Anda di halaman 1dari 92

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)

BERBASIS AKRUAL DALAM PENYUSUNAN LAPORAN


KEUANGAN PEMERINTAH BADAN PENGELOLA KEUANGAN
DAN ASET DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

TUGAS AKHIR

Oleh:
ATIKA RESTIANA
NPM: 20010029

Diajukan Kepada Institut Maritim Prasetiya Mandiri Guna Memenuhi Sebagian


Syarat Menyelesaikan Program Diploma III Dalam Ilmu Akuntansi

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


INSTITUT MARITIM PRASETIYA MANDIRI
BANDAR LAMPUNG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Laporan Akhir: Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis

Akrual Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Lampung Utara

Nama Mahasiswa: Atika Restiana

Nomor Pokok Mahasiswa: 20010029

Program Studi: DIII Akuntansi

Bandar Lampung, ………….

MENYETUJUI
Dosen Pembimbing, Pembimbing PKL

Eka Ningsih Puji Rahayu,S.E.,Ak.,M.Si.,CPFR Zulfi Haris, SE., ME


NIK/NIDN: 0208038102 197809212000031002

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Eka Ningsih Puji Rahayu, S.E.,MSI.Ak.,CA


NIDN: 023039095

ii
MENGESAHKAN

Tim Penguji

Penguji Utama, Penguji Ketua,

Eka Ningsih P.R S.E.,Ak.,M.Si.,CPFR


NIK/NIDN: 0208038102

Rektor

Kurniawati Oktarina, S.Si.,M.T.


NIDN. 023039096

iii
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Atika Restiana, dilahirkan di Padang Ratu 24 Agustus 2000, penulis

merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan ayah yang bernama Bapak

Suyatmin Dengan Ibu Sutinem. Penulis menyelesaikan pendidikan SDN 1 Padang Ratu lulus

tahun 2013, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 3 Lampung Utara lulus tahun 2016 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di

SMAN 1 Sungkai utara dan lulus tahun 2019. Pada tahun 2023 penulis berhasil

menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Institut Maritim Prasetiya Mandiri Jurusan

Akuntansi.

iv
PERUNTUKAN

1. Orang tuaku Bapak Suyatmin Dengan Ibu Sutinem yang senantiasa

mencurahkan kasih sayangnya kepadaku serta selalu mendoakanku.

2. Kakak dan Adik sebagai salah satu support system terbaik yang selalu

memberikan semangat dan mendoakanku.

3. Eka Ningsih Puji Rahayu, S. E., Ak., M. Si., CPFR Selaku pembimbing yang

senantiasa membantu dan membimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Eka Ningsih Puji Rahayu, S.E.,M.Si.,Ak. Selaku pembimbing akademik

yang selalu memberikan arahan baik dalam bidang akademik maupun

non akademik.

5. Sahabat-sahabat seperjuangan D3 Akuntansi yang selalu membersamai.

6. Almamater tercinta Institut Maritim Prasetiya Mandiri.

v
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Dengan ini saya menyatakan:

1. Bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

2. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh,

serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Bandar Lampung, ........................

Yang Membuat Pernyataan,

Materai 10.000

ATIKA RESTIANA

vi
NPM: 20010029

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) BERBASIS


AKRUAL DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KAB. LAMPUNG UTARA
ATIKA RESTIANA
20010029

ABSTRAK
Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual yang baik
dalam penyajiannya akan mempengaruhi opini yang diberikan oleh Badan Pengelola
Keuangan dan Anggaran Daerah Kabupaten Lampung Utara. Tujuan dari penulisan
jurnal ini adalah untuk memahami dan menganalisis implementasi Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis akrual dilihat dari aspek standar dan sasaran kebijakan,
sumber daya, serta transparansi laporan keuangan. Metodologi penulisan jurnal ini
menggunakan metode penulisan kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Berdasarkan
hasil magang riset terapan pemerintahan penulis, dapat diketahui Implementasi SAP
berbasis akrual dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pengelola Keuangan
dan Anggaran Daerah Kabupaten Lampung Utara sudah berjalan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan, namun masih perlu peningkatan kuantitas dan
kualitas sumber daya aparatur pengelolala anggaran.
Kata Kunci: Penerapan SAP, Akuntansi Pemerintahan, Akrual Basis, Standar
Akuntansi

vii
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) BERBASIS
AKRUAL DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KAB. LAMPUNG UTARA
ATIKA RESTIANA
20010029

ABSTRACT
Implementation of accrual-based Government Accounting Standards (SAP) that is
good in its presentation will influence the opinion given by the Financial
Management Agency and Regional Budget of North Lampung Regency. The purpose
of writing this journal is to understand and analyze the implementation of accrual-
based Government Accounting Standards in terms of standards and policy objectives,
resources, and transparency of financial reports. This journal writing methodology
uses a qualitative writing method, using a descriptive method. Data collection
techniques with observation, interviews and documentation. Data analysis techniques
using data reduction, data presentation, and verification. Based on the results of the
author's applied government research internship, it can be seen that the
implementation of accrual-based SAP in the preparation of the Financial
Management Agency Financial Report and Regional Budget of North Lampung
Regency has been running in accordance with the provisions of the legislation, but
still needs to increase the quantity and quality of budget management apparatus
resources.
Keywords: Application of SAP, Government Accounting, Accrual Basis, Accounting
Standards

viii
MOTTO

"Jangan takut gagal, karena belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak"

(Atika Restiana)

"Usaha dan keberanian tidak cukup tanpa adanya tujuan dan arah perencanaan".

(John F. Kennedy)

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir tepat pada waktu nya.

Penulisan Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi syarat memperoleh

gelar sarjana DIII Akuntansi. Dalam penyelesaian Tugas Akhir penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain kepada:

1. Ibu Kurniawati Oktarina, S.Si., M,T. Selaku Rektor Institut Maritim Prasetiya

Mandiri.

2. Ibu Eka Ningsih P.R., S.E., M.Si., Ak. Selaku Ketua program studi D3 Akuntansi

sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan arahannya.

3. Eka Ningsih Puji Rahayu, S. E., Ak., M. Si., CPFR Selaku pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk dapat membimbing dan memberikan

pengarahan selama penulisan laporan magang ini sehingga laporan ini dapat

diselesaikan dengan baik.

x
4. Bapak Zulfi Haris, SE., ME. Selaku pembimbing PKL yang telah menyempatkan

sedikit waktunya untuk memberikan pengarahan, masukan, dan kritik yang positif

selama proses tugas akhir dan penulisan laporan tugas akhir ini.

5. Kedua orang tua saya yang senantiasa selalu mendoakan dan memberikan

motivasi serta semangat.

6. Serta penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang

sudah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Pada tugas akhir ini masih banayak kekurangan yang harus diperbaiki. Segala bentuk

kritik dan saran akan dengan senang hati diterima dan diterapkan agar diharapkan

dapat membantu dalam penulisan laporan selanjutnya agar lebih baik lagi. Semoga

tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembacanya.

Bandar Lampung, Februari 2023

Atika Restiana

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................................iv
PERUNTUKAN......................................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...................................................................vi
MOTTO.................................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................6
2.1 Pengertian Akuntansi Pemerintah Daerah....................................................................6
2.1.1 Perkembangan Akuntasi Pada Pemerintah Daerah...............................................6
1. Perkembangan Tahap Awal Penerapan Akuntansi Pemerintah Daerah...............6
2. Perkembangan Tahap Kedua....................................................................................9
2.2 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)..........................................................................11
2.2.1 Kebutuhan Informasi para pengguna laporan keuangan....................................13
2.2.2 Peranan Pelaporan Keuangan................................................................................14
2.2.3 Tujuan Pelaporan Keuangan.................................................................................16
2.2.4 Komponen Laporan Keuangan..............................................................................16
2.3 Komponen Laporan Keuangan Berbasis Akrual........................................................17

xii
2.4 Persiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Secara
yuridis...................................................................................................................................29
2.5 Penelitian Terdahulu.....................................................................................................31
2.6 Kerangka Berfikir..............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................35
3.1 Objek Penelitian & Waktu Penelitian..........................................................................35
3.2 Jenis Penelitian...............................................................................................................35
3.3 Lokasi Penelitian............................................................................................................35
3.4 Teknik Pengambilan Data.............................................................................................36
3.5 Sumber Data...................................................................................................................37
3.6 Teknik Analisis Data......................................................................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................39
4.1.1 Sejarah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Lampung Utara.............39
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan...........................................................................40
4.1.3 Job Description..................................................................................................41
4.2 Hasil Analisis..................................................................................................................45
4.2.1 Analisis Data Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual
Dalam Penyusunan Laporan Keuangan.........................................................................45
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................................60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................65
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................65
5.2 Saran...............................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................67

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu …………………………...........................32


Tabel 4.1 Tabel Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih …............................48
Tabel 4.2 Laporan Operasional…………………………......................................49
Tabel 4.3 Laporan Perubahan Ekuitas………………….......................................51

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap Implementasi Penerapan Akuntansi Basis Akrual.....................31


Gambar 2.2 Kerangka Konseptual………..………….………….............................32
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPKAD………..………….………….................. 42
Gambar 4.2 Realisasi Anggaran Tahun 2020 – 2021………..…………................. 49
Gambar 4.3 Realisasi Anggaran Tahun 2020 – 2021………..………….………… 50
Gambar 4.4 Neraca ………..………….………….....................................................53
Gambar 4.5 Neraca………..………….………….................................................... 54
Gambar 4.6 Laporan Arus Kas…….…………........................................................ 57
Gambar 4.7 Laporan Arus Kas…….…………........................................................ 58

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Arus Kas .…………...........................................................70


Lampiran 2 Informasi Neraca .…………............................................................72
Lampiran 3 Realisasi Belanja Daerah .…………................................................74

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pergerakan reformasi keuangan negara di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya

paket undang- undang di bidang keuangan negara pada tahun 2003 dan 2004

mengamanatkan pentingnya tata kelola keuangan yang baik (good governance), serta

penerapan international best practices yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

Reformasi keuangan negara mencakup reformasi di bidang akuntansi dan pelaporan

keuangan pemerintah, ditandai dengan kewajiban untuk menyusun laporan

pertanggung jawaban keuangan negara berupa laporan keuangan pemerintah yang

setidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan

catatan laporan keuangan dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan

badan lainnya.

Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) tersebut, pemerintah

memerlukan informasi yang memadai atas pengelolaan aset dan sumber daya

keuangan yang mampu menunjang transparansi serta akuntabilitas pengelolaannya.

Informasi tersebut dapat diperoleh melalui sistem pencatatan, pengikhtisaran dan

pelaporan yang handal dan memadai. Penerapan akuntansi pada pemerintahan

sebelum adanya reformasi di bidang Keuangan Negara adalah dengan penerapan

sistem single entry. Pertimbangan penerapan SAP berbasis akrual adalah untuk

memberikan informasi keuangan yang lebih lengkap daripada basis lainnya, terutama

untuk informasi piutang dan utang pemerintah.

2
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pedoman daerah untuk melaksanakan

amanat dari pemerintah pusat untuk menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah

berbasis akrual. Permasalahan berkaitan dengan penerapan standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah Lampung Utara, salah satunya

yaitu kurangnya kompetensi dari sumber daya aparatur dalam penerapan SAP

berbasis akrual dan juga jumlah aparatur yang masih terbatas dalam bidang pengelola

keuangan dan anggaran. Kesiapan dari sisi sumber daya manusia yang ada belum

seperti yang diharapkan, karena belum idealnya jumlah pegawai secara keseluruhan

dibandingkan dengan jumlah pegawai yang berlatar akuntansi dan pekerjaan yang

mereka kerjakan, maka kedepannya akan terus menjadi salah satu prioritas

perekrutan pegawai berdasarkan kompetensi yang dimiliki terutama dibidang

pengelolaan keuangan dan anggaran dan menguasai komputerisasi dengan baik.

Pemerintah daerah Lampung Utara wajib menyusun laporan keuangan berlandaskan

pada standar akuntansi pemerintahan (SAP) yang berlaku. Kesesuaian penyajian

laporan keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan menjadi dasar diberikannya

opini atas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Lampung Utara.

Pemerintah daerah Lampung Utara sendiri, sampai dengan saat ini masih menerapkan

basis kas menuju akrual. Terkait dengan penerapan basis akrual sendiri, pemerintah

daerah Lampung Utara harus melakukan berbagai persiapan, seperti penyusunan

sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual, pelatihan sumber daya manusia, dan

penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang penerapan basis akrual. Persiapan

tersebut dilakukan pemerintah daerah Lampung Utara agar siap dan dapat mengatasi

3
berbagai kendala dalam penerapan basis akrual. Dari uraian latar belakang di atas,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual Dalam Penyusunan Laporan

Keuangan Pemerintah Kab. Lampung Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP) berbasis akrual dalam

penyusunan laporan keuangan pemerintah badan pengelola keuangan dan aset

daerah kabupaten lampung utara?

2. Apakah penerapan sudah sesuai dengan standar akuntansi pemerintah (SAP)

berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah badan pengelola

keuangan dan aset daerah kabupaten lampung utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP)

berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah badan pengelola

keuangan dan aset daerah kabupaten lampung utara?

2. Untuk mengetahui apakah penerapan sudah sesuai dengan standar akuntansi

pemerintah (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan

pemerintah badan pengelola keuangan dan aset daerah kabupaten lampung utara?

4
1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

bagi semua pihak, diantaranya:

1) Bagi Penulis

Penelitian dapat memberikan pengetahuan tentang analisis Penerapan Standar

Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kabupaten Lampung Utara.

2) Bagi Instansi

Diharapkan penelitian ini sebagai bahan tambahan ataupun masukkan mengenai

bagaimana Penerapan Standar Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah

Kabupaten Lampung Utara.

3) Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan acuan didalam menambah ilmu

pengetahuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi Pemerintah Daerah

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (2) Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan olehPemerintahDaerah dan DPRD menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas - luasnyadalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesiasebagaimanadimaksud dalam

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Pasal

1 ayat (3) pemerintah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

2.1.1 Perkembangan Akuntasi Pada Pemerintah Daerah

1. Perkembangan Tahap Awal Penerapan Akuntansi Pemerintah Daerah

Sebelum dilakukan reformasi pengelolaan keuangan, negara telah menerapkan sistem

pencatatan single entry. Pada system pencatatan ini, pencatatan transasksi ekonomi

dilakukan dengan mencatat satu kali, transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan

dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi ekonomi yang berakibat berkurangnya kas

akan dicatat pada sisi pengeluaran. Hasil dari sistem pencatatan ini, pemerintah tidak

memiliki pencatatan tentang piutang dan utang, apalagi pencatatan dengan asset tetap

yang dimiliki dan equitas.Sehingga selama itu pemerintah tidak pernah menampilkan

neraca sebagai salah satu bentuk laporan keuangan yang umum kita kenal guna

menggambarkan posisi keuangan pemerintah.

6
Setelah pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan negara, baik pada

pemerintah pusat maupuna pemerintah daerah, terutama dengan ditetapkannya

undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Pada undang-

undang Nomor 17 Tahun 2003 tersebut khususnya pada pasal 30, 31 dan pasal 32

disebutkan bahwa Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota menyampaikan pertanggung

jawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa laporan keuangan.

Laporan keuangan yang dimaksud setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi

Keuangan.Laporan keuangan tersebut disusun dan disajikan sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP).

Hal ini disebabkan juga karena basis akuntansi yang digunakan selama ini adalah

basis kas, pada basis ini menurut Indra Bastian (2006) hanya mengakui arus kas

masuk dan arus kas keluar.Rekening keuangan akhir akan dirangkum dalam buku

kas, sehingga laporan keuangan tidak bisa dihasilkan karena ketiadaan dan tentang

asset dan kewajiban. Guna membentuk KSAP telah dikeluarkan Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 84 tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi

Pemerintah, dan telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

2 Tahun 2005, KSAP bertugas menyusun konsep rancangan peraturan pemerintah

tentang Standar Akuntasi Pemerintah. Dalam melakukan kerjanya, KSAP melalui

tatap-tahap penyiapan SAP sebagai berikut:

a. Identifikasi Topik Untuk Dipertimbangkan Menjadi Standar

b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) didalam KSAP

c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

d. Penulisan Draf SAP olek Kelompok Kerja

7
e. Pembahasan oleh Komite Kerja

f. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

g. Peluncuran Draf Publikasi SAP (Exposure draf)

h. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik

i. Pembahsan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikaian

j. Finalisasi Standar

Setelah melewati tahapan-tahapan tersebut diatas pada tanggal 13 juni 2005

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pmemerintah. Pada SAP tersebut menyatakan bahwa laporan keuangan pokok

terdidri dari:

a) Laporan Realisasi Anggaran

b) Neraca

c) Laporan Arus Kas

d) CatatanAtas Laporan Keuangan.

Setelah ditetapkan SAP ini maka pemerintah harus menyusun laporan keuangan yang

lengkap sesuai bentuk tanggungjawab pengelolaan keuangan pemerintah

dibandingkan dengan sebelum ditetapkan SAP ini. Oleh karena itu, sistem pencatatan

single entry yang selama ini digunakan, tidak mungkinlagi bias diterapkan karena

tidak dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih lengkap, mau tak mau

pemerintah harus beralih kepada system pencatatan double entry, pada system ini

menurut Abdul Halim (2004) pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua

kali dalam sisi debet dan sisi kredit.

8
SAP basis ini pencatatan yang digunakan adalah basis transisi yaitu basis kas menuju

akrual yang diistilahkan basis cash towards accrual. Pada tingkatan pemerintah

daerah reformasi pengelolaan keuangan ini terus berlanjut dengan ditetapkannya

peraturan pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tantang Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang didalamnya

juga termasuk untuk pemerintah daerah.

2. Perkembangan Tahap Kedua

Setelah lebih kurang lima belas tahun berlalu, pemerinta melaui KSAP pada tanggal

22 Oktober 2010 mengelurkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntasi Pemerintah Berbasis Akrual. Dengan dikelurkanya peraturan

pemerintah tersebut, dimulailah perkembangan tahap kedua penerapan akuntansi

pemerintah. Pada SAP berbasis akrual ini, beberapa isu penting perubahan yang perlu

dipahami adalah:

1. Laporan keuangan pokok yang disusun pada SAP lama (PP No 24/2005)

Terdiri dari:

a) Laporan Realisasi Anggaran,

b) Neraca,

c) Laporan Arus Kas, dan

d) Catatan Atas Laporan Keuangan.

