SKRIPSI
Dibuat Oleh :
RINI WAHYUNI
NIM. 11573201833
PEKANBARU
144 H/ 2020 M
ABSTRAK
RINI WAHYUNI
11573201833
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Adapun
tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan yang
dibuat oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode 2018 telah sesuai dengan
standar Akuntansi Keuangan yaitu PSAK No. 101 Tahun 2014 tentang penyajian
laporan keuangan syariah. Metode dan teknik pengumpulan data yang diperlukan
dalam penelitian adalah dengan metode kualitatif deskriptif. Yang mana sumber data
bersal dari media dan data yang sudah diolah serta telah disajikan oleh PT. Bank
Muamalat Indonesia tbk melalui situs www.bankmuamalat.co.id. Dari hasil yang
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
dalam menyajikan laporan keuangan belum sesuai dengan PSAK No. 101 Tahun
2014, karena belum menyajikan pembagian akun-akun yang terdapat dalam Laporan
Keuangan. Dengan penelitian ini, diharapkan PT. Bank Muamalat Indonesia dapat
menyusun laporan keuangan dengan teliti dan lengkap sesuai Standar Akuntansi
Keuangan.
Kata Kunci : PSAK No.101 Tahun 2014, Laporan posisi keuangan, Laporan laba
rugi dan penghasilan komperhensif lainnya.
i
ABSTRAK
OLEH :
RINI WAHYUNI
11573201833
This research was conducted at PT. Bank Muamalat Indonesia tbk. As for the
purpose of this study to find out whether the presentation of financial statements
made by PT. Bank Muamalat Iindonesia tbk for the 2018 period is in accordance
with financial accounting standards, namely PSAK No. 101 of 2014 concerning the
presentation of Islamic financial statements. Data collection methods and techniques
needed in research are descriptive qualitative methods. Which source of data comes
from the media and data that has been processed and has been presebted by PT.
Bank Muamalat Indonesia tbk, through the website www.bankmuamalat.co.id. From
the results of the analysis conducted there are several problems including: an
analysis of the presebtation of the statement of financial position (balance sheet) in
the current account section of another bank, an analysis of the statement of financial
position (balance sheet) in the saving portion of another bank, and an analysis of the
presentation of the income statement and other comprehensive income. The
conclusion of the research that the author did was PT. Bank Muamalat Indonesia tbk
in the presentation of financial statements not in accordance with PSAK No. 101 of
2014, because it has not yet made a complete and detailed financial report. With this
research, it is expected that PT. Bank Muamalat Indonesia tbk will not be able to
prepare financial reports thoroughly and completely in accordance with financial
accounting standards.
Kata Kunci : PSAK No. 101 Tahun 2014, statement of financial position, statement
of loss and other comprehensive income.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur milik Allah Robbul Izzati yang maha tinggi lagi
maha besar, karena dengan pertolongan rahmat Allah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, shalawat beserta salam senantiasa tercurah atas Rasul Khatimul Ambiya
Muhammad SAW juga kepada keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa
Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 101 Pada PT. Bank Muamalat
Indonesia tbk.”
Akuntansi S1 konsentrasi Akuntansi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selama melaksanakan penulisan skripsi
ini penulis telah banyak menerima bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Sebagai
kepada:
penulis yang telah begitu banyak memberikan motivasi, semangat, dan begitu
membesarkan penulis dengan penuh cinta yang tulus dan ikhlas, sehingga
iii
2. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag M.Ag selaku Rektor di
3. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said HM, M.Ag, MM Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Leny Nofianti, MS, SE, M.Si, Ak, CA selaku Wakil Dekan I
5. Ibu Dr. Juliana, SE, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Ilmu
6. Bapak Dr. Amrul Muzam, SHI, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas
7. Bapak Nasrullah Djamil, SE, M.Si, Ak, CA Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.
9. Ibu Harkaneri, SE, MSA, AK, CA Sebagai Dosen Konsultasi proposal yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam membimbing penulis juga
serta arahan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Ibu Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
iv
11. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang membantu, mendidik
kelancaran administrasi.
