Disusun Oleh :
RIZKA SYAFIRA
NIM. 4201814078
Disusun Oleh :
RIZKA SYAFIRA
NIM. 4201814078
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Segala puja dan puji syukur Kejadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelasikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) dan menyusun laporan PKL ini tepat pada waktunya. Tak
lupa juga Penulis sampaikan shalawat dan salam kepada junjungan kita manusia
terbaik sepanjang masa Nabi Muhammad SAW, yang karena kegigihannya dalam
berjuang sehingga Islam dapat hadir pada diri penulis.
Laporan ini juga tidak luput dari kesalahan, dalam pelaksanaan PKL,
penulis banyak mendapatkan pelajaran pengalaman, bimbingan, dan pengarahan
dari semua pihak yang membantu dalam setiap kesulitan yang penulis hadapi
selama melakukan tugas PKL, sehingga penulis memiliki kesiapan dalam
memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Penulis
I
SANWACANA
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya penulis masih diberikan kesehatan baik jasmani
maupun rohani. Tak lupa shalawat serta salam penulis limpahkan kepada
junjungan Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga
serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Oleh karena itu, dengan selesainya Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
II
8. Bapak Retno Gunadi, S. SiT., MM selaku Pembimbing Lapangan di Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Barat.
9. Seluruh staff dan pegawai Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kalimantan Barat.
10. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi Sektor Publik
Politeknik Negeri Pontianak.
11. Teman-teman kelas 8E Akuntansi Sektor Publik Jurusan Akuntansi di
Politeknik Negeri Pontianak Tahun Akademik 2021/2022
12. Dan semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan.
Penulis
III
DAFTAR PUSTAKA
PRAKATA ............................................................................................................... I
SANWACANA ....................................................................................................... II
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
GAMBARAN UMUM............................................................................................ 5
BAB III.................................................................................................................. 12
IV
BAB VI ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................. 15
4.2 Saran............................................................................................................. 15
V
DAFTAR GAMBAR
VI
DAFTAR LAMPIRAN
VII
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
GAMBARAN UMUM
5
6
Lahirnya UUPA dan Masa Sesudahnya, 1960 – 1965 Titik tolak reformasi
hukum pertanahan nasional terjadi pada 24 September 1960. Pada hari itu,
rancangan Undang-Undang Pokok Agraria disetujui dan disahkan menjadi
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria Nasional
yang selanjutnya dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria. Dengan
berlakunya UUPA tersebut, untuk pertama kalinya pengaturan tanah di Indonesia
menggunakan produk hukum nasional yang bersumber dari hukum adat.
Pada 1964, melalui Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1964,
ditetapkan tugas, susunan, dan pimpinan Departemen Agraria. Peraturan tersebut
nantinya disempurnakan dengan Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1965
yang mengurai tugas Departemen Agraria serta menambahkan Direktorat
Transmigrasi dan Kehutanan ke dalam organisasi. Pada periode ini, terjadi
penggabungan antara Kantor Inspeksi Agraria-Departemen Dalam Negeri,
Direktorat Tata Bumi-Departemen Pertanian, Kantor Pendaftaran Tanah-
Departemen Kehakiman.
Tahun 1988 merupakan tonggak bersejarah karena saat itu terbit Keputusan
Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Sejalan
dengan meningkatnya pembangunan nasional yang menjadi tema sentral proyek
ekonomi – politik Orde Baru, kebutuhan akan tanah juga makin meningkat.
Persoalan yang dihadapi Direktorat Jenderal Agraria bertambah berat dan rumit.
Untuk mengatasi hal tersebut, status Direktorat Jenderal Agraria ditingkatkan
menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan nama Badan Pertanahan
Nasional. Dengan lahirnya Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tersebut,
Badan Pertanahan Nasional bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Pasa periode 2000-2006 Badan Pertahanan Nasional beberapa kali
mengalami perubahan sturktur organisasi. Lalu, pada periode 2015 hingga
sekarang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia berubah menjadi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria yang
berfungsi Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional yang ditetapkan pada 21 Januari 2015.
7
Gambar 1.
Struktur Organisasi pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Gambar 2:
Struktur Organisasi Kantor Badan Pertanahan Nasional Prov. Kalimantan Barat
11
Gambar 3.
Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
BAB III
12
13
dibeberapa bidang yang ada dikantor dan setiap yang menerima surat
diharuskan untuk menandatangani buku tanda terima surat.
b. Mencari surat yang belum ditanda tangan
Saat diruang tata usaha penulis diarahkan untuk mencari beberapa surat
yang belum ditanda tangan oleh pimpinan di arsip surat.
c. Memindai rekap surat
Pada saat penulis berada di tata usaha, penulis diberi tugas untuk memilah
surat dan merekap surat perjalanan dinas pada tahun 2021.
d. Mendata peta daerah
Setelah seminggu berada diruang tata usaha penulis lalu ditempatkan bidang
survei dan pemetaan. Penulis diberi tugas untuk mendata setiap peta di
beberapa daerah seperti: Kabupaten Sambas, Kabupaten Kubu raya,
Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Mempawah.
e. Memindai peta
Sesudah mendata peta, penulis diarahkan untuk memindai semua peta yang
telah didata sebelumnya. Terdapat beberapa peta yang tidak dapat discan
karena memiliki kondisi yang kurang baik.
f. Membeli barang ATK
Dalam proses mendata dan memindai peta dibutuhkan beberapa
perlengkapan dan peralatan seperti: laptop, scanning, pulpen, spidol,
gunting, bouble tip, tab kertas, tali, dan karet. Penulis membeli beberapa
perlengkapan alat tulis kantor yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
untuk proses mendata peta.
g. Merekap rapat online
Mengikuti rapat secara online, kemudian diberi tugas untuk membuat
rekapan di laporan secara tertulis.
h. Membuat laporan penyelesaian data peta daerah per minggu
Setelah mendata dan memindai peta, setiap seminggu sekali yaitu pada
jum’at, penulis membuat laporan penyelesaian mendata peta dengan tujuan
untuk mengetahui jumlah hasil yang telah didata dan perkembangan sudah
14
sampai mana dalam proses mendata peta serta untuk melaporkan hasil
perkerjaan yang telah dilakukan.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan selama 8 minggu terhitung
mulai dari tanggal 22 Maret - 27 Mei 2022 di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Provinsi Kalimantan Barat pada bidang tata usaha dan bidang survei dan
pemetaan, dengan ini penulis dapat memberi kesimpulan berdasarkan pengalaman
yang terjadi, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan
Barat merupakan kantor yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan penulis melakukan aktifitas
sesuai dengan arahan yang dari pembimbing di kantor serta melakukan perkerjaan
atau tugas berupa mendata peta, merekap hasil rapat, membeli ATK dan lain-lain.
Penulis juga pernah melakukan kesalahan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan namun dapat terselesaikan karena mendapat pengarahan dari
pembimbing kantor.
Secara keseluruhan Praktik Kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi
mahasiswa menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan pada dunia
Pendidikan, belajar tentang pengalaman dunia kerja secara langsung serta dapat
mengatasi masalah yang menghambat perkerjaan langsung sehingga semua dapat
berjalan dengan lancar, menambah wawasan dan keterampilan untuk menjalankan
perkerjaan.
4.2 Saran
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilalui penulis selama 2
bulan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Barat
penulis mempunyai saran yang diusulkan demi kebaikan pihak yang terkait
dengan Praktek Kerja Lapangan ini, yaitu :
a. Bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak
15
16