Anda di halaman 1dari 52

TUGAS AKHIR

PRAKTEK SISTEM PENGENDALIAN INTERN


PERSEDIAAN BARANG DI GUDANG PADA
SINTESA PENINSULA HOTEL MANADO

Oleh

APRINIGEL H. SINGON

NIM 16042046

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI PERPAJAKAN
2019
TUGAS AKHIR
PRAKTEK SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PERSEDIAAN BARANG DI GUDANG PADA
SINTESA PENINSULA HOTEL MANADO

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


dalam menyelesaikan pendidikan diploma tiga pada
Program Studi Diploma III Akuntansi Perpajakan

Oleh

APRINIGEL H. SINGON

NIM 16042046

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI PERPAJAKAN
2019

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
TUGAS AKHIR

Dengan Judul

PRAKTEK SISTEM PENGENDALIAN INTERN


PERSEDIAAN BARANG DI GUDANG PADA
SINTESA PENINSULA HOTEL MANADO

Oleh :

Nama : Aprinigel H. Singon


NIM : 16042046
Program Studi : Diploma III Akuntansi Perpajakan

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Manado, Agustus 2019


Koordinator Program Studi Pembimbing,

Alpindos Toweula, SE. MM. Ak. CA Jeffry Otniel Rengku, SE, MM. Ak. CA
NIP. 19650508 199403 1 005 NIP. 19630924 199403 1 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan Akuntansi

Stevie Kaligis, SE. MM. Ak. CA


NIP. 1972045 200212 1 001

iii
zzzzzzzzz `PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

Dengan Judul

PRAKTEK SISTEM PENGENDALIAN INTERN


PERSEDIAAN BARANG DI GUDANG PADA
SINTESA PENINSULA HOTEL MANADO

Telah diseminarkan dihadapan Panitia Seminar Tugas Akhir


pada hari Rabu, tanggal 28 Agustus 2019, di Jurusan Akuntansi

Oleh :

Nama : Aprinigel H. Singon


NIM : 16042046
Program Studi : Diploma III Akuntansi Perpajakan

Dan yang bersangkutan dinyatakan telah


MEMENUHI SYARAT AKADEMIK
dalam mata kuliah tersebut

Ketua Panitia/ :Joseph N. Tangon, SE.,MSA.,Ak.,CA …………………


Penguji NIP. 19760904 200501 1 001

Anggota 1 :Opa Mustopa, SE.,Msi …………………


NIP. 19610721 198903 1 002

Mengetahui :

Ketua Jurusan Akuntansi Koordinator Program Studi

Stevie Kaligis, SE.,MM.,Ak.,CA Alpindos Toweula SE.,MM.,Ak.,CA


NIP. 1972045 200212 1 001 NIP. 19650508 199403 1 005

iv
Daftar Riwayat Hidup

1. Nama : Aprinigel Singon

2. NIM : 16 042 046

3. Tempat & Tanggal Lahir : Tomohon, 11 April 1997

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

5. Agama : Kristen Protestan

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Alamat : Tounelet, Langowan Barat, Minahasa

8. Nama Orang Tua


a. Nama Ayah : Robert Singon
b. Nama Ibu : Susan Londah

Daftar Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2002 – 2008 : SD Katolik St. Monica Langowan

2. Tahun 2008 – 2011 : SMP Negeri 1 Langowan

3. Tahun 2011 – 2014 : SMK Negeri 1 Langowan

4. Tahun 2016 – 2019 : D3 Akuntansi Perpajakan, Politeknik Negeri Manado

v
ABSTRAK

Singon, Aprinigel H. 2019. Judul Tugas Akhir : Praktek Sistem Pengendalian


Intern Persediaan Barang Di Gudang Pada Sintesa Peninsula Hotel
Manado. Pembimbing : Jeffry Otniel Rengku, SE, MM. Ak. CA.

Dalam pengelolaan persediaan di gudang Sintesa Peninsula Hotel Manado


Penulis mendapati beberapa masalah yaitu pencatatan bin card dengan persediaan
fisik barang di gudang tidak diadakan rekonsiliasi atau pencocokan. Permasalahan
yang lain yaitu Fungsi Penerimaan barang, fungsi pencatatan barang masuk dan
fungsi pengeluaran barang dilakukan oleh orang yang sama, padahal seharusnya
fungsi operasi harus dipisahkan dengan fungsi pencatatan. Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Di Gudang Pada Sintesa Peninsula
Hotel Manado.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
menggambarkan, menguraikan, menjelaskan suatu praktek akuntansi dan atau
prektek perpajakan dan membandingkan dengan standar yang berkaitan dengan
materi.
Hasil evaluasi dari Tugas Akhir ini menunjukan bahwa Standar
Operasional Prosedur (SOP) Sintesa Peninsula Hotel Manado khususnya dalam
persediaan belum sesuai dengan teori SPI dan sistem pengendalian intern
persediaan barang di gudang juga belum sesuai dengan unsur-unsur pengendalian
intern.
Dari penulisan Tugas Akhir ini penulis berkesimpulan bahwa standar
operasional prosedur (SOP) Sintesa Peninsula Hotel Manado belum sesuai dengan
teori Sistem Pengendalian Intern dan ada beberapa kelemahan dalam penerapan
Sistem Pengendalian Intern persediaan barang di gudang pada Sintesa Peninsula
Hotel Manado.

Kata Kunci : Sistem, Pengendalian Intern, Persediaaan Barang

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus,


karena berkat kasih dan penyertaa-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini dengan baik. Adapun tujuan penyusunan Tugas
Akhir ini, adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dalam
jenjang pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Perpajakan di Politeknik
Negeri Manado.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Tugas akhir ini :
1. Ir. Ever Notje Slat, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Manado.
2. Stevie Kaligis, SE.MM.Ak.CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
3. Jeffry Otniel Rengku, SE.MM.Ak.CA, selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi dan Sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Alpindos Toweula, SE, MM. Ak. CA, selaku Koordinator Program Studi
D3 Akuntansi Perpajakan.
5. I Putu Anom Dharmaya selaku General Manager di Hotel Sintesa
Peninsula Manado.
6. Novry Manoppo selaku Financial Controller di Hotel Sintesa Peninsula
Manado.
7. Lanny Kaseke selaku Human Resources Manager di Hotel Sintesa
Peninsula Manado.
8. Munawir Mulyono selaku Store Keeper/Receiving dan sebagai
Supervisor.
9. Barno Sungkowo, SE.,MM.Ak, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir.
10. Seluruh Staf Pegawai dan Dosen Jurusan Akuntansi.
11. Seluruh Anggota Psychopath Society, seluruh teman-teman angkatan 16
Perpajakan.

vii
viii

12. Keluarga, dan orang tercinta yang selalu mendukung baik moral maupun
financial dan selalu mendoakan penulis selama penyusunan Tugas Akhir
ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas


Akhir ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.
Terima Kasih.

