nilai ttabel dengan menghitung rumus ttabel,

selanjutnya melihat hasil rumus tersebut dengan tabel t, rumus

perhitungannya sebagai berikut (Amir et al., 2018):

57
Df1 = n – K -1; Df2 = nilai alpha yang digunakan.

5. Uji Regresi Linier Berganda

Penguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan multiple regression

(regresi berganda). Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

beberapa variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Model

regresi dalam penelitian adalah ini sebagai berikut :

KP = α + β1PP + β2S + β3KE + ε

Keterangan :
KP = Variabel Dependen (Kepatuhan Pajak)
α = Konstanta
β1 β2 β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel
PP = Variabel Pengetahuan Pajak
S = Variabel Sanksi Pajak
KE = Variabel Kesadaran Pajak
e = Eror

6. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya variabel moderasi, terdapat dua

metode yang dapat digunakan, yaitu analisis sub-groups (sub kelompok)

dan moderated regression analysis (MRA). Pengujian Moderate Regression

Analysis (MRA) dapat dilihat dengan persamaan berikut :

KP = α + β1PP + β2S + β3KE + β4PP*SP + β5S*SP + β6KE*SP +ε

Keterangan :

KP = Variabel Dependen (Kepatuhan Pajak)


α = Konstanta
β1 β2 β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel
PP = Variabel Pengetahuan Pajak

58
S = Variabel Sanksi Pajak
KE = Variabel Kesadaran Pajak
SP = Variabel Sosialisasi Pajak
PP*SP = variabel interaksi antara pengetahuan pajak dan sosialisasi pajak
yang menggambarkan pengaruh variabel moderasi, sosialisasi pajak
dalam memoderasi pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan
pajak.
S*SP = variabel interaksi antara sanksi pajak dan sosialisasi pajak yang
menggambarkan pengaruh variabel moderasi, sosialisasi pajak
dalam memoderasi pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan pajak.
KE*SP = variabel interaksi antara kesadaran pajak dan sosialisasi pajak yang
menggambarkan pengaruh variabel moderasi, sosialisasi pajak
dalam memoderasi pengaruh kesadaran pajak terhadap kepatuhan
pajak.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya, dalam

penelitian ini memiliki satu variabel dependen dan empat variabel

independen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (variabel independen).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak UMKM

(Y). Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2019). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

pengetahuan wajib pajak (X1), sanksi perpajakan (X2) dan kesadaran pajakan

59
(X3) serta menggunakan variabel moderasi sebagai pengaruh interaksi antara

variabel independen terhadap dependen yaitu sosialisasi perpajakan (M).

1. Pengetahuan Perpajakan (X1)

Pengetahuan perpajakan merupakan proses dimana wajib pajak

mengetahui tentang perpajakan dan mengimplementasikan pengetahuan

tersebut untuk membayar pajak. Menurut Wardani & Rumiyatun (2017)

menyebutkan ada beberapa indikator seseorang memiliki pengetahuan

perpajakan yaitu :

a. Pengetahuan wajib pajak terhadap fungsi pajak.

b. Pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan.

c. Pengetahuan wajib pajak terhadap prosedur perhitungan pajak yang

dibayar.

d. Pengetahuan wajib pajak terhadap pendaftaran sebagai wajib pajak.

e. Pengetahuan wajib pajak terhadap mekanisme pembayaran.

2. Sanksi Pajak (X2)

Sanksi pajak merupakan pengenaan bagi wajib pajak yang tidak

penyampaikan SPT tepat waktu sesuai dalam jangka waktu penyampaian

SPT atau batas waktu perpanjangan surat pemberitahuan. Menurut Tyasari

& Setiyowati (2021) menyebutkan ada beberapa indikator mengenai sanksi

pajak telah diterapkan dengan baik oleh petugas pajak terhadap pelanggar

pajak. Pemerintah telah berlaku adil kepada setiap orang yang melakukan

pelanggaran pajak keterlambatan pelaporan maupun pembayaran akan

60
dikenakan sanksi (denda). Sanksi pidana dan sanksi administrasi yang

dikenakan bagi pelanggar aturan pajak memberatkan.

3. Kesadaran Perpajakan

Kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi dimana Wajib Pajak

mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang

berlaku serta memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi

kewajiban pajaknya sesuai Undang- Undang perpajakan. Menurut Oktavia

et al. (2017) ada beberapa indikator kesadaran pajak yaitu:

a. Wajib Pajak mengerti dan memahami pajak.

b. Wajib Pajak sadar akan fungsi pajak

c. Wajib Pajak mengetahui tujuan dari pembayaran pajak

4. Sosialisasi Perpajakan (M)

Sosialisasi pajak ialah upaya memberikan pembinaan, informasi, dan

pengertian kepada masyarakat/wajib pajak mengenai segala sesuatu

peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam hal ini sosialisasi pajak

mengenai penerapan peraturan perpajakan bagi UMKM yang dilakukan

oleh DJP. Menurut Wardani & Wati (2018) ada beberapa indikator

kesadaran sosialisasi pajak yaitu:

a. Tatacara sosialisasi pajak.

b. Frekuensi sosialisasi pajak.

c. Kejelasan sosialisasi pajak yang diberikan Petugas pajak.

61
5. Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Kepatuhan wajib pajak dapat diartikan sebagai keadaan dimana wajib

pajak taat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya atau tidak

menyimpang dari peraturan perpajakan yang berlaku. Menurut Hartini &

Sopian (2018) menyebutkan ada beberapa indikator seseorang memiliki

kepatuhan yaitu antara lain:

a. Pendaftaran sebagai Wajib Pajak.

b. Tepat waktu dalam melaporkan SPT.

c. Tepat waktu dalam membayarkan pajaknya.

d. Mengisi SPT dengan jujur sesuai dengan kondisi wajib pajak yang

sebenarnya.

e. Melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam pelaporan SPT.

f. Menghitung pajak terutang dengan benar.

Tabel 3.1
Operasional Variabel
Butir
Variabel Dimensi Indikator
Pertanyaan
Pengetahuan wajib
pajak terhadap fungsi 1
pajak.
Pengetahuan wajib
Pengetahuan
pajak terhadap 2,3
Pajak Pengetahuan peraturan perpajakan.
(X1) perpajakan
Sumber: mengenai Pengetahuan wajib
Wardani & tata cara pajak terhadap
4,5
Rumiyatun membayar pajak prosedur perhitungan
(2017) pajak yang dibayar.
Pengetahuan wajib
pajak terhadap
6
mekanisme
pembayaran.

62
Pengetahuan wajib
pajak terhadap
7
pendaftaran sebagai
wajib pajak.
Sanksi Pajak
(X2) Sanksi Sanksi Administrasi 8,9, 10
Sumber: Administrasi
Tyasari & dan Sanksi Pidana Sanksi Pidana 11,12,13,14
Setiyowati (2021)
Butir
Variabel Dimensi Indikator
Pertanyaan
Wajib Pajak mengerti
15,16,17
Kesadaran Pajak dan memahami pajak.
Keadaan mengerti
(X3) Wajib Pajak sadar
dan memahami 18,19
Sumber: akan fungsi pajak
hukum/peraturan
Oktavia et al.
perpajakan Wajib Pajak
(2017)
mengetahui tujuan dari 20,21
pembayaran pajak
Wajib Pajak mengerti
15,16,17
Kesadaran Pajak dan memahami pajak.
Keadaan mengerti
(X3) Wajib Pajak sadar
dan memahami 18,19
Sumber: akan fungsi pajak
hukum/peraturan
Oktavia et al.
perpajakan Wajib Pajak
(2017)
mengetahui tujuan dari 20,21
pembayaran pajak
Tatacara sosialisasi
22,23,24
Sosialisasi Pajak Sosialiasi pajak.
(Z) Langsung Frekuensi sosialisasi
Sumber: dan Sosialisasi 25,26
pajak.
Wardani & Wati Tidak
(2018) Langsung Kejelasan sosialisasi
pajak yang diberikan 27,28
Petugas pajak.
Pendaftaran sebagai
Wajib Pajak. 29
Kepatuhan Pajak
(Y)
Sumber: Kepatuhan Formal Tepat waktu dalam 30
melaporkan SPT.
Hartini & Sopian
(2018) Tepat waktu dalam
membayarkan 31,32
pajaknya.

63
Mengisi SPT dengan
sesuai dengan kondisi
33
pajak yang
sebenarnya.
Melengkapi data-data
Kepatuhan yang dibutuhkan
Material 34
dalam pelaporan SPT.

Menghitung pajak
35
terutang dengan benar.

F. Teknik skoring

Alat ukur penelitian ini menggunakan skala interval (likert) 1 sampai

dengan 7 digunakan untuk mengukur pengetahuan perpajakan, sanksi

perpajakan, kesadaran perpajakan, sosialisasi perpajakan dan kepatuhan

Wajib Pajak pada tiap item. Menurut Munshi (2014 skala interval (likert) poin

1-7 ini dapat meminimalisir kesalahan pengurukuran dan lebih presisi. Setiap

skala menjelaskan intensitas dalam tiap pernyataan, yaitu dari skala “Sangat

Setuju Sekali (Sss)”, “Sangat Setuju (Ss)”, “Setuju (S)”, “ Agak Setuju (As)”,

“ Agak Tidak Setuju (Ats)”, “Tidak Setuju (Ts)” dan “Sangat Tidak Setuju

(Sts)”. Setiap item diberi skor yaitu dimulai dari skor 1 untuk pilihan “Sangat

Setuju Sekali (Sss)” hingga skor 7 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (Sts)”.

64
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak UMKM di Kota Tangerang

Selatan. Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjadi responden dalam penelitian

ini merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah memiliki NPWP. Dalam

penelitian ini, data dikumpulkan dengan cara penyebaran kuesioner melalui

google form yang disebar via aplikasi Whats-App, Instagram, dan LinkedIn.

Gambaran mengenai data sampel penelitian disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah kuesioner yang 142 100%
kembali
2 Jumlah kuesioner yang 0 0%
tidak kembali
3 Jumlah kuesioner yang 0 0%
tidak dapat diolah
4 Jumlah kuesioner yang 142 100%
dapat diolah
Sumber: data primer yang diolah, 2022

Kuesioner yang kembali berjumlah 142 lembar. Kuesioner yang tidak dapat

kuesioner yang dapat diolah sebanyak 142 responden atau 100%.

B. Deskripsi Indentitas Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dari presentase

jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, bidang usaha, status pernikahan,

65
penghasilan perbulan dan jumlah tanggungan. Data mengenai karakteristik

responden disajikan dalam tabel berikut:

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel akan menggambarkan deskripsi responden berdasarkan jenis

kelamin.

Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pria 66 46.5 46.5 46.5
Wanita 76 53.5 53.5 100.0
Total 142 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden didominasi oleh jenis

kelamin pria sebesar 66 orang atau sekitar 46,5%, serta untuk jenis kelamin

wnita ada sekitar 76 orang atau 53,5%.

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Pada tabel akan menggambarkan deskripsi responden berdasarkan

usia.

Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 20 - 25 Tahun 19 13.4 13.4 13.4
26 - 30 Tahun 1 .7 .7 14.1
31 - 35 Tahun 45 31.7 31.7 45.8
36 - 40 Tahun 66 46.5 46.5 92.3
> 40 Tahun 11 7.7 7.7 100.0
Total 142 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

66
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sekitar 19 orang atau sekitar

13,4% responden berusia 20 sampai dengan 25 tahun, untuk usia 26 sampai

dengan 30 tahun terdapat 1 orang atau 0,7%, usia 31 sampai 35 tahun ada

sekitar 45 orang atau setara dengan 31,7% serta untuk usia 36 sampai 40

tahun berjumlah 66 orang atau sekitar 46,5% dan untuk responden yang

berusia > 40 tahun ada sekitar 11 orang atau 7,7%.

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pada tabel ini akan menjelaskan deskripsi responden berdasarkan

pendidikan terakhir.

Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMA 40 28.2 28.2 28.2
D3 1 .7 .7 28.9
S1 98 69.0 69.0 97.9
S2 2 1.4 1.4 99.3
S3 1 .7 .7 100.0
Total 142 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa ada 40 responden atau sekitar

28,2% yang pendidikan terakhirnya SMA dan setaranya. Pada pendidikan

terakhir diploma terdapat 1 orang dengan presentase 0,7% dan untuk sarjana

berjumlah 98 orang atau sekitar 69,0%. Serta untuk pendidikan terakhirnya

magister berjumlah 2 orang dengan presentase 1,4% dan untuk doktor

berjumlah 1 orang dengan presentase 0,7%.

67
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Pada tabel ini akan menjelaskan deskripsi responden berdasarkan

status perkawinan.

Tabel 4.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Menikah 118 83.1 83.1 83.1
Lajang 20 14.1 14.1 97.2
Duda/Janda 4 2.8 2.8 100.0
Total 142 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa status perkawinan oleh

responden yang sudah menikah berjumlah 118 orang atau sekitar 83,1%,

untuk selanjutnya ada sekitar 20 orang atau 14,1% responden yang masih

lajang dan untuk responden yang menduda atau menjanda sebanyak 4

orang atau 2,8%. Penelitian ini didominasi oleh responden yang telah

menikah dikarenakan, ketika sudah menikah peran dalam kehidupan pun

bertambah seperti menjadi seorang suami/istri, dan ayah/ibu. Begitu pera

dikehidupan menambah maka pengeluaran juga ikut menambah, sehingga

akan menjadi pertimbangan untuk membayar pajak.