12. Pimpinan serta staf dan seluruh karyawan di PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk yang telah memberi informasi dan data kepada penulis untuk
13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua bantuan, dukungan dan do’a yang
telah diberikan menjadi amal baik serta mendapatkan ridho dan balasan dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kritikan yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata mengharapkan
agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
Rini Wahyuni
NIM. 11573201833
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................................ ix
1.3 Tujuan......................................................................................................... 7
vi
2.4.1 Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan Terhadap PSAK ................. 25
vii
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 48
4.1 Analisis terhadap penyajian laporan keuangan pada bagian giro pada
4.2 Analisis terhadap penyajian laporan posisi keuangan pada simpanan dari
4.3 Analisis terhadap penyajian laporan laba rugi pada bagian pendapatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 : Perbedaan Sistem Bungan dan Sistem Bagi Hasil .............................. 19
Tabel 2.4 : Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain .................. 37
Tabel 4.1 : Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia tbk ........... 59
Tabel 4.3 : Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia tbk ........... 68
Tabel 4.5 : Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lainnya .............. 78
Tabel 4.6 : Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lainnya koreksi . 81
ix
BAB I
PENDAHULUAN
perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana guna
untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat. Dengan meningkatnya taraf hidup rakyat
akan memberikan dampak positif bagi suatu perekonomian, karena itulah bank sangat
Indonesia.
mengalami perkembangan yang semakin pesat pada awal tahun 2000-an. Hal ini
keuangan syariah tersebut sebagian besar telah berbadan hukum, dan ada juga yang
belum berbadan hukum. Lembaga yang telah berbadan hukum misalnya, koperasi
1
2
tahun 1992 tentang perbankan. Kemudian pada tahun 2008 disahkannya undang-
memberikan banyak arti bagi keberadaan perbankan syariah. Hal ini membuat dasar
hukum perbankan syariah menjadi semakin kuat dan kokoh dengan adanya undang-
undang ini. Dan membuat perbankan syariah dapat berkembang secara optimal di
Umum Syariah, 34 Unit Usaha Syariah, dan 167 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Menurut (Andri, 2017: 63) Bank Syariah adalah bank yang sistem kerjanya
usahanya harus secara ketat berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang tentunya sangat
berbeda dengan prinsip yang dianut oleh lembaga keuangan konvensional. Secara
dasar pada penyusunan laporan keuangan syariah memuat tentang kegiatan transaksi
yang tidak mungkin dilakukan oleh bank konvensional seperti jual beli dan sewa
PSAK 101 pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK ini menggantikan
Perbankan Syariah yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002). PSAK 101 berdasarkan
peyajian laporan keuangan syariah dan untuk menjalankan sistemnya dalam rangka
penyusunan laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Laporan keuangan
keuangan entitas syariah pun mengalami perkembangan yang sedemikian rupa. Hal
kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada laporan keuangan suatu entitas syariah
guna meningkatkan kepatuhan pada aturan atau standar yang telah ditetapkan oleh
Sejak 2015, bank syariah yang pertama diindonesia ini dirundung masalah
segar. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) turun menjadi 11,58%.
Angka itu masih dalam batas aman namun dalam konsesi basel III untuk CAR
minimal 12% guna menyerap risiko Countercyclical. Sejak dua tahun lalu, bank
muamalat memang membutuhkan dana segar. Kondisi ini bermula ketika industri
Masalah di NPF yang terlampau tinggi, bahkan pada tahun 2015 pernah NPF
lebih dari 7%. Ini karena adanya masalah pada penyaluran pembiayaan. Pada 2016,
pembiayaan mudharabah tercatat turun 24,56 persen dari Rp 1.05 triliun pada 2015
5
tertarik untuk melakukan suatu penelitian. Dimana penelitian ini akan dilakukan
penulis pada salah satu lembaga keuangan syariah yaitu pada PT. Bank Muamalat
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa masalah yang
menyangkut pada penyajian laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk,
Pertama, pada laporan posisi keuangan/Neraca tahun 2018 PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk menjelaskan giro pada bank lain sejumlah Rp 643.637.152. Dalam
laporan keuangan neraca terlihat bahwa giro pada bank lain dijelaskan jenisnya, yaitu
sejumlah Rp 1.284.378. Tetapi menurut ketentuan PSAK 101 Tahun 2014 tidak
menyajikan giro pada bank lain. Akibatnya ketentuan PSAK 101 Tahun 2014 tidak
sesuai dengan laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk harus menyajikan giro pada bank lain sebab sangat
dibutuhkan pada penyajian laporan keuangannya. Karena giro pada bank lain
6
tidak menjelaskan jenis dari simpanan lainnya yang dilakukan, tetapi pihak bank
Seharusnya, menurut ketentuan PSAK No.101 simpanan dari bank lain disajikan di
neraca harus dijelaskan jenisnya, yaitu simpanan giro wadiah dan tabungan wadiah,
karena hal tersebut sudah merupakan ketentuan yang ditetapkan dalam PSAK
No.101. Akibatnya dari penyajian tersebut tidak sesuai dengan PSAK No.101 maka
tidak dapat diketahuinya besaran jumlah simpanan giro dan tabungan wadiah.
