Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan Oleh:
NIA ANGGRAINI
102082026204
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
2008 / 1429 H
EVALUASI ATAS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK
Skripsi
Oleh:
NIA ANGGRAINI
NIM. 102082026204
Dibawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
2008 / 1429 H
Hari ini Kamis Tanggal 29 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Nia Anggraini NIM: 102082026204 dengan
judul skripsi “EVALUASI ATAS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK
TERHADAP SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK BADAN (Studi Kasus
Pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Baru Satu)”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Riwayat Pendidikan
1. MI Nurul Falah : Tahun 1996
2. MTs Soebono Mantofani : Tahun 1999
3. MAN 4 Jakarta : Tahun 2002
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah : Tahun 2008
Pengalaman Organisasi
1. Voice Of Communication (VOC) UIN Syarif Hidayatullah
ABSTRACT
Accomplishment of Tax Inspection for the letter of Annual Information of
Income– Tax of Corporation Tax- Payer
(Study cases in the office of Tax Service Jakarta Kebayoran Baru Satu)
Oleh:
Nia Anggraini
Key word:
Tax Inspection, Letter of Annual Information, Corporation Tax Payer
ABSTRAK
Kata kunci:
Pemeriksaan Pajak, SPT Tahunan,Wajib Pajak Badan.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Robil ’Alamin, Maha Suci Allah yang Maha Kuasa.
Segala puji bagimu ya Allah, yang membuat semua hal menjadi mungkin, yang
membuat sulit menjadi mudah, dan membuat perih terasa nikmat. Sujud syukurku
atas rahmat dan rizkiMu serta semua pemberianmu untukku, sehingga aku dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dan semoga Allah melimpahkan sholawat serta salam
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, kepada para Anbiya, para
Dengan seiring kasih sayang kedua orang tuaku, aku ucapkan banyak
terima kasih yang tak terhingga untukmu Ibu dan Bapakku tercinta, terima kasih
atas semua dukungan, semangat dan do’a, kesabaran, cinta dan kasih sayangnya
yang telah engkau berikan kepadaku, sehingga aku mampu menyelesaikan skripsi
dan mendukung hidupku (Ria maniez, Agil, Ardi…, serta adik kecilku yang
paling Luchu Alliyan, I love U all). Kekasih yang selalu mengisi hari2ku dengan
memberi banyak cinta dan kenangan, kesetiaan, semangat dan do’a (Abhank)
thanks for everything. Serta seluruh keluarga besarku yang selalu memberi
yang tak ternilai selama menempuh study, sehingga sekarang penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, ungkapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan
kepada:
2. Ibu Rini, SE, AK, Msi selaku Dosen pembimbing II yang telah
3. Bapak Drs., M Faisal Badroen, MBA selaku Dekan FEIS UIN Syarif
Hidayatullah.
4. Bapak Prof., Dr., Abdul Hamid, MS selaku Pudek FEIS UIN Syarif
Hidayatullah.
5. Bapak Drs., Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA selaku Sekjur FEIS UIN
Syarif Hidayatullah.
6. Segenap Bapak / Ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang tak
7. Segenap staf akademik dan perpustakaan, Ibu Lili, Ibu Novi, Ibu Siska,
Ibu Dewi, Pak Zuhro, Pak Ali, Pak Bambang terima kasih.
8. Bapak Sodiqin yang telah memberikan ijin riset di KPP Jakarta Kebayoran
Baru Satu.
9. Bapak Priyanto Dan Bapak Hendrawan selaku pemeriksa pajak, serta
Bapak David yang telah membantuku dalam memberikan data, terima
kasih.
10. Sahabat-sahabatku tercinta, tersayang, yang tak pernah terlupakan, Dewi
Ian Lee-a Isna amhell, akhirnya kita lu2s semua I miss Uuuuu…thx for
Supporting Mee!!
11. Temen – temen KKNS di Cikeas – Gunung Putri Bogor.
14. Semua teman yang datang dan pergi yang gak bisa ditulis karena tintanya
abieeezzZZ, trima kasih atas rasa sayang dan dukungannya pada saya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis masih merasa banyak kekurangan dan
kesalahan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik untuk melengkapi
penelitian ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Manajer Personalia
Di Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan informasi yang saya peroleh tentang adanya kebutuhan
karyawan / tenaga kerja dalam menjalankan operasional kerja di perusahaan yang
Bapak / Ibu pimpin, maka saya dengan ini mengajukan diri untuk mengisi posisi
tersebut.
Nama saya adalah Nia Anggraini dan saya berusia 23 tahun. Saya seorang yang
ulet, pekerja keras, rajin, mudah bersosialisasi dan dapat belajar dengan cepat.
Saya lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Perpajakan. Alamat saya di Perum
Villa Mutiara Jl. Mutiara V Blok MM no.5 Rt.02/04 Sawah Baru Ciputat 15413.
Demikian lamaran ini saya buat. Selanjutnya saya menunggu kesempatan untuk
mengikuti test dan wawancara.