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Usaha

Pada tabel ini akan menjelaskan deskripsi responden berdasarkan

pekerjaan dalam bentuk distribusi frekuensi. Dekripsi ini terdiri dari

kuliner, dagang, industri, otomotif, jasa dan bidang usaha lainnya yang tidak

ada dalam kolom kuesioner.

68
Tabel 4.6
Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Usaha
Bidang Usaha
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kuliner 50 35.2 35.2 35.2
Dagang 32 22.5 22.5 57.7
Industri 25 17.6 17.6 75.4
Otomotif 6 4.2 4.2 79.6
Jasa 28 19.7 19.7 99.3
Lainnya 1 .7 .7 100.0
Total 142 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa bidang usaha responden

mayoritas usaha kuliner, karena ada 50 orang atau sekitar 35,2%. Untuk

responden yang usahanya dagang ada 32 orang atau 22,5%. Sedangkan

untuk responden yang memiliki usaha industri terdapat 25 orang atau 17,6%

serta untuk usaha otomotif terdapat 6 orang atau 4,2%. Pada responden

dengan usaha di bidang jasa terdapat 28 orang atau 19,7% dan untuk

responden di bidang usaha lainnya terdapat 1 orang atau 0,7%.

6. Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan Sebulan

Pada tabel ini akan menjelaskan deskripsi responden berdasarkan

penghasilan sebulan.

Tabel 4.7
Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan Sebulan
Penghasilan Sebulan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 5 Juta 11 7.7 7.7 7.7
6 - 10 Juta 106 74.6 74.6 82.4
11 - 20 Juta 10 7.0 7.0 89.4
21 - 30 Juta 8 5.6 5.6 95.1
> 30 Juta 7 4.9 4.9 100.0
Total 142 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
69
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa penghasilan responden

didominasi oleh responden yang berpenghasilan <5 juta /bulan berjumlah

11 orang atau sekitar 7,7%, untuk selanjutnya ada sekitar 106 orang atau

74,6% responden yang berpenghasilan 6 – 10 juta/bulan. Adapun responden

yang berpenghasilan 11 – 20 juta /bulan berjumlah 10 atau sekitar 7,0%

serta responden yang berpenghasilan 21 - 30 juta /bulan berjumlah 8 atau

sekitar 5,6%. Sisanya sebanyak 7 orang atau 4,9% merupakan responden

dengan penghasilan lebih dari 30 juta.

7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Pada tabel ini akan menjelaskan deskripsi responden berdasarkan

jumlah tanggungan.

Tabel 4.8
Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Jumlah Tanggungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 Orang 5 3.5 3.5 3.5
2 Orang 87 61.3 61.3 64.8
3 Orang 25 17.6 17.6 82.4
4 Orang 21 14.8 14.8 97.2
5 Orang 3 2.1 2.1 99.3
6 Orang 1 .7 .7 100.0
Total 142 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden yang memiliki jumlah

tanggungan sebesar 1 orang berjumlah 5 orang atau sekitar 3,5%, untuk

selanjutnya ada sekitar 87 orang atau 61,3% responden yang memiliki

tanggungan 2 orang. Jumlah tanggungan sebanyak 3 orang dimiliki oleh 25

responden atau setara dengan 17,6% serta ada pula jumlah tanggungan 4

70
orang sebanyak 21 responden atau setara dengan 14,8%. Adapun sisanya

sebanyak 3 orang atau 2,1% responden yang memiliki tanggungan 5 orang

dan untuk yang jumlah tanggungan 6 terdapat sebanyak 1 orang atau 0,7%.

C. Temuan Dan Hasil Penelitian

1. Hasil Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini yang menguji tentang pengaruh pengetahuan pajak,

sanksi pajak dan kesadaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dengan

dimoderasi oleh sosialisasi pajak yang diuji dengan menggunakan statistik

deskriptif, dan mendapatkan hasil seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TKP 142 35 42 38.09 2.418
TPP 142 35 44 38.14 2.327
TS 142 35 44 38.80 2.219
TKE 142 35 43 38.85 1.674
TSP 142 35 43 38.00 2.022
Valid N (listwise) 142
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Pada tabel 4.8 menjelaskan bahwa variabel kepatuhan wajib pajak

jawaban terkecil (minimum) responden sebesar 35, jawaban terbesar

(maximum) responden sebesar 42 dengan rata-rata keseluruhan jawaban

responden yaitu 38,09 dan untuk standar deviasi sebesar 2,418. Variabel

pengetahuan pajak memiliki jawaban terkecil (minimum) sebesar 35, dan

untuk jawaban terbesarnya (maximum) sebesar 44 dari rata-rata jawaban

38,14 serta untuk standar deviasi dari pengetahuan pajak ini sebesar 2,327.

Selanjutnya, untuk variabel sanksi pajak memiliki nilai terkecil sebesar 35

71
dan terbesar sebesar 44 dengan rata-rata 38,80 serta standar deviasi 2,219.

Variabel kesadaran pajak dijelaskan pada tabel tersebut memiliki jawaban

terkecil sebesar 35, dan untuk jawaban terbesar (maximum) 43 dari rata-rata

jawaban sebesar 38,85 serta 1,674 untuk standar deviasinya. Pada variabel

sosialisasi pajak nilai minimum sebesar 35 dan maksimum sebesar 43 dari

total rata-rata jawaban sebesar 38,00 dan 2,022 untuk standar deviasi.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif yang telah dijelaskan bahwa

semakin besar nilai standar deviasi suatu data maka semakin besar jarak

setiap titik data dengan nilai rata-rata (Ghozali, 2018). Maka dapat

disimpulkan bahwa semakin kecil standar deviasi, maka data yang

dihasilkan semakin bagus karena berarti data tersebut mendekati nilai rata-

rata hitungnya. Apabila nilai standar deviasi lebih besar daripada nilai rata-

rata (mean) maka nilai rata-rata tersebut akan menjelaskan keberadaan data

yang buruk. Sedangkan jika nilai standar deviasi jauh lebih kecil

dibandingkan nilai mean, maka nilai rata-rata (mean) tersebut dapat

digunakan untuk merepresentasikan keseluruhan data dari penelitian ini.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu indikator pertanyaan pada kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk menjelaskan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam menentukan valid atau

tidaknya suatu kuesioner dapat dilakukan dengan menggunakan Pearson

72
Correlation, dan hasil dari uji signifikansi koefisien korelasi tersebut

memiliki nilai taraf signifikansi 0,05 yang berarti item tersebut dianggap

valid (Ghozali, 2018). Pada tabel berikut akan menggambarkan nilai

validitas dari semua butir pertanyaan yang ada pada variabel

pengetahuan pajak, sanksi pajak, kesadaran pajak, sosialisasi pajak dan

kepatuhan pajak dengan 142 responden pada penelitian ini.

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Pajak
Nomor
Pearson r Sig. 2
Butir Keterangan
Correlation tabel (Tailed)
Pertanyaan
PP1 0,353 0,164 0,000 Valid
PP2 0,285 0,164 0,001 Valid
PP3 0,383 0,164 0,000 Valid
PP4 0,433 0,164 0,000 Valid
PP5 0,389 0,164 0,000 Valid
PP6 0,431 0,164 0,000 Valid
PP7 0,429 0,164 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada

variabel pengetahuan pajak dinyatakan valid untuk semua pertanyaan,

karena memiliki nilai sig < 0,05 dan rhitung / pearson correlation > rtabel.

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Sanksi Pajak
Nomor
Pearson r Sig. 2
Butir Keterangan
Correlation tabel (Tailed)
Pertanyaan
S1 0,457 0,164 0,000 Valid
S2 0,429 0,164 0,000 Valid
S3 0,382 0,164 0,000 Valid
S4 0,345 0,164 0,000 Valid
S5 0,397 0,164 0,000 Valid
S6 0,259 0,164 0,002 Valid
S7 0,218 0,164 0,009 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

73
Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada

variabel sanksi pajak dinyatakan valid untuk semua pertanyaan, karena

memiliki nilai sig < 0,05 dan rhitung / pearson correlation > rtabel.

Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Kesadaran Pajak
Nomor
Pearson r Sig. 2
Butir Keterangan
Correlation tabel (Tailed)
Pertanyaan
KE1 0,271 0,164 0,001 Valid
KE2 0,480 0,164 0,000 Valid
KE3 0,401 0,164 0,000 Valid
KE4 0,380 0,164 0,000 Valid
KE5 0,230 0,164 0,006 Valid
KE6 0,180 0,164 0,032 Valid
KE7 0,260 0,164 0,002 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada

variabel kesadaran pajak dinyatakan valid untuk semua pertanyaan,

karena memiliki nilai sig < 0,05 dan rhitung / pearson correlation > rtabel.

Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Sosialisasi Pajak
Nomor
Pearson r Sig. 2
Butir Keterangan
Correlation tabel (Tailed)
Pertanyaan
SP1 0,296 0,164 0,001 Valid
SP2 0,249 0,164 0,000 Valid
SP3 0,388 0,164 0,000 Valid
SP4 0,316 0,164 0,000 Valid
SP5 0,429 0,164 0,006 Valid
SP6 0,331 0,164 0,032 Valid
SP7 0,502 0,164 0,002 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada

variabel sosialisasi pajak dinyatakan valid untuk semua pertanyaan,

karena memiliki nilai sig < 0,05 dan rhitung / pearson correlation > rtabel.
74
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Kepatuhan Pajak
Nomor
Pearson r Sig. 2
Butir Keterangan
Correlation tabel (Tailed)
Pertanyaan
KP1 0,403 0,164 0,001 Valid
KP2 0,419 0,164 0,000 Valid
KP3 0,449 0,164 0,000 Valid
KP4 0,325 0,164 0,000 Valid
KP5 0,475 0,164 0,006 Valid
KP6 0,409 0,164 0,032 Valid
KP7 0,316 0,164 0,002 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada

variabel kepatuhan pajak dinyatakan valid untuk semua pertanyaan,

karena memiliki nilai sig < 0,05 dan rhitung / pearson correlation > rtabel.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ada uji yang dilakukan untuk mengukur suatu

kuesioner apakah kuesioner tersebut reliabel atau tidak. Reliabilitas itu

sendiri merupakan kekonsistenan atas jawaban responden terhadap

pertanyaan yang diberikan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau tidak

jika hasil dari uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha (α)

bernilai >0,70 (Ghozali, 2018). Pada tabel di bawah ini merupakan hasil

dari uji reliabilitas.

Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Pengetahuan Pajak 0,650 Reliabel
Sanksi Pajak 0,622 Reliabel
Kesadaran Pajak 0,623 Reliabel
Sosialisasi Pajak 0,644 Reliabel
Kepatuhan Pajak 0,663 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

75
Tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa hasil dari uji reliabilitas dilihat

dari nilai Cronbach’s Alpha atas variabel pengetahuan pajak bernilai

0,650, variabel sanksi pajak 0,622, variabel kesadaran pajak sebesar

0,623, variabel sosialisasi pajak 0,644 dan variabel kepatuhan pajak

sebesar 0,663. Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap 5 variabel

tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini

reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil ini

menunjukkan bahwa setiap pertanyaan dari masing-masing variabel

yang diberikan kepada responden memiliki hasil yang konsisten, yang

berarti jika responden diberikan pertanyaan yang sama akan memperolah

jawaban yang sama pula.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas adalah pengujian yang dilakukan untuk

menentukan apakah model dari regresi tersebut memiliki adanya

korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik yaitu tidak

terjadinya korelasi antara variabel independennya. Untuk mengetahui

ada atau tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi biasanya

dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, yaitu variance inflation

factor (VIF). Kedua ukuran ini dapat menunjukkan setiap variabel

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai

tolerance itu sendiri untuk mengukur variabilitas variabel independen

yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

76
Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi

(karena VIF=1/Tolerance). Nilai umum yang biasa digunakan untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas yaitu jika nilai Tolerance 10

(Ghozali, 2018).

Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Variable Tolerance VIF
Pengetahuan Pajak .532 1.881
Sanksi Pajak .557 1.794
Kesadaran Pajak .793 1.261
Sosialisasi Pajak .975 1.025
a. Dependent Variable: Kepatuhan Pajak
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance

dari masing-masing variabel bernilai lebih dari 0,10 dan begitupun

dengan nilai VIF yang kurang dari 10. Tabel tersebut menjelaskan

bahwa nilai tolerance atas variabel pengetahuan pajak sebesar 0,532.

sanksi pajak sebesatr 0,557, kesadaran pajak sebesar 0,793, dan

sosialisasi pajak 0,975 serta nilai VIF atas masing-masing variabel

berturut-turut menunjukkan nilai sebesar 1.881, 1.794, 1.261, dan 1.025.

Berdasarkan penjelasan hasil pengujian multikolonieritas di atas dapat

disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak memiliki masalah

dalam multikolonieritas yang berarti bahwa data dalam penelitian ini

tidak terjadi adanya korelasi di antara variabel independen nya yang

berarti data dalam penelitian ini merupakan data yang baik dan layak

untuk digunakan.