Langowan, 16 Agustus 2019


Penulis,

Aprinigel H. Singon
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................xiiDAFTAR GAMBAR
..............................................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................3
1.5 Metode Analisis Data ..............................................................................3
1.6 Deskripsi Umum Entitas...........................................................................4
1. Gambaran Umum Perusahaan.............................................................4
2. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi................................................7
3. Aktivitas Usaha.................................................................................11
BAB II DESKRIPSI PRAKTEK AKUNTANSI ENTITAS
2.1 Sistem Akuntansi Persediaan..............................................................13
1. Pengertian Sistem Akuntansi...........................................................13
2. Pengertian Persediaan......................................................................13
3. Sistem Pencatatan Persediaan...........................................................14
4. Sistem Pengendalian Intern..............................................................16
5. Simbol Flowchart..............................................................................20
2.2 Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Digudang Pada Sintesa
Peninsula Hotel Manado...........221. Standar Oprasional Perusahaan Sintesa
x

Peninsula Hotel Manado..............................222. Prosedur Pembelian Barang


....................................................................263. Prosedur Penerimaan Barang
...................................................................264. Prosedur Pengeluaran Barang
......272.3 Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang digudang
Pada Sintesa Peninsula Hotel Manado.........................................................28
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................32
3.2 Saran.......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...LEMBAR KONSULTASI
PEMBIMBING............................................................LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumen Purchase Requisition


2. Dokumen Purchase Order
3. Bin Card
4. Dokumen Store Request
5. Invoice / Faktur Pembelian
6. Berita Acara Serah Terima Barang
7. List Barang Gudang

xi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Simbol Umum Flowchart

xii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sintesa Peninsula Hotel Manado.


2. Gambar 1.2 Struktur Accounting Dapartement Sintesa Peninsula Hotel
Manado.
3. Gambar 2.1 Bagan Alir Prosedur Pembelian Barang
4. Gambar 2.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan Barang
5. Gambar 2.3 Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Barang

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam sebuah Hotel khususnya Hotel Sintesa Peninsula Manado


terdapat departemen-departemen yang mempunyai tugas dan fungsinya
masing-masing dan saling berkaitan, sehingga struktur di dalam Hotel Sintesa
Peninsula Manado tersebut berjalan dengan baik. Saat menginap di Hotel
Sintesa Peninsula Manado para tamu pasti memerlukan kenyamanan dan
pelayanan baik yang sangat diharapkan dapat memberikan kesan positf bagi
para tamu.
Selain peran dari front office di Hotel Sintesa Peninsula Manado,
peran dari back office juga sangat penting dalam menunjang kinerja hotel
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu di hotel. Hal ini
seringkali diabaikan oleh pihak hotel yang menganggap bahwa peran front
office merupakan yang terutama dalam pengelolaan hotel. Peran back office
seperti administrasi khususnya di Accounting Dapartement, serta pengelolaan
persediaan di gudang ( store ) penting diperhatikan dalam menunjang kinerja
hotel dalam memberikan pelayanan yang baik kepada para tamu hotel.
Dalam Accounting Dapartement terdapat Bagian store
keeper/receiving yang bertugas untuk menerima barang masuk dan
mengelola gudang sentral Hotel. Bagian store keeper/receiving juga bertugas
untuk memberikan barang yang dibutuhkan oleh setiap departemen guna
memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik buat tamu.
Masalahnya adalah pencatatan bin card atau kartu persediaan oleh
Store Keeper dengan gudang sentral hotel tidak diadakan rekonsiliasi atau
pencocokan padahal hal tersebut bisa digunakan untuk mengetahui jumlah
persediaan yang ada digudang dan menimalisir kesalahan pencatatan
persediaan dan juga berpengaruh pada kekurangan atau kelebihan stok
persediaan yang ada di gudang sentral hotel atau store. Permasalahan yang
terakhir yaitu Fungsi Penerimaan barang, fungsi pencatatan barang masuk
1
2

dan fungsi pengeluaran barang terkadang dilakukan oleh orang yang sama,
padahal seharusnya fungsi operasi harus dipisahkan dengan fungsi
pencatatan.
Persediaan memiliki masalah yang komplek dan mudah sekali
dijadikan bahan penyelewengan karena persediaan merupakan salah satu
harta lancar yang mudah dimanipulasi jika perusahaan tidak mempunyai
sistem pengawasan yang efektif. Sistem perencanaan yang baik digunakan
untuk mengetahui jumlah persediaan yang sebaiknya disimpan agar terhindar
dari risiko-risiko yang muncul akibat kekurangan, kelebihan, kerusakan,
pencurian atau kecurangan. Untuk mengendalikan berbagai risiko dan
permasalahan pada persediaan maka diperlukan pengendalian internal yang
memadai dengan tujuan untuk menjaga kekayaan perusahaan, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen .
Menurut (Mulyadi, 2008:163) sistem pengendalian internal meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Jika dalam suatu perusahaan sistem pengendalian internalnya
tidak berjalan dengan baik akan berpengaruh pada laporan laba rugi
perusahaan dan juga jumlah persediaan yang disajikan dalam neraca
perusahaan yang tidak bisa efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas
maka diperlukan sistem pengendalian internal yang baik untuk dapat
mengurangi risiko yang mungkin akan terjadi dan agar tidak terjadi
penyelewangan dalam perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
membuat laporan Tugas Akhir dengan judul “Praktek Sistem Pengendalian
Intern Persediaan Barang Di Gudang Pada Sintesa Peninsula Hotel Manado”.
3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang perlu


dikaji yaitu Bagaimana penerapan Sistem Pengendalian Intern Persediaan
Barang Di Gudang Pada Sintesa Peninsula Hotel Manado?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti bertujuan untuk


mengetahui bagaimana penerapan Sistem Pengendalian Intern Persediaan
Barang Di Gudang Pada Sintesa Peninsula Hotel Manado.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi penulis yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan tentang


sistem pengendalian interen pada persediaan barang di store dalam
penerapannya pada Sintesa Peninsula Hotel Manado. Dan sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi (Amd Ak).
2. Manfaat bagi perusahaan yaitu dapat digunakan sebagai masukan untuk
penerapan pemaksimalan suatu persediaan yang diharapkan dapat
digunakan dalam Sintesa Peninsula Hotel Manado khususnya di
Accounting Dapartement.
3. Manfaat bagi pembaca yaitu untuk memberikan wawasan pengetahuan
gambaran mengenai hasil analisis yang dilakukan penulis ataupun dapat
dijadikan referensi untuk selanjutnya lebih mengembangkan lebih jauh
materi pembahasan laporan tugas akhirnya diluar batasan masalah
penulis.