Hormat Saya,
Nia Anggraini
Lampiran:
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Pas Foto
3. Foto cofy Kartu Tanda Penduduk
4. Foto cofy Ijazah SMU
5. Foto cofy Indeks Prestasi Kumulatif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
undang 1945 pasal 23 Ayat (2) berbunyi: “Segala pajak untuk keperluan negara
Rakyat”.
dapat menjadi sumber pendapatan negara paling favorit di saat langkanya sumber
mandiri dapat terwujud. Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber yang
rakyat, sehingga perlu disusun suatu sistem perpajakan yang sederhana namun
memadai baik dari segi perangkat hukumnya maupun dari segi pelaksanaannya di
tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi serta melalui penyempurnaan sistem
pajak yang belum tersentuh dan dioptimalkan, akan dapat memberikan kontribusi
negara semenjak berakhirnya era kejayaan minyak yang dulu berfungsi sebagai
(Kamis, 19 Juni 2008) jumlah penerimaan negara dari pajak belum optimal sebab
upaya memperbanyak jumlah pemilik Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP
belum menunjukan hasil yang maksimal. Sejak awal tahun 2006 hingga kini,
jumlah NPWP efektif atau NPWP yang dimiliki orang yang membayar pajak
secara riil, baru enam juta. Dengan demikian, jumlah orang yang belum memiliki
Nasution menyebutkan, dari 6 juta pemilik NPWP hanya sekitar 2,4 juta Wajib
Pajak yang rutin membayar pajak, yaitu 1,3 juta Wajib Pajak Orang Pribadi dan
1,1 juta Wajib Pajak Badan. Akan tetapi dengan hal ini pemerintah akan berusaha
menjaring Wajib Pajak lain untuk membayar pajak di atas Rp 5 miliar, pemerintah
paling lambat akhir 2008. Dengan kenaikan jumlah itu, pemerintah mengharapkan
ada kenaikan penerimaan negara sebesar Rp. 5 triliun pertahun. Saat ini, 3.276
senilai Rp 2,88 triliun dan sebanyak 411 orang membayar pajak di atas Rp 5
miliar dengan nilai Rp 1,4 triliun. Kewajiban mendaftarkan diri sebagai Wajib
Kena Pajak (PTKP). Batas PTKP yang sekarang berlaku adalah sejak tanggal 1
Januari 2006, sebagai berikut: Wajib Pajak belum kawin Rp.13.200.000 pertahun;
(maksimal tiga). Dilihat dari batasan penghasilan tersebut, potensi pajak yang
dimiliki oleh masyarakat masih sangat besar. Sementara itu target penerimaan
negara dari sektor pajak terus ditingkatkan dari tahun ke tahunnya. Berikut Tabel
Uraian
2002 2003 2004 2005 2006 2007
WP Badan
1.Terdaftar 941.038 1.031.624 1.116.224 1.207.653 1.337.637 1.358.022
2. Efektif 795.451 882.253 964.122 1.054.127 1.137.752 1.268.739
WP OP
1.Terdaftar 2.112.896 2.426.110 2.728.947 2.999.100 3.330.821 5.336.214
2. Efektif 1.986.108 2.263.492 2.564.735 2.829.251 2.876.911 5.144.748
TOTAL
1.Terdaftar 3.053.934 3.457.734 3.845.171 4.206.762 4.668.458 6.694.236
2. Efektif 2.781.559 3.145.745 3.528.857 3.883.378 4.014.663 6.413.487
Sumber: Direktorat TIP ( 05 Februari 2008) diolah sendiri
Dapat dijelaskan bahwa Wajib Pajak Efektif adalah Wajib Pajak yang
melaporkan SPT Tahunannya tepat pada waktu yang telah ditentukan yang
dilakukan secara rutin sesuai peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
pemerintah. Sedangkan Wajib Pajak Non Efektif adalah Wajib Pajak yang tidak
turut, wajib pajak tersebut meninggal dunia/ bubar, wajib pajak yang tidak
diketahui lagi alamatnya serta wajib pajak yang berdasarkan hasil penelitian/
(2005:28) Pajak dapat juga disebut sebagai sebuah produk hukum yang sangat erat
Bahkan tidak jarang publik bersikap apatis terhadap pajak. Salah satu penyebab
sikap apatis tersebut adalah karena pajak dirasakan sebagai sesuatu yang asing,
atas Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan Tata cara
2000 tentang Ketentuan umum dan Tata cara Perpajakan. Penerapan sistem
1983), dimana besarnya pajak yang harus dibayar Wajib Pajak sepenuhnya
ditentukan oleh fiskus, telah membuat bayangan menakutkan terhadap Wajib
Pajak yang mengakibatkan sikap antipati dan cenderung menghindar dari pajak.
kepatuhan baik formal maupun material, yang tujuan utamanya adalah untuk
menguji dan meningkatkan tax compliance seorang wajib pajak. Dengan demikian
pemeriksaan pajak tidak lain merupakan pagar penjaga agar Wajib Pajak tetap
pada koridor peraturan perpajakan. Selain itu penegakan hukum ini menjadi upaya
konsisten, dan konsekuen sesuai nilai-nilai yang dituntut pada era masa depan.
salah satu sifat dari pengenaan pajak yang tidak memberikan kontraprestasi
individual secara langsung. Menurut Chaidir Ali dalam bukunya Hukum Pajak
Elementer (1993:16) beberapa diantara tuntutan ini antara lain adalah kepastian
dipungut. Tanpa pemungutan pajak sudah bisa dipastikan bahwa keuangan Negara
akan lumpuh terlebih lagi bagi Negara yang sedang membangun seperti Indonesia.
pemeriksaan pajak. Kendala ini berasal dari fiskusnya sendiri yang jumlah
maupun kemampuannya masih sangat terbatas, menurut data yang telah diperoleh
dari www.pajak.go.id (06 Juni 2007) jumlah pejabat eselon dua ke atas Ditjen
hanya berjumlah 2.300 orang, padahal di negara lain komposisi auditor ideal
mencapai 50-60 persen. Sedangkan dari sisi objek pemeriksaan yaitu Wajib Pajak
sendiri yang kerap kali menghindar atau bahkan menolak untuk bekerja sama.