77
b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang

normal. Secara sederhana uji normalitas ini digunakan untuk menguji

apakah data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara

normal (Ghozali, 2018).

Tabel 4.17
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 142
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation
1.78537621
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .059
Negative -.066
Test Statistic .066
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.17, diketahui bahwa nilai uji signifikansi data

sebesar 0,200 yang menunjukkan bahwa angka tersebut lebih besar dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini

terdistribusi secara normal.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah ada ketidaksamaan

varian residual dalam suatu pengamatan. Pengujian heterokedastisitas

78
pada penelitian ini menggunakan uji spearman rho, hasil uji glejser

dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18
Hasil Uji Heterokedastisitas
Correlations
TPP TS TKE TSP UnRes
TPP Correlation Coefficient 1.000 .572** -.273**
Spearman's rho

-.112 .136
Sig. (2-tailed) . .000 .001 .185 .106
N 142 142 142 142 142
TS Correlation Coefficient **
.572 1.000 .111 -.138 .124
Sig. (2-tailed) .000 . .187 .100 .142
N 142 142 142 142 142
TKE Correlation Coefficient **
-.273 .111 1.000 .034 -.011
Sig. (2-tailed) .001 .187 . .688 .896
N 142 142 142 142 142
TSP Correlation Coefficient -.112 -.138 .034 1.000 -.007
Sig. (2-tailed) .185 .100 .688 . .939
N 142 142 142 142 142
UnRes Correlation Coefficient .136 .124 -.011 -.007 1.000
Sig. (2-tailed) .106 .142 .896 .939 .
N 142 142 142 142 142
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa pengetahuan pajak memiliki

nilai signifikansi 0,106. Sanksi pajak memiliki nilai signifikansi sebesar

0,142 dan kesadaran pajak memiliki nilai signifikansi sebesar 0,896,

serta pada sosialisasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,939.

Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai

signifikansi lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada satupun variabel yang

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai

79
unstandardized residual. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

tidak mengandung adanya heteroskedastitas.

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis

yang menyatakan bahwa pengetahuan pajak, sanksi pajak dan sosialisasi

pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan analisis

regresi berganda yang berguna mengetahui pengaruh variabel independent

dan variabel dependen secara parsial.

a. Hasil Uji Regresi Berganda

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square)

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen. Pada tabel akan disajikan hasil uji koefisien determinasi

(Adjusted- R Square) pada penelitian ini.

Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square)
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .669a .448 .436 1.81631
a. Predictors: (Constant), TKE, TS, TPP
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa variabel kepatuhan wajib

pajak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya, seperti pengetahuan

pajak, sanksi pajak, kesadaran pajak dan sosialisasi sebesar 0,436


80
atau sekitar 43,6%. Sedangkan sisanya sebesar 56,4% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini,

seperti tarif pajak, persepsi wajib pajak dan lain sebagainya.

2) Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah model yang

digunakan pada penelitian ini sudah signifikan. Apabila nilai

signifikansi < 0,05, maka model ini dapat dinyatakan signifikan.

Tabel ini menyajikan hasil uji statistik F pada penelitian ini.

Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 369.359 3 123.120 37.320 .000b
Residual 455.261 138 3.299
Total 824.620 141
a. Dependent Variable: TKP
b. Predictors: (Constant), TKE, TS, TPP
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung

sebesar 9,774 dengan probabilitas 0,000. Diketahui F tabel sebesar 2,67

dengan rumus Df1: K-1; Df2: n – K (Df1: 4-1=3; Df2: 142-4= 138).

Berdasarkan hal tersebut dapat diinterpretasikan F hitung > F (9,77 >

2,67) dan nilai sig. < 0,05, maka model regresi ini dapat digunakan

untuk memprediksi kepatuhan wajib pajak. Dapat dikatakan bahwa

pengetahuan pajak, sanksi pajak, kesadaran pajak dan sosialisasi pajak

secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

81
3) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen/penjelas yang secara individu

dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Apabila nilai

signifikansi variabel dependen nya (Ghozali, 2018). Berikut hasil uji

statistik t yang disajikan pada tabel 4.21.

Tabel 4.21
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11.137 5.078 2.193 .030
TPP .679 .090 .654 7.537 .000
TS .028 .092 .026 .304 .762
TKE -.001 .103 -.001 -.008 .993
a. Dependent Variable: TKP
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Dari Tabel 4.20 diatas, maka dapat diketahui hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen secara parsial atau

sendiri-sendiri, dengan nilai alpha sebesar 0,05 dan nilai t tabel sebesar

1.96 (df = 142 – 4 – 1; 0,05), berikut penjelasnnya:

1. Variabel Pengetahuan Pajak (Sig = 0,000, thitung = 7,537)

Nilai Sig (0,000 < 0,05)

t hitung (7,537 > 1,96)

Artinya, hipotesis tidak ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa koefisien variabel pengetahuan pajak (X1) secara parsial

82
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepatuhan wajib

pajak.

2. Variabel Sanksi Pajak (Sig = 0,762, thitung = 0,304)

Nilai Sig (0,762 > 0,05)

t hitung (0,304 < 1,96)

Artinya, hipotesis ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

koefisien variabel sanksi pajak (X2) secara parsial tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak.

3. Variabel Kesadaran Pajak (Sig = 0,993, thitung = 0,008)

Nilai Sig (0,993 > 0,05)

t hitung (0,008 < 1,96)

Artinya, hipotesis ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

koefisien variabel kesadaran pajak (X3) secara parsial tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepatuhan wajib

pajak.

Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

KP = 11,137 α + 0,679 PP + 0,028 S - 0,001 KE

α = 11,137 artinya, jika tidak ada perubahan pada pengetahuan pajak,


sanksi pajak dan kesadaran pajak yang termasuk dalam variabel bebas
maka nilai kepatuhan wajib pajak 11,137 sebagai nilai konstan untuk
variabel terikat.
PP = 0,679 artinya, setiap penambahan pengetahuan pajak akan
mempengaruhi peningkatan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,679.
S = 0,028 artinya, setiap penambahan sanksi pajak akan mempengaruhi
83
peningkatan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,028.
KE = -0,001 artinya, setiap penambahan kesadaran pajak akan
mempengaruhi penurunan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,001.
e = Error

4. Uji Moderate Regression Analysis (MRA)

Uji interaksi atau sering disebut Moderated Regression Analysis (MRA)

merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam

persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih

independen) yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel moderasi

akan memperkuat atau memperlemah pengaruh antara variabel independen

dan variabel dependen (Ghozali, 2018). Berikut hasil uji MRA yang

disajikan pada tabel 4.22.

Tabel 4.22
Hasil Uji Moderate Regression Analysis (MRA)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.759 2.734 10.519 .000
M1 .013 .002 .595 5.964 .000
M2 .002 .003 .082 .730 .467
M3 -.008 .002 -.348 -4.333 .000
a. Dependent Variable: TKP
Sumber : Data yang diolah, 2022

Dari Tabel 4.22 diatas, maka dapat diketahui apakah sosialisasi pajak

dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen, dengan nilai alpha sebesar 0,05 dan nilai t tabel

sebesar 1.96 (df = 142 – 4 – 1; 0,05), berikut penjelasnnya:

84
1. Interaksi Pengetahuan Pajak dimoderasi oleh Sosialisasi Pajak

(Sig = 0,000 & thitung = 5,964)

Nilai Sig (0,000 < 0.05)

Nilai thitung (5,964 > 1,96)

Berdasarkan perbandingan dari nilai sig dengan nilai alpha serta

thitung dengan ttabel dapat diinterpretasikan bahwa sosialisasi pajak

mampu memoderasi pengaruh pengetahuan pajak terhadap keparuhan

pajak. Notasi positif menunjukan bahwa sosialisasi pajak memperkuat

pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak.

2. Interaksi Sanksi Pajak dimoderasi oleh Sosialisasi Pajak

(Sig = 0,467 & thitung = 0,730)

Nilai Sig (0,467 > 0.05)

Nilai thitung (0,730 < 1,96)

Berdasarkan perbandingan dari nilai sig dengan nilai alpha serta

thitung dengan ttabel dapat diinterpretasikan bahwa sosialisasi pajak tidak

mampu memoderasi pengaruh sanksi pajak terhadap keparuhan pajak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak dan H0 diterima.

3. Interaksi Kesadaran Pajak dimoderasi oleh Sosialisasi Pajak

(Sig = 0,000 & thitung = 4,333)

Nilai Sig (0,000 < 0.05)

Nilai thitung (4,333 > 1,96)

85
Berdasarkan perbandingan dari nilai sig dengan nilai alpha serta

thitung dengan ttabel dapat diinterpretasikan bahwa sosialisasi pajak

mampu memoderasi pengaruh kesadaran pajak terhadap kepatuhan

pajak. Notasi negatif menunjukan bahwa sosialisasi pajak

memperlemah pengaruh kesadaran pajak terhadap kepatuhan pajak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa H6 ditolak dan H0 diterima.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel menunjukkan bahwa variabel

pengetahuan pajak memiliki nilai signifikan 0,000. Hal ini berarti bahwa

hipotesis pertama (H1) tidak ditolak atau dapat dinyatakan terdapat

pengaruh secara parsial pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak,

karena nilai thitung yang dihasilkan lebih dari ttabel yaitu 1.96. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mumu et al. (2020) dan

Wujarso et al. (2016) menyatakan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Sejalan juga dengan

penelitian yang dilakukan oleh Perdana & Dwirandra (2020) dan Sabila &

Furqon (2020) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif

pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Perbedaan

hasil penelitian-penelitian sebelumnya kemungkinan besar, karena adanya

perbedaan riwayat pendidikan terakhir responden penelitian serta lokasi

penelitian yang berbeda dari penelitian ini.

86
Tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani &

Rumiyatun (2017) yang menyatakan bahwa tidak terbukti hubungan antara

pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, dikarenakan wajib

pajak belum memahami peraturan perpajakan tentang ketentuan umum dan

tata cara perpajakan yang sudah dibuat oleh Pemerintah. Selain itu

kurangnya sosialisasi akan pengetahuan pajak bagi para wajib pajak.

Perbedaan hasil penelitian ini dikarenakan terdapat perbedaan pada wilayah

penelitian, dimana tiap daerah atau wilayah memiliki pasar dengan daya

beli dan perilaku yang berbeda. Hal ini menyebabkan perbedaan omset atau

penghasilan yang diperoleh untuk dibebankan biaya pajaknya.

Berdasarkan Theory of Planned Behaviour (TPB) pengetahuan dan

pemahaman menjadi alasan wajib pajak untuk patuh akan aturan

perpajakan, dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik akan

menimbulkan sikap dalam berperilaku karena memahami dampak dari

tindakan yang dilakukan. Hal tersebut juga sejalan dengan teori prospek, di

mana dalam hal ini wajib pajak merasakan keuntungan dengan apa yang

diberikan pemerintah dari pajak yang bayarkan olehnya. Pengetahuan dan

pemahaman akan peraturan perpajakan merupakan proses dimana wajib

pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengimplementasikannya dalam

kewajiban membayar pajak, serta paham mengenai Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan (KUP) yang meliputi bagaimana melakukan

pembayaran pajak, tempat pembayaran, batas waktu pembayaran denda dan

pelaporan SPT.

87
2. Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel menunjukkan bahwa variabel

sanksi pajak memiliki nilai signifikan 0,762. Hal ini berarti bahwa

penelitian ini t hipotesis kedua (H2) ditolak atau dapat dinyatakan tidak

terdapat pengaruh secara parsial sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak, karena nilai thitung yang dihasilkan kurang dari ttabel yaitu 1,96. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh yang

menyatakan bahwa sanksi pajak dengan kepatuhan wajib pajak tidak

terdapat pengaruh yang signifikan. Tetapi tidak sejalan pada penelitian

Kesaulya & Pesireron (2019), Mumu et al. (2020) dan Sabila & Furqon

(2020) yang menyebutkan bahwa sanksi pajak memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Tinggi sanksi perpajakan

maka akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban pajak kendaraan bermotornya.

Tidak berpengaruhnya sanksi pajak terhadap kepatuhan pajak,

dikarenakan sanksi perpajakan masih belum dapat membuat wajib pajak

patuh untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal ini dapat terjadi

karena pemahaman wajib pajak yang minim mengenai sanksi perpajakan.

Pemberian sanksi yang memberatkan wajib pajak bertujuan untuk memberi

efek jera sehingga tercipta kepatuhan pajak namun kenyataan dengan sanksi

yang diberikan tidak memberikan efek jera kepada wajib pajak sehingga

masih banyak wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban

perpajakannya. Hasil penelitian ini juga memungkinkan sejalan dengan

88
teori keadilan bahwa intensi ketidakpatuhan pajak, dikarenakan wajib pajak

merasa ketidakadilan akan kewajiban pajak yang telah dituntaskannya. Hal

tersebut didasari dua asumsi, pertama wajib pajak merasakan bahwa tarif

atau kebijakan pajak yang dikenakan atas pajak terutangnya tidak sesuai

dengan harapany. Kedua, fasilitas yang diberikan pemerintah dari hasil

pengelolaan pajak kurang optimal.