Ketiga, dalam Laporan Laba Rugi dan Peghasilan Komprehensif lain pada bagian
Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib tidak menjelaskan dari
jenis pendapatan dari jual beli, dan pendapatan dari bagi hasil. Didalam laporan laba
rugi terlihat bahwa pendapatan dari jual beli berjumlah Rp 1.471.094.206,- untuk
No.101.34 seluruh pendapatan itu harus menjelaskan jenis-jenisnya. Akibat dari tidak
dijelaskannya jenis pendapatan tersebut maka para pemakai laporan keuangan tidak
mendapatkan informasi yang pasti mengenai dari mana saja pendapatan yang telah
diterima oleh pihak bank yang terjadi dalam suatu periode tertentu dan para pemakai
7
laporan keuangan tersebut juga tidak bisa mengevaluasi kinerja bank dalam
Berdasarkan PSAK No. 101 pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.”
1. Apakah penyajian laporan posisi keuangan (Neraca) Giro pada bank lain telah
2. Apakah penyajian laporan posisi keuangan (Neraca) Simpanan dari bank lain
pada bank lain telah sesuai dengan PSAK No. 101 Tahun 2014
Simpanan dari bank lain telah sesuai dengan PSAK No. 101 Tahun 2014
8
komprehensif lainnya telah sesuai dengan PSAK No. 101 Tahun 2014
1. Bagi peneliti
pelajaran yang bisa diambil dari penelitian saya ini dan bahan pertimbangan
Khusunya bagi para pembaca, peneliti ini diberharap bahwa hasil penelitian
ini dapat berguna sebagai referensi untuk penelitian dimasa yang akan datang.
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
Ada pun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data
sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2011:132). Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang relevan
dengan tujuan penelitian, misalnya sejarah singkat, dasar hukum, visi dan
misi, struktur organisasi dan laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk, serta literatur seperti jurnal, buku, website, dan lain-lain yang
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan.
4. Analisis Data
berdasarkan teori dan konsep yang ada atau membandingkan teori dengan
kesimpulan.
11
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
dilakukan.
BAB V : PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
umum akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan
yaitu:
pelakunya.
pengiktisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan
13
14
sarana informasi dalam pengambilan keputusn bisnis. Hal senada juga diutarakan
oleh Belkaoui menjelaskan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa yang berfungsi
perusahaan atau lembaga yang di harapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam
dan kewajiban-kewajiban. Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang
berbunyi:
15
Ayat diatas menjelaskan tentang pencatatan yang dianjurkan penting agar kita
transaksi, untuk memelihara dan mengamankan harta kekayaan perlu dicatat dan
dibukukan sehingga dapat memonitor dan mengendalikan setiap terjadi transaksi baik
kewajiban. Makna mencatat dan membukukan merupakan langkah awal dari proses
16
akuntansi. Mencatat dan membukukan merupakan perintah Allah SWT dalam Al-
Ayat ini merupakan dasar dari Akuntansi syariah, sangat dianjurkan untuk
transaksi yang tidak secara tunai baik yang memiliki nilai besar, ataupun kecil
kifayah, dan janganlah enggan menjadi saksi dengan alasan kemaslahatan pribadi,
disisi lain hendaknya yang melakukan muamalah tidak memberi mudharat kepada
saksi dan pencatat transaksi, perintah bertakwa diakhir ayat dimaksudkan agar yang
dari Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank umum,
langsung dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka, lalu
Tahun 1990, pengertian bank adalah: “Bank merupakan suatu badan yang
Menurut Rani Hartatika (2018), Bank Syariah adalah bank yang tata cara
beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah secara Islam, yakni dengan
praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah
ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentukbentuk usaha baru
sebagai hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan muslim yang tidak menyimpang
sistem Bank Syariah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang
diberikan dari nasabah ke bank maupun sebaliknya dari bank kepada nasabah, dari
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
No Perbedan Bank Syariah Bank Konvensional
Sistem bagi hasil dalam perbankan syariah sering menjadi bahan pertanyaan
Untuk menjelaskan keduanya, tabel berikut membandingkan sistem bagi hasil dan
sistem bunga.