9
Sedangkan pada SAP baru (PP No 71/2010) komponen laporan keuangan terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)

c. Neraca,

d. Laporan Operasional,

e. Laporan Arus Kas (LAK)

f. Laporan Perubahan Equitas (LPE)

g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2. Hubungan antar laporan keuangan `

a. Laporan Financial, terdiri dari:

1) LO

2) PE

3) Neraca

b. Laporan Pelaksanaan Anggaran, terdiri dari:

1) LRA

2) Laporan Perubahan SAL

c. Basis Pencatatan yang digunakan pada SAP lama yaitu basis kas menuju akrual,

sedangkan SAP baru, basis yang digunakan yaitu basis akrual.

10
d. Dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, pemerintah tetap menggunakan

basis kas, sedangkan penyusunan Neraca dan Laporan Operasional menggunakan

basis akrual.

Dampak dari perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi tentu memerlukan

kesiapan sumber daya manusia pada pemerintah daerah, yang didukung dengan

adanya keinginan dari kepela daerah untuk mengelola keuangan secara transparan

akuntabel. Dalam penelitian ini mencoba memberikan pemahaman dasar tentang

teknik akuntansi pemerintahan daerah khususnya daerah kabupaten dan kota, bagi

mahasiswa akuntansi yang mendalami akuntasi pemerintahan dan praktisi akuntasi

pemerintahan daerah.

2.2 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Berbasis Akrual Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual tersebut terdiri dari

Kerangka Konseptual dan 12 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP),

yaitu:

a) PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

b) PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

c) PSAP 03 tentang Laporan Arus Kas

d) PSAP 04 tentang Catatan Atas Laporan Keuangan

e) PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan PSAP

f) 06 tentangAkuntansi Investasi

g) PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap

h) PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

11
i) PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban

j) PSAP 10 tentang Koreksi Kesalahan Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi, dan Operasional

k) PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi PSAP 12 tentang Laporan

Operasional

Kerangka Konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan

pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah. Kerangka Akuntansi yang belum

dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintah, akan tetapi bila terjadi pertentangan

akntara kerangka konseptual dengan standar, maka ketentuan standar diunggulkan

relatif terhadap kerangka konseptual. Kerangka konseptual membahas hal-hal antara

lain sebagai berikut:

1. Tujuan Kerangka Konseptual Kerangka Konseptual

Standar Akuntansi Pemerintah bertujuan untuk memberikan acuan bagi:

a) Penyusunan standar akuntansi pemerintah dalam melaksakan tugasnya.

b) Penyusunan laporan keuangan dalam menaggulangi masalah akuntansi yang

belum diatur dalam standar.

c) Pemeriksaan dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.

d) Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang diajikan pada

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

12
`2. Lingkungan Akuntansi Pemerintah

Operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan

akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintah yang

perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan

adalah sebagai berikut:

(1) Ciri utama struktur pemerintah dan pelayanan yang diberikan:

a. Bentuk umum pemerintah dan pemisahan kekuasaan

b. Sistem pemerintah otonnomi dan transfer pendapatan antar pemerintah

c. Pengaruh politik

d. Hubungan antar pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah

(2) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian

a) Anggaran sebagai pernyataan sebagai kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai

alat pengendalian.

b) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan.

c) Penyusutan nilai aset sebagai sumberdaya ekonomi karena digunakan dalam

kegiatan operasional pemerintah.

2.2.1 Kebutuhan Informasi para pengguna laporan keuangan

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk

memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.Oleh karena itu,

13
laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi tujuan spesifik dari

masing-masing kelompok pengguna. Namun demikian, laporan keuangan berperan

sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan, maka laporan keuangan yang

disajikan mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan oleh

ketentuan peraturan perundang-undangan (statutory report). Disamping itu,

kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian. Kebutuhan

informasi tentang operasional pemerintah dapat dipenuhi dengan baik dan memadai

apabila didasarkan pada basis akrual, bukan pada basis arus kas semata.Namun,

apabila terdapat ketentuan peraturan perundang- 16 undangan yang mangharuskan

penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan yang

dimaksud wajib dilaporkan demikian.

2.2.2 Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai

posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

salama satu priode palaporan.Laporan kauangan terutama digunakan untuk

mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk malaksanakan

kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevalusasi

efektivitas dan efesiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan

ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Setiap entitas pelaporan

mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan dan serta

hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegitan secara sistematis dan terstruktur pada

suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

14
a. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan

yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan secara periodik.

b. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas

pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,

pengelolaan dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah

yang berkepentingan masyarakat.

c. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak umtuk mengetahui secara

terbuka dan menyeluruh atas pertuanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan

sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan

perundang-undangan.

d. Keseimbangan Antar Generasi (Intergenerational Equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan dalam penerimaan

pemerintah pada periode palaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang

dialokasikan dan apakah generasi yang akan dating diasumsikan akan mananggung

beban pengeluaran tersebut.

e. Evaluasi Kinerja

15
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya

ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.

2.2.3 Tujuan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat

bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuatnkeputusan yang baik

keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

a) Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya

keuangan.

b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan

untuk membiayai seluruh pengeluaran.

c) Menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi yang digunakan dalam

entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

d) Menyediakan informasimengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai

seluruh kegiatannya dan mecukupi kebutuhan kasnya.

e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan

pinjaman.

f) Menyediakan informasi perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah

mengakami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan

selama periode pelaporan.

16
2.2.4 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan Pokok terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)

c. Neraca

d. Laporan Operasional

e. Laporan Arus Kas (LAK)

f. Laporan Perubahan Equitas (LPE)

g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2.3 Komponen Laporan Keuangan Berbasis Akrual

Dalam pernyataan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual (PSAP BA) dalam

paragraf 14 dijelaskan bahwa komponen-komponen yang terdapat dalam satu set

laporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary report) dan

laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran

Walapun peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Stamdar Akuntansi

Pemerintah Berbasis Akrual telah menetapkan basis pencatatan yang digunakan

adalah akrual, namun dalam penyusunan laporan Realisasi anggaran tetap disajikan

dengan menggunakan basis kas (PSAP BA 02 paragraf 03 dan 04). Struktur laporan

realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi sebagai berikut:

a) pendapatan-LA

17
b) belanja

c) transfer

d) surplus/defisit-LRA

e) pembiayaan

f) sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

Masing-masing dari struktur realisasi anggaran tersebut didefinikan dalam PSAP BA

02 paragraf 07 sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA Merupakan semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah

yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh

pemerintah.

b. Belanja Merupakan semua pengekuaran dari rekening kas Negara/daerah yang

mengurangin saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang 23

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembalioleh pemerintah.

c. Transfer Merupakan penerimaan/pengeluaran uang dari seuatu entitas pelaporan

dari/kepada entitas pelaporan lainnya, termasuk dana perimbangan dan dana bagi

hasil.

d. Surplus/Defisit-LRA Merupakan selisih lebih/kurang antara pendapatan LRA dan

belanja selama satu periode.

18
e. Pembiayaan Merupakan penerimaan yang erlu dibayar kembali dan/pengeluaran

yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemeintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

f. SiLPA/SiKPA Merupakan selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA

dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD

selama satu periode pelaporan.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Dalam PSAP BA 01 paragraf 14 dijelaskan bahwa lapran perubahan saldo anggaran

lebih menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:

a. saldo anggaran lebih awal

b. penggunaan saldo anggaran lebih

c. sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan

d. koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya

e. lain-lain

f. saldo anggaran akhir.

3. Neraca

Neraca merupakan komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi

keuangan entitas laporan mengenai aset, kewajiban, dan ekutas pada tanggal tertentu.

19
a. Aset PSAP BA 01 paragraf 8, mendefinsikan aset sebagai sumber data ekonomi

yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa

lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sisoal dimasa depan diharapkan

dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur

dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk

non penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber- sumber daya yang

dipelihara karena alassan sejarah dan budaya.

4. Aset Lancar

Aset diklasifikasikan menjadi aset lancer dan aset non lancer. Dalam PSAP BA 01

paragraf 54 dinyatakan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika

diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam

waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan atau berupa kas dan setara kas.

Semua aset yang tidak termasuk dalam pengertian diatas diklasifikasikan sebagai aset

nonlancar.

5. Aset Non Lancar

Sementara itu, dalam PSAP BA 01 paragraf 56 dijelaskan bahwa aset nonlancar

mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud, yang digunakan

secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan

masyarakat. Selanjutnya, dalam paragraph 57 menyatakan bahwa aset nonlancar

diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset

lainnya.

20
a. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki

salama lebih dari 12 bulan. Investasi jangka panjan terdiri dari investasi yang

permanen dan investasi nonpermanent. Yang dimaksud investaasi permanen adalah

investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara

berkelanjutan, yang terdiri dari penyertaan modal pemerintah pada perusahaan

Negara/daerah, lembaga keuangan Negara, badan hokum milik Negara, badan

internasional dan badan hokum lainnya bukan milik negar, serta investasi permanen

lainnya (PSAP BA 01). Sedangkan investasi nonpermanen merupakan informasi

jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara tidak

berkelanjutan, yang terdiri dari investas dalam surat utang Negara, penanaman modal

dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, dan investasi

nonpermanent lainnya (PSAP BA 01).

b. Aset Tetap

Aset tetap adalah aset beerwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan

untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan 26 oleh masyarakat

umum. Aset tetap terdiri dari: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,

jaringan, jalan, dan irigasi, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan

(PSAP BA 01 paragraf 63 dan 64).

c. Dana Cadangan

21
Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang

memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun

anggaran. Dana cadangan tersebut harus dirinci menurut tujuan pembentukannya

(PSAP BA 01 paragraf 65).

d. Aset nonlancar lainnya

Investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan diklasifikasikan sebagai

aset lainnya, yang termasuk sebagai aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan

penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, aset kerja sama dengan

pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunannya (PSAP BA 01 paragraf

66).

6. Kewajiban

Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka

panjang, penjelasan kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajban diklasifikasikan mnjadi kewajiban jangka pendek jika diharapkan

dibayar dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan (PSAP BA 01 paragraf 75).

Beberapa yang termasuk dalam keajiaban jangka pendek adalah utang transfer

pemerintah, utang epada pegawai, bunga pinjaman, utang jangka pendek dari pihak

ketiga, utang perhitungan fihak ketiga (PFK), dan bagian lancer utang Jangka

panjang.

22
b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diharapkan dibayar lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan

diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang adalah: utang dalam negeri, utang

obligasi utang jangka panjang lainnya.

7. Ekuitas

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan

kewajiban pemerintah pada laporan perubahan ekuitas (PSAP BA 01 paragraf 84 dan

85).

a. Laporan Operasional

Laporan Operasional merupakan salah satu laporan yang harus disusun oleh

pemerintah daerah setelah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintas Berbasis Akrual. Manfaat disusunnya laporan

operasional ini, yaitu tersedia informasi mengenai seluruh kegiatan perasional

keuangan entitas pelaporan, dan penyajiannya disandingkan dengan periode

sebelumnya. PSAP BA 12 paragraf 13 menjelaskan bahwa struktur laporan

oprasional mencakup pos-pos sebagai berikut:

1. Pendapatan-LO

2. Beban

23
3. Surplus/Defisit dari operasional

4. Kegiatan non perasional

5. Surplus/Defisit sebelum pos keluar

6. Pos luar biasa

7. Surplus/Defisit-LO 28

Sebelum digambarkan format laporan operasional, sebelumnya akan

dijelaskanterlebih dahulu definisi atau pengertian dari masing-masing pos dalam

laporan operasinal tersebut, yaitu:

a. Pendapatan-LO

Merupakan hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali

(PSAP BA 12 paragraf 8).

b. Beban

Merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam pelaporan yang

menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau

timbulnya kewajiban (PSAP BA 12 paragraf 8).

c. Surplus/Defisit

Kegiatan operasional Merupakan selisih lebih/kurang antara pendapatan operasional

dan beban selama satu periode pelaporan (PSAP BA 12 paragraf 8).

24
d. Kegiatan non perasional

Merupakan pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu dikelompokan

tersendiri dalam kegiatan non operasional (PSAP BA 12 paragraf 45).

e. Surplus/Defisit sebelum pos keluar

Merupakan penjumlahan atau pengurangan surplus/defisit dari kegiatan operasional

dengan kegiatan non operasional.

f. Pos Luar Biasa

Merupakan pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian

atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak 29 diharapkan sering atau

rutun terjadi, dan berad diluar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan (PSAP BA

12 paragraf 8).

g. Surplus/Defisit-LO

Merupakan selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan,

setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar

biasa (PSAP BA 12 paragraf 8).

7. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan berikutnya yang harus disusun oleh pemerintah daerah

berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah Berbasis Akrual adalah laporan arus kas. Lebih lanjut, laporan arus kas

ini diatur dalam PSAP BA 03. PSAP BA 03 paragraf 15 mendefinisikan laporan arus

25
kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi penerimaan dan

pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas

operasional, investasi, pendanaan, dan trasitoris. Berikut ini akan dijelaskan lebih

lanjut dari pengertian-pengertian dari aktivitas dimaksud dalam definisi diatas, yaitu:

a. Aktivitas Operasi

Aktivitas Operasi adalah aktivitas pnenerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan

untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi (PSAP BA 03

paragraf 8).

b. Aktivitas Investasi

Aktivitas Investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditijukan

untuk perolehan dan pelepasan asset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk

dalam setara kas (PSAP BA 03 paragraf 8).

c. Aktivitas Pendanaan

Pendanaan adalah aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dan

jumlah dan komposisi utang dan piutang jangka panjang (PSAP BA 03 paragraf 8).

Aktivitas Transitoris

Aktivitas Transitoris adalah aktivitas penerimaan atau pengeluaran kas yang tidak

termasuk dalam operasi, investasi, dan pendanaan (PSAP BA 03 paragraf 8).

Selenjutnya, dalam PSAP BA 03 paragraf 13 menyatakan bahwan entitas peleporan

yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang

26
mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Berdasarkan pernyataan pada paragraph

13 tersebut, maka pada pemerintah daerah yang wajib menyusun laporan arus kas

adalah Badan Pengeluaran Keuangan Daerah (BPKD), yang pada pemerintah daerah

disebut sebagai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

(DPPKAD). Adapun metode yang digunakan pemerintah daerah.

Dalam menyusun laporan arus kas ini adalah metode langsung dan metode tak

langsung. Metode langsung dilakukan dengan mengungkapkan pengelompokan

utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto. Sedangkan metode tidak langsung

dilakukan dengan cara surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi-transaksi

operasonal nonkas, penangguha (deferral) atau pengakuan (accrual) penerimaan kas

atau pembayaran yang lalu/yang akan dating, serta unsure penerimaan dan

pengeluaran dalam bentuk kas yang berkitan dengan aktivitas investasi dan

pendanaan (PSAP BA 03 paragraf 40).

8. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan keuangan yang harus disusun oleh

pemerintah daerah berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tantang

Standar Akuntansi Berbasis Akrual. PSAP BA 01 paragraf 101 menjelaskan lebih

lanjut bahwa laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:

a. Ekuitas awal.

b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan.

27
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain

berasal dari dampak komulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi

dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya:

1) Koreksi kesalahan medasar dari persediaan yang terjadi pada peride - perode

sebelumnya.

2) Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi asset tetap

3) Ekuitas Akhir

8. Catatan Atas Laporan Keuangan

PSAP BA 01 paragraf 83 menjelaskan bahwa catatan atas laporan keuangan meliputi

penjelasan negatif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi

anggaran, laporan perubahan SAL, laporan operasional, lapran perubahan ekuitas,

neraca, dan laporan arus kas. Selain itu catatan atas laporan keuangan juga mencakup

informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan. Catatan atas laporan

keuangan mengungkapkan/menyajikan hal- hal sebagai berikut:

a. Mengungkapkan informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi.

b. Menyediakan informasi umum tentang kebijakan fiskal/keuangan dan entitas

makro.

c. Menyediakan informasi ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun

pelaporan berikut kendala dan hembatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

28
d. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-

kebijakan akuntansi yang dipilih untuk ditarapkan atas transaksi-transaksi dan

kejadian-kejadian penting lainnya.

e. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan dalam

lembar muka laporan keuangan.

f. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh PSAP yasng belum disajikan

dalam lembar muka laporan keuangan.

g. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajan yang wajib, yang

tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

2.4 Persiapan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Secara yuridis

Dalam peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi

pemerintahan (SAP) berbasis akrual mengubah haluan basis akuntansi pemerintahan

Indonesia dari kas menuju akrual menjadi akrual penuh. Sesuai kesepakatan

pemerintah dan DPR, implementasi basis akrual ini akan dilaksanakan secara

bertahap hingga implementasi penuhnya ditahun 2015. Prasyarat pelaksanaan strategi

terbagi atas dua kondisi dasar, yaitu necessary condition dan sufficient condition.

Necessary condition adalah prasyarat yang dibutuhkan agar suatu kondisi dapat

tercapai. Setelahnya, pemerintah dapat mengembangkan beberapa hal sehingga

kondisinya bisa berubah menjadi kondisi yang mencukupi (sufficient condition).

29
Necessary condition adalah komitmen, kapasitas SDM, dan dana pemeliharaan.

Untuk dapat mengimplementasikan basis akrual yang notabene adalah barang baru,

dibutuhkan komitmen dari para pemimpin dan pejabat, termasuk dukungan politik

dari kepala daerah dan DPRD. Di samping itu, SDM yang menguasai ilmu dan

konsep akuntansi dalam jumlah yang memadai juga sangat dibutuhkan mengingat

mereka adalah ujung tombak dari implementasi ini. Implementasi basis akrual juga

membutuhkan pendanaan yang cukup. Tidak hanya untuk investasi awal, tetapi juga

untuk kegiatan- kegiatan yang bersifat pemeliharaan. Hal ini disebabkan penerapan

basis akrual membutuhkan pembaharuan yang terus menerus, sehingga tersedianya

dana pemeliharaan pun menjadi mutlak.

Kemudian menurut KSAP (2010), persiapan strategi yang dapat dilakukan dalam

rangka implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah

daerah adalah sebagai berikut:

1. Hearing-standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang dilaksanakanpada

desember 2009.

2. Sosialisasi dan penyesuaian peraturan yang dilaksanakan pada tahun 2010 hingga

2011 dalam hal ini penyusunan regulasi pemerintah daerah yang meliputi

peraturan daerah pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah dan peraturan kepala

daerah mengenai kebijakan akuntansi/sistem dan prosedur pengelolaan keuangan

daerah.

30
3. Penyiapan dan pengembangan SDM akuntansi yang dilaksanakan pada tahun 2010

hingga 2015 Setelah syarat-syarat implementasi dipenuhi, pemerintah dan

pemerintah daerah dapat melaksanakan langkah-langkah penerapan basis 35 akrual

di pemerintah daerah. Pada tingkat pusat/nasional, strategi penerapan basis akrual

di pemerintah daerah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyiapkan pedoman umum pada tingkat nasional tentang akuntansi akrual.

Pedoman ini digunakan untuk menyamakan persepsi di semua daerah sekaligus

sebagai jembatan teknis atas standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang

akan diterapkan.

2. Menyiapkan modul pada tingkat nasional yang dapat digunakan oleh berbagai

pihak dalam rangka pelatihan akuntansi berbasis akrual.

3. Menentukan daerah percontohan di setiap regional sebagai upaya menciptakan

benchmarking. Dengan cara ini, pemerintah dapat memfokuskan pada beberapa

daerah dulu sebelum pada akhirnya dapat digunakan oleh seluruh daerah.

Diseminasi/sosialisasi tingkat nasional. Selain sebagai usaha penyamaan persepsi

dan sosialisasi, cara ini dapat digunakan untuk menyerap input berupa saran

ataupun keluhan dari daerah terkait penerapan akuntansi basis akrual.

31
Gambar 2.1 Tahap Implementasi Penerapan Akuntansi Basis Akrual

2.5 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian


1 Luluk Royani dan Hardini Tinjauan Atas Hasil penelitian menunjukan
Lestiani Hernusa (2022) Penerapan Standar Penyajian laporan keuangan yang
Akuntansi Pemerintah ada di Kantor Pusat BSILHK
Berdasarkan Akrual meskipun sudah mengacu pada
Dalam Penyusunan SAP (Standar Akuntansi
Laporan Keuangan Pemerintah), namun pada
realisasinya masih terdapat
beberapa perbedaan pada akun-
akun baik akun tambahan maupun
akun yang tidak dicantumkan
dalam laporan keuangan serta
adanya perbedaan dalam struktur
penulisan dalam penyajian
laporan keuangan jika
dibandingkan menurut PSAP
dengan Kantor Pusat BSILHK.
2 Varina, Rara Juniar Implementasi Standar Hasil penelitian yang diperoleh
(2022) Akuntansi penulis dalam penelitian ini yaitu
Pemerintahan Berbasis Implementasi SAP berbasis akrual
Akrual Dalam dalam penyusunan laporan
Penyusunan Laporan keuangan pemerintah daerah Kota
Keuangan Daerah Kota Bengkulu sudah berjalan cukup
Bengkulu Provinsi baik, tetapi kompetensi dari
Bengkulu Pada Masa sumber daya aparaturnya masih
Pandemi Covid-19 kurang dan jumlah aparatur yang
masih terbatas dalam bidang
pengelola keuangan dan anggaran.
3 Anita Sari (2022) Analisis Pengaruh Hasil penelitian menunjukan
Implementasi Standar bahwa implementasi SAP dengan
Akuntansi basis akrual dan kualitas laporan
Pemerintahan Berbasis keuangan memiliki hubungan
Akrual dan Kinerja yang positif. Peneliti juga
SDM Terhadap mendapatkan hasil bahwa kinerja
Kualitas Laporan SDM akan akan memberikan
Keuangan (Studi Kasus pengaruh pada kualitas dan
Dinas Lingkungan akuntabilitas laporan keuangan.
Hidup Provinsi Untuk lebih meningkatkan
Sumatera Utara) kualitas SDM yang unggul perlu
adanya Diklat yang
mengutamakan praktek di

32
lapangan kerja sesuai dengan
kebutuhan SDM, dan juga
diperlukan adanya perkembangan
pada aplikasi keuangan untuk
menungkatkan akuntabilitas dan
juga kualitas laporan keuangan.
4 Naufal Aulia Pohan (2022) Analisis Implementasi Dari hasil penelitian ini
Standar Akuntansi disimpulkan bahwa penerapan
Berbasis Akrual Pada Akuntansi pada Sekretariat Badan
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Pengawas Pemilihan Kabupaten Deli Serdang belum
Umum Kabupaten Deli sepenuhnya mengacu pada
Serdang Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah. Salah
satunya tidak membuat Neraca,
Laporan Operasional, Laporan
Arus Kas, Laporan Perubahan
Ekuitas, Catatan atas Laporan
Keuangan, dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
Sehingga harus disempurnakan
agar Penerapan Akuntansi oleh
Sekretariat Badan Pengawas
Pemilihan Umum kabupaten Deli
Serdang akurat dan dapat
diandalkan hingga dapat
dilaksanakan dan dievaluasi
sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
5 Adheylia Ariyati (2022) Penerapan Akuntansi Hasil penelitian menunjukan
Berbasis Akrual Pada bahwa laporan keuangan berbasis
Direktorat Jenderal akrual menghasilkan Laporan
Pembiayaan Realisasi
Infrastruktur Pekerjaan Anggaran, Neraca, Laporan
Umum Dan Perumahan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan CaLK.
Aplikasi yang digunakan dalam
penerapan akuntansi basis akrual
menggunakan
aplikasi SAIBA. Faktor yang
mempengaruhi penerapan
akuntansi berbasis akrual
diantaranya mengenai Sumber
Daya Manusia serta infrastruktur
dan aplikasi.

33
6 Ardi Purwa Pandhita Implementasi Dari hasil penelitian dan diskusi
(2022) Kebijakan Standar disimpulkan bahwa dimensi
Akuntansi Sumber Daya cukup baik, namun
Pemerintahan Berbasis memiliki kekurangan 1 pada
Akrual Pada Dinas sarana dan prasarana. Pada
Tenaga Kerja Dan dimensi Disposisi cukup baik
Transmigrasi Provinsi karena Kepala Subbagian
Sumatera Selatan Keuangan telah memilih
karyawan yang terampil, Kepala
Sub Bagian juga tegas dalam
melakukan tindakan terhadap
karyawan, namun tidak diberikan
insentif kerja. Dari sisi struktur
birokrasi, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Sumsel masih
belum cukup baik, karena
koordinasi antar bidang selalu
berantakan dan tidak ada SOP
resmi.
Dalam Dimensi Komunikasi,
karyawan cukup baik untuk
mengikuti arahan yang
diperintahkan.

34
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian & Waktu Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pemerintah Daerah Lampung Utara.

Penelitian ini mengambil data laporan keuangan pemerintah berbasis akrual yang ada

diperusahaan. Waktu penelitian direncanakan dimulai pada Bulan Januari 2023

sampai dengan Bulan April 2023.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian dengan pendekatan

deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain. Alasan peneliti

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif adalah karena penelitian ini

mendeskripsikan mengenai penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual

pada laporan keuangan pemerintah yang ada dalam suatu perusahaan.

35
3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Kantor Pemerintah Daerah Lampung Utara,

Jl.Jendral Sudirman No.1, Kota Gapura, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung

Utara. Kantor ini bergerak dalam pengawasan pemerintahan daerah yang dipimpin

oleh Inspektur yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah. Inspektorat Daerah mempunyai tugas membantu Bupati

melakukan membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh perangkat daerah.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah - langkah

sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan).

2. Interview (wawancara).

3. Dokumentasi.

Setiap penelitian memerlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan

jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010) analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

36
Peneliti akan menganalisis data yang dikumpulkan dengan menggunakan pendekatan

interpretif dan teknik analisis Miles dan Huberman. Pendekatan interpretif merupakan

suatu teknik menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan

memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti

pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang

keadaan sebenarnya. Adapun tahapan-tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1. Reduksi data

2. Penyajian data

3. Pengambilan keputusan atau verifikasi

Ketiga komponen tersebut saling interaktif yaitu saling mempengaruhi dan terkait.

Pertama-tama dilakukan penelitian di lapangan dengan mengadakan wawancara atau

observasi yang disebut tahap pengumpulan data. Karena data yang dikumpulkan

banyak maka diadakan reduksi data. Setelah direduksi maka kemudian diadakan

sajian data agar data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan lebih mudah dipahami. Apabila ketiga hal tersebut selesai dilakukan, maka

diambil suatu keputusan atau verifikasi.

3.5 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak

tersedia dalam bentuk kompilasi ataupun file. Data ini harus dicari melalui

37
narasumber Umi Narimawati (2008). Data primer dalam penelitian ini adalah data

yang secara khusus diperoleh dari wawancara yang berhubungan dengan laporan

keuangan pemerintah daerah dan melakukan penerapan standar akuntansi

pemerintahan (SAP) berbasis akrual dan diminta ke bagian keuangan pemerintah

daerah lampung utara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari

sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi

perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs web, internet dan

seterusnya (Uma Sekaran, 2011). Dalam penelitian ini data sekunder nya adalah

dokumen – dokumen yang berkaitan dengan transaksi laporan keuangan pemerintah

daerah dan melakukan penerapan standar akuntansi pemerintahan (SAP) berbasis

akrual pemerintah daerah lampung utara.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif

kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik suatu variabel atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Teknik

analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data yaitu dengan cara:

1. Menganalisis penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP) berbasis akrual yang

ada dalam perusahaan dengan teori menurut para ahli.