Berdasarkan Theory of Planned Behaviour (TPB) sanksi merupakan

salah satu faktor yang dapat mengontrol untuk tidak terjadinya perilaku

yang menyimpang, karena terkait dengan control beliefs yang

menghasilkan perceived behavioral control dimana jika wajib pajak tidak

patuh maka akan memperoleh sanksi dan sanksi tersebut tidak berada di

bawah kendali wajib pajak. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan atau norma

perpajakan akan dipatuhi, dengan kata lain sanksi pajak sebagai alat

pencegah agar wajib pajak tidak melanggar aturan perpajakan. Hal ini juga

sejalan dengan hasil penelitian ini karena sanksi hanya sebagai alat

preventif, maka dapat dikatakan bahwa sanksi pajak di Indonesia masih

kurang memberikan efek jera.

3. Pengaruh Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel menunjukkan bahwa variabel

pengetahuan pajak memiliki nilai signifikan 0,993. Hal ini berarti bahwa

hipotesis ketiga (H3) ditolak atau dapat dinyatakan tidak terdapat

pengaruh secara parsial pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak,

89
karena nilai thitung yang dihasilkan lebih dari ttabel yaitu 1.96. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartini & Sopian (2018)

dan Kesaulya & Pesireron (2019) yang menyatakan bahwa kesadaran pajak

tidak berpengaruh kepatuhan pajak. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nainggolan & Patimah (2019), Perdana & Dwirandra

(2020) dan Sari & Saryadi (2019), mereka menyatakan bahwa kesadaran

pajak berpengaruh positif kepatuhan pajak.

Tidak berpengaruhnya hipotesis ini, karena pembayaran pajak yang

harus disetorkan ditentukan oleh banyaknya penghasilan, jadi kesadaran

bukan faktor utama yang bisa mempengaruhi kewajiban membayar PPh

orang pribadi. Selain itu juga dengan teori prospek alasan ketidakpatuhan

wajib pajak ini, dikarenakan keputusan yang dibuat oleh wajib pajak terkait

dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang tinggi. Pemenuhan kebutuhan

hidup yang tinggi ini akan semakin mengurangi kesadaran mereka dalam

membayar pajaknya. Selain sejalan juga dengan teori ketidakadilan, dimana

merebaknya pesimisme para wajib pajak dalam melihat efektivitas

distribusi dan alokasi pajak. Jika pemerintah dan pembuat kebijakan bisa

mengesankan kepada masyarakat bahwa membayar pajak itu tidak

memberatkan, apalagi dianggap beban, maka akan lebih banyak lagi orang

yang menaati kewajibannya membayar pajak kepada negara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan theory of planned behavior

mengatakan bahwa perilaku individu muncul karena adanya niat untuk

berperilaku. Niat berperilaku yang dipengaruh oleh salah satunya ialah

90
keyakinan. Jadi, penyebab komitmen (yang tergambar dalam sikap dan

perilaku wajib pajak) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

berdasarkan pendekatan teori ini adalah faktor keyakinan. Wajib pajak tidak

yakin bahwa dengan membayar pajak dia menjadi patuh. Banyak yang

bayar pajak tepat waktu, tetapi pajak yang dibayarkan jauh dari yang

seharusnya, itu juga belum patuh.

4. Sosialisasi Pajak Memoderasi Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi

Pajak Dan Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil uji hipotesis keempat dan keenam menunjukkan bahwa sosialisasi

pajak dapat memoderasi pengaruh pengetahuan pajak dan sanksi pajak

terhadap kepatuhan pajak. Uji hipotesis menunjukkan bahwa hubungan

tersebut memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 (H4) dan 0,000 (H6) dengan

thitung sebesar 5,964 (H4) dan 4,333 (H6). Hal ini menunjukkan bahwa nilai

signifikan kurang dari 0,05 dan nilai thitung yang dihasilkan lebih dari ttabel

yaitu 1.96. Dapat disimpulkan bahwa sosialisasi pajak mampu memoderasi

pengaruh pengetahuan pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan pajak.

Sedangkan untuk hasil uji hipotesis kelima menunjukkan bahwa sosialisasi

pajak tidak dapat memoderasi pengaruh kesadaran pajak terhadap

kepatuhan pajak. Uji hipotesis menunjukkan bahwa hubungan tersebut

memiliki nilai signifikan sebesar 0,467 (H5) dan nilai thitung sebesar 0,730.

Hal ini menunjukkan bahwa penelitian hipotesis kelima (H5) ditolak

karena nilai signifikan lebih dari 0,05 dan nilai thitung yang dihasilkan kurang

dari ttabel yaitu 1.96.

91
Hasil hipotesis keempat memiliki notasi positif pada nilai thitung dan

koefisien, dimana berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan pajak akan

meningkatkan sosialisasi sehingga meningkatkan pula kepatuhan pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meifari

(2020) yang menyatakan bahwa sosialisasi memperkuat pengaruh

pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini karena

pengetahuan yang diperoleh masyarakat didapatkan dari lingkungan

sekitarnya termasuk bentuk dari sosialisasi yang dilakukan oleh aparatur

pajak. Selain itu hal ini sesuai dengan arti slogan pajak yaitu “Orang Bijak,

Taat Pajak” di setiap spanduk yang didistribusikan oleh aparatur pajak.

Kegiatan ini membuat wajib pajak sadar akan kewajibannya sebagai

seorang wajib pajak.

Hal ini sejalan dengan teori perencanaan komunikasi, bentuk

sosialisasi yang dilakukan oleh aparatur pajak mampu mempengaruhi para

wajib pajak. Dikemasnya sosialisasi pajak dengan kreatif dan inovatif

dinilai sudah efektif untuk meningkatkan minat wajib pajak untuk

membayar serta melaporkan kewajiban pajaknya. Selain itu dengan adanya

sosialisasi yang efektif akan meningkatkan juga rasa ingin tahu akan

pentingnya membayar pajak atau memahami fungsi membayar pajak. Hal

ini yang menyebabkan semakin tingginya sosialisasi pajak maka akan

meningkatkan pengetahuan wajib pajak, dimana secara langsung atau tidak

langsung meningkatkan juga kepatuhan wajib pajak.

92
Hasil hipotesis keenam memiliki notasi negatif pada nilai thitung dan

nilai koefisien, dimana berarti bahwa semakin tinggi kesadaran pajak akan

menurunkan sosialisasi sehingga menurunkan pula kepatuhan pajak. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari et

al. (2020) yang menyatakan bahwa sosialisasi melemahkan pengaruh

kesadaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini

didukung dengan teori perencanaan komunikasi, di mana hakikatnya

sebuah rencana dapat gagal dikarenaka adanya sebuah krisis. Krisis yang

dimaksud ialah krisis kepercayaan yang dirasakan oleh wajib pajak atas

pengelolaan pajak yang dilakukan pemerintah. Krisis tersebut akan

meningkatkan kesadaran wajib pajak yang terbentuk dari citra buruk

pemerintah. Citra buruk yang diterima oleh wajib pajak seperti maraknya

kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh oknum-oknum di

pemerintahan. Jika sudah menyangkut citra yang buruk bagi suatu instansi

akan sulit sekali dalam memperbaikinya, walaupun dengan sosialisasi pajak

yang rutin atau teknis lain untuk memberi pemahaman bagi wajib pajak

pentingnya mematuhi kewajiban pajak mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan theory of planned behavior

mengatakan bahwa perilaku individu muncul karena adanya niat untuk

berperilaku. Niat berperilaku yang dipengaruh oleh salah satunya ialah

keyakinan. Jadi, penyebab komitmen (yang tergambar dalam sikap dan

perilaku wajib pajak) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

berdasarkan pendekatan teori ini adalah faktor keyakinan. Wajib pajak tidak

93
yakin bahwa dengan membayar pajak dia menjadi patuh. Banyak yang

bayar pajak tepat waktu, tetapi pajak yang dibayarkan jauh dari yang

seharusnya, itu juga belum patuh.

Hasil hipotesis kelima menunjukan bahwa sosialisasi pajak tidak

mampu memoderasi pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan pajak. Hasil

penelitian ini sejalan dengan argumen Tyasari et al. (2021), bahwa sanksi

yang diberikan oleh pemerintah kepada para wajib pajak belum

memberikan efek jera. Sosialisasi tentang sanksi pajak belum mampu

meningkatkan hubungan sanksi pada kepatuhan wajib pajak, walaupun

sanksi pajak semakin berat. Sanksi pajak harus segera dikurangi dengan

cara meningkatkan sosialisasi yang berkesinambungan terhadap

masyarakat. Sosialisasi tentang sanksi bisa dilakukan dengan mengadakan

workshop kepada masyarakat. Sosialisasi sanksi yang terus menerus akan

meningkatkan pemahaman perpajakan. Dengan memahami sanksi yang

akan diperoleh jika melanggar peraturan perpajakan, masyarakat secara

tidak langsung akan mematuhi peraturan perpajakan.

Hasil penelitian ini didukung dengan teori perencanaan komunikasi, di

mana hakikatnya sebuah rencana dapat gagal dikarenakan ketidakpedulian

masyarakat akan kewajiban pajaknya. Dalam teori prospek hal ini berasal

dari asumsi bahwa wajib pajak memutuskan untuk tidak membayarkan atau

melaporkan kewajiban pajaknya karena desakan kebutuhan primer dan

beranggapan bahwa pajak hanyalah kewajiban sekunder. Selain itu wajib

pajak merasa tidak langsung terdampak akan keputusannya itu.

94
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat

mengenai pengaruh pengetahuan pajak, sanksi pajak dan kesadaran pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak yang dimoderasi oleh sosialisasi pajak.

Responden pada penelitian ini berjumlah 142 orang wajib pajak orang pribadi

yang memiliki UMKM di Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan olah data yang

telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan menggunakan

SPSS 24, maka dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mumu et al. (2020),

Wujarso et al. (2016), Perdana & Dwirandra (2020) dan Sabila & Furqon

(2020). Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Wardani & Wati (2018).

2. Sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Supriatiningsih & Jamil

(2021). Tetapi, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Kesaulya & Pesireron (2019), Mumu et al. (2020) dan

Sabila & Furqon (2020).

3. Kesadaran pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil

ini mendukung penelitian yang ditulis oleh Atarwaman (2020), Hartini &

95
Sopian (2018) dan Kesaulya & Pesireron (2019). Tetapi, hasil penelitian ini

tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan & Patimah

(2019), Perdana & Dwirandra (2020) dan Sari & Saryadi (2019)

4. Sosialisasi pajak mampu memperkuat pengaruh pengetahuan pajak

terhadap kepatuhan pajak, tetapi tidak dapat memperkuat pengaruh sanksi

pajak dan kesadaran pajak terhadap kepatuhan pajak. Hasil ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Meifari (2020), Wulandari et al. (2020) dan

Tyasari et al. (2021) .

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kebermanfataan dan kontribusi positif terhadap ruang lingkup

literasi perpajakan khususnya yang berkaitan tentang pengetahuan, sanksi,

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak serta meningkatkan sosialisasi pajak yang

dilakukan oleh para aparatur pajak. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi Direktorat Jenderal Pajak

sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk evaluasi dalam melakukan

program-program yang akan dilaksanakan agar setiap wajib pajak bisa

merasakan program-program yang diberikan, juga memberikan informasi

kepada Kantor Perpajakan yang ada untuk memperhatikan setiap wajib pajak

agar wajib pajak lebih sadar untuk membayar pajak.

96
C. Keterbatasan

Penulis menyadari bahwa penelitian ini terdapat keterbatasan. Keterbatasan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Penyebaran kuesioner penelitian ini hanya dilakukan secara online melalui

google-form yang sebar melalui aplikasi What’s App, LinkedIn dan

Instagram karena masih dalam keadaan pandemi Covid-19.

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas dan sedikit,

penulis belum memasukkan faktor-faktor lain yang sesuai dengan topik

penelitian.

D. Saran

Peneliti berharap penelitian ini dimasa mendatang dapat menyajikan hasil

penlitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal, sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas wilayah penyebaran

kuesioner, agar hasil penelitian bisa lebih disimpulkan secara luas.

2. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambahkan lebih banyak

sumber dan literatur yang relevan dengan topik penelitian yang diambil.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel independen

yang lain untuk meningkatkan hasil variasi sehingga bisa mengetahui

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, seperti:

kualitas pelayanan, modernisasi sistem administrasif perpajakan, penerapan

e-filing, motivasi.