1.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif


komparatif yaitu menggambarkan, menguraikan, menjelaskan suatu praktek
akuntansi dan atau prektek perpajakan dan membandingkan dengan standar
4

yang berkaitan dengan materi. Dalam hal ini peneliti akan menggambarkan
bagaimana sistem pengendalian interen persediaan barang di store pada
sintesa peninsula hotel manado sesuai fakta-fakta yang penulis dapatkan.
Data-data yang penulis dapatkan dari hasil penelitian berasal dari dua
sumber, yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
1. Data Primer
a. Observasi
Dalam penelitian ini, data didapatkan dengan cara melakukan
pengamatan dan terlibat secara langsung dalam kegiatan dan proses
kerja yang terjadi di Hotel Sintesa Peninsula Manado khususnya
dibagian store di Accounting dapartement.
b. Wawancara
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dengan
menanyakan langsung kepada karyawan hotel, khususnya kepada
Store Keeper.
2. Data Sekunder
Studi kepustakaan, mengumpulkan data dan informasi melalui beberapa
literature sesuai dengan permasalahan yang dibahas.

1.6. Deskripsi Umum Entitas

1. Gambaran Umum Entitas


Sintesa Peninsula hotel, berada di bawah PT. Puncak Mustika
bersama, yang tergabung dalam Sintesa Group. Pemilik Hotel Sintesa
Peninsula yaitu Bpk. Johny Wijaya dan Ibu Martina Wijaya, sekaligus
pemilik Sintesa Group. Nama Sintesa di ambil dari nama Sintesa Group,
sedangkan Peninsula di ambil dari nama Hotel Menara Peninsula yang ada
di Jakarta.
Hotel Sintesa Peninsula berdiri di atas bukit gunung wenang
Manado, yang dulunya adalah lokasi rumah sakit gunung wenang, yang
kemudian di beli oleh bapak Johny Wijaya dan Ibu Martina Wijaya,
5

sebagai lokasi untuk didirikannya hotel Sintesa Peninsula. Setelah resmi di


beli, barulah hotel Sintesa Peninsula berdiri, dan di resmikan pada tanggal
31 Desember 2008, yang di resmikan langsung oleh bapak Presiden Susilo
Bambang Yudoyono.
Sintesa Peninsula Hotel adalah perusahaan berbentuk Perseroan
Terbatas (PT). Perseroan terbatas (PT) (bahasa Belanda: Naamloze
Vennootschap) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki
bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan
perusahaan bisa dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari
kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan
sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi
bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab
yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang
perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut
tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan
mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian
keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-
kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal
dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang
diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap
tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
Dalam menjalankan usahanya, Sintesa Peninsula Hotel Manado
memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Vision (Visi)
A hospitality brand that people preferred and trust (Menjadi merek
perhotelan yang disukai dan dipercaya orang)
6

b. Mission (Misi)
1) No compromise on product and service quality that we provide
(Tidak ada kompromi terhadap kualitas produk dan layanan yang
kami berikan).
2) Maintain cultural diversity in each and every one of our hotels,
resorts and residences (Pertahankan keragaman budaya di setiap
hotel, resor dan tempat tinggal kami).
3) Constantly being responsible towards the earth (Terus bertanggung
jawab terhadap bumi)
4) Recognizing the value of all stakeholders by maintaining
comfortable and profitable environment (Mengakui nilai semua
pemangku kepentingan dengan menjaga lingkungan yang nyaman
dan menguntungkan).
Hotel Sintesa Peninsula terletak di kawasan Jantung kota Manado,
yakni di jalan Jend. Sudirman No. 1, Gunung Wenang kel. Pinaesaan Kec.
Wenang, Kota Manado, Prov. Sulawesi Utara.
Telp. 62-(0) 431- 855 008, Fax No. 62-(0) 431 - 855 101.
www.sintesapeninsulahotel.com

Sumber: Sintesa Peninsula Hotel Manado2019


7

2. Struktur Organisasi Dan Job Deskripsi

Gambar 1.1 Struktur organisasi Sintesa Peninsula Hotel Manado

Sumber: Hotel Sintesa Peninsula Manado 2019


8

Gambar 1.2 Struktur Accounting Departement Sintesa Peninsula Hotel Manado.

Sumber: Hotel Sintesa Peninsula Manado 2019


9

Berikut adalah job deskripsi dari Accounting Department Hotel


Sintesa Peninsula Manado :
a. Financial Controller
Tugas dari Financial Controller yaitu, Mengawasi dan memeriksa hasil
penjualan serta administrasinya, Mengawasi Proses Inventory dan
Pengendalian Biaya, Mengawasi transaksi di Account Payable
(Hutang), memeriksa Pembukuan Kas & Bank. Memeriksa Account
dari transaksi yang akan di-import. Jika ada kesalahan maka segera
diperbaiki, untuk transaksi tersebut. Untuk mencegah terjadinya
kesalahan lebih lanjut maka perbaikan harus juga dilakukan pada Setup
di Inventory serta memeriksa Akumulasi transaksi yang telah dicatat di
General Ledger dengan transaksi yang ada pada masing-masing
bagianserta menyusun anggaran perusahaan, melaksanakan tugas-tugas
lain yang diberikan oleh General Manager dan melaksanakan fungsi-
fungsi Manager di Accounting Department.
b. Accountant
Tugas Accountant yaitu Bertanggung jawab atas kelancaran operasional
di Accounting Department yang menyangkut kegiatan proses
pembayaran. Seperti pembayaran gaji, BPJS serta PPn dari setiap
karyawan yang ada di Sintesa Peninsula Hotel Manado.
c. General Cashier
Tugas utama General cashier adalah mengelola petty cash di sebuah
hotel, sehingga semua transaksi pembelian yang dilakukan secara
cash dan pengeluaran uang untuk pembayaran hutang dan pembayaran
pajak, air, listrik, telepon akan direkapitulasi oleh seorang General
cashier. Bisa dikatakan juga kalau seorang General cashier ini adalah
bendaharanya hotel.
d. Account Receivable
Tugas utama seorang AR adalah mengelola piutang hotel yang berasal
dari transaksi reservasi dan booking kamar. Seorang AR ini juga
memiliki tugas untuk menagih piutang apabila piutang tersebut sudah
10