19
Tabel 2.2
a. Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan
dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan
selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa hutang meskipun
modal dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus
Dalam UU. No. 21 Tahun 2008 pasal 3, disebutkan bahwa perbankan syariah
Bagas (2016) Bank Syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
21
ke daerah-daerah terpencil.
hidup mereka.
yang lebih menonjol kebersamaannya dari siklus usaha yang lengkap seperti
4. Keistimewaan yang paling menonjol dari bank syariah adalah melekat pada
5. Keistimewaan lain bank syariah adalah dengan penerapan sistem bagi hasil
berarti tidak membebani biaya diluar kemampuan nasabah dan akan menjamin
adanya keterbukaan.
politik.
23
Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan,
tugas yang dibebankan hanya untuk para pemilik (Bustamam, 2015). Menurut
laba rugi (income statement), laporan arus kas (cash flow), laporan ekuitas pemilik
Sedangkan menurut (Sofyan Syafri Harahap, 2011: 123) dalam bukunya yang
berjudul Teori Akuntansi, mengatakan bahwa Tujuan utama dari laporan keuangan
dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang
diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna
bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai arus kas. Seandainya
nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan
keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek
Adapun laporan keuangan dalam islam terdapat dalam surah Al-Hud Ayat 84-85
yaitu:
sehingga tanpa adanya kebenaran maka syari’at agama tidak dapat ditegakkan.
Sebaliknya, dusta atau keohongan merupakan bagian dari sikap orang munafik.
Bencana terbesar yang melanda dunia bisnis sekarang ini adalah meluasnya tindakan
Penyajian laporan keuangan terdiri dari tiga kata, yaitu penyajian, laporan dan
keuangan. Penyajian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari
kata dasar saji yang berarti persembahan. Penyajian menurut KBBI yaitu proses, cara,
berasal dari kata dasar lapor. Pengertian laporan menurut KBBI berati segala sesuatu
yang dilaporkan. Keuangan menurut KBBI berarti seluk beluk urusan uang atau
keadaan uang. Konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
keuangan, dan arus kas entitas syariah. Penyajian secara wajar berarti bahwa laporan
keungan menyajikan secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain
temporer, ekuitas, penghasilan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar
Entitas syariah yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat
pernyataan secara eksplisit dan tanpa terkecuali tentang kepatuhan terhadap SAK
dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas syariah tidak boleh menyabutkan bahwa
laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan telah patuh
adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang
tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
Entitas syariah menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas dan perhitungan pendapatan untuk pembagian hasil usaha. Dalam
Entitas syariah menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang
material.Entitas syariah menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau
fungsi yang tidak serupa kecuali pos tersebut tidak material (IAI, 2014: 101.7).
Entitas syariah tidak melakukan saling hapus atas aset, liabilitas dan dana
syirkah temporer ekuitas atau penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau
diizinkan oleh suatu PSAK (IAI, 2014: 101.7). Saling hapus dalam laporan laba rugi
dan kondisi lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas dimasa depan,
kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa lain. (IAI,
2014: 101.8)
komparatif) setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih
pendek dari pada periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan
a. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek.
b. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode
berjalan, kecuali diizinkan atau diisyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif
yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya
berjalan (IAI,2014 :Paragraf 37). Entitas syariah menyajikan minimal dua laporan
posisi keuangan dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua
laporan arus kas, dan dua laporan perubahan ekuitas, dua laporan sumber dari
penyaluran dana zakat, dua laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan serta
Pada (PSAK No. 101, 2014: Paragraf 49) dijelaskan bahwa penyajian dan
klasifikasi pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan secara konsisten,
kecuali:
a. setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat entitas syariah atau
kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
Selain tujuan diatas, tujuan laporan keuangan lainnya menurut (Eko, 2019
kegiatan usaha.
aset, kewajiban dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai
Menurut (Rizal Yahya, 2016: 73) Pihak yang menggunakan laporan keuangan
e. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf sebagai informasi
memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh
tempo.
lembaga syariah.