97
DAFTAR PUSTAKA

Adhikara, M. A., Maslichah, M., Diana, N., & Basyir, M. (2022). Taxpayer
Compliance Determinants: Perspective of Theory of Planned Behavior and
Theory of Attribution. International Journal of Business and Applied Social
Science, 8(1), 34–42. https://doi.org/10.33642/ijbass.v8n1p4
Agustina, M. (2019). Strategi Komunikasi Account Represemtative Kpp Pratama
Bukit Tinggi Dalam Mensosialisasikan E-filing Untuk Meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(2), 255–267.
https://jkms.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/view/7367/6471
Amilin, A. (2016). PERAN KONSELING, PENGAWASAN,DAN
PEMERIKSAAN. Jurnal Akuntansi, 10(02), 285–300.
Amir, A., Junaidi, C., & Yulmardi, Y. (2018). Metodologi Penelitian Ekonomi
dan Penerapannya. IPB Press.
Andrew, R., & Sari, D. P. (2021). Insentif PMK 86/2020 Di Tengah Pandemi
Covid 19: Apakah Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di
Surabaya? Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 21(02), 349–366.
https://doi.org/10.29040/jap.v21i02.1597
Arini, N., & Zumrotun, S. (2021). PENGARUH SANKSI PAJAK,
KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN KUALITAS PELAYANAN PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI di KPP
PRATAMA PATI. JURNAL STIE SEMARANG, Vol 13 No 2 (2021): Vol 13
No 2 (2021) Bulan Juni, 155–167.
http://jurnal3.stiesemarang.ac.id/index.php/jurnal/article/view/524/357
Atarwaman, R. J. D. (2020). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Dan
Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Jurnal Akuntansi, 6(1), 39–51.
Erawati, T., & Parera, A. M. W. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi
Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Dan Pelayanan Fiskus. Jurnal
Akuntansi, 5(1), 37–48. https://doi.org/10.24964/ja.v5i1.255
Gbegi, D. ., & Adebisi, J. . (2013). the New Fraud Diamond Model- How Can It

98
Help Forensic Accountants in Fraud Investigation in Nigeria? European
Journal of Accounting Auditing and Finance Research, 1(4), 129–138.
Ghouri, A. M., Khan, N. R., & Abdul Kareem, O. B. (2016). Improving
Employees Behavior through Extension in Theory of Planned Behavior: A
Theoretical Perspective for SMEs. International Journal of Business and
Management, 11(11), 196. https://doi.org/10.5539/ijbm.v11n11p196
Ghozali, I., & Ratmono, D. (2018). Analisis Multivariat dan Ekonometrika. In
Universitas Diponegoro.
Hartini, O. S., & Sopian, D. (2018). PENGARUH PENGETAHUAN
PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees). Sains Manajemen Dan Akuntansi,
10(2), 65–85.
Irawati, W., & Sari, A. K. (2019). Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Dan Preferensi
Risiko Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Barelang, 3(2),
104–114. https://doi.org/10.33884/jab.v3i2.1223
Iskandar, D. M. (2018). Pengaruh Persepsi Korupsi Pajak dan Persepsi Keadilan
Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
Kepercayaan Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Aplikasi Manajemen,
6(2012), 1–11.
Kesaulya Juliana, & Pesireron Semy. (2019). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Sanksi Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak (Study Empiris Pada Umkm Di Kota Ambon).
Jurnal Maneksi, 8(1), 160–168. http://ejournal-
polnam.ac.id/index.php/JurnalManeksi/article/view/310/210
Kurnianingsih, R. (2022). Analisis Pajak Penghasilan sebelum dan setelah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 bagi WP Orang Pribadi. Journal
Competency of Business, 5(02), 112–129.
https://doi.org/10.47200/jcob.v5i02.1097
Listiyowati, L., Indarti, I., Setiawan, F. A., Wijayanti, F., & Setiawan, F. A.
(2021). Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Masa Pandemi COVID-19.
99
Jurnal Akuntansi Indonesia, 10(1), 41–59.
https://doi.org/10.30659/jai.10.1.41-59
Mardiasmo, M. (2016). Perpajakan (edisi revisi). Andi Offset.
Mariani, N. L. P., Mahaputra, I. N. K. A., & Sudiartana, I. M. (2020). Pengaruh
Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Persepsi Wajib Pajak
Tentang Sanksi Pajak Dan Implementasi PP Nomor 23 tAHUN 2018
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Kharisma, 2(1), 89–
100.
Maxuel, A., & Primastiwi, A. (2021). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm E-Commerce. Jurnal
Riset Manajemen Dan Bisnis, 16(1), 21–29.
https://doi.org/10.21460/jrmb.2021.161.369
Meifari, V. (2020). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak kendaraan Bermotor dengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel
Moderasi di Kota Tanjungpinang. Cash, 3(01), 39–51.
https://doi.org/10.52624/cash.v3i01.1585
Mianti, Y. F., & Budiwitjaksono, G. S. (2021). Pengaruh Pengetahuan dan Sanksi
Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dimediasi
Kesadaran Wajib Pajak. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 11(2),
349–359.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Pengaruh+Pen
getahuan+dan+Sanksi+Perpajakan+terhadap+Kepatuhan+Wajib+Pajak+Ora
ng+Pribadi+Dimediasi+Kesadaran+Wajib+Pajak&btnG=
Movanita, A. N. K., & Setiawan, S. R. D. (2019). Dari Hampir 60 Juta UMKM,
Baru 1,8 Juta Terdaftar sebagai Wajib Pajak Halaman all - Kompas.com.
Kompas.Com. https://money.kompas.com/read/2019/04/30/153718726/dari-
hampir-60-juta-umkm-baru-18-juta-terdaftar-sebagai-wajib-pajak?page=all
Munshi, J. (2014). A method for constructing Likert scales. Available at SSRN
2419366.
Mumu, A., Sondakh, J. J., & Suwetja, I. G. (2020). PENGARUH
PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK, DAN KESADARAN
WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI
100
DAN BANGUNAN DI KECAMATAN SONDER KABUPATEN
MINAHASA. International Journal of Modern Physics A, 15(2), 175–184.
https://doi.org/10.1142/S0217751X20500220
Nainggolan, H., & Patimah, S. (2019). Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi
dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
terhadap Kepatuhan Membayar Pajak di Balikpapan. KRISNA: Kumpulan
Riset …, 10(2), 188–195.
Oktavia, O., Siregar, S. V., Wardhani, R., & Rahayu, N. (2017). Peran dari
Lingkungan Pajak terhadap Hubungan antara Penggunaan Derivatif
Keuangan dan Penghindaran Pajak: Analisis Lintas Negara ASEAN.
Simposium Nasional Akuntansi XX, 1–27.
Perdana, E. S., & Dwirandra, A. A. N. . (2020). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pengetahuan Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib
Pajak UMKM. E-Jurnal Akuntansi, 30(6), 1458–1469.
https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i06.p09
Riskiana, N., & Furqon, I. K. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan.
Jurnal Aktiva: Riset Akuntansi Dan Keuangan, 3(1), 1–8.
https://doi.org/10.29040/jap.v21i1.1165
Sabila, N., & Furqon, I. K. (2020). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan
Sanksi Perpajakan Dan Keadilan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak UMKM Di Kota Pekalongan Nadia. Jurnal Akuntansi , Perpajakan
Dan Auditing, 1(1), 263–276.
Saraswati, Z. E. (2018). Pengaruh Kesadaran Pajak, Sistem Administrasi Pajak
Modern Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Umkm Di
Surakarta. Jurnal Studi Kasus Inovasi Ekonomi, 2(02), 45–52.
https://doi.org/10.22219/skie.v2i02.6513
Sari, I. K., & Saryadi. (2019). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib
Pajak Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 8(3),
126–135.
101
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D, Alfabeta, cv. ___ (2016).
Supriatiningsih, S., & Jamil, F. S. (2021). Pengaruh Kebijakan E-Filing, Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 9(1), 191–200.
https://doi.org/10.37641/jiakes.v9i1.560
Tyasari, I., & Setiyowati, S. W. (2021). Hubungan Sanksi dan Penghasilan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dimoderasi Sosialisasi (Studi Empiris
KPP Pratama Malang Utara). ISOQUANT : Jurnal Ekonomi, Manajemen
Dan Akuntansi, 5(2), 142–153.
Wahyudi, T., & Intrada, B. (2019). The Influence of Personal Taxpayer Attitudes
Related to the Implementation of Administrative Sanctions, Account
Representative Services and Ability to Pay Tax Amnesty Ransom to the
Compliance of Individual Taxpayers in Palembang City, Indonesia. Journal
of Accounting Finance and Auditing Studies (JAFAS), 5(2), 38–56.
https://doi.org/10.32602/jafas.2019.19
Wardani, D. K., & Kartikasari, F. (2020). Wajib Pajak Umkm Dengan
Pemahaman Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Penelitian
Ekonomi Dan Akuntansi, 5(1), 1–16.
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
Wardani, D. K., & Rumiyatun, R. (2017). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak,
Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, Dan Sistem
Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.
Jurnal Akuntansi, 5(1), 15. https://doi.org/10.24964/ja.v5i1.253
Wardani, D. K., & Wati, E. (2018). PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PENGETAHUAN
PERPAJAKAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kebumen). Jurnal Nominal, 7(1), 33–
54. https://doi.org/10.21831/nominal.v7i1.19358
Wujarso, R., Saprudin, S., & Napitupulu, R. D. (2016). Pengaruh Pengetahuan
102
Perpajakan dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di
Jakarta. Jurnal STEI Ekonomi, 29(02), 44–56.
http://eprints.kwikkiangie.ac.id/id/eprint/1036
Wulandari, R., Risal, & Kristiawati, E. (2020). Sosialisasi Pajak Memoderasi
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Research Journal of Accounting and
Business Management (RJABM), 4(2), 97–115. http://ejurnal.untag-
smd.ac.id/index.php/RJABM/article/view/4914
Wulandari, S., & Mahyuzar, M. (2019). Strategi Komunikasi Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) Aceh dalam Mensosialisasikan Informasi Wajib Pajak Kepada
Masyarakat. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, 3(4), 1–15.

103
LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner

Kuesioner penelitian analisis “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi

Perpajakan Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dengan Sosialisasi Pajak Sebagai Variabel Moderating Pada UMKM Di Kota

Tangerang Selatan”

Kpd Bapak/Ibu/Saudara responden yang terhormat

Saya Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan penelitian

dalam rangka menyelesaikan skripsi sebagai syarat-syarat guna meraih gelar

sarjana akuntansi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Pengaruh Pengetahuan

Perpajakan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Dengan Sosialiasi Pajak Sebagai Variabel Moderating Pada UMKM

Kota Tangerang Selatan. Pada kesempatan ini saya sangat mengharapkan kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara berkenan menjadi responden dalam penelitian ini. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini hanya untuk kepentingan akademis. Atas kebaikan

hati dan partisipasi yang telah Bapak/Ibu/ Saudara berikan, saya sampaikan

terimakasih.

Tangerang Selatan, 5 April 2022

Hormat Saya,

Muhammad Sofwan Hidayah

104
1. PETUNJUK PENGISIAN
• Pada pilihan berganda, beri tanda silang (x) pada jawaban yang paling
sesuai
• Pada kolom titik-titik mohon berkenan untuk mengisi dengan jawaban
yang paling sesuai
2. Karakteristik Responden

A. Nama Wajib Pajak (Optional): ________________________

B. Nomor NPWP (Optional): ________________________

C. Nama KPP Terdaftar:

 KPP Pratama  KPP Pratama  KPP Lainya:…


Pondok Aren Serpong

D. Jenis Kelamin :

 Pria  Wanita
E. Usia :

 20 – 25 tahun  31 – 35 tahun  > 40 tahun


 26 – 30 tahun  36 – 40 tahun
F. Pendidikan Terakhir :

 SMA atau  Diploma  S2


 S1  S3
setaranya

G. Status Perkawinan:

 Menikah  Lajang  Janda / Duda


H. Jenis Usaha

 Kuliner  Dagang  Industri


105
 Otomotif  Lainnya:……
 Jasa
I. Penghasilan sebulan :

 < 5 juta  11 – 20 juta  > 30 juta


 6 – 10 juta  21 – 30 juta
J. Jumlah Tanggungan :

 2 Orang  4 Orang  6 Orang


 3 Orang  5 Orang

3. Petunjuk Pengisian Kuesioner


Mohon Bapak/Ibu/Saudara berkenan memilih salah satu opsi

(SSS/SS/S/AS/ATS/TS/STS) yang paling sesuai dengan kondisi / pendapat

Bapak/Ibu/Saudara dengan memberi tanda pada salah satu kotak yang sesuai

dengan pilihan Anda.

Keterangan:

SSS ; Sangat Setuju Sekali


SS : Sangat Setuju
S : Setuju
AS : Agak Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Pengetahuan Pajak
No. Pernyataan SSS SS S AS ATS TS STS
1 Saya mengetahui fungsi dan
manfaat pajak untuk membiayai

106
pembangunan negara dan sarana
umum.
2 Saya mengetahui cara melaporkan
atau membayar pajak terutang
dari peraturan perpajakan.
3 Saya telah mengetahui bahwa
dalam Undang- Undang
perpajakan, bagi Wajib Pajak
yang terlambat atau tidak
membayar pajak dapat diberikan
sanksi administrasi dan sanksi
pidana.
4 Saya mengetahui bahwa setiap
penghasilan saya harus
melaporkan kepada aparatur
pajak.
5 Saya mengetahui bagaimana cara
menghitung jumlah pajak yang
ditanggung serta mengetahui
bagaimana cara mengisi SPT,
membuat laporan keuangan, dan
cara membayar pajak dengan
benar.
6 Saya mengetahui prosedur
pelaporan atau pembayaran
kewajiban pajak terutang saya.
7 Saya akan membayar pajak
karena telah memenuhi kriteria
wajib pajak.