memasuki jatuh tempo dan mencatat transaksi pembayaran dengan


menggunakan EDC maupun menggunakan giro check.
e. Purchasing
Tugas utama seorang purchasing yaitu melakukan pembelian.Tetapi
pembelian oleh purchasing ini melalui pesanan ke supplier sesuai
dengan Purchase Order yang dibuatnya dan dilakukan secara
kredit dengan termin yang sudah disepakati.Selain itu, seorang
purchasing ini juga memiliki tugas untuk mengadakan tender supplier
dan memilih supplier dengan persetujuan financial controller.
f. Cost Control
Tugas utama cost control yaitu bertanggung jawab untuk kelancaran
operasional yang menyangkut pengendalian dan pengawasan harga
pokok penjualan (Cost Of Good Sold) dan biaya (Expenses) dari
seluruh departemen, serta peralatan operasi (Operating Equipment) dan
harta tetap (Fixed Assets).
g. Income Audit (IA)
Tugas utama seorang IA adalah memverifikasi kesesuaian transaksi
keuangan yang berasal dari Cashier Restaurant dan bagian receiption.
Selain itu, seorang IA ini akan merekap berapa uang masuk yang
berasal dari penjualan kamar, penjualan menu yang berada di restaurant
dan penjualan ball room (hall room) hotel. Tugas seorang IA adalah
melakukan tindak lanjut (double check) dari kegiatan auditing yang
dilakukan oleh seorang Night Auditor.
h. Account Payable
Tugas utama seorang AP adalah mengelola utang hotel. Seorang AP
akan melakukan pelunasan atau pembayaran sebagian kepada supplier
apabila utang tersebut sudah memasuki jatuh tempo. Semua pembelian
yang dilakukan secara kredit akan diproses oleh AP. Seoarng AP akan
selalu berkoordinasi dengan sub divisi logistik dalam pengelolaan
hutang kepada supplier.
11

i. Store Keeper/Receiving
Tugas seorang Store keeper/Receiving adalah mengelola gudang sentral
hotel.Barang masuk dan keluar yang berasal dari gudang sentral
merupakan wewenang dari Store keeper/receiving. Seorang store keeper
ini juga harus melakukan stock opname secara berkala dan secara
bulanan, sehingga ketersediaan stock terjaga sesuai budget yg
ditetapkan. Selain itu, store keeper/receiving juga bertugas untuk
membantu cost control untuk melakukan inventory di store setiap akhir
tahun.
j. General Accounting
Pada prinsipnya, semua informasi keuangan yang dikumpulkan dalam
departemen akuntansi perusahaan atau hotel, masukan data dari semua
departemen luar departemen akuntansi. Data tersebut kemudian
diproses oleh unit organisasi akuntansi dengan output dalam bentuk
journal. Jadi Akuntansi Umum ditafsirkan sebagai bagian dari
organisasi akuntansi bertugas meringkas semua data keuangan dan
menyajikannya dalam bentuk beton dalam bentuk laporan keuangan dan
catatan penting lainnya (Analisa).

3. Aktivitas Usaha

Sintesa Peninsula Hotel Manado adalah penyedia jasa Perhotelan.


Perhotelan adalah salah satu usaha jasa yang berperan penting sebagai
sarana dalam mendukung dunia pariwisata, dengan adanya hotel maka
para tamu dimudahkan untuk mendapatkan berbagai fasilitas – fasilitas
yang disediakan. Bukan hanya tentang hotel dan pariwisata terlepas dari
situ juga mengenai pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu
daerah. Sebagai contoh, keberadaan hotel di suatu daerah akan
memberikan ruang kesempatan kepada penduduk setempat untuk
mendapatkan akses pekerjaan mengingat banyaknya lowongan kerja yang
tersedia dan tentunya akan memberikan pengaruh terhadap angka
pengangguran yang semakin berkurang disuatu daerah, atau setidaknya
12

penduduk setempat mendapat imbas positif dari bisnis yang mereka kelola
dari para tamu yang menginap di hotel tersebut. Lebih jauh, hotel juga
memberikan peran yang sangat besar dalam peningkatan pendapatan
daerah, baik itu dari sisi pajak, retribusi daerah, devisa, serta kemajuan
industri pariwisata secara keseluruhan di wilayah tersebut.
13

BAB II

DESKRIPSI PRAKTEK AKUNTANSI ENTITAS

2.1 Sistem Akuntansi Persediaan

1. Pengertian Sistem Akuntansi

Pengertian Sistem Menurut Para Ahli sebagai berikut : Menurut


Mulyadi (2016:3) “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan,
dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan”. Sedangkan menurut V. Wiratna Sujarweni
(2015:1) “sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan
bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk mencapai satu tujuan”. Dari
definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
adalah alat yang digunakan untuk mengorganisir dan merangkum semua
data yang menyangkut seluruh transaksi perusahaan untuk menghasilkan
informasi yang diperlukan manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengawasi jalannya perusahaan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan atau tindakan-tindakan yang akan dilakukan dimasa
yang akan datang.

2. Pegertian Persediaan

Menurut Assauri (2016:225) “Persediaan (Inventory) adalah stok


dari suatu item atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organisasi
perusahaan.” Sedangkan menurut Warren (2016) “persediaan (Inventory)
adalah barang dagang yang dapat disimpan untuk kemudian dijual dalam
operasi bisnis perusahaan dan dapat digunakan dalam proses produksi atau
dapat digunakan untuk tujuan tertentu.”
14

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014:PSAK No.14) menyatakan


persediaan adalah:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
3. Dalam bentuk atau perlengkapan supplier untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2014:4) “Persediaan


(Inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan
dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku
(raw material), produk jadi (finish product), komponen rakitan
(component), bahan pembantu (substance material), dan barang sedang
dalam proses pengerjaan (working in process inventory).”