31
kecenderungan (trend).
catatan atas laporan keuangan. Selain itu entitas syariah menyajikan informasi berikut
ini secara jelas dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami :
(Paragraf 55)
a. Nama entitas syariah pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap
entitas.
c. Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan
Entitas syariah menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi periode
memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada
Menurut PSAK No. 101 tahun 2014 unsur-unsur laporan keuangan bank syariah
Neraca adalah suatu daftar keuangan yang memuat iktisar tentang harta, utang
dan modal suatu unit usaha atau perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada
penutupan hari terakhir dari suatu bulan atau suatu tahun. Neraca merupakan laporan
keuangan utama yang memberikan informasi tentang posisi keuangan pada suatu saat,
menyajikan dua bagian pokok yaitu Aktiva (Asset) dan Pasiva (Liabilities and
Menurut PSAK No. 101 Tahun 2014 laporan posisi keuangan atau neraca
terbatas pada pos-pos. dimana pada entitas syariah menyajikan pos tamahan, judul,
dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian terseut relean untuk
a. Aset
Yaitu sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat ekonomi masa depan bagi entitas syariah.
diharapkan akan direalisir dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari
tanggal neraca.
b. Kewajiban
Yaitu utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
2. Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca.
Yaitu dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari
individu dan pihak lainnya yang mana entitas syariah mempunyai hak untuk
berdasarkan kesepakatan.
d. Ekuitas
Yaitu hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban
dana syirkah temporer. Ekuitas dapat berupa setoran modal oleh para penanam modal
saham, saldo laba, dan penyisihan saldo laba (KDPPLKS paragraph 92).
berdasarkan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah tahun
2014:
35
Tabel 2.3
PT. Bank Syariah "X"
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 20X1
EKUITAS
Modal disetor xxx
Tambahan modal disetor xxx
Saldo laba xxx
kepentingan non pengendali xxx
Jumlah xxx
Menurut (Rudianto, 2008: 15) laporan laba rugi adalah suatu laporan yang
periode akuntansi atau satu tahun.Secara umum laporan laba rugi terdiri dari
pendapatan dan beban usaha. Pendapatan usaha dikurangi beban usaha akan
Entitas syariah menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui
dalam suatu periode, dalam suatu laporan yang menunjukkan komponen laba rugi dan
penghasilan komperhensif lain. Berikut adalah format umum Laporan Laba Rugi
Bank Syariah berdasarkan PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Tabel 2.4
PT. Bank Syariah “X”
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Periode 1 Januari s.d 31 Desember 20X1
PENDAPATAN PENGELOLAAN DANA SEBAGAI MUDHARIB
Pendapatan dari Jual beli :
Pendapatan Marjin Murabahah xxx
Pendapatan neto salam parallel xxx
Pendapatan neto Istishna parallel xxx
Pendapatan dari Sewa : xxx
Pendapatan neto Ijarah xxx
Pendapatan dari bagi hasil : xxx
Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx
Pendapatan bagi hasil Musyarakah xxx
Pendapatan usaha utama lain xxx
Jumlah xxx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil (xxx)
Hak bagi hasil milik Bank xxx
BEBAN USAHA
Beban kepegawaian (xxx)
Beban Administrasi (xxx)
Beban penyusutan dan amortisasi (xxx)
Beban usaha lain (xxx)
Jumlah (xxx)
LABA NETO
Laba Neto yang belum diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Xxx
Kepentingan nonpengendali Xxx
38
ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode pelaporan (Osmad Muthaher, 2012: 34). Menurut PSAK
No. 101 paragraf 67 dalam (Rizal Yaya, 2016: 81) suatu entitas syariah harus
ekuitas.
39
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya.
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, serta
perubahan.
secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25:
c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal
timbul dari:
1. laba rugi
kepada pemilik dan perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak
Menurut (Rudianto, 2008: 17) laporan arus kas adalah suatu laporan yang
menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam satu
perusahaan.
menilai kemampuan entitas syariah dalam penghasilkan kas dan setara kas dan
arus kas mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.
(IAI.101.23)
Bank syariah menyajikan laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil yang
akrual dengan pendapatan yang dibagi hasilkan kepada pemilik dana yang
menggunakan dasar kas. Dalam laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, bank
b. Penyesuaian atas :
d. Bagian bank syariah atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil.
e. Bagian pemilik dana atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil :
TABEL 2.5
PT. Bank Syariah “X”
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1
PENDAPATAN USAHA UTAMA PENGURANG xxx
Pendapatan periode berjalan yang kas atau setara kasnya belum diterima:
Pendapatan margin murabahah (xxx)
Pendapatan istishna' (xxx)
Hak bagi hasil :
Pembiayaan mudharabah (xxx)
Pembiayaan musyarakah (xxx)
Pendapatan sewa (xxx)
Jumlah (xxx)
PENAMBAH :
Pendapatan periode sebelumnya yang kasnya diterima pada periode berjalan :
Penerimaan pelunasan piutang :
Margin murabahah xxx
Istishna' xxx
Pendapatan sewa xxx
Penerimaan piutang bagi hasil :
Pembiayaan Mudharabah xxx
Pembiayaan Musyarakah xxx
Jumlah xxx
sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu, serta saldo zakat pada
tanggal tertentu. Laporan sumber dana dan penyaluran zakat merupakan laporan yang
memberikan informasi agar para pemakai laporan dapat mengevaluasi aktifitas bank
dalam pengelolaan dana zakat. Entitas syariah menyajikan laporan sumber dan
43
a. Dana zakat berasal dari wajib zakat (muzakki): a) Zakat dari dalam entitas
Berikut adalah format umum Laporan Sumber dan Peyaluran Dana Zakat
Tabel 2.6
PT. Bank Syariah “X”
Laporan Sumber dan Peyaluran Dana Zakat
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1
KENAIKAN Xxx
Menurut (Dicky Hartanto, 2012: 44) Laporan sumber dan penggunaan dana
1. Infak.
2. Sedekah.
berlaku.
5. Denda.
2. Sumbangan.
Tabel 2.7
PT. Bank Syariah “X”
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1
Sumber Dana Kebajikan
Infak Zakat dari dalam Bank Syariah xxx
Sedekah xxx
Hasil pengelolaan wakaf xxx
Pengembalian dana kebajikan produktif xxx
Denda xxx
Pendapatan Non halal xxx
Jumlah xxx
KENAIKAN xxx
keuangan.
46
tanggal 1 November 1991 dari Notaris Yudo Paripurno, S.H., notaris di Jakarta. Akta
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1919A Tahun 1992,
Bank telah mengalami perubahan nama yang semula PT Bank Syariah Muamalat
Indonesia Tbk menjadi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sesuai dengan akta No.
104 tanggal 12 November 2008 dari notaris Arry Supratno, S.H., notaris di Jakarta.
Akta pernyataan keputusan rapat itu telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
98507.AH.01.02.Th.08 tanggal 22 Desember 2008 dan telah dicatat dalam tata usaha
pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara Penawaran Umum Terbatas (PUTV)
kepada pemegang saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan
persetujuan penjaminan aset Bank dengan nilai lebih 50% dari kekayaan bersih Bank
48
49
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
terakhir berdasarkan akta dari Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., No. 57 tanggal 28 Juni
2018 notaris diJakarta mengenai penurunan Modal Dasar Perseroan sehingga menjadi
beroperasi sebagai bank umum. Bank memulai aktivitas operasinya sebagai bank
pada tanggal 1 Mei 1992. Berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik
Bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil. Sesuai Surat Keputusan Bank
Islam (OKI). Bank mendirikan Yayasan Baitul Maal Muamalat yang pendiriannya
diaktakan dalam akta Notaris Atrino Leswara, S.H., No. 76 tanggal 22 Desember
2000. Salah satu unit usaha yayasan tersebut adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ)
yang telah disahkan sebagai Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada tanggal 7
November 2001. Tujuan pendirian Baitul Maal Muamalat ini adalah untuk
50
mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shadaqah yang lebih efektif
sebagai cerminan kepedulian sosial. Bank menyalurkan penerimaan zakat dan dana
kebajikan ( Qardhul Hasan ) kepada Lembaga Amil Zakat tersebut, sehingga Bank
tidak secara langsung menjalankan fungsi pengelolaan dana zakat, infaq dan
Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin melebarkan sayap
dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia. Pada tahun
2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala Lumpur,
mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, Bank telah memiliki 325
kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga
didukung oleh jaringan layanan yang luas berupa 710 unit ATM Muamalat, 120.000
jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di
Dasar Hukum
Jaringan Layanan : 276 Total Kantor Layanan yaitu 83 Kantor Cabang, 150
Email : info@bankmuamalat.co.id
: corporate.affairs@bankmuamalat.co.id
a. Visi adalah untuk menjadi Bank Syariah Terbaik dan Termasuk dalam 10
b. Misi adalah untuk Membangun lembaga keuangan Syariah yang unggul dan
visi dan misi tersebut, maka telah disusun rencana jangka pendek, jangka
yang akan ditempuh oleh Bank Muamalat Indonesia pada Tahun 2019
akan diprioritaskan pada 3 (tiga) fokus utama, yaitu sebagai berikut: Bad
kelas dunia.
Strategi SDM BMI tahun 2018 mengacu pada beberapa hal yang menjadi
ekonomi secara global dan era teknologi yang semakin merambah ke segala bidang,
Capital Bank Muamalat Indonesia. Hal-hal yang masih menjadi perhatian adalah
rasio produktivitas karayawan Bank Muamalat Indonesia yang masih perlu lebih
yang selalu disetarakan dengan kondisi internal dan tolak ukur eksternal,
untuk meningkatkan motivasi kerja dan budaya pencapaian kinerja yang lebih
baik.
b. Penataan organisasi yang lebih ramping dan optimal. Strategi ini diupayakan
support), pemantauan kembali jumlah karyawan agar lebih efisien dan tepat
guna, review rentang kendali antar unit kerja yang lebih efektif dan efisien,
c. Peningkatan pengetahuan dan keahlian dari para talent dan pemimpin. Strategi
masyarakat luas terhadap organisasi ini. Strategi ini diupayakan dengan terus
Sesuai dengan strategi 2018 dimana salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah
organisasi yang lebih ramping dan optimal, maka perencanaan Sumber Daya Manusia
di tahun 2018 dilaksanakan dengan cermat dan terukur. Penambahan sumber daya
dengan lebih terkontrol. Pengetatan perencanaan sumber daya manusia di tahun 2018
juga merupakan salah satu jawaban dari tantangan organisasi dalam menghadapi era
teknologi, dimana terdapat beberapa jenis pekerjaan yang akan tergantikan oleh
teknologi dan tidak membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah besar.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian penjelasan dan analisa yang telah dikemukakan pada bab-bab
sebelumnya, maka penulis perlu memberikan suatu kesimpulan dari kenyataan yang
ditemui sepanjang analisa dalam kasus penelitian ini, kemudian penulis juga ingin
oleh PT. Bank Syariah mandiri indonesia sebagai bahan pertimbangan untuk menuju
5.1 Kesimpulan
1. Penyajian laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indoesia Tbk yang menjadi
masalah pada laporan posisi keuangan (Neraca) ada beberapa akun yang
belum sesuai dengan format yang disajikan dalam PSAK No. 101 tahun 2014
syariah yaitu PSAK 101 Tahun 2014, tetapi terdapat hal yang tidak sesuai
lainnya dimana pada PT. Bank Muamalat Indonesia tbk tidak menjabarkan
akun penjualan dan akun bagi hasil yang telah tertera pada PSAK No. 101
Tahun 2014.
84
85
5.2 Saran
2018 PT. Bank Muamalat Indonesia tbk lebih mengacu pada standar yang
telah ditetapkan untuk tahun tersebut yaitu PSAK No. 101 Tahun 2014,
dengan baik, selain itu juga untuk lebih meningkatkan kepatuhan terhadap
pada PT. Bank Muamalat Indonesia tbk untuk meluaskan pengetahun pada