Sanksi Pajak
No. Pernyataan SSS SS S AS ATS TS STS
8 Sanksi dalam SPT sangat
diperlukan guna memberikan efek
jera.
9 Sanksi administrasi berupa denda
100% dari pajak yang kurang
dibayar, apabila pengisian SPT
(Surat Pemberitahuan) dilakukan
dengan tidak benar.
10 Membayar kekurangan pajak
penghasilan sebelum dilakukan
pemeriksaan dari aparat pajak
11 Saya akan menerima sanksi
apabila melanggar ketentuan
berlaku

107
12 Mengisi SPT sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
13 Melakukan evaluasi secara
berkala untuk mengantisipasi
adanya pemeriksaan dari aparat

14 Saya tidak pernah melakukan


suap atau kecurangan dalam
melaporkan kewajiban pajak

Kesadaran Pajak
No. Pernyataan SSS SS S AS ATS TS STS
15 Saya mendaftarkan diri sebagai
Wajip Pajak berdasarkan kemauan
sendiri.
16 Saya merasakan keuntungan
dalam membayar pajak akan
berdampak pada diri sendiri.
17 Saya sadar untuk melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakan
saya sesuai peraturan yang
berlaku.
18 Pajak merupakan bentuk
pengabdian masyarakat kepada
negara.
19 Membayar pajak merupakan
bentuk partisipasi dalam
menunjang pembangunan negara.

20 Pembayaran pajak yang tidak


sesuai akan berakibat pada
kerugian yang akan ditanggung
negara.
21 Saya percaya dengan membayar
pajak sesuai dengan pajak
terutang akan meratakan
kesejahteraan Indonesia.

.Sosialisasi Pajak
No. Pernyataan SSS SS S AS ATS TS STS
22 Bentuk sosialisasi yang dilakukan
oleh petugas/aparat pajak melalui
berbagai media, baik media
elektronik maupun media massa.

108
23 Petugas/aparat pajak menawarkan
kenyamanan pelayanan dalam
memberikan informasi kepada
Wajib Pajak secara langsung ke
tempat (daerah-daerah) tertentu.
24 Pemasangan billboard dan atau
spanduk yang mudah dimengerti
dan menarik sehingga mampu
menyampaikan tujuannya dengan
baik.
25 Petugas/aparat pajak sering
melakukan sosialisasi pajak di
daerah saya.
26 Petugas/aparat pajak secara rutin
dan berkala melakukan peneguran
kepada wajib pajak di daerah saya
27 Saya senang jika dikabari ketika
akan diadakan sosialisasi pajak
oleh KPP.
28 Saya merasa terbantu dengan
adanya keaktifan dari kegiatan
sosialisasi yang dilakukan oleh
petugas pajak.

Kepatuhan wajib Pajak


No. Pernyataan SSS SS S AS ATS TS STS
29 Saya akan mendaftarkan diri jika
sudah memenuhi kriteria wajib
pajak.
30 Saya selalu melaporkan SPT
(surat pemberitahuan) yang telah
diisi dengan tepat waktu
31 Saya selalu membayar pajak
penghasilan yang terutang dengan
tepat waktu.
32 Saya selalu mengisi SPT (Surat
Pemberitahuan) sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
33 Saya bersedia memberikan data
yang diperlukan dalam proses
pemeriksaan pajak.
34 Saya selalu menghitung pajak
penghasilan yang terutang dengan
benar dan apa adanya.
35 Saya selalu membayar
kekurangan pajak penghasilan

109
yang ada sebelum dilakukan
pemeriksaan.

Lampiran 2: Indentitas dan Jawaban Responden

A. Indentitas Responden

Jenis Pendidikan Status Bidang Penghasilan Jumlah


Usia
Kelamin Terakhir Pernikahan Usaha Sebulan Tanggungan
Wanita 36 - 40 tahun S2 Menikah Jasa 11 - 20 juta 2 Orang
Wanita 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Kuliner 6 - 10 juta 6 Orang
Pria 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Kuliner 21 - 30 juta 2 Orang
Wanita 20 - 25 tahun S1 Belum Menikah Kuliner < 5 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun S1 Belum Menikah Dagang 11 - 20 juta 3 Orang
Pria 20 - 25 tahun S1 Belum Menikah Dagang < 5 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun D3 Belum Menikah Kuliner > 30 juta 2 Orang
Wanita 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Dagang < 5 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun SMA Belum Menikah Kuliner 21 - 30 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S2 Menikah Otomotif > 30 juta 2 Orang
Pria >40 Tahun SMA Belum Menikah Industri > 30 juta 2 Orang
Pria >40 Tahun S1 Menikah Otomotif 21 - 30 juta 3 Orang
Pria >40 Tahun SMA Janda atau Duda Jasa 21 - 30 juta 2 Orang
Wanita >40 Tahun S1 Menikah Dagang 21 - 30 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Janda atau Duda Dagang 11 - 20 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Industri > 30 juta 2 Orang
Wanita >40 Tahun S3 Menikah Kuliner > 30 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun S1 Belum Menikah Dagang < 5 juta 1 orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 20 - 25 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah - < 5 juta 2 Orang
Wanita 19 tahun SMA Belum Menikah Dagang < 5 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Jasa < 5 juta 2 Orang
Pria >40 Tahun S1 Menikah Otomotif 21 - 30 juta 2 Orang
Wanita >40 Tahun S1 Menikah Jasa > 30 juta 2 Orang
Pria >40 Tahun SMA Janda atau Duda Kuliner 11 - 20 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 11 - 20 juta 3 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Otomotif > 30 juta 3 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 11 - 20 juta 2 Orang
Wanita >40 Tahun S1 Menikah Industri 11 - 20 juta 2 Orang

110
Pria 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Dagang < 5 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Dagang < 5 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun S1 Belum Menikah Jasa < 5 juta 2 Orang
Wanita 20 - 25 tahun SMA Menikah Industri 11 - 20 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Belom < 5 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun S1 Belum Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang

111
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang

112
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Menikah Industri 6 - 10 juta 3 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 36 - 40 tahun S1 Menikah Jasa 6 - 10 juta 4 Orang
Wanita 36 - 40 tahun SMA Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Wanita 31 - 35 tahun S1 Menikah Dagang 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 31 - 35 tahun S1 Janda atau Duda Dagang 11 - 20 juta 2 Orang
Pria >40 Tahun SMA Menikah Jasa 21 - 30 juta 2 Orang
Pria 20 - 25 tahun SMA Belum Menikah Kuliner 6 - 10 juta 2 Orang
Pria 36 - 40 tahun S1 Menikah Otomotif 11 - 20 juta 2 Orang
Pria >40 Tahun SMA Menikah Otomotif 21 - 30 juta 2 Orang

113
B. Indentitas Responden

1. Variabel Pengetahuan Pajak

PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 TPP


6 6 5 6 6 6 5 40
5 6 5 5 5 5 5 36
5 5 5 5 6 5 5 35
6 5 6 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 5 6 5 6 38
5 5 5 6 6 6 5 38
5 5 6 5 5 5 5 36
5 5 5 6 5 5 6 37
6 5 6 7 7 7 6 44
5 5 6 6 7 7 6 42
5 5 5 6 6 6 5 38
5 5 5 6 6 6 5 36
6 5 6 5 5 5 6 38
5 6 5 5 5 5 5 36
6 5 6 6 6 6 5 40
5 7 6 5 5 6 5 39
6 6 6 6 6 5 5 40
5 5 5 6 5 6 6 38
5 6 6 6 6 5 5 39
5 5 5 5 5 6 5 36
5 6 5 6 5 6 6 39
5 6 6 5 6 6 5 39
6 5 5 5 6 6 5 38
5 6 5 6 5 6 6 39
5 5 5 6 6 5 5 38
5 5 5 6 6 5 5 35
5 5 5 5 6 6 6 37
5 6 6 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 39
6 6 6 6 6 6 6 35
6 6 5 5 6 6 6 39
5 5 5 5 6 6 5 38
5 5 6 6 6 6 6 41
5 5 5 5 5 5 5 35

114
6 6 6 6 6 6 6 40
6 6 6 6 6 6 6 35
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 5 6 5 5 5 35
5 6 5 5 5 5 5 42
5 5 5 6 6 6 5 35
5 5 5 5 5 5 5 42
5 5 5 5 5 5 5 41
6 5 5 5 6 6 5 36
5 5 5 5 5 5 5 39
6 5 5 5 6 6 5 38
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 6 5 6 5 37
6 6 5 5 5 5 5 35
5 6 5 5 5 6 5 39
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 6 6 5 6 39
5 6 5 6 5 6 5 38
6 6 5 6 6 6 6 41
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 6 6 6 6 40
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 5 5 6 6 5 35
5 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 5 5 5 35
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 5 6 6 6 6 41
5 5 6 5 5 5 5 36
6 5 5 5 6 6 6 39
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 5 5 5 5 36
5 6 5 6 5 5 5 37
6 5 5 5 5 5 5 40
6 6 6 6 6 5 5 40
5 6 6 6 6 6 5 40
5 6 6 5 6 6 6 40
5 6 6 5 5 5 6 38
6 5 5 5 6 6 6 39

115
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 6 5 5 5 6 39
5 5 6 6 6 5 5 38
6 5 5 6 6 6 6 40
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 6 6 6 6 6 42
5 6 6 5 5 5 6 38
5 6 5 6 5 5 6 37
5 5 5 5 5 5 5 39
5 5 5 5 6 6 5 37
6 5 5 6 6 5 6 39
6 5 5 5 6 6 5 38
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 5 6 6 5 38
6 5 5 5 6 5 6 38
5 5 5 5 6 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 5 5 6 5 6 38
6 5 6 5 5 6 5 35
5 5 5 5 6 6 6 38
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 6 6 6 6 40
5 6 5 5 5 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 6 6 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 5 5 5 5 36
6 5 5 5 6 6 6 35
5 5 5 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 6 5 6 5 5 38
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 5 5 5 35
6 6 6 6 5 5 5 39
6 5 6 5 6 6 6 40
5 6 6 6 6 5 5 39
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 5 5 5 37
6 5 5 5 5 5 5 42

116
6 6 5 5 5 5 5 37
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 5 6 6 6 6 41
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 38
5 5 6 6 6 6 6 37
6 5 5 5 5 6 6 41
5 6 6 6 6 5 6 41
5 6 6 6 6 5 6 40
6 5 5 5 5 6 6 41
7 5 6 6 6 6 5 40
5 6 6 6 6 6 6 40
5 5 5 5 5 5 6 39
5 6 6 6 6 6 5 42
7 5 5 5 5 6 5 37
6 6 5 5 5 6 6 38
6 6 6 6 5 6 5 41
6 6 6 6 6 5 6 37
7 5 6 6 5 5 6 39
6 6 6 6 6 6 6 37
6 5 5 5 5 5 6 39
6 5 5 5 5 6 5 42
6 5 5 5 5 6 6 39
6 6 6 5 5 6 5 38
6 6 5 5 5 5 6 38
6 5 5 5 5 5 6 37
6 6 6 6 6 6 5 41
6 5 5 5 5 5 6 41

2. Variabel Sanksi Pajak

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 TS
6 6 6 5 5 5 6 39
5 5 5 5 5 5 6 36
5 5 7 7 7 7 6 38
5 5 5 5 5 5 6 38
6 5 5 5 6 5 6 38
5 5 6 5 6 6 5 38

117
6 5 5 5 6 5 7 39
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 6 5 5 36
7 6 7 5 7 6 6 44
7 6 6 7 6 6 6 44
5 5 6 6 6 6 5 43
5 5 6 6 6 6 7 36
7 7 6 5 6 6 6 43
5 5 5 5 5 5 6 36
5 6 5 6 6 6 6 40
5 6 6 5 5 5 5 37
6 6 6 6 6 5 5 40
6 6 6 6 6 6 5 41
6 5 6 6 6 6 6 41
5 5 6 5 5 6 6 38
5 5 6 5 6 5 6 37
5 5 6 5 5 6 5 37
6 5 5 5 5 6 5 37
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 5 5 6 6 41
5 5 6 6 6 6 6 37
5 5 5 6 6 6 5 38
6 5 6 6 6 5 5 37
5 5 5 5 5 6 6 41
6 6 6 6 6 5 5 37
6 5 6 6 6 5 5 41
5 5 6 5 5 5 6 42
6 6 6 6 6 5 5 42
5 5 5 5 5 6 6 40
6 6 6 6 6 5 6 43
6 6 6 6 6 5 6 37
5 5 5 5 5 6 5 37
5 5 5 6 6 6 6 37
5 6 6 5 5 5 6 41
5 5 6 6 6 6 5 37
5 5 5 5 5 6 6 41
5 5 6 5 5 6 6 40
6 5 5 5 5 5 6 37
5 5 5 5 5 5 5 42