3. Sistem Pencatatan Persediaan

Menurut Rudianto (2015) Metode pencatatan persediaan ada dua,


yaitu:
1. Metode fisik
Metode fisik atau disebut juga metode periodik adalah metode
pengelolaan persediaan, arus keluar masuknya barang tidak dicatat
secara terinci sehingga untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu
saat tertentu harus melakukan penghitungan barang secara fisik (stock
opname) di gudang penggunaan metode fisik mengharuskan
penghitungan barang yang ada (tersisa) pada akhir periode akuntansi
ketika menyusun laporan keuangan. Beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menentukan harga beli sebagai dasar penentuan nilai
persediaan yang dimiiki perusahaan pada suatu periode, terdapat
beberapa metode, yaitu:
a) First In First Out (FIFO)
Dalam metode ini, barang yang masuk terlebih dahulu akan
dikeluarkan (dijual) pertama kali, sehingga yang tersisa pada akhir
15

periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau prduksi


terakhir.
b) Rata-rata (Average)
Dalam metode ini barang yang dikeluarkan/dijual maupun barang
yang tersisa dinilai berdasarkan harga rata-rata, sehigga barang
yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang memiliki nilai
rata-rata.
Kelemahan sistem periodik yaitu jumlah persediaan tidak dapat
diketahui setiap saat, untuk mengetahui jumlah persediaan harus
dilakukan perhitungan fisik di gudang, dan ini merupakan pekerjaan
yang sulit dan memakan banyak waktu sehingga sistem periodical ini
sulit digunakan sebagai alat control. Sedangkan kebaikan system
periodical adalah merupakan pekerjaan yang sangat praktis karena
tidak perlu membuat kartu stock, baik pada saat pencatatan pembelian
maupun pada saat melakukan pencatatan penjualan.
2. Metode perpetual
Metode perpetual adalah metode pengelolaan persediaan di mana arus
masuk dan arus keluar persediaan dicatat secara terinci. Dalam metode
ini setiap jenis persediaan dibuatkan kartu stok yang mencatat secara
rinci keluar masuknya barang di gudang beserta harganya.
Metode ini bagi lagi ke dalam beberapa metode, antara lain:
a) First In First Out (FIFO)
Dalam metode ini, barang yang masuk ( dibeli atau diproduksi)
terlebih dahulu akan dikeluarkan (dijual) pertama kali, sehingga
yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari
pembeli atau produksi terakhir.
b) Moving Average
Dalam metode ini, barang yang dikeluarkan/dijual maupun
barangyang tersisa dinilai berdasarkan harga rata-rata bergerak.
Jadi, barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang
memiliki nilai rata-rata.
16

Sistem perpetual mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.


Kelebihan sistem ini yaitu :
a) jumlah persediaan dapat diketahui dengan cepat setiap waktu
sehingga dapat mempercepat proses penyusunan laporan keuangan.
b) Setiap jadinya penjualan, maka laba kotor atas penjualan dapat
langsung diketahui dengan mengurangi harga pokok penjualannya.
c) Tidak perlu membuat adjustment atau ayat jurnal penyesuaian.
Sedangkan, Kelemahan sistem ini adalah Biaya yang relatif lebih
tinggi dan sangat merepotkan jika perusahaan memiliki jumlah atau
jenis persediaan yang sangat banyak. Karena setiap jenis
persediaan harus dibuatkan satu kartu persediaan.

4. Sistem Pengendalian Intern

a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern


Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari
masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan
pedoman operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan
pada umumnya menggunakan Sistem Pengendalian Internal untuk
mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah terjadinya
penyalahgunaan sistem.
“Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.” (Mulyadi, 2016:129)
Dengan adanya penerapan pengendalian intern dalam setiap
kegiatan operasi perusahaan, maka diharapkan tidak akan terjadi
tindakan-tindakan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan,
misalnya penggelapan. baik yang dilakukan secara sengaja maupun
tidak sengaja.
17

b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern


Tujuan Sistem pengendalian Intern menurut Mulyadi (2016:129)
ada empat macam yaitu:
1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi Manajemen
memerlukan informasi yang teliti dapat dipercaya dan tepat pada
waktunya untuk mengolah kegiatan-kegiatan perusahaan.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Pengawasan
yang memadai diperlukan untuk melindungi barang-barang atau
harta milik perusahaan yang mungkin hilang karena dicuri,
disalahgunakan, rusak karena kecelakaan atau musibah dan sebab-
sebab lain yang dapat merugikan perusahaan.
3. Mendorong efisiensi kerja atau operasional perusahaan Mekanisme
pengawasan atau pengendalian intern yang diasosiasikan dengan
para personil dan kegiatannya, dimaksudkan untuk mencegah atau
menghindari terjadinya berbagai peristiwa dan keadaan yang
berakibat timbulnya unefisiensi operasi manajemen.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Kebijaksanaan
peraturan dan prosedur-prosedur pelaksanaan itu ditetapkan oleh
manajemen sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah
dicanangkan. Sistem pengadilan intern berserta mekanismenya
diciptakan untuk manajemen bahwa semua kebijakan, peraturan
dan prosedurprosedur yang ditetapkan itu selalu dipatuhi oleh
perusahaan.
c. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2016:130), Unsur pokok sistem pengendalian
internal adalah sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas. Struktur organisasi merupakan rerangka (framework)
pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit unit organisasi
yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan kegiatan pokok
perusahaan. Untuk dapat memenuhi syarat adanya suatu
18

pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat


memisahkan fungsi-fungsi operasionalnya, penyimpanan, dan
pencatatan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam
organisasi ini di dasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:
a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki
wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan. Fungsi
penyimpanan hadalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi
yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan
perusahaan.
b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Hasilnya adalah
merupakan struktur organisasi, yaitu kerangka dari organisasi
yang menunjukkan tugas-tugas, tanggung jawab dan tata
hubungan yang terdapat diantara bagian yang satu dengan
lainnya. Struktur organisasi perusahaan haruslah
memungkinkan adanya koordinasi usaha diantara semua satuan
dan jenjang untuk mengambil tindakan-tindakan yang dapat
mencapai suatu tujuan umum.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas
dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi. Setelah struktur organisasi dan sistem wewenang
serta prosedur pembukuan disusun dengan baik, maka diperlukan
adanya praktik praktik yang sehat untuk menjalankannya. Adapun
19

cara cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam


melaksanakan praktik yang sehat adalah:
b) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang
pemakaiannya harus di pertanggung jawabkan oleh yang
berwenang.
c) Pemeriksaan mendadak (surprised audit) yang dilaksanakan
tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan
diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
d) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai
akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada
campur tangan dari orang lain atau unit organisasi lain.
e) Perputaran jabatan (job rotation) yang diadakan secara rutin
akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat
dihindari.
f) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan
sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya terjadi
kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan
dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk
sementara tersebut.
g) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik
harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan
secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan kekayaan tersebut.
h) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.
20

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.


Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian
internal yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan
yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat
dikurangi sampai batas minimun, dan perusahaan tetap mampu
menghasilkan pertanggung jawaban keuangan yang dapat
diandalkan.