Dalam prakteknya Wajib Pajak sering tidak kooperatif dalam memberikan data-
data yang dibutuhkan selama proses pemeriksaan. Bahkan kerapkali terjadi pula
undang atau menggelapkan pajak (tax evasion), selain itu kendala yang dihadapi
menyetorkan pajak, pada umumnya diaplikasikan melalui dua cara yang berbeda.
Pertama, dengan cara penghindaran pajak (tax avoidance). Kedua, dengan cara
pengelakan pajak (tax evasion). Tax evasion, atau yang kadang disebut dengan
NPWP, atau memiliki NPWP tetapi tidak melaporkan SPT atau melaporkan SPT
tetapi isinya tidak benar. Banyak alasan mengapa orang (wajib pajak) melakukan
hal itu. Namun secara garis besar, sebab-musabab tindak penggelapan pajak (tax
evasion) dapat dibedakan menjadi dua. Pertama karena yang bersangkutan tidak
sengaja (alpa) dan tidak mengetahui akan adanya peraturan tersebut. Dan kedua
yang bersangkutan tahu bahwa ada peraturan tersebut, tetapi tetap melanggarnya
demi menjaga kesejahteraannya agar tidak berkurang atau tidak membayar pajak.
Tahunan PPh Wajib Pajak Badan ini merupakan replikasi dari penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Siti Himayah (2005), dengan judul
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi”. Hasil dari skripsinya tersebut
Wajib Pajak orang pribadi yang dilakukan di KPP Jakarta Tebet sudah sangat
efektif, yang menunjukan bahwa kepatuhan Wajib Pajak untuk diperiksa tinggi
maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap topik ini,
dengan harapan dapat ikut memberikan sumbangan pemikiran dalam memberikan
Satu”.
B. Perumusan Masalah
(SPT) Tahunan PPh Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta
dalam praktek di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu, sesuai Peraturan Menteri
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
akan hak dan kewajiban yang melekat pada Wajib Pajak sebagai warga
yang selama ini masih dianggap sebagai momok yang meresahkan dan
pemeriksaan pajak.
pajak di KPP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pajak
Pajak bukan saja sebagai kewajiban belaka, melainkan juga adalah hak dari
pembayar pajak (Wajib Pajak) dimana rakyat selaku pembayar pajak melalui
pajak itu?
ahli dibidang perpajakan. Diantara pendapat para ahli tersebut adalah sebagai
berikut:
aturan pelaksanaannya.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun oleh daerah.
negara dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat. Oleh sebab itu pemungutan
pajak harus berdasarkan persetujuan dari rakyat. Tentang jenis pajak apa saja yang
dipungut serta berapa besar pemungutan pajak. Dan proses persetujuan itu dapat
dilakukan dengan suatu undang-undang yang diatur dalam pasal 23 ayat 2 UUD
2. Fungsi Pajak
penerimaan sektor pajak, retribusi, bea dan cukai, hasil perusahaan negara
rutin dari pemerintah seperti gaji pegawai, pembelian alat tulis menulis,
sebagainya.
dan ekonomi, dan mencapai tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Salah
satu contoh penerapan pajak sebagai fungsi mengatur adalah pajak yang
mewah (PPn-BM) dikenakan pada saat terjadi transaksi jual beli barang
mewah. Semakin mewah suatu barang maka tarif pajaknya semakin tinggi
mewah.
c. Fungsi Demokrasi
pemerintah.
d. Fungsi Distribusi
keadilan dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya tarif
3. Jenis Pajak
lembaga pemungutnya.
a. Menurut Golongannya
sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan
kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban sendiri
karena terdapat pertambahan nilai terhadap barang dan jasa. Pajak ini
dibayarkan oleh produsen atau pihak yang menjual barang tetapi dapat
b. Menurut Sifatnya
PBB.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik
pendapat para ahli tersebut, yang paling terkenal adalah four maxims dari Adam
empat asas, yaitu equity, certainty, convenience dan economy. Berikut ini
dijelaskan beberapa asas yang penting untuk diperhatikan dalam mendisain sistem
pemungutan pajak:
baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun penghasilan yang
b. Asas Sumber
official assesment system, self assesment system, dan with holding system.
yang berlaku.
Pada prinsipnya pajak terutang pada saat timbulnya objek pajak yang
dapat dikenakan pajak, tanpa menunggu adanya Surat Ketetapan Pajak (SKP).
Surat Ketetapan Pajak hanya berfungsi sebagai surat keputusan yang menentukan
umum dan tata cara perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak tidak lagi berkewajiban
(SPT) Wajib Pajak. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak hanya terbatas pada wajib
Surat Ketetapan Pajak baru diterbitkan bila Wajib Pajak tidak membayar
Untuk mengetahui apakah Wajib Pajak tidak atau kurang membayar pajak, adalah
karena dilakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan dan hasil
pemeriksaan itu diketahui bahwa pajaknya kurang dibayar dari jumlah yang
seharusnya terutang. Pemeriksaan dapat dilakukan ditempat Wajib Pajak dengan
Tabel 2.1 Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Tahun 2002- Desember 2007
2005 adalah sebanyak 20 Wajib Pajak disidik, 159 Wajib Pajak dicegah
dengan cara:
dalam bentuk tidak membayar pajak. Dalam perlaawanan pasif ini tidak
dengan baik. Sementara cara-cara perlawanan aktif yang ada secara umum
olehnya.
B. Pemeriksaan Pajak
1. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan undang-undang No. 16 Tahun 2000, diatur lebih lanjut dengan
Perpajakan.
pajak yang terutang dan menyetorkan ke kas negara. Dalam sistem ini tentu
diperlukan kejujuran, dan tetap ada yang tidak jujur dalam menghitung pajaknya
Ketiga atas Undang-undang No. 6/1983 tentang ketentuan umum dan tata cara
menjadi dasar dari SPT Tahunan. Pemeriksaan Pajak adalah suatu kegiatan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, dalam hal ini petugas
Pajak, untuk mencari bahan-bahan dalam menetapkan jumlah pajak yang terutang
administrasi perpajakan.
keadilan, dan pembinaan kepada Wajib Pajak. Serta dalam rangka melaksanakan
a. Pemeriksaan lapangan
pasal 3 ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak.
4) Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan ditemukan indikasi adanya
b. Pemeriksaan Kantor
Jenderal Pajak.
pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau
tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas,
tercela.
c) Menggunakan keahliannya secara cermat dan seksama serta memberikan
pemeriksa pajak yang tergabung dalam suatu tim yang terdiri dari seorang
supervisor, seorang ketua tim dan seorang atau lebih anggota. Penunjukan tim
Pajak(SP3).
sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Wajib Pajak baik yang tersedia dalam program SIP (Sistem Informasi
Pajak) maupun data-data dan informasi juga diperoleh dari pihak lain
data-data yang ada pada SPT Wajib Pajak dengan data yang tersedia
secara efektif dan efisien dalam jangka waktu yang tersedia relatif
singkat.
pemeriksaan.
dan dokumen.
7) Menyediakan sarana pemeriksaan, yaitu beberapa formulir yang harus
Pajak)
pajak
b. Tahap Pelaksanaan
ada pada SPT Wajib Pajak maupun database aplikasi Sistem Informasi
Perpajakan
secara tegas.
dan biaya.
organisasi.
lainnya.
dilaporkan Wajib Pajak dalam SPT untuk menguji apakah benar telah
dilakukan penyetoran PPh untuk pihak lain atas nama Wajib Pajak.
e) Pengaruh penyimpangan
perpajakannnya.
berkaitan dengannya.
cabang, perwakilan, pabrik, dan tempat usaha dari Wajib Pajak domosili.
yang dilakukan dalam tahun berjalan untuk jenis pajak tertentu atau
seluruh jenis pajak dan mengumpulkan data dan keterangan untuk tujuan
tertentu.
b. Pemeriksaan Kantor yang meliputi suatu jenis pajak tertentu baik tahun
Pajak.
seksama.
perpajakan.
dua jenis yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung digunakan
dengan cara menguji secara langsung angka dalam SPT dengan laporan keuangan
dan pembukuan yang diselenggarakan oleh wajib pajak. Metode tidak langsung
9. Prosedur Pemeriksaan
diperiksa.
Surat Pemberitahuan adalan surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak, dan atau bukan
objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Nomor. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
a. Bagi Wajib Pajak penghasilan, SPT PPh berfungsi sebagai sarana untuk:
b. Bagi pengusaha kena pajak, SPT PPN berfungsi sebagai sarana untuk:
1) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah pajak
sebenarnya terutang.
dilaksanakan sendiri oleh pengusaha kena pajak dan atau melalui pihak
c. Pemotong atau pemungut pajak, SPT berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan, mempertanggung jawabkan pajak
yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.
Tahun pajak atau Bagian Tahun pajak yang dilaporkan setiap tahun.
Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Adapun SPT yang sesuai dengan topik
pembahasan skripsi ini adalah SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan.
a. Yang wajib mengisi SPT PPh Badan adalah seluruh Wajib Pajak Badan
b. Bentuk formulir dan isi SPT PPh Badan ini diatur dengan keputusan
2002.
4) SSP PPh Pasal 29 dalam hal adanya kekurangan pajak yang terhutang.
5) Surat Kuasa Khusus dalam hal SPT ditandatangani oleh bukan Wajib
Pajak .
25.
ditandatangani oleh pengurus atau direksi. Yang termasuk Wajib Pajak Badan
adalah semua Wajib Pajak Badan dengan nama dalam bentuk apapun termasuk
badan koperasi yang dalam hal ini dibedakan atas badan yang dalam usahanya
a. Untuk SPT Masa, harus disampaikan paling lambat 20 hari (dua puluh
b. Untuk SPT Tahunan, harus disampaikan paling lambat tiga bulan setelah
satu tahun pajak dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak terhutang.
Bila SPT tidak disampaikan seusai batas waktunya atau batas waktu perpanjangan
D. Pajak Penghasilan
1. Pengertian Pajak
adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atau penghasilan yang
6 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000 Pasal
a. Orang Pribadi
berhak
c. Badan. Pengertian badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang
Komanditer, Badan Usaha Milik Negara, atau Daerah. Dengan nama dan
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang dimaksud dengan BUT adalah bentuk
usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal
di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, yang dapat berupa tempat kedudukan manajemen,
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik berasal dari
dalam maupun luar negeri, yang dapat dipakai sebagai konsumsi atau untuk
menabah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan bentuk
apapun.
Jenis penghasilan yang dikenakan pajak atau disebut objek pajak sesuai
c. Laba usaha
biaya.
pengembalian utang.
g. Royalti
h. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
j. Premi asuransi.