118
6 5 6 6 6 6 6 41
5 5 5 5 5 6 6 37
5 5 6 5 5 6 6 38
5 6 5 5 5 6 6 37
6 6 5 5 5 6 6 41
5 5 5 5 5 6 6 37
6 5 6 6 6 6 6 41
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 6 6 6 6 6 42
5 6 6 5 6 6 6 40
5 6 7 7 6 6 6 43
5 5 5 5 5 6 6 37
5 5 5 5 5 6 6 37
5 5 6 6 6 6 6 37
5 5 5 6 6 6 6 41
5 5 5 5 5 6 6 37
6 6 6 6 5 6 6 41
5 5 6 6 6 6 6 40
5 5 5 5 5 6 6 37
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 5 6 5 36
5 6 6 5 6 5 6 39
6 6 5 5 5 5 6 38
6 6 5 5 5 5 5 41
5 5 6 6 5 6 5 38
6 6 6 5 6 6 6 41
6 5 5 6 5 6 5 38
5 6 6 6 6 5 5 39
6 6 6 6 6 5 5 40
6 6 6 6 6 5 5 40
6 6 5 5 5 7 7 41
5 5 6 5 5 6 6 38
5 6 6 6 6 7 6 42
6 6 6 6 6 7 7 44
6 6 6 6 5 6 6 41
5 5 6 5 5 7 7 40
5 5 5 5 6 7 7 39
5 5 5 5 5 7 7 36
5 5 6 6 5 6 6 39

119
5 5 6 5 5 5 5 36
6 5 7 5 5 5 6 39
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 6 6 5 5 37
5 6 6 5 5 5 6 38
6 5 6 5 5 6 6 39
5 5 5 5 5 6 6 37
5 6 6 5 5 5 5 40
5 5 5 6 5 6 6 36
6 6 6 5 5 6 6 40
5 5 5 5 5 6 5 36
6 6 6 6 5 5 6 40
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 6 6 37
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 5 5 6 5 37
5 5 5 5 5 6 6 37
6 5 6 6 5 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 37
5 5 5 5 5 5 6 36
5 5 5 6 6 5 5 37
6 6 6 6 6 5 5 40
6 6 6 5 5 5 5 38
6 6 5 6 6 6 5 40
5 6 5 6 5 6 6 39
5 5 6 5 5 6 6 38
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 5 6 6 36
5 6 5 6 5 5 5 42
5 5 5 5 5 5 6 36
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 6 6 6 6 6 42
6 5 5 6 6 5 5 38
6 5 5 6 6 6 5 39
5 5 5 5 5 6 6 42
6 6 6 6 5 5 6 37
6 6 6 5 5 5 5 37
5 5 6 5 5 5 5 39
5 5 6 5 5 5 5 39

120
6 6 6 5 5 5 5 39
5 5 6 5 5 5 5 39
6 6 6 5 5 5 5 37
5 6 6 6 6 6 6 37
5 5 6 6 6 6 6 37
5 6 6 6 6 6 6 40
6 5 6 5 6 6 6 41
5 7 5 5 6 6 6 40
6 6 6 5 6 6 6 38
5 6 6 6 5 6 6 37
6 6 6 5 5 5 6 38
5 6 6 5 5 5 6 37
5 6 6 5 5 6 6 38
6 5 6 6 6 6 5 40
5 7 5 5 5 5 6 39
6 6 6 6 6 6 6 42
5 6 6 5 5 5 5 37
5 6 6 5 5 5 5 37
6 5 6 5 5 5 6 39

3. Variabel Kesadaran Pajak

KE1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 TKE


6 5 6 5 6 5 5 38
6 5 6 6 6 5 6 40
6 5 6 5 6 6 6 37
6 5 5 6 5 5 5 40
6 5 6 5 5 5 5 37
6 6 5 7 5 5 6 40
6 6 6 6 5 5 5 39
5 5 5 5 5 5 6 36
5 5 5 5 6 6 6 38
6 6 6 6 5 5 5 39
6 5 6 6 5 5 6 39
6 5 6 5 6 5 5 41
5 5 5 5 6 5 5 38
6 6 6 6 6 5 6 41
6 5 5 6 5 5 6 38
6 6 6 6 5 5 5 39

121
5 5 5 5 6 5 5 36
6 5 5 5 6 6 6 39
6 6 5 6 5 5 5 38
6 6 5 6 5 6 5 39
6 6 6 6 5 5 5 39
6 6 5 6 5 6 5 38
5 5 5 5 6 6 6 38
5 5 5 6 5 5 5 36
5 5 5 5 6 5 5 36
5 5 6 6 6 7 7 39
6 6 6 6 6 6 6 39
5 6 6 6 6 6 6 39
5 5 5 5 5 5 5 42
5 5 5 5 5 5 5 38
5 6 6 5 5 5 5 42
6 6 6 5 5 5 5 38
6 6 6 6 5 5 5 39
6 5 5 5 6 6 6 38
6 6 6 6 6 6 6 41
6 6 6 6 6 6 6 41
6 6 6 6 5 5 6 38
5 6 6 5 5 7 5 40
6 6 6 6 5 5 5 41
6 5 5 6 6 6 6 38
6 6 6 6 6 6 6 41
6 6 6 6 6 6 6 38
6 6 6 6 6 6 6 40
6 6 6 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 6 6 39
6 6 6 6 5 5 5 39
5 6 6 5 6 6 5 39
6 6 6 6 5 5 5 39
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 6 5 5 5 5 38
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 6 5 5 5 5 38
6 6 5 6 5 5 6 39
5 6 6 6 5 5 5 38
5 6 6 6 6 6 6 41

122
5 6 6 6 6 6 6 41
5 6 6 6 5 5 5 38
5 6 6 6 6 5 6 40
5 6 6 6 6 6 6 41
5 6 6 6 6 5 5 38
5 6 6 6 6 6 6 41
5 6 6 6 5 5 5 38
5 6 6 6 6 6 5 40
6 6 6 6 5 5 5 39
6 6 6 6 5 5 5 39
5 6 6 6 5 6 5 39
6 6 5 5 6 5 5 38
6 5 5 6 5 5 5 37
5 5 5 5 5 6 5 36
6 6 6 6 5 5 5 38
5 5 6 5 5 5 5 36
6 6 6 5 5 5 5 38
5 6 6 6 5 5 5 38
5 6 6 6 6 5 5 39
5 6 6 6 5 5 5 38
7 7 7 7 5 5 5 43
7 6 6 6 5 5 5 40
7 7 5 7 5 5 5 41
7 7 7 7 5 5 5 43
6 6 6 6 6 6 6 42
7 7 6 6 5 5 6 42
7 7 7 7 6 5 5 38
7 7 6 7 6 6 5 35
6 5 6 6 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 6 6 37
5 5 5 5 6 6 6 38
5 5 6 5 5 6 6 38
5 6 5 5 6 6 6 39
6 6 6 6 7 6 6 43
6 5 6 6 6 6 6 41
5 5 5 5 5 5 6 38
5 6 6 6 5 6 6 39
6 5 5 5 5 6 6 38

123
6 6 6 5 5 6 5 39
6 6 6 6 5 5 5 39
6 5 6 5 5 5 5 37
5 6 6 6 6 5 5 39
5 5 5 5 6 6 6 38
6 6 6 5 6 6 6 41
6 6 6 6 6 6 6 42
6 5 6 5 6 6 6 42
6 6 6 6 6 6 6 38
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 6 6 6 38
6 6 6 6 5 5 6 40
6 6 5 6 6 6 6 41
6 5 6 6 5 5 5 38
6 5 5 5 6 6 6 39
5 5 5 5 6 6 6 38
5 5 5 5 6 5 6 37
6 6 5 6 6 6 6 38
5 5 5 5 6 5 5 36
6 5 6 6 5 5 5 38
5 5 5 5 5 6 5 36
6 6 6 6 5 5 5 39
5 5 5 5 6 6 6 38
6 6 6 6 5 6 5 40
5 5 5 5 5 6 6 39
6 5 5 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 37
5 6 6 6 5 6 6 39
5 6 6 6 6 5 5 40
5 6 6 6 6 6 6 39
5 5 6 6 5 5 6 40
5 5 6 6 5 5 5 36
6 6 5 6 6 6 6 39
6 6 6 5 5 6 6 39
6 6 6 5 5 5 6 39
6 6 6 5 5 6 5 40
6 5 6 5 5 6 6 38
6 5 6 5 5 5 5 37
6 5 6 5 5 6 5 38

124
6 5 6 5 5 5 5 37
6 5 5 5 5 6 6 38
5 5 5 5 5 6 6 37
6 5 6 6 6 6 6 38
6 5 5 6 6 5 5 38
5 6 5 6 5 6 6 39
5 6 6 6 6 5 5 39
7 5 5 5 5 5 5 37
6 5 6 6 6 5 5 39

4. Variabel Sosialisasi Pajak

SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 TSP


5 5 5 6 5 5 5 36
5 5 6 6 5 6 5 38
6 6 6 6 6 6 5 35
6 5 5 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 6 5 6 5 6 39
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 6 6 5 37
6 5 6 6 6 6 6 41
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 6 5 5 5 39
6 6 5 5 5 5 5 38
5 6 6 6 6 5 5 39
5 5 6 6 6 5 5 38
6 5 5 5 5 5 5 36
5 6 6 5 5 6 6 39
5 6 6 6 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 7 7 7 7 43
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 6 5 6 6 37
5 6 5 5 5 6 5 37
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 5 5 6 5 37
6 7 6 6 7 6 6 35

125
5 5 5 6 6 6 6 40
5 5 5 6 6 6 6 36
6 7 7 6 5 6 6 38
6 5 5 5 5 5 5 36
6 5 5 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 36
6 5 5 5 5 5 5 37
6 6 6 6 5 6 5 38
6 6 6 6 6 6 6 39
6 6 6 6 6 6 5 37
5 6 6 6 5 6 5 35
7 7 6 5 7 5 5 40
6 5 5 5 7 6 5 41
6 6 6 6 6 5 5 39
6 6 5 5 6 6 6 41
5 5 6 6 6 6 6 39
6 5 6 7 6 5 5 35
5 5 6 5 6 6 5 38
5 6 6 6 5 6 5 39
5 5 5 5 5 5 5 35
6 6 6 5 6 5 6 40
5 5 5 6 5 5 5 36
6 6 6 5 5 5 6 38
5 5 5 5 5 5 5 36
6 6 6 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 6 36
6 6 5 5 5 5 5 37
5 5 5 6 6 5 6 38
6 6 6 5 5 5 6 39
6 6 5 5 5 5 5 37
5 5 5 5 5 5 5 35
6 6 6 5 6 5 6 40
6 6 6 6 5 6 5 41
5 5 6 5 6 5 6 39
6 6 6 5 5 7 6 41
5 5 6 5 6 6 6 39
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 5 6 6 5 38
6 5 6 6 5 6 5 39

126
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 5 6 5 6 38
5 5 5 6 5 5 5 36
6 5 6 5 5 5 6 37
5 5 5 5 5 5 5 36
6 5 6 5 5 5 5 37
5 5 5 5 5 5 6 36
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 5 6 6 5 6 39
5 6 6 5 5 5 6 38
5 6 5 5 5 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 6 5 6 5 6 39
5 5 5 5 5 5 5 35
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 6 6 5 6 5 38
6 5 6 6 6 5 6 40
6 6 5 6 6 5 6 41
5 6 6 6 6 6 5 40
5 6 6 6 6 6 6 41
5 5 6 6 6 6 5 39
5 6 5 5 5 6 6 38
6 5 6 5 5 6 5 38
6 6 6 5 5 6 5 39
6 6 6 5 5 6 5 39
6 6 5 5 5 6 6 39
6 6 6 5 6 5 6 40
5 5 6 6 6 5 6 41
5 6 6 6 6 5 6 40
6 6 6 6 6 5 6 41
5 5 6 5 6 6 6 39
5 5 5 5 6 7 5 38
6 5 5 5 5 7 5 38
6 6 6 5 5 6 5 39
6 6 6 6 6 6 5 41
6 6 5 5 6 6 6 40
6 6 5 5 5 6 5 38
6 6 6 5 5 6 6 41
6 6 5 5 5 5 6 38

127
6 6 5 5 6 6 7 41
5 5 5 5 5 7 5 37
5 6 5 5 5 5 5 36
6 5 5 5 5 5 5 36
6 5 5 6 6 6 6 40
6 6 5 5 6 6 6 40
5 5 5 5 5 5 5 35
6 6 5 5 5 6 6 36
5 6 6 6 6 6 6 41
5 6 5 5 5 5 5 36
6 5 6 6 6 6 6 41
5 6 5 5 5 5 5 36
6 6 5 5 6 6 5 39
5 6 5 5 5 5 5 36
6 6 5 5 5 5 6 38
5 6 7 5 5 5 5 38
5 5 6 6 6 6 6 39
5 6 6 6 5 5 6 38
6 5 6 6 6 6 6 38
6 6 5 5 5 5 5 38
5 6 5 6 5 5 5 38
5 5 5 6 6 5 6 36
6 6 6 6 6 6 6 36
5 5 6 6 6 6 5 35
6 5 6 6 6 6 6 36
5 5 7 6 5 5 6 40
6 5 5 7 5 5 6 41
6 5 7 6 5 6 6 42
6 6 6 5 6 5 6 37
5 5 5 6 6 5 6 42
6 5 5 6 6 6 5 37
5 6 6 6 6 6 6 42
6 5 6 6 6 5 5 40
5 5 5 5 6 5 5 38
6 6 5 5 6 5 5 38
5 5 6 5 6 5 6 38
5 6 6 6 5 5 6 39
6 6 6 6 7 5 7 38