5. Simbol Flowchart

Perusahaan biasanya menggunakan bagan alir (flowchart) untuk


menggambarkan suatu sistem dan prosedur yang berjalan di dalamnya.
Menurut Romney & Steinbart (2014:67) simbol bagan alir (flowchart)
dibagi menjadi 4 kategori yaitu simbol input/output, simbol pemrosesan,
simbol penyimpanan, simbol arus dan lain-lain. Simbol-simbol umum
flowchart dan penjelasannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Tabel 2.1 Simbol Umum Flowchart

SIMBOL NAMA PENJELASAN


Simbol Input atau Output
Dokumen atau file elektronik atau
Dokumen atau file
kertas.
Digambarkan dengan beberapa
Dokument atau
3 dokument atau file, kemudian
1 file Beserta
diberikan penomoran pada sisi kanan
tembusannya
atas dokument
Informasi-informasi yang dapat
Output elektronik ditampilkan di dalam terminal
monitor atau layar.

Alat yang digunakan untuk


Entri data
memasukkan data ke dalam
elektronik
komputer, monitor, ataupun layar.
Simbol pemrosesan

Pemrosesan Pemrosesan yang dilakukan secara


computer terkomputerisasi.
21

Pemrosesan yang dilakukan secara


Operasi manual
manual.

Simbol Penyimpanan

Data yang disimpan secara elektronik


Database
di dalam database.

N Dokumen disimpan berdasarkan “N”


Arsip dokumen
= nomor, “A” = abjad, dan “D” =
sementara
date atau tanggal.

Jurnal atau buku Catatan akuntansi berupa jurnal atau


besar buku besar.

Simbol Arus dan Lain-Lain

Arus dokumen Menunjukkan arah dokumen atau


atau pemrosesan pemrosesan

Hubungan Transmisi data dari satu lokasi


komunikasi geografis ke lokasi geografis lainnya.

Konektor dalam- Menghubungkan arus pemrosesan


halaman pada halaman yang sama.

Menghubungkan arus pemrosesan


Konektor luar-
pada halaman yang berbeda, atau
halaman
berada di luar halaman.

Menentukan keputusan yang akan


Terminal
dibuat
Sumber: (Romney & Steinbart, 2014:67)

2.2 Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang di Gudang Pada Sintesa


Peninsula Hotel Manado
22

Pengendalian persediaan dimaksudkan agar pengelolaan barang dapat


efisien dan efektif. Sintesa Peninsula Hotel Manado telah merancang
Standard Operating Procedure yang digunakan untuk mempermudah dalam
implementasi pengendalian persediaan yang bertujuan membantu kegiatan
opersional dan dapat mewujudkan tujuan berdirinya perusahaan yaitu
mendapat laba yang maksimal.

1. Standar Operasional Prosedur Sintesa Peninsula Hotel Manado

Standar Operasional Prosedur (SOP) Sintesa Peninsula Hotel khususnya


dalam persediaan adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan-kebijakan Persediaan

1) Barang yang diterima dan keluar harus dicatat ke dalam sistem


secara real time dan transaksi persediaan yang terjadi dalam periode
berjalan harus ditutup pada akhir bulan. Saldo akhir dari periode
berjalan akan menjadi saldo awal periode berikutnya.
2) Penilaian persediaan dihitung menggunakan metode FIFO (First In
First Out) dimana barang yang masuk pertama akan keluar juga
pertama.
3) Store Keeper Bertanggung jawab atas penerima laporan, pengeluaran
dan penyimpanan persediaan, perlindungan terhadap kerusakan,
pengawasan dan pelaporan dan juga pengelolahan identifikasi fisik
persediaan untuk semua gudang yang berada didalam perusahaan.
4) Penambahan master dan kode barang disusun oleh Purchasing
Departement.
5) Setiap Persediaan di dalam gudang memiliki kode persediaan yang
unik (struktur kode yang sama dalam perusahaan) Store keeper tidak
diperkenankan merubah, menambahkan ataupun mengurangi kode
yang telah ada.
6) Store keeper bertanggung jawab untuk menindaklanjuti setiap
masalah / kerusakan / kehilangan di area gudang dan berkoodinasi
23

aktif dengan pihak-pihak terkait untuk memecahkan masalah


tersebut.
7) Penyimpanan persediaan diluar gudang harus memperoleh
persetujuan dari Site manager.
8) Persediaan di lindungi dengan asuransi terhadap resiko-resiko yang
mungkin terjadi seperti kebakaran, pencurian, dan bahaya-bahaya
lainnya.
9) Batas optimal persediaan harus dikelola dengan menyesuaikan
permintaan-permintaan dari User Departement terkait dengan
meminimalisasi biaya-biaya peyimpanan dan pemesanan. Batas-
batas persediaan harus ditentukan sebelumnya dan dimasukan
kedalam sistem. Rencana kerja bulanan harus digunakan sebagai
dokumen penuntun dalam persediaan. Batas-batas persediaan berikut
adalah batas pemesanan ulang atau jumlah pemesanan ekonomis,
batas minimum persediaan, batas maksimum persediaan.

b. Kebijakan Penerimaan Persediaan

1) Tidak diperkenankan menerima barang tanpa PO (Purchase Order)


atau dokumen-dokumen pendukung dari supplier.
2) Informasi PO dan Internal order harus ada pada Store Keeper saat
menerima barang.
3) Surat tanda terima Barang (RR) adalah dokumen wajib dan dianggap
sebagai bukti barang yang diterima.
4) Surat tanda terima Barang (RR) dibuat oleh store keeper dan
disetujui oleh Manager yang terkait.
5) Store keeper harus memastikan bahwa jumlah yang tercatat dalam
surat tanda terima barang (RR) harus sesuai dengan jumlah barang
yang diterima. Jika jumlahnya berbeda dengan surat jalan dari
supplier maka surat jalan dari supplier harus direvisi dan
ditandatangani oleh kedua pihak.
24