E. Wajib Pajak Badan dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
KUP Pasal 1 adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, frma, kongsi, kopeasi, dana pensiun,
atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya.
Pengertian dari SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan
objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan
dua macam SPT yaitu SPT Masa yang dilaporkan setiap bulan, dan SPT Tahunan
yang dilaporkan setiap tahun. Sedangkan berdasarkan subjek pajaknya ada SPT
awjib pajak orang pribadi dan SPT Wajib Pajak Badan. Adapun SPT yang sesuai
dengan topik bahasan skripsi ini adalah SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan.
berlaku mulai tahun pajak 2003. batas waktu penyampaian SPT yaitu bulan
setelah akhir tahun pajak. Sehubungan dengan laporan dalam SPT ini jenis
1) Formulir SPT 1771, yaitu SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan.
2) Formulir SPT 1771-I, yaitu penghasilan neto dalam negeri dari usaha
dan gratifikasi.
anggota koperasi.
7) Formulir SPT 1771-VI, yaitu penghasilan yang tealah dikenakan pajak
b. Kelengkapan SPT
lengkap adalah SPT yang semua elemen SPT induk dan lampirannya telah
diisi lengkap, SPT induk telah ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau
kuasanya, serta dilampiri dengan lampiran khusus dan atau lampiran yang
telah disyaratkan.
c. Ketentuan Pembukuan
pembukuan.
huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam
Menteri Keuangan.
2) Pembukuan harta meliputi seluruh kegiatan usaha serta pekerjaan
taat asas.
F. Kerangka Pemikiran
Ada dua variabel yang diuji dalam penelitian ini yaitu hubungan antara
2.1).
G. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (UU KUP) beserta
peraturan pelaksanaannya.
yaitu :
Pajak Penghasilan.
2008;
bidang perpajakan;
disampaikan.
ketetapan pajak;
bidang perpajakan;
disampaikan.
Jenderal Pajak.
dan PPN.
g. Ketentuan Lain
lampirannya
(SSP).
PPh.
METODOLOGI PENELITIAN
(KPP) Jakarta Kebayoran Baru Satu. Penelitian yang dilakukan adalah dengan
cara membandingkan fakta yang ada dilaporan dengan pengetahuan teoritis yang
erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Adapun masalah yang akan
data yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, ini berarti data yang
Dalam metode ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel
penelitian. Jadi, pengumpulan data yang telah diberi penjelasan oleh peneliti akan
mengambil siapa saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan
untuk mengumpulkan data dan informasi. Adapun metode pengumpulan data dan
1. Data Primer
dengan cara:
dari seksi PPh Badan, seksi TUP pada bagian pengisian SPT Tahunan, dan
salah satu petugas pemeriksa pajak dari seksi PPh Badan sebagai pihak
2. Data Sekunder
Research) penelitian ini digunakan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang
membaca literatur yang ada, buku, dan berbagai sumber yang berhubungan
dengan topik skripsi yang dibahas, seperti sejarah KPP, struktur organisasi dan
data-data lainnya. Serta melalui dokumentasi yaitu mencatat dan memfotokopi
langsung pada kantor pelayanan pajak dengan pengetahuan atau landasan teori
yang diperoleh dari literatur yang tersedia yang berkenaan dengan masalah yang
diteliti.
yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu
penelitian.
sesuai dengan golongan atau kelompok. Analisis data diperoleh dari hasil
pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder dianalisis dengan
Selain itu data juga diperoleh melalui Metode Statistik Deskriptif yaitu
Metode Rata-rata Hitung atau dapat disingkat Rata-rata (Mean), sekumpulan data
adalah bilangan yang didapat dari hasil pembagian jumlah nilai data yaitu SPT
yang diterima KPP oleh banyak data yaitu Wajib Pajak yang terdaftar di KPP
dalam kumpulan itu. Dengan perhitungan tersebut dapat dilihat seberapa besar
Kebayoran Baru Satu, apakah memiliki kecenderungan naik atau turun. Rumus
dilakukan oleh Iis Rahmawati (2006), dengan judul skripsi “Analisis Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Pelaporan SPT Masa PPN Dikaitkan dengan Rencana
teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur, sedangkan variabel itu sendiri
adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai dapat berupa angka
atau berupa atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran
nilai.
Variabel utama yang berkenaan dengan topik pembahasan dalam skripsi
ini adalah merupakan variabel tunggal yang terdiri dari beberapa sub variabel
antara lain:
2. Surat Pemberitahuan adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau
bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan
3. Pajak Penghasilan Terhutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu
saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak
4. Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang
Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk
sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya, dan
dalam KUP.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian pada tahun 1974 diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak Jakarta
Selatan Dua. Lalu sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan maka pada
tahun 1994 diubah lagi menjadi Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran
Baru (KPP JKB). Dan terakhir pada tahun 2002 mengalami perubahan
secara bersama dengan KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua di gedung Jl. K.H.
melihat kondisi dan kapasitas gedung yang tidak memungkinkan untuk dihuni
2 unit kantor dan seirama dengan langkah reorganisasi Ditjen Pajak, maka
pada awal tahun 2002 dilakukan pemindahan lokasi untuk KPP Jakarta
Kav.18 jakarta Selatan. Sementara itu KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu tetap
sebagai berikut :
Kelurahan , Yaitu :
a. Kelurahan Senayan
b. Kelurahan Selong
c. Kelurahan Melawai
d. Kelurahan Gunung
e. Kelurahan Petogogan
jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPP Jakarta Kebayoran Baru
Gambar 4.1
Susunan Organisasi KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu
Kepala
Kantor
Sub
Bagian
Umum
Satu dibagi dalam 8 (delapan) seksi dan Sub Bagian Tata Usaha, uraiannya
c. Seksi-seksi
Pajak
dari :
Badan.
Penghasilan.
6). Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak langsung Lainnya
terdiri dari:
Lainnya;
langsung Lainnya.
2) Subseksi Penagihan
perselisihan perpajakan.
b) Subseksi Rekonsiliasi ;
c) Subseksi Keberatan Pajak Penghasilan ;
Langsung lainnya.
2. Pemeriksa Pajak
Tabel 4.1
Tenaga Pemeriksa Pajak Di Seksi PPh Badan
Kasi Pelaksana
Pelaksana
Beberapa diantara para pameriksa pajak yang berlatar belakang pendidikan DIII,
saat ini sedang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1) di
diberikan kepada sebuah tim pemeriksa yang terdiri dari satu orang Supervisor,
satu Ketua tim, dan dua orang anggota tim. Penentuan jumlah anggota tim dalam
setiap penugasan sebagaimana disampaikan oleh Kepala Seksi PPh Badan adalah
pemeriksa yang bersangkutan. Penunjukan anggota tim dan ketua tim pelaksana
dilakukan oleh seorang supervisor dalam hal ini Kepala Seksi PPh Badan, yang
terlebih dahulu di setujui oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran
Baru Satu.
pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau
tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas dan
dikarenakan isi dari peraturan pemerintah tersebut hanya mensyaratkan dua unsur
Tenaga Ahli.
b. Diberi tugas dan wewenang serta tanggung jawab oleh Direktorat Jenderal
Pajak.
Syarat ini jelas telah terpenuhi dengan baik, karena petugas pemeriksa
pajak di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu selama ini diambil dari para
pelaksana di bagian seksi PPh Badan demikian juga dengan pemberian tugas,
lembaga atau instansi pelayanan publik baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu peneliti perlu mengetahui berapa banyak jumlah
dari Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi yang masih memenuhi
sampai dengan tahun 2006 dari Sistem Informasi Perpajakan yang ada adalah
sejumlah 12.623 Wajib Pajak, yang terdiri dari 6.216 Wajib Pajak Badan dan
6.407 Wajib Pajak Orang Pribadi. Dari jumlah tersebut diatas, hanya 4.321
Dilihat dari segi jenis kegiatan usaha dan pekerjaan penduduk, Wajib
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
dan Bentuk Badan lainnya. Sedangkan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang
untuk tahun pajak 2006 dilakukan paling lambat 31 Maret 2007, bagi
Wajib Pajak yang terlambat melaporkan SPT Tahunannya akan dikenakan
sanksi berupa denda dan Formulir SPT yang digunakan oleh Wajib Pajak
seperti lebih bayar, kurang bayar, tidak balans ataupun nihil. Apabila
langsung mengenai pelaksanaan pemeriksaan pajak atas SPT Tahunan PPh Wajib
Tabel 4.2
Tabel SPT Tahunan untuk Tahun 2004 s/d 31 Desember 2005
Pada tahun pajak 2004 SPT Tahunan PPh Badan yang masuk ke KPP
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau karena
pajak tidak terutang serta tidak ada kredit pajak. Sedangkan SPT Kurang
Bayar adalah SPT yang menunjukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah
administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. SPT Lebih Bayar
karena jumlah pokok pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang/
seharusnya tidak terutang. SPT Balans adalah SPT yang menunjukan adanya
yang terutang, sedangkan SPT Tidak Balans adalah SPT yang menunjukan
adanya ketidakseimbangan antara jumlah pokok pajak dengan jumlah pajak
terutangnya.
2005 (tabel 4.2) dapat dihitung besarnya persentase efektifitas Wajib Pajak
= 1.616
5.094
= 31,7%
yang telah dilakukan oleh petugas pemeriksa pajak atas SPT Tahunan PPh
Wajib Pajak Badan cukup memiliki pengaruh yang sangat baik terhadap
SPT yang dilaporkan oleh Wajib Pajak Badan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Pada tahun 2004 s/d 31 Desember 2005 sebagian besar Wajib
Pajak Badannya yaitu sebanyak 3.478 (tidak efektif) Wajib Pajak Badan tidak
bagian seksi PPh Badan hal ini dikarenakan sebagian Wajib Pajak Badan telah
instansi yang berwenang, dan sebagian lagi berdasarkan hasil penelitian dan
pengamatan yang dilakukan pihak KPP Wajib Pajak Badan yang bersangkutan
Desember 2006 diketahui bahwa tingkat efektifitas Wajib Pajak Badan dalam
sedikit mengalami penurunan, dari data yang diperoleh tahun 2005 s/d 31
Desember 2006 (tabel 4.3) tersebut dapat dihitung besarnya persentase tingkat
= 1.721
5.614
= 30,6%
Badan dalam melaporkan SPT Tahunannya hanya sebesar 30,6% Wajib Pajak
yang disebabkan karena Wajib Pajak yang terdaftar yaitu sebanyak 3.893
Wajib Pajak Badan tidak melaporkan SPT Tahunannya pada KPP. Sebagian
petugas yang ditunjuk untuk itu, sedangkan sebagian lainnya diketahui telah
membubarkan usahanya serta tidak melakukan kegiatan usaha lagi, yang dapat
Tabel 4.3
Tabel SPT Tahunan untuk Tahun 2005 s/d 31 Desember 2006
Untuk Tahun Pajak 2005, jumlah SPT Tahunan yang masuk mencapai
1.705 SPT, dari SPT yang masuk rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Tabel SPT Tahunan untuk Tahun 2006 s/d 31 Desember 2007
yaitu:
= 1.775
6.216
= 28,5%
Badan melaporkan SPT Tahunannya, sebagian dari Wajib Pajak Badan yang telah
untuk melaporkan SPT Tahunannya. Dari Keterangan yang diperoleh hal ini
lagi serta tidak diketahui lagi keberadaan alamatnya meskipun sudah dilakukan
pencarian oleh petugas yang ditunjuk oleh KPP. Dan jumlah SPT yang masuk
pada tahun 2006 s/d 31 Desember 2007 berjumlah 1.688 SPT, yaitu terdiri dari:
oleh petugas pemeriksa pajak atas SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
Pajak Badan untuk menyerahkan SPT Tahunannya, hal ini dapat dilihat pada
penyerahan SPT Tahunan tahun 2004 sampai dengan 31 Desember 2005 yaitu
banyak mengalami penurunan yaitu hanya sebesar 28,5% Wajib Pajak Badan
yang menyerahkan SPT Tahunannya, sebagian besar Wajib Pajak Badan yang
Untuk Tahun Pajak 2007, jumlah SPT yang masuk belum dapat diketahui
karena baru akan dilaporkan pada tahun pajak 2008, yang baru diketahui
hanya jumlah Surat Tagihan Pajak saja yang masuk yaitu sebesar 487 STP.
Jadi pada tahun ini belum dapat diketahui berapa jumlah SPT yang
menyatakan Nihil, Kurang Bayar, Lebih Bayar, dan SPT Tidak Balans.
Tentang ketentuan umum dan Tata cara Perpajakan, seperti transparansi atas
hasil pemeriksaan pajak yang dapat memacu rasa percaya Wajib Pajak Badan
pada pihak fiskus serta manfaat yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan
sebagai upaya penegakan keadilan bagi Wajib Pajak. Selain itu pada saat
hambatan yang cukup berarti yang berasal dari fiskusnya sendiri yaitu
Jakarta Kebayoran Baru Satu sudah cukup memadai, dan secara umum SPT
Tahunan yang dilaporkan oleh Wajib Pajak Badan ke KPP telah memenuhi
persyaratan formal yang ditentukan, walaupun masih ada Wajib Pajak Badan
dan sesuai dengan Surat Perintah Pemeriksaam Pajak (SP3). Selain itu dalam
dengan para petugas pemeriksa pajak di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu
seksi PPh Badan, SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak sudah lengkap dan
sudah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini diketahui karena
Daftar harta dan kekayaan serta Daftar kewajiban sehingga SPT tersebut telah
dikatakan oleh salah satu petugas pemeriksa di Seksi PPh Badan. Namun ada
juga Wajib Pajak yang hanya melakukan pencatatan terhadap omset mereka
ditetapkan sebelumnya.
Baru Satu pada seksi PPh Badan, pelaksanaan pemeriksaan pajak terhadap
Wajib Pajak dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
a. Tahap Persiapan
petugas pelaksana dari seksi PPh Badan yang ditunjuk secara bergiliran di
Tahunan dari Wajib Pajak tersebut, hal pertama yang dilakukannya adalah
bahwa SPT Tahunan tidak terjadi salah hitung dan salah tulis, sehingga
data yang direkam kedalam komputer adalah data yang benar. Selama
proses tersebut petugas juga dapat memilah SPT Tahunan yang telah
diterima dan direkam sesuai dengan jenis SPT (Lebih Bayar, Kurang
Bayar, atau Nihil). Selain itu juga, petugas pemeriksa berusaha melakukan
dengan data SPT tahun sebelumnya, atau juga dengan data SPT dari Wajib
Pajak yang memiliki usaha sejenis. Selain itu analisa juga dilakukan
dengan cara memahami terlebih dahulu ketentuan apa saja yang terkait
3) Mengidentifikasi Masalah
tidak masuk, SPT yang mengalami penundaan, serta masalah Wajip Pajak
pindah.
catatan, dokumen dan daftar buku yang akan dipinjam dari Wajib Pajak,
tinggal dan atau tempat usaha Wajib Pajak tersebut, untuk digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pemeriksaan dan
tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak, tempat tinggal
Wajib Pajak atau di tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal
Pajak yang meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, untuk tahun
Mengenai ruang lingkup atau jenis pemeriksaan yang digunakan oleh KPP
Jakarta Kebayoran Baru Satu atas SPT Tahunan PPh Badan adalah dalam
untuk satu, beberapa atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun berjalan
pemeriksaan pajak untuk mencapai sebuah tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan serta bukti lain
Pajak. Diantara buku, catatan, dan dokumen yang dipinjam oleh pemeriksa
pajak adalah SPT Tahunan PPh Badan dan PPh 21, SPT Masa PPh pasal
25, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23/26, Pasal 4 (2), Laporan Keuangan, Daftar
Pemasukan dan Pengeluaran, serta masih banyak lagi daftar buku, catatan,
dan dokumen yang akan dipinjam oleh pemeriksa pajak dalam rangka
pemeriksaan.
dan dokumen serta bukti tersebut akan dikembalikan kepada Wajib Pajak
dapat berupa:
seorang Kepala Kantor untuk jangka waktu tertentu, yang akan ditunjukan
berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
dokumen serta bukti yang diperlukan yang akan dipinjam dari Wajib Pajak
langsung keadaan fisik tempat tinggal atau tempat usaha Wajib Pajak
Badan tersebut.
Dalam jangka waktu 7 hari setelah surat permintaan peminjaman buku,
kegiatan usaha mereka. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
Wajib Pajak tidak juga meminjamkan buku, catatan, dan dokumen yang
Pajak.
oleh pemeriksa pajak dengan cara melihat langsung keadaan Wajib Pajak,
Setelah buku, catatan, dokumen dan bukti lainnya telah diberikan atau
Wajib Pajak tersebut yang telah diisi olehnya sesuai dengan angka yang
tercatat didalam buku, catatan, dan dokumen Wajib Pajak. Apabila tidak
sesuai dengan angka yang telah tercantum didalam buku, catatan dan
dilakukan oleh Wajib Pajak dalam SPT nya, konfirmasi tersebut dilakukan
ditanggapi oleh Wajib Pajak pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
kepada Wajib Pajak untuk diberikan tanggapan secara langsung. Hasil dari
dari pemeriksa pajak serta tanggapan dari Wajib Pajak yang menjadi
oleh tim pembahas tersebut untuk dapat disetujui oleh kedua belah pihak
namun apabila dalam jangka waktu 7 hari Wajib Pajak tidak memberikan
tanggapan terhadap SPHP dan DTPP maka pemeriksa pajak akan segera
ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Pajak dan juga oleh Kepala Kantor
conference dengan Wajib Pajak. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari
Pemeriksaan (LHP), serta Nota Hitung yang telah dibuat pada saat proses
Jakarta Kebayoran Baru Satu tidak melakukan pengecekan dan tidak pula
oleh Tim pemeriksa pajak, maka laporan tersebut harus segera disahkan
Nota Perhitungan Pajak Terutang, hal ini dilakukan agar hasil dari
Semua tindak lanjut dan monitoring merupakan tugas dari seksi PPh
Badan di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu dan merupakan kegiatan diluar
pemeriksa pajak, monitoring akan dilakukan oleh pemeriksa pajak di seksi PPh
Badan dengan cara mengirimkan Laporan Tahunan secara langsung kepada
Kakanwil Direktorat Jenderal Pajak III, sedangkan tindak lanjut diawali dengan
Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), Surat
Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), serta Surat Tagihan Pajak (STP). Setelah Surat
sebuah keberatan.
tahun 2004 sampai dengan 2006 jenis produk hukum adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Jenis Produk Hukum Tahun 2004
Tabel 4.6
Jenis Produk Hukum Tahun 2005
Tabel 4.8
Jenis Produk Hukum Tahun 2007
Untuk tahun 2007 jumlah Surat Tagihan Pajak (STP) yang masuk
sebanyak 487 surat , dari jumlah tersebut diketahui bahwa masih banyak Wajib
Pajak yang tidak mau memenuhi kewajiban perpajakannya untuk melaporkan SPT
Jadi dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara
Perpajakan, masyarakat umumnya dan Wajib Pajak Badan khususnya kini telah
A. Kesimpulan
Pemeriksaan Pajak terhadap SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan pada KPP
Jakarta Kebayoran Baru Satu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di seksi
PPh Badan di KPP Jakarta Kebayoran baru satu yang diobservasi selama 3 tahun
yaitu dari tahun 2004 sampai dengan 2006. Dari hasil penelitian, maka dapat
1. Wajib Pajak Badan pada KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu relatif mau
tahun. Hal ini terlihat dari semakin rendahnya persentase penyerahan SPT
Tahunan ke KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu, yaitu sebesar 31,7% pada
tahun 2004, berangsur menurun pada tahun 2005 sebesar 30,6% dan sebesar
2. Pada KPP Jakarta Kebayoran Baru satu jenis ruang lingkup pemeriksaan
yang dilakukan atas SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan adalah dalam
oleh seksi PPh Badan telah memenuhi ketentuan peraturan yang telah
ditetapkan yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
dan sarana yang telah diberikan oleh KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu juga
3. Menurut Ditjen Pajak, dengan adanya kebijakan Sunset Policy yang berakhir
Desember tahun 2008 sejauh ini berjalan sangat efektif yang dampak
tahun ini sebanyak 2 juta Wajib Pajak, para investor mulai memiliki NPWP
B. Implikasi
Baru Satu berusaha mengefektifkan Wajib Pajak Badan yang selama ini
belum terdaftar.
C. Saran
optimalisasi penerimaan pajak dan sikap kejujuran serta rasa keadilan bagi
Wajib Pajak menuju masyarakat yang sadar akan pajak dan peduli pajak.
2. Adanya faktor lain diluar pelaksanaan pameriksaan pajak yang perlu terus
Haula Rosdiana dan Rasin Tarigan, “Perpajakan Teori dan Aplikasi”, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Iis Rahmawati. “Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pelaporan SPT Masa
PPN Dikaitkan Dengan Rencana Penerimaan PPN Pada KPP Jakarta
Cilandak”, 2006.
Mardiasmo. Drs., Akt., MBA, “Perpajakan”, Edisi ke-5, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta,1997.
Nur Indriantoro. Dr., M.Sc., Akt, dan Bambang Supomo. Drs., M.Si., Akt,
“Metodologi Penelitian Bisnis”, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta.
Rimsky K. Judisseno, “Pajak dan Strategi Bisnis”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1999.
www.pajak.go.id.