128
5. Variabel Kepatuhan Pajak

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 TKP


5 5 5 5 5 6 5 36
5 6 6 5 6 6 6 40
5 5 5 5 5 5 5 36
6 6 5 6 6 6 5 41
5 5 5 5 5 5 6 36
6 6 6 6 6 6 5 41
6 6 6 6 6 6 5 41
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 6 6 5 5 38
5 5 5 5 5 5 6 36
6 6 6 6 6 6 5 41
6 6 6 6 6 5 5 40
5 5 5 5 5 5 5 42
6 5 6 6 6 6 5 40
6 6 6 6 6 6 6 42
6 5 5 5 5 6 5 37
6 6 6 6 6 6 5 41
5 5 5 5 5 6 5 36
6 6 5 5 5 5 5 37
5 5 5 6 5 5 6 37
5 5 5 5 5 5 6 36
6 5 6 7 5 5 6 36
5 5 5 6 5 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 6 6 5 6 6 40
6 5 5 5 5 6 5 39
5 5 5 5 5 6 5 35
5 5 5 5 6 5 5 37
6 5 5 5 5 6 5 35
6 5 5 5 5 5 5 38
6 6 6 6 6 6 6 35
5 5 6 6 6 5 5 38
5 5 5 5 5 6 6 37
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 6 5 5 5 5 36
6 6 6 6 6 6 6 37

129
6 6 6 6 6 6 6 35
5 5 5 5 6 5 5 36
6 5 6 6 5 6 5 36
5 5 5 6 5 5 5 42
5 5 6 5 5 6 5 36
5 5 5 5 6 5 5 42
5 5 5 5 5 5 5 41
6 5 5 5 5 5 6 36
5 5 5 5 5 5 5 39
5 5 6 5 6 6 6 39
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 5 6 5 5 5 37
5 5 5 6 5 6 6 35
6 5 6 6 5 6 6 38
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 5 5 6 6 38
6 5 5 6 5 5 5 37
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 6 5 5 36
5 5 5 6 5 6 5 37
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 6 5 36
6 6 6 6 5 5 5 36
6 5 6 5 5 5 5 42
6 5 5 5 5 5 5 36
6 6 6 6 6 6 6 42
5 6 7 5 6 6 6 41
5 6 5 5 5 5 5 36
5 6 6 6 6 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 5 6 5 6 5 38
5 5 5 5 5 6 5 36
5 6 5 5 6 5 6 41
6 6 5 6 5 6 5 41
6 6 6 6 6 6 5 41
6 6 6 5 6 6 6 41
6 5 5 5 6 6 5 38
5 5 5 6 6 5 5 37
5 5 6 6 6 6 6 40

130
5 6 6 5 5 5 5 37
6 6 5 6 5 6 5 39
5 5 5 6 5 5 5 36
6 6 6 5 6 6 6 41
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 5 6 6 6 6 41
5 6 6 5 6 6 5 37
6 5 5 5 5 5 5 36
5 5 6 5 6 5 5 37
5 6 5 5 5 5 5 36
5 5 5 5 6 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 35
6 6 6 5 5 5 5 38
6 6 6 5 5 6 5 39
5 5 5 6 5 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 35
5 6 5 5 5 5 5 36
5 5 6 5 5 5 5 36
5 5 5 6 5 5 5 36
6 5 5 5 5 5 5 36
5 6 5 5 5 5 5 36
6 5 6 6 5 6 6 40
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 6 6 6 6 40
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 36
5 5 5 5 5 5 5 39
5 5 5 5 6 5 5 36
6 6 6 5 5 6 5 39
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 5 6 6 6 39
6 6 5 6 5 6 5 39
6 5 6 5 6 6 6 40
6 6 6 6 6 6 6 42
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 6 5 5 6 6 42
5 5 5 5 5 5 5 35

131
6 6 6 6 6 6 6 42
6 6 6 6 6 6 5 41
5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 5 5 5 5 5 35
6 5 5 5 5 5 5 41
5 5 5 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 40
6 6 6 6 6 6 5 42
5 5 5 5 5 5 5 41
5 5 5 5 5 5 5 42
6 5 6 6 5 5 7 41
5 6 5 6 6 6 5 36
5 5 5 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 39
6 6 5 5 6 6 6 40
5 5 5 5 5 5 6 38
5 6 6 6 5 5 5 39
5 5 5 5 6 6 5 38
6 6 6 6 5 5 7 36
5 6 6 6 5 6 6 38
5 5 6 5 6 5 6 36
6 6 6 5 6 5 6 41
6 5 6 6 6 6 6 40
5 6 5 5 6 5 5 39
5 6 6 6 6 6 6 41
5 6 6 5 6 5 5 38
5 6 5 6 6 6 6 40
5 6 6 6 6 6 6 42

Lampiran 3: Hasil Olah Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 TKP
KP1 Pearson
1 .377** .378** .374** .233** .427** .260** .403**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .000 .002 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142

132
KP2 Pearson
.377** 1 .434** .371** .436** .369** .195* .419**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .020 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KP3 Pearson
.378** .434** 1 .397** .463** .417** .434** .449**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KP4 Pearson
.374** .371** .397** 1 .289** .360** .288** .325**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KP5 Pearson
.233** .436** .463** .289** 1 .399** .289** .475**
Correlation
Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KP6 Pearson
.427** .369** .417** .360** .399** 1 .349** .409**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KP7 Pearson
.260** .195* .434** .288** .289** .349** 1 .316**
Correlation
Sig. (2-tailed) .002 .020 .000 .001 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
TKP Pearson
.403** .419** .449** .325** .475** .409** .316** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 TPP
PP1 Pearson
1 .048 .164 .140 .185* .295** .316** .353**
Correlation
Sig. (2-tailed) .570 .051 .098 .028 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
PP2 Pearson
.048 1 .440** .327** .116 .127 .179* .285**
Correlation
Sig. (2-tailed) .570 .000 .000 .168 .131 .033 .001
N 142 142 142 142 142 142 142 142

133
PP3 Pearson
.164 .440** 1 .429** .358** .201* .244** .383**
Correlation
Sig. (2-tailed) .051 .000 .000 .000 .016 .003 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
PP4 Pearson
.140 .327** .429** 1 .525** .378** .308** .433**
Correlation
Sig. (2-tailed) .098 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
PP5 Pearson
.185* .116 .358** .525** 1 .557** .337** .389**
Correlation
Sig. (2-tailed) .028 .168 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
PP6 Pearson
.295** .127 .201* .378** .557** 1 .321** .431**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .131 .016 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
PP7 Pearson
.316** .179* .244** .308** .337** .321** 1 .429**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .033 .003 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
TPP Pearson
.353** .285** .383** .433** .389** .431** .429** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 TS
S1 Pearson
1 .401** .303** .251** .322** -.069 -.010 .457**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .412 .910 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
S2 Pearson
.401** 1 .304** .170* .187* -.090 .059 .429**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .044 .026 .289 .485 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
S3 Pearson
.303** .304** 1 .336** .353** .013 .037 .382**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .874 .663 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142

134
S4 Pearson
.251** .170* .336** 1 .611** .191* -.049 .345**
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .044 .000 .000 .023 .560 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
S5 Pearson
.322** .187* .353** .611** 1 .204* .053 .397**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .026 .000 .000 .015 .529 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
S6 Pearson
-.069 -.090 .013 .191* .204* 1 .501** .259**
Correlation
Sig. (2-tailed) .412 .289 .874 .023 .015 .000 .002
N 142 142 142 142 142 142 142 142
S7 Pearson
-.010 .059 .037 -.049 .053 .501** 1 .218**
Correlation
Sig. (2-tailed) .910 .485 .663 .560 .529 .000 .009
N 142 142 142 142 142 142 142 142
TS Pearson
.457** .429** .382** .345** .397** .259** .218** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .002 .009
N 142 142 142 142 142 142 142 142
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
KE1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 TKE
KE1 Pearson
1 .359** .296** .354** -.112 -.169* -.119 .271**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .185 .044 .160 .001
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KE2 Pearson
.359** 1 .524** .624** -.001 -.036 -.125 .480**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .990 .671 .140 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KE3 Pearson
.296** .524** 1 .420** -.016 -.112 -.160 .401**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .851 .183 .057 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KE4 Pearson
.354** .624** .420** 1 .051 -.130 -.027 .380**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .549 .123 .752 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142

135
KE5 Pearson
-.112 -.001 -.016 .051 1 .400** .425** .230**
Correlation
Sig. (2-tailed) .185 .990 .851 .549 .000 .000 .006
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KE6 Pearson
-.169* -.036 -.112 -.130 .400** 1 .597** .180*
Correlation
Sig. (2-tailed) .044 .671 .183 .123 .000 .000 .032
N 142 142 142 142 142 142 142 142
KE7 Pearson
-.119 -.125 -.160 -.027 .425** .597** 1 .260**
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .140 .057 .752 .000 .000 .002
N 142 142 142 142 142 142 142 142
TKE Pearson
.271** .480** .401** .380** .230** .180* .260** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .006 .032 .002
N 142 142 142 142 142 142 142 142
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 TSP
SP1 Pearson
1 .342** .150 -.029 .144 .144 .125 .296**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .075 .734 .086 .088 .137 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
SP2 Pearson
.342** 1 .260** -.027 .091 .068 .167* .249**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .002 .747 .281 .424 .046 .003
N 142 142 142 142 142 142 142 142
SP3 Pearson
.150 .260** 1 .325** .238** .171* .250** .388**
Correlation
Sig. (2-tailed) .075 .002 .000 .004 .041 .003 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
SP4 Pearson
-.029 -.027 .325** 1 .355** .190* .248** .316**
Correlation
Sig. (2-tailed) .734 .747 .000 .000 .024 .003 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
SP5 Pearson
.144 .091 .238** .355** 1 .229** .425** .429**
Correlation
Sig. (2-tailed) .086 .281 .004 .000 .006 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142

136
SP6 Pearson
.144 .068 .171* .190* .229** 1 .146 .331**
Correlation
Sig. (2-tailed) .088 .424 .041 .024 .006 .083 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
SP7 Pearson
.125 .167* .250** .248** .425** .146 1 .502**
Correlation
Sig. (2-tailed) .137 .046 .003 .003 .000 .083 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
TSP Pearson
.296** .249** .388** .316** .429** .331** .502** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000
N 142 142 142 142 142 142 142 142
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

.644 8
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.663 8

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.650 8

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.622 8

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.623 8

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

137
2. Uji Asumsi Klasik
Coefficientsa
Unstandardized Standardized 95.0% Confidence Collinearity
Coefficients Coefficients Interval for B Correlations Statistics
Std. Lower Upper Zero-
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 6.924 5.971 1.159 .248 -4.884 18.732
TPP .680 .090 .654 7.561 .000 .502 .857 .669 .543 .477 .532 1.881
TS .042 .092 .039 .457 .648 -.140 .224 .408 .039 .029 .557 1.794
TKE -
-.006 .102 -.004 -.062 .951 -.209 .196 -.177 -.005 .793 1.261
.004
TSP .102 .076 .085 1.331 .185 -.049 .253 .010 .113 .084 .975 1.025
a. Dependent Variable: TKP

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 142
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std.
1.78537621
Deviation
Most Extreme Absolute .066
Differences Positive .059
Negative -.066
Test Statistic .066
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Correlations
Unstandardized
TPP TS TKE TSP Residual
Spearman's TPP Correlation -
1.000 .572** -.112 .136
rho Coefficient .273**
Sig. (2-tailed) . .000 .001 .185 .106
N 142 142 142 142 142
TS Correlation
.572** 1.000 .111 -.138 .124
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 . .187 .100 .142
N 142 142 142 142 142
TKE Correlation -
.111 1.000 .034 -.011
Coefficient .273**
Sig. (2-tailed) .001 .187 . .688 .896
N 142 142 142 142 142
TSP Correlation
-.112 -.138 .034 1.000 -.007
Coefficient
Sig. (2-tailed) .185 .100 .688 . .939

138
N 142 142 142 142 142
Unstandardized Correlation
.136 .124 -.011 -.007 1.000
Residual Coefficient
Sig. (2-tailed) .106 .142 .896 .939 .
N 142 142 142 142 142
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3. Uji Hipotesis

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .675 .455 .439 1.81125
a. Predictors: (Constant), TSP, TKE, TS, TPP
b. Dependent Variable: TKP

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 375.173 4 93.793 28.590 .000b
Residual 449.447 137 3.281
Total 824.620 141
a. Dependent Variable: TKP
b. Predictors: (Constant), TSP, TKE, TS, TPP

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.924 5.971 1.159 .248
TPP .680 .090 .654 7.561 .000
TS .042 .092 .039 .457 .648
TKE -.006 .102 -.004 -.062 .951
TSP .102 .076 .085 1.331 .185
a. Dependent Variable: TKP

4. Uji Moderated Regression Analysis

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .622 .387 .374 1.91346
a. Predictors: (Constant), M3, M1, M2

139
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 319.357 3 106.452 29.075 .000b
Residual 505.263 138 3.661
Total 824.620 141
a. Dependent Variable: TKP
b. Predictors: (Constant), M3, M1, M2

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 28.759 2.734 10.519 .000
M1 .013 .002 .595 5.964 .000
M2 .002 .003 .082 .730 .467
M3 -.008 .002 -.348 -4.333 .000
a. Dependent Variable: TKP

140

Anda mungkin juga menyukai