6) Jika jumlah yang tertera dalam Surat tanda terima barang lebih tinggi
dari jumlah yang tertera di dalam PO store keeper harus mengambil
keputusan untuk menolak. Informasi harus dikumpulkan dari
supplier untuk menentukan apakah jumlah kelebihan akan diterima
atau menyimpan barang-barang di gudang. Jika barang-barang
tersebut disimpan di gudang maka barang-barang tersebut harus
diperlakukan sebagai barang FOC (Free of Charge).
7) Jika jumlah yang tertera dalam Surat tanda terima barang rendah
dibandingkan dengan jumlah barang yang tertera dalam PO,
Departement terkait yang mengajukan PR harus dikomunikasikan.
Tidakan-tindakan yang perlu harus di ambil oleh departement
Purchasing untuk penggantian.
8) Surat Tanda Terima Barang tidak dapat dikeluarkan oleh bagian
Pergudangan sebelum verifikasi kualitas dilakukan oleh pihak
internal yang berkopenten terhadap kwalitas persediaan.
9) Jika ditemukan adanya barang yang usang, rusak atau spesifikasinya
salah atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kwalitas barang
dibandingkan dengan PO. Maka barang tersebut harus ditolak dan
nota pengambilan pembelian harus dibuat dan dikirimkan ke
supplier. Supplier harus menyetujui nota pengambilan pembelian
dan mengambil barang dari gudang. Jika supplier tidak mengambil
barang-barang tersebut maka dianggap FOC dan mencatat ke dalam
kode persediaan yang berbeda.
10) Proses penerimaan barang harus mengikuti aspek-aspek pengawasan
internal yang digambarkan dalam SOP.

c. Kebijakan Pengeluaran Persediaan

1) Barang persediaan akan disimpan dan dikeluarkan sesuai (FIFO).


25

2) Pengeluaran persediaan ke lokasi user tanpa melalui gudang tidak


diperbolehkan.
3) Jika ada pengambilan barang dari lapangan asisten Gudang harus
menghitung jumlah barang yang dikembalikan dan membuat nota
pengambilan barang.

d. Kebijakan Pelaporan Persediaan

1) Laporan bulanan persediaan terdiri dari saldo, mutasi, analisa umur


persediaan harus diserahkan tepat waktu dan menyajikan
pengelolaan persediaan.
2) Pengawasan rutin atas batas-batas persediaan, verifikasi persediaan
(pemeriksaan persediaan) berdasarkan sampel dan secara teratur
harus dilakukan terutama pada barang-barang yang bernilai tinggi
dan tindakan pencegahan harus diambil untuk meminimalisasi
kerugian akibat keusangan, pencurian, kerusakan, dll.
3) Pemerikasaan Fisik Persediaan secara sampling dilakukan setiap
bulan, dengan nilai minimum 50% dari nilai total dari gudang-
gudang terkait. Sedangkan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap
6 bulan sekali.
4) Kekurangan jumlah persediaan setelah perhitungan fisik harus
dilaporkan ke BOD dan penyesuaiannya kepada system harus
berdasarkan persetujuan BOD.
5) Untuk meminimalisasi dampak pengahapusan (Write of) yang tidak
terduga dengan signifikan, maka kebijakan penyusutan sistematis
diterapkan untuk barang-barang persediaan yang bergerak lambat,
kecuali untuk semua barang-barang yang telah diasuransikan.
6) Perusahaan membuat penyisihan untuk persediaan barang yang
usang, rusak, mengalami penyusutan, tidak sesuai aspek, dan
bergerak lambat untuk disetujui oleh BOD dan dinyatakan dalam
laporan keuangan secara konservatif.
26

2. Prosedur Pembelian Barang

a. Prosedur pembelian barang persediaan dimulai dari Store Keeper


membuat Purchase Requesition (PR) dan ditanda tangani oleh Head Of
Dapartement, Cost Control, dan Financial Controller sebagai tanda
bahwa Purchase Requesition (PR) telah disetujui. Apabila jumlah
pembelian barang diatas Rp 10.000.000,00 maka PR harus ditanda
tangani oleh General Manager (GM).
b. Selanjutnya Setelah disetujui maka Purchase Requesition (PR)
diserakan ke bagian Purchasing dan bagian Purchasing akan
membuatkan Purchase Order (PO) setelah itu bagian Purchasing akan
Menghubungi Supplier dan menyerakan PO ke supplier untuk
pengorderan barang.
c. Setelah Orderan Diterima Maka Supplier akan mengantarkan barang
orderan ke Hotel Sintesa Peninsula Manado dan barang tersebut akan
diterima oleh bagian receiving dan bagian receiving memeriksa kualitas
dan kuantitas barang tersebut dan mengecek apakah barang orderan
tersebut sesuai dangan PO.

3. Prosedur Penerimaan Barang

Store keeper/Receiving bertugas menerima barang dari pemasok atau


supplier. Dan memeriksa kuantitas, kualitas, harga, dan delivery barang
yang datang dari supplier ke hotel dan menyesuaikan dengan Purchase
Order (PO) yang telah dibuat oleh department Purchasing.
a. Jadwal penerimaan barang dari jam 09 pagi – jam 02 siang.
b. Bagian Receiving menerima barang dan memastikan bahwa barang
yang masuk sesuai dengan faktur pembelian dari pihak supplier dan
mencocokan sesuai dengan Purchase Order (PO).
c. Bila ada perbedaan antara barang yang dikirim dengan PO, maka
receiving berhak menolak serta mengembalikan barang tersebut kepada
supplier.
27

d. Setelah melakukan pengecekan dan barang sesuai dengan PO, maka


barang akan diterima oleh receiving dan faktur pembelian akan di
tandatangani serta ditulis tanggal penerima setelah itu dicap Receiving.
e. Kemudian bagian receiving akan mengambil lembaran copian kedua
dari faktur pembelian untuk diserakan ke bagian Purchasing dan
lembaran pertama akan dikembalikan kepada supllier untuk proses
penukaran tanda trima di bagian account payable (AP) untuk disiapkan
pembayaran.
f. Barang yang sudah diterima oleh bagian receiving selanjutnya di
serakan ke Store Keeper untuk di simpan distore sesuai dengan jenis
barang dan dicatat di bincard.

4. Prosedur Pengeluaran Barang

a. Dapartement yang akan meminta barang dari store harus membuat


Store Request.
b. Selanjutnya sebelum diserakan kebagian Store maka SR harus di tandan
tangani terlebih dahulu oleh kepala dapartemen yang akan meminta
barang dan Cost Control untuk pengecekan.
c. Setelah itu SR akan dibawah ke bagian Store dan selanjutnya Store
Keeper akan menyiapkan barang-barang permintaan sesuai dengan
Store Request.
d. Lembaran Store Request akan ditahan oleh Store Keeper untuk di
arsipkan.