38
2. Menilai apakah penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP) berbasis akrual

yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan yang seharusnya.

3. Menarik kesimpulan atas analisis yang telah dilakukan mengenai penerapan

standar akuntansi pemerintah (SAP) berbasis akrual.

39
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Lampung Utara
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah bergerak di bidang urusan pemerintahan

daerah dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah. Kantor Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kabupaten lampung utara yang beralamat di

jalan Jendral Sudirman No.01 (Komplek Kantor Pemda) Telp/Fax (0724) 227765.

Berdiri sejak tahun 2014, kemudian pada ahun 2017 terjadi perubahan dari segi

bangunan akhirnya kantor ini mengalami perkembangan yang sangat baik sampai

dengan sekarang. Kantor Badan Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan kabupaten di

bidang keuangan berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, tugas

dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintahan kepada bupati

serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh bupati berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

40
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi BPKAD


Gambar 4.1

41
4.1.3 Job Description

Uraian peran dan tugas masing – masing kepengurusan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Badan

Kepala Perangkat DaerahKabupaten Lampung Utara mempunyai tugas pokok yaitu

memimpin, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan, serta

mengelola administrasi dibidang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Untuk

melaksanakan uraian tugas Kepala Badan sebagaimana tersebut di atas meliputi:

a) Perumusan Kebijakan Teknis, Perencanaan, Pemanfaatan, Pembinaan,

Pengawasan dan Pengendalian dibidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

b) Pemberian dukungan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.

c) Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.

d) Pengkoordinasian Pengelolaan Keuangan Daerah.

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2. Kepala Bidang Akuntansi

Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan kegiatan

perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian

serta pengelolaan administrasi pertanggungjawaban keuangan. Untuk melaksanakan

uraian tugas Bidang Akuntansi sebagaimana tersebut di atas meliputi:

42
a) Pengkoordinasi dan menyiapkan Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan

Keuangan.

b) Pembinaan Kepada Organisasi Perangkat Daerah dalam rangka Pelaksanaan

Akuntansi Pemerintah Daerah dan Penyusunan Laporan Keuangan Daerah.\

c) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi terkait dengan Akuntansi Pemerintah

Daerah dan Pelaporan Keuangan Daerah.

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Dalam menyelenggarakan

tugasnya, bidang akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

3. Kasubbid Pembukuan

Sub Bidang Pembukuan mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan serta pengendalian di bidang Pembukuan. Uraian tugas Sub

Bidang Kebijakan Perbendaharaan, adalah sebagai berikut:

a) Mengumpulkan, mengelola data dan informasi yang berkaitan dengan Akuntansi

Pemerintah Derah.

b) Melaksanakan pengumpulan data dan informasi mengenai peraturan perundang-

undangan dan kebijakan tekhnis yang berkaitan dengan pelaksanaan Akuntansi

Pemerintah Daerah.

c) Melaksanakan prosedur Akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).

d) Melaksanakan prosedur Akuntansi Aset pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan

Daerah (SKPKD).

43
e) Melaksanakan prosedur Akuntansi selain kas pada SKPKD.

f) Melaksanakan penyusunan Laporan Semester Pertama dan Prognosis Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

g) Memantau pelaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kasda tentang Pengelolaan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) oleh Bank atau Lembaga

Keuangan lainnya yang ditunjuk.

h) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

4. Kasubbid Pelaporan dan Pembinaan Keuangan

Sub Bidang Pelaporan dan Pembinaan Keuangan mempunyai tugas pokok

melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta pengendalian pelaporan

dan pembinaan keuangan. Uraian tugas Sub Bidang Pelaporan dan Pembinaan

Keuangan, adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan penelitian terhadap laporan pertanggung jawaban Fungsional

keuangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

b) Melaksanakan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi kepada Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) dalam rangka penyusunan Keuangan Organisasi Perangkat Daerah

(OPD).

c) Menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah atas konsolidasi laporan

keuangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

d) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

44
5. Kasubbid Evaluasi

Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan pelaksanaan dan

pembinaan akuntansi keuangan daerah dan evaluasi realisasi keuangan daerah. Uraian

tugas Sub Bidang Evaluasi, adalah sebagai berikut:

a) Menyusun pengumpulan, meneliti dan memeriksa kelengkapan Surat Pertanggung

Jawaban Fungsional Organisasi Perangkat Daerah.

b) Membuat konsep kerjasama dengan Kasubbid Pelaporan dan Pembinaan

Keuangan untuk rekonsiliasi dengan Organisasi Perangkat Daerah dan penyusunan

Laporan Keuangan.

c) Menyusun Kebijakan Akuntansi Keuangan dan Sistem Akuntansi dan kebijakan

lain terkait dengan pelaksanaan akuntansi.

d) Menyiapkan data realisasi penyerapan anggaran seluruh Organisasi Perangkat

Daerah.

e) Menyiapkan data Tuntutan Ganti Rugi terkait penyajian piutang.

f) Melaksanakan penata usahaan Surat Perintah Membayar Pengesahan Badan

Layanan Umum Daerah.

g) Menyusun data terkait Pemeriksaaan Badan Pengelola Keuangan.

h) Menyusun data terkait Evaluasi Pertanggung jawaban Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah.

i) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

45
Masing – masing Sub Bidang pada Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Akuntansi.

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Analisis Data Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis

Akrual Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Dengan peraturan yang dikeluarkan tentang standar akuntansi pemerintahan berbasis

akrual yang bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang transparan dan

akuntabel, semakin nyata. Peraturan pemerintah tersebut menjadi dasar hukum

pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang baik. Efektivitas upaya

pemerintah daerah dalam implementasi SAP berbasis akrual ditandai dengan adanya

komitmen dari Kepala Daerah dan personil kunci serta dukungan dari pihak

Pemerintah. Seluruh pihak tersebut harus bersama - sama mendukung efektivitas

implementasi SAP berbasis akrual melalui persetujuan anggaran kegiatan,

perencanaan yang memadai, serta proses internalisasi perencanaan tersebut kepada

pihak-pihak yang terkait dengan implementasi SAP berbasis akrual.

Penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual Kabupaten Lampung

Utara mengacu pada SAPD terbaru yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 64 Tahun 2013 sebagai SOP dalam mengerjakan dan menyusun

laporan keuangan. Hal ini berlaku bagi seluruh perangkat daerah yang ada di

Kabupaten Lampung Utara. Selanjutnya pemerintah Kabupaten Lampung Utara telah

mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 15 Tahun 2019 Nomor 38 Tahun 2017

46
Tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Utara yang

mendasar pada Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 dan ketentuan-

ketentuan lain yang relevan untuk menjadikan apakah LKPD yang ada di Kabupaten

Lampung Utara telah disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang

telah menjadi standar operasional prosedur pelaksanaan agar laporan keuangan yang

berkualitas dapat terwujud.

Pemerintah Kabupaten Lampung Utara telah menyusun strategi implementasi

penerapan SAP berbasis akrual dalam bentuk rencana aksi (Action Plan) yang

memuat target, pihak yang terlibat, tahapan dan output yang disusun oleh Bupati dan

seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara, dengan

dokumen laporan - laporan keuangan sebagai berikut:

47
1. Laporan Realisasi Anggaran

Gambar 4.2

48
(Sumber: https://lampungutarakab.go.id)

Gambar 4.3
(Sumber: https://lampungutarakab.go.id)
Penyusunan laporan Realisasi anggaran di atas merupakan kompleksitas laporan

keuangan pandangan nyata yang diberikan Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Lampung Utara terhadap akuntansi pemerintahan berbasis akrual.

Pelaporan keuangan yang akan dihasilkan sesuai dengan peraturan pemerintah nomor

71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual menjadi

49
bertambah kuantitasnya. Walaupun secara nyata, laporan realisasi anggaran

merupakan jenis laporan keuangan yang secara kuantitas seperti terlihat banyak, tapi

jika diteliti lebih lanjut sebenarnya hanya pengembangan dari yang sudah ada dan

nantinya justru akan menunjukkan artikulasi yang semakin jelas antar laporan

keuangan. Namun bagi para pengelola Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Lampung Utara, kompleksitas pelaporan keuangan yang dihasilkan oleh PP 71/2010

semakin nampak dengan adanya keterkaitan antara pelaporan pelaksanaan anggaran

(akuntansi anggaran) dengan pelaporan finansial (akuntansi keuangan).

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Tabel 4.1 Tabel Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih


(Sumber: https://lampungutarakab.go.id)
No Keterangan RealisasI TA 2021 (RP) Realisasi TA 2020 (RP)

1 Saldo Anggaran Lebih Awal 72.085.974.709,39 64.437.837.323,92

2 Penggunaan SAK Sebagai 72.086.647.482,82 65.278.453.804,10

Penerimaan Pembiayaan Tahun

Berjalan

3 Sub Total (1-2) (672.773,43) (840.616.480,18)

4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan 46.897.044.214,99 72.085.974.709,39

Anggaran (SiLPA/SiKPA)

5 Sub Total (3 + 4) 46.896.371.441,56 71.245.358.229,21

6 Koreksi Kesalahan Pembukuan 672.773,43 840.616.480,18

Tahun Sebelumnya

7 Lain – lain 208.839.800,00 0,00

50
Saldo Anggaran Lebih Akhir 47.105.884.014,99 72.085.974.709,39

Berdasarkan tabel diatas saldo anggaran lebih (LPSAL) Tahun 2021 sebesar

Rp47.105.884.014,99 yang berasal dari saldo awal sebesar Rp72.085.974.709,39

Saldo Anggaran Lebih Akhir Tahun 2021 sebesar Rp47.105.884.014,99 berasal dari

Saldo Anggaran Lebih Awal sebesar Rp72.085.974.709,39 dikurangi dengan

penggunaan SAL sebagai penerimaan pembiayaan tahun berjalan sebesar

Rp72.068.647.482,82 ditambah dengan SILPA tahun 2021 sebesar

Rp46.896.371.441,36 ditambah koreksi pembukuan tahun sebelumnya sebesar

672.773,43 dan koreksi tambah atas pendapatan Jampersal BLUD sebesar

Rp208.839.800,00. Koreksi pembukuan tahun sebelumnya sebesar (Rp0, 20) berasal

dari koreksi kurang saldo dana JKN dan Koreksi saldo dana BOS sebesar 672.773,63.

Saat penerimaan rekening kas umum daerah yang menambah saldo anggaran lebih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah

daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Kewajiban penerapan

SAP berbasis akrual mengharuskan pemerintah daerah menyesuaikan sistem

akuntansi berbasis kas menuju akrual (cash towards accrual) yang sedang diterapkan

saat ini ke sistem akuntansi berbasis akrual, sesuai amanat Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010. Penyesuaian tersebut berdampak pada sistem penatausahaan

keuangan pemerintah daerah.

51
3. Neraca

Gambar 4.4 Neraca

52
(Sumber: https://lampungutarakab.go.id)

Gambar 4.5

(Sumber: https://lampungutarakab.go.id)

Regulasi dan kebijakan SAP berbasis akrual yang telah diimplementasikan sejak

diterapkannya Peraturan Bupati Lampung Utara Nomor 22 Tahun 2014 tanggal 23

53
Mei 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Lampung Utara yang

berlaku sejak tanggal 1 Januari 2015 dan Peraturan Bupati Lampung Utara Nomor 21

Tahun 2014 tanggal 23 Mei 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten

Lampung Utara yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2015. Namun demikian, masih

terdapat kebijakan SAP berbasis akrual yang belum diimplementasikan. Hal ini dapat

dilihat dari Laporan Keuangan Tahun 2020 - 2021 khususnya pada neraca.

Penyesuaian akun neraca ke sistem akrual dilakukan pada akhir tahun dengan

menginput jurnal memorial pada SIMDA. Untuk akun penyisihan piutang, piutang

neto, dan cadangan piutang masih disesuaikan melalui menggunakan jurnal memorial

dalam SIMDA.

Laporan Neraca yang akan dihasilkan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Lampung Utara sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 71 tahun

2010. Pelaksanaan pelaporan neraca keuangan daerah di Kabupaten Lampung Utara

terkhususnya di BPKAD Kabupaten Lampung Utara telah melaksanakan Standar

Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual dengan mengikuti standar yang berlaku

sesuai perintah yang tercantum dalam peraturan PP 71 Tahun 2010 serta menyiapkan

SOP terkait pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual.

4. Laporan Operasional

Tabel 4.2 Laporan Operasional

No Uraian Realisasi TA 2021 (Rp) Realisasi TA 2020 (Rp) Naik/Turun


1 Pendapatan Asli 107.488.018.959,77 102.025.007.569,26 5.463.011.390,51
Daerah
2 Pendapatan Transfer 1.170.540.141.480,00 1.204.799.601.988,00 (34.259.460.508,00)
3 Lain – lain Pendapatan 78.243.832.500,00 118.663.446.295,53 (40.419.613.795,53)

54
yang sah
Total 1.356.271.992.939,77 1.425.488.055.852,79 (69.216.062.913,02)

Berdasarkan tabel diatas Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah sekumpulan

prinsip yang harus diterapkan dalam menyusun laporan keuangan demi mendapatkan

hasil laporan yang berkualitas baik sesuai dengan ukuran normatif yang disebutkan

dalam PP No 71 Tahun 2010. Dengan menerapkan SAP basis akrual, informasi yang

ada di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan kriteria

karakteristik kualitatif karena menjabarkan seluruh pengakuan pendapatan Laporan

Operasional dan beban. Dalam laporan operasional, pengakuan ekuitas dalam neraca

yang berasal dari laporan perubahan ekuitas, pengakuan surplus/defisit LO dalam

laporan perubahan ekuitas, perbandingan anggaran dengan realisasi belanja dalam

laporan realisasi anggaran, serta penjelasan pos-pos dan akun-akun dalam laporan

keuangan secara rinci dan memadai (full disclosure) dalam catatan atas laporan

keuangan. Dari sisi sistem, penerapan basis akrual lebih terintegrasi sehingga

memudahkan penginputan belanja modal dalam menyusun laporan keuangan yang

dimana meningkatkan kualitas informasi yang lebih relevan dan andal.

55
5. Laporan Arus Kas

Gambar 4.6 Laporan Arus Kas


(Sumber: https://lampungutarakab.go.id)

56
57
Gambar 4.7

(Sumber: https://lampungutarakab.go.id)

58
Pada gambar diatas Laporan Arus Kas yang dihasilkan dari penerapan SAP berbasis

akrual diarahkan untuk memberi manfaat lebih baik kepada para pemangku

kepentingan (stakeholders), para pengguna, maupun pemeriksa laporan keuangan

pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Selain itu, basis akrual

dalam laporan arus kas dapat merepresentasikan reliabilitas, relevansi, dan

komparabilitas informasi yang diungkapkan dalam laporan, sehingga dapat dipastikan

bahwa informasi telah disajikan secara jujur.

6. Laporan Perubahan Ekuitas

Tabel 4.3 Laporan Perubahan Ekuitas

No Keterangan 2021 (Rp) 2020 (Rp)

1 Ekuitas Awal 2.266.284.834.658,66 2.272.126.593.320,59

2 Surplus / Defisit - LO (63.695.228.833,23) (7.148.447.135,11)

3 Dampak Kumulatif 0,00 0,00

Perubahan Kebijakan /

Kesalahan Mendasar

Koreksi Nilai Mendasar 0,00 0,00

Selisih Revaluasi Aset 0,00 0,00

Tetap

4 Koreksi Ekuitas Lainnya 3.182.681.632,60 1.306.688.473,18

Ekuitas Akhir 2.205.772.287.458,03 2.266.284.834.658,66

59
1. Surplus/Defisit – LO

Nilai Defisit Laporan Operasional sebesar Rp63.695.228.833,23 merupakan nilai

defisit pada Laporan Operasional Tahun Anggaran 2021

2. Mutasi tambah koreksi ekuitas sebesar Rp16.397.027.408,29 terdiri dari:

a) Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud Rp 41.746.583,35

b) Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Rp 2.738.619.790,00

c) Akumulasi Penyusutan Alat Kantor dan Rumah Tangga Rp 11.701.324.176,80

d) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Dalam Renovasi Rp 518.193.622,76

e) Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Rp 170.127.625,93

f) Akumulasi Penyusutan Barang Bercorak

g) Kesenian/Kebudayaan/Olahraga

h) Rp 4.000.000,00

i) Alat Angkutan Darat Bermotor Rp 2.505.619.790,00

j) Ekuitas Rp (1.306.688.473,18)

k) Kas Dana BOS Rp 672.773,63

Utang Belanja Pemeliharaan Rp 23.411.519,00

Total mutasi tambah Rp 16.397.027.408,29

3. Mutasi kurang koreksi ekuitas Rp14.521.034.248,87 terdiri dari:

Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud Rp 15.390.000,00

Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Rp 2.505.619.790,02

60
Akumulasi Penyusutan Alat Kantor dan Rumah Tangga Rp 5.377.984.378,31

Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan Rp 499.377.225,25

Alat Angkutan Darat Bermotor Rp 2.738.619.790,00

Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp 1.264.148.065,09

Kas Dana Kapitasi pada FKTP Rp 0,20

Tanah Persil Rp 2.101.360.000,00

Utang Belanja Barang Rp 18.535.000,00

Total mutasi kurang Rp 14.521.034.248,87

4. Koreksi ekuitas lainnya diperoleh dari:

Saldo awal ekuitas lainnya Rp 1.306.688.473,18

Mutasi tambah Rp 16.397.027.408,29

Mutasi kurang Rp (14.521.034.248,87)

Total koreksi ekuitas Rp 3.182.681.632,60

Berdasarkan tabel dan deskripsi diatas, Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah

sekumpulan prinsip yang harus diterapkan dalam menyusun laporan keuangan demi

mendapatkan hasil laporan yang berkualitas baik sesuai dengan ukuran normatif yang

disebutkan dalam PP No 71 Tahun 2010. Dengan menerapkan SAP basis akrual,

informasi yang ada di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan

kriteria karakteristik kualitatif karena menjabarkan seluruh pengakuan pendapatan

61
salah satunya laporan perubahan laporan ekuitas. Dari sisi sistem, penerapan basis

akrual dalam laporan perubahab ekuitas lebih terintegrasi sehingga memudahkan

penginputan belanja modal dalam menyusun laporan keuangan yang dimana

meningkatkan kualitas informasi yang lebih relevan dan andal.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

a. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual Dalam

Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Badan Pengelola Keuangan Dan

Aset Daerah Kabupaten Lampung Utara

Makna Basis Akrual dalam Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Lampung Utara merujuk pada Peraturan Pemerintah. Kehadiran peraturan pemerintah

nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, berbuah keputusan

penghapusan standar akuntansi pemerintahan berbasis kas menuju akrual dan

penerapan standar akuntansi pemerintahan (SAP) berbasis akrual secara penuh mulai

tahun 2015. Rata-rata pengelola keuangan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Lampung Utara ketika dipertanyakan tentang standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual, mereka sudah matang akan definisi dari basis akrual itu

sendiri.

b. Daftar hasil wawancara

Peneliti: Atika Restiana

Narasumber: 1. Zulkifli Haris, S.E.,M.M


2. Herlina, S.E.,M.M,

62
Waktu: 27 Februari 2023

Hasil wawancara:

1. Q: Bagaimana pandangan bapak mengenai akuntansi basis akrual dalam

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Utara?

A: Selaku kepala sub bagian akuntansi badan pengelola keuangan dan aset

daerah kabupaten lampung utara melihat basis akrual sebagai peristiwa

ekonomi yang meskipun belum ada uang masuk ke kas daerah, tetapi sudah

ada yang mengikat antara wajib pajak dan petugas pajak pada saat itu bisa

diakui sebagai pendapatan.

2. Q: Bagaimana pemahaman dan konsep akuntansi akrual basis dalam Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Utara?

A: “Kalau pemahaman saya tentang basis akrual itu suatu standar, standar

pemerintahan yang mengakui kejadian ekonomi itu pada saat terjadinya

kejadian tersebut. Bukan pada saat menerima kas.”

Pandangan responden di atas telah sesuai dengan makna basis akrual yaitu suatu basis

akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan

disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa

memerhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dari pandangan

kedua informan di atas terhadap pengertian basis akrual, dapat dikatakan bahwa rata-

rata pengelola keuangan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Lampung Utara telah menyadari adanya pergantian standar akuntansi pemerintahan

63
yang saat ini berlaku yaitu peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang

standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual.

Kompleksitas laporan keuangan merupakan pandangan nyata yang diberikan

pengelola keuangan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Lampung Utara terhadap akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Pelaporan

keuangan yang akan dihasilkan sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 71 tahun

2010 tentang standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual menjadi bertambah

kuantitasnya hingga dua pelaporan yaitu pelaporan pelaksanaan anggaran (budgetary

reports) yang terdiri dari, laporan realisasi anggaran (LRA) dan laporan perubahan

saldo anggaran lebih (SAL). Pelaporan finansial (financial reports) yang terdiri dari,

neraca, laporan operasional (LO), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas,

serta catatan atas laporan keuangan (CALK).

Penerapan standar akuntansi pemerintahan (SAP) berbasis akrual dilakukan hanya

sebagai wujud kepatuhan kepada peraturan dan alur untuk kewajiban Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Utara menjalankan

kewajibannya sesuai amanah peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2010, dengan

melakukan persiapan - persiapan seperti sosialisasi untuk semua entitas akuntansi dan

entitas pelaporan pada Pemerintah Kabupaten Lampung Utara serta penyiapan

dokumen legal yang bersifat lokal seperti peraturan kepala daerah tentang kebijakan

akuntansi dan sistem prosedur.

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama melakukan riset penelitian

pemerintahan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung

64
Utara, maka ditemukan faktor penghambat dalam proses penerapan Standar

Akuntansi Berbasis Akrual, antara lain:

a. Belum adanya Standar dan Sasaran yang jelas dan terukur dalam bentuk Standar

Operasional Prosedur (SOP) terkait penerapan SAP berbasis akrual dan

penyusunan laporan keuangan.

b. Kurangnya kompetensi dari sumber daya aparatur dalam penerapan SAP berbasis

akrual, di samping jumlah aparatur yang masih terbatas dalam bidang pengelola

keuangan dan anggaran

c. Belum terconnectednya website dari BPKAD ke OPD di Kabupaten lampung

Utara, sehingga menyulitkan dalam operasi.

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Utara telah

berupaya mengoptimalkan penerapan SAP berbasis akrual melalui:

a. Dalam pelaksanaan SAP berbasis akrual diperlukan Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang jelas dan terukur sebagai acuan dan pedoman dalam implementasi

SAP berbasis akrual menuju opini WTP BPK RI.

b. Disposisi implementor masih belum menunjukkan disiplin yang tinggi dan belum

terciptanyan tertib administrasi penerapan SAP berbasis akrual, diperlukan

komitmen untuk menjadikan Pemerintah Kota Bengkulu sebagai wilayah tertib

administrasi terkait pengelolaan keuangan daerah dalam mempertahankan opini

WTP.

65
c. Diupayakan Membangun Sistem Teknologi Informasi Dalam Bentuk Website Pada

Bpkad Yang Online Dan Terhubung Kepada Seluruh Perangkat Daerah Di

Kabupaten Lampung Utara.

Berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi yang diajukan penulisi dalam rangka

implementasi SAP berbasis akrual di Pemerintah Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Lampung Utara yaitu diperlukan peningkatan kualitas SDM

Aparatur melalui pelatihan teknis terkait SAP berbasis akrual dan bila ada

penambahan staf atau pegawai, diperlukan pegawai yang memikili pengetahuan dan

keterampilan berbasis akrual, Pemanfaatan teknologi informasi yang sudah ada, harus

dapat menjawab tuntutan sebuah sistem atau aplikasi yang online kesemua OPD

yakni website, sehingga penerapan SAP berbasis akrual laporan keuangan dapat

terkendali dengan baik, Pimpinan OPD sebagai pengguna anggaran agar melakukan

pengawasan langsung atasan pada semua level pimpinan secara berkala, serta Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Utara perlu lebih

memperhatikan tingkat kesejahteraan pegawai khususnya yang menangani tugas

pengelola SAP berbasis akrual dengan memberikan tambahan tunjangan kinerja

secara proporsional.

66
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual dalam penyusunan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lampung Utara oleh

BPKAD Lampung Utara sudah berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan, namun masih perlu peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya

aparatur pengelola anggaran pada setiap OPD, dan perlu adanya sistem aplikasi

teknologi informasi dalam bentuk website yang online ke semua OPD Kabupaten

Lampung Utara.

b. Penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual dalam penyusunan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lampung Utara oleh

BPKAD Lampung Utara sudah berjalan sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang jelas dan terukur sebagai acuan dan pedoman dalam

implementasi SAP berbasis akrual dalam mempertahankan opini WTP BPK RI

untuk menjadikan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara sebagai wilayah tertib

administrasi dalam pengelolaan keuangan daerah.

5.2 Saran

Saran peneliti sehubungan dengan hasil dari penelitian ini yaitu:

1. Dalam upaya menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual

khususnya pada Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kabupaten

67
Lampung Utara, perlu melakukan upaya akselerasi sinkronisasi standar

akuntansi pemerintahan berbasis akrual dengan peraturan lokal di pemerintah

daerah.

2. Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara

sebaiknya dalam menerapkan SAP berbasis akrual perlu adanya pengembangan

atas pemahaman para pengelola keuangan Badan Pengelola Aset dan Keuangan

Daerah Kabupaten Lampung Utara mengenai SAP berbasis akrual, misalnya

sosialisasi atau pelatihan yang lebih rutin lagi untuk para pegawai/staf

khususnya di bagian dan sub bagian keuangannya.

3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian serupa yang

berkaitan dengan implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual

dalam penyusunan laporan keuangan daerah di Kabupaten Lampung Utara

untuk menemukan hasil yang lebih mendalam.

4. Penelitian selanjutnya dapat memberikan gambaran lebih luas mengenai

pengaruh penerapan SAP berbasis akrual dalam kualitas pelaporan keuangan

pemerintah

68
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, D. (2016). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan


Berbasis Akrual (Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi Dki Jakarta) (Doctoral
Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).

Indrawati, L. (2017). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah


Berbasis Akrual Atas Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah (Studi Pada Kota
Probolinggo) (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).

Jati, B. P. (2019). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan


Berbasis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Wahana:
Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 22(1), 1-14.

Kusuma, R. S. (2013). Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan


Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.

Langelo, F., Saerang, D. P. E., & Alexander, S. W. (2015). Analisis Penerapan


Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Penyajian Laporan
Keuangan Pada Pemerintah Kota Bitung. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(1).

Pujanira, P., & Taman, A. (2017). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya


Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Dan Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Provinsi Diy. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 6(2),
14-28.

Putra, I. W. G. Y. D., & Ariyanto, D. (2015). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(1), 14-32.

69
Ramdani, E., & Agustina, N. (2019). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Akuntansi Dan Pembangunan (Jaktabangun)
Stie Lhokseumawe, 5(1), 1-10.

Sampel, I. F., Kalangi, L., & Runtu, T. (2015). Analisis Kesiapan Pemerintah
Kota Manado Dalam Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Mengenai Standar Akuntansi Basis Akrual. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(1).

Seftiyani, V. (2017). Analisis Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan


Berbasis Akrual Dalam Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Jepara Tahun 2014-2015 (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Jepara) (Doctoral Dissertation, Unisnu).

Sulistyo, D. (2016). Evaluasi Implementasi Permendagri Nomor 64 Tahun


2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi (Doctoral Dissertation, University Of
Muhammadiyah Malang).

70
71
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Arus Kas

72
73
Lampiran 2 Informasi Neraca

74
75
Lampiran 3 Realisasi Belanja Daerah

76
77

Anda mungkin juga menyukai