2.3 Evaluasi Praktek Pengendalian Intern Persediaan Barang di Gudang


Pada Sintesa Peninsula Hotel Manado
28

Hasil evaluasi dari penelitian ini menunjukan bahwa Standar


Operasional Prosedur (SOP) Sintesa Peninsula Hotel Manado khususnya
dalam persediaan belum sesuai dengan teori SPI yang ada dan SOP yang ada
di perusahaan tidak menjamin Tujuan SPI terlaksana dengan baik dalam
perusahaan.
Berdasarkan pada unsur-unsur pengendalian intern maka hasil
evaluasi mengenai unsur pengendalian intern persediaan barang di store pada
Sintesa Peninsula Hotel Manado adalah sebagai berikut :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab oprasional secara
tegas.
Bagian purchasing seringkali menjadi penerima barang dikarnakan
store keeper sibuk menyiapkan barang permintaan dapartemen lain, hal ini
bisa disebabkan karena kurangnya karyawan di bagian store
keeper/receiving dan fungsi store keeper dan receiving tidak terpisah.
Maka sebaiknya pihak hotel melakukan penambahan karyawan di bagian
store keeper/receiving dan lebih baik jika memisahkan fungsi store keeper
dan fungsi receiving agar memperjelas tugas masing-masing karyawan di
accounting dapartemen.
Perhitungan Fisik Persediaan Harus Dilakukan oleh suatu Panitia
Yang terdiri dari fungsi pemegang kartu Perhitungan Fisik, Fungsi
Perhitungan dan Fungsi Pengecek. Untuk menjamin ketelitian dan
keandalan data yang dihasilkan dari kegiatan perhitungan fisik persediaan,
panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus terdiri
dari 3 kelompok: Pemegang kartu perhitungan fisik, penghitung, dan
pengecek. Di Sintesa Peninsula Hotel Manado belum ada pembentukan
panitia Perhitungan Fisik Persediaan, sehingga fungsi pemegang kartu
perhitungan fisik, fungsi perhitungan dan fungsi pengecek dilakukan oleh
satu karyawan saja.
2. Sistem Wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
29

Dalam permintaan pembelian persediaan yang dilakukan pada


Sintesa Peninsula Hotel Manado harus di otorisasi terlebih dahulu oleh tiga
pihak yaitu Head of Dapartement, Logistik Manager dan Financial
Controller, Adanya otorisasi ketiga pihak merupakan pengendalian yang
baik dan sudah sesuai dengan unsur pengendalian intern dengan adanya
otorisasi mencegah adanya kegiatan yang merugikan perusahaan.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Dokumen yang digunakan harus bernomor urut tercetak dan
pemakaian nomor urut tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh yang
berwenang. Pada penerapannya di Sintesa Peninsula Hotel Manado
khususnya di bagian gudang, tidak ada nomor urut tercetak pada laporan
kartu persediaan / bin card yang digunakan. sehingga untuk mencatat
persediaan barang masuk dan keluar hanya sesuai nama barang.
Di Sintesa Peninsula Hotel Manado sering ada pemeriksaan
mendadak terhadap kegiatan-kegiatan pokoknya khususnya di bagian
gudang, pemeriksaan dilakukan langsung oleh financial controller dan
juga oleh General Manager.
Setiap penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang di Sintesa
Peninsula Hotel Manado di lakukan oleh satu orang saja. Dan karena tidak
dilakukannya rekonsiliasi persediaan fisik barang di gudang dengan bin
card atau kartu persediaan. maka Hal tersebut dapat mengakibatkan
kekurangan atau kelebihan stock persediaan yang ada di gudang sehingga
dapat merugikan Hotel.
Sintesa Peninsula Hotel Manado sering melakukan perputaran
jabatan setiap 3 bulan sekali.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.


30

Karyawan yang ada di Sintesa Peninsula Hotel Manado sudah


berkompeten dan bertanggung jawab, karna setiap karyawan baru akan di
traning selama 3 bulan oleh Human Resources Manager (HRD) dan
setelah itu baru di angkat sebagai karyawan tetap. Tetapi ada juga
beberapa karyawan yang berkompeten tetapi tidak bertanggung jawab atas
pekerjaan mereka.

Berdasarkan prosedur pembelian barang, prosedur penerimaan barang,


dan prosedur pengeluaran barang yang ada di Sintesa Peninsula Hotel
Manado penulis menyarankan penggunaan bagan alir agar lebih memperjelas
prosedur pembelian barang, penerimaan barang, dan pengeluaran barang di
perusahaan.
1. Bagan Alir Prosedur Pembelian Barang.
Gambar 2.1 Prosedur Pembelian Barang

Sumber: Data Olahan 2019

2. Bagan Alir Prosedur Penerimaan Barang.


31

Gambar 2.2 Prosedur Penerimaan Barang

Sumber: Data Olahan 2019


3. Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Barang.
Gambar 2.3 Prosedur Pengeluaran Barang

Sumber: Data Olahan 2019


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Pengendalian Intern atas barang di gudang pada Sintesa


Peninsula Hotel Manado belum sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP) Perusahaan dan ada beberapa kelemahan dalam penerapan sistem
pengendalian intern persediaan barang di gudang pada Sintesa Peninsula
Hotel Manado antara lain :
1. Kurangnya karyawan di bagian store keeper/receiving sehingga Struktur
organisasi yang memisahkan tanggung jawab oprasional secara tegas tidak
terealisasi dengan baik.
2. Fungsi pemegang kartu perhitungan fisik, fungsi perhitungan dan fungsi
pengecek yang dilakukan oleh satu karyawan saja.
3. Laporan Kartu Persediaan / Bin Card tidak bernomor urut tercetak.
4. Tidak dilakukannya rekonsiliasi persediaan fisik barang di gudang dengan
bin card atau kartu persediaan.

3.2 Saran

Bardasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran yaitu :


1. Sebaiknya pihak hotel melakukan penambahan karyawan di bagian store
keeper/receiving.
2. Sebaiknya memisahkan antara fungsi operasional dan fungsi pencatatan.
3. Menambakan nomor urut tercetak pada bin card
4. Setiap seminggu sekali sebaiknya mengadakan rekonsiliasi pada
persediaan fisik barang di gudang dengan bin card atau kartu persediaan
agar tidak terjadi over stock atau out off stock.
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2016. Manajemen Operasi Produksi Edisi 3, Jakarta: Rajawali


Pers.

Carl S. Warren, dkk. 2016. Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia, Jakarta:


Salemba Empat.

Murdifin Haming & Mahfud Nurnajamuddin. 2014. Manajemen Produksi


Modern, Operasi Manufaktur dan Jasa, Buku kesatu, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi Edisi 4, Jakarta: Selemba Empat.

Romney, M.B., & Steinbart, P.J. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:
Selemba Empat.

Rudianto. 2015. Pengantar Akuntansi, Jakarta: Erlangga.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian-deskriptif
35
36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai